Upload
khangminh22
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE
SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS
OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
DIAN LESTARI
NIM.1111082000058
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE
SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS
OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dian Lestari
No. Induk Mahasiswa : 1111082000058
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggung jawab
atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
memalui pembukuan yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat
dengan sesungguhnya.
Jakarta, September 2015
( Dian Lestari)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dian Lestari
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 16 April 1993
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jalan Mampang Prapatan XIII Rt 003/03
Kel. Tegal Parang Jakarta Selatan.
6. HP : 085716106188
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. MI. Sa’adatuddarain Tahun 1999 - 2005
2. Mts. Sa’adatuddarain Tahun 2005 - 2008
3. MA. Sa’adatuddarain Tahun 2008 - 2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 - 2015
vi
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OSIS Sebagai Anggota (2009-2010)
2. Garda Sebagai Anggota (2010 – 2011)
3. Bendahara di Manal Nafi’ah Education Course (2012 – Sekarang )
IV. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah : Warnoto
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 14 Mei 1969
Agama : Islam
2. Nama Ibu : Warkipah
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 14 April 1971
Agama : Islam
vii
ABSTRACT
Influence of Negative Framing and Adverse Selection to Manager’s
Decision for Continuing A Failing Project (Escalation of Commitment)
with Locus of Control as Moderating Variabel
This study is intended to examine the influence of negative framing
and adverse selection to manager’s decision for continuing a failing project
(escalation of commitment) with locus of contol as moderating variabel.This
experiment was using factorial design 2 x 2 with instrument like cases given for
80 respondents. Hypotheses in this study were analyzed by using two ways
ANOVA to find out the main effect and joint effect between two variables.
The results show that negative framing has significance influence to
manager’s decision for continuing a failing project. Interactive effect
between negative framing and adverse selection to manager’s decision for
continuing a failing project has significance influence. This study also shows that
negative framing and adverse selection which is moderated by locus of control
also has significance influence.
Key words: Negative Framing, Adverse Selection, Escalation of Commitment,
Locus of Control, Decision Making.
viii
ABSTRAK
Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi
Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus of Control
Sebagai Variabel Pemoderasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Negative Framing dan
Adverse Selection terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan
investasi dengan locus of control sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain eksperimen factorial 2x2
beetwen subject dengan sampel sebanyak 80 responden. Uji analisis dalam
penelitian ini menggunakan two ways annova.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa negative framing berpengaruh
signifikan terhadap eskalasi komitmen. Begitu juga interaksi antara negative
framing dan adverse selection menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa negative framing dan adverse selection dimoderasi
dengan locus of contol berpengaruh signifikan terhadap escalasi komitmen.
Kata Kunci : Negative Framing , Adverse Selection, Eskalasi Komitmen, Locus
Of Control, Pengambilan Keputusan
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Negative Framing dan
Adverse Selection Terhadap Eskalasi komitmen dalam Pengambilan
Keputusan Investasi dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderasi
” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka
untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan kali ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat
dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini
kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda serta bapak angkatku tercinta yang selalu
mengajarkan kebaikan dan tiada hentinya melantunkan doa, tiada letihnya
memberi dukungan serta semangat sebagai motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Adik – adikku tercinta Dewi, Diva dan Dita serta seluruh keluarga yang selalu
memberikan keceriaan dan semangat yang terus menerus untuk penulis.
3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE Msi., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE,. MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Bapak Dr. Yahya Hamja,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan
pengarahan dan bimbingan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.
7. Ibu Zuwesti Eka Putri , SE, M.Ak. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah meluangkan waktu, yang telah memberikan pengarahan dan
pengetahuan kepada penulis. Terimakasih atas ilmu yang Ibu berikan
sampai terlaksananya sidang skripsi.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan
semasa penulis menuntut ilmu di Universitas ini.
9. Adik – Adik muridku di Manal Nafi’ah Education Course Rika, Della, Sena,
Fia, Neneng, Rian, Rendi, Wawan, Salsa, Utami, Salma, dll, yang selalu
memberikan keceriaan, terima kasih atas semuanya.
10. Sahabat-Sahabat terdekat penulis Ummu, Ipit, Ghina, Dina, Ihda, Nopita,
Fia, Hani, Husni, Syaifa, Rika, Ulfa, Kaje, Mutia, Amanah yang selalu ada
dalam tangis, dalam tawa, selalu menguatkan ketika sedang lemah-lemahnya,
selalu menghibur ketika sedang sedih-sedihnya. Terimakasih banyak,
kalian yang terbaik empat tahun ini.
11. Teman-Teman Akuntansi B 2011 yang membuat cerita pengalaman
kuliah begitu berarti, menjadi tempat belajar, tempat bercanda berbagi tawa,
berbagi ilmu. Maaf tidak bisa disebutkan semua, terimakasih banyak
semoga semua kebaikan yang kalian berikan kepada penulis berbuah
kebaikan yang berkali lipat.
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .. ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v
ABSTRACT .............................................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………………. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………….. 8
1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10
A. Tinjauan Litraratur …………………………………………………… 10
1. Pengambilan Keputusan ..................................................................... 10
2. Eskalasi Komitmen ............................................................................ 12
3. Negative Framing ............................................................................... 15
4. Adverse Selection .............................................................................. 18
5. Locus of Control ................................................................................ 20
6. Teori Prospek ..................................................................................... 22
7. Teori Agensi ...................................................................................... 25
8. Self Justification Theory .................................................................... 28
B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………….. 30
C. Dasar Perumusan Hipotesis …………………………………………. 37
D. Kerangka Pemikiran ………………………………………………… 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 43
A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………… 43
B. Metode Penentuan Sampel ………………………………………….. 45
C. Metode Pengumpulan Data …………………………………………. 46
D. Metode Analisis Data ……………………………………………….. 47
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 47
2. Uji Kualitas Data ................................................................................ 47
xiii
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 49
4. Uji Hipotesis ..................................................................................... 50
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………………………. 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 59
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………………………………… 59
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 59
2. Karakteristik Profil Responden ........................................................... 61
B. Hasil Uji Statistik …………………………………………………….. 63
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 63
2. Hasil Uji Kualitas Data ...................................................................... 64
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................... 66
4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 68
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 79
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 79
B. Saran …………………………………………………………………. 80
C. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………… 81
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 82
LAMPIRAN ............................................................................................................. 83
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal.
2.1 Penelitian Terdahulu …………………………….................... 31
3.1 Desain Penelitian Eksperimen ……………………………….. 44
3.2 Tabel Anava ……………………………………..................... 52
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………………… 57
4.1 Data Sampel Penelitian ……………………………………… 60
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin … 61
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan …….. 61
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ………….. 62
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan IPK …………... 62
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………………………... 63
4.8 Hasil Uji Validitas ………………………………………….. . 65
4.9 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………… 66
4.10 Hasil Uji Normalitas …………………………………………. 67
4.11 Hasil Uji Homogenitas ………………………………………. 68
4.12 Hasil Uji Hipotesis …………………………………………... 70
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal.
1 Kuesioner Penelitian ………………………………………. 86
2 Data Jawaban Responden ………………………………….. 94
3 Output hasil Pengujian Data ……………………………….. 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam manajemen, tanpa diragukan lagi pengambilan keputusan
merupakan pekerjaan yang paling penting. Menurut Erlinda (2014: 53)
pengambilan keputusan selalu menjadi hal yang rumit, kompleks, dan krusial
pada setiap organisasi. Dalam organisasi, pengambilan keputusan biasanya
didefinisikan sebagai proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan
yang berdampak pada masa depan. Oleh karena itu, fungsi manajer dalam
hal pengambilan keputusan adalah fungsi paling mendasar yang harus dapat
dikuasai oleh manajer, terutama pengambilan keputusan dalam berinvestasi
(Arfan dan Muhammad, 2005: 203).
Keputusan berinvestasi pada umumnya mendasarkan pada
pertimbangan yang rasional. Namun banyak bukti empiris dalam
serangkaian tindakan pengambilan keputusan investasi yang menunjukkan
bahwa pembuat keputusan cenderung untuk melanjutkan proyek investasi
walaupun terdapat bukti proyek investasi sebelumnya ternyata tidak
menguntungkan (Ghosh, 1997 dalam Endah dkk, 2011 ). Fenomena perilaku
demikian oleh berbagai peneliti, diungkapkan dalam berbagai istilah:
escalation (Ross dan Staw, 1986), entrapment (Brockner et al. 1986), sunk cost
(Staw dan Hoang, 1995), concord fallacy (Arkes dan Ayton, 1999);
persistence (Shulz dan Chang, 2002); dan decision error (Bowen, 1987).
2
Ruchala dalam Ratih (2010) menyebutkan fenomena eskalasi sebagai
keputusan untuk tetap melanjutkan proyek meskipun prospek ekonominya
mengindikasikan bahwa proyek tersebut harus dihentikan. Eskalasi komitmen
terjadi ketika individu maupun organisasi memilih serangkaian tindakan
untuk tetap bertahan meskipun tengah ada kerugian yang didapat, dimana
kesempatan untuk tetap bertahan atau meninggalkan komitmen tersebut
sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya(Staw,1997 dalam
Febri, 2015).
Eskalasi sering dikaitkan dengan perilaku pengabaian atas sinyal
kegagalan. Ross dan Staw (1986, dalam Rizkianto,2012) menyebutkan
bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek. Faktor
psikologis dan sosial menunjukkan pada kehadiran ego dan keinginan
untuk menjaga reputasi diri yang membuat seseorang enggan mengakui
kesalahan dan kegagalan. Faktor organisasi menunjukkan adanya
permainan politik yang membawa pada minat terselubung yang ditunjukkan
oleh beberapa orang berpengaruh dalam organisasi. Sementara itu, faktor
proyek lebih menunjukkan pada tingkat return kegiatan bisnis yang tidak
segera dicapai. Hal ini mendorong manajer cenderung untuk terus
melakukan tindakan tunggu dan lihat (wait and see) perkembangan dari
tingkat return tersebut.
Sany Dwita (2007: 2) menyebutkan bahwa eskalasi komitmen dapat
menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan dibandingkan
3
dengan keputusan menghentikan proyek segera setelah menunjukkan prospek
yang buruk. Eskalasi dapat menyebabkan kebangkrutan bagi organisasi atau
perusahaan. Teori Keagenan menawarkan penjelasan mengenai fenomena
eskalasi tersebut.
Sandi dan Sukirno (2014 :3) menyebutkan bahwa dalam teori keagenan
(agency theory) ketidakseimbangan informasi yang terjadi antara principal
(pemilik) dengan agent (manager) akan mempengaruhi keputusan yang
dibuat oleh manager . Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dari
suatu ketidakseimbangan informasi adalah adverse selection. Adverse
selection dapat diartikan sebagai keadaan adanya ketidakseimbangan
informasi antara pemilik dan manager dan manager tersebut memiliki
kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk), dan pada akhirnya
keputusan yang dibuat manager tersebut akan menguntungkan dirinya saja dan
tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan perusahaan yakni dengan
tetap melanjutkan pembiayaan proyek meskipun mengindikasikan
kegagalan dalam prospek ekonominya( Harison dan Herrel dalam Endah,
2010).
Scott (2000) dalam Endah, 2010 menyatakan bahwa pada kondisi
adverse selection, manajer mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan
prospek perusahaan dibanding prinsipal. Fakta-fakta yang mungkin dapat
mempengaruhi keputusan yang dapat diambil oleh prinsipal tersebut tidak
disampaikan informasinya. Adanya kesempatan untuk memiliki informasi
privat dan juga melalaikan tugas tersebut memberikan peluang bagi manajer
4
untuk mengambil keputusan tetap melanjutkan proyek meskipun
mengindikasikan kegagalan (eskalasi).
Kanodia dalam Effriyanti (2005) menyebutkan eskalasi sebagai
keputusan manajer yang tidak rasional. Hal tersebut dikarenakan secara
langsung maupun tak langsung manajer cenderung mengabaikan kepentingan
perusahaan dan lebih mementingkan kepentingan ekonomi pribadinya.
Pertimbangan lain seorang manajer dalam mengambil keputusan
melanjutkan pembiayaan proyek adalah framing atau pembingkaian
informasi.
Framing berkaitan dengan bagaimana individu merasakan atau
menstruktur suatu keputusan (Main dan Lambert dalam Sahmuddin, 2003).
Gasiaswaty (2009) menyebutkan bahwa framing sangat erat kaitannya
dengan titik referensi, yaitu sebuah titik yang dijadikan patokan dalam
perbandingan. Dalam framing, titik referensi ini menjadi bingkai seseorang
dalam mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan-
kemungkinan yang telah terframing tersebutlah yang kemudian dievaluasi
oleh pembuat keputusan.
Pada konteks keputusan terhadap proyek yang mengindikasikan
kegagalan, biaya yang telah dikeluarkan (sunk cost) bertindak sebagai
titik referensi bagi manajer dalam membuat keputusan. Fakta bahwa
proyek mulai menunjukkan prospek yang negatif membawa pada beberapa
kemungkinan diantaranya yaitu kemungkinan kerugian/keuntungan yang
pasti terjadi dan kemungkinan kerugian/keuntungan di masa mendatang yang
5
kurang pasti. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara
positif, maka informasi mengenai keuntungan akan lebih ditonjolkan. Ketika
kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara negatif, maka informasi
mengenai kerugian yang akan lebih ditonjolkan.
Bateman dan Zeithaml dalam Koroy (2008) menyatakan bahwa ketika
informasi disajikan dalam bingkai keputusan negatif, pengambil keputusan
cenderung untuk mencari resiko dengan melanjutkan proyek. Sementara
pada informasi yang disajikan dalam bingkai positif, pengambil keputusan
akan cenderung menghindari resiko dengan tidak melanjutkan proyek. Berbeda
dengan teori keagenan yang menjelaskan kondisi adverse selection, teori
yang digunakan dalam menguji bias framing ini adalah teori prospek .
Teori ini mengemukakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat
mempengaruhi keputusannya.
Dalam hal ini ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif
keputusan yang dibingkai secara positif maka keputusan yang diambil akan
cenderung menghindari risiko atau risk averse. Sedangkan ketika informasi
disajikan secara negatif maka keputusan yang diambil cenderung
mengambil risiko atau risk seeking (Yusnaini, 2005).
Beberapa bukti empiris seperti yang ditunjukkan oleh Rudledge
dan Harrel (1994) dan Rudledge (1995) juga mendukung penjelasan teori
prospek tersebut. Mengenai kedua teori tersebut, telah banyak penelitian
yang berusaha untuk membuktikan penjelasan kedua teori tersebut. Sharp
dan Salter (1997) menemukan bahwa adverse selection dan negative
6
framing tidak berpengaruh terhadap kecenderungan eskalasi komitmen.
Hasil serupa juga ditemukan oleh Dwita (2007) yang mendapati bahwa
negative framing dan kondisi adverse selection ternyata tidak signifikan
mengindikasikan pengaruhnya terhadap keputusan evaluasi proyek oleh
manajer.Namun demikian, Salter et al. (2004) menunjukkan hasil yang
berbeda, yakni terdapat pengaruh antara framing dengan adverse selection
terhadap kecenderungan eskalasi komitmen.
Kontroversi temuan para peneliti tersebut memotivasi peneliti
untuk menguji kembali pengaruh kedua variabel yakni framing dan
adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Dalam hal ini
peneliti ingin menguji kembali apakah dengan menggunakan teori yang
sama akan memberikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu.
Mengingat bahwa diperlukannya sebuah proses akuntabilitas yang
dapat dengan efektif mengendalikan kecenderungan eskalasi yang
dilakukan oleh manajer yang memulai suatu proyek. Peneliti mencoba
menambahkan satu variabel pemoderasi locus of cotrol yang bertujuan untuk
mengetahui apakah locus of control memoderasi pengaruh negative framing,
adverse selection, serta negative framing dan adverse selection secara
bersama-sama terhadap eskalasi komitmen.
Konsep locus of control pertama kali diperkenalkan oleh Julian B.
Rotter (1996), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control
merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan
mereka terhadap keberhasilan diri. Ada 2 tipe locus of control, yaitu
7
internal locus of control dan eksternal locus of control. Internal locus of
control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan bersumber dari
kemampuan dalam dirinya, sedangkan eksternal locus of control adalah
seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir,
dan faktor lain diluar dirinya.
