236
PARAFRASE SYAIR LAGU KE NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 DEPOK TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: Ahmad Fauzi 11150130000002 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

parafrase syair lagu ke naskah drama pada siswa kelas xi

Embed Size (px)

Citation preview

PARAFRASE SYAIR LAGU KE NASKAH DRAMA

PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 DEPOK

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Ahmad Fauzi

11150130000002

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

2

i

ii

iii

ABSTRAK

Ahmad Fauzi. 11150130000002. Skripsi. “Parafrase Syair Lagu ke Naskah

Drama pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun Pelajaran

2018/2019”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen

Pembimbing I Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd. dan Dosen Pembimbing

II Didah Nurhamidah, M.Pd. Tahun 2019.

Parafrase merupakan sebuah teknik menguraikan kembali sebuah teks (karangan)

dalam bentuk susunan kata-kata yang lain dengan media lagu yang diubah

menjadi naskah drama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

kemampuan siswa memparafrase syair lagu menjadi naskah drama siswa kelas XI

IPS 4 SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran 2018/2019. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini ialah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek

penelitian ini adalah lagu Slank “Seperti Para Koruptor” dan Iwan Fals “Untukmu

Negeri” yang diparafrasekan menjadi naskah drama oleh siswa kelas XI IPS 4

SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 35 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan parafrase syair lagu ke naskah

drama pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran

2018/2019 -termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata kelas mencapai

82. Hal tersebut dapat diketahui bahwa 8 dari 35 siswa dengan persentase sebesar

45% memperoleh nilai 85-97.5 dengan kategori sangat baik, 16 dari 35 siswa

dengan peresentase 46% memperoleh nilai 70-80 dengan kategori baik, dan 3 dari

35 siswa dengan persentase 9% memperoleh nilai 60-65 dengan kategori cukup

baik.

Kata Kunci: Parafrase, Syair Lagu, Naskah Drama, SMA Negeri 5 Depok.

iv

ABSTRACT

Ahmad Fauzi. 11150130000002. Thesis. "Paraphrase of Song Poetry to

Drama Texts in Class XI Students of SMA Negeri 5 Depok in 2018/2019

Academic Year". Indonesian Language and Literature Education

Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Supervisor I Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd.

and Supervisor II Didah Nurhamidah, M.Pd. 2019.

Paraphrasing is a technique to decipher a text (composition) in the form of another

wording with the song media which is converted into a drama script. The purpose

of this study was to determine the ability of students to paraphrase song poetry

into drama scripts for students of class XI IPS 4 of SMA Negeri 5 Depok in the

academic year 2018/2019. The method used in this research is to use a qualitative

descriptive method. The subject of this research is the Slank song "Like the

Corruptors" and Iwan Fals "For You Country" which was paraphrased into a

drama script by class XI IPS 4 students of SMA Negeri 5 Depok in the academic

year 2018/2019, amounting to 35 students.

The results showed that the ability to paraphrase song poetry into drama scripts in

class XI IPS 4 students of SMA Negeri 5 Depok in the academic year 2018/2019

included in the good category with an average grade reaching 82. It can be seen

that 8 out of 35 students with a percentage of 45% scored 85-97.5 in the excellent

category, 16 out of 35 students with a percentage of 46% received a score of 70-

80 in the good category, and 3 out of 35 students with a percentage of 9% scored

60-65 in the good enough category.

Keywords: Paraphrase, Song Poetry, Drama Script, SMA Negeri 5 Depok.

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Selawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw.

beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa tidak sedikit

kesulitan dan hambatan yang dialami selama penulisan skripsi ini. Skripsi ini

dapat diselesaikan tentu saja tidak terlepas dari nasihat, saran, dukungan,

motivasi, dan bimbingan yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA., selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd., selaku dosen pembimbing I skripsi

yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi

kepada penulis. Semoga Ibu selalu diberikan keberkahan dan kemulian-Nya.

6. Didah Nurhamidah, M.Pd., selaku dosen pembimbing II skripsi yang telah

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada

penulis. Semoga Ibu selalu diberikan keberkahan dan kemulian-Nya.

7. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., selaku dosen penguji I yang telah bersedia

memberikan waktunya untuk menjadi penguji skripsi penulis, bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada penulis. Semoga Ibu selalu diberikan keberkahan

dan kemulian-Nya.

vi

8. Nur Syamsiyah, M.Pd., selaku dosen penguji II yang telah bersedia

memberikan waktunya untuk menjadi penguji skripsi penulis, bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada penulis. Semoga Ibu selalu diberikan keberkahan

dan kemulian-Nya.

9. Para Dosen dan Staf TU Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama perkuliahan, semoga ilmu yang Bapak/Ibu berikan selalu

bermanfaat.

10. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

membantu penulis dalam meminjamkan buku-buku yang diperlukan untuk

menyelesaikan skripsi.

11. Achmad Zarkasih, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 5 Depok yang telah

mengizinkan penulis dalam memperoleh data yang diperlukan untuk proses

penyelesaian skripsi.

12. Dra. Taufiq Nurhayati selaku Guru pamong pelajaran bahasa Indonesia SMA

Negeri 5 Depok yang telah mengizinkan penulis dalam melakuan penelitian

untuk proses penyelesaian skripsi.

13. Seluruh siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok yang telah membantu

menjadi subjek penelitian penulis, semoga kalian selalu dimudahkan dalam

belajar dan semua cita-cita yang diinginkan tercapai.

14. Kedua orang tua (Ayahanda Amat N. dan Mariyam) dan keluarga yang telah

membesarkan, mendidik, mendoakan, memotivasi, dan memberikan dukungan

moril maupun finansial. Semoga Allah berikan kesehatan, keberkahan,

perlindungan, dan kasih sayang di dunia dan akhirat.

15. Ust. Taufiqurrahman, Ust. Mulyadi, Ustdzh. Hesti Hardini, Ust. Anwaruddin,

dan Ust. Syarifuddin selaku Guru mengaji beserta santri yang telah

mendoakan, memotivasi, dan memberian dukungan kepada penulis. Semoga

Allah berikan kesehatan dan keberkahan di dunia dan akhirat.

16. Tiara Alfina Saida yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

vii

17. Sahabat laki-laki kelas A angkatan 2015 Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia (Nur Alamsah, Imron Sukriyadi, dan Iip Maulana Saiful

Bachri) yang telah berjuang bersama saat perkulihan sampai saat penyusunan

skripsi bahkan sampai wisuda. Semoga kalian selalu diberikan keberkahan dan

sukses dunia dan akhirat.

18. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2015, terkhusus kelas A, yang telah memberikan ilmu, pengalaman,

kebersamaan, dukungan, dan saling mendoakan selama penulis mengikuti

perkulihan dan menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kata sempurna baik isi maupun penyampaian. Segala kritik dan saran dari

berbagai pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan pengetahuan

dan pengalaman di masa yang akan datang penulis harapkan dan terima

dengan besar hati. Besar harapan penulis skripsi ini dapat membantu

meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia dan dapat memberikan manfaat

bagi banyak pihak.

Jakarta, 23 Oktober 2019

Penulis

viii

Daftar Isi

ABSTRAK ........................................................................................................................ iii

ABSTRACT .......................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………..vi

Daftar Tabel ........................................................................................................................ x

Daftar Lampiran .................................................................................................................. xi

Daftar Singkatan ................................................................................................................ xii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 5

C. Batasan Masalah ................................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6

BAB II ................................................................................................................................ 8

KAJIAN TEORETIS ........................................................................................................ 8

A. Kajian Teoretis ........................................................................................................ 8

1. Pengertian Parafrase ............................................................................................ 8

2. Ciri-Ciri Parafrase ............................................................................................. 10

3. Langkah-Langkah Parafrase ............................................................................. 11

4. Media Pembelajaran .......................................................................................... 12

5. Pengertian Syair Lagu ....................................................................................... 14

6. Hakikat Menulis ................................................................................................ 15

a. Menulis Naskah Drama…………………………..………………………………………………..16

b. Keterampilan Menulis……………………………………………………………………………….17

c. Tujuan Menulis……..………………………………………………………………………………….18

d. Tahapan Menulis………………………………………………………………………………………19

7. Hakikat Drama……………..………………………………………………………………………………20

a. Pengertian Drama……………………………………………………………………………………..21

ix

b. Unsur-unsur Drama………….……………………………………………………………………….22

c. Menulis Naskah Drama……………………………………………………………………………..26

B. Penelitian Relevan ............................................................................................... 26

BAB III ............................................................................................................................. 30

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 30

B. Metode Penelitian ................................................................................................ 30

C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………..………………………………….31

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 35

E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 36

F. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 37

BAB IV ............................................................................................................................. 41

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 41

A. Biodata Sekolah ................................................................................................... 41

1. Sejarah Singkat ................................................................................................. 41

2. Visi Misi SMA Negeri 5 Depok ....................................................................... 42

3. Sarana dan Prasarana ........................................................................................ 44

B. Deskripsi Data ..................................................................................................... 45

1. Deskripsi Kegiatan Penelitian ........................................................................... 45

2. Analisis Naskah Drama ..................................................................................... 45

BAB V ............................................................................................................................ 121

PENUTUP ...................................................................................................................... 121

A. Simpulan ............................................................................................................ 121

B. Saran .................................................................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 123

x

Daftar Tabel

Tabel 3.1 : Subjek Penelitian Siswa Kelas XI IPS 4…………………….....34

Tabel 3.2 : Format Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama..........36

Tabel 3.3 : Format Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama..........38

Tabel 3.4 : Indikator Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama…...39

Tabel 3.5 : Kualifikasi Penilaian Menurut Anas Sudijono.............................40

Tabel 4.1 : Data Siswa Tahun Pelajaran 2018/2019......................................40

Tabel 4.2 : Hasil Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama Siswa................102

Tabel 4.3 : Persentase Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama..........104

Tabel 4.4 : Rekap Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama................104

xi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 : RPP

Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skiripsi

Lampiran 4 : Surat Penelitian

Lampiran 5 : Surat Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 : Transkripsi Wawancara

Lampiran 8 : Riwayat Penulis

xii

Daftar Singkatan

1. Abraham Timothy H./ ATY

2. Ade Kurniawan/AKN

3. Ade Putri Azita/APA

4. Ahmad Noval/ANL

5. Aliyah Novianti/ANI

6. Alkautsar Mika G./AMA

7. Anisa Nahra Nabila/AZN

8. Asya Syahida/ASA

9. Audry Maulana Putra/AMP

10. Avicenna Rusydi Sabhani/ARS

11. Awalia Marwah Suhandi/AMS

12. Ayu Natasya/ANA

13. Baihaqi Ramdhani/BRI

14. Bonita Nameera Karyadi/BNK

15. Diana Heksa Septiani/DHS

16. Elfita Pratiwi/EPI

17. Fahri Jilham/FJM

18. Frida Lailatul Afifah/FLA

19. Hasan Muhammad Ikbal/HMI

20. Haura Alya Amany/HAA

21. Ika Dian Fitriani/IDF

22. Imam Samudra/ISA

23. Juan Manuel Aprilio/JMA

24. Junita Nur/JNR

25. Muhammad Abdullah Z./MAZ

26. Muhammad Nizar A./MNA

27. Nanda Zahra/NZA

28. Pitya Nurdianti/PNI

xiii

29. Safira Mumtaz/SMZ

30. Saphira Rashida K./SRK

31. Shafa Nurul Izmi/SNI

32. Syndi Vinshensya L. B./SVL

33. Tiwi Oktaviani/TOI

34. Vania Ardelia Putri/VAP

35. Zahrannisa Febrianti/ZFI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan menciptakan generasi anak bangsa untuk

mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik. Pembekalan yang

dilakukan dengan cara mengikuti pendidikan formal dari tingkat dasar

sampai perguruan tinggi. Banyak lembaga-lembaga formal untuk belajar,

mengembangkan potensi, dan meningkatkan kemampuan seseorang agar

menjadi manusia yang mampu bersaing dengan negara-negara lain.

Pendidikan di Indonesia berpedoman pada sebuah istilah

„kurikulum‟. Kurikulum menjadi acuan lembaga pendidikan formal untuk

menjalankan segala hal sesuai dengan tujuan. Segala persyaratan, langkah-

langkah, dan tujuan tertuang di dalam kurikulum. Tidak aneh jika kurikulum

dalam kurun waktu yang cepat mengalami perubahan atau revisi bahkan

diganti sekalipun.

Kurikulum 2013 atau sering disebut Kurtilas menjadi acuan bagi

pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini, walau banyak pula beberapa di

daerah lain masih menggunakan KTSP. Kurtilas mengedepankan

kemampuan siswa untuk lebih dominan melatih keterampilan dirinya

daripada seorang guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa berperan aktif

dalam tiap proses kegiatan belajar mengajar dan guru menjadi fasilitator

untuk mengarahkan siswa.

Tenaga pendidik yaitu guru mempunyai peran penting untuk

menyiapkan generasi bangsa sebagai langkah memajukan pendidikan di

Indonesia. Tak ayal banyak perguruan tinggi yang berfokus pada pendidikan

atau tarbiyah untuk membekali diri agar mempunyai kemampuan mumpuni

dalam mengajar dan mendidik siswanya. Calon guru selalu diberikan

pembaharuan dalam mengajar agar proses kegiatan belajar mengajar tidak

membosankan dan lebih kreatif sesuai dengan tujuan yang dicapai.

2

Proses belajar mengajar melibatkan guru, siswa, dan fasilitas

lainnya. Pada era milennial saat ini perkembangan teknologi sangat pesat

dan sebagai tenaga pendidik, seorang guru tidak boleh tertinggal akan

kemajuan teknologi tersebut. Guru merupakan model bagi peserta didiknya

yang ditiru dari masuk sampai keluar kelas. Inovasi dan kreativitas

dibutuhkan agar pembelajaran lebih hidup dan sesuai dengan kebutuhan

siswa. Inovasi dapat berupa penggunaan strategi, model, metode, atau media

pembelajaran yang digunakan untuk menarik perhatian siswa.

Pengelolaan di dalam kelas yang dilakukan oleh guru kepada siswa

sangat menentukan proses belajar mengajar yang kondusif. Guru harus

menyesuaikan diri dengan siswa sebagai langkah observasi atau mengetahui

keinginan siswa agar kedekatan emosional terjalin tanpa mengurangi sikap

guru profesional.

Kebiasaan dalam proses memahami pembelajaran sangat beragam,

seperti menciptakan suasana yang tenang, melamun, memakan permen

karet, memaninkan pulpen, bahkan mendengarkan musik/lagu sebagai

stimulus pemahaman yang dilakukan oleh siswa saat mengerjakan tugas dari

gurunya. Kebiasaan tersebut secara tidak sadar mungkin terjadi pada tiap

individu. Dari contoh di atas peneliti mencoba memodifikasi kebiasaan

mendengarkan lagu menjadi hal positif dalam pembelajaran, yaitu dijadikan

lagu sebagai media pembelajaran.

Syair lagu berisi tentang curahan pengarang untuk menyampaikan

emosinya melalui nada-nada alat musik. Sebagian orang, lagu menjadi

kebutuhan utama untuk selalu didengarkan terlebih ketika suasana

psikologis tidak seperti biasanya. Tanpa disadari ternyata dari syair lagu

banyak yang melukiskan kehidupan seseorang. Menghubungkan makna

syair lagu dengan kehidupan seseorang di dalam dunia pendidikan dapat

dilakukan dengan memparafrasekannya dari lagu menjadi naskah drama.

Lagu dijadikan media agar pembelajaran di kelas tidak membosankan.

Adapun lagu yang sesuai dengan kehidupan sosial siswa atau masyarakat

3

pada saat ini agar mudah dipahami dan tujuan menjadikan naskah drama

tercapai.

Istilah parafrase (paraphrase) dapat kita temui apabila seorang

guru menjelaskan prihal menulis puisi yang diubah ke dalam bentuk lain,

seperti cerpen, paragraf deskriptif, pementasan drama, dan sebagainya.

Parafrase sebagai teknik mengubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang

lain. Teknik ini digunakan agar memudahkan siswa untuk mengetahui

langkah-langkah menuliskan makna yang tersirat dari lagu menjadi naskah

drama yang akan ditulis. Parafrase bersifat umum agar siswa mampu

bereksplor dan berinovasi sesuai dengan pengalaman pribadi atau

kelompoknya yang dituangkan menjadi bentuk lain tanpa mengurangi

esensi.

Jenis lagu yang dijadikan parafrase berisi tentang kehidupan yang

berkaitan dengan nilai sosial. Pemilihan lagu sangat penting agar siswa

dapat berekspresi dengan kehidupan yang sebenarnya atau kehidupan di

sekitarnya. Lagu yang menyentuh atau menyinggung tentang kehidupan

sosial di antaranya Iwan Fals dan Slank. Keduanya cukup legendaris dan

sudah tidak asing di telinga masyarakat yang membawakan lagu-lagu

berkaitan dengan nilai sosial dan tidak disadari menyentuh permasalahan

lainnya, seperti nilai politik, ekonomi, dan lain-lain. Iwan Fals adalah

seorang vokalis yang mampu menginspirasi anak muda dari lagu-lagu yang

dibawakannya. Alunan gitarnya dan suara khas serak basah menjadi ingatan

bagi kaum muda maupun masyarakat. Sedangkan Sank yang beraliran

(genre) rock dan reggae menjadi salah satu identitas atau kekhasan yang

dimiliki oleh grup band tersebut. Slank pernah mengalami pergantian

personil. Pergantian tersebut tidak membuat grup ini kehilangan pendengar

atau penggemarnya yang berasal dari kalangan muda.

Kekuatan syair lagu yang dimainkan oleh alat musik dan

dinyanyikan oleh seorang vokalis menjadi poin penting bagi pendengar.

Syair lagu yang dibawakan dipahami dan diresapi kata per kata. Dari syair

4

lagu terkadang mewakilkan perasaan seseorang jika ia dalam keadaan sedih

maupun senang.

Syair lagu dijadikan media pembelajaran sebagai kerangka berpikir

siswa lebih mudah menulis naskah drama. Naskah tersebut antara lain tema,

dialog, alur, penokohan, dan latar. Proses teknik parafrase syair lagu ke

naskah drama yakni dengan siswa menyimak, menyanyikan, dan memahami

syair lagu terlebih dahulu, kemudian dikembangkan menjadi babak atau

adegan.

Drama merupakan materi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

salah satu tujuan dari pembelajaran drama yakni untuk melatih kemampuan

siswa dalam keterampilan menulis dan berbicara. Keterampilan menulis

yang ditandai dengan kemampuan menulis naskah drama dan keterampilan

berbicara ditandai dengan siswa mampu berdialog sesuai dengan peran dan

karakter tokoh. Pada akhirnya kemampuan tersebut dapat dipentaskan atau

dipertunjukan di depan kelas. Namun, sebelum drama dipentaskan, siswa

harus mengetahui langkah-langkah penulisan naskah drama dan teknik

bermain peran agar menghasilakan pementasan yang sesuai dengan tujuan

dari sebuah lakon.

Setelah siswa mampu memahami proses parafrase syair lagu

menjadi naskah drama, maka diharapkan siswa mampu mengekspresikan

dirinya dalam dialog sesuai dengan emosi yang akan dipentaskan di depan

kelas. Apabila siswa mampu memparafrase lagu ke naskah drama dengan

baik maka tujuan pembelajaran dianggap berhasil. Dari hal tersebut, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Parafrase Syair

Lagu ke Naskah Drama pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun

Pelajaran 2018/2019”.

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, dapat

didentifikasi untuk diteliti, ada beberapa faktor di antaranya sebagai berikut:

1. Siswa kesulitan dalam menulis naskah drama.

2. Siswa belum terampil memparafrasekan lagu menjadi naskah drama.

3. Guru kurang inovatif dalam menggunakan media pembelajaran dalam

menulis naskah drama.

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yaitu; materi

pokok tentang langkah-langkah menulis naskah drama dan parafrase syair

lagu, pemahaman atau implikasi terhadap kemampuan siswa dengan

memparafrase syair lagu ke naskah drama. Lagu yang digunakan berjudul

“Seperti Para Koruptor” karya Slank dan “Untukmu Negeri” karya Iwan

Fals. Lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor” dirilis pada tahun

2008 adalah album musik utama karya Slank. Lagu tersebut turut dijadikan

untuk aksi penolakan UU KPK. Lagu Slank tersebut berlatar belakang

tentang korupsi yang merajalela di negeri ini. Sedangkan lagu Iwan Fals

berjudul “Untukmu Negeri” rilis pada tahun 2002 yang memotret suasana

sosial kehidupan Indonesia dan gejolak politik pada masa pembangunan

(Orde Baru). Penelitian ini tidak membahas soal ejaan.

Penelitian parafrase syair lagu ke naskah drama dilakukan pada

siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran 2018/2019.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan parafrase syair lagu “Seperti Para Koruptor”

karya Slank dan “Untukmu Negeri” karya Iwan Fals ke naskah drama

pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun Pelajaran 2018/2019?

2. Bagaimana kemampuan siswa menulis naskah drama dengan parafrase

syair lagu siswa kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun Pelajaran

2018/2019?

6

3. Apakah siswa mampu menulis naskah drama dengan memparafrasekan

syir lagu “Seperti Para Koruptor” karya Slank dan “Untukmu Negeri”

karya Iwan Fals.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui penerapan parafrase syair lagu Seperti Para Koruptor

(Slank) dan Untukmu Negeri (Iwan Fals) ke naskah drama pada siswa

kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Mengetahui hasil kemampuan siswa menulis naskah drama dengan

parafrase syair lagu siswa kelas XI SMA Negeri 5 Depok Tahun

Pelajaran 2018/2019.

3. Mengetahui kemampuan siswa menulis naskah drama dengan

memparafrasekan syir lagu “Seperti Para Koruptor” karya Slank dan

“Untukmu Negeri” karya Iwan Fals.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan kajian untuk memudahkan menulis naskah drama

dengan parafrase syair lagu.

b. Sebagai sumber belajar untuk memudahkan menulis naskah drama

dengan parafrase syair lagu dengan nilai di atas rata-rata yang telah

ditentukan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1. Memberikan kemudahan siswa dalam menemukan ide tulisan.

2. Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga

siswa termotivasi dan merasa antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

7

b. Bagi guru

1. Sebagai solusi guru dalam mengatasi kendala pembelajaran

menulis naskah drama dengan media pembelajaran.

2. Sebagai inovasi atau masukan cara pengajaran drama dengan

menggunakan parafrase syair lagu agar siswa lebih tertarik dalam

pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran bahasa Indonesia dan meningkat prestasi

siswa.

8

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Kajian Teoretis

1. Pengertian Parafrase

Istilah parafrase berasal dari bahasa Inggris paraphrase, dari

bahasa Latin paraphrasis, dan dari bahasa Yunani para pharasein yang

berarti "cara ekspresi tambahan". Pengertian parafrase adalah sebagai

berikut:

1. Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau

macam bahasan menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian.

2. Penguraian kembali sebuah teks (karangan) dalam bentuk susunan

kata-kata yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna

yang tersembunyi.1

Dari pengertian di atas jelas bahwa parafrase merupakan

mengubah satu bentuk karya menjadi suatu bentuk yang lain tanpa

mengurangi makna sesungguhnya.

“Paraphrasing stands for sameness of meaning between di_erent

wordings. Prototypical paraphrase examples can be seen in (1) and (2),

where the semantic content remains the same despite the di_erences in the

form: signifcant is substituted for its synonym considerable in (1-b), and

(2) illustrates an active/passive diathesis alternation.”

1) a. This task requires significant knowledge to be successful.

b. This task requires considerable knowledge to be successful.

2) a. The Romans constructed that bridge. c. That bridge was constructed by the Romans.”

2

Pada kutipan di atas menyinggung bahwa parafrase jika dilihat

dari ilmu linguistik yaitu susunan kata dan kalimat, seperti dari aktif ke

pasif atau sebaliknya. Keduanya ada perubahan struktur tetapi tidak

mengubah makna. Maka, dari contoh di atas menegaskan bahwa parafrase

1 Dindin Ridwanudin, Buku Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia MI/SD Cet. Pertama,

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2018, h. 72. 2 Marta Vila, dkk., “Paraphrase Concept and Typology. A Linguistically Based and

Computationally Oriented Approach”, Journal Rvista, 2011, pp. 83. (nlp.Isi.upc.edu. > pln10-vmr)

Diakses pada tanggal 27 April 2019.

9

merupakan salah satu bagian dari linguistik yang berkaitan dengan makna

dari suatu kata atau kalimat.

Adapun OWL Purdue mendefinisikan parafrase adalah (1)

kemampuan seseorang untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain

dengan kata-katanya sendiri dan ditampilkan dalam bentuk yang baru; (2)

merupakan cara yang legal dan sah dalam meminjam sendiri dan

ditampilkan dalam bentuk yang baru; (3) sebuah pernyataan ulang

(restatement) yang lebih lengkap dan detail dibandingkan dengan sebuah

ringkasan. Selanjutnya dikatakan bahwa sebuah parafrase sangat berharga

karena (a) parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi

dan sebuah paragraph atau tulisan yang kurang menonjol; (b) parafrase

membantu menulis untuk mengontrol cobaan melakukan kutipan yang

terlalu sering; (c) proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan sebuah

parafrase membantu penulis untuk memahami sepenuhnya makna teks

sumber yang akan ia sadur.3 Parafrase membantu seseorang untuk

bereksplor kreativitas yang lebih jauh untuk mengembangkan potensi

perpikir dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain. Selain itu, parafrase

pun sangat positif untuk menghindari kutipan yang terlalu sering

digunakan dengan tujuan belajar proses pemahaman untuk suatu

teks/karangan yang ditulis dalam bentuk lain. Parafrase pada genre sastra

terlihat sangat menarik untuk diteliti, bahwa saat melakukan parafrase dari

satu bentuk ke bentuk yang lain membutukan keterampilan siswa dalam

berpikir. Maka, saat parafrase dijadikan sebagai teknik, disesuaikan

dengan tingkat kemampuan siswa.

3 Raja Usman, “Penggunaan Metode Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SMP Al-Ittihat Pekanbaru”, Jurnal

SOROT, Vol. 10, 2015, h. 172. Diakses pada tanggal 19 Februari 2019.

10

2. Ciri-ciri Parafrase

Pada bagian ini akan menjelaskan ciri-ciri parafrase, di antara

ciri-ciri tersebut sangat membantu memahami parafrase lebih

rinci.Parafrase mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Bentuk tuturan berbeda4

Parafrase dari bentuk tulisan yang dilisankan akan menjadi

sesuatu yang menarik untuk disimak atau diperhatikan. Jika satu karya

seperti teks lirik lagu dan naskah drama berbeda, maka bentuk

penyajiannya pun demikian, baik dalam bahasa tulisan maupun lisan.

Bahasa tulisan dapat dilihat dari bentuk dengan memperhatikan kata,

kalimat, dan makna yang ada di dalamnya, dengan cara menilai dan

menganalisis unsur-unsur di dalamnya. Syair lagu jika dijadikan

naskah drama maka akan berubah jika dilisankan. Pada umumnya syair

lagu disampaikan dengan nada-nada yang diiringi oleh alat musik,

sedangkan naskah dram jika dilisankan akan menjadi sebuah

pementasan drama yang di dalamnya terdapat dialog, tokoh, latar, alur,

dan lain-lain.

2. Makna tuturan sama5

Parafrase mengubah satu bentuk ke bentuk yang lain tanpa

mengurangi makna dari bentuk pertama. Makna yang berarti maksud

dari penulis. Jika permasalahan di atas mengungkap antara tulisan dan

lisan, maka pada bagian ini makna tuturan dalam memparafrasekan

suatu karya tidak keluar dari makna utama. Apabila syair lagu

mengisahkan masalah sosial seperti korupsi, kemiskinan, dan

kesengsaraan, maka apabila dari lagu ke drama makna dari lagu

tersebuh harus tetap ada dalam pementasan. Walau dalam penuturan

berbeda, tetapi makna sama.

4 Dindin Ridwanudin, Op.Cit., h. 72.

5 Ibid., h. 72.

11

3. Subtansi tidak berubah6

Subtansi yang berarti isi dari kedua karya yang diparafrasekan

tidak berubah. Tiap karya pasti mempunyai nilai yang berbeda antara

satu dengan yang lainnya, penilaian itu berdasarkan isi dari suatu karya

tersebut.

4. Bahasa atau cara penyampaian berbeda7

Ciri yang terakhir menegaskan bahwa parafrase merupakan

memodifikasi sebagai proses kreativitas bagi seseorang sebagai

kerangka berpikir. Jika bentuk, makna, dan subtansi berbeda, maka

cara penyampaian kepada orang lain pun berbeda. Jika lagu, sikap

kekecewaan dapat disimbolkan dengan intonasi vokalis yang rendah,

maka pementasan drama dapat disimbolkan dengan properti, musik

pengiring, dan mimik khas.

Tujuan memparafrasekan adalah untuk menyederhanakan

pemakaian kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih

mudah memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta

sastra.8 Parafrase bersifat umum, tergantung dari seseorang yang

melakukan parafrase. Jika dari bentuk lagu menjadi naskah drama, maka

yang harus dikuasai ialah hal yang berkaitan dengan drama dan langkah

penulisannya.

3. Langkah-langkah Parafrase

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat

parafrase, yaitu:

1. Membaca dan memahami secara keseluruhan suatu karya sastra

2. Memahami jenis perubahan yang akan dilakukan, baik bentuknya

berupa puisi, prosa, atau drama, maupun redaksinya atau penggunaan

bahasanya.

