19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Islamic Parenting 1. Pengertian Parenting Baumrind (dalam Lemonda, 2008) menyatakan bahwa pengasuhan merupakan bagaimana orangtua memberikan kehangatan, mengontrol anak-anaknya untuk melaksanakan tugas perkembangannya dan menuju proses dewasa. Orangtua mempunyai perilaku khas dan karakteristik untuk diterapkan pada berbagai macam situasi selama berinteraksi dengan anak- anak mereka. Ada tiga tipe pengasuhan yaitu authoritarian, authoritative, permisive. Pengasuhan authoritarian tidak mendorong anak untuk mandiri, jarang memberikan pujian ketika anak mendapatkan prestasi atau melakukan sesuatu yang baik, hak anak dibatasi tetapi dituntut untuk mempunyai tanggung jawab sebagaimana halnya orang dewasa. Pengasuhan authoritative yaitu orangtua yang menerima dan melibatkan anak dalam mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan keluarga tetapi orangtua tetap memberikan kasih sayang dan berkomunikasi pada anak. Sedangkan pengasuhan permisif yaitu orangtua memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin (Akin, 2012). Orangtua mengetahui bahwa setiap ranngsangan yang diterima oleh anak sejak kecil, dilakukan secara sadar atau tidak sadar oleh orangtuanya akan membawa pengaruh pada perkembangan anak.tumbuh 10 Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Islamic Parenting

1. Pengertian Parenting

Baumrind (dalam Lemonda, 2008) menyatakan bahwa pengasuhan

merupakan bagaimana orangtua memberikan kehangatan, mengontrol

anak-anaknya untuk melaksanakan tugas perkembangannya dan menuju

proses dewasa. Orangtua mempunyai perilaku khas dan karakteristik untuk

diterapkan pada berbagai macam situasi selama berinteraksi dengan anak-

anak mereka. Ada tiga tipe pengasuhan yaitu authoritarian, authoritative,

permisive.

Pengasuhan authoritarian tidak mendorong anak untuk mandiri,

jarang memberikan pujian ketika anak mendapatkan prestasi atau

melakukan sesuatu yang baik, hak anak dibatasi tetapi dituntut untuk

mempunyai tanggung jawab sebagaimana halnya orang dewasa.

Pengasuhan authoritative yaitu orangtua yang menerima dan melibatkan

anak dalam mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan

keluarga tetapi orangtua tetap memberikan kasih sayang dan

berkomunikasi pada anak. Sedangkan pengasuhan permisif yaitu orangtua

memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin (Akin, 2012).

Orangtua mengetahui bahwa setiap ranngsangan yang diterima

oleh anak sejak kecil, dilakukan secara sadar atau tidak sadar oleh

orangtuanya akan membawa pengaruh pada perkembangan anak.tumbuh

10

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 2: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

11

kembang seorang anak tidak hanya dipengaruhi oleh orang lain melainkan

dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dimana anak dibesarkan. Anak

mempunyai kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungan untuk

megembangkaan potensi-potensi yang dimiliki (Kurniasih, 2010).

Sunarti, 1998 (Hanafi, 2014) dalam proses pengasuhan perlu

memperhatikan beberapa hal antara lain orang yang mengasuh dan cara

penerapan larangan atau keharusan yang harus digunakan. Tetapi, pada

prinsipnya metode parenting setidak-tidaknya mengandung tiga metode,

antara lain:

a. Pengajaran

Pengajaran bersifat kompleks, menjadi tugas dan tanggung

jawab seorang pengasuh. Pengajaran berkaitan dengan pengembangan

potensi, perubahan dan kepribadian. Adapun macam-macam metode

pengajaran yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasa dan

simulasi (Rohani dan Ahmadi, 1991).

Menurut Soetjiningsih 2012 (Hanafi, 2014) pengajaran diartikan

sebagai mana mensosialisasikan nilai-nilai, norma, larangan,

keharusan yang harus ditaati dan diketahui anak, juga pendidikan baik

moral ataupun intelektual, dan penerapan kedisiplinan. Namun pada

masa anak pelanggaran yang dilakukan berkaitan juga dengan belum

matangnya anak, yang berangsur-angsur akan berkurang dengan

bertambahnya usia anak.

