13
Laporan Diskusi Kelompok SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI DUNIA ISLAM Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Drs Sudin, M.Si Kelompok I 1. Yuli Andriyani (06600039) 2. Muh. Zuhair Zahid (06600031) 3. Amaliah Rizai W. (06600039) 4. Luthfi Adhywiarta (06600042) 5. Sri Puji Lestari (06600046) 6. Muh Masruri Burhan (07600003) 7. Niswatul Maghfiroh (07600004) 8. Siti Umi Anifah (07600009) 9. Fardian Imam M (07600021) 10. Istiqomah (07600042) 11. Dina Puspita W. (07600055) 12. Naily Faizatin (07600064) 13. Abadiyatu Rohmah (07600068) 14. Andi Nurdiansyah (07600075)

pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

Laporan Diskusi Kelompok

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI DUNIA ISLAM

Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Drs Sudin, M.Si

Kelompok I

1. Yuli Andriyani (06600039)2. Muh. Zuhair Zahid (06600031)3. Amaliah Rizai W. (06600039)4. Luthfi Adhywiarta (06600042)5. Sri Puji Lestari (06600046)6. Muh Masruri Burhan (07600003)7. Niswatul Maghfiroh (07600004)8. Siti Umi Anifah (07600009)9. Fardian Imam M (07600021)

10. Istiqomah (07600042)11. Dina Puspita W. (07600055)12. Naily Faizatin (07600064)13. Abadiyatu Rohmah (07600068)14. Andi Nurdiansyah (07600075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA

2008

Page 2: pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Dunia Islam

Sejak diturunkannya Al Quran sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, saat itu

pula sebenarnya manusia kembali diingatkan betapa pentingnya berpikir untuk mengkaji

sesuatu yang ada dalam semua aspek kehidupannya. Terdapat beberapa ayat dalam Al Quran

yang memberikan isyarat mengenai keharusan adanya filsafat dan pengetahuan bagi umat

manusia. Salah satunya adalah ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yaitu surat Al Alaq 1-5 yang mengisyaratkan agar manusia membaca dan menulis

yang berarti agar manusia menuntut ilmu.

Ilmu pengetahuan sesungguhnya adalah sesuatu yang melekat pada diri manusia dan

harus dikembangkan untuk mencapai kemajuan yang maksimal dalam hidupnya. Ayat-ayat

dalam Al Quran dapat dikatakan sebagai bentuk doktrin normatif yang nantinya akan

melahirkan suatu pengkajian yang panjang dan berkesinambungan dari masa ke masa sejak

diturunkan Al Quran itu sendiri. Pengkajia-pengkajian inilah yang pada gilirannya nanti akan

memunculkan sejarah peradaban Islam yang dipelopori oleh tokoh-tokoh muslim. Mereka

inilah yang berperan besar dalam mengukir kejaan umat Islam dalam catatan sejarah.

Dalam catatan sejarah, terdapat beberapa periode perkembangan dakwah Islamiyah

mulai dari zaman Nabi sampai zaman sekarang. Setiap fase memiliki karakteristik zaman dan

tokoh yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

A. Masa Klasik

Masa klasik adalah awal penyebaran ajaran Islam yang dilakukan oleh Rasulullah.

Pada awal perkembangannya, Rasulullah berupaya agar umat manusia pada masa itu

memahami ajaran-ajaran Islam. Al Quran adalah sumber utama dakwah saat itu. Adapun

metode yang dipakai Rasulullah saat itu adalah dengan mengajarkan Islam di rumah Arqom

maupun rumah Rasul sendiri. Materi yang diajarkan pada masa ini adalah berkisar pada

masalah ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Kegiatan ini berlangsung hingga masa

Khulafaurrasyidin.

Pada masa empat khalifah ini, ilmu pengetahuan dalam konteks kajian agama sudah

lebih luas lagi karena wilayah kekuasaan Islam juga bertambah luas dan permasalahan yang

dihadapi juga semakin kompleks. Muncullah pengkajian ajaran agama yang menggunakan

pertimbangan akal (ijtihad) baik dalam bentuk Ijma' maupun Qiyas. Tata pemerintahan,

Page 3: pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

birokrasi, administrasi, dan hukum pada masa khulafaurrasyidin merupakan bentuk

perkembangan ilmu pengetahuan pada masa tersebut.

Selain itu, kondisi pada masa tersebut menyebabkan munculnya berbagai macam

aliran dalam masalah aqidah, yakni : aliran Khawarij, Murjiah, Jabariyah, dan Qadariyah.

Keempat aliran ini merupakan embrio keilmuan dan ilsafat yang melahirkan kajian rasional

terhadap persoalan-persoalan akidah.

