39

RECrec.or.id/emagz/E-magz-Edisi-2-Oktober-2016.pdf · REC A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Panggilan beribadah Pengkhotbah Votum Pengkhotbah Bacaan Bertanggapan

Embed Size (px)

Citation preview

RECA CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER

Panggilan beribadah Pengkhotbah

Votum Pengkhotbah

Bacaan Bertanggapan Liturgos & JemaatPujian Pengakuan Dosa Liturgos & JemaatDoa Pengakuan Dosa Secara Pribadi JemaatDoa Pengakuan Dosa LiturgosBerita Anugerah LiturgosPetunjuk Hidup baru Liturgos & JemaatPujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Liturgos & JemaatPujian Syukur 1 Liturgos & JemaatPujian Syukur 2 Liturgos & JemaatPengakuan Iman Liturgos & JemaatPujian Liturgos & JemaatDoa Firman Tuhan PengkhotbahKhotbah Pengkhotbah

Persembahan Liturgos & Jemaat

Doa Persembahan & Doa Syafaat Petugas DoaPengumuman & Seri Pembinaan PengkhotbahDoxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Pengkhotbah

Doa berkat PengkhotbahAmin / “Thank You Lord” PengkhotbahTheme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah

Susunan Liturgi Ibadah Minggu

Hamba Tuhan RECGEMBALA SIDANG SENIOR

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.MTelp : 0815 5055 985Email: [email protected]

GEMBALA BAVARIAN

Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected]

2

GEMBALA LOKAL NGINDEN

Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.ATelp : 0812 3378 0070Email: [email protected]

eMAGZ

Khotbah Minggu | #TEACHING

Bagian ini masih berhubungan dengan bagian sebelumnya

(5:27-30). Keduanya sama-sama berbicara tentang perzinahan. Bahkan kata “berzinah” yang digunakan juga sama (moicheuō). Tidak heran, keduanya diletakkan secara berdekatan.

Matius 5:31-32 dapat dikatakan sebagai versi ringkas dari 19:1-12. Idealnya, dua teks ini seharusnya dikupas secara bersamaan. Mengingat 19:1-12 sudah pernah

diuraikan secara detil dalam seminar (lihat saluran Grace Alone di YouTube), khotbah hari ini hanya akan berfokus pada 5:31-32.

Banyak orang telah meletakkan sorotan yang salah pada dua teks ini. Mereka cenderung mendiskusikan teks-teks tersebut untuk mengetahui alasan-alasan apakah yang diperbolehkan sebagai dasar perceraian. Secara khusus, mereka berkutat pada frase “kecuali karena zinah”. Kcenderungan

Jangan bercerai(Matius 5:31-32) | Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M

3

ini justru bertentangan dengan maksud Tuhan

Yesus. Dua teks ini justru diberikan untuk menegaskan kekuatan dari komitmen pernikahan. Sikap yang terlalu lunak terhadap perceraian justru sedang dikritik melalui dua teks ini.

Isi perintah: menceraikan isteri dan memberikan surat cerai (ayat 31)

Semua pendengar Tuhan Yesus pasti mengerti bahwa Dia sedang membicarakan Ulangan 24:1-4. Dalam teks ini Musa memerintahkan laki-laki Israel untuk memberikan surat cerai kepada isteri mereka apabila mereka memutuskan untuk bercerai karena alasan tertentu. Para rabi Yahudi terus-menerus memperdebatkan alasan apa saja yang boleh dijadikan landasan bagi perceraian.

Inti persoalan terletak pada arti “yang tidak senonoh” (ayat 1). Pada zaman Musa, “yang tidak senonoh” tidak mungkin merujuk pada perzinahan, karena hukuman untuk perzinahan

adalah hukuman mati (Im 20:10), bukan perceraian. Masalah ini menjadi lebih pelik karena ada alasan lain lagi untuk perceraian, yaitu “tidak menyukai lagi” (Ul 24:1) dan “tidak mencintai lagi” (Ul 24:3). Yang pertama memang secara eksplisit dikaitkan dengan hal yang tidak senonoh, tetapi yang kedua tidak ada penjelasan sama sekali. Suami yang baru “tidak cinta lagi,” tanpa disebutkan alasan bagi sikap tersebut. Seberapa jauh “hal yang tidak senonoh” dan “tidak menyukai lagi” seharusnya ditafsirkan?

Kepada para suami Yahudi yang ingin menceraikan isteri mereka, Musa memerintahkan mereka untuk memberikan surat cerai. Alasan di balik aturan ini adalah keadilan bagi perempuan yang diceraikan. Surat cerai akan memperjelas status dari perempuan tersebut, sehingga ia bisa diperisteri oleh laki-laki lain tanpa laki-laki tersebut (suami yang baru) melanggar hak atau milik laki-laki yang lain (mantan suami).

Pernikahan ulang ini sendiri juga dimaksudkan untuk kelangsungan hidup para perempuan yang

eMAGZ

Khotbah Minggu | #TEACHING

4

diceraikan. Dalam tradisi Yahudi yang patriakhal,

sangat sukar bagi seorang perempuan untuk memperoleh penghasilan dan perlindungan yang layak tanpa kehadiran seorang suami. Tidak jarang para janda muda memang akhirnya menikah kembali. Perdebatan tentang alasan perceraian terus berlangsung sampai pada zaman Tuhan Yesus. Secara umum terdapat dua penafsiran utama tentang alasan yang sah bagi perceraian. Rabi Shammai memegang tafsiran yang lebih ketat. Ia menafsirkan “hal yang tidak senonoh” dalam konteks perbuatan seksual yang tidak terpuji, misalnya perzinahan maupun penampilan/perilaku yang tidak senonoh (membiarkan rambut terurai di depan umum atau memperlihatkan ketiak). Rabi Hillel mengambil posisi yang lebih terbuka: apa saja bisa dijadikan alasan perceraian (bdk. Mat 19:3b “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?”). Tidak harus berkaitan dengan hal-hal seksual. Bahkan sekadar perasaan tidak suka lagi sudah cukup dijadikan dasar

bagi sebuah perceraian. Berbagai tulisan Yahudi kuno menunjukkan bahwa pandangan Hillel merupakan pandangan mayoritas.

Di tengah situasi yang sangat terbuka dan terbiasa dengan perceraian seperti ini, bagaimana Tuhan Yesus menyikapinya? Apakah pandangan-Nya lebih ke arah Shammai atau Hillel?

Penafsiran ulang (ayat 32)

Apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus berbeda dengan pandangan umum pada waktu itu, baik yang mengikuti aliran Shammai maupun Hillel. Yang pertama, Tuhan Yesus lebih menekankan permanensi pernikahan. Berbeda dengan mayoritas orang Yahudi yang menganggap ikatan pernikahan berakhir pada saat surat cerai

eMAGZ

Khotbah Minggu | #TEACHING

5

diberikan, Tuhan Yesus memandang perceraian

yang tidak sah tetap mengikat kedua belah pihak, tidak peduli apakah surat cerai sudah diberikan atau tidak. Karena dianggap masih mengikat, pernikahan ulang dipandang sebagai sebuah perzinahan. Suami yang menceraikan isterinya sama saja dengan mendorong isterinya maupun laki-laki lain yang menikahi isteri itu untuk melakukan perzinahan.

Penekanan pada permanensi pernikahan ini terlihat lebih kentara pada saat Tuhan Yesus menjawab jebakan orang-orang Farisi di 19:3-6. Permanensi tersebut didasarkan pada konsep penciptaan. Sejak awal Allah hanya mengesahkan pernikahan heteroseksual monogamis. Ikatan pernikahan berasal dari Allah sendiri (“apa yang sudah dipersatukan Allah”).

Kedua, Tuhan Yesus menekankan akibat buruk dari perceraian. Masih berkenaan dengan poin sebelumnya, 5:31-32 lebih menyoroti konsekuensi dari sebuah perceraian. Orang yang menceraikan isterinya secara tidak

sah berarti telah membawa dampak buruk bagi isterinya maupun laki-laki yang menikahi mantan isteri tersebut. Keduanya dianggap melakukan perzinahan.