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 3: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

12

Dari uraian diatas dapat disimpukan bahwa pengajaran

dilakukan dengan memberi contoh, memberi arahan, mengingatkan,

memerintahkan, diskusi dan bercerita.

b. Pengganjaran

Menurut Hurlock, 1999 (Argyo, 2009) pengganjaran dalam

parenting dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu hukuman dan

penghargaan. Ditambahkan oleh Soetjiningsih 2012 (Hanafi, 2014)

pemberian hukuman yaitu menjatuhkan hukuman pada seseorang

karena suatu kesalahan, perlawanan atau perlanggaran sebagai

ganjaran pembalasan. Kedua, penghargaan yaitu pemberian

penghargaan untuk setiap hasil yang baik, pemberian penghargaan

kepada anak dapat berupa materi, kata-kata pujian, senyuman atau

tepukan punggung.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pengganjaran dilakukan dengan memberikan hukuman, memberikan

hadiah berupa materi, pujian, senyuman dan tepukan punggung.

c. Pembujukan

Menurut Soetjiningsih 2012 (Hanafi, 2014) pembujukan berasal

dari kata bujuk artinya menggunakan kata-kata manis dengan maksud

hendak memikat hati. Sedangkan pembujukan adalah hal atau

perbuatan membujuk. Pembujukan dilakukan agar anak mau

mengikuti ajakan atau perintah pengasuh dengan kata-kata yang halus,

menarik hati dan terkesan tidak memerintah.

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 4: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

13

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembujukan

dilakukan dengan menasehati, memberi saran dan mengarahkan.

Argyo (2009), mengatakan bahwa mengasuh anak bukan hanya

merawat atau mengawasi anak , melainkan lebih dari itu, yakni meliputi

pendidikan, sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung jawab,

pengetahuan pergaulan dan sebagainya, yang bersumber pada pengetahuan

kebudayaan yang dimiliki orang tuanya. Pada umumnya banyak anak yang

dalam proses pembentukannya bukan hanya diasuh oleh orang tua (ayah-

ibu) yang merupakan basis dalam proses pengasuhan melainkan juga oleh

individu-individu lain atau lembaga pendidikan baik formal maupun

informal yang ada disekitarnya. Pengasuh memiliki banyak kesempatan

khusus untuk berhubungan langsung dengan santri. Mastuki, 2003

(Ruswaraditra, 2008) menyebutkan pengasuh memiliki tugas sebagi

berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang

dirasakan santri di kelas yang berjenjang maupun konvensional

(pondokan, asrama).

2. Mengidentifikasi gejala-gejala salah penyesuaian (malajustment) pada

diri murid atau santri.

3. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan santri di pesantren.

4. Melengkapi bimbingan kelompok di dalam kelas atau pondokan.

5. Melengkapi rencana-rencana yang telah dirumuskan oleh santri.

6. Mengajar sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan santri.

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 5: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

14

7. Mengumpulkan informasi dan data tentang santri.

8. Melaksanakan kontak dengan masyarakat, dengan orangtua santri.

9. Melaksanakan penyuluhan terbatas, karena hubungan baik dapat

mudah terjalin antara pengasuh dan santri.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola

asuh adalah rangkaian usaha yang diterapkan oleh orang tua dalam

berinteraksi dengan anak-anaknya, yang meliputi cara mendidik,

memberikan perlindungan, perhatian, aturan-aturan, hadiah atau hukuman,

serta tanggapan terhadap anaknya dalam kehidupan sehari-hari agar

menjadi orang yang memiliki karakter baik.

2. Pengertian Islamic Parenting

Islamic parenting mengajarkan pola asuh yang digunakan oleh

orangtua untuk membentuk akhlak yang baik terhadap anak-anak mereka.

Islam menekankan ketrampilan orangtua dalam mengasuh anak-anaknya

yang bersumber pada Al-Qur’an. Parenting dalam Islam dipandang

sebagai mandat ilahi tanggung jawab, orang tua harus bertanggung jawab

kepada Allah dan kepada anak-anak mereka untuk memenuhi peran

mereka sebagai wali. (Akin, 2012).

