130
PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh : DIAN LESTARI NIM.1111082000058 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

pengaruh negative framing dan adverse

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE

SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS

OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

DIAN LESTARI

NIM.1111082000058

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

i

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE

SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS

OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dian Lestari

No. Induk Mahasiswa : 1111082000058

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggung jawab

atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

memalui pembukuan yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk

dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat

dengan sesungguhnya.

Jakarta, September 2015

( Dian Lestari)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dian Lestari

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 16 April 1993

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jalan Mampang Prapatan XIII Rt 003/03

Kel. Tegal Parang Jakarta Selatan.

6. HP : 085716106188

7. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MI. Sa’adatuddarain Tahun 1999 - 2005

2. Mts. Sa’adatuddarain Tahun 2005 - 2008

3. MA. Sa’adatuddarain Tahun 2008 - 2011

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 - 2015

vi

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. OSIS Sebagai Anggota (2009-2010)

2. Garda Sebagai Anggota (2010 – 2011)

3. Bendahara di Manal Nafi’ah Education Course (2012 – Sekarang )

IV. IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama Ayah : Warnoto

Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 14 Mei 1969

Agama : Islam

2. Nama Ibu : Warkipah

Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 14 April 1971

Agama : Islam

vii

ABSTRACT

Influence of Negative Framing and Adverse Selection to Manager’s

Decision for Continuing A Failing Project (Escalation of Commitment)

with Locus of Control as Moderating Variabel

This study is intended to examine the influence of negative framing

and adverse selection to manager’s decision for continuing a failing project

(escalation of commitment) with locus of contol as moderating variabel.This

experiment was using factorial design 2 x 2 with instrument like cases given for

80 respondents. Hypotheses in this study were analyzed by using two ways

ANOVA to find out the main effect and joint effect between two variables.

The results show that negative framing has significance influence to

manager’s decision for continuing a failing project. Interactive effect

between negative framing and adverse selection to manager’s decision for

continuing a failing project has significance influence. This study also shows that

negative framing and adverse selection which is moderated by locus of control

also has significance influence.

Key words: Negative Framing, Adverse Selection, Escalation of Commitment,

Locus of Control, Decision Making.

viii

ABSTRAK

Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi

Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus of Control

Sebagai Variabel Pemoderasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Negative Framing dan

Adverse Selection terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan

investasi dengan locus of control sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini

merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain eksperimen factorial 2x2

beetwen subject dengan sampel sebanyak 80 responden. Uji analisis dalam

penelitian ini menggunakan two ways annova.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa negative framing berpengaruh

signifikan terhadap eskalasi komitmen. Begitu juga interaksi antara negative

framing dan adverse selection menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian ini

juga menunjukkan bahwa negative framing dan adverse selection dimoderasi

dengan locus of contol berpengaruh signifikan terhadap escalasi komitmen.

Kata Kunci : Negative Framing , Adverse Selection, Eskalasi Komitmen, Locus

Of Control, Pengambilan Keputusan

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan

karunia-Nya dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Negative Framing dan

Adverse Selection Terhadap Eskalasi komitmen dalam Pengambilan

Keputusan Investasi dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderasi

” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka

untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat

dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini

kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda serta bapak angkatku tercinta yang selalu

mengajarkan kebaikan dan tiada hentinya melantunkan doa, tiada letihnya

memberi dukungan serta semangat sebagai motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Adik – adikku tercinta Dewi, Diva dan Dita serta seluruh keluarga yang selalu

memberikan keceriaan dan semangat yang terus menerus untuk penulis.

3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE Msi., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE,. MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

x

6. Bapak Dr. Yahya Hamja,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan

pengarahan dan bimbingan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.

7. Ibu Zuwesti Eka Putri , SE, M.Ak. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah meluangkan waktu, yang telah memberikan pengarahan dan

pengetahuan kepada penulis. Terimakasih atas ilmu yang Ibu berikan

sampai terlaksananya sidang skripsi.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan

semasa penulis menuntut ilmu di Universitas ini.

9. Adik – Adik muridku di Manal Nafi’ah Education Course Rika, Della, Sena,

Fia, Neneng, Rian, Rendi, Wawan, Salsa, Utami, Salma, dll, yang selalu

memberikan keceriaan, terima kasih atas semuanya.

10. Sahabat-Sahabat terdekat penulis Ummu, Ipit, Ghina, Dina, Ihda, Nopita,

Fia, Hani, Husni, Syaifa, Rika, Ulfa, Kaje, Mutia, Amanah yang selalu ada

dalam tangis, dalam tawa, selalu menguatkan ketika sedang lemah-lemahnya,

selalu menghibur ketika sedang sedih-sedihnya. Terimakasih banyak,

kalian yang terbaik empat tahun ini.

11. Teman-Teman Akuntansi B 2011 yang membuat cerita pengalaman

kuliah begitu berarti, menjadi tempat belajar, tempat bercanda berbagi tawa,

berbagi ilmu. Maaf tidak bisa disebutkan semua, terimakasih banyak

semoga semua kebaikan yang kalian berikan kepada penulis berbuah

kebaikan yang berkali lipat.

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .. ........................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRACT .............................................................................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………….. 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………………………. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………….. 8

1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10

A. Tinjauan Litraratur …………………………………………………… 10

1. Pengambilan Keputusan ..................................................................... 10

2. Eskalasi Komitmen ............................................................................ 12

3. Negative Framing ............................................................................... 15

4. Adverse Selection .............................................................................. 18

5. Locus of Control ................................................................................ 20

6. Teori Prospek ..................................................................................... 22

7. Teori Agensi ...................................................................................... 25

8. Self Justification Theory .................................................................... 28

B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………….. 30

C. Dasar Perumusan Hipotesis …………………………………………. 37

D. Kerangka Pemikiran ………………………………………………… 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 43

A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………… 43

B. Metode Penentuan Sampel ………………………………………….. 45

C. Metode Pengumpulan Data …………………………………………. 46

D. Metode Analisis Data ……………………………………………….. 47

1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 47

2. Uji Kualitas Data ................................................................................ 47

xiii

3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 49

4. Uji Hipotesis ..................................................................................... 50

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………………………. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 59

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………………………………… 59

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 59

2. Karakteristik Profil Responden ........................................................... 61

B. Hasil Uji Statistik …………………………………………………….. 63

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 63

2. Hasil Uji Kualitas Data ...................................................................... 64

3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................... 66

4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 68

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 79

A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 79

B. Saran …………………………………………………………………. 80

C. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………… 81

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 82

LAMPIRAN ............................................................................................................. 83

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal.

2.1 Penelitian Terdahulu …………………………….................... 31

3.1 Desain Penelitian Eksperimen ……………………………….. 44

3.2 Tabel Anava ……………………………………..................... 52

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………………… 57

4.1 Data Sampel Penelitian ……………………………………… 60

4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin … 61

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan …….. 61

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ………….. 62

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan IPK …………... 62

4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………………………... 63

4.8 Hasil Uji Validitas ………………………………………….. . 65

4.9 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………… 66

4.10 Hasil Uji Normalitas …………………………………………. 67

4.11 Hasil Uji Homogenitas ………………………………………. 68

4.12 Hasil Uji Hipotesis …………………………………………... 70

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal.

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ………………………….. 41

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal.

1 Kuesioner Penelitian ………………………………………. 86

2 Data Jawaban Responden ………………………………….. 94

3 Output hasil Pengujian Data ……………………………….. 102

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam manajemen, tanpa diragukan lagi pengambilan keputusan

merupakan pekerjaan yang paling penting. Menurut Erlinda (2014: 53)

pengambilan keputusan selalu menjadi hal yang rumit, kompleks, dan krusial

pada setiap organisasi. Dalam organisasi, pengambilan keputusan biasanya

didefinisikan sebagai proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan

yang berdampak pada masa depan. Oleh karena itu, fungsi manajer dalam

hal pengambilan keputusan adalah fungsi paling mendasar yang harus dapat

dikuasai oleh manajer, terutama pengambilan keputusan dalam berinvestasi

(Arfan dan Muhammad, 2005: 203).

Keputusan berinvestasi pada umumnya mendasarkan pada

pertimbangan yang rasional. Namun banyak bukti empiris dalam

serangkaian tindakan pengambilan keputusan investasi yang menunjukkan

bahwa pembuat keputusan cenderung untuk melanjutkan proyek investasi

walaupun terdapat bukti proyek investasi sebelumnya ternyata tidak

menguntungkan (Ghosh, 1997 dalam Endah dkk, 2011 ). Fenomena perilaku

demikian oleh berbagai peneliti, diungkapkan dalam berbagai istilah:

escalation (Ross dan Staw, 1986), entrapment (Brockner et al. 1986), sunk cost

(Staw dan Hoang, 1995), concord fallacy (Arkes dan Ayton, 1999);

persistence (Shulz dan Chang, 2002); dan decision error (Bowen, 1987).

2

Ruchala dalam Ratih (2010) menyebutkan fenomena eskalasi sebagai

keputusan untuk tetap melanjutkan proyek meskipun prospek ekonominya

mengindikasikan bahwa proyek tersebut harus dihentikan. Eskalasi komitmen

terjadi ketika individu maupun organisasi memilih serangkaian tindakan

untuk tetap bertahan meskipun tengah ada kerugian yang didapat, dimana

kesempatan untuk tetap bertahan atau meninggalkan komitmen tersebut

sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya(Staw,1997 dalam

Febri, 2015).

Eskalasi sering dikaitkan dengan perilaku pengabaian atas sinyal

kegagalan. Ross dan Staw (1986, dalam Rizkianto,2012) menyebutkan

bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek. Faktor

psikologis dan sosial menunjukkan pada kehadiran ego dan keinginan

untuk menjaga reputasi diri yang membuat seseorang enggan mengakui

kesalahan dan kegagalan. Faktor organisasi menunjukkan adanya

permainan politik yang membawa pada minat terselubung yang ditunjukkan

oleh beberapa orang berpengaruh dalam organisasi. Sementara itu, faktor

proyek lebih menunjukkan pada tingkat return kegiatan bisnis yang tidak

segera dicapai. Hal ini mendorong manajer cenderung untuk terus

melakukan tindakan tunggu dan lihat (wait and see) perkembangan dari

tingkat return tersebut.

Sany Dwita (2007: 2) menyebutkan bahwa eskalasi komitmen dapat

menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan dibandingkan

3

dengan keputusan menghentikan proyek segera setelah menunjukkan prospek

yang buruk. Eskalasi dapat menyebabkan kebangkrutan bagi organisasi atau

perusahaan. Teori Keagenan menawarkan penjelasan mengenai fenomena

eskalasi tersebut.

Sandi dan Sukirno (2014 :3) menyebutkan bahwa dalam teori keagenan

(agency theory) ketidakseimbangan informasi yang terjadi antara principal

(pemilik) dengan agent (manager) akan mempengaruhi keputusan yang

dibuat oleh manager . Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dari

suatu ketidakseimbangan informasi adalah adverse selection. Adverse

selection dapat diartikan sebagai keadaan adanya ketidakseimbangan

informasi antara pemilik dan manager dan manager tersebut memiliki

kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk), dan pada akhirnya

keputusan yang dibuat manager tersebut akan menguntungkan dirinya saja dan

tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan perusahaan yakni dengan

tetap melanjutkan pembiayaan proyek meskipun mengindikasikan

kegagalan dalam prospek ekonominya( Harison dan Herrel dalam Endah,

2010).

Scott (2000) dalam Endah, 2010 menyatakan bahwa pada kondisi

adverse selection, manajer mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan

prospek perusahaan dibanding prinsipal. Fakta-fakta yang mungkin dapat

mempengaruhi keputusan yang dapat diambil oleh prinsipal tersebut tidak

disampaikan informasinya. Adanya kesempatan untuk memiliki informasi

privat dan juga melalaikan tugas tersebut memberikan peluang bagi manajer

4

untuk mengambil keputusan tetap melanjutkan proyek meskipun

mengindikasikan kegagalan (eskalasi).

Kanodia dalam Effriyanti (2005) menyebutkan eskalasi sebagai

keputusan manajer yang tidak rasional. Hal tersebut dikarenakan secara

langsung maupun tak langsung manajer cenderung mengabaikan kepentingan

perusahaan dan lebih mementingkan kepentingan ekonomi pribadinya.

Pertimbangan lain seorang manajer dalam mengambil keputusan

melanjutkan pembiayaan proyek adalah framing atau pembingkaian

informasi.

Framing berkaitan dengan bagaimana individu merasakan atau

menstruktur suatu keputusan (Main dan Lambert dalam Sahmuddin, 2003).

Gasiaswaty (2009) menyebutkan bahwa framing sangat erat kaitannya

dengan titik referensi, yaitu sebuah titik yang dijadikan patokan dalam

perbandingan. Dalam framing, titik referensi ini menjadi bingkai seseorang

dalam mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan-

kemungkinan yang telah terframing tersebutlah yang kemudian dievaluasi

oleh pembuat keputusan.

Pada konteks keputusan terhadap proyek yang mengindikasikan

kegagalan, biaya yang telah dikeluarkan (sunk cost) bertindak sebagai

titik referensi bagi manajer dalam membuat keputusan. Fakta bahwa

proyek mulai menunjukkan prospek yang negatif membawa pada beberapa

kemungkinan diantaranya yaitu kemungkinan kerugian/keuntungan yang

pasti terjadi dan kemungkinan kerugian/keuntungan di masa mendatang yang

5

kurang pasti. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara

positif, maka informasi mengenai keuntungan akan lebih ditonjolkan. Ketika

kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara negatif, maka informasi

mengenai kerugian yang akan lebih ditonjolkan.

Bateman dan Zeithaml dalam Koroy (2008) menyatakan bahwa ketika

informasi disajikan dalam bingkai keputusan negatif, pengambil keputusan

cenderung untuk mencari resiko dengan melanjutkan proyek. Sementara

pada informasi yang disajikan dalam bingkai positif, pengambil keputusan

akan cenderung menghindari resiko dengan tidak melanjutkan proyek. Berbeda

dengan teori keagenan yang menjelaskan kondisi adverse selection, teori

yang digunakan dalam menguji bias framing ini adalah teori prospek .

Teori ini mengemukakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat

mempengaruhi keputusannya.

Dalam hal ini ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif

keputusan yang dibingkai secara positif maka keputusan yang diambil akan

cenderung menghindari risiko atau risk averse. Sedangkan ketika informasi

disajikan secara negatif maka keputusan yang diambil cenderung

mengambil risiko atau risk seeking (Yusnaini, 2005).

Beberapa bukti empiris seperti yang ditunjukkan oleh Rudledge

dan Harrel (1994) dan Rudledge (1995) juga mendukung penjelasan teori

prospek tersebut. Mengenai kedua teori tersebut, telah banyak penelitian

yang berusaha untuk membuktikan penjelasan kedua teori tersebut. Sharp

dan Salter (1997) menemukan bahwa adverse selection dan negative

6

framing tidak berpengaruh terhadap kecenderungan eskalasi komitmen.

Hasil serupa juga ditemukan oleh Dwita (2007) yang mendapati bahwa

negative framing dan kondisi adverse selection ternyata tidak signifikan

mengindikasikan pengaruhnya terhadap keputusan evaluasi proyek oleh

manajer.Namun demikian, Salter et al. (2004) menunjukkan hasil yang

berbeda, yakni terdapat pengaruh antara framing dengan adverse selection

terhadap kecenderungan eskalasi komitmen.

Kontroversi temuan para peneliti tersebut memotivasi peneliti

untuk menguji kembali pengaruh kedua variabel yakni framing dan

adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Dalam hal ini

peneliti ingin menguji kembali apakah dengan menggunakan teori yang

sama akan memberikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu.

Mengingat bahwa diperlukannya sebuah proses akuntabilitas yang

dapat dengan efektif mengendalikan kecenderungan eskalasi yang

dilakukan oleh manajer yang memulai suatu proyek. Peneliti mencoba

menambahkan satu variabel pemoderasi locus of cotrol yang bertujuan untuk

mengetahui apakah locus of control memoderasi pengaruh negative framing,

adverse selection, serta negative framing dan adverse selection secara

bersama-sama terhadap eskalasi komitmen.

Konsep locus of control pertama kali diperkenalkan oleh Julian B.

Rotter (1996), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control

merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan

mereka terhadap keberhasilan diri. Ada 2 tipe locus of control, yaitu

7

internal locus of control dan eksternal locus of control. Internal locus of

control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan bersumber dari

kemampuan dalam dirinya, sedangkan eksternal locus of control adalah

seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir,

dan faktor lain diluar dirinya.

