Upload
gunadarma
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS GUNADARMA
PENULISAN ILMIAH
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK COVER
TYPE 125 PADA PT ADIPERKASA ANUGRAH PRATAMA
Nama : Fadhillah Rizqi Wibowo
NPM : 32412618
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Industri
Pembimbing : Nurjannah, ST., MT
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat
Mencapai Jenjang D III/ Setara Sarjana Muda
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Fadhillah Rizqi Wibowo/32412618“MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK COVER TYPE 125 PADA PT ADIPERKASA ANUGRAH PRATAMA”Penulisan Ilmiah. Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Gunadarma. 2015.Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, PT Adiperkasa Anugrah Pratama, Cover
Type 125
(xi +33 + Lampiran )
PT Adiperkasa Anugrah Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di metal manufacturing, yang terletak di Tanggerang, Banten. Produk yang dihasilkan oleh yaitu cover type 125. Proses produksi pembuatan cover type 125 dimulai dari, penerimaan bahan baku, proses pemotongan, proses penempaan (forging), proses trimming, proses sandblasting, proses machining, dan proses painting. Pengendalian kualitas yang diterapkan oleh bagian Quality Control (QC) pada PT Adiperkasa Anugrah Pratama hanya dengan cara inspeksi secara manual. Pengendalian kualitas ini dilakukan pada tiga tahapan yaitu, pengendalian kualitas bahan baku, pengendalian kualitas pada proses, serta pengendalian kualitas produk akhir.
Pengendalian kualitas bahan baku meliputi pemeriksaan visual dan ukuran bahan baku. Pengendalian kualitas pada proses meliputi pengecekan pada proses pemotongan, proses penempaan (forging), proses trimming, proses sandblasting, proses machining, dan proses painting. Pengendalian kualitas produk akhir dilakukan setelah semua proses telah selesai dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu pengujian. Alat utama yang digunakan adalah defect location lembar periksa (defect location check sheet).
Daftar Pustaka (1970 - 2007)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan industri yang bergerak dibidang manufaktur adalah perusahaan
yang mengolah bahan-bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi yang memiliki nilai tambah. Pengendalian kualitas dalam industri manufaktur
sangat penting untuk diperhatikan, karena perusahaan dituntut untuk
menghasilkan kualitas dan mutu terbaik dari produk yang telah dibuat. Standar
kualitas suatu produk tidak hanya ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan,
namun konsumen berperan untuk menentukan kualitas dari produk sehingga
perusahaan harus mengikuti standar. Manfaat pengendalian kualitas antara lain,
mendapatkan kualitas produk yang konsisten dengan spesifikasi dan memenuhi
syarat yang diinginkan konsumen, karena kualitas terbaik dari sebuah produk
akan mengakibatkan konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk dari
perusahaan tersebut dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.
Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan
berdasarkan ukuran dan karakteristik tertentu, walaupun proses produksi telah
dilaksanakan dengan baik, namun pada kenyataan terkadang masih ditemukan
kecacatan. Dimana kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar
atau produk yang dihasilkan tidak seragam. Produk cacat tersebut dapat
menyebabkan pemborosan dari segi waktu, biaya dan lain-lain, sehingga dapat
mempengaruhi kegiatan produksi.
Berdasarkan permasalahan yang ada dibutuhkan aktifitas yang dinamakan
dengan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas merupakan usaha penjagaan
dan pengarahan yang dilakukan agar kulitas produk atau jasa yang dihasilkan
sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Pengendalian kualitas sangat penting
dilakukan untuk membantu perusahaan dalam mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produknya, dengan melakukan pengendalian terhadap
tingkat kecacatan produk sampai pada tingkat kecacatan produk nol (zero defect).
Penerapan pengendalian kualitas akan dilakukan pada PT Adiperkasa
Anugrah Pratama yang bergerak dalam bidang manufaktur yang mengolah bahan
baku berupa besi, tembaga, kuningan dan metal menjadi produk jadi. Berdasarkan
permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, maka hal yang akan dilakukan
dalam pengamatan yaitu mengenai pengendalian kualitas produk cover type 125.
Produk cover type 125 merupakan produk penutup untuk pompa air yang biasa
digunakan dalam rumah tangga. Pompa air ini menjadi pompa air yang paling
banyak diminati karena hemat listrik, sehingga tingkat produksi cover type 125
memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk cover
type lainnya. Pengendalian kualitas terhadap produk tersebut, diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada proses produksi dan dapat
mengurangi atau memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan penulisan ilmiah yaitu
bagaimana proses produksi yang terjadi pada PT Adiperkasa Anugrah Pratama
pada pembuatan cover type 125. Selain itu bagaimana pengendalian kualitas pada
produk cover type 125 di PT Adiperkasa Anugrah Pratama.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah dilakukan agar pembahasan dalam penulisan laporan
ini tidak menyimpang dan meluas sesuai dengan batasan-batasan yang telah
ditetapkan oleh penulis. Adapun pembatasan masalah yang ditetapkan adalah
sebagai berikut.
1. Pengambilan data dilakukan di PT Adiperkasa Anugrah Pratama yang
berlokasi di Jl. Pajajaran No. 10, RT 001, RW 007, Jati Uwung, Tanggerang
Banten.
2. Data yang diamati hanya cover type 125.
3. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2015.
4. Pengamatan dilakukan pada divisi quality control.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari laporan penulisan hasil pelaksanaan kerja praktek ini
adalah:
1. Mempelajari proses produksi di PT Adiperkasa Anugrah Pratama.
2. Mempelajari pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT Adiperkasa
Anugrah Pratama.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan susunan penulisan dalam pembuatan
penulisan ilmiah. Susunan penulisan dilakukan secara sistematis atau berurutan,
yang memiliki beberapa bagian utama. Berikut sistematika penulisan ilmiah.
