59
P**$ 00rasi Ilrniah Guru Besar IPB . Pengarusutamaan Gender dan Pembangunan: Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis Guru Besar TeQp Fhltas Ekologi Manusia hstitut PetanEan Bogor Auditorium Rektora 1, Gedung Andi Hakirn Nasoetion, 25 ~e~ternber-20 10

Pengarusutamaan Gender dan Pembangunan - IPB Repository

Embed Size (px)

Citation preview

PT Penerbi t I PE Presg Krunpus IPB Taman Kcncana J1. Taman Kencana No. 3, Bagor 16151 Telp. 025 1 - 8355 t 58 E-mail: [email protected]

P**$

0 0 r a s i Ilrniah Guru Besar IPB .

Pengarusutamaan Gender dan Pembangunan:

Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis

Guru Besar TeQp F h l t a s Ekologi Manusia hstitut PetanEan Bogor

Auditorium Rektora 1, Gedung Andi Hakirn Nasoetion, 25 ~e~ternber-20 10

ORASIIDIIAH GlJRlJ BESAR

OALAM RA'l(iKA DIES NATALlS IPE KE-47

PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN PEMBANGLJNAN: PERAN KOMUNIKASI

ORASIILMIAH

Guru Hesar Tetap Fakultas li:kologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis.

Auditorium Rektorat, Gedung Andi Hakim Nasoetion Institut Pertanian Bogor

25 September 2010

Ucapan Selamat Datang

Yang Terhormat.

Rcktor IPS

Menteri Pcmbcrdayaan Pcrcmpuan dan Perlindungan Anak

Ketua dan Allggola D~wan Guru Besar IPB

Ketlla dan Anggota Majelis Wali Amanah IPS

Ketlla dan Anggota Senat Akadcmik IPB

Para Wakil Rcktor, Dekan dan Pejabat Strllktural IPS

Staf Pcngajar, Alumni, Mahasiswa dan Karya\'i<lIl IPS Kduarga dan Hadirin yang saya muliakan

Assaamualaikum Warahmatullahi Wabarakahlh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta 'ala alas segala rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada kita semua, sehingga kita dapal berkumpul pada upacara Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis IPS ke-47.

Dalam suasana yang penuh khidrnat ini pcrkcnankan saya sebagai Guru Besar Tetap paJa Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bagor Illcnymnpa!l.;:an orasi ill11iah yang berjudul:

Pengarusutamaan Gender dan Pembangunan:

Peran Komunikasi

yang merupakan ujud perhatian dan kepedulian sayll terhadap pcrsoalan kesetaraan dan keadilan gender, dan diharapkan scgala scsuatu yang akan disampaikan dapat bennanfaat dan mcmpcrbya pClnahal11an pengarusutal11aan gender dalam pcrspckri f komull ikasi.

Knl1ll menyampaikan terima kasih atas kehadiran Ibu/8apakl Saudara pada acara orasi ilmiah ini.

Prof. Dr. IT. Aida Vitayilli S. Hubeii

Daftar lsi

UCap<ll1 Sdamat Datang ....................................................... iii

Foto Orator .............................................................................. v

Daftar isi ............................................................................... vii

Daftar Gambar .................................................................... \'iii

Pcndahuluan ........................................................................... 1

Komuniknsi Pol i tik: Pcngamsutamtltll1 Gender ..................... 3

Komunikasi: Isu Gender ........................................................ 7

Analisis Komunikasi; HDl, aDl dan GEM ......................... 10

Pcrspektif Komunikasi Gender; Suatu Implikasi .................. 17

Daftar Pustaka ...................................................................... 21

Ucapan T erima kasih ............................................................ 26

Foto Kcluarga ........................................................................ 31

Riwayat Hidup ..................................................................... J1

Daftar Gambar

Gambar 1 Sebaran indeks HD[ dan GDI antar-tahul1_ 1996-J009"."." ..... " ......................................... 12

Gamhar 2 PioUing HDI versus GDI provinsi .................... ,)5

Gambar 3 Plotting HD1 versus GEM provinsi ................. ,,' i6

Pendahuluan

Terbitnya Inpres No.9 tahun 2000 tentang PUG (PcngarllsLltarnaan Gender) dan berilgam penmdilng­undangan tcntang perempuan dan anak serta komitmen terhadap kesepakatan intemasional tdah mendorong tcrjadinya perubahan paradigma pemberdayaan percmpuan, y;titu dari \VTO (Women in Development) kc GAD (Gender and Development). Perubahan ini merupakan reaksi terhadap WID yang melancarkan program dan kcgiatan pembangunan hanya untuk perempuan. sedang. GAD berupaya memahami subordinasi perempuan melalui anulLsls rdasi gender.

Gender dalam konteks komunikasi menggambarkan hubungan sosial dan pcrsmml antara laki loki dan perempuan dan demikian pula dengan konsep fcminin dan maskutin. Gender, dalam hal ini, merupakan produk konstruksi susial budaya yang berhubungan dengan peran. kedudubn. dan kebutuhan baik laki-Iaki maupun perernpuan (Fakih 1996). Standpoint themy (Harding 1986; Wood (2007), menyatakan ba hwa .Iak i -Ia k i da n rcrcm puan mcmi tiki perspekti f terp i sah dan perbcdaan hirarkhi so sial yang mcmpengaruhi apa ynng dilihat dan dikolllullLkasikan karena pcrempuan dan minoritas lainnya Illcmpcrscpsi dunia secara berbeda dari kelompok yang bcrkuasa, yaitl! laki-Iaki. Dampaknya adalah perempuan terposisikun pada hirarkhi lcbih rendah dari laki-Iaki. Karena itu. samn halnya dengan pctjuangan kelas (scperri filosofi kaum proletar: Karl Marx dan Friederich Engels). harus ada perjuangan terhadap diskriminasi gender.

Perjuangan gender di Indonesia tidak tcrlcpas dari gcrakan nasionaL mulai dari mempcrjuangbn kemerdeban. pendidikan, menyejahterakan bangsa, sampai menyukseskan Pemilu dan Pemilukada. Pcrjuangan wanita yang dilandasi oleh gcmkan nasionalisme, tidak kafah keras dcngan laki-Iaki dan

sekal igus menginformasikan bahwa perempuan bukan IT.akhluk pasif. !'.Iamun. selarna 10 tahun terakhir mL perempuan masih mengbadapi fu'1mbatan, yahu bc1um dllcrima 5cbagat pi.'tmmpin dalam pcngambilan kcputusan, Hal in tcrdri dart rcndahnya partipasi pcrcmpuan dalam pcngambilau keputusandi lembaga kenegaman (legislatil: eksekutit: yudikatil) di berbagaj tingkat, dari desa hmgga pusat (Murpratomo 2010). OaJam hal ini. budaya rnasih memposislkan perempuan sebagai subordinasl di dalam kcluarga, schmgga menyebabkan JX-lcmpuan masih hams bcrjuang keras di dalam mclawan ideologi-idoologi misoginis dan patriarki yang mengakar kuat di m,H'yarakat.

Pada masyarakat patriarki, seperti lndone~ia, kOl1tTol patriarki rnemang merupakan sistem monopol! atau dominansl pengambilan keputusan di setiap kvcl pl,'menntahan dan kekuasaan. Kemudian, kcyakinan patriarki adalah sistcm yang mclcgitima:;;i dominansi laki~laki dan diskriminasi gender. Hal ini didasarkan p8da interpretasi patdarki dari sexisrn yang menggugat pcmbagian hak yang tidak ~ctara antargcndcr bcrsifat alami, tidak periu diuhah atau sangat suljt diubah (Wolfe 1980). Sclanjutnya, pencitraan peran gender alas dasar tcropong sexism dicirikan olch manfaat pembangunan yang Icbih diposisikan dan dikonlrol olch mereka yang menJomina~i publik. yaitu kaum taki~laki.

Sistcm ckonomi patriarki tlan politlk intema;;ional yang. mcnsnbordinasikan peran dan posisi pcrempuan. juga mendorong timbulnya gctakun pcrcmpuan untuk mcnuntut kesetaraan hak (Lasminllh 20lO)" tv1l.;nurut Antrobus (~OO4), karaktenstik gerakan perelupuan global sangat kompleks. dan bclum memHiki tujuan yang Jelas dan sama di dalam mcngusung pnontas ogenda kcsctaraan. Hal ini discbabkan udanya pengrlint11an mereka yang bcrngam, pc~juangan yang bcrsmggungan dcngan ras, kclas dan politik, scrta kcbutuhan umuk membedakan relas:i material dan ideologi gender.

I 2 I

Namun dcmikian, pada intinya sudah ada kesadaran global, termasuk di Intiont;:sia, tentang pentingnya kesctar;J;.m dan b:adilan gender sebagai bagi:.ln dari transfonnasi sosial ke masyarakat, Dalam situasi ini, isu gender akan muncul jika masyarakat menyadari bahwa ketidaksdaraan adalah ketidakadilan dan kesenjangan gender yang terjadi cukup besar pada percmpuan akan mengganggu aktualisasi dari hak asasi manusia pada seliap warga negara yang merdcka.

Pennasalahan yang perlu dijawab oalam kontcks Indonesia adalah sejauhmana pemberdayaan percmpuan telah memasyarabt dan membudaya setelah 10 tahun PUG ml:!Jljadi kOllloditi kornunikasi politik? Bennlk komunikasi apa yang dinilai strategis untuk mem<lsyarakatkannya':

Komunikasi Politik: Pengarusutamaan Gender

Komunikasi adalah proses saling bcrbagi infomlasi, gagasan atau sikap (De Vito 1995). dan politik adalah kajian tentang kekuasaan atml seni rnemerintah (Nimmo 2005), Dengall demiki:m, kOlllunikasi politik melibatkan pesan politik dan aktor poli tik yang berkorelasi dengan kekuasaan, pemcrintahan, dan keb ij akan pemeri n ta h. Da I a III hal in i, men mut H:I rt (:!OO I ), pemerintah (kepala pt:merintahan) memerintah mdalui kOl11unikasi. scbagai 'he suuml of leadership dimana semua tindakan dan pcmyataannya kepada pubtik dapat dikategorikan sebagai komunikasi politik.

Komunikrlsi pulitik pengarusutama~\I1 gender dalam segala bidang pemb,mgunan daerah scbagai bentuk the sound of president (leadership) dikomunikasikan melalui Inpres Nl),9 tentang PUG bcscrta pedoman pclaksanaannya1• Harapanny'a, 'ln~res No 9 Tahun 2000, " ... mengin,t<uh,k.lr1 kepada scmua ~eJabat, terrnasuk Gub~rnur, 6~patl. Walikota untuk melaksa na _an PUG guna terselengg<3 ra nya perencan~Jro. pe "yu"ln a n, pel~k\~n~an, pernantauan dJn p"ng~~~luasian atas kebijakan dan prog~m pfmban!:un~" y~ng 'e.ponsif gender, sesuai dengan tuga'. poke.', dan fUllgs; (Tupo~si) kewenangan masing,

I 3 I

aparat daerah dapat mcmahaml kOl1sep gender. menemukenali isu-isu gender spesifik lokasi dan berupaya menganalisis kesenj,mg!1n gender yang terjadi. Salahsatu a'jpek analisis gender ialah eksplorasi dari adanya perbedaan rclasi gendcr di suatu popuJasi, dalam hal peran dan kcgiatan. akses ke sumberdaya dan hambatan yang dihadapi, serta kontrol dan manfaat yang diterima (Hubeis, AV, 2006b).

Gender sebagai komoditi komunikasi politik, saat ini slidah t:llkllP fasih disuarakan di bcrbagai forum kornunikasL namun tcrnyata belurn dimaknai sebagai piranti analisis untuk memahami proses sosial dalam konteks relasi sosial antar<l pt:rempuan dan laki-laki (gender). Analisis kelas. analisis diskursus, dan ana1isis kebudayaan yang selama ini digunakan untuk mcmahami rcalitas sosial ternyata juga tida}.; dapat dijadikan tcropong realitas adanya relasi kekuasaan berbasis gender yang sangat berpotensi rnenumbuhkan pcnindasan gender (F~lUcaullt 1990 dan Van Djik 1993).

Penil1dasan gender yang bennuara dari pCrJn dan rclasi gender berinteraksi dengan peubah sosial dan ekonomi, budaya dan politik yang mcnimhulkan pcrhedaan dan tcrkadang ketidaksctaraan pada ketcrdedahan infonnasi. akses dan partisipasi serta pllda pencllpaian kemnnftatan pcmbangunan (Parawansa 2003). DJI11paknya aualah pada luaran kebijakan pcmbangunan. yang belull1 komprehenslf Jan bersirat sektoral schingga hclum mampu mcnjndt pti)1.tng bagi semua stakeholders, terkait dengan upaya mcwujlldkan kcsetaraan dan keadilan gender (J\1itragender 20 10)

Bukti-bukti terdokumentast tentang rclast ganda anlar-genoer dan dampak pembangunan semakin bcrmunculan, mencakup kctimpangan relasi gender atas dasar perhcdaan seks (Moser 1993. Moser 1(89). Dalam hal ini. se~\'ism masih mempakan suatu keyakinan atau sikap yang menganggap salahsatu seks

I 4 I

inferior, kllrang kompeten dan kurang bemilai, terhadap seks .' .. 3ng lain (Althur and Mary 1984).