Andi Irfan (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa manager
yang memiliki tipe eksternal locus of control cenderung memiliki tingkat
sensitifitas tinggi, sedangkan manager yang memiliki memiliki tipe internal
locus of control cenderung memiliki tingkat sensitifitas yang rendah. Jadi,
apabila seorang manager bertipe eksternal locus of control yang memiliki
tingkat sensnitifitas tinggi dihadapkan pada suatu kondisi negative framing
dan adverse selection atas proyek investasinya, maka manager tersebut
cenderung akan menurunkan eskalasi komitmen, sedangkan manager yang
bertipe internal locus of control yang memiliki tingkat sensitifitas rendah
diperlakukan dengan hal yang sama, maka manager tersebut cenderung
meningkatkan eskalsasi komitmen. Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya
mengenai pengambilan keputusan, eskalasi komitmen, negative framing,
adverse selection, dan locus of control, maka penelitian ini akan
membahas tentang “Pengaruh Negative Framming dan Adverse Selection
terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi
dengan Locus Of Control sebagai Variabel Pemoderasi”.
8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan diteliti sebagai berikut:
1. Apakah Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?
2. Apakah Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?
3. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama- sama
berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?
4. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection dimoderasi oleh Locus
of Control berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitia tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas
proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan
Negative Framing.
2. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas
proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan pada
kondisi Adverse Selection.
3. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas
proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan
negative frame pada kondisi adverse selection .
9
4. Untuk mengetahui pengaruh locus of control sebagai variabel yang
memoderasi hubungan antara negative framing dan adverse selection
terhadap eskalasi komitmen.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang
dikemukakan, hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Dalam bidang akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh negative framing, adverse selection dan locus of
control terhadap bias keputusan manajerial
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mengurangi over komitmen manajer terhadap sumberdaya bagi
proyek yang tidak lagi menguntungkan.
3. Bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang akuntansi
keperilakuan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Litraratur
1. Pengambilan Keputusan
Menurut Rizkianto (2012: 23) Pengambilan keputusan merupakan
proses pemilihan berbagai alternatif yang digunakan untuk memecahkan
suatu masalah. Sedangkan, menurut Arfan dan Muhammad (2005: 203)
pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih di antara
berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Pengambilan
keputusan pada akhirnya akan menghasilkan suatu pilihan final berupa
tindakan ataupun opini.
Dalam mengambil keputusan seseorang seringkali dihadapkan pada
berbagai kondisi antara lain unik, tidak pasti, jangka panjang dan kompleks
( Marimin, 2005 : 10). Yang dimaksud dalam kondisi unik adalah masalah
tersebut tidak mempunyai preseden dan di masa depan mungkin tidak akan
berulang kembali. Tidak Pasti maksudnya bahwa faktor – faktor yang
diharapkan mempengaruhi dan memiliki kadar informasi yag sangat rendah.
Jangka panjang maksudnya bahwa implikasinya memiliki jangkauan yang
cukup jauh ke depan. Adapun kompleks yaitu dalam pengertiannya
preferensi pengambilan keputusan atas risiko dan waktu memiliki peranan
yang besar.Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka diharapkan seorang
pengambil keputusan dapat menentukan langkah – langkah yang tepat
11
dalam membuat keputusan. Lubis (2010: 271) menyebutkan beberapa
langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu keputusan,
antara lain: (1) pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu
peluang, (2) pencarian atas tindakan alternatif dan kuantitatif atas
konsekuensinya, (3) pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan, (4)
yang terakhir adalah penerapan tindak lanjut.
Ibnu Syamsi (2000: 16) berpendapat bahwa pengambilan keputusan
tergantung dari permasalahan yang dihadapi dan juga dasar seorang
manajer dalam mengambil suatu keputusan antara satu manajer dengan
manajer lainnya tidaklah sama. Suatu keputusan dapat diambil berdasarkan
perasaan semata-mata, dan dapat pula suatu keputusan itu diambil
berdasarakan rasionalitas, serta keputusan dapat diambil berdasarkan
wewenang atau jabatan yang dimilikinya.
Ada beberapa teknik atau cara dalam mengambil sebuah keputusan,
yaitu berdasarkan intuisi, rasionalitas, fakta, pengalaman dan wewenang
(Ibnu Syamsi, 2000: 17-22). Sedangkan Lubis (2010: 275-277)
menyebutkan teknik atau cara dalam mengambil keputusan berdasarkan
rasional terbatas, intuisi, indentifikasi masalah, membuat pilihan, perbedaan
individua yang termasuk didalamnya adalah gaya pengambilan keputusan
dan keterbatasan organisasi.
Kreitner dan Kinicki (2005: 5-13) menyebutkan ada 3 model yang
dapat digunakan manajer dalam membuat suatu keputusan. Model yang
pertama adalah model rasional, model ini menggunakan empat pendekatan
12
logis untuk mengambil sebuah keputusan yaitu: (1) mengenali masalah, (2)
menghasilkan solusi-solusi alternatif, (3) memilih sebuah solusi, dan (4)
mengimplementasikan dan mengevaluasi solusi.
Model yang kedua adalah model normatif Simon, model ini
mengindentifikasi hambatan-hambatan yang mambatasi pengambilan
keputusan. Model normatif Simon juga menganjurkan bahwa pengambilan
keputusan ditandai dengan: (1) pengolahan informasi terbatas, (2)
penggunaan penilaian hasil temuan sendiri, dan (3) temuan.
Model yang ketiga adalah model keranjang sampah, yang
berpendapat bahwa pengambilan keputusan bersifat tidak teliti dan acak.
Model ini juga berpendapat, keputusan dihasilkan dari interaksi antara
empat arus kejadian yang terpisah yaitu: masalah, solusi, partisipan, dan
peluang pilihan.
2. Eskalasi Komitmen
Definisi mengenai eskalasi komitmen menurut Suartana
(2010:108) adalah komitmen seorang pengambil keputusan untuk tetap
melanjutkan dan memperluas komitmen awalnya terhadap pelaksanaan
suatu investasi proyek atau usaha-usaha tertentu yang sudah tidak
menguntungkan atau memberikan umpan balik yang negatif.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997, h. 151) disebutkan
bahwa eskalasi adalah pertambahan jumlah, pertambahan volume dan
kenaikan. Sementara itu Oxford Learner’s Pocket Dictionary (2008,
h.145) eskalasi diterjemahkan sebagai “become or make something
13
bigger or more serious”. Dengan demikian eskalasi komitmen dapat
dikatakan sebagai upaya meningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap
komitmen yang telah dibuat.
Eskalasi komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasi
dihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah
dilakukan (dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil
ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan). Individu atau organisasi
tersebut berkesempatan untuk memilih bertahan atau menarik kembali
serangkaian tindakan yang telah dilakukan. Kedua kesempatan tersebut
sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya. Staw (1997)
dalam Khanifan (2015: 21) mencontohkan, ketika organisasi mengetahui
bahwa sebuah produk pengembangan yang baru memiliki
kemungkinkan, yakni menguntungkan maupun tidak menguntungkan di
masa yang akan datang, melanjutkan investasi pada produk tersebut
adalah merupakan eskalasi komitmen.
Menurut Maria dan Milka (2012:271) eskalasi komitmen merupakan
perilaku untuk meningkatkan komitmen dengan tetapmenjalankan
keputusan proyek walaupun proyek tersebut akan memberikan umpan balik
negatif. Seorang manajer dapat mengalokasikan sumber daya tambahan
pada proyek yang dianggap tidak menguntungkan ini.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 23) Eskalasi Komitmen adalah
kecenderungan tindakan untuk bertahan atau berada pada situasi yang tidak
efektif untuk jangka waktu yang lama. Perilaku Eskalasi Komitmen dapat
14
terjadi ketika seorang manajer memilih untuk tetap melanjutkan proyek
investasinya walaupun proyek investasi tersebut mengindikasikan kegagalan
atau dengan kata lain proyek investasi tersebut tidak memberikan
keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
Kreitner dan Kinicki (2005: 23-26) menyebutkan empat faktor yang
menyebabkan terjadinya perilaku Eskalasi Komitmen, yaitu: faktor penentu
psikologis dan sosial, faktor penentu organisasional, karakteristik proyek,
dan faktor penentu kontekstual. Faktor psikologis dan sosisal merupakan
kontributor utama dari Eskalasi Komitmen yang termasuk didalamnya
adalah pertahanan ego dan motivasi individu. Seseorang yang memiliki sifat
pertahanan ego dan motivasi individu maka mereka cenderung membiaskan
fakta-fakta yang diterimanya sehingga mereka akan cenderung mendukung
keputusan yang dibuat sebelumnya. Seorang yang memiliki sifat pertahanan
ego akan cenderung melibatkan egonya ke dalam suatu proyek yang
ditanganinya, karena kegagalan akan mengancam nilai diri atau ego, maka
cenderung mengabaikan tanda-tanda negatif dan cenderung mendorong
keputusannya ke depan (Kreitner dan Kinicki, 2005: 23)
Faktor selanjutnya yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi
Komitmen menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 23) adalah faktor penentu
organisasional. Dalam faktor penentu organisasional adanya pemutusan
komunikasi, politik di dalam organisasi, dan adanya kelembaman
organisasional yang menyebabkan organisasi membiarkan terjadinya
tindakan yang berdampak buruk bagi perusahaan, atau dengan kata lain
15
mendukung dan menjalankan adanya suatu keputusan yang bereskalasi
komitmen.
Faktor selanjutnya menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 24-25)
adalah karakteristik proyek. Karakteristik proyek memasukkan fitur-fitur
objektif proyek, yang berdampak paling besar pada keputusan Eskalasi
Komitmen. Faktor yang terakhir menurut Kreitner dan Kinicki (2005:25)
yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi Komitmen adalah faktor
penentu kontekstual. Faktor ini memberi penjelasan bahwa penyebab
terjadinya Eskalasi Komitmen karena adanya kekuatan-kekuatan politik dari
luar yang berada di luar kendali organisasi.
3. Negative Framing
Faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada
seseorang adalah Framing. (Liang dkk, 2013 : 3).Framing adalah sebuah
fenomena yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi
respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan
dalam format berbeda. Framing atas informasi dapat mempengaruhi
seseorang dalam mengambil keputusan.
Framing Efek mungkin berbeda pada situasi konteks yang berbeda.
Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa pembingkaian keputusan
dibagi menjadi 3 tipe utama dengan pengaruh yang berbeda.(Levin et al,
1998 dalam Liang dkk, 2013), salah satu diantaranya mengikuti teori
prospek yaitu pembingkaian positif dan negative, dan dua diantaranya
16
menggunakan definisi operasional yang berbeda. Tiga tipe pembingkaian
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Risky Choice Framing
Risky choice framing berasal dari studi yang dilakukan oleh
Tversky & Kahneman (1981). The risky choice framing melibatkan
skenario keputusan hipotesis dengan dua pilihan. Pilihan pertama yaitu
pilihan yang pasti atau tanpa risiko dan pilihan kedua adalah pilihan
berisiko dimana probabilitas ditentukan secara numerik. Pada positive
framing, pilihan yang pasti ataupun berisiko dideskripsikan dalam
keadaan untung, dan pada negative framing keduanya dideskripsikan
dalam keadaan rugi. Menurut teori prospek, positive framing akan
menyebabkan perilaku menghindari riksiko, dan negative framing akan
menyebabkan perilaku yang sebaliknya.
b. Goal framing
Goal framing tidak melibatkan risiko yang berbeda dalam bingkai
yang berbeda tetapi memberikan hasil yang mungkin berbeda. Pesan
positif dari Goal framing menekankan konsekuensi positif dari
melakukan suatu tindakan, dan pesan negatif menekankan konsekuensi
negatif dari tidak melakukan tindakan. Pertanyaan pada Goal Framing
adalah yang mana framing positif atau negatif, yang akan memiliki
dampak persuasif yang lebih besar pada pencapaian perilaku yang sama.
Misalnya, Thaler (1980) menyelidiki efek dari pesan positif dan negatif
pada pembelian kartu kredit. Frame positif menunjukkan pesan-pesan
17
seperti "jika Anda membayar tunai, Anda akan menerima harga diskon,"
sedangkan frame negatif menunjukkan pesan-pesan seperti "jika Anda
tidak membayar tunai (yaitu, jika Anda menggunakan kartu kredit), Anda
akan harus membayar sebuah biaya tambahan. "Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsumen lebih bersedia untuk menggunakan kartu
kredit untuk susunan kata tidak membayar uang tambahan dari untuk
susunan kata menerima tambahan diskon.
c. Attribute framing
Attribute framing memanipulasi nilai yang berbeda dari satu atau
lebih atribut keputusan yang relevan dengan keputusan dalam konteks
tertentu. Salah satu contoh adalah bahwa tingkat keberhasilan dari suatu
peristiwa (misalnya, 0,6) dijelaskan dalam kerangka positif, tetapi tingkat
kegagalan acara (misalnya, 0,4) digambarkan dalam bingkai negatif.
Membandingkan dengan risk framing choice, atribute framing tidak
terfokus pada risiko itu sendiri tetapi persepsi yang berbeda dari risiko
yang sama. Secara umum, kerangka berpikir positif lebih perferable
daripada yang negatif dalam kondisi ini. Selain itu, atribute framing
berbeda dengan goal framing dalam dua kondisi, framing pada atribute
framing tidak mempromosikan tindakan yang sama.
Dalam studi tentang menyetujui operasi, misalnya, tingkat
kelangsungan hidup (frame positif) dan tingkat kematian (frame negatif)
yang digunakan untuk membuat framing atribut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketika tingkat kelangsungan hidup ditekankan,
18
individu lebih mungkin untuk menyetujui operasi daripada ketika angka
kematian ditekankan (Marteau 1989;. Wilson et al 1987).
Kebanyakan temuan menunjukkan bahwa orang cenderung untuk
mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proyek-proyek yang
tidak menguntungkan dalam bingkai negatif daripada dalam kerangka
positif. Misalnya, Rutledge (1994) dalam Liang, dkk(2013)melaporkan
bahwa framing informasi yang relevan-keputusan dipengaruhi keputusan
kelompok '. Subyek cenderung melakukan investasi tambahan jika
keputusan itu dibingkai negatif.
4. Adverse Selection
Manajer memiliki informasi superior tentang informasi internal
dan prospek perusahaan di masa depan dibanding pemilik. Kondisi
ketidakseimbangan informasi ini dinamakan informasi asimetri
(asymmetric information). Informasi asimetri dapat menimbulkan dua
permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan pemilik untuk
memonitor dan melakukan control terhadap tindakan-tindakan manajer.
Menurut Jensen dan Meckling dalam Ratih (2010 : 20) permasalahan
tersebut adalah :
a. Moral hazard, yakni permasalahan yang timbul jika manajer tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak kerja. Hal ini
dikarenakan kegiatan yang dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui
oleh pemegang saham maupun kreditur.
19
b. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana pemilik tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer
benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau
terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk).
Teori yang dapat menjelaskan tentang Adverse Selection adalah teori
keagenan. Menurut teori tersebut individu dimotivasi untuk mengambil
keputusan yang memaksimalkan kepentingan ekonomi pribadi mereka.
Sany Dwita (2007:6) menjelaskan mengenai teori keagenan yang
berhubungan dengan masalah Eskalasi Komitmen pada pilihan tindakan
yang gagal. Manajer yang tidak berani mengambil risiko serta tindakannya
tidak terawasi akan melaporkan berita bagus, dan manajer tersebut baru
akan melaporkan berita buruk apabila berita tersebut diperlukan, karena
berita buruk akan membuat karirnya terancam.
Maka jika informasi lengkap, dalam kondisi incentive to shirk,
manajer akan cenderung memilih untuk tidak melanjutkan proyek yang
tidak menguntungkan atau merugikan karena hal ini akan segera diketahui
oleh pemilik perusahaan.
Sedangkan, jika manajer memiliki informasi privat, pemilik
perusahaan tidak bisa mengawasi manajer secara keseluruhan, maka pada
kondisi ini, manajer yang memiliki incentive to shirk akan cenderung untuk
melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau merugikan.
20
5. Locus of Control
Salah seorang peneliti kepribadian, Julian Rotter, ia mengidentifikasi
suatu demensi kepribadian yang diberi nama lokus pengendalian (Locus of
Control), yang menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan kepribadian
seseorang. Julian Rotter berpendapat bahwa, seseorang cenderung
menghubungkan penyebab dari perilaku dikarenakan faktor dalam dirinya
atau juga dikarenakan faktor lingkungan, hal ini yang menghasilkan
perbedaan–perbedaan kepribadian setiap orang (Kreitner dan Kinicki,
2005:179).
