Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Indikator Kinerja
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen kinerja dan imbalan
KELOMPOK 1
Diah Anggraeni (156030201111013)
Fatmasari Endayani (156030201111006)
Jundah Ayu P. (156030201111008)
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
MAGISTER ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah sistem pengendalian manajemen yang baik dapat membantu
dalam proses pembuatan keputusan dam memotivasi setiap individu dalam sebuah
organisasi agar melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem
pengendalian manajemen adalah suatu proses yang menjamin bahwa sumber-
sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi, dengan kata lain pengendalian manajemen dapat
diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa sumber manusia, fisik dan
teknologi dialokasikan agar mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.
Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen
sesuai dengan garis besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses
perencanaan strategi. Sistem pengendalian manajemen meramalkan besarnya
penjualan dan biaya untuk tiap level aktifitas, anggaran, evaluasi kinerja dan
motivasi karyawan.
Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri dan perekonomian harus
diimbangi oleh kinerja karyawan yang baik sehingga dapat tercipta dan tercapainya
tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan
sumber daya manusia (pegawai) dalam organisasi adalah mengukur kinerja
pegawai. Pengukuran kinerja dikatakan penting mengingat melalui pengukuran
kinerja dapat diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya.
Ketepatan pegawai dalam menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh
terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu, hasil
pengukuran kinerja pegawai akan memberikan informasi penting dalam proses
pengembangan pegawai.
Penilaian kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian
pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang
ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses. Artinya, setiap kegiatan
perusahaan harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian
arah perusahaan di masa yang akan datang yang dinyatakan dalam misi dan visi
perusahaan.
Namun, sering terjadi penilaian dilakukan secara tidak tepat. Ketidaktepatan
inidapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan
ketidaktepatan penilaian kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja
yang diimplementasikan, ketidapahaman pegawai mengenai kinerja yang
diharapkan, ketidakakuratan instrumen pengukuran kinerja, dan ketidakpedulian
pimpinan organisasi dalam pengelolaan kinerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Kinerja ?
2. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kinerja?
3. Bagaimanakah Indikator Kinerja ?
4. Apa sajakah kriteria Penilaian Kinerja?
5. Apa tujuan dan manfaat dari Penilaian Kinerja ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui penjelasan dari Kinerja.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.
3. Mengetahui tentang Indikator Kinerja.
4. Mengetahui Kriteria Penilaian Kinerja.
5. Mengetahui tujuan dan manfaat dari Penilaian Kinerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja juga dapat digambarkan sebagai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi,
visi perusahaan yang tertuang dalam perumusan strategi planning suatu perusahaan.
Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah
masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan
kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap
pencapaian sasaran dan tujuan.
Menurut Mangkunegara (2008), “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan menurut Gibson (2003:
355), “job performance adalah hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan
organisasi, efisiensi dan kefektifan kinerja lainnya”. Menurut As’ad (2008:48)
mengatakan Job performance ialah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran
yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil
yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual
performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja
perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan kata lain
apabila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar
kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.
B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mathis dan Jackson (2006 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
individu tenaga kerja, yaitu:
1. Kemampuan mereka,
2. Motivasi,
3. Dukungan yang diterima,
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5. Hubungan mereka dengan organisasi.
Menurut Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi
kinerja antara lain :
a) Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan fisik. Oleh karena itu pegawai perlu
dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
b) Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental
merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai
potensi kerja secara maksimal.
Berdasarkaan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor kinerja
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun
kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau
kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
C. Indikator Kinerja
Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. menurut Dwiyanto (dalam
Pasolong, 2006: 50-51) mengenai indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
yaitu sebagai berikut :
a) Produktivitas, bahwa produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi,
tetapi juga mengukur efektivitas pelayanan. Dan pada umumnya dipahami
sebagai ratio antara input dan output.
b) Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas dari pelayanan yang diberikan
sangat penting untuk dipertahankan.
c) Responsivitas, maksudnya bahwa birokrasi harus memiliki kemampuan untuk
mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan
serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
d) Responsibilitas, maksudnya bahwa pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar dan kebijakan birokrasi baik
yang eksplisit maupun yang implisit.
e) Akuntabilitas, maksudnya bahwa sebarapa besar kebijakan dan kegiatan
birokrasi tunduk kepada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat, dimana
para pejabat politik tersebut dengan sendirinya akan selalu memprioritaskan
kepentingan rakyat.
Sedangkan menurut Blanchard dalam Wobowo (86: 2009) terdapat tujuh
indikator kinerja. Dua diantaranya mempunyai peran yang sangat penting, yaitu
tujuan dan motif. Namun, kinerja memerlukan adanya dukungan sarana,
kompetensi, peluang, standar, dan umpan balik.
a) Tujuan (Goal)
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu atau organisasi untuk dicapai.
b) Standar (Standart)
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai.
c) Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja, standar kerja, dan pencapaian tujuan.
d) Alat atau Sarana (Mean)
Alat atau sarana merupakan sumberdaya yang dapat dipergunakan untuk
membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses.
e) Kompetensi (Competence)
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.
f) Motif (Motive)
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu.
g) Peluang (Opportunity)
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi
kerjanya.
Indikator kinerja sebagaimana disebutkan di atas mengandung makna bahwa tujuan
bukanlah persyaratan, juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan merupakan
sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai oleh organisasi di masa yang akan
datang. Dengan demikian tujuan menunjukkan arah ke mana kinerja harus dilakukan.
Namun demikian dalam upaya mencapai tujuan perlu adanya sebuah standar. Tanpa
standar, tidak akan dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. Standar menjawab
pertanyaan tentang kapan sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan berhasil
apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan
dan bawahan.