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan pada penulisan ilmiah ini terbagi kedalam beberapa
sub bab. Sub bab tersebut antara lain mengenai latar belakang yang,
perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan yang berguna untuk menyusun langkah-langkah
penulisan dalam penulisan ilmiah.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan pengendalian
kualitas agar menunjang dalam penulisan ilmiah ini. Sub bab yang
terdapat pada landasan teori ini yaitu definisi kualitas, definisi
pengendalian kualitas dan jenis-jenis lembar periksa.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Gambaran umum perusahaan merupakan pengenalan terhadap
perusahaan sebagai tempat praktek kerja ataupun tempat pengambilan
data. Gambaran umum perusahaan berisikan sejarah umum
perusahaan, profil umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
unit-unit yang berkaitan terhadap proses produksi, dan lokasi
perusahaan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan berisi mengenai proses produksi yang
berlangsung dan pengendalian kualitas yang ada dalam perusahaan PT
Adiperkasa Anugrah Pratama.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan dan
analisis dari bab sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Kualitas
Kualitas merupakan keistimewaan dan karakteristik suatu produk dan jasa
yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan atau
kepuasan tertentu. Kualitas tidak terlepas dari manajemen kualitas yang
mempelajari setiap area dari operasi, perencanaan lini produk, fasilitas dan
penjadwalan serta memonitor hasil kegiatan tersebut. Kualitas memerlukan proses
perbaikan secara terus menerus yang dapat diukur, baik secara individual,
organisasi, korporasi, dan tujuan kinerja (Assauri, 2004).
Kualitas produk yang dihasilkan ditentukan berdsasarkan ukuran-ukuran
dan karakteristik tertentu. Produk dikatakan berkualitas baik apabila memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan atau diterima sebagai batas spesifikasi.
Kualitas produk yang diawasi dengan baik diharapkan dapat memperoleh laba
yang optimal dan memenuhi keinginan konsumen akan produk berkualitas baik
dengan harga yang bersaing (Purnomo, 2004).
Terdapat beberapa jenis kualitas yang diperhatikan dalam suatu perusahaan.
Jenis kualitas dibagi menjadi lima meliputi kontrol kualitas, sistem kualitas,
manajemen kualitas, aturan kualitas, dan perbandingan kualitas (Bambang dan
Hamrat 2007). Kontrol kualitas merupakan aktivitas yang digunakan untuk
memenuhi permintaan kualitas, keduanya dipakai untuk memonitor proses dan
mengurangi ketidak puasan kinerja. Sistem kualitas meliputi struktur organisasi,
tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya untuk diterapkan pada
manajemen kualitas. Manajemen kualitas merupakan aspek dari fungsi
manajemen yang menentukan kebijakan kualitas. Aturan kualitas adalah semua
hal tentang kualitas dan diarahkan pada suatu organisasi yang menghargai kualitas
secara formal, serta dikeluarkan oleh manajemen tertinggi. Perbandingan kualitas
merupakan pengujian sistematik dan independen untuk membandingkan kualitas
aktivitas dan hasil sesuai dengan susunan rencana yang diterapkan efektif dan
cocok untuk memcapai tujuan (Bambang dan Hamrat 2007).
2.2. Definisi Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas didefinisikan sebagai aktivitas agar memperoleh
produk jadi yang kualitasnya sesuai dengan standar yang diinginkan atau kegiatan
untuk memastikan kebijakan dalam hal kualitas dapat tercermin pada hasil akhir.
Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki
kualitas produk bila diperlukan, memperhatikan kualitas yang sudah baik dan
mengurangi jumlah barang yang rusak. Pengendalian kualitas yang baik akan
berpengaruh pada kualitas produk dan jasa sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen (Wignjosoebroto, 2003).
Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas untukmenjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapatdipertahankan sebagaimana
yang telah direncanakan. Pengendalian kualitas merupakan usaha preventif dan
dilaksanakan sebelum kualitas produk mengalami kerusakan. Pengertian
pengendalian kualitas sangat luas,dikarenakan berhubungan dengan beberapa
unsur yang mempengaruhi kualitas yangharus dimasukkan dan dipertimbangkan.
Pengendalian kualitas dikelompokkan menjadi pengendalian kualitas sebelum
pengolahan atau proses yaitu pengendalian kualitas yang berkenaan dengan proses
yang berurutan dan teratur termasuk bahan-bahan yang akan diproses serta
pengendalian kualitas terhadap produk jadi yaitu pengendalian yang dilakukan
terhadap barang hasil produksi untuk menjamin supaya produk jadi tidak
mengalami kerusakan atau tingkat kerusakan produk sedikit (Assauri, 2004).
2.2.1 Prosedur Pengendalian Kualitas
Prosedur pengendalian kualitas suatu produk, proses atau pelayanan yang
tersusun secara sistematis diperlukan supaya pelaksanaan proses pengendalian
kulitas ini dijalankan dengan efektif. Langkah-langkah umum dalam
merealisasikan fungsi pengendalian kualitas ini dapat dijabarkan menjadi
penerapan standar kualitas, pemeriksaan kualitas, melakukan tindakan terhadap
hasil pemeriksaan, dan perencanaan pengembangan kualitas. Pengembangan
kualitas akan melahirkan kualitas yang lebih baik lagi. Proses seperti ini menjadi
titik penghubung bagi kegiatan-kegiatan sehingga terbentuk sebuah lingkaran
kegiatan yang semakin mengembangkan kualitas produk kearah yang lebih baik
(Bambang dan Hamrat 2007).
Prosedur pengendalian kualitas dilakukan oleh beberapa bagian. Kontribusi
terbesar terhadap kualitas produk yang dihasilkan suatu perusahaan adalah bagian
teknisi, bagian manufaktur, bagian teknisis kualitas, dan bagian pemeriksaan.
Bagian-bagian tersebut bertanggung jawab penuh pada tugasnya ketika
melakukan pengendalian kualitas saat produk masuk kedalam departemen tersebut
(Bambang dan Hamrat 2007).
Bagian teknisi bertanggung jawab dalam penentuan standar kualitas,
mempebaiki produk akhir sesuai dengan mutu yang dikehendaki dan merancang
pengujian terhadap penyimpangan-penyimpangan kualitas yang signifikan.
