Upload
duongtram
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar Matematika sangat berguna untuk memecahkan permasalahan
dikehidupan sehari- hari. Untuk itu belajar Matematika harus dilakukan dengan
sungguh- sungguh terutama pembelajaran di Kelas Tinggi. Kegiatan pembelajaran
disekolah-sekolah dasar ,umumnya diampu oleh guru kelas. Kelas tinggi terdiri
dari kelas 4, kelas 5 dan kelas 6. Tenaga pengajar harus bisa mengenalkan dan
memberikan pelajaran matematika yang dikenal sulit dengan sabar dan
menggunakan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan tingkat usia peserta didik. Pembelajaran hendaknya disesuaikan
dengan kurikulum yang ada dan di ajarkan dengan media atau alat peraga
pendukung agar siswa lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan. Pelajaran
ini identik dengan hitung-menghitung. Dengan diajarkanya matematika,
diharapkan peserta didik mampu melakukan operasi yang berhubungan dengan
penghitungan bilangan.
Sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
hendaknya kita mengetahui dan belajar tentang bagaimana pelajaran matematika
diajarkan dikelas tinggi, serta mengetahui bagaimana seorang guru/ tenaga
pengajar dikelas tinggi menggunakan metode dan alat peraga alam mengajar
matematika, kurikulum yang dipakai, materi ajar yang digunakan, proses
pembelajaran yang baik serta mengetahui apa saja permasalahan-permasalahan
yang ada dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Untuk itu kami bekerja
kelompok menyusun makalah ini untuk membahas inti dari permasalahan tersebut
diatas. Hasil dari pembahasan kerja klompok kami tuangkan dalam bentuk
makalah ini dan semoga dapat bermanfaat untuk kita dan pembaca yang budiman.
Akhirnya semoga pembahsan yang kami susun dalam makalah ini dapat
dijadikan bekal oleh kita sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
khususnya sebagai bekal kelak. Kami mohon maaf apabila terdpaat kekeliruan dan
1
kesalahan dalam pembahasan kami. Harapan dan niat baik kami, semoga makalah
ini dapat bermanfaat buat kita semua, mari kita budayakan belajar seumur hidup.
B. Rumusan Masalah
Adapun butir- butir permasalahn yang akan kami bahas adalah tentang
Kurikulum yang dipakai, Materi Ajara yang digunakan, Proses Pembelajaran yang
dilakukan dan Permasalahan- Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di
Sekolah Dasar pada kela Tinggi (Enam) pada Bab Pengerjaan Hitung Bilangan
Bulat dan Pengerjaan Hitung Bilangan.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah ‘Matematika
Kelas Tinggi’ Program Studi PGSD di Semester 3.
2. Melatih bekerja sama untuk memecahakan permasalahan yang ada,
khususnya pembahsan permasalahan pada materi Matematika di Kelas
Tinggi Sekolah Dasar.
3. Agar kita sebagai mahasiswa PGSD mengetahui Kurikulum yang dipakai
di Sekolah Dasar di Kelas 6.
4. Agar kita sebagai mahasiswa PGSD dapat mengetahui Materi Ajar yang
digunakan dalam proses mengajar di Sekolah Dasar.
2
5. Agar kita sebagai mahasiswa PGSD dapat mengetahui permaslahan-
permasalahan yang ada dalam kegiatan pembelajaran Matematika Kelas
Tinggi di Sekolah Dasar.
6. Sebagai pengalaman dan bekal kita sebagai mahasiswa PGSD untuk
mendapatkan ilmu tentang pembelajaran di Kelas Tinggi Khususnya
pada bab PengerjaanHitung Bilangan Bulat.
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Pengerjaan Hitung Bilangan Bulat
Menggunakan Sifat- Sifat Operasi Hitung Bilangn Bulat
Di Kelas IV dan Kela V, Sudah dipelajari tentang sifat- sifat operasi
hitung pada bilangan bulat. Antar lain ;
1. Sifat Komutatif yang disebut juga dengan sifat pertukaran, sebagai contohnya
adalah;
2 + 4 = 6
4 + 2 = 6, Jadi 2 + 4 = 4 + 2
Sifat ini yang disebut sifat Komutatif dalam penjumlahan.
