Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PARAFRASE SYAIR LAGU KE NASKAH DRAMA
PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 DEPOK
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Ahmad Fauzi
11150130000002
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
iii
ABSTRAK
Ahmad Fauzi. 11150130000002. Skripsi. “Parafrase Syair Lagu ke Naskah
Drama pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun Pelajaran
2018/2019”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen
Pembimbing I Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd. dan Dosen Pembimbing
II Didah Nurhamidah, M.Pd. Tahun 2019.
Parafrase merupakan sebuah teknik menguraikan kembali sebuah teks (karangan)
dalam bentuk susunan kata-kata yang lain dengan media lagu yang diubah
menjadi naskah drama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kemampuan siswa memparafrase syair lagu menjadi naskah drama siswa kelas XI
IPS 4 SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran 2018/2019. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini ialah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah lagu Slank “Seperti Para Koruptor” dan Iwan Fals “Untukmu
Negeri” yang diparafrasekan menjadi naskah drama oleh siswa kelas XI IPS 4
SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 35 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan parafrase syair lagu ke naskah
drama pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran
2018/2019 -termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata kelas mencapai
82. Hal tersebut dapat diketahui bahwa 8 dari 35 siswa dengan persentase sebesar
45% memperoleh nilai 85-97.5 dengan kategori sangat baik, 16 dari 35 siswa
dengan peresentase 46% memperoleh nilai 70-80 dengan kategori baik, dan 3 dari
35 siswa dengan persentase 9% memperoleh nilai 60-65 dengan kategori cukup
baik.
Kata Kunci: Parafrase, Syair Lagu, Naskah Drama, SMA Negeri 5 Depok.
iv
ABSTRACT
Ahmad Fauzi. 11150130000002. Thesis. "Paraphrase of Song Poetry to
Drama Texts in Class XI Students of SMA Negeri 5 Depok in 2018/2019
Academic Year". Indonesian Language and Literature Education
Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Supervisor I Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd.
and Supervisor II Didah Nurhamidah, M.Pd. 2019.
Paraphrasing is a technique to decipher a text (composition) in the form of another
wording with the song media which is converted into a drama script. The purpose
of this study was to determine the ability of students to paraphrase song poetry
into drama scripts for students of class XI IPS 4 of SMA Negeri 5 Depok in the
academic year 2018/2019. The method used in this research is to use a qualitative
descriptive method. The subject of this research is the Slank song "Like the
Corruptors" and Iwan Fals "For You Country" which was paraphrased into a
drama script by class XI IPS 4 students of SMA Negeri 5 Depok in the academic
year 2018/2019, amounting to 35 students.
The results showed that the ability to paraphrase song poetry into drama scripts in
class XI IPS 4 students of SMA Negeri 5 Depok in the academic year 2018/2019
included in the good category with an average grade reaching 82. It can be seen
that 8 out of 35 students with a percentage of 45% scored 85-97.5 in the excellent
category, 16 out of 35 students with a percentage of 46% received a score of 70-
80 in the good category, and 3 out of 35 students with a percentage of 9% scored
60-65 in the good enough category.
Keywords: Paraphrase, Song Poetry, Drama Script, SMA Negeri 5 Depok.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Selawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw.
beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami selama penulisan skripsi ini. Skripsi ini
dapat diselesaikan tentu saja tidak terlepas dari nasihat, saran, dukungan,
motivasi, dan bimbingan yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd., selaku dosen pembimbing I skripsi
yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi
kepada penulis. Semoga Ibu selalu diberikan keberkahan dan kemulian-Nya.
6. Didah Nurhamidah, M.Pd., selaku dosen pembimbing II skripsi yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada
penulis. Semoga Ibu selalu diberikan keberkahan dan kemulian-Nya.
7. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., selaku dosen penguji I yang telah bersedia
memberikan waktunya untuk menjadi penguji skripsi penulis, bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis. Semoga Ibu selalu diberikan keberkahan
dan kemulian-Nya.
vi
8. Nur Syamsiyah, M.Pd., selaku dosen penguji II yang telah bersedia
memberikan waktunya untuk menjadi penguji skripsi penulis, bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis. Semoga Ibu selalu diberikan keberkahan
dan kemulian-Nya.
9. Para Dosen dan Staf TU Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama perkuliahan, semoga ilmu yang Bapak/Ibu berikan selalu
bermanfaat.
10. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
membantu penulis dalam meminjamkan buku-buku yang diperlukan untuk
menyelesaikan skripsi.
11. Achmad Zarkasih, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 5 Depok yang telah
mengizinkan penulis dalam memperoleh data yang diperlukan untuk proses
penyelesaian skripsi.
12. Dra. Taufiq Nurhayati selaku Guru pamong pelajaran bahasa Indonesia SMA
Negeri 5 Depok yang telah mengizinkan penulis dalam melakuan penelitian
untuk proses penyelesaian skripsi.
13. Seluruh siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok yang telah membantu
menjadi subjek penelitian penulis, semoga kalian selalu dimudahkan dalam
belajar dan semua cita-cita yang diinginkan tercapai.
14. Kedua orang tua (Ayahanda Amat N. dan Mariyam) dan keluarga yang telah
membesarkan, mendidik, mendoakan, memotivasi, dan memberikan dukungan
moril maupun finansial. Semoga Allah berikan kesehatan, keberkahan,
perlindungan, dan kasih sayang di dunia dan akhirat.
15. Ust. Taufiqurrahman, Ust. Mulyadi, Ustdzh. Hesti Hardini, Ust. Anwaruddin,
dan Ust. Syarifuddin selaku Guru mengaji beserta santri yang telah
mendoakan, memotivasi, dan memberian dukungan kepada penulis. Semoga
Allah berikan kesehatan dan keberkahan di dunia dan akhirat.
16. Tiara Alfina Saida yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
vii
17. Sahabat laki-laki kelas A angkatan 2015 Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (Nur Alamsah, Imron Sukriyadi, dan Iip Maulana Saiful
Bachri) yang telah berjuang bersama saat perkulihan sampai saat penyusunan
skripsi bahkan sampai wisuda. Semoga kalian selalu diberikan keberkahan dan
sukses dunia dan akhirat.
18. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2015, terkhusus kelas A, yang telah memberikan ilmu, pengalaman,
kebersamaan, dukungan, dan saling mendoakan selama penulis mengikuti
perkulihan dan menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna baik isi maupun penyampaian. Segala kritik dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan pengetahuan
dan pengalaman di masa yang akan datang penulis harapkan dan terima
dengan besar hati. Besar harapan penulis skripsi ini dapat membantu
meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia dan dapat memberikan manfaat
bagi banyak pihak.
Jakarta, 23 Oktober 2019
Penulis
viii
Daftar Isi
ABSTRAK ........................................................................................................................ iii
ABSTRACT .......................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………..vi
Daftar Tabel ........................................................................................................................ x
Daftar Lampiran .................................................................................................................. xi
Daftar Singkatan ................................................................................................................ xii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 5
C. Batasan Masalah ................................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................ 8
KAJIAN TEORETIS ........................................................................................................ 8
A. Kajian Teoretis ........................................................................................................ 8
1. Pengertian Parafrase ............................................................................................ 8
2. Ciri-Ciri Parafrase ............................................................................................. 10
3. Langkah-Langkah Parafrase ............................................................................. 11
4. Media Pembelajaran .......................................................................................... 12
5. Pengertian Syair Lagu ....................................................................................... 14
6. Hakikat Menulis ................................................................................................ 15
a. Menulis Naskah Drama…………………………..………………………………………………..16
b. Keterampilan Menulis……………………………………………………………………………….17
c. Tujuan Menulis……..………………………………………………………………………………….18
d. Tahapan Menulis………………………………………………………………………………………19
7. Hakikat Drama……………..………………………………………………………………………………20
a. Pengertian Drama……………………………………………………………………………………..21
ix
b. Unsur-unsur Drama………….……………………………………………………………………….22
c. Menulis Naskah Drama……………………………………………………………………………..26
B. Penelitian Relevan ............................................................................................... 26
BAB III ............................................................................................................................. 30
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 30
B. Metode Penelitian ................................................................................................ 30
C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………..………………………………….31
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 35
E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 37
BAB IV ............................................................................................................................. 41
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 41
A. Biodata Sekolah ................................................................................................... 41
1. Sejarah Singkat ................................................................................................. 41
2. Visi Misi SMA Negeri 5 Depok ....................................................................... 42
3. Sarana dan Prasarana ........................................................................................ 44
B. Deskripsi Data ..................................................................................................... 45
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian ........................................................................... 45
2. Analisis Naskah Drama ..................................................................................... 45
BAB V ............................................................................................................................ 121
PENUTUP ...................................................................................................................... 121
A. Simpulan ............................................................................................................ 121
B. Saran .................................................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 123
x
Daftar Tabel
Tabel 3.1 : Subjek Penelitian Siswa Kelas XI IPS 4…………………….....34
Tabel 3.2 : Format Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama..........36
Tabel 3.3 : Format Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama..........38
Tabel 3.4 : Indikator Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama…...39
Tabel 3.5 : Kualifikasi Penilaian Menurut Anas Sudijono.............................40
Tabel 4.1 : Data Siswa Tahun Pelajaran 2018/2019......................................40
Tabel 4.2 : Hasil Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama Siswa................102
Tabel 4.3 : Persentase Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama..........104
Tabel 4.4 : Rekap Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama................104
xi
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skiripsi
Lampiran 4 : Surat Penelitian
Lampiran 5 : Surat Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 7 : Transkripsi Wawancara
Lampiran 8 : Riwayat Penulis
xii
Daftar Singkatan
1. Abraham Timothy H./ ATY
2. Ade Kurniawan/AKN
3. Ade Putri Azita/APA
4. Ahmad Noval/ANL
5. Aliyah Novianti/ANI
6. Alkautsar Mika G./AMA
7. Anisa Nahra Nabila/AZN
8. Asya Syahida/ASA
9. Audry Maulana Putra/AMP
10. Avicenna Rusydi Sabhani/ARS
11. Awalia Marwah Suhandi/AMS
12. Ayu Natasya/ANA
13. Baihaqi Ramdhani/BRI
14. Bonita Nameera Karyadi/BNK
15. Diana Heksa Septiani/DHS
16. Elfita Pratiwi/EPI
17. Fahri Jilham/FJM
18. Frida Lailatul Afifah/FLA
19. Hasan Muhammad Ikbal/HMI
20. Haura Alya Amany/HAA
21. Ika Dian Fitriani/IDF
22. Imam Samudra/ISA
23. Juan Manuel Aprilio/JMA
24. Junita Nur/JNR
25. Muhammad Abdullah Z./MAZ
26. Muhammad Nizar A./MNA
27. Nanda Zahra/NZA
28. Pitya Nurdianti/PNI
xiii
29. Safira Mumtaz/SMZ
30. Saphira Rashida K./SRK
31. Shafa Nurul Izmi/SNI
32. Syndi Vinshensya L. B./SVL
33. Tiwi Oktaviani/TOI
34. Vania Ardelia Putri/VAP
35. Zahrannisa Febrianti/ZFI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan menciptakan generasi anak bangsa untuk
mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik. Pembekalan yang
dilakukan dengan cara mengikuti pendidikan formal dari tingkat dasar
sampai perguruan tinggi. Banyak lembaga-lembaga formal untuk belajar,
mengembangkan potensi, dan meningkatkan kemampuan seseorang agar
menjadi manusia yang mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Pendidikan di Indonesia berpedoman pada sebuah istilah
„kurikulum‟. Kurikulum menjadi acuan lembaga pendidikan formal untuk
menjalankan segala hal sesuai dengan tujuan. Segala persyaratan, langkah-
langkah, dan tujuan tertuang di dalam kurikulum. Tidak aneh jika kurikulum
dalam kurun waktu yang cepat mengalami perubahan atau revisi bahkan
diganti sekalipun.
Kurikulum 2013 atau sering disebut Kurtilas menjadi acuan bagi
pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini, walau banyak pula beberapa di
daerah lain masih menggunakan KTSP. Kurtilas mengedepankan
kemampuan siswa untuk lebih dominan melatih keterampilan dirinya
daripada seorang guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa berperan aktif
dalam tiap proses kegiatan belajar mengajar dan guru menjadi fasilitator
untuk mengarahkan siswa.
Tenaga pendidik yaitu guru mempunyai peran penting untuk
menyiapkan generasi bangsa sebagai langkah memajukan pendidikan di
Indonesia. Tak ayal banyak perguruan tinggi yang berfokus pada pendidikan
atau tarbiyah untuk membekali diri agar mempunyai kemampuan mumpuni
dalam mengajar dan mendidik siswanya. Calon guru selalu diberikan
pembaharuan dalam mengajar agar proses kegiatan belajar mengajar tidak
membosankan dan lebih kreatif sesuai dengan tujuan yang dicapai.
2
Proses belajar mengajar melibatkan guru, siswa, dan fasilitas
lainnya. Pada era milennial saat ini perkembangan teknologi sangat pesat
dan sebagai tenaga pendidik, seorang guru tidak boleh tertinggal akan
kemajuan teknologi tersebut. Guru merupakan model bagi peserta didiknya
yang ditiru dari masuk sampai keluar kelas. Inovasi dan kreativitas
dibutuhkan agar pembelajaran lebih hidup dan sesuai dengan kebutuhan
siswa. Inovasi dapat berupa penggunaan strategi, model, metode, atau media
pembelajaran yang digunakan untuk menarik perhatian siswa.
Pengelolaan di dalam kelas yang dilakukan oleh guru kepada siswa
sangat menentukan proses belajar mengajar yang kondusif. Guru harus
menyesuaikan diri dengan siswa sebagai langkah observasi atau mengetahui
keinginan siswa agar kedekatan emosional terjalin tanpa mengurangi sikap
guru profesional.
Kebiasaan dalam proses memahami pembelajaran sangat beragam,
seperti menciptakan suasana yang tenang, melamun, memakan permen
karet, memaninkan pulpen, bahkan mendengarkan musik/lagu sebagai
stimulus pemahaman yang dilakukan oleh siswa saat mengerjakan tugas dari
gurunya. Kebiasaan tersebut secara tidak sadar mungkin terjadi pada tiap
individu. Dari contoh di atas peneliti mencoba memodifikasi kebiasaan
mendengarkan lagu menjadi hal positif dalam pembelajaran, yaitu dijadikan
lagu sebagai media pembelajaran.
Syair lagu berisi tentang curahan pengarang untuk menyampaikan
emosinya melalui nada-nada alat musik. Sebagian orang, lagu menjadi
kebutuhan utama untuk selalu didengarkan terlebih ketika suasana
psikologis tidak seperti biasanya. Tanpa disadari ternyata dari syair lagu
banyak yang melukiskan kehidupan seseorang. Menghubungkan makna
syair lagu dengan kehidupan seseorang di dalam dunia pendidikan dapat
dilakukan dengan memparafrasekannya dari lagu menjadi naskah drama.
Lagu dijadikan media agar pembelajaran di kelas tidak membosankan.
Adapun lagu yang sesuai dengan kehidupan sosial siswa atau masyarakat
3
pada saat ini agar mudah dipahami dan tujuan menjadikan naskah drama
tercapai.
Istilah parafrase (paraphrase) dapat kita temui apabila seorang
guru menjelaskan prihal menulis puisi yang diubah ke dalam bentuk lain,
seperti cerpen, paragraf deskriptif, pementasan drama, dan sebagainya.
Parafrase sebagai teknik mengubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang
lain. Teknik ini digunakan agar memudahkan siswa untuk mengetahui
langkah-langkah menuliskan makna yang tersirat dari lagu menjadi naskah
drama yang akan ditulis. Parafrase bersifat umum agar siswa mampu
bereksplor dan berinovasi sesuai dengan pengalaman pribadi atau
kelompoknya yang dituangkan menjadi bentuk lain tanpa mengurangi
esensi.
Jenis lagu yang dijadikan parafrase berisi tentang kehidupan yang
berkaitan dengan nilai sosial. Pemilihan lagu sangat penting agar siswa
dapat berekspresi dengan kehidupan yang sebenarnya atau kehidupan di
sekitarnya. Lagu yang menyentuh atau menyinggung tentang kehidupan
sosial di antaranya Iwan Fals dan Slank. Keduanya cukup legendaris dan
sudah tidak asing di telinga masyarakat yang membawakan lagu-lagu
berkaitan dengan nilai sosial dan tidak disadari menyentuh permasalahan
lainnya, seperti nilai politik, ekonomi, dan lain-lain. Iwan Fals adalah
seorang vokalis yang mampu menginspirasi anak muda dari lagu-lagu yang
dibawakannya. Alunan gitarnya dan suara khas serak basah menjadi ingatan
bagi kaum muda maupun masyarakat. Sedangkan Sank yang beraliran
(genre) rock dan reggae menjadi salah satu identitas atau kekhasan yang
dimiliki oleh grup band tersebut. Slank pernah mengalami pergantian
personil. Pergantian tersebut tidak membuat grup ini kehilangan pendengar
atau penggemarnya yang berasal dari kalangan muda.
Kekuatan syair lagu yang dimainkan oleh alat musik dan
dinyanyikan oleh seorang vokalis menjadi poin penting bagi pendengar.
Syair lagu yang dibawakan dipahami dan diresapi kata per kata. Dari syair
4
lagu terkadang mewakilkan perasaan seseorang jika ia dalam keadaan sedih
maupun senang.
Syair lagu dijadikan media pembelajaran sebagai kerangka berpikir
siswa lebih mudah menulis naskah drama. Naskah tersebut antara lain tema,
dialog, alur, penokohan, dan latar. Proses teknik parafrase syair lagu ke
naskah drama yakni dengan siswa menyimak, menyanyikan, dan memahami
syair lagu terlebih dahulu, kemudian dikembangkan menjadi babak atau
adegan.
Drama merupakan materi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
salah satu tujuan dari pembelajaran drama yakni untuk melatih kemampuan
siswa dalam keterampilan menulis dan berbicara. Keterampilan menulis
yang ditandai dengan kemampuan menulis naskah drama dan keterampilan
berbicara ditandai dengan siswa mampu berdialog sesuai dengan peran dan
karakter tokoh. Pada akhirnya kemampuan tersebut dapat dipentaskan atau
dipertunjukan di depan kelas. Namun, sebelum drama dipentaskan, siswa
harus mengetahui langkah-langkah penulisan naskah drama dan teknik
bermain peran agar menghasilakan pementasan yang sesuai dengan tujuan
dari sebuah lakon.
Setelah siswa mampu memahami proses parafrase syair lagu
menjadi naskah drama, maka diharapkan siswa mampu mengekspresikan
dirinya dalam dialog sesuai dengan emosi yang akan dipentaskan di depan
kelas. Apabila siswa mampu memparafrase lagu ke naskah drama dengan
baik maka tujuan pembelajaran dianggap berhasil. Dari hal tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Parafrase Syair
Lagu ke Naskah Drama pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun
Pelajaran 2018/2019”.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, dapat
didentifikasi untuk diteliti, ada beberapa faktor di antaranya sebagai berikut:
1. Siswa kesulitan dalam menulis naskah drama.
2. Siswa belum terampil memparafrasekan lagu menjadi naskah drama.
3. Guru kurang inovatif dalam menggunakan media pembelajaran dalam
menulis naskah drama.
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yaitu; materi
pokok tentang langkah-langkah menulis naskah drama dan parafrase syair
lagu, pemahaman atau implikasi terhadap kemampuan siswa dengan
memparafrase syair lagu ke naskah drama. Lagu yang digunakan berjudul
“Seperti Para Koruptor” karya Slank dan “Untukmu Negeri” karya Iwan
Fals. Lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor” dirilis pada tahun
2008 adalah album musik utama karya Slank. Lagu tersebut turut dijadikan
untuk aksi penolakan UU KPK. Lagu Slank tersebut berlatar belakang
tentang korupsi yang merajalela di negeri ini. Sedangkan lagu Iwan Fals
berjudul “Untukmu Negeri” rilis pada tahun 2002 yang memotret suasana
sosial kehidupan Indonesia dan gejolak politik pada masa pembangunan
(Orde Baru). Penelitian ini tidak membahas soal ejaan.
Penelitian parafrase syair lagu ke naskah drama dilakukan pada
siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran 2018/2019.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan parafrase syair lagu “Seperti Para Koruptor”
karya Slank dan “Untukmu Negeri” karya Iwan Fals ke naskah drama
pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun Pelajaran 2018/2019?
2. Bagaimana kemampuan siswa menulis naskah drama dengan parafrase
syair lagu siswa kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun Pelajaran
2018/2019?
6
3. Apakah siswa mampu menulis naskah drama dengan memparafrasekan
syir lagu “Seperti Para Koruptor” karya Slank dan “Untukmu Negeri”
karya Iwan Fals.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui penerapan parafrase syair lagu Seperti Para Koruptor
(Slank) dan Untukmu Negeri (Iwan Fals) ke naskah drama pada siswa
kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Mengetahui hasil kemampuan siswa menulis naskah drama dengan
parafrase syair lagu siswa kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun
Pelajaran 2018/2019.
3. Mengetahui kemampuan siswa menulis naskah drama dengan
memparafrasekan syir lagu “Seperti Para Koruptor” karya Slank dan
“Untukmu Negeri” karya Iwan Fals.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan kajian untuk memudahkan menulis naskah drama
dengan parafrase syair lagu.
b. Sebagai sumber belajar untuk memudahkan menulis naskah drama
dengan parafrase syair lagu dengan nilai di atas rata-rata yang telah
ditentukan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1. Memberikan kemudahan siswa dalam menemukan ide tulisan.
2. Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
siswa termotivasi dan merasa antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
7
b. Bagi guru
1. Sebagai solusi guru dalam mengatasi kendala pembelajaran
menulis naskah drama dengan media pembelajaran.
2. Sebagai inovasi atau masukan cara pengajaran drama dengan
menggunakan parafrase syair lagu agar siswa lebih tertarik dalam
pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran bahasa Indonesia dan meningkat prestasi
siswa.
8
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Kajian Teoretis
1. Pengertian Parafrase
Istilah parafrase berasal dari bahasa Inggris paraphrase, dari
bahasa Latin paraphrasis, dan dari bahasa Yunani para pharasein yang
berarti "cara ekspresi tambahan". Pengertian parafrase adalah sebagai
berikut:
1. Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau
macam bahasan menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian.
2. Penguraian kembali sebuah teks (karangan) dalam bentuk susunan
kata-kata yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna
yang tersembunyi.1
Dari pengertian di atas jelas bahwa parafrase merupakan
mengubah satu bentuk karya menjadi suatu bentuk yang lain tanpa
mengurangi makna sesungguhnya.
“Paraphrasing stands for sameness of meaning between di_erent
wordings. Prototypical paraphrase examples can be seen in (1) and (2),
where the semantic content remains the same despite the di_erences in the
form: signifcant is substituted for its synonym considerable in (1-b), and
(2) illustrates an active/passive diathesis alternation.”
1) a. This task requires significant knowledge to be successful.
b. This task requires considerable knowledge to be successful.
2) a. The Romans constructed that bridge. c. That bridge was constructed by the Romans.”
2
Pada kutipan di atas menyinggung bahwa parafrase jika dilihat
dari ilmu linguistik yaitu susunan kata dan kalimat, seperti dari aktif ke
pasif atau sebaliknya. Keduanya ada perubahan struktur tetapi tidak
mengubah makna. Maka, dari contoh di atas menegaskan bahwa parafrase
1 Dindin Ridwanudin, Buku Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia MI/SD Cet. Pertama,
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2018, h. 72. 2 Marta Vila, dkk., “Paraphrase Concept and Typology. A Linguistically Based and
Computationally Oriented Approach”, Journal Rvista, 2011, pp. 83. (nlp.Isi.upc.edu. > pln10-vmr)
Diakses pada tanggal 27 April 2019.
9
merupakan salah satu bagian dari linguistik yang berkaitan dengan makna
dari suatu kata atau kalimat.
Adapun OWL Purdue mendefinisikan parafrase adalah (1)
kemampuan seseorang untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain
dengan kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam bentuk yang baru; (2)
merupakan cara yang legal dan sah dalam meminjam sendiri dan
ditampilkan dalam bentuk yang baru; (3) sebuah pernyataan ulang
(restatement) yang lebih lengkap dan detail dibandingkan dengan sebuah
ringkasan. Selanjutnya dikatakan bahwa sebuah parafrase sangat berharga
karena (a) parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi
dan sebuah paragraph atau tulisan yang kurang menonjol; (b) parafrase
membantu menulis untuk mengontrol cobaan melakukan kutipan yang
terlalu sering; (c) proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan sebuah
parafrase membantu penulis untuk memahami sepenuhnya makna teks
sumber yang akan ia sadur.3 Parafrase membantu seseorang untuk
bereksplor kreativitas yang lebih jauh untuk mengembangkan potensi
perpikir dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain. Selain itu, parafrase
pun sangat positif untuk menghindari kutipan yang terlalu sering
digunakan dengan tujuan belajar proses pemahaman untuk suatu
teks/karangan yang ditulis dalam bentuk lain. Parafrase pada genre sastra
terlihat sangat menarik untuk diteliti, bahwa saat melakukan parafrase dari
satu bentuk ke bentuk yang lain membutukan keterampilan siswa dalam
berpikir. Maka, saat parafrase dijadikan sebagai teknik, disesuaikan
dengan tingkat kemampuan siswa.
3 Raja Usman, “Penggunaan Metode Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SMP Al-Ittihat Pekanbaru”, Jurnal
SOROT, Vol. 10, 2015, h. 172. Diakses pada tanggal 19 Februari 2019.
10
2. Ciri-ciri Parafrase
Pada bagian ini akan menjelaskan ciri-ciri parafrase, di antara
ciri-ciri tersebut sangat membantu memahami parafrase lebih
rinci.Parafrase mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bentuk tuturan berbeda4
Parafrase dari bentuk tulisan yang dilisankan akan menjadi
sesuatu yang menarik untuk disimak atau diperhatikan. Jika satu karya
seperti teks lirik lagu dan naskah drama berbeda, maka bentuk
penyajiannya pun demikian, baik dalam bahasa tulisan maupun lisan.
Bahasa tulisan dapat dilihat dari bentuk dengan memperhatikan kata,
kalimat, dan makna yang ada di dalamnya, dengan cara menilai dan
menganalisis unsur-unsur di dalamnya. Syair lagu jika dijadikan
naskah drama maka akan berubah jika dilisankan. Pada umumnya syair
lagu disampaikan dengan nada-nada yang diiringi oleh alat musik,
sedangkan naskah dram jika dilisankan akan menjadi sebuah
pementasan drama yang di dalamnya terdapat dialog, tokoh, latar, alur,
dan lain-lain.
2. Makna tuturan sama5
Parafrase mengubah satu bentuk ke bentuk yang lain tanpa
mengurangi makna dari bentuk pertama. Makna yang berarti maksud
dari penulis. Jika permasalahan di atas mengungkap antara tulisan dan
lisan, maka pada bagian ini makna tuturan dalam memparafrasekan
suatu karya tidak keluar dari makna utama. Apabila syair lagu
mengisahkan masalah sosial seperti korupsi, kemiskinan, dan
kesengsaraan, maka apabila dari lagu ke drama makna dari lagu
tersebuh harus tetap ada dalam pementasan. Walau dalam penuturan
berbeda, tetapi makna sama.
4 Dindin Ridwanudin, Op.Cit., h. 72.
5 Ibid., h. 72.
11
3. Subtansi tidak berubah6
Subtansi yang berarti isi dari kedua karya yang diparafrasekan
tidak berubah. Tiap karya pasti mempunyai nilai yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya, penilaian itu berdasarkan isi dari suatu karya
tersebut.
4. Bahasa atau cara penyampaian berbeda7
Ciri yang terakhir menegaskan bahwa parafrase merupakan
memodifikasi sebagai proses kreativitas bagi seseorang sebagai
kerangka berpikir. Jika bentuk, makna, dan subtansi berbeda, maka
cara penyampaian kepada orang lain pun berbeda. Jika lagu, sikap
kekecewaan dapat disimbolkan dengan intonasi vokalis yang rendah,
maka pementasan drama dapat disimbolkan dengan properti, musik
pengiring, dan mimik khas.
Tujuan memparafrasekan adalah untuk menyederhanakan
pemakaian kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih
mudah memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta
sastra.8 Parafrase bersifat umum, tergantung dari seseorang yang
melakukan parafrase. Jika dari bentuk lagu menjadi naskah drama, maka
yang harus dikuasai ialah hal yang berkaitan dengan drama dan langkah
penulisannya.
3. Langkah-langkah Parafrase
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat
parafrase, yaitu:
1. Membaca dan memahami secara keseluruhan suatu karya sastra
2. Memahami jenis perubahan yang akan dilakukan, baik bentuknya
berupa puisi, prosa, atau drama, maupun redaksinya atau penggunaan
bahasanya.
6 Ibid., h. 72.
7 Ibid., h. 72.
8 Ibid., h. 73.
12
3. Mengungkapkan kembali dengan redaksi bahasa dan bentuk yang
berbeda.9
Melakukan parafrase berarti adanya dua bentuk, oleh karnanya
pemahaman seperti puisi, prosa, drama, atau bentuk lainnya harus dimiliki
agar saat penulisan sesuai dengan maknanya.
