136
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM SETU BEKASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: SITI MASITOH NIM. 11170110000010 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1443 H/2021 M

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI

Embed Size (px)

Citation preview

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA

SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL

ULUM SETU BEKASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

SITI MASITOH

NIM. 11170110000010

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1443 H/2021 M

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI

PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM SETU BEKASI” disusun oleh Siti Masitoh

Nomor Induk Mahasiswa 11170110000010, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Munaqosah pada tanggal 23 November 2021 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 23 November 2021

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M.Ag

NIP. 197103191998032001

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI

DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM SETU BEKASI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SITI MASITOH

NIM. 11170110000010

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi,

Tanenji, MA

NIP. 19720712 199803 1 004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/2021 M

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri di

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi” disusun oleh Siti Masitoh NIM.

11170110000010 Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan

pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 4 Oktober 2021

Yang mengesahkan,

Pembimbing Skripsi

Tanenji, MA

NIP. 197207121998031004

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

“Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri di Pondok Pesantren

Miftahul Ulum Setu Bekasi” disusun oleh Siti Masitoh, NIM. 11170110000010,

Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarannya oleh

Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 4 Oktober 2021.

Jakarta, 4 Oktober 2021

Pembimbing

Tanenji, MA

NIP. 19720712 199803 1 004

ABSTRAK

Siti Masitoh (NIM: 11170110000010). “Implementasi Pendidikan Karakter Pada

Santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi”. Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh implementasi

pendidikan karakter dalam membentuk akhlak santri yang terpuji. Pendidikan

karakter saat ini menjadi fenomena yang hangat diperbincangkan. Kasus-kasus

penyimpangan pada anak didik saat ini membuktikan lemahnya karakter anak bangsa.

Keadaan sosial, budaya masyarakat dan arus globalisasi saat ini semakin

mengkhawatirkan. Berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam pendidikan seperti halnya

kekerasan, bullyng, hilangnya nilai-nilai moral anak didik menandakan lemahnya

pendidikan karakter bangsa ini yang harus segera dibenahi dan diatasi dengan memperkuat

akidah dan akhlak yang kokoh pada diri masyarakat. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun

pemeriksaaan dan pengecekan keabsahan data dengan perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil

dari penelitian ini menunjukan bahwa implementasi pendidikan karakter pada santri

yaitu melalui nilai-nilai karakter yang diimplementasikan dalam kegiatan sehari-

hari santri di pondok. Melalui pembiasaan kegiatan harian tersebut, secara tidak

langsung karakter santri akan terbentuk.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Akhlak, Santri, dan Pondok Pesantren.

ABSTRACT

Siti Masitoh (NIM: 11170110000010). "Implementation of Character Education for

Santri at Miftahul Ulum Islamic Boarding School Setu Bekasi". Department of

Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah

State Islamic University, Jakarta.

This study aims to determine how far the implementation of character

education in shaping the morals of students is commendable. Character education

is currently a hotly discussed phenomenon. Cases of irregularities in students today

prove the weakness of the character of the nation's children. The current state of

social, cultural and current globalization is increasingly worrying. Various kinds of

events that occur in education such as violence, bullying, loss of students' moral

values indicate the weakness of this nation's character education which must be

addressed and overcome by strengthening strong faith and morals in the

community. In this study, the researcher used a qualitative descriptive method with

data collection techniques using the methods of observation, interviews and

documentation. As for checking and checking the validity of the data by extending

participation, persistence of observation and triangulation. Data analysis techniques

in this study used data reduction techniques, data presentation, and drawing

conclusions. The results of this study indicate that the implementation of character

education in students is through character values that are implemented in the daily

activities of students at the boarding school. Through the habituation of these daily

activities, indirectly the character of the santri will be formed.

Keywords: Character Education, Morals, Santri, and Islamic Boarding School.

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur tak terhingga kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan beribu-ribu nikmat, ridho dan

karunia-Nya serta shalawat salam tercurahkan kepada junjungan besar Nabi

Muhammad Sholallu’alaihi wasalam yang telah membimbing umatnya dari zaman

kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Skripsi ini disusun sebagai tugas

akhir dan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada program Studi Pendidikan Agama Islam Strata Satu di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti menyadari dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa dan dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang terlibat, antara lain:

1. Prof. Dr. Hj. Amani Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA., selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Keluarga tercinta, terutama kepada kedua orang tua peneliti, ayahanda Carma

Heryana dan ibunda Sri Yani yang selalu mendoakan, meridhoi serta

mendukung banyak hal demi mendidik dan membesarkan peneliti hingga

sampai ditahap ini.

3. Dr. Sururin, MA., selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku ketua Prodi PAI FITK UIN Syarif

Hidayatullah.

5. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Prodi PAI FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Tanenji, MA., selaku pembimbing skripsi yang memberikan masukan yang

konstruktif terhadap peneliti.

7. Bapak dan ibu Dosen Prodi PAI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Drs. K.H. Abdul Wahab Salim, selaku pimpinan pondok pesantren Miftahul

Ulum Setu Bekasi.

iv

9. Rhomi Nazilman, S.S, M.Pd., selalu Kepala Sekolah SMP Miftahul Ulum Setu

Bekasi.

10. Sayyidah Farhah S.Pd., selaku pengurus dan pengajar pondok pesantren

Miftahul Ulum Setu Bekasi.

11. Ustaz Mustainullah selaku pengurus dan pengajar pondok pesantren Miftahul

Ulum Setu Bekasi.

12. Seluruh santri kelas VII pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

13. Ayahanda Sopidin dan Ibunda Yuhana, selaku orang tua dari calon suami

peneliti yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dari semester awal

kuliah hingga saat ini.

14. Andre Febianzha selaku calon suami yang selalu memberikan dukungan dan

membersamai peneliti dari semester awal kuliah hingga saat ini.

15. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam angkatan 2017,

khusunya kepada Ghina Luqyana, Halimah Sa’diyah, Rizki Dwi Lestari yang

selalu memberikan dukungan dan membersamai peneliti dari semester awal

kuliah hingga saat ini.

16. Serta kepada semua pihak yang telah turut mendoakan serta memberikan

semangat yang tidak dapat peneliti ucapkan satu persatu, namun tidak

mengurangi rasa hormat dan terima kasih peneliti.

Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini semoga selalu

diberikan kesehatan, umur panjang dan dilindungi Allah Subhanahu wa Ta’ala

dalam segala hal.

Jakarta, 4 Oktober 2021

Peneliti,

Siti Masitoh

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 8

A. Kajian Teori .............................................................................................. 8

1. Pendidikan karakter............................................................................. 8

a. Pengertian Pendidikan ................................................................. 8

b. Pengertian Karakter .................................................................... 10

c. Pendidikan karakter..................................................................... 11

d. Nilai-nilai pendidikan karakter ................................................... 13

e. Tujuan Pendidikan karakter ........................................................ 15

f. Metode Pendidikan karakter ....................................................... 17

2. Akhlak .............................................................................................. 18

a Pengertian Akhlak ...................................................................... 18

b Macam-macam Akhlak .............................................................. 20

c Ruang Lingkup Akhlak .............................................................. 25

d Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak ................... 25

vi

3. Pondok Pesantren ............................................................................. 27

a. Pengertian Pondok Pesantren ..................................................... 27

b. Komponen-komponen Pondok Pesantren .................................. 28

c. Keunggulan Pondok Pesantren .................................................. 30

d. Metode Pengajaran di Pondok Pesantren ................................... 31

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 33

BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................... 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 36

B. Metode Penelitian ................................................................................... 36

C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37

D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 38

E. Sumber Data ........................................................................................... 40

F. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ..................................... 41

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 45

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 45

B. Pembahasan ............................................................................................ 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 64

A. Kesimpulan ............................................................................................ 63

B. Saran ...................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65

LAMPIRAN .......................................................................................................... 69

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan karakter saat ini menjadi fenomena yang hangat

diperbincangkan. Kasus-kasus penyimpangan pada anak didik saat ini

membuktikan lemahnya karakter anak bangsa.1 Keadaan sosial dan budaya

masyarakat Indonesia saat ini semakin menghawatirkan. Berbagai macam

peristiwa yang terjadi dalam pendidikan seperti halnya kekerasan, bullyng,

hilangnya nilai-nilai moral anak didik menandakan lemahnya pendidikan karakter

bangsa ini yang harus segera dibenahi.2 Pendidikan karakter di masa ini sangatlah

penting dalam menghadapi krisis moral dan akhlak yang sedang melanda anak

didik bangsa Indonesa.3

Adanya era globalisasi dan informasi akan memberikan pengaruh pada

masyarakat, sekolah dan tatanan kehidupan. Akibat yang ditimbulkan dari era

globalisasi dan informasi, anak didik akan menghadapi berbagai tantangan dan

hambatan dalam segi moral, akhlak, sosial, dan keagamaan. Berbagai tantangan

tersebut memperhambat anak didik dalam pembentukan manusia yang seutuhnya.4

Arus era globalisasi yang dialami masyarakat dunia tidaklah bisa dihindari. Akan

tetapi, era globalisasi tersebut dapat diatasi dengan memperkuat akidah dan akhlak

yang kokoh pada diri masyarakat.5

Perkembangan teknologi yang begitu canggih akan semakin sulit seseorang

untuk menghindarinya, terlebih lagi pada dunia pendidikan di masa pandemi ini

sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Orang tua harus lebih extra

1 Ria Gumilang dan Asep Nurcholis, “Peran Pondok Pesantren dalam Pembentukan

Santri”, Jurnal Comm- Edu, Volume 1 nomor 3, September 2018., h. 45 2 Ali Imron, “Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Perubahan Serta Konseptualisasinya

dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Al-Qalam, Volume 19, Nomor 2, Desember 2018, h. 23 3 La Adu, “Pendidikan Karakter dalam Persfektif Islam”, Jurnal Biology Science &

Education 2014, Vol.3 No 1 Edisi Jan-Jun 2014, h. 71 4 Prayitno dan Erman Amti, Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2015), Cet. 3, h. 6 5 Ali Imron. Loc.Cit., h. 21

2

memperhatikan anaknya dalam menggunakan sosial media. Konten-konten media

yang kurang baik dapat memberikan dampak negatif bagi anak terutama dalam

pembentukan karakternya.

Pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama, terutama dalam

tiga pusat pendidikan di antaranya; pada lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Lingkungan yang pertama kali seorang anak mengenal dan belajar

yakni pada lingkungan keluarga. Selain lingkungan keluarga, yang kedua yakni

lingkungan sekolah. Sekolah sering kali disebut sebagai wadah dalam

mencerdaskan anak bangsa. Karenanya, di sekolah banyak ilmu pengetahuan yang

mereka dapatkan dari guru dan dengan mudahnya pengamalan karakter dapat

dilakukan. Selain lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga

menjadi pusat pendidikan dalam menanamkan pendidikan karakter. Masyarakat

sebagai tempat berinterakasi sosial dalam mengamalkan nilai-nilai karakter yang

telah mereka dapatkan di lingkungan keluarga dan sekolah.6

Tiga pusat pendidikan yang memiliki pengaruh kuat terhadap karakter anak

selain lingkungan sekolah dan masyarakat, lingkungan keluarga memiliki peran

yang sangat penting. Karenanya, keluarga adalah lingkungan yang banyak

memperkenalkan seorang anak ilmu pengetahuan, kepribadian bahkan pendidikan

karakter. Peran keluarga tak bisa lepas dari orang tua terutama seorang ibu menjadi

sekolah pertama bagi anak-anaknya di rumah.

Dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 juga

menjelaskan, di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.7 Berkaitan

dengan karakter mulia tentunya tidak terlepas dengan akhlak. Seseorang berakhlak

baik, tingkah lakunya pun akan baik. Begitupun sebaliknya apabila berakhlak

tercela, maka tingkah lakunya pun akan tercela.

6 Novi Setiawati dan Aceng Kosasih, “Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial

Pada Masyarakat Pluralis di Cigugur Kuningan”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IX, Nomor

2, Oktober 2019, h. 187-188 7 Badrudin, Akhlak Tasawuf, (Serang: IAIB Press, 2015)., h. 15-16

3

Akhlak merupakan sifat seseorang yang sudah tertanam pada dirinya dan

menghasilkan perbuatan dengan otomatis tanpa harus memikirkannya terlebih

dahulu.8 Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan

akhlak manusia. Sebagaimana Allah SWT dalam firmannya:

ه خره وهذهكهره الل ه وهالاي هوامه الا وهة حهسهنهة لمهنا كهانه ي هراجوا الل ا لهقهدا كهانه لهكما فا رهسوال الل اسا كهثيا “sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (Q.S. al- Ahzab [33]:21).9

Pada ayat tersebut menjelaskan Rasulullah SAW merupakan sosok suri

tauladan yang baik. Rasulullah SAW menjadi panutan karena akhlaknya yang tidak

lagi diragukan oleh Allah SWT untuk menjadi contoh bagi seluruh umat muslim

yang ada di muka bumi.

Pondok pesantren juga termasuk menjadi pusat pendidikan, pesantren

adalah lembaga pendidikan tradisional yang bernuansa Islami. Ajaran pendidikan

pesantren bertujuan agar santri dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran

agama Islam yang sudah diajarkan. Selain itu, pesantren juga bertujuan agar santri

mengutamakan moral dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Pesantren

merupakan ciri khas pendidikan asli masyarakat Indonesia. Kekhasan pesantren

yaitu terdapat kiyai sebagai pengasuh atau pimpinan di dalam pesantren, terdapat

pula santri dan santriwati sebagai peserta didik dalam pembelajaran di pondok.

Selain itu, di pesantren santri diajarkan kitab-kitab klasik seperti ta’limul

muta’allim dan kitab klasik lainnya di pesantren juga terdapat asrama sebagai

rumah kedua santri ketika jauh dari orang tua..10

8 Munawar Rahmat, Mengkaji Ontology Akhlak Mulia dengan Epistimologi Qurani,

(Bandung: Celtics Press, 2013)., h. 10 9 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2010)., h.

420 10 Nur Jamal, “Transformasi Pendidikan Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian

Santri”, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2015, h. 175

4

Di era modern, pembangunan pondok pesantren yang semakin berkembang

sebagai tempat pendidikan bagi umat muslim yang ada di Indonesia dan

menandakan pedulinya bangsa Indonesia terhadap pendidikan terutama pendidikan

Islam. pendidikan Islam banyak mengajarkan ilmu agama terutama dalam

mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam pada kegiatan sehari-hari. Pondok pesantren

membatu bangsa Indonesia untuk mewujudkan generasi yang bertakwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, serta membantu generasi bangsa memiliki pondasi akhlak

yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.

Allah SWT dalam firman-Nya pada surat at-Taubah ayat 122 yang

berbunyi:

ين وما كان ٱلمؤمنون لينفروا كافة ف لول ن فر من كل فرقة م ن هم طائفة ل ي ت فقهوا ف ٱلد يذرون ولينذروا ق ومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke

medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka

pergi untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka dan untuk

memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar

mereka dapat menjaga dirinya” (Q.S. At-Taubah [9]:122).11

Pada kandungan surat at-Taubah ayat 122 di atas bahwasannya, sebelum

ayat itu di turunkan ketika masa itu berbondong-bondong semua orang mukmin

untuk mengikuti perang. Akan tetapi, setelah ayat tersebut di turunkan dan

diperintahkan agar tidak semua orang mukmin tidak seharusnya ikut ke medan

perang dan memerintahkan sebagian mereka untuk memperdalam ilmu

pengetahuan terutama ilmu agama. Karenanya, ketika mereka gugur di medan

perang sebagian mereka sudah memiliki ilmu pengetahuan dan dapat mengajarkan

kepada kawan-kawan mereka maupun keturunannya.

Berkaitan dengan ayat al-Quran di atas, idealnya pendidikan Islam saat ini

sudah pasti lebih unggul jika diumpamakan dengan pendidikan Islam masa lampau.

alasan tersebut seperti dalam Al-Quran dan Hadis menjadi sumber utama dalam

ajaran Islam yang menyampaikan kepeduliannya yang amat besar terhadap

11 Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 206

5

pendidikan. Keadaan umat muslim sekarang menurut aspek sosial dan ekonominya

lebih maju dibandingkan umat muslim di masa lampau dan dapat dilihat dari sejarah

umat muslim telah memperoleh aset sejarah.12

Jika pendidikan Islam sekarang lebih maju dibandingkan pendidikan Islam

pada masa lampau, realitanya pendidikan Islam bagi umat muslim belum

memberikan hasil yang memuaskan khususnya bagi bangsa Indonesia. Merosotnya

karakter serta akhlak anak didik dalam kehidupan sehari-hari masih terjadi dan

menjadi bukti bahwa pendidikan Islam dan pendidikan karakter di masa sekarang

masih belum efektif. Di zaman yang semakin modern ini banyak dibangun tempat

Pendidikan Islam seperti pondok pesantren.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di pondok

pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi pada hari senin 28 Juni 2021 dengan

mewawancarai salah satu pengurus pondok pesantren (Ustazah Farhah), diperoleh

informasi bahwa pondok pesantren tersebut tentunya sudah menerapkan pendidikan

karakter dalam kegiatan sehari-sehari. Akan tetapi, santri di pondok ini masih

memiliki permasalahan-permasalahan santri pada umumnya di antaranya; Pertama,

adanya laporan santri dan orang tua kepada pihak pengurus karena adanya

perlakuan bullyng yang dilakukan teman sebaya. Kedua, masih terdapat santri putra

tidak disiplin dengan tata tertib pondok. Ketiga, santri masih sering menggunakan

kata-kata kasar terhadap teman sebaya. Menurutnya, karakter anak yang berbeda-

beda itu dilatar belakangi oleh beberapa faktor seperti, sedang mengalami masa

pubertas, faktor lingkungan dan latar belakang orang tua yang berbeda-beda.

Karenanya, tidak semua orang tua dapat memberikan pendidikan agama yang lebih

kepada anaknya. Meskipun orang tua mereka tidak bisa memberikan pendidikan

agama Islam lebih, mereka mempercayai pengajar pondok dapat mendidik anaknya

menjadi anak yang sholeh dan sholeha terutama dalam memiliki akhlakul karimah.

Berdasarkan informasi hasil wawancara di atas, ketidakpahaman orang tua

dalam memberikan pendidikan ilmu agama dan terlebih lagi dalam kesibukan

mereka bekerja membuat mereka menjadi sangat yakin untuk mendidik anak-

12 Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h.

217

6

anaknya di lingkungan pondok pesantren, baik itu pesantren yang sudah modern

maupun pesantren tradisional. Akan tetapi pada faktanya, pondok pesantren yang

banyak diminati dan diharapkan orang tua masih terdapat santri yang kurang

berakhlak mulia. Idealnya, dengan adanya pendidikan karakter di pesantren,

diharapkan dapat membentuk akhlak santri yang mulia dibandingkan dengan

akhlak siswa di sekolah formal pada umumnya.

Berdasarkan permasalahan di atas karenanya, peneliti tertarik untuk

mengambil judul skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada

Santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi”

B. Identifikasi Masalah

1. Perkembangan teknologi seperti internet mengandung beberapa unsur negatif

seperti, konten-konten media yang tidak layak ditonton.

2. Minimnya orang tua dalam memberikan pendidikan agama terhadap anak

3. Minimnya kesadaran disiplin santri terhadap tata tertib pondok

4. Persoalan bullyng yang dilakukan santri di pondok pesantren Miftahul Ulum

Setu Bekasi

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan banyaknya permasalahan di atas, maka demi terarahnya

penelitian dan menghindari meluasnya pembahasan, peneliti hanya akan

membatasi masalah hanya pada proses implementasi pendidikan karakter santri

putra pada jenjang SMP kelas VII di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu

Bekasi.

D. Perumusan Masalah

Pendidikan karakter saat ini menjadi fenomena yang hangat

diperbincangkan. Kasus-kasus penyimpangan pada anak didik saat ini

membuktikan lemahnya karakter anak bangsa. Keadaan sosial, budaya masyarakat

dan arus globalisasi saat ini semakin mengkhawatirkan. Berbagai macam peristiwa

yang terjadi dalam pendidikan seperti halnya kekerasan, bullyng, hilangnya nilai-

7

nilai moral anak didik menandakan lemahnya pendidikan karakter bangsa ini yang

harus segera dibenahi dan diatasi dengan memperkuat akidah dan akhlak yang

kokoh pada diri masyarakat.

Begitupun dengan pondok pesantren, pondok pesantren yang banyak

diminati dan diharapkan orang tua masih terdapat santri yang kurang berakhlak

mulia. Seperti, bullyng, tidak patuh terhadap tata tertib dan mengumpat dengan

kata-kata kasar. Idealnya, dengan adanya pendidikan karakter di pesantren,

diharapkan dapat membentuk akhlak santri yang mulia dibandingkan dengan

akhlak siswa di sekolah formal pada umumnya.

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk memudahkan peneliti dalam

memecahkan suatu masalah dengan perumusan masalah: Bagaimana implementasi

pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini yaitu

untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok

pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan manfaat di antaranya:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan kepada peneliti dalam mengimplementasikan pendidikan karakter

yang ada di masyarakat.

