Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORANPEREKONOMIAN
PROVINSISUMATERA BARAT
MEI 2022www.bi.go.id
LA
PORA
N PEREKO
NO
MIA
N PRO
VIN
SI SUMA
TERA BA
RAT
MEI 20
22
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sumatera BaratJl. Jend. Sudirman No. 22, PadangPadang Timur, Kota PadangSumatera Barat, IndonesiaTelp : 0751-31700 | Fax : 0751-27313
LaporanPerekonomian
PROVINSISUMATERABARAT
Mei 2022
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sumatera BaratDivisi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah
Jl. Jenderal Sudirman No. 22 PadangTelp: 0751-31700 Fax: 0751-27313
Penerbit :Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera BaratDivisi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Jl. Jenderal Sudirman No. 22 P A D A N G
Telp : 0751-31700Fax : 0751-27313E-Mail : Christoveny ([email protected]) AtikaAnisara ([email protected]) Budiman Satriya ([email protected]) HafidKoesmahendra ([email protected]) RagilPriHartati ([email protected]) Lizarti ([email protected])
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 iii
Kata PengantarKantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, kali ini kami kembali menghadirkan publikasi Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Barat Mei 2022. Publikasi ini merupakan hasil asesmen terhadap perkembangan ekonomi terkini dari Sumatera Barat yang meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, keuangan daerah, stabilitas sistem keuangan dan perbankan, sistem pembayaran, kesejahteraan masyarakat, kondisi ketenagakerjaan, prospek perekonomian ke depan, serta ulasan atas beberapa isu terkini terkait ekonomi dan keuangan Sumatera Barat.
Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi rujukan informasi dan bahan masukan tentang perkembangan ekonomi dan keuangan Sumatera Barat bagi para pemangku kepentingan kami: pemerintah daerah, industri perbankan dan keuangan, akademisi, pelaku usaha dan para pihak terkait. Selain kami terbitkan dalam bentuk buku (hardcopy), kami juga menyediakan bentuk softcopy yang dapat diakses melalui laman kami www.bi.go.id.
Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada para pihak yang selama ini membantu dan mendukung penyediaan data dan informasi hingga terbitnya publikasi ini. Semoga dukungan dan kerjasama yang terjalin selama ini mampu terus dipertahankan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang.
Tak ada gading yang tak retak. Kami berharap adanya masukan, kritikan dan saran dari para pembaca dalam rangka penyempurnaan Laporan Perekonomian ini. Akhirnya, semoga publikasi ini memberikan manfaat. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi langkah kita dalam tetap terus berkarya untuk negeri.
Padang, Mei 2022KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SUMATERA BARAT
(ttd)
Wahyu Purnama AKepala Perwakilan
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022iv
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABELDAFTAR GRAFIK RINGKASAN EKSEKUTIF TABEL INDIKATOR EKONOMI
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH 1.1 Perkembangan Umum1.2 Dinamika Sisi Pengeluaran Perekonomian Sumatera Barat 1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga 1.2.2 Konsumsi Pemerintah 1.2.3 Investasi 1.2.4 Ekspor 1.2.5 Impor1.3 Dinamika Lapangan Usaha Ekonomi Utama Sumatera Barat 1.3.1 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.3.2 Lapangan Usaha Perdagangan Besardan Eceran serta Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.3.3 Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan 1.3.4 Lapangan Usaha Industri Pengolahan
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH 2.1. APBD Provinsi Sumatera Barat 2.1.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Sumatera Barat 2021-2022 2.1.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Sumatera Barat Triwulan I 2022 2.1.3. Realisasi Belanja Provinsi Sumatera Barat Triwulan I 2022
iiiivvi
viix
xiv
124
455689
9
11
11
13
1516161617
19
2123
25
28
3133
3535
37
414345
49
52
53
555657
2.2. APBD 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 2.2.1. Realisasi Pendapatan 19 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022 2.2.2. Realisasi Belanja 19 Kabupaten Kota di Sumatera Barat pada Triwulan I 20222.3. Alokasi APBN Provinsi Sumatera Barat
BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 3.1 PerkembanganUmumInflasiProvinsi Sumatera Barat 3.2 InflasiBerdasarkanKelompokBarangdanJasa 3.2.1 InflasiTahunanBerdasarkanKelompok Barang dan Jasa 3.2.2 InflasiBulananBerdasarkanKelompok Barang dan Jasa 3.3 TrackingPrakiraanInflasiTriwulanII20223.4. UpayaPengendalianInflasiDaerahBOKS 1 : Sinergi dan Kolaborasi TPID Provinsi SumateraBaratdalamPengendalianInflasiPadaPeriode Ramadhan – Idul Fitri 1443 H
BAB 4 PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM4.1 Perkembangan Indikator Perbankan Sumatera Barat 4.2 Perkembangan Pembiayaan Sektor Rumah Tangga 4.3 Perkembangan Pembiayaan Sektor Korporasi 4.4 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM4.5 Perkembangan Perbankan Syariah
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 v
DAFTAR ISI59
606060
60
62
6262
63
64
67
70727375
76
7980818183
85
BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 5.1 Perkembangan Transaksi Non Tunai 5.1.1 Real Time Gross Settlement (RTGS) 5.1.2 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) 5.1.3 Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik 5.1.4 Perkembangan Merchant QR Code Indonesian Standard (QRIS) 5.2 Pengelolaan Uang Rupiah 5.2.1 Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) 5.2.2 Kebijakan Clean Money Policy dan Temuan Uang Palsu (UPAL) BOKS 2 : Pre-Event FEKDI 2022 Sumatera Barat
BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH 6.1 Ketenagakerjaan Daerah 6.2 Kesejahteraan Daerah 6.3 Indeks Pembangunan Manusia dan Rasio Gini6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani Sumatera Barat BOKS 3 : Gerakan Nasional Bangga Buatan IndonesiaProvinsi Sumatera Barat
BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 7.1. Prospek Ekonomi Tahun 2022 7.1.1 Prospek Sisi Permintaan Tahun 2022 7.1.2 Prospek Sisi Penawaran Tahun 20227.2 PrakiraanInflasiTahun2022 DAFTAR ISTILAH
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022vi
DAFTAR TABELTabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan Sisi Pengeluaran (% yoy) 2Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan Sisi Lapangan Usaha (% yoy) 3
Tabel 2.1 Perubahan APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2021-2022 16Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan Provinsi Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 dan 2022 17Tabel 2.3 Belanja Provinsi Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 dan 2022 20Tabel 2.4 Perubahan APBD Pemerintah Daerah 19 Kabupaten/Kota 2021-2022 22Tabel 2.5 Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021 dan 2022 23Tabel 2.6 Rincian Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 25Tabel 2.7 Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021-2022 26Tabel 2.8 Rincian Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022 28Tabel 2.9 Rincian Belanja Kementrian/Lembaga Provinsi Sumatera Barat Tw I 2021-2022 29
Tabel3.1 InflasiTahunanSumateraBaratMenurut Kelompok Barang dan Jasa SBH 2018 (% yoy) 37Tabel3.2 AndilInflasiTahunanSumateraBaratMenurut Kelompok Barang dan Jasa SBH 2018 (% yoy) 37Tabel3.3 InflasiBulananBerdasarkanKelompok Barang (%, mtm) 38Tabel3.4 AndilInflasiBulananBerdasarkanKelompok Barang (%, mtm) 38Tabel3.5 KomoditasUtamaPenyumbangInflasidan DeflasiBulananTriwulanI2022(%,mtm) 40
Tabel 6.1 Indikator Ketenagakerjaan Daerah (ribu orang) 70Tabel 6.2. Perkembangan NTP Provinsi di Sumatera 75
Tabel 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara 83
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 vii
DAFTAR GRAFIKGrafik1.1 PangsaPDRBTriwulanI2022Sumbar Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku 3Grafik1.2 PertumbuhanPDRBperLapanganUsaha Utama Sumbar 3Grafik1.3 PertumbuhanEkonomiProvinsidi Kawasan Sumatera Triwulan I 2022 4Grafik1.4 PangsaPDRBMenurutPermintaan Berdasarkan Harga Berlaku 4Grafik1.5 SurveiKonsumenBankIndonesia 4Grafik1.6 PerkembanganRealisasiBelanja Provinsi Sumbar 5Grafik1.7 PerkembanganKreditInvestasidan Modal Kerja 6Grafik1.8 PerkembanganInvestasi 6Grafik1.9 KinerjaEksimCPOdanKaretSumbar 7Grafik1.10 PerkembanganEksporNon-MigasSumbar 7Grafik1.11 NegaraTujuanEksporSumateraBarat 7Grafik1.12 KomoditasEksporSumateraBarat 8Grafik1.13 NilaiImporNonMigas 8Grafik1.14 VolumeImporNonMigas 8Grafik1.15 PerkembanganImporMigas 8Grafik1.16 PorsiImporKomoditasNonMigas 9Grafik1.17 AsalBarangImporSumateraBarat 9Grafik1.18 NilaiTukarPetani 10Grafik1.19 PerkembanganKreditPertanian 10Grafik1.20 PerkembanganHargaGKP 10Grafik1.21 PerkembanganHargaTBS 10Grafik1.22 KreditPerdagangan 11Grafik1.23 PerkembanganPenjualanKendaraan 11Grafik1.24 PerkembanganJumlahPenumpang Bandara Internasional Minangkabau 12Grafik1.25 PerkembanganKargoBandara Internasional Minangkabau 12 Grafik1.26 PerkembanganKreditLUTransportasi 12Grafik1.27 TingkatHunianKamar 12
Grafik1.28 PerkembanganKreditIndustriCPO 13Grafik1.29 PerkembanganKreditLUIndustri Pengolahan 13Grafik1.30 PerkembanganHargaCPOdanKaret Internasional 13
Grafik2.1 RealisasiPendapatanPemprovSumbarper Triwulan 2021-2022 18Grafik2.2 RealisasiPADPemprovSumbarper Triwulan 2021-2022 18 Grafik2.3 RealisasiDanaPerimbanganPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 18Grafik2.4 RealisasiPendapatanLain-LainPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 18Grafik2.5 KomposisiPendapatan(%)Pemprov Sumatera Barat Triwulan I 2022 19Grafik2.6 DayaSerapBelanjaPemprovSumbarper Triwulan 2021-2022 20Grafik2.7 DayaSerapBelanjaPegawaiPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 Grafik2.8 DayaSerapBelanjaBarang/JasaPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 20Grafik2.9 DayaSerapBelanjaModalPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 20Grafik2.10 KomposisiRealisasiBelanjaOperasi Provinsi Sumatera Barat 21Grafik2.11 KomposisiRealisasiBelanjaProvinsi Sumatera Barat 21Grafik2.12 DayaSerapPendapatan19Kab/Kota Sumbar Triwulan I 2021-2022 24Grafik2.13 RealisasiPendapatan19Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 24Grafik2.14 KomposisiRealisasiPendapatan19Kab/ Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022 25Grafik2.15 DayaSerapBelanja19Kab/KotaSumbar Triwulan I 2021-2022 27
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik2.16 RealisasiBelanja19Kab/Kotadi Sumatera Barat Triwulan I 2021-2022 27Grafik2.17 KomposisiRealisasiBelanja19Kab/Kota di Sumatera Barat di Triwulan I 2022 28Grafik2.18 KomposisiBelanjaKementrian/Lembaga berdasarkan Jenis Belanja Tw I 2021-2022 29
Grafik3.1 PerkembanganInflasiSumbardanNasional33Grafik3.2 InflasiTahunan(yoy)MenurutKelompok Barang dan Jasa (Tw I 2022) 34Grafik3.3 InflasiTahunan(yoy)PerKotaSampel InflasiSumbar 34Grafik3.4 PerkembanganInflasiBulanan Cabai Merah 42Grafik3.5 PerkembanganInflasiBulanan Bawang Merah 42 Grafik3.6 PerkembanganInflasiBulanan Daging Ayam Ras 42Grafik3.7 PerkembanganInflasiBulanan Tiket Angkutan Udara 42Grafik3.8 PerkembanganInflasiBulananEmas Perhiasan 43
Grafik4.1 PertumbuhanKreditdanNPL Sumatera Barat 52Grafik4.2 PerkembanganLDRSumateraBarat 52Grafik4.3 KomposisiDPKSumateraBarat Menurut Jenis 52Grafik4.4 PertumbuhanDPKSumateraBarat 53Grafik4.5 PerkembanganAsetPerbankandi Sumatera Barat 53Grafik4.6 PertumbuhanKreditRumahTangga 53Grafik4.7 PangsaKreditRumahTangga 54Grafik4.8 PerkembanganNPLKreditRumahTangga 54Grafik4.9 KomposisiDPKPerseorangan Sumatera Barat 54Grafik4.10 PertumbuhanDPKPerseorangan Menurut Jenis 54
Grafik4.11 PertumbuhanKreditKorporasidiSumatera Barat berdasarkan Lapangan Usaha 55Grafik4.12 NPLKreditKorporasidanRumahTangga di Sumatera Barat 55Grafik4.13 NPLKreditKorporasiBerdasarkanSektor/ Lapangan Usaha 55Grafik4.14 PertumbuhanDPKSwasta/Korporasi 56Grafik4.15 PertumbuhanKreditUMKMMenurut Golongan 56Grafik4.16 PertumbuhanKreditUMKMMenurut Sektor Ekonomi 56Grafik4.17 PangsaKreditUMKMMenurutSektor Ekonomi 57Grafik4.18 NPLKreditUMKM 57Grafik4.19 PertumbuhanPembiayaanBankSyariah di Sumatera Barat 57 Grafik4.20 PerkembanganPangsaPembiayaanBank Syariah di Sumatera Barat 57Grafik4.21 PertumbuhanDPKBankSyariahdi Sumatera Barat 58Grafik4.22 PerkembanganPangsaDPKBankSyariah di Sumatera Barat 58
Grafik5.1 PerkembanganTransaksiBI-RTGSdi Sumatera Barat 60Grafik5.2 PerkembanganTransaksiSKNBIdi Sumatera Barat 60Grafik5.3 PerkembanganTransaksiKartuATM/Debet 61Grafik5.4 PerkembanganTransaksiKartuKredit 61Grafik5.5 PerkembanganNominalTransaksiUang Elektronik di Sumatera Barat 61Grafik5.6 PerkembanganVolumeTransaksiUang Elektronik di Sumatera Barat 61Grafik5.7 PerkembanganMerchant QRIS di Sumatera Barat 62Grafik5.8 PerkembanganPenggunaQRISdi Sumatera Barat 62
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 ix
Grafik5.9 PerkembanganAliranUangKasMasuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) Sumatera Barat 63Grafik5.10 TemuanUPALdiSumateraBarat 63
Grafik6.1 TingkatPartisipasiAngkatanKerja 71Grafik6.2 AngkatanKerjadiSumateraBarat 71Grafik6.3 TingkatPengangguranTerbuka Menurut Pendidikan 71Grafik6.4 IndeksKetersediaanLapanganKerjadan Indeks Penghasilan Konsumen 71 Grafik6.5 PangsaPekerjaMenurutLapangan Pekerjaan Utama 71Grafik6.6 PangsaPekerjaMenurutStatusPekerjaan Utama 71Grafik6.7 JumlahdanPersentasePendudukMiskin di Sumatera Barat 72Grafik6.8 GarisKemiskinandiSumateraBarat 72Grafik6.9 IndeksKedalamanKemiskinan(P1) 73Grafik6.10 IndeksKeparahanKemiskinan(P2) 73
DAFTAR GRAFIK
Grafik6.11 IndeksPembangunanManusiaProvinsi di Sumatera Tahun 2021 74Grafik6.12 IPMKab/KotadiSumateraBarat Tahun 2021 74Grafik6.13 PengeluaranperkapitaSumateraBarat per tahun (Rp ribu) 74Grafik6.14 GiniRatioProvinsidiSumateraTahun202174Grafik6.15 PerkembanganIndeksHargaDiterima(It) dengan Indeks Harga Dibayar (Ib) 75Grafik6.16 NTPSumbarMenurutSubsektor 75
Grafik7.1 PrakiraanPertumbuhanEkonomi Sumbar 2022 80Grafik7.2 ProyeksiInflasiSumbar2022 83Grafik7.3 ProyeksiEmasDunia(USD/troyounce) 84Grafik7.4 ProyeksiHargaMinyakMentahDunia (USD/barrel) 84
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022x
Ringkasan EksekutifLaporan PerekonomianProvinsi Sumatera Barat
Mei 2022
Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tumbuh positif melanjutkan tren perbaikan ekonomi. Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,64% (yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh 4,38% (yoy). Kinerja positif ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik secara umum seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada triwulan I 2022 menunjukkan pertumbuhan positif. Perbaikan kinerja LU terutama didorong oleh LU Transportasi dan Pergudangan, LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta LU Pertanian, seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat yang terjadi di seluruh wilayah.
Realisasi belanja daerah Provinsi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada triwulan I 2021. Realisasi belanja sampai dengan triwulan I 2022 tercatat mencapai senilai Rp390,07 Miliar atau tumbuh 6,29%, menurun dibandingkan realisasi belanja pada triwulan I 2021 dengan pencapaian senilai Rp757,65 Miliar atau tumbuh 11,17%. Kinerja belanja daerah pada periode triwulan I 2022 terutama didukung oleh realisasi Belanja Operasi, terutama pada komponen Belanja Pegawai, Belanja Hibah dan Belanja Barang dan Jasa.
Inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 meningkat sejalan dengan pelonggaran kebijakan PPKM yang mendorong peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Realisasi inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,24% (yoy) atau meningkat dibandingkan realisasi inflasi triwulan IV 2021 yang sebesar 1,40% (yoy), peningkatan ini terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi mencapai 3,76% (yoy) dan andil inflasi 1,15% (yoy). Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disumbang oleh inflasi pada komoditas minyak goreng, rokok kretek filter, daging ayam ras, dan rokok putih. Selain itu, kelompok transportasi juga mengalami inflasi pada triwulan I 2022 sebesar 3,96% (yoy) dengan andil inflasi 0,54% (yoy). Pada kelompok transportasi, inflasi bersumber dari peningkatan tarif
Ekonomi Sumatera Barat tumbuh meningkat di
triwulan I 2022 didorong oleh pelonggaran
kebijakan mobilitas.
Secara agregat, belanja pemerintah di Sumatera
Barat pada triwulan I 2022 menurun
dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya.
Tekanan inflasi pada triwulan I 2022 tercatat
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan inflasi
triwulan sebelumnya.
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 xi
Tekanan inflasi di triwulan II 2022 diprakirakan
meningkat sejalan dengan peningkatan
daya beli masyarakat.
angkutan udara sejalan dengan pelonggaran aktivitas masyarakat dan kenaikan permintaan menjelang Ramadhan 1443H. Kelompok lain yang turut memberikan sumbangan inflasi pada triwulan I 2022 yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan andil inflasi 0,54% (yoy). Inflasi pada kelompok ini disumbang oleh inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga.
Tekanan inflasi pada triwulan II 2022 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2022. Peningkatan ini terutama didorong oleh semakin membaiknya mobilitas masyarakat di tengah meredanya kasus COVID-19 serta kenaikan permintaan selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1443H. Masih tingginya harga CPO global mengakibatkan harga komoditas minyak goreng masih tetap tinggi. Inflasi lebih lanjut juga didorong oleh kenaikan tarif pemerintah antara lain kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis pertamax, kenaikan tarif angkutan udara, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11% di bulan April 2022. Selain itu, tingginya ketidakpastian global akibat konflik geopolitik Rusia – Ukraina juga mendorong kenaikan harga komoditas global, yang lebih lanjut berdampak pada kenaikan harga komoditas dalam negeri. Keterbatasan pasokan gandum akibat hambatan ekspor dari Ukraina dan pembatasan ekspor oleh India akan berdampak pada peningkatan harga komoditas berbahan dasar gandum. Fluktuasi harga emas dan efek inflasi global juga akan menjadi faktor pendorong kenaikan inflasi pada triwulan II 2022.
Stabilitas sistem keuangan daerah di Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tetap terjaga. Pembiayaan daerah Sumatera Barat pada triwulan I 2022 mengalami akselerasi, tercermin dari laju pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 6,38% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,75% (yoy). Risiko kredit pada triwulan laporan juga masih dalam batas aman, ditunjukkan oleh rasio Non-Performing Loan (NPL) yang dibawah 5% meski sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu dari 1,79% menjadi 1,87% pada triwulan I 2022. Di sisi lain, DPK perbankan pada triwulan laporan tercatat senilai Rp50,10 triliun atau tumbuh 11,76% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2021 sebesar 7,65% (yoy). Sejalan dengan penghimpunan DPK yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit, maka angka Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan I 2022 mengalami penurunan ke level 126,99%, dari 127,15% di triwulan IV 2021. Adapun aset perbankan tercatat senilai Rp79,26 triliun dengan laju pertumbuhan 12,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 6,68% (yoy).
Stabilitas keuangan daerah di Sumatera Barat tetap
terjaga di tengah pandemi COVID-19.
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022xii
Perkembangan transaksi sistem pembayaran pada triwulan I 2022 secara umum sejalan dengan pemulihan ekonomi. Transaksi BI-RTGS mengalami koreksi pertumbuhan secara volume dan nominal. Begitu juga pada transaksi SKNBI. Normalisasi aktivitas ekonomi pasca HBKN Nataru menjadi faktor utama yang melatarbelakangi pertumbuhan pada triwulan I 2022. Dismaping itu pelaksanaan kegiatan yang terbatas di awal tahun anggaran berdampak pada transaksi korporat maupun pemerintah belum berjalan optimal. Pada transaksi BI-RTGS dan SKNBI, terdapat kecenderungan mulai beralihnya preferensi masyarakat dalam melakukan pemindahan dana melalui sistem pembayaran BI-FAST yang diluncurkan pada akhir Desember 2021.
Kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Barat tercatat semakin membaik. Hal ini tercermin dari angka pengangguran pada Februari 2022 yang sebesar 179,22 ribu orang, menurun sebanyak 7,34 ribu orang dibandingkan dengan periode Februari 2021. Kondisi tersebut mendorong tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2022 sebesar 6,17%, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,67%. Penurunan pengangguran seiring dengan ketersediaan lapangan kerja yang meningkat dampak dari perekonomian yang terus bertumbuh serta terkendalinya kasus COVID-19.
Perekonomian Sumatera Barat pada tahun 2022 diprakirakan berada pada batas bawah kisaran 4,2% – 5,0%. Program vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan akan mencapai targetnya pada tahun 2022 diprakirakan akan mendorong optimisme dari masyarakat termasuk para pelaku usaha. Meningkatnya optimisme tersebut diprakirakan akan mendorong peningkatan kinerja konsumsi RT dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, kunjungan wisnus dan wisman diprakirakan akan mendorong LU perdagangan, LU transportasi dan LU penyediaan akmamin. Sementara LU pertanian juga akan terdorong dengan meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan kegiatan HBKN dan pesta yang lebih tinggi pada tahun 2022.
Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan akan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 namun masih akan berada dalam batas atas sasaran inflasi nasional 3,0±1%. Inflasi Sumatera Barat pada tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan peningkatan mobilitas serta aktivitas masyarakat yang mendorong permintaan domestik. Penyelenggaraan vaksinasi yang lebih baik di tahun 2022 serta pemberian vaksin booster mendorong peningkatan aktivitas
Perbaikan ekonomi yang terjadi mendorong
peningkatan kondisi kesejahteraan masyarakat
Sumatera Barat.
Ekonomi Sumatera Barat pada tahun 2022
diprakirakan akan meningkat sejalan dengan perbaikan
ekonomi pasca membaiknya situasi pandemi COVID-19.
Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan
akan meningkat didorong oleh peningkatan
permintaan masyarakat secara umum.
Transaksi nontunai melalui RTGS meningkat
dibandingkan dengan triwulan I 2022.
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 xiii
masyarakat. Selain itu, peningkatan harga beberapa komoditas di pasar global dan normalisasi tarif dasar listrik, berakhirnya insentif PPnBN kendaraan bermotor secara gradual, dan peningkatan tarif PPN akan turut mendorong tekanan inflasi Sumatera Barat pada keseluruhan tahun 2022. Mulai pulihnya perekonomian global dan mobilitas masyarakat juga diprakirakan akan mendorong peningkatan BBM non-subsidi di tahun 2022. Sementara kenaikan harga komoditas impor yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai mata uang rupiah dan ketegangan kondisi geopolik Rusia – Ukraina mendorong peningkatan harga komoditas global juga menjadi risiko yang perlu untuk diwaspadai.
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022xiv
TABEL INDIKATOR EKONOMI
A. PDRBa. PDRB ADHK Berdasarkan Lapangan Usaha (Sektoral) dalam triliun rupiah
b. PDRB ADHK Berdasarkan Pengeluaran dalam triliun rupiah
2022I II III IV I II III IV Total I II III IV Total I
1Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
36.64 9.18 9.38 9.53 9.48 37.56 9.41 9.42 9.51 9.66 38.00 9.55 9.45 9.92 9.92 38.83 9.70
2Pertambangan dan Penggalian
6.71 1.68 1.72 1.82 1.90 7.12 1.77 1.64 1.77 1.84 7.03 1.74 1.66 1.69 1.81 6.90 1.78
3 Industri Pengolahan 16.44 3.90 3.85 4.24 4.13 16.12 3.86 3.78 4.19 4.20 16.03 4.02 3.86 4.38 4.35 16.62 3.994 Pengadaan Listrik, Gas 0.18 0.04 0.05 0.05 0.05 0.18 0.05 0.04 0.04 0.04 0.17 0.04 0.04 0.05 0.05 0.18 0.045 Pengadaan Air 0.16 0.04 0.04 0.04 0.04 0.17 0.04 0.04 0.04 0.04 0.17 0.04 0.04 0.05 0.05 0.18 0.056 Konstruksi 15.06 3.89 3.97 4.07 4.40 16.34 4.07 3.77 3.92 4.10 15.86 4.04 3.85 4.04 4.27 16.20 4.14
7Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
25.98 6.54 6.90 7.13 7.30 27.87 6.95 6.67 6.95 6.98 27.55 7.04 7.11 7.28 7.53 28.96 7.48
8Transportasi dan Pergudangan
19.97 5.04 5.36 5.36 5.16 20.92 4.98 3.78 4.38 4.42 17.55 4.47 4.54 4.41 4.58 18.01 4.72
9Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1.83 0.47 0.49 0.50 0.52 1.98 0.49 0.33 0.40 0.44 1.67 0.44 0.43 0.41 0.49 1.76 0.49
10 Informasi dan Komunikasi 11.72 3.08 3.22 3.23 3.22 12.75 3.42 3.59 3.48 3.50 13.99 3.65 3.78 3.73 3.71 14.86 3.8711 Jasa Keuangan 4.67 1.16 1.18 1.19 1.25 4.77 1.20 1.16 1.22 1.25 4.84 1.31 1.31 1.33 1.29 5.25 1.4012 Real Estate 3.17 0.82 0.85 0.85 0.87 3.38 0.87 0.86 0.83 0.82 3.39 0.82 0.86 0.89 0.90 3.47 0.9013 Jasa Perusahaan 0.72 0.19 0.19 0.20 0.19 0.77 0.19 0.18 0.18 0.18 0.74 0.18 0.18 0.19 0.19 0.75 0.20
14Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
9.18 2.36 2.48 2.46 2.51 9.81 2.50 2.39 2.35 2.50 9.75 2.36 2.64 2.28 2.56 9.84 2.37
15 Jasa Pendidikan 6.38 1.68 1.70 1.74 1.78 6.89 1.79 1.74 1.87 1.83 7.24 1.83 1.83 1.83 1.90 7.37 1.90
16Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
2.31 0.61 0.61 0.62 0.64 2.49 0.65 0.64 0.70 0.71 2.71 0.68 0.69 0.75 0.75 2.86 0.73
17 Jasa lainnya
Sumber: BPS, diolah
2.88 0.75 0.78 0.78 0.79 3.10 0.78 0.63 0.67 0.70 2.79 0.75 0.72 0.72 0.79 2.98 0.80PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
164.03 41.45 42.80 43.83 44.24 172.32 43.04 40.67 42.53 43.22 169.46 42.97 43.00 43.94 45.11 175.02 44.52
No Lapangan Usaha 2019 2020Total Total 2021
2022I II III IV I II III IV Total I II III IV Total I
1Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
83.55 21.36 21.74 22.10 22.31 87.51 22.22 20.76 21.08 21.28 85.34 21.60 21.80 21.72 21.90 87.02 22.25
2Pengeluaran Konsumsi LNPRT
1.81 0.49 0.51 0.51 0.51 2.03 0.49 0.48 0.48 0.49 1.94 0.49 0.51 0.49 0.48 1.97 0.48
3Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
18.39 3.26 4.77 4.69 6.61 19.34 3.38 4.27 4.26 5.78 17.69 3.06 4.59 4.27 5.76 17.68 3.24
4Pembentukan Modal Tetap Bruto
47.81 12.04 12.38 12.69 13.16 50.28 12.38 11.80 12.15 12.63 48.96 12.17 12.23 12.44 12.80 49.65 12.51
5 Perubahan Inventori 0.17 0.05 (0.05) 0.05 0.02 0.07 0.02 (0.01) 0.11 0.13 0.24 0.03 0.05 0.11 0.04 0.25 0.176 Ekspor Luar Negeri 20.12 4.52 4.42 4.75 4.91 18.60 4.81 3.69 4.13 5.36 17.99 6.33 6.20 8.37 6.52 27.42 6.037 Impor Luar Negeri 6.87 1.53 1.76 1.66 0.95 5.89 0.95 0.82 0.56 0.39 2.72 1.06 0.96 1.14 1.09 4.26 0.918 Net Ekspor Antar Daerah
Sumber: BPS, diolah
(0.98) 1.23 0.76 0.66 (2.37) 0.28 0.70 0.50 0.88 (2.06) 0.01 0.33 (1.41) (2.32) -1.31 (4.71) 0.76 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
164.00 41.43 42.77 43.81 44.21 172.21 43.04 40.67 42.53 43.22 169.46 42.97 43.00 43.94 45.11 175.02 307.08
No Uraian2019
Total Total20212020
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 xv
A. INFLASIa. InflasiSpasial(%yoy)
C. PERBANKANa. Indikator Umum
b. InflasiKelompokTw-I2022(%yoy)
II III IV I II III IV IVI III IIIKota Padang
Kota Buki�nggi
Sumber: BPS, diolah
Sumatera Barat
Inflasi (%yoy) 2019 2020 2021 2022
3.55 3.52 1.72 2.01 0.06 0.10 2.12 1.79 1.75 1.41 1.37
4.09 3.60 1.31 2.76 1.12 0.62 2.02 1.75 1.62 2.11 1.69
3.61 3.53 1.67 2.09 0.18 0.16 2.11 1.78 1.74 1.75 1.4
3.24
3.26
3.24
Umum
Makanan, Minuman
Dan Tembakau
Pakaian Dan Alas
Kaki
Perumahan, Air, Listrik,
Gas Dan Bahan Bakar
Lainnya
Perlengkapan, Peralatan Dan Pemeliharaan Ru�n Rumah
Tangga
Kesehatan Transportasi
Informasi, Komunikasi,
Dan Jasa Keuangan
Rekreasi, Olahraga,
Dan Budaya
Pendidikan
Penyediaan Makanan
Dan Minuman/Restoran
Perawatan Pribadi Dan
Jasa Lainnya
Kota Padang 3.24 3.54 0.93 3.94 4.79 1.49 4.18 3.73 3.38 -0.53 1.62 5.74Kota Buki�nggi
Sumber: BPS, diolah
3.26 5.33 0.78 2.18 5.47 5.37 1.75 0.67 0.42 0.81 1.47 5.75
Sumatera Barat 3.24 3.76 0.91 3.69 4.86 1.99 3.96 3.42 3.11 -0.45 1.61 5.74
Kota
Kelompok (%yoy)
2022I II III IV I II III IV I II III IV I
Total Aset (Rp triliun) 66.66 68.64 68.55 68.40 67.02 68.59 71.39 71.37 70.23 74.70 75.25 76.13 79.26Pertumbuhan (%yoy) 5.53 5.15 5.01 4.21 0.53 -0.08 4.13 4.34 4.79 8.91 5.41 6.68 12.86
DPK (Rp triliun) 40.71 42.52 43.57 43.40 42.29 44.76 46.17 45.37 44.83 48.33 48.01 48.84 50.10Pertumbuhan (%yoy) 4.13 3.76 3.85 7.30 3.88 5.27 5.98 4.55 6.00 7.98 3.98 7.65 11.76
Kredit/Pembiayaan (Rp triliun) 55.65 56.32 56.88 57.77 58.41 57.92 58.17 58.73 59.81 60.64 63.33 62.11 63.62Pertumbuhan (%yoy) 1.75 2.55 5.19 4.81 4.97 2.85 2.26 1.65 2.38 4.69 8.87 5.75 6.38
LDR % 136.69 132.47 130.56 133.12 138.12 129.42 125.97 129.44 133.40 125.48 131.90 127.15 126.99NPL-gross %
Sumber: Bank Indonesia, diolah
2.91 3.03 3.01 2.60 3.03 2.84 2.34 1.89 1.96 1.99 2.32 1.79 1.87
2021Indikator 2019 2020
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022xvi
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)
c. Kredit/PembiayaanBerdasarkanTujuanPenggunaan
d. Kredit/PembiayaanBerdasarkanSektorEkonomi(Rptriliun)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
2022I II III IV I II III IV I II III IV I
Total DPK (Rp triliun) 40.71 42.52 43.57 43.40 42.29 44.76 46.17 45.37 44.83 48.33 48.01 48.84 50.10
g. DPK (%yoy) 4.13 3.76 3.85 7.30 3.88 5.27 5.98 4.55 6.00 7.98 3.98 7.65 11.76
Giro 6.44 6.49 6.74 5.95 6.37 6.72 7.16 4.71 6.40 8.08 7.91 7.12 8.21
g. Giro (%yoy) 4.76 5.72 4.15 10.00 0.98 3.44 6.21 -20.82 0.45 20.36 10.41 51.14 28.20
Tabungan 21.05 22.68 22.73 24.63 22.71 24.19 25.09 26.66 25.47 27.47 27.26 29.63 28.27
g. Tabungan (%yoy) 4.77 4.66 5.02 6.65 7.86 6.68 10.35 8.24 12.14 13.53 8.68 11.13 10.99
Deposito 13.22 13.34 14.09 12.82 13.21 13.85 13.92 14.00 12.96 12.78 12.84 12.10 13.63
g. Deposito (%yoy) 7.99 7.46 6.17 7.33 0.09 3.78 1.19 9.23 -1.87 -7.73 -7.78 -13.60 5.14
Simpanan2019 2020 2021
Sumber: Bank Indonesia, diolah
2022I II III IV I II III IV I II III IV I
Total Kredit (Rp triliun) 55.65 56.32 56.88 57.77 58.41 57.92 58.17 58.73 59.81 60.64 63.33 62.11 64.43g. Total Kredit (% yoy) 1.75 2.55 5.19 4.81 4.97 2.85 2.26 1.65 2.38 4.69 8.87 5.75 6.83
Modal Kerja 19.20 19.75 20.07 19.97 20.40 20.64 21.21 21.90 22.36 23.04 23.97 24.15 25.17g. Kredit Modal Kerja (% yoy) 4.54 5.87 6.75 2.60 6.27 4.49 5.66 9.66 9.61 11.64 13.04 10.24 9.96
Investasi 10.48 10.37 10.26 10.47 10.60 10.11 9.64 9.24 9.42 9.31 10.52 9.13 9.92g. Kredit Investasi (% yoy) -6.86 -6.91 5.82 8.87 1.20 -2.53 -6.00 -11.77 -11.14 -7.83 9.07 -1.18 5.67
Konsumsi 25.97 26.20 26.55 27.33 27.41 27.18 27.32 27.59 28.02 28.29 28.84 28.83 29.33g. Kredit Konsumsi (% yoy) 3.56 4.27 3.81 4.95 5.53 3.74 2.87 0.95 2.23 4.06 5.57 4.51 4.66
Kredit/Pembiayaan20202019 2021
Sumber: Bank Indonesia, diolah
2022I II III IV I II III IV I II III IV I
Total Kredit 55.65 56.32 56.88 57.77 58.41 57.92 58.17 58.73 59.81 60.64 63.33 62.11 63.62Pertanian & Perikanan 7.81 7.78 7.72 8.01 8.45 8.30 8.33 8.38 8.76 8.59 10.28 9.52 9.99Pertambangan dan Penggalian 0.32 0.32 0.33 0.33 0.33 0.28 0.11 0.11 0.11 0.13 0.14 0.14 0.14Industri Pengolahan 3.60 3.67 3.75 3.74 4.02 4.19 4.04 4.13 3.88 4.40 4.43 3.75 3.96Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.35 0.36 0.36 0.38 0.38 0.38 0.37 0.37 0.40 0.39 0.38 0.27 0.24Bangunan 0.54 0.61 0.78 0.70 0.56 0.71 0.72 0.62 0.56 0.59 0.65 0.54 0.53Perdagangan, Hotel, dan Restoran 14.51 14.84 14.71 14.66 14.81 14.56 14.94 15.12 15.70 15.86 16.22 16.54 16.99Pengangkutan dan Komunikasi 0.59 0.58 0.60 0.63 0.59 0.58 0.58 0.64 0.59 0.59 0.59 0.66 0.64Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0.72 0.72 0.73 0.64 0.60 0.56 0.54 0.53 0.53 0.51 0.49 0.51 0.51Jasa-jasa 1.23 1.23 1.34 1.35 1.26 1.18 1.20 1.23 1.25 1.27 1.30 1.34 1.37Lain-lain 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00Kredit Rumah Tangga 25.97 26.20 26.55 27.33 27.41 27.18 27.32 27.59 28.02 28.29 28.84 28.83 29.25Kredit Korporasi 29.68 30.12 30.33 30.45 31.00 30.74 30.85 31.14 31.78 32.35 34.49 33.28 34.38
Kredit/Pembiayaan2019 2020 2021
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 xvii
3,64(% yoy)
3,01(% yoy)
Konsumsi Rumah Tangga
Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*
Pertumbuhan Ekonomi
-3,60(% yoy)
Konsumsi LNPRT
Konsumsi Pemerintah
5,66(% yoy)
Investasi
2,67(% yoy)
Ekspor Luar Negeri
-5,15(% yoy)
Impor Luar Negeri
-15,09(% yoy)
4,38(% yoy)
2,93(% yoy)
-1,98(% yoy)
0,02(% yoy)
1,95(% yoy)
21,53(% yoy)
182,57(% yoy)
*Growth (%) : ADHK
1,55
(% yoy)
2,11
(% yoy)Pertambangan dan Penggalian
Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*
Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan
-0,86
(% yoy)Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
6,37
(% yoy)
Pengadaan Air
Transportasi dan Pergudangan
5,31
(% yoy)
Konstruksi
2,55
(% yoy)
Perdagangan Besar dan Eceran, danReparasi Mobil dan Sepeda motor
6,30
(% yoy)
5,44
(% yoy)
Penyediaan Akomodasi danMakan Minum
12,95
(% yoy)
Informasi dan Komunikasi
5,99
(% yoy)
Jasa Keuangan
7,25
(% yoy)
2,72
(% yoy)
-1,73
(% yoy)
3,48
(% yoy)
12,55
(% yoy)
4,51
(% yoy)
4,05
(% yoy)
7,91
(% yoy)
3,70
(% yoy)
10,10
(% yoy)
6,11
(% yoy)
3,40
(% yoy)
*Growth (%) : ADHK
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022xviii
1,55
(% yoy)
2,11
(% yoy)Pertambangan dan Penggalian
Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*
Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan
-0,86
(% yoy)Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
6,37
(% yoy)
Pengadaan Air
Transportasi dan Pergudangan
5,31
(% yoy)
Konstruksi
2,55
(% yoy)
Perdagangan Besar dan Eceran, danReparasi Mobil dan Sepeda motor
6,30
(% yoy)
5,44
(% yoy)
Penyediaan Akomodasi danMakan Minum
12,95
(% yoy)
Informasi dan Komunikasi
5,99
(% yoy)
Jasa Keuangan
7,25
(% yoy)
2,72
(% yoy)
-1,73
(% yoy)
3,48
(% yoy)
12,55
(% yoy)
4,51
(% yoy)
4,05
(% yoy)
7,91
(% yoy)
3,70
(% yoy)
10,10
(% yoy)
6,11
(% yoy)
3,40
(% yoy)
*Growth (%) : ADHK
1,55
(% yoy)
2,11
(% yoy)Pertambangan dan Penggalian
Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*
Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan
-0,86
(% yoy)Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
6,37
(% yoy)
Pengadaan Air
Transportasi dan Pergudangan
5,31
(% yoy)
Konstruksi
2,55
(% yoy)
Perdagangan Besar dan Eceran, danReparasi Mobil dan Sepeda motor
6,30
(% yoy)
5,44
(% yoy)
Penyediaan Akomodasi danMakan Minum
12,95
(% yoy)
Informasi dan Komunikasi
5,99
(% yoy)
Jasa Keuangan
7,25
(% yoy)
2,72
(% yoy)
-1,73
(% yoy)
3,48
(% yoy)
12,55
(% yoy)
4,51
(% yoy)
4,05
(% yoy)
7,91
(% yoy)
3,70
(% yoy)
10,10
(% yoy)
6,11
(% yoy)
3,40
(% yoy)
*Growth (%) : ADHK8,65
(% yoy)
7,53(% yoy)Jasa Perusahaan
Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*
Real Estate
0,03(% yoy)Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan danJaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
3,93(% yoy)
Jasa Kesehatan danKegiatan Sosial
6,80(% yoy)
Jasa lainnya
5,77(% yoy)
8,78(% yoy)
5,24(% yoy)
2,20(% yoy)
3,39(% yoy)
5,84(% yoy)
12,74(% yoy)
*Growth (%) : ADHK
1Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tumbuh positif melanjutkan tren perbaikan ekonomi.
Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,64% (yoy) melambat dibandingkan dengan
triwulan IV 2021 yang tumbuh 4,38% (yoy). Kinerja positif ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik secara
umum seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada
triwulan I 2022 menunjukkan pertumbuhan positif. Perbaikan kinerja LU terutama didorong oleh LU Transportasi
dan Pergudangan, LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta LU Pertanian, seiring dengan peningkatan mobilitas
masyarakat yang terjadi di seluruh wilayah.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat diprakirakan akan meningkat di triwulan II 2022. Pertumbuhan
ekonomi Sumatera Barat diprakirakan membaik didorong oleh aktivitas HBKN lebaran yang lebih tinggi dari tahun
sebelumnya. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga (RT) diprakirakan meningkat seiring dengan mobilitas
dan aktivitas ekonomi masyarakat yang semakin meningkat khususnya pada momen HBKN lebaran di triwulan II
2022. Situasi Covid-19 yang lebih baik juga diprakirakan akan mendorong keyakinan investor untuk berinvestasi
pada triwulan II 2022. Dari sisi LU, perbaikan kinerja perekonomian pada triwulan II 2022 terutama disebabkan oleh
prakiraan perbaikan kinerja LU transportasi dan pergudangan dan LU perdagangan dan eceran. Peningkatan jumlah
wisatawan yang datang ke Sumatera Barat pada momen HBKN lebaran mendorong permintaan akan barang dan
jasa secara umum.
Bab 1PERKEMBANGANEKONOMI MAKRO DAERAH
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
2Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Konsumsi Pemerintah tumbuh 5,66% (yoy) lebih
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
0,02% (yoy) sejalan dengan akselerasi realisasi belanja
barang dan jasa di tengah pelonggaran mobilitas
yang dilakukan. Sementara itu, kebijakan pembatasan
ekspor CPO yang dilakukan pada triwulan I 2022
menahan kinerja ekspor sehingga terkontraksi -5,15%
(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
21,53% (yoy). Adapun impor pada triwulan I 2022
juga terkontraksi sebesar -15,09% (yoy) dibandingkan
triwulan sebelumnya yang meningkat sebesar
182,57% (yoy), hal ini didorong oleh penurunan
impor bahan bakar mineral – (Tabel 1.1).
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada triwulan I 2022 menunjukkan pertumbuhan positif. Perbaikan kinerja LU terutama didorong oleh
LU Transportasi dan Pergudangan, LU Perdagangan
Besar dan Eceran, serta LU Pertanian, seiring dengan
peningkatan mobilitas masyarakat yang terjadi di
seluruh wilayah. LU transportasi dan pergudangan
tumbuh sebesar 5,44% (yoy) meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,70%
(yoy). LU perdagangan tercatat tumbuh sebesar
6,30% (yoy) melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 7,91% (yoy). Pertumbuhan
positif kedua LU tersebut didorong oleh peningkatan
mobilitas masyarakat seiring dengan pelonggaran
persyaratan perjalanan pada triwulan I 2022. Selain
itu, peningkatan mobilitas masyarakat juga turut
mendorong permintaan kegiatan usaha hotel dan
1.1. Perkembangan UmUm
Perekonomian Sumatera barat pada triwulan I 2022 tumbuh positif melanjutkan tren perbaikan ekonomi. Perekonomian Sumatera Barat pada
triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,64% (yoy)
melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2021
yang tumbuh 4,38% (yoy). Kinerja positif ini didorong
oleh peningkatan permintaan domestik secara
umum sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan
aktivitas masyarakat. Dari sisi pengeluaran, pemulihan
ekonomi pada triwulan I 2022 terutama didukung
oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar
3,01% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 2,93% (yoy). Kinerja
positif tersebut didorong oleh peningkatan mobilitas
masyarakat dan berlanjutnya akselerasi vaksinasi
pada triwulan I 2022. Investasi tumbuh sebesar
2,67% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 1,95% (yoy), terutama ditopang
peningkatan keyakinan investasi para investor
sejalan dengan kondisi Covid-19 yang membaik.
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan Sisi Pengeluaran (% yoy)
PDBIndonesia
(% yoy)
PERTUMBUHAN EKONOMIProvinsi Sumatera Barat
(% yoy)Tw IV 2021 5,02Tw I 2022 5,01
Sumber: BPS
Tw IV 2021 4,38Tw I 2022 3,64
Komponen Pengeluaran2020 2021 2022
I II III III Tahunan I II III IV Tahunan IPengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4.00 (4.47) (4.60) (4.62) (2.47) (2.78) 4.99 3.02 2.93 1.97 3.01
Pengeluaran Konsumsi LNPRT (1.04) (6.42) (6.32) (3.67) (4.39) 1.20 5.91 2.16 (1.98) 1.79 (3.60)
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4.01 (10.57) (9.42) (12.91) (8.64) (9.41) 7.82 0.27 0.02 0.15 5.66
Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.83 (4.69) (4.03) (4.59) (2.70) (1.60) 4.26 2.72 1.95 1.80 2.67
Perubahan Inventori (67.93) (73.90) 134.66 535.04 261.03 112.92 (520.86) 2.67 (66.96) 0.91 394.41
Ekspor Luar Negeri 6.35 (16.57) (13.12) 9.21 (3.31) 32.33 68.75 106.22 21.53 53.53 (5.15)
Impor Luar Negeri (37.75) (53.47) (65.93) (59.38) (53.85) 12.11 20.92 111.43 182.57 59.55 (15.09)
Net Ekspor Antar Daerah (44.85) (34.84) 28.29 (16.64) (96.65) (57.14) (400.11) (392.18) (33.86) (9,131.23) 158.72
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3.85 (4.94) (2.93) (2.24) (1.62) (0.15) 5.76 3.31 4.38 3.29 3.64
Sumber: BPS, diolah
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
3Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
restoran tercermin dari LU penyediaan akomodasi dan
makan minum yang tumbuh 12,95% (yoy) meningkat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 10,10% (yoy). Perekonomian
Sumatera Barat pada triwulan I 2022 juga ditopang
oleh pertumbuhan positif LU Pertanian yang tetap
tumbuh di masa pandemi COVID-19 sebesar 1,55%
(yoy). Di sisi lain, pertumbuhan positif triwulan I
2022 tertahan oleh LU Industri Pengolahan yang
Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan Sisi Lapangan Usaha (% yoy)
terkontraksi -0,86% (yoy), menurun dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
3,48% (yoy) – (Tabel 1.2). Kontraksi LU Industri
Pengolahan disebabkan oleh turunnya produksi untuk
ekspor setelah pemerintah menerapkan kebijakan
Domestic Market Obligation (DMO) dan peningkatan
pungutan ekspor komoditas CPO pada triwulan I
2022.
Lapangan Usaha2020 2021 2022
I II III IV Total I II III IV Total IPertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.45 0.51 (0.20) 1.90 1.16 1.50 0.28 4.24 2.72 2.19 1.55
Pertambangan dan Penggalian 5.66 (4.53) (2.93) (2.98) (1.31) (1.99) 1.12 (4.27) (1.73) (1.77) 2.11
Industri Pengolahan (0.90) (1.99) (1.24) 1.88 (0.54) 4.17 2.31 4.66 3.48 3.68 -0.86
Pengadaan Listrik, Gas 3.11 (8.33) (9.82) (11.62) (6.81) (8.41) 0.14 9.35 12.55 3.15 6.37
Pengadaan Air (0.53) (5.78) (1.18) 3.48 (1.04) 6.44 5.46 5.74 4.51 5.53 5.31
Konstruksi 4.42 (5.18) (3.63) (6.83) (2.95) (0.71) 2.29 3.13 4.05 2.18 2.55
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
6.27 (3.36) (2.49) (4.36) (1.14) 1.23 6.64 4.74 7.91 5.12 6.30
Transportasi dan Pergudangan (1.14) (29.53) (18.34) (14.40) (16.10) (10.17) 20.13 0.75 3.70 2.56 5.44
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.71 (33.24) (20.41) (14.58) (15.95) (11.69) 29.00 2.73 10.10 5.63 12.95
Informasi dan Komunikasi 10.62 11.31 7.78 8.54 9.55 6.91 5.53 7.15 6.11 6.42 5.99
Jasa Keuangan 3.81 (1.75) 2.92 0.46 1.34 8.77 13.46 8.60 3.40 8.46 7.25
Real Estate 6.33 2.13 (2.04) (5.21) 0.22 (5.43) 0.01 6.81 8.78 2.41 8.65
Jasa Perusahaan 1.75 (5.67) (7.72) (4.02) (3.98) (4.42) 0.45 3.51 5.24 1.13 7.53
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
5.77 (3.43) (4.23) (0.17) (0.59) (5.27) 10.12 (3.50) 2.20 0.85 0.03
Jasa Pendidikan 6.64 2.23 7.93 3.35 5.03 1.77 5.10 (2.64) 3.39 1.84 3.93
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.97 4.21 12.82 10.19 8.83 3.78 7.50 6.41 5.84 5.88 6.80
Jasa lainnya 4.38 (18.46) (13.66) (12.17) (10.10) (3.88) 13.99 7.59 12.74 7.10 5.77
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3.85 (4.94) (2.93) (2.24) (1.62) (0.15) 5.76 3.31 4.38 3.29 3.64
Sumber: BPS, diolah
Grafik 1.1 Pangsa PDRB Triwulan I 2022 Sumbar Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku
Grafik 1.2 Pertumbuhan PDRB per Lapangan Usaha Utama Sumbar
Sumber: BPS, diolah
Pertanian, 21,31%
Industri Pengolahan, 8,32%
Konstruksi, 10,27%
Perdagangan, 16,29%
Transportasi danPergudangan,
10,53%
Jasa-Jasa, 14,73%
Lainnya, 18,55%
30
20
10
0
-10
-20
-30
-40
Sumber: BPS, diolah
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I IIVIIIII2017 2018 2019 2020 2021 2022
%, yoy
Sumatera BaratIndustri PengolahanPerdagangan
PertanianKonstruksiTransportasi dan Pergudangan
-4,92
-2,93
-2,24 -0,15
5,763,31 4,38
5,36 5,40 5,43 4,71 5,09 5,24 5,48 4,82 4,99 5,13 5,08 3,855,01 3,64
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
4Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
masing-masing sebesar 90,83 dan 115,83 lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang masing-
masing sebesar 84,33 dan 113,22. Peningkatan indeks
khususnya IKK yang berada di atas 100 menunjukkan
bahwa keyakinan masyarakat mulai optimis dalam
melihat perkembangan ekonomi saat ini – (Grafik 1.5).
Pertumbuhan konsumsi swasta juga dipengaruhi oleh
peningkatan daya beli masyarakat. Berlangsungnya
musim panen komoditas bahan pangan menjadi
faktor pendukung peningkatan daya beli masyarakat.
Kenaikan upah minimum provinsi (UMP) Sumatera
Barat pada 2022 sebesar 1,01% (yoy) turut
memengaruhi peningkatan daya beli masyarakat
khususnya terhadap daya beli masyarakat khususnya
Grafik 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Sumatera Triwulan I 2022
Grafik 1.4 Pangsa PDRB Menurut Permintaan Berdasarkan Harga Berlaku
Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia
Sumber: BPS, diolah
3,243,90 3,64
4,72 4,645,15
3,03 2,96 3,26 2,83
4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03
5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri
% yoy
Provinsi Sumatera Nasional
1.2. DInamIka SISI PengeLUaran PerekonomIan SUmatera barat1.2.1. konsumsi rumah tangga
KONSUMSI RUMAH TANGGAPROVINSI SUMATERA BARAT
(% yoy)
Tw IV 2021Tw I 2022
2,933,01
Pada triwulan I 2022, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh meningkat seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat. Konsumsi
rumah tangga tumbuh sebesar 3,01% (yoy) pada
triwulan laporan, atau meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
2,93% (yoy). Peningkatan mobilitas masyarakat
pada triwulan laporan juga mendorong peningkatan
keyakinan konsumsi masyarakat yang tercermin dari
meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
IKK pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 103,33
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
98,78 – (Grafik 1.4). Lebih lanjut, peningkatan IKK
didorong oleh peningkatan pada kedua komponen
pembentuknya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat
Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Sumber: BPS, diolah
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
1,05%
Konsumsi RT52,53%
Kons. Pemerintah14,56%
Investasi30,47%
Ekspor Luar Negeri16,61%
Net Ekspor AntarDaerah -13,01%
Sumber: Bank Indonesia, diolah
98,78
0
20
40
60
80
100
140
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III IVIII2017 2018 2019 2020 2021 2022
Indeks
Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat IniIndeks Ekpektasi Konsumen Baseline (Batas Posi�f)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
113,22
84,33
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
5Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
masyarakat menengah ke bawah. Di samping itu,
kebijakan pemerintah berupa penyaluran bantuan
sosial (bansos) non tunai kepada masyarakat tidak
mampu, juga turut menjaga terpeliharanya daya beli
masyarakat secara keseluruhan.
1.2.2. konsumsi Pemerintah
PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)
KONSUMSI PEMERINTAH
Tw IV 2021Tw I 2022
0,025,66
konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang didorong oleh percepatan penyerapan belanja seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi dan mobilitas aktifitas masyarakat yang semakin baik. Pada triwulan I
2022, konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar
5,66% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,02% (yoy).
Pertumbuhan yang meningkat ini juga disebabkan
oleh faktor base year pada triwulan I 2021 yang lebih
rendah dibandingkan triwulan I 2022. Peningkatan
konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022 tersebut
juga ditunjukkan dengan laju Dana Pihak Ketiga
(DPK) Pemerintah yang tumbuh sebesar 37,80%
(yoy) menurun dibandingkan laju pertumbuhan pada
triwulan IV 2021 sebesar 56,35% (yoy). Realisasi
belanja daerah pada provinsi dan 19 kabupaten/kota
di Sumatera Barat tercatat sebesar 9,40% dimana
lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja
daerah pada triwulan yang sama tahun sebelumnya
sebesar 8,48% - (Grafik 1.6). Realisasi yang lebih tinggi
pada triwulan I 2022 didorong oleh realisasi belanja
barang dan jasa yang meningkat dimana tercatat
realisasi sebesar 7,06% lebih tinggi dibandingkan
triwulan I 2021 sebesar 5,16%. Peningkatan realisasi
belanja daerah ini didorong oleh akselerasi belanja
yang dilakukan pemerintah daerah seiring dengan
situasi pandemi yang lebih terkendali sehingga
meningkatkan aktivitas perjalanan dinas dan belanja
lain yang bersifat operasional. Tidak adanya kendala
penyesuaian yang signifikan pada aplikasi Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) seperti tahun
lalu juga menjadi faktor tingginya belanja daerah pada
triwulan I 2022.
1.2.3. Investasi
PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)
INVESTASI PMTB
Tw IV 2021Tw I 2022
1,952,67
Investasi pada triwulan laporan meningkat didukung oleh akselerasi kinerja kredit investasi dan belanja modal pemerintah. Pada triwulan
I 2022, investasi tumbuh sebesar 2,67% (yoy),
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 1,95% (yoy). Dari sisi perbankan,
kredit investasi tercatat tumbuh sebesar 1,76% (yoy)
pada triwulan I 2022 atau meningkat dibanding
triwulan IV 2022 yang kontraksi sebesar -1,18%
(yoy) – (Grafik 1.7). Peningkatan pada kredit investasi
Grafik 1.6 Perkembangan Realisasi Belanja Provinsi Sumbar
319
Sumber: BPKAD Prov. Sumatera Barat, diolah
Belanja Daerah Belanja BarangBelanja Pegawai Penyerapan Belanja Barang - sisi kananPenyerapan Belanja Modal - sisi kanan Penyerapan Belanja Daerah - sisi kanan
4.000 140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
-20%
20222021I III III IV
2020I II III IV
2019I II III IV
2018I II III IV
2017I II III IV
2016I II III IV
2015I II III IV
2014I II III IV
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
Miliar Rp
802
899
1.3994.477
1.772
1.115
1081
1745 1649
1391
2100
1566
1471
2546 3098
1215
1671
16841783
1665
1170
2862
2293
563 617
700 566
758
390
654
45 86238 168 278 199 319 149
351 229506
184
332 335648 420
775
370 320 375 327793
2
356196
210
120 165139 198239171
9,89%11,6%
135 154 223 202 173 169 237 194 147 220 164 172338
522 548 616334
554 551 614278
659477
757
330577 565 609
322665
468639
293
319
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
6Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
terutama dipengaruhi oleh komponen deposito yang
turut meningkat. Deposito pada triwulan I 2022
tercatat tumbuh sebesar 5,14% (yoy) meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga
kontraksi sebesar -13,60% (yoy). Peningkatan ini
menunjukkan sikap investor yang mulai mendorong
investasi nya pada triwulan I 2022 sejalan dengan
aktivitas ekonomi yang meningkat. Dari sisi investasi
pemerintah, peningkatan belanja modal yang
dilakukan pemerintah provinsi dan 19 kabupaten/
kota di Sumatera Barat mendorong kinerja PMTB
pada triwulan laporan. Secara nominal, belanja modal
gabungan pemerintah provinsi dan 19 kabupaten/
kota di Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat
tumbuh sebesar 101,08% (yoy) dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya sebesar 10,90% (yoy).
Peningkatan ini didorong oleh akselerasi belanja
yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagaimana
arahan pemerintah pusat pada awal tahun 2022.
Tidak adanya kendala penyesuaian yang signifikan
pada aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) seperti tahun lalu juga menjadi faktor tingginya
belanja modal pada triwulan I 2022.
Di sisi lain, peningkatan PMTB yang lebih tinggi
tertahan oleh realisasi PMA dan PMDN yang belum
optimal. Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Sumatera Barat, realisasi investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) tercatat mengalami kontraksi
sebesar -71,51% (yoy) menurun dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar
-0,54% (yoy). Penurunan ini didorong oleh turunnya
investasi di bidang listrik, gas dan air, industri karet dan
plastik serta industri makanan. Realisasi Penanaman
Modal Asing (PMA) tercatat turut menurun dimana
terkontraksi sebesar -27,15% (yoy) dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar
-0,03% (yoy) – (Grafik 1.8).
1.2.4. ekspor
PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)
EKSPOR LUAR NEGERI
Tw IV 2021Tw I 2022
21,53-5,15
ekspor pada triwulan I 2022 terkontraksi seiring dengan penurunan volume ekspor CPo. Kinerja
ekspor pada triwulan I 2022 tercatat kontraksi
sebesar -5,15% (yoy) menurun dibandingkan dengan
triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 21,53% (yoy).
Penurunan ekspor pada triwulan laporan didorong
oleh penurunan ekspor beberapa komoditas utama
Sumatera Barat. Hal tersebut tercermin dari nilai
ekspor non migas Sumatera Barat pada triwulan Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Investasi dan Modal Kerja
Grafik 1.8 Perkembangan Investasi
Sumber: BI, diolah
Total Kredit Kredit Investasi Kredit Modal Kerja
-20,00
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% yoy
Sumber: BKPM, diolah
Proyek PMA Proyek PMDN
-1000000
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Investasi PMA (USD Juta) Investasi PMDN (Rp Miliar)
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
7Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Pakistan menjadi negara tujuan utama ekspor pada triwulan I 2022. Pakistan memiliki pangsa
sebesar 37,11% dari ekspor total Sumatera Barat,
terutama untuk komoditas CPO. Pangsa tersebut
meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar
36,88%. Selanjutnya, pengiriman ekspor tertinggi
dari Sumatera Barat diikuti oleh India dan Bangladesh
masing-masing sebesar 26,55% dan 7,34%.
Komoditas utama ekspor Sumbar masih didominasi
oleh komoditas sumber daya alam (SDA), yakni CPO;
karet; aneka produk kimia, dengan pangsa masing-
masing sebesar 80,87%; 6,43%; dan 3,38%.
laporan nominal sebesar US$719 juta atau tumbuh
sebesar 10,99% (yoy), melambat dari realisasi di
triwulan sebelumnya yang mencapai US$785 juta
atau tumbuh sebesar 48,45% (yoy) (Grafik 1.9).
Tertahannya kinerja ekspor non migas tersebut
didorong oleh melambatnya kinerja ekspor komoditas
CPO. Kinerja nilai ekspor komoditas unggulan tersebut
tercatat melambat pada triwulan laporan pada
level 15,76% (yoy) dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 53,19% (yoy) –
(Grafik 1.8). Kebijakan domestic market obligation
(DMO) dan domestic price obligation (DPO) minyak
goreng yang ditetapkan pada medio Januari 2022
menahan kinerja ekspor CPO dimana pelaku usaha
kelapa sawit dan turunannya harus memenuhi
kewajiban distribusi ke dalam negeri sebesar 20%.
Selain itu, perlambatan di tengah harga CPO dunia
yang masih berada pada level yang tinggi tersebut
dipengaruhi oleh kebijakan pungutan ekspor dan
bea keluar CPO dari maksimum 375 dolar AS per
ton menjadi 675 dolar AS per ton1. Di sisi lain, kinerja
ekspor karet tercatat meningkat pada triwulan I 2022.
Ekspor komoditas karet pada triwulan I 2022 tumbuh
sebesar 13,15% (yoy) meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
7,38% (yoy). Mobilitas masyarakat yang meningkat
secara umum mendorong permintaan karet sebagai
bahan baku pembuatan kendaraan bermotor.
Grafik 1.10 Perkembangan Ekspor Non-Migas Sumbar
Grafik 1.9 Kinerja Eksim CPO dan Karet Sumbar Grafik 1.11 Negara Tujuan Ekspor Sumatera Barat
Sumber: Bea dan Cukai, diolah
-100,00
-50,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
0
100
200
300
400
500
600
700
800
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% yoyJuta USD
Nilai Ekspor CPO Nilai Ekspor Karetg. Nilai Ekspor CPO g. Nilai Ekspor Karet
Nilai Ekspor Non Migas g. Volume Ekspor Non Migas
Sumber: Bea dan Cukai, diolah
Juta Ton % (yoy)1,000
900800700600500400300200100
0 -60,00-40,00-20,000,0020,0040,0060,0080,00100,00120,00140,00160,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Sumber: Bea dan Cukai, diolah
India26,55%
Amerika Serikat4,87%
Singapura0,09%
Sri Lanka0,78%
Myanmar3,17%
Bangladesh7,34%
Pakistan37,11%
Malaysia5,42%
Tiongkok1,09% Lainnya
13,59%
1 Peraturan Menteri Keuangan No 23/PMK.05/2022 per 17 Maret 2022 perihal Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2020 Tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Pada Kementerian Keuangan
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
8Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
1.2.5. Impor
PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)
IMPOR LUAR NEGERI
Tw IV 2021Tw I 2022
182,57-15,09
kinerja impor menurun pada triwulan I 2022 didorong utamanya oleh penurunan kinerja impor migas. Impor tercatat kontraksi sebesar
-15,09% (yoy) menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 182,57% (yoy). Kontraksi
kinerja impor pada triwulan I 2022 juga dipengaruhi
oleh faktor base year effect. Kinerja impor migas
tercatat kontraksi sebesar -2,70% (yoy), menurun
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 347,36% (yoy) – (Grafik 1.14).
Penurunan aktivitas impor migas disinyalir dipengaruhi
oleh terjaganya stok migas pada triwulan laporan
seiring dengan aktivitas front loading yang dilakukan
pelaku usaha pada triwulan sebelumnya terutama
untuk pemenuhan kebutuhan HBKN Nataru dan
sebagai persediaan di tengah harga minyak yang
bergejolak dengan tren meningkat. Sementara itu,
penurunan kinerja impor lebih dalam tertahan oleh
berkurangnya kontraksi impor non migas. Impor
non migas tercatat kontraksi sebesar -16,93% (yoy),
lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
Grafik 1.12 Komoditas Ekspor Sumatera Barat Grafik 1.14 Volume Impor Non Migas
Grafik 1.15 Perkembangan Impor MigasGrafik 1.13 Nilai Impor Non Migas
Sumber: Bea dan Cukai, diolah
CPO80,87%
Karet dan barang dari karet
6,43%
Kopi,teh dan rempah-rempah
1,58%
Aneka produk kimia3,38%
Limbah dari industri makanan
0,28%
Lainnya7,46%
Nilai Impor Non migasNilai Impor Pupuk Nilai Impor Mesin
Nilai Impor Limbah dari Industri Makanan
Sumber: Bea dan Cukai, diolah
-20
0
20
40
60
80
100
120
I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Juta USD
Vol. Impor NonmigasVol. Impor Pupuk
Vol. Impor Limbah dari Industri MakananVol. Impor Mesin
Sumber: Bea dan Cukai, diolah
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Juta Ton
Sumber: BPS, diolah
Impor Migas g. Impor Migas - rhs
-200
-100
0
100
200
300
400
500
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% yoyUS$Juta
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
9Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
LU Pertanian, kehutanan dan Perikanan tumbuh positif pada triwulan I 2022. LU pertanian, kehutanan
dan perikanan mencatat pertumbuhan sebesar 1,55%
(yoy) pada triwulan I 2022, melambat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
2,72% (yoy). Perlambatan tersebut disebabkan oleh
menurunnya kinerja beberapa komoditas antara lain
peternakan serta tanaman pangan (beras). Usainya
masa perayaan akhir tahun, mendorong peternak
untuk memulai kembali penggemukan komoditas
ternaknya, terutama ayam ras, menyiapkan pasokan
yang akan dipasarkan selama masa Ramadhan
dan Idul Fitri. Untuk itu, pertumbuhan di sektor
peternakan mengalami sedikit penurunan karena
terbatasnya produksi yang dihasilkan. Perlambatan
kinerja tanaman pangan dapat terlihat salah satunya
dari kinerja NTP tanaman pangan yang menurun.
NTP tanaman pangan pada triwulan laporan tercatat
sebesar 98,40, menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 98,45 - (Grafik 1.18). Kondisi
penurunan tanaman pangan ini juga tercermin pada
meningkatnya harga gabah rata-rata pada triwulan
I 2022 bila dibandingkan dengan triwulan IV 2021.
Secara rata-rata, harga Gabah Kering Panen (GKP) di
tingkat penggilingan pada triwulan IV 2021 berada
pada kisaran Rp5.565/kg, sementara harga komoditas
yang sama di triwulan I 2022 sebesar Rp5.677/kg
atau meningkat pertumbuhannya dari 3,88% (yoy)
menjadi 6,14% (yoy) – (Grafik1.19). Peningkatan
harga tersebut mencerminkan kondisi produksi beras
Grafik 1.16 Porsi Impor Komoditas Non Migas Grafik 1.17 Asal Barang Impor Sumatera Barat
yang kontraksi sebesar -52,94% (yoy) – (Grafik 1.13).
Meredanya kontraksi impor non-migas utamanya
didorong oleh peningkatan impor pupuk dan limbah
dari industri makanan.
komoditas pupuk merupakan komoditas impor non migas dengan pangsa terbesar di triwulan I 2022. Komoditas pupuk menyumbang 44,63% di
dalam pangsa impor Sumatera Barat seiring dengan
masih tingginya harga CPO dan TBS pada triwulan
I 2022– (Grafik 1.16). Penyumbang impor terbesar
berikutnya diikuti oleh komoditas limbah dari industri
makanan; mesin; dan kertas dengan pangsa masing-
masing 29,92%; 11,56% dan 7,02. Sementara itu,
berdasarkan negara asal, barang impor luar negeri
non migas Sumatera Barat pada triwulan I 2022
bersumber terutama dari Kanada (44,63%) dan
Tiongkok (3,34%)– (Grafik 1.17).
1.3. DInamIka LaPangan USaha ekonomI Utama SUmatera barat
1.3.1. Lapangan Usaha Pertanian, kehutanan dan Perikanan
Sumber: Bea dan Cukai, diolah
Limbah dari industri makanan 22,83%
Pupuk 44,63%
Kertas7,02%
Garam, sulfur,dan batu-batuan
4,63% Mesin11,56%
Lainnya 9,32%
Sumber: Bea dan Cukai, diolah
Tiongkok3,34%
Rusia0,00%
Amerika Serikat0,00%
Kanada44,63%
India0,00%
Lainya52,03%
PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)
PERTANIAN
Tw IV 2021Tw I 2022
2,721,55
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
10Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
sebelumnya sebesar Rp3.231/kg mengikuti kenaikan
harga CPO dunia (Grafik 1.21). Kredit pada sektor
pertanian juga turut mendorong pertumbuhan positif
kinerja LU pertanian di triwulan I 2022. Kredit LU
pertanian tercatat tumbuh positif sebesar 14,13%
(yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 13,56% (yoy) – (Grafik 1.19).
Peningkatan indikator kredit perbankan sektor
tersebut terutama didorong oleh meningkatnya
pinjaman yakni kredit untuk perkebunan karet dan
penghasil getah lainnya. Peningkatan ini disinyalir
karena peningkatan mobilitas masyarakat yang
berpotensi mendorong peningkatan penggunaan
kendaraan bermotor sehingga meningkatkan
optimisme perbankan untuk menyalurkan kredit ke
sektor komoditas karet.
yang masih perlu ditingkatkan mengikuti peningkatan
permintaan pasca aktivitas ekonomi masyarakat yang
semakin meningkat.
