19
DASAR – DASAR K3 PERTAMBANGAN UMUM DIPERSIAPKAN DALAM RANGKA PEMBINAAN & PENYEGARAN K3 PENGAWAS OPERASIONAL PADA PT INCO SUBDIT KESELAMATAN PERTAMBANBANGAN DIREKTORAT TEKNIK MINERAL DAN BATUBARA JAKARTA - 2 0 0 4

01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

k3 pertambangan

Citation preview

Page 1: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

DASAR – DASAR K3

PERTAMBANGAN UMUM

DIPERSIAPKAN DALAM RANGKAPEMBINAAN & PENYEGARAN K3

PENGAWAS OPERASIONAL PADA PT INCO

SUBDIT KESELAMATAN PERTAMBANBANGANDIREKTORAT TEKNIK MINERAL DAN BATUBARA

JAKARTA - 2 0 0 4

Page 2: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

I. DAFTAR ISI

I. DAFTAR ISI..............................................................................................................2

II. PENDAHULUAN.......................................................................................................3

III. DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA..........................3

A. Keselamatan Kerja.............................................................................................3

B. Kesehatan Kerja.................................................................................................6

IV. KECELAKAAN..........................................................................................................7

A. Definisi Kecelakaan...........................................................................................7

B. Jenis-Jenis Kecelakaan......................................................................................7

C. Kecelakaan Tambang.........................................................................................7

D. Klasifikasi Kecelakaan Tambang di Indonesia..................................................8

E. Penyebab Kecelakaan........................................................................................9

F. Pendorong Kecelakaan......................................................................................9

G. Statistik Kecelakaan Tambang..........................................................................9

H. Biaya Kecelakaan............................................................................................10

V. PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA............................10

A. Penyuluhan......................................................................................................11

B. Safety Talk.......................................................................................................11

C. Safety Training................................................................................................11

D. Safety Inspection.............................................................................................11

E. Safety Investigation.........................................................................................12

F. Safety Meeting.................................................................................................12

G. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja..........................................................12

H. Penyediaan Alat-Alat Perlengkapan K3..........................................................12

I. Organisasi K3..................................................................................................12

J. Program K3 Tahunan.......................................................................................13

K. Pencegahan Kebakaran....................................................................................13

Page 3: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

II. PENDAHULUAN

Kegiatan operasional pertambangan memiliki karakteristik yang khusus, yaitu: padat teknologi, padat investasi, dan resiko bahaya yang tinggi. Oleh karena sifat khusus tersebut di atas, maka pengelolaan kegiatan pertambangan di lapangan memerlukan konsentrasi yang lebih di semua aspek.

Aspek-aspek tersebut, antara lain aspek produksi, aspek teknologi/efesiensi dan aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawannya di lapangan. Guna mendukung efisiensi dan produktifitas yang ditargetkan, maka diperlukan suatu aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) yang Baik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemahaman dan pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang benar kepada seluruh orang yang berkecimpung pada kegiatan usaha pertambangan tersebut. Pemahaman K3 yang benar dari semua lini manajemen sangat memberikan arti dalam rangka pencegahan kecelakaan dalam kegiatan pertambangan. Dimana diharapkan produksi optimal, namun kecelakaan nihil dan itu sasaran yang ingin dicapai.

Perlu disadari bahwa pemahaman dan pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut merupakan kompetensi penting yang dimiliki para pelaksana di lapangan yang juga menjadi tanggung jawab para Kepala Teknik Tambang di lapangan dalam menjalankan tugas operasional dilapangan secara benar aman dan propesional.

Dalam materi dalam pelajaran ini dijelaskan pengertian dan falsafah Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3, termasuk sedikit mengupas kecelakaan tambang dan upaya pencegahannya. Setelah mengikuti materi ini, para peserta diharapakan akan mampu menjelaskan dan melaksanakan secara benar dan aman baik dalam memenuhi aspek teknis maupun ketentuan-ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ditentukan

III. DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja

1. Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja: adalah suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan tanpa adanya kecelakaan, memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman sehingga dapat dicapai suatu hasil yang optimal dan bebas dari segala resiko bahaya.

