Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Islamic Parenting
1. Pengertian Parenting
Baumrind (dalam Lemonda, 2008) menyatakan bahwa pengasuhan
merupakan bagaimana orangtua memberikan kehangatan, mengontrol
anak-anaknya untuk melaksanakan tugas perkembangannya dan menuju
proses dewasa. Orangtua mempunyai perilaku khas dan karakteristik untuk
diterapkan pada berbagai macam situasi selama berinteraksi dengan anak-
anak mereka. Ada tiga tipe pengasuhan yaitu authoritarian, authoritative,
permisive.
Pengasuhan authoritarian tidak mendorong anak untuk mandiri,
jarang memberikan pujian ketika anak mendapatkan prestasi atau
melakukan sesuatu yang baik, hak anak dibatasi tetapi dituntut untuk
mempunyai tanggung jawab sebagaimana halnya orang dewasa.
Pengasuhan authoritative yaitu orangtua yang menerima dan melibatkan
anak dalam mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan
keluarga tetapi orangtua tetap memberikan kasih sayang dan
berkomunikasi pada anak. Sedangkan pengasuhan permisif yaitu orangtua
memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin (Akin, 2012).
Orangtua mengetahui bahwa setiap ranngsangan yang diterima
oleh anak sejak kecil, dilakukan secara sadar atau tidak sadar oleh
orangtuanya akan membawa pengaruh pada perkembangan anak.tumbuh
10
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
11
kembang seorang anak tidak hanya dipengaruhi oleh orang lain melainkan
dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dimana anak dibesarkan. Anak
mempunyai kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungan untuk
megembangkaan potensi-potensi yang dimiliki (Kurniasih, 2010).
Sunarti, 1998 (Hanafi, 2014) dalam proses pengasuhan perlu
memperhatikan beberapa hal antara lain orang yang mengasuh dan cara
penerapan larangan atau keharusan yang harus digunakan. Tetapi, pada
prinsipnya metode parenting setidak-tidaknya mengandung tiga metode,
antara lain:
a. Pengajaran
Pengajaran bersifat kompleks, menjadi tugas dan tanggung
jawab seorang pengasuh. Pengajaran berkaitan dengan pengembangan
potensi, perubahan dan kepribadian. Adapun macam-macam metode
pengajaran yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasa dan
simulasi (Rohani dan Ahmadi, 1991).
Menurut Soetjiningsih 2012 (Hanafi, 2014) pengajaran diartikan
sebagai mana mensosialisasikan nilai-nilai, norma, larangan,
keharusan yang harus ditaati dan diketahui anak, juga pendidikan baik
moral ataupun intelektual, dan penerapan kedisiplinan. Namun pada
masa anak pelanggaran yang dilakukan berkaitan juga dengan belum
matangnya anak, yang berangsur-angsur akan berkurang dengan
bertambahnya usia anak.
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
12
Dari uraian diatas dapat disimpukan bahwa pengajaran
dilakukan dengan memberi contoh, memberi arahan, mengingatkan,
memerintahkan, diskusi dan bercerita.
b. Pengganjaran
Menurut Hurlock, 1999 (Argyo, 2009) pengganjaran dalam
parenting dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu hukuman dan
penghargaan. Ditambahkan oleh Soetjiningsih 2012 (Hanafi, 2014)
pemberian hukuman yaitu menjatuhkan hukuman pada seseorang
karena suatu kesalahan, perlawanan atau perlanggaran sebagai
ganjaran pembalasan. Kedua, penghargaan yaitu pemberian
penghargaan untuk setiap hasil yang baik, pemberian penghargaan
kepada anak dapat berupa materi, kata-kata pujian, senyuman atau
tepukan punggung.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengganjaran dilakukan dengan memberikan hukuman, memberikan
hadiah berupa materi, pujian, senyuman dan tepukan punggung.
c. Pembujukan
Menurut Soetjiningsih 2012 (Hanafi, 2014) pembujukan berasal
dari kata bujuk artinya menggunakan kata-kata manis dengan maksud
hendak memikat hati. Sedangkan pembujukan adalah hal atau
perbuatan membujuk. Pembujukan dilakukan agar anak mau
mengikuti ajakan atau perintah pengasuh dengan kata-kata yang halus,
menarik hati dan terkesan tidak memerintah.
