28
MAKALAH BAHAN BAKAR DAN PELUMAS YAMALUB POWER MATIC 10 W 40 Disusun Oleh Kelompok 4: 1. Ibnu Candra Saputra (5315134450) 2. Muhamad Teguh Pangestu (5315137171) 3. Damas Krisna (5315134450) PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI JAKARTA 2015 i

MAKALAH Bahan bakar pelumas

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH BAHAN BAKAR DAN PELUMAS

YAMALUB POWER MATIC 10 W 40

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Ibnu Candra Saputra (5315134450)

2. Muhamad Teguh Pangestu (5315137171)

3. Damas Krisna (5315134450)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI JAKARTA

2015

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita kesehatan,

baik sehat iman, sehat islam dan sehat jasmani sehingga kita masih bisa menjalankan

aktifitas seperti biasanya.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu kami dalam

pembuatan makalah ini dan kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing

Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas saya yaitu Pak Wayan yang telah

membimbing kami dalam hal mata kuliah ini. Tidak sedikit halangan yang datang

dalam pembuatan makalah ini.

Pada kesempatan ini penulis mencoba membahas tentang oli pelumas

YAMALUBE POWER MATIC 10 W 40.Dengan penulisan makalah ini diharapkan

dapat memberikan masukan yang berarti bagi semua pihak yang terkait baik itu dosen

atau staff pengajar, mahasiswa ataupun pada bagian-bagian staff-staff administrasi

terkait. Sehingga dapat meningkatkan semangat untuk belajar dan meraih prestasi

yang terbaik.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

terutama bagi seluruh lingkungan di Universitas Negeri Jakarta.

Jakarta, 14 April 2015

ii

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................ 1

Daftar Isi......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 4

1.2 Pokok Permasalahan................................................................................. 4

1.3 Pembatasan masalah................................................................................. 4

1.4 Maksud dan Tujuan.................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Minyak Bumi............................................................................... 6

2.2 Definisi Pelumas....................................................................................... 6

2.3 Klasifikasi Pelumas................................................................................... 6

2.3.1 Tugas Pokok Pelumas............................................................................ 7

2.3.2 Tugas Tambahan Pelumas..................................................................... 7

2.3.3 Jenis-jenis pelumas................................................................................ 7

2.3.4. Hal hal yang perlu diperhatikan pada pelumas........................... 6

2.3.5. Istilah-istilah pada minyak pelumas.... ....................................... 7

2.4 Sistem pelumasan........................................................................... 12

iii

iv

BAB III YAMALUBE POWER MATIC 10W-40

3.1 Penjelasan................................................................................................. 13

3.2 Bahan Dasar.............................................................................................. 13

3.3 Keunggulan .............................................................................................. 13

3.4 Penggunaan yang Disarankan................................................................... 14

3.5 Aditif Minyak pelumas............................................................................. 14

3.6 Manfaat dan Peruntukan Produk............................................................... 17

3.7 Jenis Zat Aditif……………………………………………………. 18

3.8 Perawatan Minyak Pelumas…………………………………………. 19

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 21

4.2 Saran............................................................................................... 21

Daftar Pustaka...................................................................................... 22

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahPerkembangan dunia industri juga menuntut pasar untuk

mengembangkan produksi oli pelumas yang berkualitas demi terciptanya

hubungan yang relevan.Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas

mesin agar tetap dalam kondisi prima pada saat digunakan serta

menunjang kualitas dan kuantitas barang yang dihasilkan. Disamping itu

pemilihan bahan pelumas yang tetap dapat mengurangi biaya perawatan

baik dikarenakan mesin rusak atau pun karena penggantian bahan

pelumas yang tidak sesuai standart.

1.2 Pokok PermasalahanBegitu banyak masalah yang terjadi dalam proses perawatan . Masalah

efisiensi penggunaan oli atau bahan pelumas menjadi harga mutlak untuk

diperhitungkan dalam proses ini. Banyak pemilihan oli pelumas yang

tidak sesuai standart penggunaan mesin yang dapat memperparah

kerusakan mesin itu sendiri. Baik itu komposisinya maupun tujuan

penggunaan pelumas tersebut.

Oleh karena itu,untuk mengurangi biaya perawat mesin kita dituntut

untuk mengetahui pemilihan bahan pelumas yang tepat sesuai

penggunaan,komposisi,zat adiktif yang terkandung dalam pelumas

tersebut sehingga dapat menjaga mesin kondisi yang prima dan berumur

lama.

