70
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Hotel Hotel merupakan bangunan komersil yang harus berbentuk badan hukum dan tunduk kepada Hukum Indonesia, serta maksud dan tujuannya semata-mata di bidang usaha hotel. 2.1.1.a Definisi Hotel Menurut Dirjen Pariwisata, pengertian hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Menurut H. Kodhyat, ketua Lembaga Studi Pariwisata Indonesia, hotel merupakan suatu sarana akomodasi yang disediakan untuk setiap orang atau tamu yang ingin menginap untuk sementara dan bersedia membayar biaya penginapan sesuai dengan tarif yang telah ditentukan atau disepakati bersama antara pihak pengelola hotel dengan tamu yang bersangkutan. Dalam surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 10/PW301/Phb-77, tanggal 12 Desember 1977, hotel diartikan sebagai : “Hotel adalah suatu bentuk akomodasi 4

library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewBanyak seni tradisi yang berawal dari Mesir karena bangsa Mesir Kuno memiliki ketrampilan kekriyaan

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Hotel

Hotel merupakan bangunan komersil yang harus berbentuk badan hukum dan tunduk

kepada Hukum Indonesia, serta maksud dan tujuannya semata-mata di bidang usaha

hotel.

2.1.1.a Definisi Hotel

Menurut Dirjen Pariwisata, pengertian hotel adalah suatu jenis akomodasi yang

mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa

penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara

komersial.

Menurut H. Kodhyat, ketua Lembaga Studi Pariwisata Indonesia, hotel merupakan

suatu sarana akomodasi yang disediakan untuk setiap orang atau tamu yang ingin

menginap untuk sementara dan bersedia membayar biaya penginapan sesuai dengan

tarif yang telah ditentukan atau disepakati bersama antara pihak pengelola hotel

dengan tamu yang bersangkutan.

Dalam surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 10/PW301/Phb-77, tanggal 12

Desember 1977, hotel diartikan sebagai : “Hotel adalah suatu bentuk akomodasi

yang dikelola secara komersil dan disediakan bagi orang yang membutuhkan

penginapan sekaligus memberikan pelayanan dalam bentuk makanan dan minuman.”

Hotel berasal dari kata hostel, yang diambil dari bahasa Perancis kuno. Hotel adalah

suatu jenis bangunan yang dirancang khusus sebagai tempat yang menyediakan jasa

pelayanan penginapan, penyedia makanan dan juga minuman, serta tidak ketinggalan

fasilitas-fasilitas yang lainnya.

4

5

2.1.1.b Sejarah dan Perkembangan Hotel

Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai

semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan

melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu

memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin

dalam melakukan kegiatan perjalanan.

Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginapan yang disebut

“MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-

masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di

Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan

yang dilalui orang.

Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di kota New York merupakan

pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable. Sebab, dasar

pembangunannya tidak hanya mementingkan letak yang strategis, tetapi juga

pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni, sehingga tidak ada

salahnya didirikan di pinggir kota. Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti

Tremont House di Boston pada tahun 1829, yang selama puluhan tahun dianggap

sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat. Tremont bersaing ketat

dengan Astor House, yang dibangun di New York pada tahun 1836. Saat itu, hotel

modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat

pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap

perhentian (stasiun) ada hotel. Karena masa itu naik kereta api sangat melelahkan,

hotel-hotel pun memberikan berbagai hiburan pelepas penat. Hotel jenis ini disebut-

sebut dengan hotel “transit”.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan

darat, kawasan sekitar rel kereta api tidak lagi menarik minat para investor. Orang

kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel

transit pun tersaingi oleh kehadiran “motel”, gabungan kata “motor hotel” yang sama

dengan tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.

Kejayaan motel tidak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota,

berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan

6

fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa

bermalam di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang

banyak tumbuh di tempat-tempat peristirahatan.

Selain hotel, resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era 1990-an tidak kalah

hebatnya. Sebut saja berbagai extended-stay hotel, khusus buat tamu yang

membutuhkan tempat menginap minimal lima malam. Sedangkan pelaku bisnis yang

harus bernegosiasi di kampong atau negeri orang bias mencari hotel apartment. Di

Amerika, dua jenis hotel ini berkembang sangat pesat.

2.1.1.c Fungsi dan Tujuan Hotel

Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu

sebagai tempat tinggal sementara selama melakukan perjalanan atau jauh dari tempat

asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu di dalam hotel adalah istirahat,

tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan berkembangnya

dan kemajuan hotel seperti saat ini, fungsi hotel tidak hanya sebagai tempat untuk

menginap atau beristirahat bagi para tamu, tetapi juga banyak fungsi lainnya seperti

melaksanakan konferensi, seminar, mengadakan pesta pernikahan, pesta ulang tahun,

dan lain sebagainya.

Dalam menunjang pembangunan Negara, usaha perhotelan memiliki peran antara

lain :

1. Meningkatkan industri rakyat

Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri rakyat seperti

mebel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain sebagainya.

2. Menciptakan lapangan kerja.

3. Membantu usaha pendidikan dan pelatihan.

4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara.

5. Meningkatkan devisa negara.

2.1.1.d Klasifikasi Hotel

Kriteria klasifikasi hotel dikeluarkan oleh Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen

Pariwisata dengan SK : Kep-22/UNI/78.

7

a. Klasifikasi hotel berdasarkan tingkatan atau bintang

Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang (Ir. Endar Sugiarto, B.A. dan Sri

Sulatiningrum, B.A., 2001, Pengantar Akomodasi dan Restoran) antara lain :

1. Klasifikasi hotel berbintang satu (*)

Persyaratan :

a. Jumlah kamar standar minimum 15 kamar

b. Kamar mandi di dalam

c. Luas kamar standar minimum 20m2

2. Klasifikasi hotel berbintang dua (**)

Persyaratan :

a. Jumlah kamar standar minimum 20 kamar

b. Kamar suite minimum 1 kamar

c. Kamar mandi di dalam

d. Luas kamar standar minimum 22m2

e. Luas kamar suite minimum 44m2

3. Klasifikasi hotel berbintang tiga (***)

Persyaratan :

a. Jumlah kamar standar minimum 30 kamar

b. Jumlah kamar suite minimum 2 kamar

c. Kamar mandi di dalam

d. Luas kamar standar minimum 24m2

e. Luas kamar suite minimum 48m2

4. Klasifikasi hotel berbintang empat (****)

Persyaratan :

a. Jumlah kamar standar minimum 50 kamar

b. Jumlah kamar suite minimum 3 kamar

c. Kamar mandi di dalam

d. Luas kamar standar minimum 24m2

e. Luas kamar suite minimum 48m2

5. Klasifikasi hotel berbintang lima (*****)

Persyaratan :

a. Jumlah kamar standar minimum 100 kamar

b. Jumlah kamar suite minimum 4 kamar

8

c. Kamar mandi di dalam

d. Luas kamar standar minimum 26m2

e. Luas kamar suite minimum 52m2

b. Klasifikasi hotel berdasarkan tujuan pelanggan hotel selama menginap

1. Hotel Bisnis

Hotel yang banyak dihuni oleh para usahawan. Hotel ini memiliki fasilitas yang

lengkap untuk para usahawan, seperti gratis wi-fi, tersedia ruang konferensi,

ruang rapat dan lain sebagainya.