4. Media Pembelajaran
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk
menyampaikan suatu pesan atau informasi dan sumber kepada
penerimanya. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian
yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pelajar baik
berupa orang, alat, maupun bahan. Interaksi pembelajar dengan media
adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu
kepada kegiatan belajar. Adapun Dageng dalam buku Dindin Ridwanudin
bentuk belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian
pembelajaran yang mengacu pada apakah pembelajaran dalam kelompok
besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri.10
Media belajar
merupakan bagian dari strategi yang dilakukan guru dalam melakukan
pembelajaran kepada peserta didik. Media tidak hanya dalam bentuk buku,
spidol, penghapus, dan benda lain yang biasa digunakan oleh guru pada
umumnya. Inovasi dan kreativitas guru sangat berpengaruh pada media
apa yang akan digunakan. Media yang digunakan pun sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Media pembelajaran bahasa Indonesia adalah alat yang
digunakan oleh siswa maupun guru untuk memperlancar proses belajar
mengajar bahasa Indonesia yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Contohnya adalah papan panel, gambar dan bumbung substitusi.
Penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya guru
sebagai sentral perencana pembelajaran harus pandai memilih dan
disesuaikan dengan kondisi dan strategi dengan mempertimbangkan faktor
9 Ibid., h. 74.
10 Ibid., h. 134.
13
psikologis siswanya sehingga bisa membangkitkan minat belajar dan
suasana pembelajaran bisa hidup menyenangkan. Sebab untuk
memvisualisasikan konsep kepada siswa guru harus pandai memilih media
yang tepat.11
Pelajaran bahasa Indonesia dianggap salah satu pelajaran
yang membosankan, namun hal tersebut dapat diubah menjadi pelajaran
yang menyenangkan apabila seorang guru mampu memberikan motivasi
belajar dan saat menyampaikan materi dengan memperhatikan metode,
strategi, dan media belajar. Media sangat membantu fokus siswa dalam
pelajaran, siswa lebih memperhatikan dan tidak terasa monoton dalam
penyampaian materi.
Apabila belajar bahasa dan sastra dilengkapi dengan media, maka
media dapat berperan mengatasi masalah interaksi belajar bahasa
Indonesia sebagai bahasa kedua. Peran tersebut adalah:
1. Fungsi aktif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat mengunggah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi
menyangkut masalah sosial.
2. Fungsi kognitif, media dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
3. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media yang memberikam konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah membaca atau mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingat kembali.12
Dari berbagai fungsi
media pembelajaran di atas, media pada saat ini pun sangat membantu
bagi siswa sebagai sarana pembantu siswa untuk meningkatkan fokus
dan daya berpikir siswa. Selain untuk siswa, media pun sangat
tergantung dari tingkat kreativitas guru untuk menyajikan di hadapan
11
Ibid., h. 134. 12
Labsas, Prosiding Seminar Sastra dalam Media, (Medan: Laboratorium Sastra Medan,
2013), h. 110.
14
peserta didik, media yang ditampilkan tentu sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan siswa.
Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya dari dua jenis,
tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya
liptnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Dilihat dari jenisnya,
salah satunya yaitu media audiovisual. Media audiovisual adalah media
yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
media yang pertama dan kedua.13
Media audiovisual sangat cocok untuk
dijadikan sebuah media pembelajaran yaitu dengan memutarkan lagu
beserta video klipnya. Media lagu dapat diterapkan pada materi drama,
siswa membuat naskah drama dengan melihat dan mendengarkan lagu
untuk dijadikan naskah drama.
Fungsi media dalam pembelajaran menulis yaitu, (1) memotivasi
siswa untuk melakukan kegiatan menulis, (2) mengembangkan konteks
dalam tulisan, (3) memberikan informasi yang menyangkut objek,
tindakan, dan perisiwa, dan (4) menyediakan rencana nonverbal untuk
menulis karangan.14
Dari penjelasan di atas, secara tersirat bahwa untuk
menumbuhkan atau membiasakan menulis, adanya kesungguhan.
5. Pengertian Syair Lagu
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab. Ciri-ciri syair
adalah sebagai berikut: (1) setiap bait terdiri dari empat baris, (2) setiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, (3) bersajak a-a-a-a, dan (4) semua baris
merupakan isi, tidak memiliki sampiran.15
Syair merupakan karya sastra
yang memiliki keindahan yang tersendiri, banyak pula syair yang
dinyanyikan agar semakin indah dan mudah untuk dirasakan oleh penyair
atau orang lain.
13
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
124. 14
Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Tangerang Selatan: UIN Press, 2015), h. 136. 15
Azhar Umar, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Guru dan
Tenaga Kependidikan, 2017), h. 7.
15
Fungsi syair adalah sebagai hiburan rakyat. Syair dituturkan
dalam bentuk pertunjukan rakyat yang digelar untuk mengisi malam
hiburan rakyat. Kegiatan komunal yang sering dimeriahkan dengan acara
pembacaan syair antara lain peringtan hari-hari besar tertentu, kampanye
partai politik, penyuluhan sosial, pasar malam, pesta adat, musim panen,
dan saprah amal.16
Jika dihubunngkan dengan saat ini, syair mengalami
perubahan yang tidak mengurangi esensi yang sesungguhnya.
Syair lagu atau tembang tidak lain adalah puisi. Lagu dapat pula
sebagai puisi yang dinyanyikan atau puisi lagu. Sebagai sebuah karya seni
dan puisi mengandung berbagai keindahan, khususnya keindahan yang
dicapai lewat bentuk-bentuk kebahasaan. Lewat permainan pengulangan
bunyi pada kata-kata terpilih akan dibangkitkan aspek persajakan dan
irama puisi yang menyebabkan puisi menjadi indah dan melodius.17
Lagu
merupakan sebuah hiburan yang dekat dengan kehidupan manusia sehari-
hari. Sebuah lagu diciptakan tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga
sebagai media penyampaian segala bentuk ekspresi penyanyi seperti ide,
gagasan, pemikiran, bahkan curahan hati yang tertuang dalam lirik, nada,
irama yang diperindah dengan iringan musik. Sebuah lagu tidak lepas dari
lirik-lirik yang membentuknya.
6. Hakikat Menulis
Menulis merupakan keterampilan yang sangat menguras pikiran
dan tenaga, karena seseorang terkadang sulit untuk mengungkapkan ide
dan pokok pikiran dalam bentuk tulisan. Kata-kata yang keluar merupakan
hasil dari proses berpikir yang sangat panjang dan mempunyai tujuan agar
dapat dimengerti oleh pembaca.18
Menulis bukan hanya memindahkan
kosa kata atau perbendaharaan kata yang diketahui ke dalam kertas. Ada
bebrapa hal yang harus diketahui prihal menulis, di antaranya.
16
Tajudiin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Araska, 2015) Cet.
1, h. 151. 17
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2005), Cet. 1, h. 103. 18
Zaenal Arifin, Menulis, (Jakarta: PT Pustaka Mandiri, 2016), Cet. 1, h. 1.
16
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsure, yaitu: penulis sebagai
penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya
memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif
ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Suparno dan
Yunus dalam buku Dalman menjelaskan bahwa menulis merupakan
suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya.19
Keterampilan berbahasa ada
empat, salah satunya yaitu keterampilan menulis. Menulis memang
mempunyai peran yang sangat penting dalam berbahasa karena
mencakup tiga keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, membaca,
dan berbicara.
Writing is a psychological activity of the language user to
put information in the written text.20
Menulis bukan hanya melatih proses berpikir sesorang
yang dituangkan dalam bentuk tulisan, tetapi menulis pun berkaitan
dengan psikologis seseorang. Tulisan yang terbaik merupakan tulisan
yang ditulis sesuai hati dari si penulis, terlebih dalam menulis teks-teks
sastra yang berkaitan dengan imajinasi.
b. Keterampilan Menulis
Pada dasarnya keterampilan berbahasa tulisan sama dengan
keterampilan bahasa lisan. Hal tersebut disebabkan karena sama-sama
berbentuk pencurahan gagasan dengan menggunakan lambang bahasa.
Pembeda dalam bahasa lisan, lambang bahasa yang digunakan ialah
19
Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), Cet. 4, h.
3-4. 20
Sangganm Siahaan, Issues In Linguistics, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 215.
17
lambang bunyi, sedangkan bahasa tulis lambang yang digunakan adalah
lambang tulisan atau disebut grafem.21
Keterampilan menulis berkaitan
dengan kemampuan seseorang mendapat sumber informasi yang didapat
atau yang dibaca, kemampuan membaca sangat berkaitan dengan
keterampilan menulis. Sedangkan, kemampuan berbicara dengan lisan
sangat berkaitan dengan keterampilan keduanya, yaitu keterampilan
berbicara dan menulis.
Keterampilan menulis dapat dibaca seseorang apabila dalam
suatu tulisan dapat disajikan sesuai dengan tujuan. Jika tulisan dalam
bentuk berita, maka isi dari tulisan itu berupa sumber informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dan cara penyampaiannya sesuai dengan struktur.
Maka apabila tulisan dalam bentuk puisi, cerpen, atau naskah drama dapat
menuangkan pikiran, gagasan, dan curahan hati, sampai emosi sekali pun
dapat dirasakan oleh pembaca, karena keterampilan menulis berfungsi
sebagai alat komunikasi secara tidak langsung antara penulis dan pembaca.
c. Tujuan Menulis
Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan objektif yang
bisa dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya. Karena
tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau
gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan
demikian menjadi salah satu sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan
efesien untuk menjangkau khalayak masa yang luas. Adapun tujuan
penulisan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun
peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan
peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan
pemahaman baru tentang berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi
di muka bumi ini.
b. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula
pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung
21
M. Atar Semi, Dasar-dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h.47.
18
yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan
pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif.
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.
Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan
terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan
menentukan perilaku seseorang.
d. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan
monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula
berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau
bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan
pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk
melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk beraktivitas.22
Tujuan di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
saat proses menulis. Tulisan dalam bentuk koran berarti informasi,
tulisan dalam bentuk iklan yang bertujuan untuk menawarkan atau
membujuk pembeli, buku-buku pelajaran bertujuan memberi
pengetahuan, dan komik, pantun jenaka merupakan salah satu tujuan
untuk menghibur pembaca.
d. Tahapan Menulis
Kompleksitas tulisan itu disebabkan oleh faktor-faktor yang
mesti terwujud di dalam tulisan.23
Agar menjadi tulisan yang baik, maka
perlu diperhatikan tahapan menulis di bawah ini.
1) Perencanaan Karangan
Secara teoritis proses penulisan meliputi tiga tahap utama,
yaitu prapenulisan, penulisan dan revisi. Ini tidak berarti bahwa
kegiatan menulis dilakukan secara terpisah-pisah. Pada tahap
prapenulisan kita membuat persiapan-persiapan yang akan digunakan
22
Elina Syarif, dkk., Pembelajaran Menulis, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
2009), hlm. 6.
23
Daeng Nurjamal, dkk., Terampil Berbahasa, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 72.
19
pada penulisaan dengan kata lain merencanakan karangan. Berikut ini
dibahas cara merencanakan karangan.
2) Pemilihan Topik
Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu
karangan menentukan topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan
dibahas dalam tulisan. Ada beberapa yang harus dipertimbangkan
dalam memilih topik yaitu;
a. topik itu ada menfaatnya dan layak dibahas
b. topik itu cukup menarik terutama bagi penulis
c. topik itu dikenal baik oleh penulis
d. bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai
e. topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Setelah mengetahui cara-cara memulai dan teknik
memberikan nafas ke dalam tulisan, selanjutnya melangkah ke proses
penulisan. Adapun proses penulisan tersebut sebagai berikut.
a. Draf kasar; dimulai menelusuri dan mengembangkan gagasan-
gagasan.
b. Berbagi; sebagai penulis hendaknya meminta orang lain untuk
membaca dan memberikan umpan balik.
c. Perbaikan (revisi); setelah mendapat umpan balik dari teman
tentang mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi, ulangi
dan perbaikilah. Manfaatkanlah umpan balik yang dianggap
membantu. Ingat tujuan menulis membuat sebaik mungkin.
d. Menyunting (editing); pada tahap ini, perbaikilah semua kesalahan
ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Pastikanlah semua transisi
berjalan mulus penggunaan kata kerja tepat, dan kalimat-kalimat
lengkap.
e. Penulisan kembali ; tulis kembali tulisan Anda, masukkan isi yang
baru dan perubahan –perubahan penyuntingkan.
20
f. Evaluasi; periksalah kembali untuk memastikan bahwa Anda telah
menyelesaikan apa yang Anda rencanakan dan apa yang ingin
Anda sampaikan.24
Apabila proses di atas dapat berjalan dengan konsisten, maka
hasil dari tulisan pertama, kedua, dan seterusnya akan jauh lebih baik.
Memperbaiki tulisan yang sudah dibuat membutuhkan orang lain untuk
membacanya agar mengetahui kekurangan dan kelebihan apa saja yang
terdapat dalam tulisan si penulis.
7. Hakikat Drama
Drama sebagai salah satu genre sastra, memiliki kekhasan
dibandingkan dengan genre lain yaitu puisi dan fiksi. Drama memiliki
kekhasan dari sudut pemakaian bahasa dan penyampaian amanatnya.25
Sebelum membahas lebih lanjut, di bawah ini dijelaskan pengertian,
unsur-unsur, dan menulis naskah drama.
a. Pengertian Drama
Drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan
emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama
tidak jauh berbeda dengan lakuan dan dialog yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Drama merupakan penciptaan kembali
kehidupan nyata atau menurut istilah Aristoteles adalah peniruan gerak
yang memanfaatkan unsur-unsur aktivitas nyata.26
Sebuah naskah
drama yang ditulis, jika dipentaskan oleh orang lain, maka para
pemeran harus memahami subtansi yang tersirat di dalam naskah
drama tersebut.
Bahasa menjadi unsur utama dalam drama. Namun demikian,
masih ada unsur lain yang tidak kalah pentingnya, yakni gerak, posisi,
24
Elina Syarif, dkk., Pembelajaran Menulis, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
2009), h. 11-12 25
Suroso, Drama: Teori dan Praktik Pementasan, (Yogyakarta: Elmatera, 2015), Cet. 1,
h. 10. 26
E. Kosasih, Apresiasi Sastra Indonesia, (Jakarta: Nobel Edumedia, 2008), h. 81.
21
isyarat, dan ekspresi wajah. Bahasa harus dioptimalkan dengan sebaik-
baiknya, tidak hanya berkenaan dengan kata-kata itu sendiri,
melainkan juga intonasi dan tempo kalimat, pelafalan, volume suara,
tekanan, serta aspek-aspek kebahasaan lain agar pesan dapat
tersampaikan secara sempurna.
Drama merupakan bentuk sastra yang digemari oleh
masyarakat luas. Hampir setiap kelompok masyarakat di berbagai
pelosok dunia sejak dulu akrab dengan bentuk sastra ini sebagaimana
tampak pada istilah-istilah “kedramaan” yang melekat erat dengan ciri
budaya setempat.27
Pada pengertian tersebut mengartikan bahwa drama
suatu seni yang mencurahkan segala kemampuan seseorang, mulai dari
menulis naskah drama dengan memperhatikan unsur di dalamnya,
menganalisis dan memahami tiap dialog antar tokoh, sampai persiapan
pementasan untuk dinikmati oleh khalayak ramai. Pada intinya, drama
mencurahkan pikiran penulis untuk dapat diperankan oleh orang lain
dengan emosi yang membangun sebuah pertunjukan.
Sedangkan menurut KBBI drama adalah (1) komposisi syair
atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan
watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan, (2)
cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang
khusus disusun untuk pertunjukan teater, (3) kejadian menyedihkan.28
Menampilkan pertunjukan drama yang baik harus ada upaya yang
maksimal mulai dari persiapan, seperti mengetahui pengertian drama,
dialog, tokoh, dsb. agar pertunjukan hidup, dapat dirasakan oleh
penonton.
Ferdinand Brunetiere dan Bulthazar Verhagen mengatakan
bahwa drama adalah kesenian yang melukiskan sifat, sifat, dan harus
melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Adapun
pengertian drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan
27
28
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 324.
22
dengan gerak, drama adalah menyaksikan kehidupan manusia yang
diekspresikan secara langsung.29
Dari pernyataan di atas jelas bahwa
drama tidak luput dari ekspresi, gerak, emosi, yang dipentaskan
sebagai seni pertunjukan yang dilakukan oleh sekolompok orang untuk
mengisahkan kehidupan.
b. Unsur-unsur Drama
Drama dibangun oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
seperti halnya dengan genre utama sastra lain. Adapun unsur intrinsik
drama, sebagai berikut:
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok dalam drama. Sebuah naskah
yang baik akan memiliki tema yang kuat. Waluyo berpendapat bahwa
drama yang besar akan mengemukakan tema yang abadi. Tema yang
abadi biasanya bersifat interpersonal, yaitu dapat mengatasi
kepentingan individu, golongan, suku, bangsa, serta kurun waktu.
Tema drama dapat berbentuk tersurat maupun tersirat. Tersurat
apabila terdapat secara langsung dalam dialog tokoh, sedangkan
tersirat apabila pembaca harus lebih dahulu sebagian besar naskah
tersebut dan kemudian menarik kesimpulan berdasarkan teks yang
dibacanya.
2. Plot
Plot merupakan rangkaian peristiwa yang mengalir karena
adanya hubungan sebab-akibat. Plot di dalam drama merupakan
jalinan konflik yang akhirnya akan menimbulkan klimaks.
Tahapan plot di dalam drama:
a. Eksposisi
Pada tahap ini baru diperkenalkan kepada pembaca para tokoh
drama beserta karakter masing-masing. Tahap ini disebut juga
sebagai pelukisan awal cerita.
29
Hasanuddin WS, Drama Karya dalam Dua Dimensi, (Bandung, Angkasa Bandung,
2009), h. 2.
23
b. Komplikasi
Pada tahap ini muncul hambatan, sehingga timbullah pertikaian
awal. Segala rintangan dan masalah mulai mengahampiri untuk
menghambat tujuan yang ingin dicapai tokoh. Seorang tokoh
mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk
menanggulangi rintangan-rintangan ini.
c. Klimaks
Perselisihan yang terjadi antar tokoh semakin meruncing. Konflik
bertambah rumit dan belum ada yang dapat menguraikannya.
Peningkatan konflik ini lama-kelamaan memuncak, sehingga
terjadilah klimaks.
d. Resolusi
Tahap ini ditandai dengan adanya konflik yang mulai mereda. Para
tokoh sudah dapat menemukan penyelesaian terhadap konflik yang
tercipta sebelumnya.
e. Denouement
Tahap ini berisi keputusan yang diambil para tokoh untuk
mengakhiri cerita. Denouement dapat berisi pengakhiran (happy
ending), pengakhiran yang buruk (sad ending), atau pengakhiran
diserahkan kepada pembaca (open ending).
3. Tokoh
Tokoh cerita berdasarkan perannya terbagi atas tokoh utama,
tokoh bawahan, serta tokoh tambahan. Fungsi penampilan tokoh dalam
drama sangat penting karena mendukung cerita dan memperjelas
karakter tokoh. Fungsi tampilannya dalam cerita, tokoh terdiri dari:
a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh cerita yang menjadi kesenangan
pembacanya karena memiliki sifat dan sikap yang patut diteladani.
b. Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang arus cerita.
c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pendukung protagonis dan antagonis.
24
4. Dialog
a. Pengertian Dialog
Dialog merupakan hakikat utama drama yang
membedakannya dari genre sastra yang lainnya. Dialog merupkan
cakapan yang terjadi antara tokoh yang menjalankan arus cerita
menuju konflik, klimaks, serta penyelesaian cerita.
Dialog atau percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat
mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara. Dalam
setiap dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahsa yang
dilaksanakan secara simultan yakni berbicara dan menyimak.
Keterampilan berdialog diperoleh melalui latihan intensif, teratur,
dan berkesinambungan. Fungsi utama berdialog adalah bertukar
pikiran, mencapai mufakat, atau merundingkan sesuatu masalah.
b. Kedudukan Dialog dalam Drama
Konsep drama yang paling utama ditekankan adalah
laku, maka kata-kata (dialog) hanya bersifat sekunder, atau lebih
tepatnya dialog dalam drama harus dipahami sebagai bagian dari
laku itu sendiri. Pada pementasan yang dapat terlihat bersatunya
dialog dengan perbuatan, bersatunya bahasa verbal atau teks
dengan bahasa tubuh atau subteks.
5. Karakter
Watak tokoh yang terdiri dari sikap, sifat, serta
kepribadian tokoh disebut juga karakter tokoh. Watak tokoh dapat
diketahui melalui cara berdialog yang dilakukan antartokoh,
pikiran tokoh, tindakan, bahkan tampilan fisik tokoh dapat
menunjukkan wataknya.
6. Latar
Latar cerita dapat dibagi menjadi latar tempat, waktu,
dan situasi. Latar sering disebut setting, karena latar sangat
berhubungan dengan set panggung atau penataan tempat
pementasan.
25
7. Pertunjukan pemanggungan
Pertunjukan pemanggungan merupakan teks sampingan
dalam naskah drama yang berfungsi untuk memberikan
pertunjukkan yang berkaitan dengan pertunjukkan drama. Teks ini
harus juga terlihat dalam hubungan integral dengan dialog dalam
rangka membangun keseluruhan naskah drama.
Selain unsur intrinsik, banyak pula unsur dari luar yang dapat
mendukung cerita drama sehingga menjadi cerita yang kaya dan menarik.
Unsur-unsur ekstrinsik tersebut, antara lain: (1) Unsur politik, (2) unsur
moral, (3) unsur pendidikan, dan (4) unsur psikologis.30
Unsur-unsur
ekstrinsik tidak terlibat pada jalannya cerita, namun keberadaan unsur ini
sanfar mempengaruhi perkembangan cerita.
c. Menulis Naskah Drama
Naskah drama adalah bentuk penyajian dalam tulisan yang
disusun sedemikian rupa berdasarkan alur cerita. Naskah yang runtut akan
mudah dipentaskan dengan memperhatikan unsur-unsur yang membangun
unsur tersebut. Adapun struktur naskah drama adalah sebagai berikut. (1)
plot atau kerangka, (2) penokohan dan perwatakan, (3) dialog, (4)
setting/landasan/tempat kejadian, (5) tema/nada dasar cerita, (6)
amanat/pesan pengarang, dan (7) petunjuk teknis.
Menulis naskah drama yaitu menuangkan ide dan gagasan yang
ada dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan dari objek yang dilihat atau
diamati. Ciri khas naskah drama yakni adanya cakapan atau dialog dalam
naskah drama tersebut. Penyusunan dialog pun harus diperhatikan
pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari.31
Keterampilan
menulis sangat membantu proses dialog yang ditulis dengan cara banyak
membaca atau melihat sumber yang relevan agar mempunyai kerangka
berpikir.
30
Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, (Depok: Rajawali Pers, 2018), h. 112-116. 31
Hani Karlina, “Penggunaan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Naskah Drama”, e-Jurnal Literasi, Vol. 1, 2017, h. 29.
26
Langkah-langkah menulis naskah drama menurut Yonny, (2014:
2842) adalah sebagai berikut. (1) Menggali ide; (2) membuat riset; (3)
menentukan konflik cerita; (4) membuat sinopsis; (5) menentukan tokoh-
tokoh cerita; (6) menentukan alur; (7) menentukan latar cerita; (8)
menyusun naskah drama/skenario.32
Jadi, langkah-langkah menulis naskah
drama dapat dilakukan sesuai dengan tahapan di atas, namun untuk
menulis naskah drama harus mengetahui hal-hal yang membangun lainnya
untuk menulis. Apabila sudah mengetahui hal tersebut, akan memudahkan
untuk menulis naskah drama sesuai dengan tujuan dan emosi.
Sedangkan menurut pendapat lain menulis naskah drama dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Mencari dan menentukan tema
2. Membuat garis besar cerita
3. Menentukan tokoh dan peran
4. Menentukan pola dan adegan
5. Mengembangkan dialog33
Kedua pendapat tersebut mengenai langkah-langkah menulis
naskah drama berfokus pada mengeksplor kemampuan seseorang untuk
dijadikan dialog-dialog yang sesuai dengan emosi dan alur cerita.
B. Penelitian Relevan
Penelitian ini merupakan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dengan tema yang sama atau hampir serupa. Penelitian ini
bertujuan untuk memberi paparan atau gambaran penelitian yang telah
dilakukan pada bagian ini akan dipaparkan tiga hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
Pertama, jurnal dengan judul “Penggunaan Metode Parafrase untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas VII SMP Al-Ittihat Pekanbaru” pada tahun 2015.
Penelitian ini dilakukan oleh Raja Usman, Dosen FKIP Universitas Terbuka
32
Ibid., h. 30. 33
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2005), Cet. 17, h. 12.33.
27
Pekanbaru. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis
puisi prosa dengan metode parafrase puisi pada siswa kelas VII SMP Al-
Ittihat Pekanbaru. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Analisis data dipeoleh dari tahap
perencanaan yang dipersiapkan adalah (1) menyusun program pembelajaran,
(2) menyusun lembar observasi, (3) menyusun lembar kegiatan siswa (LKS),
(4) menyusun alat evaluasi dan tahap pelaksanaan tindakan. Dari hasil belajar
yang dilakukan pada pada tes awal terdapat yang tidak tuntas sebanyak 12
orang (60,00%) dan tuntas hanya 8 orang (40,00%), pada siklus I yang tidak
tuntas sebanyak 4 orang (20,00%) dan tuntas sejumlah 16 orang (80,00%) dan
siklus II tuntas seluruh siswa yaitu 20 orang (100%).34
Persamaan penelitian
tersebut adalah penggunaan metode atau teknik parafrase yang digunakan
dalam penelitiannya. Adapun perbedaannya yakni metode penelitian dan
subjek penelitian di kelas VII, sedangkan peneliti di kelas XI.
Kedua, jurnal dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis
Naskah Drama melalui Media Video Klip Lagu pada Siswa Kelas XI IPS MA
Ma‟arif Al-Falah Ponegoro”. Penelitian ini ditulis oleh Dwistya Putri
Verdiani, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian yang
dilakukan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis naskah
drama siswa kelas XI IPS MA Ma‟Arif Al-Falah Ponorogo menggunakan
media video klip lagu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan model Kemmis dan Mc Taggrat yang terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observasing), dan refleksi (reflecting). Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPS. Adapun hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
secara proses terdapat peningkatan pelaksanaan proses pembelajaran pada
antusias siswa yang termotivasi untuk menulis naskah drama agar lebig baik
menggunakan media video klip lagu. Sedangkan peningkatan hasil
menunjukan bahwa siklus pertama belum memperoleh skor yang memuaskan.
34
Raja Usman, “Penggunaan Metode Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SMP Al-Ittihat
Pekanbaru”, Jurnal SOROT, Vol. 10, 2015, h. 172. Diakses pada tanggal 19 Februari 2019.
28
Nilai rata-rata menulis naskah drama siswa pada tahap pratindakan adalah
61,66 kemudian pada siklus I mengalami peningkatan rata-rata menjadi 72,70.
Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil menulis naskah drama
siswa tetapi belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditentukan yaitu 75 dan pada siklus II telah mencapai skor yang cukup
memuaskan dengan nilai rata-rata 80,92. Kesimpulan dapat dikatakn
penelitian dikatakan berhasil.35
Persamaan penelitian tersebut dengan peneliti
adalah objek penelitian yang dilakukan di kelas XI sedangkan perbedaan yaitu
Dwistya menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sedangkan
peneliti menggunakan metode kualitatif.
Ketiga, skripsi dengan judul “Memproduksi Naskah Drama dengan
Menggunakan Media Lagu pada Siswa Kelas XI SMK ICB Cinta Wisata
Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016” pada tahun 2016. Penelitian ini
dilakukan oleh Galih Muhammad Reza Bahtiar, mahasiswa Universitas
Pasundan Bandung. Tujuan penelitian Galih adalah memproduksi naskah
drama dengan menggunakna media lagu, yang menekankan pada konsep
untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam menyusun sebuah naskah
drama dari hasil menyimak lagu pada siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata
Bandung. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif. Adapun hasil
penelitian yang telah dilakukan (a) penulis mampu merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran memproduksi naskah drama dengan
menggunakan media lagu pada siswa kelas XI AK PN 2 SMK ICB Cinta
Wisata Bandung, (b) siswa kelas XI AK PN 2 SMK ICB Cinta Wisata
Bandung mampu memproduksi naskah drama dengan menggunakan media
lagu. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata pretes dan postes. Nilai rata-rata pretes
yaitu 35,41 sedangkan nilai rata-rata postes 77,46, (c) media lagu efektif
digunakan dalam pembelajaran memproduksi naskah drama pada siswa kelas
XI AK PN SMK ICB Cinta Wisata Bandung. Dari hasil tersebut, maka
penelitian dianggap berhasil karena sangat memudahkan siswa untuk dapat
35
Dwistya Putri Verdiani, “Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drana melalui
Media Video Klip Lagu pada Siswa Kelas XI IPS MA Ma‟arif Al-Falah Ponegoro”, Jurnal UNY,
h. 896. Diakses pada tanggal 26 Januri 2019.