Saat ini. st!xism tclah mcnjadi isu komunikasi politik yang mempengamhi pengunaan bahasa komunibsi d;alam mengatasi ketidakadilan atau ketidakhenar:m hcrujar terhadap ::.;alahsatu seks, yang herhias pada sosialisasi peran dan relasi gender. Semua ini. disosialisasikan antar-generasi, mulai dari keluarga: anak laki-Iaki mengLkuti langkah ayah dan anak perempuan mengikuti Iangkah lbu (Hubeis 1985).

Pada era apapun, keluargtl tet<lp mempakan unit tcrkccil dari suatu sistcm sosia\ masyamkat dan batindak sebagai lcmbaga sosialisasi pectama yang mewariskan norma dan niIai-niIai bertindak kepada anggota keluarga. Sosiali:.;asi ini akan dicktif atau tidak, dapat dijelaskan dari circumph:x mudel ujjamiZF il)t~ra('(ion, yaitu (1) kcmampuan bcradapt<lsi untuk mengllbah dan mcrcsponi pcmbah<ln struktur tugas dan peran, (2) ikatan emosional dan pcrasaan kebersamaan, dan (3) komunikasi yang mcnyirikan suatu kcluarga kohesif.

Dalam hal ini, sosialiasi gender dalam keluarga menghasilkan suatu cara berkomunikasi spesifik percmpuan dan spesifik Iaki-Iaki Berdasar hal ini, Tannen (1990), meyakini adanya gap komunikasi antara laki-\aki dan perempuan, dikarenakan masing-masing berada pada posisi hntas-budaya, dimana kcgagalan mengamati perbedaan cara pandang dan gaya bcrcakap dapa t mcmba wa ma sa I a h y (\ Il g besar da 1 am memak na i rclasi gendcr dalam bcrkomunikasi.

Selanjutnya, norma pcmbagian kcrju dalam kell1arga menghasdkan rumusun berpcran atas dasar perbedaan jenis kcl<l11111l, yang mcnempatkan pcrempllan memainkan peran tradisi :'-1 (isteri, ibu mmahtangga dan ibu) dan laki-laki di puhlik lllcncari nafkah. Perkembangan zaman dan tuntutan ekonomi menyebabkan timbulnya peran transisi (peran 3-1

I 'i I

plus peran publik) dan peran egaliter antar-angg:ota hluarga, laki-Iaki d:m perempuan (Hubeis 1996a).

Pada era global, petjuangan kesetaraan gender yang semakin genem, diprediksi akan mcnimbu lkan hal berikut: (I) kcajcgan peran tradisi atas dasarpcrbcdaan scks akan memudar sC'hingga ridak jelas lagi pembcdanya; (2) percmpuan pckcrja ak"l1 meningkat dan scbaliknya laki-Iaki pengangguran juga akan meningkat; (3) lIlobilitas suslal dan geografis memisahbn tl:mpat tinggal suami-isteri, orangtua-anak, sehingga keluarga tncnjadi tidak utuh (Hubeis 1995). Berbagai kemungkinan tersebur perlu diantisipasi dahlm kontcks pcnyadaran gender di kcluarga dan di masyarakat.

DaTi dimensi komunikasi, keluarga adalahjaringan orang yang berbagi kehidupan dan ekspektasi masa deran mengenai relasi sosial (Tubbs and Moss 20(5), Herarti, pCll1ahaman tentang gender yang akan tlt(lU sudah tcrncntuk d'llam suatu ke\uarga akan mcnjadi modal sosial menuju kest':taraan atau ketidtlksetaraan. Dengan demikian, gender adalah katcgori yang berhubungan dcngan relasi sosial. ekollomi, kckuasaan dan politik (Wood 1999. Wl)od 2007). tidak pernah stabs tapi sclalu dinamis (Butler 19(0).

Berdasar premis ini, sanga! penting bllgi pflTa pejuang gender untuk tidak mengkategorikan gender sebagaimana yang: seCflra historis didefinisikan tetapi perlujuga dllihat dari mcningkatnya pengamh tcknologi infprma<.;i dfll1 komunikasi. Dalam hal inL mcnumt Lawley (1994), cfek dari CM C (computer-mediated communication) dan media elcktronik lain, tc1ah mcngubah konsep perseorangan dan masyarakal !enlang pcrbcdaan gender. Kamun. setiap bangsa, suku dan budaya di belahan dunia ini memiliki suatu kesamaan umUIl1, ada laki-Iaki dan ada perempuan. Karena itu. kebcrhasilan pengarusutamaan gender di berbagai lini kehidupan dan pembangunan akan tergantung pada komunikasi efektif di antara keduanya, laki-

I 6 I

laki dan perempuan. Selanjutnya adalah. bagaimana aparat pemerintah memperscpsikan gender dalam komitmennya terhadap pclaksanaan pengarusutamaan gender sebagai komitfllen politik yang lelah disepakati.

Komunikasi: Isu Gender

Komunikasi mcrupakan proses pcrtukaran infonnasi dari suatu sumbcr pesan ke pem:rima pesan (De Vito. [(95). Keberhasilan proses komunikasi tidak hanya terganlung pada keberhasilan pengalihan pesan dari salu pihak ke pihak lain, tctnri kOlh dari itu, sangat ditentukan oleh bagaimana proses k omu n i k <l S i terse but mcnghasi I kan pem<lhaman ti mba I-balik di antara partisipan komunikasi. Pamahaman bersama, kemudian, menghasilkan Pt'fsctujuan bersama, yang selanjutnya akan menghasilkan aksi bersama (Rogers 1981). Dalam konteks pengarusutamaan gender. inti utama pelaksanaan Tnrres No.9 Tahun 2000, salahsatunya ada1ah aksi bersama. terbenhlknya kclcmbagaan pcmampuan PUG.

Namun dcmikian, studi di 5 dcpartcmen pemerintah (Hubeis 2004) dan di 9 rlepartemen (Bappena s danK N P P R I 200b) mcnunjukkan bahwa kelembagaan PUG departemcn sangat bcragarn, mulai dari berbentuk unit kcrja, Tim atau panitia khusus PUG atau bersifat proyek. atau Pokja PUG. Kcsamaannya. ada pada pcJaksanaannya yang hanyu berada di bawah satu direklorat jenderal atau satu kedcputian yang dianggap bcrhubungan dengan pemberdayaan pcrempuan, sesuai TlIpuksi dcparternen. Berani, PUG belum terintegrasi di keseluruhan program departemen. dan belum memiliki aura kckuasaan untuk membuat kcbijakan karena pelaksana. dalam hal ini, unit pembcrdayaan perempuan, bukl11 dari esclon pencnnJ kebijakan.

Per~·;oa[an mcndasar berikut tcrlctak pada kenyataal1 bahwa sebagian hesar apara( yang mcnangani penganggaran tidak

I 7 I

mcngrtahui sarna sckali pengertian tentang gender. Kalaupun merrb paham, helum mampu Tl1('nggnnakan gender lens (bc;]mata genoer) llnmk l11enenhlkan prioritas program berbasis anggaran reSplltlSil' gender yang bcrakibat pada pcrcmpuan scbagai pihak yang pcrtama dirugikan. Karcna itu, lerdapal kesenJangan perspekLlf gender, oi tingkat perumusan program maupun peng,mggaran (WRl2010: Bappenas 2008).

Pelaksanaan pengarusulam<lan gender ke daerah dikomunik<lsikan melalui Kepmendagri No.32 Tahun 2003, yang kemudian direvisi dengan PennenDDN No.IS Tahun 2008, sebagai bentuk komitmen politik mengarusutamakan gender ke dalam scmua aspek pembangunan daerah, tennasuk alokasi anggaran responsif gender. Namun, dalam kenyataan. masih banyak daerah yang be\um mcmiliki komitmcn kchijakan, ke\cmbagaan pemampuan PUG, anggaran PUC;:~.

dan ketersediaan data terpilah jenis kc1amin. IntJnya, seperti ucapan Meutia Hatta (Suara Karya 2005) adalah:

" ... helwn ada satll/Jlm Pcmcrintah Kahupaft'lIi}\ola

yang sccara scmpurna mcnerapkan /npres .. Vo.9 Ta/17If1 200() dikarenakan minimnya pendirian Biro Peremplfwl di kantor Pemda sala rendahnya alokasi ul1ggaml1

un/uk program pemberdayuuf1 pcn:mpuul1··.

Setelah lima tahun berlalu, suara scnada tcnlang kclcmbagaan pemampuan PUG juga masih kerap dik('luhkan bcrbagai aparat, sebagai bukti bahwa persoalan tcrscbut bclum sdcsai.

Hasil studi evaluasi terhadap pelaksanaan Inpres No.9 Tahun 2000 di 10 provinsi (KN PP 2(06) juga mcnemukan bahwa struktur keletnbagaan pemberdayaan pcrcmpuan di daerah merupakan faktor yang krusial di dalam pclaksanaan pengarusutamaan gender. Kdembagaan yang hanya bersifat bidang atau kegiatan sulit melakukan kegiatan apapun (Hubeis. A\/ 2004, 8appenas 2008). Apalagi jika pejabat atasannya

. DI mu lal It'ja k lahun zo 10 PPRG j Pereno nJJn Pengganggara n Responsif Gender) sudah menjad I age nda n~~1 on~1 d~n d~l~nl prolel pensoslalilasiannya ke daera h-daera h oleh

Kemene~PP&PA I g I

tilbk paham gender. Selain itll, ketidaktersediaan Jurl1 terpi/ah per jenis J.,ei(lmill dan data akurat tentang masalah gender per spesifik loka"i merupabn hambatan lain, bagi sektor dan daerah, untuk dapat melakukan suatu nnalisis gender yang akurat (Hubeis ef af. 2006).

Kemlluian, salahsatu dari tig:a rumusan iSH na~ional

pengarustamaan gender RPJMN 20)0, juga dilujukan pad" p(.;ningkatan kapasitas kclcmbagaan PUG dan pemberdayaan pcrcmpuan. Berarti, pemampuan kclcmbagaan PUG dacrah memang merupakan faktor krusial kebcrhasilan komunikasi pengarusutamaan gender.

Hasil studi evaluasl pelaksanaan PUG di pusat dan di dacrah yang telah dilakubn olch KNPP, sejak tahun 2002-2006, menunjukkan bahwa sebagian bcsar aparat, belum memahami PUC; serta eara melakukaIlilya. Bahkan terkesan, seakan-akan urusan pengnrusutamaan gender hanya sebagai pckerjaan Badan atau Kantor atau Biro PP (Pemberdayaan Perempuan). Selain itu, upaya penyadaran gender (sosialisasi, peiatihan, advokas.i) Ji daerah juga tcrbatas pengadaannya karcna kekuTangan biaya (KNPP 20060). Untuk tnengatasi hal ini, alokasl dana stimulan ke dacrah-d<lcrah, tcmlasuk kcpada LSM pcduii gender atau pl!rempuan, telah dilaJ...-ukan KNPP untuk mcmtuntu dacrah rnelakukan penyadaran gender di lingkup remcrintahan t('ntang perlllllya pengintcgrasian geIH.l~r ualam setiar lini pcmbangunan dengan lebih intcns'. Akan lctapi, hasil pcnYDdaran gender tcrsebut kcrap terputus karena mercka yang slIdah paham gender ditnutasi alas alasan struktural dan di posisi yang baru tentunya harus bekerja sesuai Tupoksi unit kerjanya yang tidak sclalll krkait dengan persoalan dan pem1asala han gcmkr (H u be is. AV, 1 996 b).

D.lrlJ stimulan suda h dihentikan ""I ~k Tahun 2010. 'Merupaka n catatan dan pengamal c n pehonal penults ,l'I~ m~ berkelihng kl' bcrbaga I prov'nsi, k<'lbup~l<!n dan kot~ keti~a menj~bat Ketua Tim Independen P"nila' pemberian Gender Awards. K"mpnterlJrl Negara f'emberdavaan Perempuan (KNPP). Tahun 2004· 2007

I 9 I

Pt:nt:lttwn dari WRI (20 10), juga menunjukknn hall\\'a pemahaman umum mengenai gender masih kerap dismnakan dengan jenis kelamin, yang akhirnya hanya dialamatbn pada iSLl rnengenai percmpuan, ketimbang konstruksl sosi<lj dan hudaya yang mcnyebabkan tcrjadinya pembedaan peran perernpuan dan laki-laki. Dalam praktik, hal itll cendcnmg mendiskriminasi perempuan dalam hidang apapLltl, schingga kesej<li1tem<l1l perempuan jauh Icbih buruk dari laki-laki (Hubeis, ef ul. 2007: Hubcis, 2007).

Untuk mcningkatkan kcsadaran pcmerinlaiI Jaerah tentang pcntingnya intcgrasi PUG da13m scmua sektar. mulai tahlln 2004. KNNP mengadakan eV3iuasi pdaksanaan PUG mclalui pernberian APE (Anugt:rah Parahila Eka Prukary'uF. kepada pemda provinsi, kabupaten/kota. Pada whun pertama penilaian, daerah yang dapat mengisi fonn evaluasl APE sangat st:dikit (kUfang dari 30%Y'. Bahkan tidak ada satupun yang dapat m emen uh i kri teri a di atas Pm tnm n 7. N am 11 n, seca fa ti da k langsung, pemberian APE menyadarkan hanyak pihak tcntang belum sempurnanya pclaksanann PUG di daerah mcreka. Hal ini memotivasi daerah, yang salahsatunya tercermin dari mulai banyaknya daerah, sejak 2006, yang membcntuk Badan atau Kantor atau Biro PP sebagai rcspons positif tcrhadap program APE dari KNPP.

