20
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 ( 2 ): 385-396 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018 ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA KUALITAS PRODUK TEMPE PADA USAHA HOME INDUSTRI TEMPE IBU NURDIANI DI KECAMATAN LOA KULU TENGGARONG Riyaldy Wirajaya 1 Abstrak Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas produk. Home Industri tempe Ibu Nurdiani merupakan salah satu produsen tempe yang berproduksi setiap harinya, dan terus berusaha menjaga kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian mutu yang terdiri dari menjaga kualitas produk dan mengetahui ketentuan syarat standar mutu tempe yang sesuai dengan ketetapan badan Standarisasi Nasional Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pada fokus penilitiannya adalah prosedur pembuatan tempe dan menjaga kualitas tempe. Jenis dan sumber data menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, interview, dokumentasi dan uji laboratorium. Analisis data yang digunakan yaitu lembar pemeriksaan (check sheet), histogram, dan diagram control (control-chart). Hasil penelitian yang diperoleh yaitu prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan mampu menjaga kualitas produk, namun belum sepenuhnya. Pada proses produksi masi terdapat hasil produksi yang mengalami kegagalan. Hal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman. Kemudian dari data hasil 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 ( 2 ): 385-396ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id© Copyright 2018

ANALISIS QUALITY CONTROL UNTUK MENJAGA KUALITAS PRODUK TEMPE PADA USAHA HOME INDUSTRI TEMPE IBU NURDIANI

DI KECAMATAN LOA KULU TENGGARONG

Riyaldy Wirajaya1

AbstrakPersaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu

memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas produk. Home Industri tempe Ibu Nurdiani merupakan salah satu produsen tempe yang berproduksi setiap harinya, dan terus berusaha menjaga kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian mutu yang terdiri dari menjaga kualitas produk dan mengetahui ketentuan syarat standar mutu tempe yang sesuai dengan ketetapan badan Standarisasi Nasional Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pada fokus penilitiannya adalah prosedur pembuatan tempe dan menjaga kualitas tempe. Jenis dan sumber data menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, interview, dokumentasi dan uji laboratorium. Analisis data yang digunakan yaitu lembar pemeriksaan (check sheet), histogram, dan diagram control (control-chart). Hasil penelitian yang diperoleh yaitu prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan  mampu menjaga kualitas produk, namun belum sepenuhnya. Pada proses produksi masi terdapat hasil produksi yang mengalami kegagalan. Hal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman. Kemudian dari data hasil uji laboratorium bahwa kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak tempe yang dibuat Ibu Nurdiani sudah mencapai standar mutu tempe.

Kata Kunci : Quality Control dan Menjaga Kualitas

Pendahuluan Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong pengusaha selalu

memberikan yang terbaik kepada konsumen seperti menjaga kualitas produk. Menjaga kualitas penting dilakukan oleh semua pengusaha, baik usaha besar maupun usaha kecil.

1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

Mutu sebuah produk bisa dijaga atau ditingkatkan, jika ada sistem prosedur yang baik. Agar dapat menghasilkan sistem prosedur yang baik perusahaan harus melakukan pengawasan atau pengendalian mutu terhadap produk yang akan diproduksi. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada kenyataannya masih di temukan terjadinya kesalahan-kesalahan dimana mutu produk tidak sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan oleh perusahaan, faktor-faktor yang menyebabkan suatu produk tidak sesuai dengan apa yang diharapakan perusahaan di sebabkan oleh bahan baku, tenaga kerja, dan mesin kerja (peralatan), oleh karena itu perusahaan harus lebih fokus terhadap mutu atau kualitas produk yang akan dihasilkan.

Pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi yang terpenting bagi suatu perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai fungsi untuk mengendalikan  mutu biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan mutu, akan tetapi didalam perusahaan di bagian pengendalian atau pengawasan mutu tidak selalu tergantung pada besar kecilnya jenis produk dari perusahaan tersebut. Suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap produk yang dihasilkan dan  dapat menekan persentase dari cacat produk yang dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Setiap perusahaan memiliki standar produknya masing-masing, standar produk ini berasal dari konsumen dan kemampuan perusahaan. Standar produk digunakan supaya ada celah (gap) antara harapan konsumen dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan, oleh sebab itu perusahaan harus melakukan berbagai usaha dalam memperbaiki kualitas produknya.

