43
MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II HEREDITY AND PERSONALITY Oleh Aqmarina (1112070000113) Edlyn Fadhilah (1112070000104) Farah Hanifa Purnomo (1112070000114) Lieta Purnama Sari (1112070000112) Kelas IV C FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

07. Heredity and Personality

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN IIHEREDITY AND PERSONALITY

OlehAqmarina(1112070000113)Edlyn Fadhilah(1112070000104)Farah Hanifa Purnomo (1112070000114)Lieta Purnama Sari(1112070000112)Kelas IV C

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA2014HEREDITY AND PERSONALITY

Genetic Bases of PesonalityThe Human Genome: The genetic heritageSebagai ahli kebudayaan ingin meneliti tentang human genome, membicarakan tentang dampak dan bahaya pada setiap new claim. Argumen ini menjadi semakin panas sejauh mereka membicarakan tentang keturunan pada karakteristik personaliti dan kecenderungan perilaku, dari pencarian, alkoholisme dan dari kecenderungan perilaku kriminal sampai tindakan seksual. Kesimpulan yang didapat mempengaruhi bagaimana kita menilai perilaku orang lain dan diri kita sendiri. Jika gen mendasari perilaku antisosial dan kekerasan, dapatkah seorang kriminal bertanggung jawab atas tindakannya? Dapatkah membentuk kembali dan merubah menjadi hal yang mungkin? Apakah ini takdir biologis? Bagaimana kamu melihat peran keturunan dalam personality mempengaruhi tidak hanya pandangan Anda pada kealamian manusia. Ini juga bisa merubah indera personal Anda pada kemungkinan dan keterbatasan Anda dalam mencoba membangun sebuah kehidupan.Warisan genetis pada setiap orang terdiri dari kurang lebih 30.000 sampai 40.000 gen. Setiap gen terdiri dari bagian DNA yang terkdandung dalam 23 pasang kromosom. Dalam setiap pasang kromosom, satu pasang berasal dari Ibu, yang lainnya berasal dari Bapak. Setiadaknya sekitar miliaran sel dalam tubuh manusia berada dalam nucleus pada warisan genetis. Mayoritas gen manusia adalah sama, dihasilkan dari kemiripan yang ada contohnya manusia mempunyai 10 jari kaki, 10 jari tangan, 32 gigi, 2 lengan, 2 mata, dan lainnya. Tetapi secara relatif gen yang minoritas akan berbeda pada setiap orang dan ini membuat kekhususan individu secara genetis. Gen minoritas satu-satunya yang mempengaruhi perbedaan variasi antara orang-orang dalam karakteristik tertentu seperti warna mata dan tinggi, dan mungkin aspek personaliti dan perilaku sosial tidak diketahui sampai sekarang. Pertanyaan yang kami ingin tanyakan adalah peran dari perbedaan genetic antara individu sebagai pengaruh terhadap personaliti.Kebanyakan yang telah kita ketahui akar genetis dari personaliti datang dari penelitian yang membandingkan kemiripan personaliti yang ditunjukkan oleh individu yang berbeda dalam tingkatan gen dan lingkungan yang sama. Kesepakatan yang besar telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir tentang efek dari keturunan dan lingkungan pada personaliti dan hasilnya sangat berdampak untuk pemikiran seseorang tentang kealamian manusia.Untuk mengtahui lebih dahulu apa yang ingin kita lihat dalam bab ini, penelitian genetis pada personaliti menghasilkan literatur yang kompleks, tetapi itu mempunyai satu pesan: Gen memainkan peran dalam personaliti dan itu muncul sebagai yang lebih besar dibanding penelitian sebelumnya. Contohnya, ini diyakini bahwa disposisi seperti ini sebagai ekstraversi atau introversi yang memiliki dasar genetis biologis.

The Twin MethodSering kali, penelitian ini menggunakan twin method untuk mengukur pengaruh genetis. Metode ini membandingkan tingkat kemiripan dalam pengukuran personality yang diperoleh untuk kembar identik secara genetis, kembar identik yang berasal dari satu telur atau monozigot bukan dari dua telur dizigot. Kembar identic pada hakikatnya sama yang mana mereka identik secara genetis, tetapi untuk kembar fraternal hanya memiliki kemiripan gen sebesar 50%. Dalam tingkatan factor genetis yang mempengaruhi personaliti, ini berarti bahwa kembar identik pastinya lebih mirip dibandingkan dengan kembar fraternal dilihat dari karakteristiknya.

Result of Twin StudiesPenelitian awal dengan hampir 800 pasang remaja kembar dan mengukur banyak sifat personaliti. Kemiripan dalam kembar identic cenderung kuat dalam kemampuan umum dan lemah pada kemampuan khusus. Kemiripan ini sedikit rendah dalam skala inventori personaliti dan sangat rendah pada hobi, tujuan, dan self-concept. Pada aspek personaliti, korelasi kembar sekitar .50 untuk kembar identic dan .25 untuk kembar fraternal. Penelitian yang sama juga menemukan bahwa hampir dari semua sifat personality yang diukur dengan kuisioner self-report yang menunjukan pengaruh genetis yang sedang. The big Five. Penelitian genetis personaliti telah berfokus pada lima dimensi personaliti yaitu, the big five. Extraversi dan neuroticisme telah banyak diteliti. Extraversi mencakup sosiabiliti, impulsiveness dan liveliness. Neuroticisme (ketidakstabilan emosi) mencakup suasana hati, kecemasan, dan iritabiliti. Tabel 14.2 menunjukkan hasil extraversi dan neuroticism. Hasil dari lima penelitian kembar dalam lima Negara yang berbeda, menggunakan 24.000 pasang anak kembar, secara konsisten mengindikasi pengaruh genetic sedang. Korelasi sekitar .50 untuk kembar identic dan sekitar .20 untuk kembar fraternal.

Tabel 14.1 Resemblance of Identical and fraternal Twins Pairs: Typical Correlations within PairsTrait AreaIdentical TwinsFraternal Twins

General ability.86.62

Special abilities.74.52

Personal scales.50.28

Ideals, goals, interest.37.20

Tabel 14.2 Resmblance of 24.000 Pairs of Reared-Together Twins in Five Countries and Identcal Twins Reared ApartCorelations within Twin Pairs

Identical TwinsReared TogetherFraternal TwinsReared TogetherIdentical TwinsReared Apart

Extraversion.51.18.38

Neuroticism.46.20.38

Peran keturunan dalam ekstraversi dan neuroticism telah diteliti, tetapi sedikit penelitian genetis tentang tiga kepribadian lain dalam The Big Five yaitu agreeableness, conscientiousness, dan culture (openness to experience). Kualiti ini telah diperiksa dengan pengukuran yang berbeda yang juga membuatnya sulit untuk membandingkan hasil antar penelitian yang berbeda. Namun hasil dari penelitian anak kembar dan adopsi dengan pengukuran yang berhubungan dengan tiga sifat tersebut juga menghasilkan pengaruh genetis pada agreeableness, conscientiousness, dan openness to new experience, dalam tingkatan menengah. Tempraments. Istilah tempramen menunjuk kepada sifat yang nampak pada masa anak-anak awal, dan terlihat relevan untuk kehidupan emosi individu. Watak biasanya menunjukkan tempramen termasuk level umum emosi, sosiabiliti dan aktivitas. Temparemen ini diukur melalui laporan orangtua tentang anak-anak mereka dalam skala tempramen. Pada orang dewasa, mereka secara khusus diukur dengan pengukuran self-report, dengan item seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 14.3.