29
menulis kreatif dari media lagu yang didengarkan.36
Persamaan penelitian
yang dilakukan oleh galih dengan peneliti adalah sama-sama menggunakan
metode kualitatif dan objek penelitian keduanya tingkat SLTA, yaitu kelas XI
SMA/SMK. Adapun perbedaan pada teori yang digunakan untuk mengubah
dari lagu ke naskah drama, Galih berfokus hanya dengan media lagu untuk
menuliskan drama, sedangkan peneliti memanfaatkan teknik parafrase dari
syair lagu menjadi naskah drama.
36
Muhammad Galih Reza Bahtiar, “Memproduksi Naskah Drama dengan Menggunakan
Media Lagu pada Siswa Kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016”,
(Bandung, Universitas Pasundan Bandung, 2016). Diakses pada tanggal 26 Januari 2019.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Depok yang
beralamat Perum Bukit Rivaria Sektor IV, Bedahan, Sawangan, Kota Depok,
Jawa Barat 16519. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester
genap tahun pelajaran 2018/2019 yaitu dari Maret-September 2019. Ada tiga
tahap dalam pelaksanaan penelitian ini, tahap pertama perencanaan dan
persiapan, tahap kedua pelaksanaan penelitian, dan tahap terakhir analisis
data.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara
kuantifikasi lainnya. Kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan
mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran
holistik dan rumit. Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah
disintesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.37
Metode kualitatif membutuhkan ketepatan dalam melihat
perkembangan proses penelitian dari awal hingga akhir. Dari proses yang
dilakukan secara bertahap maka akan menjadi sebuah rancangan laporan
penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan
memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikit pun belum diketahui.
Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapat wawasan tentang sesuatu
37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013, Cet. 31, h. 6-11.
31
yang baru sedikit diketahui. Demikian pula metode kualitatif dapat memberi
rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode
kuantitatif.38
Kuantitatif dan kualitatif mempunyai cara kerja yang berbeda
untuk menganalisis sebuah permasalahan, tetapi penelitian kualitatif lebih
menekankan dalam menjelaskan suatu objek penelitian.
Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau
memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada penulisan laporan demikian, peneliti
menganalisis data yang sangat kaya dan sejauh mungkin dalam bentuk
aslinya.39
Setalah mengetahui penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data
pun sangat dibutuhkan untuk memperkuat bukti penelitian. Seorang peneliti
nantinya akan menyusun laporan lengkap dengan lampiran-lampiran yang
relevan.
“Qualitative research is characteristically exploratory, fluid and
flexible, data-driven and context-sensitive. Given that, it would be both
inimical and impossible to write an entire advance blueprint. In qualitative
research, decisions about design and strategy are ongoing and are grounded
in the practice, process and context of the research itself”.40
Penelitian kualitatif bersifat eksploratif dan fleksibel serta berbasis
data. Penelitian kualitatif tergantung dari peneliti dalam mengolah data, agar
data tersaji dengan baik maka pemaparannya tetap pada konteks yang diteliti.
Meleong dalam buku Suharsimi menyatakan sumber data
penelitian kualitatif adalah tampilan kata-kata lisan atau tertulis yang
dicermati oleh peneliti dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar
dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya.41
Penelitian kualitatif pada umumnya mendeskripsikan dengan rinci objek yang
diteliti. Apabila dapat dipertanggungjawabkan hasil peneltian yang telah
dilakukan. Hasil penelitian bukan hanya bentuk kata, tetapi lengkap dengan
38
Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien (eds), Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,
Terj. Anselm Strauss and Juliet Corbin, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2009), Cet. 3, h. 5. 39
Lexy J. Moleong, op.cit., h. 6-11. 40
Jennifer Mason, Qualitative Researching, (London: SAGE Publication, 2002), pp. 24. 41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 22.
32
bukti-bukti konkret bertujuan untuk menguatkan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi
perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih
mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif.42
Mempertahankan bentuk
yang dimaksud yakni dalam melakukan penelitian tidak melebar dalam
membahas suatu objek, walau bersifat deskriptif namun dalam meneliti
seobjektif mungkin.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dan objek penelitian akan dijelaskan pada bagian ini, adapun
penjelasannya sebagai berikut:
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Subjek penelitian berkaitan dengan unit analisis, yaitu subjek
yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.43
Subjek penelitian
yaitu siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran
2018/2019 berjumlah 35 siswa. Alasan peneliti memilih satu kelas tersebut
berdasarkan saran atau rekomendasi dari guru bagian kurikulum dan guru
mata pelajaran bahasa Indonesia. Lalu dipilihlah kelas tersebut karena
kelas XI IPS 4 merupakan kelas yang aktif dalam pembelajaran. Adapun
data siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
42
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, --), h. 146. 43
Ibid., h. 188.
33
Tabel 4.1
Subjek Penelitian Siswa Kelas XI IPS 4
SMA Negeri 5 Depok
No. Nama Siswa/Kode L/P
1 Abraham Timothy H./ ATY L
2 Ade Kurniawan/AKN L
3 Ade Putri Azita/APA P
4 Ahmad Noval/ANL L
5 Aliyah Novianti/ANI P
6 Alkautsar Mika G./AMA L
7 Anisa Nahra Nabila/AZN P
8 Asya Syahida/ASA P
9 Audry Maulana Putra/AMP L
10 Avicenna Rusydi Sabhani/ARS L
11 Awalia Marwah Suhandi/AMS P
12 Ayu Natasya/ANA P
13 Baihaqi Ramdhani/BRI L
14 Bonita Nameera Karyadi/BNK P
15 Diana Heksa Septiani/DHS P
16 Elfita Pratiwi/EPI P
17 Fahri Jilham/FJM L
18 Frida Lailatul Afifah/FLA P
19 Hasan Muhammad Ikbal/HMI L
20 Haura Alya Amany/HAA P
21 Ika Dian Fitriani/IDF P
22 Imam Samudra/ISA L
34
23 Juan Manuel Aprilio/JMA L
24 Junita Nur/JNR P
25 Muhammad Abdullah Z./MAZ L
26 Muhammad Nizar A./MNA L
27 Nanda Zahra/NZA P
28 Pitya Nurdianti/PNI P
29 Safira Mumtaz/SMZ P
30 Saphira Rashida K./SRK P
31 Shafa Nurul Izmi/SNI P
32 Syndi Vinshensya L. B./SVL P
33 Tiwi Oktaviani/TOI P
34 Vania Ardelia Putri/VAP P
35 Zahrannisa Febrianti/ZFI P
Dari tabel di atas, subjek penelian yaitu siswa kelas XI IPS 4
SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa
laki-laki 13 dan perempuan 22, sehingga jumlah keseluruhan 35 siswa.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.44
Objek penelitian yang dilakukan yakni parafrase
syair lagu Slank berjudul “Seperti Para Koruptor” dan Iwan Fals berjudul
“Untukmu Negeri”.
Pembagian lagu tersebut dibagi dua kelompok besar secara acak,
yakni 16 siswa yang mendapat lagu Slank berjudul “Seperti Para
Koruptor” dan 19 siswa yang mendapat lagu Iwan Fals berjudul “Untukmu
Negeri”.
44
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya), h. 6.
35
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam
meneliti, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Penggunaan Observasi
Observasi adalah informasi yang sering dijumpai dalam
pendidikan.45
Kegiatan observasi meliputi mencari data sekolah mulai dari
sejarah berdiri, visi misi, struktur organisasi sekolah, sarana prasarana, dan
keadaan peserta didik.
2. Penggunaan Wawancara
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk
“semi structured” yaitu interviwer menanyakan serentetan pertanyaan
yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam
mengorek keterangan lebih lanjut. Maka jawaban yang diperoleh dapat
meliputi semua variable dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.46
Wawancara yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada guru pengajar dan empat siswa terkait teknik parafrase syair lagu
ke naskah drama. Pertanyaan tersebut telah disiapkan oleh peneliti. Tujuan
wawancara untuk mengetahui lebih lanjut apakah teknik parafrase syair
lagu ke naskah drama tepat dalam pembelajaran drama.
3. Penggunaan Tes
Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.47
Tes yang dilakukan
kepada siswa sebanyak dua kali. Tes pertama siswa dibagi menjadi dua
kelompok besar, yakni kelompok lagu Slank berjudul “Seperti Para
Koruptor” dan Iwan Fals berjudul “Untukmu Negeri”, kemudian kedua
kelompok tersebut berdiskusi makna yang tersirat di dalam lagu tersebut.
Tes kedua yaitu siswa mulai menulis naskah drama dengan
memperhatikan teks atau lagu yang akan diparafrase. Tes sebagai tolok
45
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),
Cet. 1, h. 78. 46
Deddy, Op.Cit., h. 270. 47
Ibid., h. 266.
36
ukur keberhasilan siswa dalam menulis naskah drama setelah setelah siswa
memparafrasekan syair lagu menjadi naskah drama.
4. Penggunaan Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.48
Dokumentasi
yang dilakukan berupa foto saat KBM berlangsung dan berfokus pada
proses sampai hasil menulis naskah drama dengan memparafrasekan syair
lagu serta dokumen-dokumen penting lain yang mendukung penelitian..
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen ini
menggambarkan cara pelaksanaannya., maka sering juga disebut teknik
penelitian.49
Adapun untuk mengetahui pemahaman siswa terkait materi, maka
peneliti membuat instrumen penilaian parafrase syair lagu menjadi naskah
drama berikut ini.
Tabel 3.2
Format Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama.
No. Aspek yang dinilai
Tingkatan Capaian
Kinerja
1 2 3 4 5
1 Kemampuan Pemahaman
2 Ketepatan Makna
3 Kreativitas
4 Pilihan Kata dan Kalimat
Jumlah Skor
Burhan Nurgiyantoro (210:519)
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 266-274. 49
Wina Sanjaya, Op.Cit.,h. 247.
37
F. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini akan memaparkan teknik analisis data yang akan
dilakukan oleh peneliti, adapun teknik-tekniknya yaitu (1) observasi, (2)
wawancara, dan (3) tes. Adapun penjelasannya yaitu:
1. Data Observasi
Data observasi meliputi data profil sekolah (visi misi,
organisasi sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa).
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan kepada guru pelajaran bahasa
Indonesia dan empat siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok. Keempat
siswa tersebut dipilih dengan kriteria yang mampu menulis naskah drama
dengan baik dan kurang atau sulit menulis naskah drama dari parafrase
syair lagu ke naskah drama. Pertanyaan yang diajukan sudah disiapkan
oleh peneliti, empat pertanyaan diajukan untuk guru dan lima pertanyaan
untuk siswa. Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan penelitian,
yakni parafrase syair lagu ke naskah drama pada siswa kelas XI IPS 4
SMA Negeri 5 Depok.
3. Tes
Penelitian dilakukan di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok,
tes yang dilakukan yaitu, (1) siswa mendengarkan penjelasan dari peneliti
materi drama, (2) peneliti menjelaskan perihal „parafrase‟ syair lagu ke
naskah drama, (3) pembagian tugas membuat parafrase syair lagu (Slank
dan Iwan Fals) yang sudah disiapkan, (4) menonton video klip disertai
dengan lirik, (5) siswa diskusi terkait lagu yang akan diubah menjadi
naskah drama, dan (6) siswa membuat naskah drama dengan
memperhatikan syair lagu yang diparafrasekan.
Di bawah ini yaitu tabel penilaian parafrase syair lagu ke
naskah drama beserta pembagian skornya, berikut penjelasannya.
38
Tabel 3.3
Format Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama
No. Aspek yang dinilai
Tingkatan Capaian
Kinerja
1 2 3 4 5
1 Kemampuan Pemahaman
2 Ketepatan Makna
3 Kreativitas
4 Pilihan Kata dan Kalimat
Jumlah Skor
Kemudian peneliti menjelaskan indikator penilaian siswa yang
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Tabel Indikator Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama
Aspek yang dinilai Indikator Skor
Kemampuan
Pemahaman
Sangat Baik: Siswa dapat memparafrase syair
lagu ke naskah drama dengan tepat dan sesuai
dengan tema
5
Baik: Siswa dapat memparafrase syair lagu ke
naskah drama sesuai dengan tema 4
Cukup: Siswa dapat memparafrase syair lagu ke
naskah drama kurang sesuai dengan tema 3
Kurang: Siswa dapat memparafrase syair lagu
ke naskah drama kurang tepat dengan tema 2
Sangat Kurang: Siswa dapat memparafrase syair
lagu ke naskah drama tidak tepat dan tidak
sesuai dengan tema
1
Ketepatan Makna
Sangat Baik: Siswa dapat menulis naskah drama
dengan dialog yang sangat sesuai dengan makna
lagu (kritik sosial dan politik) yang
diparafrasekan
5
Baik: Siswa dapat menulis naskah drama
dengan dialog yang sesuai dengan makna lagu
(kritik sosial dan politik) yang diparafrasekan
4
Cukup: Siswa dapat menulis naskah drama
dengan dialog yang cukup sesuai dengan makna
lagu (kritik sosial dan politik) yang
3
39
diparafrasekan
Kurang: Siswa dapat menulis naskah drama
dengan dialog yang kurang sesuai dengan
makna lagu (kritik sosial dan politik) yang
diparafrasekan
2
Sangat Kurang: Siswa dapat menulis naskah
drama dengan dialog yang tidak sesuai dengan
makna lagu (kritik sosial dan politik) yang
diparafrasekan
1
Kreativitas
Sangat Baik: Siswa dapat memparafrase syair
lagu ke naskah drama dengan alur cerita dengan
tepat dan sangat menarik serta mengaitkan
dengan kehidupan di sekitar/pengalamannya
5
Baik: Sangat Baik: Siswa dapat memparafrase
syair lagu ke naskah drama dengan alur cerita
dengan tepat dan mengaitkan dengan kehidupan
di sekitar/pengalamannya
4
Cukup: Siswa dapat memparafrase syair lagu
ke naskah drama dengan alur cerita dengan tepat
dan tidak mengaitkan dengan kehidupan
sekitar/pengalamannya
3
Kurang: Siswa dapat memparafrase syair lagu
ke naskah drama dengan alur cerita yang kurang
tepat dan kurang mengaitkan dengan kehidupan
sekitar/pengalamannya
2
Sangat Kurang: Siswa dapat memparafrase
syair lagu ke naskah drama dengan alur cerita
yang kurang tepat dan tidak mengaitkan dengan
kehidupan sekitar/pengalamannya
1
Pilihan Kata & Kalimat
Sangat Baik: Siswa dapat memparafrase syair
lagu ke naskah drama dengan pilihan kata dan
kalimat sangat sesuai dengan unsur-unsur drama
(karakter, dialog, latar)
5
Baik: Siswa dapat memparafrase syair lagu ke
naskah drama dengan pilihan kata dan kalimat
sesuai dengan unsur-unsur drama (dialog, latar)
4
Cukup: Siswa dapat memparafrase syair lagu ke
naskah drama dengan pilihan kata dan kalimat
cukup sesuai dengan unsur-unsur drama (dialog,
latar)
3
Kurang: Siswa dapat memparafrase syair lagu
ke naskah drama dengan pilihan kata dan
kalimat kurang sesuai dengan unsur-unsur
drama (dialog)
2
40
Sangat Kurang: Siswa dapat memparafrasesyair
lagu ke naskah drama dengan pilihan kata dan
kalimat sangat tidak sesuai dengan unsur-unsur
drama (karakter, dialog, latar).
1
Jumlah Skor Maksimal 20
Di bawah ini merupakan kualifikasi penilaian dan skor dari
kategori sangat baik sampai sangat kurang.
Tabel 3.5
Kualifikasi Penilaian Menurut Anas Sudijono
No. Kualifikasi Skor
1. Sangat Baik 85-100
2. Baik 70-84
3. Cukup 55-69
4. Kurang 40-54
5. Sangat Kurang <39
Anas Sudijono (1997:81)
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Biodata Sekolah
1. Sejarah Singkat
Pada tanggal 16 Juni 2001, seiring dengan tahun ajaran baru
2001/2002 dan bertepatan dengan berdirinya dinas Pendidikan Kota
Depok. Saat itu, Dinas pendidikan memiliki keinginan untuk membangun
SMA Negeri 1 di Kota Depok, dinas pendidikan mewujudkan misi
tersebut. Pertama dilakukan Dra. Erry Sriyanti dan pejabat lainnya adalah
mencari lahan yang tepat untuk dijadikannya SMA Negeri 1 Kelas Jauh.
Mereka melakukan survei ke berbagai tempat dan pilihan akhir yaiotu
berada di Perumahan Bukit Rivaria, Sawangan. Mereka memandang
bahwa Perumahan Bukit Rivaria terbilang aman karena tempatnya terletak
di dalam perumahan dan transportasinya tidak terlalu sulit karena tidak
jauh dari keramaian. Tetapi SMA Negeri 1 Kelas Jauh belum memiliki
gedung untuk dijadikan proses belajar mengajar, sedangkan kegiatan
belajar mengajar sudah harus dimulai. Oleh karena itu, tempat kegiatan
belajar di tempatkan di SMU Muhammadiyah, Sawangan, selama
beberapa bulan, sambil menunggu pembangunan selesai diangun.
Pada bulan Desember, akhirnya pembangunan selesai dengan
menghasilkan 4 ruang, kegiatan belajar mengajar langsung dipindahkan
karena sudah memiliki gedung sendiri, nama SMA Negeri 1 Kelas Jauh
pun diubah dengan menjadi SMA Negeri 5 Depok. SMA Negeri 5
diresmikan pada tanggal 24 Februari 2003 oleh Dra. Erry Sriyanti sebagai
PLH kepala sekolahnya.
Bertepatan dengan pemindahan kegiatan belajar mengajar ke
gedung baru, siswa SMA Negeri 5 Depok angkatan pertama melaksanakan
tes semester pertama, seiring dengan bergantinya tahun ajaran dan
bertambahnya peserta didik, penambahan gedung terus dilakukan hingga
menghasilkan 17 ruangan.
42
Saat memasuki ajaran tahun 2003/2004, tepatnya pada bulan
September 2003, Dra. Erry Sriyanti melepas jabaran sebagai kepala
sekolah digantikan dengan Bapak Drs. Jumait yang mengepalai SMA
Negeri 5 Depok sampai tahun 2004, dan pada tahun 2005 SMA Negeri 5
Depok dikelapai oleh Dra. H. Jasni Evawati sebagai kepala sekolah yang
ke-3. Pada tahun 2010, Dra. Wartini digantikan oleh Dra. Desry Ningsih
hingga tahun 2011 Dra. Desry Ningsih digantikan oleh Drs. Dede Agus
Suherman sebagai kepala sekolah periode 2011-2013 di SMA Negeri 5
Depok. Kemudian Drs. Dede Agus Suherman digantiikan oleh Sahadi,
M.Pd. hingga 2015, yang kemudian digantikan oleh Achmad Zarkasih,
S.Pd. dari tahun 2015 hingga sekarang.
Tabel 4.1
Data Siswa Tahun Pelajaran 2018/2019
Kelas/Program Rombel Siswa
Lk Pr Jml
X IPS 4 64 87 151
X IPA 6 112 123 235
XI IPS 4 70 87 157
XI IPA 6 88 137 225
XII IPS 5 102 99 201
XII IPA 4 79 99 178
Total: 1.147 Siswa
2. Visi Misi SMA Negeri 5 Depok
Visi SMA Negeri 5 Depok yaitu beraklah mulia, berprestasi,
berbudaya, dan peduli lingkungan. Sedangkan Misi SMA Negeri 5 Depok
yaitu sebagai berikut:
a) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Meningkatkan prestasi peserta didik di bidang akademik dan non-
akademik
c) Meningkatkan profesionalisme pribadi dengan membudayakan etos
kerja, religius, cerdas, dan peduli lingkungan
43
d) Membudayakan penggunaan media sosial secara bijak di kalangan
warga sekolah
e) Menjadikan sekolah ramah anak di Provinsi Jawa Barat
f) Mengembangkan intelektualitas, kreativitas, inovasi, dan jiwa
wirausaha.
g) Membina sekolah imbas Adiwiyata, mampu melaksanakan Reuse,
Reduce, dan Recycle sampah serta pembuatan mini komposter
Berdasarkan visi dan misi di atas, sebagian besar telah
diimplementasikan dalam kegiatan siswa dan guru sehari-hari.
Contohnya yaitu pada misi poin (a) diimplementasikan dengan
cara siswa membaca al-Qur‟an sebelum kegiatan belajar mengajar
dilakukan. Selain itu, bentuk pengimplementasian lainnya ialah
pelaksanaan Qurban untuk memperingati Hari Raya Idul Adha,
menyisihkan uang jajan untuk berinfak, serta adanya serangkaian
pengajian dan penyampaian materi seputar ke-Islaman yang dilakukan
oleh siswa saat setelah sholat Dzuhur dan Ashar.
Poin (b) pada misi, untuk meningkatkan prestasi di bidang
akademik guru-guru mengajar dengan baik sesuai dengan materi.
Sedangkan di bidang non akademik, para siswa didukung secara finansial
dan diberikan motivasi langsung oleh guru, sehingga menghasilkan
banyak prestasi, terutama di bidang ekstrakurikuler. Oleh karena itu,
SMAN 5 Depok dijuluki sebagai sekolah peraih prestasi akademik se-Kota
Depok.
Poin (c) pada misi, diimplementasikan dengan cara siswa
diajarkan untuk selalu peka dan peduli dengan lingkungan, contohnya
dengan tidak membuang sampah bukan pada tempatnya, serta ditampilkan
juga selogan atau poster yang berisikan anjuran untuk menjaga lingkungan
dan kebersihan. Selain itu, jika siswa melanggar peraturan tersebut akan
dikenakan sanksi berupa teguran dan lain-lain.
44
Poin (d) pada misi, yaitu membudayakan penggunaan media
sosial secara bijak di kalangan warga sekolah diimplementasikan dengan
cara melakukan ujian secara online.
Poin (f) pada misi, diimplementasikan dengan cara disisipkan
mata pelajaran Kewirausahaan agar siswa termotivasi dan tumbuh minat
pada siswa untuk berwirausaha. Karena menurut guru SMAN 5, tidak
semua siswa dapat dan ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.
Oleh sebab itu, disisipkan mata pelajaran ini agar siswa mempunyai bekal
setelah tamat pendidikan menengah atas.
Poin (g) pada misi, diimplementasikan dalam bentuk pengadaan
mini komposter yang ada di taman SMAN 5 Depok.
3. Sarana dan Prasarana
a. Tanah
Tanah di SMA Negeri 5 Depok dengan status tanah
Fsum/Fasos dan luas tanah keseluruhan yaitu 8.200 m2. Adapun status
bangunan milik pemerintah yang luas bangunannya 7.5932.
b. Bangunan
Nama dan jumlah bangunan di SMA Negeri 5 Depok akan
dipaparkan di bawah ini.
1. Ruang Kelas : 29 unit
2. Lapangan : 2 unit
3. Ruang Perpustakaan : 1 unit
4. Ruang Laboratorium Biologi : 1 unit
5. Ruang Laboratorium Fisika : 1 unit
6. Ruang Laboratorium Kimia : 1 unit
7. Ruang Laboratorium Komputer : 1 unit
8. Ruang Laboratorium Bahasa : 1 unit
9. Ruang Pimpinan : 1 unit
10. Ruang Guru : 1 unit
11. Ruang Tata Usaha : 1 unit
12. Tempat Beribadah : 1 unit
45
13. Ruang Konseling : 1 unit
14. Ruang UKS : 1 unit
15. Ruang Organisasi Kesiswaan : 1 unit
16. Toilet : 8 unit
17. Gudang : > 2 unit
18. Ruang Sirkulasi : Setiap ruangan
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5
Depok pada materi menulis naskah drama. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis naskah drama
dengan memparafrase syair lagu menjadi naskah drama tahun
pelajaran 2018/2019. Proses pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan lagu pilihan, yakni Slank berjudul “Seperti Para
Koruptor” dan Iwan Fals berjudul “Untukmu Negeri” sebagai media
pembelajaran sekaligus kerangka berpikir siswa yang akan
dikembangkan menjadi naskah drama.
Pembelajaran awal di kelas XI IPS 4 yaitu peneliti
memberikan materi naskah drama dan teknik parafrase kepada siswa,
lalu siswa dibuat kelompok sesuai dengan jenis lagu (Slank dan Iwan
Fals) untuk berdiskusi terkait lagu tersebut yang akan diparafrasekan
menjadi naskah drama secara individu. Pertemuan selanjutnya peneliti
memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai tes berisi
langkah-langkah pengerjaan tugas membuat parafrase syair lagu
menjadi naskah drama. Lalu skor rata-rata dijadikan sebagai data yang
akan digunakan dan diolah sebagai hasil penelitian.
2. Analisis Naskah Drama
Peneliti menganalisis hasil naskah drama siswa yang sudah
difarafrasekan berdasarkan ketentuan penilaian yang telah ditetapkan.
Peneliti akan memaparkan hasil naskah drama agar mengetahui
kemampuan siswa.
46
1) Hasil Naskah Drama Karya ATY
a) Kemampuan Pemahaman
ATY memparafrasekan lagu Iwan Fals yang berjudul
“Untukmu Negeri” dengan judul “Memilih Pemimpin Jujur”.
Dari pemilihan judul lagu ke naskah drama terbilang baik,
karena ia mencoba mengisahkan penduduk desa Sukabaring
yang mengadakan pemilihan Kepala Desa dengan cara yang
curang (membagikan amplop kepada para warga). Namun pada
akhirnya warga sadar bahwa yang dilakukannya salah satu
calon tersebut tidak ada kinerja di lingkungannya, berbeda
dengan calon kandidatnya.
“Julian: Maaf tapi Cakades Ahmad sudah berkuasa
satu periode dan tidak ada hasil. Sedangkan, Cakades
Syarifuddin yang selama tiga tahun belakangan ini
menggerakkan masyarakat desa untuk memberihkan
selokan dan sistem irigasi, padahal ia tidak menjabat
sebagai apapun dan hanya warga biasa.”
Dari penggalan dialog di atas tentu sinkron dengan
judul lagu dan naskah drama yang dicetuskan oleh ATY bahwa
sosok Burhan membuka pemikiran masyarakat agar memilih
pemimpin jujur, sedangkan sikap curang dari cakades
merupakan gambaran penggalan lirik lagu untukmu negeri
“demi ambisi membangun negeri”.
Dari analisis di atas, pada aspek penilaian
„kemampuan pemahaman‟ ATY memparafrasekan syair lagu
ke naskah drama sesuai dengan tema, yakni menceritakan
tentang pemilihan kepala desa. Peneliti memberi skor 4 (Baik).
b) Ketepatan Makna
ATY menulis naskah drama dengan menceritakan
kehidupan sosial yang berkaitan juga dengan politik. ATY
mencoba menulis naskah drama dengan dialog yang member
simbol kecurangan yang dilakukan oleh salah satu kandidatnya.
47
Penulisan dialog antartokoh di dalam naskah drama
ATY terbilang cukup baik, namun dalam karakter tokoh yang
ditulis tidak terlalu terlihat. ATY tidak menuangkan semua ide
yang dituliskan ke dalam naskah dramanya. Dari analisis di
atas diketahui bahwa ATY dapat menulis naskah drama sesuai
dengan makna lagu yang diparafrasekan, yakni hal yang
berkaitan dengan politik. Berdasarkan penjelasan tersebut,
peneliti memberi skor 3 (Cukup).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas ATY dalam naskah drama yang
diparafrasekan mengalami perubahan dari judul dan dari tiap
dialog adaptasi dari lirik lagu yang lebih luas pemaknaannya.
Namun apabila lebih rinci dalam tiap dialog ATY kurang
mengembangkan karena belum terlihat klimaks dari suatu
permasalahan. Akibatnya penyajian yang ditampilkan
monoton.
Naskah drama ATY pun tidak mengaitkan kejadian
atau pengalaman pribadi di dalam ceritanya. Hasil naskah
drama tersebut hanya berjalan sesuai dengan alur yang ada
tanpa adanya hal yang lebih menarik.
Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa ATY
sudah menyajikan alur yang tepat tetapi tidak mengaitkan
dengan hal yang disekitar. Berdasarkan penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 3 (Cukup).
d) Pemilihan Kata dan Kalimat
Naskah drama karya ATY dalam pemilihan kata
menggunakan diksi yang mudah dipahami dan dipadu dengan
bahasa tidak baku, seperti „rejeki‟, „denger‟. Menujukkan
bahwa suasana yang dibangun dalam naskah drama ATY
mencirikan kebiasaan yang dilakukan di masyarakat pada
umumnya.
48
Penggunaan kalimat sudah cukup baik, karena ATY
mencoba membuat hidup dialognya dengan menguak konflik
dari perbuatan curang yang dilakukan oleh kepala desanya.
Pada naskah drama ATY pun terlihat latar yang dibangun
seperti mengharukan dan mencengangkan.
Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa ATY
sudah baik dalam penggunaan kata dan kalimat karena sesuai
dengan salah satu unsur drama, yakni dialog dan latar. Maka
peneliti member skor 4 (Baik).
Dapat disimpulkan bahwa naskah drama ATY
terbilang cukup baik namun tidak rinci dalam mengungkap tiap
kejadian yang terjadi dalam dialog. Pada aspek penilaian dapat
disimpulkan bahwa ATY mendapatkan skor 4, 3, 3, 4. Dari
jumlah skor yang didapat, peneliti memberi nilai 70 dengan
predikat B (Baik).
2) Hasil Naskah Drama Karya AKN
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya AKN berjudul “Hujan Air Mata”
dari parafrase lagu Slank “Seperti Para Koruptor”. Pengubahan
judul yang dilakukan AKN sangat menarik. Judul lagu dengan
judul naskah drama berlawanan dalam segi pemaknaan. Jika
judul lagu bermakna perbuatan korupsi, sedangkan judul
naskah drama AKN bermakna seseorang yang menangis.
Pemilihan judul Hujan Air Mata tidak keluar dari
konteks dari syair lagu yang diparafrase. Isi naskah drama
tersebut mengisahkan seorang mahasiswa yang terbilang sukses
dan dibayangi dua pilihan antara pekerjaan dan wanita yang
dicinta, namun ia memilih pekerjaan. Pekerjaan yang diketahui
oleh wanita tersebut merupakan pekerjaan yang negatif karena
korupsi.
49
“Nisa: “Sekarang aku ingin kau memilih… Aku atau
pekerjaan kotor itu?
Ini adalah sebuah pilihan yang sulit di mana aku
harus kehilangan semua kemewahanku atau cinta
yang ku bangun dengannya.
Aku: “Aku memilih Pekerjaanku!”.
Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa AKN
sangat tepat dalam menulis naskah drama sesuai dengan tema,
yaitu bertema dilemma karena cinta. Berdasarkan penjelasan
tersebut, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama karya AKN terdapat dialog yang
menyatakan tentang kejadian-kejadian sosial di sebuah
perkantoran. Nilai sosial yang lebih menonjol yakni kisah
percintaan antar tokoh Aku dan Nisa. Pada hal tersebut sesuai
dengan lagu yang diparafrasekan.
Nilai politik dalam naskah drama AKN pun terlihat
ketika Nisa member pilihan kepada aku akan pekerjaan si Aku
tersebut. Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa makna
yang ditulis sesuai dengan makna lagu yang diparafrase.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 4
(Baik).
c) Kreativitas
Kreativitas yang disajikan dalam naskah drama AKN
lebih dominan dari alur cerita. Ia menggunakan alur mundur,
pembaca langsung mengetahui akibat dari perbuatan kotor dari
korupsi.
Dulu aku adalah orang yang sangat terkenal di
kampus, punya banyak teman bahkan aku berhasil memacari
gadis tercantik di kampus Nisa Salsa Azizah, namanya. Namun
kini aku sekarang hanyalah sampah di balik jeruji, terlambat
untuk menyesali perbuatanku, kurasa sebagai pemakai uang
haram.
Dialog dalam naskah drama AKN pun terbilang
kreatif karena tokoh aku dihadapi dua pilihan antara memilih
50
pekerjaan atau wanita yang dicinta dan pemilihan judul Hujan
Air Mata karena kekecewaan si wanita yang sakit hati karena
ditinggal oleh pacarnya karena lebih memilih pekerjaan.
Dari analisis di atas, pada aspek penilaian „kreativitas‟
AKN sudah baik karena alurnya sesuai dan mengaitkan
kejadian di sekitarnya. Maka, peneliti member skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pilihan kata dan kalimat dalam isi naskah drama AKN
mudah dipahami walau ada diksi atau bahasa daerah/slank
sesuai kebiasaan siswa. Menjadikan naskah ini cukup baik
dalam pemilihan kata dan kalmiat.
Latar yang terdapat di dalam naskah drama AKN pun
sudah baik dengan adanya latar tempat, suasana, dan waktu
yang sesuai. Dari analisis di atas pilihan kata dan kalimat sudah
sesuai dengan indikator penilaian yang telah dijelaskan di atas.
Maka, AKN mendapatkan skor 4 (Baik).
Dapat disimpulkan bahwa naskah drama AKN sangat
baik. Ia menyajikan dengan menarik, mulai judul hingga isi
naskah dramanya, masing-masing skor di atas 5, 4, 4, 4. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 85 dengan predikat
SB (Sangat Baik).
3) Hasil Naskah Drama karya APA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya APA berjudul “Negeriku yang
Banyak Membawa Arti” parafrase dari lagu Iwan Fals yang
berjudul “Untukmu Negeri”. Pengubahan judul lagu ke naskah
drama tersebut sangat baik, keduanya saling berkaitan tentang
bangsa Indonesia yang diperjuangkan oleh pahlawan.
Pemahaman APA sudah terlihat pada pengubahan
judul dan dialog yang ditulis pun sesuai dengan judul tersebut.
51
APA sedikit mengutip kembali potongan lirik lagu yang
dijadikan dialog dari seorang tokoh.
Ibu Andi: tentu saja andi, dahulu para Ibu Pertiwi
kita sangat pucat cape, sedih sampai berkarat, berdoa
terus menerus, sampai hilang cintanya. Demi untuk
negeri ini yang sejahtera.
APA menulis naskah drama sesuai dengan parafrase
syair lagu. Pemahaman yang dibangun oleh APA sesuai dengan
tema dengan pemilihan judul “Negeriku yang Banyak
Membawa Arti”. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor
4 (Baik).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama APA menulis dialog antartokoh sudah
cukup baik dengan menyentuh nilai sosial yang berkaitan
dengan kepahlawanan. Namun pada kekurangannya, naskah
drama APA pada bagian dialognya tidak ditulis dengan rinci.
APA menceritakan tentang keadaan sosial namun tidak dengan
rinci. Dari penjelasan di atas, APA mendapat skor 3 (Cukup).
c) Kreativitas
Naskah drama APA dalam menulis dialog-dialog
antartokoh yang menceritakan jasa pahlawan yang telah
berjuang untuk negeri ini. Penyajian cerita di dalam naskah
drama tersebut dalam bentuk apresiasi si penulis kepada tokoh
pahlawan yang telah berjasa kepada negeri ini.
Mail: kita bangga tinggal di negeri yang sangat
banyak arti perjuangannya dahulu kala, kita lihat
para perjuangan para leluhur kita dahulu yang telah
berjuang untuk negeri ini.
Dari penggalan dialog di atas memberi makna bahwa
ada rasa bangga dan apresiasi dari tokoh untuk kemerdekaan
Indonesia saat ini. dari kreativitas tersebut, naskah drama APA
sangat khas dan berbeda dengan yang lain dalam menyajikan
alur dan latar yang terlihat sangat kental.
52
Kreativitas yang dituangkan APA sangat baik dan ia
mengaitkan kejadian masa lalu dengan saat ini. Dari penjelasan
di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemilihaan kata dan kalimat pada naskah drama APA
sering terjadi pengulangan kata menjadikan kalimat tidak
efektif. APA menulis kata yang berulang-ulang mengakibatkan
menjadi ambigu.
„para perjuangan para leluhur kita‟, „demi untuk‟
„kita bangun negeri ini dengan, misalnya bersatu
dengan adanya perbedaan dan perbedaan kita
bangkitkan negeri ini‟.
Walaupun penggunaan ejaan tidak termasuk dalam
analisis, namun jika penulisan tidak efektif, maka tujuan dari
dialog yang disampaikan tidak tepat. Berdasarkan analisis di
atas, pemilihan kata dan kalimat cukup baik dan peneliti
memberi skor 3 (Baik).
Dapat disimpulakan bahwa naskah drama karya APA
sudah baik namun ada beberapa kekurangan pada penggunaan
kata dan kalimat serta terlalu monoton. Adapun hasil skor
masing-masing skor di atas, APA mendapatkan skor 4, 3, 5, 3.
Berdasarkan analisis tersebut, APA mendapatkan nilai 75
dengan predikat B (Baik).
4) Hasil Naskah Drama Karya ANL
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya ANL berjudul “Kepala Desa
yang Terkena Karma” hasil parafrase lagu Slank yang berjudul
“Seperti Para Koruptor”. Drama ini mengisahkan Juan si
Kepala Desa yang sudah menjabat dua bulan lamanya,
kemudian ia mengalami permasalahan dengan warganya, yakni
diduga korupsi.
53
Naskah drama karya ANL sesuai dengan tema, yakni
mengisahkan tentang pemerintah yang korupsi. Tema tersebut
pun sesuai dengan syair lagu Slank yang diparafrasekan. Dari
penjelasan di atas, peneliti member skor 4 (Baik).
b) Ketepatan Makna
Dialog yang terdapat di dalam naskah drama ANL
menyinggung kehidupan pemerintah yang korupsi dengan cara
menggelapkan uang rakyat. Seperti potongan dialog di bawah
ini.
….dengan tuduhan menggelapkan uang rakyat.
Potongan dialog di atas mengisyaratkan bahwa makna
yang terdapat cukup sesuai dengan makna lagu yang
diparafrasekan, yakni tentang masalah politik sekaligus sosial.
Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 3 (Baik).
c) Kreativitas
Naskah drama karya ANL pada bagian kreativitasnya
terlihat pada penyajian konflik. Dialog antartokoh yang
dirasakan sangat nyata seperti kehidupan di suatu desa, terlebih
di saat warga menanyakan dana rakyat miskin yang tak
kunjung turun kepada istri dari si kepala desa tersebut.
Nampaklah Ibu Niya yang sedang menuju ke kantor
tersebut
Abraham: eh Ibu Niya, ada perlu apa? Mau nyari
Pak Juan?
Niya: Iya, Bapak di kantor kan?
Abraham: aduhh, baru saja pergi bu.
Dari penggalan di atas ANL mencoba membuat tokoh
Ibu Niya penasaran apa yang terjadi kepada suaminya.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Penggunaan kata dan kalimat pada naskah drama
ANL banyak menggunakan kata tidak baku dan konteks yang
54
diterapkan dalam penggunaan kata dan kalimat memang bahasa
keseharian yang biasa ditemukan dalam situasi akrab.
Dari pemaparan di atas maka naskah drama karya
ANL sudah baik dengan menyajikan suasana yang akrab dan
sangat nyata dalam kehdiupan keseharian. Dari penjelasan di
atas, ANL mendapatkan skor 4 (Baik).
ANL sudah baik dalam menulis naskah drama hasil
parafrase syair lagu. Dapat dilihat dari pemerolehan skor 4, 3,
4, 4. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 75 dengan
predikat B (Baik).
5) Hasil Naskah Drama ANI
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya ANI berjudul “Angankah?” dari
parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor”.
Dari judul naskah drama tersebut, ANI menceritakan masa
VOC di Hindia Belanda yang terselip kabar terjadinya
pembubaran VOC di negara tersebut. Aliyah mencoba
membuka wawasan VOC yang dituangkan di dalam naskah
dramanya. Ini menjadi kelebihan yang terlihat pada dirinya
daripada kebanyakkan anak lainnya.
Walaupun mengisahkan tentang VOC namun dialog
antarokoh yang ditulis sangat tepat dan sesuai dengan tema. Ia
menjelaskan dengan membuka wawasan dalam dirinya tetapi
tidak keluar dari tema. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama yang ditulis oleh ANI terdapat dialog
yang menceritakan tentang perbuatan yang negatif yaitu
menggelapkan uang atau upah dari karyawan. Pada pernyataan
tersebut dikatakan bahwa makna yang terdapat dalam naskah
55
drama tersebut sudah sangat sesuai dengan indikator penilaian.
Oleh karenanya, peneliti memberi skor 4.4 (Baik).
c) Kreativitas
ANI dalam menulis naskah drama terbilang sangat
kreatif. Isi dari naskah drama tersebut mengungkap dan
menyinggung perihal VOC yang tidak kebanyakkan orang tahu
serta dengan sudut pandangnya sebagai wujud imajinasi dari
parafrase syair lagu Slank yang berjudul “Seperti Para
Koruptor”.
Kreativitas ANI pun terlihat dalam penyajuan alur
pada bagian konflik yang terjadi berawal dari permasalahan
pekerjaan salah satu karyawan yang tidak mendapatkan gaji.
Mina: “makin hari makin banyak saja pekerjaan
ini, upah pun tak kunjung turun. Sudi apa aku
kerjakan semua ini?”
Kutipan dialog di atas mengindikasikan bahwa
konflik sudah mulai terlihat dengan dialog dari salah satu tokoh
tersebut. Ini mensikronkan bahwa antara judul lagu dan naskah
drama berkaitan.
Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa kreativitas
ANI sangat baik, alur yang disajikan sangat menarik dan
mengaitkan tentang pengalaman pribadi dengan menuliskan
pengetahuan tentang VOC. Berdasarkan penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Penggunaan kata dalam naskah drama ANI terbilang
sangat baik dari segi penegtahuan ejaan. Ia menggunakan ejaan
di era 1940an yaitu menggunakan ejaan van Opuysen
(penggunaan kata Tj dibaca J). Contoh ejaan yang digunakan
dalam naskah tersebut terlihat pada penggunaan nama tokoh
Tjokro. Sedangkan, penggunaan kalimat sudah sesuai dan jelas
yang menandakan kalimat tanya dan perintah.
56
Dari analisis di atas dapat dikehui bahwa pada aspek
penilaian kata dan kalimat mendapatkan skor 5 (Sangat Baik)
Dari pemaparan di atas bahwa naskah drama karya
ANI mempunyai kelebihan tersendiri dalam mengaitkan antara
lagu dengan naskah drama yang berisi bubarnya VOC dengan
imajinasi dari parafrase lagu, sedangkan pemerolehan skor 5,
4.4, 5, 5. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi nilai
97 dengan predikat SB (Sangat Baik).
6) Hasil Naskah Drama Karya AMA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya AMA berjudul “Revolusi dan
Makhlukl Berdasi” dari parafrase lagu Slank “Seperti Para
Koruptor”. Judul yang diubah dari lagu ke naskah drama sangat
menarik dalam perubahan judul tersebut dan membuat peneliti
ingin mengetahui isi naskah drama tersebut.
Revolusi dan Makhluk Berdasi mengisahkan
sekelompok mahasiswa yang ingin berdemo kepada pemerintah
atas dugaan korupsi. Salah satu mahasiswa tersebut pun
menyukai seorang gadis yang tak lain merupakan anak pejabat
yang korupsi.
Dari gambaran naskah drama tersebut, AMA mampu
memparafrasekan syair lagu ke naskah drama dengan tepat dan
sesuai dengan tema, yakni dilemma cinta dengan keteguhannya
untuk memberantas korupsi. Berdasarkan penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Kata yang digunakan dalam naskah drama AMA
sesuai dengan kontkes. Ada beberapa kata yang menandakan
bahwa makna tersebut sebenarnya hanya digunakan dalam
beberapa situasi kata tersebut ialah “keparat” yang bermakna
kata makian, “tidak sudi bila keringat saya untuk makan dia”,
57
kata “keringat” yang bermakna jerih payah atau lelah dari
seseorang yang bekerja atau berusaha.
AMA mampu menulis naskah drama dengan dialog
yang menyinggung pemerintahan yang terjerat kasus korupsi.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa AMA mumpuni dalam
penilaian „ketepatan makna‟. Berdasarkan penelitian di atas,
peneliti memberi nilai 5 (Sangat Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas AMA cukup baik terlihat dari alur
cerita yang ditampilkan tidak monoton dan membuat pembaca
penasaran dan kisah naskah drama tersebut persis dengan
kejadian krisis moneter. Dari kejadian seperti di atas, AMA
mengaitkan pengetahuannya tentang kejadian 1998, yakni
tentang Krisis Moneter di era pemerintahan Soeharto.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memberi nilai 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Penggunaan kata pada naskah drama AMA
menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan ada beberapa
diksi hiperbola/berlebih-lebihan, seperti „trotoar jalan
bersimbah darah‟, „gudang yang terbengkalai‟, „aku tidak
butuh harta yan, hanya butuh cinta‟.
Dari ketiga kalimat tersebut menandakan tingkat
pengetahuan perihal diksi sangat mempengaruhi suatu tulisan.
Maka, dari penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 5 (Sangat
Baik). Dapat disimpulkan bahwa naskah drama AMA sangat
baik karena dari kisah dan alur drama tersebut tidak monoton
dan sangat hidup, dapat diketahui dengan pemerolehan skor di
atas 5, 5, 4, 5. Berdasarkan penjelasan di atas, AMA mendapat
nilai 95 dengan predikat SB (Sangat Baik).
58
7) Hasil Naskah Drama Karya AZN
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya AZN berjudul “Hilang” dari
parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor”.
Naskah drama tersebut mengisahkan sebuah keluarga di
perkotaan. Naya dengan kedua adiknya hidup bersama dengan
ayahnya. Seiring berjalannya waktu dahulu keluarga yang
hangat akan kebersamaan, namun berubah menjadi sepi karena
faktor kesibukan ayah mereka.
Papah emang udah kaya, udah menjadi petingg
sekarang. Kami mau apa aja ada, melimpah, tapi ga
ada artinya dibanding kehilangan sosok papah yang
dulu. Sekarang aku ngerti, bahwa kasih sayang yang
hilang, tidak bisa tergantikan oleh apapun.
Dari kutipan narasi di atas, jelas bahwa AZN sangat
baik dalam memahami isi lagu yang diparafrasekan. Ia lebih
mendambakan kehidupan bersama keluarga dengan hangat
dengan kasih sayang sudah cukup, daripada hidup berlimpah
dengan harta.
Naskah drama AZN sangat sesuai dengan lagu yang
diparafrasekan, karena ia memparafrasekan sesuai dengan
tema, yakni menngisahkan kehidupan keluarga yang sudah
berbeda dari sebelumnya. Dari penjelasan tersebut, peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna yang terdapat dalam naskah drama AZN
sangat sinkron dengan lagu yang diparafrasekan. Naskah drama
AZN lebih mengisahkan kisah keluarga yang rindu sosok
seorang ayah.
Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa
AZN sudah cukup baik dalam menulis naskah drama. Dari
analisis di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).
59
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas AZN sangat baik karena ia
menulis naskah drama dengan mengangkat kisah sebuah
keluarga yang didambakan. Selain kisah yang menarik, peneliti
terbawa suasana yang ditulis oleh AZN. Namun, naskah drama
tersebut terlalu singkat, berdampak pada rasa pembaca atau
peneliti tidak seutuhnya.
Dari penjelasan di atas, naskah dram AZN dalam
kreativitas sudah cukup baik karena memainkan alur yang
menarik walaupun tidak seutuhnya ditulis. Oleh karenanya,
peneliti memberi skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Bahasa yang digunakan mudah dipahami sesuai
dengan kebiasaannya menggunakan bahasa tidak baku, seperti
„ngampus‟, „sih‟, „ngga‟.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
naskah drama AZN sangat baik dalam pilihan kata dan
kalimatnya. Maka, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
Dapat disimpulkan bahwa naskah drama AZN sudah
sangat baik karena mengangkat tema kekeluargaan yang
didambakan, adapun pemerolehan skornya 5, 4, 4, 5. Maka,
peneliti memberi nilai 90 dengan predikat SB (Sangat Baik).
8) Hasil Naskah Drama Karya ASA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya ASA berjudul “Pseudo” dari
parafrase lagu Slank “Seperti Para Koruptor”. ASA memberi
judul pada naskah drama tersebut dari kata pseudo yang berarti
semu. Sebuah judul yang hanya satu kata cukup menarik untuk
dibaca isi naskah dramanya.
Pseudo mengisahkan perjalanan pemilihan ketua RW
dengan cara yang tidak sewajarnya. Kedua calon RW
60
melalukan perbuatan curang dengan politik uang kepada warga.
Kemudian salah satu calon RW tersebut melakukan manipulasi
data pemilih dengan cara istri dari calon RW yang curang
berpura-pura pingsan.
Sodikin: “Begini saja bu, jadi kita buat kotak suara
isinya pilihan buat bapak, terus pas mau
penghitungannya kan istirahat tuh bu, nah nanti pasti
ada yang jaga tapi kan Cuma beberapa saja tuh bu,
nah ibu beraksi tuh pura-pura pingsan. Pas ibu
diangkat sama penjaga disitu, waktunya bapak yang
beraksi.”
Dari kutipan dialog di atas terlihat bahwa ASA
memahami lagu yang diparafrasekan dengan mengangkat kisah
kedua calon RW yang bertindak curang dalam pemilihan. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama ASA dalam penulisan dialog sangat
baik karena ia menulis dialog tersebut sesuai dengan makna
dari lagu yang diparafrasekan. Makna secara tersirat terlihat
pada dialog-dialog yang ditulis, pada isi naskah ASA bertema
tentang perbuatan curang yang sama dengan perbuatan korupsi.
Dari penjelasan di atas pada „Kemampuan
Pemahaman‟ dan „Ketepatan Makna‟ mengisahkan tentang
pemerintahan yang korupsi. Berdasarkan analisis tersebut,
peneliti memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas ASA sangat baik, penulisan
naskah drama ASA menyajikan alur yang menarik untuk
dibaca, peneliti merasa terbawa suasana proses terjadinya
kecurangan. Dialog antartokoh terbangun dengan komunikatif,
dialog tersebut lebih condong menanyakan hal-hal yang berbau
curang. Namun pada dialog di dalam naskah drama ASA tidak
seutuhnya mengisahkan tentang cinta.
61
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tingkat
kreativitas ASA sudah cukup baik namun tidak seutuhnya
dituangkan dalam dialog-dialog. Dari penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 3 (Cukup).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Penggunaan kata pada naskah drama karya ASA
menggunakan bahasa yang tidak baku dan ada perubahan huruf
pada tiap kata, contohnya dapat menjadi dapet, saja menjadi
aja, dibiarkam menjadi dibiarin. Pada penggunaan kalimat isi
naskah drama Asya sudah cukup baik.
Dapat diketahui bahwa penggunaan kata dan kalimat
sudah sesuai dengan dialog yang menandakan suasana akrab.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 4 (Baik).
Dari penjelasan di atas, naskah drama karya ASA
sudah baik. Kemampuan parafrase lagu ke naskah drama
dilakukan dengan tidak keluar dari makna lagu, adapun
pemerolehan skornya 5, 4, 3, 4. Peneliti memberi nilai 80
dengan predikat B (Baik).
9) Hasil Naskah Drama Karya AMP
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya AMP berjudul “Labuan Hati”
dari parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor.
Labuan Hati mengisahkan sekelompok mahasiswa yang ingin
melakukan unjuk rasa akibat pemerintah melakukan korupsi
dalam sebuah proyek infrastruktur. Pada sekolompok
mahasiswa tersebut ada yang mimiliki rasa cinta, pada akhirnya
ia pun menjalani hubungan. Namun, di tengah perjalanan,
hubungan tersebuh hampir kandas karena si perempuan yang
bernama Zahra adalah anak dari pejabat yang terjerat kasus
korupsi.
62
Pemahaman yang dibangun oleh AMP dalam naskah
dramanya sangat sesuai dengan isi dari lagu yang
diparafrasekan. Ia pun menguak dan mengaitkan kasus korupsi
dengan kasus 1998 pada era Soeharto. Ini merupakan hal
menarik bagi peneliti karena AMP mampu mengembangkan
wawasan yang dituangkan dalam naskah drama.
Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa
AMP sudah sangat baik dalam segi pemahaman yang menulis
naskah dramanya sesuai lagu yang diparafrasekan dan sesuai
dengan tema yang mengisahkan kisah cinta yang hampir
kandas karena adanya kasus korupsi. Dari penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Menggunaan kata pada naskah drama AMP sangat
baik, ia menggunakan istilah-istilah yang sesuai pada saat ini.
Contoh dari pilihan kata seperti „rezim‟ yang berarti
„pemerintah yang berkuasa‟. Penggunaan kata rezim menurut
peneliti sangat menarik, ia dapat mengeksplor antara kejadian
1998 dikaitkan dengan saat ini yang ditandai dengan kata
tersebut. Selanjutnya, AMP menggunakan kata „ibu peri‟ yang
bermakna ‟keajaiban‟. Ia mampu menggunakan kosa kata yang
sesuai dengan konteksnya.
Contoh penggunaan kata di atas dapat disimpulkan
bahwa dialog-dialog dalam naskah drama AMP menceritakan
tentang kritik sosial dan politik. berdasarkan penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas AMP sangat baik, terlihat pada
kemampuan pemahaman dan ketepatan makna di atas.
Kreativitas AMP terlihat pula pada penyajian alur pada bagian
klimaks atau memunculkan konflik. AMP benar-benar
63
membakar semangat pembaca dengan memberikan dialog
seorang mahasiswa yang akan melakukan unjuk rasa.
Rafi: “Kami tidak ingin bangsa ini hancur karena
rezim yang tak bermoral! Kami mendesak pemerintah
untuk menangani hal ini! Dan kami ingin Pak
Presiden turun dari jabatan!”.
Kutipan di atas terlihat bahwa tingkat kreativitas
mengolah kata pada dialog yang dilakukan AMP sangat baik.
Selain hal di atas, AMP pun mengaitkan pengetahuannya
terkait kisah ‟98. Peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemilihan kata dan kalimat pada naskah drama AMP
sangat baik. Ia menuliskan yang lugas dan tegas ditambah
dengan adanya kata yang sesuai dengan konteks, seperti rezim,
reformasi, kooperatif. Selain kata tersebut, AMP memberi
judul “Labuan Hati” yang bermakna tempat untuk berlindung
dengan sikap keberanian.
Latar suasana dan tempat pada naskah drama AMP
pun sesuai dengan dialog-dialognya. Dari pernyataan di atas,
maka peneliti memberi skor 4 (Baik).
Dari penjelasan di atas, AMP mampu memparafrase
syair lagu ke naskah drama dengan sangat baik. Kelebihan dari
naskah drama AMP terlihat mulai dari judul, alur, sampai
pemilihan kata, adapun pemerolehan nilai AMP 5, 4, 5, 4. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 90 dengan predikat
SB (Sangat Baik).
10) Hasil Naskah Drama Karya ARS
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya ARS berjudul “Pemimpin yang
Beragam” dari parafrase lagu Iwan Fals yang berjudul
“Untukmu Negeri”. Isi dari naskah drama ARS mengisahkan
tentang kedua calon ketua RW yang ingin mengambil hati
64
rakyat dengan cara politik uang, yaitu memberikan uang
kepada rakyat pada saat kampanye di tengah masyarakat.
Pemahaman ARS sudah cukup baik dalam proses
mengubah judul dari lagu ke naskah drama, namun dialog-
dialog yang disampaikan terlalu monoton dan sangat singkat.
ARS sudah berusaha untuk mencoba menulis naskah drama,
tetapi ia belum mengeksplor pikirannya yang dituangkan ke
dalam naskah drama. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti
memberi skor 3 (Cukup).
b) Ketepatan Makna
Makna dalam naskah drama karya ARS melebar dari
judul yang dibuat. Ia memberi judul “Pemimpin yang
Beragam” namun isi dari naskah drama tersebut hanya fokus
pada masalah politik uang, tidak mengungkin hal lain seperti
korupsi, pemimpin yang jujur, dan lain sebagainya.
Adapun potongan dialog yang menyatakan bahwa
naskah drama tersebut yang menyatakan sebuah calon RW
yang melakukan politik uang.
“saya akan memberikan uang kpd semua warga disini
sampai kekuasaan saya berakhir jika saya terpilih”.
Dari dialog di atas, dapat diketahui bahwa naskah
drama ARS sudah cukup baik karena adanya kritik tentang
permasalahan politik. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Kreativitas penulisan naskah drama ARS tidak terlihat
seutuhnya. Tingkat kreativitas pada tulisannya terbilang
monoton dan tidak hidup dalam dialognya karena alur yang
dibagun sangat singkat. Dari pernyataan di atas dapat diketahui
bahwa ARS tidak bereksplor lebih jauh untuk menulis naskah
dramanya. Peneliti memberi skor 3 (Cukup).
65
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemilihan kata dan kalimat mudah dipahami dan
sesuai dengan konteksnya. Namun ARS menggunakan kata
„saudagar‟ yang menurut peneliti ia mampu mengungkapkan
kata yang jarang digunakan. Adapun pemilihan tokoh beserta
dialog cukup terbaca karakter si tokoh. Berdasarkan penjelasan
di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
Dari analisis di atas, naskah drama karya ARS
terbilang cukup baik namun dalam mengeksplor konflik atau
alur ceritanya sangat monoton dan pemilihan kata yang
digunakan sangat mudah dipahami sesuai dengan kehidupan
keseharian, dapat diketahui skor yang diperoleh 3, 4, 3, 5. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 75 dengan predikat B
(Baik).
11) Hasil Naskah Drama Karya AMS
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya AMS berjudul “Sudi Tak Sudi”
dari parafrase lagu Iwan Fals yang berjudul Untukmu Negeri.
