Upload
unja
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Dasar hukum pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
adalah Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Terhadap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) disamping
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah
disebut dalam Pasal 4 Undang-undang PPN dan PPnBM
dikenakan juga Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM).
Beberapa karakteristik yang perlu dipahami dalam PPnBM
yaitu :
1. PPnBM merupakan pungutan tambahan disamping PPN
2. Pengenaan terhadap PPnBM ini hanya satu kali yaitu
pada saat penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh
Pengusaha yang menghasilkan atau pada saat impor.
3. PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan
PPN. (Namun demikian, apabila Eksportir mengekspor
BKP yang tergolong mewah, maka PPnBM yang telah
dibayar pada saat perolehan dapat direstitusi.)
LATAR BELAKANG PENGENAAN PPNBM
1. PPN berdampak regresif, yaitu semakin tinggi
kemampuan konsumen, semakin ringan beban pajak
yang dipikul. Untuk mengurangi regresivitas ini,
terhadap konsumen yang mengkonsumsi BKP yang
tergolong mewah dikenakan beban pajak tambahan
yaitu PPnBM.
2. Konsumsi BKP yang tergolong mewah bersifat
kontraproduktif. Hal ini merupakan upaya untuk
mengurangi pola konsumsi tinggi yang tidak
produktif dalam masyarakat.
3. Produsen kecil dan tradisional menghadapi saingan
berat dari komoditi impor. Dengan motivasi ini,
pengenaan PPnBM dimaksudkan untuk melindungi
produsen kecil dan tradisional atau untuk tujuan
proteksi
4. Tuntutan peningkatan penerimaan negara dari tahun
ke tahun
Pajak penjualan atas barang mewah dikenakan dengan
pertimbangan :
a. Perlu adanya keseimbangan pembebanan pajak
antara konsumen yang berpenghasilan rendah
dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi
b. Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas
BKB yang tergolong mewah
c. Perlu adanya perlindungan terhadap konsumen
kecil tradisional
d. Perlu untuk mengamankan penerimaan Negara
Batasan Suatu barang termasuk BKB Yang tergolong mewah
adalah:
a. Bahwa barang tersebut bukan merupakan barang
kebutuhan pokok
b. Barang tersebut dimkonsumsi oleh masyarakat
tertentu
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu
d. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
e. Barang tersebut dikonsumsikan untuk menunjukkan
status
PPnBM dikenakan atas:
a. Penyerahan BKB yang tergolong mewah yang dilakukan
oleh pengusaha yang menghasilkan BKB yang
tergolong mewah tersebut di dalam daerah dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya
b. Impor BKB yang tergolong mewah oleh siapapun
Objek pajak penjualan atas barang mewah :
1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah
yang dilakukan oleh Pengusaha yang menghasilkan
Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah tersebut di
dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
2. Impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah.
TARIF PAJAK
1. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah
serendah-rendahnya 10% (sepuluh persen) dan paling
tinggi 75% (tujuh puluh lima persen).
Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dapat
diteteapkan dalam beberapa pengelompokan tarif,
yaitu tarif terendah sebesar 10% (sepuluh persen)
dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen).
Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan pada
pengelompokan Barang Kena Pajak yang Tergolong
Mewah ang atas penyerahannya dikenakan juga Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah. Pengelompokan Barang
Kena Pajak ini ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
2. Atas ekspor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah
dikenakan pajak dengan tarif 0% (nol persen).
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah pajak
yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak
yang Tergolong Mewah di dalam Daerah Pabean. Oleh
karena itu, Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah
yang diekspor atau dikonsumsi di luar Daerah
Pabean, dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah dengan tarif 0% (nol persen). Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang telah dibayar
atas perolehan Barang Kena Pajak yang Tergolong
Mewah yang diekspor tersebut dapat diminta
kembali.
KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH
BERUPA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAKPENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Tarif
(%) Jenis Barang Kena Pajak
10 kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10
(sepuluh) orang sampai dengan 15 (limabelas)orang termasuk pengemudi, dengan motor
bakar cetus api atau nyala kompresi(diesel/semidiesel), dengan semua kapasitas isisilinder;
kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurangdari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudiselain sedan atau station wagon, dengan motorbakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semidiesel) dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak(4x2), dengan kapasitas isi silinder tidak lebihdari 1500 cc;
25 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang
dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudiselain sedan atau station wagon, dengan motorbakar cetus api atau dengan nyala kompresi(diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu)gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isisilinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500cc;
kendaraan bermotor dengan kabin ganda (doublecabin), dalam bentuk kendaraan bak terbuka ataubak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3(tiga) orang termasuk pengemudi, dengan motorbakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semidiesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak(4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandarpenggerak (4x4), dengan semua kapasitas isisilinder, dengan massa total tidak lebih dari 5(lima) ton.
30 kendaraan bermotor sedan atau station wagon
dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi(diesel/semi diesel), dengan kapasitas isisilinder sampai dengan 1500 cc;
kendaraan bermotor selain sedan atau stationwagon dengan motor bakar cetus api atau nyalakompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 2(dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas
isi silinder sampai dengan 1500 cc. 50 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang
dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudiselain sedan atau station wagon, dengan motorbakar cetus api, dengan sistem 1 (satu) gandarpenggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinderlebih dari 2500 cc sampai dengan 3000 cc;
kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurangdari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudidengan motor bakar cetus api, berupa sedan ataustation wagon dan selain sedanatau stationwagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak(4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari1500 cc sampai dengan 3000 cc;
kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurangdari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudidengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semidiesel), berupa sedan atau station wagon danselain sedan atau station wagon, dengan sistem 2(dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitasisi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan2500 cc; dan
semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untukgolf.
60 kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas
isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan 500cc; dan
kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan diatas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraansemacam itu.
75 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang
dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi,dengan motor bakar cetus api, berupa sedan ataustation wagon dan selain sedanatau stationwagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak
(4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandarpenggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinderlebih dari 3000 cc;
kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10(sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motorbakar nyala kompresi (diesel/semi diesel) berupasedan atau station wagon dan selain sedan ataustation wagon, dengan sistem 1 (satu) gandarpenggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua)gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isisilinder lebih dari 2500 cc;
kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengankapasitas isi silinder lebih dari 500 cc;
trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untukperumahan atau kemah.
KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH
SELAIN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAKPENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Tarif
(%) Jenis Barang Kena Pajak
10 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin,
pesawat pemanas, dan pesawat penerima siarantelevisi;
kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga; kelompok mesin pengatur suhu udara; kelompok alat perekam atau reproduksi gambar,
pesawat penerima siaran radio; kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan
perlengkapannya; 20 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin,
pesawat pemanas, selain yang dikenakan tariff10%;
kelompok hunian mewah seperti rumah mewah,apartemen, kondominium, town house, dansejenisnya;
kelompok pesawat penerima siaran televisi danantena serta reflektor antena, selain yangdikenakan tariff 10%;
kelompok mesin pengatur suhu udara, mesinpencuci piring, mesin pengering;
pesawat elektromagnetik dan instrumen musik; kelompok wangi-wangian; 30 kelompok kapal atau kendaraan air lainnya,
sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara
atau angkutan umum; kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga
selain yang dikenakan tariff 10%; 40 kelompok minuman yang mengandung alcohol; kelompok barang yang terbuat dari kulit atau
kulit tiruan; kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau
wool; kelompok barang kaca dari kristal timbal dari
jenis yang digunakan untuk meja, dapur, rias,kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluansemacam itu;
kelompok barang-barang yang sebagian atauseluruhnya terbuat dari logam mulia atau darilogam yang dilapisi logam mulia atau campurandaripadanya;
kelompok kapal atau kendaraan air lainnya,sampan dan kano, selain yang dikenakan tarif30%, kecuali untuk keperluan negara atauangkutan umum;
kelompok balon udara dan balon udara yang dapatdikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa tenagapenggerak;
kelompok peluru senjata api dan senjata apilainnya, kecuali untuk keperluan negara;
kelompok jenis alas kaki; kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan
kantor; kelompok barang-barang yang terbuat dari
porselin, tanah lempung cina atau keramik; Kelompok barang-barang yang sebagian atau
seluruhnya terbuat dari batu selain batu jalanatau batu tepi jalan;
50 kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan
halus; kelompok pesawat udara selain yang dikenakan
tarif 40%, kecuali untuk keperluan negara atauangkutan udara niaga;
kelompok peralatan dan perlengkapan olah ragaselain yang dikenakan tarif 10% dan tarif 30%;
kelompok senjata api dan senjata api lainnya,kecuali untuk keperluan negara.
