Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA
SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL
ULUM SETU BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
SITI MASITOH
NIM. 11170110000010
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2021 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
Skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI
PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM SETU BEKASI” disusun oleh Siti Masitoh
Nomor Induk Mahasiswa 11170110000010, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqosah pada tanggal 23 November 2021 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 23 November 2021
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Sururin, M.Ag
NIP. 197103191998032001
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI
DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM SETU BEKASI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
SITI MASITOH
NIM. 11170110000010
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi,
Tanenji, MA
NIP. 19720712 199803 1 004
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H/2021 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi” disusun oleh Siti Masitoh NIM.
11170110000010 Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan
pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 4 Oktober 2021
Yang mengesahkan,
Pembimbing Skripsi
Tanenji, MA
NIP. 197207121998031004
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul
“Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri di Pondok Pesantren
Miftahul Ulum Setu Bekasi” disusun oleh Siti Masitoh, NIM. 11170110000010,
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarannya oleh
Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 4 Oktober 2021.
Jakarta, 4 Oktober 2021
Pembimbing
Tanenji, MA
NIP. 19720712 199803 1 004
ABSTRAK
Siti Masitoh (NIM: 11170110000010). “Implementasi Pendidikan Karakter Pada
Santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi”. Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh implementasi
pendidikan karakter dalam membentuk akhlak santri yang terpuji. Pendidikan
karakter saat ini menjadi fenomena yang hangat diperbincangkan. Kasus-kasus
penyimpangan pada anak didik saat ini membuktikan lemahnya karakter anak bangsa.
Keadaan sosial, budaya masyarakat dan arus globalisasi saat ini semakin
mengkhawatirkan. Berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam pendidikan seperti halnya
kekerasan, bullyng, hilangnya nilai-nilai moral anak didik menandakan lemahnya
pendidikan karakter bangsa ini yang harus segera dibenahi dan diatasi dengan memperkuat
akidah dan akhlak yang kokoh pada diri masyarakat. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun
pemeriksaaan dan pengecekan keabsahan data dengan perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa implementasi pendidikan karakter pada santri
yaitu melalui nilai-nilai karakter yang diimplementasikan dalam kegiatan sehari-
hari santri di pondok. Melalui pembiasaan kegiatan harian tersebut, secara tidak
langsung karakter santri akan terbentuk.
Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Akhlak, Santri, dan Pondok Pesantren.
ABSTRACT
Siti Masitoh (NIM: 11170110000010). "Implementation of Character Education for
Santri at Miftahul Ulum Islamic Boarding School Setu Bekasi". Department of
Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University, Jakarta.
This study aims to determine how far the implementation of character
education in shaping the morals of students is commendable. Character education
is currently a hotly discussed phenomenon. Cases of irregularities in students today
prove the weakness of the character of the nation's children. The current state of
social, cultural and current globalization is increasingly worrying. Various kinds of
events that occur in education such as violence, bullying, loss of students' moral
values indicate the weakness of this nation's character education which must be
addressed and overcome by strengthening strong faith and morals in the
community. In this study, the researcher used a qualitative descriptive method with
data collection techniques using the methods of observation, interviews and
documentation. As for checking and checking the validity of the data by extending
participation, persistence of observation and triangulation. Data analysis techniques
in this study used data reduction techniques, data presentation, and drawing
conclusions. The results of this study indicate that the implementation of character
education in students is through character values that are implemented in the daily
activities of students at the boarding school. Through the habituation of these daily
activities, indirectly the character of the santri will be formed.
Keywords: Character Education, Morals, Santri, and Islamic Boarding School.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur tak terhingga kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan beribu-ribu nikmat, ridho dan
karunia-Nya serta shalawat salam tercurahkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad Sholallu’alaihi wasalam yang telah membimbing umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Skripsi ini disusun sebagai tugas
akhir dan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada program Studi Pendidikan Agama Islam Strata Satu di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti menyadari dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat, antara lain:
1. Prof. Dr. Hj. Amani Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Keluarga tercinta, terutama kepada kedua orang tua peneliti, ayahanda Carma
Heryana dan ibunda Sri Yani yang selalu mendoakan, meridhoi serta
mendukung banyak hal demi mendidik dan membesarkan peneliti hingga
sampai ditahap ini.
3. Dr. Sururin, MA., selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku ketua Prodi PAI FITK UIN Syarif
Hidayatullah.
5. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Prodi PAI FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Tanenji, MA., selaku pembimbing skripsi yang memberikan masukan yang
konstruktif terhadap peneliti.
7. Bapak dan ibu Dosen Prodi PAI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Drs. K.H. Abdul Wahab Salim, selaku pimpinan pondok pesantren Miftahul
Ulum Setu Bekasi.
iv
9. Rhomi Nazilman, S.S, M.Pd., selalu Kepala Sekolah SMP Miftahul Ulum Setu
Bekasi.
10. Sayyidah Farhah S.Pd., selaku pengurus dan pengajar pondok pesantren
Miftahul Ulum Setu Bekasi.
11. Ustaz Mustainullah selaku pengurus dan pengajar pondok pesantren Miftahul
Ulum Setu Bekasi.
12. Seluruh santri kelas VII pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
13. Ayahanda Sopidin dan Ibunda Yuhana, selaku orang tua dari calon suami
peneliti yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dari semester awal
kuliah hingga saat ini.
14. Andre Febianzha selaku calon suami yang selalu memberikan dukungan dan
membersamai peneliti dari semester awal kuliah hingga saat ini.
15. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam angkatan 2017,
khusunya kepada Ghina Luqyana, Halimah Sa’diyah, Rizki Dwi Lestari yang
selalu memberikan dukungan dan membersamai peneliti dari semester awal
kuliah hingga saat ini.
16. Serta kepada semua pihak yang telah turut mendoakan serta memberikan
semangat yang tidak dapat peneliti ucapkan satu persatu, namun tidak
mengurangi rasa hormat dan terima kasih peneliti.
Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini semoga selalu
diberikan kesehatan, umur panjang dan dilindungi Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam segala hal.
Jakarta, 4 Oktober 2021
Peneliti,
Siti Masitoh
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 8
A. Kajian Teori .............................................................................................. 8
1. Pendidikan karakter............................................................................. 8
a. Pengertian Pendidikan ................................................................. 8
b. Pengertian Karakter .................................................................... 10
c. Pendidikan karakter..................................................................... 11
d. Nilai-nilai pendidikan karakter ................................................... 13
e. Tujuan Pendidikan karakter ........................................................ 15
f. Metode Pendidikan karakter ....................................................... 17
2. Akhlak .............................................................................................. 18
a Pengertian Akhlak ...................................................................... 18
b Macam-macam Akhlak .............................................................. 20
c Ruang Lingkup Akhlak .............................................................. 25
d Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak ................... 25
vi
3. Pondok Pesantren ............................................................................. 27
a. Pengertian Pondok Pesantren ..................................................... 27
b. Komponen-komponen Pondok Pesantren .................................. 28
c. Keunggulan Pondok Pesantren .................................................. 30
d. Metode Pengajaran di Pondok Pesantren ................................... 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 33
BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 36
B. Metode Penelitian ................................................................................... 36
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37
D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 38
E. Sumber Data ........................................................................................... 40
F. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ..................................... 41
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 45
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 45
B. Pembahasan ............................................................................................ 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 64
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ...................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN .......................................................................................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan karakter saat ini menjadi fenomena yang hangat
diperbincangkan. Kasus-kasus penyimpangan pada anak didik saat ini
membuktikan lemahnya karakter anak bangsa.1 Keadaan sosial dan budaya
masyarakat Indonesia saat ini semakin menghawatirkan. Berbagai macam
peristiwa yang terjadi dalam pendidikan seperti halnya kekerasan, bullyng,
hilangnya nilai-nilai moral anak didik menandakan lemahnya pendidikan karakter
bangsa ini yang harus segera dibenahi.2 Pendidikan karakter di masa ini sangatlah
penting dalam menghadapi krisis moral dan akhlak yang sedang melanda anak
didik bangsa Indonesa.3
Adanya era globalisasi dan informasi akan memberikan pengaruh pada
masyarakat, sekolah dan tatanan kehidupan. Akibat yang ditimbulkan dari era
globalisasi dan informasi, anak didik akan menghadapi berbagai tantangan dan
hambatan dalam segi moral, akhlak, sosial, dan keagamaan. Berbagai tantangan
tersebut memperhambat anak didik dalam pembentukan manusia yang seutuhnya.4
Arus era globalisasi yang dialami masyarakat dunia tidaklah bisa dihindari. Akan
tetapi, era globalisasi tersebut dapat diatasi dengan memperkuat akidah dan akhlak
yang kokoh pada diri masyarakat.5
Perkembangan teknologi yang begitu canggih akan semakin sulit seseorang
untuk menghindarinya, terlebih lagi pada dunia pendidikan di masa pandemi ini
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Orang tua harus lebih extra
1 Ria Gumilang dan Asep Nurcholis, “Peran Pondok Pesantren dalam Pembentukan
Santri”, Jurnal Comm- Edu, Volume 1 nomor 3, September 2018., h. 45 2 Ali Imron, “Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Perubahan Serta Konseptualisasinya
dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Al-Qalam, Volume 19, Nomor 2, Desember 2018, h. 23 3 La Adu, “Pendidikan Karakter dalam Persfektif Islam”, Jurnal Biology Science &
Education 2014, Vol.3 No 1 Edisi Jan-Jun 2014, h. 71 4 Prayitno dan Erman Amti, Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2015), Cet. 3, h. 6 5 Ali Imron. Loc.Cit., h. 21
2
memperhatikan anaknya dalam menggunakan sosial media. Konten-konten media
yang kurang baik dapat memberikan dampak negatif bagi anak terutama dalam
pembentukan karakternya.
Pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama, terutama dalam
tiga pusat pendidikan di antaranya; pada lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Lingkungan yang pertama kali seorang anak mengenal dan belajar
yakni pada lingkungan keluarga. Selain lingkungan keluarga, yang kedua yakni
lingkungan sekolah. Sekolah sering kali disebut sebagai wadah dalam
mencerdaskan anak bangsa. Karenanya, di sekolah banyak ilmu pengetahuan yang
mereka dapatkan dari guru dan dengan mudahnya pengamalan karakter dapat
dilakukan. Selain lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga
menjadi pusat pendidikan dalam menanamkan pendidikan karakter. Masyarakat
sebagai tempat berinterakasi sosial dalam mengamalkan nilai-nilai karakter yang
telah mereka dapatkan di lingkungan keluarga dan sekolah.6
Tiga pusat pendidikan yang memiliki pengaruh kuat terhadap karakter anak
selain lingkungan sekolah dan masyarakat, lingkungan keluarga memiliki peran
yang sangat penting. Karenanya, keluarga adalah lingkungan yang banyak
memperkenalkan seorang anak ilmu pengetahuan, kepribadian bahkan pendidikan
karakter. Peran keluarga tak bisa lepas dari orang tua terutama seorang ibu menjadi
sekolah pertama bagi anak-anaknya di rumah.
Dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 juga
menjelaskan, di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.7 Berkaitan
dengan karakter mulia tentunya tidak terlepas dengan akhlak. Seseorang berakhlak
baik, tingkah lakunya pun akan baik. Begitupun sebaliknya apabila berakhlak
tercela, maka tingkah lakunya pun akan tercela.
6 Novi Setiawati dan Aceng Kosasih, “Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial
Pada Masyarakat Pluralis di Cigugur Kuningan”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IX, Nomor
2, Oktober 2019, h. 187-188 7 Badrudin, Akhlak Tasawuf, (Serang: IAIB Press, 2015)., h. 15-16
3
Akhlak merupakan sifat seseorang yang sudah tertanam pada dirinya dan
menghasilkan perbuatan dengan otomatis tanpa harus memikirkannya terlebih
dahulu.8 Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan
akhlak manusia. Sebagaimana Allah SWT dalam firmannya:
ه خره وهذهكهره الل ه وهالاي هوامه الا وهة حهسهنهة لمهنا كهانه ي هراجوا الل ا لهقهدا كهانه لهكما فا رهسوال الل اسا كهثيا “sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (Q.S. al- Ahzab [33]:21).9
Pada ayat tersebut menjelaskan Rasulullah SAW merupakan sosok suri
tauladan yang baik. Rasulullah SAW menjadi panutan karena akhlaknya yang tidak
lagi diragukan oleh Allah SWT untuk menjadi contoh bagi seluruh umat muslim
yang ada di muka bumi.
Pondok pesantren juga termasuk menjadi pusat pendidikan, pesantren
adalah lembaga pendidikan tradisional yang bernuansa Islami. Ajaran pendidikan
pesantren bertujuan agar santri dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama Islam yang sudah diajarkan. Selain itu, pesantren juga bertujuan agar santri
mengutamakan moral dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Pesantren
merupakan ciri khas pendidikan asli masyarakat Indonesia. Kekhasan pesantren
yaitu terdapat kiyai sebagai pengasuh atau pimpinan di dalam pesantren, terdapat
pula santri dan santriwati sebagai peserta didik dalam pembelajaran di pondok.