Upaya menghasilkan produk yang benar-benar memiliki kualitas yang baik serta menghindari terjadinya kegagalan produk diluar batas dan standar yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan, diperlukan adanya proses pengendalian khususnya pengendalian produksinya. Pengendalian kualitas di perusahaan harus ada, karena dengan pengendalian produksi dapat diketahui gambaran mengenai kualitas dari hasil produksi, apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai standar atau tidak.

Usaha Pembuatan tempe merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang produksi. Pembuatan tempe ini terletak di Jalan R. Ismanun Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Tenggarong yang merupakan jalan utama untuk menuju usaha pembuatan tempe itu tersebut. Usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani sudah merintis usahanya dari tahun 2011 dan Perkembangan  usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani dari tahun 2011 sampai sekarang sangatlah di minati oleh masyarakat karena harganya murah serta tempe saat di potong tidak hancur, selain itu produk yang dijual oleh Ibu Nurdiani ini lebih tertata rapi pada kemasan produk tempe. Dalam sehari pembuatan tempenya Ibu Nurdiani selalu bervariasi dalam memproduksi tempenya itu Minimal 10kg dengan hasil mencapai 750 bungkus dan yang maximal 20kg hasilnya  mencapai 1500 bungkus/hari dan  dijual dengan harga Rp 250/bungkus.

386

Page 3: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

Pada proses produksinya hasil tempe Ibu Nurdiani tidak selalu berjalan mulus dikarenakan selalu ada produk yang gagal. Banyaknya produk yang mengalami kegagalan belum diketahui secara rinci penyebabnya, menurut pihak Home industri hal ini kemungkinan terjadi karena perendaman kedelai, pencucian kedelai, suhu ruangan (peragian), dan pemeraman.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas Produk Tempe Pada Usaha Home Industri Tempe Ibu Nurdiani Di Kecamatan Loa kulu Tenggarong”.

Kerangka Dasar Teori Manajemen Operasi

Menurut Heizer dan Render (2014:21), manajemen produksi sebagai serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi pengeluaran.Mutu

Sedangkan menurut Prawirosentono (2007:5) mengemukakan pengertian mutu adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang di keluarkan.Pengendalian mutu

Menurut Assauri (2008: 25) mengatakan, “pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai”.Kualitas

Menurut Purnomo (2007:162) kualitas adalah aktivitas pengendalian untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan menggambar tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.Pengendalian kualitas

Menurut Montgomery (2015:62), pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan spesifikasi atau pernyataan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dengan yang standar.Tempe

(Sarwono, 2005:1) tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat terkenal di Indonesia. Tempe yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah tempe yang menggunakan bahan baku kedelai. Fermentasi kedelai dalam proses pembuatan tempe menyebabkan perubahan kimia maupun fisik pada biji kedelai, menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh. Tempe segar tidak

387

Page 4: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

dapat disimpan lama, karena tempe tahan hanya selama 2 x 24 jam, lewat masa itu, kapang tempe mati dan selanjutnya akan tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein, akibatnya tempe cepat busuk.Proses Produksi

Assauri (2008:35) adalah cara metode dan teknik untuk menciptakan atau menambahkan kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. Prinsip dasar pembuatan tempe ialah menumbuhkan kapang pada media kedelai untuk mendapatkan suatu produk baru tanpa mengurangi atau menghilangkan nilai gizi pada kedelai. Proses pembuatan tempe melibatkan tiga faktor pendukung, yaitu bahan baku yang dipakai (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan keadaan lingkungan tumbuh (suhu, pH, dan kelembaban).

