Upload
rifki-mardani
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
1/113
K K AATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Materi Kuliah Analisis Vektor yang meliputi Vektor Konstan, Fungsi
Vektor, Diferensial Vektor dan Integral Vektor mempunyai peranan yang
sangat penting bagi para fisikawan dan rekayasawan untuk membantu
menyelesaikan permasalahannya. Oleh sebab itu mahasiswa teknik perlu
mendapat pengetahuan tentang materi ini, sebagai salah satu bagian
dasar untuk melatih kemampuan rekayasa mereka.
Buku ajar yang berjudul Analisis Vektor ini disusun untuk membantu
mahasiswa dalam memahami pokok bahasan di atas, sehingga proses
belajar mengajar mata kuliah yang dimaksud bisa berjalan dengan lebih
baik.
Penyajian dan pembahasan materi dalam Buku Ajar ini diharapkan
dapat dengan mudah diikuti dan dipahami oleh semua mahasiswa.
Untuk itu, dalam setiap pokok bahasan, penyusun berusaha memberikan
beberapa contoh soal yang dapat diselesaikan mahasiswa sebagai
latihan. Di bagian akhir dari diktat ini diberikan daftar pustaka untukmembantu bagi yang ingin mempelajari lebih lanjut, agar mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam.
Buku Ajar ini tentu saja memiliki banyak kekurangan, untuk itu
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pemakai Buku Ajar ini untuk lebih menyempurnakan penyajian
selanjutnya. Akhirnya, penyusun berharap agar Buku Ajar ini dapat benar-
benar bermanfaat.
Malang, Agustus 2003
Penyusun
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
2/113
DDAAFFTTAARR IISSII
K K AATTAA PPEENNGGAANNTTAARR ii
DDAAFFTTAARR IISSII iiii
BBAABB II :: VVEEK K TTOORR K K OONNSSTTAANN 11
1.1 Pengertian Tentang Vektor dan Notasi Vektor 1
1.2 Aljabar Vektor 2
1.3 Vektor Posisi Dalam Bidang dan Ruang 4
1.4 Perkalian Antar Vektor 10
1.5 Penggunaan Vektor Dalam Geometri 20
BBAABB IIII :: FFUUNNGGSSII VVEEK K TTOORR 2288
2.1 Fungsi Vektor 28
2.2 Kurva Vektor 29
BBAABB IIIIII :: DDIIFFEERREENNSSIIAALL VVEEK K TTOORR 3344
3.1 Derivatif atau Turunan dari Fungsi Vektor 34
3.2 Interpretasi Dari Derivatif Vektor 35
3.3 Gradien, Difergensi dan Curl 38
3.4 Penggunaan Gradien, Difergensi dan Curl 41
BBAABB IIVV :: IINNTTEEGGRRAALL VVEEK K TTOORR 5566
4.1 Integral Garis 56
4.2 Teorema Green 69
4.3 Medan Gaya Konservatif 76
4.4 Integral Luasan 84
4.5 Teorema Divergensi Gauss 100
4.6 Teorema Stokes 106
DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAK K AA 111111
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
3/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 1Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
BAB I
VVEEK K TTOORR K K OONNSSTTAANN
1.1. Pengertian Tentang Vektor dan Notasi Vektor
Beberapa besaran (quant i t ies ) dalam fisika mempunyai besar
(magn i t ude ) dan arah (direct ion ), sebagai contoh misalnya lintasan dan
kecepatan sebuah obyek yang bergerak, gaya yang bekerja pada suatu
benda, medan listrik maupun medan magnet suatu titik dan lain
sebagainya. Besaran yang mempunyai besar dan arah disebut dengan
vektor (vec t o r ). Sementara besaran yang hanya mempunyai besar
(magn i t ude ) saja seperti massa, waktu maupun temperatur disebut dengan
skalar (scalar ). Notasi vektor dan teknik-teknik dengan menggunakananalisis vektor sangat berguna untuk menjelaskan hukum-hukum fisika dan
aplikasinya baik dalam bidang (dimensi dua = R2) maupun ruang (dimensi
tiga = R3).Dalam penyajiannya sebuah vektor biasa digambarkan sebagai
segmen atau ruas garis yang berarah sebagai berikut :
v = ABABAB ==
A = titik pangkal (init ia l p o int )
B = titik ujung (terminal po int )
Panjang vektor v = v = B A : menyatakan b esa rnya vek tor atau
pan jangnya vek tor v
dan tanda panah dalam AB menyatakan a ra h vektor.
A
B
v
POKOK BAHASAN :! Pengertian tentang vektor dan notasi vektor! Aljabar vektor! Vektor posisi dalam bidang dan ruang! Perkalian antar vektor! Penggunaan vektor dalam geometri
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
4/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 2Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Ada 3 jenis vektor :
a. Vektor Bebas (f ree vec to r ) : vektor yang boleh digeser sejajar dirinya
dengan panjang dan arah tetap.
b. Vektor meluncur (slid ing v ec to r ) : vektor yang boleh digeser sepanjang
garis kerjanya, misalnya gaya yang
bekerja sepanjang garis lurus.
c. Vektor terikat (b ind ing vec to r ) : vektor yang terikat pada sistem koordinat
yang menunjukkan posisi tertentu.
Kecuali bila digunakan untuk menyatakan letak atau posisi, pada umumnya
orang bekerja dengan vektor bebas.
1.2. Aljabar Vektor
Vektor nol (nul l vec tor )
Ditulis 0 adalah vektor yang panjangnya nol sehingga arahnya tak
tentu (karena ujung dan pangkalnya berimpit)
Kesamaan 2 vektor
Dua vektor dikatakan sama jika mempunyai panjang dan arah yangsama.
Kesejajaran 2 vektor
Dua vektor dikatakan sejajar atau paralel jika garis-garisnya sejajar,
arahnya bisa sama atau berlawanan.
Vektor-vektor yang segaris merupakan vektor-vektor yang paralel.
Penjumlahan vektor
Penjumlahan vektor bisa dilakukan dengan mengikuti aturan jajaran
genjang atau aturan segi banyak (poligon)
Misalnya:
a.
CBA =+
atau
A
B
AB
C
AC
B
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
5/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 3Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
b. ⇒ DCBAE +++=
c. 0EDCBA =++++
Jumlah dari vektor-vektor yang merupakan sisi-sisi dari sebuah segi banyak
tertutup selalu nol jika arah sisi-sisi tersebut berurutan.
Penggandaan vektor dengan skalar
Jika m = besaran skalar
dan A = vektor yang panjangnya | A |
maka :
m A = vektor yang panjangnya m kali panjangnya A dan arahnya
sama dengan vektor A jika m positif, atau berlawanan
dengan arah vektor A jika m negatif
Pengurangan vektor
Pengurangan vektor dilakukan dengan menambahkan lawan dari
vektor yang mengurangi
D
A
C
B
A
CB
D
E
E
A B
C
D
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
6/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 4Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Jadi: )B(ABA −+=−
⇒
⇒ BAC −=
Jika A = B maka 0BA =−
Hukum-hukum yang berlaku dalam Aljabar Vektor
Jika C,B,A adalah vektor dan m, n adalah skalar maka
1. BA + = AB+ (komutatif terhadap jumlahan)
2. )CB(A ++ = C)BA( ++ (asosiatif terhadap jumlahan)
3. Terdapat vektor 0 sehingga: AA00A =+=+ (ada elemen netral)
4. Terdapat vektor A− sehingga: 0)A(A =−+ (ada elemen invers)
5. (mn) A = )Am(n (asosiatif terhadap perkalian)
6. )BA(m + = BmAm + (distributif terhadap perkalian)
7. (m + n) A = AnAm + (distributif terhadap perkalian)
8. )A(1 = A (ada invers dalam perkalian)
2.3. Vektor Posisi dalam Bidang dan Ruang
Teorema Dasar Dalam Vektor :
Setiap vektor C pada bidang dapat ditulis secara tunggal sebagai
kombinasi linier sembarang 2 vektor A dan B yang tidak paralel dan bukan
vektor nol.
Atau:
C = BnAm + dengan m, n adalah skalar yang tunggal
A
B
A
B−B−
A
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
7/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 5Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Bukti :
21 OPOPOPC +==
1OP paralel dengan A sehingga 1OP = Am
C = Am + Bn
2OP paralel dengan B sehingga 2OP = Bm
Dalam hal ini m, n adalah skalar yang tunggal. Karena jika tidak tunggal
maka C akan bisa ditulis sebagai berikut :
C = m 1 A + n1 B = C = m 2 A + n2 B
(m 1 - m2) A + (n 1 - n 2 ) B = 0
Karena A dan B bukan vektor nol dan tidak paralel maka,
m1 - m2 = 0 → m 1 = m 2
n1 - n 2 = 0 → n 1 = n 2
Teorema dasar ini juga berlaku untuk vektor-vektor dalam ruang (R3),
sehingga untuk sembarang vektor D dapat ditulis :
D = m 1 A + m2 B + m3 C
dengan A , B dan C adalah vektor-vektor yang tidak paralel, bukan vektor nol dan tidak sebidang.
Dua vektor A dan B dikatakan saling bergantung secara linier ( d e p e n d e n t
l inear ) jika terdapat skalar m dan n yang tidak nol dan m A + n B = 0
Kejadian ini akan terjadi jika :
1. A dan B merupakan vektor nol atau
2. A dan B paralel (sejajar)
A
1P P
2PO
B
C
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
8/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 6Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Contoh :
Buktikan bahwa garis yang menghubungkan titik tengah dua sisi sebuah
segitiga adalah sejajar dengan sisi ketiga dan panjangnya sama dengan
1/2 dari panjang sisi ketiga tersebut.
M titik tengah AC
N titik tengah CB
CBACAB +=
)CBAC(CBACCNMCMN21
21
21 +=+=+=
= AB21
sehingga AB//MN dan panjang MN = ½ panjang AB
Vektor satuan (unit vec tor )
Vektor satuan adalah vektor dengan panjang 1 satuan panjang.