Bagian manufaktur mengatur aktivitas manufaktur untuk menciptakan pekerjaan-
pekerjaan yang memenuhi syarat yang ditetapkan. Bagian teknisi kualitas
melakukan koordinasi sebaik-baiknya terhadap aktivitas yang terkait dengan
kegiatan pengendalian kualitas. Bagian pemeriksaan melakukan usaha-usaha
untuk mencegah pemeriksaan yang berlebihan ataupun kurang teliti, bagian ini
menyimpan tata cara pemeriksaan yang optimal (Bambang dan Hamrat 2007).
2.2.2 Prinsip Pengendalian Kualitas
Prinsip dari kualitas guna mencapai suatu tujuan, meliputi beberapa aspek
dimana aspek yaitu fokus pelanggan, konsep ini menuntut dilakukannya upaya-
upaya pengumpulan dan analisa. Perbaikan proses yaitu konsep perbaikan yang
berkelanjutan dibangun diatas asumsi bahwa kerja adalah hasil dari serangkaian
langkah dan kegiatan yang menghasilkan keluaran. Perhatian yang terus menerus
pada setiap langkah didalam proses kerja diperlukan untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan dari produk dan memperbaiki kehandalan dari proses.
Pelibatan total yaitu pendekatan yang diawali dari kepemimpinan yang aktif dari
manajemen senior dan meliputi dari upaya-upaya yang memanfaatkan aneka
talenta dari semua didalam organisasi untuk memperoleh keunggulan kompetitif
didalam pasar. Para pekerja disemua tingkatan dipekerjakan secara mandiri untuk
memperbaiki produk mereka dengan cara bekerja sama dalam struktur kerja yang
lebih baru dan fleksibel untuk memecahkan masalah (Evans, 2005).
Rencana pemeriksaan kualitas harus disusun dengan baik karena akan
berkaitan dengan aspek tenaga kerja, waktu pemeriksaan, peralatan, dan kualitas
produk. Aspek tersebut perlu diperhatikan dalam perencanaan pemeriksaan
kualitas karena dapat menimbulkan resiko kedalam maupun keluar perusahaan.
Resiko kedalam perusahaan misalnya pemborosan tenaga kerja, waktu, biaya
peralatan dan kualitas yang buruk. Resiko keluar perusahaan misalnya
ketidakpuasan konsumen karena kualitas produk yang tidak memuaskan dan
keterlambatan pengiriman (Bambang dan Hamrat 2007).
Fungsi pemeriksaan pada umumnya meliputi empat tanggung jawab yaitu
memenuhi kualitas bahan masuk, meneliti semua barang-barang jadi untuk
memastikan bahwa hanya produk-produk yang diterima yang sampai kepada
pelanggan, membantu dalam pelaksanaan pengendalian proses dan berusaha untuk
menemukan kekurangan dalam manufaktur yang akan menyebabkan kesulitan-
kesulitan yang berurutan serta, berlaku sebagai pemberi saran dan berusaha untuk
membetulkan atau mencegah masalah-masalah pengendalian kualitas (Bambang
dan Hamrat 2007).
Tujuan pengendalian kualitas dalam perusahaan adalah untuk meningkatkan
keputusan konsumen, agar proses produksi dilaksanakan dengan biaya serendah-
rendahnya, agar proses produksi dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah
ditentukan. Pengendalian kualitas juga bertujuan untuk mencapaian kebijaksanaan
dan target perusahaan secara efisien, perbaikan hubungan manusia, peningkatan
moral karyawan, dan pengembangan kemampuan tenaga kerja. Pengarahan pada
pencapaian tujuan tersebut akan terjadi peningkatan produktivitas dan keuntungan
perusahaan. Pengendalian kualitas menurut konsep Feigenbaum meliputi banyak
aspek perusahaan maka adanya usaha kearah peningkatan kualitas produk akhir
akan memberikan pada fungsi-fungsi yang lain kedalam perusahaan untuk
memperbaiki dukungan terhadap pengendalian kualitas yang dilakukan (Bambang
dan Hamrat 2007).
Pengendalian kualitas dimaksudkan untuk mengendalikan proses produksi
yang sedang berlangsung, sehingga bila terjadi perubahan dalam proses, tindakan-
tindakan yang dilakukan tidak akan keluar dari standar kualitas (Bambang dan
Hamrat 2007).
2.2.3 Pengendalian Kualitas pada Area Kedatangan Material
Area kedatanga material adalah tempat bahan mentah pertama kali datang.
Pemeriksaan diutamakan pada tanda kelayakan dari pemasok yang akan menjamin
bahwa pemasok telah bekerja sesuai dengan tuntutan pengendalian kualitas yang
telah disepakati (Sumayang, 2003). Pengendalian material yang masuk mencakup
seluruh kegiatan kualitas yang berhubungan dengan penerimaan seluruh bahan
baku dan produk setengah jadi atau komponen. Prosedur pengendalian material
yang digunakan saat ini menekankan pada hubungan dari mana sumber material
tersebut. Salah satu cara yang dikembangkan untuk menjaga kualitas produk saat
ini yaitu membangun hubungan baik antara pemasok dan perusaan pembeli
sehingga terjalin kepercayaan untuk produk-produk yang dihasilkan tanpa
melupakan teknik pengendalian kualitas secara sistematis (Kirkpatrick, 1970).
Inspeksi pada material atau komponen oleh perusahaan pembeli merupakan
bagian rutinitas kegiatan yang dilakukan untuk pengendalian bahan masuk agar
sehingga kualitas produk terjaga. Perancaan inspeksi statistik digunakan secara
luas untuk mengurangi waktu inspeksi, keterbatasan tenaga kerja, dan biaya.
Perencanaan dan pengorganisasian untuk mengendalikan bahan masuk, bagian
pengendalian kualitas bekerja sama dengan bagian produksi, bagian pembelian
yang menangani pembelian bahan baku oleh pihak pemasok, dan fasilitas
pengujian laboratorium dari pabrik. Permintaan untuk material maupun komponen
berasal dari bagian produksi saat jadwal produksi ditetapkan. Pemilihan pemasok
untuk pembelian bahan baku biasanya telah ditetapkan beberapa penilaian dan
kriteria. Penilaian dalam pemilihan pemasok terdiri dari fasilitas yang dimiliki,
sistem kualitas yang ditetapkan, dan kemampuan kualitas dari produk yang
dihasilkan (Kirpatrick, 1970).