Andi Irfan (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa manager

yang memiliki tipe eksternal locus of control cenderung memiliki tingkat

sensitifitas tinggi, sedangkan manager yang memiliki memiliki tipe internal

locus of control cenderung memiliki tingkat sensitifitas yang rendah. Jadi,

apabila seorang manager bertipe eksternal locus of control yang memiliki

tingkat sensnitifitas tinggi dihadapkan pada suatu kondisi negative framing

dan adverse selection atas proyek investasinya, maka manager tersebut

cenderung akan menurunkan eskalasi komitmen, sedangkan manager yang

bertipe internal locus of control yang memiliki tingkat sensitifitas rendah

diperlakukan dengan hal yang sama, maka manager tersebut cenderung

meningkatkan eskalsasi komitmen. Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya

mengenai pengambilan keputusan, eskalasi komitmen, negative framing,

adverse selection, dan locus of control, maka penelitian ini akan

membahas tentang “Pengaruh Negative Framming dan Adverse Selection

terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi

dengan Locus Of Control sebagai Variabel Pemoderasi”.

8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang

akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?

2. Apakah Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?

3. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama- sama

berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?

4. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection dimoderasi oleh Locus

of Control berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitia tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas

proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan

Negative Framing.

2. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas

proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan pada

kondisi Adverse Selection.

3. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas

proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan

negative frame pada kondisi adverse selection .

9

4. Untuk mengetahui pengaruh locus of control sebagai variabel yang

memoderasi hubungan antara negative framing dan adverse selection

terhadap eskalasi komitmen.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang

dikemukakan, hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan

mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Dalam bidang akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti empiris

mengenai pengaruh negative framing, adverse selection dan locus of

control terhadap bias keputusan manajerial

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

mengurangi over komitmen manajer terhadap sumberdaya bagi

proyek yang tidak lagi menguntungkan.

3. Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang akuntansi

keperilakuan.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Litraratur

1. Pengambilan Keputusan

Menurut Rizkianto (2012: 23) Pengambilan keputusan merupakan

proses pemilihan berbagai alternatif yang digunakan untuk memecahkan

suatu masalah. Sedangkan, menurut Arfan dan Muhammad (2005: 203)

pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih di antara

berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Pengambilan

keputusan pada akhirnya akan menghasilkan suatu pilihan final berupa

tindakan ataupun opini.

Dalam mengambil keputusan seseorang seringkali dihadapkan pada

berbagai kondisi antara lain unik, tidak pasti, jangka panjang dan kompleks

( Marimin, 2005 : 10). Yang dimaksud dalam kondisi unik adalah masalah

tersebut tidak mempunyai preseden dan di masa depan mungkin tidak akan

berulang kembali. Tidak Pasti maksudnya bahwa faktor – faktor yang

diharapkan mempengaruhi dan memiliki kadar informasi yag sangat rendah.

Jangka panjang maksudnya bahwa implikasinya memiliki jangkauan yang

cukup jauh ke depan. Adapun kompleks yaitu dalam pengertiannya

preferensi pengambilan keputusan atas risiko dan waktu memiliki peranan

yang besar.Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka diharapkan seorang

pengambil keputusan dapat menentukan langkah – langkah yang tepat

11

dalam membuat keputusan. Lubis (2010: 271) menyebutkan beberapa

langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu keputusan,

antara lain: (1) pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu

peluang, (2) pencarian atas tindakan alternatif dan kuantitatif atas

konsekuensinya, (3) pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan, (4)

yang terakhir adalah penerapan tindak lanjut.

Ibnu Syamsi (2000: 16) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

tergantung dari permasalahan yang dihadapi dan juga dasar seorang

manajer dalam mengambil suatu keputusan antara satu manajer dengan

manajer lainnya tidaklah sama. Suatu keputusan dapat diambil berdasarkan

perasaan semata-mata, dan dapat pula suatu keputusan itu diambil

berdasarakan rasionalitas, serta keputusan dapat diambil berdasarkan

wewenang atau jabatan yang dimilikinya.

Ada beberapa teknik atau cara dalam mengambil sebuah keputusan,

yaitu berdasarkan intuisi, rasionalitas, fakta, pengalaman dan wewenang

(Ibnu Syamsi, 2000: 17-22). Sedangkan Lubis (2010: 275-277)

menyebutkan teknik atau cara dalam mengambil keputusan berdasarkan

rasional terbatas, intuisi, indentifikasi masalah, membuat pilihan, perbedaan

individua yang termasuk didalamnya adalah gaya pengambilan keputusan

dan keterbatasan organisasi.

Kreitner dan Kinicki (2005: 5-13) menyebutkan ada 3 model yang

dapat digunakan manajer dalam membuat suatu keputusan. Model yang

pertama adalah model rasional, model ini menggunakan empat pendekatan

12

logis untuk mengambil sebuah keputusan yaitu: (1) mengenali masalah, (2)

menghasilkan solusi-solusi alternatif, (3) memilih sebuah solusi, dan (4)

mengimplementasikan dan mengevaluasi solusi.

Model yang kedua adalah model normatif Simon, model ini

mengindentifikasi hambatan-hambatan yang mambatasi pengambilan

keputusan. Model normatif Simon juga menganjurkan bahwa pengambilan

keputusan ditandai dengan: (1) pengolahan informasi terbatas, (2)

penggunaan penilaian hasil temuan sendiri, dan (3) temuan.

Model yang ketiga adalah model keranjang sampah, yang

berpendapat bahwa pengambilan keputusan bersifat tidak teliti dan acak.

Model ini juga berpendapat, keputusan dihasilkan dari interaksi antara

empat arus kejadian yang terpisah yaitu: masalah, solusi, partisipan, dan

peluang pilihan.

2. Eskalasi Komitmen

Definisi mengenai eskalasi komitmen menurut Suartana

(2010:108) adalah komitmen seorang pengambil keputusan untuk tetap

melanjutkan dan memperluas komitmen awalnya terhadap pelaksanaan

suatu investasi proyek atau usaha-usaha tertentu yang sudah tidak

menguntungkan atau memberikan umpan balik yang negatif.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997, h. 151) disebutkan

bahwa eskalasi adalah pertambahan jumlah, pertambahan volume dan

kenaikan. Sementara itu Oxford Learner’s Pocket Dictionary (2008,

h.145) eskalasi diterjemahkan sebagai “become or make something

13

bigger or more serious”. Dengan demikian eskalasi komitmen dapat

dikatakan sebagai upaya meningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap

komitmen yang telah dibuat.

Eskalasi komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasi

dihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah

dilakukan (dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil

ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan). Individu atau organisasi

tersebut berkesempatan untuk memilih bertahan atau menarik kembali

serangkaian tindakan yang telah dilakukan. Kedua kesempatan tersebut

sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya. Staw (1997)

dalam Khanifan (2015: 21) mencontohkan, ketika organisasi mengetahui

bahwa sebuah produk pengembangan yang baru memiliki

kemungkinkan, yakni menguntungkan maupun tidak menguntungkan di

masa yang akan datang, melanjutkan investasi pada produk tersebut

adalah merupakan eskalasi komitmen.

Menurut Maria dan Milka (2012:271) eskalasi komitmen merupakan

perilaku untuk meningkatkan komitmen dengan tetapmenjalankan

keputusan proyek walaupun proyek tersebut akan memberikan umpan balik

negatif. Seorang manajer dapat mengalokasikan sumber daya tambahan

pada proyek yang dianggap tidak menguntungkan ini.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 23) Eskalasi Komitmen adalah

kecenderungan tindakan untuk bertahan atau berada pada situasi yang tidak

efektif untuk jangka waktu yang lama. Perilaku Eskalasi Komitmen dapat

14

terjadi ketika seorang manajer memilih untuk tetap melanjutkan proyek

investasinya walaupun proyek investasi tersebut mengindikasikan kegagalan

atau dengan kata lain proyek investasi tersebut tidak memberikan

keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

Kreitner dan Kinicki (2005: 23-26) menyebutkan empat faktor yang

menyebabkan terjadinya perilaku Eskalasi Komitmen, yaitu: faktor penentu

psikologis dan sosial, faktor penentu organisasional, karakteristik proyek,

dan faktor penentu kontekstual. Faktor psikologis dan sosisal merupakan

kontributor utama dari Eskalasi Komitmen yang termasuk didalamnya

adalah pertahanan ego dan motivasi individu. Seseorang yang memiliki sifat

pertahanan ego dan motivasi individu maka mereka cenderung membiaskan

fakta-fakta yang diterimanya sehingga mereka akan cenderung mendukung

keputusan yang dibuat sebelumnya. Seorang yang memiliki sifat pertahanan

ego akan cenderung melibatkan egonya ke dalam suatu proyek yang

ditanganinya, karena kegagalan akan mengancam nilai diri atau ego, maka

cenderung mengabaikan tanda-tanda negatif dan cenderung mendorong

keputusannya ke depan (Kreitner dan Kinicki, 2005: 23)

Faktor selanjutnya yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi

Komitmen menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 23) adalah faktor penentu

organisasional. Dalam faktor penentu organisasional adanya pemutusan

komunikasi, politik di dalam organisasi, dan adanya kelembaman

organisasional yang menyebabkan organisasi membiarkan terjadinya

tindakan yang berdampak buruk bagi perusahaan, atau dengan kata lain

15

mendukung dan menjalankan adanya suatu keputusan yang bereskalasi

komitmen.

Faktor selanjutnya menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 24-25)

adalah karakteristik proyek. Karakteristik proyek memasukkan fitur-fitur

objektif proyek, yang berdampak paling besar pada keputusan Eskalasi

Komitmen. Faktor yang terakhir menurut Kreitner dan Kinicki (2005:25)

yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi Komitmen adalah faktor

penentu kontekstual. Faktor ini memberi penjelasan bahwa penyebab

terjadinya Eskalasi Komitmen karena adanya kekuatan-kekuatan politik dari

luar yang berada di luar kendali organisasi.

3. Negative Framing

Faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada

seseorang adalah Framing. (Liang dkk, 2013 : 3).Framing adalah sebuah

fenomena yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi

respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan

dalam format berbeda. Framing atas informasi dapat mempengaruhi

seseorang dalam mengambil keputusan.

Framing Efek mungkin berbeda pada situasi konteks yang berbeda.

Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa pembingkaian keputusan

dibagi menjadi 3 tipe utama dengan pengaruh yang berbeda.(Levin et al,

1998 dalam Liang dkk, 2013), salah satu diantaranya mengikuti teori

prospek yaitu pembingkaian positif dan negative, dan dua diantaranya

16

menggunakan definisi operasional yang berbeda. Tiga tipe pembingkaian

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Risky Choice Framing

Risky choice framing berasal dari studi yang dilakukan oleh

Tversky & Kahneman (1981). The risky choice framing melibatkan

skenario keputusan hipotesis dengan dua pilihan. Pilihan pertama yaitu

pilihan yang pasti atau tanpa risiko dan pilihan kedua adalah pilihan

berisiko dimana probabilitas ditentukan secara numerik. Pada positive

framing, pilihan yang pasti ataupun berisiko dideskripsikan dalam

keadaan untung, dan pada negative framing keduanya dideskripsikan

dalam keadaan rugi. Menurut teori prospek, positive framing akan

menyebabkan perilaku menghindari riksiko, dan negative framing akan

menyebabkan perilaku yang sebaliknya.

b. Goal framing

Goal framing tidak melibatkan risiko yang berbeda dalam bingkai

yang berbeda tetapi memberikan hasil yang mungkin berbeda. Pesan

positif dari Goal framing menekankan konsekuensi positif dari

melakukan suatu tindakan, dan pesan negatif menekankan konsekuensi

negatif dari tidak melakukan tindakan. Pertanyaan pada Goal Framing

adalah yang mana framing positif atau negatif, yang akan memiliki

dampak persuasif yang lebih besar pada pencapaian perilaku yang sama.

Misalnya, Thaler (1980) menyelidiki efek dari pesan positif dan negatif

pada pembelian kartu kredit. Frame positif menunjukkan pesan-pesan

17

seperti "jika Anda membayar tunai, Anda akan menerima harga diskon,"

sedangkan frame negatif menunjukkan pesan-pesan seperti "jika Anda

tidak membayar tunai (yaitu, jika Anda menggunakan kartu kredit), Anda

akan harus membayar sebuah biaya tambahan. "Hasil penelitian

menunjukkan bahwa konsumen lebih bersedia untuk menggunakan kartu

kredit untuk susunan kata tidak membayar uang tambahan dari untuk

susunan kata menerima tambahan diskon.

c. Attribute framing

Attribute framing memanipulasi nilai yang berbeda dari satu atau

lebih atribut keputusan yang relevan dengan keputusan dalam konteks

tertentu. Salah satu contoh adalah bahwa tingkat keberhasilan dari suatu

peristiwa (misalnya, 0,6) dijelaskan dalam kerangka positif, tetapi tingkat

kegagalan acara (misalnya, 0,4) digambarkan dalam bingkai negatif.

Membandingkan dengan risk framing choice, atribute framing tidak

terfokus pada risiko itu sendiri tetapi persepsi yang berbeda dari risiko

yang sama. Secara umum, kerangka berpikir positif lebih perferable

daripada yang negatif dalam kondisi ini. Selain itu, atribute framing

berbeda dengan goal framing dalam dua kondisi, framing pada atribute

framing tidak mempromosikan tindakan yang sama.

Dalam studi tentang menyetujui operasi, misalnya, tingkat

kelangsungan hidup (frame positif) dan tingkat kematian (frame negatif)

yang digunakan untuk membuat framing atribut. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ketika tingkat kelangsungan hidup ditekankan,

18

individu lebih mungkin untuk menyetujui operasi daripada ketika angka

kematian ditekankan (Marteau 1989;. Wilson et al 1987).

Kebanyakan temuan menunjukkan bahwa orang cenderung untuk

mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proyek-proyek yang

tidak menguntungkan dalam bingkai negatif daripada dalam kerangka

positif. Misalnya, Rutledge (1994) dalam Liang, dkk(2013)melaporkan

bahwa framing informasi yang relevan-keputusan dipengaruhi keputusan

kelompok '. Subyek cenderung melakukan investasi tambahan jika

keputusan itu dibingkai negatif.

4. Adverse Selection

Manajer memiliki informasi superior tentang informasi internal

dan prospek perusahaan di masa depan dibanding pemilik. Kondisi

ketidakseimbangan informasi ini dinamakan informasi asimetri

(asymmetric information). Informasi asimetri dapat menimbulkan dua

permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan pemilik untuk

memonitor dan melakukan control terhadap tindakan-tindakan manajer.

Menurut Jensen dan Meckling dalam Ratih (2010 : 20) permasalahan

tersebut adalah :

a. Moral hazard, yakni permasalahan yang timbul jika manajer tidak

melaksanakan hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak kerja. Hal ini

dikarenakan kegiatan yang dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui

oleh pemegang saham maupun kreditur.

19

b. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana pemilik tidak dapat

mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer

benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau

terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk).

Teori yang dapat menjelaskan tentang Adverse Selection adalah teori

keagenan. Menurut teori tersebut individu dimotivasi untuk mengambil

keputusan yang memaksimalkan kepentingan ekonomi pribadi mereka.

Sany Dwita (2007:6) menjelaskan mengenai teori keagenan yang

berhubungan dengan masalah Eskalasi Komitmen pada pilihan tindakan

yang gagal. Manajer yang tidak berani mengambil risiko serta tindakannya

tidak terawasi akan melaporkan berita bagus, dan manajer tersebut baru

akan melaporkan berita buruk apabila berita tersebut diperlukan, karena

berita buruk akan membuat karirnya terancam.

Maka jika informasi lengkap, dalam kondisi incentive to shirk,

manajer akan cenderung memilih untuk tidak melanjutkan proyek yang

tidak menguntungkan atau merugikan karena hal ini akan segera diketahui

oleh pemilik perusahaan.

Sedangkan, jika manajer memiliki informasi privat, pemilik

perusahaan tidak bisa mengawasi manajer secara keseluruhan, maka pada

kondisi ini, manajer yang memiliki incentive to shirk akan cenderung untuk

melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau merugikan.

20

5. Locus of Control

Salah seorang peneliti kepribadian, Julian Rotter, ia mengidentifikasi

suatu demensi kepribadian yang diberi nama lokus pengendalian (Locus of

Control), yang menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan kepribadian

seseorang. Julian Rotter berpendapat bahwa, seseorang cenderung

menghubungkan penyebab dari perilaku dikarenakan faktor dalam dirinya

atau juga dikarenakan faktor lingkungan, hal ini yang menghasilkan

perbedaan–perbedaan kepribadian setiap orang (Kreitner dan Kinicki,

2005:179).

Menurut Tsui dan Gul (1996) Locus of Control didefinisikan sebagai

sejauh mana seseorang merasakan hubungan kontijensi antara tindakan dan

hasil yang mereka peroleh. Locus of Control dibagi menjadi dua bagian

yaitu internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control, apabila

seseorang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk

mengendalikan takdir mereka disebut internal Locus of Control.

