09_a_analis_vektor.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    1/113

    K K AATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

    Materi Kuliah Analisis Vektor yang meliputi Vektor Konstan, Fungsi

    Vektor, Diferensial Vektor dan Integral Vektor mempunyai peranan yang

    sangat penting bagi para fisikawan dan rekayasawan untuk membantu

    menyelesaikan permasalahannya. Oleh sebab itu mahasiswa teknik perlu

    mendapat pengetahuan tentang materi ini, sebagai salah satu bagian

    dasar untuk melatih kemampuan rekayasa mereka.

    Buku ajar yang berjudul Analisis Vektor ini disusun untuk membantu

    mahasiswa dalam memahami pokok bahasan di atas, sehingga proses

    belajar mengajar mata kuliah yang dimaksud bisa berjalan dengan lebih

    baik.

    Penyajian dan pembahasan materi dalam Buku Ajar ini diharapkan

    dapat dengan mudah diikuti dan dipahami oleh semua mahasiswa.

    Untuk itu, dalam setiap pokok bahasan, penyusun berusaha memberikan

    beberapa contoh soal yang dapat diselesaikan mahasiswa sebagai

    latihan. Di bagian akhir dari diktat ini diberikan daftar pustaka untukmembantu bagi yang ingin mempelajari lebih lanjut, agar mendapatkan

    pemahaman yang lebih mendalam.

    Buku Ajar ini tentu saja memiliki banyak kekurangan, untuk itu

    penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

    pemakai Buku Ajar ini untuk lebih menyempurnakan penyajian

    selanjutnya. Akhirnya, penyusun berharap agar Buku Ajar ini dapat benar-

    benar bermanfaat.

      Malang, Agustus 2003

      Penyusun

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    2/113

    DDAAFFTTAARR IISSII

    K K AATTAA PPEENNGGAANNTTAARR  ii

    DDAAFFTTAARR IISSII  iiii

    BBAABB II :: VVEEK K TTOORR K K OONNSSTTAANN  11

    1.1  Pengertian Tentang Vektor dan Notasi Vektor 1

    1.2  Aljabar Vektor 2

    1.3  Vektor Posisi Dalam Bidang dan Ruang 4

    1.4  Perkalian Antar Vektor 10

    1.5  Penggunaan Vektor Dalam Geometri 20

    BBAABB IIII :: FFUUNNGGSSII VVEEK K TTOORR  2288

    2.1  Fungsi Vektor 28

    2.2  Kurva Vektor 29

    BBAABB IIIIII :: DDIIFFEERREENNSSIIAALL VVEEK K TTOORR  3344

    3.1  Derivatif atau Turunan dari Fungsi Vektor 34

    3.2  Interpretasi Dari Derivatif Vektor 35

    3.3  Gradien, Difergensi dan Curl 38

    3.4  Penggunaan Gradien, Difergensi dan Curl 41

    BBAABB IIVV :: IINNTTEEGGRRAALL VVEEK K TTOORR  5566

    4.1  Integral Garis 56

    4.2   Teorema Green 69

    4.3  Medan Gaya Konservatif 76

    4.4  Integral Luasan 84

    4.5   Teorema Divergensi Gauss 100

    4.6   Teorema Stokes 106

    DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAK K AA  111111

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    3/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 1Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    BAB I

    VVEEK K TTOORR K K OONNSSTTAANN

    1.1. Pengertian Tentang Vektor dan Notasi Vektor

    Beberapa besaran (quant i t ies ) dalam fisika mempunyai besar 

    (magn i t ude ) dan arah (direct ion ), sebagai contoh misalnya lintasan dan

    kecepatan sebuah obyek yang bergerak, gaya yang bekerja pada suatu

    benda, medan listrik maupun medan magnet suatu titik dan lain

    sebagainya. Besaran yang mempunyai besar dan arah disebut dengan

    vektor (vec t o r ). Sementara besaran yang hanya mempunyai besar 

    (magn i t ude ) saja seperti massa, waktu maupun temperatur disebut dengan

    skalar (scalar ). Notasi vektor dan teknik-teknik dengan menggunakananalisis vektor sangat berguna untuk menjelaskan hukum-hukum fisika dan

    aplikasinya baik dalam bidang (dimensi dua = R2) maupun ruang (dimensi

    tiga = R3).Dalam penyajiannya sebuah vektor biasa digambarkan sebagai

    segmen atau ruas garis yang berarah sebagai berikut :

    v = ABABAB   ==

    A = titik pangkal (init ia l p o int )

    B = titik ujung (terminal po int )

    Panjang vektor  v   = v   =  B A   : menyatakan b esa rnya vek tor   atau

    pan jangnya   vek tor  v

    dan tanda panah dalam  AB  menyatakan a ra h vektor.

     

    A

    B

    v  

    POKOK BAHASAN :!  Pengertian tentang vektor dan notasi vektor!  Aljabar vektor!  Vektor posisi dalam bidang dan ruang!  Perkalian antar vektor!  Penggunaan vektor dalam geometri

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    4/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 2Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Ada 3 jenis vektor :

    a. Vektor Bebas (f ree vec to r ) : vektor yang boleh digeser sejajar dirinya

    dengan panjang dan arah tetap.

    b. Vektor meluncur (slid ing v ec to r ) : vektor yang boleh digeser sepanjang

    garis kerjanya, misalnya gaya yang

    bekerja sepanjang garis lurus.

    c. Vektor terikat (b ind ing vec to r ) : vektor yang terikat pada sistem koordinat

    yang menunjukkan posisi tertentu.

    Kecuali bila digunakan untuk menyatakan letak atau posisi, pada umumnya

    orang bekerja dengan vektor bebas.

    1.2. Aljabar Vektor

    Vektor nol (nul l vec tor )

      Ditulis 0   adalah vektor yang panjangnya nol sehingga arahnya tak 

    tentu (karena ujung dan pangkalnya berimpit)

    Kesamaan 2 vektor

    Dua vektor dikatakan sama jika mempunyai panjang dan arah yangsama.

    Kesejajaran 2 vektor

    Dua vektor dikatakan sejajar atau paralel jika garis-garisnya sejajar,

    arahnya bisa sama atau berlawanan.

    Vektor-vektor yang segaris merupakan vektor-vektor yang paralel.

    Penjumlahan vektor

    Penjumlahan vektor bisa dilakukan dengan mengikuti aturan jajaran

    genjang atau aturan segi banyak (poligon)

    Misalnya:

    a.

    CBA   =+

    atau

    A

    B

    AB

    C

    AC

    B

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    5/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 3Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    b.   ⇒   DCBAE   +++=

    c. 0EDCBA   =++++

    Jumlah dari vektor-vektor yang merupakan sisi-sisi dari sebuah segi banyak 

    tertutup selalu nol jika arah sisi-sisi tersebut berurutan.

    Penggandaan vektor dengan skalar

    Jika m = besaran skalar 

    dan  A  = vektor yang panjangnya |  A |

    maka :

    m A   = vektor yang panjangnya m kali panjangnya  A  dan arahnya

    sama dengan vektor  A   jika m positif, atau berlawanan

    dengan arah vektor  A  jika m negatif

    Pengurangan vektor

    Pengurangan vektor dilakukan dengan menambahkan lawan dari

    vektor yang mengurangi

    D

    A

    C

    B

    A

    CB

    D

    E

    E

    A B

    C

    D

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    6/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 4Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Jadi: )B(ABA   −+=−

    ⇒ BAC   −=

    Jika A  = B  maka 0BA   =−

    Hukum-hukum yang berlaku dalam Aljabar Vektor

    Jika C,B,A  adalah vektor dan m, n adalah skalar maka

    1. BA + = AB+ (komutatif terhadap jumlahan)

    2. )CB(A   ++ = C)BA(   ++ (asosiatif terhadap jumlahan)

    3. Terdapat vektor 0  sehingga: AA00A   =+=+ (ada elemen netral)

    4. Terdapat vektor A−  sehingga: 0)A(A   =−+ (ada elemen invers)

    5. (mn) A  = )Am(n (asosiatif terhadap perkalian)

    6. )BA(m   + = BmAm   + (distributif terhadap perkalian)

    7. (m + n) A = AnAm   + (distributif terhadap perkalian)

    8. )A(1 = A (ada invers dalam perkalian)

    2.3. Vektor Posisi dalam Bidang dan Ruang

    Teorema Dasar Dalam Vektor :

    Setiap vektor C   pada bidang dapat ditulis secara tunggal sebagai

    kombinasi linier sembarang 2 vektor A  dan B  yang tidak paralel dan bukan

    vektor nol.

    Atau:

    C  = BnAm   +  dengan m, n adalah skalar yang tunggal

    A

    B

    A

    B−B−

    A

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    7/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 5Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Bukti :

    21 OPOPOPC   +==

    1OP  paralel dengan A  sehingga 1OP = Am

     

    C = Am  + Bn

    2OP  paralel dengan B  sehingga 2OP  = Bm

    Dalam hal ini m, n adalah skalar yang tunggal. Karena jika tidak tunggal

    maka C  akan bisa ditulis sebagai berikut :

      C  = m 1 A + n1   B  = C  = m 2 A + n2 B

      (m 1 - m2)  A  + (n 1 - n 2  )  B  = 0

    Karena  A  dan  B  bukan vektor nol dan tidak paralel maka,

    m1 - m2 = 0  →    m 1 = m 2

    n1 - n 2  = 0  →     n 1  = n 2

    Teorema dasar ini juga berlaku untuk vektor-vektor dalam ruang (R3),

    sehingga untuk sembarang vektor  D  dapat ditulis :

       D  = m 1 A + m2 B + m3 C 

    dengan  A ,  B  dan C  adalah vektor-vektor yang tidak paralel, bukan vektor nol dan tidak sebidang.

    Dua vektor  A  dan  B   dikatakan saling bergantung secara linier ( d e p e n d e n t  

    l inear ) jika terdapat skalar m dan n yang tidak nol dan m A + n B  = 0

    Kejadian ini akan terjadi jika :

     1.  A  dan  B  merupakan vektor nol atau

     2.  A  dan  B  paralel (sejajar)

    A

    1P P

    2PO

    B

    C

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    8/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 6Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Contoh :

    Buktikan bahwa garis yang menghubungkan titik tengah dua sisi sebuah

    segitiga adalah sejajar dengan sisi ketiga dan panjangnya sama dengan

    1/2 dari panjang sisi ketiga tersebut.

    M titik tengah AC

    N titik tengah CB

    CBACAB   +=

    )CBAC(CBACCNMCMN21

    21

    21 +=+=+=

      = AB21

    sehingga AB//MN  dan panjang MN  = ½ panjang AB

    Vektor satuan (unit vec tor )

    Vektor satuan adalah vektor dengan panjang 1 satuan panjang.

    A

    A=a  = vektor satuan dari A

    dan A  = aA

    Vektor basis satuan

      Perhatikan suatu sistem koordinat XOY dalam R 2 dan pilih 2 vektor satuan  i 

    dan j   sebagai basis yang masing-masing sejajar dan searah dengan

    sumbu x dan y positif dan berpangkal di O.

      y

       j 

      O i    x

    maka vektor i da n j  disebut dengan vektor-vektor basis di R 2

    Di R3  : sebagai vektor basis yang sejajar dan searah dengan sumbu z

    dinyatakan dengan vektor k .