Menurut Tsui dan Gul (1996) Locus of Control didefinisikan sebagai
sejauh mana seseorang merasakan hubungan kontijensi antara tindakan dan
hasil yang mereka peroleh. Locus of Control dibagi menjadi dua bagian
yaitu internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control, apabila
seseorang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk
mengendalikan takdir mereka disebut internal Locus of Control.
Dalam hal ini, mereka mempercayai bahwa pengendalian itu terletak
dalam diri mereka sendiri. Sedangkan eksternal Locus of Control adalah
orang yang percaya bahwa hasil yang mereka dapatkan ditentukan oleh
faktor kondisi ekstrinsik atau diluar diri mereka sendiri. Sebagai contoh,
oleh takdir, keberuntungan, kekuatan lain atau sesuatu hal yang tidak dapat
diprediksi. Kreitner dan Kinicki (2005:180) menyebutkan perbedaan antara
internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control dari hasil
21
penelitian para ahli tentang Locus of Control, perbedaan-perbedaan tersebut
adalah:
a. Kelompok internal menunjukkan motivasi yang lebih besar dalam
bekerja.
b. Kelompok internal memiliki pengharapan yang lebih kuat bahwa usaha
akan mengarah pada persepsi.
c. Kelompok internal menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada tugas-
tugas yang melibatkan proses belajar atau pemecahan persoalan, di mana
prestasi mengarah pada penghargaan yang berarti.
d. Terdapat suatu hubungan yang lebih kuat antara kepuasan kerja dengan
prestasi bagi kelompok internal daripada eksternal.
e. Kelompok internal memperoleh gaji yang lebih tinggi dan peningkatan
gaji yang lebih besar dari kelompok eksternal.
f. Kelompok eksternal lebih cenderung lebih khawatir dari pada kelompok
internal.
Perbedaan dari Locus of Control sangat memberi implikasi yang
berbeda bagi para manajer. Di mana dapat dilihat dalam perbedaan tersebut
bahwa kelompok dengan internal Locus of Control memiliki
kecenderungan untuk percaya bahwa mereka dapat mengendalikan perilaku
mereka dalam lingkungan pekerjaan, dan mereka akan menunjukan kendali
mereka terhadap pekerjaan itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan
mencoba mempengaruhi prosedur kerja, kondisi kerja, penugasan
pekerjaan, atau hubungan dengan rekan dan pengawasnya.
22
Dari beberapa kemungkinan yang ditunjukan, kelompok dengan
internal Locus of Control memungkinkan untuk menolak usaha seorang
manajer dalam mengawasi pekerjaan mereka secara dekat. Oleh sebab itu
manajemen mungkin dapat menempatkan kelompok dengan internal locus
of control dalam pekerjaan yang memerlukan inisiatif tinggi dan kepatuhan
rendah. Sedangkan kelompok dengan eksternal Locus of Control mungkin
lebih tepat ditempatkan dalam pekerjaan yang sangat terstruktur dan
kerelaan yang lebih besar (Kreitner dan Kinicki, 2005: 179-180).
6. Teori Prospek
Kahneman dan Tversky memulai penelitian mereka untuk
menyelidiki kejanggalan dan kontradiktif perilaku manusia. Ketika subjek
ditawari satu pilihan yang diformulasikan/dibingkai tertentu mungkin
bersikap/berperilaku menolak resiko (risk aversion), tetapi ketika subyek
ditawari suatu hal yang mempunyai esensi yang sama dan
diformulasikan/dibingkai berbeda mungkin menunjukkan perilaku/sikap
berani mengambil risiko (risk seeking). Esensi hasil riset Kahneman dan
Tversky yang sangat penting mengungkapkan bahwa perilaku orang
dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuntungan sangat
berbeda dengan perilaku orang dalam mengambil keputusan berkaitan
dengan kerugian.
Sebagai contoh, dalam kondisi ketidakpastian seseorang
dihadapkan pada alternatif pilihan yang sama-sama menguntungkan,
23
yang pertama adalah alternatif pilihan yang secara pasti menguntungkan
tetapi keuntungannya lebih kecil dari pilihan kedua, sedangkan yang
kedua adalah alternatif pilihan yang kemungkinan tidak memperoleh atau
memperoleh keuntungan lebih besar dengan probabilitas 50%, maka
seseorang cenderung akan memilih alternatif pertama yaitu yang
menguntungkan secara pasti. Hal ini menggambarkan sikap penolakan
risiko (risk aversion).
Sebaliknya dalam kondisi ketidakpastian, seseorang dihadapkan
pada alternatif pilihan yang sama-sama merugikan, yang pertama adalah
alternatif pilihan yang secara pasti merugikan dan yang kedua adalah
alternatif pilihan kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan rugi tetapi
lebih besar dengan probabilias 50%, maka seseorang cenderung akan
memilih alternatif kedua yaitu kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan
rugi yang lebih besar dengan pribabilitas 50%. Hal ini menggambarkan
sikap penerimaan risiko/risk seeking (Kahneman and Tversky, 1979).
Oleh karena itu dengan pendekatan Prospect Theory, eskalasi komitmen
terjadi karena individu yang bertanggung jawab atas keputusan awal
dari serangkaian investasi, dengan adanya bukti bahwa kinerja investasinya
merosot, maka individu cenderung lebih berani mengambil risiko yang
dimanifestasikan dalam bentuk keputusan investasi tahap berikutnya
dengan harapan agar kinerja investasi selanjutnya menguntungkan dan
dapat menutup kemerosotan kinerja sebelumnya (Brockner, 1992).
24
Analisis pembuatan keputusan di bidang ekonomi sekarang ini
didominasi oleh expected utility theory. Dominasi teori ini nampak jelas
dalam pembahasan tentang pembuatan keputusan pada kondisi
ketidakpastian yang terdapat dalam berbagai literatur akuntansi
manajemen, manajemen keuangan, dan ekonomi manajerial (Gudono dan
Hartadi,1998. Expected utility theory menganggap bahwa individu bisa
membuat keputusan secara efisien dan memiliki informasi yang lengkap
untuk mengoptimalkan utilitasnya. Dengan kata lain, individu akan
bertindak rasional tanpa terpengaruh oleh urutan informasi yang
diterimanya maupun framing situasi yang dihadapinya.Namun demikian,
dalam praktek seringkali ditemui penyimpangan dari asas rasionalitas.
Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa prospect theory yang
dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky (1981,1979) merupakan
teori yang diajukan untuk mengkritik expected utility theory yang
dikemukakan oleh Friedman dan Savage (1948). Kahneman dan Tversky
(1981,1979) menemukan bahwa banyak terjadi penyimpangan dari
prinsip-prinsip pembuatan keputusan yang digunakan oleh expected
utility theory. Mereka menyimpulkan bahwa expected utility theory
tidak valid jika digunakan sebagai suatu model yang deskriptif.
Selanjutnya mereka mengembangkan suatu model alternatif dari
pembuatan keputusan berisiko secara individual yang disebut prospect
theory.
25
Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa teori prospek sudah
diterapkan di berbagai bidang penelitian. Misalnya, White et.al. (1993),
menggunakan teori prospek untuk memprediksi ketaatan membayar
pajak. Penelitian tersebut menemukan bahwa wajib pajak yang berada
pada posisi tax due memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk
tidak taat dalam membayar pajak dibandingkan mereka yang berada pada
posisi tax refund. Teori prospek juga telah digunakan untuk menjelaskan
perilaku dipasar uang (Harvey, 1996) dan auditing (Karim et al., 1995)
Di Indonesia pengaplikasian teori ini telah diteliti oleh Gudono
dan Hartadi (1998). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa teori
ini tidak sepenuhnya bisa diterapkan di Indonesia. Terdapat beberapa
perbedaan hasil dengan teori prospek. Pengujian secara penelitian yang
mereka lakukan mengindikasikan bahwa orang Indonesia lebih bersifat risk
neutral daripada risk averse. Bukti juga menunjukkan orang Indonesia
lebih konsisten dalam memandang nilai nominal uang, baik dalam bentuk
uang atau bentuk lain (barang dan jasa).
7. Teori Agensi
Pada kebanyakan organisasi, otoritas pengambilan keputusan
didelegasikan dari level yang lebih tinggi dalam organisasi ke level
yang lebih rendah. Kontrak seringkali dipakai untuk mengalokasikan
sumber daya dan output ketika hubungan delegasi tersebut ada.
Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan
sebagai sekumpulan kontrak diantara faktor-faktor produksi dan
26
hubungan diantara prinsipal dan agen. Dalam kerangka kerja teori
agensi, baik prinsipal maupun agen membuat keputusan yang semata-mata
dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Kepentingan prinsipal diasumsikan
sejalan dengan motif maksimalisasi laba perusahaan. Sementara itu
kepentingan pribadi agen mungkin saja sejalan dengan kepentingan
perusahaan atau malah bertentangan.
Menurut Rudledge dan Karim (1998) ketika kepentingan agen
bertentangan dengan kepentingan perusahaan, agen memiliki insentif
untuk melalaikan tugas (incentive to shirk). Insentif tersebut mendorong
agen membuat keputusan yang bertentangan dengan kepentingan
perusahaan. Model agensi berasumsi bahwa untuk bertindak atas
insentif mengabaikan kepentingan perusahaan, agen harus memiliki
kesempatan. Ketersediaan informasi dapat menjadi sarana bagi
kesempatan tersebut. Masalah adverse selection kemudian muncul
ketika agen termotivasi untuk tidak menyajikan informasi privat agar
dapat mengimplementasikan keputusan yang bertentangan dengan
keseluruhan kepentingan perusahaan. Jika perusahaan dan agen
memiliki ketersediaan informasi yang sama (simetri informasi), maka
perusahaan dapat membuktikan apakah agen bertindak sejalan dengan
seluruh kepentingan perusahaan. Agen tidak akan memiliki kesempatan
untuk mengabaikan atau membuat keputusan yang bertentangan dengan
seluruh kepentingan perusahaan.
27
Ketika agen memiliki informasi privat yang tidak tersedia bagi
perusahaan (asimetri informasi), perusahaan tidak lagi dapat menguji
apakah keputusan agen sejalan dengan kepentingan perusahaan. Hal ini
memberikan kesempatan bagi agen untuk mengabaikan kepentingan
perusahaan dengan membuat keputusan yang bertentangan dengan
kepentingan perusahaan. Ketika agen berada pada kondisi incentive to
shirk dan opportunity to shirk yang dalam hal ini adalah keberadaan
informasi privat, maka adverse selection dapat terjadi.
Harrell dan Harrison (1994) menemukan bahwa ketika agen
(manajer proyek) memiliki insentif untuk melalaikan tugas maupun
informasi privat, maka agen akan berperilaku yang mengarah pada
kepentingan pribadi dan tidak memaksimalisasi keuntungan yang
diharapkan perusahaan. Perilaku agen yang mendasarkan pada
kepentingan pribadi menjelaskan mengapa beberapa manajer
mengalokasikan penambahan sumber daya untuk proyek, meskipun
prospek ekonomi mengindikasikan bahwa proyek tersebut seharusnya
dihentikan.
Menurut Gudono (2009: 176) Teori keagenan dibangun sebagai
upaya untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul manakala
ada ketidak lengkapan informasi pada saat melakukan kontrak. Gudono
(2009: 178) menyebutkan jika manajer memiliki keunggulan informasi
dibandingkan pemilik perusahaan sedangkan kepentingan manajer dan
pemilik perusahaan berbeda maka akan terjadi masalah anatara pemilik
28
perusahaan dengan manajer dimana manajer akan melakukan tindakan
yang menguntungkan dirinya sendiri namun merugikan pemilik perusahaan.
8. Self Justification Theory
Self Justification Theory adalah satu teori yang digunakan untuk
menjelaskan Eskalasi Komitmen. Meskipun banyak teori berbeda telah
digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen, self-justification theory
dipilih sebagai penjelasan yang paling relevan untuk Eskalasi Komitmen
pada level pengambilan keputusan individu (Brockner,1992). Teori ini
menyatakan bahwa ketika manajer proyek dihadapkan dengan kemunduran
selama proyek itu berlangsung, maka mereka akan menaikkan komitmen
yang mereka miliki dalam upaya kembali ke proyek atau untuk
mendemonstrasikan rasionalitas pokok dari sejumlah tindakan irasional.
Self-justification theory menjelaskan bahwa manajer yang terlibat
dari awal pada suatu proyek akan cenderung melanjutkan proyek tersebut
walaupun keadaan ekonomi menunjukkan bahwa proyek tersebut
mengalami kerugian dibandingkan dengan manajer yang tidak terlibat dari
awal.
Self Justification theory menyatakan bahwa manajer yang
bertanggung jawab untuk investasi sebelumnya tidak akan mengakui pada
diri mereka sendiri atau orang lain bahwa penggunaan sumber daya
mereka sebelumnya adalah salah. Mereka akan cenderung untuk
meningkatkan komitmen karena harus membenarkan diri mereka sendiri
29
terhadap keputusan sebelumnya yang mereka buat. (Chong dan suryawati,
2010).
Staw (1976) menyebutkan bahwa self justification dapat dijelaskan
dengan teori kognitif disonan. Teori tersebut menjelaskan bahwa ketika
individu telah membuat keputusan awal mengenai suatu tindakan tertentu,
umpan balik negatif merupakan disonan bagi keputusan awal tersebut.
Sehingga meningkatkan komitmen terhadap keputusan awal tersebut
merupakan salah satu cara untuk mengurang disonansi, dengan keyakinan
bahwa keuntungan akan dapat diraih dengan tindakan/ keputusan yang saat
ini diambil.
Brockner (1992) berpendapat bahwa adanya umpan balik negatif dan
kebutuhan untuk membenarkan keputusan awal mereka adalah dua kondisi
yang menyebabkan orang melakukan eskalasi. Orang akan cenderung
membenarkan keputusan awal mereka dan cenderung berkomitmen terhadap
keputusan awal tersebut yang disebut Eskalasi Komitmen.
Bazerman (1994) dalam Tri Koroy (2008) mengusulkan untuk
mengurangi Eskalasi Komitmen yang disebabkan karena pembenaran diri
perlu dilakukan sistem pemantauan yang membantu memeriksa persepsi
pembuat keputusan sebelum keputusan atau pilihan berikutnya yang dibuat
dapat terbukti bermanfaat.
30
B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai intention turnover dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti kepuasan kerja, konflik peran, keadilan
organisasi, kepuasan gaji dan lainnya telah banyak diteliti oleh penelitian-
penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan
masukan serta kontribusi tambahan untuk menganalisis faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi intention turnover. Tabel 2.1 menunjukkan hasil
penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
intention turnover.
31
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Mengenai Negative Framing, Adverse Selection,
Eskalasi Komitmen dan Locus of Control
No. Penelitian
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Maria dan
Milka(2012)
Pengaruh Adverse
Selection dan Negative
Framing terhadap
eskalasi komitmen
Variabel negative
framing, adverse
selection dan
Eskalasi Komitmen
Variabel locus of
control
1. Adverse Selection berpengaruh
terhadap kecenderungan
manajer melakukan eskalasi
komitmen
2. sementara tidak dijumpai
adanya pengaruh negative
framing terhadap eskalasi
komitmen
3. kedua variabel tersebut
menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan
manajer untuk tetap
melanjutkan proyek yang
mengindikasikan kegagalan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Penelitian
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Chong dan
Syarifuddin
(2010)
Escalation of comitment to
unprofitable projects : An
experimental investigation of
the effect of conformity
pressure and self- esteem
Variabel
Eskalasi
Komitemen
Variabel adverse
selection dan locus
of control
Menggunakan
variabel tekanan dan
harga diri
Pembuat keputusan cenderung
melakukan eskalasi ketika
terdapat conformity pressure
(tekanan) dan self-esteem
(harga diri) yang tinggi yaitu
dengan melanjutkan projek
yang mengindikasikan
kegagalan.