2. Hotel Rekreasi

Hotel ini dibangun dengan tujuan untuk para pelanggan dapat bersantai atau

berekreasi.

c. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi

1. City Hotel

Hotel ini terletak sesuai dengan namanya yaitu di dalam kota, di mana sebagian

pelanggannya yang menginap berasal dari para usahawan dengan tujuan untuk

melakukan kegiatan bisnis.

2. Resort Hotel

Resort hotel merupakan hotel yang terletak di kawasan wisata dan rekreasi,

dimana sebagian besar pelanggan hotel menginap dengan tujuan untuk

menghilangkan kecapekan atau menghabiskan waktu liburan dengan bersantai

bersama keluarga atau bersama teman.

a. Mountain Hotel (hotel yang terletak di pegunungan)

b. Beach Hotel (hotel yang terletak di pinggir pantai)

c. Lake Hotel (hotel yang terletak di tepi danau)

d. Hill Hotel (hotel yang terletak di puncak bukit)

e. Forest Hotel (hotel yang terletak di kawasan hutan lindung)

3. Suburb Hotel

Hotel ini terletak di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yakni

pertemuan antara dua kotamadya.

4. Urban Hotel

Urban Hotel berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang

terletak di daerah perkotaan baru yang sebelumnya hanya berupa desa.

9

5. Airport Hotel

Hotel ini berlokasi satu kompleks atau satu area dengan Bandar udara.

d. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran bangunan hotel

Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah kamar yang

tersedia. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, antara lain :

1. Small Hotel

Small Hotel yaitu hotel kecil yang hanya memiliki kamar kurang dari 150

kamar.

2. Medium Hotel

Medium Hotel yaitu hotel dengan ukuran sedang yang mempunyai 2 kategori,

antara lain :

a. Average Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar.

b. Above Average Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 300 sampai 600

kamar.

3. Large Hotel

Large Hotel yaitu hotel yang memiliki kamar berjumlah lebih dari 600 kamar.

e. Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu/pelanggan menginap

Berdasarkan lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu :

1. Transit Hotel

Dalam hotel ini, tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya satu

malam. Hotel transit yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah

(transit) yaitu kurang dari 24 jam sampai dengan 3 malam, dan apabila tamu

kurang dari 24 jam (not over night) maka tarifnya hanya diberikan day rate

(50% dari full rate) serta pemakaiannya termasuk day use (Abd. Rachman Arief,

2005, Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran).

Hotel transit ini umumnya berlokasi di daerah Bandar udara (airport) atau

pelabuhan kapal laut (harbour), untuk menampung tamu-tamu / penumpang

yang singgah (transit) atau karena status perjalanannya sebagai cadangan

(waiting list) maka perlu transit atau check-in di hotel tersebut.

10

2. Semi-residential Hotel

Hotel ini untuk tamu yang menginap lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu

menginap tetap pendek, kira-kira berkisar antara dua minggu sampai satu bulan.

3. Residential Hotel

Tamu yang menginap di hotel ini dalam waktu yang cukup lama, kira-kira

minimal 1 bulan.

f. Klasifikasi hotel berdasarkan kegiatan tamu selama menginap

Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena dengan

maksud tertentu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :

1. Olahraga

a. Sport Hotel adalah hotel yang berada di area atau kompleks kegiatan

olahraga.

b. Ski Hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai tempat bermain ski.

Hotel jenis ini banyak terdapat di Negara-negara yang memiliki empat

musim.

2. Bisnis

a. Conference Hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk

kegiatan konferensi.

b. Convention Hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks kegiatan

konvensi.

3. Berjudi

Casino Hotel merupakan hotel yang sebagian besar tamu/pelanggan menginap

dengan tujuan untuk berjudi di ruang kasino.

g. Klasifikasi hotel berdasarkan kriteria jenis tamu

Jenis tamu yang menginap disini dapat dilihat darimana asal usul mereka dengan

latar belakangnya, diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Family Hotel

Sesuai dengan namanya hotel ini memiliki para tamu yang menginap bersama

keluarganya.

2. Bussiness Hotel

Hotel ini memiliki tamu yaitu para usahawan yang memiliki tujuan untuk

berbisnis.

11

3. Tourist Hotel

Hotel ini memiliki tamu yaitu para wisatawan, baik turis dari dalam negeri

maupun dari luar negeri.

4. Cure Hotel

Cure Hotel yaitu hotel dengan tamu yang menginap dalam proses pengobatan

atau penyembuhan dari suatu penyakit.

2.1.2 Restoran

2.1.2.a Definisi Restoran

Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang digunakan secara komersil,

dengan menyediakan dan melayani tamunya dengan makanan dan minuman.

(Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Restoran berasal dari bahasa Perancis yang diadaptasi oleh bahasa inggris yaitu

“restaurant” yang berasal dari kata “restaurer” yang berarti “memulihkan”.

Ketentuan-ketentuan pokok tentang restoran diatur dalam Surat Keputusan Menteri

Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor: KM.95/HK.103/MPPT-87, tentang

ketentuan Usaha dan Penggolongan Restoran. Ketentuan tersebut lebih lanjut diatur

dalam Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pariwisata Nomor: Kep.15/U/II/88

tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha dan Penggolongan Restoran.

Dalam Surat Keputusan tersebut telah dijelaskan bahwa: Restoran adalah salah satu

jenis usaha Jasa Pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang

permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,

penyajian, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat

usahanya dan memenuhi ketentuan-ketentuan persyaratan untuk itu. Sedangkan yang

dimaksud dengan Usaha Jasa Pangan adalah Usaha yang menyediakan Jasa

Pelayanan Makanan dan Minuman untuk umum yang dikelola secara komersial.

Usaha restoran terdiri atas Usaha Pokok dan Usaha Penunjang. Usaha Pokok

Restoran adalah usaha penyediaan dan pemberian jasa pelayanan makan dan minum

di restoran. Sedangkan yang dimaksud dengan usaha penunjang restoran adalah

usaha yang sangat terkait dengan dan tidak terpisah dengan usaha pokok, seperti

penyediaan jasa hiburan dan sebagainya.

12

2.1.2.b Sejarah Restoran

Pada tahun 512 SM, di Mesir berdiri sebuah tempat makan dengan menawarkan satu

jenis makanan, yaitu kombinasi dari daging burung liar dengan bawang dan sereal.

Makan siang untuk para pengusaha dinyatakan pertama kali dibuat oleh seorang

penjaga kedai Roman pada tahun 40 SM untuk mereka yang terlalu sibuk dan tidak

sempat pulang. Istilah restoran pertama kali dijelaskan sebagai berikut : “Rumah

makan pertama kali yang kemudian dikenal dengan nama restoran didirikan pada

tahun 1765, oleh A. Boulanger, yaitu makanan berupa sup sayur di Paris.

Namun konsep restoran modern dalam bentuk yang standard seperti dikenal saat ini

mulai muncul sekitar tahun 1782 adalah Grand Taverne de Londres, sebuah restoran

di Paris yang didirikan oleh Antoine Beauvilliers. Bahkan Beauvilliers menuliskan

dan membukukan perjalanan sukses restorannya dalam sebuah buku yang kemudian

menjadi sangat terkenal L’Art du cuisinier yang terbit tahun 1814.

Setelah bisnis restoran dimulai di Paris, berikutnya muncul kafetarian pertama di

dunia yang dipercaya hadir di Kansas City. Kafetarian ini bernama YWCA dan

berdiri pada tahun 1891. Kafetarian ini dianggap sebagai konsep varian dari restoran.