    C

    NM

    A B

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    9/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 7Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

      z

      k 

      i j   y

       x

    Vektor posisi

    a. Vektor Posisi dalam R2

      Jika i   dan  j   adalah vektor-vektor basis di R 2  yaitu vektor satuan yang

    masing-masing sejajar dan searah dengan sumbu X dan sumbu Y dan

    berpangkal di titik 0 dalam R2.

      Maka sembarang vektor r   dari titik 0 ke titik P(x,y) dalam bidang XOY

    selalu bisa dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vektor basis i  dan  j .

      y

      r  y   j  = y j   P(X,Y)

      r 

       j 

      O i   r   x   i  = x i   x

    Sehingga : r  =r  x i  +r y  j   =  x i  +y  j 

    r  x i = x i   ; r y j  = y j disebut vektor-vektor komponen

    r  x   = x  →     komponen vektor r   pada sumbu X (proyeksi r  ke sumbu X)

    r y   = y  →     komponen vektor r   pada sumbu Y (proyeksi r  ke sumbu

    X)

    Vektor r  = x i  +y  j   disebut vektor posisi titik P , karena komponen-

    komponennya merupakan koordinat yang menunjukkan posisi titik P.

    Panjang dari r  = | r | =22

     y x   +

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    10/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 8Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    b. Vektor Posisi dalam R3:

    Vektor-vektor basis dalam R3  adalah vektor-vektor satuan i  , j   dan k  yang

    masing-masing berimpit dan searah dengan sumbu-sumbu X, Y dan Z

    positif dan berpangkal di titik 0.

      .

      z

      P(x,y,z)

      r 

      k 

       j y  i O  x

    r  =  x i  +y  j + z k   merupakan vektor posisi dari titik P(x,y,z)

      x = proyeksi OP  ke sumbu X

      y = proyeksi OP  ke sumbu Y

      z = proyeksi OP  ke sumbu Z

    Panjang dari r = | r | =222

     z y x   ++

    Secara umum untuk sembarang vektor  A  = A  x   i  + A y j  + A z  k dalam R3 ,

    berlaku :

    Panjang2

    z

    2

    y

    2

    x AAAAA   ++==

    Vektor satuan2

    z

    2

    y

    2

    x AAA

    Aa

    ++=

    z

    k A z

    i

     jA y

    y

    x

    iA x

    α

    β

    γ 

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    11/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 9Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Dengan :

    " A x, Ay; Az  disebut b i la nga n a rah  vektor A

    "  Sudut-sudut !;";#  yang dibentuk vektor A  terhadap sumbu x, y, z positif

    disebut arah vek tor   A

    "  Cosinus sudut-sudut tersebut disebut c o sinus a ra h.

    dengan:

    A

    A

    AAA

    A#cos x

    2

    z

    2

    y

    2

    x

    x =++

    =

    A

    A

    AAA

    A"cos

    y

    2

    z

    2

    y

    2

    x

    y =++

    =   1!cos"cos#cos 222 =++

    A

    A

    AAA

    A !cos z

    2

    z

    2

    y

    2

    x

    z =++

    =

    Menyatakan Suatu Vektor Dalam Koordinat Tegak 

    1OP  = x 1i + y1 j +z1k 

    2OP  = x 2i + y2 j + z2k 

    2121 OPOPPP   −=  = (x 2i + y2 j z2k) – (x1i + y1 j z1k)

      = (x 2 – x 1)i (y2 – y 1)j + (z2 – z 1)k 

    Sembarang vektor 21PP   dalam sistem koordinat bisa dinyatakan

    sebagai kombinasi linier dari vektor-vektor basis dengan komponen-

    komponennya adalah komponen vektor posisi titik ujung dikurangi

    komponen vektor titik pangkalnya.

    z

    )z,y,(xP 1111

    )z,y,(xP 2222

    Oy

    x

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    12/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 10Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    )z(z)y(y)x(xPP 12122

    1221   −+−+−=  = panjang vektor 21PP

    SOAL-SOAL

    1. Tentukan vektor satuan yang sejajar dengan jumlah (resultan) dari

    vektor-vektor 

    1r  = 2i + 4j – 5k 

    2r  = i + 2j + 3k  

    2. Tunjukkan bahwa vektor-vektor :

    A = 3i + 2j + k  

    B = i + 3j + 5k  

    C = 2i + j – 4k  

    akan membentuk sebuah segitiga

    3.  Ambil sembarang segi 4 ABCD

    Titik-titik P, Q, R, S adalah titik-titik tengah sisi AB; BC; CD dan DA

    Buktikan bahwa PQRS menyusun suatu jajaran genjang.

    (Cukup dengan membuktikan bahwa PQ  = RS  atau QR  = PS )

    1.4. Perkalian Antar Vektor

    a. Hasil Kali Skalar (Dot p rod uc t / Sc a la r Prod uc t )

    Ditulis: $cosBABA   =! ; θ  = sudut antara vektor A dan B

    " "

    -

    -

    !!

    BQ

    C

    DS

    O

    P

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    13/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 11Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Proyeksi A   pada B Proyeksi B  pada A

    • Sifat Hasil Kali Skalar :

     1. ABBA   !!   =

     2.22

    A0cosAAA   ==!

     3. CABAC)(BA   !!!   +=+

     4. CBCACB)(A   !!!   +=+

      Dalam R 3 :

    1k k  j jii   ===   !!! (krn //)

    0ik k  j ji   ===   !!! (krn ⊥)

    Karena :

    10cosiiii   ==!

    090cos ji ji   =°=!

     Jika: A = A  xi + Ay  j + A zk 

    B = B xi + By  j + B zk 

      k)B jBiB()k A jAiA(BA zyxzyx   ++++=   !!

      zzyyxx BABABABA   ++=!

    • Sudut Antar 2 Vektor :

      Karena $cosBABA   =!

    A

    B

    $cosA

    $

    $cosB

    B

    A

    $

    z

    i j

    y

    x

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    14/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 12Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

      cosθ  =

     BA

    BA !==>

    Contoh :

      A = 3i + 6j + 9k  

    BA !  = 3(-2) + (6)(3) + (9(1) = 21  B = -2i + 3j + k  

      143963A222 =++=

      14132B

    222

    =++= 

    2

    1

    42

    21

    14.143

    21

    BA

    BA $cos   ====  !

    • Vektor-vektor Yang Tegak Lurus dan Vektor-vektor Yang Paralel

    !  Vektor-vektor yang tegak lurus (yaitu cos θ  = 0) ––> BA !  atau A ⊥  B

      Atau jika : A  x  B  x + A y  B y  + A z  B z  = 0

    !  Dua vektor paralel jika komponen-komponennya sebanding atau

      jika :z

    z

    y

    y

    x

    x

    B

    A

    B

    A

    B

    A

    ==

    • Hasil Kali Skalar Untuk Menghitung Usaha

      Dalam fisika, usaha = gaya × jarak perpindahan

      Jika gaya dan jarak perpindahan tidak sejajar 

    $.dcosFW =

    = dF!

      Contoh :

      Diketahui :

    F   = 2i + 2j – 4k adalah gaya yang bekerja pada benda yang

    bergerak dari titik (1,0,1) ke titik (2,4,2)

    Tentukan besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya F

    " = arc cos  B A

     B A !

    $cosF

    F

    d

    $

    dd =

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    15/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 13Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

      Jawab:

    dFW  !

    =d = (2–1)i + (4–0)j + 2(2–1)k = 2i + 4j + k 

    W = (2i + 2j – 4k) !  (2i + 4j + k) = 4 + 8 – 4 = 8 satuan usaha

    b. Hasil Kali vektor (Cross Produ c t / Ve c tor Prod uc t 

    Ditulis: CBA   =×  hasilnya berupa vektor 

    Dengan  $sinBABA   =×

    Arah dari BA×   ditentukan berdasarkan aturan tangan kanan atau

    sekrup putar kanan.

    Sifat hasil kali vektor:

    "  A × B ≠ B × A

    A × B = –(B × A) anti komutatif

    "  (kA) × B = k(A × B) = A (kB)

    "  A × (B + C) = (A × B) + (A × C)

    (A + B) × C = (A × C) + (B × C)

      Dalam R 3

    $siniiii   =×

    dengan cara yang sama

    i × i = j × j = k × k  = 0

    190sin ji ji   =°=×

    C

    A

    $

    C

    A

    B

    $B

    B

    A

    BA×

    AB×

    z

    i j

    y

    x

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    16/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 14Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

      sehingga:  i × j = k ; j × k = i; k × i = j 

     j × i = -k ; k × j = -i ; i × k = -j  

      Jika : A = A x i + A y  j + A z k 

    B = B x  i + B y  j + Bz  k 

      BA× = (A x i + Ay  j + Azk) × (B  x i + By  j + Bzk)

      = (A yBz  – A zBy) i – (A xBz  – A zB x) j + (A xBy  – A yB x) k 

      atau:

      BA× =zyx

    zyx

    BBBAAA

    k  ji

      dan

      ( )( ) ( )2BABBAA$sinBAB   !!!   −==× A

    Contoh :

    A = 2i – j + k 

    B = i – 3j + 4k 

    AA !  = 2 2 + 3 2 + 4 2 = 6

    BB!  = 2 + 3 + 4 = 9

    k 5 j7i

    )16(k )1 j(83)4(i

    43-1

    11-2

    k  ji

    BA   −−=+−+−−+−=

    7525491571BA 222 =++=++=×

    Aplikasi dari Hasil Kali Vektor

    "  Menghitung Torsi/Momen

    Dalam mekanika momen/torsi dari gaya F  terhadap titik Q didefinisikan

     sebagai:

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    17/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 15Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    dFm =   F 

    dengan

    d = jarak (dalam arah ⊥)

    antara titik Q ke garis gaya F

    Jika: r   = adalah vektor yang menghubungkan titik Q ke titik 

    sembarang pada garis gaya F

    Maka d =   $sinr  ; θ  = sudut antara r  dengan F

    dan

    r F$sinr Fm   ×==

    Jika Mm =  , maka

      M = r F×  = vektor momen dari gaya F  terhadap titik Q

      Contoh :

    Tentukan vektor momen dari gaya F

    terhadap titik O

    Jawab:

    F = (4 – 2) i + (–2 –1) j + 0k = 2i – 3j + 0k  

    r  = (2 – 0) i + (1 – 0) j + 0k = 2i + j + 0k  

    '

    y

    F' ' '

    x

    0

    (2,1)

    (4,-2)

    d

    Q

    d

    Q

    F

    L

    $   $

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    18/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 16Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    8k 6)k(2 j(0)i(0)

    012

    03-2

    k  ji

    M   =++−==

    864M   ==

    c. Hasil Kali Skalar Tripel (Trip le Sc a lar Prod uc t) 

    Jika:

    A = A x  i + A y  j + A z  k 

    B = B x  i + B y  j + B z  k 

    C = C x  i + C y  j + C z  k 

    k  

    BB

    AA j 

    BB

    AAi 

    BB

    AACA

    yx

    yx

    zx

    zx

    zy

    zy  +−=×

    z

    yx

    yxy

    zx

    zxx

    zy

    zyC

    BB

    AAC

    BB

    AAC

    BB

    AACBA   +−=×   !