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
13
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembujukan
dilakukan dengan menasehati, memberi saran dan mengarahkan.
Argyo (2009), mengatakan bahwa mengasuh anak bukan hanya
merawat atau mengawasi anak , melainkan lebih dari itu, yakni meliputi
pendidikan, sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung jawab,
pengetahuan pergaulan dan sebagainya, yang bersumber pada pengetahuan
kebudayaan yang dimiliki orang tuanya. Pada umumnya banyak anak yang
dalam proses pembentukannya bukan hanya diasuh oleh orang tua (ayah-
ibu) yang merupakan basis dalam proses pengasuhan melainkan juga oleh
individu-individu lain atau lembaga pendidikan baik formal maupun
informal yang ada disekitarnya. Pengasuh memiliki banyak kesempatan
khusus untuk berhubungan langsung dengan santri. Mastuki, 2003
(Ruswaraditra, 2008) menyebutkan pengasuh memiliki tugas sebagi
berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang
dirasakan santri di kelas yang berjenjang maupun konvensional
(pondokan, asrama).
2. Mengidentifikasi gejala-gejala salah penyesuaian (malajustment) pada
diri murid atau santri.
3. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan santri di pesantren.
4. Melengkapi bimbingan kelompok di dalam kelas atau pondokan.
5. Melengkapi rencana-rencana yang telah dirumuskan oleh santri.
6. Mengajar sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan santri.
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
14
7. Mengumpulkan informasi dan data tentang santri.
8. Melaksanakan kontak dengan masyarakat, dengan orangtua santri.
9. Melaksanakan penyuluhan terbatas, karena hubungan baik dapat
mudah terjalin antara pengasuh dan santri.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola
asuh adalah rangkaian usaha yang diterapkan oleh orang tua dalam
berinteraksi dengan anak-anaknya, yang meliputi cara mendidik,
memberikan perlindungan, perhatian, aturan-aturan, hadiah atau hukuman,
serta tanggapan terhadap anaknya dalam kehidupan sehari-hari agar
menjadi orang yang memiliki karakter baik.
2. Pengertian Islamic Parenting
Islamic parenting mengajarkan pola asuh yang digunakan oleh
orangtua untuk membentuk akhlak yang baik terhadap anak-anak mereka.
Islam menekankan ketrampilan orangtua dalam mengasuh anak-anaknya
yang bersumber pada Al-Qur’an. Parenting dalam Islam dipandang
sebagai mandat ilahi tanggung jawab, orang tua harus bertanggung jawab
kepada Allah dan kepada anak-anak mereka untuk memenuhi peran
mereka sebagai wali. (Akin, 2012).
Ajaran islam memandang bahwa anak adalah amanah yang
diberikan oleh Allah swt yang harus dijaga dan dipelihara orangtuanya.
Islam mengagungkan dan selalu mengutamakan kepentingan anak bukan
hanya setelah lahir , bahkan sebelum menjadi anak, ketika masih berada
dalam kandungan, saat kelahiran, hinnga dewasa (Anshor, 2010).
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
15
Islam lebih menekankan pada keterampilan yang harus dimiliki
oleh orang tua dalam mengasuh anaknya, karena Islam memiliki konsep
parenting yang bersumber dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah (Aryani,
2016). Ditambahkan oleh Rabee (2011) orang tua tidak harus menguasai
masalah syariat dengan detail dan menyampaikan setiap urusan kepada
anaknya, karena tidak semua orang tua dapat melakukannya. Jika orangtua
tidak mampu untuk menyampaikan segala urusan kepada anaknya, maka
orangtua dapat mencari alternatif, misal dengan menyetelkan kajian Al-
Qur’an di stasiun televisi, jaringan internet, rekaman video, atau kaset.