Ajaran islam memandang bahwa anak adalah amanah yang

diberikan oleh Allah swt yang harus dijaga dan dipelihara orangtuanya.

Islam mengagungkan dan selalu mengutamakan kepentingan anak bukan

hanya setelah lahir , bahkan sebelum menjadi anak, ketika masih berada

dalam kandungan, saat kelahiran, hinnga dewasa (Anshor, 2010).

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 6: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

15

Islam lebih menekankan pada keterampilan yang harus dimiliki

oleh orang tua dalam mengasuh anaknya, karena Islam memiliki konsep

parenting yang bersumber dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah (Aryani,

2016). Ditambahkan oleh Rabee (2011) orang tua tidak harus menguasai

masalah syariat dengan detail dan menyampaikan setiap urusan kepada

anaknya, karena tidak semua orang tua dapat melakukannya. Jika orangtua

tidak mampu untuk menyampaikan segala urusan kepada anaknya, maka

orangtua dapat mencari alternatif, misal dengan menyetelkan kajian Al-

Qur’an di stasiun televisi, jaringan internet, rekaman video, atau kaset.

Menurut Ulwan (Husna, 2016) pendidikan anak adalah sebaik-baik

hadiah dan merupakan sesuatu yang paling indah, sekaligus sebagai hiasan

bagi orang tua. Mendidika anak adalah lebih baik dibanding dunia

seisinya. Oleh sebab itu, para pendidik harus bersungguh-sungguh dan

ikhlas dalam mendidik dan menumbuhkan generasi penerusnya sesuai cara

yang ditempuh oleh Rasulullah dalam mendidik mereka. Ditambahka oleh

Ma’rif (Husna, 2016) Al-Qur’an sebagai dasar pokok pendidikan Islam di

dalamnya terkandung sumber nilai yang absolut, eksistensinya tidak

mengalami penyesuaian sesuai dengan konteks zaman, keadaan dan

tempat. Surat Luqman adalah salah-satu surat al-Qur’an yang secara

keseluruhan di dalamnya terangkum aktivitas pendidikan seperti

penyadaran fi al-din, menumbuhkan, mengelola dan membentuk wawasan

(fikrah), akhlak dan sikap Islam, menggerakkan dan menyadarkan manusia

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 7: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

16

untuk beramal shalih, berdakwah (berjuang) dalam rangka memenuhi

tugas kekhalifahan dalam rangka beribadah kepada Allah.

Menurut Q.S Luqman ayat 12-19 (2013) pokok-pokok islamic

parenting adalah:

a. Larangan Menyekutukan Allah

Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk tidak

mempersekutukan Allah. Dalam ayat 13 terkandung ajaran bahwa

mempersekutukan Allah adalah kezaliman atau perbuatan syirik, dan

hal tersebut merupaka dosa yang sangat besar (Abdurrahman, 2013).

Pandangan Al-Qur’an mengenai perilaku manusia yang

menjurus pada syirik, Al-Qur’an menjelaskan cukup Allah sebagai

pelindung dan penolong, tidak perlu mencari perlindungan selain

Allah, karena dapat menjatuhkan manusia terhadap kesyirikan.

Larangan ini dikuatkan melalui dua pernyataan, pertama dimulai

dengan melarang untuk syirik itu sendiri. Kedua, menjelaskan bahaya

syirik termasuk dosa besar. Permasalahan tauhid yang disampaikan

melalui pesan Luqman kepada anaknya, dan sekaligus memerintahkan

untuk menjauhkannya. Pesan orang tua kepada anak, terjadi karena

sikap orang tua yang bijaksana terhadap masa depan anaknya (Suryani,

2012).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa syirik merupakan perbuatan keji dan mungkar. Sehingga

diharapkan para orang tua mampu memberikan pengarahan dan

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 8: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

17

bimbingan sejak dini. Sebagaimana Luqman al-Hakim mengajarkan

kepada anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam perbuatan syirik.

b. Berbuat Baik Kepada Orangtua (Birrul Walidain)

Hubungan antara anak dan kedua orang tuanya adalah sebatas

perantara zahiriyah wujudnya seorang anak di dunia, sedangakan

mengenai urusan aqidah mereka tidak berhak menyesatkan anak-

anaknya. Oleh karena itu sebagai seorang anak hendaknya senantiasa

berbuat baik kepada kedua orang tua, sekaligus sebagai ungkapan

terima kasih kepada keduanya (Mukodi, 2011).

