8
ن مي ل عا ل ل مة حرا ور و ن اء وهدى و ي ض ن را لق ل ا ع# ج ى الد ن مي ل عا ل ا# لة رب ل مد ح ل ا لام س ل وا لاة ص ل دا وا2 رش م ا ي ل د لة و# ج ت ن ل ف ل ل ص ي ن م د و ي ه م ل و ا ه ف لة ل هدة ا ي ن ملاة ولا وا ن م ة و# ب ح ص لة و ى ا عل لة و ل د ا# ي ع ن# ب مد ح م ا يO ت دو ا وف يO ت و سT ى ا ف صط م ل ا ى# ب ت ى عل ة ب ع لة وطا ل وى ا ق ت# ت اى ي_ م وا ك ي ض وT لة ا لد ا ا# ي ع ا ي ف عد:# ب ماT لة ا ل ا# لا ي_ ا وة ق ولا ول ح ون ح ل ف ب م لك ع ل ن ب الد ها يT ا م ي ي# ج ر ل ا طان ي2 ش ل ا ن م لة ل ا# ي ود عT م ا ي ر لك ا ن را لق ى ا ف ى ل عا ب لة لل ا ا ف ون م ل س م م ي تT وا لا_ ا ن ب و م ت ة ولا ات ف ب ق ح لة ل وا ا ق ب وا ا ن م ا. ولا ق وا ل و ق لة و ل وا ا ق ب واا ن م ا ن ب الد ها يT ا يsadiidan م لك ما عT م ا لك ح ل ص ي ما ي عظ ا ور ق ار د ف ف ف ولة س لة ور ل ع ا ط ي ن م م و ك# ي و ن م د لكر ق غ ب وHadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah swt.. Melalui mimbar jum’at yang mulia ini, khotib menyeru dan berwasiat kepada hadirin sholat jum’at dan kepada khotib sendiri untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Selain itu, diingatkan pula kepada kita semua untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur kehadapan Allah SWT atas dimudahkannya kita untuk melangkahkan kaki-kaki kita menuju rumah Allah dalam rangka menunaikan kewajiban diri sebagai seorang muslim ..yakni melaksanakan kewajiban shalat jum’at berjama’ah...Kita mampu melaksanakan kewajiban ini atas dasar nikmat keIslaman kita, nikmat keimanan yang ada pada kita dan

الحمد لله رب العالمين الذي جعل القرآن ضياء وهدى ونورا ورحمة للعالمين من يهده الله فهو المهتد ومن يضلل

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Khutbah

Citation preview

Page 1: الحمد لله رب العالمين الذي جعل القرآن ضياء وهدى ونورا ورحمة للعالمين من يهده الله فهو المهتد ومن يضلل

ونورا وهدى ضياء القرآن جعل الذي العالمين رب لله الحمدتجد فلن يضلل ومن المهتد فهو الله يهده من للعالمين ورحمة

أسوتنا المصطفى نبي على والسالم والصالة مرشدا وليا لهوال وااله ومن وصحبه آله وعلى الله عبد بن محمد وقدوتنا

: وإياي أوصيكم الله عباد فيا بعد أما بالله إال قوة وال حولتفلحون لعلكم وطاعته الله بتقوى

الشيطان من بالله أعوذ الكريم القرآن فى تعالى الله قالوأنتم إال تموتن وال تقاته حق الله اتقوا آمنوا الذين يأيها الرجيم

مسلمون

قوال . وقولوا الله تقوا آمنواا الذين لكم sadiidan يأيها يصلحفاز فقد ورسوله الله يطع ومن ذنوبكم لكم ويغفر أعمالكم

عظيما فوزا

Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah swt..

Melalui mimbar jum’at yang mulia ini, khotib menyeru dan berwasiat kepada hadirin sholat jum’at dan kepada khotib sendiri untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Selain itu, diingatkan pula kepada kita semua untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur kehadapan Allah SWT atas dimudahkannya kita untuk melangkahkan kaki-kaki kita menuju rumah Allah dalam rangka menunaikan kewajiban diri sebagai seorang muslim ..yakni melaksanakan kewajiban shalat jum’at berjama’ah...Kita mampu melaksanakan kewajiban ini atas dasar nikmat keIslaman kita, nikmat keimanan yang ada pada kita dan nikmat kesehatan ...dan itu semuanya sudah barang tentu berjalan dengan lancar atas izin dan kehendak Allah swt.Oleh karena itulah..sebagai pelaksanaan dari kebersyukuran kita atas karunia nikmat iman dan islam serta kesehatan tersebut..kita lakukan ibadah-ibadah termasuk ibadah sholat jum;at ini dengan penuh hidmat dan keikhlasan..berharap hanya kepada Allah..karena sungguh hanya ibadah dari hamba yang bertaqwa, yang akan diterima oleh Allah SWT, firmannya :