Menurut Ulwan (Husna, 2016) pendidikan anak adalah sebaik-baik
hadiah dan merupakan sesuatu yang paling indah, sekaligus sebagai hiasan
bagi orang tua. Mendidika anak adalah lebih baik dibanding dunia
seisinya. Oleh sebab itu, para pendidik harus bersungguh-sungguh dan
ikhlas dalam mendidik dan menumbuhkan generasi penerusnya sesuai cara
yang ditempuh oleh Rasulullah dalam mendidik mereka. Ditambahka oleh
Ma’rif (Husna, 2016) Al-Qur’an sebagai dasar pokok pendidikan Islam di
dalamnya terkandung sumber nilai yang absolut, eksistensinya tidak
mengalami penyesuaian sesuai dengan konteks zaman, keadaan dan
tempat. Surat Luqman adalah salah-satu surat al-Qur’an yang secara
keseluruhan di dalamnya terangkum aktivitas pendidikan seperti
penyadaran fi al-din, menumbuhkan, mengelola dan membentuk wawasan
(fikrah), akhlak dan sikap Islam, menggerakkan dan menyadarkan manusia
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
16
untuk beramal shalih, berdakwah (berjuang) dalam rangka memenuhi
tugas kekhalifahan dalam rangka beribadah kepada Allah.
Menurut Q.S Luqman ayat 12-19 (2013) pokok-pokok islamic
parenting adalah:
a. Larangan Menyekutukan Allah
Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk tidak
mempersekutukan Allah. Dalam ayat 13 terkandung ajaran bahwa
mempersekutukan Allah adalah kezaliman atau perbuatan syirik, dan
hal tersebut merupaka dosa yang sangat besar (Abdurrahman, 2013).
Pandangan Al-Qur’an mengenai perilaku manusia yang
menjurus pada syirik, Al-Qur’an menjelaskan cukup Allah sebagai
pelindung dan penolong, tidak perlu mencari perlindungan selain
Allah, karena dapat menjatuhkan manusia terhadap kesyirikan.
Larangan ini dikuatkan melalui dua pernyataan, pertama dimulai
dengan melarang untuk syirik itu sendiri. Kedua, menjelaskan bahaya
syirik termasuk dosa besar. Permasalahan tauhid yang disampaikan
melalui pesan Luqman kepada anaknya, dan sekaligus memerintahkan
untuk menjauhkannya. Pesan orang tua kepada anak, terjadi karena
sikap orang tua yang bijaksana terhadap masa depan anaknya (Suryani,
2012).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa syirik merupakan perbuatan keji dan mungkar. Sehingga
diharapkan para orang tua mampu memberikan pengarahan dan
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
17
bimbingan sejak dini. Sebagaimana Luqman al-Hakim mengajarkan
kepada anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam perbuatan syirik.
b. Berbuat Baik Kepada Orangtua (Birrul Walidain)
Hubungan antara anak dan kedua orang tuanya adalah sebatas
perantara zahiriyah wujudnya seorang anak di dunia, sedangakan
mengenai urusan aqidah mereka tidak berhak menyesatkan anak-
anaknya. Oleh karena itu sebagai seorang anak hendaknya senantiasa
berbuat baik kepada kedua orang tua, sekaligus sebagai ungkapan
terima kasih kepada keduanya (Mukodi, 2011).
Berbuat baik kepada kedua orang tua disampaikan melalui
anjuran untuk menghayati penderitaan dan susah payah ibunya selama
mengandung. Metode ini merupakan cara memberi pengaruh dengan
menggugah emosional peserta didik, sehingga berdampak kuat
terhadap perubahan sikap dan perilaku sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Kematangan dalam aspek emosi atau mental merupakan
konsekuensi dari perkembangan pada tatanan psikologis. Emosi
merupakan kekuatan pengetahuan dan perasaan dalam jiwa manusia.
