111
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MEI 2022 www.bi.go.id

Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Barat Mei 2022.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORANPEREKONOMIAN

PROVINSISUMATERA BARAT

MEI 2022www.bi.go.id

LA

PORA

N PEREKO

NO

MIA

N PRO

VIN

SI SUMA

TERA BA

RAT

MEI 20

22

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sumatera BaratJl. Jend. Sudirman No. 22, PadangPadang Timur, Kota PadangSumatera Barat, IndonesiaTelp : 0751-31700 | Fax : 0751-27313

LaporanPerekonomian

PROVINSISUMATERABARAT

Mei 2022

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sumatera BaratDivisi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah

Jl. Jenderal Sudirman No. 22 PadangTelp: 0751-31700 Fax: 0751-27313

Penerbit :Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera BaratDivisi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Jl. Jenderal Sudirman No. 22 P A D A N G

Telp : 0751-31700Fax : 0751-27313E-Mail : Christoveny ([email protected]) AtikaAnisara ([email protected]) Budiman Satriya ([email protected]) HafidKoesmahendra ([email protected]) RagilPriHartati ([email protected]) Lizarti ([email protected])

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 iii

Kata PengantarKantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, kali ini kami kembali menghadirkan publikasi Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Barat Mei 2022. Publikasi ini merupakan hasil asesmen terhadap perkembangan ekonomi terkini dari Sumatera Barat yang meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, keuangan daerah, stabilitas sistem keuangan dan perbankan, sistem pembayaran, kesejahteraan masyarakat, kondisi ketenagakerjaan, prospek perekonomian ke depan, serta ulasan atas beberapa isu terkini terkait ekonomi dan keuangan Sumatera Barat.

Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi rujukan informasi dan bahan masukan tentang perkembangan ekonomi dan keuangan Sumatera Barat bagi para pemangku kepentingan kami: pemerintah daerah, industri perbankan dan keuangan, akademisi, pelaku usaha dan para pihak terkait. Selain kami terbitkan dalam bentuk buku (hardcopy), kami juga menyediakan bentuk softcopy yang dapat diakses melalui laman kami www.bi.go.id.

Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada para pihak yang selama ini membantu dan mendukung penyediaan data dan informasi hingga terbitnya publikasi ini. Semoga dukungan dan kerjasama yang terjalin selama ini mampu terus dipertahankan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang.

Tak ada gading yang tak retak. Kami berharap adanya masukan, kritikan dan saran dari para pembaca dalam rangka penyempurnaan Laporan Perekonomian ini. Akhirnya, semoga publikasi ini memberikan manfaat. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi langkah kita dalam tetap terus berkarya untuk negeri.

Padang, Mei 2022KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SUMATERA BARAT

(ttd)

Wahyu Purnama AKepala Perwakilan

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022iv

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABELDAFTAR GRAFIK RINGKASAN EKSEKUTIF TABEL INDIKATOR EKONOMI

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH 1.1 Perkembangan Umum1.2 Dinamika Sisi Pengeluaran Perekonomian Sumatera Barat 1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga 1.2.2 Konsumsi Pemerintah 1.2.3 Investasi 1.2.4 Ekspor 1.2.5 Impor1.3 Dinamika Lapangan Usaha Ekonomi Utama Sumatera Barat 1.3.1 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.3.2 Lapangan Usaha Perdagangan Besardan Eceran serta Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.3.3 Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan 1.3.4 Lapangan Usaha Industri Pengolahan

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH 2.1. APBD Provinsi Sumatera Barat 2.1.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Sumatera Barat 2021-2022 2.1.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Sumatera Barat Triwulan I 2022 2.1.3. Realisasi Belanja Provinsi Sumatera Barat Triwulan I 2022

iiiivvi

viix

xiv

124

455689

9

11

11

13

1516161617

19

2123

25

28

3133

3535

37

414345

49

52

53

555657

2.2. APBD 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 2.2.1. Realisasi Pendapatan 19 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022 2.2.2. Realisasi Belanja 19 Kabupaten Kota di Sumatera Barat pada Triwulan I 20222.3. Alokasi APBN Provinsi Sumatera Barat

BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 3.1 PerkembanganUmumInflasiProvinsi Sumatera Barat 3.2 InflasiBerdasarkanKelompokBarangdanJasa 3.2.1 InflasiTahunanBerdasarkanKelompok Barang dan Jasa 3.2.2 InflasiBulananBerdasarkanKelompok Barang dan Jasa 3.3 TrackingPrakiraanInflasiTriwulanII20223.4. UpayaPengendalianInflasiDaerahBOKS 1 : Sinergi dan Kolaborasi TPID Provinsi SumateraBaratdalamPengendalianInflasiPadaPeriode Ramadhan – Idul Fitri 1443 H

BAB 4 PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM4.1 Perkembangan Indikator Perbankan Sumatera Barat 4.2 Perkembangan Pembiayaan Sektor Rumah Tangga 4.3 Perkembangan Pembiayaan Sektor Korporasi 4.4 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM4.5 Perkembangan Perbankan Syariah

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 v

DAFTAR ISI59

606060

60

62

6262

63

64

67

70727375

76

7980818183

85

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 5.1 Perkembangan Transaksi Non Tunai 5.1.1 Real Time Gross Settlement (RTGS) 5.1.2 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) 5.1.3 Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik 5.1.4 Perkembangan Merchant QR Code Indonesian Standard (QRIS) 5.2 Pengelolaan Uang Rupiah 5.2.1 Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) 5.2.2 Kebijakan Clean Money Policy dan Temuan Uang Palsu (UPAL) BOKS 2 : Pre-Event FEKDI 2022 Sumatera Barat

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH 6.1 Ketenagakerjaan Daerah 6.2 Kesejahteraan Daerah 6.3 Indeks Pembangunan Manusia dan Rasio Gini6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani Sumatera Barat BOKS 3 : Gerakan Nasional Bangga Buatan IndonesiaProvinsi Sumatera Barat

BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 7.1. Prospek Ekonomi Tahun 2022 7.1.1 Prospek Sisi Permintaan Tahun 2022 7.1.2 Prospek Sisi Penawaran Tahun 20227.2 PrakiraanInflasiTahun2022 DAFTAR ISTILAH

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022vi

DAFTAR TABELTabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan Sisi Pengeluaran (% yoy) 2Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan Sisi Lapangan Usaha (% yoy) 3

Tabel 2.1 Perubahan APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2021-2022 16Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan Provinsi Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 dan 2022 17Tabel 2.3 Belanja Provinsi Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 dan 2022 20Tabel 2.4 Perubahan APBD Pemerintah Daerah 19 Kabupaten/Kota 2021-2022 22Tabel 2.5 Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021 dan 2022 23Tabel 2.6 Rincian Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 25Tabel 2.7 Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021-2022 26Tabel 2.8 Rincian Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022 28Tabel 2.9 Rincian Belanja Kementrian/Lembaga Provinsi Sumatera Barat Tw I 2021-2022 29

Tabel3.1 InflasiTahunanSumateraBaratMenurut Kelompok Barang dan Jasa SBH 2018 (% yoy) 37Tabel3.2 AndilInflasiTahunanSumateraBaratMenurut Kelompok Barang dan Jasa SBH 2018 (% yoy) 37Tabel3.3 InflasiBulananBerdasarkanKelompok Barang (%, mtm) 38Tabel3.4 AndilInflasiBulananBerdasarkanKelompok Barang (%, mtm) 38Tabel3.5 KomoditasUtamaPenyumbangInflasidan DeflasiBulananTriwulanI2022(%,mtm) 40

Tabel 6.1 Indikator Ketenagakerjaan Daerah (ribu orang) 70Tabel 6.2. Perkembangan NTP Provinsi di Sumatera 75

Tabel 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara 83

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 vii

DAFTAR GRAFIKGrafik1.1 PangsaPDRBTriwulanI2022Sumbar Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku 3Grafik1.2 PertumbuhanPDRBperLapanganUsaha Utama Sumbar 3Grafik1.3 PertumbuhanEkonomiProvinsidi Kawasan Sumatera Triwulan I 2022 4Grafik1.4 PangsaPDRBMenurutPermintaan Berdasarkan Harga Berlaku 4Grafik1.5 SurveiKonsumenBankIndonesia 4Grafik1.6 PerkembanganRealisasiBelanja Provinsi Sumbar 5Grafik1.7 PerkembanganKreditInvestasidan Modal Kerja 6Grafik1.8 PerkembanganInvestasi 6Grafik1.9 KinerjaEksimCPOdanKaretSumbar 7Grafik1.10 PerkembanganEksporNon-MigasSumbar 7Grafik1.11 NegaraTujuanEksporSumateraBarat 7Grafik1.12 KomoditasEksporSumateraBarat 8Grafik1.13 NilaiImporNonMigas 8Grafik1.14 VolumeImporNonMigas 8Grafik1.15 PerkembanganImporMigas 8Grafik1.16 PorsiImporKomoditasNonMigas 9Grafik1.17 AsalBarangImporSumateraBarat 9Grafik1.18 NilaiTukarPetani 10Grafik1.19 PerkembanganKreditPertanian 10Grafik1.20 PerkembanganHargaGKP 10Grafik1.21 PerkembanganHargaTBS 10Grafik1.22 KreditPerdagangan 11Grafik1.23 PerkembanganPenjualanKendaraan 11Grafik1.24 PerkembanganJumlahPenumpang Bandara Internasional Minangkabau 12Grafik1.25 PerkembanganKargoBandara Internasional Minangkabau 12 Grafik1.26 PerkembanganKreditLUTransportasi 12Grafik1.27 TingkatHunianKamar 12

Grafik1.28 PerkembanganKreditIndustriCPO 13Grafik1.29 PerkembanganKreditLUIndustri Pengolahan 13Grafik1.30 PerkembanganHargaCPOdanKaret Internasional 13

Grafik2.1 RealisasiPendapatanPemprovSumbarper Triwulan 2021-2022 18Grafik2.2 RealisasiPADPemprovSumbarper Triwulan 2021-2022 18 Grafik2.3 RealisasiDanaPerimbanganPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 18Grafik2.4 RealisasiPendapatanLain-LainPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 18Grafik2.5 KomposisiPendapatan(%)Pemprov Sumatera Barat Triwulan I 2022 19Grafik2.6 DayaSerapBelanjaPemprovSumbarper Triwulan 2021-2022 20Grafik2.7 DayaSerapBelanjaPegawaiPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 Grafik2.8 DayaSerapBelanjaBarang/JasaPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 20Grafik2.9 DayaSerapBelanjaModalPemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022 20Grafik2.10 KomposisiRealisasiBelanjaOperasi Provinsi Sumatera Barat 21Grafik2.11 KomposisiRealisasiBelanjaProvinsi Sumatera Barat 21Grafik2.12 DayaSerapPendapatan19Kab/Kota Sumbar Triwulan I 2021-2022 24Grafik2.13 RealisasiPendapatan19Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 24Grafik2.14 KomposisiRealisasiPendapatan19Kab/ Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022 25Grafik2.15 DayaSerapBelanja19Kab/KotaSumbar Triwulan I 2021-2022 27

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik2.16 RealisasiBelanja19Kab/Kotadi Sumatera Barat Triwulan I 2021-2022 27Grafik2.17 KomposisiRealisasiBelanja19Kab/Kota di Sumatera Barat di Triwulan I 2022 28Grafik2.18 KomposisiBelanjaKementrian/Lembaga berdasarkan Jenis Belanja Tw I 2021-2022 29

Grafik3.1 PerkembanganInflasiSumbardanNasional33Grafik3.2 InflasiTahunan(yoy)MenurutKelompok Barang dan Jasa (Tw I 2022) 34Grafik3.3 InflasiTahunan(yoy)PerKotaSampel InflasiSumbar 34Grafik3.4 PerkembanganInflasiBulanan Cabai Merah 42Grafik3.5 PerkembanganInflasiBulanan Bawang Merah 42 Grafik3.6 PerkembanganInflasiBulanan Daging Ayam Ras 42Grafik3.7 PerkembanganInflasiBulanan Tiket Angkutan Udara 42Grafik3.8 PerkembanganInflasiBulananEmas Perhiasan 43

Grafik4.1 PertumbuhanKreditdanNPL Sumatera Barat 52Grafik4.2 PerkembanganLDRSumateraBarat 52Grafik4.3 KomposisiDPKSumateraBarat Menurut Jenis 52Grafik4.4 PertumbuhanDPKSumateraBarat 53Grafik4.5 PerkembanganAsetPerbankandi Sumatera Barat 53Grafik4.6 PertumbuhanKreditRumahTangga 53Grafik4.7 PangsaKreditRumahTangga 54Grafik4.8 PerkembanganNPLKreditRumahTangga 54Grafik4.9 KomposisiDPKPerseorangan Sumatera Barat 54Grafik4.10 PertumbuhanDPKPerseorangan Menurut Jenis 54

Grafik4.11 PertumbuhanKreditKorporasidiSumatera Barat berdasarkan Lapangan Usaha 55Grafik4.12 NPLKreditKorporasidanRumahTangga di Sumatera Barat 55Grafik4.13 NPLKreditKorporasiBerdasarkanSektor/ Lapangan Usaha 55Grafik4.14 PertumbuhanDPKSwasta/Korporasi 56Grafik4.15 PertumbuhanKreditUMKMMenurut Golongan 56Grafik4.16 PertumbuhanKreditUMKMMenurut Sektor Ekonomi 56Grafik4.17 PangsaKreditUMKMMenurutSektor Ekonomi 57Grafik4.18 NPLKreditUMKM 57Grafik4.19 PertumbuhanPembiayaanBankSyariah di Sumatera Barat 57 Grafik4.20 PerkembanganPangsaPembiayaanBank Syariah di Sumatera Barat 57Grafik4.21 PertumbuhanDPKBankSyariahdi Sumatera Barat 58Grafik4.22 PerkembanganPangsaDPKBankSyariah di Sumatera Barat 58

Grafik5.1 PerkembanganTransaksiBI-RTGSdi Sumatera Barat 60Grafik5.2 PerkembanganTransaksiSKNBIdi Sumatera Barat 60Grafik5.3 PerkembanganTransaksiKartuATM/Debet 61Grafik5.4 PerkembanganTransaksiKartuKredit 61Grafik5.5 PerkembanganNominalTransaksiUang Elektronik di Sumatera Barat 61Grafik5.6 PerkembanganVolumeTransaksiUang Elektronik di Sumatera Barat 61Grafik5.7 PerkembanganMerchant QRIS di Sumatera Barat 62Grafik5.8 PerkembanganPenggunaQRISdi Sumatera Barat 62

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 ix

Grafik5.9 PerkembanganAliranUangKasMasuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) Sumatera Barat 63Grafik5.10 TemuanUPALdiSumateraBarat 63

Grafik6.1 TingkatPartisipasiAngkatanKerja 71Grafik6.2 AngkatanKerjadiSumateraBarat 71Grafik6.3 TingkatPengangguranTerbuka Menurut Pendidikan 71Grafik6.4 IndeksKetersediaanLapanganKerjadan Indeks Penghasilan Konsumen 71 Grafik6.5 PangsaPekerjaMenurutLapangan Pekerjaan Utama 71Grafik6.6 PangsaPekerjaMenurutStatusPekerjaan Utama 71Grafik6.7 JumlahdanPersentasePendudukMiskin di Sumatera Barat 72Grafik6.8 GarisKemiskinandiSumateraBarat 72Grafik6.9 IndeksKedalamanKemiskinan(P1) 73Grafik6.10 IndeksKeparahanKemiskinan(P2) 73

DAFTAR GRAFIK

Grafik6.11 IndeksPembangunanManusiaProvinsi di Sumatera Tahun 2021 74Grafik6.12 IPMKab/KotadiSumateraBarat Tahun 2021 74Grafik6.13 PengeluaranperkapitaSumateraBarat per tahun (Rp ribu) 74Grafik6.14 GiniRatioProvinsidiSumateraTahun202174Grafik6.15 PerkembanganIndeksHargaDiterima(It) dengan Indeks Harga Dibayar (Ib) 75Grafik6.16 NTPSumbarMenurutSubsektor 75

Grafik7.1 PrakiraanPertumbuhanEkonomi Sumbar 2022 80Grafik7.2 ProyeksiInflasiSumbar2022 83Grafik7.3 ProyeksiEmasDunia(USD/troyounce) 84Grafik7.4 ProyeksiHargaMinyakMentahDunia (USD/barrel) 84

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022x

Ringkasan EksekutifLaporan PerekonomianProvinsi Sumatera Barat

Mei 2022

Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tumbuh positif melanjutkan tren perbaikan ekonomi. Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,64% (yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh 4,38% (yoy). Kinerja positif ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik secara umum seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada triwulan I 2022 menunjukkan pertumbuhan positif. Perbaikan kinerja LU terutama didorong oleh LU Transportasi dan Pergudangan, LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta LU Pertanian, seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat yang terjadi di seluruh wilayah.

Realisasi belanja daerah Provinsi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada triwulan I 2021. Realisasi belanja sampai dengan triwulan I 2022 tercatat mencapai senilai Rp390,07 Miliar atau tumbuh 6,29%, menurun dibandingkan realisasi belanja pada triwulan I 2021 dengan pencapaian senilai Rp757,65 Miliar atau tumbuh 11,17%. Kinerja belanja daerah pada periode triwulan I 2022 terutama didukung oleh realisasi Belanja Operasi, terutama pada komponen Belanja Pegawai, Belanja Hibah dan Belanja Barang dan Jasa.

Inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 meningkat sejalan dengan pelonggaran kebijakan PPKM yang mendorong peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Realisasi inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,24% (yoy) atau meningkat dibandingkan realisasi inflasi triwulan IV 2021 yang sebesar 1,40% (yoy), peningkatan ini terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi mencapai 3,76% (yoy) dan andil inflasi 1,15% (yoy). Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disumbang oleh inflasi pada komoditas minyak goreng, rokok kretek filter, daging ayam ras, dan rokok putih. Selain itu, kelompok transportasi juga mengalami inflasi pada triwulan I 2022 sebesar 3,96% (yoy) dengan andil inflasi 0,54% (yoy). Pada kelompok transportasi, inflasi bersumber dari peningkatan tarif

Ekonomi Sumatera Barat tumbuh meningkat di

triwulan I 2022 didorong oleh pelonggaran

kebijakan mobilitas.

Secara agregat, belanja pemerintah di Sumatera

Barat pada triwulan I 2022 menurun

dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya.

Tekanan inflasi pada triwulan I 2022 tercatat

lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan inflasi

triwulan sebelumnya.

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 xi

Tekanan inflasi di triwulan II 2022 diprakirakan

meningkat sejalan dengan peningkatan

daya beli masyarakat.

angkutan udara sejalan dengan pelonggaran aktivitas masyarakat dan kenaikan permintaan menjelang Ramadhan 1443H. Kelompok lain yang turut memberikan sumbangan inflasi pada triwulan I 2022 yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan andil inflasi 0,54% (yoy). Inflasi pada kelompok ini disumbang oleh inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga.

Tekanan inflasi pada triwulan II 2022 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2022. Peningkatan ini terutama didorong oleh semakin membaiknya mobilitas masyarakat di tengah meredanya kasus COVID-19 serta kenaikan permintaan selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1443H. Masih tingginya harga CPO global mengakibatkan harga komoditas minyak goreng masih tetap tinggi. Inflasi lebih lanjut juga didorong oleh kenaikan tarif pemerintah antara lain kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis pertamax, kenaikan tarif angkutan udara, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11% di bulan April 2022. Selain itu, tingginya ketidakpastian global akibat konflik geopolitik Rusia – Ukraina juga mendorong kenaikan harga komoditas global, yang lebih lanjut berdampak pada kenaikan harga komoditas dalam negeri. Keterbatasan pasokan gandum akibat hambatan ekspor dari Ukraina dan pembatasan ekspor oleh India akan berdampak pada peningkatan harga komoditas berbahan dasar gandum. Fluktuasi harga emas dan efek inflasi global juga akan menjadi faktor pendorong kenaikan inflasi pada triwulan II 2022.

Stabilitas sistem keuangan daerah di Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tetap terjaga. Pembiayaan daerah Sumatera Barat pada triwulan I 2022 mengalami akselerasi, tercermin dari laju pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 6,38% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,75% (yoy). Risiko kredit pada triwulan laporan juga masih dalam batas aman, ditunjukkan oleh rasio Non-Performing Loan (NPL) yang dibawah 5% meski sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu dari 1,79% menjadi 1,87% pada triwulan I 2022. Di sisi lain, DPK perbankan pada triwulan laporan tercatat senilai Rp50,10 triliun atau tumbuh 11,76% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2021 sebesar 7,65% (yoy). Sejalan dengan penghimpunan DPK yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit, maka angka Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan I 2022 mengalami penurunan ke level 126,99%, dari 127,15% di triwulan IV 2021. Adapun aset perbankan tercatat senilai Rp79,26 triliun dengan laju pertumbuhan 12,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 6,68% (yoy).

Stabilitas keuangan daerah di Sumatera Barat tetap

terjaga di tengah pandemi COVID-19.

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022xii

Perkembangan transaksi sistem pembayaran pada triwulan I 2022 secara umum sejalan dengan pemulihan ekonomi. Transaksi BI-RTGS mengalami koreksi pertumbuhan secara volume dan nominal. Begitu juga pada transaksi SKNBI. Normalisasi aktivitas ekonomi pasca HBKN Nataru menjadi faktor utama yang melatarbelakangi pertumbuhan pada triwulan I 2022. Dismaping itu pelaksanaan kegiatan yang terbatas di awal tahun anggaran berdampak pada transaksi korporat maupun pemerintah belum berjalan optimal. Pada transaksi BI-RTGS dan SKNBI, terdapat kecenderungan mulai beralihnya preferensi masyarakat dalam melakukan pemindahan dana melalui sistem pembayaran BI-FAST yang diluncurkan pada akhir Desember 2021.

Kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Barat tercatat semakin membaik. Hal ini tercermin dari angka pengangguran pada Februari 2022 yang sebesar 179,22 ribu orang, menurun sebanyak 7,34 ribu orang dibandingkan dengan periode Februari 2021. Kondisi tersebut mendorong tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2022 sebesar 6,17%, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,67%. Penurunan pengangguran seiring dengan ketersediaan lapangan kerja yang meningkat dampak dari perekonomian yang terus bertumbuh serta terkendalinya kasus COVID-19.

Perekonomian Sumatera Barat pada tahun 2022 diprakirakan berada pada batas bawah kisaran 4,2% – 5,0%. Program vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan akan mencapai targetnya pada tahun 2022 diprakirakan akan mendorong optimisme dari masyarakat termasuk para pelaku usaha. Meningkatnya optimisme tersebut diprakirakan akan mendorong peningkatan kinerja konsumsi RT dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, kunjungan wisnus dan wisman diprakirakan akan mendorong LU perdagangan, LU transportasi dan LU penyediaan akmamin. Sementara LU pertanian juga akan terdorong dengan meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan kegiatan HBKN dan pesta yang lebih tinggi pada tahun 2022.

Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan akan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 namun masih akan berada dalam batas atas sasaran inflasi nasional 3,0±1%. Inflasi Sumatera Barat pada tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan peningkatan mobilitas serta aktivitas masyarakat yang mendorong permintaan domestik. Penyelenggaraan vaksinasi yang lebih baik di tahun 2022 serta pemberian vaksin booster mendorong peningkatan aktivitas

Perbaikan ekonomi yang terjadi mendorong

peningkatan kondisi kesejahteraan masyarakat

Sumatera Barat.

Ekonomi Sumatera Barat pada tahun 2022

diprakirakan akan meningkat sejalan dengan perbaikan

ekonomi pasca membaiknya situasi pandemi COVID-19.

Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan

akan meningkat didorong oleh peningkatan

permintaan masyarakat secara umum.

Transaksi nontunai melalui RTGS meningkat

dibandingkan dengan triwulan I 2022.

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 xiii

masyarakat. Selain itu, peningkatan harga beberapa komoditas di pasar global dan normalisasi tarif dasar listrik, berakhirnya insentif PPnBN kendaraan bermotor secara gradual, dan peningkatan tarif PPN akan turut mendorong tekanan inflasi Sumatera Barat pada keseluruhan tahun 2022. Mulai pulihnya perekonomian global dan mobilitas masyarakat juga diprakirakan akan mendorong peningkatan BBM non-subsidi di tahun 2022. Sementara kenaikan harga komoditas impor yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai mata uang rupiah dan ketegangan kondisi geopolik Rusia – Ukraina mendorong peningkatan harga komoditas global juga menjadi risiko yang perlu untuk diwaspadai.

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022xiv

TABEL INDIKATOR EKONOMI

A. PDRBa. PDRB ADHK Berdasarkan Lapangan Usaha (Sektoral) dalam triliun rupiah

b. PDRB ADHK Berdasarkan Pengeluaran dalam triliun rupiah

2022I II III IV I II III IV Total I II III IV Total I

1Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

36.64 9.18 9.38 9.53 9.48 37.56 9.41 9.42 9.51 9.66 38.00 9.55 9.45 9.92 9.92 38.83 9.70

2Pertambangan dan Penggalian

6.71 1.68 1.72 1.82 1.90 7.12 1.77 1.64 1.77 1.84 7.03 1.74 1.66 1.69 1.81 6.90 1.78

3 Industri Pengolahan 16.44 3.90 3.85 4.24 4.13 16.12 3.86 3.78 4.19 4.20 16.03 4.02 3.86 4.38 4.35 16.62 3.994 Pengadaan Listrik, Gas 0.18 0.04 0.05 0.05 0.05 0.18 0.05 0.04 0.04 0.04 0.17 0.04 0.04 0.05 0.05 0.18 0.045 Pengadaan Air 0.16 0.04 0.04 0.04 0.04 0.17 0.04 0.04 0.04 0.04 0.17 0.04 0.04 0.05 0.05 0.18 0.056 Konstruksi 15.06 3.89 3.97 4.07 4.40 16.34 4.07 3.77 3.92 4.10 15.86 4.04 3.85 4.04 4.27 16.20 4.14

7Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

25.98 6.54 6.90 7.13 7.30 27.87 6.95 6.67 6.95 6.98 27.55 7.04 7.11 7.28 7.53 28.96 7.48

8Transportasi dan Pergudangan

19.97 5.04 5.36 5.36 5.16 20.92 4.98 3.78 4.38 4.42 17.55 4.47 4.54 4.41 4.58 18.01 4.72

9Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

1.83 0.47 0.49 0.50 0.52 1.98 0.49 0.33 0.40 0.44 1.67 0.44 0.43 0.41 0.49 1.76 0.49

10 Informasi dan Komunikasi 11.72 3.08 3.22 3.23 3.22 12.75 3.42 3.59 3.48 3.50 13.99 3.65 3.78 3.73 3.71 14.86 3.8711 Jasa Keuangan 4.67 1.16 1.18 1.19 1.25 4.77 1.20 1.16 1.22 1.25 4.84 1.31 1.31 1.33 1.29 5.25 1.4012 Real Estate 3.17 0.82 0.85 0.85 0.87 3.38 0.87 0.86 0.83 0.82 3.39 0.82 0.86 0.89 0.90 3.47 0.9013 Jasa Perusahaan 0.72 0.19 0.19 0.20 0.19 0.77 0.19 0.18 0.18 0.18 0.74 0.18 0.18 0.19 0.19 0.75 0.20

14Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

9.18 2.36 2.48 2.46 2.51 9.81 2.50 2.39 2.35 2.50 9.75 2.36 2.64 2.28 2.56 9.84 2.37

15 Jasa Pendidikan 6.38 1.68 1.70 1.74 1.78 6.89 1.79 1.74 1.87 1.83 7.24 1.83 1.83 1.83 1.90 7.37 1.90

16Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

2.31 0.61 0.61 0.62 0.64 2.49 0.65 0.64 0.70 0.71 2.71 0.68 0.69 0.75 0.75 2.86 0.73

17 Jasa lainnya

Sumber: BPS, diolah

2.88 0.75 0.78 0.78 0.79 3.10 0.78 0.63 0.67 0.70 2.79 0.75 0.72 0.72 0.79 2.98 0.80PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

164.03 41.45 42.80 43.83 44.24 172.32 43.04 40.67 42.53 43.22 169.46 42.97 43.00 43.94 45.11 175.02 44.52

No Lapangan Usaha 2019 2020Total Total 2021

2022I II III IV I II III IV Total I II III IV Total I

1Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

83.55 21.36 21.74 22.10 22.31 87.51 22.22 20.76 21.08 21.28 85.34 21.60 21.80 21.72 21.90 87.02 22.25

2Pengeluaran Konsumsi LNPRT

1.81 0.49 0.51 0.51 0.51 2.03 0.49 0.48 0.48 0.49 1.94 0.49 0.51 0.49 0.48 1.97 0.48

3Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

18.39 3.26 4.77 4.69 6.61 19.34 3.38 4.27 4.26 5.78 17.69 3.06 4.59 4.27 5.76 17.68 3.24

4Pembentukan Modal Tetap Bruto

47.81 12.04 12.38 12.69 13.16 50.28 12.38 11.80 12.15 12.63 48.96 12.17 12.23 12.44 12.80 49.65 12.51

5 Perubahan Inventori 0.17 0.05 (0.05) 0.05 0.02 0.07 0.02 (0.01) 0.11 0.13 0.24 0.03 0.05 0.11 0.04 0.25 0.176 Ekspor Luar Negeri 20.12 4.52 4.42 4.75 4.91 18.60 4.81 3.69 4.13 5.36 17.99 6.33 6.20 8.37 6.52 27.42 6.037 Impor Luar Negeri 6.87 1.53 1.76 1.66 0.95 5.89 0.95 0.82 0.56 0.39 2.72 1.06 0.96 1.14 1.09 4.26 0.918 Net Ekspor Antar Daerah

Sumber: BPS, diolah

(0.98) 1.23 0.76 0.66 (2.37) 0.28 0.70 0.50 0.88 (2.06) 0.01 0.33 (1.41) (2.32) -1.31 (4.71) 0.76 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

164.00 41.43 42.77 43.81 44.21 172.21 43.04 40.67 42.53 43.22 169.46 42.97 43.00 43.94 45.11 175.02 307.08

No Uraian2019

Total Total20212020

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 xv

A. INFLASIa. InflasiSpasial(%yoy)

C. PERBANKANa. Indikator Umum

b. InflasiKelompokTw-I2022(%yoy)

II III IV I II III IV IVI III IIIKota Padang

Kota Buki�nggi

Sumber: BPS, diolah

Sumatera Barat

Inflasi (%yoy) 2019 2020 2021 2022

3.55 3.52 1.72 2.01 0.06 0.10 2.12 1.79 1.75 1.41 1.37

4.09 3.60 1.31 2.76 1.12 0.62 2.02 1.75 1.62 2.11 1.69

3.61 3.53 1.67 2.09 0.18 0.16 2.11 1.78 1.74 1.75 1.4

3.24

3.26

3.24

Umum

Makanan, Minuman

Dan Tembakau

Pakaian Dan Alas

Kaki

Perumahan, Air, Listrik,

Gas Dan Bahan Bakar

Lainnya

Perlengkapan, Peralatan Dan Pemeliharaan Ru�n Rumah

Tangga

Kesehatan Transportasi

Informasi, Komunikasi,

Dan Jasa Keuangan

Rekreasi, Olahraga,

Dan Budaya

Pendidikan

Penyediaan Makanan

Dan Minuman/Restoran

Perawatan Pribadi Dan

Jasa Lainnya

Kota Padang 3.24 3.54 0.93 3.94 4.79 1.49 4.18 3.73 3.38 -0.53 1.62 5.74Kota Buki�nggi

Sumber: BPS, diolah

3.26 5.33 0.78 2.18 5.47 5.37 1.75 0.67 0.42 0.81 1.47 5.75

Sumatera Barat 3.24 3.76 0.91 3.69 4.86 1.99 3.96 3.42 3.11 -0.45 1.61 5.74

Kota

Kelompok (%yoy)

2022I II III IV I II III IV I II III IV I

Total Aset (Rp triliun) 66.66 68.64 68.55 68.40 67.02 68.59 71.39 71.37 70.23 74.70 75.25 76.13 79.26Pertumbuhan (%yoy) 5.53 5.15 5.01 4.21 0.53 -0.08 4.13 4.34 4.79 8.91 5.41 6.68 12.86

DPK (Rp triliun) 40.71 42.52 43.57 43.40 42.29 44.76 46.17 45.37 44.83 48.33 48.01 48.84 50.10Pertumbuhan (%yoy) 4.13 3.76 3.85 7.30 3.88 5.27 5.98 4.55 6.00 7.98 3.98 7.65 11.76

Kredit/Pembiayaan (Rp triliun) 55.65 56.32 56.88 57.77 58.41 57.92 58.17 58.73 59.81 60.64 63.33 62.11 63.62Pertumbuhan (%yoy) 1.75 2.55 5.19 4.81 4.97 2.85 2.26 1.65 2.38 4.69 8.87 5.75 6.38

LDR % 136.69 132.47 130.56 133.12 138.12 129.42 125.97 129.44 133.40 125.48 131.90 127.15 126.99NPL-gross %

Sumber: Bank Indonesia, diolah

2.91 3.03 3.01 2.60 3.03 2.84 2.34 1.89 1.96 1.99 2.32 1.79 1.87

2021Indikator 2019 2020

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022xvi

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

c. Kredit/PembiayaanBerdasarkanTujuanPenggunaan

d. Kredit/PembiayaanBerdasarkanSektorEkonomi(Rptriliun)

Sumber: Bank Indonesia, diolah

2022I II III IV I II III IV I II III IV I

Total DPK (Rp triliun) 40.71 42.52 43.57 43.40 42.29 44.76 46.17 45.37 44.83 48.33 48.01 48.84 50.10

g. DPK (%yoy) 4.13 3.76 3.85 7.30 3.88 5.27 5.98 4.55 6.00 7.98 3.98 7.65 11.76

Giro 6.44 6.49 6.74 5.95 6.37 6.72 7.16 4.71 6.40 8.08 7.91 7.12 8.21

g. Giro (%yoy) 4.76 5.72 4.15 10.00 0.98 3.44 6.21 -20.82 0.45 20.36 10.41 51.14 28.20

Tabungan 21.05 22.68 22.73 24.63 22.71 24.19 25.09 26.66 25.47 27.47 27.26 29.63 28.27

g. Tabungan (%yoy) 4.77 4.66 5.02 6.65 7.86 6.68 10.35 8.24 12.14 13.53 8.68 11.13 10.99

Deposito 13.22 13.34 14.09 12.82 13.21 13.85 13.92 14.00 12.96 12.78 12.84 12.10 13.63

g. Deposito (%yoy) 7.99 7.46 6.17 7.33 0.09 3.78 1.19 9.23 -1.87 -7.73 -7.78 -13.60 5.14

Simpanan2019 2020 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

2022I II III IV I II III IV I II III IV I

Total Kredit (Rp triliun) 55.65 56.32 56.88 57.77 58.41 57.92 58.17 58.73 59.81 60.64 63.33 62.11 64.43g. Total Kredit (% yoy) 1.75 2.55 5.19 4.81 4.97 2.85 2.26 1.65 2.38 4.69 8.87 5.75 6.83

Modal Kerja 19.20 19.75 20.07 19.97 20.40 20.64 21.21 21.90 22.36 23.04 23.97 24.15 25.17g. Kredit Modal Kerja (% yoy) 4.54 5.87 6.75 2.60 6.27 4.49 5.66 9.66 9.61 11.64 13.04 10.24 9.96

Investasi 10.48 10.37 10.26 10.47 10.60 10.11 9.64 9.24 9.42 9.31 10.52 9.13 9.92g. Kredit Investasi (% yoy) -6.86 -6.91 5.82 8.87 1.20 -2.53 -6.00 -11.77 -11.14 -7.83 9.07 -1.18 5.67

