Upload
unsri
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
PRAKTIKUM IV
PENGARUH FREKUENSI TERHADAP INDUKTOR
YANG DIALIRI ARUS AC
1. TUJUAN
Untuk mempelajari pengaruh frekuensi dan melihat bentuk gelombang keluaran
akibat pengaruh frekuensi terhadap induktor yang dialiri arus AC.
2. ALAT DAN BAHAN
Electromagnetism Trainer 12-100
Osiloskop 2 channel
Milliammeter, 0-10 mA AC
Function Generator 4-16 kHz, 20 V pk-pk sine
3. DASAR TEORI
Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen pasif elektronika yang
dapat menghasilkan magnet jika dialiri arus listrik dan sebaliknya dapat
menghasilkan listrik jika diberi medan magnet. Induktor ini biasanya dibuat dengan
kawat penghantar tembaga yang dibentuk menjadi lilitan atau kumparan.
Sebelum lebih jauh membahas tentang pengaruh frekuensi terhadap induktor
mari kita mengingat terlebih dahulu rumus dari suatu impedansi. Nilai impedansi
dapat dihitung dengan rumus :
|Z|=V rms
I rms
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Impedansi seperti yang kita ketahui terdiri dari nilai resistor, inductor dan
kapasitor, sering kali kita kenal dengan R, XL dan XC . Dalam praktikum ini lebih
kita tekankan pada nilai XL atau nilai induktansi dari sebuah inductor. Induktansi
dapat digolongkan seperti padapenjelasan berikut :
a. Induktansi diri
Induktansi diri merupakan suatu besaran yang menyatakan kemampuan
membangkitkan ggl akibat arus yang berubah terhadap waktu. Sedangkan
insduktansi diri merupakan induktansi yang dihasilkan oleh arus kumparan
menginduksi kumparan itu sendiri. Dasar teori medan elektromagnetik dari
induktansi merupakan akibat dari persamaan Maxwell mengenai hukum ggl induksi
Faraday. Persamaan maxwell tersebut adalah sebagai berikut.
Kerapatan fluks magnet B yang berubah terhadap waktu dihasilkan oleh arus
listrik. Arus listrik yang berubah terhadap waktu ini menghasilkan ggl. Induktansi
memiliki satuan H. Hubungan ggl yang muncul akibat perubahan arus dinyatakan
dalam persamaan berikut.
ε : ggl induksi yang muncul pada induktor (Volt)
L : induktansi diri (H)
I : arus pada induktor (A)
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Komponen atau benda yang memiliki induktansi diri disebut induktor.
Induktor layaknya seperti sebuah kapasitor, sama-sama menyimpan energi. Hanya
saja induktor menyimpan energi dalam bentuk medan magnet sedangkan kapasitor
menyimpan dalam bentuk medan listrik.
b. Induktansi murni yang dicatu tegangan bolak-balik sinusoidal
Sebuah induktor apabila dicatu dengan tegangan bolak-balik sinusoidal maka
akan mengalir arus yang tertinggal sebesar 900 terhadap tegangan. Arus yang terjadi
merupakan arus bolak-balik. Rangkaian ini disebut rangkaian induktif murni.
Penyimpanan energi dan pelepasan energi dalam medan magnet pada induktor terjadi
secara periodik.
Tegangan sinusoidal dapat dituliskan sebagai berikut
Bila tegangan ini mencatu induktor maka dapat dituliskan sebagai berikut
Arus yang terjadi berbeda fase sebesar 900 terhadap tegangan.
c. Rangkaian induktor dan resistor yang dicatu tegangan bolak-balik sinusoidal
Apabila induktor dan resistor disusun secara seri dan dicatu dengan tegangan
bolak-balik sinusoidal maka persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Sehingga arus yang dihasilkannya adalah sebagai berikut
Sedangkan tegangan jatuh pada induktor dapat diturunkan dari persamaan arus
dengan hubungannya dengan ggl seperti pada persamaan sebelumnya
Bila dinyatakan dalam tegangan efektif
Dimana
f adalah frekuensi tegangan masukan
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Dari persamaan tersebut dapat dilihat pengaruh frekuensi terhadap tegangan
pada induktor. Semakin besar frekuensi akan menyebabkan semakin besarnya
tegangan induktor.
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang
waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan
jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini
dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz
(Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan
fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi
satu kali per detik. Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah
kejadian/ peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan
frekuensi (f ) sebagai hasil kebalikan dari periode (T ), seperti nampak dari rumus di
bawah ini :
Arus Bolak-Balik pada InduktorBilamana sebuah induktor dialiri arus bolak-balik, maka pada induktortersebut akan
timbul reaktansi induktif resistansi semu atau disebut jugadengan istilah reaktansi
induktansi dengan notasi XL. Besarnya nilai reaktansi induktif tergantung dari
besarnya nilai induktansi induktor L(Henry) dan frekuensi (Hz) arus bolak-balik.