1.3 Pembatasan MasalahDalam penyusunan makalah ini dilakukan pembatasan masalah untuk

mempersempit ruang lingkup serta memperjelas masalah agar tidak

menyimpang dari masalah sebenarnya.Oleh sebab itu dalam makalah ini

1

penulis akan membahas tentang kandungan yang terdapat pada oli

serta zat-zar adiktif yang digunakan

1.4 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa mengetahui standart penggantian bahan pelumas.

2. Mengetahui zat-zat adiktif yang terkandung dalam bahan pelumas.

3. Mengetahui standart penggunaan pelumas.

4. Mengetahui macam-macam bahan pelumas.

5. Mengetahui bahan dasar pembuatan pelumas.

2

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Minyak Bumi

Minyak telah dikenal dan digunakan untuk keperluan sehari hari sejak zaman

kuno,menurut para sejarawan mulai digunakan sejak zaman Herodotus. Pada saat itu

minyak belum digunakan sebagai bahan bakar melainkan masih sebagai obat gosok.

Minyak diperoleh dari sumur sumur minyak alami,belum melalui pengeboran.

Pada awalnya minyak digunakan sebagai bahan bakar untuk penerangan

menggantikan kayu dan batu bara,namun dengan perkembangan dunia otomotif yang

pesat minyak digunakan sebagai bahan bakar utama untuk menggerakan

mobil,kereta,pesawat dan juga digunakan untuk menghasilkan listrik dan untuk

pelumasan mesin motor itu sendiri.

2.2 Definisi Pelumas

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua

benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung

yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari

90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama

adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.

2.3 Klasifikasi Pelumas

Pelumas pada dasarnya berbentuk cair meskipun ada juga yang berbentuk

padat yaitu gemuk.Salah satu contoh yang merupakan pelumas cair adalah oli.

Pelumas mengandung lapisan lapisan halus yang berfungsi mencegah terjadinya

benturan antara logam dengan logam komponen mesin sekecil mungkin, mencegah

goresan dan keausan, serta untuk meredam getaran. Sehingga cocok untuk

bahan pelumas mesin,agar mesin dapat bekerja mulus dan bebas gangguan. Pada

berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa

pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel

partikel dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel disebut

aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu

memperlancar kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu

sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut

diberi perlindungan ekstra.

2.3.1. Tugas pokok pelumas

Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau

mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam

yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan

dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga

yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan

akan berkurang.

2.3.2. Tugas tambahan pelumas

Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar

panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada

bantalan bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini

pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah

peningkatan temperatur atau suhu mesin.

Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas berkurang,

maka maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin

banyak sehingga suhu terus bertambah. Akibatnya pada bantalan bantalan tersebut

akan terjadi kemacetan yang secara otomatis mesin akan berhenti secara mendadak.

Oleh karena itu, mesin mesin dengan kecepatan tinggi digunakan pelumas yang titik

4

cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu yang tinggi pelumas tersebut tetap stabil

dan dapat melakukan pelumasan dengan baik.

2.3.3. Jenis jenis pelumas

Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat

dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan

tujuan penggunaan.

1. Dilihat dari bentuk fisiknya :

Minyak pelumas

Gemuk pelumas

Cairan pelumas

2. Dilihat dari bahan dasarnya :

Pelumas dari bahan nabati

Pelumas dari bahan hewani

Pelumas sintetis

3. Dilihat dari penggunaannya :

Pelumas kendaraan

Pelumas industry

Pelumas perkapalan

Pelumas penerbangan

4. Dilihat dari pengaturannya :

Pelumas kendaraan bermotor :

a. Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel

b. Minyak pelumas untuk transmisi 3. Automatic transmission fluid & hydraulic fluid

Pelumas motor diesel untuk industri :

5

a. Motor diesel berputar cepat

b. Motor diesel berputar sedang

c. Motor diesel berputar lambat

Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :

a. Untuk kendaraan bermotor

b. Untuk perahu motor

c. Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong rumput )

Pelumas khusus

Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk

setiap jenis, di antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut,

pelumas rem, pelumas anti karat, dan lain-lain.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem

pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu

sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang

akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai

yang dapat berakibat fatal.