6 Ibid., h. 72.

7 Ibid., h. 72.

8 Ibid., h. 73.

12

3. Mengungkapkan kembali dengan redaksi bahasa dan bentuk yang

berbeda.9

Melakukan parafrase berarti adanya dua bentuk, oleh karnanya

pemahaman seperti puisi, prosa, drama, atau bentuk lainnya harus dimiliki

agar saat penulisan sesuai dengan maknanya.

4. Media Pembelajaran

Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk

menyampaikan suatu pesan atau informasi dan sumber kepada

penerimanya. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian

yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pelajar baik

berupa orang, alat, maupun bahan. Interaksi pembelajar dengan media

adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu

kepada kegiatan belajar. Adapun Dageng dalam buku Dindin Ridwanudin

bentuk belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian

pembelajaran yang mengacu pada apakah pembelajaran dalam kelompok

besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri.10

Media belajar

merupakan bagian dari strategi yang dilakukan guru dalam melakukan

pembelajaran kepada peserta didik. Media tidak hanya dalam bentuk buku,

spidol, penghapus, dan benda lain yang biasa digunakan oleh guru pada

umumnya. Inovasi dan kreativitas guru sangat berpengaruh pada media

apa yang akan digunakan. Media yang digunakan pun sesuai dengan

kebutuhan siswa.

Media pembelajaran bahasa Indonesia adalah alat yang

digunakan oleh siswa maupun guru untuk memperlancar proses belajar

mengajar bahasa Indonesia yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Contohnya adalah papan panel, gambar dan bumbung substitusi.

Penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya guru

sebagai sentral perencana pembelajaran harus pandai memilih dan

disesuaikan dengan kondisi dan strategi dengan mempertimbangkan faktor

9 Ibid., h. 74.

10 Ibid., h. 134.

13

psikologis siswanya sehingga bisa membangkitkan minat belajar dan

suasana pembelajaran bisa hidup menyenangkan. Sebab untuk

memvisualisasikan konsep kepada siswa guru harus pandai memilih media

yang tepat.11

Pelajaran bahasa Indonesia dianggap salah satu pelajaran

yang membosankan, namun hal tersebut dapat diubah menjadi pelajaran

yang menyenangkan apabila seorang guru mampu memberikan motivasi

belajar dan saat menyampaikan materi dengan memperhatikan metode,

strategi, dan media belajar. Media sangat membantu fokus siswa dalam

pelajaran, siswa lebih memperhatikan dan tidak terasa monoton dalam

penyampaian materi.

Apabila belajar bahasa dan sastra dilengkapi dengan media, maka

media dapat berperan mengatasi masalah interaksi belajar bahasa

Indonesia sebagai bahasa kedua. Peran tersebut adalah:

1. Fungsi aktif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang

visual dapat mengunggah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi

menyangkut masalah sosial.

2. Fungsi kognitif, media dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

3. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media yang memberikam konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah membaca atau mengorganisasikan

informasi dalam teks dan mengingat kembali.12

Dari berbagai fungsi

media pembelajaran di atas, media pada saat ini pun sangat membantu

bagi siswa sebagai sarana pembantu siswa untuk meningkatkan fokus

dan daya berpikir siswa. Selain untuk siswa, media pun sangat

tergantung dari tingkat kreativitas guru untuk menyajikan di hadapan

11

Ibid., h. 134. 12

Labsas, Prosiding Seminar Sastra dalam Media, (Medan: Laboratorium Sastra Medan,

2013), h. 110.

14

peserta didik, media yang ditampilkan tentu sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan siswa.

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya dari dua jenis,

tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya

liptnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Dilihat dari jenisnya,

salah satunya yaitu media audiovisual. Media audiovisual adalah media

yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini

mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis

media yang pertama dan kedua.13

Media audiovisual sangat cocok untuk

dijadikan sebuah media pembelajaran yaitu dengan memutarkan lagu

beserta video klipnya. Media lagu dapat diterapkan pada materi drama,

siswa membuat naskah drama dengan melihat dan mendengarkan lagu

untuk dijadikan naskah drama.

Fungsi media dalam pembelajaran menulis yaitu, (1) memotivasi

siswa untuk melakukan kegiatan menulis, (2) mengembangkan konteks

dalam tulisan, (3) memberikan informasi yang menyangkut objek,

tindakan, dan perisiwa, dan (4) menyediakan rencana nonverbal untuk

menulis karangan.14

Dari penjelasan di atas, secara tersirat bahwa untuk

menumbuhkan atau membiasakan menulis, adanya kesungguhan.

5. Pengertian Syair Lagu

Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab. Ciri-ciri syair

adalah sebagai berikut: (1) setiap bait terdiri dari empat baris, (2) setiap

baris terdiri dari 8-12 suku kata, (3) bersajak a-a-a-a, dan (4) semua baris

merupakan isi, tidak memiliki sampiran.15

Syair merupakan karya sastra

yang memiliki keindahan yang tersendiri, banyak pula syair yang

dinyanyikan agar semakin indah dan mudah untuk dirasakan oleh penyair

atau orang lain.

13

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

124. 14

Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Tangerang Selatan: UIN Press, 2015), h. 136. 15

Azhar Umar, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Guru dan

Tenaga Kependidikan, 2017), h. 7.

15

Fungsi syair adalah sebagai hiburan rakyat. Syair dituturkan

dalam bentuk pertunjukan rakyat yang digelar untuk mengisi malam

hiburan rakyat. Kegiatan komunal yang sering dimeriahkan dengan acara

pembacaan syair antara lain peringtan hari-hari besar tertentu, kampanye

partai politik, penyuluhan sosial, pasar malam, pesta adat, musim panen,

dan saprah amal.16

Jika dihubunngkan dengan saat ini, syair mengalami

perubahan yang tidak mengurangi esensi yang sesungguhnya.

Syair lagu atau tembang tidak lain adalah puisi. Lagu dapat pula

sebagai puisi yang dinyanyikan atau puisi lagu. Sebagai sebuah karya seni

dan puisi mengandung berbagai keindahan, khususnya keindahan yang

dicapai lewat bentuk-bentuk kebahasaan. Lewat permainan pengulangan

bunyi pada kata-kata terpilih akan dibangkitkan aspek persajakan dan

irama puisi yang menyebabkan puisi menjadi indah dan melodius.17

Lagu

merupakan sebuah hiburan yang dekat dengan kehidupan manusia sehari-

hari. Sebuah lagu diciptakan tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga

sebagai media penyampaian segala bentuk ekspresi penyanyi seperti ide,

gagasan, pemikiran, bahkan curahan hati yang tertuang dalam lirik, nada,

irama yang diperindah dengan iringan musik. Sebuah lagu tidak lepas dari

lirik-lirik yang membentuknya.

6. Hakikat Menulis

Menulis merupakan keterampilan yang sangat menguras pikiran

dan tenaga, karena seseorang terkadang sulit untuk mengungkapkan ide

dan pokok pikiran dalam bentuk tulisan. Kata-kata yang keluar merupakan

hasil dari proses berpikir yang sangat panjang dan mempunyai tujuan agar

dapat dimengerti oleh pembaca.18

Menulis bukan hanya memindahkan

kosa kata atau perbendaharaan kata yang diketahui ke dalam kertas. Ada

bebrapa hal yang harus diketahui prihal menulis, di antaranya.

16

Tajudiin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Araska, 2015) Cet.

1, h. 151. 17

Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2005), Cet. 1, h. 103. 18

Zaenal Arifin, Menulis, (Jakarta: PT Pustaka Mandiri, 2016), Cet. 1, h. 1.

16

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa

penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsure, yaitu: penulis sebagai

penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan

gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya

memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif

ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Suparno dan

Yunus dalam buku Dalman menjelaskan bahwa menulis merupakan

suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan

bahasa tulis sebagai alat atau medianya.19

Keterampilan berbahasa ada

empat, salah satunya yaitu keterampilan menulis. Menulis memang

mempunyai peran yang sangat penting dalam berbahasa karena

mencakup tiga keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, membaca,

dan berbicara.

Writing is a psychological activity of the language user to

put information in the written text.20

Menulis bukan hanya melatih proses berpikir sesorang

yang dituangkan dalam bentuk tulisan, tetapi menulis pun berkaitan

dengan psikologis seseorang. Tulisan yang terbaik merupakan tulisan

yang ditulis sesuai hati dari si penulis, terlebih dalam menulis teks-teks

sastra yang berkaitan dengan imajinasi.

b. Keterampilan Menulis

Pada dasarnya keterampilan berbahasa tulisan sama dengan

keterampilan bahasa lisan. Hal tersebut disebabkan karena sama-sama

berbentuk pencurahan gagasan dengan menggunakan lambang bahasa.

Pembeda dalam bahasa lisan, lambang bahasa yang digunakan ialah

19

Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), Cet. 4, h.

3-4. 20

Sangganm Siahaan, Issues In Linguistics, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 215.

17

lambang bunyi, sedangkan bahasa tulis lambang yang digunakan adalah

lambang tulisan atau disebut grafem.21

Keterampilan menulis berkaitan

dengan kemampuan seseorang mendapat sumber informasi yang didapat

atau yang dibaca, kemampuan membaca sangat berkaitan dengan

keterampilan menulis. Sedangkan, kemampuan berbicara dengan lisan

sangat berkaitan dengan keterampilan keduanya, yaitu keterampilan

berbicara dan menulis.

Keterampilan menulis dapat dibaca seseorang apabila dalam

suatu tulisan dapat disajikan sesuai dengan tujuan. Jika tulisan dalam

bentuk berita, maka isi dari tulisan itu berupa sumber informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan dan cara penyampaiannya sesuai dengan struktur.

Maka apabila tulisan dalam bentuk puisi, cerpen, atau naskah drama dapat

menuangkan pikiran, gagasan, dan curahan hati, sampai emosi sekali pun

dapat dirasakan oleh pembaca, karena keterampilan menulis berfungsi

sebagai alat komunikasi secara tidak langsung antara penulis dan pembaca.

c. Tujuan Menulis

Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan objektif yang

bisa dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya. Karena

tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau

gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan

demikian menjadi salah satu sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan

efesien untuk menjangkau khalayak masa yang luas. Adapun tujuan

penulisan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun

peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan

peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan

pemahaman baru tentang berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi

di muka bumi ini.

b. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula

pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung

21

M. Atar Semi, Dasar-dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h.47.

18

yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan

pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif.

c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.

Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan

terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan

menentukan perilaku seseorang.

d. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan

monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula

berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau

bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan

pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk

melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk beraktivitas.22

Tujuan di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

saat proses menulis. Tulisan dalam bentuk koran berarti informasi,

tulisan dalam bentuk iklan yang bertujuan untuk menawarkan atau

membujuk pembeli, buku-buku pelajaran bertujuan memberi

pengetahuan, dan komik, pantun jenaka merupakan salah satu tujuan

untuk menghibur pembaca.

d. Tahapan Menulis

Kompleksitas tulisan itu disebabkan oleh faktor-faktor yang

mesti terwujud di dalam tulisan.23

Agar menjadi tulisan yang baik, maka

perlu diperhatikan tahapan menulis di bawah ini.

1) Perencanaan Karangan

Secara teoritis proses penulisan meliputi tiga tahap utama,

yaitu prapenulisan, penulisan dan revisi. Ini tidak berarti bahwa

kegiatan menulis dilakukan secara terpisah-pisah. Pada tahap

prapenulisan kita membuat persiapan-persiapan yang akan digunakan

22

Elina Syarif, dkk., Pembelajaran Menulis, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

2009), hlm. 6.

23

Daeng Nurjamal, dkk., Terampil Berbahasa, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 72.

19

pada penulisaan dengan kata lain merencanakan karangan. Berikut ini

dibahas cara merencanakan karangan.

2) Pemilihan Topik

Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu

karangan menentukan topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan

dibahas dalam tulisan. Ada beberapa yang harus dipertimbangkan

dalam memilih topik yaitu;

a. topik itu ada menfaatnya dan layak dibahas

b. topik itu cukup menarik terutama bagi penulis

c. topik itu dikenal baik oleh penulis

d. bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai

e. topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

Setelah mengetahui cara-cara memulai dan teknik

memberikan nafas ke dalam tulisan, selanjutnya melangkah ke proses

penulisan. Adapun proses penulisan tersebut sebagai berikut.

a. Draf kasar; dimulai menelusuri dan mengembangkan gagasan-

gagasan.

b. Berbagi; sebagai penulis hendaknya meminta orang lain untuk

membaca dan memberikan umpan balik.

c. Perbaikan (revisi); setelah mendapat umpan balik dari teman

tentang mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi, ulangi

dan perbaikilah. Manfaatkanlah umpan balik yang dianggap

membantu. Ingat tujuan menulis membuat sebaik mungkin.

d. Menyunting (editing); pada tahap ini, perbaikilah semua kesalahan

ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Pastikanlah semua transisi

berjalan mulus penggunaan kata kerja tepat, dan kalimat-kalimat

lengkap.

e. Penulisan kembali ; tulis kembali tulisan Anda, masukkan isi yang

baru dan perubahan –perubahan penyuntingkan.

20

f. Evaluasi; periksalah kembali untuk memastikan bahwa Anda telah

menyelesaikan apa yang Anda rencanakan dan apa yang ingin

Anda sampaikan.24

Apabila proses di atas dapat berjalan dengan konsisten, maka

hasil dari tulisan pertama, kedua, dan seterusnya akan jauh lebih baik.

Memperbaiki tulisan yang sudah dibuat membutuhkan orang lain untuk

membacanya agar mengetahui kekurangan dan kelebihan apa saja yang

terdapat dalam tulisan si penulis.

7. Hakikat Drama

Drama sebagai salah satu genre sastra, memiliki kekhasan

dibandingkan dengan genre lain yaitu puisi dan fiksi. Drama memiliki

kekhasan dari sudut pemakaian bahasa dan penyampaian amanatnya.25

Sebelum membahas lebih lanjut, di bawah ini dijelaskan pengertian,

unsur-unsur, dan menulis naskah drama.

a. Pengertian Drama

Drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan

menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan

emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama

tidak jauh berbeda dengan lakuan dan dialog yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Drama merupakan penciptaan kembali

kehidupan nyata atau menurut istilah Aristoteles adalah peniruan gerak

yang memanfaatkan unsur-unsur aktivitas nyata.26

Sebuah naskah

drama yang ditulis, jika dipentaskan oleh orang lain, maka para

pemeran harus memahami subtansi yang tersirat di dalam naskah

drama tersebut.

Bahasa menjadi unsur utama dalam drama. Namun demikian,

masih ada unsur lain yang tidak kalah pentingnya, yakni gerak, posisi,

24

Elina Syarif, dkk., Pembelajaran Menulis, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

2009), h. 11-12 25

Suroso, Drama: Teori dan Praktik Pementasan, (Yogyakarta: Elmatera, 2015), Cet. 1,

h. 10. 26

E. Kosasih, Apresiasi Sastra Indonesia, (Jakarta: Nobel Edumedia, 2008), h. 81.

21

isyarat, dan ekspresi wajah. Bahasa harus dioptimalkan dengan sebaik-

baiknya, tidak hanya berkenaan dengan kata-kata itu sendiri,

melainkan juga intonasi dan tempo kalimat, pelafalan, volume suara,

tekanan, serta aspek-aspek kebahasaan lain agar pesan dapat

tersampaikan secara sempurna.

Drama merupakan bentuk sastra yang digemari oleh

masyarakat luas. Hampir setiap kelompok masyarakat di berbagai

pelosok dunia sejak dulu akrab dengan bentuk sastra ini sebagaimana

tampak pada istilah-istilah “kedramaan” yang melekat erat dengan ciri

budaya setempat.27

Pada pengertian tersebut mengartikan bahwa drama

suatu seni yang mencurahkan segala kemampuan seseorang, mulai dari

menulis naskah drama dengan memperhatikan unsur di dalamnya,

menganalisis dan memahami tiap dialog antar tokoh, sampai persiapan

pementasan untuk dinikmati oleh khalayak ramai. Pada intinya, drama

mencurahkan pikiran penulis untuk dapat diperankan oleh orang lain

dengan emosi yang membangun sebuah pertunjukan.

Sedangkan menurut KBBI drama adalah (1) komposisi syair

atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan

watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan, (2)

cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang

khusus disusun untuk pertunjukan teater, (3) kejadian menyedihkan.28

Menampilkan pertunjukan drama yang baik harus ada upaya yang

maksimal mulai dari persiapan, seperti mengetahui pengertian drama,

dialog, tokoh, dsb. agar pertunjukan hidup, dapat dirasakan oleh

penonton.

Ferdinand Brunetiere dan Bulthazar Verhagen mengatakan

bahwa drama adalah kesenian yang melukiskan sifat, sifat, dan harus

melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Adapun

pengertian drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan

27

28

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 324.

22

dengan gerak, drama adalah menyaksikan kehidupan manusia yang

diekspresikan secara langsung.29

Dari pernyataan di atas jelas bahwa

drama tidak luput dari ekspresi, gerak, emosi, yang dipentaskan

sebagai seni pertunjukan yang dilakukan oleh sekolompok orang untuk

mengisahkan kehidupan.

b. Unsur-unsur Drama

Drama dibangun oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik

seperti halnya dengan genre utama sastra lain. Adapun unsur intrinsik

drama, sebagai berikut:

1. Tema

Tema adalah gagasan pokok dalam drama. Sebuah naskah

yang baik akan memiliki tema yang kuat. Waluyo berpendapat bahwa

drama yang besar akan mengemukakan tema yang abadi. Tema yang

abadi biasanya bersifat interpersonal, yaitu dapat mengatasi

kepentingan individu, golongan, suku, bangsa, serta kurun waktu.

Tema drama dapat berbentuk tersurat maupun tersirat. Tersurat

apabila terdapat secara langsung dalam dialog tokoh, sedangkan

tersirat apabila pembaca harus lebih dahulu sebagian besar naskah

tersebut dan kemudian menarik kesimpulan berdasarkan teks yang

dibacanya.

2. Plot

Plot merupakan rangkaian peristiwa yang mengalir karena

adanya hubungan sebab-akibat. Plot di dalam drama merupakan

jalinan konflik yang akhirnya akan menimbulkan klimaks.

Tahapan plot di dalam drama:

a. Eksposisi

Pada tahap ini baru diperkenalkan kepada pembaca para tokoh

drama beserta karakter masing-masing. Tahap ini disebut juga

sebagai pelukisan awal cerita.

29

Hasanuddin WS, Drama Karya dalam Dua Dimensi, (Bandung, Angkasa Bandung,

2009), h. 2.

23

b. Komplikasi

Pada tahap ini muncul hambatan, sehingga timbullah pertikaian

awal. Segala rintangan dan masalah mulai mengahampiri untuk

menghambat tujuan yang ingin dicapai tokoh. Seorang tokoh

mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk

menanggulangi rintangan-rintangan ini.

c. Klimaks

Perselisihan yang terjadi antar tokoh semakin meruncing. Konflik

bertambah rumit dan belum ada yang dapat menguraikannya.

Peningkatan konflik ini lama-kelamaan memuncak, sehingga

terjadilah klimaks.

d. Resolusi

Tahap ini ditandai dengan adanya konflik yang mulai mereda. Para

tokoh sudah dapat menemukan penyelesaian terhadap konflik yang

tercipta sebelumnya.

e. Denouement

Tahap ini berisi keputusan yang diambil para tokoh untuk

mengakhiri cerita. Denouement dapat berisi pengakhiran (happy

ending), pengakhiran yang buruk (sad ending), atau pengakhiran

diserahkan kepada pembaca (open ending).

3. Tokoh

Tokoh cerita berdasarkan perannya terbagi atas tokoh utama,

tokoh bawahan, serta tokoh tambahan. Fungsi penampilan tokoh dalam

drama sangat penting karena mendukung cerita dan memperjelas

karakter tokoh. Fungsi tampilannya dalam cerita, tokoh terdiri dari:

a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh cerita yang menjadi kesenangan

pembacanya karena memiliki sifat dan sikap yang patut diteladani.

b. Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang arus cerita.

c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pendukung protagonis dan antagonis.

24

4. Dialog

a. Pengertian Dialog

Dialog merupakan hakikat utama drama yang

membedakannya dari genre sastra yang lainnya. Dialog merupkan

cakapan yang terjadi antara tokoh yang menjalankan arus cerita

menuju konflik, klimaks, serta penyelesaian cerita.

Dialog atau percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat

mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara. Dalam

setiap dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahsa yang

dilaksanakan secara simultan yakni berbicara dan menyimak.

Keterampilan berdialog diperoleh melalui latihan intensif, teratur,

dan berkesinambungan. Fungsi utama berdialog adalah bertukar

pikiran, mencapai mufakat, atau merundingkan sesuatu masalah.

b. Kedudukan Dialog dalam Drama

Konsep drama yang paling utama ditekankan adalah

laku, maka kata-kata (dialog) hanya bersifat sekunder, atau lebih

tepatnya dialog dalam drama harus dipahami sebagai bagian dari

laku itu sendiri. Pada pementasan yang dapat terlihat bersatunya

dialog dengan perbuatan, bersatunya bahasa verbal atau teks

dengan bahasa tubuh atau subteks.

5. Karakter

Watak tokoh yang terdiri dari sikap, sifat, serta

kepribadian tokoh disebut juga karakter tokoh. Watak tokoh dapat

diketahui melalui cara berdialog yang dilakukan antartokoh,

pikiran tokoh, tindakan, bahkan tampilan fisik tokoh dapat

menunjukkan wataknya.

6. Latar

Latar cerita dapat dibagi menjadi latar tempat, waktu,

dan situasi. Latar sering disebut setting, karena latar sangat

berhubungan dengan set panggung atau penataan tempat

pementasan.

25

7. Pertunjukan pemanggungan

Pertunjukan pemanggungan merupakan teks sampingan

dalam naskah drama yang berfungsi untuk memberikan

pertunjukkan yang berkaitan dengan pertunjukkan drama. Teks ini

harus juga terlihat dalam hubungan integral dengan dialog dalam

rangka membangun keseluruhan naskah drama.

Selain unsur intrinsik, banyak pula unsur dari luar yang dapat

mendukung cerita drama sehingga menjadi cerita yang kaya dan menarik.

Unsur-unsur ekstrinsik tersebut, antara lain: (1) Unsur politik, (2) unsur

moral, (3) unsur pendidikan, dan (4) unsur psikologis.30

Unsur-unsur

ekstrinsik tidak terlibat pada jalannya cerita, namun keberadaan unsur ini

sanfar mempengaruhi perkembangan cerita.

c. Menulis Naskah Drama

Naskah drama adalah bentuk penyajian dalam tulisan yang

disusun sedemikian rupa berdasarkan alur cerita. Naskah yang runtut akan

mudah dipentaskan dengan memperhatikan unsur-unsur yang membangun

unsur tersebut. Adapun struktur naskah drama adalah sebagai berikut. (1)

plot atau kerangka, (2) penokohan dan perwatakan, (3) dialog, (4)

setting/landasan/tempat kejadian, (5) tema/nada dasar cerita, (6)

amanat/pesan pengarang, dan (7) petunjuk teknis.

Menulis naskah drama yaitu menuangkan ide dan gagasan yang

ada dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan dari objek yang dilihat atau

diamati. Ciri khas naskah drama yakni adanya cakapan atau dialog dalam

naskah drama tersebut. Penyusunan dialog pun harus diperhatikan

pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari.31

Keterampilan

menulis sangat membantu proses dialog yang ditulis dengan cara banyak

membaca atau melihat sumber yang relevan agar mempunyai kerangka

berpikir.

30

Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, (Depok: Rajawali Pers, 2018), h. 112-116. 31

Hani Karlina, “Penggunaan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Naskah Drama”, e-Jurnal Literasi, Vol. 1, 2017, h. 29.

26

Langkah-langkah menulis naskah drama menurut Yonny, (2014:

2842) adalah sebagai berikut. (1) Menggali ide; (2) membuat riset; (3)

menentukan konflik cerita; (4) membuat sinopsis; (5) menentukan tokoh-

tokoh cerita; (6) menentukan alur; (7) menentukan latar cerita; (8)

menyusun naskah drama/skenario.32

Jadi, langkah-langkah menulis naskah

drama dapat dilakukan sesuai dengan tahapan di atas, namun untuk

menulis naskah drama harus mengetahui hal-hal yang membangun lainnya

untuk menulis. Apabila sudah mengetahui hal tersebut, akan memudahkan

untuk menulis naskah drama sesuai dengan tujuan dan emosi.

Sedangkan menurut pendapat lain menulis naskah drama dapat

dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1. Mencari dan menentukan tema

2. Membuat garis besar cerita

3. Menentukan tokoh dan peran

4. Menentukan pola dan adegan

5. Mengembangkan dialog33

Kedua pendapat tersebut mengenai langkah-langkah menulis

naskah drama berfokus pada mengeksplor kemampuan seseorang untuk

dijadikan dialog-dialog yang sesuai dengan emosi dan alur cerita.

B. Penelitian Relevan

Penelitian ini merupakan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya dengan tema yang sama atau hampir serupa. Penelitian ini

bertujuan untuk memberi paparan atau gambaran penelitian yang telah

dilakukan pada bagian ini akan dipaparkan tiga hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya.

Pertama, jurnal dengan judul “Penggunaan Metode Parafrase untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas VII SMP Al-Ittihat Pekanbaru” pada tahun 2015.

Penelitian ini dilakukan oleh Raja Usman, Dosen FKIP Universitas Terbuka

32

Ibid., h. 30. 33

Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2005), Cet. 17, h. 12.33.

27

Pekanbaru. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis

puisi prosa dengan metode parafrase puisi pada siswa kelas VII SMP Al-

Ittihat Pekanbaru. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Analisis data dipeoleh dari tahap

perencanaan yang dipersiapkan adalah (1) menyusun program pembelajaran,

(2) menyusun lembar observasi, (3) menyusun lembar kegiatan siswa (LKS),

(4) menyusun alat evaluasi dan tahap pelaksanaan tindakan. Dari hasil belajar

yang dilakukan pada pada tes awal terdapat yang tidak tuntas sebanyak 12

orang (60,00%) dan tuntas hanya 8 orang (40,00%), pada siklus I yang tidak

tuntas sebanyak 4 orang (20,00%) dan tuntas sejumlah 16 orang (80,00%) dan

siklus II tuntas seluruh siswa yaitu 20 orang (100%).34

Persamaan penelitian

tersebut adalah penggunaan metode atau teknik parafrase yang digunakan

dalam penelitiannya. Adapun perbedaannya yakni metode penelitian dan

subjek penelitian di kelas VII, sedangkan peneliti di kelas XI.

Kedua, jurnal dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis

Naskah Drama melalui Media Video Klip Lagu pada Siswa Kelas XI IPS MA

Ma‟arif Al-Falah Ponegoro”. Penelitian ini ditulis oleh Dwistya Putri

Verdiani, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis naskah

drama siswa kelas XI IPS MA Ma‟Arif Al-Falah Ponorogo menggunakan

media video klip lagu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

(PTK) dengan model Kemmis dan Mc Taggrat yang terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan

(observasing), dan refleksi (reflecting). Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas XI IPS. Adapun hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

secara proses terdapat peningkatan pelaksanaan proses pembelajaran pada

antusias siswa yang termotivasi untuk menulis naskah drama agar lebig baik

menggunakan media video klip lagu. Sedangkan peningkatan hasil

menunjukan bahwa siklus pertama belum memperoleh skor yang memuaskan.

34

Raja Usman, “Penggunaan Metode Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SMP Al-Ittihat

Pekanbaru”, Jurnal SOROT, Vol. 10, 2015, h. 172. Diakses pada tanggal 19 Februari 2019.

28

Nilai rata-rata menulis naskah drama siswa pada tahap pratindakan adalah

61,66 kemudian pada siklus I mengalami peningkatan rata-rata menjadi 72,70.

Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil menulis naskah drama

siswa tetapi belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

telah ditentukan yaitu 75 dan pada siklus II telah mencapai skor yang cukup

memuaskan dengan nilai rata-rata 80,92. Kesimpulan dapat dikatakn

penelitian dikatakan berhasil.35

Persamaan penelitian tersebut dengan peneliti

adalah objek penelitian yang dilakukan di kelas XI sedangkan perbedaan yaitu

Dwistya menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sedangkan

peneliti menggunakan metode kualitatif.

Ketiga, skripsi dengan judul “Memproduksi Naskah Drama dengan

Menggunakan Media Lagu pada Siswa Kelas XI SMK ICB Cinta Wisata

Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016” pada tahun 2016. Penelitian ini

dilakukan oleh Galih Muhammad Reza Bahtiar, mahasiswa Universitas

Pasundan Bandung. Tujuan penelitian Galih adalah memproduksi naskah

drama dengan menggunakna media lagu, yang menekankan pada konsep

untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam menyusun sebuah naskah

drama dari hasil menyimak lagu pada siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata

Bandung. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif. Adapun hasil

penelitian yang telah dilakukan (a) penulis mampu merencanakan,

melaksanakan, dan menilai pembelajaran memproduksi naskah drama dengan

menggunakan media lagu pada siswa kelas XI AK PN 2 SMK ICB Cinta

Wisata Bandung, (b) siswa kelas XI AK PN 2 SMK ICB Cinta Wisata

Bandung mampu memproduksi naskah drama dengan menggunakan media

lagu. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata pretes dan postes. Nilai rata-rata pretes

yaitu 35,41 sedangkan nilai rata-rata postes 77,46, (c) media lagu efektif

digunakan dalam pembelajaran memproduksi naskah drama pada siswa kelas

XI AK PN SMK ICB Cinta Wisata Bandung. Dari hasil tersebut, maka

penelitian dianggap berhasil karena sangat memudahkan siswa untuk dapat

35

Dwistya Putri Verdiani, “Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drana melalui

Media Video Klip Lagu pada Siswa Kelas XI IPS MA Ma‟arif Al-Falah Ponegoro”, Jurnal UNY,

h. 896. Diakses pada tanggal 26 Januri 2019.

