Click here to load reader
Upload
dangnga
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
150
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
erkembanagan aplikasi sistem informasi berbasis komputer (Computer Based
Information System - CBIS) dalam organisasi telah berkembang dalam model yang
dikategorikan sebagai sistem pemrosesan transaksi (Transaction Processing System
- TPS), sistem informasi manajemen (Manajemen Information Sistem - SIM), sistem
pendukung keputusan (Decision Support System - DSS). Baik TPS maupun SIM
ditunjukkan bagi arus informasi terstruktur untuk menunjang proses organisasional rendah
dan menengah. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) mempunyai keputusan yang sangat
spesifik yakni memberi bantuan kepada para pembuat keputusan manajemen tingkat
menengah dan atas dalam membuat keputusan yang sangat penting. SPK atau Sistem
Pendukung Keputusan adalah sistem interaktif yang memberikan akses yang mudah ke
model keputusan dan data kepada pemakai, guna menunjang tugas pembuatan keputusan
semi terstruktur dan tak terstruktur.
P
Perbedaan khusus antara TPS dan SIM disatu sisi, dengan SPK di lain sisi, adalah
bahwa SPK mempunyai variasi informasi penunjang keputusan tertentu yang berada dalam
berbagai bentuk format. Sedangkan dalam TPS dan SIM, informasi yang bersifat tidak
fleksibel. Guna mengevaluasi tingkat dan jenis keterlibatan manajemen yang diperlukan
dalam SPK, akan dikemukakan kerangka untuk pengevaluasian model seperti ini. Kerangka
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, pembaca diharapkan dapat :
1. Menjelaskan konsep sistem pendukung keputusan serta dapat
membedakan dengan sistem informasi manajemen yang masih
konvensional.
2. Menjelaskan komponen‐komponen Sistem Pendukung Keputusan.
3. Menjelaskan model sistem pendukung yang umum digunakan dalam
berbagai aktivitas dan kegiatan yang dilaksanakan
4. Menjelaskan beberapa contoh aplikasi Penerapan Sistem Pendukung
Keputusan.
BAB
8
151
ini dihasilkan dari pengkategorisasian proses secara intuitif dan logis maupun dari literatur
yang ada.
1. Pengambilan Keputusan
Model pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon adalah dimulai pada tahap
penyelidikan yaitu Mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data
mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi
persoalan. digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan.
Tahap berikutnya adalah perancangan mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang
mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan
pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut. Tahap berikutnya adalah pemilihan
yaitu memilih arah tindakan tertentu dari semua alternatif yang ada, selanjutnya pilihan
ditentukan dan dilaksakan.
Jadi proses pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari
penyelidikan sampai perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap
hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan
tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses berkesinambung. Sebagai contoh, pilihan
mungkin menolak semua dan kembali ke tahap perancangan untuk menerbitkan pemecahan
tambahan alternatif dan kembali ke tahap perancangan untuk menerbitkan pemecahan
tambahan.
Faktor yang menggerakkan proses pengambilan keputusan dapat berupa ketidakpuasan
atas keadaan saat itu atau imbalan yang diharapkan dari keadaan baru. Dalam kasus
ketidakpuasan, kekuatan penggerak adalah penemuan sebuah persoalan. Dalam hal imbalan
yang diharapkan, adalah hasil pencarian peluang. Cara lain untuk menjelaskan proses
pengambilan keputusan adalah dalam arti suatu kegiatan bersinambung yang digerakkan oleh
sebuah sasaran mengubah sistem (bisnis, departemen, keluarga dan sebagainya) dari keadaan
sekarang menjadi suatu keadaan yang diharapkan atau tujuan mengakibatkan suatu pencarian
cara mencapainya. Proses ini sering disebut “analisis cara tujuan” (means-end analysis).
Beberapa model pengambilan keputusan lebih banyak menekankan pada umpan balik
hasil keputusan. Model lainnya dalam menentukan langkah-langkah proses pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan persoalan atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan
152
b. Analisis dan laporan alternatif-alternatif
c. Pemilihan di antara alternatif yang ada
d. Komunikasi dan pelaksanaan keputusan
e. Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.
Kedua model tersebut tidak saling bertentangan. Model Simon pada dasarnya
mengatakan bahwa pelaksanaan adalah keputusan dan bahwa keputusan lain diperlukan
untuk langkah selanjutnya. Model Simon ini lebih relevan bagi perancangan sistem informasi
manajemen (SIM). Relevansi ini diuraikan untuk ketiga tahap model Simon.
Tabel.8.1.
