Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1.Jabatan Gubernur di Negara Republik Afrika
SelatanAfrika selatan merupakan Negara kesatuan yang menganut
sistem desentralisasi. Level pemerintahan terdiri tiga
tingkatan yakni pemerintah pusat, pemerintahan tingkat
provinsi, dan pemerintahan kota. Terdapat Sembilan
provinsi di Negara ini yang terdiri dari provinsi Eastern
Cape, Free State, Gauteng, KwaZulu-Natal, Mpumalanga,
Northern Cape, Northern Province, North West dan Western
Cape. Meskipun secara eksplisit Afrika selatan mengakui
negaranya sebagai sebuah Negara kesatuan, akan tetapi
banyak pakar yang memandang afrika selatan mempraktikkan
sistem federalisme. Hal ini dikarenakan, setiap provinsi
memiliki pemerintahannya sendiri secara harfiah, dimana
badan legislative provinsi diberikan kekuasaan legislatif
dan gubernur yang disebut premier memiliki kekuasaan
eksekutif selayaknya presiden. Hal tersebut sebagaimana
yang tercantum dalam konstitusi Republik Afrika selatan;104. (1) The legislative authority of a province is vested in its provinciallegislature, and confers on the provincial legislature the power125. (1) The executive authority of a province is vested in the Premier of that
province.(2) The Premier exercises the executive authority, together with the othermembers of the Executive Council, by –
1
Bahkan, setiap provinsi diberikan kewenangan untuk
membuat konstitusinya sendiri jika memang dibutuhkan,
meskipun tetap harus bersesuaian dengan konstitusi
nasional.142. A provincial legislature may pass a constitution for the province or, whereapplicable, amend its constitution, if at least two thirds of its members vote infavour of the Bill. 143. (1) A provincial constitution, or constitutional amendment, must not beinconsistent with this Constitution,
Sembilan provinsi di Afrika Selatan diatur oleh
pemerintah provinsi yang berperan sebagai lapisan kedua
(second layer) antara pemerintah pusat dan kabupaten/kota
(municipalities). Ketentuan mengenai Struktur dan
penyelenggaraan pemerintahan provinsi ditentukan dalam
Bab VI konstitusi afrika selatan.
a. Mekanisme Pemilihan, Pemberhentian dan pengalihan
Tugas Gubernur Salah satu yang menarik dalam struktur pemerintahan
provinsi di Afrika selatan adalah bahwa ia dibentuk
berdasarkan mekanisme pemilihan sebagaimana yang dianut
dalam sistem parlementer, dimana organ eksekutif dipilih
dari kalangan legislatif. Dalam setiap provinsi di Afrika
selatan, lembaga perwakilan (provincial legislature) akan
dipilih secara langsung menurut sistem proporsional
representatif. Setelah lembaga perwakilan terbentuk, maka
2
akan diadakan pemilihan internal anggota untuk menunjuk
satu orang diantara mereka menjadi kepala pemerintahan
provinsi atau gubernur yang disebut sebagai Premier. Pasal
128 UUD Afrika Selatan menyatakan;128. (1) At its first sitting after its election, and whenever necessary to fill avacancy, a provincial legislature must elect a woman or a man from among itsmembers to be the Premier of the province. (2) A judge designated by the President of the Constitutional Court must presideover the election of the Premier. The procedure set out in Part A of Schedule 3applies to the election of the Premier.
Terjemahan bebas:128. (1) Pada masa jabatan pertama setelah pemilihan umum, dan apabiladibutuhkan untuk mengisi kekosongan, sebuah legislatif provinsi harus memilihseorang wanita atau seorang pria dari kalangan anggotanya untuk menjadiPremier provinsi. (2) seorang Hakim yang ditunjuk oleh Ketua mahkamahKonstitusi harus memimpin pemilu Premier. Prosedur yang ditetapkan dalamBagian A dari schedule 3 berlaku untuk pemilihan Premier tersebut. (3)Pemilihan untuk mengisi kekosongan di jabatan Premier harus diadakan padawaktu dan tanggal yang ditentukan
Hal yang menarik kedua adalah penerapan model
parlementer ternyata tidak hanya dari segi pemilihannya
saja, tetapi juga dalam mekanisme pertanggungjawabannya.
Selayaknya seorang perdana menteri dalam sistem
parlementer, seorang premier juga dapat diberhentikan dari
masa jabatannya atas paksaan dari badan legislatif
provinsi melalui mosi tidak percaya (motion of no confidence).
Hal ini diatur di dalam UUD Afrika Selatan sebagai
berikut;
3
141. (1) If a provincial legislature, by a vote supported by a majority of itsmembers, passes a motion of no confidence in the province’s Executive Councilexcluding the Premier, the Premier must reconstitute the Council. (2) If a provincial legislature, by a vote supported by a majority of its members,
passes a motion of no confidence in the Premier, the Premier and the othermembers of the Executive Council must resign.