Untuk operasi perkalian contohnya adalah:
3 x 4 = 12
4 x 3 = 12, Jadi 3 x 4 = 4 x 3
Sifat ini yang disebut sifat Komutatif dalam perkalian.
Namun, Sifat Komutatif tidak berlaku untuk operasi pengurangan dan pembagian,
sebagi contohnya adalah:
2 - 7 = -5
7 - 2 = 5 Pengurangan
Jadi, pada operasi pengurangan
dan pembagian tidak bisa
menggunakan Sifat Komutatif
4 : 8 = ½
8 : 4 = 2 Pembagian
2. Sifat Asosiatif
Pada penjumlahan dan perkalian tiga bilangan bulat berlaku Sifat
Asosiasif yang disebut juga Sifat Pengelompokan. Perhatikan contoh berikut:
(2 + 4) + 5 = 6 + 5 = 11
2 + (4 + 5) = 2 + 9 = 11
Contoh tersebut dinamakan Sifat Asosiasif dalam penjumlahan
4
2 x (3 x 4) = 2 x 12 = 24
(2 x 3) x 4 = 6 x 4 = 24
Jadi
2 x (3 x 4) = (2 x 3) x 4
Sifat ini dinamakan Sifat Asosiasif
3. Sifat Distributif
Selain Sifat Komutatif dan Asosiasif, masih terdapat Sifat Distributif atau
dinamakan Sifat Penyebaran.
Perhatikan contoh berikut:
3 x (4 + 5) = (3 x 4) + (3 x 5) ??
Jawab: 3 x (4 + 5) = 3 x 9 = 27
(3 x 4) + (3 x 5) = 12 + 15 = 27
Jadi 3 x (4 + 5) = (3 x 4) + (3 x 5)
Sifat ini dinamakan sifat Distributif
Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan Persekutuan Terkecil
5
Di Kelas V pelajaran ini sudah diajarkan, namun di Kelas 6 akan
diperdalam lagi
.
Dalam pengerjaan FPB dan KPK perlu memperhatikan perintah
pengoperasiannya agar tidak terjadi kekeliruan. Langkah- langkah pengerjaan
FPB adalah:
1. Menentukan faktorisasi prima dari bilangan –bilangan itu.
2. Mengambil faktor yang sama dari bilangan- bilangan itu.
3. Jika faktor yang sama pangkatnya berneda , maka ambillah faktor yang
pangkatnya terkecil.
Perhatikan contoh berikt ini:
6
Langkah- langkah mnetukan KPK adalah:
1. Tentukan faktorisasi prima dari bilangan- bilangan itu.
2. Ambil semua faktor yang sama atau tidak sama ari bilangn- bilangan
tersebut
3. Jika faktor yang sama memiliki faktor yang berbeda, maka ambillah
faktor yang pangkatnya terbesar.
Sebagai Contoh:
Contoh Pengerjaan dan penugasannya dapat dilakukan dengan cara diskusi
kelompok atau tentor sebaya.
7
B. Pengerjaan Hitung Bilangan
Menentukan Bilangan Hasil Pangkat Tiga
Menentukan Hasil Penarikan Akar Pangkat Tiga
Pelajaran ini juga sudah diajarkan dikelas V. Sekarang kita mengulas lebih
dalam lagi.
8
Conoh diatas adalah bentuk pengerjaan dari bilangan berpangkat dan
pebarikan akar pangkat. Penarikan akar pangkat tiga adalah kebalikan dari
pangkat tiga. Kata lainnya adalah penarikan akar adalah kebalikan dari
pangkat. Lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini:
9
C. Inti Pembahasan
C.1. Kurikulum
Kelas VI Semester 1, Mata Pelajaran Matematika
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Melakukan operasi hitung
bilangan bulat dalam
pemecahan masalah.
1.1. Menggunakan sifat-
sifat operasi hitung,
termasuk operasi campuran,
FPB dan KPK
1.2. Menentukan akar
pangkat tiga suatu bilangan
kubik
1.3. Menyelesaikan
masalah yang melibatkan
operasi bilangan hitung
termasuk
penggunaan akar dan
pangkat
10
C.2. Materi Ajar
Dalam melakukan penyusunan makalah ini, kami merujuk pada kajian
sumber bahan ajar dari buku sekolah elektronik (BSE) : Gemar Matematika 6
untuk Kelas VI SD/ MI karangan Y. D Sumanto, Heni Kusumawati dan Nur
Aksin yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008.