Analisis Komunikasi: HOI, GOI dan GEM

Isu-isu ketidakpahami.ln ararat, tcnnasuk masyarakat tentang konser gender dnn program pengamsutamaan gender

<'PemberiJn APE dida~an oleh ha~il penilalan a,pek kelemba~JJf'. kom'tmen, dukungan forum, Pl'mamPUan PUG, data gender dan keberha,ilan pr(lgr~m bU((e~5 ~t(lryi. P~nilaian

d Ilakukan (ll~h Tim independen: Penu I" ada la h Ketua Tim indl'penden APE den@an SK Menteri. P~da tahun 2004-2007,

'Pada tahun berikutnya jumlah provinsl 145%), kdbupaten (26%) dJ" 'D\J 144%) YJng mem,,~ukkan formullr APl semJkin menlngkat,

'Knterla pernberlan APE mulai dari yang terendah .,arnpal Iprtingg' ~d~l~h. Pr~t~ll1a. MldVJ dan Warna,

I 10 I

menunjukkan ada komunikasi kt'firu dalam penyosialisasian gender ke publik. rvtenurut paham teori komunibsl klasik dan kontcmporer, asumsi yang mendasari komunikasi gender adalah episfemic dan ax;o!o[Z\,: Asumsi t:'pislemic rncnyatakan bahwa komunikasi adalah mcdi:::l yang membuat orang menjadi tahu, tertarik dan mall menerima.

Pcndapat ini senada dengan McLuhan (1964), yang menycbutkan bahwa the medium is the message it sell yang herarti bennlk sllatu media yang dipakai akan menimbulkan rdasi sirnbiosis dan mempcngamhi penerimaan pesan yang dikomunikasikan. SeJama ini, masyarakat mcmahami grndcr scbagai perempuan (WRI 2010), dan beras:::I1 dari budaya nlau bahasa asing (Hubeis 2006) sehingga kemp mcnimbulkan perlawanan nt:m ,vini.'}'me bahasa (Gudykurst 2003), Bcrarti ada penggunmm media atau kemasan pesan komumk<lsi yang bclum menyatu dengan nilai budaya bahasa di masyarakat

ASllmsi axiulogy menyatakan komunikasi sebagai vu!ue­laden dimana Ullsur bahasa menjadi suhyektif dan tidak satupul1 bahasa bersifat netral. Dalam hal ini, Weaver (1976) dan Winterowd (1978), juga menyatakan bahwa komunikasi menampilbn perilaku yang diikuti oleh tmdakan yang mcnyangkut konsckuensi moral dan tanggungjawab moraL Jadi, kdika PUG yang belum akrab di tclinga dan di kalbu banY3k orang di republik ini disuarakan dan dikomllnikasikan sebagai upaya penyetaraan gender maka yang timbul adalah penerimaan selengah hati atau scpcrtiga hati atau bahkan pcrlawanan tcrsembunyi. Hal ini terkait dcngan budaya patriarki yang masih memposisikan perempuan berbeda dari laki-laki, percmpuan di domestik dan laki-laki di puhlik.

Dengan demikian, d<lpat dipropisisikan bahwa sualu keberhasilan atau ketidakbcrhasilan k0111unikasi politik pengarusutamaan gender dapat dilihat dari ada tidalmya gap pemaknaan komunikasi, yang diidikasikan oleh kescnjangan

I II 'I

gender, yang dalam hal ini, dapat dini lai dari sci isih pcrhit Llng3n antara HOI (Human Ikvciopmcnt Index)H dan GOI «(ienuer­rdakd Oevdopment Index)').

1-"';:":'

.! ~ I i f 1

lOU(,

.t.1)1))

)ool

Gambar I Sebaran indeks HOI dan GOI antar-tahun, 1996-2009

Sum her' !luman l)Cvclop1ll(,l1t Report. LlNDP: 19%. 1997, 199H, 1999,2000, 200 I, 2002, 2003, 2(JO-+, ~OO'i, 21106, ~007/~OOX, 20lN; diolah

Pada gmfik perbandingan I IOI-GDT antar tallUn (1996-2009) tampak nilai 1I0I sclalu mCl1cmpati posisi lebih tinggi dari GD!. Dari sisi (rend. nilai HOI dan GDI memiliki trend positif. Kedekatan grafik HOT ke GOT mulai tcrjadi sctclah dua tahun pengLl]"usulam:J:m gender menjadi komoditi komunikasi pohtik. Sebaran indeks antar tahun memiliki capaian y<lng relatif sarna: Pada Tah un 2009 kedua indeks mencapa i 11 i lal tertinggi, dan pada Tahun 1997-1998 kedua indcks mCtml1kl perbedaan yang signifikan,

Angka perbedaan tertinggi terjLldi pada Tahun 1995. dengan sclisih indeks hingga 0.028, hertcpatan dengan krisJs ekpIlPJl1i. Pada saat krisis dan selama krisis (tahun 2000), all!2.ka

'H 01 dlfo ku, p~d., ti~" dlmensi U kur<l n pernbangu na n manlJs'a' usia panjang da n h idlJp $eha!, l@rd,dik dan mem llik, kehid upan ya ng layak,

'G DI y~ n@ dl perken~lkJn dalam HDR ta hun 1995, menglJkur pre stasi pemba ngun31'1 d ~Ia m

d'men~' indibtcr sepern di HOI.

I 12 I

HPJ (Human Povcrty Index) juga tinggi (27,7(%) dan terns Il1cnurun hingga 17,00% pada Tahun 2007. Bersamaan dengan menurunnya HPI, angka GOl menaik secara curam terhadap HOI scbagai indikasi kcscnjangan gender mengecil.

Oengan dcmikian, pcnunman angka kcmiskinan dan pcrbaikan ekonomi nasional akan mcngurangi kcscnjangan gcndcr. Sclanjutnya, dapal lIikatakan di sini bahwa sasaran perlama pengaruswamaan gender untuk mcningkatkan keselaraan gendcr bukanlah semata-mata menjadi urusan KNPP&PA, tetapi mcrupakan tanggungjawab semua kementerian di Republik ini, dan tcrmasuk masyarakat luas, akademisi, LSM dan organisasi wanita.

Untuk melengkapi pengukuran kesenjangan gender, berikut ini adalah hasil analisis perkembangan GEM (Gender Empowerment Measure)]!! yang juga menunjukkan trend kcnaikan positif, yaitu dari nilai 54,6 (Tahun 2002), menjadi 59,7 (Tahun 2005), 61,3 (Tahun 2006), 61,R (Tahun 2007) dcngan posisi ke 33 dari 71 ncgara yang diukur. Lalu, palla tahun 2008 meningkat ke 62,17 (UNOP, HOR 2002-20mq.

Peringkat ke-90 (0,408) dari GEM Indonesia pada talmn 2009 sudah menunjukkan harapan target pemerintah, seperti dinyatakan olch Prcsidcn SBY, agar angka GEM Indonesia dapa t mcnca pa i uru tan kc-9 I di Tah II n 20 I O. N amlin dcmikian, mcmbanding dcngan pcringkat GEM negara-negara Asean (UNOP-HDR 2009), seperti Singapura ke-16 (0,786). Philipina ke-59 (0,560), Vietnam ke-62 (0,554), Malaysia ke-68 (0,542), dan Thailand ke-76 (0,514) maka rankin/? GEM Indonesia masih relatif sangat rendah.

Meningkatnya angka GEM nasi anal diikuti dengan pencapaian GEM di beberapa provinsi melebihi rataan angka nasional.

lOG E M, merupaka n mdeks kompos't yang menguku r ketlda kseta raan gender (gender inequality) pada tiga dlmensi dasar pemberdayaan, yaitu partisipasl ekonoml dan polltik serta penga mbolan keputusa n

I 13 I

Namun, jumlahnya sangat berftukntasi, yaitu daTi 10 provinsi. menjadi 18, menunm menjadi I 3 doll ~ lalu men ingkat 111enjad i I [ provinsi, bertuntt-turut di tahun 2002, :2005, dan 2007-2009 11 . Bcrartj pada Tahun 2009lcrjadi pcningkatan partisipasi pcrernpuan di politik dan di lC"tUbaga pengambilan keputllsan, salahsahll1ya adalah meningkatnya 10,7 perscn percmpuan di OPR (Tahun 2004) menjadi 18,2 persen (Tahun 2009).

Sccara keseluruhan, portisipasi perempuan dalam pcngambilan keputusan di bcrbagai ketcmbagaan masih rendah, yang diindikasi o1ch rendahnya ketelwakilan perempuan LI! OPR (18,2%) dan posisi kcpemimpinan di Parrol (antara 6,25'Yo-22.25%). SC111ua ini, masih jauh dari minimal qllota aflmnative action (30%), seperti diamanatkan pada UU Pemilll No.lO Tahun 2008 dan UU No.2 Tahun 2008 tentang Parpo\.

Selanjutnya, ketenvakilan perempuan (11 lembaga forma 1 pengambil keputusan juga masih rcmlah. seperti di tvl PR (1 2~';1), DPD (21 %). MA ([ 5%), BPK (O,oryo), KPU ([ ~%), dun Menteri (12%); Rcndahnya pcrempuan PNS di posisi jabatan stll1kturai Eselon I (7,lS5%), yaitu di LPO (X,96%), Lembaga Tinggi Negara dan Kejagung (6.67%), kelcmbagaan kepresidcnan (3,23 l;/0), Menteri (12)0%), dan di LPND (7,R5%): Sumbcr: KPU 2009-20 [4, BKN 200g. Sckab RI AgusunJs 200S (diolah).Partisipasi politik dan pengambi[an keputusan yang rendah, pada perempuan. mcrupakan indikasi kuat dari masih terdapatnya kescnjangan gender dalam aspck kekuasaan.

Untuk mengetahui hubungan antar-indeks kesenjangan gender, dilakukan plotting angka HOI, GOI dan GEM untuk tiap provinsi. Sllmbu X dan Y mcrupakan rataan angka HOI atau GDI atau GEM untuk semua provinsi. Titik-titik dalam an.~a merupakan posisi suatu provinsi.

··Diolah dari dat<l 33 provinsl pada Tahun 2000·2006, 2007/2008, 2009; bersumber dari UNOP Human Development Report, UNDP

I. 14 I

~-------------------------------------------

n .. U'I

l J ~ ,] ~J

n,p .- c . u ~

n q ; a

I'J,' ,-' \ n 'u r [J 11

n ,

o 1l

. 0.:.', , ___ ---+-____ ---+-________ --< "

1101

GambaI' 2. Plotting HOI versus GDI provinsi

Ketemngan: Nomor provinsi: 1 :NAD, 2:Sumut, 3:Sumbar, 4:Riau, 5jambl, 6:Sumsel, 7:Bcngku1u, 8:Lampung. 9:Babel, 10:Kcpri, 11:DKJ, 12:Jabar, [3:Jateng, 14:DIY, 15:Jatirn, l6:Bantcn, l7:Hali, [X:NTB, 19:NTT. 20: Kalbar. 21: Jo.,: aheng, 22: f..:aL~('L 23 :Kaltim, 24: Sulut, 25 :Sultcng, 26:Subd, 27 :Sultra, 28 :Goronta1o, 29:Sulbar, 30: Maluku, 31:Malut, 32: Irjabar, 33: Papua (diolah dari UNOP HDR 2010).

Gambar 2 mcnunjukkan provinsi dengan HDI tinggi (DKI Jakarta, 01 Yogyakarta. Sumut, Sumbar. Kalsel, Sulut. Bali, Rengkulu) jug<1 mcmiliki GDI linggi. Seba1iknya. daerah dengan HDI di bawah rataan nasional (Irjabar, Papua, NT£l, Maluku, Kalb,:u, Sultra) juga mcmiliki GDI renJah,

,"I - ..

I •

:J " ,I .~ .~'l !;.~;: ):

,

" c 1 n .,.

':L1

, ----+--..... , ·-·-----~-----+I·-· .

_______ H __ DI_~ Gambar 3 Pfottill}!, HOi versus GEM provinsi

I\.dl:T;.mg<ln 11,lmor provinsi sama dcngan (iamhar "

Gambar 3 mcnunjukkan st:hagian besar provinsi Il1cmiliki angka GEM di atas rataan nasional. Akan tetari, hubungan 1I0J dan GEM eendenmg tidak konsisten yang bcrarti bahwa provinsi dengan HOI tinggi tidak "c\alu mcmiliki GEM yang tinggi (misalnya, Jatim, Jamhi). Bahbn, Papua, NTT. Kalsel dengan HDllcbih rendah dad rata-rata n<lsionaljustru memiliki angka GEM yang tinggi.

Selanjutnya, berdasarkan angka HOI, UDl dan GEM terkait dcngan dillleno;;i komunikasi gender lllaka kesenjangan gender yang terjadi dapat di rekap schagai hcrikut.

1. Menyempitnya gap HOI dan GDI sebagai informasi berkurangnya kcscnjangan gender tcrkait dengan variabcl mcningkatnya GDP dan menunmnya HPI. Tctapi, meningkatnya GEM tidak selalu mcngkolllunikasikan adanya peningkatan angb HDI.

I [6 I

2. Kctcrwakilan perempuan dalam politik dan pcngambllan keputusan sudah mcningkat dilihat dari sudut jumlah, namun belum memenuhi qllota affirmative acthm.