29

menulis kreatif dari media lagu yang didengarkan.36

Persamaan penelitian

yang dilakukan oleh galih dengan peneliti adalah sama-sama menggunakan

metode kualitatif dan objek penelitian keduanya tingkat SLTA, yaitu kelas XI

SMA/SMK. Adapun perbedaan pada teori yang digunakan untuk mengubah

dari lagu ke naskah drama, Galih berfokus hanya dengan media lagu untuk

menuliskan drama, sedangkan peneliti memanfaatkan teknik parafrase dari

syair lagu menjadi naskah drama.

36

Muhammad Galih Reza Bahtiar, “Memproduksi Naskah Drama dengan Menggunakan

Media Lagu pada Siswa Kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016”,

(Bandung, Universitas Pasundan Bandung, 2016). Diakses pada tanggal 26 Januari 2019.

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Depok yang

beralamat Perum Bukit Rivaria Sektor IV, Bedahan, Sawangan, Kota Depok,

Jawa Barat 16519. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester

genap tahun pelajaran 2018/2019 yaitu dari Maret-September 2019. Ada tiga

tahap dalam pelaksanaan penelitian ini, tahap pertama perencanaan dan

persiapan, tahap kedua pelaksanaan penelitian, dan tahap terakhir analisis

data.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur

analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara

kuantifikasi lainnya. Kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan

mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran

holistik dan rumit. Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah

disintesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.37

Metode kualitatif membutuhkan ketepatan dalam melihat

perkembangan proses penelitian dari awal hingga akhir. Dari proses yang

dilakukan secara bertahap maka akan menjadi sebuah rancangan laporan

penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan

memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikit pun belum diketahui.

Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapat wawasan tentang sesuatu

37

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013, Cet. 31, h. 6-11.

31

yang baru sedikit diketahui. Demikian pula metode kualitatif dapat memberi

rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode

kuantitatif.38

Kuantitatif dan kualitatif mempunyai cara kerja yang berbeda

untuk menganalisis sebuah permasalahan, tetapi penelitian kualitatif lebih

menekankan dalam menjelaskan suatu objek penelitian.

Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau

memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada penulisan laporan demikian, peneliti

menganalisis data yang sangat kaya dan sejauh mungkin dalam bentuk

aslinya.39

Setalah mengetahui penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data

pun sangat dibutuhkan untuk memperkuat bukti penelitian. Seorang peneliti

nantinya akan menyusun laporan lengkap dengan lampiran-lampiran yang

relevan.

“Qualitative research is characteristically exploratory, fluid and

flexible, data-driven and context-sensitive. Given that, it would be both

inimical and impossible to write an entire advance blueprint. In qualitative

research, decisions about design and strategy are ongoing and are grounded

in the practice, process and context of the research itself”.40

Penelitian kualitatif bersifat eksploratif dan fleksibel serta berbasis

data. Penelitian kualitatif tergantung dari peneliti dalam mengolah data, agar

data tersaji dengan baik maka pemaparannya tetap pada konteks yang diteliti.

Meleong dalam buku Suharsimi menyatakan sumber data

penelitian kualitatif adalah tampilan kata-kata lisan atau tertulis yang

dicermati oleh peneliti dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar

dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya.41

Penelitian kualitatif pada umumnya mendeskripsikan dengan rinci objek yang

diteliti. Apabila dapat dipertanggungjawabkan hasil peneltian yang telah

dilakukan. Hasil penelitian bukan hanya bentuk kata, tetapi lengkap dengan

38

Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien (eds), Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,

Terj. Anselm Strauss and Juliet Corbin, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2009), Cet. 3, h. 5. 39

Lexy J. Moleong, op.cit., h. 6-11. 40

Jennifer Mason, Qualitative Researching, (London: SAGE Publication, 2002), pp. 24. 41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 22.

32

bukti-bukti konkret bertujuan untuk menguatkan hasil penelitian yang telah

dilakukan.

Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi

perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih

mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif.42

Mempertahankan bentuk

yang dimaksud yakni dalam melakukan penelitian tidak melebar dalam

membahas suatu objek, walau bersifat deskriptif namun dalam meneliti

seobjektif mungkin.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dan objek penelitian akan dijelaskan pada bagian ini, adapun

penjelasannya sebagai berikut:

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh

peneliti. Subjek penelitian berkaitan dengan unit analisis, yaitu subjek

yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.43

Subjek penelitian

yaitu siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran

2018/2019 berjumlah 35 siswa. Alasan peneliti memilih satu kelas tersebut

berdasarkan saran atau rekomendasi dari guru bagian kurikulum dan guru

mata pelajaran bahasa Indonesia. Lalu dipilihlah kelas tersebut karena

kelas XI IPS 4 merupakan kelas yang aktif dalam pembelajaran. Adapun

data siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

42

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, --), h. 146. 43

Ibid., h. 188.

33

Tabel 4.1

Subjek Penelitian Siswa Kelas XI IPS 4

SMA Negeri 5 Depok

No. Nama Siswa/Kode L/P

1 Abraham Timothy H./ ATY L

2 Ade Kurniawan/AKN L

3 Ade Putri Azita/APA P

4 Ahmad Noval/ANL L

5 Aliyah Novianti/ANI P

6 Alkautsar Mika G./AMA L

7 Anisa Nahra Nabila/AZN P

8 Asya Syahida/ASA P

9 Audry Maulana Putra/AMP L

10 Avicenna Rusydi Sabhani/ARS L

11 Awalia Marwah Suhandi/AMS P

12 Ayu Natasya/ANA P

13 Baihaqi Ramdhani/BRI L

14 Bonita Nameera Karyadi/BNK P

15 Diana Heksa Septiani/DHS P

16 Elfita Pratiwi/EPI P

17 Fahri Jilham/FJM L

18 Frida Lailatul Afifah/FLA P

19 Hasan Muhammad Ikbal/HMI L

20 Haura Alya Amany/HAA P

21 Ika Dian Fitriani/IDF P

22 Imam Samudra/ISA L

34

23 Juan Manuel Aprilio/JMA L

24 Junita Nur/JNR P

25 Muhammad Abdullah Z./MAZ L

26 Muhammad Nizar A./MNA L

27 Nanda Zahra/NZA P

28 Pitya Nurdianti/PNI P

29 Safira Mumtaz/SMZ P

30 Saphira Rashida K./SRK P

31 Shafa Nurul Izmi/SNI P

32 Syndi Vinshensya L. B./SVL P

33 Tiwi Oktaviani/TOI P

34 Vania Ardelia Putri/VAP P

35 Zahrannisa Febrianti/ZFI P

Dari tabel di atas, subjek penelian yaitu siswa kelas XI IPS 4

SMA Negeri 5 Depok tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa

laki-laki 13 dan perempuan 22, sehingga jumlah keseluruhan 35 siswa.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.44

Objek penelitian yang dilakukan yakni parafrase

syair lagu Slank berjudul “Seperti Para Koruptor” dan Iwan Fals berjudul

“Untukmu Negeri”.

Pembagian lagu tersebut dibagi dua kelompok besar secara acak,

yakni 16 siswa yang mendapat lagu Slank berjudul “Seperti Para

Koruptor” dan 19 siswa yang mendapat lagu Iwan Fals berjudul “Untukmu

Negeri”.

44

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya), h. 6.

35

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam

meneliti, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Penggunaan Observasi

Observasi adalah informasi yang sering dijumpai dalam

pendidikan.45

Kegiatan observasi meliputi mencari data sekolah mulai dari

sejarah berdiri, visi misi, struktur organisasi sekolah, sarana prasarana, dan

keadaan peserta didik.

2. Penggunaan Wawancara

Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk

“semi structured” yaitu interviwer menanyakan serentetan pertanyaan

yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam

mengorek keterangan lebih lanjut. Maka jawaban yang diperoleh dapat

meliputi semua variable dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.46

Wawancara yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

kepada guru pengajar dan empat siswa terkait teknik parafrase syair lagu

ke naskah drama. Pertanyaan tersebut telah disiapkan oleh peneliti. Tujuan

wawancara untuk mengetahui lebih lanjut apakah teknik parafrase syair

lagu ke naskah drama tepat dalam pembelajaran drama.

3. Penggunaan Tes

Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.47

Tes yang dilakukan

kepada siswa sebanyak dua kali. Tes pertama siswa dibagi menjadi dua

kelompok besar, yakni kelompok lagu Slank berjudul “Seperti Para

Koruptor” dan Iwan Fals berjudul “Untukmu Negeri”, kemudian kedua

kelompok tersebut berdiskusi makna yang tersirat di dalam lagu tersebut.

Tes kedua yaitu siswa mulai menulis naskah drama dengan

memperhatikan teks atau lagu yang akan diparafrase. Tes sebagai tolok

45

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),

Cet. 1, h. 78. 46

Deddy, Op.Cit., h. 270. 47

Ibid., h. 266.

36

ukur keberhasilan siswa dalam menulis naskah drama setelah setelah siswa

memparafrasekan syair lagu menjadi naskah drama.

4. Penggunaan Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.48

Dokumentasi

yang dilakukan berupa foto saat KBM berlangsung dan berfokus pada

proses sampai hasil menulis naskah drama dengan memparafrasekan syair

lagu serta dokumen-dokumen penting lain yang mendukung penelitian..

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen ini

menggambarkan cara pelaksanaannya., maka sering juga disebut teknik

penelitian.49

Adapun untuk mengetahui pemahaman siswa terkait materi, maka

peneliti membuat instrumen penilaian parafrase syair lagu menjadi naskah

drama berikut ini.

Tabel 3.2

Format Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama.

No. Aspek yang dinilai

Tingkatan Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5

1 Kemampuan Pemahaman

2 Ketepatan Makna

3 Kreativitas

4 Pilihan Kata dan Kalimat

Jumlah Skor

Burhan Nurgiyantoro (210:519)

48

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), Cet. 14, h. 266-274. 49

Wina Sanjaya, Op.Cit.,h. 247.

37

F. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini akan memaparkan teknik analisis data yang akan

dilakukan oleh peneliti, adapun teknik-tekniknya yaitu (1) observasi, (2)

wawancara, dan (3) tes. Adapun penjelasannya yaitu:

1. Data Observasi

Data observasi meliputi data profil sekolah (visi misi,

organisasi sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa).

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan kepada guru pelajaran bahasa

Indonesia dan empat siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok. Keempat

siswa tersebut dipilih dengan kriteria yang mampu menulis naskah drama

dengan baik dan kurang atau sulit menulis naskah drama dari parafrase

syair lagu ke naskah drama. Pertanyaan yang diajukan sudah disiapkan

oleh peneliti, empat pertanyaan diajukan untuk guru dan lima pertanyaan

untuk siswa. Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan penelitian,

yakni parafrase syair lagu ke naskah drama pada siswa kelas XI IPS 4

SMA Negeri 5 Depok.

3. Tes

Penelitian dilakukan di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok,

tes yang dilakukan yaitu, (1) siswa mendengarkan penjelasan dari peneliti

materi drama, (2) peneliti menjelaskan perihal „parafrase‟ syair lagu ke

naskah drama, (3) pembagian tugas membuat parafrase syair lagu (Slank

dan Iwan Fals) yang sudah disiapkan, (4) menonton video klip disertai

dengan lirik, (5) siswa diskusi terkait lagu yang akan diubah menjadi

naskah drama, dan (6) siswa membuat naskah drama dengan

memperhatikan syair lagu yang diparafrasekan.

Di bawah ini yaitu tabel penilaian parafrase syair lagu ke

naskah drama beserta pembagian skornya, berikut penjelasannya.

38

Tabel 3.3

Format Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama

No. Aspek yang dinilai

Tingkatan Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5

1 Kemampuan Pemahaman

2 Ketepatan Makna

3 Kreativitas

4 Pilihan Kata dan Kalimat

Jumlah Skor

Kemudian peneliti menjelaskan indikator penilaian siswa yang

dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Tabel Indikator Penilaian Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama

Aspek yang dinilai Indikator Skor

Kemampuan

Pemahaman

Sangat Baik: Siswa dapat memparafrase syair

lagu ke naskah drama dengan tepat dan sesuai

dengan tema

5

Baik: Siswa dapat memparafrase syair lagu ke

naskah drama sesuai dengan tema 4

Cukup: Siswa dapat memparafrase syair lagu ke

naskah drama kurang sesuai dengan tema 3

Kurang: Siswa dapat memparafrase syair lagu

ke naskah drama kurang tepat dengan tema 2

Sangat Kurang: Siswa dapat memparafrase syair

lagu ke naskah drama tidak tepat dan tidak

sesuai dengan tema

1

Ketepatan Makna

Sangat Baik: Siswa dapat menulis naskah drama

dengan dialog yang sangat sesuai dengan makna

lagu (kritik sosial dan politik) yang

diparafrasekan

5

Baik: Siswa dapat menulis naskah drama

dengan dialog yang sesuai dengan makna lagu

(kritik sosial dan politik) yang diparafrasekan

4

Cukup: Siswa dapat menulis naskah drama

dengan dialog yang cukup sesuai dengan makna

lagu (kritik sosial dan politik) yang

3

39

diparafrasekan

Kurang: Siswa dapat menulis naskah drama

dengan dialog yang kurang sesuai dengan

makna lagu (kritik sosial dan politik) yang

diparafrasekan

2

Sangat Kurang: Siswa dapat menulis naskah

drama dengan dialog yang tidak sesuai dengan

makna lagu (kritik sosial dan politik) yang

diparafrasekan

1

Kreativitas

Sangat Baik: Siswa dapat memparafrase syair

lagu ke naskah drama dengan alur cerita dengan

tepat dan sangat menarik serta mengaitkan

dengan kehidupan di sekitar/pengalamannya

5

Baik: Sangat Baik: Siswa dapat memparafrase

syair lagu ke naskah drama dengan alur cerita

dengan tepat dan mengaitkan dengan kehidupan

di sekitar/pengalamannya

4

Cukup: Siswa dapat memparafrase syair lagu

ke naskah drama dengan alur cerita dengan tepat

dan tidak mengaitkan dengan kehidupan

sekitar/pengalamannya

3

Kurang: Siswa dapat memparafrase syair lagu

ke naskah drama dengan alur cerita yang kurang

tepat dan kurang mengaitkan dengan kehidupan

sekitar/pengalamannya

2

Sangat Kurang: Siswa dapat memparafrase

syair lagu ke naskah drama dengan alur cerita

yang kurang tepat dan tidak mengaitkan dengan

kehidupan sekitar/pengalamannya

1

Pilihan Kata & Kalimat

Sangat Baik: Siswa dapat memparafrase syair

lagu ke naskah drama dengan pilihan kata dan

kalimat sangat sesuai dengan unsur-unsur drama

(karakter, dialog, latar)

5

Baik: Siswa dapat memparafrase syair lagu ke

naskah drama dengan pilihan kata dan kalimat

sesuai dengan unsur-unsur drama (dialog, latar)

4

Cukup: Siswa dapat memparafrase syair lagu ke

naskah drama dengan pilihan kata dan kalimat

cukup sesuai dengan unsur-unsur drama (dialog,

latar)

3

Kurang: Siswa dapat memparafrase syair lagu

ke naskah drama dengan pilihan kata dan

kalimat kurang sesuai dengan unsur-unsur

drama (dialog)

2

40

Sangat Kurang: Siswa dapat memparafrasesyair

lagu ke naskah drama dengan pilihan kata dan

kalimat sangat tidak sesuai dengan unsur-unsur

drama (karakter, dialog, latar).

1

Jumlah Skor Maksimal 20

Di bawah ini merupakan kualifikasi penilaian dan skor dari

kategori sangat baik sampai sangat kurang.

Tabel 3.5

Kualifikasi Penilaian Menurut Anas Sudijono

No. Kualifikasi Skor

1. Sangat Baik 85-100

2. Baik 70-84

3. Cukup 55-69

4. Kurang 40-54

5. Sangat Kurang <39

Anas Sudijono (1997:81)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Biodata Sekolah

1. Sejarah Singkat

Pada tanggal 16 Juni 2001, seiring dengan tahun ajaran baru

2001/2002 dan bertepatan dengan berdirinya dinas Pendidikan Kota

Depok. Saat itu, Dinas pendidikan memiliki keinginan untuk membangun

SMA Negeri 1 di Kota Depok, dinas pendidikan mewujudkan misi

tersebut. Pertama dilakukan Dra. Erry Sriyanti dan pejabat lainnya adalah

mencari lahan yang tepat untuk dijadikannya SMA Negeri 1 Kelas Jauh.

Mereka melakukan survei ke berbagai tempat dan pilihan akhir yaiotu

berada di Perumahan Bukit Rivaria, Sawangan. Mereka memandang

bahwa Perumahan Bukit Rivaria terbilang aman karena tempatnya terletak

di dalam perumahan dan transportasinya tidak terlalu sulit karena tidak

jauh dari keramaian. Tetapi SMA Negeri 1 Kelas Jauh belum memiliki

gedung untuk dijadikan proses belajar mengajar, sedangkan kegiatan

belajar mengajar sudah harus dimulai. Oleh karena itu, tempat kegiatan

belajar di tempatkan di SMU Muhammadiyah, Sawangan, selama

beberapa bulan, sambil menunggu pembangunan selesai diangun.

Pada bulan Desember, akhirnya pembangunan selesai dengan

menghasilkan 4 ruang, kegiatan belajar mengajar langsung dipindahkan

karena sudah memiliki gedung sendiri, nama SMA Negeri 1 Kelas Jauh

pun diubah dengan menjadi SMA Negeri 5 Depok. SMA Negeri 5

diresmikan pada tanggal 24 Februari 2003 oleh Dra. Erry Sriyanti sebagai

PLH kepala sekolahnya.

Bertepatan dengan pemindahan kegiatan belajar mengajar ke

gedung baru, siswa SMA Negeri 5 Depok angkatan pertama melaksanakan

tes semester pertama, seiring dengan bergantinya tahun ajaran dan

bertambahnya peserta didik, penambahan gedung terus dilakukan hingga

menghasilkan 17 ruangan.

42

Saat memasuki ajaran tahun 2003/2004, tepatnya pada bulan

September 2003, Dra. Erry Sriyanti melepas jabaran sebagai kepala

sekolah digantikan dengan Bapak Drs. Jumait yang mengepalai SMA

Negeri 5 Depok sampai tahun 2004, dan pada tahun 2005 SMA Negeri 5

Depok dikelapai oleh Dra. H. Jasni Evawati sebagai kepala sekolah yang

ke-3. Pada tahun 2010, Dra. Wartini digantikan oleh Dra. Desry Ningsih

hingga tahun 2011 Dra. Desry Ningsih digantikan oleh Drs. Dede Agus

Suherman sebagai kepala sekolah periode 2011-2013 di SMA Negeri 5

Depok. Kemudian Drs. Dede Agus Suherman digantiikan oleh Sahadi,

M.Pd. hingga 2015, yang kemudian digantikan oleh Achmad Zarkasih,

S.Pd. dari tahun 2015 hingga sekarang.

Tabel 4.1

Data Siswa Tahun Pelajaran 2018/2019

Kelas/Program Rombel Siswa

Lk Pr Jml

X IPS 4 64 87 151

X IPA 6 112 123 235

XI IPS 4 70 87 157

XI IPA 6 88 137 225

XII IPS 5 102 99 201

XII IPA 4 79 99 178

Total: 1.147 Siswa

2. Visi Misi SMA Negeri 5 Depok

Visi SMA Negeri 5 Depok yaitu beraklah mulia, berprestasi,

berbudaya, dan peduli lingkungan. Sedangkan Misi SMA Negeri 5 Depok

yaitu sebagai berikut:

a) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Meningkatkan prestasi peserta didik di bidang akademik dan non-

akademik

c) Meningkatkan profesionalisme pribadi dengan membudayakan etos

kerja, religius, cerdas, dan peduli lingkungan

43

d) Membudayakan penggunaan media sosial secara bijak di kalangan

warga sekolah

e) Menjadikan sekolah ramah anak di Provinsi Jawa Barat

f) Mengembangkan intelektualitas, kreativitas, inovasi, dan jiwa

wirausaha.

g) Membina sekolah imbas Adiwiyata, mampu melaksanakan Reuse,

Reduce, dan Recycle sampah serta pembuatan mini komposter

Berdasarkan visi dan misi di atas, sebagian besar telah

diimplementasikan dalam kegiatan siswa dan guru sehari-hari.

Contohnya yaitu pada misi poin (a) diimplementasikan dengan

cara siswa membaca al-Qur‟an sebelum kegiatan belajar mengajar

dilakukan. Selain itu, bentuk pengimplementasian lainnya ialah

pelaksanaan Qurban untuk memperingati Hari Raya Idul Adha,

menyisihkan uang jajan untuk berinfak, serta adanya serangkaian

pengajian dan penyampaian materi seputar ke-Islaman yang dilakukan

oleh siswa saat setelah sholat Dzuhur dan Ashar.

Poin (b) pada misi, untuk meningkatkan prestasi di bidang

akademik guru-guru mengajar dengan baik sesuai dengan materi.

Sedangkan di bidang non akademik, para siswa didukung secara finansial

dan diberikan motivasi langsung oleh guru, sehingga menghasilkan

banyak prestasi, terutama di bidang ekstrakurikuler. Oleh karena itu,

SMAN 5 Depok dijuluki sebagai sekolah peraih prestasi akademik se-Kota

Depok.

Poin (c) pada misi, diimplementasikan dengan cara siswa

diajarkan untuk selalu peka dan peduli dengan lingkungan, contohnya

dengan tidak membuang sampah bukan pada tempatnya, serta ditampilkan

juga selogan atau poster yang berisikan anjuran untuk menjaga lingkungan

dan kebersihan. Selain itu, jika siswa melanggar peraturan tersebut akan

dikenakan sanksi berupa teguran dan lain-lain.

44

Poin (d) pada misi, yaitu membudayakan penggunaan media

sosial secara bijak di kalangan warga sekolah diimplementasikan dengan

cara melakukan ujian secara online.

Poin (f) pada misi, diimplementasikan dengan cara disisipkan

mata pelajaran Kewirausahaan agar siswa termotivasi dan tumbuh minat

pada siswa untuk berwirausaha. Karena menurut guru SMAN 5, tidak

semua siswa dapat dan ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Oleh sebab itu, disisipkan mata pelajaran ini agar siswa mempunyai bekal

setelah tamat pendidikan menengah atas.

Poin (g) pada misi, diimplementasikan dalam bentuk pengadaan

mini komposter yang ada di taman SMAN 5 Depok.

3. Sarana dan Prasarana

a. Tanah

Tanah di SMA Negeri 5 Depok dengan status tanah

Fsum/Fasos dan luas tanah keseluruhan yaitu 8.200 m2. Adapun status

bangunan milik pemerintah yang luas bangunannya 7.5932.

b. Bangunan

Nama dan jumlah bangunan di SMA Negeri 5 Depok akan

dipaparkan di bawah ini.

1. Ruang Kelas : 29 unit

2. Lapangan : 2 unit

3. Ruang Perpustakaan : 1 unit

4. Ruang Laboratorium Biologi : 1 unit

5. Ruang Laboratorium Fisika : 1 unit

6. Ruang Laboratorium Kimia : 1 unit

7. Ruang Laboratorium Komputer : 1 unit

8. Ruang Laboratorium Bahasa : 1 unit

9. Ruang Pimpinan : 1 unit

10. Ruang Guru : 1 unit

11. Ruang Tata Usaha : 1 unit

12. Tempat Beribadah : 1 unit

45

13. Ruang Konseling : 1 unit

14. Ruang UKS : 1 unit

15. Ruang Organisasi Kesiswaan : 1 unit

16. Toilet : 8 unit

17. Gudang : > 2 unit

18. Ruang Sirkulasi : Setiap ruangan

B. Deskripsi Data

1. Deskripsi Kegiatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5

Depok pada materi menulis naskah drama. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis naskah drama

dengan memparafrase syair lagu menjadi naskah drama tahun

pelajaran 2018/2019. Proses pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan lagu pilihan, yakni Slank berjudul “Seperti Para

Koruptor” dan Iwan Fals berjudul “Untukmu Negeri” sebagai media

pembelajaran sekaligus kerangka berpikir siswa yang akan

dikembangkan menjadi naskah drama.

Pembelajaran awal di kelas XI IPS 4 yaitu peneliti

memberikan materi naskah drama dan teknik parafrase kepada siswa,

lalu siswa dibuat kelompok sesuai dengan jenis lagu (Slank dan Iwan

Fals) untuk berdiskusi terkait lagu tersebut yang akan diparafrasekan

menjadi naskah drama secara individu. Pertemuan selanjutnya peneliti

memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai tes berisi

langkah-langkah pengerjaan tugas membuat parafrase syair lagu

menjadi naskah drama. Lalu skor rata-rata dijadikan sebagai data yang

akan digunakan dan diolah sebagai hasil penelitian.

2. Analisis Naskah Drama

Peneliti menganalisis hasil naskah drama siswa yang sudah

difarafrasekan berdasarkan ketentuan penilaian yang telah ditetapkan.

Peneliti akan memaparkan hasil naskah drama agar mengetahui

kemampuan siswa.

46

1) Hasil Naskah Drama Karya ATY

a) Kemampuan Pemahaman

ATY memparafrasekan lagu Iwan Fals yang berjudul

“Untukmu Negeri” dengan judul “Memilih Pemimpin Jujur”.

Dari pemilihan judul lagu ke naskah drama terbilang baik,

karena ia mencoba mengisahkan penduduk desa Sukabaring

yang mengadakan pemilihan Kepala Desa dengan cara yang

curang (membagikan amplop kepada para warga). Namun pada

akhirnya warga sadar bahwa yang dilakukannya salah satu

calon tersebut tidak ada kinerja di lingkungannya, berbeda

dengan calon kandidatnya.

“Julian: Maaf tapi Cakades Ahmad sudah berkuasa

satu periode dan tidak ada hasil. Sedangkan, Cakades

Syarifuddin yang selama tiga tahun belakangan ini

menggerakkan masyarakat desa untuk memberihkan

selokan dan sistem irigasi, padahal ia tidak menjabat

sebagai apapun dan hanya warga biasa.”

Dari penggalan dialog di atas tentu sinkron dengan

judul lagu dan naskah drama yang dicetuskan oleh ATY bahwa

sosok Burhan membuka pemikiran masyarakat agar memilih

pemimpin jujur, sedangkan sikap curang dari cakades

merupakan gambaran penggalan lirik lagu untukmu negeri

“demi ambisi membangun negeri”.

Dari analisis di atas, pada aspek penilaian

„kemampuan pemahaman‟ ATY memparafrasekan syair lagu

ke naskah drama sesuai dengan tema, yakni menceritakan

tentang pemilihan kepala desa. Peneliti memberi skor 4 (Baik).

b) Ketepatan Makna

ATY menulis naskah drama dengan menceritakan

kehidupan sosial yang berkaitan juga dengan politik. ATY

mencoba menulis naskah drama dengan dialog yang member

simbol kecurangan yang dilakukan oleh salah satu kandidatnya.

47

Penulisan dialog antartokoh di dalam naskah drama

ATY terbilang cukup baik, namun dalam karakter tokoh yang

ditulis tidak terlalu terlihat. ATY tidak menuangkan semua ide

yang dituliskan ke dalam naskah dramanya. Dari analisis di

atas diketahui bahwa ATY dapat menulis naskah drama sesuai

dengan makna lagu yang diparafrasekan, yakni hal yang

berkaitan dengan politik. Berdasarkan penjelasan tersebut,

peneliti memberi skor 3 (Cukup).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas ATY dalam naskah drama yang

diparafrasekan mengalami perubahan dari judul dan dari tiap

dialog adaptasi dari lirik lagu yang lebih luas pemaknaannya.

Namun apabila lebih rinci dalam tiap dialog ATY kurang

mengembangkan karena belum terlihat klimaks dari suatu

permasalahan. Akibatnya penyajian yang ditampilkan

monoton.

Naskah drama ATY pun tidak mengaitkan kejadian

atau pengalaman pribadi di dalam ceritanya. Hasil naskah

drama tersebut hanya berjalan sesuai dengan alur yang ada

tanpa adanya hal yang lebih menarik.

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa ATY

sudah menyajikan alur yang tepat tetapi tidak mengaitkan

dengan hal yang disekitar. Berdasarkan penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 3 (Cukup).

d) Pemilihan Kata dan Kalimat

Naskah drama karya ATY dalam pemilihan kata

menggunakan diksi yang mudah dipahami dan dipadu dengan

bahasa tidak baku, seperti „rejeki‟, „denger‟. Menujukkan

bahwa suasana yang dibangun dalam naskah drama ATY

mencirikan kebiasaan yang dilakukan di masyarakat pada

umumnya.

48

Penggunaan kalimat sudah cukup baik, karena ATY

mencoba membuat hidup dialognya dengan menguak konflik

dari perbuatan curang yang dilakukan oleh kepala desanya.

Pada naskah drama ATY pun terlihat latar yang dibangun

seperti mengharukan dan mencengangkan.

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa ATY

sudah baik dalam penggunaan kata dan kalimat karena sesuai

dengan salah satu unsur drama, yakni dialog dan latar. Maka

peneliti member skor 4 (Baik).

Dapat disimpulkan bahwa naskah drama ATY

terbilang cukup baik namun tidak rinci dalam mengungkap tiap

kejadian yang terjadi dalam dialog. Pada aspek penilaian dapat

disimpulkan bahwa ATY mendapatkan skor 4, 3, 3, 4. Dari

jumlah skor yang didapat, peneliti memberi nilai 70 dengan

predikat B (Baik).