Dengan demikian, meskipun terdapat masa jabatan yang
tetap (fixed term) bagi seorang premier, ia sewaktu-waktu
bisa diberhentikan meskipun masa jabatannya belum
selesai. Alasan pemberhentian seorang premier dinyatakan
dalam pasal 130 ayat (3) UUD yaitu;(3) The legislature of a province, by a resolution adopted with a supporting voteof at least two thirds of its members, may remove the Premier from office onlyon the grounds of - (a) a serious violation of the Constitution or the law; (b)serious misconduct; or (c) inability to perform the functions of office.
Terjemahan bebas:(3) legislatif provinsi, dengan resolusi yang diadopsi dengan suara pendukungsetidaknya dua pertiga anggotanya, dapat memberhentikan Premier darijabatannya hanya atas dasar - (a) pelanggaran serius terhadap Konstitusi atauhukum; (b) kesalahan serius; atau (c) ketidakmampuan untuk melakukan fungsijabatan. (4) Setiap orang yang telah diberhentikan dari jabatan Premier dalamhal ayat (3) (a) atau (b) tidak dapat menerima manfaat dari jabatan itu, dantidak boleh bekerja dalam jabatan publik apapun.
Pasca dijatuhkannya seorang premier, badan legislatif
wajib memilih seorang premier baru dari kalangan mereka
untuk menduduki jabatan eksekutif provinsi yang kosong
sampai sisa masa bakti premier sebelumnya terhitung
selesai (Pasal 128 ayat (1)). Namun seseuai ketentuan
Pasal 130 ayat (4), Jika dewan perwakilan gagal dalam
4
mengangkat premier baru dalam jangka waktu lebih dari 30
hari, maka dewan akan dibubarkan secara otomatis dan
dilakukan pemilihan ulang.
Selama masa kekosongan jabatan gubernur baik
disebabkan oleh ketidakhadiran gubernur, terhalangnya
gubernur menjalankan tugasnya oleh suatu sebab, atau
dikarenakan kekosongan jabatan pasca dijatuhkannya
premier oleh legislatif, maka dapat ditunjuk pejabat lain
untuk bertindak sebagai pelaksana tugas (Plt) gubernur
(acting premiers). Hal ini sebagaimana yang diatur oleh
konstitusi Afrika Selatan;
131. (1) When the Premier is absent or otherwise unable to fulfil the duties of theoffice of Premier, or during a vacancy in the office of Premier, an office-bearer inthe order below acts as the Premier:(a) A member of the Executive Council designated by the Premier.(b) A member of the Executive Council designated by the other members of theCouncil.(c) The Speaker, until the legislature designates one of its other members.(2) An Acting Premier has the responsibilities, powers and functions of thePremier.(3) Before assuming the responsibilities, powers and functions of the Premier, theActing Premier must swear or affirm faithfulness to the Republic and obedienceto the Constitution, in accordance with Schedule 2.
Terjemahan bebas;131. (1) dalam hal Premier tidak hadir atau tidak mampu memenuhi tugas darijabatan Premier, atau selama terjadi kekosongan di kantor Premier, pengembanjabatan sesuai urutan di bawah ini bertindak sebagai Premier: (a) Seoranganggota Dewan Eksekutif yang ditunjuk oleh Premier. (b) Seorang anggotaDewan Eksekutif ditunjuk oleh anggota Dewan lain. (c) juru bicara, sampailegislatif menunjuk salah satu anggota lainnya. (2) seorang Premier pengganti
5
memiliki tanggung jawab, wewenang dan fungsi Premier. (3) Sebelum menerimatanggung jawab, wewenang dan fungsi Premier, Plt Premier harus bersumpahatau menegaskan kesetiaan kepada Republik dan ketaatan pada konstitusi, disesuai dengan schedule 2.
b. Sumber dan Kewenangan Gubernur/PremierSeorang premier sebagai kepala eksekutif di tingkat
provinsi memiliki beberapa kewenangan dalam hal
menjalankan pemerintahan provinsi seperti menerapkan
undang-undang provinsi, melaksanakan urusan pemerintahan
dan mngeluarkan kebijakan administrative di provinsi dan
lain-lain. Seorang gubernur atau Premier memiliki
kewenangan untuk membentuk dewan eksekutif (executive
council/cabinet) yang anggotanya juga dipilih dari anggota
badan legislative provinsi. Premier diberikan kekuasaan
untuk mengangkat dan memecat mereka. Pada umumnya dewan
eksekutif terdiri dari lima sampai sepuluh orang anggota
sebagaimana ketentuan dalam UUD Afrika selatan;132. (1) The Executive Council of a province consists of the Premier, as head ofthe Council, and no fewer than five and no more than ten members appointed bythe Premier from among the members of the provincial legislature. (2) The Premier of a province appoints the members of the Executive Council,assigns their powers and functions, and may dismiss them.
