29
PENDAHULUAN Dalam bidang penyakit kulit, laser berkembang menjadi bedah laser dan laser kosmetik. Kata “LASER” yang merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation pertama sekali digunakan oleh Gould pada tahun 1959 dalam kuliahnya yang berjudul ‘The LASER, Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation’. Laser ruby, 694 nm adalah laser fungsional yang pertama oleh Maiman pada tahun 1960. Aplikasi klinik dari laser tersebut diperjelaskan oleh Goldman 3 tahun berikutnya di dalam kertas dermatologi. Teori fototermolisis diperkenalkan oleh Anderson dan Parrish pada tahun 1983 dan semenjak itu teknologi laser dipakai secara meluas yaitu ada untuk mengobati penyakit kulit ataupun dalam bedah kosmetik. Selain itu juga, laser turut digunakan dalam berbagai disiplin ilmu kedokteran dan bidang-bidang di luar kedokteran. Di bidang kedokteran, selain penyakit kulit juga dipakai dalam bidang penyakit mata, THT, urologi, gigi-mulut, bedah, saraf, kebidanan, dan lain-lain. Di bidang lain, laser dipakai dalam industri, fotografi, kemiliteran, komunikasi, dan hampir semua bidang teknologi. 1,2 Kemajuan dalam ilmu laser telah membuat para ahli dermatologi mempunyai lebih banyak cara dan pilihan untuk meningkatkan mutu terapi. Laser digunakan secara luas dalam bidang dermatologi terutama dalam menangani kasus acne vulgaris, pseudofolikulitis barbae lesi vascular dan pigmentasi, pencabutan 1

01 Laser

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tht

Citation preview

Page 1: 01 Laser

PENDAHULUAN

Dalam bidang penyakit kulit, laser berkembang menjadi bedah laser dan laser kosmetik.

Kata “LASER” yang merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of

Radiation pertama sekali digunakan oleh Gould pada tahun 1959 dalam kuliahnya yang berjudul

‘The LASER, Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation’. Laser ruby, 694 nm

adalah laser fungsional yang pertama oleh Maiman pada tahun 1960. Aplikasi klinik dari laser

tersebut diperjelaskan oleh Goldman 3 tahun berikutnya di dalam kertas dermatologi. Teori

fototermolisis diperkenalkan oleh Anderson dan Parrish pada tahun 1983 dan semenjak itu

teknologi laser dipakai secara meluas yaitu ada untuk mengobati penyakit kulit ataupun dalam

bedah kosmetik. Selain itu juga, laser turut digunakan dalam berbagai disiplin ilmu kedokteran

dan bidang-bidang di luar kedokteran. Di bidang kedokteran, selain penyakit kulit juga dipakai

dalam bidang penyakit mata, THT, urologi, gigi-mulut, bedah, saraf, kebidanan, dan lain-lain. Di

bidang lain, laser dipakai dalam industri, fotografi, kemiliteran, komunikasi, dan hampir semua

bidang teknologi.1,2

Kemajuan dalam ilmu laser telah membuat para ahli dermatologi mempunyai lebih

banyak cara dan pilihan untuk meningkatkan mutu terapi. Laser digunakan secara luas dalam

bidang dermatologi terutama dalam menangani kasus acne vulgaris, pseudofolikulitis barbae lesi

vascular dan pigmentasi, pencabutan rambut, tato dan parut. Untuk tujuan diagnostik, laser

digunakan dengan teknik laser-capture microdissection dimana teknik ini dapat mendeteksi agen

infeksius lebih cepat berbanding prosedur biasa berdasarkan teknik polymerase chain reaction

(PCR).3

EPIDEMIOLOGI

LASER (singkatan dari bahasa Inggris: Light Amplification by Stimulated Emission of

Radiation) , Laser memperkuat cahaya. Laser dapat mengambil berkas cahaya yang lemah dan

membuatnya menjadi berkas yang kuat. Beberapa laser menghasilkan berkas yang sangat kuat

1

Page 2: 01 Laser

sehingga dapat membakar lubang kecil di dalam selembar besi dalam waktu kurang dari satu

detik. 2

Sinar laser terbuat dari cahaya yang semuanya terdiri dari panjang gelombang yang sama.

Berkas cahaya dalam cahaya biasa mengalir ke arah yang berbeda. Sinar laser bergerak dalam

arah yang sama persis. Sinar laser tidak menyebar dan tidak melemah.2,3

Pada awal perkembangannya, orang tidak menyebut dengan nama laser. Para ahli masa

itu menyebutnya sebagai MASER (Microwave Amplification by the Stimulated Emission of

Radiation. Dan orang yang disebut-sebut pertama kali mengungkapkan keberadaan maser adalah

Albert Einstein antara tahun 1916 - 1917. Ilmuwan yang terkenal eksentrik ini juga yang pertama

kali berpendapat bahwa cahaya atau sinar bukan hanya terdiri dari gelombang elektromagnetik,

tapi juga bermuatan partikel dan energi. Dan dikenal lah apa yang disebut sebagai radiasi. Tapi

maser dari Einsten ini baru sebatas teori. Teknologi pada dekade kedua abad 20 belum mampu

mewujudkannya. Disamping itu, banyak ilmuwan yang menganggap teori dari Eisntein itu

sebagai teori yang kontroversial.2,3

Pada tahun-tahun berikutnya, pada perang dunia kedua, maser lebih banyak digunakan

untuk kepentingan militer, yaitu untuk pengembangan radar. Hingga akhirnya Charles H.

Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger, berhasil membuat maser dengan menggunakan gas

2

Page 3: 01 Laser

Amoniak. Dan inilah maser yang pertama kali dibuat orang. Keberhasilan itu dipublikasikan

pada tahun 1954. Itu merupakan maser dengan satu tingkat energi. Selanjutnya ide emisi dua

tingkat untuk mempertahankan inversi pada maser telah dikembangkan oleh dua orang ilmuwan

Sovyet, Nikolai Basov dan Alexander Prokhorov. Karena sumbangannya yang sangat penting ini

dalam pengembangan maser, Charles H. Townes, Nikolai Basov, dan Alexander Prokhorov

berbagi hadiah Nobel bidang Fisika pada tahun 1964.2,3

Sebelumnya, bersama Arthur Schawlow telah meneliti kemungkinan pembuatan maser

optik (yang kemudian berkembang menjadi laser) dan sinar infra merah. Rincian penelitian itu

diterbitkan pada bulan Desember 1958. Namun mereka berdua masih menemui kesulitan dan

pembuatan laser (maser optik). Hingga akhirnya sebelum memasuki tahun 1960 Theodore

Maiman bisa mewujudkan kerja sinar laser. Maiman menggunakan silinder batu Ruby untuk

memicu timbulnya laser hingga laser buatannya dikenal sebagai Ruby Laser. Tapi Ruby Laser

hanya mampu bekerja pada energi tingkat ketiga. Setelah memasuki tahun 1960, Peter Sorokin

dan Mirek Stevenson mulai mengembangkan laser tingkat keempat yang pertama. Tapi itu pun

masih sebatas teori dan tujuan untuk merealisasikannya masih belum tercapai. Namun demikian

sejak saat itu lah era laser dimulai.2,3

Sekilas bahwa Theodore Maiman dianggap sebagai orang yang pertama kali berhasil

membuat laser (bukan maser). Tapi sebenarnya ada orang lain yang telah mendahuluinya yaitu

Gordon Gould. Pada tahun 1958, Gordon Gould kabarnya telah berhasil membuat maser optik

(laser) bahkan dia juga yang dianggap sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah

Laser (Light Amplification by the Stimulated Emission of Radiation). Tapi Gordon gagal

mendaftarkan paten laser-nya pada tahun 1959. Hingga pada tahun 1977 Gordon memenangkan

paten tersebut. Butuh waktu 8 tahun untuk mendapatkan pengakuan itu.2,3

Perkembangan yang cukup penting terjadi pada tahun 1962 ketika seorang ilmuwan yang

bekerja pada perusahaan General Electric, Robert Hall, menemukan laser semikonduktor

berukuran mini dengan biaya murah. Biasanya mesin atau peralatan pemroduksi sinar laser

berukuran besar. Laser buatan Rober Hall inilah yang hingga kini digunakan pada perangkat vcd

dan dvd player, printer laser, pembaca kode bar, drive pada CPU, sistem komunikasi yang

menggunakan serat optik, dan sebagainya.3

Sebuah penemuan yang revolusioner dibuat pada tahun 1970 ketika Charles Kao dan

George Hockham berhasil membuat apa yang sekarang disebut serat optik (fiberglass). Mereka

3

Page 4: 01 Laser

berdua memang tidak membuat laser, tapi penemuannya sangat penting dalam penggunaan

aplikasi laser. Dan seperti kita tahu, serat optik banyak digunakan dalam bidang komunikasi.

Bidang inilah yang memang dianggap sebagai pengguna terbesar aplikasi laser. Laser dan serat

optik memang dua penemuan yang sangat saling mendukung.3

Dalam bidang kedokteran dan kesehatan, sinar laser digunakan antara lain untuk

mendiagnosis penyakit, pengobatan penyakit, dan perbaikan suatu cacat serta pembedahan. Pada

bidang industri, sinar laser bermanfaat untuk pengelasan, pemotongan lempeng baja, serta untuk

pengeboran. Pada bidang astronomi, sinar laser berdaya tinggi dapat digunakan untuk mengukur

jarak Bumi Bulan dengan teliti. Dala bidang fotografi, laser mampu menghasilkan bayangan tiga

dimensi dari suatu benda, disebut holografi. Dalam bidang elektronika, laser solid state

berukuran kecil digunakan dalam system penyimpanan memori optik dalam computer. Dalam

bidang komunikasi, laser berfungsi untuk memperkuat cahaya sehingga dapat menyalurkan suara

dan sinyal gambar melalui serat optik.3

KARAKTERISTIK LASER

Sinar laser merupakan sinar yang unik. Ada 4 sifat utama sinar laser yang menonjol yang

membuktikan keunikannya :2

1. Monokromatik, yaitu mempunyai satu macam panjang gelombang bergantung pada

medium yang digunakan.