Tabel 14.3 Self-Report Item to Assess Temprament in Adult (Buss&Plomin, 1984)EMOTIONALITY (easily aroused psyologically to experience negative emotions) Many things annoy me I get emotionally upset easily

SOCIABILITY (seeks social interaction) I prefer working with others rather than alone I like to be with other people

ACTIVITY (overall energy level, tempo/speed, intensity or vigor) My life is fast-paced I usually seem to be in hurry

Emotionality sering diartikan sebagai kecendurungan untuk menjadi terpicu secara fisiologis dan merupakan emosi negative yang kuat seperti marah, takut, dan distress. Walaupun tidak semua peneliti setuju dengan definisi tersebut. Mereka menemukan bahwa intensitas emosi yang dialami individu tidak bergantung pada sebererapa sering mereka memiliki perasaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa dua komponen emosional harus dipertimbangkan secara terpisah. Contohnya, jika Jane jarang mengalami ketakutan tapi menjadi sangat ketakutan pada beberapa situasi, emosinya akan berbeda dari seseorang yang sering mengalami ketakutan sedang tetapi tidak pernah takut yang berlebihan. Lebih lanjut, emosi positif dan negatif berfungsi secara indepenen dan harus diukur secara terpisah. Contohnya, orang yang sering mengalami emosi positif mungkin atau mungkin juga tidak mengalami emosi negative. Pada variasi ini, terdapat persetujuan bahwa emosional adalah aspek penting pada tempramen.Sociability menunjukpada tingkatan individu berinteraksi dan bersama dengan orang lain.Activity diartikan berkaitan dengan kekuatan atau intensitas melakukan respon dan kecepatan tempo mereka. ini merujuk kepada perbedaan individu dalam dimensi yang derange dari hiperaktif sampai yang sangat malas.Dalam warisan disposisi geneitk ini terlihar mempunyai perana yang signifikasn dan fakta-faktanya meningkat tajam. Diagram 14.1 mengilustrasikan tipe hasil ini lebih konkrit. Itu menunjukan bahwa dalam dimensi emosi, kembar identik dinilai lebih mirip oleh ibu mereka dibandingkan dengan kembar fraternal.Meskipun hasilnya mengesankan, namun sangat susah untuk menginterpretasikannya. Beberapa kemiripan yang ditemukan bisa saja mencerminkan bahwa ibu mereka memperlakukan kembar identik dengan cara yang sama, begitu juga dengan orang-orang dilingkungannya. Para ibu mungkin juga telah terpengaruh dalam penilaian mereka tidak hanya oleh perilaku kembar tetapi oleh ekspektasi dan prakonsepsi untuk kembar identic dan fraternal. Meskipun begitu, hasil seperti ini cenderung didapat secara konsisten bahwa terdapat peran genetic dalam personality terhadap tempramen dari emosi, aktivitas, dan sosiabiliti. Tinjauan yang komprehensif pada penelitian ini menyimpulkan bahwa: perbedaan individu dalam sifat yang temperamen bisa dihubungkan terhadap variasi genetis diantara anak-anak.

Diagram 14.1 kemiripan emosional:penilaian ibu terhadap pasangan kembar monozigot dan dizigot

Peneliti genetic yang memeriksa perbedaan antara anak dalam tempramen tidak bisa memakai kuesioner self-report dengan partisipan yang masih muda, oleh karena itu mereka menggunakan alat ukur yang lain, seperti penilaian langsung terhadap perilaku anak oleh observer. Dengan sedikit pengecualian, penelitian observasional terhadap kembar yang masih muda memperlihatkan pengaruh genetic untuk karakteristik yang berbeda dalam penelitian anak kembar dan adopsi. Karakteristik ini termasuk tingkatan dimana perilaku anak tersebut dilarang, yaitu aspek dari ketakutan dan rasa malu di observasi saat dirumah dan dalam laboratorium; level aktifitas dan empati.attitude and beliefs. Pengaruh genetic juga terlihat memainkan peran dalam perbedaan individu pada sikap dan keyakinan. Hasil didapatkan dari jumlah penelitian anak kembar, termasuk anak kembar yang diadopsi dan dibesarkan terpisah. Untuk mengilustrasikan pengaruh genetic yang substansial telah ditemukan dalam tradisionalisme, orientasi umum yang menjelaskan tentang sikap konservatif pada topic yang berbeda dan sikap-sikap yang lain juga terlihat menunjukkan pengaruh genetic.Individu yang mempunya sikap yang diturunkan bisa saja berbeda dari mereka yang secara sistematis mempunyai sikap yang sedikit diturunkan, dan menguji setiap perbedaan memberikan pencerahan pada kealamian pengaruh genetic. Contohnya, pada suatu penelitian peneliti memisahkan banyak sikap tertentu kedalam 2 bagian. Bagian pertama berisi sikap-sikap yang lebih banyak diturunkan (seperti sikap tentang the death penalty and about jazz). Dan bagian lainnya terdiri dari sikap-sikap yang sedikit diturunkan (seperti sikap tentang coeducation, straightjacket, and the truth of Bible). Lalu peneliti menyusun disain situasi eksperimen untuk merubah sikap-sikap pada mahasiswa. Dia menemukan bahwa sikap yang lebih banyak diturunkan lebih sulit untuk di pengaruhi.Aggressive and AltruisticTendencies. Penelitian yang dilakukan kepada kembar dewasa juga menunjukkan pengaruh gen pada aspek lain dari perilaku sosial. Misalnya, laporan diri kuesioner agresivitas yang diperoleh dari sejumlah besar pasangan kembar di Inggris (Rushton et al., 1986). Anak kembar tersebut menjawab pertanyaan seperti: "Saya mencoba untuk tidak menyusahkan orang lain," dan "Beberapa orang berpikir saya memiliki temperamen kekerasan." Kuesioner altruisme meminta frekuensi perilaku seperti "Saya pernah menyumbangkan darah," dan "saya pernah menunjukkan arah kepada orang asing." Dalam pasangan kembar identik (monozigot), jawaban yang didapatkan secara kebetulan lebih mirip dari yang diperkirakan sedangkan antara kembar fraternal, korelasi itu hanyalah pada tingkat kesempatan. Hasil ini terjadi baik untuk laki-laki dan untuk perempuan. Menggunakan teknik statistik yang canggih, para peneliti memperkirakan bahwa genetika menyumbang sekitar 50 persen dari perbedaan individu dalam jawaban tes.

Romantic Love. Meskipun gen tampaknya langsung atau tidak langsung mempengaruhi perbedaan individual pada sebagian besar pengukuran kepribadian, serta pada sikap sosial, termasuk self-esteem (harga diri) masyarakat (contohnya, McGuire et al., 1994), salah satu daerah yang tampaknya berada di luar DNA adalah cinta yang romantis. Sebuah studi keluarga perilaku kembar genetik yang difokuskan pada genetik dibandingkan dengan pengaruh lingkungan terhadap perbedaan individu dalam gaya cinta romantis dewasa. Para peserta berasal dari 890 kembar dewasa dan 172 pasangan dari California Twin Registry dan mereka telah menikah selama rata-rata belasan tahun (Wailer & Shaver, 1994). Enam gaya cinta yang berbeda diukur, mulai dari yang menghargai gairah, semangat, keintiman, keterbukaan diri dan "jatuh cinta dari awal," sampai yang menghargai hubungan yang penuh kasih sayang dan dapat diandalkan dan memiliki persahabatan dan persahabatan (dengan item seperti "sulit bagi saya untuk mengatakan kapan tepatnya persahabatan kami berubah menjadi cinta.").Temuan menunjukkan bahwa bagaimana orang-orang mencintai hampir sepenuhnya karena lingkungan dan pada dasarnya tidak terpengaruh oleh pengaruh genetik. Bahkan, hal ini adalah salah satu domain di mana pengaruh dari lingkungan keluarga yang ternyata menjadi sangat penting (Wailer & Shaver, 1994). Sebagai peneliti mencatat ". . . gaya cinta dapat dipelajari selama awal keluarga atau bersama interaksi ekstra-familial dan kemudian dipraktekkan dalam hubungan romantis".