A
A=a = vektor satuan dari A
dan A = aA
Vektor basis satuan
Perhatikan suatu sistem koordinat XOY dalam R 2 dan pilih 2 vektor satuan i
dan j sebagai basis yang masing-masing sejajar dan searah dengan
sumbu x dan y positif dan berpangkal di O.
y
j
O i x
maka vektor i da n j disebut dengan vektor-vektor basis di R 2
Di R3 : sebagai vektor basis yang sejajar dan searah dengan sumbu z
dinyatakan dengan vektor k .
C
NM
A B
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
9/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 7Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
z
k
i j y
x
Vektor posisi
a. Vektor Posisi dalam R2
Jika i dan j adalah vektor-vektor basis di R 2 yaitu vektor satuan yang
masing-masing sejajar dan searah dengan sumbu X dan sumbu Y dan
berpangkal di titik 0 dalam R2.
Maka sembarang vektor r dari titik 0 ke titik P(x,y) dalam bidang XOY
selalu bisa dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vektor basis i dan j .
y
r y j = y j P(X,Y)
r
j
O i r x i = x i x
Sehingga : r =r x i +r y j = x i +y j
r x i = x i ; r y j = y j disebut vektor-vektor komponen
r x = x → komponen vektor r pada sumbu X (proyeksi r ke sumbu X)
r y = y → komponen vektor r pada sumbu Y (proyeksi r ke sumbu
X)
Vektor r = x i +y j disebut vektor posisi titik P , karena komponen-
komponennya merupakan koordinat yang menunjukkan posisi titik P.
Panjang dari r = | r | =22
y x +
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
10/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 8Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
b. Vektor Posisi dalam R3:
Vektor-vektor basis dalam R3 adalah vektor-vektor satuan i , j dan k yang
masing-masing berimpit dan searah dengan sumbu-sumbu X, Y dan Z
positif dan berpangkal di titik 0.
.
z
P(x,y,z)
r
k
j y i O x
r = x i +y j + z k merupakan vektor posisi dari titik P(x,y,z)
x = proyeksi OP ke sumbu X
y = proyeksi OP ke sumbu Y
z = proyeksi OP ke sumbu Z
Panjang dari r = | r | =222
z y x ++
Secara umum untuk sembarang vektor A = A x i + A y j + A z k dalam R3 ,
berlaku :
Panjang2
z
2
y
2
x AAAAA ++==
Vektor satuan2
z
2
y
2
x AAA
Aa
++=
z
k A z
i
jA y
y
x
iA x
α
β
γ
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
11/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 9Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Dengan :
" A x, Ay; Az disebut b i la nga n a rah vektor A
" Sudut-sudut !;";# yang dibentuk vektor A terhadap sumbu x, y, z positif
disebut arah vek tor A
" Cosinus sudut-sudut tersebut disebut c o sinus a ra h.
dengan:
A
A
AAA
A#cos x
2
z
2
y
2
x
x =++
=
A
A
AAA
A"cos
y
2
z
2
y
2
x
y =++
= 1!cos"cos#cos 222 =++
A
A
AAA
A !cos z
2
z
2
y
2
x
z =++
=
Menyatakan Suatu Vektor Dalam Koordinat Tegak
1OP = x 1i + y1 j +z1k
2OP = x 2i + y2 j + z2k
2121 OPOPPP −= = (x 2i + y2 j z2k) – (x1i + y1 j z1k)
= (x 2 – x 1)i (y2 – y 1)j + (z2 – z 1)k
Sembarang vektor 21PP dalam sistem koordinat bisa dinyatakan
sebagai kombinasi linier dari vektor-vektor basis dengan komponen-
komponennya adalah komponen vektor posisi titik ujung dikurangi
komponen vektor titik pangkalnya.
z
)z,y,(xP 1111
)z,y,(xP 2222
Oy
x
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
12/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 10Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
)z(z)y(y)x(xPP 12122
1221 −+−+−= = panjang vektor 21PP
SOAL-SOAL
1. Tentukan vektor satuan yang sejajar dengan jumlah (resultan) dari
vektor-vektor
1r = 2i + 4j – 5k
2r = i + 2j + 3k
2. Tunjukkan bahwa vektor-vektor :
A = 3i + 2j + k
B = i + 3j + 5k
C = 2i + j – 4k
akan membentuk sebuah segitiga
3. Ambil sembarang segi 4 ABCD
Titik-titik P, Q, R, S adalah titik-titik tengah sisi AB; BC; CD dan DA
Buktikan bahwa PQRS menyusun suatu jajaran genjang.
(Cukup dengan membuktikan bahwa PQ = RS atau QR = PS )
1.4. Perkalian Antar Vektor
a. Hasil Kali Skalar (Dot p rod uc t / Sc a la r Prod uc t )
Ditulis: $cosBABA =! ; θ = sudut antara vektor A dan B
" "
-
-
∠
∠
!!
BQ
C
R
DS
O
P
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
13/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 11Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Proyeksi A pada B Proyeksi B pada A
• Sifat Hasil Kali Skalar :
1. ABBA !! =
2.22
A0cosAAA ==!
3. CABAC)(BA !!! +=+
4. CBCACB)(A !!! +=+
Dalam R 3 :
1k k j jii === !!! (krn //)
0ik k j ji === !!! (krn ⊥)
Karena :
10cosiiii ==!
090cos ji ji =°=!
Jika: A = A xi + Ay j + A zk
B = B xi + By j + B zk
k)B jBiB()k A jAiA(BA zyxzyx ++++= !!
zzyyxx BABABABA ++=!
• Sudut Antar 2 Vektor :
Karena $cosBABA =!
A
B
$cosA
$
$cosB
B
A
$
z
k
i j
y
x
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
14/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 12Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
cosθ =
BA
BA !==>
Contoh :
A = 3i + 6j + 9k
BA ! = 3(-2) + (6)(3) + (9(1) = 21 B = -2i + 3j + k
143963A222 =++=
14132B
222
=++=
2
1
42
21
14.143
21
BA
BA $cos ==== !
• Vektor-vektor Yang Tegak Lurus dan Vektor-vektor Yang Paralel
! Vektor-vektor yang tegak lurus (yaitu cos θ = 0) ––> BA ! atau A ⊥ B
Atau jika : A x B x + A y B y + A z B z = 0
! Dua vektor paralel jika komponen-komponennya sebanding atau
jika :z
z
y
y
x
x
B
A
B
A
B
A
==
• Hasil Kali Skalar Untuk Menghitung Usaha
Dalam fisika, usaha = gaya × jarak perpindahan
Jika gaya dan jarak perpindahan tidak sejajar
$.dcosFW =
= dF!
Contoh :
Diketahui :
F = 2i + 2j – 4k adalah gaya yang bekerja pada benda yang
bergerak dari titik (1,0,1) ke titik (2,4,2)
Tentukan besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya F
" = arc cos B A
B A !
$cosF
F
d
$
dd =
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
15/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 13Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Jawab:
dFW !
=d = (2–1)i + (4–0)j + 2(2–1)k = 2i + 4j + k
W = (2i + 2j – 4k) ! (2i + 4j + k) = 4 + 8 – 4 = 8 satuan usaha
b. Hasil Kali vektor (Cross Produ c t / Ve c tor Prod uc t
Ditulis: CBA =× hasilnya berupa vektor
Dengan $sinBABA =×
Arah dari BA× ditentukan berdasarkan aturan tangan kanan atau
sekrup putar kanan.
Sifat hasil kali vektor:
" A × B ≠ B × A
A × B = –(B × A) anti komutatif
" (kA) × B = k(A × B) = A (kB)
" A × (B + C) = (A × B) + (A × C)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C)
Dalam R 3
$siniiii =×
dengan cara yang sama
i × i = j × j = k × k = 0
190sin ji ji =°=×
C
A
$
C
A
B
$B
B
A
BA×
AB×
z
k
i j
y
x
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
16/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 14Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
sehingga: i × j = k ; j × k = i; k × i = j
j × i = -k ; k × j = -i ; i × k = -j
Jika : A = A x i + A y j + A z k
B = B x i + B y j + Bz k
BA× = (A x i + Ay j + Azk) × (B x i + By j + Bzk)
= (A yBz – A zBy) i – (A xBz – A zB x) j + (A xBy – A yB x) k
atau:
BA× =zyx
zyx
BBBAAA
k ji
dan
( )( ) ( )2BABBAA$sinBAB !!! −==× A
Contoh :
A = 2i – j + k
B = i – 3j + 4k
AA ! = 2 2 + 3 2 + 4 2 = 6
BB! = 2 + 3 + 4 = 9
k 5 j7i
)16(k )1 j(83)4(i
43-1
11-2
k ji
BA −−=+−+−−+−=
=×
7525491571BA 222 =++=++=×
Aplikasi dari Hasil Kali Vektor
" Menghitung Torsi/Momen
Dalam mekanika momen/torsi dari gaya F terhadap titik Q didefinisikan
sebagai:
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
17/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 15Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
dFm = F
dengan
d = jarak (dalam arah ⊥)
antara titik Q ke garis gaya F
Jika: r = adalah vektor yang menghubungkan titik Q ke titik
sembarang pada garis gaya F
Maka d = $sinr ; θ = sudut antara r dengan F
dan
r F$sinr Fm ×==
Jika Mm = , maka
M = r F× = vektor momen dari gaya F terhadap titik Q
Contoh :
Tentukan vektor momen dari gaya F
terhadap titik O
Jawab:
F = (4 – 2) i + (–2 –1) j + 0k = 2i – 3j + 0k
r = (2 – 0) i + (1 – 0) j + 0k = 2i + j + 0k
'
y
r
F' ' '
x
0
(2,1)
(4,-2)
d
Q
d
Q
F
L
r
$ $
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
18/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 16Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
8k 6)k(2 j(0)i(0)
012
03-2
k ji
M =++−==
864M ==
c. Hasil Kali Skalar Tripel (Trip le Sc a lar Prod uc t)
Jika:
A = A x i + A y j + A z k
B = B x i + B y j + B z k
C = C x i + C y j + C z k
k
BB
AA j
BB
AAi
BB
AACA
yx
yx
zx
zx
zy
zy +−=×
z
yx
yxy
zx
zxx
zy
zyC
BB
AAC
BB
AAC
BB
AACBA +−=× !
=
zyx
zyx
zyx
CCC
BBB
AAA
→ disebut ha sil ka li ska la r trip le , karena hasilnya merupakan skalar.