Gambar dibawah ini memperlihatkanhubungan antara reaktansi induktif terhadap
frekuensi arus bolak-balik
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Gambar . Hubungan reaktansi induktif terhadap frekuensi
Besarnya reaktansi induktif berbanding langsung dengan perubahan frekuensi dan
nilai induktansi induktor, semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan semakin besar
nilai induktor, maka semakin besar nilai reaktansi induktif XL pada induktor
sebaliknya semakin kecil frekuensi arus bolak-balik dan semakin kecil nilai dari
induktansinya, maka semakin kecil nilai reaktansi induktif XL pada induktor tersebut.
Hubungan ini dapat ditulis seperti persamaan berikut :
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (keban
yakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnetyang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk
menjadikumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen
elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya
berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memprosesarus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi ataukapasitansi, dan
tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan
dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa
kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor
berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada
arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Fisika
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk
disekitar konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik
yang melewati konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar arus.
Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan
gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat menentang perubahan
arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan
untuk setiap perubahan arus terhadap waktu. Sebagai contoh, sebuah induktor dengan
induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1 volt saat arus dalam
indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran
lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
Faktor Q
Sebuah induktor ideal tidak menimbulkan kerugian terhadap arus yang melewati
lilitan. Tetapi, induktor pada umumnya memiliki resistansi lilitan dari kawat yang
digunakan untuk lilitan. Karena resistansi lilitan terlihat berderet dengan induktor, ini
sering disebut resistansi deret. Resistansi deret induktor mengubah arus listrik menjad
bahang, yang menyebabkan pengurangan kualitas induktif. Faktor kualitas atau "Q"
dari sebuah induktor adalah perbandingan reaktansi induktif dan resistansi deret pada
frekuensi tertentu, dan ini merupakan efisiensi induktor. Semakin tinggi faktor Q dari
induktor, induktor tersebut semakin mendekati induktor ideal tanpa kerugian.
Faktor Q dari sebuah induktor dapat diketahui dari rumus berikut,
dimana R merupakan resistansi internal dan ωL adalah resistansi kapasitif atau
induktif pada resonansi:
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Dengan menggunakan inti feromagnetik, induktansi dapat ditingkatkan untuk jumlah
tembaga yang sama, sehingga meningkatkan faktor Q. Inti juga memberikan kerugian
pada frekuensi tinggi. Bahan inti khusus dipilih untuk hasil terbaik untuk jalur
frekuensi tersebut. Pada VHF atau frekuensi yang lebih tinggi, inti udara sebaiknya
digunakan.
Lilitan induktor pada inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus tinggi,
menyebabkan pengurangan induktansi dan faktor Q yang sangat signifikan. Hal ini
dapat dihindari dengan menggunakan induktor inti udara. Sebuah induktor inti udara
yang didesain dengan baik dapat memiliki faktor Q hingga beberapa ratus.
Sebuah kondensator nyaris ideal (faktor Q mendekati tak terhingga) dapat dibuat
dengan membuat lilitan dari kawat superkonduktor pada helium atau nitrogen cair. Ini
membuat resistansi kawat menjadi nol. Karena induktor superkonduktor hampir tanpa
kerugian, ini dapat menyimpan sejumlah besar energi listrik dalam lilitannya.
Penggunaan
Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor
berpasangan dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala.
Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya
untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang
pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio untuk dprd melalui kabel.
Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan
penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk
transformator.
Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya moda
sakelar. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa siklus.
Perbandingan transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi
induktif XL ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang
digunakan untuk mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal dari petir, dan juga
membatasi arus pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor sering
disebut dengan reaktor.Induktor yang memiliki induktansi sangat tinggi dapat
disimulasikandenganmenggunakan girator.
KontruksiInduktor.
Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan penghantar,
biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau bahan
feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih tinggi
dari udara meningkatkan medan magnet dan menjaganya tetap dekat pada induktor,
sehingga meningkatkan induktansi induktor. Induktor frekuensi rendah dibuat dengan
menggunakan baja laminasi untuk menekan arus eddy. Ferit lunak biasanya
digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi tingi, dikarenakan ferit tidak
menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada inti besi. Ini
dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya
yang tinggi mencegah arus eddy. Induktor dibuat dengan berbagai bentuk. Sebagian
besar dikonstruksi dengan menggulung kawat tembaga email disekitar bahan inti
dengan kaki-kali kawat terlukts keluar. Beberapa jenis menutup penuh gulungan
kawat di dalam material inti, dinamakan induktor terselubungi. Beberapa induktor
mempunyai inti yang dapat diubah letaknya, yang memungkinkan pengubahan
induktansi. Induktor yang digunakan untuk menahan frekuensi sangat tinggi biasanya
dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik ferit pada kabel transmisi.
Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan membuat
jalur tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada rangkaian
terintegrasi menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil
membatasi induktansi. Dan girator dapat menjadi pilihan alternatif.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Jenis-jenis lilitan
Lilitan ferit sarang madu
Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk mengurangi efek
kapasitansi terdistribusi. Ini sering digunakan pada rangkaian tala pada penerima
radio dalam jangkah gelombang menengah dan gelombang panjang. Karena
konstruksinya, induktansi tinggi dapat dicapai dengan bentuk yang kecil.