      =

    zyx

    zyx

    zyx

    CCC

    BBB

    AAA

    → disebut ha sil ka li ska la r trip le , karena hasilnya merupakan skalar.

    Dalam hasil kali skalar tripel berlaku sifat:

    1.   ( ) ( ) BACACBCBA   !!!   ×=×=×sehingga:

    ( ) ( )CBACBA   ×=×  !

    !

    Nilai hasil kali ini hanya bergantung pada urutan siklus dari vektornya

    letak tanda ×  dan !  nya tidak mempengaruhi hasilnya.

    Jika urutan vektornya ditukar maka tandanya akan berubah.

    Sehingga:

    CABCABCBA   ×−=×−=×   !!!

    2. Hasil kali skalar tripel: 0CBA   =×   !   bila dan hanya bila CdanB,A

    sebidang.

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    19/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 17Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Bukti:

    a. 0CBA   =×  !

      ⇒  CdanB,A  sebidang  Jika 0CBA   =×   !  maka CBA   ⊥×  atau

      salah satu dari CatauB,A  vektor nol

      Berarti:

      i. Apabila salah satu dari CatauB,A  vektor nol, maka pasti

    CdanB,A  sebidang

      ii. Apabila CBA   ⊥×  maka C  bisa diletakkan sebidang dengan

    BdanA  sehingga CdanB,A  sebidang

    b. Jika CdanB,A  sebidang ⇒  0CBA   =×   !

      Jika CdanB,A  sebidang, maka CBA   ⊥×  sehingga 0CBA   =×   !

      • Arti Geometris Dari CBA   !×

    Diberikan vektor CdanB,A

    A = OA

    B = OB

    C = OC

      C

      B

      O A

    BAP   ×=

    BA× = luas jajaran genjang OADB

    CBA   !× = CP !  = $cosCP

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    20/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 18Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    $cosC  = tinggi C  di atas bidang OADB

      Jadi CBA   !×  = volume bidang 6 (paralel epipedum) OADB – CEFG

    yang disusun oleh CdanB,A

    Catatan:

    Luas jajaran genjang OABC =

    'AAOB = $sinOAOB

    = OAOB×

    Contoh :

    Buktikan bahwa ( ) ( ) ( ) 0BACABA   =+×++   !

    Bukti:

    Misalkan uBA   =+

    vCA   =+

    Maka : uvu   ×! = volume paralel epipedum dengan sisi-sisi u, v, u

    Karena kedua sisinya merupakan vektor yang sama maka ketiga

    vektor tersebut sebidang sehingga : uvu   ×! = 0

    d. Hasil Kali Vektor Tripel (Triple Vec tor Prod uc t )

    Hasil kali vektor tripel adalah :

    ( ) CBA   ××

    ( )CBA   ××Tanda kurung diperlukan di sini karena nilai akan berubah jika letak 

    kurangnya ditukar.

    Misalkan :

    (i × i) × j = 0 × j = 0

    i × (i × j) = i × k = –j

    A'B

    CA

    0 θ )

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    21/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 19Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Sifat Hasil Kali Vektor Triple :

    1.   ( )CBA   ××   ≠  ( ) CBA   ××2.   ( )CBA   ××  = ( )BCA !  – ( )CBA !

    ( ) CBA   ××  = ( ) ( )ACBBCA   !!   −

    Contoh :

    1.  Jika: A   = 2i + 2j – k  

      B  = i + j + k  

    C  = 3i + j – 2k  

      Hitung : ( ) CBA   ×× ; ( )CBA   ××

      Jawab:

      a.

    k  ji

    k  jik  ji

     B x A

    43

    )22()12()12(

    111

    222

    −−=

    −−++−−=

    −=

     

    k  ji

    k  jik  ji

    C  x B x A

    101010

    )91()122()46(

    213

    431)(

    +−=

    +++−−+=

    −−−=

      b.k  ji

    k  jik  ji

    C  B45

    )31()32()12(

    213

    111++=

    ++−−−−=

    −−=×

     

    k  ji

    k  jik  ji

    C  B A

    8913

    )210()18()58(

    451

    122

    +−=

    −++−+=−=×!

    2. Buktikan : )AB)(AA()]BA(A[A   ×=×××   !

    Bukti : Misalkan CBA   =×

    Maka ( )CBA   ×× =   ( ) ( )CAAACA   !!   −

    =   ( ) ( )( )BAAAABCA   ×−×   !!

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    22/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 20Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    =   ( ) ( )( )BAAAA0   ×−   !

    =   ( )( )BAAA   ×−   !=   ( )( )ABAA   ×!

    1.5. Penggunaan Vektor Dalam Geometri

    a. Persamaan Garis

    Dalam R3:

    Andaikan l   sebuah garis yang melalui titik P 1(x1,y1,z1) dan sejajar dengan

    sebuah vektor v   = Ai + Bj + Ck. Maka l   merupakan tempat kedudukan

    semua titik P(x,y,z) sedemikian hingga PP1  sejajar dengan v

    Jadi titik P (x,y,z) terletak pada garis l   bila dan hanya bila PP1   = vt

    dengan t adalah suatu skalar.

    Atau:

    (x – x1)i  + (y – y 1) j  + (z – z 1) k   = t (A i  + B j  + Ck )

      = t A i  + tB j  + tC k 

    Ini berarti :

     

    =−=−=−

    tC  z z

    tB y y

    tA x x

    1

    1

    1

     

    Persamaan parameter garis yang melalui titik (x1,y1,z1) dan paralel

    dengan vektor v .

    tC  z z

    tB y y

    tA x x

    +=+=+=

    1

    1

    1

    "

    ),,(   z y xP

    ),,( 111   z y xP

    Ck  Bj AiV    ++=

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    23/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 21Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Atau:

    Persamaan standard garis yang

    melalui titik (x1, y1, z1) dan paralel

    dengan Ck  Bj Aiv   ++=

    Dalam hal ini v   = A i  + Bj   + Ck   disebut vektor arah garis l   dan A, B, C

    merupakan bilangan arah garis.

    Jika salah satu dari A, B dan C nol

    Mis. A = 0 maka x – x1 = 0

     x = x1

    Persamaan standardnya ditulis :C

    zz

    B

    yy 11   −=−

     ; dan x = x 1

    Contoh :

    Tentukan persamaan garis melalui A ( 5,4,1) dan B (3, 1, 6)

    Vektor arah garis v  = AB  = –2i – 3j + 5k 

    Misalkan titik sembarang pada garis adalah P(x1,y1,z1) dan titik tertentu

    yang terletak pada garis diambil titik A(5,4,1) maka

    Persamaan standard garis:

    5

    1z

    3

    4y

    2

    5x   −=

    −−

    =−−

    Atau:

    34y

    25x

    −−=−− ⇒ 3x – 2y – 7 = 0   ∴Persamaan standard garis:

    5

    1z

    3

    4y   −=

    −−

      ⇒ 5y – 3z – 17 = 001735

    0723

    =−−=−−

     z y

     y x

    Persamaan parameter garis:

    t  z

    t  y

    t  x

    51

    34

    25

    +=−=−=

    t =C 

     x x

     B

     x x

     A

     x x 321   −=−

    =−

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    24/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 22Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Dalam R2 :

    Jika suatu garis mempunyai gra d ien (b ila nga n / ta nge n arah )   = m maka

    vektor arah garis : l  = i + mj

    b. Persamaan Bidang

    Vektor  N   ⊥   bidang W sehingga  N

    disebut Vektor Normal dari bidang w

    Jika  N  = A i  + Bj  + Ck 

    PQ  = (x – x 1) i + (y – y1) j + (z – z1) k →  PQ  terletak pada bidang W

    Sehingga PQ   ⊥    N   ⇒  0PQ N   =!

    Atau:

    →  Persamaan bidang melalui titik (x 1, y1, z1) dengan normal bidang  N  =A i  + Bj  + Ck 

    Contoh :

    1. Tentukan persamaan bidang yang melalui titik-titik P(3,2,1) ; Q(4,1,5) ;

    R(2,4,3).

      ⇒  bidang padaterletakPR danPQvektor  k 2 j2iPR 

    k 4 jiPQ

    ++−=

    +−=

    k  j6i10

    221

    411

    k  ji

    PR PQ N   ++−=−

    −=×=

    ∴  Persamaan bidang:

    A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0

     –10 (x – 3) – 6 (y – 2) + 1( z – 1) = 0

     –10x – 6y + z + 41 = 0

    A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0

    ),,( 111   z y xP

    ),,(   z y xQ

     N 

    W  )

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    25/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 23Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    "  Persamaan bidang dapat juga ditulis sebagai:

    dengan  N  = Ai + Bj + Ck 

    2. Tentukan persamaan bidang yang melalui titik T (4,1,-2);

    tegak lurus pada bidang u  = 2x + 3y + z = 8 dan

    tegak lurus pada bidang v= x – y + 3z = 0

      ⇒ u  = 2x + 3y + z = 8 → U N = 2i + 3 j + k 

    v  = x – y + 3z = 0 → V N  = i – j + 3k 

    Dicari bidang w yang ⊥  bidang u  dan v , berarti w N   ⊥   u N dan V N

    Atau

    k 5 j5i10

    311

    132

    k  ji

    v N N N uw   ++=−

    =×=

    Persamaan bidang w:

    10(x – 4) – 5(y – 1) – 5(z + 2) = 0

    10x – 5y – 5z – 45 = 0

    2x – y – z = 9

    c. Menentukan jarak titik terhadap suatu bidang

    Diberikan sebuah titik P(r,s,t) yang berada di luar bidang V dengan

    V = Ax + By + Cz + D = 0

    →  Normal bidang v N = A i  + Bj  + Ck 

    Jika A ≠ 0 ⇒ Titik    

      − 0,0;ADQ  terletak pada bidang tersebut.

    tk sji A

     Dr QPk    ++ 

      

       +==

    Ax + By + Cz + D = 0

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    26/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 24Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

      P(r,s,t)

       N    "

      k 

      d 

      Q(-D/A,0,0)

    θ  = sudut antara  N  dan k 

    sehingga $cosk d =

     N 

    k  N d d  N k  N k  N 

      !!   =⇒==   $cos

    sehingga:

    222 CBA

    CtBsA

    Dr A

    d++

    ++   

       +

    =

    atau

    Jarak titik P(r,s,t) ke bidang

    Ax + By + Cz + D = 0

    Contoh :

    Tentukan jarak P(5,5,4) ke bidang ABC jika A = (2,4,2)

    B = (6,4,3)

    C = (0,5,1)

    ⇒  AC  = -2i + j + k 

    AB  = 4i + k 

    Normal bidang ACAB N   ×=

    k 4 j21

    112

    104

    k  ji   ++−=

    −−

    =

    ∴ Persamaan bidang ABC

    222CBA

    DCtBsAr d

    ++

    +++=

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    27/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 25Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

     –(x – 0) + 2 (y – 5) + 4 (z – 1) = 0

     –x + 2y + 4z – 14 = 0

    Jarak titik P(5,5,4) ke bidang –x + 2y + 4z – 14 = 0

    21

    146!105

    1641

    14)4(4)5(2)5(1dd

    −++−=

    ++

    −++−==   =

    21

    7

    d. Persamaan Garis sebagai Perpotongan Dua Bidang

    Diberikan bidang v dengan normal v N

    Diberikan bidang w dengan normal w N

      (w

      v)v N 

      "

     w N 

    Jika bidang v dan w berpotongan pada satu garis maka vektor arah

    garis tersebut akan ⊥  dengan v N  maupun w N

    Sehingga jika vektor arah garis tersebut " maka w N v N   ×="

    Contoh :

    Tentukan persamaan garis yang merupakan perpotongan bidang

    2x + y – 2z = 5 dan 3x – 6y – 2z = 7

    v = 2x + y – 2z =5   →  Nv = 2i + j – k 

    w = 3x + 6y – 2z =5   →  Nw = 3i + 6j – 2k 

    Vektor arah garis:

    k 15 j2i14

    263

    212

    k  jiw Nv NL   −−−=

    −−

    −=×=

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    28/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 26Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Ditentukan salah satu titik yang terletak pada perpotongan bidang.