2.3.4. Hal hal yang perlu diperhatikan pada pelumas

a. Rekomendasi pabrik pembuat mesin

Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik

mesin mesin industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk

digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing

masing bagian dalam jangka waktu tertentu.

b. Bahan bakar yang digunakan

6

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin

dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar

solar atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas

oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya

dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat pada :

Data teknis dari mesin

Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi

Pengalaman dari para teknisi

c. Perkembangan teknis pelumas

Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah

hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan

bahan tambahan ( additif ). Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi,

namun pada intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri dari

3 faktor :

Bahan dasar ( based oil ).

Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas.

Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan dasar

untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.

Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam

pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan

tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak

dapat digunakan dalam waktu lama.

2.3.5. Istilah-istilah pada minyak pelumas

Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas sering dianggap remeh, padahal

dengan mengatahui istilah-istilah yang ada pada pelumas, maka kita akan tahu persis

baik tidaknya atau tepat tidaknya penggunaan suatu pelumas :

1. Viscosity

7

Kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran kecepatan

bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada temperatur normal,

pelumas dengan viscosity rendah akan cepat mengalir dibandingkan pelumas dengan

viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi operasi yang ringan, pelumas dengan

viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan, sedangkan pada kondisi operasi

tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan viscosity tinggi

2. Viscosity Index (Indeks viskositas)

Merupakan kecepatan perubahan kekentalan suatu pelumas ddikarenakan

adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu pelumas, maka akan semakin

kecil terjadinya perubahan kekentalan minyak pelumas meskinpun terjadi perubahan

temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI sekitar 100, sedang yang premium

dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat mencapai 250.

3. Flash point

Titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu

pelumas dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup

untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara.

4. Fire point

Menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan terus menyala

sekurang-kurangnya selama 5 detik.

5. Pour point

Merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti mengalir

dengan leluasa.

6. Cloud point

Keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di dalam

minyak pelumas akan mulai membeku..

8

7. Aniline point

Merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya

dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini ditetapkan

sebagai temperatur dimana volume yang sama atau seimbang dari minyak pelumas

adan aniline dapat dicampur

8. Neutralisation Number or Acidity

Merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan untuk menetralisir suatu

minyak Makin tinggi angka netralissasi maka akan semakin banyak asam yang ada.

Minyak yang masih baru tidak mengandung asam bebas dan acidity numbernya dapat

kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas bekas, akan mengandung acidity

number yang lebih tinggi.

9. Ash

Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu

sulfat. Hal ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas. (dari

berbagai sumber : by irf/lumasmultisarana/2010)

2.4 Sistem Pelumasan

1. Sistem Terbuka

Suatu sistem pelumasan terbuka memberi minyak pelumas baru kepada

permukaan yang bergerak, dan pelumas yang telah digunakan dibuang.

1.1 Pelumasan dengan Tangan

Pelumasan dengan tangan adalah sistem pelumasan terbuka yang paling

sederhana dan tertua. Pelumasan dengan tangan mempunyai penggunaan yang

9

terbatas pada unit pembangkit dan metode ini untuk kebanyakan penggunaan telah

diganti karena adanya hal-hal yang tidak menguntungkan tersebut. Kekurangan dalam

sistem pelumasan dengan tangan adalah, kita sulit mengontrol pemasukan pelumas,

yang memungkinkan adanya kelebihan asupan sehingga dapat menimbulkan

kebocoran. Begitu pula ketika peralatan mengalami kekurangan pelumas, kita sulit

mengetahuinya, sehingga dapat menimbulkan keausan.

1.2 Continous Lubrication

Beberapa peralatan digunakan pada unit-unit pembangkit untuk mengurangi

kebutuhan akan pelumasan dengan tangan. Peralatan tersebut akan mensuplai

sejumlah pelumas secara kontinue pada bagian-bagian peralatan yang bergerak.

2. Sistem Tertutup

Sistem pelumasan tertutup menggunakan pelumasan yang sama secara

berulang-ulang. Dua jenis sistem pelumasan tertutup, yaitu:

Nonforcedlubrication (Pelumasan tanpa tekanan)

Forced Lubrication (Pelumasan dengan tekanan)

10

BAB III

YAMALUBE POWER MATIC 10 W 40

3.1 Penjelasan

Yamalube adalah oli berstandar kualitas dari Yamaha Motor Co Japan dengan

berstandar API servise SL yang memiliki tingkat viskositas yang sesuai untuk

sepeda motor Yamaha. Dan mampu membuat tarikan motor lebih ringan sehingga

performa lebih maksimal.