3. Peningkalan angb GEM tidak selalu diikuti dengan kcnaikan angka HOI dan menyempitnya gap antara HDI­GDI.

Perspektif Komunikasi Gender: Suatu Implikasi

Isu-isll yang terkuak dan hasil analisis HDI, GDT dan GEM. dari dimensi kornunikasi makro. memerlihatkan bahwa kesadaran gender sebagai prasyarat renting komunikasi politik penganLsutamaan gender, temyata hclum sepenuhnya menjadt kesadaran publik. Dalam hal ini. kcluarga sebagai sistem sostal terkee i I merupakan awal mulanya relasi genderdisos ta I isasikan. Dabm fungsi sebagai jejaring komunikasi, kchmrga juga berperan sebagai pcmantap ideologi patriarki dan sexism ke masyarakat. Berarti. kotllunikasi politik pengarusutamaan gender belum scpcnuhnya menyentuh kdompok grass root.

Kegagalan komunikasi polilik di tingkat birokrat terlihat dari isu strategis gender yang bclum tcrarusutamakan ke dalam setiap level dan lini kcbijakan birokrasi. Akibatnya, masih terjadi bias laki-Iaki yang menomorduakan perempuan di berbagai bidang kchidupan. Dogm~ patriarki yang juga belum berha~il dilepaskan sepenuhny~ olch bcrbagai bentuk komunikasi dan advokasi gender menycbabkan kesenjangan gcnderpun belum sepenuhnya berhasil dieapai, scsuai harapan nasional alau komitmcn pada kesep<.lkatan global.

Pertanyaan adalall apaAal/ pt'rspekt~lkomunikasi yang tepa! sehagai strategi kO/llllnikasi gender?

I 17 I

J\.eyakinan pertama yang perlu discpakati lIntLik mcnjawab pertanYlHln ini adalah pemahaman tcntang dOf}Jllin domcstik dan domllin plibliA atau fattent issue." dan Cllrrent issues. scbagai prasyarat awal pt:nanganan i:;u~isu gender dan pcnyusunan rancangan ~trategi komunikasi berperspektif gender. Hal ini dilandasi olch kcnvataan bahv,·a ap,lpun dan bagaimanapun rclasi gender masih menlpakan konstmksi budaya yang diwamai oleh idelologi dan hlldaya patriarki. Berartj perjuangan penyadaran gender hubn hanya dimiliki pcrcmpuan dan oleh perempuan. tetapi juga untuk laki-Iaki dan dari laki-laki, dan atau untuk kcpcntingan bersama.

Karena itu, penyadaran gender melalui komunikasi partisipatif yang memadukan konscp dialog Freire (1975) dcngan kerutusan kolektif Servaes (2002), scbagai suatu prcposisi diyakini akan melllbuat :st:seorang atau sckelompok orang bcrdaya. Raggatt (2007), dalam teori pusitivningnya juga menckankDll bahwa upaya kcbcrdayaan lerlt:tak pada proses conversational dan dialcktika. Namun. menurut Mclkotc dan Steeves (2001). pC'ngorganisasian dialog tentang kcsepakatan kctidakadilan kekuasaan hams tet<lp mcrupakan rnasalah sentra I yang perlu tbsulusikan d:.dam pembangunan bcrkcsctaraan gender.

Dengan demikian, intcrvcnsi pcnyadaran gender scbagaJ pros~s dialog adalah bagaimana memposisikan perempuan dan laki­laki agar dapal bersama-sama mcncapai kontrol pengambllan kcputusan publik, mengubah praktik-praktik serta perundang­undangan bias gender yang tidak mcnguntungkan saJahsatu scks. Dcngan kata lain, visi dan misi pengarusutamaan gender dalam pcmbangunan tetap perlu disosialisasikan dan dimasyarakatkan, tidak hanya agar terintcmalisasi dalarn setiap kalbu aparat penentu kcbijakan tetapi juga di kalbu seluruh ana" bangs<I, laki-pcrcrnpuan.

I IX I

Sclanjutnya, kaidah komunikasi dia/ng-parfisipafU; mensyaratkan pertautan senaJa sernua partisipan komunikasi (sumbcr, media, pesan dan penerima pesan) scbagai inti dari proses Render cOllscicntization ( penyadarnn gender). Karena itl!, pemampuan kclembagaan pemberdayaan gender d,m ketersedinan sumhcrdaya manusia ahli media dan ahE komunikasi yang dupat rnengkcmns isu-isu gender spesifik lokasi dUll buuaya serta cam bcrhahasa akan menjadi energi pendorong ( energy forces) dalam proses m('ma.~yarakatk{jll

Kender dan menRgellderkan masyW'uhat.

Mengingat keluarga sebagai awal pddakan nilai-nilai kesctaraan dan kcadiJan terhadap sesama, maka penumbuhan pemahaman suatu kduarga tentang gender merupakan modal sosial tlalam menumbuhkan empati sosial terhadap makna kcsctaraan dan keadilan gender. Tetapi, pencapaian banyak kdu:lrga, yaitu masyarakat luas dengan keragaman etnis, budaya dan kcyakinan mcmposisikan pcnggunaan (eknologi informasi yang komunikati f scbagai a I t('matif stmlegi komunikasi unluk pcrcepatan intervcnsi pcnyadaran gender ke publik, tcnJtama menghadapi ekscs negatif kekdiruun pemahaman tcntang kesctaraan gender.

Dengan demikian, isu-isll kesenjangan gender sebagai bagian komunik£1si pOlilik memerlihatkan bahwa intervcnsi gender atau gender atjirmathe {lction tidak dapat dicapili hanya dengan kOl1lunikasi tup d()w1/. Perlll ada rcviralisasi dua-arah tCl1tang pcmahaman gender: Dari sisi birokrasi, komunikasi politik masih perIn diperbaiki melalui pendidikan dan pdatihan ke semua birokrat lii scmua jcnjang birokrasi; Dari sisi masyarakat. perlll dibuka ruang komunikasi pllblik sebagai media perbincangan kcsctaraan gender sccara kritis.

lIntuk mcmpercepat senma iUI, sistem pendidikan formal perlu mcngkorporasikan unsur pluralisme kesetaraan. Secant

lebih spesifik, di dalam pluralisme budaya, adat, kesukuan. dan keyakinan maka mcnjadi penting peran tokoh masyarakat (tokoh agama d.an tokoh adat) Icbih dipertautkan kc dalam upaya pcnyadaran dan pengintcmalisasian idcologi gender. Dcngan dcmikian, unsur pcndidikan dan komponcn adat scrta kcyakinan yang acap merupakan energi po/ifl"k (political forces) dalam peIant:aran kekuasaan dapat disimbolkan scbagai tungku kakitiga dalam mengurangi konllik politik budaya patriarki, masku1inita~ dan 'w!xis/II, yang suka atau tidak suka mcmpakan komponen pencetlls dan pengukuh perbedaan gender, yang akhimya hen1ll1ara pada kcscnjangan gender yang ajeg. Rancangan tIl) kcsetaman gender yang sudah menjadi agenda DPR, sebagai legal aspect yang akan lebih mengukuhkan perlunya h~scselaraan gender, dengan demikian, juga perlu dibarengi dengan pengukuhan social aspert di masyarakat melalui ketcrlibatan aktifberbagai tokoh masayarakat scbagai pcmcgang Icgitimasi budaya.

Sebagai penutup, sudah saatnya pcrjuangan berkesetaraan dalam berbagai bidang kchidupan (pendidikan. kesehatan dan pcnd!1patan layak) yang sdama ini lebih banyak disuarakan olch pcrcmpuan disamblll dengan lapang dada oleh semua pihak. Perguruan tinggi. sebagai tcmpat berkumpulnya para cendekiawan dan iimuwan sudah saatntya juga bertanya ..... sudahkah kami sadar gender",

Dalam hal ini. Instltut Pertanian Bogar, sebagai salahsatu Centre of Ercelent University di Indonesia sangat tepat untllk mulai mcmciopori pcngintcgrasian isu-isu gender ke dalam proses pembelajaran di berbagai strata pendidikan sesuai dengan bidang ilmunya, road-map pcnclitian dan pengabdian pada masayarakat bcrperspcktifpada kcsctaraan gender. selain penguatan kelembagaan penclitian tcrkait pada eksplorasi isu­isu gender, baik yang merupakan isu yang sudah lama terjadi (latent issues 1 maupun yang merupakan isu-isu hangat kekinian (current issu..::s).

Daftar Pustaka

Antrobus, Peggy 2004.Thc Global Women's Movement: Definitions and Local Origins. dalam Peggy Antrobus (ed), The Global Women's Movement: Origins, Issues and Strategies, 2004, London & New York: Zed Books.

Arthur and 1\1<1ry. 1984. Sexism, Racism, dan Oppression. Blackwell in Oxford. {JK, New York, NY.

Bappenas. 2008. Evaluasi Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Rangka Background SWt~\' Persiapan Penyusunan Rencana Pemhangul1nn Jangka Mencngah Nasional (RPJt-.1N) 20 10-2014. Dircktorat Kcpcndudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak. Bappenas , Tahun 2008

Bappenas dan K P P Rl (2006). E v al uasi Pelaksa naan Pengamsutamaan Gender di <) Sektor Pembangunan. Jakarta 2006-2006.

Butler, .1. 1990. Gender Trouble: Feminism and thc Subversion of Identity. Routledge.

De Vito, J. A. 1995. The interpersonal Communication Book 7ed. Harper l\1\lins College Publisher.

Fubanks, Ralph T. 19S0. "Reflections on thc Moral Dimension of Communication." Southern Speech Communication JOlJrnal45 (19S0), 297-312.

Fakih, Mansour. 1996. Analisis lkmh:r dan Transfomlasi SosiaJ. Pus taka Pelajar, Yogyakarta.

Foucaulll, Michel. 1990. The History of Sl~xuality: An Introduction: Volume I. Vintage Books.

Freire, Paoulo. 1972. Cultural Action for Freedom. Penguin Education HamlOnds Worth, Penguin.

Gudykur~t, W.B. 2003. Cross-Cultural Communication and InterculhLral Communication. Sage Public<ltion. Thousand Oaks. London.

Harding. S<lndra. 1986. The Science Question in Feminism. Ithaca, New York Cornell University Press.

Hart, Roderick P. and Barttho[owc\V, H.P. 2001. Politics, Discourse, and Ameril'an Society: New Agenda. Pub!. the USAby Rownan & Littlefield Pub!. Inc.Boston

Hubeis, A.V.S. 2007.lmplcmcntasi PUG dalam Pemberdayaan Masyarakat Sckitar lIutan. Kementerian Ncgara pemberdayaan Perempuan. Oktober 2007.

Hubei s. A. V. S.. Yulfita R.o N ardho G. 2006. Penyusunan Panduan Kategorisasi Kebijakan, Program. Kegiatan dan Anggaran Pembangunan yang Bcrperspektif Gender. Kementerian Pcmhcrdayaan Pcrempuan, Jakarta 2006.

20()4. Evaluasi Kcbcrhasilan Pclaksanaan Program PUG Dalam Pembangunan Nasional. Kantor Kcmenterian Pembcrdayaan Perempuan. Januari 2004.

. 1996a. Sosialisasi I\.onscp knder dalam Dunia Pcndidikan Tinggi untuk M rningkatkan Kcmitascj ajaran Pria dan Wanita Scbagai Sumbcrdaya Pembangunan. Makalah Oricntasi tcntang Jenuer uan Pcmbangunan: Departemen Wanita lCMI Pusat. Jakarta

1996h. Bias Feminisme: Pcrgcseran Niliji-Nilai Kcwanitaan. Makalah seminar tcntang Wanita dalam rangka Mcnyamhut Had Ibu. Disclcnggarakrm oleh Pesalltrern Al Umrnah bckerjasama dcngan ICl'vll Orwil Bogor. Cibadak-Sukabumi. 6 Januari 1996.

1 Q9S. Posisi dan Peran Wanita Dalam Era Globalisasi. ---

Makalah disampaikan pada seminar ilmiah Pusli!

I 22 I

Sosial Ekonpmi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen PeI1anian.

1991. The Socio-b.:unomic Role of \Vomen in The Sulawesi Regional Development Project: Sanrego & Glliamas. Canadian Cataloguing in Pub!. Data. ISBN 0-88955-310-6: ISSN 11 92-1439; # l.

1985. Womell, /i.wd, an health devt.>/opmellt-{'ases

SIlI"l' of Cipuri Villuge- West Java indonesia. r disertasi]: Bogar Agricultural University.

KNPP RI. 200n. Laporan Evaluasi Pengarusutamaan Gendt:r di 10 Propinsi di Indonesia. Kementcrian Negar<1 Pcmberdayaan Perempuan RI, Jakarta ..

_ 2006a. Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Pcnganlsutamaan (lender (PUG) di beberapa Uacrah Sampcl Kabupat~n!Kota, KNPP RL 2006.

Lasminah, U. ~OIO. Patriarki Dunia Mengerus Indonesia Posted on May 5, 20 I 0 by vvartafeminis.

Lawley. Elizabeth Lane . 1994. The Sociology of Culture in Computer-Mediated C:l1nmunication: An Initial Exploration. Submitted in partial fulfillment of the requirements for LS695 Seminar in R('search Design

ML:Luhan. 1964. Under~tanding M~dia. The Extensions of Man, New York: New American Library.