Setiap hal yang berhunungan dengan perasaan (al-Wujadaniyah)
adalah hakikat-hakikat yang diketahui melalui emosi, hal ini
merupakan fitrah bagi manusia yang dibawanya sejak lahir. Dalam
konteks surah Luqman ayat 14, Allah Subhanahu wa Ta’aala
menghendaki agar sang anak berbakti kepada kedua orang tua mereka
dan bersifat lemah lembut kepada keduanya, itu pun masih jauh dari
cukup bila dibandingkan dengan kepayahan dan kelelahan orang tua
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
18
dalam mengandung, membesarkan dan mendidik sang anak hingga
beranjak dewasa (Suryani, 2012).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semua
manusia yang hidup di dunia ini berhutang budi kepada orang tua.
Allah memerintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ke dua
orang tua, ibu bapak. Oleh karena itu anak berkewajiban menghormati
dan menjalin hubungan baik dengan ibu dan bapak.
c. Setiap Perbuatan Akan Mendapatkan Balasan
Luqman memberikan nasihat kepada anaknya bahwa Allah
mengetahui segala perbuatan hambaNya dan setiap perbuatan akan
mendapatkan balasan. Tidak ada satu hal yang Allah tidak
mengetahuinya, karena Allah Maha halus lagi Maha mengetahui
(Abdurrahman, 2013).
Penanaman keyakinan adanya balasan di akhirat (tempat
kembali) merupakan suatu kepercayaan yang harus ditanamkan sejak
anak masih kecil. Sehingga setiap aktivitas yang dilakukan anak akan
terkontrol oleh norma-norma Islam. Pengawasan manusia lainnya tidak
mampu untuk mencegah perilaku yang menyimpang. Oleh karena
itulah penanaman keimanan terhadap adanya pengawasan dari Yang
Maha Melihat kepada anak sangat dibutuhkan, agar lurus jalan anak
menuju yang diridhai-Nya. Pentingnya penanaman keyakinan terhadap
adanya pertanggung jawaban di hari akhir, diharapkan orang tua sadar
akan tanggung jawabnya harus memberikan pengarahan dan
bimbingan penanaman keyakinan adanya hari pembalasan pada pribadi
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
19
anak dapat bermanfaat sebagai salah satu upaya pengendali terhadap
diri pribadi seorang anak (Mukodi, 2011).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keyakinan
adanya balasan di akhirat (tempat kembali) merupakan suatu
kepercayaan yang harus ditanamkan sejak anak masih kecil. Sehingga
setiap aktivitas yang dilakukan anak akan terkontrol.
d. Mendirikan Sholat
Shalat adalah salah satu bentuk sarana ritual yang menandakan
ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya. Shalat juga bisa
diartikan sebagai bentuk konkret manusia mensyukuri segala nikmat-
Nya. Dalam hal ini, Luqman al-Hakim sebagai pribadi yang
bertanggung jawab memerintahkan kepada anak-anaknya untuk
mendirikan shalat. Perintah ini secara redaksional nampak sangat jelas
betapa Luqman mendidik anak-anaknya dengan menggunakan motode
yang sangat humanis, yaitu model bertahap (tadrij) (Mukodi, 2011).
Luqman memerintahkan anaknya untuk mengerjakan sholat.
Rasulullah memerintahkan agar para ayah mengajarkannya kepada
anak-anak sejak mereka berusia 7 tahun danmemukulmereka bila
meninggalkannya saat mereka berusia 10 tahun. Nabi saw juga
memerintahkan agar anak-anak meluruskan shaf dalam shalat
(Abdurrahman, 2013).
Muslim dituntut untuk memerintahkan anak yang masih kecil
untuk melakukan shalat, agar anak terbiasa, sehingga ketika kelak
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
20
sudah baligh, shalat itu menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan.