2. Kolimasi, yaitu sinar laser berjalan dengan arah yang sinkron, sejajar (pararel), tidak

terbias.

3. Koheren, yaitu gelombang elektromagnetik memiliki bentuk dan fase yang sama.

4. Sinar laser tampak terang sekali (bright) karena emisi tinggi.

Sinar laser berbeda dengan sinar lampu biasa, karena lampu biasa arahnya menyebar ke

segala jurusan, warna putih sebab terdiri atas spectrum berbagai panjang gelombang.

Sinar tersebut arahnya tertentu dan mempunyai warna tunggal (monokromatik) karena

mempunyai satu panjang gelombang. Keunikan, bersifat monokromatik yakni energi

laser hanya diserap oleh kromofor spesifik organ target.2

CARA KERJA LASER DI JARINGAN

Dasar dari laser adalah terdiri dari tiga komponen utama yaitu :2

4

Page 5: 01 Laser

(1) medium aktif

(2) kaviti optic atau resonator ( ruang gema optic )

(3) sumber energi atau pompa.

Medium aktif laser dapat berupa berbagai macam seperti media padat, cair atau gas. Medium

aktif yang berbeda akan memancarkan energi dan panjang gelombang yang berbeda. Namun,

semua jenis laser bekerja atas prinsip dasar yang sama. Resonator ini merupakan tempat

amplifikasi cahaya dan serta tempat untuk menyeleksi foton agar berjalan pada arah yang

dikehendaki. Sumber energi dapat berupa listrik, mekanik, atau kimiawi.2

Interaksi sinar laser dengan jaringan

Untuk memahami bagaimana memilih laser yang ideal dari segudang perangkat yang

tersedia saat ini untuk pengobatan kondisi kulit penting untuk pertama memahami bagaimana

cahaya menghasilkan efekbiologis dalam interaksi dengan kulit. Agar energi laser menghasilkan

efek apapun dikulit pertama kali harus diserap. Penyerapan adalah transformasi energi

radiasi(cahaya) ke bentuk energi yang berbeda (biasanya panas) oleh interaksi tertentu dengan

jaringan. Jika cahaya direfleksikan dari permukaan kulit atau ditransmisikan tanpa adanya

penyerapan, maka tidak akan ada efek biologis. Jika cahaya diserap secara tidak tepat oleh

sasaran atau kromofor di kulit maka efeknya juga akan tidak tepat.Hanya ketika cahaya diserap

secara tepat oleh komponen tertentu dari kulit yang akan ada efek. Sementara ini mungkin

terlihat sulit untuk secara akurat mengantisipasi, pada kenyataannya,hanya ada tiga komponen

utama kulit yang menyerap sinar laser: melanin, hemoglobin, dan cairan intraseluler atau

ekstraseluler. Produsen laser mengambil informasi ini dan merancang perangkat teknologi saat

ini yang menghasilkan cahaya yang bermacam warna atau panjang gelombang yang tepat untuk

secara tepat diserap oleh salah satu komponen kulit. Hal ini meminimalkan cedera atas kulit

normal sekitarnya.2,4

Laser sejak tahun 1960 merupakan alat yang selalu dan perlu dipakai pada berbagai kelainan

kulit. Terdapat sekian banyak sistem laser kedokteran pada saat ini, tetapi semuanya berdasarkan

pada selective photo-thermolysis (SPTL) yaitu fototermolisis selektif yang berarti memakai

energi laser yang tepat, untuk secara selektif mengobati atau merusak khusus jaringan saja dan

tidak merusak jaringan yang lain di sekelilingnya.2,4

5

Page 6: 01 Laser

Gambar 1. Interaksi laser dengan jaringan1

JENIS-JENIS LASER

Panjang gelombang sesuatu jenis laser terbentuk berdasarkan medium aktif tersendiri.

Medium aktif bisa terdiri dari medium gas untuk laser argon atau karbon dioksida, cairan seperti

pada dye dan solid pada jenis laser rubi dan yttrium-aluminium-garnet-crystal.2

Sistem laser yang beredar pada saat ini antara lain :2

Laser Ruby (panjang gelombang 684 nm).

Merupakan laser pertama yang dibuat pada tahun 1960 oleh T.H. Maiman. Laser Ruby

diabsorpsi oleh pigmen biru dan hitam oleh melanin di kulit dan rambut.

Laser argon (panjang gelombang 488 dan 514 nm).

Sinar ini akan diabsorpsi bila menyentuh kelainan kulit yang berpigmen dan

mengeluarkan energi yang berupa panas sehingga mengevaporasi pigmen tersebut. Laser

argon berkemampuan secara selektif menghilangkan pigmen yang berada dalam kulit.

Indikasinya adalah untuk telangiektasis, akne rosacea, granuloma piogenikum, keratosis

senilis, nevus pigmentosus, xantoma, lentigo, giant hairy nevus, tato dan lain-lain.

Laser CO2 (panjang gelombang 10.600 nm).

