22
KETAHANAN EKONOMI DALAM BINGKAI KETAHANAN NASIONAL (POTRET DIY) Oleh: M. TAUFIQ AR Yogyakarta, 19 April 2016

KETAHANAN EKONOMI DALAM BINGKAI KETAHANAN NASIONAL (POTRET DIY

Embed Size (px)

Citation preview

KETAHANAN EKONOMI DALAM BINGKAI KETAHANAN NASIONAL (POTRET DIY)

Oleh: M. TAUFIQ AR

Yogyakarta, 19 April 2016

POTRET KETAHANAN

NASIONAL DIY

2011-2013

POTRET KETAHANAN NASIONAL DIY

(GATRA SKA) 2011-2013

POTRET INDIKATOR KETAHANAN GATRA SKA DIY

TAHUN 2013 (1)

POTRET INDIKATOR KETAHANAN GATRA SKA DIY

TAHUN 2013 (2)

POTRET INDIKATOR KETAHANAN GATRA SKA DIY

TAHUN 2013 (3)

POTRET INDIKATOR KETAHANAN GATRA SKA DIY

TAHUN 2013 (4)

POTRET KETAHANAN NASIONAL DIY

(GATRA EKONOMI) 2011-2013

POTRET INDIKATOR KETAHANAN GATRA EKONOMI DIY

TAHUN 2013 (1)

POTRET INDIKATOR KETAHANAN GATRA EKONOMI DIY

TAHUN 2013 (2)

POTRET INDIKATOR KETAHANAN GATRA EKONOMI DIY

TAHUN 2013 (3)

• Pertumbuhan ekonomi yang dicirikan dengan munculnya rumah karaoke, pasar modern termasuk mall, apartemen, pergeseran penguasaan tanah, pertambangan berpotensi memunculkan konflik terutama antara kelompok penduduk asli dengan pendatang. Persoalannya adalah siapa yang memperoleh keuntungan dari pertumbuhan ekonomi tsb.

• Terdapat gejala menurun dari aksi premanisme, namun kecenderungan tumbuhnya perekonomian harus dicermati karena memungkinkan munculnya premanisme terutama disaat terdapat perbedaan antara skill yang dibutuhkan dalam lapangan kerja dengan ketersediaan tenaga kerja. Meningkatnya daya beli masyarakat memungkinkan terjadinya perilaku menyimpang dalam masyarakat misalnya penggunaan narkoba. Hal ini berpotensi memancing munculnya premanisme.

TEMUAN RISET PERUBAHAN SOSIAL & POTENSI KONFLIK

(BADAN KESBANGLINMAS & PSKK UGM, 2013-2015)

POTRET KESENJANGAN EKONOMI DIY

• Globalisasi kemajuan teknologi, komunikasi, transportasi dan perdagangan berpengaruh pada kehidupan manusia dan bangsa di segala bidang

• Ada 3 dimensi utama globalisasi:

1) economic globalization,

2) political globalization,

3) cultural globalization

• Negara bangsa dewasa ini akan menghadapi fenomena2:

1) menguatnya identitas lokal atau etno nationalism

2) berkembangnya ekonomi global (borderless economy)

3) pertambahan populasi dan meningkatnya arus migrasi

4) kerusakan lingkungan hidup

SEMENTARA ITU..

GLOBALISASI & PASAR BEBAS ASEAN DI DEPAN MATA

Pengaruh Globalisasi Terhadap

Perekonomian ASEAN

Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya

ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya

ASEAN bersama keamanan (security community) dan sosio-budaya (culture-

socio community).

Ekonomi dipandang sebagai sektor yang mampu membangun integritas dan

kemajuan negara anggota ASEAN dengan mengikatkan diri pada sebuah

identitas bersama – identitas ASEAN.

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari

negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan

dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN

dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta

menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.

4 Hal Yang Harus Diantisipasi Dalam ASEAN

Economic Community (AEC) / MEA :

Pertama, implementasi MEA

berpotensi menjadikan Indonesia

sekedar pemasok energi dan

bahan baku bagi industrilasasi di

kawasan ASEAN, sehingga

manfaat yang diperoleh dari

kekayaan sumber daya alam

mininal.

Kedua, melebarnya defisit

perdagangan jasa seiring

peningkatan perdagangan

barang.

Ketiga, implementasi MEA juga akan

membebaskan aliran tenaga kerja

sehingga harus mengantisipasi dengan

menyiapkan strategi karena potensi

membanjirnya Tenaga Kerja Asing

(TKA) akan berdampak pada naiknya

remitansi TKA yang saat ini

pertumbuhannya lebih tinggi daripada

remitansi TKI. Akibatnya, ada beban

tambahan yaitu dalam menjaga

neraca transaksi berjalan dan

mengatasi masalah pengangguran.