2. Bagi pesantren, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada

pondok pesantren untuk tetap memberikan pendidikan karakter kepada

santrinya, serta dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pendidikan

karakter yang sudah diterapkan.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian ini dapat memperkaya

ilmu pengetahuan khususnya dalam pendidikan karakter.

8

4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan tolak ukur dan

pengetahuan bagi pembaca untuk mendapatkan informasi terkait pendidikan

karakter.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pendidikan ialah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,

cara, perbuatan mendidik”.1 Sedangkan dalam istilah, pendidikan ialah

memberikan sebuah arahan dan bantuan yang dilakukan secara sengaja

kepada peserta didik dari orang yang lebih dewasa agar mereka menjadi

dewasa.2

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.3

Senada dengan jurnal yang ditulis oleh Musrifah, pendidikan

merupakan sebuah upaya sadar dan terencana agar terciptanya suasana

dalam proses pembelajaran siswa yang aktif dan dapat mengembangkan

kemampuan yang ada pada diri siswa sehingga siswa tersebut memiliki

kekuatan baik dalam karakter, keagamaan, berakhlak mulia, serta siswa

1 https://kbbi.web.id/didik.html. diakses pada hari jumat, 2 Juli 2021 pukul 14:06 WIB 2 Saihu, “Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman”, Jurnal

Pendidikan Islam. Vol.2, No. 1, 2020, h. 89 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, BAB 1 Pasal 1.

9

yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan di masyarakat bahkan bangsa

dan negaranya .4

Dalam jurnal yang ditulis oleh Abd Mukhid, pendidikan ialah usaha

manusia dalam memperkembangkan potensi yang ada pada dirinya agar

terbentuk kepribadian yang baik, baik pribadi rohani maupun jasmaninya.5

Senada juga dengan jurnal yang ditulis oleh Abd Mukhid, dalam

jurnal yang ditulis oleh Lathifatul Izzah dan M. Hanip, pendidikan ialah

usaha yang dilakukan sepanjang hayat dalam mengembangkan potensi yang

ada pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan.6

Pendidikan dalam pandangan Islam, yaitu sebuah proses pengarahan

baik jasmani maupun rohani agar membangun kepribadian yang telah

ditentukan oleh Islam. Kepribadian yang dimaksud yaitu kepribadian

seorang muslim yang memegang nilai-nilai ajaran Islam dalam

mengamalkan, dan mempertanggung jawabkan perilakunya sesuai dengan

ajaran Islam.7

Hemat peneliti, pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan

terencana yang dilakukan secara sengaja untuk menumbuhkembangkan

potensi yang ada pada diri peserta didik agar terbentuknya kepribadian yang

baik serta dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.

4 Musrifah, “Analisis Kritis Permasalahan Pendidikan Islam Indonesia di Era Global”,

Journal of Islamic Studies and Humanities, Vol. 3, No. 1 (2018), h. 71 5 Abd Mukhid, “Konsep Pendidikan Karakter dalam Al-Quran”, Jurnal Nuansa, vol 13

No. 2 Juli -Desember 2016, h. 314 6 Lathifatul Izzah dan M. Hanip, “Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlak

Keseharian Santri Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah”, Jurnal Literasi,

Volume IX, No. 1 2018, h. 65 7 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Persfektif Islam,

(Bandung: Pustaka Setia, 2013), Cet. 1, h. 6

10

b. Pengertian Karakter

Kata karakter dalam Kamus Bahasa Indonesia, “Karakter ialah

tabiat; sifat-sifat kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dengan yang lain”.8

Secara etimologi, “Kata karakter bisa berarti tabiat, sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan

yang lain, atau watak”.9 Secara terminologi, karakter dapat diartikan sebagai

sifat manusia pada umumnya yang mana pada sifat tersebut dipengaruhi

sesuai dengan faktor kehidupannya.10

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, karakter

ialah terdiri dari sifat, hati, jiwa, kepribadian, kebiasaan dan watak

seseorang.11

Pengertian karakter dalam buku yang ditulis oleh Akhmad Sodiq

ialah sebuah nilai atau sifat yang sudah ada di dalam jiwa manusia. Karakter

bukanlah watak bawaan dari lahir, melainkan dibentuk melalui

pembiasaan.12

Dalam jurnal yang ditulis oleh Abd Mukhid, karakter ialah sifat

alamiah manusia dalam mengimplementasikan hal-hal yang berkaitan

dengan kebaikan.13

Dari berbagai penjelasan mengenai karakter di atas peneliti dapat

menyimpulkan, karakter ialah sifat atau nilai yang sudah ada pada diri

8 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Pusat Bahasa, 2008)., h. 639 9 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h. 31 10 La Adu, “Pendidikan Karakter dalam Persfektif Islam”, Jurnal Biology Science &

Education 2014, Vol.3 No 1 Edisi Jan-Jun 2014, h. 70 11 Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat

Pembinaan Sekoah Menengah Pertama 2011, Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah

Pertama, h. 14 12 Akhmad Sodiq, Prophetic Character Building Tema Pokok Pendidikan Akhlak

Menurut al- Ghazali, (Jakarta: Kencana, 2018)., h. 1 13 Abd Mukhid, Op.Cit., h. 313

11

manusia dan karakter bukanlah watak bawaan dari lahir, melainkan watak

yang dibentuk melalui pembiasaan.

c. Pendidikan Karakter

Menurut Abd Mukhid, pendidikan karakter ialah pendidikan yang

berkaitan dengan pendidikan akhlak, moral, kepribadian, watak, nilai, yang

memiliki tujuan tertentu dalam mengembangkan potensi anak didik agar

mereka dapat membedakan keputusan baik dan buruknya tentang suatu hal

sehingga dengan mudahnya terbiasa melakukan kebaikan tanpa adanya

suatu paksaan.14

Senada yang diungkapkan Abd Mukhid, dalam buku yang ditulis

oleh Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani menjelaskan, pendidikan

karakter juga dapat didefinisikan dengan pendidikan akhlak. Kata akhlak

tersebut berasal dari bahasa Arab yaitu jama’ dari “khuluqun” yang

diartikan sebagai budi pekerti, kebiasaan, perbuatan, adab, sopan santun dan

tata krama.15

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Dwi Purwanti, pendidikan

karakter ialah pendidikan dengan upaya menanamkan kebiasaan pada anak

didik agar mereka dapat memahami baik dan buruk dan tentunya anak didik

dapat melakukan kebaikan setiap harinya dari kebiasaan yang mereka

tanamkan dalam kehidupan sehari-hari.16

Pendidikan karakter dapat terwujud dengan melibatkan banyak

komponen yang ada pada lembaga pendidikan itu sendiri. Di antaranya isi

kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, pengelolaan mata pelajaran

pengelolaan sekolah, kegiatan ko-kurikuler, dan sarana prasarana yang

dimiliki lembaga tersebut.17 Pembentukan karakter diimplementasikan

dengan cara terstruktur dan berkelanjutan dengan melibatkan aspek

kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.18

Secara makna, pendidikan adalah kebutuhan dasar dan tertentu

hanya dapat dilaksanakan hanya pada manusia. Selain manusia, makhluk

14 Ibid., h. 315 15 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op. Cit., h. 43 16 Dwi Purwanti, “Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Implementasinya”, Jurnal

Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20, h. 15-16 17 Badrudin, Op. Cit., h. 16-17 18 La Adu, Op.Cit., h. 69

12

lainnya tidak bisa dididik. Manusia dengan makhluk lainnya sangatlah

berbeda karena manusia memiliki potensi dan akal sehingga

membedakannya dengan mahluk lain. Oleh karena itu, manusia harus

dididik karena manusia memiliki potensi kemanusiaan yang berupa

“fitrah”.19

Berkaitan dengan fitrah, sebagaimana Allah SWT dalam firman-

Nya:

لقخ ها ل ت بدخيل لخ خ التخ فطر الناس علي فا فخطرت الل فاقخم وجهك لخلدخينخ حنخي اللخ ذلخك الدخين القيخم ولكخن اكث ر الناسخ ل ي علمون

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (islam);

sesuai fitrah Allah disebabkan dia telah menciptakan manusia menurut

(fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (itulah) agama yang

lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” (Q.S Ar- Rum

[30]: 30).20

Fitrah yang dimaksud dalam Q.S Ar- Rum [30]: 30, ialah sebuah

potensi yang ada pada manusia yang harus ditumbuh kembangkan supaya

menjadi manusia yang berkarakter yaitu berilmu pengetahuan, bersosial,

berakhlak baik, serta memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.21

Dari beberapa penjelasan mengenai pendidikan karakter di atas,

peneliti dapat memahami bahwa pendidikan karakter merupakan suatu

upaya lembaga pendidikan dan upaya masyarakat dalam menanamkan

kebiasaan baik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yakni

menjadikan anak bangsa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

memiliki moral, berakhlak mulia, serta memiliki kepribadian yang baik

dalam kehidupannya sehari-hari.

19 Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Penerbit Kampus IAIN Palopo,

2018), h. 11 20 Departemen Agama RI, op. cit., h. 407 21 Ali Imron, Op.Cit., h. 22

13

d. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Dalam Al-Quran banyak membicarakan tentang karakter di

antaranya perintah berbuat kebaikan, sabar, jujur, permaaf, menepati janji,

bersedekah, dari nilai-nilai karakter yang disebutkan dalam Al-Quran, harus

dimiliki oleh setiap umat muslim.22

Nilai -nilai karakter yang ditulis oleh Hamdani Hamid dan Beni

Ahmad Saebani dalam bukunya yang berjudul pendidikan karakter

persfektif Islam di antaranya: (1) religious, (2) jujur, (3) toleransi, (4)

disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa

ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai

prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar

membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung

jawab.23

Beberapa nilai-nilai karakter yang terdapat dalam panduan

pendidikan karakter di sekolah Menengah Pertama.24

No Nilai Karakter Deskripsi

1 e. Terhadap Tuhan Yang Maha

Esa

a. Religius Segala perbuatan dan pikiran

selalu berdasarkan nilai agama

2 f. Terhadap Diri Sendiri

a. Jujur Dapat dipercaya baik ucapan

dan prilakunya terhadap diri

sendiri dan orang lain

b. Bertanggung Jawab Sikap seseorang dalam

melaksanakan tugas dan

kewajibannya

22 Abd Mukhid, Op.Cit., h. 323 23 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op. Cit., h. 31 24 Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat

Pembinaan Sekoah Menengah Pertama 2011, Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah

Pertama, h. 18-21

14

c. Bergaya hidup sehat Membiasakan melakukan hal

positif dan menghindari hal

negative (buruk) dalam

menciptakan hidup sehat

d. Disiplin Prilaku taat dan patuh terhadap

peraturan

e. Kerja keras Upaya bekerja ataupun

melakukan sesuatu dengan

sungguh-sungguh

f. Percaya diri Yakin terhadap kemampuan

yang dimiliki akan tercapai

dalam melakukan sesuatu

g. Berjiwa wirausaha Pandai, mahir dan giat dalam

menguasai setiap produk yang

dijalani

h. Berfikir logis, kritis, kreatif

dan inovatif

Berfikir jernih dengan realita

sesungguhnya. Kritis;

Mengomentari suatu hal yang

dianggap masih memiliki

kelemahan/kekurangan.

Inovatif; menghasilkan

hal/cara yang terbaru /

pembaharuan dalam hal lebih

baik dari sebelumnya.

i. Mandiri Mampu mengerjakan tugasnya

tanpa mengandalkan orang lain

j. Ingin tahu Sikap ingin selalu mengetahui

lebih dalam tentang hal baru

15

k. Cinta ilmu Sikap selalu ingin mempelajari,

mengetahui dan mengamalkan

ilmu pengetahuan

3 i. Terhadap Sesama

a. Sadar akan hak dan kewajiban

diri dan orang lain

Mengetahui porsi hak dan

kewajiban yang harus

dilakukan untuk dirinya dan

orang lain

b. Patuh pada aturan-aturan

social

Sikap taat terhadap tata

tertib/peraturan di lingkungan

masyarakat umum

c. Menghargai karya dan

prestasi orang lain

Turut bahagia, berapresiasi dan

menghormati karya orang lain

d. Santun Halus dan baik dalam sudut

pandang bahasa dan prilaku

e. Demokratis Sepadan mengenai hak,

berfikir, dan bertindak terhadap

orang lain

4 j. Terhadap Lingkungan

a. Mencegah kerusakan Menghindari hal-hal buruk

(kurang baik) terhadap

lingkungan

5 k. Terhadap Negara

a. Nasionalis Cinta tanah air dan

memperjuangkan kepentingan

bangsa

b. Menghargai keberagaman Menghormati perbedaan baik

dalam suku, adat, budaya, sifat,

dan agama.

16

e. Tujuan Pendidikan Karakter

Dalam sejarah Islam, pendidikan karakter merupakan misi utama dari

para Nabi, terutama pada Nabi Muhammad SAW yang di utus Allah SWT

untuk menyempurnakan akhlak (karakter) manusia yang ada di muka

bumi.25

Menurut Irjus Indrawan dan dkk dalam bukunya, pendidikan karakter

pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,

berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,

berkembang dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi

yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan pancasila.26

Menurut jurnal yang ditulis oleh La Adu, tujuan pendidikan karakter

adalah sebuah cita-cita dalam mengimplementasikan pendidikan di dalam

suatu lembaga, khususnya lembaga pendidikan dalam menangani masalah

moral bangsa Indonesia.27

Selain itu, kementrian pendidikan nasional direktorat jendral

pendidikan dasar direktorat pembinaan sekolah menengah pertama juga

menjelaskan, pendidikan karakter memiliki tujuan dalam meningkatkan

kualitas dalam pembentukan akhlak mulia siswa secara menyeluruh dan

seimbang sesuai dengan standar kompotensi lulusan yang telah ditetapkan

oleh sekolah.28

Selain jurnal, dalam buku implementasi pendidikan karakter yang

ditulis oleh Sopyan Mustoip dan dkk juga menjelaskan, pendidikan karakter

juga bertujuan dalam pembentukan prilaku siswa, tentunya agar mereka

memiliki prilaku yang baik ketika berinteraksi sosial di masyarakat. Siswa

yang sudah terbentuk karakternya akan terbiasa dengan aktivitasnya di

25 Abd Mukhid, Op.Cit., h. 322 26 Irjus Indrawan, dkk. Manajemen Pendidikan Karakter, (Purwokerto: CV Pena Persada,

2020)., h. 39 27 La Adu, Op. Cit.,h., 71 28 Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat

Pembinaan Sekoah Menengah Pertama 2011, Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama,

h. 9

17

lingkungan masyarakat secara baik tentunya dalam mematuhi peraturan

yang ada di masyarakat.29

Senada juga diungkapkan oleh Hamdani Hamid dan Beni Ahmad

Saebani, tujuan pendidikan karakter di antaranya; membina siswa yang

berasumsi rasional, bersikap dewasa serta bertanggung jawab, dapat

mengembangkan sikap moral yang terpuji, mengembangkan sikap sosial

peserta didik, membentuk sikap optimis dalam kehidupan sehari-hari,

membentuk sikap sabar, amanah,adil, jujur, dan dapat bertanggung jawab.30

Pada pemaparan diatas, peneliti dapat memahami pada intinya

tujuan pendidikan karakter sama-sama bertujuan dalam membentuk peserta

didik ataupun masyarakat yang berakhlak mulia, bertingkah laku yang baik,

bermoral, dapat bertoleransi, memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan

ajaran Tuhan yang Maha Esa dan dapat menjauhkan hal-hal buruk atau

kebiasaan tercela dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mencapai tujuan

tersebut, dilibatkan kerjasama yang baik, baik itu dari pihak sekolah, warga

sekolah, orang tua, serta masyarakat itu sendiri. tanpa adanya kerjasama

tujuan pendidikan karakter tidak akan terwujud.

f. Metode Pendidikan Karakter

Dalam mewujudkan pendidikan karakter yang diinginkan, perlu adanya

metode yang diterapkan antara lain sebagai berikut:

1) Metode Keteladanan

Metode keteladanan ialah metode dengan memberikan contoh yang

baik kepada anak didik, baik dalam berbicara maupun dalam bertingkah

laku. Metode ini sudah ada dan diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW

dalam dakwahnya.31

2) Metode Pengawasan

Metode pengawasan ialah pendidik dapat mengawasi dan turut

menemani anak didik dalam proses pembentukan akhlak, kepribadian

29 Sopyan Mustoip, Muh ammad Japar, Zulela MS, Implementasi Pendidikan Karakter,

(Surabaya: Jakad Publishing Surabaya, 2018), h. 59 30 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op. Cit., h. 39 31 Ali Imron, Op.Cit., h. 11

18

dan sosialnya. Metode ini memberikan kebebasan kepada anak didik

akan tetapi tidak lepas dari pengawasan dan pantauannya.32

3) Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan ialah metode yang dilakukan berulang-ulang

agar anak didik menjadi terbiasa melakukannya tanpa ada paksaan.

Metode ini melatih anak didik dalam berprilaku baik, bahkan dapat

mengatur pola pikir anak didik kearah yang positif.33

4) Metode Nasihat

Metode nasihat ialah metode yang membantu dalam membentuk

karakter anak didik baik dalam segi keagamaan, psikis, moral dan

sosialnya. Dengan adanya metode nasihat, pendidik dapat mengarahkan

hal yang baik untuk dilakukan dan hal yang tidak baik untuk tidak

dilakukan.34

5) Metode Kisah

Metode kisah ialah metode yang dapat membantu pembentukan

karakter anak didik, metode ini mengambil hikmah dan pelajaran pada

cerita masa lampau yang sudah terjadi. Dari kisah tersebut dapat diambil

nilai positif dan menghindari nilai negatifnya.35

2. Akhlak

a. Pengertian Akhlak

Kata akhlak dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki makna “budi

pekerti; tabiat; kelakuan; watak”.36

Akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq, secara etimologi akhlak

memiliki makna kebiasaan, perbuatan, sifat dasar dan perangai. Sedangkan

32 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Loc. Cit., h. 156 33 Ali Imron, Op. Cit., h.18 34 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h. 152 35 Ali Imron, Loc. Cit., h. 20 36 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 28

19

secara terminologi ialah sifat yang sudah melembaga di dalam diri

seseorang.37

Mengenai pengertian akhlak, Badrudin merujuk kepada Imam

Ghazali dalam bukunya yang berjudul Ihya ‘Ulum al-Din, menurut Imam

Ghazali, “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang

melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan

pemikiran maupun pertimbangan”.38

Senada yang diungkapkan Imam Ghazali, Badrudin merujuk kepada

Ibnu Maskawaih dalam bukunya yang berjudul Tahdzib al-Akhlak wa

Tathir al- A’raq, menurut Ibnu Maskawaih, “Akhlak adalah gerak jiwa yang

mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan

pikiran dan pertimbangan”.39

Hal serupa dalam buku yang berjudul panduan praktis akhlak

seorang muslim yang ditulis oleh Saproni menjelaskan, akhlak ialah sifat

seseorang yang membedakannya dengan orang lain.40

Akhlak harus berpegang teguh pada Al-Quran dan sunnah Nabi

Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW merupakan manusia sempurna

yang memiliki kepribadian dan akhlak mulia. Allah SWT dalam firmannya:

عظخيم خلق لعلى واخنك

“Dan sesunggugnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung” (Q.S. Al-Qalam [68]: 4).41

Akhlak dalam Islam, mengatur hubungan antara manusia dengan

Tuhannya, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia

dengan alam dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. 42

37 Yoke Suryadarma dan Ahmad Hifdzil Haq, “Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-

Ghazali”, Jurnal At- Ta’dib, Vol. 10. No. 2, Desember 2015, h. 368 38 Badrudin, Op.Cit.,h. 9 39 Ibid, h. 10 40 Saproni, Panduan Praktis Akhlak Seorang Muslim, (Bogor: Cv Bina Karya Utama,

2015)., h. 6 41 Ibid, h. 12 42 Nurhayati, “Akhlak dan Hubungannya dengan Aqidah dalam Islam”, Jurnal

Mudarrisuna, Volume 4, Nomer 2 (Juli-Desember 2014)., h. 295

20

Dari beberapa pengertian akhlak di atas, peneliti dapat

menyimpulkan akhlak ialah sifat yang sudah ada dan sudah tertanam kuat

pada diri manusia sehingga dengan sifat tersebut dapat menimbulkan

perbuatan maupun tingkah laku tanpa harus memikirkan terlebih dahulu.