Dalam hal ini, mereka mempercayai bahwa pengendalian itu terletak

dalam diri mereka sendiri. Sedangkan eksternal Locus of Control adalah

orang yang percaya bahwa hasil yang mereka dapatkan ditentukan oleh

faktor kondisi ekstrinsik atau diluar diri mereka sendiri. Sebagai contoh,

oleh takdir, keberuntungan, kekuatan lain atau sesuatu hal yang tidak dapat

diprediksi. Kreitner dan Kinicki (2005:180) menyebutkan perbedaan antara

internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control dari hasil

21

penelitian para ahli tentang Locus of Control, perbedaan-perbedaan tersebut

adalah:

a. Kelompok internal menunjukkan motivasi yang lebih besar dalam

bekerja.

b. Kelompok internal memiliki pengharapan yang lebih kuat bahwa usaha

akan mengarah pada persepsi.

c. Kelompok internal menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada tugas-

tugas yang melibatkan proses belajar atau pemecahan persoalan, di mana

prestasi mengarah pada penghargaan yang berarti.

d. Terdapat suatu hubungan yang lebih kuat antara kepuasan kerja dengan

prestasi bagi kelompok internal daripada eksternal.

e. Kelompok internal memperoleh gaji yang lebih tinggi dan peningkatan

gaji yang lebih besar dari kelompok eksternal.

f. Kelompok eksternal lebih cenderung lebih khawatir dari pada kelompok

internal.

Perbedaan dari Locus of Control sangat memberi implikasi yang

berbeda bagi para manajer. Di mana dapat dilihat dalam perbedaan tersebut

bahwa kelompok dengan internal Locus of Control memiliki

kecenderungan untuk percaya bahwa mereka dapat mengendalikan perilaku

mereka dalam lingkungan pekerjaan, dan mereka akan menunjukan kendali

mereka terhadap pekerjaan itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan

mencoba mempengaruhi prosedur kerja, kondisi kerja, penugasan

pekerjaan, atau hubungan dengan rekan dan pengawasnya.

22

Dari beberapa kemungkinan yang ditunjukan, kelompok dengan

internal Locus of Control memungkinkan untuk menolak usaha seorang

manajer dalam mengawasi pekerjaan mereka secara dekat. Oleh sebab itu

manajemen mungkin dapat menempatkan kelompok dengan internal locus

of control dalam pekerjaan yang memerlukan inisiatif tinggi dan kepatuhan

rendah. Sedangkan kelompok dengan eksternal Locus of Control mungkin

lebih tepat ditempatkan dalam pekerjaan yang sangat terstruktur dan

kerelaan yang lebih besar (Kreitner dan Kinicki, 2005: 179-180).

6. Teori Prospek

Kahneman dan Tversky memulai penelitian mereka untuk

menyelidiki kejanggalan dan kontradiktif perilaku manusia. Ketika subjek

ditawari satu pilihan yang diformulasikan/dibingkai tertentu mungkin

bersikap/berperilaku menolak resiko (risk aversion), tetapi ketika subyek

ditawari suatu hal yang mempunyai esensi yang sama dan

diformulasikan/dibingkai berbeda mungkin menunjukkan perilaku/sikap

berani mengambil risiko (risk seeking). Esensi hasil riset Kahneman dan

Tversky yang sangat penting mengungkapkan bahwa perilaku orang

dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuntungan sangat

berbeda dengan perilaku orang dalam mengambil keputusan berkaitan

dengan kerugian.

Sebagai contoh, dalam kondisi ketidakpastian seseorang

dihadapkan pada alternatif pilihan yang sama-sama menguntungkan,

23

yang pertama adalah alternatif pilihan yang secara pasti menguntungkan

tetapi keuntungannya lebih kecil dari pilihan kedua, sedangkan yang

kedua adalah alternatif pilihan yang kemungkinan tidak memperoleh atau

memperoleh keuntungan lebih besar dengan probabilitas 50%, maka

seseorang cenderung akan memilih alternatif pertama yaitu yang

menguntungkan secara pasti. Hal ini menggambarkan sikap penolakan

risiko (risk aversion).

Sebaliknya dalam kondisi ketidakpastian, seseorang dihadapkan

pada alternatif pilihan yang sama-sama merugikan, yang pertama adalah

alternatif pilihan yang secara pasti merugikan dan yang kedua adalah

alternatif pilihan kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan rugi tetapi

lebih besar dengan probabilias 50%, maka seseorang cenderung akan

memilih alternatif kedua yaitu kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan

rugi yang lebih besar dengan pribabilitas 50%. Hal ini menggambarkan

sikap penerimaan risiko/risk seeking (Kahneman and Tversky, 1979).

Oleh karena itu dengan pendekatan Prospect Theory, eskalasi komitmen

terjadi karena individu yang bertanggung jawab atas keputusan awal

dari serangkaian investasi, dengan adanya bukti bahwa kinerja investasinya

merosot, maka individu cenderung lebih berani mengambil risiko yang

dimanifestasikan dalam bentuk keputusan investasi tahap berikutnya

dengan harapan agar kinerja investasi selanjutnya menguntungkan dan

dapat menutup kemerosotan kinerja sebelumnya (Brockner, 1992).

24

Analisis pembuatan keputusan di bidang ekonomi sekarang ini

didominasi oleh expected utility theory. Dominasi teori ini nampak jelas

dalam pembahasan tentang pembuatan keputusan pada kondisi

ketidakpastian yang terdapat dalam berbagai literatur akuntansi

manajemen, manajemen keuangan, dan ekonomi manajerial (Gudono dan

Hartadi,1998. Expected utility theory menganggap bahwa individu bisa

membuat keputusan secara efisien dan memiliki informasi yang lengkap

untuk mengoptimalkan utilitasnya. Dengan kata lain, individu akan

bertindak rasional tanpa terpengaruh oleh urutan informasi yang

diterimanya maupun framing situasi yang dihadapinya.Namun demikian,

dalam praktek seringkali ditemui penyimpangan dari asas rasionalitas.

Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa prospect theory yang

dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky (1981,1979) merupakan

teori yang diajukan untuk mengkritik expected utility theory yang

dikemukakan oleh Friedman dan Savage (1948). Kahneman dan Tversky

(1981,1979) menemukan bahwa banyak terjadi penyimpangan dari

prinsip-prinsip pembuatan keputusan yang digunakan oleh expected

utility theory. Mereka menyimpulkan bahwa expected utility theory

tidak valid jika digunakan sebagai suatu model yang deskriptif.

Selanjutnya mereka mengembangkan suatu model alternatif dari

pembuatan keputusan berisiko secara individual yang disebut prospect

theory.

25

Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa teori prospek sudah

diterapkan di berbagai bidang penelitian. Misalnya, White et.al. (1993),

menggunakan teori prospek untuk memprediksi ketaatan membayar

pajak. Penelitian tersebut menemukan bahwa wajib pajak yang berada

pada posisi tax due memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk

tidak taat dalam membayar pajak dibandingkan mereka yang berada pada

posisi tax refund. Teori prospek juga telah digunakan untuk menjelaskan

perilaku dipasar uang (Harvey, 1996) dan auditing (Karim et al., 1995)

Di Indonesia pengaplikasian teori ini telah diteliti oleh Gudono

dan Hartadi (1998). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa teori

ini tidak sepenuhnya bisa diterapkan di Indonesia. Terdapat beberapa

perbedaan hasil dengan teori prospek. Pengujian secara penelitian yang

mereka lakukan mengindikasikan bahwa orang Indonesia lebih bersifat risk

neutral daripada risk averse. Bukti juga menunjukkan orang Indonesia

lebih konsisten dalam memandang nilai nominal uang, baik dalam bentuk

uang atau bentuk lain (barang dan jasa).

7. Teori Agensi

Pada kebanyakan organisasi, otoritas pengambilan keputusan

didelegasikan dari level yang lebih tinggi dalam organisasi ke level

yang lebih rendah. Kontrak seringkali dipakai untuk mengalokasikan

sumber daya dan output ketika hubungan delegasi tersebut ada.

Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan

sebagai sekumpulan kontrak diantara faktor-faktor produksi dan

26

hubungan diantara prinsipal dan agen. Dalam kerangka kerja teori

agensi, baik prinsipal maupun agen membuat keputusan yang semata-mata

dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Kepentingan prinsipal diasumsikan

sejalan dengan motif maksimalisasi laba perusahaan. Sementara itu

kepentingan pribadi agen mungkin saja sejalan dengan kepentingan

perusahaan atau malah bertentangan.

Menurut Rudledge dan Karim (1998) ketika kepentingan agen

bertentangan dengan kepentingan perusahaan, agen memiliki insentif

untuk melalaikan tugas (incentive to shirk). Insentif tersebut mendorong

agen membuat keputusan yang bertentangan dengan kepentingan

perusahaan. Model agensi berasumsi bahwa untuk bertindak atas

insentif mengabaikan kepentingan perusahaan, agen harus memiliki

kesempatan. Ketersediaan informasi dapat menjadi sarana bagi

kesempatan tersebut. Masalah adverse selection kemudian muncul

ketika agen termotivasi untuk tidak menyajikan informasi privat agar

dapat mengimplementasikan keputusan yang bertentangan dengan

keseluruhan kepentingan perusahaan. Jika perusahaan dan agen

memiliki ketersediaan informasi yang sama (simetri informasi), maka

perusahaan dapat membuktikan apakah agen bertindak sejalan dengan

seluruh kepentingan perusahaan. Agen tidak akan memiliki kesempatan

untuk mengabaikan atau membuat keputusan yang bertentangan dengan

seluruh kepentingan perusahaan.

27

Ketika agen memiliki informasi privat yang tidak tersedia bagi

perusahaan (asimetri informasi), perusahaan tidak lagi dapat menguji

apakah keputusan agen sejalan dengan kepentingan perusahaan. Hal ini

memberikan kesempatan bagi agen untuk mengabaikan kepentingan

perusahaan dengan membuat keputusan yang bertentangan dengan

kepentingan perusahaan. Ketika agen berada pada kondisi incentive to

shirk dan opportunity to shirk yang dalam hal ini adalah keberadaan

informasi privat, maka adverse selection dapat terjadi.

Harrell dan Harrison (1994) menemukan bahwa ketika agen

(manajer proyek) memiliki insentif untuk melalaikan tugas maupun

informasi privat, maka agen akan berperilaku yang mengarah pada

kepentingan pribadi dan tidak memaksimalisasi keuntungan yang

diharapkan perusahaan. Perilaku agen yang mendasarkan pada

kepentingan pribadi menjelaskan mengapa beberapa manajer

mengalokasikan penambahan sumber daya untuk proyek, meskipun

prospek ekonomi mengindikasikan bahwa proyek tersebut seharusnya

dihentikan.

Menurut Gudono (2009: 176) Teori keagenan dibangun sebagai

upaya untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul manakala

ada ketidak lengkapan informasi pada saat melakukan kontrak. Gudono

(2009: 178) menyebutkan jika manajer memiliki keunggulan informasi

dibandingkan pemilik perusahaan sedangkan kepentingan manajer dan

pemilik perusahaan berbeda maka akan terjadi masalah anatara pemilik

28

perusahaan dengan manajer dimana manajer akan melakukan tindakan

yang menguntungkan dirinya sendiri namun merugikan pemilik perusahaan.

8. Self Justification Theory

Self Justification Theory adalah satu teori yang digunakan untuk

menjelaskan Eskalasi Komitmen. Meskipun banyak teori berbeda telah

digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen, self-justification theory

dipilih sebagai penjelasan yang paling relevan untuk Eskalasi Komitmen

pada level pengambilan keputusan individu (Brockner,1992). Teori ini

menyatakan bahwa ketika manajer proyek dihadapkan dengan kemunduran

selama proyek itu berlangsung, maka mereka akan menaikkan komitmen

yang mereka miliki dalam upaya kembali ke proyek atau untuk

mendemonstrasikan rasionalitas pokok dari sejumlah tindakan irasional.

Self-justification theory menjelaskan bahwa manajer yang terlibat

dari awal pada suatu proyek akan cenderung melanjutkan proyek tersebut

walaupun keadaan ekonomi menunjukkan bahwa proyek tersebut

mengalami kerugian dibandingkan dengan manajer yang tidak terlibat dari

awal.

Self Justification theory menyatakan bahwa manajer yang

bertanggung jawab untuk investasi sebelumnya tidak akan mengakui pada

diri mereka sendiri atau orang lain bahwa penggunaan sumber daya

mereka sebelumnya adalah salah. Mereka akan cenderung untuk

meningkatkan komitmen karena harus membenarkan diri mereka sendiri

29

terhadap keputusan sebelumnya yang mereka buat. (Chong dan suryawati,

2010).

Staw (1976) menyebutkan bahwa self justification dapat dijelaskan

dengan teori kognitif disonan. Teori tersebut menjelaskan bahwa ketika

individu telah membuat keputusan awal mengenai suatu tindakan tertentu,

umpan balik negatif merupakan disonan bagi keputusan awal tersebut.

Sehingga meningkatkan komitmen terhadap keputusan awal tersebut

merupakan salah satu cara untuk mengurang disonansi, dengan keyakinan

bahwa keuntungan akan dapat diraih dengan tindakan/ keputusan yang saat

ini diambil.

Brockner (1992) berpendapat bahwa adanya umpan balik negatif dan

kebutuhan untuk membenarkan keputusan awal mereka adalah dua kondisi

yang menyebabkan orang melakukan eskalasi. Orang akan cenderung

membenarkan keputusan awal mereka dan cenderung berkomitmen terhadap

keputusan awal tersebut yang disebut Eskalasi Komitmen.

Bazerman (1994) dalam Tri Koroy (2008) mengusulkan untuk

mengurangi Eskalasi Komitmen yang disebabkan karena pembenaran diri

perlu dilakukan sistem pemantauan yang membantu memeriksa persepsi

pembuat keputusan sebelum keputusan atau pilihan berikutnya yang dibuat

dapat terbukti bermanfaat.

30

B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai intention turnover dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti kepuasan kerja, konflik peran, keadilan

organisasi, kepuasan gaji dan lainnya telah banyak diteliti oleh penelitian-

penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan

masukan serta kontribusi tambahan untuk menganalisis faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi intention turnover. Tabel 2.1 menunjukkan hasil

penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

intention turnover.

31

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Mengenai Negative Framing, Adverse Selection,

Eskalasi Komitmen dan Locus of Control

No. Penelitian

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Maria dan

Milka(2012)

Pengaruh Adverse

Selection dan Negative

Framing terhadap

eskalasi komitmen

Variabel negative

framing, adverse

selection dan

Eskalasi Komitmen

Variabel locus of

control

1. Adverse Selection berpengaruh

terhadap kecenderungan

manajer melakukan eskalasi

komitmen

2. sementara tidak dijumpai

adanya pengaruh negative

framing terhadap eskalasi

komitmen

3. kedua variabel tersebut

menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan

manajer untuk tetap

melanjutkan proyek yang

mengindikasikan kegagalan.

Bersambung ke halaman selanjutnya

32

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Penelitian

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

2. Chong dan

Syarifuddin

(2010)

Escalation of comitment to

unprofitable projects : An

experimental investigation of

the effect of conformity

pressure and self- esteem

Variabel

Eskalasi

Komitemen

Variabel adverse

selection dan locus

of control

Menggunakan

variabel tekanan dan

harga diri

Pembuat keputusan cenderung

melakukan eskalasi ketika

terdapat conformity pressure

(tekanan) dan self-esteem

(harga diri) yang tinggi yaitu

dengan melanjutkan projek

yang mengindikasikan

kegagalan.

3. Yahya dan Surya

(2012)

Pengaruh Framing Effect

Sebagai Determinan

Escalation of Commitment

Dalam Keputusan Investasi:

Dampak dari Working

Experiences

Variabel

Framing effect

dan Eskalasi

Komitmen

Variabel adverse

selection ,locus of

control dan

pengalaman kerja

Terdapat pengaruh yang positif

antara framing effect dengan

eskalasi

komitmen.Kecenderungan

eskalasi komitmen yang

semakin tinggi seiring dengan

semakin berpengalamannya

seorang manajer

Bersambung ke halaman selanjutnya

33

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Penelitian

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

4. Erlinda dan

Sukirno (2014)

Pengaruh Framing

Effect Terhadap

Pegambilan

keputusan Investasi

dengan Locus of

Control sebagai

variabel Pemoderasi

Variabel Framing

effect dan Locus of

Control

Variabel Adverse

selection dan

Eskalasi

Komitmen

Pengambil keputusan yang berada

pada positif framing tidak akan

melakukan investasi sedangkan

pada posisi negative framing,

pengambil keputusan akan

melanjutkan investasi. Tidak

terdapat pengaruh Locus of

Control pada pengambilan

keputusan investasi

5. Carol, Ruben dan

Nupur (2014)

Culture-Related

Factors Affect Sunk

Cost Bias

Variabel Esklasi

Komitmen, sunk cost,

decition-making

(Pengambilan

keputusan)

Variabel Locus of

Control , Adverse

selection,

Cognitive bias dan

environment

Eskalasi komitmen terjadi pada

manajer yang cenderung

individualis, seperti yang terjadi di

Negara Amerika, di mana

masyarakatnya cenderung

indivudualis.