3. Yahya dan Surya
(2012)
Pengaruh Framing Effect
Sebagai Determinan
Escalation of Commitment
Dalam Keputusan Investasi:
Dampak dari Working
Experiences
Variabel
Framing effect
dan Eskalasi
Komitmen
Variabel adverse
selection ,locus of
control dan
pengalaman kerja
Terdapat pengaruh yang positif
antara framing effect dengan
eskalasi
komitmen.Kecenderungan
eskalasi komitmen yang
semakin tinggi seiring dengan
semakin berpengalamannya
seorang manajer
Bersambung ke halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. Erlinda dan
Sukirno (2014)
Pengaruh Framing
Effect Terhadap
Pegambilan
keputusan Investasi
dengan Locus of
Control sebagai
variabel Pemoderasi
Variabel Framing
effect dan Locus of
Control
Variabel Adverse
selection dan
Eskalasi
Komitmen
Pengambil keputusan yang berada
pada positif framing tidak akan
melakukan investasi sedangkan
pada posisi negative framing,
pengambil keputusan akan
melanjutkan investasi. Tidak
terdapat pengaruh Locus of
Control pada pengambilan
keputusan investasi
5. Carol, Ruben dan
Nupur (2014)
Culture-Related
Factors Affect Sunk
Cost Bias
Variabel Esklasi
Komitmen, sunk cost,
decition-making
(Pengambilan
keputusan)
Variabel Locus of
Control , Adverse
selection,
Cognitive bias dan
environment
Eskalasi komitmen terjadi pada
manajer yang cenderung
individualis, seperti yang terjadi di
Negara Amerika, di mana
masyarakatnya cenderung
indivudualis.
Bersambung kehalaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
6. Ting-Peng Liang
dkk. (2013)
Escalation of
commitment in sofware
projects : an examination
of two theories
Variabel eskalasi
komitmen,
Framing
Effect,Teori self-
justification
Variabel locus of
control, sofware
project
management,
Penelitian
dilakukan di luar
negeri
Self-justification dan Framing
keduanya berpengaruh terhadap
Eskalasi komitmen dalam proyek
sofware tetapi Self –justification
pengaruhnya lebih kuat.
7. Irfan dan Febria
(2015)
Negative framing, rigid
thingking and the
escalation of
commitment on decision
making: Experimental
study
Variabel Negative
Framing, Eskalasi
Komitmen
Variabel Rigid
Thingking, Locus
of Control dan
Adverse selection
Negative Framing, Rigid thingking
maupun keduanya berpengaruh
positif terhadap eskalasi
komitmen.
Bersambung ke halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Penelitian
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
8. Endah Suwarni
(2011)
Eskalasi dan De-
Eskalasi Komitmen
pada Individu yang
berkarakter internal
locus of control dalam
Kasus Investasi
Bertahap
Variabel
eskalasi
komitmen dan
Locus of control
Variabel Locus
of control tidak
sebagai variabel
pemoderasi,
kasus investasi
bertahap
1. Subyek yang mempunyai locus
of control tinggi/internal locus
of control lebih tinggi tingkat
eskalasi komitmennya daripada
subyek yang mempunyai locus
of control rendah/external locus
of control ketika memperoleh
informasi kinerja investasi masa
lalu negatif.
2. pemberian informasi investasi
alternatif yang lebih
menguntungkan pada subyek
yang mempunyai internal
locus of control dapat
memperkecil tingkat eskalasi
komitmennya.
Bersambung ke halaman selanjutnya
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
9. Andi Irfan
(2010)
Pengaruh Locus of
Control terhadap
Hubungan Antara
Justice dan Tingkat
Eskalasi Komitmen
dalam Penganggaran
Modal
Variabel Locus of
Control dan
Eskalasi
Komitmen
Variabel Locus of
Control tidak
dijadikan variabel
pemoderasi,
variabel justice
Hipotesis prosedur dan distribusi yang fair
berpengaruh positif terhadap tingkat
Eskalasi Komitmen dan menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
Eskalasi Komitmen. Kemudian dengan
adanya Locus of Control yang dimiliki
oleh setiap karyawan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat Eskalasi
Komitmen.
10. Alexandra,
Wall dan
Gernot (2012)
Sunk costs and the
need for
justification: an
experimental study
on de-escalation
Variabel Eskalasi
Komitmen,
Pengambilan
Keptusan, sunk
cost
Variabel Locus of
Control, Teori
Justifkasi,
Penelitian
dilakukan di luar
negeri
Hasil penelitian tersebut memberikan
kontribusi yang luas mengenai effek sunk
cost pada akuntabilitas dan need for
justification ( pembenaran diri sendiri)
dalam terjadinya eskalasi komitmen.
37
C. Dasar Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu serta metode penelitian,
maka perumusan hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen
Dalam teori prospek dijelaskan bagaimana manajer membuat
keputusan eskalasi ketika menerima informasi yang diframing negative.
Ketika manajer menerima informasi yang diframing secara negatif
dalam bentuk pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi dengan
kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti, maka manajer cenderung
memilih kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti dengan harapan
kelak mendapat pengembalian yang positif meskipun probabilitas nilai dari
keputusan untuk memperbaiki kerugian adalah nol.(Ratih, 2010:35).
Teori prospek juga menjelaskan mengapa manajer mengadopsi
framing negative dalam pengambilan keputusan eskalasinya, sunk cost
mendorong manajer untuk memilih melakukan eskalasi.( whyte, 1986 dalam
irfan dan febria, 2015).
Dalam Penelitiannya Irfan dan Febria (2015: 45) mengungkapkan
bahwa manajer akan melakukan eskalasi komitmen apabila dihadapkan
dengan negative framing. Pada penelitian Erlinda dan Sukirno (2014: 8)
menemukan bahwa negative framing berpengaruh positif terhadap eskalasi
komitmen. Penelitian Maria dan Milka (2012: 221) tidak memberikan bukti
bahwa negative framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen
38
sedangkan penelitian Liang, dkk (2012: 159) mengungkapkan bahwa
framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen.
Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka
hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen.
2. Pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen
Adverse selection terjadi pada kondisi asimetri informasi yang
terjadi antara prinsipal (pemilik Perusahaan) dengan agen (manajer),
sehingga menyulitkan prisipal untuk memonitor dan mengontrol tindakan
agen, sebaliknya dengan adanya asimetri informasi tersebut, manajer akan
berkesempatan untuk melalaikan tugasnya.
Kanodia, et.al. (1989) dalam Maria dan Milka (2012: 218) menguji
adverse selection dalam konteks evaluasi proyek. Dalam studi tersebut
manajer memilih untuk melanjutkan atau menghentikan suatu proyek
tergantung pada informasi pribadi yang diperolehnya. Mereka berpendapat
bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang dianggap gagal, justru
akan merusak reputasi dan peluang karirnya dimasa yang akan datang.
Stephen dkk (2001: 41) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
kondisi adverse selection berpengaruh secara signifikan terhadap eskalasi
komitmen, mereka membandingkan dua kebudayaan yang ada di USA dan
Canada, di dapatkan bahwa eskalasi komitmen lebih cenderung terjadi pada
manajer di USA yang lebih individualis (adanya asimetri informasi antara
prinsipal dan agen) daripada manajer di Kanada.
39
Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka
hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut :
H2 : Terdapat pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen.
3. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama
terhadap Eskalasi Komitmen
Suatu umpan balik negatif yang diterima oleh manajer atas
proyek yang ditanganinya maka manajer akan melihat kemungkinan
untuk menghentikan atau melanjutkan proyek investasi tersebut. Peran
kondisi adverse selection di sini adalah ketika manajer tersebut
memiliki informasi privat dan ada kesempatan untuk melalaikan tugas
(incentive to shirk) bagi manajer tersebut, maka manajer tersebut akan
cenderung mengejar kepentingannya sendiri dengan melanjutkan proyek
yang tidak menguntungkan dan berharap mendapat mendapat
pengembalian positif dimasa yang akan datang untuk memperbaiki
kerugian diawal investasi proyeknya.
Dalam penelitiannya Erlinda dan Sukirno (2014: 9) menyatakan
bahwa Negative framing dan Adverse selection secara bersama – sama
berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Milka (2012: 221) yang
juga menemukan adanya pengaruh yang positif antara negative framing dan
adverse selection terhadap eskalasi komitmen. Berdasarkan argumentasi dan
penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
40
H3 : Terdapat pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara
bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen
4. Pengaruh Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan
Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen.
Locus of Control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka
dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Terdapat dua jenis
Locus of Control yang dimiliki oleh seseorang, yaitu internal Locus of
Control dan eksternal Locus of Control. internal Locus of Control adalah
seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh kemampuan
dari dirinya sendiri, sedangkan eksternal Locus of Control adalah seorang
yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir atau
faktor-faktor lainnya diluar dirinya.
Locus of Control dapat mempengaruhi setiap manajer dalam
pengambilan keputusan, dimana manajer yang bertipe eksternal Locus of
Control memiliki kecenderungan tingkat sensisitifitas lebih tinggi dan
manajer yang bertipe internal Locus of Control memiliki kecenderungan
tingkat sensitifitas yang lebih rendah.
Jika manajer dihadapkan pada pada kasus pengambilan keputusan
dalam kondisi Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-
sama terhadap Eskalasi Komitmen, maka manajer yang memiliki tingkat
sensitifitas lebih tinggi atau bertipe eksternal Locus of Control akan
menurunkan tingkat Eskalasi Komitmen daripada manjer yang memiliki
tingkat sensitifitas lebih rendah atau bertipe internal Locus of Control.
41
Berdasarkan argumentasi tersebut, maka hipotesis dalam penelitian
ini yaitu :
H4 : Terdapat Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing
dan Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi
Komitmen
D. Kerangka Pemikiran
`Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan
dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya
Fenomena – Fenomena Eskalasi Komitmen pada Manajer
Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi
Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus Of
Control sebagai variabel Pemoderasi
Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Prospek
Negative
Framing (X1)
Adverse
Selection (X2)
Eskalasi
Komitmen
(Y)
Locus Of Control (X3)
42
Gambar 2.1( Lanjutan)
M
Metode Analalisis:
Two ways ANNOVA
Statistik
Deskriptif
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Uji Kualitas
Data :
1. Validitas
2. Reabilitas
Uji
Hipotesis:
Uji F
Uji Asumsi Klasik:
1. Normalitas
2. Homogenitas
3. Linearitas
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang dalam sebuah bentuk eksperimen dengan
tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuatan keputusan atas
proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan. Penelitian eksperimen Data
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari
jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden
yaitu para mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa yang menjadi surrogate
pengambil keputusan (manajer). Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari
penelitian sebelumnya, untuk kasus yang diberikan dalam penelitian ini
diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Ratih Dewanti (2010), sedangkan
untuk pertanyaan locus of control diambil dari penelitian yang dilakukan oleh
khanifan Nugraha (2015).
Penelitian ini mengenai variabel Negative Framing, Adverse Selection,
Locus of Control, serta Eskalasi Komitmen. Penelitian eksperimen ini
dilakukan untuk mengetahui apakah Negative Framing dan Adverse Selection
berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen dalam pengambilan keputusan
investasi. Eksperimen dalam penelitian ini dimanipulasi dengan kondisi
Negative Framing dan Adverse Selection dengan desain eksperimen factorial
2 x 2 beetwen subject.
44
Tabel 3. 1.
Desain Penelitian Esperimen Factorial 2 x 2 Beetwen Subject
Perlakuan
Perlakuan
Adverse Selection
Ada Tanpa
Negative
Framing
Ada Kasus A Kasus C
Tanpa Kasus B Kasus D
Responden yang mendapat kasus A diberikan perlakuan ada Negative
Framing dan ada Adverse Selection. Responden yang mendapat kasus B
diberikan perlakuan tanpa Negative Framing dan ada Adverse Selection.
Responden yang mendapat kasus C diberikan perlakuan ada Negative
Framing dan tanpa Adverse Selection. Responden yang diberi perlakuan D
diberikan tanpa Negative Framing dan tanpa Adverse Selection.
Dalam penelitian ini juga melakukan randomisasi terhadap kondisi
perlakuan untuk mengurangi pengaruh variabel yang dapat menggangu
validitas hasil penelitian. Randomisasi dalam penelitian ini adalah setiap
responden mendapatkan satu perlakuan dari kemungkinan kombinasi kasus
Negative Framing dan Adverse Selection yang diberikan dalam empat versi
kasus. Penyebaran kasus tersebut didistribusikan dalam jumlah yang sama dari
setiap instrumen dan diharapkan dapat menghasilkan jumlah responden untuk
setiap kombinasi perlakuan yang hampir sama.
45
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (2013 : 62) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Penelitian eksperimen ini menggunakan populasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi angkatan tahun 2012
dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Manajemen
tahun 2012 yang berjumlah total 120 orang terdiri dari 60 orang kelas A dan B
program studi Akuntansi angkatan 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan 60 orang program studi Manajemen angkatan tahun 2012 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Sampel menurut Sugiyono (2013: 63) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu partisipan yang
dipilih memeliki kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria
partisipan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang telah
menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan.
Jumlah sampel yang didapat dari metode purposive sampling yang dipakai
dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang partisipan.
Alasan peneliti menggunakan partisipan mahasiswa program studi
Akuntansi angkatan tahun 2012 dan program studi Manajemen angkatan tahun
2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penelitian ini karena dengan
adanya kriteria-kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu mahasiswa yang telah
46
menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan, maka
diasumsikan bahwa mahasiswa program studi Akuntansi angkatan tahun 2012
dan program studi Manajemen angkatan tahun 2012 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sudah memahami teori tentang pengambilan keputusan investasi
sehingga dapat dijadikan surrogate (pengganti manajer) dalam mengambil
keputusan atas suatu proyek investasi.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Berikut
penjelasannya:
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan
dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti memperoleh data dengan memberikan
kuesioner kepada mahasiswa secara langsung. Data primer diperoleh
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan
untuk mengumpulkan informasi dari mahasiswa yang bertindak sebagai
manager atau responden dalam penelitian.
47
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas
data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu pengetahuan statistik
yang mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian data yang
dikumpulkan dalam suatu penelitian (Rachmat Trijono, 2015:40). Statistik
deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,minimum,
sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).
(Imam Ghozali, 2011:19).
Dalam penelitian ini statistik deskriptif dibagi menjadi dua yaitu
statistik deskriptif untuk data demografi yang menggambarkan
karakteristik demografi partisipan yang meliputi umur, IPK, dan tahun
angkatan, kemudian statistik deskriptif selanjutnya yang dipakai dalam
penelitian ini adalah statistik deskriptif variabel yang meliputi variabel–
variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2011:52). Pengujian validitas
48
dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan
cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-
pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai
dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam
Ghozali,2011:52).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2011:47).
Imam Ghozali (2011:48) menyebutkan bahwa pengukuran
reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian
Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2011:48)
49
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menggunakan analisis metode
parametrik, maka persyaratan data berdistribusi normal harus terpenuhi.
Dalam melakukan uji normalitas digunakan uji one sample kolmogorof-
smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dikatakan
berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 Gendro
Wiyono (2011: 149). Uji normalitas data dalam penelitian ini dihitung
menurut empat jenis kasus yang digunakan dan data kuesioner locus of
control-nya.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi
sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai uji prasyarat sebelum
melakukan uji analysis of variance. Dalam melakukan uji homogenitas
digunakan uji lavene statistic dengan menggunakan taraf signifikansi
0,05. Sebagai kriteria pengujian homogenitas, jika nilai signifikansi lebih
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok
data adalah homogen (Gendro Wiyono, 2011: 152).
