56
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Kuliah Kerja Lapangan Kuliah kerja lapangan (KKL) didasarkan pada: 1. Surat Keputusan tentang penyelenggaraan Kuliah Kerja Lapangan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wijaya Mulya Surakarta Periode 2013 No. 03/KKL/STIE WM/XI/2013 2. Kurikulum Progdi Ekonomi Manajemen yang menjadi salah satu syarat kelulusan sarjana. Pengertian Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah kunjungan keluar kampus secara terbimbing untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam suatu bidang ilmu yang status dan pelaksanaannya ditetapkan oleh jurusan / progdi masing-masing. B. Maksud dan Tujuan Kuliah Kerja Lapangan Kuliah Kerja Lapangan merupakan salah satu ajang dimana mahasiswa mengaplikasikan wawasan atau pengetahuan yang didapatkan dari bangku kuliah untuk kemudian dipraktekkan dalam dunia kerja yang sesungguhnya. 1

andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum Kuliah Kerja Lapangan

Kuliah kerja lapangan (KKL) didasarkan pada:

1. Surat Keputusan tentang penyelenggaraan Kuliah Kerja Lapangan

mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wijaya Mulya Surakarta

Periode 2013 No. 03/KKL/STIE WM/XI/2013

2. Kurikulum Progdi Ekonomi Manajemen  yang menjadi salah satu

syarat kelulusan sarjana.

Pengertian Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah kunjungan keluar kampus secara

terbimbing untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam suatu bidang ilmu

yang status dan pelaksanaannya ditetapkan oleh jurusan / progdi masing-

masing.

B. Maksud dan Tujuan Kuliah Kerja Lapangan

Kuliah Kerja Lapangan merupakan salah satu ajang dimana mahasiswa

mengaplikasikan wawasan atau pengetahuan yang didapatkan dari bangku

kuliah untuk kemudian dipraktekkan dalam dunia kerja yang

sesungguhnya.

a. Maksud Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Melalui Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Mahasiswa mendapat wawasan yang lebih luas tentang aplikasi teori-

teori dalam praktek di lapangan dan mampu mencetak kader generasi

bangsa yang berpengetahuan luas yang dapat mengaplikasikan teori

yang diperoleh di bangku kuliah pada kehidupan bermasyarakat

sehingga dapat membawa perubahan yang positif dalam kehidupan

bermasyarakat.

1

Page 2: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

2. Untuk memenuhi syarat dalam menempuh mata Kuliah Kerja

Lapangan yang mempunyai bobot 3 SKS, yang sangat berhubungan

erat dengan syarat kelulusan sarjana.

b. Tujuan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

1. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang

akademik serta menembah ilmu serta wawasan kita, guna bekal

untuk ke depannya saat benar-benar terjun di dunia kerja.

2. Untuk menerapkan teori ilmiah yang telah dipelajari dari bangku

perkuliahan terhadap objek yang diteliti di perusahaan.

3. Untuk menambah keberanian serta percaya diri dan lebih bisa

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan

oleh perusahaan.

4. Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi dan memenuhi syarat-

syarat mengajukan skripsi.

2

Page 3: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah

menggulirkan program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk

kredit bagi para pengusaha kecil dalam rangka mendorong pertumbuhan

perekonomian rakyat pasca penjajahan. Kebijakan ini digariskan oleh Panitia

Pemikir Siasat Ekonomi yang didirikan oleh Muhammad Hatta pada tahun

1946.

Dalam perkembangannya, pengucuran atau pinjaman dana yang

diberikan oleh pemerintah tersebut tidak dapat dikembalikan tepat pada

waktunya, bahkan dana tersebut menjadi kredit macet. Bila keadaan tersebut

tidak segera dilakukan langkah pengamanan, maka dikhawatirkan akan sangat

merugikan keuangan dan kekayaan negara yang selanjutnya akan

memperlambat pertumbuhan perekonomian negara.

Atas dasar pertimbangan tersebut dan mengingat sistem

penyelesaian perkara yang ada pada saat itu berdasarkan Pasal 195 HIR tidak

mampu melakukan fungsinya dalam melakukan pengamanan terhadap

keuangan dan kekayaan negara, maka berdasarkan Keputusan Penguasa

Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kpts/Peperpu/0241/1958

tanggal 6 April 1958 dibentuk Panitia Penyelesaian Piutang Negara (P3N)

dengan tugas melakukan penyelesaian piutang Negara dengan cara Parate

Eksekusi (melaksanakan sendiri putusan-putusannya seperti surat paksa, sita,

lelang, dan keputusan hukum lainnya tanpa harus meminta bantuan lembaga

peradilan). 

Berdasarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, negara Indonesia

kembali ke keadaan tertib sipil yang dimulai pada tanggal 16 Desember

1960.Dalam situasi tertib sipil tersebut, maka dasar hukum yang memayungi

Keputusan Penguasa Perang Pusat (yaitu Undang-Undang Dasar Sementara

1950) menjadi tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, seluruh Keputusan

3

Page 4: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Penguasa Perang Pusat berikut semua aturan pelaksanaannya tidak akan

berlaku lagi. Namun demikian, tugas dan kewenangan P3N untuk

menyelesaikan piutang negara secara cepat dan efisien masih dipandang

relevan untuk tetap dilaksanakan.Oleh karena itu, sebelum Keputusan

Penguasa Perang Pusat tersebut dicabut, maka dipandang perlu untuk

menyusun suatu ketentuan pengganti yang dapat mempertahankan eksistensi

tugas dan kewenangan pengurusan piutang negara yang cepat dan efisien.

Pada tanggal 14 Desember 1960 pemerintah menetapkan Undang-

Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut pemerintah membentuk Panitia Urusan

Piutang Negara (PUPN) sebagai pengganti P3N.Guna melestarikan dan

mempertahankan eksistensi kewenangan P3N, maka PUPN juga diberikan

kewenangan Parate Eksekusi dalam melaksanakan tugasnya.

Pada tahun 1971 penyerahan piutang negara yang berasal dari

kredit investasi cukup banyak, namun struktur organisasi dan sumber daya

manusia PUPN terbatas. Oleh karena itu,berdasarkan Keputusan Presiden

Nomor 11 Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN)

dengan tugas mengurus penyelesaian piutang negara, sedangkan PUPN yang

merupakan panitia interdepartemental hanya menetapkan produk hukum

dalam pengurusan piutang negara. Sebagai penjabaran Keputusan Presiden

Nomor 11 Tahun 1976 tersebut, maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat

Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976 tentang susunan organisasi dan tata kerja

BUPN, dimana tugas pengurusan piutang negara dilaksanakan oleh Satuan

Tugas (Satgas) BUPN.

