29
1 UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH) PENGARUH PERPUTARAN TOTAL ASET, PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2011 2014 RATNA DEWI 110462201048 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 2016 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Perputaran total aset, Perputaran modal kerja, Perputaran piutang dan Perputaran persediaan terhadap Likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. Purposive sampling, berdasarkan kriteria yang ada maka didapat 13 perusahaan 2011-2014. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda, uji f dan uji t. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan saja yang berpengaruh terhadap likuiditas sedangkan perputaran total aset dan perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Kata Kunci : Likuiditas, Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan.

ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

1

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

PENGARUH PERPUTARAN TOTAL ASET, PERPUTARAN MODAL KERJA,

PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP

LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2011 – 2014

RATNA DEWI

110462201048

Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, 2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Perputaran total aset, Perputaran

modal kerja, Perputaran piutang dan Perputaran persediaan terhadap Likuiditas pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2011-2014. Purposive sampling, berdasarkan kriteria yang ada maka didapat 13 perusahaan

2011-2014. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas,

multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian hipotesis menggunakan

analisis regresi berganda, uji f dan uji t.

Hasil dari penelitian ini adalah perputaran total aset, perputaran modal kerja,

perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap likuiditas. Secara parsial hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan saja

yang berpengaruh terhadap likuiditas sedangkan perputaran total aset dan perputaran modal

kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas.

Kata Kunci : Likuiditas, Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran

Piutang, Dan Perputaran Persediaan.

Page 2: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

2

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

LATAR BELAKANG MASALAH

Dunia bisnis pada saat ini sedang memasuki era globalisasi yang mengakibatkan

persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa

berproduksi secara efektif dan efisien bila ingin tetap bertahan dan memiliki keunggulan

daya saing yang tinggi. Perusahaan merupakan suatu entitas yang beroperasi dengan

menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada

pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan

perusahaan agar tetap bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan juga untuk

memberikan kemakmuran kepada pemiliknya, dalam hal ini perusahaan harus menyusun

rencana - rencana strategis dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan (silfia,

2015). Khususnya pada perusahaan makanan dan minuman dituntut untuk meningkatkan

keunggulan produk yang dimiliki perusahaan yang dapat meningkatkan daya saing

perusahaan.

Perputaran piutang yang tinggi maka kondisi modal yang ada akan semakin tinggi dan

perusahaan dikatakan liquid. Apabila perputaran piutang rendah, maka kondisi modal yang

ada juga akan rendah sehingga dikatakan illiquid atau tidak liquid. Jadwal jatuh tempo akan

mengarahkan perusahaan pada kondisi likuiditas perusahaan yang baik. Perusahaan harus

benar-benar teliti didalam menginvestasikan dana perusahaan dengan tujuan untuk menjaga

kualitas perusahaan (Rahmat, 2008 dalam Astuti & Maelona, 2013).

Sejauh ini banyak dilakukan penelitian mengenai likuiditas seperti penelitian yang

dilakukan oleh Agustina (2014) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa Arus kas

operasional perusahaan setiap tahunnya bernilai positif yang berarti penerimaan dari

kegiatan operasional perusahaan masih mampu untuk membiayai pengeluaran operasional

perusahaan. Hal ini mempengaruhi likuiditas perusahaan yang pada tahun 2009 karena

jumlah aset lancar yang terlalu sedikit jika dibandingkan dengan kewajiban lancar

perusahaan. Untuk arus kas dari aktivitas investasi setiap tahunnya bernilai negatif karena

pengeluaran perusahaan untuk perolehan aset tetap lebih besar setiap tahunnya dan Arus

kas dari aktivitas pendanaan cukup baik kecuali pada tahun 2009 dan 2011 yang

mengalami penurunan yang cukup besar dari tahun sebelumnya.

Page 3: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

3

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Penilitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Ezwita (2014) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan

perputaran piutang, perputaran persediaan, return on assets dan rasio utang berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial perputaran persediaan dan rasio hutang berpengaruh

terhadap likuiditas sedangkan perputaran piutang dan return on asset tidak berpengaruh terhadap

likuiditas. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini

terdapat tiga variabel tambahan yaitu variabel perputaran total aktiva, perputaran modal kerja dan

arus kas operasi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran

Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan

Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei Periode Tahun 2011 – 2014.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Likuiditas

Menurut Fahmi (2012) likuiditas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktu sehingga

likuiditas sering disebut short term liquity. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera di penuhi secara

tepat waktu atau dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Menurut Martono & Harjito (2008) suatu perusahaan yang ingin mempertahankan

kelansungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban –

kewajiban finansial yang segera dilunasi, dengan demikian likuiditas merupakan indikator

kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban – kewajiban

finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aset lancar yang tersedia.

Menurut Martono & Harjito (2008) rasio likuiditas terbagi dua yaitu current ratio dan

quick ratio. Current ratio merupakan perbandingan antara aset lancar (current asset)

dengan hutang lancar (current liabilities). Sedangkan quick ratio atau sering juga disebut

acid test ratio merupakan alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas

Page 4: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

4

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

perusahaan, rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aset lancar dikurangi

persediaan dengan jumlah hutang lancar.

