54
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BATIK MODERN SEBAGAI COMMODITY ERA GLOBAL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan oleh : Riski Ayu Dewi Cahyani 109221426123/2009 Windy Uswatun Chasanah 107251407170/2007 Khamad Zaim Mamduh 108431417990/2008 i

kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

  • Upload
    vandiep

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BATIK MODERN SEBAGAI COMMODITY ERA GLOBAL

BIDANG KEGIATAN :

PKM-GT

Diusulkan oleh :

Riski Ayu Dewi Cahyani 109221426123/2009

Windy Uswatun Chasanah 107251407170/2007

Khamad Zaim Mamduh 108431417990/2008

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MALANG

2010i

Page 2: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

HALAMAN PENGESAHAN USULPKM-GT

1. Judul Kegiatan : Batik Modern sebagai Commodity Era Global

2. Bidang Kegiatan : PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Riski Ayu Dewi Cahyanib. NIM : 109221426123c. Jurusan : Sastra Inggrisd. Universitas : Universitas Negeri Malang e. Alamat Rumah dan No. Telp/ HP : Jl. MH. Thamrin No. 88

Kec. KertosonoKab. Nganjuk, Jawa Timur085233999965

f. Alamat Email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang5. Dosen Pendamping

Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Sumarwahyudi, M. Sn.NIP : 19620519 199203 1 001Alamat Rumah dan No. Tel. /HP : Perum Taman Janti Blok C-5

Gadang Sukun, Malang081555637325

Malang, 15 Pebruari 2010

Menyetujui,Ketua Jurusan Sastra Inggris Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dra. Hj. Utami Widiati, M. A., Ph. D.) (Riski Ayu Dewi Cahyani)NIP. 19650813 199002 2 001 NIM. 109221426123

a.n. Rektor Dosen PendampingPembantu Rektor III

(Drs. H. Kadim Masjkur, M. Pd) (Drs. Sumarwahyudi, M. Sn.)NIP.19541216 198102 1 001 NIP. 19620519 199203 1 001

ii

Page 3: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik

serta hidayah-Nya sehingga Program Kreativitas Mahasiswa – Gagasan Tertulis

(PKM-GT) yang berjudul “Batik Modern sebagai Commodity Era Global” dapat

tersusun dengan baik.

Namun, penulisan karya ilmiah ini tidak akan terlaksana dengan baik

tanpa adanya bantuan moril dan materiil dari banyak pihak. Oleh kaerna itu,

penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Suparno selaku Rektor Universitas Negeri Malang.

2. Bapak Prof. Dr. H. Dawud, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Sastra.

3. Ibu Dra. Hj. Utami Widiati, M. A., Ph. D. selaku Ketua Jurusan Sastra

Inggris.

4. Bapak Drs. Sumarwahyudi, M. Sn. selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan motivasi

bagi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah.

5. Seluruh dosen Universitas Negeri Malang yang telah membimbing dan

membantu penulis menyelesaikan karya ilmiah.

6. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian karya

ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia, begitu pula dengan karya

ilmiah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Malang, 15 Pebruari 2010

Penulis

iii

Page 4: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………....... ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………....... iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..... iv

DAFTAR LAMPIRAN..………………………………………………….....

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..

vi

vii

RINGKASAN ……………………………………………………………… x

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………................... 1

A. Latar Belakang ……………………………………………...............

B. Rumusan Masalah…………………………………………………...

C. Tujuan Penulisan.................................................................................

D. Manfaat Penulisan…………………………………………...............

1

3

4

4

BAB II TELAAH PUSTAKA...................................................................... 5

A. Batik Masa Kini..................................................................................

B. Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya....................................

C. Perbaikan setelah Gagasan..................................................................

5

9

10

BAB III METODE PENULISAN................................................................. 11

A. Data dan Sumber Data........................................................................

B. Metode Penulisan................................................................................

11

11

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS........................................................... 12

A. Analisis...............................................................................................

B. Sintesis................................................................................................

12

12

BAB V KESIMPULAN................................................................................ 14

A. Gagasan yang Diajukan......................................................................

B. Teknik Implementasi yang akan Dilakukan.......................................

C. Prediksi Hasil yang akan Diperoleh....................................................

14

14

14

iv

Page 5: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA..……………………................... 16

LAMPIRAN………………………………………………………………… 19

v

Page 6: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambar Motif yang Diusulkan Penulis.

Lampiran 2 : Gambar batik tradisional.

Lampiran 3 : Gambar batik modern dan keberagamannya.

Lampiran 4 : Foto teknik pembuatan batik.

Lampiran 5 : Gambar peralatan membatik ( tulis dan cap) .

Lampiran 6 : Foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan batik dan yang menggunakan batik.

vi

Page 7: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Gambar Motif Batik Sakura.

Gambar 2 : Gambar Motif Batik Harajuku.

Gambar 3 : Gambar Motif Batik Klorofil.

Gambar 4 : Gambar Motif Batik Tupat Tindih.

Gambar 5 : Gambar Motif Batik Naruto.

Gambar 6 : Gambar Simbol Kepala Naruto.

Gambar 7 : Gambar Simbol Kepala Naruto.

Gambar 8 : Gambar Motif Batik Pengembangan Motif Naruto.

Gambar 9 : Gambar Motif Batik Pengembangan Motif Naruto.

Gambar 10 : Gambar Motif Batik Udan Rilis.

Gambar 11 : Gambar Motif Batik Slobog.

Gambar 12 : Gambar Motif Batik Mega Mendung.

Gambar 13 : Gambar Motif Batik Ciptoning.

Gambar 14 : Gambar Motif Batik Ceplok kasatriyan.

Gambar 15 : Gambar Motif Batik Tambal.

Gambar 16 : Gambar Motif Batik Cuwiri.

