04520025 Hanum Faridah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    1/93

    PENGARUH AIR PERASAN BAWANG LANANG (Allium sativum)TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN

    GAMBARAN HISTOLOGI PANKREAS

    PADA MENCIT(Mus musculus) DIABETES MELITUS

    SKRIPSI

    Oleh:

    IMA NADZIFA

    NIM 05520018

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

    2010

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    2/93

    PENGARUH AIR PERASAN BAWANG LANANG(Allium sativum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

    DAN GAMBARAN HISTOLOGI PANKREAS

    PADA MENCIT (Mus musculus) DIABAETES MELLITUS

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada:

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri (UIN)

    Maulana Malik Ibrahim Malang

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

    Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

    Oleh:

    IMA NADZIFA

    NIM. 05520018

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

    2010

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    3/93

    PENGARUH AIR PERASAN BAWANG LANANG

    (Allium sativum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

    DAN GAMBARAN HISTOLOGI PANKREASPADA MENCIT (Mus musculus) DIABAETES

    SKRIPSI

    Oleh:

    IMA NADZIFA

    NIM. 05520018

    Telah disetujui oleh:

    Dosen Pembimbing I

    Dr.drh.Bayyinatul M., M.SiNIP. 19710919 200003 2 001

    Dosen Pembimbing II

    Dr.Ahmad Barizi, M.ANIP. 19731212 199803 1 001

    Tanggal, 15 April 2010

    Mengetahui

    Ketua Jurusan Biologi

    Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd

    NIP. 19630114 199903 1 001

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    4/93

    PENGARUH AIR PERASAN BAWANG LANANG

    (Allium sativum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

    DAN GAMBARAN HISTOLOGI PANKREASPADA MENCIT (Mus musculus) DIABAETES

    SKRIPSI

    Oleh:

    IMA NADZIFA

    NIM. 05520018

    Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan

    Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk

    Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

    Tanggal, 21 April 2010

    Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan

    1.PengujiUtama

    : Dra. Retno Susilowati, M.Si

    NIP. 19671113 199402 2 001

    ( )

    2.Ketua : Dwi Suheriyanto, S.Si M.PNIP. 19740325 200312 1 001

    ( )

    3.Sekretaris : Dr.drh.Bayyinatul M., M.SiNIP. 19710919 200003 2 001

    ( )

    4.Anggota : Dr.Ahmad Barizi, M.ANIP. 19731212 199803 1 001

    ( )

    Mengetahui dan Mengesahkan

    Ketua Jurusan Biologi

    Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd

    NIP. 19630114 199903 1 001

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    5/93

    MOTTO

    Barang siapa yang banyak bersedih makafisiknya akan mengalami sakit (HR. Ahmad)

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    6/93

    PERSEMBAHAN

    Quw persembahkan hasil karya ini untuk:

    Bapak, ibu quwMaturnuwun bapak ibu untuk semua dukungannya,

    doa nya dan kasih sayang nya

    untuk abah quw

    abah terimaksih untuk doa dan perhatian juga kasih sayang abah

    dan maaf jika jadi jarang berkunjung ke rumah

    untuk kakak-kakak quw

    untuk maz irul makasih untuk semua dukungan mu n masukan2 nya,

    mbak vida, mas ari, mas hadi, mbak lia makasih untuk doa nya,

    adhek quw cipluk ayoo nduuk semngadh sekolah nya

    buat bapak ibu selalu tersenyum dan bangga pada kita

    untuk my lovely

    makasi ya untuk semuanya, perhatian, support nya,

    n pengertian nya juga, n mau dengerin curhat quw tyap hari

    untuk sahabat-sahabat quw

    sohib-sohib quw, zoro, nopret, gembreng,

    maksih yaw wes di oprak-oprak meskipun lulus na plg ahir, hehe..

    tante arik, dewik, elvi, zoega, zidniy, mbak luluk, mbak jazil,

    afifah, ai, hilda makasih ya selama dalam pengerjaan skripsi quw kalian

    semua banyak mengingatkan aquw, mbak lil yang selalu ngomel untuk

    cpt2 nyelesain, maz basyar yg dah mau menggantikan popok mencit quw

    disaat aquw lg sakit, mas smile yg selalu kasih masukan, makasih yaw

    untuk semuanyadan untuk semua pihak yang membantu kelancaran dalam mengerjakan

    skripsi ini yang gag bisa disebutin satu persatu semoga ALLAH SWT

    memberikan balasan yang terbaik amiiiin

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    7/93

    KATA PENGANTAR

    Assalamu'alaikum Wr. Wb.

    Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-

    Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si). Penulis menyadari bahwa

    banyak pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan

    penulisan skripsi ini, iringan doa dan ucapan terima kasih yang sebesar-

    besarnya penulis sampaikan

    khususnya kepada:

    1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri(UIN)

    Maulana Malik Ibrahim Malang.

    2. Prof. Drs. H. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc. selaku DekanFakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

    Malik Ibrahim

    Malang.

    3. Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Biologi FakultasSains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

    Ibrahim Malang.

    4. Dr.drh.Bayyinatul M., M.Si yang telah memberikan arahan bimbingakepada penulis sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

    5.

    Dr.Ahmad Barizi, M.A, selaku dosen pembimbing Integrasi Sains danIslam yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis.

    6. Ir.Liliek Harianie AR. selaku dosen wali yang telah memberikanbanyak saran serta nasehat yang sangat berguna.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    8/93

    7. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik IbrahimMalang, Khususnya Segenap Dosen Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

    Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim

    Malang.

    8. Bapak, Ibu dan Keluarga besarku tercinta yang dengan sepenuh hatimemberikan dukungan moril maupun spirituil serta ketulusan

    do'anya sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.

    9. Teman-teman yang saya banggakan angkatan 2005 Jurusan BiologiFakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

    Malik Ibrahim Malang.

    10.Serta semua pihak yang telah bersedia membantu demi terselesainyapenyusunan skripsi ini.

    Tiada yang dapat penulis lakukan selain berdoa semoga Allah SWT

    memberikan imbalan yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.

    Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

    Malang

    Penulis

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    9/93

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .. i

    DAFTAR ISI . iii

    DAFTAR TABEL . iv

    DAFTAR GAMBAR . v

    DAFTAR LAMPIRAN . vi

    ABSTRAK . ix

    BAB 1 PENDAHULUAN .. 1

    1.1Latar Belakang 11.2Rumusan Masalah . 51.3Tujuan Penelitian ... 51.4Hipotesis . 61.5Manfaat Penelitian 61.6Batasan Masalah 61.7Asumsi Penelitian . 7BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 8

    2.1Bawang lanang (Allium sativum) .. 82.1.1 Deskripsi Tumbuhan 92.1.2 Klasifikasi Bawang lanang .. 102.1.3 Kandungan Kimia dan Manfaat Bawang Lanang .. 112.2Mencit (Mus musculus) 132.3Diabetes mellitus .. 152.3.1 Pengertian Diabetes Mellitus 152.3.2 Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus 162.3.3 Klasifikasi Diabetes Mellitus 182.4Patofisiologi Diabetes Mellitus 202.4.1 Pankreas dan Produksi Insulin . 202.4.2 Insulin .. 232.5Pengaturan Kadar Glukosa Darah ... 262.6Pengobatan Diabetes Mellitus 282.6.1 Obat Hiperglikemik . 292.6.2 Terapi Insulin .. 302.6.3 Pengobatan dengan Bahan Alam .. 312.7Streptozotocin 32BAB III METODE PENELITIAN .. 35

    3.1Rancangan Penelitian .. 353.2Variabel Penelitian 353.3Waktu dan Tempat 353.4Populasi dan Sampel .. 363.5Alat dan Bahan .. 36

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    10/93

    3.5.1 Alat . 363.5.2 Bahan ... 363.6Prosedur Kerja ... 363.6.1 Persiapan Hewan Coba 363.6.2 Pembuatan Air Perasan Bawang Lanang 373.6.3 Kegiatan Penelitian . 383.6.4 Pembuatan Preparat Sayatan Pankreas . 383.7Analisa Data .. 40BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .. 41

    4.1 Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus) Diabetes 414.2 Pengamatan Histologi Pankreas . 47

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56

    5.1 Kesimpulan 56

    5.2 Saran .. 56

    DAFTAR PUSTAKA 57

    LAMPIRAN ... 60

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    11/93

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Data Biologi Mencit .. 13

    Tabel 4.1 Tabel 4.1 Ringkasan Hasil ANKOVA Kadar Glukosa Darah

    Mencit Diabetes . 40

    Tabel 4.3 Ringkasan Uji BNT Terhadap Kadar Glukosa Darah

    Mencit Diabetes 40

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    12/93

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Tanaman Bawang Lanang (Allium sativum)

    dan Umbi Bawang Lanang (Allium sativum) .. 9

    Gambar 2.2 Pankreas . 21

    Gambar 2.3 Gambaran Histologi Pulau Langerhans .. 22

    Gambar 2.4 Sekresi Insulin .. 24

    Gambar 2.5 Homeostasis Glukosa 28

    Gambar 2.6 Struktur Kimia Streptozotocin 33

    Gambar 4.1 Diagram batang Nilai Rerata Perubahan Kadar Glukosa Darah

    Sebelum Dan Sesudah Pemberian Air Perasan Bawang Lanang

    (Allium sativum) 39

    Gambar 4.2 Penampang Melintang Pankreas Kontrol Negative. 46

    Gambar 4.3 Penampang Melintang Pankreas Kontrol Positif . 47

    Gambar 4.4 Penampang Melintang Pankreas Dosis 1 48

    Gambar 4.5 Penampang Melintang Pankreas Dosis 2 49

    Gambar 4.6 Penampang Melintang Pankreas Dosis 3 ... 49

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    13/93

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Kerangka Konsep Penelitian . 58

    Lampiran 2. Kerangka Alur Penelitian 59

    Lampiran 3. Prosedur pembuatan Air Perasan Bawang Lanang.. 60

    Lampiran 4. Data Kadar Glukosa Darah (Mg/dl) Mencit Sebelum

    dan Sesudah Perlakuan 21 Hari . 63

    Lampiran 5. Perhitungan Analisi Kovarians (ANKOVA)

    Kadar Glukosa Darah Mencit Diabetes ... 64

    Lampiran 6. Skor Tingkat Kerusakan Pankreas .. 61

    Lampiran 7. Hasil Uji Kruskal Wallis 62

    Lampiran 8. Gambar Alat Penelitian . 71

    Gambar 9. Gambar Bahan Penelitian . 71

    Gambar 10. Gambar Perlakuan Penelitian .. 73

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    14/93

    ABSTRAK

    Nadzifa, Ima.2010. Pengaruh Air Perasan Bawang Lanang (Allium sativum)Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Gambaran Histologi

    Pankreas Mencit (Mus musculus) Diabetes Mellitus. Skripsi.Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas IslamNegeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

    Pembimbing : Dr.drh.Bayyinatul Muchtaromah., M.Si dan Dr.Ahmad Barizi,M.A

    Kata kunci: Diabetes Mellitus, Allium sativum, Histologi Pankreas

    Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang melibatkan

    hormon endrokin pankreas, antara lain insulin dan glukagon. Manifestasiutamanya mencakup gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan proteinyang pada akhirnya merangsang terjadinya hiperglikemia, kondisihiperglikemia tersebut akan berkembang menjadi diabetes mellitus denganberbagai macam bentuk komplikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh pemberian air perasan bawang lanang (Alliumsativum) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas mencit (Musmusculus) diabetes yang diinduksi menggunakan streptozotocin.