Perbuatan tersebut dapat dengan mudah membedakannya dengan orang

lain.

b. Macam- Macam Akhlak

Dalam Islam, akhlak terbagi menjadi dua di antaranya:

1) Akhlak Terpuji (Mahmudah)

Kata mahmudah berawal dari bahasa Arab yang memiliki makna

akhlak terpuji. Akhlak terpuji juga merupakan nama lain dari akhlak

mulia. Akhlak mahmudah ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan

tingkah laku maupun sikap dan perbuatan seseorang yang baik.43

Dalam jurnal yang ditulis oleh Syamsul Rizal MZ, akhlak terpuji

ialah akhlak yang selalu berkaitan dengan Allah SWT yaitu menjauhi

segala larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya.44

Menurut Abd Mukhid, “Akhlak baik (al-akhlaqul mahmudah),

yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-

makhluk yang lain”.45 Allah SWT dalam firmannya:

ي ها الذخين امنوا اركعوا واسجدوا واعبدوا ربكم واف علوا الي لعلكم ت فلخحون يا

“Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sembahlah

Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat

kemenangan” (Q.S Al-Hajj [22]: 77).46

43 Siti Lailatul Qodariyah, “Akhlak dalam Persfektif Al-Quran”, Jurnal al-Fath, Vol. 11

No. 02 (Juli-juni) 2017., h. 149-150 44 Syamsul Rizal MZ, “ Akhlak Islami Persfektif Ulama Salaf ”, Jurnal Pendidikan Islam,

Vol. 07, No, 1, April 2018., h. 74 45 Abd. Mukhid, Op. Cit., h. 317 46 Badrudin, Op.Cit., h. 41

21

Pada surat al- Hajj ayat 77 di atas, Allah SWT memerintahkan

kepada hambanya agar beribadah kepada-Nya, melaksanakan perintah-

Nya dan agar hamba-Nya berbuat kebaikan. Di bawah ini termasuk

beberapa akhlak terpuji di antaranya:

a) Ikhlas (mengerjakan sesuatu dengan setulus hati tanpa

mengharapkan imbalan apapun dan mengerjakannya karena Allah

SWT)

b) Tawakal (berserah diri kepada Allah SWT)

c) Bersyukur (selalu berterima kasih kepada Allah atas segala karunia

yang telah Allah berikan kepadanya)

d) Jujur (berkata benar apa adanya dan tidak dibuat-buat)

e) Pemaaf ( menerima kesalahan orang lain dengan ikhlas dan lapang

dada)

f) Sabar ( tetap semangat dalam menghadapi permasalahan dan tidak

putus asa)

g) Rendah hati (tidak angkuh dan tidak sombong).47

Mengenai penjelasan akhlak terpuji di atas, peneliti dapat

menyimpulkan akhlak terpuji ialah segala sesuatu yang berkaitan

dengan perbuatan maupun tingkah laku seseorang yang baik. Akhlak

terpuji sangatlah bertolak belakang dengan akhlak tercela. Akhlak

terpuji selalu berkaitan dengan dilaksanakannya syariat ajaran-ajaran

Islam, selain itu akhlak terpuji juga selalu berhubungan dengan Allah

SWT. Seseorang yang taat kepada perintah Allah dan menjauhi segala

laranganya, mereka dapat dikatakan seseorang yang berakhlak terpuji.

2) Akhlak Tercela (Mazmumah)

Kata mazmumah berawal dari Bahasa Arab yang memiliki

makna akhlak tercela. Akhlak mazmumah sangatlah bertolak belakang

dengan akhlak terpuji. Akhlak tercela ialah segala perbuatan maupun

47 Siti Lailatul Qodariyah, Op. Cit., h. 150

22

tingkah laku seseorang yang buruk dapat merugikan keimanan bahkan

kedudukannya sebagai manusia.48

Menurut Abd Mukhid, “Akhlak buruk atau tercela (al-

akhlakul madzmumah), yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama

manusia, dan makhluk-makhluk yang lain”.49

Senada yang diungkapkan Abd Mukhid, dalam buku yang

berjudul pendidikan karakter persfektif Islam yang ditulis oleh

Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani menjelaskan, akhlak tercela

merupakan akhlak yang sangat tidak disukai dan dibenci oleh Allah

SWT, karenanya akhlak tercela merupakan akhlaknya orang kafir,

orang-orang munafik dan orang-orang yang tidak taat kepada Allah

SWT.50

Hemat peneliti, akhlak tercela sangat bertolak belakang

dengan akhlak terpuji. Akhlak tercela adalah akhlak yang sangat

dibenci oleh Allah SWT. Akhlak tercela melahirkan perbuatan-

perbuatan buruk terhadap Allah SWT, terhadap sesama manusia dan

makhluk lainnya.

Dalam judul buku Prophetic Character Building yang ditulis

oleh Akhmad Sodiq, akhlak tercela di antaranya:

a) Rakus/ Tamak

Rakus/ tamak ialah keinginan yang terus menerus dilakukan

dengan cara berlebih-lebihan sehingga diperdaya oleh setan dan

beranggapan yang dilakukan adalah kebaikan.

b) Hasad

Hasad ialah sifat dengki/iri yang selalu menginginkan

kebahagian yang dimiliki orang lain dan ingin memilikinya.

c) Kenyang

48 Ibid., h. 157 49 Abd. Mukhid, Op.Cit., h. 317 50 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h. 91

23

Kenyang ialah makan dengan berlebih-lebihan disertai

dengan nafsu setan meskipun makanan dan minuman itu halal.

Dampak buruk kekenyangan seperti, tidak ada rasa takut kepada

Allah di dalam hatinya, tidak ada rasa belas kasihan kepada

makhluk karena beranggapan semua makhluk sudah kenyang,

membuat seseorang malas untuk beribadah kepada Allah dan

melakukan suatu kegiatan dan kenyang juga dapat menimbulkan

penyakit.

d) Suka Berhias

Suka berhias ialah senang memperindah hiasan, hiasan di

sini antara lain memperhias pakaian, kendaraan, rumah dan hiasan

lainnya yang berkaitan duniawi dengan mengikuti nafsu setan yang

berlebih-lebihan.

e) Cinta Harta Benda dan Kekayaan

Cinta harta benda dan kekayaan ialah mencintai uang, benda

dan kekayaan lain yang bersifat duniawi dengan melampaui apa

yang dibutuhkan. Cinta harta benda dan kekayaan ini dapat dengan

mudah melupakan Allah SWT yang maha pencipta.

f) Tergesa-gesa

Tergesa-gesa ialah ketika seseorang melakukan suatu

tindakan dengan terburu-buru tanpa memikirkan baik buruknya

hasil tindakan ataupun perbuatan tersebut.

g) Kikir dan Takut Miskin

Kikir dan takut miskin ialah seseorang yang bisa dikatakan

pelit dan enggan memberikan harta nya ke jalan Allah karena takut

hartanya akan habis dan membuat mereka menjadi miskin.

h) Fanatik

Fanatik ialah berlebih-lebihan dalam mencintai suatu

golongan, kelompok dan mazhab tertentu sehingga dapat

menimbulkan kebencian terhadap golongan, kelompok dan

mazhab lain yang berbeda.

24

i) Pembicaraan Awam tentang Sifat Allah dan Firman-Nya

Pembicaraan orang awam tentang sifat Allah dan firman-

Nya ialah seseorang yang tidak mengetahui banyak ilmu

pengetahuan tentang Allah dan dikhawatirkan tanpa disadari jatuh

kepada kekufuran.

j) Prasangka Buruk

Prasangka buruk ialah memandang bahwa orang lain lebih

buruk dari dirinya dan memandang orang lain lebih hina dari

dirinya.51

Faktor yang menyebakan timbulnya akhlak tercela di

antaranya media elektronik seperti handphone yang semakin canggih.

Konten-konten yang terdapat didalam media tersebut tanpa disaring

terlebih dahulu akan mengakibatkan dampak buruk terhadap seseorang.

Selain media elektronik, budaya-budaya barat yang masuk ke Indonesia

juga memberikan dampak buruk terlebih lagi soal penampilan dalam

berpakaian tanpa dilandasi dengan keimanan akan menimbulkan akhlak

tercela.52

Zaman yang semakin modern tentunya tidak bisa lepas dari

kemajuan teknologi. Pada teknologi juga tentunya membawa dampak

negatif dan positif terhadap seseorang. Hal tersebut membawa dampak

negatif jika tidak diimbangi dengan keimanan dan ketakwaan kepada

Allah SWT akan mengakibatkan kebiasaan yang kurang baik sehingga

dengan mudahnya terbentuk akhlak tercela.

Dalam Islam, yang menyatakan seseoranng memiliki akhlak

baik dan buruk yaitu sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah Nabi

Muhammad SAW. Karena, baik menurut Al-Quran dan Sunnah sudah

tentu baik untuk dijadikan pedoman hidup. Sebaliknya, buruk menurut

51 Akhmad Sodiq, Op.Cit., h. 78-80 52 Ahmad Zuhdi, “Akhlak yang Buruk dalam Persfektif Pendidikan Islam Serta Upaya

Penanggulangannya”, Jurnal Tarbawi: Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan, Vol. 14, No. 01, Juni 2018.,

h. 60

25

Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW sudah tentu buruk dan

tidak baik dijadikan sebagai pedoman hidup.53

c. Ruang Lingkup Akhlak

Pada ruang lingkup akhlak, Munawar Rahmat merujuk kepada

Muhammad Abdullah Dzar dalam Dustur Akhlaq fil Islam, membagi ruang

lingkup akhlak menjadi lima macam di antaranya:

1) Akhlak individual, ialah meliputi akhlak yang boleh untuk dilakukan,

akhlak yang tidak boleh dilakukan, akhlak yang diperintahkan serta

akhlak yang boleh dilakukan dalam situasi terdesak.

2) Akhlak berkeluarga, ialah yang meliputi akhlak orang tua kepada anak,

akhlak anak kepada orang tua, saudara, keluarga, serta akhlak suami

dan istri.

3) Akhlak bermasyarakat, ialah meliputi akhlak yang boleh dilakukan dan

tidak boleh dilakukan berkaitan dengan masyarakat sekitar seperti

dalam pergaulan sehari-hari.

4) Akhlak bernegara, ialah yang meliputi akhlak seorang pemimpin

terhadap rakyat, akhlak rakyat terhadap pemimpinnya, negaranya, serta

akhlak kepada negara-negara yang ada di seluruh dunia.

5) Akhlak beragama, ialah yang meliputi akhlak terhadap Allah SWT

dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala

larangan-Nya. 54

Hemat peneliti pada ruang lingkup akhlak yang sudah

dijelaskan, akhlak seseorang selalu berhubungan dengan sang pencipta

yaitu Allah SWT. Selain Allah SWT, akhlak seseorang juga selalu

berkaitan dengan sesama manusia bahkan lingkungan sekitar dan

negara yang ada di belahan dunia.

d. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Terbentuknya akhlak seorang muslim tidak hanya dipengaruhi oleh

satu faktor saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:

53 Badrudin, Op.Cit., h. 43-44 54 Munawar Rahmat, Op.Cit., h. 14

26

1) Insting atau naluri

Insting atau naluri ialah setaraf dengan watak seseorang yang

sudah ada sejak ia dilahirkan. Insting sebagai pemicu timbulnya

perbuatan atau tingkah laku.55

2) Keturunan

Keturunan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

pembentukan akhlak, karena keturunan adalah sifat bawaan yang tanpa

disadari diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya dan

keluarganya.56

3) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

pembentukan akhlak, karena sejatinya manusia tidak akan pernah bisa

terlepas oleh lingkungan. Pada lingkungan terdapat pergaulan maupun

kontak sosial antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.

Lingkungan sangatlah mudah dalam membentuk akhlak maupun

kepribadian seseorang. Apabila lingkungannya baik, seseorangpun

akan menjadi baik. Apabila lingkungannya buruk, seseorangpun akan

menjadi buruk.57

4) Kebiasaan

Kebiasaan merupakan sebuah prilaku yang yang terus menerus

selalu dilakukan. Terbentuknya kebiasaan tersebut disebabkan karena

kebiasaan yang memang sudah ada dari leluhur terdahulu kemudian

mereka meneruskannya hingga sekarang. Selain itu, disebabkan oleh

lingkungan sekitar di area mereka berteman yang dapat membawakan

pengaruh baik maupun buruk pada kegiatan setiap harinya.58

5) Pendidikan

55 Ibid., h. 45 56 Hestu Nugroho Warasto, “Pembentukan Akhlak Siswa”, Jurnal Mandiri: ilmu

pengetahuan, seni, dan teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018., h. 71 57 Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), h. 58 58 Ibid, h. 59

27

Pendidikan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi akhlak

seseorang. Melalui pendidikan, seseorang memiliki perkembangan

kepribadian yang baik. Oleh sebab itu, pendidik haruslah profesional.

Pendidik yang profesional harus menguasai materi pelajaran dan

menguasai metodelogi dalam proses belajar dan pembelajaran.

Berkaitan dengan hal itu, secara tidak langsung dapat membentuk

kepribadian anak didik.59

Peneliti dapat memahami bahwasannya dalam pembentukan

akhlak seseorang bukan hanya melibatkan satu faktor saja, melainkan

banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor lingkungan, pendidikan

dan kebiasaan sehari-hari sangatlah membantu seseorang dalam

membentuk akhlak mulia yang dicita-citakan. Terlebih lagi pada faktor

pendidikan. Karenanya, pendidikan merupakan usaha terencana yang

bertujuan dapat mengembangkan potensi maupun dapat membentuk

kepribadian siswa.

3. Pondok Pesantren

a. Pengertian pondok pesantren

Secara etimologi, kata “pondok” dalam bahasa Arab yaitu Funduq

yang memiliki arti asrama atau tempat untuk menginap. Sedangkan kata

“pesantren” berasal dari bahasa Tamil, berawal dari kata santri,

ditambahkan awalan pe dan akhiran -an yang berarti memiliki makna para

penuntut ilmu yang mempelajari agama Islam. Secara terminologi,

pesantren adalah sebuah lembaga keagamaan yang menjadi tempat bagi

umat Islam untuk mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu agama Islam.60

Terkait pengertian pondok pesantren, dalam jurnal yang ditulis oleh

Abdul Jabbar menjelaskan, kata pondok memiliki arti ruangan, bilik, rumah,

asrama dan bangunan yang berukuran sederhana. Sedangkan pesantren ialah

59 Badrudin, Op. Cit., h. 47 60 Ria Gumilang dan Asep Nurcholis, Op.Cit., h. 43

28

instansi pendidikan agama Islam yang bertujuan dalam mempelajari,

memahami, mendalami serta mengamalkannya dalam sehari-hari.61

Senada yang diungkapkan Abdul Jabbar mengenai definisi

pesantren, dalam jurnal Hadi Purnomo juga mendefinisikan pesantren ialah

sebuah instansi pendidikan tradisional Islam yang miliki tujuan dalam

memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-

hari.62

Dari beberapa definisi pondok pesantren di atas, peneliti dapat

mengambil kesimpulan, pondok pesantren ialah sebuah asrama yang di

dalamnya terdapat santri untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam dan

bertujuan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Komponen-komponen Pondok Pesantren

Komponen-komponen yang terdapat pada pesantren tentunya

berbeda dengan komponen-komponen yang ada pada lembaga pendidikan

formal lainnya di antaranya:

1) Kiai

Istilah seseorang dipanggil kiai di antaranya; pertama, memilki

pondok pesantren. Kedua, orang yang bertakwa kepada Allah SWT.

Ketiga, dipercaya sebagai orang yang mewarisi risalah kenabian dan

memahami ajaran-ajaran agama Islam. Keempat, orang yang tekun

beribadah, baik ibadah yang wajib maupun ibadah yang sunnah.63 Kiai

di lingkungan pesantren ialah seseorang yang memberikan pengajaran

dan sangat ditaati oleh para santri, ustaz maupun ustazah, wali santri

dan masyarakat. Dengan mentaati dan ta’zim kepada kiai, mereka

memiliki keyakinan akan membawa keberkahan dalam hidupnya.64

2) Santri

61 Abdul Jabbar, “Pesantren: Tantangan dan Masa Deapan Dakwah”, Jurnal Studi Islam,

Volume 10, Nomor 1, April 2018, h. 143 62 Hadi Purnomo, Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren, (Yogyakarta: Bildung

Pustaka Utama, 2017).,h. 23 63 Ibid., h. 78 64 Ibid.,h. 85-86

29

Santri di dalam pesantren ialah peserta didik. Santri di pesantren

dibiasakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara yang

beradab sesuai dengan ajaran agama Islam.65

3) Masjid

Istilah masjid dalam Kamus Bahasa Indonesia, “Masjid adalah

rumah atau bangunan tempat shalat orang Islam”.66 Menurut

Djamaluddin dalam jurnalnya, masjid yang berada di dalam pesantren

ialah sebagai sentral maupun pusat kegiatan santri dalam melakukan

aktivitasnya sehari-hari di lingkungan pesantren.67

4) Asrama

Asrama ialah tempat tinggal dalam instansi pendidikan yang

mana di dalamnya terdapat santri. Asrama berada di dalam lingkungan

pondok pesantren dan di lingkungan tempat kiai tinggal.68 Tujuan

didirikannya asrama selain untuk tempat tinggal, asrama juga sebagai

tempat belajar para santri melalui bimbingan secara langsung oleh kiai

maupun guru yang bersangkutan di asrama.69

5) Kitab Kuning

Pembelajaran kitab kuning di pondok dilakukan setelah santri

dapat membaca al-Quran, kemudian dilanjut dengan pendidikan

bahasa, baik itu Nahwu maupun Sharaf, kemudian setelah santri

memahami Nahwu dan Sharaf, pendidikan berikut setelahnya yaitu

mempelajari kitab kuning.70

Hemat peneliti, komponen-komponen yang telah disebutkan di

atas merupakan komponen karakteristik pesantren yang tidak dapat

dipisahkan. Komponen-komponen tersebut yang dapat membedakan

pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.

65 Ibid., h. 70 66 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 922 67 Djamaluddin Perawironegoro, Manajemen Asrama di Pesantren, Jurnal Studi

Manajemen Pendidikan, Vol. 3, no. 2, November 2019., h. 135 68 Hadi Purnomo, op.cit., h. 27 69 Djamaluddin Perawironegoro, loc.cit., h. 137 70 Ibid., h. 134

30

c. Keunggulan Pondok Pesantren

Pesantren dipandang sebagai lembaga pendidikan Islam pertama dan

tertua yang memiliki keunikan dan kekhasan dengan masyarakat Indonesia.

Tidak hanya keberadaanya yang lama, akan tetapi pendidikan, kultur dan

metode pendidikan yang mereka terapkan sesuai dengan ke khasan bangsa

Indonesia. Pesantren juga tidak hanya memiliki basis dalam ilmu agama saja

melainkan basis ilmu sosial dalam bermasyarakat.71 Beberapa keunggulan

yang dimiliki pondok pesantren seperti:

1) Jumlah yang sangat besar secara kuantitas.

Sama halnya seperti sekolah pada umumnya, pesantren bahkan

memiliki kuantitas yang melebihi sekolah formal pada biasanya.

Pesantren memiliki kuantitas dengan jumah yang sangat besar karena

santri maupun santriwati berasal dari beberapa wilayah yang ada di

Indonesia. Jumlah kuantitas yang besar tersebut terlihat jelas begitu

besarnya pondok pesantren dalam mendidik dan mencerdaskan anak

bangsa.72

2) Mengakar dan dipercaya oleh masyarakat.

Kegiatan maupun pembelajaran yang dilaksanakan di pondok

pesantren sangat didukung dan dipercaya oleh masyarakat bahkan

masyarakat tidak meragukan keilmuannya. Masyarakat percaya dan

meyakini ilmu agama yang mereka dapatkan di pondok berasal dari kiai

yang soleh dan bukan sembarangan dalam memberikan ilmu.73

3) Fleksibilitas waktu.

Pendidikan pondok pesantren dalam kurun waktu belajar

berbeda dengan lembaga pendidikan formal lainnya. Pondok pesantren

menghabiskan waktunya 24 jam penuh berada di asrama dan tidak ada

71 Dian Diniyati, Eva Fauziyah dan Budiman Achmad, “Potensi dan Peran Pesantren

Sebagai Lembaga Pelaksana Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan”, Jurnal Penelitian Sosial

dan Ekonomi Kehutanan Vol. 7 No. 1 Maret 2010, h. 49 72 Rahmat Arofah Hari Cahyadi, “Pengembangan Pondok Pesantren”, Halaqa: Islamic

Education Journal 1 (1), Juni 2017, h. 50 73 Ibid., h. 50

31

kegiatan lain kecuali kegiatan yang dilakukan di asrama. Pengajian dan

pendidikan agama di dalam pesantren membuat mereka fokus dan

konsentrasi dalam mendalami ilmu agama maupun dengan kegiatan

sosial di dalam asrama.74

4) Sebagai lembaga pegembangan dan pembentukan karakter.