Pengertian Perputaran Total Aset

Perputaran total aset merupakan alat ukur dengan istilah perputaran unsur – unsur

aset yang dihubungkan dengan penjualan. Yang mana rasio aktivitas ini merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang

dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efesiensi perusahaan dalam memanfaatkan

sumber daya yang ada dan rasio ini juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari (Hery, 2015). Berdasarkan hasil pengukuran

rasio tersebut dapat diambil kesimpulan apakah suatu perusahaan telah mampu

memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara efesien dan efektif.

Menurut Hery (2015) perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan

atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan setiap

rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Perputaran total aset disebut juga dengan total

assets turnover rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah

penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset (Hery,

2015).

Sumber : (Martono & Harjito, 2008)

Pengertian Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mencari

rasio aktivitas, Menurut Manullang & Sinaga (2005) pengertian modal kerja dan modal

berbeda dalam pandangan pedagang, ahli ekonomi, dan ahli hukum. RD Kennedy dan SY

Mc Mullen memberi pengertian modal kerja sebagai berikut :

1. Working capital is the current asset over current liabilities, the amount of current asset

that has been supplied by long term creditors and the stockholdess. In other words,

working capital represents the amount of current asset that have not been supplied by

TATO = Penjualan Bersih

Total aset

Page 5: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

5

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

WCT = Sales

(current asset – current liabilitis)

current, short term creditors. This definition is qualitative of current, short term

creditors. This definition is qualitative of current asset in excess of the current

liabilities.

2. Working capital is the amount of the current asset. This interpretation is qualitative in

characters, since it represents the total amount of funds used for current operating

purposes.

Menurut Hery (2015) perputaran modal kerja (Working capital turnover) merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki

perusahaan dan menghasilkan penjualan. Berdasarkan metode perputaran modal kerja ini

maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen –

komponen (elemen – elemen) model kerjanya yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan

perputaran persediaan.

Sumber : (Sugiono & Christiawan, 2013)

Pengertian Perputaran Piutang

Pengertian piutang antara lain adalah semua tuntutan terhadap pelanggan, baik

berbentuk perkiraan uang, barang maupun jasa, serta segala hal yang berbentuk perkiraan

seperti transaksi (Manullang & Sinaga, 2005). Selanjutnya piutang bisa diartikan sebagai

kewajiban pelanggan yang disepakati dan mereka mengharapkan pembayaran itu dapat

diselesaikan dengan tanda terima yang sah.

Menurut Hery (2015) istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan

diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat

penyerahan barang dan jasa secara kredit (untuk piutang pelanggan yang terjadi atas

piutang usaha, memunginkan piutang wesel), memberikan pinjaman (untuk piutang

karyawan, piutang debitor yang biasanya lansung dalam bentuk piutang wesel, dan piutang

bunga), maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang

pajak). Sebagian besar piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada

pelanggan. Tidak dapat dipungkari bahwa pada umumnya pelanggan akan menjadi lebih

Page 6: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

6

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan secara kredit oleh perusahaan

(penjual) dan hal ini rupanya juga menjadi salah satu trik bagi perusahaan untuk

meningkatkan besarnya omset penjualan yang akan tampak dalam laporan laba ruginya.

Piutang yang timbul dari penjualan atau penyerahan barang dan jasa secara kredit ini

diklafikasikan sebagai piutang usaha, yang kemudian tidak tertutup kemungkinan akan

berganti menjadi piutang wesel (Hery, 2015).

Dalam pengendalian piutang secara efektif dapat dilaksanakan dengan mengatur

kebijaan mengenai pemberian kredit, syarat – syarat penjualan, ditetapkannya kredit

maksimum bagi para pembeli dan cara penagihan dan pengurusan kredit secara efisien

dapat menghasilkan perputaran piutang yang tinggi (Tunggal, 2000). Suatu perputaran

yang tinggi harus disertai dengan penagihan piutang yang relatif cepat juga, karena

perputaran piutang dapat ditingkatkan dengan jalan menjual piutang (Assignment) dan

perputaran piutang merupakan salah satu alat ukur untuk melihat rasio aktivitas pada suatu

perusahaan.

