27
MAKALAH MESIN INDUKSI 3-PHASA Disusun Oleh: Nama : Bayu Aji Nugroho NIM : 2011 – 11 – 208 Kelas : A Jurusan : S1 Teknik Elektro 1

MAKALAH MESIN INDUKSI 3-PHASA

  • Upload
    sttpln

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH

MESIN INDUKSI 3-PHASA

Disusun Oleh:

Nama : Bayu Aji Nugroho

NIM : 2011 – 11 – 208

Kelas : A

Jurusan : S1 Teknik Elektro

1

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN JAKARTA

2014DAFTAR ISI

Halaman judul..................................................... 1

Daftar isi ....................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................... 3

1.1................................................Latar belakang

..............................................................3

1.2..................................... Tujuan penulisan makalah

..............................................................3

BAB II PEMBAHASAN ................................................ 4

2.1. Pengenalan motor induksi 3 fasa ............................. 4

2.2. Direct Torque Control ....................................... 6

2.3. Kontrol PI .................................................. 7

2.4. Keuntungan motor induksi 3 fasa ............................. 7

2.5. Kerugian motor induksi 3 fasa ............................... 7

2.6. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa ......................... 7

2.7. Kontruksi motor induksi 3 fasa .............................. 8

2.8. Parts lainnya ............................................... 14

2.9. Aplikasi motor induksi ada evarator ......................... 15

2.10. Perawatan ................................................. 19

BAB II KESIMPULAN ................................................ 20

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang

paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor

ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana

arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi

merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif

antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang

dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat banyak digunakan di

dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Hal

ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai keunggulan

dibanding dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena

harganya yang relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta

karakteristik kerja yang baik.

3

Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan

motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem

tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri

dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan pada

sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah

tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan

sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang

rendah.

1.2. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Mengerti dan memahami konsep untuk analisis motor induksi 3 fasa

2. Dapat memahami tentang aplikasi motor induksi 3 fasa di dalam dunia

industri

3. Dapat memahami prinsip kerja dan kontruksi dari motor listrik 3

fasa

BAB II

PEMBAHASAN

4

2.1. Pengenalan Motor lnduksi 3 Fasa

  Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik

menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip

antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada

sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang

industri dengan kapasitas yang besar. Bentuk gambaran motor induksi 3

fasa diperlihatkan padagambar 2.1, dan contoh penerapan motor induksi

ini di industri diperlihatkan pada gambar 2.2.

a) bentuk fisik b. motor induksi

dilihat ke dalam

Gambar 2.1 Motor induksi 3-fasa

5

Gambar 2.2 Penerapan motor induksi di dunia industri

Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang

berhubungan dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name

plate) motor induksi. Contoh data yang ditampilkan pada plat nama motor

induksi ini diperlihatkan pada gambar 2.3

6

Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi

Motor induksi 3 phase memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak

ada kontak antara stator dan rotor kecuali bearing, tenaga yang besar,

daya listrik rendah dan hampir tidak ada perawatan. Akan tetapi motor

induksi 3 phase memiliki kelemahan pada pengontrolan kecepatan.

Kecepatan putar motor induksi bergantung pada frekuensi input, sedangkan

sumber listrik memiliki frekuensi konstan. Untuk mengubah frekuensi

input lebih sulit daripada mengatur tegangan input. Dengan ditemukannya

teknologi inverter maka hal tersebut menjadi lebih mudah dan mungkin

dilakukan.

Dalam beberapa tahun yang lalu F. Blaschke telah mempublikasikan

mengenai field oriented control (FOC) untuk motor induksi. Teori ini telah

lengkap dikembangkan dan banyak digunakan dalam proses industri.

Kemudian teknik baru telah dikembangkan yaitu teknik kontrol torsi dari

motor induksi oleh I. Takahashi yang dikenal dengan Direct Torque Control

(DTC). Dengan DTC dimungkinkan mengontrol torsi dengan performi yang

baik tanpa menggunakan tranduser mekanik pada poros motor, sehingga DTC

7

dapat dikatakan sebagai teknik kontrol “type sensorless” . Dengan menggunakan

sensor putaran rotor motor akan mengakibatkan stabilitas yang rendah dan

ada noise, sehingga dalam pengemudian motor induksi dengan pemakaian

khusus menggunakan sensor mekanik akan menyulitkan.

Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase menggunakan metode Direct

Torque Control memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah :

1. Tidak membutuhkan transformasi koordinat.

2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa PWM.