Sudi Tak Sudi mengisahkan tentang pemilihan ketua adat di
sebuah kampung. Kedua calon beradu strategi untuk
memenangkan pemilihan ketua adat tersebut.
Pak Devan salah satu calon dengan strategi politik
uang yang membagikan kepada rakyat untuk memilihnya,
sedangkan Pak Geraf strategi politiknya yaitu dengan
melakukan politik uang bukan kepada rakyat tetapi kepada
panitia pemilihan.
Dari kisah di atas terlihat bahwa tingkat pemahaman
AMS sangat baik dengan memparaprafrasekan syair lagu ke
naskah drama dengan mengubah kisah permasalahan negara
seperti politik uang yang diperkecil dalam pemilihan sebuah
66
ketua adat. Dari penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 5
(Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna yang terdapat pada naskah drama AMS sangat
tepat, namun ia tidak mengeksplor pemikirannya dalam
memainkan alur sebuah cerita agar menjadi lebih menarik. Isi
naskah drama tersebut hanya mengisahkan sebuah pemilihan
ketua adat dan tidak ada permasalahan yang dibangun di dalam
naskah drama tersebut. Sedangkan pemilihan kata yang ditulis
oleh AMS cenderung mudah dipahami. Namun ada satu diksi
yang digunakan mencoba mengeksplor pemikiran dari si
penulis.
Adapun diksi tersebut adalah „pemilihan ketua adat‟.
Ia mencoba menggali informasi dan mencoba untuk berbeda
yang biasa seperti pemilihan ketua RT, RW, Kepala Desa,
tetapi AMS memilih kata pemilihan ketua adat. Dari
keseluruhan pernyataan di atas diketahui bahwa naskah drama
AMS adanya unsur politik. Dari penjelasan tersebut, peneliti
memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas AMS dalam penulisan naskah
drama cenderung monoton. Seperti yang dikatakan di atas,
bahwa ia tidak mengeksplor pemikirannya dalam menulis
naskah drama. Terlihat bahwa permainan alur dalam kisah
pemilihan ketua adat cukup menarik namun ia tidak mencoba
menggali konflik-konflik lain yang membuat dialog tersebut
menjadi hidup. Naskah drama AMS sudah cukup baik namun
ia tidak terlalu dieksplor, akibatnya dialognya monoton.
Peneliti memberi skor 3 (Cukup).
67
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pada penulisan judul “Sudi Tak Sudi” yang berarti
AMS mengisyaratkan keterpaksaan dari kedua calon ketua adat
dalam melakukan hal yang tidak diinginkan, yaitu politik uang.
Pemilihan kata dalam judul di atas cukup menarik, tetapi pada
isi naskah drama yang kurang tepat antara judul dan isi naskah
drama.
Kalimat yang digunakan dalam dialog sesuai, seperti
kalimat tanya dan penegasan. Tetapi, secara umum pemilihan
kata dan kalimat pada naskah drama AMS sudah cukup baik.
Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).
Maka dari penjelasan di atas naskah drama karya
AMS terbilang cukup baik, namun ia tidak memparafrasekan
syair lagu dengan seutuhnya yang berakibat dialog-dialog
cenderung monoton, dapat diketahui pemerolehan skor 5, 4, 3,
4. Dari analisis di atas, peneliti memberi nilai 80 dengan
predikat B (Baik).
12) Hasil Naskah Drama Karya ANA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya ANA berjudul “Teguh” dari
parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor”.
Teguh menceritakan tentang pendirian seorang lelaki si anak
jalanan yang berkenalan dengan seorang perempuan yang
misterius, ternyata perempuan tersebut ialah anak dari pejabat.
Sedangkan lelaki yang bernama Adit sangat benci dengan
anggota dewan atau pejabat bahkan anaknya sekalipun.
Kisah tersebut sesuai dengan lirik lagu yang
diparafrasekan yang mengisahkan atau mengisyaratkan adanya
singgungan untuk kepada wakil rakyat yang dapat disebut
dengan pejabat. Secara umum kemampuan ANA dalam
mengubah lirik lagu menjadi sebuah naskah drama sesuai,
68
tetapi tidak ada unsur korupsi yang diungkit dalam dialog yang
ditulis. Ia hanya mengindikasikan bahwa para pejabat negatif
dalam hal bertindak, berpikir, bahkan semua kehidupan yang
berkaitan dengan pejabat. Terlihat dalam potongan dialog:
“Itu terjadi karena rasa benci Aditya terhadap para
anggota pejabat yang melakukan tindakan korupsi.
Membuat para rakyat menderita, serta para rakyat
yang tidak mendapatkan haknya”.
Dari dialog di atas dapat diketahui bahwa ANA sudah
sangat baik dalam pemahamannya memparafrase syair lagu
menjadi naskah drama yang sesuai dengan tema. Peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Pemilihan kata dalam dialog yang terdapat pada
naskah drama ANA sesuai dengan konteksnya. ANA
menuliskan naskah drama terkadang mempunyai makna yang
cukup mendalam seperti potongan narasi dalam naskah drama
ANA, sebagai berikut:
“Sikap Aditya yang berubah menjadi dingin dan seperti
membenci Iren”.
Kata „dingin‟ pada potongan narasi di atas
mengindikasikan bahwa ANA memiliki perbendaharaan kata
yang cukup yang ditulis dalam naskah dramanya. Kata „dingin‟
yang bermakna „berubah‟ seakan-akan Adit berpikiran bahwa
Iren adalah orang yang sama saja buruknya seperti pejabat
yang ia pikirkan.
Dari pernyataan di atas bahwa adanya nilai sosial dan
politik yang diceritakan secara tersirat, maka, peneliti memberi
skor 3 (Baik).
c) Kreativitas
Kreativitas ANA terlihat dalam memainkan kisah atau
konflik yang dibangunnya dengan alur mundur (flashback).
Terlihat bahwa sosok Adit mempunyai masa lalu yang kelam
69
terhadap pemikiran pejabat atau anggota pemerintahan yang
bertindak negatif, yaitu dalam tindakan korupsi kepada rakyat.
Alur flashback tersebut diungkit dalam dialognya ketika tahu
bahwa Iren merupakan anak anggota dewan. Dari pernyataan di
atas diketahui bahwa ANA sudah baik dalam hal permainan
alur dan mengaitkan kejadian pribadi dalam hal pemerintahan.
ANA mendapatkan skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pilihan kata dan kalimat pada naskah drama yang
ditulis oleh ANA mudah dipahami dan seperti bahasa
kebiasaan pada umumnya. Seperti yang dikatakan di atas ada
diksi yang bermakna cukup dalam seperti „bersikap dingin‟ dan
menggunakan istilah „anak jalanan‟ yang mengindikasikan
bahwa Adit adalah orang yang sangat sederhana dan dapat
dikatakan mempunyai ekonomi yang kurang mampu.
Berdasarkan penjelasan di atas, ANA mendapatkan skor 4
(Baik).
Dari penjelasan di atas, naskah drama karya ANA
terbilang sudah baik dalam memainkan alur mundur atau
flashback, adapun pemerolehan skor 5, 3, 4, 4. Dari penjelasan
di atas, peneliti memberi nilai 80 dengan predikat B (Baik).
13) Hasil Naskah Drama Karya BRI
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya BRI berjudul "Yang Terang
Belum Tentu Indah" dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang
berjudul "Untukmu Negeri". Naskah drama BRI mengisahkan
tentang pemilihan ketua RW di sebuah kampung dengan kedua
calon kandidat saing, Pak Komarudin dengan Pak Anton dan
Pak Eky dengan Pak Wahyu. Salah satu calon kandidat
melakukan curang untuk dapat terpilih menjadi ketua RW,
kecurangan yang dilakukan yaitu dengan aksi politik uang yang
70
dibagikan kepada masyarakat. Namun perbuatan Pak Eky dan
Pak Wahyu diketahui oleh Pak Komarudin dan ada berita
bahwa Pak Wahyu melakukan politik uang, akhirnya calon
kandidat tersebut diberikan sanksi.
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa keserasian
antara parafrase syair lagu dan isi naskah drama, keduanya
sudah cukup sesuai namun dalam mengidentifikasi tiap lirik
lagu untuk dikembangkan menjadi sebuah rangkaian dialog
belum terlihat secara detail. Permasalahan yang diangkat dalam
naskah drama tersebut hanya menceritakan kecurangan yang
dilakukan oleh salah satu calon ketua RW.
BRI mampu memparafrase syair lagu ke naskah
drama dengan tepat dan sesuai dengan tema, yakni tentang
kecurangan seorang calon ketua RW. Peneliti memberi skor 5
(Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Dialog-dialog yang terdapat di dalam naskah drama
BRI sudah menggambarkan kisah yang ada dari lagu yang
diparafrasekan. Makna yang tersirat pada naskah drama
tersebut mengungkapkan kejadian curang dengan politik uang.
Walau tidak rinci dalam membahas suatu topik, tetapi ia
mencoba untuk memahami syair lagu yang diparafrasekan.
Pada naskah drama BRI sudah ada kejadian sosial dan
politik yang diungkap sesuai dengan lagu yang diparafrasekan.
Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik)
c) Kreativitas
Kreativitas BRI sudah baik, ia menulis naskah drama
dengan menggunakan alur maju tetapi dalam menyelesaikan
suatu konflik menurut peneliti sangat kreatif. BRI menulis
dialog-dialog antartokoh dengan menggunakan ragam bahasa
santai.
71
Pak Eky: "Tolong maafkan saya, jangan bawa saya ke
jalur hukum saya benar-benar sangat menyesal dan
saya berjanji tidak akan mengulangi lagi."
Dari dialog di atas, BRI mencoba untuk
menghidupkan dialog dengan tokoh lain dengan cara
permohonan dari orang yang membuat kesalahan. Ia
menyajikan bahwa naskah drama tersebut seakan-akan kejadian
nyata yang dapat ditemukan.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa BRI
sudah tepat dalam membuat jalan cerita yang dikaitkan dengan
kehidupan di sekitarnya. Peneliti memberi skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Bahasa yang digunakan dalam naskah drama BRI
menggunakan ragam bahasa santai dan ada beberapa yang
diselipkan dengan bahasa daerah Betawi.
Bu Yati: Setuju saja, asalkan bapak bisa menjalankan
amanah yang diberikan dan selalu jujur jangan
boong bae.
Kata yang bergaris miring mengindikasikan bahwa
naskah tersebut mencirikan si penulis, BRI menggunakan
bahasa tersebut karena sesuai dengan kebiasaan bahasa yang
digunakan. Adapun untuk suasana yang terdapat di dalam
naskah drama tersebut cukup baik yang menggambarkan
keadaan mengahrukan. Maka, peneliti memberi skor 3
(Cukup).
Dari penjelasan di atas, naskah drama karya BRI
terbilang sudah baik, namun penyajian dalam mengungkapkan
konflik tidak terlihat secara utuh, hanya permasalahan korupsi
yang dimunculkan, adapun pemerolehan skor 5, 4, 4, 3.
Peneliti memberi nilai 80 dengan predikat B (Baik).
72
14) Hasil Naskah Drama Karya BNK
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya BNK berjudul "Harapan Lagi"
parafrase dari syair lagu Iwan Fals yang berjudul "Untukmu
Negeri". Naskah drama BNK mengisahkan seorang pengamen
atau gelandangan yang tertarik akan dunia pendidikan, yaitu
bersekolah. Agar ia dapat mengubah dirinya bahkan ikut
membantu negara agar lebih baik lagi dengan ia bersungguh-
sungguh bersekolah. Perjalanan si Pengamen menuju
keputusannya ingin bersekolah dipertemukan dengan seorang
perempuan yang memotivasinya.
Dari penjelasan di atas antara judul naskah drama
dengan isinya sangat sesuai bahwa ia ingin mempunyai cita-
cita membangun negeri, awalnya ia pesimis bahwa sekolah
tidak ada gunanya, namun karena dipertemukannya dengan
seorang perempuan, ia menjadi termotivasi. Maka, peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna pada naskah drama BNK sangat tepat dengan
hasil parafrase syair lagu yang dilakukan. Penggunaan kata dan
kalimat mengindikasikan bahwa antara keduanya sinkron,
BNK mencoba memainkan alur dan menimbulkan konflik yang
menyinggung tentang keadaan sosial di bangsanya dan kasus
korupsi karena politik yang tidak sewajarnya.
Hendri: Kalau begini terus pendiri negara kita akan
menangis
Dari potongan dialog di atas mengisyaratkan bahwa ia
mencoba memahami penggalan lirik lagu “Air mata darah
telah tumpah, demi ambisi membangun negeri”. Dari
penjelasan di atas, BNK mendapatkan skor 5 (Sangat Baik).
73
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas BNK sangat baik, terlihat pada
menyajikan isi naskah drama dengan dialog-dialog yang hidup
ditambah dengan mengaitkan permasalahan preman dengan
negara. Selain itu, alur yang digunakan BNK sangat menarik,
yakni dengan menggunakan alur mundur atau flashback
menceritakan kejadian masa lalu yang membuat tokoh berpikir
keras apa yang ingin dilakukan.
Hendri: Ok, pertama, orang tuaku telah tiada, kedua
aku sudah punya pekerjaan dan ketiga, negeri ini
sudah hancur"
Penggalan dialog di atas adanya alur mundur si
Hendri dan termasuk dalam permasalahan atau konflik di
dalam dirinya untuk menerima hal baru yang berkaitan dengan
dirinya. Selain alur yang menarik, BNK juga menyajikan akhir
cerita yang happy anding dengan tercapainya cita-cita si
Pengamen untuk menjadi orang yang lebih baik. Oleh
karenanya BNK sangat baik dalam memainkan alur cerita yang
menarik dan mengaitkan kehidupannya, peneliti memberi skor
5 (Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemilihan kata yang digunakan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami, pada bagian perkenalan atau pembuka,
BNK menggunakan bahasa Inggris „restaurant‟ yang
seharusnya „restoran‟. Dari pemilihan kalimat, BNK
menggunakan kalimat yang sesuai dengan konteksnya. Kalimat
tanya, jawab, dan perintah terpenuhi dalam naskah drama
tersebut. Hal tersebut menyatakan bahwa BNK sudah tepat
dalam pemilihan kata dan kalimat. Dari penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 4.5 (Baik).
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa naskah drama karya BNK sudah sangat baik dengan
74
menyajikan alur mundur dan konflik yang dimunculkan sesuai
dengan syair lagu yang diparafrase dan pemerolehan skor BNK
5, 5, 5, 4.5. Dari analisis di atas, peneliti memberi nilai 97.5
dengan predikat Sangat Baik (SB).
15) Hasil Naskah Drama Karya DHS
a) Kemampuan Pemahaman
Penulisan dialog yang dilakukan oleh DHS cenderung
sama dengan lagu yang diparafrasekan. Terlihat di dalam
dialog Diana hanya memindahkan lirik-lirik lagu menjadi
dialog antartokoh.
Andi : Nafsunya sangat kuat ingin berkuasa
mengetahui cerita Anita
Penggalan dialog di atas merupakan lirik lagu Iwan
Fals pada bait pertama, hanya perbedaannya ada penambahan
kata. Adapun liriknya yaitu:
Nafsu ingin berkuasa
Dari penggalan dialog di atas dapat diketahui bahwa
DHS cukup baik dalam hal pemahaman namun tidak
mengembangkan pikiran untuk menjadi dialog yang lebih
menarik. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 3
(Cukup).
b) Ketepatan Makna
Dialog-dialog dalam naskah drama DHS cenderung
mempunyai kesamaan antara syair lagu dengan naskah drama
yang ia tulis. Kesamaan tersebut menjadikan dialog-dialog
pada naskah drama yang DHS tulis tidak membangun sebuah
konflik yang menceritakan keadaan sosial atau politik.
Dari pernyataan tersebut, DHS sudah berusaha
membuat dialog namun ia belum mampu berpikir dan
berimajinasi. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi
skor 3 (Cukup).
75
c) Kreativitas
Secara umum keseluruhan isi naskah dram DHS
dominan hanya mengutip dan sedikit menambahkan kata atau
kalimat dari lagu yang diparafrasekan.Hal yang dilakukan
sudah cukup baik hanya DHS belum mengembangkan
pemikirannya yang lebih dalam untuk menciptakan dialog-
dialog yang lebih luas. Kreativitas Diana terlihat mengubah
judul lagu menjadi judul naskah drama yang menarik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 3
(Cukup).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemilihan diksi dan kalimat tidak jauh berbeda
pembahasan di atas, hasil naskah drama DHS lebih banyak
pernyataan penegasa namun tidak diikuti dengan tanda seru (!).
Isi naskah drama terlihat monoton dan berisi narasi dari
penulis. Dari penjelasan di atas, maka peneliti memberi skor 3
(Cukup).
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa naskah drama
DHS kurang dalam memahami lagu seutuhnya, ia hanya
memindahkan lirik lagu ke dalam dialog-dialog yang ia
tuliskan ke dalam naskah dramanya, terlihat dari pemerolehan
skor 3, 3, 3, 3. Berdasarkan analisis di atas, peneliti memberi
nilai 60 dengan predikat C (Cukup).
16) Hasil Naskah Drama Karya EPI
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya EPI berjudul "Hubungan Tidak
Restu" dari parafrase syair lagu Slank yang berjudul "Seperti
Para Koruptor". Hubungan Tidak Restu mengisahkan tentang
anak konglomerat yang sulit mendapatkan cinta karena
kecantikan dan kekayaan keluarganya yang berlimpah. Namun,
ada seorang pemuda sederhana yang mengajaknya berkenalan
76
dan menjalim kasih dengannya. Pada akhir kisah, cinta
keduanya tak direstui orang tua dari si anak konglomerat.
Dari gambaran kisah di atas, terlihat bahwa EPI sudah
baik dalam memahami syair lagu yang diparafrasekan. Ia
mengaitkan syair lagu Slank yang berjudul "Seperti Para
Koruptor" lebih dominan mengambil atau mengaitkan
permasalahan cinta antar dua anak muda. Tetapi, konflik
korupsi tidak diungkit dalam naskah drama tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa EPI
sudah tepat dalam menulis naskah drama sesuai dengan
parafrase syair lagu. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti
memberi skor 4 (Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna dalam naskah drama EPI sudah sesuai dengan
syair lagu yang diparafrasekan, tetapi EPI tidak menulis naskah
drama dengan detail. Permasalahan atau konflik yang diangkat
tidak keseluruhan.
Rian: Aku tidak butuh hartamu, tetapi aku lebih
memilih cinta dan kasih sayang.
Dari penggalan dialog di atas mengindikasikan
tingkat pemahaman dan makna yang tersirat dari dialog dapat
dikaitan dengan syair lagu yang diparafrasekan. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi skor 3 (Cukup).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas EPI cukup baik pada pemilihan
kata dan kalimat yang terlihat dramatis. Dramatis yang
dimaksud dalam mengungkapkan hal pada dialog antartokoh.
Anya: Walaupun keluargaku orang yang sangat
terpandang tetapi aku tidak seperti keluargaku yang
hanya mementingkan kekayaan.
Anya: Anggap saja perkataan ayahku seperti angin
yang berlalu.
77
Selain dialog di atas, ada satu dialog yang
menandakan pemahaman parafrase EPI, tetapi pada dialognya
hanya memindahkan syair lagu yang hanya ditambahkan
dengan beberapa diksi.
Rian: aku juga tidak butuh hartamu...
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa EPI pada
dasarnya kreatif, namun dalam menuliskan naskah drama
tersebut belum dituangkan seluruhnya isi pikiran, menjadikan
dari dialog-dialog tidak begitu hidup. Maka, peneliti memberi
skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemiluhan kata pada naskah drama karya EPI
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, ia pun
menggunakan kata „konglomerat‟ dalam penyebutan tokoh
yang memiliki kekayaan. Hal tersebut merupakan simbol dari
pemilihan diksi yang digunakan oleh si penulis. Sedangkan
suasana yang terbangun dalam naskah drama EPI cukup baik
dari segi dialog yang sesuai dengan karakter. Peneliti memberi
nilai 3 (Cukup).
Dari penjelasan di atas, naskah drama karya EPI
terbilang sudah baik dalam tingkat pemahaman parafrase syair
lagu ke naskah drama, tetapi ia tidak menuangkan kreativitas
dalam penyajian alur dan konflik, dapat dilihat dari skor
masing-masing 4, 3, 4, 3. Dari analsis di atas, peneliti memberi
nilai 70 dengan predikat Baik (B).
17) Hasil Naskah Drama Karya FJM
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya Fahri berjudul “Pemuda yang
Dirindukan Negara” dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang
berjudul “Untukmu Negeri”. Naskah drama tersebut
menjelaskan kisah pemuda yang religus dan nasionalis dengan
78
membaca biografi tokoh pendiri bangsa atau pahlawan sebagai
motivasi untuk membangun negeri.
Dari penjelasan di atas, isi dari naskah drama FJM
dapat dikatakan cukup baik dalam memparafrasekan syair lagu.
Namun, dialog-dialog antartokoh yang ditulis hanya bercerita
atau percakapan pada umumnya, konflik dan alur yang
digunakan tidak diungkapkan dengan rinci. Mengakibatkan
naskah drama tersebut tidak seutuhnya dapat menceritakan dari
satu tema yang menarik. Dari penjelasan di atas, peneliti
memberi skor 3 (Cukup).
b) Ketepatan Makna
Makna yang terdapat dalam naskah drama karya FJM
secara umum sudah sesuai dengan syair lagu yang diparafrase.
Naskah drama Fahri berjudul "Pemuda yang Dirindukan", jika
dipahami dari judul tersebut mempunyai makna yang menarik,
tetapi isi naskah drama FJM monoton dan beberapa kali hanya
memindahkan lirik lagu yang dijadikan dialog salah satu tokoh.
Ridwan: Iya air mata darah mereka tumpah demi
ambisi membangun negeri ini
Selain penjelasan di atas, diksi yang digunakan ada
yang bersimbol bahasa yang digunakan pada saat ini, seperti
'milenial' yang bermakna zaman yang mudah mendapatkan
informasi. Seperti yang penjelasan di atas, FJM tidak
memparafrasekan syair lagu keseluruhan, akibatnya makna
yang tersirat sangat monoton. Dari penjelasan di atas, peneliti
memberi skor 3 (Cukup).
c) Kreativitas
Walaupun tingkat pemahaman FJM sudah cukup baik,
namun kreativitas FJM banyak menggunakan istilah-istilah
yang khas, seperti „milenial‟ dan FJM menuliskan dialog yang
mengungkapkan cerita suatu daerah, yakni kisah si Pitung.
Seperti potongan dialog di bawah ini:
79
Kurnia: Kalau aku membaca biografi si Pitung
pahlawan dari betawi
Dari dialog di atas mencirikan bahwa FJM
mengetahui kebudayaan Betawi atau yang berkaitan dengan
Jakarta. Ini menjadi hal yang menarik, ia dapat menulis naskah
drama dengan mengaitkan perbendaharaan kata dan
pengalaman yang ditulis pada naskah dramanya. Dari
penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Dialog-dialog yang ditulis menggunakan bahasa yang
mudah dipahami dan seperti pada kebiasaan. Naskah drama
tersebut pun menggunakan bahasa yang religius.
Rudy: .... karena ridho Allah ada pada di ridho orang
tua.
Dari potongan dialog di atas salah satu ciri dari
kepribadian FJM memang terkenal religius di hadapan teman-
temannya. Selain religius, dialog yang digunakan FJM
mencatut perkataan dari seorang pahlawan, yakni Ir. Soekarno.
Seperti potongan dialog di bawah ini:
Rudy: .... "Aku lebih suka pemuda yang kumpul dan
membicarakan masa depan negeri ini daripada
pemuda yang belajar dan hanya memikirkan
kesuksesannya sendiri".
Hal di atas dapat disimpulkan bahwa FJM sudah baik
dalam pemilihan kata dan kalimat. Dari pembahasan di atas,
peneliti memberi skor 4 (Baik).
Dari penjelasan di atas, naskah drama karya FJM
sudah cukup baik pada tingkat kreativitas dan penggunaan
bahasa, adapun pemerolehan skor yang didapat 3, 3, 4, 4.
Berdasarkan analisis di atas, peneliti memberi nilai 70 dengan
predikat B (Baik).
80
18) Hasil Naskah Drama Karya FLA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya FLA berjudul "Takdir Sama"
dari parafrase syair lagu Slank yang berjudul "Seperti Para
Koruptor". Naskah drama FLA mengisahkan cinta sepasang
mahasiswa yang saling mencinta berawal dari perkanalan di
kelas karena si perempuan mahasiswi pindahan dari London
dan anak dari pejabat. Namun kisah cintanya hampir
tergoyahkan karena Gilang tahu bahwa perempuan yang ia
sayangi merupakan anak dari pejabat yang korupsi, Gilang
adalah seorang yang komitmen kepada diri sendiri tidak akan
menemani anak dari pejabat yang korupsi. Namun berjalannya
waktu, ia memaafkan si perempuan tersebut.
Dari paparan di atas terlihat bahwa tingkat
pemahaman FLA sudah baik dalam menyajikan kisah yang
begitu rumit dalam menjalani kisah cinta dari sepasang
mahasiswa. Penjelasan di atas pun jika dikaitkan dengan syair
lagu yang diparafrasekan sudah sesuai. Naskah drama FLA
sudah sesuai dengan lagu yang diparafrasekan, yakni sesuai
dengan tema pemimpin yang korupsi suatu negara. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna yang tersirat pada naskah drama karya FLA
sudah baik. Dialog antartokoh sangat sesuai dengan parafrase
syair lagu. Seperti contoh narasi di bawah ini:
.... dan sadar bahwa dia mencintai nina karena apa
adanya, bukan karena hartanya, perhiasannya,
kekayaannya dan Jinggapun menemui nina"
Dari potongan narasi di atas jelas jika dikaitkan
dengan syair lagu Slank yang berjudul "Seperti Para Koruptor"
sangat sesuai karena adanya permasalahan sosial dan politik di
81
dalam naskah drama tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas FLA sangat baik dengan
menyajikan alur yang menarik dan membuat peneliti tertarik
untuk membacanya. Kreativitas yang terlihat pada konflik yang
dibagun ketika tahu bahwa ayah Nina (perempuan yang Jingga
cintai) terlibat kasus korupsi.
“Setelah beberapa hari kemudian ternyata papah
Nina ditangkap polisi karena ia adalah seorang
koruptor yang baru diketahui oleh polisi.”
Sontak Jingga pun kaget ketika mendengar bahwa
ayah Nina terjerat kasus korupsi. Pada akhirnya keduanya
berpacaran, namun ayah Jingga sakit dan sekarat di rumah
sakit, ayah Jingga pun menceritakan bahawa ia bukan anak
kandungnya.
Ayah Jingga: ga, kamu ini sebenarnya bukan anak
kandung ayah
Jingga: apa yah? Jadi aku anak siapa yah?
Ayah jingga:.kamu itu dahulu anak majikan ayah,
anak seorang pejabat negara namun karena ayah
kamu korupsi dan dipenjara, lalu ibu kamu
menitipkan kamu dengan ayah karena tidak mampu
membiayaimu.
Dari penjelasan di atas sangat menarik permainan alur
yang ditulis oleh FLA. Ia mencoba mengungkit kembali masa
lalu Jingga yang kelam, yaitu menceritakan kedua orang
tuanya. Sepengetahuan Jingga, ia adalah orang sederhana,
tetapi sebenarnya ia pun merupakan anak pejabat yang korupsi
pula. Ini menjadi makna yang tersirat dari naskah drama FLA
yang berjudul "Takdir Sama". Peneliti memberi skor 5 (Sangat
Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemilihan kata dan kalimat sesuai dengan konteksnya,
yaitu dengan menggunakan ragam bahasa santai dan seperti
82
bahasa keseharian. Sedangkan, kalimat yang ditulis di dalam
dialog-dialog adanya kalimat tanya, jawab, dan perintah.
Adapun suasana di dalam cerita tersebut terlihat karakter si
tokoh. Maka, peneliti memberi skor 4 (Baik).
Dari penjelasan di atas, naskah drama karya FLA
sudah sangat baik dalam memainkan alur cerita dan konflik
yang dibangun, adapun skor yang diperoleh FLA yaitu 5, 4, 5,
4. Peneliti memberi nilai 90 dengan predikat Sangat Baik (SB).
19) Hasil Naskah Drama Karya HMI
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya HMI berjudul "Hilangnya
Harapan" parafrase dari syair lagu Slank yang berjudul "Seperti
Para Koruptor". Hilangnya Harapan mengisahkan kehidupan
percintaan mahasiswa rantau yang bernama Kahar dengan
pasangannya Nandini anak dari seorang pejabat negara,
pasangan tersebut berbeda kasta ekonomi. Pada awal
berhubungan Kahar tidak tahu bahwa Nandini anak dari
seorang pejabat, namun dengan berjalannya waktu, akhirnya
mengetahui latar belakang si pacar. Kisah yang disajikan
dikaitkan dengan peristiwa tahun 1998 saat terjadi aksi demo
kepada pemerintah Soeharto dan para pejabat yang korupsi,
akhirnya pasangan tersebut berpisah dengan menjalankan
kehidupan masing-masing.