Selain itu, di pesantren santri diajarkan kitab-kitab klasik seperti ta’limul
muta’allim dan kitab klasik lainnya di pesantren juga terdapat asrama sebagai
rumah kedua santri ketika jauh dari orang tua..10
8 Munawar Rahmat, Mengkaji Ontology Akhlak Mulia dengan Epistimologi Qurani,
(Bandung: Celtics Press, 2013)., h. 10 9 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2010)., h.
420 10 Nur Jamal, “Transformasi Pendidikan Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian
Santri”, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2015, h. 175
4
Di era modern, pembangunan pondok pesantren yang semakin berkembang
sebagai tempat pendidikan bagi umat muslim yang ada di Indonesia dan
menandakan pedulinya bangsa Indonesia terhadap pendidikan terutama pendidikan
Islam. pendidikan Islam banyak mengajarkan ilmu agama terutama dalam
mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam pada kegiatan sehari-hari. Pondok pesantren
membatu bangsa Indonesia untuk mewujudkan generasi yang bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, serta membantu generasi bangsa memiliki pondasi akhlak
yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.
Allah SWT dalam firman-Nya pada surat at-Taubah ayat 122 yang
berbunyi:
ين وما كان ٱلمؤمنون لينفروا كافة ف لول ن فر من كل فرقة م ن هم طائفة ل ي ت فقهوا ف ٱلد يذرون ولينذروا ق ومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke
medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka
pergi untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar
mereka dapat menjaga dirinya” (Q.S. At-Taubah [9]:122).11
Pada kandungan surat at-Taubah ayat 122 di atas bahwasannya, sebelum
ayat itu di turunkan ketika masa itu berbondong-bondong semua orang mukmin
untuk mengikuti perang. Akan tetapi, setelah ayat tersebut di turunkan dan
diperintahkan agar tidak semua orang mukmin tidak seharusnya ikut ke medan
perang dan memerintahkan sebagian mereka untuk memperdalam ilmu
pengetahuan terutama ilmu agama. Karenanya, ketika mereka gugur di medan
perang sebagian mereka sudah memiliki ilmu pengetahuan dan dapat mengajarkan
kepada kawan-kawan mereka maupun keturunannya.
Berkaitan dengan ayat al-Quran di atas, idealnya pendidikan Islam saat ini
sudah pasti lebih unggul jika diumpamakan dengan pendidikan Islam masa lampau.
alasan tersebut seperti dalam Al-Quran dan Hadis menjadi sumber utama dalam
ajaran Islam yang menyampaikan kepeduliannya yang amat besar terhadap
11 Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 206
5
pendidikan. Keadaan umat muslim sekarang menurut aspek sosial dan ekonominya
lebih maju dibandingkan umat muslim di masa lampau dan dapat dilihat dari sejarah
umat muslim telah memperoleh aset sejarah.12
Jika pendidikan Islam sekarang lebih maju dibandingkan pendidikan Islam
pada masa lampau, realitanya pendidikan Islam bagi umat muslim belum
memberikan hasil yang memuaskan khususnya bagi bangsa Indonesia. Merosotnya
karakter serta akhlak anak didik dalam kehidupan sehari-hari masih terjadi dan
menjadi bukti bahwa pendidikan Islam dan pendidikan karakter di masa sekarang
masih belum efektif. Di zaman yang semakin modern ini banyak dibangun tempat
Pendidikan Islam seperti pondok pesantren.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di pondok
pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi pada hari senin 28 Juni 2021 dengan
mewawancarai salah satu pengurus pondok pesantren (Ustazah Farhah), diperoleh
informasi bahwa pondok pesantren tersebut tentunya sudah menerapkan pendidikan
karakter dalam kegiatan sehari-sehari. Akan tetapi, santri di pondok ini masih
memiliki permasalahan-permasalahan santri pada umumnya di antaranya; Pertama,
adanya laporan santri dan orang tua kepada pihak pengurus karena adanya
perlakuan bullyng yang dilakukan teman sebaya. Kedua, masih terdapat santri putra
tidak disiplin dengan tata tertib pondok. Ketiga, santri masih sering menggunakan
kata-kata kasar terhadap teman sebaya. Menurutnya, karakter anak yang berbeda-
beda itu dilatar belakangi oleh beberapa faktor seperti, sedang mengalami masa
pubertas, faktor lingkungan dan latar belakang orang tua yang berbeda-beda.
Karenanya, tidak semua orang tua dapat memberikan pendidikan agama yang lebih
kepada anaknya. Meskipun orang tua mereka tidak bisa memberikan pendidikan
agama Islam lebih, mereka mempercayai pengajar pondok dapat mendidik anaknya
menjadi anak yang sholeh dan sholeha terutama dalam memiliki akhlakul karimah.
Berdasarkan informasi hasil wawancara di atas, ketidakpahaman orang tua
dalam memberikan pendidikan ilmu agama dan terlebih lagi dalam kesibukan
mereka bekerja membuat mereka menjadi sangat yakin untuk mendidik anak-
12 Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h.
217
6
anaknya di lingkungan pondok pesantren, baik itu pesantren yang sudah modern
maupun pesantren tradisional. Akan tetapi pada faktanya, pondok pesantren yang
banyak diminati dan diharapkan orang tua masih terdapat santri yang kurang
berakhlak mulia. Idealnya, dengan adanya pendidikan karakter di pesantren,
diharapkan dapat membentuk akhlak santri yang mulia dibandingkan dengan
akhlak siswa di sekolah formal pada umumnya.
Berdasarkan permasalahan di atas karenanya, peneliti tertarik untuk
mengambil judul skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada
Santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi”
B. Identifikasi Masalah
1. Perkembangan teknologi seperti internet mengandung beberapa unsur negatif
seperti, konten-konten media yang tidak layak ditonton.
2. Minimnya orang tua dalam memberikan pendidikan agama terhadap anak
3. Minimnya kesadaran disiplin santri terhadap tata tertib pondok
4. Persoalan bullyng yang dilakukan santri di pondok pesantren Miftahul Ulum
Setu Bekasi
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan banyaknya permasalahan di atas, maka demi terarahnya
penelitian dan menghindari meluasnya pembahasan, peneliti hanya akan
membatasi masalah hanya pada proses implementasi pendidikan karakter santri
putra pada jenjang SMP kelas VII di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu
Bekasi.
D. Perumusan Masalah
Pendidikan karakter saat ini menjadi fenomena yang hangat
diperbincangkan. Kasus-kasus penyimpangan pada anak didik saat ini
membuktikan lemahnya karakter anak bangsa. Keadaan sosial, budaya masyarakat
dan arus globalisasi saat ini semakin mengkhawatirkan. Berbagai macam peristiwa
yang terjadi dalam pendidikan seperti halnya kekerasan, bullyng, hilangnya nilai-
7
nilai moral anak didik menandakan lemahnya pendidikan karakter bangsa ini yang
harus segera dibenahi dan diatasi dengan memperkuat akidah dan akhlak yang
kokoh pada diri masyarakat.
Begitupun dengan pondok pesantren, pondok pesantren yang banyak
diminati dan diharapkan orang tua masih terdapat santri yang kurang berakhlak
mulia. Seperti, bullyng, tidak patuh terhadap tata tertib dan mengumpat dengan
kata-kata kasar. Idealnya, dengan adanya pendidikan karakter di pesantren,
diharapkan dapat membentuk akhlak santri yang mulia dibandingkan dengan
akhlak siswa di sekolah formal pada umumnya.
Berdasarkan permasalahan di atas, untuk memudahkan peneliti dalam
memecahkan suatu masalah dengan perumusan masalah: Bagaimana implementasi
pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok
pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
F. Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan manfaat di antaranya:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan kepada peneliti dalam mengimplementasikan pendidikan karakter
yang ada di masyarakat.
2. Bagi pesantren, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada
pondok pesantren untuk tetap memberikan pendidikan karakter kepada
santrinya, serta dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pendidikan
karakter yang sudah diterapkan.
3. Bagi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian ini dapat memperkaya
ilmu pengetahuan khususnya dalam pendidikan karakter.
8
4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan tolak ukur dan
pengetahuan bagi pembaca untuk mendapatkan informasi terkait pendidikan
karakter.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pendidikan ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, perbuatan mendidik”.1 Sedangkan dalam istilah, pendidikan ialah
memberikan sebuah arahan dan bantuan yang dilakukan secara sengaja
kepada peserta didik dari orang yang lebih dewasa agar mereka menjadi
dewasa.2
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.3
Senada dengan jurnal yang ditulis oleh Musrifah, pendidikan
merupakan sebuah upaya sadar dan terencana agar terciptanya suasana
dalam proses pembelajaran siswa yang aktif dan dapat mengembangkan
kemampuan yang ada pada diri siswa sehingga siswa tersebut memiliki
kekuatan baik dalam karakter, keagamaan, berakhlak mulia, serta siswa
1 https://kbbi.web.id/didik.html. diakses pada hari jumat, 2 Juli 2021 pukul 14:06 WIB 2 Saihu, “Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman”, Jurnal
Pendidikan Islam. Vol.2, No. 1, 2020, h. 89 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, BAB 1 Pasal 1.
9
yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan di masyarakat bahkan bangsa
dan negaranya .4
Dalam jurnal yang ditulis oleh Abd Mukhid, pendidikan ialah usaha
manusia dalam memperkembangkan potensi yang ada pada dirinya agar
terbentuk kepribadian yang baik, baik pribadi rohani maupun jasmaninya.5
Senada juga dengan jurnal yang ditulis oleh Abd Mukhid, dalam
jurnal yang ditulis oleh Lathifatul Izzah dan M. Hanip, pendidikan ialah
usaha yang dilakukan sepanjang hayat dalam mengembangkan potensi yang
ada pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan.6
Pendidikan dalam pandangan Islam, yaitu sebuah proses pengarahan
baik jasmani maupun rohani agar membangun kepribadian yang telah
ditentukan oleh Islam. Kepribadian yang dimaksud yaitu kepribadian
seorang muslim yang memegang nilai-nilai ajaran Islam dalam
mengamalkan, dan mempertanggung jawabkan perilakunya sesuai dengan
ajaran Islam.7
Hemat peneliti, pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan
terencana yang dilakukan secara sengaja untuk menumbuhkembangkan
potensi yang ada pada diri peserta didik agar terbentuknya kepribadian yang
baik serta dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.
4 Musrifah, “Analisis Kritis Permasalahan Pendidikan Islam Indonesia di Era Global”,
Journal of Islamic Studies and Humanities, Vol. 3, No. 1 (2018), h. 71 5 Abd Mukhid, “Konsep Pendidikan Karakter dalam Al-Quran”, Jurnal Nuansa, vol 13
No. 2 Juli -Desember 2016, h. 314 6 Lathifatul Izzah dan M. Hanip, “Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlak
Keseharian Santri Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah”, Jurnal Literasi,
Volume IX, No. 1 2018, h. 65 7 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Persfektif Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2013), Cet. 1, h. 6
10
b. Pengertian Karakter
Kata karakter dalam Kamus Bahasa Indonesia, “Karakter ialah
tabiat; sifat-sifat kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain”.8
Secara etimologi, “Kata karakter bisa berarti tabiat, sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain, atau watak”.9 Secara terminologi, karakter dapat diartikan sebagai
sifat manusia pada umumnya yang mana pada sifat tersebut dipengaruhi
sesuai dengan faktor kehidupannya.10
Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, karakter
ialah terdiri dari sifat, hati, jiwa, kepribadian, kebiasaan dan watak
seseorang.11
Pengertian karakter dalam buku yang ditulis oleh Akhmad Sodiq
ialah sebuah nilai atau sifat yang sudah ada di dalam jiwa manusia. Karakter
bukanlah watak bawaan dari lahir, melainkan dibentuk melalui
pembiasaan.12
Dalam jurnal yang ditulis oleh Abd Mukhid, karakter ialah sifat
alamiah manusia dalam mengimplementasikan hal-hal yang berkaitan
dengan kebaikan.13
Dari berbagai penjelasan mengenai karakter di atas peneliti dapat
menyimpulkan, karakter ialah sifat atau nilai yang sudah ada pada diri
8 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008)., h. 639 9 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h. 31 10 La Adu, “Pendidikan Karakter dalam Persfektif Islam”, Jurnal Biology Science &
Education 2014, Vol.3 No 1 Edisi Jan-Jun 2014, h. 70 11 Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat
Pembinaan Sekoah Menengah Pertama 2011, Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah
Pertama, h. 14 12 Akhmad Sodiq, Prophetic Character Building Tema Pokok Pendidikan Akhlak
Menurut al- Ghazali, (Jakarta: Kencana, 2018)., h. 1 13 Abd Mukhid, Op.Cit., h. 313
11
manusia dan karakter bukanlah watak bawaan dari lahir, melainkan watak
yang dibentuk melalui pembiasaan.