75 kelompok minuman yang mengandung alkohol selain
yang dikenakan tariff 40%; kelompok barang-barang yang sebagian atau
seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/ataumutiara atau campuran daripadanya;
kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untukkeperluan negara atau angkutan umum."
Pengecualian Pengenaan PPnBM Atas Kendaraan Bermotor
Untuk kendaraan bermotor yang dikecualikan dari
pengenaan PPnBM adalah
1. Kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan
ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pamadam
kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan angkutan
umum;
2. Kendaraan yang digunakan untuk tujuan Protokoler
Kenegaraan; dan
3. Kendaraan bermotor angkutan orang untuk 10
(sepuluh) orang atau lebih termasuk pengemudi
dengan motor bakar nyala kompresi (diesel atau
semi diesel) dengan semua kapasitas isi silinder
sebagaimana dimaksud dalam kendaraan bermotor
kelompok 1 huruf “a” (10%) yang digunakan untuk
kendaraan dinas TNI atau Polri.
Apabila kendaraan bermotor yang dikecualikan dari
pengenaan PPnBM di atas dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak impor atau perolehannya ternyata
depindahtangankan atau diubah peruntukannya sehingga
tidak sesuai dengan tujuan semula, maka Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang pada saat
impor atau perolehannya tersebut wajib dibayar
kembali dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak
Barang Kena Pajak dipindahtangankan atau diubang
peruntukannya. Demikian pula halnya apabila jangka 1
(satu) bulan tersebut Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah yang terutang tidak atau kurang debayar,maka
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB) ditambah dengan sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku.
Impor yang tidak dikenakan PPn BM
Atas impor dan atau bangunan yang tidak dikenakan
PPn BM adalah :
a. Kendaraan Bermotor roda dua yang isi silindernya
sampai dengan 250cc
b. Kendaraan sasis
Terhadap kendaraan bermotor jenis angkutan orang dan
Van yang diubah dari kendaraan sasis dikenakan PPn
BM sesuai ketentuan
Saat Terutang PPn BM
Penetapan saat terutangnya PPn BM sesuai Direktur
jendral Pajak diatur :
a. Saat terutangnya PPn BM atas impor BKP yaitu saat
barang masuk pabean sesuai ketentuan UU Kepabean.
Pemungutannya yaitu bersamaan dengan pemungutann
Bea masuk. Kendaraan Brmotor bentuk CBU, PPn BM
dipungut oleh Ditjen Bea dan Cukai
b. Atas penyerahan Kendaraan Bermotor
1. Hasil rakitan eks CKD
2. Kendaraan Bermotor yang telah diubah dari
kendaraan sasis atau angkutan barang
Mekanisme Pengenaan PPn BM Atas Kendaraan Bermotor
a. Impor kendaraan bermotor dalam keadaan terbongkar
(CKD) oleh ATPM atau Pabrikan tidak dikenakan
PPnBM
b. Penyerahan didalam daerah pabean kendaraan
bermotor dalam keadaan CKD tersebut oleh ATPM
dikenakan PPnBM dengan DPP 125% (biaya karoseri
ditetapkan 25%)
c. Impor kendaraan jenis sedan dalam keadaan
terpasang/CBU oleh bukan ATPM dikenakan PPnBM.
Dalam nilai CIF < 80% nilai CIF kendaraan sejenis
yang diimpor ATPM, maka DPPnya untuk menghitung
PPN dan PPnBM sebesar 150%
d. Impor kendaraan bermotor jenis sedan dalam keadaan
terpasang oleh ATPM tidak dikenakan PPnBM.
Penyerahan didaerah pabean kendaraan jenis impor
dikenakan PPnBM.
