14
KOMBINASI KRIPTOGRAFI CAESAR CIPHER DAN STEGANOGRAFI CITRA DIGITAL METODE LSB Yudhi Andrian 1 Waliyul Mursiddin 2 Email : [email protected] walliyul_mursiddin@yahoo .com Abstraksi Algoritma steganografi yang paling populer adalah metode penyisipan Least Significant Bit (LSB). LSB adalah algoritma sederhana yang menukar bit yang paling kecil ke dalam beberapa byte media penyembunyiannya. Metode ini sangat mudah diterapkan, tetapi metode sudah sangat umum dan mudah dipecahkan. Dengan demikian keamanan dari metode ini sudah tidak baik lagi. Pada penelitian ini penulis menggabungkan steganografi metode LSB ini dengan dengan kriptografi metode Caesar Cipher, dimana pesan yang akan disisipkan terlebih dahulu dienkripsi dengan menggunakan metode Caesar Cipher. Hasil dari enkripsi tersebut kemudian disisipkan ke media citra digital. Dengan penggabungan kedua metode ini, maka pesan akan sulit untuk dipecahkan, karena memiliki dua tingkat keamanan. Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain, Secara Human Visual System (HVS) citra hasil dengan menggunakan kombinasi metode kriptografi caesar cipher dan metode steganografi LSB, tampak sama dengan citra originalnya. Pengujian kualitas citra menunjukkan bahwa nilai MSE dari citra hasil sangat kecil, yang berarti bahwa tingkat kesalahan citra hasil sangat kecil. Sedangkan nilai PSNR cukup besar, yang berarti bahwa kualitas citra hasil lebih baik. Pada proses enkripsi pesan, nilai kunci yang berbeda akan menghasilkan ciphertext yang berbeda pula. Kata Kunci : Citra digital, Steganografi, Least Significant Bit, Kriptografi, Caesar Cipher. Abstract 1 Dosen Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A Medan, Telp (061) 6640525 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A Medan, Telp (061) 6640525

KOMBINASI KRIPTOGRAFI CAESAR CIPHER DAN STEGANOGRAFI CITRA DIGITAL METODE LSB

Embed Size (px)

Citation preview

KOMBINASI KRIPTOGRAFI CAESAR CIPHER DAN STEGANOGRAFI CITRADIGITAL METODE LSB

Yudhi Andrian1

Waliyul Mursiddin2

Email :[email protected]

walliyul_mursiddin@yahoo .com

Abstraksi

Algoritma steganografi yang paling populer adalah metodepenyisipan Least Significant Bit (LSB). LSB adalah algoritmasederhana yang menukar bit yang paling kecil ke dalam beberapabyte media penyembunyiannya. Metode ini sangat mudahditerapkan, tetapi metode sudah sangat umum dan mudahdipecahkan. Dengan demikian keamanan dari metode ini sudahtidak baik lagi. Pada penelitian ini penulis menggabungkansteganografi metode LSB ini dengan dengan kriptografi metodeCaesar Cipher, dimana pesan yang akan disisipkan terlebihdahulu dienkripsi dengan menggunakan metode Caesar Cipher.Hasil dari enkripsi tersebut kemudian disisipkan ke mediacitra digital. Dengan penggabungan kedua metode ini, makapesan akan sulit untuk dipecahkan, karena memiliki dua tingkatkeamanan. Dari hasil penelitian dapat diambil beberapakesimpulan antara lain, Secara Human Visual System (HVS) citrahasil dengan menggunakan kombinasi metode kriptografi caesarcipher dan metode steganografi LSB, tampak sama dengan citraoriginalnya. Pengujian kualitas citra menunjukkan bahwanilai MSE dari citra hasil sangat kecil, yang berarti bahwatingkat kesalahan citra hasil sangat kecil. Sedangkan nilaiPSNR cukup besar, yang berarti bahwa kualitas citra hasillebih baik. Pada proses enkripsi pesan, nilai kunci yangberbeda akan menghasilkan ciphertext yang berbeda pula.

Kata Kunci : Citra digital, Steganografi, Least Significant Bit, Kriptografi, CaesarCipher.

