60
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN KINERJA Jl. Malino Km.3 Sungguminasa Kab. Gowa - Sulawesi Selatan www.bbpp-batangkaluku.com, email : [email protected] telp. 0411-866396, fax. 0411-866570 BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) BATANGKALUKU

$ 3 2 5 $ 1 . , 1 ( 5 - $bbpp-batangkaluku.com/files/ppublic/LAKIN_2015.pdf · pertanian (petani/pekebun/peternak) adalah perorangan warga negara Indonesia besertakeluarganya ataukorporasiyang

Embed Size (px)

Citation preview

KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN

L A P O R A N K I N E R J A

Jl. Malino Km.3 Sungguminasa Kab. Gowa - Sulawesi Selatanwww.bbpp-batangkaluku.com, email : [email protected]

telp. 0411-866396, fax. 0411-866570

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) BATANGKALUKU

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mandat Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,

adalah melaksanakan tugas-tugas peningkatan kapasitas sumberdaya

manusia pertanian baik bagi aparatur maupun bagi non aparatur pertanian

melalui pendidikan dan pelatihan. Aparatur pertanian adalah profesi bagi

pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah di sektor pertanian dengan

perjanjian kerja, dan bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan non aparatur

pertanian (petani/pekebun/peternak) adalah perorangan warga negara

Indonesia besertakeluarganya ataukorporasiyang mengelola usaha dibidang

pertanian.

Upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme bagi sumberdaya

manusia aparatur dan non aparatur pertanian, oleh Balai Besar Pelatihan

Pertanian (BBPP) Batangkaluku telah dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan

dan pelatihan, sesuai tugas pokok dan fungsi yang diembannya, diantaranya

melalui diklat-diklat berbasis kompetensi sesuai dengan tugas dan jabatan yang

dipangku, berdasarkan Permentan Nomor: 49/Permentan/OT.140/9/2011, yaitu,

Diklat bagi aparatur dan non aparatur pertanian, diklat bagi aparatur meliputi

diklat fungsional, diklat teknis pertanian, dan diklat kewirusahaan, sedangkan

diklat bagi non aparatur meliputi Diklat kepemimpinan, kewirausahaan, serta

diklat teknis komoditas pertanian.

Dalam menyikapi tuntutan peningkatan kapasitas SDM pertanian yang

jumlahnya sangat besar, khususnya bagi pelaku (non aparatur) pertanian,

semenjak tahun 2006 sampai sekarang 2015, BBPP Batangkaluku telah

menumbuh kembangkankan 102 (seratus dua) unit Pusat Pelatihan Pertanian

Perdesaan Swadaya (P4S) yang tersebar pada 6 (enam) Provinsi se-Sulawesi

(Sulsel, Sulbar, Sultra, Sulteng, Sulut, dan Gorontalo). Pengelola P4S adalah para

petani maju dan berhasil yang diharapkan dapat metransfer ilmu pengetahuan

dan teknologi yang dimiliki kepada petani sekitarnya, sehingga keberadaannya

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 2

benar-benar dapat mendorong percepatan kebutuhan tuntutan peningkatan

kapasitas SDM petani yang dilaksanakan melalui kegiatan

permagangan/pelatihan.Pembinaan terhadap P4S selama ini yang telah

dilakukan berupa mengikut sertakan kegiatan Diklat teknis agribisnis,

manajeman, Instruktur, dan metodologi pelatihan bagi pengelola P4S,

pemberian fasilitasi pendanaan/sharing kegiatan permagangan di P4S, serta

pemberian sarana pendukung permagangan/pelatihan.

Demikian pula terhadap SDM aparatur bidang pertanian, pelaksanaan

diklatnya juga telah berusaha disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan

kompetensi yang diharapkan, berbagai diklat teknis dan fungsional yang

dilaksanakan baik biaya yang berasal APBN maupun biaya yang berasal dari

pihak user (kerjasama pengguna jasa diklat), dilaksanakan dengan

pengembangan pola dan metoda diklat, walaupun itu belum sepenuhnya

dapat mengakomodir seluruh kebutuhan sasaran, sebagai tindak lanjutnya akan

terus dikembangkan sehingga kedepan akan dimilikiya pilihan alternative model

pelatihan yang dapat melingkage dan mensinergikan program pusat dan

daerah, sekaligus menjadi media sinkronisasi program pusat dan daerah.

B. Kondisi Umum BBPP Batangkaluku

1. Tugas, Fungsi, Visi dan Misi

a. Tugas

Berdasarkan Permentan Nomor 106/ Permentan/ OT.140/10/2013,

tanggal 9 Oktober 2013, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar

Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, mempunyai Tugas Pokok

“melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan

profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan

teknis dibidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian”.

b. Fungsi

Sedangkan fungsi yang diselenggarakan antara lain:

a) Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan

kerja sama

b) Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 3

c) Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di

bidang pertanian

d) Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi

aparatur

e) Pelaksanaan pelatihan teknis dibidang mekanisasi pertanian bagi

aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri

f) Pelaksanaan pelatihan profesi di bidang mekanisasi pertanian bagi

aparatur dan non aparatur

g) Pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian

h) Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media

pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian

i) Pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan

fungsional dan teknis di bidang mekanisasi pertanian

j) Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian

swadaya

k) Pelaksanaan pemberian konsultasi di bidang pertanian

l) Pelaksanaan bimbingan lanjutan di bidang pertanian bagi aparatur

dan non aparatur

m) Pelaksanaan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan

fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi,

pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis

di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur

n) Pengelolaan Unit Inkubator Usaha Tani

o) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan dibidang

pertanian

p) Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta

pelaporan,

q) Pelaksanaan pengelolaan sarana teknis

r) Pengelolaan urusan kepegawaian , keuangan, rumah tangga,

perlengkapan, dan instalasi BBPP Batangkaluku.

s) Berdasarkan Permentan tersebut diatas, bahwa Balai Besar

Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku adalah Unit Pelaksana

Teknis (UPT) di bidang pelatihan berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 4

Sumber Daya Manusia Pertanian, dan sehari hari dibina oleh Kepala

Pusat Pelatihan Pertanian.

c. Visi

“ Menjadi lembaga pelatihan terpercaya dan berdayasaing untuk

menghasilkan SDM pertanian yang kreatif, inovatif dan professional “

d. Misi

a) Meningkatkan kualitas rencana program, pemantauan, evaluasi,

pengendalian dan pelaporan

b) Meningkatkan kualitas pelayanan kerjasama, jejaring kerja, dan

sistem informasi pelatihan pertanian.

c) Meningkatkan pendayagunaan dan pengembangan fasilitas

pelatihan

d) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme ketenagaan

pelatihan.

e) Meningkatkan kualitas pelaksanaan sistem dan prosedur

penyelenggaraan pelatihan serta pengembangan teknik pelatihan

teknis, fungsional, mekanisasi dan kewirausahaan.

f) Mengembangkan pola/model pelatihan teknis, kewirausahaan

pertanian dan kualitas pelayanan konsultasi agribisnis.

g) Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi , manajemen dan

kelembagaan BBPP.

2. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

a. Organisasi dan Tata Kerja

BBPP Batangkaluku merupakan UPT Badan Penyuluhan dan

Pengembangan SDM Pertanian, dengan Unit Kerja eselon II-b. yang

dipimpin oleh seorang Kepala Balai.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 5

Eselon III-b dan Eselon IV-a terdiri dari :

a) Eselon III Kepala Bagian Umum membawahi tiga eselon IV,

masing-masingnya :

- Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Rumah Tangga

- Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Instalasi

- Kepala Sub Bagian Keuangan

b) Eselon III Kepala Bidang Program membawahi dua Eselon IV,

masing-masing :

- Kepala Seksi Program dan Kerjasama

- Kepala Seksi Evaluasi dan Laporan

c) Eselon III Kepala Bidang Penyelenggaraan membawahi dua

Eselon IV, masing-masing :

- Kepala Seksi Aparatur

- Kepala Seksi Non Aparatur

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 6

b. Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi

c. Sumber Daya Manusia

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Balai berdasarkan

surat Keputusan Menteri Pertanian tersebut diatas dipimpin oleh 1

(satu) orang Kepala Balai dengan jumlah karyawan dan karyawati

sebanyak 94 orang pegawai organik, 1 (satu) orang titipan tugas dan

28 orang THL. Status kepegawaian, tingkat pendidikan karyawan

Bid. Program dan

Evaluasi

Kepala Balai

BagianUmum

Bid.Penyelenggaraan

Pelatihan

Seksi Pelatihan

Non Aparatur

SeksiPelatihan

Aparatur

Subag.

Perlengkapan

& Instalasi

Jabatan Fungsional

SeksiEvaluasi&

Pelaporan

Seksi Program

&Kerjasama

Subag.

Kepeg.&Rt

Subag.

Keuangan

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 7

karyawati balai secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut dibawah

ini :

a) Keadaan Pegawai Menurut Golongan dan Pendidikan

Keadaan pegawai menurut golongan dapat dilihat pada tabel

1 berikut ini :

Tabel-1 : Keadaan PNS Menurut Golongan dan Pendidikan

No Pangkat Gol. Jml (Org)

1 Pembina Utama IV/c 2

2 Pembina Tk. I IV/b 5

3 Pembina IV/a 7

4 Penata Tk. I III/d 7

5 Penata III/c 11

6 Penata Muda Tk. I III/b 11

7 Penata Muda III/a 16

8 Pengatur Tk. I II/d 5

9 Pengatur II/c 8

10 Pengatur Muda Tk. I II/b 10

11 Pengatur Muda II/a 6

12 Juru Tk. I I/d 2

13 Juru I/c 4

14 Juru Muda Tk. I I/b -

15 Juru Muda I/a -

Jumlah I 94 Orang

II TITIPAN

1 Pengatur TK I II/d

1

No Pangkat Gol. Jml (Org)

Jumlah II 1

III BHL

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 8

No Pangkat Gol. Jml (Org)

1. SD - 5

2. SLTP - -

3. SLTA - 20

4 D3 - 1

4. SARJANA - 2

Jumlah III 28

Total (Jumlah I + II + III) 123

b) Keadaan Pegawai Menurut Jabatan/Pekerjaan

Keadaan pegawai menurut jabatan/pekerjaan dapat dilihat

pada tabel 2 berikut ini :

Tabel-2 : Keadaan Pegawai Menurut Jabatan/Pekerjaan

No. Uraian Organik

(org)

THL

(org)

Jumlah

(org)

1 Kepala Balai 1 - 1

2 Kepala Bagian/Bidang 3 - 3

3 Kasubag/Kasie 7 - 7

4 Fungsional Tertentu 28 - 28

5 Tenaga Administrasi 34 1 35

6 Tenaga Teknis 9 - 9

7 Petugas Kantor, Asrama,

Wisma , Kelas dan Lapangan

9 25 34

8 Pengemudi (Sopir) 3 2 5

Jumlah 94 28 122

c) Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keadaan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat

pada tabel 3 berikut ini :

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 9

Tabel-3 : Keadaan Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

No. Uraian

Pendidikan

S3 S2 S1 DPL SLTA SLTP SD JML

1 Kepala Balai - 1 - - - - - 1

2 Kepala

Bagian/Bidang

- 3 - - - - - 3

3 Kasubag/Kasie - 3 3 1 - - - 7

4 Fungsional Tertentu 1 15 12 - - - - 28

5 Tenaga

Administrasi

- 1 14 3 15 1 - 34

6 Tenaga Teknis - - - - 6 3 - 9

7

Petugas Kantor,

Asrama, Kelas

Wisma dan

Lapangan

- - - - 4 2 3 9

8 Pengemudi (Sopir) - - - - 1 - 2 3

Jumlah 1 23 29 4 26 6 5 94

*) Sumber data : Sub.Bag Kepegawaian BBPP-BK Desember2015

C. Aspek Strategis dan Permasalahan utama (strategic issued)

1. Aspek Strategis

a. Sumberdaya Alam

a) BBPP Batangkaluku berada di lahan yang telah bersertifikat seluas

11,51 Hektar yang dilengkapi dengan fasilitas instalasi lahan

praktek, sehingga sangat representative dalam penyelenggaraan

diklat pertanian Teknis Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura,

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Mekanisasi Pertanian,

Tata Guna Air, serta kewirausahaan pertanian.

b) Instalasi lahan praktek yang tersedia seluas 6,849 Hektar, yang terdiri

dari lahan basah seluas 2,849 Hektar danlahankering seluas 4

hektare dilengkapi dengan system irigasi semi teknis yang mengalir

sepanjang tahun, yang berasal dari air sungai Bili-Bili, sehingga

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 10

sangat memungkinkan untuk melakukan praktek budidaya

tanaman pangan, hortikutura, perkebunan, dan tanaman

musiman.

c) Secara demografi BBPP Batangkaluku sangat strategis, mudah

diaksesmelalui transportasi darat, dan laut yang dekat denganIbu

Kota Provinsi, serta BandaraInternasional Sultan Hasanuddin, Maros.

b. Sumberdaya Kelembagaan

a) Organisasi dan Tata Kerja

BBPP Batangkaluku merupakan UPT Badan Penyuluhan dan

Pengembangan SDM Pertanian, dengan Unit Kerja Eselonering II-

b. Dipimpin oleh seorang Kepala Balai.