Diabsorpsi sempurna oleh cairan dan benda padat. Laser CO2 berfungsi selain

menghancurkan sel dapat pula memotong kulit dan jaringan disebut sebagai “pisau

sinar”. Perdarahan umumnya sedikit oleh karena terjadi koagulasi sel-sel darah merah

6

Page 7: 01 Laser

dan penutupan kapiler-kapiler yang terpotong. Banyak dipakai oleh bagian bedah, THT,

bedah saraf, ginekologi, pediatri, dan bedah mulut. Di bagian kulit dipakai untuk lesi

kulit jinak seperti veruka, nevus, keratosis, laser kosmetik untuk resurfacing kerutan-

kerutan di kulit.

Laser Nd Yag (panjang gelombang 1064 nm).

Sebagai medium laser digunakan kristal yttrium, alumunium-garnet. Di samping itu

dipakai elemen Nd=neodymium atau erbium yang disebut ErYaglaser. Dipakai untuk tato

hitam dan menghilangkan rambut (hair removal).

Laser PDL = Pulse Dye Laser (panjang gelombang 577-585).

Sebagai medium laser dipakai zat warna rodamin. Dipakai terutama pada lesi vaskuler

seperti spider vein, PWS dan lain-lain.

Laser IPL = Intense Pulsed Laser (Panjang gelombang 515 – 1200 nm).

Laser ini unik, kemampuannya menggunakan filter yang menghapus panjang gelombang

yang rendah, sehingga dapat mempertinggi selektifitas laser jenis ini

Laser copper vapor/ copper bromide (panjang gelombang 578 dan 511 nm).

Laser ini efektif untuk menghilangkan lesi vascular dan hiperpigmentasi. Namun, oleh

karena masalah teknikal, size alat, realibilitas dan biaya penyelenggaraannya, laser ini

telah diganti dengan jenis laser yang lain.

KTP (potassium titanyl phosphate) laser (panjang gelombangnya 532 nm).

Laser KTP menghasilkan cahaya hijau yang visible. Oleh karena panjang gelombang ini

sesuai untuk diabsorpsi oleh melanin dan hemoglobin, KTP boleh digunakan untuk terapi

lesi vascular dan juga lesi pigmentasi yang superfisial. Laser KTP sebenarnya adalah

bagian laser Nd; YAG yang biasa menghasilkan panjang gelombang 1064nm.

Laser diod (panjang gelombang 810-830 nm).

7

Page 8: 01 Laser

Laser diod tidak dapat diserap dengan baik oleh air tetapi dapat diserap oleh hemoglobin

secara selektif. Laser diod dengan insensitas yang tinggi dapat mempenetrasi jaringan

dengan lebih dalam berbanding laser argon dan akan menyebabkan perubahan dalam

pigmentasi dan tekstur pada area kulit yang diterapi.

Erbium:yttrium-aluminium-garnet laser (panjang gelombangnya ialah 2940 nm).

Laser jenis ini memancarkan sinar near-infrared. Laser ini mampu diserap oleh air 16 kali

lebih dari laser lain dengan menghasilkan efek ekplosif yang lebih tinggi berbanding laser

CO2. Laser Er:YAG dapat mengablasi jaringan dengan kesan kerusakan termal

disekitarnya yang lebih sedikit. 1

Laser Q-switched alexandrite (755 nm).

Laser jenis ini memancarkan sinar merah pada panjang gelombang yang intermediate.

Oleh itu, laser jenis ini dapat mempenetrasi kulit dengan agak dalam dengan penyerapan

yang hampir sempurna.5

Di samping jenis-jenis laser yang disebut di atas terdapat bermacam-macam jenis lain, misalnya

laser KTP = Potassium-Titanyl-Phosphate, laser Excumer, Ho yag laser untuk litotripsi dan

prostat, laser Alexandrite, laser Copper-Vapor (CVL) dan laser diode.

Gambar 2. Panjang gelombang laser1

INDIKASI PENGGUNAAN LASER

8

Page 9: 01 Laser

1. Lesi Vaskular

Penyakit lesi vaskuler baik yang superficial dan profunda dapat diterapi dengan laser,

kemudian mekanisme fototermolisis di gunakan untuk mencapai target kromofor pada

oksihemoglobin dan hemoglobin dimana target utamnya adalah endothelium dan dinding

pembuluh darah. Ahli bedah kulit harus mengerti dengan sebaiknya mengenai perbedaan

panjang gelombang, durasi pulse dan ukuran pembuluh darah yang menjadi target.1,6,7

Laser yang digunakan ini tidak begitu diserap oleh hemoglobin atau melanin dan gelombang

yang dikeluarkan secara terus-terusan menyebabkan jaringan sekitar mengalami kerusakan

termal. Contoh laser tersebut ialah laser Argon dengan panjang gelombang488 dan 524 nm.