Twins Reared ApartUntuk mencoba untuk memisahkan peran genetika dan lingkungan, itu sangat informatif untuk menilai kembar identik yang telah dibesarkan terpisah dalam keluarga yang berbeda. Laporan datang dari dua studi skala besar tentang kembar yang dibesarkan secara terpisah di Minnesota (Bouchard et al, 1990;.. Tellegen et al, 1988) dan di Swedia (Pedersen et a, 1988;!. Plomin et al, 1988.). Hasilnya mengejutkan bahkan banyak dari para peneliti yang telah lama yakin bahwa gen mempengaruhi kepribadian.Dalam penelitian ini, Bouchard, Tellegen, dan rekan-rekan mereka lebih dari satu dekade mempelajari sampel pasangan kembar identik (monozigot) yang dibesarkan secara terpisah yang dipisahkan sejak awal kehidupan (rata-rata sebelum akhir bulan kedua). Mereka dibesarkan di keluarga yang berbeda, tapi kebanyakan di negara-negara berbahasa Inggris. Sebagai orang dewasa, tanggapan mereka dinilai pada banyak tindakan medis dan psikologis, termasuk skala kuesioner kepribadian dan tes kecerdasan (seperti yang terlihat pada Tabel 14.4). Kebanyakan dari pasangan kembar ini tidak melihat satu sama lain untuk rata-rata sekitar 30 tahun, meskipun beberapa memiliki kontak selama bertahun-tahun. Perbandingan dilakukan dengan sampel yang lebih besar dari pasangan kembar yang dibesarkan bersama-sama dan dibesarkan di Minnesota.

Tabel 14.4: Istilah dari skala kepribadian dalam Studi Kembar yang Dibesarkan Terpisah dan Bersama.KesejahteraanPotensi sosialPrestasi Kedekatan sosial Reaksi stres Pengasingan AgresiKontrol Menghindari bahaya Tradisionalisme Penyerapan Emosionalitas positif Emosionalitas negatif Ketidakleluasaan

Ada contoh kesamaan psikologis yang dramatis dalam pasangan kembar, bahkan kembar yang dibesarkan dalam lingkungan yang sangat berbeda selama 30 tahun atau lebih dalam banyak kasus. Anak kembar ini tampaknya berbagi beberapa tingkah laku cukup khas, postur, sikap, dan minat. Sebagai contoh, dalam beberapa kasus mereka berpose sama untuk foto. Beberapa pasangan ternyata memiliki tinggi yang hampir sama, berat badan sama, jumlah pernikahan dan anak-anak yang sama, kebiasaan minum dan merokok yang sama, tingkah laku atau perangai yang sama, pakaian yang sama, makanan, dan preferensi perhiasan, gejala-dan fisik yang mirip dengan skor serupa pada tes kepribadian (misalnya, Segal 1999). Banyak juga yang cepat merasakan hubungan emosional yang erat satu sama lain meskipun mereka telah menghabiskan seluruh hidup mereka secara terpisah.Ada juga kesamaan yang kuat di banyak hasil tes dari kembar identik. Hal yang paling menarik adalah, kesamaan tinggi yang hampir sama untuk kembar monozigot yang dibesarkan di rumah yang berbeda seperti itu, dengan mereka yang dibesarkan dalam keluarga yang sama (seperti yang terlihat pada Tabel 14.2). Bouchard dan rekan (1990) menghubungkan bahwa sekitar 70 persen dari perbedaan individu ditemukan dalam kecerdasan faktor keturunan. Mereka menafsirkan efek hereditas pada kepribadian (sebagaimana dinilai pada kuesioner mereka) menjadi sekitar 50 persen dan efek dari lingkungan keluarga menjadi hal yang tidak terlalu penting (Tellegen dan rekan, 1988). Demikian juga, studi kembar dari Big Five Factors menyarankan " Hal yang dibagi adalah gen, bukan berbagi pengalaman, terutama dalam menentukan kemiripan keluarga 'kerabat sedarah".

Beyond Self-Report MeasuresSalah satu temuan yang paling mengejutkan dari penelitian genetik pada kuesioner self-report kepribadian adalah bahwa dari sekian banyak sifat-sifat yang telah dipelajari hampir semua menunjukkan pengaruh genetik. Hal ini mungkin karena semua sifat-sifat ini sebenarnya mencerminkan kecenderungan genetik. Tapi setidaknya beberapa kesamaan mungkin terletak pada mata yang melihatnya. Misalnya, kembar identik yang memiliki tingkat toleransi frustrasi yang lebih tinggi mungkin berpikir dan jujur mengatakan bahwa mereka mengalami emosi negatif yang lebih sedikit daripada yang lain, kurang merasa khawatir, dan jarang merasa cemas, bukan karena mereka mengalami perasaan-perasaan ini kurang daripada orang lain, tetapi karena mereka merasa tidak terlalu terganggu oleh mereka. Oleh karena itu sangat penting untuk menggunakan pengukuran kepribadian selain kuesioner self-report untuk menyelidiki apakah ada atau tidak hasil ini entah karena bias dalam self-report karena mengukur diri sendiri.Untuk mengatasi hal ini, peneliti memberikan ukuran dari faktor kepribadian Big Five hampir seribu pasang kembar (Riemann, Angleitner, & Strelau, 1997) di Jerman dan Polandia. Mereka juga memperoleh peringkat kepribadian masing-masing pasangan kembar oleh dua rekan yang berbeda (yang cukup setuju dengan satu sama lain dalam penilaian mereka tentang kepribadian masing-masing pasangan kembar).Rata-rata, penilaian yang diberikan oleh dua rekan tersebut berkorelasi .55 dengan penilaian self-report si kembar, menyediakan validitas penilaian yang cukup bagi mereka. Tabel 14.5 menunjukkan korelasi kembar untuk "Big Five" ciri-ciri kepribadian, yang mirip dengan yang diringkas dalam Tabel 14.2, dengan korelasi rata-rata 0,52 untuk kembar identik dan .23 untuk kembar fraternal. Kenyataan bahwa penilaian dari rekan juga menunjukkan pengaruh genetik, hal itu membantu mendukung kesimpulan yang dicapai sebelumnya berdasarkan kuesioner self-report.Sejauh ini dalam bab ini kita telah meninjau beberapa temuan utama yang menunjukkan efek signifikan warisan genetik seseorang pada kepribadian yang berkembang. Sebagian besar penelitian ini menggunakan indeks heritabilitas untuk memperkirakan ukuran efek ini. Karena metode dan kesimpulan memungkinkan terjadi kesalahpahaman, hal itu harus diperiksa dengan teliti. In Focus 14.1 membahas kesalahpahaman ini dan menjelaskan arti dari indeks ini.

Tabel 14.5: Studi Pasangan Kembar Menggunakan Self-report dan Penilaian Rekan dari "Big Five"Correlations within Pairs

Sef-Report RatingsPeer Ratings

Identical TwinsFraternal TwinsIdentical TwinsFraternal Twins

ExtraversionNeuroticismAgreeablenessConscientiousnessCulture.56.53.42.54.54.25.13.19.15.35.40.43.32.43.48.17-.03.18.18.31