Abstract

1 Dosen Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A Medan, Telp (061) 66405252 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A Medan, Telp (061) 6640525

The most popular Steganography is Least Significant Bit insertion (LSB) method . LSBis a simple algorithm that swapping the smallest bits into a byte of the cover . Thismethod is very easy to implement , but the method is very common and easily tosolve . Thus the security of this method is not good anymore. In this study, theauthors combine these LSB steganographic method with the Caesar Ciphercryptography method , where the message that will be inserted, firstly encryptedusing the Caesar Cipher . Then the encryption result is inserted into a digital coverimage . With the combination of these two methods, so the message will be difficultto solve, because it has two levels of security . From the research it can be concludedthat : By using the Human Visual System (HVS), the image results that is using acombination of caesar cipher cryptography methods and LSB steganographymethod, looks same as the original image. The image quality test showed that theMSE value is very small, which means that the image error rate is very small. ThePSNR value is quite large, which means that the image quality has a better results .In the message encryption process , the value of different keys will produce differentciphertext.

Keywords: Citra digital, Steganografi, Least Significant Bit, Kriptografi, Caesar Cipher.

1. Pendahuluan

Kriptografi telah dikenal dan dipakai cukup lamasejak kurang lebih tahun 1900 sebelum masehi padaprasasti-prasasti kuburan. Kriptografi sendiri berasaldari kata “Crypto” yanng berarti rahasia dan “graphy”yang berarti tulisan. Jadi, dapat dikatakan kriptografiadalah tulisan yang tersembunyi. Dengan adanya tulisanyang tersembunyi ini, orang-orang yang tidak mengetahuibagaimana tulisan tersebut disembunyikan tidak akanmengetahui bagaimana cara membaca maupun menerjemahkan tulisantersebut[3].

Salah satu metode kriptografi yaitu, Metode caesar cipher.Metode caesar cipher berasal Julius Caesar, yang merupakankaisar Roma, ia menggunakan cipher substitusi untuk mengirimpesan ke panglima perangnya. Caesar Chiper dikenal denganbeberapa nama seperti : Shift Cipher, Caesar's Code, atau Caesar CipherShif. Metode Enkripsi ini berjenis chiper Subtitusi, dimanasetiap huruf pada plain teks nya digantikan dengan huruflain[3].

Steganografi adalah seni dan ilmu tentang komunikasi yangtidak terlihat. Kata Steganografi berasal dari kata Yunani"stegos" yang berarti "penutup" dan "grafia" yang berarti"menulis" sehingga dapat diartikan sebagai "tulisan yangtersembunyi". Tujuan dari Steganografi adalah untukmenyembunyikan data dari pihak ketiga. Biasanya pesan akan

dimunculkan dalam bentuk lain: gambar, artikel, daftarbelanja, atau beberapa bentuk lainnya [8].

Salah satu algoritma steganografi yang paling populer dansering digunakan untuk menyembunyikan informasi dalam citradigital metode penyisipan Least Significant Bit (LSB). LSB adalahalgoritma sederhana yang menukar bit yang paling kecil ke dalambeberapa byte media penyembunyiannya secara berurutan [4].

Rahul, et al. (2013) menggunakan metode LSB yang diterapkanpada citra digital menyimpulkan bahwa metode ini sangat mudahditerapkan, tetapi metode ini memiliki kelemahan. Salah satukelemahan utama yang terkait dengan metode LSB adalah penyusupyang dapat mengubah LSB dari semua piksel gambar. Dengan caraini pesan tersembunyi akan dihancurkan dengan mengubah sedikitkualitas gambar, yaitu di kisaran 1 atau -1 pada setiap posisipiksel.   Kelemahan lainnya yaitu metode ini tidak kebalterhadap noise dan teknik kompresi [7].

Joyshree, et al. (2011) memodifikasi baik bit LSB dan LSB+1 untuk memastikan bahwa mereka dapat menyembunyikan lebihbanyak pesan rahasia dalam sebuah file penyimpan. Metode inibisa sangat berguna dalam penyisipan data dalam beberapa filepenyimpan yang tidak standar seperti compiler, OS file, file exe,database file, dan lain-lain [6].