Dari penielasan di atas dapat diketahui bahwa HMI
sangat baik dalam parafrase syair lagu yang dilakukan dalam
menuliskan dialog antartokoh, konfik yang diangkat sangat
tepat yakni prihal korupsi dan percintaan yang dikaitkan
dengan peristiwa bersejarah Indonesia, yakni Krisis Moneter
tahun 1998. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5
(Sangat Baik).
83
b) Ketepatan Makna
Telah dijelaskan di atas bahwa pemahaman HMI
sangat baik, begitu pun dalam penggunaan kalimat, makna
yang tersirat pada kalimat dari dialog-dialog sangat sesuai
dengan isi dari parafrase syair lagu yang dituliskan.
Makna dari naskah drama Hilangnya Harapan dari
dialog yang menyatakan bahwa kekecewaan Kahar kepasa
Nandini yang mengetahui ia adalah anak dari pejabat negara,
akhirnya hubungan mereka pun kandas.
Kahar: .... Nandini... Aku ingin istirahat sejenak. Kita
putus ya, dunia ini luas, jangan bersedih, aku pamit.
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa naskah drama
karya HMI dalam ketepatan makna sudah sesuai dengan
permasalahan ekonomi dan politik. Dari penjelasan tersebut
peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas HMI sangat menonjol dalam
menulis naskah drama ialah dalam menyajikan alur cerita
berupa konflik. Alur yang digunakan menggunakan alur maju
yang dihantui dengan hal-hal masa lalu (flashback). Kejadian
masa lalu yang dialami ialah HMI mampu menuliskan dialog
tokoh Kahar dengan begitu komitmen dengan pendiriannya, ia
sangat tidak senang dengan anak seorang pejabat karena lebih
mengarah hal negatif.
Hal menarik lainnya yakni HMI dapat
mengungkapkan dan mengaitkan pengrtahuan kejadian 98‟
dengan menuliskan dalam dialog antartokoh sampai memuncak
dalam dialog.
Kahar: Din, besok 19 Mei ada aksi mahasiswa untuk
menurunkan Soeharto.
84
Dari dialog di atas dapat diketahui bahwa HMI
memiliki pengetahuan sejarah tentang peristiwa masa
pemerintahan presiden Soeharto. Sampai pada akhir kisah
dikatakan bahwa pasangan tersebut menjalni kehidupan
masing-masing.
Naskah drama karya HMI menceritakan kisah yang
menarik dan dikaitkan dengan kejadian ‟98. Peneliti memberi
skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Penggunaan kata pada naskah drama HMI cukup baik,
bahasa atau istilah yang digunakan memberi simbol kata
tersebut muncul atau sering digunakan pada zamannya. Adapun
contoh kata yang digunakan seperti „mikrolet‟, „Universitas
Trisakti‟, „kolomerat‟. Penggunaan kata tersenut mencirikan
bahwa naskah drama tersebut memang benar-benar nyata
dalam kisahnya, membuat pembaca tertarik mengetahui isi dari
drama tersebut. Kalimat yang digunaian sesuai dengan
konteksnya, kalimat tanya dan perintah sudah lengkap dalam
naskah drama tersebut.
Sedangkan, suasana dalam naskah drama HMI ditulis
dengan baik dan tepat sesuai dengan karakter tokoh dan
mencirikan hidupnya dialog tersebut. Maka, peneliti memberi
skor 4 (Baik).
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa naskah drama HMI yang berjudul “Hilangnya Harapan”
sudah sangat baik. Penyajian alur dan kisah yang dikaitkan
dengan kejadian bersejarah membuat naskah drama tersebut
hidup, sesuai dengan pemerolehan skor yaitu 5, 4, 4, 4. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 90 dengan predikat
SB (Sangat Baik).
85
20) Hasil Naskah Drama Karya HAA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya HAA berjudul "Seperti Ini" dari
parafrase syair lagu Slank berjudul "Seperti Para Koruptor".
Seperti Ini mengisahkan percintaan pasangan pekerja kantoran
yang kandas karena tidak ada komunikasi dan kesalahpahaman.
Lea tokoh yang mencintai Ares seorang idiot yang dianggap
oleh Mita teman dari Lea. Pada akhirnya mereka dipertemukan
dengan penjelasan dari Ares yang menyatakan bahwa ia tidak
bekerja sebagai manajer karena dijebak oleh teman kantornya,
namun Lea tetap mencintainya karena ia mencintai dengan
tulus, bukan karena harta atau jabatan.
Penjelasan di atas diketahui bahwa kemampuan HAA
cukup baik, namun dalam menulis dialog ia tidak menuliskan
secara utuh kejadian yang sebenarnya terjadi, hanya pesan-
pesan bahwa ada kejadian curang yang menyebabkan mereka
berpisah. Sedangan jika dikaitkan dengan parafrase syair lagu
ke naskah drama, naskah drama yang berjudul "Seperti Ini"
sudah cukup sesuai hanya pengungkapan konflik tidak terlihat.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa HAA
menulis naskah drama sesuai dengan syair lagu yang
diparafrasekan. Dialog-dialog yang terdapat bertema pegawai
atau karyawan perkantoran yang dibodohi oleh atasannya
dengan perilaku korupsi dan memanfaatkannya. Dari
penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 4 (Baik).
b) Keteptan Makna
Naskah drama HAA menuliskan dialog-dialog dengan
bahasa yang cukup menarik, seperti „sedu‟, „idiot‟ yang
bermakna mempunyai pemahaman yang lemah. Penggunaan
kata-kata tersebut menandakan bahwa HAA dapat menulis
86
naskah drama dengan mengungkit masalah sosial, walaupun di
dalam naskah drama tersebut tidak seutuhnya dituliskan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa HAA
menulis naskah drama cukup baik dalam mengungkap masalah
sosial, sedangkan permasalahan politik tidak diungkit dengan
detail. Peneliti memberi skor 3 (Cukup).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas HAA cukup baik dalam
memainkan kata dan kalimat, HAA lebih puitis dibanding
dengan teman-teman lainnya. Terlihat dari naskah dramanya
yang memainkan kata membuat peneliti sangat terkesan.
(Perempuan itu, Lea, menatap sendu sebuah buku di
atas pangkuannya. Buku itu terlihat biasa saja,
namun perempuan itu terus mengusap bukunya
lembut dalam pangkuannya.)
(Di tempat lain, Ares tengah berkulat dengan foto-
foto miliknya. Ia terlihat menyimpan banyak stress
dan kelelahan).
Dari potongan narasi di atas terlihat bahwa HAA
mencoba menuangkan kemampuan sastranya dalam
memainkan kata-kata yang begitu puitis. Dari pernyataan
tersebut, peneliti memberi skor 3 (Cukup).
d) Penggunaan Kata dan Kalimat
Kata yang digunaian sudah di jelaskan pada bagian
Ketepatan Makna bahwa kata yang digunaian di dalam naskah
drama HAA beberapa kali menggunakan kata yang makna
yang sangat dalam. Sedangkan pengunaann kalimat sesuai
dengan konteksnya, kalimat tanya dan suruh.
Latar suasana dalam naskah drama HAA sudah cukup
baik yang menandakan karakter si tokoh. Walaupun dari
penjelasan sebelumnya HAA tidak menulis naskah drama
dengan rinci. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi
skor 3 (Cukup).
87
Dari penjelasan di atas naskah drama HAA sudah
cukup baik namun pengungkapan atau konflik yang disajikan
tidak terlihat, dapat dilihat dari pemerolehan skor yaitu 4, 3, 3,
3. Dari hasil analisis di atas, peneliti memberi nilai 65 dengan
predikat C (Cukup).
21) Hasil Naskah Drama Karya IDF
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya IDF berjudul "Arti Lain"
darafrase syair lagu Slank brrjudul "Untukmu Negeri". Arti
Lain menceritakan seorang wali kota Bandung yang dikabarkan
dalam kepempimpinannya mengalami kendala atau konflik
dengan masyarakat. Konflik tersebut yaitu program bagi
masyarakat tidak berjalan, sampai masyarakat melakukan aksi
di depan gedung pemerintah. Aksi dikomandoi oleh perwakilan
warga yabg terus membuat suasana keruh dan diadu domba.
Namun pada akhirnya wali kota tersebut tidak bersalah dan
melalukan sesuai program walau agak molor waktu
pelaksanaannya.
Dari penjelasan di atas pemahaman IDF saat
memparafrase syair lagu ke naskah drama ada perbedaan dalam
penulisan cerita. IDF menulis konflik kepemimpinan daerah
dengan cukup baik, namun permasalahan yang lebih berkaitan
dengan syair lagu tidak terlihat di dalam naskah tersebut. Isi
naskah drama tersebut tidak detail pun konflik yang dibangun
belum klimaks. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4
(Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna pada naskah drama IDF secara umum sudah
menggambarkan kisah yang terdapat dalam syair lagu yang
diparafrasekan, namun makna yang tersirat tidak seutuhnya
terlihat. Telah dikatakan di atas bahwa alur yang digunakan
88
tidak sampai puncak atau klimaks. Pokok permasalahan dalam
naskah drama terdapat pada seorang warga yang berniat
mengadu domba dengan si wali kota.
“Tomo yang merupaka salah satu warga dari
kerumunan tersebut dan yang merupakan seorang
yang tidak suka pada Wijaya dan berusaha mengadu
domba antara Wijaya dan warga Kota Bandung”.
Dari potongan narasi di atas jika dikaitkan dengan
syair lagu yang tepat terdapat pada lirik:
“Perihnya masih terasa
Sakitnya tak terhingga
Nafsu ingin berkuasa
Sungguh mahal ongkosnya”.
Dari penjelasan di atas, naskah drama IDF
mengangkat permasalahan sosial dan politik dengan tepat. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Kreativitas IDF dapat dikatakan cukup baik dari
penulisan naskah dramanya. Ia menulis naskah drama tidak
seperti biasanya (dalam bentuk dialog antartokoh), namun
dengan bentuk narasi atau menceritakan isi naskah drama
tersebut. Selain itu, IDF kreatif dalam menyajikan alur walau
tidak detail namun konflik yang dibangun menarik, yaitu
dengan adanya provokator di saat aksi demo kepada
pemerintah.
Dari pernyataan di atas, naskah drama IDF sudah
tepat dalam menyajikan alur cerita dan mengaitkan
pengetahuannya tentang demo, provokator, dan lain
sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi
skor 4 (Baik).
d) Penggunaan Kata dan Kalimat
Penggunaan kata pada naskah drama IDF
menggunakan Bahasa yang mudah dipahami dan diselingi
dengan bahasa tidak baku, seperti „omong doang‟ „omongan‟.
89
Selain itu, IDF mengisahkan tentang masyarakat Bandung
tetapi simbol dari kota tersebut tidak ditampilkan, bahkan nama
tokoh-tokohnya pun seperti nama pada umumnya, tidak
mencirikan seperti orang Sunda.
Penggunaan kalimat pada naskah dram IDF sudah
sesuai dengan struktur maupun jenisnya. Kalimat yang
digunakan ada kalimat perintah, tanya, dan suruh. Adapun
suasana dalam cerita tersebut sesuai dengan karakter tokoh.
Peneliti memberi skor 3 (Cukup). Dari analisis di atas diketahui
bahwa IDF menuliskan naskah drama dengan baik walaupun
konflik atau permasalahan tidak dibangun secarah utuh, adapun
pemerolehan skor IDF 4, 4, 4, 3. Berdasarkan hasil analaisis,
peneliti memberi nilai 75 dengan predikat B (Baik).
22) Hasil Naskah Drama Karya ISA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya ISA berjudul “Bayangan” hasil
parafrase syair lagu Slank yang berjudul “Seperti Para
Koruptor”. Bayangan mengisahkan masa-masa indah di SMA
yakni masa percintaan saat menjadi siswa baru di satu sekolah.
Seorang lelaki bernama Sasuke menyukai dan sangat tertarik
dengan wanita yang baru dikenal di sekolahnya, Sakura
namanya. Percintaan mereka terus berjalan sampai dunia
perkulihan satu almamater. Namun, di saat pasangan tersebut
bahagia, Sakura ternyata anak dari seorangpejabat yang
koruptor pada tahun 98. Sasuke pun kecewa, pada akhirnya ia
meninggalkan Sakura.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa ISA paham
makna dari syair lagu yang diparafrase, namun ia terlalu
monoton dalam menuliskannya dan tokoh yang digunakan
sangat unik namun pada kisahnya tidak sinkron. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).
90
b) Ketepatan Makna
Naskah drama karya ISA pada umumnya sudah sesuai
dengan parafrase syair lagu, tetapi ISA lebih dominan
mengisahkan kisah percintaan dan permasalahan politik tidak
diungkap secara rinci. Akibat dari kurangnya mengaitkan
permaslahan tersebut, kisah dari naskah drama ISA terlihat
monoton.
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa naskah drama
ISA sudah cukup baik dalam mengungkap masalah sosial, yaitu
tentang percintaan. Sedangkan permasalahan ekonomi atau
politik tidak dikaitkan. Dari penjelasan di atas, peneliti
memberi skor 3 (Cukup).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas ISA cukup baik. Telah dijelaskan
di atas bahwa ia sangat unik dalam pemilihan nama tokoh, hal
tersebut merupakan kreativitas atas pengetahuan tontonan serial
kartun Naruto. Adapun nama-nama yang digunakan memang
benar-benar tokoh yang terdapat dalam acara Naruto, seperti
„Sasuke‟, „Naruto‟, „Sakura‟.
Dari pernyataan di atas, terlihat bahwa ISA menulis
naskah drama dengan alur cerita yang sederhana, namun
pemilihan nama tokoh sangat menarik. Ia mencoba mengaitkan
nama tersebut sesuai dengan pengetahuannya. Peneliti memberi
skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemilihan kata pada naskah drama karya ISA
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, kalimat yang
digunakan pun sesuai dengan konteks pemakaiannya.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa ISA mampu
dalam menulis naskah drama hasil parafrase lagu walaupun
cerita dari awal sampai akhir seperti berbingkai. Berdasarkan
91
penjelasan di atas, peneliti memberi skor 3 (Cukup). Dari
penjelasan di atas bahwa ISA sudah cukup baik dalam
memparafrase syair lagu ke naskah drama dalam pemilihan
nama tokoh, dapat diketahui dengan pemerolehan skor 4, 3, 4,
3. , peneliti memberi nilai 70 dengan predikat B (Baik).
23) Hasil Naskah Drama Karya JMA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya JMA berjudul “Gugur Kelam”
dari parafrase syair lagu Slank yang berjudul “Untukmu
Negeri”. Gugur Kelam mengisahkan seorang remaja yang
sangat gigih ingin menjadi tantara dengan berawal dari
keinginannya untuk sekolah militer. Namun pada proses
menjadi tantara tidak mudah, ia dihadapi dengan keluarga yang
tidak mendukung karena alasan khawatir akan keselamatan
untuk menjadi tantara. Tetapi, tekad bulat Kevin untuk menjadi
tantara, membuat keluarganya untuk mengikuti kemauan si
Calon Tentara tersebut. Pada akhir cerita, Kevin menjadi
tantara tertinggi di dalam dunia kemiliteran dan ia pun gugur di
medan perang.
Dari penjelasan di atas JMA sangat baik dalam
memahami syair lagu yang diparafrasekan. Ia lebih
mengedepankan menceritakan kisah seorang tantara yang
berjuang di medan perang dengan kegigihannya dan JMA
mengaitkan pemerintahan dalam memberikan keadilan bagi
pahlawan.
Dari penjelasan di atas, naskah drama JMA sudah
sesuai dengan parafrase syair lagu yaitu bertema kisah seorang
pahlawan yang berjuang di negerinya. Dari penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 4 (Baik).
92
b) Ketepatan Makna
Makna pada naskah drama JMA sangat sesuai dengan
syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu Negeri” dari
mulai mengisahkan kegigihan seorang pemuda yang ingin
menjadi tantara sampai ia pun gugur di medan perang dan
meminta peradilan kepada pemerintah atas segala jasanya yang
telah dikorbankan. Dari penjelasan di atas, naskah drama karya
JMA sudah mengungkap atau menceritakan tentang keadaan
sosial. Peneliti memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas JMA sangat terlihat dalam
memainkan kisah dibalik memberi contoh kepada pembaca
atau peneliti untuk dapat menghargai jasa-jasa pahlawan.
Kreativitas JMA terlihat pada pengetahuan tentang dunia
militer, ia mengetahui dan menuliskan hal yang berkaitan
dengan tantara, seperti „Danton (Komandan Pleton)‟ dan
„Akademi Militer‟.
Selain hal di atas, JMA sebenarnya dapat lebih
membangun kreativitasnya, namun ia tidak menuliskan naskah
drama dengan detail karena mungkin beberapa fakor yang ada
dalam dirinya. Peneliti memberi skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Penggunaan kata dan kalimat sudah sesuai dengan
konteks pemakaiannya. Bahasa yang digunakan pun sangat
mudah dipahami dan suasana yang dibangun pada naskah
drama tersebut sangat intim dengan mengisahkan kehidupan
keluarga.
Sedangkan suasana yang terbangun dalam cerita di
dalam naskah drama JMA yang lebih menonjol yakni suasana
mengharukan tentang pahlawan. Dari pernyataan tersebut,
peneliti memberi skor 4 (Baik).
93
Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa JMA sudah
tepat dalam melakukan parafrase syair lagu ke naskah drama.
Kemampuannya terlihat dalam menyajikan kisah atau cerita
yang sangat menarik, dapat diketahui dengan pemerolehan skor
4, 4, 4, 4. Peneliti memberi nilai 80 dengan predikat SB
(Sangat Baik).
24) Hasil Naskah Drama Karya JNR
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya JNR berjudul “Miris” dari
parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu
Negeri”. Miris mengisahkan pemilihan ketua RW di suatu
daerah dengan melakukan dengan segala hal untuk
mendapatkan suara rakyat. Salah satu calon RW
mengumpulkan warga dengan bantuan satpam perumahan. Saat
perkumpulan selesai, sekelompok warga yang sedang
berbincang, diketahui oleh seorang ustadz dan menasihati
warganya.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa JNR cukup baik
dalam memahami syair lagu yang dijadikan naskah drama.
Namun kisah yang ditulis oleh JNR sangat monoton dan
konflik yang tidak terlihat pada naskah drama tersebut. Peneliti
memberi skor 4 (Baik).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama JNR secara keseluruhan belum
sepenuhnya mewakili gambaran dari syair lagu yang
diparafrasekan. Lagu Untukmu Negeri mempunyai makna yang
sangat dalam yang dapat diubah menjadi bentuk yang lebih
sederhan seperti kisah pemilihan ketua RW, namun JNR tidak
menceritakan secara gamblang. Ia hanya mengungkit
permasalahan permainan curang yang dilakukan oleh calon
ketua RW.
94
Permasalahan yang diungkap dalam naskah drama
JNR tentang perilaku curang dengan politik uang, ia sudah
tepat dalam memparafrasekan syair lagu ke naskah drama,
walau tidak terlalu rinci. Maka, peneliti memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas di dalam naskah drama JNR
terlihat pada bagian akhir atau penutup kisah yang ditulis. Ia
menggunakan tokoh ustadz yang menjadi pengingat bagi tokoh
lainnya dan menyinggung permasalahan yang terjadi pada
bangsa ini. Dialog tersebut pun berkaitan dengan makna dari
syair lagu yang diparafrase. Adapun dialognya, sebagai berikut:
“Ustadz: Miris sekali yah negara kita, padahal hanya
jabatan sebagai RW tapi harus merusak moral-moral.
Memang yah di Indonesia semua bisa dilakukan
dengan uang. Negara kita sudah hancur. Semoga kita
semua dijauhkan dari perilaku yang menyimpang.”
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa JNR
sudah menarik dalam menulis alur cerita dan bersifat agamis
dengan adanya tokoh ustadz. Peneliti memberi skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat yang digunakan JNR dengan bahasa
yang mudah dipahami dan bahasa keseharian. Naskah drama
JNR seakan-akan mewakili hati rakyat kecil, bahwa terkadang
jabatan dapat dibeli dengan uang.
Selain hal di atas, penggunaan bahasa pada naskah
drama JNR mengindikasikan bahwa ia mampu membuat istilah
atau kode khusus yang sangat bermakna. Seperti potongan
dialog di bawah ini:
”Calon RW: Bilang saja “Saya akan memberikan
hadiah”.
Suasana yang dibangun dalam naskah drama tersebut
sesuai dengan karakter tokoh. Dari kutipan dan penjelasan
tersebut peneliti memberi skor 4 (Baik).
95
Dari analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa
naskah drama karya JNR sudah baik dalam mengaitkan antara
syair lagu yang diparafrasekan dengan naskah drama yang
ditulis, dapat diketahui dengan pemerolehan skor 4, 4, 4, 4.
Peneliti memberi nilai 80 dengan predikat B (Baik).
25) Hasil Naskah Drama Karya MAZ
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama berjudul “Pecah” dari hasil parafrase
syair lagu Slank yang berjudul “Untukmu Negeri”. Pecah
mengisahkan seorang pemuda 17 tahun yang menjadi volunteer
atau relawan untuk membantu pekerjaan Panitia Pemilihan di
suatu daerah. Saat bocah yang bernama Ali mulai bekerja,
salah satu pendukung paslon mencoba mendesaknya untuk
memilih salah satu paslon, akhirnya perbuatan tersebut
diketahui oleh kubu sebelah. Saat ingin melakukan
penghitungan suara, ternyata ada penggelembungan suara
kedua paslon, mereka saling menuduh, tetapi kejadian tersebut
dilerai oleh seorang tokoh agama.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa MAZ
memahami syair lagu yang diparafrasekan. Ia mencoba
menceritakan kecurangan demi kecurangan yang dilakukan
untuk ambisi mendapatkan jabatan. Hal tersebut sesuai dengan
syair lagu Slank yang berjudul “Untukmu Negeri”. Dapat
diketahui dari penjelasan di atas, bahwa MAZ sudah sangat
baik dalam memparafrase syair lagu ke naskah drama sesuai
dengan tema, yaitu menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan jabatan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna pada naskah drama MAZ sudah sesuai dengan
makna syair lagu. Konflik yang dibangun seperti kecurangan,
96
intimidasi, keributan, dan melakukan segala cara, bertujuan
untuk mendapatkan hal yang diinginkan.
“Ustadz Murodh: Sudah cukup Jamal, salah satu
muridku melihat kalian berdua melakukan
kecurangan. Kalian memalukan, kalian melakukan
hal ini karena ego kalian berdua. Bertobatlah kalian
berdua dan berdamailah.”
Potongan dialog di atas menandakan bahwa MAZ
sangat paham makna dari lagu tersebut, namun skala yang
ditulis hanya mengisahkan proses penghitungan suara
antarpaslon.
Dari penjelasan di atas, naskah drama MAZ sudah
menceritakan permasalahan sosial dan politik yang penuh
dengan ambisi. Peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas MAZ sangat baik dalam
penggunaan diksi dan menyajikan konflik sebuah cerita. Diksi
tersebut seperti, „sisi gelap dunia pemilihan‟ dan “bogem”.
Adapun konflik yang disajikan pada tulisan naskah drama
MAZ sudah terlihat mulai dari penyebab konflik sampai
terjadinya konflik. Kedua pendukung paslon mulai membangun
klimaks dengan keduanya diketahui melakukan kecurangan
sampai akhirnya keduanya tersulut emosi.
“Pak Jamal: Apa katamu? Sini ku beri bogem mentah
kepadamu!
Pak Saiful: Sini kau”.
Penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa MAZ
menceritakan suatu konflik sangat menarik dan pemilihan
katanya yang cukup menarik. Dari penjelasan di atas,
peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Penggunaan kata pada naskah dram MAZ sudah baik
dalam pengunakan bahasa yang mudah dipahami dan beberapa
menggunakan bahasa Betawi. Sedangkan, kalimat yang
97
digunakan sudah menandakan kalimat tanya, jawab, dan
perintah. Suasana yang terbangun di dalam naskah drama MAZ
sudah sesuai, yakni terdapat suasana menegangkan sebagai
konflik cerita. Dari pernyataan di atas, peneliti memberi skor 4
(Baik).
Analisis di atas dapat diketahui bahwa MAZ menulis
naskah drama dengan sangat baik pada penyajian cerita dan
penggunaan alur serta diksi yang unik, dapat diketahui dengan
pemerolehan skor 5, 5, 5, 4 dan peneliti memberi nilai 95
dengan predikat SB (Sangat Baik).
26) Hasil Naskah Drama Karya MNA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya MNA berjudul “Stagnan” hasil
parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu
Negeri”. Naskah drama tersebut mengisahkan proses pemilihan
ketua RW di sebuah desa, kedua paslon mempunyai cara
tersendiri untuk mendapatkan hati rakyat untuk memilihnya.
Pak Jaka calon ketua RW mengumpulkan warga untuk
memilihnya dengan imbalan diberi uang Rp50.000, sedangkan
Pak Jarwo hanya berdiskusi dengan teman dekatnya. Pada
akhirnya Pak Jaka pun terpilih menjadi ketua RW, ia menjabat
selama tiga bulan, setelahnya ia dilengserkan karena tidak
bertanggung jawab.
Dari penjelasan di atas MNA mampu
mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menulis
naskah drama setelah memparafrase syair lagu. Pemahaman
MNA terlihat dalam mengubah judul lagu ke naskah drama dan
penyajian alurnya seperti kehidupan sosial sesungguhnya. Dari
penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
98
b) Ketepatan Makna
Makna pada naskah drama MNA secara umum sudah
mewakili isi dari syair lagu walau cara menceritakan lewat
dialog antartokoh tidak seutuhnya terlihat. Naskah drama
tersebut menarik perhatian peneliti dari judul naskah drama
yang ditulis. Kata „Stagnan‟ yang berarti diam di tempat, tetapi
pada naskah drama MNA kata stagnan muncul untuk
mempertegas sesuatu yang sudah dilakukan oleh si tokoh
sebagai „pengingat‟.
“Pak Agus:… tapi ingat dunia berstagnan saat Tuhan
tidur, tapi Tuhan tidak tidur.”
Selain potongan dialog di atas, MNA mencoba
memahami makna syair lagu yang diparafrase berkaitan
dengan keserakahan atau menghalalkan segala cara.
“Beberapa pendukung Pak Jarwo tau asli Pak Jaka
kadang suka berbuat licik demi memenangkan suatu
hal dan beliau dikenal sebagai orang yang tidak
bertanggung jawab saat menjabat sebagai ketua
RW.”
Dari penjelasan di atas, maka naskah drama MNA
sudah baik dalam mengungkapkan permasalahan sosial dan
politik. Peneliti memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas MNA sudah cukup baik.
Kreativitasnya terlihat pada penulisan judul naskah drama.
Tetapi hal-hal yang lain tidak dituangkan dalam tulisan, seperti
alur, konflik, atau hal lainnya yang berkaitan dengan naskah
drama. Naskah drama MNA sudah cukup baik di awal, namun
ia tidak detail pada bagian akhir cerita.
Dari pernyataan di atas, MNA sudah cukup baik
dalam pemilihan judul, tetapi unsur di dalam naskah drama,
seperti alur cerita, tidak ditulis dengan rinci. Berdasarkan
penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 3 (Cukup).
99
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat yang digunakan dalam naskah
drama MNA sudah sesuai. Adapun kelebihan dari naskah
drama tersebut sudah dijelaskan di atas, seperti penggunaan
kata pada judul, kalimat yang menyatakan keserakahan. Hal
tersebut merupakan makna yang terdapat dalam syair lagu yang
diparafrasekan.
Adapun suasana yang terdapat di dalam naskah drama
tersebut, sudah cukup baik. Ia mencoba memahami syair lau
yang diparafrasekan. Maka, peneliti memberi skor 3 (Cukup).
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bawa
naskah drama MNA sudah cukup baik dalam segi pemilihan
kata dan kalimat yang sinkron dengan syair lagu yang
diparafrasekan, tetapi cerita di dalam naskah drama tidak detail,
dapat diketahui dengan pemerolehan skor 5, 4, 3, 3. Dari
analisis tersebut, peneliti memberi nilai 75 dengan predikat B
(Baik).
27) Hasil Naskah Drama Karya NZA
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya NZA berjudul “Sekolah Militer”
dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu
Negeri”. Seperti pada judul, Sekolah Militer mengisahkan
seorang remaja yang berkeinginan kuat untuk sekolah militer.
Keinginan si remaja nampaknya menghadapi rintangan di
dalam keluarganya, ibunya tidak mengizinkan karena teringat
masa kelam yang dialami oleh ayah dan suaminya sebagai
seorang tantara. Akibat tekad bulat sang anak, sang ibu pun
mengizinkan untuk sekolah militer.