3. Tidak membutuhkan regulator arus.

4. Kurang bergantung pada parameter mesin.

Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close loop. Kontrol close loop

umum digunakan di dalam pengaturan kecepatan motor induksi karena

memberikan respon kecepatan yang lebih baik dari pada open loop. Kontrol

close loop disebut juga kontrol umpan balik yang menjadikan output sebagai

perbandingan dengan input (referensi) untuk memperoleh suatu error.

Didalam suatu sistem yang handal, adanya error merupakan suatu kerugian.

Oleh karena itu, digunakan control PI yang diharapkan dapat menekan error

sampai nilai minimal. Namun hal ini membutuhkan perhitungan matematik

yang rumit dan komplek dalam menentukan Kp dan Ki yang sesuai, agar

diperoleh kinerja motor yang bagus.

2.2. Direct Torque Control (DTC)

Direct Torque Control (DTC) adalah kontrol berdasarkan fluks stator

dalam kerangka seferensi stator menggunakan kontrol langsung dari

switching inverter. Ide dasar dari DTC adalah perubahan torsi sebanding

dengan slip antara fluk stator dan fluk rotor pada kondisi fluk bocor

stator tetap. Hal ini banyak dikenali untuk pengaturan torsi dan fluk

cepat dan robust. Pada motor induksi dengan rotor sangkar untuk waktu

tetap rotor menjadi sangat besar, fluk bocor rotor berubah perlahan

8

dibanding dengan perubahan fluk bocor stator. Oleh karena itu, pada

keadaan perubahan yang cepat fluk rotor cenderung tidak berubah.

Perubahan cepat dari torsi elektromagnetik dapat dihasilkan dari putaran

fluk stator, sebagai arah torsi. Dengan kata lain fluk stator dapat

seketika mempercepat atau memperlambat dengan menggunakan vektor

tegangan stator yang sesuai. Torsi dan fluk kontrol bersama-sama dan

decouple dicapai dengan pengaturan langsung dari tegangan stator, dari

error respon torsi dan fluk. DTC biasanya digunakan sesuai vektor

tegangan dalam hal ini untuk memelihara torsi dan fluk stator dengan dua

daerah histerisis, yang menghasilkan perilaku bang bang dan variasi

prosedur frekuensi pensaklaran dan ripple fluk, torsi dan arus yang penting.

2.3. Kontrol PI

Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak

digunakan pada kontrol loop tertutup. Selain itu sistem ini mudah

digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain seperti Fuzzy dan Robust,

Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang semakin baik. Kontrol

PI terdiri dari 2 jenis cara pengaturan yang saling dikombinasikan,

yaitu Kontrol P (Proportional) dan Kontrol I (Integral). Masing-masing

memiliki parameter tertentu yang harus diset untuk dapat beroperasi

dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis, memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing.

2.4. Keuntungan motor induksi 3 fasa : 

Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan

rotor sangkar.

Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.

Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat

sehingga rugi gesekan kecil.

9

Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak

diperlukan.

2.5. Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa

Kecepatan tidak mudah dikontrol

Power faktor rendah pada beban ringan

Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

2.6. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa

Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka

pada kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns =

120f/P , ns = kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p  = jumlah

kutup

Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi

rotor, akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (

ggl ) sebesar E2s = 44,4fnØ. Keterangan : E = tegangan induksi ggl,

f = frekkuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks

Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka

tegangan induksi akan menghasilkan arus ( I ).

Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada

rotor.

Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar

untuk memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan

arah medan putar stator.

Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka

diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar

stator (ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).

Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S )

yang dinyatakan dengan Persamaan S = ns-nr/ns (100%)

10

Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada

rotor, dengan demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi

suatu motor akan timbul apabila ns > nr.

Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan

motor tak serempak atau asinkron.

2.7. Konstruksi Motor Induksi 3 fasa

        Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor

induksi juga memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC.

Konstruksi dimaksud terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor.Secara lengkap dan detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada

gambar 1 berikut :

Gambar 2. 4. Kostruksi utama Stator dan Rotor

11

2.7.1. Stator

Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh

motor sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari

laminasi-laminasi dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm

dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan, secara

detail ditunjukan pada gambar 2 berikut.

Gambar 2. 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnya

Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya

saling berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik

yaitu 120° antar fase (motor 3 fase). Jumlah gulungan pada stator dibuat

sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah putaran yang diinginkan atau

ditentukan. Khusus untuk Stator pada motor-motor listrik dengan ukuran

kecil dibentuk dalam potongan utuh. Sedangkan untuk motor-motor dengan

ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah besar segmen-segmen laminasi.