50
c. Uji Linearitas
Pengujian Linearitas hubungan dilakukan melalui uji statistik F
dengan menggunakan bantuan komputer. Hubungan antara variabel bebas
(X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linear apabila harga Fhitung
lebih kecil dari harga variabel Ftabel. Data yang dianalisis juga
menggunakan p ( probabilitas kesalahan). Apabila p > 0,05 maka
dinyatakan linear dan apabila p < 0,05 maka dinyatakan tidak linier. Bila
hasil pengujian menunjukkan F yang tidak signifikan pada taraf signifikan
5% atau p > 0,05 maka artinya hubungan kedua variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y) tersebut adalah linier.( Sugiyono, 2013 : 199)
4. Uji Hipotesis
1. Analisis Of Varians (ANNOVA)
Untuk menguji hipoteis yang diusulkan peneliti, maka uji yang
dipilih adalah analisis of variance (anova). Analisis of variance (anova)
digunakan untuk menganalisis variabel yang berupa nilai atau angka
dengan beberapa asumsi yang mendasarinya untuk membandingkan
rata-rata kelompok yang ada.
a. Analisis Varian Dua Jalan (Two Ways analysis of Variance)
Analisis varians (Anava) 2 jalan dapat digunakan untuk menguji
hipotesis yang menyatakan perbedaan rerata antara kelompok –
kelompok sampel baik yang menggunakan Two Factorial Design atau
treatment by Level Design. (Rachmat, 2015 : 98). Untuk melakukan
51
pengujian hipotesis dengan menggunakan Anava 2 jalan, digunakan
langkah – lahkah sebagai berikut :
1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) untuk beberapa sumber variansi,
yaitu Antar (A), Antar (B), Dalam (D) dan Total (T), dengan formula
berikut :
JK (T) = XT2
(𝑋ҭ2)
𝑛𝑡
JK (A) = ∑ ( (𝑋𝑖)²
𝑛𝑖
𝑎𝑖=1 ) (
(𝑋ҭ)
𝑛𝑡 )
JK (B) = ∑ ( (𝑋𝑗)²
𝑛𝑗
𝑏𝑗=1 ) (
(𝑋ҭ)
𝑛𝑡 )
JK (AB) = ∑ ( (𝑋𝑖𝑗)²
𝑛𝑖𝑗
𝑎𝑏𝑗=1, 𝑖=1 ) (
(𝑋ҭ)
𝑛𝑡 ) JK(A) JK(B)
JK (D) = ∑ ( ∑ 𝑖𝑗2 ( (𝑋𝑖𝑗)²
𝑛𝑖𝑗
𝑎𝑏𝑗=1, 𝑖=1 )
2. Menentukan derajat kebebasan (dk) masing – masing sumber
variansi
dk (T) = nt 1
dk (A) = na 1
dk (B) = nb 1
dk (AB) = (na 1) (nb 1)
dk (D) = nt (na )( nb)
3. Menentukan Rata – rata Jumlah Kuadrat (RJK)
RJK (A) = JK (A)
dk (A)
RJK (B) = JK (B)
dk (B)
52
RJK (AB) = JK (AB)
dk (AB)
RJK (D) = JK (D)
dk (D)
4. Menentukan Fhitung
F(OA) = RJK (A)
RJK (D)
F(OB) = RJK (B)
RJK (D)
F(OAB) = RJK (AB)
RJK (D)
5. Menyusun tabel Anava
Tabel 3.2
Tabel Anava
Sumber
varians
JK
Dk
RJK
Fhitung
Ftabel
= 0,05 = 0,01
Antar A
JK (A)
dk (A)
RJK (A)
F(OA)= RJK (A)
RJK (D)
Antar B
JK (B)
dk (B)
RJK (B)
F(OB)= RJK (B)
RJK (D)
Dalam
JK (D)
dk (D)
RJK (D)
F(OAB)= RJK (AB)
RJK (D)
Total JK (T) dk (T) RJK (T)
Kriteria pengujian, jika Fhit >Ft pada taraf signifikansi yang dipilih
dengan dk pembilang adalah dk yang sesuai, maka Ho ditolak. Jadi ada
perbedaan rerata antara kelompok – kelompok yang diuji, sebaliknya untuk
Fhit < Ft . Untuk Anava 2 jalan, langkah pertama adalah melakukan
53
pengujian terhadap hipotesis statistik interaksi, yaitu F(OAB) . jika F(OAB) tidak
signifikan berarti tidak ada interaksi, maka selanjutnya uji hipotesis
pengaruh utama (main effect), yaitu F(OAB) dilakukan untuk melihat
perbedaan rerata antar A, selanjutnya uji F(OAB) untuk mempelajari antar B.
Sebaliknya jika F(OAB) signifikan berarti ada interaksi, maka konsekuensinya
harus diuji pengaruh sederhana (simple effect). (Rachmat, 2015 : 99)
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu variabel terikat
(dependen), variabel bebas (independen), dan variabel moderasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Eskalasi Komitmen,
sedangkan variabel independen adalah Negative Framing dan Adverse
Selection, serta variabel moderasi adalah Locus of Control. Penjelasan atas tiga
macam variabel yang digunakan dalam peneiltian ini adalah sebagai berikut:
1. Eskalasi Komitmen
Eskalasi Komitmen adalah kecenderungan untuk bertahan atau berada
pada tindakan yang tidak efektif untuk jangka waktu yang relatif lama
(Kreitner dan Kinicki, 2005). Eskalasi Komitmen terjadi ketika seorang
manajer memilih tetap melanjutkan proyek investasi walaupun proyek
investasi tersebut mengindikasikan kegagalan dan tidak memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
54
Variabel Eskalasi Komitmen ini diukur dengan meminta partisipan
memberikan keputusan investasi. Keputusan untuk melanjutkan proyek
ditunjukkan dengan skala 1 sampai dengan 3, sedangkan keputusan untuk tidak
melanjutkan proyek ditunjukkan dengan skala 4 sampai dengan 6.
2. Negative Framing
Framing dalam teori sosial terdiri dari skema dan intepretasi. Dalam
Wikipedia (2007) disebutkan bahwa framing adalah sekumpulan anekdot
dan stereotip yang menjadi pedoman individu dalam memahami dan merespon
suatu kejadian. Dalam terminologi yang lebih sederhana, individu-individu
sepanjang hidupnya membangun serangkaian filter mental emosional. Mereka
menggunakan filter tersebut untuk memahami. Sehingga pilihan-pilihan
yang mereka buat kemudian dipengaruhi oleh bingkai (framing) atau filter
emosional mereka.
Ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif keputusan
yang dibingkai secara positif (kondisi laba yang pasti) maka keputusan yang
diambil akan cenderung risk averse. Sedangkan ketika informasi disajikan
secara negatif (kerugian yang pasti) maka keputusan yang diambil akan
cenderung risk seeking. Framing negatif dalam penelitian ini diproksikan
dengan penyajian informasi mengenai kerugian yang pasti. Pengukuran
variabel framing negatif dengan memberikan skor 1 dan 0. Skor 1 digunakan
untuk kondisi ada Negative Framing, sedangkan skor 0 digunakan untuk
kondisi tanpa Ngative Framing.
55
3. Adverse Selection
Adverse Selection adalah sebuah kondisi di mana pemilik perusahaan
tidak dapat mengetahui secara penuh atau mempunyai keterbatasan informasi
akan suatu keputusan yang diambil oleh manajer proyek, dan tindakan
kebijakan yang dibuat oleh seorang manajer berdasarkan informasi yang
diperolehnya atau terjadi karena ada incentive to shirk. Adverse Selection
dapat terjadi karena adanya kondisi ketidak seimbangan informasi antara
pemilik perusahaan dan manajer serta adanya kesempatan melalaikan tugas
bagi manajer yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Pengukuran
variabel Adverse Selection, kondisi ada Adverse Selection diberikan skor 1
dan kondisi tanpa Adverse Selection diberikan skor 0.
4. Locus Of Contol
Locus of Control adalah kendali individu terhadap kepercayaan dan
keberhasilan diri atas suatu pekerjaan. Locus of Control terbagi menjadi dua,
yaitu internal Locus of Control yang mencirikan seseorang memiliki
keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di
organisasi, dan eksternal Locus of Control yang mencirikan individu yang
mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih
dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi.
Variabel Locus of Control diukur dengan menggunakan 5 point skala
likert. Untuk pengukuran tipe variabel Locus of Control adalah dengan melihat
mean score. Internal Locus of Control ditunjukkan oleh nilai jawaban
partisipan yang lebih kecil dari mean score, sedangkan untuk eksternal Locus
56
of Control ditunjukkan oleh nilai jawaban dari partisipan yang lebih besar dari
mean score (Reiss dan Mitra,1998). Setelah mengetahui tipe Locus of Control
partisipan penelitiannya, untuk tipe internal Locus of Control diberikan skor 0
dan untuk tipe eksternal Locus of Control diberi nilai 1.
57
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Variabel Indikator Kasus /
Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
1. Eskalasi
Komitmen
(Y)
Eskalasi Komitmen ditunjukkan dengan pilihan melanjutkan atau
menghentiakan memberi tanda (x) pada salah satu dari enam skala yang
tersedia. Skala 1,2,3 menghentikan sedangkan 4,5,6 melanjutkan.
Kasus 1
Kasus 2
Kasus 3
Kasus 4
Likert
2. Negative
Framing
(X1)
Ada Negative Framing
Partisipan diberikan informasi yang diframing negatif dengan menyajikan
kerugian yang pasti terjadi atau 67% kerugian yang belum pasti terjadi.
Kasus 1
Kasus 3
Nominal
Tanpa Negative Framing
Partisipan diberikan informasi yang tidak diframing (netral) dengan
menyajikan kemungkinan hemat yang pasti terjadi atau 33% kemungkinan
memulihkan investasi 6 milyar (break even).
Kasus 2
Kasus 4
3. Adverse
Selection
(X2)
Ada Adverse Selection
Partisipan diinformasikan bahwa informasi tentang kesuksesan atau kegagalan
proyek investasi tidak diketahui orang lain dalam perusahaan, dan penghentian
proyek akan menyebabkan orang lain dalam perusahaan tahu bahwa proyek
tersebut gagal. Hal tersebut bisa mengakibatkan reputasi manajer proyek yang
melakuikan investasi menjadi buruk.
Kasus 1
Kasus 2
Nominal
58
Tanpa Adverse Selection
Partisipan diinformasikan bahwa informasi tentang kesuksesan dan kegagalan
proyek diketahui oleh orang lain dalam perusahaan, dan penghentian proyek
yang disebabkan karena kegagalan akan menyebabkan orang lain dalam
perusahaan akan mengetahui, namun tidak akan merusak reputasi manajer.
Kasus 3
Kasus 4
4. Locus Of
Control
(X3)
Internal Locus Of Control 1. Melakukan Pekerjaan dengan baik
1,11,5
Interval
2. Bertanggung Jawab
2
3. Sikap Pantang Menyerah
7
4. Semangat Bekerja Tinggi
15,10
Eksternal Locus Of Control 1. Hubungan Antara Hasil dan Usaha
3,14
2. Memiliki koneksi dalam bekerja
8,12
3. Percaya dengan Keberuntungan
4,6,9,13
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi dan
Manajemen angkatan tahun 2012 yang diproyeksikan sebagai manajer
proyek. Salah satu tugas manajer proyek yang berhubungan dalam
penelitian ini adalah membuat keputusan melanjutkan atau menghentikan
proyek yang ditanganinya ketika mulai mengindikasikan prospek yang
negatif.
Pengumpualan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner secara
langsung, karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka
peneliti memantau secara langsung pengisian kuesioner tersebut. Penelitian
ini dilakukan pada tanggal 2 November – 5 November 2015 di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidatullah Jakarta.
Partisipan yang mengikuti penelitian ini berjumlah 100 partisipan,
kuesioer yang disebarkan berjumlah 100 buah dan jumlah kuesioner yang
kembali adalah sebanyak 100 kuesioner atau 100%. Kuesioner yang dapat
diolah berjumlah 80 buah atau 80 %, sedangkan kuesioner yang tidak
dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel sebanyak 20
buah atau 20%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1
60
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase
1. Julah kuesioner yang disebar 100 100%
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 100 100%
3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat
diolah
20 20%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 80 80%
Sumber : Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 4.2
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Partisipan Tahun Jenis Kasus Jml
Kasus
1
Kasus
2
Kasus
3
Kasus
4
1. Manjemen 2012 7 13 14 8 40
2. Akuntansi 2012 18 12 11 17 60
Jumlah 25 25 25 25 100
Pengisian tidak lengkap 2 6 4 1 13
Data partisipasi yang didapat 87
Pengurangan data (data tidak berdistribusi normal) 7
Data yang diolah 80
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah kuesioner yang disebar
sebanyak 100 buah. Dari 100 buah kuesioner tersebut, terdapat partisipan yang
tidak memenuhi syarat dalam mengisi kasus yang telah di sediakan sejumlah
13 partisipan, maka yang dapat dijadikan sampel sebesar 87 buah.
Dengan sampel sebanyak 87 buah tersebut, menghasilkan uji normalitas
yang tidak berdistribusi secara normal, sehingga peneliti memutuskan untuk
mengurangi jumlah data dalam analisis selanjutnya. Sehingga menghasilkan
data yang diolah sebesar 80 kuesioner.
61
2. Karakteristik Profil Responden
a. Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki – Laki 28 35.0 35.0 35.0
Perempuan 52 65.0 65.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data responden berdasarkan
jenis kelamin, responden dengan jenis kelamin laki – laki sebanyak 28
orang atau sekitar 35% , sedangkan responden dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 52 orang atau sebesar 65%.
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan
Data responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2012 80 100.0 100.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden
atau sebesar 100% merupakan angkatan tahun 2012. Hal tersebut
dikarenakan responden telah menempuh mata kuliah yang disyaratkan.
62
c. Deskripsi Responden berdasarkan Usia
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia disajikan pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data Primer yang diolah
Data responden berdasarkan umur, responden dengan umur 20 tahun
sebanyak 13 responden atau sebesar 16,3%, responden dengan umur 21
tahun sebanyak 40 responden atau sebesar 50%, responden dengan
umur 22 tahun sebanyak 27 responden atau sebesar 33,7%.
d. Deskripsi Responden berdasarkan IPK
Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan IPK yang
dicapai oleh responden :
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan IPK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2,9 -3,3 44 55.0 55.0 55.0
3,4 - 3,8 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 19 Tahun 13 16.3 16.3 16.3
20 Tahun 27 33.7 33.7 50.0
21 Tahun 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
63
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki ipk antara 2,9 - 3,3 sebanyak 44 responden atau sekitar
55%, sedangkan yang memiliki ipk antara 3,4 – 3,8 sebanyak 36
responden atau sebesar 45%.
B. Hasil Uji Statistik
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Eskalasi
komitmen, Negative Framing, Adverse Selection dan locus of control dalam
pengambilan keputusan investasi akan diuji secara statistik deskriptif seperti
yang terlihat dalam tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Modus Std.
Deviation
Eskalasi
Komitmen
80 1 6 5 1,721
Negative Framing 80 0 1 0 0,503
Adverse
Selection
80 0 1 0 0,503
Locus Of
Control
80 0 1 0 0,503
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel di atas, dapat diketahui
nilai minimum data Eskalasi Komitmen sebesar 1 dan nilai maksimumnya
sebesar 6, modus 2. dengan standar deviasi sebesar 1,721. Berdasarkan tabel
statistik deskriptif variable di atas, dapat diketahui nilai minimum data
64
Negative Framing sebesar 0 dan nilai maksimumnya sebesar 1, modus 0,
dengan standar deviasi sebesar 0,503.
Berdasarkan tabel di atas statistik deskriptif variabel, dapat
diketahui nilai minimum data Adverse Selection sebesar 0 dan nilai
maksimumnya sebesar 1, modus 0, dengan standar deviasi sebesar 0,503.
Berdasarkan tabel di atas statistik deskriptif variabel, dapat diketahui nilai
minimum data Locus of Control sebesar 0 dan nilai maksimumnya sebesar
1, modus 0, dengan standar deviasi sebesar 0,503.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan
menghitung angka korelasional atau rhitung dari nilai jawaban tiap
responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan
rtabel. Nilai rtabel 0,219, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 75 - 2 = 73,
tingkat signifikansi 5%, maka didapat rtabel 0,219. Setiap butir
pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari
perhitungan lebih besar atau sama dengan rtabel. Tabel di bawah ini
menunjukkan hasil uji validitas dari variabel locus of control dengan 75
sampel responden.
65
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Locus Of Control
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
LOC1 0,713 0,219 Valid
LOC2 0,645 0,219 Valid
LOC3 0,698 0,219 Valid
LOC4 0,560 0,219 Valid
LOC5 0,795 0,219 Valid
LOC6 0,821 0,219 Valid
LOC7 0,843 0,219 Valid
LOC8 0,711 0,219 Valid
LOC9 0,792 0,219 Valid
LOC10 0,769 0,219 Valid
LOC11 0,707 0,219 Valid
LOC12 0,613 0,219 Valid
LOC13 0,752 0,219 Valid
LOC14 0,763 0,219 Valid
LOC15 0,739 0,219 Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel locus of control mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan, hal tersebut dapat diketahui
dengan melihat rhitung pada setiap pertanyaan bernilai lebih besar dari rtabel
(rhitung > rtabel ).
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah
dipastikan validitasnya. Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai
konsistensi dari instrument penelititan. Suatu instrument penelitian
dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7.
66
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Item
Pertanyaan
Keterangan
Locus of
Control
0,938 15 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
locus of control sebesar 0,938. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai
nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang
digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti
bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif
samadengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
data yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak. Dalam melakukan
uji normalitas digunakan teknik pengujian kolmogorof-smirnov, dengan
taraf signifikansi 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (Gendro Wiyono, 2011: 149).