2) Hasil Naskah Drama Karya AKN

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya AKN berjudul “Hujan Air Mata”

dari parafrase lagu Slank “Seperti Para Koruptor”. Pengubahan

judul yang dilakukan AKN sangat menarik. Judul lagu dengan

judul naskah drama berlawanan dalam segi pemaknaan. Jika

judul lagu bermakna perbuatan korupsi, sedangkan judul

naskah drama AKN bermakna seseorang yang menangis.

Pemilihan judul Hujan Air Mata tidak keluar dari

konteks dari syair lagu yang diparafrase. Isi naskah drama

tersebut mengisahkan seorang mahasiswa yang terbilang sukses

dan dibayangi dua pilihan antara pekerjaan dan wanita yang

dicinta, namun ia memilih pekerjaan. Pekerjaan yang diketahui

oleh wanita tersebut merupakan pekerjaan yang negatif karena

korupsi.

49

“Nisa: “Sekarang aku ingin kau memilih… Aku atau

pekerjaan kotor itu?

Ini adalah sebuah pilihan yang sulit di mana aku

harus kehilangan semua kemewahanku atau cinta

yang ku bangun dengannya.

Aku: “Aku memilih Pekerjaanku!”.

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa AKN

sangat tepat dalam menulis naskah drama sesuai dengan tema,

yaitu bertema dilemma karena cinta. Berdasarkan penjelasan

tersebut, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama karya AKN terdapat dialog yang

menyatakan tentang kejadian-kejadian sosial di sebuah

perkantoran. Nilai sosial yang lebih menonjol yakni kisah

percintaan antar tokoh Aku dan Nisa. Pada hal tersebut sesuai

dengan lagu yang diparafrasekan.

Nilai politik dalam naskah drama AKN pun terlihat

ketika Nisa member pilihan kepada aku akan pekerjaan si Aku

tersebut. Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa makna

yang ditulis sesuai dengan makna lagu yang diparafrase.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 4

(Baik).

c) Kreativitas

Kreativitas yang disajikan dalam naskah drama AKN

lebih dominan dari alur cerita. Ia menggunakan alur mundur,

pembaca langsung mengetahui akibat dari perbuatan kotor dari

korupsi.

Dulu aku adalah orang yang sangat terkenal di

kampus, punya banyak teman bahkan aku berhasil memacari

gadis tercantik di kampus Nisa Salsa Azizah, namanya. Namun

kini aku sekarang hanyalah sampah di balik jeruji, terlambat

untuk menyesali perbuatanku, kurasa sebagai pemakai uang

haram.

Dialog dalam naskah drama AKN pun terbilang

kreatif karena tokoh aku dihadapi dua pilihan antara memilih

50

pekerjaan atau wanita yang dicinta dan pemilihan judul Hujan

Air Mata karena kekecewaan si wanita yang sakit hati karena

ditinggal oleh pacarnya karena lebih memilih pekerjaan.

Dari analisis di atas, pada aspek penilaian „kreativitas‟

AKN sudah baik karena alurnya sesuai dan mengaitkan

kejadian di sekitarnya. Maka, peneliti member skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pilihan kata dan kalimat dalam isi naskah drama AKN

mudah dipahami walau ada diksi atau bahasa daerah/slank

sesuai kebiasaan siswa. Menjadikan naskah ini cukup baik

dalam pemilihan kata dan kalmiat.

Latar yang terdapat di dalam naskah drama AKN pun

sudah baik dengan adanya latar tempat, suasana, dan waktu

yang sesuai. Dari analisis di atas pilihan kata dan kalimat sudah

sesuai dengan indikator penilaian yang telah dijelaskan di atas.

Maka, AKN mendapatkan skor 4 (Baik).

Dapat disimpulkan bahwa naskah drama AKN sangat

baik. Ia menyajikan dengan menarik, mulai judul hingga isi

naskah dramanya, masing-masing skor di atas 5, 4, 4, 4. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 85 dengan predikat

SB (Sangat Baik).

3) Hasil Naskah Drama karya APA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya APA berjudul “Negeriku yang

Banyak Membawa Arti” parafrase dari lagu Iwan Fals yang

berjudul “Untukmu Negeri”. Pengubahan judul lagu ke naskah

drama tersebut sangat baik, keduanya saling berkaitan tentang

bangsa Indonesia yang diperjuangkan oleh pahlawan.

Pemahaman APA sudah terlihat pada pengubahan

judul dan dialog yang ditulis pun sesuai dengan judul tersebut.

51

APA sedikit mengutip kembali potongan lirik lagu yang

dijadikan dialog dari seorang tokoh.

Ibu Andi: tentu saja andi, dahulu para Ibu Pertiwi

kita sangat pucat cape, sedih sampai berkarat, berdoa

terus menerus, sampai hilang cintanya. Demi untuk

negeri ini yang sejahtera.

APA menulis naskah drama sesuai dengan parafrase

syair lagu. Pemahaman yang dibangun oleh APA sesuai dengan

tema dengan pemilihan judul “Negeriku yang Banyak

Membawa Arti”. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor

4 (Baik).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama APA menulis dialog antartokoh sudah

cukup baik dengan menyentuh nilai sosial yang berkaitan

dengan kepahlawanan. Namun pada kekurangannya, naskah

drama APA pada bagian dialognya tidak ditulis dengan rinci.

APA menceritakan tentang keadaan sosial namun tidak dengan

rinci. Dari penjelasan di atas, APA mendapat skor 3 (Cukup).

c) Kreativitas

Naskah drama APA dalam menulis dialog-dialog

antartokoh yang menceritakan jasa pahlawan yang telah

berjuang untuk negeri ini. Penyajian cerita di dalam naskah

drama tersebut dalam bentuk apresiasi si penulis kepada tokoh

pahlawan yang telah berjasa kepada negeri ini.

Mail: kita bangga tinggal di negeri yang sangat

banyak arti perjuangannya dahulu kala, kita lihat

para perjuangan para leluhur kita dahulu yang telah

berjuang untuk negeri ini.

Dari penggalan dialog di atas memberi makna bahwa

ada rasa bangga dan apresiasi dari tokoh untuk kemerdekaan

Indonesia saat ini. dari kreativitas tersebut, naskah drama APA

sangat khas dan berbeda dengan yang lain dalam menyajikan

alur dan latar yang terlihat sangat kental.

52

Kreativitas yang dituangkan APA sangat baik dan ia

mengaitkan kejadian masa lalu dengan saat ini. Dari penjelasan

di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemilihaan kata dan kalimat pada naskah drama APA

sering terjadi pengulangan kata menjadikan kalimat tidak

efektif. APA menulis kata yang berulang-ulang mengakibatkan

menjadi ambigu.

„para perjuangan para leluhur kita‟, „demi untuk‟

„kita bangun negeri ini dengan, misalnya bersatu

dengan adanya perbedaan dan perbedaan kita

bangkitkan negeri ini‟.

Walaupun penggunaan ejaan tidak termasuk dalam

analisis, namun jika penulisan tidak efektif, maka tujuan dari

dialog yang disampaikan tidak tepat. Berdasarkan analisis di

atas, pemilihan kata dan kalimat cukup baik dan peneliti

memberi skor 3 (Baik).

Dapat disimpulakan bahwa naskah drama karya APA

sudah baik namun ada beberapa kekurangan pada penggunaan

kata dan kalimat serta terlalu monoton. Adapun hasil skor

masing-masing skor di atas, APA mendapatkan skor 4, 3, 5, 3.

Berdasarkan analisis tersebut, APA mendapatkan nilai 75

dengan predikat B (Baik).

4) Hasil Naskah Drama Karya ANL

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya ANL berjudul “Kepala Desa

yang Terkena Karma” hasil parafrase lagu Slank yang berjudul

“Seperti Para Koruptor”. Drama ini mengisahkan Juan si

Kepala Desa yang sudah menjabat dua bulan lamanya,

kemudian ia mengalami permasalahan dengan warganya, yakni

diduga korupsi.

53

Naskah drama karya ANL sesuai dengan tema, yakni

mengisahkan tentang pemerintah yang korupsi. Tema tersebut

pun sesuai dengan syair lagu Slank yang diparafrasekan. Dari

penjelasan di atas, peneliti member skor 4 (Baik).

b) Ketepatan Makna

Dialog yang terdapat di dalam naskah drama ANL

menyinggung kehidupan pemerintah yang korupsi dengan cara

menggelapkan uang rakyat. Seperti potongan dialog di bawah

ini.

….dengan tuduhan menggelapkan uang rakyat.

Potongan dialog di atas mengisyaratkan bahwa makna

yang terdapat cukup sesuai dengan makna lagu yang

diparafrasekan, yakni tentang masalah politik sekaligus sosial.

Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 3 (Baik).

c) Kreativitas

Naskah drama karya ANL pada bagian kreativitasnya

terlihat pada penyajian konflik. Dialog antartokoh yang

dirasakan sangat nyata seperti kehidupan di suatu desa, terlebih

di saat warga menanyakan dana rakyat miskin yang tak

kunjung turun kepada istri dari si kepala desa tersebut.

Nampaklah Ibu Niya yang sedang menuju ke kantor

tersebut

Abraham: eh Ibu Niya, ada perlu apa? Mau nyari

Pak Juan?

Niya: Iya, Bapak di kantor kan?

Abraham: aduhh, baru saja pergi bu.

Dari penggalan di atas ANL mencoba membuat tokoh

Ibu Niya penasaran apa yang terjadi kepada suaminya.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Penggunaan kata dan kalimat pada naskah drama

ANL banyak menggunakan kata tidak baku dan konteks yang

54

diterapkan dalam penggunaan kata dan kalimat memang bahasa

keseharian yang biasa ditemukan dalam situasi akrab.

Dari pemaparan di atas maka naskah drama karya

ANL sudah baik dengan menyajikan suasana yang akrab dan

sangat nyata dalam kehdiupan keseharian. Dari penjelasan di

atas, ANL mendapatkan skor 4 (Baik).

ANL sudah baik dalam menulis naskah drama hasil

parafrase syair lagu. Dapat dilihat dari pemerolehan skor 4, 3,

4, 4. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 75 dengan

predikat B (Baik).

5) Hasil Naskah Drama ANI

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya ANI berjudul “Angankah?” dari

parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor”.

Dari judul naskah drama tersebut, ANI menceritakan masa

VOC di Hindia Belanda yang terselip kabar terjadinya

pembubaran VOC di negara tersebut. Aliyah mencoba

membuka wawasan VOC yang dituangkan di dalam naskah

dramanya. Ini menjadi kelebihan yang terlihat pada dirinya

daripada kebanyakkan anak lainnya.

Walaupun mengisahkan tentang VOC namun dialog

antarokoh yang ditulis sangat tepat dan sesuai dengan tema. Ia

menjelaskan dengan membuka wawasan dalam dirinya tetapi

tidak keluar dari tema. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama yang ditulis oleh ANI terdapat dialog

yang menceritakan tentang perbuatan yang negatif yaitu

menggelapkan uang atau upah dari karyawan. Pada pernyataan

tersebut dikatakan bahwa makna yang terdapat dalam naskah

55

drama tersebut sudah sangat sesuai dengan indikator penilaian.

Oleh karenanya, peneliti memberi skor 4.4 (Baik).

c) Kreativitas

ANI dalam menulis naskah drama terbilang sangat

kreatif. Isi dari naskah drama tersebut mengungkap dan

menyinggung perihal VOC yang tidak kebanyakkan orang tahu

serta dengan sudut pandangnya sebagai wujud imajinasi dari

parafrase syair lagu Slank yang berjudul “Seperti Para

Koruptor”.

Kreativitas ANI pun terlihat dalam penyajuan alur

pada bagian konflik yang terjadi berawal dari permasalahan

pekerjaan salah satu karyawan yang tidak mendapatkan gaji.

Mina: “makin hari makin banyak saja pekerjaan

ini, upah pun tak kunjung turun. Sudi apa aku

kerjakan semua ini?”

Kutipan dialog di atas mengindikasikan bahwa

konflik sudah mulai terlihat dengan dialog dari salah satu tokoh

tersebut. Ini mensikronkan bahwa antara judul lagu dan naskah

drama berkaitan.

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa kreativitas

ANI sangat baik, alur yang disajikan sangat menarik dan

mengaitkan tentang pengalaman pribadi dengan menuliskan

pengetahuan tentang VOC. Berdasarkan penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Penggunaan kata dalam naskah drama ANI terbilang

sangat baik dari segi penegtahuan ejaan. Ia menggunakan ejaan

di era 1940an yaitu menggunakan ejaan van Opuysen

(penggunaan kata Tj dibaca J). Contoh ejaan yang digunakan

dalam naskah tersebut terlihat pada penggunaan nama tokoh

Tjokro. Sedangkan, penggunaan kalimat sudah sesuai dan jelas

yang menandakan kalimat tanya dan perintah.

56

Dari analisis di atas dapat dikehui bahwa pada aspek

penilaian kata dan kalimat mendapatkan skor 5 (Sangat Baik)

Dari pemaparan di atas bahwa naskah drama karya

ANI mempunyai kelebihan tersendiri dalam mengaitkan antara

lagu dengan naskah drama yang berisi bubarnya VOC dengan

imajinasi dari parafrase lagu, sedangkan pemerolehan skor 5,

4.4, 5, 5. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi nilai

97 dengan predikat SB (Sangat Baik).

6) Hasil Naskah Drama Karya AMA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya AMA berjudul “Revolusi dan

Makhlukl Berdasi” dari parafrase lagu Slank “Seperti Para

Koruptor”. Judul yang diubah dari lagu ke naskah drama sangat

menarik dalam perubahan judul tersebut dan membuat peneliti

ingin mengetahui isi naskah drama tersebut.

Revolusi dan Makhluk Berdasi mengisahkan

sekelompok mahasiswa yang ingin berdemo kepada pemerintah

atas dugaan korupsi. Salah satu mahasiswa tersebut pun

menyukai seorang gadis yang tak lain merupakan anak pejabat

yang korupsi.

Dari gambaran naskah drama tersebut, AMA mampu

memparafrasekan syair lagu ke naskah drama dengan tepat dan

sesuai dengan tema, yakni dilemma cinta dengan keteguhannya

untuk memberantas korupsi. Berdasarkan penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Kata yang digunakan dalam naskah drama AMA

sesuai dengan kontkes. Ada beberapa kata yang menandakan

bahwa makna tersebut sebenarnya hanya digunakan dalam

beberapa situasi kata tersebut ialah “keparat” yang bermakna

kata makian, “tidak sudi bila keringat saya untuk makan dia”,

57

kata “keringat” yang bermakna jerih payah atau lelah dari

seseorang yang bekerja atau berusaha.

AMA mampu menulis naskah drama dengan dialog

yang menyinggung pemerintahan yang terjerat kasus korupsi.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa AMA mumpuni dalam

penilaian „ketepatan makna‟. Berdasarkan penelitian di atas,

peneliti memberi nilai 5 (Sangat Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas AMA cukup baik terlihat dari alur

cerita yang ditampilkan tidak monoton dan membuat pembaca

penasaran dan kisah naskah drama tersebut persis dengan

kejadian krisis moneter. Dari kejadian seperti di atas, AMA

mengaitkan pengetahuannya tentang kejadian 1998, yakni

tentang Krisis Moneter di era pemerintahan Soeharto.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memberi nilai 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Penggunaan kata pada naskah drama AMA

menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan ada beberapa

diksi hiperbola/berlebih-lebihan, seperti „trotoar jalan

bersimbah darah‟, „gudang yang terbengkalai‟, „aku tidak

butuh harta yan, hanya butuh cinta‟.

Dari ketiga kalimat tersebut menandakan tingkat

pengetahuan perihal diksi sangat mempengaruhi suatu tulisan.

Maka, dari penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 5 (Sangat

Baik). Dapat disimpulkan bahwa naskah drama AMA sangat

baik karena dari kisah dan alur drama tersebut tidak monoton

dan sangat hidup, dapat diketahui dengan pemerolehan skor di

atas 5, 5, 4, 5. Berdasarkan penjelasan di atas, AMA mendapat

nilai 95 dengan predikat SB (Sangat Baik).

58

7) Hasil Naskah Drama Karya AZN

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya AZN berjudul “Hilang” dari

parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor”.

Naskah drama tersebut mengisahkan sebuah keluarga di

perkotaan. Naya dengan kedua adiknya hidup bersama dengan

ayahnya. Seiring berjalannya waktu dahulu keluarga yang

hangat akan kebersamaan, namun berubah menjadi sepi karena

faktor kesibukan ayah mereka.

Papah emang udah kaya, udah menjadi petingg

sekarang. Kami mau apa aja ada, melimpah, tapi ga

ada artinya dibanding kehilangan sosok papah yang

dulu. Sekarang aku ngerti, bahwa kasih sayang yang

hilang, tidak bisa tergantikan oleh apapun.

Dari kutipan narasi di atas, jelas bahwa AZN sangat

baik dalam memahami isi lagu yang diparafrasekan. Ia lebih

mendambakan kehidupan bersama keluarga dengan hangat

dengan kasih sayang sudah cukup, daripada hidup berlimpah

dengan harta.

Naskah drama AZN sangat sesuai dengan lagu yang

diparafrasekan, karena ia memparafrasekan sesuai dengan

tema, yakni menngisahkan kehidupan keluarga yang sudah

berbeda dari sebelumnya. Dari penjelasan tersebut, peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna yang terdapat dalam naskah drama AZN

sangat sinkron dengan lagu yang diparafrasekan. Naskah drama

AZN lebih mengisahkan kisah keluarga yang rindu sosok

seorang ayah.

Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa

AZN sudah cukup baik dalam menulis naskah drama. Dari

analisis di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).

59

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas AZN sangat baik karena ia

menulis naskah drama dengan mengangkat kisah sebuah

keluarga yang didambakan. Selain kisah yang menarik, peneliti

terbawa suasana yang ditulis oleh AZN. Namun, naskah drama

tersebut terlalu singkat, berdampak pada rasa pembaca atau

peneliti tidak seutuhnya.

Dari penjelasan di atas, naskah dram AZN dalam

kreativitas sudah cukup baik karena memainkan alur yang

menarik walaupun tidak seutuhnya ditulis. Oleh karenanya,

peneliti memberi skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Bahasa yang digunakan mudah dipahami sesuai

dengan kebiasaannya menggunakan bahasa tidak baku, seperti

„ngampus‟, „sih‟, „ngga‟.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

naskah drama AZN sangat baik dalam pilihan kata dan

kalimatnya. Maka, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

Dapat disimpulkan bahwa naskah drama AZN sudah

sangat baik karena mengangkat tema kekeluargaan yang

didambakan, adapun pemerolehan skornya 5, 4, 4, 5. Maka,

peneliti memberi nilai 90 dengan predikat SB (Sangat Baik).

8) Hasil Naskah Drama Karya ASA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya ASA berjudul “Pseudo” dari

parafrase lagu Slank “Seperti Para Koruptor”. ASA memberi

judul pada naskah drama tersebut dari kata pseudo yang berarti

semu. Sebuah judul yang hanya satu kata cukup menarik untuk

dibaca isi naskah dramanya.

Pseudo mengisahkan perjalanan pemilihan ketua RW

dengan cara yang tidak sewajarnya. Kedua calon RW

60

melalukan perbuatan curang dengan politik uang kepada warga.

Kemudian salah satu calon RW tersebut melakukan manipulasi

data pemilih dengan cara istri dari calon RW yang curang

berpura-pura pingsan.

Sodikin: “Begini saja bu, jadi kita buat kotak suara

isinya pilihan buat bapak, terus pas mau

penghitungannya kan istirahat tuh bu, nah nanti pasti

ada yang jaga tapi kan Cuma beberapa saja tuh bu,

nah ibu beraksi tuh pura-pura pingsan. Pas ibu

diangkat sama penjaga disitu, waktunya bapak yang

beraksi.”

Dari kutipan dialog di atas terlihat bahwa ASA

memahami lagu yang diparafrasekan dengan mengangkat kisah

kedua calon RW yang bertindak curang dalam pemilihan. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama ASA dalam penulisan dialog sangat

baik karena ia menulis dialog tersebut sesuai dengan makna

dari lagu yang diparafrasekan. Makna secara tersirat terlihat

pada dialog-dialog yang ditulis, pada isi naskah ASA bertema

tentang perbuatan curang yang sama dengan perbuatan korupsi.

Dari penjelasan di atas pada „Kemampuan

Pemahaman‟ dan „Ketepatan Makna‟ mengisahkan tentang

pemerintahan yang korupsi. Berdasarkan analisis tersebut,

peneliti memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas ASA sangat baik, penulisan

naskah drama ASA menyajikan alur yang menarik untuk

dibaca, peneliti merasa terbawa suasana proses terjadinya

kecurangan. Dialog antartokoh terbangun dengan komunikatif,

dialog tersebut lebih condong menanyakan hal-hal yang berbau

curang. Namun pada dialog di dalam naskah drama ASA tidak

seutuhnya mengisahkan tentang cinta.

61

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tingkat

kreativitas ASA sudah cukup baik namun tidak seutuhnya

dituangkan dalam dialog-dialog. Dari penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 3 (Cukup).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Penggunaan kata pada naskah drama karya ASA

menggunakan bahasa yang tidak baku dan ada perubahan huruf

pada tiap kata, contohnya dapat menjadi dapet, saja menjadi

aja, dibiarkam menjadi dibiarin. Pada penggunaan kalimat isi

naskah drama Asya sudah cukup baik.

Dapat diketahui bahwa penggunaan kata dan kalimat

sudah sesuai dengan dialog yang menandakan suasana akrab.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 4 (Baik).

Dari penjelasan di atas, naskah drama karya ASA

sudah baik. Kemampuan parafrase lagu ke naskah drama

dilakukan dengan tidak keluar dari makna lagu, adapun

pemerolehan skornya 5, 4, 3, 4. Peneliti memberi nilai 80

dengan predikat B (Baik).

9) Hasil Naskah Drama Karya AMP

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya AMP berjudul “Labuan Hati”

dari parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor.

Labuan Hati mengisahkan sekelompok mahasiswa yang ingin

melakukan unjuk rasa akibat pemerintah melakukan korupsi

dalam sebuah proyek infrastruktur. Pada sekolompok

mahasiswa tersebut ada yang mimiliki rasa cinta, pada akhirnya

ia pun menjalani hubungan. Namun, di tengah perjalanan,

hubungan tersebuh hampir kandas karena si perempuan yang

bernama Zahra adalah anak dari pejabat yang terjerat kasus

korupsi.

62

Pemahaman yang dibangun oleh AMP dalam naskah

dramanya sangat sesuai dengan isi dari lagu yang

diparafrasekan. Ia pun menguak dan mengaitkan kasus korupsi

dengan kasus 1998 pada era Soeharto. Ini merupakan hal

menarik bagi peneliti karena AMP mampu mengembangkan

wawasan yang dituangkan dalam naskah drama.

Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa

AMP sudah sangat baik dalam segi pemahaman yang menulis

naskah dramanya sesuai lagu yang diparafrasekan dan sesuai

dengan tema yang mengisahkan kisah cinta yang hampir

kandas karena adanya kasus korupsi. Dari penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Menggunaan kata pada naskah drama AMP sangat

baik, ia menggunakan istilah-istilah yang sesuai pada saat ini.

Contoh dari pilihan kata seperti „rezim‟ yang berarti

„pemerintah yang berkuasa‟. Penggunaan kata rezim menurut

peneliti sangat menarik, ia dapat mengeksplor antara kejadian

1998 dikaitkan dengan saat ini yang ditandai dengan kata

tersebut. Selanjutnya, AMP menggunakan kata „ibu peri‟ yang

bermakna ‟keajaiban‟. Ia mampu menggunakan kosa kata yang

sesuai dengan konteksnya.

Contoh penggunaan kata di atas dapat disimpulkan

bahwa dialog-dialog dalam naskah drama AMP menceritakan

tentang kritik sosial dan politik. berdasarkan penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas AMP sangat baik, terlihat pada

kemampuan pemahaman dan ketepatan makna di atas.

Kreativitas AMP terlihat pula pada penyajian alur pada bagian

klimaks atau memunculkan konflik. AMP benar-benar

63

membakar semangat pembaca dengan memberikan dialog

seorang mahasiswa yang akan melakukan unjuk rasa.

Rafi: “Kami tidak ingin bangsa ini hancur karena

rezim yang tak bermoral! Kami mendesak pemerintah

untuk menangani hal ini! Dan kami ingin Pak

Presiden turun dari jabatan!”.

Kutipan di atas terlihat bahwa tingkat kreativitas

mengolah kata pada dialog yang dilakukan AMP sangat baik.

Selain hal di atas, AMP pun mengaitkan pengetahuannya

terkait kisah ‟98. Peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemilihan kata dan kalimat pada naskah drama AMP

sangat baik. Ia menuliskan yang lugas dan tegas ditambah

dengan adanya kata yang sesuai dengan konteks, seperti rezim,

reformasi, kooperatif. Selain kata tersebut, AMP memberi

judul “Labuan Hati” yang bermakna tempat untuk berlindung

dengan sikap keberanian.

Latar suasana dan tempat pada naskah drama AMP

pun sesuai dengan dialog-dialognya. Dari pernyataan di atas,

maka peneliti memberi skor 4 (Baik).

Dari penjelasan di atas, AMP mampu memparafrase

syair lagu ke naskah drama dengan sangat baik. Kelebihan dari

naskah drama AMP terlihat mulai dari judul, alur, sampai

pemilihan kata, adapun pemerolehan nilai AMP 5, 4, 5, 4. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 90 dengan predikat

SB (Sangat Baik).

10) Hasil Naskah Drama Karya ARS

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya ARS berjudul “Pemimpin yang

Beragam” dari parafrase lagu Iwan Fals yang berjudul

“Untukmu Negeri”. Isi dari naskah drama ARS mengisahkan

tentang kedua calon ketua RW yang ingin mengambil hati

64

rakyat dengan cara politik uang, yaitu memberikan uang

kepada rakyat pada saat kampanye di tengah masyarakat.

Pemahaman ARS sudah cukup baik dalam proses

mengubah judul dari lagu ke naskah drama, namun dialog-

dialog yang disampaikan terlalu monoton dan sangat singkat.

ARS sudah berusaha untuk mencoba menulis naskah drama,

tetapi ia belum mengeksplor pikirannya yang dituangkan ke

dalam naskah drama. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti

memberi skor 3 (Cukup).

b) Ketepatan Makna

Makna dalam naskah drama karya ARS melebar dari

judul yang dibuat. Ia memberi judul “Pemimpin yang

Beragam” namun isi dari naskah drama tersebut hanya fokus

pada masalah politik uang, tidak mengungkin hal lain seperti

korupsi, pemimpin yang jujur, dan lain sebagainya.

Adapun potongan dialog yang menyatakan bahwa

naskah drama tersebut yang menyatakan sebuah calon RW

yang melakukan politik uang.

“saya akan memberikan uang kpd semua warga disini

sampai kekuasaan saya berakhir jika saya terpilih”.

Dari dialog di atas, dapat diketahui bahwa naskah

drama ARS sudah cukup baik karena adanya kritik tentang

permasalahan politik. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti

memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Kreativitas penulisan naskah drama ARS tidak terlihat

seutuhnya. Tingkat kreativitas pada tulisannya terbilang

monoton dan tidak hidup dalam dialognya karena alur yang

dibagun sangat singkat. Dari pernyataan di atas dapat diketahui

bahwa ARS tidak bereksplor lebih jauh untuk menulis naskah

dramanya. Peneliti memberi skor 3 (Cukup).

65

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemilihan kata dan kalimat mudah dipahami dan

sesuai dengan konteksnya. Namun ARS menggunakan kata

„saudagar‟ yang menurut peneliti ia mampu mengungkapkan

kata yang jarang digunakan. Adapun pemilihan tokoh beserta

dialog cukup terbaca karakter si tokoh. Berdasarkan penjelasan

di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

Dari analisis di atas, naskah drama karya ARS

terbilang cukup baik namun dalam mengeksplor konflik atau

alur ceritanya sangat monoton dan pemilihan kata yang

digunakan sangat mudah dipahami sesuai dengan kehidupan

keseharian, dapat diketahui skor yang diperoleh 3, 4, 3, 5. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 75 dengan predikat B

(Baik).

11) Hasil Naskah Drama Karya AMS

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya AMS berjudul “Sudi Tak Sudi”

dari parafrase lagu Iwan Fals yang berjudul Untukmu Negeri.

Sudi Tak Sudi mengisahkan tentang pemilihan ketua adat di

sebuah kampung. Kedua calon beradu strategi untuk

memenangkan pemilihan ketua adat tersebut.

Pak Devan salah satu calon dengan strategi politik

uang yang membagikan kepada rakyat untuk memilihnya,

sedangkan Pak Geraf strategi politiknya yaitu dengan

melakukan politik uang bukan kepada rakyat tetapi kepada

panitia pemilihan.

Dari kisah di atas terlihat bahwa tingkat pemahaman

AMS sangat baik dengan memparaprafrasekan syair lagu ke

naskah drama dengan mengubah kisah permasalahan negara

seperti politik uang yang diperkecil dalam pemilihan sebuah

66

ketua adat. Dari penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 5

(Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna yang terdapat pada naskah drama AMS sangat

tepat, namun ia tidak mengeksplor pemikirannya dalam

memainkan alur sebuah cerita agar menjadi lebih menarik. Isi

naskah drama tersebut hanya mengisahkan sebuah pemilihan

ketua adat dan tidak ada permasalahan yang dibangun di dalam

naskah drama tersebut. Sedangkan pemilihan kata yang ditulis

oleh AMS cenderung mudah dipahami. Namun ada satu diksi

yang digunakan mencoba mengeksplor pemikiran dari si

penulis.