Pada penelitian sebelumnya penulis melakukan pengujian padaproses steganografi metode LSB, LSB+1, LSB+2 dan MSB. Penulismenyimpulkan bahwa secara Secara Human Visual System (HVS) citrahasil dengan metode LSB, LSB+1 dan LSB+2 tampak sama dengancitra originalnya. Sedangkan pada metode MSB, citra hasilmengalami kerusakan dan sangat jauh berbeda dengan citraoriginalnya. Dilihat dari kualitas citra hasil, citra hasildengan menggunakan metode LSB lebih baik kualitasnya dari padacitra hasil dengan menggunakan metode LSB+1, LSB+2 dan MSB.Hal ini dapat dilihat dari nilai MSE dan PSNR-nya[1][2].

Kualitas citra hasil penyisipan dengan metode LSB lebihbaik dibandingkan dengan menggunakan metode yang lain, namunmetode LSB sudah sangat umum dan mudah dipecahkan. Dengandemikian keamanan dari metode ini sudah tidak baik lagi. Padapenelitian ini penulis menggabungkan steganografi metode LSBini dengan dengan kriptografi metode Caesar Cipher, dimanapesan yang akan disisipkan terlebih dahulu dienkripsi denganmenggunakan metode Caesar Cipher. Hasil dari enkripsi tersebutkemudian disisipkan ke media citra digital. Denganpenggabungan kedua metode ini, maka pesan akan sulit untukdipecahkan, karena memiliki dua tingkat keamanan.

2. Metode Least Significant Bit (LSB)

Pendekatan paling sederhana untuk menyembunyikan data dalamfile citradisebut penyisipan Least Significant Bit (LSB). Penyisipan Leastsignificant bit (LSB) adalah pendekatan yang umum untuk menanamkaninformasi dalam media citra. Least significant bit (dengan kata lain,bit ke-8) sebagian atau seluruh dari byte dalam sebuah gambardiubah menjadi sebuah bit dari pesan rahasia. Dalam metode yangada, dibutuhkan representasi biner dari data yang akandisembunyikan dengan metode LSB [9]. Sebagai contoh, misalkankita memiliki tiga piksel yang berdekatan (sembilan bytes)dengan kode RGB berikut :

11110101 00010110 1010101011000100 11111001 0000000100000001 11110001 00011101

Pesan yang akan disisipkan adalah karakter “Y”, yang nilaibinernya adalah “01011001”, maka akan dihasilkan citra hasildengan urutan bit sebagai berikut:

11110100 00010111 1010101011000101 11111001 0000000000000000 11110001 00011101

Metode LSB ini sudah sangat umum, sehingga sudah banyakorang yang mengetahuinya. Dengan menggunakan metode inipenyusup dengan mudah dapat memecahkan pesan yang disisipkan.Sehingga perlu penambahan metode tertentu untuk meningkatkanfactor keamanan pesan yang disisipkan.

3. Metode Caesar Cipher

Merupakan sebuah metode yang sederhana, metode ini jugadisebut sebagai substitusi kode yang pertama dalam duniapenyandian, karena penyandian ini terjadi pada saatpemerintahan Yulius Caesar. Dengan mengganti posisi huruf awaldengan alphabet atau disebut dengan algoritma ROT3 (penambahan3 ).

Gambar 1. Proses penambahan pada algoritma ROT3

Teknik penyandian ini termasuk sandi tersubtitusi padasetiap huruf pada plaintext digantikan oleh huruf lain yangdimiliki selisih posisi tertentu dalam alphabet. Secara detailtabel 1 menjelaskan pergeseran yang terjadi pada hurufalphabet.

Tabel 1(a). Alphabet sebelum proses pergeseranA B C D E F G H I J K L M0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12N O P Q R S T U V W X Y Z13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Menjadi :

Tabel 1(b). Alphabet setelah proses pergeseranD E F G H I J K L M N O P0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Q R S T U V W X Y Z A B C13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Jika pergeseran yang dilakukan sebanyak tiga kali, makakunci untuk dekripsinya adalah 3. Pergeseran kunci yangdilakukan tergantung keinginan pengiriman pesan. Bisa sajakunci yang dipakai a = 7, b = 9, dan seterusnya.