Sumber : kasmir (2013)

Pengertian Perputaran Persediaan

Persediaan dalam proses atau persediaan dalam perpindahan, yaitu persediaan

antara berbagai tahap produksi atau penyimpanan dan pengelolaan persediaan ini secara

baik memungkinkan penggunaan sumber daya dan penjadwalan produksi secara efisien

(Martono & Harjito, 2008). Perusahaan harus memelihara persediaan barang dalam proses

untuk dalam jumlah tertentu selama proses produksi. persediaan bahan mentah dan

persediaan barang jadi tidak harus ditentukan secara tepat apabila perusahaan dapat

bertindak fleksibel, sehingga semua level manajer akan terlibat dalam pengelolaan

persediaan untuk menjaga besarnya persediaan guna mencapai tujuan perushaan secara

efektif dan efesien. Menurut Martono & Harjito (2008) kebijakan persediaan perlu

dilakukan oleh manajer agar :

Perputaran piutang = penjualan kredit

rata – rata piutang

Page 7: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

7

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

H1

H2

H3

H4

H5

1 Dapat menjamin kelancaran proses produksi

2 Dapat dijangkau oleh dana yang tersedia

3 Dapat mencapai jumlah pembeliaan optimal

Makin banyak kali suatu persediaan dijual dan diganti kembali (perputaran persediaan)

maka makin kecil modal kerja yang diperlukan, pengendalian persediaan yang efektif

diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan untuk

mengatur investasi dalam persediaan (Tunggal, 2000). Tunggal (2000) juga menjelaskan

suatu program persediaan dan pembelian yang efisien akan menyebabkan suatu perputaran

persediaan yag lebih cepat, lebih cepat persediaan berputar maka lebih sedikit resiko

kerugian dan perputaran persediaan juga merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur

rasio aktivitas dalam suatu perusahaan.

Sumber : (Martono & Harjito, 2008)

Kerangka Pemikiran

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan

rata – rata persediaan

Perputaran modal (X2)

Perputaran total aset (X1)

Perputaran piutang (X3)

Perputaran persediaan (X4)

Likuiditas (Y)

Page 8: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

8

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Pengembangan Hipotesis

Perputaran Total Aset Terhadap Likuiditas

Menurut Santoso (2011) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa aspek likuiditas

merupakan suatu tingkat kemampuan yang bersifat relatif. Karena itu apabila perusahaan

berada dalam keadaan kurang likuid, ada kemungkinan perusahaan tidak bisa

memanfaatkan kesempatan potongan (pembelian, tunai) yang ditawarkan oleh para

leveransiernya. Sebagai akibatnya perusahaan terpaksa beroperasi pada tingkat biaya yang

tinggi, sehingga mengurangi kesempatan untuk meraih laba yang lebih besar. Menurut hasil

penelitian yang dilakukan Ezwita (2014) menyimpulkan bahwa variabel perputaran total

aset berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat

diambil hipotesis pertama penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Perputaran total aset berpengaruh terhadap likuiditas

Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas

Menurut Djarwanto (2004) dalam Sugiono & Christiawan (2013) perusahaan

dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja

yang cukup untuk mendanai operasi perusahaan yang normal. Dari teori di atas dapat

diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan.

Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena

tersedia aset lancar untuk membayar hutang lancar tepat pada waktunya. Menurut hasil

penelitian yang dilakukan Sugiono dan Christiawan (2013) menyimpulkan bahwa variabel

perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut maka dapat diambil hipotesis kedua penelitian ini sebagai berikut:

H2 : Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas

Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas

Menurut Astuti & Maelona (2013) perputaran piutang adalah rasio yang

memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas perusahaan

menginginkan agar piutang yang dikelola itu baik sehingga akan bisa memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ezwita (2014) menyimpulkan

Page 9: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

9

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

bahwa variabel perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut maka dapat diambil hipotesis ketiga penelitian ini sebagai berikut:

H3 : Perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas

Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas

Menurut Kasmir (2011) yang menyatakan bahwa apabila perputaran persediaan yang

diperoleh tinggi, maka menunjukkan bahwa perusahaan bekerja secara efisien dan likuid

perusahaan semakin baik. Menurut Ezwita (2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana

yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. Berdasarkan argumentasi

tersebut maka hipotesis keempat variabel dirumuskan sebagai berikut :

H4 : Perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas

Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang Dan

Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas

Berdasarkan penelitian sebelumnya menurut Ezwita (2014) dalam penelitiannya

menjelaskan Secara simultan perputaran piutang, perputaran persediaan, berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sugiono &

Christiawan (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa perputaran modal kerja

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas.

H5 : Perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran

persediaan berpengaruh terhadap likuiditas.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian Dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada subsektor perusahaan

makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011– 2014.

Metode Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Paradigma kuantitatif adalah data

yang berbentuk angka. Data tersebut adalah laporan keuangan perusahaan makanan dan

minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesa periode 2011 – 2014. Sumber data dalam

penelitian ini adalah skunder. Data skunder merupakan sumber yang tidak lansung

Page 10: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

10

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen

(Sugiyono, 2006).

Teknik Pengumpulan Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode pengamatan mulai tahun 2011 sampai tahun 2014, yaitu sebanyak 15 perusahaan

makanan dan minuman.

Sampel adalah bagian dari jumlah karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,

yaitu pengambilan sampel yang ditentukan dengan kriteria – kriteria atau pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2006). Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

yaitu :

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode tahun 2011 – 2014.

2. Perusahaan makanan dan minumanyang melaporkan laporan keuangannya secara

berturut – turut di BEI pada periode tahun 2011– 2014.