3.2 Bahan dasar

Yamalube Power Matic 10 W 40 adalah oli berkualitas tinggi yang ditujukan

untuk melindungi elemen mesin terhadap perubahan suhu udara segala musim.

Biasanya oli kelas ini juga cukup memenuhi kategori untuk standarisasi SJ atau

SH dari API, atau ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils

Test.

3.3Keuntungana. Adapun keuntungan dari Yamalube Power Matic adalah :

b. Mengurangi tingkat gesekan

c. Meningkatkan performa mesin

d. Memberikan perlindungan terhadap pembentukan endapan dan mempunyai

ketahanan terhadap degradasi serta mempunyai karakteristik tingkat

penguapan yang sangat kecil sehingga konsumsi pelumasnya lebih hemat.

e. Tidak mudah teroksidasi dan terdegredasi oleh radiasi panas dari mesin.

f. Menjaga kebersihan mesin, serta mencegah terbentuknya deposit pada piston.

g. Melindungi mesin dari korosi dan menjaga komponen mesin dari keausan.

3.3Aditif Minyak PelumasAditif adalah bahan bahan kimia tertentu yang ditambahkan kedalam

pelumas yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas dari pelumas itu sendiri.Zat

aditif ini akan membentuk lapisan film pada dinding silinder yang akan

melindumgi mesin pada saat start.Penambahan aditif ke dalam minyak pelumas

disesuaikan dengan kondisi, temperature dan kerja dri mesin itu sendiri,

Aditif yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas akan bereaksi debgan

minyak pelumas tersebut,jadi hal ini bukan perkara mudah dan tidak begitu saja

mencampur aditif tanpa disesuaikan dengan jenis pelumas yang digunakan.Salah

satu jenis aditif pelumas yang ada di pasaran adalah Lupromax EA Engine Oil

Additive.

3.5 Penggunaan yang disarankan

Pelumas YAMALUBE POWER MATIC 10W-40 ini direkomendasikan

untuk digunakan pada mesin kendaraan yamaha dengan bahan bakar bensin.

Kendaraan-kendaraan terbaru masa kini dengan multi katup yang dilengkapi

sistem DOHC atau Twin Cam merupakan pengguna yang sesuai. Oli ini juga

dapat digunakan pada mesin matic injection digunakan pada kendaraan bensin

yang mensyaratkan API Service SH dan sebelumnya.

Spesifikasi Yamalube Power Matic :

Tabel 3.1

Type 4T

Viscosity 10W-40

12

Grade SL

Volume 0,8 Liter

Jaso MB

Het Rp 32.000

Bermacam Istilah Dalam Penggunaan Oli antara lain :

a. Viscosity Breakdown (Kerusakan viskositas)

Pada bahasan sebelumya kita telah menbahas semakin tinggi

viskositas bahan dasar oli, semakain baik oli melawan gesekan.

Kerusakan viskositas adalah kondisi dimana rantai hidrokarbon pada

oli terpecah, sehingga menurunkan kemampuan oli untuk menahan

gesekan. Jika kerusakan viskositas terjadi terlalu jauh, maka simpelnya

oli tidak akan dapat melindungi gesekan permukaan mesin lagi

( bayangkan gesekan logam dengan logam ). Kerusakan viskositas

adalah salah satu dari tiga alasan utama mengapa kita harus mengganti

oli mesin kendaraan kita (dua alasan lainnya adalah menyingkirkan

partikel atau kontaminan yang mungkin disebabkan oleh gesekan

permukaan, dan oksidasi endapan.

Kerusakan viskositas disebabkan oleh tenaga gunting ( shear

force ), tekanan kimiawi ( chemical exposure ) serta tekanan suhu.

Sebagai perbandingan pada mesin mobil, mesin motor bergerak lebih

cepat dibandingkan mesin mobil maka kerusakan viskositas lebih

cepat terjadi. Dan tekanan suhu sebagai salah satu penyebab kerusakan

viskositas lebih banyak terjadi pada mesin motor berpendingin udara

dan oli dibandingkan motor berpendingin air ( dan lebih jauh lagi

apabila dibandingkan dengan mesin mobil ). Jadi oli motor dirancang

dengan peningkatan tingkatan kerusakan viskositas ini.

