14
PENGHITUNGAN INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA (ISPU) KOTA MEDAN, PONTIANAK, DAN SEMARANG TAHUN 2003 CALCULATION OF AIR POLLUTANT STANDARD INDEX IN MEDAN, PONTIANAK, AND SEMARANG 2003 Dina Analya 1 , Muhammad Nofal 2 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680 [email protected], [email protected] Abstrak : Kualitas udara dapat diukur berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk mengetahui konsentrasi pencemar udara. Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya (Kepmen LH 1997). Tujuan dari praktikum ini adalah menghitung Indeks Standar Pencemaran udara (ISPU) kota-kota besar di Indonesia, membandingkan kualitas udara ambien pada periode tertentu, dan memberikan input perbaikan untuk mereduksi polutan berbahaya yang ada di udara. ISPU tahun 2003 Kota Medan, Pontianak, dan Semarang digunakan pada kasus ini. ISPU Kota Medan pada tahun 2003 memiliki besaran PM 10 (partikulat) 57 μg/m 3 , SO 2 sebesar 8 μg/m 3 , CO sebesar 229 μg/m 3 , O 3 sebesar 17 μg/m 3 , dan NO 2 sangat rendah. ISPU Kota Pontianak pada tahun 2003 memiliki besaran PM 10 (partikulat) 54 μg/m 3 , SO 2 sebesar 0 μg/m 3 , CO sebesar 235 μg/m 3 , O 3 sebesar 12 μg/m 3 , dan NO 2 sangat rendah. Dan udara Kota Semarang pada tahun 2003 mengandung PM 10 (partikulat) 17 μg/m 3 , SO 2 sebesar 9 μg/m 3 , CO sebesar 288 μg/m 3 , O 3 sebesar 19 μg/m 3 , dan NO 2 sangat rendah. Besarnya kandungan CO menyebabkan ketiga kota ini secara umum dapat dikategorikan sangat tidak sehat. Sehingga diperlukan upaya penanganan yang lebih menitikberatkan pada pereduksian kandungan CO di udara pada ketiga kota itu. Kata kunci : ISPU, Parameter Polutan, Polusi Udara Abstract : Air quality can be measured based on the Air Pollution Standards Index (ISPU) to determine the concentration of air pollutants. Air Pollutant Standard Index is a number that does not have a unit that describes the condition of the ambient air quality in a particular location and time based on the impact on human health, aesthetic values and other organisms (Kepmen LH 1997). The purpose of this practicum is to calculated the air pollution standards index (ISPU) of big cities in Indonesia, compared the quality of ambient air in a certain period, and provide improved inputs to reduce harmful pollutants in the air. ISPU 2003 of Medan, Pontianak and Semarang used in this case. ISPU Medan in 2003 had a magnitude of PM 10 (particulate matter) 57 μg / m 3 , SO 2 8 μg / m 3 , CO 229 μg / m 3 , O 3 17 μg / m 3 , and NO 2 is very low. ISPU Pontianak City in 2003 had a magnitude of PM 10 (particulate matter) 54 μg / m 3 , SO 2 at 0 μg / m 3 , CO is 235 μg / m 3 , O 3 is 12 μg / m 3 , and NO 2 are very low. And air Semarang in 2003 containing PM 10 (particulate matter) 17 μg / m 3 , SO 2 9 μg / m 3 , CO 288 μg / m 3 , O 3 at 19 μg / m 3 , and NO 2 are very low. The amount of CO content cause these three cities can be generally categorized as very unhealthy. So, we need more focused efforts to reduction of the content of CO in the air in those three cities. Keywords : Air Pollution, ISPU, Pollutant Parameter

PENGHITUNGAN INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA (ISPU) KOTA MEDAN, PONTIANAK, DAN SEMARANG TAHUN 2003

  • Upload
    ipb

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGHITUNGAN INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA

(ISPU) KOTA MEDAN, PONTIANAK, DAN SEMARANG

TAHUN 2003

CALCULATION OF AIR POLLUTANT STANDARD INDEX IN

MEDAN, PONTIANAK, AND SEMARANG 2003

Dina Analya1, Muhammad Nofal

2

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB

Dramaga, Bogor, 16680

[email protected], [email protected]

Abstrak : Kualitas udara dapat diukur berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk

mengetahui konsentrasi pencemar udara. Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang tidak

mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu

yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup

lainnya (Kepmen LH 1997). Tujuan dari praktikum ini adalah menghitung Indeks Standar