D. Kriteria Penilaian Kinerja
Untuk menetapkan tingkat kinerja karyawan, dibutuhkan penilaian kinerja.
Penilaian kinerja yang adil membutuhkan standar. Patokan yang dapat digunakan
sebagai perbandingan terhadap kinerja antar karyawan. Setiap indikator kinerja diukur
berdasarkan kriteria standar tertentu. Dalam mengukur kinerja, terdapat kriteria atau
ukuran. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut, (Bernardin & Russel ,2003) :
1. Kualitas ( Quality ) merupakan tingkatan di mana proses atau hasil dari
penyelesaian suatu kegiatan mendekati sempurna. Standar kualitas dapat
diekspresikan sebagai tingkat kesalahan seperti jumlah atau persentase
kesalahan yang diperbolehkan per unit hasil kerja. Contoh:
- sepatu yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas minimal 99,5%
(karyawan perusahaan sepatu)
- keluhan pelanggan tidak lebih dari 1% (karyawan pemasaran)
- keluhan pelanggan atas layanan teller paling banyak berjumlah 10 per tahun
(teller bank)
2. Kuantitas ( Quantity ) merupakan produksi yang dihasilkan dapat ditunjukkan
dalam satuan mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus kegiatanyang
diselesaikan. Ukuran kuantitatif merupakan ukuran paling mudah untuk disusun
dan diukurnya, yaitu hanya dengan menghitung seberapa banyak unit keluaran
kinerja harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Contoh:
- menghasilkan tidak kurang dari sepuluh pasang sepatu sehari (karyawan
perusahaan sepatu)
- melayani minimal 150 nasabah sehari (teller bank)
3. Ketepatan waktu ( Timeliness ) merupakan di mana kegiatan tersebut dapat
diselesaikan, atau suatu hasil produksi dapat dicapai, pada permulaan waktu
yang ditetapkan bersamaan koordinasi dengan hasil produk yang lain dan
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan lain. Kriteria ini
menjawab pertanyaan, seperti kapan, berapa cepat, atau dalam periode apa.
Contoh :
- Makanan telah berada dikamar hotel pemesan dalam waktu 25 menit setelah
dipesan (timely service restoran hotel).
- Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) selesai dalam waktu 120 menit
(pegawai STNK)
4. Efektivitas biaya ( Cost effectiveness ) merupakan tingkatan di mana sumber
daya organisasi, seperti manusia, keuangan, teknologi, bahan baku dapat
dimaksimalkan dalam arti untuk memperoleh keuntungan yang paling tinggi
atau mengurangi kerugian yang timbul dari setiap unit atau contoh penggunaan
dari suatu sumber daya yang ada. Contoh :
- biaya perjalanan tidak melebihi 5% biaya perjalanan tahun yang lalu.
- melakukan penghematan pemakaian listrik sampai 10% dari tahun yang
lalu.
- anggaran bahan bakar mabil dinas turun 25% dari anggaran tahun lalu.
5. Hubungan antar perseorangan ( interpersonal impact ) merupakan tingkatan di
mana seorang karyawan mampu untuk mengembangkan perasaan saling
menghargai, niat baik dan kerjasama antara karyawan yang satu dengan
karyawan yang lain dan juga pada bawahan. Contoh :
- berkata dengan sopan kepada teman sekerja, atasan, dan pelanggan.
- membantu teman sekerja dengan memerlukan bantuan dengan sabar
walaupun sibuk mengerjakan pekerjaan sendiri
- membantu pelanggan dalam memasang produk dan menjelaskannya dengan
sabar.
E. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka mengetahui
manfaat yang dapat mereka harapkan. (Rivai & Basri, 2004:55) Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam penilaian adalah:
1. Orang yang dinilai (karyawan)
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja
adalah :
a) Meningkatkan motivasi.
b) Meningkatkan kepuasan hidup.
c) Adanya kejelasan standard hasil yang diterapkan mereka.
d) Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif.
e) Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar.
f) Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun
dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita
karyawan.
g) Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.
2. Penilai (Supervisor, pimpinan, manager,konsultan)
Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja (Rivai&Basri, 2004 :
60) adalah :
a) Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan
kinerja karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya.
b) Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan
memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan.
c) Sebagai media untuk menigkatkan interpersonal relationship atau hubungan
antara pribadi antara karyawan dan manajer.
d) Dapat sebagai sarana menimgkatkan motivasi karyawan dengan lebih
memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi.
e) Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas
karyawan.
3. Perusahaan
Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah, (Rivai&Basri, 2004 : 62)
antara lain:
a) Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas.
b) Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
c) Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh
perusahaan
d) Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.
BAB III
KESIMPULAN
kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan
kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate
performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan kata lain apabila kinerja karyawan
(individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate
performance) juga baik.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu kemampuan dan motivasi.
Kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan
fisik. Sedangkan motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah
untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.
Selain itu juga terdapat indikator kinerja yaitu Produktivitas, Kualitas layanan,
Responsivitas, Responsibilitas, dan Akuntabilitas. Indikator kinerja sebagaimana
disebutkan di atas mengandung makna bahwa tujuan bukanlah persyaratan, juga bukan
merupakan sebuah keinginan. Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang
ingin dicapai oleh organisasi di masa yang akan datang.
Adapun tujuan dan manfaat dari penilaian kinerja yaitu agar dapat meningkatkan
motivasi, meningkatkan keharmonisan antara atasan dan bawahan, memperjelas tujuan
organisasi , dan sebagai pengambilan keputusan strategis perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, M. 2008. Psikologi Industri : Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Liberty
Gibson. 2003. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mathis, R.L. dan Jackson, J.H. 2006. Human Resource Management. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat
Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja Edisi Keempat. Jakarta : Rajagrafindo Persada.