23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang luar biasa dan menuntut banyak energi. Jika disuruh memilih, kebanyakan guru akan lebih menyenangi mengajar dibandingkan dengan memeriksa dan mencatat hasil ulangan. Pada waktu mengajar, tentu guru sudah berkali- kali memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui. Akan tetapi pada umumnya mereka itu diam, tidak mau bertanya. Dengan demikian guru beranggapan bahwa siswa-siswa tersebutsudah tahu, walaupun sebenarnya guru itu terkecoh. Problemnya baru terbuka setelah guru memeriksa hasil ulangan. Dari hasil tersebut guru mengetahui bagian-bagian mana dari tujuan pelajaran yang diberikan di kelas belum tercapai. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan tentang laporan hasil evaluasi? 2. Jelaskan tentang cara menentukan nilai akhir? 3. Jelaskan tentang cara pengisian laporan hasil belajar? 4. Jelaskan tentang cara formatif, sumatif dan penentuan nilai raport? 5. Jelaskan manfaat penyusunan laporan?

badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang luar biasa dan menuntut banyak energi. Jika disuruh memilih, kebanyakan guru akan lebih menyenangi mengajar dibandingkan dengan memeriksa dan mencatat hasil ulangan.

Pada waktu mengajar, tentu guru sudah berkali-kali memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui. Akan tetapi pada umumnya mereka itu diam, tidak mau bertanya. Dengan demikian guru beranggapan bahwa siswa-siswa tersebutsudah tahu, walaupun sebenarnya guru itu terkecoh. Problemnya baru terbuka setelah guru memeriksa hasil ulangan. Dari hasil tersebut guru mengetahui bagian-bagian mana dari tujuan pelajaran yang diberikan di kelas belum tercapai.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan tentang laporan hasil evaluasi?

2. Jelaskan tentang cara menentukan nilai akhir?

3. Jelaskan tentang cara pengisian laporan hasil belajar?

4. Jelaskan tentang cara formatif, sumatif dan penentuan nilai raport?

5. Jelaskan manfaat penyusunan laporan?

C. Tujuan

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang laporan hasil evaluasi, cara

menentukan nilai akhir, cara pengisian laporan hasil belajar, cara menilai tes

formatif, sumatif dan penentuan nilai rapor, serta manfaat penyusunan laporan.

Page 2: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Laporan Hasil Evaluasi

Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang

berkepentingan, orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas, pemerintah,

mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar

proses pembelajaran, termasuk proses dan hasil belajar yang dicapai

peserta didik serta perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak.

Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi

antar sekolah, peserta didik, dan orang tua dalam upaya mengembangkan

dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis di antara mereka.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan

hasil belajar yaitu sebagai berikut:

1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian sekolah.

2. Memuat perincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang

bermanfaat bagi pengembangan peserta didik.

3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik

dalam belajar.

4. Mengandung berbagai cara dan strategi komunikasi.

5. Memberikan informasi yang benar, jelas, komprehensif, dan

akurat.1

Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa untuk :

1. Memberikan informasi yang tepat, dan jelas tentang kemajuan hasil

belajar siswa dalam kurun waktu tertentu.

1 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 110-111

Page 3: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

2. Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan

dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk hasil

belajarnya.

3. Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam

mencapai kompetensi.   

B. Cara Menentukan Nilai Akhir

Tiap guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai

akhir. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap penting

tidaknya kegiatan yang dilakukan siswa misalnya: menyelesaikan tugas,

mengikuti diskusi, menempuh tes semester, dll.