3. Perusahaan makanan dan minumanyang menggunakan satuan rupiah dalam melaporkan

laporan keuangan periode tahun 2011 – 2014.

Metode Analisis Data

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran tentang suatu data

yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata – rata (mean), standar deviasi, Dan

memberikan gambaran terhadap variabel – variabel yang digunakan dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.

Page 11: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

11

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. seperti diketahui bahwa uji F dan t

mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. kalau asumsi ini dilanggar

maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik histogram dan

probability plot atau p-plot dan uji statistikkolmogrov – smirnov(Ghozali, 2013). Hipotesis

pengujiannya yaitu Hipotesis nol (Ho) = > 0,05 data terdistribusi secara normal dan

Hipotesis alternatif (Ha) = < 0,05 data tidak berdistribusi secara normal.

Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen, namun jika variabel independen saling berkorelasi

maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah

sebagai berikut :

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi

secara individual variabel – variabel independen banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel

independen ada korelasi yang cukup tinggi, maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar varibel independen tidak

berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya

efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance

inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

Page 12: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

12

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

independen lainnya. Nilai cutoffyang umum dipakai untuk menunjukkan tidak terjadi

multikolonieritas adalah nilai Tolerance >0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10

(Ghozali, 2013).

Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaa

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan

jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas, kebanyakan data crossection mengandung situasi

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,

sedang dan besar) (Ghozali, 2013).

Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

adalah dengan Melihat grafit plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPERED dengan residualnya (independen) yaitu SRESID. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah

tejadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan menggunakan

uji statistik yaitu uji park dengan asumsi apabila koefisien parameter beta dari persamaan

regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model

empiris yang estimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak

signifikan secara statistik maka data dalam model empiris yang estimasi tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada

kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

atau sebelumnya. Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokolerasi.

Page 13: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

13

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time

series). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Untuk

mendeteksi masalah autokolerasi diantaranya dengan uji Durbin – Watson (DW) hipotesis

yang akan diuji adalah jika H0 diterima = tidak ada autokorelasi dan jika HA diterima =

adanya autokorelasi (Ghozali, 2013).

Adapun kriteria pengambilan keputusan ada atau tidak adanya autokorelasi adalah sebagai

berikut :

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < d < du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 – du < d < 4 - dl

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak

ditolak Du << 4 – du

Sumber : (Ghozali, 2013)

Persamaan Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear

berganda. Menurut Sugiyono(2006) analisis regresi linear berganda dapat digunakan

peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel dependen,

bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor atau teknik statistik yang

digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan atau pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun secara simultan. Bentuk rumusan

persamaan matematis dari analisi regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = Likuiditas

a = konstanta atau intercept

X1 = perputaran total aktiva

Page 14: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

14

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

X2 = perputaran modal kerja

X3 = perputaran piutang

X4 = perputaran persediaan

b1–b5 = koefisien regeresi masing – masing variabel bebas

e = faktor gangguan pada observasi

sumber : (Sugiyono, 2006)

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t)

dan penyajian secara simultan (uji F).

Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2013). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama

dengan nol, atau :

Ho : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (HA) parameter suatu variabel

tidak sama dengan nol, atau HA : bi 0Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Pengambilan keputusan jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan jika

probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung< ttabel, Artinya variabel bebas secara parsial

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung > ttabel, Artinya variabel bebas secara parsial

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama

Page 15: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

15

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

terhadap variabel dependen / terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua

arah dengan hipotesis sebagai berikut:

1) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari

variabel bebas secara bersama-sama.

2) HA : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel

bebas secara bersama-sama.

Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel, Artinya variabel bebas secara

bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung > F tabel, Artinya variabel bebas secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2013) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel –

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien

determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar

antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada subsektor perusahaan

makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2014.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif statistik digunakan untuk mengetahui nilai minimum, maksimum,

rata-rata (mean), standar deviasi, dan memberikan gambaran terhadap variabel-variabel

Page 16: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

16

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

yang digunakan. Dalam penelitian ini varebel independennya yaitu perputaran total aset,

perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan dan satu variabel

dependen yaitu likuiditas. Deskrtiptif variabel atas data penelitian yang dilakukan selama

empat tahun, sehingga jumah data keselurhan yang diamati adalah 13 sampel untuk seluruh

perushaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) pada tahun

2011-2014. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program spss versi 20.0

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Deskrtiptif Statistik Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Cr 51 1,00 6,01 2,0701 1,06554

x1 51 ,128 2,958 1,19437 ,550621

x2 51 -881,409 97,394 -6,21290 126,276356

x3 51 2,710 20,374 8,58453 3,752509

x4 51 1,434 33,498 7,05067 7,010997

Valid N (listwise) 51

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan

uji statistik. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik histogram dan p-p plot

dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :

Page 17: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

17

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Sumber : data skunder diolah versi SPSS 20.0