Pemeriksaan bahan baku atau material yang masuk umumnya akan lebih
luas dan lebih ketat pada bahan pertama yang dikirim oleh pemasok di awal
pembelian. Pemeriksaan untuk lot pertama pada suatu bahan baku baru dari
pemasok dilakukan pengecekan 100% untuk mengatahui kualitas produk secara
keseluruhan. Berdasarkan pemeriksaan awal, apabila tingkat kualitas memuaskan
maka lot selanjutnya akan diperiksa menggunakan pemeriksaan sampel
(Kirpatrick, 1970)
2.2.4 Sistem Pengendalian Proses
Pengendalian proses merupakan suatu sistem yang terintegrasi antara satu
elemen dengan elemen yang lainya. Setiap elemen akan memberikan
kontribusinya sehingga tercipta suatu sistem yang baik dan akan menghasilkan
produk yang berkualitas, alir sistem pengendalian proses dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut(Gaspersz, 2002).
Gambar 2.1 Sistem Pengendalian ProsesTerdapat empat hal penting yang harus diperhatikan dalam sistem
pengendalian proses, yaitu proses, informasi tentang kinerja, tindakan pada proses
dan tindakan pada produk. Melalui proses semua input bekerja sama untuk
menghasilkan produk berkualitas yang selanjutnya diserahkan kepada pelanggan
agar memenuhi kebutuhan dan ekspektasi dari pelanggan tersebut. Kinerja total
dari proses tergantung pada komunikasi diantara organisasi yang menawarkan
produk dan pelanggan.
Informasi tentang kinerja dapat digunakan untuk mengambil tindakan
yang tepat seperti apakah perlu memperbaiki proses yang ada sekarang atau terus
memproduksi produk berdasarkan proses sekarang. Setiap tindakan yang diambil
sebaiknya tepat waktu dan sesuai, agar menghilangkan pemborosan dalam
pengendalian proses ,yang berarti akan meningkatkan proses terus menerus.
Tindakan pada proses dimaksudkan untuk mempertahankan kestabilan dan
variasi dari produk dalam batas-batas yang dapat diterima. Tindakan yang diambil
pada proses dapat berupa perubahan dalam operasional (seperti: pelatihan
operator, perubahan kedatangan material, dll) atau elemen dari proses itu sendiri
(seperti: rehabilitasi peralatan, meningkatkan komunikasi internal dan hubungan
diantara orang-orang, mengubah desain dan pengembangan proses secara
keseluruhan, dll). Pengaruh dari setiap tindakan pada proses harus dipantau dan
dilakukan analisis lanjutan untuk mengetahui bahwa tindakan-tindakan yang
diambil pada proses itu telah sesuai dengan yang diharapkan.
Tindakan pada produk dimaksudkan untuk mendeteksi dan memperbaiki
produk yang berada diluar spesifikasi yang telah ditetapkan, proses pembuatan
produk juga perlu dikaji secara mendalam untuk mengetahui mengenai masalah-
masalah apa saja yang terjadi pada proses pembuatan produk tersebut. Tindakan
pada produk harus dilanjutkan dengan tindakan-tindakan korektif pada proses,
kemudian menguji proses itu sampai mampu menghasilkan spesifikasi produk
sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan.
2.3. Lembar Periksa
Lembar periksa adalah sebuah lembar pengecekan (lembar periksa) adalah
suatu formulir yang didesain untuk mencatat data. Dalam banyak kasus,
pencatatan dilakukan sehingga pada saat data diambil pola dapat dilihat dengan
mudah. Lembar pengecekan membantu analis menentukan fakta atau pola yang
mungkin dapat membantu analisis selanjutnya. Misalnya gambar yang
menunjukan suatu perhitungan jumlah daerah dimana cacat terjadi, atau sebuah
lembar pengecekan yang menunjukan tipe keluhan pelanggan (Heizer dan Render,
2004).
Tujuan utama dari lembar periksa (lembar pengecekan) ialah untuk
menjamin bahwa data dikumpulkan secara hati-hati dan akurat oleh personel
operasi untuk mengontrol proses dan untuk pengambilan keputusan (Herjanto,
2007).
2.3.1 Karakteristik Lembar Periksa
Selain itu karakteristik lembar periksa adalah dapat menentukan sumber
persoalan. Lembar periksa juga memungkinkan pemecahan persoalan dengan
cepat. Lembar periksa dapat dipakai untuk memeriksa beberapa item secara
bersamaan dan memungkinkan pengklasifikasian/penstrataan data.
Alat bantu ini sangat tepat digunakan sebagai alat pengumpul data, tetap
tidak memenuhi syarat bila bila digunakan untuk menganalisa data, karena semua
data adalah data fenomena atau fakta yang sedang terjadi (berlangsung). Itulah
sebabnya dikatakan bahwa lembar periksa adalah alat bantu yang digunakan pada
suatu proses atau kegiatan belangsung. Banyak macam-macam bentuk lembar
periksatetapi yang sering digunakan adalah “Tally” (Gaspersz, 2002).
2.3.2 Kegunaan dan Tujuan Lembar Periksa
Lembar periksa adalah suatu formulir, dimana item-item yang akan
diperiksa telah dicetak dalam formulir itu, dengan maksud agar data dapat
dikumpulkan secara mudah dan ringkas. Penggunaan lembar periksa bertujuan
untuk memudahkan proses, mengumpulkan data, mengusin data, memisahkan
antara opini dan fakta.
Lembar periksa dapat memudahkan proses pengumpulan data terutama
untuk mengetahui bagaimana sesuatu masalah yang sering terjadi. Tujuan utama
dari penggunaan lembar periksa adalah membantu mentabulasikan banyaknya
kejadian dari suatu masalah tertentu atau penyebab tertentu. Selain itu lembar
periksa digunakan untuk mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sering
terjadi, menyusun data secara otomatis, sehingga data itu dapat di pergunakan
dengan mudah, dan memisahkan antara opini dan fakta.