Keselamatan kerja bertujuan mencegah/mengadakan pencegahan agar karyawan tidak mendapat luka/ celaka dan juga tidak terjadi kerusakan ataupun kerugian dari peralatan/material maupun produksi.

Page 4: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

Manusia.Mesin.Material.Metode

Pengawasan Terhadap ; 4 M

Lingk. kerja Yang Aman

Tidak Kerusakan/ Kerugian

Tidak Ada Kecelakaan

Dalam upaya melaksanakn pekerjaan dengan selamat, kita harus mempertimbangkan beberapa factor, yaitu:

Manusia; Mesin; Material; Metode Kerja; dan Lingkungan Kerja

Factor-faktor tersebutlah yang sering mempengaruhi terjadinya kecelakaan, sehingga perlu diawasi secara efektif. Dengan adanya pengawasan yang efektif diharapkan akan dapat memberikan lingkungan/suasan aman dan nyaman. Dengan suasana yang seperti ini diharapkan akan mampu menciptakan suatu efisiensi yang tinggi, produktifitas yang tingggi serta keselamatan yang terjamin bagi para karyawannya.

Pengawasan Terhadap 4 M

2. Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Prinsip-prinsip K3 yang perlu dipakai dan dijadikan dasar pemikiran untuk melakukan pengelolaan K3, antara lain adalah:

a. Bahwa setiap pekerjaan prinsipnya dapat dilakukan dengan aman tanpa harus ada korban. Kita harus berfikir bahwa suatu kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja kita karena ada suatu penyebabnya. Penyebab dari kecelakaan adalah karena faktor 4M + L yang mungkin dapat secara sendiri-sendiri maupun secara kombinasi. Untuk menghindari/mencegah kecelakaan tersebut, maka penyebab dari kecelakaan tersebut harus dihilangkan/ditiadakan.

b. Bahwa perlu dipahami secara mendasar, adalah :

Kecelakaan pasti disebabkan oleh karena sesuatu, atau dengan perkataan lain bahwa kecelakaan dapat terjadi karena ada penyebabnya.

Sebab-sebab yang memungkinkan dapat terjadinya kecelakaan ini harus dihilangkan/dicegah untuk menghindari kecelakaan.

Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat

Page 5: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

Dalam upaya bekerja dengan aman atau selamat, maka perlu diambil langkah-langkah prinsip K3, antara lain sebagai berikut:

Mengetahui pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan/ dikerjakan

Memahami langkah-langkah/tahapan pekerjaan tersebut Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dari

pekerjaan yang akan dilakukan Mengetahui cara mengendalikan terhadap bahaya-

bahaya tersebut

Dengan mengetahui langkah-langkah prinsip K3 tersebut diatas, maka diharapkan akan tercipta suatu lingkungan kerja yang aman atau standart dan tidak ada kecelakaan/kerusakan yang menimpa peralatan maupun manusianya.

3. Hubungan Keselamatan Kerja Dengan Produksi

Bahwa keselamatan kerja adalah merupakan salah satu bagian dari produksi. Sedangkan bagian-bagian produksi lainnya adalah jumlah (kwantita) dan mutu barang (kwalita). Jadi produksi adalah Kwantita + Kwalita + Keselamatan Kerja

Sedangkan dalam usaha pencegahan kecelakan, agar keselamatan kerja benar-benar menjadi perhatian maka, seharusnya kita perlukan :

Keselamatan kerja sama besarnya dengan kwalitas, semangat kerja, biaya dan produksinya. Jadi disini sangat jelas erat hubungan antara keselamatan kerja dengan produksi, artinya tidak mungkin produksi tanpa memperhatikan / mengimplementasikan keselamatan kerja. Apabila keselamatan kerja tidak terjamin (terjadi kecelakaan), maka jelas produksi akan terganggu atau bahkan terhenti, semangat kerja menurun dan sudah barang tentu kualitas akan menurun

