23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga 1

02. File Lengkap Tengah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 02. File Lengkap Tengah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya

waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi

pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah

ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar

bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia.

Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin

menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih

berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan

keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara

berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat

indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi

wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak

akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa

negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana

pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai

juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang

tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal

pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat

rumah mereka terkena dampak dari abrasi.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat

berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa

itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami

harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada

masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada

lingkungannya.

1

Page 2: 02. File Lengkap Tengah

1.2 TUJUAN

Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktek kuliah Lapangan (PKL) adalah

sebagai berikut:

a. Mendapatkan pengalaman kuliah yang saat berada di lapangan (instansi).

b. Sebagai syarat penilaian dan kelulusan strata satu jurusan teknik sipil

Universitas Baturaja.

c. Menjadikan bahan pembelajaran dan diskusi ilmiah terhadap mahasiswa.

d. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadi nya abrasi pantai serta

penanggulangi nya.

1.3 MANFAAT

Secara umum manfaat praktek kuliah lapangan adalah untuk mengembangkan

ilmu yang didapat di bangku kuliah dan dapat mengaplikasikan di lapangan serta

menambah pengetahuan tentang pengaman pantai terhadap Abrasi.

1.4 BATASAN MASALAH

Pembatasan pada laporan pratek kuliah lapangan ini difokuskan pada daerah

pantai Kuta di Bali yang mengalami abrasi akibat dari gelombang, badai, serta rusak

nya terumbukarang dan akibat aktivitas manusia itu sendiri.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Sistematika penulisan laporan praktek kuliah lapangan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

1.4 Batasan Masalah

2

Page 3: 02. File Lengkap Tengah

1.5 Sistematika Penulisan.

BAB II KEADAAN UMUM

2.1 Pantai di Indonesia

2.2 pengertian abrasi pantai

2.3 Penyebab terjadinya abrasi pantai

2.4 Penangan abrasi

BAB III PELAKSANAAN

3.1 Waktu

3.2 Tempat

3.3 Tahapan Kegiatan

3.4 Faktor Pendukung

3.5 Faktor Penghambat

Bab IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

3

Page 4: 02. File Lengkap Tengah

BAB II

KEADAAN UMUM

2.1 PANTAI DI INDONESIA

Pantai di Indonesia terdiri dari beberapa bagian, yang diantaranya adalah :

sumatera, jawa, kalimantan, nusa tenggara, sulawesi, maluku, dan papua. Berikut

adalah pantai yang sering dikunjungi oleh wisatawan :

Pantai Nusa Dua, Sanur, Kuta, Tanah Lot, di provinsi Bali.

Pantai Bunaken di provinsi Manado.

Pantai Palabuhan Ratu di provinsi Jawa Barat.

Pantai Raja Ampat.

Pantai Senggigi di provinsi Lombok.

Pantai Pangandaran di provinsi Jawa Barat.

Pantai Parangtritis dan pantai Baron di provinsi Yogyakarta.

Pantai Hunimua/Liang di provinsi Maluku Tengah.

Pantai Bale Kambang di kota Malang.

Pantai Natsepa di kota Ambon.

Pantai Plengkung di daerah Banyuwangi.

2.2 PENGERTIAN ABRASI

Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air

laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan

naiknya permukaan air laut, ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat

pemanasan global.

2.3 PENYEBAB ABRASI

4

Page 5: 02. File Lengkap Tengah

Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena

mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan

dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita

ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap

pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya

gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas

tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu

di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat

es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh

dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang

permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat

kaitannya dengan pencemaran lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di

Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang

terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi

mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang

dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan

yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan

Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah

kecamatan Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi

kawasan pantai dari abrasi.

Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan

Cibuaya Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi

yang membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan

berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di

kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi

perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.

Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang

5

Page 6: 02. File Lengkap Tengah

merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat

tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang

tergolong parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka

dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya

rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai

adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami

pencemaran yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan,

dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak

atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya

diperkirakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar

teluk Jakarta. Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui

13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan

Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman

nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi

kerusakan serius sepanjang 40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat

(BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran

terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter

mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu

mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan

Seribu. Kondisi ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu,

pencemaran teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan melakukan

pengurangan limbah sampah di sungai.

Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat

merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia

merupakan wisata pantai. Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari

mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya membuat pemerintah

lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan

pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi

mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara.

Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada

6

Page 7: 02. File Lengkap Tengah

disana. Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan

kecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya

dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian

pantai.

2.4 PENANGANAN ABRASI PANTAI

2.4.1 Upaya Teknis

Berbagai instansi telah melkasanakan berbagai bangunan untuk berbagai

kepentingan bagi instansinya. Misalnya Departemen Perhubungan membangun

dermaga untuk bersandar kapal di pelabuhan serta bangunan pemecah gelombang

guna melindungi daerah pelabuhan dari gelombang besar dari laut lepas.

Departemen Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jendral Sumber Daya Air juga

melaksanakan pembuatan bangunan pantai yang terutama di tujukan untuk

pengamanan atau perlindungan garis pantai dari kerusakan yang disebabkan oleh

gelombang dan arus laut. Bangunan-bangunan tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar: penanganan abrasi dengan upaya teknis

1. Krib.

Krib adalah bangunan pengaman pantai yang mempunyai fungsi untuk

mengendalikan pergerakan material-material seperti pasir pantai yang bergerak

secarar alami yang disebabkan oleh arus yang sejajar pantai ( Litoral

7

Page 8: 02. File Lengkap Tengah

Drift).Bentuk krib biasanya dibangun lurus, namun ada pula yang berbentuk zig-

zag atau berbentuk Y, T, atau L

Gambar: penanganan krip

2. Tembok Pantai dan atau Tanggul Pantai

Tembok pantai atau tanggul pantai dibangun untuk melindungi daratan

terhadap erosi, gelombang laut, dan bahaya banjir yang disebabkan oleh limpasan

gelombang. Tembok pantai ada yang bersuifat meredam energy gelombang dan

ada yang tidak. Adapun bahan yang digunakan ada yang dari beton atau pasangan

batu kosong ( rublemounts).

Gambar: penanganan dengan tanggul

3. Pelindung Tebing Pantai (Revetments)

8

Page 9: 02. File Lengkap Tengah

Revetment adalah bangunan dibuat untuk menjaga setabilitas tebing atau

lereng yang disebabkan oleh arus atau gelombang. Ada beberapa tipe dari

revetments, seperti:

· Rip-rap atau batuan yang dicetak dan berbentuk seragam.

· Unit armour beton

· Batu alam atau blok beton

4. Pemecah Gelombang Yang Putus-Putus (Detached Break Water)

Bangunan pemecah ombak yang putus-putus dibuat sejajar pantai dengan

jarak tertentu dari pantai. Bangunan ini berfungsi untuk mengubah kapasitas

transport sendimen yang sejajar ataupun tegak lurus dengan pantai dan akan

mengakibatkan terjadinya endapan (akresi) dibelakang bangunan yang biasa

disebut dengan tombolo.

9

Page 10: 02. File Lengkap Tengah

2.4.2 Upaya Non-Teknis

1. Konservasi pantai

Yang dimaksud dengan konservasi pantai adalah kegiatan yang tidak

hanya sekedar pengaman tepi pantai dari ancaman arus atau gelombang laut,

namun memiliki kepentingan yang lebih jauh mislanya untuk rekreasi, tempat

berlabuh kapal-kapal pesiar dan sebagainya. Salah satu yang dikerjakan ialah

dengan membuat tanjung-tanjung buatan (artificial headland), dimana diantara

tanjung-tanjung buatan tersebut dapat digunakan kapal pesiar, ditempat tersebut

disi dengan pasir yang berkualitas baik yang biasanya diambil dari laut agar tidak

merusak lingkungan. Di Indonesia konversi pantai baru dikerjakan di Pantai kuta

dan Sanur di Pulau Bali.

10

Page 11: 02. File Lengkap Tengah

11

Page 12: 02. File Lengkap Tengah

BAB III

PELAKSANAAN

Kegiatan praktek kuliah lapangan dilaksanakan untuk melatih diri dalam

membentuk seorang calon sarjana yang berkompetensi akademik kependidikan

dan kompetensi penguasaan substansi dan bidang studi sesuai bidang ilmu yang

dimiliki. Kompetensi-kompetensi yang dimaksud antara lain kompetensi

akademik, dan kompetensi di lapangan. Praktek kuliah lapangan ini dilaksanakan

di Bali, Lombok, dan Yoqyakarta oleh mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas

Baturaja.