Di sisi lain, permintaan yang masih tinggi atas
komoditas kelapa sawit menjadi insentif bagi petani
kelapa sawit untuk meningkatkan produksinya.
Di samping itu, proses replanting tanaman kelapa
sawit yang berangsur mulai membuahkan hasil turut
mendorong kinerja sub lapangan usaha perkebunan.
Peningkatan tersebut tercermin dari peningkatan
NTP perkebunan dari 134,66 di triwulan IV 2021
menjadi 138,29 di triwulan laporan (Grafik 1.20).
Harga TBS sebagai acuan insentif para petani kelapa
sawit pada triwulan laporan juga tercatat meningkat
menjadi sebesar Rp3.870/kg dibandingkan triwulan
Grafik 1.18 Nilai Tukar Petani
Grafik 1.20 Perkembangan Harga GKP
Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Pertanian
Grafik 1.21 Perkembangan Harga TBS
Sumber: BPS, diolah
NTP Perkebunan RakyatNTP UmumNTP Tanaman Pangan
138,29
112,66
98,40
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Indeks
Sumber: BI, diolah
-10
0
10
20
30
40
50
60
0
2
4
6
8
10
12% yoyTrilliun Rp
Pertanian g. Pertanian
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV I II IVIII2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
13,56
Rata-rata Harga Gabah KGP Pertumbuhan - sisi kanan
Sumber: Distan, diolah
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
0,00
1000,00
2000,00
3000,00
4000,00
5000,00
6000,00
7000,00% yoyRp/Kg
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III IVIII2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Sumber: Distan, Bloomberg, diolah
Rata-rata Harga TBSRata-rata Harga CPO Dunia - sisi kanan
Ribu USD/MT
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III IVIII2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
11Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
perlambatan permintaan kendaraan bermotor. Hal
tersebut tercermin dari pertumbuhan pendaftaran
kendaraan baru motor di triwulan I 2022 sebesar
20,06% (yoy) melambat dibandingkan triwulan IV
2021 sebesar 51,67% (yoy) – (Grafik 1.23). Namun
demikian, meskipun pertumbuhannya melambat,
permintaan kendaraan bermotor tercatat masih pada
level yang tinggi dimana secara nominal mencatatkan
level tertinggi selama 2 tahun terakhir. Kebijakan
stimulus PPnBM yang masih berlaku pada awal tahun
2022 memberikan insentif bagi masyarakat untuk
membeli kendaraan bermotor.
1.3.3.Lapangan Usaha transportasi dan Pergudangan
PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)
TRANSPORTASI & PERGUDANGAN
Tw IV 2021Tw I 2022
3,705,44
mobilitas masyarakat yang meningkat tercatat mendorong kinerja LU transportasi dan pergudangan di triwulan I 2022. Pada triwulan
I 2022, LU transportasi dan pergudangan tumbuh
sebesar 5,44% (yoy), meningkat jika dibandingkan
1.3.2. Lapangan Usaha Perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan Sepeda motor
PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)
PERDAGANGAN
Tw IV 2021Tw I 2022
7,916,30
kinerja LU perdagangan tercatat melambat pada triwulan I 2022 didorong oleh normalisasi permintaan pasca hbkn nataru serta penjualan kendaraan bermotor yang melambat. Pada
triwulan laporan, LU perdagangan tumbuh sebesar
6,30% (yoy), melambat dibandingkan realisasi
pertumbuhan triwulan IV 2021 yang sebesar 7,91%
(yoy). Deselerasi ini dipengaruhi salah satunya oleh
melambatnya penyaluran kredit untuk kendaraan
bermotor. Kredit perdagangan di triwulan I 2022
tercatat tumbuh sebesar 8,24% (yoy) sementara
di triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 9,41% (yoy)
– (Grafik 1.22). Berakhirnya momen HBKN Nataru
mendorong normalisasi permintaan terhadap barang
dan jasa secara umum sehingga menahan permintaan
kredit baru di sektor perdagangan. Perlambatan
kredit perdagangan tersebut juga sejalan dengan
Grafik 1.23 Perkembangan Penjualan Kendaraan
Grafik 1.22 Kredit Perdagangan
Sumber: BI, diolah
Perdagangan, Hotel, dan Restoran g. Perdagangan
9,41
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% yoyTrilliun Rp
Sumber: DPKD, diolah
Mobilg.Mobil - sisi kanan
Motorg.Motor - sisi kanan
-80-60-40-20020406080100120
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Unit % (yoy)
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
12Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar
3,70% (yoy). Peningkatan kinerja LU transportasi
dan pergudangan disebabkan oleh meningkatnya
mobilitas masyarakat seiring dengan pelonggaran
kebijakan persyaratan perjalanan terutama pada
moda angkutan udara. Hal tersebut tercermin dari
pertumbuhan jumlah penumpang domestik Bandara
Internasional Minangkabau (BIM) yang sebanyak
387.476 orang atau meningkat 48,68% (yoy) pada
triwulan laporan dibanding triwulan IV 2021 yang
sebanyak 313.518 orang atau tumbuh sebesar 8,02%
(yoy) – (Grafik 1.24). Dari sisi perbankan, kredit
LU transportasi tercatat meningkat sejalan dengan
peningkatan kinerja PDRB. Kredit LU transportasi
tumbuh sebesar 8,92% (yoy) meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
3,73% (yoy) – (Grafik 1.26). Pelonggaran kebijakan
PPKM tersebut juga mendorong masyarakat untuk
melakukan aktivitas wisata. Hal tersebut terlihat dari
sektor lain yang juga meningkat yaitu LU penyediaan
akomodasi dan makan minum yang akselerasi menjadi
12,95% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 10,10% (yoy).
Grafik 1.24 Perkembangan Jumlah Penumpang Bandara Internasional Minangkabau
Grafik 1.26 Perkembangan Kredit LU Transportasi
Grafik 1.25 Perkembangan Kargo Bandara Internasional Minangkabau
Grafik 1.27 Tingkat Hunian Kamar
Sumber: PT Angkasa Pura II, diolah
-200,00
-100,00
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% yoyOrang
Jumlah penumpang Domes�k (orang) Jumlah penumpang Internasional (orang)Pertumbuhan Penumpang Domes�k - sisi kanan Pertumbuhan Penumpang Internasional - sisi kanan
Sumber: BI, diolah
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV IVI III III2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% yoyMiliar Rp
Pengangkutan dan Komunikasi g.Pengangkutan dan Komunikasi
3,73
Sumber: BPS, diolahTPK Baseline
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV
2016 2016 2016 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Persen
Sumber: PT Angkasa Pura II, diolah
Kargo Domes�k (kg) Kargo Internasional (kg) Kargo Domes�k (kg)Kargo Internasional (kg)
(200,0)
-
200,0
400,0
600,0
800,0
1.000,0
1.200,0
1.400,0
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% yoykg
BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
13Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
1.3.4. Lapangan Usaha Industri Pengolahan
PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)
INDUSTRI PENGOLAHAN
Tw IV 2021Tw I 2022
3,48-0,86
Pertumbuhan industri pengolahan di triwulan I 2022 menurun seiring dengan permintaan semen dan CPo yang melambat. LU Industri
pengolahan tercatat kontraksi sebesar -0,86% (yoy)
pada triwulan I 2022, menurun jika dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 3,48% (yoy). Kontraksi kinerja
industri pengolahan juga disebabkan oleh produksi
semen yang menurun terindikasi dari data konsumsi
semen Sumatera Barat triwulan I 2022 yang kontraksi
sebesar -11,73% (yoy) atau menurun dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
1,02% (yoy). Penurunan konsumsi semen pada
triwulan I 2022 didorong oleh permintaan semen pada
proyek JTTN Padang-Sicincin yang tertahan dimana di
awal tahun 2022 proyek tersebut difokuskan pada
proses pembebasan lahan. Selain itu, kebijakan DMO
produk CPO yang dikeluarkan pemerintah pada medio
Januari 2022 juga menyebabkan tertahannya produksi
CPO yang lebih tinggi di triwulan I 2022.
Di sisi lain, penurunan kinerja LU industri pengolahan
Sumatera Barat tertahan oleh akselerasi kredit industri
pengolahan pada triwulan I 2022 sebesar 2,12%
(yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan
IV 2021 yang tumbuh sebesar -9,10% (yoy) – (Grafik
1.29). Peningkatan kredit LU industri pengolahan
didorong utamanya oleh peningkatan kredit pada
sektor Industri Semen, Kapur dan Gips, Serta Barang-
barang dari Semen, dan Kapur, serta meredanya
kontraksi pada pertumbuhan kredit industri CPO
(Grafik 1.28).
Grafik 1.28 Perkembangan Kredit Industri CPO
Grafik 1.29 Perkembangan Kredit LU Industri Pengolahan
Grafik 1.30 Perkembangan Harga CPO dan Karet Internasional
Sumber: BI, diolah
-100,00
-80,00
-60,00
-40,00
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% yoyTriliun Rp
CPO g.CPO
Sumber: BI, diolah
-40
-20
0
20
40
60
80
0
1
2
3
4
5
6
7% yoyTrilliun Rp
Industri Pengolahang.Ind Pengolahan (sisi kanan)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III IVIII2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
-9,10
Sumber: Bloomberg, diolah
Harga CPO Dunia Harga Karet Dunia - sisi kanan
259,00
0
50
100
150
200
250
300
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
1400,00
1600,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
USD Cent/KgUSD/MT
14
This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
15Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan di tahun 2022 dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Sumatera Barat di tahun 2021. Anggaran pendapatan tercatat mengalami penurunan senilai Rp 655,84 Miliar atau sebesar -9,97% (yoy), sedangkan anggaran belanja menurun senilai Rp 575,84 Miliar atau sebesar -8,49% (yoy). Penurunan anggaran pendapatan terutama berasal dari penurunan pada komponen target Dana Perimbangan disebabkan masih adanya refocusing anggaran pemerintah pusat kepada daerah dalam rangka pemulihan penanggulangan dampak Covid-19 yang merupakan bagian dari Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat. Pada anggaran belanja daerah, perubahan anggaran belanja terutama didorong oleh penurunan Belanja Operasi.
Realisasi pendapatan Provinsi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2021. Realisasi pendapatan daerah pada triwulan I 2022 tercatat senilai Rp1,25 Triliun atau sebesar 21,21% meningkat secara persentase dibandingkan realisasi pada triwulan I 2021 yang sebesar senilai Rp1,33 Triliun atau 20,31%. Kinerja pendapatan daerah didorong oleh seluruh komponen yang mengalami peningkatan realisasi pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan pos Lain-lain Pendapatan yang Sah. Realisasi belanja daerah Provinsi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada triwulan I 2021. Realisasi belanja sampai dengan triwulan I 2022 tercatat senilai Rp390,07 Miliar mencapai 6,29%, atau menurun dibandingkan realisasi belanja pada triwulan I 2021 dengan pencapaian senilai Rp757,65 Miliar atau sebesar 11,17%. Kinerja belanja daerah pada periode triwulan I 2022 terutama didukung oleh realisasi Belanja Operasi, terutama pada komponen Belanja Pegawai, Belanja Hibah dan Belanja Barang dan Jasa.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat secara keseluruhan mengalami penurunan dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 19 Kabupaten/Kota pada tahun 2021. Anggaran pendapatan tercatat senilai Rp 674,63 Miliar atau mengalami penurunan sebesar -3,24% (yoy). Sementara itu, anggaran belanja tercatat senilai Rp272,64 Miliar atau mengalami penurunan -1,26% (yoy). Berdasarkan realisasinya, realisasi pendapatan kabupaten/kota di Sumatera Barat pada triwulan I 2022 secara presentase mengalami peningkatan dibandingkan presentase realisasi pendapatan di triwulan I 2021. Realisasi pendapatan tercatat senilai
Bab 2KEUANGAN PEMERINTAH
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
16Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
2.1. APBD Provinsi sumAterA BArAt
2.1.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi sumatera Barat 2021-2022
secara keseluruhan tahun anggaran 2022, Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi sumatera Barat mengalami penurunan dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi sumatera Barat tahun 2021. Anggaran pendapatan tercatat senilai Rp655,84
Miliar atau mengalami penurunan sebesar -9,97%
(yoy), sedangkan anggaran belanja senilai Rp575,84
Miliar atau menurun sebesar -8,49% (yoy) - (Tabel
2.1). Penurunan anggaran pendapatan terutama
berasal dari penurunan pada komponen target Dana
Perimbangan disebabkan masih adanya refocusing
anggaran pemerintah pusat kepada daerah dalam
rangka pemulihan penanggulangan dampak Covid-19
yang merupakan bagian dari Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat senilai Rp 926,62 Miliar atau sebesar
-22,31% (yoy). Selain itu, pos Lain-lain Pendapatan
yang Sah juga mengalami penurunan yang tercatat
senilai Rp9,06 Miliar atau sebesar -9,81% (yoy).
Di sisi lain, Pendapatan Asli Daerah tercatat senilai
Rp279,84 Miliar atau mengalami peningkatan sebesar
11,99% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh
peningkatan pada anggaran Pajak Daerah dan pos
Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Pada anggaran
belanja daerah, perubahan anggaran belanja terutama
didorong oleh penurunan Belanja Operasi dengan
penurunan senilai Rp 809,20 Miliar atau sebesar
-16,25% (yoy). Komponen Belanja Operasi yang
memiliki pangsa sebesar 67,22% atau terbesar
diantara komponen lainnya tersebut menurun
Tabel 2.1. Perubahan APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2021-2022
Rp3,9 Triliun atau sebesar 19,52%. Kinerja belanja daerah secara keseluruhan 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat juga mengalami peningkatan dengan Realisasi belanja di triwulan I 2022 tercatat Rp2,01 Triliun atau sebesar 9,40% mengalami peningkatan dibandingkan realisasi triwulan I 2021.
Daya serap belanja APBN untuk kementerian/lembaga di Provinsi Sumatera Barat hingga triwulan I 2022 meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2021. Realisasi belanja APBN pada triwulan I 2022 tercatat senilai Rp2,21 Triliun atau sebesar 15,19 %. Berdasarkan presentase realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2021 yang tercatat senilai Rp 2,29 Triliun atau sebesar 14,78 %. Kinerja belanja APBN pada Provinsi Sumatera Barat di triwulan I 2022 tersebut didukung oleh realisasi terbesar pada Belanja Dana Desa.
Uraian
Anggaran Pendapatan Perubahan (2021-2022) Pangsa2021
Pangsa20222021 2022 Nominal
%(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)
Pendapatan Daerah 6.580,12 5.924,28 (655,84) (9,97) 100,00 100,00
Pendapatan Asli Daerah 2.333,92 2.613,76 279,84 11,99 35,47 44,12
Pajak Daerah 1.821,25 2.014,44 193,19 10,61 27,68 34,00
Retribusi Daerah 25,73 26,80 1,07 4,16 0,39 0,45
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 103,40 102,74 (0,66) (0,64) 1,57 1,73
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah 383,54 469,78 86,25 22,49 5,83 7,93
Dana Perimbangan 4.153,83 3.227,21 (926,62) (22,31) 63,13 54,47
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak - 149,70 149,70 0,00 2,53
Dana Alokasi Umum - 1.887,03 1.887,03 0,00 31,85
Dana Alokasi Khusus - 1.190,48 1.190,48 0,00 20,09
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 92,37 83,31 (9,06) (9,81) 1,40 1,41
Pendapatan Hibah 92,37 83,31 (9,06) (9,81) 1,40 1,41
Dana Darurat - - - 0,00 0,00
Penerimaan Lain lain yang Sah - - - 0,00 0,00
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
17Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Tabel 2.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 dan 2022
Tabel 2.1. Perubahan APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2021-2022 Lanjutan
Realisasi pendapatan daerah pada periode tersebut
tercatat senilai Rp1,25 Triliun atau mencapai 21,21%
meningkat secara persentase dibandingkan realisasi
pada triwulan I 2021 yang senilai Rp1,33 Triliun
atau sebesar 20,31%. Kinerja pendapatan daerah
didorong oleh seluruh komponen yang mengalami
peningkatan yakni pos Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Perimbangan dan pos Lain-lain Pendapatan yang
Sah - (Tabel 2.2).
didorong oleh penurunan pada Belanja Hibah, Belanja
Subsidi dan Belanja Barang dan Jasa. Sementara itu,
Belanja Modal, Belanja Tidak Terduga dan Belanja
Transfer mengalami peningkatan pada tahun 2022.
2.1.2. realisasi Pendapatan Provinsi sumatera Barat triwulan i 2022
realisasi pendapatan Provinsi sumatera Barat pada triwulan i 2022 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan i 2021.
Uraian
Anggaran Belanja Perubahan (2021-2022) Pangsa2021
Pangsa20222021 2022 Nominal
%(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)
Belanja Daerah 6.780,12 6.204,28 (575,84) -8,49 100,00 100,00
Belanja Operasi 4.980,02 4.170,81 (809,20) -16,25 73,45 67,22
Belanja Pegawai 2.163,63 2.176,73 13,10 0,61 31,91 35,08
Belanja Barang dan Jasa 1.934,70 1.929,78 (4,92) -0,25 28,53 31,10
Belanja Bunga - - - 0,00 0,00
Belanja Subsidi 6,90 6,50 (0,40) -5,80 0,10 0,10
Belanja Hibah 874,78 57,80 (816,98) -93,39 12,90 0,93
Belanja Bantuan Sosial - - - 0,00 0,00
Belanja Modal 836,91 953,28 116,37 13,90 12,34 15,36
Belanja Tidak Terduga 50,00 55,12 5,12 10,24 0,74 0,89
Belanja Transfer 913,19 1.025,07 111,87 12,25 13,47 16,52
Belanja Bagi Hasil 873,27 969,29 96,02 11,00 12,88 15,62
Belanja Bantuan Keuangan 39,93 55,78 15,85 39,70 0,59 0,90
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
Uraian
2021 2022 Pangsa2021
Pangsa2022Anggaran Realisasi s.d Tw-I Anggaran Realisasi s.d Tw-I
(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%) (%)Pendapatan Daerah 6.580,12 1.336,31 20,31 5.924,28 1.256,41 21,21 100,00 100,00
Pendapatan Asli Daerah 2.333,92 470,19 20,15 2.613,76 481,17 18,41 35,19 38,30
Pajak Daerah 1.821,25 389,57 21,39 2.014,44 450,29 22,35 29,15 35,84
Retribusi Daerah 25,73 1,49 5,80 26,80 1,81 6,74 0,11 0,14
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 103,40 - - 102,74 - - 0,00 0,00
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah 383,54 79,13 20,63 469,78 29,07 6,19 5,92 2,31
Dana Perimbangan / Transfer Pemerintah Pusat 4.153,83 865,25 20,83 3.227,21 774,35 23,99 64,75 61,63
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak - - 149,70 2,63 1,76 0,00 0,21
Dana Alokasi Umum - - 1.887,03 629,01 33,33 0,00 50,06
Dana Alokasi Khusus - - 1.190,48 142,71 11,99 0,00 11,36
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 92,37 0,87 0,94 83,31 0,89 1,07 0,07 0,07
Pendapatan Hibah 92,37 0,87 0,94 83,31 0,89 1,07 0,07 0,07
Dana Darurat - - - - 0,00 0,00
Penerimaan Lain Lain yang sah - - - - 0,00 0,00
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
18Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 2.3 Realisasi Dana Perimbangan Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022
Grafik 2.1 Realisasi Pendapatan Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022
Grafik 2.2 Realisasi PAD Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022
Grafik 2.4 Realisasi Pendapatan Lain-Lain Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022
Pada periode triwulan I 2022, realisasi pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) tercatat mencapai Rp 481,17 Miliar atau sebesar 18,41%. Realisasi
PAD tersebut sedikit mengalami penurunan secara
presentase, namun mengalami peningkatan secara
nominal dibandingkan triwulan I tahun 2021 yang
terealisasi senilai Rp470,19 Miliar atau sebesar
20,15%. Pos Dana Perimbangan yang merupakan
komponen dari Transfer Pemerintah Pusat pada
triwulan I 2022 mengalami peningkatan realisasi
yang tercatat senilai Rp774,35 Miliar atau mencapai
23,99%. Secara presentase realisasi pada pos Dana
Perimbangan tersebut meningkat dibandingkan
triwulan I 2021 yang tercatat senilai Rp 865,25
Miliar atau sebesar 20,83%, namun secara nominal
mengalami penurunan. Lebih lanjut realisasi pos
Lain-lain Pendapatan yang Sah pada triwulan I 2022
tercatat Rp0,89 Miliar atau sebesar 1,07% meningkat
dibandingkan triwulan I 2021 senilai Rp 0,87 Miliar
atau sebesar 0,94% - (Grafik 2.1 – Grafik 2.4).
Berdasarkan komponennya, realisasi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama didukung oleh peningkatan realisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pada triwulan I 2022, komponen
Pajak Daerah terealisasi senilai Rp 450,29 Miliar
atau sebesar 22,35%, mengalami peningkatan jika
dibandingkan pada triwulan I 2021 senilai Rp 389,57
Miliar atau sebesar 21,39%. Realisasi retribusi daerah
juga mengalami peningkatan senilai Rp1,81 Miliar
atau mencapai 6,74%, meningkat dibandingkan
triwulan I 2021 yang tercatat senilai Rp1,49 Miliar atau
sebesar 5,80%. Membaiknya kinerja Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah didukung oleh pelonggaran aktivitas
masyarakat di tengah mulai meredanya Covid-19
Tw I Tw II Tw III Tw IV
2021 2022
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
20,31
52,95
72,77
101,52
21,21
0,00 0,00 0,00
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
20,15
49,00
75,02
103,36
18,41
Tw I Tw II Tw III Tw IV
2021 2022
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
20,83
56,1273,03
100,87
23,99
Tw I Tw II Tw III Tw IV
2021 2022
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
0,94
12,82
29,79
88,43
1,07
Tw I Tw II Tw III Tw IV
2021 2022
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
19Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 2.5. Komposisi Pendapatan (%) Pemprov Sumatera Barat Triwulan I 2022
sehingga lebih optimalnya pemungutan pajak dan
retribusi. Lebih lanjut, komponen Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah memiliki realisasi pendapatan
senilai Rp 29,07 Miliar atau sebesar 6,19%. walaupun
mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 2021
senilai Rp79,13 Miliar atau sebesar 20,63%.
realisasi pos Dana Perimbangan pada triwulan i 2022 juga mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama didukung oleh kinerja Dana Alokasi umum. Realisasi komponen Dana Alokasi Umum pada
triwulan I 2022 tercatat senilai Rp 629,01 Miliar
atau mencapai 33,33%. Komponen Dana Alokasi
Khusus juga turut menyumbang kinerja realisasi Dana
Perimbangan dengan capaian realisasi pada triwulan I
2022 tercatat Rp142,61 Miliar atau sebesar 11,99%.
Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak selanjutnya
memiliki realisasi Rp 2,63 Miliar.atau sebesar 1,76%.
Pada pos Lain-lain Pendapatan yang sah, kinerja meningkat pada triwulan i 2022 yang berasal dari realisasi pada komponen Hibah. Realisasi
Hibah pada triwulan I 2022 tercatat memiliki realisasi
senilai Rp0,89 Miliar atau sebesar 1,07% meningkat
dibandingkan triwulan I 2021 dengan realisasi
senilai Rp0,87 Miliar atau sebesar 0,94%. Adapun
secara keseluruhan pada triwulan I 2022, kinerja
pendapatan Provinsi Sumatera Barat ditopang oleh
Dana Perimbangan dengan pangsa terbesar yakni
61,63%. Selanjutnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan pos Lain-lain Pendapatan yang Sah memiliki
pangsa realisasi pendapatan masing-masing sebesar
38,30% dan 0,07% - (Grafik 2.5).
2.1.3. realisasi Belanja Provinsi sumatera Barat triwulan i 2022
realisasi belanja daerah Provinsi sumatera Barat pada triwulan i 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada triwulan i 2021. Realisasi
belanja sampai dengan triwulan I 2022 tercatat senilai
Rp 390,07 Miliar atau mencapai 6,29%, menurun
dibandingkan realisai belanja pada triwulan I 2021
senilai Rp757,65 Miliar dengan pencapaian sebesar
11,17%. Kinerja belanja daerah pada triwulan I 2022
terutama didukung oleh realisasi Belanja Operasi,
terutama pada komponen Belanja Pegawai, Belanja
Hibah dan Belanja Barang dan Jasa. Sementara itu
pada Belanja Tidak Terduga dan Belanja Transfer
belum terdapat realisasinya di Provinsi Sumatera Barat
pada triwulan I 2022 - (Tabel 2.3).
secara lebih rinci, pada triwulan i 2022, pos Belanja operasi tercatat telah terealisasi senilai rp 388,57 miliar atau sebesar 9,32%. Realisasi
dimaksud mengalami penurunan dibandingkan
triwulan I tahun 2021 senilai Rp756,75 Milir atau
sebesar 15,20%. Sementara itu, realisasi pada
Belanja Modal tercatat mengalami sedikit peningkatan
yaitu senilai Rp1,50 Miliar atau sebesar 0,16%
dibandingkan realisasi pada triwulan I 2021 yang
tercatat senilai Rp0,59 Miliar atau sebesar 0,07%.
Kinerja Belanja operasi pada triwulan i 2022 lebih lanjut didukung oleh realisasi Belanja
Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
Tw I 2021 Tw I 2022
35,19
64,75
0,07
38,30
61,63
0,07
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
20Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 2.8 Daya Serap Belanja Barang/Jasa Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022
Grafik 2.6 Daya Serap Belanja Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022
Grafik 2.9 Daya Serap Belanja Modal Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022
Grafik 2.7 Daya Serap Belanja Pegawai Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022
Tabel 2.3. Belanja Provinsi Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 dan 2022
Uraian
2021 2022 Pangsa2021
Pangsa2022Anggaran Realisasi s.d Tw-I Anggaran Realisasi s.d Tw-I
(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%) (%)Belanja Daerah 6.780,12 757,65 11,17 6.204,28 390,07 6,29 100,00 100,00
Belanja Operasi 4.980,02 756,75 15,20 4.170,81 388,57 9,32 99,88 99,61
Belanja Pegawai 2.163,63 322,03 14,88 2.176,73 292,18 13,42 42,50 74,90
Belanja Barang dan Jasa 1.934,70 196,08 10,13 1.929,78 91,38 4,74 25,88 23,43
Belanja Bunga - - - - 0,00 0,00
Belanja Subsidi 6,90 - 0,00 6,50 - 0,00 0,00 0,00
Belanja Hibah 874,78 238,64 27,28 57,80 5,01 8,67 31,50 1,28
Belanja Bantuan Sosial - - - - 0,00 0,00
Belanja Modal 836,91 0,59 0,07 953,28 1,50 0,16 0,08 0,39
Belanja Tidak Terduga 50,00 0,31 0,63 55,12 - 0,00 0,04 0,00
Belanja Transfer 913,19 - 0,00 1.025,07 - 0,00 0,00 0,00
Belanja Bagi Hasil 873,27 - 0,00 969,29 - 0,00 0,00 0,00
Belanja Bantuan Keuangan 39,93 - 0,00 55,78 - 0,00 0,00 0,00
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
Tw I Tw II Tw III Tw IV
2021 2022
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
11,17
35,74
53,39
93,57
6,290,00 0,00 0,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV
2021 2022
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
14,88
45,63
67,35
97,25
13,42
0,00 0,00 0,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV
2021 2022
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
10,13
27,03
47,06
87,46
4,74 0,00 0,00 0,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV
2021 2022
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
0,07 1,74
17,51
79,73
0,16 0,00 0,00 0,00
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
21Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 2.11. Komposisi Realisasi Belanja Provinsi Sumatera Barat
Grafik 2.10. Komposisi Realisasi Belanja Operasi Provinsi Sumatera Barat
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Hibah. Komponen Belanja Pegawai tercatat senilai
Rp 292,18 Miliar atau terealisasi sebesar 13,42%,
mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 2021
yang tercatat senilai Rp322,03 Miliar atau sebesar
14,88%. Realisasi komponen Belanja Barang dan
Jasa di triwulan I 2022 mencapai Rp 91,38 Miliar atau
sebesar 4,74% mengalami penurunan dibandingkan
triwulan I 2021 senilai Rp 196,08 Miliar atau sebesar
10,13% . Penurunan pada Belanja Barang dan Jasa
dikarenakan penurunan pada belanja vaksin dan
obat-obatan Covid-19 yang mulai mereda pada
triwulan I 2022. Adapun selanjutnya, pada komponen
Hibah juga pengalami penurunan pada triwulan
I 2022 senilai Rp 5,01 Miliar atau sebesar 8,67%
dibandingkan triwulan I pada tahun sebelumnya
senilai Rp238,64 Miliar atau sebesar 27,28% - (Grafik
2.6 - Grafik 2.9). Sementara itu, pada komponen
Belanja Tidak Terduga dan Belanja Transfer belum
adanya realisasi pada triwulan I 2022 dibandingkan
realisasi pada triwulan I 2021 disebabkan karena
pada triwulan I 2021 adanya percepatan penyaluran
dalam rangka penanggulangan dampak Covid-19 di
Sumatera Barat.
Secara keseluruhan, kinerja belanja daerah pada
triwulan I 2022 didukung oleh realisasi komponen
Belanja Operasi dengan pangsa terbesar yaitu
mencapai 99,61%, dengan komponen Belanja
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Hibah
masing-masing memiliki pangsa sebesar 74,90%;
23,43% dan 1,28%. Kinerja Belanja daerah lebih
lanjut juga bersumber dari Belanja Modal yang
mencapai pangsa sebesar 0,39% - (Grafik 2.10 dan
Grafik 2.11).
2.2. APBD 19 KABuPAten/KotA Di sumAterA BArAt
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat secara keseluruhan pada tahun 2022 mengalami penurunan dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 19 Kabupaten/Kota pada tahun 2021. Anggaran pendapatan tercatat
mengalami penurunan senilai Rp 674,63 Miliar atau
sebesar -3,24% (yoy), dan anggaran belanja tercatat
mengalami penurunan senilai Rp 272,64 Miliar
atau sebesar -1,26% (yoy). Penurunan anggaran
pendapatan terutama didorong oleh penurunan target
Pendapatan Lain-lain yang sah dengan nilai perubahan
senilai Rp 742,05 Miliar atau sebesar -79,09% (yoy).
Pendapatan Transfer juga mengalami penurunan
pada tahun 2022 senilai Rp80,74 Miliar atau sebesar
-0,47% (yoy), hal ini akibat penurunan pada Dana
Insentif Daerah sebesar Rp 241,92 Miliar atau -92,78%
(yoy). Di sisi lain, anggaran Pendapatan Asli Daerah
(PAD) mengalami peningkatan senilai Rp148,16 Miliar
atau sebesar 5,73% (yoy). Peningkatan tersebut
didorong oleh perubahan pada komponen pajak
daerah yang meningkat senilai Rp 150,15 Miliar atau
sebesar 14,34% (yoy ) - (Tabel 2.4).
Belanja Pegawai
Belanja Barangdan Jasa
BelanjaBunga
BelanjaSubsidi
BelanjaHibah
BelanjaBantuan Sosial
Pangsa Tw I 2021 Pangsa Tw I 2022
Sumber : Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
42,50
25,88
- -
31,50
-
74,90
23,43
- - 1,28 -
Sumber : Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
99,88
0,08 0,04 -
99,61
0,39 - -
Belanja Operasi Belanja Modal Belanja TidakTerduga
Belanja Transfer
Pangsa Tw I 2021 Pangsa Tw I 2022
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
22Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Tabel 2.4. Perubahan APBD Pemerintah Daerah 19 Kabupaten/Kota 2021-2022
Pada anggaran belanja 2022, terdapat penurunan
pada Belanja Operasi dan Belanja Transfer senilai
Rp302,86 Miliar dan Rp42,60 Miliar atau sebesar
-1,85% (yoy) dan -2,29% (yoy). Pada Belanja Operasi,
penurunan terjadi pada komponen Belanja Hibah
-22,09% (yoy) dan Belanja Bantuan Sosial -39,78%
(yoy), sedangkan pada Belanja Transfer penurunan
terjadi pada komponen Belanja Bantuan Keuangan
sebesar -2,60% (yoy). Walaupun demikian, terdapat
peningkatan pada Belanja Tidak Terduga dan Belanja
Modal yakni senilai Rp 10,46 Miliar dan Rp 62,36
Miliar atau sebesar 8,78% (yoy) dan 1,87% (yoy)
dibanding tahun 2021 - (Tabel 2.4).
Uraian Anggaran Pendapatan Perubahan (2021-2022) Pangsa
2021Pangsa20222021 2022 Nominal %
(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)Pendapatan Daerah 20.805,68 20.131,05 (674,63) -3,24 100,00 100,00
Pendapatan Asli Daerah 2.587,77 2.735,93 148,16 5,73 12,44 13,59Pajak Daerah 1.047,17 1.197,32 150,15 14,34 5,03 5,95Retribusi Daerah 239,57 263,81 24,25 10,12 1,15 1,31Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 183,21 190,71 7,50 4,09 0,88 0,95Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah 1.117,82 1.084,09 (33,74) -3,02 5,37 5,39
Pendapatan Transfer 17.279,67 17.198,92 (80,74) -0,47 83,05 85,43A. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 16.441,61 16.317,58 (124,03) -0,75 79,02 81,06Dana Perimbangan 15.724,96 15.826,45 101,49 0,65 75,58 78,62
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 595,05 3.421,11 2.826,06 474,93 2,86 16,99 Dana Alokasi Umum 14.473,92 11.522,42 (2.951,49) -20,39 69,57 57,24 Dana Alokasi Khusus 655,99 882,92 226,93 34,59 3,15 4,39
Dana Insentif Daerah 260,74 18,82 (241,92) -92,78 1,25 0,09Dana Otonomi Khusus - - - 0,00 0,00Dana Keistimewaan - - - 0,00 0,00Dana Desa 455,91 472,31 16,40 3,60 2,19 2,35B. Pendapatan Transfer Antar Daerah 838,06 881,35 43,29 5,17 4,03 4,38Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov. dan Pemda Lainnya 838,06 881,35 43,29 5,17 4,03 4,38Bantuan Keuangan dari Pemerintah - - - 0,00 0,00Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 938,25 196,20 (742,05) -79,09 4,51 0,97Hibah 231,77 151,87 (79,90) -34,47 1,11 0,75Dana Darurat - - - 0,00 0,00Penerimaan Lain-Lain Yang Sah 706,48 44,33 (662,15) -93,73 3,40 0,22
Uraian Anggaran Belanja Perubahan (2021-2022) Pangsa
2021Pangsa20222021 2022 Nominal %
(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)Belanja 21.712,61 21.439,97 (272,64) -1,26 100,00 100,00
Belanja Operasi 16.397,19 16.094,33 (302,86) -1,85 75,52 75,07Belanja Pegawai 10.045,00 9.739,32 (305,68) -3,04 46,26 45,43Belanja Barang dan Jasa 5.749,11 5.873,33 124,22 2,16 26,48 27,39Belanja Bunga 1,25 9,72 8,47 677,77 0,01 0,05Belanja Subsidi 30,32 39,01 8,70 28,68 0,14 0,18Belanja Hibah 502,03 391,11 (110,92) -22,09 2,31 1,82Belanja Bantuan Sosial 69,48 41,84 (27,64) -39,78 0,32 0,20
Belanja Modal 3.337,76 3.400,11 62,36 1,87 15,37 15,86Belanja Tidak Terduga 119,13 129,60 10,46 8,78 0,55 0,60Belanja Transfer 1.858,53 1.815,93 (42,60) -2,29 8,56 8,47
Belanja Bagi Hasil 42,21 46,89 4,69 11,11 0,19 0,22Belanja Bantuan Keuangan 1.816,33 1.769,04 (47,29) -2,60 8,37 8,25
Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
23Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Tabel 2.5. Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021 dan 2022
2.2.1. realisasi Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat triwulan i 2022
realisasi pendapatan kabupaten/kota di sumatera Barat pada triwulan i 2022 secara presentase mengalami peningkatan dibandingkan presentase realisasi pendapatan di triwulan i 2021. Realisasi pendapatan selama triwulan I 2022
senilai Rp 3,9 Triliun atau sebesar 19,52%, mengalami
peningkatan dibandingkan realisasi pendapatan
kabupaten/kota pada triwulan I 2020 yang senilai Rp
3,4 Triliun atau sebesar 16,42%. Realisasi pendapatan
di 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat pada triwulan
I 2022 terutama bersumber dari realisasi Pendapatan
Transfer pemerintah pusat dengan pangsa sebesar
93,02% dari keseluruhan realisasi pendapatan
triwulan I 2022 - (Tabel 2.5).