IN FOCUS 14.1: Understanding Heritability and The Heritability IndexUpaya untuk memahami implikasi dari heritabilitas kepribadian telah dirusak oleh kesalahpahaman yang tersebar luas. Mari kita membahas beberapa yang paling umum.The Heritability Index. Korelasi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 14.5 digunakan oleh ahli genetika perilaku untuk memperkirakan persen dari variasi nilai dalam mengukur perbedaan individu yang disebabkan faktor genetik. Perhitungan indeks ini sangat mudah, tapi interpretasinya tidak. Untuk menghitung itu, pasang kembar fraternal dengan jenis kelamin yang sama dibandingkan dengan pasangan kembar identik dengan jenis kelamin yang sama pula pada variabel tertentu. Untuk setiap jenis kembar, para peneliti menghitung korelasi antara pasangan kembar identik dengan indeks kesamaan mereka, serta hubungan antara pasangan kembar fraternal. Mengurangkan kedua dari yang terlebih dahulu, dan kemudian mengalikan hasilnya dengan 2, menghasilkan indeks heritabilitas. Ini adalah perkiraan dari peran heritabilitas dalam akuntansi untuk perbedaan individu pada variabel yang diteliti. Hasil dengan menggunakan perkiraan ini sampai saat ini menunjukkan bahwa heritabilitas memainkan peran penting dalam banyak aspek kepribadian.The Meaning of High Heritability. Studi pasangan kembar adalah langkah pertama yang berharga untuk menjawab apakah faktor genetik berkontribusi terhadap perbedaan individu dalam kepribadian. Namun indeks heritabilitas mereka harus dihitung dan ditafsirkan dengan hati-hati karena beberapa alasan (misalnya, Dickens & Flynn, 2001):1. Pertama, estimasi heritabilitas selalu terbatas pada populasi tertentu yang dipelajari dalam penelitian yang dilaporkan dan yang mereka hitung. Ini adalah peringatan penting bahwa genetika perilaku umumnya menekan tetapi banyak pembaca sering gagal untuk menghargai. (Goldsmith, 1991). Nilai duga heritabilitas tidak menyediakan indeks absolut sejauh mana karakteristik tertentu dipengaruhi oleh gen. hal yang tidak masuk akal untuk berpikir misalnya bahwa agresivitas Joe terdiri dari 30 persen pengaruh genetik dan 70 persen pengaruh lingkungan atau bahwa keterampilan balet Susan adalah 20 persen dari genetik dan 80 persen dari sekolah balet dan praktek. Jika semua anak mengambil pelajaran balet, maka porsi yang lebih besar dari perbedaan antara anak-anak dalam keterampilan balet mungkin karena variasi dalam sumbangan genetik mereka. Tapi jika hanya beberapa anak mengambil pelajaran balet, maka seberapa baik anak-anak dapat melakukan pirouettes mungkin tergantung pada ketersediaan kursus balet. Secara umum, indeks heritabilitas tergantung pada variasi lingkungan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu di mana penelitian dilakukan. Semakin homogen lingkungan, maka semakin besar indeks heritabilitas. Dengan demikian, indeks heritabilitas mencerminkan karakteristik suatu populasi, bukan individu. Jika lingkungan psikologis anak-anak yang tidak terlindungi menjadi lebih homogen di budaya yang berbeda, misalnya karena komunikasi global dan pengaruh media, hasilnya akan ada peningkatan proporsi relatif dari pengaruh genetik pada variasi yang diamati di antara orang-orang. Nilai duga heritabilitas mengerjakan index bagian dari variabilitas individu yang berkaitan dengan variabilitas genetik yang ada dalam populasi. Jika karakteristik ini sangat penting bahwa setiap variasi dalam gen yang mempengaruhi itu dapat mengurangi kecocokan evolusi individu, indeks heritabilitas akan mendekati 0. Itu terjadi karena semua individu cenderung identik berkaitan dengan gen, dan setiap variabilitas diamati dalam karakteristik yang cenderung berasal dari perbedaan lingkungan.2. Kedua, bahkan ketika pasangan kembar identik yang dibesarkan secara terpisah, kesamaan mereka dalam pengukuran kepribadian tidak selalu karena gen mereka untuk kepribadian itu sendiri. Misalnya, ketertarikan dan nilai-nilai yang sama pada kembar identik mungkin sebagian karena refleksi bentuk tubuh dan penampilan mereka yang sama, konstitusi, kemampuan, keterampilan, dan karakteristik fisik daripada setiap gen untuk kepribadian. Kualitas-kualitas fisik dapat menyebabkan orang lain memperlakukan mereka sama bahkan ketika pasangan kembar hidup dalam lingkungan yang berbeda. Sebuah ketertarikan yang sama untuk menjadi seorang model, misalnya, mungkin bisa dikatakan lebih karena warisan di wajah daripada kepribadian. Kualitas fisik yang sama juga dapat menyebabkan masing-masing pasangan kembar untuk melihat dirinya sendiri dengan cara yang agak mirip, misalnya, sebagai orang yang sangat menarik atau tidak menarik, atau sebagai orang yang kuat secara fisik dan terampil dan kompeten atau lemah yang tidak efektif. Hal ini suatu saat dapat mempengaruhi aspek seperti kepribadian sebagai konsep diri, kepercayaan diri, dan sejumlah karakteristik yang terkait.3. Ketiga, seperti yang disebutkan sebelumnya, banyak studi yang membandingkan kemiripan kembar identik dan fraternal yang tumbuh bersama-sama menarik sebagian besar jawaban mereka pada kuesioner self-report kepribadian (ukuran yang paling sering digunakan). Pada tes ini, kembar identik mungkin memberikan beberapa jawaban yang sama bukan hanya karena mereka memiliki gen yang sama, tetapi juga mereka mungkin mengidentifikasi satu sama lain lebih dekat dan lebih meniru satu sama lain, atau mungkin diperlakukan sama oleh orang tua dan orang lain, dan karena itu menjadi lebih sama dalam segala macam cara. Sebagai contoh, mereka mungkin sering memakai pakaian yang lebih mirip dan berbagi lebih banyak kegiatan dan waktu bersama. Sama seperti kesamaan yang lebih besar dalam berpakaian antara kembar identik, tidak selalu berarti bahwa selera pakaian ditentukan oleh genetik, penting untuk berhati-hati sebelum menyimpulkan bahwa kesamaan dalam jawaban atas kuesioner self-report tentang ciri selalu menyiratkan heritabilitas genetik tertentu dari ciri tersebut.4. Keempat, koefisien heritabilitas yang tinggi tidak selalu berarti bahwa karakteristik khusus tidak bisa diubah secara signifikan. Bahkan ketika genetik penting mempengaruhi perbedaan individual dalam sifat, sifat tersebut kemungkinan termodifikasi oleh pengaruh lingkungan. Contohnya, genetik yang kuat mempengaruhi tinggi badan, berarti perbedaan tinggi badan antara individu sampel sebagian besar disebabkan oleh perbedaan genetik. Namun, bahkan ketika suatu sifat yang sangat diwariskan mungkin dipengaruhi oleh lingkungan. Tinggi rata-rata orang Eropa telah naik lebih dari 20 cm dalam 150 tahun terakhir. Jadi, meskipun tinggi sangat diwariskan, intervensi lingkungan seperti meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak dapat mempengaruhi hal itu. Memang, faktor lingkungan tampaknya diperhitungkan dalam kenaikan rata-rata tinggi badan lintas generasi, meskipun dalam setiap generasi perbedaan individu dalam tinggi badan merupakan hal yang sangat diwariskan. Sebagai contoh lain, mempertimbangkan peran warisan dalam kecerdasan. Penelitian dengan anak kembar yang dibesarkan di berbagai lingkungan (baik bersama-sama atau terpisah) menunjukkan bahwa kecerdasan yang diukur pada tes standar cenderung semakin mirip dengan tingkat bahwa individu memiliki peningkatan proporsi gen yang sama (Cartwright, 1978;. Plomin et al, 1997 , Vandenberg, 1971). Namun, sementara sumbangan genetik seseorang dapat menetapkan batas atas atau batas tertinggi pada sejauh mana kecerdasan dapat dikembangkan (Royce, 1973), lingkungan yang dapat membantu atau menghalangi batas tertinggi prestasi tersebut (misalnya, Cantor & Kihlstrom, 1987).5. Terakhir, indeks heritabilitas sendiri tidak membahas mekanisme melalui mana pengaruh genetik pada kepribadian beroperasi dan mengerahkan efek mereka pada individu.