Gambar 17 : Gambar Motif Batik Kawung.

Gambar 18 : Gambar Motif Batik Nitik Karawitan.

Gambar 19 : Gambar Motif Batik Parang Kusumo.

Gambar 20 : Gambar Motif Batik Parang Rusak Barong.

Gambar 21 : Gambar Motif Batik Pamiluto.

Gambar 22 : Gambar Motif Batik Truntum.

Gambar 23 : Gambar Motif Batik Sidomukti.

vii

Page 8: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Gambar 24 : Gambar Motif Batik Tiga Negeri.

Gambar 25 : Gambar Motif Batik Jawa Hokokai.

Gambar 26 : Gambar Motif Batik Buketan asal Pekalongan.

Gambar 27 : Gambar Kain Jarit.

Gambar 28 : Gambar Motif Batik Buketan.

Gambar 29 : Gambar Motif Batik Lasem.

Gambar 30 : Gambar Motif Batik Agro.

Gambar 31 : Gambar Motif Batik Agro.

Gambar 32 : Gambar Motif Batik Agro.

Gambar 33 : Gambar Kemeja Batik.

Gambar 34 : Gambar Gaun Batik.

Gambar 35 : Gambar Kaos Batik.

Gambar 36 : Gambar Blouse Batik.

Gambar 37 : Gambar Peragaan Busana Batik.

Gambar 38 : Gambar Daster Batik.

Gambar 39 : Gambar Baby doll Batik.

Gambar 40 : Gambar Blouse Batik.

Gambar 41 : Gambar Kain Sarung Batik.

Gambar 42 : Gambar Bed Cover Batik.

Gambar 43 : Gambar Musium Batik di Solo.

Gambar 44 : Gambar Sajadah Batik.

Gambar 45 : Gambar Tas Batik.

Gambar 46 : Gambar Kerudung Batik.

Gambar 47 : Gambar Sepatu Batik.

Gambar 48 : Gambar Pembuatan Pola Dasar Batik.

Gambar 49 : Gambar Pemalaman pada Kain Mori.

viii

Page 9: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Gambar 50 : Gambar Pemalaman pada Kain Mori.

Gambar 51 : Gambar Pemalaman pada Kain Mori dengan Teknik Cap.

Gambar 52 : Gambar Cartoon Seorang Pembatik.

Gambar 53 : Gambar Pemalaman pada Kain Mori.

Gambar 54 : Gambar Pemalaman pada Kain Mori.

Gambar 55 : Gambar Pemalaman pada Kain Mori.

Gambar 56 : Gambar Canting.

Gambar 57 : Gambar Gawangan.

Gambar 58 : Gambar Wajan.

Gambar 59 : Gambar Cetakan lilin yang Diukir.

Gambar 60 : Gambar Cetakan lilin yang Diukir.

Gambar 61 : Gambar Cetakan Batik Kayu.

Gambar 62 : Gambar Cetakan Batik Tembaga.

Gambar 63 : Foto Yogyakarta Kembangkan Wisata Batik.  

Gambar 64 : Foto pengenalan Batik.

Gambar 65 : Foto Pertemuan Delegasi Indonesia dan Malaysia.

ix

Page 10: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

RINGKASAN

Industri batik mengalami perkembangan dan kemajuan. Dengan meluasnya pemasaran sampai ke luar negeri maka permintaan akan batik menjadi banyak. Jenis batik juga bertambah. Kegunaan batik juga meluas. Batik tidak lagi dipakai hanya sebagai sandang tetapi juga sebagai hiasan rumah tangga. Batik memiliki nilai seni yang tinggi karena pada proses pembuatannya diperlukan kesabaran dan keterampilan mulai dari proses pembuatan motif sampai proses pewarnaannya. Kini batik berkembang menjadi batik tradisional dan batik modern. Batik yang berkembang dengan pesat era ini adalah batik dengan motif kontemporer yang lebih mengutamakan nilai artistik daripada filosofinya.Tujuan penulisan adalah (1) Untuk mengetahui minat masyarakat terhadap batik (2) Untuk mengetahui perbedaan antara batik tradisional dan batik modern (3) Untuk mengetahui cara mengembangkan batik modern agar mampu menjadi commodity era global.Landasan teori yang mendukung adalah diambil dari beberapa referensi baik dari internet maupun buku-buku di perpustakaan yang berisi tentang batik dan perkembangannya. Metode penulisan adalah (1) Data-data dan Sumber Data yang didapat melalui metode kajian pustaka yang mengacu pada referensi-referensi yang ada (2) Metode observasi di lingkungan sekitar penulis.Dalam karya Ilmiah ini, penulis membahas tentang minat masyarakat terhadap batik, perbedaan antara batik tradisional dan modern dan cara mengembangkan batik modern agar mampu menjadi commodity era global.Kesimpulan berisi tentang (1) Gagasan yang diajukan oleh penulisan, yaitu : (a) Inovasi motif-motif baru baik kombinasi motif-motif tradisional yang dikemas secara modern maupun inovasi motif kontemporer (b) Dilakukan sosialisasi melalui internet maupun lembaga-lembaga pemerintah daerah setempat (2) Teknik implementasi yang akan dilakukan, yaitu : (a) Membuat situs pertemanan yang bernama “Batik Fans Club” (b) Mengadakan lomba-lomba “Ajang Kreativitas Seni Batik Modern” (c) Penayangan iklan dan bekerja sama dengan Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan baik melalui media cetak maupun elektronik secara berkala (d) Melalui media pembelajaran baik pendidikan formal, informal maupun non formal (3) Prediksi hasil yang akan diperoleh, yaitu : (a) Kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam produksi batik semakin meningkat sehingga kualitas dan kuantitas batik meningkat (b) Adanya regenerasi perajin batik dapat menjadi salah satu upaya untuk melestarikan batik tradisional (khususnya batik tulis) disamping adanya perkembangan batik kontemporer (c) Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik, khususnya gererasi muda (d) Munculnya berbagai inovasi dalam perkembangan batik, baik dari segi motif hingga proses pembuatannya sehingga Indonesia semakin kaya akan batik dan ragamnya.Rekomendasi yang diberikan penulis adalah supaya masyarakat Indonesia memberikan apresiasinya pada batik sebagai salah satu budaya asli Indonesia.