Laser copper vapor atau copper bromide tidak lagi digunakan dan diganti dengan jenis laser

lain untuk lesi vascular karena masalah teknikal, ukuran alat, realibilitas dan biaya

penyelenggaraan. untuk menghilangkan lesi pada wajah karena mempunyai daya penetrasi

yang tertentu, lesi seperti port eine stains, telangiektasis, rasasea dan hemangioma, dapat

digunakan laser pulse dye (577 nm) dan laser KTP (532 nm).

Sedangkan Jenis laser yang dapat mempenetrasi jaringan dengan lebih dalam dan juga dapat

menghilangkan hemangioma di kepala dan leher adalah laser diod dengan panjang

gelombang 810-830 nm. Manakalah untuk menghilangkan malformasi vena yang besar, vena

reticular yang bewarna biru dan spider nevi di ekstremitas bawah, dapat digunakan laser long

pulsed infrared. Antara jenis laser yang termasuk laser jenis ini adalah alexandrite (755nm),

diode (800nm,940nm) dan neodymiumytrium-aluminium-garnet (Nd:YAG; 1064 nm).1,6,7

2. Lesi pigmentasi

Laser Q-switched dapat menghasilkan energi yang tinggi dan durasi pulse dalam nanodetik

dan dengan itu, laser ini dapat merusakkan lesi target dengan lebih tepat tanpa merusakkan

jaringan sekitarnya. Antara jenis laser yang termasuk dalam laser Q-switched adalah seperti

yang terdapat dalam tabel 1. Nd:Yag merupakan jenis laser dengan panjang gelombang yang

paling panjang dan dapat mempenetrasi kulit lebih dalam, yang letaknya lebih profunda atau

lebih tebal.1

Tabel 1. Laser Q-Switched1

9

Page 10: 01 Laser

Pigmentasi di lapisan epidermis

Laser digunakan untuk menghilangkann lentigin solar Makula Café-au-lait dan nevus

Becker’s dapat digunakan dengan laser Q-switched dan juga beberapa sindroma seperti

Peutz-Jeghers (laser Q-S). Sedang akibat pajanan sinar matahari, termasuklah kelainan

vascular dan kelainan pigmentasi,(laser IPL).tapi hasil tidak memuaskan1

Pigmentasi di lapisan dermal

Melanosit pada lapisan dermal yang dapat digunakan dengan laser Q-switched. Melasma

yg sampai dermis adalah hipermelanosis yang didapat biasanya akibat pajanan sinar

matahari, kehamilan dan pil KB. Setelah terapi konvensional dilakukan baru terapi laser

ini.1,6

Tabel 2. Jenis laser dan efikasi pada lesi pigmentasi7

10

Page 11: 01 Laser

3. Menghilangkan tato

Untuk menghilangkan tato, sekurangnya memerlukan 6-12 kali perawatan laser. Banyak

tinta tato (khususnya hijau, kuning, oranye dan putih) resisten terhadap laser. Namun, tato

dari pembuat tato amatur yang menggunakan tinta karbon (tinta india atau grafit)

memberikan respon dengan terapi laser. Sebelum adanya laser, cara yang digunakan untuk

menghilangkan tato, adalah dengan eksisi, dermabrasion, cryosurgery dan laser ablative.2,8

Walaupun cara ini dapat menghilangkan tinta dengan baik, namun sering muncul jaringan

parut. Energi tinggi dengan pulse yang pendek yang dihantarkan akan menyebabkan tinta

tato mengalami fragmentasi yang kemudian akan dieliminasi oleh tubuh dengan cara

difagosit oleh makrofag dan system limfatik. Terapi yang diperlukan tidak hanya sekali dan

tergantung kepada jumlah tinta yang digunakan, ukuran tato,lokasi dan warna tato. Pemilihan

jenis laser yang akan digunakan tergantung pada warna tato yang menjadi target.1,6,8

Terkini, laser Q-switched merupakan terapi laser lini pertama untuk menghilangkan tato.

Tabel.2 menunjukkan indikasi penggunaan laser berdasarkan jenis tinta laser yang

digunakan.1

11

Page 12: 01 Laser

Tabel. 3. Warna tato dan pigmen serta jenis laser yang digunakan.1

4. Pencabutan rambut

Laser dapat digunakan untuk menghilangkan rambut secara permanen. Melanin yang

terdapat didalam folikel rambut (kromofor endogen ) menjadi target utama bagi laser jenis

ini, dapat digunakan laser rubi, laser alexandrite, laser diod, laser Q-Switched Nd:YAG, long

pulse Nd:YAG dan laser kombinasi, sedangkan target kromofor eksogen (suspense karbon,

fotosenitizer, pewarna eksogen), laser yang digunakan adalah lase carbon suspension Q-