Konsumsi 25.97 26.20 26.55 27.33 27.41 27.18 27.32 27.59 28.02 28.29 28.84 28.83 29.33g. Kredit Konsumsi (% yoy) 3.56 4.27 3.81 4.95 5.53 3.74 2.87 0.95 2.23 4.06 5.57 4.51 4.66

Kredit/Pembiayaan20202019 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

2022I II III IV I II III IV I II III IV I

Total Kredit 55.65 56.32 56.88 57.77 58.41 57.92 58.17 58.73 59.81 60.64 63.33 62.11 63.62Pertanian & Perikanan 7.81 7.78 7.72 8.01 8.45 8.30 8.33 8.38 8.76 8.59 10.28 9.52 9.99Pertambangan dan Penggalian 0.32 0.32 0.33 0.33 0.33 0.28 0.11 0.11 0.11 0.13 0.14 0.14 0.14Industri Pengolahan 3.60 3.67 3.75 3.74 4.02 4.19 4.04 4.13 3.88 4.40 4.43 3.75 3.96Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.35 0.36 0.36 0.38 0.38 0.38 0.37 0.37 0.40 0.39 0.38 0.27 0.24Bangunan 0.54 0.61 0.78 0.70 0.56 0.71 0.72 0.62 0.56 0.59 0.65 0.54 0.53Perdagangan, Hotel, dan Restoran 14.51 14.84 14.71 14.66 14.81 14.56 14.94 15.12 15.70 15.86 16.22 16.54 16.99Pengangkutan dan Komunikasi 0.59 0.58 0.60 0.63 0.59 0.58 0.58 0.64 0.59 0.59 0.59 0.66 0.64Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0.72 0.72 0.73 0.64 0.60 0.56 0.54 0.53 0.53 0.51 0.49 0.51 0.51Jasa-jasa 1.23 1.23 1.34 1.35 1.26 1.18 1.20 1.23 1.25 1.27 1.30 1.34 1.37Lain-lain 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00Kredit Rumah Tangga 25.97 26.20 26.55 27.33 27.41 27.18 27.32 27.59 28.02 28.29 28.84 28.83 29.25Kredit Korporasi 29.68 30.12 30.33 30.45 31.00 30.74 30.85 31.14 31.78 32.35 34.49 33.28 34.38

Kredit/Pembiayaan2019 2020 2021

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022 xvii

3,64(% yoy)

3,01(% yoy)

Konsumsi Rumah Tangga

Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*

Pertumbuhan Ekonomi

-3,60(% yoy)

Konsumsi LNPRT

Konsumsi Pemerintah

5,66(% yoy)

Investasi

2,67(% yoy)

Ekspor Luar Negeri

-5,15(% yoy)

Impor Luar Negeri

-15,09(% yoy)

4,38(% yoy)

2,93(% yoy)

-1,98(% yoy)

0,02(% yoy)

1,95(% yoy)

21,53(% yoy)

182,57(% yoy)

*Growth (%) : ADHK

1,55

(% yoy)

2,11

(% yoy)Pertambangan dan Penggalian

Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*

Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan

-0,86

(% yoy)Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

6,37

(% yoy)

Pengadaan Air

Transportasi dan Pergudangan

5,31

(% yoy)

Konstruksi

2,55

(% yoy)

Perdagangan Besar dan Eceran, danReparasi Mobil dan Sepeda motor

6,30

(% yoy)

5,44

(% yoy)

Penyediaan Akomodasi danMakan Minum

12,95

(% yoy)

Informasi dan Komunikasi

5,99

(% yoy)

Jasa Keuangan

7,25

(% yoy)

2,72

(% yoy)

-1,73

(% yoy)

3,48

(% yoy)

12,55

(% yoy)

4,51

(% yoy)

4,05

(% yoy)

7,91

(% yoy)

3,70

(% yoy)

10,10

(% yoy)

6,11

(% yoy)

3,40

(% yoy)

*Growth (%) : ADHK

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022xviii

1,55

(% yoy)

2,11

(% yoy)Pertambangan dan Penggalian

Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*

Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan

-0,86

(% yoy)Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

6,37

(% yoy)

Pengadaan Air

Transportasi dan Pergudangan

5,31

(% yoy)

Konstruksi

2,55

(% yoy)

Perdagangan Besar dan Eceran, danReparasi Mobil dan Sepeda motor

6,30

(% yoy)

5,44

(% yoy)

Penyediaan Akomodasi danMakan Minum

12,95

(% yoy)

Informasi dan Komunikasi

5,99

(% yoy)

Jasa Keuangan

7,25

(% yoy)

2,72

(% yoy)

-1,73

(% yoy)

3,48

(% yoy)

12,55

(% yoy)

4,51

(% yoy)

4,05

(% yoy)

7,91

(% yoy)

3,70

(% yoy)

10,10

(% yoy)

6,11

(% yoy)

3,40

(% yoy)

*Growth (%) : ADHK

1,55

(% yoy)

2,11

(% yoy)Pertambangan dan Penggalian

Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*

Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan

-0,86

(% yoy)Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

6,37

(% yoy)

Pengadaan Air

Transportasi dan Pergudangan

5,31

(% yoy)

Konstruksi

2,55

(% yoy)

Perdagangan Besar dan Eceran, danReparasi Mobil dan Sepeda motor

6,30

(% yoy)

5,44

(% yoy)

Penyediaan Akomodasi danMakan Minum

12,95

(% yoy)

Informasi dan Komunikasi

5,99

(% yoy)

Jasa Keuangan

7,25

(% yoy)

2,72

(% yoy)

-1,73

(% yoy)

3,48

(% yoy)

12,55

(% yoy)

4,51

(% yoy)

4,05

(% yoy)

7,91

(% yoy)

3,70

(% yoy)

10,10

(% yoy)

6,11

(% yoy)

3,40

(% yoy)

*Growth (%) : ADHK8,65

(% yoy)

7,53(% yoy)Jasa Perusahaan

Triwulan IV 2021* Indikator Makro Triwulan I 2022*

Real Estate

0,03(% yoy)Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan danJaminan Sosial Wajib

Jasa Pendidikan

3,93(% yoy)

Jasa Kesehatan danKegiatan Sosial

6,80(% yoy)

Jasa lainnya

5,77(% yoy)

8,78(% yoy)

5,24(% yoy)

2,20(% yoy)

3,39(% yoy)

5,84(% yoy)

12,74(% yoy)

*Growth (%) : ADHK

1Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tumbuh positif melanjutkan tren perbaikan ekonomi.

Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,64% (yoy) melambat dibandingkan dengan

triwulan IV 2021 yang tumbuh 4,38% (yoy). Kinerja positif ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik secara

umum seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada

triwulan I 2022 menunjukkan pertumbuhan positif. Perbaikan kinerja LU terutama didorong oleh LU Transportasi

dan Pergudangan, LU Perdagangan Besar dan Eceran, serta LU Pertanian, seiring dengan peningkatan mobilitas

masyarakat yang terjadi di seluruh wilayah.

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat diprakirakan akan meningkat di triwulan II 2022. Pertumbuhan

ekonomi Sumatera Barat diprakirakan membaik didorong oleh aktivitas HBKN lebaran yang lebih tinggi dari tahun

sebelumnya. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga (RT) diprakirakan meningkat seiring dengan mobilitas

dan aktivitas ekonomi masyarakat yang semakin meningkat khususnya pada momen HBKN lebaran di triwulan II

2022. Situasi Covid-19 yang lebih baik juga diprakirakan akan mendorong keyakinan investor untuk berinvestasi

pada triwulan II 2022. Dari sisi LU, perbaikan kinerja perekonomian pada triwulan II 2022 terutama disebabkan oleh

prakiraan perbaikan kinerja LU transportasi dan pergudangan dan LU perdagangan dan eceran. Peningkatan jumlah

wisatawan yang datang ke Sumatera Barat pada momen HBKN lebaran mendorong permintaan akan barang dan

jasa secara umum.

Bab 1PERKEMBANGANEKONOMI MAKRO DAERAH

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

2Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Konsumsi Pemerintah tumbuh 5,66% (yoy) lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

0,02% (yoy) sejalan dengan akselerasi realisasi belanja

barang dan jasa di tengah pelonggaran mobilitas

yang dilakukan. Sementara itu, kebijakan pembatasan

ekspor CPO yang dilakukan pada triwulan I 2022

menahan kinerja ekspor sehingga terkontraksi -5,15%

(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

21,53% (yoy). Adapun impor pada triwulan I 2022

juga terkontraksi sebesar -15,09% (yoy) dibandingkan

triwulan sebelumnya yang meningkat sebesar

182,57% (yoy), hal ini didorong oleh penurunan

impor bahan bakar mineral – (Tabel 1.1).

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada triwulan I 2022 menunjukkan pertumbuhan positif. Perbaikan kinerja LU terutama didorong oleh

LU Transportasi dan Pergudangan, LU Perdagangan

Besar dan Eceran, serta LU Pertanian, seiring dengan

peningkatan mobilitas masyarakat yang terjadi di

seluruh wilayah. LU transportasi dan pergudangan

tumbuh sebesar 5,44% (yoy) meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,70%

(yoy). LU perdagangan tercatat tumbuh sebesar

6,30% (yoy) melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 7,91% (yoy). Pertumbuhan

positif kedua LU tersebut didorong oleh peningkatan

mobilitas masyarakat seiring dengan pelonggaran

persyaratan perjalanan pada triwulan I 2022. Selain

itu, peningkatan mobilitas masyarakat juga turut

mendorong permintaan kegiatan usaha hotel dan

1.1. Perkembangan UmUm

Perekonomian Sumatera barat pada triwulan I 2022 tumbuh positif melanjutkan tren perbaikan ekonomi. Perekonomian Sumatera Barat pada

triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,64% (yoy)

melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2021

yang tumbuh 4,38% (yoy). Kinerja positif ini didorong

oleh peningkatan permintaan domestik secara

umum sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan

aktivitas masyarakat. Dari sisi pengeluaran, pemulihan

ekonomi pada triwulan I 2022 terutama didukung

oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar

3,01% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,93% (yoy). Kinerja

positif tersebut didorong oleh peningkatan mobilitas

masyarakat dan berlanjutnya akselerasi vaksinasi

pada triwulan I 2022. Investasi tumbuh sebesar

2,67% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 1,95% (yoy), terutama ditopang

peningkatan keyakinan investasi para investor

sejalan dengan kondisi Covid-19 yang membaik.

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan Sisi Pengeluaran (% yoy)

PDBIndonesia

(% yoy)

PERTUMBUHAN EKONOMIProvinsi Sumatera Barat

(% yoy)Tw IV 2021 5,02Tw I 2022 5,01

Sumber: BPS

Tw IV 2021 4,38Tw I 2022 3,64

Komponen Pengeluaran2020 2021 2022

I II III III Tahunan I II III IV Tahunan IPengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4.00 (4.47) (4.60) (4.62) (2.47) (2.78) 4.99 3.02 2.93 1.97 3.01

Pengeluaran Konsumsi LNPRT (1.04) (6.42) (6.32) (3.67) (4.39) 1.20 5.91 2.16 (1.98) 1.79 (3.60)

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4.01 (10.57) (9.42) (12.91) (8.64) (9.41) 7.82 0.27 0.02 0.15 5.66

Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.83 (4.69) (4.03) (4.59) (2.70) (1.60) 4.26 2.72 1.95 1.80 2.67

Perubahan Inventori (67.93) (73.90) 134.66 535.04 261.03 112.92 (520.86) 2.67 (66.96) 0.91 394.41

Ekspor Luar Negeri 6.35 (16.57) (13.12) 9.21 (3.31) 32.33 68.75 106.22 21.53 53.53 (5.15)

Impor Luar Negeri (37.75) (53.47) (65.93) (59.38) (53.85) 12.11 20.92 111.43 182.57 59.55 (15.09)

Net Ekspor Antar Daerah (44.85) (34.84) 28.29 (16.64) (96.65) (57.14) (400.11) (392.18) (33.86) (9,131.23) 158.72

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3.85 (4.94) (2.93) (2.24) (1.62) (0.15) 5.76 3.31 4.38 3.29 3.64

Sumber: BPS, diolah

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

3Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

restoran tercermin dari LU penyediaan akomodasi dan

makan minum yang tumbuh 12,95% (yoy) meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 10,10% (yoy). Perekonomian

Sumatera Barat pada triwulan I 2022 juga ditopang

oleh pertumbuhan positif LU Pertanian yang tetap

tumbuh di masa pandemi COVID-19 sebesar 1,55%

(yoy). Di sisi lain, pertumbuhan positif triwulan I

2022 tertahan oleh LU Industri Pengolahan yang

Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan Sisi Lapangan Usaha (% yoy)

terkontraksi -0,86% (yoy), menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

3,48% (yoy) – (Tabel 1.2). Kontraksi LU Industri

Pengolahan disebabkan oleh turunnya produksi untuk

ekspor setelah pemerintah menerapkan kebijakan

Domestic Market Obligation (DMO) dan peningkatan

pungutan ekspor komoditas CPO pada triwulan I

2022.

Lapangan Usaha2020 2021 2022

I II III IV Total I II III IV Total IPertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.45 0.51 (0.20) 1.90 1.16 1.50 0.28 4.24 2.72 2.19 1.55

Pertambangan dan Penggalian 5.66 (4.53) (2.93) (2.98) (1.31) (1.99) 1.12 (4.27) (1.73) (1.77) 2.11

Industri Pengolahan (0.90) (1.99) (1.24) 1.88 (0.54) 4.17 2.31 4.66 3.48 3.68 -0.86

Pengadaan Listrik, Gas 3.11 (8.33) (9.82) (11.62) (6.81) (8.41) 0.14 9.35 12.55 3.15 6.37

Pengadaan Air (0.53) (5.78) (1.18) 3.48 (1.04) 6.44 5.46 5.74 4.51 5.53 5.31

Konstruksi 4.42 (5.18) (3.63) (6.83) (2.95) (0.71) 2.29 3.13 4.05 2.18 2.55

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

6.27 (3.36) (2.49) (4.36) (1.14) 1.23 6.64 4.74 7.91 5.12 6.30

Transportasi dan Pergudangan (1.14) (29.53) (18.34) (14.40) (16.10) (10.17) 20.13 0.75 3.70 2.56 5.44

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.71 (33.24) (20.41) (14.58) (15.95) (11.69) 29.00 2.73 10.10 5.63 12.95

Informasi dan Komunikasi 10.62 11.31 7.78 8.54 9.55 6.91 5.53 7.15 6.11 6.42 5.99

Jasa Keuangan 3.81 (1.75) 2.92 0.46 1.34 8.77 13.46 8.60 3.40 8.46 7.25

Real Estate 6.33 2.13 (2.04) (5.21) 0.22 (5.43) 0.01 6.81 8.78 2.41 8.65

Jasa Perusahaan 1.75 (5.67) (7.72) (4.02) (3.98) (4.42) 0.45 3.51 5.24 1.13 7.53

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

5.77 (3.43) (4.23) (0.17) (0.59) (5.27) 10.12 (3.50) 2.20 0.85 0.03

Jasa Pendidikan 6.64 2.23 7.93 3.35 5.03 1.77 5.10 (2.64) 3.39 1.84 3.93

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.97 4.21 12.82 10.19 8.83 3.78 7.50 6.41 5.84 5.88 6.80

Jasa lainnya 4.38 (18.46) (13.66) (12.17) (10.10) (3.88) 13.99 7.59 12.74 7.10 5.77

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3.85 (4.94) (2.93) (2.24) (1.62) (0.15) 5.76 3.31 4.38 3.29 3.64

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.1 Pangsa PDRB Triwulan I 2022 Sumbar Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku

Grafik 1.2 Pertumbuhan PDRB per Lapangan Usaha Utama Sumbar

Sumber: BPS, diolah

Pertanian, 21,31%

Industri Pengolahan, 8,32%

Konstruksi, 10,27%

Perdagangan, 16,29%

Transportasi danPergudangan,

10,53%

Jasa-Jasa, 14,73%

Lainnya, 18,55%

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40

Sumber: BPS, diolah

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I IIVIIIII2017 2018 2019 2020 2021 2022

%, yoy

Sumatera BaratIndustri PengolahanPerdagangan

PertanianKonstruksiTransportasi dan Pergudangan

-4,92

-2,93

-2,24 -0,15

5,763,31 4,38

5,36 5,40 5,43 4,71 5,09 5,24 5,48 4,82 4,99 5,13 5,08 3,855,01 3,64

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

4Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

masing-masing sebesar 90,83 dan 115,83 lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang masing-

masing sebesar 84,33 dan 113,22. Peningkatan indeks

khususnya IKK yang berada di atas 100 menunjukkan

bahwa keyakinan masyarakat mulai optimis dalam

melihat perkembangan ekonomi saat ini – (Grafik 1.5).

Pertumbuhan konsumsi swasta juga dipengaruhi oleh

peningkatan daya beli masyarakat. Berlangsungnya

musim panen komoditas bahan pangan menjadi

faktor pendukung peningkatan daya beli masyarakat.

Kenaikan upah minimum provinsi (UMP) Sumatera

Barat pada 2022 sebesar 1,01% (yoy) turut

memengaruhi peningkatan daya beli masyarakat

khususnya terhadap daya beli masyarakat khususnya

Grafik 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Sumatera Triwulan I 2022

Grafik 1.4 Pangsa PDRB Menurut Permintaan Berdasarkan Harga Berlaku

Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia

Sumber: BPS, diolah

3,243,90 3,64

4,72 4,645,15

3,03 2,96 3,26 2,83

4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03

5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01 5,01

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri

% yoy

Provinsi Sumatera Nasional

1.2. DInamIka SISI PengeLUaran PerekonomIan SUmatera barat1.2.1. konsumsi rumah tangga

KONSUMSI RUMAH TANGGAPROVINSI SUMATERA BARAT

(% yoy)

Tw IV 2021Tw I 2022

2,933,01

Pada triwulan I 2022, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh meningkat seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat. Konsumsi

rumah tangga tumbuh sebesar 3,01% (yoy) pada

triwulan laporan, atau meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

2,93% (yoy). Peningkatan mobilitas masyarakat

pada triwulan laporan juga mendorong peningkatan

keyakinan konsumsi masyarakat yang tercermin dari

meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

IKK pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 103,33

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

98,78 – (Grafik 1.4). Lebih lanjut, peningkatan IKK

didorong oleh peningkatan pada kedua komponen

pembentuknya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat

Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber: BPS, diolah

Pengeluaran Konsumsi LNPRT

1,05%

Konsumsi RT52,53%

Kons. Pemerintah14,56%

Investasi30,47%

Ekspor Luar Negeri16,61%

Net Ekspor AntarDaerah -13,01%

Sumber: Bank Indonesia, diolah

98,78

0

20

40

60

80

100

140

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III IVIII2017 2018 2019 2020 2021 2022

Indeks

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat IniIndeks Ekpektasi Konsumen Baseline (Batas Posi�f)

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

113,22

84,33

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

5Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

masyarakat menengah ke bawah. Di samping itu,

kebijakan pemerintah berupa penyaluran bantuan

sosial (bansos) non tunai kepada masyarakat tidak

mampu, juga turut menjaga terpeliharanya daya beli

masyarakat secara keseluruhan.

1.2.2. konsumsi Pemerintah

PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)

KONSUMSI PEMERINTAH

Tw IV 2021Tw I 2022

0,025,66

konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang didorong oleh percepatan penyerapan belanja seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi dan mobilitas aktifitas masyarakat yang semakin baik. Pada triwulan I

2022, konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar

5,66% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,02% (yoy).

Pertumbuhan yang meningkat ini juga disebabkan

oleh faktor base year pada triwulan I 2021 yang lebih

rendah dibandingkan triwulan I 2022. Peningkatan

konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022 tersebut

juga ditunjukkan dengan laju Dana Pihak Ketiga

(DPK) Pemerintah yang tumbuh sebesar 37,80%

(yoy) menurun dibandingkan laju pertumbuhan pada

triwulan IV 2021 sebesar 56,35% (yoy). Realisasi

belanja daerah pada provinsi dan 19 kabupaten/kota

di Sumatera Barat tercatat sebesar 9,40% dimana

lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja

daerah pada triwulan yang sama tahun sebelumnya

sebesar 8,48% - (Grafik 1.6). Realisasi yang lebih tinggi

pada triwulan I 2022 didorong oleh realisasi belanja

barang dan jasa yang meningkat dimana tercatat

realisasi sebesar 7,06% lebih tinggi dibandingkan

triwulan I 2021 sebesar 5,16%. Peningkatan realisasi

belanja daerah ini didorong oleh akselerasi belanja

yang dilakukan pemerintah daerah seiring dengan

situasi pandemi yang lebih terkendali sehingga

meningkatkan aktivitas perjalanan dinas dan belanja

lain yang bersifat operasional. Tidak adanya kendala

penyesuaian yang signifikan pada aplikasi Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) seperti tahun

lalu juga menjadi faktor tingginya belanja daerah pada

triwulan I 2022.

1.2.3. Investasi

PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)

INVESTASI PMTB

Tw IV 2021Tw I 2022

1,952,67

Investasi pada triwulan laporan meningkat didukung oleh akselerasi kinerja kredit investasi dan belanja modal pemerintah. Pada triwulan

I 2022, investasi tumbuh sebesar 2,67% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 1,95% (yoy). Dari sisi perbankan,

kredit investasi tercatat tumbuh sebesar 1,76% (yoy)

pada triwulan I 2022 atau meningkat dibanding

triwulan IV 2022 yang kontraksi sebesar -1,18%

(yoy) – (Grafik 1.7). Peningkatan pada kredit investasi

Grafik 1.6 Perkembangan Realisasi Belanja Provinsi Sumbar

319

Sumber: BPKAD Prov. Sumatera Barat, diolah

Belanja Daerah Belanja BarangBelanja Pegawai Penyerapan Belanja Barang - sisi kananPenyerapan Belanja Modal - sisi kanan Penyerapan Belanja Daerah - sisi kanan

4.000 140%

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%

-20%

20222021I III III IV

2020I II III IV

2019I II III IV

2018I II III IV

2017I II III IV

2016I II III IV

2015I II III IV

2014I II III IV

3.500

3.000

2.500

2.000

1.500

1.000

500

-

Miliar Rp

802

899

1.3994.477

1.772

1.115

1081

1745 1649

1391

2100

1566

1471

2546 3098

1215

1671

16841783

1665

1170

2862

2293

563 617

700 566

758

390

654

45 86238 168 278 199 319 149

351 229506

184

332 335648 420

775

370 320 375 327793

2

356196

210

120 165139 198239171

9,89%11,6%

135 154 223 202 173 169 237 194 147 220 164 172338

522 548 616334

554 551 614278

659477

757

330577 565 609

322665

468639

293

319

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

6Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

terutama dipengaruhi oleh komponen deposito yang

turut meningkat. Deposito pada triwulan I 2022

tercatat tumbuh sebesar 5,14% (yoy) meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga

kontraksi sebesar -13,60% (yoy). Peningkatan ini

menunjukkan sikap investor yang mulai mendorong

investasi nya pada triwulan I 2022 sejalan dengan

aktivitas ekonomi yang meningkat. Dari sisi investasi

pemerintah, peningkatan belanja modal yang

dilakukan pemerintah provinsi dan 19 kabupaten/

kota di Sumatera Barat mendorong kinerja PMTB

pada triwulan laporan. Secara nominal, belanja modal

gabungan pemerintah provinsi dan 19 kabupaten/

kota di Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat

tumbuh sebesar 101,08% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya sebesar 10,90% (yoy).

Peningkatan ini didorong oleh akselerasi belanja

yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagaimana

arahan pemerintah pusat pada awal tahun 2022.

Tidak adanya kendala penyesuaian yang signifikan

pada aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah

(SIPD) seperti tahun lalu juga menjadi faktor tingginya

belanja modal pada triwulan I 2022.

Di sisi lain, peningkatan PMTB yang lebih tinggi

tertahan oleh realisasi PMA dan PMDN yang belum

optimal. Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

Sumatera Barat, realisasi investasi Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) tercatat mengalami kontraksi

sebesar -71,51% (yoy) menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar

-0,54% (yoy). Penurunan ini didorong oleh turunnya

investasi di bidang listrik, gas dan air, industri karet dan

plastik serta industri makanan. Realisasi Penanaman

Modal Asing (PMA) tercatat turut menurun dimana

terkontraksi sebesar -27,15% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar

-0,03% (yoy) – (Grafik 1.8).

1.2.4. ekspor

PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)

EKSPOR LUAR NEGERI

Tw IV 2021Tw I 2022

21,53-5,15

ekspor pada triwulan I 2022 terkontraksi seiring dengan penurunan volume ekspor CPo. Kinerja

ekspor pada triwulan I 2022 tercatat kontraksi

sebesar -5,15% (yoy) menurun dibandingkan dengan

triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 21,53% (yoy).

Penurunan ekspor pada triwulan laporan didorong

oleh penurunan ekspor beberapa komoditas utama

Sumatera Barat. Hal tersebut tercermin dari nilai

ekspor non migas Sumatera Barat pada triwulan Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Investasi dan Modal Kerja

Grafik 1.8 Perkembangan Investasi

Sumber: BI, diolah

Total Kredit Kredit Investasi Kredit Modal Kerja

-20,00

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% yoy

Sumber: BKPM, diolah

Proyek PMA Proyek PMDN

-1000000

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Investasi PMA (USD Juta) Investasi PMDN (Rp Miliar)

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

7Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Pakistan menjadi negara tujuan utama ekspor pada triwulan I 2022. Pakistan memiliki pangsa

sebesar 37,11% dari ekspor total Sumatera Barat,

terutama untuk komoditas CPO. Pangsa tersebut

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

36,88%. Selanjutnya, pengiriman ekspor tertinggi

dari Sumatera Barat diikuti oleh India dan Bangladesh

masing-masing sebesar 26,55% dan 7,34%.

Komoditas utama ekspor Sumbar masih didominasi

oleh komoditas sumber daya alam (SDA), yakni CPO;

karet; aneka produk kimia, dengan pangsa masing-

masing sebesar 80,87%; 6,43%; dan 3,38%.

laporan nominal sebesar US$719 juta atau tumbuh

sebesar 10,99% (yoy), melambat dari realisasi di

triwulan sebelumnya yang mencapai US$785 juta

atau tumbuh sebesar 48,45% (yoy) (Grafik 1.9).

Tertahannya kinerja ekspor non migas tersebut

didorong oleh melambatnya kinerja ekspor komoditas

CPO. Kinerja nilai ekspor komoditas unggulan tersebut

tercatat melambat pada triwulan laporan pada

level 15,76% (yoy) dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 53,19% (yoy) –

(Grafik 1.8). Kebijakan domestic market obligation

(DMO) dan domestic price obligation (DPO) minyak

goreng yang ditetapkan pada medio Januari 2022

menahan kinerja ekspor CPO dimana pelaku usaha

kelapa sawit dan turunannya harus memenuhi

kewajiban distribusi ke dalam negeri sebesar 20%.

Selain itu, perlambatan di tengah harga CPO dunia

yang masih berada pada level yang tinggi tersebut

dipengaruhi oleh kebijakan pungutan ekspor dan

bea keluar CPO dari maksimum 375 dolar AS per

ton menjadi 675 dolar AS per ton1. Di sisi lain, kinerja

ekspor karet tercatat meningkat pada triwulan I 2022.

Ekspor komoditas karet pada triwulan I 2022 tumbuh

sebesar 13,15% (yoy) meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

7,38% (yoy). Mobilitas masyarakat yang meningkat

secara umum mendorong permintaan karet sebagai

bahan baku pembuatan kendaraan bermotor.

Grafik 1.10 Perkembangan Ekspor Non-Migas Sumbar

Grafik 1.9 Kinerja Eksim CPO dan Karet Sumbar Grafik 1.11 Negara Tujuan Ekspor Sumatera Barat

Sumber: Bea dan Cukai, diolah

-100,00

-50,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% yoyJuta USD

Nilai Ekspor CPO Nilai Ekspor Karetg. Nilai Ekspor CPO g. Nilai Ekspor Karet

Nilai Ekspor Non Migas g. Volume Ekspor Non Migas

Sumber: Bea dan Cukai, diolah

Juta Ton % (yoy)1,000

900800700600500400300200100

0 -60,00-40,00-20,000,0020,0040,0060,0080,00100,00120,00140,00160,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: Bea dan Cukai, diolah

India26,55%

Amerika Serikat4,87%

Singapura0,09%

Sri Lanka0,78%

Myanmar3,17%

Bangladesh7,34%

Pakistan37,11%

Malaysia5,42%

Tiongkok1,09% Lainnya

13,59%

1 Peraturan Menteri Keuangan No 23/PMK.05/2022 per 17 Maret 2022 perihal Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2020 Tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Pada Kementerian Keuangan

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

8Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

1.2.5. Impor

PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)

IMPOR LUAR NEGERI

Tw IV 2021Tw I 2022

182,57-15,09

kinerja impor menurun pada triwulan I 2022 didorong utamanya oleh penurunan kinerja impor migas. Impor tercatat kontraksi sebesar

-15,09% (yoy) menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 182,57% (yoy). Kontraksi

kinerja impor pada triwulan I 2022 juga dipengaruhi

oleh faktor base year effect. Kinerja impor migas

tercatat kontraksi sebesar -2,70% (yoy), menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 347,36% (yoy) – (Grafik 1.14).

Penurunan aktivitas impor migas disinyalir dipengaruhi

oleh terjaganya stok migas pada triwulan laporan

seiring dengan aktivitas front loading yang dilakukan

pelaku usaha pada triwulan sebelumnya terutama

untuk pemenuhan kebutuhan HBKN Nataru dan

sebagai persediaan di tengah harga minyak yang

bergejolak dengan tren meningkat. Sementara itu,

penurunan kinerja impor lebih dalam tertahan oleh

berkurangnya kontraksi impor non migas. Impor

non migas tercatat kontraksi sebesar -16,93% (yoy),

lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

Grafik 1.12 Komoditas Ekspor Sumatera Barat Grafik 1.14 Volume Impor Non Migas

Grafik 1.15 Perkembangan Impor MigasGrafik 1.13 Nilai Impor Non Migas

Sumber: Bea dan Cukai, diolah

CPO80,87%

Karet dan barang dari karet

6,43%

Kopi,teh dan rempah-rempah

1,58%

Aneka produk kimia3,38%

Limbah dari industri makanan

0,28%

Lainnya7,46%

Nilai Impor Non migasNilai Impor Pupuk Nilai Impor Mesin

Nilai Impor Limbah dari Industri Makanan

Sumber: Bea dan Cukai, diolah

-20

0

20

40

60

80

100

120

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Juta USD

Vol. Impor NonmigasVol. Impor Pupuk

Vol. Impor Limbah dari Industri MakananVol. Impor Mesin

Sumber: Bea dan Cukai, diolah

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Juta Ton

Sumber: BPS, diolah

Impor Migas g. Impor Migas - rhs

-200

-100

0

100

200

300

400

500

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% yoyUS$Juta

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

9Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

LU Pertanian, kehutanan dan Perikanan tumbuh positif pada triwulan I 2022. LU pertanian, kehutanan

dan perikanan mencatat pertumbuhan sebesar 1,55%

(yoy) pada triwulan I 2022, melambat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

2,72% (yoy). Perlambatan tersebut disebabkan oleh

menurunnya kinerja beberapa komoditas antara lain

peternakan serta tanaman pangan (beras). Usainya

masa perayaan akhir tahun, mendorong peternak

untuk memulai kembali penggemukan komoditas

ternaknya, terutama ayam ras, menyiapkan pasokan

yang akan dipasarkan selama masa Ramadhan

dan Idul Fitri. Untuk itu, pertumbuhan di sektor

peternakan mengalami sedikit penurunan karena

terbatasnya produksi yang dihasilkan. Perlambatan

kinerja tanaman pangan dapat terlihat salah satunya

dari kinerja NTP tanaman pangan yang menurun.

NTP tanaman pangan pada triwulan laporan tercatat

sebesar 98,40, menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 98,45 - (Grafik 1.18). Kondisi

penurunan tanaman pangan ini juga tercermin pada

meningkatnya harga gabah rata-rata pada triwulan

I 2022 bila dibandingkan dengan triwulan IV 2021.

Secara rata-rata, harga Gabah Kering Panen (GKP) di

tingkat penggilingan pada triwulan IV 2021 berada

pada kisaran Rp5.565/kg, sementara harga komoditas

yang sama di triwulan I 2022 sebesar Rp5.677/kg

atau meningkat pertumbuhannya dari 3,88% (yoy)

menjadi 6,14% (yoy) – (Grafik1.19). Peningkatan

harga tersebut mencerminkan kondisi produksi beras

Grafik 1.16 Porsi Impor Komoditas Non Migas Grafik 1.17 Asal Barang Impor Sumatera Barat

yang kontraksi sebesar -52,94% (yoy) – (Grafik 1.13).

Meredanya kontraksi impor non-migas utamanya

didorong oleh peningkatan impor pupuk dan limbah

dari industri makanan.

komoditas pupuk merupakan komoditas impor non migas dengan pangsa terbesar di triwulan I 2022. Komoditas pupuk menyumbang 44,63% di

dalam pangsa impor Sumatera Barat seiring dengan

masih tingginya harga CPO dan TBS pada triwulan

I 2022– (Grafik 1.16). Penyumbang impor terbesar

berikutnya diikuti oleh komoditas limbah dari industri

makanan; mesin; dan kertas dengan pangsa masing-

masing 29,92%; 11,56% dan 7,02. Sementara itu,

berdasarkan negara asal, barang impor luar negeri

non migas Sumatera Barat pada triwulan I 2022

bersumber terutama dari Kanada (44,63%) dan

Tiongkok (3,34%)– (Grafik 1.17).

1.3. DInamIka LaPangan USaha ekonomI Utama SUmatera barat

1.3.1. Lapangan Usaha Pertanian, kehutanan dan Perikanan

Sumber: Bea dan Cukai, diolah

Limbah dari industri makanan 22,83%

Pupuk 44,63%

Kertas7,02%

Garam, sulfur,dan batu-batuan

4,63% Mesin11,56%

Lainnya 9,32%

Sumber: Bea dan Cukai, diolah

Tiongkok3,34%

Rusia0,00%

Amerika Serikat0,00%

Kanada44,63%

India0,00%

Lainya52,03%

PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)

PERTANIAN

Tw IV 2021Tw I 2022

2,721,55

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

10Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

sebelumnya sebesar Rp3.231/kg mengikuti kenaikan

harga CPO dunia (Grafik 1.21). Kredit pada sektor

pertanian juga turut mendorong pertumbuhan positif

kinerja LU pertanian di triwulan I 2022. Kredit LU

pertanian tercatat tumbuh positif sebesar 14,13%

(yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 13,56% (yoy) – (Grafik 1.19).

Peningkatan indikator kredit perbankan sektor

tersebut terutama didorong oleh meningkatnya

pinjaman yakni kredit untuk perkebunan karet dan

penghasil getah lainnya. Peningkatan ini disinyalir

karena peningkatan mobilitas masyarakat yang

berpotensi mendorong peningkatan penggunaan

kendaraan bermotor sehingga meningkatkan

optimisme perbankan untuk menyalurkan kredit ke

sektor komoditas karet.

yang masih perlu ditingkatkan mengikuti peningkatan

permintaan pasca aktivitas ekonomi masyarakat yang

semakin meningkat.

Di sisi lain, permintaan yang masih tinggi atas

komoditas kelapa sawit menjadi insentif bagi petani

kelapa sawit untuk meningkatkan produksinya.