x

Page 11: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batik adalah produk kebudayaan (artefac). Dari pandangan antropologi, seperti

yang diketengahkan oleh Koentjaraningrat (1980) kebudayaan dideskripsikan

sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Hal

tersebut serupa dengan gagasan Honigmann, yang membedakan tiga gejala

kebudayaan, yaitu ideas, activities dan artifacts. Batik adalah produk kebudayaan

yang sinonim dengan artifacts. (Koentjaraningrat 1980, lihat Sumandiyo Hadi,

2006:18). (Mistaram, 2009 )

Kata batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "nitik". Kata

batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak - menggunakan canting atau

cap - dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak

"malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya

bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist

dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang

dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan

perintang warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari

serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan

serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak

menggunakan teknik ini bukan kain batik. Batik telah ditetapkan oleh United

Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai

budaya yang berasal dari Indonesia dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi

bangsa Indonesia. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah

menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.

Batik yang merupakan wujud benda budaya, memiliki nilai tradisi, baik dalam

proses maupun ragam hias yang diterapkannya. Kegiatan yang mentradisi dalam

proses batik yang diproduksi di lingkungan keraton dan di luar tembok keraton

juga berkembang, umumnya pengerjaannya dilakukan dengan sistem tradisional.

xi

Page 12: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Mempunyai nilai tradisi karena pengerjaannya dilakukan dengan turun temurun

dengan tidak merubah sistem. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di

setiap daerah di Indonesia. ( Tim Peneliti IKIP Malang, 1990)

Namun pada era global ini, perkembangan batik menjadi semakin pesat. Baik dari

segi motif yang lebih mengacu pada motif batik kontemporer dan teknik

pembuatanya yang mulai memproduksi secara masal dengan mesin. Hal tersebut

disebabkan oleh adanya permintaan pasar yang menghendaki adanya

perkembangan dalam dunia seni batik, tidak hanya terbatas pada corak maupun

warna akan tetapi juga mode, fungsi serta dalam proses produksinya. Jadi mode

batik tidak hanya monoton dan tradisional seperti berupa kain jarit ataupun

kemeja akan tetapi berkembang sesuai dengan perubahan jaman. Sehingga batik

modern Indonesia mampu bersaing tidak hanya di pasaran dalam negeri namun

juga di pasaran internasional.

Sebelum dikeluarkannya putusan dari United Nations Educational, Scientific and

Cultural Organization (UNESCO) terhadap batik sebagai warisan budaya dunia,

batik telah memiliki penggemar sendiri dikalangan masyarakat Indonesia. Untuk

batik tradisional atau yang dikenal dengan batik tulis yang harganya relatif lebih

mahal, dikarenakan dari sisi kualitas biasanya lebih bagus, mewah dan unik akan

menjadi pilihan bagi masyarakat menengah ke atas sedangkan batik printing akan

menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat menengah ke bawah karena harganya

yang relatif lebih murah.

Data-data dari Departemen Perindustrian menunjukan bahwa pada tahun 2006

tenaga kerja pada industri TPT sebanyak 1,2 juta orang, belum termasuk industri

TPT skala kecil dan rumah tangga, dengan nilai ekspor US$ 9.45 milyar dan

meningkat menjadi US$ 10,03 milyar pada tahun 2007. Salah satu kendala dalam

industri TPT, ialah usia permesinan yang sudah tua, rata-rata diatas 20 tahun.

Dengan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT, diperkirakan pada

tahun 2009 ekspor TPT bisa mencapai US$ 11,80 milyar dengan surplus sekitar

US$ 5 milyar, dan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 1,62 juta atau

keseluruhannya 3 juta orang, sudah termasuk tenaga kerja yang tidak langsung.

Industri batik pada tahun 2006 berjumlah 48.287 unit usaha tersebar di 17

propinsi, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 792.300 orang. Sedangkan nilai

xii

Page 13: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

produksi mencapai Rp. 2,90 triliun dan nilai ekspor US$ 110 juta. Sedang

beberapa data menunjukan bahwa Jawa Tengah memberikan kontribusi ekspor

sekitar 30-35% dari ekspor nasional. (Robby World. 2009)

Pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

(UNESCO) terhadap batik sebagai warisan budaya dunia ternyata berpengaruh

signifikan terhadap penjualan batik di Indonesia khususnya di Yogyakarta.

Berdasarkan data Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota

Yogyakarta, peningkatan penjualan batik di Yogyakarta pasca pengkuan

UNESCO mencapai 30 persen. Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Dyah

Suminar, mengatakan bahwa pasca pengakuan tersebut, batik semakin diminati

oleh banyak kalangan. (Republika, 2009)

Pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia, Jumat

(2/10) ternyata berbuah untung besar bagai harta karun bagi toko penjual batik.

Mirota toko batik di Jl. Sulawesi Surabaya diserbu pembeli. Menurut pengakuan

Hayna Honoury Supervisor Mirota, pengukuhan batik berdampak 70 persen pada

penjualan Mirota. Omset batik bahkan meningkat 30-40 persen dibandingkan hari

biasa. (Jakartapos, 2009)

Dari penjelasan sebelumnya, dapat dipahami bahwa sebelum United Nations

Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik

sebagai Global Cultural Herritage yang berasal dari Indonesia pada tanggal 2

Oktober 2009 lalu, batik memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat Indonesia.

