05-JDST-010711-ari-kisworo-QFD-(75-87)

Embed Size (px)

Citation preview

AAU Journal of Defense Science and Technology Volume 2, Number 1, 1 July 2011, 75 87

Penerapan Metode Quality Function Deployment untuk Perancangan Almari Arsip yang Ergonomis di TNI AULettu Adm Ary Kisworo, ST.Kasubsi Sibinpers Dispers Lanud Husein Sastranegara Bandung [email protected] arsip merupakan sarana yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelayanan yang memuaskan. Permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini diperoleh dari pengamatan sehari-hari dimana penggunaan almari arsip sangatlah berperan dan sering dilakukan. Pemakaian almari arsip yang praktis merupakan suatu upaya penunjang peningkatan produktivitas kerja yang sangat diperlukan oleh anggota sebagai penggunanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dengan mengintegrasikan analisis ergonomi dan antropometri untuk meningkatkan kualitas kenyamanan pemakaian almari diperoleh hasil bahwa ada empat faktor utama yang dipentingkan oleh para anggota pengguna yaitu: kualitas, keawetan, model, mudah digunakan. Faktor-faktor inilah yang akan dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya agar benar-benar sesuai dengan harapan dan keinginan pihak pengguna. Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat direkomendasikan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan yakni: meningkatkan kekuatan, meningkatkan kualitas, memperbaiki penampilan, dan mempermudah pengoperasian almari arsip. Dengan perbaikan-perbaikan tersebut, pengadaan inventaris kantor di TNI-AU diharapkan dapat meningkatkan performansi pelayanan dan dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas anggota. Kata Kuncialmari arsip, antropometri, ergonomi, Quality Function Deployment

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalahlmari merupakan perabotan yang hampir bisa kita jumpai disemua tempat, dan sudah ada sejak dulu. Rumah tangga dan perkantoran adalah dua dari sekian banyak tempat yang banyak memakai perabotan ini. Keberadaan almari hampir mutlak diperlukan oleh perkantoran untuk mendukung proses operasi yang ada di kantor. Pada instansi atau perkantoran almari akan lebih banyak berfungsi sebagai tempat menyimpan dokumen-dokumen/arsip-arsip penting yang belum diolah atau sudah diolah untuk disimpan secara permanen. Sering kali di dalam menggunakan atau memilih almari kita asal pilih tanpa mempertimbangkan ukuran, dan bagaimana almari tersebut digunakan. Padahal pemilihan almariManuscript received 4 May 2011, revised 6 June 2011, accepted for publication 19 June 2011

A

76

Lettu Adm Ary Kisworo, S.T.

yang asal-asalan yang tanpa didasari dengan pertimbangan yang tepat akan mengurangi kinerja atau menghambat proses yang dijalankan oleh kantor tersebut. Ukuran almari yang berlebihan akan banyak menyita ruangan sehingga cenderung mempersempit ruang gerak pengguna yang akhirnya mengurangi kenyamanan dalam proses kerja. Demikian pula bila ukurannya terlalu kecil akan berakibat pada minimnya kapasitas simpan yang memungkinkan diperlukannya jumlah almari yang lebih banyak yang dampaknya bisa jadi lebih buruk lagi. Sedangkan bagaimana almari tersebut dioperasikan jelas berpengaruh sekali, kemudahan untuk dioperasikan akan mempercepat proses yang berarti menghemat waktu dan tenaga. Tenaga yang hemat dan waktu yang lebih singkat berarti akan lebih banyak lagi proses yang bisa dihasilkan. Banyak dijumpai kantor-kantor yang masih menggunakan almari khususnya almari arsip yang kurang mempertimbangkan segi tersebut. Hal ini berakibat terjadinya antrian pengguna. Sementara itu keluhan terjadi pada pemberi layanan/karyawan karena menumpuknya beban kerja. Hal ini secara keseluruhan akan menurunkan produktifitas kerja. Mengingat demikian besar pengaruh yang bisa dihasilkan, maka akan sangat bermanfaat sekali bila segera direncanakan suatu almari yang ergonomis.

B. Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, dan Asumsi-asumsiBerdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka persoalan yang akan diteliti adalah bagaimana merancang almari arsip yang sesuai dengan kaidah ergonomis sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja ?. Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. 2. Mengidentifikasi dan menganalisa kekurangan dari fasilitas kerja yang ada. Merancang almari arsip dengan menggunakan prinsip-prinsip ergonomi.

Selanjutnya ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Penelitian dilaksanakan di Depohar 10, Bandung. 2. Lingkup analisis hanya sebatas variabel-variabel yang berhubungan dengan perancangan almari arsip sebagai sarana penting bagi anggota yang berdinas di gudang atau staf. 3. Pada penelitian ini yang menjadi obyek adalah para anggota TNI AU yang masih berdinas aktif di Depohar 10 , Bandung. Adapun asumsi-asumsi yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah: 1. Aktifitas yang dilakukan oleh operator relatif sama. 2. Data antropometri diperoleh dari ukuran yang berdistribusi normal. 3. Penelitian dilakukan pada operator yang tidak memiliki cacat fisik. 4. Pengamatan kerja dalam suasana bekerja seperti biasa tanpa tekanan. 5. Pada penelitian ini tidak dibahas waktu dan urutan proses yang dilakukan untuk setiap prosesnya. 6. Keinginan konsumen (anggota) Depohar 10 yang diukur, bisa mewakili sebagian besar keinginan anggota TNI AU. 7. Semua almari yang dimaksudkan dapat dipenuhi oleh pihak pabrik.

Penerapan Metode Quality Function Deployment untuk Perancangan Almari Arsip yang Ergonomis di TNI AU

77

C. Kerangka Pemecahan Masalah

Gambar 1.

Kerangka pemecahan masalah

II. LANDASAN TEORIA. ErgonomiIstilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain

78

Lettu Adm Ary Kisworo, S.T.

perancangan. Ergonomi berhubungan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Dimana ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Adapun tujuan utama dari ergonomi adalah: 1. Memperbaiki perfoma kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan. 2. Mengurangi waktu pelatihan dan biaya. 3. Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan ketrampilan (skill) yang diperlukan. 4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan oleh human error. 5. Memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja. Dengan demikan tujuan ergonomi adalah menimbulkan efektifitas fungsional dan kenyamanan pemakai dari peralatan serta lingkungan kerja yang dirancang.

B. Sistem Kerangka, Otot Manusia, dan AntropometriDalam rangka memenuhi tujuan desain/pra rancangan produk baru pekerjaan serta peralatan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, maka diperlukan beberapa pengetahuan dasar tentang karakteristik otot dan kerangka manusia terutama dimensi dan kapasitasnya. Antropometri berkaitan dengan pengukuran bentuk dan karakteristik tertentu tubuh manusia, atau dapat juga diartikan sebagai suatu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu dan kelompok. Pengukuran itu tentunya sesuai dengan perancangan alat kerja. Bila antropometri hanya dipandang sebagai suatu pengukuran tubuh manusia semata, maka hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana. Namun pada kenyataannya banyak didapati berbagai faktor kesulitan yang terlibat, salah satunya adalah ukuran tubuh manusia sangat beragam tergantung pada jenis kelamin, suku bangsa dan jenis pekerjaan. Faktor sosio-ekonomi juga berkaitan pada dimensi tubuh. Ketersediaan sumber makanan dengan gizi pada golongan yang berpendapatan tinggi meyebabkan terhindarnya masa kanakkanak dari penyakit yang pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan tubuh. Oleh karena beragamnya ukuran tubuh manusia itulah, maka untuk mengukur dimensi manusia secara tepat sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, perlu suatu teknik pengukuran yang biasa disebut dengan Engineering Antropometri, Engineering Antropometri adalah penerapan dua macam data Antropometri pada perancangan suatu benda. Secara umum pengukuran dimensi tubuh manusia dikelompokan menjadi dua bagian yaitu: 1. Dimensi Struktural (Dimensi Statis). Dimensi struktural adalah pengukuran yang dilakukan pada saat posisi diam (statis), yang mencakup pengukuran kepala, dada, kaki dalam posisi standar. 2. Dimensi Fungsional (Dimensi Dinamis). Dimensi Fungsional atau Dimensi dinamis adalah pengukuran yang dilakukan pada suatu kondisi dimana tubuh sedang melakukan