Mclkotc, S. R. & Steeves, IJ.L 1001. Coml/lunicu/ivn ./or Developmellt in the Third World: Themy and Pracfire f(l!· Empowerment. New Delhi: Sage ..

t\.1 itragcndcr. 20 10. Kcsimpulan dan Rekomcndasi Temu Nasional Prestasi Pcn::mpuan Indonesia dalilm Dialog Publik Percepatan Undang-Undang Kesetaraan Gender ke DPR RL Jakarta 29 luli 201 u.

1231

Moser, CarolineO.N. 1993. Gender Planning and Development: Theory, Practice & Training. Routledge. London and New York.

]\..loscr, Caroline. 1989. Gender Planning in the Third World: Meeting Practical and Strategic Gender Needs. World Development, Vol. 17, No. 11.

Murpratomo. Subsikin. A. 20 I O. Agenda Stratcgis Pemerinl<lhan Bani Terkait Peran dan Pemhcrdayaan Perempuan. The Hahibic Centre, Jakarta.

Nimmo, Dan. 2005. Political Communication and Public Opinion. Good Year Pubh;hing Company, California.

Parawansa. K.I. 2003. Pcmhcrdnynan Pcrcmpuan Dalam Pemhangunan Rerkelanjutan. Seminar Pemberdayaan Perempuan. Bali, 2003. 27 Agustus 2010.

Raggatt, PTF 2007. Forms of Positioning in the DialogLcal Self A System of Classification and the Strange Case of Dame Edna Everage. Thcory Psychology. [terhubung berkalaJ 31 Ok1obcT 200~.

Rogers. Everett .M dan D.Lawrence Kincaid. 1981. Communication Ncrwork. Toward a Ne\v Paradigm for Research. The Free Press. New Y0rk.

Servaes, Jan. 2002. Communication for Development: one world. multiple eulltures. Second Printing. Hampton Pr('s~, Inc. Cresskill, New Jersey.

Suarakarya. 2005. Penduduk Dunia 2005 Pcrempuan dan Pen gent;] san Kern i ski nan. It ttp: II \ .... ww. suarakarya-onlinc. com/news.html?id= 124~84.

Tanncn D. 1990. YOU/list don' 1I11c/erShllJd: Wumen and men in communication. New YOlk Bul/anlint' Books.

I 24 I

Tubbs SL, Moss S, 2005. lfuman commullicafioll. g,h Edition. New York: Mc(Jraw-Hill Companies, Inc.

Van Djik, Teun. 1993. Discourse And Society: Vol 4 (2). London, Newbury Park and New Delhi: Sage.

Weaver, Richard. 1976. Language is Scnnonic.ln The Rhctoric ofWl'stem Thought . Eds. James Golden, et al. Dubuque, IA: Kendall/Hunt, 1976.

Winterowd, Ross W. 197R. Rhetoric: A Synthc:-;is. New York: Holt, Rinehart, & Winston.

Wolfe, Susan. 1. 1980. Constructing and Reconstrucling Patriarchy: Sexism and Diachronic Semantic. in: Research on Language and Social Interaction, volume 13, issue 2.

Wood J. 1. 2007. COlllmunication, Kender. and culture. Be Imont: Thomson Wadsworth.

WRI. 2010. Studi Dampak Advokasi Anggaran Bt:rkeadi lan Gender. Women Research Institute (WRl). Jakarta.

I 2'i I I .

U capa n Terima kasih

Segala puji dan SYUkuf, uipanjatkan ke hadirat Allah SWT, atas kanmia nikmah hiuup dan kchidupan yang tclah diberikan kcpada saya sdama ini. Semoga Allah senantiasa membt:ri pctunjuk dan bimbinganNya. Amin.

Ucapan terima kasih disarnpaikan pad a Tim Penilai Usulan Jabatan Akatkmik Guru Besar di Dcpartemcl1 Sains KPM FEMA, Senat Guru Besar dan Dekan FEMA y<lng telah mengusulkan saya untuk memeroleh jabatan akademik Guru Bcsl1r Tetap di bidang Ilmu Komunikasi Gender.

Ucapan terima kasih, disampaikan kcpada Rcktor IPS Prof. lIerry Suhardiy,mto beserta para wakil rektor, Ketua Dewan Guru Besar IPB ProCEndang Suhendang dan jajarannya, Dekan FEMA Dr.Arif Satria, Kctua dan Sekertaris Dep. KPM FEMA, dan semua panitia Orasi llmiah, yang diketuai oleh Dr.Drajad Martianto.

Perj alan an h idLl P sa ya scbagai akadem i si, tida k ter I eras da ri j asa Prof. Sayogyo dan Prof. Margono Slarnet sehagai rcmbirnbing skripsi saya cii strata 1 yang kemudian mempercayni saya untuk meniadi asislen bcliau dan mendorong s<lya untuk mcnjadi do.s('n di jurusan IImu-ilmu Sosial Ekol1Qmi Pertanian (So~~k) Fakllitas Pertanian )Po. Untuk itll, llcapan terima kasih tak tcrhingga patut disampaikan kepada bcliau-heliau ini,

Kepada Prof. Dr. Scarlett Epstein yang telah mcmbcri kesempatan saya m(:melajari women's studies di Sussex University Brighton England sebagai pra-doctorate student dan kemudian scbagai Independent Student untuk l11cndalami isu­iSH perempuan disampaikan ul:apan terima kasih. Pcngalaman inilah yang kemudian menggiring say:.l rnenekuni studi wanita. Ucapan terima kasih yang mendalarn dan tak terhingga disampaikan kepada para pcrnbimbing Program Doktor eli

program studi penYllluhan dan komunikasi Pcmbangunan. yaitu Prof.Margono Slamet sebagai kctua, dan Prof.Scarlett Epstein, Prof. Affendi Anwar, Prof. Syarifuddin Baharsyah, serta Prof Melly G. Tan scbagai anggota. Dari para beliaulah saya mcmcroleh tambahan 11mu dan metodologi risct serta pemahaman bagaimana berperilaku <lkademik yang tangguh. Ucapan terima kasih juga dis<lmpaikan pada Prof. T.lhromi dan Prof.Mayling Oey Gardiner yang telah mcmberi warna pada pcmikiran saya tentang :-ltudi wanita, pada saat mcnguji.

Ucapan lerima kasih disampuikan kepada para dosen yang telah saling bcrbagi ilmu, baik di bidang sosiologi pcrdcsaan. ilmu pcnyuluhan, ilmu komunikasi pembangunan dan studi wanita. Tercatat mllna-nama beliau adabh Prof. Pudjiwati Sayogyo (aim), Prof.Tjondroncgoro, Ir.Gunardi MA, Prof. Pang Suparman Asngari, Prof. Ali Rachman, Jr.Bambang Utomo MDS (aim), Ir.Said Rush !vtA, Or. Amri lahi, Ora. Winati Wigna liDS, Dr. Ekawatt Sri Wahyuni, Dr. Sarwititi, IT. l\·taksum, MS, dan Ir.Richard Lumintang, MEd. Pada kolega di luar IPS, yung mewamai pemikiran saya Icnlang studi wanita dan studi gender, yaitu Prof.Saparinah Sadli, Syamsyiah Achmad, SII. Achie Luhulimah, SH, Dr.Yllsuf Supi;:mdi, Aisyah Amini, SH, dan Dr,Yang A. Mlltallib disampaikan llcapan terima kasih.

Penghargaan dfln ucapan te-rima kasih disflmpaikan kepada Manlan Menteri UPW Ibu Slliasikin A Mllrpartomo. dan Mantan l\1enteti PP Ibll Sri Rcjeki Surnaryoto SH, yang selahl mcngikutsertakan saya dalam berbagai kcgiatan tcntang pcmbcrdayaan percmpuan dan gender, selama dan setelah mcrC'ka menjadi mcnteri. Kepada Prof. DeTlny Alawi'yah yang bcrkenan mengikuti acara profesi scbagai sahabat sejawat dan sebiJang perhatian diucapkan tcrirna kasih. Kemudian. Icnma kasih yang sebcsar-besamya disarnpaikan kepada Mcntcri PP dan PA, rbu Linda Amalia Sari Uurnelar,

beserta para Deputinya yang tdah berkenan hadir dalam Orasi Gum Besar saya hari ini yang merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi IPS, dan saya rribadi, Rupanya, tanpa disadari say'a tclah bcrkutat dari mente-ri kc mClltcri tentang llnISall pt:rempllan dan gender, schingga mungkin inilah salahsatu alasan mengapa IPS mengukuhkan saya sehagai Guru Besar di bidang Komunikasi Gender.

Kepada kolC'ga di F EMA, Dr. Djuara P.lubis, Dr, Titi Sumarti ti. Dr.Amiruddin Saleh, Dr.llcricn PuspitawatL Dr.Siti Amanah dan Prof. Sjafri Mangkuprawira yang aktif mcnclanh dan mengkontribusik;m pernikiran pada naskah awal makalah orasi, dan juga pada Prof. Didin S. Darnanhuri dan Prof. Bunasor Sanim selaku reviewer naskah akhit orasi ioi diucapkan terima kas ih. U caran teri ma kas i h juga di sa 111 pa i kan kepada maha sis wa dan asistcn .;;aya Rima Rosita, Nuning KUSlltnOWardani, dan Retna Mulyandari yang tclah mcmbanhl mcngumpulkan data dan pa(b Panji Wasrnana, Skarn, MS dan Desina Kartika, SSi, MCumpSL: yang mcmbantu pengolahan data-data tcrscbut.

Terima kasih disampaikan paJa Dr. Amiruddin Saleh. Prof Dedi Fardiaz, Dr.Basita Ginting, Prof.Musa IIubeis. Dr.Hamdani, Dr.Lala M.Kolopaking, Prof. Sumardj 0, Prof Sjafri Mangkuprawira. Ir.Slli Sugiah MS, Ir.Sutisna Riyanto MS, lr.Hadiyanto MS, Ir.Meiani Sunito MSc, Ir.Maksum MS, Dra.Farida MS, Dra.Krisnnrini Matindas MS. dan Ir. Mintarti MS, Dr.Makmun Sarma, sebagai ko1cga yang telah membantu sclama saya mcnjadi Ketua Prodi K MP (K0ll111tlikasi Pembangllnan Pcrt<lnian dan Perdesaan) Pasc;]sarjana IPS. Berikutllya, terima kasih untuk ProfSjafri Mangkuprawira, Ketua lPPM {PH (1987-1996) dan Prof Rizal Syarief (priode 1996-20(5) yang mcmpercayai saya menjadi kepala Pusdikl:::ltmas (1988-2003) di LPPM IPS. Kepada sekretaris Pusdiklatmas. Ir.lda Yohana MS (aim), dan Dr.Illah Sailah yang bahu membahu meJakukan bc-rbagai kcgiatan diucapkan terima

I ~R I

kasih. Pada Ir.Teuku Lia Muriza, MSc yang mengumpulkan dan mengolah data untuk berbagai event seminar. seiama di LPM-1PB, diucapkan terima kasih.

Kepada mereka. yang tidak lungsung rnembantu kclancaran pcncapaian karir saya, adaluh asisten di rumah yang sC'tia mcnialankan tugas domestik, yakni Tinah (20 tahun), If a (5 t"hun), Annisa (6 tahun). Ismail (9 tahun) dan Wili (5 tahun) scbogai slipir, diueapkan rasa terima kasih.

Pada momen berbahagia ini, rasa honnat dan terium kaslh tak terhingga disampaikan kepada Ah<lh Ali Hubeis (aIm) dan Ihu Fadlun Badjebeir (aim) yang tcloh mendidik dan mcmbesarkan saya dan sayangnya tidak scmpat melihat anaknya menapaki karir sebagai Doktor dall GUnt Besar. Hegitu pula rasa hormat dan lerlma kasih untuk matua, Tb.Mas Mangkuprawira (aim) dan Ibu Soedah (aim) yang UmJt mcndorong saya berprestasi. Semoga arwah Bcliau semuanya mC'ndapac ternpat yang terbaik di sisiNya

Kcpada saudara Hubeis sekandung, Nikrnah (aim). Ora. Nurlaela, Salim dan Lukman (aim), Zaenab, Abdul Kadir (aim), Drs. Ihrahim, Azzam, Ismail, Ishak (aIm), Yakub. Prof. Musa, Mariam Haniya, Yaniah, dan [sa, terima kasih atas kekeluargaan yang saling peduli. Kcpada ipar dari keluarga Mangkuprawira, Tb.Happy, Tb.Eddi, Tb.Sudrajat (aim) dan Tati Ulfa, terima k<lsih atas pcrsaudaraan yang saling peduli.

Seeara khusus. (Crima kasih lIntuk keluarga anakku, Drg. Ratu Mirah Afit~lh, GCe Lindent, MDSe, Ir.Tb.Nur Ahmad Maulana MBA.MSc.PhD dan Ir.Desina Kal1ika MCompSc atas doa dan pengertian se[ama mamah berkarir. Untuk eucuku Putri Farhah Thalli'~h, Khairunnisa Salsabilla, Rizqi Shidqi Prawira, Thariq Ali Tubagus, Tubagus Faris Rahman Maulana, Bianda Azzahra dan Ahmad Farrell Wasmana yang selalu mcnimbulkan suasana eeria dan hangat disampaikan salam

sayang dan cintn. Kepada ProfTh.Sjafri Mangkuprawira, suami yang selalu memotivasi saya terus berkarir. berbagi pekerja<l11 dan tugas rumahtangga. patut diacungi jt'mpol dan ditim sebagai bukti bahwa kcsctaraan gender memang. harus dimulai dari kcluarga, terima kasih dan terima kasih atas segala kcbcrsamaan selama ini.