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental denganmenggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5ulangan, perlakuan yang digunakan adalah mencit kontrol negatif (tanpaperlakuan), mencit kontrol positif (diabetes tanpa pemberian air perasan

    bawang lanang) dan mencit diabetes yang diberi air perasan bawang lanangdengan 3 dosis yang berbeda, (dosis I= 5%, dosis II=10% dan dosis=III 15% )Data di analisis dengan kovarians (ANKOVA) jika menunjukkan beda nyata,maka diuji lanjut dengan uji BNT 5%, untuk mengetahui derajat insulitis skor= 0, jika tidak terdapat kerusakan. Nilai skor = 1 jika terdapat kerusakan,nilai skor = 2 untuk kerusakan, dan nilai skor = 3 untuk kerusakan lebihdari dari islet. Kemudian data skor tingkat kerusakan islet pankreasdianalisis dengan non-parametrikKruskal Wallis.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian airperasan bawang lanang (Allium sativum) mampu menurunkan kadar glukosadarah mencit (Mus musculus) diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin.

    Kadar glukosa darah mencit diabetes kelompok perlakuan air perasanbawang lanang (dosis I,II,III) kembali normal. Perbaikan struktur isletpankreas tampak pada kelompok perlakuan jika dibandingkan dengankelompok mencit diabetes kontrol positif, hal tersebut dapat diketahui dariskor kerusakan pankreas setiap preparat

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    15/93

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangAllah menciptakan segala apa yang ada di alam ini dalam keadaan

    seimbang. Tubuh manusia diciptakan dalam keadaan yang seimbang

    sebagaimana yang difirmankan dalam surat Al-Infithar ayat 7 berikut ini:

    %

    !$#y7s)n=yzy71

    |sy7s9yys

    Artinya: Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan

    kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang

    (Qs. Al-Infithar/82:7)

    Keseimbangan dalam tubuh manusia yang dimaksud dalam ayat di

    atas adalah tidak hanya bentuk dan fungsinya saja melainkan juga proses

    metabolisme tubuh yang terjadi di dalam tubuh. Mekanisme tubuh makhluk

    hidup berjalan dengan sempurna dengan keseimbangan terjaga,

    keseimbangan atau homeostasis ini diatur oleh system yang saling bekerja

    sama. Dalam ilmu fisiologi, keseimbangan sangat penting dalam semua

    mekanisme tubuh, termasuk dalam keseimbangan kadar glukosa dalam

    darah yang berperan penting dalam aktifitas hidup seluruh sel tubuh. Jika

    kesimbangan ini terganggu dapat menyebabkan datangnya penyakit.

    Meningkatnya pendapatan perkapita dan perubahaan gaya hidup

    terutama di kota besar menyebabkan naiknya angka kekerapan penyakit

    degeneratif, salah satunya adalah diabetes mellitus (DM). Di Indonesia,

    penderita diabetes diperkirakan 3 juta orang atau 1,5% dari 200 juta

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    16/93

    penduduk. Bahkan pada 2020 mendatang diperkirakan ada sekitar 3,5 juta

    pasien DM di Indonesia (Depkes, 2008)

    Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit fisiologis berupa

    perubahan homeostasis glukosa yang menyebabkan kadar glukosa plasma

    darah di atas normal, perubahan tersebut melibatkan kelenjar endokrin

    pankreas antara lain hormon insulin dan glukagon. Kelainan ini akibat

    gangguan sekresi insulin oleh sel pankreas atau gangguan produksi,

    gangguan pengambilan glukosa darah oleh sel otot dan sel hati, atau produksi

    glukosa berlebihan dari hati (Maher, 2000).

    Dalam keadaan normal jika kadar gula darah naik maka insulin akan

    dikeluarkan dari kelenjar pankreas dan masuk ke dalam aliran darah. Dalam

    aliran darah insulin akan menuju sel target, yaitu 50% ke hati, 10%-20% ke

    ginjal dan 30%-40% bekerja pada sel darah, otot, dan jaringan lemak. Jika

    terjadi penurunan efektifitas insulin seperti yang sering terjadi pada orang-

    orang gemuk, maka sebagian glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam

    jaringan tubuh, dan akibatnya glukosa darah tetap tinggi (Dalimartha, 2007).

    Soegondo (2005) menyatakan penyakit diabetes tidak mempunyai

    gejala fisik khusus, sehingga penderita tidak menyadari datangnya penyakit

    ini. Gejala lain yang timbul pada penderita antara lain penglihatan kabur

    hingga mengakibatkan kebutaan, luka yang lama sembuh, infeksi jamur pada

    saluran reproduksi perempuan, dan impotensi pada pria.

    Streptozotocin merupakan derivate nitrosuria yang diisolasi dari

    streptomyces achromogenes yang mempunyai aktivitas antineoplasma dan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    17/93

    antibiotik spectrum luas. Streptozotocin dapat secara langsung merusak sel

    pankreas atau menimbulkan proses autoimun terhadap sel sehingga lebih

    banyak digunakan dalam pembuatan hewan uji DM (Rowland dan Bellush;

    1989; Rees dan Alcolado,2005; dalam Nugroho, 2006)

    Setiap penyakit pastilah ada obat karena Allah tidak akan

    menurunkan penyakit tanpa ada obat nya, seperti yang dijelaskan pada

    hadist Rasulluloh SAW:

    Artinya: Masing-masing penyakit pasti ada obat nya. Kalau obat sudah

    mengenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan

    izin Allah (HR. Ahmad dan Hakim).

    Ketika manusia terkena suatu penyakit, maka orang tersebut tidak

    diperbolehkan untuk berputus asa, atau hanya pasrah dan bersabar

    menerima cobaan tanpa berusaha mencari obat, karena sesungguhnya allah

    menurunkan obat untuk setiap penyakit.

    Rosululloh mengkaitkan ketepatan obat dan dosis yang tepat untuk

    menyembuhkan suatu penyakit. Sebaliknya jika obat diberikan melebihi

    dosis atau tidak sesuai dengan penyakitnya dapat menimbulkan jenis

    penyakit lain.

    Terapi DM diberikan kepada penderita dengan target minimal dapat

    menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal, selain itu terapi DM juga

    diharapkan dapat mengurangi resiko komplikasi kardiovaskuler (Lee, 2000

    dalam Hernawan, 2004).

    Bentuk terapi yang dapat diberikan dengan pengobatan dan

    perbaikan gaya hidup, terapi pengobatan DM dapat dilakukan dengan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    18/93

    menggunakan obat-obatan kimiawi sintetik maupun ramuan tradisional (Lee

    et al., 2000 dalam Hernawan 2004), mahalnya pengobatan medis

    menyebabkan masyarakat mencari pengobatan tradisional yang alami dan

    relatif murah atau bahkan tanpa mengeluarkan biaya. Tumbuhan obat

    terbukti merupakan salah satu sumber bagi bahan baku obat anti diabetes

    mellitus karena di dalamnya terdapat senyawa antidiabetes seperti christinin

    A, xanthone, bellidifolin, SACS (S-allyl cysteinesulphoxide), thysanolacton dll.

    Beberapa tanaman yang sering digunakan diantaranya adalah tapak dara,

    kumis kucing, sambiloto, buah, buah pare, bawang putih dan sebagainya

    (Suharmiati, 2003).

    Tanaman telah lama kita ketahui merupakan salah satu sumber daya

    yang sangat penting dalam upaya pengobatan dan upaya mempertahankan

    kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan badan kesehatan dunia (WHO), 80%

    penduduk dunia masih menggantungkan pada pengobatan tradisional termasuk

    penggunaan obat yang berasal dari tanaman. Sampai saat ini, satu per-empat

    dari obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang

    diisolasi dan dikembangkan dari tanaman. Indonesia yang dikenal sebagai salah

    satu dari 7 negara yang keanekaragaman hayatinya terbesar ke-2, sangat

    potensial dalam mengembangkan obat herbal yang berbasis pada tanaman obat

    kita sendiri. Tumbuhan tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan

    struktur molekul dan aktivitas biologik yang beraneka ragam, memiliki potensi

    yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit (Radji,

    2005)

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    19/93

    Masyarakat banyak yang percaya akan khasiat dan manfaat bawang

    putih, tetapi sedikit diantara mereka yang mengetahui alasan ilmiah dibalik

    kemanjurannya. Bawang putih (Aliumsativum L.) termasuk tanaman rempah

    yang mempunyai nilai ekonomis tinggi selain sebagai bumbu masakan juga

    dapat digunakan sebagai obat berbagai jenis penyakit diantaranya obat

    hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kanker dan lain-lain. Sebagai obat,

    masyarakat lebih banyak memilih bawang lanang sebagai obat dari pada

    bawang putih yang umum digunakan sebagai bumbu masakan karena

    dianggap lebih berkhasiat (Syamsiah dan tahudin, 2003).

    Bawang lanang (Allium sativum) yang merupakan salah satu

    keanekaragaman hayati di Indonesia sudah banyak digunakan sebagai obat

    tradisional, bawang lanang mempunyai kandungan kimia yaitu unsur sulfur,

    Sulfur merupakan komponen penting yang terkandung dalam bawang putih

    (Sunnarto dan Pikir, 1995). Kandungan alisin dan allin diduga berpotensi

    sebagai alternatif pengobatan bagi penderita diabetes mellitus dengan

    perangsangan pankreas untuk mengeluarkan sekret insulinnya lebih banyak

    (Barnejje, 2003). Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengaruh

    bawang lanang terhadap glukosa darah dan gambaran histologi pankreas

    mencit diabetes yang diinduksi streptozotocin.

    1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang

    menjadi inti penelitian ini adalah: apakah pemberian air perasan bawang

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    20/93

    lanang (Alium sativum. L) berpengaruh terhadap kadar glukosa darah dan

    histologi pankreas mencit (Mus musculus) diabetes yang diinduksi dengan

    streptozotocin?.

    1.3TujuanTujuan dari penelitian ini adalah: mengetahui pengaruh pemberian air

    perasan bawang lanang (Alium sativum) terhadap glukosa darah dan

    histologi pankreas pada mencit (Mus musculus) diabetes yang diinduksi

    dengan streptozotocin.

    1.4Hipotesis PenelitianPemberian air perasan bawang putih (Allium sativum) berpengaruh

    terhadap glukosa darah dan gambaran histologi pankreas pada mencit (Mus

    musculus) diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin.

    1.5Manfaat Penelitian1. Mendapat kejelasan tentang pengaruh pemberian air perasan bawang

    lanang terhadap kadar glukosa darah

    2. Sebagai dasar untuk pengembangan ilmu dan penelitian lebih lanjutyang terkait dengan bawang lanang

    3. Memanfaatkan bahan alam yang tersedia di masyarakat yang sangatterjangkau untuk pencegahan dan terapi alternatif khususnya bagi

    penderita diabetes mellitus

    1.6Batasan Masalah

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    21/93

    1. Induksi streptozotocin dengan dosis tunggal 30mg/kg BB mencit2. Bawang lanang yang digunakan berasal dari petani di Ranu pane,

    Semeru

    3. Dosis uji yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada ujipendahuluan yang dilakukan pada penelitian sebelumnya

    4. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah kadar glukosa darahsebelum dan sesudah perlakuan pemberian air perasan bawang

    lanang dan gambaran histologi pankreas mencit(Mus musculus).