Bersambung kehalaman selanjutnya

34

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Penelitian

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

6. Ting-Peng Liang

dkk. (2013)

Escalation of

commitment in sofware

projects : an examination

of two theories

Variabel eskalasi

komitmen,

Framing

Effect,Teori self-

justification

Variabel locus of

control, sofware

project

management,

Penelitian

dilakukan di luar

negeri

Self-justification dan Framing

keduanya berpengaruh terhadap

Eskalasi komitmen dalam proyek

sofware tetapi Self –justification

pengaruhnya lebih kuat.

7. Irfan dan Febria

(2015)

Negative framing, rigid

thingking and the

escalation of

commitment on decision

making: Experimental

study

Variabel Negative

Framing, Eskalasi

Komitmen

Variabel Rigid

Thingking, Locus

of Control dan

Adverse selection

Negative Framing, Rigid thingking

maupun keduanya berpengaruh

positif terhadap eskalasi

komitmen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

35

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Penelitian

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

8. Endah Suwarni

(2011)

Eskalasi dan De-

Eskalasi Komitmen

pada Individu yang

berkarakter internal

locus of control dalam

Kasus Investasi

Bertahap

Variabel

eskalasi

komitmen dan

Locus of control

Variabel Locus

of control tidak

sebagai variabel

pemoderasi,

kasus investasi

bertahap

1. Subyek yang mempunyai locus

of control tinggi/internal locus

of control lebih tinggi tingkat

eskalasi komitmennya daripada

subyek yang mempunyai locus

of control rendah/external locus

of control ketika memperoleh

informasi kinerja investasi masa

lalu negatif.

2. pemberian informasi investasi

alternatif yang lebih

menguntungkan pada subyek

yang mempunyai internal

locus of control dapat

memperkecil tingkat eskalasi

komitmennya.

Bersambung ke halaman selanjutnya

36

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Penelitian

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

9. Andi Irfan

(2010)

Pengaruh Locus of

Control terhadap

Hubungan Antara

Justice dan Tingkat

Eskalasi Komitmen

dalam Penganggaran

Modal

Variabel Locus of

Control dan

Eskalasi

Komitmen

Variabel Locus of

Control tidak

dijadikan variabel

pemoderasi,

variabel justice

Hipotesis prosedur dan distribusi yang fair

berpengaruh positif terhadap tingkat

Eskalasi Komitmen dan menunjukkan

pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

Eskalasi Komitmen. Kemudian dengan

adanya Locus of Control yang dimiliki

oleh setiap karyawan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat Eskalasi

Komitmen.

10. Alexandra,

Wall dan

Gernot (2012)

Sunk costs and the

need for

justification: an

experimental study

on de-escalation

Variabel Eskalasi

Komitmen,

Pengambilan

Keptusan, sunk

cost

Variabel Locus of

Control, Teori

Justifkasi,

Penelitian

dilakukan di luar

negeri

Hasil penelitian tersebut memberikan

kontribusi yang luas mengenai effek sunk

cost pada akuntabilitas dan need for

justification ( pembenaran diri sendiri)

dalam terjadinya eskalasi komitmen.

37

C. Dasar Perumusan Hipotesis

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu serta metode penelitian,

maka perumusan hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen

Dalam teori prospek dijelaskan bagaimana manajer membuat

keputusan eskalasi ketika menerima informasi yang diframing negative.

Ketika manajer menerima informasi yang diframing secara negatif

dalam bentuk pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi dengan

kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti, maka manajer cenderung

memilih kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti dengan harapan

kelak mendapat pengembalian yang positif meskipun probabilitas nilai dari

keputusan untuk memperbaiki kerugian adalah nol.(Ratih, 2010:35).

Teori prospek juga menjelaskan mengapa manajer mengadopsi

framing negative dalam pengambilan keputusan eskalasinya, sunk cost

mendorong manajer untuk memilih melakukan eskalasi.( whyte, 1986 dalam

irfan dan febria, 2015).

Dalam Penelitiannya Irfan dan Febria (2015: 45) mengungkapkan

bahwa manajer akan melakukan eskalasi komitmen apabila dihadapkan

dengan negative framing. Pada penelitian Erlinda dan Sukirno (2014: 8)

menemukan bahwa negative framing berpengaruh positif terhadap eskalasi

komitmen. Penelitian Maria dan Milka (2012: 221) tidak memberikan bukti

bahwa negative framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen

38

sedangkan penelitian Liang, dkk (2012: 159) mengungkapkan bahwa

framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen.

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka

hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen.

2. Pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen

Adverse selection terjadi pada kondisi asimetri informasi yang

terjadi antara prinsipal (pemilik Perusahaan) dengan agen (manajer),

sehingga menyulitkan prisipal untuk memonitor dan mengontrol tindakan

agen, sebaliknya dengan adanya asimetri informasi tersebut, manajer akan

berkesempatan untuk melalaikan tugasnya.

Kanodia, et.al. (1989) dalam Maria dan Milka (2012: 218) menguji

adverse selection dalam konteks evaluasi proyek. Dalam studi tersebut

manajer memilih untuk melanjutkan atau menghentikan suatu proyek

tergantung pada informasi pribadi yang diperolehnya. Mereka berpendapat

bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang dianggap gagal, justru

akan merusak reputasi dan peluang karirnya dimasa yang akan datang.

Stephen dkk (2001: 41) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

kondisi adverse selection berpengaruh secara signifikan terhadap eskalasi

komitmen, mereka membandingkan dua kebudayaan yang ada di USA dan

Canada, di dapatkan bahwa eskalasi komitmen lebih cenderung terjadi pada

manajer di USA yang lebih individualis (adanya asimetri informasi antara

prinsipal dan agen) daripada manajer di Kanada.

39

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka

hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut :

H2 : Terdapat pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen.

3. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama

terhadap Eskalasi Komitmen

Suatu umpan balik negatif yang diterima oleh manajer atas

proyek yang ditanganinya maka manajer akan melihat kemungkinan

untuk menghentikan atau melanjutkan proyek investasi tersebut. Peran

kondisi adverse selection di sini adalah ketika manajer tersebut

memiliki informasi privat dan ada kesempatan untuk melalaikan tugas

(incentive to shirk) bagi manajer tersebut, maka manajer tersebut akan

cenderung mengejar kepentingannya sendiri dengan melanjutkan proyek

yang tidak menguntungkan dan berharap mendapat mendapat

pengembalian positif dimasa yang akan datang untuk memperbaiki

kerugian diawal investasi proyeknya.

Dalam penelitiannya Erlinda dan Sukirno (2014: 9) menyatakan

bahwa Negative framing dan Adverse selection secara bersama – sama

berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Milka (2012: 221) yang

juga menemukan adanya pengaruh yang positif antara negative framing dan

adverse selection terhadap eskalasi komitmen. Berdasarkan argumentasi dan

penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

40

H3 : Terdapat pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara

bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen

4. Pengaruh Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan

Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen.

Locus of Control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka

dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Terdapat dua jenis

Locus of Control yang dimiliki oleh seseorang, yaitu internal Locus of

Control dan eksternal Locus of Control. internal Locus of Control adalah

seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh kemampuan

dari dirinya sendiri, sedangkan eksternal Locus of Control adalah seorang

yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir atau

faktor-faktor lainnya diluar dirinya.

Locus of Control dapat mempengaruhi setiap manajer dalam

pengambilan keputusan, dimana manajer yang bertipe eksternal Locus of

Control memiliki kecenderungan tingkat sensisitifitas lebih tinggi dan

manajer yang bertipe internal Locus of Control memiliki kecenderungan

tingkat sensitifitas yang lebih rendah.

Jika manajer dihadapkan pada pada kasus pengambilan keputusan

dalam kondisi Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-

sama terhadap Eskalasi Komitmen, maka manajer yang memiliki tingkat

sensitifitas lebih tinggi atau bertipe eksternal Locus of Control akan

menurunkan tingkat Eskalasi Komitmen daripada manjer yang memiliki

tingkat sensitifitas lebih rendah atau bertipe internal Locus of Control.

41

Berdasarkan argumentasi tersebut, maka hipotesis dalam penelitian

ini yaitu :

H4 : Terdapat Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing

dan Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi

Komitmen

D. Kerangka Pemikiran

`Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan

dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Bersambung pada halaman selanjutnya

Fenomena – Fenomena Eskalasi Komitmen pada Manajer

Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi

Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus Of

Control sebagai variabel Pemoderasi

Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Prospek

Negative

Framing (X1)

Adverse

Selection (X2)

Eskalasi

Komitmen

(Y)

Locus Of Control (X3)

42

Gambar 2.1( Lanjutan)

M

Metode Analalisis:

Two ways ANNOVA

Statistik

Deskriptif

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Uji Kualitas

Data :

1. Validitas

2. Reabilitas

Uji

Hipotesis:

Uji F

Uji Asumsi Klasik:

1. Normalitas

2. Homogenitas

3. Linearitas

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dirancang dalam sebuah bentuk eksperimen dengan

tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuatan keputusan atas

proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan. Penelitian eksperimen Data

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari

jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden

yaitu para mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa yang menjadi surrogate

pengambil keputusan (manajer). Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari

penelitian sebelumnya, untuk kasus yang diberikan dalam penelitian ini

diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Ratih Dewanti (2010), sedangkan

untuk pertanyaan locus of control diambil dari penelitian yang dilakukan oleh

khanifan Nugraha (2015).

Penelitian ini mengenai variabel Negative Framing, Adverse Selection,

Locus of Control, serta Eskalasi Komitmen. Penelitian eksperimen ini

dilakukan untuk mengetahui apakah Negative Framing dan Adverse Selection

berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen dalam pengambilan keputusan

investasi. Eksperimen dalam penelitian ini dimanipulasi dengan kondisi

Negative Framing dan Adverse Selection dengan desain eksperimen factorial

2 x 2 beetwen subject.

44

Tabel 3. 1.

Desain Penelitian Esperimen Factorial 2 x 2 Beetwen Subject

Perlakuan

Perlakuan

Adverse Selection

Ada Tanpa

Negative

Framing

Ada Kasus A Kasus C

Tanpa Kasus B Kasus D

Responden yang mendapat kasus A diberikan perlakuan ada Negative

Framing dan ada Adverse Selection. Responden yang mendapat kasus B

diberikan perlakuan tanpa Negative Framing dan ada Adverse Selection.

Responden yang mendapat kasus C diberikan perlakuan ada Negative

Framing dan tanpa Adverse Selection. Responden yang diberi perlakuan D

diberikan tanpa Negative Framing dan tanpa Adverse Selection.

Dalam penelitian ini juga melakukan randomisasi terhadap kondisi

perlakuan untuk mengurangi pengaruh variabel yang dapat menggangu

validitas hasil penelitian. Randomisasi dalam penelitian ini adalah setiap

responden mendapatkan satu perlakuan dari kemungkinan kombinasi kasus

Negative Framing dan Adverse Selection yang diberikan dalam empat versi

kasus. Penyebaran kasus tersebut didistribusikan dalam jumlah yang sama dari

setiap instrumen dan diharapkan dapat menghasilkan jumlah responden untuk

setiap kombinasi perlakuan yang hampir sama.

45

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2013 : 62) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Penelitian eksperimen ini menggunakan populasi mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi angkatan tahun 2012

dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Manajemen

tahun 2012 yang berjumlah total 120 orang terdiri dari 60 orang kelas A dan B

program studi Akuntansi angkatan 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dan 60 orang program studi Manajemen angkatan tahun 2012 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sampel menurut Sugiyono (2013: 63) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu partisipan yang

dipilih memeliki kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria

partisipan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang telah

menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan.

Jumlah sampel yang didapat dari metode purposive sampling yang dipakai

dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang partisipan.

Alasan peneliti menggunakan partisipan mahasiswa program studi

Akuntansi angkatan tahun 2012 dan program studi Manajemen angkatan tahun

2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penelitian ini karena dengan

adanya kriteria-kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu mahasiswa yang telah

46

menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan, maka

diasumsikan bahwa mahasiswa program studi Akuntansi angkatan tahun 2012

dan program studi Manajemen angkatan tahun 2012 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sudah memahami teori tentang pengambilan keputusan investasi

sehingga dapat dijadikan surrogate (pengganti manajer) dalam mengambil

keputusan atas suatu proyek investasi.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Berikut

penjelasannya:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan

dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti memperoleh data dengan memberikan

kuesioner kepada mahasiswa secara langsung. Data primer diperoleh

dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan

untuk mengumpulkan informasi dari mahasiswa yang bertindak sebagai

manager atau responden dalam penelitian.

47

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas

data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu pengetahuan statistik

yang mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian data yang

dikumpulkan dalam suatu penelitian (Rachmat Trijono, 2015:40). Statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,minimum,

sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).

(Imam Ghozali, 2011:19).

Dalam penelitian ini statistik deskriptif dibagi menjadi dua yaitu

statistik deskriptif untuk data demografi yang menggambarkan

karakteristik demografi partisipan yang meliputi umur, IPK, dan tahun

angkatan, kemudian statistik deskriptif selanjutnya yang dipakai dalam

penelitian ini adalah statistik deskriptif variabel yang meliputi variabel–

variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2011:52). Pengujian validitas

48

dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan

cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-

pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai

dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam

Ghozali,2011:52).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2011:47).

Imam Ghozali (2011:48) menyebutkan bahwa pengukuran

reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian

Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2011:48)

49

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka

peneliti melakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menggunakan analisis metode

parametrik, maka persyaratan data berdistribusi normal harus terpenuhi.

Dalam melakukan uji normalitas digunakan uji one sample kolmogorof-

smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dikatakan

berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 Gendro

Wiyono (2011: 149). Uji normalitas data dalam penelitian ini dihitung

menurut empat jenis kasus yang digunakan dan data kuesioner locus of

control-nya.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi

sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai uji prasyarat sebelum

melakukan uji analysis of variance. Dalam melakukan uji homogenitas

digunakan uji lavene statistic dengan menggunakan taraf signifikansi

0,05. Sebagai kriteria pengujian homogenitas, jika nilai signifikansi lebih

dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok

data adalah homogen (Gendro Wiyono, 2011: 152).