Penerapan Metode Quality Function Deployment untuk Perancangan Almari Arsip yang Ergonomis di TNI AU

79

aktifitas fisik, misalnya pada saat orang sedang mencari dan mengambil arsip atau buku dari almari.

C. Populasi dan SamplePopulasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objekobjek yang lengkap dan jelas. Sedangkan sample adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Pengumpulan data berdasarkan sample tertentu dianggap cukup efektif. cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sample disebut teknik sampling. Sebutan dari sample biasanya mengikuti teknik dan sampling yang digunakan. Salah satu cara dari sampling yang ada untuk memperoleh sampling yang representatif yang digunakan untuk penelitian ini adalah sample bertujuan atau purposive sample. Pemilihan subjek didasari ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya untuk mencapai tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak memungkinkan mengambil sample yang besar dan jauh. Walaupun cara ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menetukan sample berdasarkan tujusn tertentu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu: 1. Pengambilan sample harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan cirri-ciri pokok populasi. 2. Subyek yang diambil sebagai sample benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung cirri-ciri populasi. 3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat dalam studi pendahuluan. Dalam penelitian ini, sample untuk data antropometri diambil dari data pengamatan langsung di Depohar 20 Madiun.

D. Metode Statistik dan Quality Function Deployment (QDF)Statistik adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan data atau analisis yang dilakukan. Untuk keperluan perhitungan data dalam penelitian ini digunakan beberapa rumus statistik, yaitu: Rata-rata hitung, Standar deviasi, Distribusi Frekuensi, Uji Keseragaman Data, Uji Kecukupan Data. QFD merupakan suatu metode perencanaan dan pengembangan produk terstruktur, yang memungkinkan pengembangan produk untuk menentukan secara jelas keinginan dan kebutuhan konsumen dan kemudian melakukan evaluasi secara sistematis tentang kemampuannya dalam menghasilkan produk untuk memuaskan konsumen. Ada beberapa manfaat yang didapat melalui implementasi QFD antara lain: 1. Pengendalian oleh konsumen, meliputi: memusatkan pada penerimaan konsumen, penggunaan informasi kompetisi seefektif mungkin, prioritas penggunaan sumber daya, identifikasi item yang memungkinkan adanya peningkatan, penyusunan informasi. 2. Pengurangan waktu pengembangan, meliputi: pengulangan perubahan desain, membatasi permasalahan-permasalahan, menghindari pengembangan yang sia-sia, identifikasi kesempatan aplikasi di masa datang.

80

Lettu Adm Ary Kisworo, S.T.

3. Promosi tim kerja yang meliputi: penciptaan komunikasi yang baik, identifikasi kegiatan/langkah-langkah, adanya pandangan secara global tetapi detail. 4. Penyediaan dokumentasi, meliputi: dokumentasi rasional untuk desain, mudah untuk diasimilasi, menambah struktur informasi, adaptasi perubahan yang terjadi, menciptakan kerangka kerja untuk menganalisa sensitivitas

III. SOLUSI PERMASALAHANA. Proses QDF dalam perencanaan produkSecara umum proses Quality Function Deployment (QFD) adalah meliputi pembuatan satu atau sejumlah matriks. Matriks itu disebut dengan House of Quality yang menampilkan kebutuhan konsumen serta karakteristik teknis yang dibuat tim perancangan untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut. Sebagai contoh House of Quality ditunjukan pada Gambar 2.