Heredity versus Environment: Another False DichotomyPerdebatan tentang keturunan dan lingkungan telah berlangsung selama bertahun-tahun. Sayangnya mereka mudah berubah menjadi kompetisi untuk melihat mana yang lebih penting. Sebagai pemimpin dalam penelitian tentang peran warisan dalam perilaku menunjukkan: "... bukti pengaruh genetik yang signifikan sering diartikan secara implisit seolah-olah heritabilitas adalah 100%, sedangkan heritabilitas dari perilaku jarang melebihi 50%" (Plomin, 1990, p. 187). Plomin mencatat bahwa hal ini harus dibuat jelas bahwa "sumber-sumber perbedaan non-genetik" jelas penting. Memang, Bouchard dan rekannya dalam studi mereka tentang kembar identik yang dibesarkan terpisah, mengakui bahwa dalam hasil mereka sendiri, "dalam kasus-kasus individual faktor lingkungan telah sangat signifikan" (1990, hal 225.), karena dengan kasus ini, misalnya dari 29 poin - menunjukkan perbedaan IQ dari dua kembar identik.Singkatnya, terlepas dari berapa persen tepatnya yang digunakan untuk memperkirakan pengaruh faktor genetik, jelas pengaruh mereka cukup besar, terutama mengingat bahwa beberapa temuan dalam laporan kepribadian sebanyak 20 persen perbedaan. Bagaimanapun, sisi lain dari temuan adalah: yaitu, fakta bahwa data yang sama menunjukkan bahwa setidaknya setengah dari perbedaan kepribadian bukan karena faktor genetik dan dengan demikian juga membuktikan pentingnya lingkungan bagi kepribadian. Tema berulang sepanjang penelitian ini adalah jelas: sumbangan genetik diragukan kembali menjadi salah satu yang memiliki pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang dan pengembangan kepribadian dan begitu juga lingkungan. Tantangannya adalah untuk menguraikan mekanisme di mana gen dan pengalaman berinteraksi sepanjang perjalanan hidup dapat mempengaruhi untuk kedepannya kita akan menjadi apa. Hal itu akan dibutuhkan dalam menentukan mekanisme yang menghasilkan efek ini dan mengklarifikasi sifat karakteristik yang diwariskan dan aspek-aspek spesifik dari lingkungan yang penting.

SummaryDiambil secara kolektif, temuan itu mendukung pandangan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam kepribadian dalam sikap dan nilai-nilai, serta harga diri (misalnya, McGuire et al., 1994). Dalam beberapa kasus, pengaruh genetik, seperti dalam laporan, berpengaruh sebanyak setengah dari perbedaan individu yang diamati. Besarnya efek ini mungkin berlebihan, bagaimanapun, terutama ketika temuan ini didasarkan pada self-report. Plomin dan rekannya (1990), secara kritis meninjau studi kepribadian pasangan kembar berdasarkan self-report yang menunjukkan masalah tertentu pada metode dalam studi ini yang mungkin secara sistematis melebih-lebihkan peran genetika. Mereka percaya bias dapat dikoreksi jika hasil dari studi adopsi secara tepat diperhitungkan. Ketika koreksi yang dibuat untuk inflasi yang salah tentang dugaan heritabilitas (Apakah Stres Buruk untuk Otak Anda): "Kebenaran perkiraan heritabilitas untuk kepribadian yang diukur dengan self-report lebih dekat dengan perkiraan studi adopsi yaitu 20% dari perkiraan studi kembar dari 40%" (Plomin et al., 1990, hal. 233). Hal ini juga jelas, bagaimanapun, bahkan ketika salah satu self-report di luar perkiraan, peran genetika dalam kepribadian masih signifikan dan harus dianggap serius. Tugas ke depan adalah untuk memahami mekanisme melalui bagian mana efek ini akan terjadi.

Gene-Environment InterplayAntara nature (genetik) dan nurture (lingkungan) sangat berpengaruh pada kepribadian, selanjutnya adalah memahami perkembangan yang saling mempengaruhi antara keduanya. Pengaruh ini terlihat dalam rangkaian kehidupan seperti kepribadian dari seseorang, sebagian dipengaruhi oleh genetik, dan sebagian lagi oleh interaksi dengan orang lain dan pembentukan dari situasi dunia psikologisnya. Hubungan sebab-akibat terbagi menjadi dua arah karena situasi tersebut, berdampak pada seperti apa seseorang menjadi. Hubungan yang saling mempengaruhi dan dampaknya bagi kepribadian.

The Unique (Nonshared) Psychological Environtment of Each Family MemberKajian mengenai kembar telah diselidiki pengaruh lingkungan membuat orang yang secara genetis identik kembar identik- menjadi berbeda satu sama lain. Selama beberapa tahun, ada anggapan yang luas bahwa anak yang tumbuh dalam keluarga yang sama akan menjadi sama satu dengan yang lain dalam kepribadian untuk alasan lingkungan karena mereka membagi keadaan keluarga yang sama. Peneliti sekarang percaya bahwa asumsi ini salah. Mereka berpendapat bahwa anggota keluarga saling menyerupai dalam kepribadian karena pengaruh genetik, dan lingkungan membuat anggota keluarga berbeda. Alasan ini berdasar pada dua penemuan, pertama, kembar yang dibesarkan terpisah memiliki kesamaan kepribadian yang lebih sedikit dibandingkan dengan kembar yang tumbuh besar dalam keluarga yang sama. Selain itu, dalam keluarga yang mengadopsi anak lebih dari satu orang anak, mereka secara genetis tidak berhubungan, memiliki sedikit kesamaan kepribadian karena mereka berbagi lingkungan yang sama, mereka dibesarkan dalam keluarga yang sama.Catatan bahwa shared atau lingkungan keluarga dalam kasus kembar dilihat sebagai kesatuan global, seperti jika keluarga mengaggap semua adik atau kakak kandung dengan cara yang sama. Pengalaman lingkungan psikologis dari masing-masing anggota keluarga, bagaimanapun, mungkin sedikit berbeda dan masing-masing menerima perlakuan yang berbeda dalam keluarga yang sama. Masing-masing orang tua mungkin memperlakukan berbeda masing-masing anak. Faktanya, urutan kelahiran berdampak pada anak-anak dalam keluarga yang sama menemui sedikit perbedaan lingkungan psikologis. Lebih dari itu, banyak pengalaman lingkungan psikologis yang individu peroleh dari luar keluarga (dengan teman, sekolah, pasangan, dan dalam sebuah kelompok dan budaya), genetik dan pengaruh yang mungkin berubah dengan fase yang berbeda dari perkembangan.pengaruh lingkungan di dalam keluarga. Nonshared atau keunikan lingkungan memberikan pengaruh pada masing-masing orang melalui banyak cara, awalnya dalam perkembangan prenatal dan pengaruh urutan kelahiran. Termasuk kejadian biologis seperti penyakit dan nutrisi, begitu juga kejadian psikologis seperti pengalaman interpersonal bisa berasal dari reaksi orang tua terhadap pengaruh teman, pasangan romantis, dan pasangan. Sebagai contoh, anak yang lahir lebih dulu itu lebih kuat, lebih berkuasa, dan lebih diistimewakan dari anak yang lahir selanjutnya, ini mempengaruhi perkembangan kepribadian mereka. sejak awal, masing-masing anak terlahir dengan sedikit perbedaan lingkungan keluarga, karena orang tua memperlakukan dengan berbeda, dan saudara juga memperlakukan dengan berbeda.Sulit bagi orang tua untuk mengakui bahwa mereka memperlakukan anak mereka dengan berbeda, sedangkan anak membenarkan bahwa orang tua memperlakukan mereka dengan berbeda. Jadi, sebagai contoh, orang tua mungkin bereaksi berbeda terhadap anak pertama dengan anak ke lima, ketika orang tua menanti hadirnya anak pertama berbeda dengan anak ke lima. Anak yang tinggal dalam keluarga yang sama menjalani kehidupan dengan berbeda. Seperti keadaan orang tua yang bercerai mempengaruhi anak dalam keluarga yang berbeda, atau usia dan peran dalam keluarga juga berpengaruh. Singkatnya, saudara yang tumbuh dalam keluarga yang sama memiliki pengalaman secara psikologis yang berbeda.Peneliti menemukan hubungan antara aspek negatif dari pola pengasuhan (seperti konflik) dengan perilaku negative yang muncul seperti antisosial. Orang tua yang memperlakukan anak kembar dengan berbeda bisa berdampak pada indikasi depresi dan perilaku antisosial pada masa dewasa. Ini bukan berasal dari genetis, tetapi dari lingkungan nonshared.Table 1 beberapa faktor lingkungan berpengaruh pada saudara dalam keluarga yang tidak dibagi dengan samaPosisi dalam keluargaReaksi orang tuaKecelakaanKejadian prenatal, penyakitReaksi teman dan dukunganPengalaman interpersonal lainnyaPengalaman pendidikan dan pekerjaan