Eselon III-b dan Eselon IV-a terdiri dari :

1) Eselon III Kepala Bagian Umum membawahi tiga eselon IV,

masing-masingnya :

- Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Rumah Tangga

- Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Instalasi

- Kepala Sub Bagian Keuangan

2) Eselon III Kepala Bidang Program membawahi dua Eselon IV,

masing-masing :

- Kepala Seksi Program dan Kerjasama

- Kepala Seksi Evaluasi dan Laporan

3) Eselon III Kepala Bidang Penyelenggaraan membawahi dua

Eselon IV, masing-masing :

- Kepala Seksi Aparatur

- Kepala Seksi Non Aparatur

b) Penguatan Kelembagaan Melalui Sertifikasi Integrasi Manajemen

Mutu dan Manajemen Lingkungan (ISO 9001:2008, dan

ISO14001:2004)

Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2008), adalah bentuk

konsisten manajemen untuk memberikan standard minimal

terhadap pelayanan penyelenggaraan pelatihan pertanian di

BBPP Batangkaluku secara konsisten, dan sertifikasi ISO 9001:2008

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 11

(manajemen mutu) mulai diterapkan dan diperoleh sertifikasinya

sejak tahun 2007. Pada akhir tahun 2013 BBPP Batangkaluku telah

mengintegrasikan system pelayanan tersebut dengan Sitem

Manajemen Lingkungan, (Integrasi ISO 9001:2008 dengan ISO

14001:2004) secara berkelanjutan.

Melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu, sasaran mutu

terhadap pelayanan penyelenggaraan diklat pertanian di BBPP

Batangkaluku adalah pengukuran tingkat kepuasan peserta diklat

terhadap pelayanan penyelenggaraan diklat. Sedang survelence

untuk Integrasi ISO 9001:2008 dengan ISO 14001:2004 dilaksanakan

melalui Audit Internal oleh Tim Pelaksana ISO, Audit Eksternal, dan

Workshop tindak lanjut ketidaksesuaian.

c) Lembaga Diklat Profesi

Sejak Tahun 2013 BBPP Batangkaluku mandapat mandat dari LSP

(Lembaga Sertifikasi Profesi) Pemerintah, yaitu Badan Penyuluhan

dan Pengembangan SDM Pertanian untuk menyelengggarakan

diklat Profesi khususnya bagi jabatan fungsional RIHP Penyuluh

Pertanian, dan pada Tahun 2015 ini akan dilaksanakan Diklat

Kompetensi (profesi) yang berkaitan dengan Perbenihan Tanaman,

Pertanian Organik, dan Inspektor Pertanian Organik.

d) Tempat Uji Kompetensi (TUK)

Sebagai Lembaga Diklat Profesi BBPP Batangkaluku telah dapat

penugasan pula untuk melaksanakan mandate Uji Kopetensi khusus

bagi pejabat RIHP Penyuluhan Pertanian (Pertanian), yang

dilaksanakan mulai tahun 2013.

e) Penumbuhan dan pembinaan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan

Swadaya (P4S),

Tujuannya adalah pemberian pelayanan sekaligus penyediaan

tempat pelatihan/magang pertanian bagi pelaku utama (non

apartur) yang tidak mungkin diberikan pelayanan

pelatihan/magang secara langsung di BBPP Batangkaluku, yang

tersebar di perdesaan wilayah kerja BBPP Batangkaluku, dan sejak

tahun 2006 BBPP Batangkaluku sampai saat sekarang telah

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 12

membina dan mengklasifikasi sebanyak 102 (seratus dua) unit

Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) yang tersebar

diwilayah kerja 6 (enam) Provinsi se-Sulawesi, dengan klasifikasi

masing-masingnya sbb:

Tabel 4. Sebaran , Jumlah dan Klasifikasi P4S

NO PROVINSI PEMULA MADYA UTAMA JUMLAH

1 SULSEL 24 15 0 39

2 SULBAR 5 3 0 8

3 SULTRA 15 5 0 20

4 SULTENG 8 5 0 13

5 SULUT 11 5 0 16

6 GORONTALO 4 2 0 6

JUMLAH 67 35 0 102

f) Inkubator Usahatani sebagai Unit Pembelajaran Usaha

Tujuan dilaksanakan program Inkubator Usahatani (IUT) adalah

merupakan pengembangan peran BBPP Batangkaluku dalam

pembinaan usaha kecil bidang pertanian/petani dalam

pengembangan usahanya melalui model pembinaan inkubasi

(pemeraman)/pendampingan hingga petani tersebut mampu

mandiri dalam menghadapi persaingan dalam usahanya.

Unit Inkubasi Usahatani di Balai sekaligus menjadi media

pembelajaran kewirausahaan bagi peserta diklat untuk dapat

belajar pada kondisi nyata kegiatan usaha pertanian, sesuai

dengan minat yang akan dikembangkannya.

g) Sumberdaya Manusia

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku memiliki 123

orang tenaga kediklatan yang terdiri dari Pejabat Struktural,

Pejabat Fungsional Widyaiswara, Tenaga Pejabat Fungsional

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 13

Khusus, Pejabat Fungisional Umum, dan Tenaga Harian Lepas (THL)

dengan Kontrak Kerja per tahun.

h) Sumberdaya Teknologi

BBPP Batangkaluku dengan menyandang kekhasan bidang

Mekanisasi Pertanian, memiliki keunggulan dengan tersedianya

alat mesin pertanian yang cukup memadahi, mulai dari peralatan

pengolahan lahan, budidaya tanaman, panen, Pasca Panen, dan

sampai kepada pengolahan hasil pertanian, sehingga BBPP

Batangkaluku mampu melaksanakan diklat pertanian dari hulu

sampai hilir.

Disamping itu, sarana prasarana perbengkelan yang tersedia,

dapat memberikan peluang pengembangan kreatifitas petugas

untuk mengembangkan berbagai alat dan mesin pertanian, baik

melalui modifikasi peralatan yang telah ada, maupun merancang

peralatan baru yang tepat guna dan dibutuhkan oleh petani

dengan biaya murah.

Pengolahan Limbah Pertanian dan pembuatan pupuk

kompos, cair, dan reactor pembuatan Bio Gas dari Kotoran ternak

sapi.

Pendukung fasilitas lainnya, juga diperkuat dengan

tersedianya Perpustakaan dan fasilitas Informasi Teknologi melalui

Web Site BBPP Batangkaluku, perpustakaan on line, yang ditunjang

dengan jaringan WIFI 24 jam.

c. Sarana Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Besar Pelatihan Pertanian

Batangkaluku sampai dengan tahun 2015 dimanfaatkan sebagai fasilitas

dalam rangka mendukung pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Balai,

meliputi : Wisma, Asrama Peserta, Ruang Makan, Ruang Kelas, Aula,

dengan kapasitas asrama dan wisma sebanyak 250 orang, Poliklinik,

Ruang Display, Koperasi, Jalan Kompleks, Lahan praktek, Saluran Irigasi,

Gedung Kantor, Gedung Perpustakaan, Masjid, Sarana Olah Raga,

Lapangan Parkir, Poliklinik, Green House, Unit Pengolahan Pupuk Organik,

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 14

Alat dan Mesin Pertanian, Laboratorium Bahasa, Alat Pengolahan Hasil

Pertanian, Kendaraan Roda Enam, Kendaraan Roda Empat, Kendaraan

Roda Tiga, Kendaraan Roda Dua, Laboratorium Kultur Jaringan dan

Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian (masih dalam tahap

pembangunan Tahun 2015) dan lain-lain.

2. Permasalahan Utama (strategic issued)

Permasalahan yang dihadapi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)

Batangkaluku untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai

lembaga diklat untuk peningkatan kompetensi sumberdaya aparatur dan

non aparatur pertanian adalah sebagai berikut :

a. Aspek Kelembagaan

a) Sebagai UPT BBPP Batangkaluku tidak memiliki kewenangan dalam

pengembangan kelembagaan, sehingga sangat sulit untuk

mengikuti pola-pola pengembangan kompetensi SDM yang

menjadi tuntutan dunia kerja industri pertanian.

b) Belum seluruh instalasi yang ada dapat mengakomodir kebutuhan

kegiatan praktek peserta diklat, dalam mendukung optimalnya

pelayanan penyelenggaraan diklat.

c) Sebaran keberadaan P4S belum merata, sehingga ada beberapa

Kabupaten di Provinsi se Sulawesi (wilayah kerja) masih ada yang

belum ada P4S nya, demikian pula dalam tingkat kemampuan

pengelola P4S, masih banyak didominasi klasifikasi Pemula.

d) Belum optimalnya penggunaan dan ketersediaan sarana prasana

Diklat

e) Belum optimalnya peran dan fungsi Inkubator Usahatani dalam

mendukung penumbuhan usaha kecil pertanian dan diklat berbsis

kewirausahaan pertanian

f) Mandat LDP dan TUK masih Fokus pada Kompetensi Penyuluhan

Pertanian, belum mengarah ke kompetensi (SSKNI) RIHP lainnya.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 15

b. Aspek Ketenagaan

a) Masih belum meratanya kompetensi Widyaiswara dan tenaga

kediklatan lainnya.

b) Masih kurangnya motivasi pengembangan diri Tenaga fungsional

Widyaiswara (Kajiwidya, Karya Tulis Ilmiah, Modul, Jurnal, dll)

c) Belum proposionalnya penempatan tenaga diklat berdasarkan

beban kerja dan kompetensi masing-masing petugas.

c. Aspek penyelenggaraan

a) Standarmutu pelayanan Diklat telah menggunakan Sistem

manajemen Mutu SMM ISO 9001 : 2008, dengan menggunakan

instrumen SOP sabagai acuan instruksi kerja pelayanan, tetapi

dalam implementasinya belum secara optimal dilaksanakan dan

terkoreksi sebagai tindak lanjut perbaikannya, sehingga belum

adanya revisi SOP untuk peningkatan pelayanan penyelenggaraan

diklat.

b) Belum jelasnya penjenjangan diklat (dasar, menengah dan

lanjutan), sesuai Permentan No.49 Tahun 2011 untuk diklat teknis

maupun kewirausahaan

c) Masih sering berulangnya keluhan/complain peserta diklat terhadap

pelayanan penyelenggaraan diklat

d) Belum optimalnya peran dan fungsi P4S dalam pelayanan

peningkatan SDM Petani sekitar melalui penyelenggaraan

permagangan/pelatihan.

e) Jenis Diklat belum sepenuhnya mengakomodir kebutuhan program

Kabupaten/Kota

d. Aspek Kerjasama

a) Belum adanya regulasi terhadap pengelolaan biaya/anggaran

kerjasama sebagai dasar pengenaan tarip kerjasama baik Diklat

maupun kegitan pemanfaatan fasilitas kediklatan.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 16

b) Belum optimalnya pemanfaatan peluang kerjasama diklat dan

permagangan, baik oleh pemerintah maupun oleh swasta.

c) Kurangnya promosi dan sosialisasi peran BBPP Batangkaluku

sebagai tempat/lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pertanian,

dan pengembangansdm lainnya.

e. Aspek Pembiayaan

a) Pembiayaan belum sepenuhnya mengakoodir pelaksanaan

seluruh tugas pokok dan fungsi balai

b) Terbatasnya pembiayaan belanja mengikat (rutin) dalam

menangani kegiatan pemeliharaan dan operasional sehari-hari

perkantoran.