Cara kerja sandi ini dapat diilustrasikan denganmembariskan dua set alfabet; alfabet sandi disusun dengan caramenggeser alfabet biasa ke kanan atau ke kiri dengan angkatertentu (angka ini disebut kunci). Misalnya sandi Caesardengan kunci 3, adalah sebagai berikut:

Alfabet Biasa:   ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZAlfabet Sandi:   DEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZABC

Untuk menyandikan sebuah pesan, cukup mencari setiap hurufyang hendak disandikan di alfabet biasa, lalu tuliskan hurufyang sesuai pada alfabet sandi. Untuk memecahkan sandi

Proses ekstraksi Pesan

(Metode LSB)

Citra Digital

Pesan (Plaintex

t)

Citra Digital

(original)Pesan

(Plaintext)

Proses Penyisipan Pesan

(Metode LSB)

Citra Digital(Hasil/Stego

image)

Proses Enkripsi

(Caesar Cipher)

Pesan (Cipherte

xt)

Pesan (Cipherte

xt)

Proses Dekripsi

(Caesar Cipher)

tersebut gunakan cara sebaliknya. Contoh penyandian sebuahpesan adalah sebagai berikut.

teks terang : kirim pasukan ke sayap kiriteks tersandi : nlulp sdvxndq nh vdbds nlul

Proses Enkripsi dapat direpresentasikan menggunakanoperator aritmatika modullo setelah sebelumnya setiap huruftransformasi ke dalam angka menggunakan ASCII code.

4. Kombinasi Kriptografi Dan Steganografi

Proses steganografi citra digital ditunjukkan pada gambar2.

Gambar 2. Proses Kombinasi Kriptografi dan Steganografi

Pada gambar 2 dapat dilihat proses kombinasi kriptografidan steganografi. Pesan teks (plaintext) yang akan disisipkan kedalam citra digital terlebih dahulu dienkripsi denganmenggunakan metode Caesar Cipher. Selanjutnya hasil enkripsi(ciphertext) disisipkan ke dalam sebuah citra digital melaluiproses penyisipan dengan menggunakan LSB. Hasil penyisipanberupa citra hasil (stego image), dimana di dalam stego image initelah terdapat pesan yang telah disisipkan sebelumnya.Ekstraksi pesan dilakukan dengan menggunakan metode yang samasaat proses penyisipan. Hasilnya adalah diperoleh pesan yangtelah disisipkan sebelumnya (ciphertext). Selanjutnya pesan

(ciphertext) didekripsi dengan menggunakan metode Caesar Ciphersehingga menghasilkan pesan awal (plaintext).

Misalkan KALIMAT yang ingin sisipkan berupa teks (plaintext)“POTENSI“ dengan pergeseran nilai 4. Maka terlebih dahuluhuruf-huruf tersebut diubah ke dalam bentuk kode ASCII, lalukode ASCII tersebut ditambah dengan nilai pergeseran yangtelah dimasukkan.

Karakter 0 = P dalam kode ASCII = 80Karakter 0 = 80 + 4 = 84 => TKarakter 1 = O dalam kode ASCII = 79Karakter 1 = 79 + 4 = 83 => SKarakter 2 = T dalam kode ASCII = 84Karakter 2 = 84 + 4 = 88 => XKarakter 3 = E dalam kode ASCII = 69Karakter 3 = 69 + 4 = 73 => IKarakter 4 = N dalam kode ASCII = 78Karakter 4 = 78 + 4 = 82 => RKarakter 5 = S dalam kode ASCII = 83Karakter 5 = 83 + 4 = 87 => WKarakter 6 = I dalam kode ASCII = 73Karakter 6 = 73 + 4 = 77 => M

Pesan sebelum dienkripsi : POTENSIPesan sesudah dienkripsi : TSXIRWM

Lalu setelah pesan dienkripsi lalu pesan akan diubah kedalam bentuk ASCII dengan nilai seperti terhihat pada tabel 2.