Lingkungan mempengaruhi di luar keluarga. Lingkungan nonshared termasuk, tapi jauh kaitannya, perbedaan dalam keunikan pengalaman antar saudara dalam keluarga. Beberapa aspek yang paling penting dari lingkungan nonshared adalah ketika anak mendapatkan pengalaman dari luar keluarga seperti interaksi mereka dengan dunia luas mereka, terutama hubungan dengan teman, sekolah, dan bermain. Hubungan dan pengalaman diluar keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Dalam interaksi antar saudara yang tinggal dengan keluarga yang sama membentuk sedikit perbedaan ketika berhubungan dengan teman, ada perbedaan tipe dari dukungan sosial, membangun perbedaan kehidupan karena perbedaan pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman interpersonal. Lebih dari itu, faktor lain seperti kecelakaan dan penyakit, akan membuat perbedaan, mungkin memunculkan perbedaan antar saudara. Ketika sesuatu kejadian yang memulai perbedaan, makin lama akan semakin besar perbedaan tersebut nantinya.Kesimpulannya, kita melihat lingkungan berpengaruh pada perkembangan kepribadian seseorang bukan dilihat dari family-by-family, tetapi individual-by-individual. Lingkungan berpengaruh pada perkembangan kepribadian seperti sikap nonshared, membuat yang anak tumbuh besar dalam keluarga yang sama berbeda satu dengan lainnya.

Interaction Among Nature-Nurture InfluenceAda interaksi yang kompleks antara pengaruh genetis dengan situasi dan kejadian pengalaman seseorang. Interaksi ini sulit dipisahkan karena mereka saling mempengaruhi menjadi tidak dapat dibagi.Sebagai contoh, orang dewasa kembar identik yang dibesarkan terpisah menilai lingkungan keluarga yang mereka tumbuh besar lebih sama dari pada orang kembar yang tidak identik. Hal ini disebabkan dua hal, pertama, kembar identik walaupun dibesarkan terpisah mungkin lebih memiliki kesamaan dalam bagaimana mereka menerima dan menginterpretasikan pengalaman. Kedua, mereka mungkin memiliki kesamaan karena pengaruh genetis dalam penampilan fisik, kemampuan, keterampilan, dan temperamen atau watak. Dalam sebuah penelitian, menunjukkan bagaimana genetis berpengaruh. The Home Observation for Measurement of the Environment (HOME) secara luas melakukan pengukuran tentang lingkungan rumah yang dilakukan dengan observasi dan interview. Aspek yang dinilai adalah lingkungan rumah terkait bagaimana kemampuan orang tua merespon dan perkembangan dorongan orang tua. Penelitian dilakukan dalam sebuah keluarga yang memiliki anak berusia satu tahun dan anak berusia dua tahun. Ketika dilakukan perbandingan antara keluarga yang melakukan adopsi dan yang tidak melakukan adopsi, dan nilainya memang lebih tinggi pada keluarga yang tidak melakukan adopsi, ini adalah pengaruh genetis. Keluarga yang tidak melakukan adopsi memiliki kesamaan yang lebih besar.Table 2 HOME Score correlations for nonadoptive and adoptive siblings at ages 1 and 2 yearsEnvironmental MeasureSibling Correlation

nonadoptiveadoptive

1 tahun.58.35

2 tahun.57.40

Dalam observasi lain, OConnor dan asosiasinya yang diperoleh melalui observasi melalui videotape dari orang dewasa yang berinteraksi dengan ibu mereka atau ayah mereka dalam diskusi 10 menit dengan masalah dan konflik dengan masing-masing orang tua penyakit gula. Partisipan orang dewasa termasuk enam kelompok yang berbeda: kembar identik, kembar tidak identik, saudara kandung dalam keluarga yang tidak bercerai, saudara kandung, setengah saudara kandung, dan saudara yang tidak berhubungan dalam keluarga angkat. Dengan menggunakan perkiraan pengalaman hereditas, peneliti menemukan beberapa pengaruh genetis dalam interaksi positif dan negative dengan ayah dan ibu.

Genes Also Influence EnvironmentsFaktor genetis mungkin berkontribusi pada pengalaman lingkungan melalui banyak cara. Pertama, orang menemui lingkungan bahwa saudara genetis, adalah bagian yang membentuk mereka. misalnya, tingkat keatktifan sesorang anak, yang terlihat adalah komponen turun temurun antara orang tua dan anak. Dari awal, orang tua membangun aspek-aspek lingkungan awal anak, dan mereka memberika stimulus yang lebih banyak untuk memancing keaktifan anak tumbuh, jadi berasal dari dua jalan yaitu dari lingkungan atau dari genetis. Anak yang aktif kemungkinan memiliki orang tua yang aktif yang dijadikan model dan adanya reward keaktifan tinggi. Ini berarti bisa berasal dari gen atau lingkungan yang memunculkan keaktifan anak.Kedua, secara genetis individu mempengaruhi karakteristik bagaimana orang lain akan bereaksi pada mereka. sebagai contoh, anak yang aktif mungkin menerima lebih banyak reaksi positif dari teman, atau dalam arah yang berlawan, menerima reaksi negatif dari guru sekolah.Ketiga, individu yang aktif mencari dan membuat situasi dan lingkungan sosial dalam cara sejalan dengan genetis mereka berpengaruh pada watak dan kualitas. Dimana anak aktif secara ekstrim mungkin untuk membuat lingkungan menjadi penuh energi dengan memilih teman yang juga aktif dan mengikuti kegiatan aktif, sedikit anak yang aktif cocok dengan lingkungan yang sedikit energinya. Proses self-directed dari pemilihan dan pembuatan situasi seseorang adalah pusat dari kepribadian; itu sesungguhnya adalah bagian dari seseorang yang dinamik X interaksi situasi melalui watak dan hubungan timbal balik dalam lingkungan.Dari banyak cara genetis mempengaruhi lingkungan, dapat dipahami faktor genetis sering berkontribusi pada dasarnya terhadap pengukuran lingkungan dalam penelitian. Tapi ketika hal ini menjadi jelas bahwa faktor genetis mempengaruhi lingkungan yang kita alami, pengaruh yang kompleks dan pengaruh genetis langsung hanya pada satu bagian.Penemuan ini menyarankan bahwa peneliti harus berpindah dari cara yang pasif tentang bagaimana lingkungan atau gen secara terpisah berpengaruh pada individu dan beralih pada model interaksi antara individu-lingkungan. Model interaksi ini menyadari peran aktif yang seseorang mainkan dalam pemilihan, memodifikasi, dan membuat lingkungan mereka sendiri. Dalam proses ini, ada interaksi yang terus menerus antara watak (sebagian berpengaruh karena genetis, sebagian karena lingkungan) dan situasi sebagai persetujuan individu dengan dunia mereka.Hubungan yang saling mempengaruhi dari proses biologis dan psikologis adalah jelas pada setiap level dari analisa. Jelas bahwa pada level molekuler: sinaps dalam otak berubah secara fisik ketika pembelajaran baru terbentuk. Dalam interaksi ini, gen berubah untuk membuat protein yang penting dalam long-term memory, dimana sejarah seseorang terbentuk. Lebih dari itu, setiap perbedaan yang turun-temurun seperti kualitas temperamen atau watak, keatifan dan level energi, emosi, kemampuan sosial, yang muncul menjadi terlihat dalam masa anak-anak awal, secara biologis dapat muncul bermacam-macam bakat yang bisa dikembangkan.Sebagai contoh, secara watak atau temperamen lebih aktif, anak yang energik akan mencari dan berinteraksi lebih semangat dan penuh ancaman dengan lingkungannya, secara cepat akan bertemu tantangan dan kegembiraan dan juga bahaya dan frustasi. Pada satu waktu, mereka juga bisa menjadi lebih agresif dari anak lain yang wataknya dilarang untuk berinteraksi dengan lingkungan yang tidak familiar atau pemalu. Variasi turun-temurun akan membentuk batasan dalam loci di otak yang juga berdampak pada perilaku seperti rasa malu. Perbedaan dalam sensitifitas dan reaksi psikologis dalam merespon stimulus yang mempengaruhi orang menjadi introvert atau ekstrovert. Introvert mungkin lebih memilih untuk menjauhi stimulus sosial dari pada ekstrovert lebih berkeinginan dan memilih diri mereka untuk aktif.