D. Isu strategis

Lingkungan dan isu strategis yang akan melingkupi dan mempengaruhi

pencapaian tujuan organisasi BBPP dalam tugas-tugas penyiapan dan

pengembangan SDM pertanian, baik aparatur maupun non aparatur melalui

diklat, sangat perlu untuk diberikan perhatian analisisnya. Analisis tersebut

dilandaskan kepada faktor Global, regional dan nasional yang nantinya dapat

dijadikan referensi sekaligus solusi dalam mengantisipasi permasalahan yang

mungkin akan timbul, antara lain adalah :

1. Program pembangunan pertanian 2015 – 2019, yang fokus pada: (i)

Kecukupan produksi komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, tebu, sapi,

cabai dan bawang merah) serta pengurangan ketergantungan impor; (ii)

Peningkatan daya saing produk di dalam negeri/antisipasi pasar bebas

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Indonesia sebagai target pasar;

(iii) Pemantapan dan peningkatan daya saing produk; (iv) Diversifikasi

pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan tepung terigu; dan (v)

Peningkatan pendapatan dan peningkatankesejahteraan petani.Dalam

penjabaran program pembangunan pertanian, fokus komoditas pertanian

akan dijadikan landasan untuk pengembangan kapasitas sumberdaya

manusia aparatur dan non aparatur pertanian, dan arahnya kepada

kegiatan Diklat teknis agribisnis komoditas,terutamauntuk menguasai di

bidang teknonologi padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 17

merah. Pelatihan teknis agribisnis komoditasyang meliputi empat subsistem

agribisnis yaitu : (i) Subsistem agribisnis hulu (off-farm) yaitu Diklat yang

berkaitan dengan sarana produksi bagi pertanian; (ii) Subsistem

produksi/usahatani (on-farm agribusiness),yaitu Diklat komoditas padi,

jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah; (iii) Subsistem

agribisnis hilir (off-farm),yaitu Diklat produk pertanian primer menjadi produk

olahan, baik produk antara maupun produk akhir; dan(iv)Subsistem

lembaga penunjang yaitu Diklat yang berkaitan dengan penyediaan jasa

agribisnis.

2. Kebijakan pemerintah dalam Tahun 2015 dalam implementsi

pelaksanaanpencapaian swasembada, melalui peningkatan produksi,

produktifitas dan mutu produk pertanian, dimana target swa sembada

pangan (padi, jagung, dan kedelai) dilaksanakan melalui gerakan operasi

khusus,telah disalurkan alat dan mesin pertanian (Mekanisasi) berupa 7.800

unit hand traktor, 3.000 unit pompa air, dan optimasi lahan 170.000 Ha,

kemudian juga melalui reFokusing anggaran untuk peningkatan produksi

padi, jagung, dan kedelai, sebesar Rp. 4,1 Trilyun, yang disalurkan melalui

kegiatan :

a. Perbaikan jaringan irigasi 1.500.000 Ha

b. Optimasi lahan 500.000 Ha

c. Hand traktor 6.100 unit

d. Pompa air 2.328unit

e. Pengembangan jagung 102.000 Ha

f. Corn seller 204 Unit

g. Dryer 204 unit

h. Perluasan tanaman kedelai 131.500 Ha

i. Pendampingan dan pengawalan penyuluh pertanian

j. Peningkatan produktivitas dn rendementebu

k. Peningkatan produksi

Dari penyaluran bantuanprogram tersebut perlu adanya antisipasi

penyiapan SDM baik aparatur sebagai pembina, serta non

aparatur/petani sebagai operator dan pengguna alat mesin pertanian

tersebut dilapangan, utamanya dengan pemeliharaannya demi

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 18

keberlanjutan dan optimalisasi penggunaan alat mekanisasi pertanian

tersebut dalam mendukung keberhasilan program, untuk itu maka perlu

dirancang berbagai jenis diklat mekanisasi pertanian (operator,

pemeliharaan, perbengkelan, maupun bongkar pasang mesin)

3. Rencana pembentukan pasar tunggaldi kawasan Asia Tenggara pada

akhir 2015 yang dikenal dengan MEA sangat dibutuhkan upaya untuk

memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal

pertumbuhan perekonomianpara anggotanya.Bagi Indonesia sendiri, MEA

akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan

akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan

berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan

meningkatkan Produk Domestik Bruto(PDB) Indonesia.Demikian pula hasil

riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan

pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar bagi

pertumbuhan ekonomi kawasan. Selain MEA dapat menciptakan jutaan

lapangan kerja baru, hal ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600

juta orang yang hidup di Asia Tenggara.Pada 2015 mendatang, ILO merinci

bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14

juta.Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik

22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau

12 juta. Untuk itu pengembangan kapasitas sumberdaya manusia aparatur

dan non aparatur pertanian harus difokuskan pada upaya untuk

menstandarisasi profesi, dan untuk itu dibutuhkan pelatihan yang

bersertifikat, baik untuk sertifikasi profesi maupun sertifikasi keahlian dengan

mengacu pada Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKKNI), sehingga

kompetensi para purnawidya akan mampu bersaing di zona kawasan

ekonomi Asia Tenggara.

BBPP Batangkaluku sebagai lembaga Diklat, untuk menghasilkan SDM

pertanian yang kompeten dan berkarakter, maka perlunya standarisasi

lembaga, sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

2/Permentan/SM.300/J/01/12 tanggal 9 Januari 2012, yang pada gilirannya

mampu bersaing dengan lembaga pelatihan tenaga kerjaswasta dan

dikenal di tingkat internasional.Dan agar para penyelenggaranya

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 19

(Widyaiswara dan tenaga kediklatan lainnya) menjadi pengelola diklat

yang berdaya saing dan bertaraf internasional, maka dibutuhkan

Widyaiwara yang berkualitas sesuai dengan komptensi dan spesialisasinya.

Sesuai dengan Peraturan Kepala LAN Nomor 5 Tahun 2008 tentang Standar

Kompetensi Widyaiswara, kompetensi yang harus dimiliki oleh Widyaiswara

meliputi: (i) kompetensi pengelolaan pembelajaran; (ii) kompetensi

kepribadian; (iii) kompetensi sosial; dan (iv) kompetensi substantive.

Sedangkan penetapan spesialisasi Widyaiswara mengacu pada Petunjuk

Pelaksanaan(Juklak) Standardisasi Tenaga Kediklatan Pertanian Nomor

08/Permentan/OT.140/J/12/11, dengan kekhasan pertanian diwajibkan

memiliki 8 jenis spesialisasi yaitu : (i) Budidaya Tanaman; (ii) Pengelolaan

Limbah Tanaman; (iii) Hama dan Penyakit Tanaman; (iv) Konservasi Lahan

dan Klimatologi; (v) Mekanisasi Pertanian; (vi) Pasca Panen dan Teknologi

Hasil Pertanian; (vii) Sosial Ekonomi Pertanian; dan (viii) Penyuluhan

Pertanian. Sampai saat ini Widyaiswara dan tenaga kediklatan yang ada

di BBPP Batangkaluku sepenuhnya belum didukung oleh Widyaiswara

dengan spesialisasi yang diperlukan.

4. Isu Otonomi Daerah masih perlu menjadi pertimbangan, bahwa otonomi

daerah adalah otoritas yang dimiliki daerah Provinsi, Kabupaten/Kota

dalam menetapkan kebijakan dan arah pembangunan didaerahnya

berdasarkan potensi yang dimilikinya untuk sebesar-besarnya kepentingan

kesejahteraan rakyatnya, demikian pula terhadap pembangunan sector

pertanian, bahwa hampir setiap Kabupaten/kota memiliki program sendiri

dalam rencana pembangunannya.

Tugas kita adalah mensinkronkan (lingkage) program antara program

pembangunan pertanian nasional dengan program yang diusung oleh

masing-masing daerah, baik provinsi maupun kabupaten/Kota, melalui

kegiatan penyelenggaraan diklat Fokus wilayah berbasis program

pembangunan pusat dan daerah.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 20

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Perencanaan Kinerja dituangkan kedalam Dokumen Penetapan Kinerja. Dokumen

penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan

kinerja/perjanjian kinerja antara Plt. Kepala Badan PPSDMP dan Kepala Balai Besar

Pelatihan Pertanian Batangkaluku untuk mewujudkan target kinerja tertentu

berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi, Penetapan Kinerja

disusun setelah DIPA ditertibkan, dan dijadikan lampiran dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 5. Penetapan Kinerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku Tahun

2015

Unit Eselon I : BPPSDMP

Tahun : 2015

Sasaran strategis Indikator Kinerja Outcome Target

1 2 3

1. Meningkatnya

kompetensi aparatur

dan non aparatur

pertanian

Jumlah aparatur dan non aparatur

pertanian yang meningkat

kompetensinya

2.610 orang

1. Jumlah aparatur pertanian

yang meningkat

kompetensinya

1.200 orang

2.

Jumlah non aparatur

pertanian yang meningkat

kompetensinya

1.410 orang

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 21

Sasaran strategis Indikator Kinerja Outcome Target

2.

Terfasilitasinya

ketenagaan pelatihan

pertanian untuk

meningkatkan

kompetensi

Jumlah ketenagaan pelatihan

pertanian yang meningkat

kompetensinya

77 orang

1 Jumlah widyaiswara yang

meningkat

profesionalismenya

37 orang

2 Jumlah ketenagaan teknis

kediklatan yang meningkat

kompetensinya

40 orang

3. Terfasilitasinya

kelembagaan pelatihan

pertanian

Jumlah kelembagaan pelatihan

pertanian yang meningkat

kompetensinya

19 unit

1. Jumlah kelembagaan

pelatihan pertanian yang

meningkat kompetensinya

3 unit

2. Jumlah kelembagaan

pelatihan milik petani (P4S)

yang meningkat

profesionalismenya

16 unit

Jumlah Anggaran Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian : Rp.

Rp. 9.351.480.000,-

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 22

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiba Balai Besar Pelatihan

Pertanian Batangkaluku untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun

kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah dilaksanakan selama

tahun 2015. Sebagai bahan evaluasi kinerja juga dibandingkan dengan kinerja

empat tahun sebelumnya serta kinerja yang diharapkan pada rencana strategis

yang telah disusun yaitu tahun 2015 -2019.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja kegiatan digunakan sebagai dasar untuk menilai

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan

didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-

indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.

Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk mendapatkan data kinerja

yang akurat, lengkap, yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam

rangka perbaikan kinerja tanpa meningggalkan prinsip keseimbangan biaya

dan manfaat, efisiensi dan efektifitas.