Terjemahan bebas;132. (1) Eksekutif Dewan provinsi terdiri dari Premier, sebagai kepala Dewan,dan tidak kurang dari lima dan tidak lebih dari sepuluh anggota yang ditunjukoleh Premier dari kalangan anggota legislatif provinsi. (2) Premier sebuahprovinsi menunjuk para anggota Dewan Eksekutif, memberikan kekuasaan danfungsi mereka , dan dapat memberhentikan mereka
6
Para anggota Dewan eksekutif (Members of the Executive
Council (MECs)) ini akan bertanggung jawab untuk menjalankan
berbagai departemen di wilayah provinsi, dan secara
individual atau kolektif bertanggung jawab kepada badan
legislatif. Premier dan dewan eksekutif juga bertanggung
jawab untuk mengimplementasikan produk legislasi provinsi
bersama dengan ketentuan legislasi pusat yang ditugaskan
kepada provinsi. Mereka mengatur kebijakan di tingkat
provinsi dan mengurus departemen-departemen pemerintah
yang ada di provinsi. Kewenangan-kewenangan eksekutif
premier bersama dewan eksekutif tercantum dalam ketentuan
Undang-Undang Dasarnya yaitu;
125. (1) The executive authority of a province is vested in the Premier of thatprovince. (2) The Premier exercises the executive authority, together with the othermembers of the Executive Council, by – (a) implementing provincial legislation in the province; (b) implementing all national legislation within the functional areas listed inSchedule 4 or 5 except where the Constitution or an Act of Parliament providesotherwise; (c) administering in the province, national legislation outside the functionalareas listed in Schedules 4 and 5, the administration of which has beenassigned to the provincial executive in terms of an Act of Parliament; (d) developing and implementing provincial policy; (e) co-ordinating the functions of the provincial administration and itsdepartments; (f) preparing and initiating provincial legislation; and (g) performing any other function assigned to the provincial executive in termsof the Constitution or an Act of Parliamen
Terjemahan bebas:
7
125. (1) Kewenangan eksekutif provinsi dipegang oleh Premier dari provinsiyang bersangkutan (2) Premier menjalankan kewenangan eksekutif, bersama-sama dengan anggota Dewan eksekutif lainnya, dengan cara –(a) menerapkanundang-undang provinsi di wilayah provinsi;(b) melaksanakan semuaperaturan perundang-undangan nasional dalam bidang fungsional yangtercantum dalam schedule 4 atau 5 kecuali Konstitusi atau Undang-undangParlemen menyatakan sebaliknya;(c) pengaturan di dalam provinsi, undang-undang nasional di luar kawasan fungsional yang tercantum dalam Jadwal 4dan 5, administrasi yang telah ditetapkan untuk tingkat provinsieksekutif dalam hal Undang-undang Parlemen; (d) mengembangkan danmenerapkan kebijakan provinsi; (e) mengkoordinasikan fungsi pemerintahanprovinsi dan departemen tersebut; (f) mempersiapkan dan memulai legislasiprovinsi; dan(g) melakukan fungsi lainnya ditugaskan untuk eksekutif provinsidalam hal Konstitusi atau Undang-undang Parlemen.
Fungsi dan wewenang Premier lainnya juga juga di aturdalam pasal 127 UUD sebagai berikut;
127. (1) The Premier of a province has the powers and functions entrusted tothat office by theConstitution and any legislation.(2) The Premier of a province is responsible for -(a) assenting to and signing Bills;(b) referring a Bill back to the provincial legislature for reconsideration of theBill’sconstitutionality;(c) referring a Bill to the Constitutional Court for a decision on the Bill’sconstitutionality;(d) summoning the legislature to an extraordinary sitting to conduct specialbusiness;(e) appointing commissions of inquiry; and(f) calling a referendum in the province in accordance with nationallegislation.
Terjemahan bebas;127. (1) Premier provinsi memiliki kewenangan dan fungsi yang dipercayakankepadanya oleh Konstitusi dan undang-undang apapun. (2) Premier provinsibertanggung jawab untuk - (a) MENYETUJUI ke dan menandatangani undang-undang; (b) mengembalikan UU ke legislatif provinsi untuk peninjauan
8
kembali atas konstitusionalitas UU tersebut; (c) mengajukan UU ke MahkamahKonstitusi untuk keputusan tentang konstitusionalitas uu tersebut; (d)memanggil legislatif dalam sebuah rapat luar biasa untuk melaksanakanurusan tertentu; (e) menunjuk komisi penyelidikan; dan (f) memerintahkanpelaksanaan referendum di provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional.