Lilitan inti toroid
Sebuah lilitan sederhana yang dililit dengan bentuk silinder menciptakan medan
magnet eksternal dengan kutub utara-selatan. Sebuah lilitan toroid dapat dibuat dari
lilitan silinder dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga
menyatukan kutub utara dan selatan. Pada lilitan toroid, medan magnet ditahan pada
lilitan. Ini menyebabkan lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari
medan magnet eksternal.
Komponen Dasar Elektronika – Induktor
Induktor adalah komponen yang tersusun dari lilitan kawat. Induktor termasuk juga
komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Bersama kapasitor induktor dapat
berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat beresonansi pada frekuensi tertentu.
Fungsi Induktor:
1. Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet
2. Menahan arus bolak-balik/ac
3. Meneruskan/meloloskan arus searah/dc
4. Sebagai penapis (filter)
5. Sebagai penalaan (tuning)
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Kumparan/coil ada yang memiliki inti udara, inti besi, atau inti ferit.
Nilai/harga dari inductor disebut sebagai induktansi dengan satuan dasar henry.
Dikutip dari : Suci.Rahmadhani. 2012. Artikel Tentang Induktor, (http://sucirah mad
h ani-tugas.blogspot.co.id/2012/02/5-artikel-tentang-induktor.html). Diakses pada
tanggal 4 Oktober 2015 di Palembang.
Berikut Jenis-Jenis Induktor
a. Choke
Piranti ini di gunakan untuk menahan sinyal (AC) frekuensi tinggi agar tidak
melewati satu bagian tertentu dari rangkaian. Sinyal-sinyal frekuensi rendah
atau tegangan DC akan di biarkan lewat. Choke-shake berukuran besar memiliki
bentuk seperti trafo, namun h hanya memiliki satu buah kumparan. Choke-
choke yang lebih kecil terdiri dari butiran-butiran atau gelang-gelang yang terbuat
dari bahan ferit, yang dirangkaikan dengan seutas kawat yang membawa sinyal-sinyal
frekuensi tinggi. Ferit adalah sebuah bahan yang mengandung besi sehingga bahan
ini berfungsi sebagai inti yang menyediakan saluran bagi garis-garis gaya magnet di
sekitar kawat. Terkadang, sebuah coke di buat dengan cara melilitkan kawat pada
sebuah cincin ferit.
b. Kumparan Penala
Piranti ini di gunakan pada pesawat pemancar dan penerima radio, untuk
menala ( tuning) rangkaian elektronik di dalamnya agar bekerja pada suatu frekuensi
radio tertentu. Kumparan di lilitan pada sebuah wadah plastik dan ini memiliki
sebuah inti ferit atau inti keramik debu besi yang dapat di putar keluar masuk
kumparan untuk Menala rangkaian. Dua buah kumparan atau lebih dapat dilitkan
pada sebuah wadah untuk membentuk sebuah trafo .
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
c. Toroid
Ada satu jenis induktor yang kenal dengan nama toroid. Jika biasanya
induktor berbentuk silinder memanjang, maka toroid berbentuk lingkaran. Biasanya
selalu menggunakan inti besi (core) yang juga berbentuk lingkaran seperti kue donat.
Salah satu keuntungan induktor berbentuk toroid, dapat induktor dengan induktansi
yang lebih besar dan dimensi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan induktor
berbentuk silinder. Juga karena toroid umumnya menggunakan inti (core) yang
melingkar, maka medan induksinya tertutup dan relatif tidak menginduksi komponen
lain yang berdekatan di dalam satu pcb.
d. Ferit dan Permeability
Besi lunak banyak digunakan sebagai inti (core) dari induktor yang disebut ferit. Ada
bermacam-macam bahan ferit yang disebut ferromagnetik. Bahan dasarnya adalah
bubuk besi oksida yang disebut juga iron powder. Ada juga ferit yang dicampur
dengan bahan bubuk lain seperti nickle, manganase, zinc (seng) dan mangnesium.
Melalui proses yang dinamakan kalsinasi yaitu dengan pemanasan tinggi dan tekanan
tinggi, bubuk campuran tersebut dibuat menjadi komposisi yang padat. Proses
pembuatannya sama seperti membuat keramik. Oleh sebab itu ferit ini sebenarnya
adalah keramik.
