27
KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA Pengertian Kesehatan, Keselamatan,dan Keamanan Kerja 1 Keamanan Kerja Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Tempat-tempat demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya. Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut. 1. Baju kerja 2. Helm 3. Kaca mata 4. Sarung tangan 5. Sepatu Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut. 1. Buku petunjuk penggunaan alat 2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya. 3. Himbauan-himbauan 4. Petugas keamanan Tujuan Keselamatan Kerja : Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan effisien.

KESELAMATAN KEAMANAN KERJA RADEN

  • Upload
    unja

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA   Pengertian Kesehatan, Keselamatan,dan Keamanan Kerja

1       Keamanan KerjaPengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang 

bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan prosespengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya sertacara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaransegala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaanair, didalam air, maupun diudara. Tempat-tempat demikian tersebarpada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri,pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain.Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingatresiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugassemua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh,untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakatpada umumnya. Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yangmendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupamateril maupun nonmateril.

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat materialdiantaranya sebagai berikut.1.      Baju kerja2.      Helm3.      Kaca mata4.      Sarung tangan5.      Sepatu

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterialadalah sebagai berikut.

1.      Buku petunjuk penggunaan alat2.      Rambu-rambu dan isyarat bahaya.3.      Himbauan-himbauan4.      Petugas keamanan

Tujuan Keselamatan Kerja :        Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.        Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara

aman dan effisien.

        Menjamin proses produksi berjalan secara aman

2. Kesehatan KerjaKesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang

bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatansetinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, denganusaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguankesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerjamaupun penyakit umum.Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dankeamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebasdari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagaikesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

3. Keselamatan KerjaKeselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar

dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lainkeselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukanselama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yangmenginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangatbergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaanitu dilaksanakan.

Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagaiberikut:a.       Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah

dijelaskan diatas.b.      Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan

kerja.c.       Teliti dalam bekerjad.      Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan

dan kesehatan kerja.Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat

kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja danlingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan(Suma’mur).Sasaran Segala tempat kerja (darat, di dalam tanah,permukaan dan dalam air, udara) :         Industri

         Pertanian         Purtambangan         Perhubungan         Pekerjaan umum         Jas

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan,keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagitenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selamabekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atauterbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerjauntuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumberbahaya.

Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yangdisebabkan oleh :1.      Mesin2.      Alat angkutan3.      Peralatan kerja yang lain4.      Bahan kimia5.      Lingkungan kerja6.      Penyebab yang lain

Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja1.      Kerugian Langsung

Penderitaan pribadi, rasa kehilangan dari anggotakeluarga korban

2.      Kerugian Tak langsung (tersembunyi)

Kerusakan mesin dan peralatan, terganggunya produksi,terganggunya waktu kerja karyawan dll.

Sebab-sebab kecelakaan1.      Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan

(unsafe human acts)

2.      Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafeconditions)

Faktor utama:1. Peralatan teknis

2. Lingkungan kerja3. Pekerja80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahanmanusia Suatu pendapat: Langsung atau tidak langsung semuakecelakaan disebabkan oleh semua manusia yang terlibat dalamsuatu kegiatan.

Teori penyebab kecelakaan yang pernah diajukan1. Teori kemungkinan murni (pure change  theory)2. Teori kecenderungan untuk celaka (Accident prone theory )Tidak dapat menjelaskan asal usul penyebab sesungguhnyakecelakaan

         TUJUAN KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJAKesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk

menjamin kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenagakerja serta hasil karya dan budayanya.Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dankeamanan kerja adalah sebagaai berikut :1.      Memelihara lingkungan kerja yang sehat.2.      Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat

pekerjaan sewaktu bekerja.3.      Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari

kerja4.      Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang

timbul dari kerja.5.      Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan6.     Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat

pekerjaan.Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaankerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga kerja darikemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisikerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.Syarat-syaratkesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejaktahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,

perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan,dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparatproduksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahayakecelakaan.

Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagaiberikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalammelakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkanproduksi serta produktivitas nasional. 

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempatkerja. 

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman danefisien.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia,keselamatan kerja dinilai seperti berikut:

1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahankecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaankerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagikeamanan tenaga kerja, kecelakaan selain menjadi sebabhambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugiansecara tidak langsung, yakni kerusakan mesin dan peralatankerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat,kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biayasebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung ataupun tidaklangsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau besarsehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itumerupakan kehilangan yang berjumlah besar. 

2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angkayang masuk atas dasar wajib lapor kecelakaan dan datakompensasinya, dewasa ini seolah-olah relatif rendahdibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja. 