Dari penjelasan di atas diketahu bahwa NZA sangat
meresapi makna dari lagu yang diparafrase. Kemampuan
pemahamannya dapat dilihat dari alur cerita yang disajikan,
100
sampai tokoh ibu pun mengingat masa lalu Bersama ayah dan
suaminya. Tetapi, NZA tidak sepenuhnya menulis naskah
drama, konflik yang dibangun tidak terlihat. Kelebihan dari
naskah drama tersebut dari segi cerita tentang perjuangan si
anak untuk sekolah militer. Dapat diketahui bahwa NZA sudah
tepat dalam memparafrase syair lagu ke naskah drama karena
sesuai dengan tema. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna pada naskah drama NZA secara umum sudah
sesuai denga nisi syair lagu. Cerita yang ditulis sudah mewakili
perjuangan para pahlawan untuk membangun negeri, hal
tersebut pun dilakukan seorang remaja yang ingin bersekolah
militer. Ada satu dialog yang menandakan pemahaman NZA
tentang syair lagu.
“Rafi: …Rafi mau berkorban untuk negara, untuk
ayah, untuk negeri ini. Rafi akan berjuang apapun
tantangannya.”
Dari penjelasan di atas, naskah drama NZA lebih
berfokus pada cerita menjadi tentara atau aparat keamanan
dengan tujuan memajukan bangsa. Ia mencoba menceritakan
keadaan sosial dan politik. Peneliti memberi skor 5 (Sangat
Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas NZA terlihat pada kisah yang
diceritakan, yakni menceritakan sekolah militer. Selain hal
tersebut, NZA pun menggunakan alur campuran karena ada
kejadian masa lalu (flashback).
“Alasan mengapa ibu Rafi tidak mengizinkan masuk
sekolah militer karena ibu Rafi masih terauma apa
yang menimpa ayahnya dan suaminya.”
101
Selain dialog di atas, kreativitas NZA terlihat bahwa
dialog antartokoh sangat hidup. Ia menyajikan dialog-dialog
menggunakan ragam intim, yakni dialog yang ditampilkan
sangat dekat atau kekluargaan. Maka, peneliti memberi skor 5
(Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat yang digunakan NZA sudah sesuai
dengan konteksnya. Dialog yang ditulis dalam naskah drama
sesuai dengan karakter tokoh. Bahasa yang digunakan NZA
mudah dipahami dan beberapa dialog menggunakan bahasa
Betawi.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa NZA
sudah baik dalam pemilihan kata dan kalimat, maka peneliti
memberi skor 4 (Baik).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
naskah drama kartya NZA sangat baik dalam hal penyajian
kisahnya tentang sekolah militer dan ditegaskan bahwa yang
dilakukan sebagai abdi negara. Adapun pemerolehan skor NZA
yakni 5, 5, 5, 4. Dapat disimpulkan bahwa peneliti memberi
nilai 95 dengan predikat SB (Sangat Baik).
28) Hasil Naskah Drama Karya PNI
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya Pitya berjudul “Cikal Bakal”
hasil parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para
Koruptor”. Pemahaman PNI dapat dikatakan baik karena ia
mampu mengubah judul dari lagu ke naskah drama cukup
menarik. Isi dari naskah drama pun terlihat pemahaman PPNI
dalam membahas hal kehidupan orang berkecukupan dalam
ekonomi sampai menyinggung tentang korupsi yang dibalut
dengan kisah cinta anak muda.
102
Tata : Cukup Panji! Gua sama lu gak mungkin
sama lu, lu sama gua beda lu kaya punya segalanya,
sedangkan gua miskin, jelek dekil gak mungkin panji
Panji : ohhh jadi ini sebabnya lu ngehindar dari
gua. Dengerin gua baik. Gua gak peduli apa yang lu
pake gua ga peduli keluarga, gua peduli lu miskin,
lipstick yang lu pake, perhiasan kek apa ke gua gak
peduli sejujurnya gua suka sama lu!!
Dari kutipan di atas menandakan bahwa Pitya sudah
baik dalam proses pemahaman memparafrase syair lagu ke
naskah drama. Peneliti memberi skor 4 (Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna pada naskah drama PNI sudah sesuai dengan
makna lagu yang diparafrasekan. PNI menuliskan naskah
drama mengambil kisah percintaan dan kesederhanaan dalam
mencintai, namun hal yang berkaitan dengan koruptor tidak
dibahas pada naskah drama tersebut.
PNI pun menggunakan bahasa yang cukup baik, ia
mampu menyimbolkan tokoh yang dikiaskan dengan rasa.
“Aku yang sunyi dan sepi”
Maksud dari potongan narasi di atas menandakan
perkenalan tokoh yang mempunyai kepribadian pendiam dan
pemalu bahkan tidak percaya diri saat dirinya lemah. Selain hal
di atas, PNI pun mengaitkan di dalam dialog dengan syair lagu.
“Gua gak peduli apa yang lu pake, gua ga peduli
keluarga, gua peduli lu miskin, lipstik yang lu pake,
perhiasan kek apa kek gua ga peduli.”
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa PNI sudah
sesuai dalam memparafrasekan syair lagu karena adanya
permasalahan sosial yang diceritakan. Maka, peneliti memberi
skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Naskah drama karya PNI terbilang sudah tepat dalam
penyajian alur cerita yang ditulis. PNI mencoba memulai cerita
103
dengan seorang mahasiswa baru dari kalangan bawah yang
berkuliah karena mendapatkan beasiswa.
“Tata: Alhamdulillah aku dapat beasiswa dan dapat
kuliah ditempat yang mahal ini (ucap Tata saat
pertama masuk kuliah).”
PNI pun mencoba mengaitkan dengan
pengetahuannya tentang dunia kampus, seperti beasiswa, jam
kuliah, dll. Dari pernyataan berikut, peneliti memberi skor 4
(Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat yang digunakan pada naskah drama
PNI sudah sesuai dengan konteksnya. Bahasa yang digunakan
bahasa yang mudah dipahami dan keseharian yang digunakan
rmaja pada umumnya. Begitu pun penggunaan kalimat, kalimat
yang digunakan sudah mewakili kalimat tanya, jawab, dan
penegasan/perintah. Adapun suasana yang dibangun di dalam
naskah drama sudah cukup baik yang mencirikan tokoh. Maka,
peneliti memberi skor 3 (Cukup).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
naskah drama karya PNI sudah cukup baik dalam pemahaman
walau tidak rinci dalam menceritakan, terlihat dengan
pemerolehan skor 4, 4, 4, 3. Maka, peneliti memberi nilai 75
dengan predikat B (Baik).
29) Hasil Naskah Drama Karya SMZ
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya SMZ berjudul “Sulit” dari
parafrase syair lagu Slank yang berjudul “Seperti Para
Koruptor”. Naskah drama tersebut mengisahkan masa
percintaan kedua remaja yang saling cinta, diawali pertemuan
antar keduanya di sekolah menengah atas, keduanya bertemu
dengan kondisi ekonomi yang berbeda. Awalnya pasangan
tersebut sangat senang karena saling suka, namun di akhir
104
cerita si perempuan anak orang kaya memutuskan si lelaki
karena tidak direstui oleh ayah dari perempuan tersebut.
Penjelasan di atas memberi tanda bahwa SMZ sudah
tepat dalam memahami dan memparafrase syair lagu. Namun
cerita di dalam naskah drama tidak secara detail, ia hanya
mampu menulis masa-masa percintaan di sekolah dan hanya
beberapa mengaitkan permasalahan korupsi atau kecurang.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa SMZ
sudah tepat dalam parafrase syair lagu ke naskah drama
walaupun tidak dijelaskan dengan detail. Maka, peneliti
memberi skor 4 (Baik).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama Karya SMZ makna secara tersirat
sudah terlihat walau tidak secara utuh. Ia hanya menceritakan
kisah cinta pasangan remaja yang dilewati bersama, namun
akhirnya berpisah. Hal tersebut sesuai dengan syair lagu yang
diparafrasekan. Kekurangan dalam naskah drama SMZ tidak
mengungkit permasalahan koruptor dengan detail.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa SMZ
dapat menulis naskah drama sesuai dengan permasalahan sosial
yang diceritakan dalam kisah percintaan. Maka, peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas SMZ sangat baik, adapun
kreativitasnya terdapat dua poin. Poin pertama, SMZ menulis
naskah drama dalam bentuk narasi (cerita) sebagai dialog
antartokoh. Poin kedua, naskah drama SMZ dikaitkan dengan
adanya media sosial seperti Instagram dan line.
Dari pernyataan tersebut, naskah drama SMZ sudah
menarik dalam menulis cerita dan menyuguhkan hal-hal yang
105
sangat dekat dengannya. Maka, peneliti memberi skor 5
(Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat yang terdapat dalam naskah drama
karya SMZ menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Sedangkan kalimat yang ditulis sangat jelas, kalimat tanya,
penegasan, atau kalimat suruh.
Adapun latar yang terdapat dalam naskah drama
tersebut dapat mencirikan suasana dan karakter tokoh. Maka,
peneliti memberi skor 4 (Baik).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
SMZ menulis naskah drama sudah sangat baik dengan hal-hal
yang unik, yakni menulis naskah drama dengan bentuk narasi.
Terlihat dengan pemerolehan skor 4, 5, 5, 4. Maka, peneliti
memberi nilai 85 dengan predikat SB (Sangat Baik).
30) Hasil Naskah Drama Karya SRK
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya SRK berjudul “Yang Bukan
Haknya” dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul
“Untukmu Negeri”. Naskah drama tersebut menceritakan
prosespemilihan ketua RT di suatu desa, calon RT tersebut
langsung menyampaikan visi misi kepada warga. Pak Gio
mengiming-imingi membangun fasilitas dan kebutuhan warga,
sedangkan Pak Dodi hanya ingin menjadikan warganya rukun
dan meningkatkan pelayanan administrasi. Sontak warga lebih
tertarik kepada Pak Gio. Sebelum proses pemilihan, istri dari
Pak Gio meminta iuran kepada warga untuk membangun
fasilitas jika suaminya menjadi ketua RT. Hal tersebut
diketahui oleh Dika seorang pemuda yang kritis dan ada hal
janggal. Pada akhirnya Pak Gio menjadi ketua RT namun saat
ia menjabat, tak ada satu pun program terealisasi.
106
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa SRK sudah
cukup baik dalam memahami syair lagu yang diparafrasekan.
Ia menguak masalah kecurangan yang dibalutdengan iuran
warga untuk membangun fasilitas, pada nyatanya semua hanya
omong kosong. Dari pernyataan tersebut sesuai dengan salah
satu syair lagu bahwa ada ambisi untuk suatu jabatan yang
diinginkan dengan melakukan segala cara. Dari penjelasan di
atas, dapat diketahui bahwa SRK sudah tepat dan sesuai dalam
memparafrase syair lagu ke naskah drama karena sesuai dengan
tema. Maka, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna pada naskah drama karya SRK sudah
mewakili ambisi yang terdapat pada syair lagu yang
diparafrase. Permasalahan yang terdapat dalam naskah drama
tersebut tentang perbuatan curang seperti penjelasan di atas.
“Bu Lia meminta iuran kepada warga untuk
membangun fasilitas baru.”
Dari potongan narasi di atas SRK mencoba membuat
suatu permasalahan yang dianggap sesuai dengan syair lagu.
Selain pernyataan di atas, permasalahan tersebut benar-benar
terjadi.
Dika: Jangan-jangan dugaanku benar! Keluarga Pak
Gio memakan uang warga! Mereka menelan apa
yang bukan hak mereka!
Terlihat pada penjelasan di atas, bahwa naskah drama
SRK mengisahkan tentang keadaan sosial dan ekonomi di
masyarakat. Maka, peneliti memberi skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Naskah drama karya SRK terlihat kreatif dalam
membangun konflik dengan adanya tokoh yang vokal demi
mencari kebenaran dengan menyiapkan bukti-bukti otentik. Hal
tersebut sangat baik karena dialog menjadi hidup dengan
adanya tokoh yang mampu membawa suasana semakin keruh.
107
Beni: Mereka makan uang kami, Pak! Fasilitas yang
dibuat Pak Gio juga kualitasnya jlek!sebelum
pemilihan ketua RT, istri Pak Gio juga meminta iuran
kepada kami, Pak!
Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa SRK sesuai
dalam menyajikan alur cerita yang menarik. Maka, peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata yang digunakan dalam naskah drama karya SRK
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, begitu pun
dengan penggunaan kalimat, banyaknya kalimat tanya dan
penegasan yang menandakan persoalan di dalam cerita hidup.
Maka, peneliti memberi skor 4 (Baik).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
naskah drama karya SRK sangat baik dalam menyajikan
konflik dengan adanya tokoh vokal dan kecurangan yang
diselimuti dengan iming-iming membangun fasilitas,
sedangkan pemerolehan skor 5, 4, 5, 4. Maka, peneliti memberi
nilai 85 dengan predikat SB (Sangat Baik).
31) Hasil Naskah Drama Karya SNI
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya SNI berjudul “Pengorbanan di
Masa Lalu” dariparafrase syairlagu Iwan Fals yang berjudul
“Untukmu Negeri”. Naskah drama SNI mengisahan kehidupan
si kakek Hamka dan Iskandar beserta cucunya yang mengingat
kembali masa-masa perjuangan pahlawan dengan zaman saat
ini. Kedua kakek tersebut bercakap-cakap tentang kejadian saat
ini yang membuatnya miris karena merasa kecewa apa yang
telah diperjuangkan pahlawan sebelumnya. Pada perbincangan
hangat, si kakek yang bernama Iskandar mempunyai cucu
kesayangannya yang bernama Rafa, Rafa awalnya anak yang
108
malas belajar, namun ketika sang kakek menasihatinya Rafa
pun menjadi semangat dan menjadi orang yang lebih baik lagi.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kemampuan
pemahaman SNI sangat baik, ia mampu menceritakan
perjuangan pahlawan dengan dialog-dialog yang memotivasi.
Pemahaman SNI dapat dilihat pada cerita yang ditulis, ia
mencoba menggunakan alur mundur dengan mengingat
kembali perjuangan pahlawan terdahulu. Akibat penggunaan
alur tersebut, naskah drama SNI sangat sesuai dari lagu yang
diparafrasekan.
SNI sudah tepat dan sesuai dalam menulis naskah
drama dari syair lagu yang diparafrasekan karena sesuai dengan
tema, yakni mencieritakan jasa pahlawan sebagai motivasi.
Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama karya SNI pada umumnya sangat
sesuai dengan syair lagu yang diparafrasekan. Dialog yang
ditulis seluruhnya mengisahkan perjuangan pahlawan yang
telah gugur. Berikut contoh potongan dialog.
Hamka: Nah itu, apa mereka tidak berpikir para
pahlawan sudah berjuang, berkorban untuk negeri ini
dengan perih yang masih terasa dan sakitnya tak
terhingga.
Iskandar: Rafa… lihat ibu Pertiwi, dia sedih melihat
anak bangsa seperti ini sifatnya.
Dari dua potongan dialog di atas menandakan bahwa
SNI memahami makna dari syair lagu yang diparafrasekan. Ia
mengubah bentuk lagu ke naskah drama dengan baik karena
menceritkan tentang kehidupan sosial pada saat penjajahan
yang dijadikan contoh kepada tokoh sebagai motivasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 5
(Sangat Baik).
109
c) Kreativitas
Kreativitas SNI terlihat pada dua sisi, pertama pada
penggunaan alur mundur yang menceritakan perjuangan
pahlawan di medan perang dengan membandingkan kehidupan
zaman sekarang, kedua, SNI mampu membuat naskah drama
dengan kondisi saat ini, yakni masa-masa pemilihan umum.
Berikut potongan dialog di bawah ini.
Iskandar: Coba kamu lihat di televisi sedang
ramainya pemilu dan masing-masing pendukung
menjelek-jelekkan lawan. Yang seperti itulah yang
bisa memecah persatuan bangsa kita, Rafa.
Dari penjelasan di atas, SNI sudah sangat tepat dalam
menulis alur cerita dengan membandingkan kehidupan saat ini.
Peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat yang digunakan dalam naskah
drama karya SNI menggunakan bahas yang mudah dipahami.
Sedangkan kalimat yang digunakan lengkap dengan kalimat
perintah, tanya, penegasan. Sedangkan suasana yang dibangun
dalam naskah drama tersebut sangat menenangkan karena
adanya edukasi antartokoh si kakek dan si cucu. Maka, peneliti
memberi skor 4.5 (Baik).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
naskah dram SNI sangat baik dari segi penggunaan alur dan
konflik yang dibangun, selain hal tersebut, naskah drama SNI
memotivasi agar lebih giat lagi belajar dengan tujuan untuk
masa depan yang lebih cerah. Dapat dilihat pemerolehan skor
5, 5, 5, 4.5. Berdasarkan hasil analisi di atas, peneliti memberi
nilai 97.5 dengan predikat SB (Sangat Baik).
110
32) Naskah Drama Karya SVL
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya SVL berjudul “Tangis dalam
Harap” dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul
“Untukmu Negeri”. Tangis dalam Harap mengisahkan kakek
dan cucunya bernama Yayan yang disuruh mencari pekerjaan.
Sang kakek pun mengusulkan untuk menjadi PNS sebagai bakti
pada negeri, namun Yayan menolak, ia ingin menjadi anggota
DPRD. Segala usaha untuk menjadi anggota DPRD sudah
dicari, ia pun menemukan jalan pintas atau cara instan untuk
menjadi wakil rakyat tersebut. Yayan pun teringat perkataan
kakeknya untuk menjadi abdi negara, bukan malah membuat
kotor dengan hal negatif.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui kemampuan
pemahaman SVL cukup baik namun hanya sepintas. Parafrase
yang dilakukan SVL tidak rinci dan peneliti memberi skor 3
(Cukup).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama karya SVL menceritakan tokoh Yyan
ingin menjadi abdi negara yakni meneruskan perjuangan
pahlawan. SVL memparafrase syair lagu dengan menguak
kehidupan sosial, tetapi di dalam dialognya tidak dijelaskan
secara rinci. Ia hanya mengandalkan alur mundur sebagai cerita
dalam nakah drama tersebut. Dari penjelasan di atas, diketahui
bahwa SVL sudah cukup baik dalam mengungkapkan
permaslahan. Maka, peneliti memberi skor 3 (Cukup).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas SVL dalam menulis naskah drama
terbilang sudah tepat dalam menyaikan alur cerita . Salah satu
alur bagian klimaks pada naskah drama SVL terlihat pada
111
temannya yang mengajak untuk melakukan hal curang atau
melakukan suap, berikut potongan dialog berikut ini:
“Yayan: Emang gimana cara cepatnya?
Athlas: Kamu suap aja!
Yayan: Huh! Emang bisa?
Athlas: Yan… Yan di dunia ini apasi yang gak bisa
dilakuin?!”
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa SVL
sudah tepat dalam penggunaan alur cerita dengan menarik.
Peneliti memberi skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat naskah drama karya SVL sudah
sesuai dengan konteksnya. Bahasa yang digunakan mudah
dipahami dan sesuai kebiasan. Suasana dalam cerita yang
ditulis SVL pun cukup baik dalam mencirikan konflik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 3
(Cukup).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
naskah drama karya SVL sudah cukup baik dari segi
pemahaman walau tidak detail menceritakan tiap peristiwa,
dapat dilihat dari pemerolehan skor 3, 3, 4, 3. Peneliti memberi
nilai 65 dengan predikat C (Cukup).
33) Hasil Naskah Drama Karya TOI
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya TOI berjudul “Usai” hasil dari
parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu
Negeri”. Usai mengisahkan kehidupan perkantoran di sebuah
perusahaan yang dipimpin oleh Pak Hendra yang diamanhkan
kepada Wira pacar dari anak Pak Hendra. Wira dan pacarnya
pada awalnya intens dalam komuniksi, namun berjalannya
waktu, hubungan mereka sirna karena tahu bahwa ayahnya
melakukan penggelapan uang gajian karyawan perusahannya.
Akhirnya mereka pun usai dalam percintaan.
112
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa TOI sangat
memahami syair lagu yang diparafrasekan. TOI
mengungkapkan kisah penggelapan uang atas dasar ego orang
pemilik perusahan. TOI beranggapan bahwa hal tersebut
merupakan yang membuat Ibu Kartini kecewa. Pernyataan di
atas, dapat disimpulkan bahwa TOI sudah sesuai dan tepat
dalam memparafrase syair lagu ke naskah drama sesuai dengan
tema dan peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna yang terdapat dalam naskah drama TOI secara
umum sudah sesuai dengan syair lagu yang diparafrasekan. Ia
memilih latar tempat perkantoran untuk membangun peristiwa.
Kekecewaan karyawan saat tidak menerima gaji bahkan molor
dalam memberi upah, dapat dikatakan sebagai pesan tersirat
dalam syair lagu yang diparafrasekan. Dari penjelasan tersebut
menyatakan bahwa naskah drama TOI menceritakan kehidupan
di dalam pekerjaan. Berdasarkan analisis di atas, peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas TOI sangat baik dalam
menceritakan kejadian atau peristiwa di kantor perusahaan.
Pada umumnya kisah yang ditulis bertempat di sekolah atau di
masyarakat, namun ia menulis tempat yaitu di kantor tempat
ayah dari si perempuan memimpin. Hal tersebut merupakan
kelebihan di samping TOI menuangkan pengalamannya di
dunia perkantoran yang ditulis di dalam naskah dramanya.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa TOI
sudah tepat dan menarik dalam menulis alur cerita. Ia pun
menuangkan pengalaman atau pengetahuannya tentang
pekerjaan. Maka, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
113
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat yang digunakan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan pilihan judul “Usai” yang
bermakna selesainya hubungan percintan Wira dan Disti akibat
masalah yang dialami ayahnya. Suasana yang dibangun dalam
naskah drama lebih dominan pada bagian konflik dengan
suasana sedih. Dari penjelasan tersebut, peneliti memberi skor
4 (Baik).
Dari penjelasan di atas bahwa naskah drama TOI
sudah sangat baik dalam menyajikan latar dan alur yang
digunakan, adapun pemerolehan skor 5, 5, 5, 4 dan peneliti
memberi nilai 95 dengan predikat SB (Sangat Baik).
34) Hasil Naskah Drama Karya VAP
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya VAP berjudul “Janganlah Hidup
dalam Kegelapan” dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang
berjudul “Untukmu Negeri”. Naskah drama VAP mengisahkan
kehidupan masyarakat yang kental akan kotong royong
sekaligus akan melaksanakan demokrasi untuk pemilihan
kepala desa. Pak Fendi dan Pak Makmur merupakan calon
kepala desa yang akan menjadi kontestan pesta rakyat tersebut.
Pak Fendi pun merupakan kepala desa sebelumnya, tetapi
untuk tahun ini Pak Fendi kalah dari lawannya, yakni Pak
Makmur. Kekalahan Pak Fendi karena ia menggelembungkan
suara, akibatnya pemilihan ulang dan Pak Makmur menjadi
kepala desa.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa VAP memiliki
pemahaman yang sangat baik. Antara syair lagu dan naskah
drama yang ditulis sangat sesuai. Walau skala diperkecil untuk
pemilihan RW, namun naskah drama yang ditulis secara
114
tersirat sudah mewakili isi dari syair lagu. Peneliti memberi
skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Naskah drama VAP terbilang sudah sangat baik dari
segi makna yang tersirat. Ia dapat mengubah bentuk dari lagu
ke naskah drama dengan maksimal. Dialog yang ditulis VAP
sudah tepat karena ia sudah menceritakan permasalahan sosial
dan politik. Dari penjelasan di atas, maka peneliti memberi
skor 4 (Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas VIP sangat baik dari segi
penggunaan bahasa dan alur cerita yang hidup. Bahasa yang
digunakan mudah dipahami, namun VIP mencoba menulis
dialog salah satu tokoh dengan dialeg Jawa. Selain hal tersebut,
naskah drama VIP ada unsur jenaka dan sesuai dengan saat ini
menggunakan bahasa gaul, seperti „ashiap‟.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa VIP
sesuai dalam menulis alur cerita dan dikaitkan dengan bahasa
yang sedang digunakan oleh para remaja. Maka, peneliti
memberi skor 4 (Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Pemilihan kata yang dituliskan oleh VIP sangat unik,
ia menggabungan antara aksen Jawa, bahasa gaul saat ini,
sampai penggunaan istilah yang membuat pembaca merasa
hidup. Berikut kata-katanya, sepert „Ashiap‟. Kalimat yang
digunakan pun terkadang bermakna yang unik, seperti
“Makmur: …. Lebih baik kita kembali ke rumah ,
karena udah ditunggu bidadari bawa ayam tuh.”
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa naskah drama karya VIP sangat baik dalam
mengisahkan kejadian yang unik dan penggunaan bahasanya
115
yang kaya akan perbendarahan kata yang dituliskan kembali.
Peneliti memberi skor 4 (Baik).
Dari penelitian di atas dapat diketahui bahwa VIP
sudah sangat baik dalam menulis naskah drama, kemampuan
yang paling menonjol yakni penggunaan bahasa yang sedang
digandrungi oleh para remaja. Sesuai dengan pemerolehan skor
yaki 5, 4, 4, 4. Berdasarkan analisis di atas, peneliti memberi
nilai 85 dengan predikat SB (Sangat Baik).
35) Hasil Naskah Drama Karya ZFI
a) Kemampuan Pemahaman
Naskah drama karya ZFI berjudul “Cinta Dibalik
Korupsi” dari hasil parafrase syair lagu Slank yang berjudul
“Seperti Para Koruptor”. Dari judul yang dibuat oleh ZFI jelas
adanya kisah cinta antara mahasiswa di sebuah universitas,
mereka adalah aktivis pembela keadilan dan anti korupsi.
Pasangan dan sekelompok temannya mengadakan demo untuk
menyelesaikan kasus korupsi di negeri ini, namun usahanya
belum mendapatkan hasil. Pada akhir cerita si perempuan
merupakan pacar aktivis tersebut papahnya terlibat kasus
korupsi, si perempuannya pun tidak menyangka.
Pada penjelasan di atas terlihat bahwa ZFI sangat
memahami syair lagu yang diparafrase menjadi naskah drama.
Konflik yang diangkat dalam cerita tersebut sesuai dengan lagu
yang berjdul “Seperti Para Koruptor” adanya kisah korupsi dan
percintaan di dalam naskah drama tersebut. Dari penjelasan di
tersebut, ZFI sudah sesuai dalam parafrase syair lagu ke naskah
drama sesuai dengan tema. Berdasarkan paparan di atas,
peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
b) Ketepatan Makna
Makna yang secara tersirat sudah sangat sinkron
antara lagu dengan naskah drama. Ketepatan makna pun
116
ditambah dengan dialog-dialog yang menyinggung syair lagu
berkaitan dengan percintaan.
“Egy: …. Ada aku di sini, aku gak mau hartamu, aku
gak mau warisanmu, aku juga gak butuh uangmu, tapi
aku butuhnya kamu.”
Dari dialog di atas, naskah drama ZFI mengisahkan
tentang kehidupan sosial dan politik. Kehidupan sosial yang
terlihat yakni menceritakan percintaan. Berdasarkan penjelasan
di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).
c) Kreativitas
Tingkat kreativitas ZFI sangat baik dari segi kisah
mahasiswa aktivis peduli keadilan sampai kasus korupsi yang
ditimbulkan. Alur yang digunakan ZFI yakni menggunakan
alur campuran. Ia selalu mengaitkan kejadian masa lalu ketika
bertemu dengan tokoh yang dicintai.
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa ZFI
sudah tepat dan sesuai dengan penyajian alur dan dikaitkan
pengetahuan tentang kehidupan remaja saat ini. Peneliti
memberi skor 5 (Sangat Baik).
d) Pilihan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat dalam naskah drama ZFI sudah
sesuai dengan konteksnya dan kalimatnya pun sesuai adanya
kalimat tanya, jawab, atau penegasan. Suasana yang terbangun
di dalam naskah drama cukup memandakan karakter tokoh dan
membangun emosi atau konflik. Dari pernyataan tersebut,
peneliti memberi skor 4 (Baik)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
naskah drama ZFI sangat baik dari penyajian alur. Adapun
pemerolehan skor yakni 5, 5, 5, 4 dan peneliti memberi nilai 95
dengan predikat SB (Sangat Baik).
117
Tabel 4.2
Hasil Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama Siswa
No. Nama Siswa/Kode
Aspek yang dinilai
Jml. Nilai Pre.