50

c. Uji Linearitas

Pengujian Linearitas hubungan dilakukan melalui uji statistik F

dengan menggunakan bantuan komputer. Hubungan antara variabel bebas

(X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linear apabila harga Fhitung

lebih kecil dari harga variabel Ftabel. Data yang dianalisis juga

menggunakan p ( probabilitas kesalahan). Apabila p > 0,05 maka

dinyatakan linear dan apabila p < 0,05 maka dinyatakan tidak linier. Bila

hasil pengujian menunjukkan F yang tidak signifikan pada taraf signifikan

5% atau p > 0,05 maka artinya hubungan kedua variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y) tersebut adalah linier.( Sugiyono, 2013 : 199)

4. Uji Hipotesis

1. Analisis Of Varians (ANNOVA)

Untuk menguji hipoteis yang diusulkan peneliti, maka uji yang

dipilih adalah analisis of variance (anova). Analisis of variance (anova)

digunakan untuk menganalisis variabel yang berupa nilai atau angka

dengan beberapa asumsi yang mendasarinya untuk membandingkan

rata-rata kelompok yang ada.

a. Analisis Varian Dua Jalan (Two Ways analysis of Variance)

Analisis varians (Anava) 2 jalan dapat digunakan untuk menguji

hipotesis yang menyatakan perbedaan rerata antara kelompok –

kelompok sampel baik yang menggunakan Two Factorial Design atau

treatment by Level Design. (Rachmat, 2015 : 98). Untuk melakukan

51

pengujian hipotesis dengan menggunakan Anava 2 jalan, digunakan

langkah – lahkah sebagai berikut :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) untuk beberapa sumber variansi,

yaitu Antar (A), Antar (B), Dalam (D) dan Total (T), dengan formula

berikut :

JK (T) = XT2

(𝑋ҭ2)

𝑛𝑡

JK (A) = ∑ ( (𝑋𝑖)²

𝑛𝑖

𝑎𝑖=1 ) (

(𝑋ҭ)

𝑛𝑡 )

JK (B) = ∑ ( (𝑋𝑗)²

𝑛𝑗

𝑏𝑗=1 ) (

(𝑋ҭ)

𝑛𝑡 )

JK (AB) = ∑ ( (𝑋𝑖𝑗)²

𝑛𝑖𝑗

𝑎𝑏𝑗=1, 𝑖=1 ) (

(𝑋ҭ)

𝑛𝑡 ) JK(A) JK(B)

JK (D) = ∑ ( ∑ 𝑖𝑗2 ( (𝑋𝑖𝑗)²

𝑛𝑖𝑗

𝑎𝑏𝑗=1, 𝑖=1 )

2. Menentukan derajat kebebasan (dk) masing – masing sumber

variansi

dk (T) = nt 1

dk (A) = na 1

dk (B) = nb 1

dk (AB) = (na 1) (nb 1)

dk (D) = nt (na )( nb)

3. Menentukan Rata – rata Jumlah Kuadrat (RJK)

RJK (A) = JK (A)

dk (A)

RJK (B) = JK (B)

dk (B)

52

RJK (AB) = JK (AB)

dk (AB)

RJK (D) = JK (D)

dk (D)

4. Menentukan Fhitung

F(OA) = RJK (A)

RJK (D)

F(OB) = RJK (B)

RJK (D)

F(OAB) = RJK (AB)

RJK (D)

5. Menyusun tabel Anava

Tabel 3.2

Tabel Anava

Sumber

varians

JK

Dk

RJK

Fhitung

Ftabel

= 0,05 = 0,01

Antar A

JK (A)

dk (A)

RJK (A)

F(OA)= RJK (A)

RJK (D)

Antar B

JK (B)

dk (B)

RJK (B)

F(OB)= RJK (B)

RJK (D)

Dalam

JK (D)

dk (D)

RJK (D)

F(OAB)= RJK (AB)

RJK (D)

Total JK (T) dk (T) RJK (T)

Kriteria pengujian, jika Fhit >Ft pada taraf signifikansi yang dipilih

dengan dk pembilang adalah dk yang sesuai, maka Ho ditolak. Jadi ada

perbedaan rerata antara kelompok – kelompok yang diuji, sebaliknya untuk

Fhit < Ft . Untuk Anava 2 jalan, langkah pertama adalah melakukan

53

pengujian terhadap hipotesis statistik interaksi, yaitu F(OAB) . jika F(OAB) tidak

signifikan berarti tidak ada interaksi, maka selanjutnya uji hipotesis

pengaruh utama (main effect), yaitu F(OAB) dilakukan untuk melihat

perbedaan rerata antar A, selanjutnya uji F(OAB) untuk mempelajari antar B.

Sebaliknya jika F(OAB) signifikan berarti ada interaksi, maka konsekuensinya

harus diuji pengaruh sederhana (simple effect). (Rachmat, 2015 : 99)

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu variabel terikat

(dependen), variabel bebas (independen), dan variabel moderasi. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Eskalasi Komitmen,

sedangkan variabel independen adalah Negative Framing dan Adverse

Selection, serta variabel moderasi adalah Locus of Control. Penjelasan atas tiga

macam variabel yang digunakan dalam peneiltian ini adalah sebagai berikut:

1. Eskalasi Komitmen

Eskalasi Komitmen adalah kecenderungan untuk bertahan atau berada

pada tindakan yang tidak efektif untuk jangka waktu yang relatif lama

(Kreitner dan Kinicki, 2005). Eskalasi Komitmen terjadi ketika seorang

manajer memilih tetap melanjutkan proyek investasi walaupun proyek

investasi tersebut mengindikasikan kegagalan dan tidak memberikan

keuntungan bagi perusahaan.

54

Variabel Eskalasi Komitmen ini diukur dengan meminta partisipan

memberikan keputusan investasi. Keputusan untuk melanjutkan proyek

ditunjukkan dengan skala 1 sampai dengan 3, sedangkan keputusan untuk tidak

melanjutkan proyek ditunjukkan dengan skala 4 sampai dengan 6.

2. Negative Framing

Framing dalam teori sosial terdiri dari skema dan intepretasi. Dalam

Wikipedia (2007) disebutkan bahwa framing adalah sekumpulan anekdot

dan stereotip yang menjadi pedoman individu dalam memahami dan merespon

suatu kejadian. Dalam terminologi yang lebih sederhana, individu-individu

sepanjang hidupnya membangun serangkaian filter mental emosional. Mereka

menggunakan filter tersebut untuk memahami. Sehingga pilihan-pilihan

yang mereka buat kemudian dipengaruhi oleh bingkai (framing) atau filter

emosional mereka.

Ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif keputusan

yang dibingkai secara positif (kondisi laba yang pasti) maka keputusan yang

diambil akan cenderung risk averse. Sedangkan ketika informasi disajikan

secara negatif (kerugian yang pasti) maka keputusan yang diambil akan

cenderung risk seeking. Framing negatif dalam penelitian ini diproksikan

dengan penyajian informasi mengenai kerugian yang pasti. Pengukuran

variabel framing negatif dengan memberikan skor 1 dan 0. Skor 1 digunakan

untuk kondisi ada Negative Framing, sedangkan skor 0 digunakan untuk

kondisi tanpa Ngative Framing.

55

3. Adverse Selection

Adverse Selection adalah sebuah kondisi di mana pemilik perusahaan

tidak dapat mengetahui secara penuh atau mempunyai keterbatasan informasi

akan suatu keputusan yang diambil oleh manajer proyek, dan tindakan

kebijakan yang dibuat oleh seorang manajer berdasarkan informasi yang

diperolehnya atau terjadi karena ada incentive to shirk. Adverse Selection

dapat terjadi karena adanya kondisi ketidak seimbangan informasi antara

pemilik perusahaan dan manajer serta adanya kesempatan melalaikan tugas

bagi manajer yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Pengukuran

variabel Adverse Selection, kondisi ada Adverse Selection diberikan skor 1

dan kondisi tanpa Adverse Selection diberikan skor 0.

4. Locus Of Contol

Locus of Control adalah kendali individu terhadap kepercayaan dan

keberhasilan diri atas suatu pekerjaan. Locus of Control terbagi menjadi dua,

yaitu internal Locus of Control yang mencirikan seseorang memiliki

keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di

organisasi, dan eksternal Locus of Control yang mencirikan individu yang

mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih

dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi.

Variabel Locus of Control diukur dengan menggunakan 5 point skala

likert. Untuk pengukuran tipe variabel Locus of Control adalah dengan melihat

mean score. Internal Locus of Control ditunjukkan oleh nilai jawaban

partisipan yang lebih kecil dari mean score, sedangkan untuk eksternal Locus

56

of Control ditunjukkan oleh nilai jawaban dari partisipan yang lebih besar dari

mean score (Reiss dan Mitra,1998). Setelah mengetahui tipe Locus of Control

partisipan penelitiannya, untuk tipe internal Locus of Control diberikan skor 0

dan untuk tipe eksternal Locus of Control diberi nilai 1.

57

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Kasus /

Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

1. Eskalasi

Komitmen

(Y)

Eskalasi Komitmen ditunjukkan dengan pilihan melanjutkan atau

menghentiakan memberi tanda (x) pada salah satu dari enam skala yang

tersedia. Skala 1,2,3 menghentikan sedangkan 4,5,6 melanjutkan.

Kasus 1

Kasus 2

Kasus 3

Kasus 4

Likert

2. Negative

Framing

(X1)

Ada Negative Framing

Partisipan diberikan informasi yang diframing negatif dengan menyajikan

kerugian yang pasti terjadi atau 67% kerugian yang belum pasti terjadi.

Kasus 1

Kasus 3

Nominal

Tanpa Negative Framing

Partisipan diberikan informasi yang tidak diframing (netral) dengan

menyajikan kemungkinan hemat yang pasti terjadi atau 33% kemungkinan

memulihkan investasi 6 milyar (break even).

Kasus 2

Kasus 4

3. Adverse

Selection

(X2)

Ada Adverse Selection

Partisipan diinformasikan bahwa informasi tentang kesuksesan atau kegagalan

proyek investasi tidak diketahui orang lain dalam perusahaan, dan penghentian

proyek akan menyebabkan orang lain dalam perusahaan tahu bahwa proyek

tersebut gagal. Hal tersebut bisa mengakibatkan reputasi manajer proyek yang

melakuikan investasi menjadi buruk.

Kasus 1

Kasus 2

Nominal

58

Tanpa Adverse Selection

Partisipan diinformasikan bahwa informasi tentang kesuksesan dan kegagalan

proyek diketahui oleh orang lain dalam perusahaan, dan penghentian proyek

yang disebabkan karena kegagalan akan menyebabkan orang lain dalam

perusahaan akan mengetahui, namun tidak akan merusak reputasi manajer.

Kasus 3

Kasus 4

4. Locus Of

Control

(X3)

Internal Locus Of Control 1. Melakukan Pekerjaan dengan baik

1,11,5

Interval

2. Bertanggung Jawab

2

3. Sikap Pantang Menyerah

7

4. Semangat Bekerja Tinggi

15,10

Eksternal Locus Of Control 1. Hubungan Antara Hasil dan Usaha

3,14

2. Memiliki koneksi dalam bekerja

8,12

3. Percaya dengan Keberuntungan

4,6,9,13

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi dan

Manajemen angkatan tahun 2012 yang diproyeksikan sebagai manajer

proyek. Salah satu tugas manajer proyek yang berhubungan dalam

penelitian ini adalah membuat keputusan melanjutkan atau menghentikan

proyek yang ditanganinya ketika mulai mengindikasikan prospek yang

negatif.

Pengumpualan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner secara

langsung, karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka

peneliti memantau secara langsung pengisian kuesioner tersebut. Penelitian

ini dilakukan pada tanggal 2 November – 5 November 2015 di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidatullah Jakarta.

Partisipan yang mengikuti penelitian ini berjumlah 100 partisipan,

kuesioer yang disebarkan berjumlah 100 buah dan jumlah kuesioner yang

kembali adalah sebanyak 100 kuesioner atau 100%. Kuesioner yang dapat

diolah berjumlah 80 buah atau 80 %, sedangkan kuesioner yang tidak

dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel sebanyak 20

buah atau 20%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1

60

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Presentase

1. Julah kuesioner yang disebar 100 100%

2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 100 100%

3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat

diolah

20 20%

4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 80 80%

Sumber : Data primer yang diolah

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel 4.2

Tabel 4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Partisipan Tahun Jenis Kasus Jml

Kasus

1

Kasus

2

Kasus

3

Kasus

4

1. Manjemen 2012 7 13 14 8 40

2. Akuntansi 2012 18 12 11 17 60

Jumlah 25 25 25 25 100

Pengisian tidak lengkap 2 6 4 1 13

Data partisipasi yang didapat 87

Pengurangan data (data tidak berdistribusi normal) 7

Data yang diolah 80

Sumber : Data primer yang diolah

Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah kuesioner yang disebar

sebanyak 100 buah. Dari 100 buah kuesioner tersebut, terdapat partisipan yang

tidak memenuhi syarat dalam mengisi kasus yang telah di sediakan sejumlah

13 partisipan, maka yang dapat dijadikan sampel sebesar 87 buah.

Dengan sampel sebanyak 87 buah tersebut, menghasilkan uji normalitas

yang tidak berdistribusi secara normal, sehingga peneliti memutuskan untuk

mengurangi jumlah data dalam analisis selanjutnya. Sehingga menghasilkan

data yang diolah sebesar 80 kuesioner.

61

2. Karakteristik Profil Responden

a. Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki – Laki 28 35.0 35.0 35.0

Perempuan 52 65.0 65.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data responden berdasarkan

jenis kelamin, responden dengan jenis kelamin laki – laki sebanyak 28

orang atau sekitar 35% , sedangkan responden dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 52 orang atau sebesar 65%.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan

Data responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2012 80 100.0 100.0 100.0

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden

atau sebesar 100% merupakan angkatan tahun 2012. Hal tersebut

dikarenakan responden telah menempuh mata kuliah yang disyaratkan.

62

c. Deskripsi Responden berdasarkan Usia

Hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia disajikan pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Data Primer yang diolah

Data responden berdasarkan umur, responden dengan umur 20 tahun

sebanyak 13 responden atau sebesar 16,3%, responden dengan umur 21

tahun sebanyak 40 responden atau sebesar 50%, responden dengan

umur 22 tahun sebanyak 27 responden atau sebesar 33,7%.

d. Deskripsi Responden berdasarkan IPK

Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan IPK yang

dicapai oleh responden :

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan IPK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,9 -3,3 44 55.0 55.0 55.0

3,4 - 3,8 36 45.0 45.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Sumber : Data primer yang diolah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 19 Tahun 13 16.3 16.3 16.3

20 Tahun 27 33.7 33.7 50.0

21 Tahun 40 50.0 50.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

63

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa responden

yang memiliki ipk antara 2,9 - 3,3 sebanyak 44 responden atau sekitar

55%, sedangkan yang memiliki ipk antara 3,4 – 3,8 sebanyak 36

responden atau sebesar 45%.

B. Hasil Uji Statistik

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Eskalasi

komitmen, Negative Framing, Adverse Selection dan locus of control dalam

pengambilan keputusan investasi akan diuji secara statistik deskriptif seperti

yang terlihat dalam tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Modus Std.

Deviation

Eskalasi

Komitmen

80 1 6 5 1,721

Negative Framing 80 0 1 0 0,503

Adverse

Selection

80 0 1 0 0,503

Locus Of

Control

80 0 1 0 0,503

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel di atas, dapat diketahui

nilai minimum data Eskalasi Komitmen sebesar 1 dan nilai maksimumnya

sebesar 6, modus 2. dengan standar deviasi sebesar 1,721. Berdasarkan tabel

statistik deskriptif variable di atas, dapat diketahui nilai minimum data

64

Negative Framing sebesar 0 dan nilai maksimumnya sebesar 1, modus 0,

dengan standar deviasi sebesar 0,503.

Berdasarkan tabel di atas statistik deskriptif variabel, dapat

diketahui nilai minimum data Adverse Selection sebesar 0 dan nilai

maksimumnya sebesar 1, modus 0, dengan standar deviasi sebesar 0,503.

Berdasarkan tabel di atas statistik deskriptif variabel, dapat diketahui nilai

minimum data Locus of Control sebesar 0 dan nilai maksimumnya sebesar

1, modus 0, dengan standar deviasi sebesar 0,503.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan

menghitung angka korelasional atau rhitung dari nilai jawaban tiap

responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan

rtabel. Nilai rtabel 0,219, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 75 - 2 = 73,

tingkat signifikansi 5%, maka didapat rtabel 0,219. Setiap butir

pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari

perhitungan lebih besar atau sama dengan rtabel. Tabel di bawah ini

menunjukkan hasil uji validitas dari variabel locus of control dengan 75

sampel responden.

65

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Variabel Locus Of Control

Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria

LOC1 0,713 0,219 Valid

LOC2 0,645 0,219 Valid

LOC3 0,698 0,219 Valid

LOC4 0,560 0,219 Valid

LOC5 0,795 0,219 Valid

LOC6 0,821 0,219 Valid

LOC7 0,843 0,219 Valid

LOC8 0,711 0,219 Valid

LOC9 0,792 0,219 Valid

LOC10 0,769 0,219 Valid

LOC11 0,707 0,219 Valid

LOC12 0,613 0,219 Valid

LOC13 0,752 0,219 Valid

LOC14 0,763 0,219 Valid

LOC15 0,739 0,219 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel locus of control mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan, hal tersebut dapat diketahui

dengan melihat rhitung pada setiap pertanyaan bernilai lebih besar dari rtabel

(rhitung > rtabel ).

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah

dipastikan validitasnya. Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai

konsistensi dari instrument penelititan. Suatu instrument penelitian

dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7.

66

Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Item

Pertanyaan

Keterangan

Locus of

Control

0,938 15 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel

locus of control sebesar 0,938. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai

nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti

bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif

samadengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah

data yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak. Dalam melakukan

uji normalitas digunakan teknik pengujian kolmogorof-smirnov, dengan

taraf signifikansi 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 (Gendro Wiyono, 2011: 149).

67

Uji normalitas data dalam penelitian ini dihitung menurut empat

jenis kasus yang digunakan dan data kuesioner Locus of Control nya.

Dengan bantuan program SPSS versi 16 peneliti melakukan uji

normalitas dan hasilnya dapat diketahui pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Data

Unstandardiz

ed Residual

N 80

Normal Parametersa,b

Mean .0147434

Std. Deviation .35313665

Most Extreme

Differences

Absolute .063

Positive .063

Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .559

Asymp. Sig. (2-tailed) .913

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai signifikansinya

sebesar 0,913 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan

data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian

populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai uji

prasyarat sebelum melakukan uji analysis of variance. Sebagai kriteria

pengujian homogenitas, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat

dikatkan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah

homogen. (Gendro Wiyono, 2011: 152). Tabel berikut menunjukkan

hasil uji homogenitas variabel.