Search for Specific Gene-Behavior ConnectionMengingat bukti pengaruh genetik pada ciri-ciri kepribadian yang telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti sekarang berusaha untuk menjadi lebih tepat dan untuk mengidentifikasi gen tertentu yang mungkin terhubung ke karakteristik tertentu. Mereka mulai pergi lebih jauh untuk mengatakan pengaruh genetik penting bagi kepribadian. Dalam penelitian sebelumnya, cacat genetik tertentu telah dikaitkan dengan berbagai kelainan seperti kekurangan mental. PKU adalah kasus di titik (lihat tabel 14.8). PKU (fenilketonuria) penyakit kelainan bawaan di mana mengakibatkan kelainan genetik pada kurangnya enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme normal. Karena kekurangan enzim ini, bahan kimia beracun terakumulasi dalam tubuh dan mengakibatkan kerusakan sistem saraf pusat dan keterbelakangan mental. Diagnosis penyakit PKU sekarang mungkin segera setelah lahir, dan pengobatan yang sangat sukses telah dirancang. Anak ditempatkan pada diet khusus yang mencegah zat beracun dari membangun dalam aliran darah. Nama gangguan deskripsi penyebab

Down syndrome Keterbelakangan mental yang berat Penampilan fisik: tengkorak kecil, rambut tipis, hidung datar, lidah pecah-pecah, lipatan atas kelopak mata, leher pendek. Adanya kromosom ekstra (ketiga) dalam pasangan kromosom kedua puluh satu. Tampaknya dikaitkan dengan usia lanjut pada ibu.

PKU (fenilketonuria) Menyebabkan keterbelakangan mental jika tidak diobati segera setelah lahir. Sebuah gen yang menghasilkan enzim penting yang hilang.

Beberapa karakteristik psikologis ditentukan oleh struktur genetik tertentu individu. Misalnya, ketika kromosom kedua puluh satu dalam sel tubuh seorang individu memiliki anggota ketiga bukan terjadi sebagai pasangan, individu akan memiliki down syndrome yaitu, suatu bentuk keterbelakangan mental. Sebuah teknik untuk menggambarkan cairan ketuban dari rahim ibu hamil yang memungkinkan dokter dan calon orangtua tahu sebelumnya jika janin yang sedang berkembang tersebut memiliki kelainan kromosom ini. Prosedur ini dilakukan secara rutin untuk wanita hamil 35 tahun atau lebih tua karena perempuan dalam kelompok usia ini lebih mungkin untuk melahirkan childern dengan down syndrome. Untuk menghubungkan gen dengan kepribadian, contoh yang menjanjikan menyertakan laporan bahwa gen untuk reseptor dopamin berkorelasi dengan mencari hal-hal baru dalam dua studi (Benjamin et al, 1996;. Ebstein et al, 1996), dengan peneliti lain menemukan bahwa gen yang sama yang terkait dengann hiperaktivitas. Meskipun temuan tersebut menarik bagi para peneliti genetik, mereka harus menafsirkan dengan banyak hati-hati dan masih diperlakukan sebagai tentatif dan sugestif daripada konklusif. Reservasi ini diperlukan karena temuan hubungan antara kepribadian dan gen-gen tertentu pada masa sebelumnya telah gagal untuk meniru. Itu terjadi, misalnya, untuk melaporkan korelasi antara neurotisme dan gen itu penting dalam fungsi neurotransmitter serotonin kimia yang dua studi lainnya tidak dapat mereproduksi. Mungkin bahkan lebih penting, ciri-ciri kepribadian melibatkan pola karakteristik yang kompleks dan perilaku sedemikian rupa sehingga hubungan dengan gen tertentu mungkin akan hanya memiliki efek yang kecil. Artinya, pengaruh genetik pada kepribadian melibatkan tindakan banyak gen, yang masing-masing memiliki efek kecil daripada efek langsung dari setiap gen tunggal utama. Temuan ini baik tetapi kerumitannya tidak mengherankan, ini dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi gen yang lebih rendah pada hewan yang tidak dapat diterapkan pada manusia. Sebagai contoh, dalam penelitian yang menggunakan hewan dimungkinkan untuk menggunakan teknik yang dapat mengubah gen-gen tertentu, yang disebut teknik knock-out, tes untuk menguji bagaimana gen mempengaruhi perilaku. Pada tikus, misalnya, sejumlah gen, jika terdapat gangguan, akan ditemukan perasaan takut yang telah ditempatkan. Seperti yang diperkirakan, tikus menampilkan agresi yang lebih besar ketika para peneliti mengeluarkan (knock-out) gen tertentu yang berfungsi penting untuk neurotransmitter atau enzim. Keterbatasan tentu saja ada bahwa sulit untuk menggeneralisasikan hasil dari penelitian pada tikus kepada manusia. Tapi ada kemungkinan yang menarik untuk penemuan dalam bidang genetika molekular yang berbicara mengenai kondisi manusia dan akan membuktikan generalisasi untuk kepribadian. Namun, penelitian itu belum dituliskan dan masih harus dibuktikan untuk beberapa tahun ke depan.Causal Mechanisms: The Role of Neurotransmitter SystemSeperti dibahas di atas, genetik dan pengaruh lingkungan selalu dalam interaksi yang dekat. Kemudian akan menjadi pertanyaan: apa mekanisme kasual yang mendasari interaksi ini? Untuk menjawab pertanyaan itu pada analisisn tingkat biologi molekuler, peneliti sekarang mencoba untuk mengkaji bagaimana sistem variabilitas genetik yang mendasari sistem neurotransmiter dapat dikaitkan dengan variabilitas dalam ciri-ciri kepribadian dan pola perilaku. Sistem neurotransmitter adalah jalur fisiologis yang berkomunikasi dan melaksanakan fungsi deteksi sinyal dan respon melalui reseptor kimia (neurotransmitter). Variabilitas dari masing-masing neurotransmiter ini ditentukan oleh varian gen yang sesuai. Ada sembilan sistem neurotransmitter, tetapi berdasarkan fungsi biokimia mereka, ada pula yang lebih relevan dengan pelaksanaan fungsi psikologis daripada yang lain. Secara umum, psikolog kepribadian telah difokuskan pada tiga sistem utama yang terlibat dalam fungsi perilaku (the dopaminergik, serotonergik, dan sistem GABAergic).Para peneliti telah menganalisis bagaimana pola perilaku tertentu berkorelasi dengan varian genetik tertentu. Awalnya, peneliti bertujuan untuk menunjukkan secara langsung, satu per satu hubungan antara sifat-sifat tertentu atau perilaku dan mutasi genetik tertentu. Sejauh ini studi ini telah memberikan hasil yang bermacam-macam. Banyak percobaan yang tampaknya memperlihatkan semacam hubungan langsung yang tidak bisa diulang. Meskipun jelas bahwa sistem neurotransmitter berhubungan dengan ekspresi pola perilaku, juga dijelaskan bahwa sistem neurotransmitter ini tidak selalu berkerja sendiri dalam memproduksi pengaruh perilaku mereka. Pada kenyataannya, studi terbaru telah mengungkapkan bahwa berbagai sistem neurotransmitter bekerja sama dengan sangat erat, dan banyak fungsi behavioral yang awalnya dikaitkan dengan sistem neurotransmitter tertentu sebenarnya itu adalah fungsi dari interaksi lebih dari satu sistem ini.Ketika kita mulai memahami lebih lanjut tentang ini sistem neurotransmitter dan variasi genetik yang mempengaruhi fungsi mereka, ini jelas bahwa tugas menghubungkan gen dengan perilaku tidak sesederhana seperti yang awalnya diyakini. Interaksi antara ekspresi genetik dan ekspresi fenotipik kepribadian bersifat sangat kompleks. Secara khusus, peneliti harus memperhitungkan bahwa variabilitas genetik yang mendasari perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh adiktif dan faktor interaktif pada tingkat genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan sekitarnya. Pesan mendasar dari semua mahasiswa kepribadian ini adalah bahwa hubungan antara biokimia dan karakteristik kepribadian kita mencerminkan interaksi di dalam dan di antara sistem. Ini bukan sistem yang hanya mempengaruhi satu arah sangat banyak pesan yang muncul seperti dalam review kita tentang "person vs situation" yang telah dibicarakan pada trait level of analisis pada chapter4. Salah satu implikasi tertentu adalah bahwa hal itu tidak mungkin adanya hubungan, baik sederhana ataupun hubungan langsung antara faktor genetik tertentu dan kategori yang sangat luas dari ciri-ciri kepribadian seperti yang diwakili oleh the big five. Dengan demikian, ekspektasi bahwa gen sedikit mempengaruhi kualitas kepribadian seperti open-mindedness mungkin tidak tepat.