3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan padaberbagai sektor kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi,misalnya: (a) Sektor pertanian yang juga meliputi perkebunanmenampilkan aspek-aspek bahaya potensial seperti modernisasi

pertanian dengan penggunaan racun-racun hama dan pemakaianalay baru seperti mekanisasi. (b) Sektor industri disertaibahaya-bahaya potensial seperti keracunan- keracunan bahankimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin, kebakaran, ledakan-ledakan dan lain-lain. (c) Sektor pertambangan mempunyairisiko-risiko khusus sebagai akibat kecelakaan tambang,sehingga keselamatan pertambangan perlu dikembangkan secarasendiri, minyak dan gas bumi termasuk daerah rawankecelakaan. (d) Sektor perhubungan ditandai dengankecelakaan-kecelakaan lalu lintas darat, laut dan udaraserta bahaya-bahaya potensial pada industri pariwisata,demikian pula telekomunikasi mempunyai kekhususan dalamrisiko bahaya. (e) Sektor jasa, walaupun biasanya tidakrawan kecelakaan juga menghadapkan problematik bahayakecelakaan khusus. 

4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak menyebabkan hilangnya harikerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahaldengan hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkankehilangan jam kerja yang besar secara keseluruhan. 

5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiapkecelakaan ada faktor penyebabnya, sebab-sebab tersebutbersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan sertakepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan,penyebab-penyebab ini harus dihilangkan. 

6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, makadari itu usaha-usaha keelamatan selain ditujukan kepadateknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspekmanusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahankeselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana yangsangat penting. 

7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaanmasih mungkin terjadi dan dalam hal ini adalah besar peranankompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosialuntuk meringankan bebab penderita.

  Undang-undang Keselamatan KerjaUU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi

berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar prosesproduksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agarproses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerjaberhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukanpekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi sertaproduktivitas nasional.

UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarangadalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatankerja di segala macam tempat kerja yang berada di wilayahkekuasaan hukum NKRI.

Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2)dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layakbagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hiduplayak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkankecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwatenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana daripembangunan.Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yangharus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja.

Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah: 1.      Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.2.      Adanya tenaga kerja, dan3.      Ada bahaya di tempat kerja.

UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilahperbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yangberlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi danmenjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untukmendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dandigunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar.

      Memahami Prosedur yang Berkaitan dengan KeamananProsedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards

Operation Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain

adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dariperalatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahayakecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaankerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization)menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegahterjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:a.      Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang

mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.b.      Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannyac.      Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun

sosial para pekerja.Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerjaadalah helm, masker,kacamata, atau alat perlindungan telingatergantung pada profesinya.

        Alat-alat pelindung badanPada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-

benar terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untukmelindungi diri dari resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan,maka badan kita perlu menggunakan ala-alat pelindung ketikamelaksanakan suatu pekerjaan.

Berikut ini akan diuraikan beberapa alat pelindung yangbiasa dipakai dalam melakukan pekerjaan listrik dan elektronika.

a.Pakaian kerjaPemilihan dan pemakaian pakaian kerja dilakukan berdasarkanketentuan berikut.         Pemakaian pakaian mempertimbangkan bahaya yang mungkin

dialami         Pakaian longgar, sobek, dasi, dan arloji tidak boleh

dipakai di dekat bagian mesin         Jika kegiatan produksi berhubungan dengn bahaya peledakan/

kebakaran maka harus memakai pakaian yang terbuat dariseluloid.

         Baju lengan pendek lebih baik daripada baju lengan panjang.         Benda tajam atau runcing tidak boleh dibawa dalam kantong.         Tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan debu, tidak

boleh memakai pakaian berkantong atau mempunyai lipatan.

       Teori: Hukum Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang

memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhioleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkanmenihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapankonsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahankecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskanbanyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagaibentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yangberlimpah pada masa yang akan datang.

Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utamahukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerjanyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untukmencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yangdisebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidakkondusif. Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerjasehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadappekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat danperalatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkunganhidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.Norma kesehatan kerjadiharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan danmemelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.

K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakitakibat kerja, misalnya kebisingan, pencahayaan (sinar), getaran,kelembaban udara, dan lain-lain yang dapat menyebabkan kerusakanpada alat pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru,kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet,kanker kulit, kemandulan, dan lain-lain. Norma kerja berkaitandengan manajemen perusahaan. K3 dalam konteks ini berkaitandengan masalah pengaturan jam kerja, shift, kerja wanita, tenagakerja kaum muda, pengaturan jam lembur, analisis dan pengelolaanlingkungan hidup, dan lain-lain. Hal-hal tersebut mempunyaikorelasi yang erat terhadap peristiwa kecelakaan kerja.

Eksistensi K3 sebenarnya muncul bersamaan dengan revolusiindustri di Eropa, terutama Inggris, Jerman dan Prancis sertarevolusi industri di Amerika Serikat. Era ini ditandai adanya

pergeseran besar-besaran dalam penggunaan mesin-mesin produksimenggantikan tenaga kerja manusia. Pekerja hanya berperan sebagaioperator. Penggunaan mesin-mesin menghasilkan barang-barang dalamjumlah berlipat ganda dibandingkan dengan yang dikerjakan pekerjasebelumnya. Revolusi IndustriNamun, dampak penggunaan mesin-mesinadalah pengangguran serta risiko kecelakaan dalam lingkungankerja. Ini dapat menyebabkan cacat fisik dan kematian bagipekerja. Juga dapat menimbulkan kerugian material yang besar bagiperusahaan. Revolusi industri juga ditandai oleh semakin banyakditemukan senyawa-senyawa kimia yang dapat membahayakankeselamatan dan kesehatan fisik dan jiwa pekerja (occupationalaccident) serta masyarakat dan lingkungan hidup.