Penentuan nilai akhir dilakukan terutama pada waktu guru akan

mengisi raport atau STTB. Biasanya dalam menetukan nilai akhir ini guru

sudah dibimbing oleh suatu peraturan atau pedoman yang dikeluarkan oleh

pemerintah atau kantor/badan yang membawahinya.2

Cara menentukan nilai akhir yaitu sebagai berikut:

1. Penentuan Nilai Akhir Berdasarkan Nilai Formatif dan Sumatif.

Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil

tes nilai sumatif. Nilai formatif di sini dapat berupa nilai rata-rata

hasil ulangan harian dan nilai tugas yang lain jika kita menganggap

nilai keduanya seimbang. Nilai sumatif yaitu nilai hasil ulangan

umum atau UAS. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

NA=

Keterangan:

NA = Nilai Akhir

F = Nilai tes formatif

2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),277

Page 4: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

S = Nilai tes sumatif

Jadi nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai tes formatif (diberi

bobot satu) dijumlahkan dengan nilai tes sumatif (diberi bobot dua)

kemudian dibagi 3.

2. Penentuan Nilai Akhir Berdasarkan nilai tugas, Formatif, dan

Sumatif.

Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai

tugas (T), nilai ulangan harian (formatif), dan nilai ulangan umum

(sumatif). Pada cara yang kedua ini kita membedakan bobot antara

nilai tugas, formatif, dan sumatif yang masing-masing diberi

bobot 2,3 dan 5. Terlebih dahulu kita harus mencari nilai rata-rata

tugas, formatif, dan sumatif. 3

Rumus : NA=

Keterangan:

T = Nilai tugas

H = Nilai ulangan harian (rata-ratanya)

U = Nilai ulangan umum

3. Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian (diberi bobot satu), dan nilai EBTA (diberi bobot dua),

kemudian dibagi 3.4 Rumusnya adalah: NA=

Keterangan: ∑H = Jumlah nilai ulangan harian

E = Nilai EBTA

nH = Frekuansi ulangan harian

3 Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT . Raja Grafindo, 1996). 437-439

4 Ibid.,278-279

Page 5: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

C. Cara Pengisian Laporan Hasil Belajar

Laporan Hasil Belajar Siswa

1. Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian mata

pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester

dalam bentuk buku laporan pendidikan (raport), dan menyampaikan

laporan dimaksud kepada orang tua/wali peserta didik.

2. Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan harus

dapat menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada

semua mata pelajaran. Sesuai dengan ketentuan yang d i a t u r

da l a m P e ra tu r an P emer i n t ah No . 19 t ahun 2005 pas a l 25

aya t ( 4 ) d i j e l a s kan bahw a , kompetensi lulusan mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan oleh karena itu penilaian

hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi

dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-

masing mata pelajaran.

3. Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan

harus memenuhi seluruh komponen LHB, yang mencakup hal-hal

sebagai berikut:

a) identitas peserta didik.

b) format nilai hasil belajar peserta didik.

c) format ketercapaian kompetensi peserta didik.

d) program pengembangan diri.

e) akhlak mulia dan kepribadian.

f) ketidakhadiran.

g) catatan wali kelas.

Page 6: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

h) keterangan pindah sekolah.

i) catatan prestasi peserta didik.

4. Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai

kumulatif dari hasil pencapaian standar  kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) selama peserta didik mengikuti

pembelajaran pada semester yang terkait, yang diperoleh melalui

ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester

dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil

remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi.

Proses pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip

pembelajaran tuntas(mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.

5. Pengisian LHB dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi.

6. P enu l i s an buku i nduk dapa t d i l akuka n se ca ra m anua l a t au

kompu te r i s a s i d i s e s ua ika n dengan pe l aks anaan pe nu l i s an

LH B.

7. LHB disampaikan kepada peserta didik dan orang tua/wali

peserta didik setiap akhir semester.B. Pengisian Format/Tabel

Laporan Hasil Belajar 

1) Identitas Peserta Didik Cukup jelas. Tabel nilai Nilai Hasil Belajar

Kolom Pengetahuan diisi dengan nilai kumulatif dari hasil

pencapaian SK dan KD untuk aspek kompetensi pengetahuan

peserta didik setiap mata pelajaran dan muatan lokal per semester.