Pondok pesantren dipercaya sebagai lembaga pengembangan

dan pendidikan karakter karena mereka tinggal di dalam satu asrama

bersama santri lainnya dengan mendalami ilmu agama dan didalam

pondok mereka terbiasa mandiri dan bertanggung jawab mengurusi

dirinya dan temannya yang berada di dalam asrama sehingga mereka

terbiasa untuk hidup bermasyarakat di dalam asrama.75

Hemat peneliti pada beberapa keunggulan yang sudah

dipaparkan di atas, banyak masyarakat mempercayai pondok pesantren

sebagai tempat pendidikan yang tepat di zaman yang semakin modern

ini, terlebih lagi mengenai pembentukan karakter. Jumlah santri yang

banyak mendalami pendidikan di pondok pesantren membuktikan

begitu besarnya peran pesantren dalam mencerdasakan anak bangsa

terutama dalam pendidikan agama Islam. Selain itu, pondok pesantren

memiliki keunggulan dalam membentuk kepribadian santri.

d. Metode Pengajaran di Pondok Pesantren

Pada buku yang berjudul model pembelajaran yang ditulis oleh

Helmiati mengatakan, metode pengajaran merupakan sebuah langkah-

langkah, proses, urutan dan cara yang digunakan seorang pendidik dalam

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.76

Banyaknya metode yang semakin berkembang di zaman sekarang

ini memudahkan dan membantu pendidik dalam mengajarkan materi pada

proses pembelajaran, baik itu di kelas atau diluar kelas untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Di era digital ini metode pembelajaran yang

74Ibid., h. 50 75Ibid.,h. 51 76 Helmiati, Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2016), h. 57

32

digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi. Akan tetapi, pada pondok

pesantren masih menggunakan metode tradisional di antaranya:

1) Wetonan

Dalam jurnal yang ditulis oleh Nur Jamal mengatakan, wetonan

berasal dari kata weton dari bahasa jawa yang memiliki makna waktu,

metode ini dikatakan weton karena ketika dalam pembelajarannya

menggunakan waktu tertentu. Contohnya seperti pembelajaran setelah

shalat maghrib dan setelah shalat isya. Metode weton ini dilakukan

ketika seorang kiai membaca sebuah kitab kemudian santri/santriwati

lainnya sudah membawa kitab dan mereka mendengarkan apa yang

dibaca kiai pada kitab tersebut.77

2) Halaqohan.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Maskur, halaqohan merupakan

metode pengajaran di dalam pondok pesantren. metode halaqohan ini

dilakukan santri dengan membentuk sebuah lingkaran, kemudian posisi

kiai berada ditengah lingkaran dengan posisi duduk bersama santri dan

kiai.78

3) Sorogan.

Dalam jurnal serupa yang ditulis oleh Nur Jamal mengatakan,

sorogan merupakan metode yang digunakan pada pondok pesantren.

pelaksanaan metode ini seorang santri menyondorkan kitab yang ingin

dibacanya maupun kitab yang ingin dipelajarinya secara langsung

kepada kiai secara personal.79

4) Bandongan.

Bandongan merupakan belajar dengan cara berkelompok dalam

jumlah besar yang diikuti seluruh santri maupun santriwati di dalam

pesantren. metode bandongan ini dalam pembelajarannya menggunakan

77 Nur Jamal, op.cit., h. 182 78 Maskur, “ Internalisasi Nilai Budaya Pada Pembelajaran Santri di Pondok Pesantren

Tradisional ”, Journal of Education and Insturction, Volume 3, Nomor 2, Desember 2020, h. 24 79 Nur Jamal, loc.cit., h. 182-183

33

bahasa daerah masing-masing dan mengartikan kitab secara bersama-

sama.80

Metode yang telah dipaparkan di atas merupakan metode yang

sudah lama diterapkan pada proses pembelajaran di pondok pesantren.

Meskipun di era digital yang semakin maju, metode ini masih sering

digunakan tidak hanya di pondok pesantren tradisional saja, akan tetapi

pondok pesantren modern juga masih menerapkan metode tersebut dalam

pengajaran sehari- hari.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Setelah peneliti mencari beberapa judul skripsi yang relevan dengan judul

penelitian, ternyata penulis menemukan beberapa judul skripsi yang relevan

diantaranya:

1. Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dalam Membangun

Kedisiplinan Santri di TPQ An- Nur Desa Masaran Kecamatan Bendungan

Kabupaten Trenggalek, ditulis oleh Susi Pirdayani Yusmarlina, pada tahun

2020 di IAIN Ponorogo. Jurusan pendidikan agama Islam. Susi Pirdayani

Yusmarlina dalam penelitiannya terletak persamaan dan perbedaan dengan

peneliti. Persamaannya, terletak pada metodelogi yang digunakan.

Perbedaanya, pada skripsi Susi Pirdayani Yusmarlina lebih memfokuskan

pada masalah kedisiplinan santri. Pada skripsi tersebut dalam menangani

kedisiplinan santri, dilakukan dengan menerapkan peraturan-peraturan yang

akan dibuat oleh pihak TPQ kepada santri. Sedangkan pada penelitian ini

peneliti memfokuskan pada pendidikan karakter dalam membentuk akhlak

santri, kegiatan pendidikan karakter ini dilakukan melalui kegiatan sehari-hari

dengan menanamkan nilai-nilai karakter pada santri. Selain itu, lokasi

penelitian yang juga berbeda. Peneliti melakukan penelitian di pondok

pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi Jawa Barat. Sedangkan pada skripsi

80 Maskur, Op..Cit., h. 24

34

Susi Pirdayani Yusmarlina berlokasi di TPQ An-Nur Tranggalek Jawa

Timur.81

2. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri Pondok Pesantren al-

Falah Salatiga Tahun 2017, ditulis oleh Muhammad Anwar Salim, pada

tahun 2017 di IAIN Salatiga. Jurusan pendidikan agama Islam. Muhammad

Anwar Salim dalam penelitiannya, terletak persamaan dan perbedaan dengan

peneliti. Persamaanya, sama-sama meneliti tentang pendidikan karakter

melalui kegiatan-kegiatan di dalam pondok pesantren yang dapat membentuk

kepribadian santri. Perbedaannya terletak pada tempat penelitian dan analisis

data yang digunakan. Penelitian Muhammad Anwar Salim, pada analisis data

merujuk pada kegiatan yang mengorganisasikan data dalam susunan-susunan

tertentu dalan rangka menginterpretasi data. Sedangkan peneliti

menggunakan analisis data model Miles dan Huberman yang terbagi menjadi

tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Selain

itu, lokasi penelitian juga berbeda. Peneliti melakukan penelitian di pondok

pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi Jawa Barat. Sedangkan pada skripsi

Muhammad Anwar Salim berlokasi di Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga

Jawa Tengah.82

3. Pembentukan Karakter Bagi Santri Melalui Kultur Pesantren (Studi kasus

Pondok Pesantren Tahfidzul Quran al-Muntaha Salatiga, ditulis oleh Siti

Zubaidah, pada tahun 2019 di IAIN Salatiga. Jurusan pendidikan agama

Islam. Siti Zubaidah dalam penelitian terletak persamaan dan perbedaan

dengan peneliti. Persamaannya, terletak dalam metodelogi yang digunakan di

antaranya dalam analisis data, tehnik pengumpulan data. Perbedaanya, pada

skripsi tersebut, pendidikan karakter santri dengan menanamkan kebiasaan

cinta Al-Quran, dengan harapan ketika mereka bil-hifdzi Quran lama

kelamaan mereka akan terbiasa istiqomah dan akhlak santripun akan baik.

81 Susi Pirdayani Yusmarlina, “Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dalam

Membangun Kedisiplinan Santri di TPQ An- Nur Desa Masaran Kecamatan Bendungan

Kabupaten Trenggalek”, tahun 2020, Skripsi IAIN Ponorogo. 82 Muhammad Anwar Salim, “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri Pondok

Pesantren al-Falah Salatiga Tahun 2017” Skripsi, IAIN Salatiga

35

Akan tetapi pada penelitian yang peneliti lakukan, pendidikan karakter yang

dilakukan melalui kegiatan sehari-hari dengan menanamkan nilai-nilai

karakter pada santri. Selain itu, lokasi penelitian yang dilakukan pun berbeda.

Pada skripsi Siti Zubaidah berlokasi di pondok pesantren Tahfidzul Quran al-

Muntaha Salatiga Jawa Tengah. Sedangkan pada peneliti berlokasi di pondok

pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi Jawa Barat .83

83 Siti Zubaidah, “Pembentukan Karakter Bagi Santri Melalui Kultur Pesantren (Studi

kasus Pondok Pesantren Tahfidzul Quran al-Muntaha Salatiga” tahun 2019, skripsi IAIN Salatiga

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri di

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi” dilaksanakan di pondok pesantren

Miftahul Ulum yang beralamat di Kp. Cinyosog RT. 002. RW. 002. No. 17. Desa.

Burangkeng Kec. Setu, Bekasi Jawa Barat. Waktu Penelitian ini dilaksanakan

mulai dari studi pendahuluan pada tanggal 28 juni 2021 hingga 15 September

2021.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mendekripsikan suatu

kejadian, permasalahan dan peristiwa saat ini. Penelitian ini memfokuskan

perhatiannya pada persoalan-persoalan sebenarnya atau sesungguhnya yang

terjadi.1 Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengetahui

hambatan-hambatan dan fakta-fakta yang terjadi dalam proses implementasi

pendidikan karakter di lingkungan pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

secara detail. Peneliti juga dapat mengamati kegiatan santri dalam proses

implementasi penddikan karakter di pesantren. Pengumpulan data diperoleh

melalui wawancara, observasi serta dokumentasi. Peneliti dalam menulis laporan

terkait data-data, peristiwa yang terjadi dalam penelitian dengan

mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif merupakan pendekatan dalam penelitian yang memfokuskan pada ide,

logika, refleksi dan mendeskripsikan situasi tertentu yang berkaitan dengan

penelitian. Pendekatan kualitatif ini pada umumnya meneliti keadaan yang

1 Candra Wijaya dan Syahrum, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Cita Pustaka

Media Perintis, 2013), h. 23

37

berkaitan dengan aktivitas pada umumnya. Penelitian ini, mengutamakan pada

proses bukan pada hasil akhirnya. Pada pendekatan kualitatif ini juga rangkaian

kegiatan yang sudah ditentukan dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan

banyaknya fenomena yang terjadi ketika melakukan penelitian.2

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu tindakan yang sangat tepat dalam

penelitian. Tanpa adanya teknik pengumpulan data, dalam penelitian tidak akan

mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian yang telah ditentukan.

Teknik pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan berbagai ragam cara untuk

mendapatkan data.3 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan penulisan laporan secara terencana

yang berkaitan dengan peristiwa, masalah, karakter, kepribadian, dan hal lain

yang berhubungan dengan penelitian.4 Teknik observasi yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua tahap. pada tahap pertama,

peneliti melakukan studi pra penelitian ke lokasi dengan mewawancarai

narasumber yang terkait sehingga memudahkan peneliti dalam mendapatkan

data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dialami pondok pesantren

tersebut. Tahap kedua, peneliti melakukan observasi ke lapangan terus

menerus dengan mengamati, berinteraksi secara langsung dengan santri dan

melihat kegiatan santri sehari-hari di dalam pondok pesantren.

2. Wawancara

Wawancara dapat pula disebut dengan interview. Wawancara merupakan

kegiatan tanya jawab yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data dalam

penelitian. Wawancara dalam penelitian berkomunikasi secara langsung

dengan orang yang terkait dengan penelitian secara terstruktur, semi struktur

2 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif , (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006), h. 257-258 3 Ibid., h. 120-121 4 Ibid., h. 224

38

dan tidak terstruktur.5 Tehnik wawancara yang peneliti gunakan untuk

mendapatkan data dan informasi melalui kisi-kisi pertanyaan yang berkaitan

dengan penelitian seperti mewawancarai pihak yang terkait (ustaz, ustazah dan

santri putra kelas VII di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan

data-data mengenai penelitian dapat berupa catatan, majalah, surat kabar dan

lain sebagainya yang diamati bukan benda hidup melainkan benda mati.6

Dokumentasi dalam penelitian sangat beragam. Teknik dokumentasi yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen seperti foto,

artikel, rekaman, dan data penting lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

Dokumentasi tersebut meliputi:

a. Profil pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

b. Visi dan misi pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

c. Struktur kepemimpinan di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

d. Struktur kepengurusan di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

e. Data nama pengajar di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

f. Data nama santri kelas VII di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

g. Jadwal kegiatan harian santri putera di pondok pesantren Miftahul Ulum

Setu Bekasi

h. Foto kegiatan santri pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

D. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah sebuah alat bantu dalam penelitian yang

berkaitan dengan metode pengumpulan data.7 Instrumen yang peneliti gunakan

dalam mendapatkan data penelitian yaitu berupa instrument dalam bentuk kisi-

kisi wawancara.

5 Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif, Konsep, Prinsip dan Operasionalnya,

(Tulungagung, Akademia Pustaka, 2018), h. 113-114 6 Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi

Media Publishing, 2015), h. 77-78 7 Ibid, h. 78

39

Instrument wawancara untuk pengajar pondok pesantren Miftahul Ulum

Setu Bekasi

NO Indikator Item Pertanyaan

1 Nilai-nilai karakter

1. Apakah di pondok pesantren Miftahul Ulum menerapkan tata

tertib kepada santri?

2. Tata tertib apa saja yang paling ditekankan di pondok pesantren

Miftahul Ulum ?

3. Bagaimana usaha pondok pesantren Miftahul Ulum dalam

mengimplementasikan nilai-nilai karakter pada santri ?

4. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul

Ulum untuk santri agar dapat mendekatkan dirinya kepada Allah

SWT ?

5. Pebiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul

Ulum untuk santri agar memiliki rasa kepedulian terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

6. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul

Ulum untuk santri agar memiliki rasa cinta terhadap tanah air?

7. apa aja hambatan pondok pesantren dalam mengimplementasikan

pendidikan karakter dalam membentuk akhlak santri?

3 Tujuan pendidikan

karakter

8. Apa tujuan dibangunnya pondok pesantren Miftahul Ulum untuk

masyarakat?

4 Metode pendidikan

karakter

9. Apa saja metode yang diterapkan pondok pesantren dalam

membentuk akhlak santri?

10. Apakah dengan metode yang diterapkan dapat meningkatkan

akhlak santri terhadap lingkungan sekitar?

5 Akhlak

11. Bagaimana akhlak santri ketika baru masuk di pondok pesantren

Miftahul Ulum?

12. Bagaimana perkembangan akhlak santri setelah masuk di pondok

pesantren Miftahul Ulum?

13. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan akhlak santri di

pondok pesantren Miftahul Ulum?

14. Apa solusi yang pesantren berikan dalam pembentukan akhlak

santri?

40

Instrument wawancara untuk santri putra kelas VII

No Indikator Item Pertanyaan

1 Nilai-nilai

karakter 1. Apakah di pondok pesantren Miftahul Ulum terdapat

tata tertib? 2. Bagaimana tanggapan kamu dengan adanya tata tertib

di pesantren? 3. Apakah tata tertib di pondok pesantren Miftahul Ulum

ini sudah berhasil mengubah kepribadian santri?

4. Apa saja tata tertib yang pernah kamu langgar?

5. Bagaimana karakter kamu sebelum masuk pesantren?

6. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat kamu rajin beribadah

kepada Allah SWT? 7. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat kamu mandiri? 8. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat kamu disiplin?

9. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat kamu tanggung jawab

terhadap tugas yang telah diberikan? 10. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat kamu sabar? 11. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat kamu jujur?

12. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat kamu sayang terhadap

temann dan lingkungan sekitar?

13. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat kamu cinta terhadap

tanah air?

14. Bagaimana karakter kamu sesudah masuk pesantren?

3 Tujuan

pendidikan

karakter

15. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari di

pesantren sudah berhasil memperbaiki kepribadianmu?

4 Metode

pendidikan

karakter

16. Apa saja metode yang biasa digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri ?

E. Sumber Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data untuk

mendapatkan informasi maupun data-data dalam penelitian yakni menggunakan

sumber data primer dan sumber data sekunder.

41

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber bahan yang ikut mengalami

ataupun digambarkan langsung oleh seseorang ataupun pihak yang terkait

dengan penelitian sehingga mereka dapat dijadikan saksi.8 Dalam penelitian

ini, sumber data primer peneliti yaitu santri putra kelas VII dan ustaz maupun

ustazah di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber bahan yang bukan ikut

mengalami kejadian langsung. Sumber data sekunder meliputi bahan publikasi

seseorang yang ditulis oleh orang lain.9 Dalam penelitian ini, sumber data

sekunder yang peneliti gunakan yaitu berupa dokumen- dokumen, foto-foto,

catatan, rekaman, video dan dokumen lain yang relevan dengan penelitian

seperti, profil pondok pesantren, visi dan misi pesantren, struktur

kepemimpinan, kepengurusan serta dokumentasi lainnya.

F. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif untuk menetapkan keabsahan data dan memberikan

hasil yang tepat dan benar, maka peneliti menggunakan berbagai cara di antaranya:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Perpanjang keikutsertaan berarti peneliti berada di lapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.10 Proses pengambilan data yang

peneliti lakukan di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi tidak hanya

sekali melainkan memerlukan perpanjangan waktu, hal itu dikarenakan data

yang peneliti peroleh masih terdapat kekeliruan dan menimbulkan pertanyaan

lain serta kurangnya perlengkapan dokumentasi yang tidak dapat diperoleh

dalam waktu singkat. Sehingga peneliti harus memperpanjang keikutsertaan

untuk melengkapi data sebelumnya.

8 Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Pustaka

Ilmu, 2020), h. 103

9 Ibid., h. 104 10 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2017), h. 327

42

2. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara lebih teliti

dan berkesinambungan.11 Dengan adanya ketekutan pengamatan maka peneliti

dapat melakukan pengecekan kembali data yang telah diperoleh di lapangan

apakah data tersebut salah atau tidak.

3. Triangulasi

Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi

sebagai teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data yang berfungsi sebagai pembanding terhadap yang telah peneliti

peroleh.12 Triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

a) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber berarti menguji kredibilitas data dengan

membandingkan dan mengecek data yang diperoleh melalui beberapa

sumber.13 Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pemeriksaan data

yang telah peneliti peroleh dari berbagai sumber seperti santri putra kelas

VII di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi beserta ustaz dan

ustazah di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

b) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik berarti menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.14

Pada triangulasi teknik ini, peneliti akan menggunakan teknik observasi

kemudian disusul dengan menggunakan teknik wawancara dan

dokumentasi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara untuk menjelaskan suatu makna yang

diperoleh dari data penelitian dengan cara menggabungkan data penelitian yang

11 Ibid, h. 330 12 Ibid, h. 330 13 Ibid, h. 331 14 Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Makassar: Sekolah

Tinggi Theologia Jaffray, 2018), h. 121

43

sepadan dengan kategori tertentu yang dipilih dalam penelitian.15 Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu peneliti dalam

mengumpulkan data berupa kata-kata bukan berbentuk angka-angka yang

berkaitan dengan pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. Peneliti memilah

milih data yang sesuai untuk dipilih sebagai data, melengkapi data atau informasi

yang sekiranya masih dianggap kurang lengkap. Data atau infomasi tersebut

peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi langsung ke

lapangan.

Pada penelitian ini, peneliti dalam menganalisis data menggunakan analisis

data model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman terbagi menjadi

tiga alur kegiatan yang berlangsung bersama-sama. Ketiga alur tersebut di

antaranya; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.16

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu tahapan yang berkaitan dengan analisis

data yang berhubungan dengan proses penyeleksian, menyederhanakan data

yang masih umum yang didapatkan ketika melakukan penelitian.17

Langkah pertama, peneliti dalam mereduksi data yaitu dari banyaknya

data yang diperoleh selama penelitian, baik data tersebut didapatkan melalui

observasi atau pengamatan langsung kelapangan, wawancara dan

dokumentasi, data yang sudah peneliti peroleh dari penelitian tersebut, peneliti

seleksi, memilah-milih hal yang pokok dan memilah milih data yang sekiranya

relevan dengan penelitian. Data yang sudah direduksi, memudahkan peneliti

dalam mendapatkan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan gabungan informasi yang dapat

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.18 Langkah kedua, setelah

15 Ibid., h. 121 16 Hardani, dkk., Op. Cit.,h. 163. 17 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2015), h. 70 18 Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Op. Cit., h. 123

44

mereduksi data, dalam penyajian data, peneliti menguraikan dengan singkat

data-data yang telah didapatkan. Uraian singkat tersebut peneliti jelaskan

dalam bentuk mendeskripsikannya. Dari uraian singkat tersebut peneliti dapat

mengidentifikasi kejadian yang telah terjadi serta dapat merencanakan untuk

mendapatkan data berikutnya.

3. Penarikan Simpulan

Penarikan kesimpulan adalah tahap akhir dalam proses analisis data.

Penarikan kesimpulan ini bertujuan agar mendapatkan simpulan akhir setelah

mereduksi data dan penyajian data. Bisa jadi, setelah dilakukan penyajian data

juga membutuhkan reduksi data lagi.19

Langkah ketiga, setelah reduksi data dan penyajian data adalah

penarikan kesimpulan. Peneliti setelah mendapatkan data-data yang relevan

terkait penelitian, peneliti menarik kesimpulan dari hasil temuan data yang

telah diperoleh. Pada kesimpulan awal, data bisa berubah ketika peneliti

mendapatkan data yang lebih akurat dari tahap pengumpulan data sebelumnya

sampai data-data itu benar-benar akurat untuk dijadikan kesimpulan akhir.