c. Pendidikan Karakter
Menurut Abd Mukhid, pendidikan karakter ialah pendidikan yang
berkaitan dengan pendidikan akhlak, moral, kepribadian, watak, nilai, yang
memiliki tujuan tertentu dalam mengembangkan potensi anak didik agar
mereka dapat membedakan keputusan baik dan buruknya tentang suatu hal
sehingga dengan mudahnya terbiasa melakukan kebaikan tanpa adanya
suatu paksaan.14
Senada yang diungkapkan Abd Mukhid, dalam buku yang ditulis
oleh Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani menjelaskan, pendidikan
karakter juga dapat didefinisikan dengan pendidikan akhlak. Kata akhlak
tersebut berasal dari bahasa Arab yaitu jama’ dari “khuluqun” yang
diartikan sebagai budi pekerti, kebiasaan, perbuatan, adab, sopan santun dan
tata krama.15
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Dwi Purwanti, pendidikan
karakter ialah pendidikan dengan upaya menanamkan kebiasaan pada anak
didik agar mereka dapat memahami baik dan buruk dan tentunya anak didik
dapat melakukan kebaikan setiap harinya dari kebiasaan yang mereka
tanamkan dalam kehidupan sehari-hari.16
Pendidikan karakter dapat terwujud dengan melibatkan banyak
komponen yang ada pada lembaga pendidikan itu sendiri. Di antaranya isi
kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, pengelolaan mata pelajaran
pengelolaan sekolah, kegiatan ko-kurikuler, dan sarana prasarana yang
dimiliki lembaga tersebut.17 Pembentukan karakter diimplementasikan
dengan cara terstruktur dan berkelanjutan dengan melibatkan aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.18
Secara makna, pendidikan adalah kebutuhan dasar dan tertentu
hanya dapat dilaksanakan hanya pada manusia. Selain manusia, makhluk
14 Ibid., h. 315 15 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op. Cit., h. 43 16 Dwi Purwanti, “Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Implementasinya”, Jurnal
Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20, h. 15-16 17 Badrudin, Op. Cit., h. 16-17 18 La Adu, Op.Cit., h. 69
12
lainnya tidak bisa dididik. Manusia dengan makhluk lainnya sangatlah
berbeda karena manusia memiliki potensi dan akal sehingga
membedakannya dengan mahluk lain. Oleh karena itu, manusia harus
dididik karena manusia memiliki potensi kemanusiaan yang berupa
“fitrah”.19
Berkaitan dengan fitrah, sebagaimana Allah SWT dalam firman-
Nya:
لقخ ها ل ت بدخيل لخ خ التخ فطر الناس علي فا فخطرت الل فاقخم وجهك لخلدخينخ حنخي اللخ ذلخك الدخين القيخم ولكخن اكث ر الناسخ ل ي علمون
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (islam);
sesuai fitrah Allah disebabkan dia telah menciptakan manusia menurut
(fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (itulah) agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” (Q.S Ar- Rum
[30]: 30).20
Fitrah yang dimaksud dalam Q.S Ar- Rum [30]: 30, ialah sebuah
potensi yang ada pada manusia yang harus ditumbuh kembangkan supaya
menjadi manusia yang berkarakter yaitu berilmu pengetahuan, bersosial,
berakhlak baik, serta memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.21
Dari beberapa penjelasan mengenai pendidikan karakter di atas,
peneliti dapat memahami bahwa pendidikan karakter merupakan suatu
upaya lembaga pendidikan dan upaya masyarakat dalam menanamkan
kebiasaan baik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yakni
menjadikan anak bangsa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki moral, berakhlak mulia, serta memiliki kepribadian yang baik
dalam kehidupannya sehari-hari.
19 Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Penerbit Kampus IAIN Palopo,
2018), h. 11 20 Departemen Agama RI, op. cit., h. 407 21 Ali Imron, Op.Cit., h. 22
13
d. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Dalam Al-Quran banyak membicarakan tentang karakter di
antaranya perintah berbuat kebaikan, sabar, jujur, permaaf, menepati janji,
bersedekah, dari nilai-nilai karakter yang disebutkan dalam Al-Quran, harus
dimiliki oleh setiap umat muslim.22
Nilai -nilai karakter yang ditulis oleh Hamdani Hamid dan Beni
Ahmad Saebani dalam bukunya yang berjudul pendidikan karakter
persfektif Islam di antaranya: (1) religious, (2) jujur, (3) toleransi, (4)
disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa
ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai
prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar
membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung
jawab.23
Beberapa nilai-nilai karakter yang terdapat dalam panduan
pendidikan karakter di sekolah Menengah Pertama.24
No Nilai Karakter Deskripsi
1 e. Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
a. Religius Segala perbuatan dan pikiran
selalu berdasarkan nilai agama
2 f. Terhadap Diri Sendiri
a. Jujur Dapat dipercaya baik ucapan
dan prilakunya terhadap diri
sendiri dan orang lain
b. Bertanggung Jawab Sikap seseorang dalam
melaksanakan tugas dan
kewajibannya
22 Abd Mukhid, Op.Cit., h. 323 23 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op. Cit., h. 31 24 Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat
Pembinaan Sekoah Menengah Pertama 2011, Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah
Pertama, h. 18-21
14
c. Bergaya hidup sehat Membiasakan melakukan hal
positif dan menghindari hal
negative (buruk) dalam
menciptakan hidup sehat
d. Disiplin Prilaku taat dan patuh terhadap
peraturan
e. Kerja keras Upaya bekerja ataupun
melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh
f. Percaya diri Yakin terhadap kemampuan
yang dimiliki akan tercapai
dalam melakukan sesuatu
g. Berjiwa wirausaha Pandai, mahir dan giat dalam
menguasai setiap produk yang
dijalani
h. Berfikir logis, kritis, kreatif
dan inovatif
Berfikir jernih dengan realita
sesungguhnya. Kritis;
Mengomentari suatu hal yang
dianggap masih memiliki
kelemahan/kekurangan.
Inovatif; menghasilkan
hal/cara yang terbaru /
pembaharuan dalam hal lebih
baik dari sebelumnya.
i. Mandiri Mampu mengerjakan tugasnya
tanpa mengandalkan orang lain
j. Ingin tahu Sikap ingin selalu mengetahui
lebih dalam tentang hal baru
15
k. Cinta ilmu Sikap selalu ingin mempelajari,
mengetahui dan mengamalkan
ilmu pengetahuan
3 i. Terhadap Sesama
a. Sadar akan hak dan kewajiban
diri dan orang lain
Mengetahui porsi hak dan
kewajiban yang harus
dilakukan untuk dirinya dan
orang lain
b. Patuh pada aturan-aturan
social
Sikap taat terhadap tata
tertib/peraturan di lingkungan
masyarakat umum
c. Menghargai karya dan
prestasi orang lain
Turut bahagia, berapresiasi dan
menghormati karya orang lain
d. Santun Halus dan baik dalam sudut
pandang bahasa dan prilaku
e. Demokratis Sepadan mengenai hak,
berfikir, dan bertindak terhadap
orang lain
4 j. Terhadap Lingkungan
a. Mencegah kerusakan Menghindari hal-hal buruk
(kurang baik) terhadap
lingkungan
5 k. Terhadap Negara
a. Nasionalis Cinta tanah air dan
memperjuangkan kepentingan
bangsa
b. Menghargai keberagaman Menghormati perbedaan baik
dalam suku, adat, budaya, sifat,
dan agama.
16
e. Tujuan Pendidikan Karakter
Dalam sejarah Islam, pendidikan karakter merupakan misi utama dari
para Nabi, terutama pada Nabi Muhammad SAW yang di utus Allah SWT
untuk menyempurnakan akhlak (karakter) manusia yang ada di muka
bumi.25
Menurut Irjus Indrawan dan dkk dalam bukunya, pendidikan karakter
pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan pancasila.26
Menurut jurnal yang ditulis oleh La Adu, tujuan pendidikan karakter
adalah sebuah cita-cita dalam mengimplementasikan pendidikan di dalam
suatu lembaga, khususnya lembaga pendidikan dalam menangani masalah
moral bangsa Indonesia.27
Selain itu, kementrian pendidikan nasional direktorat jendral
pendidikan dasar direktorat pembinaan sekolah menengah pertama juga
menjelaskan, pendidikan karakter memiliki tujuan dalam meningkatkan
kualitas dalam pembentukan akhlak mulia siswa secara menyeluruh dan
seimbang sesuai dengan standar kompotensi lulusan yang telah ditetapkan
oleh sekolah.28
Selain jurnal, dalam buku implementasi pendidikan karakter yang
ditulis oleh Sopyan Mustoip dan dkk juga menjelaskan, pendidikan karakter
juga bertujuan dalam pembentukan prilaku siswa, tentunya agar mereka
memiliki prilaku yang baik ketika berinteraksi sosial di masyarakat. Siswa
yang sudah terbentuk karakternya akan terbiasa dengan aktivitasnya di
25 Abd Mukhid, Op.Cit., h. 322 26 Irjus Indrawan, dkk. Manajemen Pendidikan Karakter, (Purwokerto: CV Pena Persada,
2020)., h. 39 27 La Adu, Op. Cit.,h., 71 28 Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat
Pembinaan Sekoah Menengah Pertama 2011, Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama,
h. 9
17
lingkungan masyarakat secara baik tentunya dalam mematuhi peraturan
yang ada di masyarakat.29
Senada juga diungkapkan oleh Hamdani Hamid dan Beni Ahmad
Saebani, tujuan pendidikan karakter di antaranya; membina siswa yang
berasumsi rasional, bersikap dewasa serta bertanggung jawab, dapat
mengembangkan sikap moral yang terpuji, mengembangkan sikap sosial
peserta didik, membentuk sikap optimis dalam kehidupan sehari-hari,
membentuk sikap sabar, amanah,adil, jujur, dan dapat bertanggung jawab.30
Pada pemaparan diatas, peneliti dapat memahami pada intinya
tujuan pendidikan karakter sama-sama bertujuan dalam membentuk peserta
didik ataupun masyarakat yang berakhlak mulia, bertingkah laku yang baik,
bermoral, dapat bertoleransi, memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan
ajaran Tuhan yang Maha Esa dan dapat menjauhkan hal-hal buruk atau
kebiasaan tercela dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mencapai tujuan
tersebut, dilibatkan kerjasama yang baik, baik itu dari pihak sekolah, warga
sekolah, orang tua, serta masyarakat itu sendiri. tanpa adanya kerjasama
tujuan pendidikan karakter tidak akan terwujud.
f. Metode Pendidikan Karakter
Dalam mewujudkan pendidikan karakter yang diinginkan, perlu adanya
metode yang diterapkan antara lain sebagai berikut:
1) Metode Keteladanan
Metode keteladanan ialah metode dengan memberikan contoh yang
baik kepada anak didik, baik dalam berbicara maupun dalam bertingkah
laku. Metode ini sudah ada dan diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW
dalam dakwahnya.31
2) Metode Pengawasan
Metode pengawasan ialah pendidik dapat mengawasi dan turut
menemani anak didik dalam proses pembentukan akhlak, kepribadian
29 Sopyan Mustoip, Muh ammad Japar, Zulela MS, Implementasi Pendidikan Karakter,
(Surabaya: Jakad Publishing Surabaya, 2018), h. 59 30 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op. Cit., h. 39 31 Ali Imron, Op.Cit., h. 11
18
dan sosialnya. Metode ini memberikan kebebasan kepada anak didik
akan tetapi tidak lepas dari pengawasan dan pantauannya.32
3) Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan ialah metode yang dilakukan berulang-ulang
agar anak didik menjadi terbiasa melakukannya tanpa ada paksaan.