Di samping itu, proses replanting tanaman kelapa

sawit yang berangsur mulai membuahkan hasil turut

mendorong kinerja sub lapangan usaha perkebunan.

Peningkatan tersebut tercermin dari peningkatan

NTP perkebunan dari 134,66 di triwulan IV 2021

menjadi 138,29 di triwulan laporan (Grafik 1.20).

Harga TBS sebagai acuan insentif para petani kelapa

sawit pada triwulan laporan juga tercatat meningkat

menjadi sebesar Rp3.870/kg dibandingkan triwulan

Grafik 1.18 Nilai Tukar Petani

Grafik 1.20 Perkembangan Harga GKP

Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Pertanian

Grafik 1.21 Perkembangan Harga TBS

Sumber: BPS, diolah

NTP Perkebunan RakyatNTP UmumNTP Tanaman Pangan

138,29

112,66

98,40

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Indeks

Sumber: BI, diolah

-10

0

10

20

30

40

50

60

0

2

4

6

8

10

12% yoyTrilliun Rp

Pertanian g. Pertanian

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV I II IVIII2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

13,56

Rata-rata Harga Gabah KGP Pertumbuhan - sisi kanan

Sumber: Distan, diolah

-15,00

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

0,00

1000,00

2000,00

3000,00

4000,00

5000,00

6000,00

7000,00% yoyRp/Kg

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III IVIII2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: Distan, Bloomberg, diolah

Rata-rata Harga TBSRata-rata Harga CPO Dunia - sisi kanan

Ribu USD/MT

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III IVIII2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

11Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

perlambatan permintaan kendaraan bermotor. Hal

tersebut tercermin dari pertumbuhan pendaftaran

kendaraan baru motor di triwulan I 2022 sebesar

20,06% (yoy) melambat dibandingkan triwulan IV

2021 sebesar 51,67% (yoy) – (Grafik 1.23). Namun

demikian, meskipun pertumbuhannya melambat,

permintaan kendaraan bermotor tercatat masih pada

level yang tinggi dimana secara nominal mencatatkan

level tertinggi selama 2 tahun terakhir. Kebijakan

stimulus PPnBM yang masih berlaku pada awal tahun

2022 memberikan insentif bagi masyarakat untuk

membeli kendaraan bermotor.

1.3.3.Lapangan Usaha transportasi dan Pergudangan

PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)

TRANSPORTASI & PERGUDANGAN

Tw IV 2021Tw I 2022

3,705,44

mobilitas masyarakat yang meningkat tercatat mendorong kinerja LU transportasi dan pergudangan di triwulan I 2022. Pada triwulan

I 2022, LU transportasi dan pergudangan tumbuh

sebesar 5,44% (yoy), meningkat jika dibandingkan

1.3.2. Lapangan Usaha Perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan Sepeda motor

PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)

PERDAGANGAN

Tw IV 2021Tw I 2022

7,916,30

kinerja LU perdagangan tercatat melambat pada triwulan I 2022 didorong oleh normalisasi permintaan pasca hbkn nataru serta penjualan kendaraan bermotor yang melambat. Pada

triwulan laporan, LU perdagangan tumbuh sebesar

6,30% (yoy), melambat dibandingkan realisasi

pertumbuhan triwulan IV 2021 yang sebesar 7,91%

(yoy). Deselerasi ini dipengaruhi salah satunya oleh

melambatnya penyaluran kredit untuk kendaraan

bermotor. Kredit perdagangan di triwulan I 2022

tercatat tumbuh sebesar 8,24% (yoy) sementara

di triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 9,41% (yoy)

– (Grafik 1.22). Berakhirnya momen HBKN Nataru

mendorong normalisasi permintaan terhadap barang

dan jasa secara umum sehingga menahan permintaan

kredit baru di sektor perdagangan. Perlambatan

kredit perdagangan tersebut juga sejalan dengan

Grafik 1.23 Perkembangan Penjualan Kendaraan

Grafik 1.22 Kredit Perdagangan

Sumber: BI, diolah

Perdagangan, Hotel, dan Restoran g. Perdagangan

9,41

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% yoyTrilliun Rp

Sumber: DPKD, diolah

Mobilg.Mobil - sisi kanan

Motorg.Motor - sisi kanan

-80-60-40-20020406080100120

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Unit % (yoy)

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

12Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar

3,70% (yoy). Peningkatan kinerja LU transportasi

dan pergudangan disebabkan oleh meningkatnya

mobilitas masyarakat seiring dengan pelonggaran

kebijakan persyaratan perjalanan terutama pada

moda angkutan udara. Hal tersebut tercermin dari

pertumbuhan jumlah penumpang domestik Bandara

Internasional Minangkabau (BIM) yang sebanyak

387.476 orang atau meningkat 48,68% (yoy) pada

triwulan laporan dibanding triwulan IV 2021 yang

sebanyak 313.518 orang atau tumbuh sebesar 8,02%

(yoy) – (Grafik 1.24). Dari sisi perbankan, kredit

LU transportasi tercatat meningkat sejalan dengan

peningkatan kinerja PDRB. Kredit LU transportasi

tumbuh sebesar 8,92% (yoy) meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

3,73% (yoy) – (Grafik 1.26). Pelonggaran kebijakan

PPKM tersebut juga mendorong masyarakat untuk

melakukan aktivitas wisata. Hal tersebut terlihat dari

sektor lain yang juga meningkat yaitu LU penyediaan

akomodasi dan makan minum yang akselerasi menjadi

12,95% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 10,10% (yoy).

Grafik 1.24 Perkembangan Jumlah Penumpang Bandara Internasional Minangkabau

Grafik 1.26 Perkembangan Kredit LU Transportasi

Grafik 1.25 Perkembangan Kargo Bandara Internasional Minangkabau

Grafik 1.27 Tingkat Hunian Kamar

Sumber: PT Angkasa Pura II, diolah

-200,00

-100,00

0,00

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% yoyOrang

Jumlah penumpang Domes�k (orang) Jumlah penumpang Internasional (orang)Pertumbuhan Penumpang Domes�k - sisi kanan Pertumbuhan Penumpang Internasional - sisi kanan

Sumber: BI, diolah

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV IVI III III2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% yoyMiliar Rp

Pengangkutan dan Komunikasi g.Pengangkutan dan Komunikasi

3,73

Sumber: BPS, diolahTPK Baseline

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV

2016 2016 2016 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Persen

Sumber: PT Angkasa Pura II, diolah

Kargo Domes�k (kg) Kargo Internasional (kg) Kargo Domes�k (kg)Kargo Internasional (kg)

(200,0)

-

200,0

400,0

600,0

800,0

1.000,0

1.200,0

1.400,0

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% yoykg

BAB 1 | PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

13Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

1.3.4. Lapangan Usaha Industri Pengolahan

PROVINSI SUMATERA BARAT(% yoy)

INDUSTRI PENGOLAHAN

Tw IV 2021Tw I 2022

3,48-0,86

Pertumbuhan industri pengolahan di triwulan I 2022 menurun seiring dengan permintaan semen dan CPo yang melambat. LU Industri

pengolahan tercatat kontraksi sebesar -0,86% (yoy)

pada triwulan I 2022, menurun jika dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 3,48% (yoy). Kontraksi kinerja

industri pengolahan juga disebabkan oleh produksi

semen yang menurun terindikasi dari data konsumsi

semen Sumatera Barat triwulan I 2022 yang kontraksi

sebesar -11,73% (yoy) atau menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

1,02% (yoy). Penurunan konsumsi semen pada

triwulan I 2022 didorong oleh permintaan semen pada

proyek JTTN Padang-Sicincin yang tertahan dimana di

awal tahun 2022 proyek tersebut difokuskan pada

proses pembebasan lahan. Selain itu, kebijakan DMO

produk CPO yang dikeluarkan pemerintah pada medio

Januari 2022 juga menyebabkan tertahannya produksi

CPO yang lebih tinggi di triwulan I 2022.

Di sisi lain, penurunan kinerja LU industri pengolahan

Sumatera Barat tertahan oleh akselerasi kredit industri

pengolahan pada triwulan I 2022 sebesar 2,12%

(yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan

IV 2021 yang tumbuh sebesar -9,10% (yoy) – (Grafik

1.29). Peningkatan kredit LU industri pengolahan

didorong utamanya oleh peningkatan kredit pada

sektor Industri Semen, Kapur dan Gips, Serta Barang-

barang dari Semen, dan Kapur, serta meredanya

kontraksi pada pertumbuhan kredit industri CPO

(Grafik 1.28).

Grafik 1.28 Perkembangan Kredit Industri CPO

Grafik 1.29 Perkembangan Kredit LU Industri Pengolahan

Grafik 1.30 Perkembangan Harga CPO dan Karet Internasional

Sumber: BI, diolah

-100,00

-80,00

-60,00

-40,00

-20,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% yoyTriliun Rp

CPO g.CPO

Sumber: BI, diolah

-40

-20

0

20

40

60

80

0

1

2

3

4

5

6

7% yoyTrilliun Rp

Industri Pengolahang.Ind Pengolahan (sisi kanan)

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III IVIII2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

-9,10

Sumber: Bloomberg, diolah

Harga CPO Dunia Harga Karet Dunia - sisi kanan

259,00

0

50

100

150

200

250

300

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1000,00

1200,00

1400,00

1600,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

USD Cent/KgUSD/MT

14

This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

15Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan di tahun 2022 dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Sumatera Barat di tahun 2021. Anggaran pendapatan tercatat mengalami penurunan senilai Rp 655,84 Miliar atau sebesar -9,97% (yoy), sedangkan anggaran belanja menurun senilai Rp 575,84 Miliar atau sebesar -8,49% (yoy). Penurunan anggaran pendapatan terutama berasal dari penurunan pada komponen target Dana Perimbangan disebabkan masih adanya refocusing anggaran pemerintah pusat kepada daerah dalam rangka pemulihan penanggulangan dampak Covid-19 yang merupakan bagian dari Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat. Pada anggaran belanja daerah, perubahan anggaran belanja terutama didorong oleh penurunan Belanja Operasi.

Realisasi pendapatan Provinsi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2021. Realisasi pendapatan daerah pada triwulan I 2022 tercatat senilai Rp1,25 Triliun atau sebesar 21,21% meningkat secara persentase dibandingkan realisasi pada triwulan I 2021 yang sebesar senilai Rp1,33 Triliun atau 20,31%. Kinerja pendapatan daerah didorong oleh seluruh komponen yang mengalami peningkatan realisasi pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan pos Lain-lain Pendapatan yang Sah. Realisasi belanja daerah Provinsi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada triwulan I 2021. Realisasi belanja sampai dengan triwulan I 2022 tercatat senilai Rp390,07 Miliar mencapai 6,29%, atau menurun dibandingkan realisasi belanja pada triwulan I 2021 dengan pencapaian senilai Rp757,65 Miliar atau sebesar 11,17%. Kinerja belanja daerah pada periode triwulan I 2022 terutama didukung oleh realisasi Belanja Operasi, terutama pada komponen Belanja Pegawai, Belanja Hibah dan Belanja Barang dan Jasa.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat secara keseluruhan mengalami penurunan dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 19 Kabupaten/Kota pada tahun 2021. Anggaran pendapatan tercatat senilai Rp 674,63 Miliar atau mengalami penurunan sebesar -3,24% (yoy). Sementara itu, anggaran belanja tercatat senilai Rp272,64 Miliar atau mengalami penurunan -1,26% (yoy). Berdasarkan realisasinya, realisasi pendapatan kabupaten/kota di Sumatera Barat pada triwulan I 2022 secara presentase mengalami peningkatan dibandingkan presentase realisasi pendapatan di triwulan I 2021. Realisasi pendapatan tercatat senilai

Bab 2KEUANGAN PEMERINTAH

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

16Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

2.1. APBD Provinsi sumAterA BArAt

2.1.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi sumatera Barat 2021-2022

secara keseluruhan tahun anggaran 2022, Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi sumatera Barat mengalami penurunan dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi sumatera Barat tahun 2021. Anggaran pendapatan tercatat senilai Rp655,84

Miliar atau mengalami penurunan sebesar -9,97%

(yoy), sedangkan anggaran belanja senilai Rp575,84

Miliar atau menurun sebesar -8,49% (yoy) - (Tabel

2.1). Penurunan anggaran pendapatan terutama

berasal dari penurunan pada komponen target Dana

Perimbangan disebabkan masih adanya refocusing

anggaran pemerintah pusat kepada daerah dalam

rangka pemulihan penanggulangan dampak Covid-19

yang merupakan bagian dari Pendapatan Transfer

Pemerintah Pusat senilai Rp 926,62 Miliar atau sebesar

-22,31% (yoy). Selain itu, pos Lain-lain Pendapatan

yang Sah juga mengalami penurunan yang tercatat

senilai Rp9,06 Miliar atau sebesar -9,81% (yoy).

Di sisi lain, Pendapatan Asli Daerah tercatat senilai

Rp279,84 Miliar atau mengalami peningkatan sebesar

11,99% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh

peningkatan pada anggaran Pajak Daerah dan pos

Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Pada anggaran

belanja daerah, perubahan anggaran belanja terutama

didorong oleh penurunan Belanja Operasi dengan

penurunan senilai Rp 809,20 Miliar atau sebesar

-16,25% (yoy). Komponen Belanja Operasi yang

memiliki pangsa sebesar 67,22% atau terbesar

diantara komponen lainnya tersebut menurun

Tabel 2.1. Perubahan APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2021-2022

Rp3,9 Triliun atau sebesar 19,52%. Kinerja belanja daerah secara keseluruhan 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat juga mengalami peningkatan dengan Realisasi belanja di triwulan I 2022 tercatat Rp2,01 Triliun atau sebesar 9,40% mengalami peningkatan dibandingkan realisasi triwulan I 2021.

Daya serap belanja APBN untuk kementerian/lembaga di Provinsi Sumatera Barat hingga triwulan I 2022 meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2021. Realisasi belanja APBN pada triwulan I 2022 tercatat senilai Rp2,21 Triliun atau sebesar 15,19 %. Berdasarkan presentase realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2021 yang tercatat senilai Rp 2,29 Triliun atau sebesar 14,78 %. Kinerja belanja APBN pada Provinsi Sumatera Barat di triwulan I 2022 tersebut didukung oleh realisasi terbesar pada Belanja Dana Desa.

Uraian

Anggaran Pendapatan Perubahan (2021-2022) Pangsa2021

Pangsa20222021 2022 Nominal

%(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)

Pendapatan Daerah 6.580,12 5.924,28 (655,84) (9,97) 100,00 100,00

Pendapatan Asli Daerah 2.333,92 2.613,76 279,84 11,99 35,47 44,12

Pajak Daerah 1.821,25 2.014,44 193,19 10,61 27,68 34,00

Retribusi Daerah 25,73 26,80 1,07 4,16 0,39 0,45

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 103,40 102,74 (0,66) (0,64) 1,57 1,73

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah 383,54 469,78 86,25 22,49 5,83 7,93

Dana Perimbangan 4.153,83 3.227,21 (926,62) (22,31) 63,13 54,47

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak - 149,70 149,70 0,00 2,53

Dana Alokasi Umum - 1.887,03 1.887,03 0,00 31,85

Dana Alokasi Khusus - 1.190,48 1.190,48 0,00 20,09

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 92,37 83,31 (9,06) (9,81) 1,40 1,41

Pendapatan Hibah 92,37 83,31 (9,06) (9,81) 1,40 1,41

Dana Darurat - - - 0,00 0,00

Penerimaan Lain lain yang Sah - - - 0,00 0,00

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

17Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Tabel 2.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 dan 2022

Tabel 2.1. Perubahan APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2021-2022 Lanjutan

Realisasi pendapatan daerah pada periode tersebut

tercatat senilai Rp1,25 Triliun atau mencapai 21,21%

meningkat secara persentase dibandingkan realisasi

pada triwulan I 2021 yang senilai Rp1,33 Triliun

atau sebesar 20,31%. Kinerja pendapatan daerah

didorong oleh seluruh komponen yang mengalami

peningkatan yakni pos Pendapatan Asli Daerah (PAD),

Dana Perimbangan dan pos Lain-lain Pendapatan yang

Sah - (Tabel 2.2).

didorong oleh penurunan pada Belanja Hibah, Belanja

Subsidi dan Belanja Barang dan Jasa. Sementara itu,

Belanja Modal, Belanja Tidak Terduga dan Belanja

Transfer mengalami peningkatan pada tahun 2022.

2.1.2. realisasi Pendapatan Provinsi sumatera Barat triwulan i 2022

realisasi pendapatan Provinsi sumatera Barat pada triwulan i 2022 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan i 2021.

Uraian

Anggaran Belanja Perubahan (2021-2022) Pangsa2021

Pangsa20222021 2022 Nominal

%(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)

Belanja Daerah 6.780,12 6.204,28 (575,84) -8,49 100,00 100,00

Belanja Operasi 4.980,02 4.170,81 (809,20) -16,25 73,45 67,22

Belanja Pegawai 2.163,63 2.176,73 13,10 0,61 31,91 35,08

Belanja Barang dan Jasa 1.934,70 1.929,78 (4,92) -0,25 28,53 31,10

Belanja Bunga - - - 0,00 0,00

Belanja Subsidi 6,90 6,50 (0,40) -5,80 0,10 0,10

Belanja Hibah 874,78 57,80 (816,98) -93,39 12,90 0,93

Belanja Bantuan Sosial - - - 0,00 0,00

Belanja Modal 836,91 953,28 116,37 13,90 12,34 15,36

Belanja Tidak Terduga 50,00 55,12 5,12 10,24 0,74 0,89

Belanja Transfer 913,19 1.025,07 111,87 12,25 13,47 16,52

Belanja Bagi Hasil 873,27 969,29 96,02 11,00 12,88 15,62

Belanja Bantuan Keuangan 39,93 55,78 15,85 39,70 0,59 0,90

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

Uraian

2021 2022 Pangsa2021

Pangsa2022Anggaran Realisasi s.d Tw-I Anggaran Realisasi s.d Tw-I

(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%) (%)Pendapatan Daerah 6.580,12 1.336,31 20,31 5.924,28 1.256,41 21,21 100,00 100,00

Pendapatan Asli Daerah 2.333,92 470,19 20,15 2.613,76 481,17 18,41 35,19 38,30

Pajak Daerah 1.821,25 389,57 21,39 2.014,44 450,29 22,35 29,15 35,84

Retribusi Daerah 25,73 1,49 5,80 26,80 1,81 6,74 0,11 0,14

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 103,40 - - 102,74 - - 0,00 0,00

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah 383,54 79,13 20,63 469,78 29,07 6,19 5,92 2,31

Dana Perimbangan / Transfer Pemerintah Pusat 4.153,83 865,25 20,83 3.227,21 774,35 23,99 64,75 61,63

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak - - 149,70 2,63 1,76 0,00 0,21

Dana Alokasi Umum - - 1.887,03 629,01 33,33 0,00 50,06

Dana Alokasi Khusus - - 1.190,48 142,71 11,99 0,00 11,36

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 92,37 0,87 0,94 83,31 0,89 1,07 0,07 0,07

Pendapatan Hibah 92,37 0,87 0,94 83,31 0,89 1,07 0,07 0,07

Dana Darurat - - - - 0,00 0,00

Penerimaan Lain Lain yang sah - - - - 0,00 0,00

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

18Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 2.3 Realisasi Dana Perimbangan Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022

Grafik 2.1 Realisasi Pendapatan Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022

Grafik 2.2 Realisasi PAD Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022

Grafik 2.4 Realisasi Pendapatan Lain-Lain Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022

Pada periode triwulan I 2022, realisasi pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) tercatat mencapai Rp 481,17 Miliar atau sebesar 18,41%. Realisasi

PAD tersebut sedikit mengalami penurunan secara

presentase, namun mengalami peningkatan secara

nominal dibandingkan triwulan I tahun 2021 yang

terealisasi senilai Rp470,19 Miliar atau sebesar

20,15%. Pos Dana Perimbangan yang merupakan

komponen dari Transfer Pemerintah Pusat pada

triwulan I 2022 mengalami peningkatan realisasi

yang tercatat senilai Rp774,35 Miliar atau mencapai

23,99%. Secara presentase realisasi pada pos Dana

Perimbangan tersebut meningkat dibandingkan

triwulan I 2021 yang tercatat senilai Rp 865,25

Miliar atau sebesar 20,83%, namun secara nominal

mengalami penurunan. Lebih lanjut realisasi pos

Lain-lain Pendapatan yang Sah pada triwulan I 2022

tercatat Rp0,89 Miliar atau sebesar 1,07% meningkat

dibandingkan triwulan I 2021 senilai Rp 0,87 Miliar

atau sebesar 0,94% - (Grafik 2.1 – Grafik 2.4).

Berdasarkan komponennya, realisasi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama didukung oleh peningkatan realisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pada triwulan I 2022, komponen

Pajak Daerah terealisasi senilai Rp 450,29 Miliar

atau sebesar 22,35%, mengalami peningkatan jika

dibandingkan pada triwulan I 2021 senilai Rp 389,57

Miliar atau sebesar 21,39%. Realisasi retribusi daerah

juga mengalami peningkatan senilai Rp1,81 Miliar

atau mencapai 6,74%, meningkat dibandingkan

triwulan I 2021 yang tercatat senilai Rp1,49 Miliar atau

sebesar 5,80%. Membaiknya kinerja Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah didukung oleh pelonggaran aktivitas

masyarakat di tengah mulai meredanya Covid-19

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2021 2022

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

20,31

52,95

72,77

101,52

21,21

0,00 0,00 0,00

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

20,15

49,00

75,02

103,36

18,41

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2021 2022

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

20,83

56,1273,03

100,87

23,99

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2021 2022

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

0,94

12,82

29,79

88,43

1,07

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2021 2022

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

19Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 2.5. Komposisi Pendapatan (%) Pemprov Sumatera Barat Triwulan I 2022

sehingga lebih optimalnya pemungutan pajak dan

retribusi. Lebih lanjut, komponen Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang Sah memiliki realisasi pendapatan

senilai Rp 29,07 Miliar atau sebesar 6,19%. walaupun

mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 2021

senilai Rp79,13 Miliar atau sebesar 20,63%.

realisasi pos Dana Perimbangan pada triwulan i 2022 juga mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama didukung oleh kinerja Dana Alokasi umum. Realisasi komponen Dana Alokasi Umum pada

triwulan I 2022 tercatat senilai Rp 629,01 Miliar

atau mencapai 33,33%. Komponen Dana Alokasi

Khusus juga turut menyumbang kinerja realisasi Dana

Perimbangan dengan capaian realisasi pada triwulan I

2022 tercatat Rp142,61 Miliar atau sebesar 11,99%.

Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak selanjutnya

memiliki realisasi Rp 2,63 Miliar.atau sebesar 1,76%.

Pada pos Lain-lain Pendapatan yang sah, kinerja meningkat pada triwulan i 2022 yang berasal dari realisasi pada komponen Hibah. Realisasi

Hibah pada triwulan I 2022 tercatat memiliki realisasi

senilai Rp0,89 Miliar atau sebesar 1,07% meningkat

dibandingkan triwulan I 2021 dengan realisasi

senilai Rp0,87 Miliar atau sebesar 0,94%. Adapun

secara keseluruhan pada triwulan I 2022, kinerja

pendapatan Provinsi Sumatera Barat ditopang oleh

Dana Perimbangan dengan pangsa terbesar yakni

61,63%. Selanjutnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dan pos Lain-lain Pendapatan yang Sah memiliki

pangsa realisasi pendapatan masing-masing sebesar

38,30% dan 0,07% - (Grafik 2.5).

2.1.3. realisasi Belanja Provinsi sumatera Barat triwulan i 2022

realisasi belanja daerah Provinsi sumatera Barat pada triwulan i 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada triwulan i 2021. Realisasi

belanja sampai dengan triwulan I 2022 tercatat senilai

Rp 390,07 Miliar atau mencapai 6,29%, menurun

dibandingkan realisai belanja pada triwulan I 2021

senilai Rp757,65 Miliar dengan pencapaian sebesar

11,17%. Kinerja belanja daerah pada triwulan I 2022

terutama didukung oleh realisasi Belanja Operasi,

terutama pada komponen Belanja Pegawai, Belanja

Hibah dan Belanja Barang dan Jasa. Sementara itu

pada Belanja Tidak Terduga dan Belanja Transfer

belum terdapat realisasinya di Provinsi Sumatera Barat

pada triwulan I 2022 - (Tabel 2.3).

secara lebih rinci, pada triwulan i 2022, pos Belanja operasi tercatat telah terealisasi senilai rp 388,57 miliar atau sebesar 9,32%. Realisasi

dimaksud mengalami penurunan dibandingkan

triwulan I tahun 2021 senilai Rp756,75 Milir atau

sebesar 15,20%. Sementara itu, realisasi pada

Belanja Modal tercatat mengalami sedikit peningkatan

yaitu senilai Rp1,50 Miliar atau sebesar 0,16%

dibandingkan realisasi pada triwulan I 2021 yang

tercatat senilai Rp0,59 Miliar atau sebesar 0,07%.

Kinerja Belanja operasi pada triwulan i 2022 lebih lanjut didukung oleh realisasi Belanja

Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

Tw I 2021 Tw I 2022

35,19

64,75

0,07

38,30

61,63

0,07

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

20Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 2.8 Daya Serap Belanja Barang/Jasa Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022

Grafik 2.6 Daya Serap Belanja Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022

Grafik 2.9 Daya Serap Belanja Modal Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022

Grafik 2.7 Daya Serap Belanja Pegawai Pemprov Sumbar per Triwulan 2021-2022

Tabel 2.3. Belanja Provinsi Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021 dan 2022

Uraian

2021 2022 Pangsa2021

Pangsa2022Anggaran Realisasi s.d Tw-I Anggaran Realisasi s.d Tw-I

(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%) (%)Belanja Daerah 6.780,12 757,65 11,17 6.204,28 390,07 6,29 100,00 100,00

Belanja Operasi 4.980,02 756,75 15,20 4.170,81 388,57 9,32 99,88 99,61

Belanja Pegawai 2.163,63 322,03 14,88 2.176,73 292,18 13,42 42,50 74,90

Belanja Barang dan Jasa 1.934,70 196,08 10,13 1.929,78 91,38 4,74 25,88 23,43

Belanja Bunga - - - - 0,00 0,00

Belanja Subsidi 6,90 - 0,00 6,50 - 0,00 0,00 0,00

Belanja Hibah 874,78 238,64 27,28 57,80 5,01 8,67 31,50 1,28

Belanja Bantuan Sosial - - - - 0,00 0,00

Belanja Modal 836,91 0,59 0,07 953,28 1,50 0,16 0,08 0,39

Belanja Tidak Terduga 50,00 0,31 0,63 55,12 - 0,00 0,04 0,00

Belanja Transfer 913,19 - 0,00 1.025,07 - 0,00 0,00 0,00

Belanja Bagi Hasil 873,27 - 0,00 969,29 - 0,00 0,00 0,00

Belanja Bantuan Keuangan 39,93 - 0,00 55,78 - 0,00 0,00 0,00

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2021 2022

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

11,17

35,74

53,39

93,57

6,290,00 0,00 0,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2021 2022

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

14,88

45,63

67,35

97,25

13,42

0,00 0,00 0,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2021 2022

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

10,13

27,03

47,06

87,46

4,74 0,00 0,00 0,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2021 2022

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

0,07 1,74

17,51

79,73

0,16 0,00 0,00 0,00

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

21Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 2.11. Komposisi Realisasi Belanja Provinsi Sumatera Barat

Grafik 2.10. Komposisi Realisasi Belanja Operasi Provinsi Sumatera Barat

Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Hibah. Komponen Belanja Pegawai tercatat senilai

Rp 292,18 Miliar atau terealisasi sebesar 13,42%,

mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 2021

yang tercatat senilai Rp322,03 Miliar atau sebesar

14,88%. Realisasi komponen Belanja Barang dan

Jasa di triwulan I 2022 mencapai Rp 91,38 Miliar atau

sebesar 4,74% mengalami penurunan dibandingkan

triwulan I 2021 senilai Rp 196,08 Miliar atau sebesar

10,13% . Penurunan pada Belanja Barang dan Jasa

dikarenakan penurunan pada belanja vaksin dan

obat-obatan Covid-19 yang mulai mereda pada

triwulan I 2022. Adapun selanjutnya, pada komponen

Hibah juga pengalami penurunan pada triwulan

I 2022 senilai Rp 5,01 Miliar atau sebesar 8,67%

dibandingkan triwulan I pada tahun sebelumnya

senilai Rp238,64 Miliar atau sebesar 27,28% - (Grafik

2.6 - Grafik 2.9). Sementara itu, pada komponen

Belanja Tidak Terduga dan Belanja Transfer belum

adanya realisasi pada triwulan I 2022 dibandingkan

realisasi pada triwulan I 2021 disebabkan karena

pada triwulan I 2021 adanya percepatan penyaluran

dalam rangka penanggulangan dampak Covid-19 di

Sumatera Barat.

Secara keseluruhan, kinerja belanja daerah pada

triwulan I 2022 didukung oleh realisasi komponen

Belanja Operasi dengan pangsa terbesar yaitu

mencapai 99,61%, dengan komponen Belanja

Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Hibah

masing-masing memiliki pangsa sebesar 74,90%;

23,43% dan 1,28%. Kinerja Belanja daerah lebih

lanjut juga bersumber dari Belanja Modal yang

mencapai pangsa sebesar 0,39% - (Grafik 2.10 dan

Grafik 2.11).

2.2. APBD 19 KABuPAten/KotA Di sumAterA BArAt

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat secara keseluruhan pada tahun 2022 mengalami penurunan dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 19 Kabupaten/Kota pada tahun 2021. Anggaran pendapatan tercatat

mengalami penurunan senilai Rp 674,63 Miliar atau

sebesar -3,24% (yoy), dan anggaran belanja tercatat

mengalami penurunan senilai Rp 272,64 Miliar

atau sebesar -1,26% (yoy). Penurunan anggaran

pendapatan terutama didorong oleh penurunan target

Pendapatan Lain-lain yang sah dengan nilai perubahan

senilai Rp 742,05 Miliar atau sebesar -79,09% (yoy).

Pendapatan Transfer juga mengalami penurunan

pada tahun 2022 senilai Rp80,74 Miliar atau sebesar

-0,47% (yoy), hal ini akibat penurunan pada Dana

Insentif Daerah sebesar Rp 241,92 Miliar atau -92,78%

(yoy). Di sisi lain, anggaran Pendapatan Asli Daerah

(PAD) mengalami peningkatan senilai Rp148,16 Miliar

atau sebesar 5,73% (yoy). Peningkatan tersebut

didorong oleh perubahan pada komponen pajak

daerah yang meningkat senilai Rp 150,15 Miliar atau

sebesar 14,34% (yoy ) - (Tabel 2.4).

Belanja Pegawai

Belanja Barangdan Jasa

BelanjaBunga

BelanjaSubsidi

BelanjaHibah

BelanjaBantuan Sosial

Pangsa Tw I 2021 Pangsa Tw I 2022

Sumber : Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

42,50

25,88

- -

31,50

-

74,90

23,43

- - 1,28 -

Sumber : Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

99,88

0,08 0,04 -

99,61

0,39 - -

Belanja Operasi Belanja Modal Belanja TidakTerduga

Belanja Transfer

Pangsa Tw I 2021 Pangsa Tw I 2022

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

22Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Tabel 2.4. Perubahan APBD Pemerintah Daerah 19 Kabupaten/Kota 2021-2022

Pada anggaran belanja 2022, terdapat penurunan

pada Belanja Operasi dan Belanja Transfer senilai

Rp302,86 Miliar dan Rp42,60 Miliar atau sebesar

-1,85% (yoy) dan -2,29% (yoy). Pada Belanja Operasi,

penurunan terjadi pada komponen Belanja Hibah

-22,09% (yoy) dan Belanja Bantuan Sosial -39,78%

(yoy), sedangkan pada Belanja Transfer penurunan

terjadi pada komponen Belanja Bantuan Keuangan

sebesar -2,60% (yoy). Walaupun demikian, terdapat

peningkatan pada Belanja Tidak Terduga dan Belanja

Modal yakni senilai Rp 10,46 Miliar dan Rp 62,36

Miliar atau sebesar 8,78% (yoy) dan 1,87% (yoy)

dibanding tahun 2021 - (Tabel 2.4).

Uraian Anggaran Pendapatan Perubahan (2021-2022) Pangsa

2021Pangsa20222021 2022 Nominal %

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)Pendapatan Daerah 20.805,68 20.131,05 (674,63) -3,24 100,00 100,00

Pendapatan Asli Daerah 2.587,77 2.735,93 148,16 5,73 12,44 13,59Pajak Daerah 1.047,17 1.197,32 150,15 14,34 5,03 5,95Retribusi Daerah 239,57 263,81 24,25 10,12 1,15 1,31Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 183,21 190,71 7,50 4,09 0,88 0,95Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah 1.117,82 1.084,09 (33,74) -3,02 5,37 5,39

Pendapatan Transfer 17.279,67 17.198,92 (80,74) -0,47 83,05 85,43A. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 16.441,61 16.317,58 (124,03) -0,75 79,02 81,06Dana Perimbangan 15.724,96 15.826,45 101,49 0,65 75,58 78,62

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 595,05 3.421,11 2.826,06 474,93 2,86 16,99 Dana Alokasi Umum 14.473,92 11.522,42 (2.951,49) -20,39 69,57 57,24 Dana Alokasi Khusus 655,99 882,92 226,93 34,59 3,15 4,39

Dana Insentif Daerah 260,74 18,82 (241,92) -92,78 1,25 0,09Dana Otonomi Khusus - - - 0,00 0,00Dana Keistimewaan - - - 0,00 0,00Dana Desa 455,91 472,31 16,40 3,60 2,19 2,35B. Pendapatan Transfer Antar Daerah 838,06 881,35 43,29 5,17 4,03 4,38Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov. dan Pemda Lainnya 838,06 881,35 43,29 5,17 4,03 4,38Bantuan Keuangan dari Pemerintah - - - 0,00 0,00Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 938,25 196,20 (742,05) -79,09 4,51 0,97Hibah 231,77 151,87 (79,90) -34,47 1,11 0,75Dana Darurat - - - 0,00 0,00Penerimaan Lain-Lain Yang Sah 706,48 44,33 (662,15) -93,73 3,40 0,22

Uraian Anggaran Belanja Perubahan (2021-2022) Pangsa

2021Pangsa20222021 2022 Nominal %

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%)Belanja 21.712,61 21.439,97 (272,64) -1,26 100,00 100,00

Belanja Operasi 16.397,19 16.094,33 (302,86) -1,85 75,52 75,07Belanja Pegawai 10.045,00 9.739,32 (305,68) -3,04 46,26 45,43Belanja Barang dan Jasa 5.749,11 5.873,33 124,22 2,16 26,48 27,39Belanja Bunga 1,25 9,72 8,47 677,77 0,01 0,05Belanja Subsidi 30,32 39,01 8,70 28,68 0,14 0,18Belanja Hibah 502,03 391,11 (110,92) -22,09 2,31 1,82Belanja Bantuan Sosial 69,48 41,84 (27,64) -39,78 0,32 0,20

Belanja Modal 3.337,76 3.400,11 62,36 1,87 15,37 15,86Belanja Tidak Terduga 119,13 129,60 10,46 8,78 0,55 0,60Belanja Transfer 1.858,53 1.815,93 (42,60) -2,29 8,56 8,47

Belanja Bagi Hasil 42,21 46,89 4,69 11,11 0,19 0,22Belanja Bantuan Keuangan 1.816,33 1.769,04 (47,29) -2,60 8,37 8,25

Sumber: Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

23Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Tabel 2.5. Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021 dan 2022

2.2.1. realisasi Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat triwulan i 2022

realisasi pendapatan kabupaten/kota di sumatera Barat pada triwulan i 2022 secara presentase mengalami peningkatan dibandingkan presentase realisasi pendapatan di triwulan i 2021. Realisasi pendapatan selama triwulan I 2022

senilai Rp 3,9 Triliun atau sebesar 19,52%, mengalami

peningkatan dibandingkan realisasi pendapatan

kabupaten/kota pada triwulan I 2020 yang senilai Rp

3,4 Triliun atau sebesar 16,42%. Realisasi pendapatan

di 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat pada triwulan

I 2022 terutama bersumber dari realisasi Pendapatan

Transfer pemerintah pusat dengan pangsa sebesar

93,02% dari keseluruhan realisasi pendapatan

triwulan I 2022 - (Tabel 2.5).