Berbuat baik kepada kedua orang tua disampaikan melalui

anjuran untuk menghayati penderitaan dan susah payah ibunya selama

mengandung. Metode ini merupakan cara memberi pengaruh dengan

menggugah emosional peserta didik, sehingga berdampak kuat

terhadap perubahan sikap dan perilaku sesuai dengan tujuan yang

diinginkan. Kematangan dalam aspek emosi atau mental merupakan

konsekuensi dari perkembangan pada tatanan psikologis. Emosi

merupakan kekuatan pengetahuan dan perasaan dalam jiwa manusia.

Setiap hal yang berhunungan dengan perasaan (al-Wujadaniyah)

adalah hakikat-hakikat yang diketahui melalui emosi, hal ini

merupakan fitrah bagi manusia yang dibawanya sejak lahir. Dalam

konteks surah Luqman ayat 14, Allah Subhanahu wa Ta’aala

menghendaki agar sang anak berbakti kepada kedua orang tua mereka

dan bersifat lemah lembut kepada keduanya, itu pun masih jauh dari

cukup bila dibandingkan dengan kepayahan dan kelelahan orang tua

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 9: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

18

dalam mengandung, membesarkan dan mendidik sang anak hingga

beranjak dewasa (Suryani, 2012).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semua

manusia yang hidup di dunia ini berhutang budi kepada orang tua.

Allah memerintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ke dua

orang tua, ibu bapak. Oleh karena itu anak berkewajiban menghormati

dan menjalin hubungan baik dengan ibu dan bapak.

c. Setiap Perbuatan Akan Mendapatkan Balasan

Luqman memberikan nasihat kepada anaknya bahwa Allah

mengetahui segala perbuatan hambaNya dan setiap perbuatan akan

mendapatkan balasan. Tidak ada satu hal yang Allah tidak

mengetahuinya, karena Allah Maha halus lagi Maha mengetahui

(Abdurrahman, 2013).

Penanaman keyakinan adanya balasan di akhirat (tempat

kembali) merupakan suatu kepercayaan yang harus ditanamkan sejak

anak masih kecil. Sehingga setiap aktivitas yang dilakukan anak akan

terkontrol oleh norma-norma Islam. Pengawasan manusia lainnya tidak

mampu untuk mencegah perilaku yang menyimpang. Oleh karena

itulah penanaman keimanan terhadap adanya pengawasan dari Yang

Maha Melihat kepada anak sangat dibutuhkan, agar lurus jalan anak

menuju yang diridhai-Nya. Pentingnya penanaman keyakinan terhadap

adanya pertanggung jawaban di hari akhir, diharapkan orang tua sadar

akan tanggung jawabnya harus memberikan pengarahan dan

bimbingan penanaman keyakinan adanya hari pembalasan pada pribadi

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 10: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

19

anak dapat bermanfaat sebagai salah satu upaya pengendali terhadap

diri pribadi seorang anak (Mukodi, 2011).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keyakinan

adanya balasan di akhirat (tempat kembali) merupakan suatu

kepercayaan yang harus ditanamkan sejak anak masih kecil. Sehingga

setiap aktivitas yang dilakukan anak akan terkontrol.

d. Mendirikan Sholat

Shalat adalah salah satu bentuk sarana ritual yang menandakan

ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya. Shalat juga bisa

diartikan sebagai bentuk konkret manusia mensyukuri segala nikmat-

Nya. Dalam hal ini, Luqman al-Hakim sebagai pribadi yang

bertanggung jawab memerintahkan kepada anak-anaknya untuk

mendirikan shalat. Perintah ini secara redaksional nampak sangat jelas

betapa Luqman mendidik anak-anaknya dengan menggunakan motode

yang sangat humanis, yaitu model bertahap (tadrij) (Mukodi, 2011).

Luqman memerintahkan anaknya untuk mengerjakan sholat.