Penggunaan ferit juga disesuaikan dengan frekeunsi kerjanya. Karena beberapa ferit
akan optimum jika bekerja pada selang frekuensi tertentu. Berikut ini adalah beberapa
contoh bahan ferit yang dipasar dikenal dengan kode nomer materialnya. Pabrik
pembuat biasanya dapat memberikan data kode material, dimensi dan permeability
yang lebih detail.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Tabel 9.4 Data Material Ferit
MATERIAL NOMOR Permability Freq.Optimun (MHz)
67
68
77
F
J
W
H
40
20
2000
3000
5000
10.000
15.000
10-80
80-180
0.5-50
0.5-50
<1 span="">
<1 span="">
<200 khz="" span="">
Permeability bahan bisa juga diketahui dengan kode warna tertentu. Misalnya abu-
abu, hitam, merah, biru atau kuning. Sebenarnya lapisan ini bukan hanya sekedar
warna yang membedakan permeability, tetapi berfungsi juga sebagai pelapis atau
isolator. Biasanya pabrikan menjelaskan berapa nilai tegangan kerja untuk toroida
tersebut. Untuk membuat induktor biasanya tidak diperlukan kawat tembaga yang
sangat panjang. Paling yang diperlukan hanya puluhan sentimeter saja, sehingga efek
resistansi bahan kawat tembaga dapat diabaikan. Ada banyak kawat tembaga yang
bisa digunakan. Untuk pemakaian yang profesional di pasar dapat dijumpai kawat
tembaga dengan standar AWG (American Wire Gauge). Standar ini tergantung dari
diameter kawat, resistansi dan sebagainya. Misalnya kawat tembaga AWG32
berdiameter kira-kira 0.3mm, AWG22 berdiameter 0.7mm ataupun AWG20 yang
berdiameter kira-kira 0.8mm. Biasanya yang digunakan adalah kawat tembaga
tunggal dan memiliki isolasi.
Dikutip dari : Faizal,Nizbah. 2013. Jenis-Jenis Induktor, (http://faizalni zbah.blogspot
.co.id/2013/07/jenis-jenis-induktor.html). Di akses pada tanggal 4 Oktober 2015 di
Palembang.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Daya Dalam Rangkaian Ac
Jika sebuah induktor dialiri arus listrik bolak balik, pada inductor akan timbul medan
magnetic. Untuk menimbulkan medan magnetik ini dibutuhkan energi yang
kemudian akan tersimpang didalam medan magnetic. Jika arus listriknya dihentikan,
medan magnetic akan hilang.
Bersamaan dengan itu, energy yang tersimpandidalam medan magnetik pun akan
berubah kembali menjadi energy listrik. Oleh karena inductor dialiri arus bolak balik,
akan terjadi perubahan energy berulang ulang secara periodic dari energy listrik ke
medan magnetikdan sebaliknya dari medan magnetic ke energy listrik.
Peristiwa yang sama dapat terjadi pada kapasitor. Ketika kasitor dihubungkan dengan
tegangan listrik,di dalam kapasitor timbul medan listrik. Untuk menimbulkan medan
listrik ini dibutuhkan energy yang bersal dari tegangan listrik. Jika tegangan listriknya
diputuskan, medan listrik di dalam kapasitor juga akan menghilang dan energy yang
tersimpan didalamnya akan kembali ke rangkaian dalam bentuk arus listrik sesaat.
Oleh karena kapasitor dihubungkan dengan tegangan bolak balik, akan terjadi terjadi
peristiwa perubahan energy secara periode.
Jadi inductor murni dan kapasitor murni yang ada didalam rangkaian arus bolak balik
tidak menghabiskan energy listrik karena yang sebenarnya terjadi adalah perubahan
secara berulang energy listrik dari rangkaian kemedan magnet atau medan listrik.
Dikutip dari : Lister. 1993. Rangkaian dan Mesin Listrik, Penerbit : Erlangga, Jakarta.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Periksalah kelayakan dan kelengkapan alat sebelum menggunakan alat-alat
tesebut untuk praktikum.
2. Mulailah dengan merangkai Electromagnetism Trainer 12-100 terlebih
dahulu. Rangkilah dengan menggunakan jumper (kabel penghubung) yang
tersedia sehingga rangkaian pada papan ET 12-100 sesuai dengan petunjuk
gambar yang tertera pada praktiku ini.
3. Setelah jumper telah selesai dirangkai diatas ET 12-100, maka pastikan
kembali apakah rangkain yang dipasang dalam keadaan benar.
4. Hidupkan osiloskop dengan menggunakan channel yang berfungsi dengan
baik untuk melihat hasil bentuk gelombang. Letakkan pengait (steak) dan
jumper osiloskop ke posisi sesuai dengan gambar.
5. Lakukan hal yang sama terhadap Function Generator 4-16 kHz, 20 V pk-pk
sine. Setelah rangkain sudah benar, maka alat bisa dihidupkan secara bersama.
6. Kemudian aturlah Vpk-pk di Function Generator 4-16 kHz, 20 V pk-pk sine
sesuai dengan nilai yang telah ditentukan pada tabel dibawah ini.
7. Lakukan pengamatan terhadap bentuk gelombang yang didapat pada
osiloskop dan lihat apa pengaruh yang terjadi selama frekuensi yang yang
digunakan berbeda-beda.