Pencemaran udara (ISPU) kota-kota besar di Indonesia, membandingkan kualitas udara ambien pada

periode tertentu, dan memberikan input perbaikan untuk mereduksi polutan berbahaya yang ada di

udara. ISPU tahun 2003 Kota Medan, Pontianak, dan Semarang digunakan pada kasus ini. ISPU Kota Medan pada tahun 2003 memiliki besaran PM10 (partikulat) 57 µg/m3, SO2 sebesar 8 µg/m3, CO

sebesar 229 µg/m3, O3 sebesar 17 µg/m3, dan NO2 sangat rendah. ISPU Kota Pontianak pada tahun

2003 memiliki besaran PM10 (partikulat) 54 µg/m3, SO2 sebesar 0 µg/m3, CO sebesar 235 µg/m3, O3

sebesar 12 µg/m3, dan NO2 sangat rendah. Dan udara Kota Semarang pada tahun 2003 mengandung

PM10 (partikulat) 17 µg/m3, SO2 sebesar 9 µg/m3, CO sebesar 288 µg/m3, O3 sebesar 19 µg/m3, dan

NO2 sangat rendah. Besarnya kandungan CO menyebabkan ketiga kota ini secara umum dapat

dikategorikan sangat tidak sehat. Sehingga diperlukan upaya penanganan yang lebih menitikberatkan

pada pereduksian kandungan CO di udara pada ketiga kota itu.

Kata kunci : ISPU, Parameter Polutan, Polusi Udara

Abstract : Air quality can be measured based on the Air Pollution Standards Index (ISPU) to determine the concentration of air pollutants. Air Pollutant Standard Index is a number that does not

have a unit that describes the condition of the ambient air quality in a particular location and time

based on the impact on human health, aesthetic values and other organisms (Kepmen LH 1997). The

purpose of this practicum is to calculated the air pollution standards index (ISPU) of big cities in

Indonesia, compared the quality of ambient air in a certain period, and provide improved inputs to

reduce harmful pollutants in the air. ISPU 2003 of Medan, Pontianak and Semarang used in this case.

ISPU Medan in 2003 had a magnitude of PM10 (particulate matter) 57 µg / m 3, SO2 8 µg / m3, CO 229

µg / m 3, O3 17 µg / m3, and NO2 is very low. ISPU Pontianak City in 2003 had a magnitude of PM10

(particulate matter) 54 µg / m 3, SO2 at 0 µg / m3, CO is 235 µg / m 3, O3 is 12 µg / m 3, and NO 2 are

very low. And air Semarang in 2003 containing PM10 (particulate matter) 17 µg / m 3, SO2 9 µg / m 3,

CO 288 µg / m 3, O3 at 19 µg / m 3, and NO 2 are very low. The amount of CO content cause these three cities can be generally categorized as very unhealthy. So, we need more focused efforts to

reduction of the content of CO in the air in those three cities.

Keywords : Air Pollution, ISPU, Pollutant Parameter

PENDAHULUAN Udara merupakan komponen penting yang dibutuhkan manusia dalam proses

transpirasi. Meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri,

mengakibatkan udara tersebut telah mengalami perubahan. Perubahan komponen

tersebut berpengaruh pada perubahan kualitas udara dan berakibat pada pencemaran.

Kualitas udara menurun dengan adanya pemanasan global akibat efek rumah kaca.

Gas-gas yang berpengaruh dalam proses efek rumah kaca ialah berupa gas emisi

kendaraan bermotor dan industri seperti CO2 (karbon dioksida), CH4 (metana), N2O

(nitrogen dioksida), HFCs (hydrofluorocarbons), PFCs (perfluorocarbons), dan SF6

(sulfur hexafluoride) (Muraleedharan et al 2000).

Seiring dengan semakin banyaknya emisi gas-gas tersebut mengakibatkan

penumpukan di atmosfer dan membuat suatu lapisan yang menghalangi pantulan

radiasi matahri ke arah luar atmosfer, sehingga radiasi matahari dikembalikan ke

bumi akibatnya suhu bumi menjadi semakin hangat. Dampak tersebut juga tentunya

mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara. Penurunan kualitas udara ini

dapat mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar.