Cara Menghitung PPnBM
Cara menghitung Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
yang terutang adalah dengan mengalikan Tarif Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah dengan Dasar Pengenaan
Pajak (DPP). Untuk itu perlu diperhatikan DPP-nya
apakah harga jual, nilai impor, nilai pengganti,
nilai ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan
Menteri Keuangan.
Rumus yang digunakan :
PPnBM Terutang = Tarif PPnBM x Dasar
Pengenaan PajakContoh :
Harga mobil termasuk Pajak Pertambahan Nilai (10%)
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (30%) sebesar
Rp 140.000.000,00
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dihitung :
t110+t x harga atau pembayaran atas penyerahan BKP
t = besaran tarif PPnBM
10110+30 x Rp 140.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
Contoh lainnya apabila harga jual mobil (DPP) Rp
280.000.000,00
PPnBM terutang (tarif 30%) = 30% x Rp 280.000.000,00
= Rp 84.000.000,00
PPnBM Bukan Kredit Pajak
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sudah dibayar
pada waktu perolehan atau impor Barang Kena Pajak
yang Tergolong Mewah, tidak dapat dekreditkan dengan
Pajak Pertambahan Nilai maupun Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah yang dipungut berdasarkan undang-undang
PPN dan PPnBM.
Berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut
pada setiap tingkat penyerahan, Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah hanya dipungut pada tingkat penyerahan
oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang
Kena Pajak yang Tergolong Mewah atau atas impor
Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah. Dengan
demikian, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah bukan
merupakan Pajak masukan sehingga tidak dapat
dikreditkan. Oleh karena itu, Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah dapat ditambahkan ke dalam harga Barang
Kena Pajak yang bersangkutan atau debebankan sebagai
biaya sesuai ketentuan perundang-undangan Pajak
Penghasilan.
Contoh soal 1. Bpk.Andi seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah
dengan tarif 20% seharga Rp 200.000.000,- hitung :
- PPN dan PPN-BM
- jumlah yang di bayar Bpk.Andi
jawab :
Jumlah pembayaran Rp200.000.000,-
PPN 10% X Rp 200.000.000 Rp
20.000.000,-
PPN-BM 20% X Rp 200.000.000 Rp 40.000.000,-
----------------------+
jumlah yang harus dibayar
Rp 260.000.000,-
2. PT. Cahaya membeli BKP Barang Mewah Langsung dari
pabrik seharga Rp 500.000.000 tarif barang Mewah 20%
kemudian barang tersebut dijual lagi seharga Rp
750.000.000 di dalam negeri.
hitunglah :
- PPN dan PPN BM
- Jumlah yang dibayar PT Cahaya
- Jumlah Yang dibayar pembeli
Jawab :
-PPN 10% X Rp 500.000.000 Rp
50.000.000
PPN BM 20% X Rp 500.000.000 Rp
100.000.000
-----------------------+
-PPN dan PPN BM yang harus dibayar Rp 150.000.000
-PPN 10% X Rp 750.000.000
Jumlah yang dibayar pembeli Rp
75.000.000
3.Bpk Sarno seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah
dengan tarif 30% seharga Rp 300.000.000,-
Hitung :
-PPN dan PPN Bm
-Jumlah yang harus dibayar
Jawab :
Jumlah Pembayaran Rp
300.000.000,-
PPN 10% X Rp300.000.000 Rp 30.000.000,-
PPN BM 30% X Rp 300.000.000 Rp 90.000.000,-
-----------------------+
Jumlah yang harus dibayar Rp
420.000.000,-
Sumber :
Sunarto. 2002. PERPAJAKAN. BPFE UST: Yogyakarta
Waluyo. 2002. PERPAJAKAN INDONESIA. Salemba Empat :
Jakarta.
http://narwan.blogspot.com/2011/12/contoh-soal-
perhitungan-ppn-ppnbm_17.html
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=PPnBM&source=web&cd=3&ved=0CDUQFjAC&url=ht
tp%3A%2F%2Felearning.gunadarma.ac.id%2Fdocmodul
%2Fkursus_brevet_A
%2Fkursppn.pdf&ei=_VL5TpWPHcHirAe3h5XgDw&usg=AFQjCNFegZ
FqVf_0SUbNtFuEGUrOmdbrvw