Metode ini melatih anak didik dalam berprilaku baik, bahkan dapat
mengatur pola pikir anak didik kearah yang positif.33
4) Metode Nasihat
Metode nasihat ialah metode yang membantu dalam membentuk
karakter anak didik baik dalam segi keagamaan, psikis, moral dan
sosialnya. Dengan adanya metode nasihat, pendidik dapat mengarahkan
hal yang baik untuk dilakukan dan hal yang tidak baik untuk tidak
dilakukan.34
5) Metode Kisah
Metode kisah ialah metode yang dapat membantu pembentukan
karakter anak didik, metode ini mengambil hikmah dan pelajaran pada
cerita masa lampau yang sudah terjadi. Dari kisah tersebut dapat diambil
nilai positif dan menghindari nilai negatifnya.35
2. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Kata akhlak dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki makna “budi
pekerti; tabiat; kelakuan; watak”.36
Akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq, secara etimologi akhlak
memiliki makna kebiasaan, perbuatan, sifat dasar dan perangai. Sedangkan
32 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Loc. Cit., h. 156 33 Ali Imron, Op. Cit., h.18 34 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h. 152 35 Ali Imron, Loc. Cit., h. 20 36 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 28
19
secara terminologi ialah sifat yang sudah melembaga di dalam diri
seseorang.37
Mengenai pengertian akhlak, Badrudin merujuk kepada Imam
Ghazali dalam bukunya yang berjudul Ihya ‘Ulum al-Din, menurut Imam
Ghazali, “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang
melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pemikiran maupun pertimbangan”.38
Senada yang diungkapkan Imam Ghazali, Badrudin merujuk kepada
Ibnu Maskawaih dalam bukunya yang berjudul Tahdzib al-Akhlak wa
Tathir al- A’raq, menurut Ibnu Maskawaih, “Akhlak adalah gerak jiwa yang
mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan
pikiran dan pertimbangan”.39
Hal serupa dalam buku yang berjudul panduan praktis akhlak
seorang muslim yang ditulis oleh Saproni menjelaskan, akhlak ialah sifat
seseorang yang membedakannya dengan orang lain.40
Akhlak harus berpegang teguh pada Al-Quran dan sunnah Nabi
Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW merupakan manusia sempurna
yang memiliki kepribadian dan akhlak mulia. Allah SWT dalam firmannya:
عظخيم خلق لعلى واخنك
“Dan sesunggugnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung” (Q.S. Al-Qalam [68]: 4).41
Akhlak dalam Islam, mengatur hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan alam dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. 42
37 Yoke Suryadarma dan Ahmad Hifdzil Haq, “Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-
Ghazali”, Jurnal At- Ta’dib, Vol. 10. No. 2, Desember 2015, h. 368 38 Badrudin, Op.Cit.,h. 9 39 Ibid, h. 10 40 Saproni, Panduan Praktis Akhlak Seorang Muslim, (Bogor: Cv Bina Karya Utama,
2015)., h. 6 41 Ibid, h. 12 42 Nurhayati, “Akhlak dan Hubungannya dengan Aqidah dalam Islam”, Jurnal
Mudarrisuna, Volume 4, Nomer 2 (Juli-Desember 2014)., h. 295
20
Dari beberapa pengertian akhlak di atas, peneliti dapat
menyimpulkan akhlak ialah sifat yang sudah ada dan sudah tertanam kuat
pada diri manusia sehingga dengan sifat tersebut dapat menimbulkan
perbuatan maupun tingkah laku tanpa harus memikirkan terlebih dahulu.
Perbuatan tersebut dapat dengan mudah membedakannya dengan orang
lain.
b. Macam- Macam Akhlak
Dalam Islam, akhlak terbagi menjadi dua di antaranya:
1) Akhlak Terpuji (Mahmudah)
Kata mahmudah berawal dari bahasa Arab yang memiliki makna
akhlak terpuji. Akhlak terpuji juga merupakan nama lain dari akhlak
mulia. Akhlak mahmudah ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan
tingkah laku maupun sikap dan perbuatan seseorang yang baik.43
Dalam jurnal yang ditulis oleh Syamsul Rizal MZ, akhlak terpuji
ialah akhlak yang selalu berkaitan dengan Allah SWT yaitu menjauhi
segala larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya.44
Menurut Abd Mukhid, “Akhlak baik (al-akhlaqul mahmudah),
yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-
makhluk yang lain”.45 Allah SWT dalam firmannya:
ي ها الذخين امنوا اركعوا واسجدوا واعبدوا ربكم واف علوا الي لعلكم ت فلخحون يا
“Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan” (Q.S Al-Hajj [22]: 77).46
43 Siti Lailatul Qodariyah, “Akhlak dalam Persfektif Al-Quran”, Jurnal al-Fath, Vol. 11
No. 02 (Juli-juni) 2017., h. 149-150 44 Syamsul Rizal MZ, “ Akhlak Islami Persfektif Ulama Salaf ”, Jurnal Pendidikan Islam,
Vol. 07, No, 1, April 2018., h. 74 45 Abd. Mukhid, Op. Cit., h. 317 46 Badrudin, Op.Cit., h. 41
21
Pada surat al- Hajj ayat 77 di atas, Allah SWT memerintahkan
kepada hambanya agar beribadah kepada-Nya, melaksanakan perintah-
Nya dan agar hamba-Nya berbuat kebaikan. Di bawah ini termasuk
beberapa akhlak terpuji di antaranya:
a) Ikhlas (mengerjakan sesuatu dengan setulus hati tanpa
mengharapkan imbalan apapun dan mengerjakannya karena Allah
SWT)
b) Tawakal (berserah diri kepada Allah SWT)
c) Bersyukur (selalu berterima kasih kepada Allah atas segala karunia
yang telah Allah berikan kepadanya)
d) Jujur (berkata benar apa adanya dan tidak dibuat-buat)
e) Pemaaf ( menerima kesalahan orang lain dengan ikhlas dan lapang
dada)
f) Sabar ( tetap semangat dalam menghadapi permasalahan dan tidak
putus asa)
g) Rendah hati (tidak angkuh dan tidak sombong).47
Mengenai penjelasan akhlak terpuji di atas, peneliti dapat
menyimpulkan akhlak terpuji ialah segala sesuatu yang berkaitan
dengan perbuatan maupun tingkah laku seseorang yang baik. Akhlak
terpuji sangatlah bertolak belakang dengan akhlak tercela. Akhlak
terpuji selalu berkaitan dengan dilaksanakannya syariat ajaran-ajaran
Islam, selain itu akhlak terpuji juga selalu berhubungan dengan Allah
SWT. Seseorang yang taat kepada perintah Allah dan menjauhi segala
laranganya, mereka dapat dikatakan seseorang yang berakhlak terpuji.
2) Akhlak Tercela (Mazmumah)
Kata mazmumah berawal dari Bahasa Arab yang memiliki
makna akhlak tercela. Akhlak mazmumah sangatlah bertolak belakang
dengan akhlak terpuji. Akhlak tercela ialah segala perbuatan maupun
47 Siti Lailatul Qodariyah, Op. Cit., h. 150
22
tingkah laku seseorang yang buruk dapat merugikan keimanan bahkan
kedudukannya sebagai manusia.48
Menurut Abd Mukhid, “Akhlak buruk atau tercela (al-
akhlakul madzmumah), yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama
manusia, dan makhluk-makhluk yang lain”.49
Senada yang diungkapkan Abd Mukhid, dalam buku yang
berjudul pendidikan karakter persfektif Islam yang ditulis oleh
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani menjelaskan, akhlak tercela
merupakan akhlak yang sangat tidak disukai dan dibenci oleh Allah
SWT, karenanya akhlak tercela merupakan akhlaknya orang kafir,
orang-orang munafik dan orang-orang yang tidak taat kepada Allah
SWT.50
Hemat peneliti, akhlak tercela sangat bertolak belakang
dengan akhlak terpuji. Akhlak tercela adalah akhlak yang sangat
dibenci oleh Allah SWT. Akhlak tercela melahirkan perbuatan-
perbuatan buruk terhadap Allah SWT, terhadap sesama manusia dan
makhluk lainnya.
Dalam judul buku Prophetic Character Building yang ditulis
oleh Akhmad Sodiq, akhlak tercela di antaranya:
a) Rakus/ Tamak
Rakus/ tamak ialah keinginan yang terus menerus dilakukan
dengan cara berlebih-lebihan sehingga diperdaya oleh setan dan
beranggapan yang dilakukan adalah kebaikan.
b) Hasad
Hasad ialah sifat dengki/iri yang selalu menginginkan
kebahagian yang dimiliki orang lain dan ingin memilikinya.
c) Kenyang
48 Ibid., h. 157 49 Abd. Mukhid, Op.Cit., h. 317 50 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h. 91
23
Kenyang ialah makan dengan berlebih-lebihan disertai
dengan nafsu setan meskipun makanan dan minuman itu halal.
Dampak buruk kekenyangan seperti, tidak ada rasa takut kepada
Allah di dalam hatinya, tidak ada rasa belas kasihan kepada
makhluk karena beranggapan semua makhluk sudah kenyang,
membuat seseorang malas untuk beribadah kepada Allah dan
melakukan suatu kegiatan dan kenyang juga dapat menimbulkan
penyakit.
d) Suka Berhias
Suka berhias ialah senang memperindah hiasan, hiasan di
sini antara lain memperhias pakaian, kendaraan, rumah dan hiasan
lainnya yang berkaitan duniawi dengan mengikuti nafsu setan yang
berlebih-lebihan.
e) Cinta Harta Benda dan Kekayaan
Cinta harta benda dan kekayaan ialah mencintai uang, benda
dan kekayaan lain yang bersifat duniawi dengan melampaui apa
yang dibutuhkan. Cinta harta benda dan kekayaan ini dapat dengan
mudah melupakan Allah SWT yang maha pencipta.
f) Tergesa-gesa
Tergesa-gesa ialah ketika seseorang melakukan suatu
tindakan dengan terburu-buru tanpa memikirkan baik buruknya
hasil tindakan ataupun perbuatan tersebut.
g) Kikir dan Takut Miskin
Kikir dan takut miskin ialah seseorang yang bisa dikatakan
pelit dan enggan memberikan harta nya ke jalan Allah karena takut
hartanya akan habis dan membuat mereka menjadi miskin.
h) Fanatik
Fanatik ialah berlebih-lebihan dalam mencintai suatu
golongan, kelompok dan mazhab tertentu sehingga dapat
menimbulkan kebencian terhadap golongan, kelompok dan
mazhab lain yang berbeda.
24
i) Pembicaraan Awam tentang Sifat Allah dan Firman-Nya
Pembicaraan orang awam tentang sifat Allah dan firman-
Nya ialah seseorang yang tidak mengetahui banyak ilmu
pengetahuan tentang Allah dan dikhawatirkan tanpa disadari jatuh
kepada kekufuran.
j) Prasangka Buruk
Prasangka buruk ialah memandang bahwa orang lain lebih
buruk dari dirinya dan memandang orang lain lebih hina dari
dirinya.51
Faktor yang menyebakan timbulnya akhlak tercela di
antaranya media elektronik seperti handphone yang semakin canggih.
Konten-konten yang terdapat didalam media tersebut tanpa disaring
terlebih dahulu akan mengakibatkan dampak buruk terhadap seseorang.
Selain media elektronik, budaya-budaya barat yang masuk ke Indonesia
juga memberikan dampak buruk terlebih lagi soal penampilan dalam
berpakaian tanpa dilandasi dengan keimanan akan menimbulkan akhlak
tercela.52
Zaman yang semakin modern tentunya tidak bisa lepas dari
kemajuan teknologi. Pada teknologi juga tentunya membawa dampak
negatif dan positif terhadap seseorang. Hal tersebut membawa dampak
negatif jika tidak diimbangi dengan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT akan mengakibatkan kebiasaan yang kurang baik sehingga
dengan mudahnya terbentuk akhlak tercela.
Dalam Islam, yang menyatakan seseoranng memiliki akhlak
baik dan buruk yaitu sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW. Karena, baik menurut Al-Quran dan Sunnah sudah
tentu baik untuk dijadikan pedoman hidup. Sebaliknya, buruk menurut
51 Akhmad Sodiq, Op.Cit., h. 78-80 52 Ahmad Zuhdi, “Akhlak yang Buruk dalam Persfektif Pendidikan Islam Serta Upaya
Penanggulangannya”, Jurnal Tarbawi: Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan, Vol. 14, No. 01, Juni 2018.,
h. 60
25
Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW sudah tentu buruk dan
tidak baik dijadikan sebagai pedoman hidup.53
c. Ruang Lingkup Akhlak
Pada ruang lingkup akhlak, Munawar Rahmat merujuk kepada
Muhammad Abdullah Dzar dalam Dustur Akhlaq fil Islam, membagi ruang
lingkup akhlak menjadi lima macam di antaranya:
1) Akhlak individual, ialah meliputi akhlak yang boleh untuk dilakukan,
akhlak yang tidak boleh dilakukan, akhlak yang diperintahkan serta
akhlak yang boleh dilakukan dalam situasi terdesak.
2) Akhlak berkeluarga, ialah yang meliputi akhlak orang tua kepada anak,
akhlak anak kepada orang tua, saudara, keluarga, serta akhlak suami
dan istri.
3) Akhlak bermasyarakat, ialah meliputi akhlak yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan berkaitan dengan masyarakat sekitar seperti
dalam pergaulan sehari-hari.
4) Akhlak bernegara, ialah yang meliputi akhlak seorang pemimpin
terhadap rakyat, akhlak rakyat terhadap pemimpinnya, negaranya, serta
akhlak kepada negara-negara yang ada di seluruh dunia.