Oleh karena itu pengamatan terhadap penurunan kualitas udara tersebut penting

untuk dilakukan. Kualitas udara dapat diukur berdasarkan Indeks Standar

Pencemaran Udara (ISPU) untuk mengetahui konsentrasi pencemar udara. Terdapat

lima parameter yang digunakan untuk pengamatan pencemaran udara yaitu karbon

CO (monoksida), O3 (ozon), SO2 (sulfur dioksida), NO2 (nitrogen dioksida), dan

PM10 (partikulat). Tujuan dari praktikum ini adalah menghitung Indeks Standar

Pencemaran udara (ISPU) kota-kota besar di Indonesia sehingga didapatkan

perbandingan kualitas udara ambien pada periode tertentu kemudian memberikan

input perbaikan untuk mereduksi polutan berbahaya yang ada di udara.

TINJAUAN PUSTAKA Udara adalah kumpulan atau campuran gas, yang terbanyak adalah nitrogen dan

oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan

memungkinkan terjadinya pembakaran bahan bakar. Komposisi udara bersih sangat

bervariasi dari satu tempat dengan tempat lain di seluruh dunia (Darmono 2006).

Menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,

pencemaran udara adalah salah satu komponen yang mempengaruhi pencemaran

lingkungan. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukannya

makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan tidak berfungsi sesuai peruntukkannya.

Saat ini, indeks standar kualitas udara yang dipergunakan secara resmi di

Indonesia adalah Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), hal ini sesuai dengan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP 45/MENLH/1997 tentang

Indeks Standar Pencemar Udara. Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang

tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di

lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan

manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya (Kepmen LH 1997). Dalam

keputusan tersebut yang dipergunakan sebagai bahan pertimbangan diantaranya:

bahwa untuk memberikan kemudahan dari keseragaman informasi kualitas udara

ambien kepada masyarakat di lokasi dan waktu tertentu serta sebagai bahan

pertimbangan dalam melakukan upaya-upaya pengendali pencemaran udara perlu

disusun Indeks Standar Kualitas Udara.

METODOLOGI PRAKTIKUM Praktikan melakukan pemilihan minimal 3 kota besar di Indonesia sebagai sumber

parameter Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Setelah itu dilakukan kalkulasi

perhitungan ISPU dengan acuan pada KEP-45/KEMLH/10/1997 atau KEP-

107/KABAPEDAL/11/1997. Dengan dilakukkannya perhitungan ISPU, dapat

ditentukan parameter yang menunjukkan nilai ISPU yang tertinggi atau nilai ISPU

terendah dari masing-masing kota sehingga praktikan dapat menentukan kriteria dan

penjelasan pengaruh dari nilai ISPU. Setelah itu diberikan ulasan singkat mengenai

upaya penanganan dalam memperbaiki kualitas udara menjadi stabil, sehingga

keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

Pendekatan rumus penghitungan ISPU :

( )

( )( ) (Persamaan 1)

Keterangan :

I : ISPU terhitung

IA : ISPU batas atas

IB : ISPU batas bawah

XA : kadar ambien batas atas (µg/m3)

XB : kadar ambien batas bawah (µg/m3)

XX : kadar ambien nyata hasil pengukuran (µg/m3)

HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan ISPU merupakan salah satu aspek terpenting pada konsep pengelolaan

pencemaran udara suatu daerah. Tabel 1. di bawah ini menunjukkan data parameter-

parameter ISPU yang terukur di beberapa kota besar di Indonesia.

Tabel 1. Perolehan Data Parameter-Parameter Pencemar Udara

Kota Tahun PM10 (µg/m3) SO2 (µg/m3) CO (µg/m3) O3 (µg/m3) NO2 (µg/m3)

Medan 2003 64 12 22 41 13

Pontianak 2003 58 0 23 29 -

Semarang 2003 17 14 32 47 13

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Udara Kota Medan pada tahun 2003 memiliki besaran PM10 (partikulat) 64 µg/m3,

SO2 sebesar 12 µg/m3, CO sebesar 22 µg/m

3, O3 sebesar 41 µg/m

3, dan NO2 sebesar

13 µg/m3. Udara Kota Pontianak pada tahun 2003 memiliki besaran PM10 (partikulat)

58 µg/m3, SO2 sebesar 0 µg/m

3, CO sebesar 23 µg/m

3, O3 sebesar 29 µg/m

3, dan NO2

tidak terukur akibat konsentrasi yang sangat rendah. Dan udara Kota Semarang pada

tahun 2003 mengandung PM10 (partikulat) 17 µg/m3, SO2 sebesar 14 µg/m

3, CO

sebesar 32 µg/m3, O3 sebesar 47 µg/m

3, dan NO2 sebesar 13 µg/m

3.