المتقين من الله يتقبل إنما

Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.”(Qs al-Maidah: 27)

Ma’asyirol muslimun jama’ah jum’at rohimakumullah

Page 2: الحمد لله رب العالمين الذي جعل القرآن ضياء وهدى ونورا ورحمة للعالمين من يهده الله فهو المهتد ومن يضلل

Derajat takwa adalah derajat utama yang dituju oleh umat Islam ketika mereka beribadah kepada Allah swt dan menjalankan syariatnya dalam hidup ini. Namun, proses ke arah derajat takwa itu memang tidak serta-merta terjadi pada diri kita. Predikat ketakwaan baru akan diperoleh manakala antara keimanan dan kesilaman berada pada keseimbangan... baik pada pemahaman dan amal yang benar. Oleh karenanya mengathui bagaimana cara agar ketaqwaan kita senantiasa meningkat merupakan hal yang perlu untuk kita ketahui bersama.

Seperti yang pernah difirmankan oleh Allah tentang seorang Arab Badui yang mengaku sudah beriman dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam hidupnya, tapi pengakuannya itu ditampik oleh Rasulullah. Allah berfirman:

يدخل ولما أسلمنا قولوا ولكن تؤمنوا لم قل آمنا األعراب قالتقلوبكم فى ....اإليمان

Artinya: “Orang-orang Arab Badui berkata: “Kami telah beriman (kepada Allah)” Katakanlah Hai Muhammad: “Kalian belum beriman.” Tapi katakanlah: “Kami baru berislam.” Itu karena keimanan belum masuk ke dalam hati kalian.”(Qs al-Hujurot: 14).

Ma’asyirol muslimun jama’ah jum’at rohimakumullah

Apabila kita saksikan fenomena keislaman kaum muslimin saat ini, terlihat masih ada ketidaksesuaian antara apa yang dketahui, yakini dan amalkan. Sehingga tampak seolah-olah amal ketaqwaan hanya terbatas berada ruangan-ruangan masjid dan pada momentum tertentu saja. Di luar itu ketakwaannya mudah lepas, seperti lepasnya anak panah dari busurnya. Bahkan yang sangat memprihatinkan lagi, karena pemahaman yang sempit akan ketakwaan itu, sedikit demi sedikit rasa keislamannya itu mulai luntur dan terkelupas dari dalam diri. Nauzubillah min zalik. Banyak factor yang menyebabkan hal ini terjadi.

Di antaranya adalah:

1.       Lemahnya pemahaman akan agama Islam, sehingga mudah terombang-ambing oleh ajaran agama luar yang berlabel modern dan menjanjikan kebahagiaan itu.

2.       Kurang pandai dalam mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Bagi seorang muslim, segala peristiwa yang terjadi pasti memiliki hikmah dan pelajaran sendiri yang kemudian dijadikannya sebagai pedoman untuk melangkah lebih berhati-hati lagi.

3.       Minimnya kedekatan dengan al-Qur’an yang merupakan petunjuk hidup yang jelas dan menjamin kebahagiaan. Berbagai kemiskinan, keterbelakangan dan imej yang menyudutkan Islam dan umat Islam saat ini adalah sebab jauhnya kita dari ajaran al-Qur’an sehingga mudah untuk dipermainkan oleh perubahan zaman dan musuh-musuh Islam.

4.       Banyaknya para ulama suu (ulama buruk) yang hanya mengejar kepentingan sesaat alias oportunis.

Page 3: الحمد لله رب العالمين الذي جعل القرآن ضياء وهدى ونورا ورحمة للعالمين من يهده الله فهو المهتد ومن يضلل

Dan tentu, masih banyak lagi sebab-sebab lain yang menjadi faktor mengapa imej Islam menjadi semakin buruk dan kaum muslimin semakin menjadi bulan-bulanan.

Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah swt..

Dalam melaksanakan ajaran Islam dalam keseharian, pasti tidak luput dari berbagai macam cobaan dan rintangan. Ini karena ada sebagian orang yang tidak menginginkan dinul Islam terus berkembang dengan pesat, menjadi budaya positif dan kemaksiatan terkikis habis. Proses amal menuju derajat ketakwaan memang naik menanjak. Berawal dari derajat Islam, lalu iman, kemudian takwa dan selanjutnya adalah ihsanul amal (baik dalam beramal).