Foto Keluarga

Depan duduk dari kamr Prof.Dr.Ir.Aida Vitayala S.Hubeis, : Prof.Dr.Zr.Tb.Sjafri Mangkupwira.

--, B e l a h g berdiri dari kanan: Drg.Ratu Mirah AHah, GCC Lindent, MDSc; Ir.Tb.Nur Ahmad Maulana, Ml3A,MSc,PhQ clan Desina Katth, SSi, MCompSc

Nama

T cmrat, tgl lahir

Kebangsaan

Status

Orangtua

Alamat Rumah

Telepon/F ax

HP

Email

Alamat Kantor

Riwayat Hidup

Prof Of. If. Aida Vitayala S.Hubeis

Jakarta, 28 September 1947

Indonesia

Menikah dengan:

Prof. Dr. If. Tb. SjafriMangkuprawira

Mcmiliki tiga orang anak:

1 Dfg.Ralu Mirah Afifah, Gee Lindent, MDSc;

2 Ir.Th.Nur Ahmad Maulana, MBA. fvlSc.PhD;

3 Desma hartika. SSL, tvkompSc

Ahah Ali hin Salim Hubcis (aIm)

Ibu Fadlun Badjchcir (aIm)

J1. Mayjen Ishak Djuarsa -

Gunung Bahl g III I g

Bogor 161lS

0251 83854XX; 025 I 8385489

0811 111 828

aida\" itayala<fi~yahoo.com

Departcmcn Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat - Fakultas Ekoklgi Manusia - I PB

Kampus IPB Darmaga

Riwayat Pendidikan Formal

I. Doktor: Komunikusi dan Penyuluhan Pembangunan; IPB kolaborasi dengan Sussex University, Brighton, England, UK, September 1985.

2. Independent Doctorate-Student/PhD Candidate: Studi Literarur (WID & GAD), Sussex Univ~rsily of England, Brighton-UK; 19R4-1985.

3. Prc-Doctorate Degree on WID: Anthropological Studies; at School of African and Asian Studies (AFRAS), Sussex University. Brighton, .cngli.llld-UK 1977-1978.

4. Dip1om<J: Kctcrampilan Mcngajar dan Belajar: Program Pcmhclajaran Jarah: huh: POD. Depdikbud, 19811 19X2.

5. Ir: Sosiologi Pedcsaan dan Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pcrtanian IPS, September 1974.

Riwayat Pendidikan Non-Degree (Certificate)

I. Conflict Resolution and Rural Mediation: Arizona State University USA; July 2000; Certificate.

2. Pove-rty Alleviation: JAICA in cooperation with The Grameen Bank, Bangladesh, 1999; Certificate.

3. Inter-country Networking on Agricultural Extension <md Communication Development; UPLB - Los Banjos, SEARCA - CNEARC, November 1997; Certificate.

4. The Intefllational Link on Gender and Development. SEARCA, Philippine, t 995; CcrliJit:ate.

5. Development Stmtegy on Communication. Manila 1994; Certificate.

6. Editing and Writing Style on Media Design. Grtlduate School IPB and Wisconsin University USA, 1987: Certificate.

I 33 I

Riwayat Pekerjaan/Dosen

I. Scjak 200,); Dosen di Program OMB (Ooktt'r Manajemen Blsms), Program Studi (Prodi) Penyuluhan Pembangunan (PPN), Pascasarjana [Ps.

2. Sejak 2007; Dosen di OC'partcmen Manajemen-Fakultas Ekonomi & Manajemen (FEM), Paseas.1rjana IPB.

3. 2007-2009; Oosendi Prodi Lingkungan (PSL), Pascasarjana IPB.

4. Sejak 2005 samrai sekarang: Dosen tetap di Dcpartclllcn Sains KOlllunikasi dan Pcngcmhnngan Masyarakat (KPM), FEMA IPB.

5. Sejak 2004; Dosen di Program MPI (Magister Profesionl:ll Industri); di MMB (Magister Manajemen Bisnis), Pascasarjana IPH.

6. Sejak 1985: Dosen di Prodi Komunikasi Pembangunan Pertalll an rJan Pede saa n (K M P). Pase asarj ana IP B.

7. 1975-2005>: Uosen tetap dl Dcpartcmen llmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (Sosek), Fakultas Pertanian IPB.

8. Mcngajar di PT lain: UL Univ. Sahid, UIEU; Penguji mahasiswa Doktor/Master (UI, UGM. Univ. Sahid).

Mataajaran yang Diampu

1. Jenjang S 1 : Komunikasi Kelompok; Dasar-dasar Komunikasi; Gender dan Pembangunan.

2. knjang S2: Komunikasi Bisnis Lanjut; Perenc<lnaan Jan Evaluasi Media Komunikasi; Komunikasi PenYl.l!uhan; Managernen Surnberdaya Manusia; Pengemhangan Sumberdaya Manusia.

3. Jenjang S2 & S3: Komunikasi Gender: Komunikasi Pcmbangunan: Landasan

Tcori-Teori Pcn)'Uluhan

Pembangunan, Manajcrncn Pengembangan Sumberdaya Manusia.

4. MMB: Manajemen Surnberdaya Manusia; Etika Bisnis.

5. Jenjang S3: Pcngantar Falsafah Sains: Falsah Sains, Etika Bisnis dan C01porate Gnvt'rnum'e; Manajcmcn Pernberdayaan Masyarakat.

6. MPI IPB: Komunikasi Hisnis Lanjut.

Administrasi Struktural

I. Sejak 20 10: Ketua Komisi C. penilai angka krcdi I pengusu!an Guru He!'ar, Senat Guru Besar FEMA IPB.

2. Sejak 2008: Anggota Sell at Dewan Guru Hesar (DGB) FEMA IPB; Anggota Senat DGB IPB.

3. Sejak 2008: Anggota TPAK (Tim Pcnilai Angka Kredit), tingkat IPS.

4. 2001~200J: Kepala Pusat (Kapus) IRADRU (Indonesian Rural Mcdi<ltioll and Alternative Dispute Rl!solution Unit); Lernhaga Pcngnbdian pada Masyarakat (LPM) IPB.

5. 1999~2001: Kelua Program Eksekutif dari Prodi KMP; 1995~2003: Ketua Prodi KMP, Pas{;asarjana IPB.

6. 1996-2000: Ketua Lab. Penyuluhan Pertanian dan Komunikasi (PKP). Jurusan Sosek, Faperta IPB.

7. I 990- 1990: S e kertaris Eksck uti f Sena t F aperta, I P 13.

8. 1988-2003: Kapus Pendidikan dan Pelatihan P:.lJa Masyarakat (Kapu!' Diklatmas), LPM IPB.

9. 1986-1988: Ketua Komisi Pcndidikan pada Jurusan Sosek Pertanian, Fakultas Pertani:.ln (Fnperta), IPB.

Pengalaman Kerja/Pengabdian Tingkat l'Iasional

1. 2004-2007: Kctua Tim P~l1ilai Indepcndcn Pemberian APE (Anugerah Parahita Eka Praya); Kementerian Pemberdayaan Pcrcmpuan dan Perlindungan Anak

2. 1999-2000: Koordinator Nasional (Korn<l~.l P4M2T (Program Peningkatan Penyuluhan Pcrtanian Menuju Kctahanan Pangan Nasianal); Kctjasama LPM JPH, Deptan, Depkop & KUKM, Bappcnas.

3. 1998-1999: Kamas Proksidatani (Progrllm Aksi Pemberdayaan MasYllrakat Tani); Kerjasam3 LPM IPB, Deptan, Depkop&KUKM, Bappenas.

4. 1994-1998: Komas Program Rekrutmcn dan Pelatihan PK L (Pcnlgas Konsultasi Lapang,H1); Kcrjasama LPM IP 8 dcngan Dcpkop& KUKM.

5. 1997-1999: Anggota Tim Ahli Program Gerakan Sayang Ibu (GSl); 1996-1999: Wakil Ketua dan Anggola Tim Ahli Pokja P2WKSS; Kantor Mt:nteri UPW.

6. 1988-2001; Anggota Pokja Nasiona1 SP3; Ditjt:11 Dikluscpora-Dcpdikbud dan Kantor Mcnpora.

7. 1992-199g: Ketua Tim I ntcrvcnsi Pemberdayaan PMJ di 10 Provinsi.

Pelatihan (Sebagai Koordinator/Pelatih~ skala nasional)

1. Tahun 200 1-2003: Communication, mediatIon and Conflict Resolution Train ing. LPM I PB in Cooperation with Arizona University USA; Bogor, May.

2. Tahlln 1 99!:{-2002: Pelatihan untuk Pedagang Makanan lajanan; kerjasama dengan Pemda Cianjur dan SlIkabumi.

I 36 I

3. Tahun 1999: Pclatihan untuk 5.000 orang Tenaga Pendamping P4M2T dari 13 provinsi, kerjasama LPM IPB dcngan Deptan dan Dcpkop-UKM.

4. Talmn 199~: Pdatihan unluk 215 orang pelatih (TOT) Proksidatani dan 5000 sarjana Pendamping Proksidatani: Kerjasama Pusdiklal LPM IPE dengan Dcptan dan Depkop-ll KM.

5. Tabun 1997-1998: Pt:latihan unmk 800 orang Motivator Pcmbangunan Desa, dari 27 provinsi: kcrjasama Pusdiklat LPM IPB dengan Direktorat pcmuda dan Olahraga. o ikl uses pora, Depdlkbud.

6. Tahun 1995-1 q98: Pelatihan untuk 1.500 orang Petugas Konsultasi Lapangan (PKL) Depkop dan UK.M: direkmt dari 27 provinsi ..

7. Tahun 1995-1996: Pelatihan untuk Pclatih (TOT) untuk Fasilitator PMJ dari 10 provinsi (UVPemua OKI Jav3. Unpad:/Pemda lahar (Bogar, Sukabumi. Cianjur), Unisulal Pemda Jatcng, UGM/Pcmda DIY. UnairlPcmda Jatim. Unila/Pemda Lampung, Unsri/Pemda Sumsei, Unraml Pemda NTB. UnhasiPcmda Sulsel).

8. Tahun 1995-1996: Pcnyuiuhan untuk Pedagang M<lkanan Jajanan: Bogor (Kotamadia dan Kabupaten Bogue: kabupatcn Cianjur, kabupiltl'1l Sukabumi)

9. Tahun 199.5 -1996: In hous!: training Four Short Courses of Academic Management, Laboratory Techni<.:ian, Teaching Improvement, ~md Rest:arch Management; Enam PT (Unpad, Unair. Undip, Un1am, Untan, dan IPS).

10. Tahun 1994-1996: Pclatihan Koordinator PKL Depkop UKf\.1: Pusdiklat Kopcrasi dan UKMME, Jakarta

I ,- I I .1/

II. Tahun 1992- 1993: Research Management Enhanccmcnt Course. Kerjasama dengan IORC Philippine dan InstitUTe for Management Los Banos.

Penelitian dan Konsultansi (5 Tahun Tcrahir)

I. M ci- November 20 10: Ketua Tim Studi "Pemnerdayaan Perempu3n menuJu Kesetaraan Gender:: Hibah Kompentensi (Hikom) - Kemcndiknas.

2. November 2009-J,muari 2010: Kctua Tim "Studi Tindaklanjut Spot Checks Program Keluarga IIarapan (PKH) tahun program 2007 -2009 tli 13 pnlvi nsi Indonesia". PT Cakra Buana-DepsusRI.

3. Oktuber 2008-Juli 2009. Senior Researcher: Study on Islamic Organization and Women [mpowennent in Indonesia". International Centre for Applied Finance and Eeonornies(lntereafe) LPPM IPB in association with University of Adelaide:

4. November 2008-Januari 2009: Ketua Tim "Studi Base Line PKH tahun program 200X di 6 provinsi Indonesia". PT Cakra Buana-DepsosRI.

5. November 200R-Januari 2009: Ketua Tim "Studi "Spot Checb PKH tahun program 2007 di 7 provinsi Indonesia". PT ('aha Buana-DepsosRI.

6. November 2008: Single senior Consultant "Desk Studi Proyeksi Penduduk Indonesia 2005-2025, Implikasinya Untuk Pembnngunan Responsif Gender". Programme Component Popultltion and Development Strategies BPS­Stati~tics Indonesia Proyck UNFPA siklus ketujuh.

7. Tahun 2008: Peneliti Senior dalam "Studi Evaluasi Pcngarusutarnaan Gender di KNRT" dnn Penyusun

"Pedoman UmllJll PUG di K.NRT (Kementerian Negara Riset dan Teknologi),",

R. Tahun 2007: Pcncliti Senior "Studi Evaluasi PUG dalam bidang KdlUtanan: K;JSUS Kabupaten Bogor" KNPP RI.

9, Tabun 1007: Single Senior Consultant for "Study on Gcndcr Indicator'", UNDP-KPP Rl.

10. Tahun 2006: Pend iti Senior "Studi Pengat1lsutamaan Gender di Departcmen Pendidikan", KNPP RI.

II, Tahun2006: PcnelitiSenior"Studi EvaluasiPcngamsutaman Gcnder di Lingkat Daerah". KNPP RI.