Bagian E Korelasi Karakteristik Teknis Bagian C Karakteristik teknis untuk produk yang ergonomis

Bagian A Kebutuhan/keinginan konsumen akan kenyamanan produk

Bagian D Hubungan yang terjadi (dampak karakteristik teknis terhadap kebutuhan ) Bagian F Matrik teknis (prioritas karakteristik teknis, perbandingan dengan pesaing, target karakteristik teknis

Bagian B Matrik Perencanaan (survei pasar dan rencana strategis)

Gambar 2.

House of Quality.

Penerapan Metode Quality Function Deployment untuk Perancangan Almari Arsip yang Ergonomis di TNI AU

81

B. Pengumpulan dan Pengolahan Data QFD B.1. Pengumpulan data kualitatifPengumpulan data kualitatif dilakukan melalui Contextual Inqueries dari beberapa customer yang berupa data mentah dan biasa disebut dengan Customer Phrase dan melakukan Brainstorming dengan pihak pengrajin almari untuk memperoleh respon teknis dan target respon yang ingin dicapai. 1. Voice of customerTABLE I DATA ATRIBUT ALMARI ARSIP ERGONOMIS Customer Requirements (WHATs) Mudah perawatannya Kemudahan Praktis penggunaannya Hemat tempat Kualitas/Garansi Kegunaan Tidak mudah rusak Model

2.

Respon TeknisTABLE II RESPON TEKNIS/TECNICAL DESCRIPTOR (HOWS) No. 1 2 3 4 5 Material Ukuran Almari Kerapihan Tempat Penyimpanan Kemudahan pengambilan buku Kenyamanan pemakaian Technical Response (HOWs)

B.2

Pengumpulan dan Pengolahan Data Kualitatif1. Penentuan populasi, kerangka sample. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang didapat dari jawaban responden terhadap kuesioner yang telah disebarkan. Kuesioner tersebut ditujukan kepada anggota yang masih berdinas aktif di DEPOHAR 20. Penyebaran kuesioner didahului dengan penyebaran kuesioner awal untuk mengetahui apakah kuesioner dapat dimengerti dengan baik oleh responden. Setelah penyebaran kuesioner awal dilakukan maka selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner formal

82

Lettu Adm Ary Kisworo, S.T.

dimana jumlah sample minimum yang diperlukan dalam penelitian ini menurut Persamaan Bernoulli dengan p = 0,95 dan q = 0,05 diperlihatkan pada persamaan (1).

N N

(Z a / 2 )2 p.qe2

(1,96)2 x 0,95 x (0,05)2

0,05(1)

N 72,99 73Jumlah data minimum yang diperlukan adalah 73 data. pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 82 responden (telah memenuhi syarat kecukupan Bernaulli). Data kuesioner sah ditunjukkan pada Tabel 3.TABLE III DATA JUMLAH KUISIONER Kuesioner Tidak Kuesioner Cacat Kembali 3 15

Jumlah kuesioner Yang disebar 100

Kuesioner Sah 82

2. Penentuan data yang dikumpulkan. Kuesioner yang dilakukan terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Kuesioner I, merupakan identitas responden. b. Kuesioner II, merupakan kuesioner yang menggambarkan tentang tingkat kepentingan atribut menurut konsumen. c. Kuesioner III, merupakan kuesioner yang menggambarkan tentang tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut produk dan tingkat kepuasan konsumen yang diharapkan terhadap atribut-atribut produk. 3. Pengujian Data a. b. Uji Validitas Uji Reliabilitas

IV. ANALISAA. Analisa dan Interpretasi QFDAnalisa dan interpretasi QFD dalam hal ini rumah kualitas dibagi dalam empat bagian yaitu analisa prioritas kebutuhan customers, analisa matriks korelasi antara respon teknik dan analisa secara keseluruhan.