Kinerja pendapatan daerah di triwulan I 2022 terutama
didukung oleh realisasi Pendapatan Transfer dengan
capaian realisasi senilai Rp3,65 Triliun atau sebesar
21,26%. Realisasi tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan I 2021 senilai Rp3,15 Triliun
atau sebesar 18,27%. Pada pos Pendapatan Asli
Daerah (PAD), realisasi hingga triwulan I 2022
tercatat senilai Rp253,70 Miliar atau sebesar 9,27%,
menurun dibandingkan triwulan I 2021 yang senilai
Rp 259,97 Miliar atau sebesar 10,05%. Selanjutnya
realisasi pos Lain-lain Pendapatan yang Sah senilai
Rp10,46 Miliar atau sebesar 10,43% meningkat
dibandingkan realisasi pos Lain-lain Pendapatan
yang Sah triwulan I 2021 dengan realisasi senilai Rp
0,05 Miliar atau 0,01% - (Grafik 2.11). Selanjutnya,
kinerja pendapatan daerah di triwulan I 2022 memiliki
pangsa terbesar pada komponen realisasi Pendapatan
Transfer Pemerintah Pusat sebesar 93,02%, diikuti
oleh realisasi PAD dengan pangsa 6,46% serta pos
Lain Lain Pendapatan yang Sah dengan pangsa
sebesar 0,52%. Sementara itu, Dana Insentif Daerah,
Dana Darurat ataupun realisasi Pendapatan Transfer
antar Daerah belum terdapat realisasinya hingga
triwulan I 2022 - (Tabel 2.5).
Uraian 2021 2022 Pangsa
2021Pangsa2022Anggaran Realisasi s.d Tw-I Anggaran Realisasi s.d Tw-I
(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%) (%)Pendapatan Daerah 20.805,68 3.417,17 16,42 20.131,05 3.929,80 19,52 100,00 100,00
Pendapatan Asli Daerah 2.587,77 259,97 10,05 2.735,93 253,70 9,27 7,61 6,46Pajak Daerah 1.047,17 134,63 12,86 1.197,32 148,35 12,39 3,94 3,78Retribusi Daerah 239,57 27,26 11,38 263,81 28,44 10,78 0,80 0,72
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan 183,21 0,53 0,29 190,71 0,85 0,44 0,02 0,02Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yg Sah 1.117,82 97,54 8,73 1.084,09 76,06 7,02 2,85 1,94Pendapatan Transfer 17.279,67 3.157,15 18,27 17.198,92 3.655,63 21,26 92,39 93,02A. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 16.441,61 3.157,15 19,20 16.317,58 3.655,63 22,40 92,39 93,02Dana Perimbangan 15.724,96 3.152,97 20,05 15.826,45 3.620,63 22,88 92,27 92,13 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 595,05 18,48 3,11 3.421,11 133,32 3,90 0,54 3,39 Dana Alokasi Umum 14.473,92 3.037,31 20,98 11.522,42 3.419,61 29,68 88,88 87,02 Dana Alokasi Khusus 655,99 97,19 14,82 882,92 67,70 7,67 2,84 1,72Dana Insentif Daerah 260,74 4,17 1,60 18,82 - 0,00 0,12 0,00Dana Otonomi Khusus - - - - 0,00 0,00Dana Keistimewaan - - - - 0,00 0,00Dana Desa 455,91 - 0,00 472,31 35,00 7,41 0,00 0,89B. Pendapatan Transfer Antar Daerah 838,06 - 0,00 881,35 - 0,00 0,00 0,00Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov. dan Pemda Lainnya 838,06 - 0,00 881,35 - 0,00 0,00 0,00Bantuan Keuangan dari Pemerintah - - - - 0,00 0,00Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 938,25 0,05 0,01 196,20 20,46 10,43 0,00 0,52Hibah 231,77 0,01 0,00 151,87 17,92 11,80 0,00 0,46Dana Darurat - - - - 0,00 0,00Penerimaan Lain-Lain Yang Sah 706,48 0,04 0,01 44,33 2,55 5,74 0,00 0,06
Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
24Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 2.13 Realisasi Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat
secara spasial, pada tahun anggaran 2022 sebagian besar kabupaten/kota di sumatera Barat mencatat kinerja realisasi pendapatan daerah yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 - (Grafik 2.13). Realisasi pendapatan tertinggi
di triwulan I 2022 berhasil dicapai oleh Kota Padang
Panjang dengan realisasi sebesar 25,59% atau
meningkat dibandingkan triwulan I 2021 yang sebesar
19,84%. Di sisi lain, realisasi pendapatan terendah
pada triwulan I 2022 oleh Kabupaten Agam sebesar
13,82% atau mengalami penurunan dibandingkan
triwulan I 2021 yang sebesar 20,63%. Apabila dilihat
berdasarkan pangsa realisasi, Kota Padang memiliki
pangsa terbesar dengan nilai pangsa sebesar 12,91%.
Realisasi pendapatan Kota Padang sendiri mencapai
19,20% atau meningkat dibandingkan triwulan I
2021 yang sebesar 15,13%. Di sisi lain, Kota Pariaman
memiliki pangsa realisasi terendah dengan nilai
2,54% dari keseluruhan realisasi kabupaten/kota di
Sumatera Barat. Berdasarkan nilai realisasinya, realisasi
pendapatan Kota Pariaman di triwulan I 2022 sebesar
16,18% sedikit mengalami penurunan dibanding
triwulan I 2021 yang mencapai 16,20%.
nilai rasio kemandirian keuangan daerah 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat pada triwulan i tahun 2022 tercatat masih rendah yang tercemin dari rasio pendapatan daerah yang masih banyak bergantung dari transfer dana dari pemerintah pusat. Secara rata-rata, pangsa realisasi Pendapatan
Transfer Pemerintah Pusat di 19 kabupaten/kota
mencapai 93,02% dari total pendapatan daerah.
Rasio transfer pemerintah pusat tertinggi terdapat
di Kota Sawahlunto. Selanjutnya kinerja pendapatan
daerah juga bersumber dari komponen Pendapatan
Asli Daerah (PAD) tercatat memiliki pangsa realisasi
sebesar 6,46% yang secara besar berasal dari pajak
daerah. Pada Pos Lain-lain Pendapatan yang sah hanya
memiliki pangsa realisasi sebesar 0,52% dari total
pendapatan daerah - (Grafik 2.14).
Grafik 2.12. Daya Serap Pendapatan 19 Kab/Kota Sumbar Triwulan I 2021-2022
16,42
10,05
18,27
0,01
19,52
9,27
21,26
10,43
Realisasi PendapatanKab/Kota
Sumber : Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
Realisasi PADKab/Kota
Realisasi PendapatanTransfer
Realisasi Lain LainPendapatan yg Sah
Tw 1 2021TW 1 2022
Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah
20,6318,01
13,9417,35
13,7115,89 17,33 17,57 16,77
1,08
17,2920,73 19,51 19,84 19,93
16,96 15,1317,94 16,20
13,82
16,77
23,7621,48
13,84
20,51
24,27 24,3523,07
18,2516,29
21,39
16,84
25,59
20,45 20,7519,20 18,89
16,18
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00%
Tw I 2021 Tw I 2022
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
25Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Tabel 2.6. Rincian Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021
2.2.2. realisasi Belanja 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat pada triwulan i 2022
Pada triwulan i 2022, kinerja belanja daerah secara keseluruhan 19 kabupaten/kota di sumatera Barat mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2021. Realisasi belanja di triwulan I 2022
tercatat senilai Rp2,01 Triliun atau sebesar 9,40%,
mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun
2021 triwulan I yang tercatat Rp1,84 Triliun atau
sebesar 8,48%. Kinerja belanja daerah terutama
didukung oleh realisasi Belanja Operasi dan Belanja
Transfer yang lebih optimal. Pada Belanja Operasi,
Grafik 2.14 Komposisi Realisasi Pendapatan 19 Kab/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022
Uraian*
Pendapatan 2022 Pangsa Realisasi
Anggaran Realisasi s.d Tw-I 2022
(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%)1 Kota Padang 2.642,66 507,48 19,20 12,91
2 Kab. Pesisir Selatan 1.628,62 333,98 20,51 8,50
3 Kab. Agam 1.408,66 194,62 13,82 4,95
4 Kab. Padang Pariaman 1.350,42 186,84 13,84 4,75
5 Kab. Lima Puluh Kota 1.296,95 308,14 23,76 7,84
6 Kab. Solok 1.204,69 258,72 21,48 6,58
7 Kab. Tanah Datar 1.160,83 281,77 24,27 7,17
8 Kab. Pasaman Barat 1.130,54 184,19 16,29 4,69
9 Kab. Pasaman 1.034,86 173,50 16,77 4,42
10 Kab. Sijunjung 991,84 212,16 21,39 5,40
11 Kab. Dharmasraya 874,93 201,81 23,07 5,14
12 Kab. Kep. Mentawai 844,54 205,66 24,35 5,23
13 Kab. Solok Selatan 843,07 153,85 18,25 3,91
14 Kota Bukittinggi 717,65 120,89 16,84 3,08
15 Kota Payakumbuh 691,58 130,63 18,89 3,32
16 Kota Sawahlunto 617,11 128,07 20,75 3,26
17 Kota Pariaman 616,93 99,79 16,18 2,54
18 Kota Padang Panjang 541,42 138,56 25,59 3,53
19 Kota Solok 533,76 109,14 20,45 2,78
TOTAL 20.131,05 3.929,80 375,69 100,00
*) Diurutkan berdasarkan nominal anggaran terbesar.Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah
4,31 4,56 2,58 2,19 5,12 3,96 6,82 1,09 1,65 1,50 2,31 5,37 12,97 10,31 4,31 -
20,96 10,08 4,05
95,69 94,78 95,24 97,81 94,88 95,01 93,18 98,91 98,34 98,50 97,69 91,52 86,89 87,99 95,69 100,00
79,04 89,92 95,95
- 0,66 2,19 - - 1,02 0,00 - 0,01 - - 3,11 0,14 1,70 - - - - -
Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah
PAD Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Pendapatan Transfer Antar Daerah Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
26Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
peningkatan hampir terjadi diseluruh komponen,
yakni Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa,
Belanja Bunga, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Sosial. Sementara itu, realisasi pada Belanja Modal
tercatat mengalami penurunan, penurunan ini karena
adanya faktor pembayaran proyek 2020 yang di carry
over pada tahun 2021 akibat pandemi Covid-19 yang
menyebabkan tingginya Belanja Modal pada triwulan
I 2021 - (Tabel 2.7).
Pada triwulan i 2022, pos Belanja operasi menjadi kompenen utama belanja daerah di 19 kabupaten/kota di sumatera Barat dengan nilai pangsa mencapai 85,63%. Berdasarkan nilai
realisasinya, pada triwulan I 2022, pos Belanja Operasi
telah terealisasi senilai Rp 1,72 Triliun atau sebesar
10,72% mengalami peningkatan dibandingkan
triwulan I 2021 yang senilai Rp1,63 Triliun atau
sebesar 9,97%. Kinerja Belanja Operasi terutama
didukung oleh realisasi komponen Belanja Pegawai
yang memiliki pangsa sebesar 64,58% terhadap total
realisasi belanja pada triwulan I 2022. Realisasi Belanja
Pegawai di triwulan I 2022 sedikit meningkat secara
persentase yakni senilai Rp1,30 Triliun atau sebesar
13,36% jika dibandingkan dengan triwulan I 2021
senilai Rp1,33 Triliun atau sebesar 13,27%. Kinerja
Tabel 2.7. Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021-2022
Uraian
2021 2022 Pangsa2021
Pangsa2022Anggaran Realisasi s.d Tw-I Anggaran Realisasi s.d Tw-I
(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%) (%)Belanja Daerah 21.712,61 1.840,63 8,48 21.439,97 2.015,38 9,40 100,00 100,00
Belanja Operasi 16.397,19 1.634,28 9,97 16.094,33 1.725,82 10,72 88,79 85,63
Belanja Pegawai 10.045,00 1.332,51 13,27 9.739,32 1.301,50 13,36 72,39 64,58
Belanja Barang dan Jasa 5.749,11 296,66 5,16 5.873,33 414,66 7,06 16,12 20,57
Belanja Bunga 1,25 - 0,00 9,72 0,11 1,10 0,00 0,01
Belanja Subsidi 30,32 1,06 3,50 39,01 0,80 2,05 0,06 0,04
Belanja Hibah 502,03 4,03 0,80 391,11 8,56 2,19 0,22 0,42
Belanja Bantuan Sosial 69,48 0,02 0,03 41,84 0,19 0,46 0,00 0,01
Belanja Modal 3.337,76 74,16 2,22 3.400,11 58,92 1,73 4,03 2,92
Belanja Tidak Terduga 119,13 0,17 0,14 129,60 0,67 0,52 0,01 0,03
Belanja Transfer 1.858,53 132,02 7,10 1.815,93 229,97 12,66 7,17 11,41
Belanja Bagi Hasil 42,21 10,77 25,51 46,89 0,07 0,16 0,59 0,00
Belanja Bantuan Keuangan 1.816,33 121,25 6,68 1.769,04 229,90 13,00 6,59 11,41
Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah
Belanja Operasi lebih lanjut didukung oleh realisasi
komponen Belanja Barang dan Jasa yang memberikan
pangsa terbesar kedua yakni sebesar 20,57%. Realisasi
komponen belanja ini tercatat senilai Rp414,66 Miliar
atau sebesar 7,06% meningkat dibandingkan periode
yang sama pada tahun 2021 senilai Rp296,66 Miliar
atau sebesar 5,16%.
Selanjutnya, pos Belanja Transfer memiliki nilai
pangsa sebesar 11,41%. Realisasi pos Belanja
Transfer di triwulan I 2022 yaitu senilai Rp229,97
Miliar atau sebesar 12,66% mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan I 2021 senilai Rp132,02 Miliar
yang sebesar 7,10%. Kinerja Belanja Transfer tersebut
masih berasal dari komponen Belanja Bantuan
Keuangan. Lebih lanjut Belanja Modal dan Belanja
Tak Terduga memiliki pangsa masing-masing sebesar
2,92% dan 0,03% dengan nilai realisasi masing-
masing sebesar 1,73% (Rp58,92 Miliar) dan 0,52%
(Rp0,67 Miliar). Belanja Modal mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan triwulan I 2021 yang
mencapai sebesar 2,22% (Rp74,16 Miliar). Di sisi lain,
realisasi Belanja Tak Terduga mengalami peningkatan
dibandingkan dengan triwulan I 2021 dengan realisasi
sebesar 0,14% (Rp0,17 Miliar) - (Grafik 2.14).
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
27Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Berdasarkan nilai rata-rata realisasi belanja daerah pada triwulan i 2022 di seluruh 19 kabupaten/kota di sumatera Barat tercatat senilai rp 106,07 miliar atau sebesar 9,42%. Secara Spasial, sebagian besar wilayah kabupaten/
kota mengalami peningkatan capaian realisasi belanja
dibandingkan triwulan I 2021 - (Grafik 2.16). Realisasi
belanja tertinggi dapat dicapai oleh Kota Padang
Panjang dengan capaian realisasi sebesar 11,93%,
meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I
2021 yang sebesar 10,93%. Di sisi lain, realisasi
belanja terendah pada wilayah Kota Solok dengan
capaian realisasi belanja daerah sebesar 4,89%
menurun dibandingkan triwulan I 2021 yang sebesar
9,21%. Berdasarkan nilai pangsa belanja daerah,
Kota Padang merupakan wilayah dengan pangsa
realisasi belanja tertinggi sebesar 12,77% dari total
belanja 19 kabupaten/kota. Realisasi belanja di Kota
Padang di triwulan I 2022 sebesar 9,84% meningkat
dibandingkan triwulan I 2021 yang sebesar 7,82%.
Adapun pangsa realisasi belanja terendah di Kota
Solok dengan pangsa sebesar 1,78% - (Tabel 2.8).
Apabila dilihat dari komposisinya, komponen utama Belanja Daerah di 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat didominasi oleh Belanja operasi yang memberikan sumbangan rata-rata sebesar 87,25% terhadap total belanja daerah. Beberapa
wilayah dengan nilai pangsa Belanja Operasi tertinggi
yaitu Kabupaten Pasaman (99,82%), Kabupaten
Pasaman Barat (99,79%), dan Kota Bukittinggi
(99,67%). Selanjutnya, pangsa realisasi tertinggi
pada komponen Belanja Transfer diperoleh oleh
Kabupaten Lima Puluh Kota (35,35%), Kabupaten
Solok (29,54%) dan Kota Pariaman (20,07%). Pada
komponen Belanja Modal, daerah dengan pangsa
realisasi rertinggi yaitu Kota Payakumbuh (14,40%),
Kota Padang (9,66%) dan Kabupaten Dharmasraya
(6,12%) - (Grafik 2.17).
Grafik 2.15. Daya Serap Belanja 19 Kab/Kota Sumbar Triwulan I 2021-2022
Grafik 2.16 Realisasi Belanja 19 Kab/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021-2022
Sumber : Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah
8,48
9,97
2,22
0,14
7,10
9,4010,72
1,730,52
12,66
Realisasi BelanjaKab/Kota
Realisasi BelanjaOperasi
Realisasi BelanjaModal
Realisasi BelanjaTidak Terduga
Realisasi BelanjaTransfer
Tw 1 2021 TW 1 2022
Sumber : Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah
10,999,28
7,97 8,36 8,06
10,78
6,655,48
9,76 9,43
6,86 7,76 8,01
10,939,21 8,37 7,82
9,08
6,11
8,587,69
11,62 11,19
9,269,88
9,388,92
10,74
7,81
8,96 8,98
6,89
11,93
4,89
11,18
9,24
10,72 11,06
Tw I 2021 Tw I 2022
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
28Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
2.3. ALoKAsi APBn Provinsi sumAterA BArAt
Daya serap belanja APBn untuk kementrian/lembaga di Provinsi sumatera Barat hingga triwulan i 2022 meningkat dibandingkan dengan triwulan i 2021. Realisasi belanja APBN pada triwulan
I 2022 tercatat senilai Rp2,21 Triliun atau sebesar
Tabel 2.8. Rincian Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022
Uraian*Belanja 2022 Pangsa Realisasi
Anggaran Realisasi s.d Tw-I 2022(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%)
1 Kota Padang 2.786,63 257,44 9,24 12,772 Kab. Pesisir Selatan 1.659,32 164,01 9,88 8,143 Kab. Agam 1.499,04 128,67 8,58 6,384 Kab. Padang Pariaman 1.405,80 130,24 9,26 6,465 Kab. Lima Puluh Kota 1.323,95 153,89 11,62 7,646 Kab. Solok 1.248,29 139,69 11,19 6,937 Kab. Tanah Datar 1.212,13 113,73 9,38 5,648 Kab. Pasaman Barat 1.163,00 104,25 8,96 5,179 Kab. Pasaman 1.081,92 83,25 7,69 4,13
10 Kab. Sijunjung 1.064,87 95,59 8,98 4,7411 Kab. Dharmasraya 933,92 100,34 10,74 4,9812 Kab. Solok Selatan 931,90 72,82 7,81 3,6113 Kab. Kep. Mentawai 884,61 78,87 8,92 3,9114 Kota Bukittinggi 842,48 58,07 6,89 2,8815 Kota Payakumbuh 747,50 80,12 10,72 3,9816 Kota Solok 733,54 35,89 4,89 1,7817 Kota Sawahlunto 674,25 75,36 11,18 3,7418 Kota Pariaman 646,93 71,54 11,06 3,5519 Kota Padang Panjang 599,88 71,59 11,93 3,55TOTAL 21.439,97 2.015,38 178,95 100,00
*) Diurutkan berdasarkan nominal anggaran terbesar.Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah
Grafik 2.17 Komposisi Realisasi Belanja 19 Kab/Kota di Sumatera Barat di Triwulan I 2022
Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah
82,1899,82
64,27 70,4586,46 84,29 91,13 94,27
77,78 79,46
99,7983,24
99,67 99,40 99,09 91,93 90,34 85,60 78,64
0,16
0,18
0,150,01
0,13 3,720,01
3,15
6,12 4,02
0,09
1,62
0,33 0,46 0,910,87 9,66 14,40
1,3017,66
0,00
35,3529,54
13,40 11,99 8,852,58
16,10 16,47
0,00
15,14
0,00 0,00 0,007,15
0,00 0,00
20,07
Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Belanja Transfer
15,19%. Berdasarkan presentasi realisasi angka
tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2021
yang tercatat senilai Rp 2,29 Triliun atau sebesar
14,78% - (Tabel 2.9).
Realisasi Belanja APBN menurut jenis tertinggi pada
triwulan I 2022 berada pada komponen Dana Desa
dengan realisasi senilai Rp 216,15 Miliar atau sebesar
BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH
29Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Tabel 2.9. Rincian Belanja Kementrian/Lembaga Provinsi Sumatera Barat Tw I 2021-2022
24,93% seiring dengan percepatan penyaluran Dana
Desa yang dicanangkan oleh pemerintah. Di sisi lain,
capaian realisasi APBN terendah pada triwulan I 2022
berada pada jenis Belanja Modal yang tercatat senilai
Rp 216,41 Miliar atau sebesar 10,01%. Belanja Modal
pada triwulan I 2022 tercatat mengalami penurunan
dibandingkan triwulan I 2021 akibat adanya carry over
proyek pada triwulan I 2021 akibat pandemi Covid di
tahun sebelumnya - (Tabel 2.9).
Grafik 2.18 Komposisi Belanja Kementrian/Lembaga berdasarkan Jenis Belanja Tw I 2021-2022
Pegawai
Barang
Modal
Bantuan Sosial
DAK
Dana Desa
37,85
25,69
12,63
0,00
14,72
9,10
39,44
22,76
9,78
0,00
18,26
9,77
TW 1 2021
TW 1 2022
Uraian2021 2022 Pangsa
2021Pangsa2022
Realisasi Growth2022Anggaran Realisasi Tw-I Anggaran Realisasi Tw-I
Miliar Rp Miliar Rp % Miliar Rp Miliar Rp % (%) (%) g(%)Berdasarkan Jenis Belanja 15.541,74 2.297,75 14,78 14.574,66 2.213,46 15,19 100,00 100,00 -3,67
Pegawai 4.566,22 869,66 19,05 4.658,19 872,88 18,74 37,85 39,44 0,37
Barang 4.617,94 590,36 12,78 3.647,91 503,78 13,81 25,69 22,76 -14,67
Modal 2.204,67 290,28 13,17 2.160,88 216,41 10,01 12,63 9,78 -25,45
Bantuan Sosial 26,37 0,02 0,08 29,27 - - 0,00 0,00 -100,00
DAK 3.133,95 338,32 10,80 3.211,38 404,24 12,59 14,72 18,26 19,48
Dana Desa 992,60 209,11 21,07 867,02 216,15 24,93 9,10 9,77 3,37
Berdasarkan pangsa alokasi belanja didominasi oleh
komponen Belanja Pegawai yakni sebesar 39,44%
pada triwulan I 2022, meningkat dibandingkan
triwulan I 2021 yang sebesar 37,85%. Pangsa
pada komponen Belanja Dana Desa dan DAK juga
mengalami peningkatan dengan pangsa pada
triwulan I 2022 tercatat masing-masing sebesar
9,77% dan 18,26% meningkat dibandingkan pangsa
pada triwulan I 2021 yang tercatat sebesar 9,10% dan
14,72%. Di sisi lain, pangsa pada komponen Belanja
Barang dan Belanja Modal tercatat sebesar 9,78% dan
22,76% menurun jika dibandingkan dengan pangsa
pada triwulan I 2021 yakni masing-masing sebesar
25,69% dan 12,63% - (Grafik 2.18).
30
This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
31Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 meningkat sejalan dengan pelonggaran kebijakan PPKM yang
mendorong peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Realisasi inflasi Sumatera Barat pada triwulan I
2022 tercatat sebesar 3.24% (yoy) atau meningkat dibandingkan realisasi inflasi triwulan IV 2021 yang sebesar 1,40%
(yoy), peningkatan ini terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai
inflasi mencapai 3,76% (yoy) dan andil inflasi 1,15% (yoy). Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau
disumbang oleh inflasi pada komoditas minyak goreng, rokok kretek filter, daging ayam ras, dan rokok putih. Selain
itu, kelompok transportasi juga mengalami inflasi pada triwulan I 2022 sebesar 3,96% (yoy) dengan andil inflasi
0,54% (yoy). Pada kelompok transportasi, inflasi bersumber dari peningkatan tarif angkutan udara sejalan dengan
pelonggaran aktivitas masyarakat dan kenaikan permintaan menjelang Ramadhan 1443H. Kelompok lain yang turut
memberikan sumbangan inflasi pada triwulan I 2022 yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan andil inflasi 0,54% (yoy). Inflasi pada kelompok ini disumbang
oleh inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga.
Tekanan inflasi pada triwulan II 2022 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2022. Peningkatan
ini terutama didorong oleh semakin membaiknya mobilitas masyarakat di tengah meredanya kasus COVID-19
serta kenaikan permintaan selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1443H. Masih tingginya harga CPO global
mengakibatkan harga komoditas minyak goreng masih tetap tinggi. Inflasi lebih lanjut juga didorong oleh kenaikan
tarif pemerintah antara lain kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis pertamax, kenaikan tarif
angkutan udara, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11% di bulan April 2022. Selain itu, tingginya
ketidakpastian global akibat konflik geopolitik Rusia – Ukraina juga mendorong kenaikan harga komoditas global,
yang lebih lanjut berdampak pada kenaikan harga komoditas dalam negeri. Keterbatasan pasokan gandum akibat
hambatan ekspor dari Ukraina dan pembatasan ekspor oleh India akan berdampak pada peningkatan harga komoditas
berbahan dasar gandum. Fluktuasi harga emas dan efek inflasi global juga akan menjadi faktor pendorong kenaikan
inflasi pada triwulan II 2022.
Bab 3PERKEMBANGANINFLASI DAERAH
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
32Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Triwulan IV 2021 Indikator Makro Triwulan I 2022
1,87%(yoy)
2,64%(yoy)
1,91%(yoy)
Inflasi Nasional
Inflasi Sumatera
3,11%(yoy)
1,40%(yoy)
1,44%(qtq) Inflasi Sumatera Barat
3,24%(yoy)
1,88%(qtq)
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
33Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
3.1. Perkembangan UmUm InflasI ProvInsI sUmatera barat
Inflasi sumatera barat pada triwulan I 2022 meningkat sejalan dengan pelonggaran kebijakan PPkm yang mendorong peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Realisasi inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat
sebesar 3.24% (yoy) atau mengalami peningkatan
dibandingkan realisasi inflasi triwulan IV 2021 yang
sebesar 1,40% (yoy) – (Grafik 3.1). Inflasi pada
triwulan I 2022 terutama bersumber dari inflasi pada
kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan
nilai inflasi mencapai 3,76% (yoy) dan andil inflasi
1,15% (yoy) – (Grafik 3.2). Inflasi pada kelompok
makanan, minuman, dan tembakau disumbang oleh
inflasi pada komoditas minyak goreng, rokok kretek
filter, daging ayam ras, dan rokok putih. Inflasi pada
komoditas minyak goreng terutama disebabkan oleh
kebijakan pencaputan Harga Eceran Tertinggi (HET)
minyak goreng kemasan pada tanggal 16 Maret 2022
di tengah masih tingginya harga komoditas CPO
(Crude Palm Oil). Kenaikan harga rokok kretek filter
sebagai dampak peningkatan tarif cukai rokok sebesar
12% di tahun 2022. Pada komoditas daging ayam
ras, inflasi disebabkan oleh kenaikan harga pakan
utama yaitu jagung maupun kenaikan harga soy bean
meal (bungkil kedelai) yang lebih lanjut menyebabkan
peningkatan biaya produksi di tingkat peternak.
sementara itu, kelompok transportasi juga mengalami inflasi pada triwulan I 2022 sebesar 3,96% (yoy) dengan andil inflasi 0,54% (yoy). Pada kelompok transportasi, inflasi bersumber
dari peningkatan tarif angkutan udara akibat
pelonggaran aktivitas masyarakat serta kenaikan
permintaan menjelang Ramadhan 1443H. Momentum
peningkatan permintaan dimanfaatkan oleh maskapai
penerbangan untuk melakukan penyesuaian tarif.
kelompok lain yang turut memberikan sumbangan inflasi pada triwulan I 2022 yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan andil inflasi 0,54% (yoy). Inflasi pada
kelompok ini disumbang oleh inflasi pada komoditas
bahan bakar rumah tangga. Inflasi komoditas bahan
bakar rumah tangga dipicu oleh kenaikan harga
LPG non-subsidi secara gradual oleh Pertamina sejak
akhir tahun 2021 akibat kenaikan harga Contract
Price Aramco (CPA) yang digunakan sebagai harga
acuan LPG saat ini. Ketidakpastian global di tengah
ketegangan konflik geopolitik Rusia – Ukraina
juga mendorong kenaikan harga komoditas global
termasuk komoditas energi baik minyak mentah
maupun gas sehingga mendorong kenaikan harga
komoditas di dalam negeri.
secara keseluruhan, pada triwulan I 2022 sebagian besar kelompok mengalami inflasi kecuali kelompok pendidikan yang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,45% (yoy), dengan nilai andil deflasi -0,03% (yoy). Deflasi
pada kelompok pendidikan disumbang oleh deflasi
pada komoditas sekolah dasar. Penurunan biaya
sekolah dasar pada triwulan I 2022 terutama karena
penyaluran dana bantuan Program Indonesia Pintar
(PIP) yang disalurkan sebagai bantuan biaya peserta
didik termasuk biaya perlengkapan sekolah, uang
saku, uang transportasi, biaya praktik, dan biaya uji
kompetensi.
secara spasial, inflasi sumatera barat disumbang oleh dua kota penghitung IHk yaitu kota Padang dan kota bukittinggi. Pada triwulan I 2022,
inflasi Kota Padang tercatat mencapai 3,24% (yoy),
Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumbar dan Nasional
(2,00)
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% (YOY)Sumbar (yoy) Nasional (yoy)Sumbar (mtm)
Sumber: BPS, diolah
Nasional (mtm)
3,242,640,770,66
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
34Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya
yang mengalami inflasi sebesar 1,37% (yoy) – (Grafik
3.3). Inflasi di Kota Padang tercatat bersumber dari
inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan
tembakau dengan nilai inflasi 3,54% (yoy), dan
andil inflasi 1,06% (yoy). Komoditas minyak goreng,
rokok kretek filter, daging ayam ras, dan rokok putih
menjadi komoditas utama penyumbang inflasi pada
kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Kelompok transportasi menjadi penyumbang utama
inflasi Kota Padang selanjutnya dengan nilai inflasi
mencapai 4,18% (yoy) dan andil inflasi 0,61% (yoy).
Inflasi kelompok transportasi terutama bersumber dari
inflasi pada komoditas angkutan udara yang tercatat
mengalami kenaikan tarif sejalan dengan pelonggaran
aktivitas masyarakat dan peningkatan permintaan
menjelang Ramadhan 1443H. Adapun kelompok
perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya
memberikan sumbangan inflasi pada triwulan I 2022
dengan nilai inflasi sebesar 3,94% (yoy) dengan
andil 0,56% (yoy). Inflasi pada kelompok ini tercatat
didorong oleh peningkatan harga komoditas bahan
bakar rumah tangga yang mengalami inflasi akibat
adanya kenaikan harga LPG non-subsidi.
sejalan dengan kota Padang, pada triwulan I 2022, kota bukittinggi tercatat mengalami inflasi sebesar 3,26% (yoy), atau meningkat dibandingkan triwulan Iv 2021 yang inflasi
sebesar 1,69% (yoy). Kelompok utama penyumbang
inflasi Kota Bukittinggi yaitu kelompok makanan,
minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi
5,33% (yoy) dengan andil inflasi 1,87% (yoy). Inflasi
pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau
terutama disebabkan oleh inflasi pada minyak goreng,
rokok putih, dan tahu mentah. Minyak goreng
mengalami inflasi baik di Kota Padang maupun Kota
Bukittinggi yang disebabkan oleh meningkatnya harga
minyak goreng khususnya minyak goreng kemasan
pasca pencabutan HET minyak goreng kemasan pada
16 Maret 2022 sementara harga komoditas CPO
global tercatat masih tinggi. Inflasi pada komoditas
rokok putih terjadi sebagai dampak peningkatan tarif
cukai rokok rata-rata sebesar 12% di tahun 2022
yang lebih lanjut berdampak pada peningkatan harga
komoditas rokok secara gradual di tingkat eceran.
Sementara itu komoditas tahu mentah mengalami
inflasi yang didorong oleh peningkatan harga bahan
baku kedelai sebagai dampak kenaikan harga kedelai
impor. Inflasi Kota Bukittinggi juga didorong oleh
inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar lainnya yang mengalami inflasi sebesar
2,18% (yoy) dengan andil inflasi 0,39% (yoy). Inflasi
kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan
bakar lainnya bersumber dari inflasi komoditas bahan
bakar rumah tangga sejalan dengan kenaikan harga
LPG non-subsidi.
Grafik 3.2 Inflasi Tahunan (yoy) Menurut Kelompok Barang dan Jasa (Tw I 2022)
Grafik 3.3 Inflasi Tahunan (yoy) Per Kota Sampel Inflasi Sumbar
Sumber : BPS, diolah
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU
PAKAIAN DAN ALAS KAKI
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA
PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN …
KESEHATAN
TRANSPORTASIINFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA
PENDIDIKAN
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA
SUMBAR PADANG BUKITTINGGI
Sumber: BPS, diolah
3,24
3,…
3,26
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
% (YOY)Sumbar Padang Buki�nggi
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
35Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
3.2. InflasI berdasarkan kelomPok barang dan Jasa
3.2.1. Inflasi tahunan berdasarkan kelompok barang dan Jasa
berdasarkan kelompok barang dan jasa, inflasi sumatera barat pada triwulan I 2022 terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi 3,76% (yoy) dan andil inflasi 1,15% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Realisasi inflasi kelompok
makanan, minuman, dan tembakau triwulan I
2022 lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021
yang sebesar 0,88% (yoy) dan andil inflasi 0,27%
(yoy). Inflasi kelompok ini terutama didorong oleh
peningkatan komoditas minyak goreng, rokok
kretek filter, daging ayam ras, dan rokok putih yang
mengalami inflasi pada triwulan I 2022 masing-masing
sebesar 0,27%; 0,18%; 0,15%; dan 0,10% (yoy).