Dalam hasil kali skalar tripel berlaku sifat:
1. ( ) ( ) BACACBCBA !!! ×=×=×sehingga:
( ) ( )CBACBA ×=× !
!
Nilai hasil kali ini hanya bergantung pada urutan siklus dari vektornya
letak tanda × dan ! nya tidak mempengaruhi hasilnya.
Jika urutan vektornya ditukar maka tandanya akan berubah.
Sehingga:
CABCABCBA ×−=×−=× !!!
2. Hasil kali skalar tripel: 0CBA =× ! bila dan hanya bila CdanB,A
sebidang.
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
19/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 17Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Bukti:
a. 0CBA =× !
⇒ CdanB,A sebidang Jika 0CBA =× ! maka CBA ⊥× atau
salah satu dari CatauB,A vektor nol
Berarti:
i. Apabila salah satu dari CatauB,A vektor nol, maka pasti
CdanB,A sebidang
ii. Apabila CBA ⊥× maka C bisa diletakkan sebidang dengan
BdanA sehingga CdanB,A sebidang
b. Jika CdanB,A sebidang ⇒ 0CBA =× !
Jika CdanB,A sebidang, maka CBA ⊥× sehingga 0CBA =× !
• Arti Geometris Dari CBA !×
Diberikan vektor CdanB,A
A = OA
B = OB
C = OC
C
B
O A
BAP ×=
BA× = luas jajaran genjang OADB
CBA !× = CP ! = $cosCP
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
20/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 18Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
$cosC = tinggi C di atas bidang OADB
Jadi CBA !× = volume bidang 6 (paralel epipedum) OADB – CEFG
yang disusun oleh CdanB,A
Catatan:
Luas jajaran genjang OABC =
'AAOB = $sinOAOB
= OAOB×
Contoh :
Buktikan bahwa ( ) ( ) ( ) 0BACABA =+×++ !
Bukti:
Misalkan uBA =+
vCA =+
Maka : uvu ×! = volume paralel epipedum dengan sisi-sisi u, v, u
Karena kedua sisinya merupakan vektor yang sama maka ketiga
vektor tersebut sebidang sehingga : uvu ×! = 0
d. Hasil Kali Vektor Tripel (Triple Vec tor Prod uc t )
Hasil kali vektor tripel adalah :
( ) CBA ××
( )CBA ××Tanda kurung diperlukan di sini karena nilai akan berubah jika letak
kurangnya ditukar.
Misalkan :
(i × i) × j = 0 × j = 0
i × (i × j) = i × k = –j
A'B
CA
0 θ )
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
21/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 19Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Sifat Hasil Kali Vektor Triple :
1. ( )CBA ×× ≠ ( ) CBA ××2. ( )CBA ×× = ( )BCA ! – ( )CBA !
( ) CBA ×× = ( ) ( )ACBBCA !! −
Contoh :
1. Jika: A = 2i + 2j – k
B = i + j + k
C = 3i + j – 2k
Hitung : ( ) CBA ×× ; ( )CBA ××
Jawab:
a.
k ji
k jik ji
B x A
43
)22()12()12(
111
222
−−=
−−++−−=
−=
k ji
k jik ji
C x B x A
101010
)91()122()46(
213
431)(
+−=
+++−−+=
−−−=
b.k ji
k jik ji
C B45
)31()32()12(
213
111++=
++−−−−=
−−=×
k ji
k jik ji
C B A
8913
)210()18()58(
451
122
+−=
−++−+=−=×!
2. Buktikan : )AB)(AA()]BA(A[A ×=××× !
Bukti : Misalkan CBA =×
Maka ( )CBA ×× = ( ) ( )CAAACA !! −
= ( ) ( )( )BAAAABCA ×−× !!
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
22/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 20Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
= ( ) ( )( )BAAAA0 ×− !
= ( )( )BAAA ×− != ( )( )ABAA ×!
1.5. Penggunaan Vektor Dalam Geometri
a. Persamaan Garis
Dalam R3:
Andaikan l sebuah garis yang melalui titik P 1(x1,y1,z1) dan sejajar dengan
sebuah vektor v = Ai + Bj + Ck. Maka l merupakan tempat kedudukan
semua titik P(x,y,z) sedemikian hingga PP1 sejajar dengan v
Jadi titik P (x,y,z) terletak pada garis l bila dan hanya bila PP1 = vt
dengan t adalah suatu skalar.
Atau:
(x – x1)i + (y – y 1) j + (z – z 1) k = t (A i + B j + Ck )
= t A i + tB j + tC k
Ini berarti :
=−=−=−
tC z z
tB y y
tA x x
1
1
1
Persamaan parameter garis yang melalui titik (x1,y1,z1) dan paralel
dengan vektor v .
tC z z
tB y y
tA x x
+=+=+=
1
1
1
"
),,( z y xP
),,( 111 z y xP
Ck Bj AiV ++=
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
23/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 21Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Atau:
Persamaan standard garis yang
melalui titik (x1, y1, z1) dan paralel
dengan Ck Bj Aiv ++=
Dalam hal ini v = A i + Bj + Ck disebut vektor arah garis l dan A, B, C
merupakan bilangan arah garis.
Jika salah satu dari A, B dan C nol
Mis. A = 0 maka x – x1 = 0
x = x1
Persamaan standardnya ditulis :C
zz
B
yy 11 −=−
; dan x = x 1
Contoh :
Tentukan persamaan garis melalui A ( 5,4,1) dan B (3, 1, 6)
⇒
Vektor arah garis v = AB = –2i – 3j + 5k
Misalkan titik sembarang pada garis adalah P(x1,y1,z1) dan titik tertentu
yang terletak pada garis diambil titik A(5,4,1) maka
Persamaan standard garis:
5
1z
3
4y
2
5x −=
−−
=−−
Atau:
34y
25x
−−=−− ⇒ 3x – 2y – 7 = 0 ∴Persamaan standard garis:
5
1z
3
4y −=
−−
⇒ 5y – 3z – 17 = 001735
0723
=−−=−−
z y
y x
Persamaan parameter garis:
t z
t y
t x
51
34
25
+=−=−=
t =C
x x
B
x x
A
x x 321 −=−
=−
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
24/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 22Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Dalam R2 :
Jika suatu garis mempunyai gra d ien (b ila nga n / ta nge n arah ) = m maka
vektor arah garis : l = i + mj
b. Persamaan Bidang
Vektor N ⊥ bidang W sehingga N
disebut Vektor Normal dari bidang w
Jika N = A i + Bj + Ck
PQ = (x – x 1) i + (y – y1) j + (z – z1) k → PQ terletak pada bidang W
Sehingga PQ ⊥ N ⇒ 0PQ N =!
Atau:
→ Persamaan bidang melalui titik (x 1, y1, z1) dengan normal bidang N =A i + Bj + Ck
Contoh :
1. Tentukan persamaan bidang yang melalui titik-titik P(3,2,1) ; Q(4,1,5) ;
R(2,4,3).
⇒ bidang padaterletakPR danPQvektor k 2 j2iPR
k 4 jiPQ
++−=
+−=
k j6i10
221
411
k ji
PR PQ N ++−=−
−=×=
∴ Persamaan bidang:
A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0
–10 (x – 3) – 6 (y – 2) + 1( z – 1) = 0
–10x – 6y + z + 41 = 0
A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0
),,( 111 z y xP
),,( z y xQ
N
W )
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
25/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 23Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
" Persamaan bidang dapat juga ditulis sebagai:
dengan N = Ai + Bj + Ck
2. Tentukan persamaan bidang yang melalui titik T (4,1,-2);
tegak lurus pada bidang u = 2x + 3y + z = 8 dan
tegak lurus pada bidang v= x – y + 3z = 0
⇒ u = 2x + 3y + z = 8 → U N = 2i + 3 j + k
v = x – y + 3z = 0 → V N = i – j + 3k
Dicari bidang w yang ⊥ bidang u dan v , berarti w N ⊥ u N dan V N
Atau
k 5 j5i10
311
132
k ji
v N N N uw ++=−
=×=
Persamaan bidang w:
10(x – 4) – 5(y – 1) – 5(z + 2) = 0
10x – 5y – 5z – 45 = 0
2x – y – z = 9
c. Menentukan jarak titik terhadap suatu bidang
Diberikan sebuah titik P(r,s,t) yang berada di luar bidang V dengan
V = Ax + By + Cz + D = 0
→ Normal bidang v N = A i + Bj + Ck
Jika A ≠ 0 ⇒ Titik
− 0,0;ADQ terletak pada bidang tersebut.
tk sji A
Dr QPk ++
+==
Ax + By + Cz + D = 0
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
26/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 24Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
P(r,s,t)
N "
k
d
Q(-D/A,0,0)
θ = sudut antara N dan k
sehingga $cosk d =
N
k N d d N k N k N
!! =⇒== $cos
sehingga:
222 CBA
CtBsA
Dr A
d++
++
+
=
atau
Jarak titik P(r,s,t) ke bidang
Ax + By + Cz + D = 0
Contoh :
Tentukan jarak P(5,5,4) ke bidang ABC jika A = (2,4,2)
B = (6,4,3)
C = (0,5,1)
⇒ AC = -2i + j + k
AB = 4i + k
Normal bidang ACAB N ×=
k 4 j21
112
104
k ji ++−=
−−
=
∴ Persamaan bidang ABC
222CBA
DCtBsAr d
++
+++=
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
27/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 25Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
–(x – 0) + 2 (y – 5) + 4 (z – 1) = 0
–x + 2y + 4z – 14 = 0
Jarak titik P(5,5,4) ke bidang –x + 2y + 4z – 14 = 0
21
146!105
1641
14)4(4)5(2)5(1dd
−++−=
++
−++−== =
21
7
d. Persamaan Garis sebagai Perpotongan Dua Bidang
Diberikan bidang v dengan normal v N
Diberikan bidang w dengan normal w N
(w
v)v N
"
w N
Jika bidang v dan w berpotongan pada satu garis maka vektor arah
garis tersebut akan ⊥ dengan v N maupun w N
Sehingga jika vektor arah garis tersebut " maka w N v N ×="
Contoh :
Tentukan persamaan garis yang merupakan perpotongan bidang
2x + y – 2z = 5 dan 3x – 6y – 2z = 7
⇒
v = 2x + y – 2z =5 → Nv = 2i + j – k
w = 3x + 6y – 2z =5 → Nw = 3i + 6j – 2k
Vektor arah garis:
k 15 j2i14
263
212
k jiw Nv NL −−−=
−−
−=×=
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
28/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 26Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Ditentukan salah satu titik yang terletak pada perpotongan bidang.