Penerapan Metode Quality Function Deployment untuk Perancangan Almari Arsip yang Ergonomis di TNI AU TABLE IV URUTAN PRIORITAS KEBUTUHAN CUSTOMER MENURUT RAW WEIGHT No. 1 2 3 4 5 Customer Need Tidak mudah rusak Model Mudah perawatannya Praktis penggunaannya Hemat tempat Raw Weight 17,800 12,720 5,682 4,434 4,084

83

Berdasarkan tabel tersebut di atas, terlihat semua atribut-atribut perlu mendapatkan perhatian lebih jauh. Adapun atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tidak mudah rusak a. Atribut ini memiliki raw weight tertinggi (17,800) dan mempunyai nilai gap terbesar (-2,37) serta merupakan atribut dengan urut kepentingan nomor dua (4,341) menurut customers. b. Atribut ini perlu mendapatkan perhatian yang besar karena apa yang diterima konsumen saat ini jauh dari yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan adanya gap yang besar, oleh karena itu dalam pengadaan almari, atribut ini merupakan faktor yang sangat signifikan mempengaruhi kepuasan customers. c. Atribut ini berkaitan dengan ketahanan material/bahan yang digunakan untuk membuat almari. 2. Model a. Atribut ini memiliki raw weight urutan kedua (12,72), nilai gap urutan kedua (-1,77) dan merupakan atribut dengan urut kepentingan nomor satu (4,524) menurut customers. b. Dengan adanya nilai gap negatif menunjukkan bahwa apa yang diharapkan oleh konsumen masih belum sesuai dengan yang ada pada almari arsip yang digunakan sebagai alamri arsip selama ini. Hal ini diperkuat dengan urut kepentingan nomor satu, bahwa konsumen menginginkan almari arsip yang kuat agar tidak cepat rusak, sehingga konsumen sebagai pengguna produk bisa merasa lebih nyaman dalam menggunakannya. 3. Mudah perawatannya a. Atribut ini memiliki raw weight urutan ketiga (5,682), nilai gap urutan ketiga (-1,44) dan merupakan atribut dengan urut kepentingan nomor tiga (2.829) menurut customer. b. Adanya nilai gap yang negatif menunjukkan apa yang diterima atau dirasa konsumen masih jauh dari yang diharapkan.

84

Lettu Adm Ary Kisworo, S.T.

c. Atribut ini berkaitan dengan pemeliharaan almari agar almari tetap nyaman digunakan. Hal ini perlu diperhatikan dalam perancangan ini agar alamri tidak sulit dibersihkan, karena periode pengadaan baru cukup lama. 4. Praktis penggunaannya. a. Atribut ini memiliki raw weight urutan keempat (4,434), nilai gap urutan keempat (-1,04) dan merupakan atribut dengan urut kepentingan nomor empat (2,659) menurut customer. b. Masih adanya nilai gap yang negatif menunjukkan apa yang diterima atau dirasakan konsumen dari almari selama ini belum sesuai yang diharapkan. c. Atribut ini berkaitan dengan pemeliharaan almari agar tetap nyaman digunakan. 5. Hemat tempat a. Atribut ini memiliki raw weight urutan kelima (4,084), nilai gap urutan keenam (-0,73) dan merupakan atribut dengan urut kepentingan nomor lima (2,634) menurut customer. b. Masih adanya nilai gap yang negatif menunjukkan apa yang diterima atau dirasakan konsumen dari almari selama ini belum sesuai yang diharapkan. c. Atribut ini berkaitan dengan kemudahan untuk diatur/ditempatkan dalam ruangan, sehingga tidak mengurangi/mengganggu ruang gerak pengguna.