Capaian kinerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku tahun 2015

diuraikan masing-masing tiap sasaran strategis dan indikator kinerja, meliputi :

capaian kinerja tahun 2015, perbandingan antara capaian kinerja tahun 2015

dengan tiga tahun sebelumnya (2012, 2013 dan 2014), membandingkan kinerja

tahun 2015 dengan target RENSTRA BBPP Batangkaluku, analisa kegagalan dan

keberhasilan. Sedangkan analisa efisiensi terhadap pemanfaatan sarana

prasarana. Berikut disampaikan uraian capaian kinerja

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 23

1. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015

Unit Eselon I : Badan PPSDMP

Tahun Anggaran : 2015

Tabel 6 : Hasil Pengukuran Kinerja BBPP Batangkaluku Tahun 2015

Sasaran strategis Indikator Kinerja Outcome Target Realisasi %

1 2 3 4 5

1. Meningkatnya

kompetensi

aparatur dan

non aparatur

pertanian

Jumlah aparatur dan non

aparatur pertanian yang

meningkat kompetensinya

2.610 Org 2.855 Org 109.39

1. Jumlah aparatur

pertanian yang

meningkat

kompetensinya

1.200 Org 1.200 Org 100.00

2. Jumlah non aparatur

pertanian yang

meningkat

kompetensinya

1.410 Org 1.655 Org 117.38

2.

Terfasilitasinya

ketenagaan

pelatihan

pertanian untuk

meningkatkan

kompetensi

1.

Jumlah ketenagaan

pelatihan pertanian yang

meningkat

kompetensinya

77 Org 100 Org 129.87

Jumlah widyaiswara

yang meningkat

profesionalismenya

37 Org 42 Org 113.51

Jumlah ketenagaan

teknis kediklatan yang

meningkat

kompetensinya

40 Org 58 Org 145.00

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 24

Sasaran strategis Indikator Kinerja Outcome Target Realisasi %

1 2 3 4 5

3. Terfasilitasinya

kelembagaan

pelatihan

pertanian

Jumlah kelembagaan

pelatihan pertanian yang

meningkat kompetensinya

19 unit 19 unit 100

1 Jumlah kelembagaan

pelatihan pertanian yang

meningkat

kompetensinya

3 unit 3 unit 100

2 Jumlah kelembagaan

pelatihan milik petani

(P4S) yang meningkat

profesionalismenya

16 unit 16 unit 100

Sumber anggaran yang dikelola Balai Besar Pelatihan Pertanian

Batangkaluku terdiri atas Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker BBPP –

Batangkaluku tahun 2015

a. Kegiatan Pelatihan Berdasarkan DIPA Satker BBPP-Batangkaluku

Pencapaian kinerja sasaran strategis Balai Besar Pelatihan Pertanian

Batangkaluku pada tahun 2015, secara global tampak bervariasi dari 100.00%

(aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya, instruktur P4S yang

difasilitasi dan dikembangkan, kelembagaan pelatihan pertanian yang

meningkat kompetensinya, kelembagaan pelatihan milik petani (P4S) yang

meningkat profesionalismenya. sampai dengan 145.00% (Jumlah ketenagaan

teknis kediklatan yang meningkat kompetensinya). Dengan capaian rata-rata

pengukuran kinerja BBPP Batangkaluku sebesar 113.08%.

Berdasarkan 3 (tiga) sasaran strategis, yakni (1) meningkatnya kompetensi

aparatur dan non aparatur pertanian (2) terfasilitasinya ketenagaan pelatihan

pertanian untuk meningkatkan kompetensi, (3) terfasilitasinya kelembagaan

pelatihan pertanian. Maka pencapaian masing-masing sasaran strategis

tersebut adalah sebagai berikut :

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 25

1) Meningkatnya kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian = 109.39%

2) Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan

kompetensinya = 129.87%

3) Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian = 100.00%

Realisasi serapan anggaran pada tahun 2016 telah mencapai target yaitu

98.77% , secara totalitas realisasi fisik Rata –rata capaian kinerja sebesar 113.08%.

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai

berikut:

Mandat Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,

adalah melaksanakan tugas-tugas peningkatan kapasitas sumberdaya manusia

pertanian baik bagi aparatur maupun bagi non aparatur pertanian melalui

pendidikan dan pelatihan.

Upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme bagi sumberdaya

manusia aparatur dan non aparatur pertanian, oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian

(BBPP) Batangkaluku telah dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan

pelatihan, sesuai tugas pokok dan fungsi yang diembannya, diantaranya melalui

diklat-diklat berbasis kompetensi sesuai dengan tugas dan jabatan yang dipangku

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah :

Sasaran Strategis I : Meningkatnya Kompetensi Aparatur Dan Non Aparatur

Pertanian

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 26

Tabel 7. Pencapaian Terget Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kompetensi

aparatur dan non aparatur

Indikator Kinerja Target

(orang)

Realisasi

(orang) %

1.

Jumlah aparatur dan non aparatur

yang meningkat kompetensinya 2.610 2.855 109.39

- Jumlah aparatur pertanian yang

meningkat kompetensinya 1.200 1.200 100.00

- Jumlah non aparatur pertanian

yang meningkat kompetensinya 1.410 1.655 117.38

Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku telah melaksanakan

kegiatan diklat aparatur dan non aparatur yang bersumber dari DIPA BBPP

Batangkaluku Tahun 2015. Diklat aparatur sebanyak 20 jenis kegiatan pelatihan

yang terdiri dari 40 angkatan untuk kegiatan pelatihan regular.

Pelaksanaan diklat di selenggarakan di tiga tempat berbeda yaitu di

BBPP Batangkaluku sebanyak 35 angkatan, di BPSDMP Kendari sebanyak 2

(dua) angkatan dan di BDP Kalasey sebanyak 3 (tiga) angkatan. Pelatihan

teknis pertanian yang direncanakan sebanyak 1.200 orang terealisasi

sebanyak 1.200 orang ( 100% ).

Diklat Non aparatur Pada tahun 2015, Balai Besar Pelatihan Pertanian

Batangkaluku menyusun rencana kegiatan diklat regular sebanyak 8 (delapan)

jenis kegiatan diklat yang dilaksanakan sebanyak 56 angkatan diklat.

Pelaksanaan diklat dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda yaitu di BBPP

Batangkaluku sebanyak 53 angkatan, di BPSDMP Kendari sebanyak 2 angkatan

dan di BDP Kalasey sebanyak 1 angkatan. Jumlah non aparatur yang mengikuti

pelatihan teknis pertanian dan pelatihan manajemen kewirausahaan

pertanian direncanakan sebanyak 1.410 orang terealisasi sebanyak 1.655

orang (117.38%). Persentase pencapaian kinerja melebihi dari target

disebabkan oleh :

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 27

1) Diklat Keliling Teknis Padi, Jagung dan Kedelai Bagi Non Aparatur di BP3K

Output dari diklat ini terlatihnya 400 orang Petani yang memiliki

pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam rangka mendukung program

UPSUS Pajale serta pengembangan Budidaya Tanaman Padi, Jagung dan

Kedelai. Diklat ini direncanakan sebanyak 160 orang dan terealisasi

sebanyak 400 orang peserta, hal ini disebabkan oleh metode diklat yang

mengalami perubahan serta ditunjang dengan ketersediaan anggaran

sehingga calon peserta untuk diklat keliling melebihi rencana yang telah

ditetapkan

2) Diklat Agri Training Camp

Output dari Diklat Agri Training Camp (ATC) ini adalah terlatihnya 60

orang peserta siswa/siswi SLTA dalam konsep dunia pertanian serta

timbulnya minat dan kecintaan peserta terhadap dunia pertanian. Diklat

ini direncanakan sebanyak 60 orang peserta terealisasi sebanyak 70 orang

(116.67%). Jumlah peserta melebihi target sebanyak 10 orang disebabkan

masing-masing sekolah mengirimkan guru pendamping.

Berikut Kinerja tahun 2015 juga dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya

yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014 dengan maksud untuk mengkaji trend peningkatan

dan penurunan kinerja yang dilakukan BBPP Batangkaluku, harapan yang ingin

dicapai organisasi, jika masih rendah capaiannya akan diupayakan meningkat, jika

sudah tinggi capaiannya harus dipertahankan. Perbandingan kinerja ini disajikan

pada table 8 dan grafik perbandingan capaian kinerja dari tiga tahun sebelumnya.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 28

Tabel 8. Pencapaian Terget Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kompetensi

aparatur pertanian

Tahun Target

(orang)

Realisasi

(orang) Capaian Kinerja (%)

1 2011 1.290 1.272 98.60

2 2012 1.470 1.450 98.64

3 2013 1.162 1.148 98.80

4 2014 900 900 100.00

5 2015 1.200 1.200 100.00

Gambar 2. Persentase Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya

Kompetensi Aparatur Pertanian

1,290

1,470

1,162900

1,2001,272

1,450

1,148900

1,200

89.60%

98.64%

98.80%

100.00%

100.00%

84.00%

86.00%

88.00%

90.00%

92.00%

94.00%

96.00%

98.00%

100.00%

102.00%

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1 2 3 4 5

Target (orang) Realisasi (orang) Capaian Kinerja (%)

100.00%

100.00%

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 29

Tabel 9. Pencapaian Terget Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kompetensi

non aparatur pertanian

Tahun Target

(orang)

Realisasi

(orang) Capaian Kinerja (%)

1 2011 330 328 99,39

2 2012 1.904 1.877 98.58

3 2013 636 623 97.96

4 2014 330 335 101.52

5 2015 1.410 1.655 117.38

Gambar 3. Persentase Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya

Kompetensi Non Aparatur Pertanian

Kinerja tahun 2015 jika dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya yaitu

tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 setiap tahunnya terjadi peningkatan, hal ini

disebabkan oleh :

330

1904

636330

1410

328

1877

623 335

1655

99.39 98.58

97.96 101.52

117.38

85

90

95

100

105

110

115

120

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

1 2 3 4 5

Target (orang) Realisasi (orang) Capaian Kinerja (%)

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 30

- Persiapan pelaksanaan diklat khususnya pada pemanggilan calon peserta

sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan sehingga koordinasi dengan

calon peserta yang berada dikabupaten dapat dilakukan dengan baik

- Adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara penyelenggara diklat

dengan Bakorluh Provinsi dalam pemanggilan calon peserta diklat

- Koordinasi dan komunikasi dilakukan sampai tingkat kabupaten sebagai

calon peserta yang telah ditetapkan oleh Bakorluh Provinsi, sehingga

apabila ada peserta yang tidak bersedia langsung dilakukan pergantian

dengan kabupaten yang lain

Kegiatan ketenagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan

dikembangkan adalah peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi pejabat

dan tenaga kediklatan unit pelaksana teknis dan pengembangan kompetensi,

spesialisasi dan profesi widyaiswara.

Pengembangan SDM Pertanian yang merupakan kegiatan

berkesinambungan terwadahi dalam program pemantapan system pelatihan

pertanian yang mencakup empat kegiatan yang salah satunya adalah

pemantapan ketenagaan pelatihan pertanian.

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM aparatur

dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), baik struktural,

fungsional maupun diklat teknis, permagangan, inhouse training, study banding,

kajiwidya, dll

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah :

Sasaran II : Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk

meningkatkan kompetensi

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 31

Tabel 10. Pencapaian Terget Kinerja Sasaran Strategis Terfasilitasinya

Ketenagaan Pelatihan Pertanian Untuk Meningkatkan Kompetensi

Indikator Kinerja Target

(Org)

Realisasi

(Org)

%

1.

Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian

yang meningkat kompetensinya :

77 100 113.51

- Jumlah widyaiswara yang meningkat

profesionalismenya

37 42 113.51

- Jumlah ketenagaan teknis kediklatan

yang meningkat kompetensinya

40 58 145.00

a. Pengembangan Kompetensi, Spesialisasi dan Profesi WI

Dalam penyelenggaraan diklat, widyaiswara maupun petugas

mempunyai peran dan kedudukan yang strategis bahkan menentukan.