Switched Nd:YAG. Durasi penyinaran yang lama diperlukan untuk mengeluarkan panas

yang mencukupi untuk merusakkan stem sel bulbar. Pasien dengan rambut hitam

memberikan hasil terapi yang lebih baik berbanding dengan pasien yang mempunyai rambut

pirang atau blonde. Untuk mempertahankan target, pasien tidak boleh waxing, elektrolisis

atau mencabut bulu sebelum melakukan terapi. Hanya rambut yang sedang dalam fase

anagen yang akan dirusakkan secara permanen.Selain menghilangkan rambut, laser ini juga

dapat menyembuhkan papul/pustul dengan pseudofolikulitis barbae dan folikulitis

decalvans.1,6

5. Memperbaiki kulit (Rejunevation)

12

Page 13: 01 Laser

Laser karbo dioksida memancarkan sinar infrared dengan panjang gelombang 10600nm, juga

dapat digunakan sebagai gelombang yang kontinous. Secara acak, air akan menyerap energy

dari laser dan berubah menjadi uap. Seterusnya menghasilkan jaringan ablative dan

mengalami kerusakan thermal. Kerusakan termal akan akan menyebabkan perubahan pada

kolagen dan seterusnya akan menegangkan kulit dan laser ini memberikan perubahan yang

signifikan dalam menghilangkan kerutan, skar dan pencerahan pada kulit, selain itu dapat

untuk merawat kulit yang mengalami masalah akne scar dan fotoaging. Selain itu, laser CO2

juga dapat digunakan untuk keloid, lesi premalignant dan malignan seperti aktinik keilitis

dan basal superfisial dan skuamos sel.10

KOMPLIKASI PENGGUNAAN LASER

Komplikasi pada epidermis

Hiperpigmentasi

Masalah ini lebih umum pada pasien dengan jenis kulit lebih gelap.Pasien dengan kulit

cokelat muda juga lebih beresiko. Hiperpigmentasi hampir selalu merupakan efek

sementara yang respon terhadap terapi topikal dan terapi pemutihan dan membaik dari

waktu ke waktu. Hiperpigmentasi relatif umum terjadi setelah ablative resurfacing

(terutama Laser CO2), yang berlangsung rata-rata 3-4 bulan. Resiko hiperpigmentasi pada

penggunaan laser untuk hair removal berkaitan dengan jenis-jenis kulit, kehadiran kulit

cokelat, dan pigmen intrinsik mendefinisikan jenis kulit pasien. Menariknya, meskipun

sistem pendingin kriogen spray membatasi hiperpigmentasi akibat pemanasan epidermis,

aplikasi berlebihan pendinginan itu sendiri dapat menyebabkan kerusakan epidermal dan

hiperpigmentasi.11.

2. Hipopigmentasi

Hipopigmentasi pasca laser mungkin terjadi, terutama setelah penggunaan laser dengan

melanin sebagai target, atau pigmen khusus iradiasi laser. sangat sering terjadi dalam

tato,lesi berpigmen, atau hair removal yang diobati dengan Q-switched ruby,

Alexandrite, dan Nd: YAG. hipopigmentasi lebih sering terjadi pada pasien dengan jenis

kulit lebih gelap. Seperti hiperpigmentasi, komplikasi ini sering sementara, meskipun

hipopigmentasi permanen bisa terjadi. Delayed permanent hypopigmentation telah

13

Page 14: 01 Laser

diakui sebagai komplikasi khusus untuk laser resurfacing ablatif laser CO2 skin

resurfacing.11.

3. Melepuh (blister) pasca operasi

Terbentuknya blister adalah karena kerusakan termal epidermis dan, kadang-kadang,

dapat diproduksi oleh hampir semua sistem laser. Hal ini paling sering terjadi pada Q-

switched iradiasi laser untuk menghilangkan tato. penggunaan laser yang berlebihan atau

karena penyerapan energi laser menyebabkan peningkatan dari kromofor epidermal

(misalnya, melanin pada kulit tan).

Penggunaan pendinginan jaringan menggunakan kriogen semprot berfungsi untuk

melindungi epidermis dari kerusakan termal berlebihan selama iradiasi laser. 11.

4. Krusta pasca operasi

Efek yang tidak diinginkan ini juga disebabkan oleh laser yang mengakibat kerusakan

epidermis. Krusta biasanya terjadi pada Q-switched laser yang digunakan untuk

menghilangkan tato tetapi dapat diamati setelah pengobatan dengan laser lain juga. Tanpa

perawatan pasca operasi yang sesuai, pengerasan kulit tidak bisa dihindari setelah

prosedur laser resurfacing kulit.11

5. Milia

Milia sering terjadi sebagai peristiwa normal yang telah menjalani terapi laser karbon

dioksida atau erbium laser resurfacing.10

Komplikasi pada dermis

Purpura

Purpura sering didapatkan pada pasien setelah dilakukan pulsed-dye laser. Saat itu hampir

tak dapat dihindari dengan generasi pertama 585-nm pulsed-dyelaser. Purpura bersifat

sementara berlangsung 7-14 hari. Insiden telah dikurangi dengan pengembangan pulsed-

dye laser dengan memperpanjang pulse duration, yang memungkinkan pemanasan dari

pembuluh darah kulit lebih lambat. Pengguna sistem ini dapat memilih pengaturan yang

meminimalkan atau menghilangkan purpura.11.