Usaha untuk membina dan membimbing rumah tangga haruslah
ditingkatkan, hubungan secara kontinyu antara suami dengan istri serta
semua anggota dalam keluarga agar menjadi keluarga yang sakinah
mawaddah warahmah yang selalu mendapat ridha dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala (Suryani, 2012).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa shalat adalah tiang dari agama islam, dan bentuk manusia
mensyukuri segala nikmat-Nya.
e. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Luqman memerintahkan anaknya untuk mengerjakan hal yang
baik dan mencegah perbuatan yang buruk sesuai dengan kemampuan,
karena dalam melakukan amar ma’ruf nahi mungkar akan
mendapatkan gangguan dari orang lain (Abdurrahman, 2013).
Kewajiban setiap muslim untuk mengajak orang lain berbuat
kebaikan dan melarang berbuat kemungkaran. Setiap muslim yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; mereka termasuk orang-orang yang
beruntung (Suryani, 2012).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa setiap muslim di
perintahkan untuk menjauhi laranganNya dan menjalakan
perintahNya.
f. Bersabar
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
21
Dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar akan
mendapatkan gangguang dari orang lain, oleh karena itu Luqman
memerintahkan kepada anaknya untuk bersabar, yaitu bersabar dalam
menghadapi gagguan manusia dan hal-hal yang diwajibkan oleh
Allah. Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk bersabar
menghadapi macam-macam cobaan seperti penyakit dan sebagainya,
agar ketidaksabarannya mengahdapi cobaan tidak menjerumuskan ke
dalam perbuatan durhaka terhadap Allah (Abdurrahman, 2013).
Sabar adalah menerima dengan lapang dada hal-hal yang
menyakitkan dan menyusahkan serta menahan amarah atas perlakuan
kasar. Kata sabar berasal dari bahasa Arab, yaitu “sabara”. Dari segi
bahasa sabar berarti menahan dan mencegah orang-orang yang sabar
yakni tabah, menahan diri, dan berjuang dalam mengatasi kesempitan,
yakni kesulitan hidup seperti krisis ekonomi, penderitaan seperti
penyakit atau cobaan lainnya yang membutuhkan kesabaran (Suryani,
2012).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Allah
menyurukan manusia untuk selalu memuji-Nya dan bersyukur atas
segala nikmat yang telah diberikan kepadanya.
g. Tidak Sombong
Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk tidak
memalingkan wajah dari orang-orang, karena sombong dan
meremehkan orang lain. Nabi memerintahkan untuk mendengarkan
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
22
ucapan orang yang sedang berbicara, hingga orang tersebut
menghentikan pembicaraannya (Abdurrahman, 2013).
Mengajarkan anak agar tidak sombong dan membanggakan diri
juga merupakan suatu keharusan. Selain dijustifikasi sebagai pribadi
yang berakhlak buruk karena kesombongan, juga karena banyak kisah
orang hancur karena kesombongan (Husna,2016).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seorang muslim
diperintahkan untuk tidak sombong dan menyadari kekurangan pada
dirinya.
h. Dapat Menyesuaikan Diri
Luqmaan memperingatkan anaknya untuk tidak melakukan
perbuatan tercela, melainkan melakukan perbuatan terpuji. Nabi
memerintahkan untuk berjalan tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat, dan perintah untuk merendahkan suara yaitu tidak memaksakan
suara yang keras (Abdurrahman, 2013).
Pendidikan sosial menurut surat Luqman setelah anak
dikenalkan konsep akhlak kepada Tuhannya melalui jalan ibadah, dan
berbakti kepada kedua orangtuanya diajarkan padanya akhlak dalam
konteks kemasyarakatan mencakup etika pergaulan (bertemu),
berbicara dan berjalan. Agar terbiasa menjalankan perilaku sosial yang
utama, dasarnya kejiwaan yang mulia yang bersumber pada akidah
islamiah yang kekal dengan kesadaran iman yang mendalam. Agar di
tengah masyarakat nanti mampu bergaul dan berperilaku sosial yang
baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
23
bijaksana. Di antara dasar sosial terpenting dalam membentuk perangai
dan mendidik kehidupan sosial anak, adalah membiasakan anak sejak
kecil untuk melakukan pengawasan dan kritik sosial yang dapat
membangun pergaulan dengan setiap individu, meneladani atau
memberi teladan yang baik, memberi nasihat kepada setiap individu
yang tampaknya menyimpang (Suryani, 2012).