Tabel 2. Nilai ASCII dari Pesan

T 01010100 R 010100

10

S 01010011 W 010101

11

X 01011000 M 010011

01

I 01001001    

Setelah diubah ke dalam bentuk ASCII lalu pesan akandisisipkan ke dalam citra dengan metode LSB dengan nilai binerpiksel citra awal ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3. Nilai biner piksel citra awal.111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

11111111

Setelah pesan disisipkan pada citra maka nilai biner pikselcitra tersebut akan berubah seperti ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel 4. Nilai biner piksel citra setelah prosespenyisipan.111111

10111111

11111111

10111111

11111111

10111111

11111111

10111111

10111111

10111111

11111111

10111111

11111111

10111111

10111111

11111111

11111111

10111111

11111111

10111111

11111111

11111111

10111111

10111111

10111111

10111111

11111111

10111111

10111111

11111111

10111111

10111111

11111111

10111111

11111111

10111111

11111111

10111111

10111111

11111111

10111111

10111111

11111111

10111111

11111111

10111111

11111111

11111111

11111111

10111111

11111111

10111111

10111111

11111111

11111111

10111111

11

Proses ekstraksi pesan dilakukan dengan cara mengambilnilai LSB dari setiap piksel yang ada. Hasil pengambilan nilaiLSB dari setiap piksel ditunjukkan pada tabel 5.

Tabel 5. Nilai biner hasil ekstraksi pesan.01010100

01010011

01011000

01001001

01010010

01010111

01001101

T S X I R W M

Proses berikutnya pesan diubah dengan menggunakanpergeseran kembali tapi dengan menggunakan nilai pergeseran -4.

Karakter 0 = T dalam kode ASCII = 84Karakter 0 = 84 - 4 = 80 => P

Karakter 1 = S dalam kode ASCII = 83Karakter 1 = 83 - 4 = 79 => OKarakter 2 = X dalam kode ASCII = 88Karakter 2 = 88 - 4 = 84 => TKarakter 3 = I dalam kode ASCII = 73Karakter 3 = 73 - 4 = 69 => EKarakter 4 = R dalam kode ASCII = 82Karakter 4 = 82 - 4 = 78 => NKarakter 5 = W dalam kode ASCII = 87Karakter 5 = 87 - 4 = 83 => SKarakter 6 = M dalam kode ASCII = 77Karakter 6 = 77 - 4 = 73 => I

Pesan sebelum didekripsi : TSXIRWMPesan sesudah didekripsi : POTENSI

Pengukuran kualitas citra hasil steganografi dilakukandengan menggunakan Peak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) untukmengevaluasi perbedaan antara citra hasil dan citra original.Untuk mendapatkan nilai PSNR dicari terlebih dahulu nilai MeanSquare Error dari citra yang diuji. Mean Square Error (MSE) adalahtingkat kesalahan piksel-piksel citra hasil pemrosesansinyal terhadap citra original. Untuk lebar dan tinggicitra original adalah m dan n, di mana I adalah citra originaldan K adalah citra hasil, maka persamaan MSE ditunjukkan olehpersamaan (1).

MSE=1

3mn∑l=1

3

∑i=0

m−1∑j=0

n−1[I (i,j)−K (i,j) ]2

(1)

Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) merupakan nilai (rasio) yangmenunjukan tingkat toleransi noise tertentu terhadapbanyaknya noise pada suatu piksel citra. Noise adalahkerusakan piksel pada bagian tertentu dalam sebuah citrasehingga mengurangi kualitas piksel tersebut. Dengan katalain PSNR merupakan suatu nilai yang menunjukkan kualitassuatu piksel citra. Persamaan untuk PSNR ditunjukkan olehpersamaan (2).

PSNR=20*log 10(255√MSE ) (2)

Nilai maksimum dari piksel dalam citra adalah 255. PSNRyang lebih tinggi menunjukkan bahwa kualitas citra hasil lebihbaik dan hampir sama dengan citra originalnya [5].

Pengujian hasil kriptografi dilakukan dengan melihatperbedaan antara plaintext dengan ciphertext dari pesan yang akandisisipkan.