Relevansi proses keputusan dan Perancangan SIM
Tahap prosesRelevansi terhadap SIM
Penyelidikan
Proses pencarian melibatkan suatu pengujian data baik dalam cara yang telah ditentukan dahulu maupun dalam cara khusus. SIM harus menyediakan kedua fasilitas tersebut. Sistem informasinya sendiri harus memeriksa semua data dan menimbulkan suatu permintaan uji pada manusia atas situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk persoalan yang diterima agar dialirkan ke atas dalam organisasi sampai diambil suatu tindakan terhadapnya
PerancanganSIM harus memiliki model-model keputusan untuk mengolah data dan menimbulkan pilihanpemecahan. Model tersebut harus membantu dalam menganalisis pilihan/alternatif.
PemilihanSebuah SIM adalah paling efektif bila hasil rancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong keputusan. Bila pilihan telah diambil, peranan SIM berubah menjadi pengumpulandata untuk umpan balik dan penaksiran kelak.
Manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support
systems) yang mampu meningkatkan kualitas pengambilan keputusannya, terutama untuk
kondisi yang tidak terstruktur, hal ini disebabkan karena :
153
a. Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen
tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama ditingkat atas
untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya
pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan
dampak luas dan/atau pada situasi yang tidak terstruktur.
b. Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang
memiliki arti (makna). Manajemen di sini di dorong untuk bagaimana
mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas
yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan
yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih
memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan
keputusan yang lebih baik lagi.
c. Untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem
ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan.
d. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada
terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang
hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas.
e. Untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan
informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan.
f. Untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitifbagi
penggunanya.
2. Sistem Pendukung Keputusan
Decision Support Systems (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah
sebuah sistem yang membantu satu atau lebih pengambil keputusan dalam melakukan
aktivitas pengambilan keputusan dengan bantuan seperangkat alat yang terorganisir dan
disesuaikan dengan struktur dan porsi permasalahan dalam usaha memperbaiki efektivitas
akhir dari outcome keputusan.
Sistem Pendukung Keputusan tidak ditekankan untuk membuat keputusan, melainkan
melengkapi kemampuan untuk mengolah informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan. Dengan kata lain, Sistem Pendukung Keputusan membantu manusia dalam
proses membuat keputusan, bukan menggantikan perannya dalam mengambil keputusan.
Semi terstruktur (solusi komputer +
manajer)
154
Keunikan SPK terletak pada dimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi
pengambil keputusan untuk turut dijadikan dasar pengambilan keputusan. SPK dirancang
secara khusus untuk mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan ‐ keputusan
tertentu. Dalam gambar 8.1. berikut menunjukkan bahwa SPK merupakan produk
gabungan antara keputusan terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah
pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
b. Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki
struktur pada 3 tahap Simon diatas.
c. Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya
pada satu atau dua tahap Simon.
Gambar 8.1. Keputusan Semi Terstruktur
Berikut ini adalah uraian atas beberapa karakteristik SPK, yaitu:
a. Kapabilitas interaktif. Yaitu SPK memberi pengambil keputusan akses cepat ke
data dan informasi yang dibutuhkan.
b. Fleksibilitas. Yaitu SPK dapat menunjang para manajer pembuat keputusan di
berbagai bidang fungsional (keuangan, pemasaran, operasi produksi, dan lain‐lain).
c. Kemampuan berinteraksi dengan model. Yaitu SPK memungkinkan para
pembuat keputusan berinteraksi dengan model‐ model, termasuk memanipulasi
model‐ model tersebut sesuai dengan kebutuhan.
d. Fleksibilitas output. Yaitu SPK mendukung para pembuat keputusan dengan
menyediakan berbagai macam output, termasuk kemampuan grafik menyeluruh
atas pertanyaan ‐ pertanyaan pengandaian.
Manfaat yang dihasilkan dari pengambilan keputusan dengan cara penggabungan
model terstruktur dan yang tidak terstruktur ini adalah : memperbesar kemampuan pengambil
Terstruktur (solusi Komputer)
Tidak terstruktur (solusi Manajer)
155
keputusan untuk memproses informasi dan pengetahuan; memperbesar kemampuan
pengambil keputusan dalam menangan permasalahan yang kompleks, berskala besar, dan
menggunakan banyak waktu; memperpendek waktu pengambilan keputusan; meningkatkan
reliabilitas dari hasil keputusan dan outcome; mendorong pelaksanaan eksplorasi bagi
pengambil keputusan; memberikan pendekatan baru dalam proses berpikir mengenai lingkup
permasalahan dan konteks keputusan. membangkitkan bukti baru dalam mendukung sebuah
keputusan atau konfirmasi dari asumsi yang sudah ada; menghasilkan keunggulan strategis
dan kompetitif di dalam persaingan antar organisasi.