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Histogram dan P-Plot

Namun untuk memperkuat pengujian normalitas, maka dapat dilakukan dengan

menggunakan uji analisis statistik yaitu uji one- sampel kolmogorov-smirnov. Dasar

pengambilan keputusan untuk penguji one-sampel kolmogorov-smirnov adalah jika nilai

perputran total aset untuk residual lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian one-sampel

kolmogorov-smirnov pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 51

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation ,92581217

Most Extreme Differences

Absolute ,133

Positive ,133

Negative -,079

Kolmogorov-Smirnov Z ,947

Asymp. Sig. (2-tailed) ,331

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : data sekunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji one-sampel kolmogorov-smirnov,

terlihat bahwa nilai kolmogorov–smirnov untuk variabel residual sebesar 0,947 dan

signifikan pada 0,331>0,05. Hal ini menunjukan bahwa data residual berdistribusi normal

dan memperkuat hasil pengujian dengan menggunakan grafik histogram dan p-p plot.

Page 18: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

18

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Hasil Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak dapat dilihat dari nilai

VIF dan Tolerance, apabila nilai VIF < 10 maka antara variabel independen yaitu

perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputran piutang, perputaran persediaan

tidak terjadi multikolinieritas dan apabila nilai Tolerance >0,10 maka diantra variabel

independen tidak terjadi multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas :

Tabel 4.3

uji multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

x1 ,745 1,342

x2 ,990 1,010

x3 ,729 1,372

x4 ,959 1,043

a. Dependent Variable: cr

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai variance inflation factor

(VIF) dari perputaran total aset sebesar 1,342, perputaran modal kerja sebesar 1,010,

perputaran piutang sebesar 1,372, dan perputaran persediaan sebesar 1,043. Nilai VIF

untuk semua variabel independen lebih kecil dari 10 (VIF<10), maka dapat dismpulkan

bahwa kelima variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. Dan

dapat dilihat juga bahwa nilai Tolerance dari perputaran total aset sebesar 0,745,

perputaran modal kerja sebesar 0,990, dan perputaran piutang sebesar 0,729, dan

perputaran persediaan sebesar 0,959. NilaiTolernce untuk semua variabel independen lebih

besar dari 0,10 (tolerance > 0,10), maka dapat disimpulkan bahwa keempat variabel

independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain.

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Park. Model

Page 19: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

19

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

regresi tidak mendukung heteroskedastisitas apabila nilai signifikan koefisien parameter

beta dari persamaan regresi tersebut tidak signifikansecara statistik yaitu 0,05. Berikut hasil

pengujiannya :

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients

a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,389 1,098 ,355 ,724

x1 -,804 ,801 -,160 -1,004 ,321

x2 ,001 ,003 ,058 ,421 ,675

x3 -,080 ,119 -,108 -,672 ,505

x4 -,105 ,055 -,266 -1,897 ,064

a. Dependent Variable: ui

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai perputaran total aset variabel

perputaran total aset (TATO) sebesar 0,321, perputaran modal kerja sebesar 0,675,

perputaran piutang sebesar 0,505, dan perputaran persediaan sebesar 0,064. Sehingga nilai

perputaran total aset untuk semua variabel lebih besar dari 0,05. Dengan ini dapat

disimpulkan bahwa tidak ditemukan heteroskedasisitas pada model regresi. Dan pada uji

scatterplot dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Page 20: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

20

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa pada hasil pengujian

grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat pola yang jelas

serta titik – titik menyebar diatas dan dibahwa angka nol pada sumbu Y, hal ini

menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedasitisitas pada model regresi.

Hasil Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya data autokoreasi pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Durbin – Watson (DW). Hasil pengujian sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,495a ,245 ,179 ,96523 1,971

a. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3

b. Dependent Variable: cr

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa dari hasil uji autokolelasi tersebut

dapat diketahui DW sebesar 1,971dari jumlah sampel sebanyak 51 dengan jumlah variabel

berjumlah 5 (n=51k=5), maka batas dl= 1,3855 du=1,7218. Dapat disimpulkan bahwa DW

sebesar 1,971 lebih besar dari batas atas (du) 1,7218 dan kurang dari 2,2782 (4-du adalah

4-1,72718). Nilai tersebut memenuhi syarat Durbin-Watson yaitu du<d<4-du, sehingga

dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif

atau HO tidak dapat ditolak.

Hasil Uji Regresi Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel

independen yaitu perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan

perputaran persediaan terhadap likuinditas. Dengan menggunakn program SPSS 20.0

pengolahan data dapat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidanya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil regresi linier berganda.

Page 21: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

21

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Tabel 4.6

Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3,327 ,393 8,457 ,000

x1 -,122 ,287 -,063 -,425 ,673

x2 ,001 ,001 ,120 ,930 ,357

x3 -,094 ,043 -,332 -2,212 ,032

x4 -,042 ,020 -,276 -2,113 ,040

a. Dependent Variable: cr

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan tabel 4.6 diatas uji regresi berganda dapat diperoleh persamaan regresi

berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e

CR = 3,327 – 0,122 TATO + 0,001WCT – 0,094 PIU – 0,042 PERS

Berdasarkan persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 3,327 artinya jika TATO

bernilai nol, perputaran modal kerja bernilai nol, perputaran piutang bernilai nol, dan

perputaran persediaan bernilai nol, maka likuiditas pada suatu perusahaan adalah sebesar

3,327.