Sikap ini sangat kontras dengan mayoritas orang Yahudi. Mereka memandang pemberian surat cerai bukan sebagai strategi perizinan untuk menghindari hal yang lebih buruk, melainkan sebagai sebuah perintah. Perzinahan tidak hanya dinilai sebagai sebuah alternatif alasan untuk perceraian tetapi sebagai keharusan. Siapa saja yang dipandang melakukan tindakan tidak senonoh harus diceraikan. Apa yang terjadi sesudah perceraian itu tidaklah penting, sehingga perlu dipikirkan.

Tuhan Yesus tidak mau berkutat pada poin ini. Ia lebih memilih untuk melihat konsekuensi buruk di balik tindakan itu. Pemberian surat cerai bukan berarti penyelesaian masalah. Ada dampak buruk yang perlu dipertimbangkan pasca perceraian itu. Perceraian hanyalah pelarian dari sebuah masalah, bukan penyelesaian tuntas.

6

eMAGZ

Khotbah Minggu | #TEACHING

Ketiga, Tuhan Yesus m e m i n i m a l i s a s i

perceraian. Banyak orang Kristen menafsirkan frase “kecuali karena zinah” di 5:32 maupun 19:9 sebagai sebuah kelonggaran terhadap perceraian. Ini jelas keliru. Dalam konteks budaya Yahudi yang sangat terbuka terhadap perceraian, frase ini justru berfungsi sebaliknya. Pandangan Tuhan Yesus terhadap perceraian lebih ketat daripada Shammai dan Hillel.

Bagaimana kita sebaiknya menafsirkan “zinah” di ayat ini? Kata Yunani porneia memiliki jangkauan arti yang sangat luas. Dari persetubuhan dengan pelacuran, perselingkuhan, sampai pelanggaran seksual lain dapat dikategorikan sebagai porneia. Secara tradisional gereja-gereja Reformed memahami porneia sebagai perzinahan dalam konteks perkawinan dan dalam bentuk persetubuhan tubuh. Sikap ini tercermin dalam Pengakuan Iman Westminster XXIV.5 “Dalam kasus perzinahan sesudah pernikahan, adalah sah bagi pihak yang tidak bersalah untuk menuntut sebuah

perceraian, dan, sesudah perceraian itu, untuk menikahi yang lainnya, seolah-olah pihak yang melakukan perzinahan itu sudah meninggal dunia”. Pemikiran di balik rumusan ini cukup jelas: hukuman bagi pezinah adalah kematian. Karena pada zaman Tuhan Yesus hukuman ini tidak boleh dilaksanakan oleh orang-orang Yahudi, maka secara esensial orang yang berbuat zinah dianggap sudah mati.

Penafsiran ini masih menyisakan sebuah kesulitan. Jika itu yang dipikirkan oleh Tuhan Yesus, maka pandangannya terhadap perceraian hanya sedikit lebih ketat daripada Shammai. Hal itu juga tampaknya tidak akan menimbulkan reaksi berlebihan dari murid-murid-Nya yang berkata: “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin” (19:10). Lagipula untuk memahami hal itu tidak diperlukan kasih karunia Allah (19:11). Di bagian lain Alkitab perceraian dilarang tanpa tambahan frase “kecuali karena zinah” (Mrk 10:11-12; Luk 16:18). Paulus juga mengajarkan bahwa perceraian berakhir dengan kematian (1 Kor

7

eMAGZ

Khotbah Minggu | #TEACHING

7:39; Rm 7:1-3). Jika perzinahan turut menjadi akhir bagi pernikahan, mengapa Paulus tidak menyinggung tentang hal

itu sama sekali? Walaupun kita tidak boleh berspekulasi berdasarkan ketidakadaan data semacam ini, tetapi hal itu bisa saja menyiratkan pandangan Paulus bahwa hanya kematian yang bisa menyudahi sebuah pernikahan.

Mengingat frase “kecuali karena zinah” hanya muncul dalam tulisan Matius, kita sebaiknya lebih memperhatikan pemunculan kata porneia dalam kitab injil ini. Berdasarkan penggunaannya dalam Injil Matius, kata ini tampaknya dibedakan dari moicheia. Keduanya muncul terpisah tetapi berdekatan dalam daftar dosa di 15:19 (LAI:TB “percabulan” = moicheia; “perzinahan” = porneia). Di 5:32 maupun 19:9 kata benda porneia (sebagai alasan perceraian) juga dibedakan dari kata kerja “berzinah” (moicheuō).Bagaimana dua kata tersebut – porneia dan moicheia – sebaiknya dibedakan? Di antara beragam alternatif yang ada, saya sepakat dengan beberapa penafsir yang membatasi porneia pada pelanggaran seksual sebelum ikatan pernikahan yang resmi, sedangkan moicheia terjadi di dalam pernikahan. Hal ini didukung oleh pemunculan dua kata itu di 5:32 dan 19:9. Alasan perceraian memakai porneia, sedangkan perzinahan sebagai akibat dari perceraian itu menggunakan moicheia atau moicheuō.

Dukungan lain juga didapat dari kasus Yusuf di 1:18-19. Tatkala ia mengetahui bahwa Maria sudah hamil sebelum mereka melakukan persetubuhan, Yusuf bermaksud untuk menceraikan Maria secara diam-diam. Ia berpikir bahwa Maria telah melakukan porneia (bandingkan sindiran orang-orang Yahudi kepada Yesus sebagai anak hasil porneia di Yoh 8:41). Rencana Yusuf untuk bercerai ini ternyata tidak mendapat celaan sama sekali di dalam teks. Sebaliknya, tindakan ini bahkan dikaitkan dengan karakternya yang tulus hati. Dari sini terlihat bahwa porneia merupakan alasan yang sah bagi perceraian dalam konteks pertunangan. Sesudah memasuki ikatan pernikahan, tidak ada alasan apapun yang

8

eMAGZ

Khotbah Minggu | #TEACHING

pantas untuk dijadikan dasar perceraian. Komitmen terhadap pernikahan merupakan harga mati yang tidak boleh ditawar

(19:6 “Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia”).Bagi kita yang belum menikah, marilah kita secara serius menggumulkan pasangan kita karena pernikahan merupakan keputusan terbesar kedua sesudah memilih Yessus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Bagi kita yang terikat dengan pernikahan, marilah kita melakukan apapun yang kita bisa untuk mempertahankan pernikahan kita. Bagi kita yang sudah terlanjur bercerai, marilah kita datang kepada Tuhan Yesus untuk memohon pengampunan dan tuntunan untuk fase kehidupan selanjutnya. Soli Deo Gloria.

9

eMAGZ

Khotbah Minggu | #TEACHING

POKOK DOA SYAFAAT

10

eMAGZ

Pokok Doa Syafaat | #TEACHING

1. Doakanuntuk Papua.• Doakan untuk proyek infra struktur yang sudah dimulai. Kiranya melalui infra struktur ada akan mengurangi kesenjangan harga bahan pokok yang selama ini terjadi. • Doakan untuk pemerintahan, agar dapat sungguh-sungguh memikirkan kepentingan rakyatnya dari pada kepentingan pribadi. • Doakan untuk pemberitaan Injil di seluruh pelosok Papua.

2. Doakan untuk REC Batam.•Doakan untuk Ev. SAMUEL agar dapat mengembangkan

pelayanan di Batam. •Doakan agar semua pengurus sehati di dalam melayani dan

mengembangkan pelayanan di Batam. •Doakan untuk pengembangan pelayanan di Batam.

KATEKISMUS WESTMINSTER

11

eMAGZ

Katekismus Westminster | #TEACHING

Pertanyaan 83: Apakah semua orang akan mati?

Jawaban :

Karena maut diancamkan sebagai upah dosa, maka semua orang ditetapkan untuk mati kelak, sebab semua orang telah berbuat dosa.a. Rom 6:23. b. Ibr 9:27. c. Rom 5:12.