    5. Kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan glukometer

    1.7Asumsi PenelitianPeralatan, suhu dan perawatan hewan serta umur hewan dalam

    penelitian ini diasumsikan sama.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    22/93

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Bawang Putih Lanang

    Salah satu bentuk ciptaan allah yang ada dibumi ini adalah

    diciptakannya berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang sangat bermanfaat

    bagi semua hamba-NYA khusus nya bagi manusia sebagaimana di jelaskan

    pada surat Asy-Syuaraa ayat 7 disebutkan:

    s9ur&(# ttn

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    23/93

    dan banyak persamaannya (Rossidy, 2008).

    Dari ayat ini diharapkan dapat memperhatikan dan dan mempelajari

    bahwa segala sesuatu yang datang dari allah mendatangkan manfaat tak ada

    yang sia-sia, dan apa yang telah di datangkan Allah diharapkan untuk semua

    makhluk bersukur terutama adalah manusia harus selalu bersukur.

    2.1.1 Deskripsi Tumbuhan

    Bawang putih (Alliumsativum) adalah herba semusim berumpun yang

    mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di

    ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari.

    Batangnya semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung,

    bergabung menjadi umbi besar berwarna putih, tiap siung terbungkus kulit

    tipis. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing,

    beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Berakar serabut. Bunganya

    berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya paying (Wibowo, 2007).

    Gambar 2.5 Tanaman bawang lanang dan umbi bawang lanang

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    24/93

    (Syamsiyah dan Tajudin, 2005).

    Bawang lanang sebenarnya merupakan varietas yang terbentuk tidak

    sengaja karena lingkungan penanaman yang tidak cocok. Bawang lanang

    pertama kali ditemukan di daerah Sarangan, Magetan, Jawa Timur. Umbi dari

    tanaman ini hanya berisi satu umbi utuh yang kecil. Hal ini disebabkan

    karena gagalnya pembentukan tunas utama di tajuk dan menekan

    pembentukan tunas-tunas bakal siung, daun yang biasanya membungkus

    siung-siung hanya mampu membungkus umbi utuh, sehingga kulit umbi utuh

    lebih tebal daripada kulit luar umbi yang bersiung (Syamsiah dan Tajudin,

    2005)

    2.5.2 klasifikasi Bawang Putih Lanang

    Bawang lanang merupakan varietas bawang putih yang terbentuk

    tidak sengaja karena lingkungan penanaman yang tidak cocok, umbi dari

    tanaman ini hanya berisi satu umbi utuh yang kecil.

    Menurut Dasuki dalam Savitri (2008), klasifikasi bawang putih adalah:

    Divisi : spermatophyteSub divisi : Angiospermai

    Kelas: monocotyledonaeBangsa : liliales

    Suku: liliaceaeMarga :Allium

    Spesies :Alliumsativum L

    Bawang lanang merupakan keanekaragaman hayati yang dimiliki

    Indonesia, dijelaskan dalam Al-Quran bahwa bawang putih termasuk

    rempah-rempah yang mampu menjadi obat dari beberapa penyakit salah

    satunya adalah diabetes.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    25/93

    )uF=%4yts9u94n?t5$ys7nu$$s$os9/ul$us9$M6.?F{$#.$y=)t/$y!$V% u$yu$pyt u$y=|t/u........

    Artinya: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami

    tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu

    mohonkanlah untuk Kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan

    bagi Kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, Yaitu sayur-mayurnya,

    ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang

    merahnya". (Q.s Al-baqoroh/2: 61)

    2.1.3 Kandungan Kimia dan Manfaat Bawang LanangKomponen utama bawang putih tidak berbau disebut komplek

    sativumin, yang diabsorbsi oleh glukosa dalam bentuk aslinya untuk

    mencegah proses dekomposisi. Dekomposisi komplek sativumin akan

    menghasilkan bau khas yang tidak sedap dari allyl sulfide, allyl disulfide, allyl

    mercaptane, alun allicin (dan alliin). Komponen kimia ini mengandung unsur

    sulfur, Sulfur merupakan komponen penting yang terkandung dalam bawang

    putih (Sunnarto dan Pikir, 1995).

    Metabolit sekunder yang terkandung di dalam umbi bawang putih

    membentuk suatu sistem kimiawi yang kompleks serta merupakan

    mekanisme pertahanan diri dari kerusakan akibat mikroorganisme dan

    faktor eksternal lainnya. Sistem tersebut juga ikut berperan dalam proses

    perkembangbiakan tanaman melalui pembentukan tunas (Amagase et al.,

    2001). Sebagaimana kebanyakan tumbuhan lain, bawang putih mengandung

    lebih dari 100 metabolit sekunder yang secara biologi sangat berguna

    (Challem, 1995). Senyawa ini kebanyakan mengandung belerang yang

    bertanggungjawab atas rasa, aroma, dan sifat-sifat farmakologi bawang putih

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    26/93

    (Ellmore dan Fekldberg, 1994). Dua senyawa organosulfur paling penting

    dalam umbi bawang putih, yaitu asam amino non-volatil -glutamil-

    Salk(en)il-L-sistein dan minyak atsiri S-alk(en)ilsistein sulfoksida atau alliin

    (Barneje et.,al, 2002).

    Tiap 100 gram umbi bawang putih mengandung kandungan kimia

    60,9-67% air, 95-122 kalori, 26-42 mg, saltivine yang mampu mempercepat

    pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel, 60-120 mg

    organsulfur, protein 4,5-7 g, lemak 0,2-0,3 g, karbohidrat 23,1-24,6 g, fosfor

    15-109 mg, zat besi 1,4-1,5 mg, vitamin A,B dan C, kalium 346-377 mg,

    selenium dan scordinin (Wibowo, 2007).

    Penggunaan bawang putih sebagai obat tradisional telah lama dikenal

    diberbagai Negara. Para pakar kesehatan secara konsisten mencari informasi

    khasiat bawang putih melalui penelitian faramakologi laboratori yang

    sistematis, pengembangan secara sistematis perlu dilakukan agar

    pemanfaatan dan khasiat bawang putih dapat dipertanggung jawabkan

    secara ilmiah (Rukmana, 1994).

    Bawang putih digunakan sebagai obat diduga karena kombinasi

    senyawa alisin dan scordinin. Alisin berfungsi sebagai antibiotic alami dan

    scordinin memiliki kemampuan meningkatkan daya tubuh dalam

    pertumbuhan tubuh (Syamsiah dan Tajudin, 2005).

    Hernawan dan Setyana (2003) mengatakan berbagai penelitian yang

    telah dikembangkan untuk mengeksplorasi aktifitas biologi umbi bawang

    putih yang terkait dengan farmakologi antara lain; sebagai anti-diabetes,

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    27/93

    anti-hipertensi, anti-kolesterol, anti-atherosklorosis, anti-oksidan, anti-

    agregasi sel platelet. Pemacu fibrinolosis, anti-virus, anti-mikroba dan anti-

    kanker.

    2.2 Data Biologis mencit!$#ut,n=y{.7/!# yi&!$(]st4n?tt/]ut4n?t,s#_]ut#n?t8t/r&4,=s!$#$t!$to4)!$#4n?te2&xs%

    Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air,

    Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan

    sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalandengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,

    Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.An-nuur:45)

    Rossidy (2008) menjelaskan ayat di atas menggambarkan tentang

    sebagian cara hewan berjalan. Ada yang berjalan dengan perutnya, ada yang

    berjalan dengn kaki dan diantara hewan yang berjalan dengan kakinya

    tersebut, ada yang berkaki dua dan ada yang berkaki empat. Sebagian

    berkaki enam bahkan ada hewan yang memiliki kaki lebih dari enam.

    Penjelasan dari surat An-Nuur ayat 45 tersebut tentang macam-

    macam hewan yang meliputi:

    a. Hewan melata dengan perutnya, yaitu: belut, ular, cacing, bekicot,

    lele.

    b. Hewan melata dengan 2 kaki, yaitu: ayam, burung dara, merpati,

    puyuh, bebek.

    c. Hewan melata dengan 4 kaki, yaitu: tikus putih, mencit, hamster, cicak,

    beruang, kambing, sapi, domba, anjing, unta, singa, gajah, jerapah.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    28/93

    Mencit merupakan salah satu hewan darat yang berkaki empat yang

    telah diciptakan oleh Allah dan telah membawa manfaat yang banyak, salah

    satunya dalam proses penelitian sebagai hewan coba, mencit termasuk dalam

    genus Mus, sub family murinae, family muridae, orderrodentia. Mencit yang

    sudah dipelihara di laboratorium sebenarnya masih satu family dengan

    mencit liar. Sedangkan mencit yang paling sering dipakai untuk penelitian

    biomedis adalah Mus musculus. Berbeda dengan hewan-hewan lainnya,

    mencit tidak memiliki kelenjar keringat. Pada umur empat minggu berat

    badannya mencapai 18-20 gram. Jantung terdiri dari empat ruang dengan

    dinding atrium yang tipis dan dinding ventrikel yang lebih tebal. Hewan ini

    memiliki karakter lebih aktif pada malam hari daripada siang hari. Diantara

    spesies-spesies hewan lainnya, mencitlah yang paling banyak digunakan

    untuk tujuan penelitian medis (60-80%) karena murah dan mudah

    berkembang biak. Hewan ini memiliki karakter lebih aktif pada malam hari

    daripada siang hari. (Kusumawati, 2004).

    Mencit dipilih menjadi subyek eksperimental sebagai bentuk

    relevansinya pada manusia. Walaupun mencit mempunyai struktur fisik dan

    antomi yang jelas berbeda dengan manusia, tetapi mencit adalah hewan

    mamalia yang mempunyai beberapa ciri fisiologi dan biokimia yang hampir

    menyerupai manusia terutama dalam aspek metabolisme glukosa melalui

    perantaraan hormon insulin. Disamping itu, mempunyai jarak gestasi yang

    pendek untuk berkembang biak (Syahrin, 2006).

    Klasifikasi mencit adalah sebagai berikut:

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    29/93

    Kerajaan : AnimaliaFilum : chordate

    Kelas : mamalia

    Ordo : RodentiaFamily : muridae

    Subfamily: murinaeGenus : mus

    Spesies:Musmusculus

    Tabel 2.1 data biologis mencitKriteria Jumlah

    Berat badan(jantan)Lama hidupTemperature tubuhKebutuhan minumKebutuhan makanPubertasGlukosaKolesterolSGOTSGPT

    20-40 gram1-3 tahun

    36,5oCad libitum4-5 g/hari28-49 hari

    62,8-176 mg/dl26,0-82,4

    mg/dl23,2-48,4 IU/I2,10-23,8 IU/I

    Sumber: Kusumowati 2004

    :

    Artinya : : Satu kaum dari Bani Israil telah hilang lenyap tanpa

    diketahui sebab apa yang dikerjakan dan tidak terlihat kecuali (dalam

    bentuk) tikus. Tidaklah kamu lihat jika (tikus itu) diberi susu unta ia tidak

    meminumnya, tetapi jika diberi susu kambing ia meminumnya (HR. Bukhari

    & Muslim)

    Hadits tersebut menyatakan bahwajika (tikus itu) diberi susu unta ia

    tidak meminumnya, tetapi jika diberi susu kambing ia meminumnya, hal

    tersebut mengisyaratkan tentang sifat dari seekor tikus yang bisa memilih

    makanan yang lebih disukai. Ini terbukti dengan pemberian pellet biasa dan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    30/93

    pellet yang memiliki kandungan jagung lebih banyak mencit lebih menyukai

    pellet yang memiliki kandungan jagung yang lebih banyak.