19 Ibid., 124

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Deskripsi Data

1. Profil Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

Pondok pesantren Miftahul Ulum berada di kampung Cinyosog

No.17 Desa, Burangkeng, Kec. Setu, Bekasi, Jawa Barat. Kode pos

17320. Tahun didirikan pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

dirintis sejak tahun 1995 yang dipimpin oleh kiai sepuh kelahiran 1942

bernama KH. Drs Abdul Wahab Salim. Pondok pesantren berdiri di atas

tanah wakaf seluas : 3300 m2 tepatnya berlokasi di Bekasi Timur, telah

banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan sumber daya

manusia dibidang keagamaan dan pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi dengan berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah

sebagai tombak dalam pengembangan IPTEK dan IMTAQ. Kurikulum

yang digunakan merupakan kurikulum pendidikan Nasional yang

dipadukan dengan kurikulum pesantren. Pendidikan formal yang

terdapat di pesantren Miftahul Ulum mulai dari jenjang Sekolah

Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas sedangkan pendidikan

non formal pada pondok pesantren berupa Tahfidzul Quran, Madrasah

Diniyah dan Majelis Taklim. Pondok pesantren Miftahul Ulum

mengalami kemajuan yang signifikan, baik dalam jumlah santri yang

semakin bertambah maupun dari segi pembangunan yang mengalami

kemajuan.1

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

a Visi pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi “Membentuk

kader pejuang umat Islam yang tangguh, mandiri dan berakhlakul

karimah”

1 https://www.laduni.id/post/read/71497/pesantren-miftahul-ulum-setu-bekasi

46

b Misi pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi “Menanamkan

nilai-nilai keislaman”

3. Pengajar Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

Pondok pesantren Miftahul Ulum dalam proses pembelajaran

tidak terlepas peran dari ustaz dan ustazah yang memberikan

pendidikan di dalam pondok. Berikut nama-nama pengajar di pondok

pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi yang terdapat dalam tabel di

bawah ini:

No Nama Pengajar Pelajaran yang diampu

1 Drs. KH. Abdul Wahab Salim Bahasa arab, kitab kuning

2 KH. Abdul Aziz Salim Kitab kuning

3 Ustazah. Siti Masrohah Al-Quran

4 Ustaz. Abdul Wahid Hasyim Al-Quran, kitab kuning.

5 Ustaz. Aji Al-Quran, kitab kuning.

6 Ustaz. Hanafi Al-Quran, kitab kuning.

7 Ustaz. M. Mustainullah Al-Quran, kitab kuning.

8 Ustaz. M. Sidik Al-Quran, kitab kuning.

9 Ustaz. Muhsin Al-Quran, kitab kuning.

10 Ustaz. Nacep Al-Quran, kitab kuning.

11 Ustaz. Rhomi Nazilman S.S.

MM

Bahasa arab

12 Ustaz. Saiful Husni Al-Quran, kitab kuning.

13 Ustaz. Yudi Al-Quran, kitab kuning.

14 Ustazah. Farah Farhati Al-Quran, kitab kuning.

15 Ustazah. Siti Zakiyah Dimyati Al-Quran

4. Struktur kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Nama Jabatan

1 Drs. KH. Abdul Wahab Salim Pimpinan pondok

pesantren

47

2 Ustaz. Abdul Wahid Hasyim Pembina santri

3 Ustaz. M. Sidik Pembina santri

4 Ustazah Lisda Lisnawati Sekretaris

5 Ustazah Sayyidah Farhati Bendahara

6 Ustaz Hazim Syaifudin Sie. Kurikulum

7 Ustaz Mustainullah Sie. Kurikulum

8 Ustaz Rhomi Nazilman Sie. Sarana prasarana

9 Ustazah Hindun Shopiatun Sie. Ubudiyah

10 Farid Buchori Sie. Keamanan

11 Deva Soka Faridh A Sie. Keamanan

12 Adi Permana Sie. Usaha pondok

13 Andri Sie. Usaha pondok

5. Data Santri Putra kelas VII Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu

Bekasi.

No Nama Santri No Nama Santri

1 Abi Ahmad Fahreza 36 Abiyyu Ahura Mazda

2 Ahmad Miftahul Islam 37 Achmad Muzakki

3 Ahmad Raihansyah 38 Aditia Suryana

4 Al-Ridho Mahesa Y 39 Aditia Dwiky Kurnia

5 Alfin Nur Yafi NS 40 Ahmad Khoerul Baki

6 Alviansyah 41 Aufa Fawwaz As-Syakur

7 Andika Priyo Setiyasa 42 Biha Sahati

8 Dede Karyadi 43 Bintang Akbar Irawan

9 Dzikri Muhammad Rifki 44 Daris Qushai Dzul Hanan

10 Erdiansyah Budianto 45 Dias Ramadon

11 Fadhil Awwaluddin 46 Dzaki Virgiawan L

12 Fathul Saiful Kholiq 47 Farhan Sayyidi Y

13 Herlan Gumilang 48 Farid Wahyudi

14 Hifzillah Aulia Zidni 49 M. Taufiq Qurohman

48

15 Irsad Ahmad 50 Maftuf Azki Efendi

16 Khoirul Fadhillah S. 51 Maulana Malik

17 M. Syah Rofi 52 M. Faisal

18 M. Hafiz Tasbih 53 M. Genta Prasetia

19 Moch. Rafha A. 54 M. reihan Aliyafi

20 M. Alwan Hidayatullah 55 M. Gally Dwi Prasetya

21 M. Ridho al-Ghifari 56 M. Gerrar

22 M. Ridho Riyadul I. 57 M. Ilham Ramadhan

23 M. Riziq 58 M. Khairul F

24 M. Rizky 59 M. Rifqy Alwafi

25 M. Satrio Wiryatama 60 M. Wang Apti W.

26 M. Arifin Subandi 61 M. Zaidan Rizky

27 M. Dafa Asyrafin 62 Mustopa Yahya

28 M. Fahri Robbani 63 Nadi Maulana

29 M. Taufiqur Ridho 64 Nanda Noval S.

30 Raka Fadhilah 65 Qais Syahrul A

31 Ridwan 66 Rizqi Maulana Ilham

32 Zidni Zidan Ismail 67 Sandy Rizky J

33 Bayu Raharja 68 Thariq Arzakie al- Fanani

34 M. Yafi Aufa 69 Danuar Agustian

35 A. Lirridho

6. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Miftahul Setu Bekasi

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Masjid 1

2 Asrama pesantren 15

3 Ruang kelas 10

4 Kantor 3

5 Perpustakaan 1

6 Aula 1

49

7 Ruang TU 1

8 Laboraturium 1

9 Laboraturium computer 1

10 Lapangan olahraga 2

11 Koperasi 2

7. Kegiatan Ekstrakurikuler

No Jenis No Jenis

1 Paskibra 8 Marching band

2 Futsal putra dan putri 9 PMR

3 Tari tradisional 10 Komputer

4 Pencak silat 11 Kursus bahasa Inggris

5 Hadrah 12 Kursus bahasa Arab

6 Marawis 13 Tahfidz al-Quran

7 Pramuka 14 Kajian kitab kuning

8. Jadwal Kegiatan Harian Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

No Waktu Kegiatan

1 04.00-05.00 Bangun tidur, mandi, tahajjud

2 05.00-05.30 Jama’ah subuh

3 05.30-07.00 Ngaji subuh

4 07.00-08.00 Piket, sarapan, mandi dan shalat dhuha

5 08.00-10.00 Sekolah jam pertama

6 10.00-10.30 Istirahat

7 10.30-11.30 Sekolah jam kedua

8 11.30.12.30 Shalat Zuhur

9 12.30-14.45 Makan siang, waktu bebas

10 14.45-15.00 Persiapan shalat ashar

11 15.00-16.00 Jamaah Ashar

50

12 16.00-17.00 Ngaji sore

13 17.00-17.45 Piket, mandi

14 17.45-18.30 Jamaah Maghrib

15 18.30- 19.30 Ngaji Maghrib

16 19.30-20.30 Jamaah Isya

17 20.30-20.45 Kegiatan rutin mingguan

18 20.45-21.00 Makan malam

19 21.00-22.00 Belajar malam (maksimal pukul 23.00)

20 22.00-04.00 Tidur

Kegiatan Mingguan

1 Malam senin Tahlil

2 Malam kamis Roka’atan sholat

3 Malam jumat Yasinan, maulid Nabi

4 Malam ahad Muhadhoroh (Latihan pidato)

5 Ahad pagi Program bahasa Arab

6 Senin sore Program bahasa Inggris

7 Selasa& rabu Sore Pramuka

8 Sabtu sore Silat

Kegiatan Tahunan

1 Pekan bahasa

2 Peringatan hari besar Islam

3 Dirgahayu Republik Indonesia

4 Ziarah dan Studi TourS

5 Haflatul Imtihan

B Pembahasan

Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi merupakan pondok

pesantren modern. Jumlah santri yang semakin bertambah banyak setiap

tahun tentunya menjadi tanggung jawab besar pengurus pondok pesantren

dalam memberikan pendidikan kepada seluruh santri terutama dalam

51

memperbaiki akhlak. Oleh karenanya, karakter santri harus dibentuk dan

dibiasakan dengan pembiasaan yang baik dalam kegiatan sehari-hari.

Penelitian dilakukan kepada 10 santri putra kelas VII yang memiliki asal

daerah tempat tinggal yang berbeda-beda. Selain itu, wawancara juga

dilakukan kepada pengajar santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu

Bekasi.

Penelitian di pondok pesantren Miftahul Ulum dimulai dari bulan juli

2021 (Studi pendahuluan) sampai dengan september 2021 melalui

observasi, wawancara dan dokumen-dokumen pesantren. Santri di

pesantren Miftahul Ulum memiliki karakter yang berbeda-beda tentunya

banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lingkungan sekitar dan

media sosial. Hal tersebut dipertegas oleh santri putera kelas VII.1 asal

Bandung yang bernama Fadhil Awwaluddin dan mengatakan bahwa:

“Sebelum masuk pesantren saya termasuk orang yang senang

menyendiri, saya tidak bisa mandiri dan jarang sekali melaksanakan shalat

lima waktu meski orang tua sudah menyuruh, jarang sekali membaca Al-

Quran dan terutama bahasa saya di rumah sangat tidak terpuji sekali

karena mengikuti teman bermain dan pengaruh media masa juga.”2

Selain Fadhil Awwaluddin, hal itu disampaikan juga oleh M. Taufiq

Qurohman kelas VII. 2 asal Bekasi juga mengatakan bahwa: “Sebelum

masuk pesantren saya bandel dan shalatnya masih jarang-jarang apalagi

membaca Al-Quran sangat jarang sekali.3

Nanda Noval Supriatna kelas VII.2 asal Bekasi juga mengungkapkan

hal yang sama:“Sebelum pesantren saya bandel sering berantem dengan

kaka, sama teman juga berantemnya memukul, melawan orang tua dan

sering begadang. Shalat juga jarang-jarang”.4

2 Hasil wawancara dengan santri, Fadhil Awwaluddin. Selasa, 24 Agustus 2021 di

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. 3 Hasil wawancara dengan santri, M. Taufiq Qurohman. Selasa, 24 Agustus 2021 di

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi 4 Hasil wawancara dengan santri, Nanda Noval Supriatna. Senin, 30 Agustus 2021 di

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

52

Senada dengan Nanda Noval Supriatna kelas VII.2 asal Bekasi. Santri

putra bernama Ilham Ramadhan kelas VII.2 asal Bekasi juga

mengungkapkan bahwa: “Sebelum pesantren saya bandel sering begadang

sampe subuh dan kadang-kadang shalat subuh. Sering berantem sama

temen karena diledekin. Sering ngomong kasar dengan teman”.5

Dari penjelasan karakter santri putra kelas VII yang berbeda-beda

merupakan dilatar belakangi banyak faktor seperti media sosial khususnya

game online yang sangat meresahkan perkembangan karakter anak. Selain

game online, media sosial lainnya juga mempengaruhi karakter buruk

santri. Santri meniru ucapan yang tidak sepatutnya diucapkankan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustazah Sayyidah Farhati selaku

pengajar dan pengurus di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

mengatakan bahwa:

“Usaha pondok dalam mengimplementasikan pendidikan karakter

yaitu dengan menerapkan nilai-nilai karakter yang diimplementasikan

dalam kegiatan sehari-hari santri seperti, beribadah kepada Allah SWT,

kemandirian, tanggung jawab, kejujuran ,kasih sayang terhadap teman

maupun lingkungan sekitar, cinta tanah air”.6

Berdasarkan hasil observasi, wawancara serta dokumentasi penelitian,

Implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Miftahul

Ulum Setu Bekasi yaitu melalui nilai-nilai karakter yang diimplementasikan

dalam kegiatan sehari-hari santri sebagai berikut:

a. Beribadah kepada Allah SWT

Allah SWT ialah maha pencipta. Allah menciptakan manusia

tidak hanya sebagai khalifah di bumi yang harus mendiami dan

mengurus bumi saja, melainkan harus taat dan patuh terhadap

kewajiban-Nya sebagai hamba Allah dan menjauhi segala larangannya.

5 Hasil wawancara dengan santri, Ilham Ramadhan. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. 6 Hasil wawancara Ustazah Farhati. Selasa, 24 Agustus 2021. Di pondok pesantren

Miftahul Ulum Setu Bekasi.

53

Beribadah kepada Allah di antaranya seperti shalat fardhu lima waktu,

berpuasa, berdzikir dan berdoa.7 Beribadah kepada Allah SWT

merupakan seluruh perbuatan maupun pikiran selalu berdasarkan nilai-

nilai agama Islam. Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi selalu

mengingatkan kepada santri agar senantiasa dekat dan beribadah

kepada Allah SWT. Hal tersebut peneliti peroleh ketika mewawancarai

pengurus pesantren (ustaz Mustain) dan mengatakan:

“Di pondok ini menekankan kedisiplinan santri terutama dalam

melaksanakan shalat 5 waktu berjamaah secara tepat waktu, shalat

sunnah seperti dhuha dan tahajud serta puasa sunnah hari senin dan

kamis.”8

Hal itu di pertegas oleh Bayu Raharja kelas VII.1 dan

mengungkapkan bahwa: “sebelum masuk pesantren saya jarang shalat

terutama shubuh sama zuhur, membaca al-Quran juga jarang-jarang,

Alhamdulillah saya jadi rajin shalat lima waktu, puasa sunnah dan

shalat dhuha”.9

M. Yafi Aufa asal Tangerang juga mengungkapkan hal yang

sama: “Sebelum masuk pesantren, saya ga pernah puasa sunnah senin

kamis. Sekarang saya jadi terbiasa puasa sunnah senin-kamis, shalat

sunnah dhuha juga jadi rajin.”.10

Shalat fardhu secara berjamaah sangat diwajibkan bagi santri

putra pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. Selain shalat

fardhu berjamaah, santri putra juga diwajibkan untuk berpuasa sunnah

hari senin dan kamis. Santri yang tidak berpuasa sunnah, tidak

melaksanakan shalat dhuha maupun telat datang ke masjid untuk

berjamaah mendapatkan hukuman oleh pengurus. Karenanya, dari

7 Badrudin, Op. Cit., h. 37 8 Hasil wawancara Ustaz Mustain. Selasa, 24 Agustus 2021. Di pondok pesantren

Miftahul Ulum Setu Bekasi. 9 Hasil wawancara dengan santri, Bayu Raharja. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi 10 Hasil wawancara dengan santri, M. Yafi Aufa . Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

54

hukuman tersebut santri menjadi jera dan tepat waktu dalam

melaksanakan shalat lima waktu di masjid secara berjamaah.

4.1. Sholat sunnah rawatib Qobliyah Zuhur.

4.2. Shalat Fardhu Zuhur berjamaah.

b. Kemandirian

Selain beribadah kepada Allah SWT, kemandirian di pondok

pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi juga dibiasakan dalam kehidupan

sehari-hari santri. Kemandirian ini agar santri senantiasa terbiasa hidup

mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain seperti, dapat mengatur

keuangan sendiri, mencuci pakaian sampai pada permasalahan yang

mereka hadapi baik di dalam pesantren maupun di masyarakat. Hal itu

diungkapkan oleh santri bernama A. Lirridho Mahesa dan mengatakan:

55

“Biasa makan di rumah diambilkan ibu kalau sekarang jadi

mandiri ambil sendiri bahkan mengantri”.11

Santri dididik mandiri agar menjadi santri yang bertanggung

jawab dan tidak menggantungkan hidup dengan orang lain ketika sudah

lulus. Santri diajarkan tanggung jawab terhadap apa yang telah mereka

lakukan. Kemandirian santri secara tidak langsung dapat membentuk

karakter mereka dalam kehidupan sehari-hari.

4.3. Kemandirian santri saat makan.

c. Tanggung jawab

Di dalam pondok pesantren Miftahul Ulum santri tidak hanya

belajar mengaji tetapi santri juga dididik harus bertanggung jawab atas

tugas-tugas yang telah mereka dapatkan seperti hal nya piket kebersihan

di dalam kamar tidur dan piket kebersihan di lingkungan pesantren yang

sudah dijadwalkan oleh pengurus pondok pesantren. Santri yang tidak

mengerjakan piket kebersihan dan tidak bersih dalam tugas piketnya

diberi hukuman oleh pengurus. Hukuman diberikan agar santri

memiliki kesadaran dan bertanggung jawab atas perbuatannya. peneliti

juga mewawancarai Herlan Gumilang kelas VII.1 dan mengatakan:

11 Hasil wawancara dengan santri, A. Lirridho Mahesa. Senin, 30 Agustus 2021 di

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

56

“Di rumah saya ga pernah bersih-bersih walaupun orang tua

sudah menyuruh, saya di pondok jadi sering piket kebersihan karena

takut diberi hukuman”.12

Tanggung jawab yang santri peroleh disamaratakan tidak pilah

pilih latar belakang keluarga dan jabatan orang tua, melainkan seluruh

santri di pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi diberi tanggung jawab

masing-masing dalam piketnya. Santri pondok pesantren Miftahul

Ulum juga dididik menjadi santri yang bertanggung jawab melalui

kegiatan organisasi. Dengan organisasi juga santri diajarkan untuk

memiliki rasa tanggung jawab atas tugas yang telah diberikan.

Pembiasaan tanggung jawab yang diimplementasikan pada santri agar

kedepannya santri memiliki rasa tanggung jawab sebagai pemimpin.

4.4. Pembagian piket mingguan

12 Hasil wawancara dengan santri, Herlan Gumilang. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

57

4.5. Kegiatan piket mingguan santri.

d. Kedisiplinan

Dalam mengimplementasikan nilai karakter pada santri,

kedisiplinan sangat diutamakan di dalam pondok pesantren Miftahul

Ulum Setu Bekasi. Santri harus terbiasa dengan mengikuti tata tertib

yang berlaku di dalam pesantren. Hal tersebut dipertegas oleh ustaz

Mustain dan mengatakan bahwa:

“Kedisiplinan dalam pesantren antara lain: Santri harus tepat

waktu datang ke masjid untuk berjamaah shalat lima waktu, santri

putra diwajibkan untuk berpuasa sunnah setiap hari senin dan kamis,

santri diharuskan melaksanakan piket kebersihan sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan, santri tidak diperizinkan keluar batas

gerbang yang telah ditentukan (batas gerbang santri putra dan santri

putri), santri tidak diperizinkan untuk keluar pesantren tanpa izin,

santri tidak diperbolehkan membawa Handphond, santri tidak

diperbolehkan memegang uang banyak melebihi batas yang ditentukan

oleh pesantren”.13

Tata tertib di atas merupakan suatu upaya pondok pesantren

dalam mendisiplinkan santri agar terbiasa melakukan perbuatan baik

terutama dalam pembentukan akhlak. Santri yang melanggar tata tertib

di atas diberi hukuman oleh pengurus pondok. Santri yang telat datang

ke masjid untuk berjamaah diberi hukuman untuk Squat Jump hal itu

diungkap oleh santri putra bernama Dede Karyadi kelas VII asal Bekasi

dan mengungkapkan bahwa:

“Saya piket di pondok ga bersih, perkelompok disuruh Squat

Jump 35 kali”.14

13 Hasil wawancara dengan Ustaz Mustain. Senin, 30 Agustus 2021. Di pondok pesantren

Miftahul Ulum Setu Bekasi.

14 Hasil wawancara dengan santri, Dede Karyadi. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

58

4.6. Hukuman santri telat shalat berjamaah.

e. Cinta tanah air

Perwujudan cinta terhadap tanah air dapat diwujudkan dengan

banyak cara. Wujud cinta pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

terhadap tanah air dengan mendoakan jasa para pahlawan yang telah

gugur dengan tahlilan. Pondok pesantren Miftahul Ulum dalam

memperingati hari kemerdekaan Indonesia raya juga dengan

mengadakan upacara dan berbagai perlombaan. Kegiatan tersebut

merupakan wujud cinta santri terhadap tanah air Indonesia agar

menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur.