5) Akhlak beragama, ialah yang meliputi akhlak terhadap Allah SWT
dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. 54
Hemat peneliti pada ruang lingkup akhlak yang sudah
dijelaskan, akhlak seseorang selalu berhubungan dengan sang pencipta
yaitu Allah SWT. Selain Allah SWT, akhlak seseorang juga selalu
berkaitan dengan sesama manusia bahkan lingkungan sekitar dan
negara yang ada di belahan dunia.
d. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Terbentuknya akhlak seorang muslim tidak hanya dipengaruhi oleh
satu faktor saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:
53 Badrudin, Op.Cit., h. 43-44 54 Munawar Rahmat, Op.Cit., h. 14
26
1) Insting atau naluri
Insting atau naluri ialah setaraf dengan watak seseorang yang
sudah ada sejak ia dilahirkan. Insting sebagai pemicu timbulnya
perbuatan atau tingkah laku.55
2) Keturunan
Keturunan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pembentukan akhlak, karena keturunan adalah sifat bawaan yang tanpa
disadari diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya dan
keluarganya.56
3) Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
pembentukan akhlak, karena sejatinya manusia tidak akan pernah bisa
terlepas oleh lingkungan. Pada lingkungan terdapat pergaulan maupun
kontak sosial antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
Lingkungan sangatlah mudah dalam membentuk akhlak maupun
kepribadian seseorang. Apabila lingkungannya baik, seseorangpun
akan menjadi baik. Apabila lingkungannya buruk, seseorangpun akan
menjadi buruk.57
4) Kebiasaan
Kebiasaan merupakan sebuah prilaku yang yang terus menerus
selalu dilakukan. Terbentuknya kebiasaan tersebut disebabkan karena
kebiasaan yang memang sudah ada dari leluhur terdahulu kemudian
mereka meneruskannya hingga sekarang. Selain itu, disebabkan oleh
lingkungan sekitar di area mereka berteman yang dapat membawakan
pengaruh baik maupun buruk pada kegiatan setiap harinya.58
5) Pendidikan
55 Ibid., h. 45 56 Hestu Nugroho Warasto, “Pembentukan Akhlak Siswa”, Jurnal Mandiri: ilmu
pengetahuan, seni, dan teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018., h. 71 57 Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), h. 58 58 Ibid, h. 59
27
Pendidikan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi akhlak
seseorang. Melalui pendidikan, seseorang memiliki perkembangan
kepribadian yang baik. Oleh sebab itu, pendidik haruslah profesional.
Pendidik yang profesional harus menguasai materi pelajaran dan
menguasai metodelogi dalam proses belajar dan pembelajaran.
Berkaitan dengan hal itu, secara tidak langsung dapat membentuk
kepribadian anak didik.59
Peneliti dapat memahami bahwasannya dalam pembentukan
akhlak seseorang bukan hanya melibatkan satu faktor saja, melainkan
banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor lingkungan, pendidikan
dan kebiasaan sehari-hari sangatlah membantu seseorang dalam
membentuk akhlak mulia yang dicita-citakan. Terlebih lagi pada faktor
pendidikan. Karenanya, pendidikan merupakan usaha terencana yang
bertujuan dapat mengembangkan potensi maupun dapat membentuk
kepribadian siswa.
3. Pondok Pesantren
a. Pengertian pondok pesantren
Secara etimologi, kata “pondok” dalam bahasa Arab yaitu Funduq
yang memiliki arti asrama atau tempat untuk menginap. Sedangkan kata
“pesantren” berasal dari bahasa Tamil, berawal dari kata santri,
ditambahkan awalan pe dan akhiran -an yang berarti memiliki makna para
penuntut ilmu yang mempelajari agama Islam. Secara terminologi,
pesantren adalah sebuah lembaga keagamaan yang menjadi tempat bagi
umat Islam untuk mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu agama Islam.60
Terkait pengertian pondok pesantren, dalam jurnal yang ditulis oleh
Abdul Jabbar menjelaskan, kata pondok memiliki arti ruangan, bilik, rumah,
asrama dan bangunan yang berukuran sederhana. Sedangkan pesantren ialah
59 Badrudin, Op. Cit., h. 47 60 Ria Gumilang dan Asep Nurcholis, Op.Cit., h. 43
28
instansi pendidikan agama Islam yang bertujuan dalam mempelajari,
memahami, mendalami serta mengamalkannya dalam sehari-hari.61
Senada yang diungkapkan Abdul Jabbar mengenai definisi
pesantren, dalam jurnal Hadi Purnomo juga mendefinisikan pesantren ialah
sebuah instansi pendidikan tradisional Islam yang miliki tujuan dalam
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-
hari.62
Dari beberapa definisi pondok pesantren di atas, peneliti dapat
mengambil kesimpulan, pondok pesantren ialah sebuah asrama yang di
dalamnya terdapat santri untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam dan
bertujuan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Komponen-komponen Pondok Pesantren
Komponen-komponen yang terdapat pada pesantren tentunya
berbeda dengan komponen-komponen yang ada pada lembaga pendidikan
formal lainnya di antaranya:
1) Kiai
Istilah seseorang dipanggil kiai di antaranya; pertama, memilki
pondok pesantren. Kedua, orang yang bertakwa kepada Allah SWT.
Ketiga, dipercaya sebagai orang yang mewarisi risalah kenabian dan
memahami ajaran-ajaran agama Islam. Keempat, orang yang tekun
beribadah, baik ibadah yang wajib maupun ibadah yang sunnah.63 Kiai
di lingkungan pesantren ialah seseorang yang memberikan pengajaran
dan sangat ditaati oleh para santri, ustaz maupun ustazah, wali santri
dan masyarakat. Dengan mentaati dan ta’zim kepada kiai, mereka
memiliki keyakinan akan membawa keberkahan dalam hidupnya.64
2) Santri
61 Abdul Jabbar, “Pesantren: Tantangan dan Masa Deapan Dakwah”, Jurnal Studi Islam,
Volume 10, Nomor 1, April 2018, h. 143 62 Hadi Purnomo, Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren, (Yogyakarta: Bildung
Pustaka Utama, 2017).,h. 23 63 Ibid., h. 78 64 Ibid.,h. 85-86
29
Santri di dalam pesantren ialah peserta didik. Santri di pesantren
dibiasakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara yang
beradab sesuai dengan ajaran agama Islam.65
3) Masjid
Istilah masjid dalam Kamus Bahasa Indonesia, “Masjid adalah
rumah atau bangunan tempat shalat orang Islam”.66 Menurut
Djamaluddin dalam jurnalnya, masjid yang berada di dalam pesantren
ialah sebagai sentral maupun pusat kegiatan santri dalam melakukan
aktivitasnya sehari-hari di lingkungan pesantren.67
4) Asrama
Asrama ialah tempat tinggal dalam instansi pendidikan yang
mana di dalamnya terdapat santri. Asrama berada di dalam lingkungan
pondok pesantren dan di lingkungan tempat kiai tinggal.68 Tujuan
didirikannya asrama selain untuk tempat tinggal, asrama juga sebagai
tempat belajar para santri melalui bimbingan secara langsung oleh kiai
maupun guru yang bersangkutan di asrama.69
5) Kitab Kuning
Pembelajaran kitab kuning di pondok dilakukan setelah santri
dapat membaca al-Quran, kemudian dilanjut dengan pendidikan
bahasa, baik itu Nahwu maupun Sharaf, kemudian setelah santri
memahami Nahwu dan Sharaf, pendidikan berikut setelahnya yaitu
mempelajari kitab kuning.70
Hemat peneliti, komponen-komponen yang telah disebutkan di
atas merupakan komponen karakteristik pesantren yang tidak dapat
dipisahkan. Komponen-komponen tersebut yang dapat membedakan
pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.
65 Ibid., h. 70 66 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 922 67 Djamaluddin Perawironegoro, Manajemen Asrama di Pesantren, Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, Vol. 3, no. 2, November 2019., h. 135 68 Hadi Purnomo, op.cit., h. 27 69 Djamaluddin Perawironegoro, loc.cit., h. 137 70 Ibid., h. 134
30
c. Keunggulan Pondok Pesantren
Pesantren dipandang sebagai lembaga pendidikan Islam pertama dan
tertua yang memiliki keunikan dan kekhasan dengan masyarakat Indonesia.
Tidak hanya keberadaanya yang lama, akan tetapi pendidikan, kultur dan
metode pendidikan yang mereka terapkan sesuai dengan ke khasan bangsa
Indonesia. Pesantren juga tidak hanya memiliki basis dalam ilmu agama saja
melainkan basis ilmu sosial dalam bermasyarakat.71 Beberapa keunggulan
yang dimiliki pondok pesantren seperti:
1) Jumlah yang sangat besar secara kuantitas.
Sama halnya seperti sekolah pada umumnya, pesantren bahkan
memiliki kuantitas yang melebihi sekolah formal pada biasanya.
Pesantren memiliki kuantitas dengan jumah yang sangat besar karena
santri maupun santriwati berasal dari beberapa wilayah yang ada di
Indonesia. Jumlah kuantitas yang besar tersebut terlihat jelas begitu
besarnya pondok pesantren dalam mendidik dan mencerdaskan anak
bangsa.72
2) Mengakar dan dipercaya oleh masyarakat.
Kegiatan maupun pembelajaran yang dilaksanakan di pondok
pesantren sangat didukung dan dipercaya oleh masyarakat bahkan
masyarakat tidak meragukan keilmuannya. Masyarakat percaya dan
meyakini ilmu agama yang mereka dapatkan di pondok berasal dari kiai
yang soleh dan bukan sembarangan dalam memberikan ilmu.73
3) Fleksibilitas waktu.
Pendidikan pondok pesantren dalam kurun waktu belajar
berbeda dengan lembaga pendidikan formal lainnya. Pondok pesantren
menghabiskan waktunya 24 jam penuh berada di asrama dan tidak ada
71 Dian Diniyati, Eva Fauziyah dan Budiman Achmad, “Potensi dan Peran Pesantren
Sebagai Lembaga Pelaksana Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan”, Jurnal Penelitian Sosial
dan Ekonomi Kehutanan Vol. 7 No. 1 Maret 2010, h. 49 72 Rahmat Arofah Hari Cahyadi, “Pengembangan Pondok Pesantren”, Halaqa: Islamic
Education Journal 1 (1), Juni 2017, h. 50 73 Ibid., h. 50
31
kegiatan lain kecuali kegiatan yang dilakukan di asrama. Pengajian dan
pendidikan agama di dalam pesantren membuat mereka fokus dan
konsentrasi dalam mendalami ilmu agama maupun dengan kegiatan
sosial di dalam asrama.74
4) Sebagai lembaga pegembangan dan pembentukan karakter.
Pondok pesantren dipercaya sebagai lembaga pengembangan
dan pendidikan karakter karena mereka tinggal di dalam satu asrama
bersama santri lainnya dengan mendalami ilmu agama dan didalam
pondok mereka terbiasa mandiri dan bertanggung jawab mengurusi
dirinya dan temannya yang berada di dalam asrama sehingga mereka
terbiasa untuk hidup bermasyarakat di dalam asrama.75
Hemat peneliti pada beberapa keunggulan yang sudah
dipaparkan di atas, banyak masyarakat mempercayai pondok pesantren
sebagai tempat pendidikan yang tepat di zaman yang semakin modern
ini, terlebih lagi mengenai pembentukan karakter. Jumlah santri yang
banyak mendalami pendidikan di pondok pesantren membuktikan
begitu besarnya peran pesantren dalam mencerdasakan anak bangsa
terutama dalam pendidikan agama Islam. Selain itu, pondok pesantren
memiliki keunggulan dalam membentuk kepribadian santri.
d. Metode Pengajaran di Pondok Pesantren
Pada buku yang berjudul model pembelajaran yang ditulis oleh
Helmiati mengatakan, metode pengajaran merupakan sebuah langkah-
langkah, proses, urutan dan cara yang digunakan seorang pendidik dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.76
Banyaknya metode yang semakin berkembang di zaman sekarang
ini memudahkan dan membantu pendidik dalam mengajarkan materi pada
proses pembelajaran, baik itu di kelas atau diluar kelas untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Di era digital ini metode pembelajaran yang
74Ibid., h. 50 75Ibid.,h. 51 76 Helmiati, Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2016), h. 57
32
digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi. Akan tetapi, pada pondok
pesantren masih menggunakan metode tradisional di antaranya:
1) Wetonan
Dalam jurnal yang ditulis oleh Nur Jamal mengatakan, wetonan
berasal dari kata weton dari bahasa jawa yang memiliki makna waktu,
metode ini dikatakan weton karena ketika dalam pembelajarannya
menggunakan waktu tertentu. Contohnya seperti pembelajaran setelah
shalat maghrib dan setelah shalat isya. Metode weton ini dilakukan
ketika seorang kiai membaca sebuah kitab kemudian santri/santriwati
lainnya sudah membawa kitab dan mereka mendengarkan apa yang
dibaca kiai pada kitab tersebut.77
2) Halaqohan.
Dalam jurnal yang ditulis oleh Maskur, halaqohan merupakan
metode pengajaran di dalam pondok pesantren. metode halaqohan ini
dilakukan santri dengan membentuk sebuah lingkaran, kemudian posisi
kiai berada ditengah lingkaran dengan posisi duduk bersama santri dan
kiai.78
3) Sorogan.
Dalam jurnal serupa yang ditulis oleh Nur Jamal mengatakan,
sorogan merupakan metode yang digunakan pada pondok pesantren.
pelaksanaan metode ini seorang santri menyondorkan kitab yang ingin
dibacanya maupun kitab yang ingin dipelajarinya secara langsung
kepada kiai secara personal.79
4) Bandongan.