(i) 2x + y + 2z = 5
(ii) 3x – 6y – 2z =7
–––––––––––– –
–x + 7y = –2
Misalkan diambil : y = 0→ –x = –2
x = 2
(i). 2(2) + 0 – 2z = 5
–2z = 5 – 4
z = – ½
Titik (2,0,-½ ) terletak pada garis
potong 2 bidang.
Sehingga persamaan garis perpotongan kedua bidang :
15
z
z
0y
14
2x 21
−−
=−−
=−−
e. Sudut Antara Garis dan Bidang
Jika:
"" garisarahvektor ck bjai →++=
0DCk ByAxv bidangnormalCk BjAi N =+++=→++=
"
N
v) "
φ
)c ba)(CBA(
CcBbAa
N
N $cos
222222 ++++
++==
"
"!
sin φ = sin (90 – θ)
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
29/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 27Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
=)c ba)(CBA(
CcBbAa $cos
222222 ++++
++=
Sehingga sudut antara garis " dengan vektor arah ck bjai ++=" dengan
bidang v dengan normal bidang Ck BjAi Nv ++= adalah
)c ba)(CBA(
CcBbAaarcsin
222222 ++++
++=φ
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
30/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 28Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
BAB II
FFUUNNGGSSII VVEEK K TTOORR
2.1 Fungsi Vektor
J ika sembarang nilai skalar t dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A
bisa dinyatakan sebagai fungsi vektor dari t atau A(t), yaitu suatu vektor
yang komponen-komponennya merupakan fungsi dari nilai skalar t.
Dalam R2, fungsi vektor A (t) biasa ditulis dengan,
A(t) = A1 (t) i + A 2 (t) j
Dalam R3, fungsi vektor A(t) ditulis dengan,
A(t) = A1 (t) i + A 2 (t) j + A 3 (t) k
Konsep fungsi vektor ini bisa diperluas, jika sembarang titik (x,y,z) di R3
dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A bisa dinyatakan dalam bentuk
fungsi vektor sebagai berikut:
A(x,y,z) = A1(x,y,z) i + A 2 (x,y,z) j + A 3 (x,y,z) k
Contoh fungsi vektor, misalnya persamaan dari gerakan bebas suatu
partikel dalam ruang.
J ika setiap titik dalam suatu ruang (R3) dikaitkan dengan suatu vektor,
maka ruang tersebut disebut medan vek t o r . Contoh medan vektor,
misalnya aliran fluida (gas, panas, air dan sebagainya) dalam suatu
ruangan.
Sembarang fungsi yang tidak dikaitkan dengan vektor disebut fungsi
skalar , dan suatu ruang yang setiap titiknya tidak dikaitkan dengan suatu
vektor disebut m ed an ska la r .
Contoh medan skalar, misalnya temperatur sembarang titik dalam suatu
ruang atau batang besi, pada suatu saat.
POKOK BAHASAN :! Fungsi Vektor! Kurva Vektor
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
31/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 29Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
2.2 Kurva Vektor
Sebuah kurva berarah C dalam sistem koordinat kartesius, bisa
disajikan dalam bentuk fungsi vektor:
r(t) = [x(t), y(t), z(t)]
= x(t)i + y(t) j + z(t) k
Pengambilan nilai t = to akan menunjuk suatu titik pada kurva yang
posisinya ditentukan oleh vektor r(to), dengan koordinat x(to), y(to) dan
z(to).
Bentuk penyajian kurva vektor seperti di atas disebut dengan penyajian
parametric dari kurva C, dengan t sebagai parameternya. Dalam
mekanika, parameter t ini biasanya menyatakan waktu dalam satuan
detik.
CONTOH: – Penyajian kurva berarah sebagai fungsi vektor
a. Persamaan Kurva Vektor yang berupa Garis Lurus
Dengan persamaan parameter garis lurus
Sembarang garis lurus l yang melalui titik A(a 1, a2, a3) dalam ruang bisa
disajikan dalam bentuk fungsi vektor:
" r(t) = x(t)i + y(t) j + z(t) k ; untuk t = 0→ t = t
dan
33
22
11
tba)t(y
tba)t(y
tba)t(x
+=
+=
+=
dengan
a = a1
i + a2
j + a3
k →
vektor posisi titik A(a1
, a2
, a3
) yang terletak pada garis l.
b = b1 i + b 2 j + b 3k → vektor arah garis l
J adi, persamaan di atas menyatakan persamaan suatu garis yang
melalui titik A dengan vektor posisi r = a dan arahnya sesuai
dengan arah vektor b. J ika vektor b adalah vektor satuan, maka
komponen-komponennya akan merupakan cosinus arah dari arah
l . Dalam hal ini, | t | merupakan jarak setiap titik pada garis l
terhadap titik A.
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
32/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 30Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Contoh:
1. Kurva vektor yang berupa suatu garis lurus dalam bidang, yang
melalui titik A(3,2) dengan gradien 1,
⇒
a = 3i + 2 j
b =i + j (garidien 1)
sehingga: x(t) = 3 + t
y(t) = 2 + t dan
r(t) = x(t) I + y (t) j = (3+t) i + (2 + t) j
Atau bisa juga ditentukan sebagai berikut:
Persamaan garis yang melalui titik (3,2) dengan gradien 1
adalah :
y – 2 = 1(x – 3) → y = x – 1
J ika, x(t) = t
untuk t = 2→ t = t
y(t) = t – 1
Maka r(t) = x(t)I + y(t) j = t i + (t – 1) j
2. Kurva yang berupa garis lurus melalui titik A(1,0,2) menuju titik
B(3,-4,1)
⇒
Titik awal (1,0,3) ––→ a = i + 0 j + 2 j
Vektor arah garis b = (3 – 1)I + (– 4 – 0) j + (1 – 2) k
= 2i – 4 j – k
x(t) = 1 + 2t
y(t) = 0 – 4t
z(t) = z – t
r(t) = (1 + 2t) i – 4t j + (2 – t)k
t = 0→ t = 1
b. Parabola
(1). Parabola y = x2 ; -2 ≤ x ≤ 2
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
33/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 31Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
-2 2
y
x
2 x y =
x(t) = t (x = t)
y(t) = t2 (karena y = x 2)
Sehingga :
r(t) = ti + t 2 j , dengan t = -2→ t = 2
(2). Parabola : y = x2 , z = 2 ; 0 ≤ x ≤ 2 ; di R 3
x(t) = t ; t = 0→ t = 2
y(t) = t2
z(t) = 2
r(t) = ti + t 2 j + 2k
c. Ellips/Lingkaran
Persamaan umum Ellips dalam koordinat kartesius:
cz ,1 b
y
a
x2
2
2
2
==+ di R 3
2
z
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
34/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 32Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
z
y
x
1
1
dibawa ke bentuk parameter, dengan :
x (t) = a cos t
y (t) = b sin t
z (t) = c
sehingga bentuk fungsi vektornya menjadi:
r(t) = a cos t i + b sin j + c k
J ika a = b = r, persamaan ellips diatas menjadi persamaan lingkaran:
1r
y
r
x2
2
2
2
=+ atau x 2+ y2= r2 ; z=c di R3
dan persamaan fungsi vektornya :
r(t) = r cos t i + r sin t j + c k
d. Helix Putar
Helix putar adalah suatu kurva yang berbentuk seperti spiral yang
terletak pada silinder. Persamaan helix putar yang terletak pada
silinder x2 + y 2 = a 2, dalam bentuk fungsi vektor adalah:
r(t) = cos i + a sin t j + ct k (c ≠0)
J ika c > 0→ bentuk helix mengikuti sekrup putar kanan
J ika c < 0→ bentuk helix mengikuti sekrup putar kiri
Misalnya:
Persamaan helix r(t) = cos t i + sin t j + t k adalah persamaan dari
helix putar kanan yang terletak pada silinder x2 + y 2 = 1 dan berjarak
vertikal 2π, artinya jika dihubungkan dengan garis vertikal (sejajar
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
35/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 33Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
dengan sumbu z) maka jarak dua titik pada helix akan merupakan
kelipatan 2π.
Z
Y
X
a. Helix putar kanan b. Helix putar kiri
Z
Y
X
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
36/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 34Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Bab III
DDIIFFEERREENNSSIIAALL VVEEK K TTOORR
3.1 Derivatif Atau Turunan Aljabar Dari Fungsi Vektor
Fungsi vektor A(t) dikatakan diferensiabel di titik t jika nilai limit berikut:
(t)A'dt
d
!t
A(t)!t)A(t0!t
lim
==−+→ ada
Dalam hal ini, vektor A’(t) disebut derivatif (turunan) dari vektor A(t)
J adi, jika A(t) = A1 (t) i + A 2 (t) j + A 3(t)k ,
Maka
k ji
k ji
(t)A'(t)A'(t)A'
dt
dA
dt
dA
dt
dA (t)A'
32"
32"
++=
++=
Rumus-rumus untuk derivatif Fungsi Vektor:
skalar ataukonstanta(ccA'(cA)' == )
B'A'B)'(A +=+
B'ABA'B)'(A !!! +=
B'ABA'B)'(A ×+×=×
)C'B(AC)B'A(C)B(A'C)'B(A ++=
Derivatif Parsial Fungsi Vektor
Untuk fungsi vektor yang komponen-komponennya terdiri dari dua
variabel atau lebih, misalnya:
A(x,y,z) = A1(x,y,z)i + A 2 (x,y,z) j + A 3(x,y,z)k
maka, bisa ditentukan derivatif parsial dari A(x,y,z) terhadap x, y atau z
sebagai berikut:
k jix
A
x
A
x
A
x
A 32"
∂∂
+∂
∂+
∂∂
=∂∂
k jiy
A
y
A
y
A
y
A 32"
∂
∂+
∂
∂+
∂
∂=
∂
∂
POKOK BAHASAN :! Derivatif atau turunan dari fungsi vektor
! Interpretasi dari derifatif vektor
! Gradien, divergendi dan curl! Penggunaan gradien, divergendi dan curl
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
37/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 35Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
k jiz
A
z
A
z
A
z
A 32"
∂∂
+∂
∂+
∂∂
=∂∂
CONTOH:
Diberikan fungsi vektor:
φ (x,y) = a cos x i + a sin x j + y k
⇒ x∂
∂φ = a sin x i + a cos x j
y∂∂φ
= k
•
J ika φ = fungsi skalarA, B = fungsi vektor ; maka:
a. Adt
d
dt
dA)A(
dt
d φ+φ=φ (A dan φ merupakan fungsi t)
b. Bx
A
x
BA)BA(
t!!!