Mengingat pentingnya peran dan kedudukan widyaiswara maupun petugas

dalam penyelenggaraan pelatihan dan statusnya sebagai SDM aparatur,

diperlukan upaya-upaya khusus untuk meningkatkan

kualitaswidyaiswara/petugas melalui kegiatan peningkatan profesionalisme

widyaiswara dan petugas serta pembinaan anti korupsi.

Peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi widyaiswara untuk DIPA

BBPP Batangkaluku pengelolaan anggarannya dilaksanakan di 3 (tiga) Balai

diklat yaitu : di BBPP Batangkaluku, BPSDMP Kendari dan BDP Kalasey dengan

rincian sebagai berikut :

1) BBPP Batangkaluku

Dalam rangka peningkatan kapasitas kompetensi petugas dan

WI dari yang direncanakan 77 orang terealisasi 100 orang. Peningkatan

profesionalisme widyaiswara dilakukan melalui kegiatan diklat, magang,

pelatihan, seminar dan workshop antara lain yaitu Diklat Instruktur Budidaya

Kedelai, Diklat Fasilitator Organik, Diklat Instruktur Perbenihan, Diklat

kemampuan Dasar bagi Widyaiswara Bidang Kewirausahaan Agribisis,

Penyusunan Bahan Ajar Berbasis GAP, GHP dan GMP, Penyusunan Bahan

Ajar Pajale berbasis C-Bed dalam rangka peningkatan produksi Pajale,

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 32

Seminar Nasional Serealia, Apresiasi kapasitas tenaga kediklatan, Finalisasi

Penyusunan bahan Pajale bagi Babinsa dan Penyuluh, Training Cours an

Perfomance Management for Trainer dan Midde Level Manager, Bimtek

calon Assessor Kompetensi , Penyusunan Juklak Persiapan melalui Diklat

Pertanian Mandukung Gerakan Pemberdayaan Petani erpadu, Workshop

E-Training, Penusunan SKKNI Mekanisasi, Apresiasi Peningkatan Kapasitas

Tenaga Kediklatan, Worshop E- Training Tahap II, In House Training

Multimedia, Lokakarya Penyiapan Pertanian Mendukung Gerakan

Pemberdayaan Petani Terpadu dengan Penyusunan Modul 7 Komoditas

Strategis, Bimtek Calon Assessor Pertanian Organik, Seminar Peningkatan

Nilai Tambah dan Daya Saing Kakao, Pertemuan Tenaga Kediklatan di

Hotel PIH, Magang Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Kakao.

2) BPSDMP Kendari

Kegiatan peningkatan profesionalisme widyaiswara dilakukan melalui

kegiatan magang, studi banding dan workshop.

3) BDP Kalasey

Peningkatan profesionalisme widyaiswara dilakukan melalui kegiatan

kajiwidya

b. Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Bagi Pejabat dan Tenaga Kediklatan

UPT

Profesionalisme petugas dilakukan melalui kegiatan Studi Banding dan

Magang antara lain :

- Study Banding tentang administrasi kepegawaian dan aplikasi persuratan

di BBPP Lembang dan BKD Provinsi Jawa Barat

- Study Banding tentang Kopi dan Kakao di Puslit Kab. Jember, P4S Yoganik

dan Kelompok Tani Nengger di Kab. Probolinggo Provinsi Jawa Timur

- Study Banding tentang PNBP dan Penataan asrama peserta diklat di BBKH

Cinagara, PPMKP Ciawi dan BPSDM Kum HAM

- Diklat Fungsional Perencana

- Workshop e-Sipp

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 33

c. Diklat Kewirausahaan Bagi Widyaiswara

Diklat kewirausahaan bagi widyaiswara. Diklat ini dilaksanakan selama

tujuh hari dengan rencana peserta sebanyak 25 orang terealisasi sebanyak 25

orang (100%).

Kegiatan pengembangan kompetensi, spesialisasi dan profesi WI,

realisasi fisik melebihi target disebabkan banyaknya undangan untuk mengikuti

kegiatan peningkatan profesionalisme widyaiswara didalam dan luar provinsi

Berikut capaian kinerja selama tahun 2015 dibandingkan dengan tahun

2011, 2012, 2013 dan 2014 :

Tabel 11. Capaian Kinerja Tahun 2015 Dibandingkan Dengan Tahun 2011,

2012, 2013 dan 2014

Tahun Target

(orang)

Realisasi

(orang) Capaian Kinerja (%)

1 2011 47 52 110.64%

2 2012 72 169 234.72%

3 2013 146 146 100.00%

4 2014 129 237 183.72%

5 2015 77 100 113.51%

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 34

Gambar 4. Persentase Capaian Kinerja Terfasilitasinya Ketenagaan Pelatihan

Pertanian Untuk Meningkatkan Kompetensi

Dari tahun ke tahun capaian kinerja Ketenagaan Pelatihan Pertanian

mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena BBPP Batangkaluku sebagai

UPT BPPSDMP dituntut untuk memperhatikan peningkatan kualitas dan

profesionalime SDM yang dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan

(diklat), baik struktural, fungsional maupun diklat teknis, permagangan, inhouse

training, study banding, dan kajiwidya.

47

72

146129

77

52

169

146

237

100110.64%

234.72%

100.00%

183.72%

113.51%

0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

200.00%

250.00%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5

Target (orang) Realisasi (orang) Capaian Kinerja (%)

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 35

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah :

Tabel 12. Pencapaian Target Kinerja Sasaran Strategis Terfasilitasinya

Kelembagaan Pelatihan Pertanian

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai

berikut :

a. Kelembagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan

Kelembagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan

terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

a) Inkubator Usaha Tani

Inkubator Usaha Tani (IUT) merupakan unit pembelajaran

usahatani dan manajemen, penyedia layanan informasi, konsultasi,

bimbingan, pembinaan dan pendampingan usahatani, mediator dalam

menjembatani kemitraan menengah/besar dan pelaku usaha lainnya,

mediator dalam menjembatani aksesibilitas pengguna jasa inkubator

terhadap sumber-sumber informasi teknologi, pasar, permodalan dan

sumber daya lainnya. Ruang lingkup Inkubator agribisnis BBPP

Batangkaluku meliputi kegiatan dan proses inkubasi yang dilakukan

pada 5 (lima) Unit Pembelajaran, yaitu :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Terfasilitasinya kelembagaan

pelatihan pertanian

19 Unit 19 Unit 100.00

- Jumlah Kelembagaan Pelatihan

Pertanian yang Meningkat

Kompetensinya

3 unit 3 unit 100.00

- Jumlah Kelembagaan Pelatihan

Milik Petani (P4S) yang

meningkat profesionalismenya

16 unit 16 unit 100.00

Sasaran III : Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 36

1. Unit Pembelajaran Alat Mesin Pertanian

2. Unit Pembelajaran jamur Tiram

3. Unit Pembelajaran Budidaya Pertanian dan Perkebunan

4. Unit Pembelajaran Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk

Organik / Kompos

5. Unit Pembelajaran Pengolahan Hasil Pertanian

b) Surveliance Audit ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004

Semakin berkembangnya organisasi dan kebutuhan organisasi,

menuntut adanya penerapan standar yang beragam serta sesuai

dengan kebutuhan organisasi dimasa mendatang. Tidak jarang sebuah

organisasi kemudian memerlukan pengakuan secara internasional

mengenai penerapan standar internasional dengan melakukan proses

sertifikasi pada lebih dari satu standar.

Integrasi sistem bukan berarti menghilangkan esensi pelaksanaan

sistem-sistem yang spesifik dan telah ada, namun justru dengan integrasi

sistem membantu organisasi untuk melakukan efesiensi dan efektifitas

dari segala segi. Integrasi sistem secara umum ditujukan untuk beberapa

hal, antara lain :

a) Meningkatkan fokus bisnis

b) Pendekatan holistik dalam manajemen bisnis

c) Meminimumkan konflik antar system

d) Meminumkan duplikasi

e) Efektifitas dan Efisiensi audit baik eksternal maupun internal

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2008 merupakan standar

internasional untuk system manajemen mutu / kualitas manajemen bagi

organisasi. Sedangkan sistem Manajemen mutu ISO 14000:2004 adalah

merupakan standar internasional untuk system manajemen mutu

lingkungan.

Untuk menjamin tercapainya tujuan organisasi BBPP Batangkaluku

sebagai unit pelaksana teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan

Sumberdaya Manusia Pertanian, perlu melaksanakan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001-2008 dan Sistem Manajemen Mutu Lingkungan ISO

14001:2004.Dalam rangka persiapan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 37

9001-2008 dan ISO 14001:2004, Adapun kegiatannya adalah persiapan

dokumentasi, penyusunan pedoman sistem manajemen integrasi,

identifikasi kesesuaian SOP dan IK, Review implementasi SMI ISO, Internal

audit, rapat tinjauan manajemen, perbaikan hasil audit internal/tindakan

korektif dan parentif dan audit eskternal.

Dari hasil audit yang dilakukan oleh PT. TUV Rheinland Indonesia

selaku lembaga yang berwenang menilai dan mengeluarkan rekomendasi

Sertifikasi dihasilkan bahwa BBPP Batangkaluku berhak mempertahankan

sertifikat Sistem Manajemen Integrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004.

Dengan direkomendasikannya BBPP Batangkaluku untuk

memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004, maka BBPP

Batangkaluku bertekad secara optimal dengan semua sumber daya yang

tersedia untuk:

Senantiasa meningkatkan mutu pelayanan, sesuai dengan tugas dan

tanggung jawabnya

Berkomitmen dalam usaha pencegahan pencemaran lingkungan.

Berperan aktif dalam usaha pelestarian dan perbaikan alam

Senantiasa memenuhi sasaran mutu dan lingkungan serta persyaratan

dan per-undang-undangan yang berlaku

Mendokumentasikan, menerapkan, memelihara, meninjau dan

meningkatkan efektivitas system manajemen intergrasi (ISO 9001-2008

dan ISO 14001-2004) secara berkelanjutan.

Mengkomunikasikan system manajemen integrasi ini kepada seluruh

personil BBPP Batangkaluku serta pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Jumlah kelembagaan pelatihan milik petani (P4S) yang meningkat

profesionalismenya

a) Identifikasi P4S Berprestasi

Pada tahun 2013, BBPP Batangkaluku telah melakukan kegiatan

klasifikasi P4S di wilayah Sulawesi untuk mengetahui potensi dan kapasitas

P4S yang ada. Kegiatan klasifikasi P4S secara tidak langsung bertujuan

untuk mengetahui prestasi nyata yang telah dibuat oleh P4S dalam

bidang pengembangan usaha pertanian dan kegiatan pelatihan /

permagangan. Untuk mengapresiasi prestasi P4S tersebut perlu diberi

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 38

penghargaan kepada P4S yang dianggap berprestasi. Guna mendukung

kegiatan tersebut, maka BBPP Batangkaluku melaksanakan kegiatan

“Identifikasi Calon P4S Berprestasi”.

Tujuan dilaksanakan kegiatan “Identifikasi Calon P4S Berprestasi”

adalah sebagai berikut :

- Melakukan penilaian terhadap P4S yang dianggap berprestasi dalam

mengembangkan penyelenggaraan pelatihan / permagangan bagi

petani;

- Memberikan motivasi bagi para pengelola P4S dalam

mengembangkan usaha agribisnis dan jejaring kerja pada

pemberdayaan masyarakat pedesaan;

- Mengetahui dampak dan manfaat keberadaan P4S bagi masyarakat

tani di sekitarnya.