Kelebihan buku:
1. Buku sudah sesuai Kurikulum KTSP
2. Isi buku menarik dan mudah dipahami:
a. Menggunakan huruf yang besar, sehingga mudah diamati dan
dipahami oleh siswa.
b. Menggunakan tanda baca yang sesuai, sehingga akan memudahkan
siswa dalam memahami bacaan.
c. Menggunakan gambar- gambar yang menarik sebagai pendukung
agar siswa mudah memahami isi buku.
d. Terdapat soal-soal dan penjelasan jawaban yang dapat membantu
evaluasi siswa.
Kekurangan buku:
1.Buku masih mengalami kekurangan, dalam hal:
a. Cara penyampaian materi yang dimuat kurang lengkap karena telalu
singkat penjelasannya.
C.3 Pembelajaran
Untuk pembelajaran Matematika di Kelas Tinggi yang notabene
siswanya sudah bisa berfikir kearah yang abstrak, maka prosesnya akan lebih
mudah. Namun bukan berarti juga guru akan semakin mudah, namun guru juga
harus bisa memberikan pelajaran sesuai dengan Kurikulum dan dihadapkan pada
persoalan yang semakin komplek dan lebih sulit.
Pembelajaran yang efektif harus dapat memaksimalkan seluruh potensi
yang dimiliki oleh guru dan siswa guna mendapatkan hasil belajar yang baik.
11
Disini guru harus bisa membawa pandangan siswa kearah yang lebih komplek dan
guru dituntut untuk bisa menguasai jalannya pembelajaran yang baik sesuai
tuntutan pelayanan kepada siswa dan sesuai dengan Kurikulum yang berlaku.
Metode yang digunakan bisa berupa metode tanya jawab yang dapat melibatkan
seluruh siswa untuk berperan serta didalamnya. Dengan metode ini diharapkan
akan terjani sinergi yang positif antara Guru, Siswa dan dengan Siswa yang
lainnya. Dengan metode tanya jawab maka akan ditemui titik perbedaan dan
persamaan pendapat atara warga kelas termasuk guru dengan siswa, dan dengan
siswa yang lainnya. Hal ini diharapkan akan semakin membuat proses
pembelajaran semakin baik dan potensi siswa dapat berkembang sekaligus untuk
melatih siswa dalam berfikir dan mngajukan pendapatnya.
Metode lain yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah
Metode Diskusi. Metode ini akan lebih lebih berkembang apabila terdapat
permasalahn yang ada untuk diperbincangkan bersama. Guru harus bisa membuat
suasana lebih menarik agar siswa terangsang untuk larut didalam proses diskusi.
Proses diskusi bisa dilakukan dalam satu kelas ataupun bisa dibagi menjadi
beberpa kelompo kecil. Dengan diskusi diharapkan akan ada titik temu dalam
menghadapi permasalahan yang timbul dari suatu pembelajaran sekaligus sebagi
evaluasi bersama.
Siswa dirangsang untuk menemukan sendiri rumusa dan
pemecahannya ,contohnya dengan cara sebagai berikut:
12
Penugasan dari guru juga sangat penting. Pengasan bersifat mendidik
untuk beerja mandiri dimana proses pembelajaran dan pengerjaannya dilakukan
diluar kelas tanpa pengawasan dari guru. Dengan adanya penugasan diharapkan
siswa akan lebih mandiri dan dapat memecahkan sendiri masalah yang ditemui
dikehidupan sehari-hari. Hasil dari penugasan dapat dijadikan acuan penilaian
seberapa besar semangat dan daya juang siswa dalam mendalami pemebelajaran.
Apabila terdapat masalah yang harus dipecahkan bersama yang
kemampuannya diluar batas kemampuan siswa maka peran guru harus bisa
membantu dan mencari jalan keluar permasalahan yang ada. Guru bisa
menggunakan alat peraga dan contoh- contoh yang lebih konkrit untuk
memberikan penjelasan kepasa siswa.
Misalnya dalam pembelajaran KPK dan FPB, maka guru harus bisa menerangkan
terlebih dahulu apa itu KPK dan FPB kemudian guru mengaitkan dengan hal- hal
yang ada sisekita siswa.