68

Tabel 4.11

Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig. Keterangan

.062 3 76 .980 Data Homogen

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai signifikansi levene’s test

sebesar 0,980 lebih besar dari 0,05, hasil tersebut menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan varians yang signifikan di antara kelompokelompok

data tersebut. Dapat disimpulkan asumsi homogenitas varians yang

merupakan asumsi prasyarat analisis varians terpenuhi, dan dapat

dilanjutkan ke uji anova.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Analisis two ways annova

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

of variance (anova). Analisis of variance digunakan untuk menganalisis

variabel yang berupa nilai atau angka dengan beberapa asumsi yang

mendasarinya untuk membandingkan rata-rata kelompok yang ada.

Tujuan utama penggunaan anova adalah untuk menganalisis perbedaan

yang ada dari berbagai kelompok terhadap satu faktor yang akan menjadi

interest factor (Efferin, dkk, 2004).

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan model two ways anova. Two ways anova

digunakan untuk menguji dua variabel independen dengan dua kategori.

Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,05.

69

Untuk melihat signifikansi hasil pengujian penelitian dapat dilihat dari p-

value hasil pengolahan data. Jika p- value signifikansi ≤0,05, maka

hipotesis diterima. Sedangkan jika p- value signifikansi >0,05, maka

hipotesis ditolak.

Pengukuran variabel-variabel yang dilteliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Variabel dependen Eskalasi Komitmen diukur dengan melihat nilai

keputusan yang dibuat partisipan dalam skala 1 sampai 6. Nilai 1

adalah keputusan menghentikan proyek dan nilai 6 adalah keputusan

melanjutkan proyek.

2. Variabel independen Negative Framing dan Adverse Selection diukur

dengan skor 1 dan 0. Untuk variabel Negative Framing, kondisi ada

Negative framing diberikan skor 1, sedangkan kondisi tanpa Negative

Framing diberikan skor 0. Untuk variabel Adverse Selection, kondisi

ada Adverse Selection diberikan skor 1, sedangkan kondisi tanpa

Adverse Selection diberikan skor 0.

3. Variabel pemoderasi Locus of Control diukur dengan 5 point skala

likert dan untuk melihat tipe Locus of Control-nya adalah dengan

melihat mean score-nya. Internal Locus of Control ditunjukkan

dengan nilai jawaban partisipan yang lebih kecil dari mean score dan

sebaliknya untuk eksternal Locus of Control ditunjukkan oleh nilai

jawaban partisipan yang lebih besar dari mean score. Setelah tipe

Locus of Control diketahui, maka untuk tipe eksternal Locus of

70

Control diberikan skor 1 dan untuk tipe internal Locus of Control

diberikan skor 0.

Uji two ways anova dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan

program SPSS versi 16 dan hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Hipotesis

Variabel F Sig Keterangan

Negative Framing 4,752 0,003 H1 Diterima

Adverse Selection 43,643 0,000 H2 Diterima

Negative Framing*Adverse

Selecton

11,479 0.000 H3 Diterima

Negative Framing*Adverse

Selection*LOC

15,745 0,000 H4 Diterima

Dependen Variabel : Eskalasi Komitmen

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui apakah hipotesis diterima atau

ditolak, Pvalue Signifikansi ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semua

hipotesis diterima.

Hipotesis 1 yaitu Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi

Komitmen. Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi

Negative Framing sebesar 0,003 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Negative Framing

cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan

(Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer yang mendapat perlakuan

tanpa Negative Framing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 1

diterima.

71

Hipotesis 2 yaitu Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi

Komitmen. Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi

Adverse Selection sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Adverse Selection

cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan

(Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer yang mendapat perlakuan

tanpa Adverse Selection Jadi, dapat disimpulkan bahwa,hipotesis 2 diterima.

Hipotesis 3 yaitu Negative Framing dan Adverse Selection

berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen. Dari tabel tersebut dapat

diketahui nilai Pvalue signifikansi Negative Framing dan Adverse Selection

sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa,

manajer yang mendapat perlakuan Negative Framing dan Adverse

Selection cenderung melanjutkan proyek investasi yang mengindikasikan

kegagalan (Eskalasi Komitmen rendah) daripada manajer yang mendapat

perlakuan tanpa Negative Framing dan tanpa Adverse Selection. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 3 diterima.

Hipotesis 4 yaitu Locus of Control memoderasi pengaruh Negative

Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen. Dari tabel

tersebut dapat diketahui nilai Pvalue signifikansi Negative Framing dan

Adverse Selection dengan Locus of Control sebagai moderasi sebesar 0,000

dan lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, ketika manajer

yang bertipe eksternal Locus of Control dihadapkan pada kondisi Negative

Framing dan Adverse Selection, manajer tersebut cenderung tidak

72

melanjutkan proyek investasi. Artinya, tipe eksternal Locus of Control

terbukti menurunkan Eskalasi Komitmen ketika manajer tersebut mendapat

kondisi Negative Framing dan Adverse Selection dan hal ini sama saja

dengan tipe internal Locus of Control diperlakukan dengan hal yang sama.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hipotesis 4 dalam penelitian ini diterima.

b. Analisis dan Interpretasi

1. Pengaruh Negative Framin terhadap Eskalasi Komitmen

Dari pengujian hipotesis 1 yaitu Negative Framing berpengaruh

terhadap Eskalasi Komitmen, dapat diketahui signifikan sebesar 0,003 dan

lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian tersebut mampu membuktikan bahwa,

ketika manajer menerima informasi yang diberi Negative Framing dalam

bentuk informasi bahwa perusahaan mempunyai departemen evaluasi

proyek untuk memantau kegiatan semua investasi perusahaan, dan semua

proyek investasi harus disampaikan kepada departemen ini untuk ditinjau,

maka manajer cenderung menurunkan komitmennya dengan membuat

keputusan tidak melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yahya dan Surya (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

signifikan dari Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen dalam

suatu kasus pengambilan keputusan investasi proyek yang tidak

menguntungkan. Penelitian tersebut menunjukkan informasi yang disajikan

dalam framing negatif mampu mempengaruhi pengambil keputusan

(manajer) untuk melakukan eskalasi terhadap komitmennya yang dalam

73

hal ini diukur dengan pertimbangan untuk melanjutkan proyek yang

mengindikasikan kegagalan. Temuan penelitian ini membantah hasil

penelitian Maria dan Milka (2012) yang menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh signifikan antara framing negatif terhadap keputusan evaluasi

proyek oleh manajer. Penelitian ini mendukung bahwa teori prospek

yang dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1981) mampu

menjelaskan bagaimana frame yang diadopsi seseorang bisa

mempengaruhi keputusannya. Dalam hal ini ketika seorang pengambil

keputusan diberikan alternatif keputusan yang dibingkai secara positif

maka keputusan yang diambil akan cenderung menghindari risiko atau

risk averse sedangkan ketika informasi disajikan secara negatif maka

keputusan yang diambil cenderung mengambil risiko atau risk seeking.

2. Pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen

Dari pengujian hipotesis 2 yaitu Adverse Selection berpengaruh

terhadap Eskalasi Komitmen, dapat diketahui signifikan sebesar 0,000 dan

lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian tersebut mampu membuktikan bahwa,

seorang manajer yang memiliki informasi privat yang tidak diketahui orang

lain dalam perusahaan ditambah dengan terdapat kesempatan untuk

melalaikan tugas (incentive to shirk) bagi manajer (kondisi Adverse

Selection), maka keputusan yang dibuat manajer cenderung melanjutkan

proyek investasi yang tidak menguntungkan.

74

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Maria dan Milka (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

signifikan dari Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam suatu

kasus pengambilan keputusan investasi proyek yang tidak menguntungkan.

Hasil penelitian ini juga mendukung atau sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Sandi Arimawan (2014) yang

menyatakan bahwa, terdapat pengaruh antara Adverse Selection terhadap

Eskalasi Komitmen. Muhammad Sandi Arimawan (2014) menjelaskan

mengenai teori keagenan yang berhubungan dengan masalah Eskalasi

Komitmen pada pilihan tindakan yang gagal. Manajer yang tidak berani

mengambil risiko serta tindakannya tidak terawasi akan melaporkan berita

bagus, dan manajer tersebut baru akan melaporkan berita buruk apabila

berita tersebut diperlukan, karena berita buruk akan membuat karirnya

terancam. Maka jika informasi lengkap, dalam kondisi incentive to shirk,

manajer akan cenderung memilih untuk tidak melanjutkan proyek yang

tidak menguntungkan atau merugikan karena hal ini akan segera diketahui

oleh pemilik perusahaan. Sedangkan, jika manajer memiliki informasi

privat, pemilik perusahaan tidak bisa mengawasi manajer secara

keseluruhan, maka pada kondisi ini, manajer yang memiliki incentive to

shirk akan cenderung untuk melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan

atau mengindikasikan kegagalan.

Kondisi ketika manajer memiliki informasi privat yang tidak dimiliki

orang lain dalam perusahaan dan terdapat kesempatan untuk melalaikan

75

tugas bagi manajer tersebut dapat dikatakan sebagai suatu kondisi Adverse

Selection. Dalam hal ini ketika seorang manajer mendapat Adverse

Selection, maka keputusan yang dibuat oleh manajer tersebut akan

cenderung melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan.

3. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersamaan

sama terhadap Eskalasi Komitmen

Dari pengujian hipotesis 3 yaitu Negative Framing dan Adverse

Selection secara bersama-sama berpengaruh terhadap eskalasi komitmen,

dapat diketahui hasil uji hipotesis yang didapat menunjukkan pengaruh

yang signifikan sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Irfan dan Febria (2015)

yang mendapatkan hasil penelitian bahwa, terdapat pengaruh signifikan dari

Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap

Eskalasi Komitmen dalam suatu kasus pengambilan keputusan investasi

proyek yang tidak menguntungkan.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan informasi

privat (adverse selection) oleh manajer ketika terjadi asimetri informasi

dengan prinsipal sebagaimana dijelaskan oleh teori agensi mempengaruhi

manajer sehingga akan cenderung bertindak sesuai kepentingan diri

sendiri dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan

perusahaan. Hal tersebut mungkin saja terjadi ketika manajer memiliki

pandangan bahwa kesuksesan organisasi erat hubungannya dengan

kepuasan prinsipal. Manajer akan lebih kooperatif karena menganggap

76

bahwa terdapat utilitas yang lebih besar pada perilaku kooperatif

terhadap kepentingan perusahaan. Dengan demikian, meskipun memiliki

kesempatan untuk melalaikan tugas maupun memiliki informasi privat

tentang prospek suatu proyek yang mengindikasikan kegagalan, manajer

tetap mengutamakan kepentingan perusahaan dengan tidak mengeskalasi

komitmennya.

4. Pengaruh Locus of Control memoderasi Negative Framing dan

Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen

Dari pengujian hipotesis 4 yaitu pengaruh Locus of Control

memoderasi Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama

terhadap Eskalasi Komitmen, dapat diketahui hasil uji hipotesis yang

diperoleh menunjukkan Locus of Control terbukti memoderasi pengaruh

Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap

Eskalasi Komitmen. Hasil tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi

sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, manajer bertipe eksternal

Locus of Control yang diberikan perlakuan Negative Framing dan memiliki

informasi privat yang tidak dimiliki orang lain dalam perusahaan dan

terdapat kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk) bagi

manajer tersebut (kondisi Adverse Selection), manajer tersebut cenderung

menghentikan proyek investasi yang tidak menguntungkan, artinya manajer

77

dengan tipe eksternal Locus of Control terbukti mengurangi Eskalasi

Komitmen.

Hasil penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan

oleh Muhammad Sandi Arimawan (2014), perbedaannya yaitu Locus of

Control sebagai pemoderasi hubungan antara negative framing dan

Adverse Selection dan hasil yang didapat Locus of Control memoderasi

hubungan antara negative framing dan advers selection. Begitu juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh Endah Suwarni (2011) yang

menyatakan bahwa locus of control dapat menurunkan eskalasi manajer.

Manajer yang mempunyai karakter internal locus of control

yang cenderung mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan ataupun

kegagalan yang terjadi berada pada kendalinya, dan sebaliknya yang

mempunyai karakter external locus of control yang cenderung

mempunyai keyakinan bahwa keberhasilan ataupun kegagalan yang

terjadi berada diluar kendalinya (Rotter, 1966). Manajer yang

berkarakter internal locus of control mempunyai keyakinan tinggi untuk

berhasil, tidak mudah menyerah, dan berpendirian teguh. Terkait

dengan fenomena eskalasi komitmen, bagi manajer mempunyai karakter

internal locus of control mempunyai keyakinan bahwa kondisi kinerja

investasi tahap I yang merosot/negatif disebabkan karena usaha yang

dilakukan masih belum maksimal dan masih membutuhkan investasi tahap

berikutnya. Sedangkan bagi manajer mempunyai karakter external locus

of control mempunyai keyakinan bahwa kondisi kinerja investasi tahap I

78

yang merosot/negatif adalah diluar kemampuannya dan kurang yakin

untuk melakukan investasi tahap selanjutnya.

Dalam setiap pengambilan keputusan investasi, pengambil

keputusan jelas membutukan informasi keuntungan atas investasi yang

akan dilakukan (Garrison & Noreen, 2003). Secara rasional, bila

investasi tahap kedua hanya tersedia satu alternatif informasi

keuntungan atas investasi sebelumnya, maka pemgambil keputusan akan

tetap melanjutkan investasi (bertahan pada keputusan awal) karena

berharap untuk dapat memperoleh keuntungan dimasa mendatang

sehingga dapat menutup kemerosotan sebelumnya dan keputusan awal

dapat dibenarkan. Dengan kata lain, kemungkinan untuk dapat

mengurangi atau menghilangkan eskalasi komitmen adalah kecil, bila

tanpa adanya informasi alternatif investasi lain yang lebih

menguntungkan. Dengan pemberian informasi alternatif investasi yang

lebih menguntungkan dapat menarik perhatian pengambil keputusan,

sehingga akan lebih banyak mengalokasikan dana untuk investasi

alternatif yang lebih menguntungkan. Temuan ini juga mendukung

termuan Ghost (1997).

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh negative framing dan

adverse selection terhadap eskalasi komitmen dengan locus of control sebagai

variabel pemoderasi. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan

pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan

simple factorial ANOVA (two way anova), maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1) Negative Framing berpengaruh terhadap keputusan Eskalasi Komitmen

oleh manajer. Hasil pengujian mendukung H1bahwa ketika informasi

disajikan dalam framing negatif. Dapat disimpulkan bahwa, pengambil

keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan

kegagalan.

2) Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen. Hasil

pengujian mendukung H2 bahwa manajer yang mendapat perlakuan

Adverse Selection akan cenderung melanjutkan proyek investasi yang

mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen tinggi) daripada manajer

yang tidak mendapat perlakuan Adverse Selection.

3) Negative Framing dan Adverse Selection berpengaruh secara bersama

sama terhadap Eskalasi Komitmen. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa, manajer yang mendapat perlakuan Monitoring Control

dan Adverse Selection secara bersama-sama cenderung menghentikan

80

proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan (Eskalasi Komitmen

rendah) daripada manajer yang mendapat perlakuan tanpa Negative

Framing dan tanpa Adverse Selection.

4) Locus of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse

Selection secara bersama-sama terhadap Eskalasi Komitmen. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa H4 diterima. Artinya, manager yang bertipe eksternal

locus of control yang mendapat perlakuan negative framing dan adverse

selection, manager tersebut cenderung memilih tidak melanjutkan proyek.

Jadi, tipe eksternal locus of control terbukti menurunkan eskalasi

komitmen ketika mendapat perlakuan negative framing dan adverse

selection daripada tipe internal locus of control diperlakukan dengan hal

yang sama.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tersebut, maka diajukan

saran-saran sebagai berikut:

1) Mahasiswa sebagai calon manajer di masa depan, dapat menyikapi

fenomena Eskalasi Komitmen dalam pengambilan keputusan dengan

bijak, dimana tindakan Eskalasi Komitmen dapat merugikan diri sendiri

dan perusahaan.

2) Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan partisipan manajer

sesungguhnya bukan subjek mahasiswa, karena apabila menggunakan

81

subjek mahasiswa kemungkinan terjadi bias penelitian sangatlah besar

karena mahasiswa cenderung acuh saat dijadikan partisipan penelitian.

3) Penelitian selanjutnya dapat menambah teori pendukung lainnya seperti

teori dilema keputusan untuk dapat menerangkan Eskalasi Komitmen

secara lengkap.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh

Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam

pengambilan keputusan investasi dengan Locus of Control sebagai variabel

moderasi, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain sebagai

berikut:

1) Kasus dalam eksperimen ini disajikan dengan penyederhanaan situasi dan

kondisi pada dunia nyata, sehingga instrumen kasus kurang mewakili

situasi yang nyata, karena kasus-kasus pada dunia nyata mungkin lebih

kompleks daripada kasus yang disajikan dalam eksperimen.