B. Masa Pertengahan

Masa ini berlangsung setelah khulafaurrasyidin, tepatnya pada masa Daulah

Umayyah sekitar abad ke 7 dan Daulah Abbasiyah pada abad ke 8.

Khalifah Bani Umayyah yang terkenal dalam mempelopori gerakan pengembangan

ilmu pengetahuan adalah Umar bin Abdul Aziz. Dialah yang mempelopori kodifikasi hadits-

hadits Nabi. Pada masa ini muncul tokoh Al Tabari Ibn Hazm yang menjadi pelopor

berkembangnya bidang keilmuan pada masanya. Kejayaan Islam pada masa pertengahan

menapai puncaknya saat Daulah Abbasiyah berkuasa, beberapa diantaranya ialah:

1. Gerakan penerjemahan

Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk

menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia ke

dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para

ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu

terutama filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti

Persia adalah terutama dalam bidang tata Negara dan sastra.

Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah

Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan,

naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi, kimia dan kedokteran.

Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa

keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran.

Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi,

drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang

bermanfa’at dan dalam hal bahasa,arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat

maju.

Page 4: pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

- Baitul hikmah

Baitul hikmah merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan

ilmu pengetahuan.

- Pada masa Harun Al-Rasyid

Institusi ini bernama Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi

sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.

- Pada masa Al-Ma’mun

Lembaga Khizanahal-Hikmah dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah namanya

menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebih maju yaitu sebagai tempat

penyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dari Ethiopia

dan India. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia, Sahl Ibn Harun. Di bawah

kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study

dan riset astronomi dan matematika.

2. Dalam bidang filsafat

Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti

logika, geometri, astronomi, dan musik yang dipergunakan untuk menjelaskan pemikiran

abstrak, garis dan gambar, gerak dan su ibn Ishaq al-Kinemasa abbasiyah seperti Ya’kub ibn

Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah, Ibnu Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-

pemikirannya dengan menggunakan contoh, metamor, analogi, dan gambaranimajinatif.

3. Dalam bidang hukum Islam

Karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122

H/740 M) yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakim agung yang pertama adalah Abu

Hanifah (w.150/767). Meski diangap sebagai pendiri madzhab Hanafi, karya-karyanya

sendiri tidak ada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama

berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya

terselamatkan karena ditulis oleh para muridnya.

4. Dalam bidang Peradaban

Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani

Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan

mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk

kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang

Page 5: pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada

masa ini.

Secara keseluruhan, para filosof dan ilmuwan yang menjadi tonggak perkembangan

kejayaan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan pada masa pertengahan adalah Jahir Ibn

Hayyan, Abu Yusuf Ya'qub Ibn Ishaq al-Kindi, Hunain Ibn Ishaq, Tsabut ibn Qur'ah,

Muhammad ibn Musa al Khawarizmi, Muhammad ibn Zakariya al Razi, Abu Nasr al Farabi,

Abu Hasan al Mas'udi, Abu Ali Husain al Mas'udi, Abu Ali Husain ibn Sina, Abu Ali Hasan

al Haitsam, Al Biruni, Abu Qasim Maslamah al Majrithi, dan Abu Hamid Muhammad ibn

Muhammad al Ghazali.

C. Zaman Modern (Abad 19-20 M)

Zaman modern ini terjadi setelah zaman klasik, pertengahan, dan jumud. Pada

zaman modern ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan umat Islam dalam ilmu pengetahuan.

Dapat dikatakan pula, bahwa zaman modern merupakan kembalinya kejayaan zaman

pertengahan, tepatnya pada masa Daulah Abbasiyah. Kesamaan ini dapat dilihat dari

kebebasan menggunakan akal pikiran dalam menghadapi sebuah masalah, sehingga dari

kebebasan inilah muncul istilah ijtihad terbuka. Zaman pertengahan (Daulah Abbasiyah)

ditandai dengan berkuasanya para penganut aliran Mu'tazilah. Karena kebebasan berpikir

memiliki kesamaan dengan cara berpikir aliran Mu'tazilah, ilmu pengetahuan dan filsafat

dapat berkembang dengan baik pada masa modern.

Pada masa ini tokoh-tokoh Islam yang pro dengan gerakan modernism berusaha

untuk melepaskan umat Islam dari kejumudan. Cara yang ditempuh antara lain mengikuti

pendidikan dan pelatihan berorientasi kemajuan iptek yang saat itu diklaim sebagai ilmu

milik orang barat (kafir), baik dengan mengirimkan pelajar ke Eropa maupun dengan cara

lainnya.