Kenaikan harga komoditas minyak goreng terjadi
sebagai dampak kebijakan pencabutan HET minyak
goreng kemasan yang ditetapkan sejak 16 Maret
2022 di tengah masih tingginya harga komoditas
CPO global. Di sisi lain, HET minyak goreng curah
ditetapkan sebesar Rp14.000,00 per liter atau
sebesar Rp 15.500,00 per kilogram. Komoditas rokok
kretek filter dan rokok putih tercatat memberikan
sumbangan terhadap inflasi Sumatera Barat pada
triwulan I 2022. Inflasi pada komoditas aneka rokok
merupakan dampak kenaikan tarif cukai rokok rata-
rata pada tahun 2022 yang lebih lanjut mendorong
kenaikan harga komoditas rokok di tingkat eceran.
Sementara itu harga daging ayam ras mengalami
kenaikan yang disebabkan oleh peningkatan biaya
produksi akibat kenaikan harga pakan. Harga bahan
baku utama pakan yaitu jagung mengalami kenaikan
karena keterbatasan pasokan jagung, sementara
itu bahan campuran pakan soy bean meal (bungkil
kedelai) turut mengalami kenaikan sebagai dampak
kenaikan harga kedelai impor.
Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan
tembakau lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada
komoditas cabai merah, ikan cakalang/ikan sisik, dan
ikan gembolo/ikan aso-aso yang tercaat mengalami
deflasi masing-masing sebesar -0,15%; -0,05%; dan
-0,04% (yoy). Deflasi pada komoditas cabai merah
terutama disebabkan oleh cukup stabilnya permintaan
pada periode triwulan I 2022 dibandingkan periode
yang sama di tahun 2021. Pada komoditas ikan
cakalang/ikan sisik maupun ikan gembolo/ikan aso-
aso, deflasi didukung oleh kecukupan pasokan dan
kestabilan permintaan komoditas tersebut.
kelompok transportasi mengalami inflasi di triwulan I 2022 sebesar 3,96% (yoy) dengan nilai andil inflasi sebesar 0,56% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Inflasi kelompok transportasi
terutama bersumber dari inflasi komoditas angkutan
udara dengan nilai andil inflasi sebesar 0,36% (yoy).
Tarif angkutan udara tercatat meningkat disebabkan
oleh penyesuaian harga oleh maskapai penerbangan
di tengah pelonggaran mobilitas masyarakat dan
peningkatan permintaan menjelang Ramadhan1443H.
Penurunan level PPKM dan kemudahan syarat
penerbangan khususnya bagi penumpang pesawat
yang telah menerima vaksinasi dosis tiga (booster)
mendorong peningkatan arus penumpang angkutan
udara di triwulan I 2022. Jumlah penumpang yang
datang ke wilayah Sumatera Barat melalui Bandara
Internasional Minangkabau (BIM) mengalami
peningkatan menjadi rata-rata sebanyak 60.000
penumpang, meningkat dibandingkan triwulan IV
2021 yang rata-rata 50.000 penumpang.
kelompok lain yang memberikan sumbangan cukup besar pada inflasi di triwulan I 2022 yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan nilai andil inflasi 0,54% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Komoditas utama penyumbang inflasi
pada kelompok ini yaitu bahan bakar rumah tangga
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
36Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar
0,34% (yoy). Inflasi komoditas bahan bakar rumah
tangga terjadi didorong oleh meningkatnya harga
LPG non-subsidi yang mengalami kenaikan secara
gradual sejak akhir tahun 2021. Adapun, kenaikan
harga LPG non-subsidi ini akibat meningkatnya
harga Contract Price Aramco (CPA) sebagai dasar
acuan harga LPG di Indonesia. Harga CPA tercatat
mengalami kenaikan sejak beberapa bulan terakhir
didorong oleh meningkatnya harga gas dunia akibat
ketegangan kondisi geopolitik Rusia – Ukraina.
selanjutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya tercatat mengalami inflasi pada triwulan I 2022 dengan nilai laju inflasi sebesar 5,74% (yoy) dan andil 0,35% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Inflasi pada kelompok ini disumbang
oleh inflasi pada komoditas emas perhiasan dengan
andil inflasi sebesar 0,12% (yoy). Ketidakpastian
global akibat konflik Rusia – Ukraina, ancaman inflasi
global, dan pergerakan suku bunga global maupun
mata uang dollar AS mendorong fluktuasi harga emas
global yang lebih lanjut berdampak pada harga emas
perhiasan di Indonesia. Meningkatnya ketidakpastian
global ini mendorong kecenderungan investasi pada
aset safe haven seperti emas.
kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga turut mengalami inflasi dengan nilai sebesar 4,86% (yoy) dan andil inflasi sebesar 0,20% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Komoditas sabun detergen
bubuk/cair tercatat menjadi penyumbang utama inflasi
pada kelompok ini dengan nilai andil inflasi sebesar
0,12% (yoy). Inflasi sabun detergen bubuk/cair
disebabkan oleh kenaikan harga di tingkat produsen
sebagai dampak peningkatan biaya produksi. Adapun
peningkatan biaya produksi komoditas ini merupakan
dampak kenaikan harga CPO global, mengingat salah
satu bahan baku utama detergen bubuk/cair yaitu
oleokimia yang merupakan salah satu produk turunan
kelapa sawit.
sementara itu, kelompok lainnya tercatat mengalami inflasi yang rendah di triwulan I 2022 – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi
dengan nilai andil inflasi 0,18% (yoy). Kelompok
penyediaan makanan dan minuman/restoran
mengalami inflasi dengan andil inflasi 0,15% (yoy).
Sementara itu, kelompok pakaian dan alas kaki,
kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, serta
kelompok kesehatan masing-masing mengalami
inflasi dengan nilai andil 0,06%; 0,06%; 0,03% (yoy).
di sisi lain, kelompok pendidikan tercatat memberikan sumbangan deflasi di sumatera barat pada periode triwulan I 2022. Kelompok
pendidikan mengalami deflasi sebesar -0,45%
(yoy) dengan andil deflasi -0,02% (yoy) – (Tabel 3.1
dan Tabel 3.2). Deflasi pada kelompok pendidikan
karena penurunan biaya sekolah dasar dengan
andil deflasi sebesar -0,03% (yoy). Penurunan biaya
sekolah dasar terjadi sejalan dengan pencairan dana
Program Indonesia Pintar (PIP) yang disalurkan oleh
pemerintah kepada siswa kurang mampu sebagai
bantuan pendidikan yang dapat digunakan untuk
pembayaran biaya perlengkapan sekolah, uang
saku, uang transportasi, biaya praktik, dan biaya uji
kompetensi.
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
37Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
3.2.2. Inflasi bulanan berdasarkan kelompok barang dan Jasa
sepanjang periode triwulan I 2022, tekanan inflasi tertinggi di sumatera barat terjadi pada bulan Januari 2022 – (tabel 3.3 dan tabel 3.4). Inflasi Sumatera Barat pada Januari 2022 sebesar
1,02% (mtm) bersumber dari kenaikan harga
komoditas daging ayam ras, mobil, biaya pulsa ponsel,
bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras
dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,24%,
0,17%, 0,14%, 0,12%, dan 0,11% (mtm) – (Tabel
3.5). Daging ayam ras tercatat mengalami kenaikan
harga yang disebabkan masih tingginya permintaan
pasca HBKN Nataru dan menjelang Hari Raya Imlek.
Kenaikan harga daging ayam ras juga turut didorong
oleh peningkatan harga pakan dan konsentrat.
Komoditas mobil mengalami inflasi disebabkan oleh
penurunan subsidi PPnBM yang pengaturannya masih
dalam proses finalisasi oleh pemerintah. Kebijakan
subsidi PPnBM 100% saat ini diterapkan hanya untuk
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Sumatera Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa SBH 2018 (% yoy)
Tabel 3.2 Andil Inflasi Tahunan Sumatera Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa SBH 2018 (% yoy)
SBH 2018
Kelompok2021 2022
I II III IV IUmum 1,78 1,74 1,75 1,40 3,24
Makanan, Minuman dan Tembakau 1,15 0,96 1,08 0,27 1,15
Pakaian dan Alas Kaki 0,03 0,04 0,05 0,05 0,06
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,04 0,07 0,14 0,24 0,54
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,06 0,06 0,06 0,12 0,20
Kesehatan 0,09 0,08 0,10 0,11 0,03
Transportasi -0,06 -0,08 -0,03 0,22 0,56
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,07 0,02 0,02 0,04 0,18
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,09 0,09 0,08 0,12 0,06
Pendidikan 0,08 0,08 0,08 -0,01 -0,02
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,27 0,22 0,21 0,13 0,15
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,14 0,20 -0,02 0,12 0,35Sumber: BPS, diolah
SBH 2018
Kelompok2021 2022
I II III IV IUmum 1,78 1,74 1,75 1,40 3,24Makanan, Minuman dan Tembakau 3,78 3,20 3,59 0,88 3,76Pakaian dan Alas Kaki 0,48 0,62 0,67 0,72 0,91Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,27 0,48 0,94 1,63 3,69Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 1,51 1,39 1,54 2,98 4,86Kesehatan 5,03 4,87 5,57 6,23 1,99Transportasi -0,40 -0,58 -0,19 1,54 3,96Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -1,45 0,45 0,46 0,70 3,42Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 4,51 4,49 4,14 6,17 3,11Pendidikan 1,43 1,49 1,41 -0,12 -0,45Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,75 2,31 2,13 1,38 1,61Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 2,34 3,36 -0,29 2,00 5,74
Sumber: BPS, diolah
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
38Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
kenaikan harga LPG Non-Subsidi sejak tanggal 25
Desember 2021. Pada komoditas telur ayam ras,
inflasi didorong oleh masih tingginya permintaan
pada periode pasca HBKN Nataru dan menjelang Hari
Raya Imlek. Selain itu, peningkatan permintaan dan
aktivitas masyarakat dibandingkan tahun sebelumnya,
turut menjadi momentum bagi peternak untuk
menaikkan harga.
mobil berkategori Low Cost Green Car (LCGC) dan
mobil non-LCGC dengan harga <250 juta (dengan
kandungan lokal tertentu). Biaya pulsa ponsel
mengalami inflasi yang disebabkan oleh peningkatan
harga di tingkat penyedia jasa layanan sejalan dengan
peningkatan aktivitas masyarakat dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara itu peningkatan harga bahan
bakar rumah tangga disebabkan oleh kebijakan
Tabel 3.3 Inflasi Bulanan Berdasarkan Kelompok Barang (%, mtm)
Tabel 3.4 Andil Inflasi Bulanan Berdasarkan Kelompok Barang (%, mtm)
SBH 2018
Kelompok
2021 2022
TW I TW II TW III TW IV TW I
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarUmum 0,12 -0,38 0,31 -0,01 0,19 -0,17 -0,09 -0,13 0,10 0,36 0,65 0,42 1,02 0,07 0,77
Makanan, Minuman dan Tembakau 0,52 -1,32 1,16 -0,16 -0,60 -0,75 -0,07 -0,10 0,22 0,72 0,77 0,52 1,97 -0,53 1,76
Pakaian dan Alas Kaki 0,20 0,00 0,00 0,14 0,04 0,13 0,13 0,02 0,00 0,01 0,00 0,06 0,12 0,29 -0,01
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,05 0,16 0,06 0,00 0,04 0,20 0,35 0,06 0,09 0,12 0,19 0,31 1,17 0,89 0,23
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,74 0,01 -0,13 0,14 0,24 0,01 0,02 0,21 0,12 0,60 0,25 0,75 0,95 0,82 0,66
Kesehatan 1,63 0,17 2,94 0,02 0,04 0,00 0,05 0,57 0,03 -0,01 0,00 0,66 0,30 0,20 0,12
Transportasi -2,32 0,22 -0,37 -0,06 2,05 -0,32 -0,94 -0,76 0,08 0,77 2,59 0,68 0,17 -0,46 0,14
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,04 0,01 0,02 0,00 0,33 0,05 0,01 0,00 0,00 0,02 0,00 0,22 2,73 0,01 0,04
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 3,88 0,00 0,00 0,02 -0,02 0,00 0,15 0,02 0,00 0,00 0,01 2,02 0,07 0,08 0,73
Pendidikan 0,23 0,00 0,10 0,06 0,00 0,00 0,00 -0,49 -0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,06 0,00 0,00 0,01 0,03 0,19 0,00 0,00 0,07 0,00 0,00 0,02 0,07 1,04 0,19
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,45 -0,57 -0,65 0,40 0,86 0,70 0,00 0,15 0,01 -0,13 0,46 0,32 0,60 0,22 2,03
Sumber: BPS, diolah
SBH 2018
Kelompok
2021 2022
TW I TW II TW III TW IV TW I
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarUmum 0,12 -0,38 0,31 -0,01 0,19 -0,17 -0,09 -0,13 0,10 0,36 0,65 0,42 1,02 0,07 0,77
Makanan, Minuman dan Tembakau 0,16 -0,40 0,35 -0,05 -0,18 -0,23 -0,02 -0,03 0,07 0,22 0,23 0,16 0,59 -0,16 0,53
Pakaian dan Alas Kaki 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,02 0,00
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,03 0,05 0,01 0,01 0,02 0,03 0,05 0,17 0,13 0,03
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,03 0,00 -0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,02 0,01 0,03 0,04 0,03 0,03
Kesehatan 0,03 0,00 0,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
Transportasi -0,32 0,03 -0,05 -0,01 0,29 -0,05 -0,13 -0,11 0,01 0,11 0,35 0,10 0,02 -0,06 0,02
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,14 0,00 0,00
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,08 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04 0,00 0,00 0,02
Pendidikan 0,01 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,10 0,02
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,03 -0,03 -0,04 0,02 0,05 0,04 0,00 0,01 0,00 -0,01 0,00 0,02 0,04 0,01 0,12
Sumber: BPS, diolah
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
39Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Inflasi Sumatera Barat pada Januari 2022 lebih lanjut
tertahan oleh penurunan harga komoditas cabai
merah, angkutan udara, ikan gembolo/ikan aso-aso,
dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu dengan andil
deflasi masing-masing sebesar -0,18%, -0,15%,
-0,01%, dan -0,01% (mtm) – (Tabel 3.5) . Cabai merah
mengalami deflasi didukung oleh normalisasi harga
dan permintaan pasca HBKN Natal dan Tahun Baru.
Tarif angkutan udara pada Januari 2022 mengalami
deflasi sejalan dengan normalisasi permintaan pada
masa HBKN Natal dan Tahun Baru. Sementara ikan
gembolo/ikan aso-aso dan ikan tongkol/ikan ambu-
ambu mengalami deflasi didukung oleh berlimpahnya
pasokan disertai permintaan yang cukup stabil.
Pada februari 2022 inflasi sumatera barat tercatat sebesar 0,07% (mtm), mengalami penurunan jika dibandingkan bulan Januari 2022 – (tabel 3.3 dan tabel 3.4). Inflasi Sumatera
Barat pada Februari 2022 terutama didorong oleh
peningkatan harga komoditas cabai merah, rokok
kretek filter, tarif air minum PAM, bahan bakar rumah
tangga, dan nasi dengan lauk yang memiliki andil
inflasi masing-masing sebesar 0,16%, 0,07%, 0,07%,
0,05%, dan 0,04% (mtm) – (Tabel 3.5). Komoditas
cabai merah tercatat mengalami kenaikan terutama
pada jenis cabai merah yang dipasok dari Pulau Jawa.
Keterbatasan pasokan yang terjadi pada varian cabai
merah Jawa disebabkan oleh berakhirnya masa panen
di wilayah asal pasokan. Curah hujan yang cukup
tinggi juga menyebabkan kendala pada produktivitas
cabai merah. Kenaikan harga rokok kretek filter
tercatat disebabkan oleh transmisi kenaikan tarif cukai
rokok rata-rata sebesar 12% di tahun 2022. Kebijakan
kenaikan tarif cukai rokok yang diterapkan pada bulan
Januari 2022 mendorong kenaikan harga komoditas
aneka rokok secara gradual di tingkat eceran. Tarif
air minum PAM mengalami kenaikan sejalan dengan
peningkatan tarif PDAM di beberapa wilayah di
Indonesia termasuk Sumatera Barat. Kenaikan tarif
air terutama disebabkan oleh penyesuaian tarif
dasar penggunaan air minum yang tercatat belum
mengalami kenaikan sejak beberapa tahun terakhir.
Bahan bakar rumah tangga mengalami kenaikan yang
didorong oleh meningkatnya harga LPG non-subsidi
secara gradual sejak akhir tahun 2021. Pertamina
mengeluarkan kebijakan kenaikan harga LPG non-
subsidi seiring dengan kenaikan harga Contract Price
Aramco (CPA) sebagai acuan harga LPG. Inflasi di
Sumatera Barat selanjutnya disumbang oleh kenaikan
harga nasi dengan lauk. Kenaikan harga nasi dengan
lauk didorong oleh peningkatan biaya produksi akibat
kenaikan harga bahan pangan seperti cabai merah,
serta sebagai akibat adanya kenaikan bahan bakar
rumah tangga.
Inflasi Sumatera Barat pada Februari 2022 lebih
lanjut tertahan oleh penurunan harga komoditas
daging ayam ras, minyak goreng, angkutan udara,
telur ayam ras, dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu
dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,23%,
-0,15%, -0,09%, -0,05%; dan -0,02% (mtm) – (Tabel
3.5). Deflasi pada komoditas daging ayam ras dan
telur ayam ras didukung oleh kestabilan permintaan
dibandingkan bulan sebelumnya. Pasokan daging
ayam ras dan telur ayam ras tercatat melimpah di
tingkat peternak sehingga mendorong penurunan
harga lebih lanjut. Harga minyak goreng mengalami
penurunan didukung oleh penerapan kebijakan tarif
HET minyak goreng dari pemerintah. Penyelenggaraan
operasi pasar untuk minyak goreng bersubsidi
juga dilakukan terus menerus sepanjang Februari
2022 untuk mendorong normalisasi harga minyak
goreng. Tarif angkutan udara kembali mengalami
deflasi sejalan dengan normalisasi permintaan dan
penurunan aktivitas penerbangan di Sumatera Barat
paska Libur Natal dan Tahun Baru. Sementara itu,
ikan tongkol/ikan ambu-ambu tercatat mengalami
deflasi didukung oleh permintaan yang stabil serta
kecukupan pasokan.
sumatera barat mengalami inflasi kembali pada maret 2022 yaitu sebesar 0,77% (mtm), atau meningkat dibandingkan realisasi februari 2022 sebesar 0,07% (mtm) – (tabel 3.3 dan tabel 3.4). Inflasi pada periode Maret 2022 didorong oleh
peningkatan harga komoditas cabai merah, daging
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
40Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
ayam ras, emas perhiasan, angkutan udara dan ikan
tongkol/ikan ambu-ambu yang memiliki andil inflasi
masing-masing sebesar 0,37%, 0,08%, 0,06%,
0,04% dan 0,03% (mtm) – (Tabel 3.5). Cabai merah
mengalami inflasi disebabkan oleh masih terbatasnya
pasokan cabai merah lokal akibat belum masuknya
masa panen yang diperkirakan pada awal April 2022,
sementara itu pasokan cabai merah dari Pulau Jawa
juga terbatas. Komoditas daging ayam ras tercatat
inflasi didorong oleh kenaikan harga pakan baik
jagung maupun konsentrat, sehingga mendorong
kenaikan biaya produksi. Harga emas perhiasan
mengalami kenaikan sejalan dengan fluktuasi harga
emas global. Disamping itu, sesuai pola historisnya,
harga emas perhiasan juga tercatat cenderung
meningkat pada periode Ramadhan dan Idul Fitri.
Komoditas angkutan udara mengalami inflasi yang
disebabkan oleh kenaikan harga tiket pesawat
di tingkat maskapai akibat pelonggaran aktivitas
masyarakat dan kenaikan permintaan menjelang
Ramadhan 1443H. Sementara itu ikan tongkol/ikan
ambu-ambu juga tercatat mengalami kenaikan harga
akibat keterbatasan pasokan ikan di masyarakat
karena tingginya curah hujan dan keterbatasan solar
bersubsidi sebagai bahan bakar nelayan melaut.
Inflasi Sumatera Barat pada Maret 2022 lebih lanjut
tertahan oleh penurunan harga komoditas beras,
mobil, telur ayam ras, ikan cakalang/ikan sisik dan
kangkung dengan andil deflasi masing-masing
sebesar -0,07%, -0,04%, -0,02%, -0,02%; dan
-0,01% (mtm) – (Tabel 3.5). Deflasi pada komoditas
beras disebabkan oleh melimpahnya pasokan paska
panen raya di beberapa sentra produksi di Sumatera
Barat termasuk Kab. Solok, Kab. Agam, Kab. Padang
Tabel 3.5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan Deflasi Bulanan Triwulan I 2022 (%, mtm)
Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Triwulan I 2022 (% mtm)
Januari Februari Maret
Komoditas % Inflasi (mtm)
% Andil (mtm) Komoditas % Inflasi
(mtm)% Andil (mtm) Komoditas % Inflasi
(mtm)% Andil (mtm)
DAGING AYAM RAS 16,85 0,24 CABAI MERAH 17,42 0,16 CABAI MERAH 34,88 0,37
MOBIL 6,24 0,17 ROKOK KRETEK FILTER 2,96 0,07 DAGING AYAM RAS 5,56 0,08
BIAYA PULSA PONSEL 6,26 0,14 TARIF AIR MINUM PAM 3,15 0,07 EMAS PERHIASAN 4,92 0,06
BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 6,53 0,12 BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 2,60 0,05 ANGKUTAN UDARA 2,91 0,04
TELUR AYAM RAS 13,42 0,11 NASI DENGAN LAUK 1,76 0,04 IKAN TONGKOL/IKAN AMBU-AMBU 6,11 0,03
BAWANG MERAH 12,79 0,06 TOMAT 22,00 0,04 ROKOK KRETEK 3,00 0,02
BERAS 1,09 0,04 BERAS 0,79 0,03 JENGKOL 9,30 0,02
TOMAT 26,44 0,03 SABUN DETERGEN BUBUK/CAIR 2,74 0,02 TAHU MENTAH 4,63 0,02
ROKOK KRETEK FILTER 1,21 0,03 ROKOK PUTIH 1,87 0,02 BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 0,82 0,02
SABUN DETERGEN BUBUK/CAIR 4,32 0,03 ROKOK KRETEK 2,16 0,02 DAGING SAPI 1,74 0,02
Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Triwulan I 2022 (% mtm)
Januari Februari Maret
Komoditas % Inflasi (mtm)
% Andil (mtm) Komoditas % Inflasi
(mtm)% Andil (mtm) Komoditas % Inflasi
(mtm)% Andil (mtm)
CABAI MERAH -16,51 -0,18 DAGING AYAM RAS -14,01 -0,23 BERAS -1,76 -0,07
ANGKUTAN UDARA -8,74 -0,15 MINYAK GORENG -11,26 -0,15 MOBIL -1,59 -0,04
IKAN GEMBOLO/IKAN ASO-ASO -1,70 -0,01 ANGKUTAN UDARA -5,77 -0,09 TELUR AYAM RAS -2,66 -0,02
IKAN TONGKOL/IKAN AMBU-AMBU -1,06 -0,01 TELUR AYAM RAS -5,45 -0,05 IKAN CAKALANG/IKAN SISIK -6,46 -0,02
BIOSKOP -3,45 0,00 IKAN TONGKOL/IKAN AMBU-AMBU -4,23 -0,02 KANGKUNG -5,03 -0,01
JERUK NIPIS/LIMAU -8,30 0,00 CABAI HIJAU -20,48 -0,02 CABAI RAWIT -20,83 -0,01
BIAYA ADMINISTRASI TRANSFER UANG -27,60 0,00 IKAN GEMBOLO/IKAN ASO-ASO -2,17 -0,02 TOMAT -3,55 -0,01
SEMANGKA -2,23 0,00 AIR KEMASAN -1,10 -0,01 BUNCIS -11,60 -0,01
SUSU BUBUK UNTUK BALITA -0,32 0,00 CABAI RAWIT -25,05 -0,01 IKAN GEMBOLO/IKAN ASO-ASO -0,71 -0,01
DASTER -1,69 0,00 BAYAM -6,70 -0,01 BAYAM -3,88 -0,01
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
41Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Pariaman, maupun di Kab. Pesisir Selatan pada
bulan Maret 2022. Komoditas mobil tercatat deflasi
karena kembali diterapkannya kebijakan subsidi
PPnBM bagi mobil baru terutama bagi mobil low
cost green car (LCGC) maupun non-LCGC dengan
kapasitas <1.500cc. Selanjutnya pada komoditas
telur ayam ras, deflasi terutama disebabkan oleh
melimpahnya pasokan telur ayam ras. Sementara itu,
deflasi pada komoditas ikan cakalang/ikan sisik dan
komoditas kangkung karena stabilnya permintaan
akan komoditas tersebut.
3.3. TracKIng PrakIraan InflasI trIwUlan II 2022
tekanan inflasi di triwulan II 2022 diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2022. Laju inflasi diperkirakan meningkat didorong
oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas masyarakat
di tengah meredanya kasus COVID-19 serta
peningkatan permintaan pada periode Ramadhan -
Hari Raya Idul Fitri 1443H. Masih tingginya harga CPO
global mendorong kenaikan harga komoditas minyak
goreng. Inflasi lebih lanjut didorong oleh adanya
kenaikan tarif dari pemerintah antara lain berupa: 1)
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi
jenis pertamax menjadi sebesar Rp 12.750,00 per liter
dari yang sebelumnya sebesar Rp 9.200,00 per liter;
2) Kenaikan tarif angkutan udara yang didorong oleh
peningkatan permintaan pada periode mudik lebaran
serta sebagai dampak kenaikan harga avtur dimana
berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No.
68 tahun 2022 tanggal 18 April 2022 tentang Biaya
Tambahan (Fuel Surcharge), maskapai penerbangan
diperbolehkan menaikkan harga tiket pesawat sebesar
10% dari tarif batas atas untuk pesawat jenis jet serta
sebesar 20% dari tarif batas atas bagi pesawat jenis
propeller; serta 3) Kenaikan tarif Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) sebesar 11% di bulan April 2022 yang
diperkirakan mendorong kenaikan harga komoditas
barang dan jasa pada triwulan II 2022. Selain itu,
masih tingginya ketidakpastian global akibat konflik
geopolitik Rusia – Ukraina mendorong kenaikan harga
komoditas global yang lebih lanjut berdampak pada
kenaikan harga komoditas dalam negeri. Keterbatasan
pasokan gandum akibat hambatan ekspor di Ukraina
serta pembatasan ekspor oleh India berdampak
pada peningkatan harga komoditas berbahan dasar
gandum. Fluktuasi harga emas dan risiko inflasi global
juga menjadi faktor yang dapat mendorong kenaikan
inflasi di triwulan II 2022.
Pada april 2022, sumatera barat tercatat mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm), sedikit menurun dibandingkan realisasi inflasi bulanan pada maret 2022 yang sebesar 0,77% (mtm). Sementara itu secara tahunan, inflasi Sumatera
Barat tercatat mencapai 3,93% (yoy), meningkat
dibandingkan inflasi Maret 2022 sebesar 3,24% (yoy).
Secara tahun berjalan (Januari s.d April 2022), inflasi
Sumatera Barat tercatat sebesar 2,55% (ytd), juga
meningkat dibandingkan inflasi tahun berjalan Maret
2022 yang sebesar 1,87% (ytd). Inflasi pada April
2022 terutama didorong oleh inflasi pada komoditas
minyak goreng, bensin, jasa pembuangan sampah,
mobil, dan jengkol dengan andil inflasi masing-masing
sebesar 0,27%; 0,12%; 0,05%; 0,05%; dan 0,05%
(mtm). Inflasi pada komoditas minyak goreng tercatat
didorong oleh masih tingginya harga CPO global serta
kenaikan permintaan pada periode Ramadhan - Idul
Fitri 1443H. Inflasi komoditas bensin dipicu kenaikan
harga Pertamax oleh Pertamina pada tanggal 1
April 2022 sebesar Rp12.750,- per liter dari yang
sebelumnya sebesar Rp9.200,- per liter. Inflasi pada
komoditas jasa pembuangan sampah disebabkan
oleh kenaikan tarif iuran kebersihan yang terjadi
pada beberapa jasa pembuangan sampah di wilayah
Kota Padang. Harga mobil mengalami peningkatan
yang disebabkan oleh tidak adanya perpanjangan
subsidi PPnBM bagi kriteria mobil baru non-LCGC
(low cost green car) sejak April 2022, sementara
terjadi penurunan presentase subsidi PPnBM pada
mobil LCGC periode April – Juni 2022 menjadi
sebesar 66,67% dari yang sebelumnya sebesar
100%. Kenaikan harga mobil juga didorong oleh
kebijakan kenaikan tarif PPN sebesar 11% dari yang
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
42Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Bulanan Cabai Merah Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Bulanan Bawang Merah
Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Bulanan Daging Ayam Ras Grafik 3.7 Perkembangan Inflasi Bulanan Tiket Angkutan Udara
sebelumnya 10% sejak 1 April 2022. Sementara itu,
inflasi komoditas pangan jengkol terjadi didorong oleh
adanya kenaikan permintaan pada periode HBKN Idul
Fitri 1443H.
Di sisi lain, terdapat berbagai komoditas yang
mengalami deflasi pada April 2022 yaitu komoditas
cabai rawit, angkutan udara, ikan cakalang/ikan
sisik, tomat, dan beras dengan nilai andil inflasi
masing-masing sebesar -0,32%; -0,10%; -0,02%;
-0,02%; dan -0,02% (mtm). Deflasi pada komoditas
pangan seperti cabai rawit, ikan cakalang/ikan
sisik, tomat, dan beras didukung oleh kecukupan
pasokan dalam memenuhi permintaan masyarakat
pada periode Ramadhan – Idul Fitri 1443H terutama
pada komoditas beras yang memiliki jumlah pasokan
melimpah paska panen raya pada bulan Maret –
April 2022. Sementara itu, deflasi pada komoditas
angkutan udara terutama disebabkan oleh penurunan
tarif pesawat secara rata-rata pada bulan April 2022
yang lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2022.
Hal ini terjadi karena kenaikan tarif telah dilakukan
oleh maskapai penerbangan sejak bulan Maret 2022
di tengah meningkatnya permintaan menjelang
bulan Ramadhan. Adapun penurunan tiket pesawat
ini terutama terjadi pada jadwal pesawat tambahan
akibat telah habisnya tiket pesawat pada rute
penerbangan utama.
Sumber: BPS, diolah
CABAI MERAH
Jan’
20Fe
b’20
Mar
’20
Apr’2
0
Jan’
22Fe
b’22
Mar
’22
Apr’2
2
Mei
’20
Jun’
20Ju
l’20
Ags’2
0Se
p’20
Okt’2
0No
v’20
Des’2
0Ja
n’21
Feb’
21M
ar’2
1Ap
r’21
Mei
’21
Jun’
21Ju
l’21
Ags’2
1Se
p’21
Okt’2
1No
v’21
Des’2
1
Sumber: BPS, diolah
BAWANG MERAH
Jan’
20Fe
b’20
Mar
’20
Apr’2
0
Jan’
22Fe
b’22
Mar
’22
Apr’2
2
Mei
’20
Jun’
20Ju
l’20
Ags’2
0Se
p’20
Okt’2
0No
v’20
Des’2
0Ja
n’21
Feb’
21M
ar’2
1Ap
r’21
Mei
’21
Jun’
21Ju
l’21
Ags’2
1Se
p’21
Okt’2
1No
v’21
Des’2
1
Sumber: BPS, diolah
DAGING AYAM RAS
Jan’
20Fe
b’20
Mar
’20
Apr’2
0
Jan’
22Fe
b’22
Mar
’22
Apr’2
2
Mei
’20
Jun’
20Ju
l’20
Ags’2
0Se
p’20
Okt’2
0No
v’20
Des’2
0Ja
n’21
Feb’
21M
ar’2
1Ap
r’21
Mei
’21
Jun’
21Ju
l’21
Ags’2
1Se
p’21
Okt’2
1No
v’21
Des’2
1
Sumber: BPS, diolah
ANGKUTAN UDARA
Jan’
20Fe
b’20
Mar
’20
Apr’2
0
Jan’
22Fe
b’22
Mar
’22
Apr’2
2
Mei
’20
Jun’
20Ju
l’20
Ags’2
0Se
p’20
Okt’2
0No
v’20
Des’2
0Ja
n’21
Feb’
21M
ar’2
1Ap
r’21
Mei
’21
Jun’
21Ju
l’21
Ags’2
1Se
p’21
Okt’2
1No
v’21
Des’2
1
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
43Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 3.8 Perkembangan Inflasi Bulanan Emas Perhiasan
3.4. UPaya PengendalIan InflasI daeraH
dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi daerah dan menjaga daya beli masyarakat, tim Pengendalian Inflasi daerah (tPId) Provinsi sumatera barat telah menyelenggarakan berbagai upaya pengendalian inflasi daerah. Berbagai upaya pengendalian inflasi yang telah
dilaksanakan pada periode laporan, antara lain yaitu:1)
Monitoring harga bahan pangan maupun pasokan
secara rutin yang dilakukan oleh Bank Indonesia
melalui PIHPS, Disperindag, Dinas pangan, maupun
monitoring harga ternak oleh Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan; 2) Menyelenggarakan
rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, yang
dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2022 dan
dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Sumatera
Barat dan dihadiri OPD tingkat provinsi; 3) Melakukan
koordinasi dengan PT. Incasi Raya dan PT. Padang
Raya Cakrawala (Apical Group) sebagai produsen
penyedia minyak goreng untuk menyediakan
minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau;
4) Berkoordinasi dengan PT. Musim Mas dan PT.
Smart untuk berkomitmen memasok minyak goreng
ke Sumbar untuk menjaga kecukupan pasokan; 5)
Melakukan koordinasi antara Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dengan
Kementerian Perdagangan membantu pemantauan
terhadap penerapan HET di Sumatera Barat. Kegiatan
ini diselenggarakan secara berkala pada minggu
ke-1 dan minggu ke-2 bulan Februari 2022; 6)
Menyelenggarakan pengawasan harga dan pasokan
minyak goreng berkoordinasi dengan Satgas Pangan
untuk memastikan kelancaran distribusi minyak
goreng; 7) Melakukan pembatasan penjualan minyak
goreng untuk pelanggan lama dan untuk ritel dibatasi
maksimal 2 liter per orang. 8) Menyelenggarakan
Operasi Pasar Murah khususnya pada komoditas
minyak goreng pada tanggal 17 – 22 Januari 2022
di enam lokasi di Kota Padang; 9) Menyelenggarakan
operasi pasar minyak goreng bersubsidi di seluruh
Kabupaten/Kota di Sumatera Barat bekerjasama
dengan PT. Padang Raya Cakrawala (Apical Group)
dan PT. Incasi Raya sepanjang bulan Januari sampai
dengan Maret 2022. Beberapa operasi pasar yang
diselenggarakan antara lain yaitu di Kabupaten Tanah
Datar 11 Januari 2022, Kabupaten Pesisir Selatan
tanggal 26 Januari 2022, Kabupaten Agam 25 – 28
Januari 2022, Kabupaten Sijunjung 2 -3 Februari
2022, Kota Solok pada tanggal 7 – 8 Februari 2022,
Kabupaten Solok Selatan tanggal 13 – 14 Februari
2022, Kabupaten Dharmasraya tanggal 11 Februari
2022, Kota Bukittingi pada 16 – 18 Februari 2022,
Kota Padang 5 – 8 Maret 2022 dan pada tanggal 14
Maret 2022.