2) Pemilihan sampel penelitian dengan status mahasiswa sebagai pengganti

manajer dapat menimbulkan bias penelitian, karena cenderung kurang

antusias atau tidak membaca sepenuhnya perintah-perintah dan informasi

dalam instrumen kasus penelitian yang diberikan.

3) Penggunaan treatment kepada partisipan penelitian dapat menimbulkan

perbedaan pemahaman terhadap maksud treatment yang diinginkan

peneliti.

82

DAFTAR PUSTAKA

Alexandra,Wall dan Gemot.“Sunk Costs and The Need for Justification: An

Experimental Study on De-Escalation”, 2012.

Aggarwal, R. dan Samwick, A.“Empire Builders and Shirkers.Invesment, Firm

Performance, and Managerial Insentives”, Journal of Corporate Finance.

Vol.12, p:489 -515, 2006.

Carol, Ruben dan Nupur. “Culture- Related factors Affect Sunk Cost Bias”,

Behavioral Development Bulletin, Vol.19, No.4, 2014.

Chong dan Syarifuddin. “Escalation of Comitment to unprofitable projects : An

Experimental Investigation of The Effect of Conformity Pressure and

Self-Esteem”, Accounting, Accountability & Performance, Vol. 16, No.

1&2, 2010.

Dewanti, Ratih.”Pengaruh Negative Framing dan Job Rotation pada Kondisi

Adverse Selection terhadap Pengambilan Keputusan Eskalasi komitmen.

Skipsi, Universitas Diponegoro, 2010.

Dwita, Sany. “Influence of Adverse Selection and Negative Framing on

Escalation of Commitment In Project Evaluation Decisions”,

Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS

19”,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

Hamid, Abdul. ”Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.

Hidayat. “Menyusun Skipsi & Tesis”, Informatika, Bandung , 2011.

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. “Akuntansi Keperilakuan”,Salemba Empat,

Jakarta, 2005.

Irfan, Andi. “Pengaruh Locus of Control Terhadap Hubungan Antara Justice

dan Tingkat Eskalasi Komitmen Dalam Penganggaran Modal.”

Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.

Irfan dan Febria. “Negative Framing, Rigid Thingking and The Escalation of

Commitment on decision making : Experimental Study”, Journal of

Business Administration and Management Sciences Research, Vol. 4(2),

pp. 042-048, 2015.

83

Jogiyanto.“Pedoman Survei Kuesioner: Pengembangan Kuesioner, Mengatasi

Bias, dan Meningkatkan Respon”, BPFE, Yogyakarta, 2011.

Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. “Perilaku Organisasi, Edisi 5. (Alih bahasa:

Erly Suandy)”, Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Koroy, Tri Ramaraya.”Pengujian Efek Pembingkaian Sebagai Determinan

Eskalasi Komitmen Dalam Keputusan Investasi: Dampak Dari

Pengalaman Kerja”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.

Kusuma, Erlinda Wardani.“Pengaruh Framing Effect terhadap pengambilan

keputusan investasi dengan locus of control sebagai variabel

pemoderasi”, Jurnal Nominal Vol. 1. Hlm 52- 60, 2014.

Loekman, Andrew. “Peranan Locus Of Control Dan Justice Terhadap Eskalasi

Komitmen Dalam Pengambilan Keputusan Penganggaran”. Berkala

Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1. No. 2. Hlm 20-24, 2012.

Lubis Arfan Ikhsan. “Akuntansi Keperilakuan,Edisi 2”, Salemba Empat, Jakarta,

2010.

Maria dan Milka. “Pengaruh adverse selection dan negative framing terhadap

eskalasi komitmen”, Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper

"Improving Performance by Improving Environment, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Semarang, 2012.

Munir, saima dan Mehsoon Sajid. “Examining Locus of Control (LOC) as a

Determinant ofOrganizational Commitment among University Professors

in Pakistan.” Journal of Business Studies Quarterly Vol 1, No.3, pp 78-

93, 2010.

Priyatno, Dwi.“Mandiri Belajar SPSS: untuk Analisis Data dan Uji Statistik”,

Mediakom, Yogyakarta, 2008.

Sandi, Muhammad Arimawan & Sukirno.”Pengaruh Negative Framming dan

Adverse Selection terhadap Eskalasi komitmen.” Jurnal Nomina Vol.3

no. 1, 2014.

Setya, Khanifan. “ Pengaruh Monitoring Control dan Kondisi Adverse Selection

terhadap Eskalasi Komitmen Pengambilan Keputusan Investasi dengan

Gender dan Locus of Contol sebagai Variabel Pemoderasi”, skripsi,

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.

84

Sugiono.“Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi”, CV Alfabeta, Bandung. 2013.

Suwarni, Endah,dkk.“ Eskalasi dan De-eskalasi Komitmen Pada Individu Yang

Berkarakter Internal Locus of Control Dalam Kasus Investasi

Bertahap”, Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. 042. Hlm.1-40,

2011.

Tanjung, Rizkiano. “ Strategi Pemberian Informasi Akuntansi untuk Mengurangi

Eskalasi Komitmen”, Jurnal Ilmiah Akuntansi Mahasiswa, Vol.1, No.4,

2012.

Thoha, Miftah, “Perilaku Organisasi kosep dasar dan aplikasinya”, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2009.

Ting-Peng Liang, dkk. “Escalation Commitment in Sofware Projects : An

Examination of Two Theories”, 2013.

Toto Sugiharto. “ Analisis Varians”, Modul, Universitas Gundarma, 2009.

Trijono,Rachmat.“Metodologi Penelitian Kuantitatif”,Papas Sinar Sinanti, Depok,

2015.

Wiyono, Gendro. “Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS &

Smart PLS”, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.

Yahya dan Surya. “Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of

Comitment dalam Keputusan investasi : Dampak dari Working

Experiences”, Jurnal Akuntansi, Vol.4, No.2, hal.153-164, 2012.

85

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

86

INSTRUMEN KASUS

PENELITIAN EKSPERIMEN

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara lebih mendalam

beberapa aspek pembuatan keputusan seperti faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Mengingat pembuatan keputusan adalah sesuatu hal yang

sangat penting (vital) diberbagai bidang, keikutsertaan anda sebagai partisipan

dalam penelitian ini sangat berharga sekali. Bila Anda memiliki pertanyaan atau

masukan perihal penelitian ini, peneliti akan dengan senang hati menjawab

pertanyaan dan menerima masukan anda setelah penelitian ini selesai

dilaksanakan.

Apa yang perlu Anda tahu dan lakukan selama eksperimen :

Pertama:

Jawablah pertanyaan demografis di bawah ini. Semua informasi akan

dirahasiakan. Isilah dengan jawaban yang sebenar dan sejujur mungkin mengenai

informasi tentang anda.

Kedua:

• Bacalah ilustrasi kasus di halaman berikutnya dengan cermat, teliti, dan hati-

hati. Mohon Anda mempersiapkan diri sebagaimana yang tertera dalam

ilustrasi kasus (umpamakan diri Anda adalah manajer proyek dalam kasus

tersebut) dan buatlah keputusan sesuai dengan keinginan Anda.

• Lakukan sebagaimana permintaan dalam kasus, tidak ada jawaban yang salah

dalam kasus ini dan Anda tidak perlu menghitung.

• Kerjakanlah secara urut mulai dari mengisi data demografis, kasus pembuatan

keputusan, pertanyaan chek list dan kuesioner locus of control.

Pertanyaan Demografis

1. Berapa umur Anda : ……………. Tahun

2. Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan

3. Angkatan : ……………..

4. Ipk Anda : ……………..

5. Mata kuliah yang sudah diambil : Manajemen Keuangan

Akuntansi Manajemen

87

KASUS A

( Perlakuan Ada Negative Framing dan Ada Adverse Selection )

Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang

menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan

menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan).

Belakangan ini muncul masalah dari pesaing yang produknya lebih

unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan.

Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar.

Jika seandainya Anda memilih untuk melanjutkan proyek, informasi tentang

kegagalan maupun keberhasilan proyek ini tidak akan diketahui orang lain

dalam perusahaan anda sampai dengan proyek tesebut selesai dikerjakan (3 tahun

mendatang). Reputasi Anda sebagai manajer senior berbakat akan tetap terjaga.

PILIHAN :

A. Menghentikan proyek,

Jika Anda menghentikan proyek, maka akan terjadi kerugian sebesar 4 milyar

B. Melanjutkan proyek,

Jika Anda melanjutkan proyek maka: ada kemungkinan sebesar 33% kerugian akan

nol, dan ada kemungkinan sebesar 67% kerugian proyek akan sebesar 6 milyar

KEPUTUSAN :

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan

yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk

pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka

1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).

# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang

anda buat !!!

1 2 3 4 5 6

Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

Pasti Menghentikan (Pilihan A) Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )

88

KASUS B

( Perlakuan Tanpa Negative Framing pada KondisiAdverse Selection )

Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang

menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan

menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan).

Belakangan ini muncul masalah dari pesaing yang produknya lebih

unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan.

Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar.

Jika seandainya Anda memilih untuk melanjutkan proyek, informasi tentang

kegagalan maupun keberhasilan proyek ini tidak akan diketahui orang lain

dalam perusahaan anda sampai dengan proyek tesebut selesai dikerjakan (3 tahun

mendatang). Reputasi Anda sebagai manajer senior berbakat akan tetap terjaga.

PILIHAN :

A. Menghentikan proyek

Jika anda menghentikan proyek, Anda akan menghemat 2 milyar

B. Melanjutkan proyek

Jika anda melanjutkan proyek, ada kemungkinan sebesar 33 %untuk memulihkan

investasi sebesar 6 milyar dan ada kemungkinan 67 % bahwa tidak sepeser

pun yang dapat dipulihkan

KEPUTUSAN :

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan

yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk

pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka

1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).

# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang

anda buat !!!

1 2 3 4 5 6

Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

Pasti Menghentikan (Pilihan A) Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )

89

KASUS C

( Perlakuan Ada Negative Framing dan Tanpa Adverse Selection )

Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang

menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan

menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan).

Belakangan ini muncul masalah dari pesaing yang produknya lebih

unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan.

Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar.

PILIHAN :

A. Menghentikan proyek,

Jika Anda menghentikan proyek, maka akan terjadi kerugian sebesar 4 milyar

B. Melanjutkan proyek,

Jika Anda melanjutkan proyek maka: ada kemungkinan sebesar 33% kerugian akan

nol, dan ada kemungkinan sebesar 67% kerugian proyek akan sebesar 6 milyar

KEPUTUSAN :

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan

yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk

pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka

1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).

# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang

anda buat !!!

1 2 3 4 5 6

Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

Pasti Menghentikan (Pilihan A) Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )

90

KASUS D

( Perlakuan Tanpa Negative Framing dan Tanpa Adverse Selection )

Anda manajer senior sebuah perusahaan kosmetik “the AFROZ SHOP sedang

menangani proyek baru berusia 5 tahun. Proyek telah berjalan 2 tahun dan

menghabiskan dana 4 milyar (1/4 anggaran RnD yang disediakan perusahaan).

Belakangan ini muncul masalah dari pesaing yang produknya lebih

unggul.Akibatnya prospek ekonomi proyek Anda mulai menunjukkan kegagalan.

Ada peluang menyelamatkan proyek dengan menambah anggaran 2 milyar.

PILIHAN :

A. Menghentikan proyek

Jika anda menghentikan proyek, Anda akan menghemat 2 milyar

B. Melanjutkan proyek

Jika anda melanjutkan proyek, ada kemungkinan sebesar 33 %untuk memulihkan

investasi sebesar 6 milyar dan ada kemungkinan 67 % bahwa tidak sepeser

pun yang dapat dipulihkan

KEPUTUSAN :

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka yang paling sesuai dengan keputusan

yang anda ambil pada kolom dibawah ini untuk menunjukan preferensi anda untuk

pilihan A (Menghentikan) atau pilihan B (Melanjutkan) ! (pilihan A diwakili angka

1,2,3 sedangkan pilihan B diwakili angka 4,5,6).

# anda hanya diperbolehkan menyilang satu angka saja sesuai keputusan yang

anda buat !!!

1 2 3 4 5 6

Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

Pasti Menghentikan (Pilihan A) Pasti Melanjutkan ( Pilihan B )

91

Setelah anda menyelesaikan kasus dan memilih pernyataan chek list di atas,

selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda

centang (√) pada kotak jawaban yang anda pilih.

Keterangan: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S),

Sangat Setuju (SS)

Kuesioner Locus Of Control

No. Pernyataan STS TS N S SS

1 Sesuatu yang sedang saya lakukan

disebut pekerjaan

2 Untuk sebagian pekerjaan, seseorang

dapat menyelesaikannya jika ia mau

mengerjakan

3 Jika saya tahu akan mendapatkan

imbalan dari suatu pekerjaan, saya

akan mencari pekerjaan tersebut

4 Jika karyawan tidak puas dengan

keputusan yang dibuat oleh atasannya,

mereka harus melakukan sesuatu

sebagai respon atas keputusan tersebut

5 Mendapatkan pekerjaan yang

diinginkan, sebagian besar adalah

keberuntungan

6 Memperoleh uang pada dasarnya

adalah sebuah keberuntungan

7 Kebanyakan orang mampu melakukan

pekerjaan mereka dengan baik jika

mereka berusaha

8 Untuk mendapatkan pekerjaan yang

baik, saya harus mempunyai kerabat

dengan posisi yang baik

92

No. Pernyataan STS TS N S SS

9 Promosi biasanya adalah masalah

Keberuntungan

10 Pada saat mendapatkan pekerjaan yang

benar-benar baik, yang saya kenal lebih

penting daripada yang saya bisa

11 Promosi diberikan kepada karyawan

yang melakukan pekerjaan dengan baik

12 Untuk memperoleh uang yang banyak,

saya harus tahu orang-orang yang dapat

membantu saya untuk mendapatkannya

13 Untuk menjadi karyawan yang terbaik

disetiap pekerjaan, dibutuhkan banyak

keberuntungan

14 Orang yang melakukan pekerjaannya

dengan baik biasanya memperoleh

penghargaan atas usahanya

15 Kebanyakan karyawan dipengaruhi oleh

supervisor mereka daripada apa yang

mereka pikirkan

93

Lampiran 2

Data Jawaban Responden

94

Biodata dan Jawaban Responden

No Jenis

Kelamin

Umur angkatan Ipk Mata kuliah yang sudah

ditempuh

Keputusan Nlai Kasus

1 L 19 2012 3,53 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A

2 L 19 2012 3,2 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A

3 L 20 2012 3,54 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A

4 P 21 2012 3,61 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A

5 P 21 2012 3,18 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A

6 P 21 2012 3,2 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A

7 P 20 2012 3,82 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A

8 P 20 2012 3,3 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A

9 P 20 2012 3,9 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A

10 L 20 2012 3,6 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A

11 L 20 2012 3,47 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A

12 P 21 2012 3,54 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A

13 P 19 2012 3,41 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A

14 P 20 2012 3,6 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A

15 L 21 2012 3,49 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A

16 P 21 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A

17 P 21 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 3 A

18 L 21 2012 3,38 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A

19 L 21 2012 3,32 Menkeu Akmen Melanjutan 4 A

20 P 21 2012 3,33 Menkeu Akmen Melanjutan 5 A

21 L 19 2012 3,4 Menkeu Akmen Melanjutan 4 B

22 P 20 2012 3,7 Menkeu Akmen Melanjutan 4 B

23 P 21 2012 3,29 Menkeu Akmen Melanjutan 4 B

24 P 21 2012 3,1 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

95

25 P 21 2012 3,23 Menkeu Akmen Menghentikan 3 B

26 L 21 2012 2,96 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

27 L 21 2012 3,17 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

28 L 20 2012 2,95 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

29 P 19 2012 3,49 Menkeu Akmen Menghentikan 3 B

30 P 21 2012 3,7 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

31 P 21 2012 3,79 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

32 P 19 2012 3,44 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

33 P 20 2012 3,6 Menkeu Akmen Menghentikan 3 B

34 L 20 2012 3,53 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

35 P 21 2012 3,49 Menkeu Akmen Menghentikan 3 B

36 P 21 2012 2,9 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

37 L 21 2012 3,13 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

38 P 21 2012 3,4 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

39 P 21 2012 3,03 Menkeu Akmen Melanjutan 4 B

40 P 21 2012 3,1 Menkeu Akmen Melanjutan 5 B

41 P 19 2012 3,41 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C

42 P 20 2012 2,7` Menkeu Akmen Melanjutan 5 C

43 P 20 2012 3,79 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C

44 P 20 2012 3,4 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C

45 L 20 2012 3,2 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C

46 L 20 2012 3,2 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C

47 L 20 2012 3,56 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C

48 P 20 2012 3,69 Menkeu Akmen Menghentikan 2 C

49 P 20 2012 3,45 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C

50 P 20 2012 3,7 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C

51 P 21 2012 3,59 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C

52 P 21 2012 3,01 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C

96

53 P 21 2012 2,98 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C

54 P 21 2012 3,3 Menkeu Akmen Melanjutan 4 C

55 L 21 2012 3,18 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C

56 L 21 2012 3,52 Menkeu Akmen Melanjutan 5 C

57 P 21 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 2 C

58 P 21 2012 3,58 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C

59 P 21 2012 3,4 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C

60 P 21 2012 3,31 Menkeu Akmen Menghentikan 3 C

61 L 19 2012 3,6 Menkeu Akmen Melanjutan 5 D

62 L 21 2012 3,84 Menkeu Akmen Melanjutan 5 D

63 L 20 2012 3,13 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D

64 L 20 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D

65 P 20 2012 3,5 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D

66 P 21 2012 3,01 Menkeu Akmen Melanjutan 5 D

67 L 21 2012 3,15 Menkeu Akmen Melanjutan 5 D

68 L 20 2012 3,86 Menkeu Akmen Menghentikan 5 D

69 P 20 2012 3,3 Menkeu Akmen Menghentikan 5 D

70 P 20 2012 3,4 Menkeu Akmen Melanjutkan 4 D

71 P 19 2012 3,7 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D

72 P 19 2012 3,45 Menkeu Akmen Melanjutkan 5 D

73 P 19 2012 3,29 Menkeu Akmen Melanjutkan 4 D

74 P 21 2012 3,24 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D

75 L 21 2012 3,6 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D

76 P 20 2012 3,24 Menkeu Akmen Melanjutkan 4 D

77 P 21 2012 3,6 Menkeu Akmen Menghentikan 1 D

78 L 21 2012 3,69 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D

79 L 19 2012 3,44 Menkeu Akmen Melanjutkan 5 D

80 P 19 2012 3,12 Menkeu Akmen Menghentikan 3 D

97

Data mentah Jawaban kuesioner LOC

Kasus 1

No LC1 LC2 LC3 LC4 LC5 LC6 LC7 LC8 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 TOT LC