Komponen‐komponen Sistem Pendukung Keputusan, lihat gambar 8.2 :
a. Data Management System. Segala aktivitas yang berhubungan dengan
pengambilan, penyimpanan dan pengaturan data - data yang relevan dengan
konteks keputusan yang akan diambil. Selain itu, komponen ini juga menyediakan
berbagai fungsi keamanan, prosedur integritas data, dan administrasi data secara
umum yang berkaitan dengan SPK. Berbagai tugas ini dilakukan dalam data
management system beserta beberapa sub sistemnya yang diantaranya meliputi
database, database management system, repository data, dan fasilitas query data.
b. Model Management System. Sistem ini menampilkan aktivitas pengambilan,
penyimpanan dan pengaturan data dengan berbagai model kuantitatif, yang
menyediakan kemampuan analitis untuk SPK.
c. Knowledge Base. Aktivitas yang berkaitan dengan pengenalan masalah, dan
menghasilkan solusi final maupun sementara, hal‐hal yang berkaitan dengan
manajemen proses pemecahan masalah merupakan inti dari komponen ini.
Knowledge base merupakan “otak” dari kelima komponen SPK. Data dan model
diolah untuk kemudian hasilnya menjadi bahan pertimbangan bagi user dalam
mengambil keputusan
d. User Interface. Adalah jalur penghubung antara sistem dengan user, sehingga
komponen‐ komponen sistem SPK dapat diakses dan dimanipulasi dengan mudah
oleh user untuk memberikan dukungan pada pengambilan keputusan. Kemudahan
penggunaan dan komunikasi antar user dan SPK pada dasarnya merupakan ukuran
keberhasilan penggunaan SPK itu sendiri.
e. User(s) . Desain, implementasi dan pemanfaatan SPK tidak akan efektif jika tidak
disertai peran pengguna. Kemampuan, ketrampilan, motivasi, dan pengetahuan
156
pengguna sebagai pengatur SPK, akan menentukan efektivitas dari penggunaan
SPK.
Gambar 8.2. Komponen‐komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Simon mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini
terdiri dari 3 fase, yaitu:
a. Intelligence. Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukkan diperoleh,
diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
b. Design. Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses
untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.
c. Choice. Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan.
d. Implementation. Hasil dari pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan
dalam proses pengambilan keputusan.
Sistem berbasis koputer yang lain
Internet, Ekstranet, Intranet
Manajemen Data Manajemen model Model eksternal
MANAJER (USER)
Alat penghubung Para Pengguna
Susistem berbasis ilmu pengetahuan
Organisasi
Data Eksternal dan internal
157
Gambar 8.3 Sistem Pendukung Keputusan
Jenis keputusan yang harus diambil ada dua macam:
a. Single Criteria. Permasalahan dengan karakteristik Single Criteria
cenderung dipecahkan dengan metode operational research. Jika masalah
pembelian mesin bubut baru hanya mempertimbangkan maksimasi penghasilan
perusahaan, maka operational research dapat membantu pengambil keputusan.
b. Multi Criteria. Permasalahan Multi Criteria adalah permasalahan kompleks
yang tidak dapat dipecahkan dengan operational Research, sehingga
membutuhkan tool khusus yang mampu mengakomodasi proses pengambilan
keputusan dengan multi kriteria. Permasalahan pembelian mesin bubut baru
adalah masalah kompleks, karena selain mempertimbangkan penghasilan, harus
diperhatikan juga ongkos produksi tambahan yang harus dikeluarkan. Banyak
permasalahan di dunia nyata berada di area permasalahan multi criteria ini.
Pengambil keputusan adalah pengguna SPK yang akan memanfaatkan solusi yang
dihasilkan oleh sistem, untuk kemudian diolah kembali berdasarkan ketrampilan,
pengetahuan, serta pengalaman yang telah dimilikinya, dan akhirnya dijadikan sebagai
keputusan akhir.
Design (Perancangan Penyelesain masalah
Choice (Pemilihan tindakan)
Implementation (pelaksanaan tindakan)
Intelligence (penelusuran lingkup
masalah
Sistem Informasi Manajemen / pengolahan data elektronik
Ilmu manajemen / Operation research
158
Dengan demikian Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support Systems – DSS)
adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi yang
interaktif bagi pengambil keputusan (manajer) selama proses pengambilan keputusan.