Tokoh-tokoh yang komitmen terhadap ide pembaruan (modern tajdid) adalah Rifa'ah

Badawi Rafi al Tahtawi, Jamaluddin al Afghany, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.

D. Zaman Kontemporer (Abad 20/21 M)

Masa kontemporer merupakan masa dimana terdapat pengkajian terhadap ilmu

pengetahuan yang terjadi pada masa pertengahan (cenderung berorientasi agama-rasionalitas)

maupun masa modern (cenderung pada kemajuan iptek). Kedua masa yang dipisahkan oleh

masa "jumud' tersebut memunculkan sikap umat Islam yang memisahkan antara ilmu syariat

Page 6: pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

dan ilmu non syariat. Sehingga kemudian muncul 2 model pendidikan Islam, yaitu model

nasional dan model pendidikan keagamaan.

Munculnya dua model pendidikan Islam tersebut mendorong pemikir-pemikir

muslim mencarikan jalan terbaik guna tegaknya Islam pada seluruh aspek kehidupan

manusia. Pemikir-pemikir tersebut diantaranya:

1. Ismail Rafi al Faruqi (1921-1986)

Hasil pemikirannya yaitu perlunya gerakan Islamisasi ilmu pengetahuan karena

umat Islam telah mengalami masa malaise, yaitu fase umat Islam mengalami

kemajuan tidak berdasarkan ajaran agamanya melainkan hanya kemajuan semu

yang bersumber dari barat

2. Muhammad al Naquib

Mempunyai konsep ilmu yang mirip dengan konsep Al Ghazali yakni adanya

ilmu fardhu 'ain yang berupa ilmu syariah dan ilmu non syariah sebagai ilmu

fardhu kifayah yang keduanya bersumber dari Al Quran dan Al Hadits.

Pandangan kedua tokoh di atas memunculkan pemahaman integrasi di bidang ilmu

pengetahuan yang merupakan inti dari tugas kependidikan dan harus diwujudkan dalam

semua kegiatan pendidikan. Semua lembaga pendidikan tidak membedakan kedudukan setiap

ilmu. Akan tetapi keduanya harus didudukkan sebagai ilmu yang mampu memberikan

perubahan pada pendidik dan peserta didiknya, baik wawasan, perilaku, serta tugas-tugasnya.

Berbeda dengan pemikiran kedua tokoh di atas, salah seorang tokoh di Indonesia,

Kuntowijoyo memiliki gagasan mengenai bagaimana mengatasi dikotomi ilmu agama dan

ilmu non agama. Menurutnya, Islamisasi Pengetahuan justru harus ditinggalkan karena

berusaha supaya umat Islam tidak begitu saja meniru metode-metode dari luar dan

mengembalikan pengetahuan pada pusatnya, yaitu tauhid atau dari konteks ke teks. Dalam

pandangan Kunto, Islamisasi Pengetahuan adalah gerakan reaktif dan umat Islam harus

segera melangkah lebih jauh menuju pengilmuan Islam "gerakan yang proaktif dari teks ke

konteks".

Page 7: pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

REFERENSI

Filsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005

Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah". Prodi

Pendidikan Matematika Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga 2007

Dwi Kurniawan, S.Fil.I,Bachtiar.Menapaki Ide-Ide Kuntowijoyo.Makalah disampaikan dalam

diskusi berkala IMM UIN Sunan Kalijaga Yoryakarta,8 Januari 2008.

Page 8: pendmtkuin07.files.wordpress.com · Web viewFilsafat Ilmu, Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2005 Makalah Sejarah dan Kebudayaan Islam " Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah"

Laporan Pelaksanaan Diskusi

Diskusi kelompok I membahas "Sejarah dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di

Dunia Islam" dengan peserta diskusi 14 mahasiswa. Pelaksanaan diskusi ini berlangsung

dalam beberapa tahap.

1. Pendataan anggota kelompok, bab, dan subbab yang akan dibahas

2. Pembagian kelompok menjadi empat sub kelompok yang membahas periodisasi

perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Setiap subkelompok

beranggotakan 3-4 orang. Dengan pemecahan kelompok ini semua mahasiswa

dapat berperan aktif dalam kelompok kecilnya.

3. Tiap-tiap kelompok mendiskusikan materinya masing-masing.

4. Setelah selesai diskusi, masing-masing subkelompok kembali ke dalam forum

kelompok dan sharing hasil diskusinya. Anggota subkelompok lain mengoreksi

atau melengkapi presentasi dari subkelompok tersebut, dilanjutkan dengan

penggabungan hasil diskusi dan pengeditan.

5. Ketua kelompok mendapat amanat untuk mengetik semua hasil diskusi.

Ketua Kelompok

Fardian Imam M