Kinerja pendapatan daerah di triwulan I 2022 terutama

didukung oleh realisasi Pendapatan Transfer dengan

capaian realisasi senilai Rp3,65 Triliun atau sebesar

21,26%. Realisasi tersebut mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan I 2021 senilai Rp3,15 Triliun

atau sebesar 18,27%. Pada pos Pendapatan Asli

Daerah (PAD), realisasi hingga triwulan I 2022

tercatat senilai Rp253,70 Miliar atau sebesar 9,27%,

menurun dibandingkan triwulan I 2021 yang senilai

Rp 259,97 Miliar atau sebesar 10,05%. Selanjutnya

realisasi pos Lain-lain Pendapatan yang Sah senilai

Rp10,46 Miliar atau sebesar 10,43% meningkat

dibandingkan realisasi pos Lain-lain Pendapatan

yang Sah triwulan I 2021 dengan realisasi senilai Rp

0,05 Miliar atau 0,01% - (Grafik 2.11). Selanjutnya,

kinerja pendapatan daerah di triwulan I 2022 memiliki

pangsa terbesar pada komponen realisasi Pendapatan

Transfer Pemerintah Pusat sebesar 93,02%, diikuti

oleh realisasi PAD dengan pangsa 6,46% serta pos

Lain Lain Pendapatan yang Sah dengan pangsa

sebesar 0,52%. Sementara itu, Dana Insentif Daerah,

Dana Darurat ataupun realisasi Pendapatan Transfer

antar Daerah belum terdapat realisasinya hingga

triwulan I 2022 - (Tabel 2.5).

Uraian 2021 2022 Pangsa

2021Pangsa2022Anggaran Realisasi s.d Tw-I Anggaran Realisasi s.d Tw-I

(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%) (%)Pendapatan Daerah 20.805,68 3.417,17 16,42 20.131,05 3.929,80 19,52 100,00 100,00

Pendapatan Asli Daerah 2.587,77 259,97 10,05 2.735,93 253,70 9,27 7,61 6,46Pajak Daerah 1.047,17 134,63 12,86 1.197,32 148,35 12,39 3,94 3,78Retribusi Daerah 239,57 27,26 11,38 263,81 28,44 10,78 0,80 0,72

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan 183,21 0,53 0,29 190,71 0,85 0,44 0,02 0,02Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yg Sah 1.117,82 97,54 8,73 1.084,09 76,06 7,02 2,85 1,94Pendapatan Transfer 17.279,67 3.157,15 18,27 17.198,92 3.655,63 21,26 92,39 93,02A. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 16.441,61 3.157,15 19,20 16.317,58 3.655,63 22,40 92,39 93,02Dana Perimbangan 15.724,96 3.152,97 20,05 15.826,45 3.620,63 22,88 92,27 92,13 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 595,05 18,48 3,11 3.421,11 133,32 3,90 0,54 3,39 Dana Alokasi Umum 14.473,92 3.037,31 20,98 11.522,42 3.419,61 29,68 88,88 87,02 Dana Alokasi Khusus 655,99 97,19 14,82 882,92 67,70 7,67 2,84 1,72Dana Insentif Daerah 260,74 4,17 1,60 18,82 - 0,00 0,12 0,00Dana Otonomi Khusus - - - - 0,00 0,00Dana Keistimewaan - - - - 0,00 0,00Dana Desa 455,91 - 0,00 472,31 35,00 7,41 0,00 0,89B. Pendapatan Transfer Antar Daerah 838,06 - 0,00 881,35 - 0,00 0,00 0,00Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov. dan Pemda Lainnya 838,06 - 0,00 881,35 - 0,00 0,00 0,00Bantuan Keuangan dari Pemerintah - - - - 0,00 0,00Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 938,25 0,05 0,01 196,20 20,46 10,43 0,00 0,52Hibah 231,77 0,01 0,00 151,87 17,92 11,80 0,00 0,46Dana Darurat - - - - 0,00 0,00Penerimaan Lain-Lain Yang Sah 706,48 0,04 0,01 44,33 2,55 5,74 0,00 0,06

Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

24Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 2.13 Realisasi Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

secara spasial, pada tahun anggaran 2022 sebagian besar kabupaten/kota di sumatera Barat mencatat kinerja realisasi pendapatan daerah yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 - (Grafik 2.13). Realisasi pendapatan tertinggi

di triwulan I 2022 berhasil dicapai oleh Kota Padang

Panjang dengan realisasi sebesar 25,59% atau

meningkat dibandingkan triwulan I 2021 yang sebesar

19,84%. Di sisi lain, realisasi pendapatan terendah

pada triwulan I 2022 oleh Kabupaten Agam sebesar

13,82% atau mengalami penurunan dibandingkan

triwulan I 2021 yang sebesar 20,63%. Apabila dilihat

berdasarkan pangsa realisasi, Kota Padang memiliki

pangsa terbesar dengan nilai pangsa sebesar 12,91%.

Realisasi pendapatan Kota Padang sendiri mencapai

19,20% atau meningkat dibandingkan triwulan I

2021 yang sebesar 15,13%. Di sisi lain, Kota Pariaman

memiliki pangsa realisasi terendah dengan nilai

2,54% dari keseluruhan realisasi kabupaten/kota di

Sumatera Barat. Berdasarkan nilai realisasinya, realisasi

pendapatan Kota Pariaman di triwulan I 2022 sebesar

16,18% sedikit mengalami penurunan dibanding

triwulan I 2021 yang mencapai 16,20%.

nilai rasio kemandirian keuangan daerah 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat pada triwulan i tahun 2022 tercatat masih rendah yang tercemin dari rasio pendapatan daerah yang masih banyak bergantung dari transfer dana dari pemerintah pusat. Secara rata-rata, pangsa realisasi Pendapatan

Transfer Pemerintah Pusat di 19 kabupaten/kota

mencapai 93,02% dari total pendapatan daerah.

Rasio transfer pemerintah pusat tertinggi terdapat

di Kota Sawahlunto. Selanjutnya kinerja pendapatan

daerah juga bersumber dari komponen Pendapatan

Asli Daerah (PAD) tercatat memiliki pangsa realisasi

sebesar 6,46% yang secara besar berasal dari pajak

daerah. Pada Pos Lain-lain Pendapatan yang sah hanya

memiliki pangsa realisasi sebesar 0,52% dari total

pendapatan daerah - (Grafik 2.14).

Grafik 2.12. Daya Serap Pendapatan 19 Kab/Kota Sumbar Triwulan I 2021-2022

16,42

10,05

18,27

0,01

19,52

9,27

21,26

10,43

Realisasi PendapatanKab/Kota

Sumber : Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

Realisasi PADKab/Kota

Realisasi PendapatanTransfer

Realisasi Lain LainPendapatan yg Sah

Tw 1 2021TW 1 2022

Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah

20,6318,01

13,9417,35

13,7115,89 17,33 17,57 16,77

1,08

17,2920,73 19,51 19,84 19,93

16,96 15,1317,94 16,20

13,82

16,77

23,7621,48

13,84

20,51

24,27 24,3523,07

18,2516,29

21,39

16,84

25,59

20,45 20,7519,20 18,89

16,18

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00%

Tw I 2021 Tw I 2022

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

25Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Tabel 2.6. Rincian Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I Tahun 2021

2.2.2. realisasi Belanja 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat pada triwulan i 2022

Pada triwulan i 2022, kinerja belanja daerah secara keseluruhan 19 kabupaten/kota di sumatera Barat mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2021. Realisasi belanja di triwulan I 2022

tercatat senilai Rp2,01 Triliun atau sebesar 9,40%,

mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun

2021 triwulan I yang tercatat Rp1,84 Triliun atau

sebesar 8,48%. Kinerja belanja daerah terutama

didukung oleh realisasi Belanja Operasi dan Belanja

Transfer yang lebih optimal. Pada Belanja Operasi,

Grafik 2.14 Komposisi Realisasi Pendapatan 19 Kab/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022

Uraian*

Pendapatan 2022 Pangsa Realisasi

Anggaran Realisasi s.d Tw-I 2022

(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%)1 Kota Padang 2.642,66 507,48 19,20 12,91

2 Kab. Pesisir Selatan 1.628,62 333,98 20,51 8,50

3 Kab. Agam 1.408,66 194,62 13,82 4,95

4 Kab. Padang Pariaman 1.350,42 186,84 13,84 4,75

5 Kab. Lima Puluh Kota 1.296,95 308,14 23,76 7,84

6 Kab. Solok 1.204,69 258,72 21,48 6,58

7 Kab. Tanah Datar 1.160,83 281,77 24,27 7,17

8 Kab. Pasaman Barat 1.130,54 184,19 16,29 4,69

9 Kab. Pasaman 1.034,86 173,50 16,77 4,42

10 Kab. Sijunjung 991,84 212,16 21,39 5,40

11 Kab. Dharmasraya 874,93 201,81 23,07 5,14

12 Kab. Kep. Mentawai 844,54 205,66 24,35 5,23

13 Kab. Solok Selatan 843,07 153,85 18,25 3,91

14 Kota Bukittinggi 717,65 120,89 16,84 3,08

15 Kota Payakumbuh 691,58 130,63 18,89 3,32

16 Kota Sawahlunto 617,11 128,07 20,75 3,26

17 Kota Pariaman 616,93 99,79 16,18 2,54

18 Kota Padang Panjang 541,42 138,56 25,59 3,53

19 Kota Solok 533,76 109,14 20,45 2,78

TOTAL 20.131,05 3.929,80 375,69 100,00

*) Diurutkan berdasarkan nominal anggaran terbesar.Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah

4,31 4,56 2,58 2,19 5,12 3,96 6,82 1,09 1,65 1,50 2,31 5,37 12,97 10,31 4,31 -

20,96 10,08 4,05

95,69 94,78 95,24 97,81 94,88 95,01 93,18 98,91 98,34 98,50 97,69 91,52 86,89 87,99 95,69 100,00

79,04 89,92 95,95

- 0,66 2,19 - - 1,02 0,00 - 0,01 - - 3,11 0,14 1,70 - - - - -

Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah

PAD Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Pendapatan Transfer Antar Daerah Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

26Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

peningkatan hampir terjadi diseluruh komponen,

yakni Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa,

Belanja Bunga, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan

Sosial. Sementara itu, realisasi pada Belanja Modal

tercatat mengalami penurunan, penurunan ini karena

adanya faktor pembayaran proyek 2020 yang di carry

over pada tahun 2021 akibat pandemi Covid-19 yang

menyebabkan tingginya Belanja Modal pada triwulan

I 2021 - (Tabel 2.7).

Pada triwulan i 2022, pos Belanja operasi menjadi kompenen utama belanja daerah di 19 kabupaten/kota di sumatera Barat dengan nilai pangsa mencapai 85,63%. Berdasarkan nilai

realisasinya, pada triwulan I 2022, pos Belanja Operasi

telah terealisasi senilai Rp 1,72 Triliun atau sebesar

10,72% mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan I 2021 yang senilai Rp1,63 Triliun atau

sebesar 9,97%. Kinerja Belanja Operasi terutama

didukung oleh realisasi komponen Belanja Pegawai

yang memiliki pangsa sebesar 64,58% terhadap total

realisasi belanja pada triwulan I 2022. Realisasi Belanja

Pegawai di triwulan I 2022 sedikit meningkat secara

persentase yakni senilai Rp1,30 Triliun atau sebesar

13,36% jika dibandingkan dengan triwulan I 2021

senilai Rp1,33 Triliun atau sebesar 13,27%. Kinerja

Tabel 2.7. Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021-2022

Uraian

2021 2022 Pangsa2021

Pangsa2022Anggaran Realisasi s.d Tw-I Anggaran Realisasi s.d Tw-I

(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%) (%)Belanja Daerah 21.712,61 1.840,63 8,48 21.439,97 2.015,38 9,40 100,00 100,00

Belanja Operasi 16.397,19 1.634,28 9,97 16.094,33 1.725,82 10,72 88,79 85,63

Belanja Pegawai 10.045,00 1.332,51 13,27 9.739,32 1.301,50 13,36 72,39 64,58

Belanja Barang dan Jasa 5.749,11 296,66 5,16 5.873,33 414,66 7,06 16,12 20,57

Belanja Bunga 1,25 - 0,00 9,72 0,11 1,10 0,00 0,01

Belanja Subsidi 30,32 1,06 3,50 39,01 0,80 2,05 0,06 0,04

Belanja Hibah 502,03 4,03 0,80 391,11 8,56 2,19 0,22 0,42

Belanja Bantuan Sosial 69,48 0,02 0,03 41,84 0,19 0,46 0,00 0,01

Belanja Modal 3.337,76 74,16 2,22 3.400,11 58,92 1,73 4,03 2,92

Belanja Tidak Terduga 119,13 0,17 0,14 129,60 0,67 0,52 0,01 0,03

Belanja Transfer 1.858,53 132,02 7,10 1.815,93 229,97 12,66 7,17 11,41

Belanja Bagi Hasil 42,21 10,77 25,51 46,89 0,07 0,16 0,59 0,00

Belanja Bantuan Keuangan 1.816,33 121,25 6,68 1.769,04 229,90 13,00 6,59 11,41

Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah

Belanja Operasi lebih lanjut didukung oleh realisasi

komponen Belanja Barang dan Jasa yang memberikan

pangsa terbesar kedua yakni sebesar 20,57%. Realisasi

komponen belanja ini tercatat senilai Rp414,66 Miliar

atau sebesar 7,06% meningkat dibandingkan periode

yang sama pada tahun 2021 senilai Rp296,66 Miliar

atau sebesar 5,16%.

Selanjutnya, pos Belanja Transfer memiliki nilai

pangsa sebesar 11,41%. Realisasi pos Belanja

Transfer di triwulan I 2022 yaitu senilai Rp229,97

Miliar atau sebesar 12,66% mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan I 2021 senilai Rp132,02 Miliar

yang sebesar 7,10%. Kinerja Belanja Transfer tersebut

masih berasal dari komponen Belanja Bantuan

Keuangan. Lebih lanjut Belanja Modal dan Belanja

Tak Terduga memiliki pangsa masing-masing sebesar

2,92% dan 0,03% dengan nilai realisasi masing-

masing sebesar 1,73% (Rp58,92 Miliar) dan 0,52%

(Rp0,67 Miliar). Belanja Modal mengalami penurunan

jika dibandingkan dengan triwulan I 2021 yang

mencapai sebesar 2,22% (Rp74,16 Miliar). Di sisi lain,

realisasi Belanja Tak Terduga mengalami peningkatan

dibandingkan dengan triwulan I 2021 dengan realisasi

sebesar 0,14% (Rp0,17 Miliar) - (Grafik 2.14).

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

27Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Berdasarkan nilai rata-rata realisasi belanja daerah pada triwulan i 2022 di seluruh 19 kabupaten/kota di sumatera Barat tercatat senilai rp 106,07 miliar atau sebesar 9,42%. Secara Spasial, sebagian besar wilayah kabupaten/

kota mengalami peningkatan capaian realisasi belanja

dibandingkan triwulan I 2021 - (Grafik 2.16). Realisasi

belanja tertinggi dapat dicapai oleh Kota Padang

Panjang dengan capaian realisasi sebesar 11,93%,

meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I

2021 yang sebesar 10,93%. Di sisi lain, realisasi

belanja terendah pada wilayah Kota Solok dengan

capaian realisasi belanja daerah sebesar 4,89%

menurun dibandingkan triwulan I 2021 yang sebesar

9,21%. Berdasarkan nilai pangsa belanja daerah,

Kota Padang merupakan wilayah dengan pangsa

realisasi belanja tertinggi sebesar 12,77% dari total

belanja 19 kabupaten/kota. Realisasi belanja di Kota

Padang di triwulan I 2022 sebesar 9,84% meningkat

dibandingkan triwulan I 2021 yang sebesar 7,82%.

Adapun pangsa realisasi belanja terendah di Kota

Solok dengan pangsa sebesar 1,78% - (Tabel 2.8).

Apabila dilihat dari komposisinya, komponen utama Belanja Daerah di 19 Kabupaten/Kota di sumatera Barat didominasi oleh Belanja operasi yang memberikan sumbangan rata-rata sebesar 87,25% terhadap total belanja daerah. Beberapa

wilayah dengan nilai pangsa Belanja Operasi tertinggi

yaitu Kabupaten Pasaman (99,82%), Kabupaten

Pasaman Barat (99,79%), dan Kota Bukittinggi

(99,67%). Selanjutnya, pangsa realisasi tertinggi

pada komponen Belanja Transfer diperoleh oleh

Kabupaten Lima Puluh Kota (35,35%), Kabupaten

Solok (29,54%) dan Kota Pariaman (20,07%). Pada

komponen Belanja Modal, daerah dengan pangsa

realisasi rertinggi yaitu Kota Payakumbuh (14,40%),

Kota Padang (9,66%) dan Kabupaten Dharmasraya

(6,12%) - (Grafik 2.17).

Grafik 2.15. Daya Serap Belanja 19 Kab/Kota Sumbar Triwulan I 2021-2022

Grafik 2.16 Realisasi Belanja 19 Kab/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2021-2022

Sumber : Bakeuda Prov. Sumatera Barat, diolah

8,48

9,97

2,22

0,14

7,10

9,4010,72

1,730,52

12,66

Realisasi BelanjaKab/Kota

Realisasi BelanjaOperasi

Realisasi BelanjaModal

Realisasi BelanjaTidak Terduga

Realisasi BelanjaTransfer

Tw 1 2021 TW 1 2022

Sumber : Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah

10,999,28

7,97 8,36 8,06

10,78

6,655,48

9,76 9,43

6,86 7,76 8,01

10,939,21 8,37 7,82

9,08

6,11

8,587,69

11,62 11,19

9,269,88

9,388,92

10,74

7,81

8,96 8,98

6,89

11,93

4,89

11,18

9,24

10,72 11,06

Tw I 2021 Tw I 2022

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

28Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

2.3. ALoKAsi APBn Provinsi sumAterA BArAt

Daya serap belanja APBn untuk kementrian/lembaga di Provinsi sumatera Barat hingga triwulan i 2022 meningkat dibandingkan dengan triwulan i 2021. Realisasi belanja APBN pada triwulan

I 2022 tercatat senilai Rp2,21 Triliun atau sebesar

Tabel 2.8. Rincian Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Triwulan I 2022

Uraian*Belanja 2022 Pangsa Realisasi

Anggaran Realisasi s.d Tw-I 2022(Miliar Rp) (Miliar Rp) % (%)

1 Kota Padang 2.786,63 257,44 9,24 12,772 Kab. Pesisir Selatan 1.659,32 164,01 9,88 8,143 Kab. Agam 1.499,04 128,67 8,58 6,384 Kab. Padang Pariaman 1.405,80 130,24 9,26 6,465 Kab. Lima Puluh Kota 1.323,95 153,89 11,62 7,646 Kab. Solok 1.248,29 139,69 11,19 6,937 Kab. Tanah Datar 1.212,13 113,73 9,38 5,648 Kab. Pasaman Barat 1.163,00 104,25 8,96 5,179 Kab. Pasaman 1.081,92 83,25 7,69 4,13

10 Kab. Sijunjung 1.064,87 95,59 8,98 4,7411 Kab. Dharmasraya 933,92 100,34 10,74 4,9812 Kab. Solok Selatan 931,90 72,82 7,81 3,6113 Kab. Kep. Mentawai 884,61 78,87 8,92 3,9114 Kota Bukittinggi 842,48 58,07 6,89 2,8815 Kota Payakumbuh 747,50 80,12 10,72 3,9816 Kota Solok 733,54 35,89 4,89 1,7817 Kota Sawahlunto 674,25 75,36 11,18 3,7418 Kota Pariaman 646,93 71,54 11,06 3,5519 Kota Padang Panjang 599,88 71,59 11,93 3,55TOTAL 21.439,97 2.015,38 178,95 100,00

*) Diurutkan berdasarkan nominal anggaran terbesar.Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah

Grafik 2.17 Komposisi Realisasi Belanja 19 Kab/Kota di Sumatera Barat di Triwulan I 2022

Sumber: Bakeuda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diolah

82,1899,82

64,27 70,4586,46 84,29 91,13 94,27

77,78 79,46

99,7983,24

99,67 99,40 99,09 91,93 90,34 85,60 78,64

0,16

0,18

0,150,01

0,13 3,720,01

3,15

6,12 4,02

0,09

1,62

0,33 0,46 0,910,87 9,66 14,40

1,3017,66

0,00

35,3529,54

13,40 11,99 8,852,58

16,10 16,47

0,00

15,14

0,00 0,00 0,007,15

0,00 0,00

20,07

Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Belanja Transfer

15,19%. Berdasarkan presentasi realisasi angka

tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2021

yang tercatat senilai Rp 2,29 Triliun atau sebesar

14,78% - (Tabel 2.9).

Realisasi Belanja APBN menurut jenis tertinggi pada

triwulan I 2022 berada pada komponen Dana Desa

dengan realisasi senilai Rp 216,15 Miliar atau sebesar

BAB 2 | KEUANGAN PEMERINTAH

29Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Tabel 2.9. Rincian Belanja Kementrian/Lembaga Provinsi Sumatera Barat Tw I 2021-2022

24,93% seiring dengan percepatan penyaluran Dana

Desa yang dicanangkan oleh pemerintah. Di sisi lain,

capaian realisasi APBN terendah pada triwulan I 2022

berada pada jenis Belanja Modal yang tercatat senilai

Rp 216,41 Miliar atau sebesar 10,01%. Belanja Modal

pada triwulan I 2022 tercatat mengalami penurunan

dibandingkan triwulan I 2021 akibat adanya carry over

proyek pada triwulan I 2021 akibat pandemi Covid di

tahun sebelumnya - (Tabel 2.9).

Grafik 2.18 Komposisi Belanja Kementrian/Lembaga berdasarkan Jenis Belanja Tw I 2021-2022

Pegawai

Barang

Modal

Bantuan Sosial

DAK

Dana Desa

37,85

25,69

12,63

0,00

14,72

9,10

39,44

22,76

9,78

0,00

18,26

9,77

TW 1 2021

TW 1 2022

Uraian2021 2022 Pangsa

2021Pangsa2022

Realisasi Growth2022Anggaran Realisasi Tw-I Anggaran Realisasi Tw-I

Miliar Rp Miliar Rp % Miliar Rp Miliar Rp % (%) (%) g(%)Berdasarkan Jenis Belanja 15.541,74 2.297,75 14,78 14.574,66 2.213,46 15,19 100,00 100,00 -3,67

Pegawai 4.566,22 869,66 19,05 4.658,19 872,88 18,74 37,85 39,44 0,37

Barang 4.617,94 590,36 12,78 3.647,91 503,78 13,81 25,69 22,76 -14,67

Modal 2.204,67 290,28 13,17 2.160,88 216,41 10,01 12,63 9,78 -25,45

Bantuan Sosial 26,37 0,02 0,08 29,27 - - 0,00 0,00 -100,00

DAK 3.133,95 338,32 10,80 3.211,38 404,24 12,59 14,72 18,26 19,48

Dana Desa 992,60 209,11 21,07 867,02 216,15 24,93 9,10 9,77 3,37

Berdasarkan pangsa alokasi belanja didominasi oleh

komponen Belanja Pegawai yakni sebesar 39,44%

pada triwulan I 2022, meningkat dibandingkan

triwulan I 2021 yang sebesar 37,85%. Pangsa

pada komponen Belanja Dana Desa dan DAK juga

mengalami peningkatan dengan pangsa pada

triwulan I 2022 tercatat masing-masing sebesar

9,77% dan 18,26% meningkat dibandingkan pangsa

pada triwulan I 2021 yang tercatat sebesar 9,10% dan

14,72%. Di sisi lain, pangsa pada komponen Belanja

Barang dan Belanja Modal tercatat sebesar 9,78% dan

22,76% menurun jika dibandingkan dengan pangsa

pada triwulan I 2021 yakni masing-masing sebesar

25,69% dan 12,63% - (Grafik 2.18).

30

This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

31Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 meningkat sejalan dengan pelonggaran kebijakan PPKM yang

mendorong peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Realisasi inflasi Sumatera Barat pada triwulan I

2022 tercatat sebesar 3.24% (yoy) atau meningkat dibandingkan realisasi inflasi triwulan IV 2021 yang sebesar 1,40%

(yoy), peningkatan ini terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai

inflasi mencapai 3,76% (yoy) dan andil inflasi 1,15% (yoy). Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau

disumbang oleh inflasi pada komoditas minyak goreng, rokok kretek filter, daging ayam ras, dan rokok putih. Selain

itu, kelompok transportasi juga mengalami inflasi pada triwulan I 2022 sebesar 3,96% (yoy) dengan andil inflasi

0,54% (yoy). Pada kelompok transportasi, inflasi bersumber dari peningkatan tarif angkutan udara sejalan dengan

pelonggaran aktivitas masyarakat dan kenaikan permintaan menjelang Ramadhan 1443H. Kelompok lain yang turut

memberikan sumbangan inflasi pada triwulan I 2022 yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar

lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan andil inflasi 0,54% (yoy). Inflasi pada kelompok ini disumbang

oleh inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga.

Tekanan inflasi pada triwulan II 2022 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2022. Peningkatan

ini terutama didorong oleh semakin membaiknya mobilitas masyarakat di tengah meredanya kasus COVID-19

serta kenaikan permintaan selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1443H. Masih tingginya harga CPO global

mengakibatkan harga komoditas minyak goreng masih tetap tinggi. Inflasi lebih lanjut juga didorong oleh kenaikan

tarif pemerintah antara lain kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis pertamax, kenaikan tarif

angkutan udara, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11% di bulan April 2022. Selain itu, tingginya

ketidakpastian global akibat konflik geopolitik Rusia – Ukraina juga mendorong kenaikan harga komoditas global,

yang lebih lanjut berdampak pada kenaikan harga komoditas dalam negeri. Keterbatasan pasokan gandum akibat

hambatan ekspor dari Ukraina dan pembatasan ekspor oleh India akan berdampak pada peningkatan harga komoditas

berbahan dasar gandum. Fluktuasi harga emas dan efek inflasi global juga akan menjadi faktor pendorong kenaikan

inflasi pada triwulan II 2022.

Bab 3PERKEMBANGANINFLASI DAERAH

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

32Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Triwulan IV 2021 Indikator Makro Triwulan I 2022

1,87%(yoy)

2,64%(yoy)

1,91%(yoy)

Inflasi Nasional

Inflasi Sumatera

3,11%(yoy)

1,40%(yoy)

1,44%(qtq) Inflasi Sumatera Barat

3,24%(yoy)

1,88%(qtq)

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

33Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

3.1. Perkembangan UmUm InflasI ProvInsI sUmatera barat

Inflasi sumatera barat pada triwulan I 2022 meningkat sejalan dengan pelonggaran kebijakan PPkm yang mendorong peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Realisasi inflasi Sumatera Barat pada triwulan I 2022 tercatat

sebesar 3.24% (yoy) atau mengalami peningkatan

dibandingkan realisasi inflasi triwulan IV 2021 yang

sebesar 1,40% (yoy) – (Grafik 3.1). Inflasi pada

triwulan I 2022 terutama bersumber dari inflasi pada

kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan

nilai inflasi mencapai 3,76% (yoy) dan andil inflasi

1,15% (yoy) – (Grafik 3.2). Inflasi pada kelompok

makanan, minuman, dan tembakau disumbang oleh

inflasi pada komoditas minyak goreng, rokok kretek

filter, daging ayam ras, dan rokok putih. Inflasi pada

komoditas minyak goreng terutama disebabkan oleh

kebijakan pencaputan Harga Eceran Tertinggi (HET)

minyak goreng kemasan pada tanggal 16 Maret 2022

di tengah masih tingginya harga komoditas CPO

(Crude Palm Oil). Kenaikan harga rokok kretek filter

sebagai dampak peningkatan tarif cukai rokok sebesar

12% di tahun 2022. Pada komoditas daging ayam

ras, inflasi disebabkan oleh kenaikan harga pakan

utama yaitu jagung maupun kenaikan harga soy bean

meal (bungkil kedelai) yang lebih lanjut menyebabkan

peningkatan biaya produksi di tingkat peternak.

sementara itu, kelompok transportasi juga mengalami inflasi pada triwulan I 2022 sebesar 3,96% (yoy) dengan andil inflasi 0,54% (yoy). Pada kelompok transportasi, inflasi bersumber

dari peningkatan tarif angkutan udara akibat

pelonggaran aktivitas masyarakat serta kenaikan

permintaan menjelang Ramadhan 1443H. Momentum

peningkatan permintaan dimanfaatkan oleh maskapai

penerbangan untuk melakukan penyesuaian tarif.

kelompok lain yang turut memberikan sumbangan inflasi pada triwulan I 2022 yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan andil inflasi 0,54% (yoy). Inflasi pada

kelompok ini disumbang oleh inflasi pada komoditas

bahan bakar rumah tangga. Inflasi komoditas bahan

bakar rumah tangga dipicu oleh kenaikan harga

LPG non-subsidi secara gradual oleh Pertamina sejak

akhir tahun 2021 akibat kenaikan harga Contract

Price Aramco (CPA) yang digunakan sebagai harga

acuan LPG saat ini. Ketidakpastian global di tengah

ketegangan konflik geopolitik Rusia – Ukraina

juga mendorong kenaikan harga komoditas global

termasuk komoditas energi baik minyak mentah

maupun gas sehingga mendorong kenaikan harga

komoditas di dalam negeri.

secara keseluruhan, pada triwulan I 2022 sebagian besar kelompok mengalami inflasi kecuali kelompok pendidikan yang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,45% (yoy), dengan nilai andil deflasi -0,03% (yoy). Deflasi

pada kelompok pendidikan disumbang oleh deflasi

pada komoditas sekolah dasar. Penurunan biaya

sekolah dasar pada triwulan I 2022 terutama karena

penyaluran dana bantuan Program Indonesia Pintar

(PIP) yang disalurkan sebagai bantuan biaya peserta

didik termasuk biaya perlengkapan sekolah, uang

saku, uang transportasi, biaya praktik, dan biaya uji

kompetensi.

secara spasial, inflasi sumatera barat disumbang oleh dua kota penghitung IHk yaitu kota Padang dan kota bukittinggi. Pada triwulan I 2022,

inflasi Kota Padang tercatat mencapai 3,24% (yoy),

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumbar dan Nasional

(2,00)

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% (YOY)Sumbar (yoy) Nasional (yoy)Sumbar (mtm)

Sumber: BPS, diolah

Nasional (mtm)

3,242,640,770,66

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

34Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mengalami inflasi sebesar 1,37% (yoy) – (Grafik

3.3). Inflasi di Kota Padang tercatat bersumber dari

inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan

tembakau dengan nilai inflasi 3,54% (yoy), dan

andil inflasi 1,06% (yoy). Komoditas minyak goreng,

rokok kretek filter, daging ayam ras, dan rokok putih

menjadi komoditas utama penyumbang inflasi pada

kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Kelompok transportasi menjadi penyumbang utama

inflasi Kota Padang selanjutnya dengan nilai inflasi

mencapai 4,18% (yoy) dan andil inflasi 0,61% (yoy).

Inflasi kelompok transportasi terutama bersumber dari

inflasi pada komoditas angkutan udara yang tercatat

mengalami kenaikan tarif sejalan dengan pelonggaran

aktivitas masyarakat dan peningkatan permintaan

menjelang Ramadhan 1443H. Adapun kelompok

perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya

memberikan sumbangan inflasi pada triwulan I 2022

dengan nilai inflasi sebesar 3,94% (yoy) dengan

andil 0,56% (yoy). Inflasi pada kelompok ini tercatat

didorong oleh peningkatan harga komoditas bahan

bakar rumah tangga yang mengalami inflasi akibat

adanya kenaikan harga LPG non-subsidi.

sejalan dengan kota Padang, pada triwulan I 2022, kota bukittinggi tercatat mengalami inflasi sebesar 3,26% (yoy), atau meningkat dibandingkan triwulan Iv 2021 yang inflasi

sebesar 1,69% (yoy). Kelompok utama penyumbang

inflasi Kota Bukittinggi yaitu kelompok makanan,

minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi

5,33% (yoy) dengan andil inflasi 1,87% (yoy). Inflasi

pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau

terutama disebabkan oleh inflasi pada minyak goreng,

rokok putih, dan tahu mentah. Minyak goreng

mengalami inflasi baik di Kota Padang maupun Kota

Bukittinggi yang disebabkan oleh meningkatnya harga

minyak goreng khususnya minyak goreng kemasan

pasca pencabutan HET minyak goreng kemasan pada

16 Maret 2022 sementara harga komoditas CPO

global tercatat masih tinggi. Inflasi pada komoditas

rokok putih terjadi sebagai dampak peningkatan tarif

cukai rokok rata-rata sebesar 12% di tahun 2022

yang lebih lanjut berdampak pada peningkatan harga

komoditas rokok secara gradual di tingkat eceran.

Sementara itu komoditas tahu mentah mengalami

inflasi yang didorong oleh peningkatan harga bahan

baku kedelai sebagai dampak kenaikan harga kedelai

impor. Inflasi Kota Bukittinggi juga didorong oleh

inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan

bahan bakar lainnya yang mengalami inflasi sebesar

2,18% (yoy) dengan andil inflasi 0,39% (yoy). Inflasi

kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan

bakar lainnya bersumber dari inflasi komoditas bahan

bakar rumah tangga sejalan dengan kenaikan harga

LPG non-subsidi.

Grafik 3.2 Inflasi Tahunan (yoy) Menurut Kelompok Barang dan Jasa (Tw I 2022)

Grafik 3.3 Inflasi Tahunan (yoy) Per Kota Sampel Inflasi Sumbar

Sumber : BPS, diolah

MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU

PAKAIAN DAN ALAS KAKI

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA

PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN …

KESEHATAN

TRANSPORTASIINFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN

REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA

PENDIDIKAN

PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN

PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA

SUMBAR PADANG BUKITTINGGI

Sumber: BPS, diolah

3,24

3,…

3,26

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

% (YOY)Sumbar Padang Buki�nggi

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

35Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

3.2. InflasI berdasarkan kelomPok barang dan Jasa

3.2.1. Inflasi tahunan berdasarkan kelompok barang dan Jasa

berdasarkan kelompok barang dan jasa, inflasi sumatera barat pada triwulan I 2022 terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi 3,76% (yoy) dan andil inflasi 1,15% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Realisasi inflasi kelompok

makanan, minuman, dan tembakau triwulan I

2022 lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021

yang sebesar 0,88% (yoy) dan andil inflasi 0,27%

(yoy). Inflasi kelompok ini terutama didorong oleh

peningkatan komoditas minyak goreng, rokok

kretek filter, daging ayam ras, dan rokok putih yang

mengalami inflasi pada triwulan I 2022 masing-masing

sebesar 0,27%; 0,18%; 0,15%; dan 0,10% (yoy).