Jaringan parut (Scar)

Komplikasi permanen ini mungkin yang paling ditakuti dari komplikasi laser. Akhir-

akhir ini resiko jaringan parut (scar) pada pulsed dan Q-switched laser yang

14

Page 15: 01 Laser

menggunakan prinsip-prinsip photothermolysis selektif jauh lebih sedikit, tetapi jaringan

parut masih mungkin didapatkan pada pemakaian perangkat apapun. Apakah atrofi atau

hipertrofi, jaringan parut selalu diakibatkan karena kerusakan berlebihan pada kolagen di

dermis.11

Secara umum, risiko jaringan parut lebih rendah dengan penggunaan pigmen khusus

laser, pulse vascular laser, sistem laser nonablative, dan pulse hair removallaser sistem.

Laser resurfacing kulit (baik karbon dioksida dan erbium) memiliki risiko tertinggi

menyebabkan jaringan parut karena akan merusak jaringan dermal seperti peningkatan

risiko infeksi pada deepitelisasi kulit. Faktor-faktor seperti jumlah energi yang lewat dan

energi yang digunakan dapat mempengaruhi risiko jaringan parut, sementara teknologi

yang menggunakan sistem pendinginan bekerja untuk meminimalkan risiko ini.11

Penyembuhan luka yang lambat

Meskipun jarang terjadi. sebagai komplikasi khusus untuk laser karbon dioksida atau

erbium laser resurfacing kulit. Setelah infeksi kulit dan kondisi sistemik lain (misalnya,

lupus eritematosa, ikat-jaringan penyakit) sudah dihilangkan sebagai faktor penyebab

potensial dari respon penyembuhan luka yang buruk, paling baik dikelola dengan

manajemen luka konservatif. -Jaringan fibrosis dan jaringan parut adalah gejala sisa

yang umum dari respon penyembuhan luka tertunda.11

Infeksi pada luka

Infeksi pada luka adalah yang paling sering terjadi setelah skin resurfacing laser. Infeksi

bakteri oleh stafilokokus atau spesies pseudomonas dan telah terbukti muncul lebih

sering pada pasien yang telah menggunakan perban luka dalam waktu lama setelah

operasi.

Virus

Herpes simplex virus dapat aktif kembali pada pasien selama reepitelisasi setelah

perawatan laser kulit, terutama hair removal dan resurfacing. Profilaksis antiherpes

dengan demikian direkomendasikan untuk semua perioral atau prosedur laser resurfacing

seluruh wajah.. Demikian pula, infeksi kandida dapat terjadi.11

Noda hitam

Pertama kali tercatat pada iradiasi kosmetik (eyeliner, lipliner, browliner) tato dengan Q-

switched ruby laser, fenomena ini juga telah dilaporkan pada pemakaian Q-switched

15

Page 16: 01 Laser

Nd:YAG, Q-switched Alexandrite, dan 510-nm pulsed dye laser. Noda hitam ini

disebabkan oleh konversi laser-induced ferri oksida ke ferro oksida dalam tinta tato

kosmetik, menghasilkan pigmentasi hitam tidak larut di dalam kulit.11

Reaksi alergi

Reaksi alergi ( termasuk anafilaksis ) telah dilaporkan pada penggunaan Q-switched laser

tato dan diduga disebabkan perubahan antigenisitas dari pigmen tato oleh laser.5,11

Eritema postoperatif

Beberapa derajat eritema berlangsung kurang dari 24 jam dan muncul pada hampir semua

prosedur laser. Eritema yang lebih lama dapat terjadi sebagai efek samping yang tidak

diinginkan tetapi juga sementara pada hampir semua pasien yang diobati dengan laser

non ablative. Eritema lebih lama didapatkan pada semua pasien setelah resurfacing kulit

laser ablatif. Durasi (dari hari sampai beberapa bulan) tergantung pada kedalaman dan

tingkat kedalaman melukai kulit. Erbium laser biasanya menghasilkan eritema pasca

operasi kurang dari laser karbon dioksida.11

Dermatitis kontak postoperatif karena obat-obatan topikal

Dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan dapat terjadi setelah semua jenis

prosedur laser, umumnya pada antibiotik topikal. Karena kesulitan dalam membedakan

dermatitis kontak dari infeksi pada pasien yang telah melakukan laser resurfacing, banyak

praktisi menghindari penggunaan antibiotik topikal pada pasien tersebut.

TERAPI KOMPLIKASI PENGGUNAAN LASER

Prolonged erythema

Intensitas dan durasi eryhtema pasca penggunaan fractional laser bisa dikurangkan dengan

penggunaan LED array dengan panjang gelombang 590 nm. Selain itu, pemberian asam ascorbic

topikal juga dapat dipertimbangkan oleh karena sifat anti inflamasi yang dimilikinya.12

Infeksi

Untuk meminimalkan risiko infeksi HSV adalah pemberian antiviral profilaksis pada pasien

dengan riwayat HSV facial. Antiviral diberikan satu hari sebelum terapi laser dilakukan dan bisa

diteruskan sehingga 5-7 hari. Fractional skin resurfacing juga tidak bisa dilakukan pada pasien