Dari Tabel 1 kemudian dilakukan penghitungan nilai ISPU dari setiap parameter

pencemar udara. Penghitungan dilakukan dengan pendekatan Persamaan 1.

Persamaan 1 didasarkan pada indeks ISPU KEP-107/KABAPEDAL/11/1997. Hasil

penghitungan nilai ISPU setiap parameter pencemar udara ditampilkan pada Tabel 2

di bawah ini. Tabel 2. Perhitungan Nilai ISPU Setiap Parameter Pencemar Udara

Kota Tahun PM10 (µg/m3) SO2 (µg/m3) CO (µg/m3) O3 (µg/m3) NO2

(µg/m3)

Medan 2003 57 8 229 17 -

Pontianak 2003 54 0 235 12 -

Semarang 2003 17 9 288 19 -

ISPU Kota Medan pada tahun 2003 memiliki besaran PM10 (partikulat) 57 µg/m3,

SO2 sebesar 8 µg/m3, CO sebesar 229 µg/m

3, O3 sebesar 17 µg/m

3, dan NO2 sangat

rendah. ISPU Kota Pontianak pada tahun 2003 memiliki besaran PM10 (partikulat) 54

µg/m3, SO2 sebesar 0 µg/m

3, CO sebesar 235 µg/m

3, O3 sebesar 12 µg/m

3, dan NO2

sangat rendah. Dan udara Kota Semarang pada tahun 2003 mengandung PM10

(partikulat) 17 µg/m3, SO2 sebesar 9 µg/m

3, CO sebesar 288 µg/m

3, O3 sebesar 19

µg/m3, dan NO2 sangat rendah.

Dari perhitungan nilai ISPU diperoleh bahwa parameter CO merupakan parameter

pencemar terbesar yaitu, di Kota Medan sebesar 229 µg/m3, di Kota Pontianak

sebesar 235 µg/m3, dan di Kota Semarang sebesar 288 µg/m

3. Sehingga berdasarkan

KEP-107/KABAPEDAL/11/1997, ketiga kota tersebut secara umum dapat

dikategorikan sangat tidak sehat. Tingkat kualitas udara ketiga kota tersebut dapat

merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Setiap parameter

pencemar juga memiliki nilai ISPU yang dapat dikategorikan sebagai berikut.

Tabel 3. Kategori Pengaruh Nilai ISPU Setiap Parameter Pencemar Udara

Kota Tahun PM10 (µg/m3) SO2 (µg/m3) CO (µg/m3) O3 (µg/m3) NO2

(µg/m3)

Medan 2003 Sedang Baik Sangat

Tidak Sehat Baik Baik

Pontianak 2003 Sedang Baik Sangat

Tidak Sehat Baik Baik

Semarang 2003 Baik Baik Sangat

Tidak Sehat Baik Baik

Udara Kota Medan pada tahun 2003 mengandung PM10 pada kategori sedang, SO2

pada kategori baik, kandungan CO berpengaruh sangat tidak sehat, kandungan O3

pada kategori baik, dan kandungan NO2 pada kategori baik. Udara Kota Pontianak

pada tahun 2003 mengandung PM10 pada kategori sedang, SO2 pada kategori baik,

kandungan CO berpengaruh sangat tidak sehat, kandungan O3 pada kategori baik, dan

kandungan NO2 pada kategori baik. Dan udara Kota Semarang pada tahun 2003

mengandung PM10 pada kategori baik, SO2 pada kategori baik, kandungan CO

berpengaruh sangat tidak sehat, kandungan O3 pada kategori baik, dan kandungan

NO2 pada kategori baik.

Kategori-kategori setiap parameter tersebut mempunyai dampak terhadap makhluk

hidup dan lingkungan sekitar. Tabel 4 di bawah ini menunjukkan hal tersebut. Tabel 4. Pengaruh ISPU untuk Setiap Parameter Pencemar Udara

Kota Tahun PM10

(µg/m3) SO2 (µg/m3) CO (µg/m3) O3 (µg/m3)

NO2

(µg/m3)