5. Hasil Dan Analisa

Kualitas citra hasil dilihat dari dua aspek. Pertama,membandingkan kualitas citra hasil dengan citra originalseperti yang terlihat oleh Human Visual System (HVS). Kedua,pengukuran menggunakan Peak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) untukmengevaluasi perbedaan antara citra hasil dan citra original[5].

Pengujian pertama dilakukan dengan membandingkan kualitascitra hasil dengan citra original seperti yang terlihat olehHuman Visual System (HVS). Hasil pengujiannya ditampilkan padagambar 3.

Img1(Original)

Img1 (LSB dancaesar cipher)

Img2(Original)

Img2 (LSB dancaesar cipher)

Gambar 3(a). Citra Img1original dan setelahdisisipkan pesan

Gambar 3(b). Citra Img2original dan setelah

disisipkan pesan

Img3(Original)

Img3 (LSB dancaesar cipher)

Img4(Original)

Img4 (LSB dancaesar cipher)

Gambar 3(c). Citra Img3original dan setelah

disisipkan pesan

Gambar 3(d). Citra Img4original dan setelahdisisipkan pesan

Img5(Original)

Img5 (LSB dancaesar cipher)

Gambar 3(e). Citra Img5original dan setelah disisipkan

pesan

Pada gambar 3 dapat dilihat citra original dan citra hasildengan menggunakan metode LSB dan caesar cipher. Dari hasilpengujian, secara Human Visual System (HVS) dapat dilihat bahwacitra hasil dengan menggunakan metode LSB dan caesar cipher tampaksama dengan citra originalnya. Hal ini berarti, secara HumanVisual System tidak dapat dibedakan antara citra hasil dengancitra original.

Pengujian kedua dilakukan melalui pengukuran menggunakanPeak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) dan Mean Square Error (MSE) untukmengevaluasi perbedaan antara citra hasil dan citra original.Hasil pengukuran MSE dan PSNR ditunjukkan pada tabel 6.

Tabel 6. Nilai MSE dan PSNR Citra MSE PSNRImg1 0,491 51,22Img2 0,49 51,229Img3 0,492 51,211Img4 0,497 51,167Img5 0,5 51,141

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai MSE dari citra hasil sangatkecil, ini menunjukkan bahwa tingkat kesalahan citra hasilsangat kecil. Dengan kata lain, perubahan nilai piksel daricitra original saat disisipi pesan, sangat kecil. Pada tabel 6juga dapat dilihat bahwa nilai PSNR cukup besar, ini

menunjukkan bahwa kualitas citra hasil lebih baik dan hampirsama dengan citra originalnya.

Pengujian berikutnya adalah dengan membandingkan pesan asli(plaintext) dengan pesan hasil enkripsi, hasil ekstraksi danhasil dekripsi untuk melihat seberapa jauh perbedaan pesanhasil ekstraksi dengan pesan aslinya. Tabel 7 menunjukkanhasil enkripsi dan ekstraksi pesan.

Tabel 7. Pesan Hasil enkripsi, hasil ekstraksi dan hasildekripsi

NoPesanAsli

(plaintext)

Kunci

Pesan HasilEnkripsi(ciphertext)

Pesan HasilEkstraksi(ciphertext)

Pesan HasilDekripsi(Plaintext)

1 POTENSI 4 TSXIRWM TSXIRWM POTENSI2 POTENSI 14 DCHSBGW DCHSBGW POTENSI3 Enkripsi 4 Irovmtwm Irovmtwm Enkripsi4 Enkripsi 10 Oxubszcs Oxubszcs Enkripsi5 Dekripsi 6 Jkqxovyo Jkqxovyo Dekripsi6 Dekripsi 24 Bcipgnqg Bcipgnqg Dekripsi7 Steganog

rafi7 Zalnhuvnyhmp Zalnhuvnyhmp Steganografi

8 Steganografi

17 Jkvxrefxirwz Jkvxrefxirwz Steganografi

9 Kriptografi

8 Szqxbwozinq Szqxbwozinq Kriptografi

10 Kriptografi

15 Zgxeidvgpux Zgxeidvgpux Kriptografi

Dari tabel 7 terlihat bahwa pesan asli (plaintext) denganpesan hasil enkripsi dan ekstraksi sangat berbeda, sehinggasulit bagi pihak lain untuk membaca. Dengan demikian maka,walaupun pihak lain telah berhasil mengekstrak pesan denganmenggunakan metode LSB, namun pesan tersebut tidak dapatlangsung dibaca. Demikian juga dengan penggunaan kunci yangberbeda yang akan menghasilkan hasil (ciphertext) yang berbeda.Hal ini akan lebih menyulitkan pihak lain untuk mengetahuipesan yang telah disisipkan.

6. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulanantara lain:

1. Secara Human Visual System (HVS) citra hasil denganmenggunakan kombinasi metode kriptografi caesar cipher dan

metode steganografi LSB, tampak sama dengan citraoriginalnya dan sangat sulit untuk dibedakan.

2. Pengujian kualitas citra dengan menggunakan MSEmenunjukkan bahwa nilai MSE dari citra hasil sangatkecil, yang berarti bahwa tingkat kesalahan citra hasil(perubahan nilai piksel dari citra original saat disisipipesan) sangat kecil.

3. Pengujian kualitas citra dengan menggunakan PSNRmenunjukkan bahwa nilai PSNR cukup besar, yang berartibahwa kualitas citra hasil lebih baik dan hampir samadengan citra originalnya.

4. Pada proses enkripsi pesan, nilai kunci yang berbeda akanmenghasilkan ciphertext yang berbeda pula.

Daftar Pustaka:

[1] Andrian Yudhi, 2013, Modifikasi Metode Least Significant Bit (Lsb)Pada Steganografi Citra Digital, Prosiding SNIKOM, Agustus2013, Universitas Methodist Indonesia, Medan.

[2] Andrian Yudhi, 2013, Perbandingan Metode Lsb, Lsb+1, Dan Msb PadaSteganografi Citra Digital, Prosiding SNIf, September 2013,STMIK Potensi Utama, Medan

[3] Fairuzabadi. Muhammad, 2010, Implementasi Kriptografi Klasikmenggunakan Borland Delphi, Jurnal Dinamika Informatika, Volume4, Nomor 2, September 2010 : 65-78http://upy.ac.id/dinamika-informatika/wp-content/uploads/2013/01/Fairuz-Jurnal-Implemntasi-Kriptografi-Klasik-Menggunakan-Borland-Delphi.pdf

[4] Gabriel,Stephen, Waweru, 2012, An enhanced Least Significant BitSteganographic Method for Information Hiding, Journal of InformationEngineering and Applications, Vol 2, No.9.http://www.iiste.org/Journals/index.php/JIEA/article/download/3084/3125

[5] Jain, Sachin, Dubey, 2012, Image Steganography Using LSB and EdgeDetection Technique, International Journal of Soft Computingand Engineering (IJSCE), Volume-2, Issue-3, July. http://www.ijsce.org/attachments/File/v2i3/C0779062312.pdf

[6] Joyshree, et al., 2011, A Challenge In Hiding Encrypted Message In LSB

And LSB+1 Bit Positions In Various Cover Files, Journal of Global Research inComputer Science, Volume 2, No. 4, April.http://www.jgrcs.info/index.php/jgrcs/article/download/127/126

[7] Rahul, Lokesh, Salony, 2013, Image Steganography With LSB,International Journal of Advanced Research in ComputerEngineering & Technology (IJARCET), Volume 2, Issue 1,January.http://www.ijarcet.org/index.php/ijarcet/article/download/675/pdf

[8] Rohit, Tarun, 2012, Comparison Of Lsb & Msb Based Steganography InGray-Scale Images, International Journal of EngineeringResearch & Technology (IJERT), Vol. 1 Issue 8, October.http://www.ijert.org/browse/october-2012-edition?download=1259%3Acomparison-of-lsb-a-msb-based-steganography-in-gray-scale-images&start=30

[9] Vijayakumar. Soniya, 2011, Image Steganography Based On PolynomialFunctions, Journal of Global Research in Computer Science,Volume 2, No. 3, March.http://www.jgrcs.info/index.php/jgrcs/article/download/132/131