B. Analisis Korelasi Teknis Perancangan DesainTahap yang merupakan tahap selanjutnya setelah terbentuk House of Quality yaitu tahap perancangan desain (design planning). Tahap ini berupa perencanaan desain produk almari arsip yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen selaku pengguna produk rancangan tersebut yang didasarkan atas respon teknis mana yang dipentingkan untuk segera direalisasikan. Pada perancangan desain ini dipilih tiga respon teknis yang menjadi prioritas dalam perencanaan dan pengembangan serta peningkatan kualitas produk.TABLE V RESPON TEKNIS DALAM PERENCANAAN DESAIN No. 1 2 3 Material Kerapihan tempat penyimpanan Kemudahan pengambilan buku. Respon Teknis

1. Material. Material/bahan yang digunakan dalam perancangan almari arsip ini sebaiknya dipilih yang kuat, tidak mudah rusak dan cukup ringan serta harga tidak terlalu mahal. Penggunaan material yang kuat akan memberikan jaminan bagi pengguna produk ini. Sedangkan pemilihan material/bahan yang tidak terlalu mahal akan berdampak pada daya beli konsumen untuk memesan atau membeli produk ini.

Penerapan Metode Quality Function Deployment untuk Perancangan Almari Arsip yang Ergonomis di TNI AU

85

2. Kerapihan tempat penyimpanan. Rak diatur sedemikian sehingga cukup leluasa bagi pengguna untuk mengatur arsip secara rapih dan kenyamanan dalam menggunakan produk ini tetap terjamin. Cukup jelas bahwa tata cara penyimpanan yang kurang bagus akan merusak minat konsumen terhadap produk ini, karenanya atribut ini menjadi salah satu prioritas dalam perancangan produk. 3. Kemudahan pengambilan buku. Ukuran almari secara keseluruhan, dan jarak antar rak yang dirancang dengan tepat, serta model rak yang dapat berputar adalah salah satu kelebihan yang ditawarkan produk ini. Produk yang lebih mudah digunakan, berarti pasar yang lebih luas dan profit yang lebih banyak. Dengan mengacu kepada prioritas respon teknis seperti pada Tabel V maka diharapkan dapat dibuat rancangan produk almari arsip yang sesuai dengan harapan, kebutuhan, dan keinginan konsumen sebagai pengguna produk akhir nantinya.

C. Analisis dan Interpretasi Ergonomi C.1 Data kondisi dan sistem almari arsip yang lamaData kondisi dan sistem almari arsip yang dipergunakan saat ini berupa data primer yang merupakan hasil pengamatan dari kantor staf Depo Pemeliharaan (Depohar) 20, Lanud Iswahjudi, Madiun. Pada kantor-kantor pergudangan dan staf di TNI-AU pada umumnya masih menggunakan almari arsip yang sangat memprihatinkan dilihat dari ukuran dan modelnya. Anggota biasanya sering merasa kesulitan mencari arsip yang dibutuhkan dan butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkan arsip tersebut. Kondisi kerja yang demikian tidaklah ergonomis dan tidak praktis karena akan mempercepat kelelahan terutama pada mata, pergelangan tangan, lengan, otot leher, dan bahu dari karyawan. Hal ini tentu akan mengganggu kenyamanan karyawan dalam melakukan pekerjaannya yang berakibat pada turunnya produktifitas kerja. Adapun data-data spesifikasi almari arsip sebelum perancangan adalah: 1. 2. 3. 4. Tinggi Lebar Dalam Fasilitas : 180 cm : 100 cm : 22 cm : arsip tidak tertata dengan rapi

C.2 Perancangan Almari ArsipPerancangan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil analisa kondisi awal dan nilai persentil dari data antropometri.TABLE VI HASIL PERHITUNGAN NILAI PERSENTILNo 1 2 3 4 Sature Eye height Side arm reach Thumb tip reach Jenis data 5 162,00 150,00 75,00 73,00 10 163,00 150,90 76,00 74,90 20 164,80 152,00 78,80 76,00 30 167,70 154,00 79,00 79,00 40 169,00 155,00 81,00 79,00 Persentil (cm) 50 170,00 156,50 82,50 80,00 60 170,40 158,00 85,00 80,80 70 172,00 158,30 85,30 83,00 80 173,00 162,00 88,00 85,20 90 175,10 165,00 89,10 88,00 95 177,00 165,05 91,00 89,00

86

Lettu Adm Ary Kisworo, S.T.