4. Keuntungan / Pentingnya Keseslamatan Kerja

a. Menyelamatkan pegawai/karyawan, dari :

Kesakitan / penderitaan sakit / cacat Kehilangan waktu Kesedihan Kehilangan masa depan Kehilangan pemasukan uang/nafkah, dll

b. Menyelamatkan Keluarga, dari:

Kesedihan / kesusahan Masa depan yang tidak menentu Kehilangan pemasukan uang

c. Menyelamatkan perusahaan, dari :

Kehilangan tenaga kerja Pengeluaran biaya karena akibat kecelakaan Melatih atau mengganti karyawan yang celaka

Page 6: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

Kehilangan waktu karena terhenti kegiatan Menurunnya produksi, bahkan mungkin sampai produksi

terhenti

B. Kesehatan Kerja

Tujuan kesehatan kerja adalah untuk melindungi pekerjaan dari segala hal yang dapat merugikan kesehatan akibat kerja. Disini juga dipantau tentang penyakit atau cedera yang disebabkan oleh akibat faktor-faktor yang berhubunga dengan pekerjaan yang dilakukan. Kesehatan para karyawan harus diperhatikan, untuk itu maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh karyawan. 

1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan

a. Pekerja Baru

Hal ini perlu dilakukan guna mengetahui kondisi awal menyeluruh dari karyawan baru tersebut

b. Pekerja Lama

Hal ini perlu dilakukan guna memantau kesehatan/penyakit yang mungkin timbul oleh karena akibat dari pekerjaan yang dilakukan. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dilakukan setiap :

Bagi karyawan tambangan bawah tanah, minimal 6 bulan sekali

Bagi karyawan tambang di permukaan, minimal 1 tahun sekali

2. Lingkungan Tempat Kerja

Lingkungan tempat kerja merupakan suatu faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, maka harus dilakukan penanganan yang serius, karena hal tersebut akan berpotensi menimbulkan sakit akibat kerja bila terlalu lama terpapar dengan intensitas yang tinggi. Unsur-unsur yang memberikan pengaruh / kontribusi terhadap timbulnya lingkungan tempat kerja (working environmental) yang tidak sehat, antara lain :

Debu : dapat menganggu kesehatan, terutama saluran pernafasan bahkan juga paru-paru (antracosis, silicosis, asbetosis).

Kebisingan : dapat mengganggu bahkan merusak fungsi pendengaran

Pencahayaan : dapat mengganggu dan merusak daya penglihatan

Getaran: dapat merusak dan mengganggu struktur tubuh/tulang (persendian)

Gas-gas beracun/berbahaya : dapat mengganggu tidak hanya kesehatan tetapi juga bisa langsung mematikan

Page 7: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

3. Ergonomi

Ergonomi yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, antara lain adalah :

Tempat duduk Alat kerja Dimensi tempat kerja, dll

IV. KECELAKAAN

A. Definisi Kecelakaan

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan atau tidak diduga semula dan tidak diinginkan. Kecelakaan dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dapat menimpa siapa saja serta mengakibatkan kerugian terhadap manusia, material ataupun produksi maupun peralatan (harta benda)

B. Jenis-Jenis Kecelakaan

Terjatuh / Tergelincir Terpukul Terbentur Kemasukan Benda Terjepit Terkena Aliran Listrik dll

KECELAKAAN

- Tidak Direncanakan- Tidak diduga- Tidak diingini- Kapan saja- Dimana saja- Siapa saja

Kerusakan Peralatan, Produksi Terganggu

Cidera/Sakit, Cacat Tetap, Bahkan Mati

Bencana (Disaster) Kerugian Besar (Kerugian Besar)

