21
Judul Karya Tulis ISOWAE SEH (Inovasi Sosis Wader Sehat) Sub tema: Inovasi pengolahan pangan berbahan dasar hewani Oleh: Siti Nurfitrianigrum NIS. 12617/2730.119 Chetrin Desti Ekowati NIS. 12562/2675.119 Chandra Wijaya NIS. 12562/2674.119 SMK NEGERI 1 LUMAJANG LUMAJANG 2014

ISOWAE SEH Inovasi Sosis Wader Sehat

Embed Size (px)

Citation preview

Judul Karya Tulis

ISOWAE SEH (Inovasi Sosis Wader Sehat)

Sub tema: Inovasi pengolahan pangan berbahan dasar hewani

Oleh:

Siti Nurfitrianigrum NIS. 12617/2730.119

Chetrin Desti Ekowati NIS. 12562/2675.119

Chandra Wijaya NIS. 12562/2674.119

SMK NEGERI 1 LUMAJANG

LUMAJANG

2014

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis Ilmiah : ISOWAE SEH (Inovasi Sosis Wader Sehat)

2. Sub Tema :

( ) Inovasi pengolahan limbah hasil pertanian menjadi produk

derivat

(√) Inovasi pengolahan pangan berbahan dasar hewani

( ) Inovasi pengolahan produk pangan berbahan dasar umbi-

umbian

( ) Pengolahan produk pangan berbahan dasar kacang-kacangan,

buah dan sayur

3. Ketua Kelompok

a. Nama Lengkap : Siti Nurfitrianingrum

b. NIS : 12617/2730.119

c. Sekolah : SMK Negeri 1 Lumajang

d. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Jln. Krajan Klampokarum RT.06

RW.03 Lumajang / 087849146810

e. Almat email : [email protected]

4. Anggota Kelompok : 2 Orang

5. Guru Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Mutrofin Rozaq, M.Pd

b. NIP. : -

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Sukodono Permai R-22

Lumajang / 08775744648

Lumajang, 19 Mei 2014

Menyetujui,

Guru Pendamping Ketua Kelompok

MUTROFIN ROZAQ, M.Pd Siti Nurfitrianingrum

NIP. - NIS : 12617/2730.119

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Dra. Hj. SOETATIK, M.Pd

Pembina Tingkat I

NIP. 19580422 198403 2 004

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Dalam menyusun karya ilmiah ini, peneliti tak lupa pula menghaturkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu penulis dalam

menyelasaikan karya ilmiah ini, antara lain:

1. Dra. Hj. Soetatik, M.Pd Selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Lumajang yang

memberi masukan, dukungan, dan pendapat dalam pembuat karya tulis

ilmiah.

2. Mutrofin Rozaq, M.Pd selaku pembimbing peneliti dalam pembuatan karya

tulis ilmiah.

3. Orang tua penulis yang selalu memberi motivasi, semangat, dan do’a selama

proses penyelesaian karya tulis ilmiah.

4. Teman-teman SMK Negeri 1 Lumajang yang selalu memberi dukungan

dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, saran dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan dalam

pembuatan karya ilmiah ini.

Lumajang, 19 Mei 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Wader ............................................................................................................ 3

1. Wader ........................................................................................................... 3

2. Jenis – Jenis Wader ...................................................................................... 3

3. Kandungan Gizi dalam Ikan Wader .......................................................... 5

B. Sosis ............................................................................................................ 5

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 7

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 7

C. Alat dan Bahan ............................................................................................ 7

1. . Alat ............................................................................................................. 7

2. . Bahan .......................................................................................................... 7

D. Prosedur Kerja ............................................................................................ 8

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 9

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 10

B. Saran ............................................................................................................ 10

Daftar Pustaka ....................................................................................................

Lampiran ............................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL

2.1 Klasifikasi Ilmiah Wader Bintik Dua .......................................................... 2

2.2 Klasifikasi Ilmiah Wader Pari atau Lunjar Padi .......................................... 3

2.3 Kandungan Gizi Wader ............................................................................... 4

v

ISOWAE SEH (Inovasi Sosis Wader Sehat)

Siti Nurfitrianingrum, Chetrin Desti Ekowati, Chandra Wijaya

SMK Negeri 1 Lumajang

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah hasil pertanian berbahan dasar hewani,

yaitu ikan wader menjadi inovasi sosis wader yang sehat dan untuk mengetahui kandungan gizi

dari sosis ikan wader dari hasil penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode

eksperimen dalam skala laboratorium sederhana. Penelitian ini diawali dari proses pengumpulan

bahan dan penyiapan alat produksi. Bahan utama yang diperlukan untuk membuat sosis ikan

wader sehat adalah ikan wader dan tepung tapioka. Bahan-bahan lain yang diperlukan dalam

pembuatan sosis ikan wader yaitu, tepung terigu, telur, es batu, air, minyak goreng dan bumbu-

bumbu pelengkap. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam pembuatan sosis ikan wader antara

lain: blender, wadah, panci, cetakan/cassing dan peralatan pelengkap seperti pisau, talenan,

sendok, dan pengaduk. Ikan wader mula-mula dibersihkan kotorannya dan durinya, selanjutnya

daging ikan wader di cuci bersih dan diblender. Bumbu yang sudah diracik diblender sampai

halus. Setelah daging ikan wader diblender, masukkan ke dalam wadah kemudian tambahkan

bumbu, tepung, dan diaduk sampai rata. Adonan yang sudah terbentuk dicetak ke dalam cassing.

Proses ini membutuhkan ketrampilan khusus agar pada saat adonan dimasukkan ke dalam cassing,

terbentuk tekstur yang padat tanpa ada gelembung udara di dalam cetakan tersebut. Setelah

dicetak, rebus ke dalam air mendidih kurang lebih 5-10 menit atau terlihat sosis mengapung pada

panci yang berisi air mendidih tersebut. Setelah matang, angkat sosis ikan wader kemudian buka

cassing atau plastik pembungkusnya dan sosis ikan wader siap dihidangkan. Dalam 1000 gr sosis

ikan wader, mengandung gizi antara lain: kalori, protein, lemak, dan zat besi. Keunggulan dari

sosis ikan wader ini yaitu bahan utama yang diperlukan murah, mudah didapat, tanpa bahan

pengawet, dan memiliki kandungan gizi tinggi.

Kata Kunci: Sosis, Wader, Sehat

vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kota Lumajang adalah kota yang terdapat di sebelah barat kota Jember

dan terletak di bawah lereng Gunung Semeru. Kota Lumajang merupakan

kota yang memiliki aliran sungai yang panjang dan bercabang sehingga kota

lumajang memiliki banyak sungai dimana, sungai-sungai ini juga berfungsi

sebagai aliran lahar dingin Gunung Semeru. Dengan banyaknya sungai yang

ada, sehingga banyak sekali spesies ikan yang terdapat di sungai kota ini,

beberapa jenis ikan yang dapat hidup diperairan kota ini adalah ikan lele,

ikan mujair, ikan pembersih kaca, ikan nila, ikan wader, dan ikan gabus.

Dari sekian banyak jenis ikan yang ada salah satu ikan yang melimpah

di kota ini adalah ikan wader, dimana ikan ini menghuni hampir setiap

sungai yang ada, karena ikan ini merupakan ikan air tawar. Namun

melimpahnya ikan ini tidak sebanding dengan pemanfaatanya, sedikit orang

yang mau memanfaatankan ikan ini karena ukurannya yang kecil

pemanfaatan ikan wader dikalangan masyarakat hanya dimanfaatkan seperti

halnya kripik wader dan wader goreng.

Ikan ini memiliki ciri khas yaitu adanya dua bintik yang terdapat di

bawah badannya. Ikan wader termasuk dalam suku Cyprinidae dan terdapat

di perairan air tawar di seluruh nusantara dan dalam bahasa Inggris diberi

nama spotted barb. Ikan ini memiliki ukuran kecil sebesar jari kelingking

dan yang paling besar bisa mencapai ukuran dua jari manusia.

Karena minimalnya pemanfaatan ikan wader apalagi harganya sangat

terjangkau, pemanfaatan ikan wader sebagai sosis wader merupakan salah

satu metode pemanfaatan dan daya guna ikan wader, sehingga dapat

menambah nilai guna dan ekonomis dari ikan tersebut. Dengan pemanfaatan

ikan wader sebagai sosis wader dapat memberikan solusi bagi masyarakat

yang berada di wilayah bantaran sungai untuk lebih memanfaatkan ikan

wader yang melimpah.

B. Rumusan masalah

a. Bagaimanakah cara membuat sosis ikan wader?

b. Apa sajakah kandungan yang ada pada sosis ikan wader?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

Tujuan penelitian

1

a. Untuk mengetahui cara pembuatan sosis ikan wader.

b. Untuk mengetahui kandungan yang ada pada sosis ikan wader

Manfaat penelitian

a. Penelitian ini diharapkan berguna untuk pembaca yang ingin

mengetahui pembuatan sosis wader.

b. Selain itu juga dapat bermanfaat bagi para guru atau siswa yang ingin

melakukan percobaan membuat sosis wader.

c. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai wadah wirausaha bagi

masyarakat yang ingin menggunakan sosis wader sebaagai makanan

yang disukai banyak orang.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Wader

1. Wader

Ikan wader adalah jenis ikan air tawar yang paling gampang ditemukan

di kolam – kolam dan waduk ataupun sungai yang airnya jernih. Ikan ini

memiliki ciri khas yakni adanya dua bintik yang terdapat di bawah badannya.

Ikan wader termasuk dalam suku Cyprinidae dan terdapat di perairan tawar di

seluruh nusantara dan dalam bahasa Inggris diberi nama spotted barb. Ikan

ini memiliki ukuran kecil sebesar jari kelingking dan yang paling besar bisa

mencapai ukuran 2 jari manusia.

Ikan wader di alam liar memakan semua makanan yang ada di alam alias

omnivora. Ia makan berbagai jenis makanan seperti telur ikan lain, lumut dan

berbagai jenis serangga air. Ikan ini termasuk ikan yang rakus bahkan besifat

karnivora karena ia juga makan telur ikan wader lainnya yang ada di perairan.

2. Jenis – jenis Wader

1. Wader bintik-dua (Puntius binotatus)

Tabel 2.1 Klasifikasi ilmiah Wader Bintik-Dua

Klasifikasi

Kerajaan Animalia

Filum Chordata

Kelas Actinopterygii

Ordo Cypriniformes

Famili Cyprinidae

Genus Puntius

Spesies Puntius binotatus

Morfologi

Ikan wader jenis ini berukuran kecil-sedang, panjang total (dengan

ekor) umumnya hingga 100mm; jarang lebih besar, namun dapat

mencapai 170mm. Bersungut empat di ujung moncongnya, dan dengan

gurat sisi yang sempurna (tidak terputus) berjumlah 23-27. Sirip dorsal

(punggung) dengan 4 duri dan 8 jari-jari lunak; duri yang terakhir

bergerigi di belakangnya. Awal sirip dorsal berjarak 4½ sisik dengan

gurat sisi. Warna dan bentuk tubuh ikan ini amat berubah-ubah.

Kebanyakan berwarna abu-abu kehijauan, zaitun, atau keperakan, dengan

warna yang lebih gelap di bagian punggung berangsur-angsur memucat

dan keputihan di sisi dada dan perut. Dua bintik besar biasa terdapat,

3

yakni di pangkal sirip dorsal dan di tengah batang ekor (peduncle). Di

samping itu, pada ikan-ikan yang muda sering pula terdapat 1-3 bintik

tambahan di tengah badan yang terletak pada sebuah coret samar

memanjang di sisi tubuh di belakang tutup insang, dan satu bintik di awal

sirip anal. Bintik-bintik ini umumnya akan memudar dan menghilang

pada spesimen-spesimen yang besar.

Habitat

Di alam, wader bintik-dua ditemukan mulai dari dekat pantai

hingga ketinggian sekitar 2.000 m dpl. Ikan ini sering ditemukan

bercampur dengan spesies wader lainnya di parit-parit dangkal yang

jernih, sungai kecil di pegunungan, sungai berukuran menengah hingga

yang besar, saluran yang mengalir lambat, dan bahkan juga situ dan

danau. Wader ini cenderung bersifat omnivora, memakan mulai dari

plankton, larva serangga, hingga ke serpih-serpih tumbuhan hijau.

Kondisi lingkungan alaminya adalah perairan tropika dengan pH antara

6.0–6.5 (agak asam), kesadahan air sekitar 12.0 dGH, dan kisaran suhu

antara 24–26 °C (75–79 °F).

Wader bintik-dua memijah di perairan terbuka pada saat

menjelang gelap. Setiap kali bertelur, ikan ini menyebarkan antara 200–

500 butir telur di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur-telur ini akan

menetas sekitar 48 jam kemudian, dan selama beberapa hari berikutnya

burayak (anak ikan) akan berlindung di sela-sela daun tanaman air. Ikan

wader dewasa tidak akan segan-segan untuk memangsa telur ataupun

burayak dari jenisnya sendiri.

4

2. Wader Pari atau Lunjar Padi (Rasbora argyrotaenia)

Tabel 2.2 Klasifikasi ilmiah Wader Pari atau Lunjar Padi

Klasifikasi

Kerajaan Animalia

Filum Chordata

Kelas Actinopterygii

Ordo Cypriniformes

Famili Cyprinidae

Genus Rasbora

Spesies Rasbora argyrotaenia

Morfologi dan Habitat

Ikan wader pari atau lunjar padi biasa disebut juga sebagai

wader, wader pari, lunjar andong (Jawa), cecereh, ikan cere (Betawi),

paray (Sunda), pantao, seluang (Sumatera), seluang (Kalimantan).

Spesies wader pari atau lujar padi (Rasbora argyrotaenia). Ikan lunjar

padi memiliki panjang maksimal 17 cm. Tubuhnya berwarna kuning

keemasan di bagian atas dan berwarna putih keperakan di bagian bawah.

Ikan wader pari atau lunjar padi biasa hidup di parit-parit yang dangkal

hingga danau dan sungai yang mempunyai air jernih.

3. Kandugan Gizi dalam Ikan Wader

Tabel 2.3 kandungan gizi ikan wader

Kandungan Kadar Gizi

Kalori 84

Protein(gr) 14.8

Lemak(gr) 2.3

Kolesterol(mg) 58

Zat besi(mg) 0.3

B. Sosis

Sosis adalah suatu makanan yang terbuat dari daging cincang, lemak hewan,

terna dan rempah, serta bahan-bahan lain. Sosis umumnya dibungkus dalam

suatu pembungkus yang secara tradisional menggunakan usus hewan, tapi

sekarang sering kali menggunakan bahan sintetis, serta diawetkan dengan suatu

cara, misalnya dengan pengasapan. Pembuatan sosis merupakan suatu teknik

produksi dan pengawetan makanan yang telah dilakukan sejak sangat lama. Di

banyak negara, sosis merupakan topping populer untuk pizza. Sosis terdiri dari

bermacam-macam tipe, ada sosis mentah dan juga sosis matang.

Istilah sosis sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu salsus yang berarti asin,

merujuk pada artian potongan atau hancuran daging yang diawetkan dengan

5

penggaraman. Dari teknologi produksinya, sosis dibuat dari daging yang digiling

(dihaluskan), diberi bumbu lalu dimasukan kedalam selonsong (casing)

berbentuk bulat panjang simetris yang kemudian diolah lebih lanjut. Kandungan

gizi sosis menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), sosis yang

baik harus mengandung protein minimal 13%, lemak maksimal 25% dan

karbohidrat maksimal 8%. Jika standar ini terpenuhi, maka dapat dikatakan

bahwa sosis merupakan makanan sumber protein.

Berdasarkan proses pengolahannya, sosis umum dapat dibagi 5 yaitu:

1. Sosis mentah (fresh sausage) yaitu sosis yang diolah tanpa pemanasan,

contohnya : polish sausage.

2. Sosis yang dimasak dan diasap, contohnya : frankfuter, bologna, knackwurst

3. Sosis yang dimasak tanpa diasap, contohnya : beer salami, liver sausage

4. Sosis kering, semikering (atau sosis fermentasi), misalnya : summer

sausage, cervelat, dry salami, pepperoni

5. Produk sejenis sosis yang dimasak, contohnya : meat loaves

Komponen utama sosis terdiri dari daging, lemak, dan air. Selain itu, pada

sosis juga ditambahkan bahan tambahan seperti garam, fosfat, pengawet

(biasanya nitrit/nitrat), pewarna, asam askorbat, isolat protein, dan karbohidrat.

Lemak sering ditambahkan pada pembuatan sosis sebagai pembentuk

permukaan aktif, mencegah pengerutan protein, mengatur konsistensi produk,

meningkatkan cita rasa, dan mencegah denaturasi protein.

Penambahan garam pada pembuatan sosis bertujuan untuk meningkatkan

cita rasa, pengembang protein daging, pelarut protein daging, meningkatkan

kapasitas pengikatan air (water holding capacity = WHC), serta sebagai

pengawet. Penambahan fosfat akan bersinergi dengan garam untuk

meningkatkan WHC pada sosis.

Tanpa garam dan fosfat, sosis akan sulit untuk dibuat. Asam askorbat sering

ditambahkan dalam bentuk asam askorbat maupun natrium askorbat untuk

membantu pemerahan daging. Selain itu, asam askorbat juga berfungsi sebagai

antioksidan agar produk tidak mudah tengik. Untuk mensubtitusi daging, pada

pembuatan sosis sering juga ditambahkan isolat protein. Selain itu, pada

pembuatan sosis juga ditambahkan karbohidrat sebagai bahan pengisi sosis.

Mikroorganisme yang paling banyak berperan adalah Pediococcus

cerevisiae dan Lactobacillus plantarum. Lactobacillus mesenteroides dan

Lactobacillus brevis dikurangi karena bersifat heterofermentatif yang dapat

menyebabkan selubung sosis mengembang dan pecah. Micrococcus mereduksi

nitrat jadi nitrit. Kini ditambahkan kultur starter Pediococcus cerevisiae dan

Lactobacillus untuk menghindari fermentasi alamiah tak menentu dan

beragamnya mutu produk.

6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis metode yang digunakan dalam proses penelitian adalah penelitian

eksperimen yang dilakukan untuk membuat sosis alternatif berbahan dasar ikan

wader. Penelitian ini dilakukan dengan cara filtrasi skala laboratorium sekolah.

Rancangan penelitian ini dilakukan dengan membuat produk sosis berbahan

dasar ikan wader secara sederhana.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : April s/d Mei 2014

Tempat : Laboratorium Kimia Industri SMK Negeri 1 Lumajang

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Blender atau mixer

b. Wadah atau Baskom

c. Cetakan sosis atau Cassing

d. Panci

e. Kompor

f. Pisau

g. Talenan

h. Benang

2. Bahan

a. Ikan wader 1 kg

b. Es serut 300 gram

c. Ketumbar 1 sdm

d. Tepung Tapioka 100 gram

e. Tepung terigu 75 gram

f. Merica bubuk 2 sendok teh

g. Bawang Merah 10 siung

h. Bawang Putih 5 siung

i. Jahe 0,5 gram

j. Garam halus 2 sdm

k. Gula halus 1,5 sdm

l. Minyak Goreng 300 ml

m. Telur 2 butir

7

D. Prosedur Kerja

a. Bersihkan ikan dari tulang dan kotoran yang tidak berguna dengan pisau.

b. Haluskan daging ikan dengan menggunakan mixer campur dengan es parut,

lalu letakkan di dalam wadah.

c. Haluskan bawang merah, bawang putih, jahe dengan mixer sampai halus

lalu masukkan ke dalam wadah yang telah berisi daging ikan wader yang

dihaluskan.

d. Masukkan secara berurutan minyak goreng, tepung tapioka, tepung terigu,

telur, gula halus, garam halus, dan merica bubuk ke dalam wadah berisi

adonan sosis.

e. Masukkan adonan tersebut ke dalam cetakan, kemudian ikat dengan benang

panjang.

f. Adonan yang telah siap direbus sampai matang.

g. Sosis yang sudah matang, dilepas ikatan benangnya, dikeluarkan dari

plastiknya dan siap disajikan.

7

8

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari kegiatan yang telah kami lakukan menghasilkan suatu jenis

makanan baru, yaitu sosis ikan wader yang memiliki kandungan gizi yang

tinggi.Proses pembuatan sosis ini diawali dengan mengumpulkan alat dan

bahan yang akan digunakan. Ikan wader dibersihkan dari kotoran dan durinya

dengan air yang mengalir. Pada proses ini kendala yang dihadapi yaitu

susahnya memisahkan daging dengan durinya. Setelah dibersihkan daging

ikan wader diblender dicampur dengan es parut sampai halus. Daging yang

sudah halus dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disediaakan. Blender

semua bumbu-bumbu sampai halus, kemudian masukkan ke dalam wadah

yang berisi daging wader yang sudah dihaluskan tadi. Aduk sampai rata lalu

masukkan tepung tapioka, tepung terigu, minyak goreng, telur, gula, garam,

dan bubuk merica aduk kembali hingga rata. Masukkan adonan ikan wader ke

dalam cassingnya. Kendala yang dihadapi pada saat memasukkan adonan ini

ke dalam cassing ini adalah susahnya memasukkan adonan ke dalam cassing,

karena cassing yang dibuat adalah dari plastik. Selain itu, pada saat

memasukkan adonan ikan wader pada cassing terdapat udara di dalamnya,

sehingga membutuhkan kesabaran untuk memasukkannya karena jika

terdapat udara di dalam akan mengakibatkan sosisnya kurang padat yang

mengakibatkan teksturnya kurang keras. Siapkan panci yang telah berisi air

lalu panaskan di atas kompor tunggu hingga air mendidih. Masukkan sosis

ikan wader ke dalam panci, tunggu hingga sosis mengapung hal ini

menunjukkan sosis ikan wader telah matang. Angkat dan diamkan sampai

dingin kemudian copot ikatannya, sosis ikan wader siap untuk disantap.

Kreasikan sosis ikan wader sesuai dengan selera seperti digoreng lalu

colekkan dengan saus sambal.

Keunggulan Produk : bahan dasar untuk membuat sosis ini yaitu ikan

wader sangat murah dan mudah didapatkan karena kota Lumajang sendiri

banyak terdapat sungai sebagai habitat aslinya. Sosis ikan wader ini memiliki

kandungan gizi yang sangat banyak seperti protein, kalori, lemak, karbohidrat

dan zat besi. Selain itu, sosis ikan wader ini bebas dari kandungan bahan

pengawet sehingga aman untuk dimakan.

9

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

- Cara sederhana membuat sosis ikan wader sangat mudah dilakukan, bahan

yang diperlukan murah dan mudah di dapat. Proses pembuatannya diawali

dengan menghaluskan ikan wader yang telah dibersihkan dari tulang dan

kotorannya. Setelah itu dicampur dengan bumbu yang sudah disiapkan,

kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan direbus sampai matang.

- Kandungan gizi dalam sosis ikan wader antara lain kalori, protein, lemak,

karbohidrat dan zat gizi.

B. Saran

- Inovasi sosis ikan wader ini dapat dikembangkan untuk usaha kecil bagi

masyarakat.

- Perlu adanya kaji ulang mengenai proses pembuatan sosis ikan wader

sehingga produk yang dihasilkan dapat lebih baik.

- Perlu pengembangan teknologi untuk membuat sosis ikan wader.

10

DAFTAR PUSTAKA

Adyeppy.2013.Jenis–jenis Ikan Wader. http://alamendah.org/2010/06/08/ikan-

wader-jenis-macamnya/comment-page-5/ [diakses pada 24 April 2014]

Agus Krisno.2012. Pemanfaatan Bakteri Pediococcus Cerevisiae Di Bidang

Industri Sosis.http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/16/pe

manfaatan-bakteri-pediococcus-cerevisiae-di-bidang-industri-sosis/

[diakses pada 15 Mei 2014]

LAMPIRAN

Proses Pembuatan Sosis Ikan Wader

Bahan-bahan

hhhajjdnaoncd;a

Ikan Wader

Tepung Tapioka

Bumbu-bumbu Pelengkap

2 Butir telur

Minyak goreng,Es parut, dan Tepung

Terigu

Prosedur Kerja membuat Sosis Ikan Wader

Masukkan bumbu yang telah

halus ke dalam adonan ikan

wader

Adonan Ikan Wader yang telah di

blender

Bersihkan ikan Wader dari duri

dan kotorannya

Masukkan Ikan Wader dan es

parut ke dalam blender

Blender ikan wader dengan

ditambahi es parut

Haluskan semua bumbu dengan

blender

Sosis yang telah jadi lalu direbus

hingga mengapung yang artinya

telah matang

Aduk semua hingga menjadi satu

atau rata

Masukkan Tepung Tapioka dan

Tepung terigu ke dalam adonan

ikan wader

Masukkan Minyak goreng ke

dalam adonan ikan wader

Masukkan Telur ke dalam adonan

ikan wader

Masukkan adonan ikan wader ke

dalam cassing/cetakkan lalu ikat

sesuai ukuran sosis

Sosis yang telah matang dilepas dari

cetakkannya lalu siap disajikan