    (i) 2x + y + 2z = 5

    (ii) 3x – 6y – 2z =7

     –––––––––––– – 

     –x + 7y = –2

    Misalkan diambil : y = 0→ –x = –2

      x = 2

      (i). 2(2) + 0 – 2z = 5

      –2z = 5 – 4

    z = – ½

    Titik (2,0,-½ ) terletak pada garis

    potong 2 bidang.

    Sehingga persamaan garis perpotongan kedua bidang :

    15

    z

    z

    0y

    14

    2x 21

    −−

    =−−

    =−−

    e. Sudut Antara Garis dan Bidang

    Jika:

    ""  garisarahvektor ck  bjai   →++=

    0DCk ByAxv bidangnormalCk BjAi N   =+++=→++=

      "

       N 

      v) "

      φ 

    )c ba)(CBA(

    CcBbAa

     N

     N $cos

    222222 ++++

    ++==

    "

    "!

    sin φ = sin (90 – θ)

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    29/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 27Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    =)c ba)(CBA(

    CcBbAa $cos

    222222 ++++

    ++=

    Sehingga sudut antara garis "  dengan vektor arah ck  bjai   ++="  dengan

    bidang v dengan normal bidang Ck BjAi Nv   ++=  adalah

    )c ba)(CBA(

    CcBbAaarcsin

    222222 ++++

    ++=φ

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    30/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 28Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    BAB II

    FFUUNNGGSSII VVEEK K TTOORR

    2.1 Fungsi Vektor

     J ika sembarang nilai skalar t dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A

    bisa dinyatakan sebagai fungsi vektor dari t atau A(t), yaitu suatu vektor

    yang komponen-komponennya merupakan fungsi dari nilai skalar t.

    Dalam R2, fungsi vektor A (t) biasa ditulis dengan,

    A(t) = A1 (t) i  + A 2 (t) j 

    Dalam R3, fungsi vektor A(t) ditulis dengan,

    A(t) = A1 (t) i  + A 2 (t) j  + A 3 (t) k 

    Konsep fungsi vektor ini bisa diperluas, jika sembarang titik (x,y,z) di R3

    dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A bisa dinyatakan dalam bentuk

    fungsi vektor sebagai berikut:

    A(x,y,z) = A1(x,y,z) i  + A 2 (x,y,z) j  + A 3 (x,y,z) k 

    Contoh fungsi vektor, misalnya persamaan dari gerakan bebas suatu

    partikel dalam ruang.

     J ika setiap titik dalam suatu ruang (R3) dikaitkan dengan suatu vektor,

    maka ruang tersebut disebut medan vek t o r . Contoh medan vektor,

    misalnya aliran fluida (gas, panas, air dan sebagainya) dalam suatu

    ruangan.

    Sembarang fungsi yang tidak dikaitkan dengan vektor disebut fungsi 

    skalar , dan suatu ruang yang setiap titiknya tidak dikaitkan dengan suatu

    vektor disebut m ed an ska la r .

    Contoh medan skalar, misalnya temperatur sembarang titik dalam suatu

    ruang atau batang besi, pada suatu saat.

    POKOK BAHASAN :!  Fungsi Vektor!  Kurva Vektor

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    31/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 29Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    2.2 Kurva Vektor

    Sebuah kurva berarah C dalam sistem koordinat kartesius, bisa

    disajikan dalam bentuk fungsi vektor:

    r(t) = [x(t), y(t), z(t)]

    = x(t)i  + y(t) j  + z(t) k 

    Pengambilan nilai t = to   akan menunjuk suatu titik pada kurva yang

    posisinya ditentukan oleh vektor r(to), dengan koordinat x(to), y(to) dan

    z(to).

    Bentuk penyajian kurva vektor seperti di atas disebut dengan penyajian

    parametric dari kurva C, dengan t sebagai parameternya. Dalam

    mekanika, parameter t ini biasanya menyatakan waktu dalam satuan

    detik.

    CONTOH:  – Penyajian kurva berarah sebagai fungsi vektor

    a. Persamaan Kurva Vektor yang berupa Garis Lurus

    Dengan persamaan parameter garis lurus

    Sembarang garis lurus l  yang melalui titik A(a 1, a2, a3) dalam ruang bisa

    disajikan dalam bentuk fungsi vektor:

    "  r(t) = x(t)i + y(t) j  + z(t) k  ; untuk t = 0→ t = t

    dan

    33

    22

    11

    tba)t(y

    tba)t(y

    tba)t(x

    +=

    +=

    +=

    dengan

    a = a1

      i  + a2

      j  + a3

    k   →

     vektor posisi titik A(a1

    , a2

    , a3

    )  yang terletak pada garis l.

    b = b1  i  + b 2  j  + b 3k   → vektor arah garis l 

     J adi, persamaan di atas menyatakan persamaan suatu garis yang

    melalui titik A dengan vektor posisi r = a dan arahnya sesuai

    dengan arah vektor b. J ika vektor b adalah vektor satuan, maka

    komponen-komponennya akan merupakan cosinus arah dari arah

    l . Dalam hal ini, |  t |   merupakan jarak setiap titik pada garis l 

    terhadap titik A.

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    32/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 30Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Contoh:

    1. Kurva vektor yang berupa suatu garis lurus dalam bidang, yang

    melalui titik A(3,2) dengan gradien 1,

    a = 3i  + 2 j 

    b =i + j (garidien 1)

    sehingga: x(t) = 3 + t

    y(t) = 2 + t dan

    r(t) = x(t) I  + y (t) j  = (3+t) i  + (2 + t) j 

    Atau bisa juga ditentukan sebagai berikut:

    Persamaan garis yang melalui titik (3,2) dengan gradien 1

    adalah :

    y – 2 = 1(x – 3) → y = x – 1

     J ika, x(t) = t

    untuk t = 2→ t = t

    y(t) = t – 1

    Maka r(t) = x(t)I  + y(t) j  = t i  + (t – 1) j 

    2. Kurva yang berupa garis lurus melalui titik A(1,0,2) menuju titik

    B(3,-4,1)

      ⇒

     Titik awal (1,0,3) ––→  a = i  + 0 j  + 2 j 

    Vektor arah garis b = (3 – 1)I  + (– 4 – 0) j  + (1 – 2) k 

    = 2i  – 4 j  – k

    x(t) = 1 + 2t

    y(t) = 0 – 4t

    z(t) = z – t

    r(t) = (1 + 2t) i  – 4t j + (2 – t)k 

    t = 0→  t = 1

    b.  Parabola

    (1). Parabola y = x2 ; -2 ≤  x ≤  2

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    33/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 31Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    -2 2

    y

    x

    2 x y =

    x(t) = t (x = t)

    y(t) = t2  (karena y = x 2)

    Sehingga :

    r(t) = ti  + t 2 j , dengan t = -2→ t = 2

    (2). Parabola : y = x2 , z = 2 ; 0 ≤  x ≤  2 ; di R 3

    x(t) = t ; t = 0→  t = 2

    y(t) = t2

    z(t) = 2

    r(t) = ti  + t 2 j + 2k 

    c. Ellips/Lingkaran

    Persamaan umum Ellips dalam koordinat kartesius:

    cz ,1 b

    y

    a

    x2

    2

    2

    2

    ==+   di R 3

    2

    z

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    34/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 32Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    z

    y

    x

    1

    1

    dibawa ke bentuk parameter, dengan :

    x (t) = a cos t

    y (t) = b sin t

    z (t) = c

    sehingga bentuk fungsi vektornya menjadi:

    r(t) = a cos t i  + b sin j  + c k 

     J ika a = b = r, persamaan ellips diatas menjadi persamaan lingkaran:

    1r 

    y

    x2

    2

    2

    2

    =+  atau x 2+ y2= r2 ; z=c di R3

    dan persamaan fungsi vektornya :

    r(t) = r cos t i + r sin t j  + c  k 

    d. Helix Putar

    Helix putar adalah suatu kurva yang berbentuk seperti spiral yang

    terletak pada silinder. Persamaan helix putar yang terletak pada

    silinder x2 + y 2 = a 2, dalam bentuk fungsi vektor adalah:

    r(t) = cos i  + a sin t j  + ct  k (c ≠0)

     J ika c > 0→ bentuk helix mengikuti sekrup putar kanan

     J ika c < 0→ bentuk helix mengikuti sekrup putar kiri

    Misalnya:

    Persamaan helix r(t) = cos t i  + sin t  j  + t k  adalah persamaan dari

    helix putar kanan yang terletak pada silinder x2 + y 2 = 1 dan berjarak

    vertikal 2π, artinya jika dihubungkan dengan garis vertikal (sejajar

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    35/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 33Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    dengan sumbu z) maka jarak dua titik pada helix akan merupakan

    kelipatan 2π.

    Z

    Y

    X

      a. Helix putar kanan b. Helix putar kiri

    Z

    Y

    X

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    36/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 34Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Bab III

    DDIIFFEERREENNSSIIAALL VVEEK K TTOORR

    3.1 Derivatif Atau Turunan Aljabar Dari Fungsi Vektor

    Fungsi vektor A(t) dikatakan diferensiabel di titik t jika nilai limit berikut:

    (t)A'dt

    d

    !t

    A(t)!t)A(t0!t

    lim

    ==−+→ ada

    Dalam hal ini, vektor A’(t) disebut derivatif (turunan) dari vektor A(t)

     J adi, jika A(t) = A1 (t) i  + A 2 (t) j  + A 3(t)k ,

    Maka

    k  ji

    k  ji

    (t)A'(t)A'(t)A' 

    dt

    dA

    dt

    dA

    dt

    dA (t)A'

    32"

    32"

    ++=

    ++=

    Rumus-rumus untuk derivatif Fungsi Vektor:

    skalar ataukonstanta(ccA'(cA)'   == )

    B'A'B)'(A   +=+

    B'ABA'B)'(A   !!!   +=

    B'ABA'B)'(A   ×+×=×

    )C'B(AC)B'A(C)B(A'C)'B(A ++=

    Derivatif Parsial Fungsi Vektor

    Untuk fungsi vektor yang komponen-komponennya terdiri dari dua

    variabel atau lebih, misalnya:

    A(x,y,z) = A1(x,y,z)i  + A 2 (x,y,z) j  + A 3(x,y,z)k 

    maka, bisa ditentukan derivatif parsial dari A(x,y,z) terhadap x, y atau z

    sebagai berikut:

    k  jix

    A

    x

    A

    x

    A

    x

    A 32"

    ∂∂

    +∂

    ∂+

    ∂∂

    =∂∂

    k  jiy

    A

    y

    A

    y

    A

    y

    A 32"

    ∂+

    ∂+

    ∂=

    POKOK BAHASAN :!  Derivatif atau turunan dari fungsi vektor

    !  Interpretasi dari derifatif vektor

    !  Gradien, divergendi dan curl!  Penggunaan gradien, divergendi dan curl

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    37/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 35Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    k  jiz

    A

    z

    A

    z

    A

    z

    A 32"

    ∂∂

    +∂

    ∂+

    ∂∂

    =∂∂

    CONTOH:

    Diberikan fungsi vektor:

    φ (x,y) = a cos x i + a sin x j  + y k 

    ⇒ x∂

    ∂φ = a sin x i  + a cos x j 

    y∂∂φ 

    = k 

    • 

     J ika φ = fungsi skalarA, B = fungsi vektor ; maka:

    a. Adt

    d

    dt

    dA)A(

    dt

    d   φ+φ=φ (A dan φ merupakan fungsi t)

    b. Bx

    A

    x

    BA)BA(

    t!!!