C.4. Permasalahan
Permasalahan yang muncul bisa berasal dari dalam diri siswa seperti
kesehatan fisik siswa, kondisi psikis siswa dan tingkat kognitif siswa.
Permasalahan yang berasal dari permasalahan guru seperti kurangnya kesiapan
guru, faktos kesehatan dan psikis, dan aspek kognitif yang dimiliki oleh guru itu
sendiri. Sedangkan faktor sekolah yang biasanya berhubungan dengan
kelengkapan sarana dan prasarana.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran
tentang materi ini adalah, mereka sering keliru dalam pemahaman KPK dan FPB.
Terurama apabila dalam soal cerita yang panjang, siswa akan kebingungan
menentukan pengerjaan dengan cara dan jalan pengerjaaan yang guru ajarkan.
Fasilitas sebagai sarana yang sangat penting, juga kurang mendukung dikarenakan
tidak adanya media pembelajaran yang digunakan, padahal dengan menggunakan
media pembelajaran dapat mudah dimengerti oleh siswa. Siswa sering mengalami
kebingungan dala menyelesaikan pengerjaan hitungan bilangan, yang sering
dihadapi dalam pengerjaan pemangkatan dan penarikan akar pangkat, karena
13
terkadang siswa belum bisa menangkap dan memahami penyampaian dan karena
memang pelajaran ini cukup sulit, karena berhubungan dengan penjumlahan dan
pengurangan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelajaran Matematika diberikan di SD dan MI untuk melatih siswa
berpikir sistematis (teratur), logis (masuk akal), kritis (banyak bertanya, tak lekas
percaya), kreatif (berdaya cipta), dan konsisten (ajek, taat aturan). Untuk
membuat siswa senang mempelajari matematika diperlukan strateg-strategi oleh
guru untuk mendukung jalanya pembelajaran. Didalam pembelajaran ini
hendaknya guru/ tenaga pengajar kreatif menciptakan inovasi-inovasi dengan
menggunakan alat peraga dan media-media pendukung yang membuat siswa
mudah memahami matematika. Hal yang tak kalah penting dalam pembelajaran
adalah bagaimana seorang guru memberikan pelajaran dengan suasana yang
menyenangkan dan dengan penyampaian yang mudah dipahami oleh siswa.
Operasi bilaangan hitung, temasuk KPK dan FPB akan dapat berguna
dikehidupan sehari- hari. Dengan kita mempelajari pembelajaran ini, dapt diambil
hikmah bahwa dalam pengerjaan operasi bilangan hitung memerlukan
kondenterasi dan ketelitian yang baik. Hal ini dikarenakan pembelajarannya
berkaitan dengan operasi campuran dan mengandung pengerjaan yang lumayan
sulit. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa PGSD harus mengetahui hal- hal
yang mungkin dilakukan dalam pengajaran Matematika khususnya yang
berkenaan dengan pengerjaan hitung bilangan. Berkenaan dengan itu termasuk
harus mengetahui kurikulum yang berlaku, materi ajar yang digunakan, proses
pembelajaran yang baik, serta permasalahan- permasalahn yang sering muncul
disekolah. Hal ini perlu karena nantinya guru akan menghadapi dan menemui
rincian tersebut diatas ketika mengajar disekolah.
B. Saran
Sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
hendaknya kita mengetahui dan belajar tentang bagaimana pengajaan pelajaran
Matematika diajarkan dikelas tinggi, serta mengetahi bagaimana seorang guru/
15
tenaga pengajar dikelas tinggi menggunakan metode dan alat peraga alam
mengajar Matematika. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang mengarah pada pembekalan untuk mahasiswa Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada khususnya. Namun, agar pembelajaran yang
kita lakukan lebih mantap dan kita juga mempunyai gambaran yang lebih jelas,
alangkah baiknya kita melaksanakan observasi ke sekolah- sekolah untuk
mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran Matematika di kelas tinggi.
Selain itu kita juga harus memperbanyak referensi dan bertanya kepada
narasumber seperti guru dan orang yang ahli dibidangnya untuk lebih mendalami
ilmu tentang pembelajaran Matematika dikelas tinggi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Heni Kusumawati, Heni dkk. (2008). Gemar Matematika 6 untuk Kelas VI SD/
MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
17