Koefisien regresi variabel perputaran total aset (TAT0) adalah sebesar 0,122 yang

menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 kali pengembalian investasi (TAT0) dengan asumsi

bahwa nilai variabel lainnya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan penurunan

likuiditas (CR) sebesar 0,122. Namun sebaiknya jika pengembalian investasi (TATO) turun

1 kali dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan

likuiditas (CR) sebesar 0,122.

Perputaran modal kerja memiliki nilai regresi sebesar 0,001 yang menyatakanbahwa

setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran modal kerjadengan asumsi bahwa nilai variabel

lainnya tetap atau kontanta maka akan mengakibatkan penurunan likuiditas (CR) sebesar

Page 22: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

22

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

0,001. Namun sebaliknya jika perputaran modal kerja turun 1 kali dengan asumsi bahwa

nilai variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar

0,001.

Perputaran piutang memilki nilai regresi sebesar 0,094 yang menyatakan bahwa

setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran piutang dengan asumsi bahwa nilai variabel

lainya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar

0,094. Namun sebaiknya jika perputaran piutang turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai

variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar

0,094.

Perputaran persediaan memiliki niali regresi sebesar 0,042 yang menyatakan bahwa

setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran persediaan dengan asumsi bahwa nilai variabel

lainnya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar

0,042. Namun sebaiknya jika perputaran persediaan turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai

variabel lainya tetap maka akan mengakibatkan penurunan likuiditas (CR) sebesar 0,042.

Pengujian Hipoteisis

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (t)

Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dan signifikan dari masing-masing variabel independen yaitu perputaran total

aset (TATO), perputaran modal kerja (WCT), perputaran piutang (PIU), dan perputaran

persediaan (PERS) terhadap variabel dependen yaitu likuiditas. Pengujian ini dilakuakan

dengan menggunakan besarnya nilai perputaran total aset ( p-value ) masing-masing

koefisen regresi variabel independen dibandingkan dengan tingkat signifikan 0,05. Dengan

nilai df (n-k-1), dimana n merupakan jumlah observasi dan nilai k adalah jumlah variabel

independen. Dasar kriteria yang digunakan adalah apabila perputaran > 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak sedangkan apabila pserputaran total aset< 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Berikut ini adalah hasil pengujian secara parsial :

Page 23: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

23

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Tabel 4.7

Hasil Uji statistik Parsial Coefficients

a

Model Unstandrdized Coefficients Standardized

Coefficients T

Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3,327 ,393 8,457 ,000

x1 -,122 ,287 -,063 -,425 ,673

x2 ,001 ,001 ,120 ,930 ,357

x3 -,094 ,043 -,332 -2,212 ,032

x4 -,042 ,020 -,276 ,032 ,040

a. Dependent Variable: cr

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan hasil uji stastistik t pada tabel 4.7, terlihat bahwa variabel TATO

memiliki nilai t hitung sebesar -0,425 dengan nilai t tabel 1,67943sebesar dengan nilai df

=(51-4-1=46) sehingga nilai thitung< ttabel dengan nilai signifikan untuk variabel TATO

sebesar 0,673 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat

disimpulkan bahwa perputaran total aset tidak berpengaruh terhadap likuiditas, maka Ho

diterma dan Ha ditolak. Artinya secara parsal perputaran total aset tidak mempengaruhi

nilai likuiditas perusahaan. Hal ini dapat mungkin disebabkan karena proporsi aset tetap

yang dimiliki perusahan jauh lebih besar dibandingkan aset lancar sehingga perputarn total

aset secara keseluruhan yang lebih banyak disebabkan oleh perubahan aset tidak

lancarsehingga nilai perputaran total aset tidak mempengaruhi likuiditas yang dipenelitian

ini diwakli oleh CR.

Hasil uji stastistik t menunjukan bahwa variabel perputaran modal kerja memiliki

nilai t hitung sebesar 0,930 dan nilai t tabel sebesar 1,67303 dengan nilai df = (51-4-1=46)

sehingga nilai thitung< ttabel dengan nilai signifikan variabel perputaran modal kerja sebesar

0,357 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan

bahwa perputaran modal kerja secara persal tidak berpengaruh terhadap likuiditas, maka

Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsal perputaran modal kerja tidak

mempengaruhi nilai likuiditas perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena korelasi

perputaran modal kerja CR yang sangat rendah yaitu 0,084 dan terbukti tidak signifikan.

Page 24: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

24

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Hal ini dapat disebabkan ukuran sampel yang relatif kecil sehingga tidak dapat mewakili

populasi.