1 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 68

2 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 68

3 4 5 5 5 5 5 5 3 4 5 3 5 5 5 5 69

4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 3 5 55

5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 3 5 5 4 68

6 4 5 3 5 3 3 3 4 3 3 3 4 5 3 4 55

7 3 3 2 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 64

8 5 5 2 4 2 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 65

9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75

10 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 5 3 45

11 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 56

12 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 73

13 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 48

14 4 4 5 4 5 1 2 4 5 4 4 5 5 5 4 61

15 4 4 1 4 1 2 1 4 1 4 3 3 1 5 4 42

16 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 52

17 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 3 3 3 51

18 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 58

19 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 71

20 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72

98

Kasus 2

21 5 5 3 5 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 56

22 5 5 3 5 3 3 3 4 3 4 5 5 3 3 4 58

23 5 5 3 5 3 3 3 4 3 4 4 5 3 3 4 57

24 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72

25 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 3 69

26 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 68

27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75

28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75

29 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 49

30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 74

31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 74

32 3 3 4 3 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 5 58

33 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 50

34 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 70

35 3 3 1 3 1 1 1 3 1 3 2 3 1 1 3 30

36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75

37 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 64

38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75

39 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 64

40 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 5 5 3 3 5 55

99

Kasus 3

41 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 63

42 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 63

43 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 3 67

44 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 5 4 3 3 63

45 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 3 4 65

46 3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 4 50

47 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 64

48 3 5 4 5 2 4 2 3 4 2 4 5 4 2 4 53

49 5 3 5 3 4 3 4 5 5 3 3 5 4 3 3 58

50 5 5 4 5 3 5 3 3 5 4 3 5 1 4 3 58

51 5 3 4 5 3 4 3 3 5 4 3 4 4 4 3 57

52 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 41

53 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 41

54 5 5 4 5 1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 63

55 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 40

56 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 70

57 1 3 3 4 2 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 34

58 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 1 3 2 3 1 42

59 3 3 4 4 5 5 5 3 4 3 5 3 5 3 5 60

60 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 58

100

Kasus 4

61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 74

62 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 70

63 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 53

64 3 4 5 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 54

65 3 4 5 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 54

66 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 70

67 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 70

68 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 69

69 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 74

70 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 69

71 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48

72 5 4 5 5 2 4 2 4 5 5 5 4 4 5 5 64

73 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 70

74 4 5 3 3 3 3 3 5 5 3 5 3 5 3 5 58

75 3 3 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 63

76 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 65

77 1 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1 3 3 1 1 31

78 5 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 61

79 4 4 4 4 3 3 3 5 4 5 4 4 2 5 4 58

80 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 5 3 3 3 59

101

Lampiran 3

Output Hasil Pengujian Data

102

Lampiran Uji Frekuensi & Deskriptif

Jenis Kelamin

Statistics

Jenis_

Kelamin_Kasus1

Jenis_

Kelamin_Kasus2

Jenis_

Kelamin_Kasus3

Jenis_

Kelamin_Kasus4

N Valid 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0

Mean 1.6000 1.7000 1.7500 1.5500

Median 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000

Mode 2.00 2.00 2.00 2.00

Std. Deviation .50262 .47016 .44426 .51042

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 2.00 2.00 2.00 2.00

Frequency

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki – Laki 28 35.0 35.0 35.0

Perempuan 52 65.0 65.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Usia

Statistics

Usia Usia_Kasus2 Usia_Kasus3 Usia_Kasus4

N Valid 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0

Mean 2.2000 2.0500 2.4000 2.0500

Median 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000

Mode 2.00 2.00 2.00 2.00a

Std. Deviation .69585 .60481 .59824 .82558

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 3.00 3.00 3.00 3.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

103

Angkatan

Statistics

Angkatan_Kasus1 Angkatan_Kasus2 Angkatan_Kasus3 Angkatan_Kasus4

N Valid 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0

Mean 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000

Median 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000

Mode 1.00 1.00 1.00 1.00

Std. Deviation .00000 .00000 .00000 .00000

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 1.00 1.00 1.00 1.00

Frequency

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2012 80 100.0 100.0 100.0

IPK

Statistics

IPK_Kasus1 IPK_Kasus2 IPK_Kasus3 IPK_Kasus4

N Valid 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0

Mean 1.4000 1.6000 1.3500 1.4500

Median 1.0000 2.0000 1.0000 1.0000

Mode 1.00 2.00 1.00 1.00

Std. Deviation .50262 .50262 .48936 .51042

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 2.00 2.00 2.00 2.00

Frequency

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 19 Tahun 13 16.3 16.3 16.3

20 Tahun 27 33.7 33.7 50.0

21 Tahun 40 50.0 50.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

104

Frequency

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2,9 -3,3 44 55.0 55.0 55.0

3,4 - 3,8 36 45.0 45.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Modus Std.

Deviation

Eskalasi

Komitmen

80 1 6 5 1,721

Negative Framing 80 0 1 0 0,503

Adverse

Selection

80 0 1 0 0,503

Locus Of

Control

80 0 1 0 0,503

105

Hasil Uji Validitas

Correlations

LC1 LC2 LC3 LC4 LC5 LC6 LC7 LC8 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 Jumlah

LC1 Pearson Correlation 1 .693** .366

** .584

** .433

** .550

** .525

** .482

** .478

** .554

** .476

** .557

** .354

** .520

** .391

** .713

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC2 Pearson Correlation .693** 1 .415

** .718

** .328

** .463

** .428

** .439

** .334

** .391

** .471

** .494

** .346

** .372

** .421

** .645

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .002 .001 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC3 Pearson Correlation .366** .415

** 1 .522

** .644

** .578

** .573

** .367

** .657

** .361

** .389

** .305

** .562

** .461

** .346

** .698

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .006 .000 .000 .002 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC4 Pearson Correlation .584** .718

** .522

** 1 .273

* .503

** .340

** .171 .326

** .296

** .350

** .390

** .315

** .307

** .272

* .560

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .014 .000 .002 .129 .003 .008 .001 .000 .004 .006 .014 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC5 Pearson Correlation .433** .328

** .644

** .273

* 1 .637

** .820

** .473

** .742

** .539

** .431

** .411

** .679

** .622

** .475

** .795

**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC6 Pearson Correlation .550** .463

** .578

** .503

** .637

** 1 .834

** .466

** .627

** .547

** .513

** .430

** .651

** .564

** .545

** .821

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC7 Pearson Correlation .525** .428

** .573

** .340

** .820

** .834

** 1 .574

** .667

** .606

** .454

** .419

** .706

** .636

** .491

** .843

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC8 Pearson Correlation .482** .439

** .367

** .171 .473

** .466

** .574

** 1 .524

** .749

** .493

** .448

** .442

** .538

** .637

** .711

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .129 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

106

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC9 Pearson Correlation .478** .334

** .657

** .326

** .742

** .627

** .667

** .524

** 1 .536

** .462

** .424

** .645

** .647

** .468

** .792

**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC10 Pearson Correlation .554** .391

** .361

** .296

** .539

** .547

** .606

** .749

** .536

** 1 .491

** .488

** .404

** .776

** .694

** .769

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC11 Pearson Correlation .476** .471

** .389

** .350

** .431

** .513

** .454

** .493

** .462

** .491

** 1 .453

** .530

** .458

** .786

** .707

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC12 Pearson Correlation .557** .494

** .305

** .390

** .411

** .430

** .419

** .448

** .424

** .488

** .453

** 1 .332

** .328

** .397

** .613

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .003 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC13 Pearson Correlation .354** .346

** .562

** .315

** .679

** .651

** .706

** .442

** .645

** .404

** .530

** .332

** 1 .502

** .609

** .752

**

Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC14 Pearson Correlation .520** .372

** .461

** .307

** .622

** .564

** .636

** .538

** .647

** .776

** .458

** .328

** .502

** 1 .544

** .763

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC15 Pearson Correlation .391** .421

** .346

** .272

* .475

** .545

** .491

** .637

** .468

** .694

** .786

** .397

** .609

** .544

** 1 .739

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

Jumlah Pearson Correlation .713** .645

** .698

** .560

** .795

** .821

** .843

** .711

** .792

** .769

** .707

** .613

** .752

** .763

** .739

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

107

Hasil Uji Validitas

Correlations

LC1 LC2 LC3 LC4 LC5 LC6 LC7 LC8 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 Jumlah

LC1 Pearson Correlation 1 .693** .366

** .584

** .433

** .550

** .525

** .482

** .478

** .554

** .476

** .557

** .354

** .520

** .391

** .713

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC2 Pearson Correlation .693** 1 .415

** .718

** .328

** .463

** .428

** .439

** .334

** .391

** .471

** .494

** .346

** .372

** .421

** .645

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .002 .001 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC3 Pearson Correlation .366** .415

** 1 .522

** .644

** .578

** .573

** .367

** .657

** .361

** .389

** .305

** .562

** .461

** .346

** .698

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .006 .000 .000 .002 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC4 Pearson Correlation .584** .718

** .522

** 1 .273

* .503

** .340

** .171 .326

** .296

** .350

** .390

** .315

** .307

** .272

* .560

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .014 .000 .002 .129 .003 .008 .001 .000 .004 .006 .014 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC5 Pearson Correlation .433** .328

** .644

** .273

* 1 .637

** .820

** .473

** .742

** .539

** .431

** .411

** .679

** .622

** .475

** .795

**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC6 Pearson Correlation .550** .463

** .578

** .503

** .637

** 1 .834

** .466

** .627

** .547

** .513

** .430

** .651

** .564

** .545

** .821

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC7 Pearson Correlation .525** .428

** .573

** .340

** .820

** .834

** 1 .574

** .667

** .606

** .454

** .419

** .706

** .636

** .491

** .843

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC8 Pearson Correlation .482** .439

** .367

** .171 .473

** .466

** .574

** 1 .524

** .749

** .493

** .448

** .442

** .538

** .637

** .711

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .129 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC9 Pearson Correlation .478** .334

** .657

** .326

** .742

** .627

** .667

** .524

** 1 .536

** .462

** .424

** .645

** .647

** .468

** .792

**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC10 Pearson Correlation .554** .391

** .361

** .296

** .539

** .547

** .606

** .749

** .536

** 1 .491

** .488

** .404

** .776

** .694

** .769

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

108

LC11 Pearson Correlation .476** .471

** .389

** .350

** .431

** .513

** .454

** .493

** .462

** .491

** 1 .453

** .530

** .458

** .786

** .707

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC12 Pearson Correlation .557** .494

** .305

** .390

** .411

** .430

** .419

** .448

** .424

** .488

** .453

** 1 .332

** .328

** .397

** .613

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .003 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC13 Pearson Correlation .354** .346

** .562

** .315

** .679

** .651

** .706

** .442

** .645

** .404

** .530

** .332

** 1 .502

** .609

** .752

**

Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC14 Pearson Correlation .520** .372

** .461

** .307

** .622

** .564

** .636

** .538

** .647

** .776

** .458

** .328

** .502

** 1 .544

** .763

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

LC15 Pearson Correlation .391** .421

** .346

** .272

* .475

** .545

** .491

** .637

** .468

** .694

** .786

** .397

** .609

** .544

** 1 .739

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

Jumlah Pearson Correlation .713** .645

** .698

** .560

** .795

** .821

** .843

** .711

** .792

** .769

** .707

** .613

** .752

** .763

** .739

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

109

Lampiran Uji Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 100.0

Excludeda 0 .0

Total 80 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.938 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

LC1 4.16 .961 80

LC2 4.21 .822 80

LC3 3.98 1.091 80

LC4 4.30 .770 80

LC5 3.76 1.128 80

LC6 3.91 1.081 80

LC7 3.84 1.107 80

LC8 4.10 .922 80

LC9 3.99 1.025 80

LC10 4.03 .968 80

LC11 3.95 1.042 80

LC12 4.16 .849 80

LC13 3.94 1.071 80

LC14 3.95 1.030 80

LC15 4.08 .978 80

110

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

LC1 56.19 104.990 .666 .934

LC2 56.14 108.120 .598 .936

LC3 56.38 103.604 .641 .935

LC4 56.05 110.200 .509 .938

LC5 56.59 100.726 .752 .932

LC6 56.44 100.806 .785 .931

LC7 56.51 99.873 .809 .930

LC8 56.25 105.557 .665 .934

LC9 56.36 102.361 .752 .932

LC10 56.33 103.716 .729 .932

LC11 56.40 104.015 .655 .934

LC12 56.19 108.382 .561 .936

LC13 56.41 102.575 .705 .933

LC14 56.40 102.927 .719 .933

LC15 56.28 104.202 .694 .933

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

60.35 119.015 10.909 15

111

LAMPIRAN UJI NORMALITAS

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 80

Normal Parametersa,b

Mean .0147434

Std. Deviation .35313665

Most Extreme Differences Absolute .063

Positive .063

Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .559

Asymp. Sig. (2-tailed) .913

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Locus of control

N 80

Normal Parametersa,b

Mean 60.3500

Std. Deviation 10.90941

Most Extreme Differences Absolute .108

Positive .090

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .970

Asymp. Sig. (2-tailed) .303

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

112

Lampiran Homogenitas

Descriptives

Eskalasi Komitmen

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound Upper Bound

2.00 3 4.0000 1.00000 .57735 1.5159 6.4841

3.00 13 3.6154 .86972 .24122 3.0898 4.1410

4.00 37 4.1622 .92837 .15262 3.8526 4.4717

5.00 27 4.3333 .96077 .18490 3.9533 4.7134

Total 80 4.1250 .94635 .10580 3.9144 4.3356

Descriptives

Eskalasi Komitmen

Minimum Maximum

2.00 3.00 5.00

3.00 3.00 5.00

4.00 2.00 5.00

5.00 2.00 5.00

Total 2.00 5.00

Test of Homogeneity of Variances

Eskalasi Komitmen

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.062 3 76 .980

ANOVA

Eskalasi Komitmen

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.646 3 1.549 1.781 .158

Within Groups 66.104 76 .870

Total 70.750 79

113

Lampiran Two Ways Anova

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Eskalasi Komitmen

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 65.417a 31 2.110 18.992 .000

Intercept 383.622 1 383.622 3452.594 .000

ADVERSE 14.548 3 4.849 43.643 .000

NEGATIF_FRAMING 2.112 4 .528 4.752 .003

LOCUS .552 3 .184 1.657 .189

ADVERSE * NEGATIF_FRAMING 7.653 6 1.275 11.479 .000

ADVERSE * LOCUS 3.211 5 .642 5.779 .000

NEGATIF_FRAMING * LOCUS 3.553 5 .711 6.395 .000

ADVERSE * NEGATIF_FRAMING * LOCUS 1.749 1 1.749 15.745 .000

Error 5.333 48 .111 Total 1432.000 80 Corrected Total 70.750 79 a. R Squared = .925 (Adjusted R Squared = .876)