25
MAKALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika Kelompok : 1. Satria Adi P A 410090156 2. Nanik Nurviani A 410090186 3. Dewi Apriyani A 410090197 4. Yanuar Kristina P A410090199 PENDIDIKAN MATEMATIKA

apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

MAKALAH

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Inovasi Pembelajaran Matematika

Kelompok :

1. Satria Adi P A 4100901562. Nanik Nurviani A 4100901863. Dewi Apriyani A 4100901974. Yanuar Kristina P A410090199

PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan

interkasinya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan

teknologi. Peran matematika dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu

dan perlatan yang digunakan. Ilmu matematika sekarang ini masih banyak

digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri, asuransi,

ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang sosial maupun teknik.

Kebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan

membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal di atas

dengan melakukan inovasi pembelajaran. Beberapa cara yang dapat

dilakukan antara lain memberikan kuis atau teka-teki yang harus ditebak

baik secara berkelompok ataupun individu, memberikan permainan di

kelas suatu bilangan dan sebagainya tergantung kreativitas guru. Jadi

untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran matematika harus

dihubungkan dengan kehidupan nyata yang terjadi di dalam kehidupan

sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja ciri-ciri pendekatan pembelajaran matematika dari berbagai

fase perkembangan?

2. Apa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan pembelajaran

matematika dari berbagai fase perkembangan?

3. Pendekatan pembelajaran matematika apa yang paling cocok untuk

KTSP?

Page 3: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui ciri-ciri pendekatan pembelajaran matematika dari

berbagai fase perkembangan.

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pendekatan pembelajaran

matematika dari berbagai fase perkembangan.

3. Mengetahui pendekatan pembelajaran matematika yang paling cocok

untuk KTSP.

Page 4: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

BAB II

PEMBAHASAN

A. PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif

dan Menyenangkan)

1. Pengertian PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam

proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan

gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model

pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci

yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah

menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif

di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan

kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.

Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan

dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri.

Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.

Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam

menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan

kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan

kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya

penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan

mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa

percaya diri siswa.

Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang

beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan

Page 5: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar

sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti

meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah

cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan

apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran

berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan

pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan

menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak

ubahnya seperti bermain biasa.

Siswa tidak memungkiri bahwa metode “PAIKEM = pembelajaran

aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode

yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa. bagaimana guru

menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa, seorang guru

mempunyai wawasan yang luas akan tergambar dengan cara

bagaimana seorang guru menyampaikan pembelajaran di kelas, fokus

terhadap materi dan penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa.

peduli terhadap siswa dan tidak pilih-memilih (diskriminatif),

performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam

berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak kriteria yang

siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa

(Herman, 2008).

2. Ciri – ciri PAIKEM

a. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan

berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang

miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka

normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut

merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan

kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang

Page 6: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat,

anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji

anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang

menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan

percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti

yang dimaksud

b. Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan

memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM (Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual

perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.

Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang

sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-

anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk

membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal

kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan

sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain

berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat

dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan

tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau

dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan

tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini

memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun

demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan

agar bakat individunya berkembang

d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan

memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini

memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk

Page 7: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif

pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif,

berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri

anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah

mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan

tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang

dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik

daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang

umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang

menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat

disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya

dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil

pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk

bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang

dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau

kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model,

benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh

dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat

membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan

ketika membahas suatu masalah.

f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang

sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan

sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber

belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering

membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan

menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari

lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan

waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah

Page 8: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,

merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat

tulisan, dan membuat gambar/diagram

g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam

belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan

salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik

hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.

Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal

ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi

tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil

pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru

berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan

diri siswa daripada hanya sekedar angka

h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para

siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan

meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan.

Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif

mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,

mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan

merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif

mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan,

takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu,

guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik

yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.

Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAIKEM’

(Agustina, 2008).

Page 9: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

3. Kelebihan dan kekurangan PAIKEM

a. Kelebihan

Pendekatan pembelajaran PAIKEM dapat membawa angin perubahan

dalam pembelajaran, yaitu:

1) Guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik

antara keduanya. Guru dalam pembelajaran tidak hanya berperan

sebagai pengajar dan pendidik juga berperan sebagai fasilitator.