Lembar isian merupakan alat bantu untuk memudahkan proses
pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun
kondisi kerja yang ada. Didalam pengumpulan data maka data yang diambil harus
benar-benar sesuai dengan kebutuhan analisis dalam arti bahwa data harus jelas,
tepat dan mencerminkan fakta (Wignjosoebroto, 2003).
2.3.3 Jenis-Jenis Lembar Periksa
Production Process Distribution Lembar periksa adalah jenis lembar
periksa yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses
produksi atau proses kerja lainnya. Jenis ini dipergunakan untuk mengumpulkan
data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya.
Output kerja sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan untuk
dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya secara langsung akan dapat
diperoleh pola distribusi yang terjadi. seperti dengan halnya histogram, maka
bentuk distribusi data yang berdasarkan frekuensi kejadiannya yang diamati kan
menunjukkan karakteristik proses yang terjadi. Gambar berikut ini merupakan
contoh sebuah lembar isian dan distribusi proses produksi.
Gambar 2.2 Production Process Distribution Lembar periksa
Jika terbukti data tidak normal atau jika data signifikan di dekat atau di luar garis LSL atau USL, maka usaha improvement harus dilakukan untuk menghilangkan special cause of variation, yaitu: variasi yang terjadi karena faktor eksternal (dari luar system).
Jenis lembar periksa yang kedua adalah Defective Lembar periksa. Lembar periksa ini digunakan untuk mengurangi jumlah kesalahan atau kerusakan yang ada dalam suatu proses kerja, maka terlebih dulu kita harus mampu mengidentifikasikan kesalahan-kesalahannya.
Cara mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja, maka terlebih dahulu kita harus mampu mengidentifikasi kesalahan-kesalahan, dalam hal ini bisa diklasifikasikan sebagai hasil kerja yang tidak berkualitas yang ada dan persentasenya. Setiap kesalahan biasanya akan diperoleh dari faktor faktor penyebab yang berbeda sehingga tindakan korektif yang tepat harus diambil sesuai dengan macam kesalahan dan penyebabnya tersebut.
Gambar 2.3 Defective Item Lembar PeriksaLembar periksa ini adalah sejenis lembar pengecekan dimana gambar
sketsa dari benda kerja akan disertakan sehingga lokasi kerusakan yang terjadi
bisa segera diidentifikasikan Sejenis lembar pengecekan dimana gambar sketsa
dari benda kerja akan disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi benda kerja
akan disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi bisa segera diidentifikasikan.
Lembar periksa seperti ini akan dapat mempercepat proses analisis dan
pengumpulan tindakan tindakan korektif yang diperlukan.
Gambar 2.4 Defect Location Lembar periksaJenis lembar periksa yang keempat adalah Defective Cause Lembar
periksa.periksa ini digunakan untuk menganalisa sebab-sebab terjadinya
kesalahan darisuatu output kerja. Lembar periksa ini bertujuan untuk
mengkorelasikan sebab dan akibat dengan memasukkan faktor-faktor penyebab
yang mungkin, seperti waktu, operator, mesin, dan lokasi.Sebagai contoh lihat
Gambar 2.4 nama-nama operator, jam sebelum makan siang, jam setelah makan
siang, dan beberapa workstation dirangkum pada selembar check sheet dalam
rangka mengidentifikasi trend lintas kelompok (Wignjosoebroto, 2003).
Gambar 2.5 Defective Cause Lembar periksa
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil Perusahaan
PT Adiperkasa Anugrah Pratama berdiri pada tanggal 27 Juli 2009, PT
Adiperkasa Anugrah Pratama beralamat di JL. Pajajaran No. 10 Jatiuwung,
Tanggerang-Banten, dengan luas lahan sebesar 27000 m2, yang terdiri dari 14000
m2 lahan pabrik dan 1000m2 lahan perkantoran. PT Adiperkasa Anugrah Pratama
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang metal manufacturing, yang
mengelola bahan baku berupa kuningan dan metal menjadi produk jadi. Pada
awalnya PT Adiperkasa Anugrah Pratama hanya memproduksi proyek dari
Pertamina yaitu produk tabung gas 3 kg, namun seiring berjalannya waktu PT
Adiperkasa Anugrah Pratama melebarkan sayapnya sehingga saat ini tidak kurang
dari 10 perusahaan mempercayai PT Adiperkasa Anugrah Pratama sebagai rekan
bisnis, perusahaan tersebut antara lain :
1. PT Panasonic Manufacturing Indonesia.
2. PT Mecoindo.
3. PT Blue Gas Indonesia.
4. PT Rinnai Indonesia.
5. PT Citra Surya Abadi Prima.
6. PT Roda Prima Lancar.
7. PT Trafindo Prima Perkasa.
8. PT Aditec Cakra Wiyasa.
9. PT Roda Kencana Putra.
10. PT Australindo Graha Nusantara.
PT Adiperkasa Anugrah Pratama mempunyai motto: “pribadi berkualitas,
cermin produk berkualitas”. Motto ini sudah menjadi ciri khas seluruh karyawan
dari low level sampai top level management, maka dari itu PT Adiperkasa
Anugrah Pratama selalu mengutamakan kualitas barang yang dripoduksinya. PT
Adiperkasa Anugrah Pratama berkomitmen untuk selalu memberikan jaminan
kepuasan kepada konsumen dengan berpedoman kepada :
1. Melakukan perbaikan dan meningkatkan mutu proses yang berkelanjutan.
2. Pengiriman ke konsumen sesuai dengan jumlah dan tepat waktu.
3. Membudayakan 7K2S.
4. Menjalankan aktifitas sesuai dengan ISO 9001:2008.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
Setiap perusahaan tidak terlepas dari visi dan misi untuk mencapai tujuan
akhir perusahaan.
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan yang mempunyai reputasi baik dalam industry metal
manufacturing.
Misi Perusahaan
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi didukung oleh pelayanan
professional dan mempunyai manajemen yang terbaik disemua bidang.
3.3 Budaya Perusahaan
Seperti halnya manusia, organisasi juga memiliki karakter yang akan
membentuk seluruh lapisan karyawan sehingga menjadi budaya dalam lingkungan
perusahaan. Karakter yang dijiwai oleh seluruh karyawan PT Adiperkasa Anugrah
Pratama adalah 7K2S yang mempunyai arti:
1. Ketaatan :
a. Bertaqwa kepada Tuhan.
b. Taat kepada perintah atasan.