Adapun diksi tersebut adalah „pemilihan ketua adat‟.

Ia mencoba menggali informasi dan mencoba untuk berbeda

yang biasa seperti pemilihan ketua RT, RW, Kepala Desa,

tetapi AMS memilih kata pemilihan ketua adat. Dari

keseluruhan pernyataan di atas diketahui bahwa naskah drama

AMS adanya unsur politik. Dari penjelasan tersebut, peneliti

memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas AMS dalam penulisan naskah

drama cenderung monoton. Seperti yang dikatakan di atas,

bahwa ia tidak mengeksplor pemikirannya dalam menulis

naskah drama. Terlihat bahwa permainan alur dalam kisah

pemilihan ketua adat cukup menarik namun ia tidak mencoba

menggali konflik-konflik lain yang membuat dialog tersebut

menjadi hidup. Naskah drama AMS sudah cukup baik namun

ia tidak terlalu dieksplor, akibatnya dialognya monoton.

Peneliti memberi skor 3 (Cukup).

67

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pada penulisan judul “Sudi Tak Sudi” yang berarti

AMS mengisyaratkan keterpaksaan dari kedua calon ketua adat

dalam melakukan hal yang tidak diinginkan, yaitu politik uang.

Pemilihan kata dalam judul di atas cukup menarik, tetapi pada

isi naskah drama yang kurang tepat antara judul dan isi naskah

drama.

Kalimat yang digunakan dalam dialog sesuai, seperti

kalimat tanya dan penegasan. Tetapi, secara umum pemilihan

kata dan kalimat pada naskah drama AMS sudah cukup baik.

Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).

Maka dari penjelasan di atas naskah drama karya

AMS terbilang cukup baik, namun ia tidak memparafrasekan

syair lagu dengan seutuhnya yang berakibat dialog-dialog

cenderung monoton, dapat diketahui pemerolehan skor 5, 4, 3,

4. Dari analisis di atas, peneliti memberi nilai 80 dengan

predikat B (Baik).

12) Hasil Naskah Drama Karya ANA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya ANA berjudul “Teguh” dari

parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor”.

Teguh menceritakan tentang pendirian seorang lelaki si anak

jalanan yang berkenalan dengan seorang perempuan yang

misterius, ternyata perempuan tersebut ialah anak dari pejabat.

Sedangkan lelaki yang bernama Adit sangat benci dengan

anggota dewan atau pejabat bahkan anaknya sekalipun.

Kisah tersebut sesuai dengan lirik lagu yang

diparafrasekan yang mengisahkan atau mengisyaratkan adanya

singgungan untuk kepada wakil rakyat yang dapat disebut

dengan pejabat. Secara umum kemampuan ANA dalam

mengubah lirik lagu menjadi sebuah naskah drama sesuai,

68

tetapi tidak ada unsur korupsi yang diungkit dalam dialog yang

ditulis. Ia hanya mengindikasikan bahwa para pejabat negatif

dalam hal bertindak, berpikir, bahkan semua kehidupan yang

berkaitan dengan pejabat. Terlihat dalam potongan dialog:

“Itu terjadi karena rasa benci Aditya terhadap para

anggota pejabat yang melakukan tindakan korupsi.

Membuat para rakyat menderita, serta para rakyat

yang tidak mendapatkan haknya”.

Dari dialog di atas dapat diketahui bahwa ANA sudah

sangat baik dalam pemahamannya memparafrase syair lagu

menjadi naskah drama yang sesuai dengan tema. Peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Pemilihan kata dalam dialog yang terdapat pada

naskah drama ANA sesuai dengan konteksnya. ANA

menuliskan naskah drama terkadang mempunyai makna yang

cukup mendalam seperti potongan narasi dalam naskah drama

ANA, sebagai berikut:

“Sikap Aditya yang berubah menjadi dingin dan seperti

membenci Iren”.

Kata „dingin‟ pada potongan narasi di atas

mengindikasikan bahwa ANA memiliki perbendaharaan kata

yang cukup yang ditulis dalam naskah dramanya. Kata „dingin‟

yang bermakna „berubah‟ seakan-akan Adit berpikiran bahwa

Iren adalah orang yang sama saja buruknya seperti pejabat

yang ia pikirkan.

Dari pernyataan di atas bahwa adanya nilai sosial dan

politik yang diceritakan secara tersirat, maka, peneliti memberi

skor 3 (Baik).

c) Kreativitas

Kreativitas ANA terlihat dalam memainkan kisah atau

konflik yang dibangunnya dengan alur mundur (flashback).

Terlihat bahwa sosok Adit mempunyai masa lalu yang kelam

69

terhadap pemikiran pejabat atau anggota pemerintahan yang

bertindak negatif, yaitu dalam tindakan korupsi kepada rakyat.

Alur flashback tersebut diungkit dalam dialognya ketika tahu

bahwa Iren merupakan anak anggota dewan. Dari pernyataan di

atas diketahui bahwa ANA sudah baik dalam hal permainan

alur dan mengaitkan kejadian pribadi dalam hal pemerintahan.

ANA mendapatkan skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pilihan kata dan kalimat pada naskah drama yang

ditulis oleh ANA mudah dipahami dan seperti bahasa

kebiasaan pada umumnya. Seperti yang dikatakan di atas ada

diksi yang bermakna cukup dalam seperti „bersikap dingin‟ dan

menggunakan istilah „anak jalanan‟ yang mengindikasikan

bahwa Adit adalah orang yang sangat sederhana dan dapat

dikatakan mempunyai ekonomi yang kurang mampu.

Berdasarkan penjelasan di atas, ANA mendapatkan skor 4

(Baik).

Dari penjelasan di atas, naskah drama karya ANA

terbilang sudah baik dalam memainkan alur mundur atau

flashback, adapun pemerolehan skor 5, 3, 4, 4. Dari penjelasan

di atas, peneliti memberi nilai 80 dengan predikat B (Baik).

13) Hasil Naskah Drama Karya BRI

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya BRI berjudul "Yang Terang

Belum Tentu Indah" dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang

berjudul "Untukmu Negeri". Naskah drama BRI mengisahkan

tentang pemilihan ketua RW di sebuah kampung dengan kedua

calon kandidat saing, Pak Komarudin dengan Pak Anton dan

Pak Eky dengan Pak Wahyu. Salah satu calon kandidat

melakukan curang untuk dapat terpilih menjadi ketua RW,

kecurangan yang dilakukan yaitu dengan aksi politik uang yang

70

dibagikan kepada masyarakat. Namun perbuatan Pak Eky dan

Pak Wahyu diketahui oleh Pak Komarudin dan ada berita

bahwa Pak Wahyu melakukan politik uang, akhirnya calon

kandidat tersebut diberikan sanksi.

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa keserasian

antara parafrase syair lagu dan isi naskah drama, keduanya

sudah cukup sesuai namun dalam mengidentifikasi tiap lirik

lagu untuk dikembangkan menjadi sebuah rangkaian dialog

belum terlihat secara detail. Permasalahan yang diangkat dalam

naskah drama tersebut hanya menceritakan kecurangan yang

dilakukan oleh salah satu calon ketua RW.

BRI mampu memparafrase syair lagu ke naskah

drama dengan tepat dan sesuai dengan tema, yakni tentang

kecurangan seorang calon ketua RW. Peneliti memberi skor 5

(Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Dialog-dialog yang terdapat di dalam naskah drama

BRI sudah menggambarkan kisah yang ada dari lagu yang

diparafrasekan. Makna yang tersirat pada naskah drama

tersebut mengungkapkan kejadian curang dengan politik uang.

Walau tidak rinci dalam membahas suatu topik, tetapi ia

mencoba untuk memahami syair lagu yang diparafrasekan.

Pada naskah drama BRI sudah ada kejadian sosial dan

politik yang diungkap sesuai dengan lagu yang diparafrasekan.

Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik)

c) Kreativitas

Kreativitas BRI sudah baik, ia menulis naskah drama

dengan menggunakan alur maju tetapi dalam menyelesaikan

suatu konflik menurut peneliti sangat kreatif. BRI menulis

dialog-dialog antartokoh dengan menggunakan ragam bahasa

santai.

71

Pak Eky: "Tolong maafkan saya, jangan bawa saya ke

jalur hukum saya benar-benar sangat menyesal dan

saya berjanji tidak akan mengulangi lagi."

Dari dialog di atas, BRI mencoba untuk

menghidupkan dialog dengan tokoh lain dengan cara

permohonan dari orang yang membuat kesalahan. Ia

menyajikan bahwa naskah drama tersebut seakan-akan kejadian

nyata yang dapat ditemukan.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa BRI

sudah tepat dalam membuat jalan cerita yang dikaitkan dengan

kehidupan di sekitarnya. Peneliti memberi skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Bahasa yang digunakan dalam naskah drama BRI

menggunakan ragam bahasa santai dan ada beberapa yang

diselipkan dengan bahasa daerah Betawi.

Bu Yati: Setuju saja, asalkan bapak bisa menjalankan

amanah yang diberikan dan selalu jujur jangan

boong bae.

Kata yang bergaris miring mengindikasikan bahwa

naskah tersebut mencirikan si penulis, BRI menggunakan

bahasa tersebut karena sesuai dengan kebiasaan bahasa yang

digunakan. Adapun untuk suasana yang terdapat di dalam

naskah drama tersebut cukup baik yang menggambarkan

keadaan mengahrukan. Maka, peneliti memberi skor 3

(Cukup).

Dari penjelasan di atas, naskah drama karya BRI

terbilang sudah baik, namun penyajian dalam mengungkapkan

konflik tidak terlihat secara utuh, hanya permasalahan korupsi

yang dimunculkan, adapun pemerolehan skor 5, 4, 4, 3.

Peneliti memberi nilai 80 dengan predikat B (Baik).

72

14) Hasil Naskah Drama Karya BNK

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya BNK berjudul "Harapan Lagi"

parafrase dari syair lagu Iwan Fals yang berjudul "Untukmu

Negeri". Naskah drama BNK mengisahkan seorang pengamen

atau gelandangan yang tertarik akan dunia pendidikan, yaitu

bersekolah. Agar ia dapat mengubah dirinya bahkan ikut

membantu negara agar lebih baik lagi dengan ia bersungguh-

sungguh bersekolah. Perjalanan si Pengamen menuju

keputusannya ingin bersekolah dipertemukan dengan seorang

perempuan yang memotivasinya.

Dari penjelasan di atas antara judul naskah drama

dengan isinya sangat sesuai bahwa ia ingin mempunyai cita-

cita membangun negeri, awalnya ia pesimis bahwa sekolah

tidak ada gunanya, namun karena dipertemukannya dengan

seorang perempuan, ia menjadi termotivasi. Maka, peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna pada naskah drama BNK sangat tepat dengan

hasil parafrase syair lagu yang dilakukan. Penggunaan kata dan

kalimat mengindikasikan bahwa antara keduanya sinkron,

BNK mencoba memainkan alur dan menimbulkan konflik yang

menyinggung tentang keadaan sosial di bangsanya dan kasus

korupsi karena politik yang tidak sewajarnya.

Hendri: Kalau begini terus pendiri negara kita akan

menangis

Dari potongan dialog di atas mengisyaratkan bahwa ia

mencoba memahami penggalan lirik lagu “Air mata darah

telah tumpah, demi ambisi membangun negeri”. Dari

penjelasan di atas, BNK mendapatkan skor 5 (Sangat Baik).

73

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas BNK sangat baik, terlihat pada

menyajikan isi naskah drama dengan dialog-dialog yang hidup

ditambah dengan mengaitkan permasalahan preman dengan

negara. Selain itu, alur yang digunakan BNK sangat menarik,

yakni dengan menggunakan alur mundur atau flashback

menceritakan kejadian masa lalu yang membuat tokoh berpikir

keras apa yang ingin dilakukan.

Hendri: Ok, pertama, orang tuaku telah tiada, kedua

aku sudah punya pekerjaan dan ketiga, negeri ini

sudah hancur"

Penggalan dialog di atas adanya alur mundur si

Hendri dan termasuk dalam permasalahan atau konflik di

dalam dirinya untuk menerima hal baru yang berkaitan dengan

dirinya. Selain alur yang menarik, BNK juga menyajikan akhir

cerita yang happy anding dengan tercapainya cita-cita si

Pengamen untuk menjadi orang yang lebih baik. Oleh

karenanya BNK sangat baik dalam memainkan alur cerita yang

menarik dan mengaitkan kehidupannya, peneliti memberi skor

5 (Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemilihan kata yang digunakan menggunakan bahasa

yang mudah dipahami, pada bagian perkenalan atau pembuka,

BNK menggunakan bahasa Inggris „restaurant‟ yang

seharusnya „restoran‟. Dari pemilihan kalimat, BNK

menggunakan kalimat yang sesuai dengan konteksnya. Kalimat

tanya, jawab, dan perintah terpenuhi dalam naskah drama

tersebut. Hal tersebut menyatakan bahwa BNK sudah tepat

dalam pemilihan kata dan kalimat. Dari penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 4.5 (Baik).

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa naskah drama karya BNK sudah sangat baik dengan

74

menyajikan alur mundur dan konflik yang dimunculkan sesuai

dengan syair lagu yang diparafrase dan pemerolehan skor BNK

5, 5, 5, 4.5. Dari analisis di atas, peneliti memberi nilai 97.5

dengan predikat Sangat Baik (SB).

15) Hasil Naskah Drama Karya DHS

a) Kemampuan Pemahaman

Penulisan dialog yang dilakukan oleh DHS cenderung

sama dengan lagu yang diparafrasekan. Terlihat di dalam

dialog Diana hanya memindahkan lirik-lirik lagu menjadi

dialog antartokoh.

Andi : Nafsunya sangat kuat ingin berkuasa

mengetahui cerita Anita

Penggalan dialog di atas merupakan lirik lagu Iwan

Fals pada bait pertama, hanya perbedaannya ada penambahan

kata. Adapun liriknya yaitu:

Nafsu ingin berkuasa

Dari penggalan dialog di atas dapat diketahui bahwa

DHS cukup baik dalam hal pemahaman namun tidak

mengembangkan pikiran untuk menjadi dialog yang lebih

menarik. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 3

(Cukup).

b) Ketepatan Makna

Dialog-dialog dalam naskah drama DHS cenderung

mempunyai kesamaan antara syair lagu dengan naskah drama

yang ia tulis. Kesamaan tersebut menjadikan dialog-dialog

pada naskah drama yang DHS tulis tidak membangun sebuah

konflik yang menceritakan keadaan sosial atau politik.

Dari pernyataan tersebut, DHS sudah berusaha

membuat dialog namun ia belum mampu berpikir dan

berimajinasi. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi

skor 3 (Cukup).

75

c) Kreativitas

Secara umum keseluruhan isi naskah dram DHS

dominan hanya mengutip dan sedikit menambahkan kata atau

kalimat dari lagu yang diparafrasekan.Hal yang dilakukan

sudah cukup baik hanya DHS belum mengembangkan

pemikirannya yang lebih dalam untuk menciptakan dialog-

dialog yang lebih luas. Kreativitas Diana terlihat mengubah

judul lagu menjadi judul naskah drama yang menarik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 3

(Cukup).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemilihan diksi dan kalimat tidak jauh berbeda

pembahasan di atas, hasil naskah drama DHS lebih banyak

pernyataan penegasa namun tidak diikuti dengan tanda seru (!).

Isi naskah drama terlihat monoton dan berisi narasi dari

penulis. Dari penjelasan di atas, maka peneliti memberi skor 3

(Cukup).

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa naskah drama

DHS kurang dalam memahami lagu seutuhnya, ia hanya

memindahkan lirik lagu ke dalam dialog-dialog yang ia

tuliskan ke dalam naskah dramanya, terlihat dari pemerolehan

skor 3, 3, 3, 3. Berdasarkan analisis di atas, peneliti memberi

nilai 60 dengan predikat C (Cukup).

16) Hasil Naskah Drama Karya EPI

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya EPI berjudul "Hubungan Tidak

Restu" dari parafrase syair lagu Slank yang berjudul "Seperti

Para Koruptor". Hubungan Tidak Restu mengisahkan tentang

anak konglomerat yang sulit mendapatkan cinta karena

kecantikan dan kekayaan keluarganya yang berlimpah. Namun,

ada seorang pemuda sederhana yang mengajaknya berkenalan

76

dan menjalim kasih dengannya. Pada akhir kisah, cinta

keduanya tak direstui orang tua dari si anak konglomerat.

Dari gambaran kisah di atas, terlihat bahwa EPI sudah

baik dalam memahami syair lagu yang diparafrasekan. Ia

mengaitkan syair lagu Slank yang berjudul "Seperti Para

Koruptor" lebih dominan mengambil atau mengaitkan

permasalahan cinta antar dua anak muda. Tetapi, konflik

korupsi tidak diungkit dalam naskah drama tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa EPI

sudah tepat dalam menulis naskah drama sesuai dengan

parafrase syair lagu. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti

memberi skor 4 (Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna dalam naskah drama EPI sudah sesuai dengan

syair lagu yang diparafrasekan, tetapi EPI tidak menulis naskah

drama dengan detail. Permasalahan atau konflik yang diangkat

tidak keseluruhan.

Rian: Aku tidak butuh hartamu, tetapi aku lebih

memilih cinta dan kasih sayang.

Dari penggalan dialog di atas mengindikasikan

tingkat pemahaman dan makna yang tersirat dari dialog dapat

dikaitan dengan syair lagu yang diparafrasekan. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi skor 3 (Cukup).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas EPI cukup baik pada pemilihan

kata dan kalimat yang terlihat dramatis. Dramatis yang

dimaksud dalam mengungkapkan hal pada dialog antartokoh.

Anya: Walaupun keluargaku orang yang sangat

terpandang tetapi aku tidak seperti keluargaku yang

hanya mementingkan kekayaan.

Anya: Anggap saja perkataan ayahku seperti angin

yang berlalu.

77

Selain dialog di atas, ada satu dialog yang

menandakan pemahaman parafrase EPI, tetapi pada dialognya

hanya memindahkan syair lagu yang hanya ditambahkan

dengan beberapa diksi.

Rian: aku juga tidak butuh hartamu...

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa EPI pada

dasarnya kreatif, namun dalam menuliskan naskah drama

tersebut belum dituangkan seluruhnya isi pikiran, menjadikan

dari dialog-dialog tidak begitu hidup. Maka, peneliti memberi

skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemiluhan kata pada naskah drama karya EPI

menggunakan bahasa yang mudah dipahami, ia pun

menggunakan kata „konglomerat‟ dalam penyebutan tokoh

yang memiliki kekayaan. Hal tersebut merupakan simbol dari

pemilihan diksi yang digunakan oleh si penulis. Sedangkan

suasana yang terbangun dalam naskah drama EPI cukup baik

dari segi dialog yang sesuai dengan karakter. Peneliti memberi

nilai 3 (Cukup).

Dari penjelasan di atas, naskah drama karya EPI

terbilang sudah baik dalam tingkat pemahaman parafrase syair

lagu ke naskah drama, tetapi ia tidak menuangkan kreativitas

dalam penyajian alur dan konflik, dapat dilihat dari skor

masing-masing 4, 3, 4, 3. Dari analsis di atas, peneliti memberi

nilai 70 dengan predikat Baik (B).

17) Hasil Naskah Drama Karya FJM

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya Fahri berjudul “Pemuda yang

Dirindukan Negara” dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang

berjudul “Untukmu Negeri”. Naskah drama tersebut

menjelaskan kisah pemuda yang religus dan nasionalis dengan

78

membaca biografi tokoh pendiri bangsa atau pahlawan sebagai

motivasi untuk membangun negeri.

Dari penjelasan di atas, isi dari naskah drama FJM

dapat dikatakan cukup baik dalam memparafrasekan syair lagu.

Namun, dialog-dialog antartokoh yang ditulis hanya bercerita

atau percakapan pada umumnya, konflik dan alur yang

digunakan tidak diungkapkan dengan rinci. Mengakibatkan

naskah drama tersebut tidak seutuhnya dapat menceritakan dari

satu tema yang menarik. Dari penjelasan di atas, peneliti

memberi skor 3 (Cukup).

b) Ketepatan Makna

Makna yang terdapat dalam naskah drama karya FJM

secara umum sudah sesuai dengan syair lagu yang diparafrase.

Naskah drama Fahri berjudul "Pemuda yang Dirindukan", jika

dipahami dari judul tersebut mempunyai makna yang menarik,

tetapi isi naskah drama FJM monoton dan beberapa kali hanya

memindahkan lirik lagu yang dijadikan dialog salah satu tokoh.

Ridwan: Iya air mata darah mereka tumpah demi

ambisi membangun negeri ini

Selain penjelasan di atas, diksi yang digunakan ada

yang bersimbol bahasa yang digunakan pada saat ini, seperti

'milenial' yang bermakna zaman yang mudah mendapatkan

informasi. Seperti yang penjelasan di atas, FJM tidak

memparafrasekan syair lagu keseluruhan, akibatnya makna

yang tersirat sangat monoton. Dari penjelasan di atas, peneliti

memberi skor 3 (Cukup).

c) Kreativitas

Walaupun tingkat pemahaman FJM sudah cukup baik,

namun kreativitas FJM banyak menggunakan istilah-istilah

yang khas, seperti „milenial‟ dan FJM menuliskan dialog yang

mengungkapkan cerita suatu daerah, yakni kisah si Pitung.

Seperti potongan dialog di bawah ini:

79

Kurnia: Kalau aku membaca biografi si Pitung

pahlawan dari betawi

Dari dialog di atas mencirikan bahwa FJM

mengetahui kebudayaan Betawi atau yang berkaitan dengan

Jakarta. Ini menjadi hal yang menarik, ia dapat menulis naskah

drama dengan mengaitkan perbendaharaan kata dan

pengalaman yang ditulis pada naskah dramanya. Dari

penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Dialog-dialog yang ditulis menggunakan bahasa yang

mudah dipahami dan seperti pada kebiasaan. Naskah drama

tersebut pun menggunakan bahasa yang religius.

Rudy: .... karena ridho Allah ada pada di ridho orang

tua.

Dari potongan dialog di atas salah satu ciri dari

kepribadian FJM memang terkenal religius di hadapan teman-

temannya. Selain religius, dialog yang digunakan FJM

mencatut perkataan dari seorang pahlawan, yakni Ir. Soekarno.

Seperti potongan dialog di bawah ini:

Rudy: .... "Aku lebih suka pemuda yang kumpul dan

membicarakan masa depan negeri ini daripada

pemuda yang belajar dan hanya memikirkan

kesuksesannya sendiri".

Hal di atas dapat disimpulkan bahwa FJM sudah baik

dalam pemilihan kata dan kalimat. Dari pembahasan di atas,

peneliti memberi skor 4 (Baik).

Dari penjelasan di atas, naskah drama karya FJM

sudah cukup baik pada tingkat kreativitas dan penggunaan

bahasa, adapun pemerolehan skor yang didapat 3, 3, 4, 4.

Berdasarkan analisis di atas, peneliti memberi nilai 70 dengan

predikat B (Baik).

80

18) Hasil Naskah Drama Karya FLA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya FLA berjudul "Takdir Sama"

dari parafrase syair lagu Slank yang berjudul "Seperti Para

Koruptor". Naskah drama FLA mengisahkan cinta sepasang

mahasiswa yang saling mencinta berawal dari perkanalan di

kelas karena si perempuan mahasiswi pindahan dari London

dan anak dari pejabat. Namun kisah cintanya hampir

tergoyahkan karena Gilang tahu bahwa perempuan yang ia

sayangi merupakan anak dari pejabat yang korupsi, Gilang

adalah seorang yang komitmen kepada diri sendiri tidak akan

menemani anak dari pejabat yang korupsi. Namun berjalannya

waktu, ia memaafkan si perempuan tersebut.

Dari paparan di atas terlihat bahwa tingkat

pemahaman FLA sudah baik dalam menyajikan kisah yang

begitu rumit dalam menjalani kisah cinta dari sepasang

mahasiswa. Penjelasan di atas pun jika dikaitkan dengan syair

lagu yang diparafrasekan sudah sesuai. Naskah drama FLA

sudah sesuai dengan lagu yang diparafrasekan, yakni sesuai

dengan tema pemimpin yang korupsi suatu negara. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna yang tersirat pada naskah drama karya FLA

sudah baik. Dialog antartokoh sangat sesuai dengan parafrase

syair lagu. Seperti contoh narasi di bawah ini:

.... dan sadar bahwa dia mencintai nina karena apa

adanya, bukan karena hartanya, perhiasannya,

kekayaannya dan Jinggapun menemui nina"

Dari potongan narasi di atas jelas jika dikaitkan

dengan syair lagu Slank yang berjudul "Seperti Para Koruptor"

sangat sesuai karena adanya permasalahan sosial dan politik di

81

dalam naskah drama tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas FLA sangat baik dengan

menyajikan alur yang menarik dan membuat peneliti tertarik

untuk membacanya. Kreativitas yang terlihat pada konflik yang

dibagun ketika tahu bahwa ayah Nina (perempuan yang Jingga

cintai) terlibat kasus korupsi.

“Setelah beberapa hari kemudian ternyata papah

Nina ditangkap polisi karena ia adalah seorang

koruptor yang baru diketahui oleh polisi.”

Sontak Jingga pun kaget ketika mendengar bahwa

ayah Nina terjerat kasus korupsi. Pada akhirnya keduanya

berpacaran, namun ayah Jingga sakit dan sekarat di rumah

sakit, ayah Jingga pun menceritakan bahawa ia bukan anak

kandungnya.

Ayah Jingga: ga, kamu ini sebenarnya bukan anak

kandung ayah

Jingga: apa yah? Jadi aku anak siapa yah?

Ayah jingga:.kamu itu dahulu anak majikan ayah,

anak seorang pejabat negara namun karena ayah

kamu korupsi dan dipenjara, lalu ibu kamu

menitipkan kamu dengan ayah karena tidak mampu

membiayaimu.

Dari penjelasan di atas sangat menarik permainan alur

yang ditulis oleh FLA. Ia mencoba mengungkit kembali masa

lalu Jingga yang kelam, yaitu menceritakan kedua orang

tuanya. Sepengetahuan Jingga, ia adalah orang sederhana,

tetapi sebenarnya ia pun merupakan anak pejabat yang korupsi

pula. Ini menjadi makna yang tersirat dari naskah drama FLA

yang berjudul "Takdir Sama". Peneliti memberi skor 5 (Sangat

Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemilihan kata dan kalimat sesuai dengan konteksnya,

yaitu dengan menggunakan ragam bahasa santai dan seperti

82

bahasa keseharian. Sedangkan, kalimat yang ditulis di dalam

dialog-dialog adanya kalimat tanya, jawab, dan perintah.

Adapun suasana di dalam cerita tersebut terlihat karakter si

tokoh. Maka, peneliti memberi skor 4 (Baik).

Dari penjelasan di atas, naskah drama karya FLA

sudah sangat baik dalam memainkan alur cerita dan konflik

yang dibangun, adapun skor yang diperoleh FLA yaitu 5, 4, 5,

4. Peneliti memberi nilai 90 dengan predikat Sangat Baik (SB).

19) Hasil Naskah Drama Karya HMI

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya HMI berjudul "Hilangnya

Harapan" parafrase dari syair lagu Slank yang berjudul "Seperti

Para Koruptor". Hilangnya Harapan mengisahkan kehidupan

percintaan mahasiswa rantau yang bernama Kahar dengan

pasangannya Nandini anak dari seorang pejabat negara,

pasangan tersebut berbeda kasta ekonomi. Pada awal

berhubungan Kahar tidak tahu bahwa Nandini anak dari

seorang pejabat, namun dengan berjalannya waktu, akhirnya

mengetahui latar belakang si pacar. Kisah yang disajikan

dikaitkan dengan peristiwa tahun 1998 saat terjadi aksi demo

kepada pemerintah Soeharto dan para pejabat yang korupsi,

akhirnya pasangan tersebut berpisah dengan menjalankan

kehidupan masing-masing.

Dari penielasan di atas dapat diketahui bahwa HMI

sangat baik dalam parafrase syair lagu yang dilakukan dalam

menuliskan dialog antartokoh, konfik yang diangkat sangat

tepat yakni prihal korupsi dan percintaan yang dikaitkan

dengan peristiwa bersejarah Indonesia, yakni Krisis Moneter

tahun 1998. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5

(Sangat Baik).

83

b) Ketepatan Makna

Telah dijelaskan di atas bahwa pemahaman HMI

sangat baik, begitu pun dalam penggunaan kalimat, makna

yang tersirat pada kalimat dari dialog-dialog sangat sesuai

dengan isi dari parafrase syair lagu yang dituliskan.

Makna dari naskah drama Hilangnya Harapan dari

dialog yang menyatakan bahwa kekecewaan Kahar kepasa

Nandini yang mengetahui ia adalah anak dari pejabat negara,

akhirnya hubungan mereka pun kandas.

Kahar: .... Nandini... Aku ingin istirahat sejenak. Kita

putus ya, dunia ini luas, jangan bersedih, aku pamit.

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa naskah drama

karya HMI dalam ketepatan makna sudah sesuai dengan

permasalahan ekonomi dan politik. Dari penjelasan tersebut

peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas HMI sangat menonjol dalam

menulis naskah drama ialah dalam menyajikan alur cerita

berupa konflik. Alur yang digunakan menggunakan alur maju

yang dihantui dengan hal-hal masa lalu (flashback). Kejadian

masa lalu yang dialami ialah HMI mampu menuliskan dialog

tokoh Kahar dengan begitu komitmen dengan pendiriannya, ia

sangat tidak senang dengan anak seorang pejabat karena lebih

mengarah hal negatif.