2) Guru dan murid dapat mengembangkan kreativitas dalam

pembelajaran. Guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam

hal: teknik pengajaran, penggunaan multimetode, pemakaian

media, dan guru dapat berperan sebagai mediator bagi murid-

muridnya.

3) Murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran, tidak

merasa tertekan sehingga proses berpikir anak akan berjalan

normal.

4) Munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.

B. Pembelajaran Kontekstual – Contextual Teaching and

Learning (CTL)

1. Definisi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

a. Elaine B. Johnson

Contextual Teaching and Learning (CTL) atau disebut secara

lengkap dengan Sistem Contextual Teaching and Learning (CTL)

adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para

siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari

dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan

konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks

keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka.

Dengan pengertian tentang pembelajaran kontekstual diatas,

diperlukan usaha dan strategi pengajaran yang tepat, sehingga dapat

dicapai tujuan untuk mengantarkan guru dan murid dalam sebuah

Page 10: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

pendidikan yang kontekstual. Untuk mencapai tujuan ini, sistem

pembelajaran kontekstual mempunyai delapan komponen utama.

Komponen pembelajaran kontekstual tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna

2) Melakukan pekerjaan yang berarti

3) Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri

4) Melakukan kerja sama

5) Berpikir kritis dan kreatif

6) Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang

(konstruktivisme)

7) Mencapai standar yang tinggi

8) Menggunakan penilaian autentik.

b. Akhmad Sudrajat

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu

proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa

untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan

mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka

sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa

memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat

diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke

permasalahan/ konteks lainnya.

c. Diknas

Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan

mereka sehari-hari.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru

menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa

Page 11: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang

terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri,

sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

sehari-hari.

2. Ciri-ciri pembelajaran kontekstual

Beberapa ciri pembelajaran kontekstual antara lain:

1) Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

2) Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan

saling mengoreksi.

3) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau

masalah yang disimulasikan.

4) Perilaku dibangun atas kesadaran diri.

5) Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.

6) Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri.

7) Siswa mengunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh

dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran efektif,

ikut bertanggungjawab atas terjadinya pembelajaran yang

efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses

pembelajaran.

3. Kelebihan & Kekurangan Contextual Teaching and Learning

Kelebihan

1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa

dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman

belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat

penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang

ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa

materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi

Page 12: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,

sihingga tidak akan mudah dilupakan.

2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan

penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran

CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa

dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui

landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar

melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

4. Kelemahan

1) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode

CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas

guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang

baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang

sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan

dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan

pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru

bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa

kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar

mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar

dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–

strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini

tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang

ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan

apa yang diterapkan semula.

C. Pendekatan Open-Ended

1. Pengertian Open Ended

Page 13: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

a. Penerapan problem open-ended dalam pembelajaran adalah untuk

mengembangkan metode, cara, pendekatan yang berbeda ketika

menjawab suatu permasalahan, dan bukan hanya berorientasi kepada

hasil akhir.

b. Pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang

menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian

yang benar lebih dari satu.

2. Kelebihan

a. Siswa lebih berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran dan

mengekspresikan ide mereka lebih sering.

b. Siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk membuat

komprehensif menggunakan matematika mereka pengetahuan dan

ketrampilan.

c. Siswa berprestasi rendah dapat menanggapi masalah dalam

beberapa cara penting mereka sendiri.

d. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti.

e. Siswa memiliki pengalaman yang kaya dalam kenikmatan

penemuan dan menerima persetujuan dari sesame siswa.

D. Realistic Mathematic Education (RME) atau Pembelajaran

Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

1. Pengertian pembelajaran matematika realistic

Menurut pandangan konstruktifis pembelajaran matematika

adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi

konsep-konsep matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses

internalisasi. Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator. Dimana

dalam hal ini guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan kemampuan

siswa sendiri dan guru terus memantau atau mengarahkan siswa dalam

pembelajaran.