Selain hal tersebut, terjadi pula peningkatan angka penjualan yang cukup

signifikan di beberapa daerah setelah tanggal 2 Oktober. Dari hal tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa batik memiliki daya pikat tersendiri baik pada kalangan

masyarakat mancanegara maupun masyarakat Indonesia sendiri. Oleh karena itu,

pada seni batik modern di Indonesia harus dikembangkan serta disosialisasikan

agar mampu bersaing dan menjadi commodity era global.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dapat

dirumuskan pada karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana minat masyarakat terhadap batik?xiii

Page 14: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

2) Bagaimana perbedaan pembuatan batik tradisonal dan batik modern?

3) Bagaimana cara mensosialisasikan batik modern agar mampu menjadi

commodity era global?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai pada karya

ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui minat masyarakat terhadap batik.

2) Untuk mengetahui perbedaan antara batik tradisional dan batik modern.

3) Untuk mengetahui cara mengembangkan batik modern agar mampu menjadi

commodity era global.

D. Manfaat Penulisan

Adapun penyusunan karya ilmiah ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi

semua pihak yang terkait, adalah sebagai berikut :

1) Bagi Penulis

Penulisan karya ilmiah ini, dapat menambah wawasan penulis dalam

menganalisa serta berpikiran secara kritis terhadap kejadian-kejadian yang

terjadi di masyarakat, khususnya tentang perkembangan batik.

2) Bagi Lembaga

Semoga karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan

mengenai apresiasi bangsa Indonesia terhadap budayanya. Karena batik

merupakan budaya asli Indonesia memerlukan perhatian khusus dari

masyarakat dan pemerintah.

3) Bagi Pihak yang Berkepentingan

Pihak yang dimaksud dalam hal ini adalah para produsen dan konsumen

batik. Sehingga karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi pembanding serta

bahan pertimbangan dalam penyusunan karya ilmiah lain yang masih

berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah ini. Dan

diharapkan karya ilmiah ini dapat memberi wawasan tentang betapa

pentingnya kepedulian terhadap budaya bangsa sendiri.

xiv

Page 15: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Batik Masa Kini

Pada waktu belakangan ini, industri batik mengalami perkembangan dan

kemajuan. Dengan meluasnya pemasaran sampai ke luar negeri maka permintaan

akan batik menjadi banyak. Jenis batik juga bertambah. Kegunaan batik juga

meluas. Batik tidak lagi dipakai hanya sebagai sandang tetapi juga sebagai hiasan

rumah tangga, seperti kain dinding, sarung bantal, sprei, alas meja, serbet dan

lain-lainnya. Perkembangan ini mendapat pengamatan khusus dari kalangan

seniman dan budayawan Indonesia. Tetapi, buku-buku yang menceritakan riwayat

batik amat sedikit. Juga buku yang menerangkan proses batik dan pelajaran batik

tidak banyak. Ada juga diterbitkan buku-buku tentang batik akan tetapi sangat

sulit dipahami karena khusus ditujukan untuk orang-orang asing sebagai sarana

promosi. Banyak orang Indonesia sendiri tidak tahu bagaimana caranya

membatik. Maka banyak seniman mulai menciptakan motif-motif baru, disamping

motif tradisional. Sedangkan yang menulis buku-buku tentang batik hampir tidak

ada atau sedikit saja. Batik juga mendapat saingan berat dari mode-mode pakaian

yang berasal dari Barat. (Candra Irawan, 1984)

Tidak hanya mode pakaian dari barat akan tetapi batik buatan China pun telah

merambah di Indonesia. Dan fenomena yang terjadi adalah masyarakat lebih

memilih produk luar daripada produk dalam negeri. Hal tersebut disebabkan

karena harga yang mereka tawarkan jauh lebih murah daripada produk buatan

Indonesia. Jadi dapat diketahui bahwa minat masyarakat lebih masyarakat

Indonesia lebih dipengaruhi oleh faktor harga.

Selain itu, masyarakat juga kurang memiliki wawasan tentang batik sehingga

mereka mendapat kesulitan untuk membedakan antara batik produksi luar negeri

dan batik produksi dalam negeri, baik yang tradisional maupun modern.

Pengertian tradisional menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sikap dan

cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat

kebiasaan yang ada secara turun-temurun.( Anton M. Moeliono, 1988)

xv

Page 16: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Karakteristik batik tradisional yaitu batik tulis antara lain sebagai berikut :

1) Pembuatan batik menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga

yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung

berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar

awal pada permukaan kain.

2) Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas,

sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang

relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap.

3) Gambar motif batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata

(tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus.

4) Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada

goresan motif batik tulis (batik tulis putihan/tembokan).

5) Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain

biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan

batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu

dengan gambar lainnya.

6) Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau

3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan

batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya.

7) Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah.

8) Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas

biasanya lebih bagus, mewah dan unik. (Artikel Indonesia, 2010)

Walaupun dalam kondisi tradisional, dimungkinkan pula adanya perkembangan,

baik dalam motif maupun bahan pewarnaanya. Hal tersebut juga memiliki

pengaruh di luar fungsi utamanya. Hal ini dikuatkan oleh Soedarso SP, sebagai

berikut :

"........., seni batik juga tidak lagi terkungkung oleh motif-motif parang atau

semen, melainkan bergerak begitu jauh menjadi seni lukis batik, dengan tidak

tanpa korban pula. Kalau di masa lalu setiap gadis yang baik di masyarakat dapat

membatik, maka apabila berikutnya menjadi seni lukis batik tidak mungkin lagi

syarat tersebut dikenakan pada setiap orang. Walaupun saat ini batik tradisional

masih juga ada toh tidak semua gadis yang baik mampu melaksanakankarena

xvi

Page 17: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

mereka tidak dipaksa untuk itu. Pabrik batik dan batik pun bukan satu-satunya

bahan pakaian untuk mereka. (Soedarso, SP, MA, 1984: 5)

Dari uraian diatas, memberikan arahan bahwa batik tradisionalpun mengalami

perkembangan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor kebutuhan, faktor

kegunaan praktis mempunyai andil dalam perkembangan batik tradisional. Faktor

lain yang mempengaruhi perkembangan batik tradisi adalah lingkungan dan

kondisi geografisnya. ( Tim Peneliti IKIP Malang, 1990)

Secara garis besar istilah modern mencakup pengertian berikut :

1) Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan

meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.

2) Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam

pergaulan hidup dalam masyarakat. (Ayuna Kusuma. 2009)

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata modern merupakan kata

sifat yang berarti terkini, mutakhir, terbaru; kata benda yang berarti sikap dan cara

berpikir yang sejalan dengan kondisi (tuntutan) jaman.

Mungkin selama ini masyarakat masih rancu dengan apa yang disebut dengan

batik modern. Quintanova, salah satu pengamat batik sekaligus panitia Solo Batik

Carnival (SBC) 2 menjelaskan istilah modern dalam konteks batik yang dapat

dilihat dari beberapa segi. Pertama, modern dalam arti motif dan kedua, modern

dalam teknis pembuatan. Contoh modernisasi motif diantaranya memadukan dua

motif batik dalam satu kain. Misalnya perpaduan antara lereng dengan kawung

menjadi motif lereng-kawung. Batik kontemporer bahkan mengaplikasikan motif-

motif modern atau bahkan abstrak dalam kain yang diproses dengan teknis

pembuatan batik. Modern yang kedua adalah dalam hal teknis. Batik printing

adalah salah satu bentuk modernisasi teknis pembuatan batik. Namun, istilah batik

printing yang dikenal masyarakat sebenarnya bukan termasuk batik karena tidak

melalui tahapan pembuatan batik. Proses pembuatan batik secara singkat harus

melalui beberapa tahap diantaranya penggambaran motif, pelapisan dengan

malam, pewarnaan, dan terakhir proses lorot (penghilangan malam). Tanpa proses

tersebut sebuah kain tidak bisa dikatakan batik tetapi hanya tekstil yang bermotif

batik. (Universitas Pendidikan Indonesia, 2010)

xvii

Page 18: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Daerah yang terkenal akan batik modern dengan motif kontemporer adalah daerah

Pekalongan. Pada daerah ini telah memiliki beberapa teknik pembuatan batik

secara modern. Pengelompokan batik Pekalongan berdasarkan metode

pembuatannya adalah sebagai berikut :

1) Batik tulis

yaitu batik yang motifnya dibentuk dengan tangan, yaitu digambar dengan

pensil dan canting untuk penutup atau pelindung terhadap zat warna (lihat

cara membuat batik tulis).

2) Batik cap

yaitu batik yang pembuatan motifnya menggunakan stempel. Cap ini

biasanya terbuat dari tembaga yang telah digambar pola dan dibubuhi malam

(cairan lilin panas).

3) Batik sablon

yaitu batik yang motifnya dicetak dengan klise atau hand print.

4) Batik painting

yaitu batik yang dibuat tanpa pola, tetapi langsung meramu warna di atas

kain.

5) Batik printing

yaitu batik yang penggambarannya menggunakan mesin. Jenis batik ini dapat

diproduksi dalam jumlah besar karena menggunakan mesin modern.

Kemunculan batik printing dipertanyakan oleh beberapa seniman dan

pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga

mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik. (Batikmarkets, 2010)

Pada awalnya, seni batik yang berkembang di Indonesia adalah seni batik

tradisional yaitu seni batik yang teknik pembuatannya dilakukan dengan teknik

tulis yang dilakukan secara manual dengan tangan serta motifnya mengutamakan

nilai simbol atau filosofi. Namun seiring dengan kemajuan jaman pada era global

ini, seni batik di Indonesia telah mengalami banyak perkembangan, baik yang

meliputi perkembangan motif, perubahan mode pakaian ataupun fungsi dari kain

batik itu sendiri hingga teknik pembuatannya yang semakin berkembang. Batik

yang berkembang dengan pesat era ini adalah batik dengan motif kontemporer

yang lebih mengutamakan nilai artistik daripada filosofinya.

xviii

Page 19: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

B. Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya

Upaya untuk meningkatkan seni batik batik Indonesia supaya menjadi commodity

era global yang telah dilakukan, antara lain sebagai berikut :

1) Pada tanggal 1 Oktober 2009, 2500 jenis batik telah terdaftar di daftar

Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia oleh UNESCO.

2) Menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional.

3) Adanya hari wajib berbaju batik bagi para pegawai pemerintah maupu para

pendidik. Selain itu, terdapat beberapa sekolah yang menjadikan batik sebagai

salah satu seragam khas, seperti SMK Negeri 5 kota Malang.

4) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Yogyakarta merencanakan untuk

mengembangkan wilayah yang sudah terkenal sebagai tempat produksi batik

sebagai tempat untuk belajar batik di kota Yogyakarta, salah satunya adalah

Kampung Taman di Kecamatan Kraton.

5) Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berniat mengembangkan wisata batik

pada 2010, menyusul pengakuan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan

dan Kebudayaan PBB (UNESCO) terhadap batik Indonesia sebagai warisan

budaya dunia. Rencana awal yang akan dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan untuk mengembangkan pariwisata minat khusus tersebut adalah

mengembangkan wilayah yang sudah terkenal sebagai tempat produksi batik

di Kota Yogyakarta. Salah satunya adalah Kampung Taman di Kecamatan

Kraton.

6) Pasar Beringharjo sebagai pusat penjualan batik juga akan terus

dikembangkan sebagai bagian dari wisata batik di Yogyakarta oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Yogyakarta.