Pesantren banyak berjasa dalam menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terutama ulama-ulama yang

berasal dari pondok pesantren ikut andil dalam kemerdekaan,

menyusun ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD 1945).

Tokoh ulama kiai yang dinobatkan sebagai pahlawan Nasional seperti

Hadhrat al-Syaikh Hasyim Asy’ari, KH. Wahid Hasyim, KH. Wahab

Chasbullah dan KH. Idham Chalid dan para kiai lainnya.15

15 Lanny Octavia dan dkk, Op.Cit., h. 33

59

4.7. Upacara memperingati hari kemerdekaan Indonesia.

f. Kasih sayang

Kasih sayang merupakan sebuah perasaan yang tumbuh di

dalam hati seseorang dengan tulus menyayangi dan membahagiakan

orang yang disayangi.16 Kasih sayang tidak hanya tumbuh kepada

kekasih dan keluarga saja, melainkan kepada teman, hewan dan mahluk

lainnya. Pondok pesantren secara tidak langsung mengajarkan kasih

sayang kepada santri dengan menghargai perbedaan suku, ras dan

bahasa. Kasih sayang tumbuh dengan sendirinya tanpa ada rekayasa.

Pesantren sebagai suatu instalasi yang memberikan pendidikan penuh

dua puluh empat jam, dengan dibatasi bangunan kamar sehingga

mempermudah mengimplemenstikan nilai kasih sayang kepada seluruh

santri. Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi membiasakan

santri agar belajar peduli terhadap sesama santri maupun terhadap

lingkungan sekitar seperti ketika santri sedang sakit. Santri dibiasakan

menolong dan membantu teman untuk mengambilkan makan. Hal ini

diungkapkan oleh Danuar Agustian kelas VII.2 asal Bekasi yang

mengatakan:

16 Ibid., h. 47

60

“Ketika teman sedang sakit saya bantuin untuk mengambil

makan di dapur”.17

Menciptakan kebiasaan saling tolong menolong, menghargai

dan membantu teman dapat menciptakan nilai kasih sayang terhadap

santri. Nilai kasih sayang tersebut dengan terbiasa dapat membantu

pembentukan akhlak santri baik terhadap teman di dalam pondok

pesantren maupun ketika di masyarakat.

g. Kesabaran dan kejujuran

Kesabaran secara etimologi, “Kesabaran berasal dari bahasa

Arab yaitu al-shabr yang berarti menahan (al-habs) dan mencegah (al-

mann), dan lawan kata dari keluh kesah (al-jaz’). Dengan demikian,

kesabaran artinya menahan diri dan tidak berkeluh kesah”.18

Pondok pesantren selalu akrab dengan nilai-nilai kesabaran baik

dalam kegiatan sehari-hari di pondok maupun ketika menghadapi

cobaan dan berbagai persoalan. Pondok pesantren Miftahul Ulum

selalu menerapkan nilai-nilai kesabaran dalam kegiatan sehari hari di

pondok seperti, sabar ketika hidup sederhana dengan tidak berlebih-

lebihan di pondok, sabar mengantri makan, sabar mengantri mandi,

sabar ketika sedang merasakan jenuh di pondok, sabar ketika sakit dan

kesabaran lain yang secara tidak langsung santri terbiasa menjalaninya

dalam kehidupan sehari-hari di pondok pesantren. Kesabaran

sesungguhnya merupakan melawan hawa nafsu yang terdapat di dalam

jiwa seseorang.

Makna kejujuran menurut Syekh Abu Ali al-Daqqaq dalam

buku Lanny Octavia dan dkk ialah orang jujur adalah orang yang

menunjukkan dirinya apa adanya, tanpa manipulasi dan tidak ada yang

ditutup-tutupi.19 Jujur juga memiliki makna yang berarti benar. jujur

17 Hasil wawancara dengan santri, Danuar Agustian. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

18 Lanny Octavia dan dkk, Op.Cit., h. 269 19 Ibid.,h. 237

61

yang dimaksud yaitu berkaitan dengan ucapan dan perbuatan.

mengabarkan kondisi atau keadaan yang sebenarnya terjadi, bertutur

kata yang benar tidak dibuat-buat dan tidak berbohong.20 Nilai-nilai

kejujuran yang ditanamkan di lingkungan pesantren kepada para

santrinya dapat terealisasi oleh dirinya sendiri. Santri terbiasa dengan

hidup sederhana di pesantren. nilai- nilai jujur sangat penting di

tanamkan di pesantren terutama dalam mematuhi tata tertib pondok.

Mengenai kejujuran, Dede Karyadi mengatakan bahwa:

“Di pesantren santri selalu diajarkan untuk jujur. Meskipun di

kamar tidur ada cctv tapi santri selalu diajarkan untuk jujur dimanapun

berada”.21

Hal lain juga diungkapkan oleh Al-Ridho Mahesa kelas VII.1

asal Bekasi dan mengatakan bahwa:

“Sebelum saya pesantren saya pernah mengambil mangga

orang dan setelah masuk pesantren sadar itu bukan milik saya. Di

pondok selalu diingatkan untuk tidak boleh mengambil sesuatu yang

bukan pada haknya”.22

Santri di pondok pesantren Miftahul Setu Bekasi diajarkan

untuk selalu bersikap jujur dalam kegiatan sehari-hari terutama dilarang

untuk memiliki yang bukan pada haknya. Usaha pondok pesantren

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter tentunya memiliki

hambatan seperti yang diungkapkan ustazah Farhati:

“Hambatan santri dalam pembentukan karakternya berbagai

macam seperti, santri ingat dengan orang tua, ingat dengan

handphone, ingat dengan teman rumah dan tidak ingin diatur”.23

20 Santi Rika Umami dan Amarulloh Amrulloh, “ Internalisasi Nilai- Nilai Pendidikan

Akhlak Santri Putri Asrama X Hurun Inn Pondok Pesantren Darul ulum Jombang ”, Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Juni 2017, h. 117 21 Hasil wawancara dengan santri, Dede Karyadi. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. 22 Hasil wawancara dengan santri, A. Lirridho Mahesa. Senin, 30 Agustus 2021 di

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. 23 Hasil wawancara Ustazah Farhati. Minggu, 5 September 2021. Di pondok pesantren

Miftahul Ulum Setu Bekasi.

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang implemenasi pendidikan

karakter pada santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi dengan

kesimpulannya sebagai berikut:

Implementasi Pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren

Miftahul Ulum Setu Bekasi yaitu melalui nilai-nilai karakter yang

diimplementasikan dengan kegiatan sehari-hari santri di dalam pondok.

Kegiatan harian santri di pondok pesantren seperti beribadah kepada Allah

SWT. Ibadah yang dimaksud seperti santri putra diwajibkan untuk

melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid, santri putra juga di

wajibkan untuk melaksanakan shalat sunnah rawwatib dan dhuha setiap

harinya. Selain beribadah kepada Allah SWT, nilai-nilai karakter lainnya

seperti kemandirian juga ditanamkan agar santri senantiasa hidup mandiri

di pondok dengan tidak mengandalkan orang lain. Selain kemandirian,

tanggung jawab dan kedisiplinan di pondok pesantren juga diterapkan.

Santri diharuskan mematuhi tata tertib yang telah ditentukan dan belajar

bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan. Nilai karakter

lainnya yaitu kesabaran, santri secara tidak langsung terbiasa hidup sabar

dengan kesederhanaan di pesantren. Selain kesabaran, nilai kejujuran juga

tentunya diterapkan oleh pondok pesantren, santri diwajibkan untuk hidup

jujur terutama ketika mengambil hak orang lain. Nilai karakter lainnya yaitu

cinta tanah air. Santri diajarkan untuk menghargai jasa para pahlawan

dengan mendoakan, selain itu rutinitas pesantren setiap hari kemerdekaan

Indonesia dengan mengadakan upacara bendera. Pembiasaan-pembiasaan

yang ditanamkan secara tidak langsung dapat diimplementasikan dalam

kegiatan sehari-hari sehingga dapat membentuk karakter santri dan akhlak

yang mulia.

64

B. Saran

Berdasarkan temuan Peneliti mengenai implementasi pendidikan

karakter pada santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi, maka

Peneliti memberikan beberapa saran sebagai pertimbangan untuk lebih baik

kedepannya. Saran-saran tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Bagi pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi agar selalu

meningkatkan usahanya dalam mengimplementasikan pendidikan

karakter melalui kegiatan sehari-hari santri dan tata tertib yang telah

dibuat oleh pihak pondok pesantren sebaiknya tertulis dalam bentuk

teks dengan melekatkan pada dinding pesantren maupun pada majalah

dinding pesantren.

2. Bagi santri pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi agar

senantiasa patuh dalam mengikuti tata tertib pondok pesantren dan

mengikuti kegiatan harian santri yang telah ditentukan oleh pihak

pesantren. Karenanya, kegiatan tersebut dapat memperbaiki karakter

santri melalui pembiasaan.

3. Bagi mahasiswa, penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan

diharapkan penelitian selanjutnya lebih baik dari penelitian

sebelumnya.

65

DAFTAR PUSTAKA

Adu, L. (2014). Pendidikan Karakter dalam Persfektif Islam. Jurnal Biology

Science & Education 2014, Vol.3 No 1 Edisi Januari-juni , 71.

Amrullah, S. R. (2017). Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Santri Putri

Asrama X Hurun Inn Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang. Jurnal

Pendidikan Islam, 117.

Amti, P. d. (2015). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Badrudin. (2015). Akhlak Tasawuf. Serang: IAIB Press.

Cahyadi, R. A. (2017). Pengembangan Pondok Pesantren. Halaqo: Islamic

Education Journal 1 (1) Juni , 50.

Dian Diniyati, E. F. (2019). Potensi dan Peran Pesantren Sebagai Lembaga

Pelaksana Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Jurnal Penelitian Sosial

dan Ekonomi Kehutanan, Vol. 7 No. 1 Maret, 49.

Hanip, L. I. (2018). Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlak Keseharian

Santri Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah.

Jurnal Literasi, Volume IX, No. 1, 65.

Haq, Y. S. (2015). Pendidikan Akhlak Menurut Imam al-Ghazali. Jurnal At- Ta'dib,

Vol.10. No. 2. Desember, 368.

Hardani, d. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: CV

Pustaka Ilmu.

Helmiati. (2016). Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Imron, A. (2018). Pandangan Islam tentang Akhlak dan Perubahan Serta

Konseptualisasinya dalam Pendidikan Islam. Jurnal al-Qalam, Volume 19,

Nomor 2, Desember, 23.

Irjus Indrawan, d. (2020). Manajemen Pendidikan Karakter. Purwokerto: CV Pena

Persada.

Jabar, A. (2018). Pesantren Tantangan dan Masa Depan Dakwah. Jurnal Studi

Islam, Volume 10, Nomor 1, April, 143.

Jamal, N. (2015). Transformasi Pendidikan Pesantren dalam Pembentukan

Kepribadian Santri. Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Nomor 2, Agustus,

175.

66

Kosasih, N. S. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Masyarakat

Pluralis di Cigugur Kuningan. Jurnal Pendidikan Karakter Tahun IX,

Nomor 2, Oktober, 187-188.

Lanny Octavia, d. (2014). Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren.

Jakarta: Rumah Kitab.

Maskur. (2020). Internalisasi Nilai Budaya Pada Pembelajaran Santri di Pondok

Pesantren Tradisional. Journal Of Education and Instruction, Volume 3,

Nomor 2, Desember, 24.

Mas'ud, A. (2013). Akhlak Tasawuf. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.

Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mukhid, A. (2016). Konsep Pendidikan Karakter dalam Al-Quran. Jurnal Nuansa,

Vol 13 No 2 Juli-Desember, 314.

Musrifah. (2018). Analisis Kritis Permasalahan Pendidikan Islam Indonesia di Era

Global. Journal Of Islamic Studies and Humanities, Vol. 3, No. 1, 71.

MZ, S. R. (2018). Akhlak Islami Persfektif Ulama Salaf. Jurnal Pendidikan Islam,

Vol. 07. No. 1. April, 74.

Nasional, P. B. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Nata, A. (2018). Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Nugroho, H. (2018). Pembentukan Akhlak Siswa. Jurnal Mandiri; Ilmu

Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2. No. 1, Juni, 71.

Nurcholis, R. G. (2018). Peran Pondok Pesantren dalam Pembentukan Santri.

Jurnal Comm- Edu, Volume 1 Nomor 3, September, 45.

Nurhayati. (2014). Akhlak dan Hubungannya dengan Aqidah dalam Islam. Jurnal

Mudarrisuna, Volume 4, Nomer 2 (Juli-Desember), 295.

Perawironegoro, D. (2019). Manajemen Asrama di Pesantren. Jurnal Studi

Manajemen Pendidikan, 137.

Purnomo, H. (2017). Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren. Yogyakarta:

Bildung Pustaka.

Purwanti, D. (2017). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan

Implementasinya. Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) , 15-16.

Qodariyah, S. L. (2017). Akhlak dalam Persfektif Al-Quran. Jurnal al-Fath, Vol.

11. No. 02 (Juli-Juni), 149-150.

67

Rahmat, M. (2013). Mengkaji Ontology Akhlak Mulia dengan Epistimologi Qurani.

Bandung: Celtics Press.

RI, D. A. (2010). Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro.

Saebani, H. H. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Pustaka

Setia.

Saihu. (2020). Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman.

Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2, No. 1, 89.

Salim, M. A. (2017). Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri Pondok

Pesantren al-Falah Salatiga Tahun 2017. Salatiga: Skripsi IAIN Salatiga.

Saproni. (2015). Panduan Praktis Akhlak Seorang Muslim. Bogor: CV Bina Karya

Utama.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif 7 Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sodik, S. S. (2015). Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media

Publishing.

Sodiq, A. (2018). Prophetic Character Building Tema Pokok Pendidikan Akhlak

Menurut Al- Ghazali. Jakarta: Kencana.

Sopyan Mustoip, M. J. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter. Surabaya: Jakad

Publishing Surabaya.

Suyitno. (2018). Metode Penelitian Kualitatif, Konsep, Prinsip dan

Operasionalnya. Tulungagung: Akademia Pustaka.

Syahrum, C. W. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Cita Pustaka Media

Perintis.

Wijaya, H. (2018). Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teology. Makasar:

Sekolah Tinggi Theology Jaffrary.

Yusmarlina, S. P. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dalam

Membangun Kedisiplinan Santri di TPQ An-Nur Desa Masaran Kecamatan

Bendungan Kabupaten Trenggalek. Ponorogo: Skripsi IAIN Ponorogo.

Yusuf, M. (2018). Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Penerbit Kampus IAIN

Palopo.

Zubaidah, S. (2019). Pembentukan Karakter Bagi Santri Melalui Kultur Pesantren

(Studi Kasus Pondok Pesantren Tahfidzul Quran al-Muntaha Salatiga.

Salatiga: Skripsi IAIN Salatiga.

68

Zuhdi, A. (2018). Akhlak yang Buruk dalam Persfektif Pendidikan Islam Serta

Upaya Penanggulangannya. Juranl Tarbawi; Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan,

Vol. 14. No. 01, Juni, 60.

Referensi lain:

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, BAB 1 Pasal 1

Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat

Pembinaan Sekoah Menengah Pertama 2011, Panduan Pendidikan Karakter di

Sekolah Menengah Pertama

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sayarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta 2015.

Website:

https://kbbi.web.id/didik.html diakses pada hari jumat, 2 Juli 2021 pukul 14:06

WIB

https://www.laduni.id/post/read/71497/pesantren-miftahul-ulum-setu-bekasi

diakses pada hari minggu, 5 September 2021 pukul 13.00 WIB

69

LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar pedoman wawancara pengajar pondok pesantren Miftahul Ulum Setu

Bekasi.

Nama :

Jabatan :

Tanggal :

Tempat :

Pertanyaan

1. Apakah di pondok pesantren Miftahul Ulum menerapkan tata tertib kepada

santri?

2. Tata tertib apa saja yang paling ditekankan di pondok pesantren Miftahul

Ulum?

3. Bagaimana usaha pondok pesantren Miftahul Ulum dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter pada santri?

4. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul Ulum untuk

santri agar dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT?

5. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul Ulum untuk

santri agar memiliki rasa kepedulian terhadap teman dan lingkungan sekitar?

6. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul Ulum untuk

santri agar memiliki rasa cinta terhadap tanah air?

7. Apa saja hambatan pondok pesantren dalam mengimplementasikan pendidikan

karakter dalam membentuk akhlak santri?

8. Apa tujuan dibangunnya pondok pesantren Miftahul Ulum untuk masyarakat?

9. Apa saja metode yang diterapkan pondok pesantren dalam membentuk akhlak

santri?

10. Apakah dengan metode yang diterapkan dapat meningkatkan akhlak santri?

70

11. Bagaimana akhlak santri baru ketika masuk di pondok pesantren Miftahul

Ulum?

12. Bagaimana perkembangan akhlak santri setelah masuk di pondok pesantren

Miftahul Ulum?

13. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan akhlak santri di pondok

pesantren Miftahul Ulum?

14. Apa solusi yang pesantren berikan dalam pembentukan akhlak santri?

71

Lampiran 2

Lembar pedoman wawancara santri putra kelas VII di pondok pesantren Miftahul

Ulum Setu Bekasi.

Nama :

Jabatan :

Tanggal :

Tempat :

Pertanyaan

1. Apa motivasi kamu memilih untuk pesantren di Miftahul Ulum Setu Bekasi?

2. Bagaimana tanggapan kamu dengan adanya tata tertib di pesantren?

3. Apakah tata tertib di pondok pesantren Miftahul Ulum ini sudah berhasil

mengubah kepribadian santri?

4. Apa saja tata tertib yang pernah kamu langgar?

5. Bagaimana karakter kamu sebelum masuk pesantren?

6. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren

membuat kamu rajin beribadah kepada Allah SWT?

7. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren

membuat kamu mandiri?

8. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren

membuat kamu disiplin?

9. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren

membuat kamu tanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan?

10. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren

membuat kamu sabar?

11. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren

membuat kamu jujur?

12. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren

membuat kamu sayang terhadap teman dan lingkungan sekitar?

72

13. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren

membuat kamu cinta terhadap tanah air?

14. Bagaimana karakter kamu sesudah masuk pesantren?

15. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari di pesantren sudah berhasil

memperbaiki kepribadianmu?

16. Apa saja metode yang biasa digunakan pengajar dalam pembentukan karakter

santri

73

HASIL WAWANCARA

Lampiran 3

Lembar pedoman wawancara pengajar pondok pesantren Miftahul Ulum Setu

Bekasi.

Nama : Ustazah Sayyidah Farhati, S.Pd

Jabatan : Pengajar dan pengurus Pondok Pesantren Miftahul Ulum

Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021

Tempat : Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di pondok pesantren

Miftahul Ulum menerapkan tata

tertib kepada santri?

Tentunya kita sebagai pendidik dan

pengurus pesantren, harus menerapkan

tata tertib.

2 Tata tertib apa saja yang paling

ditekankan di pondok pesantren

Miftahul Ulum?

Untuk di pesantren ini kita sangat

menekankan kedisiplinan santri

terutama dalam beribadah kepada Allah

SWT

3 Bagaimana usaha pondok

pesantren Miftahul Ulum dalam

mengimplementasikan

pendidikan karakter pada

santri?

Usaha pondok dalam

mengimplementasikan pendidikan

karakter yaitu dengan menerapkan nilai-

nilai karakter yang diimplementasikan

dalam kegiatan sehari-hari santri. Seperti

beribadah kepada Allah SWT,

kemandirian, tanggung jawab, kejujuran,

kasih sayang terhadap teman dan

lingkungan sekitar dan cinta tanah air.

4 Pembiasaan apa saja yang

diterapkan pondok pesantren

Miftahul Ulum untuk santri

Di pondok ini menekankan kedisiplinan

santri terutama dalam melaksanakan

shalat 5 waktu berjamaah secara tepat

74

agar dapat mendekatkan dirinya

kepada Allah SWT?

waktu, shalat sunnah seperti dhuha dan

tahajud serta puasa sunnah hari senin dan

kamis.

5 Pembiasaan apa saja yang

diterapkan pondok pesantren

Miftahul Ulum untuk santri

agar memiliki rasa kepedulian

terhadap teman dan lingkungan

sekitar?

Ketika santri baru berdatangan kita

adakan MPLP (masa pengenalan

lingkungan pesantren) kita bimbing dan

menasehati santri baru untuk saling

peduli terhadap teman dan lingkungan

sekitar.

6 Pembiasaan apa saja yang

diterapkan pondok pesantren

Miftahul Ulum untuk santri

agar memiliki rasa cinta

terhadap tanah air?

Kegiatan pesantren dalam mencitai

tanah air yaitu kita adakan kegiatan rutin

upacara hari kemerdekaan santri putra

dan putri kita wajibkan ikut serta dalam

upacara bendera. Kita juga mengadakan

perlombaan dan mendoakan jasa para

pahlawan yang telah gugur dengan

tahlilan bersama.