Hal menarik lainnya yakni HMI dapat

mengungkapkan dan mengaitkan pengrtahuan kejadian 98‟

dengan menuliskan dalam dialog antartokoh sampai memuncak

dalam dialog.

Kahar: Din, besok 19 Mei ada aksi mahasiswa untuk

menurunkan Soeharto.

84

Dari dialog di atas dapat diketahui bahwa HMI

memiliki pengetahuan sejarah tentang peristiwa masa

pemerintahan presiden Soeharto. Sampai pada akhir kisah

dikatakan bahwa pasangan tersebut menjalni kehidupan

masing-masing.

Naskah drama karya HMI menceritakan kisah yang

menarik dan dikaitkan dengan kejadian ‟98. Peneliti memberi

skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Penggunaan kata pada naskah drama HMI cukup baik,

bahasa atau istilah yang digunakan memberi simbol kata

tersebut muncul atau sering digunakan pada zamannya. Adapun

contoh kata yang digunakan seperti „mikrolet‟, „Universitas

Trisakti‟, „kolomerat‟. Penggunaan kata tersenut mencirikan

bahwa naskah drama tersebut memang benar-benar nyata

dalam kisahnya, membuat pembaca tertarik mengetahui isi dari

drama tersebut. Kalimat yang digunaian sesuai dengan

konteksnya, kalimat tanya dan perintah sudah lengkap dalam

naskah drama tersebut.

Sedangkan, suasana dalam naskah drama HMI ditulis

dengan baik dan tepat sesuai dengan karakter tokoh dan

mencirikan hidupnya dialog tersebut. Maka, peneliti memberi

skor 4 (Baik).

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa naskah drama HMI yang berjudul “Hilangnya Harapan”

sudah sangat baik. Penyajian alur dan kisah yang dikaitkan

dengan kejadian bersejarah membuat naskah drama tersebut

hidup, sesuai dengan pemerolehan skor yaitu 5, 4, 4, 4. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi nilai 90 dengan predikat

SB (Sangat Baik).

85

20) Hasil Naskah Drama Karya HAA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya HAA berjudul "Seperti Ini" dari

parafrase syair lagu Slank berjudul "Seperti Para Koruptor".

Seperti Ini mengisahkan percintaan pasangan pekerja kantoran

yang kandas karena tidak ada komunikasi dan kesalahpahaman.

Lea tokoh yang mencintai Ares seorang idiot yang dianggap

oleh Mita teman dari Lea. Pada akhirnya mereka dipertemukan

dengan penjelasan dari Ares yang menyatakan bahwa ia tidak

bekerja sebagai manajer karena dijebak oleh teman kantornya,

namun Lea tetap mencintainya karena ia mencintai dengan

tulus, bukan karena harta atau jabatan.

Penjelasan di atas diketahui bahwa kemampuan HAA

cukup baik, namun dalam menulis dialog ia tidak menuliskan

secara utuh kejadian yang sebenarnya terjadi, hanya pesan-

pesan bahwa ada kejadian curang yang menyebabkan mereka

berpisah. Sedangan jika dikaitkan dengan parafrase syair lagu

ke naskah drama, naskah drama yang berjudul "Seperti Ini"

sudah cukup sesuai hanya pengungkapan konflik tidak terlihat.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa HAA

menulis naskah drama sesuai dengan syair lagu yang

diparafrasekan. Dialog-dialog yang terdapat bertema pegawai

atau karyawan perkantoran yang dibodohi oleh atasannya

dengan perilaku korupsi dan memanfaatkannya. Dari

penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 4 (Baik).

b) Keteptan Makna

Naskah drama HAA menuliskan dialog-dialog dengan

bahasa yang cukup menarik, seperti „sedu‟, „idiot‟ yang

bermakna mempunyai pemahaman yang lemah. Penggunaan

kata-kata tersebut menandakan bahwa HAA dapat menulis

86

naskah drama dengan mengungkit masalah sosial, walaupun di

dalam naskah drama tersebut tidak seutuhnya dituliskan.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa HAA

menulis naskah drama cukup baik dalam mengungkap masalah

sosial, sedangkan permasalahan politik tidak diungkit dengan

detail. Peneliti memberi skor 3 (Cukup).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas HAA cukup baik dalam

memainkan kata dan kalimat, HAA lebih puitis dibanding

dengan teman-teman lainnya. Terlihat dari naskah dramanya

yang memainkan kata membuat peneliti sangat terkesan.

(Perempuan itu, Lea, menatap sendu sebuah buku di

atas pangkuannya. Buku itu terlihat biasa saja,

namun perempuan itu terus mengusap bukunya

lembut dalam pangkuannya.)

(Di tempat lain, Ares tengah berkulat dengan foto-

foto miliknya. Ia terlihat menyimpan banyak stress

dan kelelahan).

Dari potongan narasi di atas terlihat bahwa HAA

mencoba menuangkan kemampuan sastranya dalam

memainkan kata-kata yang begitu puitis. Dari pernyataan

tersebut, peneliti memberi skor 3 (Cukup).

d) Penggunaan Kata dan Kalimat

Kata yang digunaian sudah di jelaskan pada bagian

Ketepatan Makna bahwa kata yang digunaian di dalam naskah

drama HAA beberapa kali menggunakan kata yang makna

yang sangat dalam. Sedangkan pengunaann kalimat sesuai

dengan konteksnya, kalimat tanya dan suruh.

Latar suasana dalam naskah drama HAA sudah cukup

baik yang menandakan karakter si tokoh. Walaupun dari

penjelasan sebelumnya HAA tidak menulis naskah drama

dengan rinci. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi

skor 3 (Cukup).

87

Dari penjelasan di atas naskah drama HAA sudah

cukup baik namun pengungkapan atau konflik yang disajikan

tidak terlihat, dapat dilihat dari pemerolehan skor yaitu 4, 3, 3,

3. Dari hasil analisis di atas, peneliti memberi nilai 65 dengan

predikat C (Cukup).

21) Hasil Naskah Drama Karya IDF

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya IDF berjudul "Arti Lain"

darafrase syair lagu Slank brrjudul "Untukmu Negeri". Arti

Lain menceritakan seorang wali kota Bandung yang dikabarkan

dalam kepempimpinannya mengalami kendala atau konflik

dengan masyarakat. Konflik tersebut yaitu program bagi

masyarakat tidak berjalan, sampai masyarakat melakukan aksi

di depan gedung pemerintah. Aksi dikomandoi oleh perwakilan

warga yabg terus membuat suasana keruh dan diadu domba.

Namun pada akhirnya wali kota tersebut tidak bersalah dan

melalukan sesuai program walau agak molor waktu

pelaksanaannya.

Dari penjelasan di atas pemahaman IDF saat

memparafrase syair lagu ke naskah drama ada perbedaan dalam

penulisan cerita. IDF menulis konflik kepemimpinan daerah

dengan cukup baik, namun permasalahan yang lebih berkaitan

dengan syair lagu tidak terlihat di dalam naskah tersebut. Isi

naskah drama tersebut tidak detail pun konflik yang dibangun

belum klimaks. Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4

(Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna pada naskah drama IDF secara umum sudah

menggambarkan kisah yang terdapat dalam syair lagu yang

diparafrasekan, namun makna yang tersirat tidak seutuhnya

terlihat. Telah dikatakan di atas bahwa alur yang digunakan

88

tidak sampai puncak atau klimaks. Pokok permasalahan dalam

naskah drama terdapat pada seorang warga yang berniat

mengadu domba dengan si wali kota.

“Tomo yang merupaka salah satu warga dari

kerumunan tersebut dan yang merupakan seorang

yang tidak suka pada Wijaya dan berusaha mengadu

domba antara Wijaya dan warga Kota Bandung”.

Dari potongan narasi di atas jika dikaitkan dengan

syair lagu yang tepat terdapat pada lirik:

“Perihnya masih terasa

Sakitnya tak terhingga

Nafsu ingin berkuasa

Sungguh mahal ongkosnya”.

Dari penjelasan di atas, naskah drama IDF

mengangkat permasalahan sosial dan politik dengan tepat. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Kreativitas IDF dapat dikatakan cukup baik dari

penulisan naskah dramanya. Ia menulis naskah drama tidak

seperti biasanya (dalam bentuk dialog antartokoh), namun

dengan bentuk narasi atau menceritakan isi naskah drama

tersebut. Selain itu, IDF kreatif dalam menyajikan alur walau

tidak detail namun konflik yang dibangun menarik, yaitu

dengan adanya provokator di saat aksi demo kepada

pemerintah.

Dari pernyataan di atas, naskah drama IDF sudah

tepat dalam menyajikan alur cerita dan mengaitkan

pengetahuannya tentang demo, provokator, dan lain

sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memberi

skor 4 (Baik).

d) Penggunaan Kata dan Kalimat

Penggunaan kata pada naskah drama IDF

menggunakan Bahasa yang mudah dipahami dan diselingi

dengan bahasa tidak baku, seperti „omong doang‟ „omongan‟.

89

Selain itu, IDF mengisahkan tentang masyarakat Bandung

tetapi simbol dari kota tersebut tidak ditampilkan, bahkan nama

tokoh-tokohnya pun seperti nama pada umumnya, tidak

mencirikan seperti orang Sunda.

Penggunaan kalimat pada naskah dram IDF sudah

sesuai dengan struktur maupun jenisnya. Kalimat yang

digunakan ada kalimat perintah, tanya, dan suruh. Adapun

suasana dalam cerita tersebut sesuai dengan karakter tokoh.

Peneliti memberi skor 3 (Cukup). Dari analisis di atas diketahui

bahwa IDF menuliskan naskah drama dengan baik walaupun

konflik atau permasalahan tidak dibangun secarah utuh, adapun

pemerolehan skor IDF 4, 4, 4, 3. Berdasarkan hasil analaisis,

peneliti memberi nilai 75 dengan predikat B (Baik).

22) Hasil Naskah Drama Karya ISA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya ISA berjudul “Bayangan” hasil

parafrase syair lagu Slank yang berjudul “Seperti Para

Koruptor”. Bayangan mengisahkan masa-masa indah di SMA

yakni masa percintaan saat menjadi siswa baru di satu sekolah.

Seorang lelaki bernama Sasuke menyukai dan sangat tertarik

dengan wanita yang baru dikenal di sekolahnya, Sakura

namanya. Percintaan mereka terus berjalan sampai dunia

perkulihan satu almamater. Namun, di saat pasangan tersebut

bahagia, Sakura ternyata anak dari seorangpejabat yang

koruptor pada tahun 98. Sasuke pun kecewa, pada akhirnya ia

meninggalkan Sakura.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa ISA paham

makna dari syair lagu yang diparafrase, namun ia terlalu

monoton dalam menuliskannya dan tokoh yang digunakan

sangat unik namun pada kisahnya tidak sinkron. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi skor 4 (Baik).

90

b) Ketepatan Makna

Naskah drama karya ISA pada umumnya sudah sesuai

dengan parafrase syair lagu, tetapi ISA lebih dominan

mengisahkan kisah percintaan dan permasalahan politik tidak

diungkap secara rinci. Akibat dari kurangnya mengaitkan

permaslahan tersebut, kisah dari naskah drama ISA terlihat

monoton.

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa naskah drama

ISA sudah cukup baik dalam mengungkap masalah sosial, yaitu

tentang percintaan. Sedangkan permasalahan ekonomi atau

politik tidak dikaitkan. Dari penjelasan di atas, peneliti

memberi skor 3 (Cukup).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas ISA cukup baik. Telah dijelaskan

di atas bahwa ia sangat unik dalam pemilihan nama tokoh, hal

tersebut merupakan kreativitas atas pengetahuan tontonan serial

kartun Naruto. Adapun nama-nama yang digunakan memang

benar-benar tokoh yang terdapat dalam acara Naruto, seperti

„Sasuke‟, „Naruto‟, „Sakura‟.

Dari pernyataan di atas, terlihat bahwa ISA menulis

naskah drama dengan alur cerita yang sederhana, namun

pemilihan nama tokoh sangat menarik. Ia mencoba mengaitkan

nama tersebut sesuai dengan pengetahuannya. Peneliti memberi

skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemilihan kata pada naskah drama karya ISA

menggunakan bahasa yang mudah dipahami, kalimat yang

digunakan pun sesuai dengan konteks pemakaiannya.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa ISA mampu

dalam menulis naskah drama hasil parafrase lagu walaupun

cerita dari awal sampai akhir seperti berbingkai. Berdasarkan

91

penjelasan di atas, peneliti memberi skor 3 (Cukup). Dari

penjelasan di atas bahwa ISA sudah cukup baik dalam

memparafrase syair lagu ke naskah drama dalam pemilihan

nama tokoh, dapat diketahui dengan pemerolehan skor 4, 3, 4,

3. , peneliti memberi nilai 70 dengan predikat B (Baik).

23) Hasil Naskah Drama Karya JMA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya JMA berjudul “Gugur Kelam”

dari parafrase syair lagu Slank yang berjudul “Untukmu

Negeri”. Gugur Kelam mengisahkan seorang remaja yang

sangat gigih ingin menjadi tantara dengan berawal dari

keinginannya untuk sekolah militer. Namun pada proses

menjadi tantara tidak mudah, ia dihadapi dengan keluarga yang

tidak mendukung karena alasan khawatir akan keselamatan

untuk menjadi tantara. Tetapi, tekad bulat Kevin untuk menjadi

tantara, membuat keluarganya untuk mengikuti kemauan si

Calon Tentara tersebut. Pada akhir cerita, Kevin menjadi

tantara tertinggi di dalam dunia kemiliteran dan ia pun gugur di

medan perang.

Dari penjelasan di atas JMA sangat baik dalam

memahami syair lagu yang diparafrasekan. Ia lebih

mengedepankan menceritakan kisah seorang tantara yang

berjuang di medan perang dengan kegigihannya dan JMA

mengaitkan pemerintahan dalam memberikan keadilan bagi

pahlawan.

Dari penjelasan di atas, naskah drama JMA sudah

sesuai dengan parafrase syair lagu yaitu bertema kisah seorang

pahlawan yang berjuang di negerinya. Dari penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 4 (Baik).

92

b) Ketepatan Makna

Makna pada naskah drama JMA sangat sesuai dengan

syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu Negeri” dari

mulai mengisahkan kegigihan seorang pemuda yang ingin

menjadi tantara sampai ia pun gugur di medan perang dan

meminta peradilan kepada pemerintah atas segala jasanya yang

telah dikorbankan. Dari penjelasan di atas, naskah drama karya

JMA sudah mengungkap atau menceritakan tentang keadaan

sosial. Peneliti memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas JMA sangat terlihat dalam

memainkan kisah dibalik memberi contoh kepada pembaca

atau peneliti untuk dapat menghargai jasa-jasa pahlawan.

Kreativitas JMA terlihat pada pengetahuan tentang dunia

militer, ia mengetahui dan menuliskan hal yang berkaitan

dengan tantara, seperti „Danton (Komandan Pleton)‟ dan

„Akademi Militer‟.

Selain hal di atas, JMA sebenarnya dapat lebih

membangun kreativitasnya, namun ia tidak menuliskan naskah

drama dengan detail karena mungkin beberapa fakor yang ada

dalam dirinya. Peneliti memberi skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Penggunaan kata dan kalimat sudah sesuai dengan

konteks pemakaiannya. Bahasa yang digunakan pun sangat

mudah dipahami dan suasana yang dibangun pada naskah

drama tersebut sangat intim dengan mengisahkan kehidupan

keluarga.

Sedangkan suasana yang terbangun dalam cerita di

dalam naskah drama JMA yang lebih menonjol yakni suasana

mengharukan tentang pahlawan. Dari pernyataan tersebut,

peneliti memberi skor 4 (Baik).

93

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa JMA sudah

tepat dalam melakukan parafrase syair lagu ke naskah drama.

Kemampuannya terlihat dalam menyajikan kisah atau cerita

yang sangat menarik, dapat diketahui dengan pemerolehan skor

4, 4, 4, 4. Peneliti memberi nilai 80 dengan predikat SB

(Sangat Baik).

24) Hasil Naskah Drama Karya JNR

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya JNR berjudul “Miris” dari

parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu

Negeri”. Miris mengisahkan pemilihan ketua RW di suatu

daerah dengan melakukan dengan segala hal untuk

mendapatkan suara rakyat. Salah satu calon RW

mengumpulkan warga dengan bantuan satpam perumahan. Saat

perkumpulan selesai, sekelompok warga yang sedang

berbincang, diketahui oleh seorang ustadz dan menasihati

warganya.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa JNR cukup baik

dalam memahami syair lagu yang dijadikan naskah drama.

Namun kisah yang ditulis oleh JNR sangat monoton dan

konflik yang tidak terlihat pada naskah drama tersebut. Peneliti

memberi skor 4 (Baik).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama JNR secara keseluruhan belum

sepenuhnya mewakili gambaran dari syair lagu yang

diparafrasekan. Lagu Untukmu Negeri mempunyai makna yang

sangat dalam yang dapat diubah menjadi bentuk yang lebih

sederhan seperti kisah pemilihan ketua RW, namun JNR tidak

menceritakan secara gamblang. Ia hanya mengungkit

permasalahan permainan curang yang dilakukan oleh calon

ketua RW.

94

Permasalahan yang diungkap dalam naskah drama

JNR tentang perilaku curang dengan politik uang, ia sudah

tepat dalam memparafrasekan syair lagu ke naskah drama,

walau tidak terlalu rinci. Maka, peneliti memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas di dalam naskah drama JNR

terlihat pada bagian akhir atau penutup kisah yang ditulis. Ia

menggunakan tokoh ustadz yang menjadi pengingat bagi tokoh

lainnya dan menyinggung permasalahan yang terjadi pada

bangsa ini. Dialog tersebut pun berkaitan dengan makna dari

syair lagu yang diparafrase. Adapun dialognya, sebagai berikut:

“Ustadz: Miris sekali yah negara kita, padahal hanya

jabatan sebagai RW tapi harus merusak moral-moral.

Memang yah di Indonesia semua bisa dilakukan

dengan uang. Negara kita sudah hancur. Semoga kita

semua dijauhkan dari perilaku yang menyimpang.”

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa JNR

sudah menarik dalam menulis alur cerita dan bersifat agamis

dengan adanya tokoh ustadz. Peneliti memberi skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat yang digunakan JNR dengan bahasa

yang mudah dipahami dan bahasa keseharian. Naskah drama

JNR seakan-akan mewakili hati rakyat kecil, bahwa terkadang

jabatan dapat dibeli dengan uang.

Selain hal di atas, penggunaan bahasa pada naskah

drama JNR mengindikasikan bahwa ia mampu membuat istilah

atau kode khusus yang sangat bermakna. Seperti potongan

dialog di bawah ini:

”Calon RW: Bilang saja “Saya akan memberikan

hadiah”.

Suasana yang dibangun dalam naskah drama tersebut

sesuai dengan karakter tokoh. Dari kutipan dan penjelasan

tersebut peneliti memberi skor 4 (Baik).

95

Dari analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa

naskah drama karya JNR sudah baik dalam mengaitkan antara

syair lagu yang diparafrasekan dengan naskah drama yang

ditulis, dapat diketahui dengan pemerolehan skor 4, 4, 4, 4.

Peneliti memberi nilai 80 dengan predikat B (Baik).

25) Hasil Naskah Drama Karya MAZ

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama berjudul “Pecah” dari hasil parafrase

syair lagu Slank yang berjudul “Untukmu Negeri”. Pecah

mengisahkan seorang pemuda 17 tahun yang menjadi volunteer

atau relawan untuk membantu pekerjaan Panitia Pemilihan di

suatu daerah. Saat bocah yang bernama Ali mulai bekerja,

salah satu pendukung paslon mencoba mendesaknya untuk

memilih salah satu paslon, akhirnya perbuatan tersebut

diketahui oleh kubu sebelah. Saat ingin melakukan

penghitungan suara, ternyata ada penggelembungan suara

kedua paslon, mereka saling menuduh, tetapi kejadian tersebut

dilerai oleh seorang tokoh agama.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa MAZ

memahami syair lagu yang diparafrasekan. Ia mencoba

menceritakan kecurangan demi kecurangan yang dilakukan

untuk ambisi mendapatkan jabatan. Hal tersebut sesuai dengan

syair lagu Slank yang berjudul “Untukmu Negeri”. Dapat

diketahui dari penjelasan di atas, bahwa MAZ sudah sangat

baik dalam memparafrase syair lagu ke naskah drama sesuai

dengan tema, yaitu menghalalkan segala cara untuk

mendapatkan jabatan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna pada naskah drama MAZ sudah sesuai dengan

makna syair lagu. Konflik yang dibangun seperti kecurangan,

96

intimidasi, keributan, dan melakukan segala cara, bertujuan

untuk mendapatkan hal yang diinginkan.

“Ustadz Murodh: Sudah cukup Jamal, salah satu

muridku melihat kalian berdua melakukan

kecurangan. Kalian memalukan, kalian melakukan

hal ini karena ego kalian berdua. Bertobatlah kalian

berdua dan berdamailah.”

Potongan dialog di atas menandakan bahwa MAZ

sangat paham makna dari lagu tersebut, namun skala yang

ditulis hanya mengisahkan proses penghitungan suara

antarpaslon.

Dari penjelasan di atas, naskah drama MAZ sudah

menceritakan permasalahan sosial dan politik yang penuh

dengan ambisi. Peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas MAZ sangat baik dalam

penggunaan diksi dan menyajikan konflik sebuah cerita. Diksi

tersebut seperti, „sisi gelap dunia pemilihan‟ dan “bogem”.

Adapun konflik yang disajikan pada tulisan naskah drama

MAZ sudah terlihat mulai dari penyebab konflik sampai

terjadinya konflik. Kedua pendukung paslon mulai membangun

klimaks dengan keduanya diketahui melakukan kecurangan

sampai akhirnya keduanya tersulut emosi.

“Pak Jamal: Apa katamu? Sini ku beri bogem mentah

kepadamu!

Pak Saiful: Sini kau”.

Penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa MAZ

menceritakan suatu konflik sangat menarik dan pemilihan

katanya yang cukup menarik. Dari penjelasan di atas,

peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Penggunaan kata pada naskah dram MAZ sudah baik

dalam pengunakan bahasa yang mudah dipahami dan beberapa

menggunakan bahasa Betawi. Sedangkan, kalimat yang

97

digunakan sudah menandakan kalimat tanya, jawab, dan

perintah. Suasana yang terbangun di dalam naskah drama MAZ

sudah sesuai, yakni terdapat suasana menegangkan sebagai

konflik cerita. Dari pernyataan di atas, peneliti memberi skor 4

(Baik).

Analisis di atas dapat diketahui bahwa MAZ menulis

naskah drama dengan sangat baik pada penyajian cerita dan

penggunaan alur serta diksi yang unik, dapat diketahui dengan

pemerolehan skor 5, 5, 5, 4 dan peneliti memberi nilai 95

dengan predikat SB (Sangat Baik).

26) Hasil Naskah Drama Karya MNA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya MNA berjudul “Stagnan” hasil

parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu

Negeri”. Naskah drama tersebut mengisahkan proses pemilihan

ketua RW di sebuah desa, kedua paslon mempunyai cara

tersendiri untuk mendapatkan hati rakyat untuk memilihnya.

Pak Jaka calon ketua RW mengumpulkan warga untuk

memilihnya dengan imbalan diberi uang Rp50.000, sedangkan

Pak Jarwo hanya berdiskusi dengan teman dekatnya. Pada

akhirnya Pak Jaka pun terpilih menjadi ketua RW, ia menjabat

selama tiga bulan, setelahnya ia dilengserkan karena tidak

bertanggung jawab.

Dari penjelasan di atas MNA mampu

mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menulis

naskah drama setelah memparafrase syair lagu. Pemahaman

MNA terlihat dalam mengubah judul lagu ke naskah drama dan

penyajian alurnya seperti kehidupan sosial sesungguhnya. Dari

penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

98

b) Ketepatan Makna

Makna pada naskah drama MNA secara umum sudah

mewakili isi dari syair lagu walau cara menceritakan lewat

dialog antartokoh tidak seutuhnya terlihat. Naskah drama

tersebut menarik perhatian peneliti dari judul naskah drama

yang ditulis. Kata „Stagnan‟ yang berarti diam di tempat, tetapi

pada naskah drama MNA kata stagnan muncul untuk

mempertegas sesuatu yang sudah dilakukan oleh si tokoh

sebagai „pengingat‟.

“Pak Agus:… tapi ingat dunia berstagnan saat Tuhan

tidur, tapi Tuhan tidak tidur.”

Selain potongan dialog di atas, MNA mencoba

memahami makna syair lagu yang diparafrase berkaitan

dengan keserakahan atau menghalalkan segala cara.

“Beberapa pendukung Pak Jarwo tau asli Pak Jaka

kadang suka berbuat licik demi memenangkan suatu

hal dan beliau dikenal sebagai orang yang tidak

bertanggung jawab saat menjabat sebagai ketua

RW.”

Dari penjelasan di atas, maka naskah drama MNA

sudah baik dalam mengungkapkan permasalahan sosial dan

politik. Peneliti memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas MNA sudah cukup baik.

Kreativitasnya terlihat pada penulisan judul naskah drama.

Tetapi hal-hal yang lain tidak dituangkan dalam tulisan, seperti

alur, konflik, atau hal lainnya yang berkaitan dengan naskah

drama. Naskah drama MNA sudah cukup baik di awal, namun

ia tidak detail pada bagian akhir cerita.

Dari pernyataan di atas, MNA sudah cukup baik

dalam pemilihan judul, tetapi unsur di dalam naskah drama,

seperti alur cerita, tidak ditulis dengan rinci. Berdasarkan

penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 3 (Cukup).

99

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat yang digunakan dalam naskah

drama MNA sudah sesuai. Adapun kelebihan dari naskah

drama tersebut sudah dijelaskan di atas, seperti penggunaan

kata pada judul, kalimat yang menyatakan keserakahan. Hal

tersebut merupakan makna yang terdapat dalam syair lagu yang

diparafrasekan.

Adapun suasana yang terdapat di dalam naskah drama

tersebut, sudah cukup baik. Ia mencoba memahami syair lau

yang diparafrasekan. Maka, peneliti memberi skor 3 (Cukup).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bawa

naskah drama MNA sudah cukup baik dalam segi pemilihan

kata dan kalimat yang sinkron dengan syair lagu yang

diparafrasekan, tetapi cerita di dalam naskah drama tidak detail,

dapat diketahui dengan pemerolehan skor 5, 4, 3, 3. Dari

analisis tersebut, peneliti memberi nilai 75 dengan predikat B

(Baik).

27) Hasil Naskah Drama Karya NZA

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya NZA berjudul “Sekolah Militer”

dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu

Negeri”. Seperti pada judul, Sekolah Militer mengisahkan

seorang remaja yang berkeinginan kuat untuk sekolah militer.

Keinginan si remaja nampaknya menghadapi rintangan di

dalam keluarganya, ibunya tidak mengizinkan karena teringat

masa kelam yang dialami oleh ayah dan suaminya sebagai

seorang tantara. Akibat tekad bulat sang anak, sang ibu pun

mengizinkan untuk sekolah militer.

Dari penjelasan di atas diketahu bahwa NZA sangat

meresapi makna dari lagu yang diparafrase. Kemampuan

pemahamannya dapat dilihat dari alur cerita yang disajikan,

100

sampai tokoh ibu pun mengingat masa lalu Bersama ayah dan

suaminya. Tetapi, NZA tidak sepenuhnya menulis naskah

drama, konflik yang dibangun tidak terlihat. Kelebihan dari

naskah drama tersebut dari segi cerita tentang perjuangan si

anak untuk sekolah militer. Dapat diketahui bahwa NZA sudah

tepat dalam memparafrase syair lagu ke naskah drama karena

sesuai dengan tema. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna pada naskah drama NZA secara umum sudah

sesuai denga nisi syair lagu. Cerita yang ditulis sudah mewakili

perjuangan para pahlawan untuk membangun negeri, hal

tersebut pun dilakukan seorang remaja yang ingin bersekolah

militer. Ada satu dialog yang menandakan pemahaman NZA

tentang syair lagu.

“Rafi: …Rafi mau berkorban untuk negara, untuk

ayah, untuk negeri ini. Rafi akan berjuang apapun

tantangannya.”

Dari penjelasan di atas, naskah drama NZA lebih

berfokus pada cerita menjadi tentara atau aparat keamanan

dengan tujuan memajukan bangsa. Ia mencoba menceritakan

keadaan sosial dan politik. Peneliti memberi skor 5 (Sangat

Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas NZA terlihat pada kisah yang

diceritakan, yakni menceritakan sekolah militer. Selain hal

tersebut, NZA pun menggunakan alur campuran karena ada

kejadian masa lalu (flashback).

“Alasan mengapa ibu Rafi tidak mengizinkan masuk

sekolah militer karena ibu Rafi masih terauma apa

yang menimpa ayahnya dan suaminya.”

101

Selain dialog di atas, kreativitas NZA terlihat bahwa

dialog antartokoh sangat hidup. Ia menyajikan dialog-dialog

menggunakan ragam intim, yakni dialog yang ditampilkan

sangat dekat atau kekluargaan. Maka, peneliti memberi skor 5

(Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat yang digunakan NZA sudah sesuai

dengan konteksnya. Dialog yang ditulis dalam naskah drama

sesuai dengan karakter tokoh. Bahasa yang digunakan NZA

mudah dipahami dan beberapa dialog menggunakan bahasa

Betawi.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa NZA

sudah baik dalam pemilihan kata dan kalimat, maka peneliti

memberi skor 4 (Baik).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

naskah drama kartya NZA sangat baik dalam hal penyajian

kisahnya tentang sekolah militer dan ditegaskan bahwa yang

dilakukan sebagai abdi negara. Adapun pemerolehan skor NZA

yakni 5, 5, 5, 4. Dapat disimpulkan bahwa peneliti memberi

nilai 95 dengan predikat SB (Sangat Baik).