2.7.2. Rotor

Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator

atas, rotor terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama

12

dalam bentuk jalur magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian

listrik dari rotor dapat berupa :

Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian,

yaitu:

a.Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)

Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang

tembaga yang dihubungkan singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan

(di cor) menjadi satu kesatuan sebagaimana gambar 2.6.

Gambar 2.6. Rotor sangkar Tupai

Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau

potongan aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah

akhir-cincin pada setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini

menyerupai 'kandang tupai'. Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati

ke dalam slot rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar. Meskipun

potongan rotor aluminium berada dalam kontak langsung dengan laminasi

baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji aluminium dan tidak di

laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran maupun yang

banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan ”Rotor

Sangkar”. Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang

13

sederhana dan juga lebih murah harganya. Konstruksi rotor sebagaimana

gambar 2.7. berikut ini, menunjukkan konstruksi batang-batang konduktor

dari bahan tembaga atau alumunium yang dihubungkan singkat.

Gambar 2.7. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkar

Sejumlah batang-batang konduktor tersebut dimasukkan ke dalam

laminasi-laminasi yang terbuat dari bahan besi silikon serta menjadi

satu dengan poros rotor. Sebagaimana konstruksi tersebut di atas

terutama batang-batang konduktor yang terhubung singkat, maka tidak

dimungkinkan untuk menambah ”Tahanan Luar” (yang dipasang secara seri)

dengan rotor guna keperluan ”Pengasutan”. Selain itu pula posisi dari

batang-batang konduktor/tembaga posisinya dibuat tidak paralel (tidak

segaris) dengan poros rotor. Posisi batang konduktor agak dimiringkan

sebagaimana terlihat pada gambar 4 di atas.

Alasan diletakan posisi miring dari konduktor terhadap poros adalah :

Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil dengungan

magnetis/suara bising)

14

Menghilangkan kecenderungan ”Lock atau mengunci” yang disebabkan

karena interaksi langsung antara medan magnit stator dan rotor.

Pada motor-motor dengan kapasitas kecil, batang-batang konduktor di cor

menjadi satu bagian dengan alumunium alloy. Selain itu pula contoh lainnya

adalah ada juga yang rotornya hanya berupa besi masip tanpa satupun

konduktor. Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai ”Motor Arus Eddy”.

b. Rotor Belitan (Wound Rotor)

Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur

sebagai tempat meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan

yang juga terhubung singkat seperti gambar 2.8.

Gambar 2.8. Rotor berlian

Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat

pengasutan atau pengaturan kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang

tinggi

15

Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor

induksi 3 fasa

Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi

sebagaimana belitan yang terdapat pada stator. Belitan yang ada pada

rotor diletakkan juga pada alur-alur rotor dan pada setiap ujungnya

dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring) yang posisinya dibagian

depan dari rotor serta menjadi satu dengan poros (gambar 2.6.). Belitan

rotor ini di desain sama dengan kutub yang dimiliki belitan statornya

dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun statornya hanya 2 fasa.

Pengaturan belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing fase

adalah sama. Sedangkan pada ujung-ujung dari masing kumparan/fase yang

keluar dihubungkan ke 3 buah cincin (slipring) berdasarkan jumlah fasenya.

Konstruksi slip ring terhubung secara langsung dengan masing-masing

sikat. Dengan demikian, maka pada jenis ini dapat dihungkan secara

langsung ke ”Tahanan luar” guna keperluan pengasutan. Pada gambar 2.7

dan 2.8 di bawah ini menunjukkan detail dari konstruksi motor induksi

dengan rotor sangkar dan rotor belitan termasuk bagian-bagiannya

16

Gambar 2.11. Konstruksi detail motor induksi dengan

”rotor belitan”

2.8. Parts lainnya

Bagian lain, yang dibutuhkan untuk melengkapi motor induksi adalah:

Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end

(DE) dan yang lainnya di non drive-end (NDE)

Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE

Poros baja untuk transmisi torsi ke beban

Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang

kuat untuk stator dan rotor

Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan

listrik eksternal

18

Gambar 2.12. Komponen lainnya pada motor induksi

2.9. Aplikasi Motor Induksi Pada Elevator atau Lift

Salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa

barang maupun penumpang dari suatu tempat yang rendah ketempat yang

lebih tinggi ataupun sebaliknya. Adapun jenis mesin lift dibagi menjadi

dua yaitu mesin lift penumpang dan lift barang. Gerak kerja dari mesin

lift ini adalah dengan cara menaik turunkansangkar pada sebuah lorong

lift dimana gerakannya berasal dari putaran motor listrik. Konstuksi

umum mesin lift/elevator berupa sebuah sangkar yang dinaik turunkan oleh

mesin pengangkat, dimana yang akan direncanakan disini adalah dua

sangkar tanpa penyeimbang(Counter Weight) yang mana apabila salah satu

sangkar naik maka sangkar yang satu lagi harus turun begitu pula untuk

sebaliknya. Sangkar tersebut dijalankan pada rel-rel dengan menggunakan

alat penuntun sangkar yang terpasang tetap, hal ini dimaksudkan agar

lift tersebut tidak bergoyang pada saat berjalan.