7 Apa saja hambatan pondok

pesantren dalam

mengimplementasikan

pendidikan karakter dalam

membentuk akhlak santri?

Hambatan pondok biasanya santri itu

ingat dengan Handphone, ingat dengan

teman rumah, ingat motor dan ingin

bermain bebas.

8 Apa tujuan dibangunnya

pondok pesantren Miftahul

Ulum untuk masyarakat?

Sebelum dibangunnya pondok

pesantren, dulu kita hanya memiliki

majelis taklim untuk masyarakat sekitar

pondok agar mengenalkan dan

mengajarkan lingkungan sekitar dengan

ilmu agama. Berjalannya waktu kita

membangun Raudhatul athfal, MI

75

hingga pondok pesantren dengan jenjang

SMP dan SMA

9 Apa saja metode yang

diterapkan pondok pesantren

dalam membentuk akhlak

santri?

Biasanya kita selalu menasehati,

membimbing dan memberikan

pendidikan supaya santri memiliki

akhlak terpuji dengan meneladani akhlak

Rasulullah SAW.

10 Apakah dengan metode yang

diterapkan dapat meningkatkan

akhlak santri?

insyaAllah kita selaku pendidik yakin

dengan usaha yang sudah kita ikhtiarkan

dapat meningkatkan akhlak santri kearah

yang lebih baik dari sebelumnya.

11 Bagaimana akhlak santri baru

ketika masuk di pondok

pesantren Miftahul Ulum?

Yang saya lihat ketika santri baru masuk

pesantren santri masih banyak telat

datang ke masjid mumgkin karena

terbiasa shalat di rumah yang ga

berjamaah dan dari laporan orang tua

ketika santri masih di rumah kendalanya

mereka masih sulit untuk shalat lima

waktu, suka berbicara kasar dengan

teman

12 Bagaimana perkembangan

akhlak santri setelah masuk di

pondok pesantren Miftahul

Ulum?

Alhamdulillah setelah 1 bulan ini saya

melihat sedikit demi sedikit ada

perkembangan baik dalam kedisiplinan

datang ke masjid dan bahkan santri

sudah rajin puasa sunnah hari senin dan

kamis

13 Apa saja faktor yang

mempengaruhi perubahan

akhlak santri di pondok

pesantren Miftahul Ulum?

Menurut saya faktor perubahan akhlak

santri itu melalui pendidikan yang

diberikan dipondok, kemudian

76

lingkungan sekitar dan pembiasaan dari

kegiatan sehari-hari santri.

14 Apa solusi yang pesantren

berikan dalam pembentukan

akhlak santri?

Untuk solusi, salah satunya kita adakan

kegiatan ekstrakurikuler seperti

muhadhoroh dll agar mereka

mempunyai keahlian di luar pelajaran-

pelajaran yang dipelajari di sekolah dan

pondok dan bertujuan agar mereka betah

di pondok.

77

Lampiran 4

Lembar pedoman wawancara pengajar pondok pesantren Miftahul Ulum Setu

Bekasi.

Nama : Ustaz Mustainullah

Jabatan : Pengajar dan pengurus Pondok Pesantren Miftahul Ulum

Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021

Tempat : Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di pondok pesantren

Miftahul Ulum menerapkan tata

tertib kepada santri?

Betul, pondok pesantren memang harus

menerapkan tata tertib agar santrinya

disiplin dan ga banyak melanggar.

2 Tata tertib apa saja yang paling

ditekankan di pondok pesantren

Miftahul Ulum?

Tata tertib yang paling ditekankan di

pondok tentunya tentang kedisiplinan

santri untuk patuh dan mengikuti

kegiatan pondok.

3 Bagaimana usaha pondok

pesantren Miftahul Ulum dalam

mengimplementasikan

pendidikan karakter pada

santri?

Usaha pondok dalam

mengimplementasikan pendidikan

karakter melalui pembiasaan yang

diimplementasikan dalam kegiatan

sehari-hari santri seperti shalat lima

waktu berjamah dll.

4 Pembiasaan apa saja yang

diterapkan pondok pesantren

Miftahul Ulum untuk santri

agar dapat mendekatkan dirinya

kepada Allah SWT?

Di pondok ini menekankan kedisiplinan

santri terutama dalam melaksanakan

shalat 5 waktu berjamaah secara tepat

waktu, shalat sunnah seperti dhuha dan

tahajud serta puasa sunnah hari senin dan

kamis.

78

5 Pembiasaan apa saja yang

diterapkan pondok pesantren

Miftahul Ulum untuk santri

agar memiliki rasa kepedulian

terhadap teman dan lingkungan

sekitar?

Di pondok ini ada agenda MPLP (masa

pengenalan lingkungan pesantren)

sebagai pengajar kita mengenali

lingkungan pondok sampai kepada

keseharian santri untuk saling peduli

dengan sesama santri dan lingkungan.

Harus peduli dan menolong ketika teman

sedang sakit dll.

6 Pembiasaan apa saja yang

diterapkan pondok pesantren

Miftahul Ulum untuk santri

agar memiliki rasa cinta

terhadap tanah air?

Cinta terhadap tanah air kita selalu

mengadakan kegiatan upacara

kemerdekaan dan mendoakan pahlawan

yang telah gugur.

7 Apa saja hambatan pondok

pesantren dalam

mengimplementasikan

pendidikan karakter dalam

membentuk akhlak santri?

Kalau untuk hambatan biasanya santri

merasakan jenuh dan ingin kabur dari

pondok. Santri juga ingat dengan orang

tua di rumah dll.

8 Apa tujuan dibangunnya

pondok pesantren Miftahul

Ulum untuk masyarakat?

Tujuan dibangunnya pondok agar

masyarakat sekitar lebih memahami

agama dan tentunya dalam beribadah

kepada Allah SWT

9 Apa saja metode yang

diterapkan pondok pesantren

dalam membentuk akhlak

santri?

Biasanya kita selalu menasehati dan

memotivasi santri agar memiliki akhlak

yang lebih baik dari sebelumnya

10 Apakah dengan metode yang

diterapkan dapat meningkatkan

akhlak santri?

InsyaaAllahh akhlak santri semakin baik

dari sebelumnya.

79

11 Bagaimana akhlak santri baru

ketika masuk di pondok

pesantren Miftahul Ulum?

Yang saya lihat mereka masih belajar

untuk melaksanakan shalat fardhu tepat

waktu berjamaah karena masih sering

telat datang ke masjid

12 Bagaimana perkembangan

akhlak santri setelah masuk di

pondok pesantren Miftahul

Ulum?

Alhamdulillah secara perlahan mereka

lebih baik dari sebelumnya sudah ada

peningkatan belajar puasa sunnah senin

dan kamis meski awalnya berat, nanti

jadi terbiasa.

13 Apa saja faktor yang

mempengaruhi perubahan

akhlak santri di pondok

pesantren Miftahul Ulum?

Biasanya sih dari faktor lingkungan.

Ketika mereka berteman dengan teman

yang rajin mereka jadi rajin dan faktor

pembiasaan juga mempengaruhi akhlak

mereka kearah yang lebih baik

14 Apa solusi yang pesantren

berikan dalam pembentukan

akhlak santri?

Solusinya dengan membuat santri

nyaman di pondok dan betah kita adakan

kegiatan ekstrakurikuler seperti pencak

silat dll

80

Lampiran 5

Nama : Fadhil Awaluddin

Asal : Bandung

Jabatan : Santri. Kelas VII. 1

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Hanya ingin menuruti kemauan orang

tua, tapi Alhamdulillah sekarang saya

jadi betah di pesantren

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Menurut saya, ya bagus supaya santri

disiplin

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Sedikit demi sedikit saya berubah lebih

baik dari sebelumnya

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Telat datang ke masjid

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum masuk pesantren saya termasuk

orang yang senang menyendiri. Saya

tidak bisa mandiri dan jarang sekali

melaksanakan shalat lima waktu meski

orang tua sudah menyuruh, jarang sekali

membaca al-Quran dan terutama bahasa

saya di rumah sangat tidak terpuji sekali

karena mengikuti teman bermain dan

pengaruh media masa juga.

81

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

Alhamdulillah, saya sekarang rajin

shalat fardhu berjamaah tepat waktu,

puasa sunnah hari senin kamis, dan rajin

membaca al-Quran.

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Iya. sekarang saya jadi lebih mandiri ga

terlalu manja juga dan sudah siap untuk

ditinggal orang tua.

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Iya, saya belajar menghargai waktu di

pondok sangatlah berarti

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Iya, Saya belajar tanggung jawab di

pondok seperti piket kebersihan dan

piket kamar. Kalau di rumah saya males

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Alhamdulillah saya belajar sabar jauh

dari orang tua dan sabar ga ketemu

temen.

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Alhamdulillah sebelum pesantren dari

dulu saya suka jujur

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

Saya termasuk anak yang introvert tapi

setelah masuk pondok saya banyak

teman.

82

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

Cinta tanah air dari saya SD sudah

diajarkana tetapi ya gitu hanya upacara

memperingati hari kemerdekaan dan

baca-baca sejarah, tetapi setelah

pesantren mendoakan jasa para

pahlawan dengan tahlilan dll.

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Alhamdulillah saya merasa ada

perubahan. Saya sekarang rajin shalat

fardhu berjamaah tepat waktu, puasa

sunnah hari senin kamis, dan rajin

membaca al-Quran.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

Alhamdulillah iya, sedikit demi sedikit

saya berubah.

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya kalau disini sering dinasehatin

supaya santri-santri ga ngulangin

kesalahan yang sama.

83

HASIL WAWANCARA

Lampiran 6

Nama : M. Taufiq Qurrohman

Jabatan : Santri kelas VII.2

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya masuk pesantren kemauan sendiri,

ingin memperbaiki akhlak dan

memperdalam ilmu agama.

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Menurut saya, ya bagus agar santri taat

dan patuh dengan peraturan.

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Alhamdulillah iya

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Telat datang ke masjid dan ga hafalan

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum masuk pesantren saya bandel

dan shalatnya masih jarang-jarang

apalagi membaca al-Quran sangat jarang

sekali.

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

Alhamdulillah, saya sekarang rajin

shalat fardhu berjamaah tepat waktu dan

rajin bembaca al-Quran.

84

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Iya, karena saya jauh dari orang tua dan

mengurus keperluan sehari-hari sendiri.

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Iya, saya belajar menghargai waktu di

pondok sangatlah berarti

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Alhamdulillah sebelum saya pesantren

saya sudah diajarkan tanggung jawab

seperti menjaga adik di rumah. Disini

saya belajar tanggung jawab dengan

peraturan pondok.

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Iya, membuat saya belajar sabar dengan

berbagai ujian di pondok.

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Alhamdulillah sebelum pesantren saya

diajarkan jujur dengan orang tua

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

Iya. Saya menemani teman yang sakit ke

kamar mandi dan mengambilkan makan.

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

Iyaa, saya jadi lebih menghargai jasa

pahlawan yang sudah gugur seperti

berdoa dan tahlilan mendoakan jasa

pahlawan.

85

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Alhamdulillah saya sekarang rajin shalat

fardhu berjamaah tepat waktu dan rajin

bembaca al-Quran.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

Alhamdulillah iya, saya merasa lebih

baik.

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya disini ya kita dinasehati sama

ustaz kalo kita lagi ngelanggar.

86

HASIL WAWANCARA

Lampiran 7

Nama : Nanda Noval Supriatna

Jabatan : Santri kelas VII.2

Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya masuk pesantren atas kemauan

sendiri sejak saya kelas 5 sekolah dasar

dan juga termotivasi dengan kaka sendiri

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Menurut saya bagus dan memang harus

ada tata tertib agar santri tetap patuh

dengan peraturan.

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

insyaAllah perlahan dapat mengubah

kepribadian dan akhlak saya

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Saya pernah bercanda lucu-luan tetapi

pengurus marah karena bercanda bukan

pada tempatnya. Telat datang ke masjid,

males mengerjakan piket.

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum pesantren saya bandel sering

berantem dengan kaka, sama teman juga

berantemnya memukul, melawan orang

tua dan sering begadang. Shalat juga

jarang-jarang

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

Alhamdulillah setelah masuk pesantren

saya jadi sering shalat lima waktu,

87

diterapkan pesantren membuat

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

biasanya tidak pernah puasa sunnah

sekarang jadi terbiasa puasa sunnah

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Iya, saya baru terasa setelah masuk

pesantren jauh dengan orang tua apa-apa

serba belajar mandiri.

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Iya secara perlahan saya belajar disiplin

dengan mengikuti tata tertib di pondok

agar tidak diberi hukuman.

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Iya saya belajar tanggung jawab di

pondok seperti piket kamar, piket

mingguan karena sudah ada jadwal

piketnya.

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Iya, banyak kesabaran yang harus

terbiasa saya lalui di pondok. Apalagi

ketika mandi dan makan selalu

mengantri. karena di pondok tidak ada

yang dibeda-bedakan.

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Iya, sebelum masuk pesantren saya

sudah diajarkan jujur oleh orang tua.

Tetapi di pondok juga selalu diajarkan

jujur tidak boleh mengambil sesuatu

yang bukan milik kita.

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

Iya, teman saya sakit saya

mengambilkan nasi

88

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

Ya, karena pondok kalau hari

kemerdekaan sering mengadakan

upacara bendera dan doa untuk

pahlawan yang sudah meninggal

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Alhamdulillah saya merasa berubah

lebih baik dari sebelumnya.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

insyaAllah secara perlahan saya selalu

berusaha menjadi yang lebih baik

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya kita selalu dinasehati dan

diberi motivasi oleh ustaz kalau kita

sedang jenuh.

89

HASIL WAWANCARA

Lampiran 8

Nama : Ilham Ramadhan

Jabatan : Santri kelas VII.2

Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya masuk pesantren atas kemauan

saya sendiri.

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Menurut saya bagus biar santri ga bebas

melakukan sesuatu

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Alhamdulillah saya merasa lebih baik

dari sebelumnya

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Hanya telat datang ke masjid saya scout

jump

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum pesantren saya bandel sering

begadang sampe subuh dan kadang-

kadang shalat subuh. Sering berantem

sama temen karena diledekin. Sering

ngomomong kasar dengan teman

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

Iya shalat subuh jadi sering bahkan

berjamaah. Ngomong kasar juga sedikit

demi sedikit hilang

90

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Iya, sebelumnya saya di rumah manja

dengan orang tua. Disini saya serba

mengurus keperluan sendiri.

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Betul apalagi tentang kegiatan harian di

pondok saya menghargai waktu.

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Saya belajar tanggung jawab apalagi

piket kebersihan di kelas, di kamar dan

lingkungan pesantren saya kerjakan

sesuai jadwalnya.

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Alhamdulillah saya lebih sabar apalagi

ketika sedang sakit ga ada orang tua

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Jujur selalu diajarkan orang tua di rumah

di pesantren juga santri khususnya selalu

di ingatkan untuk jujur di pondok dan di

masyarakat

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

Ya ketika teman sakit saya mengambil

makan dan menemaninya ke kamar

mandi. Saya juga ikut kegiatan piket

pondok untuk membersihkan

lingkungan.

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

Tentunya kita harus cinta terhadap

tanah air. Karena santri juga harus

meneruskan perjuangan pahlawan

91

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

terutama ulama-ulama yang sudah

berjuang.

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Alhamdulillah banyak perubahan

terutama dalam akhlak. Saya merasakan

lebih baik

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

insyaAllah secara tidak langsung sudah

mengubah kepribadian saya dengan

kegiatan sehari-hari yang bermanfaat.

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya kita selalu dinasehati dan

disemangati kalo kita lagi kangen orang

tua supaya kita ga melanggar dan keluar

pondok tanpa izin

92

HASIL WAWANCARA

Lampiran 9

Nama : Bayu Raharja

Jabatan : Santri. Kelas VII.1

Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya pesantren atas kemauan sendiri dan

orang tua.

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Bagus, santri menjadi takut untuk

melanggar peraturan

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Iya, mudah-mudahan perubahan saya

yang lebih baik dari sebelumnya selalu

istiqomah.

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Terlambat datang ke masjid dan ga bawa

al-Quran

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum masuk pesantren saya jarang

shalat terutama subuh sama zuhur,

membaca al-Quran juga jarang-jarang.

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

Alhamdulillah saya jadi rajin shalat lima

waktu, puasa sunnah dan shalat dhuha

93

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Iya perlahan membuat saya menjadi

mandiri karena belajar jauh dari orang

tua

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Betul, apalagi soal waktu sangat berarti

di pondok. Kalau kita ga disiplin kita

sering terlambat datang ke masjid.

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Iya apalagi kalau kita melanggar kita

harus tanggung jawab sama hukuman

yang diberi.

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Alhamdulillah hanya di pesantren saya

belajar sabar untuk mengantri makan,

mandi dan jajan

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Iya, kita selalu diingatkan ustaz tidak

boleh mencuri milik orang lain

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

Iya, karena menurut saya teman di

pondok ini seperti saudara, kita berjuang

bersama dalam mencari ilmu Allah.

Teman sakit kalau bukan kita yang

merawat kasian

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

Ya biasanya dulu sebelum pesantren

saya hanya mengikuti upacara

kemerdekaan dan perlombaan, tetapi di

pesantren diajarkan untuk mencintai

94

ulama dan mendoakan para pahlawan

yang sudah gugur dengan tahlilan dan

membaca surat yasin.

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Setelah masuk pesantren Alhamdulillah

saya jadi rajin shalat subuh dan zuhurnya

berjamaah.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

Iya saya merasa akhlak saya lebih baik

dari sebelumnya.

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya santri selalu di nasehati untuk

tidak melakukan perbuatan yang

dilarang. Selain itu santri juga dididik

untuk meniru suri tauladan Nabi

Muhammad SAW

95

HASIL WAWANCARA

Lampiran 10

Nama : Dede Karyadi

Jabatan : Santri kelas VII.1

Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya masuk pesantren atas kemauan

saya sendiri dan keluarga sudah sepakat

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Bagus dan saya mengikuti supaya santri

juga tidak banyak yang melanggar

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Alhamdulillah perlahan saya berubah

lebih baik

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langgar?

Piket di pondok ga bersih perkelompok

disuruh scout jump 35 kali

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Bandel dan suka melawan orang tua

kalau disuruh tidak mau dan sering

begadang nginep di rumah teman. Ga

pernah baca al-Quran

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

Saya selama di pondok jadi sering shalat

fardhu berjamaah dan Baca al-Quran di

masjid.

96

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Iya saya jadi belajar mandiri mengurusi

diri sendiri, mencuci pakaian sendiri

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Betul, apalagi tentang waktu disini terasa

cepat kita harus membagi waktu sebaik

mungkin.

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Iya saya belajar dengan teman-teman di

kelas belajar tanggung jawab seperti

piket pondok dll

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Alhamdulillah saya masih belajar sabar

dan tidak menuruti hawa nafsu ketika

jebuh di pondok

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Iya di pesantren santri selalu diajarkan

untuk jujur. Meskipun di kamar tidur ada

cctv tapi santri selalu diajarkan untuk

jujur dimanapun berada.

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

Iya saya saya ke teman seperti saudara

sendiri apalagi ketika sedang sakit. Saya

menemani dan mengantranya ke kamar

mandi.

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

Iya apalagi ketika hari kemerdekaan

santri juga mengikuti upacara dan

banyak perlombaan. Di pondok juga kita

mendoakan para pahlawan

97

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Alhamdulillah jauh lebih baik dari

sebelumnya. Saya selama di pondok jadi

sering shalat fardhu berjamaah, baca al-

Quran di masjid dan piket kebersihan.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

Saya percaya perlahan akhlak saya yang

kurang baik akan menjadi lebih baik.

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya santri selalu di nasehati

pengurus dan pengajar agar tetap patuh

terhadap tata tertib pondok.

98

HASIL WAWANCARA

Lampiran 11

Nama : M. Yafi Aufa

Jabatan : Santri kelas VII.1

Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya masuk pesantren atas kemauan

saya sendiri

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Adanya tata tertib di pondok ya bagus

dan santri mau tidak mau harus patuh

dengan tidak terpaksa.

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Alhamdulillah secara perlahan

mengubah kepribadian saya dengan

kegiatan sehari-hari.

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Tidak puasa sunnah tapi saya tidak

langsung dihukum hanya diberi

peringatan saja.

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum masuk pesantren, saya ga

pernah puasa sunnah senin kamis, bandel

dan suka ga patuh sama orang tua

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

Iya sekarang saya jadi terbiasa puasa

sunnah senin kamis, sholat sunnah dhuha

juga jadi rajin.

99

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Setelah pesantren saya jadi mandiri

mengatur keuangan dari orang tua harus

cukup

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Iya, saya jadi disiplin dengan tata tertib.

Saya ga mau dihukum karena ga disiplin

dan ga patuh

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Iya, di pondok santri sudah diberi jadwal

piket. Mau tidak mau santri harus

tanggung jawab dan melaksanakan piket

tersebut. Selain piket saya juga belajar

tanggung jawab dari organisasi pondok.