Bandongan merupakan belajar dengan cara berkelompok dalam
jumlah besar yang diikuti seluruh santri maupun santriwati di dalam
pesantren. metode bandongan ini dalam pembelajarannya menggunakan
77 Nur Jamal, op.cit., h. 182 78 Maskur, “ Internalisasi Nilai Budaya Pada Pembelajaran Santri di Pondok Pesantren
Tradisional ”, Journal of Education and Insturction, Volume 3, Nomor 2, Desember 2020, h. 24 79 Nur Jamal, loc.cit., h. 182-183
33
bahasa daerah masing-masing dan mengartikan kitab secara bersama-
sama.80
Metode yang telah dipaparkan di atas merupakan metode yang
sudah lama diterapkan pada proses pembelajaran di pondok pesantren.
Meskipun di era digital yang semakin maju, metode ini masih sering
digunakan tidak hanya di pondok pesantren tradisional saja, akan tetapi
pondok pesantren modern juga masih menerapkan metode tersebut dalam
pengajaran sehari- hari.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Setelah peneliti mencari beberapa judul skripsi yang relevan dengan judul
penelitian, ternyata penulis menemukan beberapa judul skripsi yang relevan
diantaranya:
1. Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dalam Membangun
Kedisiplinan Santri di TPQ An- Nur Desa Masaran Kecamatan Bendungan
Kabupaten Trenggalek, ditulis oleh Susi Pirdayani Yusmarlina, pada tahun
2020 di IAIN Ponorogo. Jurusan pendidikan agama Islam. Susi Pirdayani
Yusmarlina dalam penelitiannya terletak persamaan dan perbedaan dengan
peneliti. Persamaannya, terletak pada metodelogi yang digunakan.
Perbedaanya, pada skripsi Susi Pirdayani Yusmarlina lebih memfokuskan
pada masalah kedisiplinan santri. Pada skripsi tersebut dalam menangani
kedisiplinan santri, dilakukan dengan menerapkan peraturan-peraturan yang
akan dibuat oleh pihak TPQ kepada santri. Sedangkan pada penelitian ini
peneliti memfokuskan pada pendidikan karakter dalam membentuk akhlak
santri, kegiatan pendidikan karakter ini dilakukan melalui kegiatan sehari-hari
dengan menanamkan nilai-nilai karakter pada santri. Selain itu, lokasi
penelitian yang juga berbeda. Peneliti melakukan penelitian di pondok
pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi Jawa Barat. Sedangkan pada skripsi
80 Maskur, Op..Cit., h. 24
34
Susi Pirdayani Yusmarlina berlokasi di TPQ An-Nur Tranggalek Jawa
Timur.81
2. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri Pondok Pesantren al-
Falah Salatiga Tahun 2017, ditulis oleh Muhammad Anwar Salim, pada
tahun 2017 di IAIN Salatiga. Jurusan pendidikan agama Islam. Muhammad
Anwar Salim dalam penelitiannya, terletak persamaan dan perbedaan dengan
peneliti. Persamaanya, sama-sama meneliti tentang pendidikan karakter
melalui kegiatan-kegiatan di dalam pondok pesantren yang dapat membentuk
kepribadian santri. Perbedaannya terletak pada tempat penelitian dan analisis
data yang digunakan. Penelitian Muhammad Anwar Salim, pada analisis data
merujuk pada kegiatan yang mengorganisasikan data dalam susunan-susunan
tertentu dalan rangka menginterpretasi data. Sedangkan peneliti
menggunakan analisis data model Miles dan Huberman yang terbagi menjadi
tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Selain
itu, lokasi penelitian juga berbeda. Peneliti melakukan penelitian di pondok
pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi Jawa Barat. Sedangkan pada skripsi
Muhammad Anwar Salim berlokasi di Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga
Jawa Tengah.82
3. Pembentukan Karakter Bagi Santri Melalui Kultur Pesantren (Studi kasus
Pondok Pesantren Tahfidzul Quran al-Muntaha Salatiga, ditulis oleh Siti
Zubaidah, pada tahun 2019 di IAIN Salatiga. Jurusan pendidikan agama
Islam. Siti Zubaidah dalam penelitian terletak persamaan dan perbedaan
dengan peneliti. Persamaannya, terletak dalam metodelogi yang digunakan di
antaranya dalam analisis data, tehnik pengumpulan data. Perbedaanya, pada
skripsi tersebut, pendidikan karakter santri dengan menanamkan kebiasaan
cinta Al-Quran, dengan harapan ketika mereka bil-hifdzi Quran lama
kelamaan mereka akan terbiasa istiqomah dan akhlak santripun akan baik.
81 Susi Pirdayani Yusmarlina, “Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dalam
Membangun Kedisiplinan Santri di TPQ An- Nur Desa Masaran Kecamatan Bendungan
Kabupaten Trenggalek”, tahun 2020, Skripsi IAIN Ponorogo. 82 Muhammad Anwar Salim, “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri Pondok
Pesantren al-Falah Salatiga Tahun 2017” Skripsi, IAIN Salatiga
35
Akan tetapi pada penelitian yang peneliti lakukan, pendidikan karakter yang
dilakukan melalui kegiatan sehari-hari dengan menanamkan nilai-nilai
karakter pada santri. Selain itu, lokasi penelitian yang dilakukan pun berbeda.
Pada skripsi Siti Zubaidah berlokasi di pondok pesantren Tahfidzul Quran al-
Muntaha Salatiga Jawa Tengah. Sedangkan pada peneliti berlokasi di pondok
pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi Jawa Barat .83
83 Siti Zubaidah, “Pembentukan Karakter Bagi Santri Melalui Kultur Pesantren (Studi
kasus Pondok Pesantren Tahfidzul Quran al-Muntaha Salatiga” tahun 2019, skripsi IAIN Salatiga
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi” dilaksanakan di pondok pesantren
Miftahul Ulum yang beralamat di Kp. Cinyosog RT. 002. RW. 002. No. 17. Desa.
Burangkeng Kec. Setu, Bekasi Jawa Barat. Waktu Penelitian ini dilaksanakan
mulai dari studi pendahuluan pada tanggal 28 juni 2021 hingga 15 September
2021.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mendekripsikan suatu
kejadian, permasalahan dan peristiwa saat ini. Penelitian ini memfokuskan
perhatiannya pada persoalan-persoalan sebenarnya atau sesungguhnya yang
terjadi.1 Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengetahui
hambatan-hambatan dan fakta-fakta yang terjadi dalam proses implementasi
pendidikan karakter di lingkungan pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
secara detail. Peneliti juga dapat mengamati kegiatan santri dalam proses
implementasi penddikan karakter di pesantren. Pengumpulan data diperoleh
melalui wawancara, observasi serta dokumentasi. Peneliti dalam menulis laporan
terkait data-data, peristiwa yang terjadi dalam penelitian dengan
mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif merupakan pendekatan dalam penelitian yang memfokuskan pada ide,
logika, refleksi dan mendeskripsikan situasi tertentu yang berkaitan dengan
penelitian. Pendekatan kualitatif ini pada umumnya meneliti keadaan yang
1 Candra Wijaya dan Syahrum, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Cita Pustaka
Media Perintis, 2013), h. 23
37
berkaitan dengan aktivitas pada umumnya. Penelitian ini, mengutamakan pada
proses bukan pada hasil akhirnya. Pada pendekatan kualitatif ini juga rangkaian
kegiatan yang sudah ditentukan dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan
banyaknya fenomena yang terjadi ketika melakukan penelitian.2
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu tindakan yang sangat tepat dalam
penelitian. Tanpa adanya teknik pengumpulan data, dalam penelitian tidak akan
mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian yang telah ditentukan.
Teknik pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan berbagai ragam cara untuk
mendapatkan data.3 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan penulisan laporan secara terencana
yang berkaitan dengan peristiwa, masalah, karakter, kepribadian, dan hal lain
yang berhubungan dengan penelitian.4 Teknik observasi yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua tahap. pada tahap pertama,
peneliti melakukan studi pra penelitian ke lokasi dengan mewawancarai
narasumber yang terkait sehingga memudahkan peneliti dalam mendapatkan
data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dialami pondok pesantren
tersebut. Tahap kedua, peneliti melakukan observasi ke lapangan terus
menerus dengan mengamati, berinteraksi secara langsung dengan santri dan
melihat kegiatan santri sehari-hari di dalam pondok pesantren.
2. Wawancara
Wawancara dapat pula disebut dengan interview. Wawancara merupakan
kegiatan tanya jawab yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data dalam
penelitian. Wawancara dalam penelitian berkomunikasi secara langsung
dengan orang yang terkait dengan penelitian secara terstruktur, semi struktur
2 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif , (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), h. 257-258 3 Ibid., h. 120-121 4 Ibid., h. 224
38
dan tidak terstruktur.5 Tehnik wawancara yang peneliti gunakan untuk
mendapatkan data dan informasi melalui kisi-kisi pertanyaan yang berkaitan
dengan penelitian seperti mewawancarai pihak yang terkait (ustaz, ustazah dan
santri putra kelas VII di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi).
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan
data-data mengenai penelitian dapat berupa catatan, majalah, surat kabar dan
lain sebagainya yang diamati bukan benda hidup melainkan benda mati.6
Dokumentasi dalam penelitian sangat beragam. Teknik dokumentasi yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen seperti foto,
artikel, rekaman, dan data penting lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
Dokumentasi tersebut meliputi:
a. Profil pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
b. Visi dan misi pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
c. Struktur kepemimpinan di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
d. Struktur kepengurusan di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
e. Data nama pengajar di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
f. Data nama santri kelas VII di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
g. Jadwal kegiatan harian santri putera di pondok pesantren Miftahul Ulum
Setu Bekasi
h. Foto kegiatan santri pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
D. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah sebuah alat bantu dalam penelitian yang
berkaitan dengan metode pengumpulan data.7 Instrumen yang peneliti gunakan
dalam mendapatkan data penelitian yaitu berupa instrument dalam bentuk kisi-
kisi wawancara.
5 Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif, Konsep, Prinsip dan Operasionalnya,
(Tulungagung, Akademia Pustaka, 2018), h. 113-114 6 Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015), h. 77-78 7 Ibid, h. 78
39
Instrument wawancara untuk pengajar pondok pesantren Miftahul Ulum
Setu Bekasi
NO Indikator Item Pertanyaan
1 Nilai-nilai karakter
1. Apakah di pondok pesantren Miftahul Ulum menerapkan tata
tertib kepada santri?
2. Tata tertib apa saja yang paling ditekankan di pondok pesantren
Miftahul Ulum ?
3. Bagaimana usaha pondok pesantren Miftahul Ulum dalam
mengimplementasikan nilai-nilai karakter pada santri ?
4. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul
Ulum untuk santri agar dapat mendekatkan dirinya kepada Allah
SWT ?
5. Pebiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul
Ulum untuk santri agar memiliki rasa kepedulian terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
6. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul
Ulum untuk santri agar memiliki rasa cinta terhadap tanah air?
7. apa aja hambatan pondok pesantren dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter dalam membentuk akhlak santri?
3 Tujuan pendidikan
karakter
8. Apa tujuan dibangunnya pondok pesantren Miftahul Ulum untuk
masyarakat?
4 Metode pendidikan
karakter
9. Apa saja metode yang diterapkan pondok pesantren dalam
membentuk akhlak santri?
10. Apakah dengan metode yang diterapkan dapat meningkatkan
akhlak santri terhadap lingkungan sekitar?
5 Akhlak
11. Bagaimana akhlak santri ketika baru masuk di pondok pesantren
Miftahul Ulum?
12. Bagaimana perkembangan akhlak santri setelah masuk di pondok
pesantren Miftahul Ulum?
13. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan akhlak santri di
pondok pesantren Miftahul Ulum?
14. Apa solusi yang pesantren berikan dalam pembentukan akhlak
santri?
40
Instrument wawancara untuk santri putra kelas VII
No Indikator Item Pertanyaan
1 Nilai-nilai
karakter 1. Apakah di pondok pesantren Miftahul Ulum terdapat
tata tertib? 2. Bagaimana tanggapan kamu dengan adanya tata tertib
di pesantren? 3. Apakah tata tertib di pondok pesantren Miftahul Ulum
ini sudah berhasil mengubah kepribadian santri?
4. Apa saja tata tertib yang pernah kamu langgar?
5. Bagaimana karakter kamu sebelum masuk pesantren?
6. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat kamu rajin beribadah
kepada Allah SWT? 7. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat kamu mandiri? 8. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat kamu disiplin?
9. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat kamu tanggung jawab
terhadap tugas yang telah diberikan? 10. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat kamu sabar? 11. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat kamu jujur?
12. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat kamu sayang terhadap
temann dan lingkungan sekitar?
13. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat kamu cinta terhadap
tanah air?
14. Bagaimana karakter kamu sesudah masuk pesantren?
3 Tujuan
pendidikan
karakter
15. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari di
pesantren sudah berhasil memperbaiki kepribadianmu?
4 Metode
pendidikan
karakter
16. Apa saja metode yang biasa digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri ?
E. Sumber Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data untuk
mendapatkan informasi maupun data-data dalam penelitian yakni menggunakan
sumber data primer dan sumber data sekunder.