Hasil uji stastistik t menunjukan bahwa variabel perputaran piutang memiliki nilai t

hitung sebesar -2,212 dan nilai signifikan variabel perputaran piutang sebesar 0,032 dimana

nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Berdasarkan nilai tersebut maka Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsal perputaran piutang mempengaruhi nilai

likuiditas perusahaan secara negatif. Hal ini dapat disebabkan perputaran piutang memang

mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah negatif disebabkan walupun perputaran

piutang cepat tetapi nilai piutang yang terjadi kecil sehingga nilai CR semakin besar

walupun nilai perputaran piutang cepat.

Hasil uji statistik t menunjukan bahwa variabel perputaran persediaan memiliki

nilai t hitung sebesar 0,032 dengan nilai t tabel 1,67866sebesar dengan nilai df = (51-4-

1=46) sehingga nilai thitung< ttabel dengan signifikan untuk variabel perputaran persediaan

sebesar 0,040 dimana nilai lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan

bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan nilai tersebut

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya secara parsial perputaran persediaan

mempengaruhi nilai likuiditas perusahaan secara negatif. Hal ini dapat disebabkan

perputaran persediaan memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah negatif

disebabkan walupun perputaran persediaan cepat tetapi perusahaan banyak menungak nilai

pembelian yang menjadi hutang sehingga semakin cepat perputaran maka hutang yang

ditimbulkan semakin besar.

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yaitu

perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruhi secara simultan terhadap

variabel terikat atau dependen yaitu likuiditas. Dengan kriteria yang digunakan adalah

apabila perputaran total aset > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berikut ini adalah

hasil pengujian secara simultan :

Page 25: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

25

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Tabel 4.8

Hasil Uji Secara Simultan ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 13,912 4 3,478 3,733 ,010b

Residual 42,856 46 ,932

Total 56,769 50 a. Dependent Variable: cr

b. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji ANOVA atau F test diatas nilai Fhitung sebesar 3,733

dan nilai Ftabel sebesar 2,42pada tingkat signifikan 0,05. Dengan nilai df = (n-k) : (k-1),

jumlah sampel (n) sebanyak 51, k =5 yaitu seluruh variabel penelitian, maka df = ( 51-5 =

46) : (5-1=5), sehingga nilai fhitung>ftabel dengan niali signifikan 0,010 nilai ini lebih kecil

dengan tingkat signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan

perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas, maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi berguna untuk

mengetahui seberapa besar peran variabel perputaran total aset, perputaran modal kerja,

perputaran piutang dan perputaran persediaan bersama-sama menjelaskan perubahan yang

terjadi terhadap variabel dependen yaitu likuiditas. Berikut hasil pengujiannya :

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,495a ,245 ,179 ,96523

a. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3 b. Dependent Variable: cr

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Page 26: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

26

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar

0,179 atau sebesar 17,9% Hal ini menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel

independen perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan

perputaran persediaan terhadap likuiditas sebagai variabel dependen sebesar 17,9%. Variasi

variabel independen (likuiditas). Sedangkan sisanya 82% di pengaruhi oleh faktor lain

diluar model penelitian ini.

Pembahasan Penelitian

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa variabel perputaran total aset (TATO) secara

parsial tidak memiliki pengaruh terhadap likuiditas, TATO yang memiliki nilai t hitung

sebesar-0,425 dengan nilai t tabel 1,67866sehingga nilai thitung<ttabel dengan nilai signifikan

untuk variabel TATO sebesar 0,673 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan

0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat mungkin disebabkan karena proporsi

aset tetap yang dimiliki perusahaan jauh lebih besar dibanding aset lancar sehingga

perputaran aset secara keseluruhan yang lebih banyak disebabkan oleh perubahan aset tidak

lancar sehingga nilai perputaran aset tidak mempengaruhi likuiditas yang dipenelitian ini

diwakili oleh CR. Sementara penelitian initidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ezwita (2014) dan Ritonga (2012). Perputaran modal kerja secara parsial

tidak memiliki pengaruhi terhadap likuiditas yang dapat dilihat perputaran modal kerja

memiliki nilai thitung sebesar 0,930dan nilai t tabel sebesar 1,67866sehingga nilai thitung <

ttabel dengan nilai signifikan variabel perputaran modal kerja sebesar 0,357 dimana nilai ini

lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05, signifikan maka Ho diterima dan Ho diterima

dan Ha ditolak. Hasil penelitian in tidak sesuai dengan hasil penelitian Sugiono &

Christiawan (2013), Astuti & Maelona (2013), Ritonga (2013). Hal ini dapat disebabkan

karena korelasi perputaran modal kerja dengan CR yang sangat rendah dan terbukti tidak

signifikan. Hal ini dapat disebabkan ukuran sampel yang relatif kecil sehingga tidak dapat

mewakili populasi.

Perputaran piutang hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ezwita (2014),

Astuti & Maelona (2013), Ritonga (2012). Hal iniPerputaran piutang secara parsal

memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas yang dapat dilihat perputaran piutang

Page 27: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

27

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

memiliki nilai thitung sebesar -2,212 dan nilai ttabel sebesar 1,67866sehingga nilai thitung> ttabel

dengan signifikan variabel perputaran piutang sebesar 0,032 dimana nilai ini lebih kecil

dari pada tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat

disebabkan perputaran piutang memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah

negatif disebabkan walaupun perputaran piutang cepat tetapi nilai piutang yang terjadi kecil

sehingga nilai CR semakin besar walaupun nilai perputaran piutang cepat.

Perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas

yang dapat dilihat perputaran persediaan memilki nilai thitung>t tabel dengan nilai signifikan

variabel perputaran persediaan sebesar 0,032 dan nilai t tabel sebesar 1,67866 sehingga

nilai thitung>ttabel dengan nilai signifikan variabel variabel perputaran sebesar 0.040 dimana

nilai ini lebih kecil dari pada tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.Hal

ini dapat disebabkan perputaran persediaan memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh

dengan arah negatif disebabkan walaupun perputaran persediaan cepat tetapi perusahaan

banyak menunggak nilai pembelian yang menjadi hutang sehingga semakin cepat

perputaran maka hutang yang ditimbulkan semkain besar. Penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ezwita (2014) yang menyatakan perputaran persedian

berpengaruh terhadap CR.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dikemukan pada bab sebelumnya maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perputaran total aset (TATO) tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Page 28: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

28

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (perputaran total aset,

perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan) terhadap

variabel dependen (likuiditas) secara simultan atau secara bersama-sama pada

perusahaan makanan dan minuman.

Kerterbatasan Penelitian

Terdapat beberpa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yaitu:

1 Dalam penelitian ini sampel perusahaan yang diambil hanya terbatas pada perusahaan

– perusahaan makanan dan minuman saja yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode tahun 2011 -2014, sehingga sangat besar kemungkinan tidak mampu

mempersentasikan populasi dengan baik.Kecilnya ukuran sampel merupakan salah

satunya kelemahan dalam penelitian ini.

2 Penelitian ini menjelaskan bahwa pengaruh antara variabel independen terhadap

variabel dependen sebesar 17,9% atau variabel independen dalam penelitian ini hanya

menjelaskan sebesar 17,9% artinya 82% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel–

variabel lainnya,yang berada diluar model penelitian ini.

Saran

Dengan melihat keterbatasan yang dikemukakan diatas, penulis menyadari bahwa

penelitian ini sangat jauh dari sempurna baik dari segi faktor – faktor yang diteliti maupun

jumlah data yang digunakan. Untuk itu beberapa saran dapat dikemukam sebagai berikut :

1 Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas penelitian dengan cara memperpanjang

periode penelitian dengan menambah tahun dan juga memperbanyak jumlah sampel.

2 Beberapa variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebanyak pada penelitian

selanjutnya digunakan proxy yang lain dari variabel tersebut, sehingga diharapkan

dapat mencerminkan variabel yang digunakan.

3 Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah variabel atau mengunakan

variabel independen lain yang mempengaruhi likuiditas seperti ukuran perusahaan,

kesempatan bertumbuh, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan dari niali determinasi (R2)

hanya mampu dijelaskan sebesar 17,9% atau dengan kata lain 82% likuiditas

dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

Page 29: ABSTRAKjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga

29

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

DAFTAR PUSTAKA Agustina, D. (2014). Analisis Arus kas terhadap likuiditas Pada Pt. Hotel Mandarine

regency Tbk tahun 2008 - 2012. Jurnal akuntansi, 1-20.

Astuti, W. A., & Maelona, R. (2013). Pengaruh modal kerja dan perputaran piutang

terhadap likuiditas. Jurnal akuntansi, 1 - 18.

Ezwita, Y. (2014). Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Assets

dan Rasio Utang terhadap Likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia

yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal akuntansi, 1-22.

Fahmi, I. (2012). Analisis laporan keuangan. Lampulo: ALFABETA.

Gozali, I. (2013). Analisis muktivariate dengan program spss. Semarang: UNDIP.

Hery. (2015). Analisis laporan keuangan pendekatan rasio keuangan . Yogyakarta: CAPS.

Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Manullang, M., & Sinaga, D. (2005). Pengantar manajemen keuangan. Yogyakarta: ANDI.

Martono, & Harjito, A. (2008). Manajemen keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Ritonga, R. A. (2012). Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi likuiditas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Akuntansi, 1 - 11.

Santoso, Y. A. (2011). Analisis faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan

manufaktur yang listed di BEI periode 2007 - 2009. Skripsi, 1 - 49.

Silfia, S. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Pajak

dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Keputusan Pendanaan Pada Perusahaan Real

Estate And Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011 –

2013. Jurnal akuntansi, 1-28.

Sugiono, L. P., & Christiawan, Y. (2013). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

likuiditas pada perusahaan ritel yang terdaftar di BEI tahun 2007 - 2012. Jurnal

akuntansi vol 1 no.2, 298 - 305.

Tunggal, A. W. (2000). Dasar - dasar analisis laporan keuangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

www.idx.co.id