Kenaikan harga komoditas minyak goreng terjadi

sebagai dampak kebijakan pencabutan HET minyak

goreng kemasan yang ditetapkan sejak 16 Maret

2022 di tengah masih tingginya harga komoditas

CPO global. Di sisi lain, HET minyak goreng curah

ditetapkan sebesar Rp14.000,00 per liter atau

sebesar Rp 15.500,00 per kilogram. Komoditas rokok

kretek filter dan rokok putih tercatat memberikan

sumbangan terhadap inflasi Sumatera Barat pada

triwulan I 2022. Inflasi pada komoditas aneka rokok

merupakan dampak kenaikan tarif cukai rokok rata-

rata pada tahun 2022 yang lebih lanjut mendorong

kenaikan harga komoditas rokok di tingkat eceran.

Sementara itu harga daging ayam ras mengalami

kenaikan yang disebabkan oleh peningkatan biaya

produksi akibat kenaikan harga pakan. Harga bahan

baku utama pakan yaitu jagung mengalami kenaikan

karena keterbatasan pasokan jagung, sementara

itu bahan campuran pakan soy bean meal (bungkil

kedelai) turut mengalami kenaikan sebagai dampak

kenaikan harga kedelai impor.

Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan

tembakau lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada

komoditas cabai merah, ikan cakalang/ikan sisik, dan

ikan gembolo/ikan aso-aso yang tercaat mengalami

deflasi masing-masing sebesar -0,15%; -0,05%; dan

-0,04% (yoy). Deflasi pada komoditas cabai merah

terutama disebabkan oleh cukup stabilnya permintaan

pada periode triwulan I 2022 dibandingkan periode

yang sama di tahun 2021. Pada komoditas ikan

cakalang/ikan sisik maupun ikan gembolo/ikan aso-

aso, deflasi didukung oleh kecukupan pasokan dan

kestabilan permintaan komoditas tersebut.

kelompok transportasi mengalami inflasi di triwulan I 2022 sebesar 3,96% (yoy) dengan nilai andil inflasi sebesar 0,56% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Inflasi kelompok transportasi

terutama bersumber dari inflasi komoditas angkutan

udara dengan nilai andil inflasi sebesar 0,36% (yoy).

Tarif angkutan udara tercatat meningkat disebabkan

oleh penyesuaian harga oleh maskapai penerbangan

di tengah pelonggaran mobilitas masyarakat dan

peningkatan permintaan menjelang Ramadhan1443H.

Penurunan level PPKM dan kemudahan syarat

penerbangan khususnya bagi penumpang pesawat

yang telah menerima vaksinasi dosis tiga (booster)

mendorong peningkatan arus penumpang angkutan

udara di triwulan I 2022. Jumlah penumpang yang

datang ke wilayah Sumatera Barat melalui Bandara

Internasional Minangkabau (BIM) mengalami

peningkatan menjadi rata-rata sebanyak 60.000

penumpang, meningkat dibandingkan triwulan IV

2021 yang rata-rata 50.000 penumpang.

kelompok lain yang memberikan sumbangan cukup besar pada inflasi di triwulan I 2022 yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan nilai andil inflasi 0,54% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Komoditas utama penyumbang inflasi

pada kelompok ini yaitu bahan bakar rumah tangga

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

36Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar

0,34% (yoy). Inflasi komoditas bahan bakar rumah

tangga terjadi didorong oleh meningkatnya harga

LPG non-subsidi yang mengalami kenaikan secara

gradual sejak akhir tahun 2021. Adapun, kenaikan

harga LPG non-subsidi ini akibat meningkatnya

harga Contract Price Aramco (CPA) sebagai dasar

acuan harga LPG di Indonesia. Harga CPA tercatat

mengalami kenaikan sejak beberapa bulan terakhir

didorong oleh meningkatnya harga gas dunia akibat

ketegangan kondisi geopolitik Rusia – Ukraina.

selanjutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya tercatat mengalami inflasi pada triwulan I 2022 dengan nilai laju inflasi sebesar 5,74% (yoy) dan andil 0,35% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Inflasi pada kelompok ini disumbang

oleh inflasi pada komoditas emas perhiasan dengan

andil inflasi sebesar 0,12% (yoy). Ketidakpastian

global akibat konflik Rusia – Ukraina, ancaman inflasi

global, dan pergerakan suku bunga global maupun

mata uang dollar AS mendorong fluktuasi harga emas

global yang lebih lanjut berdampak pada harga emas

perhiasan di Indonesia. Meningkatnya ketidakpastian

global ini mendorong kecenderungan investasi pada

aset safe haven seperti emas.

kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga turut mengalami inflasi dengan nilai sebesar 4,86% (yoy) dan andil inflasi sebesar 0,20% (yoy) – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Komoditas sabun detergen

bubuk/cair tercatat menjadi penyumbang utama inflasi

pada kelompok ini dengan nilai andil inflasi sebesar

0,12% (yoy). Inflasi sabun detergen bubuk/cair

disebabkan oleh kenaikan harga di tingkat produsen

sebagai dampak peningkatan biaya produksi. Adapun

peningkatan biaya produksi komoditas ini merupakan

dampak kenaikan harga CPO global, mengingat salah

satu bahan baku utama detergen bubuk/cair yaitu

oleokimia yang merupakan salah satu produk turunan

kelapa sawit.

sementara itu, kelompok lainnya tercatat mengalami inflasi yang rendah di triwulan I 2022 – (tabel 3.1 dan tabel 3.2). Kelompok informasi,

komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi

dengan nilai andil inflasi 0,18% (yoy). Kelompok

penyediaan makanan dan minuman/restoran

mengalami inflasi dengan andil inflasi 0,15% (yoy).

Sementara itu, kelompok pakaian dan alas kaki,

kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, serta

kelompok kesehatan masing-masing mengalami

inflasi dengan nilai andil 0,06%; 0,06%; 0,03% (yoy).

di sisi lain, kelompok pendidikan tercatat memberikan sumbangan deflasi di sumatera barat pada periode triwulan I 2022. Kelompok

pendidikan mengalami deflasi sebesar -0,45%

(yoy) dengan andil deflasi -0,02% (yoy) – (Tabel 3.1

dan Tabel 3.2). Deflasi pada kelompok pendidikan

karena penurunan biaya sekolah dasar dengan

andil deflasi sebesar -0,03% (yoy). Penurunan biaya

sekolah dasar terjadi sejalan dengan pencairan dana

Program Indonesia Pintar (PIP) yang disalurkan oleh

pemerintah kepada siswa kurang mampu sebagai

bantuan pendidikan yang dapat digunakan untuk

pembayaran biaya perlengkapan sekolah, uang

saku, uang transportasi, biaya praktik, dan biaya uji

kompetensi.

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

37Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

3.2.2. Inflasi bulanan berdasarkan kelompok barang dan Jasa

sepanjang periode triwulan I 2022, tekanan inflasi tertinggi di sumatera barat terjadi pada bulan Januari 2022 – (tabel 3.3 dan tabel 3.4). Inflasi Sumatera Barat pada Januari 2022 sebesar

1,02% (mtm) bersumber dari kenaikan harga

komoditas daging ayam ras, mobil, biaya pulsa ponsel,

bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras

dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,24%,

0,17%, 0,14%, 0,12%, dan 0,11% (mtm) – (Tabel

3.5). Daging ayam ras tercatat mengalami kenaikan

harga yang disebabkan masih tingginya permintaan

pasca HBKN Nataru dan menjelang Hari Raya Imlek.

Kenaikan harga daging ayam ras juga turut didorong

oleh peningkatan harga pakan dan konsentrat.

Komoditas mobil mengalami inflasi disebabkan oleh

penurunan subsidi PPnBM yang pengaturannya masih

dalam proses finalisasi oleh pemerintah. Kebijakan

subsidi PPnBM 100% saat ini diterapkan hanya untuk

Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Sumatera Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa SBH 2018 (% yoy)

Tabel 3.2 Andil Inflasi Tahunan Sumatera Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa SBH 2018 (% yoy)

SBH 2018

Kelompok2021 2022

I II III IV IUmum 1,78 1,74 1,75 1,40 3,24

Makanan, Minuman dan Tembakau 1,15 0,96 1,08 0,27 1,15

Pakaian dan Alas Kaki 0,03 0,04 0,05 0,05 0,06

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,04 0,07 0,14 0,24 0,54

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,06 0,06 0,06 0,12 0,20

Kesehatan 0,09 0,08 0,10 0,11 0,03

Transportasi -0,06 -0,08 -0,03 0,22 0,56

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,07 0,02 0,02 0,04 0,18

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,09 0,09 0,08 0,12 0,06

Pendidikan 0,08 0,08 0,08 -0,01 -0,02

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,27 0,22 0,21 0,13 0,15

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,14 0,20 -0,02 0,12 0,35Sumber: BPS, diolah

SBH 2018

Kelompok2021 2022

I II III IV IUmum 1,78 1,74 1,75 1,40 3,24Makanan, Minuman dan Tembakau 3,78 3,20 3,59 0,88 3,76Pakaian dan Alas Kaki 0,48 0,62 0,67 0,72 0,91Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,27 0,48 0,94 1,63 3,69Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 1,51 1,39 1,54 2,98 4,86Kesehatan 5,03 4,87 5,57 6,23 1,99Transportasi -0,40 -0,58 -0,19 1,54 3,96Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -1,45 0,45 0,46 0,70 3,42Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 4,51 4,49 4,14 6,17 3,11Pendidikan 1,43 1,49 1,41 -0,12 -0,45Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,75 2,31 2,13 1,38 1,61Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 2,34 3,36 -0,29 2,00 5,74

Sumber: BPS, diolah

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

38Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

kenaikan harga LPG Non-Subsidi sejak tanggal 25

Desember 2021. Pada komoditas telur ayam ras,

inflasi didorong oleh masih tingginya permintaan

pada periode pasca HBKN Nataru dan menjelang Hari

Raya Imlek. Selain itu, peningkatan permintaan dan

aktivitas masyarakat dibandingkan tahun sebelumnya,

turut menjadi momentum bagi peternak untuk

menaikkan harga.

mobil berkategori Low Cost Green Car (LCGC) dan

mobil non-LCGC dengan harga <250 juta (dengan

kandungan lokal tertentu). Biaya pulsa ponsel

mengalami inflasi yang disebabkan oleh peningkatan

harga di tingkat penyedia jasa layanan sejalan dengan

peningkatan aktivitas masyarakat dibandingkan tahun

sebelumnya. Sementara itu peningkatan harga bahan

bakar rumah tangga disebabkan oleh kebijakan

Tabel 3.3 Inflasi Bulanan Berdasarkan Kelompok Barang (%, mtm)

Tabel 3.4 Andil Inflasi Bulanan Berdasarkan Kelompok Barang (%, mtm)

SBH 2018

Kelompok

2021 2022

TW I TW II TW III TW IV TW I

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarUmum 0,12 -0,38 0,31 -0,01 0,19 -0,17 -0,09 -0,13 0,10 0,36 0,65 0,42 1,02 0,07 0,77

Makanan, Minuman dan Tembakau 0,52 -1,32 1,16 -0,16 -0,60 -0,75 -0,07 -0,10 0,22 0,72 0,77 0,52 1,97 -0,53 1,76

Pakaian dan Alas Kaki 0,20 0,00 0,00 0,14 0,04 0,13 0,13 0,02 0,00 0,01 0,00 0,06 0,12 0,29 -0,01

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,05 0,16 0,06 0,00 0,04 0,20 0,35 0,06 0,09 0,12 0,19 0,31 1,17 0,89 0,23

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,74 0,01 -0,13 0,14 0,24 0,01 0,02 0,21 0,12 0,60 0,25 0,75 0,95 0,82 0,66

Kesehatan 1,63 0,17 2,94 0,02 0,04 0,00 0,05 0,57 0,03 -0,01 0,00 0,66 0,30 0,20 0,12

Transportasi -2,32 0,22 -0,37 -0,06 2,05 -0,32 -0,94 -0,76 0,08 0,77 2,59 0,68 0,17 -0,46 0,14

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,04 0,01 0,02 0,00 0,33 0,05 0,01 0,00 0,00 0,02 0,00 0,22 2,73 0,01 0,04

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 3,88 0,00 0,00 0,02 -0,02 0,00 0,15 0,02 0,00 0,00 0,01 2,02 0,07 0,08 0,73

Pendidikan 0,23 0,00 0,10 0,06 0,00 0,00 0,00 -0,49 -0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,06 0,00 0,00 0,01 0,03 0,19 0,00 0,00 0,07 0,00 0,00 0,02 0,07 1,04 0,19

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,45 -0,57 -0,65 0,40 0,86 0,70 0,00 0,15 0,01 -0,13 0,46 0,32 0,60 0,22 2,03

Sumber: BPS, diolah

SBH 2018

Kelompok

2021 2022

TW I TW II TW III TW IV TW I

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarUmum 0,12 -0,38 0,31 -0,01 0,19 -0,17 -0,09 -0,13 0,10 0,36 0,65 0,42 1,02 0,07 0,77

Makanan, Minuman dan Tembakau 0,16 -0,40 0,35 -0,05 -0,18 -0,23 -0,02 -0,03 0,07 0,22 0,23 0,16 0,59 -0,16 0,53

Pakaian dan Alas Kaki 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,02 0,00

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,03 0,05 0,01 0,01 0,02 0,03 0,05 0,17 0,13 0,03

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,03 0,00 -0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,02 0,01 0,03 0,04 0,03 0,03

Kesehatan 0,03 0,00 0,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00

Transportasi -0,32 0,03 -0,05 -0,01 0,29 -0,05 -0,13 -0,11 0,01 0,11 0,35 0,10 0,02 -0,06 0,02

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,14 0,00 0,00

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,08 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04 0,00 0,00 0,02

Pendidikan 0,01 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,10 0,02

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,03 -0,03 -0,04 0,02 0,05 0,04 0,00 0,01 0,00 -0,01 0,00 0,02 0,04 0,01 0,12

Sumber: BPS, diolah

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

39Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Inflasi Sumatera Barat pada Januari 2022 lebih lanjut

tertahan oleh penurunan harga komoditas cabai

merah, angkutan udara, ikan gembolo/ikan aso-aso,

dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu dengan andil

deflasi masing-masing sebesar -0,18%, -0,15%,

-0,01%, dan -0,01% (mtm) – (Tabel 3.5) . Cabai merah

mengalami deflasi didukung oleh normalisasi harga

dan permintaan pasca HBKN Natal dan Tahun Baru.

Tarif angkutan udara pada Januari 2022 mengalami

deflasi sejalan dengan normalisasi permintaan pada

masa HBKN Natal dan Tahun Baru. Sementara ikan

gembolo/ikan aso-aso dan ikan tongkol/ikan ambu-

ambu mengalami deflasi didukung oleh berlimpahnya

pasokan disertai permintaan yang cukup stabil.

Pada februari 2022 inflasi sumatera barat tercatat sebesar 0,07% (mtm), mengalami penurunan jika dibandingkan bulan Januari 2022 – (tabel 3.3 dan tabel 3.4). Inflasi Sumatera

Barat pada Februari 2022 terutama didorong oleh

peningkatan harga komoditas cabai merah, rokok

kretek filter, tarif air minum PAM, bahan bakar rumah

tangga, dan nasi dengan lauk yang memiliki andil

inflasi masing-masing sebesar 0,16%, 0,07%, 0,07%,

0,05%, dan 0,04% (mtm) – (Tabel 3.5). Komoditas

cabai merah tercatat mengalami kenaikan terutama

pada jenis cabai merah yang dipasok dari Pulau Jawa.

Keterbatasan pasokan yang terjadi pada varian cabai

merah Jawa disebabkan oleh berakhirnya masa panen

di wilayah asal pasokan. Curah hujan yang cukup

tinggi juga menyebabkan kendala pada produktivitas

cabai merah. Kenaikan harga rokok kretek filter

tercatat disebabkan oleh transmisi kenaikan tarif cukai

rokok rata-rata sebesar 12% di tahun 2022. Kebijakan

kenaikan tarif cukai rokok yang diterapkan pada bulan

Januari 2022 mendorong kenaikan harga komoditas

aneka rokok secara gradual di tingkat eceran. Tarif

air minum PAM mengalami kenaikan sejalan dengan

peningkatan tarif PDAM di beberapa wilayah di

Indonesia termasuk Sumatera Barat. Kenaikan tarif

air terutama disebabkan oleh penyesuaian tarif

dasar penggunaan air minum yang tercatat belum

mengalami kenaikan sejak beberapa tahun terakhir.

Bahan bakar rumah tangga mengalami kenaikan yang

didorong oleh meningkatnya harga LPG non-subsidi

secara gradual sejak akhir tahun 2021. Pertamina

mengeluarkan kebijakan kenaikan harga LPG non-

subsidi seiring dengan kenaikan harga Contract Price

Aramco (CPA) sebagai acuan harga LPG. Inflasi di

Sumatera Barat selanjutnya disumbang oleh kenaikan

harga nasi dengan lauk. Kenaikan harga nasi dengan

lauk didorong oleh peningkatan biaya produksi akibat

kenaikan harga bahan pangan seperti cabai merah,

serta sebagai akibat adanya kenaikan bahan bakar

rumah tangga.

Inflasi Sumatera Barat pada Februari 2022 lebih

lanjut tertahan oleh penurunan harga komoditas

daging ayam ras, minyak goreng, angkutan udara,

telur ayam ras, dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu

dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,23%,

-0,15%, -0,09%, -0,05%; dan -0,02% (mtm) – (Tabel

3.5). Deflasi pada komoditas daging ayam ras dan

telur ayam ras didukung oleh kestabilan permintaan

dibandingkan bulan sebelumnya. Pasokan daging

ayam ras dan telur ayam ras tercatat melimpah di

tingkat peternak sehingga mendorong penurunan

harga lebih lanjut. Harga minyak goreng mengalami

penurunan didukung oleh penerapan kebijakan tarif

HET minyak goreng dari pemerintah. Penyelenggaraan

operasi pasar untuk minyak goreng bersubsidi

juga dilakukan terus menerus sepanjang Februari

2022 untuk mendorong normalisasi harga minyak

goreng. Tarif angkutan udara kembali mengalami

deflasi sejalan dengan normalisasi permintaan dan

penurunan aktivitas penerbangan di Sumatera Barat

paska Libur Natal dan Tahun Baru. Sementara itu,

ikan tongkol/ikan ambu-ambu tercatat mengalami

deflasi didukung oleh permintaan yang stabil serta

kecukupan pasokan.

sumatera barat mengalami inflasi kembali pada maret 2022 yaitu sebesar 0,77% (mtm), atau meningkat dibandingkan realisasi februari 2022 sebesar 0,07% (mtm) – (tabel 3.3 dan tabel 3.4). Inflasi pada periode Maret 2022 didorong oleh

peningkatan harga komoditas cabai merah, daging

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

40Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

ayam ras, emas perhiasan, angkutan udara dan ikan

tongkol/ikan ambu-ambu yang memiliki andil inflasi

masing-masing sebesar 0,37%, 0,08%, 0,06%,

0,04% dan 0,03% (mtm) – (Tabel 3.5). Cabai merah

mengalami inflasi disebabkan oleh masih terbatasnya

pasokan cabai merah lokal akibat belum masuknya

masa panen yang diperkirakan pada awal April 2022,

sementara itu pasokan cabai merah dari Pulau Jawa

juga terbatas. Komoditas daging ayam ras tercatat

inflasi didorong oleh kenaikan harga pakan baik

jagung maupun konsentrat, sehingga mendorong

kenaikan biaya produksi. Harga emas perhiasan

mengalami kenaikan sejalan dengan fluktuasi harga

emas global. Disamping itu, sesuai pola historisnya,

harga emas perhiasan juga tercatat cenderung

meningkat pada periode Ramadhan dan Idul Fitri.

Komoditas angkutan udara mengalami inflasi yang

disebabkan oleh kenaikan harga tiket pesawat

di tingkat maskapai akibat pelonggaran aktivitas

masyarakat dan kenaikan permintaan menjelang

Ramadhan 1443H. Sementara itu ikan tongkol/ikan

ambu-ambu juga tercatat mengalami kenaikan harga

akibat keterbatasan pasokan ikan di masyarakat

karena tingginya curah hujan dan keterbatasan solar

bersubsidi sebagai bahan bakar nelayan melaut.

Inflasi Sumatera Barat pada Maret 2022 lebih lanjut

tertahan oleh penurunan harga komoditas beras,

mobil, telur ayam ras, ikan cakalang/ikan sisik dan

kangkung dengan andil deflasi masing-masing

sebesar -0,07%, -0,04%, -0,02%, -0,02%; dan

-0,01% (mtm) – (Tabel 3.5). Deflasi pada komoditas

beras disebabkan oleh melimpahnya pasokan paska

panen raya di beberapa sentra produksi di Sumatera

Barat termasuk Kab. Solok, Kab. Agam, Kab. Padang

Tabel 3.5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan Deflasi Bulanan Triwulan I 2022 (%, mtm)

Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Triwulan I 2022 (% mtm)

Januari Februari Maret

Komoditas % Inflasi (mtm)

% Andil (mtm) Komoditas % Inflasi

(mtm)% Andil (mtm) Komoditas % Inflasi

(mtm)% Andil (mtm)

DAGING AYAM RAS 16,85 0,24 CABAI MERAH 17,42 0,16 CABAI MERAH 34,88 0,37

MOBIL 6,24 0,17 ROKOK KRETEK FILTER 2,96 0,07 DAGING AYAM RAS 5,56 0,08

BIAYA PULSA PONSEL 6,26 0,14 TARIF AIR MINUM PAM 3,15 0,07 EMAS PERHIASAN 4,92 0,06

BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 6,53 0,12 BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 2,60 0,05 ANGKUTAN UDARA 2,91 0,04

TELUR AYAM RAS 13,42 0,11 NASI DENGAN LAUK 1,76 0,04 IKAN TONGKOL/IKAN AMBU-AMBU 6,11 0,03

BAWANG MERAH 12,79 0,06 TOMAT 22,00 0,04 ROKOK KRETEK 3,00 0,02

BERAS 1,09 0,04 BERAS 0,79 0,03 JENGKOL 9,30 0,02

TOMAT 26,44 0,03 SABUN DETERGEN BUBUK/CAIR 2,74 0,02 TAHU MENTAH 4,63 0,02

ROKOK KRETEK FILTER 1,21 0,03 ROKOK PUTIH 1,87 0,02 BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 0,82 0,02

SABUN DETERGEN BUBUK/CAIR 4,32 0,03 ROKOK KRETEK 2,16 0,02 DAGING SAPI 1,74 0,02

Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Triwulan I 2022 (% mtm)

Januari Februari Maret

Komoditas % Inflasi (mtm)

% Andil (mtm) Komoditas % Inflasi

(mtm)% Andil (mtm) Komoditas % Inflasi

(mtm)% Andil (mtm)

CABAI MERAH -16,51 -0,18 DAGING AYAM RAS -14,01 -0,23 BERAS -1,76 -0,07

ANGKUTAN UDARA -8,74 -0,15 MINYAK GORENG -11,26 -0,15 MOBIL -1,59 -0,04

IKAN GEMBOLO/IKAN ASO-ASO -1,70 -0,01 ANGKUTAN UDARA -5,77 -0,09 TELUR AYAM RAS -2,66 -0,02

IKAN TONGKOL/IKAN AMBU-AMBU -1,06 -0,01 TELUR AYAM RAS -5,45 -0,05 IKAN CAKALANG/IKAN SISIK -6,46 -0,02

BIOSKOP -3,45 0,00 IKAN TONGKOL/IKAN AMBU-AMBU -4,23 -0,02 KANGKUNG -5,03 -0,01

JERUK NIPIS/LIMAU -8,30 0,00 CABAI HIJAU -20,48 -0,02 CABAI RAWIT -20,83 -0,01

BIAYA ADMINISTRASI TRANSFER UANG -27,60 0,00 IKAN GEMBOLO/IKAN ASO-ASO -2,17 -0,02 TOMAT -3,55 -0,01

SEMANGKA -2,23 0,00 AIR KEMASAN -1,10 -0,01 BUNCIS -11,60 -0,01

SUSU BUBUK UNTUK BALITA -0,32 0,00 CABAI RAWIT -25,05 -0,01 IKAN GEMBOLO/IKAN ASO-ASO -0,71 -0,01

DASTER -1,69 0,00 BAYAM -6,70 -0,01 BAYAM -3,88 -0,01

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

41Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Pariaman, maupun di Kab. Pesisir Selatan pada

bulan Maret 2022. Komoditas mobil tercatat deflasi

karena kembali diterapkannya kebijakan subsidi

PPnBM bagi mobil baru terutama bagi mobil low

cost green car (LCGC) maupun non-LCGC dengan

kapasitas <1.500cc. Selanjutnya pada komoditas

telur ayam ras, deflasi terutama disebabkan oleh

melimpahnya pasokan telur ayam ras. Sementara itu,

deflasi pada komoditas ikan cakalang/ikan sisik dan

komoditas kangkung karena stabilnya permintaan

akan komoditas tersebut.

3.3. TracKIng PrakIraan InflasI trIwUlan II 2022

tekanan inflasi di triwulan II 2022 diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2022. Laju inflasi diperkirakan meningkat didorong

oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas masyarakat

di tengah meredanya kasus COVID-19 serta

peningkatan permintaan pada periode Ramadhan -

Hari Raya Idul Fitri 1443H. Masih tingginya harga CPO

global mendorong kenaikan harga komoditas minyak

goreng. Inflasi lebih lanjut didorong oleh adanya

kenaikan tarif dari pemerintah antara lain berupa: 1)

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi

jenis pertamax menjadi sebesar Rp 12.750,00 per liter

dari yang sebelumnya sebesar Rp 9.200,00 per liter;

2) Kenaikan tarif angkutan udara yang didorong oleh

peningkatan permintaan pada periode mudik lebaran

serta sebagai dampak kenaikan harga avtur dimana

berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No.

68 tahun 2022 tanggal 18 April 2022 tentang Biaya

Tambahan (Fuel Surcharge), maskapai penerbangan

diperbolehkan menaikkan harga tiket pesawat sebesar

10% dari tarif batas atas untuk pesawat jenis jet serta

sebesar 20% dari tarif batas atas bagi pesawat jenis

propeller; serta 3) Kenaikan tarif Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) sebesar 11% di bulan April 2022 yang

diperkirakan mendorong kenaikan harga komoditas

barang dan jasa pada triwulan II 2022. Selain itu,

masih tingginya ketidakpastian global akibat konflik

geopolitik Rusia – Ukraina mendorong kenaikan harga

komoditas global yang lebih lanjut berdampak pada

kenaikan harga komoditas dalam negeri. Keterbatasan

pasokan gandum akibat hambatan ekspor di Ukraina

serta pembatasan ekspor oleh India berdampak

pada peningkatan harga komoditas berbahan dasar

gandum. Fluktuasi harga emas dan risiko inflasi global

juga menjadi faktor yang dapat mendorong kenaikan

inflasi di triwulan II 2022.

Pada april 2022, sumatera barat tercatat mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm), sedikit menurun dibandingkan realisasi inflasi bulanan pada maret 2022 yang sebesar 0,77% (mtm). Sementara itu secara tahunan, inflasi Sumatera

Barat tercatat mencapai 3,93% (yoy), meningkat

dibandingkan inflasi Maret 2022 sebesar 3,24% (yoy).

Secara tahun berjalan (Januari s.d April 2022), inflasi

Sumatera Barat tercatat sebesar 2,55% (ytd), juga

meningkat dibandingkan inflasi tahun berjalan Maret

2022 yang sebesar 1,87% (ytd). Inflasi pada April

2022 terutama didorong oleh inflasi pada komoditas

minyak goreng, bensin, jasa pembuangan sampah,

mobil, dan jengkol dengan andil inflasi masing-masing

sebesar 0,27%; 0,12%; 0,05%; 0,05%; dan 0,05%

(mtm). Inflasi pada komoditas minyak goreng tercatat

didorong oleh masih tingginya harga CPO global serta

kenaikan permintaan pada periode Ramadhan - Idul

Fitri 1443H. Inflasi komoditas bensin dipicu kenaikan

harga Pertamax oleh Pertamina pada tanggal 1

April 2022 sebesar Rp12.750,- per liter dari yang

sebelumnya sebesar Rp9.200,- per liter. Inflasi pada

komoditas jasa pembuangan sampah disebabkan

oleh kenaikan tarif iuran kebersihan yang terjadi

pada beberapa jasa pembuangan sampah di wilayah

Kota Padang. Harga mobil mengalami peningkatan

yang disebabkan oleh tidak adanya perpanjangan

subsidi PPnBM bagi kriteria mobil baru non-LCGC

(low cost green car) sejak April 2022, sementara

terjadi penurunan presentase subsidi PPnBM pada

mobil LCGC periode April – Juni 2022 menjadi

sebesar 66,67% dari yang sebelumnya sebesar

100%. Kenaikan harga mobil juga didorong oleh

kebijakan kenaikan tarif PPN sebesar 11% dari yang

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

42Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Bulanan Cabai Merah Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Bulanan Bawang Merah

Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Bulanan Daging Ayam Ras Grafik 3.7 Perkembangan Inflasi Bulanan Tiket Angkutan Udara

sebelumnya 10% sejak 1 April 2022. Sementara itu,

inflasi komoditas pangan jengkol terjadi didorong oleh

adanya kenaikan permintaan pada periode HBKN Idul

Fitri 1443H.

Di sisi lain, terdapat berbagai komoditas yang

mengalami deflasi pada April 2022 yaitu komoditas

cabai rawit, angkutan udara, ikan cakalang/ikan

sisik, tomat, dan beras dengan nilai andil inflasi

masing-masing sebesar -0,32%; -0,10%; -0,02%;

-0,02%; dan -0,02% (mtm). Deflasi pada komoditas

pangan seperti cabai rawit, ikan cakalang/ikan

sisik, tomat, dan beras didukung oleh kecukupan

pasokan dalam memenuhi permintaan masyarakat

pada periode Ramadhan – Idul Fitri 1443H terutama

pada komoditas beras yang memiliki jumlah pasokan

melimpah paska panen raya pada bulan Maret –

April 2022. Sementara itu, deflasi pada komoditas

angkutan udara terutama disebabkan oleh penurunan

tarif pesawat secara rata-rata pada bulan April 2022

yang lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2022.

Hal ini terjadi karena kenaikan tarif telah dilakukan

oleh maskapai penerbangan sejak bulan Maret 2022

di tengah meningkatnya permintaan menjelang

bulan Ramadhan. Adapun penurunan tiket pesawat

ini terutama terjadi pada jadwal pesawat tambahan

akibat telah habisnya tiket pesawat pada rute

penerbangan utama.

Sumber: BPS, diolah

CABAI MERAH

Jan’

20Fe

b’20

Mar

’20

Apr’2

0

Jan’

22Fe

b’22

Mar

’22

Apr’2

2

Mei

’20

Jun’

20Ju

l’20

Ags’2

0Se

p’20

Okt’2

0No

v’20

Des’2

0Ja

n’21

Feb’

21M

ar’2

1Ap

r’21

Mei

’21

Jun’

21Ju

l’21

Ags’2

1Se

p’21

Okt’2

1No

v’21

Des’2

1

Sumber: BPS, diolah

BAWANG MERAH

Jan’

20Fe

b’20

Mar

’20

Apr’2

0

Jan’

22Fe

b’22

Mar

’22

Apr’2

2

Mei

’20

Jun’

20Ju

l’20

Ags’2

0Se

p’20

Okt’2

0No

v’20

Des’2

0Ja

n’21

Feb’

21M

ar’2

1Ap

r’21

Mei

’21

Jun’

21Ju

l’21

Ags’2

1Se

p’21

Okt’2

1No

v’21

Des’2

1

Sumber: BPS, diolah

DAGING AYAM RAS

Jan’

20Fe

b’20

Mar

’20

Apr’2

0

Jan’

22Fe

b’22

Mar

’22

Apr’2

2

Mei

’20

Jun’

20Ju

l’20

Ags’2

0Se

p’20

Okt’2

0No

v’20

Des’2

0Ja

n’21

Feb’

21M

ar’2

1Ap

r’21

Mei

’21

Jun’

21Ju

l’21

Ags’2

1Se

p’21

Okt’2

1No

v’21

Des’2

1

Sumber: BPS, diolah

ANGKUTAN UDARA

Jan’

20Fe

b’20

Mar

’20

Apr’2

0

Jan’

22Fe

b’22

Mar

’22

Apr’2

2

Mei

’20

Jun’

20Ju

l’20

Ags’2

0Se

p’20

Okt’2

0No

v’20

Des’2

0Ja

n’21

Feb’

21M

ar’2

1Ap

r’21

Mei

’21

Jun’

21Ju

l’21

Ags’2

1Se

p’21

Okt’2

1No

v’21

Des’2

1

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

43Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 3.8 Perkembangan Inflasi Bulanan Emas Perhiasan

3.4. UPaya PengendalIan InflasI daeraH

dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi daerah dan menjaga daya beli masyarakat, tim Pengendalian Inflasi daerah (tPId) Provinsi sumatera barat telah menyelenggarakan berbagai upaya pengendalian inflasi daerah. Berbagai upaya pengendalian inflasi yang telah

dilaksanakan pada periode laporan, antara lain yaitu:1)

Monitoring harga bahan pangan maupun pasokan

secara rutin yang dilakukan oleh Bank Indonesia

melalui PIHPS, Disperindag, Dinas pangan, maupun

monitoring harga ternak oleh Dinas Peternakan

dan Kesehatan Hewan; 2) Menyelenggarakan

rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, yang

dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2022 dan

dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Sumatera

Barat dan dihadiri OPD tingkat provinsi; 3) Melakukan

koordinasi dengan PT. Incasi Raya dan PT. Padang

Raya Cakrawala (Apical Group) sebagai produsen

penyedia minyak goreng untuk menyediakan

minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau;

4) Berkoordinasi dengan PT. Musim Mas dan PT.

Smart untuk berkomitmen memasok minyak goreng

ke Sumbar untuk menjaga kecukupan pasokan; 5)

Melakukan koordinasi antara Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dengan

Kementerian Perdagangan membantu pemantauan

terhadap penerapan HET di Sumatera Barat. Kegiatan

ini diselenggarakan secara berkala pada minggu

ke-1 dan minggu ke-2 bulan Februari 2022; 6)

Menyelenggarakan pengawasan harga dan pasokan

minyak goreng berkoordinasi dengan Satgas Pangan

untuk memastikan kelancaran distribusi minyak

goreng; 7) Melakukan pembatasan penjualan minyak

goreng untuk pelanggan lama dan untuk ritel dibatasi

maksimal 2 liter per orang. 8) Menyelenggarakan

Operasi Pasar Murah khususnya pada komoditas

minyak goreng pada tanggal 17 – 22 Januari 2022

di enam lokasi di Kota Padang; 9) Menyelenggarakan

operasi pasar minyak goreng bersubsidi di seluruh

Kabupaten/Kota di Sumatera Barat bekerjasama

dengan PT. Padang Raya Cakrawala (Apical Group)

dan PT. Incasi Raya sepanjang bulan Januari sampai

dengan Maret 2022. Beberapa operasi pasar yang

diselenggarakan antara lain yaitu di Kabupaten Tanah

Datar 11 Januari 2022, Kabupaten Pesisir Selatan

tanggal 26 Januari 2022, Kabupaten Agam 25 – 28

Januari 2022, Kabupaten Sijunjung 2 -3 Februari

2022, Kota Solok pada tanggal 7 – 8 Februari 2022,

Kabupaten Solok Selatan tanggal 13 – 14 Februari

2022, Kabupaten Dharmasraya tanggal 11 Februari

2022, Kota Bukittingi pada 16 – 18 Februari 2022,

Kota Padang 5 – 8 Maret 2022 dan pada tanggal 14

Maret 2022.