Pada awal revolusi industri, K3 belum menjadi bagian integraldalam perusahaan. Pada era in kecelakaan kerja hanya dianggapsebagai kecelakaan atau resiko kerja (personal risk), bukantanggung jawab perusahaan. Pandangan ini diperkuat dengan konsepcommon law defence (CLD) yang terdiri atas contributingnegligence (kontribusi kelalaian), fellow servant rule (ketentuankepegawaian), dan risk assumption (asumsi resiko) (Tono,Muhammad: 2002). Kemudian konsep ini berkembang menjadi employersliability yaitu K3 menjadi tanggung jawab pengusaha,buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungankerja.Dalam konteks bangsa Indonesia, kesadaran K3 sebenarnyasudah ada sejak pemerintahan kolonial Belanda. Misalnya, pada1908 parlemen Belanda mendesak Pemerintah Belanda memberlakukanK3 di Hindia Belanda yang ditandai dengan penerbitan VeiligheidsReglement, Staatsblad No. 406 Tahun 1910. Selanjutnya, pemerintahkolonial Belanda menerbitkan beberapa produk hukum yangmemberikan perlindungan bagi keselamatan dan kesehatan kerja yangdiatur secara terpisah berdasarkan masing-masing sektor ekonomi.Beberapa di antaranya yang menyangkut sektor perhubungan yangmengatur lalu lintas perketaapian seperti tertuang dalam AlgemeneRegelen Betreffende de Aanleg en de Exploitate van Spoor enTramwegen Bestmend voor Algemene Verkeer in Indonesia (Peraturanumum tentang pendirian dan perusahaan Kereta Api dan Trem untuklalu lintas umum Indonesia) dan Staatblad 1926 No. 334,Schepelingen Ongevallen Regeling 1940 (Ordonansi KecelakaanPelaut), Staatsblad 1930 No. 225, Veiligheids Reglement(Peraturan Keamanan Kerja di Pabrik dan Tempat Kerja), dan

sebagainya. Kepedulian Tinggi Pada awal zaman kemerdekaan, aspekK3 belum menjadi isu strategis dan menjadi bagian dari masalahkemanusiaan dan keadilan. Hal ini dapat dipahami karenaPemerintahan Indonesia masih dalam masa transisi penataankehidupan politik dan keamanan nasional. Sementara itu,pergerakan roda ekonomi nasional baru mulai dirintis olehpemerintah dan swasta nasional.

K3 baru menjadi perhatian utama pada tahun 70-an searah dengansemakin ramainya investasi modal dan pengadopsian teknologiindustri nasional (manufaktur). Perkembangan tersebut mendorongpemerintah melakukan regulasi dalam bidang ketenagakerjaan,termasuk pengaturan masalah K3. Hal ini tertuang dalam UU No. 1Tahun 1070 tentang Keselamatan Kerja, sedangkan peraturanperundang-undangan ketenagakerjaan sebelumnya seperti UU Nomor 12Tahun 1948 tentang Kerja, UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja tidak menyatakan secaraeksplisit konsep K3 yang dikelompokkan sebagai norma kerja.Setiaptempat kerja atau perusahaan harus melaksanakan program K3.Tempat kerja dimaksud berdimensi sangat luas mencakup segalatempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan tanah,dalam air, di udara maupun di ruang angkasa.Pengaturan hukum K3 dalam konteks di atas adalah sesuai dengansektor/bidang usaha. Misalnya, UU No. 13 Tahun 1992 tentangPerkerataapian, UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas danAngkutan Jalan (LLAJ), UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbanganbeserta peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. Selain sekorperhubungan di atas, regulasi yang berkaitan dengan K3 jugadijumpai dalam sektor-sektor lain seperti pertambangan,konstruksi, pertanian, industri manufaktur (pabrik), perikanan,dan lain-lain.Di era globalisasi saat ini, pembangunan nasionalsangat erat dengan perkembangan isu-isu global seperti hak-hakasasi manusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan, dan buruh.Persaingan global tidak hanya sebatas kualitas barang tetapi jugamencakup kualitas pelayanan dan jasa. Banyak perusahaanmultinasional hanya mau berinvestasi di suatu negara jika negarabersangkutan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkunganhidup. Juga kepekaan terhadap kaum pekerja dan masyarakat miskin.Karena itu bukan mustahil jika ada perusahaan yang peduli

terhadap K3, menempatkan ini pada urutan pertama sebagai syaratinvestasi.

KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)

Sistem keamanan dan keselamatan kerja terhadap keseluruhanpersonil baik Pengawas, Pelaksana dan juga pekerja terutama yangada di dalam lingkungan pekerjaan menjadi hal yang sangat pentingdan perlu mendapat perhatian.Untuk mencegah terjadinya kecelakaan antara lain mengadakansosialisasi K3, memasang rambu-rambu peringatan agar bekerjahati-hati dan pemakaian alat-alat pengamanan untuk keselamatankerja dan perlindungan terhadap pekerjaan itu sendiri. Untukmelayani apabila terjadi kecelakaan kecil disediakan kotak/almariP3K mengadakan kerja-sama dengan Puskesmas terdekat. ApabilaPuskesmas tidak mampu akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.Seluruh tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini akan diikutsertakan dalam program Astek ataupun Jamsostek.

Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3 di proyekadalah agar tidak terjadi kecelakaan kerja ( zero accident)Program keselamatan dan kesehatan kerja pada Proyek (RKP)meliputi :        Kondisi lingkungan lengkap dengan perencanaan site.        Struktur organisasi K3        Pokok-pokok perhatian K3        Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan        Identifikasi kondisi dan alat yang dapat menimbulkan

potensi bahaya.        Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja.        Daftar Instansi terkait.        Kondisi Lingkungan dan Perencanaan Site.        Pengaturan jalan mobilitas bahan, tenaga dan alat.        Lokasi penyimpanan bahan/material.        Lokasi fabrikasi        Direksi keet        Barak kerja.

Struktur Organisasi Unit K3 :        Ketua Unit K3 : Kepala Proyek        Sekretaris : Teknik        Bendahara : Personalia dan Keuangan        Pelaksana K3 : Para Pelaksana        Anggota : Seluruh personil

proyek.

Pokok-pokok perhatian K3 :         Kecelakaan kerja akibat dri penggunaan :1.      Alat / Mesin\2.      Tahapan/metode pelaksanaan.

         Penyakit akibat kerja1.      Suara dan asap pengguna alat2.      Penggunaan bahan kimia berbahaya         Pemaparan terhadap kondisi lingkungan.         Pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )         Usaha-usaha penyelamatan

Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan :         Jatuh : Menggunakan sabuk pengaman

Pemasangan jarring pengamanPenggunaan scaffolding yang benarPemasangan pagar pengamanPemasangan rambu/tanda

         Kejatuhan : Pemakaian helm pengamanPemasangan jaring pengaman.Pemasangan rambu/tanda

         Luka : Pemakaian sarung tangan, sepatu         Sakit mata : Pemakaian kacamata.

Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan :         Pemasangan poster/himbauan tentang K3         Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm,

sarung tangan, sepatu dll)         Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan.         Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga         Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat.

         Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai         Penempatan material/bahan yang sensitive/berbahaya dengan

benar         Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai         Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan

suara bising, asap dan residu lainnya.         Penyediaaan alat pemadam kebakaran         Penempatan Satpam         Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.

Pemeliharaan Kesehatan :         Penyediaan air bersih         Pembuatan sarana MCK yang memadai         Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi

kerja         Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

Instansi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja :         Depnakertrans         Kepolisian         Pemda         Puskesmas/Dokter         Perlindungan Astek

Pelatihan K3Pada umumnya program pelatihan K3 mencakup :

         Kebijakan K3 Perusahaan         Cara bagaimana K3 dapat diorganisir di tempat kerja         Prosedur K3 dalam Perusahaan         Pengendalian bahaya dan resiko         Undang-undang K3         Prosedur keadaan darurat

Program pelatihan K3 perlu mencakup beberapa kelompoksasaran, diantaranya :

         Manajemen senior         Manajer/supervisor         Karyawan         Orang yang mempunyai tanggung jawab penuh         Operator         Pengunjung lokal/tamu

Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi :         Pemasangan bendera K3, bendera perusahaan dan bendera

Negara Republik Indonesia.         Pemasangan sign board K3 berupa slogan-slogan yang

mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat, gambar-gambar atau pamflet tentang bahaya / kecelakaan yang mungkinterjadi di lokasi pekerjaan. Slogan maupun pamflet dapatdipasang di kantor proyek dan lokasi pekerjaan berlangsung .

Kegiatan K3, meliputi :

Kelengkapan administrasi

        Pendaftaran proyek ke Disnaker setempatPihak pelaksana proyek wajib melapor dan mendaftar ke Disnaker

setempat, karena Disnaker adalah instansi pemerintah yangberwenang dan bertanggung jawab menangani K3

        Pendaftaran dan pembayaran ASTEKSesuai dengan ketentuan Negara, perusahaan/proyek yang

mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang, wajibmelindungi pekerja melalui Asuransi Tenaga Kerja.

        Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, misalnya CAR        Izin dari pihak yang terkait tentang penggunaan jalan dan

jembatanUntuk beberapa proyek kadang perlu alat berat yang harus

didatangkan dan bila keadaan jalan/jembatan relatif kecil,perlu izin pihak terkait.