    2.3 Diabetes Mellitus

    2.3.1 Pengertian Diabetes Mellitus

    Diabetes berasal dari bahasa yunani yaitu diabts yang berarti pipa

    air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan di mana

    terjadi produksi urin yang melimpah pada penderita (Lawrence, 1994).

    Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang melibatkan hormon

    endrokin pankreas, antara lain insulin dan glukagon. Manifestasi utamanya

    mencakup gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan protein yang pada

    akhirnya merangsang terjadinya hiperglikemia, kondisi hiperglikemia ini

    tersebut akan berkembang menjadi diabetes mellitus dengan berbagai

    macam bentuk komplikasi (Nugroho, 2006).

    Diabetes mellitus menurut Price (1995) adalah gangguan

    metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan

    manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, sedangkan khan (1995)

    memberi definisi diabetes mellitus sebagai sindrom kompleks yang terkait

    dengan metabolism karbohidrat, lemak dan protein dengan ciri-ciri

    hiperglikemik dan gangguan metabolisme glukosa, serta terkait secara

    patologis dengan komplikasi mikrovaskuler yang spesifik, peyakit

    mikrovaskuler sekunder pada perkembangan aterosklerosis dan beberapa

    komplikasi yang lain meliputi neuropati komplikasi dengan kehamilan, dan

    memperparah kondisi infeksi

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    31/93

    2.3.2 Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus

    Tindakan diagnosis dilakukan untuk menentukan apakah seseorang

    telah menderita penyakit DM atau belum. Diagnosis umumnya dilakukan

    berdasarkan keluhan penderita yang khas dan adanya peningkatan kadar

    glukosa darah yang ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang

    dilakukan (Dalimartha, 2007). Pemeriksaan laboratorium yang terpenting

    adalah pemeriksaan test toleransi glukosa oral standard WHO, pemeriksaan

    Glukohemoglobin dan fruktosamin, serta pemeriksaan insulin, c-peptide, dan

    insulin-anti bodi (Scoebi. 2007).

    Pada awalnya gejala diabetes mellitus bisa muncul tiba-tiba pada anak

    dan orang dewasa muda. Namun, pada orang dewasa tua (>40 tahun) gejala

    dapat mucul tanpa disadari. Mereka umumnya baru mengidap diabetes

    mellitus pada saat pemeriksaan kesehatan (Dalimarta,2007). Diabetes

    mellitus dapat diprediksi dari kadar glukosa darah penderita, American

    Diabetes Association (2006) menetapkan kriteria kadar glukosa diabetes

    dengan pengukukuran glukosa darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah

    puasa 126 mg/dl, dan kadar glukosa darah dua jam setelah dilakukan tes

    toleransi glukosa dengan beban glukosa 75 gram adalah 200 mg/dl (Scobie,

    2007). Sementara itu, sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes

    mellitus di Indonesia menurut Dr.shidartawan soegondo, diabetes mellitus

    ditetapkan pada pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu mencapai 200

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    32/93

    mg/dl atau lebih pada pemeriksaan sewaktu atau kadar glukosa darah puasa

    mencapai 126 mg/dl (kompas 2005).

    Gejala klasik diabetes mellitus disebabkan oleh kelainan metabolisme

    glukosa. Kurangnya aktivitas insulin menyebabkan kegagalan pemindahan

    glukosa dari plasma ke dalam sel. Tubuh merespon dengan stimulasi

    glikogenolisis, glukoneogenesis dan lipolisis yang menghasilkan badan keton.

    Glukosa yang diserap ketika makan tidak dimetabolisme dengan kecepatan

    normal sehingga terkumpul didalam darah (hiperglikemia) dan disekresi ke

    dalam urine (glikosuria) dan menyebabkan diuresis osmotik sehingga

    meningkatkan produksi urine (poliuria). Kehilangan cairan dan

    hiperglikemia meningkatkan osmolaritas plasma, yang merangsang pusat

    rasa haus (polidipsia) (Chandrasoma, 2005).

    2.3.3 Klasifikasi Diabetes MellitusDiabetes mellitus dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan sekresi

    insulin endogen untuk mencegah munculnya ketoasidosis yaitu, DM tipe I,

    yaitu Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM, insulin dependent diabetes

    mellitus) dan DM tipe II yaitu diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin

    (NIDDM, non insulin dependent diabetes meliitus) (Kahn, 1995)

    a. Diabetes mellitus tipe I adalah penderita yang tergantung olehsuntikan insulin, jika insulin tidak ada, hasil dari penghancuran lemak

    dan otot akan menumpuk dalam darah dan menghasilkan zat yang

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    33/93

    disebutketon yang akan menyebabkan terjadianya ketoasidosis koma

    (Bilous, 2003).

    Pada DM tipe 1 kadar glukosa darah sangat tinggi tetapi tubuh tidak

    dapat memanfaatkannya secara optimal untuk membentuk energi,

    energi diperoleh melalui peningkatan katabolisme protein dan lemak,

    dengan kondisi tersebut terjadi perangsangan lipolisis serta

    peningkatan kadar asam lemak bebas dan gliserol darah. Dalam hal ini

    terjadi peningkatan produksi asteil-KoA oleh hati dan akan diubah

    menjadi asam asetosetat dan direduksi menjadi asam -

    hidroksibutirat atau mengalami dekarboksilasi menjadi aseton.

    Diabetes mellitus tipe I juga disebabkan oleh degenerasi sel

    langerhans pankreas akibat infeksi virus atau pemberian senyawa

    toksin diabetogenik (streptozotocin atau alloksan), atau secara genetik

    yang mengakibatkan produksi insulin sangat rendah atau berhenti

    sama sekali. Hal ini mengakibatkan penurunan pemasukan glukosa

    dalam otot dan jaringan adiposa (Lawrence, 1994; Nugroho, 2006).

    b. Diabetes mellitus tipe IIPenderita diabetes tipe II tdak tergantung insulin (non-insulin

    dependent diabetes mellitus) kebanyakan timbul pada usia 40 tahun

    (Dalimartha. 2007). Pada diabetes tipe II ditandai dengan kelainan

    dalam sekresei insulin maupun kerja insulin. Pankreas masih relatif

    cukup mengahsilkan insulin tetapi insulin yang ada bekerja kurang

    sempurna karena adanya resistensi insulin (adanya efek respon

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    34/93

    jaringan terhadap insulin) yang melibatkan reseptor insulin di

    membran sel yang mengakibatkan penurunan sensifitas sel target,

    kehilangan reseptor insulin pada membran sel targetnya

    mengakibatkan terjadi penurunan efektifitas serapan glukosa dari

    darah, individu yang mengalami overwight memiliki potensial yang

    lebih besar menderita diabetes di banding individu normal. Penderita

    DM II cenderung terjadi pada usia lanjut dan biasanya didahului oleh

    keadaan sakit atau stres yang membutuhkan kadar insulin tinggi

    (Nugroho.2006).

    c. Diabetes Mellitus Kehamilan (Gestational)Diabetes gestational adalah diabetes yang timbul selama masa

    kehamilan, jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada

    janin kurang baik bila tidak segera di tangani dengan benar (Suyono,

    1996). Masa kehamilan memberikan stress atau tekanan tambahan

    bagi tubuh , tubuh tidak dapat memproduksi insulin untuk memenuhi

    kebutuhan insulin pada waktu kehamilan. Pada 98 % kasus penyakit

    diabetes ini akan hilang stelah bayi lahir (Johnson, 1998).

    d. Diabetes malnutrisiJenis ini sering ditemukan di daerah tropis, dan Negara berkembang.

    Bentuk ini biasanya disebabkan oleh adanya malnutrisi disertai

    kekurangan protein yang nyata (Suyono, 1998).

    2.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    35/93

    2.4.1 Pankreas Dan Produksi Insulin

    Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk terdiri atas jaringan

    eksokrin dan endokrin, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar air ludah

    panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5cm mulai dari duodenum sampai ke limpa

    dan beratnya rata-rata 60-90 gr, terbentang pada vertebral lumbalis I dan II

    dibelakang lambung (Setiadi, 2007). Pankreas terdiri dari :

    a. Kepala pankreas, merupakan bagian yang lebar, terletak di sebelahkanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang

    praktis melingkarinya

    b. Badan pankreas, merupakan bagian utama pada organ itu danletaknya di belakang lambung dan di depan vertebrata lumbalis

    pertama.

    c. Ekor pankreas, merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri danyang sebenarnya menyentuh limpa.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    36/93

    Gambar 2.1 Struktur pankreas (Hicks, 2009)

    Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :

    a.

    Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.

    b. Pulau Langerhans tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapimenyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.

    Pulau pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari

    pankreas tersebar diseluruh pankreas dengan berat hanya 1 3 % dari berat

    total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-

    masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 ,

    sedangkan yang terbesar 300 , terbanyak adalah yang besarnya 100 225 .

    Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 2 juta

    (Ismail, 2007). Sel-sel pulau langerhans disusun dalam pita-pita teratur yang

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    37/93

    dipisahkan oleh sistem yang kaya pembuluh kapiler atau sinusoid, kelenjar

    disuplai oleh serabut-serabut simpatik dan parasimpatik, dan ini berakhir

    pada atau dekat sel-sel endokrin, saraf-saraf ini melaksanakan peranan

    penting di dalam mengontrol sintesis dan pelepasan hormon-hormon pulau

    (Turner, 2000).

    Gambar 2.2 Gambaran Histologi pulau langerhans(Marieb & Hoehn, 2005)

    Ada empat jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam

    pulau-pulau langerhans, yaitu:

    1. Sel alfa, mensekresi glukagon, sel ini merupakan 15% dari sel-selendokrin pulau langerhans dan terletak sepanjang bagian perifer

    pulau langerhans, sel alfa mempunyai inti yang bentuknya tidak

    teratur dan granula sekretori yang mengandung glukagon

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    38/93

    2. Sel beta mensekresi insulin 70% dari sel-sel endokrin pulaulangerhans dan terletak ditengah pulau langerhans sel beta

    mempunyai inti besar dan bulat

    3. Sel delta merupakan 10% dari sel endokrin pulau langerhas, dekatdengan sel-sel alfa. Sel delta mensekresi hormon somatostatin

    4. Sel F, mensekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaanuntuk fungsi yang tidak jelas, yang dilepaskan setelah makan (Kurt,

    1994).

    2.4.2 Insulin

    Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808. Insulin

    terdiri atas dua rantai asam amino yang dihubungkan oleh ikatan disulfide

    disintesis sebagai protein perkusor (pro insulin) yang mengalami pemisahan

    proteolitik untuk membentuk insulin dan peptide c, keduanya di sekresikan

    oleh sel pankreas (Mycek, 2001).

    Insulin mempunyai pengaruh luas di dalam tubuh dan beraksi

    langsung atau tak langsung mempengaruhi proses biokimiawi. Pengaruh

    menyeluruh hormon ini adalah memudahkan pemakaian glukosa oleh sel dan

    mencegah pemecahan secara berlebihan glikogen yang disimpan di dalam

    hati dan otot (Turner, 2000).