∂∂
+∂∂
=∂∂
(A dan B merupakan fungsi x,
y dan z)
c. Bx
A
x
BA)BA(
x×
∂∂
+∂∂
×=×∂∂
(A dan B merupakan fungsi x,
y, dan z)
3.2 Interpretasi Dari Derivatif Vektor
a. Interpretasi geometris
J ika C adalah kurva yang dinyatakan dalam bentuk fungsi vektor
r(t) = x(t)i + y(t) j + z(t) k , maka:
1. Derivatif dari kurva C di P, atau
k jidt
z(t)d
dt
y(t)d
dt
x(t)d
dt
r(t)d(t)r' +===
merupakan vektor singgung (t a ngen t vec t o r ) dari kurva C di P.
2. u =r'
r' …………………..→ vektor singgung satuan ( un it ta nge nt )
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
38/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 36Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
)('0 t r
)(: t rC
P
0 t t ====
3. ∫ = b
adtr'r'!i → panjang kurva C, ≤ t ≤ b ( leng th of a
curve )
4. ∫ =t
adtr'r's(t) ! → panjang busur a ≤ t ( a rc leng th of a
curve )
CONTOH:
Diberikan fungsi vektor dari kurva yang berbentuk lingkaran sebagai
berikut: r(t) = 2 cos t i + 2 sin t j 0 ≤ t 2 , maka:
a) vektor singgung dari kurva di t =2
π adalah
2
#ttcos2sin t-2(t)r' =+= ji
= -2 i
b) iiii −==
−=
22-
22-u
c) Panjang busur lingkaran (keliling lingkaran):
∫ ∫ +=2#
o
2
2#
o
dt4costtsindtr'r'!
= ∫ ∫ =2#
o
2#
o
dt4dt4
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
39/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 37Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
= 4#2t2#
o =
b. Interpretasi dalam mekanika
J ika C adalah lintasan suatu benda yang dinyatakan dalam bentuk
fungsi vektor
maka:
" dt
t dr r v
)('== → merupakan vektor kecepatan di suatu
titik t.
" dtdsr'r'v == ! → laju ( speed ) atau besarnya kecepatan
di sautu titik t.
" a(t) = v'(t) = r''(t) → vektor percepatan
CONTOH :
1. Gerak Rotasi
J ika C : r(t) = R cos ωt i + R sin ωt j
⇒ persamaan gerak sebuah partikel P yang bergerak melingkar
berlawanan dengan arah jarum jam.
• Vek to r kec ep a ta n di sembarang titik pada lintasan tersebut.
v(t) = r'(t) = Rω sin ωt i + R ω cos ωt j
• Kec ep a ta n sudu t (kecepatan angular)
$R
R $$tcos$R $tsin$R
R
v 222222 ==++=
• Vek to r pe rc ep a ta n
= a = v' = –R ω2
t i – R ω2
sin ωt j = - 2 r(t)
J adi,
| a | = | - ω r(t) | = ω2 R → percepatan centripetal (dengan arah
menuju pusat lingkaran)
2. Tentukan persamaan lintasan partikel yang bergerak dengan
vektor percepatan a = 2 i – 2 k , jika posisi awalnya dititik (-1,1,2) dan
vektor kecepatan awalnya v(0) = j
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
40/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 38Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
⇒
∫ ∫ ∫ +−+++=−++= k ct jcict k dt jdt idt t v )2()2(202)(32"
∫ ∫ ∫ +−+++= k dt c jdt cidt ct t r )2()2()( 32" k ct ct jct cict ct )()()( 63
2
524"
2 ++−+++++=
Kecepatan awal :
0,",0)0()0()0( 32"32" ===→=++++= ccc jk c jcicv
k t jit t v 22)( −+=∴
Posisi awal : k jir 2)0( ++−= k cc jcciccr )0.0()0.()0.0()0( 63
2
524"
2 ++−+++++=
2,","2... 654654 ==−=→++−=++= ccck jik c jcic
k t jt it t r )2()"()"()(22 +−+++−=∴
3.3 Gradien, Divergensi Dan Curl
Didefinisikan suatu operator vektor ∇ (dibaca del atau nabla) sebagai
berikut:
k jik jizyxzyx ∂
∂+
∂∂
+∂∂
=∂∂
+∂∂
+∂∂
=∇
J ika φ = φ (x,y,z) adalah fungsi skalar, dan
A = (x,y,z) = A1 (x,y,z) i + A 2 (x,y,z) j + A 3(x,y,z)k
adalah fungsi vektor yang mempunyai turunan pertama yang
kontinu di suatu daerah.
Maka :
1. GRADIEN dari φ (x,y,z) didefinisikan dengan
grad ∇φ=φ =
∂∂
+∂∂
+∂∂
zk
y j
xi
=z
),,(
y
),,(
x
),,(
∂φ∂
+∂
φ∂+
∂φ∂ z y x
k z y x
j z y x
i
= k z y x
j z y x
i z y x
z
),,(
y
),,(
x
),,(
∂
φ∂+
∂
φ∂+
∂
φ∂
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
41/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 39Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
2. DIVERGENSI dari A(x,y,z):
div AA !∇= = zyx ∂∂+∂∂+∂∂k ji
=z
)zy,x,(A
y
)zy,x,(A
x
)zy,x,(A 32"
∂∂
+∂
∂+
∂∂
3. CURL atau ROTASI dari A(x,y,z):
Curl A =∇ × A = ( )k jik ji 32" AAAzyx
++×
∂∂
+∂∂
+∂∂
=
32" AAAzyx ∂∂
∂∂
∂∂
k ji
2"3"32 AA
yxAA
zxAA
zx ∂∂
∂∂−
∂∂
∂∂−
∂∂
∂∂= k ji
= k ji
∂∂
−∂
∂−
∂∂
−∂
∂−
∂
∂−
∂∂
y
A
x
A
z
A
y
A
z
A
y
A"2"323
4. Operator Laplace (LAPLACIAN) ∇2 dari φ
∇2 φ = div ( ∇φ) = div (grad φ)
=
∂φ∂
+∂
φ∂+
∂φ∂
∂∂
+∂∂
+∂∂
k jik jizyxzyx
!
= φ
∂∂
+∂∂
+∂∂
=∂
φ∂+
∂φ∂
+∂
φ∂2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
zyxzyx
Rumus-Rumus :
J ika A, B fungsi vektor
U,V fungsi skalar, maka
1. ∇ (U + V) = ∇U +∇V atau grad (U + V) = grad U + grad V
2. BdivAdivB)(AdivatauBAB)(A +=+∇+∇=+∇ !!!
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
42/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 40Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
3. BcurlAcurlB)(AcurlatauBAB)(A +=+×∇+×∇=+×∇
4. )A(UAU)()UA( !!! ∇+∇=∇5. )A(UAU)()UA( ×∇+×∇=×∇
6. )B(AA)(B)BA( !!! ∇−∇×=×∇
7. B)A(B)BA()A(BA)B()BA( !!!! ∇+−∇−∇=××∇
8. B)(AA)(BB)A(A)B()BA( ×∇×+×∇×+∇+∇=∇ !!!!
9.2
2
2
2
2
22
z
U
y
U
x
UU)U(
∂∂
+∂∂
+∂∂
=∇=∇∇ ! disebut Laplace dari U
dan2
2
2
2
2
22
zyx ∂∂
+∂∂
+∂∂
=∇ disebut Operator Laplace
10. ∇ × ( ∇U) = 0 → curl dari gradien U = 0
11. 0)A( =×∇∇ ! → divergensi dari curl A = 0
12.2A)A()A( ∇−∇∇=×∇×∇ !
CONTOH:
Misalkan φ = x2yz3 fungsi skalar
A = xz i – y 2 j + 2x 2 y k fungsi vektor
a. φ∇=φ grad = k jizyx ∂φ∂
+∂φ∂
+∂
φ∂
= 2xyz3 i + x2z3 j + 3x 3 yz 2 k
b. AAdiv !∇= = )yx2yxz(zyx
22k jik ji +−
∂∂
+∂∂
+∂∂
!
= z – 2y + 0 = z – 2y
c. AAcurl ×∇= =
y
k ji
22 x2yxz
zyx
−∂∂
∂∂
∂∂
= i (2x2 – 0) – j (4xy – x) + k (0 – 0)
= 2x2 i – (4xy – x) j
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
43/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 41Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
d. A)(div φ = A)(φ∇ !
= )y2xy-xz(yzxzyx
2232k jik ji +
∂∂+
∂∂+
∂∂ !
= k ji )zyx(x
)zyx(y
)yz(xx
32433243
∂∂
+∂∂
−∂∂
= 3x2yz4 i – 3x 2y2z3 j + 6x 4 y 2z2 k
e. ( ))x2yxz(yzxA)(A)(curl 2222 k ji +−×∇=φ×∇=φ
32423233 zy2xzyx-yzx
zyx ∂∂∂∂∂∂
= k ji
= (4x 4yz3+ 3x2y3 z 2) i – (8x 3 y 2 z 3 – 4x 3 yz 3) j + (–2xy 3z3 – x 3z4) k
3.4 Penggunaan Gradien, Divergensi dan Curl
a. Derivatif berarah (d i rec t iona l de rivatve)
Misalkan temperatur sembarang titik (x,y,z) dalam sebuah ruangan
adalah T(z,y,z). besarnya T(x,y,z) tergantung pada posisi x, y, z dalam
ruang tersebut. sehingga temperatur di suatu titik tertentu mungkin
akan berbeda dengan temperatur di titik lainnya. Karena adanya
perbedaan temperatur ini, maka bisa ditentukan besarnya rata-rata
perubahan (laju perubahan) temperatur dari satu titik ke titik lainnya
persatuan jarak (panjang). Besarnya laju perubahan temperatur
sesaat di suatu titik, akan tergantung pada arah geraknya, atau ke
titik mana yang akan dituju. Oleh sebab itu, laju perubahan ini disebutdengan derivatif berarah (d irec t iona l d er iva t ive )
Cara menentukan derivatif berarah:
Diberikan suatu medan skalar yang dinyatakan fungsi (x,y,z).