8. Setelah percobaan selesai dilakukan, maka matikan alat-alat percobaan sesuai
dengan prosedur dari asisten yang mengajar.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Gambar 4.1. Diagram Rangkaian
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
5. DATA HASIL PERCOBAAN
a. Tabel Tegangan, Arus Terukur, Impedansi Terukur dan Impedansi Terhitung
1). Untuk f = 9 Hz dan L = 0,7 Henry
V (Volt) ITerukur (mA) ZTerukur (Ω) ZTerhitung (Ω)
6 125,78 47,7023
39,5840
7 159,28 43,9477
8 173,16 46,2000
9 190,90 47,1451
10 208,85 47,8812
2). Untuk f = 10 Hz dan L = 0,7 Henry
V (Volt) ITerukur (mA) ZTerukur (Ω) ZTerhitung (Ω)
6 121,38 49,4315
43,9822
7 139,21 50,2837
8 157,95 50,6489
9 187,10 48,1026
10 235,46 42,4700
3). Untuk f = 11 Hz dan L = 0,7 Henry
V (Volt) ITerukur (mA) ZTerukur (Ω) ZTerhitung (Ω)
6 109,69 54,6996
48,3805
7 135,89 51,5122
8 155,53 51,4370
9 160,49 56,0782
10 192,74 51,8833
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
4). Untuk f = 12 Hz dan L = 0,7 Henry
V (Volt) ITerukur (mA) ZTerukur (Ω) ZTerhitung (Ω)
6 105,58 56,8289
52,7787
7 143,11 48,9134
8 142,30 56,2192
9 160,34 56,1307
10 206,09 48,5224
b. Tabel Impedansi Rata-Rata
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
Frekuensi (Hz) ZRata-Rata (Ω)
9 46,5752
10 48,1873
11 53,12206
12 53,32292
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
6. PENGOLAHAN DATA
a. Mencari ZTerukur
1). Untuk f = 9 Hz dan L = 0,7 Henry
ZTerukur 1 = V
I Terukur =
6 Volt125,78 mA =
6 Volt0,12578 A = 47,7023 ohm
ZTerukur 2 = V
I Terukur =
7 Volt159,28 mA =
7 Volt0,15928 A = 43,9477 ohm
ZTerukur 3 = V
I Terukur =
8 Volt173,16 mA =
8 Volt0,17316 A = 46,2000 ohm
ZTerukur 4 = V
I Terukur =
9 Volt190,90 mA =
9 Volt0,19090 A = 47,1451 ohm
ZTerukur 5 = V
I Terukur =
10 Volt208,85 mA =
10 Volt0,20885 A = 47,8812 ohm
2). Untuk f = 10 Hz dan L = 0,7 Henry
ZTerukur 1 = V
I Terukur =
6 Volt121,38 mA =
6 Volt0,12138 A = 49,4315 ohm
ZTerukur 2 = V
I Terukur =
7 Volt139,21mA =
7 Volt0,13921 A = 50,2837 ohm
ZTerukur 3 = V
I Terukur =
8 Volt157,95mA =
8Volt0,15795 A = 50,6489 ohm
ZTerukur 4 = V
I Terukur =
9 Volt187,10 mA =
9 Volt0,18710 A = 48,1026 ohm
ZTerukur 5 = V
I Terukur =
10 Volt235,46 mA =
10 Volt0,23546 A = 42,4700 ohm
3). Untuk f = 11 Hz dan L = 0,7 Henry
ZTerukur 1 = V
I Terukur =
6 Volt109,69mA =
6Volt0,10969 A = 54,6996 ohm
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
ZTerukur 2 = V
I Terukur =
7 Volt135,89mA =
7Volt0,13589 A = 51,5122 ohm
ZTerukur 3 = V
I Terukur =
8 Volt155,53mA =
8Volt0,15553 A = 51,4370 ohm
ZTerukur 4 = V
I Terukur =
9 Volt160,49mA =
9Volt0,16049 A = 56,0782 ohm
ZTerukur 5 = V
I Terukur =
10 Volt192,74 mA =
10 Volt0,19274 A = 51,8833 ohm
4). Untuk f = 12 Hz dan L = 0,7 Henry
ZTerukur 1 = V
I Terukur =
6 Volt105,58 mA =
6 Volt0,10558 A = 56,8289 ohm
ZTerukur 2 = V
I Terukur =
7Volt143,11mA =
7 Volt0,14311 A = 48,9134 ohm
ZTerukur 3 = V
I Terukur =
8 Volt142,30 mA =
8 Volt0,14230 A = 56,2192 ohm
ZTerukur 4 = V
I Terukur =
9 Volt160,34 mA =
9Volt0,16034 A = 56,1307 ohm
ZTerukur 5 = V
I Terukur =
10 Volt206,09 mA =
10 Volt0,20609 A = 48,5224 ohm
b. Mencari ZTerhitung
1). Untuk f = 9 Hz dan L = 0,7 Henry
ZTerhitung = ω x L
ZTerhitung = 2 x π x f x L
ZTerhitung = 2 x π x 9 x 0,7
ZTerhitung = 39,5840 ohm
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
2). Untuk f = 10 Hz dan L = 0,7 Henry
ZTerhitung = ω x L
ZTerhitung = 2 x π x f x L
ZTerhitung = 2 x π x 10 x 0,7
ZTerhitung = 43,9822 ohm
3). Untuk f = 11 Hz dan L = 0,7 Henry
ZTerhitung = ω x L
ZTerhitung = 2 x π x f x L
ZTerhitung = 2 x π x 11 x 0,7
ZTerhitung = 48,3805 ohm