Rasulullah memerintahkan agar para ayah mengajarkannya kepada

anak-anak sejak mereka berusia 7 tahun danmemukulmereka bila

meninggalkannya saat mereka berusia 10 tahun. Nabi saw juga

memerintahkan agar anak-anak meluruskan shaf dalam shalat

(Abdurrahman, 2013).

Muslim dituntut untuk memerintahkan anak yang masih kecil

untuk melakukan shalat, agar anak terbiasa, sehingga ketika kelak

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 11: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

20

sudah baligh, shalat itu menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan.

Usaha untuk membina dan membimbing rumah tangga haruslah

ditingkatkan, hubungan secara kontinyu antara suami dengan istri serta

semua anggota dalam keluarga agar menjadi keluarga yang sakinah

mawaddah warahmah yang selalu mendapat ridha dari Allah

Subhanahu wa Ta’ala (Suryani, 2012).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan

bahwa shalat adalah tiang dari agama islam, dan bentuk manusia

mensyukuri segala nikmat-Nya.

e. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Luqman memerintahkan anaknya untuk mengerjakan hal yang

baik dan mencegah perbuatan yang buruk sesuai dengan kemampuan,

karena dalam melakukan amar ma’ruf nahi mungkar akan

mendapatkan gangguan dari orang lain (Abdurrahman, 2013).

Kewajiban setiap muslim untuk mengajak orang lain berbuat

kebaikan dan melarang berbuat kemungkaran. Setiap muslim yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

mencegah dari yang munkar; mereka termasuk orang-orang yang

beruntung (Suryani, 2012).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa setiap muslim di

perintahkan untuk menjauhi laranganNya dan menjalakan

perintahNya.

f. Bersabar

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 12: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

21

Dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar akan

mendapatkan gangguang dari orang lain, oleh karena itu Luqman

memerintahkan kepada anaknya untuk bersabar, yaitu bersabar dalam

menghadapi gagguan manusia dan hal-hal yang diwajibkan oleh

Allah. Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk bersabar

menghadapi macam-macam cobaan seperti penyakit dan sebagainya,

agar ketidaksabarannya mengahdapi cobaan tidak menjerumuskan ke

dalam perbuatan durhaka terhadap Allah (Abdurrahman, 2013).

Sabar adalah menerima dengan lapang dada hal-hal yang

menyakitkan dan menyusahkan serta menahan amarah atas perlakuan

kasar. Kata sabar berasal dari bahasa Arab, yaitu “sabara”. Dari segi

bahasa sabar berarti menahan dan mencegah orang-orang yang sabar

yakni tabah, menahan diri, dan berjuang dalam mengatasi kesempitan,

yakni kesulitan hidup seperti krisis ekonomi, penderitaan seperti

penyakit atau cobaan lainnya yang membutuhkan kesabaran (Suryani,

2012).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Allah

menyurukan manusia untuk selalu memuji-Nya dan bersyukur atas

segala nikmat yang telah diberikan kepadanya.

g. Tidak Sombong

Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk tidak

memalingkan wajah dari orang-orang, karena sombong dan

meremehkan orang lain. Nabi memerintahkan untuk mendengarkan

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 13: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

22

ucapan orang yang sedang berbicara, hingga orang tersebut

menghentikan pembicaraannya (Abdurrahman, 2013).

Mengajarkan anak agar tidak sombong dan membanggakan diri

juga merupakan suatu keharusan. Selain dijustifikasi sebagai pribadi

yang berakhlak buruk karena kesombongan, juga karena banyak kisah

orang hancur karena kesombongan (Husna,2016).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seorang muslim

diperintahkan untuk tidak sombong dan menyadari kekurangan pada

dirinya.

h. Dapat Menyesuaikan Diri

Luqmaan memperingatkan anaknya untuk tidak melakukan

perbuatan tercela, melainkan melakukan perbuatan terpuji. Nabi

memerintahkan untuk berjalan tidak terlalu lambat dan tidak terlalu

cepat, dan perintah untuk merendahkan suara yaitu tidak memaksakan

suara yang keras (Abdurrahman, 2013).