Ini seperti yang disabdakan Rasulullah saw tentang ihsan. Katanya:

يراك فإنه تراه تكن لم فإن تراه كأنك الله تعبد أن

“Kamu beribadah kepada Allah swt seakan-akan kamu melihat-Nya. Maka jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia melihatmu.”(HR.Muslim)

Diriwayatkan bahwa dahulu di zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang bertanya tentang ajaran Islam. “Bagaimana pendapatmu jika aku shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan aku tidak menambahkan lebih dari itu sedikitpun. Apakah aku bisa masuk surga?” Beliau menjawab: “Ya.”(HR. Muslim)

Dalam hadits juga disebutkan bahwa adalah seorang laki-laki yang bertanya kepada nabi shallahu alaihi wasallam tentang shalat. Lalu nabi menjelaskan bahwa shalat itu ada lima waktu. Ia bertanya lagi: “Apakah aku harus mengerjakan yang lainnya?” Beliau menjawab: “Tidak, kecuali yang sunnah-sunnah saja.” Lalu laki-laki bertanya kembali tentang masalah puasa, haji dan syariat Islam lainnya. Dan Rasulullah pun menjawab pertanyaannya itu. Pada akhir hadits laki-laki itu berkata: “Sungguh, aku tidak akan menambahnya dan tidak menguranginya.” Kemudian Rasulullah bilang: “Orang itu akan beruntung jika ia benar (dengan ucapannya itu).” Dalam riwayat lain disebutkan: “Jika ia berpegang teguh dengan semua perintah itu, pasti ia masuk surga.”(HR. Muslim pada Bab Iman).

Sebagai seorang muslim yang masih sangat awam dari memahami Islam secara sempurna ini, kita bisa mencontoh pelajaran yang ada pada hadits di atas.

 

وتقبل الحكيم والذكر اآليات من فيه بما وإياكم ونفعنى العظيم القرآن فى ولكم لى الله باركإنه فاستغفروه ولكم لى الله وأستغفر لهذا قول أقول العليم السميع هو إنه تالوته ومنكم منى

الرحيم الغفور هو

من أعمالنا سيآت ومن أنفسنا شرور من بالله ونعوذ ونستغفره ونستعينه نحمده لله الحمدبعد أما له هادي فال يضلل ومن مضلله فال الله يهده

 

 Hadirin sidang sholat yang dimuliakan Allah

Page 4: الحمد لله رب العالمين الذي جعل القرآن ضياء وهدى ونورا ورحمة للعالمين من يهده الله فهو المهتد ومن يضلل

Keislaman yang dinamis dan keislaman yang statis

Setidaknya ada yang harus kita petik pelajaran dari kisah seorang laki-laki di atas. Keislaman yang melekat dan dimiliki oleh Arab Badui pada zaman Rasulullah saw dahulu adalah keislaman dinamis, menggerakkan dan lahir dari ketulusan hati, kedalaman jiwa dan keikhlasan yang penuh. Keislaman mereka dapat dengan mudah menjadi realitas keimanan yang berwujud pada aplikasi riil karena kesiapan hati mereka untuk menerima dengan baik. Tanpa ada keraguan dan kebimbangan sedikitpun. Walaupun untuk membuktikannya harus mengorbankan jiwa dan raga sebagai saksinya. Islam memang tidak memilah kepada siapa ia akan masuk menembus hati seorang manusia. Cahaya Islam akan masuk pada hati-hati mereka yang sudah mengkondisikannya secara baik dan penuh keyakinan kepada Allah.

Berbeda sekali dengan kondisi keislaman umat Islam zaman sekarang yang penuh dengan kepalsuan. Seringkali iman hanya sebagai sekedar pemoles bibir dan bahan pembicaraan saja. Sementara realisasinya jauh buah dari pohonnya. Berbagai cobaan yang mendera saat cukuplah menjadi bukti bahwa iman dan islam itu harus senantiasa diasa dan ditingkatkan. Karena tidak ada rasa keimanan tanpa cobaan. Dan karena kesabaran adalah setengah keimanan seperti halnya posisi kepala dari jasad. Keduanya akan selalu berdampingan. Keduanya tidak mungkin terpisah dari yang lainnya, kalau tidak ingin disebut tubuh yang normal. Demikianlah karakter iman dan kesabaran dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan ini. Iman yang dinamis bukanlah iman yang statis, yang sangat mudah untuk dipermainkan oleh sepoi-sepoi hembusan rayuan syetan dan bisikan duniawi yang manis menggoda.