41
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber bahan yang ikut mengalami
ataupun digambarkan langsung oleh seseorang ataupun pihak yang terkait
dengan penelitian sehingga mereka dapat dijadikan saksi.8 Dalam penelitian
ini, sumber data primer peneliti yaitu santri putra kelas VII dan ustaz maupun
ustazah di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber bahan yang bukan ikut
mengalami kejadian langsung. Sumber data sekunder meliputi bahan publikasi
seseorang yang ditulis oleh orang lain.9 Dalam penelitian ini, sumber data
sekunder yang peneliti gunakan yaitu berupa dokumen- dokumen, foto-foto,
catatan, rekaman, video dan dokumen lain yang relevan dengan penelitian
seperti, profil pondok pesantren, visi dan misi pesantren, struktur
kepemimpinan, kepengurusan serta dokumentasi lainnya.
F. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif untuk menetapkan keabsahan data dan memberikan
hasil yang tepat dan benar, maka peneliti menggunakan berbagai cara di antaranya:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan berarti peneliti berada di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.10 Proses pengambilan data yang
peneliti lakukan di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi tidak hanya
sekali melainkan memerlukan perpanjangan waktu, hal itu dikarenakan data
yang peneliti peroleh masih terdapat kekeliruan dan menimbulkan pertanyaan
lain serta kurangnya perlengkapan dokumentasi yang tidak dapat diperoleh
dalam waktu singkat. Sehingga peneliti harus memperpanjang keikutsertaan
untuk melengkapi data sebelumnya.
8 Hardani, dkk., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Pustaka
Ilmu, 2020), h. 103
9 Ibid., h. 104 10 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 327
42
2. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara lebih teliti
dan berkesinambungan.11 Dengan adanya ketekutan pengamatan maka peneliti
dapat melakukan pengecekan kembali data yang telah diperoleh di lapangan
apakah data tersebut salah atau tidak.
3. Triangulasi
Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data yang berfungsi sebagai pembanding terhadap yang telah peneliti
peroleh.12 Triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
a) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berarti menguji kredibilitas data dengan
membandingkan dan mengecek data yang diperoleh melalui beberapa
sumber.13 Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pemeriksaan data
yang telah peneliti peroleh dari berbagai sumber seperti santri putra kelas
VII di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi beserta ustaz dan
ustazah di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
b) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik berarti menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.14
Pada triangulasi teknik ini, peneliti akan menggunakan teknik observasi
kemudian disusul dengan menggunakan teknik wawancara dan
dokumentasi.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu cara untuk menjelaskan suatu makna yang
diperoleh dari data penelitian dengan cara menggabungkan data penelitian yang
11 Ibid, h. 330 12 Ibid, h. 330 13 Ibid, h. 331 14 Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray, 2018), h. 121
43
sepadan dengan kategori tertentu yang dipilih dalam penelitian.15 Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu peneliti dalam
mengumpulkan data berupa kata-kata bukan berbentuk angka-angka yang
berkaitan dengan pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. Peneliti memilah
milih data yang sesuai untuk dipilih sebagai data, melengkapi data atau informasi
yang sekiranya masih dianggap kurang lengkap. Data atau infomasi tersebut
peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi langsung ke
lapangan.
Pada penelitian ini, peneliti dalam menganalisis data menggunakan analisis
data model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman terbagi menjadi
tiga alur kegiatan yang berlangsung bersama-sama. Ketiga alur tersebut di
antaranya; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.16
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu tahapan yang berkaitan dengan analisis
data yang berhubungan dengan proses penyeleksian, menyederhanakan data
yang masih umum yang didapatkan ketika melakukan penelitian.17
Langkah pertama, peneliti dalam mereduksi data yaitu dari banyaknya
data yang diperoleh selama penelitian, baik data tersebut didapatkan melalui
observasi atau pengamatan langsung kelapangan, wawancara dan
dokumentasi, data yang sudah peneliti peroleh dari penelitian tersebut, peneliti
seleksi, memilah-milih hal yang pokok dan memilah milih data yang sekiranya
relevan dengan penelitian. Data yang sudah direduksi, memudahkan peneliti
dalam mendapatkan data selanjutnya.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan gabungan informasi yang dapat
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.18 Langkah kedua, setelah
15 Ibid., h. 121 16 Hardani, dkk., Op. Cit.,h. 163. 17 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2015), h. 70 18 Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Op. Cit., h. 123
44
mereduksi data, dalam penyajian data, peneliti menguraikan dengan singkat
data-data yang telah didapatkan. Uraian singkat tersebut peneliti jelaskan
dalam bentuk mendeskripsikannya. Dari uraian singkat tersebut peneliti dapat
mengidentifikasi kejadian yang telah terjadi serta dapat merencanakan untuk
mendapatkan data berikutnya.
3. Penarikan Simpulan
Penarikan kesimpulan adalah tahap akhir dalam proses analisis data.
Penarikan kesimpulan ini bertujuan agar mendapatkan simpulan akhir setelah
mereduksi data dan penyajian data. Bisa jadi, setelah dilakukan penyajian data
juga membutuhkan reduksi data lagi.19
Langkah ketiga, setelah reduksi data dan penyajian data adalah
penarikan kesimpulan. Peneliti setelah mendapatkan data-data yang relevan
terkait penelitian, peneliti menarik kesimpulan dari hasil temuan data yang
telah diperoleh. Pada kesimpulan awal, data bisa berubah ketika peneliti
mendapatkan data yang lebih akurat dari tahap pengumpulan data sebelumnya
sampai data-data itu benar-benar akurat untuk dijadikan kesimpulan akhir.
19 Ibid., 124
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Deskripsi Data
1. Profil Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
Pondok pesantren Miftahul Ulum berada di kampung Cinyosog
No.17 Desa, Burangkeng, Kec. Setu, Bekasi, Jawa Barat. Kode pos
17320. Tahun didirikan pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
dirintis sejak tahun 1995 yang dipimpin oleh kiai sepuh kelahiran 1942
bernama KH. Drs Abdul Wahab Salim. Pondok pesantren berdiri di atas
tanah wakaf seluas : 3300 m2 tepatnya berlokasi di Bekasi Timur, telah
banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan sumber daya
manusia dibidang keagamaan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah
sebagai tombak dalam pengembangan IPTEK dan IMTAQ. Kurikulum
yang digunakan merupakan kurikulum pendidikan Nasional yang
dipadukan dengan kurikulum pesantren. Pendidikan formal yang
terdapat di pesantren Miftahul Ulum mulai dari jenjang Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas sedangkan pendidikan
non formal pada pondok pesantren berupa Tahfidzul Quran, Madrasah
Diniyah dan Majelis Taklim. Pondok pesantren Miftahul Ulum
mengalami kemajuan yang signifikan, baik dalam jumlah santri yang
semakin bertambah maupun dari segi pembangunan yang mengalami
kemajuan.1
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
a Visi pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi “Membentuk
kader pejuang umat Islam yang tangguh, mandiri dan berakhlakul
karimah”
1 https://www.laduni.id/post/read/71497/pesantren-miftahul-ulum-setu-bekasi
46
b Misi pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi “Menanamkan
nilai-nilai keislaman”
3. Pengajar Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
Pondok pesantren Miftahul Ulum dalam proses pembelajaran
tidak terlepas peran dari ustaz dan ustazah yang memberikan
pendidikan di dalam pondok. Berikut nama-nama pengajar di pondok
pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi yang terdapat dalam tabel di
bawah ini:
No Nama Pengajar Pelajaran yang diampu
1 Drs. KH. Abdul Wahab Salim Bahasa arab, kitab kuning
2 KH. Abdul Aziz Salim Kitab kuning
3 Ustazah. Siti Masrohah Al-Quran
4 Ustaz. Abdul Wahid Hasyim Al-Quran, kitab kuning.
5 Ustaz. Aji Al-Quran, kitab kuning.
6 Ustaz. Hanafi Al-Quran, kitab kuning.
7 Ustaz. M. Mustainullah Al-Quran, kitab kuning.
8 Ustaz. M. Sidik Al-Quran, kitab kuning.
9 Ustaz. Muhsin Al-Quran, kitab kuning.
10 Ustaz. Nacep Al-Quran, kitab kuning.
11 Ustaz. Rhomi Nazilman S.S.
MM
Bahasa arab
12 Ustaz. Saiful Husni Al-Quran, kitab kuning.
13 Ustaz. Yudi Al-Quran, kitab kuning.
14 Ustazah. Farah Farhati Al-Quran, kitab kuning.
15 Ustazah. Siti Zakiyah Dimyati Al-Quran
4. Struktur kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Nama Jabatan
1 Drs. KH. Abdul Wahab Salim Pimpinan pondok
pesantren
47
2 Ustaz. Abdul Wahid Hasyim Pembina santri
3 Ustaz. M. Sidik Pembina santri
4 Ustazah Lisda Lisnawati Sekretaris
5 Ustazah Sayyidah Farhati Bendahara
6 Ustaz Hazim Syaifudin Sie. Kurikulum
7 Ustaz Mustainullah Sie. Kurikulum
8 Ustaz Rhomi Nazilman Sie. Sarana prasarana
9 Ustazah Hindun Shopiatun Sie. Ubudiyah
10 Farid Buchori Sie. Keamanan
11 Deva Soka Faridh A Sie. Keamanan
12 Adi Permana Sie. Usaha pondok
13 Andri Sie. Usaha pondok
5. Data Santri Putra kelas VII Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu
Bekasi.
No Nama Santri No Nama Santri
1 Abi Ahmad Fahreza 36 Abiyyu Ahura Mazda
2 Ahmad Miftahul Islam 37 Achmad Muzakki
3 Ahmad Raihansyah 38 Aditia Suryana
4 Al-Ridho Mahesa Y 39 Aditia Dwiky Kurnia
5 Alfin Nur Yafi NS 40 Ahmad Khoerul Baki
6 Alviansyah 41 Aufa Fawwaz As-Syakur
7 Andika Priyo Setiyasa 42 Biha Sahati
8 Dede Karyadi 43 Bintang Akbar Irawan
9 Dzikri Muhammad Rifki 44 Daris Qushai Dzul Hanan
10 Erdiansyah Budianto 45 Dias Ramadon
11 Fadhil Awwaluddin 46 Dzaki Virgiawan L
12 Fathul Saiful Kholiq 47 Farhan Sayyidi Y
13 Herlan Gumilang 48 Farid Wahyudi
14 Hifzillah Aulia Zidni 49 M. Taufiq Qurohman
48
15 Irsad Ahmad 50 Maftuf Azki Efendi
16 Khoirul Fadhillah S. 51 Maulana Malik
17 M. Syah Rofi 52 M. Faisal
18 M. Hafiz Tasbih 53 M. Genta Prasetia
19 Moch. Rafha A. 54 M. reihan Aliyafi
20 M. Alwan Hidayatullah 55 M. Gally Dwi Prasetya
21 M. Ridho al-Ghifari 56 M. Gerrar
22 M. Ridho Riyadul I. 57 M. Ilham Ramadhan
23 M. Riziq 58 M. Khairul F
24 M. Rizky 59 M. Rifqy Alwafi
25 M. Satrio Wiryatama 60 M. Wang Apti W.
26 M. Arifin Subandi 61 M. Zaidan Rizky
27 M. Dafa Asyrafin 62 Mustopa Yahya
28 M. Fahri Robbani 63 Nadi Maulana
29 M. Taufiqur Ridho 64 Nanda Noval S.
30 Raka Fadhilah 65 Qais Syahrul A
31 Ridwan 66 Rizqi Maulana Ilham
32 Zidni Zidan Ismail 67 Sandy Rizky J
33 Bayu Raharja 68 Thariq Arzakie al- Fanani
34 M. Yafi Aufa 69 Danuar Agustian
35 A. Lirridho
6. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Miftahul Setu Bekasi
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Masjid 1
2 Asrama pesantren 15
3 Ruang kelas 10
4 Kantor 3
5 Perpustakaan 1
6 Aula 1
49
7 Ruang TU 1
8 Laboraturium 1
9 Laboraturium computer 1
10 Lapangan olahraga 2
11 Koperasi 2
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
No Jenis No Jenis
1 Paskibra 8 Marching band
2 Futsal putra dan putri 9 PMR
3 Tari tradisional 10 Komputer
4 Pencak silat 11 Kursus bahasa Inggris
5 Hadrah 12 Kursus bahasa Arab
6 Marawis 13 Tahfidz al-Quran
7 Pramuka 14 Kajian kitab kuning
8. Jadwal Kegiatan Harian Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
No Waktu Kegiatan
1 04.00-05.00 Bangun tidur, mandi, tahajjud
2 05.00-05.30 Jama’ah subuh
3 05.30-07.00 Ngaji subuh
4 07.00-08.00 Piket, sarapan, mandi dan shalat dhuha
5 08.00-10.00 Sekolah jam pertama
6 10.00-10.30 Istirahat
7 10.30-11.30 Sekolah jam kedua
8 11.30.12.30 Shalat Zuhur
9 12.30-14.45 Makan siang, waktu bebas
10 14.45-15.00 Persiapan shalat ashar
11 15.00-16.00 Jamaah Ashar
50
12 16.00-17.00 Ngaji sore
13 17.00-17.45 Piket, mandi
14 17.45-18.30 Jamaah Maghrib
15 18.30- 19.30 Ngaji Maghrib
16 19.30-20.30 Jamaah Isya
17 20.30-20.45 Kegiatan rutin mingguan
18 20.45-21.00 Makan malam
19 21.00-22.00 Belajar malam (maksimal pukul 23.00)
20 22.00-04.00 Tidur
Kegiatan Mingguan
1 Malam senin Tahlil
2 Malam kamis Roka’atan sholat
3 Malam jumat Yasinan, maulid Nabi
4 Malam ahad Muhadhoroh (Latihan pidato)
5 Ahad pagi Program bahasa Arab
6 Senin sore Program bahasa Inggris
7 Selasa& rabu Sore Pramuka
8 Sabtu sore Silat
Kegiatan Tahunan
1 Pekan bahasa
2 Peringatan hari besar Islam
3 Dirgahayu Republik Indonesia
4 Ziarah dan Studi TourS
5 Haflatul Imtihan
B Pembahasan
Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi merupakan pondok
pesantren modern. Jumlah santri yang semakin bertambah banyak setiap
tahun tentunya menjadi tanggung jawab besar pengurus pondok pesantren
dalam memberikan pendidikan kepada seluruh santri terutama dalam
51
memperbaiki akhlak. Oleh karenanya, karakter santri harus dibentuk dan
dibiasakan dengan pembiasaan yang baik dalam kegiatan sehari-hari.