67
Uji normalitas data dalam penelitian ini dihitung menurut empat
jenis kasus yang digunakan dan data kuesioner Locus of Control nya.
Dengan bantuan program SPSS versi 16 peneliti melakukan uji
normalitas dan hasilnya dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Data
Unstandardiz
ed Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean .0147434
Std. Deviation .35313665
Most Extreme
Differences
Absolute .063
Positive .063
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .559
Asymp. Sig. (2-tailed) .913
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai signifikansinya
sebesar 0,913 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan
data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian
populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai uji
prasyarat sebelum melakukan uji analysis of variance. Sebagai kriteria
pengujian homogenitas, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
dikatkan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah
homogen. (Gendro Wiyono, 2011: 152). Tabel berikut menunjukkan
hasil uji homogenitas variabel.
68
Tabel 4.11
Hasil Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig. Keterangan
.062 3 76 .980 Data Homogen
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai signifikansi levene’s test
sebesar 0,980 lebih besar dari 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan varians yang signifikan di antara kelompokelompok
data tersebut. Dapat disimpulkan asumsi homogenitas varians yang
merupakan asumsi prasyarat analisis varians terpenuhi, dan dapat
dilanjutkan ke uji anova.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Analisis two ways annova
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
of variance (anova). Analisis of variance digunakan untuk menganalisis
variabel yang berupa nilai atau angka dengan beberapa asumsi yang
mendasarinya untuk membandingkan rata-rata kelompok yang ada.
Tujuan utama penggunaan anova adalah untuk menganalisis perbedaan
yang ada dari berbagai kelompok terhadap satu faktor yang akan menjadi
interest factor (Efferin, dkk, 2004).
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan model two ways anova. Two ways anova
digunakan untuk menguji dua variabel independen dengan dua kategori.
Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,05.
69
Untuk melihat signifikansi hasil pengujian penelitian dapat dilihat dari p-
value hasil pengolahan data. Jika p- value signifikansi ≤0,05, maka
hipotesis diterima. Sedangkan jika p- value signifikansi >0,05, maka
hipotesis ditolak.
Pengukuran variabel-variabel yang dilteliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Variabel dependen Eskalasi Komitmen diukur dengan melihat nilai
keputusan yang dibuat partisipan dalam skala 1 sampai 6. Nilai 1
adalah keputusan menghentikan proyek dan nilai 6 adalah keputusan
melanjutkan proyek.
2. Variabel independen Negative Framing dan Adverse Selection diukur
dengan skor 1 dan 0. Untuk variabel Negative Framing, kondisi ada
Negative framing diberikan skor 1, sedangkan kondisi tanpa Negative
Framing diberikan skor 0. Untuk variabel Adverse Selection, kondisi
ada Adverse Selection diberikan skor 1, sedangkan kondisi tanpa
Adverse Selection diberikan skor 0.
3. Variabel pemoderasi Locus of Control diukur dengan 5 point skala
likert dan untuk melihat tipe Locus of Control-nya adalah dengan
melihat mean score-nya. Internal Locus of Control ditunjukkan
dengan nilai jawaban partisipan yang lebih kecil dari mean score dan
sebaliknya untuk eksternal Locus of Control ditunjukkan oleh nilai
jawaban partisipan yang lebih besar dari mean score. Setelah tipe
Locus of Control diketahui, maka untuk tipe eksternal Locus of
70
Control diberikan skor 1 dan untuk tipe internal Locus of Control
diberikan skor 0.
Uji two ways anova dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 16 dan hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Hipotesis
Variabel F Sig Keterangan
Negative Framing 4,752 0,003 H1 Diterima
Adverse Selection 43,643 0,000 H2 Diterima
Negative Framing*Adverse
Selecton
11,479 0.000 H3 Diterima
Negative Framing*Adverse
Selection*LOC
15,745 0,000 H4 Diterima
Dependen Variabel : Eskalasi Komitmen
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui apakah hipotesis diterima atau
ditolak, Pvalue Signifikansi ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semua
hipotesis diterima.
Hipotesis 1 yaitu Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi
Komitmen. Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi
Negative Framing sebesar 0,003 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Negative Framing
cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan
(Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer yang mendapat perlakuan
tanpa Negative Framing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 1
diterima.
71
Hipotesis 2 yaitu Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi
Komitmen. Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi
Adverse Selection sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Adverse Selection
cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan
(Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer yang mendapat perlakuan
tanpa Adverse Selection Jadi, dapat disimpulkan bahwa,hipotesis 2 diterima.
Hipotesis 3 yaitu Negative Framing dan Adverse Selection
berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen. Dari tabel tersebut dapat
diketahui nilai Pvalue signifikansi Negative Framing dan Adverse Selection
sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa,
manajer yang mendapat perlakuan Negative Framing dan Adverse
Selection cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan
kegagalan (Eskalasi Komitmen rendah) daripada manajer yang mendapat
perlakuan tanpa Negative Framing dan tanpa Adverse Selection. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 3 diterima.
Hipotesis 4 yaitu Locus of Control memoderasi pengaruh Negative
Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen. Dari tabel
tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi Negative Framing dan
Adverse Selection dengan Locus of Control sebagai moderasi sebesar 0,000
dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, ketika manajer
yang bertipe eksternal Locus of Control dihadapkan pada kondisi Negative
Framing dan Adverse Selection, manajer tersebut cenderung tidak
72
melanjutkan proyek investasi. Artinya, tipe eksternal Locus of Control
terbukti menurunkan Eskalasi Komitmen ketika manajer tersebut mendapat
kondisi Negative Framing dan Adverse Selection dan hal ini sama saja
dengan tipe internal Locus of Control diperlakukan dengan hal yang sama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 4 dalam penelitian ini diterima.
b. Analisis dan Interpretasi
1. Pengaruh Negative Framin terhadap Eskalasi Komitmen
Dari pengujian hipotesis 1 yaitu Negative Framing berpengaruh
terhadap Eskalasi Komitmen, dapat diketahui signifikan sebesar 0,003 dan
lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian tersebut mampu membuktikan bahwa,
ketika manajer menerima informasi yang diberi Negative Framing dalam
bentuk informasi bahwa perusahaan mempunyai departemen evaluasi
proyek untuk memantau kegiatan semua investasi perusahaan, dan semua
proyek investasi harus disampaikan kepada departemen ini untuk ditinjau,
maka manajer cenderung menurunkan komitmennya dengan membuat
keputusan tidak melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yahya dan Surya (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan dari Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen dalam
suatu kasus pengambilan keputusan investasi proyek yang tidak
menguntungkan. Penelitian tersebut menunjukkan informasi yang disajikan
dalam framing negatif mampu mempengaruhi pengambil keputusan
(manajer) untuk melakukan eskalasi terhadap komitmennya yang dalam
73
hal ini diukur dengan pertimbangan untuk melanjutkan proyek yang
mengindikasikan kegagalan. Temuan penelitian ini membantah hasil
penelitian Maria dan Milka (2012) yang menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh signifikan antara framing negatif terhadap keputusan evaluasi
proyek oleh manajer. Penelitian ini mendukung bahwa teori prospek
yang dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1981) mampu
menjelaskan bagaimana frame yang diadopsi seseorang bisa
mempengaruhi keputusannya. Dalam hal ini ketika seorang pengambil
keputusan diberikan alternatif keputusan yang dibingkai secara positif
maka keputusan yang diambil akan cenderung menghindari risiko atau
risk averse sedangkan ketika informasi disajikan secara negatif maka
keputusan yang diambil cenderung mengambil risiko atau risk seeking.
2. Pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen
Dari pengujian hipotesis 2 yaitu Adverse Selection berpengaruh
terhadap Eskalasi Komitmen, dapat diketahui signifikan sebesar 0,000 dan
lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian tersebut mampu membuktikan bahwa,
seorang manajer yang memiliki informasi privat yang tidak diketahui orang
lain dalam perusahaan ditambah dengan terdapat kesempatan untuk
melalaikan tugas (incentive to shirk) bagi manajer (kondisi Adverse
Selection), maka keputusan yang dibuat manajer cenderung melanjutkan
proyek investasi yang tidak menguntungkan.
74
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Maria dan Milka (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan dari Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam suatu
kasus pengambilan keputusan investasi proyek yang tidak menguntungkan.
Hasil penelitian ini juga mendukung atau sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Sandi Arimawan (2014) yang
menyatakan bahwa, terdapat pengaruh antara Adverse Selection terhadap
Eskalasi Komitmen. Muhammad Sandi Arimawan (2014) menjelaskan
mengenai teori keagenan yang berhubungan dengan masalah Eskalasi
Komitmen pada pilihan tindakan yang gagal. Manajer yang tidak berani
mengambil risiko serta tindakannya tidak terawasi akan melaporkan berita
bagus, dan manajer tersebut baru akan melaporkan berita buruk apabila
berita tersebut diperlukan, karena berita buruk akan membuat karirnya
terancam. Maka jika informasi lengkap, dalam kondisi incentive to shirk,
manajer akan cenderung memilih untuk tidak melanjutkan proyek yang
tidak menguntungkan atau merugikan karena hal ini akan segera diketahui
oleh pemilik perusahaan. Sedangkan, jika manajer memiliki informasi
privat, pemilik perusahaan tidak bisa mengawasi manajer secara
keseluruhan, maka pada kondisi ini, manajer yang memiliki incentive to
shirk akan cenderung untuk melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan
atau mengindikasikan kegagalan.
Kondisi ketika manajer memiliki informasi privat yang tidak dimiliki
orang lain dalam perusahaan dan terdapat kesempatan untuk melalaikan
75
tugas bagi manajer tersebut dapat dikatakan sebagai suatu kondisi Adverse
Selection. Dalam hal ini ketika seorang manajer mendapat Adverse
Selection, maka keputusan yang dibuat oleh manajer tersebut akan
cenderung melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan.
3. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersamaan
sama terhadap Eskalasi Komitmen
Dari pengujian hipotesis 3 yaitu Negative Framing dan Adverse
Selection secara bersama-sama berpengaruh terhadap eskalasi komitmen,
dapat diketahui hasil uji hipotesis yang didapat menunjukkan pengaruh
yang signifikan sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Irfan dan Febria (2015)
yang mendapatkan hasil penelitian bahwa, terdapat pengaruh signifikan dari
Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap
Eskalasi Komitmen dalam suatu kasus pengambilan keputusan investasi
proyek yang tidak menguntungkan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan informasi
privat (adverse selection) oleh manajer ketika terjadi asimetri informasi
dengan prinsipal sebagaimana dijelaskan oleh teori agensi mempengaruhi
manajer sehingga akan cenderung bertindak sesuai kepentingan diri
sendiri dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan
perusahaan. Hal tersebut mungkin saja terjadi ketika manajer memiliki
pandangan bahwa kesuksesan organisasi erat hubungannya dengan
kepuasan prinsipal. Manajer akan lebih kooperatif karena menganggap
76
bahwa terdapat utilitas yang lebih besar pada perilaku kooperatif
terhadap kepentingan perusahaan. Dengan demikian, meskipun memiliki
kesempatan untuk melalaikan tugas maupun memiliki informasi privat
tentang prospek suatu proyek yang mengindikasikan kegagalan, manajer
tetap mengutamakan kepentingan perusahaan dengan tidak mengeskalasi
komitmennya.
4. Pengaruh Locus of Control memoderasi Negative Framing dan
Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen
Dari pengujian hipotesis 4 yaitu pengaruh Locus of Control
memoderasi Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama
terhadap Eskalasi Komitmen, dapat diketahui hasil uji hipotesis yang
diperoleh menunjukkan Locus of Control terbukti memoderasi pengaruh
Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap
Eskalasi Komitmen. Hasil tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, manajer bertipe eksternal
Locus of Control yang diberikan perlakuan Negative Framing dan memiliki
informasi privat yang tidak dimiliki orang lain dalam perusahaan dan
terdapat kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk) bagi
manajer tersebut (kondisi Adverse Selection), manajer tersebut cenderung
menghentikan proyek investasi yang tidak menguntungkan, artinya manajer
77
dengan tipe eksternal Locus of Control terbukti mengurangi Eskalasi
Komitmen.
Hasil penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan
oleh Muhammad Sandi Arimawan (2014), perbedaannya yaitu Locus of
Control sebagai pemoderasi hubungan antara negative framing dan
Adverse Selection dan hasil yang didapat Locus of Control memoderasi
hubungan antara negative framing dan advers selection. Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Endah Suwarni (2011) yang
menyatakan bahwa locus of control dapat menurunkan eskalasi manajer.
Manajer yang mempunyai karakter internal locus of control
yang cenderung mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan ataupun
kegagalan yang terjadi berada pada kendalinya, dan sebaliknya yang
mempunyai karakter external locus of control yang cenderung
mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan ataupun kegagalan yang
terjadi berada diluar kendalinya (Rotter, 1966). Manajer yang
berkarakter internal locus of control mempunyai keyakinan tinggi untuk
berhasil, tidak mudah menyerah, dan berpendirian teguh. Terkait
dengan fenomena eskalasi komitmen, bagi manajer mempunyai karakter
internal locus of control mempunyai keyakinan bahwa kondisi kinerja
investasi tahap I yang merosot/negatif disebabkan karena usaha yang
dilakukan masih belum maksimal dan masih membutuhkan investasi tahap
berikutnya. Sedangkan bagi manajer mempunyai karakter external locus
of control mempunyai keyakinan bahwa kondisi kinerja investasi tahap I
78
yang merosot/negatif adalah diluar kemampuannya dan kurang yakin
untuk melakukan investasi tahap selanjutnya.
Dalam setiap pengambilan keputusan investasi, pengambil
keputusan jelas membutukan informasi keuntungan atas investasi yang
akan dilakukan (Garrison & Noreen, 2003). Secara rasional, bila
investasi tahap kedua hanya tersedia satu alternatif informasi
keuntungan atas investasi sebelumnya, maka pemgambil keputusan akan
tetap melanjutkan investasi (bertahan pada keputusan awal) karena
berharap untuk dapat memperoleh keuntungan dimasa mendatang
sehingga dapat menutup kemerosotan sebelumnya dan keputusan awal
dapat dibenarkan. Dengan kata lain, kemungkinan untuk dapat
mengurangi atau menghilangkan eskalasi komitmen adalah kecil, bila
tanpa adanya informasi alternatif investasi lain yang lebih
menguntungkan. Dengan pemberian informasi alternatif investasi yang
lebih menguntungkan dapat menarik perhatian pengambil keputusan,
sehingga akan lebih banyak mengalokasikan dana untuk investasi
alternatif yang lebih menguntungkan. Temuan ini juga mendukung
termuan Ghost (1997).
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh negative framing dan
adverse selection terhadap eskalasi komitmen dengan locus of control sebagai
variabel pemoderasi. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan
pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan
simple factorial ANOVA (two way anova), maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1) Negative Framing berpengaruh terhadap keputusan Eskalasi Komitmen
oleh manajer. Hasil pengujian mendukung H1bahwa ketika informasi
disajikan dalam framing negatif. Dapat disimpulkan bahwa, pengambil
keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan
kegagalan.
2) Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen. Hasil
pengujian mendukung H2 bahwa manajer yang mendapat perlakuan
Adverse Selection akan cenderung melanjutkan proyek investasi yang
mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer
yang tidak mendapat perlakuan Adverse Selection.
3) Negative Framing dan Adverse Selection berpengaruh secara bersama
sama terhadap Eskalasi Komitmen. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Monitoring Control
dan Adverse Selection secara bersama-sama cenderung menghentikan
80
proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen
rendah) daripada manajer yang mendapat perlakuan tanpa Negative
Framing dan tanpa Adverse Selection.
4) Locus of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse
Selection secara bersama-sama terhadap Eskalasi Komitmen. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa H4 diterima. Artinya, manager yang bertipe eksternal
locus of control yang mendapat perlakuan negative framing dan adverse
selection, manager tersebut cenderung memilih tidak melanjutkan proyek.
Jadi, tipe eksternal locus of control terbukti menurunkan eskalasi
komitmen ketika mendapat perlakuan negative framing dan adverse
selection daripada tipe internal locus of control diperlakukan dengan hal
yang sama.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tersebut, maka diajukan
saran-saran sebagai berikut:
1) Mahasiswa sebagai calon manajer di masa depan, dapat menyikapi
fenomena Eskalasi Komitmen dalam pengambilan keputusan dengan
bijak, dimana tindakan Eskalasi Komitmen dapat merugikan diri sendiri
dan perusahaan.
2) Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan partisipan manajer
sesungguhnya bukan subjek mahasiswa, karena apabila menggunakan
81
subjek mahasiswa kemungkinan terjadi bias penelitian sangatlah besar
karena mahasiswa cenderung acuh saat dijadikan partisipan penelitian.
3) Penelitian selanjutnya dapat menambah teori pendukung lainnya seperti
teori dilema keputusan untuk dapat menerangkan Eskalasi Komitmen
secara lengkap.
C. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh
Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam
pengambilan keputusan investasi dengan Locus of Control sebagai variabel
moderasi, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain sebagai
berikut:
1) Kasus dalam eksperimen ini disajikan dengan penyederhanaan situasi dan
kondisi pada dunia nyata, sehingga instrumen kasus kurang mewakili
situasi yang nyata, karena kasus-kasus pada dunia nyata mungkin lebih
kompleks daripada kasus yang disajikan dalam eksperimen.
2) Pemilihan sampel penelitian dengan status mahasiswa sebagai pengganti
manajer dapat menimbulkan bias penelitian, karena cenderung kurang
antusias atau tidak membaca sepenuhnya perintah-perintah dan informasi
dalam instrumen kasus penelitian yang diberikan.
3) Penggunaan treatment kepada partisipan penelitian dapat menimbulkan
perbedaan pemahaman terhadap maksud treatment yang diinginkan
peneliti.
82
DAFTAR PUSTAKA
Alexandra,Wall dan Gemot.“Sunk Costs and The Need for Justification: An
Experimental Study on De-Escalation”, 2012.
Aggarwal, R. dan Samwick, A.“Empire Builders and Shirkers.Invesment, Firm
Performance, and Managerial Insentives”, Journal of Corporate Finance.
Vol.12, p:489 -515, 2006.
Carol, Ruben dan Nupur. “Culture- Related factors Affect Sunk Cost Bias”,
Behavioral Development Bulletin, Vol.19, No.4, 2014.
Chong dan Syarifuddin. “Escalation of Comitment to unprofitable projects : An
Experimental Investigation of The Effect of Conformity Pressure and
Self-Esteem”, Accounting, Accountability & Performance, Vol. 16, No.
1&2, 2010.
Dewanti, Ratih.”Pengaruh Negative Framing dan Job Rotation pada Kondisi
Adverse Selection terhadap Pengambilan Keputusan Eskalasi komitmen.
Skipsi, Universitas Diponegoro, 2010.
Dwita, Sany. “Influence of Adverse Selection and Negative Framing on
Escalation of Commitment In Project Evaluation Decisions”,
Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS
19”,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Hamid, Abdul. ”Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Hidayat. “Menyusun Skipsi & Tesis”, Informatika, Bandung , 2011.
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. “Akuntansi Keperilakuan”,Salemba Empat,
Jakarta, 2005.
Irfan, Andi. “Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Antara Justice
dan Tingkat Eskalasi Komitmen Dalam Penganggaran Modal.”
Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
Irfan dan Febria. “Negative Framing, Rigid Thingking and The Escalation of
Commitment on decision making : Experimental Study”, Journal of
Business Administration and Management Sciences Research, Vol. 4(2),
pp. 042-048, 2015.
83
Jogiyanto.“Pedoman Survei Kuesioner: Pengembangan Kuesioner, Mengatasi
Bias, dan Meningkatkan Respon”, BPFE, Yogyakarta, 2011.
Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. “Perilaku Organisasi, Edisi 5. (Alih bahasa:
Erly Suandy)”, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Koroy, Tri Ramaraya.”Pengujian Efek Pembingkaian Sebagai Determinan
Eskalasi Komitmen Dalam Keputusan Investasi: Dampak Dari
Pengalaman Kerja”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.
Kusuma, Erlinda Wardani.“Pengaruh Framing Effect terhadap pengambilan
keputusan investasi dengan locus of control sebagai variabel
pemoderasi”, Jurnal Nominal Vol. 1. Hlm 52- 60, 2014.
Loekman, Andrew. “Peranan Locus Of Control Dan Justice Terhadap Eskalasi
Komitmen Dalam Pengambilan Keputusan Penganggaran”. Berkala
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1. No. 2. Hlm 20-24, 2012.
Lubis Arfan Ikhsan. “Akuntansi Keperilakuan,Edisi 2”, Salemba Empat, Jakarta,
2010.
Maria dan Milka. “Pengaruh adverse selection dan negative framing terhadap
eskalasi komitmen”, Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper
"Improving Performance by Improving Environment, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang, 2012.
Munir, saima dan Mehsoon Sajid. “Examining Locus of Control (LOC) as a
Determinant ofOrganizational Commitment among University Professors
in Pakistan.” Journal of Business Studies Quarterly Vol 1, No.3, pp 78-
93, 2010.
Priyatno, Dwi.“Mandiri Belajar SPSS: untuk Analisis Data dan Uji Statistik”,
Mediakom, Yogyakarta, 2008.
Sandi, Muhammad Arimawan & Sukirno.”Pengaruh Negative Framming dan
Adverse Selection terhadap Eskalasi komitmen.” Jurnal Nomina Vol.3
no. 1, 2014.
Setya, Khanifan. “ Pengaruh Monitoring Control dan Kondisi Adverse Selection
terhadap Eskalasi Komitmen Pengambilan Keputusan Investasi dengan
Gender dan Locus of Contol sebagai Variabel Pemoderasi”, skripsi,
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
84
Sugiono.“Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi”, CV Alfabeta, Bandung. 2013.
Suwarni, Endah,dkk.“ Eskalasi dan De-eskalasi Komitmen Pada Individu Yang
Berkarakter Internal Locus of Control Dalam Kasus Investasi
Bertahap”, Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. 042. Hlm.1-40,
2011.
Tanjung, Rizkiano. “ Strategi Pemberian Informasi Akuntansi untuk Mengurangi
Eskalasi Komitmen”, Jurnal Ilmiah Akuntansi Mahasiswa, Vol.1, No.4,
2012.
Thoha, Miftah, “Perilaku Organisasi kosep dasar dan aplikasinya”, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Ting-Peng Liang, dkk. “Escalation Commitment in Sofware Projects : An
Examination of Two Theories”, 2013.
Toto Sugiharto. “ Analisis Varians”, Modul, Universitas Gundarma, 2009.
Trijono,Rachmat.“Metodologi Penelitian Kuantitatif”,Papas Sinar Sinanti, Depok,
2015.
Wiyono, Gendro. “Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS &
Smart PLS”, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.
Yahya dan Surya. “Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of
Comitment dalam Keputusan investasi : Dampak dari Working
Experiences”, Jurnal Akuntansi, Vol.4, No.2, hal.153-164, 2012.
86
INSTRUMEN KASUS
PENELITIAN EKSPERIMEN
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara lebih mendalam
beberapa aspek pembuatan keputusan seperti faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Mengingat pembuatan keputusan adalah sesuatu hal yang
sangat penting (vital) diberbagai bidang, keikutsertaan anda sebagai partisipan
dalam penelitian ini sangat berharga sekali. Bila Anda memiliki pertanyaan atau
masukan perihal penelitian ini, peneliti akan dengan senang hati menjawab
pertanyaan dan menerima masukan anda setelah penelitian ini selesai
dilaksanakan.
Apa yang perlu Anda tahu dan lakukan selama eksperimen :
Pertama:
Jawablah pertanyaan demografis di bawah ini. Semua informasi akan
dirahasiakan. Isilah dengan jawaban yang sebenar dan sejujur mungkin mengenai
informasi tentang anda.
Kedua:
• Bacalah ilustrasi kasus di halaman berikutnya dengan cermat, teliti, dan hati-
hati. Mohon Anda mempersiapkan diri sebagaimana yang tertera dalam
ilustrasi kasus (umpamakan diri Anda adalah manajer proyek dalam kasus
tersebut) dan buatlah keputusan sesuai dengan keinginan Anda.
• Lakukan sebagaimana permintaan dalam kasus, tidak ada jawaban yang salah
dalam kasus ini dan Anda tidak perlu menghitung.
• Kerjakanlah secara urut mulai dari mengisi data demografis, kasus pembuatan
keputusan, pertanyaan chek list dan kuesioner locus of control.
Pertanyaan Demografis
1. Berapa umur Anda : ……………. Tahun
2. Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan
3. Angkatan : ……………..
4. Ipk Anda : ……………..
5. Mata kuliah yang sudah diambil : Manajemen Keuangan
Akuntansi Manajemen
87
KASUS A
( Perlakuan Ada Negative Framing dan Ada Adverse Selection )
Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang
menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan
menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan).
Belakangan ini muncul masalah dari pesaing yang produknya lebih
unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan.
Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar.
Jika seandainya Anda memilih untuk melanjutkan proyek, informasi tentang
kegagalan maupun keberhasilan proyek ini tidak akan diketahui orang lain
dalam perusahaan anda sampai dengan proyek tesebut selesai dikerjakan (3 tahun
mendatang). Reputasi Anda sebagai manajer senior berbakat akan tetap terjaga.
PILIHAN :
A. Menghentikan proyek,
Jika Anda menghentikan proyek, maka akan terjadi kerugian sebesar 4 milyar
B. Melanjutkan proyek,
Jika Anda melanjutkan proyek maka: ada kemungkinan sebesar 33% kerugian akan
nol, dan ada kemungkinan sebesar 67% kerugian proyek akan sebesar 6 milyar
KEPUTUSAN :
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan
yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk
pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka
1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).
# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang
anda buat !!!
1 2 3 4 5 6
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Pasti Menghentikan (Pilihan A) Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )
88
KASUS B
( Perlakuan Tanpa Negative Framing pada KondisiAdverse Selection )
Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang
menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan
menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan).
Belakangan ini muncul masalah dari pesaing yang produknya lebih
unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan.
Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar.
Jika seandainya Anda memilih untuk melanjutkan proyek, informasi tentang
kegagalan maupun keberhasilan proyek ini tidak akan diketahui orang lain
dalam perusahaan anda sampai dengan proyek tesebut selesai dikerjakan (3 tahun
mendatang). Reputasi Anda sebagai manajer senior berbakat akan tetap terjaga.
PILIHAN :
A. Menghentikan proyek
Jika anda menghentikan proyek, Anda akan menghemat 2 milyar
B. Melanjutkan proyek
Jika anda melanjutkan proyek, ada kemungkinan sebesar 33 %untuk memulihkan
investasi sebesar 6 milyar dan ada kemungkinan 67 % bahwa tidak sepeser
pun yang dapat dipulihkan
KEPUTUSAN :
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan
yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk
pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka
1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).
# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang
anda buat !!!
1 2 3 4 5 6
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Pasti Menghentikan (Pilihan A) Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )
89
KASUS C
( Perlakuan Ada Negative Framing dan Tanpa Adverse Selection )
Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang
menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan
menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan).
Belakangan ini muncul masalah dari pesaing yang produknya lebih
unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan.
Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar.
PILIHAN :
A. Menghentikan proyek,
Jika Anda menghentikan proyek, maka akan terjadi kerugian sebesar 4 milyar
B. Melanjutkan proyek,
Jika Anda melanjutkan proyek maka: ada kemungkinan sebesar 33% kerugian akan
nol, dan ada kemungkinan sebesar 67% kerugian proyek akan sebesar 6 milyar
KEPUTUSAN :
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan
yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk
pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka
1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).
# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang
anda buat !!!
1 2 3 4 5 6
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Pasti Menghentikan (Pilihan A) Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )
90
KASUS D
( Perlakuan Tanpa Negative Framing dan Tanpa Adverse Selection )
Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang
menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan
menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan).
Belakangan ini muncul masalah dari pesaing yang produknya lebih
unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan.
Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar.
PILIHAN :
A. Menghentikan proyek
Jika anda menghentikan proyek, Anda akan menghemat 2 milyar
B. Melanjutkan proyek
Jika anda melanjutkan proyek, ada kemungkinan sebesar 33 %untuk memulihkan
investasi sebesar 6 milyar dan ada kemungkinan 67 % bahwa tidak sepeser
pun yang dapat dipulihkan
KEPUTUSAN :
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan
yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk
pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka
1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).
# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang
anda buat !!!
1 2 3 4 5 6
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Pasti Menghentikan (Pilihan A) Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )
91
Setelah anda menyelesaikan kasus dan memilih pernyataan chek list di atas,
selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda
centang (√) pada kotak jawaban yang anda pilih.