Selain upaya pengendalian inflasi dimaksud,

menjelang bulan Ramadhan, terdapat indikasi

kenaikan harga pada komoditas utama penyumbang

inflasi di Sumatera Barat yaitu pada komoditas

bahan pangan, Bahan Bakar Minyak (BBM), gas LPG,

serta tarif angkutan udara. Sehubungan dengan

itu, TPID Provinsi Sumatera Barat bersama dengan

TPID Kabupaten/Kota menyelenggarakan kegiatan

High Level Meeting (HLM) TPID pada tanggal 30

Maret 2022 yang diselenggarakan dalam rangka

memitigasi risiko inflasi menjelang Ramadhan

dan Idul Fitri 1443H. Beberapa hasil diskusi yang

dilakukan pada HLM TPID dimaksud yaitu antara lain:

1) Meningkatkan koordinasi antar Kab/Kota untuk

mendorong distribusi bahan pangan yang lebih baik

terutama pada komoditas cabai merah yang harganya

sangat berfluktuasi; 2) Meningkatkan pengawasan

terhadap harga minyak goreng curah agar sesuai

Sumber: BPS, diolah

EMAS PERHIASAN

Jan’

20Fe

b’20

Mar

’20

Apr’2

0

Jan’

22Fe

b’22

Mar

’22

Apr’2

2

Mei

’20

Jun’

20Ju

l’20

Ags’2

0Se

p’20

Okt’2

0No

v’20

Des’2

0Ja

n’21

Feb’

21M

ar’2

1Ap

r’21

Mei

’21

Jun’

21Ju

l’21

Ags’2

1Se

p’21

Okt’2

1No

v’21

Des’2

1

BAB 3 | PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

44Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

dengan HET serta untuk memastikan kenaikan

harga minyak goreng kemasan berada pada rentang

harga yang wajar. Hal ini sejalan dengan keputusan

Kementerian Perdagangan untuk mencabut peraturan

terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng

kemasan. Sementara itu, di sisi lain pasokan minyak

goreng di Sumbar diperkirakan tetap mencukupi

kebutuhan masyarakat selama periode Ramadhan

– Idul Fitri; 3) Dalam hal administered prices, terjadi

kenaikan harga pada berbagai komoditas seperti

aneka rokok, LPG non-subsidi, dan BBM non-

subsidi. Terdapat kelangkaan solar akibat penurunan

kuota solar sebesar ± 5% di Sumatera Barat

mendorong terjadinya antrian panjang kendaraan.

Menindaklanjuti hal tersebut, Gubernur Sumbar telah

menyampaikan surat edaran kepada BPH Migas untuk

menambah kuota solar bersubsidi di Sumbar; 4) Selain

hal tersebut, Satgas Pangan juga telah berkoordinasi

dengan pemda untuk secara berkala melakukan

pengawasan terhadap penimbunan bahan pangan

maupun terkait penyaluran bahan bakar bersubsidi

baik BBM maupun gas LPG agar tepat sasaran;

5) Secara keseluruhan, pasokan bahan pangan di

Sumatera Barat tercatat mencukupi kebutuhan selama

Ramadhan – Idul Fitri 1443H termasuk pasokan ternak

seperti telur ayam ras, daging ayam ras, serta daging

sapi. Pasokan beras di Sumbar cukup melimpah,

didukung panen raya yang terjadi di sentra produksi

pada di Sumbar seperti Kabupaten Solok, Kabupaten

Agam, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten

Pesisir Selatan.

45

BOKS 1: SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H

Secara historis, inflasi Sumatera Barat pada periode

Ramadhan – Idul Fitri memiliki kecenderungan

meningkat sejalan dengan peningkatan permintaan.

Berdasarkan data historis tahun 2019 – 2022, inflasi

yang rendah pada periode Ramadhan – Idul Fitri terjadi

pada tahun 2020, hal ini terutama karena adanya

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai

dampak meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia.

Namun pada tahun 2022, di tengah pelonggaran

aktivitas masyarakat, Sumatera Barat pada April 2022

(periode Ramadhan 1443H) kembali mengalami inflasi

yang cukup tinggi yakni sebesar 3,93% (yoy), dan

lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi nasional yang

sebesar 3,47% (yoy).

Inflasi Sumatera Barat pada periode Ramadhan –

Idul Fitri 1443H terutama bersumber dari kenaikan

harga pada komoditas bahan pangan seperti minyak

goreng, jengkol, bawang merah, daging ayam ras,

dan telur ayam ras. Sementara itu komoditas lainnya

yang mengalami inflasi yaitu bensin, jasa pembuangan

sampah, dan komoditas mobil. Di sisi lain, komoditas

angkutan udara tercatat memberikan sumbangan

deflasi pada April 2022 akibat kenaikan tarif angkutan

udara yang telah dilakukan pada periode awal

menjelang Ramadhan yakni Maret 2022.

Tantangan pengendalian inflasi Sumatera Barat pada

periode Ramadhan – Idul Fitri tahun 2022 tidak hanya

didorong oleh faktor musiman yang biasa terjadi

pada periode hari raya, namun juga dari potensi

kenaikan harga barang dan jasa akibat ketidakpastian

global serta kenaikan harga komoditas kelompok

administered price. Konflik geopolitik Rusia – Ukraina

mendorong kenaikan harga komoditas global seperti

meningkatnya harga Crude Palm Oil (CPO) global,

minyak mentah, gas dunia, komoditas semen,

maupun fluktuasi harga emas global. Hambatan

ekspor gandum yang terjadi akibat pembatasan

ekspor Ukraina maupun kebijakan terbaru India

untuk melarang ekspor gandum mendorong kenaikan

harga komoditas dimaksud di dalam negeri. Harga

komoditas minyak goreng masih cukup tinggi sejalan

dengan masih tingginya harga CPO global. Fluktuasi

nilai tukar rupiah dan inflasi pada beberapa negera

di dunia seperti Amerika Serikat juga memberikan

risiko kenaikan harga pada beberapa komoditas di

Indonesia.

BOKS 1:

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00

-1.00

2019Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Jan Feb Mar AprMei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2020 2021 2022Sumatera Barat

3.61

Nasional

2.87

1.28

0.18

1.74

3.93

1.74

Sumber: BPS, diolah

46

BOKS 1: SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Sementara itu, dari dalam negeri, perbaikan ekonomi

pada tahun 2022 mendorong penurunan subsidi

pada beberapa komoditas tertentu yang diatur

harganya oleh pemerintah. Beberapa komoditas mulai

mengalami kenaikan yakni bahan bakar minyak (BBM)

non-subsidi jenis Pertamax yang mengalami kenaikan

harga sebesar Rp 12.750,00 per liter dari yang

sebelumnya Rp 9.200,00 per liter pada April 2022

serta kenaikan harga LPG non-subsidi yang terjadi

sejak akhir tahun 2021. Selain itu, pemerintah juga

memutuskan untuk melakukan penurunan subsidi

PPnBM bagi mobil baru secara bertahap khususnya

bagi mobil non-LCGC (low cost green car). Kebijakan

ini lebih lanjut mendorong kenaikan harga mobil.

Kenaikan harga barang dan jasa pada tahun 2022 juga

didorong oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) yang dibebankan sebesar 11% pada April 2022.

Selain itu, pada April 2022, Kementerian Perhubungan

melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. 68

tahun 2022 tanggal 18 April 2022 tentang Biaya

Tambahan (Fuel Surcharge), juga memberikan

kelonggaran kepada maskapai penerbangan dalam

menaikkan harga tiket pesawat sebesar 10% dari tarif

batas atas untuk pesawat jenis jet serta sebesar 20%

dari tarif batas atas bagi pesawat jenis propeller untuk

mengakomodir kenaikan harga avtur, yang akhirnya

berdampak pada kenaikan tarif angkutan udara.

Besarnya tantangan pengendalian inflasi di tahun

2022 mendorong Tim Pengendalian Inflasi (TPID)

Provinsi Sumatera Barat bersama dengan seluruh

TPID di Kabupaten/Kota bersinergi melakukan

upaya pengendalian inflasi daerah terutama dalam

menghadapi Ramadhan – Idul Fitri 1443H. Fokus

utama pengendalian inflasi pada periode Ramadhan

– Idul Fitri adalah keterjangkauan harga, kecukupan

pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang

efektif meningat pada tahun 2022 tidak adanya

pembatasan mobilitas sehingga arus mudik ke

wilayah Sumatera Barat akan cukup tinggi terutama

karena datangnya para perantau yang dalam dua

tahun terakhir tidak dapat mudik lebaran karena

adanya pembatasan mobilitas. Pada tanggal 29

- 30 Maret 2022, TPID se-Sumatera Barat telah

menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) dalam

rangka memitigasi risiko inflasi pada peridode

Ramadhan – Idul Fitri 1443H. HLM TPID dimaksud

dipimpin secara langsung oleh Wakil Gubernur

Sumatera Barat yang memberikan arahan terkait

pengendalian inflasi berupa strategi 4K. Selanjutnya

HLM TPID kembali diselenggarakan pada tanggal 28

April 2022 (saat Ramadhan) dipimpin secara langsung

oleh Gubernur Sumatera Barat yang kemudian

dilanjutkan dengan Sidak Pasar untuk memantau

pasokan dan keterjangkauan harga secara langsung

di masyarakat.

Gambar 1. High Level Meeting (HLM) TPID Sumatera Barat 29 – 30 April 2022

47

BOKS 1: SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Pada tanggal 1 April 2022 juga telah diselenggarakan

rapat koordinasi terkait bahan pokok dalam rangka

menyambut Idul Fitri 1443H. Rakor ini bertujuan untuk

mendorong koordinasi penyelenggaraan Pasar Murah

yang digelar pada tanggal 11 – 21 April 2022 di 8

lokasi di Kabupaten/Kota serta kegiatan Bazar Murah

Ramadhan yang diselenggarakan pada tanggal 25 –

28 April 2022 di halaman kantor Gubernur Sumatera

Barat. Tujuan utama pasar murah ini dilakukan untuk

menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan

harga barang dan jasa dengan menyediakan bahan

pangan bersubsidi yang harganya lebih murah

dibandingkan harga di tingkat pedagang. Bahan

pokok yang dijual di pasar murah ini merupakan

bahan pangan yang dibeli langsung dari petani,

peternak maupun distributor utama seperti PT.

Incasi Raya untuk komoditas minyak goreng, dan

kerjasama dengan Rose Brand sebagai distributor

gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu. Selain

bekerja sama dengan distributor, Pasar Murah ini juga

terselenggara bekerjasama dengan Bank Indonesia,

BULOG dan TTIC (Toko Tani Indonesia Center) yang

turut menyalurkan bahan pangan secara langsung

ke masyarakat.

Selain penyelenggaraan rapat koordinasi dan pasar

murah, berbagai kegiatan pengendalian inflasi yang

diselenggarakan menjelang Ramadhan – Idul Fitri

1443H antara lain yaitu: 1) Rapat koordinasi Satgas

Ketahanan Pangan dalam rangka persiapan menjelang

Ramadhan – Idul Fitri tanggal 26 dan 27 April 2022;

2) Penyelenggaraan Gelar Pangan Murah oleh Dinas

Pangan tanggal 28 April 2022; 3) Penyelenggaraan

Sidak Pasar pada tanggal 20-22 April 2022 dalam

rangka koordinasi kelancaran distribusi pasokan

bahan pokok dan minyak goreng menjelang Hari

Raya Idul Fitri 1443H; 4) Penyelenggaraan operasi

pasar oleh BULOG dan optimalisasi fungsi buffer

stock menjelang Hari Raya Idul Fitri terutama pada

komoditas beras, daging beku, gula pasir, dan tepung;

5) Koordinasi secara langsung Gubernur Sumatera

Barat dengan BULOG pusat dalam penyediaan 40 ton

komoditas daging impor untuk mencukupi kebutuhan

Gambar 2. High Level Meeting (HLM) TPID Sumatera Barat dan Sidak Pasar 28 April 2022

48

BOKS 1: SINERGI DAN KOLABORASI TPID PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENGENDALIAN INFLASI PADA PERIODE RAMADHAN – IDUL FITRI 1443H

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Hari Raya Idul Fitri. Koordinasi juga dilakukan dengan

pimpinan daerah Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu

terkait penyediaan pasokan daging sapi dan kerbau;

6) Koordinasi ketersediaan pasokan Bahan Bakar

Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Gas (BBG) dengan

Pertamina maupun BPH Migas; serta 7) Penyampaian

iklan “Belanja Bijak” yang disampaikan melalui

media televisi yaitu (TVRI, Padang TV, dan iNewsTV),

media radio (RRI, Star Radio, Classy FM, Padang

FM, Sushi FM), serta media sosial Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Sumatera Barat sebagai himbauan

kepada masyarakat untuk menjaga inflasi yang lebih

terkendali.

Gambar 3. Penyelenggaran pasar murah di wilayah Kabupaten Kota

49Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Pembiayaan daerah Sumatera Barat pada triwulan I 2022 mengalami akselerasi, tercermin dari laju

pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 6,38% (yoy) atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang

tumbuh 5,75% (yoy). Risiko kredit pada triwulan laporan juga masih dalam batas aman, ditunjukkan oleh rasio Non-

Performing Loan (NPL) yang dibawah 5% meski sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu

dari 1,79% menjadi 1,87% pada triwulan I 2022. Di sisi lain, DPK perbankan pada triwulan laporan tercatat senilai

Rp50,10 triliun atau tumbuh 11,76% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang sebesar 7,65%

(yoy). Sejalan dengan penghimpunan DPK yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit, maka angka

Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan I 2022 mengalami penurunan ke level 126,99%, dari 127,15% di triwulan

IV 2021. Adapun aset perbankan tercatat senilai Rp79,26 triliun dengan laju pertumbuhan 12,86% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 6,68% (yoy).

Pada sektor rumah tangga, penyaluran kredit pada triwulan I 2022 terpantau tumbuh sebesar 4,37% (yoy),

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 4,51% (yoy). Risiko kredit sektor rumah tangga juga

tetap terjaga yang tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) pada level wajar. NPL sektor rumah tangga pada

triwulan I 2022 berada pada level 0,99%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar

0,98%. Disisi lain, kinerja penghimpunan DPK sektor rumah tangga tumbuh meningkat 8,64% (yoy) dari 4,40% (yoy)

pada triwulan IV 2021 sejalan dengan membaiknya tingkat pendapatan masyarakat.

Pembiayaan sektor korporasi pada triwulan I 2022 mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Kredit korporasi

pada triwulan laporan tumbuh sebesar 8,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV 2021

sebesar 6,85% (yoy). Risiko kredit korporasi tetap terjaga pada level aman, ditunjukkan oleh rasio NPL sektor korporasi

yang berada dibawah 5%, yaitu sebesar 2,61%. Sementara itu, pertumbuhan DPK sektor korporasi/swasta mengalami

deselerasi, yaitu sebesar 11,98% (yoy) dari sebelumnya tumbuh 15,04% (yoy) di triwulan IV 2021.

Bab 4PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

50Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Triwulan IV 2021 (%, yoy) Indikator Perbankan Triwulan I 2022 (%, yoy)

5,75 6,38

1,79 1,87

6,68 12,86

7,65 11,76

Triwulan IV 2021 (%, yoy)Indikator

Rumah Tangga Triwulan I 2022 (%, yoy)

Triwulan IV 2021 (%, yoy)Indikator

Korporasi/Swasta Triwulan I 2022 (%, yoy)

4,51 4,37

0,98 0,99

4,40

NPL RT

8,64

6,85

DPK Korporasi/Swasta

8,15Kredit Korporasi/Swasta

2,61

15,04

NPL Korporasi/Swasta

11,98

DPK Sumbar

Kredit Sumbar

NPL Sumbar

Kredit RT

DPK RT

2,50

Aset Bank Sumbar

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

51Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Triwulan IV 2021 (%, yoy) Indikator Perbankan Triwulan I 2022 (%, yoy)

5,75 6,38

1,79 1,87

6,68 12,86

7,65 11,76

Triwulan IV 2021 (%, yoy)Indikator

Rumah Tangga Triwulan I 2022 (%, yoy)

Triwulan IV 2021 (%, yoy)Indikator

Korporasi/Swasta Triwulan I 2022 (%, yoy)

4,51 4,37

0,98 0,99

4,40

NPL RT

8,64

6,85

DPK Korporasi/Swasta

8,15Kredit Korporasi/Swasta

2,61

15,04

NPL Korporasi/Swasta

11,98

DPK Sumbar

Kredit Sumbar

NPL Sumbar

Kredit RT

DPK RT

2,50

Aset Bank Sumbar

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

52Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

4.1. Perkembangan IndIkator Perbankan Sumatera barat

Pertumbuhan kredit/pembiayaan di Sumatera barat pada triwulan I 2022 mengalami akselerasi. Kredit di Sumatera Barat pada triwulan laporan tercatat

senilai Rp63,62 triliun dengan laju pertumbuhan

6,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,75% (yoy)

(Grafik 4.1). Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan

kredit pada triwulan laporan didorong oleh kredit

modal kerja (pangsa 38,96%) yang tumbuh sebesar

10,85 % (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

IV 2021 sebesar 10,24% (yoy). Peningkatan laju

pertumbuhan juga dialami oleh kredit investasi

(pangsa 15,07%) yang mampu tumbuh 1,76% (yoy)

setelah sebelumnya terkontraksi sebesar -1,18% (yoy)

di triwulan IV 2021. Disisi lain, kredit konsumsi (pangsa

45,97%) pada triwulan laporan tumbuh melambat

4,37% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV

2021 yang tercatat sebesar 4,51% (yoy).

risiko kredit Sumatera barat pada triwulan I 2022 mengalami peningkatan namun masih dalam level yang wajar. Hal ini tercermin dari

rasio Non-Performing Loan (NPL) yang tercatat pada

angka 1,87%, lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan IV 2021 sebesar 1,79% - (Grafik 4.1). Selain

itu, sejalan dengan penghimpunan DPK yang lebih

tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit, maka

angka Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan I

2022 mengalami penurunan ke level 126,99%, dari

127,15% di triwulan IV 2021 - (Grafik 4.2).

dana Pihak ketiga (dPk) perbankan di Sumatera barat pada triwulan I 2022 tercatat senilai rp50,10 triliun atau tumbuh sebesar 11,76% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan IV 2021 yang sebesar 7,65%

(yoy), terutama didorong oleh DPK jenis deposito.

Berdasarkan jenisnya, deposito merupakan komponen

DPK dengan pangsa terbesar kedua di Sumatera

Barat, yaitu sebesar 27,21% - (Grafik 4.3) dengan laju

pertumbuhan 5,14% (yoy) di triwulan I 2022, lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

-13,60% (yoy). Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi

Grafik 4.2. Perkembangan LDR Sumatera Barat

Grafik 4.1. Pertumbuhan Kredit dan NPL Sumatera Barat Grafik 4.3. Komposisi DPK Sumatera Barat Menurut Jenis

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%%oy

(g) Kredit NPL - sisi kanan

Sumber : Bank Indonesia

136,69

132,47

130,56

133,12

138,12

129,42

125,97

129,44

133,40

125,48

131,90

127,15 126,99

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber : Bank Indonesia

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Rp Triliun

Giro Tabungan Deposito

Sumber : Bank Indonesia

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

53Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

tertahan oleh deselerasi tabungan (pangsa 56,42%)

dan giro (pangsa 16,38%) yang masing-masing

tumbuh sebesar 10,99% (yoy) dan 28,20% (yoy),

sementara pada triwulan IV 2021 tumbuh sebesar

11,13% (yoy) dan 51,14% (yoy) - (Grafik 4.4).

aset perbankan di Sumatera barat pada triwulan I 2022 tercatat sebesar rp79,26 triliun dengan laju pertumbuhan 12,86% (yoy). Pertumbuhan

ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar 6,68% (yoy) - (Grafik 4.5).

Menurut kegiatan usahanya, aset bank konvensional

masih dominan dengan pangsa mencapai 89,29%

senilai Rp70,78 triliun, tumbuh meningkat sebesar

12,72% (yoy) dibandingkan dengan triwulan IV

2021 sebesar 6,03% (yoy) - (Grafik 4.5). Sementara

aset bank syariah memiliki pangsa sebesar 10,71%

senilai Rp8,48 triliun, terakselerasi 14,05% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 12,10% (yoy) - (Grafik 4.5).

4.2. Perkembangan PembIayaan Sektor rumah tangga

kredit sektor rumah tangga pada triwulan I 2022 tumbuh melambat sebesar 4,37% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 4,51% (yoy). Perlambatan tersebut bersumber dari

kredit KPR dan kredit lainnya yang masing-masing

tumbuh sebesar 5,47% (yoy) dan 3,30% (yoy),

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2021

sebesar 6,11% (yoy) dan 4,58% (yoy) - (Grafik 4.6).

Perlambatan yang lebih dalam tertahan oleh kinerja

kredit multiguna yang mampu tumbuh meningkat

7,27% (yoy) dari sebelumnya tumbuh 6,20% (yoy) di

triwulan IV 2021 - (Grafik 4.6). Lebih lanjut, kinerja

kredit kendaraan bermotor (KKB) juga tercatat

membaik meski masih mengalami kontraksi, yaitu

sebesar -11,23% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi

-6,98% (yoy) pada triwulan I 2022 - (Grafik 4.6).

Berdasarkan pangsanya, kredit lainnya merupakan

pangsa terbesar pada kredit rumah tangga yaitu

sebesar 48,37%, diikuti oleh kredit multiguna (pangsa

32,26%), KPR (pangsa 15,03%), dan KKB (pangsa

4,35%) - (Grafik 4.7).

Grafik 4.5. Perkembangan Aset Perbankan di Sumatera Barat Grafik 4.6. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga

Grafik 4.4. Pertumbuhan DPK Sumatera Barat

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%yoy

g. DPK g. Giro g. Tabungan g. Deposito

Sumber : Bank Indonesia

14,05

12,72

-5

0

5

10

15

20

25

30

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%yoyRp Triliun

Aset Bank Syariah Aset Bank Konvensionalg. Aset Bank Syariah (sisi kanan) g. Aset Bank Konvensional (sisi kanan)

Sumber : Bank Indonesia

0

2

4

6

8

10

12

14

16

-40-30-20-10

010203040506070

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%yoy%yoy

g.Total Kredit RT (sisi kanan)g.KPRg.KKBg.Mul�gunag.Kredit Lainnya

Sumber : Bank Indonesia

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

54Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

risiko kredit sektor rumah tangga tetap terjaga, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (nPL) pada level wajar. NPL sektor rumah tangga pada

triwulan I 2022 tetap rendah pada level 0,99%,

sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar 0,98% - (Grafik 4.8).

Peningkatan rasio NPL terjadi pada KPR dan kredit

multiguna masing-masing sebesar 2,25% dan 1,21%

dari sebelumnya yang sebesar 2,17% dan 1,17%

pada triwulan IV 2021 - (Grafik 4.8). Sementara NPL

KKB dan kredit lainnya tercatat sebesar 1,93% dan

0,37%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya - (Grafik 4.8).

Se ja lan dengan membaiknya t ingkat pendapatan masyarakat, dPk sektor rumah tangga/perseorangan pada triwulan I 2022 tumbuh meningkat, yaitu sebesar 8,64% (yoy)

dari sebelumnya 4,40% (yoy) di triwulan IV 2021

(Grafik 4.10). Peningkatan tersebut bersumber dari

komponen tabungan dan deposito yang masing-

masing tumbuh sebesar 12,24% (yoy) dan 0,17%

(yoy) atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 10,73% (yoy) dan -15,07% (yoy) - (Grafik

4.10). Disisi lain, giro tercatat mengalami deselerasi

sebesar 2,99% (yoy) dari sebelumnya tumbuh 67,52%

(yoy) - (Grafik 4.10).

Grafik 4.8. Perkembangan NPL Kredit Rumah TanggaGrafik 4.7. Pangsa Kredit Rumah Tangga

Grafik 4.10. Pertumbuhan DPK Perseorangan Menurut JenisGrafik 4.9. Komposisi DPK Perseorangan Sumatera Barat

KPR

KKB

Mul�guna

Lainnya

15,03%

4,35%

32,26%

48,37%

Rp29,25 T

Sumber : Bank Indonesia

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%

Total Kredit Rumah Tangga KPR KKBMul�guna Kredit Lainnya

Sumber : Bank Indonesia

66% 67% 67% 68% 67% 66% 68% 68% 70% 70% 71% 71,87% 71,89%

32% 31% 31% 29% 31% 31% 30% 30% 28% 26% 26% 24,27% 25,60%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Giro Tabungan Deposito

Sumber : Bank Indonesia

(40)

(20)

-

20

40

60

80

(20)

(15)

(10)

(5)

-

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

%yoy%yoy

DPK RT Tabungan Deposito Giro-rhs

Sumber : Bank Indonesia

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

55Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

4.3. Perkembangan PembIayaan Sektor korPoraSI

Pembiayaan sektor korporasi pada triwulan I 2022 mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Kredit korporasi pada triwulan laporan tumbuh

sebesar 8,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan IV 2021 sebesar

6,85% (yoy) - (Grafik 4.11). Peningkatan tersebut

dialami oleh mayoritas sektor utama daerah,

antara lain sektor pertanian dan sektor industri

pengolahan. Kedua sektor tersebut masing-masing

tumbuh sebesar 14,13% (yoy) dan 2,12% (yoy)

dari sebelumnya sebesar 13,56% (yoy) dan -9,10%

(yoy) di triwulan IV 2021 (Grafik 4.11). Berdasarkan

pangsanya, kredit sektor pertanian merupakan jenis

kredit dengan pangsa terbesar ke-dua di Sumatera

Barat, yaitu sebesar 29,07% dan sektor Industri

pengolahan merupakan jenis kredit dengan pangsa

terbesar ke-tiga sebesar 11,52% dari total kredit

yang disalurkan. Pertumbuhan kredit korporasi yang

lebih tinggi tertahan oleh melambatnya kredit sektor

perdagangan (pangsa kredit 49,44%) yang tumbuh

8,24% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,41%

(yoy) - (Grafik 4.11). Deselerasi pada kredit sektor

perdagangan sejalan dengan normalisasi permintaan

terhadap barang dan jasa secara umum setelah

berakhirnya momen HBKN Nataru sehingga sedikit

menahan permintaan kredit baru.

risiko kredit korporasi pada triwulan I 2022 tetap terjaga pada level aman. Hal ini ditunjukkan

oleh rasio NPL sektor korporasi yang berada dibawah

5%, yaitu sebesar 2,61% dari sebelumnya 2,50%

di triwulan IV 2021 - (Grafik 4.12). Berdasarkan

sektornya, peningkatan tersebut dialami oleh mayoritas

sektor utama daerah, antara lain sektor pertanian,

perdagangan dan sektor industri pengolahan.

Masing-masing sektor mencatatkan NPL sebesar

1,36%, 3,12%, dan 1,37%, lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 1,23%, 3,03%,

dan 1,29% - (Grafik 4.13).

Grafik 4.11. Pertumbuhan Kredit Korporasi di Sumatera Barat berdasarkan Lapangan Usaha

Grafik 4.13. NPL Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor/Lapangan Usaha

Grafik 4.12. NPL Kredit Korporasi dan Rumah Tangga di Sumatera Barat

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%yoy%yoy

Total Kredit Korporasi g. Perdagangang. Pertanian g. Jasa (sisi kanan)g. Ind Pengolahan (sisi kanan)

Sumber : Bank Indonesia

1,79

0,98

2,50

1,87

0,99

2,61

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

NPL Total NPL Sektor Rumah Tangga NPL Sektor Korporasi

I'21 II'21 III'21 IV'21 I'22

Sumber : Bank Indonesia

1,23 1,29 3,

03

19,4

2

2,06

1,36

1,37 3,

12

21,4

7

2,23

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

NPL Pertanian NPL IndustriPengolahan

NPLPerdagangan

NPL Konstruksi NPLPengangkutan

I'21 II'21 III'21 IV'21 I'22

Sumber : Bank Indonesia

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

56Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

di sisi lain, pertumbuhan dPk sektor korporasi/swasta mengalami deselerasi. Pertumbuhan DPK

sektor korporasi/swasta pada triwulan laporan tercatat

sebesar 11,98% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh 15,04% (yoy)

- (Grafik 4.14). Deselerasi tersebut bersumber dari

komponen giro (pangsa 42,00%) dan tabungan

(pangsa 22,48%) yang tumbuh masing-masing

29,02% (yoy) dan -4,13% (yoy) dari sebelumnya

34,71% (yoy) dan 18,07% (yoy) di triwulan IV 2021 -

(Grafik 4.14). Sementara itu, kinerja deposito (pangsa

35,52%) tercatat tumbuh meningkat 6,67% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi -5,31% (yoy) - (Grafik 4.14).

4.4. Pengembangan akSeS keuangan dan umkm

kredit umkm pada triwulan I 2021 tumbuh meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, penyaluran

kredit UMKM tercatat senilai Rp24,90 triliun dengan

laju pertumbuhan sebesar 24,38% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang sebesar

20,82% (yoy) - (Grafik 4.15). Peningkatan tersebut

sejalan dengan terus bertumbuhnya perekenomian

pada triwulan I 2022 dan meningkatnya konsumsi

domestik akibat pelonggaran PPKM yang mendorong

geliat aktivitas UMKM. Menurut golongannya,

peningkatan pertumbuhan kredit UMKM bersumber

Grafik 4.14. Pertumbuhan DPK Swasta/Korporasi Grafik 4.15. Pertumbuhan Kredit UMKM Menurut Golongan

Grafik 4.16. Pertumbuhan Kredit UMKM Menurut Sektor Ekonomi

dari penyaluran kredit pada golongan UMKM mikro

sebesar 105,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya 66,73% (yoy) - (Grafik

4.15). Sementara kredit golongan UMKM kecil dan

menengah masing-masing tumbuh sebesar 25,58%

(yoy) dan -46,23% (yoy) atau sedikit melambat dari

26,89% (yoy) dan -36,87% (yoy) pada triwulan IV

2021 - (Grafik 4.15).

Berdasarkan lapangan usahanya, kredit UMKM

terbesar masih disalurkan kepada LU perdagangan

(57,61%) dan LU pertanian (25,91%) - (Grafik 4.17).

Kredit pada kedua LU tersebut tercatat tumbuh

masing-masing sebesar 22,03% (yoy) dan 45,88%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya 19,06% (yoy) dan 38,67% (yoy) - (Grafik

4.17). Adapun disisi kerentanan, risiko kredit UMKM

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

%yoy%yoy

DPK Korporasi Tabungan Deposito Giro-rhs

Sumber: Bank Indonesia

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%

UMKM Mikro Kecil Menengah

Sumber : Bank Indonesia

-80-60-40-20020406080100120

-5

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%yoy%yoy

Total Kredit UMKM g.Perdagangang.Pertanian (sisi kanan) g.Industri Pengolahan (sisi kanan)g.Jasa-jasa (sisi kanan)

Sumber : Bank Indonesia

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

57Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

pada triwulan I 2022 tetap rendah dan terjaga pada

level aman (dibawah 5%). Hal ini tercermin pada rasio

NPL kredit UMKM secara agregat sebesar 3,37%, lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2021 pada

angka 3,20% - (Grafik 4.18).

4.5. Perkembangan Perbankan SyarIah

Pertumbuhan pembiayaan bank syariah pada triwulan I 2022 menunjukkan peningkatan dari triwulan sebelumnya. Pembiayaan bank syariah

pada triwulan laporan tercatat senilai Rp5,99 triliun

atau tumbuh sebesar 12,07% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 11,47% (yoy) - (Grafik 4.19). Peningkatan

tersebut juga diiringi dengan kenaikan pangsa

pembiayaan bank syariah, yaitu sebesar 9,43% dari

sebelumnya 9,27% pada triwulan IV 2021 (Grafik

4.20). Pada sisi risiko, rasio non performing financing

(NPF) bank syariah mengalami peningkatan namun

masih terjaga dalam batas aman (<5%). Rasio NPF

pembiayaan syariah pada triwulan I 2022 berada pada

level 1,88%, atau lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan IV 2021 sebesar 1,82%.

Grafik 4.19. Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah di Sumatera Barat

Grafik 4.20. Perkembangan Pangsa Pembiayaan Bank Syariah di Sumatera Barat

Grafik 4.17. Pangsa Kredit UMKM Menurut Sektor Ekonomi Grafik 4.18. NPL Kredit UMKM

25,91%

5,93%

57,61%

4,93%5,62%

Pertanian

Industri Pengolahan

Perdagangan

Jasa-jasa

lain lain

Sumber : Bank Indonesia

Rp24,9 T

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%

UMKM Mikro Kecil Menengah

Sumber : Bank Indonesia

-10

0

10

20

30

40

50

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%yoyTriliun Rp

Kredit Bank Konvensional Pembiayaan Bank Syariah(g) Kredit Bank Konvensional (g) Pembiayaan Bank Syariah

Sumber : Bank Indonesia

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%

Pangsa Pembiayaan Syariah p Modal Kerja Syariahp Investasi Syariah p Konsumsi Syariah

Sumber : Bank Indonesia

BAB 4 | PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

58Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 4.21. Pertumbuhan DPK Bank Syariah di Sumatera Barat

Grafik 4.22. Perkembangan Pangsa DPK Bank Syariah di Sumatera Barat

dPk bank syariah pada triwulan I 2022 juga tumbuh meningkat, yaitu sebesar 16,84% (yoy)

dengan nilai Rp6,62 triliun, lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh 13,07% (yoy)

- (Grafik 4.21). Meningkatnya pertumbuhan DPK

bank syariah terutama bersumber dari instrumen

deposito dan tabungan dengan laju pertumbuhan

sebesar 6,38% (yoy) dan 21,60% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya -3,63% (yoy) dan

-5051015202530354045

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%yoyTriliun Rp

DPK Bank KonvensionalDPK Bank Syariah(g) DPK Bank Syariah(g) DPK Bank Konvensional

Sumber : Bank Indonesia

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%

Pangsa DPK Syariah p Giro Syariahp Tabungan Syariah p Deposito Syariah

Sumber : Bank Indonesia

21,27% (yoy). Sementara itu, perlambatan terjadi

pada instrumen giro yang tumbuh 69,24% (yoy),

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2021

yang sebesar 83,86% (yoy). Secara umum, akselerasi

pembiayaan bank syariah serta pertumbuhan DPK

syariah yang relatif tinggi mengindikasikan masih

tingginya minat masyarakat Sumatera Barat terhadap

instrumen keuangan syariah.

59Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Perkembangan transaksi sistem pembayaran pada triwulan I 2022 secara umum sejalan dengan pemulihan

perekonomian dengan peningkatan yang relatif. Transaksi BI-RTGS mengalami koreksi pertumbuhan secara

volume dan nominal. Begitu juga pada transaksi SKNBI. Normalisasi aktivitas ekonomi pasca HBKN Nataru menjadi

faktor utama yang melatarbelakangi pertumbuhan pada triwulan I 2022. Dismaping itu pelaksanaan kegiatan yang

terbatas di awal tahun anggaran berdampak pada transaksi korporat maupun pemerintah belum berjalan optimal.

Pada transaksi BI-RTGS dan SKNBI, terdapat kecenderungan mulai beralihnya preferensi masyarakat dalam melakukan

pemindahan dana melalui sistem pembayaran BI-FAST yang diluncurkan pada akhir Desember 2021.

Implementasi transaksi pembayaran digital melalui QRIS tumbuh pesat seiring dengan dicanangkannya

program Penambahan 15 Juta Pengguna QRIS di Indonesia. Peningkatan jumlah merchant dan konsumen

pengguna QRIS diyakini sebagai dampak dari berbagai program sinergi antara Bank Indonesia, PJP, Pemerintah dan

industri dalam melakukan berbagai sosialisasi, edukasi, serta promosi mengenai penggunaan QRIS dalam bertransaksi

dengan cepat, mudah, murah, aman dan handal bagi masyarakat.