Metode PenelitianJenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatf, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2011:15). Peneliti melakukan penelitian  pada pelaku usaha pembuatan tempe di Jalan R. Ismanun di Kecamatan Loa Kulu Tenggarong yaitu dengan cara menganalisis data-data kerusakan produk dan cara pengendalian kualitas yang diperoleh dari pengrajin pembuatan tempe melalui observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini menjelaskan objek yang diteliti dengan cara memberikan deskripsi atau gambaran terhadap masalah yang telah diidentifikasi dan dilakukan secara intensif dan terinci terhadap proses produksi tempe Tenggarong.Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, interview, dokumentasi dan uji laboratorium.Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan berupa lembar pemeriksaan, histogram dan diagram control.

Hasil Penelitian dan PembahasanHasil PenelitianLembar Pemeriksaan (Cheeck Sheet)

Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama dilakukan adalah membuat cheek sheet. hasil pengumpulan data pada proses

388

Page 5: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

pembuatan tempe Ibu Nurdiani pada jumlah produksi dan jumlah kegagalan selama sepuluh kali pembuatan yang telah dilakukan sebagai berikut :

Lembar Pemeriksaan (Cheek Sheet)Usaha Pembuatan Tempe

Ibu Nurdiani 2017

No Jumlah Produksi

Jumlah Produk Gagal (Bungkus)

Kerusakan(%)

1 1500 55 0,0372 1320 23 0,0173 1420 35 0,0254 1125 34 0,0305 1140 55 0,0486 980 24 0,0247 1050 21 0,0208 1230 32 0,0269 1270 40 0,031

10 750 35 0,047Rata-rata 1178,5 35,4 0,030

Total 11.785 354 0,306Sumber: Data diolah bulan Oktober 2017

Berdasarkan di atas dapat diketahui rara-rata jumlah produksi 1178,5, rata-rata jumlah produk gagal 35,4 dan rata-rata kerusakan 0,030. Sedangkan total dari jumlah produksi adalah 11.785, dan total kerusakan jumlah produk rusak 354 tempe dan total kerusakan sebesar 0,306 selama bulan oktober dalam waktu 10 hari kerja.Histogram

Histogram ini berguna untuk melihat produk yang rusak dan apakah memenuhi standar dan tidak memenuhi standar. Berikut ini histogram pembuatan tempe yang dibuat sebagai berikut:

Histogram Pembuatan Tempe Ibu NurdianiPada bulan Oktober 2017

389

Page 6: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

Sumber : Diolah dari data wawancaraBerdasarkan Histogram yang telah ditentukan dapat dilihat bahwa tempe

yang dihasilkan Ibu Nurdiani selama sepuluh kali pembuatan di tanggal 1-10 oktober 2017 mengalami kegagalan di akibatkan pada perendaman kedelai, pencucian kedelai, suhu ruangan (peragian) dan pemeraman.Diagram Control (Control Chart)

Dilihat dari jumlah kerusakan dimana batas toleransi yang diteteapkan oleh pihak home industri adalah sebesar 2%. Oleh karena itu, selanjutnya akan dianalisis kembali untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi masih dalam batas kendali statistik melalui grafik kendali. Peta kendali P mempunyai manfaat untuk membantu untuk membantu pengendalian kualitas produksi serta dapat memberikan informasi mengenai kapan dan di mana Home Industri harus melakukan perbaikan kualitas.Adapun langkah langkah untuk membuat peta kendali p tersebut adalah :a. Menghitung persentase kerusakan

Keterangan : = Jumlah kerusakan

= Jumlah produksiSubgrup = Hari ke-Maka perhitungan datanya adalah sebagai berikut :

Observasi 1 : = = 0,037

Observasi 2 : = = 0,017

Observasi 3 : = = 0,025

Observasi 4 : = = 0,030

Observasi 5 : = = 0,048

Observasi 6 : = = 0,024

Observasi 7 : = = 0,020

390

Page 7: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

Observasi 8 : = = 0,026

Observasi 9 : = = 0,031

Obsevasi 10 : = = 0,047

b. Menghitung Garis Pusat (Central Line)Garis Pusat merupakan rata-rata kerusakan produk ( )

Keterangan : = jumlah total yang rusak

= jumlah total yang diperiksaMaka perhitungannya adalah :