12. Tahun 2006: Ketua Tim "Studi tcntnng Gender Kategori. KNPP RI.

13. Tahull 2006: Ketua Tim "Studi (cntang Profil Direktorat Banluan Sosial dan Jaminan So~i:tl". Dcpsos RL

14. Tahun 2006: Single Senior Consultant for Capacity Building on Gender Maillstreaming. ERTR-UNDP Aceh.

15. Tahun 2006: Pencliti Senior "Studi Evaluasi PUG di Dep.,memen KUKM", Bappcnas dan KNPP RI.

16. Tahun 2006: Penclili Senior "Sludi Evaluasi tcrhadap lmplementasi Inpres No.9 Tahun 2000 di 10 Provinsi Indonesia". KNPP RI.

17.2004-2006: Fasilitator Nasional tentang PUG Sektor KUKrv1; KNPP RI dan Rappcnas.

UL Tahun 2005: Ketua Tim "Studi tcntang Wanita, Teknologi Komputasi dari Perspektif Analisis Gender". KNPP RI.

19. Tahun 2005: Anggota Tim "Studi Evaluasi KUBE; DepSos RJ.

20. Tahull 2004: Kctua Tim Studi "Pcdagang Kaki Lima di Empal Provinsi di Indonesia; Oep. Pariwisata RI.

21. Tahun 2004/2005: Cunsultant: "Study on Integrating gender in Papua Assesment to Alleviate Poverty; UNDP: Gender specialist.&Basic Social services.

Keanggotaan Professional dan LSM

l. Sejak 2010: Terrnasllk salahsatu Pendiri dan Anggota dan "TimTujuh Pemberd[]Y,Hln Perempuan". The Hahihic Centre. Ketua Tim, Ibu Sulasikin Murpratomo:

2. Sejak 2009: Pendiri dan K.etua Dewan lJircknlr PKGI (Pusa t Ka j ian Gender Indones i a ).

3. Sejak 2007: Pendiri dan Direkhlr IPPI (Jnstinlt Pendidikan.. Perempuan Indonesia).

4. Sejak 2003: Pcndiri dan Anggota Presidium FCMP (Fomm Cendekiawan Muslimah Peduli). Diketllai olch Prof.Dr.lr. Zuracni Jamal.

5. 2003-2007: Pengums 1~1WU (International Muslem Women Union). Dikctuai olch Prof. D r.Tu tty Alawiyah

6. 2003-2010: Anggota Majlis Pakar MAAL Diketuai olch ProfNabilah lllbls: DLlricd Agus.

7. Sejak 200~: Pcndiri dan Anggota Presidium Mitragender Nasioll[]] Indonesi<l. Dikctuai olch Ibu Sri Rejeki Sumaryoto.

8. Sejak 200 I : Tim Kctua YPPB (Yayasan Pcrcmpuan Peduli Bangsa). Diketuai olch Kartini Fahl11i Idris.

9. Sejak 2001: Pendiri dan Ketua Umum Hil11pro FORKAPI (Fomm Komunikasi Pel11bangunan Indonesia)

10. Sejak 2005: \Vakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat (lkatflll Cendekiawan Muslim Indonesia).

II. Sejak 1999: Pcndiri dan Kctua Yayasan Proksidatani

12. 1997-2003: Pcngunls YABI (Yayasan Amal Bakti lbu). Dikctuai olch lbu Slilasikin Murpratom n.

13. Sejak 1996: Pendiri dan Pembina Komakjan (Kopcrasi Makanan Jajanan Indonesia).

14. Scj ak J 996: I't: mb ina APKMJ I (A sos ias i Pedagang Keci I 1\1akanan Jajan:m Indonesia).

15. 1996-2000: Tim Ketlln ICT\11 Pusat (lkat,m Ccndckiawan Mu~lim Indones1a) ..

16. 1994-1l}96: Tenaga Ah Ii untuk KOWAN I (Kongres W<lnita Indonesia).

17. lQ90-2001: Pendiri dan Sckjen PAPPI (PcrhimpunanAhli Penyuluhan Pemhangunan Indonesia).

Publikasi (b uku/j urnal ilm iah/manual/monografi)

l. Mangkuprawlra, Sjafri dan Hubcis, Aida VS 2007. Manajemen Mutu Sumberdaya Manusia; Galia Press.

2. Gender Analysis Pathway in Policy Outlook and Action Planning; Co-operative and SME Sectors. Dokumentasi Bappenas. 200t).

3. Bubeis, Aida VS 2001. Gender, Poverty <lnd Employment Opportunities for Women. S Modules. EEOW Project, ILO.

4. Peran Penyuluhan Pcmhangunandi indotll:siaMenyongsong Tahutl 2000. PTPustab PembangunanSwadaya Nusantara. Euisl ke-enam, dipublikasi pertamakali tahull \992.

5. Pcrangkap Gendcrdalam Pembangunan. Dipublikasi dalam Buku. PeTan Pcnyuluhan PClllbangunan di Indonesia Mcnyongsong Tahun 200n. Pcngarang Aida Vitayala. et. a! .. edi::;i ke-enam 1097.

I 41 I

6. Perempuan dan Antisipasi Krisis Ekonollll. Jurnal KITA, Juni 19Q9 ..

7. """omen III Indonesia Today: Cultural Roots and Recent Development Published by Republic Federation of Germany,1998.

g. Pembangunan Nurma-norma Perempuan Menuju Kesejahteraan Keluarga Jalam Era Global. Dalam buku Achmad Tirtosudiro. Dipublikasi tabun 1997.

9. Development Planning I3sscd On Gender. Modules prepared for Provincial Officers of Ministry of Internal Affairs (MI). UNDP snd MJ-GOJ, 1997.

10. Makanan Bersih, Sehat, dan Hala!. Gender Dimension and Democratisation. In "Fighting The Fuhlre," Published by PT Arnanah Putra Nusantara, first edltion. Jakarta. 1997, Puhlishcd in UMMAT Magazine. Edition. Llli Marchi 1997.

Il < The SOClO Economic Role of Women in the Sulawesi Regional Development Project: Sanrcgo and Gulamas. Published by SRDP: ISBN 0-88955-310-6, ISSN II 92-1439, and #1. March 1991. Didokumentasikan di Librsry Guelph University-Toronto-Canads.

12. The Role of Local Govemment in Street food Development in Indonesia. Published ill Bulog Magazine. 1995

[3. Studi Wanita dari Pcrspcktif Fcminis. Dalam Proseding Konsultansi Studi Wanita di Indonesia. September 1990. Dipuhlikasi oleh LPM UKSW (Universitas Kristen Satya \Vacana), Sa latiga. Mei, 1991.

14. femini~me. Disampaikan pada Seminar Nasional tcnlang "Studi \\lanita di In Indonesia. Dipublikasi dalam bcrbag<li buku.

I .t2 I,

15. The Prospect oflndonesian Tradltiona1 Food Development: Case ofTraditioni:l1 Food. Published 1995.

16. Mcnggerakkan Masyarakat Lewat penY1l1uhah. 1993. Depdikblld. Ditjen Dlklusepora, Proyek Rintisan SP3,. Fcbruari 1993.

17. Pend~katan Masyarakat 1993. (ditulis bcrsama Sjafri Mangkuprawira). Depdikbud, Ditjcn Diklusepora, dan

Proyek Rintisan SP3. Febru<lri 1993 ..

18. Tehnik Wawancara. 1993. (ditulis bersama Sjafri Mangkupr<l\I,.'ira). Dipublikasi okh Depdikbud, Ditjen Diklusepora, dan Proyck Rintisan SP}. Fcbruari 1993.

Makalah Seminar/Pelatihan/Modul (5 tahun terakhir) Tahun 2010

I. Keadilan dan Kcsctanm Gender dalam Pt:rspektif Peradaban Masyarakat Madani. Makalah dalam Sarasehan Nasional Mcmbangun Peradaban Indonesia Moderen; diselenggarakan oleh ICML bcrtempat dl PT. [lthabi Lt. I, Taman A9. 11.Mega Kuningan Lot 8,9/9 Kuningan lakseL 31 Juli 1010.

2. Become Facilitator: Module prepared for Workshop TOT Plxt Aothoritics: Ajoint cooperation between PKSPL IPB and Bremcnport, In went and Departement off rans porta tion RI; Hotel Pangrango 5-13 July 2010

3. Road ,Hap Gender dan Lingkungan: Makalah untuk Revitalisasi PSW dan PSL Direkturat Akademik, Ditjcn Dikti, Kemendiknas: Jakarta, 22 Mei 20 [0.

4. Anggaran Responsif G~nder: Makalah dali:lm acara Diklat Nasional PUG Dalam Pcrnbangunan dan Bintck ARG (Anggaran Responsif Gender): r-..1itragender Nasional & Pusat Kajian Parlemen Indanesi [I Angkatan I: Htl Goodway Batam, IS-20 Mel 2010.

5. Stmlegi Komunikasi Pcmbcrdayaan MasY(lT(lbt t\klalui Minapoliran: Prof.Dr.lr.Aida Vitayala S. Huhei" dan Ir.Panji Wasmana,Msi: Makalah Seminar Nasionnl Mcmbangun MLnapolitan Berbasis Masyarakat; FEMA IPB bckcrjasama dengan DKP PPK. DKP-RI dan PKSPL IPB: Bogor. 25 Mare! 2010.

6. Agenda Strategis Pemcnuhan Hak TKI Perempuan: Penyunting; The Habibie Centre Mart:t 2010.

7. REVIEW: Studi Pengembangan Protokol Pcnyelamatan dan Penanggulangan KrtSLS Pangan dan Gizi pada Kelompok Rawan: Seafast Centrc; 8 Febmari 2010)

8. Kooser Dasar (rcnder dalam Pcmbangumm. Makalah dalalll A..:ara Diklat Nasional PUG dalam Pcmhangunan dan Bintek ARG: Diselenggarakan oleh Pusa! Knjian Parlemen Indonesia & Mitragender: Bcrtcmpat di Hotel Grand Ccmpaka, Jakarta. langgal 4-6 Fcbruari 2010

9. Kebijakan, Program, Kegiatan dan Pcrspcktif Gender di Bidang KUMKM: Makalah pcmbahas dalam Workshop Identifikasi Isu Tcmatik dan Penyusunan Kerangka Kerja Pokja PUG tentang Ekonollll Makro; KemenegPP&PA RI, 11 J anuari 2010, di Hotel Grand Kemang: Jakarta.

TahuR 2009

10. Peneapaian Quota 30% Pemimpin Nasional Serta Posisi Percmpuan Oalam Scgala Bidang Sebagai Perujudan Kesclaraan Gender. Makalah dalam aeanl Silatunahmi Nasional Ccndckiav.'an Perernpuan Indonesia: Htl Sahid Jaya, 20-21 Fcbruari 2009, Jakarta.

11. Peran Keluarga dalam Pcmanfaatan Tanam<ln Obat Tradisional dalam Era Krisis Global; lnstitut Pendidikan Perempuan Indonesia (IPrI) bekcrjasama dengan

I 44

Kedcputian SDM--Kcmcneg KUKM; Gcdung Yayasan Bina lns<ln Ctta. Sugutama, Depok, Maret 2009.

12. Elektabilitas Cai1..'g Perempuan pada Pemilu 20()9: makalah dalam Workshop dan Sosialisasi Nasional Program Mobile Voter Education Campaign; Cohati PB dan UNOP: !! Maret 2009, Hotel Naharaja M3mpang Prapatan, Jakarta

13. Sejarah dan Pengantar Studi Wanita. Makalah dalam Pei;Jtihan Mctodologi Studi Gender. LPPtvt -PSP- Divisi Kajian Wanita. Gender dan Pembangunan. PSP3 LPPM IPH Kampus Baranangsiang, Bogor, 23 April 2009.

14. The Gender Responsive Analysis of Patnership Development of Medium, Small <lnd Micro Businesses in Indonesia: Paper presented at The 9 1H Cunfen:m:e of Asia­Pacific Sociological Association (APSA); June 13-15, 2009 KUla Bali Indonesia (ditulis bersama Titi S.)

15. Analisis Teori PcrfonmHlce dan Positioning dalam KOlllunikasi Pembangunan Berwawasan Gender (ditulis bersama Retno, SHM); dalam Prosirling Seminar Nasional ""komunikasi Pcmbangunan Mendukung Pcningkatan Kuali tas SD M da I am Kerangka Pengem bangan Mas yaraka t; diselcnggarakan olch FORKAPI di IPB Convention Cc:ntre, 19 November 2009.

16. Perilaku Masyarakal dalam Pemanfaatan Infonnation Communication Technology dalam Mendukung Pcngcmbangan Masyarakat Global. dalam Prosiding Seminar N asional "komunikasi Pembangunan Mendukung Pcningkatan Kual itas SOt\1 dalam Kerangka Pengembangan 1\1asyarakat; diseJenggarak3n oh::h FORKAPT di JPB Convention Centre, 19 November 2009.

Tahun 2008

17. Kiat M~rnbangun Tim Kerja Humas yang Profcsional. Makalah dalam acara Forum Koordinasi dan Workshop Pejahat Hurnas II se-Provinsi Riau - Pekanharu; . Pemcrintah Provinsi Riau Setda, Hotel Mutiara Merdeka JI. Yos Sudarso Pekanbaru Riau; 21-23 November 2008

18. Merancang Program Pendampingan Perempuan Politisi. Makalah dalam Pelatihan Kader Pohtik Perempuan Sc­Provinsi Sumhar; aearn Pcngnkuhan Mitragcnd~r Wilayah Sumhar; Htl Rumi Minang. 24-25 Oktobcr 100H.