Lain-lain / Nasib

Kondisi Tidak Aman

Tindakan Tidak

Page 8: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

C. Kecelakaan Tambang

Pada kegiatan usaha pertambangan umum, yang dimaksud dengan kecelakaan tambang adalah kecelakaan yang memenuhi kriteria, sebagai berikut :

1. Kecelakaan benar-benar terjadi

Artinya kecelakaan tersebut benar-benar terjadi, dalam arti tidak ada unsur kesengajaan dari pihak lain ataupun dari sikorban sendiri

2. Menimpa Karyawan

Artinya yang mengalami kecelakaan tersebut adalah benar-benar karyawan yang bekerja pada perusahaan tambang tersebut.

3. Ada hubungan kerja dengan kegiatan Usaha Pertambangan

Artinya bahwa pekerjaan yang dilakukan korban adalah mempunyai kaitan/hubungan kerja usaha pertambangan dari perusahaan yang bersangkutan.

4. Waktu jam kerja

Artinya kecelakaan tersebut terjadi dalam waktu jam kerja dari korban, yaitu waktu antara mulai bekerja sampai berakhir kerja

5. Di dalam wilayah Pertambangan

Artinya kecelakan tersebut terjadi masih ada didalam wilayah usaha kegiatan usaha pertambangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Apabila kecelakaan yang terjadi di perusahaan pertambangan mememnuhi semua (lima) kriteria tersebut di atas, maka berdasarkan Kepmen nomor 555. K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan Umum dapat digolongkan sebagai “  Kecelakan Tambang “

D. Klasifikasi Kecelakaan Tambang di Indonesia

1. Luka Ringan:

Apabila korban kurang dari 3 minggu telah dapat bekerja kembali ketempat semula seperti biasa.

2. Luka Berat :

Apabila korban lebih dari 3 minggu, baru dapat bekerja kembali ke pekerjaan semula seperti biasa atau retak/patah/dislokasi/cacat tetap/ hilang bagian tubuh.

3. Mati:

Apabila korban meninggal dalam waktu 24 jam sesudah terjadi kecelakaan tersebut.

Untuk luka/kecelakaan berat dan mati harus sesegera mungkin dilaporkan oleh Kepala Teknik Tambangan ke Kepala Pelaksana

Page 9: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

Inspeksi Tambang/KAPIT dan selanjutnya kecelakaan tersebut diperiksa oleh Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT) di lapangan.

E. Penyebab Kecelakaan.

Kecelakaan terjadi selalu ada penyebabnya, menurut teori HW. Heinrich penyebab kecelakaan tersebut adalah :

1. Tindakan tidak aman (88%) ; antara lain :

Tidak mengenakan alat proteksi diri Tidak mengikuti procedure kerja yang ditentukan Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja yang telah

di buat Bekerja sambil bergurau Mengemudi melebihi kecepatan, dll

2. Kondisi tidak aman (10 %) ; antara lain :

Lantai kerja yang licin Tempat kerja yang beerserakan dengan barang-barang

yang tidak berguna/barang bekas Pencahayaan yang kurang Bagian mesin yang berputar yang tidak dilindungi

dengan sungkup pengaman Kondisi lingkungan tempat kerja yang berdebu Perkakas/peralatan yang sudah rusak/tidak standart dll

3. Lain-lain/diluar kemampuan manusia/Nasib (2%)

Penyebab kecelakaan ini dikatagorikan kehendak Tuhan atau sering disebut dengan Takdir ataupun Nasib Seseorang.