= 0,030

c. Menghitung batas kendali atas (Upper Control Limit)Untuk menghitung batas kendali atas UCL dilakukan dengan rumus :

Keterangan : = Rata-rata ketidak sesuaian produk

= Jumlah produksiUntuk perhitungannya adalah :

Observasi 1: = = 0,0432

Observasi 2: = = 0,0444

Observasi 3: = = 0,0435

Observasi 4: = = 0,0452

391

Page 8: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

Observasi 5: = = 0,0451

Observasi 6: = = 0,0463

Observasi 7: = = 0,0457

Observasi 8: = = 0,0455

Observasi 9: = = 0,0443

Observasi10: = = 0,0486

d. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL). Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan rumus :

Keterangan : = rata-rata ketidak sesuaian produk

= jumlah produksiMaka perhitungannya adalah :

Observasi 1: = = 0,0167

Observasi 2: = = 0,0159

Observasi 3: = = 0,0164

Observasi 4: = = 0,0147

392

Page 9: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

Observasi 5: = = 0,0148

Observasi 6: = = 0,0136

Observasi 7: = = 0,0142

Observasi 8: = = 0,0154

Observasi 9: = = 0,0156

Observasi10: = = 0,0113

Untuk perhitungan peta kendali p selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :Perhitungan Batas KendaliPeriode Bulan Oktober 2017

HARIJUMLAH PRODUK

KEGAGALANPRODUK P CL UCL LCL

1 1500 55 0,037 0,030 0,0432 0,01672 1320 23 0,017 0,030 0,0444 0,01593 1420 35 0,025 0,030 0,0435 0,01644 1125 34 0,030 0,030 0,0452 0,01475 1140 55 0,048 0,030 0,0451 0,01486 980 24 0,024 0,030 0,0463 0.01367 1050 21 0,020 0,030 0,0457 0,01428 1230 32 0,026 0,030 0,0455 0,01549 1270 40 0,031 0,030 0,0443 0,0155

10 750 35 0,047 0,030 0,0486 0,0113Sumber: Hasil perhitungan rumus peta kendali p

Pada Tabel perhitungan peta kendali menunjukan Proporsi kerusakan, garis pusat, batas kendali atas dan batas kendali bawah dari observasi hari ke-1 hingga hari ke-10.

Diagram Peta Kendali Proporsi KerusakanBulan Oktober 2017

393

Page 10: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

10987654321

0,05

0,04

0,03

0,02

0,01

Kegagalan

Propor

tion _P=0,03004

UCL=0,04874

LCL=0,01134

1

Tests performed with unequal sample sizes

Peta Kendali

Sumber: Data primer yang diolah menggunakan Softwere minitab 17Berdasarkan gambar peta kendali p dapat dilihat bahwa data yang diperoleh

tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan bahkan masih ada yang keluar dari batas kendali, ada 1 titik yang keluar batas kendali yaitu pada observasi ke 5. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses produksi pada usaha tempe Home Industri Ibu Nurdiani Oktober 2017 tidak terkendali. Hal ini menunjukan terjadinya penyimpangan dan pengendalian kualitas pada usaha tempe Home Industri Ibu Nurdiani memerlukan adanya perbaikan.Pembahasan

Berdasarkan pelaksanaan Pengendalian mutu (Quality Control) pada usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani yaitu dengan melakukan beberapa proses pengendalian antara lain sebagai berikut:

Pengendalian MutuNo Proses Kegiatan1 Pengendalian terhadap bahan baku a. Pembelian kedelai

b. Penyortiran kedelai2 Pengendalian Terhadap Proses

Produksia. Perendaman kedelaib. Pencucian kedelaic. Pengupasan kedelaid. Perebusan kedelaie. Penirisan kedelaif. Pendinginang. Peragian

3 Pengendalian Terhadap Produk jadi

a. Proses pembungkusanb. Proses pemeraman

Sumber: Data diolahdapat dilihat Proses pengendalian produksi tempe Ibu Nurdiani yaitu

pengendalian terhadap bahan baku, pengendalian terhadap proses produksi dan pengendalian terhadap produk jadi. Namun meski sudah menjalankan proses tetap saja ada produk yang mengalami kegagalan.