7) Ketua Umum Paguyuban Pecinta batik Indonesia (PPBI), Larasati Sulianti

Sulaiman mengusulkan perlunya dilakukan regenerasi perajin batik.

8) Diadakannya pemeran-pameran budaya asli Indonesia baik di dalam maupun

luar negeri supaya tidak hanya masyarakat Indonesia mengenal budayanya

sendiri tetapi bangsa lain juga mengenal budaya Indonesia, termasuk batik.

9) Membukukan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia supaya mudah

untuk dipelajari. Seperti Laporan Penelitian Fundamental yang berjudul

Fungsi, Makna Estetik dan Simbolik Ragam Hias Batik Pesisiran oleh Drs.

xix

Page 20: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Mistaram, M.Pd. ; Drs Pujiyanto, M. Sn. : Dra. Tjitjik Sriwardani, M.Pd.

10) Pemberian materi-materi muatan lokal yang ditambahkan pada jam luar

sekolah pada tingkat SD, SMP maupun SMA karena semakin awal generasi

muda mengenal budayanya, maka budaya tersebut akan memiliki akar yang

kuat. Seperti di SMA Negeri 2 Genteng kabupaten Banyuwangi, SMA Negeri

1 Turen dan SMA Negeri 1 Kepanjen kabupaten Malang.

C. Perbaikan setelah Gagasan

Dengan adanya sosialisasi tentang batik, masyarakat Indonesia diharapkan dapat

mengenal lebih jauh, baik tentang jenis, motif, daerah asalnya hingga cara

pembuatannya. Karena ratusan motif batik di Indonesia telah mendapatkan hak

patennya. Dengan adanya hal tersebut, masyarakat Indonesia mampu

memberikan apresiasinya terhadap seni batik dan lebih memilih produk

Indonesia. Oleh karena itu, usaha untuk menjadikan batik sebagai commodity era

global, dimulai dari masyarakat Indonesia terlebih dahulu dan masyarakat dunia

akan mengikuti selanjutnya. Akan tetapi, hal ini tidak bisa terwujud tanpa adanya

kerjasama dari berbagai pihak, baik dari pihak masyarakat maupun pemerintah.

Batik berkembang di masyarakat didukung oleh masyarakat penggunannya. Motif

hias yang diciptakan oleh perajin lokal, dihargai oleh masyarakat sekitarnya

sebagai apresiator dan pengguna batik. Perajin memproduksi batik dikarenakan

ada kebutuhan masyarakat penggunanya. Sehingga terjadi hubungan timbal balik

antara permintaan dan produksi. (Mistaram dkk, 2008 : 164)

xx

Page 21: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

BAB III

METODE PENULISAN

A. Data dan Sumber Data

Data-data pada karya ilmiah ini berupa uraian-uraian, teori-teori, pendapat-

pendapat serta informasi tentang kejadian yang terjadi di masyarakat. Dan sumber

data yang digunakan adalah melalui sarana internet, pengamatan di lingkungan

sekitar penulis yaitu masyarakat di Universitas Negeri Malang serta pengumpulan

referensi-referensi dari perpustakaan. Selain itu, penulis juga mengumpulkan

beberapa fakta dari wawancara beberapa orang,

B. Metode Penulisan

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode telaah pustaka

yang di dalam penyusunannya, penulis mengumpulkan referensi-referensi baik

melalui media internet, referensi-referensi di perpustakaan serta pengamatan

(observasi) secara sekilas di lingkungan sekitar penulis, yaitu masyarakat

Universitas Negeri Malang.

xxi

Page 22: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

A. Analisis

Upaya untuk mengembangkan batik agar menjadi commodity era global adalah

dengan mengembangkan motif-motif batik yang telah ada atau motif yang

tradisional yang dikemas dalam tatanan motif batik modern serta mencari inovasi

baru tentang batik kontemporer saat ini. (lihat lampiran 1)

B. Sintesis

1) Pihak- Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan

Dalam hal ini, pihak-pihak yang dimaksud adalah pemerintah daerah, antara lain

sebagai berikut :

a. Dinas Perindustrian dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Dalam hal ini, instansi-instansi tersebut membantu dalam memberikan

pelatihan dan penyuluhan dalam rangka peningkatan produksi batik mulai

dari pemilihan bahan hingga proses pembuatannya.

b. Dinas Pendidikan

Dalam upaya mengembangkan batik sebagai commodity era global, dinas

pendidikan melalui lembaga-lembaga sekolah utamanya, memberikan

sosialisasi tentang batik yang dikemas dalam bentuk materi pelajaran

maupun materi ekstrakurikuler.

c. Perbankan

Berbeda dengan instansi-instansi pemerintah yang lain, perbankna

menawarkan bantuan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) barupa

pinjaman lunak

2) Langkah-Langkah Strategis yang Dilakukan

xxii

Page 23: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Langkah-langkah untuk mengimplementasikan gagasan sehingga batik Indonesia

menjadi commodity era global yaitu dengan :

1) Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) melalui penyuluhan dan

pelatihan batik yang meliputi bidang pengembangan motif, kualitas (warna

dan bahan), produksi dan pemasaran.