    Sekresi insulin diatur tidak hanya oleh kadar glukosa darah tetapi juga

    oleh hormon lain dan mediator autonomik. Sekresi insulin dipacu oleh

    glukosa darah yang tinggi dan difosforilasi dalam sel pankreas. Kadar

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    39/93

    adenosin trifosfat (ATP) meningkatkan dan menghambat saluran K+,

    menyebabkan membran sel depolarisasi dan influx Ca++ yang menyebabkan

    pulsasi eksositosis insulin (Mycek, 2001)

    Faktor yang berperan dalam pengaturan sekresi insulin ialah,

    bermacam nutrient, hormon saluran cerna, hormon pankreas dan

    neurotransmiter otonom, glukosa, asam amino, asam lemak, dan benda keton

    merangsang sekresi insulin.. Sel-sel pulau langerhans dipersarafi oleh saraf

    adrenergenik dan kolinogernik. Stimulasi reseptor 2 adrenergik

    menghambat sekresi insulin, sedang 2 adrenergik agonis dan stimulasi saraf

    vagal akan merangsang sekresi insulin (Goodman dan Gilman, 2007). Sekresi

    insulin oleh sel beta tergantung oleh 3 faktor utama yaitu, kadar glukosa darah,

    ATP-sensitive K channels dan Voltage-sensitive Calcium Channels sel beta

    pankreas. Mekanisme kerja ketiga faktor ini sebagai berikut:

    Gambar 2.3 Sekresi insulin(Merentek, 2006).

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    40/93

    Secara molekuler proses pelepasan insulin dari sel beta pankreas

    diawali uptake glukosa oleh sel beta pankreas yang dimediasi oleh glukosa

    transporter GLUT2. Kemudian glukosa akan mengalami glikolisis dan citric

    acid cycle dengan bantuan enzim glukokinase, sehingga melepaskan NADH

    dan FADH2 di dalam mitokondria, yang akan mendonorkan elektronnya pada

    mitochondrial electrone-transport chain. Tahap selanjutnya akan terjadi

    pengeluaran proton oleh komplex I, III, dan IV yang akan menyebabkan

    perubahan gradien elektrokimia pada sel pankreas. Perubahan gradien

    yang terlalu tinggi akan memicu pemasukan kembali proton ke dalam

    mitokondria melalui ATP sintetase dan uncoupling protein 2. Jalur ATP

    sintetase akan menyebabkan diproduksinya ATP dengan adanya ADP dan

    fosfat inorganik, sedangkan jalur uncoupling protein 2 akan menghasikan

    pelepasan energi berupa panas. Peningkatan ATP dan ADP akan menghambat

    ATP-sensitive K+ channelsehingga kanal akan tertutup dan terjadi penurunan

    depolarisasi dari membran plasma. Depolarisasi membran mengakibatkan

    terbukanya kanal Ca2+, sehingga terjadi transport Ca2+ dari luar sel ke

    dalam sel (peningkatan kadar Ca2+ intraseluler). Pada akhirnya konsentrasi

    Ca2+ intrasel yang tinggi akan memicu release insulin dari sel beta pankreas

    (Merentek, 2006)

    Umumnya terdapat hubungan timbal balik antara laju sekresi insulin

    dan glukagon dari pulau pankreas, hubungan timbal balik ini mencerminkan

    pengaruh insulin terhadap sel serta kadar glukosa darah dan substrat

    lainnya. Glukagon menstimulasi pelepasan somatostatin dan somatostatin

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    41/93

    mensupresi sekresi insulin tetapi hal ini bukan pengaruh fisiologinya yang

    utama, karena suplai darah di dalam pulau mengalir dari inti sel ke sel

    dan sel , insulin mampu bertindak sebagai hormon parakrin penghambat

    pelepasan-glukagon, tetapi somatostatin harus melewati sirkulasi untuk

    mencapai sel dan sel (Katzung, 1998).

    2.5 Pengaturan Kadar Glukosa DarahRespon sekresi insulin terhadap peningkatan konsentrasi glukosa

    darah memberikan mekanisme umpan balik yang sangat penting untuk

    pengaturan konsentrasi glukosa darah, yaitu kenaikan glukosa darah,

    meningkatkan sekresi insulin dan insulin selanjutnya sebagai transport

    glukosa kedalam sel (Guyton, 1997).

    Kerja insulin di dalam sel menyebabkan berbagai macam respon

    biologis, jaringan target untuk pengaturan homeostasis glukosa oleh insulin

    adalah hati, otot, dan lemak. Insulin merupakan hormon utama yang

    bertanggung jawab untuk pengontrolan, penggunaan, dan penyimpanan

    nutrisi sel, kerja anabolik insulin meliputi stimulasi penyimpanan dan

    pengguanan glukosa, asam amino, dan asam lemak di intraseluler (Gilman,

    2007).

    Pengaturan kadar glukosa darah erat kaitannya dengan hati yang

    berfungsi sebagi suatu sistem penyangga glukosa darah yang sangat penting.

    Pada saat glukosa darah meningkat melebihi batas normal, glukosa disimpan

    di dalam hati dengan bentuk glikogen, jika konsentrasi glukosa darah

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    42/93

    menurun, maka hati melepaskan glukosa kembali ke darah maka konsentrasi

    darah pada nilai normal (Rujianto, 1997).

    Mekanisme insulin menyebabkan ambilan dan penyimpanan glukosa

    di dalam hati melalui beberapa tahap,

    1. Insulin menghambat fosoforilasi enzim yang menyebabkan glikogenhati menjadi glukosa

    2. Insulin meningkatkan ambilan glukosa dari darah oleh sel-sel hatiyang meningkatkan aktivitas enzim glukokinase, yaitu enzim yang

    menyebabkan fosforilase awal glukosa setelah berdifusi ke dalam sel-

    sel hati .

    3. Insulin meningkatkan aktivitas enzim yang meningkatkan sintesisglikogen, termasuk enzim glikogen sintetase yang bertanggung jawab

    untuk polymerase dari unit-unit monosakarida untuk membentuk

    molekul-molekul glikogen. Jadi efek akhir dari insulin ini

    meningkatkan jumlah glikogen dalam hati (Guyton. 1997).

    Insulin memicu pengubahan semua kelebihan glukosa menjadi asam

    lemak. Insulin juga menghambat glukoneogenesis dengan menurunkan

    jumlah dan aktifitas enzim-enzim hati yang dibutuhkan untuk

    glukoneogenesis. Insulin meningkatkan pemakaian glukosa ke dalam

    sebagian besar sel tubuh (Guyton, 1997).

    Baik insulin maupun glukagon mempengaruhi konsentrasi glukosa

    darah melalui berbagai mekanisme, insulin menurunkan kadar glukosa darah

    dengan cara merangsang hampir semua sel tubuh kecuali sel-sel otak untuk

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    43/93

    mengambil glukosa darah, peningkatan glukosa darah di atas batas normal

    (sekitar 90/100 mL pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi

    insulin yang memicu sel-sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa

    dari darah. Ketika konsentrasi glukosa darah turun di bawah titik batas,

    maka pankreas akan merespon dengan cara mensekresikan glukagon yang

    mempengaruhi hati untuk menaikan kadar glukosa darah (Campbell, 2004).

    Gambar 2.4 Homestasis glukosa yang d pertahankan oleh insulin dan glucagon(Campbell, 2004).

    2.6 Pengobatan Diabetes MellitusTujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk

    mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Pengobatan

    diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang

    yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    44/93

    pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga

    secara teratur. Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan

    menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu

    diberikan terapi insulin atau obat hipoglikemik (penurun kadar gula darah)

    per-oral. Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat

    diobati dengan obat oral (Tjay dan Rahardja, 2007). Berikut ini adalah

    macam-macam pengobatan untuk menurunkan kadar glukosa darah:

    2.6.1 Obat hiperglikemik

    Obat antidiabetik oral (ADO) dapat dibagi menjadi dalam 2 golongan,

    yaitu derivate sulfonilurea dan derivat biguanid. Cara kerja dua golongan ini

    sangat berbeda, derivat sulfunilurea Contohnya adalah glipizid, gliburid,

    tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan

    cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan

    efektivitasnya.

    Mekanisme kerja sullfonilurea pada penurunan kadar glukosa darah

    disebabkan perangsangan sekresi insulin di pankreas. Sifat perangsangan ini

    berbeda dengan perangsangan glukosa, karena pada saat hiperglikemia gagal

    merangsang sekresi insulin dalam jumlah yang cukup, obat-obat tersebut

    masih mampu merangsang sekresi insulin, karena alasan itu obat-obat ini

    sangat bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih

    mampu memproduksi insulin. Pada penderita dengan kerusakan sel

    pankreas pemberian obat derivat sulfonilurea tidak berpengaruh, pada

    golongan sulfonilurea dapat didunakan untuk diabtes tipe II namun pada tipe

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    45/93

    I tidak efektif (Handoko dan Suharto, 1996).

    Sedangkan kerja derivat biguanid tidak melalui perangsangan sekresi

    insulin tetapi langsung pada organ sasaran, (Handoko dan Suharto, 1996).

    Obat ini sebaiknya tidak digunakan pada penderita diabetes mellitus yang

    disertai gangguan ginjal karena dapat menyebabkan peninggian asam laktat

    dalam darah sehingga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam

    cairan tubuh (Dalimartha, 2007).

    2.6.2 Terapi Insulin

    Pemberian insulin pada saat ini dianggap lebih baik dari pada

    antidiabetik oral karena dapat mengendalikan gula darah lebih baik,

    disamping itu penelitian yang dilakukan oleh university group diabetes

    program (UGDP) di Amerika serikat tahun 1970 melaporkan bahwa

    kelompok yang diberikan antidiabetik oral lebih tinggi frekuensi

    kematiannya akibat penyakit jantung dibanding dengan yang diberikan

    insulin (Handoko dan Suharto, 1996).

    Insulin yang dimasukkan sebagai obat dari luar ini tersedia dalam

    kemasan berupa obat suntik yang digunakan pada pasien DM tipe 1.

    Penderita DM golongan ini harus mampu menyuntik insulin sendiri. Tempat

    yang umum untuk menyuntik insulin yaitu pada dinding perut, lengan atas,

    dan paha. Insulin disuntikan di bawah kulit (subkutan). Namun pada kasus-

    kasus tertentu dapat diberikan dengan cara lain misalnya suntikan ke dalam

    otot (intramuscular/IM) atau kedalam pembuluh darah (intravena/IV)

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    46/93

    (Dalimartha, 2007).

    Sediaan insulin dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi kerjanya

    menjadi kerja-singkat, kerja-sedang, dan kerja-lama,

    1. Insulin kerja cepat.Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan

    paling sebentar.

    Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20

    menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama

    6-8 jam. Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang

    menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20

    menit sebelum makan.

    2. Insulin kerja sedang.Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.

    Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun

    dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa

    disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari

    dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan

    sepanjang malam.

    3. Insulin kerja lambat.Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.

    Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam

    (Mycek, 2001).

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    47/93

    2.6.3 Pengobatan Dengan Bahan AlamTumbuhan obat terbukti merupakan salah satu sumber bagi bahan

    baku obat anti diabetes mellitus karena diantara tumbuhan tersebut

    memiliki senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai anti diabetes mellitus.

    Senyawa anti diabetes mellitus yang berasal dari tumbuhan obat diantaranya

    christinin A, xanthone, bellidifolin, thysanolacton, TAP (suatu polisakarida

    asam dari tanaman Tremella aurantia) dan lain-lain (Suharmiati, 2003).