Pada sisi pengelolaan uang rupiah, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sumatera Barat mengalami posisi net-inflow. Net-inflow tersebut merupakan arus balik uang setelah meningkatnya

permintaan pada saat HKBN Natal dan Tahun Baru. Indikasi lain dari net inflow adalah cerminan dari animo masyarakat

untuk menyimpan uangnya di perbankan Pada Triwulan IV 2021 terjadi net-outflow akibat permintaan uang kartal

meningkat yang kemudian berimbas terhadap nflow tinggi pada Triwulan I 2022. Berdasarkan pola historis, dalam

6 tahun terakhir Sumatera Barat selalu mengalami net-inflow setiap awal tahun.

Bab 5PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAANUANG RUPIAH

BAB 5 | PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

60Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

5.1. Perkembangan Transaksi sisTem Pembayaran

5.1.1. Transaksi bank indonesia - Real Time Gross Settlement (bi-rTgs)

nilai transaksi bi-rTgs di sumatera barat pada triwulan i 2022 mengalami kontraksi. Nilai transaksi

BI-RTGS pada triwulan laporan tercatat sebesar

Rp28,1 triliun atau terkontraksi -25,76% (yoy), sedikit

membaik dibandingkan dengan kontraksi triwulan lalu

sebesar -27,35% (yoy). Searah dengan terkoreksinya

pertumbuhan nilai BI-RTGS, volume transaksi BI-RTGS

pada triwulan laporan pun mencatat kontraksi sebesar

-6,10% (yoy), sementara pada triwulan IV 2021

mengalami akselerasi sebesar 6,04% (yoy). Kontraksi

pertumbuhan pada periode ini secara tidak langsung

dipengaruhi oleh faktor rutinitas realisasi anggaran,

dimana realisasi anggaran baik korporat maupun

pemerintah belum berjalan maksimal pada awal tahun

anggaran, sehingga transaksi perpindahan dana dan

pembayaran masih relatif rendah. Selain itu kontraksi

transaksi BI-RTGS ini ditengarai karena beralihnya

preferensi masyarakat dalam melakukan transfer

dana melalui sistem pembayaran yang dikelola Bank

Indonesia dari BI-RTGS ke BI-FAST yang diluncurkan

pada akhir Desember 2021.

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi BI-RTGS di Sumatera Barat

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi SKNBI di Sumatera Barat

5.1.2. Transaksi sistem kliring nasional bank indonesia (sknbi)

sknbi di sumatera barat pada triwulan i 2022 belum menunjukkan pemulihan. Nilai transaksi

SKNBI pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,64

triliun, terkontraksi -1,59% (yoy), sedikit lebih

dalam dibandingkan -0,34% (yoy) pada triwulan

lalu. Dari sisi volume, terdapat kecenderungan

yang sama, mengalami kontraksi sebesar -16,16%

(yoy) dibandingkan -16,07% (yoy) di triwulan IV

2021. Kontraksi transaksi SKNBI tersebut antara

lain dipengaruhi oleh pertumbuhan digitalisasi

pembayaran sehingga masyarakat mulai beralih

menggunakan pembayaran melalui berbagai kanal

digital payment.

5.1.3. Transaksi alat Pembayaran menggunakan kartu (aPmk) dan Uang elektronik

moderasi pertumbuhan transaksi kartu aTm/Debet pada triwulan i 2022 sejalan dengan perlambatan aktivitas ritel rumah tangga. Nilai transaksi Kartu ATM/Debit pada triwulan

laporan tercatat tumbuh 21,36% (yoy), lebih tinggi

0

5

10

15

20

25

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019 2020 2021 2022

RibuRp Triliun

RTGS (nominal) RTGS (volume)

Sumber: Bank Indonesia

-102030405060708090100

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019 2020 2021 2022

Ribu LembarRp Triliun

Nominal (Rp triliun) Volume (lembar)

Sumber: Bank Indonesia

BAB 5 | PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

61Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi Uang Elektronik di Sumatera Barat

Grafik 5.6 Perkembangan Volume Transaksi Uang Elektronik di Sumatera Barat

Grafik 5.4 Perkembangan Transaksi Kartu KreditGrafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kartu ATM/Debet

dibandingkan dengan triwulan lalu sebesar 7,03%

(yoy). Dari sisi volume, transaksi Kartu ATM/Debit

triwulan juga tumbuh yaitu sebesar 4,32% (yoy)

dari sebelumnya 1,22% (yoy) di triwulan IV 2021.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh mulai meningkatnya

aktivitas ekonomi dalam skala terbatas menjalang

menjelang Ramadhan.

Sementara itu, transaksi Kartu Kredit terpantau

mengalami kontraksi dari sisi nilai dan volume,

masing-masing sebesar -18,35% (yoy) dan -14,03%

(yoy). Menurunnya pertumbuhan kartu kredit

cukup signifikan mengingat Bank Indonesia telah

mengeluarkan relaksasi kebijakan untuk mendorong

penggunaan kartu kredit, antara lain menurunkan

batas maksimum suku bunga kartu kredit menjadi

1,75% per bulan, nilai minimum pembayaran

sebesar 5% dari total tagihan, serta besaran denda

keterlambatan sebesar 1%.

Transaksi uang elektronik pada triwulan i 2022 mengalami pertumbuhan cukup besar. Nilai

transaksi uang elektronik di Sumatera Barat pada

triwulan I 2022 sebesar Rp736,49 miliar atau tumbuh

44,45% (yoy). Pertumbuhan tersebut cukup signifikan

namun masih lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan lalu sebesar 129,22% (yoy). Sejalan dengan

itu, pertumbuhan volume transaksi uang elektronik

juga melambat, yaitu sebesar 55,55% (yoy) dari

sebelumnya 118,33% (yoy) di triwulan IV 2021.

Angka pertumbuhan transaksi uang elektronik yang

tergolong tinggi tersebut antara lain dipengaruhi

0

5

10

15

20

25

30

IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

0

5

10

15

20

25

30Nominal Transaksi (dalam Rp triliun)Volume Transaksi (dalam juta transaksi)

Volume Transaksi Nominal Transaksi

Sumber: Bank Indonesia

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

0

100

200

300

400

500

600Nominal Transaksi (dalam Rp Miliar)Volume Transaksi (dalam ribu transaksi)

Volume Transaksi Nominal Transaksi

Sumber: Bank Indonesia

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Pert. Nominal (% yoy)Nominal Transaksi (dalam Rp Miliar)

Nominal Transaksi Pert. Nominal (%yoy)

Sumber: Bank Indonesia

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

0123456789

10

IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Pert. Volume (% yoy)Volume Transaksi (dalam juta transaksi)

Volume Transaksi Pert. Volume (%yoy)

Sumber: Bank Indonesia

BAB 5 | PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

62Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

sebanyak 188.207 pengguna, bertambah sebanyak

104.514 pengguna QRIS baru atau tumbuh sebesar

124,88% (qtq). Perkembangan tersebut didukung

oleh masifnya kegiatan edukasi dan sosialisasi yang

dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sumatera Barat serta berbagai program promosi QRIS

yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP)

Bank dan Non-Bank, serta merchant-merchant di

Sumatera Barat.

5.2. Pengelolaan Uang rUPiah

5.2.1. aliran Uang masuk/keluar (Inflow/Outflow)

Pada triwulan i 2022, aliran uang kartal tercatat net-inflow. Hal ini tercermin dari total aliran uang

kartal yang keluar sebesar Rp1,62 triliun, sementara

aliran uang kartal yang masuk sebesar Rp4,08

triliun, dengan demikian tercatat net inflow sebesar

Rp2,45 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik

dengan net-outflow pada triwulan IV 2021 yang

mencapai Rp288 miliar. Net-inflow pada triwulan

laporan mengindikasikan kondisi ekonomi yang

mulai berjalan pasca HKBN Nataru, disamping itu

masyarakat semakin memanfaatkan perbankan

untuk menempatkan dananya. Berdasarkan pola

historis, dalam 6 tahun terakhir Sumatera Barat selalu

mengalami net-inflow setiap awal tahun dengan nilai

net-inflow paling rendah sebesar Rp2,21 triliun pada

Triwulan I 2020 dan nilai net-inflow tertinggi pada

Triwulan I 2021 yaitu sebesar Rp3,52 triliun.

Grafik 5.8 Perkembangan Pengguna QRIS di Sumatera Barat

Grafik 5.7 Perkembangan Merchant QRIS di Sumatera Barat

oleh program dan ajakan pihak pemerintah, Bank

Indonesia, serta perbankan kepada masyarakat untuk

mengoptimalkan penggunaan uang elektronik.

Selain itu, implementasi cashless menggunakan kartu

elektronik untuk masuk area Bandara Internasional

Minangkabau (BIM) sejak Februari 2022 turut

mendorong peningkatan transaksi uang elektronik.

5.1.4. Perkembangan Merchant dan Pengguna Qr Code indonesian standard (Qris)

Jumlah merchant Qris meningkat pesat. Jumlah

merchant QRIS di Sumatera Barat pada triwulan I

2022 sebanyak 257.613 merchant, atau tumbuh

sebesar 250,05% (yoy) meskipun relatif melambat

dibandingkan dengan triwulan IV 2021 sebesar

265,95% (yoy). Perkembangan tersebut didukung oleh

masifnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat

serta berbagai program promosi QRIS yang dilakukan

oleh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) Bank dan Non-

Bank di Sumatera Barat. Pencapaian ini menjadi bukti

wujud sinergi antara Bank Indonesia dengan industri

sistem pembayaran dalam memperluas implementasi

pembayaran digital melalui QRIS di Indonesia.

animo konsumen menggunakan Qris meningkat pesat. Sejak dicanangkannya program Penambahan

15 Juta Pengguna QRIS di Indonesia, Jumlah pengguna

QRIS di sumatera Barat pada triwulan I 2022

Merchant QRIS Provinsi Sumatera Barat

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% pertumbuhanJumlah Merchant

Jumlah Merchant QRIS %Pert. Yoy

Pengguna QRIS Sumatera Barat

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

-20.00040.00060.00080.000

100.000120.000140.000160.000180.000200.000

Des Jan Feb Mar2021 2022

Pertumbuhan (%mtm)Jumlah Pengguna

Jumlah Pengguna QRIS % Pert. Mtm

BAB 5 | PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

63Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Dalam rangka menjaga kedaulatan Rupiah sebagai

satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia,

Bank Indonesia berperan aktif dalam upaya

penanggulangan uang palsu dan merupakan lembaga

yang diberikan wewenang dalam menentukan

keaslian Rupiah. Selama triwulan I 2022, temuan

UPAL di Sumatera Barat tercatat sebanyak 63 lembar,

menurun dibandingkan dengan triwulan lalu sebanyak

66 lembar. Dari total temuan tersebut, sebanyak

44,44% merupakan pecahan menyerupai Rp100.000,

52,38% merupakan pecahan menyerupai Rp50.000,

dan 3,17% merupakan pecahan menyerupai

Rp20.000. Penurunan temuan uang tidak asli tersebut

semakin terlihat jika dibandingkan periode yang

sama pada tahun lalu, dimana jumlahnya mencapai

134 lembar. Secara keseluruhan, penurunan temuan

uang palsu ini tidak lepas dari semakin meningkatnya

pengetahuan terhadap keaslian uang, kewaspadaan

terhadap pemalsuan dan indikasi meningkatkan

kecintaan masyarakat terhadap Rupiah.

Grafik 5.9 Perkembangan Aliran Uang Kas Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) Sumatera Barat

Grafik 5.10 Temuan UPAL di Sumatera Barat

5.2.2. kebijakan Clean Money Policy dan Temuan Uang Palsu (UPal)

Dalam menjalankan tugas pengedaran dan pengelolaan uang kartal, bank indonesia senantiasa menjaga kualitas uang kartal yang beredar di masyarakat melalui kebijakan Clean Money Policy. Kebijakan ini antara lain dilakukan

melalui pelaksanaan kegiatan pemusnahan uang tidak

layak edar (UTLE) secara berkala. Selain itu, dimasa

pandemi kebijakan Clean Money Policy diperluas

dengan melaksanakan berbagai protokol kesehatan

yang ketat untuk mencegah penularan COVID-19

melalui uang rupiah. Setiap setoran dari perbankan/

PJPUR dikarantina selama 3 hari serta disemprot

disinfektan sebelum kembali didistribusikan. Bank

Indonesia juga senantiasa memperkuat higienitas

ruangan kerja dan perangkat pengolahan uang rupiah

serta terus berkoordinasi dengan perbankan/ PJPUR

untuk selalu menjaga aspek keamanan, kesehatan

dan keselamatan kerja. Lebih jauh, dalam rangka

meningkatkan awareness masyarakat untuk menjaga

dan merawat uang Rupiah, Bank Indonesia juga

semakin semakin gencar mengkampanyekan Cinta,

Bangga, Paham Rupiah.

(3,00)

(2,00)

(1,00)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019 2020 2021 2022

Inflow Ou�low Net Flow-skala kanan

Rp Triliun Rp Triliun

Sumber: Bank Indonesia

138

101 99

119 116

149

169162

6050

97

124

4 10

74

104

134147

18

66 63

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia

BOKS 2: PRE-EvENT FEKDI 2022 SUMATERA BARAT

64Laporan Perekonomian

PROvINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

PRE-EvENT FEKDI 2022 SUMATERA BARAT

Dalam rangka mendorong penggunaan pembayaran

digital melalui QRIS, meningkatkan literasi keuangan

digital dan turut berkontribusi dalam pemcapaian

15 juta pengguna QRIS baru, pada tanggal 20 –

23 April 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan Pre–Event

Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI)

2022 yang diselenggarakan di Kota Padang dengan

mengangkat tema “Synergistic and Inclusive Digital

Economy Ecosystem for Accelerated Recovery”. Pre-

Event FEKDI sejalan dengan semangat kampanye

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan

Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan salah satu

langkah konkret Bank Indonesia dalam mendorong

integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital

yang inklusif dan efisien. Gebyar kegiatan dilakukan

semarak bertujuan agar masyarakat dapat teredukasi

secara nyaman dan lengkap tentang penggunaan

pembayaran melalui QRIS.

Beberapa agenda dalam Pre-Event FEKDI 2022 terdiri

dari Training of Trainer (ToT) Digitalisasi Keuangan

Melalui QRIS, QRIS Ramadhan Fair, Webinar Keuangan

Inklusif, Rapat Koordinasi TP2DD se-Sumatera Barat,

Talkshow Kartini Masa Kini, TV Talkshow, dan

Launching Pasar S.I.A.P QRIS. Rangkaian kegiatan ini

dilaksanakan dengan kolaborasi dengan Penyedia Jasa

Pembayaran (PJP), Pemerintah Daerah, UMKM, GenBI,

Mahasiswa Kampus Merdeka dan stakeholder terkait.

Tak kalah menarik dengan rangkaian kegiatannya,

berbagai acara tersebut diselenggarakan pada

beberapa tempat yang berbeda. Sinergi dari berbagai

pihak serta kolaborasi dengan selebgram menjadi

beberapa kunci sukses penyelenggaraan kegiatan ini.

Strategi pelaksanaan kegiatan tersebut berlandaskan

pada 3 (tiga) pilar program QRIS 2022 yaitu Ekspansi,

Edukasi dan Kampanye, serta Award. Pilar pertama,

ekspansi dilakukan melalui kegiatan QRIS Ramadhan

Fair dengan melakukan kolaborasi antara Bank

Indonesia, 30 UMKM Binaan (Bank Indonesia, Dinas

Perdagangan dan PT. PNM) serta 18 PJP Bank dan

Non Bank melalui penyelenggaraan pameran produk

UMKM dan PJP dengan mewajibkan pengunjung

untuk menggunakan QRIS dalam bertransaksi.

Kemudian melakukan implementasi program Pasar

Rakyat S.I.A.P QRIS di Pasar Raya, Pasar Siteba, dan

Pasar Lubuk Buaya melalui sinergi dengan stakeholder

seperti Dinas Perdagangan, Asosiasi Pedagang Pasar,

dan PJP dalam mendorong implementasi QRIS di

lingkungan pasar. Selain itu dilakukan juga Rapat

Koordinasi TP2DD se-Sumatera Barat dalam rangka

meningkatkan implementasi elektronifikasi transaksi

Pemerintah Daerah khususnya pada transaksi belanja

dan pendapatan.

Pilar kedua yaitu edukasi dan kampanye. Edukasi

dilakukan dalam bentuk Training of Trainers (ToT)

Digitalisasi Keuangan Melalui QRIS, Webinar

Keuangan Inklusif, Talkshow Kartini Masa Kini untuk

meningkatkan pemahaman masyarakat dalam

melakukan transaksi QRIS di era digital. Selanjutnya

kampanye penggunaan QRIS juga dilakukan melalui

kerjasama dengan influencer Sumbar seperti

Minanglipp, Ayu Wisya dan influencer lokal lainnya

serta mengadakan kompetisi video QRIS, Promosi

penggunaan QRIS dan pelaksanaan Pre-Event FEKDI

melalui talkshow di TVRI Sumbar.

BOKS 2:

BOKS 2: PRE-EvENT FEKDI 2022 SUMATERA BARAT

65Laporan PerekonomianPROvINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Ketiga, penganugerahan award dilakukan agar dapat

mendorong output yang dihasilkan dalam rangka

mencapai tujuan akhir dalam perluasan QRIS di 2022.

Penganugerahan award dilakukan kepada PJP dengan

pembukaan rekening terbanyak, UMKM dengan

transaksi QRIS terbanyak, pemenang kompetisi video

QRIS, dan pemenang perlombaan nasyid yang turut

memeriahkan agenda Pre-Event FEKDI 2022 Sumatera

Barat di tengah momen bulan Ramadhan 1443 H.

Bank Indonesia akan terus berupaya dan berinovasi

untuk merespon kebutuhan masyarakat terkait

pembayaran digital. Kedepannya, sinergis dan

kolaborasi dengan stakeholder terus diperkuat untuk

mendorong peningkatan transaksi non tunai serta

mewujudkan ekonomi inklusif yang berkelanjutan.

66

This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

67Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Barat tercatat semakin membaik. Hal ini tercermin dari angka

pengangguran pada Februari 2022 yang sebesar 179,22 ribu orang, menurun sebanyak 7,34 ribu orang dibandingkan

dengan periode Februari 2021. Kondisi tersebut mendorong tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2022

sebesar 6,17%, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,67%. Penurunan

pengangguran seiring dengan ketersediaan lapangan kerja yang meningkat dampak dari perekonomian yang terus

bertumbuh serta terkendalinya kasus COVID-19.

Perekonomian yang terus bertumbuh sepanjang tahun 2021 juga berdampak kepada peningkatan

kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat, sebagaimana diindikasikan sejumlah indikator, seperti persentase

penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan, serta indeks keparahan kemiskinan. Secara garis besar jumlah

penduduk miskin di Sumatera Barat pada September 2021 tercatat sebanyak 339,93 ribu jiwa, menurun dibandingkan

dengan September 2020 sebanyak 364,79 ribu jiwa.

Peningkatan kualitas hidup masyarakat Sumatera Barat terpantau meningkat pada tahun 2021. Kondisi

ini tercermin dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatera Barat tahun 2021 menjadi

sebesar 72,65, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 72,38. Dengan capaian tersebut, Sumatera

Barat menduduki peringkat ke-3 IPM tertinggi di kawasan Sumatera dan peringkat ke-9 IPM tertinggi secara nasional.

Peningkatan IPM Sumatera Barat didorong oleh komponen pengeluaran riil per kapita masyarakat yang lebih tinggi

seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi.

Perekonomian yang terus bertumbuh juga berdampak kepada peningkatan kesejahteraan petani Sumatera

Barat pada triwulan I 2022. Secara rata-rata, NTP Sumatera Barat pada triwulan laporan tercatat sebesar 112,66,

meningkat dibandingkan dengan NTP triwulan IV 2021 sebesar 111,05. Peningkatan NTP tersebut didorong oleh

adanya peningkatan indeks harga yang diterima petani khususnya pada subkelompok perkebunan rakyat. Hal ini

seiring dengan masih tingginya harga CPO dunia yang mendorong kenaikan harga TBS di tingkat lokal.

Bab 6KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

68Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Jumlah Angkatan Kerja

Tingkat Par�sipasi Angkatan Kerja

Tingkat Pengangguran Terbuka

Februari 2021 Februari 2022

2,77(juta org)

68,41(% yoy)

6,67(% yoy)

2,87(juta org)

60,00(% yoy)

6,17(% yoy)

IndikatorKetenegakerjaan

September 2020 September 2021

Kemiskinan

Pertumbuhan Garis Kemiskinan

Indeks KedalamanKemiskinan

Indeks KeparahanKemiskinan

6,56%

3,31%(yoy)

0,99%

0,26%

0,301%

Gini Ra�o

6,04%

5,90%(yoy)

0,96%

0,23%

0,300%

IndeksKualitas Hidup

Indeks PembangunanManusia

Tahun 2020 Tahun 2021

72,38% 72,65%

IndeksKualitas Hidup

BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

69Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Jumlah Angkatan Kerja

Tingkat Par�sipasi Angkatan Kerja

Tingkat Pengangguran Terbuka

Februari 2021 Februari 2022

2,77(juta org)

68,41(% yoy)

6,67(% yoy)

2,87(juta org)

60,00(% yoy)

6,17(% yoy)

IndikatorKetenegakerjaan

September 2020 September 2021

Kemiskinan

Pertumbuhan Garis Kemiskinan

Indeks KedalamanKemiskinan

Indeks KeparahanKemiskinan

6,56%

3,31%(yoy)

0,99%

0,26%

0,301%

Gini Ra�o

6,04%

5,90%(yoy)

0,96%

0,23%

0,300%

IndeksKualitas Hidup

Indeks PembangunanManusia

Tahun 2020 Tahun 2021

72,38% 72,65%

IndeksKualitas Hidup

BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

70Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

6.1. KetenagaKerjaan Daerah

jumlah angkatan kerja pada pada Februari 2022 meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah angkatan

kerja pada periode Februari 2022 sejumlah 2,87 juta

orang, bertambah sebanyak 103,15 ribu orang atau

meningkat sebesar 3,73% dibandingkan dengan

Februari 2021 (Tabel 6.1). Jumlah penduduk usia

produktif (15 tahun ke atas) tercatat mencapai 4,22

juta orang, naik 4,34% atau sebesar 175,55 ribu

orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu

(Tabel 6.1). Dengan perkembangan tersebut, Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sumatera Barat

pada Februari 2022 sebesar 68,00%, lebih rendah

dibandingkan dengan Februari 2021 sebesar 68,41%

(Tabel 6.1).

tingkat pengangguran di Sumatera Barat tercatat menurun. Angka pengangguran Sumatera

Barat pada Februari 2022 sebesar 179,22 ribu orang,

menurun sebanyak 7,34 ribu orang dibandingkan

dengan periode Februari 2021 (Tabel 6.1). Kondisi

tersebut mendorong tingkat pengangguran terbuka

(TPT) pada Februari 2022 sebesar 6,17%, lebih rendah

dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 6,67% (Tabel 6.1). Penurunan

pengangguran seiring dengan ketersediaan lapangan

kerja yang membaik dampak dari perekonomian

yang terus bertumbuh serta semakin terkendalinya

kasus COVID-19. Hal ini terindikasi dari hasil Survei

Konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan

peningkatan indeks ketersediaan lapangan kerja dari

22,50 pada posisi Februari 2021 menjadi 75,50 pada

posisi Februari 2022. Sejalan dengan indeks tersebut,

persepsi masyarakat terhadap tingkat pendapatan dan

daya beli juga meningkat, tercermin dari kenaikan

indeks penghasilan konsumen dari 52,50 pada

Februari 2021 menjadi 100,50 pada Februari 2022

(Grafik 6.4).

Berdasarkan lapangan usahanya (LU), LU pertanian dan LU perdagangan masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Sumatera Barat. Pada Februari 2022, LU pertanian

menyerap 860,16 ribu orang atau 31,92% dari total

penduduk yang bekerja, menurun dibandingkan

dengan porsi pada Februari 2021 sebesar 33,51%

(Grafik 6.5). Penurunan pangsa serapan tenaga

kerja pada LU pertanian (LU primer) seiring dengan

membaiknya ketersedian lapangan pekerjaan pada

LU sekunder (perdagangan) dan dan LU tersier (LU

akomodasi dan makan minum, LU transportasi

dan pergudangan, dan LU jasa-jasa) dampak dari

perekonomian yang terus bertumbuh. Penyerapan

tenaga kerja di LU perdagangan terpantau mencapai

598,24 ribu orang atau 22,20% dari keseluruhan

pekerja di Sumatera Barat, meningkat dibandingkan

dengan dengan porsi pada Februari 2021 sebesar

21,64% (Grafik 6.5). Sementara pada LU akomodasi

dan makan minum serta LU transportasi dan

pergudangan, porsi penyerapan tenaga kerjanya

sebesar 8,02% dan 3,75% dari total penduduk yang

bekerja, lebih tinggi dibandingkan periode Februari

2021 sebesar 7,19% dan 3,07% (Grafik 6.5).

Tabel 6.1 Indikator Ketenagakerjaan Daerah (ribu orang)

Sumber: BPS, diolah

Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb FebAgt

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas

Angkatan Bekerja

Bekerja

Pengangguran

Tingkat Par�sipasi Angkatan Kerja

Tingkat Pengangguran Terbuka

3.664

2.577

2.427

150

70,3

5,81

3.688

2.474

2.348

126

67,1

5,09

3.718

2.618

2.466

152

70,4

5,80

3.747

2.484

2.345

139

66,3

5,58

3.767

2.742

2.590

152

72,80

5,55

3.891

2.629

2.480

149

67,6

5,66

3.824

2.687

2.545

142

70,27

5,29

3.954

2.684

2.540

144

67,88

5,38

3.986

2.900

2.748

152

72,75

5,25

4.017

2.772

1.245

191

69,01

6,88

4.047

2.769

2.584

185

68,41

6,67

4.078

2.761

2.581

180

67,72

6,52

Kegiatan Utama 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

4.223

2.872

2.695

177

68,00

6,17

BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

71Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 6.2. Angkatan Kerja di Sumatera BaratGrafik 6.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Grafik 6.4. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Penghasilan Konsumen

Grafik 6.6. Pangsa Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Grafik 6.3. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Grafik 6.5. Pangsa Pekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Tingkat Par�sipasi Angkatan KerjaTingkat Pengangguran Terbuka - sisi kanan

Sumber: BPS, diolah

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,074,073,072,071,070,069,068,067,066,065,064,0

%%

Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: BPS, diolah

Bekerja Pengangguran Tingkat Pengangguran Terbuka - sisi kanan

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

-

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5%juta orang

Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb Agt2018 2019 2020 2021

3,48

5,976,88

7,81

11,65 11,42

2,66

4,90

7,52

11,1612,41

8,43

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

SD ke Bawah SMP SMA SMK Diploma Universitas

%

Februari 2021Februari 2022

Sumber: BPS, diolahSumber: Bank Indonesia, diolah

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 11 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 112016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang laluPenghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu

Indeks

Feb-21 Feb-22

LU Non TersierLainya

LU TersierIndustriPengolahan

PerdaganganPertanian

Sumber: BPS, diolah

40

35

30

25

20

15

10

5

0

5,915,52

30,9729,61

9,009,72

22,221,64

31,9233,51

Sumber: BPS, diolah

32,5832,90

20,7420,98

17,6317,95

15,5614,84

5,715,69

3,833,87

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

Berusaha dibantuburuh tetap

Pekerja bebas

Pekerja keluarga/takdibayar

Berusaha dibantuburuh �dak tetap

Berusaha Sendiri

Buruh/Karyawan

Februari 2021 Februari 2022Agustus 2021

BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

72Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Status pekerjaan di Sumatera Barat sebagian besar masih bersifat informal. Berdasarkan enam

kategori status pekerjaan, definisi pekerja formal

diklasifikasikan mencakup kategori berusaha dengan

dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan

sehingga sisanya diklasifikasikan sebagai pekerja

informal. Pada posisi Februari 2022, pangsa pekerja

informal di Sumatera Barat mencapai 63,23%,

menurun dibandingkan angka Februari 2021 sebesar

63,59%. Sementara pekerja formal meningkat dari

36,41% dari Februari 2021 menjadi 36,77% pada

Februari 2022 yang bersumber dari status buruh/

karyawan/pegawai. Peningkatan tersebut antara

lain dampak dari membaiknya perekonomian yang

menyebabkan semakin meningkatnya lapangan

pekerjaan formal (Grafik 6.6).

6.2. KeSejahteraan Daerah

Perbaikan ekonomi sepanjang tahun 2021 berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat. Kondisi tersebut

tercermin pada sejumlah indikator, seperti persentase

penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan,

serta indeks keparahan kemiskinan. Secara garis

besar jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat

pada September 2021 tercatat sebanyak 339,93

ribu jiwa, menurun dibandingkan dengan September

2020 sebanyak 364,79 ribu jiwa (Grafik 6.7). Dengan

kondisi tersebut, persentase penduduk miskin di

Sumatera Barat turun dari 6,56% pada September

2020 menjadi 6,04% pada September 2021 (Grafik

6.7).

Peningkatan kesejahteraan terjadi baik di daerah perkotaan ataupun pedesaan. Dalam

kurun 1 (satu) tahun terakhir, penduduk miskin di

perkotaan dan pedesaan terpantau masing-masing

mengalami penurunan sebanyak 6,78 ribu jiwa dan

18,08 ribu jiwa. Meski penurunan masyarakat miskin

di pedesaan jauh lebih besar daripada di perkotaan,

namun mayoritas penduduk miskin di Sumatera Barat

berada di perdesaan dengan jumlah sebanyak 205,39

ribu jiwa, sedangkan penduduk miskin di perkotaan

sebanyak 134,53 ribu jiwa.

Seiring dengan kenaikan laju inflasi mayoritas komoditas makanan maupun bukan makanan, pertumbuhan garis kemiskinan1 pada September 2021 mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan

garis kemiskinan di Sumatera Barat pada September

2021 berada pada angka 5,90% (yoy) atau sebesar

Rp579.7545 per kapita per bulan, lebih tinggi

dibandingkan dengan periode September 2020

Grafik 6.7. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sumatera Barat

Grafik 6.8. Garis Kemiskinan di Sumatera Barat

1 Representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2.100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Garis kemiskinan juga merupakan indikator untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam golongan miskin atau tidak miskin melalui rata-rata pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan.

Sumber: BPS, diolah

Persentase Penduduk Miskin SUMBAR (%)Penduduk Miskin Pedesaan SUMBAR

Persentase Penduduk Miskin NASIONAL (%)Penduduk Miskin Perkotaan SUMBAR

Mar-12

Sep-12

Mar-13

Sep-13

Mar-14

Sep-14

Mar-15

Sep-15

Mar-16

Sep-16

Mar-17

Sep-17

Mar-18

Sep-18

Mar-19

Sep-19

Mar-20

Sep-20

Mar-21

Sep-21

450

350

400

300

100

150

200

250

50

0

14

10

12

4

6

8

2

0

Ribu Jiwa

279 276 291258 271 262246 231 253 257 251 245 242 227228 223 216 223 225 205

6,97,47,6 7,3

6,7 7,1 7,1 6,9 6,8 6,7 6,6 6,4 6,3 6,3 6,6 6,6 6,0

119 120

129 121125 126109

108118

118113 115 115 126 121 121 128 141 146 135

11,311,511,411,712,011,0 11,2 11,1 10,9 10,7 10,6 10,1 9,8

9,49,7 9,29,8

10,2 10,19,7

8,18,08,2

Sumber: BPS, diolah

600

700

500

200

300

400

100

0

14

12

6

8

10

2

4

0

Ribu Rp/kapita/bulan

Perkotaang.Kota (sisi kanan) g.Desa (sisi kanan) g.Sumbar

Perdesaan Total SumbarMar-

12Sep

-12

Mar-13

Sep-13

Mar-14

Sep-14

Mar-15

Sep-15

Mar-16

Sep-16

Mar-17

Sep-17

Mar-18

Sep-18

Mar-19

Sep-19

Mar-20

Sep-20

Sep-22

Mar-21

BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

73Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

yang tumbuh 3,31% (yoy) atau sebesar Rp547.240

per kapita per bulan (Grafik 6.8). Peningkatan

laju pertumbuhan garis kemiskinan ini terjadi

baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.

Berdasarkan disagregasi komponen pembentuknya,

garis kemiskinan masih didominasi oleh pengeluaran

makanan dengan andil sebesar 75,63% atau senilai

Rp438.308 per kapita per bulan. Sementara andil

pengeluaran non makanan sebesar 24,37% atau

senilai Rp141.237 per kapita per bulan.

Disisi lain, ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin mengalami penurunan. Kondisi

tersebut tercermin dari indeks kedalaman kemiskinan

(P1)2 dan indeks keparahan kemiskinan (P2). Indeks

kedalaman kemiskinan (P1) yang mengukur rata-rata

kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk

miskin terhadap garis kemiskinan menunjukkan

penurunan pada September 2021 yang tercatat sebesar

0,96, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar 0,99 (Grafik 6.9).

Secara spasial, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1) di perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan

dengan perkotaan, yaitu sebesar 1,18 sementara di

perkotaan sebesar 0,74. Sejalan dengan P1, indeks

keparahan kemiskinan (P2) yang menggambarkan

ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga

terpantau mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,23

di September 2021 dari sebesar 0,26 di September

2020 (Grafik 6.10). Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2) di perdesaan juga relatif lebih tinggi dibandingkan

di daerah perkotaan, yaitu sebesar 0,31 sedangkan di

perkotaan sebesar 0,14.

6.3. InDeKS PemBangUnan manUSIa Dan raSIo gInI

Pada tahun 2021, membaiknya perekonomian mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat Sumatera Barat. Kondisi ini tercermin

dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Sumatera Barat tahun 2021 menjadi sebesar

72,65, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020

sebesar 72,38. Dengan capaian tersebut, Sumatera

Barat menduduki peringkat ke-3 IPM tertinggi di

kawasan Sumatera dan peringkat ke-9 IPM tertinggi

secara nasional (Grafik 6.11). Bahkan, nilai IPM

Sumatera Barat tersebut berada diatas IPM Indonesia

sebesar 72,29. Secara spasial, IPM wilayah Sumatera

Barat berkisar antara 61,035 (Kepulauan Mentawai)

yang paling rendah hingga 82,90 (Kota Padang) yang

terkategori sangat tinggi (Grafik 6.12).

Indikator IPM digunakan untuk mengukur capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen

dasar kualitas hidup, seperti angka harapan hidup,

angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan

pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. Pada

tahun 2021, peningkatan IPM Sumatera Barat

Grafik 6.10 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)Grafik 6.9 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

2 Indikator untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam golongan miskin atau tidak miskin melalui rata-rata pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan.