12

eMAGZ

All About Marriage | #CARE

Apa yang anda harapkan?Menebus Realitas Pernikahan | Anugerah Yang Menakjubkan

Saya dibesarkan dalam normalitas orang kulit putih Amerika di

Toledo, Ohio. Ayah saya bekerja di toko olahraga, dan ibu saya seorang operator ketik di IBM.

Luella lahir di Placettas, Kuba. Orangtua Luella adalah misionaris dari Kanada. Pelayanan membawa keluarganya ke Kuba dan membentuk hidupnya.

Revolusi mendesak keluarga Luella ke Hartsville, di South Carolina. Ayahnya menggembalakan gereja

kecil, dan ibunya bekerja sebagai penjahit. Kota itu jauh dari manapun dan sepi.Orangtua saya menemukan sebuah perguruan tinggi Kristen kecil di Columbia, South Carolina. Mereka ingin saya belajar di sana. Saya sedikit prihatin mengenai konservatisme dari daerah Selatan, tetapi saya mendaftar dan diterima.

Saya pergi ke perguruan tinggi dengan pikiran tertutup dan hati yang gelisah. Bahkan, saya tidak membongkar barang-barang saya

13

eMAGZ

All About Marriage | #CARE

di minggu pertama karena saya yakin tidak mungkin

saya akan krasan. Luella masuk ke perguruan tinggi yang sama setahun sebelumnya. Pada makan siang pertama, hari pertama setelah orientasi, saya berdiri di belakang Luella di antrian kasir kantin. Saya segera tertarik padanya. Dia begitu bergaya dan cantik, itu adalah cinta pada pandangan pertama bagi saya. Bagi Luella, itu hanyalah pandangan pertama!

Saya memutuskan untuk mencari tahu mengenai dia, dan dalam sebulan kami berkencan untuk pertama kalinya. Luella tidak begitu tertarik dengan hubungan jangka panjang dan berkata kepada saya untuk tidak mengajaknya kencan lagi. Tetapi saya bertekad akan terus mengajaknya selama dia terus menerimanya, dan kisah selanjutnya adalah rahasia umum.

Hidup saya telah diubah dan ditingkatkan oleh Luella dalam ribuan cara. Saya begitu diberkati karena menikah dengan seseorang seperti dia, dan saya tahu saya tidak akan pernah menemukan dia

dengan usaha sendiri.Kisah pernikahan saya sungguh menggambarkan maksud Allah. Anda dan saya bukan penulis kisah kita sendiri. Pertimbangkan betapa tidak satu pun dari kami mempunyai ide bahwa yang lain ada atau kisah-kisah kami bertemu dari saat yang telah ditakdirkan itu.

SENIMAN PERNIKAHAN ANDAKisah Alkitab dimulai dari Sang Pencipta. “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”(Yoh 1:3). Apa kaitan hal ini dengan pernikahan Anda? Ketika Anda melihat pernikahan Anda melalui lensa Kejadian 1,

14

eMAGZ

All About Marriage | #CARE

Anda akan mulai mengerti pergumulan yang Anda

hadapi sebagai pasangan. Anda diperhadapkan dengan fakta bahwa pada hakikatnya tidaklah mungkin bagi Anda untuk menikahi seseorang yang seperti Anda. Tidak ada seorang pun yang seperti Anda. Inilah tujuannya: Kesatuan dalam pernikahan bukan hasil dari kesamaan. Sebaliknya, kesatuan merupakan hasil dari tindakan suami dan istri terhadap perbedaan-perbedaan yang tak terhindarkan dalam kehidupan setiap pasangan yang menikah. Karena itu saya menyarankan beberapa hal.Muliakan Penciptamu. Maksudnya, semakin Anda melihat suami atau istri Anda dan menghormati Allah sebagai Pencipta, semakin Anda dapat menghormati dan menghargai pasangan hidup Anda yang sangat berbeda dari Anda.

Jangan melihat perbedaan sebagai benar atau salah. Ketika Anda mulai berpikir dan bertindak seakan-akan pembentukan diri Anda membuat Anda lebih baik, lebih matang, atau lebih benar daripada pasangan Anda, Anda akan berespon dengan

cara-cara yang acuh tak acuh dan tidak menghormati.

Bertekadlah untuk merespon perbedaan kalian dengan penghargaan dan rasa hormat. Hal ini akan menghasilkan perubahan dalam orientasi, sikap, dan tindakan bagi kita. Setiap perbedaan merupakan kesempatan untuk memuji karya seni kreatif Allah dan kesempatan untuk memberi rasa hormat dan penghargaan yang khusus kepada pasangan Anda.

Pelajari perbedaan yang dapat menciptakan kesulitan dan memanggil diri Anda untuk menyatukan. Saya telah belajar untuk memanfaatkan keunikan kekuatan setiap kami yang Allah rancang, dan hal ini melindungi kami berdua dari kelemahan alamiah kami. Kami telah belajar bahwa keuntungan timbal balik terbesar muncul dari pergumulan terbesar kami.

Akui di mana perbedaan-perbedaan ini menantang Anda untuk bertumbuh. Apa yang saya gumulkan merupakan fakta bahwa perbedaan-perbedaan ini memanggil saya untuk

bertumbuh dan berubah. Saya butuh untuk lebih

baik hati dan lebih mendukung di saat-saat itu ketika kami sedang membahas perbedaan-perbedaan kami.

PERGUMULAN YANG DIREN-CANAKANPergumulan atas perbedaan-perbedaan yang ada bukanlah kecelakaan alam semesta. Seni kreatif-Nya menciptakan cetakan perbedaan yang Anda dan pasangan Anda alami sehari-hari, menyatukan kalian untuk rencana dan tujuan-Nya. Biarkan saya memberikan Anda langkah-langkah dari rencana alkitabiah yang harus Anda mengerti.

(1) Allah mempunyai kendali mutlak atas rincian dari hidup kita. Anda tidak boleh melihat pernikahan Anda sebagai nasib sial, atau perencanaan yang buruk, atau kekacauan yang telah Anda buat bagi diri Anda sendiri. Allah berada tepat di tengah-tengah pergumulan Anda. Dia tidak terkejut, Dia sudah siap terhadap segala sesuatu.(2) Dia memiliki tujuan untuk situasi

dan lokasi di mana Dia menempatkan kita. Kesulitan Anda akan perbedaan Anda bukan merupakan gangguan dari rencana-Nya; hal itu adalah bagian dari rencana-Nya. Mengerti hal ini merupakan hal dasar untuk merespon kesulitan-kesulitan itu dengan cara yang baru dan lebih baik.

(3) Pernikahan merupakan salah satu alat utama Allah untuk perubahan dan pertumbuhan pribadi. Ketika kita menolak perubahan dan mengeluh mengenai kesulitan sehari-hari dari perbedaan dalam pernikahan, kita sedang bergumul dengan siapa Allah dan siapa kita di hadapan Allah. Pergumulan horizontal merupakan buah dari pergumulan vertikal antara kita dengan Tuhan kita.

(4) Tiga alat utama dari perbedaan dipakai untuk menyingkapkan dan mengubah hati kita. Alat pertama adalah perbedaan cetakan Sang Pencipta di dalam setiap kita. Yang kedua adalah perbedaan sudut pandang, insting, dan cita rasa yang telah terbentuk melalui pengaruh pengalaman, budaya, dan relasi

eMAGZ

All About Marriage | #CARE

15

yang telah kita hidupi dan membentuk cara kita

melihat dunia dan meresponnya. Dan, akhirnya, ada perbedaan dalam dosa dan kelemahan pribadi dan di dalam pertumbuhan kita dalam anugerah.