    ∂∂

    +∂∂

    =∂∂

    (A dan B merupakan fungsi x,

    y dan z)

    c. Bx

    A

    x

    BA)BA(

    ∂∂

    +∂∂

    ×=×∂∂

    (A dan B merupakan fungsi x,

    y, dan z)

    3.2 Interpretasi Dari Derivatif Vektor

    a. Interpretasi geometris

     J ika C adalah kurva yang dinyatakan dalam bentuk fungsi vektor

    r(t) = x(t)i  + y(t) j  + z(t) k , maka:

    1. Derivatif dari kurva C di P, atau

    k  jidt

    z(t)d

    dt

    y(t)d

    dt

     x(t)d

    dt

    r(t)d(t)r'   +===

    merupakan vektor singgung (t a ngen t vec t o r ) dari kurva C di P.

    2. u =r'

    r'  …………………..→ vektor singgung satuan ( un it ta nge nt )

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    38/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 36Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    )('0 t r

    )(:   t rC 

    P

    0 t t ====

    3. ∫ = b

    adtr'r'!i   →  panjang kurva C, ≤  t ≤  b ( leng th of a 

    curve )

    4. ∫ =t

    adtr'r's(t)   !   → panjang busur a ≤  t ( a rc leng th of a 

    curve )

    CONTOH:

    Diberikan fungsi vektor dari kurva yang berbentuk lingkaran sebagai

    berikut: r(t) = 2 cos t i  + 2 sin t j  0 ≤  t 2 , maka:

    a) vektor singgung dari kurva di t =2

    π adalah

    2

    #ttcos2sin t-2(t)r'   =+=   ji

      = -2 i 

    b)   iiii −==

    −=

    22-

    22-u

    c) Panjang busur lingkaran (keliling lingkaran):

    ∫ ∫    +=2#

    o

    2

    2#

    o

    dt4costtsindtr'r'!

      = ∫ ∫    =2#

    o

    2#

    o

    dt4dt4

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    39/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 37Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

      = 4#2t2#

    o  =

    b. Interpretasi dalam mekanika

     J ika C adalah lintasan suatu benda yang dinyatakan dalam bentuk

    fungsi vektor

    maka:

    " dt 

    t dr r v

    )('==   → merupakan vektor kecepatan di suatu

    titik t.

    " dtdsr'r'v   ==   !   →  laju ( speed ) atau besarnya kecepatan

    di sautu titik t.

    "  a(t) = v'(t) = r''(t)   → vektor percepatan

    CONTOH :

    1. Gerak Rotasi

     J ika C : r(t) = R cos ωt i + R sin ωt j 

    ⇒  persamaan gerak sebuah partikel P yang bergerak melingkar

    berlawanan dengan arah jarum jam.

    •  Vek to r kec ep a ta n di sembarang titik pada lintasan tersebut.

    v(t) = r'(t) = Rω sin ωt i  + R ω cos ωt j 

    •  Kec ep a ta n sudu t (kecepatan angular)

    $R 

    R $$tcos$R $tsin$R 

    v 222222 ==++=

    •  Vek to r pe rc ep a ta n 

    = a = v' = –R ω2

    t i  – R ω2

     sin ωt j = - 2 r(t)

     J adi,

    | a | = | - ω r(t) | = ω2 R   → percepatan centripetal (dengan arah

    menuju pusat lingkaran)

    2. Tentukan persamaan lintasan partikel yang bergerak dengan

    vektor percepatan a = 2 i – 2 k , jika posisi awalnya dititik (-1,1,2) dan

    vektor kecepatan awalnya v(0) = j 

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    40/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 38Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    ∫ ∫ ∫    +−+++=−++=   k ct  jcict k dt  jdt idt t v )2()2(202)(32"

    ∫ ∫ ∫    +−+++=   k dt c jdt cidt ct t r  )2()2()( 32"  k ct ct  jct cict ct  )()()( 63

    2

    524"

    2 ++−+++++=

    Kecepatan awal :

      0,",0)0()0()0( 32"32"   ===→=++++=   ccc jk c jcicv

    k t  jit t v 22)(   −+=∴

    Posisi awal : k  jir  2)0(   ++−=  k cc jcciccr  )0.0()0.()0.0()0( 63

    2

    524"

    2 ++−+++++=

      2,","2... 654654   ==−=→++−=++=   ccck  jik c jcic

    k t  jt it t r  )2()"()"()(22 +−+++−=∴

    3.3 Gradien, Divergensi Dan Curl

    Didefinisikan suatu operator vektor ∇ (dibaca del atau nabla) sebagai

    berikut:

    k  jik  jizyxzyx   ∂

    ∂+

    ∂∂

    +∂∂

    =∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    =∇

     J ika φ  = φ  (x,y,z) adalah fungsi skalar, dan

    A = (x,y,z) = A1 (x,y,z) i  + A 2 (x,y,z) j  + A 3(x,y,z)k 

      adalah fungsi vektor yang mempunyai turunan pertama yang

    kontinu di suatu daerah.

    Maka :

    1. GRADIEN dari φ (x,y,z) didefinisikan dengan

    grad ∇φ=φ =    

      

     ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    zk 

    y j

    xi

    =z

    ),,(

    y

    ),,(

    x

    ),,(

    ∂φ∂

    +∂

    φ∂+

    ∂φ∂   z y x

    k  z y x

     j z y x

    i

      =   k  z y x

     j z y x

    i z y x

    z

    ),,(

    y

    ),,(

    x

    ),,(

    φ∂+

    φ∂+

    φ∂

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    41/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 39Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    2. DIVERGENSI dari A(x,y,z):

    div AA   !∇= = zyx   ∂∂+∂∂+∂∂k  ji

    =z

    )zy,x,(A

    y

    )zy,x,(A

    x

    )zy,x,(A 32"

    ∂∂

    +∂

    ∂+

    ∂∂

    3. CURL atau ROTASI dari A(x,y,z):

    Curl A =∇  × A = ( )k  jik  ji 32" AAAzyx

    ++×   

      

     ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    =

    32" AAAzyx   ∂∂

    ∂∂

    ∂∂

    k  ji

    2"3"32 AA

    yxAA

    zxAA

    zx   ∂∂

    ∂∂−

    ∂∂

    ∂∂−

    ∂∂

    ∂∂=   k  ji

      = k  ji    

      

     ∂∂

    −∂

    ∂−  

     

      

     ∂∂

    −∂

    ∂−  

     

      

     ∂

    ∂−

    ∂∂

    y

    A

    x

    A

    z

    A

    y

    A

    z

    A

    y

    A"2"323

    4. Operator Laplace (LAPLACIAN)  ∇2 dari φ

    ∇2  φ  = div ( ∇φ) = div (grad φ)

    =    

      

     ∂φ∂

    +∂

    φ∂+

    ∂φ∂

       

      

     ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    k  jik  jizyxzyx

    !

    =   φ   

      

     ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    =∂

    φ∂+

    ∂φ∂

    +∂

    φ∂2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    zyxzyx

    Rumus-Rumus :

     J ika A, B fungsi vektor

    U,V fungsi skalar, maka

    1. ∇ (U + V) = ∇U +∇V atau grad (U + V) = grad U + grad V

    2. BdivAdivB)(AdivatauBAB)(A   +=+∇+∇=+∇   !!!

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    42/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 40Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    3. BcurlAcurlB)(AcurlatauBAB)(A   +=+×∇+×∇=+×∇

    4. )A(UAU)()UA(   !!!   ∇+∇=∇5. )A(UAU)()UA(   ×∇+×∇=×∇

    6. )B(AA)(B)BA(   !!!   ∇−∇×=×∇

    7. B)A(B)BA()A(BA)B()BA(   !!!!   ∇+−∇−∇=××∇

    8. B)(AA)(BB)A(A)B()BA(   ×∇×+×∇×+∇+∇=∇   !!!!

    9.2

    2

    2

    2

    2

    22

    z

    U

    y

    U

    x

    UU)U(

    ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    =∇=∇∇ !  disebut Laplace dari U

      dan2

    2

    2

    2

    2

    22

    zyx   ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    =∇  disebut Operator Laplace

    10. ∇  × ( ∇U) = 0   → curl dari gradien U = 0

    11. 0)A(   =×∇∇ !   → divergensi dari curl A = 0

    12.2A)A()A(   ∇−∇∇=×∇×∇   !

    CONTOH:

    Misalkan   φ = x2yz3 fungsi skalar

    A = xz i  – y 2  j  + 2x 2 y k fungsi vektor

    a.   φ∇=φ  grad =   k  jizyx   ∂φ∂

    +∂φ∂

    +∂

    φ∂

    = 2xyz3  i + x2z3  j  + 3x 3 yz 2  k 

    b. AAdiv   !∇= = )yx2yxz(zyx

    22k  jik  ji   +−  

     

      

     ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    !

    = z – 2y + 0 = z – 2y

    c. AAcurl   ×∇= =

     y

    k  ji

    22 x2yxz

    zyx

    −∂∂

    ∂∂

    ∂∂

    = i (2x2 – 0) – j (4xy – x) + k  (0 – 0)

    = 2x2  i  – (4xy – x) j 

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    43/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 41Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    d. A)(div   φ = A)(φ∇ !

    = )y2xy-xz(yzxzyx

    2232k  jik  ji   +  

      

      

    ∂∂+

    ∂∂+

    ∂∂ !

    =   k  ji )zyx(x

    )zyx(y

    )yz(xx

    32433243

    ∂∂

    +∂∂

    −∂∂

    = 3x2yz4 i  – 3x 2y2z3  j  + 6x 4 y 2z2  k 

    e.   ( ))x2yxz(yzxA)(A)(curl 2222 k  ji   +−×∇=φ×∇=φ

     

    32423233 zy2xzyx-yzx

    zyx   ∂∂∂∂∂∂

    =   k  ji

      = (4x 4yz3+ 3x2y3 z 2) i –  (8x 3 y 2 z 3 – 4x 3 yz 3) j  + (–2xy 3z3 – x 3z4) k 

    3.4 Penggunaan Gradien, Divergensi dan Curl

    a. Derivatif berarah (d i rec t iona l de rivatve) 

    Misalkan temperatur sembarang titik (x,y,z) dalam sebuah ruangan

    adalah T(z,y,z). besarnya T(x,y,z) tergantung pada posisi x, y, z dalam

    ruang tersebut. sehingga temperatur di suatu titik tertentu mungkin

    akan berbeda dengan temperatur di titik lainnya. Karena adanya

    perbedaan temperatur ini, maka bisa ditentukan besarnya rata-rata

    perubahan (laju perubahan) temperatur dari satu titik ke titik lainnya

    persatuan jarak (panjang). Besarnya laju perubahan temperatur

    sesaat di suatu titik, akan tergantung pada arah geraknya, atau ke

    titik mana yang akan dituju. Oleh sebab itu, laju perubahan ini disebutdengan derivatif berarah (d irec t iona l d er iva t ive )

    Cara menentukan derivatif berarah:

    Diberikan suatu medan skalar yang dinyatakan fungsi (x,y,z).