Nilai pengetahuan mencakup aspek pengetahuan konsep sampai

dengan konsep penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang

diperoleh melalui berbagai teknik penilaian berupa tes tertulis dan

lisan (wawancara/presentasi),pengamatan, penugasan perseorangan

atau kelompok, dan bentuk lain sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran. Nilai pengetahuan harus sesuai tuntutan kompetensi

dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Nilai Pengetahuan

Page 7: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

ditulis secara kuantitatif dalam bentuk bilangan bulat dan

huruf, dengan menggunakan skala 0 - 100.

Contoh: dalam angka : 75 dalam huruf Tujuh Lima.

2) Kolom praktik diisi dengan nilai kumulatif dari hasil pencapaian SK dan

KD yang penilaian hasil belajarnya dilakukan melalui tes praktek atau

kinerja. Nilai praktek hanya diberlakukan untuk mata pelajaran

tertentu yang SK dan KD nya menuntut peserta didik untuk

mampu mempraktekkan atau melaksanakan tugas dengan cara

yang benar dan hasil yang baik, seperti mata pelajaran Fisika,

Kimia, Biologi, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan,

Bahasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Seni Budaya.

Sedangkan untuk mata pelajaran pendidikan agama disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di masing-masing

satuan pendidikan. Nilai praktik mencakup ranah/aspek penilaian

yaitu:

a) Kognitif (penguasaan pengetahuan/ penerapan)

b) Psikomotorik

(Keterampilan dan teknik dalam melakukan tugas Serta

kesesuaian dengan standar operasional prosedur) yang

seluruh hasil penilaiannya terintegrasi dalam satu nilai

yang dituliskan dalam kolom praktek.

c) Kolom sikap diisi dengan penilaian sikap pada setiap mata

pelajaran dan muatan lokal yang diperoleh dari observasi

atau pengamatan guru terhadap peserta didik selama

proses pembelajaran berlangsung.

8. Menentukan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan

mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,

kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung

meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan

pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria

ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria

ketuntasan ideal.

Page 8: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM

adalah sebagai berikut:

1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap

kelas!

2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan

dengan kemampuan masing-masing aspek:

a. Aspek Kompleksitas:

Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah

tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.

b. Aspek Sumber Daya Pendukung

Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin

tinggi.

c. Aspek intake

Semakin tinggi kemampuan awal  siswa (intake) maka nilainya

semakin tinggi.

3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan

KKM setiap KD!

4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk

menentukan KKM mata pelajaran!

  5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada

kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.

D. Cara Menilai Tes Formatif, Tes Sumatif dan Penentuan Nilai Raport

1) Cara menilai tes formatifTelah dijelaskan bahwa tes formatif adalah tes yang diberikan

kepada murid-murid pada setiap akhir program satuan pelajaran. Fungsinya untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan.

Ada dua jenis pengolahan yang diperlukan di dalam penilaian formatif yaitu sebagai berikut:

a) Pengolahan untuk mendapatkan angka persentase siswa yang gagal dalam setiap soal, misalnya:

Page 9: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

Soal nomor % siswa yang gagal

1 30%

2 85%

3 60%

dan sebagainya dan seterusnya

Untuk soal bentuk uraian, pengertian "siswa yang gagal" di atas dapat di artikan sebagai siswa yang jawabannya terhadap suatu soal dipandang kurang memuaskan.

b) Pengolahan untuk mendapat hasil yang dicapai setiap siswa dalam tes secara keseluruhan ditinjau dari persentase jawaban yang memuaskan, misalnya:

Nama siswa Hasil yang dicapai

(% jawaban yang memuaskan)

1. Badi'atul munawaroh 90%

2. Amalia Putri Utami 50%

3. Iman Solichun 75%

dan seterusnya

Sebagai contoh, bila skor maksimum yang harus dicapai dalam suatu tes adalah 60, angka yang dicapai Imam Solichun dalam tes tersebut adalah:

S= 100% = 75%Dengan kata lain, cara menilai tes formatif dilakukan dengan percentages correction (hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dari persentase jawaban

yang benar). Rumusnya adalah sebagai berikut: S = 100Keterangan:

Page 10: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N = Skor maksimum dari tes tersebut

2) Cara menilai tes sumatifTes sumatif biasanya diadakan setiap catur wulan sekali atau

setiap semester. Fungsi tes sumatif adalah untuk menilai prestasi siswa, sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan selama jangka waktu tertentu. Kegunaannya adalah untuk pengisian raport, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya siswa pada ujian akhir sekolah.

Cara penilaian tes dalam bentuk multiple choice,

S = R Keterangan:

S = skor yang diharapkan atau dicari

R = jumlah item yang dijawab betul (Right)

W = jumlah item yang dijawab salah (wrong)

n = jumlah option (alternative jawaban)

1 = bilangan tetap

Skor mentah yang diperoleh seorang siswa dari suatu tes sumatif yang terdiri atas beberapa macam bentuk tes merupakan jumlah skor dari tiap-tiap bentuk tes tersebut yang telah dihitung menurut rumus masing-masing.

3) Penentuan nilai raportUntuk menjaga kesinambungan penilaian sehingga hasil

penilaian menjadi lebih andal (reliable) bagi setiap siswa, disamping penilaian tes sumatif yang biasanya dilakukan pada setiap catur wulan atau akhir semester, guru harus melakukan pula tes-tes subsumatif pada tahap-tahap tertentu (misalnya 2 minggu sekali atau sebulan sekali) selama caturwulan atau semester yang bersangkutan.

Hasil tes subsumatif inilah yang kemudian digabungkan dengan nilai sumatif untuk mengisi raport. Caranya dengan merata-ratakan hasil rata-rata tes subsumatif dan nilai tes sumatif.5 Contoh:

5 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 110-117

Page 11: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

Nama siswa Nilai-nilai hasil tes subsumatif Rata-rata subsumatif

Nilai sumatif

Nilai akhir

1 2 3 4 5 6

Badi' 7 6 5 6 6 7 6,5 7 7

Amalia 6 7 7 9 6 7 7 8 7,5

Imam 7 5 8 6 5 5 6 7 6,5

Catatan:

- Nilai akhir dengan angka pecahan kurang dari 0,5 dibulatkan kebawah.- Nilai akhir dengan angka pecahan 0,5 keadaannya tetap.- Nilai akhir dengan angka pecahan lebih dari 0,5 dibulatkan ke atas.

E. Manfaat Membuat Laporan

Pada waktu mengajar, tentu guru sudah berkali-kali memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui. Akan tetapi pada umumnya mereka itu diam, tidak mau bertanya. Dengan demikian guru beranggapan bahwa siswa-siswa tersebut sudah tahu, walaupun sebenarnya guru itu terkecoh. Problemnya baru terbuka setelah guru memeriksa hasil ulangan. Dari hasil tersebut guru mengetahui bagian-bagian mana dari tujuan pelajaran yang diberikan di kelas belum tercapai.

Secara sistematis dapat dikemukakan di sini bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu sebagai berikut;

1) Siswa sendiriBagi siswa laporan prestasi sangat bermanfaat karena secara

alamiah setiap orang selalu ingin tau akibat dari apa yang telah mereka lakukan, entah itu menggembirakan maupun mengecewakan. Jika siswa mengetahui hasil yang positif dari perbuatannya, maka pengetahuan yang diperoleh akan dikuatkan.

2) Guru yang mengajarGuru yang mengajar tentunya ingin mengetahui hasil usaha

yang telah dilakukan terhadap siswa, oleh karena itu laporan merupakan titik tolak bagi guru untuk menentukan langkah selanjutnya.