Selain upaya pengendalian inflasi dimaksud,
menjelang bulan Ramadhan, terdapat indikasi
kenaikan harga pada komoditas utama penyumbang
inflasi di Sumatera Barat yaitu pada komoditas
bahan pangan, Bahan Bakar Minyak (BBM), gas LPG,
serta tarif angkutan udara. Sehubungan dengan
itu, TPID Provinsi Sumatera Barat bersama dengan
TPID Kabupaten/Kota menyelenggarakan kegiatan
High Level Meeting (HLM) TPID pada tanggal 30
Maret 2022 yang diselenggarakan dalam rangka
memitigasi risiko inflasi menjelang Ramadhan
dan Idul Fitri 1443H. Beberapa hasil diskusi yang
dilakukan pada HLM TPID dimaksud yaitu antara lain:
1) Meningkatkan koordinasi antar Kab/Kota untuk
mendorong distribusi bahan pangan yang lebih baik
terutama pada komoditas cabai merah yang harganya
sangat berfluktuasi; 2) Meningkatkan pengawasan
terhadap harga minyak goreng curah agar sesuai
Sumber: BPS, diolah
EMAS PERHIASAN
Jan’
20Fe
b’20
Mar
’20
Apr’2
0
Jan’
22Fe
b’22
Mar
’22
Apr’2
2
Mei
’20
Jun’
20Ju
l’20
Ags’2
0Se
p’20
Okt’2
0No
v’20
Des’2
0Ja
n’21
Feb’
21M
ar’2
1Ap
r’21
Mei
’21
Jun’
21Ju
l’21
Ags’2
1Se
p’21
Okt’2
1No
v’21
Des’2
1
BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
44Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
dengan HET serta untuk memastikan kenaikan
harga minyak goreng kemasan berada pada rentang
harga yang wajar. Hal ini sejalan dengan keputusan
Kementerian Perdagangan untuk mencabut peraturan
terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng
kemasan. Sementara itu, di sisi lain pasokan minyak
goreng di Sumbar diperkirakan tetap mencukupi
kebutuhan masyarakat selama periode Ramadhan
– Idul Fitri; 3) Dalam hal administered prices, terjadi
kenaikan harga pada berbagai komoditas seperti
aneka rokok, LPG non-subsidi, dan BBM non-
subsidi. Terdapat kelangkaan solar akibat penurunan
kuota solar sebesar ± 5% di Sumatera Barat
mendorong terjadinya antrian panjang kendaraan.
Menindaklanjuti hal tersebut, Gubernur Sumbar telah
menyampaikan surat edaran kepada BPH Migas untuk
menambah kuota solar bersubsidi di Sumbar; 4) Selain
hal tersebut, Satgas Pangan juga telah berkoordinasi
dengan pemda untuk secara berkala melakukan
pengawasan terhadap penimbunan bahan pangan
maupun terkait penyaluran bahan bakar bersubsidi
baik BBM maupun gas LPG agar tepat sasaran;
5) Secara keseluruhan, pasokan bahan pangan di
Sumatera Barat tercatat mencukupi kebutuhan selama
Ramadhan – Idul Fitri 1443H termasuk pasokan ternak
seperti telur ayam ras, daging ayam ras, serta daging
sapi. Pasokan beras di Sumbar cukup melimpah,
didukung panen raya yang terjadi di sentra produksi
pada di Sumbar seperti Kabupaten Solok, Kabupaten
Agam, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten
Pesisir Selatan.
45
BOKS 1: SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H
Secara historis, inflasi Sumatera Barat pada periode
Ramadhan – Idul Fitri memiliki kecenderungan
meningkat sejalan dengan peningkatan permintaan.
Berdasarkan data historis tahun 2019 – 2022, inflasi
yang rendah pada periode Ramadhan – Idul Fitri terjadi
pada tahun 2020, hal ini terutama karena adanya
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai
dampak meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia.
Namun pada tahun 2022, di tengah pelonggaran
aktivitas masyarakat, Sumatera Barat pada April 2022
(periode Ramadhan 1443H) kembali mengalami inflasi
yang cukup tinggi yakni sebesar 3,93% (yoy), dan
lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi nasional yang
sebesar 3,47% (yoy).
Inflasi Sumatera Barat pada periode Ramadhan –
Idul Fitri 1443H terutama bersumber dari kenaikan
harga pada komoditas bahan pangan seperti minyak
goreng, jengkol, bawang merah, daging ayam ras,
dan telur ayam ras. Sementara itu komoditas lainnya
yang mengalami inflasi yaitu bensin, jasa pembuangan
sampah, dan komoditas mobil. Di sisi lain, komoditas
angkutan udara tercatat memberikan sumbangan
deflasi pada April 2022 akibat kenaikan tarif angkutan
udara yang telah dilakukan pada periode awal
menjelang Ramadhan yakni Maret 2022.
Tantangan pengendalian inflasi Sumatera Barat pada
periode Ramadhan – Idul Fitri tahun 2022 tidak hanya
didorong oleh faktor musiman yang biasa terjadi
pada periode hari raya, namun juga dari potensi
kenaikan harga barang dan jasa akibat ketidakpastian
global serta kenaikan harga komoditas kelompok
administered price. Konflik geopolitik Rusia – Ukraina
mendorong kenaikan harga komoditas global seperti
meningkatnya harga Crude Palm Oil (CPO) global,
minyak mentah, gas dunia, komoditas semen,
maupun fluktuasi harga emas global. Hambatan
ekspor gandum yang terjadi akibat pembatasan
ekspor Ukraina maupun kebijakan terbaru India
untuk melarang ekspor gandum mendorong kenaikan
harga komoditas dimaksud di dalam negeri. Harga
komoditas minyak goreng masih cukup tinggi sejalan
dengan masih tingginya harga CPO global. Fluktuasi
nilai tukar rupiah dan inflasi pada beberapa negera
di dunia seperti Amerika Serikat juga memberikan
risiko kenaikan harga pada beberapa komoditas di
Indonesia.
BOKS 1:
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
-1.00
2019Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2020 2021 2022Sumatera Barat
3.61
Nasional
2.87
1.28
0.18
1.74
3.93
1.74
Sumber: BPS, diolah
46
BOKS 1: SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Sementara itu, dari dalam negeri, perbaikan ekonomi
pada tahun 2022 mendorong penurunan subsidi
pada beberapa komoditas tertentu yang diatur
harganya oleh pemerintah. Beberapa komoditas mulai
mengalami kenaikan yakni bahan bakar minyak (BBM)
non-subsidi jenis Pertamax yang mengalami kenaikan
harga sebesar Rp 12.750,00 per liter dari yang
sebelumnya Rp 9.200,00 per liter pada April 2022
serta kenaikan harga LPG non-subsidi yang terjadi
sejak akhir tahun 2021. Selain itu, pemerintah juga
memutuskan untuk melakukan penurunan subsidi
PPnBM bagi mobil baru secara bertahap khususnya
bagi mobil non-LCGC (low cost green car). Kebijakan
ini lebih lanjut mendorong kenaikan harga mobil.
Kenaikan harga barang dan jasa pada tahun 2022 juga
didorong oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang dibebankan sebesar 11% pada April 2022.
Selain itu, pada April 2022, Kementerian Perhubungan
melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. 68
tahun 2022 tanggal 18 April 2022 tentang Biaya
Tambahan (Fuel Surcharge), juga memberikan
kelonggaran kepada maskapai penerbangan dalam
menaikkan harga tiket pesawat sebesar 10% dari tarif
batas atas untuk pesawat jenis jet serta sebesar 20%
dari tarif batas atas bagi pesawat jenis propeller untuk
mengakomodir kenaikan harga avtur, yang akhirnya
berdampak pada kenaikan tarif angkutan udara.
Besarnya tantangan pengendalian inflasi di tahun
2022 mendorong Tim Pengendalian Inflasi (TPID)
Provinsi Sumatera Barat bersama dengan seluruh
TPID di Kabupaten/Kota bersinergi melakukan
upaya pengendalian inflasi daerah terutama dalam
menghadapi Ramadhan – Idul Fitri 1443H. Fokus
utama pengendalian inflasi pada periode Ramadhan
– Idul Fitri adalah keterjangkauan harga, kecukupan
pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang
efektif meningat pada tahun 2022 tidak adanya
pembatasan mobilitas sehingga arus mudik ke
wilayah Sumatera Barat akan cukup tinggi terutama
karena datangnya para perantau yang dalam dua
tahun terakhir tidak dapat mudik lebaran karena
adanya pembatasan mobilitas. Pada tanggal 29
- 30 Maret 2022, TPID se-Sumatera Barat telah
menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) dalam
rangka memitigasi risiko inflasi pada peridode
Ramadhan – Idul Fitri 1443H. HLM TPID dimaksud
dipimpin secara langsung oleh Wakil Gubernur
Sumatera Barat yang memberikan arahan terkait
pengendalian inflasi berupa strategi 4K. Selanjutnya
HLM TPID kembali diselenggarakan pada tanggal 28
April 2022 (saat Ramadhan) dipimpin secara langsung
oleh Gubernur Sumatera Barat yang kemudian
dilanjutkan dengan Sidak Pasar untuk memantau
pasokan dan keterjangkauan harga secara langsung
di masyarakat.
Gambar 1. High Level Meeting (HLM) TPID Sumatera Barat 29 – 30 April 2022
47
BOKS 1: SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Pada tanggal 1 April 2022 juga telah diselenggarakan
rapat koordinasi terkait bahan pokok dalam rangka
menyambut Idul Fitri 1443H. Rakor ini bertujuan untuk
mendorong koordinasi penyelenggaraan Pasar Murah
yang digelar pada tanggal 11 – 21 April 2022 di 8
lokasi di Kabupaten/Kota serta kegiatan Bazar Murah
Ramadhan yang diselenggarakan pada tanggal 25 –
28 April 2022 di halaman kantor Gubernur Sumatera
Barat. Tujuan utama pasar murah ini dilakukan untuk
menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan
harga barang dan jasa dengan menyediakan bahan
pangan bersubsidi yang harganya lebih murah
dibandingkan harga di tingkat pedagang. Bahan
pokok yang dijual di pasar murah ini merupakan
bahan pangan yang dibeli langsung dari petani,
peternak maupun distributor utama seperti PT.
Incasi Raya untuk komoditas minyak goreng, dan
kerjasama dengan Rose Brand sebagai distributor
gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu. Selain
bekerja sama dengan distributor, Pasar Murah ini juga
terselenggara bekerjasama dengan Bank Indonesia,
BULOG dan TTIC (Toko Tani Indonesia Center) yang
turut menyalurkan bahan pangan secara langsung
ke masyarakat.
Selain penyelenggaraan rapat koordinasi dan pasar
murah, berbagai kegiatan pengendalian inflasi yang
diselenggarakan menjelang Ramadhan – Idul Fitri
1443H antara lain yaitu: 1) Rapat koordinasi Satgas
Ketahanan Pangan dalam rangka persiapan menjelang
Ramadhan – Idul Fitri tanggal 26 dan 27 April 2022;
2) Penyelenggaraan Gelar Pangan Murah oleh Dinas
Pangan tanggal 28 April 2022; 3) Penyelenggaraan
Sidak Pasar pada tanggal 20-22 April 2022 dalam
rangka koordinasi kelancaran distribusi pasokan
bahan pokok dan minyak goreng menjelang Hari
Raya Idul Fitri 1443H; 4) Penyelenggaraan operasi
pasar oleh BULOG dan optimalisasi fungsi buffer
stock menjelang Hari Raya Idul Fitri terutama pada
komoditas beras, daging beku, gula pasir, dan tepung;
5) Koordinasi secara langsung Gubernur Sumatera
Barat dengan BULOG pusat dalam penyediaan 40 ton
komoditas daging impor untuk mencukupi kebutuhan
Gambar 2. High Level Meeting (HLM) TPID Sumatera Barat dan Sidak Pasar 28 April 2022
48
BOKS 1: SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Hari Raya Idul Fitri. Koordinasi juga dilakukan dengan
pimpinan daerah Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu
terkait penyediaan pasokan daging sapi dan kerbau;
6) Koordinasi ketersediaan pasokan Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Gas (BBG) dengan
Pertamina maupun BPH Migas; serta 7) Penyampaian
iklan “Belanja Bijak” yang disampaikan melalui
media televisi yaitu (TVRI, Padang TV, dan iNewsTV),
media radio (RRI, Star Radio, Classy FM, Padang
FM, Sushi FM), serta media sosial Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Sumatera Barat sebagai himbauan
kepada masyarakat untuk menjaga inflasi yang lebih
terkendali.
Gambar 3. Penyelenggaran pasar murah di wilayah Kabupaten Kota
49Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Pembiayaan daerah Sumatera Barat pada triwulan I 2022 mengalami akselerasi, tercermin dari laju
pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 6,38% (yoy) atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang
tumbuh 5,75% (yoy). Risiko kredit pada triwulan laporan juga masih dalam batas aman, ditunjukkan oleh rasio Non-
Performing Loan (NPL) yang dibawah 5% meski sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu
dari 1,79% menjadi 1,87% pada triwulan I 2022. Di sisi lain, DPK perbankan pada triwulan laporan tercatat senilai
Rp50,10 triliun atau tumbuh 11,76% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang sebesar 7,65%
(yoy). Sejalan dengan penghimpunan DPK yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit, maka angka
Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan I 2022 mengalami penurunan ke level 126,99%, dari 127,15% di triwulan
IV 2021. Adapun aset perbankan tercatat senilai Rp79,26 triliun dengan laju pertumbuhan 12,86% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 6,68% (yoy).
Pada sektor rumah tangga, penyaluran kredit pada triwulan I 2022 terpantau tumbuh sebesar 4,37% (yoy),
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 4,51% (yoy). Risiko kredit sektor rumah tangga juga
tetap terjaga yang tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) pada level wajar. NPL sektor rumah tangga pada
triwulan I 2022 berada pada level 0,99%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar
0,98%. Disisi lain, kinerja penghimpunan DPK sektor rumah tangga tumbuh meningkat 8,64% (yoy) dari 4,40% (yoy)
pada triwulan IV 2021 sejalan dengan membaiknya tingkat pendapatan masyarakat.
Pembiayaan sektor korporasi pada triwulan I 2022 mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Kredit korporasi
pada triwulan laporan tumbuh sebesar 8,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV 2021
sebesar 6,85% (yoy). Risiko kredit korporasi tetap terjaga pada level aman, ditunjukkan oleh rasio NPL sektor korporasi
yang berada dibawah 5%, yaitu sebesar 2,61%. Sementara itu, pertumbuhan DPK sektor korporasi/swasta mengalami
deselerasi, yaitu sebesar 11,98% (yoy) dari sebelumnya tumbuh 15,04% (yoy) di triwulan IV 2021.
Bab 4PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
50Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Triwulan IV 2021 (%, yoy) Indikator Perbankan Triwulan I 2022 (%, yoy)
5,75 6,38
1,79 1,87
6,68 12,86
7,65 11,76
Triwulan IV 2021 (%, yoy)Indikator
Rumah Tangga Triwulan I 2022 (%, yoy)
Triwulan IV 2021 (%, yoy)Indikator
Korporasi/Swasta Triwulan I 2022 (%, yoy)
4,51 4,37
0,98 0,99
4,40
NPL RT
8,64
6,85
DPK Korporasi/Swasta
8,15Kredit Korporasi/Swasta
2,61
15,04
NPL Korporasi/Swasta
11,98
DPK Sumbar
Kredit Sumbar
NPL Sumbar
Kredit RT
DPK RT
2,50
Aset Bank Sumbar
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
51Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Triwulan IV 2021 (%, yoy) Indikator Perbankan Triwulan I 2022 (%, yoy)
5,75 6,38
1,79 1,87
6,68 12,86
7,65 11,76
Triwulan IV 2021 (%, yoy)Indikator
Rumah Tangga Triwulan I 2022 (%, yoy)
Triwulan IV 2021 (%, yoy)Indikator
Korporasi/Swasta Triwulan I 2022 (%, yoy)
4,51 4,37
0,98 0,99
4,40
NPL RT
8,64
6,85
DPK Korporasi/Swasta
8,15Kredit Korporasi/Swasta
2,61
15,04
NPL Korporasi/Swasta
11,98
DPK Sumbar
Kredit Sumbar
NPL Sumbar
Kredit RT
DPK RT
2,50
Aset Bank Sumbar
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
52Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
4.1. Perkembangan IndIkator Perbankan Sumatera barat
Pertumbuhan kredit/pembiayaan di Sumatera barat pada triwulan I 2022 mengalami akselerasi. Kredit di Sumatera Barat pada triwulan laporan tercatat
senilai Rp63,62 triliun dengan laju pertumbuhan
6,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,75% (yoy)
(Grafik 4.1). Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan
kredit pada triwulan laporan didorong oleh kredit
modal kerja (pangsa 38,96%) yang tumbuh sebesar
10,85 % (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan
IV 2021 sebesar 10,24% (yoy). Peningkatan laju
pertumbuhan juga dialami oleh kredit investasi
(pangsa 15,07%) yang mampu tumbuh 1,76% (yoy)
setelah sebelumnya terkontraksi sebesar -1,18% (yoy)
di triwulan IV 2021. Disisi lain, kredit konsumsi (pangsa
45,97%) pada triwulan laporan tumbuh melambat
4,37% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV
2021 yang tercatat sebesar 4,51% (yoy).
risiko kredit Sumatera barat pada triwulan I 2022 mengalami peningkatan namun masih dalam level yang wajar. Hal ini tercermin dari
rasio Non-Performing Loan (NPL) yang tercatat pada
angka 1,87%, lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan IV 2021 sebesar 1,79% - (Grafik 4.1). Selain
itu, sejalan dengan penghimpunan DPK yang lebih
tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit, maka
angka Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan I
2022 mengalami penurunan ke level 126,99%, dari
127,15% di triwulan IV 2021 - (Grafik 4.2).
dana Pihak ketiga (dPk) perbankan di Sumatera barat pada triwulan I 2022 tercatat senilai rp50,10 triliun atau tumbuh sebesar 11,76% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan IV 2021 yang sebesar 7,65%
(yoy), terutama didorong oleh DPK jenis deposito.
Berdasarkan jenisnya, deposito merupakan komponen
DPK dengan pangsa terbesar kedua di Sumatera
Barat, yaitu sebesar 27,21% - (Grafik 4.3) dengan laju
pertumbuhan 5,14% (yoy) di triwulan I 2022, lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
-13,60% (yoy). Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi
Grafik 4.2. Perkembangan LDR Sumatera Barat
Grafik 4.1. Pertumbuhan Kredit dan NPL Sumatera Barat Grafik 4.3. Komposisi DPK Sumatera Barat Menurut Jenis
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
-
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%%oy
(g) Kredit NPL - sisi kanan
Sumber : Bank Indonesia
136,69
132,47
130,56
133,12
138,12
129,42
125,97
129,44
133,40
125,48
131,90
127,15 126,99
I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022
Sumber : Bank Indonesia
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Rp Triliun
Giro Tabungan Deposito
Sumber : Bank Indonesia
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
53Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
tertahan oleh deselerasi tabungan (pangsa 56,42%)
dan giro (pangsa 16,38%) yang masing-masing
tumbuh sebesar 10,99% (yoy) dan 28,20% (yoy),
sementara pada triwulan IV 2021 tumbuh sebesar
11,13% (yoy) dan 51,14% (yoy) - (Grafik 4.4).
aset perbankan di Sumatera barat pada triwulan I 2022 tercatat sebesar rp79,26 triliun dengan laju pertumbuhan 12,86% (yoy). Pertumbuhan
ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang sebesar 6,68% (yoy) - (Grafik 4.5).
Menurut kegiatan usahanya, aset bank konvensional
masih dominan dengan pangsa mencapai 89,29%
senilai Rp70,78 triliun, tumbuh meningkat sebesar
12,72% (yoy) dibandingkan dengan triwulan IV
2021 sebesar 6,03% (yoy) - (Grafik 4.5). Sementara
aset bank syariah memiliki pangsa sebesar 10,71%
senilai Rp8,48 triliun, terakselerasi 14,05% (yoy)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 12,10% (yoy) - (Grafik 4.5).
4.2. Perkembangan PembIayaan Sektor rumah tangga
kredit sektor rumah tangga pada triwulan I 2022 tumbuh melambat sebesar 4,37% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 4,51% (yoy). Perlambatan tersebut bersumber dari
kredit KPR dan kredit lainnya yang masing-masing
tumbuh sebesar 5,47% (yoy) dan 3,30% (yoy),
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2021
sebesar 6,11% (yoy) dan 4,58% (yoy) - (Grafik 4.6).
Perlambatan yang lebih dalam tertahan oleh kinerja
kredit multiguna yang mampu tumbuh meningkat
7,27% (yoy) dari sebelumnya tumbuh 6,20% (yoy) di
triwulan IV 2021 - (Grafik 4.6). Lebih lanjut, kinerja
kredit kendaraan bermotor (KKB) juga tercatat
membaik meski masih mengalami kontraksi, yaitu
sebesar -11,23% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi
-6,98% (yoy) pada triwulan I 2022 - (Grafik 4.6).
Berdasarkan pangsanya, kredit lainnya merupakan
pangsa terbesar pada kredit rumah tangga yaitu
sebesar 48,37%, diikuti oleh kredit multiguna (pangsa
32,26%), KPR (pangsa 15,03%), dan KKB (pangsa
4,35%) - (Grafik 4.7).
Grafik 4.5. Perkembangan Aset Perbankan di Sumatera Barat Grafik 4.6. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga
Grafik 4.4. Pertumbuhan DPK Sumatera Barat
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%yoy
g. DPK g. Giro g. Tabungan g. Deposito
Sumber : Bank Indonesia
14,05
12,72
-5
0
5
10
15
20
25
30
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%yoyRp Triliun
Aset Bank Syariah Aset Bank Konvensionalg. Aset Bank Syariah (sisi kanan) g. Aset Bank Konvensional (sisi kanan)
Sumber : Bank Indonesia
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-40-30-20-10
010203040506070
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%yoy%yoy
g.Total Kredit RT (sisi kanan)g.KPRg.KKBg.Mul�gunag.Kredit Lainnya
Sumber : Bank Indonesia
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
54Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
risiko kredit sektor rumah tangga tetap terjaga, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (nPL) pada level wajar. NPL sektor rumah tangga pada
triwulan I 2022 tetap rendah pada level 0,99%,
sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang sebesar 0,98% - (Grafik 4.8).
Peningkatan rasio NPL terjadi pada KPR dan kredit
multiguna masing-masing sebesar 2,25% dan 1,21%
dari sebelumnya yang sebesar 2,17% dan 1,17%
pada triwulan IV 2021 - (Grafik 4.8). Sementara NPL
KKB dan kredit lainnya tercatat sebesar 1,93% dan
0,37%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya - (Grafik 4.8).
Se ja lan dengan membaiknya t ingkat pendapatan masyarakat, dPk sektor rumah tangga/perseorangan pada triwulan I 2022 tumbuh meningkat, yaitu sebesar 8,64% (yoy)
dari sebelumnya 4,40% (yoy) di triwulan IV 2021
(Grafik 4.10). Peningkatan tersebut bersumber dari
komponen tabungan dan deposito yang masing-
masing tumbuh sebesar 12,24% (yoy) dan 0,17%
(yoy) atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang
tumbuh 10,73% (yoy) dan -15,07% (yoy) - (Grafik
4.10). Disisi lain, giro tercatat mengalami deselerasi
sebesar 2,99% (yoy) dari sebelumnya tumbuh 67,52%
(yoy) - (Grafik 4.10).
Grafik 4.8. Perkembangan NPL Kredit Rumah TanggaGrafik 4.7. Pangsa Kredit Rumah Tangga
Grafik 4.10. Pertumbuhan DPK Perseorangan Menurut JenisGrafik 4.9. Komposisi DPK Perseorangan Sumatera Barat
KPR
KKB
Mul�guna
Lainnya
15,03%
4,35%
32,26%
48,37%
Rp29,25 T
Sumber : Bank Indonesia
0
1
2
3
4
5
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%
Total Kredit Rumah Tangga KPR KKBMul�guna Kredit Lainnya
Sumber : Bank Indonesia
66% 67% 67% 68% 67% 66% 68% 68% 70% 70% 71% 71,87% 71,89%
32% 31% 31% 29% 31% 31% 30% 30% 28% 26% 26% 24,27% 25,60%
I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022
Giro Tabungan Deposito
Sumber : Bank Indonesia
(40)
(20)
-
20
40
60
80
(20)
(15)
(10)
(5)
-
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022
%yoy%yoy
DPK RT Tabungan Deposito Giro-rhs
Sumber : Bank Indonesia
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
55Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
4.3. Perkembangan PembIayaan Sektor korPoraSI
Pembiayaan sektor korporasi pada triwulan I 2022 mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Kredit korporasi pada triwulan laporan tumbuh
sebesar 8,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan triwulan IV 2021 sebesar
6,85% (yoy) - (Grafik 4.11). Peningkatan tersebut
dialami oleh mayoritas sektor utama daerah,
antara lain sektor pertanian dan sektor industri
pengolahan. Kedua sektor tersebut masing-masing
tumbuh sebesar 14,13% (yoy) dan 2,12% (yoy)
dari sebelumnya sebesar 13,56% (yoy) dan -9,10%
(yoy) di triwulan IV 2021 (Grafik 4.11). Berdasarkan
pangsanya, kredit sektor pertanian merupakan jenis
kredit dengan pangsa terbesar ke-dua di Sumatera
Barat, yaitu sebesar 29,07% dan sektor Industri
pengolahan merupakan jenis kredit dengan pangsa
terbesar ke-tiga sebesar 11,52% dari total kredit
yang disalurkan. Pertumbuhan kredit korporasi yang
lebih tinggi tertahan oleh melambatnya kredit sektor
perdagangan (pangsa kredit 49,44%) yang tumbuh
8,24% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,41%
(yoy) - (Grafik 4.11). Deselerasi pada kredit sektor
perdagangan sejalan dengan normalisasi permintaan
terhadap barang dan jasa secara umum setelah
berakhirnya momen HBKN Nataru sehingga sedikit
menahan permintaan kredit baru.
risiko kredit korporasi pada triwulan I 2022 tetap terjaga pada level aman. Hal ini ditunjukkan
oleh rasio NPL sektor korporasi yang berada dibawah
5%, yaitu sebesar 2,61% dari sebelumnya 2,50%
di triwulan IV 2021 - (Grafik 4.12). Berdasarkan
sektornya, peningkatan tersebut dialami oleh mayoritas
sektor utama daerah, antara lain sektor pertanian,
perdagangan dan sektor industri pengolahan.
Masing-masing sektor mencatatkan NPL sebesar
1,36%, 3,12%, dan 1,37%, lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya yang sebesar 1,23%, 3,03%,
dan 1,29% - (Grafik 4.13).
Grafik 4.11. Pertumbuhan Kredit Korporasi di Sumatera Barat berdasarkan Lapangan Usaha
Grafik 4.13. NPL Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor/Lapangan Usaha
Grafik 4.12. NPL Kredit Korporasi dan Rumah Tangga di Sumatera Barat
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%yoy%yoy
Total Kredit Korporasi g. Perdagangang. Pertanian g. Jasa (sisi kanan)g. Ind Pengolahan (sisi kanan)
Sumber : Bank Indonesia
1,79
0,98
2,50
1,87
0,99
2,61
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
NPL Total NPL Sektor Rumah Tangga NPL Sektor Korporasi
I'21 II'21 III'21 IV'21 I'22
Sumber : Bank Indonesia
1,23 1,29 3,
03
19,4
2
2,06
1,36
1,37 3,
12
21,4
7
2,23
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
NPL Pertanian NPL IndustriPengolahan
NPLPerdagangan
NPL Konstruksi NPLPengangkutan
I'21 II'21 III'21 IV'21 I'22
Sumber : Bank Indonesia
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
56Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
di sisi lain, pertumbuhan dPk sektor korporasi/swasta mengalami deselerasi. Pertumbuhan DPK
sektor korporasi/swasta pada triwulan laporan tercatat
sebesar 11,98% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan
dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh 15,04% (yoy)
- (Grafik 4.14). Deselerasi tersebut bersumber dari
komponen giro (pangsa 42,00%) dan tabungan
(pangsa 22,48%) yang tumbuh masing-masing
29,02% (yoy) dan -4,13% (yoy) dari sebelumnya
34,71% (yoy) dan 18,07% (yoy) di triwulan IV 2021 -
(Grafik 4.14). Sementara itu, kinerja deposito (pangsa
35,52%) tercatat tumbuh meningkat 6,67% (yoy)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
terkontraksi -5,31% (yoy) - (Grafik 4.14).
4.4. Pengembangan akSeS keuangan dan umkm
kredit umkm pada triwulan I 2021 tumbuh meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, penyaluran
kredit UMKM tercatat senilai Rp24,90 triliun dengan
laju pertumbuhan sebesar 24,38% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang sebesar
20,82% (yoy) - (Grafik 4.15). Peningkatan tersebut
sejalan dengan terus bertumbuhnya perekenomian
pada triwulan I 2022 dan meningkatnya konsumsi
domestik akibat pelonggaran PPKM yang mendorong
geliat aktivitas UMKM. Menurut golongannya,
peningkatan pertumbuhan kredit UMKM bersumber
Grafik 4.14. Pertumbuhan DPK Swasta/Korporasi Grafik 4.15. Pertumbuhan Kredit UMKM Menurut Golongan
Grafik 4.16. Pertumbuhan Kredit UMKM Menurut Sektor Ekonomi
dari penyaluran kredit pada golongan UMKM mikro
sebesar 105,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya 66,73% (yoy) - (Grafik
4.15). Sementara kredit golongan UMKM kecil dan
menengah masing-masing tumbuh sebesar 25,58%
(yoy) dan -46,23% (yoy) atau sedikit melambat dari
26,89% (yoy) dan -36,87% (yoy) pada triwulan IV
2021 - (Grafik 4.15).
Berdasarkan lapangan usahanya, kredit UMKM
terbesar masih disalurkan kepada LU perdagangan
(57,61%) dan LU pertanian (25,91%) - (Grafik 4.17).
Kredit pada kedua LU tersebut tercatat tumbuh
masing-masing sebesar 22,03% (yoy) dan 45,88%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya 19,06% (yoy) dan 38,67% (yoy) - (Grafik
4.17). Adapun disisi kerentanan, risiko kredit UMKM
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022
%yoy%yoy
DPK Korporasi Tabungan Deposito Giro-rhs
Sumber: Bank Indonesia
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%
UMKM Mikro Kecil Menengah
Sumber : Bank Indonesia
-80-60-40-20020406080100120
-5
0
5
10
15
20
25
30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%yoy%yoy
Total Kredit UMKM g.Perdagangang.Pertanian (sisi kanan) g.Industri Pengolahan (sisi kanan)g.Jasa-jasa (sisi kanan)
Sumber : Bank Indonesia
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
57Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
pada triwulan I 2022 tetap rendah dan terjaga pada
level aman (dibawah 5%). Hal ini tercermin pada rasio
NPL kredit UMKM secara agregat sebesar 3,37%, lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2021 pada
angka 3,20% - (Grafik 4.18).
4.5. Perkembangan Perbankan SyarIah
Pertumbuhan pembiayaan bank syariah pada triwulan I 2022 menunjukkan peningkatan dari triwulan sebelumnya. Pembiayaan bank syariah
pada triwulan laporan tercatat senilai Rp5,99 triliun
atau tumbuh sebesar 12,07% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 11,47% (yoy) - (Grafik 4.19). Peningkatan
tersebut juga diiringi dengan kenaikan pangsa
pembiayaan bank syariah, yaitu sebesar 9,43% dari
sebelumnya 9,27% pada triwulan IV 2021 (Grafik
4.20). Pada sisi risiko, rasio non performing financing
(NPF) bank syariah mengalami peningkatan namun
masih terjaga dalam batas aman (<5%). Rasio NPF
pembiayaan syariah pada triwulan I 2022 berada pada
level 1,88%, atau lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan IV 2021 sebesar 1,82%.
Grafik 4.19. Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah di Sumatera Barat
Grafik 4.20. Perkembangan Pangsa Pembiayaan Bank Syariah di Sumatera Barat
Grafik 4.17. Pangsa Kredit UMKM Menurut Sektor Ekonomi Grafik 4.18. NPL Kredit UMKM
25,91%
5,93%
57,61%
4,93%5,62%
Pertanian
Industri Pengolahan
Perdagangan
Jasa-jasa
lain lain
Sumber : Bank Indonesia
Rp24,9 T
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%
UMKM Mikro Kecil Menengah
Sumber : Bank Indonesia
-10
0
10
20
30
40
50
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%yoyTriliun Rp
Kredit Bank Konvensional Pembiayaan Bank Syariah(g) Kredit Bank Konvensional (g) Pembiayaan Bank Syariah
Sumber : Bank Indonesia
0
2
4
6
8
10
12
14
16
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%
Pangsa Pembiayaan Syariah p Modal Kerja Syariahp Investasi Syariah p Konsumsi Syariah
Sumber : Bank Indonesia
BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
58Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 4.21. Pertumbuhan DPK Bank Syariah di Sumatera Barat
Grafik 4.22. Perkembangan Pangsa DPK Bank Syariah di Sumatera Barat
dPk bank syariah pada triwulan I 2022 juga tumbuh meningkat, yaitu sebesar 16,84% (yoy)
dengan nilai Rp6,62 triliun, lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh 13,07% (yoy)
- (Grafik 4.21). Meningkatnya pertumbuhan DPK
bank syariah terutama bersumber dari instrumen
deposito dan tabungan dengan laju pertumbuhan
sebesar 6,38% (yoy) dan 21,60% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya -3,63% (yoy) dan
-5051015202530354045
0
10
20
30
40
50
60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%yoyTriliun Rp
DPK Bank KonvensionalDPK Bank Syariah(g) DPK Bank Syariah(g) DPK Bank Konvensional
Sumber : Bank Indonesia
0
5
10
15
20
25
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
%
Pangsa DPK Syariah p Giro Syariahp Tabungan Syariah p Deposito Syariah
Sumber : Bank Indonesia
21,27% (yoy). Sementara itu, perlambatan terjadi
pada instrumen giro yang tumbuh 69,24% (yoy),
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2021
yang sebesar 83,86% (yoy). Secara umum, akselerasi
pembiayaan bank syariah serta pertumbuhan DPK
syariah yang relatif tinggi mengindikasikan masih
tingginya minat masyarakat Sumatera Barat terhadap
instrumen keuangan syariah.
59Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Perkembangan transaksi sistem pembayaran pada triwulan I 2022 secara umum sejalan dengan pemulihan
perekonomian dengan peningkatan yang relatif. Transaksi BI-RTGS mengalami koreksi pertumbuhan secara
volume dan nominal. Begitu juga pada transaksi SKNBI. Normalisasi aktivitas ekonomi pasca HBKN Nataru menjadi
faktor utama yang melatarbelakangi pertumbuhan pada triwulan I 2022. Dismaping itu pelaksanaan kegiatan yang
terbatas di awal tahun anggaran berdampak pada transaksi korporat maupun pemerintah belum berjalan optimal.
Pada transaksi BI-RTGS dan SKNBI, terdapat kecenderungan mulai beralihnya preferensi masyarakat dalam melakukan
pemindahan dana melalui sistem pembayaran BI-FAST yang diluncurkan pada akhir Desember 2021.
Implementasi transaksi pembayaran digital melalui QRIS tumbuh pesat seiring dengan dicanangkannya
program Penambahan 15 Juta Pengguna QRIS di Indonesia. Peningkatan jumlah merchant dan konsumen
pengguna QRIS diyakini sebagai dampak dari berbagai program sinergi antara Bank Indonesia, PJP, Pemerintah dan
industri dalam melakukan berbagai sosialisasi, edukasi, serta promosi mengenai penggunaan QRIS dalam bertransaksi
dengan cepat, mudah, murah, aman dan handal bagi masyarakat.