F. Pendorong Kecelakaan

Pendorong terjadinya kecelakaan adalah hal-hal yang menyebabkan atau memberikan kontribusi terhadap timbulnya Tindakan Tidak Aman (TTA) dan Kondisi Tidak Aman (KTA) yang pada akhirnya akan menyebabkan kecelakan sedangkan penyebab langsung kecelakaan, adalah karena :

Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman

G. Statistik Kecelakaan Tambang

1. Berdasarkan Tingkat Kekerapan ( Frekuensi Rate/ FR), adalah sebagai berikut:

Jumlah Kumulatif Kecelakaan FR= --------------------------------------------------- x 1. 000.000 Jumlah Kumulatif Jam Kerja Karyawan

2. Berdasarkan Tingkat Keparahan (Savety Rate / SR), adalah sebagai berikut :

Jumlah Kumulatif Hari Yang Hilang

Page 10: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

SR = ----------------------------------------------------------x 1. 000.000 Jumlah Kumulatif Jam Kerja Karyawan

H. Biaya Kecelakaan

Biaya yang timbul / yang dikeluarkan akibat kecelakaan yang terjadi, biaya-biaya tersebut antara lain :

1. Biaya Langsung

Biaya langsung kecelakaan adalah biayaya yang langsung dapat dihitung akibat kecelakaan yang terjadi. Biaya langsung ini antara lain :

Gaji Biaya kompensasi Biaya pengobatan Biaya perawatan Biaya Pemeriksaan Kerugian karena kerusakan peralatan / material dan

perlengkapan lainnya

2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung ini terkadang justru dapat lebih besar dari pada biaya langsung, Macam-macam biaya tidak langsung tersebut, antara lain:

Kehilangan waktu dari teman-teman sekerja dimana pekerjaan terhenti

Kehilangan wqaktu karena karyawan lain menolong si korban

Kehilangan waktu untuk mempersoalkan apa yang baru saja terjadi

Biaya pelatihan ulang dan kehilangan waktu kerja, dll

Untuk itu guna menekan atau mentiadakan biaya-biaya tersebut di atas yang menurut data jumlahnya yang cukup besar ini, maka perusahaan seharusnya sangat sadara dan penuh perhatian untuk melakukan usaha mencegah kecelakaan di lingkungan kegiatan usahanya tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan permintaan pasar yang terkadang sudah mensyaratkan performance dari keselamatan dan kesehatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan. Singkatnya perusahaan tidak dapat mengabaikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja yang memang sudah menjadi masyarakat luas.

V. PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Dalam rangka mencapai standart Keselamatan dan kesehatan kerja yang diinginkan serta dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan seperti yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka tidak kalah pentingnya untuk melakukan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja secara terarah dan konsisten terhadap seluruh karyawan yang terlibat dalam proses pekerjaan

Page 11: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

kegiatan pertambangan agar dapat meniadakan keadaan berbahaya di lapangan.

Pembinaan ini harus di dukung oleh semua manajemen, tanpa pandang bulu dan selanjutnya disosialisasikan kepada segenap karyawan untuk dilaksanakan dan dipatuhi bersama. Hal yang demikian ini penting dilakukan, karena tanpa dukungan yang penuh dari semua pihak pembinaan tidak akan efektif berjalan.

Adapun usaha-usaha pembinaan yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan dan kesehatan kerja yang diinginkan, antara lain sebagai berikut:

A. Penyuluhan

Penyuluhan K3 ini dapat dilaksanakan pada semua bagian kerja dan dengan waktu dan jumlah yang telah terencanakan dengan baik, sehingga hasilnya akan maksimal. Kegiatan penyuluhan ini dapat berupa, antara lain:

Ceramah tentang K3 Pemasangan poster-poster K3 Pemutaran film/slide tentang K3, dll

B. Safety Talk

Safety talk ini dapat dilakukan pada setiap gilir kerja atau setiap pada awal shift dan biasa membahas apa yang akan dikerjakan, apa bahayanya, peralatan apa yang harus dikenakan dan bagaimana cara penanganannya bila terjadi bahaya

C. Safety Training

Adalah pembinaan K3 dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang terprogram dengan baik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Bentuk-bentuk pelatihan ini, antara lain:

Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan kerja Pelatihan pemadam kebakaran Pelatihan pengendalian keadaan darurat Pelatihan P3K (First Aid), dll