13

Pada oli multi-bobot, kerusakan viskositas menyebabkan

nomer kedua menjadi menurun lebih cepat sepanjang waktu

dibandingkan pada kondisi awal, karena panjang polimer menurun

dengan mudah ( awalnya 10w40 akan menjadi 10w35, lalu menjadi

10w30 sampai pada akhirnya mencapai bobot dasar 10w, efektifnya

10w10 ). Gantilah oli sebelum oli rusak sama sekali.

b. Shear Forces (Tenaga Gunting)

Oli mesin beroperasi dalam lingkungan yang sangat ekstrem,

dengan perubahan besar dalam suhu, derajat kimiawi yang berbeda,

dan tenaga mekanik yang berlaku padanya. Salah satu tenaga adalah

tenaga gunting, atau tenaga yang merusak molekul asli dari oli secara

mekanik. Ketika piston secara tiba-tiba berubah arah dan bergerak, oli

yang berada di bawah ring piston mengalami tenaga gunting. Oli juga

mendapatkan tenaga gunting ketika oli terjepit pada dua sisi gir yang

bergerak satu sama lain. Pada sepeda motor yang menggunakan

kopling basah, tenaga gunting juga terjadi ketika kopling digunakan,

oli pada permukaan plat kopling terpotong oleh dua permukaan yang

menutup satu sama lain. Selain itu juga, molekul oli juga dapat

terpecah akibat gelombang tekanan ledakan pembakaran. Akibatnya

kualitas oli menurun mengikuti waktu pemakaian mesin.

c. Chemical Exposure (Paparan Kimia)

Pada sebuah mesin, berbagai macam kondisi yang berbeda

dimana terjadi reaksi kimiawi oli mesin dengan yang lain, zat kimia

yang tak diinginkan. Yang paling jelas adalah uap bensin pada ruang

pembakaran, beberapa dari uap tersebut bergerak pada dinding lapisan

oli karena gelombang tekanan detonasi. Sejak bensin diformulasikan

dengan berbagai macam zat kimia, seperti sulphur, MTBE,

oxygenators, dll, beberapa dari zat kimia tersebut juga mendapatkan

tekanan kedalam oli pada ujung gelombang pembakaran. Bahan kimia

14

ini bersatu dengan oli yang melindungi piston dan terus menerus

terjadi selama mesin berjalan.Beberapa zat kimia berubah

komposisinya karena mendapatkan panas dan tekanan dari ledakan,

sehingga bercampur dengan kandungan hidrokarbon pada oli, hasilnya

adalah sulphuric acid dari sulphur pada bensin dan bercampur dengan

oksigen yang terkandung dalam udara atau oli ( ini akan memutuskan

rantai hidrokarbon ). Jadi spesifikasi oli setelah digunakan pun akan

berubah karena proses tersebut di atas.

d. Oksidasi

Oli mesin dapat terikat dengan oksigen yang terkandung dalam

udara, proses ini disebut oksidasi, yang hasilnya pada oli yang kental

berubah menjadi endapan yang kental dan lengket dan tidak dapat

melumasi secara baik atau akan sulit bagi pompa oli untuk

memompanya.Interaksi oksidasi juga menghilangkan elektron selama

proses, seperti pada proses pengelasan. Pada dasarnya ini terjadi pada

kandungan paraffin pada oli, oleh karena itu mengapa oli dino

( mineral ) cenderung menciptakan endapan dibanding oli sintetik (oli

sintetik hanya memiliki sedikit sekali bahkan tidak sama sekali

memiliki kandungan paraffin) Proses oksidasi juga terakselerasi

dengan baik karena peningkatan suhu. karena suhu tinggi membantu

memfasilitasi oksidasi oli ). Endapan yang terjadi akan membantu

penurunan viskositas ( diterangkan pada bagian berikutnya ), pada

kenyataannya endapan oli menutupi logam dan menurunkan

pelumasan oli pada lapisan logam yang sesungguhnya serta endapan

tersebut menghalangi aliran oli.Jadi akibat proses oksidasi ini kualitas

oli dilihat dari viskositasnya akan menurun serta endapan ( kerak )

yang dihasilkan menutup aliran oli yang seharusnya mengalir pada

seluruh bagian mesin.

15

3.6 Manfaat dan Peruntukan produk

a. Manfaat dari penggunaan Yamalube Power Matic antara lain :

b. Meningkatkan tenaga dan akselerasi pada mesin kendaraan.

c. Mengurangi tingkat kerusakan mesin akibat gesekan.

d. Menurunkan emisi gas buang.

e. Mampu memperpanjang umur pakai oli pada kendaraan hingga 10.000 km.