Ruangan yang disediakan kafetarian lebih sederhana disbanding restoran, dan

menunya pun lebih banyak berupa makanan ringan.

Meskipun demikian, sejarah restaurant dalam konsep yang lebih sederhana sebagai

bisnis masakan ternyata telah dijalankan dan dipraktekkan masyarakat di Kaifeng

China pada abad 11. Saat itu, bisnis restoran ini dijalankan dalam bentuk catering

makanan yang dibuat berdasarkan pesanan dan dikirimkan untuk melayani para

pedagang.

2.1.2.c Fungsi dan Tujuan Restoran

Fungsi utama dari restoran adalah sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan tamu

sebagai tempat makan untuk mengisi perut. Pada umumnya kebutuhan utama para

tamu didalam restoran adalah makan, minum, merayakan pesta, mengadakan

pertemuan dengan klien dan lain sebagainya.

2.1.2.d Klasifikasi Restoran

Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, Marsum (1993:8-11) menjelaskan

restoran dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, antara lain :

13

a. A’la Carte Restaurant

adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual makanan lengkap

dengan banyak variasi agar tamu bebas untuk memilih sendiri makanan yang

mereka inginkan. Tiap makanan dalam restoran ini memiliki tarif sendiri-sendiri.

b. Table D’hote Restaurant

adalah restoran yang khusus menjual satu susunan menu yang lengkap (hidangan

pembuka sampai hidangan penutup) dan tertentu, dengan harga yang telah

ditentukan.

Gambar 2.1.A’la Carte RestaurantSumber: Google image/a’la carte Restaurant

Gambar 2.2.Table D’hote RestaurantSumber: Google image/Table D’hote Restaurant

14

c. Main Dining Room

adalah ruang makan utama restoran yang pada umumnya terdapat dihotel-hotel

besar, dimana penyajian makanannya secara resmi, pelan namun terikat oleh

peraturan yang ketat. Servisnya bisa menggunakan pelayanan ala Perancis atau

Rusia. Tamu-tamu yang hadir pada umumnya berpakaian resmi dan formal.

d. Night Club / Super Club

adalah restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam,

menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin santai. Dekorasinya

megah dan pelayanannya mewah. Band merupakan perlengkapan yang disediakan

untuk menghibur para tamu. Para tamu diharuskan untuk berpakaian resmi dan

rapi sehingga menaikkan gengsi tempat itu.

Gambar 2.3.Main Dining RoomSumber: Google image/main dining room

Gambar 2.4.Night ClubSumber: Google image/night club

15

e. Gourment Restaurant

adalah restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum bagi orang-

orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman.

Keistimewaan restoran ini adalah makanannya yang lezat, pelayanan yang mewah

dah harga yang cukup mahal.

f. Café

adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue), sandwich

(roti isi), kopi dan teh. Didalam kafe pilihan makanan terbatas dan tidak menjual

minuman beralkohol.

Gambar 2.5.Gourment RestaurantSumber: Google image/gourment restaurant

Gambar 2.6.CafeSumber: Google image/cafe

16

g. Coffee Shop atau Brasseire

adalah restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, tamu bisa

mendapatkan makan pagi, makan siang, dan makan malam secara cepat dengan

harga yang pantas. Pada umumnya sistem pelayanannya adalah American service

dimana yang diutamakan adalah kecepatannya, ready on plate service, artinya

makanan sudah diatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya

juga dilakukan dengan buffet prasmanan.

h. Canteen

adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau sekolah, tempat

para pekerja dan pelajar bisa mendapatkan makan siang dan coffee break, yaitu

minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun

dalam acara rapat dan seminar.

Gambar 2.7.Coffee ShopSumber: Google image/coffee shop

Gambar 2.8.CanteenSumber: Google image/canteen

17

i. Continental Restaurant

adalah suatu restoran yang menitik beratkan hidangan continental pilihan dengan

pelayanan megah. Bersuasana santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi

tamu yang ingin makan secara santai dan rileks.

j. Carvery

adalah restoran yang sering berhubungan dengan hotel dimana para tamu dapat

mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan

harga yang telah ditetapkan.

Gambar 2.9.Continental RestaurantSumber: Google image/continental restaurant

Gambar 2.10.CarverySumber: Google image/carvery

18

k. Dining Room

hanya terdapat di hotel kecil seperti motel atau inn, merupakan tempat yang lebih

ekonomis daripada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan

untuk para tamu yang tinggal di hotel yang bersangkutan, namun juga menerima

tamu dari luar.

l. Discotheque

adalah restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil

mendengarkan alunan musik, juga menampilkan live band. Bar merupakan salah

satu fasilitas utama yang tersedia didalam sebuah diskotik, sedangkan hidangan

yang tersedia umumnya berupa snack.

Gambar 2.11.Dining RoomSumber: Google image/dining room

Gambar 2.12.DiscothequeSumber: Google image/discotheque

19

m. Fish and Chip Shop

adalah restoran yang banyak terdapat di Inggris, pengunjung dapat membeli

bermacam-macam keripik dan ikan goreng, biasanya berupa ikan cod dan

dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi, jadi makanannya tidak dinikmati

ditempat itu.

n. Grill Room

adalah restoran yang menyediakan bermacam-macam daging panggang. Pada

umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga

para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat

sendiri proses memasaknya. Grill Room biasanya juga disebut sebagai Steak

House.

Gambar 2.13.Fish and Chip ShopSumber: Google image/fish and chip shop

Gambar 2.14.Grill RoomSumber: Google image/grill room

20

o. Inn Tavern

adalah restoran dengan harga cukup yang dikelola oleh perorangan ditepi kota.

Suasananya sangat dekat dan ramah dengan tamu-tamu dan hidangannya pun

lezat-lezat.

p. Pizzeria

merupakan restoran yang khusus menjual pizza. Makanan lain berupa spaghetti

dan makanan khas Italia yang lain.

Gambar 2.15.Inn TavernSumber: Google image/inn tavern

Gambar 2.16.PizzeriaSumber: Google image/pizzeria

21

q. Pan Cake House

merupakan suatu restoran yang khusus menjual pan cake dan crepe yang diisi

dengan berbagai macam manisan didalamnya.

r. Pub

pada umumnya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin untuk

menjual minuman beralkohol dan bir. Para tamu mendapatkan minumannya dari

counter dan dapat dinikmati dengan berdiri atau duduk. Hidangan yang

disediakan berupa snack dan sandwich.

Gambar 2.17.Pan Cake HouseSumber: Google image/pan cake house

Gambar 2.18.PubSumber: Google image/pub

22

s. Snack Bar / Café / Milk Bar

adalah restoran yang bersifat tidak resmi dengan pelayanan cepat, dimana para

tamu mengumpulkan makanannya diatas baki yang diambil dari meja counter

makanan dan kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih

makanan yang disukainya seperti hamburger, sausages dan sandwich.

t. Speciality Restaurant

adalah restoran yang suasana dan dekorasinya disesuaikan dengan makanan khas

yang disediakan. Restoran ini menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia

dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara tempat

asal makanan tersebut.