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Di pondok mau tidak mau kita harus

sabar. Seperti antri mengambil makan

dan mengantri mandi di kamar mandi

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Iya, ustaz suka ngajarin kita untuk jujur

apalagi mengambil makanan dan barang

milik orang lain

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

Iya, apalagi kalau teman sedang sakit

kita kasian dan ambilin makan

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

Iya, karena cinta tanah air itu memang

harus sebagai warga negeri Indonesia.

100

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Setelah pesantren saya sering shalat

berjamaa, puasa sunnah dan merasa

bersalah dengan orang tua karena sering

membantah.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

Alhamdulillah saya merasakan sendiri

baru 1 bulan saya merasa lebih baik dari

sebelumnya.

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya kita dinasehati oleh ustaz ga

boleh melakukan perbuatan yang ga

baik, kita disuruh mengikuti keteladanan

Rasulullah apalagi dari akhlaknya.

101

HASIL WAWANCARA

Lampiran 12

Nama : Herlan Gumilang

Jabatan : Santri. Kelas VII.1

Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya masuk pesantren atas kemauan

sendiri.

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Bagus, supaya santri ga banyak

melanggar.

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Secara perlahan kepribadian saya

berubah, akhlak saya juga berubah.

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Tidak hafalan kitab seperti kitab

jurumiyyah dan safinatunnajah

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum pesantren, saya masih jarang

shalat tepat waktu, ngajinya jarang. Di

rumah saya ga pernah bersih-bersih

walaupun orang tua sudah menyuruh.

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

saya sekarang rajin shalat fardhu

berjamaah tepat waktu dan ngaji

102

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Ya. Saya belajar mengurus diri sendiri

dan keuangan agar cukup.

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Ya, khususnya tentang waktu.

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

saya di pondok jadi sering piket

kebersihan karena takut diberi hukuman.

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Ya saya belajar sabar ga ketemu orang

tua, sabar sama temen juga

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Iya, kita di pondok diajarkan tidak boleh

menggambil barang yang bukan pada

hak nya. Ga boleh ambil punya teman.

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

Teman di pondok sudah seperti saudara

sendiri. Kalau untuk lingkungan saya

belajar peduli untuk membersihkan

pendopo dll.

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

Dari kecil saya sudah diajarkan untuk

cinta tanah air dengan membaca

103

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

sejarahnya. Ketika di pondok kita

diajarkan untuk mendoakan dengan

tahlilan.

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Sekarang saya rajin shalat fardhu

berjamaah tepat waktu, ngaji dan saya di

pondok jadi sering piket kebersihan.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

Alhamdulillah saya merasa akhlak saya

lebih baik dari sebelumnya

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya kalo ada santri yang bandel

sering ngelanggar suka dinasehatin

pengurus kemudian dengan ustaz

pondok

104

HASIL WAWANCARA

Lampiran 13

Nama : Danuar Agustian

Jabatan : Santri. Kelas VII. 2

Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya masuk pesantren atas kemauan

orang tua dan saya mau karena teman di

rumah banyak yang pesantren.

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Bagus biar santri ga bandel di pondok

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Alhamdulillah perlahan saya bisa

berubah kearah yang lebih baik.

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Ga hafalan kitab, telat datang ke masjid

dan ga ikut piket pondok

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum pesantren bandel sering main

ga inget waktu. Shalat yang jarang

dikerjakan hanya shalat ashar.

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

Alhamdulillah, saya sekarang rajin

shalat ashar dan berjamaah tepat waktu.

Jadi sering puasa sunnah.

105

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Iya saya belajar hidup tanpa

mengandalkan orang tua di rumah

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Iya, di pondok itu sudah ada jadwalnya

jadi saya harus disiplin dengan waktu.

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Iya saya belajar tanggung jawab dengan

sesuatu yang sudah ditentukan seperti

dalam kegiatan ekstrakurikuler dan piket

pondok

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Iya saya belajar jadi sabar apalagi ga

ketemu keluarga ga boleh bawa

handphone

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Untuk jujur sudah saya terapkan di

rumah dan di pesantren juga saya

diajarkan ga boleh mengambil yang

bukan hak kita

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

Iya, apalagi ketika teman sedang sakit

saya bantuin untuk mengambil makan di

dapur

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

Semenjak masuk pesantren yang saya

pikir di pesantren itu ga ada upacara

106

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

ternyata ada, bahkan kita mendoakan

jasa pahlwan dengan mendoakan dan

tahlil Bersama.

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Alhamdulillah berubah, saya sekarang

rajin shalat ashar berjamaah dan tepat

waktu. Jadi sering puasa sunnah juga.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

Iya saya merasa berbeda dengan saya

yang dulu sebelum masuk pesantren

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya santri selalu di nasehati untuk

patuh dengan tata tertib pondok.

107

HASIL WAWANCARA

Lampiran 14

Nama : A. Lirridho Mahesa

Jabatan : Santri. Kelas VII.1

Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021

Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa motivasi kamu memilih

untuk pesantren di Miftahul

Ulum Setu Bekasi?

Saya masuk pesantren atas kemauan

sendiri termotivasi dari film kun anta

2 Bagaimana tanggapan kamu

dengan adanya tata tertib di

pesantren?

Menurut saya bagus, supaya santri tidak

banyak melanggar

3 Apakah tata tertib di pondok

pesantren Miftahul Ulum ini

sudah berhasil mengubah

kepribadian kamu?

Alhamdulillah saya masih proses kearah

yang lebih baik lagi

4 Apa saja tata tertib yang pernah

kamu langar?

Alhamdulillah untuk saat ini belum

pernah melanggar

5 Bagaimana karakter kamu

sebelum masuk pesantren?

Sebelum masuk pesantren saya bandel,

saya pernah mencuri manga orang dan

ga bilang. Shalat juga masih jarang-

jarang apalagi membaca al-Quran jarang

sekali.

6 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

Ya, biasanya shalat jarang-jarang kalau

sudah di pondok jadi tepat waktu bahkan

berjamaah. Pondok juga mengajarkan

108

kamu rajin beribadah kepada

Allah SWT?

saya untuk terbiasa puasa sunnah senin-

kamis.

7 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu mandiri?

Iya, biasa makan di rumah diambilkan

ibu kalau sekarang jadi mandiri ambil

sendiri bahkan mengantri

8 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu disiplin?

Iya, saya merasakan waktu di pondok

sangatlah penting dan ga bisa untuk

bermalas-malasan.

9 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu tanggung jawab terhadap

tugas yang telah diberikan?

Ya, karena di rumah terbiasa manja

dengan orang tua tetapi di pondok harus

belajar tanggung jawab seperti tugas

piket kelas dan piket mingguan yang

sudah ada jadwalnya mau tidak mau

harus dilaksanakan.

10 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu sabar?

Betul, biasanya setiap hari melihat orang

tua, tetapi dengan pesantren saya harus

sabar. Di pondok juga harus sabar karena

serba mengantri.

11 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu jujur?

Betul, sebelum saya pesantren pernah

mengambil mangga orang dan setelah

masuk pesantren sadar itu bukan milik

saya. Di pondok selalu diingatkan untuk

tidak boleh mengambil sesuatu yang

bukan pada haknya.

12 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

Ya, karena teman sudah saya anggap

saudara sendiri, ketika kita sakit kita

belajar ikhlas menemani ke kamar mandi

dan mengambilkan makan.

109

kamu sayang terhadap teman

dan lingkungan sekitar?

13 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari yang

diterapkan pesantren membuat

kamu cinta terhadap tanah air?

Cinta tanah air dari sekolah dasar sudah

diajarkan tetapi di pondok saya baru tahu

banyak ulama sebagai pahlawan

kemerdekaan memotivasi saya sebagai

santri harus lebih semangat belajar dan

meneruskan perjuangan.

14 Bagaimana karakter kamu

sesudah masuk pesantren?

Alhamdulillah banyak perubahan saya

jadi sering shalat fardhu berjamaah dan

kegiatan lainnya yang bermanfaat.

15 Apakah dengan pembiasaan

kegiatan sehari-hari di pesantren

sudah berhasil memperbaiki

kepribadianmu?

insyaAllah kepribadian saya semakin

lebih baik dari sebelumnya.

16 Apa saja metode yang

digunakan pengajar dalam

pembentukan karakter santri?

Biasanya santri selalu dinasehati oleh

ustaz bagaimana menjadi pribadi yang

berakhlak mulia sebagaimana meniru

suri tauladan Nabi Muhammad SAW.

110

Lampiran 15

Wawancara bersama ustaz dan Ustazah pondok pesantren Miftahul Ulum

Setu Bekasi

Wawancara ustazah Sayyidah Farhati Wawancara ustaz Mustainullah

Wawancara dengan santri pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

Wawancara Fadhil awwaludin Wawancara M. Taufiq Qurrahman

111

Wawancara Nanda Noval S. Wawancara Ilham Ramadhan

Wawancara Bayu raharja Wawancara M. Yafi

Wawancara A. Lirridho Mahesa Wawancara Herlan gumilang

112

Wawancara Dede Karyadi Wawancara Danuar agustian

Jadwal waktu kegiatan santri

Struktur pondok struktur kepengurusan

113

Masjid putra

Kemandirian santri saat mencuci pakaian

Nomor : B-67/F.1/PAI/KM.01.3/03/2021 Jakarta 9 Maret 2021

Lamp. : -

Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Tanenji, MA

Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama : Siti Masitoh

NIM : 11170110000010

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : 8

Judul Skripsi : Penerapan Pendidikan Karakter dalam Membentuk Tingkah Laku

Santriwati Pada Pondok Pesantren Al-Awwabin Depok

Proposal yang bersangkutan sudah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 18 Februari

2021. Abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi

Program Studi terlebih dahulu

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Kaprodi Pendidikan Agama Islam

Drs. Abdul Haris, M.Ag

NIP. 19660901 199503 1 001 Tembusan:

1. Dekan FITK

2. Mahasiswa ybs

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : B- 68 /F1/KM.01.3/Agustus/2021 Jakarta, 2 Agustus 2021 Lamp. : Hal : Permohonan Izin Penelitian Kepada Yth., Bapak Drs. K.H. Abdul Wahab Salim Ketua Umum Yayasan Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi di- t e m p a t Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama : Siti Masitoh

NIM : 11170110000010

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : 8 (Delapan)

Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Akhlak Santri di

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. A.n. Dekan, Kajur Pendidikan Agama Islam Drs. Abdul Haris. M. Ag. NIP. 19660001 199503 1 001 Tembusan:

1. Dekan FITK

2. Wakil Dekan Bidang Akademik

3. Mahasiswa yang bersangkutan

UJI REFERENSI

Nama : Siti Masitoh

NIM : 11170110000010

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul :Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi

Dosen Pembimbing : Tanenji, MA

No REFERENSI No.

Footnote

Hal.

Skripsi

Paraf

Pembimbing

1 La Adu. Pendidikan Karakter dalam Persfektif Islam. Jurnal

Biology Science & Education

2014. Vol.3 No 1 Edisi Jan-Jun

2014.

3,22,30,39, 1,10,11,16,

2 Prayitno dan Erman Amti,

Dasar-Dasar Bimbingan

Konseling Jakarta:PT Rineka

Cipta. 2015.

4 1

3 Badrudin, Akhlak Tasawuf.

Serang: IAIB Press. 2015.

7,29,50,51,5

8,65,71,117

2,11,19

,20,24,

27,52

4 Santi Rika Umami dan

Amrullah. Internalisasi Nilai-

Nilai Pendidikan Akhlak Santri

Putri Asrama X Hurun Inn

Pondok Pesantren Darul Ulum

Jombang. Jurnal Pendidikan

Islam. 2017.

125 59

5 Rahmat Arofah Hari Cahyadi.

Pengembangan Pondok

Pesantren. Halaqo: Islamic

Education Journal 1 (1), Juni

2017.

84,85,86,87 30,31

6 Dian Diniyati, Eva Fauziyah

dan Budiman Achmad. Potensi

dan Peran Pesantren Sebagai

Lembaga Pelaksana Kegiatan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

Jurnal Penelitian Sosial

Ekonomi Kehutanan. Vol. 7.

No. 1 Maret 2010

83 30

7 Lathifatul Izzah dan M. Hanip.

Pendidikan Akhlak dalam

Pembentukan Akhlak

Keseharian Santri Sunan

Gunung Jati Gesing

Kismantoro Wonogiri Jawa

Tengah. Jurnal Literasi,

Volume IX, No. 1 2018.

18 9

8 Yoke Suryadarma dan Ahmad

Hifdzil Haq. Pendidikan

Akhlak Menurut Imam Al-

Ghazali. Jurnal At- Ta’dib,

Vol. 10. No. 2, Desember

2015.

49 18

9 Hardani, dkk. Metode

Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif. Yogyakarta: CV

Pustaka Ilmu. 2020

103,104,111 41,43

10 Helmiati. Model Pembelajaran.

Yogyakarta: Aswaja Presindo,

2016

88 31

11 Ali Imron. Pandangan Islam

Tentang Akhlak dan Perubahan

Serta Konseptualisasinya

dalam Pendidikan Islam. Jurnal

Al-Qalam, Volume 19, Nomor

2, Desember 2018

2,5,33,43,45

,47,

1,12,17

,18

12 Irjus Indrawan, dkk.

Manajemen Pendidikan

Karakter. Purwokerto: CV

Pena Persada, 2020

38, 16

13 Abdul Jabbar. Pesantren:

Tantangan dan Masa Deapan

Dakwah, Jurnal Studi Islam,

Volume 10, Nomor 1, April

2018

73 27

14 Nur Jamal. Transformasi

Pendidikan Pesantren dalam

Pembentukan Kepribadian

Santri. Jurnal Pendidikan

Islam, Volume 8, Nomor 2,

Agustus 2015

10,89,91 3,32

15 Novi Setiawati dan Aceng

Kosasih. Implementasi

Pendidikan Karakter Peduli

Sosial Pada Masyarakat

Pluralis di Cigugur Kuningan.

Jurnal Pendidikan Karakter.

Tahun IX, Nomor 2, Oktober

2019.

6 2

16 Maskur. Internalisasi Nilai

Budaya Pada Pembelajaran

Santri di Pondok Pesantren

Tradisional. Journal of

Education and Insturction,

Volume 3, Nomor 2, Desember

2020

90,92 32,33

17 Ali Mas’ud. Akhlak Tasawuf,

Surabaya: UIN Sunan Ampel

Surabaya, 2013.

69,70 26

18 Lanny Octavia, dkk.Pendidikan

Karakter Berbasis Tradisi

Pesantren. Jakarta: Rumah

Kitab.2014

124 59

19 Lexy J. Moleong. Metode

Penelitian Kualitatif Edisi

Revisi. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya. 2017

105,106,107

,108

41,42

20 Abd Mukhid. Konsep

Pendidikan Karakter dalam Al-

Quran, Jurnal Nuansa, vol 13

No. 2 Juli -Desember 2016.

17,25,26,34,

37,57,61

9.10,11

,13,16,

20,22

21 Musrifah. Analisis Kritis

Permasalahan Pendidikan

Islam Indonesia di Era Global.

Journal of Islamic Studies and

Humanities, Vol. 3, No. 1.

2018

16 9

22 Syamsul Rizal MZ. Akhlak

Islami Persfektif Ulama Salaf,

Jurnal Pendidikan Islam, Vol.

07, No, 1, April 2018

56 20

23 Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional. Kamus

Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat Bahasa. 2008

20,48,78, 10,18,2

9

24 Abuddin Nata. Islam dan Ilmu

Pengetahuan. Jakarta:

Prenadamedia Group. 2018

12 5

25 Hestu Nugroho Warasto.

Pembentukan Akhlak Siswa.

Jurnal Mandiri: ilmu

pengetahuan. Seni dan

teknologi. Vol. 2. No. 1. Juni

2018

68 26

26 Ria Gumilang dan Asep

Nurcholis. Peran Pondok

Pesantren dalam Pembentukan

Santri. Jurnal Comm- Edu,

Volume 1 nomor 3, September

2018.

1,72 1,27

27 Nurhayati. Akhlak dan

Hubungannya dengan Akidah

dalam Islam. Jurnal

Mudarrisuna. Volume 4,

Nomor 2. Juli-Desember .2014

54 19

28 Djamaluddin Perawironegoro,

Manajemen Asrama di

Pesantren. Jurnal Studi

Manajemen Pendidikan, Vol.

3, no. 2, November 2019.

79,81,82 29

29 Hadi Purnomo. Manajemen

Pendidikan Pondok Pesantren.

Yogyakarta: Building Pustaka

Utama. 2017.

74,75,76,77,

80

28,29

30 Dwi Purwanti. Pendidikan

Karakter Peduli Lingkungan

dan Implementasinya. Jurnal

Riset Pedagogik 1 (2). 2017

28 11

31 Siti Lailatul Qodariyah. Akhlak

dalam Persfektif Al-Quran,

Jurnal al-Fath, Vol. 11 No. 02

(Juli-juni) 2017.

55,59,60 20,21

32 Munawar Rahmat. Mengkaji

Ontology Akhlak Mulia

dengan Epistimologi Qurani,

Bandung: Celtics Press, 2013.

8,66,67 3,25

33 Departemen Agama RI. Al-

Quran dan Terjemahnya,

Bandung: Diponegoro, 2010.

9,11,32 3,4,12

34 Hamdani Hamid dan Beni

Ahmad Saebani. Pendidikan

Karakter Persfektif Islam.

Bandung. Pustaka Setia. 2013

19,21,27,35,

42,44,46,62

9,10.11

,13,17,

22

35 Saihu. Konsep Pembaharuan

Pendidikan Islam Menurut

Fazlurrahman. Jurnal

Pendidikan Islam. Vol.2, No.

1, 2020.

14 8

36 Saproni. Panduan Praktis

Akhlak Seorang Muslim.

Bogor: Cv Bina Karya Utama.

2015

52,53 19

37 Jonathan Sarwono, Metode

Penelitian Kuantitatif &

Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu. 2006

97,98,99 37

38 Sandu Siyoto dan M. Ali

Sodik. Dasar Metodelogi

Penelitian. Yogyakarta:

Literasi Media Publishing.

2015

101,102,113

,114

38,43,4

4

39 Akhmad Sodiq, Prophetic

Character Building Tema

Pokok Pendidikan Akhlak

Menurut al- Ghazali. Jakarta:

Kencana, 2018.

24,63 10,24

40 Sopyan Mustoip. Muh ammad

Japar, Zulela MS.

Implementasi Pendidikan

Karakter. Surabaya: Jakad

Publishing Surabaya. 2018

41 16

41 Suyitno. Metode Penelitian

Kualitatif, Konsep, Prinsip dan

Operasionalnya. Tulungagung:

Akademia Pustaka. 2013.

100 38

42 Candra Wijaya dan Syahrum.

Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung: Cita Pustaka Media

Perintis. 2013

96 36

43 Hengki Wijaya. Analisis Data

Kualitatif Ilmu Pendidikan

Teologi. Makasar: Sekolah

Tinggi Theologia Jaffray. 2018

109,110 42,43

44 Munir Yusuf. Pengantar Ilmu

Pendidikan. Palopo: Penerbit

Kampus IAIN Palopo, 2018

31, 12,

45 Ahmad Zuhdi. Akhlak yang

Buruk dalam Persfektif

Pendidikan Islam Serta Upaya

Penanggulangannya. Jurnal

Tarbawi: Jurnal Ilmu-Ilmu

Pendidikan. Vol. 14. No. 01.

Juni 2018.

64 24

46 Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, BAB 1

Pasal 1

15 8

47 Kementerian Pendidikan

Nasional Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar Direktorat

Pembinaan Sekoah Menengah

Pertama 2011, Panduan

Pendidikan Karakter di

Sekolah Menengah Pertama

23,36,40, 10,13,1

6,

48 Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam

Negeri Sayarif Hidayatullah

Jakarta. Jakarta 2015.

112 43

49 https://kbbi.web.id/didik.html

diakses pada hari jumat, 2 Juli

2021 pukul 14:06 WIB.

13 8

50 https://www.laduni.id/post/read

/71497/pesantren-miftahul-

ulum-setu-bekasi diakses pada

hari minggu, 5 September 2021

pukul 13.00 WIB

115 45

51 Susi Pirdayani Yusmarlina.

Implementasi Pendidikan

Karakter Disiplin dalam

Membangun Kedisiplinan

Santri di TPQ An-Nur Desa

Masaran Kecamatan

Bendungan Kabupaten

Trenggalek. Skripsi IAIN

Ponorogo. 2020

93 34

52 Muhammad Anwar Salim.

Implementasi Pendidikan

Karakter Pada Santri Pondok

Pesantren Al-Falah Salatiga.

Skripsi IAIN Salatiga. 2017

94 34

53 Siti Zubaidah. Pembentukan

Karakter Bagi Santri Melalui

Kultur Pesantren (Studi Kasus

Pondok Pesantren Tahfidzul

Quran al-Muntaha Salatiga.

Skripsi IAIN Salatiga. 2019

95 35

Jakarta, 4 Oktober 2021

Yang Mengesahkan,

Tanenji, MA

NIP. 19720712 199803 1 004