4). Untuk f = 12 Hz dan L = 0,7 Henry
ZTerhitung = ω x L
ZTerhitung = 2 x π x f x L
ZTerhitung = 2 x π x 12 x 0,7
ZTerhitung = 52,7787 ohm
c. Mencari ZRata-Rata
1). Untuk f = 9 Hz dan L = 0,7 Henry
ZRata-Rata = ZTerukur1+ZTerukur2+ZTerukur 3+ZTerukur 4+ZTerukur 5
5
ZRata-Rata=
47,7023 ohm+43,9477 ohm+46,2000 ohm+47,1451 ohm+47,8812 ohm5
ZRata-Rata = 232,8763 ohm
5
ZRata-Rata = 46,5752 ohm
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
2). Untuk f = 10 Hz dan L = 0,5 Henry
ZRata-Rata = ZTerukur1+ZTerukur2+ZTerukur 3+ZTerukur 4+ZTerukur 5
5
ZRata-Rata =
49,4315 ohm+50,2837 ohm+50,6489 ohm+48,1026 ohm+42,4700 ohm5
ZRata-Rata = 240,9367 ohm
5
ZRata-Rata = 48,1873 ohm
3). Untuk f = 11 Hz dan L = 0,7 Henry
ZRata-Rata = ZTerukur1+ZTerukur2+ZTerukur 3+ZTerukur 4+ZTerukur 5
5
ZRata-Rata =
54,6996 ohm+51,5122 ohm+51,4370 ohm+56,0782 ohm+51,8833 ohm5
ZRata-Rata = 265,6103 ohm
5
ZRata-Rata = 53,12206 ohm
4). Untuk f = 12 Hz dan L = 0,7 Henry
ZRata-Rata = ZTerukur1+ZTerukur2+ZTerukur 3+ZTerukur 4+ZTerukur 5
5
ZRata-Rata =
56,8289 ohm+48,9134 ohm+56,2192ohm+56,1307 ohm+48,5224 ohm5
ZRata-Rata = 266,6146 ohm
5
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
ZRata-Rata = 53,32292 ohm
7. ANALISA HASIL PERCOBAAN
Pada praktikum kali ini, praktikan akan membahas mengenai pengaruh dari
frekuensi terhadap induktor pada rangkaian yang telah di aliri oleh arus AC.
Dikarenakan alat tidak bisa digunakan, maka pada praktikum kali ini praktikan
melakukan percobaan dengan menggunakan software yaitu livewire, untuk melihat
pengaruh frekuensi terhadap induktor tersebut.
Pada percobaan, setelah di siapkan sebuah laptop dan menggunakan software
livewire, dan telah di rangkai suatu rangkaian untuk melihat pengaruh frekuensi
tersebut. Nilai Induktor di sini di sesuaikan dengan Nim yang ada pada masing-
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
masing praktikan, karena nim saya 07 maka digunakan Nilai Induktor L = 7/10 = 0,7
H. Percobaan ini di lakukan dengan menggunakan frekuensi yaitu 9, 10, 11, 12 Hz
dengan tegangan yang di berikan yaitu 6, 7, 8, 9, 10 volt.Kemudian, barulah
percobaan di lakukan dengan memberikan frekuensi 9 Hz dan tegangan 6 volt, 7 volt,
8 volt, 9 volt, dan kemudian 10 volt. Lalu di lakukan kembali tetapi dengan frekuensi
di naikan menjadi 10 Hz dan tegangan 6 volt, 7 volt, 8 volt, 9 volt, dan 10 volt.
Selanjutnya frekuensi naikan lagi menjadi 11 Hz dan tegangan 6 volt, 7 volt, 8 volt, 9
volt, dan 10 volt. Dan terakhir frekuensi dinaikan menjadi 12 Hz dengan tegangan
yang sama di ulangi 6 volt, 7 volt, 8 volt, 9 volt, dan 10 volt.
Setelah di lakukan percobaan tersebut maka di dapatkan nilai dari I terukur yang
terbaca oleh multimeter di software dengan satuan mA. Dan dengan nilai I terukur
tersebut yang di dapat dari tiap tegangan dan frekuensi yang diberikan, maka
selanjutnya di carilah nilai Zterukur dengan rumus yaitu Zterukur=V
I terukur , lalu di
dapatkan lah nilai dari Zterukur yang kemudian di masukan di DHP. Kemudian
selanjutnya mencari nilai Z rata−rata yaitu dengan menjumlahkan semua Zterukur lalu di
bagi 5 dan di dapatlah nilai Zrata−r ata nya.
8. KESIMPULAN
1. Semakin besar nilai dari frekuensi yang diberikan maka akan semakin besar nilai
Zterhitung yang akan di dapatkan, begitu juga sebaliknya.
2. Semakin besar nilai dari frekuensi yang diberikan juga maka akan semakin kecil
nilai I terukur yang di dapatkan pada tegangan yang sama.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
3. Besar dari nilai frekuensi yang diberikan maka akan membuat semakin besar juga
nilai Z rata−rata yang akan di dapatkan.