Meningkatnya piutang negara yang pengurusannya diserahkan

kepada BUPN menandakan makin banyaknya piutang negara yang bermasalah

(macet), baik berasal dari perbankan yang mempunyai agunan maupun non

perbankan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah memandang

perlu mengeluarkan suatu kebijakan guna mempercepat proses pelunasan

piutang negara. Untuk itu diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun

1991 yang menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari

4

Page 5: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN,

sehingga terbentuklah organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang

dan Lelang Negara (BUPLN).

Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun

1991, Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan

piutang negara dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara

(KP3N), sedangkan tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang

Negara (KLN). Selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177

Tahun 2000 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

2/KMK.01/2001 tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi

Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN).

Untuk menyesuaikan tugas dan fungsi pada kantor operasional,

maka Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N) dan Kantor

Lelang Negara (KLN) dilebur menjadi satu dengan nama Kantor Pengurusan

Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).Penyatuan ini dikukuhkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 425/KMK.01/2002 tanggal 2 Oktober

2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Piutang dan Lelang Negara dan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.

Pada tahun 2006 terjadi penataan organisasi di lingkungan

Departemen Keuangan dimana fungsi Pengurusan Piutang Negara dan

Pelayanan Lelang digabung dengan fungsi Pengelolaan Kekayaan Negara

Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) DJPb,

sehingga Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) berubah

menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan

Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I

Kementerian Republik Indonesia. Dengan adanya perubahan organisasi

tersebut, maka KP2LN berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL) dengan tambahan fungsi pelayanan di bidang

kekayaan negara dan penilaian sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor

135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di

5

Page 6: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Hal ini merupakan salah

satu hasil Reformasi Birokasi yaitu penyatuan fungsi-fungsi yang sejenis ke

dalam satu unit Eselon I.

Unit kerja Kantor Pusat DJKN terdiri dari 8 unit eselon II, yaitu:

Sekretariat, Direktorat Barang Milik Negara, Direktorat Kekayaan Negara

Dipisahkan, Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain,

Direktorat Penilaian, Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem

Informasi, Direktorat Lelang, dan Direktorat Hukum dan Hubungan

Masyarakat. Selain itu, DJKN juga mempunyai unit kerja vertikal yang

tersebar di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 17 Kantor Wilayah dan 70

KPKNL.

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Surakarta adalah instansi vertikal DJKN yang dipimpin oleh seorang Kepala

Kantor setingkat eselon III, berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Kantor Wilayah DJKN Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Tugas dari KPKNL itu sendiri adalahMelaksanakan pelayanan di

bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang.

A. Visi dan Misi

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Surakarta

merupakan kantor vertikal Kementerian Keuangan yang ada di wilayah

Surakarta yang menangani pengurusan Kekayaan Negara, Piutang Negara,

Pelayanan Lelang, dan Penilaian; yang beralamat di Jalan Kimangun

Sarkoro no.141 Sumber, Surakarta dengan nomor telp.0271 723644 dan

fax. 0271 723693.

Sebagai instansi pemerintah pusat, KPKNL Surakarta mempunyai visi dan

misi sebagai berikut:

Visi

Menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat

6

Page 7: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Misi

1. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan

efektivitas pengelolaan kekayaan negara.

2. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan

hukum.

3. Meningkatkan tata kelola dan nilai  tambah pengelolaan investasi

pemerintah

4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar  dan dapat

dijadikan acuan dalam berbagai keperluan.

5. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, 

transparan, dan akuntabel.

6. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan

kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu

mengakomodasi kepentingan masyarakat.

Di samping itu, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta

mempunyai slogan / motto Melayani dengan TERTIB, LANCAR, DAN AMANAH

(TELADAN).

TERTIB berarti tertib administrasi, tertib hukum dan tertib pelayanan.

LANCAR berarti tanpa hambatan dan cepat pelayanannya.

AMANAH berarti pegawai bekerja secara profesional dan penuh tanggung jawab.

B. Struktur Organisasi

Unit kerja Kantor Pusat DJKN terdiri dari 8 unit eselon II, yaitu:

Sekretariat, Direktorat Barang Milik Negara, Direktorat Kekayaan Negara

Dipisahkan, Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain,

Direktorat Penilaian, Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem

Informasi, Direktorat Lelang, dan Direktorat Hukum dan Hubungan

Masyarakat. Selain itu, DJKN juga mempunyai unit kerja vertikal yang

tersebar di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 17 Kantor Wilayah dan 70

KPKNL.

7

Page 8: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Surakarta adalah instansi vertikal DJKN yang dipimpin oleh seorang

Kepala Kantor setingkat eselon III, berada di bawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah DJKN Jawa Tengah dan

D.I. Yogyakarta.

Kepala KPKNL : Ajar Priyadi

Kepala Subbagian Umum : Aris Rochmad Sopiyan

Kepala Seksi PKN : Tetik Fajar Ruwandari

Kepala Seksi Penilaian : Tuti Kurniyaningsih

Kepala Seksi PN : Gunawan Hartanto

Kepala Seksi PL : Murtadho

Kepala HI : Dwi Yantini

C. Aspek Pasar

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, dalam hal ini Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta,merupakan instansi

8

Page 9: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

pemerintah yang dapat dikatakan mempunyai kewajiban memberikan

pelayanan kepada masyarakat tanpa berorientasi pada keuntungan

(nonprofit oriented). Aspek pasar disini bukan merupakan jangkauan

pemasaran produknya, tapi merupakan jangkauan wilayah kerja dari

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara itu sendiri.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang dalam wilayah

kerjanya yang meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten

Boyolali, dan Kabupaten Klaten.

Produk-produk yang dihasilkan KPKNL dalam memberikan

pelayanan di bidang Penilaian, Kekayaan Negara, Piutang Negara, dan

Lelang merupakan berdasarkan permintaan dari para stakeholder yang

berada di wilayah kerja KPKNL tersebut.

1. Dalam hal Piutang Negara, stakeholders berasal dari penyerah piutang

baik pihak perbankan (seperti BRI, BPD, BTN, eks Kelolaan PT. PPA,

dsb.) maupun nonperbankan (seperti instansi pemerintah) dan debitur

yang terikat dengan pihak penyerah piutang tersebut yang berada di

wilayah kerja KPKNL Surakarta. Untuk piutang macet dari perbankan

maupun instansi pemerintah, pengurusan selanjutnya ada pada Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara selaku kepanjangan dari Panitia Urusan

Piutang Negara.