D. Safety Inspection

Inspeksi K3 ini sangat perlu dan efektif dilakukan dalam rangka upaya pembinaan K3 di lapangan. Dengan adanya inspeksi K3 yang terencana dan terjadwal dengan baik, maka kekurangan-kekurangan yang terjadi di lapangan dapat terdeteksi secara dini sehingga hal-hal yang membahayakan dapat dicegah. Adapun bentuk inspeksi K3, antara lain:

Inspeksi rutin Inspeksi berkala Inspeksi bersama

Page 12: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

E. Safety Investigation

Adalah bentuk upaya pembinaan K3 melalui suatu investigasi kejadian nearmiss/kecelakaan/kejadian berbahaya, hal ini sangat perlu dilakukan dalam rangka mendapatkan penyebab dari kejadian tersebut. Dengan diketahui penyebab kejadian, maka dapat dilakukan suatu koreksi yang selanjutnya diharapkan kejadian yang sama tidak terjadi lagi.

F. Safety Meeting

Dengan diadakan pertemuan K3 secara terencana dan rutin, maka hal-hal/permasalahan yang berkaitan dengan K3 dapat dibicarakan atau dievaluasi dengan baik. Safety meeting ini melibatkan smeua pihak yang berkaitan dengan operasional pekerjaan yang dilakukan.

G. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja

Lingkungan kondisi kerja perlu dilakukan pemantauan dengan cara pengukuran/pengujian untuk mengetahui sejauh mana lingkungan kerja tersebut tidak mengganggu kesehatan pekerja. Lingkungan kondisi kerja yang perlu diperhatikan, antara lain:

Kondisi debu Kondisi kebisingan Kondisi pencahayaan, dll

H. Penyediaan Alat-Alat Perlengkapan K3

Betapapun baiknya suatu program K3 namun tidak dibarengi penyediaan alat-alat perlengkapan kerja yang baik dan benar, maka program tersebut dianggap tidak lengkap/tidak berhasil. Adapun perlengkapan alat-alat K3 yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan pertambangan, adalah sebagai berikut:

1. Alat pelindung diri (APD)

Topi pengaman, sepatu pengaman, sarung tangan pengaman, masker pengaman, kacamata pengaman, dll

2. Alat perlengkapan K3

Gas detector, Safety Belt, Safety lamp, tanggga, tandu, dll

I. Organisasi K3

Dalam rangka menjalankan fungsi pokoknya, maka disetiap perusahaan pertambangan wajib dibentuk organisasi K3 yang dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan termasuk personilnya yang dituntut mampu melaksanakan tugas yang diembannya. Pimpinan organisasi K3 ini bertanggung jawab langsung terhadap Kepala Teknik Tambang tentang permasalahan-permasalahan K3 yang ada.

Page 13: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

J. Program K3 Tahunan

Untuk lebih terarah dan mudah dilakukan evaluasi, maka program K3 tahunan perlu dibuat. Hal ini diperlukan agar lebih memudahkan dalam pelaksanaan serta lebih mudah untuk dilihat progresnya, sehingga apabila terjadi hal-hal diluar program yang telah ditetapkan maka dapat untuk menjadikan koreksi pada program pada tahun berikutnya. Program K3 ini harus benar-benar mencakup semua aspek K3 yang ada pada perusahaan yang bersangkutan.

Unsur-unsur pokok yang dapat membuat program K3 efektif, yaitu antara lain:

kebijakan/policy K3 Tanggung Jawab K3 Pertanggung Jawaban K3 Rasa Keterlibatan Pengakuan/Motivasi Sedangkan komponen-komponen program K3 dapat

terdiri, antara lain: Program Pelatihan Observasi K3 Program Job Safety Analysis (JSA) Inspeksi K3 terencana Inspeksi Bersama Pertemuan dan pelatihan K3 Audit K3

K. Pencegahan Kebakaran

1. Pengertian api

Secara umum kita mengenal api adalah sebagai benda yang menyala mengeluarakan lidah api maupun yang hanya memancarkan sinar panas tanpa lidah api (bara). Dimana api ini bila kecil bisa dikatakan sebagai teman oleh kita, namun bila api ini sudah besar maka api sudah sebagai musuh kita yang mana siap meluluh lantakan apa saja yang ada dan bahkan nyawa kita. Untuk itu kita sangat perlu mewaspadai api ini sedini mungkin, agar kita terhindar dari kebakaran yang sangat tidak kita inginkan.