Sistem Pendukung Keputusan menggunakan : Model Analitis; database khusus; penilaian dan
pandangan pembuat keputusan dan proses pemodelan berbasis komputer yang interaktif
untuk mendukung keputusan semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Menurut James O ’Brien (2005) Teknik yang dapat digunakan dalam Sistem
Pendukung Keputusan adalah penggunaan empat jenis dasar pemodelan analitis :
a. Analisis Jika – maka (What – If analysis)
b. Analisis Sensitivitas (sensitivity analysis)
c. Analisis pencarian sasaran (goal - seeking analysis )
d. Analisis Optimisasi. (Optimitation analysis)
Berikut gambaran secara singkat masing-masing jenis pemodelan analitis yaitu sebagai
berikut :
Tabel 8.2.
Aktivitas dan contoh jenis utama pemodelan analitis
Jenis Pemodelan Analitis Aktivitas dan Contoh
Analisis Jika – Maka
Mengamati bagaimana perubahan terhadap variabel tertentu mempengaruhi variabel lain.Contoh : Jika biaya iklan dipotong sampai dengan 10 % apa dampaknya terhadap penjualan ?
Analisis Sensitivitas
Mengamati bagaimana perubahan yang berulang-ulang terhadap suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.Contoh : aktifitas memotong biaya iklan berulang-ualang kemudian diamati hubungan dengan penjualan
Analisis pencarian sasaran
Membuat perubahan yang berulang-ulang terhadap variabel tertentu hinga variabel yang dipilih mencapai nilai sasarannyaContoh : menaikkan biaya iklan sampai terpenuhi target penjualan.
Analisis Optimisasi
Menemukan nilai optimum untuk variabel tertentu yang diberikan pembatas tertentu.Contoh : berapa jumlah biaya iklan yang terbaik, jika kita melihat anggaran dan piliham media kita.
159
3. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (SPK) banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang
sudah mapan. Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan SPK untuk membantu
mempertajam proses pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada SPK sangat
membantu organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya
koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat.
Berikut beberapa contoh organisasi atau perusahaan yang memanfaatkan SPK dalam
aktivitas operasi atau usaha yang dilaksanakan :
Tabel 8.3Tujuan Penerapan Sistem Pendukung Keputusan
Jenis Industri Tujuan penerapan SPK
Industri AsuransiMenentukan pola penutupan asuransi
dandeteksi kemungkinan kecurangan
(fraud).
Industri Perbankan
Memperbarui profil atau data nasabah.
Perusahaan Manufaktur
Menentukan kebutuhan persediaan bahanbaku yang paling optimal dan efisien
Usaha Ritel Meningkatkan target pelanggan melalui direct mail marketing.
Perkereta apian Menentukan rute dan jadwal perjalanan
Perminyakan dan Gas
Mengevaluasi lokasi drilling/pengeboranminyak atau gas alam yang potensial.
Industri Penerbangan
Menentukan jadwal penerbangan dan
peramalan potensial penumpang.
160
SPK yang didasarkan pada web dan internet dapat mendukung pengambilan
keputusan dengan menyajikan akses on-line terhadap berbagai database dan informasi
dengan menggunakan perangkat lunak untuk analisis data. Beberapa SPK memang
difasilitasikan untuk membantu manajemen, namun tersedia pula SPK yang mampu untuk
menarik pelanggan dengan cara menyediakan berbagai informasi dan alat yang dapat
membantu mereka untuk mengambil keputusan pada saat mereka menyeleksi jasa dan
produk. Dewasa ini, banyak orang lebih menggunakan informasi yang banyak tersedia
dari sumber-sumber yang ditawarkan untuk membantu mengambil keputusan membeli
sesuatu, misal: keputusan untuk membeli mobil atau komputer, sebelum berinteraksi
langsung dengan petugas penjualannya. Customer decision support systems (CDSS)
sangat membantu pelanggan yang ada atau potensial dalam proses pengambilan
keputusan.
Banyak orang tertarik dalam melakukan proses pembelian barang atau jasa
menggunakan mesin pencari internet (search engines) atau on-line catalogs, web
directories, e-mail, atau alat-alat lainnya untuk menentukan lokasi informasi yang
dibutuhkan dalam rangka membantunya dalam proses pengambilan keputusan. Banyak
organisasi atau perusahaan telah mengembangkan website untuk anggota atau
pelanggannya yang ada dan potensial di mana berbagai informasi, model, atau alat-alat
analisis lain disediakan untuk mengevaluasi alternatif untuk memudahkan pengambilan
keputusan yang akan dilakukannya. Web-based DSS telah menjadi sesuatu yang populer
dan sangat memberikan manfaat yang besar bagi para anggota atau pelanggan yang dituju
organisasi atau perusahaan tersebut.