2. Kejujuran :
a. Bertanggung Jawab.
b. Melaporkan hasil produksi yang benar.
c. Tidak mengambil barang ynag bukan miliknya.
d. Tidak berbohong.
3. Kekeluargaan :
a. Saling mengasihi sesam pekerja.
4. Kerapihan :
a. Penataan barang yang baik.
b. Berpakaian rapih dan sopan.
5. Kebersihan :
a. Menjaga kebersihan lingkungan.
b. Menjaga kebersihan asset-aset perusahaan.
6. Kelestarian :
a. Menjaga lingkungan kerja.
b. Menjaga asset perusahaan.
7. Ketertiban :
a. Menjaga suasana kerja yang haromonis.
b. Menjalankan peraturan kerja perusahaan.
8. Standar :
a. Menjaga dan menjalankan standar kerja.
9. Safety :
a. Menjaga keselamatan dalam bekerja.
3.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan dan
menjadi penggerak dari suatu perusahaan, karena berhubungan dengan tanggung
jawab yang saling berinteraksi. Kegiatan perusahaan dapat berjalan apabila
memiliki manajemen organisasi yang baik untuk melancarkan aktivitas antar
divisi sehingga terjadi keseimbangan dan komunikasi yang baik. Berikut adalah
Gambar 3.1 merupakan struktur organisasi yang terdapat di PT Adiperkasa
Anugrah Pratama.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Adiperkasa Anugrah Pratama(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
PT Adiperkasa Anugrah Pratama memiliki 500 karyawan tetap, dengan
jam kerja selama 24 jam. Jam kerja tersebut diperuntukkan bagi para operator di
lantai produksi. Jam kerja pabrik terdiri dari 2 jam kerja. Jam kerja pertama
dimulai pukul 07.00 – 16.00 WIB, dengan waktu istirahat makan siang mulai
pukul 12.00 – 13.00 WIB. Jam kerja kedua dimulai pukul 19.00 – 04.00 WIB,
dengan waktu istirahat makan malam pukul 24.00 – 01.00 WIB.
3.5 Produk yang dihasilkan PT Adiperkasa Anugrah Pratama
PT Adiperkasa Anugrah Pratama merupaka perusahaan yang bergerak di
bidang metal manufacturing. Adapun produk-produk yang dihasilkan oleh PT
Adiperkasa Anugrah Pratama antara lain :
1. Tabung gas 3kg.
2. Body value O2 dan Body value CO2.
3. Casing cover type 137, 237, 100, 150 untuk komponen pompa air.
4. End Cup bottom untuk komponen kulkas.
5. Burner HPTP, Burner HPTB, Buener HPEP.
6. Burner Small cyclone dan Burner big cyclone.
7. Machined lower body dan Machines upper body.
8. Drain case.
(a) (b)
(c)
(d)Gambar 3.2 (a) Cover Type 125, Cover Type 200, Cover Type Sanyo, (b) Pulp Tabung
Gas 3kg, (c) Meteran Air, (d) Stand Comp Main.(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses Produksi
Proses produksi pembuatan cover type 125 di PT Adiperkasa Anugrah
Pratama terdiri dari beberapa proses. Proses-proses ini mulai dari penerimaan
bahan baku sampai menjadi produk jadi. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.1 yang menunjukkan diagram alir dibawah ini.
Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Produksi Cover type 125
4.1.1 Proses Penerimaan Bahan Baku
Proses penerimaan bahan baku di sini merupakan kegiatan pertama yang
dilakukan oleh perusahaan saat menerima bahan baku di gudang. Pada proses ini
perusahaan menerima bahan baku berupa brass (kuningan) dengan ukuran
panjang 2 meter dan ukuran diameter sebesar 3 cm.
Gambar 4.2Penerimaan Bahan Baku Cover type(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
4.1.2 Proses Pemotongan Brass (Kuningan)
Tahap selanjutnya adalah pemotongan brass (kuningan), pada proses ini
menggunakan mesin circular cold saw. Mesin circular cold sawdigunakan untuk
memotong brass (kuningan), pada proses ini ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan agar hasil pemotongan brass (kuningan) sesuai dengan spesifikasi
perusahaan.
Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran
brass (kuningan)sesuai dengan spesifikasi yang akan dipotong, yaitu ukuran
panjang sebesar 4 cm. Tahap selanjutnya melakukan pengaturan terhadap mesin,
setelah mesin diatur kemudian dibuat sampel sebanyak 5 unit sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan untuk acuan ukuran.
Tahap selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan terhadap sampel yang
telah dibuat. Jika sampel yang dibuat belum sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan, maka lakukan pengaturan kembali terhadap mesin. Jika sudah sesuai
dengan ukuran pesanan, maka mulai dilakukan kegiatan produksi. Produksi di sini
adalah mulai melakukan kegiatan proses pemotonganbrass (kuningan).
Gambar 4.3 Mesin Circular Cold Saw(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
4.1.3 Proses Penempaan (Forging)
Proses penempaan atau forging ini terdiri dari duua tahapan, yaitu tahap
pertama yaitu brass (kuningan)diproses menggunakan mesin oven dengan suhu
yang mencapai 600oC sampai 800oC, dan selanjutnya brass (kuningan) yang
sudah dipanaskan diletakkan di sebuah cetakan atau moulduntuk kemudian
dicetak dengan mesin forgingatau di tempa dengan mesin presssesuai dengan
spesifikasi yang dipesan. Berikut merupakan gambar mesin forging.
Gambar 4.4Mesin Forging(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
4.1.4 Proses Trimming
Proses trimming ini berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa sekrap
dibagian tepinya yang masih tersisa akibat dari tekanan pada saat proses forging.
Berikut merupakan gambar perbedaan produk yang belum melalui proses
trimming dan gambar produk yang sudah melalui proses trimming.