         Keterangan laik pakai untuk penggunaan alat berat/ringanyang memerlukan rekomendasi dari Depnaker atau instansi yangberwenang.

         Peralatan proyek yang menyangkut keselamatan umum pada saatpengoperasian harus dimonitor pemakaiannya oleh instansipemerintah yang berwenang.

  Pemberitahuan kepada pemerintah/lingkungan setempat perihallaporan tentang keberadaan/kegiatan proyek.

Pengawasan Pelaksanaan K3 meliputi :

         Safety Patrol : Suatu team yang terdiri dari 2 atau 3 orangyang melaksanakan patroli selama lebih kurang 2 jam(tergantung lingkup proyek). Dalam patroli masing-masinganggota safety patrol mencatat hal-hal yang tidak sesuaiketentuan/yang mempunyai resiko kecelakaan. Ketentuan/tolokukurnya adalah : Safety Plan, Panduan pelaksanaan K3 dan hal-hal yang secara teknis mengandung resiko.

         Safety Supervisor : Petugas yang ditunjuk oleh Manager Proyekyang secara terus menerus mengadakan pengawasan terhadappelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3 : Safety Supervisorberwenang menegur dan memberikan instruksi langsung terhadappara pelaksana di lapangan.

         Safety Meeting : Rapat membahas hasil/laporan dari safetypatrol maupun hasil/laporan dari safety supervisor. Yangpaling utama dalam safety meeting adalah perbaikan ataspelaksanaan kerja yang tidak sesuai K3 dan perbaikan systemkerja untuk mencegah penyimpangan tidak terulang kembali.

         Pelaporan dan Penanganan Kecelakaan : Pelaporan dan Penanganankecelakaan terdiri dari kecelakaan ringan, kecelakaan berat,kecelakaan dengan korban meninggal dan kecelakaan peralatanberat.

Perlengkapan Diri (APD)

         Helmet: Alluminium, Standard (CIC)         Sepatu lapangan : kulit, karet         Jas hujan         Masker las         Kaca mata las         Sabuk pengaman         Tali pengaman         Masker hidung         Penutup telinga         Sarung tangan         Handy Talky         Senter         Tas Pinggang         Kartu pengenal.

Perlengkapan K3         Tandu Orang         Alat pemadam kebakaran         Rambu-rambu petunjuk         Spanduk K3         MCK         Pompa air         Mushola         Bedeng pekerja         Ruang Klinik         P3K         Papan pengumuman.

Manajemen Pelaksanaan K3L dalam Pelaksanaan di ProyekPerusahaan Jasa Konstruksi dalam melaksanakan pekerjaannya

banyak menyerap tenaga kerja, baik yang mempunyai kemampuan dankeahlian cukup maupun yang terbatas. Kegiatan jasa konstruksimelibatkan banyak tenaga kerja, peralatan konstruksi, mesin-mesin, bahan bangunan dan menerapkan berbagai macam teknologi.Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi sering terjadi berbagaimacam masalah seperti robohnya perancah, tenaga kerja jatuh dariketinggian, terkena aliran listrik dan kecelakaan kerja lainnya.Untuk itu disusun Standart K3L bagi sector jasa konstruksi yangditujukan agar ditempat kerja tidak terjadi kerugian, gangguanataupun kecelakaan, menjaga keselamatan, kesehatan, sehinggapekerja dapat melakukan pekerjaan merasa aman terhadap bahaya.Syarat-syarat Manajemen K3L yang akan diterapkan di proyek antara

lain sebagai berikut :         Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap

melaksanakan kegiatan guna mencegah dan mengurangi kecelakaan.         Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan         Membekali peralatan keamanan pada para pekerja pada saat

melaksanakan pekerjaan         Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit dengan menjaga

kebersihan setiap pekerja.         Memberikan fasilitas yang mencukupi dalam melaksanakan

pekerjaan seperti lampu penerangan, ataupun peralatan lainyang dibutuhkan.

         Memelihara kesehatan dengan mengadakan pemeriksaan berkaladari ahli dalam bidang kesehatan.

         Memperoleh keserasian antara kondisi lingkungan setempatdengan keberadaan tenaga kerja, peralatan kerja dan proses danmetode kerja.

         Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada parapekerja yang sedang bekerja.

         Menyediakan fasilitas MCK yang mencukupi bagi pekerja.         Menyediakan obat-obatan di proyek.

SOP-JSA

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

Dalam merancang suatu Standard Operating Procedure (SOP), diperlukansuatu pemahaman tentang defenisi dari SOP tersebut, fungsi dantujuan SOP, Manfaat SOP, maupun bentuk dan cara pembuatan SOP.Berikut penjelasan dari hall-hal yang di sebut di atas :

Defenisi Standard Operating Procedure

1.     Ada banyak defenisi tentang Standard Operating Procedure (SOP)adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperincibagaimana suatu proses harus dilaksanakan.

2.       Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksiyang mengambarkan pendokumentasian dari kegiatan yangdilakukan secara berulang pada sebuah organisasi.