Medan 2003

Terjadi

Penurunan

Jarak

Pandang

Luka pada

beberapa

spesies

tumbuhan

akibat

kombinasi

dengan O3 selama 4

jam

Meningkatnya gejala

kardiovaskular pada

orang bukan perokok

yang berpenyakit

jantung dan akan

tampak beberapa

kelemahan yang terlihat secara nyata

Luka pada

beberapa

spesies

tumbuhan

akibat

kombinasi

dengan SO2 selama 4

jam

Sedikit

berbau

Pontianak 2003

Terjadi

Penurunan

Jarak

Pandang

Luka pada

beberapa

spesies

tumbuhan

akibat

kombinasi

dengan O3

selama 4

jam

Meningkatnya gejala

kardiovaskular pada

orang bukan perokok

yang berpenyakit

jantung dan akan

tampak beberapa

kelemahan yang

terlihat secara nyata

Luka pada

beberapa

spesies

tumbuhan

akibat

kombinasi

dengan SO2

selama 4

jam

Sedikit

berbau

Semarang 2003 Tidak Ada

Efek

Luka pada beberapa

spesies

tumbuhan

akibat

kombinasi

dengan O3

selama 4

jam

Meningkatnya gejala

kardiovaskular pada

orang bukan perokok

yang berpenyakit

jantung dan akan

tampak beberapa

kelemahan yang

terlihat secara nyata

Luka pada beberapa

spesies

tumbuhan

akibat

kombinasi

dengan SO2

selama 4

jam

Sedikit

berbau

Dari Tabel 4 di atas terlihat bahwa parameter PM10 dan parameter CO yang

memerlukan upaya penanganan lebih lanjut oleh pemerintah daerah setempat.

Kandungan PM10 pada kategori sedang dapat menurunkan jarak pandang. Hal ini

dapat mengurangi kelancaran, kenyamanan, dan keamanan bagi pengguna kendaraan

di Kota Medan dan Kota Pontianak. Kemudian, kandungan CO di udara ketiga kota

tersebut berkategori sangat tidak sehat. Hal ini tentunya dapat menurunkan tingkat

kesehatan masyarakat setempat.

SIMPULAN ISPU Kota Medan pada tahun 2003 memiliki besaran PM10 (partikulat) 57 µg/m

3,

SO2 sebesar 8 µg/m3, CO sebesar 229 µg/m

3, O3 sebesar 17 µg/m

3, dan NO2 sangat

rendah. ISPU Kota Pontianak pada tahun 2003 memiliki besaran PM10 (partikulat) 54

µg/m3, SO2 sebesar 0 µg/m

3, CO sebesar 235 µg/m

3, O3 sebesar 12 µg/m

3, dan NO2

sangat rendah. Dan udara Kota Semarang pada tahun 2003 mengandung PM10

(partikulat) 17 µg/m3, SO2 sebesar 9 µg/m

3, CO sebesar 288 µg/m

3, O3 sebesar 19

µg/m3, dan NO2 sangat rendah. Besarnya kandungan CO menyebabkan ketiga kota

tersebut secara umum dapat dikategorikan sangat tidak sehat. Sehingga diperlukan

upaya penanganan yang lebih menitikberatkan pada pereduksian kandungan CO di

udara pada ketiga kota tersebut.

SARAN Kategori sangat tidak sehat yang diperoleh dari ISPU ketiga kota tersebut

seharusnya direspon cepat dan tepat oleh pihak terkait, baik pemerintah daerah

setempat maupun masyarakat. Upaya pereduksian kandungan CO dapat dilakukan

dengan program penghijauan kota, peremajaan angkutan umum yang lebih ramah

lingkungan, pelaksanaan dan pengawasan AMDAL terhadap pabrik-pabrik, maupun

regulasi pemerintah daerah yang berperan positif dalam penanganan pencemaran

udara.

DAFTAR PUSTAKA Darmono. 2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungan dengan Toksilogi

Senyawa Logam. Jakarta : UI press.

Kepmen LH Republik Indonesia. 2003. http://www.menlh.go.id/data-harian-kualitas-

udara-ispu-dari-stasiun-pemantauan-kualitas-udara-di-10-kota-di-indonesia/.

Diakses tanggal 8 September 2014.

Keputusan Kepala Bapedal Nomor 107 Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi

Indeks Standar Pencemar Udara. 21 November 1997. Jakarta

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Indeks Standar Pencemar

Udara. 13 Oktober 1997. Jakarta

Muraleedharan T R., Radojevic, Miroslav, Waugh, Allan., Caruana, Anthony. 2000.

Emissions from the Combustion of Peat: An Experimental Study.

Atmospheric Environment 2000;34 3033-3035.

Undang-Undang Repuplik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Jakarta.

LAMPIRAN

Contoh Perhitungan:

Data terukur PM10 di Kota Medan: 64 µg/m3

Maka nilai ISPU terhitung:

( )

( )( )

( )

( )( )

µg/m3

LAMPIRAN