Agar iman itu bisa tumbuh dan menjadi kuat, marilah kita simak 3 macam kategori sabar dalam Islam seperti yang disebutkan oleh jumhur ulama:

1.       Sabar dalam melaksanakan ketaatan. ( الطاعة على (الصبر

Melaksanakan ketaatan amat sangat membutuhkan asupan kesabaran. Betapa tidak?! Ketika melakukan ibadah kita diharuskan untuk melakukannya sesuai dengan adab-adab dan tuntunan rasulullah saw agar ia bisa diterima di sisi Allah. Seringkali dalam prakteknya, banyak orang yang tergesa-gesa dalam melaksanakan suatu ibadah. Entah itu karena dikejar-kejar waktu, teringat dengan kesibukan dunia, ada janji dan lain sebagainya hanya karena baru teringat ketika ia melangsungkan ibadah tersebut. Padahal di situlah letak kesabaran itu. Di tengah gangguan dunia, seorang muslim harus bersabar agar ibadah benar-benar maksimal dan membekas pada akhlak dan perilaku usia melaksanakan ibadah.

 

2.       Sabar ketika menghadapi kemaksiatan ( المعصية على (الصبر

Kalau kesabaran ketika menjalankan ketaatan dengan cara sabar melakukannya, maka sabar ketika menghadapi kemaksiatan justru sebaliknya. Seseorang harus meninggalkan apapun bentuk larangan yang Allah peringatkan. Tapi, anehnya, umat Islam sekarang malah kurang peduli dengan larangan-larangan Allah swt. Mereka tahu bahwa itu adalah dosa dan sebuah kemaksiatan, tapi masih saja dilabrak dan dilanggar. Sementara ia mendengar nasehat agar menjauhinya. Memang iman yang masih labil dapat dengan mudah goyah dan melemah, sehingga bisa dengan mudah melanggar larangan Allah yang seharusnya dijauhi.

Page 5: الحمد لله رب العالمين الذي جعل القرآن ضياء وهدى ونورا ورحمة للعالمين من يهده الله فهو المهتد ومن يضلل

 

3.       Sabar ketika menghadapi ujian. ( البالء على (الصبر

 

Allah menjadikan ujian dalam hidup ini bukan untuk menyusahkan manusia. Apalagi orang beriman. Ketika musibah datang, sebenarnya Allah hendak menguji mereka dan menyaring mereka agar keimanannya terbukti benar.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:

إيمانه حسب على المرء يبتلى

“Orang itu diuji sesuai dengan tingkat keimanannya.”

Allah juga berfirman:

وسعها إال نفسا الله يكلف ..ال

Artinya: “Allah tidak membebani suatu jiwa melainkan sesuai dengan kemampuannya..”(Qs al-Baqoroh: 286)

                Karena dunia ini tidak akan pernah luput dari ujian dan cobaan, maka yang harus dipersiapkan seorang muslim adalah pemahaman akan karakter ujian itu, yakni:

Pertama: Ujian adalah sunnatul hayah (hukum Allah dalam kehidupan) bagi manusia.

Kedua: Ujian bertujuan untuk membuktikan mana iman yang benar dan mana iman yang palsu.

Hadirin sidang sholat jum’at yang dimuliakan Allah..

Oleh karena itu di akhir zaman ini banyak sudah tanda-tandanya menegur manusia. Siapapun dicoba oleh Allah sesuai dengan kadar imannya. Tujuannya agar kita sadar dan kembali kepada ajaran Allah swt. Kembali kepada fitrah untuk mentaati Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Ini dengan harapan, semoga keimanan kita semakin mantap, keislaman kita semakin sempurna dan amal kita diterima di sisi-Nya.

سميع إنك واألموات منهم األحياء والمؤمنات والمؤمنين والمسلمات للمسلمين اغفر اللهمتجعل وال باإليمان سبقونا الذين وإلخواننا لنا اغفر ربنا الحاجات قاضي يا الدعوات مجيب قريب

الرحيم رؤوف إنك ربنا آمنوا للذين غال قلوبنا فى

  أزواجنا من لنا هب ربنا الرحيم التواب أنت إنك علينا وتب العليم السميع أنت إنك منا تقبل ربناعذاب وقنا حسنة اآلخرة وفى حسنة الدنيا فى آتنا ربنا إماما للمتقين واجعلنا أعين قرة وذرياتنا

آمين العالمين رب يا غفار يا عزيز يا األبرار مع وتوفنا النار

Page 6: الحمد لله رب العالمين الذي جعل القرآن ضياء وهدى ونورا ورحمة للعالمين من يهده الله فهو المهتد ومن يضلل

والبغي والمنكر الفحشاء عن وينهى القربى ذى وإيتاء واإلحسان بالعدل يأمر الله إن الله عبادأكبر الله ولذكر يزدكم نعمه على واشكروه يذكركم الله فاذكروا تذكرون لعلكم يعظكم

الصالة ..أقم