2) Sosialisasi tentang batik melalui beberapa metode yang telah disesuaikan

dengan kondisi saat ini, yaitu :

a. Adanya situs pertemanan “Batik Fans Club” yang dapat digunakan sebagai

sarana pertukaran informasi tentang seni batik Indonesia.

b. Mengadakan lomba-lomba “Ajang Kreativitas Seni Batik Modern” dari

tingkat taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah

pertama (SMP), sekolah menengan atas (SMA) hingga tingkat mahasiswa.

c. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

menayangkan iklan baik melalui media cetak maupun elektronik secara

berkala tentang perkembangan budaya Indonesia dan di dalannya bisa

disisipkan unsur-unsur yang masih berhubungan dengan seni batik

Indonesia baik yang tradisional maupun modern.

d. Melalui media pembelajaran baik pendidikan formal, informal maupun

non formal. Pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan melalui

lembaga sekolah yang penerapannya pada belajar mewarnai gambar atau

pola batik untuk tingkat TK, pengenalan motif daerah setempat dan

menggambar motif untuk tingkat SD, Pengenalan motif batik nusantara

untuk tingkat SMP dan praktek pembuatan batik sederhana di tingkat

SMA. Sementara, untuk lembaga informal, dapat dilakukan melalui

penyuluhan maupun pelatihan yang dilakukan di sanggar-sanggar batik

maupun lembaga lain. Sedangkan lembaga non formal yang

pembelajarannya melalui didikan keluarga, utanya adalah dari orang tua.

xxiii

Page 24: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

BAB V

KESIMPULAN

A. Gagasan yang Diajukan

1) Inovasi motif-motif baru baik kombinasi motif-motif tradisional yang

dikemas secara modern maupun inovasi motif kontemporer.

2) Dilakukan sosialisasi melalui internat maupun lembaga-lembaga pemerintah

daerah setempat.

B. Teknik Implementasi yang akan Dilakukan

1) Membuat situs pertemanan yang bernama “Batik Fans Club” .

2) Mengadakan lomba-lomba “Ajang Kreativitas Seni Batik Modern” .

3) Penayangan iklan dan bekerja sama dengan Pemerintah melalui Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan baik melalui media cetak maupun elektronik

secara berkala .

4) Melalui media pembelajaran baik pendidikan formal, informal maupun non

formal.

C. Prediksi Hasil yang akan Diperoleh

1) Kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam produksi batik semakin

meningkat sehingga kualitas dan kuantitas batik meningkat.

2) Adanya regenerasi perajin batik dapat menjadi salah satu upaya untuk

melestarikan batik tradisional (khususnya batik tulis) disamping adanya

perkembangan batik kontemporer.

3) Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik, khususnya gererasi muda.

4) Munculnya berbagai inovasi dalam perkembangan batik, baik dari segi motif

xxiv

Page 25: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

hingga proses pembuatannya sehingga Indonesia semakin kaya akan batik

dan ragamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Risa, S. Pd. 2009a. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Serba Jaya.

Ant. 2002. Batik. http:// id.wikipedia.org/wiki/batik.html [6 Oktober 2009].

Artikel Indonesia. 2010a. Karakteristik Batik Tulis. http://www.artikelindonesia.co.id/batik\karakteristik-batik-tulis.

Batik markets. 2010b. Cara Membuat Batik. http://www.batikmarkets.com/cara_membuat_batik.html.

Bellamy, Robby. 2009b. Batik dalam Tradisi Baru Menghadapi Arus Budaya Global. http://robby-bellamy.blogspot.com/2009/12/batik-dalam-tradisi-baru-menghadapi.html. [18 Pebruari 2010]

BS. 2009c. Modernisasi. http://www.e-dukasi.net/modernisasi.html [11 Oktober 2009].

Irawan, Candra. 1984. Batik dan Membatik. Jakarta : CV. Akadoma.

Kusuma, Ayuna. 2009d. Pengertian Modernisasi. http://ayuna.cybermq.com/ pengertian-modernisasi.html [17 Mei 2009].

M. Moeliono, Anton. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Mistaram. 1994. Batik, Perkembangannya dan Seni Lukis Batik. Malang : Proyek OPF IKIP Malang.

Mistaram, dkk. 2008. Laporan Penelitian Fundamental : Fungsi, Makna, Estetik dan Simbolik Ragam Hias batik Pesisiran. Malang : Fakultas .Sastra Universitas Negeri Malang

Mistaram. 2009e. Jurnal Media, Seni dan Desain : Revitalisasi dan Eksistensi Batik Malangan. Malang : Universitas Negeri Malang.

Republika. 2009f. Pasca Pengakuan UNESCO Penjualan Batik Yogya Naik 30 Persen.http://www.republika.co.id/batik/pasca-pengakuan-unesco-penjualan batik-yogya-naik-30-persen.html.

Tim Dosen ISD. 1988. Ilmu Sosial Dasar. Malang : IKIP Malang.

Tim Peneliti IKIP Malang. 1990. Ragam Hias Seni Batik Madura. Malang : xxv

Page 26: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan Malang, Pusat penelitian.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2010c. Pengertian Batik Modern. http://forum.upi.edu/pengertian-batik-modern

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA

Nama : Riski Ayu Dewi Cahyani

Tempat Lahir : Nganjuk

Tanggal Lahir : 29 Juli 1989

Alamat Asal dan No. Telp. / HP : Jl. MH. Thamrin No. 88 Kel. Banaran Kec. Kertosono Kab. Nganjuk, Jawa Timur 64311

085233999965

Alamat dan No. Telp. /HP di Malang: Jl. Patimura No. 25 Batu, Ma’had Al-Ulya MAN Kota Batu

(0341) 524920

Karya ilmiah yang pernah dibuat : Jadul Vs Modern dalam Pemakaian Batik Tradisional Versus Modern dalam Seni Batik Indonesia.