Kegiatan “Identifikasi Calon P4S Berprestasi” dilaksanakan pada di 6

(enam) provinsi se–Sulawesi.

b) Workshop Sistem Monitoring dan Pelaporan Kegiatan P4S Berbasis Web

Salah satu kendala yang dihadapi dalam melakukan pembinaan

P4S adalah kurangnya data dan informasi tentang kegiatan penyiapan

dan pengembangan SDM petani melalui Pelatihan/Permagangan di P4S.

Hal ini disebabkan oleh lemahnya Sistem Monitoring dan Pelaporan

kegiatan P4S.

Sebagai upaya untuk mengatasi kendala tersebut diatas, BBPP

Batangkalu melaksanakan Workshop Penumbuhan dan Pengembangan

P4S yang bertema : “Sistem Monitoring dan Pelaporan Kegiatan P4S

berbasis Web”

Kegiatan Workshop ini menghasilkan rumusan sebagai berikut :

- Sosialisasi Sistem Monitoring Dan Pelaporan Kegiatan P4S kepada

seluruh anggota P4S di wilayahnya dilakukan oleh masing-masing

pengurus FK –P4S provinsi;

- Peloparan kegiatan P4S di wilayah kerja masing-masing FK-P4S ,

diupload melalui blog FK-P4S;

- Data kegiatan yang diupload adalah data kegiatan P4S tahun 2015;

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 39

- Pembaharuan data dilakukan setiap saat oleh pengurus FK-P4S

berdasarkan laporan singkat pelaksanaan kegiatan P4S di wilayah

kerja FK-P4S;

- BBPP Batangkaluku melakukan monitoring kegiatan P4S berdasarkan

data kegiatan yang duplod melalui blog FK-P4S. Berdasarkan data

tersebut akan dirumuskan kegiatan pembianaan yang akan

dilakukan olen BBPP Batangkaluku.

- BBPP Batangkaluku akan mengupayakan fasilitasi/ penganggaran

bagi FK-P4S untuk melakukan pertemuan dengan anggotanya

minimal dua bulan sekali yang agenda kegiatannya adalah

membahas permasalahan yang dihadapi oleh P4S serta upaya

pemecahannya dan upaya-upaya untuk menguatkan

kelembagaan P4S. Hasil pertemuan diupload di Blog FK-P4S

c) Fasilitasi Permagangan P4S

Kegiatan dari fasilitasi kelembagaan yang akan diselenggarakan di

P4S ini adalah pelatihan/permagangan yang diarahkan pada jenis

pelatihan teknis atau kewirausahaan untuk mendukung empat sukses

pembangunan pertanian.

Adapun Pelatihan / Permagangan yang dilaksanakan diP4S sebagai

berikut:

Tabel.13 Daftar P4S Yang Melaksanakan Pelatihan/Permagangan di P4S

No Nama P4S Kabupaten Judul Magang

Sulawesi Selatan

1. Citra Mandiri Bulukumba Magang Teknologi Budidaya

Manggis Bagi Petani

2. Asamayama Maros Diklat Budidaya Tanaman Jagung

3. Alam Indah Pinrang Magang Budidaya Jagung

4. Bulu Ballea Gowa Magang Agribisnis Dan Budidaya

Sayuran Dataran Tinggi

5. Mitra Tani Luwu Pelatihan Agribisnis Kakao Bagi

Petani dan Kelompok Tani

Sulawesi Barat

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 40

No Nama P4S Kabupaten Judul Magang

1. Sipatuo

Polman Magang Teknologi Pupuk Cair Bagi

Petani

2. P4S samusenga'na Mamuju Penerapan PSPSP Pada Tanaman

Kakao

Sulawesi Tenggara

1. Kota Tani Konawe Magang Usaha Mina Padi Bagi

Petani

2. Mitra Tani Kolaka Magang Budidaya Jagung

Sulawesi Tengah

1. Sumber Wangi Parigi

Moutong

Magang Pengolahan Hasil

Pertanian

2. Berkah Puspa Reka Banggai Magang Budidaya Salak Pondoh

Sulawesi Utara

1. Manusia Mandiri Minahasa

Selatan

Penerapan Teknologi Ramah

Lingkungan

2. Kharisma Minahasa

Utara

Pengolahan Hasil Tanaman Kedelai

3. Eufraino Manado

Magang Pengolahan Pajale Bagi

Petani dan Masyarakat Umum Kota

Manado

Gorontalo

1. Harapan Tani Pohuwato Magang Hortikultura Cabai Malita

FM

2. Mandiri Gorontalo Magang Pemanfaatan Limbah dan

Sampah Rumah Tangga Untuk

Pupuk Dan Pestisida

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 41

Tabel 14. Capaian Kinerja Terfasilitasinya Kelembagaan Pelatihan UPT Pusat

Yang Difasilitasi dan Dikembangkan Tahun 2015 Dibandingkan

Dengan Tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014

Tahun Target (Unit) Realisasi

(Unit) Capaian Kinerja (%)

1 2011 1 1 100.00

2 2012 1 1 100.00

3 2013 1 1 100.00

4 2014 3 3 100.00

5 2015 3 3 100.00

Tabel 15. Capaian Kinerja Terfasilitasinya Kelembagaan Pelatihan UPT Pusat

Yang Difasilitasi dan Dikembangkan (P4S) Tahun 2015 Dibandingkan

Dengan Tahun 2011,2012,2013 dan 2014

Tahun Target (P4S) Realisasi

(P4S) Capaian Kinerja (%)

1 2011 34 34 100.00

2 2012 17 17 100.00

3 2013 40 40 100.00

4 2014 29 29 100.00

5 2015 16 16 100.00

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 42

Gambar 5. Persentase Capaian Kinerja Terfasilitasinya Kelembagaan Pelatihan

Milik Petani (P4S)

Dari tahun ke tahun capaian kinerja kelembagaan pelatihan milik petani

(P4S), realisasi kegiatan sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan kegiatan P4S

(Fasilitasi dan Pemagangan) telah dipersiapkan lebih awal berupa sosialisasi terkait

fasilitasi permagangan, Membantu dalam pembuatan proposal dan penyusunan

kurikulum permagangan di P4S, melakukan pengawalan permagangan di P4S

sehingga kegiatan fasilitasi dan permagangan di P4S dapat terlaksana dengan

baik dan sesuai dengan rencana

2. Analisis Efisien Penggunaan Sumber Daya

a. Efisiensi Penggunaan Sarana dan Prasarana

Pada Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Ruang lingkup

manajemen sarana prasarana meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan,

penginventarisasian, pemeliharaan dan penghapusan sarana prasarana.

Penyediaan sarana dan prasarana kantor khususnya penyediaan asset

tanah dan bangunan kantor di lingkungan BBPP Batangkaluku menjadi

perhatian yang sangat serius, baik penyediaannya maupun efisiensi dalam

pemanfaatannya. Untuk melihat efisiensi tingkat efsiensi pemanfaatan gedung

kantor beserta fasilitas pendukungnya, dilakukan tinjauan dengan pendekatan

sebagai berikut :

34

17

40

29

16

34

17

40

29

16

100%

100% 100%

100%

100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 5

Target (orang) Realisasi (orang) Capaian Kinerja (%)

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 43

Sarana BBPP Batangkaluku terdiri dari barang bergerak dan barang tak

bergerak. Barang tak bergerak meliputi bangunan kantor, bangunan

asramaaa, ruangan aula dan klelas, laboratorium, bangunan rumah makan,

rumah dinas dan lain-lain.

Bangunan asrama terdiri dari lima bangunan, yaitu asrama bawakaraeng,

asrama latimojong, asrama bulusaraung, asrama bambapuang dan asrama

lompobattang. Bangunan asrama dimanfaatkan/digunakan jikalau terdapat

pelatihan/diklat yang diselenggarakan di BBPP Batangkaluku. Daftar

penggunaan asrama dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 16. Daftar Penggunaan Asrama Tahun 2015

No Sarana/Fasilitas Jumlah Kamar

(Buah)

Daya Tampung

(Org)

1 Asrama

Bawakaraeng

16 48

2 Asrama Latimojong 16 50

3 Asrama Bulusaraung 17 45

4 Asrama

Bambapuang

16 32

5 Asrama

Lompobattang

32 72

Jumlah 97 247

Kapasitas pemakaian asrama selama setahun dengan asumsi :

Pemakaian 8 (delapan) bulan = 240 Hari

Kapasitas = 247 Orang

Total = 240 * 247 = 59.280 Mandays

Pemakaian asrama dalam setahun untuk pelaksanaan diklat aparatur dan non

aparatur dari bulan Maret – Desember :

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 44

Tabel. 17. Pemakaian Asrama Selama Tahun 2015

Jenis Diklat Jumlah Total (Mandays)

Non Aparatur 19 Angkt * 30 Org* 7 Hari 3.990

Aparatur 11 Angkt * 30 Org* 7 Hari 2.310

Kerjasama 14 Angkatan 12.611

Total 21.825

Untuk melihat efisiensi pemanfaatan asrama beserta fasilitas pendukungnya,

dilakukan tinjauan dengan pendekatan sebagai berikut, kapasitas asrama BBPP

Batangkaluku selama 1 tahun adalah 59.280 orang, namun pemakaian asrama

selama tahun 2015 adalah 21.825, artinya selama setahun hanya 37%

pemakaian asrama untuk diklat.

Kondisi tidak seimbangya antara jumlah asrama dan pemakaian asrama

selama setahun disebabkan oleh diklat pada tahun 2015 lebih banyak

dilaksanakan dikabupaten, untuk itu dilakukan beberapa upaya diantaranya

bekerjasama dengan dinas pertanian, perkebunan, bakorluh, BP4K dan lain-lain

di wilayah Sulawesi dalam hal kerjasama diklat.

b. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Manusia

Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsinya yang

efektif dan efisien adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dengan

jumlah yang cukup dan kualitas yang tinggi serta professional sesuai dengan

fungsi dan tugasnya. Perencanaan SDM adalah sebagai proses untuk

menentukan jumlah dan jenis manusia yang dibutuhkan oleh organisasi dalam

waktu dan tempat yang tepat serta melakukan tugas sesuai dengan yang

diharapkan.

Penyusunan SDM pada BBPP Batangkaluku dimaksudkan untuk menjamin

agar kebutuhan SDM dapat terpenuhi secara konstan., baik dari kualitas

maupun kuantitas. Untuk itu perencanaan SDM sudah merupakan bagian

integral dari fungsi manajemen SDM bahkan dianggap sangat vital bagi

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kementerian

Manajemen sumberdaya manusia adalah suatu proses merencanakan,

melaksanakan, mengendalikan dan menghasilkan segala bentuk aktivitas kerja

untuk dapat meningkatkan kinerja pegawai. Kaitan antara manajemen

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 45

sumberdaya manusia dengan peningkatan kinerja sangat berkaitan erat,

sehingga menjadi perhatian bagi Kementerian mengembangkan adanya

peningkatan sumberdaya manusia sesuai dengan peningkatan kinerja yang

dicapainya.

Untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan sumber daya manusia

digunakan pendekatan membandingkan output dengan sumberdaya

manusia yang digunakan dalam mendukung kinerja. Karena masalah yang

dihadapi oleh BBPP Batangkaluku adalah keterbatasan jumlah pegawai yang

langsung menangani kediklatan dan kegiatan lainnya, adapun inventarisasi

nama jabatan dan jumlah pemangku jabatan BBPP Batngkaluku sebagai

berikut :

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 46

Dari tabel inventarisasi diatas dapat dilihat bahwa jumlah jabatan yang ada

sebanyak 51 (lima puluh satu) jabatan yang terdiri dari : Widyaiswara Muda,

Widyaiswara Pertama, Pranata Komputer, Pustakawan, Arsiparis, Kepala Bagian Umum,

Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan RT, Administrasi Kepegawaian, Administrasi

Persuratan, Administrasi Kearsipan, Pengelola Asrama, Pengelola Instalasi Listrik dan Air,

Pengelola Kendaraan, Pengelola Taman, Pengemudi Mobil, Penyiap Bahan Publikasi

dan Sosialisasi Informasi, Pemelihara Gedung, Sekretaris, Kepala Sub Bagian Keuangan,

Bendahara, Administrasi Keuangan, Pengelola SAK, Kepala Sub Bagian Perlengkapan

dan Instalasi, Administrasi Barang, Administrasi Usaha BMN, Analisis Pengolah Hasil

Perhatian, Montir, Operator Mesin, Pengelola Simak BMN, Pengelola Bengkel Latih,

Pengelola Laboratorium, Pengelola Lahan Praktek, Pengelola Perpustakaan, Petugas

Instalasi Lahan Praktek dan Screen House, Kepala Bidang Program dan Evaluasi, Kepala

Seksi Program dan Kerjasama, Penyusun Bahan Rencana Kerja dan Anggaran Sistem

dan Metoda, Admintrasi Program dan Kerjasama, Penyusun Data dan Informasi, Seksi

Evaluasi dan Pelaporan, Administrasi Umum, Analis Rencana Program dan Kegiatan,

Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Pelatihan, Kepala Seksi Aparatur, Administrasi

Kemahasiswaan dan Alumni, Pengelola Database Pendidikan, Penyiap Bahan

Penyusunan Kurikulum, modul dan bahan ajar, Kepala Seksi Non Aparatur, Administrasi

Kemahasiswaan dan Alumni, Pengelola Database Pendidikan dan Penyiap Bahan

Penyusunan Kurikulum, Modul dan Bahan Ajar.

Dari Hasil analisis didapatkan bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk

mengerjakan jumlah jabatan yang ada yaitu 123 orang. Sementara jumlah pegawai

yang ada yaitu sebanyak 92 orang jadi BBPP Batangkaluku masih membutuhkan

pegawai sebanyak 31 orang, yang terdiri dari :

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 47

Tabel 18. Daftar Kebutuhan Pegawai BBPP Batangkaluku

No Nama Jabatan Kebutuhan Pegawai

(Org)

1 Fungsional Tertentu

Widyaiswara Madya 1

Widyaiswara Muda 4

Pranata Komputer 2

Pustakawan 1

Arsiparis 1

2 Sub Bagian Kepegawaian dan RT

Administrasi Persuratan 1

Pengelola Asrama 5

Pengelola Listrik dan Air 1

Pengelola Taman 1

Pengemudi Mobil 3

Penyiap Bahan Publikasi dan Sosialisasi

Informasi

1

Pemelihara Gedung 1

Penyiap Bahan Publikasi dan Sosialisasi

Informasi

1

3 Sub Bagian Perlengkapan dan Instalasi

Pengelola Bengkel Latih 2

Pengelola Lahan Praktek 1

4 Seksi Program dan Kerjasama

Penyusunan Bahan Rencana Kerja dan

Anggaran Sistem dan Metoda

1

Penyusun Data dan Informasi 1

5 Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Analis Pelaporan 1

Analis Rencana Program dan Kegiatan 1

6 Seksi Aparatur

Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni 1

7 Seksi Non Aparatur

Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni 1

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 48

c. Efisiensi Penggunaan Anggaran

Dari total penyerapan anggaran DIPA BBPP Batangkaluku tahun 2015,

yaitu Rp. 23.688.849.588,- atau 97,88% sebesar Rp. 9.064.498.325,- adalah

realisasi program dan capaian kinerja terhadap penetapan kinerja tahun 2015.

Efisiensi penggunaan anggaran sangat bermanfaat dalam rangka melakukan

optimalisasi pencapaian target-target fisik.

Tabel 19. Tingkat Efisiensi Anggaran Terhadap Output Program Prioritas

No

Sasaran Strategis

Realisasi/Capaian Tingkat Efisiensi

Anggaran Terhadap

Output Yang

Dihasilkan % Input % Output

1 Meningkatnya kompetensi

aparatur dan non aparatur

pertanian

97.98 108.5 1.107

2 Terfasilitasinya ketenagaan

pelatihan pertanian yang

meningkat kompetensinya

96.43 129.87 1.346

3 Terfasilitasinya

kelembagaan pelatihan

pertanian

96.97 100 1.031

Rata – Rata 97.12 112.79 1.161

Dari perhitungan dalam tabel diatas dapat diketahui bahwa :

1) Seluruh 3 (tiga) sasaran strategis tersebut memiliki tingkat efisiensi E > 1

yang berarti sangat efisien, dengan rata-rata tingkat efisiensi adalah E =

O : I = 1.161

2) Dengan tingkat efisiensi sebesar rata-rata 1.161 tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa keluaran (output) dari kegiatan ini dapat

dilaksanakan dan mencapai target dengan proporsi output lebih besar

dari input (anggaran yang digunakan)

3) Dengan masing-masing program/kegiatan prioritas tersebut masih

memiliki proporsi presentase anggaran yang tidak terserap disebabkan

oleh beberapa hal yaitu :

- Pada kegiatan diklat bagi aparatur dan non aparatur biaya

perjalanan peserta tidak terserap karena terdapat perubahan asal

peserta dari yang direncanakan dan harga tiket peserta yang

berfluktuasi sehingga terdapat perubahan jumlah anggaran yang

dibutuhkan untuk perjalanan peserta

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 49

- Pada kegiatan ketenagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan

dikembangkan, biaya kegiatan peningkatan profesionalisme bagi

petugas ditanggung oleh pihak penyelenggara

- Pada Kegiatan lainnya realisasi keuangan tidak terserap secara

keseluruhan karena penggunaan anggaran digunakan sesuai

kebutuhan operasional

B. Realisasi Anggaran

Berdasarkan alokasi anggaran Balai Besar Pelatihan Pertanian

Batangkaluku Tahun 2015, pagu anggaran yang digunakan untuk mewujudkan

kinerja organisasi sesuai dengan dokumen kinerja adalah Rp. 9.184.330.000,-.

Realisasi penyerapan anggaran pada masing-masing program sampai dengan

tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 9.064.498.325,- atau 98.70% dari

pagu anggaran. Pencapaian realisasi anggaran masing-masing program

disajikan pada tabel 20.

Tabel 20. Realisasi Anggaran BBPP Batangkaluku Tahun 2015

No Indikator Kinerja Target (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Jumlah aparatur

pertanian yang

meningkat

kompetensinya

3.651.882.000 3.618.098.650 99.07

2 Jumlah non aparatur

yang meningkat

kompetensinya

4.124.533.000 4.078.641.750 98.89

3 Jumlah ketenagaan

pelatihan pertanian

yang meningkat

kompetensinya

578.995.000 558.305.100 96.43

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 50

Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka secara

proporsional angka realisasi serapan anggaran pada tahun 2015 lebih tinggi

dibandingkan tahun 2014, namun pencapaian kinerja tahun 2014 lebih tinggi

dibandingkan tahun 2015. Perkembangan realisasi serapan anggaran BBPP –

Batangkaluku selama 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang fluktuatif

seperti tampak pada tabel 21 berikut ini :

Tabel 21. Perkembangan Realisasi Serapan Anggaran Dan Capaian Kinerja Sasaran

Strategis BBPP Batangkaluku Tahun 2010 – 2015

Tahun Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.)

Realisasi

Keuangan

(%)

2011 16.051.275.000 15.012.916.909 93.53

2012 21.874.133.000 21.086.475.983 96,40

2013 19.435.176.000 18.313.300.155 94.23

2014 17.633.254.000 16.744.516.259 95.09

2015 9.184.330.000 9.064.498.000 98.70

C. Capain Kinerja Lainnya

No Indikator Kinerja Target (Rp) Realisasi (Rp) %

4 Jumlah

kelembagaan

pelatihan pertanian

yang meningkat

kompetensinya

304.420.000 287.395.000 94.41

5 Jumlah

kelembagaan

pelatihan milik

petani (P4S) yang

meningkat

profesionalismenya

524.500.000 522.057.825 99.53

Total 9.184.330.000 9.064.498.325 98.70

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 51

BBPP Batangkaluku selain menggunakan dana Rupiah Murni (RM) dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya, BBPP juga menggunakan dana PNPB.

Kegiatan ini merupakan penerimaan negara bukan pajak yang di pungut

melalui bendahara penerima. PNBP Meliputi Penerimaan Umum dan Fungsional

dimana pada tahun 2015, Penerimaan Umum Meliputi: Pendapatan Sewa

Tanah, Gedung, dan Bangunan; pendapatan denda keterlambatan

penyelesaian pekerjaan pemerintah; penerimaan kembali belanja pegawai

pusat TAYL; penerimaan kembali belanja lainnya TAYL; pendapatan pelunasan

ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara.

Pendapatan Fungsional meliputi: Pendapatan Penjualan hasil pertanian,

kehutanan dan perkebunan; pendapatan penjualan hasil peternakan dan

perikanan; pendapatan jasa lainnya

Penerimaan PNBP sebesar Rp. 257.853.000,- dan telah terealisasi sebesar

Rp. 256.619.000,- dipergunakan untuk pengadaan belanja barang operasional

lainnya untuk mendukung kegiatan balai. Capaian kinerja penerimaan PNBP

(%) tahun 2010 – 2015 sebagaimana gambar berikut :

Gambar 6. Target dan realisasi penerimaan PNBP

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 52

Realisasi penerimaan PNBPdari tahun 2011 – 2015 setiap tahunnya mengalami

peningkatan, selalu lebih dari 100% bahkan pada tahun 2015 terjadi peningkatan

sebesar 375,80, angka ini menggambarkan bahwa setiap tahunnya peneriman PNBP

yaitu dari hasil-hasil pertanian, sewa asrama, kelas dan aula, sewa rumah dinas terjadi

peningkatan

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 53

BAB IV

PENUTUP

Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku mempunyai mandat bersifat

regional dan nasional, yang memiliki kekhasan bidang mekanisasi pertanian. Balai Besar

Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan

Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, adalah melaksanakan tugas-tugas

peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pertanian baik bagi aparatur maupun

bagi non aparatur pertanian melalui pendidikan dan pelatihan. Laporan Kinerja (LAKIN)

Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku (BBPP) ini telah tersusun sebagai sarana

penyediaan dokumen bagi penilaian kinerja instansi BBPP Batangkaluku untuk kurun

waktu tahun anggaran 2015. Laporan Kinerja ini menguraikan berbagai capaian

sebagai wujud keberhasilan, disamping hambatan, kendala, dan masalah yang

dihadapi hingga penyebab kegagalan dalam mencapai rencana strategis yang

ditetapkan BBPP Batangkaluku pada tahun 2015. Keberhasilan maupun kegagalan

tersebut digambarkan dalam bingkai capaian indiKator kinerja utama serta analisis

kinerja BBPP Batangkaluku berdasarkan tujuan dan sasaran lima tahunan.

Dalam mewujudkan pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, BBPP

Batangkaluku telah menyusun Renstra Strategis yang mencakuo visi dan misi, hingga

tujuan dan sasaran yang diwujudkan dalam program kerja dan kegiatan dalam kurun

waktu 2015 – 2019. Selanjutnya Renstra 2015 – 2019 dirumuskan dalam setiap tahun

berupa Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) BBPP Batangkaluku.