16

Page 17: 01 Laser

yang sedang menderita infeksi HSV aktif. Dalam kasus herpetic outbreak tetap terjadi walaupun

antiviral profilaksis telah diberikan, optimisasi dosis atau pemberian antiviralyang lain mungkin

diperlukan.12

Nyeri yang semakin bertambah,erythema focal yang intens dan erosi beserta krusta bisa

mengarah ke arah kemungkinan adanya bacterial suprainfection yang biasanya muncul 1-3 hari

pasca terapi. Kultur luka dan antibiotika broad spectrum harus diberikan dan selepas itu

disesuaikan berdasarkan hasil kultur. Candidiasis kulit jarang terjadi pasca terapi laser. Jika

terjadi harus ditangani dengan pemberian obat anti jamur untuk mencegah parut.12

Acne dan milia

Pada kasus acne yang sedang hingga berat, ditangani dengan pemberian tetracycline jangka

pendek. Penggunaan pelembab yang bersifat oklusif dihindari dan ditukar dengan yang bersifat

non comedogenic. Untuk milia dapet dengan ekstraksi manual (kecil) dan glokolic acid12

Perubahan warna pigmen

Untuk meminimalkan risiko PIH (post inflammatory hyperpigmentation), pasien harus

menghindari sinar matahari sekurang - kurangnya 2 minggu sebelum dan selepas terapi.

Walaupun bisa hilang dengan sendiri, pemberian peluntur (bleaching) topikal,peeling agent yang

ringan dan suncreen bisa mempercepat penyembuhan.12

Scarring

Penangan awal pada hypertrophic scarring selalunya melibatkan pemberian kortikosteroid

topikal atau produk silikon gel,injeksi kortikosteroid intalesi dan pulsed dye laser therapy.12

Pembentukan Ectropion

Deteksi intra operasi terhadap kontraksi kolagen yang berlebihan dan penggunaan setting tenaga

laser berdensitas rendah bisa membantu meminimalkan pembentukan.12

Keracunan anestesia

17

Page 18: 01 Laser

Dianjurkan menyingkirkan anestesi topical secara komplit dari kulit untuk meminimalkan risiko

terjadinya keracunan anestesia.12

Delayed purpura

Hindari penggunaan obat antiiflamasi,aspririn dan pengencer darah yang lain sejurus setelah

terapi laser. Pasien juga harus menghindari dari menggosok atau menggaruk kawasan kulit yang

diterapi.12

Erosi superfisial

Modifikasi terbaru dari alat laser telah mengurangkan insidens terjadinya komplikasi ini.12

Dermatitis kontak

Hindari obat obatan yang mempunyai riwayat bisa menyebabkan alergi pada pasien. Pasien juga

harus diberikan instruksi supaya mengindari sebarang obat topikal bersifat semula jadi ataupun

herbal untuk mencegah iritasi atau alergi.12

DAFTAR PUSTAKA

1. Williams D. James, Timothy G. Berger, Dirk M. Elston, Cutaneous Laser Surgery.

Andrews’ Disease of the Skin Clinical Dermatology. 9th edition, Saunders Elsiver. Page

868-98.

18

Page 19: 01 Laser

2. Hamzah M. Laser dalam Dermatologi. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th edition. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Page 357-359,

2007

3. Syahputra. B universitas gunadarma jurusan (IT.)…last update. 24 April 2012.

http://bimanursyahputra11.blogspot.com/2012/04/sejarah-dan-manfaat-sinar-laser-bagi.html.

4. Sandhu.N, D.James. W et all in Carbon Dioxide Cutaneous Laser Resurfacing. updated

Sep 19 2013. http://emedicine.medscape.com/article/1120283-overview.

5. Burns T, Breathnach S, Cox N, et all. Laser and Flashlamps in the Treatment of Skin

Disorders. in Rook’s Textbook of Dermatology 8th edition. Chapter 78.oxford.Wiley-

Blackwell.2010.

6. Sakamoto FH, Wall T, Avram MM, Anderson RR. Laser and Flashlamp in Dermatology.

In: Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, et allFitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.

7th edition. New York:. McGraw Hill. 2008 .Page 2263-2279.

7. Nouri.K, M.Elston D et all dalam Laser Treatment of acquired and congenital vascular

lesion . updated 2 September 2011. http://emedicine.medscape.com/article/1120509-

overview#a30.

8. Linsmeir Kilmer.S, M Elston .D in Laser treatment in benign pigmented lesion. updated

Nov 28, 2011 .http://emedicine.medscape.com/article/1120359-overview#a30

9. Linsmeir Kilmer.S, M Elston .D et all in Tattoo Lasers. updated nov 28 2011.

http://emedicine.medscape.com/article/1121212-overview.

10. N Alai. N, M.Elston. D et all in Laser-asissted Hair Removal.updated May 2, 2011.

http://emedicine.medscape.com/article/1831567-overview#a09

11. Brown William C, M Elston D in Complication of dermatologic laser. updated Jan 25,

2012. http://emedicine.medscape.com/article/1120837-overview#aw2aab6b6

12. Metelitsa AI, Alster TS in; Fractionated Laser Skin Resurfacing Treatment

Complications: A review.ASDS, published by Wiley Periodicals. Dermatol Sug.2010;

36:299-306.

19