    Bahan alam yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula

    darah seperti dilaporkan oleh Shane (2001) diantaranya adalah Gymnema,

    Fenugreek, Bitter Melon, Gingseng, Nopal,Aloe, Bilberry, Milk Thistle dan Ginko

    Biloba. Sedangkan menurut Widyowati (1990), beberapa jenis tanaman yang

    telah digunakan sebagai bahan pengobatan diabetes mellitus yaitu: bawang

    putih (Allium Sativa L), babakan pule (Alstonia scholaris L), daun sambiloto

    (Andgraphispaniculata Nees), belimbing (Averrhoa bilimbi L), daun mimba

    (Azadirachta indica A. Juss ), tapak dara (Chatarantusroseus G.don), ubi jalar

    (Ipomea batatas Poir), petai cina (Leucaena leucephala deWitt), bidara upas

    (Meremia mammosa), pare (Momordica charantia L), mengkudu (Morinda

    citrifolia L), kumis kucing (Orthosiphonstamineus Benth), ciplukan (Physalis

    minima L), mahoni (Swietenia macrophylla King), the (Camellia sinesis (L)

    kuntze), duwet (Syzigiumcumini (L) Skeels).

    2.7 StreptozotocinStreptozotosin merupakan derivat nitrosuria yang diisolasi dari

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    48/93

    Streptomyces achromogenes, mempunyai aktivitas anti-neoplasma dan

    antibiotik spektrum luas. Streptozotosin dapat secara langsung merusak

    masa kritis sel Langerhans atau menimbulkan proses autoimun terhadap

    sel (Rowland dan Bellush; 1989; Rees dan Alcolado, 2005 dalam Nugroho,

    2006).

    Streptozotocin menginduksi diabetes pada berbagai spesies hewan

    sehingga menyerupai adanya hiperglikemik pada manusia. Efek ini telah

    secara ekstensif tampak dengan adanya penurunan sel beta nicotinamide

    adenine dinucleotide (NAD+) dan menghasilkan perubahan histopathologi

    pulau pankreas sel beta hepatomegaly berhubungan dengan diabetes

    streptozotocin-induced. Streptozotocin secara efektif dapat menginduksi

    diabetes pada kelinci yang ditandai dengan polydipsia, polyuria, dan

    hyperglycemia (Bopanna et al., 1997 dalam Husain, 2008).

    Streptozotosin (STZ) atau 2-deoksi-2-[3-(48yste-3-nitrosoureido)-D-

    glukopiranose] diperoleh dari Streptomyces achromogenes dapat digunakan

    untuk menginduksi baik DM tipe 1 maupun tipe 2 pada hewan uji. Struktur

    kimia streptozotosin dapat dilihat pada gambar 2.5 Dosis yang digunakan

    untuk menginduksi DM tipe 1 untuk intravena adalah 40-60 mg/kg,

    sedangkan dosis intraperitoneal adalah lebih dari 40 mg/kg BB. STZ juga

    dapat diberikan secara berulang, untuk menginduksi DM tipe 1 yang

    diperantarai aktivasi 48ystem imun (Bonner-Weir et al., 1981; Szkudelski,

    2001, dalam Nugroho, 2006).

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    49/93

    Gambar 2.6 Struktur kimia streptozotosin(Lenzen, 2008).

    STZ menembus sel Langerhans melalui tansporter glukosa GLUT 2.

    Aksi STZ intraseluler menghasikan perubahan DNA sel pankreas. Alkilasi

    DNA oleh STZ melalui gugus nitrosourea mengakibatkan kerusakan pada sel

    pankreas. STZ merupakan donor NO (nitric oxide) yang mempunyai

    kontribusi terhadap kerusakan sel tersebut melalui peningkatan aktivitas

    guanilil siklase dan pembentukan cGMP. NO dihasilkan sewaktu STZ

    mengalami metabolisme dalam sel. Selain itu, STZ juga mampu

    membangkitkan oksigen reaktif yang mempunyai peran tinggi dalam

    kerusakan sel pankreas. Pembentukan anion superoksida karena aksi STZ

    dalam mitokondria dan peningkatan aktivitas xantin oksidase. Dalam hal ini,

    STZ menghambat siklus Krebs dan menurunkan konsumsi oksigen

    mitokondria. Produksi ATP mitokondria yang terbatas selanjutnya

    mengakibatkan pengurangan secara drastis nukleotida sel pankreas

    (Lenzen, 2008). Streptozocin adalah senyawa penghasil radikal NO dan

    radikal OH dalam jumlah besar (Wahyuningsih, 2008).

    Streptozotocin menghasilkan efek sitotoksiknya melalui pemutusan

    spontan menjadi gugus pengalkilasi dan pengkarbamoilasi. Obat ini

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    50/93

    khususnya bermanfaat pada pengobatan tumor sel beta pancreas fungsional

    yang ganas. Obat ini mempengaruhi sel-sel pada semua tahap dalam siklus

    sel mamalia. Absorpsi dan sekresi streptozotocin diberikan secara parenteral

    setelah pemberian infus intravena 200-1600 mg/m2, konsentrasi puncak

    dalam plasma adalah 30-40g/ml. waktu paruh obat tersebut mendekati 15

    menit. Hanya 10-20% dosis yang ditemukan kembali dalam urin (Goodman

    dan Gilman, 2008).

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    51/93

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

    menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

    ulangan, perlakuan yang digunakan adalah mencit kontrol negatif (tanpa

    perlakuan), mencit kontrol positif (diabetes tanpa pemberian air perasan

    bawang lanang) dan mencit diabetes yang diberi air perasan bawang lanang

    dengan dosis yang berbeda.

    3.2Variabel PenelitianVariabel penelitian ini meliputi:

    1. Variabel bebas : air perasan umbi bawang lanang dengan dosisyang berbeda.

    2. Variabel terikat: variabel yang diukur adalah kadar glukosa darah dangambaran histologi pankreas mencit.

    3. Variabel kendali: mencit jantan galur Balb/c yang berumur 3 bulandengan berat badan rata-rata 20 g

    3.3Waktu dan TempatPenelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biosistematik Jurusan

    Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan

    Nopember 2009-Januari 2010.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    52/93

    3.4Populasi dan SampelHewan uji yang dipakai adalah mencit (Mus musculus) galur Balb/c

    jenis kelamin jantan, umur 3 bulan, dengan berat badan rata-rata 20 gram

    sebanyak 25 ekor.

    3.5Alat dan Bahan3.5.1 Alat

    Alat yang digunakan adalah kandang hewan coba (bak plastik),

    tempat minum, tempat makan, glukometer, alat pencekok oral (gavage),

    disposable syringe 1 mL, micropipet, tabung tip, gelas ukur 100 ml, stirer,

    erlenmeyer 50 mL, beacker glass, kaca pengaduk, deck glass, objek glass

    blender, timbangan digital, kaos tangan, blender, kertas saring, papan sesi,

    alat bedah.

    3.5.2 BahanBahan yang digunakan adalah umbi bawang lanang (Allium sativum),

    pakan mencit berupa pellet dengan kandungan protein 10%, lemak 3%, serat

    8% dan kadar air 12%, streptozotocin, dionez, strip glukotest, aquadest,

    formalin 10%, chloroform, etanol (50%, 70%, 75%, 80%, 90%,96%), xyline,

    xilol, alcohol 70%

    3.6Prosedur Kerja3.6.1 Persiapan Hewan Coba

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    53/93

    Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu dipersiapkan tempat

    pemeliharaan hewan coba, yaitu kandang (bak plastik), sekam, tempat

    makan, minum dan pakan mencit. Setelah itu dilakukan aklimatisasi di

    laboratorium selama 2 minggu. Mencit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

    kelompok kontrol mencit normal (tidak diabetes) dan kelompok mencit

    diabetes. Untuk menjadi diabetes, mencit diinduksi dengan streptozotocin

    dengan dosis tunggal yaitu 30mg/kg bb diinjeksikan 1 kali sehari selama 5

    hari (Lee et al, 2009), jika dalam waktu 5 hari belum mengalami diabetes

    maka disuntik kembali dengan dosis tunggal 30mg/kg. Sebelum diinjeksikan

    stz dilarutkan dengan dionez dan dihomogenkan dengan menggunakan

    stirrer, pembuatan larutan stz dilakukan dengan penghitungan sesuai dosis

    injeksi dengan konsentrasi 1 mg/ 10 l diinjeksi dengan cara intraperitonial

    (Lee et al. 2009).

    3.6.2 Pembuatan Air Perasan Bawang Lanang

    Pembuatan air perasan bawang lanang melalui tahapan sebagai

    berikut:

    1. Menyiapkan bawang lanang2. Bawang lanang terlebih dahulu di kupas dan dibersihkan dengan

    menggunakan air mengalir.

    3. Bawang lanang yang sudah dibersihkan ditimbang sebanyak 500 gr,dan di blender tanpa diberi air.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    54/93

    4. Hasil tersebut disaring menggunakan kain saringan tahu untukdiambil sarinya.

    5. Setelah didapat sari nya diambil 5, 10, 15 ml dan ditambahkanaqudest sampai 100 ml untuk dosis 5%, 10%, 15%. Dosis perasan

    bawang lanang (Alium Sativum) yang digunakan berdasarkan pada uji

    pendahuluan sebelumnya.Pada penelitian ini dosis yang digunakan

    5%,10%,15%, selama 21 hari dengan diberikan 2 hari sekali.

    3.6.2 Kegiatan Penelitian

    Sebelum pemberian air perasan bawang lanang, dilakukan

    pengukuran kadar glukosa darah sebelum perlakuan. Pengukuran kadar

    glukosa darah dilakukan dengan menggunakan glukometer dengan prosedur

    sebagai berikut:

    - Persiapan glukometer, strip dipersiapkan untuk mengukur- Pengambilan sampel darah, mencit diletakkan pada sungkup, ekor

    mencit dipegang diurut dan diberi alkohol, kemudian ujung ekor

    dipotong dan diambil darahnya dan diteteskan pada strip glukotest

    - Hasil perhitungan kadar glukosa darah yang terbaca pada glucometerdicatat sebagai data.

    3.6.3 Pembuatan Preparat Sayatan Pankreas

    1. Tahap pertama adalah coating, dimulai dengan menandai obyek glassyang akan digunakan dengan kikir kaca pada bagian tepi, kemudian

    direndam dalam alkohol 70% minimal semalam. Kemudian obyek glass

    dikeringkan dengan tissue dan dilakukan perendaman dalam larutan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    55/93

    gelatin 0,5% selama 30-40 detik/slide, lalu dikeringkan dengan posisi

    disandarkan hingga gelatin yangmelapisi kaca dapat merata

    2. Tahap kedua, organ p ankreas yang telah disimpan dalam larutanformalin 10% dicuci dengan alkohol selam 2 jam, dan dilanjutkan dengan

    pencucian secara bertingkat dengan alkohol yaitu dengan alkohol 90%,

    95%, etanol absolut (3kali), xylol (3 kali), masing-masing selama 20

    menit

    3. Tahap ketiga, adalah proses infiltrasi yaitu dengan menambahkanparaffin sebanyak 3 kali selama 30 menit

    4. Tahap keempat, embedding. Bahan beserta parafin dituangkan kedalamkotak karton atau wadah yang telah disiapkan dan diatur sehingga tidak

    ada udara yang terperangkap didekat bahan. Blok parafin dibiarkan

    semalam dalam suhu ruang kemudian diinkubasi dalam freezersehingga

    blok benar-benar keras

    5. Tahap pemotongan dengan mikrotom. Cutter dipanaskan danditempelkan pada dasar blok sehingga parafin sedikit meleleh. Holder

    dijepitkan pada mikrotom putar dan ditata sejajar dengan mata pisau

    mikrotom. Pengirisan atau penyayatan diawali dengan mengatur

    ketebalan irisan. Untuk pancreas dipotong dengan ukuran m, kemudian

    pita hasil irisan diambil dengan menggunakan kuas dan dimasukkan air

    dingin untuk membuka lipatan lalu dimasukkan air hangat dan dilakukan

    pemilihan irisan yang terbaik. Irisan yang terpilih diambil dengan gelas

    obyek yang sudah dicoating kemudian dikeringkan diatas hot plate.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    56/93

    6. Tahap diparafisasi, yaitu preparat dimasukkan dalam xylol sebanyak 2kali 5menit.

    7. Tahap rehidrasi, preparat dimasukkan dalam larutan etanol bertingkatmulai dari etanol absolut (2 kali), etanol 95%, 90%, 80%, dan 70%

    masing-masing 5 menit. Kemudian preparat direndam dalam aquadest

    selama 10 menit.