19

Gambar 2.13. Bagian- bagian elevator

1. Control System

20

2. Geared Machine

3. Primary Velocity Tranducer

4. Governor

5. Hoisting Ropes

6. Roller Guide/ Guide Shoe

7. Secondary Possition Tranducer

8. Door Operator

9. Entrance Protection System

10. Load Weighing Tranducers

11. Car Safety Device

12. Traveling Cable

13. Elevator Rail

14. Counterweight

15. Compesation Ropes

16. Governor Tension Sheave

17. Counterweight Buffer

18. Car Buffer

Bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada rangkaian

elecktro penggatur arus listrik pada elevator. Bagian-bagian rangkaian

elektro pengatur arus listriknya adalah :

1. Motor Penggerak

21

Gambar 2.14. Motor penggerak

Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga phase yang

putarannya diteruskan dengan transmisi roda gigi. Motor penggerak ini

dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi menahan

motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju,

pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable

Logic Control) . Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator

menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar pada puli mesin

( sheave ).

2.Pulley

Sistem pulley dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem

tunggal dan majemuk.

3.Tali Baja

Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke

gerakan naik turun sangkar pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan

diameter tali baja ditentukan dari besarnya beban yang akan diangkat.

22

4.Sangkar / Kereta

Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut

penumpang maupun barang. sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur

dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri

terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau

menapaki rail. Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet

peredam ( silencer rubber ) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan

ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula terdapat

pendeteksi beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta

elevator. Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak

( safety ray ) dan sensor sentuh (safety shoe) yang terpasang pada

pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak

terjepit pintu elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-

tombol pemesanan lantai ( floor button ) yang akan dituju oleh pengguna

elevator. Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan oleh

motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari

sensor kedekatan ( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau

tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata maka motor

stepper akan membuka pintu secara otomatis.

5.Bobot Penyeimbang (Counter Weight)

Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari

berat sangkar sehingga mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada

umumnya berat penyeimbang sama dengan berat maksimum sangkar ditambah

40% - 50% .

23

6. Rem

Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang

paling umum adalah rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas ,

sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida . Bila

solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram

drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat

mengerahkan gaya horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali

menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung di

salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua

kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik

magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin

elevator tersebut.

7. Governor Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja

pengaman. Tali pengaman ini meneruskan gerakan dari kereta ke governer

dan memutar roda governor. Apabila kecepatan kereta melebihi kecepaan

aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai

berikut :

a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.

b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja

2.10. Perawatan

Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung

dingin yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah

dengan usia. Walau begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk

efisiensi motor karena umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai

contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatnya

24

gesekan pada motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan

resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu. Kondisi

ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor.

Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang

korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan

mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan

penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja

motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi

sebagai berikut.

1.Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya

(untuk mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu

pada saluran ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor)

2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak

kelebihan atau kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari

pengujian terakhir mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang

digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui.

3. Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi

rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak

cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan

diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah,

misalnya 90 minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat

masuk ke motor dan menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan

kegagalan dini atau mengakibatkan resiko kebakaran.

4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan

peralatan yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat

mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan

kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.

25

5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan

pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus

diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.

6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin

motor bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi

kehilangan yang berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama:

untuk setiap kenaikan suhu operasi motor 10oC diatas suhu puncak yang

direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih cepat,

diperkirakan separuhnya.

BAB III

KESIMPULAN

Motor induksi 3 fasa merupakan motor yg paling banyak d gunakan

dalam bidang industri, karena memiliki keunggulan yang handal, tidak ada

kontak antara rotor dan stator kecuali bearing, tenaga yang besar, daya

listrik yang rendah dan perawatan yang minim.selain itu kontruksinya

sangat sederhana sehingga tidak terlalu sulit dalam perbaikannya apabila

terjadi kerusakan pada motor sehingga tidak menggangu jalannya produksi

pada industri.

26

27