2. Dalam hal Pelayanan Lelang, jangkauannya meliputi seluruh instansi

pemerintah, bank-bank swasta maupun BUMN, bank perkreditan

rakyat, maupun individu yang berada dalam wilayah kerja KPKNL

Surakarta. Selain KPKNL, sebenarnya ada juga beberapa Balai Lelang

yang juga bertugas melaksanakan lelang. Namun, eksekusi lelang yang

dilakukan oleh Balai Lelang hanya terbatas pada objek-objek tertentu

dikarenakan Pejabat Lelang yang ada pada Balai Lelang merupakan

Pejabat Lelang Kelas II yang kewenangannya terbatas (diatur dengan

9

Page 10: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Peraturan Pemerintah). Sehingga, jika ada pihak bank yang

menyerahkan pengurusan piutang macetnya kepada Balai Lelang,

pengurusan tersebut hanya terbatas sampai dengan sebelum eksekusi

lelang karena kewenangan untuk eksekusi lelang tersebut hanya ada

pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara selaku kantor vertikal

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara di daerah.

3. Dalam hal Pelayanan Penilaian dan Pengelolaan Kekayaan Negara,

cakupannya meliputi seluruh instansi pemerintah yang berada dalam

wilayah kerja seperti yang telah tersebut di atas.

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta mempunyai

beberapa Tim Penilai yang bertugas melakukan appraisal (penilaian)

terhadap asset-aset yang dimiliki oleh instansi pemerintah yang ada di

wilayah kerjanya, untuk tujuan pengelolaan kekayaan negara.Selain itu

juga mempunyai kewenangan untuk melakukan penilaian terhadap

barang jaminan yang kepengurusan kredit macetnya diserahkan kepada

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang sebagai

BKPN.Namun untuk agunan yang diserahkan pengurusan lelangnya

dan bukan merupakan penyerahan BKPN, penilaian barang

jaminannya dilakukan oleh penilai independen, bukan dari Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara Surakarta.

Pengguna Jasa

Pengguna Jasa KPKNL Surakarta adalah seluruh Satuan Kerja Pemerintah

Pusat, Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang memiliki / menguasai BMN

dari dana Tugas Pembantuan / Dana Dekonsentrasi dalam fungsi tugas

penatusahaan dan pengelolaan BMN, pelayanan penilaian, pelayanan

lelang, Pengurusan Piutang negara pada BUMN Perbankan dan Non

Perbankan, Instansi Pemerintah maupun swasta yang mempunyai cabang

atau wilayah kerja di wilayah kerja KPKNL Surakarta, yaitu :

a. BUMN / BUMD Non Perbankan

1. Rumah Sakit Ortopedi Surakarta

10

Page 11: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

2. Rumah Sakit Soeradi Tirtonegoro Klaten

Sejak adanya Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2006 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah jo. Surat Edaran

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor SE-01/KN/2006 tanggal 1

Desember 2006 dinyatakan bahwa terhitung sejak tanggal 06 Oktober

2006 PUPN/KP2LN sekarang KPKNL tidak dapat lagi menerima

penyerahan pegurusan piutang perusahaan negara/daerah. Berkas

Piutang Negara yang saat ini ditangani adalah penyerahan sebelum

Oktober 2006 dan penyerahan baru dari instansi pemerintah serta

badan Layanan Umum.

b. BUMN / BUMD Perbankan

a. PT. BRI (Persero) sebanyak 8 kantor cabang

b. PT. BNI (Persero) sebanyak 5 kantor cabang

c. PT. BTN (Persero) sebanyak 1 kantor cabang

d. PT. Bank Mandiri (Persero) sebanyak 2 kantor cabang

e. PT. BPD Jawa Tengah sebanyak 7 kantor cabang

f. Bank Harapan Santosa (Dalam Likuidasi)

g. PD Bank Pasar sebanyak 4 kantor

b. Lembaga Swasta Masyarakat

Selain lembaga-lembaga tersebut, KPKNL Surakarta juga melayani

lembaga swasta dan masyarakat khususnya dalam jasa lelang, meliputi:

para pembeli lelang, pemegang hak tanggungan perorangan dan lelang

sukarela.

11

Page 12: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

c. Satker Pemerintah Pusat / Pemerintah Daerah

NO. KEMENTERIAN / LEMBAGA JUMLAH SATKER

1 KEMENTERIAN KEUANGAN 13

2 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 2

3 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 10

4 KEJAKSAAN AGUNG 75 BADAN PERTANAHAN NASIONAL 76 KEMENTERIAN AGAMA 1047 MAHKAMAH AGUNG 148 BADAN PUSAT STATISTIK 79 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 110 KEMENTERIAN SOSIAL 111 KEMENTERIAN KEHUTANAN 312 KOMISI PEMILIHAN UMUM 713 POLRI 714 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 415 KEMENTERIAN KESEHATAN 20

16 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 18

17 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 17

18 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1

19 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 920 KEMENTERIAN PERTANIAN 3521 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 122 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 323 TENTARA NASIONAL INDONESIA 1424 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 125 MENEG.KOPERASI DAN UKM 126 BUN (999) 9

   JUMLAH 316

12

Page 13: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

D. Aspek Modal

Selaku instansi pemerintah pusat yang berada di daerah, Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta mempunyai anggaran

belanja tersendiri yang disebut dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.

Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran atau yang lebih dikenal dengan

sebutan DIPA, dibuat/disusun oleh satker kementerian negara/lembaga

(K/L) dan disahkan oleh Dirjen Perbendaharaan atau Kepala Kanwil

Ditjen Perbendaharaan atas nama Kementerian Keuangan selaku

Bendahara Umum Negara (BUN).DIPA berlaku satu tahun anggaran dan

memuat satuan-satuan terukur yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan

kegiatan dan penggunaan anggaran.Beberapa hal yang perlu diketahui

tentang DIPA yaitu :

1. DIPA disusun berdasar anggaran berbasis kinerja;

2. DIPA dirinci menurut klasifikasi fungsi, organiasasi, dan jenis belanja;

3. DIPA paling sedikit memuat :

- sasaran yang hendak dicapai,

- pagu anggaran yang dialokasikan,

- fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja

- lokasi kegiatan

- kantor bayar

- rencana penarikan dana

- rencana penerimaan dana.

Anggaran ini digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta dengan memperhatikan

fungsi, subfungsi, program, outcomes, dan Indikator Kinerja Utama.