3.       Standard Operating Procedure (SOP) adalah sebuah panduan yangdikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dandiisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatansehari-hari.

4.       Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksiyang digunakan untuk memecahkan suatu masalah.

Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure

 Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure (SOP) adalah untukmendefenisikan semua konsep dan teknik yang penting serta

persyaratan dibutuhkan, yang ada dalam setiap kegiatan yangdituangkan ke dalam suatu bentuk yang langsung dapat digunakanoleh karyawan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.SOP yang dibuat harus menyertakan langkah kegiatan yang harusdijalankan oleh semua karyawan dengan cara yang sama. Oleh sebabitu, SOP dibuat dengan tujuan memberikan kemudahan dan menyamakanpresepsi semua orang yang berkepentingan sehingga dapat lebihdipahami dan dimengerti.

Manfaat Standard Operating Procedure

Standard Operating Procedure (SOP) dibuat dengan maksud dan tujuntertentu, sehingga memberikan manfaat bagi pihak yangbersangkutan.Berikut beberapa manfaat dari SOP :

 Menjelaskan secara detail semua kegiatan dari proses yangdijalankan.

Standarisasi semua aktifitas yang dilakukan pihak yangbersangkutan.

Membantu untuk menyederhanakan semua syarat yang diperlukandalam proses pengambilan keputusan.

Dapat mengurangi waktu pelatihan karena kerangka kerja sudahdistandarkan.

Membantu menganalisa proses yang berlangsung dan memberikanfeedback bagi pengembangan SOP.

Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah adaarah yang jelas.

Dapat meningkatkan komunikasi antar pihak-pihak yangterkait, terutama pekerja dengan pihak manajemen.

Bentuk Dan Cara Pembuatan Standard Operating Procedure

Bentuk Standard Operating ProcedureTujuan utama dari pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) adalahmemberikan kemudahan bagi para orang yang berkepentingan dalammembacanya, sehingga orang tersebut dapat mengerti dan dapatmenjalankan prosedurnya dengan benar. Oleh sebab itu diperlukansuatu pertimbangan untuk dapat menentukan bentuk SOP yang

digunakan, yaitu  jumlah keputusan yang akan diambil dan jumlahlangkah yang akan dilakukan dalam suatu proses.Berikut macam-macam bentuk SOP yang dapat dipilih untuk digunakan:1.       Simple Steps

Bentuk SOP ini dipakai untuk prosedur rutin yang singkat dantidak terlalu membutuhkan banyak keputusan.

2.        Hierarchical StepsBentuk ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebihdari 10 langkah) tetapi tidak memerlukan banyakkeputusan.Bentuk ini memudahkan orang yang sudah berpengalamankarena bagian dari masing-masing langkah dijelaskan secaraterperinci. Sedangkan untuk orang baru, dapat memudahkan untukmempelajari prosedur tersebut.

3.       Graphic ProceduresBentuk ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebihdari 10 langkah) tetapi ini tidak memerlukan banyak keputusan,sama seperti Hierarchical Steps.Grafik dapat membantu menyederhanakan suatu proses dari bentukyang panjang menjadi bentuk yang singkat. Gambar ataupundiagram juga dapat digunakan untuk mengilustrasikan apa yangmenjadi tujuan dari suatu prosedur.

4.       FlowchartFlowchart merupakan grafik sederhana yang menjelaskan langkah-langkah prosedur dalam pembuatan suatu keputusan. Bentukflowchart digunakan untuk prosedur yang memiliki banyakkeputusan. Dalam pembuatan SOP bentuk flowchart ini diperlukansimbol-simbol yang dapat membantu menjelaskan setiap langkah.Berikut simbol-simbol yang di gunakan.

Gambar :  Simbol-simbol Flowchart

Berikut uraian bentuk dan kriteria SOP :Tabel : Bentuk dan kriteria SOPBanyak Keputusan ? Lebih dari 10 langkah Bentuk SOPTidak Tidak Simple StepsTidak Ya Hierarchical atau GraphicYa Tidak FlowchartYa Ya Flowchart

Selain bentuk SOP, ada hal-hal yang juga penting untuk disertakandalam pembuatannya, yaitu judul harus jelas dan dapatmenggambarkan apa yang menjadi tujuan dari prosedur tersebut,nama orang atau unit yang bertanggung jawab terhadap prosedurtersebut, tanggal berlakunya prosedur ataupun hasil revisinya.

Penulisan Standard Operating Procedure

Standard Operating Procedure (SOP) dapat dikaitkan baik jika semuayang tertulis didalamnya dapat dibaca dan dimengerti oleh setiaporang yang menggunakannya. Oleh sebab itu diperlukan suatu carayang benar dalam pembuatan Standard Operating Procedure. Berikut caraefektif dalam membuat Standard Operation Procedure :1.       Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedur dalam

kalimat yang pendek. Kalimat yang panjang lebih susahdimengerti.