    Besarnya laju perubahan dari fungsi (x,y,z) di titik (x0, y0, z0) persatuan

     jarak (panjang), dengan arah gerak tertentu, misalkan vektor arah

    satuannya u = a i  + b j  + c k , bisa ditentukan sebagai berikut,

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    44/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 42Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    tan kons====φ φφ φ 

    φ φφ φ ∇∇∇∇

    )θ θθ θ u

    φ φφ φ 

    φ φφ φ 

    u D atau

    u arah dalam ds d 

    Persamaan garis melalui titik (x0, y0, z0) dengan vektor arah satuan u

    = a i  + b j  + c k,  bisa dinyatakan dalam bentuk parameter

    szz

     bsyy

    asxx

    o

    o

    o

    c+=+=+=

    Sehingga sepanjang garis tersebut, x, y, z akan merupakan fungsi dari

    satu variabel s. J ika x, y, z di atas didistribusikan dalam fungsi φ (x, y, z),

    maka φ akan merupakan fungsi dari s, artinya sepanjang garis gerak di

    atas φ  merupakan fungsi dari satu variabel s, sehinggads

    dφ  bisa

    dihitung.

    φ=φ

    u

    u

    D

    ds

    d=   c

    z

     b

    y

    a

    xds

    dz

    zds

    dy

    ysd

    dx

    x   ∂

    φ∂+

    φ∂+

    φ∂=

    φ∂+

    φ∂+

    φ∂

     =   ( )"#"$%

    " " " #" " " $% u

    c bazyx

    k  jik  ji   ++=

    φ∇

       

      

     ∂φ∂

    +∂φ∂

    +∂

    φ∂

     J adi,

    ugraduDds

    du

    u

    !!   φ=φ∇=φ=φ

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    45/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 43Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Definisi perkalian skalar, diperoleh:

      %cosuudsd

    uφ∇=φ∇=φ ! ; θ  adalah sudut antara ∇φ  dan vektor u

    Karena u vektor satuan, maka | u | = 1, jadi

      %cosds

    d

    u

    φ∇=φ

     nilai ini akan maksimum jika cos θ  = 1 atau θ  = 0°,

      yaitu jika u searah dengan ∇φ.

    Harga maksimum dariuds

    dφadalah φ∇

    CONTOH:

    1. Tentukan derivatif berarah dari fungsi f = 2xy – z2 di titik (2, –1, 1) dalam

    arah menuju titik (3, 1, -1). Dalam arah manakah derivatif berarah ini

    akan berharga maksimum. Berapa nilai maksimumnya.

    a. Vektor arah titik (2, -1,1) menuju (3,1,-1) = (3–2)i  + (1+1) j  + (-1-1) k  = i + 

    2 j  – 2 k .

    Vektor arah satuan = u =3

    22

    44"

    22   k  jik  ji   −+=++

    −+

    3

    2

    zyxf 

      k  jik  ji

      ++=

    ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    =∇

    = 2y i  + 2x j  – 2z k 

    (2,-",")uf D  = (2,-",")f ∇

      =

    3

    22)z2x2y2(

      k  jik  ji

      −+−+   !

      = )",",2(3" )4x4y2( −++

      = 33,3)482(3"0

    3" ==++−

    b. Nilai Duf di atas akan maksimum jika arah geraknya searah dengan

    ∇f, dan besarnya nilai maksimum =

    ") ,",2(

    222 624"644z4x4yf −

    =++=++=∇

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    46/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 44Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    2. J ika (x,y,z) da lam ruangan pada suatu waktu tertentu. Tentukan laju

    pertumbuhan temperatur sesaat di titik (2,-1,-1) jika bergerak ke arahtitik (3,1,3)

    Vektor arah satuan = u = )22(3

    "

    44"

    22k  ji

    k  ji++=

    ++++

    Laju perubahan temperatur di titik (2, -1, 1) dengan arah u =

    ")(2,-",uf D = )22(3

    ")yzxy( 32 k  ji   +++∇   !

    = ]22[3

    ")yz3)zxy2(y[ 222 k  jik  ji   +++++   !

    =3

    "")628"(

    3

    "=−+−

     Tanda negatif menunjukkan perubahan yang menurun artinya terjadi

    penurunan suhu jika bergerak dari titik (2, -1, 1) ke titik (3,1,3).

    b.  Gradien sebagai vektor Normal Luasan

    Misalkan f(x,y,z) = C adalah persamaan luasan S da lam ruang (R3) dan

    fungsi vektor r (t) = x(t)i  + y(t) j  + z(t) k   adalah persamaan kurva yang

    terletak pada luasan S. Karena r(t) terletak pada f(x,y,z) = C, maka

    berlaku

    F[x(t), y(t), z(t)] = C

    dan

    0t

    C

    t

    z

    z

    t

    y

    y

    t

    x

    x

    =∂

    =∂

    +∂

    +∂

    0dt

    dz

    dt

    dy

    dt

    dx

    z

    y

    x

    f = 

      

       ++  

     

      

     ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    !k  ji

      0dt

    r(t)df    =∇   !   →  (t)]t'

    dt

    r(t)d[f    =⊥∇

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    47/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 45Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    P

    )( t r

     f ∇∇∇∇

    )('   t r

    Karena r(t) merupakan persamaan kurva pada luasan s, maka r'(t) =

    dt

    dr   merupakan singgung kurva r(t), yang berarti vektor singgung

    luasan S di titik tertentu. Jadi, ∇f ⊥   vektor luasan ——> berarti ∇f 

    merupakan vektor normal luasan S di suatu titik.

    Danf 

    f n

    ∇∇

    =  = vektor normal satuan.

    CONTOH:

     Tentukan vektor normal dari kerucut putaran:

    z2 = 4(x 2 + y 2) di titik P(1,0,2).

    ⇒Persamaan luasan dalam bentuk f(x,y,z) = 0 adalah

    f(x,y,z) = 4(x2 + y 2) – z = 0

    (",0,2)

    222  z8y8x8)z)y(4(xf    k  ji   ++=−+∇=∇

    = 8i  – 4 k 

    5

    2

    80

    48

    "664

    48

    f n

      k ik ik i   −=

    −=

    +−

    =∇∇

    =

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    48/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 46Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    c. Penggunaan lain dari Gradien

    Misalkan A adalah suatu partikel dengan massa M yang terletakpada titik tetap Po(xo, yo, zo) dan B adalah suatu partikel bebas

    dengan massa m yang berada pada posisi P(x,y,z) dalam suatu ruang,

    maka B akan mengalami gaya tarik dari partikel A. menurut hukum

    Newton tentang gravitasi, arah gaya p adalah P menuju Po, dan

    besarnya sebanding dengan 1/r2, antara P dengan Po.

    Sehingga,

    2 p r 

    c

    = c = GMm

    G = 6,67 = konstan

    dan2

    o

    2

    o

    2

    o )z(z)y(y)x(xr    −+−+−= ; r ≥ 0

    Dalam hal ini, p merupakan suatu vektor dalam ruang.

     J ika vektor jarak dari P ke Po,

    r = (x – xo)i + (y – yo) j  + (z – z o)k   ; | r | = r

    dan r 

    −=− = vektor satuan arah dari p

    (tanda minus menyatakan arah dari Po  ke P)

    maka

    vektor p = r r cr 

    r r c )/()/( p

    r  32 ==−=−

    = k c jcic3

    o

    3

    o

    3

    o

    zz

    yy

    xx   −−

    −−

    −−

    ———> fungsi vektor yang menyatakan gaya tarikmenarik antara dua partikel.

     J ika fungsi skala f(x,y,z) = c/r ; r ≥  0

    merupakan potensial dari medan gravitasi tersebut, ternyata bisa

    dibuktikan bahwa grad f = p sebagai berikut:

    grad f =2

    o

    2

    o

    2

    o )z(z)y(y)x(x

    c

    yyx   −+−+−   

      

     ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    k  ji

      = +−+−+−

    −ic2/32o

    2o

    2o

    o

    ])z(z)y(y)x2[(x

    )x2(x-

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    49/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 47Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    +−+−+−

    − jc

    2/32

    o

    2

    o

    2

    o

    o

    ])z(z)y(y)x2[(x

    )y2(y-

    +−+−+−

    −k c

    2/32

    o

    2

    o

    2

    o

    o

    ])z(z)y(y)x2[(x

    )z2(z-

      = k cr 

     jcr 

    icr 

    3

    o

    3

    o

    3

    o zzyyxx   −−−

    −−

      = p

    Selain itu bisa dibuktikan bahwa:

    5

    2

    o

    32

    2 )x3(x""

    x   r r r 

    −+= 

     

      

     

    5

    2

    o

    32

    2 )y3(y""

    y   r r r 

    −+= 

      

      

    ∂∂

    5

    2

    o

    32

    2 )z3(z""

    z   r r r 

    −+= 

      

      

    ∂∂

     J ika dijumlahkan menjadi:

     

     

     

     

     

    ∂+ 

     

     

     

     

    ∂= 

     

     

     

     

    r r r 

    "

    z

    "

    y

    "

    x2

    2

    2

    2

    2

    2

    =

    =5

    2

    o

    2

    o

    2

    o

    3

    )z(z)y(y)x(x3

    3

    r r 

    −+−+−+

    = 033

    5

    2

    3  =+r 

    Sehingga, karena f = c/r maka

    0f atau0z

    y

    x

    f  22

    2

    2

    2

    2

    2

    =∇=∂∂

    +∂∂

    +∂∂

     J adi medan gaya yang dihasilkan oleh sebaran massa partikel akan

    merupakan fungsi vektor (p) yang merupakan gradien dari fungsi

    skalar f (potensial dari medan gravitasi) dan f memenuhi sifat ∇2f = 0

    Dalam elektrostatis, gaya tarik menarik antara dua partikel bermuatan

    Q1 dan Q 2 ada lah

    r r 

    k 3

     p = (Hukum Couloumb)

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    50/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 48Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    dengan:πε

    =4

    QQk  2" ;   ε = konstanta elektrik

    Dalam hal ini p adalah gradien dari fungsi potensial f = – k/r ; dengan

    ∇2f = 0

    CONTOH:

     J ika potensial antara dua silinder konsentris adalah

    V(x,y) = 110 + 30 ln(x2 + y 2) volt. Tentukan gaya listrik di titik P (2,5).