Kewenangan selanjutnya dari seorang pemier adalah
dalam hal legislasi di tingkat provinsi (provincial
legislation). Agar sebuah produk legislasi (rancangan
undang-undang) badan legislatif provinsi dapat berlaku
sebagai hukum yang yang mengikat, maka terlebih dahulu
harus memperoleh pengesahan dari premier. Namun jika
menurut premier rancangan undang-undang tersebut
inkonstitusional, maka RUU tersebut dapat dikembalikan
kepada pihak legislative untuk dilakukan peninjauan
kembali. Hal ini mirip dengan hak veto yang dimiliki oleh
presiden untuk menolak sebuah rancangan undang-undang
dari legislatif. Jika ternyata antara premier dan badan
legislatif tidak tercapai kesepakatan, maka RUU harus
dibawa ke mahkamah konstitusi (constitutional court) untuk
mendapatkan keputusan akhir. Hal ini diatur secara
eksplisit di dalam Pasal 121 UUD Afrika Selatan sebagai
berikut; 121. (1) The Premier of a province must either assent to and sign a Bill passedby the provincial legislature in terms of this Chapter or, if the Premier hasreservations about the constitutionality of the Bill, refer it back to the legislaturefor reconsideration.
9
(2) If, after reconsideration, a Bill fully accommodates the Premier’sreservations, the Premier must assent to and sign the Bill; if not, the Premiermust either - (a) assent to and sign the Bill; or (b) refer it to the Constitutional Court for a decision on its constitutionality. (3) If the Constitutional Court decides that the Bill is constitutional, the Premiermust assent to and sign it.
Seorang premier secara ex officio juga berperan sebagai
anggota Dewan Nasional Provinsi (National Council of Provinces),
yang merupakan kamar pertama (upper house) di parlemen.
Dalam hal ini, Premier menjadi bertindak sebagai salah
satu delegasi istimewa yang mewakili provinsinya. Selain
itu seorang premier juga diberikan beberapa kewenangan
dalam hal supervisi terhadap pemerintah daerah di tingkat
kota madya (municipalities) yang levelnya lebih rendah
daripada provinsi sebagaimana yang diatur di dalam pasal
139 konstitusi Afrika Selatan;139. (1) When a municipality cannot or does not fulfil an executive obligationin terms of legislation, the relevant provincial executive may intervene by takingany appropriate steps to ensure fulfilment of that obligation, including - (a) issuing a directive to the Municipal Council, describing the extent of thefailure to fulfil its obligations and stating any steps required to meet itsobligations; and (b) assuming responsibility for the relevant obligation in that municipality tothe extent necessary – (i) to maintain essential national standards or meet established minimumstandards for the rendering of a service; (ii) to prevent that Municipal Council from taking unreasonable action that isprejudicial to the interests of another municipality or to the province as awhole; or (iii) to maintain economic unity.
10
Dengan melihat kewenangan dari jabatan gubernur atau
premier yang begitu rinci diatur oleh Konstitusinya,
dapat diakatakan kewenangan tersebut bersifat atributif
atau melekat pada jabatan premier. Akan tetapi mengingat
afrika selatan adalah sebuah Negara kesatuan dengan
sistem presidensial, pada dasarnya sumber kewenangan yang
paling azali adalah pemerintah pusat atau presiden
sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan yang tertinggi.
Dari segi cara memperolehnya kewenangan seorang premier
hakikatnya hanya bersumber dari pelimpahan kekuasaan oleh
pemerintah pusat atau delegasi yang didasarkan pada asas
desentralisasi administrative atau dekonsentrasi.
c. Masa Jabatan PremierKarena jabatan premier (gubernur) di Afrika selatan
mesti dipilih dari anggota badan legislatif provinsi,
maka pada umumnya yang terpilih sebagai premier adalah
pemimpin partai mayoritas di tingkat provinsi. Masa
jabatan seorang premier di Afrika Selatan sama dengan
masa jabatan anggota badan legislatif yakni lima tahun,
dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk jabatan yang
sama satu kali. Sehingga, batas maksimal seorang gubernur
menjabat adalah sepuluh tahun saja
Meskipun seorang premier tidak boleh terpilih lebih
dari dua kali masa jabatan lima tahun, namun seseorang
11
yang terpilih sebagai premier pengganti belum terhitung
dua kali menjabat jika terpilih kembali pada periode
selanjutnya. . Hal ini sebagaimana yang diyatakan oleh
UUD Afrika Selatan;130. (1) A Premier’s term of office begins when the Premier assumes office and endsupon a vacancy occurring or when the person next elected Premier assumes office.(2) No person may hold office as Premier for more than two terms, but when aperson is elected tofill a vacancy in the office of Premier, the period between thatelection and the next election of a Premier is not regarded as a term.Terjemahan bebas:130. (1) masa jabatan seorang Premier dimulai ketika Premier telah resmimenerima jabatan dan berakhir apabila kekosongan terjadi atau ketika orang yangterpilih sebgai premier selanjutnya menerima jabatan. (2) Tidak ada seorang punyang boleh memegang jabatan sebagai Premier selama lebih dari dua periode,tetapi ketika seseorang dipilih untuk mengisi kekosongan di kantor Premier, periodeantara pemilihan tersebut dan pemilihan berikutnya tidak dianggap sebagai masajabatan.