28) Hasil Naskah Drama Karya PNI

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya Pitya berjudul “Cikal Bakal”

hasil parafrase lagu Slank yang berjudul “Seperti Para

Koruptor”. Pemahaman PNI dapat dikatakan baik karena ia

mampu mengubah judul dari lagu ke naskah drama cukup

menarik. Isi dari naskah drama pun terlihat pemahaman PPNI

dalam membahas hal kehidupan orang berkecukupan dalam

ekonomi sampai menyinggung tentang korupsi yang dibalut

dengan kisah cinta anak muda.

102

Tata : Cukup Panji! Gua sama lu gak mungkin

sama lu, lu sama gua beda lu kaya punya segalanya,

sedangkan gua miskin, jelek dekil gak mungkin panji

Panji : ohhh jadi ini sebabnya lu ngehindar dari

gua. Dengerin gua baik. Gua gak peduli apa yang lu

pake gua ga peduli keluarga, gua peduli lu miskin,

lipstick yang lu pake, perhiasan kek apa ke gua gak

peduli sejujurnya gua suka sama lu!!

Dari kutipan di atas menandakan bahwa Pitya sudah

baik dalam proses pemahaman memparafrase syair lagu ke

naskah drama. Peneliti memberi skor 4 (Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna pada naskah drama PNI sudah sesuai dengan

makna lagu yang diparafrasekan. PNI menuliskan naskah

drama mengambil kisah percintaan dan kesederhanaan dalam

mencintai, namun hal yang berkaitan dengan koruptor tidak

dibahas pada naskah drama tersebut.

PNI pun menggunakan bahasa yang cukup baik, ia

mampu menyimbolkan tokoh yang dikiaskan dengan rasa.

“Aku yang sunyi dan sepi”

Maksud dari potongan narasi di atas menandakan

perkenalan tokoh yang mempunyai kepribadian pendiam dan

pemalu bahkan tidak percaya diri saat dirinya lemah. Selain hal

di atas, PNI pun mengaitkan di dalam dialog dengan syair lagu.

“Gua gak peduli apa yang lu pake, gua ga peduli

keluarga, gua peduli lu miskin, lipstik yang lu pake,

perhiasan kek apa kek gua ga peduli.”

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa PNI sudah

sesuai dalam memparafrasekan syair lagu karena adanya

permasalahan sosial yang diceritakan. Maka, peneliti memberi

skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Naskah drama karya PNI terbilang sudah tepat dalam

penyajian alur cerita yang ditulis. PNI mencoba memulai cerita

103

dengan seorang mahasiswa baru dari kalangan bawah yang

berkuliah karena mendapatkan beasiswa.

“Tata: Alhamdulillah aku dapat beasiswa dan dapat

kuliah ditempat yang mahal ini (ucap Tata saat

pertama masuk kuliah).”

PNI pun mencoba mengaitkan dengan

pengetahuannya tentang dunia kampus, seperti beasiswa, jam

kuliah, dll. Dari pernyataan berikut, peneliti memberi skor 4

(Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat yang digunakan pada naskah drama

PNI sudah sesuai dengan konteksnya. Bahasa yang digunakan

bahasa yang mudah dipahami dan keseharian yang digunakan

rmaja pada umumnya. Begitu pun penggunaan kalimat, kalimat

yang digunakan sudah mewakili kalimat tanya, jawab, dan

penegasan/perintah. Adapun suasana yang dibangun di dalam

naskah drama sudah cukup baik yang mencirikan tokoh. Maka,

peneliti memberi skor 3 (Cukup).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

naskah drama karya PNI sudah cukup baik dalam pemahaman

walau tidak rinci dalam menceritakan, terlihat dengan

pemerolehan skor 4, 4, 4, 3. Maka, peneliti memberi nilai 75

dengan predikat B (Baik).

29) Hasil Naskah Drama Karya SMZ

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya SMZ berjudul “Sulit” dari

parafrase syair lagu Slank yang berjudul “Seperti Para

Koruptor”. Naskah drama tersebut mengisahkan masa

percintaan kedua remaja yang saling cinta, diawali pertemuan

antar keduanya di sekolah menengah atas, keduanya bertemu

dengan kondisi ekonomi yang berbeda. Awalnya pasangan

tersebut sangat senang karena saling suka, namun di akhir

104

cerita si perempuan anak orang kaya memutuskan si lelaki

karena tidak direstui oleh ayah dari perempuan tersebut.

Penjelasan di atas memberi tanda bahwa SMZ sudah

tepat dalam memahami dan memparafrase syair lagu. Namun

cerita di dalam naskah drama tidak secara detail, ia hanya

mampu menulis masa-masa percintaan di sekolah dan hanya

beberapa mengaitkan permasalahan korupsi atau kecurang.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa SMZ

sudah tepat dalam parafrase syair lagu ke naskah drama

walaupun tidak dijelaskan dengan detail. Maka, peneliti

memberi skor 4 (Baik).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama Karya SMZ makna secara tersirat

sudah terlihat walau tidak secara utuh. Ia hanya menceritakan

kisah cinta pasangan remaja yang dilewati bersama, namun

akhirnya berpisah. Hal tersebut sesuai dengan syair lagu yang

diparafrasekan. Kekurangan dalam naskah drama SMZ tidak

mengungkit permasalahan koruptor dengan detail.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa SMZ

dapat menulis naskah drama sesuai dengan permasalahan sosial

yang diceritakan dalam kisah percintaan. Maka, peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas SMZ sangat baik, adapun

kreativitasnya terdapat dua poin. Poin pertama, SMZ menulis

naskah drama dalam bentuk narasi (cerita) sebagai dialog

antartokoh. Poin kedua, naskah drama SMZ dikaitkan dengan

adanya media sosial seperti Instagram dan line.

Dari pernyataan tersebut, naskah drama SMZ sudah

menarik dalam menulis cerita dan menyuguhkan hal-hal yang

105

sangat dekat dengannya. Maka, peneliti memberi skor 5

(Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat yang terdapat dalam naskah drama

karya SMZ menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Sedangkan kalimat yang ditulis sangat jelas, kalimat tanya,

penegasan, atau kalimat suruh.

Adapun latar yang terdapat dalam naskah drama

tersebut dapat mencirikan suasana dan karakter tokoh. Maka,

peneliti memberi skor 4 (Baik).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

SMZ menulis naskah drama sudah sangat baik dengan hal-hal

yang unik, yakni menulis naskah drama dengan bentuk narasi.

Terlihat dengan pemerolehan skor 4, 5, 5, 4. Maka, peneliti

memberi nilai 85 dengan predikat SB (Sangat Baik).

30) Hasil Naskah Drama Karya SRK

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya SRK berjudul “Yang Bukan

Haknya” dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul

“Untukmu Negeri”. Naskah drama tersebut menceritakan

prosespemilihan ketua RT di suatu desa, calon RT tersebut

langsung menyampaikan visi misi kepada warga. Pak Gio

mengiming-imingi membangun fasilitas dan kebutuhan warga,

sedangkan Pak Dodi hanya ingin menjadikan warganya rukun

dan meningkatkan pelayanan administrasi. Sontak warga lebih

tertarik kepada Pak Gio. Sebelum proses pemilihan, istri dari

Pak Gio meminta iuran kepada warga untuk membangun

fasilitas jika suaminya menjadi ketua RT. Hal tersebut

diketahui oleh Dika seorang pemuda yang kritis dan ada hal

janggal. Pada akhirnya Pak Gio menjadi ketua RT namun saat

ia menjabat, tak ada satu pun program terealisasi.

106

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa SRK sudah

cukup baik dalam memahami syair lagu yang diparafrasekan.

Ia menguak masalah kecurangan yang dibalutdengan iuran

warga untuk membangun fasilitas, pada nyatanya semua hanya

omong kosong. Dari pernyataan tersebut sesuai dengan salah

satu syair lagu bahwa ada ambisi untuk suatu jabatan yang

diinginkan dengan melakukan segala cara. Dari penjelasan di

atas, dapat diketahui bahwa SRK sudah tepat dan sesuai dalam

memparafrase syair lagu ke naskah drama karena sesuai dengan

tema. Maka, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna pada naskah drama karya SRK sudah

mewakili ambisi yang terdapat pada syair lagu yang

diparafrase. Permasalahan yang terdapat dalam naskah drama

tersebut tentang perbuatan curang seperti penjelasan di atas.

“Bu Lia meminta iuran kepada warga untuk

membangun fasilitas baru.”

Dari potongan narasi di atas SRK mencoba membuat

suatu permasalahan yang dianggap sesuai dengan syair lagu.

Selain pernyataan di atas, permasalahan tersebut benar-benar

terjadi.

Dika: Jangan-jangan dugaanku benar! Keluarga Pak

Gio memakan uang warga! Mereka menelan apa

yang bukan hak mereka!

Terlihat pada penjelasan di atas, bahwa naskah drama

SRK mengisahkan tentang keadaan sosial dan ekonomi di

masyarakat. Maka, peneliti memberi skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Naskah drama karya SRK terlihat kreatif dalam

membangun konflik dengan adanya tokoh yang vokal demi

mencari kebenaran dengan menyiapkan bukti-bukti otentik. Hal

tersebut sangat baik karena dialog menjadi hidup dengan

adanya tokoh yang mampu membawa suasana semakin keruh.

107

Beni: Mereka makan uang kami, Pak! Fasilitas yang

dibuat Pak Gio juga kualitasnya jlek!sebelum

pemilihan ketua RT, istri Pak Gio juga meminta iuran

kepada kami, Pak!

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa SRK sesuai

dalam menyajikan alur cerita yang menarik. Maka, peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata yang digunakan dalam naskah drama karya SRK

menggunakan bahasa yang mudah dipahami, begitu pun

dengan penggunaan kalimat, banyaknya kalimat tanya dan

penegasan yang menandakan persoalan di dalam cerita hidup.

Maka, peneliti memberi skor 4 (Baik).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

naskah drama karya SRK sangat baik dalam menyajikan

konflik dengan adanya tokoh vokal dan kecurangan yang

diselimuti dengan iming-iming membangun fasilitas,

sedangkan pemerolehan skor 5, 4, 5, 4. Maka, peneliti memberi

nilai 85 dengan predikat SB (Sangat Baik).

31) Hasil Naskah Drama Karya SNI

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya SNI berjudul “Pengorbanan di

Masa Lalu” dariparafrase syairlagu Iwan Fals yang berjudul

“Untukmu Negeri”. Naskah drama SNI mengisahan kehidupan

si kakek Hamka dan Iskandar beserta cucunya yang mengingat

kembali masa-masa perjuangan pahlawan dengan zaman saat

ini. Kedua kakek tersebut bercakap-cakap tentang kejadian saat

ini yang membuatnya miris karena merasa kecewa apa yang

telah diperjuangkan pahlawan sebelumnya. Pada perbincangan

hangat, si kakek yang bernama Iskandar mempunyai cucu

kesayangannya yang bernama Rafa, Rafa awalnya anak yang

108

malas belajar, namun ketika sang kakek menasihatinya Rafa

pun menjadi semangat dan menjadi orang yang lebih baik lagi.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kemampuan

pemahaman SNI sangat baik, ia mampu menceritakan

perjuangan pahlawan dengan dialog-dialog yang memotivasi.

Pemahaman SNI dapat dilihat pada cerita yang ditulis, ia

mencoba menggunakan alur mundur dengan mengingat

kembali perjuangan pahlawan terdahulu. Akibat penggunaan

alur tersebut, naskah drama SNI sangat sesuai dari lagu yang

diparafrasekan.

SNI sudah tepat dan sesuai dalam menulis naskah

drama dari syair lagu yang diparafrasekan karena sesuai dengan

tema, yakni mencieritakan jasa pahlawan sebagai motivasi.

Dari penjelasan di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama karya SNI pada umumnya sangat

sesuai dengan syair lagu yang diparafrasekan. Dialog yang

ditulis seluruhnya mengisahkan perjuangan pahlawan yang

telah gugur. Berikut contoh potongan dialog.

Hamka: Nah itu, apa mereka tidak berpikir para

pahlawan sudah berjuang, berkorban untuk negeri ini

dengan perih yang masih terasa dan sakitnya tak

terhingga.

Iskandar: Rafa… lihat ibu Pertiwi, dia sedih melihat

anak bangsa seperti ini sifatnya.

Dari dua potongan dialog di atas menandakan bahwa

SNI memahami makna dari syair lagu yang diparafrasekan. Ia

mengubah bentuk lagu ke naskah drama dengan baik karena

menceritkan tentang kehidupan sosial pada saat penjajahan

yang dijadikan contoh kepada tokoh sebagai motivasi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 5

(Sangat Baik).

109

c) Kreativitas

Kreativitas SNI terlihat pada dua sisi, pertama pada

penggunaan alur mundur yang menceritakan perjuangan

pahlawan di medan perang dengan membandingkan kehidupan

zaman sekarang, kedua, SNI mampu membuat naskah drama

dengan kondisi saat ini, yakni masa-masa pemilihan umum.

Berikut potongan dialog di bawah ini.

Iskandar: Coba kamu lihat di televisi sedang

ramainya pemilu dan masing-masing pendukung

menjelek-jelekkan lawan. Yang seperti itulah yang

bisa memecah persatuan bangsa kita, Rafa.

Dari penjelasan di atas, SNI sudah sangat tepat dalam

menulis alur cerita dengan membandingkan kehidupan saat ini.

Peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat yang digunakan dalam naskah

drama karya SNI menggunakan bahas yang mudah dipahami.

Sedangkan kalimat yang digunakan lengkap dengan kalimat

perintah, tanya, penegasan. Sedangkan suasana yang dibangun

dalam naskah drama tersebut sangat menenangkan karena

adanya edukasi antartokoh si kakek dan si cucu. Maka, peneliti

memberi skor 4.5 (Baik).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

naskah dram SNI sangat baik dari segi penggunaan alur dan

konflik yang dibangun, selain hal tersebut, naskah drama SNI

memotivasi agar lebih giat lagi belajar dengan tujuan untuk

masa depan yang lebih cerah. Dapat dilihat pemerolehan skor

5, 5, 5, 4.5. Berdasarkan hasil analisi di atas, peneliti memberi

nilai 97.5 dengan predikat SB (Sangat Baik).

110

32) Naskah Drama Karya SVL

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya SVL berjudul “Tangis dalam

Harap” dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul

“Untukmu Negeri”. Tangis dalam Harap mengisahkan kakek

dan cucunya bernama Yayan yang disuruh mencari pekerjaan.

Sang kakek pun mengusulkan untuk menjadi PNS sebagai bakti

pada negeri, namun Yayan menolak, ia ingin menjadi anggota

DPRD. Segala usaha untuk menjadi anggota DPRD sudah

dicari, ia pun menemukan jalan pintas atau cara instan untuk

menjadi wakil rakyat tersebut. Yayan pun teringat perkataan

kakeknya untuk menjadi abdi negara, bukan malah membuat

kotor dengan hal negatif.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui kemampuan

pemahaman SVL cukup baik namun hanya sepintas. Parafrase

yang dilakukan SVL tidak rinci dan peneliti memberi skor 3

(Cukup).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama karya SVL menceritakan tokoh Yyan

ingin menjadi abdi negara yakni meneruskan perjuangan

pahlawan. SVL memparafrase syair lagu dengan menguak

kehidupan sosial, tetapi di dalam dialognya tidak dijelaskan

secara rinci. Ia hanya mengandalkan alur mundur sebagai cerita

dalam nakah drama tersebut. Dari penjelasan di atas, diketahui

bahwa SVL sudah cukup baik dalam mengungkapkan

permaslahan. Maka, peneliti memberi skor 3 (Cukup).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas SVL dalam menulis naskah drama

terbilang sudah tepat dalam menyaikan alur cerita . Salah satu

alur bagian klimaks pada naskah drama SVL terlihat pada

111

temannya yang mengajak untuk melakukan hal curang atau

melakukan suap, berikut potongan dialog berikut ini:

“Yayan: Emang gimana cara cepatnya?

Athlas: Kamu suap aja!

Yayan: Huh! Emang bisa?

Athlas: Yan… Yan di dunia ini apasi yang gak bisa

dilakuin?!”

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa SVL

sudah tepat dalam penggunaan alur cerita dengan menarik.

Peneliti memberi skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat naskah drama karya SVL sudah

sesuai dengan konteksnya. Bahasa yang digunakan mudah

dipahami dan sesuai kebiasan. Suasana dalam cerita yang

ditulis SVL pun cukup baik dalam mencirikan konflik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memberi skor 3

(Cukup).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

naskah drama karya SVL sudah cukup baik dari segi

pemahaman walau tidak detail menceritakan tiap peristiwa,

dapat dilihat dari pemerolehan skor 3, 3, 4, 3. Peneliti memberi

nilai 65 dengan predikat C (Cukup).

33) Hasil Naskah Drama Karya TOI

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya TOI berjudul “Usai” hasil dari

parafrase syair lagu Iwan Fals yang berjudul “Untukmu

Negeri”. Usai mengisahkan kehidupan perkantoran di sebuah

perusahaan yang dipimpin oleh Pak Hendra yang diamanhkan

kepada Wira pacar dari anak Pak Hendra. Wira dan pacarnya

pada awalnya intens dalam komuniksi, namun berjalannya

waktu, hubungan mereka sirna karena tahu bahwa ayahnya

melakukan penggelapan uang gajian karyawan perusahannya.

Akhirnya mereka pun usai dalam percintaan.

112

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa TOI sangat

memahami syair lagu yang diparafrasekan. TOI

mengungkapkan kisah penggelapan uang atas dasar ego orang

pemilik perusahan. TOI beranggapan bahwa hal tersebut

merupakan yang membuat Ibu Kartini kecewa. Pernyataan di

atas, dapat disimpulkan bahwa TOI sudah sesuai dan tepat

dalam memparafrase syair lagu ke naskah drama sesuai dengan

tema dan peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna yang terdapat dalam naskah drama TOI secara

umum sudah sesuai dengan syair lagu yang diparafrasekan. Ia

memilih latar tempat perkantoran untuk membangun peristiwa.

Kekecewaan karyawan saat tidak menerima gaji bahkan molor

dalam memberi upah, dapat dikatakan sebagai pesan tersirat

dalam syair lagu yang diparafrasekan. Dari penjelasan tersebut

menyatakan bahwa naskah drama TOI menceritakan kehidupan

di dalam pekerjaan. Berdasarkan analisis di atas, peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas TOI sangat baik dalam

menceritakan kejadian atau peristiwa di kantor perusahaan.

Pada umumnya kisah yang ditulis bertempat di sekolah atau di

masyarakat, namun ia menulis tempat yaitu di kantor tempat

ayah dari si perempuan memimpin. Hal tersebut merupakan

kelebihan di samping TOI menuangkan pengalamannya di

dunia perkantoran yang ditulis di dalam naskah dramanya.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa TOI

sudah tepat dan menarik dalam menulis alur cerita. Ia pun

menuangkan pengalaman atau pengetahuannya tentang

pekerjaan. Maka, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

113

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat yang digunakan menggunakan

bahasa yang mudah dipahami dan pilihan judul “Usai” yang

bermakna selesainya hubungan percintan Wira dan Disti akibat

masalah yang dialami ayahnya. Suasana yang dibangun dalam

naskah drama lebih dominan pada bagian konflik dengan

suasana sedih. Dari penjelasan tersebut, peneliti memberi skor

4 (Baik).

Dari penjelasan di atas bahwa naskah drama TOI

sudah sangat baik dalam menyajikan latar dan alur yang

digunakan, adapun pemerolehan skor 5, 5, 5, 4 dan peneliti

memberi nilai 95 dengan predikat SB (Sangat Baik).

34) Hasil Naskah Drama Karya VAP

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya VAP berjudul “Janganlah Hidup

dalam Kegelapan” dari parafrase syair lagu Iwan Fals yang

berjudul “Untukmu Negeri”. Naskah drama VAP mengisahkan

kehidupan masyarakat yang kental akan kotong royong

sekaligus akan melaksanakan demokrasi untuk pemilihan

kepala desa. Pak Fendi dan Pak Makmur merupakan calon

kepala desa yang akan menjadi kontestan pesta rakyat tersebut.

Pak Fendi pun merupakan kepala desa sebelumnya, tetapi

untuk tahun ini Pak Fendi kalah dari lawannya, yakni Pak

Makmur. Kekalahan Pak Fendi karena ia menggelembungkan

suara, akibatnya pemilihan ulang dan Pak Makmur menjadi

kepala desa.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa VAP memiliki

pemahaman yang sangat baik. Antara syair lagu dan naskah

drama yang ditulis sangat sesuai. Walau skala diperkecil untuk

pemilihan RW, namun naskah drama yang ditulis secara

114

tersirat sudah mewakili isi dari syair lagu. Peneliti memberi

skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Naskah drama VAP terbilang sudah sangat baik dari

segi makna yang tersirat. Ia dapat mengubah bentuk dari lagu

ke naskah drama dengan maksimal. Dialog yang ditulis VAP

sudah tepat karena ia sudah menceritakan permasalahan sosial

dan politik. Dari penjelasan di atas, maka peneliti memberi

skor 4 (Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas VIP sangat baik dari segi

penggunaan bahasa dan alur cerita yang hidup. Bahasa yang

digunakan mudah dipahami, namun VIP mencoba menulis

dialog salah satu tokoh dengan dialeg Jawa. Selain hal tersebut,

naskah drama VIP ada unsur jenaka dan sesuai dengan saat ini

menggunakan bahasa gaul, seperti „ashiap‟.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa VIP

sesuai dalam menulis alur cerita dan dikaitkan dengan bahasa

yang sedang digunakan oleh para remaja. Maka, peneliti

memberi skor 4 (Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Pemilihan kata yang dituliskan oleh VIP sangat unik,

ia menggabungan antara aksen Jawa, bahasa gaul saat ini,

sampai penggunaan istilah yang membuat pembaca merasa

hidup. Berikut kata-katanya, sepert „Ashiap‟. Kalimat yang

digunakan pun terkadang bermakna yang unik, seperti

“Makmur: …. Lebih baik kita kembali ke rumah ,

karena udah ditunggu bidadari bawa ayam tuh.”

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa naskah drama karya VIP sangat baik dalam

mengisahkan kejadian yang unik dan penggunaan bahasanya

115

yang kaya akan perbendarahan kata yang dituliskan kembali.

Peneliti memberi skor 4 (Baik).

Dari penelitian di atas dapat diketahui bahwa VIP

sudah sangat baik dalam menulis naskah drama, kemampuan

yang paling menonjol yakni penggunaan bahasa yang sedang

digandrungi oleh para remaja. Sesuai dengan pemerolehan skor

yaki 5, 4, 4, 4. Berdasarkan analisis di atas, peneliti memberi

nilai 85 dengan predikat SB (Sangat Baik).

35) Hasil Naskah Drama Karya ZFI

a) Kemampuan Pemahaman

Naskah drama karya ZFI berjudul “Cinta Dibalik

Korupsi” dari hasil parafrase syair lagu Slank yang berjudul

“Seperti Para Koruptor”. Dari judul yang dibuat oleh ZFI jelas

adanya kisah cinta antara mahasiswa di sebuah universitas,

mereka adalah aktivis pembela keadilan dan anti korupsi.

Pasangan dan sekelompok temannya mengadakan demo untuk

menyelesaikan kasus korupsi di negeri ini, namun usahanya

belum mendapatkan hasil. Pada akhir cerita si perempuan

merupakan pacar aktivis tersebut papahnya terlibat kasus

korupsi, si perempuannya pun tidak menyangka.

Pada penjelasan di atas terlihat bahwa ZFI sangat

memahami syair lagu yang diparafrase menjadi naskah drama.

Konflik yang diangkat dalam cerita tersebut sesuai dengan lagu

yang berjdul “Seperti Para Koruptor” adanya kisah korupsi dan

percintaan di dalam naskah drama tersebut. Dari penjelasan di

tersebut, ZFI sudah sesuai dalam parafrase syair lagu ke naskah

drama sesuai dengan tema. Berdasarkan paparan di atas,

peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

b) Ketepatan Makna

Makna yang secara tersirat sudah sangat sinkron

antara lagu dengan naskah drama. Ketepatan makna pun

116

ditambah dengan dialog-dialog yang menyinggung syair lagu

berkaitan dengan percintaan.

“Egy: …. Ada aku di sini, aku gak mau hartamu, aku

gak mau warisanmu, aku juga gak butuh uangmu, tapi

aku butuhnya kamu.”

Dari dialog di atas, naskah drama ZFI mengisahkan

tentang kehidupan sosial dan politik. Kehidupan sosial yang

terlihat yakni menceritakan percintaan. Berdasarkan penjelasan

di atas, peneliti memberi skor 5 (Sangat Baik).

c) Kreativitas

Tingkat kreativitas ZFI sangat baik dari segi kisah

mahasiswa aktivis peduli keadilan sampai kasus korupsi yang

ditimbulkan. Alur yang digunakan ZFI yakni menggunakan

alur campuran. Ia selalu mengaitkan kejadian masa lalu ketika

bertemu dengan tokoh yang dicintai.

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa ZFI

sudah tepat dan sesuai dengan penyajian alur dan dikaitkan

pengetahuan tentang kehidupan remaja saat ini. Peneliti

memberi skor 5 (Sangat Baik).

d) Pilihan Kata dan Kalimat

Kata dan kalimat dalam naskah drama ZFI sudah

sesuai dengan konteksnya dan kalimatnya pun sesuai adanya

kalimat tanya, jawab, atau penegasan. Suasana yang terbangun

di dalam naskah drama cukup memandakan karakter tokoh dan

membangun emosi atau konflik. Dari pernyataan tersebut,

peneliti memberi skor 4 (Baik)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

naskah drama ZFI sangat baik dari penyajian alur. Adapun

pemerolehan skor yakni 5, 5, 5, 4 dan peneliti memberi nilai 95

dengan predikat SB (Sangat Baik).

117

Tabel 4.2

Hasil Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama Siswa

No. Nama Siswa/Kode

Aspek yang dinilai

Jml. Nilai Pre.

Kemampuan

Pemahaman

Ketepatan

Makna

Kreativitas Kata

dan

Kalimat

1

Abraham Timothy H./

ATY 4 3 4 3 14 70 B

2 Ade Kurniawan/AKN 5 4 4 4 17 85 SB

3 Ade Putri Azita/APA 4 3 5 3 15 75 B

4 Ahmad Noval/ANL 4 3 4 4 15 75 B

5 Aliyah Novianti/ANI 5 4.4 5 5 19.4 97 SB

6

Alkautsar Mika

G./AMA 5 5 4 5 19 95 SB

7

Anisa Nahra

Nabila/AZN 5 4 4 5 18 90 SB

8 Asya Syahida/ASA 5 4 3 4 16 80 B

9

Audry Maulana

Putra/AMP 5 4 5 4 18 90 SB

10

Avicenna Rusydi

Sabhani/ARS 3 4 3 5 15 75 B

11

Awalia Marwah

Suhandi/AMS 5 4 3 4 16 80 B

12 Ayu Natasya/ANA 5 3 4 4 16 80 B

13 Baihaqi Ramdhani/BRI 5 4 4 3 16 80 B

14

Bonita Nameera

Karyadi/BNK 5 5 5 4.5 19.5 98 SB

15

Diana Heksa

Septiani/DHS 3 3 3 3 12 60 C

16 Elfita Pratiwi/EPI 4 3 4 3 14 70 B

17 Fahri Jilham/FJM 3 3 4 4 14 70 B

18

Frida Lailatul

Afifah/FLA 5 4 5 4 18 90 SB

19

Hasan Muhammad

Ikbal/HMI 5 5 4 4 18 90 SB

20

Haura Alya

Amany/HAA 4 3 3 3 13 65 C

21 Ika Dian Fitriani/IDF 4 4 4 3 15 75 B

22 Imam Samudra/ISA 4 3 4 3 14 70 B

23

Juan Manuel

Aprilio/JMA 4 4 4 4 16 80 B

24 Junita Nur/JNR 4 4 4 4 16 80 B

118

25

Muhammad Abdullah

Z./MAZ 5 5 5 4 19 95 SB

26

Muhammad Nizar

A./MNA 5 4 3 3 15 75 B

27 Nanda Zahra/NZA 5 5 5 4 19 95 SB

28 Pitya Nurdianti/PNI 4 4 4 3 15 75 B

29 Safira Mumtaz/SMZ 4 5 4 4 17 85 SB

30 Saphira Rashida K./SRK 4 4 5 4 17 85 SB

31 Shafa Nurul Izmi/SNI 5 5 5 4.5 19.5 98 SB

32

Syndi Vinshensya L.

B./SVL 3 3 4 3 13 65 C

33 Tiwi Oktaviani/TOI 5 5 5 4 19 95 SB

34

Vania Ardelia

Putri/VAP 5 4 4 4 17 85 SB

35

Zahrannisa

Febrianti/ZFI 5 5 5 4 19 95 SB

Rata-rata 2867:

35=82

B

Data nilai tes parafrase syair lagu ke naskah drama kelas XI

IPS 4 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, memperoleh nilai rata-

rata 82 dengan nilai tertinggi 97.5 dan nilai terendah 60. Berikut

adalah persentase nilai parafrase syair lagu ke naskah drama.