Besarnya laju perubahan dari fungsi (x,y,z) di titik (x0, y0, z0) persatuan
jarak (panjang), dengan arah gerak tertentu, misalkan vektor arah
satuannya u = a i + b j + c k , bisa ditentukan sebagai berikut,
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
44/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 42Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
tan kons====φ φφ φ
φ φφ φ ∇∇∇∇
)θ θθ θ u
φ φφ φ
φ φφ φ
u D atau
u arah dalam ds d
Persamaan garis melalui titik (x0, y0, z0) dengan vektor arah satuan u
= a i + b j + c k, bisa dinyatakan dalam bentuk parameter
szz
bsyy
asxx
o
o
o
c+=+=+=
Sehingga sepanjang garis tersebut, x, y, z akan merupakan fungsi dari
satu variabel s. J ika x, y, z di atas didistribusikan dalam fungsi φ (x, y, z),
maka φ akan merupakan fungsi dari s, artinya sepanjang garis gerak di
atas φ merupakan fungsi dari satu variabel s, sehinggads
dφ bisa
dihitung.
φ=φ
u
u
D
ds
d= c
z
b
y
a
xds
dz
zds
dy
ysd
dx
x ∂
φ∂+
∂
φ∂+
∂
φ∂=
∂
φ∂+
∂
φ∂+
∂
φ∂
= ( )"#"$%
" " " #" " " $% u
c bazyx
k jik ji ++=
φ∇
∂φ∂
+∂φ∂
+∂
φ∂
J adi,
ugraduDds
du
u
!! φ=φ∇=φ=φ
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
45/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 43Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Definisi perkalian skalar, diperoleh:
%cosuudsd
uφ∇=φ∇=φ ! ; θ adalah sudut antara ∇φ dan vektor u
Karena u vektor satuan, maka | u | = 1, jadi
%cosds
d
u
φ∇=φ
nilai ini akan maksimum jika cos θ = 1 atau θ = 0°,
yaitu jika u searah dengan ∇φ.
Harga maksimum dariuds
dφadalah φ∇
CONTOH:
1. Tentukan derivatif berarah dari fungsi f = 2xy – z2 di titik (2, –1, 1) dalam
arah menuju titik (3, 1, -1). Dalam arah manakah derivatif berarah ini
akan berharga maksimum. Berapa nilai maksimumnya.
⇒
a. Vektor arah titik (2, -1,1) menuju (3,1,-1) = (3–2)i + (1+1) j + (-1-1) k = i +
2 j – 2 k .
Vektor arah satuan = u =3
22
44"
22 k jik ji −+=++
−+
3
2
zyxf
k jik ji
++=
∂∂
+∂∂
+∂∂
=∇
= 2y i + 2x j – 2z k
(2,-",")uf D = (2,-",")f ∇
=
3
22)z2x2y2(
k jik ji
−+−+ !
= )",",2(3" )4x4y2( −++
= 33,3)482(3"0
3" ==++−
b. Nilai Duf di atas akan maksimum jika arah geraknya searah dengan
∇f, dan besarnya nilai maksimum =
") ,",2(
222 624"644z4x4yf −
=++=++=∇
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
46/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 44Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
2. J ika (x,y,z) da lam ruangan pada suatu waktu tertentu. Tentukan laju
pertumbuhan temperatur sesaat di titik (2,-1,-1) jika bergerak ke arahtitik (3,1,3)
⇒
Vektor arah satuan = u = )22(3
"
44"
22k ji
k ji++=
++++
Laju perubahan temperatur di titik (2, -1, 1) dengan arah u =
")(2,-",uf D = )22(3
")yzxy( 32 k ji +++∇ !
= ]22[3
")yz3)zxy2(y[ 222 k jik ji +++++ !
=3
"")628"(
3
"=−+−
Tanda negatif menunjukkan perubahan yang menurun artinya terjadi
penurunan suhu jika bergerak dari titik (2, -1, 1) ke titik (3,1,3).
b. Gradien sebagai vektor Normal Luasan
Misalkan f(x,y,z) = C adalah persamaan luasan S da lam ruang (R3) dan
fungsi vektor r (t) = x(t)i + y(t) j + z(t) k adalah persamaan kurva yang
terletak pada luasan S. Karena r(t) terletak pada f(x,y,z) = C, maka
berlaku
F[x(t), y(t), z(t)] = C
dan
0t
C
t
z
z
f
t
y
y
f
t
x
x
f
=∂
∂
=∂
∂
∂
∂
+∂
∂
∂
∂
+∂
∂
∂
∂
0dt
dz
dt
dy
dt
dx
z
f
y
f
x
f =
++
∂∂
+∂∂
+∂∂
!k ji
0dt
r(t)df =∇ ! → (t)]t'
dt
r(t)d[f =⊥∇
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
47/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 45Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
P
)( t r
f ∇∇∇∇
)(' t r
Karena r(t) merupakan persamaan kurva pada luasan s, maka r'(t) =
dt
dr merupakan singgung kurva r(t), yang berarti vektor singgung
luasan S di titik tertentu. Jadi, ∇f ⊥ vektor luasan ——> berarti ∇f
merupakan vektor normal luasan S di suatu titik.
Danf
f n
∇∇
= = vektor normal satuan.
CONTOH:
Tentukan vektor normal dari kerucut putaran:
z2 = 4(x 2 + y 2) di titik P(1,0,2).
⇒Persamaan luasan dalam bentuk f(x,y,z) = 0 adalah
f(x,y,z) = 4(x2 + y 2) – z = 0
(",0,2)
222 z8y8x8)z)y(4(xf k ji ++=−+∇=∇
= 8i – 4 k
5
2
80
48
"664
48
f
f n
k ik ik i −=
−=
+−
=∇∇
=
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
48/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 46Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
c. Penggunaan lain dari Gradien
Misalkan A adalah suatu partikel dengan massa M yang terletakpada titik tetap Po(xo, yo, zo) dan B adalah suatu partikel bebas
dengan massa m yang berada pada posisi P(x,y,z) dalam suatu ruang,
maka B akan mengalami gaya tarik dari partikel A. menurut hukum
Newton tentang gravitasi, arah gaya p adalah P menuju Po, dan
besarnya sebanding dengan 1/r2, antara P dengan Po.
Sehingga,
2 p r
c
= c = GMm
G = 6,67 = konstan
dan2
o
2
o
2
o )z(z)y(y)x(xr −+−+−= ; r ≥ 0
Dalam hal ini, p merupakan suatu vektor dalam ruang.
J ika vektor jarak dari P ke Po,
r = (x – xo)i + (y – yo) j + (z – z o)k ; | r | = r
dan r
r
r
r
−=− = vektor satuan arah dari p
(tanda minus menyatakan arah dari Po ke P)
maka
vektor p = r r cr
r r c )/()/( p
r
r 32 ==−=−
= k c jcic3
o
3
o
3
o
r
zz
r
yy
r
xx −−
−−
−−
———> fungsi vektor yang menyatakan gaya tarikmenarik antara dua partikel.
J ika fungsi skala f(x,y,z) = c/r ; r ≥ 0
merupakan potensial dari medan gravitasi tersebut, ternyata bisa
dibuktikan bahwa grad f = p sebagai berikut:
grad f =2
o
2
o
2
o )z(z)y(y)x(x
c
yyx −+−+−
∂∂
+∂∂
+∂∂
k ji
= +−+−+−
−ic2/32o
2o
2o
o
])z(z)y(y)x2[(x
)x2(x-
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
49/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 47Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
+−+−+−
− jc
2/32
o
2
o
2
o
o
])z(z)y(y)x2[(x
)y2(y-
+−+−+−
−k c
2/32
o
2
o
2
o
o
])z(z)y(y)x2[(x
)z2(z-
= k cr
jcr
icr
3
o
3
o
3
o zzyyxx −−−
−−
−
= p
Selain itu bisa dibuktikan bahwa:
5
2
o
32
2 )x3(x""
x r r r
−+=
∂
∂
5
2
o
32
2 )y3(y""
y r r r
−+=
∂∂
5
2
o
32
2 )z3(z""
z r r r
−+=
∂∂
J ika dijumlahkan menjadi:
∂
∂+
∂
∂=
∂
∂
r r r
"
z
"
y
"
x2
2
2
2
2
2
=
=5
2
o
2
o
2
o
3
)z(z)y(y)x(x3
3
r r
−+−+−+
= 033
5
2
3 =+r
r
r
Sehingga, karena f = c/r maka
0f atau0z
f
y
f
x
f 22
2
2
2
2
2
=∇=∂∂
+∂∂
+∂∂
J adi medan gaya yang dihasilkan oleh sebaran massa partikel akan
merupakan fungsi vektor (p) yang merupakan gradien dari fungsi
skalar f (potensial dari medan gravitasi) dan f memenuhi sifat ∇2f = 0
Dalam elektrostatis, gaya tarik menarik antara dua partikel bermuatan
Q1 dan Q 2 ada lah
r r
k 3
p = (Hukum Couloumb)
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
50/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 48Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
dengan:πε
=4
QQk 2" ; ε = konstanta elektrik
Dalam hal ini p adalah gradien dari fungsi potensial f = – k/r ; dengan
∇2f = 0
CONTOH:
J ika potensial antara dua silinder konsentris adalah
V(x,y) = 110 + 30 ln(x2 + y 2) volt. Tentukan gaya listrik di titik P (2,5).