    8. Tahap pewarnaan, preparat ditetesi dengan hematoxylin selam 3 menitatau sampai didapatkan hasil warna yang terbaik. Selanjutnya dicuci

    dengan air mengalir selama 30 menit dan dibilas dengan aquadest

    selama 5 menit. Setelah itu preparat dimasukkan dalam pewarna eosin

    alkohol selam 30 menit dan dibilas dengan aquadest selama 5 menit.

    9. Tahap dehidrasi, preparat direndam dalam etanol bertngkat 80%, 90%,95% dan etanol absolut (2 kali) masing-masing selama 5 menit.

    10.Tahap clearing, dalam larutan xylol 2 kali selama 5 menit, kemudiandikeringkan.

    11.Tahap mounting dengan etilen.12.Hasil akhir diamati dibawah mikroskop, untuk setiap ekor mencit, satu

    preparat dengan tiga bidang pandang pengamatan, dipotret kamudian

    dicatat data skor kerusakan islet pancreas

    3.7Analisis Data

    Untuk mengetahui pengaruh pemberian air perasan bawang lanang

    terhadap kadar glukosa darah mencit diabetes sebelum dan sesudah perlakuan

    yang diinduksi streptozotocin, data hasil pengamatan yang sudah ditabulasi diuji

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    57/93

    statistik dengan ANKOVA (Analysis of covarianse) Apabila terdapat perbedaan,

    dilanjutkan dengan pengujian BNT 5%.Untuk mengetahui derajat insulitis

    dilakukan melalui penghitungan tingkat kerusakan pulau Langerhans pada tiga

    luas bidang pandang setiap satu ekor mencit. Pemberian skor dapat dilakukan

    dengan cara memprosentase jumlah kerusakan yang terdapat setiap satu

    preparat. Nilai skor = 0, jika tidak terdapat kerusakan. Nilai skor = 1 jika

    terdapat kerusakan, nilai skor = 2 untuk kerusakan, dan nilai skor = 3 untuk

    kerusakan lebih dari dari islet. Kemudian data skor tingkat kerusakan

    pankreas dianalisis dengan non-parametrikKruskalWallis.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    58/93

    Hasil penelitian

    mencit diabetik yang

    pemberian air pera

    menggunakan gavage

    sebagai berikut:

    4.1 Kadar Glukosa D

    Data hasil perh

    dan sesudah perlaku

    sativum) dapat dilihat

    Gambar 4.1 Diagr

    sebelana

    0

    50

    100

    150

    200

    KADARGLUKOSADARAH

    (mg/dl)

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    dari kadar glukosa darah dan histologi pan

    diinduksi dengan streptozotocin, dengan

    an bawang lanang (Allium Sativum) se

    selama 21 hari dengan 3 dosis yang berbe

    rah Mencit (Mus musculus) Diabetes

    itungan kadar glukosa darah mencit diabete

    an pemberian air perasan bawang lana

    pada diagram batang dibawah ini:

    m batang nilai rerata perubahan kadar glukosa d

    lum dan sesudah perlakuan pemberian air perasag (Alium Sativum) selama 21 hari

    K- K+ D1 D2 D3

    se

    se

    PERLAKUAN

    reas pada

    perlakuan

    cara oral

    da adalah

    s sebelum

    g (Allium

    rah

    n bawang

    elum

    udah

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    59/93

    Gambar diagram batang pemberian air perasan bawang lanang

    (Allium Sativum) tersebut menunjukakan penurunan glukosa darah sebelum

    dan sesudah pada perlakuan dengan rerata sebelum perlakuan dosis D1

    (5%) yaitu 170 menurun menjadi 98, begitu juga dengan perlakuan dengan

    dosis D2 (10%) dengan nilai rerata 168 mengalami penurunan menjadi 95, 2,

    pada dosis D3 (15%) juga terjadi penurunan dengan rerata awal 186,4

    menurun menjadi 96,2.

    Data yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan analisis

    kovarian (ANKOVA) yang dilakukan untuk mengoreksi atau membandingkan

    pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan dengan air perasan bawang

    lanang (Allium sativum) terhadap kadar glukosa darah mencit. Hasil ANKOVA

    dengan taraf signifikan 1 % menunjukan bahwa pemberian air perasan

    bawang lanang (Allium sativum) memberikan hasil yang signifikan dalam

    menurunkan kadar glukosa darah mencit diabetes, dapat dilihat pada tabel

    4.1 ringkasan hasil perhitungan ANKOVA

    Tabel 4.1 Ringkasan ANKOVA kadar glukosa darah mencit diabetesSk Db JK KT Fhit F 1%Kelompok 15 789.4 197.35 7.20** 4.89

    Perlakuan 15 33974.8 8493.7 309** 4.89

    Galat 4 1636.2Ket: ** = berbeda nyata pada tingkat signifikan 0.01

    Dari tabel ringkasan ANKOVA diatas diketahui bahwa Fhitung > Ftabel

    pada taraf signifikan 1% dengan demikian hipotesis nol H0 ditolak dan H1

    diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian air

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    60/93

    perasan bawang lanang terhadap kadar glukosa mencit diabetes yang

    diinduksi streptozotocin.

    Pada perhitungan perlakuan dan kelompok tedapat perbedaan yang

    nyata, pada tabel ANKOVA di atas pada kelompok penurunan glukosa darah

    lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan, ini disebabkan karena pada

    kelompok pemberian STZ pada injeksi pertama tidak semua terdiabet,

    sedangkan yang ke dua mendapat kan induksi STZ dua kali, ini menyebabkan

    kerusakan pada sel beta pankreas untuk menyekresikan insulin. Karena STZ

    merupakan pendonor NO lebih bayak, streptozotocin merusak DNA sel beta

    pankreas melalui pembentukan NO.

    Setelah mengetahui adanya pengaruh air perasan bawang lanang

    maka dilakuan uji BNT 5% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tiap

    perlakuan ringkasan hasil uji BNT ditunjukan pada tabel 4.2

    Tabel 4.2 Tabel Kadar Glukosa Darah (mg/dl) Setelah Pemberian Air PerasanBawang Lanang Selama 21 Hari

    Perlakuan Rerata glukosadarah (mg/dl)

    K- 88,8 (mg/dl) aD2 95.2 (mg/dl) aD3 96.2 (mg/dl) aD1 98 (mg/dl) aK+ 188 (mg/dl) b

    Keterangan : Angka yang menunjukkan sama tidak ada perbedaan yang nyatapada setiap perlakuan

    Dari uji BNT 5% menunjukkan bahwa perbedaan yang nyata pada

    penurunan kadar glukosa darah pada mencit diabetes yang diinduksi

    streptozotocin kelompok kontrol positif dengan kelompok negative dan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    61/93

    kelompok perlakuan. Sedangkan antara kontrol negatif dengan kelompok

    perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

    Sunnatullah untuk makhluknya ialah mengatasi suatu takdir dengan

    menggunakan takdir. Mengatasi takdir lapar dengan makan, mengatasi takdir

    haus dengan minum, dan mengatasi takdir sakit dengan berobat (Al-

    Qardhawi, 1999).

    Pernyataan diatas menjelaskan bahwa manusia ketika sakit tidak

    boleh hanya pasrah dan bersabar menerima cobaan serta rela (ridho)

    menerima ketentuan (takdir) Allah tanpa berusaha mencari kesembuhan

    atau obat. Menurut shihab (1996) dalam Al-Quran ditegaskan bahwa

    barang siapa yang menghidupkan seseorang, maka dia bagaikan

    menghidupkan manusia semuanya.. (QS. Al-Maidah [5]:32), menghidupkan

    disini dalam arti luas dapat diartikan memelihara kehidupan atau upaya

    memperpanjang harapan hidup.

    Shihab ( 1996) mengatakan Dalam ajaran islam juga juga ditekankan

    bahwa obat dan upaya hanyalah sebab, sedangkan penyebab sesungguhnya

    dibalik sebab itu adalah Allah SWT, seperti ucapan Nabi Ibrahim yang

    diabadikan Al-Quran dalam Asy-Syuaraa 26 / 80

    # s)uMtusoArtinya: Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku

    Terapi oral anti-diabetik (OAD) ditujukan untuk memperbaiki

    metabolisme tubuh penderita diabetes, target minimal yang harus dicapai

    dalam terapi OAD adalah perbaikan metabolisme glukosa dengan penurunan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    62/93

    kadar glukosa darah dan perbaikan islet langerhans. Pemberian air perasan

    bawang lanang (Alium sativum) pada penelitian ini termasuk dalam

    pengembangan terapi OAD. Air perasan bawang lanang diperoleh dari umbi

    bawang lanang dengan cara diblender dan di ambil sarinya.

    Kondisi diabetes pada mencit diinduksi dengan menggunakan

    streptozotocin, induksi streptozotocin dilakukan secara intraperitioneal

    dengan dosis tunggal 30 mg/kg BB telah berhasil meningkatkan kadar

    glukosa darah menjadi diabetes. Menurut Kusumowati (2004), bahwa kadar

    glukosa darah bagi mencit normal ialah 62,8 176 mg/dl. Pada penelitian ini

    kadar darah melebihi 140 mg/dl sudah dianggap diabet, karena menurut

    Maulana (2008) bahwa kadar glukosa darah manusia normalnya adalah 90

    140 mg/dl.

    Lenzen (2008) melaporkan bahwa streptozotocin mampu

    menyebabkan diabetes melalui perusakan sel beta pankreas, didalam sel beta

    pankreas, streptozotocin merusak DNA melalui pembentukan NO, radikal

    hidroksil dan hydrogen perioksida. STZ merupakan donor NO (nitric oxide)

    yang mempunyai kontribusi terhadap kerusakan sel tersebut melalui

    peningkatan aktivitas guanilil siklase dan pembentukan cGMP. NO dihasilkan

    sewaktu STZ mengalami metabolisme dalam sel. Selain itu, STZ juga mampu

    membangkitkan oksigen reaktif yang mempunyai peran tinggi dalam

    kerusakan sel pankreas. Pembentukan anion superoksida karena aksi STZ

    dalam mitokondria dan peningkatan aktivitas xantin oksidase. Dalam hal ini,

    STZ menghambat siklus Krebs dan menurunkan konsumsi oksigen

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    63/93

    mitokondria. Produksi ATP mitokondria yang terbatas selanjutnya

    mengakibatkan pengurangan secara drastis nukleotida sel pankreas. Dalam

    penelitian ini pemberian air perasan bawang lanang mampu membantu

    regenerasi sel beta pankreas pada diabetes mellitus sehingga meningkatkan

    produksi insulin dan menurunkan kadar glukosa darah.

    Kadar glukosa darah mencit pada kelompok yang diinduksi STZ

    (kontrol+, dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 sebelum perlakuan) kadar glukosa

    darah rata-rata 181.4, 170, 168, 186,4. Meningkatnya kadar glukosa darah

    ini disebabkan pemberian STZ yang menyebabkan nekrosis sel pankreas

    sehingga insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas menurun, akibatnya

    terjadi gangguan homeostasis glukosa dalam tubuh.