Gambar 2.19.Snack BarSumber: Google image/snack bar

Gambar 2.20.Speciality RestaurantSumber: Google image/speciality restaurant

23

u. Terrace Restaurant

adalah restoran yang terletak diluar bangunan. Namun masih berhubungan dengan

ruangan induknya. Di negara-negara barat pada umumnya restoran seperti ini

hanya dibuka pada musim panas saja.

v. Family Type Restaurant

adalah restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman bagi

tamu-tamu keluarga atau rombongan dengan harga yang terjangkau. Jenis

restoran ini memiliki meja makan yang besar dan kursi banyak pula.

Gambar 2.21.Terrace RestaurantSumber: Google image/terrace restaurant

Gambar 2.22.Family Type RestaurantSumber: Google image/family type restaurant

24

w. Fast Food Restaurant

adalah restoran yang menyediakan makanan cepat saji dan praktis. Restoran jenis

ini tidak banyak mengurangi waktu para tamu dalam mengantri, memesan

makanan, serta sedang makan.

2.1.3 Desain Interior

2.1.3.a Definisi Desain Interior

Desain interior adalah ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang

ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia.

Desain interior terbagi lagi menjadi tiga kelompok yaitu desain interior tetap yaitu

yang tidak bisa dipindahkan seperti desain tembok, perencanaan lantai dan lain

sebagainya. Kemudian ada desain interior bergerak atau tidak tetap dapat berupa

furnitur yang bisa dipindahkan. Yang terakhir adalah desain interior dekoratif atau

bagian menghias atau dekorasi seperti ornamen dan lain sebagainya.

Faktor yang diperhatikan dalam desain interior ruangan adalah unity dan harmony

yaitu kesatuan, suatu ruangan bisa menimbulkan kesatuan yang selaras dan

berhubungan. Faktor berikutnya adalah keseimbangan atau balance yang berarti seni

dalam desain interior tidak boleh berat sebelah, harus seimbang dari kedua sisi juga

seimbang dengan kondisi sekitarnya secara keseluruhan keseimbangan juga terbagi

menjadi keseimbangan simetris, asimetris dan radial. Faktor berikutnya adalah focal

point yaitu satu atau lebih bagian yang menjadi daya tarik atau pusat perhatian pada

ruangan misalnya lukisan dan lain-lain. Ritme dalam desain interior adalah semua

pola pengulangan tentang visual. Ritme didefinisikan sebagai pergerakan

terorganisir.

Faktor selanjutnya adalah detail yaitu hal-hal terkecil yang berada pada suatu desain

dan dijabarkan secara rinci dan terarah. Skala dan proporsi desain harus memiliki

Gambar 2.23.Fast Food RestaurantSumber: Google image/fast food restaurant

25

proporsi yang sesuai, jangan berlebihan dan mengada-ada. Yang terakhir adalah

warna yang memegang peran penting dalam menghasilkan nuansa pada hasil desain

interior.

2.1.3.b Sejarah Desain Interior

Tidak diketahui secara pasti darimana sejarah desain interior dimulai. Akan tetapi

dengan begitu banyaknya ditemukan bukti-bukti besar yang menunjukkan

keberadaan dari penerapan ilmu desain interior di sepanjang sejarah peradaban

manusia, maka sejarah desain interior dapat dilacak keberadaannya. Artefak-artefak

yang ditemukan merupakan gambaran riil dari peradaban saat itu. Setiap peradaban

mengembangkan seni arsitektur, gaya furnitur, dan aksesoris ruang berdasarkan

ketersediaan bahan di wilayah geografis masing-masing atau didapatkan dari

perdagangan dan tersedianya tenaga kerja yang murah.

Peradaban Mesir, Yunani, dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik tolak pada

perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain yang diciptakan

pada masa itu masih sangat mempengaruhi bentuk-bentuk furnitur, arsitektur dan

benda-benda seni pada masa kini.

1. Perkembangan di Mesir

Banyak seni tradisi yang berawal dari Mesir karena bangsa Mesir Kuno memiliki

ketrampilan kekriyaan tinggi, yang mampu membuat berbagai produk seni yang

indah meski dengan peralatan yang terbatas. Seni inlay pada furnitur merupakan

penemuan yang berharga yang hingga kini tetap digunakan, selain itu orang Mesir

adalah penenun yang handal serta pembuat furnitur yang hebat, menggunakan

sambungan konstruksi yang sampai sekarang lazim digunakan yaitu konstruksi

dovetail, mortise dan tenon. (Aronson, 1965:312).

Tumbuhan yang tumbuh di daerah Mesir waktu itu memberi inspirasi desain yang

diterapkan sebagai motif ornamen, berupa stilasi bunga papyrus, lotus lili, dan

palem, yang disusun secara sistematis dan terkesan kaku.

2. Perkembangan di Yunani (650-30 B.C.)

Seni di Yunani merupakan bagian dari jiwa. Keindahan diwujudkan dengan proporsi

yang indah dan garis-garis yang lembut. Arsitektur Yunani hampir seluruhnya

difokuskan pada bangunan kuil dan bangunan umum. Pengaruh desain, seni dan

arsitektur pada masa peradaban Yunani tersebar secara lebih luas dibanding

peradaban yang lain, misalnya seni patung, motif dan elemen-elemen arsitektur

Yunani dijadikan acuan hingga berabad-abad kemudian, bahkan hingga saat ini.

26

Bentuk-bentuk kolom: Doric, Ionic dan Corinthian yang terkenal dengan sebutan

Three Greek Orders of Column, merupakan bentuk asli Yunani yang pertama kali

ditemukan oleh Vitruvius, yang hingga kini masih sangat popular dan digemari dan

selain diterapkan pada elemen arsitektural juga pada furnitur.

Furnitur terkenal yang dihasilkan pada jaman Yunani Kuno adalah Klismos Chair,

sebuah kursi berbentuk lengkung yang mengalir lembut, dengan sandaran punggung

sesuai lengkungan punggung manusia. Ada beberapa jenis furnitur di Yunani yang

menggunakan bentuk lengkung Klismos ini, seperti Greek bed with Klismos back

(tempat tidur Yunani dengan sandaran Klismos). Kursi dengan sandaran punggung

Klismos biasanya hanya dimiliki oleh orang kaya dan bangsawan, sedangkan yang

digunakan oleh rakyat jelata di rumahnya adalah sejenis kursi tanpa sandaran

punggung, disebut diphros/stool.

3. Perkembangan di Romawi (753 B.C.-365A.D)

Kemajuan Romawi di bidang interior dan arsitektur selain dapat dilihat dari

kemegahan dan kemewahan bangunan-bangunannya juga dari sistem peratapannya

yang sangat hebat, merupakan kombinasi antara lengkung sejati dan lengkung silang.

Struktur lengkung silang yang dimulai di jaman Romawi berbuah luar biasa di jaman

Gotik. Karena kehebatan konstruksinya, gereja Gotik berani membuka clerestory

berdinding kaca sehingga menjadi terang.

Rumah bangsa Romawi memiliki interior yang mengikuti pola umum yang berlaku

saat itu, yang dibagi menjadi beberapa bagian, yakni atrium sebagai central hall di

dalam rumah yang memiliki bukaan atap berukuran besar (disebut compluvium)

dimana sinar matahari dapat masuk untuk menerangi bagian dalam rumah dan air

hujan dibiarkan masuk yang kemudian ditangkap oleh kolam yang terletak dibagian

tengah ruang (disebut impluvium). Tamu memasuki atrium melalui selasar yang

biasanya berhiaskan mozaik pada lantainya. Tablium merupakan ruang suci yang

terletak di ujung atrium.