Pendidikan sosial menurut surat Luqman setelah anak

dikenalkan konsep akhlak kepada Tuhannya melalui jalan ibadah, dan

berbakti kepada kedua orangtuanya diajarkan padanya akhlak dalam

konteks kemasyarakatan mencakup etika pergaulan (bertemu),

berbicara dan berjalan. Agar terbiasa menjalankan perilaku sosial yang

utama, dasarnya kejiwaan yang mulia yang bersumber pada akidah

islamiah yang kekal dengan kesadaran iman yang mendalam. Agar di

tengah masyarakat nanti mampu bergaul dan berperilaku sosial yang

baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 14: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

23

bijaksana. Di antara dasar sosial terpenting dalam membentuk perangai

dan mendidik kehidupan sosial anak, adalah membiasakan anak sejak

kecil untuk melakukan pengawasan dan kritik sosial yang dapat

membangun pergaulan dengan setiap individu, meneladani atau

memberi teladan yang baik, memberi nasihat kepada setiap individu

yang tampaknya menyimpang (Suryani, 2012).

Berdasarkan beberapa pendapat diaias dapat disimpulkan

bahwa orang tua membiasakan anaknya sejak kecil untuk melakukan

pengawasan dan kritik sosial yang dapat membangun.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan islamic parenting

adalah pola asuh dan mendidik secara islami yang digunakan orangtua

kepada anaknya.

B. Pengasuh Pondok Pesantren

Pengasuh yaitu seseorang yang bertanggung jawab merawat dan

membantu membentuk individu (Kim, 2011). Orang-orang yang bertugas

mengasuh anak, dari lembaga professional maupun tidak professional disebut

pengasuh. Pengasuh dikaitan dengan orang-orang yang tidak memiliki

hubungan keluarga tetapi mereka tinggal bersama dalam satu rumah atau

suuatu tempat (Gunarsa, 2004).

Pengasuh adalah pendidik nomor satu yang memberikan pengarahan,

perhatian, dan berkomunikasi terhadap seorang anak, yang menjadi pengganti

orangtua..Tetapi tidak seluruh pengasuh dapat memberikan kasih sayang

memberikan pengarahan, memeberikan perhatian dan dapat berkomunikasi

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 15: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

24

kepada anak-anak, adapun seorang pengasuh yang memiliki sifat pemarah,

pemalas, tidak memiliki kecakapan untuk berkomunikasi terhadapap anak-

anak dan mengabaikan (Ibung, 2008).

Pondok pesantren adalah tempat diamana seseorang tinggal sekaligus

belajar atau mengaji, artinya bahwa tempat tinggal dan tempat mengaji santri

menjadi satu. Menurut Muthohar (Aziz, 2014) pondok pesantren memliki lima

komponen, salah satunya adalah kiai. Sebutan kiai sangat beragam, antara lain

ajengan dan elang di jawa Barat, tuan guru dan tuan syaikh di Sumatra. Pada

perkembangan sekarang, di pondok pesantrenterdapat ustadz dan pengurus.

Ustadz adalah kiai yang dipercaya untuk mengajar agama kepada santri dan di

bimbing atau diawasi oleh kiai, ustadz, santri maupun unsur-unsur pelaku

yang bukan dari kalangan tersebut, yang keberadaanya sangat diperlukan

untuk ikut serta mengurus dan memajukan pesantren bersama unsur-unsur

pelaku lainnya.

Pada penelitian ini yang disebut pengasuh pondok pesantren adalah

orang yang diberikan kepercayaan oleh pondok pesantren untuk memberikan

pengarahan kepada santriwan dan santriwatinya.

C. Masa Perkembangan Dewasa Awal

Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40

tahun, saat prubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai

berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa awal merupakan

penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan

sosial baru. Orang dewasa, diharapkan memainkan peran baru, seperti peran

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 16: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

25

suami atau isteri, orangtua, pencari nafkah, mengembangkan sikap-sikap baru,

keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugasnya. Sebagai

seorang dewasa, diharapkan dapat menyesuaikan diri secara mandiri. Apabila

menemukan kesulitan-kesulitan yang sulit untuk diatasi, mereka tidak

meminta pertolongan dan nasehat kepada orang lain (Hurlock, 1980).

Pada penelitian ini yang dimaksudkan adalah pengasuh pondok

pesantren yang dalam masa perkembangan dewasa awal karena masa dewasa

dianggap mempunyai tanggung jawab.