(5) Perubahan dimulai ketika kita melihat perbedaan-perbedaan ini sebagai anugerah daripada halangan dari anugerah. Ketika Anda lelah dan tidak nyaman karena Anda telah dipanggil untuk hidup bersama dengan seseorang yang berbeda dari Anda, pada saat inilah Anda harus mengingatkan diri Anda akan teologi dari anugerah yang tidak nyaman. Ingat, penghargaan yang sejati untuk pasangan Anda dimulai dengan penyembahan yang praktis dan hari demi hari kepada Allah.(6) Allah beserta Anda dalam pergumulan Anda. Allah tidak hanya menentukan situasi dan hubungan yang di dalamnya Anda akan hidup, tetapi juga Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda dengan ketidaksukaan. Dia berada dekat Anda dan untuk Anda dan tidak akan berhenti sampai apa yang telah Dia mulai selesai.

MENANGANI PERBEDAAN: SEBUAH PERMULAANDia memanggil Anda untuk mengusahakan kesatuan walaupun kalian berbeda karena Dia tahu bahwa pekerjaan ini tidak hanya akan mengubah pernikahan Anda tetapi juga akan mengubah Anda, dan itulah yang Allah inginkan. Dalam pernikahan Anda, Allah akan membawa Anda ke tempat yang tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya untuk memberikan sesuatu yang tidak mungkin Anda capai sendiri; hal itu merupakan rencana yang indah. Dia sedang mengerjakan sesuatu yang sangat baik – perubahan pribadi yang bertahan – dan Dia beserta Anda di sepanjang proses, memberikan apa yang Anda butuhkan, sehingga Anda memenuhi rancangan Allah, dan mengerjakan panggilan-Nya. Sekarang, itulah alasan untuk bersemangat, bahkan di hari-hari yang sulit.Ringkasan Bagian Komitmen 5, Bab 13, dari buku:What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp~ bersambung ~

eMAGZ

All About Marriage | #CARE

16

eMAGZ

Apakah Penggunaan Alat Kontrasepsi Menyalahi Alkitab?|#QandA

(Lanjutan tgl 25 September 2016)

Apabila seks harus dikaitkan dengan prokreasi, seperti

pandangan mereka yang menolak alat kontrasepsi, maka hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri yang mandul atau lanjut usia juga termasuk dosa. Bukankah hubungan seks dalam kasus-kasus semacam ini juga hanya ditujukan untuk kepuasan seksual tanpa berujung pada kehamilan?

Tentu saja saya yakin bahwa para penentang alat kontrasepsi tidak akan berani menilai kasus-kasus ini sebagai dosa. Dengan demikian mereka tampaknya perlu memikirkan ulang argumen mereka.Sehubungan dengan argumen #2 tentang anak-anak sebagai berkat, kita sebaiknya melihat itu secara lebih cermat. Tidak semua kelahiran adalah sesuatu yang positif. Tentang orang yang akan menyerahkan Dia ke penyaliban, misalnya, Tuhan

Apakah Penggunaan Alat KontrasepsiMenyalahi Alkitab?

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M

17

18

eMAGZ

Apakah Penggunaan Alat Kontrasepsi Menyalahi Alkitab?|#QandA

Yesus sendiri pernah berkata: “Adalah lebih baik

bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan” (Matius 26:24b//Markus 14:21b). Jadi, yang lebih penting bukan hanya kelahiran, melainkan bagaimana kualitas kehidupan orang itu.

Implikasi poin ini bagi diskusi kita cukup jelas. Adalah lebih baik untuk memiliki jumlah anak yang sedikit tetapi mereka berdampak positif daripada jumlah yang banyak tetapi hidup mereka tidak berkualitas. Tentu saja yang paling baik adalah anak dalam jumlah banyak dan kualitas kehidupan yang baik. Persoalannya, tidak semua orang memiliki kapasitas ke arah sana.

Argumen #3 tentang kematian Onan sebenarnya tidak terlalu relevan bagi diskusi kita sekarang. Alkitab secara eksplisit menyoroti keengganan Onan untuk memberikan keturunan bagi kakaknya yang sudah meninggal. Keengganan itu menunjukkan pelanggarannya terhadap Hukum Levirat yang sudah ditetapkan oleh TUHAN sendiri (Ulangan 25:5-10).

Dalam hukum ini ditetapkan bahwa jika seorang suami meninggal dunia tanpa memiliki keturunan, maka saudara laki-lakinya harus melakukan perkawinan ipar. Anak yang dilahirkan nanti akan diperhitungkan sebagai anak almarhum. Jadi, ia dihukum oleh TUHAN bukan karena membuang spermanya di luar vagina Tamar. TUHAN lebih melihat motivasi yang buruk di balik tindakan itu. Onan tidak mau meninggalkan nama dan kehormatan bagi almarhum kakaknya.

Beberapa orang yang menentang alat kontrasepsi berusaha menolak penafsiran di atas. Mereka beralasan bahwa ketidaktaatan terhadap Hukum Levirat tidak membawa konsekuensi hukuman mati. Orang yang menolak hanya akan mendapat nama buruk dalam masyarakat (Ulangan 25:10).

Sanggahan ini tampaknya tidak terlalu kuat. Yang dibicarakan di Ulangan 25:10 adalah orang yang tidak mau mengambil saudara ipar sebagai isteri, sedangkan dalam

19

eMAGZ

Apakah Penggunaan Alat Kontrasepsi Menyalahi Alkitab?|#QandA

kasus Onan tidak demikian. Onan mau mengawini istri kakaknya, namun ia tidak mau memberikan keturunan kepada kakaknya.

Dengan kata lain, Onan hanya mau enaknya saja. Ia sangat egois. Hal ini dipandang jahat di mata Tuhan. Jadi, into dosa Onan dalam kisah tersebut bukanlah pembuangan sperma (walaupun masturbasi atau onani tetap merupakan sebuah dosa).

Sebagian penentang alat kontrasepsi mungkin juga akan mempertanyakan nasib Yehuda. Yehuda juga enggan memenuhi tuntutan Hukum Levirat dengan cara tidak memberikan anak ketiganya kepada Tamar (Kejadian 38:11), tetapi TUHAN tidak menghukum mati Yehuda. Hal ini diyakini sebagai bukti bahwa inti dosa Onan memang pencegahan kehamilan melalui onani, bukan pelanggaran terhadap Hukum Levirat.

Terhadap cara berpikir seperti ini kita perlu mengingat bahwa ketidaktaatan Yehuda dan Tamar terhadap Hukum Levirat agak berbeda. Onan mengambil keuntungan dari Tamar tetapi tidak mau memberikan apa yang menjadi hak kakaknya atau Tamar. Yehuda tidak mengambil keuntungan apapun dari Tamar.

Lagipula, cara kerja Allah tidaklah selalu mekanis (A pasti menghasilkan B). TUHAN itu penuh kejutan dan kemurahan. Ada anugerah Allah yang tidak terbatasi oleh pola mekanis seperti itu. Ada rencana Allah yang hendak direalisasikan melalui Yehuda. Alkitab justru ingin menunjukkan bahwa anugerah Allah mengalahkan kelemahan manusia. Anugerah Allah merupakan alasan mengapa Ia mau memakai seorang yang begitu lemah seperti Yehuda.

Bersambung………..

20

eMAGZ

Doctrine Does Matter | #TEACHING

(Lanjutan tgl 25 September2016)

DASAR ALKITABA. Penebusan terbatas.Alkitab mengajarkan bahwa sejak kekekalan, Allah telah mengasihi orang-orang tertentu, dan karena itu, Ia telah mengutus Anak-Nya untuk mati bagi mereka. Sebagaimana yang telah kita ketahui, Yesus telah mati bagi mereka. Sebagaimana yang telah kita ketahui, Yesus telah mati bagi mereka secara aktual. Ia tidak hanya berpura-pura menghapus dosa-dosa mereka. Ia tidak hanya

secara teori turun ke alam maut bagi mereka. Ia secara aktual menanggung dosa-dosa mereka dan menghapus kesalahan-kesalahan mereka. Hanya ada satu fakta pandangan yang benar. Yesus menyelamatkan mereka atau tidak. Yesus sungguh menggantikan mereka atau tidak. Alkitab mengajarkan bahwa Yesus sungguh menyelamatkan dan menggantikan mereka.