    Vektor gaya elektrostatik p = grad V

    )52(29

    60

    yx

    2y30

    yx

    2x30 p )5,2(2222   ji ji   +==+

    ++

    =

    ∴ Arah gayanya searah dengan arah vektor p

    Penggunaan Difergensi

    Dalam aliran fluida:

    Perhatikan suatu aliran tak tunak (no n-stea d y sta te ) dari fluida

    termampatkan (c om p ressib le fluid ), misalnya gas atau uap, dalam suatu

    ruangan. Karena termampatkan, maka besarnya (densitas massa =

    massa persatuan volume) akan tergantung pada koordinat x, y, dan z.

    Dan karena alirannya tak tunak maka juga tergantung pada t

    (berubah-ubah dari waktu ke waktu). J adi = (x,y,z,t). Misalkan v(x,y,z) =

    v1i  + v 2 j  + v 3k  adalah vektor kecepatan sesaat dari partikel fluida di suatu

    titik (x, y, z)

    Selanjutnya, ambil sembarang bagian volume yang sangat kecil

    dari ruangan tersebut, misalkan volume W seperti da lam gambar berikut.

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    51/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 49Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    z

    y

    x

    2vρ ρρ ρ 

    33   vv   ρ ρρ ρ ρ ρρ ρ    ∆∆∆∆++++

    11   vv   ρ ρρ ρ ρ ρρ ρ    ∆∆∆∆++++

    3vρ ρρ ρ 

    22   vv   ρ ρρ ρ ρ ρρ ρ    ∆∆∆∆++++

    1vρ ρρ ρ 

     z∆∆∆∆

     x∆∆∆∆ y∆∆∆∆

    )W 

    Karena terdapat aliran fluida yang c om p ressib le   dalam ruangan

    tersebut, maka dalam volume W juga akan terjadi perubahan massa

    fluida. Untuk mengukur besarnya perubahan massa fluida dalam volumeW, bisa dilakukan dengan mengukur besarnya selisih massa fluida

    sebelum masuk dan saat meninggalkan W persatuan waktu.

     J ika, massa fluida yang melewati salah satu sisi dari W

    Selama ∆t ≈  [komponen vektor kecepatan yang ⊥   dengan masing-

    masing sisi W] ×  ρ  × [luas permukaan sisi tersebut] × [ ∆t)

      = fluks massa fluida pada masing-masing sisi W.

    Maka, untuk menghitung besarnya perubahan massa fluida yang melalui

    W, bisa dilakukan dengan menghitung jumlah fluks massa yang keluar

    dikurangi dengan jumlah fluks massa yang masuk dari masing-masing sisi

    W.

    "  Fluks massa yang masuk selama ∆t melalui:

    – sisi kiri = ρv2  ∆x ∆z ∆t

    – sisi belakang = ρv1  ∆y ∆z ∆t

    – sisi bawah = ρv3  ∆x ∆y ∆t

    "  Fluks massa yang keluar selama t melalui:

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    52/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 50Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    – sisi kanan = (ρv2 + ρv2) ∆x ∆z ∆t

    – sisi depan = (ρv1 + ρv1) ∆y ∆z ∆t– sisi atas = (ρv3 + ρv3) ∆x ∆y ∆t

     J umlah selisih massa fluida persatuan waktu persatuan

    Volume = (Σ  yang keluar - Σ  yang masuk)/volume/waktu

    =)t(zyx

    tyxvtzxvtzyv 32"

    ∆∆∆∆∆∆∆ρ∇+∆∆∆ρ∇+∆∆∆ρ∇

    =z

    v

    y

    v

    x

    v 32"

    ∆ρ∇

    +∆ρ∇

    +∆ρ∇

    Karena volume W diambil sangat kec il, maka ∆x → 0

    ∆y → 0

    ∆z → 0

     J adi, besarnya perubahan massa fluida persatuan waktu persatuan

    volume dalam ruangan =

    z

    v

    y

    v

    x

    v

    z

    v

    y

    v

    x

    v 32"32"

    000

    lim ∂∇

    +∂

    ∇+

    ∂∇

    =   

      

     ∆

    ∇+

    ∆∇

    +∆

    →∆→∆→∆

    ρ ρ ρ ρ ρ ρ 

     z y x

    = )vvv(zyx

    32"   k  jik  ji   ρ∇+ρ∇+ρ∇   

      

     ∂∂

    +∂∂

    +∂∂

    !

    = vρ∇ !

    = )v(div   ρSementara itu, telah diketahui bahwa besarnya perubahan massa

    fluida persatuan waktu persatuan volume akan sama dengan laju

    perubahan (penurunan) densitas massa persatuan waktu, atau =t∂ρ∂

     J adi,t

    vdiv∂ρ∂

    Atau

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    53/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 51Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    0t

    vdiv   =

    ρ∂+ρ

    ———→  merupakan persamaan kontinuitas dari aliran

    no n-stea d y sta te  dari fluida termampatkan

     J ika alirannya tunak (stea d y sta te ), yang berarti bahwa densitas

    massanya tidak tergantung pada t (tidak berubah dari waktu ke waktu),

    maka:

    0t

    =∂ρ∂

    —→   0vdiv   =ρ  —— → merupakan kontinuitas untuk aliran s teady 

    state  dari fluida termampatkan ( c om p ressib le ).

    Untuk aliran steady-state   dari fluida tak termampatkan ( in c om p ressib le 

    fluid ), berarti nya konstan (tidak tergantung pada x, y, dan z) maka,

    div ρv = div v = 0 (ρ  ≠ 0)

      0vdiv   =  —— →  persamaan koninuitas dari aliran steady-state 

    dari fluida tak termampatkan (inc om p ressib le fluid ).

    Penggunaan Curl

    Dalam gerak rotasi

    Misalkan sebuah benda berputar uniform dengan kecepatan sudut –

    (konstan) mengelilingi sumbu & .

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    54/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 52Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    O

    ΩΩΩΩ

     R

     P

    v

     r

    θ θθ θ 

    &

    Didefinisikan vektor kecepatan sudut Ω   yang panjangnya , sejajar

    sumbu &  dengan arah mengikuti arah majunya sekrup putar kanan

    terhadap gerakan benda.

     J ika R adalah vektor dari titik 0 di &   ke sembarang titik P pada benda,

    maka

    "  radius putar titik P:

    r =| R |  | sin θ   |sehingga,

    "  kecepatan linier titik P

    | v | = ω  | R |  | sin θ| = |Ω|  |R |  | sin θ  | = |  Ω   × R |

    Vektor v ini mempunyai arah ⊥   bidang yang dibentuk oleh Ω   dan R,

    sehingga Ω, R, dan v membentuk sistem sekrup putar kanan. J adi hasil

    dari perkalian Ω   ×   R, selain memberikan besarnya nilai v juga akan

    menentukan arah dari v.

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    55/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 53Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

     J ika titik 0 diambil sebagai titik asal koordinat, maka:

    R = xi  + y j  + z k  danΩ   =   Ω1i  + Ω2  j  + Ω   k 

    sehingga, v = Ω   × R bisa ditulis

    v = (Ω2z +Ω3 y) i  – ( Ω1z - Ω2x) j  + ( Ω1y - Ω1x)  k 

    dan

    curl v =∇  × v =

    )x()x()y(

    zyx

    2"3"32   Ω−ΩΩ−ΩΩ−Ω

    ∂∂

    ∂∂

    ∂∂

    k  ji

    = 2 Ω1 i  +2 Ω2 j  + 2 Ω3k = 2 Ω

     J adi,

    Kecepatan sudut dari sebuah benda yang bergerak uniform =

    ½ curl dari kecepatan lintas sembarang titik.

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Misalkan f = x2

     + 9y2

     + 4z2

    g = xy3 z 2

    v = xz i  + (y – z) 2  j  + 2xyz k 

    w = 2y i  + 4z j  + x 2z2  k 

     Tentukan

    a. grad f di titik (3, -1, 0) J awab : 6i  – 18 j 

    b.   ∇2f J awab : 28

    c. gf  ∇∇   !   J awab : 72 xy 3 z 2

    d.yx

    2

    ∂∂∂  g

      J awab : 3 y 2 z 2

    e.  vf !∇   J awab : 2x 2 z + 18y (y – z) 2+ 16 xyz2

    f. div w J awab : 2 x2z

    g. div v (curl v) J awab : –11

    h. div (v ×  k ) J awab : 0

    i. curl (v ×   k ) J awab : –xi  – 2(y – z) j  – (2y – z) k 

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    56/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 54Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

     j. Dwf di (1, 1, 1) J awab : 5"8

    k. Dwg di (3, 0, –2) J awab : 0

    l. div (v + w) J awab : 2y – z + 2xy + 2x2z

    2. J ika r(t) menyatakan persamaan kurva lintasan, dengan t = waktu.

     Tentukan vektor kecepatan, besarnya laju (speed ) dan vektor

    percepatan di P[x(t); z(t)], jika

    a. r(t) = x(t)i  + y(t) j  + z(t) k  = t i + 3 t2 j 

     J awab: v =i  + 12 j  + k  ; | v | ="45  ; a = 6 j 

    b. r(t) = x(t)i  + y(t) j  + z(t) k  = t i + 3 t2 j  + t k , di titik P (4,12,4)

     J awab: v =i  + 3 j  + k  ; | v | = ""  ; a = 0

    3. J ika vektor posisi dari lintasan sebuah partikel dinyatakan dalam r = r(t)

    = t2i  – 2t j  + (t 2 + 2 t )k , t waktu.

    a. Kapan (pada saat berapa) partikel akan melintas di titik (4,-

    4,8). J awab: t = 2b. Tentukan vektor kecepatan dan laju partikel di saat melintasi

    titik (4,-4,8).

     J awab: v = 4i  – 2 j  + 6 k ; | v | = "42

    c. Tentukan persamaan garis singgung dari kurva lintasan

    partikel tersebut, dan bidang normal dari kurva di titik (4,-4,8)

     J awab: (x – 4)/4 = (y + 4)/(-2) = (z – 8)/6

    2x – y + 3z = 36

    4. J ika berangkat dari titik (1,1) dalam arah manakah fungsi φ = x 2 –

    y2  + 2xy akan menurun dengan cepat (menurun secara

    maksimum).

     J awab = –i 

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    57/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 55Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    5. J ika diberikan medan skalar r = 22 yx   +  dan

    R = 222 zyx   ++ , tentukan

    a. Laplace ∇2 dari ln r J awab : 0

    b. Laplace ∇2 dari R J awab : 2/R

    6. J ika potensial antara dua silinder konsentris adalah V(x,y) = 110 +

    30 ln(x2 + y 2) volt. Tentukan arah garis-garis ekipotensialnya di titik

    P (2,5).Catatan: garis ekipotensial adalah garis yang tegak lurus

    dengan garis gaya elektrotatis.

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    58/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 56Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    BAB IV

    IINNTTEEGGRRAALL VVEEK K TTOORR

    4.1 Integral Garis (Line Integrals)

    Konsep integral garis merupakan generalisasi (perluasan) dari

    konsep integral tertentu ∫ a

     bdx)x(f  .

    Dalam integral tertentu ∫ a

     bdx)x(f  , fungsi f(x) diintegrasikan sepanjang

    sumbu x dari x = a sampai x = b, dengan f(x) adalah fungsi yang terdefinisi

    pada setiap titik pada sumbu x antara sampai b.