D. Pondok Pesantren

Pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang tertua di indonesia,

setelah rumah tangga. Pondok pesantren sama halnya dengan akademi militer

atau biara (monestory, convent) dalam arti bahwa mereka yang berada disana

mengalami suatu kondisi totalitas. Pendidikan di dalam pesantren berisi

tentang nilai-nilai agama dan pondok pesantren memiliki suatu ciri khas yaitu

kiai, santri mesjid, pondok dan kitab-kitab islam. (Tafsir, 2012).

Pondok sebagai tempat mengaji dan belajar agama islam, sehingga

dapat dikatakan bahwa pondok dalam pesantren sama halnya dengan

pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang

dipetak-petak menjadi beberapa kamar yang merupakan asrama para santri

(Wekke, 2014). Lebih lanjut Mujamil Qomar (Zuhri, 2016) mengungkapkan

beberapa hal yang merupakan temuan-temuannya antara lain, bahwa pesantren

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 17: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

26

merupakan kelembagaan pendidikan yang berada dibawah kendali pimpinan

kyai secara individual

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pondok pesantren adalah tempat, lingkungan atau rumah untuk belajar ilmu

agama islam.

E. Kerangka Berfikir

Pesantren adalah tempat dimana seseorang dapat menimba ilmu agama

maupun pelajaran umum dengan menerapkan ketinggian akhlak sebagai

pondasinya, selain itu pondok pesantren dipakai santri dan santriwati untuk

makan, minum, tempat tidur. Di dalam pondok pesantren seluruh

pendidikannya berisi tentang nilai-nilai agama dan pondok pesantren memiliki

suatu ciri khas yaitu kiai, santri mesjid, pondok dan kitab-kitab islam. Ciri dari

pendidikan pesantren adalah ikhlas dalam mengabdi, kearifan, sederhana,

mengatur kegiatan bersama, kemandirian, tempat menunutut ilmu,

mengamalkan ajaran agama dan mengabdi.

Disetiap pondok pesantren memiliki pengasuh untuk mengatur dan

mengontrol kehidupan santri dan santriwati. Pengasuh yang bertugas

mengatur dan mengontrol bukan dari kalangan biasa, tentunya orang yang

memiliki ilmu agama kemudian dipercaya kepada yayasan untuk mengasuh

santri atau santriwati pada pondok tersebut.

Dalam penelitian Yanuar (2016) menunjukan bahwa pola asuh yang

dilaksanakan oleh pengasuh pesantren Roudhotul Quran secara garis besar

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 18: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

27

adalah pola asuh Pola asuh demokratis atau autoritatif (Authoritatif Parenting)

ialah pola asuh yang mendorong anak-anak untuk mandiri tetapi masih

menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka.

Pola asuh yang dilaksanakan di pondok pesantren Roudhotul Quran tidak

terlepas dari dasar pola pengasuhan secara Islam. Dalam Islam tujuan

terpenting dari mendidik anak adalah keimanan dan akhlak yang mulia.

Adapun metode yang digunakan antara lain: metode keteladanan, metode

pembiasaan, metode nasehat, metode bercerita, dan metode hukuman. Hasil

dari pola asuh tersebut adalah terbentuknya pribadi dan karakter anak yang

soleh-solehah, mempunyai pengetahuan agama yang baik, mampu

melaksanakan ibadah dengan taat, mandiri, aktif, percaya diri, bertanggung

jawab, mempunyai jiwa sosial yang baik dan mampu berinteraksi serta

berkomunikasi yang baik dengan lingkungan.

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017

Page 19: UMPrepository.ump.ac.id/3881/3/BAB II.pdf · Author: OK Created Date: 9/4/2017 2:13:51 PM

28

Berdasarkan dinamika diatas dapat digambarkan melalui bagan berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Islamic Parenting:

a. Larangan menyekutkan Allah

b. Berbuat baik kepada orangtua

c. Setiap perbuatan akan mendapatkan

balasan

d. Mendirikan sholat

e. Amar ma’ruf nahi mungkar

f. Bersabar

g. Tidak sombong

h. Dapat menyesuaikan diri

Pengasuh pondok

pesantren

Metode

Santri

Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017