Gambar 4.5 Perbedaan Produk Sebelum dan Sesudah Melalui Proses Trimming (Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
4.1.5 Proses Sandblasting
Proses sandblasting, yaitu proses untuk membersihkan permukaan produk
dari minyak, menghaluskan, dan menghilangkan kerak kusam pada permukaan
produk akibat proses forging. Berikut merupakan perbedaan gambar produk yang
belum melalui proses sandblasting dan gambar produk yang sudah melalui proses
sandblasting.
Gambar 4.6 Perbedaan Produk Sebelum dan Sesudah Melalui Proses Sandblasting (Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
4.1.6 Proses Machining
Proses machiningyaitu memproses produk dengan membuat lubang O-
ring pada bagian tepi dengan menggunakan mesin bor, proses ini bertujuan untuk
menyatukan komponen cover type 125 dengan komponen lainnya menggunakan
baut. Berikut merupakan perbedaan gambar produk yang belum melalui proses
machining dan gambar produk yang sudah melalui machining dan proses
pembuatan lubang O-ring.
Gambar 4.7 Perbedaan Produk Sebelum dan Sesudah Melalui Proses Machining(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
Gambar 4.8 Proses Pembuatan Lubang O-ring(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
4.1.7 Proses Painting
Proses painting dilakukan dengan beberapa tahapan, tahap pertama adalah
proses degrising, proses degrisingadalah proses kimia untuk menghilangkan
kotoran maupun minyak yang menempel di permukaan produk. Tahap selanjutnya
adalah proses pengeringan, dengan memanaskan produk pada suhu tertentu untuk
mengeringkan permukaan produk yang masih basah akibat proses degrising.
Tahap berikutnya adalah spray painting, proses ini adalah melapisi
material dengan cara menyeprotkan cat kepermukaan produk. Tahap selanjutnya
adalah proses pengeringan, dengan memanaskan produk pada suhu tertentu yang
bertujuan unttuk mengeringkan permukaan produk yang telah di cat, selain itu
proses ini juga berperan untuk kerekatan cat terhadap permukaan produk.
4.2. Pengendalian Kualitas Produk
Pengendalian kualitas produk PT Adiperkasa Anugrah Pratama merupakan
pengendalian kualitas terhadap material atau bahan sampai pada produk
akhir.Material atau bahan baku utama dari pembuatan cover type 125 adalah
brass (kuningan). Pengendalian kualitas produk PT Adiperkasa Anugrah Pratama
terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pada saat bahan baku datang dari pemasok,
bahan baku diproses, dan saat menjadi produk jadi. Pengendalian kualitas
masing-masing bagian dilakukan di departemen yang berbeda dan prosedur yang
berbeda.
Kualitas produk dalam perusahaan berkaitan dengan kualitas proses
operasi dan pengendalian kualitas tidak hanya pada produk akhirnya, melainkan
proses produksi dari awal hinga akhir. Berdasarkan hal tersebut PT Adiperkasa
Anugrah Pratama menerapkan pengendalian kualitas secara berkala untuk
meminimalisir produk mengalami kerusakan atau tingkat kerusakan produk
sedikit.
Proses pengendalian kualitas cover type 125 dilakukan pada proses
penerimaan bahan baku dari pemasok, proses produksi, sampai pemeriksaan
produk jadi. Prosedur pengendalian kualitas dilakukan oleh beberapa bagian.
Bagian-bagian tersebut bertanggung jawab penuh pada tugasnya ketika
melakukan pengendalian kualitas saat produk masuk kedalam departemen
tersebut.
4.2.1 Pengendalian Kualitas Bahan
Pengendalian kualitas bahan merupakan pemeriksaan material brass
(kuningan)yang datang dari pemasok. Pemeriksaan komponen bertujuan untuk
memeriksa material yang datang agar memenuhi standar material yang akan
digunakan pada proses pembuatan produk. Berikut merupakan diagram alir
tahapan pengecekan bahan baku.
Gambar 4.9 Diagram Alir Proses Pengecekan Bahan Baku
BerdasarkanGambar 4.9 diagram alir di atas dapat dijelaskan tahapan-
tahapan yang dilakukan dalam proses pengecekan bahan baku. Pertama yang
dilakukan adalah mempersiapkan alat pengecekan yaitu meteran, jangka sorong,
dan check sheet. Setelah alat tersebut disiapkan, maka bagian inspeksi
menerimabrass (kuningan).
Setelah brass (kuningan) diterima, maka dilakukan pemeriksaan dan
pencatatan pada check sheetterhadap bahan baku tersebut meliputi jumlah bahan
baku, dan ukuran brass (kuningan) yang telah dipesan sesuai dengan spesifikasi
perusahaan. Jika bahan baku tidak sesuai dengan spesifikasi perusahaan, maka
brass (kuningan) tersebut dikembalikan lagi ke pemasok. Jika brass (kuningan)
telah sesuai dengan spesifikasi perusahaan maka brass (kuningan) tersebut dapat
langsung disimpan digudang.
Gambar 4.10 Lembar Periksa Pada Penerimaan Bahan Baku(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
4.2.2 Pengendalian Kualitas Pada Proses
Proses pengendalian kualitas dilakukan pada setiap proses pembuatan
cover type 125 oleh operator quality control pada bagian proses produksi. Proses
yang dialami oleh material brass (kuningan) untuk membuat produk cover type
adalah proses pemotongan, forging, trimming, sandblasting, machining dan proses
painting. Pengendalian kualitas dari masing-masing operasi memiliki standar
ukuran atau kriteria yang berbeda, yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebagai
standar kualitas yang baik. Perhatian yang terus menerus pada setiap langkah di
dalam proses kerja diperlukan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dari
produk dan memperbaiki kehandalan dari proses. Berikut merupakan Gambar
4.11 Flowchart Quality Control Process.
Gambar 4.11 Flowchart Quality Control Process
Pengendalian kualitas proses pemotongan brass (kuningan) dilakukan
dengan cara memeriksa ukuran panjang brass (kuningan) yang telah dipotong
dengan mesin circular cold saw. Pemeriksaan dilakukan secara visual dengan
menggunakan meteran dan penggaris. Pengendalian kualitas proses operasi
forging dilakukan dengan cara memeriksa ukuran diameter dan ketebalan produk
yang telah di cetak, sudah sesuai dengan standar atau sesuai dengan ukuran yang
diingnkan konsumen. Pemeriksaan dilakukan secara visual dengan menggunakan
jangka sorong.