Sebagai satuan kerja (satker), Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang Surakarta mempunyai Kuasa Pengguna Anggaran yang

merupakan pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran

(dalam hal ini Menteri Keuangan sebagai pimpinan dari Kementerian

Keuangan) untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung

jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang

13

Page 14: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan Fungsi adalah

perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang

dilaksanakandalam rangka mencapai tujuan pembangunan

nasional.Subfungsi adalah penjabaran lebih lanjut dari fungsi yang terinci

ke dalam beberapa kategori.Program adalah penjabaran kebijakan

Kementerian Negara/Lembaga yang berisi 1(satu) atau beberapa kegiatan

dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil

yang terukur sesuai dengan misi yang dilaksanakan instansi atau

masyarakat dalam koordinasi Kementerian Negara/Lembaga yang

bersangkutan.Hasil (Outcome) adalah kinerja atau sasaran yang akan

dicapai dari suatu pengerahansumber daya dan anggaran pada suatu

program dan kegiatan.Indikator Kinerja Utama Program yang selanjutnya

disebut IKU Program adalah alatukur utama (indikator unggulan) yang

mencerminkan kinerja Program. Kegiatan adalah bagian dari program

yang dilaksanakan oleh 1 (satu) atau beberapasatuan kerja sebagai bagian

dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program yangterdiri dari

sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik berupa

personel(sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan

teknologi, dana ataukombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber

daya tersebut sebagai masukan(input) untuk menghasilkan keluaran

(output) dalam bentuk barang dan jasa. Indikator Kinerja Kegiatan adalah

tolok ukur sebagaidasar penilaian kinerja Kegiatan. Keluaran (output)

adalah barang atau jasa yang dihasilkan atas pelaksanaan dari 1(satu) atau

beberapa paket pekerjaan yang tergabung dalam kegiatan.

Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta

bertanggung jawab secara formal dan materiil atas kebijakan penggunaan

anggaran satkernya kepada Menteri Keuangan atas pelaksanaan kegiatan

yang berada dalam penguasaannya sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.Tanggung jawab secara formal yaitu

tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang Kuasa Penggunaan

Anggaran, pengelolaan keuangan satker yang dipimpinnya. Sedangkan

14

Page 15: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

tanggung jawab materiil merupakan tanggung jawab atas penggunaan

anggaran dan hasil / keluaran (output) yang dicapai atas beban anggaran

negara.

Dalam hal melaksanakan anggaran belanja, diangkat Bendahara

Pengeluaran yang bertugas mengelola tugas kebendaharaan atas uang

persediaan operasional Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

Surakarta. Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas

uang / surat berharga yang berada dalam pengelolaannya, dan secara

fungsional kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (Menteri Keuangan).

Penganggaran yang diterapkan berbasis kinerja, yang merupakan

penyusunan anggaran yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan

antara pendanaandengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk

efisiensi dalampencapaian hasil dan keluaran tersebut.Kementerian

Negara/Lembaga diharuskan menyusunanggaran dengan mengacu kepada

indikator kinerja, standar biaya danevaluasi kinerja.lndikator kinerja

(performance indicators) dan sasaran(targets) merupakan bagian dari

pengembangan sistem penganggaranberdasarkan kinerja. Penerapan

penganggaran berbasis kinerja akanmendukung alokasi anggaran terhadap

prioritas program dan kegiatan.Sistem ini terutama berusaha untuk

menghubungkan antara keluaran(outputs) dengan hasil (outcomes) yang

disertai dengan penekananterhadap efektifitas dan efisiensi terhadap

anggaran yang dialokasikan.Secara lebih rinci maksud dan tujuan

penganggaran berbasis kinerjaadalah :

1. Mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (ouput)dan

dampak(outcome) atas alokasi belanja (input) yang ditetapkan;

2. Disusun berdasarkan sasaran tertentu yang hendak dicapai dalam satu

tahun anggaran;

3. Program dan kegiatan disusun berdasarkan renstra kementerian

negara/lembaga.

15

Page 16: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam

dokumen anggaran (RKAK/L). Secara substansi RKAK/L menyatakan

informasi kebijakan beserta dampak alokasi anggarannya.

lnformasi yang dinyatakan dalam RKAK/L antara lain berupa :

1. Kebijakan dan hasil yang diharapkan dari suatu program.

2. Kondisi yang diinginkan untuk mencapai sasaran program berupa

output dan kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan.

3. Kegiatan dan keluarannya beserta masukan sumber daya yang

dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan.

E. Aspek Sumber Daya Manusia

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta terdiri

dari satu orang Kepala Kantor (Eselon III), tujuh orang Kepala Seksi

(Eselon IV), dan dua puluh empat orang staf Pelaksana yang tersebar pada

satu Subbagian Umum dan enam Seksi. Adapun komposisinya adalah

sebagai berikut :

No. Pendi- dikan

Pejabat Es. Pelak-sana

Jumlah Pegawai

Pjbt Lelang Juru Sita PenilaiIII IV Pjbt Pelaks Pjbt Pelaks Pjbt Pelaks

1 S-2 1 3 2 6 2 4 1 2 12 S-1 4 9 13 2 2 33 D-IV4 D-III 4 4 55 D-I 5 5 16 SLTA 4 4TOTAL 1 7 24 32 2 4 3 4 10

Pada KPKNL Surakarta terdapat penilai sebanyak 14 orang dengan latar

belakang pendidikan yang mendukung pelaksanaan tugas sehingga mampu

melaksanakan penilaian dengan baik. Pada tahun 2013, telah dibentuk 1

Tim Penilai BMN dan 1 Tim Penilai Barang Jaminan, dengan jumlah

anggota masing-masing tim sebanyak 7 orang dan 3 orang .

Manajemen Sumber Daya Manusia yang dijalankan pada

Kementerian Keuangan (dalam hal ini Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

16

Page 17: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

dan Lelang Surakarta) berdasar pada Balanced Scorecard dengan fokus

pada Pengelolaan Kinerja Pegawai dengan diawali adanya Reformasi

Birokrasi. Reformasi Birokrasi dimulai secara efektif dengan terbitnya

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi, di mana pada dictum Ketiga disebutkan instruksi

Presiden untuk membuat penetapan indikator dan target kinerja di seluruh

kementerian yang menjelaskan keberhasilan pencapaian kinerja baik

berupa hasil (output) maupun manfaat. Selanjutnya adanya

Operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi ini dituangkan dalam

Road Map Reformasi Birokrasi.