Genetic and Environmental Influences on Person X Situation InteractionInteraksi gen serta lingkungan juga tercerminkan dalam Person Vs Situation Interaction Pattern dan if .... Then ... yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Kepribadian ini mungkin mencerminkan pengaruh genetik dan lingkungan, tergantung pada jenis perilaku yang terlibat. Contohnya, Sebuah studi awal yang menggunakan sampel orang kembar dewasa menunjukkan, bahwa Person X Situation Interaction Pattern ketika seseorang gelisah secara signifikan dipengaruhi oleh genetika, sedangkan untuk dominasi bersama saudara merupakan pengaruh lingkungan. Hasilnya mendukung kesimpulan umum bahwa perilaku individu menunjukkan karakteristik sedangkan pola yang bermakna di setiap situasi yang sebagiannya mencerminkan pengaruh genetik. Studi yang lebih terbaru dengan sampel yang lebih banyak dan dengan metode lain tersebut memberikan hasil lebih lanjut dan bukti yang lebih kuat untuk titik dasar yang sama. Satu implikasi penting adalah bahwa pengaruh genetik dapat diekspresikan tidak hanya dalam seberapa banyak sifat yang dimiliki disetiap orang. Genetik juga dapat mempengaruhi pola karakteristik dimana bahwa sifat- perilaku yang relevan biasanya dinyatakan dalam hubungannya dengan jenis situasi tertentu.

Social Environments Change the Expression of Genes, the Brain, and PersonalityPeneliti berusaha mencari pendekatan genetik untuk kepribadian yang mengakui bahwa sifat dominan yang diwariskan dapat dibatasi atau terbatas dalam ekspresi mereka. Kita melihat bahwa, misalnya, pertumbuhan seseorang dan ultimate height dipengaruhi oleh gizi atau penyakit pada masa perkembangannya. Tapi meskipun mereka mengacu pada hubungan antara gen dan lingkungan seringkali mereka tidak melihat adanya interaksi ini sebagai proses dua arah yang saling mempengaruhi yaitu timbal balik atau saling menguntungkan. Lingkungan sosial dan pengalaman di dunia tidak dapat mempengaruhi struktur DNA Anda. Dalam arti bahwa interaksi antara gen dan lingkungan dalam analisis ini mengacu pada proses pengaruh satu arah dari gen terhadap lingkungan, di mana pengaruh genetik berdampak melalui berbagai rute di lingkungan alami tanpa modifikasi struktur genetik itu sendiri. Tapi juga terjadi kasus bahwa sosial dan lingkungan psikologis dapat mempengaruhi ekspresi gen: hanya dengan membaca paragraf ini Anda meningkatkan tingkat transkripsi DNA neurotransmiter tertentu. Dan pengaruh lingkungan juga dapat mengubah struktur otak, struktur saraf mereka -dan dengan demikian menghasilkan perubahan yang stabil pada tingkat organik, meskipun mereka tidak mengubah struktur DNA. Ini terlihat misalnya dalam temuan bahwa stres benar-benar dapat menyusut ukuran hippocampus yaitu struktur dasar otak untuk fungsi mental yang lebih tinggi.

Stress is Bad for Your BrainSapolsky meninjau studi yang menunjukkan bahwa stres berkelanjutan meningkatkan glukokortikoid (GCS), zat kimia yang pada tingkat tinggi dapat memiliki efek negatif pada kesehatan. Konsisten dengan temuan ini, Sapolsky (1996) terpapar dalam laporan penilitiannya dengan tikus, menunjukan bahwa berlebihan zat GCS dapat merusak otak, dengan efek yang merugikan khususnya pada hippocampus, struktur otak yang penting untuk belajar dan memori. Studi dengan pasien depresi juga menunjukkan bahwa volume struktur otak ini berkurang secara signifikan, dan semakin lama depresi semakin besar jumlah atrofi otak. Selain itu, veteran perang yang menderita stres reaksi pasca-trauma (misalnya, setelah pengalaman mengerikan perang) juga ditampilkan tidak hanya memaparkan yang lebih besar ke GCS tetapi juga terdapat pengurangan substansial di hippocampus mereka di kedua sisi otak. Singkatnya, meskipun lingkungan sosial tidak mempengaruhi struktur gen, itu dapat mempengaruhi ekspresi mereka, otak, dan kepribadian seseorang. Sebagai bagian lain dari diskusi ini, situasi dan lingkungan adalah hal terpenting yang mempengaruhi apa pengalaman orang dan dilakukan pada hubungan yang stabil. Ketika situasi tetap stabil, begitu juga pola karakteristik mereka dari perilaku sosial; ketika terjadi perubahan situasi, pola perilaku juga bias diprediksi. Yang perlu diingat bahwa, peristiwa lingkungan seperti tingkat stres tidak hanya berdampak secara dramatis pada perilaku dan pengalaman, tetapi juga mengubah handwiring, yaitu struktur di otak. Interaksi orang dan lingkungan adalah interaksi dua arah di mana karakteristik seseorang menunjukkan beberapa perubahan dari waktu ke waktu, seperti karakteristik juga sebagian mengubah lingkungan tersebut. Singkatnya, pengaruh lingkungan, genetik, dan otak berasa dalam interaksi yang terus-menerus. Interaksi ini mempengaruhi apa yang kita rasakan dan apa yang kita lakukan, yang, pada gilirannya, menghasilkan perubahan lebih lanjut. Tantangan dalam penelitian di masa yang akan datang pada hubungan antar gen, otak, dan lingkungan akan menjelaskan proses yang kompleks dan dinamis yang terletak diantara gen, otak, dan perilaku.