3.7 Jenis Zat Aditif

Beberapa jenis zat aditif yang digunakan sebagai campuran minyak pelumas

antara lain:

a. Deterjen

Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang berfungsi mengurangi

timbulnya deposit di ruang bakar maupun pada bagian mesin yang lain.Minyak

pelumas dengan campuran zat ini diperuntukan untuk mesin yang bekerja pada

suhu tinggi.Jenis deterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat dan fenat.

b. Dispersan

Adalah aditif yang cocok digunakan untuk kendaraan pribadi karena aditif ini

bekerja pada temperature rendah dan berfungsi menghalangi terbentuknya deposit

pada ruang mesin.

c. Anti Oksidan

16

Aditif ini diberikan untuk melindungi minyak pelumas dari terjadinya reaksi

oksidasi yang dapat menurunkan viskositas dari minyak pelumas.Bahan kimia

yang termasuk jenis ini adalah sulfide, fosfit, disulfide, selenida dan zink

difiofosfat.

d. Pelindung Korosi

Aditif ini berfungsi melindungi bahan bahan non logam dalam mesin terkena

korosi, seperti bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak

pelumas,

e. Pour Point Depresant

Adalah aditif yang berfungsi untuk meningkatkan kerja pelumas pada suhu

rendah.

3.8 Perawatan Minyak Pelumas

Pelumas yang digunakan pada suatu mesin memiliki umur pakai,bila pelumas

telah melewati umur pakai maka sebaiknya pelumas diganti.Hal ini untuk

menjaga peforma mesin tetap optimal dan menjaga umur pakai mesin menjadi

lebih awet.

Sepeda motor rata rata mengganti pelumas pada jarak 3000 km sedangkan

mobil pada jarak 5000km.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa

sepeda motor melakukan pergantian pelumas lebih cepat.

Faktor faktor tersebut antara lain:

a. Kerja Mesin

17

Walaupun fungsi oli pada mesin sama yaitu melumasi dan melindungi mesin

dari karat dan kotoran,tetapi pada mesin sepeda motor kerja dari oli lebih berat

karena harus melumasi camshaft, katup pada kepala silinder, piston dan dinding

silinder selain itu masih harus melumasi transmisi dan kopling.

Sedangkan pada mesin mobil oli hanya melumasi komponen komponen

mesin,sedangkan transmisi terpisah dari mesin.

b. Putaran Mesin

Mesin sepeda motor bekerja pada putaran lebih tinggi dari pada mesin

mobil,baik dalam kondisi stasioner maupun saat dikebut.Pada mesin mobil 1.300

cc putaran stasionernya 900 rpm,sedangkan mesin sepeda motor 110 cc putaran

stasionernya 1.200 rpm.

c. Sistem Pendingin

Pendinginan mesin juga mempengaruhi umur pakai dari oli.pada mobil

pendingin yang dipakai adalah cairan ( coolant ) ditambah kipas dan radiator

sehingga mesin lebih cepat dingin,Sedangkan pada sepeda motor pendinginan

lebih mengandalkan udara sekitar walaupun pada jenis tertentu telah dilengkapi

dengan radiator.

18

19

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :

Yamalube Power Matic adalah kinerja premium SAE 10W-40 oli mesin yang

memanfaatkan Molekuler Unik Tarik (UMA) untuk membentuk suatu

permukaan pelumas pada bagian-bagian mesin melindungi komponen penting

saat start up dan pemanasan tidak seperti minyak lainnya.  Penggunaan aditif yang tepat dan sesuai dengan pelumas yang digunakan akan

mampu melindungi dan meningkatkan kerja mesin.

Yamalube Power Matic adalah inovasi unik dalam teknologi pelumasan,

dikembangkan sebagai hasil penelitian ilmiah yang luas untuk mengidentifikasi

cara menawarkan perlindungan mesin total selama tiga tahap dari siklus drive -

start-up, pemanasan dan operasi normal.

 

4.2 Saran

Akhir dari laporan ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran bagi

pembaca serta pengguna kendaraan bermotor, tentang pelumas :

1. Pergunakanlah pelumas yang sesuai dengan tipe mesin kendaraan anda untuk

mendapatkan kerja mesin yang sempurna.

2. Jangan sampai terlambat dalam melakukan pergantian pelumas pada suatu mesin

hal ini berguna untuk menjaga kondisi mesin selalu prima.

DAFTAR PUSTAKA

http//:wwwgoogle.com/produkdata/Yamalube

http//:www.wikipedia.com

http//:www.google.com/YamalubeIndonesia

20