Sumber: BPS, diolah

1,6

1,0

0,8

1,4

1,2

0,4

0,6

0,2

0,0Kota Desa Kota + Desa

1,27

0,941,01

1,241,13

0,75

0,98

1,26

1,10 1,120,991,00 1,04

0,96 0,94

0,78

0,99 1,040,960,92

Mar-12

Sep-12

Mar-13

Sep-13

Mar-14

Sep-14

Mar-15

Sep-15

Mar-16

Sep-16

Mar-17

Sep-17

Mar-18

Sep-18

Mar-19

Sep-19

Mar-20

Sep-20

Sep-21

Mar-21

0,4

0,4

0,3

0,2

0,3

0,1

0,2

0,1

0,0

Sumber: BPS, diolah

Kota Desa Kota + Desa

0,29

0,24

0,280,29

0,21

0,15

0,23 0,23 0,240,21 0,21 0,20

0,15

0,260,24

0,230,22

0,31

0,21

0,31

Mar-12

Sep-12

Mar-13

Sep-13

Mar-14

Sep-14

Mar-15

Sep-15

Mar-16

Sep-16

Mar-17

Sep-17

Mar-18

Sep-18

Mar-19

Sep-19

Mar-20

Sep-20

Sep-21

Mar-21

BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

74Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 6.11. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi di Sumatera Tahun 2021

Grafik 6.13. Pengeluaran per kapita Sumatera Barat per tahun (Rp ribu)

Grafik 6.12. IPM Kab/Kota di Sumatera Barat Tahun 2021

Grafik 6.14. Gini Ratio Provinsi di Sumatera Tahun 2021

didorong oleh komponen pengeluaran riil per kapita

masyarakat yang lebih tinggi dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Pengeluaran riil per kapita

masyarakat tercatat sebesar Rp 10,79 juta per tahun

dari sebelumnya Rp 10,73 juta di tahun 2020 (Grafik

6.13). Kondisi ini menunjukkan bahwa setelah lebih

dari satu tahun pandemi COVID-19 melanda Sumatera

Barat, pengeluaran riil per kapita mulai meningkat

kembali seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi

sepanjang tahun 2021.

Indikator ketimpangan atau ketidakmerataan ekonomi Sumatera Barat sepanjang tahun 2021 terpantau membaik. Hal tersebut tergambar dari

penurunan rasio gini Provinsi Sumatera Barat dari

0,301 pada September 2020 menjadi 0,300 pada

September 2021. Apabila dibandingkan dengan angka

nasional dan provinsi lainnya di regional Sumatera,

rasio gini Sumatera Barat tersebut masih lebih baik

dibandingkan dengan gini rasio nasional sebesar

0,381, bahkan berada pada urutan terendah ke-2

di Sumatera dan terendah ke-4 di Indonesia (Grafik

6.14). Semakin kecil angka rasio gini maka akan

semakin baik karena mengindikasikan peningkatan

pemerataan distribusi ekonomi penduduk suatu

wilayah atau berkurangnya tingkat ketimpangan

ekonomi. Selain itu, penurunan ketimpangan juga

mengindikasikan adanya kesempatan yang sama

bagi masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap

sumber daya ekonomi dan sosial.

Kep. RiauRiau

Sumatera Barat

Sumatera UtaraAceh

Kep. Bangka Belitung

JambiBengkulu

Sumatera SelatanLampungNasional 72,29

69,90

70,24

71,63

71,64

71,69

72,00

72,18

72,65

72,94

75,79

Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

Kota PadangKota Bukit �nggi

Kota PayakumbuhKota Solok

Kota Padang PanjangKota Pariaman

Kota SawahluntoProvinsi Sumatrera Barat

Kab. AgamKab. Tanah Datar

Kab. DharmasrayaKab. Padang Pariaman

Kab. Lima SelatanKab. Lima Puluh Kota

Kab. SolokKab. Solok Selatan

Kab. Pasaman BaratKab. SijunjungKab. Pasaman

Kab. Kepulauan Mentawai

82,9080,70

79,0878,4177,97

77,07

72,6572,88

72,5772,46

71,76

66,7767,86

61,35

70,7670,03

69,6869,24

68,7669,23

Sumber: BPS, diolah

9,804

10,12610,306

10,638

10,92510,733 10,790

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Bangka BelitungSumatera BaratSumatera Utara

LampungJambi

BengkuluAcehRiau

Kep. RiauSumatera Selatan

Nasional

0,247

0,3000,313

0,314

0,315

0,321

0,323

0,327

0,339

0,3400,381

Sumber: BPS, diolah

BAB 6 | KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH

75Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Grafik 6.15. Perkembangan Indeks Harga Diterima (It) dengan Indeks Harga Dibayar (Ib)

Grafik 6.16. NTP Sumbar Menurut Subsektor

6.4. PerKemBangan nILaI tUKar PetanI SUmatera Barat

Kesejahteraan petani Sumatera Barat meningkat pada triwulan I 2022, tercermin dari Nilai Tukar Petani

(NTP) yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. NTP Sumatera Barat pada triwulan I 2022

tercatat sebesar 112,66 dari sebelumnya 111,05 di

triwulan IV 2021 (Tabel 6.2). Secara spasial Sumatera,

NTP Sumatera Barat tersebut berada di urutan ke-7

(tujuh) tertinggi dari 10 provinsi. Peningkatan NTP

dialami oleh seluruh provinsi di kawasan Sumatera

dengan peningkatan tertinggi terjadi di provinsi Riau,

yaitu sebesar 5,73 poin dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Peningkatan NTP tertinggi berikutnya

dialami oleh provinsi Jambi dan Aceh yang masing-

masing sebesar 3,69 poin dan 3,17 poin dibandingkan

dengan triwulan IV 2022.

Peningkatan NTP Sumatera Barat pada triwulan I

2022 didorong oleh adanya peningkatan indeks harga

yang diterima petani, terutama pada subkelompok

perkebunan rakyat (Grafik 6.16). Hal ini seiring dengan

masih tingginya harga CPO dunia yang mendorong

harga TBS di tingkat lokal. NTP pada triwulan laporan

juga berada di atas angka 100 yang mencerminkan

harga jual produk pertanian yang diterima petani lebih

tinggi dibandingkan dengan harga barang-barang

yang dikonsumsi petani, sebagaimana terpantau dari

indeks harga yang diterima petani sebesar 124,95,

lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang

dibayar petani sebesar 110,60 (Grafik 6.15).

Tabel 6.2. Perkembangan NTP Provinsi di Sumatera

Sumber: BPS, diolah

ProvinsiI II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV

AcehSumatera UtaraSumatera BaratRiauJambiSumatera SelatanKepulauan Bangka BelitungBengkuluLampungKepulauan Riau

95,3998,1495,40

103,46101,86

95,7289,3095,17

105,8997,87

95,0998,6094,7899,6399,3893,9887,3493,81

106,0795,33

94,2497,7795,1995,5098,4192,4485,4492,57

105,6096,06

94,2297,4295,8593,4498,3192,3485,4794,49

105,8196,74

93,8298,8197,2496,0499,2091,6083,9495,15

104,6997,70

91,4797,8995,2194,7498,5191,3884,1193,12

102,0998,52

90,7197,0594,6493,7697,4089,4883,0092,50

101,2598,42

93,1598,6998,36

103,5099,2289,6381,0194,32

102,0098,05

99,69111,60102,59118,53107,46

97,21104,92

95,1596,72

101,08

98,28105,35

98,44112,35

97,98100,62

97,75108,18

92,1197,98

98,44108,60

99,45117,13104,68

98,08102,31114,39

94,2997,72

98,55113,74101,86127,09115,42100,21110,79120,03

95,78100,00

99,09115,57104,04134,53119,93102,34118,46126,13

97,05102,60

99,76117,56106,03134,98123,49105,91123,18129,29

99,79103,67

102,19118,10109,27136,74127,26110,37126,85132,23102,69105,02

103,74124,97111,05148,49136,84112,50134,12142,59105,36106,20

Nasional 102,40 101,88 102,46 103,10 103,00 102,39 98,42 98,05 103,20 99,80 100,80 102,79 103,22 103,30 104,61 107,40

2020 2021 202220192018

106,91127,08112,66154,22140,53114,92136,93145,27107,83107,23108,93

Sumber: BPS, diolah

NTP Sumbar (sisi kanan)Indeks Harga Dibayar (Ib)

Indeks Harga Diterima (It)

160

140

120

100

80

60

40

20

0

115

110

105

100

95

90

85I II III IV

2018I II III IV

2017I II III IV

2016I II III IV

2015I II III IV

2014I II III IV

2019I II III IV IVI III III

2020 2021 2022

Indeks140

120

100

80

60

40

20

0

Sumber: BPS, diolah

NTP Umum NTP Tanaman Pangan NTP Perkebunan Rakyat

I II III IV2018

I II III IV2017

I II III IV2016

I II III IV2015

I II III IV2014

I II III IV2019

I II III IV IVI III III2020 2021 2022

BOKS 3: GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT

76Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas

BBI) merupakan sebuah kampanye yang bertujuan agar

masyarakat Indonesia mencintai dan menggunakan

produk lokal, mengakselerasi transformasi digital

UMKM, dan peningkatan permintaan terhadap produk

lokal buatan UMKM Indonesia. Kegiatan dimaksud

merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah

melalui Kemenko Marves dengan penyelenggaraan

setiap bulannya melalui penunjukan K/L sebagai

Campaign Manager, dukungan Kemendagri dan Bank

Indonesia di daerah yang telah ditetapkan.

Mengacu pada Keputusan Presiden RI No.15 tahun

2021 tanggal 8 September 2021 tentang Tim

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia serta

penetapan Campaign Manager, Jadwal dan Lokasi

Penyelenggaraan kampanye Gernas BBI 2022,

ditetapkan bahwa pada bulan April tahun 2022,

Kegiatan Gernas BBI dipusatkan di Provinsi Sumatera

Barat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Campaign Manager.

Pe laksanaan Gernas BB I Sumatera Bara t

diselenggarakan pada Minggu ke-1 April s.d Minggu

ke-4 Juni 2022 di tiga kota secara bergantian yaitu

Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh dan Kota

Padang, dengan mengangkat tema “UmKm Bangkit ekonomi tumbuh, majo Berkah Basamo UmKm Sumatera Barat”. Grand Opening Ceremony Gernas

BBI Sumatera Barat dilaksanakan hybrid pada Selasa,

12 April 2022 dan disiarkan langsung dari Pelataran

Jam Gadang Bukittinggi. Gernas BBI Sumatera Barat

dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI (Bapak K.H

Ma’ruf Amin) serta dihadiri oleh Pejabat tinggi negara

yaitu Menko Marves (Bapak Luhut Binsar Pandjaitan),

Gubernur Bank Indonesia (Bapak Perry Warjiyo),

Ketua Dewan Komisioner OJK (Bapak Wimboh

Santoso), Menkoparekraf (Bapak Sandiaga S. Uno)

dan MenkopUMKM (Bapak Teten Masduki). Adapun

pada acara Grand opening ceremony didukung

oleh beberapa rangkaian kegiatan seperti Bazaar UMKM, Live shopping, business matching dan akses

permodalan, implementasi Halal Hub, dan Sumbar Go Export.

Dalam medukung pelaksanaan Gernas BBI Sumatera

Barat, Bank Indonesia melalui Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinisi Sumatera Barat menyelenggarakan

berbagai kegiatan dari 13 April – 17 April 2022

diantaranya:

• Showcasing Produk UmKm Binaan. Sebanyak

20 UMKM Binaan Bank Indonesia Provinsi

Sumatera Barat kategori food, fashion dan kriya

mengikuti kegiatan showcase selama enam hari

di Pelataran Jam Gadang Bukittinggi. Adapun

total penjualan yang didapat adalah senilai Rp

432.514.00,00.

• SeminarMotivasiKewirausahaandengantema

“Dari tiada menjadi ada” yang diikuti oleh

300 peserta UMKM yang hadir secara hybrid.

• Talkshow terkait Sertifikasi halal danPerizinan hak Kekayaan Intelektual yang

diikuti oleh 350 UMKM yang hadir secara hybrid.

• BussinessMatching Pembiayaan UmKm dalam mendorong pertumbuhan UKm/IKm Provinsi Sumatera Barat.

• BusinessMatchingExport dengan tema “Kopi Sumbar mendunia” yang diikuti oleh pengusaha Kopi di Sumatera Barat.

BOKS 3:

BOKS 3: GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT

77Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

• Sosialisasi Ekonomi dan Keuangan syariah

dengan tema “Zaman Now, ekonomi Syariah YES”. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 350

milineal dan UMKM di Sumatera barat.

• SosialisasiKeuanganInklusif diikuti oleh 300

peserta yang terdiri dari mahasiswa dan UMKM

di Sumatera Barat.

Seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

Bank Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional

Bangga Buatan Indonesia Provinsi Sumatera Barat

adalah komitmen nyata Bank Indonesia untuk terus

mengembangkan UMKM Indonesia dan khususnya

provinsi Sumatera Barat agar produk – produk lokal

Sumatera Barat memiliki kualitas bagus dan dapat

bersaing dengan produk – produk luar negeri. Hal

ini tentunya tidak terlepas dari sinergitas antara Bank

Indonesia, Pemerintah Sumatera Barat dan pemangku

kepentingan lainnya. Kedepannya Bank Indonesia

akan terus menciptakan strategi baru untuk terus

mendukung transformasi dan digitalisasi UMKM

dalam mewujudkan Produk – produk Unggul UMKM

lokal.

Karena BanK InDoneSIa aDa DISetIaP maKna InDoneSIa

78

This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

79Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Perekonomian Sumatera Barat pada tahun 2022 diprakirakan berada pada batas bawah kisaran 4,2% –

5,0%. Program vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan akan mencapai targetnya pada tahun 2022 diprakirakan akan

mendorong optimisme dari masyarakat termasuk para pelaku usaha. Meningkatnya optimisme tersebut diprakirakan

akan mendorong peningkatan kinerja konsumsi RT dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, kunjungan wisnus dan

wisman diprakirakan akan mendorong LU perdagangan, LU transportasi dan LU penyediaan akmamin. Sementara

LU pertanian juga akan terdorong dengan meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan kegiatan HBKN dan

pesta yang lebih tinggi pada tahun 2022.

Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan akan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021

namun masih akan berada dalam batas atas sasaran inflasi nasional 3,0±1%. Inflasi Sumatera Barat pada

tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan

peningkatan mobilitas serta aktivitas masyarakat yang mendorong permintaan domestik. Penyelenggaraan vaksinasi

yang lebih baik di tahun 2022 serta pemberian vaksin booster mendorong peningkatan aktivitas masyarakat. Selain

itu, peningkatan harga beberapa komoditas di pasar global dan normalisasi tarif dasar listrik, berakhirnya insentif

PPnBN kendaraan bermotor secara gradual, dan peningkatan tarif PPN akan turut mendorong tekanan inflasi Sumatera

Barat pada keseluruhan tahun 2022. Mulai pulihnya perekonomian global dan mobilitas masyarakat juga diprakirakan

akan mendorong peningkatan BBM non-subsidi di tahun 2022. Sementara kenaikan harga komoditas impor yang

dipengaruhi oleh fluktuasi nilai mata uang rupiah dan ketegangan kondisi geopolik Rusia – Ukraina mendorong

peningkatan harga komoditas global juga menjadi risiko yang perlu untuk diwaspadai.

Bab 7PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH

BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

80Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

7.1. ProsPek ekonomi Tahun 2022

PROYEKSI PDRBProvinsi Sumatera Barat

(% yoy)2021 3,292022 4,2 – 5,0

Perekonomian sumatera Barat pada tahun 2022 diprakirakan berada pada batas bawah kisaran 4,2% – 5,0%. Program vaksinasi yang ditargetkan akan

mencapai targetnya pada tahun 2022 diprakirakan

akan mendorong optimisme dari masyarakat termasuk

para pelaku usaha. Meningkatnya optimisme

tersebut diprakirakan akan mendorong peningkatan

kinerja konsumsi RT dan investasi. Lebih lanjut,

kunjungan wisnus dan wisman diprakirakan akan

mendorong LU perdagangan, LU transportasi dan LU

penyediaan akmamin. Sementara LU pertanian juga

akan terdorong dengan meningkatnya permintaan

masyarakat seiring dengan kegiatan HBKN dan pesta

yang lebih tinggi dari tahun 2021.

Dari sisi permintaan, konsumsi RT diprakirakan akan

tumbuh meningkat. Progress capaian vaksinasi yang

semakin baik berdampak dengan terbentuknya

herd immunity yang akan meningkatkan mobilitas

dan permintaan masyarakat. Stimulus fiskal melalui

penyaluran bantuan sosial juga diprakirakan masih

terus berlanjut di tahun 2022 sehingga dapat

mendorong konsumsi masyarakat. Konsumsi

pemerintah diprakirakan juga turut meningkat

didorong oleh peningkatan pagu anggaran belanja

pemerintah dan realisasi belanja infrastruktur yang

sebelumnya tertunda karena COVID-19 mulai berjalan

kembali. Investasi diprakirakan akan meningkat

didorong oleh realisasi investasi baru (PMA dan PMDN)

seiring dengan penambahan modal yang dilakukan Grafik 7.1 Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Sumbar 2022

khususnya pada sektor industri kelapa sawit. Selain

itu berlanjutnya proyek JTTS Padang-Sicincin terutama

pada semester II 2022 diprakirakan akan mendorong

kinerja PMTB Sumatera Barat.

Dari sisi penawaran, peningkatan produktivitas

yang juga didukung oleh faktor cuaca dan

meningkatnya luasan tanaman mature setelah

replanting diprakirakan akan mendorong kinerja

LU pertanian. Peningkatan permintaan global yang

sejalan dengan pemulihan ekonomi di negara tujuan

ekspor juga turut mendorong LU pertanian khususnya

subLU perkebunan. Meningkatnya permintaan

atas komoditas kelapa sawit dan karet juga akan

mendorong kinerja LU industri pengolahan. Pasokan

komoditas CPO di Indonesia diprediksi akan naik

1 juta ton setelah bulan Ramadhan 2022. Selain

itu meningkatnya permintaan domestik dengan

berlanjutnya program B30 dan meningkatnya

konsumsi domestik seiring dengan aktivitas masyarakat

yang semakin baik turut mendorong LU industri

pengolahan. LU perdagangan diprakirakan akan

meningkat didorong oleh kunjungan wisnus maupun

wisman yang meningkat seiring dengan relaksasi

perjalanan antar negara di tahun 2022. Dengan

meningkatnya mobilitas masyarakat dan kunjungan

wisatawan, LU transportasi juga diprakirakan turut

terdorong meningkat dibandingkan tahun 2021.

%, yoy8,00

6,00

4,00

0,00

2,00

-2,00

-4,00

-6,00

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

5,095,13

5,004,815,48

5,245,094,71

5,375,39

5,365,01

4,874,81

5,855,59

5,615,26

5,755,49

-4,94

-2,24-2,93

20195,05

20155,53

20165,27

20175,30

20185,16

2020-1,62

20213,29

20224,2-5,0

Sumber : BI, diolah

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV IP IIP IIIPIVP

-0,15

5,76

3,314,38

3,64

BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

81Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

7.1.1. Prospek sisi Permintaan Tahun 2022

konsumsi rumah tangga pada tahun 2022 diprakirakan akan tumbuh meningkat sejalan dengan perbaikan pendapatan masyarakat. Konsumsi RT diprakirakan meningkat didukung

oleh peningkatan mobilitas disertai pendapatan

masyarakat yang berlanjut seiring ekspektasi

membaiknya situasi pandemi COVID-19. Sejalan

dengan itu, perkembangan ketenagakerjaan yang

terus membaik akan berkontribusi positif pada

berlanjutnya perbaikan konsumsi RT. Perkembangan

positif vaksinasi, termasuk vaksinasi booster, yang

sudah mulai didistribusikan pada tahun 2022

menambah ekspektasi positif masyarakat. Selain

itu, peningkatan juga didorong oleh kinerja sektor

pariwisata yang berangsur membaik khususnya pada

wisatawan nusantara. Kinerja ekspor yang meningkat

sejalan dengan proyeksi harga dunia komoditas

unggulan ekspor Sumatera Barat khususnya CPO

dan karet yang meningkat pada tahun 2021.

Perkembangan positif konsumsi RT juga akan

didukung berlanjutnya programbantuan sosial serta

perpanjangan insentif fiskal untuk mendorong

perbaikan konsumsi. Namun demikian, risiko kenaikan

kasus serta munculnya varian baru COVID-19 dapat

berisiko menahan perbaikan konsumsi RT lebih lanjut.

konsumsi pemerintah diprakirakan akan meningkat pada tahun 2022. Peningkatan ini

diprakirakan akan didorong oleh realisasi belanja

pegawai serta belanja barang dan jasa seiring oleh

mulai aktifnya kegiatan kedinasan dan realisasi THR.

Kegiatan dinas luar kota para ASN yang diprakirakan

akan berangsur pulih dapat mendorong konsumsi

pemerintah di tahun 2022. Event-event pemda yang

tertunda pada tahun 2021 diprakirakan akan mulai

dilaksanakan kembali pada akhir tahun 2022.

Prospek investasi diprakirakan akan meningkat pada tahun 2022 didukung oleh berlanjutnya proyek pemerintah dan swasta. Realisasi investasi

yang tertunda pada tahun 2021 diprakirakan akan

kembali berjalan pada tahun 2022. Proyek investasi

yang berasal dari pemerintah juga diprakirakan

akan kembali optimal pada tahun 2022. Realisasi

pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatera (JTTS)

juga diprakirakan akan mendorong pertumbuhan

investasi. Pengerjaan proyek Ruas Pekanbaru–

Padang Seksi 1 (Padang–Sicincin) sepanjang 36

kilometer masih akan berlanjut pada tahun 2022.

Kembali normalnya aktivitas ekonomi masyarakat

mendorong belanja modal pemerintah daerah yang

turut meningkatkan realisasi investasi baik bangunan

maupun non bangunan yang berasal dari APBD.

Permintaan domestik secara umum yang meningkat

dan pariwisata yang kembali meningkat, turut

mendorong investasi di Sumatera Barat.

Laju pertumbuhan net ekspor diprakirakan melambat pada tahun 2022 didorong oleh pembatasan ekspor CPo. Deselerasi net ekspor

diprakirakan terjadi didorong oleh ekspor yang

melambat. Harga komoditas dunia diperkirakan masih

akan fluktuatif walau masih pada level yang cukup

tinggi di tahun 2022 seiring dengan ketidakpastian

global yang meningkat setelah adanya konflik Rusia-

Ukraina. Perlambatan ekspor CPO juga diprakirakan

akan disebabkan oleh kebijakan pembatasan ekspor

CPO yang dikeluarkan pemerintah untuk menjaga

harga minyak goreng dalam negeri.

7.1.2. Prospek sisi Penawaran Tahun 2022

Pada tahun 2022, normalisasi permintaan dan mobilitas masyarakat mendorong pertumbuhan lapangan usaha utama sumatera Barat. Kinerja

mayoritas lapangan usaha Sumatera Barat pada

tahun 2022 diprakirakan akan membaik seiring

dengan meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi

masyarakat. Mayoritas lapangan usaha diprakirakan

akan tumbuh meningkat pada 2022. Peningkatan

keyakinan konsumsi dan investasi masyarakat

sepanjang tahun 2022 akan mendorong kinerja

mayoritas LU di Sumatera Barat. Hal tersebut juga

didorong oleh perbaikan daya beli masyarakat dan

pencapaian target vaksinasi di tahun 2022.

BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

82Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

seiring dengan peningkatan permintaan, Lu pertanian diprakirakan juga meningkat pada tahun 2022 terutama didorong oleh permintaan yang meningkat. Kembali dilaksanakannya kegiatan

massal serta mobilitas masyarakat yang membaik

akan mendorong permintaan produk pertanian,

peternakan serta perikanan. Aktivitas HBKN yang

lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 juga akan

mendorong permintaan terhadap produk LU

pertanian. Penyelenggaraan event dan pesta yang

lebih tinggi pada tahun 2022 diprakirakan juga

akan mendorong permintaan terhadap komoditas

pertanian dan peternakan. Mobilitas masyarakat

yang meningkat juga akan meningkatkan permintaan

terhadap komoditas karet. Permintaan dunia akan

kendaraan bermotor diprakirakan akan meningkat

seiring dengan daya beli masyarakat serta mobilitas

yang meningkat

Pada tahun 2022, pertumbuhan Lu transportasi dan pergudangan diprakirakan akan meningkat seiring dengan mobilitas masyarakat yang berangsur normal. Mobilitas masyarakat yang

meningkat pada tahun 2022 akan mendorong LU

transportasi. Aktivitas pariwisata yang membaik

turut mendorong kedatangan wisatawan terutama

wisatawan domest ik . Prospek pembukaan

penerbangan internasional pada semester II 2022

juga akan mendorong kinerja LU transportasi.

Aktivitas HBKN lebaran dan Nataru yang lebih tinggi

pada tahun 2022 juga akan mendorong permintaan

angkutan darat dan udara. Selain itu, permintaan

perjalanan dinas beberapa instansi yang semakin

meningkat pada tahun 2022 mendorong peningkatan

kinerja LU.

Perbaikan pendapatan masyarakat serta aktivitas ekonomi yang membaik mendorong pertumbuhan Lu perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor pada tahun 2022. Pendapatan dan konsumsi masyarakat yang

meningkat seiring dengan aktivitas ekonomi yang

berangsur normal mendorong LU perdagangan.

Aktivitas perdagangan retail diprakirakan meningkat

sejalan dengan mobilitas masyarakat yang meningkat.

Penjualan kendaraan bermotor diprakirakan akan

meningkat menyusul masyarakat yang semakin

beradaptasi dengan pola hidup kebiasaan baru.

Stimulus pajak berupa pembebasan PPnBM mobil

yang diperpanjang pada tahun 2022 juga diprakirakan

akan mendorong penjualan mobil baru. Aktivitas

MICE dan pariwisata diprakirakan akan membaik

meski terbatas pada tahun 2022 menyusul program

pemulihan pariwisata yang dilakukan secara masif

oleh pemerintah. Pariwisata domestik yang pulih

secara gradual akan mendorong permintaan dari LU

perdagangan.

Pembatasan ekspor CPo yang diterapkan berpotensi menahan kinerja Lu industri pengolahan. Kebijakan DMO produk CPO,

peningkatan pungutan ekspor CPO dan larangan

ekspor CPO yang yang dikeluarkan pemerintah pada

medio triwulan I 2022 menyebabkan tertahannya

produksi CPO yang lebih tinggi di tahun 2022. Selain itu tertahannya pembangunan JTTS ruas

Padang-Sicincin pada semester I tahun 2022

berpotensi menahan produksi semen Sumatera Barat.

Namun demikian, perlambatan yang lebih dalam

pada kinerja LU industri pengolahan tahun 2022

diprakirakan tertahan oleh beberapa faktor. Aktivitas

ekonomi masyarakat yang meningkat didorong oleh

program vaksinasi yang berjalan diprakirakan akan

memacu kinerja industri pengolahan terutama untuk

produk makanan dan tekstil. Peningkatan mobilitas

masyarakat diprakirakan juga akan meningkatkan

permintaan produk olahan karet. Pariwisata yang

berangsur meningkat akan mendorong industri

pengolahan rumahan yang memproduksi makanan

olahan sebagai oleh-oleh para wisatawan.

BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

83Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

7.2. Prakiraan infLasi Tahun 2022

Tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan akan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 namun masih akan berada dalam batas atas sasaran inflasi nasional 3,0±1%. Inflasi Sumatera Barat pada tahun 2022 diperkirakan

lebih tinggi dari tahun sebelumnya seiring dengan

membaiknya kondisi perekonomian dan pelonggaran

mobilitas masyarakat yang mendorong permintaan

domestik. Penyelenggaraan vaksinasi yang lebih

baik di tahun 2022 serta pemberian vaksin booster

mendorong peningkatan aktivitas masyarakat. Selain

itu, peningkatan harga beberapa komoditas di

pasar global dan normalisasi tarif dasar listrik, serta

berakhirnya insentif PPnBN kendaraan bermotor

secara gradual, turut mendorong tekanan inflasi

Sumatera Barat pada keseluruhan tahun 2022.

Peningkatan tarif PPN menjadi 11% pada tahun

2022 juga diprakirakan akan mendorong para pelaku

usaha untuk mengkompensasinya dengan menaikkan

harga. Hal tersebut juga didukung oleh keinginan

para pelaku usaha untuk menaikkan harga setelah

beberapa harga barang dan jasa tidak naik dalam

dua tahun terakhir. Mulai pulihnya perekonomian

global dan mobilitas masyarakat juga diprakirakan

akan mendorong peningkatan BBM non-subsidi di

tahun 2022. Sementara kenaikan harga komoditas

impor yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai mata uang

rupiah dan harga komoditas global terutama setelah

adanya ekskalasi konflik Ukraina-Rusia juga menjadi

risiko yang perlu untuk diwaspadai. Ketidakpastian

global yang meningkat tersebut juga diprakirakan

akan mendorong harga emas sebagai instrumen safe

haven di tahun 2022.

membaiknya aktivitas perekonomian dan mobilitas masyarakat secara umum mendorong pergerakan harga barang dan jasa. Pelonggaran

kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat

diprakirakan akan mendorong kenaikan harga

barang dan jasa. Lebih lanjut, meningkatnya

konsumsi masyarakat pada masa HBKN tahun 2022

diprakirakan juga akan mendorong harga barang

dan jasa. Komoditas – komoditas yang rutin menjadi

penyebab kenaikan laju IHK saat HBKN lebaran

dan nataru diprakirakan masih akan memberikan

andil yang signifikan di tahun 2022, antara lain

komoditas cabai merah, bawang merah, daging

ayam ras dan telur ayam ras. Pengaruh cuaca dan

permintaan dari luar Sumbar mendorong kenaikan

harga komoditas-komoditas tersebut. Potensi cuaca

kurang menguntungkan di tahun 2022 juga berisiko

mengancam gagal panen pada komoditas pangan dan

pergeseran musim tanam di beberapa lokasi. Kenaikan

harga pakan untuk unggas diprakirakan juga akan

mendorong kenaikan harga bahan pangan seperti

daging ayam ras dan telur ayam ras.

Tabel 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara

PertumbuhanEkonomi (%, yoy) 2020 2021 2022p 2023p

Dunia –3,2 5,9 3,6 3,6Negara Maju –4,6 5,0 3,3 2,4

Amerika Serikat –3,5 5,6 3,7 2,3Kawasan Eropa –6,5 5,2 2,8 2,3Jepang –4,7 1,6 2,4 2,3

Negara Berkembang –2,1 6,8 3,8 4,4Asia –0,9 7,3 5,4 5,6Tiongkok 2,3 8,1 4,4 5,1India –7,3 8,9 8,2 6,9

Sumber: IMF (April 2022)

Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Sumbar 2022

%, yoy

2017 2018 2019 2020 2021 2022

20202,11

20211,40

20223,2+1_

Sumber : BPS, dan Bank Indonesia, diolah

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I III III IV IIP IIIP IVP

6,00

5,00

3,00

4,00

2,00

1,00

0,00

-1,00

BAB 7 | PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

84Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Permintaan yang meningkat berpotensi menyebabkan gejolak harga-harga kelompok makanan, minuman dan tembakau. Normalisasi

permintaan pada tahun 2022 diprakirakan akan

mendorong harga bahan pangan. Masih relatif

rendahnya harga bahan pangan pada tahun 2021

menyebabkan harga di tahun 2022 lebih bergejolak.

Kenaikan harga bahan pangan terutama produk

pertanian juga berisiko meningkat seiring dengan

kenaikan indeks harga pupuk global. Selain itu,

kenaikan harga eceran rokok karena kenaikan cukai

rokok sebesar 12% pada tahun 2022 juga turut

mendorong peningkatan harga kelompok ini.

Tekanan inflasi kelompok transportasi pada tahun 2022 berisiko meningkat. Mobilitas

masyarakat serta aktivitas HBKN yang meningkat

pada tahun 2022 mendorong harga kelompok

transportasi. Peningkatan permintaan tiket angkutan

udara khususnya pada momen HBKN lebaran dan

Nataru diprakirakan akan mendorong inflasi kelompok

transportasi. Kondisi tersebut juga didorong oleh

mobilitas masyarakat yang berangsur pulih sejalan

dengan proses vaksinasi yang sedang berjalan di

tahun 2022. Pergerakan harga berbagai komoditas

energi internasional yang diprakirakan meningkat

pada tahun 2022 juga akan memberikan dampak

pada peningkatan harga berbagai komoditas

domestik termasuk BBM dan listrik. Peningkatan

mobilitas masyarakat akan mendorong peningkatan

permintaan akan BBM sehingga lebih lanjut terdapat

risiko peningkatan harga BBM terutama yang berasal

dari kelas BBM non subsidi.

Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Mentah Dunia (USD/barrel)Grafik 7.3 Proyeksi Emas Dunia (USD/troy ounce)

Sumber : Financial Forecast Center

2000

1800

1400

1600

1200

1000

Jan-2018 Jan-2020 Jan-2022Actual Forecast

Sumber : Financial Forecast Center

Actual Forecast

Jan-2018 Jan-2020 Jan-2022

120

80

100

40

60

20

0

85Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISTILAH

86Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Istilah Penjelasan

BI 7-Day Reverse Repo Rate Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

BI-RTGS Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) adalah proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana yang diterima perbankan dari masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.

Financing-to-Deposit Ratio (FDR) Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Salah satu indikator ekonomi yang memberikan informasi mengenai harga barang dan jasa yang dibayar oleh konsumen. Perhitungan IHK dilakukan untuk merekam perubahan harga beli di tingkat konsumen (purchasing cost) dari sekelompok tetap barang dan jasa (fixed basket) yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, merupakan rata-rata sederhana dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini mencakup keyakinan konsumen mengenai penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu, ketepatan waktu saat ini untuk melakukan pembelian barang tahan lama dan jumlah ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu.

Inflasi Persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Kredit menurut Bank Pelapor/Kantor Cabang

Jumlah kredit yang disalurkan oleh kantor cabang bank yang memberikan persetujuan serta menyalurkan kredit.

Kredit menurut Lokasi Proyek Jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan berdasarkan lokasi proyek yang dibiayai kredit tersebut.

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Pada Bank Umum, kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Sedangkan pada BPR kredit digolongkan menjadi 4 kualitas, yaitu Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

DAFTAR ISTILAH

87Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Istilah Penjelasan

Loan-to-Deposit Ratio (LDR) Rasio antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap dana yang diterima (giro, tabungan dan deposito).

mtm Persentase perubahan bulanan (month-to-month)

Non-Perfoming Loan (NPL) Kredit yang termasuk dalam kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet, merupakan rasio kredit yang tergolong NPLs terhadap total kredit. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs gross. Semakin rendah rasio NPLs, semakin baik kondisi bank yang bersangkutan.

Non-Performing Financing (NPF) Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam suatu daerah.

qtq Persentase perubahan secara triwulanan (quarter to quarter/q-t-q) dari triwulan ke-n dihitung dengan metode point-to-point dengan dasar triwulan sebelumnya.

yoy Persentase perubahan secara tahunan (year on year/y-o-y) bulan/triwulan ke-n dihitung dengan metode point-to-point dengan dasar bulan/triwulan yang sama dengan tahun sebelumnya (t-1).

ytd Persentase perubahan menurut tahun kalender bulan ke-n dihitung dengan metode point-to-point dengan dasar bulan Desember tahun sebelumnya (t-1) (year to date change/y-t-d).

88

This page is intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan

Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

89Laporan PerekonomianPROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

TImPenyuSun

DAFTAR ISTILAH

90Laporan Perekonomian

PROVINSI SUMATERA BARAT - MEI 2022

Penanggung Jawab Wahyu Purnama A.

Koordinator Penyusun Gunawan Wicaksono

Editor Christoveny

Tim Penulis Atika AnisaraBudiman SatriyaHafid KoesmahendraRagil Pri Hartati

LAPORANPEREKONOMIAN

PROVINSISUMATERA BARAT

MEI 2022www.bi.go.id

LA

PORA

N PEREKO

NO

MIA

N PRO

VIN

SI SUMA

TERA BA

RAT

MEI 20

22

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sumatera BaratJl. Jend. Sudirman No. 22, PadangPadang Timur, Kota PadangSumatera Barat, IndonesiaTelp : 0751-31700 | Fax : 0751-27313