Dari uraian di atas mengenai SPK, maka beberapa karakteristik dan kapabilitas SPK
yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
a. Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam
situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
b. Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai
dari tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling
bawah dan para pegawai lainnya.
c. SPK memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan
keputusan yang harus dilakukan.
161
d. SPK dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat
menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali
elemen-elemen dasar.
e. Tampilan SPK akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan
dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untu digunakan.
f. SPK mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusa dengan
fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta
mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.
g. Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh
langkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
h. Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang
sederhana oleh mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar,
biasanya dapat dibangun dengan dukungan dari spesialis sistem informasi.
i. SPK biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasi pengambilan
keputusan yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.
Pertumbuhan volume kegiatan/transaksi secara elektronis yang meningkat tajam
telah mendorong banyak organisasi untuk mengembangkan SPK di mana pelanggan
dan pegawai dapat mengambil manfaat dari sumber-sumber informasi yang tersedia di
internet dan kapabilitas dari website yang memungkinkan komunikasi untuk berbagai
Aktivitas.
4. Daftar Istilah Penting
1) Decision Support System - DSS ( sistem pendukung keputusan )
2) Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur
masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
3) Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak
memiliki struktur
4) Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya
pada satu atau dua tahap proses pengambilan keputusan
5) Data Management System adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan
pengambilan, penyimpanan dan pengaturan data - data yang relevan dengan
konteks keputusan yang akan diambil.
162
6) User Interface adalah jalur penghubung antara sistem dengan user
7) Single Criteria kecenderungan pemecahan permasalahan dengan metode
operational research.
8) Multi Criteria. adalah kecenderungan permasalahan yang kompleks sehingga
membutuhkan tool khusus yang mampu mengakomodasi proses pengambilan
keputusan dengan multi kriteria.
9) What – If analysis (Analisis Jika – maka )
10) Sensitivity analysis (Analisis Sensitivitas )
11) Goal - seeking analysis ( Analisis pencarian sasaran )
12) Optimitation analysis ( Analisis Optimisasi
13) Direct mail marketing ( pemasaran produk barang atau jasa secara langsung
melalui e - mail pelanggan )
5. Rangkuman
1) Decision Support Systems (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) adalah sebuah sistem yang membantu satu atau lebih pengambil
keputusan dalam melakukan aktivitas pengambilan keputusan dengan bantuan
seperangkat alat yang terorganisir dan disesuaikan dengan struktur dan porsi
permasalahan dalam usaha memperbaiki efektivitas akhir dari outcome
keputusan
2) Perbedaan khusus antara Sistem Pemroses Transaksi (SPT) dan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) disatu sisi, dengan Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) di lain sisi, adalah bahwa SPK mempunyai variasi informasi
penunjang keputusan tertentu yang berada dalam berbagai bentuk format.
Sedangkan dalam SPT dan SIM, informasi yang tersedia masih bersifat tidak
fleksibel.
3) Keunikan SPK terletak pada dimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi
pengambil keputusan untuk turut dijadikan dasar pengambilan keputusan. SPK
dirancang secara khusus untuk mendukung seseorang yang harus mengambil
keputusan - keputusan tertentu.
4) Manfaat yang dihasilkan dari pengambilan keputusan dengan cara
penggabungan model terstruktur dan yang tidak terstruktur ini adalah :
memperbesar kemampuan pengambil keputusan untuk memproses informasi
163
dan pengetahuan; memperbesar kemampuan pengambil keputusan dalam
menangani permasalahan yang kompleks.
5) Teknik yang dapat digunakan dalam Sistem Pendukung Keputusan adalah
penggunaan empat jenis dasar pemodelan analitis : Analisis Jika – maka
(What – If analysis), Analisis Sensitivitas (sensitivity analysis), Analisis
pencarian sasaran (goal - seeking analysis ), Analisis Optimisasi.
(Optimitation analysis).
6. Latihan Soal
1) Jelaskan perbedaan secara khusus antara Sistem Pemroses Transaksi (SPT)
dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) disatu sisi, dengan Sistem Pendukung
Keputusan (SPK).
2) Jelaskan manfaat yang dihasilkan dari proses pengambilan keputusan dengan
cara penggabungan model terstruktur dan yang tidak terstruktur.
3) Jelaskan salah satu model dalam menentukan langkah-langkah proses
pengambilan keputusan.
4) Jelaskan relevansi proses pengambilan keputusan dengan proses perancangan
sistem informasi manajemen.
5) Jelaskan keunikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang memungkinkan
penggunaan intuisi dan penilaian pribadi pengambil keputusan untuk turut
dijadikan dasar pengambilan keputusan.