2.Jabatan Gubernur di Negara Republik Rakyat CinaRepublik rakyat cina (RRC) merupakan suatu Negara
kesatuan dengan bentuk pemerintahan presidensial. Cina
terdiri dari dan mempunyai control administrative
terhadap 23 provinsi seperti anhui, Fujian, gansu,
Guangdong, guizhou, Hainan, hubei, Taiwan, dan lain-lain.
Selain ke provinsi, terdapat juga 5 daerah otonomi yang
banyak diisi oleh etnis minoritas seperti Mongolia dan
Tibet, empat daerah kotamadya (municipalities) seperti
Beijing dan shanghai, dan dua derah administratif khusus
(special administrative region) seperti hongkong dan makau.
12
Sebagai salah satu Negara maju dengan tingkat
perekonomian terbesar di dunia, dimana unsur ideologi
nasional memiliki peranan yang sangat fundamental, maka
menjadi menarik untuk melihat bagaimanakah kedudukan dan
fungsi jabatan gubernur dalam susunan pemerintahannya.
Berdasarkan karakteristik sistem pemerintahannya Cina
termasuk Negara yang sangat sentralistik, Negara yang
diwakili oleh pemerintah pusat memiliki peranan penting
dalam menentukan kebijakan secara keseluruhan dalam
berbagai sector yang ditentukan oleh konstitusinya
sebagai berikut; Article 107. In the following matters, the CentralGovernment shall have the power of legislation andadministration:1. Foreign affairs; 2. National defense and militaryaffairs concerning national defense; 3. Nationality lawand criminal, civil and commercial law; 4. Judicialsystem; 5. Aviation, national highways, state-ownedrailways, navigation, postal and telegraph service; 6.Central Government finance and national revenues; 7.Demarcation of national, provincial and hsien revenues; 8.State-operated economic enterprises; 9. Currency systemand state banks;10. Weights and measures; 11. Foreigntrade policies; 12. Financial and economic mattersaffecting foreigners or foreign countries; and 13. Othermatters relating to the Central Government as providedby this Constitution.Namun selain urusan-urusan pemerintahan diatas,
pemerintah pusat dapat mendelegasikan beberapa kewenangan
13
lain untuk dikerjakan oleh pemerintah di tingkat daerah
seperti pemerintah provinsi.
a. Pengangkatan GubernurPengaturan mengenai gubernur secara eksplisit disebut
dalam dalam konstitusi cina yakni pasal 113 ayat 2 ;In the province, there shall be a provincial government with a provincialgovernor who shall be elected by the people of the province.Terjemahan bebas;Pada tingkat provinsi, mesti dibentuk pemerintahan provinsi dengan seoranggubernur yang mesti dipilih oleh masyarakat provinisi.
Akan tetapi pada praktiknya, hampir seluruh gubernur
provinsi yang terpilih tidak berasal dari daerah, para
gubernur tersebut justru menjabat berdasarkan
penunjukkan. Dalam banyak kasus, mereka berasal dari luar
provinsi dan merupakan lulusan sekolah partai pusat
(central party school) atau yang berhubungan dengannya. CPC
sendiri adalah institusi pendidikan tinggi yang secara
khusus melatih dan mencetak pengurus-pengurus resmi untuk
partai komunis cina. Dapat diakatakan bahwa jabatan-
jabatan publik di cina hanya dapat disi oleh mereka yang
berafiliasi dengan partai komunis nasional dan sebagian
besar diharuskan untuk menempuh pelatihan di CPC dalam
rentang waktu tiga bulan sampai tiga tahun. sebagian
besar gubernur adalah deputi gubernur, pejabat pemerintah
di kantor pemerintahan pusat atau pengurus dari
14
departemen lain di partai komunis pusat cina seperti liga
pemuda komunis (Communist youth league).
Beberapa gubernur berpindah-pindah dari satu provinsi
ke provinsi lainnya dari daerah yang lebih miskin ke
daerah yang lebih kaya, dan beberapa dari mereka
sebelumnya juga pernah diserahi tugas dalam pemerintahan
pusat sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali ke
dalam birokrasi pusat. Sebenarnya alasan utama pemerintah
pusat memberlakukan sistem ini adalah untuk menghindari
para pemimpin provinsi membangun jaringan dan basis
politik di daerah.
b. Kedudukan GubernurDalam susunan pemerintahan provinsi di cina, gubernur
memang diserahi kekuasaan eksekutif untuk menjalankan
pemerintahan administratif, namun secara de facto
gubernur merupakan eksekutif tertinggi kedua di
provinisi. Posisi gubernur sendiri berada di bawah
sekertaris partai komunis provinsi (secretary of the provincial
communist party). kedudukan gubernur yang subordinasi kepada
partai komuni provinsi dapat dipahami melalui teori
politik cina pasca revolusi. Di cina, partai komunis
bertanggung jawab untuk memformulasikan seluruh kebijakan
nasional, sedangkan pihak pemerintah bertanggung jawab
atas pelaksanaannya kebijakan tersebut sehari-hari. Hal
15
ini terjadi dalam setiap tingkatan pemerintahan mulai
dari pusat, provinsi sampai pada kotamadya, dimana kepala
pemerintahan bekerja bersama dengan sekertaris partai.