4. Saat tegangan yang diberikan semakin besar di saat percobaan ini maka akan
membuat arus menjadi semakin besar pula.
5. Nilai dari Zterukur akan semakin besar saat frekuensi yang diberikan semakin besar.
9. TUGAS DAN JAWABAN
Soal :
1. Jelasakan perbandingan ZTerhitung dan ZTerukur !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Reluktansi, Fluks Bocor dan Ampere
Turn !
3. Buktikanlah rumus jika L=μr x μ0 x N 2 x A
l !
4. Apa peran frekuensi secara tidak langsung pada Induktansi Bersama !
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
5. Sebuah L = (50 x NIM) mH diberikan sumber AC pada saat perioda 0,02
sekon, Hitung nilai Resistansi Induktif (XL) !
Jawab :
1. Perbandingan ZTerhitung dan ZTerukur adalah terlihat pada saat
menemukannya sehingga terlihat perbedaan nilai pada ZTerhitung dan ZTerukur.
Pada ZTerhitung dicari menggunakan rumus ZTerhitung = XL = ω x L = 2 x π
x f x L dengan variasi frekuensi (f) yang diberikan serta nilai Induktansi yang
telah ditentukan. Sedangkan pada ZTerukur, dapat dicari dengan menentukan
arus terukur terlebih dahulu dari gelombang saat gelombang mencapai titik
puncaknya. Gelombang dilihar pada osiloskop menggunakan aplikasi
Livewire dengan rangkaian yang telah ditentukan dan diberi tegangan dan
frekuensi tertentu. Sehingga ZTerukur dicari dengan membagi nilai tegangan
yang diberikan terhadap arus yang terukur.
Perbedaan nilai pada ZTerhitung dan ZTerukur diakibatkan oleh pada nilai
ZTerhitung tidak dipengaruhi oleh waktu perubahan (selang waktu) atau dengan
kata lain pada posisi konstan, namun pada ZTerukur yang berada pada rangkaian
harus menemukan nilai arus pada saat gelombang di posisi puncak sehingga
penetapan posisi gelomabng saat di puncak berbeda-beda (tidak konstan) serta
sumber yang diberikan adalah sumber bolak-balik yang mana arus akan
berubah secara kontinyu terhadap waktu dengan tegangan yang diberikan
konstan, maka nilai impedansi terukur akan menjadi tidak konstan akibat
perubahan arus setiap waktu. Sehingga ZTerhitung terkadang lebih besar atau
lebih kecil dari ZTerukur akibat pengaruh waktu yang dialami.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
2. Reluktansi adalah seberapa sulit garis gaya magnet melewati sebuah
benda. Secara teknis, reluktansi adalah sebuah ukuran kebalikan dari benda
yang memiliki fluks magnet. Contoh: Besi dan baja memiliki reluktansi yang
rendah dan udara memiliki reluktansi tinggi.
Sumber : (http://anistkr.blogspot.co.id/2014/10/magnet.html).
Fluks Bocor; kebocoran fluks terjadi karena ada beberapa fluks yang
tidak menembus inti besi dan hanya melewati salah satu kumparan
transformator saja. Fluks yang bocor ini akan menghasilkan induktansi diri
pada lilitan primer dan sekunder sehingga akan berpengaruh terhadap nilai
daya yang disuplai dari sisi primer ke sisi sekunder transformator.
ɸp = ɸm + ɸLP
Dimana : ɸp = Total fluks primer rata-rata.
ɸm = Fluks bocor yang menghubungkan primer ke sekunder.
ɸLP = Fluks bocor pada kumparan primer.
ɸs = ɸm + ɸLs
Dimana : ɸp = Total fluks primer rata-rata.
ɸm = Fluks bocor yang menghubungkan primer ke sekunder.
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
ɸLP = Fluks bocor pada kumparan primer.
Sumber : (http://eleketra-power.blogspot.co.id/).
Ampere –turn Ni ini dikenal sebagai gaya gerak magnet (ggm) dan
dinyatakan dengan notasi Á. Gaya gerak magnet (ggm) adalah perbedaan
potensial magnet yang cenderung menggerakkan fluks disekitar cincin
toroidal. Gerak fluks disekitar cincin, selain ditentukan oleh besaran ggm,
juga merupakan fungsi dari tahanan inti besi yang membawa fluks tersebut .
Tahanan inti besi itu disebut reluktansi  dari rangkaian magnet.
Sumber: (https://thedemon09.wordpress.com/2008/12/30/hukum-ampere / ).
3. Rumus jika L = μr x μ0 x N2 x Al
didapatkan dari :
L= N x∅l
H= N x Il A/m (persamaan 1)
B=μ0 x μr x H Weber (persamaan 2), lalu substitusi persamaan 1 ke
persamaan 2 menjadi :
B=μ0 x μr x N x I
l Weber (persamaan 3). Jadi, total fluks
substitusikan persamaan 3 ke dalam rumus ∅=B x A sehingga menjadi
∅=μ0 x μr x A x N x I
lWeber
∅= N x Il
μo x μr x A Weber dimana (
lμo x μr x A ) disebut reluktansi. Maka akan kita
dapatkan:
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
∅= N x Il
μo x μr x A menjadi
∅I= N
lμo x μr x A
. Maka
L= N ∅l
=N . Nl
μo x μr x A Henry sehingga menjadi :
L=μr x μ0 x N 2 x A
l Henry.