Bila Kristus secara aktual telah membebaskan mereka dari dosa, dan bila keselamatan diperoleh hanya

P E N E B U S A N T E R B ATA S

21

eMAGZ

Doctrine Does Matter | #TEACHING

dengan iman, maka Allah perlu mengaruniakan Roh Kudus kedalam

hidup mereka supaya mereka dapat menerima keselamatan yang telah dikerjakan diatas salib bagi mereka. Roh Kudus harus bekerja dengan cara yang tidak dapat ditolak. Penerimaan akan Kristus tidak dapat diserahkan secara secara sebagian pada manusia, karena bila demikian, maka semua orang akan menolak Kristus, dan penebusan yang dilakukan oleh Kristus akan sia-sia. Disini kita melihat bahwa penebusan terbatas menunjuk kepada karya Roh Kudus yang tidak dapat ditolak.

B. Pemilihan tanpa syarat.Bila Allah benar-benar telah memilih orang-orang tertentu tanpa syarat apapun untuk diselamatkan (Disini kita tidak akan mengulang bukti-bukti Alkitab yang telah diberikan pada bab 2), maka tentu saja Roh Kudus harus bekerja dengan cara yang tidak dapat ditolak. Bila tidak dengan demikian, maka orang-orang itu, karena keadaannya yang sudah rusak total, akan menolak Kristus, dan sebagai akibatnya, tidak

ada penetapan sejak semula atas orang-orang yang menerima hidup kekal. Allah tidak dapat memastikan apakah orang-orang yang telah dipilih-Nya itu akan percaya dan diselamatkan. Kepastian dari pemilihan Allahberarti bahwa Roh Kudus bekerja secara pasti dan bahwa Roh Kudus menggenapkan apa yang sudah menjadi penetapan Allah sejak semula. Tanpa anugerah yang tidak dapat ditolak dari Allah, maka tidak akan ada penetapan sejak semula maupun pemilihan.

1. Yohanes 6:37,44“semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.... tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan kubangkitkan pada akhir zaman.”

Pada ayat ini Yesus mengatakan bahwa Bapa telah memberikan orang-orang tertentu kepada Yesus, dan bahwa semua orang itu “akan datang kepada-Ku.” Tidak ada kepastian. Ini adalah suatu

22

eMAGZ

Doctrine Does Matter | #TEACHING

pernyataan yang jelas dan pasti: “semua ... akan datang kepada-Ku.” Ini tentunya hanya dapat terjadi bila Allah secara tidak dapat ditolak membuat orang-orang itu datang.

Dan itulah yang dikatakan oleh Yesus (ay. 44). Bapa akan menarik mereka dan Yesus akan membangkitkan mereka pada akhir zaman. Kata “tarik” ini sama dengan kata yang digunakan dengan kata “tarik” yang digunakan untuk menarik jala ikan (Yoh. 21:6, 11). Jala itu tidak dapat menolak Petrus yang menariknya ke pantai. Jala itu tidak berdaya dan pasif; jala itu tidak dapat melawan. Kata ini sama juga dengan yang digunakan ketika Petrus “Menghunus” pedangnya untuk memotong telinga Malkhus (Yoh. 18:10), atau ketika Paulus dan Silas “diseret” ke pasar (Kis. 16:19) dan ketika orang banyak “menyeret” Paulus keluar dari Bait Allah (Kis.21:30). Pada setiap peristiwa ini, objeknya ditarik tanpa dapat menolak pihak yang menariknya. Pedang itu tidak dapat menolak hunusan Petrus, begitupun Paulus tidak dapat menolak orang gbanyak yang menarik dia. Orang-orang yang telah diberikan Bapa kepada Yesus juga tidak dapat menolak Bapa yang menarik mereka. Setiap orang yang telah diberikan oleh Bapa yang mahakuasa kepada Yesus akan datang kepada Yesus. Ini sepasti perkataan Yesus.

Bersambung………Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer

23

eMAGZ

Taman Eden|#DOYOUKNOW

(Lanjutan tgl 25 September 2016)

Taman Eden: mengapa hilang?

Sekarang, kita akan mencoba menjawab pertanyaan lain tentang alasan menghilangnya Taman Eden. Mengapa taman ini tidak bisa ditemukan lagi? Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Sebagian orang menduga Taman Eden hilang karena diangkat oleh Allah sendiri ke surga. Alasan yang diberikan berhubungan dengan catatan dari kitab Wahyu.

Menurut kitab Wahyu, di surga ada sebuah pohon yang bernama pohon kehidupan (Why 2:7; 22:19). Berdasarkan hal ini, mereka menafsirkan bahwa pohon kehidupan di Taman Eden (Kej 2:9; 3:22, 24) telah dipindah ke surga.

Pandangan di atas tampaknya tidak didasarkan pada alasan yang cukup kuat. Kitab Wahyu berjenis sastra apokaliptis. Sebagai tulisan apokaliptis, kitab Wahyu pasti dipenuhi dengan berbagai simbol dan simbol-simbol tersebut tidak boleh ditafsirkan secara

TAMAN EDEN (Kejadian 2:8)

24

eMAGZ

Taman Eden|#DOYOUKNOW

hurufiah. Penyebutan pohon kehidupan di kitab

Wahyu tidak menunjukkan bahwa pohon itu secara hurufiah ada di surga. Ini hanya dipakai untuk menggambarkan kehidupan kekal (band. Kej 3:22, 24).

Di samping itu, pandangan di atas pasti akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang lain. Kapankah Allah mengangkat Taman Eden ke surga? Mengapa Ia harus mengangkat Taman Eden dari bumi ke surga? Bukankah setelah kejatuhan ke dalam dosa Taman Eden tetap ada di bumi (Kej 3:22-24; 4:16)? Bagaimana mungkin Taman Eden yang bersifat materi yang terbatas bisa berada di surga?Penjelasan yang lebih masuk akal adalah dengan menganggap Taman Eden musnah bersamaan dengan peristiwa air bah di Kejadian 7. Alkitab memang tidak memberikan petunjuk yang jelas ke arah sana, tetapi ini merupakan cara membaca kitab Kejadian yang wajar. Pemusnahan ini mengajarkan kepada manusia tentang betapa mereka semakin berdosa. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka diusir

dari Taman Eden dan mereka tinggal di daerah timur dari tanah Eden. Hal ini kita ketahui dari Kejadian 2:24 “Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan”. Selanjutnya, ketika Kain berdosa, Ia dihalau ke daerah yang lebih timur lagi. Kejadian 4:16 “Kain pergi dari hadapan Tuhan dan ia tinggal di daerah Nod, di sebelah timur Eden”. Ini menunjukkan bahwa manusia berdosa semakin jauh dari Taman Eden (secara khusus semakin jauh dari pohon kehidupan yang bisa memberikan kekekalan hidup di bumi). Hal ini akan menjadi semakin menarik apabila kita hubungkan dengan ucapan Tuhan sebelum Ia menurunkan hujan deras ke bumi. Tuhan mengatakan, ““Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja” (Kej 6:3). Perhatikanlah, dosa berhubungan dengan perpendekan usia manusia di bumi (band. Kej 5:1-32 dan 6:3). Bukankah lebih

25

eMAGZ

Taman Eden|#DOYOUKNOW

masuk akal untuk melihat penghilangan Taman Eden (pohon kehidupan) pada waktu air bah sebagai tindakan Allah yang ingin

menunjukkan kepada manusia bahwa kekekalan hidup di bumi semakin lama semakin mustahil bagi manusia seiring dengan memuncaknya dosa mereka?