Tujuan Reformasi Birokrasi adalah mewujudkan tata kelola

keuangan Negara yang professional, amanah, dan tepat arah (good

governance) serta membangun kepercayaan public melalui peningkatan

pelayanan publik. Salah satu cara dalam rangka mewujudkan tujuan

tersebut yaitu melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk memastikan keberhasilan pencapaian tujuan reformasi

Birokrasi dan sejalan dengan good governance itu sendiri, maka

diperlukan suatu sistem penilaian kinerja sebagai bagian dari sistem

pengelolaan kinerja.Sejak tahun 2007 Kementerian Keuangan telah

menerapkan penggunaan Balanced Scorecard (BSC) dalam pengelolaan

kinerja dengan tujuan agar kinerja menjadi terukur dan terarah.BSC

Kementerian Keuangan merupakan alat manajemen strategi yang

menerjemahkan Visi, Misi, dan Strategi yang tertuang dalam Rencana

Strategi (Renstra) Kementerian Keuangan ke dalam suatu Peta Strategi.

Maksud ditetapkannya Kputusan Menteri Keuangan tentang

Pengelolaan Kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan adalah sebagai

berikut :

1. Menjadi pedoman dalam menyusun perencanaan dan penilaian kinerja

organisasi dan pegawai dalam rangka memacukontribusi maksimal

organisasi dan pegawai;

17

Page 18: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

2. Menjadi alat pengendali strategis bagi manajemen secara berjenjang

mulai dari tingkat kantor pusat hingga kantor operasional;

3. Menjadi standar metode penilaian kinerja organisasi dan pegawai;

4. Sebagai alat manajemen SDM untuk pengembangan kompetensi

pegawai.

Pada setiap awal tahun masing-masing pegawai menetapkan

kontrak kinerja yang berisi Indikator Kinerja Utama (IKU), realisasi tahun

sebelumnya, dan target capaian IKU pada akhir tahun.Kontrak Kinerja

ditandatangani oleh pegawai yang bersangkutan dengan atasan

langsungnya.

Sepanjang tahun berjalan dilaksanakan kegiatan bimbingan dan

konsultasi secara berkala atas kinerja masing-masing pegawai dengan

memperhatikan hasil evaluasi kinerja.Bimbingan dan konsultasi tersebut

dilakukan oleh masing-masing atasan langsung secara berjenjang.Pada

periode tahun berjalan juga dilakukan penilaian kinerja dan penilaian

perilaku yang dilakukan secara semesteran. Hasil penilaian tersebut

memberikan umpan balik untuk perbaikan kinerja di masa yang akan

datang. Pada awal tahun berikutnya dilakukan penetapan hasil penilaian

kinerja pegawai tahunan. Hasil penilaian kinerja ini akan bermanfaat untuk

melaksanakan kebijakan penataan pegawai maupun pemberian

penghargaan kepada pegawai.

F. Aspek Produksi

Sebagai kantor pemerintah, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang Surakarta melakukan tugas pelayanan sebagai “pelaksanaan

produksinya” dengan berorientasi pada kepuasan pengguna layanan, yaitu

masyarakat. Untuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan

Negara, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta

mempunyai tugas : melaksanakan pelayanan dibidang kekayaan negara,

18

Page 19: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

penilaian, piutang negara dan lelang. Dalam melakasanakan tugas tersebut,

KPKNL Surakarta menyelenggarakan fungsi :

1. Inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan, pengamanan

kekayaan negara.

2. Registrasi, verifikasi dan analisa pertimbangan permohonan

pengalihan serta penghapusan kekyaan negara.

3. Registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelolaan

barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik

penanggung hutang/penjamin hutang.

4. Penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangaka

waktu dan/atau jumlah hutang, usul pencegahan dan penyanderaan

penanggung hutang dan/atau penjamin hutang serta penyiapan data

usul pengahapusan piutang negara.

5. Pelaksanan pelayanan penilaian.

6. Pelaksanaan pelayanan lelang.

7. Penyajian Informasi di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang

negara dan lelang.

Produk dan Jasa Perusahaan :

1. Pelayanan Permohonan Keringanan Utang pada Wilayah Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)

2. Pelayanan Permohonan Keringanan Utang pada KPKNL

3. Pelayanan Permohonan Penarikan Pengurusan Piutang Negara

4. Pelayanan Pelaksanaan Lelang

5. Penetapan Status Pengguna Barang Milik Negara Berupa Tanah dan

Atau Bangunan pada kantor Pusat DJKN

6. Penetapan Status Pengguna Barang Milik Negara Berupa Tanah dan

Atau Bangunan pada kantor Wilayah DJKN

7. Penetapan Status Pengguna Barang Milik Negara Berupa Tanah dan

Atau Bangunan pada DJKN

19

Page 20: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

8. Persetujuan atau penolakan penjualan BMN selain tanah dan atau

bangunan pada kantor pusat DJKN

9. Persetujuan atau penolakan penjualan BMN selain tanah dan atau

bangunan pada kantor Wilayah DJKN

10. Persetujuan atau penolakan penjualan BMN selain tanah dan bangunan

pada kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Keterangan :

Pelayanan Penilaian dengan Output Laporan Penilaian

Laporan Penilaian merupakanhasildaripelaksanaan penilaianyang

dilakukan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara danLelang

(KPKNL)sebagai instansi vertikal Direktorat JenderalKekayaan

Negara (DJKN)sesuaidengan tugasdan fungsi organisasisebagaimana

diatur dalam pasal 30 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor

170/PMK.01/2012

t

entangOrganisasidanTataKerjaInstansiVertikalDirektoratJenderalKek

ayaanNegara yangmenyatakan bahwaKPKNL

mempunyaitugasmelaksanakanpelayanandibidang kekayaan

negara,penilaian,piutang negara,dan lelang.Selanjutnyapadapasal

33ayat1

disebutkanbahwaSeksiPelayananPenilaianKPKNLmempunyaitugas

melakukanpenilaian yang meliputi identifikasi permasalahan, survei

pendahuluan, pengumpulan dan analisa

data,penerapanmetodepenilaian,rekonsiliasinilai,kesimpulannilaidan

Laporan penilaian terhadap obyek-obyek penilaian sesuai dengan

ketentuan, serta penyusunan basis data penilaian.