    Dalam integral garis, akan diintegrasikan suatu fungsi F sepanjang kurva C

    dalam ruang atau bidang, dan fungsi F adalah fungsi yang terdefinisi

    pada setiap titik di C. Kurva C , oleh sebab itu disebut sebagai ‘l intasan 

    integrasi’ . Lintasan integrasi C merupakan kurva licin (sm oo th c urve ) yang

    bisa dinyatakan dalam bentuk fungsi vektor:

    r(t) = x(t) i  + y(t) j  + z(t) k  ; a ≤ t ≤ b

    dan r(t) mempunyai derivatif kontinu,

    )t('r  =   k  ji

    dt

    dz(t)

    dt

    dy(t)

    dt

    )t(dx

    dt

    dr +=

    = x' (t) i + y'(t) j  + z'(t) k 

    yang tidak nol

    Dalam hal ini C merupakan kurva berarah dengan:

    A : r(a) = titik awal dari C

    B : r(b)= t akhir dari C

    Arah dari A ke B sepanjang C disebut arah positif dari C dan dalam

    gambar, arah ini ditunjukkan dengan tanda panah.

    POKOK BAHASAN :!  Integral garis

    !   Teorema Green

    !  Medan Gaya Konservatif 

    !  Integral luasan

    !   Teorema divergensi Gauss

    !   Teorema Stokes

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    59/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 57Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

     J ika A = B C disebut kurva tertutup.

    Definisi Integral Garis

    Integral garis dari suatu fungsi vektor F(r) sepanjang kurva C yang

    terdefinisikan pada a ≤ t ≤ b, didefinisikan sebagai:

    dr )r (FC   !∫  = ∫  b

    adt

    dt

    dr )t(r [F   !

    = ∫  b

    adt)t('r )t(r [F   !

     J ika,

    r (t) = x(t) i  + y(t) j  + z(t) k 

    k  jidt

    )t(dzdt

    )t(dydt

    )t(dxdtdr )t('r    ++==

    dr = dx(t) i  + dy(t) j  + dz(t) k 

    F(r) = F1  i  + F 2  j  + F 3  k 

    maka:

    dr )r (FC   !∫  =   [ ])t(dzF)t(dyF)t(dxF 321C   ++∫ 

    = ∫   

    ++ b

    a321   dt

    dt

    dzF

    dt

    dyF

    dt

    dxF

    =   [ ]∫    ++ b

    a321   dt)t('zF)t('yF)t('xF

    "  Integral garis sepanjang lintasan C yang tertutup dinotasikan

    dengan ∫ C dr )r (F   !

    Contoh

    )t(r :C

    ) b(r B =

    )a(r A =

    )a(r A =

    ) b(r B =

    C

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    60/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 58Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    1. Tentukan integral garis ∫ C

    dr )r (F   ! , jika

    F(r) = – y i  + xy j 

    C : adalah busur lingkaran seperti dalam gambar berikut dari titik A

    ke titik B.

      C : r(t) = cost i  + sint j 

    Sehingga,

      x(t) = cost t

      y(t) = sin t

    0 ≤ t ≤ 2

    π

    dan F[r(t)]= – sin t i  + sin t cos t  j 

    f' = – sin t i  + cos t j 

    ∴  ∫ C dr )r (F   ! = ∫  b

    adt)t('r )]t(r [F   !

    = ∫ π

    +2/

    a

    22 dt]tcostsint[sin

    = ∫ ∫ ππ

    −−   2/

    0

    2

    2/

    0

    tcosd tcosdt2

    t2cos1

    =

    2/

    o

    3 tcos3

    1t2sin

    4

    1t

    2

    1  π

    −−

    =3

    1

    43

    100t

    4+π=+−−π

    2. Tentukan nilai integral garis pada contoh 1, jika

    C : garis lurus yang menghubungkan A dan B

    )0,1(A

    )1,0(B

    C

    0

    )1,0(B

    C

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    61/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 59Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    C : r(t) = (1 – t) i  + t j 

    x(t)= 1 – t= t

      0 ≤  t ≤  1

    F[r(t)] = –t i  + t(1 – t) j 

     r'(t) = – i  + j 

    ∴  ∫ C dr )r (F  !

    = ∫ ∫    −=−+  1

    0

    1

    0 dt]tt2[dt)]t1(tt[

    =3

    2

    3

    11t

    3

    1t

    1

    0

    32 =−=−

    "  Dari dua contoh di atas terlihat bahwa nilai integral garis selain

    tergantung pada batas integrasi, juga tergantung pada

    lintasannya.

    3. Tentukan ∫ c dr )r (F   ! , jikaF(r)= z i  + j  + y k 

    C : r(t) = cos t i  + sin t j  + 3t k , 0 ≤ t ≤  2

    x(t)= cos t

    y(t)= sin t

    z(t)= 3t

    F[r(t)] = 3t i  + cos t j  + sin t k 

      r'(t) = –sin t i  + cos t j  + 3 k 

    ∴ ∫ C dr )r (F   ! =   [ ]∫ π

    ++−2/

    0

    2dttsin3tcostsint3

    = ∫ ∫ ∫ π π π

    ++

    +2/

    0

    2/

    0

    2/

    0dttsin3dt

    2

    t2cost1tcost3

    =   tcos3t2sin4

    1t

    2

    1]tdtcostcost[3   −++− ∫ 

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    62/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 60Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    =

    π2

    −++−0

    tcos3t2sin

    4

    1t

    2

    1tsin3tcost3

    Interpretasi Integral Garis

    Dalam MEKANIKA

    Usaha yang dilakukan oleh guru konstan F yang bergerak sepanjang

    vektor lurus d adalah d FW   !=

     J ika gaya F tidak konstan (merupakan fungsi variabel), dan bergerak

    sepanjang kurva C = r(t), maka besarnya usaha yang dilakukan olehgaya F bisa ditentukan dengan menghitung nilai limit dari jumlah

    usaha yang dilakukan oleh F sepanjang segmen kecil dari C, jika C

    dibagi menjadi n buah segmen kecil-kec il sehingga setiap segmen

    mendekati garis lurus.

    Untuk sembarang m; 1 ≤ m ≤  n, maka

    )]t(r )t(r [)]t(r [FW mmmm   −=∆   !

    Sementara,

    m

    mmm

    t

    )t(r )t(r lim0t)t('r 

    ∆−

    →∆=

      t m = tm +1 – t m

     J adi,

    mmmmmm   t)t('r ]t)t('r )]t(r [FW   ∆∆≅∆   !!

    karena ∞→n , maka:

    ∑∑=

    ∞→=

    ∞→∆=∆=

    n

    1m

    mmmn

    n

    1m

    mn

    t)t('r )]t(r [FlimWlimW   !

    C

    nt b =

    1mt   +mt0ta =

    1t

    2t   3t

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    63/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 61Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

      =

    ∫ 

     b

    a

    dt)t('r )]t(r [F   !

    ∫ =∴ C dr )r (FWUsaha   !

    "  Karena )t(vdt

    dr =  = vektor kecepatan

    maka: W = ∫ ∫ =C b

    adt)t(v)]r [(Fdr )r (F   !!

    "  Dari hukum Newton II : F = ma, bisa diturunkan F = m r''(t) = m v' (t)

    Sehingga,

    W = ∫ ∫       

      =

      b

    a

    ' b

    adt

    2

    vv mdt)t(v)t('vm

      !

    !

    =   [ ]  b

    a

    2 b

    a

    '2v

    2

    mdtv

    2

    m=∫ 

    =   [ ]22 )a(vv(b)2

    m−

    dengan2

    v2

    m = energi kinetik

    Bentuk-bentuk lain Integral Garis

    Bentuk-bentuk berikut merupakan kejadian khusus dari integral garis

    ∫ C dr )r (F   ! ,

     J ika F = F1 i ∫ C dr )r (F   ! = ∫ C   1dxF

    F = F2 j ∫ C dr )r (F   ! = ∫ C   2dyF

    F = F3k ∫ C dr )r (F   ! = ∫ C   3dzF

    Bentuk : dt)]t(r [f dt)r (f  b

    aC   ∫ ∫    =!

    C : r(t); a ≤ t ≤ b

    Merupakan bentuk khusus dari ∫ C dr )r (F   ! , jika

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    64/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 62Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    F = F1  i  dan F 1=

    dt/dx

    )]t(r [f , sehingga

    )t('xFdt

    dxFf  11   ==

     J adi,

    ∫ C dr )r (F   ! = ∫ C   1   dxF   ! = ∫ C dxdt/dx)]t(r [f 

    = ∫  b

    a

    dt)t(r [f 

    Contoh

     Tentukan ∫    ++C2222 dt)zyx(  jika

    C : r (t) = cos t i + sin t j  3t k  ; 0 ≤ t ≤ 2

    f = (x2 + y 2 + z 2)2

    r(t) = cos t i  + sin t j  + 3t k 

    x(t)= cos t

    y(t)= sin t

    z(t)= 3t

    f[r(t)] = [cos2t + sin2t + 9t2]2 = (1 + 9t 2)2

    ∫   ++∴

    C

    2222dt)zyx( =

    ∫ 

      π+

    2

    0

    22dt)t91(

    = ∫   π

    ++2

    0

    42dt]t81t181[

    = t2 + 6t 3 +

    π2

    0

    t5

    81

    =   53

    25

    2592482   π+π+π

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    65/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 63Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Sifat-sifat

    a. ∫ ∫ =C C dr )r (k dr F(r)k   !!   ; konstanta

    b.   [ ]∫ ∫ ∫    +=+C CC dr )r (Gdr )r (Fdr G(r)F(r)   !!!

    c. ∫ ∫ ∫    +=C CC 21 dr )r (Fdr )r (Fdr F(r)   !!! ; jika lintasan C dibagi menjadi

    dua busur, yaitu C1, dan C 2 dengan arah yang sama dengan arah

    C.

    Contoh Soal

    1. Tentukan ∫ C dr F(r) ! ; jikaa. F = y2  i –x4  j 

    C : r(t) = t i  + t –1  j   ; 1 ≤ t ≤ 3

    b. F = y2  i 

    C : sepanjang kurva x2 + 4y = 4 dari (2, 0) ke (0, 1)

    c. F = 3y i  + x j 

    C : segmen garis lurus dari (0, 0) ke (2, 2½ )

     a.

    =

    =−1

    t)t(y

    t)t(x

     ji

     ji

    2

    42

    t)t('r 

    ttF

    −=

    −=

    ∫ ∴ C dr F(r)! =   [ ]3

    1

    313

    1

    22t

    3

    1tdttt   +−=+   −−∫ 

    =3

    28

    3

    11

    3

    27

    3

    1=

    +−−

    =−

    b. ∫ C dr F(r)! = ∫ C2dxy ; 2 ≤ x ≤ 0

    C : x2 + 4y 2  = 4

     4y 2 = 4 – x2

      y2

    = 4

    x4   2−

  • 8/17/2019 09_a_analis_vektor.pdf

    66/113

    DIKTAT ANALISIS VEKTOROleh : Tim Matematika Teknik Mesin Unibraw

    Program Semi Que 64Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    ∫ C

    dr F(r)! =

    0

    2

    0

    2

    32

    x

    3

    1x4

    4

    1dx

    4

    x4

    ∫   

    −=−

    =3

    4)

    3

    88(0

    4

    1−=

    −−

    c.

    Persamaan segmen

    garis dari (0, 0) ke (2, ½),

    adalah:

    y =41 , 0 ≤  x ≤  2

    =

    t4

    1)t(y