Keterangan: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S),
Sangat Setuju (SS)
Kuesioner Locus Of Control
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Sesuatu yang sedang saya lakukan
disebut pekerjaan
2 Untuk sebagian pekerjaan, seseorang
dapat menyelesaikannya jika ia mau
mengerjakan
3 Jika saya tahu akan mendapatkan
imbalan dari suatu pekerjaan, saya
akan mencari pekerjaan tersebut
4 Jika karyawan tidak puas dengan
keputusan yang dibuat oleh atasannya,
mereka harus melakukan sesuatu
sebagai respon atas keputusan tersebut
5 Mendapatkan pekerjaan yang
diinginkan, sebagian besar adalah
keberuntungan
6 Memperoleh uang pada dasarnya
adalah sebuah keberuntungan
7 Kebanyakan orang mampu melakukan
pekerjaan mereka dengan baik jika
mereka berusaha
8 Untuk mendapatkan pekerjaan yang
baik, saya harus mempunyai kerabat
dengan posisi yang baik
92
No. Pernyataan STS TS N S SS
9 Promosi biasanya adalah masalah
Keberuntungan
10 Pada saat mendapatkan pekerjaan yang
benar-benar baik, yang saya kenal lebih
penting daripada yang saya bisa
11 Promosi diberikan kepada karyawan
yang melakukan pekerjaan dengan baik
12 Untuk memperoleh uang yang banyak,
saya harus tahu orang-orang yang dapat
membantu saya untuk mendapatkannya
13 Untuk menjadi karyawan yang terbaik
disetiap pekerjaan, dibutuhkan banyak
keberuntungan
14 Orang yang melakukan pekerjaannya
dengan baik biasanya memperoleh
penghargaan atas usahanya
15 Kebanyakan karyawan dipengaruhi oleh
supervisor mereka daripada apa yang
mereka pikirkan
94
Biodata dan Jawaban Responden
No Jenis
Kelamin
Umur angkatan Ipk Mata kuliah yang sudah
ditempuh
Keputusan Nlai Kasus
1 L 19 2012 3,53 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A
2 L 19 2012 3,2 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A
3 L 20 2012 3,54 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A
4 P 21 2012 3,61 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A
5 P 21 2012 3,18 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A
6 P 21 2012 3,2 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A
7 P 20 2012 3,82 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A
8 P 20 2012 3,3 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A
9 P 20 2012 3,9 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A
10 L 20 2012 3,6 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A
11 L 20 2012 3,47 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A
12 P 21 2012 3,54 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A
13 P 19 2012 3,41 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A
14 P 20 2012 3,6 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A
15 L 21 2012 3,49 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A
16 P 21 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A
17 P 21 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A
18 L 21 2012 3,38 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A
19 L 21 2012 3,32 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A
20 P 21 2012 3,33 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A
21 L 19 2012 3,4 Menkeu Akmen Melanjutan 4 B
22 P 20 2012 3,7 Menkeu Akmen Melanjutan 4 B
23 P 21 2012 3,29 Menkeu Akmen Melanjutan 4 B
24 P 21 2012 3,1 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
95
25 P 21 2012 3,23 Menkeu Akmen Menghentikan 3 B
26 L 21 2012 2,96 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
27 L 21 2012 3,17 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
28 L 20 2012 2,95 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
29 P 19 2012 3,49 Menkeu Akmen Menghentikan 3 B
30 P 21 2012 3,7 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
31 P 21 2012 3,79 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
32 P 19 2012 3,44 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
33 P 20 2012 3,6 Menkeu Akmen Menghentikan 3 B
34 L 20 2012 3,53 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
35 P 21 2012 3,49 Menkeu Akmen Menghentikan 3 B
36 P 21 2012 2,9 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
37 L 21 2012 3,13 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
38 P 21 2012 3,4 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
39 P 21 2012 3,03 Menkeu Akmen Melanjutan 4 B
40 P 21 2012 3,1 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B
41 P 19 2012 3,41 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C
42 P 20 2012 2,7` Menkeu Akmen Melanjutan 5 C
43 P 20 2012 3,79 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C
44 P 20 2012 3,4 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C
45 L 20 2012 3,2 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C
46 L 20 2012 3,2 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C
47 L 20 2012 3,56 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C
48 P 20 2012 3,69 Menkeu Akmen Menghentikan 2 C
49 P 20 2012 3,45 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C
50 P 20 2012 3,7 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C
51 P 21 2012 3,59 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C
52 P 21 2012 3,01 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C
96
53 P 21 2012 2,98 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C
54 P 21 2012 3,3 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C
55 L 21 2012 3,18 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C
56 L 21 2012 3,52 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C
57 P 21 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 2 C
58 P 21 2012 3,58 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C
59 P 21 2012 3,4 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C
60 P 21 2012 3,31 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C
61 L 19 2012 3,6 Menkeu Akmen Melanjutan 5 D
62 L 21 2012 3,84 Menkeu Akmen Melanjutan 5 D
63 L 20 2012 3,13 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D
64 L 20 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D
65 P 20 2012 3,5 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D
66 P 21 2012 3,01 Menkeu Akmen Melanjutan 5 D
67 L 21 2012 3,15 Menkeu Akmen Melanjutan 5 D
68 L 20 2012 3,86 Menkeu Akmen Menghentikan 5 D
69 P 20 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 5 D
70 P 20 2012 3,4 Menkeu Akmen Melanjutkan 4 D
71 P 19 2012 3,7 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D
72 P 19 2012 3,45 Menkeu Akmen Melanjutkan 5 D
73 P 19 2012 3,29 Menkeu Akmen Melanjutkan 4 D
74 P 21 2012 3,24 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D
75 L 21 2012 3,6 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D
76 P 20 2012 3,24 Menkeu Akmen Melanjutkan 4 D
77 P 21 2012 3,6 Menkeu Akmen Menghentikan 1 D
78 L 21 2012 3,69 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D
79 L 19 2012 3,44 Menkeu Akmen Melanjutkan 5 D
80 P 19 2012 3,12 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D
97
Data mentah Jawaban kuesioner LOC
Kasus 1
No LC1 LC2 LC3 LC4 LC5 LC6 LC7 LC8 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 TOT LC
1 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 68
2 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 68
3 4 5 5 5 5 5 5 3 4 5 3 5 5 5 5 69
4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 3 5 55
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 3 5 5 4 68
6 4 5 3 5 3 3 3 4 3 3 3 4 5 3 4 55
7 3 3 2 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 64
8 5 5 2 4 2 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 65
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
10 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 5 3 45
11 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 56
12 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 73
13 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 48
14 4 4 5 4 5 1 2 4 5 4 4 5 5 5 4 61
15 4 4 1 4 1 2 1 4 1 4 3 3 1 5 4 42
16 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 52
17 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 3 3 3 51
18 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 58
19 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 71
20 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72
98
Kasus 2
21 5 5 3 5 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 56
22 5 5 3 5 3 3 3 4 3 4 5 5 3 3 4 58
23 5 5 3 5 3 3 3 4 3 4 4 5 3 3 4 57
24 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72
25 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 3 69
26 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 68
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
29 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 49
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 74
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 74
32 3 3 4 3 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 5 58
33 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 50
34 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 70
35 3 3 1 3 1 1 1 3 1 3 2 3 1 1 3 30
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
37 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 64
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
39 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 64
40 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 5 5 3 3 5 55
99
Kasus 3
41 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 63
42 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 63
43 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 3 67
44 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 5 4 3 3 63
45 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 3 4 65
46 3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 4 50
47 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 64
48 3 5 4 5 2 4 2 3 4 2 4 5 4 2 4 53
49 5 3 5 3 4 3 4 5 5 3 3 5 4 3 3 58
50 5 5 4 5 3 5 3 3 5 4 3 5 1 4 3 58
51 5 3 4 5 3 4 3 3 5 4 3 4 4 4 3 57
52 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 41
53 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 41
54 5 5 4 5 1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 63
55 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 40
56 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 70
57 1 3 3 4 2 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 34
58 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 1 3 2 3 1 42
59 3 3 4 4 5 5 5 3 4 3 5 3 5 3 5 60
60 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 58
100
Kasus 4
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 74
62 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 70
63 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 53
64 3 4 5 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 54
65 3 4 5 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 54
66 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 70
67 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 70
68 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 69
69 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 74
70 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 69
71 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
72 5 4 5 5 2 4 2 4 5 5 5 4 4 5 5 64
73 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 70
74 4 5 3 3 3 3 3 5 5 3 5 3 5 3 5 58
75 3 3 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 63
76 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 65
77 1 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1 3 3 1 1 31
78 5 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 61
79 4 4 4 4 3 3 3 5 4 5 4 4 2 5 4 58
80 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 5 3 3 3 59
102
Lampiran Uji Frekuensi & Deskriptif
Jenis Kelamin
Statistics
Jenis_
Kelamin_Kasus1
Jenis_
Kelamin_Kasus2
Jenis_
Kelamin_Kasus3
Jenis_
Kelamin_Kasus4
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Mean 1.6000 1.7000 1.7500 1.5500
Median 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000
Mode 2.00 2.00 2.00 2.00
Std. Deviation .50262 .47016 .44426 .51042
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00
Maximum 2.00 2.00 2.00 2.00
Frequency
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki – Laki 28 35.0 35.0 35.0
Perempuan 52 65.0 65.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Usia
Statistics
Usia Usia_Kasus2 Usia_Kasus3 Usia_Kasus4
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Mean 2.2000 2.0500 2.4000 2.0500
Median 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000
Mode 2.00 2.00 2.00 2.00a
Std. Deviation .69585 .60481 .59824 .82558
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00
Maximum 3.00 3.00 3.00 3.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
103
Angkatan
Statistics
Angkatan_Kasus1 Angkatan_Kasus2 Angkatan_Kasus3 Angkatan_Kasus4
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Mean 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Median 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Mode 1.00 1.00 1.00 1.00
Std. Deviation .00000 .00000 .00000 .00000
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00
Maximum 1.00 1.00 1.00 1.00
Frequency
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2012 80 100.0 100.0 100.0
IPK
Statistics
IPK_Kasus1 IPK_Kasus2 IPK_Kasus3 IPK_Kasus4
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Mean 1.4000 1.6000 1.3500 1.4500
Median 1.0000 2.0000 1.0000 1.0000
Mode 1.00 2.00 1.00 1.00
Std. Deviation .50262 .50262 .48936 .51042
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00
Maximum 2.00 2.00 2.00 2.00
Frequency
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 19 Tahun 13 16.3 16.3 16.3
20 Tahun 27 33.7 33.7 50.0
21 Tahun 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
104
Frequency
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2,9 -3,3 44 55.0 55.0 55.0
3,4 - 3,8 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Modus Std.
Deviation
Eskalasi
Komitmen
80 1 6 5 1,721
Negative Framing 80 0 1 0 0,503
Adverse
Selection
80 0 1 0 0,503
Locus Of
Control
80 0 1 0 0,503
105
Hasil Uji Validitas
Correlations
LC1 LC2 LC3 LC4 LC5 LC6 LC7 LC8 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 Jumlah
LC1 Pearson Correlation 1 .693** .366
** .584
** .433
** .550
** .525
** .482
** .478
** .554
** .476
** .557
** .354
** .520
** .391
** .713
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC2 Pearson Correlation .693** 1 .415
** .718
** .328
** .463
** .428
** .439
** .334
** .391
** .471
** .494
** .346
** .372
** .421
** .645
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .002 .001 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC3 Pearson Correlation .366** .415
** 1 .522
** .644
** .578
** .573
** .367
** .657
** .361
** .389
** .305
** .562
** .461
** .346
** .698
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .006 .000 .000 .002 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC4 Pearson Correlation .584** .718
** .522
** 1 .273
* .503
** .340
** .171 .326
** .296
** .350
** .390
** .315
** .307
** .272
* .560
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .014 .000 .002 .129 .003 .008 .001 .000 .004 .006 .014 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC5 Pearson Correlation .433** .328
** .644
** .273
* 1 .637
** .820
** .473
** .742
** .539
** .431
** .411
** .679
** .622
** .475
** .795
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC6 Pearson Correlation .550** .463
** .578
** .503
** .637
** 1 .834
** .466
** .627
** .547
** .513
** .430
** .651
** .564
** .545
** .821
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC7 Pearson Correlation .525** .428
** .573
** .340
** .820
** .834
** 1 .574
** .667
** .606
** .454
** .419
** .706
** .636
** .491
** .843
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC8 Pearson Correlation .482** .439
** .367
** .171 .473
** .466
** .574
** 1 .524
** .749
** .493
** .448
** .442
** .538
** .637
** .711
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .129 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
106
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC9 Pearson Correlation .478** .334
** .657
** .326
** .742
** .627
** .667
** .524
** 1 .536
** .462
** .424
** .645
** .647
** .468
** .792
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC10 Pearson Correlation .554** .391
** .361
** .296
** .539
** .547
** .606
** .749
** .536
** 1 .491
** .488
** .404
** .776
** .694
** .769
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC11 Pearson Correlation .476** .471
** .389
** .350
** .431
** .513
** .454
** .493
** .462
** .491
** 1 .453
** .530
** .458
** .786
** .707
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC12 Pearson Correlation .557** .494
** .305
** .390
** .411
** .430
** .419
** .448
** .424
** .488
** .453
** 1 .332
** .328
** .397
** .613
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .003 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC13 Pearson Correlation .354** .346
** .562
** .315
** .679
** .651
** .706
** .442
** .645
** .404
** .530
** .332
** 1 .502
** .609
** .752
**
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC14 Pearson Correlation .520** .372
** .461
** .307
** .622
** .564
** .636
** .538
** .647
** .776
** .458
** .328
** .502
** 1 .544
** .763
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC15 Pearson Correlation .391** .421
** .346
** .272
* .475
** .545
** .491
** .637
** .468
** .694
** .786
** .397
** .609
** .544
** 1 .739
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Jumlah Pearson Correlation .713** .645
** .698
** .560
** .795
** .821
** .843
** .711
** .792
** .769
** .707
** .613
** .752
** .763
** .739
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
107
Hasil Uji Validitas
Correlations
LC1 LC2 LC3 LC4 LC5 LC6 LC7 LC8 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 Jumlah
LC1 Pearson Correlation 1 .693** .366
** .584
** .433
** .550
** .525
** .482
** .478
** .554
** .476
** .557
** .354
** .520
** .391
** .713
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC2 Pearson Correlation .693** 1 .415
** .718
** .328
** .463
** .428
** .439
** .334
** .391
** .471
** .494
** .346
** .372
** .421
** .645
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .002 .001 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC3 Pearson Correlation .366** .415
** 1 .522
** .644
** .578
** .573
** .367
** .657
** .361
** .389
** .305
** .562
** .461
** .346
** .698
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .006 .000 .000 .002 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC4 Pearson Correlation .584** .718
** .522
** 1 .273
* .503
** .340
** .171 .326
** .296
** .350
** .390
** .315
** .307
** .272
* .560
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .014 .000 .002 .129 .003 .008 .001 .000 .004 .006 .014 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC5 Pearson Correlation .433** .328
** .644
** .273
* 1 .637
** .820
** .473
** .742
** .539
** .431
** .411
** .679
** .622
** .475
** .795
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC6 Pearson Correlation .550** .463
** .578
** .503
** .637
** 1 .834
** .466
** .627
** .547
** .513
** .430
** .651
** .564
** .545
** .821
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC7 Pearson Correlation .525** .428
** .573
** .340
** .820
** .834
** 1 .574
** .667
** .606
** .454
** .419
** .706
** .636
** .491
** .843
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC8 Pearson Correlation .482** .439
** .367
** .171 .473
** .466
** .574
** 1 .524
** .749
** .493
** .448
** .442
** .538
** .637
** .711
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .129 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC9 Pearson Correlation .478** .334
** .657
** .326
** .742
** .627
** .667
** .524
** 1 .536
** .462
** .424
** .645
** .647
** .468
** .792
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC10 Pearson Correlation .554** .391
** .361
** .296
** .539
** .547
** .606
** .749
** .536
** 1 .491
** .488
** .404
** .776
** .694
** .769
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
108
LC11 Pearson Correlation .476** .471
** .389
** .350
** .431
** .513
** .454
** .493
** .462
** .491
** 1 .453
** .530
** .458
** .786
** .707
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC12 Pearson Correlation .557** .494
** .305
** .390
** .411
** .430
** .419
** .448
** .424
** .488
** .453
** 1 .332
** .328
** .397
** .613
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .003 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC13 Pearson Correlation .354** .346
** .562
** .315
** .679
** .651
** .706
** .442
** .645
** .404
** .530
** .332
** 1 .502
** .609
** .752
**
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC14 Pearson Correlation .520** .372
** .461
** .307
** .622
** .564
** .636
** .538
** .647
** .776
** .458
** .328
** .502
** 1 .544
** .763
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LC15 Pearson Correlation .391** .421
** .346
** .272
* .475
** .545
** .491
** .637
** .468
** .694
** .786
** .397
** .609
** .544
** 1 .739
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Jumlah Pearson Correlation .713** .645
** .698
** .560
** .795
** .821
** .843
** .711
** .792
** .769
** .707
** .613
** .752
** .763
** .739
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
109
Lampiran Uji Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.938 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
LC1 4.16 .961 80
LC2 4.21 .822 80
LC3 3.98 1.091 80
LC4 4.30 .770 80
LC5 3.76 1.128 80
LC6 3.91 1.081 80
LC7 3.84 1.107 80
LC8 4.10 .922 80
LC9 3.99 1.025 80
LC10 4.03 .968 80
LC11 3.95 1.042 80
LC12 4.16 .849 80
LC13 3.94 1.071 80
LC14 3.95 1.030 80
LC15 4.08 .978 80
110
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
LC1 56.19 104.990 .666 .934
LC2 56.14 108.120 .598 .936
LC3 56.38 103.604 .641 .935
LC4 56.05 110.200 .509 .938
LC5 56.59 100.726 .752 .932
LC6 56.44 100.806 .785 .931
LC7 56.51 99.873 .809 .930
LC8 56.25 105.557 .665 .934
LC9 56.36 102.361 .752 .932
LC10 56.33 103.716 .729 .932
LC11 56.40 104.015 .655 .934
LC12 56.19 108.382 .561 .936
LC13 56.41 102.575 .705 .933
LC14 56.40 102.927 .719 .933
LC15 56.28 104.202 .694 .933
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
60.35 119.015 10.909 15
111
LAMPIRAN UJI NORMALITAS
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean .0147434
Std. Deviation .35313665
Most Extreme Differences Absolute .063
Positive .063
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .559
Asymp. Sig. (2-tailed) .913
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Locus of control
N 80
Normal Parametersa,b
Mean 60.3500
Std. Deviation 10.90941
Most Extreme Differences Absolute .108
Positive .090
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .970
Asymp. Sig. (2-tailed) .303
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
112
Lampiran Homogenitas
Descriptives
Eskalasi Komitmen
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
2.00 3 4.0000 1.00000 .57735 1.5159 6.4841
3.00 13 3.6154 .86972 .24122 3.0898 4.1410
4.00 37 4.1622 .92837 .15262 3.8526 4.4717
5.00 27 4.3333 .96077 .18490 3.9533 4.7134
Total 80 4.1250 .94635 .10580 3.9144 4.3356
Descriptives
Eskalasi Komitmen
Minimum Maximum
2.00 3.00 5.00
3.00 3.00 5.00
4.00 2.00 5.00
5.00 2.00 5.00
Total 2.00 5.00
Test of Homogeneity of Variances
Eskalasi Komitmen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.062 3 76 .980
ANOVA
Eskalasi Komitmen
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.646 3 1.549 1.781 .158
Within Groups 66.104 76 .870
Total 70.750 79
113
Lampiran Two Ways Anova
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Eskalasi Komitmen
Source Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 65.417a 31 2.110 18.992 .000
Intercept 383.622 1 383.622 3452.594 .000
ADVERSE 14.548 3 4.849 43.643 .000
NEGATIF_FRAMING 2.112 4 .528 4.752 .003
LOCUS .552 3 .184 1.657 .189
ADVERSE * NEGATIF_FRAMING 7.653 6 1.275 11.479 .000
ADVERSE * LOCUS 3.211 5 .642 5.779 .000
NEGATIF_FRAMING * LOCUS 3.553 5 .711 6.395 .000
ADVERSE * NEGATIF_FRAMING * LOCUS 1.749 1 1.749 15.745 .000
Error 5.333 48 .111 Total 1432.000 80 Corrected Total 70.750 79 a. R Squared = .925 (Adjusted R Squared = .876)