2. Proses terjadinya api

Proses terjadinya api sering disebut karena adanya segitiga api. Jadi proses terjadinya api secara umum karena adanya kontak antara 3 (tiga) unsure utama, yaitu:

a. Fuel (bahan)

Seperti: kayu, serat, tekstil, cairan yang dapat terbakar, gas, bahan kimia, plastik

Page 14: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

b. Oksigen

Yaitu oksigen bebas di udara ataupun oksigen murni

c. Heat (panas)

Seperti: tenaga panas kimia, listrik, tenaga panas mekanis dan panas

3. Klasifikasi Api

Untuk memadamkan api kita harus mengetahui jenis dari api yang akan kita padamkan. Adapun klasifikasi jenis api, adalah sebagai berikut ini:

a. Klas A ;

Hijau (Klas Ash/Abu); yaitu api yang biasanya berasal dari material yang mudah terbakar, dengan sisa pembakarannya abu.

(1) Material ; kayu, plastic, kertas, kain dll

(2) Pemadaman : adalah pendinginan dengan air bertekanan atau dengan menyelimuti dengan foam atau Dry Chemical (kimia Kering) dan Halon.

b. Klas B ;

Merah (Boil/Mendidih); yaitu api berasal dari bahan / material cair mudah menyala atau mudah terbakar.

(1) Material: minyak diesel, solar, grease, tiner, bensin, cat, alcohol, dll

(2) Pemadaman : adalah pembatasan kontak supply udara atau bahan kimia khusus untuk memadamkannya. Seperti: Foam (busa), CO2, Kimia Kering, Halon.

c. Klas C ;

Biru (Current); yaitu api yang terjadi karena listrik jenis api listrik : motor-motor listrik, kabel trolley, peralatan baterai, transformator, switch kontak

(1) pemadaman : adalah dengan bahan non konduksi seperti: carbon dioxide (CO2) dan bubuk kimia kering, halon.

d. Klas D ;

Kuning (metal); yaitu api yang berasal dari atau karena metal atau logam

Page 15: 01 Dasar - Dasar k3 Pertambangan

(1) Material : magnesium, titanium, zirconium, sodium dan potassium

(2) Pemadaman : jangan menggunakan klas D, karena bahan-bahan metal tersebut akan menjadi rusak. Pemdaman sebaiknya dengan bubuk kering yang mengandung garam dapur, grafit atau grafit fosfor.

4. Prinsip dasar Pengamanan kebakaran

a. Perlindungan terhadap keselamatan jiwa (life Safety)b. Perlindungan terhadap harta benda dan bangunan (Property

Safety)c. Perlindungan informasi/proses (process safety)d. Perlindungan lingkungan hidup dari kerusakan (Enviromental

safety)

5. Langkah-Langkah Yang Perlu Dilakukan Bila Terjadi Kebakaran

a. Jangan panic, Usahakan tenang

Cari sumber api Besarnya kebakaran Alat pemadam yang tepat

b. Bunyikan alarm kebakaran / tanda-tanda lain

c. Matikan aliran listrik, gas dan aliran bahan baker

d. Pergunakan APAR dengan cepat dan aman

e. Beritahu ke Dinas Kebakaran / Emergency respon melalui laporan langsung, telepon, selanjutnya dan sebutkan hal-hal yang diperlukan, agar jelas antara lain:

Nama penilpon Alamat/bagian Apa yang terbakar Lokasi / dimana dsb.