Penghargaan Ilmiah : Juara 1 PKM GT 2009 Fakultas Sastra Peserta Lomba PKM GT Universitas Negeri Malang.

xxvi

Page 27: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA

Nama : Windy Uswatun Chasanah

Tempat Lahir : Banyuwangi

Tanggal Lahir : 14 Juli 1988

Alamat Asal dan No. Telp. / HP : Dsn. Sumberjo RT. 01 RW. 03

Ds. Jambewangi Kec. Sempu

Kab. Banyuwangi

085646423085

Alamat dan No. Telp. /HP di Malang : Jl. Jombang gang 1 no21A Malang

Karya ilmiah yang pernah dibuat : Kerajinan Tangan Hasil Kerainan Mutilasi Bagian Tubuh Manusia sebagai Usaha Baru bagi Mmasyarakat Kecil dan Menengah di Desa Plumbon Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang

Penghargaan Ilmiah : Peserta PKM - K

xxvii

Page 28: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA

Nama : Khamad Zain Mamduh

Tempat Lahir : Madiun

Tanggal Lahir : 14 April 1989

Alamat Asal dan No. Telp. / HP : RT. 20 RW. 02, Dungus Wungu, Kab. Madiun

087859452630

Alamat dan No. Telp. /HP di Malang : Jl. Cengger Ayam no.25 Lowokwaru, Malang

Karya ilmiah yang pernah dibuat : Pengolahan Pepaya Menjadi Kripik Beraneka Rasa sebagai Inovasi Baru

Penghargaan Ilmiah : Finalis Tingkat Fakultas

xxviii

Page 29: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Lampiran 1

Gambar motif gabungan antara motif-motif tradisional yang dikemas secara modern

Motif SakuraBatik Mega Mendung

Bentuk motif kawung

Gambar 1:

Motif HarajukuMotif bunga diambil dari motif truntum

Motif parang barong

Aksen kontemporer

Gambar 2:

Motif KlorofilMotif parang barong

Motif ini merupakan peleburan motif yangBatik agro dan parang barong dengan

pemberian pemberian warna yang memiliki aksen batikbatik kontemporer

xxix

Page 30: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Gambar 3:

Gambar motif batik kontemporer

Motif Tupat tindih

Mengambil unsur-unsurminimalis yang cenderungsederhana dan mengambilunsur kotak dan garis. Dan motif ini sesuai untuk batik cap atau printing.

Gambar 4:

Motif Naruto

Gambar 5:

xxx

Pada batik ini menggambarkan simbol dari film kartun Naruto yang sedang di gemari saat ini. Batik motif ini bisa diaplikasikan untuk bahan pakaian maupun alat rumah tangga seperti sprei ataupun bed cover.

Bentuk awal

Page 31: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Gambar 6: Simbol kepala Naruto

Gambar 7:Simbol kepala Naruto

Gambar 8:

Gambar 9:

xxxi

Batik ini merupakan pengembangan dari motif batik Naruto dan dapat diaplikasikan untuk bahan rok ataupun kain jarit.

Pada batik ini menggambarkan simbol dari film kartun Naruto yang sedang di gemari saat ini dan ditambah sedikit tambahan motif sebagai penarik perhatian bagi anak kecil untuk memakai batik. Batik motif ini dapat diaplikasikan pada baju anak-anak maupun barang-barang yang berhubungan dengan anak-anak.

Page 32: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Lampiran 2

Gambar 10: Gambar 11: Gambar 12:Batik Udan rilis Batik Slobog Batik Mega Mendung

Gambar 13: Gambar 14: Gambar 15:Batik Ciptoning Batik Ceplok kasatriyan Batik Tambal

Gambar 16: Gambar 17: Gambar 18:Batik Cuwiri Batik Kawung Batik Nitikkarawitan

Gambar 19: Gambar 20: Gambar 21:xxxii

Page 33: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Batik Parangkusumo Batik Parang rusak barong Batik Pamiluto

Gambar 22: Gambar 23:Batik Truntum Batik Sido Mukti

Gambar 24: Gambar 25:Batik Tiga Negeri Batik Jawa Hokokai

Gambar 26: Gambar 27:Batik Buketan asal Pekalongan Kain jaritdengan desain pengaruh Eropa

Gambar 28: Gambar 29:Batik Buketan Batik Lasem

xxxiii

Page 34: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Lampiran 3

Batik Agro.

Gambar 30: Gambar 31: Gambar 32:

Batik kontemporer yang di terapkan pada berbagai fungsi.

Gambar 33: Gambar 34: Gambar 35:

Gambar 36: Gambar 37: Gambar 38:

xxxiv

Page 35: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Gambar 39: Gambar 40: Gambar 41:

Gambar 42: Gambar 43:Bed cover batik Musium batik di Solo

Gambar 44: Gambar 45:Sajadah batik Tas batik

Gambar 46: Gambar 47:Kerudung Batik Sepatu Batik

xxxv

Page 36: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Lampiran 4

Pembuatan gambar motif dan proses pemberian malam (wax).

Gambar 48: Gambar 52:

Gambar 49:

Gambar 53:

Gambar 50:

Gambar 54:

xxxvi

Page 37: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Gambar 51: Gambar 55:Tenik batik cap

Lampiran 5

Batik Tulis

Gambar 56: Gambar 57: Gambar 58:Canting Gawangan Wajan

Batik Cap

Lilin yang diukir untuk di cap ke kain

Gambar 59: Gambar 60:

Gambar 61: Gambar 62:Cetakan batik kayu Cetakan batik tembaga

xxxvii

Page 38: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

Lampiran 6

Gambar 63:Yogyakarta Kembangkan Wisata BatikMinggu, 04 Oktober 2009 09:48 WIB   Apresiasi masyarakat terhadap batik

Gambar 64:Pengenalan batik

Gambar 65:Wakil Dubes RI untuk Malaysia Tatang B Razak (2 dari kanan) menerima dua politisi oposisi Malaysia Salahuddin Haji Ayub dan Syed Azman serta

xxxviii

Page 39: kemahasiswaan.um.ac.idkemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT... · Web viewKegiatan ini diikuti oleh masyarakat perajin batik di setiap daerah di Indonesia. ( Tim

eksekutif Migrant Care Malaysia Alex Ong yang menyatakan keprihatinan atas ketegangan hubungan Indonesia - Malaysia, di KBRI Kuala Lumpur.

xxxix