Kisah penghukuman air bah di Kejadian 6 – 8 juga memberikan indikasi tersirat yang mengarah ke dugaan di atas. Penghukuman ini seharusnya dipahami sebagai semacam “penciptaan ulang” suatu bumi yang baru. Kejadian 6:13 mencatat “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk...Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi”. Setelah air bah surut, Allah membuat perjanjian bahwa “sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan lagi dengan air bah, dan tidak ada air bah lagi untuk memusnahkan bumi” (Kej 9:11). Karena Taman Eden berada di bumi yang lama (Kej 2:4-9), sangat wajar apabila kita menduga bahwa taman ini juga sirna bersamaan dengan pemusnahan bumi yang lama.

Bersambung……...NK_P

26

eMAGZ

BAB V | #MISSION

(Lanjutan tgl 25 September 2016)

KONVERSI DAN ROH KUDUSUsaha seperti itu tidak produktif, karena salah satu hasil yang pasti dari pemaksaan adalah perginya dari gereja orang-orang yang konversinya dihasilkan manusia.

Beberapa kata peringatan perlu ditambahkan, sehingga kita tidak menarik kesimpulan yang salah dari karya Roh Kudus yang harus ada

dalam penginjilan. Pertama, adalah persiapan yang serampangan, “Saya tidak butuh persiapan sebelum kotbah,” kata seseorang. “Saya hanya perlu bersandar pada Roh Kudus yang akan memberi saya perkataannya. Yesus sendiri pernah berjanji bahwa apa yang perlu kita katakan akan diberikan kepada kita pada waktunya.” Kata-kata seperti itu terdengar masuk akal, sampai kita ingat bahwa salah mengutip Kitab Suci adalah pekerjaan setan.

K O N V E R S I

27

eMAGZ

BAB V | #MISSION

Ayat tersebut oleh Yesus dipakai sebagai rujukan saat kita dalam penindasan, bukan saat pemberitaan dan saat kita ada di tempat

tertuduh di ruang sidang, bukan di mimbar gereja. Percaya pada Roh Kudus tidak dimaksudkan untuk menghilangkan waktu persiapan kita. Roh Kudus memang bisa menyediakan kata-kata yang perlu kita ucapkan, di saat terdesak. Namun Dia juga bisa memperjelas dan mengarahkan pemikiran kita ketika sedang belajar. Bahkan pengalaman menunjukkan bahwa Dia melakukan karya-Nya lebih baik di saat kita belajar dari pada di atas mimbar.

Ke-dua, Percaya pada Roh Kudus tidak mengijinkan adanya penolakan terhadap intelektualisme. “Kata-kata yang indah atau dengan hikmat” yang Paulus tolak bukanlah kotbah pengajaran atau pengunaan pikirannya, tetapi hikmat dunia dan retorika indah dari orang Yunani. Berlawanan dengan retorika atau kata-kata indah, Paulus bertekad untuk setia kepada berita salib yang dianggap bodoh oleh dunia dan berlawanan dengan hikmat dunia. Dia akan tetap dalam kelemahannya dan bergantung pada “keyakinan akan kekuatan Roh ( 1 Kor 2:1-5). Namun Paulus tidak anti-intelektual. Kotbah-kotbah nya penuh dengan unsur-unsur pengajaran dan rasio. Dia dan para rasul yang lain bukan hanya meninggikan pemberitaan kabar baik, tetapi mereka juga mendukung argumentasi dari suatu kasus.

Ke-tiga, percaya kepada Roh Kudus tidak bisa digunakan untuk membenarkan bicara sembarangan. Sebagian orang berkata dengan salehnya, bahwa Roh Kudus sendiri sudah merupakan solusi yang lengkap dan memuaskan bagi masalah komunikasi, ketika Dia hadir dan aktif, maka komunikasi tidak lagi menjadi masalah. Apa maksud dari penyataan seperti ini? Apakah kita bebas bicara tak jelas, membingungkan dan tidak relevan semau kita, kemudian Roh Kudus akan membuat semuanya menjadi jelas? Menggunakan Roh Kudus untuk merasionalisasi kemalasan kita lebih dekat kepada penghujatan dari pada kesalehan. Tentu saja tanpa Roh Kudus semua penjelasan kita adalah sia-sia. Namun tidak sama dengan

28

eMAGZ

BAB V | #MISSION

berkata bahwa dengan Roh Kudus semua penjelasan juga sia-sia. Karena Roh Kudus memilih untuk berkarya melalui semua

penjelasan tersebut. Percaya pada Roh Kudus, tidak boleh digunakan sebagai alat untuk menghilangkan kerja keras dalam belajar Alkitab dan pengetahuan masa kini.

Bersambung.......

29

eMAGZ

Family Fel lowship | #CARE

RENUNGAN HARIAN

Senin, 3 Oktober 2016ALLAH MEMBENCI PERCERAIAN

(Bacaan: Maleakhi 2:15-16)

Seorang artis bercerai dengan suaminya. Ketika diwawancara oleh infotainment dia mengemukakan alasan perceraiannya yaitu karena merasa tidak lagi merasa cocok. Dia berkata bahwa mungkin mereka memang bukan jodoh dari Allah, semoga di masa depan Allah akan memberikan jodoh yang sesungguhnya. Realita seperti di atas bukan hanya terjadi pada satu artis. Banyak orang yang bercerai dan kemudian mengemukakan alasan yang demikian. Rumah tangga dihancurkan hanya karena merasa tidak cocok. Sungguh sangat menyedihkan.

Tuhan sangat membenci dosa perceraian.  Mengapa? karena perceraian akan merusak keturunan ilahi. Ada begitu banyak anak-anak yang menjadi korban, padahal rumah tangga adalah wadah dimana gambar dan rupa Allah diperbaharui. Perceraian akan semakin merusak mental dan psikologis dari anak-anak mereka. Sekalipun selalu ada anugerah bagi anak-anak korban perceraian. Namun orang-orang yang melakukan pelanggaran terhadap hukum Allah ini berhadapan dengan pengadilan Allah.

Hai umat Allah, sekali lagi dengarlah isi hati Tuhan “Aku membenci perceraian”. Apakah saat ini saudara sedang memikirkan tentang perceraian dengan berbagai alasan yang sudah saudara kumpulkan? Mintalah pengampunan kepada Allah untuk niat saudara dan mintalah Tuhan untuk memulihkan rumah tanggamu. Tuhan sanggup untuk memulihkan keluargamu.

30

eMAGZ

Family Fel lowship | #CARE

Selasa, 4 Oktober 2016LAKUKAN YANG DIKEHENDAKI ALLAH

(Bacaan: Matius 5:31-32) Pada zaman Tuhan Yesus ada tiga budaya yang saling mempengaruhi; Yahudi, Yunani dan Romawi. Masing-masing budaya memiliki sudut pandang tentang pernikahan dan perceraian. Bangsa Yahudi memandang pernikahan dengan nilai yang tinggi. Berbeda dengan masyarakat Yunani, di sana wanita diberikan tuntutan kesucian moral yang sempurna, sedangkan para lelaki Yunani menuntut kebebasan amoral yang sebesar-besarnya, akibatnya pernikahan di antara masyarakat Yunani sangat rendah moralnya. Masyarakat Romawi memiliki Norma moral romawi yang tinggi, sehingga selama lima abad pertama dalam zaman kekaisaran Romawi tidak ada satu perceraian pun yang terjadi. Namun ketika budaya Yunani menguasai Roma, maka mulailah terjadilah malapetaka pernikahan keluarga di  Masyarakat Romawi. Perceraian sama seringnya dengan Pernikahan.

Tuhan Yesus hadir pada masa di mana orang dapat dengan mudah menceraikan istrinya bahkan untuk alasan yang sangat remeh. Yesus datang dengan ajaran yang berbeda, Jika ada yang menceraikan istrinya padahal istrinya tidak menyeleweng, maka ia telah membuat istrinya menjadi berzinah ketika istrinya menikah lagi.