Berdasarkan beberapa pendapat diaias dapat disimpulkan
bahwa orang tua membiasakan anaknya sejak kecil untuk melakukan
pengawasan dan kritik sosial yang dapat membangun.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan islamic parenting
adalah pola asuh dan mendidik secara islami yang digunakan orangtua
kepada anaknya.
B. Pengasuh Pondok Pesantren
Pengasuh yaitu seseorang yang bertanggung jawab merawat dan
membantu membentuk individu (Kim, 2011). Orang-orang yang bertugas
mengasuh anak, dari lembaga professional maupun tidak professional disebut
pengasuh. Pengasuh dikaitan dengan orang-orang yang tidak memiliki
hubungan keluarga tetapi mereka tinggal bersama dalam satu rumah atau
suuatu tempat (Gunarsa, 2004).
Pengasuh adalah pendidik nomor satu yang memberikan pengarahan,
perhatian, dan berkomunikasi terhadap seorang anak, yang menjadi pengganti
orangtua..Tetapi tidak seluruh pengasuh dapat memberikan kasih sayang
memberikan pengarahan, memeberikan perhatian dan dapat berkomunikasi
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
24
kepada anak-anak, adapun seorang pengasuh yang memiliki sifat pemarah,
pemalas, tidak memiliki kecakapan untuk berkomunikasi terhadapap anak-
anak dan mengabaikan (Ibung, 2008).
Pondok pesantren adalah tempat diamana seseorang tinggal sekaligus
belajar atau mengaji, artinya bahwa tempat tinggal dan tempat mengaji santri
menjadi satu. Menurut Muthohar (Aziz, 2014) pondok pesantren memliki lima
komponen, salah satunya adalah kiai. Sebutan kiai sangat beragam, antara lain
ajengan dan elang di jawa Barat, tuan guru dan tuan syaikh di Sumatra. Pada
perkembangan sekarang, di pondok pesantrenterdapat ustadz dan pengurus.
Ustadz adalah kiai yang dipercaya untuk mengajar agama kepada santri dan di
bimbing atau diawasi oleh kiai, ustadz, santri maupun unsur-unsur pelaku
yang bukan dari kalangan tersebut, yang keberadaanya sangat diperlukan
untuk ikut serta mengurus dan memajukan pesantren bersama unsur-unsur
pelaku lainnya.
Pada penelitian ini yang disebut pengasuh pondok pesantren adalah
orang yang diberikan kepercayaan oleh pondok pesantren untuk memberikan
pengarahan kepada santriwan dan santriwatinya.
C. Masa Perkembangan Dewasa Awal
Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40
tahun, saat prubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa awal merupakan
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan
sosial baru. Orang dewasa, diharapkan memainkan peran baru, seperti peran
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
25
suami atau isteri, orangtua, pencari nafkah, mengembangkan sikap-sikap baru,
keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugasnya. Sebagai
seorang dewasa, diharapkan dapat menyesuaikan diri secara mandiri. Apabila
menemukan kesulitan-kesulitan yang sulit untuk diatasi, mereka tidak
meminta pertolongan dan nasehat kepada orang lain (Hurlock, 1980).
Pada penelitian ini yang dimaksudkan adalah pengasuh pondok
pesantren yang dalam masa perkembangan dewasa awal karena masa dewasa
dianggap mempunyai tanggung jawab.