Orang yang menjabat sebagai secretary of the provincial
communist party sendiri biasanya merupakan pengurus tertinggi
(party committee secretary) dalam partai komunis provinsi,
sedangkan orang yang menjabat Gubernur provinsi atau
disebut Governor merupakan pengurus tertinggi kedua (deputy
party committee)dalam partai komunis provinsi, maka wajar
jika dalam penyelenggaraan pemerintahan provinsi, yang
sangat determinan dalam merumuskan kebijakan adalah
secretary of the provincial communist party, sedangkan gubernur
lebih berperan sebagai pelaksana kebijakan tersebut.
Dualisme fungsi eksekutif provinsi di cina ini sering
disebut dengan China’s party-government dual administrative system.
c. Kewenangan
Adapun yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi
yang didelegasikan oleh pemerintah pusat terdapat
dalam Undang-undang Dasar RRC, pada bab X tentang
kekuasaan pusat dan pemerintah daerah sebagai
berikut;Chapter X. Powers of the Central and Local Governments
Article 108.In the following matters, the CentralGovernment shall have the power of legislation and
16
administration, but the Central Government maydelegate the power of administration to theprovincial and hsien governments:
General principles of provincial and hsien self-government; 2. Division ofadministrative areas; 3. Forestry, industry, mining and commerce; 4.Educational system;5. Banking and exchange system;6. Shipping and deep-sea fishery; 7. Public utilities; 8. Cooperative enterprises; 9. Water and landcommunication and transportation covering two or more provinces; 10.Water conservancy, waterways, agriculture and pastoral enterprisescovering two or more provinces; 11. Registration, employment, supervision,and security of tenure of officials in Central and local governments; 12. Landlegislation; The Constitution of the Republic of China and the AdditionalArticles 13. Labor legislation and other social legislation;14. Eminentdomain;15. Census-taking and compilation of population statistics for thewhole country;16. Immigration and land reclamation;17. Police system;18.Public health;19. Relief, pecuniary aid in case of death and aid in case ofunemployment; and 20. Preservation of ancient books and articles and sitesof cultural value.With respect to the various items enumerated in thepreceding paragraph, the provinces may enact separate rules andregulations, provided these are not in conflict with national laws.Terjemahan bebas:Bab X. Kekuasaan Pemerintah Pusat dan Daerah Pasal 108. dalam hal-hal berikut, Pemerintah Pusat mempunyai kekuasaanlegislasi dan administrasi, tetapi Pemerintah Pusat dapat mendelegasikankekuasaan administrasi dengan pemerintah provinsi dan hsien: 1. Prinsip-prinsip umum pemerintahan sendiri provinsi dan hsien; 2. Pembagianwilayah administratif; 3. Kehutanan, industri, pertambangan danperdagangan; 4. Sistem pendidikan; 5. Perbankan dan sistem pertukaran; 6.Pengiriman dan laut dalam perikanan; 7. keperluan umum; 8. perusahaanKoperasi; 9. Air dan komunikasi darat dan transportasi yang mencakup duaatau lebih provinsi; 10. pemeliharaan Air, saluran air, pertanian dan usahapastoral yang mencakup dua atau lebih provinsi; 11. Pendaftaran,pekerjaan, pengawasan, dan keamanan jabatan pejabat di pusat danpemerintah daerah; 12. Undang-undang Tanah; Undang-Undang DasarRepublik China dan Anggaran Tambahan 13. undang-undang Tenaga Kerjadan undang-undang sosial lainnya; 14. Pemerintah; 15. Sensus-taking danpenyusunan statistik penduduk untuk seluruh negeri; 16. Imigrasi danreklamasi lahan; 17. Sistem kepolisian; 18. Kesehatan masyarakat; 19. Lega,bantuan berupa uang dalam kasus kematian dan bantuan dalam hal
17
pengangguran; dan 20. Pelestarian buku-buku kuno dan artikel dan situsvalue.With menghormati budaya dengan berbagai item yang disebutkandalam paragraf sebelumnya, provinsi dapat menetapkan aturan danperaturan yang terpisah, asalkan ini tidak bertentangan dengan hukumnasional.