Laporan penilaian yang dihasilkan oleh KPKNL Surakarta adalah

laporan hasil kegiatan yang dilakukan oleh penilai DJKN guna

memberikan suatu opini nilai atas suatu objek penilaian

p

20

Page 21: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

adasaattertentudenganmaksudmenentukanNilaiWajar,yaituperkiraanj

umlahuang pada tanggal Penilaian, yang dapat diperoleh dari

transaksi jual beli, hasil penukaran, atau

penyewaansuatuporperti,antarapembeli yangberminat

membelidanpenjualyang berminat

menjualatauantarapenyewayangberminatmenyewadan pihakyang

menyewakan dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang

penawarannya dilakukan secara layakdalamwaktuyang

cukup,dimanakeduapihakmasing-masing yang mengetahui kegunaan

properti tersebut bertindak hati-hati dan tanpa paksaan. Selanjutnya,

hasil kegiatandituangkandalamLaporan Penilaian yang sekurang-

kurangnyamemuattentang uraian objekpenilaian,tujuan

penilaian,tanggalsurvei lapangan,tanggal penilaian,hasil

a

nalisisdata,pendekatanpenilaian,sertasimpulannilai.Selainitu,kegiatan

penilaianini jugabertujuan untuk memperolah

datahargapasardalamrangkapenyusunan Daftar Komponen Penilaian

Bangunann (DKPB)dan penyempurnaandatabasePenilaian. Laporan

penilaian yang dimaksud dalam keluaran ini adalah laporan hasil

penilaianterkait:

1. Penilaian barangmilikNegara(sesuaiPMK 179/PMK.06/2009)

2. Penilaian barang jaminan dan/atau harta kekayaan lain dalam

rangka pengurusan piutang negara olehpanitiaurusan piutang

negara/direktoratjenderal kekayaan negara

(sesuaiPMK180/PMK.06/2009)

3. PenilaianAsetBekasMilikAsing/Cina(ABMA/

C)danbendacagarbudaya(sesuaiPMK185/PMK.06/2009)

Dokumen Pengelolaan Kekayaan Negara

Dokumen Pengelolaan Kekayaan Negara merupakan hasil dari

kegiatan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN)/Kekayaan

21

Page 22: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Negara yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang (KPKNL) sebagai instansi vertikal Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara (DJKN) sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi

sebagaimana diatur dalam pasal 30 ayat (1) Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang

menyatakan bahwa KPKNL Surakarta mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian,

piutang negara, dan lelang. Selanjutnya pada pasal 33 ayat 2

disebutkan bahwa Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara KPKNL

Surakarta mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan

penetapan status penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan

pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, bimbingan teknis

pengawasan dan pengendalian, penatausahaan dan akuntansi serta

penyusunan daftar BMN/kekayaan negara.

Dokumen Pengelolaan Kekayaan Negara yang dihasilkan oleh

KPKNLSurakartaadalah

dokumenyangmerupakanhasildarikegiatanpengelolaan Barang

MilikNegara (BMN)/kekayaannegara yangdisusundenganmaksud

mewujudkanketertibandalam

pertanggungjawabanpengelolaankeuangannegarayangberdasarkanasas

fungsional, kepastianhukum,transparansidanketerbukaan,

efisiensi,akuntabilitas,dankepastian hukum.Adapun serangkaian

kegiatan pengelolaan BMN/kekayaan negara yang meliputi

perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan,

pemanfataan, pengamanan dan

pemeliharaan,penilaian,penghapusan,pemindahtanganan,

penatausahaan,sertapembinaan,pengawasan,danpengendalianini

bertujuanagarsemua BMN/kekayaan negara tercatat dengan baik

sehingga nilai/data BMN/kekayaan negara untukkebutuhanlaporan

manajemen maupununtukkebutuhanlaporansebagaibahan penyusunan

22

Page 23: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Neraca Pemerintah Pusat(pada LKPP)sudah menggambarkan

jumlah,kondisi, dan nilai BMN yang wajar.

Sebagaisalahsatuinstansivertikal DJKNdenganwilayahkerja

yangmeliputi (3), KPKNLSurakartamerencanakan

akanmenghasilkan(2)DokumenPengelolaanKekayaanNegara,

berupa3(tiga)Laporan

BMN(semesterI,semesterII,dantahunan),dan(4)Surat

Persetujuan/PenolakanterkaitPengelolaan BMN (penggunaan dan

pemanfaatan).

Dokumen Lelang

Ketentuanperaturanyangmendasari pelaksanaankegiatanini

adalahPeraturanMenteri

KeuanganNomor170/PMK.01/2012tentangOrganisasidan

TataKerjaInstansiVertikal

DirektoratJenderalKekayaanNegarakhususnyapasal30menyebutkan

bahwaKPKNL Surakarta mempunyai tugas

melaksanakanpelayanandibidang kekayaannegara,penilaian,piutang

negara,danlelang.Selanjutnyapadapasal31huruf(n)disebutkanbahwa

dalam melaksanakantugas,KPKNL

Surakartamenyelenggarakanfungsipelaksanaan administrasiKantor

PelayananKekayaanNegaradanLelang.

Lelangadalahpenjualanbarangyangterbuka

untukumumdenganpenawaranharga secaratertulisdan/atau

lisanyangsemakinmeningkatataumenurununtukmencapaiharga

tertinggi yangdidahului dengan pengumuman lelang. Ruang lingkup

Pelayanan Lelang meliputi pengamanan asetnegaraseperti

lelangbarang-baranginventaris milikPemerintah

Pusat,PemerintahDaerah,BadanUsaha MilikNegara(BUMN)atau

BadanUsahaMilik Daerah(BUMD)NonPersero

maupunyangbersifateksekusibaikdibidangpidana,perdata

23

Page 24: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

maupunperpajakan.KeluaranDokumenpelaksanaanlelangmerupakan

merupakanrisalah lelangyangdikeluarkansebagai hasildari

pelaksanaanlelang.

Maksuddari kegiatanini

adalahuntukmemberikanpelayananyangtransparandan akuntabel

k

epadastakeholderdansesuaidenganStandartOperatingProcedure(SOP

)yang telah ditetapkan.

Tujuandari

keluaraniniadalahuntukMeningkatkanpelayananlelangserta

mengoptimalkan potensi lelang di wilayah kerja KPKNL Surakarta,

meningkatkan Penerimaan Negara

B

ukanPajak(PNBP)berupabealelangpembeli,bealelangpenjualsertahasi

lbersih lelanguntuklelangnoneksekusi wajib BMN,lelangeksekusi

barangrampasan,danlelang eksekusibarangtemuan;meningkatkan

kepuasanpengguna jasalayanan(stakeholder) melalui penyelesaian

RisalahLelangtepatwaktudanpenyajianinformasi lelangsecara tepat

danakurat.