⇒
Vektor gaya elektrostatik p = grad V
)52(29
60
yx
2y30
yx
2x30 p )5,2(2222 ji ji +==+
++
=
∴ Arah gayanya searah dengan arah vektor p
Penggunaan Difergensi
Dalam aliran fluida:
Perhatikan suatu aliran tak tunak (no n-stea d y sta te ) dari fluida
termampatkan (c om p ressib le fluid ), misalnya gas atau uap, dalam suatu
ruangan. Karena termampatkan, maka besarnya (densitas massa =
massa persatuan volume) akan tergantung pada koordinat x, y, dan z.
Dan karena alirannya tak tunak maka juga tergantung pada t
(berubah-ubah dari waktu ke waktu). J adi = (x,y,z,t). Misalkan v(x,y,z) =
v1i + v 2 j + v 3k adalah vektor kecepatan sesaat dari partikel fluida di suatu
titik (x, y, z)
Selanjutnya, ambil sembarang bagian volume yang sangat kecil
dari ruangan tersebut, misalkan volume W seperti da lam gambar berikut.
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
51/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 49Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
z
y
x
2vρ ρρ ρ
33 vv ρ ρρ ρ ρ ρρ ρ ∆∆∆∆++++
11 vv ρ ρρ ρ ρ ρρ ρ ∆∆∆∆++++
3vρ ρρ ρ
22 vv ρ ρρ ρ ρ ρρ ρ ∆∆∆∆++++
1vρ ρρ ρ
z∆∆∆∆
x∆∆∆∆ y∆∆∆∆
)W
Karena terdapat aliran fluida yang c om p ressib le dalam ruangan
tersebut, maka dalam volume W juga akan terjadi perubahan massa
fluida. Untuk mengukur besarnya perubahan massa fluida dalam volumeW, bisa dilakukan dengan mengukur besarnya selisih massa fluida
sebelum masuk dan saat meninggalkan W persatuan waktu.
J ika, massa fluida yang melewati salah satu sisi dari W
Selama ∆t ≈ [komponen vektor kecepatan yang ⊥ dengan masing-
masing sisi W] × ρ × [luas permukaan sisi tersebut] × [ ∆t)
= fluks massa fluida pada masing-masing sisi W.
Maka, untuk menghitung besarnya perubahan massa fluida yang melalui
W, bisa dilakukan dengan menghitung jumlah fluks massa yang keluar
dikurangi dengan jumlah fluks massa yang masuk dari masing-masing sisi
W.
" Fluks massa yang masuk selama ∆t melalui:
– sisi kiri = ρv2 ∆x ∆z ∆t
– sisi belakang = ρv1 ∆y ∆z ∆t
– sisi bawah = ρv3 ∆x ∆y ∆t
" Fluks massa yang keluar selama t melalui:
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
52/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 50Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
– sisi kanan = (ρv2 + ρv2) ∆x ∆z ∆t
– sisi depan = (ρv1 + ρv1) ∆y ∆z ∆t– sisi atas = (ρv3 + ρv3) ∆x ∆y ∆t
J umlah selisih massa fluida persatuan waktu persatuan
Volume = (Σ yang keluar - Σ yang masuk)/volume/waktu
=)t(zyx
tyxvtzxvtzyv 32"
∆∆∆∆∆∆∆ρ∇+∆∆∆ρ∇+∆∆∆ρ∇
=z
v
y
v
x
v 32"
∆ρ∇
+∆ρ∇
+∆ρ∇
Karena volume W diambil sangat kec il, maka ∆x → 0
∆y → 0
∆z → 0
J adi, besarnya perubahan massa fluida persatuan waktu persatuan
volume dalam ruangan =
z
v
y
v
x
v
z
v
y
v
x
v 32"32"
000
lim ∂∇
+∂
∇+
∂∇
=
∆
∇+
∆∇
+∆
∇
→∆→∆→∆
ρ ρ ρ ρ ρ ρ
z y x
= )vvv(zyx
32" k jik ji ρ∇+ρ∇+ρ∇
∂∂
+∂∂
+∂∂
!
= vρ∇ !
= )v(div ρSementara itu, telah diketahui bahwa besarnya perubahan massa
fluida persatuan waktu persatuan volume akan sama dengan laju
perubahan (penurunan) densitas massa persatuan waktu, atau =t∂ρ∂
J adi,t
vdiv∂ρ∂
=ρ
Atau
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
53/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 51Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
0t
vdiv =
∂
ρ∂+ρ
———→ merupakan persamaan kontinuitas dari aliran
no n-stea d y sta te dari fluida termampatkan
J ika alirannya tunak (stea d y sta te ), yang berarti bahwa densitas
massanya tidak tergantung pada t (tidak berubah dari waktu ke waktu),
maka:
0t
=∂ρ∂
—→ 0vdiv =ρ —— → merupakan kontinuitas untuk aliran s teady
state dari fluida termampatkan ( c om p ressib le ).
Untuk aliran steady-state dari fluida tak termampatkan ( in c om p ressib le
fluid ), berarti nya konstan (tidak tergantung pada x, y, dan z) maka,
div ρv = div v = 0 (ρ ≠ 0)
0vdiv = —— → persamaan koninuitas dari aliran steady-state
dari fluida tak termampatkan (inc om p ressib le fluid ).
Penggunaan Curl
Dalam gerak rotasi
Misalkan sebuah benda berputar uniform dengan kecepatan sudut –
(konstan) mengelilingi sumbu & .
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
54/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 52Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
O
ΩΩΩΩ
R
P
v
r
θ θθ θ
&
Didefinisikan vektor kecepatan sudut Ω yang panjangnya , sejajar
sumbu & dengan arah mengikuti arah majunya sekrup putar kanan
terhadap gerakan benda.
J ika R adalah vektor dari titik 0 di & ke sembarang titik P pada benda,
maka
" radius putar titik P:
r =| R | | sin θ |sehingga,
" kecepatan linier titik P
| v | = ω | R | | sin θ| = |Ω| |R | | sin θ | = | Ω × R |
Vektor v ini mempunyai arah ⊥ bidang yang dibentuk oleh Ω dan R,
sehingga Ω, R, dan v membentuk sistem sekrup putar kanan. J adi hasil
dari perkalian Ω × R, selain memberikan besarnya nilai v juga akan
menentukan arah dari v.
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
55/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 53Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
J ika titik 0 diambil sebagai titik asal koordinat, maka:
R = xi + y j + z k danΩ = Ω1i + Ω2 j + Ω k
sehingga, v = Ω × R bisa ditulis
v = (Ω2z +Ω3 y) i – ( Ω1z - Ω2x) j + ( Ω1y - Ω1x) k
dan
curl v =∇ × v =
)x()x()y(
zyx
2"3"32 Ω−ΩΩ−ΩΩ−Ω
∂∂
∂∂
∂∂
k ji
= 2 Ω1 i +2 Ω2 j + 2 Ω3k = 2 Ω
J adi,
Kecepatan sudut dari sebuah benda yang bergerak uniform =
½ curl dari kecepatan lintas sembarang titik.
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Misalkan f = x2
+ 9y2
+ 4z2
g = xy3 z 2
v = xz i + (y – z) 2 j + 2xyz k
w = 2y i + 4z j + x 2z2 k
Tentukan
a. grad f di titik (3, -1, 0) J awab : 6i – 18 j
b. ∇2f J awab : 28
c. gf ∇∇ ! J awab : 72 xy 3 z 2
d.yx
2
∂∂∂ g
J awab : 3 y 2 z 2
e. vf !∇ J awab : 2x 2 z + 18y (y – z) 2+ 16 xyz2
f. div w J awab : 2 x2z
g. div v (curl v) J awab : –11
h. div (v × k ) J awab : 0
i. curl (v × k ) J awab : –xi – 2(y – z) j – (2y – z) k
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
56/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 54Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
j. Dwf di (1, 1, 1) J awab : 5"8
k. Dwg di (3, 0, –2) J awab : 0
l. div (v + w) J awab : 2y – z + 2xy + 2x2z
2. J ika r(t) menyatakan persamaan kurva lintasan, dengan t = waktu.
Tentukan vektor kecepatan, besarnya laju (speed ) dan vektor
percepatan di P[x(t); z(t)], jika
a. r(t) = x(t)i + y(t) j + z(t) k = t i + 3 t2 j
J awab: v =i + 12 j + k ; | v | ="45 ; a = 6 j
b. r(t) = x(t)i + y(t) j + z(t) k = t i + 3 t2 j + t k , di titik P (4,12,4)
J awab: v =i + 3 j + k ; | v | = "" ; a = 0
3. J ika vektor posisi dari lintasan sebuah partikel dinyatakan dalam r = r(t)
= t2i – 2t j + (t 2 + 2 t )k , t waktu.
a. Kapan (pada saat berapa) partikel akan melintas di titik (4,-
4,8). J awab: t = 2b. Tentukan vektor kecepatan dan laju partikel di saat melintasi
titik (4,-4,8).
J awab: v = 4i – 2 j + 6 k ; | v | = "42
c. Tentukan persamaan garis singgung dari kurva lintasan
partikel tersebut, dan bidang normal dari kurva di titik (4,-4,8)
J awab: (x – 4)/4 = (y + 4)/(-2) = (z – 8)/6
2x – y + 3z = 36
4. J ika berangkat dari titik (1,1) dalam arah manakah fungsi φ = x 2 –
y2 + 2xy akan menurun dengan cepat (menurun secara
maksimum).
J awab = –i
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
57/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 55Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
5. J ika diberikan medan skalar r = 22 yx + dan
R = 222 zyx ++ , tentukan
a. Laplace ∇2 dari ln r J awab : 0
b. Laplace ∇2 dari R J awab : 2/R
6. J ika potensial antara dua silinder konsentris adalah V(x,y) = 110 +
30 ln(x2 + y 2) volt. Tentukan arah garis-garis ekipotensialnya di titik
P (2,5).Catatan: garis ekipotensial adalah garis yang tegak lurus
dengan garis gaya elektrotatis.
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
58/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 56Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
BAB IV
IINNTTEEGGRRAALL VVEEK K TTOORR
4.1 Integral Garis (Line Integrals)
Konsep integral garis merupakan generalisasi (perluasan) dari
konsep integral tertentu ∫ a
bdx)x(f .
Dalam integral tertentu ∫ a
bdx)x(f , fungsi f(x) diintegrasikan sepanjang
sumbu x dari x = a sampai x = b, dengan f(x) adalah fungsi yang terdefinisi
pada setiap titik pada sumbu x antara sampai b.