394

Page 11: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

Berdasarkan dari usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani tersebut, terdapat banyak kendala yang dalam kegiatan produksi pembuatan tempe sering mengalami kegagalan karena kurangnya waktu pada proses perendaman, pencucian kedelai karena kurang bersihnya air yang digunakan, kemudian peragian karena kedelai yang dicampurakan ragi belum terlalu kering dan proses pengadukan tidak maksimal, dan pemeraman sangat menentukan jadinya tempe apabila tempat penyimpanan tempe tidak berhasil maka kedelai dan ragi tidak akan menyatu.

Upaya dalam menjaga kualitas Ibu Nurdiani selalu mempertahankan tempe yang dihasilkan agar dapat terjaga yaitu langkah-langkah sebagai berikut:1. Memperhatikan prosedur pembuatan tempe secara ketat agar tidak terjadi

penyimpangan.2. Menjaga kebersihan pada saat proses pembuatan tempe sehingga tidak

mengalami kegagalan.Kemudian berdasarkan potensi kerugian yang diderita home industri Ibu

Nurdiani kerusakan atau kegagalan produk ini berada di angka Rp. 88.500,- di dalam 10 hari pembuatan yang bervariasi. Rumus perhitungan potensi kerugian adalah sebagai berikut:Total produk rusak x Harga jual produk. Dimana, Total produk rusak : 354Harga jual produk (Tempe per bungkus) : Rp. 250,-Sedangkan pada data produksi bulan Januari - Desember 2016 potensi kerugian yang diderita oleh home Industri Tempe di angka Rp. 3.553.500,-

Sebaiknya dalam mengurangi kerugian yang ada pada proses pengolahan tempe lebih memperhatikan kebersihan yaitu mengganti air yang baru pada proses perendaman dan pencucian serta membeli fasilitas tambahan seperti rak penyimpanan, kemudian suhu ruangan yang baik selama penyimpanan dibutuhkan suhu yang sesuai agar kedelai dan ragi menyatu dengan sempurna.

Meski banyak ditemukan produk yang gagal, pengendalian mutu yang dilakukan home industri tempe Ibu Nurdiani sudah dapat membuat produk tempe yang dihasilkan memenuhi standar mutu tempe. Hal ini di lihat dari uji laboratorium produk tempe Ibu Nurdiani. Berikut ini tabel uji laboratorium tempe produksi home industri Ibu Nurdiani:

Hasil Uji Laboratorium TempeNo Uji Hasil Uji1 Kadar Air 60%2 Kadar Abu 1,2%3 Kadar Protein 18%4 Kadar Lemak/minyak 11%

Sumber: Hasil uji LaboratoriumDari ketentuan syarat mutu tempe yang di tetapkan oleh Badan Standarisasi

Nasional Indonesia (Sandar Mutu Tempe 01-3344-2009) dinyatakan maksimum dari kadar air sebanyak 65%, kadar abu sebanyak 1,5%, kadar protein minimal

395

Page 12: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 385-396

16%, kadar lemak minimal 10%. Sehingga dapat dikatakan dari data hasil uji laboratorium tempe Ibu Nurdiani ini bahwa kadar air 60%, kadar abu 1,2%, kadar protein 18%, kadar lemak/minyak 11% telah mencapai standar mutu tempe.

Penutup Bahwa prosedur pengendalian mutu (quality control) yang diterapkan

mampu menjaga kualitas produk tempe Ibu Nurdiani di kecamatan Loa Kulu Tenggarong. Namun pada kenyataanya masih terdapat produk dari hasil produksi yang mengalami kegagalan. Karena kurangnya memperhatikan sosialisasi prosedur pengolahan tempe dan kurangnya waktu pada proses perendaman, kurangnya kebersihan seperti air yang digunakan pada saat pencucian, pada saat peragian kedelai yang dicampurakan ragi belum terlalu kering dan masih panas kemudian proses pengadukannya tidak maksimal dan yang terakhir pada saat proses pemeraman tempe yang telah dibungkus hanya di tumpuk saja tidak di susun rapi. Kegagalan tersebut terjadi disebabkan oleh kelalaian dari pekerja atau karyawan home industri tempe, cuaca hujan yang tak menentu dan kebersihan.