19. Konsep Gender Dalam Pembilngunan. Makalah dalam Acara "Workshop PUG bag] Par<l \Vidyalswanl dan Pejabat D ikla t Oepdagri". 0 i se I cnggil rakan 0 I eh: KemenegP J> & PA; Hotel Resort Prima Cipayung. Bogor, 22 Agustus 2008.

20. Konscp-Konsep Tcrkait Gender. Makalah dalam aeara "Capacity Building PUG Bagi Pcrcncana Program SKPD dan Focal Point Gender di Lingkungan Pemprov Kaltim; 28 Agustus 2008.

21. Homo Sexual Dan HAI\1: Suatu Tinjauan Teoritis Dan Empiris. Makalah dalam Forum Kajian Tokoh Muslimah (Forum KITA) ke-l - Hizbut Tahrir Indonesia; Gedllng I nti land Tower ( Wism<l D hannal a Sakti) - Ruang N i la ka nd i J1. Jenderal Slldinnan KavJl Jakplls. 22 Juli 2008.

22. Pentingnya Pemiidikan Bagi Perernpuan: Menuju Kcsctaraan Jan Keadilan Gender (KKG). Makalah dalam: Acara TClflU Nasional Prestasi Perempuan Indonesia; MitraGendcr, Hotel Redtop Lt 3 Jakarta, 24-26 Juli 2008.

23. Kesetaraan Gender Dan Peran Percmpuan. tvlakalah dalam aeara Seminar Nasional Jati Diri Bangsa. Kesetaraan Gender dan Peran Perempllan. Diselenggarakan oleh Forum Aksi Jati Diri Nusantara (Fajar Nusanlara): Gedung DHN 45.11. Menteng Raya, Jakpus, 3 April 2008.

I 46 I

24. KOnlunikasi Politik Pcrempuan. Mabll:lh dl:llarn Seminar NasJOnal Demokratisasi dan Peran Politik Perempuan Indonesia, Pemda Surnatera Sela(an, 26 April 2008.

25. Peran Perernpuan datam Politik. Makalah dalam acara Dialog Nasional Antar-generasi Perempuan; Diselenggarakan oleh MitraGender & KemenegPP&PA, 18 April 2008; di Hotel Redtop l.t 3 Jakarta.

16. Kesetaraan Gender dan Pohtik. Makalah dalarn Workshop Strategi dan Kornunikasi Politik Perempuan Jclang Pemilu 2009: ADEKSL Hotel Santika Jakarta. J1. Aipda K.S Tuhun Jakarta; 28 April- I Mel 2008.

27. Pem<l h <l rna n Ge nder Dan Ka i tannya Dcngan PUG. M ak a I a h dal<lI1l acara St:miloka Nasional Kesetaraan Gender dan lmplt:mentasi PUG; KemenegPP&PA; Hotel Pennata, Bogar, 24 Maret 2008.

28. Mcnghapus Kemiskinan. Pcmikiran sebagai bahan Diskusi dalam Rapat terbatas Dewan Pcnasehat Kosgoro dalam menyongsong Mubes II Kosgoro 1957. Gedung Granadi Lt 4, Jl H.R. Rasuna Said Kav 8-9 Kuningan, Jakarta Sdatan; Februari 2008.

Tahun 2007

29. Akses PCfcmpuan Terhadap Sumber Permodalan: rvlakalah di Acara Silaturrahmi dan Semiloka Nasional Perempuan Perlemen Se-Indotll'sia. Jakarta 22-24 Novembe-r 2006 Gedung Nusantara IV OPR Rl dan Hotel Sahid Jaya Jakarta.

30. Gender dan Perjuangan Politik KaulTI Perempuan. Makalah dalam Pelatihan dan Pendidikan Politik Kader Perempuan Se-Propinsi NTB & Pengukuhan Mitra Gender Wilayah NT8- Mataram 15-16 Desembcr 2007.

I 47

31. Kepemimpinan Perempuan dalam Politik. Makal<lh d<lhlm acara Diklat Politik Kader Perempuan Se-Provinsi NTH; MitraGender, 15-16 l)e~ernber 2007. Hotel Lombok Raya, Mataram, Provinsi NTB.

32. Gender dan Gcrakan Organisasi Perel11puan. Makalah dalam Lokakarya Kcgiatan Sosiali~a~i Pcmh..::rdayaan Perempuan. Kabupaten Karimun KepuhlU(ln Riau, Kantor PemU,l Kab. Karirnun, 26-27 Descmher 2007.

33. Evaluasi impkml:ntasi Pengarusutamaan Genderui Bidang Kchutamlll. Makalah dalam acara Seminar Nasional Pernbangunan Kehutanan dalam Pcrspcktif Gender. Dephut RT, Hotel Peninsula Jakarta, 2-12- 2007

34. Pengembangan Kehumasan Pemerintahan. Makalah dalam acara "Sosialisasi labatan Fungsional Pranata Humas" se­Provinsi Riau - Pekanbaru. Pemprov Riau Sdda. Hotel Mutinm Mcrdcka, Pckanbaru, Riau; 21-23 November 2007.

35. Penguatan Kdcmbagaan Masyarakat Tertingg<ll dalarn Upaya Pengentasan Kcmiskinan. Makalah dalam aeara Workshop Pcngualan Kapasitas dan Peran Kelembagaan Pemcrintah dan Kdembagaan Masyarakat Oalam Rangka Pcrccpatan Pcmbangunan Dacrah TertinggaL Kell1cnterian Ncgara PDT, Hotel Mercure Jakarta. 23-24 November 2007.

36. C'EDAW dan r-.... lDGs dalam Memperjuangkan Perempuan. Maka Inh cia 18m Lokakarya Kcgiatan Pembinaan Organisasi Perempuan. Kabupatcn Bogor. Pemda Kab. Bogor, 19 November 2007.

37. Paradigma Baru Peran Pcrcmpuan dalam Berorganisasi. Makalah dalam Lokakarya Kcgiatan Pcmbinaan Organisasi Perempuan. Kabupaten Bogor. Pcmda Kab. Bogar, 19 November 2007.

I -'R I

3~. Peran Pcrcmpuan untuk Kcsctaraan dan Keadilan Gender { KKG) dalam Pembangunan Nasional. Makalah dalam :.lear:.l ·'Round Table Discussion", LemhJ.tl3S 12.10.2007.

39. Keset:.lraan dan Kcadilan Gender dalam Realita Kehidupan Masyarakat. Makalah dalam acara Rapat Kerja Sinkronisasi Program Pemberdayaan Perempuan; Kepulauan Riau (Kepri); 5-7 September 2007.

40. Peran Perempuan dan Kesetaraan Oendcr dalam Pembangunan Nasional. T\.1akalah d[llmn [leara ·'Perempuan, Politik dan Pertanian". R R I Bogar, Srudi Gender dan Pembangunan PSP3 LPPl'vl IPS dan Humas IPB; Bogor I September 2007.

41. Public Relation sehagai Perangkat Menajemen dalam Organisasi. Panel Diskusi PR Efektif dalam Organisasi Profesional. Diselenggarakan olch PengunIs Besar lIDI (PB IDI)-Ruang SerbagUtl3 RS Pondok (ndah Lt 6 Jakarta Sclatan: 1 September 2007.

42. Kesctanlan dan Keadilan Gender (KKG) dalam Realita Kehidupan l'vtasyarabt. Makalah dalarn aeara Semiloka Nasional hcsctHf1UlIl Gender dan Implementasi Kekinian Dilihat dari Nil<li-nilai Dasar Islam; diselcnggarakan oleh Yayasan Pcrcmpuan Peduli Bangsa (YPPB), 21 J ul i 2007, Wisma PKBI, Jakarta.

43. Peran Pcrcmpuan dalam Politik: Dilematis'?: Peran Perempuan dalam Politik: Kasus Susduk. Acara Dialog Na$JOnai Antar-generasi Pcrcmpuan; Di~e1engg[1rabn

olelt MltraGender & KNPP RI, Htl Redtop Ll 3 hbrta: 24-16.1uli 2007.

44. Analisis (fender: Toeri dan Konscp Gender; Makalah dalam [1cara Pclatihan Kesetaraan Gender di Kabupaten Natuna; Hotel Naruna JI. Subrantas Ranai. Natuna, 23 Juli 2007.

45. Peangarusutamaan Gender pada Organisasi Profe~i & Swasta dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Ilidup Pcrcmpuan dan Pcrlindungan Anak. Makalah dalam Forum Pcrtcmuan Nasional Lembaga Masyawkat BCigi Organisasi Profesi dan Swasta, Hotel Bumi Wiy'ala, J1. Margonda Depok 11-13 Juni 2007; Diselenggarak;m oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan (KNPP) RI ..

46. Kcsclaraan Gender dalam Pembangunan Perdesaan. Makalah Acara Seminar dan Lokakarya "MENlIJU DESA 2030"; PKSPL, PSP3. P4W, LPPM [PH. 9- [0 t\lci 2007, Gedung MM-IPB, Sogor.

47. Anggaran Responslf Gender. Makalah da[am Acara Workshop Nasional Perencanaan Pellibangunan Daerah Berwawasan Gender 1\1asyar;1kat Pcduli Kcsctaraan dan Keadilan Gender (Mitra Gender).

Tahun 2006

4R. Pendidikan Karaktcr dan Pcnguatan Kclembagaan Pemherdayaan Perempuan. KPP Rl, Juni 2006.

49. Peran Perempuan dalam Pertanian Berbasis Kcsctaraan dan Kcadilan Gender. KPP RI, Oktober. 2006.

50. Anggaran Responsif Gender. Makalah dalam Aeara Workshop Nasional Perencanaan Pcmbangunan Daerah Herwawasan Gender; Mltragender; September 2006 ..

51. Pemantauan dan Penilaian Kebijakan dan Program Sensitif Gender.Lokakarya Pengarusutamaan Gender bagi Pejabat Strukturnl Lembaga Administrasi Negara (LAN) Jakarta, 21 September 2006

52. Gender AwarJs. Di"ampaibn dalam Acara Temu Koordinasi Na"ional Pengamsutamaan Gender. KNPP RL Aston HOlel September. KPPRI

I 50 I

53. Pembcrdayaan Kelcmbagaan Lokal Bcrbasis Perdesaan

yang Bcrperspektif Gender. Makalah dalam AC3n.l Forum Diskusi "Pengembangan Wilayuh dan Pcmberdayaan Masyarl;\kat SensitifGender. KNP[ RI: 12 September 2006 Katltor MeHleri pp, .n. Abdul Muis No.7 Lt 9

54. Mainstr~al11ing Gwder in Indonesia. Araya Diskusi Dua Bulanan YPPB O'ayasan Perempuan P~dub Bangsa); bcrlempJt di Widya Chandra IV/21 JKT Juni 1006

55. Studt Evaluasi Inprcs No. 9iTahun 2000. Disampaikan rad<l Acara Tcmu KoorJinlSsi Pcngcmbangan 1\.1ekanisme Jaringan Kerja untara Lcmbaga PP Propinsi dan PSW/PSG. Hll Aston Atrium-Jkt - 17/1 R.Ol.06. KNPP - Kl.

56. Gender dan Pcrjuangan Organisasi Perempuan Indonesia. Makalah dillam Upgrading Nasional Kcpemimpillan

Organisasi Perempllan Indollt'sia. Di:-.elengg(lrakan Qkh lnstitut Era Indonesia (Incfsia) dan Indonesia Women Cenrre, Hotel RedTop, Pccenongan 72, Jakpus; tangga1 26-28 April 2006.

57. Pomografi dan llak Pen:mpuan: tinjauan dlmensi Kcsctaraan dan Keadilan Gender: Makalah dalarn Acara KOl1troversi Sl"pUlar Pornografi; Disclenggarakan oelh Forhati Nasionat: Kahmi Centre. Jln Turi I No. l4 Senopati Jaksel: tgl :2 7 April 2006,

58. Pomografi: Suatu Tinjauan Pengetahuan' Maka1ah dalam Widyaloka Nasional Pomografi dan Pornoaksl (Mcnyongsong lahirnya RUe Anti Pomografi dan Pornoaksi); Diseicnggarakan olch Mitragendcr: Hotel Millenium Sirih. Jakarta. 21-23 Maret 2006.

I 51

Penghargaan yang pernah diterima:

I. Dari Mentcri Kopcrasi dan Usaha Kecil Mcncngah, pada Tahull 1999, scbagai pembina Koperasi

2. Dari Mcntcri Pangan, paua Talmn 19<}<}, sebagai pembina pcdagang jajanan/Jasa boga

3. Dari Menteri Pemhcrdayaan Perempulln, Tahun 1999, sebagai salah satu dari 1000 Tokoh wnnita di Indonesia.

4. Satya Lencana Karya Satya untuk Pengabdian 30 tahun sebagai Dosen dari Presiden.

PT Penerbi t I PE Presg Krunpus IPB Taman Kcncana J1. Taman Kencana No. 3, Bagor 16151 Telp. 025 1 - 8355 t 58 E-mail: [email protected]

P**$

0 0 r a s i Ilrniah Guru Besar IPB .

Pengarusutamaan Gender dan Pembangunan:

Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis

Guru Besar TeQp F h l t a s Ekologi Manusia hstitut PetanEan Bogor

Auditorium Rektora 1, Gedung Andi Hakirn Nasoetion, 25 ~e~ternber-20 10