Pengendalian kualitas proses trimming dilakukan secara visual dengan
cara memeriksa permukaan produk, apakah masih terdapat sisa sekrap pada
bagian tepi produk. Pengendalian kualitas proses operasi sandblasting dilakukan
secara visual dengan cara memeriksa permukaan produk, apakah masih terdapat
banyak bintik atau kusam pada permukaan produk.
Pengendalian kualitas proses machining dilakukan dengan cara memeriksa
hasil diameter pelubangan, dan O-ring tidak boleh keluar dari grooving dan tidak
boleh putus atau rusak. Pemeriksaan dilakukan secara visual dengan
menggunakan jangka sorong. Pengendalian kualitas proses painting dilakukan
dengan cara memeriksa ketebalan cat dengan menggunakan alat bantu thickness
meter, dan kekuatan cat menggunakan alat bantu tape test, dan pensil H-2H.
Ukuran diameter, ketebalan, dan kriteri-kriteria cover type 125 yang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan, akan dilakukan
pemrosesan ulang agar memenuhi standar kualitas. Jika produk yang tidak
memenuhi standar tidak dapat dilakukan pemrosesan pengulangan, maka produk
tersebut akan dilakukan proses peleburan. Cover type 125 yang sesuai dengan
standar perusahaan selanjutnya dipindahkan ke bagian gudang produk jadi.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pengendalian kualitas pada proses
adalah timbulnya biaya tambahan dan waktu tambahan akibat material yang
diproses ulang. Tujuan pengendalian kualitas pada proses ini agar proses produksi
dilaksanakan dengan biaya serendah-rendahnya, agar proses produksi dapat
diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Gambar 4.12 Lembar Periksa Pada Proses Produksi(Sumber: PT Adiperkasa Anugrah Pratama, 2015)
4.2.3 Pengendalian Kualitas Pada Produk Akhir
Proses pengendalian kualitas pada produk akhir dilakukan oleh operator
khusus pemeriksaan di bagian pemeriksaan kualitas. Berikut merupakan Gambar
4.13 Flowchart Quality Control Produk Akhir.
Gambar 4.13 Flowchart Quality Control Produk Akhir
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa seluruh ukuran yang telah
diproduksi. Uji kualitas dilakukan secara manual dengan melakukan pemeriksaan
visual dan membandingkan ukuran produk berdasarkan standar yang telah
ditetapkan perusahaan.Pengendalian kualitas pada produk akhir meliputi ukuran
diameter, ketebalan, warna cat, ketebalan warna cat, kekuatan cat, o-ring atau
hasil pelubangan tidak boleh keluar dari grooving, dan tidak boleh putus atau
rusak.
Produk akhir yang menyimpang dari ukuran dan kriteria standar
perusahaan, akan dilakukan proses perbaikan produk akhir, apabila ukuran dan
kriteria tidak menyimpang terlalu besar. Penyimpangan kualitas yang melewati
batas standar yang telah perusahaan tetapkan maka produk tersebut akan
dilakukan proses peleburan. Proses pengendalian kualitas pada produk akhir
sangat penting karena pengendalian kualitas yang baik akan berpengaruh pada
kualitas produk dan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
4.3 Kecacatan Produk
Pada proses produksi, kemungkinan terjadinya kecacatan produk itu selalu
ada, namun yang jadi permasalahan adalah bagaimana agar jumlah cacat itu dapat
diminimalisir. Kecacatan yang terjadi pada produk cover type 125 seringkali
terdapat pada bagia painting. Jenis-jenis kecacatan tersebut antara lain adalah
adanyaketebalan cat yang tidak merata, terdapat bintik dan terdapat scratch di
permukaan produk.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan penulisan yang ingin dicapai
oleh penulis pada penulisan ilmiah berdasarkan pembahasan dan analisis yang
telah dilakukan sebelumnya. Berikut adalah kesimpulan dari penulisan ilmiah ini.
1. Proses produksi pembuatan cover type 125 di PT Adiperkasa Anugrah
Pratama yaitu dimulai dari, penerimaan bahan baku, proses pemotongan,
proses penempaan (forging), proses trimming, proses sandblasting, proses
machining, dan proses painting.
2. Pengendalian kualitas yang diterapkan oleh bagian Quality Control (QC)
pada PT Adiperkasa Anugrah Pratama dilakukan pada beberapa tahapan
yaitu, pengendalian kualitas bahan baku, pengendalian kualitas pada proses,
serta pengendalian kualitas produk akhir. Pengendalian kualitas bahan baku
meliputi pemeriksaan visual dan ukuran bahan baku. Pengendalian kualitas
pada proses meliputi pengecekan pada proses pemotongan, proses penempaan
(forging), proses trimming, proses sandblasting, proses machining, dan proses
painting. Pengendalian kualitas produk akhir dilakukan setelah semua proses
telah selesai dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu pengujian. Alat
utama yang digunakan adalah defect location lembar periksa (defect location
check sheet).
5.2 Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan dari penulisan ilmiah
ini. Beberapa saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Leader tiap proses dianjurkan untuk lebih memantau dan memberikan arahan
kepada operatornya saat proses produksi berlangsung.
2. Perlu dilakukan pemeriksaan dengan ketelitian yang tinggi setelah produk
selesai diproses semua.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Revisi Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Bambang dan Hamrat. 2007. Pengawasan Industri dalam Pengendalian
Pencemaran Lingkungan. Edisi 1. Jakarta: Granit.
Evans dan Lindsay. 2005. The management and control of quality. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Kirpatrick. E.G. 1970. Quality Control for Managerrs and Engineering. United
Stated of America.
Gaspersz, V. 2002. Statistical Process Control. Penerapan Teknik-teknik
Statistikal dalam Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga, , Grasindo, Jakarta.
Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Render, Barry, Jay Heizer. 2004. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Grasindo,
Jakarta
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta:
Gunadarma
Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Study Gerak Dan Waktu. Edisi Pertama.
Surabaya: Guna Widya.