4. Perkembangan di Jaman Renaissance (1400-1650 M)

Axel Von Saldem (1987) pada riset sejarah desain yang dilakukannya menemukan

bahwa pada abad ke-16 di Itali terdapat kata “design esterno” (karya yang sudah

terlaksana). Saat itulah desain interior dan dekorasi interior mulai mendapatkan

peran yang khusus sehingga ada dugaan bahwa sejarah desain interior dimulai dari

jaman Renaissance Italia. Saat itu dibangun istana-istana yang mewah dengan

furnitur yang diukir dengan motif yang sangat indah dan rumit.

27

5. Revolusi Industri

Desain interior mulai berkembang dan lebih terjangkau untuk masyarakat umum

setelah terjadi Revolusi Industri. Saat itu juga mulai banyak bermunculan majalah

yang membahas masalah gaya desain interior yang baru serta mulai timbul

kebutuhan manusia untuk mengkonsultasikan ide-ide dalam penataan rumah dan

perabotnya. Hal ini mendorong berkembangnya industry desain interior.

Ada ribuan orang yang kemudian menjadi professional dalam mendesain rumah

maupun bangunan kantor maupun orang-orang yang melakukan kegiatan

perancangan ruang sebagai hobi dan memberikan konsultasi gratis atau mengisi

waktunya dengan mendekorasi rumahnya sendiri.

2.1.4 Furnitur

2.1.4.a Definisi Furnitur

Kata furniture berasal dari bahasa Perancis fourniture (1520-30 M). Fourniture

mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan.

Walaupun mebel dan furnitur mempunyai arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama

yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya.

Furnitur berasal dari bahasa Inggris yaitu “Furniture”, bila diartikan ke dalam bahasa

Indonesia adalah mebel. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa

bergerak. Mebel sendiri memiliki definisi perabot yang dapat dipindah-pindah dan

digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan lain sebagainya.

2.1.4.b Sejarah dan Perkembangan Furnitur

Sejarah mebel dideteksi dari artefak, atau peninggalan prasejarah atau bisa terlihat

dari gambar-gambar peninggalan kuno. Jika diurutkan secara kronologis, sejarah

mebel ini dimulai dari zaman neolitikum, klasik, Eropa Modern Awal, Neoklasik

abad 19, Amerika Utara Awal, Modern, Zaman Hijau, Kontemporer.

a. Mebel zaman Neolitikum

Di desa Skara Brae, Orkney, Scotlandia Utara, terdapat situs rumah kuno

peninggalan zaman Neolitikum 3100-2500 SM. Menariknya, di rumah batu

terdapat perlengkapan yang cukup lengkap, antara lain ada lemari pakaian, tempat

tidur, lemari tundan, tempat duduk dari batu, dan wadah kerang. Lemari pakaian

28

menjadi mebel yang penting pada waktu itu. Hal ini terlihat dari posisinya yang

terletak di dekat pintu masuk. Pada lemari pakaian ini diletakkan pahatan bulat

terbuat dari batu.

b. Mebel zaman Klasik

Furnitur awal ditemukan pada abad ke-8 SM di phrigian, Bukit Midas, di

Gordion, Turki. Potongan ditemukan di sini termasuk meja dan tatahan yang

berdiri. Karpet paling awal yang kini ditemukan adalah karpet Pazyryk. Karpet ini

ditemukan di sebuah makam beku di Siberia dan kira-kira peninggalan dari abad

6 SM dan 3. Furnitur Mesir kuno juga ditemukan kembali, kira-kira peninggalan

dari milenium 3 SM berupa tempat tidur di Tarkhan dan ditemukan pula tempat

tidur dan kursi berlapis emas dari makam Ratu Hetepheres dan banyak contoh

(kotak, tempat tidur, kursi).

Desain furnitur yang sudah maju ditemukan di Yunani kuno di milenium 2 SM,

termasuk tempat tidur dan kursi klismos. Desain mebel juga terlihat pada gambar

vas Yunani. Pada tahun 1738 dan 1748, terdapat program panggilan Herculaneum

dan Pompeii. Lantas ditemukan furnitur Romawi.Letusan Vesuvius 79 AD ikut

membantu pengawetan furnitur ini.

c. Sejarah mebel di Asia

Mebel Asia mengembangkan gayanya tersendiri, walaupun kadang dipengaruhi

oleh Barat karena interaksi warga Asia dengan warga Barat melalui kolonialisme,

pendidikan dan informasi. Mebel Asia dengan gayanya sendiri, lahir dari

Indonesia (terutama Jepara dan Bali), Cina, Jepang, Pakistan, India, Burma,

Korea dan Mongolia.

Indonesia mempunyai gaya mebel yang unik dengan aneka ragam hias ukir yang

beragam. Pusat mebel ukir di Indonesia adalah Jepara. Pada tahun 2004,

Kabupaten Jepara memiliki 3.539 unit produksi usaha mebel yang terdaftar di

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Penanaman modal. Usaha skala

kecil yang belum terdaftar diperkirakan 15.000 unit usaha. Keseluruhannya

menyerap kira-kira 85.000 tenaga kerja.

(Sumber : Kartajaya, Hermawan (2005). Attracting Tourists Traders Investors.

Gramedia Pustaka.)

29

2.1.4.c Data Antropometri dan Ergonomi

Data Antropometri dan Ergonomi untuk meja dan kursi makan

Data Antropometri dan Ergonomi untuk meja dan kursi makan

Gambar 2.71.Ergonomi Meja dan Kursi MakanSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

Gambar 2.72.Ergonomi Meja dan Kursi MakanSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

30

Data Antropometri dan Ergonomi untuk meja dan kursi makan

Gambar 2.73.Ergonomi Meja dan Kursi MakanSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

Gambar 2.74.Ergonomi Meja dan Kursi MakanSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

31

Data Antropometri dan Ergonomi untuk meja dan kursi makan

Gambar 2.75.Ergonomi Meja dan Kursi MakanSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

Gambar 2.76.Ergonomi Meja dan Kursi MakanSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

32

2.1.4.d Klasifikasi Furnitur

a. Furnitur Knockdown yaitu sebuah konstruksi pada produk mebel yang dalam

pembuatannya menggunakan system lepasan atau bongkar pasang. Furnitur

knockdown dapat diartikan sebagai furnitur yang bisa dibongkar pasang.

Kekuatan pada furnitur jenis ini terletak pada konstruksi-konstruksi pemasangan,

seperti paku, skrup, dan sebagainya.

b. Furnitur Multifungsi yaitu suatu benda yang di desain untuk dapat memberikan

beberapa fungsi kepada pengguna.

Gambar 2.24.Furnitur KnockdownSumber: Google image/furnitur knockdown

Gambar 2.25.Furnitur MultifunctionSumber: Google image/furnitur multifunction

33

c. Loose Furniture yaitu furnitur yang sangat mudah untuk dipindah-pindahkan dan

jenis furnitur ini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat.

d. Built-in Furniture yaitu furnitur yang dipasang sesuai tempat yang diinginkan dan

tidak dapat dipindah-pindahkan ke tempat yang lain.

e. Indoor Furniture yaitu furnitur-furnitur yang dapat digunakan didalam semua

jenis ruangan.