3) Guru lain

Page 12: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

Guru lain ini adalah guru yang akan menggantikan guru sebelumnya karena siswa tersebut sudah naik kelas.

4) Orang tuaOrang tualah yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap

pendidikan anak, itulah sebabnya maka orang tua masih ingin selalu mengetahui kemajuan anak dari tahun ke tahun, yang dapat dilihatnya melalui laporan atau raport.6

5) Para Pemakai Lulusan Sekolah

Mayarakat khususnya para pemakai lulusan sekolah termasuk kelompok yang membutuhkan informasi tentang prestasi siswa di sekolah. Dengan prestasi yang dicapai oleh siswa itu, mereka akan menentukan layak tidaknya lulusan tersebut diterima dilingkungannya. Pemakai lulusan sekolah ini hendaknya diartikan secara luas, ia dapat mencakup sekolah yang lebih tinggi maupun berbagai lapangan pekerjaan. 7

6 Suharsimi Arikunto., Ibid 282-284

7 Burhan Nurgiyanto, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 2001), 420

Page 13: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi antar sekolah, peserta didik, dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis di antara mereka.

2. Cara menentukan nilai akhir yaitu sebagai berikut:

a. Penentuan Nilai Akhir Berdasarkan Nilai Formatif dan

Sumatif. Nilai akhir diperoleh dengan jalan

memperhitungkan nilai hasil tes nilai sumatif. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

NA=

b. Penentuan Nilai Akhir Berdasarkan nilai tugas, Formatif,

dan Sumatif. Rumus : NA=

c. Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian (diberi bobot satu), dan nilai EBTA (diberi

Page 14: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

bobot dua), kemudian dibagi 3. Rumusnya adalah: NA=

3. Cara pengisian laporan hasil belajar

a) Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian

semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester

dalam bentuk buku laporan pendidikan (rapor.

b) Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan

pendidikan harus dapat menggambarkan pencapaian

kompetensi peserta didik pada semua mata

pelajaran.

c) Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran,

dengan catatan harus memenuhi seluruh komponen

LHB.

d) Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan

nilai kumulatif dari hasil pencapaian (SK) dan

(KD).

e) Pengisian LHB dapat dilakukan secara manual atau

komputerisasi.

f ) P enu l i s an buku i nduk dapa t d i l akuka n se ca ra

manua l a t au kompu te r i s a s i d i s e s ua ika n

dengan pe l aks anaa n penu l i s an L HB.

g) LHB disampaikan kepada peserta didik dan orang

tua/wali peserta didik setiap akhir semester 2.

h) Menentukan KKM

Page 15: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

4. Cara menilai tes formatif, sumatif, dan penentuan nilai rapor.

a)Ada dua jenis pengolahan yang diperlukan di dalam penilaian formatif yaitu sebagai berikut:

-Pengolahan untuk mendapatkan angka persentase siswa yang gagal

dalam setiap soal.

-Pengolahan untuk mendapat hasil yang dicapai setiap siswa dalam tes

secara keseluruhan ditinjau dari persentase jawaban yang memuaskan.

b) Cara menilai tes sumatif

Cara penilaian tes dalam bentuk multiple choice,

S = R

c). Cara penentuan nilai rapor

Hasil tes sub sumatif inilah yang kemudian digabungkan

dengan nilai sumatif untuk mengisi raport. Caranya dengan merata-

ratakan hasil rata-rata tes sub sumatif dan nilai tes sumatif .

5. Manfaat penyusunan laporan hasil belajar.

Secara sistematis dapat di kemukakan di sini bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu sebagai berikut:

a) Siswa Sendiri.

b) Guru yang mengajar.

c) Guru lain.

d) Orang tua.

e) Para pemakai lulusan sekolah.

Page 16: badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · Web viewHampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Burhan Nurgiyanto, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta:

BPFE, 2001.

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006.

Sudjono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT . Raja Grafindo, 1996.