Upload
gina-annisah
View
89
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
01. Retardasi Mental
Citation preview
DSM IV dan ICD X RM IQ < 70 Untuk melakukan tes IQ merupakan
suatu tantangan melihat situasi & pemilihan tes IQ yang sesuai.
Pasien dengan RM memiliki resiko yang tinggi untuk komorbid dengan gangguan psikiatri & gangguan perilaku.
Tes Intelegensi
Rentang Usia Tes yang utama
Wechsler 3 th -7 thn 3 blan6th -17 thn16 th -74 th,
Verbal IQ, Perfomance IQ, full scale IQ
Standford-Binet intelligence scale
2 th - dewasa Verbal, kuantitative , abstrak, visual. Short term memori
Tes nonverbal 5 thn – 85 th Kemampuan memberikan alasan, persamaan, perbedaan dan hubungan
Kaufman Brief intelegence
4 th – 90 th Matrices, vocabulary
Pada pasien RM mengalami defisit dalam perilaku adaptif.
Perilaku adaptif tampak pada perilaku untuk memenuhi kebutuhan sosial dan personal.
Pada pasien RM ringan IQ dan fungsi adaptif nya tidak berhubungan.
Nama Tes Rentang usia Tes utama
Vineland adaptive behavior scales
Lahir – 18 thn Komunikasi : reseptif, ekspresif, menulis.Daily living skills, motor skills
Scale Of Independent behavior
Lahir – 80 thn Motorik halus, kasar. Interaksi sosial, komunikasi. Personal living skill, community living skills
IQ 55 – 70 85 % dari populasi pasien dengan RM Hampir sama dengan individu yang tidak RM Baru tampak ketika memasuki sekolah formal Bisa mencapai sekolah kelas VI dan beberapa
hingga tamat SMA. Dewasa : bekerja, menikah, berkeluarga. Tampak lambat dan butuh bantuan dalam
menyelesaikan masalah hidup dan tugas-tugas.
IQ 40 – 55 10 % dari populasi pasien dengan RM Sudah dapat didiagnosis pada usia pra
sekolah Memerlukan pelayanan pendidikan yang
khusus. Kemampuan akademis nya mencapai kelas
II dan kelas III. Memerlukan dukungan pelayanan
sepanjang hidupnya .
IQ 25 – 40 3 – 4% dari populasi dengan retardasi
mental Memiliki lebih dari 1 gangguan organik yang
menyebabkan keterlambatannya. Memerlukan supervisi yang ketat &
pelayanan khusus sepanjang hidup. Beberapa : belajar tugas yang sederhana
untuk “ self care” ,bekerja di “ sheltered workshop” atau “ preworkshop type”
IQ < 25 1 – 2 % dari populasi dengan RM Terdapat gangguan fungsi kognitif,
motorik dan komunikasi yang pervasif. Mengalami gangguan fungsi motorik dan
sensorik sejak awal masa kanak. Individu memerlukan latihan yang ekstensif
untuk melakukan “ self care” yang sangat mendasar ( makan, BAB dan BAK ).
Memerlukan supervisi total dan perawatan sepanjang hidupnya.
Penyebab Contoh•Ganguan Genetik :Kelainan KhromosomMutasi monogenic
Sindrom down, tuberous sclerosis, fragile x sindrom, phenilketonuria dan gangguan metabolik lainnya
•Malformasi kongenital Neural tube defect, cornelia de lange’ sindrom
•Terpapar :Infeksi maternal, teratogens, toxemia atau placenta infusiensi
Congenital rubela, HIV, fetal alkohol sindrom, radiasi, trauma, prematur
Penyebab Contoh•PerinatalInfekesi, proses kelahiran
Meningitis, Asfiksia, hiperbilirubinemia
•PostnatalInfeksi, toxins, masalah psikososial
Ensephalitis, keracunan, tumor otak, kemiskinan, penyakit psikotik
•Penyebab tidak diketahui
Epilepsi ADHD 9 -18 % Gangguan pengendalian impuls self injuri
& Agresi. self biting : Lesch Nyhan syndrom
finger & nail puliing : Smith Mageins Syndrom
Oppositional Defiant disorder atau Conduct disorder
Gangguan Cemas cemas perpisahan, OCD, gangguan panik, GAD
Gangguan Makan food refusal, self induced vomiting, pica
Gangguan Mental organik oleh karena kondisi medis umum
Psikotik Gangguan mood
Gangguan mood sering ditemukan pada pasien RM karena terdapat gangguan belajar, social skills deficits dan self esteem yang rendah.
Keluhan yang muncul berupa iritabel, mudah untuk menangis, sulit tidur, agitasi, mood yang labil, social withdrawal, dan isolasi.
Aberrant Behavior Checlist ( ABC ) Developmental Behavior Checklist ( DBC) Behavior Problem Inventori ( BPI )
digunakan untuk menilai melukai diri sendiri, agresi dan perilaku steriotipi.
Reiss Scale for children’s dual diagnosis
Fokus pada pencegahan gangguan intelektual dan komplikasi yang menyertainya.
Dengan cara : Newborn metabolic screening berhasil
mengurangi insidensi timbulnya Retardasi mental.
Pemberian asam folat mengurangi defek pada neural tube
Pemeriksaan diagnostik prenatal untuk mengurangi trisomy 21.
I. PSIKOTERAPI Pendekatan Psikoanalitik fokus pada
teori perkembangan, untuk memperbaiki ekspresi emosi, meningkatkan self esteem, meningkatkan indepedence, dan interaksi sosial.
CBT untuk pasien depresi Brief relaxation therapy : untuk
mengurangi kecemasan.
Terapi perilaku : untuk mengubah perilaku agresi, self injury
Modifikasi lingkungan, edukasi kepada caregiver.
Group therapy social skill building Supportive group untuk orang tua dan
sibling Family therapy
II. Farmakoterapi
Terapis harus ekstra berhati-hati di dalam pemberian obat pada pasien dengan RM uji coba obat yang melibatkan pasien RM sangat terbatas.
Perlu memperhatikan interaksi obat.
Pemakaian AD Trisiklik menurunkan ambang kejang pada pasien dengan RM resikonya meningkat 1 : 5
Pasien RM pemakaian dosisnya lebih rendah dibanding dengan orang normal.
Antikonvulsi Carbamazepine paling sering digunakan.
Buspirone di laporkan baik untuk gangguan cemas dengan manifestasi Self injury behavior dan agresi.
Dengan dosis sekitar 15 – 45 mg /hari. Pasien dengan RM mempunyai resiko yang tinggi
untuk timbul tardive dyskinesia sekitar 18-30 % sehingga obat antipsikotik atipikal diharapkan dapat membantu mengurangi timbulnya tardive diskinesia.
Pemberian Risperidone dapat membantu untuk mengatasi agresifitas.
Dosis 0,02 mg/kg BB hari – 0,06 mg/kg BB hari
Nootropics Agent piracetam efeknya baik untuk belajar, memori dan perhatian.
Namun piracetam memiliki efek samping berupa agresi, agitasi, sexsual arousal, sulit tidur dan nafsu makan yang menurun.