Uraian hasil capaian kinerja selama periode 2015 pada umumnya dapat

memenuhi dan melebihi target sesuai ketersediaan anggaran, Kinerja sasaran strategis

BBPP – Batangkaluku pada tahun 2015 secara global mencapai 113.08%, dengan

kisaran 109.39% -129.87%, sedangkan realisasi serapan anggaran mencapai 98.70% atau

sebesar Rp. 9.064.498.325,- dari total pagu anggaran sasaran strategis

Rp. 9.184.330.000,- Hasil analisis efisiensi capaian indikator kinerja BBPP – Batangkaluku

pada tahun 2014 menunjukkan nilai yang efisien atau lebih besar dari 1 yaitu 2.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 54

Langkah-langkah yang akan dilakukan dimasa mendatang terkait kegiatan prioritas

untuk meningkatkan kinerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku yaitu :

1. Program Diklat

Untuk menggalang dukungan Instansi terkait yang berada di Daerah

Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan diklat berbasis program dan wilayah, dimana

pesertanya dominan berasal dari wilayah Kabupaten/Kota setempat, maka

optimalisasi fungsi koordinasi dan sosialisasi menjadi sangat penting perannya

sebagai upaya untuk penyamaan persepsi terhadap penyiapan SDM dalam

melaksanakan program pembangunan khsusnya pertanian wilayah, dan

diharapkan akan mendorong dukungan yang berujung partisipasi aktif semua jajaran

di pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Demikian pula terhadap kemungkinan

adaya share biaya dalam peningkatan SDM di daerah, dapat juga menjadi bahan

pertimbangan sebagai bentuk sense daerah untuk peduli terhadap peningkatan

kapasitas sdm disektor pertanian, sehingga pada gilirannya pelaksanaan program

pembangunan pertanian khususnya diwilayah Kabupaten/Kota akan menjadi

gerakan bersama antara masyarakat, pemerintah dan swasta, dalam menunjang

tercapainya tujuan pembangunan khususnya disektor pertanian.

2. Kelembagaan

a. Penumbuhan dan Pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya

(P4S)

Permentan No.03 Tahun 2010 tentang Penumbuhan dan Pengembangan Pusat

Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) perlu adanya penyesuaian-

penyesuaian instrument dan pola rekruimennya berdasarkan kondisi kekinian

sesuai tuntutan kebutuhan yang melingkupi usaha pertanian masyarakat tani,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam pelaksanaan

identifikasi dan registrasi calon P4S yang akan diusulkan menjadi P4S yang

terklasifikasi, misalnya saja terhadap indikator penilaian aspek keunggulan

terhdap usahatani yang dikelola, dan kompetensi SDM dari calon pengelola P4S

nantinya. Oleh karenanya menjadi sangat penting sebagai upaya

pengembangan dan pembinaan berikutnya, agar P4S bisa mandri dan memiliki

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 55

kepekaan social yang tinggi dalam menggalang keswadayaan masyarakat tani

meningkatkan usahataninya.

P4S sebagai lembaga pelatihan petani yang didirikan oleh dan dikelola sendiri

maupun oleh kelompok keberadaannya masih belum dianggap strategis,

padahal lembaga ini dapat dikembangkan menjadi sentra pengembangan sdm

petani diperdesaan. Belum satunya persepsi tentang peran dan fungsi P4S dalam

program pembangunan khususnya pertanian dari jajaran pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota perlu menjadi perhatian bersama untuk dapat dilaksanakan

lebih giat lagi sosialisasi dan koordinasi secara berkelanjutan dan dibarengi

dengan penetapan target penumbuhan P4S agar populasi dan sebaran P4S

benar-benar dapat melayani paling tidak satu kecamatan satu P4S. Terhadap

pembinaan untuk peningkatan kapasitas P4S, Pemda Kabupaten/Kota

seharusnya memiliki peran yang lebih besar berdasarkan urgensi kepentingan

peningkatan kapasitas petani dan masyarakat tani diwilayah Kabupaten/Kota

dimana P4S berada.

b. Lembaga Diklat Profesi (LDP) dan Tempat Uji Kopetensi (TUK)

Sebagai Lembaga Diklat Profesi dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) BBPP

Batangkaluku memiliki ke khasan Meksnisai Pertanian, ke khasan satu satunya yang

dimiliki oleh UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia

Pertanian (BPPSDMP), tetapi saat sekarang secara nasional kompetensi mekanisasi

SKKNI nya belum ada, ini akan menjadi peluang, mengingat SKK (standar

kompetensi kerja) untuk beberapa diklat bidang mekanisasi yang telah dan akan

dilaksanakan di BBPP Batangkaluku. Beberapa SKK diklat mekanisasi tersebut

seyogyanya bisa diusulkan untuk bisa dilaksanakan pra konvensi sebagai dasar

usulan penyusunan SKKNI.

Demikian pula terhadap tenaga Instruktur dan Asesor bidang Mekanisasi

pertanian, dengan ketersediaan SDM yang telah dimiliki oleh BBPP Batangkaluku

dapat diusulkan untuk peningkatan kompetensinya, demikian pula untuk jenis-

jenis kompetensi teknis pertanian lainnya sesuai dengan mandate BBPP

Batangkaluku.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 56

Sarana prasarana sebagai pendukung pelksanaan Uji Kompetensi sebaiknya

secara bertahap dapat dipenuhi melalui usulan perencanaan anggaran tiap

tahunnya.

c. Sertifikasi Sistem Manajemen Integrasi ISO (ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004)

Implementasi dari diperolehnya Sertifikasi Sistem Integrasi Manajemen Mutu

dan Lingkungan sejak tahun 2011 seyognya sudah berjalan dengan baik, tetapi

tingkat konsistensi karyawan belum secara keseluruhan dapat dilaksanakan

dengan baik. Oleh karena itu pihak manajemen/Manager Representatif (MR)

selaku penanggungjawab sekaigus pengendali dapat mengoptimalkan berbagai

cara pendekatan kepada seluruh simpul-simpul sub system organisasi dan seluruh

karyawan agar pelaksanaan Sistem Manajemen Integrasi ISO (ISO 9001:2008 dan

ISO 14001:2004) dapat diterapkan dengan hasil maksimal serta sekaligus menjadi

jaminan pemberian mutu pelayanan berbagai kegiatan, terutam yang

dilaksanakan dilingkungan BBPP batangkaluku, baik melalui kegiatan sosialisasi,

pertemuan formal maupun non formal, dan pemberian motivasi untuk

membangun tanggung jawab bersama.

d. Inkubator Usahatani (IUT)

Sebagai Unit dan media Pembelajaran usaha pertanian bagi peserta diklat,

keberadaan IUT seharusnya didesain dan didorong menjadi kegiatan usaha riil

yang fisible dan menguntungkan, sesuai dengan kaidah bisnis riil yang berlaku dan

menguntungkan. Karena dalam proses belajar mengajar materi usaha tersebut

tidak cukup peserta diklat hanya memperoleh pembekalan secara teori, tetapi

dengan contoh riil inilah peserta dapat diberikan pemahaman sekaligus belajar

langsung secara nyata ketika para peserta terlibat melaksanakan praktek usaha.

Faktor lain terhadap aturan pengelolaan keuangan (cash flow) dari IUT ini

belum ada yang mendasarinya, olehnya itu agar segara diupayakan adanya

regulasi tersendiri terhadap pengelolaan unit usaha yang menguntungkan tetapi

sebagai sarana belajar mengajar bagipeserta diklat.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 57

e. Sistem Pngendalian Internal (SPI)

Dalam mengoptimalisasikan peran pengendalian manajemen sebagai wujud

pelaksanaan kontrol jalannya organisasi, Peraturan Pemerintah nomor : 60 Tahun

2008 Tentang Sistem Pengndalian Intern Instansi Pemerintah (SPI-P) menghendaki

berperannya semua unsure anggota organisasi/pegawai secara bersama, turut

serta terlibat dalam peran pengendalian, sebgai wujud dukungan terhadap

pimpinan agar organisasi dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu, supaya fungsi pengendalian sebagai unsure manajemen

berjalan sebagaimana yang diharpkan, maka peran dan fungsi manajemen yang

berada pada masing-masing simpul sub organisasi (subbag, seksi, koordinator, dan

atau ketua) agar didorong untuk dapat lebih mengoptimalkan fungsi

pengendalian pada masing-masing sub unit organisasinya, dan tidak selalu

bergantung pada SATLAK-PI. Diawali dengan keterlibatan dalam perencanaan

kegiatan, mendeteksi secara dini sebagai upaya menemu kenali titik kritis yang

akan mengganggu jalannya kegiatan, hingga dorongan atau Motivasi yang

diberikan tersebut dapat berupa pemberian otoritas dan kewenangan terhadap

pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang akan mempengaruhi

pencapaian tujuan kegiatan dan tujuan organisasi.

f. Penyelenggaraan

Secara umum penyelenggaraan diklat pertanian di BBPP Batangkaluku telah

terlaksana dan pada tujuan masing-masing diklatnya telah tercapai dengan baik,

tetapi pada beberapa aspek pelayanan terutama terhadap bahan serahan

(Referensi) bagi peserta masih perlu adanya keseriusannya, hal ini karena masih

terjadinya pengulangan terhadap kasus yang sama.

Untuk itu evaluasi hasil penyelenggaraan diklat menjadi sangat penting

fungsinya, disamping sekaligus sebagai bahan koreksi pimpinan untuk

perbaikannya, dan untuk kejadian complain pelayanan yang berulang diperlukan

adanya ketegasan dari pimpinan untuk perbaikan dan agar kejdian yang sama

dapat berulang kembali.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 58

g. K e r j a s a m a

Dengan adanya kebijakan terhadap target dan sasaran pembangunan

pertanian, terutama dalam mendukung swasembada dan swasembada

berkelanjutan terhadp 7 (tujuh) komoditas strategis, maka dikeluarkanlah

permentan tentang pengembangan wilayah pada sentra-sentra produksi

komoditas strategis, dan tentu saja pengaruhnya terhadap implementasi program

diklat sebagai factor pendukung, maka dilakukan penyesuaian-penyesuaian,

terhadap sasaran calon peserta diklat dan calon lokasi/asal peserta (CPCL),

termasuk penyesuaian terhadap pola pelaksanaan diklatnya. Sehingga dengan

demikian, penyelenggaraan diklat lebih didekatkan pada wilayah sentra

pengembangan komoditas strategis tersebut yang tersebar di Kabupaten Kota,

dan metodologi diklat diantaranya menggunakan teknik OJT (on the job training),

dan latihan keliling, oleh karenanya tempat/lokasi penyelenggaraan diklatnyapun

menyesuaikan dengan kebijakan tersebut, dan semua diklat teknis baik bagi

aparatur maupun non aparatur pelaksanannya di Kabupaten/Kota, (BP3K atau

P4S).

Pengalihan sebagian besar penyelenggaraan diklat di daerah

Kabupaten/Kota berakibat terhadap idol capacity sapras diklat BBPP

Batangkaluku, maka akan membuka peluang lebih besar terhadap kemungkinan

dilaksanakannya kerjasama kelembagaan, (Diklat, Sapras, dan SDM).

Pada sisi lainnya, kegiatan kerja sama belum bisa optimal dilaksanakan, karena

terbentur belum adanya regulasi yang mengatur tentang mekanisme kerjasama

lembaga diklat/instansi pemerintah yang berakibat terhadap penerimaan uang

Negara. Melalui eselon I BPPSDMP dan Sekretariat Jenderal Kementan pihak

manajemen BBPP Batangkaluku telah mengusulkan adanya Peraturan Pemerintah

tentang Mekanisme Kerjasama yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan

keuangan, dan Peraturan Pemerintah tentang Tarif kerjasama baik diklat,

pemanfaatan sapras, maupun SDM, tetapi sampai saat ini masih belum ada

kejelasan tentang justifikasi dimaksud. Harapannya adalah eselon satu BPPSDMP

melalui SekretariatJenderal Kementan dapat memberikan solusi atas kondisi saat

ini sambil menunggu justifikasi tentang pengelolaan penerimaan uang Negara dari

Kerjasama Instansi Pemerintah.

L a p o r a n K i n e r j a B B P P – B a t a n g k a l u k u T a h u n 2 0 1 5

Halaman 59