Bahwa hasil uji laboratorium tempe yang dibuat Ibu Nurdiani Di Kecamatan Loa Kulu Tenggarong sudah mencapai Standar Mutu Tempe yang telah di tentukan.

Usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani sebaiknya tetap mempertahankan prosedur tempe yang digunakan agar usaha kedepannya selalu sesuai dengan standar.

Usaha pembuatan tempe Ibu Nurdiani sebaiknya memperhatikan kebersihan yaitu mengganti air yang baru untuk meminimalkan racun-racun berbahaya bagi tubuh ketika pada proses perendaman dan pencucian serta membeli fasilitas tambahan seperti rak penyimpanan.

Daftar PustakaSumber Buku :Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta :            Lembaga Penerbit FE UI.Assauri, Sofjan 2009. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Edisi

Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.Ahyari, Agus. 2002 “Management Produksi Perencanaan Sistem Produksi” Edisi

empat, Yogyakarta, BPFE.Astawan,  M. 2004. Menguak Manfaat Tempe. Bogor: IPB.Astawan,  M. 2008. Sehat Dengan Tempe. Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan

Dengan Tempe. Jakarta: PT Dian Rakyat.Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standar Mutu Tempe Kedelai SNI 01-3441-

2009. Jakarta: Swadaya.Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung : Alfabeta

396

Page 13: eJournalejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewHal tersebut diakibatkan kesalahan pada proses perendaman kedelai, pencucian kedelai, peragian dan pemeraman

Analisis Quality Control Untuk Menjaga Kualitas (Riyaldy Wirajaya)

Feigenbaum. (2010). Kendali Mutu Terpadu. Jakarta: Penerbit ErlanggaGasprez, Vincent. 2007. Total Quality Manajemen. Jakarta : PT. GramediaHandoko, T.Hani. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi

Pertama, Yogyakarta : BFEE Hamming, M., dan Mahmud Nurnajamuddin., 2011. Manajemen Produksi

Modern Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Bumi Aksara.Heizer, Jay and Barry Render. 2009. Operations Management (Manajemen

Operasi). Jakarta : Salemba Empat.MN. Nasution, (2005), Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Management

Jakarta: Ghalia IndonesiaMontgomery, DC. 2007. Pengantar Pengendalian Kualitas statistic. YogyakartaPurnomo, Hari., 2014. Pengendalian Kualitas Statistik, Graha Ilmu, YogyakartaPrawirosentono, Suyadi. 2007. Manjaemen Produksi. Jakarta : Bumi AksaraSarwono, B. 2005. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Swadaya.Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke 16, Penerbit CV. Alfabeta,

Bandung Supriyono. 2003. Mengukur Faktor Faktor Dalam Proses Pengeringan jakarta:

DepdiknusYamit, Zulian. 2010. Manajemen Kualitas Produk & Jasa, Yogyakarta, EkonesiaMaulida, 2012 Analisis Quality Control Unuk Menjaga Kualitas Produk Tempe

pada usaha Home Industri Tempe Bapak Joko Purwanto Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda

Fajar, 2012 Analisis Pengendalian Mutu (Quality control) CPO (CRUDE PALM OIL) Pada PT. Buana Wira Subur Sakti Di Kabupaten paser”.

Intan (2012) Analisis Efektivitas Pengendalian Mutu Kemasan Hasil Produksi Pada UD. Kaya Rasa Di Samarinda

Trysha zulfidrica (2017) Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Fotokopi Pada CV. Surya Jaya Mandiri Di samarinda

Saprullah (2017) Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Six Sigma Pada Raja Roti Di Samarinda

Ilham (2012) Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Metode Statistical Processing Control (SPC) Pada PT. Bosowa Media Grafika (tribun News)

Hidayat, N. 2008,Fermentasi Tempe. http://ptp2007.files.wordpress.com/2008/03/

fermentasi-tempe.pdf.( diakses pada tanggal 15 juli 2017)

397