3.1. WAKTU

Kegiatan praktek kuliah lapangan (PKL) mahasiswa Universias Baturaja

Program S1 teknik sipil tahun 2013 dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2013

sampai dengan 11 Maret 2013.

Tanggal 02 Maret 2013 merupakan pemberangkatan mahasiswa PKL yang

diikuti serentak oleh semua mahasiswa praktikan. Pemberangkatan pertama

menuju pantai di provinsi Bali, dan ke instansi Kementrian Pekerjaan Umum,

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air provinsi Bali, serta dilanjutkan ke Lombok,

dan Yogyakarta.

3.2. TEMPAT

Tempat pelaksanaan praktek kuliah lapangan (PKL) mahasiswa Baturaja

Program S1 teknik sipil 2013 adalah di pantai di provinsi Bali, dan Kementrian

Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air provinsi Bali, serta

dilanjutkan ke Lombok, dan Yoqyakarta.

Sistem pemilihan tempat latihan berdasarkan ketentuan dan kesepakatan

bersama dari mahasiswa, ketua jurusan, dan pengurus senat universitas.

12

Page 13: 02. File Lengkap Tengah

3.3. TAHAPAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan praktek kuliah lapangan (PKL) tidak terlepas dari

beberapa kegiatan yang dibagi dalam beberapa tahap yaitu :

1. Tahap Pembekalan

Sebelum mahasiswa melaksanakan praktek kuliah lapangan

terlebih dahulu mahasiswa calon praktikan dibekali pada saat rapat

koordinasi dari ketua jurusan progam studi teknik sipil.

Sebelum pemberangkatan mahasiswa praktek kuliah lapangan,

dilakukan pembekalan tentang kiat-kiat dalam pelaksanaan PKL.

2. Tahap Pelaksanaan

Observasi daerah sekitar pantai provinsi Bali, Lombok, dan

Yoqyakarta.

Kunjungan mahasiswa ke instansi Kementrian Pekerjaan Umum,

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air provinsi Bali.

Workshop yang di laksanakan pada saat kunjungan ke instansi

Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya

Air provinsi Bali.

Observasi lingkungan di sekitar pantai.

3.4. FAKTOR PENDUKUNG

Faktor pendukung mahasiswa pada saat praktek kerja lapangan ialah :

1. Mahasiswa tidak kebingungan pada saat mengunjungi area wisata pantai,

karena dibantu oleh pihak traveling.

2. Mahasiswa bisa melihat langsung tempat lokasi pengamanan daerah pantai.

3. Mahasiswa disambut baik oleh Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat

Jenderal Sumber Daya Air provinsi Bali untuk menerima materi tentang

pengamanan daerah pantai.

13

Page 14: 02. File Lengkap Tengah

3.5. FAKTOR PENGHAMBAT

Faktor penghambat mahasiswa pada saat praktek kerja lapangan ialah :

1.Durasi waktu yang begitu cepat pada saat mahasiswa praktek kerja

lapangan.

2.Bahan materi yang didapatkan oleh mahasiswa praktek kerja lapangan

kurang maksimal.

3.Kerja team yang perlu ditingkatkan oleh mahasiswa praktek kerja lapangan.

14

Page 15: 02. File Lengkap Tengah

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi

oleh masyarakat. Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan

beberapa hal. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah

sebagai berikut :

1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan

es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya

pemanasan global.

2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi

karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak

orang yang membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat

mencemari lingkungan.

3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan

semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang

permukaannya rendah akan tenggelam.

4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak

dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat

menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak

saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau

yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan

kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai.

15

Page 16: 02. File Lengkap Tengah

Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa cara

untuk mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan

apabila hal ini tidak segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus

diselesaikan bukian hanya oleh pemerintah, tapi juga memerlukan partisipasi dari

masyarakat.

Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan kami

sampaikan. Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut

:

1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan

pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa

bantuan dari masyarakat.

2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang

merusak lingkungan.

3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera

dilakukan agar abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah.

4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar

tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana

kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak mencemari

pantai.

Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah kami

sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga

keasrian dan kebersiha lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam

menanggulangi masalah yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.

16