3. Jabatan Gubernur di EkuadorRepublik ini dibagi secara administratif menjadi
provinsi, kanton (kota), dan paroki (parishes). Provinsi
diatur oleh gubernur, kanton oleh kepala politik (jefe
politik), dan paroki oleh seorang letnan politik. Para
pejabat ini semuanya bertanggung jawab, dan diangkat
oleh, presiden atau eksekutif. Departemen Pertahanan
Nasional mengelola Kepulauan Galapagos. Masing-masing
dari dua puluh satu provinsi memiliki dewan provinsi
otonom, yang dipimpin oleh seorang prefek yang hanya
memiliki suara penentu bila terjadi sengketa di dewan.
Dewan, yang memiliki yurisdiksi di seluruh provinsi dan
kursi di ibukota, mempertahankan pelayanan publik,
melakukan pekerjaan umum, mengkoordinasikan kegiatan
kota, dan melaporkan belanja anggaran kepada pemerintah
pusat. Sebuah dewan kota, dipimpin oleh seorang walikota
yang memiliki suara penentu dalam sengketa antar
lembaga, bertanggung jawab atas pemerintah di masing-
masing kanton, yang berjumlah 103 di akhir 1980-an.
18
Semua pejabat provinsi dan kota terpilih untuk
periode empat tahun masa jabatan berdasarkan pemungutan
suara yang bersifat langsung dan rahasia. Dalam pemilihan
walikota, presiden dewan kota, dan prefek provinsi, calon
yang memperoleh jumlah terbesar orang yang terpilih.
a. Dualisme pemerintahan ProvinsiHampir sama dengan model dual administrative system
yang dipraktikkan dalam pemerintahan provinsi di cina,
repulik ekuador juga memiliki dua kepala pemerintahan
yang kedudukannya secara de jure dianggap sama.
Pemerintahan provinisi secara adminstratif sebenarnya
dijalankan lebih banyak oleh kepala urusan
administrative provinsi yang memang memiliki
kewenangan yang lebih luas atas provinsi.kepala
administrative provinsi ini disebut dengan Prefect.
Akan tetapi selain keberadaan prefect pemerintahan
provinsi juga memiliki gubernur. Keberadaan gubernur
disebut secara eksplisit di dalam konstitusi dalam Bab
II tentang pemerintahan otonomi terdesentralisasi dan
sistem khusus;CHAPTER THREE
Decentralized autonomous governments and special systems
Article 251. Each autonomous region shall elect by ballot its regional counciland its regional governor, who shall chair said council and cast the tie-
19
breaking vote. Regional council persons shall be elected in proportion to theurban and rural population for a four-year term of office, and a deputygovernor shall be elected from among said councilors.Each regional government shall establish in its bylaws the publicparticipation mechanisms provided for by the Constitution.Terjemahan bebas;BAB TIGA Pemerintah otonom Desentralisasi dan sistem khusus Pasal 251. Setiap daerah otonom akan memilih dengan pemungutan suaradewan daerah dan gubernur regional, yang akan kursi mengatakan dewandan memberikan suara tie-breaking. Orang dewan Daerah dipilih secaraproporsional dengan penduduk perkotaan dan pedesaan untuk masajabatan empat tahun kantor, dan Deputi Gubernur harus dipilih dari antarakata anggota dewan. Setiap pemerintah daerah wajib menetapkan padaperaturan yang mekanisme partisipasi publik yang disediakan olehkonstitusi.
Sedangkan pengaturan tentang prefect terdapat dalam
pasal selanjutnya yakni;Article 252. Each province shall have a provincial council with its seat in thecapital of the respective province. Said council shall be comprised of a prefectand a deputy prefect, elected by universal suffrage in the province; mayors orcouncil persons representing the cantons; and representatives elected fromamong the heads of rural parish boards, pursuant to the law.
The prefect shall be the highest administrative authority and shall chair thecouncil with a tie-breaking vote. In case of the temporary or permanentabsence of the prefect, the latter shall be replaced by the person holding theoffice of deputy prefect, elected by universal suffrage in the province jointlywith the prefect.
Pasal 252. Setiap provinsi akan memiliki dewan provinsi berkedudukan diibukota provinsi masing-masing. dewan terdiri dari prefek dan wakil prefek,dipilih dengan pemilihan umum di provinsi; walikota atau orang dewanyang mewakili kanton; dan wakil-wakil terpilih dari antara kepala papanparoki pedesaan, sesuai dengan hukum.
Prefek bertanggung otoritas administratif tertinggi dan akan mengetuaidewan dengan suara tie-breaking. Dalam kasus tidak adanya sementara
20
atau permanen dari prefek, yang terakhir harus diganti dengan orang yangmemegang jabatan wakil prefek, dipilih dengan pemilihan umum di provinsiini bersama-sama dengan prefek.