2.       Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedur dalambentuk kalimat perintah. Kalimat perintah menunjukan langsungapa yang harus dilakukan.

3.       Mengkomunikasikan dengan jelas setiap kata yang digunakanpada suatu prosedur.

4.       Menggunakan istilah-istilah atau singkatan yang memangsudah umum digunakan dalam kegiatan sehari-hari.Pembuatan Standard Operating Procedure harus dengan format yangkonsisten, sehingga pihak yang menggunakan menjadi terbiasadan mudah.

Memahami Standard Operating Procedure yang dimaksud. Berikutsusunan isi Standard Operating Procedure :

1.       Lembar Data Dokumen (Document Data Sheet).Berisi tentang semua informasi yang mewakili dokumen itusendiri, antara lain nama dokumen, siapa yang membuat, kapandokumen disetujui, siapa yang menyetujui, ringkasan dar isidokumen, dll.

2.        Tujuan dan Ruang Lingkup.Berisi tentang penjelasan tujuan dibuatnya prosedur dan alasanmengapa prosedur tersebut dibutuhkan serta penjelasan batasan-batasan dan area pembahasan prosedur yang dibuat.

3.       Prosedur

Prosedur merupakan bagian utama dari dokumen. Prosedur yangdibuat merupakan gambaran dari suatu proses yang menjelaskandalam detail setiap urutan prosesnya. Form yang digunakan padasuatu proses juga dijelaskan.

4.       Tugas dan Tanggung JawabBerisi tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing pihakyang terkait dalam suatu proses.

Pelaksanaan  Standard Operating Procedure

Ada tujuh tahapan atau langkah yang dapat digunakan untuk membuatsuatu prosedur yang baik dan memaksimalkan semua potensi yangada, antara lain sebagai berikut :1.       Menentukan tujuan yang ingin dicapai.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan tujuanyang ingin dicapai. Suatu prosedur akan berjalan dengan baikapabila dirancang dengan tujuan yang spesifik yang ingindicapai. Selanjutnya menentukan tujuan akhir oleh perusahaanmelalui manajemen yang baik dengan SOP yang sudah dibuat.

2.       Membuat rancangan awalSetelah tujuan selesai dibuat, langkah selanjutnya adalahmenentukan bentuk SOP yang akan digunakan. Jika bentuk awalnyaadalah flowchart, langkah awalnya adalah menentukan point utamayang menjadi pokok permasalahan. Selanjutnya, menentukankeputusan tentang apa yang dibutuhkan oleh pekerja untukdilakukan dan tindakan penanganannya.Dalam membuat rancangan awal disarankan tidak membuat secaradetail, sampai didapatkan prosedur yang benar-benar sesuaidengan kenyataan.

3.       Melakukan evaluasi internalSetelah prosedur selesai dibuat, lakukan evaluasi dengan caramenyerahkan prosedur kepada orang-orang yang bersangkutan.Dengan menyerahkan tersebut diharapkan dapat menerima saran-saran perbaikan sehingga dapat dilakukan perbaikan supayamenjadi dipahami dan lebih akurat.

4.       Melakukan evaluasi eksternalHal yang paling penting dalam melakukan evaluasi eksternaladalah keberadaan tim penasehat yang berasal dari perusahaan.Tim penasehat tersebut akan menilai dan mengevaluasi secara

murni berdasarkan ilmu yang dimiliki dan hasil perbandingandengan perusahaan lain yang sejenis.

5.       Melakukan uji cobaSatu-satunya cara untuk mengetahui prosedur yang dibuat sudahefektif yaitu dengan mencoba menjalankan langsung prosedurtersebut. Setelah dijalankan langsung, maka akan diketahuiapakah ada langkah-langkah pada prosedur yang tidak benar dantidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

6.       Menempatkan Prosedur pada unit terkaitSetelah dilakukan uji coba, SOP diletakan pada bagian atauunit yang terkait. Peletakan SOP sebaiknya pada tempat yangmemungkinkan setiap orang yang berkepentingan dapat melihatdengan mudah. Jika memungkinkan, prosedur dicetak dalam ukuranyang besar sehingga para operator dapat dengan mudah melihatdan membacanya.

7.       Menjalankan Prosedur yang sudah dibuatLangkah terakhir yang harus dilakukan dalam pembuatan SOPadalah menjalankan prosedur yang sudah dibuat sesuai denganrancangan yang sudah dibuat. Pastikan semua pihak bersangkutanmengerti mengapa pelaksanaan SOP harus benar-benar dijalankan.