Keterangan :
L : induktansi (Henry)
μr : permeability inti (core)
μo : permeability udara vakum = 4π x 10-7 Weber/Ampere-Meter
N : jumlah lilitan inductor
A : luas penampang induktor (m2)
l : panjang induktor (m)
Sumber : (http://bagi-ilmu-elektronika.blogspot.co.id/2015/02/teori-rumus-
induktansi-pada-induktor.html dan https://cnt121.wordpress.com/2007/11/14/
induktor/).
4. Peran frekuensi secara tidak langsung pada Induktansi Bersama yakni
dalam hal menghasilkan fluksi akibat pergerakkan sudut dari fluksi-fluksi saat
kumparan dialiri oleh arus listrik. Jika terdapat dua kumparan maka dengan
arah yang saling memperkuat sehingga terjadi induktansi bersama. Frekuensi
sebanding lurus dalam memberikan pergerakan fluksi-fluksi pada kumparan
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
satu maupun dua sehingga saat arahnya saling bersama dapat menimbulkan
nilai Induktansi Bersama (M).
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada Gambar 4,
maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan
sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari kumparan lainnya, dan menginduksi
ggl pada kumparan tersebut.
Gambar 4. Perubahan arus di salah satu kumparan akan
menginduksi arus pada kumparan yang lain.
Sumber : (http://perpustakaancyber.blogspot.com /2013/04/pengertian-
induktansi-diri-dan-induktansi-bersama-contoh-soal-induktor-jawaban-gaya-
gerak-listrik-ggl-kumparan-solenoida-toroida-energi-penerapan.html).
5. Diketahui :
L = (50xNIM) mH jika NIM = 07 maka,
L = (50x7) mH = 350 mH = 0,35 H
T = 0,02 sekon
Ditanya :
XL ?
Jawab :
XL = ω x L
XL = 2 x π x f x L jika f = 1T maka,
XL = 2x π x L
T = 2x π x 0,35
0,02
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
XL = 35 x π ohm atau
XL = 109,9557429 ohm
DAFTAR PUSTAKA
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Korps Asisten Laboratorium Fenomena Medan Elektromagnetik. 2015. Modul
Praktikum Fenomena Medan Elektromagnetik. Inderalaya: Jurusan Teknik
Elektro Universitas Sriwijaya.
Lister. 1993. Rangkaian dan Mesin Listrik, Penerbit : Erlangga, Jakarta.
Faizal,Nizbah. 2013. Jenis-Jenis Induktor, (http://faizalni zbah.blogspot
.co.id/2013/07/jenis-jenis-induktor.html). Di akses pada tanggal 4 Oktober
2015 di Palembang.
Suci.Rahmadhani. 2012. Artikel Tentang Induktor, (http://sucirah mad h ani-
tugas.blogspot.co.id/2012/02/5-artikel-tentang-induktor.html). Diakses pada
tanggal 4 Oktober 2015 di Palembang.
LAMPIRAN GAMBAR ALAT
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
Modul Electromagnetism Trainer 12-100
Multimeter
Osiloskop
Jumper
Function Generator
LAMPIRAN GAMBAR GELOMBANG
1. Untuk f = 9 Hz, V = 6 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
2. Untuk f = 9 Hz, V = 7 Volt, dan L = 0,7 H
3. Untuk f = 9 Hz, V = 8 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
4. Untuk f = 9 Hz, V = 9 Volt, dan L = 0,7 H
5. Untuk f = 9 Hz, V = 10 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
6. Untuk f = 10 Hz, V = 6 Volt, dan L = 0,7 H
7. Untuk f = 10 Hz, V = 7 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
8. Untuk f = 10 Hz, V = 8 Volt, dan L = 0,7 H
9. Untuk f = 10 Hz, V = 9 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
10. Untuk f = 10 Hz, V = 10 Volt, dan L = 0,7 H
11. Untuk f = 11 Hz, V = 6 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
12. Untuk f = 11 Hz, V = 7 Volt, dan L = 0,7 H
13. Untuk f = 11 Hz, V = 8 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
14. Untuk f = 11 Hz, V = 9 Volt, dan L = 0,7 H
15. Untuk f = 11 Hz, V = 10 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
16. Untuk f = 12 Hz, V = 6 Volt, dan L = 0,7 H
17. Untuk f = 12 Hz, V = 7 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC
MUHAMMAD ABDUH03041381320007
LABORATORIUM FENOMENA MEDAN ELEKTROMAGNETIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015/2016
18. Untuk f = 12 Hz, V = 8 Volt, dan L = 0,7 H
19. Untuk f = 12 Hz, V = 9 Volt, dan L = 0,7 H
AHMAD OKKY SAPUTRA03121004071 Pengaruh Frekuensi Terhadap Induktor Yang Dialiri Arus AC