Di dalam kitab Maleakhi 2:15-16 mengatakan bahwa Tuhan benci terhadap perceraian. Apa yang telah dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia. Sekalipun misalnya Tuhan mengijinkan perceraian, tentunya lebih baik kita mengikuti apa yang dikehendaki-Nya. Sama halnya dengan memilih apa yang mau kita perbuat di dalam kebebasan yang Tuhan berikan. Tuhan mengijinkan kita melakukan apa saja. Banyak pilihan di hadapan kita, namun kita selalu ingin melakukan apa yang dikehendaki Tuhan karena itulah yang terbaik bagi kemuliaan-Nya.

31

eMAGZ

Family Fel lowship | #CARE

Rabu, 5 Oktober 2016HANYA MAUT YANG MEMISAHKAN

(Bacaan: Matius 19:7-9)

Apakah teks ini sedang menyatakan kepada kita bahwa Yesus mengijinkan perceraian dikarenakan kasus perzinahan? Kita harus memahami secara utuh maksud Yesus yang dicatat dalam Matius 19:1-12. Ketika orang-orang Farisi mempertanyakan tentang perceraian kepada Yesus, maka Yesus berkata, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian” (Mat. 19:8; Mrk. 10:4-5). Berarti, keputusan untuk mengijinkan perceraian terhadap pernikahan yang telah dipersatukan oleh Allah bukanlah merupakan kehendak Allah, melainkan keputusan Musa. Pastinya Musa dipengaruhi oleh ketegaran hati bangsa Israel sehingga muncullah Surat perceraian di kalangan masyarakat Israel. Ungkapan “sejak semula tidaklah demikian” menegaskan bahwa pada mulanya hingga periode Musa, tidak ada suatu hukum pun yang melegalkan atau mengijinkan suatu perceraian dalam kelangsungan pernikahan umat Allah.

Perhatikan frase ini “Barang siapa menceraikan isteri, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah” (lihat Mat. 19:9). Tampaknya Yesus mengijinkan terjadinya perceraian bila dikarenakan faktor perzinahan. Pertanyaannya, mengapa Yesus mengijinkan perceraian? Alasannya, karena izin perceraian itu sudah disahkan oleh Musa. Namun, melalui ayat ini Yesus memberi peringatan keras dan ketetapan yang baru, bahwa pribadi yang bercerai karena zinah tidak boleh menikah lagi dengan orang lain. Dalam pernikahan Kristen, suami dan isteri berhak menuntut kesetiaan pasangan hidupnya. Suami bukan semata kepala rumah tangga dan isteri bukan semata menjadi penolong bagi suami sementara di dunia ini, tetapi juga menjadi teman pewaris kehidupan yang kekal (1 Ptr. 3:7). Selama kedua pasangan itu masih hidup, tidak ada alasan apapun yang mengijinkan mereka untuk menikah lagi, kecuali oleh karena kematian.

32

eMAGZ

Family Fel lowship | #CARE

Kamis, 6 Oktober 2016YANG DIKEHENDAKI ALLAH

(Bacaan: Ulangan 24:1-5)

Dalam konteks dunia Asia Timur kuno di luar orang Israel, suami dengan mudah dapat menceraikan istrinya untuk hal yang sepele, misalnya: masakan yang hangus, atau keasinan, atau keluar tanpa tutup kepala. Peraturan Allah di perikop ini justru menjadi pembeda antara orang israel dan yang bukan. Umat Allah memang harus memiliki ciri yang membedakannya dari orang dunia ini. Melalui Hukum ini hak kaum wanita diperhatikan, yakni tidak boleh diceraikan tanpa ada penyebab yang serius. Frase “tidak senonoh” (ay. 1) tidak hanya berarti tindakan perzinahan, melainkan perangai moral yang tidak pantas untuk dilakukan seorang istri.

Di dalam teks ini ada larangan bagi mantan suami pertama untuk menikahi mantan istri, yang telah menikah dan telah bercerai dari suami keduanya. Mengapa demikian? Pertama, karena perbuatan mantan suami pertama itu telah menyamakan mantan istri dengan seorang pelacur. Artinya, memperlakukan mantan istri sewenang-wenang (semaunya). Kedua, perceraian tidak berkenan di hadapan Allah. Keputusan untuk bercerai yang dilakukan oleh mantan suami pertama adalah sikap ketidaktaatan terhadap kehendak Tuhan yang membenci perceraian.

Di dalam ayat terakhir suami diperintahkan untuk menyenangkan istrinya sebagai pasangan yang diberikan Allah kepadanya. Bukan hanya istri yang melayani suami seperti konsep banyak orang, di dalam kehendak Tuhan, suami diperintahkan untuk menyukakan hati istri.

33

eMAGZ

Family Fel lowship | #CARE

Jumat, 7 Oktober 2016SOLUSI ALKITABIAH

(Bacaan: 1 Korintus 7:5)

Seorang suami memutuskan pergi dari rumah meninggalkan istri dan anak-anaknya karena istrinya kedapatan selingkuh. Dia sangat tersakiti dengan kelakukan istrinya itu sebabnya ia tidak bisa tinggal bersama. Namun, ia juga sangat tersakiti jika pergi meninggalkan anak-anaknya. Di tengah kegalauannya iya memutuskan untuk pergi dan akan mengunjugi anak-anaknya sewaktu-waktu. Jika saudara adalah sahabat atau saudaranya apakah solusi yang saudara tawarkan baginya? Beberapa orang tua menawarkan perceraian dan pernikahan dengan wanita lain. Tentu ini bukanlah solusi alkitabiah. Hal itulah yang sedang dibahas oleh Yesus. Pasangan yang sedang berada dalam kegalauan karena berbagai alasan bahkan termasuk karena perzinahan pasangan yang sangat melukainya hendaklah memilih untuk berpisah untuk sementara waktu dengan persetujuan bersama. Perhatikan frase “untuk sementara waktu.” Mengapa perlu dibatasi waktunya? Pertama, supaya dapat berdoa. Kedua, supaya kembali hidup bersama. Jemaat Korintus diperboleh menjauhi pasangan untuk sementara waktu supaya mereka dapat kembali bersama. Ketiga, supaya tidak dicobai iblis. Situasi dalam kehidupan jemaat Korintus yang rawan dengan percabulan (6:15-16; 7:2a) merupakan senjata ampuh bagi iblis untuk menjatuhkan mereka. Masalah ini semakin diperparah dengan keadaan beberapa jemaat yang memang tidak tahan bertarak (7:5, 9). Berpijak dari pertimbangan ini, maka tindakan jemaat yang meninggalkan hubungan seksual dengan pasangan dalam waktu yang lama telah memberikan kesempatan kepada iblis. Persoalan dalam pernikahan sangat marak terjadi di sekitar kita, bahkan mungkin terjadi dalam kehidupan pribadi kita. Ketika kegalauan datang, keinginan untuk bercerai begitu kuat. Tenangkan hati, sepakatilah untuk berpisah untuk sementara waktu untuk bisa berdoa, usahakan untuk kembali bersama dan jangan beri kesempatan pada iblis.

34

eMAGZ

Family Fel lowship | #CARE

Sabtu, 8 Oktober 2016JADILAH SARANA KESELAMATAN

(Bacaan: 1 Korintus 7:10-11)

Ada seorang gadis Kristen yang berpacaran dengan seorang pemuda yang tidak seiman. Mereka berpacaran kelewat batas sehingga si gadis hamil. Pemuda tersebut akhirnya mau bertanggung jawab dengan menikahi si gadis hingga anaknya lahir. Akan tetapi, kemudian mereka sering bertengkar sehingga si gadis pun lari kembali ke rumah orang tuanya, sementara si anak tinggal bersama dengan pemuda tersebut dan keluarganya. Selang beberapa tahun, mereka hidup terpisah. Sang pemuda ingin si gadis bersama kembali, tetapi si gadis menolak hingga saat ini. Akibatnya, status mereka pun tidak jelas. Mereka suami isteri tetapi berbeda iman dan berbeda tempat. Anak mereka juga semakin tidak jelas lagi. Jika peristiwa ini terjadi di depan saudara, apakah yang akan saudara lakukan?