R

isalahlelangyangdijadikansebagaidasarpenghitungancapaianoutputdar

ikeluaran ini adalahMinute risalahlelangdari

setiappelaksanaanlelangbaiklelangyanglaku maupun

yangtidakadapeminat(TAP).Pada tahun2014, KPKNLSurakarta

menargetkan(2)risalahsebagai

targetcapaianoutput.Untukmencapaitarget tersebutKPKNL

Surakartamemiliki jumlahpegawai(3) dan(4)pejabat lelang.

Target dan Realisasi Pokok Lelang

(Dalam Rp) (Dalam %)

24

Page 25: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Tahun Target Realisasi Prosentase

2009 39.004.500.000 78.038.389.000 200,07 %

2010 40.255.000.000 120.294.628.000 298,83 %

2011 63.748.500.000 161.042.934.400 252,62 %

2012 78.904.561.084 193.990.976.200 245,86 %

2009 2010 2011 2012

39,004,500,000 40,255,000,000

63,748,500,000 78,904,561,084 78,038,389,000

120,294,628,000

161,042,934,000

193,990,976,000

Target dan Realisasi Pokok Lelang

Targer Realisasi

Target dan Realisasi Bea Lelang

Tahun Target Realisasi Prosentase2009 787.000.000 1.105167.000 140,42 %2010 792.600.000 1.681.826.653 212,19%2011 843.220.000 2.303.149.393 273,13%2012 841.028.821 3.293.704.108 391,63 %

25

Page 26: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

2009 2010 2011 2012

787,000,000 792,600,000 843,220,000 841,028,821 1,105,167,000

1,681,826,653

2,303,149,393

3,293,704,108

Target dan Realisasi Bea Lelang

Target Realisasi

26

Page 27: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Target dan Realisasi Frekuensi Lelang

Tahun Target Realisasi Prosentase2009 397 473 119,14%2010 380 767 201,84%2011 553 968 175,05%2012 467 1.461 312,85 %

2009 2010 2011 2012

397 380553

467473

767

968

1461

Target dan Realisasi Frekuensi Lelang

Target Realisasi

Sedangkan data untuk tahun 2013 yang dapat disajikan adalah sebagai berikut :

No. Uraian Target 2013 Realisasi s.d.

Nopember 2013%

Prognosa s.d. Des.2013

1 Pokok Lelang

111.468.217.664 163.298.038.011 146,49% 163.680.000.000

2 Bea Lelang

3.362.230.576 3.504.949.241 104,24% 3.517.000.000

3 Frekuensi 710 1.557 219,29% 1.616

Dokumen Pengurusan Piutang Negara

Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada

Pemerintah Pusat dan/atauhakPemerintahPusatyangdapatdinilai

denganuangsebagai akibatperjanjianatau

27

Page 28: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

akibatlainnyaberdasarkanperaturanperundang-undanganyangberlaku

atauakibatlainnya yangsah.Keluaran

DokumenPengurusanPiutangNegara(PN)adalahBerkasKasusPiutang

Negara yang Dapat Diselesaikan melalui mekanisme Pelunasan,

Penarikan dan Pengembalian kepada

kreditursertaPenetapanStatusSementarasebagaiPiutangyangBelum

DapatDitagih.

Maksuddari keluaraniniadalahuntukmemberikan

pelayananyangtransparandan akuntabel

k

epadastakeholder,terutamauntukPengurusanPiutangNegarasesuaiden

gan

S

tandartOperatingProcedure(SOP)yangtelahditetapkan.Selainitumaks

uddarikeluaran

iniadalahuntukmenyelesaikanpengurusanpiutangnegarasesuai

keputusanmahkamah konstitusi.

Tujuan dari keluaran iniadalah untukMeningkatkan pelayanan

terhadap para stakeholder (pemangku kepentingan) khususnya

dalam bidang Pengurusan Piutang Negara, meningkatkan

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berupa biaya

administrasi

pe

ngurusanpiutangnegaradanhasilbersihpiutangnegarayangdapatdiselesa

ikandan menyelesaikanpengurusanpiutangnegara.

Target dan Realisasi PNDS

Tahun Target Realisasi %

2009 9.475.100.000 14.957.369.847 157,86%

2010 7.964.030.000 6.334.601.676 79,54%

28

Page 29: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

2011 16.562.284.507 8.258.018.670 49,86%

2012 7.097.156.253 6.043.802.365 85,16%

2009 2010 2011 2012

539,000,000

697,510,000 804,185,488

463,338,395 400,995,670

341,685,064 373,006,155 376,439,410

Target dan Realisasi Biad PPN

Target Realisasi

Sedangkan data untuk tahun 2013 yang dapat disajikan adalah sebagai berikut :

No UraianTarget

2013 Awal

Target 2013 setelah

Addendum

Realisasi s.d. Nopember

2013%

Prognosa s.d. Des.2013

1 PNDS 90.000.000 3.200.000.000 4.276.518.818 133,64%

4.288.000.000

2 BIAD 9.000.000 260.000.000 302.241.747 116,24%

303.400.000

29

Page 30: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

G. Aspek Manajemen

Sistem manajemen yang diterapkan pada Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta mengikuti sistem manajemen

yang dianut oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yaitu sistem

manajemen dengan berbasis kinerja (Balanced Scorecard / BSC).

BSC memiliki pengertian yaitu kartu skor (scorecard) dan

berimbang (balanced). Kartu ini digunakan untuk mencatat skor hasil

kinerja suatu unit organisasi atau skor pegawai. Melalui hal tersebut, nilai

yang hendak diwujudkan organisasi / pegawai di masa depan

dibandingkan dengan hasil kerja sesungguhnya. Hasil perbandingan

tersebut digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja organisasi /

pegawai yang bersangkutan. Sedangkan berimbang dimaksudkan untuk

menunjukan bahwa kinerja organisasi diukur secara berimbang dari aspek

keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, serta

internal dan eksternal melalui perspektif :

1. Financial

Merupakan sudut pandang shareholder, yaitu apa yang harus dicapai

organisasi agar dinilai berhasil oleh shareholder.

2. Customer

Merupakan sudut pandang pelanggan, yaitu apa yang harus dicapai

organisasi agar memenuhi keinginan customer.

3. Internal Business Process

Merupakan sudut pandang organisasi yang berfokus pada proses bisnis

utama di dalam organisasi.