Gambar 2.26.Loose FurnitureSumber: Google image/loose furniture

Gambar 2.27.Built-in FurnitureSumber: Google image/built-in furniture

Gambar 2.28.Indoor FurnitureSumber: Google image/indoor furniture

34

f. Outdoor Furniture yaitu furnitur-furnitur yang dapat digunakan diluar ruangan,

karena furnitur jenis ini memiliki material yang tahan panas dan hujan.

g. Recycled Furniture yaitu furnitur-furnitur yang di produksi menggunakan

material bahan bekas.

2.1.4.e Peralatan di Restoran

a. Furniture

Furnitur atau perabot yang digunakan pada restoran harus mengikuti ukuran yang

ergonomis dan diseleksi secara cermat agar dapat berfungsi sesuai kebutuhannya.

Furnitur untuk restoran ini harus praktis, nyaman dipakai, serta enak dipandang.

Biasanya ruang makan dari tiap restoran dibuat berbeda, agar suasananya tidak

merasa bosan dan akan selalu menarik perhatian.

Gambar 2.29.Outdoor FurnitureSumber: Google image/outdoor furniture

Gambar 2.30.Recycled FurnitureSumber: Google image/recycled furniture

35

b. Kursi

Kursi di restoran rata-rata memiliki jenis yang ukurannya sama agar dapat disusun

dan disimpan dengan rapi supaya tidak memakan tempat yang banyak. Tetapi tidak

semua kursi restoran memiliki jenis seperti itu, ada juga jenis kursi yang diproduksi

sesuai permintaan klien.

c. Meja

Ada berbagai macam bentuk meja makan, ini menyesuaikan dengan kebutuhan yang

diperlukan pada restoran, antara lain ditempatkan di area tengah, area pojok atau lain

sebagainya. Di restoran dapat akan menemukan berbagai macam jenis meja, antara

lain bentuknya yang berbeda, ukurannya yang berbeda, dan kapasitas tamu yang

berbeda.

Gambar 2.31.KursiSumber: Google image/kursi

Gambar 2.32.Meja BulatSumber: Google image/meja bulat

Gambar 2.33.Ergonomi Meja BulatSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

36

Gambar 2.35.Meja OvalSumber: Google image/meja oval

Gambar 2.36.Meja Bujur SangkarSumber: Google image/meja bujur sangkar

Gambar 2.34.Ergonomi Meja BulatSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

Gambar 2.37.Ergonomi Meja PersegiSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

37

2.1.4.f Konstruksi Furnitur

a. Sambungan menyudut dapat dilakukan dengan :

Gambar 2.40.Sambungan tarikan lurusSumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.41.Sambungan pen dan lubang tertutupSumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.38.Meja Persegi panjangSumber: Google image/meja persegi panjang

Gambar 2.39.Ergonomi Meja Persegi PanjangSumber: Dimensi manusia & Ruang Interior

38

Gambar 2.42.Sambungan pen dan lubang terbukaSumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.43.Sambungan ekor burungSumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.44.Sambungan pen dan lubang dengan spatpenSumber: Google image/konstruksi furnitur

39

b. Sambungan melebar dapat dilakukan dengan :

c. Sambungan memanjang dapat dilakukan dengan :

Gambar 2.45.Sambungan alur dan lidah lepas (A)Sumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.46.Sambungan alur dan lidah lepas (B)Sumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.47.Sambungan alur dan lidah (A)Sumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.48.Sambungan alur dan lidah (B)Sumber: Google image/konstruksi furnitur

40

2.1.5 Kayu

2.1.5.a Definisi Kayu

Gambar 2.49.Sambungan bibir lurus (A)Sumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.50.Sambungan bibir lurus (B)Sumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.51.Sambungan bibir miring (A)Sumber: Google image/konstruksi furnitur

Gambar 2.52.Sambungan bibir miring (B)Sumber: Google image/konstruksi furnitur

41

Kayu merupakan material yang banyak dan sering digunakan untuk membuat suatu

furnitur. Komponen terbesar kayu adalah selulosa, komponen ini meliputi 70% berat

kayu. Komponen lainnya ada lignin dimana komponen ini meliputi 18% - 28% dari

berat kayu. Komponen ini yang memberikan sifat keteguhan pada kayu.

2.1.5.b Bagian-bagian Kayu

a. Kulit luar : Lapisan yang berada paling luar, dalam keadaan kering berfungsi

sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.

b. Kulit dalam : Lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah

dan lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.

c. Kambium : Lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan yang ke dalam akan

membentuk kayu baru sedangkan yang ke luar akan membentuk sel-sel jangat

(kulit).

d. Kayu gubal : Berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke

bagian-bagian pohon yang lain.

e. Kayu teras : Berasal dari kayu gubal, sel-sel yang sudah kosong dan tua ini berisi

zat-zat ekstrasi.

f. Galih/hati : Bagian ini memiliki umur paling tua, karena galih (hati) ini sudah ada

sejak permulaan kayu tumbuh.

g. Garis teras : Jari-jari retakan yang timbul akibat dari penyusutan pada waktu

pengeringan yang tidak teratur.

h. Lingkaran tahun : Lingkaran tahun tumbuh antara kayu yang terbentuk pada

permulaan dan akhir suatu musim, apabila pertumbuhan diameter terganggu oleh

musim kemarau karena pengguguran daun ataupun serangan dari serangga/hama,

maka lingkaran tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun dalam satu

musim yang sama.

i. Jari-jari : Bagian ini berada dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang,

berfungsi sebagai tempat saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun

guna pertumbuhan pohon.

42

2.1.5.c Jenis-jenis Kayu

a. BJ (berat jenis) : Berat jenis adalah rasio suatu bahan dengan kerapatan air.

Simson, etal, (1999) mengemukakan bahwa berat jenis adalah rasio antara

kerapatan kayu dengan kerapatan air pada kondisi anomaly air (4,4 derajat

Celcius). Berdasarkan volume basahnya, berat jenis kayu akan mencerminkan

berat kayunya. Klasifikasi berat kayu, sebagai berikut :

1. Kayu dengan berat ringan, bila BJ kayu < 0,3

2. Kayu dengan berat sedang, bila BJ kayu 0,36-0,56

3. Kayu dengan berat yang berat, bila BJ kayu > 0,56

b. Keawetan kayu : Keawetan alami adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari

unsur-unsur perusak kayu dari luar, seperti : jamur, rayap, hama, dan makhluk

lainnya yang diukur dalam waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan

oleh adanya satu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagai unsur

racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak kayu tersebut tidak sampai

masuk dan tinggal di dalamnya serta merusak kayu

Ada 5 penggolongan kelas keawetan kayu, antara lain :

1. Kelas awet I : Lama pemakaian kelas awet I dapat mencapai 25 tahun.

2. Kelas awet II : Lama pemakaian kelas awet II yaitu 15-25 tahun.

3. Kelas awet III : Lama pemakaian kelas awet III yaitu 10-15 tahun.

4. Kelas awet IV : Lama pemakaian kelas awet IV yaitu 5-10 tahun.

5. Kelas awet V : Lama pemakaian kelas awet V yaitu 5 tahun.

Gambar 2.53.Bagian PohonSumber: Google image/bagian pohon

43

c. Kelas kekuatan kayu : Kekuatan kayu di Indonesia dihitung berdasarkan berat

jenis kayu, keteguhan lengkung mutlak (Klm) dan keteguhan tekan mutlak.