Keempat, implementasi MEA akan

mendorong masuknya investasi ke

Indonesia dari dalam dan luar ASEAN

Permasalahan yang Dihadapi Indonesia/DIY

dalam Menghadapi MEA:

Dari sisi produksi dan integrasi ekonomi, terdapat kelemahan

mendasar dalam kemampuan produksi barang jadi, setengah jadi

dan komponen yang menandakan kerapuhan struktur industri dalam

negeri.

Dari sisi perdagangan kita masih mengalami defisit neraca

perdagangan yang menunjukkan bahwa perekonomian kita kurang

kompetitif dalam pasar ekspor.

Dari sisi perdagangan sektor jasa, Indonesia menghadapi daya saing

tenaga kerja Philipina, Vietnam, dan Malaysia

Dari sisi produk pertanian akan menghadapi produk pertanian

hortikultura Vietnam, Philipina,dan Thailand.

Mereview kebijakan proteksi dan pemberian fasilitas pinjaman atau kredit dengan bunga rendah

atau sama sekali tanpa bunga kepada khususnya pemilik usaha kecil menengah (UMKM);

Kemudahan akses serta tepat sasaran untuk fasilitas pinjam-meminjam;

Memangkas punggutan-punggutan liar, baik yang dilakukan atas nama dinas terkait di

pemerintahan ataupun punggutan liar yang dilakukan oleh masyarakat;

Penghapusan peraturan (perda dan pergub) yang menghambat investasi dan pelayanan perizinan;

Pelayanan perizinan di daerah harus lebih cepat dan mudah;

Penyediaan sarana prasarana dan infrastruktur penunjang kegiatan industri;

Pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal barang (SKA) dari negara mitra FTA.

Penggunaan produk dalam negeri dengan gerakan ACI (Aku Cinta Indonesia), kampanye “Nation

Branding”, dan pengemb ekonomi kreatif

Menciptakan perdagangan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif: reformasi kebijakan

pendukung investasi,

Pengamanan produk dalam negeri dan pengawasan terhadap barang beredar dan jasa.

Peran Pemda Dalam Revitalisasi

Ketahanan Ekonomi Menghadapi MEA (1)

Menerapkan Early Warning System terhadap kemungkinan terjadinya lonjakan impor;

Peningkatan Efisiensi Perdagangan: revitalisasi pasar domestik, pemberian KUR, bantuan

pemasaran UMKM dan pengemb jaringan kemitraan, pengemb ketrampilan pelaku UMKM, pengemb

UMKM ekspor;

Promosi Pariwisata, Perdagangan dan Investasi;

Program Pengembangan Produk dan Akses Pasar melalui penciptaan brand, identifikasi potensi

ekspor, dan pengemb produk; serta Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pelaku Ekspor;

Pengembangan Infrastruktur lainnya: pembentukan lembaga-lembaga sertifikasi, Reformasi

Regulasi, Harmonisasi Regulasi;

Menyusun peta logistik dan pasar dalam negeri untuk komoditas strategis dan unggulan ekspor;

Mengembangkan perekonomian yang seimbang antara kawasan rural dengan urban untuk

menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata;

Jika kawasan pertambangan atau pusat-pusat pertumbuhan ekonomi harus dibuka maka hal terbaik

untuk mengurangi resistensi masyarakat adalah dengan melibatkan mereka sebagai pemilik

pertambangan misalnya melalui kepemilikan saham.

Peran Pemda Dalam Revitalisasi

Ketahanan Ekonomi Menghadapi MEA (2)

HAL LAINNYA...

1. Program Reformasi Birokrasi

2. Program peningkatan daya saing oleh masing-masing Instansi

Pembina Sektor (Industri, Koperasi dan UKM, Pertanian, Perikanan,

Kehutanan)

3. Koordinasi dan Konsultasi antara instansi pemerintah dan dengan

dunia usaha secara reguler komunikasi yang intensif antara

pemerintah dan pelaku usaha dalam rangka membenahi

infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pelaku usaha

meningkatkan dayasaingnya di pasar ASEAN maupun non ASEAN

PENUTUP

Dilema Kebijakan Dalam Pasar Bebas:

sebaiknya “pro-growth” atau “pro-poor”?

Apakah Pasar Bebas „Pro-poor‟?

Apakah Kebijakan Ekonomi Pembangunan Kita „Pro-poor‟?

JOSEPH STIGLITZ (2006):

Problem Globalisasi: “Cara Mengelola Globalisasi”, Bukan “Globalisasi Itu

Sendiri”.

Perlu Perubahan Tata Kelola (Governance) Agar Globalisasi Menjadi Efektif.

Globalisasi Tak Terhindarkan. Yang Punya Kemampuan Untuk Mengelolanya

Dengan Lebih Efektif Akan Mendapatkan Manfaat. Di luar Dari Itu Akan Tetap

Tertinggal, Bahkan Menderita.

Globalisasi Butuh Kepemimpinan, Perencanaan, Sumber Daya, Dan

Manajemen (Publik & Privat).

Ihtiar Terbaik: Fight Back Atau Merespon Untuk Mendapat Keuntungan Dari

Peluang Dan Meminimalisir Konsekuensi Negatif.

Matur Nuwun

Thank You