Dalam integral garis, akan diintegrasikan suatu fungsi F sepanjang kurva C
dalam ruang atau bidang, dan fungsi F adalah fungsi yang terdefinisi
pada setiap titik di C. Kurva C , oleh sebab itu disebut sebagai ‘l intasan
integrasi’ . Lintasan integrasi C merupakan kurva licin (sm oo th c urve ) yang
bisa dinyatakan dalam bentuk fungsi vektor:
r(t) = x(t) i + y(t) j + z(t) k ; a ≤ t ≤ b
dan r(t) mempunyai derivatif kontinu,
)t('r = k ji
dt
dz(t)
dt
dy(t)
dt
)t(dx
dt
dr +=
= x' (t) i + y'(t) j + z'(t) k
yang tidak nol
Dalam hal ini C merupakan kurva berarah dengan:
A : r(a) = titik awal dari C
B : r(b)= t akhir dari C
Arah dari A ke B sepanjang C disebut arah positif dari C dan dalam
gambar, arah ini ditunjukkan dengan tanda panah.
POKOK BAHASAN :! Integral garis
! Teorema Green
! Medan Gaya Konservatif
! Integral luasan
! Teorema divergensi Gauss
! Teorema Stokes
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
59/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 57Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
J ika A = B C disebut kurva tertutup.
Definisi Integral Garis
Integral garis dari suatu fungsi vektor F(r) sepanjang kurva C yang
terdefinisikan pada a ≤ t ≤ b, didefinisikan sebagai:
dr )r (FC !∫ = ∫ b
adt
dt
dr )t(r [F !
= ∫ b
adt)t('r )t(r [F !
J ika,
r (t) = x(t) i + y(t) j + z(t) k
k jidt
)t(dzdt
)t(dydt
)t(dxdtdr )t('r ++==
dr = dx(t) i + dy(t) j + dz(t) k
F(r) = F1 i + F 2 j + F 3 k
maka:
dr )r (FC !∫ = [ ])t(dzF)t(dyF)t(dxF 321C ++∫
= ∫
++ b
a321 dt
dt
dzF
dt
dyF
dt
dxF
= [ ]∫ ++ b
a321 dt)t('zF)t('yF)t('xF
" Integral garis sepanjang lintasan C yang tertutup dinotasikan
dengan ∫ C dr )r (F !
Contoh
)t(r :C
) b(r B =
)a(r A =
)a(r A =
) b(r B =
C
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
60/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 58Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
1. Tentukan integral garis ∫ C
dr )r (F ! , jika
F(r) = – y i + xy j
C : adalah busur lingkaran seperti dalam gambar berikut dari titik A
ke titik B.
⇒
C : r(t) = cost i + sint j
Sehingga,
x(t) = cost t
y(t) = sin t
0 ≤ t ≤ 2
π
dan F[r(t)]= – sin t i + sin t cos t j
f' = – sin t i + cos t j
∴ ∫ C dr )r (F ! = ∫ b
adt)t('r )]t(r [F !
= ∫ π
+2/
a
22 dt]tcostsint[sin
= ∫ ∫ ππ
−− 2/
0
2
2/
0
tcosd tcosdt2
t2cos1
=
2/
o
3 tcos3
1t2sin
4
1t
2
1 π
−−
=3
1
43
100t
4+π=+−−π
2. Tentukan nilai integral garis pada contoh 1, jika
C : garis lurus yang menghubungkan A dan B
⇒
)0,1(A
)1,0(B
C
0
)1,0(B
C
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
61/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 59Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
C : r(t) = (1 – t) i + t j
x(t)= 1 – t= t
0 ≤ t ≤ 1
F[r(t)] = –t i + t(1 – t) j
r'(t) = – i + j
∴ ∫ C dr )r (F !
= ∫ ∫ −=−+ 1
0
1
0 dt]tt2[dt)]t1(tt[
=3
2
3
11t
3
1t
1
0
32 =−=−
" Dari dua contoh di atas terlihat bahwa nilai integral garis selain
tergantung pada batas integrasi, juga tergantung pada
lintasannya.
3. Tentukan ∫ c dr )r (F ! , jikaF(r)= z i + j + y k
C : r(t) = cos t i + sin t j + 3t k , 0 ≤ t ≤ 2
⇒
x(t)= cos t
y(t)= sin t
z(t)= 3t
F[r(t)] = 3t i + cos t j + sin t k
r'(t) = –sin t i + cos t j + 3 k
∴ ∫ C dr )r (F ! = [ ]∫ π
++−2/
0
2dttsin3tcostsint3
= ∫ ∫ ∫ π π π
++
+2/
0
2/
0
2/
0dttsin3dt
2
t2cost1tcost3
= tcos3t2sin4
1t
2
1]tdtcostcost[3 −++− ∫
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
62/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 60Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
=
π2
−++−0
tcos3t2sin
4
1t
2
1tsin3tcost3
Interpretasi Integral Garis
Dalam MEKANIKA
Usaha yang dilakukan oleh guru konstan F yang bergerak sepanjang
vektor lurus d adalah d FW !=
J ika gaya F tidak konstan (merupakan fungsi variabel), dan bergerak
sepanjang kurva C = r(t), maka besarnya usaha yang dilakukan olehgaya F bisa ditentukan dengan menghitung nilai limit dari jumlah
usaha yang dilakukan oleh F sepanjang segmen kecil dari C, jika C
dibagi menjadi n buah segmen kecil-kec il sehingga setiap segmen
mendekati garis lurus.
Untuk sembarang m; 1 ≤ m ≤ n, maka
)]t(r )t(r [)]t(r [FW mmmm −=∆ !
Sementara,
m
mmm
t
)t(r )t(r lim0t)t('r
∆−
→∆=
t m = tm +1 – t m
J adi,
mmmmmm t)t('r ]t)t('r )]t(r [FW ∆∆≅∆ !!
karena ∞→n , maka:
∑∑=
∞→=
∞→∆=∆=
n
1m
mmmn
n
1m
mn
t)t('r )]t(r [FlimWlimW !
C
nt b =
1mt +mt0ta =
1t
2t 3t
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
63/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 61Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
=
∫
b
a
dt)t('r )]t(r [F !
∫ =∴ C dr )r (FWUsaha !
" Karena )t(vdt
dr = = vektor kecepatan
maka: W = ∫ ∫ =C b
adt)t(v)]r [(Fdr )r (F !!
" Dari hukum Newton II : F = ma, bisa diturunkan F = m r''(t) = m v' (t)
Sehingga,
W = ∫ ∫
=
b
a
' b
adt
2
vv mdt)t(v)t('vm
!
!
= [ ] b
a
2 b
a
'2v
2
mdtv
2
m=∫
= [ ]22 )a(vv(b)2
m−
dengan2
v2
m = energi kinetik
Bentuk-bentuk lain Integral Garis
Bentuk-bentuk berikut merupakan kejadian khusus dari integral garis
∫ C dr )r (F ! ,
J ika F = F1 i ∫ C dr )r (F ! = ∫ C 1dxF
F = F2 j ∫ C dr )r (F ! = ∫ C 2dyF
F = F3k ∫ C dr )r (F ! = ∫ C 3dzF
Bentuk : dt)]t(r [f dt)r (f b
aC ∫ ∫ =!
C : r(t); a ≤ t ≤ b
Merupakan bentuk khusus dari ∫ C dr )r (F ! , jika
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
64/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 62Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
F = F1 i dan F 1=
dt/dx
)]t(r [f , sehingga
)t('xFdt
dxFf 11 ==
J adi,
∫ C dr )r (F ! = ∫ C 1 dxF ! = ∫ C dxdt/dx)]t(r [f
= ∫ b
a
dt)t(r [f
Contoh
Tentukan ∫ ++C2222 dt)zyx( jika
C : r (t) = cos t i + sin t j 3t k ; 0 ≤ t ≤ 2
⇒
f = (x2 + y 2 + z 2)2
r(t) = cos t i + sin t j + 3t k
x(t)= cos t
y(t)= sin t
z(t)= 3t
f[r(t)] = [cos2t + sin2t + 9t2]2 = (1 + 9t 2)2
∫ ++∴
C
2222dt)zyx( =
∫
π+
2
0
22dt)t91(
= ∫ π
++2
0
42dt]t81t181[
= t2 + 6t 3 +
π2
0
t5
81
= 53
25
2592482 π+π+π
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
65/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 63Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
Sifat-sifat
a. ∫ ∫ =C C dr )r (k dr F(r)k !! ; konstanta
b. [ ]∫ ∫ ∫ +=+C CC dr )r (Gdr )r (Fdr G(r)F(r) !!!
c. ∫ ∫ ∫ +=C CC 21 dr )r (Fdr )r (Fdr F(r) !!! ; jika lintasan C dibagi menjadi
dua busur, yaitu C1, dan C 2 dengan arah yang sama dengan arah
C.
Contoh Soal
1. Tentukan ∫ C dr F(r) ! ; jikaa. F = y2 i –x4 j
C : r(t) = t i + t –1 j ; 1 ≤ t ≤ 3
b. F = y2 i
C : sepanjang kurva x2 + 4y = 4 dari (2, 0) ke (0, 1)
c. F = 3y i + x j
C : segmen garis lurus dari (0, 0) ke (2, 2½ )
⇒
a.
=
=−1
t)t(y
t)t(x
ji
ji
2
42
t)t('r
ttF
−
−
−=
−=
∫ ∴ C dr F(r)! = [ ]3
1
313
1
22t
3
1tdttt +−=+ −−∫
=3
28
3
11
3
27
3
1=
+−−
=−
b. ∫ C dr F(r)! = ∫ C2dxy ; 2 ≤ x ≤ 0
C : x2 + 4y 2 = 4
4y 2 = 4 – x2
y2
= 4
x4 2−
8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf
66/113
DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw
Program Semi Que 64Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya
∫ C
dr F(r)! =
0
2
0
2
32
x
3
1x4
4
1dx
4
x4
∫
−=−
=3
4)
3
88(0
4
1−=
−−
c.
Persamaan segmen
garis dari (0, 0) ke (2, ½),
adalah:
y =41 , 0 ≤ x ≤ 2
=
t4
1)t(y