1. Kelas Kekuatan I : BJ 0,9 Klm 1.100 kg/cm2 Ktm 650 kg/cm2

2. Kelas Kekuatan II : BJ 0,6 - < 0,9 Klm 725 kg/cm2 - < 1100 kg/cm2

Ktm 425 kg/cm2 - < 650 kg/cm2

3. Kelas Kekuatan III : BJ 0,4 - < 0,6 Klm 500 kg/cm2 - < 725 kg/cm2

Ktm 300 kg/cm2 - < 425 kg/cm2

4. Kelas Kekuatan IV : BJ 0,3 - < 0,4 Klm 300 kg/cm2 - < 500 kg/cm2

Ktm 215 kg/cm2 - < 300 kg/cm2

5. Kelas Kekuatan V : BJ < 0,3 Klm < 300 kg/cm2 Ktm < 215 kg/cm2

2.1.5.d Finishing Kayu

a. Oil : Jenis finishing ini merupakan cara yang sangat sederhana dan mudah

pengaplikasian. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di

dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk ke pori-pori kayu. Cara

mengaplikasi yaitu dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda

dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering. Jenis finishing ini tidak

memberikan keawetan terhadap benturan karena lapisannya sangat tipis.

b. Politur : Jenis finishing ini memiliki bahan dasar Shellac yang berwujud serpihan

atau batangan, serta dapat juga diperoleh dalam bentuk siap pakai (sudah

dicampuri alcohol dengan proporsi yang tepat). Alkohol berfungsi sebagai pencair

(solvent). Cara aplikasinya adalah dengan melumuri kain lalu poleskan pada kayu

hingga mendapatkan lapisan tipis finishing pada permukaan kayu. Semakin

banyak polesan yang diberikan maka semakin tebal lapisannya.

c. NC Lacquer : Jenis finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang

dicampur dengan bahan solvent yang cepat kering, yang sering disebut sebagai

thinner. Bahan ini tahan terhadap air namun tidak tahan goresan maupun benturan

fisik. Cara aplikasinya adalah dengan system spray (semprot) dengan tekanan

udara.

d. Melamin : Jenis finishing ini hampir sama dengan bahan lacquer. Kelebihan dari

bahan ini adalah memiliki kekerasan lapisan yang lebih tinggi dari lacquer dan

memiliki lebih banyak warna. Bahan ini memiliki zat kimia yang dapat merusak

kesehatan manusia sehingga sudah mulai berkurang penggunanya, bahan ini juga

44

menimbulkan bau yang tidak sedap dan membutuhkan waktu yang lama untuk

menghilangkan bau tersebut.

e. PU (PolyUrathane) : Jenis finishing ini termasuk jenis yang awet karena

lapisannya menutup seluruh permukaan kayu, seperti lapisan plastik. Lapisan ini

memiliki daya tahan terhadap panas dan air yang tinggi, sehingga baik untuk

produk outdoor, kusen, pintu luar, atau pagar. Proses pengeringan bahan ini

menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap.

f. UV Lacquer : Jenis finishing ini cocok untuk permukaan yang lebar karena

metode yang efektif untuk aplikasinya adalah teknik curtain method dimana

bahan finishing diaplikasikan seperti curahan yang membentuk tirai. Kayu akan

diluncurkan melalui tirai tersebut sehingga membentuk lapisan cukup tipis pada

permukaannya. Bahan ini disebut UV Lacquer karena jenis finishing ini hanya

dapat dikeringkan dengan menggunakan sinar Ultra Violet (UV).

g. Waterbased Lacquer : Jenis finishing ini mulai banyak digunakan karena

bahannya yang ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat

merusak kesehatan. Bahan ini hampir sama kualitasnya dengan NC dan melamin,

namun karena berbahan dasar air maka pengeringan akan memakan waktu yang

lebih lama.

2.1.6 Rotan

2.1.6.a Definisi Rotan

Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus

memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae

sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian

tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca

(salak), Metroxylon (rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara

tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak

berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri

ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu

pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat

mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan

45

dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui

juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya.

Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap

membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen rotan

daripada kayu.

2.1.6.b Kegunaan Rotan

Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidak terlalu banyak. Beberapa yang

paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-tabu,

Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu,

serta Pulut.

Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk

pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua

proses pengolahan bahan baku rotan; Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan

berukuran sedang/besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran

kecil.

Pemanfaatan rotan terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja

tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti

ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah

gampang terkena kutu bubuk “Pin Hole”. Batang rotan juga dapat dibuat sebagai

tongkat penyangga berjalan dan senjata. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan

dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan

kriminal tertentu.

Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini

berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon’s blood. Resin ini

dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni.

2.1.7 Aksesoris Interior

2.1.7.a Definisi Aksesoris Interior

Aksesoris merupakan barang tambahan yang banyak diminati konsumen, karena

berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis.

Aksesoris interior adalah barang-barang yang berfungsi sebagai elemen

pemanis/menambah nilai estetika di dalam suatu ruangan.

46

2.1.7.b Klasifikasi Aksesoris Interior

a. Lampu Meja / Table Lamp : Lampu jenis ini berfungsi untuk menerangkan

permukaan meja dan sekitar area meja serta sebagai penerang ruangan pada

malam hari.

b. Lampu Berdiri / Standng Lamp : Lampu jenis ini biasanya diletakkan di pojok

ruangan yang berfungsi untuk menerangkan ruangan pada malam hari.

c. Lampu Dinding / Wall Lamp : Lampu jenis ini di pasang di dinding yang

berfungsi untuk menerangkan jalan apabila di pasang di koridor dan untuk

menerangkan ruangan sebagai pengganti lampu tidur apabila di pasang di dinding

headboard tempat tidur.

Gambar 2.54.Table LampSumber: Google image/table lamp

Gambar 2.55.Standing LampSumber: Google image/standing lamp

Gambar 2.56.Wall LampSumber: Google image/wall lamp

47

d. Lampu Gantung / Hanging Lamp : Lampu jenis ini di pasang menggantung di atas

plafon yang sering digunakan di area ruang makan atau restoran. Lampu jenis ini

selain sebagai penerang ruangan juga berfungsi sebagai penambah estetika

ruangan.

e. Cermin / Mirror : Cermin pada umumnya digunakan untuk mengaca, tetapi pada

zaman sekarang cermin banyak digunakan didalam ruangan untuk memberi kesan

luas pada ruangan tersebut serta sebagai penghias ruangan.

2.1.8 Konten Lokal / Local Content

2.1.8.a Definisi Konten Lokal

Konten lokal merupakan suatu benda / karya yang menampilkan hasil-hasil dari

dalam negeri, misalnya material dalam negeri, bentuk-bentuk motif dalam negeri,

dan lain sebagainya.

Gambar 2.57.Hanging LampSumber: Google image/hanging lamp

Gambar 2.58.MirrorSumber: Google image/mirror

48

2.1.8.b Manfaat Konten Lokal

Supaya orang dalam negeri lebih mengetahui apa yang dimiliki negaranya, dapat

menjual dan memperkenalkan hasil-hasil tersebut ke seluruh Negara, mendapatkan

suatu ciri khas dari dalam negeri supaya lebih mudah dikenal oleh masyarakat luar

negeri, dan lain sebagainya.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Data Lapangan

Data lapangan merupakan kumpulan data yang diperoleh dengan cara melakukan

pengukuran langsung di lapangan / tidak menggunakan satelit.