Ternyata di Korintus, ada beberapa orang yang sudah percaya, tetapi pasangannya belum percaya. Paulus memberikan nasehat, jika pasanganmu tidak keberatan dengan kepercayaanmu, maka jangan bercerai. Ada beberapa di antaranya telah bercerai mungkin karena pasangannya keberatan dengan kepercayaannya. Bagi orang-orang yang demikian dinasehatkan untuk tidak menikah lagi sebaliknya hiduplah dengan damai dengan pasangannya.

Jika kejadian di atas terjadi di sekitar saudara, maka saudara perlu meminta si wanita untuk memohon pengampunan di hadapan Tuhan untuk dosanya. yang berikut adalah karena suaminya tidak keberatan untuk hidup dengannya maka terimalah dia kembali. Terkadang Tuhan memakai kita menjadi sarana keselamatan bagi orang lain, termasuk pasangan kita, anak-anak kita, orang tua kita, atau siapapun juga (ay. 16).

35

eMAGZ

PENGUMUMAN

Hari / Tanggal Pukul Keterangan

Senin, 3 Oktober 2016 23.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FMHUT Ibu Lisa Lesmana

Selasa, 4 Oktober 2016 18.30 STAR : EKSPOSISI ROMA 4Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A.

Rabu, 5 Oktober 2016 19.00 Latihan Musik KU 3Kamis, 6 Oktober 2016 06.00 Doa Pagi

19.00 Latihan Musik KU 1 dan KU 2HUT: Ibu Swie Hiang

Sabtu, 8 Oktober 2016 06.00 Doa Pemuridan 18.30 Persekutuan Pemuda

22.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Ibu Endang SupiatiHUT: Bp. SugirahardjoHUT: Sdri. Alice Pigai

Minggu, 9 Oktober 2016 HUT: Sdr. Arkananta Radhi Pratama

AGENDA MINGGU INI

Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan

sesama.”

36

eMAGZ

JADWAL PENATALAYANAN

IBADAH UMUMMinggu, 2 Oktober 2016

Penata-layanan

Ibadah Remaja

(Pk. 09.30 WIB)

Ibadah Umum I(Pk. 07.00)

Ibadah Umum II(Pk. 09.30)

Ibadah Umum

III(Pk. 17.00)

Cab. Ba-varian(07.00)

Cab. Bavar-ian

(Pk. 09.30)

Tema

G a b u n g I b a d a h Um u m

Ja n g a n B e r c e r a i ( M at i u s 5 : 3 1 - 3 2 )

Pengkhot-bah

Pdt. Novida Lassa, M.Th Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M

Pdt. Reyco Wattimury,

S.Th.Liturgos Bp. Agus SW Ibu Ike Ibu Wilis Sdri. Maria

Pelayan Musik Bp. Eliazar TEAM Sdri. Jane

Sdr. IshakSdr. Haryadi

Sdr. AmirSdr. Vino

Sdr. HizkiaPelayan

LCD Sdr. Lutfi Sdr. Evan Sdr. Randy Sdri. Marlin

Penyambut Jemaat

Ibu Enggal W

Ibu NaomiIbu Vena

Sdr. BastiSdri.

EveelynSdri. DewiSdr. Arka

Sdri. ZiziSdri.

KarinaSdri. Erista

Sdr. Sebastian

Sdr. AndiSdri.

Eunice

Sdr. EfraimSdri. Stevani

Doa Syafaat

Ibu Vena Ev. Heri Ibu Mei

Ibu Wilis Sdri. Maria

Doa Persemba-

hanSdr. Andi Sdr. Efraim

Petugas Minggu Ini Ev. Heri Bp. Willy

TW Ev. Dodik

SingerIbu Debby

Sdr. Andreas

Sdr. Edo AIbu Dinna

Sdri. LiaSdri. Risty

Sdri. Vivtoria

Sdri. Ester

Sdr. EsauSdri.

Christine

37

eMAGZ

JADWAL PENATALAYANAN

IBADAH UMUMMinggu, 9 Oktober 2016

Penata-layanan

Ibadah Remaja

(Pk. 09.30 WIB)

Ibadah Umum I(Pk. 07.00)

Ibadah Umum II(Pk. 09.30)

Ibadah Umum

III(Pk. 17.00)

Cab. Ba-varian(07.00)

Cab. Bavar-ian

(Pk. 09.30)

Tema Ja n g a n B e r s u m p a h ( M at i u s 5 : 3 3 - 3 7 )

Pengkhot-bah

Ev. Heri Kristanto

Ev. Yohanes Dodik

Iswanto, M.A.

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.MPdt. Reyco Wattimury,

S.Th.

Liturgos Bp. Andreas W Sdri. Helen Sdri. Victoria Sdr. Mito

Pelayan Musik

Bp. Eliazar&

Sdr. MichaelTEAM Sdr.

James

Sdr. IshakSdr. Haryadi

Sdr. AmirSdr. Vino

Sdr. HizkiaPelayan

LCD Sdri. Ririt Sdri. Melissa Sdri. Kevin Sdri.

Wella Sdri. Marlin

Penyambut Jemaat

Bp. Budijanto

Bp. SantosoIbu Suani

Bp. Budi SG

Ibu Jai ShiaIbu Evi

Ibu Sundari

Bp. ImboIbu

SuyatmiBp.

Andreas KIbu Rini

Sdr. JoySdri. Lovie

Sdr. EkaSdri. Lina

Doa SyafaatBp.

Budijanto Bp. Budi SG Ev. Heri

Sdri. Victoria Sdr. Mito

Doa Persemba-

han

Sdri. Lovie Sdr. Lina

Petugas Minggu Ini Ibu Herlin

Singer Ibu SantiSdr. Joseph

Sdr. EdoSdri.

Henny

Sdri. NoviaSdri. Risty

Sdri. ChristineSdri. Lina

Sdr. DennisSdri. Febe

38

eMAGZ

JADWAL PENATALAYANAN

Penatalayanan 2 Oktober 2016(Pk. 09.30 WIB)

9 Oktober 2016(Pk. 09.30 WIB)

Liturgis Kak Debby Kak Evelin

Pelayan Musik Kak Tika & Kak Budi S Kak Tika n Naomi

Doa Pra/Pasca SM Kak Dessy Kak Fenny

Tema Kepala penjara Filipi menjadi percaya Paulus dan Silas di Berea

Bahan Alkitab (Kis 16:16-40) (Kis 17:1-15)

Sion Kak Budi Kak Venna

Getsemani Kak Venna Kak Suani

Yerusalem Kak Mei Kak Mei

Nazareth Kak Debby Kak Dessy

Betlehem Kak Kezia Kak Fenny

SEKOLAH MINGGU

Keterangan Sabtu, 1 Oktober 2016(Pk. 18.30 WIB)

Sabtu, 8 Oktober 2016

(Pk. 18.30 WIB)

Tema Allah seperti apakah Dia?

HANGOUT

Pengkhotbah Pdt. Christine

Litrugos Sdri. Clara

Pelayan Musik TEAM

Pelayan LCD Sdri. Marlin

Penyambut Jemaat Sdr. YandoSdri. Diana

Petugas Doa Sdri. Stefani

Singer Sdri. AbigailSdr. Andrew

IBADAH PEMUDA

39

eMAGZ

Data Kehadiran Jemaat

Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan

Umum 1 Minggu, 25 Sept 2016 40 orang

Umum 2 Minggu, 25 Sept 2016 73 orang SM: 28 orang

Umum 3 Minggu, 25 Sept 2016 76 orang

Remaja Minggu, 25 Sept 2016 20 orang

Pemuda Minggu, 25 Sept 2016 35 orang

Cab. Bavarian KU 1 Minggu, 25 Sept 2016 29 orang SM : -

Cab. Bavarian KU 2 Minggu, 25 Sept 2016 65 orang SM : 3 orang

POS Batam Minggu, 25 Sept 2016 120 orang SM: 5-

Remaja: -

DATA KEHADIRAN JEMAAT