2. Ciri-ciri pembelajaran matematika realistic

Page 14: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

Pembelajaran matematika realistik merupakan teori belajar

mengajar dalam pendidikan matematika. Karakteristik RME, menurut

de Lange (1987) dan Gravemeijer (1994), sebagai penjabaran dari

ketiga level Van Hiele, Fenomenologi Didaktik Freudenthal dan

Matematisasi Progresif Treffers (1991) adalah sbb :

a. Penggunaan konteks dalam eksplorasi secara fenomenologis

(mathematics as human activity and the use of context)

b. Penggunaan model atau penghubung sebagai jembatan untuk

mengkonstruksi konsep: matematisai horizontal dan vertical

c. Penggunaan kreasi dan kontribusi siswa

d. Sifat interaktif proses pembelajaran

e. Saling-berkait antara aspek-aspek atau unit-unit matematika

(intertwinement)

3. Kelebihan

a. Siswa tidak mudah lupa dengan pengetahuan yang ia dapatkan

b. Siswa dalam proses pembelajaran menyenangkan

c. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka

d. Memupuk kerjasama dalam kelompok

e. Melatih keberanian siswa dalam menjawab soal-soal

f. Melatih siswa untuk terbiasa berfikirdan mengemukakan pendapat

g. Pendidikan budi pekerti, misalnya : saling kerjasama dan

menghormati teman yang sedang berbicara

4. Kelemahan

a. Siswa masih kesulitan dalam menemukan penyelesaian soal-soal

sendiri

b. Membutuhkan waktu yang relatif lama terutama bagi siswa yang

lemah

c. Siswa yang pandai kadang - kadang tidak sabar untuk menanti

temannya yang belum selesai

d. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran

Page 15: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

e. Belum ada pedoman penilaian sehingga guru merasa kesulitan

dalam evaluasi

E. Dari ke empat macam pendekatan di atas pendekatan

pembelajaran yang paling cocok untuk KTSP

Pendekatan yang paling cocok untuk KTSP adalah pendekatan

kooperatif seperti apa yang tertera pada salah satu prinsip KTSP yaitu

berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya. Dalam pendekatan kooperatif peserta

didik dituntut untuk mandiri dan mampu bekerja sama dengan peserta

didik lainnya sehingga secara tidak langsung peserta didik telah

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya baik dari kesadaran

diri sendiri maupun dengan bantuan orang lain (peserta didik lain,

pendidik) serta lingkungan.

Page 16: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode “PAIKEM = pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan” merupakan metode yang sangat mengerti dan memahami

kondisi siswa. Ciri-cirinya : Memahami sifat yang dimiliki anak,

Mengenal anak secara perorangan, Memanfaatkan perilaku anak dalam

pengorganisasian belajar, Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,

kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, Mengembangkan ruang

kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, Memanfaatkan lingkungan

sebagai sumber belajar, Memberikan umpan balik yang baik untuk

meningkatkan kegiatan belajar, Membedakan antara aktif fisik dan aktif

mental.

Contextual Teaching and Learning (CTL) atau disebut secara

lengkap dengan Sistem Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat

makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam

kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi,

sosial dan budaya mereka.

Pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan

suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih

dari satu.

Menurut pandangan konstruktifis pembelajaran matematika adalah

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konsep-

konsep matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses

internalisasi. Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator. Dimana

Page 17: apriyanidewi.files.wordpress.com …  · Web viewKebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat dan membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan dan lelah

dalam hal ini guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan kemampuan siswa

sendiri dan guru terus memantau atau mengarahkan siswa dalam

pembelajaran.

B. Saran

Diharapkan kepada seluruh guru agar bagaimana caranya bisa menciptakan suasana pembelajaran yang Kreatif, efektif dan Menyenangkan. Karena keberhasilan pembelajaran bukan hanya terpusat pada guru melainkan pada peserta didik juga, kondisi psikologis dan suasana lingkungan sangatlah berpengaruh besar terhadap psikologis dari peserta didik, jadi tugas guru salah satunya juga membuat inovasi dalam pembelajaran, membuat suasana belajar yang menyenangkan terlebih dahulu maka akan otomatis terbentuknya suasana kelas yang aktif dan efektif.