2.2.1.a Hasil Observasi Lapangan

a. Restoran Purnawarman

Restoran Purnawarman merupakan restoran utama dari Hotel Hilton Bandung.

Restoran ini buka dari jam 6.30 pagi – 10.00 malam (minggu – kamis) dan 6.30 pagi

– 11.00 malam (jumat dan sabtu). Pada pagi hari, restoran ini menyediakan makanan

jenis buffet untuk sarapan setiap pagi. Menu buffet di restoran ini setiap pagi

berbeda-beda. Di sebelah sisi kanan pintu masuk diletakkan berbagai macam main

course, sedangkan di bagian tengah terdapat appertizer dan dessert. Pada saat jam

makan siang, di restoran ini menyediakan makanan jenis a la carte untuk tamu yang

datang dari siang sampai sore hari. Sedangkan pada malam hari restoran ini kembali

menyediakan makanan jenis buffet bagi para tamu yang datang.

Restoran ini memiliki banyak sekali tempat duduk untuk para tamu dan

menyediakan area indoor dan outdoor. Restoran ini menggunakan kaca sebagai

pembatas ruangan yang berfungsi untuk mendapatkan cahaya alami dari luar pada

pagi dan siang hari. Restoran ini menggunakan konsep open kitchen (untuk beberapa

macam jenis makanan).

Jenis tamu yang makan di restoran ini antara lain bersama keluarga, bersama

pasangan, atau dari kalangan pebisnis. Restoran ini memberikan sarapan gratis / free

breakfast untuk tamu yang menginap di Hotel Hilton Bandung, tetapi juga dapat

dinikmati oleh tamu yang bukan menginap di Hotel dengan membayar Rp 130.000+

49

+ untuk dewasa, Rp 65.000++ untuk anak berumur dibawah 12 tahun, dan gratis

untuk anak berumur dibawah 4 tahun.

Pada restoran ini menggunakan jenis lantai marmer untuk indoor dan menggunakan

keramik untuk outdoor. Material furnitur lebih banyak menggunakan bahan kayu.

Penghawaan di restoran ini menggunakan ac central, sedangkan pencahayaan pada

pagi dan siang hari menggunakan cahaya alami yang masuk melalui dinding kaca

dan jika pada malam hari menggunakan cahaya buatan, antara lain downlight, lampu

TL yang digunakan sebagai hidden lamp, hanging lamp, serta wall lamp yang

digunakan sebagai aksesoris dan memperindah ruangan.

b. The Harmony Restaurant

Restoran The Harmony yaitu terletak di Hotel Santika Premier Jakarta yang

merupakan restoran utama dari hotel tersebut. Kapasitas restoran ini dapat

menampung sebanyak 250 orang. Restoran ini juga menyediakan makanan jenis

buffet untuk tamu pada pagi hari, sedangkan pada siang hari diganti dengan jenis a la

carte, dan pada malam hari juga menggunakan jenis a la carte. Restoran ini

beroperasi dari jam 6 pagi – 11 malam.

Gambar 2.59.Restoran PurnawarmanSumber: Toung 2013

Gambar 2.60.Restoran PurnawarmanSumber: Toung 2013

Gambar 2.61.Restoran PurnawarmanSumber: Toung 2013

Gambar 2.62.Restoran PurnawarmanSumber: Toung 2013

50

Dengan kapasitas mencapai 250 orang, para tamu dapat memilih untuk menikmati

makanan di dalam ruangan atau di luar ruangan. Restoran ini juga menggunakan

konsep open kitchen yang dapat di saksikan langsung proses memasak oleh para

tamu. Jenis tamu di restoran ini juga banyak yang menikmati bersama keluarga,

bersama pasangan, atau pebisnis. Harga yang ditentukan oleh pihak hotel yaitu Rp

85.000++ untuk sarapan, sedangkan Rp 135.000++ untuk makan siang dan malam,

serta Rp 160.000++ untuk makan malam pada acara Jazz in Harmony yang dapat

disaksikan 1 kali dalam 1 bulan.

Di restoran ini juga menggunakan lantai marmer untuk indoor dan lantai keramik

untuk outdoor. Pencahayaan disini juga menggunakan pencahayaan alami pada pagi

dan siang hari yang masuk melalui dinding kaca, sedangkan pada malam hari dapat

diterangkan menggunakan pencahayaan buatan antara lain, lampu downlight, lampu

TL sebagai hidden lamp, serta hanging lamp berfungsi sebagai pembatas / penghias

rangka-rangka kolom.

Gambar 2.63.The Harmony RestaurantSumber: Toung 2013

Gambar 2.64.The Harmony RestaurantSumber: Toung 2013

Gambar 2.65.The Harmony RestaurantSumber: Toung 2013

Gambar 2.66.The Harmony RestaurantSumber: Toung 2013

51

c. New Shangrila Restaurant

Restoran ini terletak di Hotel Crown Vista Batam di lantai paling atas. Restoran ini

banyak digunakan untuk acara pernikahan, ulang tahun, mengadakan konferensi, dan

lain sebagainya. Restoran ini menggunakan konsep Chinese Restaurant yang

makanannya serba makanan chinese dan interior bergaya oriental.

Restoran ini menutup seluruh lantai menggunakan karpet dan menggunakan

wallpaper untuk menutup permukaan dinding. Pencahayaan pada pagi dan siang hari

merupakan pencahayaan alami yang didapatkan dari jendela, sedangkan pada malam

hari menggunakan lampu buatan, antara lain downlight dan hanging lamp.

Penghawaan di restoran ini menggunakan ac central.

Gambar 2.67.New Shangrila RestaurantSumber: Toung 2013

Gambar 2.68.New Shangrila RestaurantSumber: Toung 2013

Gambar 2.69.New Shangrila RestaurantSumber: Toung 2013

Gambar 2.70.New Shangrila RestaurantSumber: Toung 2013

52

2.2.1.b Hasil Survey Pengguna

Restoran

Purnawarman

The Harmony

Restaurant

New Shangrila

Restaurant

Lokasi

Jl. HOS

Tjokroaminoto no.

41-43, Bandung

Jl. AIPDA K.S

Tubun no. 7, Slipi,

Jakarta

Kompleks Top

View Garden,

Batam

Jenis makanan

Western Food

Italian Food

Indonesian Food

Chinese Food

Western Food

Italian Food

Indonesian Food

Chinese Food

Chinese Food

Jam Operasional

06.30 – 22.00

(weekdays)

06.30 – 23.00

(weekends)

06.00 – 23.00 07.00 – 23.00

Kapasitas

Kursi200 – 300 250 - 350 700 – 800

Kelas

PelangganMenengah ke atas Menengah ke atas Menengah ke atas

FasilitasArea merokok,

Outdoor

Area merokok,

OutdoorArea merokok

Jenis Furnitur

dan Aksesoris

Kursi, sofa, meja

makan, meja kasir

Kursi, sofa, meja

makan, meja kasir,

mini bar

Kursi, meja

makan, meja kasir,

mini bar

Tabel 2.2.Data Survey

53

2.2.2 Furnitur dan Aksesoris Interior

2.2.2.a Furnitur Mapping

Modern

WesternEastern

Traditional