Pada sisi pengelolaan uang rupiah, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Sumatera Barat mengalami posisi net-inflow. Net-inflow tersebut merupakan arus balik uang setelah meningkatnya
permintaan pada saat HKBN Natal dan Tahun Baru. Indikasi lain dari net inflow adalah cerminan dari animo masyarakat
untuk menyimpan uangnya di perbankan Pada Triwulan IV 2021 terjadi net-outflow akibat permintaan uang kartal
meningkat yang kemudian berimbas terhadap nflow tinggi pada Triwulan I 2022. Berdasarkan pola historis, dalam
6 tahun terakhir Sumatera Barat selalu mengalami net-inflow setiap awal tahun.
Bab 5PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAANUANG RUPIAH
BAB 5 | PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
60Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
5.1. Perkembangan Transaksi sisTem Pembayaran
5.1.1. Transaksi bank indonesia - Real Time Gross Settlement (bi-rTgs)
nilai transaksi bi-rTgs di sumatera barat pada triwulan i 2022 mengalami kontraksi. Nilai transaksi
BI-RTGS pada triwulan laporan tercatat sebesar
Rp28,1 triliun atau terkontraksi -25,76% (yoy), sedikit
membaik dibandingkan dengan kontraksi triwulan lalu
sebesar -27,35% (yoy). Searah dengan terkoreksinya
pertumbuhan nilai BI-RTGS, volume transaksi BI-RTGS
pada triwulan laporan pun mencatat kontraksi sebesar
-6,10% (yoy), sementara pada triwulan IV 2021
mengalami akselerasi sebesar 6,04% (yoy). Kontraksi
pertumbuhan pada periode ini secara tidak langsung
dipengaruhi oleh faktor rutinitas realisasi anggaran,
dimana realisasi anggaran baik korporat maupun
pemerintah belum berjalan maksimal pada awal tahun
anggaran, sehingga transaksi perpindahan dana dan
pembayaran masih relatif rendah. Selain itu kontraksi
transaksi BI-RTGS ini ditengarai karena beralihnya
preferensi masyarakat dalam melakukan transfer
dana melalui sistem pembayaran yang dikelola Bank
Indonesia dari BI-RTGS ke BI-FAST yang diluncurkan
pada akhir Desember 2021.
Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi BI-RTGS di Sumatera Barat
Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi SKNBI di Sumatera Barat
5.1.2. Transaksi sistem kliring nasional bank indonesia (sknbi)
sknbi di sumatera barat pada triwulan i 2022 belum menunjukkan pemulihan. Nilai transaksi
SKNBI pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,64
triliun, terkontraksi -1,59% (yoy), sedikit lebih
dalam dibandingkan -0,34% (yoy) pada triwulan
lalu. Dari sisi volume, terdapat kecenderungan
yang sama, mengalami kontraksi sebesar -16,16%
(yoy) dibandingkan -16,07% (yoy) di triwulan IV
2021. Kontraksi transaksi SKNBI tersebut antara
lain dipengaruhi oleh pertumbuhan digitalisasi
pembayaran sehingga masyarakat mulai beralih
menggunakan pembayaran melalui berbagai kanal
digital payment.
5.1.3. Transaksi alat Pembayaran menggunakan kartu (aPmk) dan Uang elektronik
moderasi pertumbuhan transaksi kartu aTm/Debet pada triwulan i 2022 sejalan dengan perlambatan aktivitas ritel rumah tangga. Nilai transaksi Kartu ATM/Debit pada triwulan
laporan tercatat tumbuh 21,36% (yoy), lebih tinggi
0
5
10
15
20
25
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019 2020 2021 2022
RibuRp Triliun
RTGS (nominal) RTGS (volume)
Sumber: Bank Indonesia
-102030405060708090100
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019 2020 2021 2022
Ribu LembarRp Triliun
Nominal (Rp triliun) Volume (lembar)
Sumber: Bank Indonesia
BAB 5 | PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
61Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi Uang Elektronik di Sumatera Barat
Grafik 5.6 Perkembangan Volume Transaksi Uang Elektronik di Sumatera Barat
Grafik 5.4 Perkembangan Transaksi Kartu KreditGrafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kartu ATM/Debet
dibandingkan dengan triwulan lalu sebesar 7,03%
(yoy). Dari sisi volume, transaksi Kartu ATM/Debit
triwulan juga tumbuh yaitu sebesar 4,32% (yoy)
dari sebelumnya 1,22% (yoy) di triwulan IV 2021.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh mulai meningkatnya
aktivitas ekonomi dalam skala terbatas menjalang
menjelang Ramadhan.
Sementara itu, transaksi Kartu Kredit terpantau
mengalami kontraksi dari sisi nilai dan volume,
masing-masing sebesar -18,35% (yoy) dan -14,03%
(yoy). Menurunnya pertumbuhan kartu kredit
cukup signifikan mengingat Bank Indonesia telah
mengeluarkan relaksasi kebijakan untuk mendorong
penggunaan kartu kredit, antara lain menurunkan
batas maksimum suku bunga kartu kredit menjadi
1,75% per bulan, nilai minimum pembayaran
sebesar 5% dari total tagihan, serta besaran denda
keterlambatan sebesar 1%.
Transaksi uang elektronik pada triwulan i 2022 mengalami pertumbuhan cukup besar. Nilai
transaksi uang elektronik di Sumatera Barat pada
triwulan I 2022 sebesar Rp736,49 miliar atau tumbuh
44,45% (yoy). Pertumbuhan tersebut cukup signifikan
namun masih lebih rendah dibandingkan dengan
triwulan lalu sebesar 129,22% (yoy). Sejalan dengan
itu, pertumbuhan volume transaksi uang elektronik
juga melambat, yaitu sebesar 55,55% (yoy) dari
sebelumnya 118,33% (yoy) di triwulan IV 2021.
Angka pertumbuhan transaksi uang elektronik yang
tergolong tinggi tersebut antara lain dipengaruhi
0
5
10
15
20
25
30
IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022
0
5
10
15
20
25
30Nominal Transaksi (dalam Rp triliun)Volume Transaksi (dalam juta transaksi)
Volume Transaksi Nominal Transaksi
Sumber: Bank Indonesia
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022
0
100
200
300
400
500
600Nominal Transaksi (dalam Rp Miliar)Volume Transaksi (dalam ribu transaksi)
Volume Transaksi Nominal Transaksi
Sumber: Bank Indonesia
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
180%
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022
Pert. Nominal (% yoy)Nominal Transaksi (dalam Rp Miliar)
Nominal Transaksi Pert. Nominal (%yoy)
Sumber: Bank Indonesia
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
0123456789
10
IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022
Pert. Volume (% yoy)Volume Transaksi (dalam juta transaksi)
Volume Transaksi Pert. Volume (%yoy)
Sumber: Bank Indonesia
BAB 5 | PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
62Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
sebanyak 188.207 pengguna, bertambah sebanyak
104.514 pengguna QRIS baru atau tumbuh sebesar
124,88% (qtq). Perkembangan tersebut didukung
oleh masifnya kegiatan edukasi dan sosialisasi yang
dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Sumatera Barat serta berbagai program promosi QRIS
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP)
Bank dan Non-Bank, serta merchant-merchant di
Sumatera Barat.
5.2. Pengelolaan Uang rUPiah
5.2.1. aliran Uang masuk/keluar (Inflow/Outflow)
Pada triwulan i 2022, aliran uang kartal tercatat net-inflow. Hal ini tercermin dari total aliran uang
kartal yang keluar sebesar Rp1,62 triliun, sementara
aliran uang kartal yang masuk sebesar Rp4,08
triliun, dengan demikian tercatat net inflow sebesar
Rp2,45 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik
dengan net-outflow pada triwulan IV 2021 yang
mencapai Rp288 miliar. Net-inflow pada triwulan
laporan mengindikasikan kondisi ekonomi yang
mulai berjalan pasca HKBN Nataru, disamping itu
masyarakat semakin memanfaatkan perbankan
untuk menempatkan dananya. Berdasarkan pola
historis, dalam 6 tahun terakhir Sumatera Barat selalu
mengalami net-inflow setiap awal tahun dengan nilai
net-inflow paling rendah sebesar Rp2,21 triliun pada
Triwulan I 2020 dan nilai net-inflow tertinggi pada
Triwulan I 2021 yaitu sebesar Rp3,52 triliun.
Grafik 5.8 Perkembangan Pengguna QRIS di Sumatera Barat
Grafik 5.7 Perkembangan Merchant QRIS di Sumatera Barat
oleh program dan ajakan pihak pemerintah, Bank
Indonesia, serta perbankan kepada masyarakat untuk
mengoptimalkan penggunaan uang elektronik.
Selain itu, implementasi cashless menggunakan kartu
elektronik untuk masuk area Bandara Internasional
Minangkabau (BIM) sejak Februari 2022 turut
mendorong peningkatan transaksi uang elektronik.
5.1.4. Perkembangan Merchant dan Pengguna Qr Code indonesian standard (Qris)
Jumlah merchant Qris meningkat pesat. Jumlah
merchant QRIS di Sumatera Barat pada triwulan I
2022 sebanyak 257.613 merchant, atau tumbuh
sebesar 250,05% (yoy) meskipun relatif melambat
dibandingkan dengan triwulan IV 2021 sebesar
265,95% (yoy). Perkembangan tersebut didukung oleh
masifnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat
serta berbagai program promosi QRIS yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) Bank dan Non-
Bank di Sumatera Barat. Pencapaian ini menjadi bukti
wujud sinergi antara Bank Indonesia dengan industri
sistem pembayaran dalam memperluas implementasi
pembayaran digital melalui QRIS di Indonesia.
animo konsumen menggunakan Qris meningkat pesat. Sejak dicanangkannya program Penambahan
15 Juta Pengguna QRIS di Indonesia, Jumlah pengguna
QRIS di sumatera Barat pada triwulan I 2022
Merchant QRIS Provinsi Sumatera Barat
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
350%
400%
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022
% pertumbuhanJumlah Merchant
Jumlah Merchant QRIS %Pert. Yoy
Pengguna QRIS Sumatera Barat
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
-20.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000180.000200.000
Des Jan Feb Mar2021 2022
Pertumbuhan (%mtm)Jumlah Pengguna
Jumlah Pengguna QRIS % Pert. Mtm
BAB 5 | PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
63Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Dalam rangka menjaga kedaulatan Rupiah sebagai
satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia,
Bank Indonesia berperan aktif dalam upaya
penanggulangan uang palsu dan merupakan lembaga
yang diberikan wewenang dalam menentukan
keaslian Rupiah. Selama triwulan I 2022, temuan
UPAL di Sumatera Barat tercatat sebanyak 63 lembar,
menurun dibandingkan dengan triwulan lalu sebanyak
66 lembar. Dari total temuan tersebut, sebanyak
44,44% merupakan pecahan menyerupai Rp100.000,
52,38% merupakan pecahan menyerupai Rp50.000,
dan 3,17% merupakan pecahan menyerupai
Rp20.000. Penurunan temuan uang tidak asli tersebut
semakin terlihat jika dibandingkan periode yang
sama pada tahun lalu, dimana jumlahnya mencapai
134 lembar. Secara keseluruhan, penurunan temuan
uang palsu ini tidak lepas dari semakin meningkatnya
pengetahuan terhadap keaslian uang, kewaspadaan
terhadap pemalsuan dan indikasi meningkatkan
kecintaan masyarakat terhadap Rupiah.
Grafik 5.9 Perkembangan Aliran Uang Kas Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) Sumatera Barat
Grafik 5.10 Temuan UPAL di Sumatera Barat
5.2.2. kebijakan Clean Money Policy dan Temuan Uang Palsu (UPal)
Dalam menjalankan tugas pengedaran dan pengelolaan uang kartal, bank indonesia senantiasa menjaga kualitas uang kartal yang beredar di masyarakat melalui kebijakan Clean Money Policy. Kebijakan ini antara lain dilakukan
melalui pelaksanaan kegiatan pemusnahan uang tidak
layak edar (UTLE) secara berkala. Selain itu, dimasa
pandemi kebijakan Clean Money Policy diperluas
dengan melaksanakan berbagai protokol kesehatan
yang ketat untuk mencegah penularan COVID-19
melalui uang rupiah. Setiap setoran dari perbankan/
PJPUR dikarantina selama 3 hari serta disemprot
disinfektan sebelum kembali didistribusikan. Bank
Indonesia juga senantiasa memperkuat higienitas
ruangan kerja dan perangkat pengolahan uang rupiah
serta terus berkoordinasi dengan perbankan/ PJPUR
untuk selalu menjaga aspek keamanan, kesehatan
dan keselamatan kerja. Lebih jauh, dalam rangka
meningkatkan awareness masyarakat untuk menjaga
dan merawat uang Rupiah, Bank Indonesia juga
semakin semakin gencar mengkampanyekan Cinta,
Bangga, Paham Rupiah.
(3,00)
(2,00)
(1,00)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019 2020 2021 2022
Inflow Ou�low Net Flow-skala kanan
Rp Triliun Rp Triliun
Sumber: Bank Indonesia
138
101 99
119 116
149
169162
6050
97
124
4 10
74
104
134147
18
66 63
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019 2020 2021 2022
Sumber: Bank Indonesia
BOKS 2: PRE-EvENT FEKDI 2022 SUMATERA BARAT
64Laporan Perekonomian
PROvINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
PRE-EvENT FEKDI 2022 SUMATERA BARAT
Dalam rangka mendorong penggunaan pembayaran
digital melalui QRIS, meningkatkan literasi keuangan
digital dan turut berkontribusi dalam pemcapaian
15 juta pengguna QRIS baru, pada tanggal 20 –
23 April 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan Pre–Event
Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI)
2022 yang diselenggarakan di Kota Padang dengan
mengangkat tema “Synergistic and Inclusive Digital
Economy Ecosystem for Accelerated Recovery”. Pre-
Event FEKDI sejalan dengan semangat kampanye
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan
Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan salah satu
langkah konkret Bank Indonesia dalam mendorong
integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital
yang inklusif dan efisien. Gebyar kegiatan dilakukan
semarak bertujuan agar masyarakat dapat teredukasi
secara nyaman dan lengkap tentang penggunaan
pembayaran melalui QRIS.
Beberapa agenda dalam Pre-Event FEKDI 2022 terdiri
dari Training of Trainer (ToT) Digitalisasi Keuangan
Melalui QRIS, QRIS Ramadhan Fair, Webinar Keuangan
Inklusif, Rapat Koordinasi TP2DD se-Sumatera Barat,
Talkshow Kartini Masa Kini, TV Talkshow, dan
Launching Pasar S.I.A.P QRIS. Rangkaian kegiatan ini
dilaksanakan dengan kolaborasi dengan Penyedia Jasa
Pembayaran (PJP), Pemerintah Daerah, UMKM, GenBI,
Mahasiswa Kampus Merdeka dan stakeholder terkait.
Tak kalah menarik dengan rangkaian kegiatannya,
berbagai acara tersebut diselenggarakan pada
beberapa tempat yang berbeda. Sinergi dari berbagai
pihak serta kolaborasi dengan selebgram menjadi
beberapa kunci sukses penyelenggaraan kegiatan ini.
Strategi pelaksanaan kegiatan tersebut berlandaskan
pada 3 (tiga) pilar program QRIS 2022 yaitu Ekspansi,
Edukasi dan Kampanye, serta Award. Pilar pertama,
ekspansi dilakukan melalui kegiatan QRIS Ramadhan
Fair dengan melakukan kolaborasi antara Bank
Indonesia, 30 UMKM Binaan (Bank Indonesia, Dinas
Perdagangan dan PT. PNM) serta 18 PJP Bank dan
Non Bank melalui penyelenggaraan pameran produk
UMKM dan PJP dengan mewajibkan pengunjung
untuk menggunakan QRIS dalam bertransaksi.
Kemudian melakukan implementasi program Pasar
Rakyat S.I.A.P QRIS di Pasar Raya, Pasar Siteba, dan
Pasar Lubuk Buaya melalui sinergi dengan stakeholder
seperti Dinas Perdagangan, Asosiasi Pedagang Pasar,
dan PJP dalam mendorong implementasi QRIS di
lingkungan pasar. Selain itu dilakukan juga Rapat
Koordinasi TP2DD se-Sumatera Barat dalam rangka
meningkatkan implementasi elektronifikasi transaksi
Pemerintah Daerah khususnya pada transaksi belanja
dan pendapatan.
Pilar kedua yaitu edukasi dan kampanye. Edukasi
dilakukan dalam bentuk Training of Trainers (ToT)
Digitalisasi Keuangan Melalui QRIS, Webinar
Keuangan Inklusif, Talkshow Kartini Masa Kini untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat dalam
melakukan transaksi QRIS di era digital. Selanjutnya
kampanye penggunaan QRIS juga dilakukan melalui
kerjasama dengan influencer Sumbar seperti
Minanglipp, Ayu Wisya dan influencer lokal lainnya
serta mengadakan kompetisi video QRIS, Promosi
penggunaan QRIS dan pelaksanaan Pre-Event FEKDI
melalui talkshow di TVRI Sumbar.
BOKS 2:
BOKS 2: PRE-EvENT FEKDI 2022 SUMATERA BARAT
65Laporan PerekonomianPROvINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Ketiga, penganugerahan award dilakukan agar dapat
mendorong output yang dihasilkan dalam rangka
mencapai tujuan akhir dalam perluasan QRIS di 2022.
Penganugerahan award dilakukan kepada PJP dengan
pembukaan rekening terbanyak, UMKM dengan
transaksi QRIS terbanyak, pemenang kompetisi video
QRIS, dan pemenang perlombaan nasyid yang turut
memeriahkan agenda Pre-Event FEKDI 2022 Sumatera
Barat di tengah momen bulan Ramadhan 1443 H.
Bank Indonesia akan terus berupaya dan berinovasi
untuk merespon kebutuhan masyarakat terkait
pembayaran digital. Kedepannya, sinergis dan
kolaborasi dengan stakeholder terus diperkuat untuk
mendorong peningkatan transaksi non tunai serta
mewujudkan ekonomi inklusif yang berkelanjutan.
66
This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
67Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Barat tercatat semakin membaik. Hal ini tercermin dari angka
pengangguran pada Februari 2022 yang sebesar 179,22 ribu orang, menurun sebanyak 7,34 ribu orang dibandingkan
dengan periode Februari 2021. Kondisi tersebut mendorong tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2022
sebesar 6,17%, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,67%. Penurunan
pengangguran seiring dengan ketersediaan lapangan kerja yang meningkat dampak dari perekonomian yang terus
bertumbuh serta terkendalinya kasus COVID-19.
Perekonomian yang terus bertumbuh sepanjang tahun 2021 juga berdampak kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat, sebagaimana diindikasikan sejumlah indikator, seperti persentase
penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan, serta indeks keparahan kemiskinan. Secara garis besar jumlah
penduduk miskin di Sumatera Barat pada September 2021 tercatat sebanyak 339,93 ribu jiwa, menurun dibandingkan
dengan September 2020 sebanyak 364,79 ribu jiwa.
Peningkatan kualitas hidup masyarakat Sumatera Barat terpantau meningkat pada tahun 2021. Kondisi
ini tercermin dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Barat tahun 2021 menjadi
sebesar 72,65, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 72,38. Dengan capaian tersebut, Sumatera
Barat menduduki peringkat ke-3 IPM tertinggi di kawasan Sumatera dan peringkat ke-9 IPM tertinggi secara nasional.
Peningkatan IPM Sumatera Barat didorong oleh komponen pengeluaran riil per kapita masyarakat yang lebih tinggi
seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi.
Perekonomian yang terus bertumbuh juga berdampak kepada peningkatan kesejahteraan petani Sumatera
Barat pada triwulan I 2022. Secara rata-rata, NTP Sumatera Barat pada triwulan laporan tercatat sebesar 112,66,
meningkat dibandingkan dengan NTP triwulan IV 2021 sebesar 111,05. Peningkatan NTP tersebut didorong oleh
adanya peningkatan indeks harga yang diterima petani khususnya pada subkelompok perkebunan rakyat. Hal ini
seiring dengan masih tingginya harga CPO dunia yang mendorong kenaikan harga TBS di tingkat lokal.
Bab 6KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
68Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Jumlah Angkatan Kerja
Tingkat Par�sipasi Angkatan Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
Februari 2021 Februari 2022
2,77(juta org)
68,41(% yoy)
6,67(% yoy)
2,87(juta org)
60,00(% yoy)
6,17(% yoy)
IndikatorKetenegakerjaan
September 2020 September 2021
Kemiskinan
Pertumbuhan Garis Kemiskinan
Indeks KedalamanKemiskinan
Indeks KeparahanKemiskinan
6,56%
3,31%(yoy)
0,99%
0,26%
0,301%
Gini Ra�o
6,04%
5,90%(yoy)
0,96%
0,23%
0,300%
IndeksKualitas Hidup
Indeks PembangunanManusia
Tahun 2020 Tahun 2021
72,38% 72,65%
IndeksKualitas Hidup
BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
69Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Jumlah Angkatan Kerja
Tingkat Par�sipasi Angkatan Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
Februari 2021 Februari 2022
2,77(juta org)
68,41(% yoy)
6,67(% yoy)
2,87(juta org)
60,00(% yoy)
6,17(% yoy)
IndikatorKetenegakerjaan
September 2020 September 2021
Kemiskinan
Pertumbuhan Garis Kemiskinan
Indeks KedalamanKemiskinan
Indeks KeparahanKemiskinan
6,56%
3,31%(yoy)
0,99%
0,26%
0,301%
Gini Ra�o
6,04%
5,90%(yoy)
0,96%
0,23%
0,300%
IndeksKualitas Hidup
Indeks PembangunanManusia
Tahun 2020 Tahun 2021
72,38% 72,65%
IndeksKualitas Hidup
BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
70Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
6.1. KetenagaKerjaan Daerah
jumlah angkatan kerja pada pada Februari 2022 meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah angkatan
kerja pada periode Februari 2022 sejumlah 2,87 juta
orang, bertambah sebanyak 103,15 ribu orang atau
meningkat sebesar 3,73% dibandingkan dengan
Februari 2021 (Tabel 6.1). Jumlah penduduk usia
produktif (15 tahun ke atas) tercatat mencapai 4,22
juta orang, naik 4,34% atau sebesar 175,55 ribu
orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu
(Tabel 6.1). Dengan perkembangan tersebut, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sumatera Barat
pada Februari 2022 sebesar 68,00%, lebih rendah
dibandingkan dengan Februari 2021 sebesar 68,41%
(Tabel 6.1).
tingkat pengangguran di Sumatera Barat tercatat menurun. Angka pengangguran Sumatera
Barat pada Februari 2022 sebesar 179,22 ribu orang,
menurun sebanyak 7,34 ribu orang dibandingkan
dengan periode Februari 2021 (Tabel 6.1). Kondisi
tersebut mendorong tingkat pengangguran terbuka
(TPT) pada Februari 2022 sebesar 6,17%, lebih rendah
dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 6,67% (Tabel 6.1). Penurunan
pengangguran seiring dengan ketersediaan lapangan
kerja yang membaik dampak dari perekonomian
yang terus bertumbuh serta semakin terkendalinya
kasus COVID-19. Hal ini terindikasi dari hasil Survei
Konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan
peningkatan indeks ketersediaan lapangan kerja dari
22,50 pada posisi Februari 2021 menjadi 75,50 pada
posisi Februari 2022. Sejalan dengan indeks tersebut,
persepsi masyarakat terhadap tingkat pendapatan dan
daya beli juga meningkat, tercermin dari kenaikan
indeks penghasilan konsumen dari 52,50 pada
Februari 2021 menjadi 100,50 pada Februari 2022
(Grafik 6.4).
Berdasarkan lapangan usahanya (LU), LU pertanian dan LU perdagangan masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Sumatera Barat. Pada Februari 2022, LU pertanian
menyerap 860,16 ribu orang atau 31,92% dari total
penduduk yang bekerja, menurun dibandingkan
dengan porsi pada Februari 2021 sebesar 33,51%
(Grafik 6.5). Penurunan pangsa serapan tenaga
kerja pada LU pertanian (LU primer) seiring dengan
membaiknya ketersedian lapangan pekerjaan pada
LU sekunder (perdagangan) dan dan LU tersier (LU
akomodasi dan makan minum, LU transportasi
dan pergudangan, dan LU jasa-jasa) dampak dari
perekonomian yang terus bertumbuh. Penyerapan
tenaga kerja di LU perdagangan terpantau mencapai
598,24 ribu orang atau 22,20% dari keseluruhan
pekerja di Sumatera Barat, meningkat dibandingkan
dengan dengan porsi pada Februari 2021 sebesar
21,64% (Grafik 6.5). Sementara pada LU akomodasi
dan makan minum serta LU transportasi dan
pergudangan, porsi penyerapan tenaga kerjanya
sebesar 8,02% dan 3,75% dari total penduduk yang
bekerja, lebih tinggi dibandingkan periode Februari
2021 sebesar 7,19% dan 3,07% (Grafik 6.5).
Tabel 6.1 Indikator Ketenagakerjaan Daerah (ribu orang)
Sumber: BPS, diolah
Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb FebAgt
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas
Angkatan Bekerja
Bekerja
Pengangguran
Tingkat Par�sipasi Angkatan Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
3.664
2.577
2.427
150
70,3
5,81
3.688
2.474
2.348
126
67,1
5,09
3.718
2.618
2.466
152
70,4
5,80
3.747
2.484
2.345
139
66,3
5,58
3.767
2.742
2.590
152
72,80
5,55
3.891
2.629
2.480
149
67,6
5,66
3.824
2.687
2.545
142
70,27
5,29
3.954
2.684
2.540
144
67,88
5,38
3.986
2.900
2.748
152
72,75
5,25
4.017
2.772
1.245
191
69,01
6,88
4.047
2.769
2.584
185
68,41
6,67
4.078
2.761
2.581
180
67,72
6,52
Kegiatan Utama 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
4.223
2.872
2.695
177
68,00
6,17
BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
71Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 6.2. Angkatan Kerja di Sumatera BaratGrafik 6.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Grafik 6.4. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Penghasilan Konsumen
Grafik 6.6. Pangsa Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
Grafik 6.3. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan
Grafik 6.5. Pangsa Pekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Tingkat Par�sipasi Angkatan KerjaTingkat Pengangguran Terbuka - sisi kanan
Sumber: BPS, diolah
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,074,073,072,071,070,069,068,067,066,065,064,0
%%
Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt2018 2019 2020 2021 2022
Sumber: BPS, diolah
Bekerja Pengangguran Tingkat Pengangguran Terbuka - sisi kanan
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
-
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5%juta orang
Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt2018 2019 2020 2021
3,48
5,976,88
7,81
11,65 11,42
2,66
4,90
7,52
11,1612,41
8,43
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
SD ke Bawah SMP SMA SMK Diploma Universitas
%
Februari 2021Februari 2022
Sumber: BPS, diolahSumber: Bank Indonesia, diolah
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 11 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 112016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang laluPenghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu
Indeks
Feb-21 Feb-22
LU Non TersierLainya
LU TersierIndustriPengolahan
PerdaganganPertanian
Sumber: BPS, diolah
40
35
30
25
20
15
10
5
0
5,915,52
30,9729,61
9,009,72
22,221,64
31,9233,51
Sumber: BPS, diolah
32,5832,90
20,7420,98
17,6317,95
15,5614,84
5,715,69
3,833,87
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00
Berusaha dibantuburuh tetap
Pekerja bebas
Pekerja keluarga/takdibayar
Berusaha dibantuburuh �dak tetap
Berusaha Sendiri
Buruh/Karyawan
Februari 2021 Februari 2022Agustus 2021
BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
72Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Status pekerjaan di Sumatera Barat sebagian besar masih bersifat informal. Berdasarkan enam
kategori status pekerjaan, definisi pekerja formal
diklasifikasikan mencakup kategori berusaha dengan
dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan
sehingga sisanya diklasifikasikan sebagai pekerja
informal. Pada posisi Februari 2022, pangsa pekerja
informal di Sumatera Barat mencapai 63,23%,
menurun dibandingkan angka Februari 2021 sebesar
63,59%. Sementara pekerja formal meningkat dari
36,41% dari Februari 2021 menjadi 36,77% pada
Februari 2022 yang bersumber dari status buruh/
karyawan/pegawai. Peningkatan tersebut antara
lain dampak dari membaiknya perekonomian yang
menyebabkan semakin meningkatnya lapangan
pekerjaan formal (Grafik 6.6).
6.2. KeSejahteraan Daerah
Perbaikan ekonomi sepanjang tahun 2021 berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat. Kondisi tersebut
tercermin pada sejumlah indikator, seperti persentase
penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan,
serta indeks keparahan kemiskinan. Secara garis
besar jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat
pada September 2021 tercatat sebanyak 339,93
ribu jiwa, menurun dibandingkan dengan September
2020 sebanyak 364,79 ribu jiwa (Grafik 6.7). Dengan
kondisi tersebut, persentase penduduk miskin di
Sumatera Barat turun dari 6,56% pada September
2020 menjadi 6,04% pada September 2021 (Grafik
6.7).
Peningkatan kesejahteraan terjadi baik di daerah perkotaan ataupun pedesaan. Dalam
kurun 1 (satu) tahun terakhir, penduduk miskin di
perkotaan dan pedesaan terpantau masing-masing
mengalami penurunan sebanyak 6,78 ribu jiwa dan
18,08 ribu jiwa. Meski penurunan masyarakat miskin
di pedesaan jauh lebih besar daripada di perkotaan,
namun mayoritas penduduk miskin di Sumatera Barat
berada di perdesaan dengan jumlah sebanyak 205,39
ribu jiwa, sedangkan penduduk miskin di perkotaan
sebanyak 134,53 ribu jiwa.
Seiring dengan kenaikan laju inflasi mayoritas komoditas makanan maupun bukan makanan, pertumbuhan garis kemiskinan1 pada September 2021 mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan
garis kemiskinan di Sumatera Barat pada September
2021 berada pada angka 5,90% (yoy) atau sebesar
Rp579.7545 per kapita per bulan, lebih tinggi
dibandingkan dengan periode September 2020
Grafik 6.7. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sumatera Barat
Grafik 6.8. Garis Kemiskinan di Sumatera Barat
1 Representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2.100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Garis kemiskinan juga merupakan indikator untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam golongan miskin atau tidak miskin melalui rata-rata pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan.
Sumber: BPS, diolah
Persentase Penduduk Miskin SUMBAR (%)Penduduk Miskin Pedesaan SUMBAR
Persentase Penduduk Miskin NASIONAL (%)Penduduk Miskin Perkotaan SUMBAR
Mar-12
Sep-12
Mar-13
Sep-13
Mar-14
Sep-14
Mar-15
Sep-15
Mar-16
Sep-16
Mar-17
Sep-17
Mar-18
Sep-18
Mar-19
Sep-19
Mar-20
Sep-20
Mar-21
Sep-21
450
350
400
300
100
150
200
250
50
0
14
10
12
4
6
8
2
0
Ribu Jiwa
279 276 291258 271 262246 231 253 257 251 245 242 227228 223 216 223 225 205
6,97,47,6 7,3
6,7 7,1 7,1 6,9 6,8 6,7 6,6 6,4 6,3 6,3 6,6 6,6 6,0
119 120
129 121125 126109
108118
118113 115 115 126 121 121 128 141 146 135
11,311,511,411,712,011,0 11,2 11,1 10,9 10,7 10,6 10,1 9,8
9,49,7 9,29,8
10,2 10,19,7
8,18,08,2
Sumber: BPS, diolah
600
700
500
200
300
400
100
0
14
12
6
8
10
2
4
0
Ribu Rp/kapita/bulan
Perkotaang.Kota (sisi kanan) g.Desa (sisi kanan) g.Sumbar
Perdesaan Total SumbarMar-
12Sep
-12
Mar-13
Sep-13
Mar-14
Sep-14
Mar-15
Sep-15
Mar-16
Sep-16
Mar-17
Sep-17
Mar-18
Sep-18
Mar-19
Sep-19
Mar-20
Sep-20
Sep-22
Mar-21
BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
73Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
yang tumbuh 3,31% (yoy) atau sebesar Rp547.240
per kapita per bulan (Grafik 6.8). Peningkatan
laju pertumbuhan garis kemiskinan ini terjadi
baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Berdasarkan disagregasi komponen pembentuknya,
garis kemiskinan masih didominasi oleh pengeluaran
makanan dengan andil sebesar 75,63% atau senilai
Rp438.308 per kapita per bulan. Sementara andil
pengeluaran non makanan sebesar 24,37% atau
senilai Rp141.237 per kapita per bulan.
Disisi lain, ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin mengalami penurunan. Kondisi
tersebut tercermin dari indeks kedalaman kemiskinan
(P1)2 dan indeks keparahan kemiskinan (P2). Indeks
kedalaman kemiskinan (P1) yang mengukur rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk
miskin terhadap garis kemiskinan menunjukkan
penurunan pada September 2021 yang tercatat sebesar
0,96, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya sebesar 0,99 (Grafik 6.9).
Secara spasial, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1) di perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan
dengan perkotaan, yaitu sebesar 1,18 sementara di
perkotaan sebesar 0,74. Sejalan dengan P1, indeks
keparahan kemiskinan (P2) yang menggambarkan
ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga
terpantau mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,23
di September 2021 dari sebesar 0,26 di September
2020 (Grafik 6.10). Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2) di perdesaan juga relatif lebih tinggi dibandingkan
di daerah perkotaan, yaitu sebesar 0,31 sedangkan di
perkotaan sebesar 0,14.
6.3. InDeKS PemBangUnan manUSIa Dan raSIo gInI
Pada tahun 2021, membaiknya perekonomian mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat Sumatera Barat. Kondisi ini tercermin
dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Provinsi Sumatera Barat tahun 2021 menjadi sebesar
72,65, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020
sebesar 72,38. Dengan capaian tersebut, Sumatera
Barat menduduki peringkat ke-3 IPM tertinggi di
kawasan Sumatera dan peringkat ke-9 IPM tertinggi
secara nasional (Grafik 6.11). Bahkan, nilai IPM
Sumatera Barat tersebut berada diatas IPM Indonesia
sebesar 72,29. Secara spasial, IPM wilayah Sumatera
Barat berkisar antara 61,035 (Kepulauan Mentawai)
yang paling rendah hingga 82,90 (Kota Padang) yang
terkategori sangat tinggi (Grafik 6.12).
Indikator IPM digunakan untuk mengukur capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen
dasar kualitas hidup, seperti angka harapan hidup,
angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan
pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. Pada
tahun 2021, peningkatan IPM Sumatera Barat
Grafik 6.10 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)Grafik 6.9 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
2 Indikator untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam golongan miskin atau tidak miskin melalui rata-rata pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan.