Prefek provinsi (prefecto de provincia) memimpin dewan
provinsi terpilih non-langsung terdiri dari prefek, wakil
prefek (terpilih pada pemungutan suara yang sama), walikota
kanton dan presiden dari dewan paroki. Prefek bertanggung
jawab atas perencanaan tata ruang, konstruksi dan
pemeliharaan jalan, pengelolaan air, perlindungan alam dan
promosi kegiatan pertanian dan ekonomis. Otoritas mereka
dalam bidang ini adalah namun terbatas pada daerah
pedesaan, walikota efektif menangani lebih dari tugas yang
sama di daerah perkotaan. Prefek telah kekuasaan sangat
terbatas di daerah keuangan dan fiskal dan menerima
sebagian dari sumber daya mereka dari pemerintah pusat yang
cenderung mendukung sekutu politiknya atas lawan-lawannya.
Secara tradisional, Prefek memiliki pengaruh politik yang
besar karena mereka mengontrol akses ke pengadaan publik
dan mempekerjakan pegawai negeri sipil di pemerintah
provinsi. Akibatnya, mereka tertarik untuk menggunakan
kekuatan ini untuk membangun jaringan patronase dengan
pemberian kontrak publik ke teman pengusaha dan dengan
mengeluarkan pekerjaan fiktif dan pekerjaan-pekerjaan
ringan (pipones) bagi para pendukung mereka.
Kewenangan provinsi prefek saham atas provinsi dengan
gubernur non-terpilih provinsi (Gobernador de provincia).
Gubernur ditunjuk oleh pemerintah pusat dan mengepalai
21
koordinasi kepegawaian nasional (terutama polisi) di
tingkat provinsi. Kantor gubernur provinsi sangat
dipolitisasi dan umumnya diberikan kepada anggota partai
presiden. Hal ini cukup umum untuk melihat gubernur
provinsi melompat ke politik lokal dan mencari pemilihan
jabatan prefek provinsi di provinsi yang mengelola. Tidak
ada gubernur di provinsi Pichincha karena merupakan pusat
pemerintahan nasional.
b. Kewenangan Gubernur
Kewenangan pemerintah provinsi sebagaimana yang
dirinci dalam konstitusi yakni sebagai berikut;Article 262. Autonomous regional governments shall have the following exclusive jurisdictions, without detriment to others established by the law regulating the national system of jurisdictions:1. To plan regional development and draw up the respective plans for land use development and management in coordination with national, provincial, canton and parish planning.2. To secure watershed management and foster the creationof watershed councils, pursuant to the law.3. To plan, regulate and control regional and canton traffic and transportation, if this activity is not carried out by municipalities.4. To plan, build and maintain the road network within the scope of the region.5. To grant legal status to social organizations of a regional nature, and to regulate and control said organizations.6. To establish the policies for research and the innovation of knowledge, development and the transfer of technology, as necessary for regional development, withinthe framework of national planning.
22
7. To stimulate regional production activities.8. To foster regional food security.9. To secure international cooperation for the fulfillment of their competences.
c. Within the scope of these exclusive jurisdictions, andin the exercise of their powers, they shall issue regional rules and regulations.
Terjemahan bebas:Pasal 262. pemerintah daerah Otonom harus memiliki yurisdiksi eksklusifberikut, tanpa merugikan orang lain yang ditetapkan oleh undang-undangyang mengatur sistem nasional yurisdiksi: 1. Untuk merencanakanpembangunan daerah dan menyusun rencana masing-masing untukpengembangan penggunaan lahan dan pengelolaan dalam koordinasidengan nasional, provinsi, kanton dan perencanaan paroki. 2. Untukmengamankan pengelolaan daerah aliran sungai dan mendorongpenciptaan dewan DAS, sesuai dengan hukum. 3. Merencanakan, mengaturdan mengontrol lalu lintas regional dan kanton dan transportasi, jikakegiatan ini tidak dilakukan oleh pemerintah kota. 4. Untuk merencanakan,membangun dan memelihara jaringan jalan dalam lingkup wilayah. 5.Untuk memberikan status hukum kepada organisasi sosial yang bersifatregional, dan untuk mengatur dan kontrol kata organisasi. 6. Untukmenetapkan kebijakan untuk penelitian dan inovasi pengetahuan,pengembangan dan alih teknologi, yang diperlukan untuk pembangunandaerah, dalam rangka perencanaan nasional. 7. Untuk merangsangkegiatan produksi regional. 8. Untuk mendorong ketahanan pangan daerah.9. Untuk mengamankan kerjasama internasional untuk pemenuhankompetensi mereka. Dalam lingkup ini yurisdiksi eksklusif, dan dalampelaksanaan kekuasaan mereka, mereka akan mengeluarkan aturanregional dan walikota regulations.etropolitan akan menjadi anggota kabinetkonsultasi teritorial, yang harus secara periodik diselenggarakan olehPresiden Republik.
23