Tabel 4.3

Persentase Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama

Siswa Kelas XI IPS 4

119

Berdasarkan diagram lingkaran di atas diketahui bahwa rekap

nilai parafrase syair lagu ke naskah drama siswa kelas XI IPS 4 SMA

Negeri 5 Depok adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Rekap Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama

Siswa Kelas XI IPS 4

No. Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. 60 1 3%

2. 65 2 6%

3. 70 4 12%

4. 75 6 17%

5. 80 6 17%

6. 85 4 11%

7. 90 4 11%

3%

6%

12%

17%

17% 11%

11%

14%

3% 6%

Persentase Nilai Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama

60

65

70

75

80

85

90

95

97

97.5

120

8. 95 5 14%

9. 97 1 3%

10. 97.5 2 6%

Jumlah Siswa 35 100%

Dari tabel di atas diperoleh nilai siswa yang paling banyak berada di

rentang 78-80. Berdasarkan pendapat Anas Sudijono (1997:81) nilai tersebut

dalam kategori Baik (B).

Adapun hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada empat orang

siswa (2 laki-laki dan 2 perempuan) dan seorang guru. Tiga dari empat siswa

tersebut merasa bahwa pembelajaran menulis naskah drama dengan memparafrase

syair lagu lebih memudahkan siswa untuk bereksplor dan menggali informasi

serta pengalaman siswa untuk ditulis menjadi dialog-dialog. Sedangkan satu dari

keempat siswa tersebut merasa bahwa pembelajaran menulis naskah drama

dengan memparafrase syair lagu masih sulit dikembangkan menjadi dialog-dialog.

Adapun hasil wawancara peneliti dengan guru pamong (bahasa

Indonesia) menyatakan bahwa pembelajaran menulis naskah drama dengan

menggunakan parafrase syair lagu sangat efektif. Siswa dapat lebih kreatif dalam

menuangkan imajinasinya dengan media lagu yang yang diubah menjadi naskah

drama.

121

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan kajian teoretis dan hasil penelitian mengenai parafrase

syair lagu ke naskah drama kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Depok, maka penulis

dapat mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Penerapan parafrase syair lagu ke naskah drama memudahkan siswa

sebagai media pembelajaran dalam menulis naskah drama siswa kelas XI

IPS 4 SMA Negeri 5 Depok.

2. Hasil tes siswa dengan memparafrase syair lagu ke naskah drama

menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-

rata siswa 82 dengan predikat B (Baik) sebanyak 16 siswa.

3. Tingkat kreativitas siswa sangat baik dalam menulis naskah drama dari

hasil parafrase syair lagu. Hal ini dibuktikan pada menulis dialog

antartokoh dikaitkan dengan nilai sejarah dan tidak keluar dari makna

lagu yang diparafrasekan sebanyak 16 siswa.

4. Setelah menulis naskah drama dengan memparafrasekan syair lagu, siswa

menjadi lebih aktif dan lebih kreatif dalam berimajinasi yang dituliskan

menjadi dialog-dialog. Terlihat dari hasil naskah drama, yaitu terdapat

judul, narasi, dialog, alur, latar, dan kesesuaian naskah drama dengan

syair lagu yang diparafrasekan.

5. Berdasarkan hasil wawancara kepada seorang guru dan empat orang

siswa, respon setelah memparafrase syair lagu ke naskah drama adalah

baik dan sangat membantu guru maupun siswa untuk memudahkan

menulis naskah drama.

122

B. Saran

Telah terbukti bahwa parafrase syair lagu ke naskah drama dapat

memudahkan siswa untuk berpikir dan menulis naskah drama, maka penulis

sarankan agar hal-hal sebagai berikut:

1. Parafrase syair lagu sangat efektif diterapkan untuk pembelajaran

menulis naskah drama. Oleh karena itu, guru dapat menerapkan teknik

parafrase syair lagu sebagai kerangka berpikir dan memudahkan siswa

untuk menulis naskah drama guna mencapai nilai di atas rata-rata

yang telah ditentukan.

2. Guru diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut terkait teknik

parafrase syair lagu untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan

pelayanan pendidikan menjadi lebih kreatif dan inovatif serta digemari

oleh peserta didik.

3. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk guru dan siswa, maka

diharapkan teknik atau kegiatan ini dapat dilakukan

berkesinambungan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

4. Aspek yang terpenting ialah guru dapat memotivasi siswa untuk selalu

belajar.

123

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. Menulis. Jakarta: PT. Pustaka Mandiri. 2016.

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta. 2010.

Bahtiar, M. Memproduksi Naskah Drama dengan Menggunakan Media Lagu pada

Siswa Kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung Tahun Pelajaran

2015/2016. 2016.

Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2015.

Djamarah, S. B. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. 2010.

Ganie, T. N. Buku Induk Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska. 2015

Imam Muttaqien, M. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Dalam A. Juliat Corbin.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 2009.

Karlina, H. Penggunaan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Naskah Drama. e-Jurnal Literasi. 2017.

Kosasih, E. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia. 2008.

Labsas. Prosiding Seminar Sastra dalam Media. Medan: Laboratorium Sastra

Medan. 2013.

Mason, J. Qualitative Researching Kualitatif. London: SAGE Publication. 2002.

Mason, L. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2013.

Mulyana, D. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. 2002.

Nurgiantoro, B. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:

Gadjah Mada University. 2005.

Nurgiantoro, B. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2010.

Nurjamal, D. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta. 2017.

Priyatno, J. Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama melalui Media

Lagu dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif Model "Numbered

Heads Together" Siswa Kelas VIII SMPN Tengaran". 2010.

Ridwanudin, D. Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan: UIN Press. 2015.

124

Ridwanudin, D. Buku Ajar Bahasa dan Sastra Indo21nesia MI/SD. Jakarta: UIN

Jakarta Press. 2018.

Sanjaya, W. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

2013.

Siahaan, S. Issues In Linguistics. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.

Sudijono, A. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. 1997.

Suroso. Drama: Teori dan Praktik Pementasan. Yogyakarta: Elmatera. 2015

Susanti, Elvi. Keterampilan Berbicara. Depok: Rajawali Pres. 2018.

Syarif, E. d. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

2009.

Tarigan, D. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

2005.

Tarigan, D., & Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.-----

Umar, A. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian

Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DIrektorat Guru dan Tenaga Kependidikan. 2017.

Usman, R. Penggunaan Metode Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Parafrase Puisi ke Prosa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II

SMP Al-Ittihat Pekanbaru. Jurnal SOROT. 2015.

Verdiani, D. P. Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama melalui Media

Video Klip Lagu pada Siswa Kelas XI IPS MA Ma'arif Al-Falah

Ponegoro. Jurnal UNY.-----

Vila, M. d. Paraphrase Concept and Typology. Journal Rvista. 2011.

WS, H. Drama Karya dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa Bandung. 2009.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 5 Depok

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/Genap

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Materi Pokok : Drama

Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti

KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,

responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan

perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan

internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

3.18. Memahami struktur dan

kaidah teks film/drama baik

melalui lisan maupun tulisan

4.18. Mengidentifikasi struktur dan

kaidah teks film/drama baik melalui

lisan maupun tulisan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.18.1. Mendata struktur dan

kaidah teks film/drama

4.18.1. Memberi tanggapan, serta

memperbaiki hasil kerja dalam

diskusi kelas.

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

3.19. Menginterpretasi makna

teks film/drama baik secara

lisan maupun tulisan

4.19. Memproduksi teks film/drama

yang koheren sesuai dengan

karakteristik teks yang akan dibuat

baik lisan maupun tulisan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.19.1. Menganalisis makna teks

film/drama baik secara lisan

maupun tulisan

4.19.1. Memberikan tanggapan terhadap

teks film/drama yang telah dibuat

oleh kelompok atau teman lain

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peserta didik dapat :

1. Menghayati dan mengamalkan materi drama sebagai bentuk penghayatan

dan pengamalan ajaran agama yang dianutnya

2. Menguasai materi drama dengan menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai),

santun, responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social

dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,

procedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusia,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian

materi drama yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari materi drama yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah

keilmuan.

D. Materi Pembelajaran

Fakta

Topik : Drama

1. Pengertian

2. Struktur teks drama

Konsep

Unsur Kebahasaan

1. Babak dalam drama

2. Penokohan dalam drama

3. Kebahasaan drama

Prinsip

Fungsi Sosial

1. Konflik dalam drama

Prosedur

Sturktur

1. Persiapan menulis teks drama

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Learning

Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan

Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah )/proyek.

F. Media Pembelajaran

Media/Alat:

1. Worksheet atau lembar kerja (siswa)

2. Lembar penilaian

3. spidol, papan tulis

4. Laptop & infokus

5. Audio-Visual: Lagu Slank dan Iwan Fals

6. Cetak: buku

Bahan :

1. Spidol

G. Sumber Belajar

1. Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa IndonesiaKelas

XI Kemendikbud

2. Pengalaman peserta didik dan guru

3. Buku “Seni Drama untuk Remaja” karya Rendra, tahun 2009

4. Naskah drama “Mega,Mega” karya Arifin C. Noer , tahun 1966

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama

KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu

Sintak Model Pembelajaran 90 menit

KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit

Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)

Guru :

Orientasi

1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran.

Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama

Apersepsi

1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan

sebelumnya, yaitu : merekonstruksi resensi

2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang

akan dilakukan.

Motivasi

1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang

akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

2. Apabila materi / tema / projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-

sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat

menjelaskan tentang materi Alur dalam drama

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

4. Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan

1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan

saat itu.

2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,

dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai

dengan langkah-langkah pembelajaran.

Problem Statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)

KEGIATAN LITERASI

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi

sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dibaca.

1. Melihat (tanpa atau dengan alat)

Memberi tugas untuk membaca terkait materi

Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama

“Apa yang kalian pikirkan tentang drama?”

2. Mengamati

pemberian contoh-contoh materi naskah drama untuk dapat

dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

3. Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran

berlangsung),

membaca materi struktur drama dari buku paket atau buku-buku

penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan

lingkungan

4. Mendengar

pemberian materi drama, naskah drama, struktur, dan teknik parafrase.

5. Menyimak,

penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi

pelajaran mengenai materi pengertian drama, naskah drama, struktur,

dan teknik parafrase, untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari

informasi.

6. Menulis

Peserta didik menulis hal-hal penting yang telah dibaca, diamati, dan

didengarkan sebagai pembiasaan dalam membaca dan menulis (Literasi)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

1. Mengajukan pertanyaan tentang materi pengertian drama, naskah

drama, struktur, dan teknik parafrase yang tidak dipahami dari apa yang

diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang

apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan

yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin

tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran

kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama

Misalnya :

1. Apa yang dimaksud dengan drama?

2. Bagaimana menulis naskah drama?

3. Apa saja struktur naskah drama?

4. Apa yang dimaksud parafrase?

5. Bagaimana langkah-langkah parafrase?

KEGIATAN INTI 60 menit

Data Collection (pengumpulan data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab

pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:

2. Mengamati obyek/kejadian,

mengamati dengan seksama materi drama, naskah dan struktur drama,

dan parafrase yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide

presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya

3. Membaca sumber lain selain buku teks,

mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna

menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi drama, naskah

dan struktur drama, dan parafrase yang sedang dipelajari

4. Aktivitas

menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami

dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru

berkaitan dengan materi drama, naskah dan struktur drama, dan

parafrase yang sedang dipelajari

5. Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi drama, naskah dan

struktur drama, dan parafrase yang tekah disusun dalam daftar

pertanyaan kepada guru

Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

1. Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh syair

lagu yang akan diparafrasekan menjadi naskah drama

2. Mengumpulkan informasi

mencatat semua informasi tentang cara parafrase syair lagu ke naskah

drama yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi

dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

3. Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan

cara parafrase syair lagu ke naskah drama dengan pemahamannya

Data Processing (pengolahan Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING

(BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan

dengan cara :

1. Saling tukar informasi tentang materi parafrase syair lagu ke naskah

drama dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya

sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan

sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan

metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau

pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang

lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan

mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

2. Berdiskusi tentang data dari materi materi parafrase syair lagu ke

Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama

naskah drama yang sudah akan diubag menjadi dialog

3. Mengolah informasi dari materi materi parafrase syair lagu ke naskah

drama yang sudah dijadikan dialog, lalu memulai untuk menulis dengan

dialog yang sesui dengan tokoh dan karakter.

4. Peserta didik mengerjakan soal yaitu menulis naskah drama dari

parafrase syair lagu

KEGIATAN PENUTUP 15 menit

Verification (pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) dan COMMUNICATION

(BERKOMUNIKASI)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi untuk

menyimpulkan hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku

sumber melalui kegiatan :

1. Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang

memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja

keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi : materi

parafrase syair lagu ke naskah drama.

2. Menyampaikan hasil diskusi tentang materi materi parafrase syair lagu

ke naskah drama berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara

lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,

teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan

pendapat dengan sopan

3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang mteri

: parafrase syair lagu ke naskah drama

4. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag

Pertemuan Ke – 1 Materi : Drama

materi drama, naskah drama, parafrase dan ditanggapi oleh kelompok

yang mempresentasikan

5. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan

beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi drama,

naskah drama, dan parafrase

6. Menyelesaikan menulis naskah drama dari lagu yang telah

diparafrasekan pada hari pertemuan selanjutnya

Generalizatio (menarik kesimpulan)

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Peserta didik :

1. Membuat naskah drama dari lagu yang diparafrasekan

Guru :

1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk

materi pelajaran drama, naskah drama, parafrase.

2. Memberikan penghargaan untuk materi drama, naskah drama, parafrase

kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik

Pertemuan Ke – 2 Materi : Drama

KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu

Sintak Model Pembelajaran 90 menit

KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit

Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)

Guru :

Orientasi

1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

Pertemuan Ke – 2 Materi : Drama

2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran.

Apersepsi

1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan

sebelumnya, yaitu : drama, naskah drama, dan parafrase

2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang

akan dilakukan.

Motivasi

1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang

akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

3. Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan

1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan

saat itu.

2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,

dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

3. Pembagian kelompok belajar

4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai

dengan langkah-langkah pembelajaran.

Problem Statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)

KEGIATAN INTI 60 menit

Data Collection (pengumpulan data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab

Pertemuan Ke – 2 Materi : Drama

pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:

1. Mengamati obyek/kejadian,

mengamati dengan seksama materi Babak dalam drama yang sedang

dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan

dan mencoba menginterprestasikannya

2. Membaca sumber lain selain buku teks,

mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna

menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Babak dalam

drama yang sedang dipelajari

3. Aktivitas

menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami

dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru

berkaitan dengan materi Babak dalam drama yang sedang dipelajari

4. Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Babak dalam drama

yang tekah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru

Data Processing (pengolahan Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING

(BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik melanjutkan dalam mengerjakan naskah drama dari lagu yang

diparafrase

KEGIATAN PENUTUP 15 menit

Verification (pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) dan COMMUNICATION

(BERKOMUNIKASI)

Peserta didik mengumpulkan hasil menulis naskah drama yang telah ditulis:

Generalizatio (menarik kesimpulan)

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Pertemuan Ke – 2 Materi : Drama

Peserta didik :.

1. Mengagendakan materi atau tugas projek /produk /portofolio /unjuk

kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam

sekolah atau dirumah.

Guru :

1. Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran menulis naskah drama

yang telah dibuat

2. Memberikan penghargaan atau apresiasi karena telah mengerjakan

tugas dengan baik

I. Penilaian

Sikap

Jurnal

LEMBAR PENILAIAN SIKAP - JURNAL

Nama Siswa : ………………..

Kelas : ………………

No. Hari/Tanggal Sikap/Perilaku

Keterangan Positif Negatif

Kesimpulan :

………………………………………………………………………………………

……………………

Penilaian Sikap - Jurnal

Nama Peserta Didik : …………...........................................……..

Kelas : …………...........................................……..

Aspek yang diamati : …………...........................................……..

No Hari/tanggal Kejadian Keterangan /

Tindak Lanjut

1

….

Nilai jurnal menggunakan skala Sangat Baik (SB)= 100, Baik (B) = 75, Cukup

(C) = 50, dan Kurang (K) = 25

Pengetahuan

- Tertulis Pilihan Ganda (lihat lampiran)

- Tertulis Uraian(lihat lampiran)

Tes Lisan/Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan

Percakapan

Praktek Monolog atau Dialog

Penilaian Aspek Percakapan

No Aspek yang

Dinilai

Skala Jumlah

Skor

Skor

Sikap

Kode

Nilai 25 50 75 100

1 Intonasi

2 Pelafalan

3 Kelancaran

4 Ekspresi

5 Penampilan

6 Gestur

Penugasan(lihat lampiran)

Tugas Rumah

a) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku

peserta didik

b) Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti

bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik

c) Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang

telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian

Keterampilan

Penilaian Unjuk Kerja

Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada

instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian

No Aspek yang Dinilai

Sangat

Baik

(100)

Baik

(75)

Kurang

Baik

(50)

Tidak

Baik

(25)

1 Kesesuaian respon

dengan pertanyaan

2 Keserasian pemilihan kata

3 Kesesuaian penggunaan

tata bahasa

4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)

100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik

75 = Baik 25 = Tidak Baik

Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi

jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :

100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik

75 = Baik 25 = Tidak Baik

1. Penilaian Proyek(lihat lampiran)

Membuat denah sekolah, jadwal kegiatan sekolah, dll

2. Penilaian Produk(lihat lampiran)

3. Penilaian Portofolio

Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik,

seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1

2

3

4

Depok, 2019

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Dra. Taufiq Nurhayati Ahmad Fauzi

DOKUMENTASI

A. Dokumentasi Menonton dan Mendengarkan Lagu

B. Dokumentasi Diskusi Kelompok Besar Sesuai Lagu yang Akan

Diparafrasekan

C. Dokumentasi Proses Menulis Naskah Drama dari Syair Lagu yang

Diparafrasekan

D. Dokumentasi Wawancara

Transkripsi Wawancara Guru

Hari/tanggal : Kamis, 09 Mei 2019

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Ruang Guru

Guru Pamong: Dra. Taufiq Nurhayati

Keterangan:

U: Peneliti

N: Guru Pamong

U: Ya, Bu. Jadi pada pagi hari ini saya mau bertanya terkait pembelajaran yang sudah saya

terapkan, yaitu teknik parafrase syair lagu ke naskah drama. Jadi yang pertama, apakah ibu

pernah mengajarkan materi naskah drama, Bu?

N : ibu pernah mengajarkan naskah drama, di kelas XI ya. Tapi untuk semester yang sekarang,

ibu belum mengajar. Karena waktunya berbenturan dengan kegiatan kelas XII. Dari ujian praktik

sampai UNBK, itu waktunya banyak libur. Nah baru pertemuan terakhir ini, ibu baru mau

memberikan materi naskah drama.

U : Selanjutnya, media apa Bu, yang biasa ibu berikan dalam naskah drama?

N : Biasanya ibu kalau memberikan materi naskah drama biasanya ibu aja ke luar kelas. Saya

suruh cari tempat di luar yang sekiranya cocok, sambil duduk, sambil bercanda berkelompok.

Nah mereka ibu kasih keleluasaan, jadi tidak kaku di dalam kelas. Jadi anak-anak antusias dan

senang sekali pas pembelajaran itu.

U : Oh gitu, jadi yang terakhir, Bu. Menurut Ibu kaitannya dengan saya, menggunakan teknik

parafrase syair lagu ke naskah drama itu dapat memudahkan siswa untuk menulis naskah drama?

N : Kalau menurut Ibu, iya. Kalau menurut ibu, anak lebih bisa berimajinasi. Karena apa, karena

sudah kita beri medianya. Ada kerangkanya di situ, jadi anak tinggal mengembangkan.

Sebenarnya, tidak hanya lagu, bisa pakai puisi, kemudian dijadikan cerita pendek. Jadi, lagu itu

salah satunya. Jadi dari situ nanti tdak usah ibu memberikan tugas menulis drama itu, ‘kamu tulis

naskah drama!’, tidak. ‘Ada cerpen, kemudian dipelajari dulu, dianalisis, kemudian dipisahkan

dialog-dialognya, kemudian kamu kembangkan’, gitu. Kemudian meningkat lagi, ‘oh ini cerpen

anak-anak bagus nih’. Kalau boleh lihat itu hasil karya anak-anak yang dipentaskan fotonya pada

ditempel, pasang-pasang di multimedia itu. Jadi dari satu kelas yang bagus, ibu pilih satu.

Kolaborasi dengan guru seni, nah pentaslah dramanya. Kemudian meningkat lagi puisi,

kemudian lagu.

U : Terima kasih bu atas jawabannya

TRANSKRIPSI WAWANCARA

Selasa, 16 April 2019, pukul 15.20 s.d. 15.40 WIB, di SMA Negeri 5 Depok

Keterangan:

U : Nama Peneliti

I, M, A, As : Subjek Penelitian

Wawancara Subjek 1

U : Selamat sore. Boleh tau namanya siapa?

I : Namanya IS, Pak.

U : Baik, langsung saja ya I. Apakah I pernah mendengar istilah naskah

drama?

I : Pernah dengar, tapi gak sering.

U : I pernah membaca naskah drama?

I : Tidak pernah pak, karena ga suka membaca juga. Paling nonton film

jadinya, Pak. Tapi pernah dengar sih nama-nama naskah drama gitu, Pak.

U : Tetapi I pernah melihat atau menonton naskah drama dari sastrawan,

seperti yang I ketahui?

I : Kalo dari sastrawan tidak pernah, Pak. Kecuali teater sekolah, pernah

lihat.

U : I punya kebiasaan mendengarkan musik tidak?

I : Sering, Pak.

U : Menjadi kebutuhan atau bagaimana?

I : Tidak, Pak. Paling kalau lagi bete, galau atau sedang merenung, dengan

musik kayanya nyambung gitu, Pak.

U : Berarti pemaknaan musik itu sampai ya ke kehidupan?

I : Iya sampai, ke hati juga, Pak.

U : Jika dikaitkan, menurut I bagaimana kaitannya dengan naskah drama

dengan parafrase syair lagu?

I : Sangat nyambung, tapi tergantung dengan pola pikirnya juga, Pak. Kalo

pola pikirnya itu ga luas, ga nemu judulnya, alur ceritanya. Tapi kalo tau

lagunya gimana, judulnya apa nanti bisa tau ceritanya, ga setengah-

setengah, ceritanya bakal panjang, mungkin juga bisa berepisode-

episode.

U : Ok, terima kasih ya I.

I : Iya, Pak.

Percakapan Subjek 2

U : Ini dengan siapa?

M : Dengan A.

U : Langsung saja buat M, apa M pernah dengar istilah naskah drama?

M : Ya, saya pernah dengar, gak asing gitu di telinga dengar istilah naskah

drama itu.

U : Dalam kelas XI ini ada tentang materi tentang naskah drama itu?

M : Iya ada. Diajarkan oleh Pak U ada.

U : Selanjutnya, M pernah membaca naskah drama?

M : Kalo saya pernah sih, itu juga waktu saya kelas X. Itu juga bacanya cuma

sepintas. Itu punya teman saya waktu di Teater Embun, padahal dia bilang

gak boleh dibuka, tapi saya buka. Walaupun sepintas doang, Saya jadi

ngerti, padahal baru baca sepintas langsung paham kaya apa alurnya nanti.

U : Dari yang dibaca itu mengisahkan tentang apa?

M : Kalo yang saya baca sih tentang Cinta yang Tidak Terbalaskan.

U : Tetapi, udah pernah belum baca naskah drama dari sastrawan Indonesia?

M : Jujur sih saya emang ga suka baca buku, pokoknya ga suka baca. Tapi

kalo itu terpaksa ya saya baca kalo lagi iseng, tapi kalo dari sastrawan saya

belum pernah, paling cuma melihat saja gitu.

U : Terus kebiasaan M sering mendengarkan lagu atau musik tidak?

M : Kalo lagi bete dan gak ada kerjaan ya sering sih.

U : Jenis lagunya itu apa?

M : Saya sih lagi suka lagunya Blackpink, seneng aja gitu.

U : Kalo dikaitkan bagaimana dengan pembelajaran naskah drama dengan

memparafrasekan dengan syair lagu?

M : Menurut saya efektif. Jadi gak membosankan, kaya melihat tulisan doang

kaya bosan banget. Tapi kalo dari lagu lalu diubah ke naskah ternyata itu

mengasyikkan, seru. Kaya tadi dikasih tugas dikasih lirik lagu yang saya

tidak tahu itu kaya gimana liriknya ternyata itu efektif dan bisa dijadikan

makna yang banyak, terus ide-idenya juga banyak.

U : Ok, terimakasih M ya, semoga sukses terus.

M : Iya.

Wawancara Subjek 3

U : Selamat sore.

A : Sore.

U : Dengan siapa?

A : Nama saya A dari kelas XI IPS 4.

U : Sebelumnya minta maaf bila mengganggu waktu belajar dan istirahatnya

ya.

A : Iya gapapa.

U : Di sini saya mau bertanya, terkait pembelajaran naskah drama. Yang

pertama, apakah A pernah mendengar istilah naskah drama?

A : Pernah. Pas kelas X juga sering dengar, bahkan didua kesempatan pernah

membaca naskah drama dari eskul Teater Embun, pernah mementaskan

drama itu juga yang judulnya pertama itu Mawar Hitam Laskar itu waktu

bulan Bahasa. Yang kedua ada yang berkisah tentang dua kerajaan sebuah

pemberontakan yang berusaha merebut kemerdekaan dari suatu bangsa.

U : Lalu, pernah membaca karya naskah drama dari sastrawan Indonesia?

A : Kalo naskah dramanya paling cuma Pramodya karena sebagai alternatif

dari teater. Kalo bentuk lainnya mungkin lebih ke novel, Kak. Kaya novel

Bumi Cinta dari Habiburrahma sama Ayat-ayat Cinta.

U : Menurut A antara novel dan naskah drama berkaitan gak sih?

A : Kalo saya rasa berkaitan, mungkin kalo naskah drama lebih simple

dialognya. Kalo di novel sendiri mengenai secara rinci dari alurnya seperti

apa kemudian dari karakternya juga gimana dari awal sampai akhirnya dan

lebih diperinci lagi di dialognya.

U : Apa A biasa mendengarkan musik atau lagu?

A : Sering.

U : Biasanya jenis lagu apa?

A : Lebih ke lagu pop sih.

U : Tetapi memahami makna dari lagu tersebut atau bagaimana?

A : Untuk beberapa lagu mungkin iya. Kadang juga kalo dengerin lagu suka

jadi inspirasi untuk buat puisi.

U : Jadi dari lagu ke puisi ya?

A : Kan kalo dari tahun 2018 kemarin ada film yang Surat Cinta Untuk

Starla dari sebuah lagukan, nah dari situ.

U : Yang terakhir, bagaimana pembelajaran tentang naskah drama menurut

A dengan menggunakan parafrase syair lagu?

A : Menarik sih, sebelumnya juga di kelas X belum pernah belajar kaya gitu.

Mungkin di kelas X udah pernah cuma belum mendalami kaya gini sih.

Kan kalo tadi sampai disuruh bikin naskah dramanya juga. Jadi siswa

dituntut untuk memahami sebuah lagu syair dan maknanya gimana terus

alur cerita. Karena lagu juga kan ada alurnya juga sendiri.

U : Berarti dapat dipahami jadi lagu itu untuk bahan berpikir dari A masih

nyambung ya?

A : Iya.

U : Tetapi efektif tidak dalam pembelajaran?

A : Efektif atau tidaknya itu tergantung siswanya juga sih. Karena kalo

menurut saya itu efektif sih kak. Jadi mengasah kekreativitasan dan

keterampilan siswanya.

U : Ok. Terimakasih A

Wawancara Subjek Ke-4

U : Selamat sore. Dengan siapa?

A : Nama saya As

U : Tadikan saya sudah memberikan materi yang pertemuan pertama dan

pertemuan kedua. Jadi apa Aspernah mendengar istilah naskah drama?

A : Pernah

U : Pernah baca naskah drama apa saja?

A : Naskah drama romantis itu buat ngambil nilai. Naskah drama agak horror

gitu. Paling ada teman yang ikut teater gitu jadi suka ngasih tau naskahnya

gini gini gini.

U : Udah pernah belum baca naskah dari sastrawan Indonesia?

A : Keseringan sih dari dia sendiri yang buat, atau gabungan dari teman-

temannya buat pementasan.

U : Kira-kira dalam keseharian As sering mendengarkan lagu tidak?

A : Kadang.

U : Jenis lagu apa?

A : Dari radio, soalnya kalo lagu banyak pilihannya, sedangkan kalo dari

radio lagu apa aja, ga bisa ganti-ganti lagunya mau lagu apa. Jadi lebih

suka dengerin radio sih.

U : Dari lagu tersebut As maknai atau pahami tidak isinya?

A : Kadang ada yang paham ada yang ngga. Kadang kalo bahasannya agak

puitis gitu bisa sebenarnya mikir apa artinya, cuma kadang males aja gitu.

Yang penting yang tahu bahasa yang biasa-biasa aja gitu.

U : Yang terakhir, bagaimana pembelajaran naskah drama yang tadi melalui

parafrase syair lagu?

A : Bagus sih ada perubahan dari lagu ke naskah. Jadi dari lagu ternyata bisa

dibuat naskah drama bisa dibuat juga pementasan drama. Jadi tahu juga

bahasa lagu yang satu bait tapi maknanya luas.

U : Terimakasih As.

RIWAYAT PENULIS

Nama Ahmad Fauzi, lahir di Bogor, 13 September

1996, alamat Jl. Masjid Nurul Yaqien No. 195,

Kp. Kebon RT.02/07 Kelurahan Cinangka,

Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Jenjang

pendidikan SDN Cinangka 03, MTs Al-Hidayah

Cinangka, MA Islamiyah Sawangan, dan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Judul skripsi

“Parafrase Syair Lagu ke Naskah Drama pada

Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Depok.