D. Pondok Pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang tertua di indonesia,
setelah rumah tangga. Pondok pesantren sama halnya dengan akademi militer
atau biara (monestory, convent) dalam arti bahwa mereka yang berada disana
mengalami suatu kondisi totalitas. Pendidikan di dalam pesantren berisi
tentang nilai-nilai agama dan pondok pesantren memiliki suatu ciri khas yaitu
kiai, santri mesjid, pondok dan kitab-kitab islam. (Tafsir, 2012).
Pondok sebagai tempat mengaji dan belajar agama islam, sehingga
dapat dikatakan bahwa pondok dalam pesantren sama halnya dengan
pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang
dipetak-petak menjadi beberapa kamar yang merupakan asrama para santri
(Wekke, 2014). Lebih lanjut Mujamil Qomar (Zuhri, 2016) mengungkapkan
beberapa hal yang merupakan temuan-temuannya antara lain, bahwa pesantren
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
26
merupakan kelembagaan pendidikan yang berada dibawah kendali pimpinan
kyai secara individual
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pondok pesantren adalah tempat, lingkungan atau rumah untuk belajar ilmu
agama islam.
E. Kerangka Berfikir
Pesantren adalah tempat dimana seseorang dapat menimba ilmu agama
maupun pelajaran umum dengan menerapkan ketinggian akhlak sebagai
pondasinya, selain itu pondok pesantren dipakai santri dan santriwati untuk
makan, minum, tempat tidur. Di dalam pondok pesantren seluruh
pendidikannya berisi tentang nilai-nilai agama dan pondok pesantren memiliki
suatu ciri khas yaitu kiai, santri mesjid, pondok dan kitab-kitab islam. Ciri dari
pendidikan pesantren adalah ikhlas dalam mengabdi, kearifan, sederhana,
mengatur kegiatan bersama, kemandirian, tempat menunutut ilmu,
mengamalkan ajaran agama dan mengabdi.
Disetiap pondok pesantren memiliki pengasuh untuk mengatur dan
mengontrol kehidupan santri dan santriwati. Pengasuh yang bertugas
mengatur dan mengontrol bukan dari kalangan biasa, tentunya orang yang
memiliki ilmu agama kemudian dipercaya kepada yayasan untuk mengasuh
santri atau santriwati pada pondok tersebut.
Dalam penelitian Yanuar (2016) menunjukan bahwa pola asuh yang
dilaksanakan oleh pengasuh pesantren Roudhotul Quran secara garis besar
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
27
adalah pola asuh Pola asuh demokratis atau autoritatif (Authoritatif Parenting)
ialah pola asuh yang mendorong anak-anak untuk mandiri tetapi masih
menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka.
Pola asuh yang dilaksanakan di pondok pesantren Roudhotul Quran tidak
terlepas dari dasar pola pengasuhan secara Islam. Dalam Islam tujuan
terpenting dari mendidik anak adalah keimanan dan akhlak yang mulia.
Adapun metode yang digunakan antara lain: metode keteladanan, metode
pembiasaan, metode nasehat, metode bercerita, dan metode hukuman. Hasil
dari pola asuh tersebut adalah terbentuknya pribadi dan karakter anak yang
soleh-solehah, mempunyai pengetahuan agama yang baik, mampu
melaksanakan ibadah dengan taat, mandiri, aktif, percaya diri, bertanggung
jawab, mempunyai jiwa sosial yang baik dan mampu berinteraksi serta
berkomunikasi yang baik dengan lingkungan.
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
28
Berdasarkan dinamika diatas dapat digambarkan melalui bagan berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Islamic Parenting:
a. Larangan menyekutkan Allah
b. Berbuat baik kepada orangtua
c. Setiap perbuatan akan mendapatkan
balasan
d. Mendirikan sholat
e. Amar ma’ruf nahi mungkar
f. Bersabar
g. Tidak sombong
h. Dapat menyesuaikan diri
Pengasuh pondok
pesantren
Metode
Santri
Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017