13
KEEFEKTIFAN MODEL TGT DAN JIGSAW DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PEMBELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI DI SLEMAN FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi. SMA Kolese De Britto, Universitas Negeri Yogyakarta [email protected], [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini untuk menguji: (1) keefektifan model Teams Games Tournament (TGT) dan model Jigsaw dengan pendekatan saintifk, (2) membandingkan keefektifan model TGT dan Jigsaw dengan pendekatan saintifk dalam pembelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest postest non equivalent group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Sleman. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Model TGT dan Jigsaw dengan pendekatan saintifk efektif meningkatkan hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2) Ada perbedaan keefektifan signifkan antara model TGT dan Jigsaw. Model Jigsaw mempunyai jumlah indeks gain score ranah kognitif, afektif, dan psikomotoriklebih tinggi dibandingkan TGT. Model TGT mempunyai gain score lebih tinggi dibandingkan dengan Jigsaw untuk hasil belajar ranah kognitif. Model Jigsaw mempunyai gain score lebih tinggi dibandingkan dengan TGT untuk hasil belajar ranah afektif. Model TGT dan Jigsaw menunjukkan gain score yang sama untuk hasil belajar ranah psikomotorik. Kata kunci: team games tournament, jigsaw, pendekatan saintifk THE EFECTIVENESS OF THE TGT AND JIGSAW MODELS USING THE SCIENTIFIK APPROACHIN ECONOMICS LEARNINGAT STATE SHSs IN SLEMAN FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi. SMA Kolese De Britto, Yogyakarta State University [email protected], [email protected] Abstract This study aims to test: (1) the effectiveness of the Teams Games Tournament (TGT) and Jigsaw modelsusing the scientifc approach. (2) tocompare the effectiveness of the TGT and Jigsaw models using the scientifc approach in economics learning at state SHSs in Sleman Regency. This was a quasi-experimental study pretest postest non equivalent group design employing the pretest-posttest design. The research population comprised Grade X students of state SHSs in Sleman Regency. The results of the study are as follows. 1) The TGT and the Jigsaw modelswhich are implemented using the scientifc approach effectivelyimproves the learning outcome in the cognitive, affective, and psychomotoric domains. 2) There isa signifcant difference in terms of effectiveness between the two models. Jigsaw model is generates a higher gain score than TGT that was indicated by results of the sum of index gain score cognitive, affective, and psychomotoric aspects learning outcomes. The TGT learning model generates a higher gain score than the Jigsaw for the cognitive domain. The Jigsaw model, however, produces a higher gain score than the TGT for the affective domain. Compared to the Jigsaw model, the TGT learning model shows an equal gain score for the psychomotoric domain. Key word: team games tournament, jigsaw, scientifc approach Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 3, No 2, September 2016 (125-137) Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS p-ISSN: 2356-1807 e-ISSN:2460-7916

KEEFEKTIFAN MODEL TGT DAN JIGSAW DENGAN ... - Neliti

Embed Size (px)

Citation preview

KEEFEKTIFAN MODEL TGT DAN JIGSAW DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

PEMBELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI DI SLEMAN

FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi.

SMA Kolese De Britto, Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected], [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menguji: (1) keefektifan model Teams Games Tournament (TGT) dan model

Jigsaw dengan pendekatan saintifik, (2) membandingkan keefektifan model TGT dan Jigsaw dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest postest non equivalent group design.

Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Sleman. Hasil penelitian sebagai

berikut: 1) Model TGT dan Jigsaw dengan pendekatan saintifik efektif meningkatkan hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2) Ada perbedaan keefektifan signifikan antara model TGT dan Jigsaw. Model Jigsaw mempunyai jumlah indeks gain score ranah kognitif, afektif, dan psikomotoriklebih tinggi

dibandingkan TGT. Model TGT mempunyai gain score lebih tinggi dibandingkan dengan Jigsaw untuk

hasil belajar ranah kognitif. Model Jigsaw mempunyai gain score lebih tinggi dibandingkan dengan TGT

untuk hasil belajar ranah afektif. Model TGT dan Jigsaw menunjukkan gain score yang sama untuk hasil

belajar ranah psikomotorik.

Kata kunci: team games tournament, jigsaw, pendekatan saintifik

THE EFECTIVENESS OF THE TGT AND JIGSAW MODELS USING THE

SCIENTIFIK APPROACHIN ECONOMICS LEARNINGAT STATE SHSs IN SLEMAN

FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi.

SMA Kolese De Britto, Yogyakarta State University

[email protected], [email protected]

Abstract

This study aims to test: (1) the effectiveness of the Teams Games Tournament (TGT) and Jigsaw modelsusing

the scientific approach. (2) tocompare the effectiveness of the TGT and Jigsaw models using the scientific approach in economics learning at state SHSs in Sleman Regency. This was a quasi-experimental study

pretest postest non equivalent group design employing the pretest-posttest design. The research population

comprised Grade X students of state SHSs in Sleman Regency. The results of the study are as follows. 1)

The TGT and the Jigsaw modelswhich are implemented using the scientific approach effectivelyimproves the learning outcome in the cognitive, affective, and psychomotoric domains. 2) There isa significant difference in terms of effectiveness between the two models. Jigsaw model is generates a higher gain

score than TGT that was indicated by results of the sum of index gain score cognitive, affective, and

psychomotoric aspects learning outcomes. The TGT learning model generates a higher gain score than

the Jigsaw for the cognitive domain. The Jigsaw model, however, produces a higher gain score than the

TGT for the affective domain. Compared to the Jigsaw model, the TGT learning model shows an equal

gain score for the psychomotoric domain.

Key word: team games tournament, jigsaw, scientific approach

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPSVolume 3, No 2, September 2016 (125-137)

Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

p-ISSN: 2356-1807 e-ISSN:2460-7916

126 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

Pendahuluan

Pembelajaran ekonomi bertujuan agar

peserta didik memiliki pemahaman terhadap

sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan

peristiwa dan masalah ekonomi dengan

kehidupan sehari-hari, membentuk sikap bijak,

dan rasional sehingga siswa dapat mengambil

keputusan yang bertanggung jawab terhadap

sejumlah permasalahan ekonomi. Berdasarkan

tujuan ini berarti pelaksanaan pembelajaran

di sekolah tidak cukup jika hanya dilakukan

dengan mengedepankan ranah kognitif peserta

didik. Pembelajaran ekonomi memungkinkan

mengajarkan siswa untuk mengembangkan ranah

afektif dan ranah psikomotorik. Perkembangan

peserta didik pada ketiga ranah akan membuat

peserta didik berkembang sebagai pribadi yang

utuh.

Untuk mencapai tujuan tersebut ada per­

masalahan yang muncul dengan pemberlakuan

kurikulum 2013 oleh pemrintah di sekolah­

sekolah. Permasalahan dalam penelitian ber­

kenaan dengan model pembelajaran kooperatif

sebgai model yang disarankan dalam kurikulum

2013 karena mengaju pada pendekatan siswa

aktif.Permasalahan dalam penelitian ini:

(1) Apakah model TGT dan Jigsaw efektif

dalam pembelajaran ekonomi SMA Negeri di

Kabupaten Sleman? (2) Apakah ada perbedaan

keefektifan model TGT dan Jigsaw efektif dalam

pembelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten

Sleman?. Rumusan permasalahan ini didapat dari

hasil wawancara dan berita pendidikan.

Permasalahan dalam pembelajaran

ekonomi menurut Dra. Sri Mardiningsih, M.Pd

selaku Pengawas Manajemen Sekolah dan

Pengawas Mata Pelajaran Ekonomi di Kabupaten

Sleman pada tanggal 20 November 2014

memberikan catatan-catatan yang berkenaan

dengan hasil supervisi di sekolah. Catatan yang

penting yaitu 1) Masih banyak guru kurang

variasi metode dan model dalam pembelajaran,

2) Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

beberapa guru tidak sesuai dengan pelaksanaan

di lapangan, 3) Beberapa guru masih kurang

menggunakan informasi dan teknologi komputer

dalam pembelajaran terutama para guru senior.

Dari hasil wawancara tersebut bahwa penggunaan

model dan metode dalam pembelajaran masih

kurang variasi sehingga para guru perlu mencari

variasi model dan metode yang menarik. Model

kooperatif merupakan salah satu alternatif supaya

melibatkan banyak siswa dan mengembangkan

kebersamaan siswa.

Menurut Dra. Kristina Sri Sumarni dan

guru ekonomi SMA Negeri 1 Gamping yaitu Drs.

C. Iriyantoguru ekonomi SMA Negeri 1 Gamping

mengemukakan permasalahan pembelajaran

ekonomi bahwa 1) Guru-guru ekonomi pernah

menggunakan model pembelajaran model Jigsaw

dan model TGT tetapi belum menyakini yang

dilakukan benar, 2) Guru-guru ekonomi masih

kurang memahami implementasi kurikulum

2013. Dari pernyatan tersebut bahwa guru-

guru ekonomi masih kurang bervariasi dalam

pembelajaran cooperatif learning model TGT dan

model Jigsaw secara benar serta masih kurang

memahami dalam menjalankan atau implimentasi

kurikulum 2013 dalam pembelajaran.

Menurut Kepala sekolah SMP

Muhamadiyah 7 dan sebagai guru IPS Ahmad

Zainal Fanani, S.Pd., M.A., pemerintah sudah

melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan

kompetensi guru tetapi hasilnya belum maksimal,

hal itu terlihat adanya guru yang cenderung

bersifat teks book saat mengajar akibatnya

kurang kreatif, teknik mengajar yang digunakan

monoton (Kedaulatan Rakyat, 19 November

2014.p.10).Menurut Dr. Sugito, M.Pd selaku

Ketua Pengurus Besar PGRI bahwa keberhasilan

pendidik selain kompetensi dipengaruhi oleh

metode pembelajaran yang digunakan guru.

Untuk itu supaya siswa mudah menyerap materi

pelajaran metode yang digunakan harus dibuat

menarik dan disesuaikan dengan perkembangan

jaman (Kedaulatan Rakyat, 27 November

2014,p.10).

Peran model pembelajaran yang diadopsi

kurikulum 2013 dinilai mempunyai peran yang

besar di tahun 2015 karena pada tahun tersebut

Indonesia akan banyak mendapatkan angkatan

muda produktif sehingga akan menjadi masalah

jika tidak dikelola sejak dini karena kebanyakan

anak ini masih duduk di bangku sekolah. Menurut

Dr. Dadan Rosana Ketua Program Studi IPA

FMIPA UNY dalam seminar Nasional di UST

Pemantapan Implementasi Kurikulum 2013 untuk

menyiapkan Pendidikan dalam pembelajaran

saintifik “Kurikulum 2013 mengubah paradigma guru dalam pembelajaran, guru sebagai subjek

perubahan. Guru tidak sekedar menyampaikan

seperti ceramah tetapi lebih berperan sebagai

127Keefektifan Model TGT dan JIGSAW dengan......

FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

fasilitator, nara sumber, konsultan bagi siswa”

(Kedulatan Rakyat, 23 November 2014,p.2).

Pembelajaran ekonomi perlu dirancang

secara tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Pembelajaran ekonomi

idealnya mengupayakan agar peserta didik

setelah selesai belajar dapat memanfaatkan

hasil-hasil pembelajaran sebagai bekal hidup dan

berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat.

Dalam pembelajaran banyak model yang dapat

adopsi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

komprehensif ranah kognitif, ranah afektif dan

ranah psikomotorik.

Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar dan

menengah sudah dilaksanakan sejak tahun ajaran

2013/2014. Untuk tahun ajaran 2014/2015 sudah

berjalan 2 tahun. Kurikulum 2013 menekankan

pada dimensi pedagogik modern dalam pem-

belajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk

semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013,p.5).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu-

dayaan nomor 68 tahun 2013 tentang Standar

Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran

pada kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran

dengan pendekatan saintifik, terpadu, dan tematik. Pemilihan pendekatan pembelajaran ini

dipandang mampu mencapai tujuan pendidikan

yaitu keseimbangan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan dalam diri siswa. Kurikulum 2013

mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai

titian emas perkembangan dan pengembangan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta

didik (Diklat Guru Implementasi kurikulum

2013, 2013,p.1).

Pendekatan saintifik merupakan pende-katan yang berorientasi atau berpusat pada siswa

(student centered approach). Pembelajaran

berpusat pada siswa (student centered learning)

memiliki potensi untuk mendorong siswa lebih

aktif, mandiri, sesuai dengan belajarnya masing-

masing, sesuai dengan perkembangan usia siswa,

iraman yang dipandu agar terus dinamis dan

mempunyai kompetensi yang tinggi. Cooperatif

Learning merupakan salah satu model dalam

pembelajaran yang berorientasi pada siswa.

Model pembelajaran kooperatif seperti

Teams Games Tournament (TGT) dan Jigsaw,

merupakan model pembelajaran Cooperatif

Learnin. Dalam pembelajaran kooperatif

didasarkan pada prinsip bahwa siswa harus

belajar bersama dan bertanggung jawab atas

pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-

teman dalam satu kelompok. Tercapainya tujuan

dan kesuksesan kelompok bila semua anggota

kelompok benar-benar mempelajari materi yang

ditugaskan. Pembelajaran kooperatif dengan

melibatkan dalam kelompok pembelajaran

teman sebaya lebih mudah ditangkap dengan cara

bahasa mereka. Model Teams Games Tournament

(TGT) dan Jigsaw

Berdasarkan latar belakang masalah

tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk:

(1) Menguji keefektifan model Teams Games

Tournament (TGT) dan Jigsaw dengan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Sleman.

(2) Perbedaan keefektifan model Teams Games

Tournament (TGT) dan Jigsaw pendekatan

saintifik dalam pembelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Sleman.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan model

penelitian Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimental semu (quasi experimental

reseach). Eksperimental semu ini mempunyai

kelompok kontrol dan kelompok kontrol ini tidak

dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2014, p.77).

Desain penelitian ini mengunakan pretest – posttest nonequivalent multiple group design (Wiersma,1995, p.143).

Populasi dan Sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah SMA

Negeri di Kabupaten Sleman yang berjumlah

17 sekolah. Sampel dalam penelitain ini adalah

siswa kelas X SMA Negeri 1 Gamping yang

diberikan perlakuan dengan menggunakan model

TGT dengan pendekatan saintifik dan siswa kelas X SMA Negeri 1 Prambanan yang diberikan

perlakuan dengan menggunakan model Jigsaw

dengan pendekatan saintifik

128 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan

Februari – Mei 2015. Penelitian dilakukan di

dua tempat yaitu di SMA Negeri 1 Gamping

beralamat di Tegalyoso, Baturaden, Gamping

Sleman dan SMA Negeri 1 Prambanan beralamat

di Madubaru, Madurejo, Prambanan, Sleman.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam ekperimen semu

adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gamping

dan siswa kelas X SMANegeri 1 Prambanan.

Prosedur Penelitian

Berdasarkan model penelitian eksperimen-

tal langkah-langkah penelitian yaitu, (1) memilih

dan merumuskan masalah; (2) memilih subjek

dan instruemn pengukuran; (3) memilih desain

penelitian; (4) melaksanaka prosedur penelitian;

(5) menganalisis data; dan (6) merumuskan

kesimpulan (Emzir, 2013:p.69). Sesuai

denganprosedur penelitian eksperimen dengan

eksperimental semu untuk mencari keefektifan

model TGt dan Jigsaw dengan pebdekatan

saintifik dalam pembelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Sleman dalam bagan

penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Prosedur Penelitian Eksperimen

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data

kuantitatif dengan dokumentasi, tes dan angket. Datadokumentasi untukmendapatkan data nilai UN SMA dan nilai masuk SMA Negeri. Tes tertulis untuk ranah kognitif dan ranah psikomotorik dan angket untuk ranah afektif.

Instrumen Pengumpulan Data

Tes yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes tertulis untuk mendapatkan data hasil

belajar ranah kognitif dan hasil belajar ranah

psikomotorik. Pada tes tertulis ranah kognitif

ini berbentuk pilihan ganda berjumlah 30 soal

pilihan ganda. Pemberian skor benar adalah 1

dan skor salah adalah 0 sehingga skor tertinggi

30 dan terendah 0. Sebelum instrumen ranah

kognitif ekonomi

Instrumen kemampuan ranah psikomotorik

digunakan tes keterampilan. Bentuk tes

berbentuk mengisi bangko atau format yang

telah disediakan. Instrumen keterampilan ini

berjumlah 3 yaitu keterampilan membuat bukti

pembayaran dan keterampilan membuat alat

pembayaran nontunai. Soal 1 membuat kuitansi

ada 6 bagian yang harus diisi, soal 2 membuat

alat pembayaran nontunai berupa cek ada 6

bagian yang harus diisi, dan soal 3 membuat alat

pembayaratn nontunai bilyet giro ada 8 bagian

yang harus diisi. Masing-masing skor 2 (diisi

dengan benar tanpa coretan), skor 1 (diisi benar

tetapi ada coretan), dan skor 0 (diisi salah atau

tidak diisi). Skor tertinggi 40 dan skor terendah

0. Untuk mendapatkan nilai dikonversikan dalam

rentang 100.

Instrumen nontes berbentuk angket. Jumlah

instrumen ranah afektifkerjasama ada 16 item.

Lembar angket terdiri dari beberapa pernyataan

dan responden menjawab dengan cara memberi

tanda (v) pada pilihan yang telah disediakan.

Pilihan berupa pernyataan SLL (Selalu), SS

(Sangat Sering), S (Sering), KK (Kadang-

Kadang), dan TP (Tidak Pernah). Pengukuran

ranah afektif kerjasama di dalam penelitian ini

menggunakan skala Likert, skor tertinggi adalah

5 dan skor terendah 1. Untuk pernyataan positif

digunakan skor sebagai berikut: SLL (skor5), SS

(4), S (3), KK (2) dan TP (1). Pemberian skor

untuk pernyataan negatif skor sebagai berikut:

129Keefektifan Model TGT dan JIGSAW dengan......

FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

SLL (1), SS (2), S (3), KK (4), dan TP (5). Skor

tertinggi 80 dan skor terendah 16. Untuk penilaian

dikonversikan dalam rentang 100.

Teknik Analisis Data

Untuk menguji keefektifan satu model

pembelajaran dengan pendekatan saintifik digunakan teknik analisis uji t paried samples

test. Untuk membandingkan keefektifan model

Teams Games Tournament (TGT) dengan model

Jigsaw digunakan teknik analisis uji multivariat

gain score dan gain scoreindependent sample t

test.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Keefektifan model TGT dengan

pendekatan saintifik.

Tabel 1. Analisis Hasil Belajar Ekonomi Kelas TGT di SMA Negeri 1 Gamping dengan uji t paried

sample test.

No Hasil Belajar

Ranah

Rerata

Pretest

Rerata

Posttest

Peningkatan t hitung Sig

1 Kognitif 59,75 84,50 25,69 13,09 0,00

2 Afektif 79.56 84,25 4,69 6,862 0,00

3 Psikomotorik 76,19 84,88 8,69 7,082 0,00

Hopotesis Penelitian:

Ho : t hitung

< t tabel

(2,04) dan p > α= 0,05 Model TGT dengan pendekatan saintifik pada pembelajaran ekonomi tidak meningkatkan

kemampuan siswa yang berarti tidak efektif.

Ha : t hitung

> t tabel

(2,04) dan p < α= 0,05 Model TGT dengan pendekatan saintifik pada pembelajaran ekonomi meningkatkan

kemampuan siswa yang berarti efektif.

Hasil analisis menggunakan uji t Paired

Samples Test pada pretest dan posttest ranah

kognitif mengalami peningkatan 25,688 dan

diperoleh nilai t hitung

hasil belajar ranah kognitif

13,092 melebihi nilai t tabel

2,04 dengan

taraf signifikansi 0,000 < sig α 0,05. Adanya peningkatan rerata sebesar 25,688 atau 43,68%

, nilai t hitung

= t tabel

dengan signifikansi 0,0000 maka dapat disimpulkan pembelajaran ekonomi

dengan model TGT dengan pendekatan saintifik efektif untuk aspek ranah kognitif. Pretest dan

posttest ranah afektif mengalami peningkatan

4,688 dan nilai thitung

hasil belajar ranah afektif

6,862, dengan taraf signifikansi 0,000 < sig α 0,05. Adanya peningkatan rerata sebesar 4,688 atau

5,89 % , nilai t hitung melebihi

t tabel

dengan signifikansi 0,0000 maka dapat disimpulkan pembelajaran

ekonomi dengan model TGT dengan pendekatan

saintifik efektif untuk aspek ranah afektif. Pretest

dan posttest ranah psikomotorik mengalami

peningkatan 8,688 dan diperoleh nilai t hitung

hasil

belajar ranah psikomotorik 7,082 melebihi nilai t

tabel 2,04 dengan taraf signifikansi 0,000 < sig α 0,05. Adanya peningkatan rerata sebesar 8,688 atau 11,40%, nilai t

hitung melebihi t

tabel dengan

signifikansi 0,0000 maka dapat disimpulkan pembelajaran ekonomi dengan model TGT

dengan pendekatan saintifik efektif untuk ranah psikomotorik.

Pembelajaran ekonomi dengan model

TGT dengan pendekatan saintifik efektif untuk aspek ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik di SMA Negeri 1 Gamping,

penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yaitu: (1) Ke, Fengfeng & Grabowski, Barbara

(2007) menjelaskan bermain games lebih

efektif meningkatkan hasil pembelajaran

matematika dan meningkatkan sikap siswa dari

pada dengan cara latihan-latihan, (2) Saptono,

(2011) menyimpulkan bahwa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament mampu meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam kompetensi dasar kebijakan

pemerintah bidang ekonomi pada siswa kelas X3

di SMA Negeri 2 Yogyakarta, (3) Hasil penelitian

Velllo, Arsaythamby & Chairhany, Sitie.(2013)

tentang “Fostering students attitudes and

achievemengt in probalility using teams games

tournament” menyimpulkan hasil penelitiannya

bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam memperbaiki sikap, meningkatkan prestasi

130 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

dan membuat siswa kreatif dan aktif dalam

pembelajaran kooperatif TGT, (4) Gonzales,

Jennings, & Manriquez, (2014) menjelaskan

bahwa pembelajaran Teams Games Tournament

efektif meningkatkan nilai yang lebih tinggi

dan meningkatkan kepuasan siswa daripada

pembelajaran yang pembelajaran individu yang

tradisional

Pembelajaran efektif menurut Sani tidak

terlepas dari peran guru yang efektif, kondisi

pembelajaran yang efektif, ketertlibatan peserta

didik, dan sumber belajar/ lingkungan belajar

yang mendukung. Di SMA Negeri 1 Gamping

peran Guru ekonomi sangat penting, dengan

pengalaman yang cukup punya peranan yang

tinggi. Kesiapan guru mengajar baik secara

mental maupun secara adminitrasi. Pengalaman

guru mengajar sudah 31 tahun dengan golongan

IVa bisa dikatakan guru senior sehingga punya

pengalaman untuk mengelola sekolah. Rencana

untuk pembelajaran sudah disiapkan seperti

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang

sistem pembayaran dan alat pembayaran untuk

kelas X, media yang di gunakan yaitu PowerPoint,

metode yang digunakan adalah model Teams

Games Tournament (TGT). Dalam pelaksanaan

pembelajaran guru sudah sesuai dengan RPP

yang disiapkan dan mengaktifkan siswa terlibat

dalam pembelajaran. Guru tidak hanya mengajar

saja tetapi memberikan nilai-nilai kehidupan

seperti pentingya ilmu ekonomi serta kerjasama.

Pendapat Kennet (Rusman,2013,p.326)

bahwa implementasi pembelajaran efektif

meliputi tujuh langkah yang sudah dijalankan

oleh guru. Tujuh langkah tersebut yaitu: (1)

perencanaan, (2) perumusan tujuan/ kompetensi,

(3) pemaparan perencanaan kepada siswa, (4)

proses pembelajaran dengan berbagai strategi,

(5) evaluasi, (6) menutup proses, (7) tindak

lanjut. Kondisi pembelajaran, keadaan siswa

sangat mendukung untuk pembelajaran ekonomi.

Pengalaman mengajar yang dimiliki guru,

relasi guru dengan siswa-siswi yang dekat

mempermudah dalam pengelola kelas sehingga

kelas konduksif. Dengan kelas yang konduksif

mempermudah dalam proses pembelajaran.

Keterlibatan siswa yang aktif mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran. Di SMA Negeri

Gamping dalam pembelajaran model TGT

dengan pendekatan saintifik melibatkan peran aktif siswa. Prinsip belajar kooperatif melibatkan

peran aktif siswa.

Dalam model TGT Slavin (Rusman,

2013,p.22) mengemukakan pendapat bahwa

pembelajaran kooperatif model TGT ada 5 tahap

yaitu: (1) penyajian kelas, (2) belajar dalam

kelompok, (3) permainan, (4) pertandingan,

(5) penghargaan. Kelima tahap tersebut dalam

penelitian ini sudah dijalankan, hal ini terihat

dari pengamatan. Guru menyajikan film tentang uang, berikutnya siswa belajar dalam kelompok

yang telah dibentuk secara heterogen baik jenis

kelamin, dan tingkat pengetahuan. Di dalam

kelompok diberi materi atau soal yang untuk

dikerjakan, setelah itu dipresentasikan.

Tahap ketiga dan keempat siswa bermain

game dan turnamen . Pada tahap permainan dan

turnamen yang pertama: setiap kelompok diberi

lembar kerja siswa yang berupa teka-teki silang.

Lembar kerja tersebut dikerjakan bersama-sama.

Pada tahap permainan dan turnamen yang

kedua: setiap kelompok diberi lembar kerja yang

tempelkan di papan tulis, lembar pertanyaan

disediakan di bawah papan tulis. Ada 12

pertanyaan sehingga setiap orang mendapatkan

soal 2 pertanyaan secara bergiliran dengan durasi

waktu 15 detik. Pada tahap permainan dan

turnamen ketiga: pertanyaan rebutan, siswa yang

terlebih dulu memberikan isyarat dengan tunjuk

jari untuk menjawab. Apabila jawaban benar

mendapai nilai 10 tetapi kalau salah -10. Setelah

selesai maka nilai pada game dan turnamen 1, 2,

dan 3 dijumlahkan untuk menentukan kelompok

yang terbaik.

Kelompok yang nilainya paling banyak

mendapatkan penghargaan berupa barang yaitu

permen. Seluruh aktivitas TGT sudah dilalui dan

menurut pendapat para siswa semuanya merasa

senang dan berminat. Pendapat siswa melalui

lembar refleksi bahwa dengan model TGT siswa dapat lebih aktif, lebih senang, lebih berminat

sehingga medapatkan pengetahuan yang mudah

melalui pembelajaran dengan model TGT.

Sumber belajar seperti handout atau

materi sudah ada karena siswa mempunyai

buku pegangan. Selain itu materi-materi mudah

didapatkan melalui internet sehingga mudah

diakses oleh para siswa karena sebagian besar

siswa memiliki HP yang bisa untuk akses internet.

Fasilitas internet difasilitasi oleh pihak sekolah

sehingga mendukung internet sebagai sumber

belajar. Dukungan sekolah lainnya dalam proses

pembelajaran dengan ruang untuk pembelajaran

131Keefektifan Model TGT dan JIGSAW dengan......

FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

mendukung seperti ruangan yang cukup luas

dengan ukuran 9 m x 8 m, kelas dilengkapi LCD

Projektor, peraturan yang diterapkan berjalan

serta suasana kelas atau sekolah kondusif untuk

pembelajaran karena jauh dari jalan raya.

Pendekatan saintifik dalam penelitian ini tampak pada siswa mengamati film tentang uang mengamati PowerPoint yang disajikan

oleh guru, serta media internet sebagai sumeber

belajar Setelah adanya film, PowerPoint dari

guru, siswa bertanya kepada guru maupun

kepada siswa lain yang tergabung dalam

kelompok yang heterogen. Tahapmengumpulkan

informasi, mengasosiasi, berpendapat terlihat

dalam kerja kelompok. Guru memberikan soal

atau pertanyaan yang bisa memotivasi siswa

berdiskusi. Tahap mengomunikasikan bahwa

hasil dari diskusi dipresentasikan di depan kelas.

Pendekatan saintifik berakitan dengan metode pembelajaran kooperatif model TGT sehingga

siswa mengalami pembelajaran.

Keefektifan model TGT dengan pendekatan

saintifik.

Tabel 2. Analisi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Jigsaw di SMA Negeri 1 Prambanan dengan

uji t paried sample test.

No Hasil Belajar

Ranah

Rerata

Pretest

Rerata

Posttest

Peningkatan t hitung Sig

1 Kognitif 67,17 82,21 15,04 8,866 0,00

2 Afektif 78,34 86,86 8,52 8,717 0,00

3 Psikomotorik 77,00 87,45 10,45 9,757 0,00

Hipotesis Penelitian:

Ho: t hitung

< t tabel

(2,04) dan p > α= 0,05 Model Jigsaw dengan pendekatan saintifik pada pembelajaran ekonomi tidak meningkatkan

kemampuan siswa yang berarti tidak efektif.

Ha: t hitung

> ttabel

(2,04) dan p < α= 0,05 Model Jigsaw dengan pendekatan saintifik pada pembelajaran ekonomi meningkatkan

kemampuan siswa yang berarti efektif.

Hasil analisis menggunakan uji t Paired

Samples Test pada pretest dan posttest ranah

kognitif meningkat 15,034 dan diperoleh nilai

t hitung

hasil belajar ranah kognitif 8,866 melebihi

nilai t tabel

2,04 dengan taraf signifikansi 0,000 < sig α 0,05. Adanya peningkatan rerata sebesar 15,034 atau 22,38% , nilai t

hitung melebihi t

tabel dengan signifikansi 0,0000 maka dapat

disimpulkan pembelajaran ekonomi dengan

model Jigsaw dengan pendekatan saintifik efektif untuk aspek kognitif. Pretest dan posttest ranah

afektif meningkat 8,17 dan diperoleh nilai thitung

hasil belajar ranah afektif 8,717, melebihi nilai

t tabel

2,04 dengan taraf signifikansi 0,000 < sig α 0,05. Adanya peningkatan rerata sebesar 8,17 atau 10,87% , nilai t

hitung melebihi t

tabel dengan

signifikansi 0,0000 maka dapat disimpulkan pembelajaran ekonomi dengan model Jigsaw

dengan pendekatan saintifik efektif untuk ranah

afektif. Pretest dan posttest ranah psikomotorik

meningkat 10,448 dan diperoleh dan nilai thitung

hasil belajar ranah psikomotorik 9,757 melebihi

nilai t tabel

2,04 dengan taraf signifikansi 0,000 < sig α 0,05. Adanya peningkatan rerata sebesar 10,448 atau 13,57% , nilai t

hitung melebihi t

tabel dengan signifikansi 0,0000 maka dapat

disimpulkan pembelajaran ekonomi dengan

model Jigsaw dengan pendekatan saintifik efektif untuk ranah psikomotorik.

Pembelajaran ekonomi dengan model

Jigsaw dengan pendekatan saintifik efektif untuk ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik di SMA Negeri 1 Prambanan,

penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yaitu: (1) Mengduo, Qiao & Xiaoling, Jin (2010)

menjelaskan bahwa teknik Jigsaw adalah cara

yang efektif untuk meningkatkan partisipasi

dan antusiasme siswa dalam pelajaran bahasa

untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik, (2)

Kartikawati (2012) menyimpulkan bahwa melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatkan hasil pembelajaran ranah kognitif

rerata ranah kognitif dan ketuntasan belajar naik.

(3) Adams (2013) menjelaskan bahwa teknik

Jigsaw sangat bermanfaat. Siswa mengalami

perkembangan dan berminat dalam kerjasama

dengan teman-temannya, sebagian besar siswa

aktif selama dan setelah pembelajaran. (4) Akan

132 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

tetapi penelitian ini tidak sependapat dengan

penelitian Sengul, Sare & Katranci, Yasemin

(2014) menjelaskan bahwa teknik jigsaw tidak

memiliki pengaruh pada peningkatan sikap

siswa terhadap matematika tetapi ada perbedaan

signifikan berdasarkan skor yang diperoleh dari posttest.

Pembelajaran efektif menurut Sani

(2013.p.43) tidak terlepas dari peran guru yang

efektif, kondisi pembelajaran yang efektif,

keterlibatan peserta didik, dan sumber belajar/

lingkungan belajar yang mendukung. Di SMA

Negeri 1 Prambanan peran Guru ekonomi sangat

penting dengan pengalaman yang cukup punya

peranan yang tinggi. Kesiapan guru mengajar

baik secara mental maupun secara administrasi.

Pengalaman guru mengajar sudah 31 tahun

dengan golongan IVa bisa dikategorikan guru

senior sehingga punya pengalaman untuk

mengelola sekolah. Rencana untuk pembelajaran

sudah disiapkan seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran tentang sistem pembayaran

dan alat pembayaran untuk kelas X, media

yang di gunakan yaitu PowerPoint, metode

yang digunakan adalah model Jigsaw. Dalam

pelaksanaan pembelajaran guru sudah sesuai

dengan RPP yang disiapkan dan mengaktifkan

siswa terlibat dalam pembelajaran. Guru tidak

hanya mengajar saja tetapi memberikan nilai-

nilai kehidupan seperti pentingya ilmu ekonomi

serta kerjasama.

Melihat dari pendapat Kennet

(Rusman,2013,p.326) bahwa implementasi

pembelajaran efektif meliputi tujuh langkah

yang sudah dijalankan oleh guru. Tujuh langkah

teersebut yaitu: (1) perencanaan, (2) perumusan

tujuan/ kompetensi, (3) pemaparan perencanaan

kepada siswa, (4) proses pembelajaran dengan

berbagai strategi,(5) evaluasi, 6) menutup proses,

(7) tindak lanjut.

Kondisi pembelajaran, keadaan siswa

sangat mendukung untuk pembelajaran ekonomi.

Pengalaman mengajar yang dimiliki guru,

relasi guru dengan siswa-siswi yang dekat

mempermudah dalam pengelolaan kelas sehingga

kelas konduksif. Dengan kelas yang konduksif

mempermudah dalam proses pembelajaran.

Keterlibatan siswa yang aktif mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran. Di SMA Negeri

1 Prambanan dalam pembelajaran model Jigsaw

dengan pendekatan saintifik melibatkan peran

aktif siswa. Prinsip belajar kooperatif melibatkan

peran aktif siswa.

Dalam model Jigsaw, Slavin (Rusman,

2013,p.22) mengemukakan pendapat bahwa

pembelajaran kooperatif model Jigsaw ada

5 tahap yaitu: (1) membaca, (2) diskusi

kelompok ahli, (3) laporan kelompok, (4) kuis,

(5) perhitungan skor kelompok dan penghargaan.

Kelima tahap tersebut dalam penelitian ini sudah

dijalankan, hal ini terihat dari bukti pengamatan.

Guru menyajikan film tentang uang, berikutnya siswa berkelompok dengan kelompok yang telah

dibentuk secara heterogen baik jenis kelamin, dan

tingkat pengetahuan. Di dalam kelompok ada 4

sampai 5 orang. Berikutnya siswa menentukan

sendiri berdasarkan kesepakatan kelopompok

topik atau tema yang akan dibaca untuk dipelajari

masuk tahap pertama yaitu membaca.

Pada tahap kedua siswa yang mendapat

tema yang sama berkelompok untuk diskusi

sebagai tahap kelompok ahli. Ada 5 topik atau

tema yang ditentukan oleh guru dalam topik ini.

Pada tahap ketiga laporan kelompok yaitu para

ahli tersebut menyampaikan laporan kepada

kelompok yang materi berbeda dalam kelompok

semula.

Sebelum tahap keempat diadakan kuis,

dalam penelitian ini diberi tambahan diskusi

untuk mengembangkan dan memperdalam

materi. Soal diskusi diberikan ke semua

kelompok untuk di bahas. Setelah dibahas

kemudian dilaporkan melalui presentasi tiap

kelompok. Setelah diskusi dan presentasi

kelompok guru memberikan penguatan dan

peneguhan kembali melalui penjelasan dan tanya

dengan media PowerPoint. Tahap keempat yaitu

kuis atau tagihan. Setelah tagihan dilakukaan

perhitungan dan penghargaan. Seluruh aktivitas

model jigsaw sudah dilalui dan menurut pendapat

siswa semuanya senang dan berminat. Pendapat

ini didapatkan dari refleksi siswa.Pendapat dari refleksi siswa bahwa dengan model jigsaw siswa dapat lebih aktif, lebih senang, lebih berminat

sehingga medapatkan pengetahuan yang mudah

melalui pembelajaran dengan model Jigsaw.

Sumber belajar seperti handout atau

materi sudah ada karena siswa mempunyai buku

pegangan, materi-materi mudah didapatkan

melalui internet sehingga mudah diakses

oleh para siswa karena sebagian besar siswa

133Keefektifan Model TGT dan JIGSAW dengan......

FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

memiliki HP yang bisa untuk akses internet.

Fasilitas internet difasilitasi oleh pihak sekolah

sehingga mendukung internet sebagai sumber

belajar. Dukungan sekolah lainnya dalam proses

pembelajaran dengan ruang untuk pembelajaran

mendukung seperti ruangan yang cukup luas

dengan ukuran 9 m x 8 m, kelas dilengkapi LCD

projector, suasana kelas atau sekolah kondusif

pembelajaran karena jauh dari jalan raya.

Pendekatan saintifik dalam penelitian ini tampak pada siswa mengamati film tentang uang, membaca buku, mengamati PowerPoint yang

disajikan oleh guru, serta media internet sebagai

sumber belajar. Setelah film dan PowerPoint

ditayangkan guru, siswa bertanya kepada guru

maupun kepada siswa lain yang tergabung dalam

kelompok yang heterogen. Tahap mengumpulkan

informasi, mengasosiasi, berpendapat terlihat

dalam kerja kelompok. Guru memberikan

soal atau pertanyaan yang bisa memotivasi

siswa berdiskusi. Tahap mengomunikasikan

hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas.

Pendekatan saintifik berkaitan dengan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw sehingga

siswa mengalami pembelajaran.

Komparasi keefektifan model TGT dan Model

Jigsaw dengan pendekatan saintifik.

Uji multivariat dalam analisis ini untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan dua model

TGT dan Jigsaw dengan 3 aspek yaitu aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Tabel 3. Hasil Uji Hotelling’s antara Model

TGT dan Jjigsaw Gain score setelah Perlakuan.

Nilai F Derajat Kebe-basan

Derajar Bebas Error

Sig

0,611 11,607 3 57 0,00

Hipotesis Penelitian:

Ho: Fhitung

= Ftabel

(3,15) dan p > α= 0,05 Model TGT dan model Jigsaw dengan pendekatan

saintifik pada pembelajaran ekonomi tidak ada perbedaan gain score kedua model

tersebut.

Ha: Fhitung

= Ftabel

(3,15) dan p < α= 0,05 Model TGT dan model Jigsaw dengan pendekatan

saintifik pada pembelajaran ekonomi ada perbedaan gain score kedua model tersebut.

Berdasarkan tabel tersebut tampak

nilai Fhitung

= 11,607 = F tabel

=3,15 dan

siginifikansi diperoleh dari uji multivariat untuk membandingkan gain scoreranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotorik adalah p= 0,000

< 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak,

dengan demikian ada perbedaan gain score

hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif, ranah

psikomotorik siswa untuk materi yang diajarkan

antara kelompok TGT dan kelompok Jigsaw.

Uji t paried sample test membandingkan

Gain Score dan indeks gain score dalam analisis

lanjutan untuk mengetahui perbedaan lebih lanjut

dua model TGT dan Jigsaw dengan 3 aspek yaitu

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Tabel 4. Komparasi Model TGT dan dengan uji t paried sample test Membandingkan Gain Score

No Hasil Belajar

Ranah

Gain Score

TGT

Gain Score

Jigsaw

Nilai F T Hitung Sig

1 Kognitif 25,69 15,04 0,669 4,069 0,000

2 Afektif 4,69 8,52 1,826 -3,199 0,002

3 Psikomotorik 8,69 10,45 0,400 0,978 0,332

Hipotesis Penelitian:

Ho: t hitung

= t tabel

(2,04) dan p > α = 0,05 kelompok eksperimen model TGT dengan

pendekatan saintifik tidak memiliki perubahan yang signifikan dibanding dengan kelompok eksperimen model Jigsaw dengan

pendekatan saintifik.

Ha: t hitung

= t tabel

(2,04) dan p < α = 0,05 kelompok eksperimen model TGT

dengan pendekatan saintifik memiliki perubahan yang signifikan dibanding dengan kelompok eksperimen model

Jigsaw dengan pendekatan saintifik.

134 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

Tabel 5. Indeks Gain Score Model TGT dan Model Jigsaw.

No Model Kognitif Afektif Psikomotorik Jumlah

1 TGT 60,49% 22,94% 36,48% 120,91%

2 Jigsaw 45,80% 39,33% 45,44% 130,57%

hitung 3,199 =t tabel 2,04; p: 0,002 <0,05 dan

Indeks Gain pada TGT 22,94% lebih kecil

dibandingkan dengan indeks gain model jigsaw

39,33% yang berarti model Jigsaw dengan

pendekatan saintifik memilki perubahan yang signifikan hasil belajar afektik dibandingkan model TGT dengan pendekatan saintifik. Hal ini diperkuat dengan sumbangan keefektifan (effect

size) model Jigsaw sebesar 13,15% dibandingkan

dengan model TGT.

Model pembelajaran TGT dan Jigsaw

memotivasi siswa untuk kerjasama dalam

kelompok. Kerjasama yang baik akan mudah

dalam menerima dan memahami permasalahan

yang ada. Permasalahan yang ada bisa

diselesaikan melalui diskusi karena menerima

banyak pendapatan atau pengetahuan yang baru

sehingga mempermudah dalam menerima materi.

Pada model TGT dan Jigsaw kebersamaan

dimulai dari pengelompokan yang heterogen.

Sikap menerima perbedaan sebagai langkah awal

untuk kerjasama yang lebih kuat.

Hasil belajar ranah afektif dengan model

TGT dan model Jigsaw bersifat positif didukung

dengan hasil penelitian Slavin, R.E & Karweit,

N.L., (1981) tentang “Cognitif and affective

outcomes of an intensive student team learning

experience” menyimpulkan dalam penelitiannya

bahwa penggunaan metode STAD, TGT, dan

Jigsaw menghasilkan hasil yang posistif dalam

persahabatan mahasiswa, keinginan sekolah,

harga diri dan prestasi membaca siswa.

Model pembelajaran TGT dan Jigsaw

siswa dibangun dengan ketika siswa diterima

dalam kelompok, berani mengungkapkan,

memperoleh perhatian atau penghargaan dari

orang lain. Di dalam kelompok siswa berani

mengungkapkan pendapat merupakan hal yang

baik karena bisa mengomunikasi kepada orang

lain sehingga dalam pendekatan saintifik langkah mengomunikasi terjadi terlihat dari hasil refleksi siswa.

Hasil komparasi Gain Score bahwa model

TGT dengan pendekatan saintifik ada perbedaan

Hasil analisis Gain Score dengan Uji t

terlihat perbedaan pada pada taraf 0,05 dan t hitung

4,069 = t tabel

2,04; p: 0,182 >0,05 dan Indeks

Gain pada TGT 60,49% lebih besar dibandingkan

dengan indeks gain model jigsaw 45,80% yang

berarti model TGT dengan pendekatan saintifik memilki perubahan yang signifikan hasil belajar ranah kognitif dibandingkan model Jigsaw

dengan pendekatan saintifik. Hal ini diperkuat dengan sumbangan keefektifan (effect size)

model TGT sebesar 20,32% dibandingkan

dengan model Jigaw.

Menurut Vygotsky, dalam pembelajaran

siswa dibimbing oleh orang dewasa atau teman

sebaya yang lebih kompeten untuk memahami

sesuatu. Di dalam pembelajaran ekonomi dengan

model TGT dan Jigsaw siswa lebih mudah

memahami dengan berdiskusi dan bermain

dengan teman dalam kelompok. Siswa berada

dalam kelompok dapat bertanya kepada teman

yang lebih kompeten sehingga siswa dapat

saling membantu. Kegiatan yang aktif dalam

kelompok membuat suasana tidak jenuh atau

tegang dalam pembelajaran. Suasana tersebut

dalam lebih mudah memahami materi yang

sulit, membosankan lebih mudah diatasi adanya

keterbukaan dengan teman lainnya.

Menurut teori kognitif bahwa kebebasan

dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses

belajar sangat diperlukan agar belajar lebih

bermakna. Dalam model TGT dan Jigsaw siswa

diberi kebebasan untuk membaca dari berbagai

sumber aja seperti buku pelajaran dan internet

sehingga siswa dipacu untuk aktif mempelajari

materi secara mandiri. Berbagai macam aktivitas

dan kegiatan yang dapat dilakukan siswa dalam

proses pembelajaran membuat siswa lebih aktif

untuk belajar. Tingginya tingkat aktivitas siswa

di dalam pembelajaran ekonomi dengan model

TGT dan Jigsaw dengan pendekatan saintifik menunjukkan bahwa keaktifan pembelajaran

didominasi oleh siswa.

Hasil analisis Gain Score dengan uji t

terlihat perbedaan pada pada taraf 0,05 dan t

135Keefektifan Model TGT dan JIGSAW dengan......

FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

keefektifan dengan perbandingan gain score lebih

tinggi dibandingkan dengan dan model Jigsaw

dengan pendekatan saintifik. Hasil pengamatan bahwa dengan model TGT dalam bermain dan

berkompetisi bisa memunculkan sifat ego bagi

siswa yang mempunyai kemampuan lebih tinggi

sehingga kurang membantu teman lainnya.

Hasil yang diperoleh dalam kompetisi tinggi

tetapi didominasi oleh yang lebih pandai. Pada

model Jigsaw bahwa masing-masing sebagai ahli

dan kalau belum bisa mereka saling membantu

sehingga kerjasamanya lebih baik. Mereka tidak

berebut untuk memenangkan pertandingan

melainkan saling membantu dan melengkapi.

Hasil analisis Gain Score dengan Uji

t terlihat tidak ada perbedaan pada pada taraf

0,05 dan t hitung 0,978 < t tabel 2,04; p:

0,332> 0,05 berarti model TGT dan model

Jisaw dengan pendekatan saintifik tidak ada perbedaan keefektifan untuk hasil belajar

ranah psikomotorik. Hal ini diperkuat dengan

sumbangan keefektifan (effect size) model TGT

sebesar 0,07% dibandingkan dengan model

Jigsaw. Namun kalau dilihat dari indeks gain

pada Jigsaw 45,44% lebih besar dari indeks gain

TGT 36,48% sehingga bisa dikatakan Model

Jigsaw ada perbedaan keefektifan dengan gain

score lebih tinggi dibanding model TGT.

Dalam model TGT dan Jigsaw siswa

diberi kebebasan untuk membaca dari berbagai

sumber ajar seperti buku pelajaran dan internet

sehingga siswa dipacu untuk aktif mempelajari

materi secara mandiri. Model pembelajaran

TGT dan Jigsaw siswa dibangun dengan

ketika siswa diterima dalam kelompok, berani

mengungkapkan, memperoleh perhatian atau

penghargaan dari orang lain. Hasil belajar ranah

psikomotorik hasilnya sama efektinya dengan

model TGT dan dengan model Jigsaw. Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian dari : (1)

Persky & Pollack, GM. (2009) tentang “Hybrig

Jigsaw to Teaching Renal Clearence Cocsept:”

menjelaskan bahwa hasil belajar siswa tidak

ada perbedaan dalam kinerja antara model TGT

dibandingkan model Jigsaw. (2) Hasil penelitian

Sare Sengul & Yasemin Katranci. (2014) tentang

“Effects of jigsaw technique on mathematics self-

efficacy perceptions of seventh grade primary school students” menjelaskan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest

dengan posttest siswa tetapi teknik jigsaw

memiliki efek persepsi siswa yang maju pada

matematika.

Pendekatan saintifik sangat membantu dalam memahami karena siswa diajak langsung

terlibat dalam pembelajaran secara kronologis

atau secara ilmiah. Siswa melihat sesuatu,

bertanya hal-hal yang kurang jelas atau kurang

dimengerti, bertanya kepada teman dalam

kelompok atau kepada guru. Komunikasi dua

arah tercipta interaksi antarsiswa, siswa mau

mendengarkan, menjelaskan terlihat dalam

diskusi model TGT maupun model Jigsaw.

Belajar secara sistimetis memudahkan siswa

memahami ilmu pengetahuan.

Berdasarkan perhitungan analisis gain

score model TGT diperoleh indeks gain hasil

belajar ranah kognitif= 60,49%, indeks gain hasil

belajar ranah afektif= 22,94%, dan indeks gain

hasil belajar ranah psikomotorik 36,48% sehingga

apabila dijumlahkan 120,91% sedangkan untuk

model Jigsaw diperoleh indeks gain hasil

belajar ranah kognitif= 45,80%, indeks gain

hasil belajar ranah afektif= 39,94%, dan indeks

gain hasil belajar ranah psikomotorik 45,44%

sehingga apabila dijumlahkan 130,57% . Jumlah

indeks gain ranah kognitif, ranah afektif, ranah

psikomotorik model TGT=120,91% lebih kecil

dibandingkan dengan jumlah indeks gain ranah

kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik model

Jigsaw=130,57% sehingga bisa dikatakan model

Jigsaw ada perbedaan keefektifan dibandingkan

model TGT.

Simpulan dan Saran

Simpulan

Hasil analisis dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut1) Model pembelajaran Teams Games

Tournamentdan model Jigsaw dengan pendekatan

saintifik efektif meningkatkan kemampuan ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (2)

Ada perbedaan keefektifan pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) dengan model Jigsaw

dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Sleman. (a)

Perbedaan keefektifan model TGT dibandingkan

model Jigsaw dibuktikan dengan analisis Gain

Score pada model TGT 60,49% lebih tinggi

besar dibandingkan indeks gain model Jigsaw

45,80%, sumbangan keefektifan model TGT

19,14% dibandingkan dengan model Jigsaw.

136 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

(b) Perbedaan keefektifan dibandingkan model

TGT dibuktikan dengan analisis Gain Score pada

model Jigsaw 39,33% lebih besar dibandingkan

indeks gain model TGT 22,94%, sumbangan

keefektifan model jigsaw 13,15% dibandingkan

dengan model TGT.(c) Tidak ada perbedaan

kefektifan model TGT dan model Jigsaw

dibuktikan dengan sumbangan keefektifan model

Jigsaw 0,07% dibandingkan dengan model TGT

walaupun indeks gain pada model Jisaw 45,44%

lebih besar dari indeks gain model TGT 36,48%.

Implikasi

Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen yang berusaha mengambarkan

pengaruh model Teams Games Tournament dan

Jigsaw dalam pembelajaran ekonomi SMA Negeri

di Kabupaten Sleman. Berdasarkan kesimpulan,

penelitian ini menunjukkan implikasi sebagai

berikut: (1) Secara teori model Teams Games

Tournament dan Jigsaw dengan pendekatan

saintifik menjadi alternatif model pembalajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kompetensi ranah kognitif, ranah afektif,

dan ranah psikomotorik dalam pembelajaran

ekonomi. (2) Model pembelajaran Team Games

Tournament menumbuhkan persaingan sehat

antara kelompok yang satu dengan yang lain

menjadikan suasana gembira atau suasana tidak

tegang sehingga akan meningkatkan motivasi

dan ketertarikan mengikuti pelajaran. (3) Model

pembelajaran jigsaw menumbuhkan suasana

untuk menguasai bahan karena merasa malu

kalau tidak bisa menjelaskan kepada teman dalam

kelompok sehingga termotivasi untuk menguasai

materi. Siswa lebih percaya diri dengan materi

yang telah dipahami untuk menjelaskan kepada

teman lannya. (4) Hasil penelitian menunjukkan

bahwa model pembelajaran Teams Games

Tournament dan Jigsaw dengan pendekatan

saintifik dalam pembelajaran ekonomi SMA mampu meningkatkan kemampuan ranah

kognitif, kemampuan ranah afektif, dan

kemampuan ranah psikomotorik.

Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan

memperhatikan keterbatasan penelitian, saran

yang dapat disampaikan sebagai berikut: (1)

Disarankan kepada guru agar kedua model

pembelajaran Teams Games Tournament dan

Jigsaw dengan pendekatan saintifik dapat

digunakan oleh para guru dalam pembelajaran

ekonomi karena dari hasil refleksi siswa merasa senang, berminat, dan bermanfaat

dalam mengikuti pembelajaran dengan model

tersebut. (2) Disarakan kepada kepala sekolah

agar merekomenasikan kepada guru terutama

guru ekonomi untuk menggunakan model

pembelajaran Teams Games Tournament

dan Jigsaw dengan pendekatan saintifik. (3) Disarankan kepada peneliti lain untuk mengkaji

penerapkan model pembelajaran Team Games

Tournament dan Jigsaw dengan pendekatan

saintifik dapat diteliti lebih lanjut dengan materi dan variabel dependen yang lain.

Daftar Pustaka

Adams, F.H. (2013). Using jigsaw technique an

effective way of promoting cooperative

learning among primary six pupils in Fijai.

International Journal of Education and

Practice, 1 (6): 64-74.

Arsaythamby, V.& Sitie, C. (2013). Fostering

students attitudes and achievemengt in

probalility using teams games tournament.

Procedia Sosial and Behavioral Science

(93). 59-64.

Diklat Guru Implementasi kurikulum 2013.

(2013). Mata diklat: 2 analisis materi ajar

jenjang SD/SMP/SMA mata pelajaran:

konsep pendekatan saintifik. Kementerian

Pendidikan dan kebudayaan.

Emzir. (2013). Metodologi penelitian pendidikan

kuantitatif & kualitatif. Jakarta: PT.

Rajawali Press.

Ke, Fengfeng & Grabowski, Barbara. (2007).

Gameplaying for maths Learning:

Cooperative or not?. British Journal of

Educational Technology. 38 (2): 149-259.

Gonzales, A., Jennings, D,. & Manriquez, L.

(2014). Multi-faceted impact of a team

games tournament on the ability of the

learners to engage and develop their own

critical skill set. International Journal

of Engineering Education, 30 (5): 1213-

1224.

Kedaulatan Rakyat. (23 November 2014).

Implementasi kurikulum 2013 Guru

sebagai subjek perubahan. hal 2.

Johnson, D.W., Johnson, R.T., & Stanne. M.B.

(2000). Cooperative learning methods: a

137Keefektifan Model TGT dan JIGSAW dengan......

FX. Agus Hariyanto, Darmiyati Zuchdi

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 2, September 2016

meta-analysis. Minnesota: Univercity of

Minnesota.

Kartikawati, C. E. (2012). Peningkatan aktifitas dan prestasi belajar menyusun laporan

keuangan melalui metode pembelajaran

kooperatif model Jigsaw bagi siswa kelas

X akuntansi 3 SMK N 4 Klaten semester

genap tahun 2012. Jurnal pendidikan

Ekonomi & Akuntansi USD. 6 (1): 1-20.

Kemendikbud. (2013). Diklat guru implementasi

kurikulum 2013: materi pelajaran konsep

pendekatan scientific. Jakarta.

Persky, A.M., & Pollack, G.M. (2009). A

hybrid jigsaw approach to teaching renal

clearence cocepts. American Journal of

Pharmaceutical Education. Univercity of

North California at Chapel Hill. 73 (3):

49.

Kedaulatan Rakyat. (19 November 2014).

Perbaikan metode mengajar jadi keharusan.

hal 10.

Kedaulatan Rakyat. (27 November 2014).

Perbaikan metode jadi keharusan masih

banyak Guru yang tidak kreatif. hal 10.

Mengduo, Qiao & Xiaoling, Jin. (2010). Jigsaw

strategy as cooperative learning technique:

focusing on the language learners. Chinese

Journal of Applied Liguistics (Bimonthly).

33 (4).

Rusman (2013). Model-model pembelajaran:

mengembangkan profesionalisme guru.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Saptono, L. (2011). Implemantasi model

team games tournament sebagai upaya

meningktakan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran ekonomi. Jurnal pendidikan

Ekonomi & Akuntansi USD. 4 (2), 35-45.

Senggul, Sare & Katranci,Yasemin. (2014).

Effects of jigsaw technique on mathematics

self-efficacyperceptions of seventh grade primary school students. Procedia and

Behavior Science.116, 333-338.

Senggul, Sare & Katranci,Yasemin.(2014).

Effects of jigsaw technique on seventh

grade primary school students attitute

towards matematics. Procedia and

Behavior Science.116, 339-344.

Slavin, R.E. & Karweit, N.L. (1981). Cognitif

and affective outcomes of an intensive

student team learning experience. The

Journal ofExperiemental Education, Vol

50, Issu 1, 29-35.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif,

kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Wiersma, W. (1995) Research methods in

education.6thedition, Needham Heights,

Massachusetts: Allyn and Bacon, A Simon

and Schuster Company.