Kemampuan
Pemahaman
Ketepatan
Makna
Kreativitas Kata
dan
Kalimat
1
Abraham Timothy H./
ATY 4 3 4 3 14 70 B
2 Ade Kurniawan/AKN 5 4 4 4 17 85 SB
3 Ade Putri Azita/APA 4 3 5 3 15 75 B
4 Ahmad Noval/ANL 4 3 4 4 15 75 B
5 Aliyah Novianti/ANI 5 4.4 5 5 19.4 97 SB
6
Alkautsar Mika
G./AMA 5 5 4 5 19 95 SB
7
Anisa Nahra
Nabila/AZN 5 4 4 5 18 90 SB
8 Asya Syahida/ASA 5 4 3 4 16 80 B
9
Audry Maulana
Putra/AMP 5 4 5 4 18 90 SB
10
Avicenna Rusydi
Sabhani/ARS 3 4 3 5 15 75 B
11
Awalia Marwah
Suhandi/AMS 5 4 3 4 16 80 B
12 Ayu Natasya/ANA 5 3 4 4 16 80 B
13 Baihaqi Ramdhani/BRI 5 4 4 3 16 80 B
14
Bonita Nameera
Karyadi/BNK 5 5 5 4.5 19.5 98 SB
15
Diana Heksa
Septiani/DHS 3 3 3 3 12 60 C
16 Elfita Pratiwi/EPI 4 3 4 3 14 70 B
17 Fahri Jilham/FJM 3 3 4 4 14 70 B
18
Frida Lailatul
Afifah/FLA 5 4 5 4 18 90 SB
19
Hasan Muhammad
Ikbal/HMI 5 5 4 4 18 90 SB
20
Haura Alya
Amany/HAA 4 3 3 3 13 65 C
21 Ika Dian Fitriani/IDF 4 4 4 3 15 75 B
22 Imam Samudra/ISA 4 3 4 3 14 70 B
23
Juan Manuel
Aprilio/JMA 4 4 4 4 16 80 B
24 Junita Nur/JNR 4 4 4 4 16 80 B
118
25
Muhammad Abdullah
Z./MAZ 5 5 5 4 19 95 SB
26
Muhammad Nizar
A./MNA 5 4 3 3 15 75 B
27 Nanda Zahra/NZA 5 5 5 4 19 95 SB
28 Pitya Nurdianti/PNI 4 4 4 3 15 75 B
29 Safira Mumtaz/SMZ 4 5 4 4 17 85 SB
30 Saphira Rashida K./SRK 4 4 5 4 17 85 SB
31 Shafa Nurul Izmi/SNI 5 5 5 4.5 19.5 98 SB
32
Syndi Vinshensya L.
B./SVL 3 3 4 3 13 65 C
33 Tiwi Oktaviani/TOI 5 5 5 4 19 95 SB
34
Vania Ardelia
Putri/VAP 5 4 4 4 17 85 SB
35
Zahrannisa
Febrianti/ZFI 5 5 5 4 19 95 SB
Rata-rata 2867:
35=82
B
Data nilai tes parafrase syair lagu ke naskah drama kelas XI
IPS 4 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, memperoleh nilai rata-
rata 82 dengan nilai tertinggi 97.5 dan nilai terendah 60. Berikut
adalah persentase nilai parafrase syair lagu ke naskah drama.
Tabel 4.3
Persentase Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama
Siswa Kelas XI IPS 4
119
Berdasarkan diagram lingkaran di atas diketahui bahwa rekap
nilai parafrase syair lagu ke naskah drama siswa kelas XI IPS 4 SMA
Negeri 5 Depok adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Rekap Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama
Siswa Kelas XI IPS 4
No. Nilai Jumlah Siswa Persentase
1. 60 1 3%
2. 65 2 6%
3. 70 4 12%
4. 75 6 17%
5. 80 6 17%
6. 85 4 11%
7. 90 4 11%
3%
6%
12%
17%
17% 11%
11%
14%
3% 6%
Persentase Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama
60
65
70
75
80
85
90
95
97
97.5
120
8. 95 5 14%
9. 97 1 3%
10. 97.5 2 6%
Jumlah Siswa 35 100%
Dari tabel di atas diperoleh nilai siswa yang paling banyak berada di
rentang 78-80. Berdasarkan pendapat Anas Sudijono (1997:81) nilai tersebut
dalam kategori Baik (B).
Adapun hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada empat orang
siswa (2 laki-laki dan 2 perempuan) dan seorang guru. Tiga dari empat siswa
tersebut merasa bahwa pembelajaran menulis naskah drama dengan memparafrase
syair lagu lebih memudahkan siswa untuk bereksplor dan menggali informasi
serta pengalaman siswa untuk ditulis menjadi dialog-dialog. Sedangkan satu dari
keempat siswa tersebut merasa bahwa pembelajaran menulis naskah drama
dengan memparafrase syair lagu masih sulit dikembangkan menjadi dialog-dialog.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan guru pamong (bahasa
Indonesia) menyatakan bahwa pembelajaran menulis naskah drama dengan
menggunakan parafrase syair lagu sangat efektif. Siswa dapat lebih kreatif dalam
menuangkan imajinasinya dengan media lagu yang yang diubah menjadi naskah
drama.
121
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan kajian teoretis dan hasil penelitian mengenai parafrase
syair lagu ke naskah drama kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok, maka penulis
dapat mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penerapan parafrase syair lagu ke naskah drama memudahkan siswa
sebagai media pembelajaran dalam menulis naskah drama siswa kelas XI
IPS 4 SMA Negeri 5 Depok.
2. Hasil tes siswa dengan memparafrase syair lagu ke naskah drama
menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-
rata siswa 82 dengan predikat B (Baik) sebanyak 16 siswa.
3. Tingkat kreativitas siswa sangat baik dalam menulis naskah drama dari
hasil parafrase syair lagu. Hal ini dibuktikan pada menulis dialog
antartokoh dikaitkan dengan nilai sejarah dan tidak keluar dari makna
lagu yang diparafrasekan sebanyak 16 siswa.
4. Setelah menulis naskah drama dengan memparafrasekan syair lagu, siswa
menjadi lebih aktif dan lebih kreatif dalam berimajinasi yang dituliskan
menjadi dialog-dialog. Terlihat dari hasil naskah drama, yaitu terdapat
judul, narasi, dialog, alur, latar, dan kesesuaian naskah drama dengan
syair lagu yang diparafrasekan.
5. Berdasarkan hasil wawancara kepada seorang guru dan empat orang
siswa, respon setelah memparafrase syair lagu ke naskah drama adalah
baik dan sangat membantu guru maupun siswa untuk memudahkan
menulis naskah drama.
122
B. Saran
Telah terbukti bahwa parafrase syair lagu ke naskah drama dapat
memudahkan siswa untuk berpikir dan menulis naskah drama, maka penulis
sarankan agar hal-hal sebagai berikut:
1. Parafrase syair lagu sangat efektif diterapkan untuk pembelajaran
menulis naskah drama. Oleh karena itu, guru dapat menerapkan teknik
parafrase syair lagu sebagai kerangka berpikir dan memudahkan siswa
untuk menulis naskah drama guna mencapai nilai di atas rata-rata
yang telah ditentukan.
2. Guru diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut terkait teknik
parafrase syair lagu untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan
pelayanan pendidikan menjadi lebih kreatif dan inovatif serta digemari
oleh peserta didik.
3. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk guru dan siswa, maka
diharapkan teknik atau kegiatan ini dapat dilakukan
berkesinambungan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
4. Aspek yang terpenting ialah guru dapat memotivasi siswa untuk selalu
belajar.
123
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. Menulis. Jakarta: PT. Pustaka Mandiri. 2016.
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010.
Bahtiar, M. Memproduksi Naskah Drama dengan Menggunakan Media Lagu pada
Siswa Kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung Tahun Pelajaran
2015/2016. 2016.
Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2015.
Djamarah, S. B. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. 2010.
Ganie, T. N. Buku Induk Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska. 2015
Imam Muttaqien, M. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Dalam A. Juliat Corbin.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 2009.
Karlina, H. Penggunaan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Naskah Drama. e-Jurnal Literasi. 2017.
Kosasih, E. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia. 2008.
Labsas. Prosiding Seminar Sastra dalam Media. Medan: Laboratorium Sastra
Medan. 2013.
Mason, J. Qualitative Researching Kualitatif. London: SAGE Publication. 2002.
Mason, L. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013.
Mulyana, D. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. 2002.
Nurgiantoro, B. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:
Gadjah Mada University. 2005.
Nurgiantoro, B. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2010.
Nurjamal, D. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta. 2017.
Priyatno, J. Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama melalui Media
Lagu dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif Model "Numbered
Heads Together" Siswa Kelas VIII SMPN Tengaran". 2010.
Ridwanudin, D. Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan: UIN Press. 2015.
124
Ridwanudin, D. Buku Ajar Bahasa dan Sastra Indo21nesia MI/SD. Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2018.
Sanjaya, W. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2013.
Siahaan, S. Issues In Linguistics. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.
Sudijono, A. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. 1997.
Suroso. Drama: Teori dan Praktik Pementasan. Yogyakarta: Elmatera. 2015
Susanti, Elvi. Keterampilan Berbicara. Depok: Rajawali Pres. 2018.
Syarif, E. d. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
2009.
Tarigan, D. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
2005.
Tarigan, D., & Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.-----
Umar, A. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DIrektorat Guru dan Tenaga Kependidikan. 2017.
Usman, R. Penggunaan Metode Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II
SMP Al-Ittihat Pekanbaru. Jurnal SOROT. 2015.
Verdiani, D. P. Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama melalui Media
Video Klip Lagu pada Siswa Kelas XI IPS MA Ma'arif Al-Falah
Ponegoro. Jurnal UNY.-----
Vila, M. d. Paraphrase Concept and Typology. Journal Rvista. 2011.
WS, H. Drama Karya dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa Bandung. 2009.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 5 Depok
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Drama
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.18. Memahami struktur dan
kaidah teks film/drama baik
melalui lisan maupun tulisan
4.18. Mengidentifikasi struktur dan
kaidah teks film/drama baik melalui
lisan maupun tulisan
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.18.1. Mendata struktur dan
kaidah teks film/drama
4.18.1. Memberi tanggapan, serta
memperbaiki hasil kerja dalam
diskusi kelas.
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.19. Menginterpretasi makna
teks film/drama baik secara
lisan maupun tulisan
4.19. Memproduksi teks film/drama
yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat
baik lisan maupun tulisan
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.19.1. Menganalisis makna teks
film/drama baik secara lisan
maupun tulisan
4.19.1. Memberikan tanggapan terhadap
teks film/drama yang telah dibuat
oleh kelompok atau teman lain
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peserta didik dapat :
1. Menghayati dan mengamalkan materi drama sebagai bentuk penghayatan
dan pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2. Menguasai materi drama dengan menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai),
santun, responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,
procedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusia,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian
materi drama yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari materi drama yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
Topik : Drama
1. Pengertian
2. Struktur teks drama
Konsep
Unsur Kebahasaan
1. Babak dalam drama
2. Penokohan dalam drama
3. Kebahasaan drama
Prinsip
Fungsi Sosial
1. Konflik dalam drama
Prosedur
Sturktur
1. Persiapan menulis teks drama
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah )/proyek.
F. Media Pembelajaran
Media/Alat:
1. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
2. Lembar penilaian
3. spidol, papan tulis
4. Laptop & infokus
5. Audio-Visual: Lagu Slank dan Iwan Fals
6. Cetak: buku
Bahan :
1. Spidol
G. Sumber Belajar
1. Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa IndonesiaKelas
XI Kemendikbud
2. Pengalaman peserta didik dan guru
3. Buku “Seni Drama untuk Remaja” karya Rendra, tahun 2009
4. Naskah drama “Mega,Mega” karya Arifin C. Noer , tahun 1966
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama
KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu
Sintak Model Pembelajaran 90 menit
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit
Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
Guru :
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, yaitu : merekonstruksi resensi
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
2. Apabila materi / tema / projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi Alur dalam drama
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
4. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Problem Statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)
KEGIATAN LITERASI
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dibaca.
1. Melihat (tanpa atau dengan alat)
Memberi tugas untuk membaca terkait materi
Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama
“Apa yang kalian pikirkan tentang drama?”
2. Mengamati
pemberian contoh-contoh materi naskah drama untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
3. Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung),
membaca materi struktur drama dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan
lingkungan
4. Mendengar
pemberian materi drama, naskah drama, struktur, dan teknik parafrase.
5. Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi pengertian drama, naskah drama, struktur,
dan teknik parafrase, untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
6. Menulis
Peserta didik menulis hal-hal penting yang telah dibaca, diamati, dan
didengarkan sebagai pembiasaan dalam membaca dan menulis (Literasi)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
1. Mengajukan pertanyaan tentang materi pengertian drama, naskah
drama, struktur, dan teknik parafrase yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang
apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama
Misalnya :
1. Apa yang dimaksud dengan drama?
2. Bagaimana menulis naskah drama?
3. Apa saja struktur naskah drama?
4. Apa yang dimaksud parafrase?
5. Bagaimana langkah-langkah parafrase?
KEGIATAN INTI 60 menit
Data Collection (pengumpulan data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
2. Mengamati obyek/kejadian,
mengamati dengan seksama materi drama, naskah dan struktur drama,
dan parafrase yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya
3. Membaca sumber lain selain buku teks,
mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi drama, naskah
dan struktur drama, dan parafrase yang sedang dipelajari
4. Aktivitas
menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi drama, naskah dan struktur drama, dan
parafrase yang sedang dipelajari
5. Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi drama, naskah dan
struktur drama, dan parafrase yang tekah disusun dalam daftar
pertanyaan kepada guru
Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
1. Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh syair
lagu yang akan diparafrasekan menjadi naskah drama
2. Mengumpulkan informasi
mencatat semua informasi tentang cara parafrase syair lagu ke naskah
drama yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
cara parafrase syair lagu ke naskah drama dengan pemahamannya
Data Processing (pengolahan Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
(BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
dengan cara :
1. Saling tukar informasi tentang materi parafrase syair lagu ke naskah
drama dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang
lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
2. Berdiskusi tentang data dari materi materi parafrase syair lagu ke
Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama
naskah drama yang sudah akan diubag menjadi dialog
3. Mengolah informasi dari materi materi parafrase syair lagu ke naskah
drama yang sudah dijadikan dialog, lalu memulai untuk menulis dengan
dialog yang sesui dengan tokoh dan karakter.
4. Peserta didik mengerjakan soal yaitu menulis naskah drama dari
parafrase syair lagu
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
Verification (pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) dan COMMUNICATION
(BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi untuk
menyimpulkan hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku
sumber melalui kegiatan :
1. Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi : materi
parafrase syair lagu ke naskah drama.
2. Menyampaikan hasil diskusi tentang materi materi parafrase syair lagu
ke naskah drama berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan
3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang mteri
: parafrase syair lagu ke naskah drama
4. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag
Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama
materi drama, naskah drama, parafrase dan ditanggapi oleh kelompok
yang mempresentasikan
5. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi drama,
naskah drama, dan parafrase
6. Menyelesaikan menulis naskah drama dari lagu yang telah
diparafrasekan pada hari pertemuan selanjutnya
Generalizatio (menarik kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Peserta didik :
1. Membuat naskah drama dari lagu yang diparafrasekan
Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk
materi pelajaran drama, naskah drama, parafrase.
2. Memberikan penghargaan untuk materi drama, naskah drama, parafrase
kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
Pertemuan Ke – 2 Materi : Drama
KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu
Sintak Model Pembelajaran 90 menit
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit
Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
Guru :
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Pertemuan Ke – 2 Materi : Drama
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, yaitu : drama, naskah drama, dan parafrase
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
3. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Pembagian kelompok belajar
4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
Problem Statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)
KEGIATAN INTI 60 menit
Data Collection (pengumpulan data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
Pertemuan Ke – 2 Materi : Drama
pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
1. Mengamati obyek/kejadian,
mengamati dengan seksama materi Babak dalam drama yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan
dan mencoba menginterprestasikannya
2. Membaca sumber lain selain buku teks,
mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Babak dalam
drama yang sedang dipelajari
3. Aktivitas
menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Babak dalam drama yang sedang dipelajari
4. Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Babak dalam drama
yang tekah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru
Data Processing (pengolahan Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
(BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik melanjutkan dalam mengerjakan naskah drama dari lagu yang
diparafrase
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
Verification (pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) dan COMMUNICATION
(BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mengumpulkan hasil menulis naskah drama yang telah ditulis:
Generalizatio (menarik kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Pertemuan Ke – 2 Materi : Drama
Peserta didik :.
1. Mengagendakan materi atau tugas projek /produk /portofolio /unjuk
kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah.
Guru :
1. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran menulis naskah drama
yang telah dibuat
2. Memberikan penghargaan atau apresiasi karena telah mengerjakan
tugas dengan baik
I. Penilaian
Sikap
Jurnal
LEMBAR PENILAIAN SIKAP - JURNAL
Nama Siswa : ………………..
Kelas : ………………
No. Hari/Tanggal Sikap/Perilaku
Keterangan Positif Negatif
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………
……………………
Penilaian Sikap - Jurnal
Nama Peserta Didik : …………...........................................……..
Kelas : …………...........................................……..
Aspek yang diamati : …………...........................................……..
No Hari/tanggal Kejadian Keterangan /
Tindak Lanjut
1
….
Nilai jurnal menggunakan skala Sangat Baik (SB)= 100, Baik (B) = 75, Cukup
(C) = 50, dan Kurang (K) = 25
Pengetahuan
- Tertulis Pilihan Ganda (lihat lampiran)
- Tertulis Uraian(lihat lampiran)
Tes Lisan/Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan
Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
No Aspek yang
Dinilai
Skala Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai 25 50 75 100
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
Penugasan(lihat lampiran)
Tugas Rumah
a) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
peserta didik
b) Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti
bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c) Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang
telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian
Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada
instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1 Kesesuaian respon
dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan
tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi
jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
1. Penilaian Proyek(lihat lampiran)
Membuat denah sekolah, jadwal kegiatan sekolah, dll
2. Penilaian Produk(lihat lampiran)
3. Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik,
seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
Depok, 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa
Dra. Taufiq Nurhayati Ahmad Fauzi
Transkripsi Wawancara Guru
Hari/tanggal : Kamis, 09 Mei 2019
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Ruang Guru
Guru Pamong: Dra. Taufiq Nurhayati
Keterangan:
U: Peneliti
N: Guru Pamong
U: Ya, Bu. Jadi pada pagi hari ini saya mau bertanya terkait pembelajaran yang sudah saya
terapkan, yaitu teknik parafrase syair lagu ke naskah drama. Jadi yang pertama, apakah ibu
pernah mengajarkan materi naskah drama, Bu?
N : ibu pernah mengajarkan naskah drama, di kelas XI ya. Tapi untuk semester yang sekarang,
ibu belum mengajar. Karena waktunya berbenturan dengan kegiatan kelas XII. Dari ujian praktik
sampai UNBK, itu waktunya banyak libur. Nah baru pertemuan terakhir ini, ibu baru mau
memberikan materi naskah drama.
U : Selanjutnya, media apa Bu, yang biasa ibu berikan dalam naskah drama?
N : Biasanya ibu kalau memberikan materi naskah drama biasanya ibu aja ke luar kelas. Saya
suruh cari tempat di luar yang sekiranya cocok, sambil duduk, sambil bercanda berkelompok.
Nah mereka ibu kasih keleluasaan, jadi tidak kaku di dalam kelas. Jadi anak-anak antusias dan
senang sekali pas pembelajaran itu.
U : Oh gitu, jadi yang terakhir, Bu. Menurut Ibu kaitannya dengan saya, menggunakan teknik
parafrase syair lagu ke naskah drama itu dapat memudahkan siswa untuk menulis naskah drama?
N : Kalau menurut Ibu, iya. Kalau menurut ibu, anak lebih bisa berimajinasi. Karena apa, karena
sudah kita beri medianya. Ada kerangkanya di situ, jadi anak tinggal mengembangkan.
Sebenarnya, tidak hanya lagu, bisa pakai puisi, kemudian dijadikan cerita pendek. Jadi, lagu itu
salah satunya. Jadi dari situ nanti tdak usah ibu memberikan tugas menulis drama itu, ‘kamu tulis
naskah drama!’, tidak. ‘Ada cerpen, kemudian dipelajari dulu, dianalisis, kemudian dipisahkan
dialog-dialognya, kemudian kamu kembangkan’, gitu. Kemudian meningkat lagi, ‘oh ini cerpen
anak-anak bagus nih’. Kalau boleh lihat itu hasil karya anak-anak yang dipentaskan fotonya pada
ditempel, pasang-pasang di multimedia itu. Jadi dari satu kelas yang bagus, ibu pilih satu.
Kolaborasi dengan guru seni, nah pentaslah dramanya. Kemudian meningkat lagi puisi,
kemudian lagu.
U : Terima kasih bu atas jawabannya
TRANSKRIPSI WAWANCARA
Selasa, 16 April 2019, pukul 15.20 s.d. 15.40 WIB, di SMA Negeri 5 Depok
Keterangan:
U : Nama Peneliti
I, M, A, As : Subjek Penelitian
Wawancara Subjek 1
U : Selamat sore. Boleh tau namanya siapa?
I : Namanya IS, Pak.
U : Baik, langsung saja ya I. Apakah I pernah mendengar istilah naskah
drama?
I : Pernah dengar, tapi gak sering.
U : I pernah membaca naskah drama?
I : Tidak pernah pak, karena ga suka membaca juga. Paling nonton film
jadinya, Pak. Tapi pernah dengar sih nama-nama naskah drama gitu, Pak.
U : Tetapi I pernah melihat atau menonton naskah drama dari sastrawan,
seperti yang I ketahui?
I : Kalo dari sastrawan tidak pernah, Pak. Kecuali teater sekolah, pernah
lihat.
U : I punya kebiasaan mendengarkan musik tidak?
I : Sering, Pak.
U : Menjadi kebutuhan atau bagaimana?
I : Tidak, Pak. Paling kalau lagi bete, galau atau sedang merenung, dengan
musik kayanya nyambung gitu, Pak.
U : Berarti pemaknaan musik itu sampai ya ke kehidupan?
I : Iya sampai, ke hati juga, Pak.
U : Jika dikaitkan, menurut I bagaimana kaitannya dengan naskah drama
dengan parafrase syair lagu?
I : Sangat nyambung, tapi tergantung dengan pola pikirnya juga, Pak. Kalo
pola pikirnya itu ga luas, ga nemu judulnya, alur ceritanya. Tapi kalo tau
lagunya gimana, judulnya apa nanti bisa tau ceritanya, ga setengah-
setengah, ceritanya bakal panjang, mungkin juga bisa berepisode-
episode.
U : Ok, terima kasih ya I.
I : Iya, Pak.
Percakapan Subjek 2
U : Ini dengan siapa?
M : Dengan A.
U : Langsung saja buat M, apa M pernah dengar istilah naskah drama?
M : Ya, saya pernah dengar, gak asing gitu di telinga dengar istilah naskah
drama itu.
U : Dalam kelas XI ini ada tentang materi tentang naskah drama itu?
M : Iya ada. Diajarkan oleh Pak U ada.
U : Selanjutnya, M pernah membaca naskah drama?
M : Kalo saya pernah sih, itu juga waktu saya kelas X. Itu juga bacanya cuma
sepintas. Itu punya teman saya waktu di Teater Embun, padahal dia bilang
gak boleh dibuka, tapi saya buka. Walaupun sepintas doang, Saya jadi
ngerti, padahal baru baca sepintas langsung paham kaya apa alurnya nanti.
U : Dari yang dibaca itu mengisahkan tentang apa?
M : Kalo yang saya baca sih tentang Cinta yang Tidak Terbalaskan.
U : Tetapi, udah pernah belum baca naskah drama dari sastrawan Indonesia?
M : Jujur sih saya emang ga suka baca buku, pokoknya ga suka baca. Tapi
kalo itu terpaksa ya saya baca kalo lagi iseng, tapi kalo dari sastrawan saya
belum pernah, paling cuma melihat saja gitu.
U : Terus kebiasaan M sering mendengarkan lagu atau musik tidak?
M : Kalo lagi bete dan gak ada kerjaan ya sering sih.
U : Jenis lagunya itu apa?
M : Saya sih lagi suka lagunya Blackpink, seneng aja gitu.
U : Kalo dikaitkan bagaimana dengan pembelajaran naskah drama dengan
memparafrasekan dengan syair lagu?
M : Menurut saya efektif. Jadi gak membosankan, kaya melihat tulisan doang
kaya bosan banget. Tapi kalo dari lagu lalu diubah ke naskah ternyata itu
mengasyikkan, seru. Kaya tadi dikasih tugas dikasih lirik lagu yang saya
tidak tahu itu kaya gimana liriknya ternyata itu efektif dan bisa dijadikan
makna yang banyak, terus ide-idenya juga banyak.
U : Ok, terimakasih M ya, semoga sukses terus.
M : Iya.
Wawancara Subjek 3
U : Selamat sore.
A : Sore.
U : Dengan siapa?
A : Nama saya A dari kelas XI IPS 4.
U : Sebelumnya minta maaf bila mengganggu waktu belajar dan istirahatnya
ya.
A : Iya gapapa.
U : Di sini saya mau bertanya, terkait pembelajaran naskah drama. Yang
pertama, apakah A pernah mendengar istilah naskah drama?
A : Pernah. Pas kelas X juga sering dengar, bahkan didua kesempatan pernah
membaca naskah drama dari eskul Teater Embun, pernah mementaskan
drama itu juga yang judulnya pertama itu Mawar Hitam Laskar itu waktu
bulan Bahasa. Yang kedua ada yang berkisah tentang dua kerajaan sebuah
pemberontakan yang berusaha merebut kemerdekaan dari suatu bangsa.
U : Lalu, pernah membaca karya naskah drama dari sastrawan Indonesia?
A : Kalo naskah dramanya paling cuma Pramodya karena sebagai alternatif
dari teater. Kalo bentuk lainnya mungkin lebih ke novel, Kak. Kaya novel
Bumi Cinta dari Habiburrahma sama Ayat-ayat Cinta.
U : Menurut A antara novel dan naskah drama berkaitan gak sih?
A : Kalo saya rasa berkaitan, mungkin kalo naskah drama lebih simple
dialognya. Kalo di novel sendiri mengenai secara rinci dari alurnya seperti
apa kemudian dari karakternya juga gimana dari awal sampai akhirnya dan
lebih diperinci lagi di dialognya.
U : Apa A biasa mendengarkan musik atau lagu?
A : Sering.
U : Biasanya jenis lagu apa?
A : Lebih ke lagu pop sih.
U : Tetapi memahami makna dari lagu tersebut atau bagaimana?
A : Untuk beberapa lagu mungkin iya. Kadang juga kalo dengerin lagu suka
jadi inspirasi untuk buat puisi.
U : Jadi dari lagu ke puisi ya?
A : Kan kalo dari tahun 2018 kemarin ada film yang Surat Cinta Untuk
Starla dari sebuah lagukan, nah dari situ.
U : Yang terakhir, bagaimana pembelajaran tentang naskah drama menurut
A dengan menggunakan parafrase syair lagu?
A : Menarik sih, sebelumnya juga di kelas X belum pernah belajar kaya gitu.
Mungkin di kelas X udah pernah cuma belum mendalami kaya gini sih.
Kan kalo tadi sampai disuruh bikin naskah dramanya juga. Jadi siswa
dituntut untuk memahami sebuah lagu syair dan maknanya gimana terus
alur cerita. Karena lagu juga kan ada alurnya juga sendiri.
U : Berarti dapat dipahami jadi lagu itu untuk bahan berpikir dari A masih
nyambung ya?
A : Iya.
U : Tetapi efektif tidak dalam pembelajaran?
A : Efektif atau tidaknya itu tergantung siswanya juga sih. Karena kalo
menurut saya itu efektif sih kak. Jadi mengasah kekreativitasan dan
keterampilan siswanya.
U : Ok. Terimakasih A
Wawancara Subjek Ke-4
U : Selamat sore. Dengan siapa?
A : Nama saya As
U : Tadikan saya sudah memberikan materi yang pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Jadi apa Aspernah mendengar istilah naskah drama?
A : Pernah
U : Pernah baca naskah drama apa saja?
A : Naskah drama romantis itu buat ngambil nilai. Naskah drama agak horror
gitu. Paling ada teman yang ikut teater gitu jadi suka ngasih tau naskahnya
gini gini gini.
U : Udah pernah belum baca naskah dari sastrawan Indonesia?
A : Keseringan sih dari dia sendiri yang buat, atau gabungan dari teman-
temannya buat pementasan.
U : Kira-kira dalam keseharian As sering mendengarkan lagu tidak?
A : Kadang.
U : Jenis lagu apa?
A : Dari radio, soalnya kalo lagu banyak pilihannya, sedangkan kalo dari
radio lagu apa aja, ga bisa ganti-ganti lagunya mau lagu apa. Jadi lebih
suka dengerin radio sih.
U : Dari lagu tersebut As maknai atau pahami tidak isinya?
A : Kadang ada yang paham ada yang ngga. Kadang kalo bahasannya agak
puitis gitu bisa sebenarnya mikir apa artinya, cuma kadang males aja gitu.
Yang penting yang tahu bahasa yang biasa-biasa aja gitu.
U : Yang terakhir, bagaimana pembelajaran naskah drama yang tadi melalui
parafrase syair lagu?
A : Bagus sih ada perubahan dari lagu ke naskah. Jadi dari lagu ternyata bisa
dibuat naskah drama bisa dibuat juga pementasan drama. Jadi tahu juga
bahasa lagu yang satu bait tapi maknanya luas.
U : Terimakasih As.
RIWAYAT PENULIS
Nama Ahmad Fauzi, lahir di Bogor, 13 September
1996, alamat Jl. Masjid Nurul Yaqien No. 195,
Kp. Kebon RT.02/07 Kelurahan Cinangka,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Jenjang
pendidikan SDN Cinangka 03, MTs Al-Hidayah
Cinangka, MA Islamiyah Sawangan, dan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Judul skripsi
“Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama pada
Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Depok.