    Kadar glukosa darah mencit setelah perlakuan dengan pemberian air

    perasan bawang lanang selama 21 hari pada dosis 1, 2 dan 3 mengalami

    penurunan kadar glukosa darah dengan rata-rata 98, 95.2, 96.2, dari

    perhitungan ANKOVA setelah perlakuan terdapat pengaruh pemberian air

    perasan bawang lanang (Alium sativum) terhadap kadar glukosa darah

    mencit diabetes yang diinduksi streptozotocin. Sedangkan pada uji BNT 5%

    dapat dilihat pada ketiga dosis perlakuan tidak menunjukan perbedaan nyata

    pada setiap perlakuan dosis 1, 2 dan 3.

    Penuruanan kadar glukosa darah dan perbaikan islet langerhans

    dipengaruhi oleh pemberian perlakuan bawang lanang, Perlakuan air

    perasan bawang lanang dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit

    diabetik berkaitan dengan aktivitas biologis seyawa yang terkandung di

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    64/93

    dalam bawang lanang. Sheela, dalam Hernawan (2003) menyebutkan bahwa

    senyawa aktif yang dapat menurunkan kadar glukosa darah adalah senyawa

    allisin dan allin

    Salah satu bentuk ciptaan allah yang ada dibumi ini adalah

    diciptakannya berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang sangat bermanfaat

    bagi semua hamba-NYA khusus nya bagi manusia sebagaimana di jelaskan

    pada surat Asy-Syuaraa ayat 7 disebutkan:

    s9ur&(# ttn

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    65/93

    Bawang lanang mempunyai morfologi yang berbeda dengan bawang

    putih meskipun memiliki kemiripan tetapi mempunyai perbedaan dan

    banyak persamaannya, kandungan allin merupakan unsur pokok yang

    mengandung belerang dalam bawang putih, allin mengalami pemecahan

    dengan bantuan enzim alinase, alinase berinteraksi dengan aliin yang akan

    membentuk senyawa alisin (Liu, 2006).

    Allisin merupakan anti-oksidan utama dalam umbi bawang putih.

    Senyawa ini mampu menekan produksi nitrat oksida (NO) melalui dua jalur

    yaitu, pada konsentrasi rendah (10 M), menghambat kerja enzim cytokine-

    induced NO synthase (iNOS) melalui pengendalian iNOS mRNA, sedangkan

    pada konsentrasi tinggi (40 M) menghambat transport arginin melalui

    mekanisme pengendalian CAT-2 mRNA (cationic amino acid transporter-2

    mRNA). Akumulasi NO akan menginduksi pembentukan oksidator kuat,

    peroksinitrit. NO dapat dihasilkan dari asam amino arginin dengan bantuan

    enzim nitrat oksida sintase (Schwartz et al.,dalam Hernawan.2002).$

    4.2. Pengamatan Histologi Pankreas

    Pengamatan histologi jaringan pankreas dilakukan dengan blok

    parafin menggunakan metode pewarnaan Hematoxylen-Eosin. Pulau

    Langerhans merupakan kumpulan kelenjar endokrin yang tersebar di

    seluruh organ pankreas, berbentuk seperti pulau dan banyak dilalui oleh

    kapiler-kapiler darah. Pada pewarnaan HE, akan terlihat pulau Langerhans

    lebih pucat dibandingkan dengan sel-sel kelenjar acinar disekelilingnya

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    66/93

    sehingga pulau Lan

    mengalami perubahan

    maupun ukurannya (G

    Pada penelitia

    setelah perlakuan de

    sativum) selama 21 ha

    dengan pewarnaan H

    pankreas tiap perlakua

    Gambar 4.2 Penampang

    A: sel beta, B: sel alfa, C

    Pada pengamat

    bawang lanang) dapat

    oleh arah panah nam

    tersebar di area pulau.

    pulau langerhans d

    mempunyai inti besa

    merupakan 15% da

    sepanjang bagian per

    gerhans mudah dibedakan. Penderita

    morfologi pada pulau Langerhans, baik dal

    z et al.2001; Butler et al. 2001).

    ini diamati histologi pankreas mencit ya

    gan pemberian air perasan bawang lana

    ri, Preparat histologi dibuat dengan metode bl

    motoxylen-Eosin. Berikut ini adalah gamba

    :

    elintang pankreas kontrol negatif, : pulau

    : pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran pembul

    Perbesaran 10 x 40

    an kontrol negatif (tanpa perlakuan stz dan a

    dilihat dengan jelas pulau langerhans yang

    pak terlihat terisi penuh oleh sel-sel endo

    Sel beta mensekresi insulin 70% dari sel-se

    n terletak ditengah pulau langerhans

    r dan bulat, Sel alfa mensekresi glukago

    i sel-sel endokrin pulau langerhans da

    ifer pulau langerhans, sel alfa mempunyai

    DM akan

    m jumlah

    g diambil

    g (Alium

    k paraffin

    histologi

    langerhans

    uh darah

    ir perasan

    itunjukan

    krin yang

    l endokrin

    sel beta

    n, sel ini

    terletak

    inti yang

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    67/93

    bentuknya tidak teratur dan granula sekretori yang mengandung glukagon

    (Kurt, 1994). Pada pengamatan pulau langerhans pada kontrol negative

    dengan skor = 0 yang artinya tidak ada kerusakan pada kelompok kontrol

    negatif (normal).

    A BGambar 4.3 Gambar A. penampang melintang pankreas kontrol positif A: sel beta, B:

    sel nekrosis, C: saluran pebuluh darah. Gambar B kontrol negatif , : pulau

    langerhans A: sel beta, B: sel alfa, C: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran

    pembuluh darahPerbesaran 10 x 40

    Pada pengamatan pankreas kontrol positif yang diinduksi STZ tanpa

    pemberian air perasan bawang lanang dengan perbesaran 10 x 40 arah

    panah menunjukkan pulau langerhans, tampak terlihat terdapat ruang-ruang

    kosong pada area pulau langerhans ruang-ruang kosong ini disebabkan

    karena nekrosis sel beta, inti sel menunjukkan adanya nekrosis baik piknosis

    maupun hiperkromasi marginal. Dalam sitoplasma sel nekrosis terjadi

    penurunan hidrofik dan degranulasi, sedangkan sebagian dari inti sel

    piknotik yang mempunyai sitoplasma eosinofilik ditandai dengan warna

    gelap (pembekuan nekrosis). sel yang berkurang menandakan tidak adanya

    lipid dan glikogen, Tikus diabetes dengan perlakuan terdapat perubahan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    68/93

    nekrotik dan adanya penurunan didalam parenkim pulau Langerhans, karena

    beberapa sel dengan inti piknotik sebagian besar sel menunjukkan

    penurunan hidrofilik yang signifikan (Kanter dkk, 2003).

    Pada pengamatan kontrol positif dibandingkan dengan kontrol negatif

    sangat brbeda, pada kontrol negatif tampak gambaran pulau langerhans sel

    beta dan sel alfa yang terlihat, namun pada kontrol positif sangat sulit

    membedakan sel beta dengan sel alfa.

    Pada kontrol positif dengan induksi STZ mampu merusak pulau

    langerhans, nilai rata-rata skor pada pengamatan ini adalah 2,53, artinya

    terdapat kerusakan pada pulau langerhans hampir dari pulau langerhans

    rusak. Jumlah sel beta yang sedikit menunjukkan adanya gangguan

    metabolisme insulin sehingga menyebabkan terjadinya hiperglikemia.

    A BGambar 4.4 A penampang melintang pankreas dosis 1 (5%), A: sel beta, B: sel alfa, C:

    sel nekrosis. Gambar B kontrol negatif , : pulau langerhans

    A: sel beta, B: sel alfa, C: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran pembuluh darah

    Perbesaran 10 x 40

    Pada pengamatan penampang melintang pankreas dengan perbesaran

    10 x 40 pada perlakuan dosis 1 (5%) selama 21 hari nampak terlihat ada

    perbaikan sel, jika dibandingkan dengan kontrol negatif, perlakuan dengan

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    69/93

    dosis 1 tampak lebih kecil ukurannya dan sel beta tidak terlihat jelas seperti

    pada kontrol negative, pada pengamatan ini nampak pulau langerhans

    mengalami regenerasi sel dengan adanya pembentukan dengan jelas

    memperbesar ukurannya, telah dijelaskan tumbuhan mungkin bertindak

    dengan beberapa mekanisme seperti merangsang pengeluaran hormon

    insulin, meningkatkan kemampuan perkembangbiakan sel beta pankreas.

    Nilai rata-rata skor pada pengamatan ini adalah 1,31, artinya terdapat

    kerusakan pada pulau langerhans hampir dari pulau langerhans rusak

    A BGambar 4.5 A penampang melintang pankreas dosis 2 (10%) A. sel beta, B. sel acinar,

    C. pembuluh darah, D. sel nekrosis. Gambar B kontrol negatif , : pulau langerhans

    A: sel beta, B: sel alfa, C: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran pembuluh darah

    Perbesaran 10 x 40

    Pada pengamatan histologi pankreas dosis 10% selama 21 hari

    nampak terlihat terdapat perbaikan sel dengan pembentukan sel beta

    pankreas dengan terlihat memperbesar ukuran sel, dengan adanya perbaikan

    sel beta pankreas dengan memperluasnya islet langerhans. Nilai rata-rata

    skor pada pengamatan ini adalah 1,13, artinya terdapat kerusakan pada

    pulau langerhans hampir dari pulau langerhans rusak.

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    70/93

    A B

    Gambar 4..6 A penampang melintang pankreas dosis 3 (15%) A. sel beta, B sel

    nekrosis, C sel acinar. Gambar B kontrol negatif , : pulau langerhans

    A: sel beta, B: sel alfa, C: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran pembuluh darah

    Perbesaran 10 x 40

    Pada perbesaran 10 x 40 tampak terlihat islet pulau langerhans, pada

    pengamatan ini pulau langerhans menampakkan pembesaran islet

    langerhans meskipun tidak sebaik pada perlakuan dosis 1 dan 2, namun jika

    dibandingkan kontrol positif perlakuan dengan dosis 15% masih dapat

    membaik. Nilai rata-rata skor pada pengamatan ini adalah 1,33, artinya

    terdapat kerusakan pada pulau langerhans hampir dari pulau langerhans

    rusak.

    Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan data kerusakan sel beta

    pankreas dan dianalisi menggunakan kruskal wallis, dari analisi kruskal

    wallis dapat dilihat pada lampiran 4.

    Dari hasil perhitungan dengan kruskal wallis pada pengamatan

    kerusakan islet pankreas dengan analisis non-parametrik uji chi-square k

    independent sampel (=0,05), sig 0.000 (=0,05) H1 diterima H0 ditolak maka

    ada pengaruh pemberian air perasan bawang lanang (Alium sativum)

    terhadap perbaikan sel-sel pankreas, dari tingkat kerusakan islet pankreas

  • 7/22/2019 04520025 Hanum Faridah

    71/93

    pada kelompok mencit perlakuan (K+, D1, D2, dan D3) terjadi perbaikan islet

    pankreas, namun belum mampu mengembalikan kekondisi yang semula.

    Perbaikan islets langerhans mampu mengatasi kondisi hiperglikemia pada

    hewan coba .

    Hasil penelitian Andaya