4. Learning and Growth

Merupakan sudut pandang organisasi yang berfokus pada sumber

internal organisasi.

BSC pada Kementerian Keuangan merupakan alat manajemen

strategi yang menerjemahkan Visi, Misi, dan Strategi yang tertuang dalam

rencana Strategi (Renstra) Kementerian Keuangan ke dalam suatu Peta

Strategi. Renstra dan BSC Kementerian Keuangan merupakan dokumen

30

Page 31: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

perencanaan jangka menengah lima tahun. Setiap akhir tahun dilakukan

review dan refinement jika terdapat perubahan strategi sesuai dengan

kondisi internal dan eksternal Kementerian Keuangan. Dalam hal ini BSC

dapat digunakan untuk merevisi Renstra.

Visi dan Misi membuat setiap pegawai / organisasi mempunyai

gambaran / cita-cita yang sama, sehingga mampu membantu pengambilan

keputusan dan perencanaan masa depan, mengkoordinasikan pekerjaan-

pekerjaan yang berbeda, serta menantang inovasi ke depan. Setelah itu,

visi dan misi dijabarkan ke dalam Sasaran Strategis (SS) dan digambarkan

ke dalam Peta Strategi.Peta Strategi membantu organisasi

mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh anggota

organisasi demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.Untuk mengukur

pencapaian SS disusunlah Indikator Kinerja Utama (IKU) beserta

targetnya bagi masing-masing pegawai (sebagaimana yang telah dijelaskan

dalam Aspek Sumber Daya Manusia). Dalam rangka memudahkan

pencapaian target IKU, disiapkan aktivitas-aktivitas yang disebut Inisiatif

Strategis (IS) yang bersifat jangka pendek dengan melibatkan sumber daya

(manusia, capital, peralatan), dan menghasilkan keluaran tertentu.

Kemudian dalam fungsi evaluasi dalam manajemen, hasil dari realisasi

yang telah ditetapkan dalam IKU dijadikan tolok ukur untuk mengetahui

keberhasilan dari percapaian target. Apakah akan lebih ditingkatkan lagi

atau malah diturunkan, dan juga sebagai salah satu pedoman untuk

memberikan penghargaan / reward bagi para pegawai yang mempunyai

hasil kinerja yang baik.

31

Page 32: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta selaku

instansi pemerintah telah memiliki sistem manajemen yang baik dalam

menjalankan proses bisnisnya. Dengan berdasar pada Balanced Scorecard,

berbagai aktivitas perkantoran dihasilkan oleh para pegawai yang memiliki

kemampuan motivasi tinggi dengan tetap memperhatikan kinerja jangka

pendek, yaitu melalui perspektif finansial. Dengan memperhatikan pada

capaian kinerja yang dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pemberian

reward membuat para pegawai menjadi lebih termotivasi untuk lebih

meningkatkan performanya.

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta sebagai

salah satu bagian Kementerian Keuangan memiliki peran strategis dalam

pengelolaan kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negara dan

lelang di wilayah Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten,

dan Kabupaten Wonogiri. Seiring dengan adanya Reformasi Birokrasi di

lingkungan Kementerian Keuangan, maka telah dibentuk KPKNL

TELADAN (KPKNL Surakarta salah satunya) yang merupakan kantor

modern di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagai ujung

tombak yang langsung memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa

dan masyarakat. Reformasi Birokrasi telah ditindaklanjuti dengan baik

oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta dengan

meningkatkan kinerja secara sistematis dan berkesinambungan dengan

memaksimalkan seluruh sumber daya yang tersedia sehingga tercipta sikap

kerja yang professional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

32

Page 33: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Dengan melihat pada capaian kinerja Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang Surakarta, dapat disimpulkan bahwa secara global

pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan apa yang telah digariskan

dan realisasi telah melebihi dari target yang ditetapkan, seperti yang

terlihat pada perbandingan berikut ini :

A. Bidang Lelang

No. Uraian Target 2013 Realisasi s.d.

Nopember 2013%

Prognosa s.d. Des.2013

1 Pokok Lelang

111.468.217.664 163.298.038.011 146,49% 163.680.000.000

2 Bea Lelang

3.362.230.576 3.504.949.241 104,24% 3.517.000.000

3 Frekuensi 710 1.557 219,29% 1.616

B. Bidang Piutang Negara

No UraianTarget

2013 Awal

Target 2013 setelah

Addendum

Realisasi s.d. Nopember

2013%

Prognosa s.d. Des.2013

1 PNDS 90.000.000 3.200.000.000 4.276.518.818 133,64%

4.288.000.000

2 BIAD 9.000.000 260.000.000 302.241.747 116,24%

303.400.000

Dari tabel tersebut terlihat bahwa sampai dengan bulan Nopember, Kantor Pelayanan Negara dan Lelang Surakarta telah melampaui target yang telah ditetapkan (lebih dari 100%) baik untuk bidang Lelang maupun Pengurusan Piutang Negara. Dengan adanya hal tersebut dapat menunjukan bahwa pelaksanaan kinerja KPKNL Surakarta sudah bisa dikatakan efektif dan sesuai dengan sasaran.

33

Page 34: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

B. Saran

KPKNL Teladan merupakan unit kerja yang memiliki SDM yang

handal, sistem dan standar fasilitas yang modern untuk dapat memberikan

pelayanan publik yang berkualitas.Oleh karena itu, Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta sebagai salah satu kantor Teladan

dilingkungan DJKN, agar selalu berusaha melakukan inovasi dan

perbaikan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, guna

mencapai visi dan misi menjadi pengelola kekayaan negara, piutang

negara dan lelang yang bertanggungjawab untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat.

Kedepannya,akan lebih diperlukan lagi dukungan dan peran serta

aktif dari para pengguna jasa untuk memberikan masukan dan kritik yang

membangun dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pelayanan publik

pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta. Setiap

pengaduan, kritik dan saran akan dilakukan kajian secara objektif dengan

tetap menjaga kerahasiaannya, sehingga pelayanan publik yang diberikan

akan lebih memberikan kepuasan kepada para pengguna jasa dengan tetap

berpegang teguh pada motto Kantor Pelayanan kekayaan Negara dan

Lelang Surakarta :melayani dengan Tertib, Lancar, dan Amanah.

34

Page 35: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Foto Situasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surakarta

Front Office

35

Page 36: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Pelaksanaan Rekonsiliasi

36

Page 37: andimbahwo.files.wordpress.com  · Web viewUntuk melaksanakan pelayanan tersebut, dengan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 102/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata

Pojok Informasi

37