Sumber: BPS, diolah
1,6
1,0
0,8
1,4
1,2
0,4
0,6
0,2
0,0Kota Desa Kota + Desa
1,27
0,941,01
1,241,13
0,75
0,98
1,26
1,10 1,120,991,00 1,04
0,96 0,94
0,78
0,99 1,040,960,92
Mar-12
Sep-12
Mar-13
Sep-13
Mar-14
Sep-14
Mar-15
Sep-15
Mar-16
Sep-16
Mar-17
Sep-17
Mar-18
Sep-18
Mar-19
Sep-19
Mar-20
Sep-20
Sep-21
Mar-21
0,4
0,4
0,3
0,2
0,3
0,1
0,2
0,1
0,0
Sumber: BPS, diolah
Kota Desa Kota + Desa
0,29
0,24
0,280,29
0,21
0,15
0,23 0,23 0,240,21 0,21 0,20
0,15
0,260,24
0,230,22
0,31
0,21
0,31
Mar-12
Sep-12
Mar-13
Sep-13
Mar-14
Sep-14
Mar-15
Sep-15
Mar-16
Sep-16
Mar-17
Sep-17
Mar-18
Sep-18
Mar-19
Sep-19
Mar-20
Sep-20
Sep-21
Mar-21
BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
74Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 6.11. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi di Sumatera Tahun 2021
Grafik 6.13. Pengeluaran per kapita Sumatera Barat per tahun (Rp ribu)
Grafik 6.12. IPM Kab/Kota di Sumatera Barat Tahun 2021
Grafik 6.14. Gini Ratio Provinsi di Sumatera Tahun 2021
didorong oleh komponen pengeluaran riil per kapita
masyarakat yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Pengeluaran riil per kapita
masyarakat tercatat sebesar Rp 10,79 juta per tahun
dari sebelumnya Rp 10,73 juta di tahun 2020 (Grafik
6.13). Kondisi ini menunjukkan bahwa setelah lebih
dari satu tahun pandemi COVID-19 melanda Sumatera
Barat, pengeluaran riil per kapita mulai meningkat
kembali seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi
sepanjang tahun 2021.
Indikator ketimpangan atau ketidakmerataan ekonomi Sumatera Barat sepanjang tahun 2021 terpantau membaik. Hal tersebut tergambar dari
penurunan rasio gini Provinsi Sumatera Barat dari
0,301 pada September 2020 menjadi 0,300 pada
September 2021. Apabila dibandingkan dengan angka
nasional dan provinsi lainnya di regional Sumatera,
rasio gini Sumatera Barat tersebut masih lebih baik
dibandingkan dengan gini rasio nasional sebesar
0,381, bahkan berada pada urutan terendah ke-2
di Sumatera dan terendah ke-4 di Indonesia (Grafik
6.14). Semakin kecil angka rasio gini maka akan
semakin baik karena mengindikasikan peningkatan
pemerataan distribusi ekonomi penduduk suatu
wilayah atau berkurangnya tingkat ketimpangan
ekonomi. Selain itu, penurunan ketimpangan juga
mengindikasikan adanya kesempatan yang sama
bagi masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap
sumber daya ekonomi dan sosial.
Kep. RiauRiau
Sumatera Barat
Sumatera UtaraAceh
Kep. Bangka Belitung
JambiBengkulu
Sumatera SelatanLampungNasional 72,29
69,90
70,24
71,63
71,64
71,69
72,00
72,18
72,65
72,94
75,79
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah
Kota PadangKota Bukit �nggi
Kota PayakumbuhKota Solok
Kota Padang PanjangKota Pariaman
Kota SawahluntoProvinsi Sumatrera Barat
Kab. AgamKab. Tanah Datar
Kab. DharmasrayaKab. Padang Pariaman
Kab. Lima SelatanKab. Lima Puluh Kota
Kab. SolokKab. Solok Selatan
Kab. Pasaman BaratKab. SijunjungKab. Pasaman
Kab. Kepulauan Mentawai
82,9080,70
79,0878,4177,97
77,07
72,6572,88
72,5772,46
71,76
66,7767,86
61,35
70,7670,03
69,6869,24
68,7669,23
Sumber: BPS, diolah
9,804
10,12610,306
10,638
10,92510,733 10,790
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Bangka BelitungSumatera BaratSumatera Utara
LampungJambi
BengkuluAcehRiau
Kep. RiauSumatera Selatan
Nasional
0,247
0,3000,313
0,314
0,315
0,321
0,323
0,327
0,339
0,3400,381
Sumber: BPS, diolah
BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
75Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Grafik 6.15. Perkembangan Indeks Harga Diterima (It) dengan Indeks Harga Dibayar (Ib)
Grafik 6.16. NTP Sumbar Menurut Subsektor
6.4. PerKemBangan nILaI tUKar PetanI SUmatera Barat
Kesejahteraan petani Sumatera Barat meningkat pada triwulan I 2022, tercermin dari Nilai Tukar Petani
(NTP) yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. NTP Sumatera Barat pada triwulan I 2022
tercatat sebesar 112,66 dari sebelumnya 111,05 di
triwulan IV 2021 (Tabel 6.2). Secara spasial Sumatera,
NTP Sumatera Barat tersebut berada di urutan ke-7
(tujuh) tertinggi dari 10 provinsi. Peningkatan NTP
dialami oleh seluruh provinsi di kawasan Sumatera
dengan peningkatan tertinggi terjadi di provinsi Riau,
yaitu sebesar 5,73 poin dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Peningkatan NTP tertinggi berikutnya
dialami oleh provinsi Jambi dan Aceh yang masing-
masing sebesar 3,69 poin dan 3,17 poin dibandingkan
dengan triwulan IV 2022.
Peningkatan NTP Sumatera Barat pada triwulan I
2022 didorong oleh adanya peningkatan indeks harga
yang diterima petani, terutama pada subkelompok
perkebunan rakyat (Grafik 6.16). Hal ini seiring dengan
masih tingginya harga CPO dunia yang mendorong
harga TBS di tingkat lokal. NTP pada triwulan laporan
juga berada di atas angka 100 yang mencerminkan
harga jual produk pertanian yang diterima petani lebih
tinggi dibandingkan dengan harga barang-barang
yang dikonsumsi petani, sebagaimana terpantau dari
indeks harga yang diterima petani sebesar 124,95,
lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang
dibayar petani sebesar 110,60 (Grafik 6.15).
Tabel 6.2. Perkembangan NTP Provinsi di Sumatera
Sumber: BPS, diolah
ProvinsiI II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV
AcehSumatera UtaraSumatera BaratRiauJambiSumatera SelatanKepulauan Bangka BelitungBengkuluLampungKepulauan Riau
95,3998,1495,40
103,46101,86
95,7289,3095,17
105,8997,87
95,0998,6094,7899,6399,3893,9887,3493,81
106,0795,33
94,2497,7795,1995,5098,4192,4485,4492,57
105,6096,06
94,2297,4295,8593,4498,3192,3485,4794,49
105,8196,74
93,8298,8197,2496,0499,2091,6083,9495,15
104,6997,70
91,4797,8995,2194,7498,5191,3884,1193,12
102,0998,52
90,7197,0594,6493,7697,4089,4883,0092,50
101,2598,42
93,1598,6998,36
103,5099,2289,6381,0194,32
102,0098,05
99,69111,60102,59118,53107,46
97,21104,92
95,1596,72
101,08
98,28105,35
98,44112,35
97,98100,62
97,75108,18
92,1197,98
98,44108,60
99,45117,13104,68
98,08102,31114,39
94,2997,72
98,55113,74101,86127,09115,42100,21110,79120,03
95,78100,00
99,09115,57104,04134,53119,93102,34118,46126,13
97,05102,60
99,76117,56106,03134,98123,49105,91123,18129,29
99,79103,67
102,19118,10109,27136,74127,26110,37126,85132,23102,69105,02
103,74124,97111,05148,49136,84112,50134,12142,59105,36106,20
Nasional 102,40 101,88 102,46 103,10 103,00 102,39 98,42 98,05 103,20 99,80 100,80 102,79 103,22 103,30 104,61 107,40
2020 2021 202220192018
106,91127,08112,66154,22140,53114,92136,93145,27107,83107,23108,93
Sumber: BPS, diolah
NTP Sumbar (sisi kanan)Indeks Harga Dibayar (Ib)
Indeks Harga Diterima (It)
160
140
120
100
80
60
40
20
0
115
110
105
100
95
90
85I II III IV
2018I II III IV
2017I II III IV
2016I II III IV
2015I II III IV
2014I II III IV
2019I II III IV IVI III III
2020 2021 2022
Indeks140
120
100
80
60
40
20
0
Sumber: BPS, diolah
NTP Umum NTP Tanaman Pangan NTP Perkebunan Rakyat
I II III IV2018
I II III IV2017
I II III IV2016
I II III IV2015
I II III IV2014
I II III IV2019
I II III IV IVI III III2020 2021 2022
BOKS 3: GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT
76Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas
BBI) merupakan sebuah kampanye yang bertujuan agar
masyarakat Indonesia mencintai dan menggunakan
produk lokal, mengakselerasi transformasi digital
UMKM, dan peningkatan permintaan terhadap produk
lokal buatan UMKM Indonesia. Kegiatan dimaksud
merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah
melalui Kemenko Marves dengan penyelenggaraan
setiap bulannya melalui penunjukan K/L sebagai
Campaign Manager, dukungan Kemendagri dan Bank
Indonesia di daerah yang telah ditetapkan.
Mengacu pada Keputusan Presiden RI No.15 tahun
2021 tanggal 8 September 2021 tentang Tim
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia serta
penetapan Campaign Manager, Jadwal dan Lokasi
Penyelenggaraan kampanye Gernas BBI 2022,
ditetapkan bahwa pada bulan April tahun 2022,
Kegiatan Gernas BBI dipusatkan di Provinsi Sumatera
Barat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Campaign Manager.
Pe laksanaan Gernas BB I Sumatera Bara t
diselenggarakan pada Minggu ke-1 April s.d Minggu
ke-4 Juni 2022 di tiga kota secara bergantian yaitu
Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh dan Kota
Padang, dengan mengangkat tema “UmKm Bangkit ekonomi tumbuh, majo Berkah Basamo UmKm Sumatera Barat”. Grand Opening Ceremony Gernas
BBI Sumatera Barat dilaksanakan hybrid pada Selasa,
12 April 2022 dan disiarkan langsung dari Pelataran
Jam Gadang Bukittinggi. Gernas BBI Sumatera Barat
dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI (Bapak K.H
Ma’ruf Amin) serta dihadiri oleh Pejabat tinggi negara
yaitu Menko Marves (Bapak Luhut Binsar Pandjaitan),
Gubernur Bank Indonesia (Bapak Perry Warjiyo),
Ketua Dewan Komisioner OJK (Bapak Wimboh
Santoso), Menkoparekraf (Bapak Sandiaga S. Uno)
dan MenkopUMKM (Bapak Teten Masduki). Adapun
pada acara Grand opening ceremony didukung
oleh beberapa rangkaian kegiatan seperti Bazaar UMKM, Live shopping, business matching dan akses
permodalan, implementasi Halal Hub, dan Sumbar Go Export.
Dalam medukung pelaksanaan Gernas BBI Sumatera
Barat, Bank Indonesia melalui Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinisi Sumatera Barat menyelenggarakan
berbagai kegiatan dari 13 April – 17 April 2022
diantaranya:
• Showcasing Produk UmKm Binaan. Sebanyak
20 UMKM Binaan Bank Indonesia Provinsi
Sumatera Barat kategori food, fashion dan kriya
mengikuti kegiatan showcase selama enam hari
di Pelataran Jam Gadang Bukittinggi. Adapun
total penjualan yang didapat adalah senilai Rp
432.514.00,00.
• SeminarMotivasiKewirausahaandengantema
“Dari tiada menjadi ada” yang diikuti oleh
300 peserta UMKM yang hadir secara hybrid.
• Talkshow terkait Sertifikasi halal danPerizinan hak Kekayaan Intelektual yang
diikuti oleh 350 UMKM yang hadir secara hybrid.
• BussinessMatching Pembiayaan UmKm dalam mendorong pertumbuhan UKm/IKm Provinsi Sumatera Barat.
• BusinessMatchingExport dengan tema “Kopi Sumbar mendunia” yang diikuti oleh pengusaha Kopi di Sumatera Barat.
BOKS 3:
BOKS 3: GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT
77Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
• Sosialisasi Ekonomi dan Keuangan syariah
dengan tema “Zaman Now, ekonomi Syariah YES”. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 350
milineal dan UMKM di Sumatera barat.
• SosialisasiKeuanganInklusif diikuti oleh 300
peserta yang terdiri dari mahasiswa dan UMKM
di Sumatera Barat.
Seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
Bank Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia Provinsi Sumatera Barat
adalah komitmen nyata Bank Indonesia untuk terus
mengembangkan UMKM Indonesia dan khususnya
provinsi Sumatera Barat agar produk – produk lokal
Sumatera Barat memiliki kualitas bagus dan dapat
bersaing dengan produk – produk luar negeri. Hal
ini tentunya tidak terlepas dari sinergitas antara Bank
Indonesia, Pemerintah Sumatera Barat dan pemangku
kepentingan lainnya. Kedepannya Bank Indonesia
akan terus menciptakan strategi baru untuk terus
mendukung transformasi dan digitalisasi UMKM
dalam mewujudkan Produk – produk Unggul UMKM
lokal.
Karena BanK InDoneSIa aDa DISetIaP maKna InDoneSIa
78
This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
79Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Perekonomian Sumatera Barat pada tahun 2022 diprakirakan berada pada batas bawah kisaran 4,2% –
5,0%. Program vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan akan mencapai targetnya pada tahun 2022 diprakirakan akan
mendorong optimisme dari masyarakat termasuk para pelaku usaha. Meningkatnya optimisme tersebut diprakirakan
akan mendorong peningkatan kinerja konsumsi RT dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, kunjungan wisnus dan
wisman diprakirakan akan mendorong LU perdagangan, LU transportasi dan LU penyediaan akmamin. Sementara
LU pertanian juga akan terdorong dengan meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan kegiatan HBKN dan
pesta yang lebih tinggi pada tahun 2022.
Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan akan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021
namun masih akan berada dalam batas atas sasaran inflasi nasional 3,0±1%. Inflasi Sumatera Barat pada
tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan
peningkatan mobilitas serta aktivitas masyarakat yang mendorong permintaan domestik. Penyelenggaraan vaksinasi
yang lebih baik di tahun 2022 serta pemberian vaksin booster mendorong peningkatan aktivitas masyarakat. Selain
itu, peningkatan harga beberapa komoditas di pasar global dan normalisasi tarif dasar listrik, berakhirnya insentif
PPnBN kendaraan bermotor secara gradual, dan peningkatan tarif PPN akan turut mendorong tekanan inflasi Sumatera
Barat pada keseluruhan tahun 2022. Mulai pulihnya perekonomian global dan mobilitas masyarakat juga diprakirakan
akan mendorong peningkatan BBM non-subsidi di tahun 2022. Sementara kenaikan harga komoditas impor yang
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai mata uang rupiah dan ketegangan kondisi geopolik Rusia – Ukraina mendorong
peningkatan harga komoditas global juga menjadi risiko yang perlu untuk diwaspadai.
Bab 7PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH
BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
80Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
7.1. ProsPek ekonomi Tahun 2022
PROYEKSI PDRBProvinsi Sumatera Barat
(% yoy)2021 3,292022 4,2 – 5,0
Perekonomian sumatera Barat pada tahun 2022 diprakirakan berada pada batas bawah kisaran 4,2% – 5,0%. Program vaksinasi yang ditargetkan akan
mencapai targetnya pada tahun 2022 diprakirakan
akan mendorong optimisme dari masyarakat termasuk
para pelaku usaha. Meningkatnya optimisme
tersebut diprakirakan akan mendorong peningkatan
kinerja konsumsi RT dan investasi. Lebih lanjut,
kunjungan wisnus dan wisman diprakirakan akan
mendorong LU perdagangan, LU transportasi dan LU
penyediaan akmamin. Sementara LU pertanian juga
akan terdorong dengan meningkatnya permintaan
masyarakat seiring dengan kegiatan HBKN dan pesta
yang lebih tinggi dari tahun 2021.
Dari sisi permintaan, konsumsi RT diprakirakan akan
tumbuh meningkat. Progress capaian vaksinasi yang
semakin baik berdampak dengan terbentuknya
herd immunity yang akan meningkatkan mobilitas
dan permintaan masyarakat. Stimulus fiskal melalui
penyaluran bantuan sosial juga diprakirakan masih
terus berlanjut di tahun 2022 sehingga dapat
mendorong konsumsi masyarakat. Konsumsi
pemerintah diprakirakan juga turut meningkat
didorong oleh peningkatan pagu anggaran belanja
pemerintah dan realisasi belanja infrastruktur yang
sebelumnya tertunda karena COVID-19 mulai berjalan
kembali. Investasi diprakirakan akan meningkat
didorong oleh realisasi investasi baru (PMA dan PMDN)
seiring dengan penambahan modal yang dilakukan Grafik 7.1 Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Sumbar 2022
khususnya pada sektor industri kelapa sawit. Selain
itu berlanjutnya proyek JTTS Padang-Sicincin terutama
pada semester II 2022 diprakirakan akan mendorong
kinerja PMTB Sumatera Barat.
Dari sisi penawaran, peningkatan produktivitas
yang juga didukung oleh faktor cuaca dan
meningkatnya luasan tanaman mature setelah
replanting diprakirakan akan mendorong kinerja
LU pertanian. Peningkatan permintaan global yang
sejalan dengan pemulihan ekonomi di negara tujuan
ekspor juga turut mendorong LU pertanian khususnya
subLU perkebunan. Meningkatnya permintaan
atas komoditas kelapa sawit dan karet juga akan
mendorong kinerja LU industri pengolahan. Pasokan
komoditas CPO di Indonesia diprediksi akan naik
1 juta ton setelah bulan Ramadhan 2022. Selain
itu meningkatnya permintaan domestik dengan
berlanjutnya program B30 dan meningkatnya
konsumsi domestik seiring dengan aktivitas masyarakat
yang semakin baik turut mendorong LU industri
pengolahan. LU perdagangan diprakirakan akan
meningkat didorong oleh kunjungan wisnus maupun
wisman yang meningkat seiring dengan relaksasi
perjalanan antar negara di tahun 2022. Dengan
meningkatnya mobilitas masyarakat dan kunjungan
wisatawan, LU transportasi juga diprakirakan turut
terdorong meningkat dibandingkan tahun 2021.
%, yoy8,00
6,00
4,00
0,00
2,00
-2,00
-4,00
-6,00
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
5,095,13
5,004,815,48
5,245,094,71
5,375,39
5,365,01
4,874,81
5,855,59
5,615,26
5,755,49
-4,94
-2,24-2,93
20195,05
20155,53
20165,27
20175,30
20185,16
2020-1,62
20213,29
20224,2-5,0
Sumber : BI, diolah
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV IP IIP IIIPIVP
-0,15
5,76
3,314,38
3,64
BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
81Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
7.1.1. Prospek sisi Permintaan Tahun 2022
konsumsi rumah tangga pada tahun 2022 diprakirakan akan tumbuh meningkat sejalan dengan perbaikan pendapatan masyarakat. Konsumsi RT diprakirakan meningkat didukung
oleh peningkatan mobilitas disertai pendapatan
masyarakat yang berlanjut seiring ekspektasi
membaiknya situasi pandemi COVID-19. Sejalan
dengan itu, perkembangan ketenagakerjaan yang
terus membaik akan berkontribusi positif pada
berlanjutnya perbaikan konsumsi RT. Perkembangan
positif vaksinasi, termasuk vaksinasi booster, yang
sudah mulai didistribusikan pada tahun 2022
menambah ekspektasi positif masyarakat. Selain
itu, peningkatan juga didorong oleh kinerja sektor
pariwisata yang berangsur membaik khususnya pada
wisatawan nusantara. Kinerja ekspor yang meningkat
sejalan dengan proyeksi harga dunia komoditas
unggulan ekspor Sumatera Barat khususnya CPO
dan karet yang meningkat pada tahun 2021.
Perkembangan positif konsumsi RT juga akan
didukung berlanjutnya programbantuan sosial serta
perpanjangan insentif fiskal untuk mendorong
perbaikan konsumsi. Namun demikian, risiko kenaikan
kasus serta munculnya varian baru COVID-19 dapat
berisiko menahan perbaikan konsumsi RT lebih lanjut.
konsumsi pemerintah diprakirakan akan meningkat pada tahun 2022. Peningkatan ini
diprakirakan akan didorong oleh realisasi belanja
pegawai serta belanja barang dan jasa seiring oleh
mulai aktifnya kegiatan kedinasan dan realisasi THR.
Kegiatan dinas luar kota para ASN yang diprakirakan
akan berangsur pulih dapat mendorong konsumsi
pemerintah di tahun 2022. Event-event pemda yang
tertunda pada tahun 2021 diprakirakan akan mulai
dilaksanakan kembali pada akhir tahun 2022.
Prospek investasi diprakirakan akan meningkat pada tahun 2022 didukung oleh berlanjutnya proyek pemerintah dan swasta. Realisasi investasi
yang tertunda pada tahun 2021 diprakirakan akan
kembali berjalan pada tahun 2022. Proyek investasi
yang berasal dari pemerintah juga diprakirakan
akan kembali optimal pada tahun 2022. Realisasi
pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatera (JTTS)
juga diprakirakan akan mendorong pertumbuhan
investasi. Pengerjaan proyek Ruas Pekanbaru–
Padang Seksi 1 (Padang–Sicincin) sepanjang 36
kilometer masih akan berlanjut pada tahun 2022.
Kembali normalnya aktivitas ekonomi masyarakat
mendorong belanja modal pemerintah daerah yang
turut meningkatkan realisasi investasi baik bangunan
maupun non bangunan yang berasal dari APBD.
Permintaan domestik secara umum yang meningkat
dan pariwisata yang kembali meningkat, turut
mendorong investasi di Sumatera Barat.
Laju pertumbuhan net ekspor diprakirakan melambat pada tahun 2022 didorong oleh pembatasan ekspor CPo. Deselerasi net ekspor
diprakirakan terjadi didorong oleh ekspor yang
melambat. Harga komoditas dunia diperkirakan masih
akan fluktuatif walau masih pada level yang cukup
tinggi di tahun 2022 seiring dengan ketidakpastian
global yang meningkat setelah adanya konflik Rusia-
Ukraina. Perlambatan ekspor CPO juga diprakirakan
akan disebabkan oleh kebijakan pembatasan ekspor
CPO yang dikeluarkan pemerintah untuk menjaga
harga minyak goreng dalam negeri.
7.1.2. Prospek sisi Penawaran Tahun 2022
Pada tahun 2022, normalisasi permintaan dan mobilitas masyarakat mendorong pertumbuhan lapangan usaha utama sumatera Barat. Kinerja
mayoritas lapangan usaha Sumatera Barat pada
tahun 2022 diprakirakan akan membaik seiring
dengan meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi
masyarakat. Mayoritas lapangan usaha diprakirakan
akan tumbuh meningkat pada 2022. Peningkatan
keyakinan konsumsi dan investasi masyarakat
sepanjang tahun 2022 akan mendorong kinerja
mayoritas LU di Sumatera Barat. Hal tersebut juga
didorong oleh perbaikan daya beli masyarakat dan
pencapaian target vaksinasi di tahun 2022.
BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
82Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
seiring dengan peningkatan permintaan, Lu pertanian diprakirakan juga meningkat pada tahun 2022 terutama didorong oleh permintaan yang meningkat. Kembali dilaksanakannya kegiatan
massal serta mobilitas masyarakat yang membaik
akan mendorong permintaan produk pertanian,
peternakan serta perikanan. Aktivitas HBKN yang
lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 juga akan
mendorong permintaan terhadap produk LU
pertanian. Penyelenggaraan event dan pesta yang
lebih tinggi pada tahun 2022 diprakirakan juga
akan mendorong permintaan terhadap komoditas
pertanian dan peternakan. Mobilitas masyarakat
yang meningkat juga akan meningkatkan permintaan
terhadap komoditas karet. Permintaan dunia akan
kendaraan bermotor diprakirakan akan meningkat
seiring dengan daya beli masyarakat serta mobilitas
yang meningkat
Pada tahun 2022, pertumbuhan Lu transportasi dan pergudangan diprakirakan akan meningkat seiring dengan mobilitas masyarakat yang berangsur normal. Mobilitas masyarakat yang
meningkat pada tahun 2022 akan mendorong LU
transportasi. Aktivitas pariwisata yang membaik
turut mendorong kedatangan wisatawan terutama
wisatawan domest ik . Prospek pembukaan
penerbangan internasional pada semester II 2022
juga akan mendorong kinerja LU transportasi.
Aktivitas HBKN lebaran dan Nataru yang lebih tinggi
pada tahun 2022 juga akan mendorong permintaan
angkutan darat dan udara. Selain itu, permintaan
perjalanan dinas beberapa instansi yang semakin
meningkat pada tahun 2022 mendorong peningkatan
kinerja LU.
Perbaikan pendapatan masyarakat serta aktivitas ekonomi yang membaik mendorong pertumbuhan Lu perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor pada tahun 2022. Pendapatan dan konsumsi masyarakat yang
meningkat seiring dengan aktivitas ekonomi yang
berangsur normal mendorong LU perdagangan.
Aktivitas perdagangan retail diprakirakan meningkat
sejalan dengan mobilitas masyarakat yang meningkat.
Penjualan kendaraan bermotor diprakirakan akan
meningkat menyusul masyarakat yang semakin
beradaptasi dengan pola hidup kebiasaan baru.
Stimulus pajak berupa pembebasan PPnBM mobil
yang diperpanjang pada tahun 2022 juga diprakirakan
akan mendorong penjualan mobil baru. Aktivitas
MICE dan pariwisata diprakirakan akan membaik
meski terbatas pada tahun 2022 menyusul program
pemulihan pariwisata yang dilakukan secara masif
oleh pemerintah. Pariwisata domestik yang pulih
secara gradual akan mendorong permintaan dari LU
perdagangan.
Pembatasan ekspor CPo yang diterapkan berpotensi menahan kinerja Lu industri pengolahan. Kebijakan DMO produk CPO,
peningkatan pungutan ekspor CPO dan larangan
ekspor CPO yang yang dikeluarkan pemerintah pada
medio triwulan I 2022 menyebabkan tertahannya
produksi CPO yang lebih tinggi di tahun 2022. Selain itu tertahannya pembangunan JTTS ruas
Padang-Sicincin pada semester I tahun 2022
berpotensi menahan produksi semen Sumatera Barat.
Namun demikian, perlambatan yang lebih dalam
pada kinerja LU industri pengolahan tahun 2022
diprakirakan tertahan oleh beberapa faktor. Aktivitas
ekonomi masyarakat yang meningkat didorong oleh
program vaksinasi yang berjalan diprakirakan akan
memacu kinerja industri pengolahan terutama untuk
produk makanan dan tekstil. Peningkatan mobilitas
masyarakat diprakirakan juga akan meningkatkan
permintaan produk olahan karet. Pariwisata yang
berangsur meningkat akan mendorong industri
pengolahan rumahan yang memproduksi makanan
olahan sebagai oleh-oleh para wisatawan.
BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
83Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
7.2. Prakiraan infLasi Tahun 2022
Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan akan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 namun masih akan berada dalam batas atas sasaran inflasi nasional 3,0±1%. Inflasi Sumatera Barat pada tahun 2022 diperkirakan
lebih tinggi dari tahun sebelumnya seiring dengan
membaiknya kondisi perekonomian dan pelonggaran
mobilitas masyarakat yang mendorong permintaan
domestik. Penyelenggaraan vaksinasi yang lebih
baik di tahun 2022 serta pemberian vaksin booster
mendorong peningkatan aktivitas masyarakat. Selain
itu, peningkatan harga beberapa komoditas di
pasar global dan normalisasi tarif dasar listrik, serta
berakhirnya insentif PPnBN kendaraan bermotor
secara gradual, turut mendorong tekanan inflasi
Sumatera Barat pada keseluruhan tahun 2022.
Peningkatan tarif PPN menjadi 11% pada tahun
2022 juga diprakirakan akan mendorong para pelaku
usaha untuk mengkompensasinya dengan menaikkan
harga. Hal tersebut juga didukung oleh keinginan
para pelaku usaha untuk menaikkan harga setelah
beberapa harga barang dan jasa tidak naik dalam
dua tahun terakhir. Mulai pulihnya perekonomian
global dan mobilitas masyarakat juga diprakirakan
akan mendorong peningkatan BBM non-subsidi di
tahun 2022. Sementara kenaikan harga komoditas
impor yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai mata uang
rupiah dan harga komoditas global terutama setelah
adanya ekskalasi konflik Ukraina-Rusia juga menjadi
risiko yang perlu untuk diwaspadai. Ketidakpastian
global yang meningkat tersebut juga diprakirakan
akan mendorong harga emas sebagai instrumen safe
haven di tahun 2022.
membaiknya aktivitas perekonomian dan mobilitas masyarakat secara umum mendorong pergerakan harga barang dan jasa. Pelonggaran
kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat
diprakirakan akan mendorong kenaikan harga
barang dan jasa. Lebih lanjut, meningkatnya
konsumsi masyarakat pada masa HBKN tahun 2022
diprakirakan juga akan mendorong harga barang
dan jasa. Komoditas – komoditas yang rutin menjadi
penyebab kenaikan laju IHK saat HBKN lebaran
dan nataru diprakirakan masih akan memberikan
andil yang signifikan di tahun 2022, antara lain
komoditas cabai merah, bawang merah, daging
ayam ras dan telur ayam ras. Pengaruh cuaca dan
permintaan dari luar Sumbar mendorong kenaikan
harga komoditas-komoditas tersebut. Potensi cuaca
kurang menguntungkan di tahun 2022 juga berisiko
mengancam gagal panen pada komoditas pangan dan
pergeseran musim tanam di beberapa lokasi. Kenaikan
harga pakan untuk unggas diprakirakan juga akan
mendorong kenaikan harga bahan pangan seperti
daging ayam ras dan telur ayam ras.
Tabel 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara
PertumbuhanEkonomi (%, yoy) 2020 2021 2022p 2023p
Dunia –3,2 5,9 3,6 3,6Negara Maju –4,6 5,0 3,3 2,4
Amerika Serikat –3,5 5,6 3,7 2,3Kawasan Eropa –6,5 5,2 2,8 2,3Jepang –4,7 1,6 2,4 2,3
Negara Berkembang –2,1 6,8 3,8 4,4Asia –0,9 7,3 5,4 5,6Tiongkok 2,3 8,1 4,4 5,1India –7,3 8,9 8,2 6,9
Sumber: IMF (April 2022)
Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Sumbar 2022
%, yoy
2017 2018 2019 2020 2021 2022
20202,11
20211,40
20223,2+1_
Sumber : BPS, dan Bank Indonesia, diolah
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV IIP IIIP IVP
6,00
5,00
3,00
4,00
2,00
1,00
0,00
-1,00
BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
84Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Permintaan yang meningkat berpotensi menyebabkan gejolak harga-harga kelompok makanan, minuman dan tembakau. Normalisasi
permintaan pada tahun 2022 diprakirakan akan
mendorong harga bahan pangan. Masih relatif
rendahnya harga bahan pangan pada tahun 2021
menyebabkan harga di tahun 2022 lebih bergejolak.
Kenaikan harga bahan pangan terutama produk
pertanian juga berisiko meningkat seiring dengan
kenaikan indeks harga pupuk global. Selain itu,
kenaikan harga eceran rokok karena kenaikan cukai
rokok sebesar 12% pada tahun 2022 juga turut
mendorong peningkatan harga kelompok ini.
Tekanan inflasi kelompok transportasi pada tahun 2022 berisiko meningkat. Mobilitas
masyarakat serta aktivitas HBKN yang meningkat
pada tahun 2022 mendorong harga kelompok
transportasi. Peningkatan permintaan tiket angkutan
udara khususnya pada momen HBKN lebaran dan
Nataru diprakirakan akan mendorong inflasi kelompok
transportasi. Kondisi tersebut juga didorong oleh
mobilitas masyarakat yang berangsur pulih sejalan
dengan proses vaksinasi yang sedang berjalan di
tahun 2022. Pergerakan harga berbagai komoditas
energi internasional yang diprakirakan meningkat
pada tahun 2022 juga akan memberikan dampak
pada peningkatan harga berbagai komoditas
domestik termasuk BBM dan listrik. Peningkatan
mobilitas masyarakat akan mendorong peningkatan
permintaan akan BBM sehingga lebih lanjut terdapat
risiko peningkatan harga BBM terutama yang berasal
dari kelas BBM non subsidi.
Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Mentah Dunia (USD/barrel)Grafik 7.3 Proyeksi Emas Dunia (USD/troy ounce)
Sumber : Financial Forecast Center
2000
1800
1400
1600
1200
1000
Jan-2018 Jan-2020 Jan-2022Actual Forecast
Sumber : Financial Forecast Center
Actual Forecast
Jan-2018 Jan-2020 Jan-2022
120
80
100
40
60
20
0
DAFTAR ISTILAH
86Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Istilah Penjelasan
BI 7-Day Reverse Repo Rate Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
BI-RTGS Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) adalah proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana yang diterima perbankan dari masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.
Financing-to-Deposit Ratio (FDR) Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Salah satu indikator ekonomi yang memberikan informasi mengenai harga barang dan jasa yang dibayar oleh konsumen. Perhitungan IHK dilakukan untuk merekam perubahan harga beli di tingkat konsumen (purchasing cost) dari sekelompok tetap barang dan jasa (fixed basket) yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, merupakan rata-rata sederhana dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini mencakup keyakinan konsumen mengenai penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu, ketepatan waktu saat ini untuk melakukan pembelian barang tahan lama dan jumlah ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu.
Inflasi Persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Kredit menurut Bank Pelapor/Kantor Cabang
Jumlah kredit yang disalurkan oleh kantor cabang bank yang memberikan persetujuan serta menyalurkan kredit.
Kredit menurut Lokasi Proyek Jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan berdasarkan lokasi proyek yang dibiayai kredit tersebut.
Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Pada Bank Umum, kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Sedangkan pada BPR kredit digolongkan menjadi 4 kualitas, yaitu Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.
DAFTAR ISTILAH
87Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Istilah Penjelasan
Loan-to-Deposit Ratio (LDR) Rasio antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap dana yang diterima (giro, tabungan dan deposito).
mtm Persentase perubahan bulanan (month-to-month)
Non-Perfoming Loan (NPL) Kredit yang termasuk dalam kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet, merupakan rasio kredit yang tergolong NPLs terhadap total kredit. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs gross. Semakin rendah rasio NPLs, semakin baik kondisi bank yang bersangkutan.
Non-Performing Financing (NPF) Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam suatu daerah.
qtq Persentase perubahan secara triwulanan (quarter to quarter/q-t-q) dari triwulan ke-n dihitung dengan metode point-to-point dengan dasar triwulan sebelumnya.
yoy Persentase perubahan secara tahunan (year on year/y-o-y) bulan/triwulan ke-n dihitung dengan metode point-to-point dengan dasar bulan/triwulan yang sama dengan tahun sebelumnya (t-1).
ytd Persentase perubahan menurut tahun kalender bulan ke-n dihitung dengan metode point-to-point dengan dasar bulan Desember tahun sebelumnya (t-1) (year to date change/y-t-d).
88
This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan
Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
DAFTAR ISTILAH
90Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022
Penanggung Jawab Wahyu Purnama A.
Koordinator Penyusun Gunawan Wicaksono
Editor Christoveny
Tim Penulis Atika AnisaraBudiman SatriyaHafid KoesmahendraRagil Pri Hartati
LAPORANPEREKONOMIAN
PROVINSISUMATERA BARAT
MEI 2022www.bi.go.id
LA
PORA
N PEREKO
NO
MIA
N PRO
VIN
SI SUMA
TERA BA
RAT
MEI 20
22
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sumatera BaratJl. Jend. Sudirman No. 22, PadangPadang Timur, Kota PadangSumatera Barat, IndonesiaTelp : 0751-31700 | Fax : 0751-27313