Konsep Work Instruction (WI)

Work Instruction (WI) menyediakan seluruh yang dibutuhkan secaradetail untuk melakukan pekerjaan yang spesifik dengan benar dansesuai standar yang baku. Work Instruction (WI) menunjukan bagaimanaorganisasi menghasilkan suatu produk atau menyediakan pelayanandan system control untuk meningkatkan system kualitas dari produktersebut agar sesuai dengan standar. Work Instruction (WI) merupakan bagian dari Standard Operating Procedure(SOP). Pembuatan Work Instruction (WI)harus jelas, akurat, danselalu didokumentasikan serta tidak boleh mengandung penjelasanyang meragukan. WI harus menggambarkan kenapa WI tersebut dibuat,kapan harus selesai, apa yang harus dikerjakan, perlengkapan apasaja yang akan dipakai, dan kriteria apa saja yang harusdipenuhi. Penyusunan WI membuat berbagai komponen didalamnya,yaitu sebagai berikut :1.       Lembar Data Dokumen (Document Data  Sheet).

Berisi tentang semua informasi yang mewakili dokumen itusendiri, antara lain nama dokumen, siapa yang membuat, kapandokumen disetujui, siapa yang menyetujui, ringkasan dari isidokumen, dll.

2.       Tujuan dan Ruang Lingkup.Berisi tentang penjelasan tujuan dibuatnya dokumen dan alas anmengapa dokumen tersebut dibutuhkan serta penjelasan batasan-batasan dan area pembahasan prosedur yang dibuat.

3.       PeosedurProsedur merupakan bagian utama dari dokumen. Prosedur yangdibuat merupakan gambaran dari suatu proses yang menjelaskandengan detail setiap urutan prosesnya. Form yang digunakan padasuatu proses juga dijelaskan.

JOB SAFETY ANALYSISSalah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalahdengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatihsemua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien danaman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satukeuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA) – yangmeliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkahpekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada ataupotensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalanterbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini.

    JSA digunakan untuk meninjau metode kerja dan menemukanbahaya yang :

1. Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dandalam desain permesinan, peralatan, perkakas, stasiun kerjadan proses.

2. Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personel.3. Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai.

Pengertian Job Safety Analysis 

JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial ditempat kerja yang dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam.Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA :

1. Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkahdari pekerjaan yang berpotensi untuk menyebabkan bahayaserius.

2. Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.3. Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih

staf lainnya.4. Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan

aturan kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan.

Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :

1. Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan danprosedur kerja efisien.

2. Membuat kontak keselamatan pekerja.3. Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.4. Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.5. Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.6. Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.7. Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan

dalam metode kerja.8. Mengidentifikasi usaha perlindungan yang dibutuhkan di

tempat kerja.9. Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka

pimpin.10. Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat

kerja.11. Mengurangi absent.12. Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.13. Meningkatkan produktivitas.14. Adanya sikap positif terhadap keselamatan.

Mengembangkan Sebuah JSAa. Memilih Pekerjaan

Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyaiprioritas dan harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilihpekerjaan yang akan dianalisa, supervisor sebuah departemen harusmemenuhi faktor berikut ini :

frekuensi kecelakaan.

Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakanprioritas utama dalam JSA.

Tingkat cedera yang menyebabkan cacat.

Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalamJSA.

kekerasan potensi

Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaannamun mungkin berpotensi untuk menimbulkan bahaya.

Pekerjaan baru

JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin.Analisa tidak boleh ditunda hingga kecelakaan atau hamper terjadikecelakaan.

mendekati bahaya

Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadiprioritas JSA.

b. Membagi PekerjaanUntuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untukmelakukan observasi. Pilihlah pekerja yang berpengalaman, mampudan kooperatif sehingga mampu berbagi ide. Jelaskan tujuan dankeuntungan dari JSA kepada pekerja.Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis langkahdasar JSA. Rekaman video pekerjaan dapat digunakan untukpeninjauan di masa mendatang. Pertanyakan langkah awal pekerjaandilanjutkan langkah selanjutnya dan seterusnya.

c. Identifikasi Bahaya dan Potensi Kecelakaan KerjaTahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah identifikasisemua bahaya termasuk dalam setiap langkah. Identifikasi semuabahaya baik yang diproduksi oleh lingkungan dan yang berhubungandngan prosedur kerja.Tanyakan pada diri masing-masing pertanyaan berikut untuk setiaptahap:

1. adakah bahaya mogok, akan mogok atau kontak yang berbahayadengan objek pekerjaan?

2. Dapatkah pekerja memegang objek dengan aman?3. Dapatkah gerakan mendorong, menarik, mengangkat, menekuk

atau memutar yang dilakukan menyebabkan ketegangan?4. Adakah potensi tergelincir atau tersandung?5. Adakah bahaya jatuh ketika pekerja berada di tempat tinggi?6. Dapatkah pekerja mencegah bahaya saat kontak dengan sumber

listrik dan kontak putus?7. Apakah lingkungan berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan?

Adakah konsentrasi gas beracun, asap, kabut, uap, debu,panas atau radiasi?

8. Adakah bahaya ledakan?

d. Mengembangkan SolusiLangkah terakhir dalam JSA adalah mengembangkan prosedur kerjayang aman untuk mencegah kejadian atau potensi kecelakaan.Beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan:

1. Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan2. Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya.3. Mengubah prosedur kerja,4. Mengurangi frekuensi pekerjaan.

Poin utama dari job safety analysis adalah : mencegah kecelakaandengan antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada.