Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Judul Karya Tulis
ISOWAE SEH (Inovasi Sosis Wader Sehat)
Sub tema: Inovasi pengolahan pangan berbahan dasar hewani
Oleh:
Siti Nurfitrianigrum NIS. 12617/2730.119
Chetrin Desti Ekowati NIS. 12562/2675.119
Chandra Wijaya NIS. 12562/2674.119
SMK NEGERI 1 LUMAJANG
LUMAJANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Karya Tulis Ilmiah : ISOWAE SEH (Inovasi Sosis Wader Sehat)
2. Sub Tema :
( ) Inovasi pengolahan limbah hasil pertanian menjadi produk
derivat
(√) Inovasi pengolahan pangan berbahan dasar hewani
( ) Inovasi pengolahan produk pangan berbahan dasar umbi-
umbian
( ) Pengolahan produk pangan berbahan dasar kacang-kacangan,
buah dan sayur
3. Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Siti Nurfitrianingrum
b. NIS : 12617/2730.119
c. Sekolah : SMK Negeri 1 Lumajang
d. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Jln. Krajan Klampokarum RT.06
RW.03 Lumajang / 087849146810
e. Almat email : [email protected]
4. Anggota Kelompok : 2 Orang
5. Guru Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Mutrofin Rozaq, M.Pd
b. NIP. : -
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Sukodono Permai R-22
Lumajang / 08775744648
Lumajang, 19 Mei 2014
Menyetujui,
Guru Pendamping Ketua Kelompok
MUTROFIN ROZAQ, M.Pd Siti Nurfitrianingrum
NIP. - NIS : 12617/2730.119
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dra. Hj. SOETATIK, M.Pd
Pembina Tingkat I
NIP. 19580422 198403 2 004
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Dalam menyusun karya ilmiah ini, peneliti tak lupa pula menghaturkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu penulis dalam
menyelasaikan karya ilmiah ini, antara lain:
1. Dra. Hj. Soetatik, M.Pd Selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Lumajang yang
memberi masukan, dukungan, dan pendapat dalam pembuat karya tulis
ilmiah.
2. Mutrofin Rozaq, M.Pd selaku pembimbing peneliti dalam pembuatan karya
tulis ilmiah.
3. Orang tua penulis yang selalu memberi motivasi, semangat, dan do’a selama
proses penyelesaian karya tulis ilmiah.
4. Teman-teman SMK Negeri 1 Lumajang yang selalu memberi dukungan
dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan dalam
pembuatan karya ilmiah ini.
Lumajang, 19 Mei 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Wader ............................................................................................................ 3
1. Wader ........................................................................................................... 3
2. Jenis – Jenis Wader ...................................................................................... 3
3. Kandungan Gizi dalam Ikan Wader .......................................................... 5
B. Sosis ............................................................................................................ 5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 7
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 7
C. Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
1. . Alat ............................................................................................................. 7
2. . Bahan .......................................................................................................... 7
D. Prosedur Kerja ............................................................................................ 8
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ....................................................................................................
Lampiran ............................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
2.1 Klasifikasi Ilmiah Wader Bintik Dua .......................................................... 2
2.2 Klasifikasi Ilmiah Wader Pari atau Lunjar Padi .......................................... 3
2.3 Kandungan Gizi Wader ............................................................................... 4
v
ISOWAE SEH (Inovasi Sosis Wader Sehat)
Siti Nurfitrianingrum, Chetrin Desti Ekowati, Chandra Wijaya
SMK Negeri 1 Lumajang
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah hasil pertanian berbahan dasar hewani,
yaitu ikan wader menjadi inovasi sosis wader yang sehat dan untuk mengetahui kandungan gizi
dari sosis ikan wader dari hasil penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode
eksperimen dalam skala laboratorium sederhana. Penelitian ini diawali dari proses pengumpulan
bahan dan penyiapan alat produksi. Bahan utama yang diperlukan untuk membuat sosis ikan
wader sehat adalah ikan wader dan tepung tapioka. Bahan-bahan lain yang diperlukan dalam
pembuatan sosis ikan wader yaitu, tepung terigu, telur, es batu, air, minyak goreng dan bumbu-
bumbu pelengkap. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam pembuatan sosis ikan wader antara
lain: blender, wadah, panci, cetakan/cassing dan peralatan pelengkap seperti pisau, talenan,
sendok, dan pengaduk. Ikan wader mula-mula dibersihkan kotorannya dan durinya, selanjutnya
daging ikan wader di cuci bersih dan diblender. Bumbu yang sudah diracik diblender sampai
halus. Setelah daging ikan wader diblender, masukkan ke dalam wadah kemudian tambahkan
bumbu, tepung, dan diaduk sampai rata. Adonan yang sudah terbentuk dicetak ke dalam cassing.
Proses ini membutuhkan ketrampilan khusus agar pada saat adonan dimasukkan ke dalam cassing,
terbentuk tekstur yang padat tanpa ada gelembung udara di dalam cetakan tersebut. Setelah
dicetak, rebus ke dalam air mendidih kurang lebih 5-10 menit atau terlihat sosis mengapung pada
panci yang berisi air mendidih tersebut. Setelah matang, angkat sosis ikan wader kemudian buka
cassing atau plastik pembungkusnya dan sosis ikan wader siap dihidangkan. Dalam 1000 gr sosis
ikan wader, mengandung gizi antara lain: kalori, protein, lemak, dan zat besi. Keunggulan dari
sosis ikan wader ini yaitu bahan utama yang diperlukan murah, mudah didapat, tanpa bahan
pengawet, dan memiliki kandungan gizi tinggi.
Kata Kunci: Sosis, Wader, Sehat
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kota Lumajang adalah kota yang terdapat di sebelah barat kota Jember
dan terletak di bawah lereng Gunung Semeru. Kota Lumajang merupakan
kota yang memiliki aliran sungai yang panjang dan bercabang sehingga kota
lumajang memiliki banyak sungai dimana, sungai-sungai ini juga berfungsi
sebagai aliran lahar dingin Gunung Semeru. Dengan banyaknya sungai yang
ada, sehingga banyak sekali spesies ikan yang terdapat di sungai kota ini,
beberapa jenis ikan yang dapat hidup diperairan kota ini adalah ikan lele,
ikan mujair, ikan pembersih kaca, ikan nila, ikan wader, dan ikan gabus.
Dari sekian banyak jenis ikan yang ada salah satu ikan yang melimpah
di kota ini adalah ikan wader, dimana ikan ini menghuni hampir setiap
sungai yang ada, karena ikan ini merupakan ikan air tawar. Namun
melimpahnya ikan ini tidak sebanding dengan pemanfaatanya, sedikit orang
yang mau memanfaatankan ikan ini karena ukurannya yang kecil
pemanfaatan ikan wader dikalangan masyarakat hanya dimanfaatkan seperti
halnya kripik wader dan wader goreng.
Ikan ini memiliki ciri khas yaitu adanya dua bintik yang terdapat di
bawah badannya. Ikan wader termasuk dalam suku Cyprinidae dan terdapat
di perairan air tawar di seluruh nusantara dan dalam bahasa Inggris diberi
nama spotted barb. Ikan ini memiliki ukuran kecil sebesar jari kelingking
dan yang paling besar bisa mencapai ukuran dua jari manusia.
Karena minimalnya pemanfaatan ikan wader apalagi harganya sangat
terjangkau, pemanfaatan ikan wader sebagai sosis wader merupakan salah
satu metode pemanfaatan dan daya guna ikan wader, sehingga dapat
menambah nilai guna dan ekonomis dari ikan tersebut. Dengan pemanfaatan
ikan wader sebagai sosis wader dapat memberikan solusi bagi masyarakat
yang berada di wilayah bantaran sungai untuk lebih memanfaatkan ikan
wader yang melimpah.
B. Rumusan masalah
a. Bagaimanakah cara membuat sosis ikan wader?
b. Apa sajakah kandungan yang ada pada sosis ikan wader?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan penelitian
1
a. Untuk mengetahui cara pembuatan sosis ikan wader.
b. Untuk mengetahui kandungan yang ada pada sosis ikan wader
Manfaat penelitian
a. Penelitian ini diharapkan berguna untuk pembaca yang ingin
mengetahui pembuatan sosis wader.
b. Selain itu juga dapat bermanfaat bagi para guru atau siswa yang ingin
melakukan percobaan membuat sosis wader.
c. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai wadah wirausaha bagi
masyarakat yang ingin menggunakan sosis wader sebaagai makanan
yang disukai banyak orang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Wader
1. Wader
Ikan wader adalah jenis ikan air tawar yang paling gampang ditemukan
di kolam – kolam dan waduk ataupun sungai yang airnya jernih. Ikan ini
memiliki ciri khas yakni adanya dua bintik yang terdapat di bawah badannya.
Ikan wader termasuk dalam suku Cyprinidae dan terdapat di perairan tawar di
seluruh nusantara dan dalam bahasa Inggris diberi nama spotted barb. Ikan
ini memiliki ukuran kecil sebesar jari kelingking dan yang paling besar bisa
mencapai ukuran 2 jari manusia.
Ikan wader di alam liar memakan semua makanan yang ada di alam alias
omnivora. Ia makan berbagai jenis makanan seperti telur ikan lain, lumut dan
berbagai jenis serangga air. Ikan ini termasuk ikan yang rakus bahkan besifat
karnivora karena ia juga makan telur ikan wader lainnya yang ada di perairan.
2. Jenis – jenis Wader
1. Wader bintik-dua (Puntius binotatus)
Tabel 2.1 Klasifikasi ilmiah Wader Bintik-Dua
Klasifikasi
Kerajaan Animalia
Filum Chordata
Kelas Actinopterygii
Ordo Cypriniformes
Famili Cyprinidae
Genus Puntius
Spesies Puntius binotatus
Morfologi
Ikan wader jenis ini berukuran kecil-sedang, panjang total (dengan
ekor) umumnya hingga 100mm; jarang lebih besar, namun dapat
mencapai 170mm. Bersungut empat di ujung moncongnya, dan dengan
gurat sisi yang sempurna (tidak terputus) berjumlah 23-27. Sirip dorsal
(punggung) dengan 4 duri dan 8 jari-jari lunak; duri yang terakhir
bergerigi di belakangnya. Awal sirip dorsal berjarak 4½ sisik dengan
gurat sisi. Warna dan bentuk tubuh ikan ini amat berubah-ubah.
Kebanyakan berwarna abu-abu kehijauan, zaitun, atau keperakan, dengan
warna yang lebih gelap di bagian punggung berangsur-angsur memucat
dan keputihan di sisi dada dan perut. Dua bintik besar biasa terdapat,
3
yakni di pangkal sirip dorsal dan di tengah batang ekor (peduncle). Di
samping itu, pada ikan-ikan yang muda sering pula terdapat 1-3 bintik
tambahan di tengah badan yang terletak pada sebuah coret samar
memanjang di sisi tubuh di belakang tutup insang, dan satu bintik di awal
sirip anal. Bintik-bintik ini umumnya akan memudar dan menghilang
pada spesimen-spesimen yang besar.
Habitat
Di alam, wader bintik-dua ditemukan mulai dari dekat pantai
hingga ketinggian sekitar 2.000 m dpl. Ikan ini sering ditemukan
bercampur dengan spesies wader lainnya di parit-parit dangkal yang
jernih, sungai kecil di pegunungan, sungai berukuran menengah hingga
yang besar, saluran yang mengalir lambat, dan bahkan juga situ dan
danau. Wader ini cenderung bersifat omnivora, memakan mulai dari
plankton, larva serangga, hingga ke serpih-serpih tumbuhan hijau.
Kondisi lingkungan alaminya adalah perairan tropika dengan pH antara
6.0–6.5 (agak asam), kesadahan air sekitar 12.0 dGH, dan kisaran suhu
antara 24–26 °C (75–79 °F).
Wader bintik-dua memijah di perairan terbuka pada saat
menjelang gelap. Setiap kali bertelur, ikan ini menyebarkan antara 200–
500 butir telur di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur-telur ini akan
menetas sekitar 48 jam kemudian, dan selama beberapa hari berikutnya
burayak (anak ikan) akan berlindung di sela-sela daun tanaman air. Ikan
wader dewasa tidak akan segan-segan untuk memangsa telur ataupun
burayak dari jenisnya sendiri.
4
2. Wader Pari atau Lunjar Padi (Rasbora argyrotaenia)
Tabel 2.2 Klasifikasi ilmiah Wader Pari atau Lunjar Padi
Klasifikasi
Kerajaan Animalia
Filum Chordata
Kelas Actinopterygii
Ordo Cypriniformes
Famili Cyprinidae
Genus Rasbora
Spesies Rasbora argyrotaenia
Morfologi dan Habitat
Ikan wader pari atau lunjar padi biasa disebut juga sebagai
wader, wader pari, lunjar andong (Jawa), cecereh, ikan cere (Betawi),
paray (Sunda), pantao, seluang (Sumatera), seluang (Kalimantan).
Spesies wader pari atau lujar padi (Rasbora argyrotaenia). Ikan lunjar
padi memiliki panjang maksimal 17 cm. Tubuhnya berwarna kuning
keemasan di bagian atas dan berwarna putih keperakan di bagian bawah.
Ikan wader pari atau lunjar padi biasa hidup di parit-parit yang dangkal
hingga danau dan sungai yang mempunyai air jernih.
3. Kandugan Gizi dalam Ikan Wader
Tabel 2.3 kandungan gizi ikan wader
Kandungan Kadar Gizi
Kalori 84
Protein(gr) 14.8
Lemak(gr) 2.3
Kolesterol(mg) 58
Zat besi(mg) 0.3
B. Sosis
Sosis adalah suatu makanan yang terbuat dari daging cincang, lemak hewan,
terna dan rempah, serta bahan-bahan lain. Sosis umumnya dibungkus dalam
suatu pembungkus yang secara tradisional menggunakan usus hewan, tapi
sekarang sering kali menggunakan bahan sintetis, serta diawetkan dengan suatu
cara, misalnya dengan pengasapan. Pembuatan sosis merupakan suatu teknik
produksi dan pengawetan makanan yang telah dilakukan sejak sangat lama. Di
banyak negara, sosis merupakan topping populer untuk pizza. Sosis terdiri dari
bermacam-macam tipe, ada sosis mentah dan juga sosis matang.
Istilah sosis sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu salsus yang berarti asin,
merujuk pada artian potongan atau hancuran daging yang diawetkan dengan
5
penggaraman. Dari teknologi produksinya, sosis dibuat dari daging yang digiling
(dihaluskan), diberi bumbu lalu dimasukan kedalam selonsong (casing)
berbentuk bulat panjang simetris yang kemudian diolah lebih lanjut. Kandungan
gizi sosis menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), sosis yang
baik harus mengandung protein minimal 13%, lemak maksimal 25% dan
karbohidrat maksimal 8%. Jika standar ini terpenuhi, maka dapat dikatakan
bahwa sosis merupakan makanan sumber protein.
Berdasarkan proses pengolahannya, sosis umum dapat dibagi 5 yaitu:
1. Sosis mentah (fresh sausage) yaitu sosis yang diolah tanpa pemanasan,
contohnya : polish sausage.
2. Sosis yang dimasak dan diasap, contohnya : frankfuter, bologna, knackwurst
3. Sosis yang dimasak tanpa diasap, contohnya : beer salami, liver sausage
4. Sosis kering, semikering (atau sosis fermentasi), misalnya : summer
sausage, cervelat, dry salami, pepperoni
5. Produk sejenis sosis yang dimasak, contohnya : meat loaves
Komponen utama sosis terdiri dari daging, lemak, dan air. Selain itu, pada
sosis juga ditambahkan bahan tambahan seperti garam, fosfat, pengawet
(biasanya nitrit/nitrat), pewarna, asam askorbat, isolat protein, dan karbohidrat.
Lemak sering ditambahkan pada pembuatan sosis sebagai pembentuk
permukaan aktif, mencegah pengerutan protein, mengatur konsistensi produk,
meningkatkan cita rasa, dan mencegah denaturasi protein.
Penambahan garam pada pembuatan sosis bertujuan untuk meningkatkan
cita rasa, pengembang protein daging, pelarut protein daging, meningkatkan
kapasitas pengikatan air (water holding capacity = WHC), serta sebagai
pengawet. Penambahan fosfat akan bersinergi dengan garam untuk
meningkatkan WHC pada sosis.
Tanpa garam dan fosfat, sosis akan sulit untuk dibuat. Asam askorbat sering
ditambahkan dalam bentuk asam askorbat maupun natrium askorbat untuk
membantu pemerahan daging. Selain itu, asam askorbat juga berfungsi sebagai
antioksidan agar produk tidak mudah tengik. Untuk mensubtitusi daging, pada
pembuatan sosis sering juga ditambahkan isolat protein. Selain itu, pada
pembuatan sosis juga ditambahkan karbohidrat sebagai bahan pengisi sosis.
Mikroorganisme yang paling banyak berperan adalah Pediococcus
cerevisiae dan Lactobacillus plantarum. Lactobacillus mesenteroides dan
Lactobacillus brevis dikurangi karena bersifat heterofermentatif yang dapat
menyebabkan selubung sosis mengembang dan pecah. Micrococcus mereduksi
nitrat jadi nitrit. Kini ditambahkan kultur starter Pediococcus cerevisiae dan
Lactobacillus untuk menghindari fermentasi alamiah tak menentu dan
beragamnya mutu produk.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis metode yang digunakan dalam proses penelitian adalah penelitian
eksperimen yang dilakukan untuk membuat sosis alternatif berbahan dasar ikan
wader. Penelitian ini dilakukan dengan cara filtrasi skala laboratorium sekolah.
Rancangan penelitian ini dilakukan dengan membuat produk sosis berbahan
dasar ikan wader secara sederhana.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : April s/d Mei 2014
Tempat : Laboratorium Kimia Industri SMK Negeri 1 Lumajang
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Blender atau mixer
b. Wadah atau Baskom
c. Cetakan sosis atau Cassing
d. Panci
e. Kompor
f. Pisau
g. Talenan
h. Benang
2. Bahan
a. Ikan wader 1 kg
b. Es serut 300 gram
c. Ketumbar 1 sdm
d. Tepung Tapioka 100 gram
e. Tepung terigu 75 gram
f. Merica bubuk 2 sendok teh
g. Bawang Merah 10 siung
h. Bawang Putih 5 siung
i. Jahe 0,5 gram
j. Garam halus 2 sdm
k. Gula halus 1,5 sdm
l. Minyak Goreng 300 ml
m. Telur 2 butir
7
D. Prosedur Kerja
a. Bersihkan ikan dari tulang dan kotoran yang tidak berguna dengan pisau.
b. Haluskan daging ikan dengan menggunakan mixer campur dengan es parut,
lalu letakkan di dalam wadah.
c. Haluskan bawang merah, bawang putih, jahe dengan mixer sampai halus
lalu masukkan ke dalam wadah yang telah berisi daging ikan wader yang
dihaluskan.
d. Masukkan secara berurutan minyak goreng, tepung tapioka, tepung terigu,
telur, gula halus, garam halus, dan merica bubuk ke dalam wadah berisi
adonan sosis.
e. Masukkan adonan tersebut ke dalam cetakan, kemudian ikat dengan benang
panjang.
f. Adonan yang telah siap direbus sampai matang.
g. Sosis yang sudah matang, dilepas ikatan benangnya, dikeluarkan dari
plastiknya dan siap disajikan.
7
8
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari kegiatan yang telah kami lakukan menghasilkan suatu jenis
makanan baru, yaitu sosis ikan wader yang memiliki kandungan gizi yang
tinggi.Proses pembuatan sosis ini diawali dengan mengumpulkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Ikan wader dibersihkan dari kotoran dan durinya
dengan air yang mengalir. Pada proses ini kendala yang dihadapi yaitu
susahnya memisahkan daging dengan durinya. Setelah dibersihkan daging
ikan wader diblender dicampur dengan es parut sampai halus. Daging yang
sudah halus dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disediaakan. Blender
semua bumbu-bumbu sampai halus, kemudian masukkan ke dalam wadah
yang berisi daging wader yang sudah dihaluskan tadi. Aduk sampai rata lalu
masukkan tepung tapioka, tepung terigu, minyak goreng, telur, gula, garam,
dan bubuk merica aduk kembali hingga rata. Masukkan adonan ikan wader ke
dalam cassingnya. Kendala yang dihadapi pada saat memasukkan adonan ini
ke dalam cassing ini adalah susahnya memasukkan adonan ke dalam cassing,
karena cassing yang dibuat adalah dari plastik. Selain itu, pada saat
memasukkan adonan ikan wader pada cassing terdapat udara di dalamnya,
sehingga membutuhkan kesabaran untuk memasukkannya karena jika
terdapat udara di dalam akan mengakibatkan sosisnya kurang padat yang
mengakibatkan teksturnya kurang keras. Siapkan panci yang telah berisi air
lalu panaskan di atas kompor tunggu hingga air mendidih. Masukkan sosis
ikan wader ke dalam panci, tunggu hingga sosis mengapung hal ini
menunjukkan sosis ikan wader telah matang. Angkat dan diamkan sampai
dingin kemudian copot ikatannya, sosis ikan wader siap untuk disantap.
Kreasikan sosis ikan wader sesuai dengan selera seperti digoreng lalu
colekkan dengan saus sambal.
Keunggulan Produk : bahan dasar untuk membuat sosis ini yaitu ikan
wader sangat murah dan mudah didapatkan karena kota Lumajang sendiri
banyak terdapat sungai sebagai habitat aslinya. Sosis ikan wader ini memiliki
kandungan gizi yang sangat banyak seperti protein, kalori, lemak, karbohidrat
dan zat besi. Selain itu, sosis ikan wader ini bebas dari kandungan bahan
pengawet sehingga aman untuk dimakan.
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Cara sederhana membuat sosis ikan wader sangat mudah dilakukan, bahan
yang diperlukan murah dan mudah di dapat. Proses pembuatannya diawali
dengan menghaluskan ikan wader yang telah dibersihkan dari tulang dan
kotorannya. Setelah itu dicampur dengan bumbu yang sudah disiapkan,
kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan direbus sampai matang.
- Kandungan gizi dalam sosis ikan wader antara lain kalori, protein, lemak,
karbohidrat dan zat gizi.
B. Saran
- Inovasi sosis ikan wader ini dapat dikembangkan untuk usaha kecil bagi
masyarakat.
- Perlu adanya kaji ulang mengenai proses pembuatan sosis ikan wader
sehingga produk yang dihasilkan dapat lebih baik.
- Perlu pengembangan teknologi untuk membuat sosis ikan wader.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adyeppy.2013.Jenis–jenis Ikan Wader. http://alamendah.org/2010/06/08/ikan-
wader-jenis-macamnya/comment-page-5/ [diakses pada 24 April 2014]
Agus Krisno.2012. Pemanfaatan Bakteri Pediococcus Cerevisiae Di Bidang
Industri Sosis.http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/16/pe
manfaatan-bakteri-pediococcus-cerevisiae-di-bidang-industri-sosis/
[diakses pada 15 Mei 2014]
LAMPIRAN
Proses Pembuatan Sosis Ikan Wader
Bahan-bahan
hhhajjdnaoncd;a
Ikan Wader
Tepung Tapioka
Bumbu-bumbu Pelengkap
2 Butir telur
Minyak goreng,Es parut, dan Tepung
Terigu
Prosedur Kerja membuat Sosis Ikan Wader
Masukkan bumbu yang telah
halus ke dalam adonan ikan
wader
Adonan Ikan Wader yang telah di
blender
Bersihkan ikan Wader dari duri
dan kotorannya
Masukkan Ikan Wader dan es
parut ke dalam blender
Blender ikan wader dengan
ditambahi es parut
Haluskan semua bumbu dengan
blender
Sosis yang telah jadi lalu direbus
hingga mengapung yang artinya
telah matang
Aduk semua hingga menjadi satu
atau rata
Masukkan Tepung Tapioka dan
Tepung terigu ke dalam adonan
ikan wader
Masukkan Minyak goreng ke
dalam adonan ikan wader
Masukkan Telur ke dalam adonan
ikan wader
Masukkan adonan ikan wader ke
dalam cassing/cetakkan lalu ikat
sesuai ukuran sosis
Sosis yang telah matang dilepas dari
cetakkannya lalu siap disajikan