1. Tinggi almari arsip. Tinggi almari arsip didasarkan pada tinggi tubuh rata-rata manusia (stature). yang diambil yaitu persentil ke-50. Dengan pertimbangan orang yang berukuran kecil dapat menjangkau shap paling atas tanpa merasa kesulitan. Stature (P50) = 170.00 cm 2. Tinggi shap paling atas. Tinggi shap paling atas ini didasarkan pada tinggi pandangan (eye height), yang diambil yaitu persentil ke-5. Dengan pertimbangan orang yang berukuran kecil dapat melihat map arsip paling atas dengan jelas. Eye height (P5) = 150.00 cm 3. Lebar almari. Lebar almari didasarkan pada panjang jangkauan lengan kesamping (side arm reach), yang diambil dari data persentil ke-50. Dengan pertimbangan orang yang berukuran kecil dapat membuka dan menutup pintu almari arsip dengan mudah, begitu pula orang yang berukuran besar. Side arm reach (P50) = 82.50 4. Kedalaman almari. Kedalaman almari dirancang berdasarkan panjang jangkauan tangan (thumb tip reach) dengan mempertimbangkan ukuran map yang digunakan untuk menyimpan. Thumb Tip Reach (P5) = 73.00 cm

Gambar 3.

Foto almari hasil rancangan

V. KESIMPULANBerdasarkan rumah kualitas dan analisa serta interpretasi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kualitas almari arsip yang selama ini digunakan di TNI-AU bagi anggota masih belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada nilai Gap kepuasannya terhadap semua atribut yang bernilai negatif.

Penerapan Metode Quality Function Deployment untuk Perancangan Almari Arsip yang Ergonomis di TNI AU

87

2. Semua atribut produk almari arsip yang selama ini digunakan sebagai almari/almari arsip di TNI-AU perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak pengadaan inventaris kantor TNI-AU, sehubungan dengan upaya peningkatan pelayanan. 3. Pada perencanaan desain, karakteristik respon teknis yang menjadi prioritas atau faktor utama dalam merencanakan suatu pengembangan dan peningkatan kualitas produk almari/almari arsip di TNI-AU yang dapat dilakukan oleh pihak pembuat/pengrajin almari adalah: material, penggunaan shap yang dapat diputar. 4. Aplikasi QFD dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam mengetahui dan memahami keinginan/suara pelanggan/pengguna (anggota TNI-AU) dan dapat dijadikan sebagai alat pemberi informasi dalam mendefinisikan produk/jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. 5. Berdasarkan analisa ergonomis yang telah dilakukan terhadap almari arsip yang selama ini digunakan, yaitu antara lain analisa anthropometri,dan analisa preferensi maka dapat disimpulkan bahwa almari tersebut tidak ergonomis. Hal ini ditunjukkan dengan ukuran-ukuran almari tidak berdasarkan data anthropometri pengguna almari.

DAFTAR PUSTAKA[1] [2] [3] [4] [5] A. Madyana, Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi, Yogyakarta. N. Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 1992. S. Supramono, Statistika, Andi Offset, Yogyakarta, 1993. S. Wignjosoebroto, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu.

Lettu Adm Ary kisworo, S.T. adalah alumni AAU angkatan 2005,pernah bertugas di jayapura sebagai Kasubsiminpes, kemudian mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi S-1 nya di ITB jurusan Teknik Industri. Sekarang berdinas di Lanud Husein sebagai Kasubsi Sibinpers Lanud Husein Sastranegara.