Penelitian dilakukan kepada 10 santri putra kelas VII yang memiliki asal
daerah tempat tinggal yang berbeda-beda. Selain itu, wawancara juga
dilakukan kepada pengajar santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu
Bekasi.
Penelitian di pondok pesantren Miftahul Ulum dimulai dari bulan juli
2021 (Studi pendahuluan) sampai dengan september 2021 melalui
observasi, wawancara dan dokumen-dokumen pesantren. Santri di
pesantren Miftahul Ulum memiliki karakter yang berbeda-beda tentunya
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lingkungan sekitar dan
media sosial. Hal tersebut dipertegas oleh santri putera kelas VII.1 asal
Bandung yang bernama Fadhil Awwaluddin dan mengatakan bahwa:
“Sebelum masuk pesantren saya termasuk orang yang senang
menyendiri, saya tidak bisa mandiri dan jarang sekali melaksanakan shalat
lima waktu meski orang tua sudah menyuruh, jarang sekali membaca Al-
Quran dan terutama bahasa saya di rumah sangat tidak terpuji sekali
karena mengikuti teman bermain dan pengaruh media masa juga.”2
Selain Fadhil Awwaluddin, hal itu disampaikan juga oleh M. Taufiq
Qurohman kelas VII. 2 asal Bekasi juga mengatakan bahwa: “Sebelum
masuk pesantren saya bandel dan shalatnya masih jarang-jarang apalagi
membaca Al-Quran sangat jarang sekali.3
Nanda Noval Supriatna kelas VII.2 asal Bekasi juga mengungkapkan
hal yang sama:“Sebelum pesantren saya bandel sering berantem dengan
kaka, sama teman juga berantemnya memukul, melawan orang tua dan
sering begadang. Shalat juga jarang-jarang”.4
2 Hasil wawancara dengan santri, Fadhil Awwaluddin. Selasa, 24 Agustus 2021 di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. 3 Hasil wawancara dengan santri, M. Taufiq Qurohman. Selasa, 24 Agustus 2021 di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi 4 Hasil wawancara dengan santri, Nanda Noval Supriatna. Senin, 30 Agustus 2021 di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
52
Senada dengan Nanda Noval Supriatna kelas VII.2 asal Bekasi. Santri
putra bernama Ilham Ramadhan kelas VII.2 asal Bekasi juga
mengungkapkan bahwa: “Sebelum pesantren saya bandel sering begadang
sampe subuh dan kadang-kadang shalat subuh. Sering berantem sama
temen karena diledekin. Sering ngomong kasar dengan teman”.5
Dari penjelasan karakter santri putra kelas VII yang berbeda-beda
merupakan dilatar belakangi banyak faktor seperti media sosial khususnya
game online yang sangat meresahkan perkembangan karakter anak. Selain
game online, media sosial lainnya juga mempengaruhi karakter buruk
santri. Santri meniru ucapan yang tidak sepatutnya diucapkankan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ustazah Sayyidah Farhati selaku
pengajar dan pengurus di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
mengatakan bahwa:
“Usaha pondok dalam mengimplementasikan pendidikan karakter
yaitu dengan menerapkan nilai-nilai karakter yang diimplementasikan
dalam kegiatan sehari-hari santri seperti, beribadah kepada Allah SWT,
kemandirian, tanggung jawab, kejujuran ,kasih sayang terhadap teman
maupun lingkungan sekitar, cinta tanah air”.6
Berdasarkan hasil observasi, wawancara serta dokumentasi penelitian,
Implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Miftahul
Ulum Setu Bekasi yaitu melalui nilai-nilai karakter yang diimplementasikan
dalam kegiatan sehari-hari santri sebagai berikut:
a. Beribadah kepada Allah SWT
Allah SWT ialah maha pencipta. Allah menciptakan manusia
tidak hanya sebagai khalifah di bumi yang harus mendiami dan
mengurus bumi saja, melainkan harus taat dan patuh terhadap
kewajiban-Nya sebagai hamba Allah dan menjauhi segala larangannya.
5 Hasil wawancara dengan santri, Ilham Ramadhan. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. 6 Hasil wawancara Ustazah Farhati. Selasa, 24 Agustus 2021. Di pondok pesantren
Miftahul Ulum Setu Bekasi.
53
Beribadah kepada Allah di antaranya seperti shalat fardhu lima waktu,
berpuasa, berdzikir dan berdoa.7 Beribadah kepada Allah SWT
merupakan seluruh perbuatan maupun pikiran selalu berdasarkan nilai-
nilai agama Islam. Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi selalu
mengingatkan kepada santri agar senantiasa dekat dan beribadah
kepada Allah SWT. Hal tersebut peneliti peroleh ketika mewawancarai
pengurus pesantren (ustaz Mustain) dan mengatakan:
“Di pondok ini menekankan kedisiplinan santri terutama dalam
melaksanakan shalat 5 waktu berjamaah secara tepat waktu, shalat
sunnah seperti dhuha dan tahajud serta puasa sunnah hari senin dan
kamis.”8
Hal itu di pertegas oleh Bayu Raharja kelas VII.1 dan
mengungkapkan bahwa: “sebelum masuk pesantren saya jarang shalat
terutama shubuh sama zuhur, membaca al-Quran juga jarang-jarang,
Alhamdulillah saya jadi rajin shalat lima waktu, puasa sunnah dan
shalat dhuha”.9
M. Yafi Aufa asal Tangerang juga mengungkapkan hal yang
sama: “Sebelum masuk pesantren, saya ga pernah puasa sunnah senin
kamis. Sekarang saya jadi terbiasa puasa sunnah senin-kamis, shalat
sunnah dhuha juga jadi rajin.”.10
Shalat fardhu secara berjamaah sangat diwajibkan bagi santri
putra pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. Selain shalat
fardhu berjamaah, santri putra juga diwajibkan untuk berpuasa sunnah
hari senin dan kamis. Santri yang tidak berpuasa sunnah, tidak
melaksanakan shalat dhuha maupun telat datang ke masjid untuk
berjamaah mendapatkan hukuman oleh pengurus. Karenanya, dari
7 Badrudin, Op. Cit., h. 37 8 Hasil wawancara Ustaz Mustain. Selasa, 24 Agustus 2021. Di pondok pesantren
Miftahul Ulum Setu Bekasi. 9 Hasil wawancara dengan santri, Bayu Raharja. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi 10 Hasil wawancara dengan santri, M. Yafi Aufa . Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
54
hukuman tersebut santri menjadi jera dan tepat waktu dalam
melaksanakan shalat lima waktu di masjid secara berjamaah.
4.1. Sholat sunnah rawatib Qobliyah Zuhur.
4.2. Shalat Fardhu Zuhur berjamaah.
b. Kemandirian
Selain beribadah kepada Allah SWT, kemandirian di pondok
pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi juga dibiasakan dalam kehidupan
sehari-hari santri. Kemandirian ini agar santri senantiasa terbiasa hidup
mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain seperti, dapat mengatur
keuangan sendiri, mencuci pakaian sampai pada permasalahan yang
mereka hadapi baik di dalam pesantren maupun di masyarakat. Hal itu
diungkapkan oleh santri bernama A. Lirridho Mahesa dan mengatakan:
55
“Biasa makan di rumah diambilkan ibu kalau sekarang jadi
mandiri ambil sendiri bahkan mengantri”.11
Santri dididik mandiri agar menjadi santri yang bertanggung
jawab dan tidak menggantungkan hidup dengan orang lain ketika sudah
lulus. Santri diajarkan tanggung jawab terhadap apa yang telah mereka
lakukan. Kemandirian santri secara tidak langsung dapat membentuk
karakter mereka dalam kehidupan sehari-hari.
4.3. Kemandirian santri saat makan.
c. Tanggung jawab
Di dalam pondok pesantren Miftahul Ulum santri tidak hanya
belajar mengaji tetapi santri juga dididik harus bertanggung jawab atas
tugas-tugas yang telah mereka dapatkan seperti hal nya piket kebersihan
di dalam kamar tidur dan piket kebersihan di lingkungan pesantren yang
sudah dijadwalkan oleh pengurus pondok pesantren. Santri yang tidak
mengerjakan piket kebersihan dan tidak bersih dalam tugas piketnya
diberi hukuman oleh pengurus. Hukuman diberikan agar santri
memiliki kesadaran dan bertanggung jawab atas perbuatannya. peneliti
juga mewawancarai Herlan Gumilang kelas VII.1 dan mengatakan:
11 Hasil wawancara dengan santri, A. Lirridho Mahesa. Senin, 30 Agustus 2021 di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
56
“Di rumah saya ga pernah bersih-bersih walaupun orang tua
sudah menyuruh, saya di pondok jadi sering piket kebersihan karena
takut diberi hukuman”.12
Tanggung jawab yang santri peroleh disamaratakan tidak pilah
pilih latar belakang keluarga dan jabatan orang tua, melainkan seluruh
santri di pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi diberi tanggung jawab
masing-masing dalam piketnya. Santri pondok pesantren Miftahul
Ulum juga dididik menjadi santri yang bertanggung jawab melalui
kegiatan organisasi. Dengan organisasi juga santri diajarkan untuk
memiliki rasa tanggung jawab atas tugas yang telah diberikan.
Pembiasaan tanggung jawab yang diimplementasikan pada santri agar
kedepannya santri memiliki rasa tanggung jawab sebagai pemimpin.
4.4. Pembagian piket mingguan
12 Hasil wawancara dengan santri, Herlan Gumilang. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
57
4.5. Kegiatan piket mingguan santri.
d. Kedisiplinan
Dalam mengimplementasikan nilai karakter pada santri,
kedisiplinan sangat diutamakan di dalam pondok pesantren Miftahul
Ulum Setu Bekasi. Santri harus terbiasa dengan mengikuti tata tertib
yang berlaku di dalam pesantren. Hal tersebut dipertegas oleh ustaz
Mustain dan mengatakan bahwa:
“Kedisiplinan dalam pesantren antara lain: Santri harus tepat
waktu datang ke masjid untuk berjamaah shalat lima waktu, santri
putra diwajibkan untuk berpuasa sunnah setiap hari senin dan kamis,
santri diharuskan melaksanakan piket kebersihan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan, santri tidak diperizinkan keluar batas
gerbang yang telah ditentukan (batas gerbang santri putra dan santri
putri), santri tidak diperizinkan untuk keluar pesantren tanpa izin,
santri tidak diperbolehkan membawa Handphond, santri tidak
diperbolehkan memegang uang banyak melebihi batas yang ditentukan
oleh pesantren”.13
Tata tertib di atas merupakan suatu upaya pondok pesantren
dalam mendisiplinkan santri agar terbiasa melakukan perbuatan baik
terutama dalam pembentukan akhlak. Santri yang melanggar tata tertib
di atas diberi hukuman oleh pengurus pondok. Santri yang telat datang
ke masjid untuk berjamaah diberi hukuman untuk Squat Jump hal itu
diungkap oleh santri putra bernama Dede Karyadi kelas VII asal Bekasi
dan mengungkapkan bahwa:
“Saya piket di pondok ga bersih, perkelompok disuruh Squat
Jump 35 kali”.14
13 Hasil wawancara dengan Ustaz Mustain. Senin, 30 Agustus 2021. Di pondok pesantren
Miftahul Ulum Setu Bekasi.
14 Hasil wawancara dengan santri, Dede Karyadi. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
58
4.6. Hukuman santri telat shalat berjamaah.
e. Cinta tanah air
Perwujudan cinta terhadap tanah air dapat diwujudkan dengan
banyak cara. Wujud cinta pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
terhadap tanah air dengan mendoakan jasa para pahlawan yang telah
gugur dengan tahlilan. Pondok pesantren Miftahul Ulum dalam
memperingati hari kemerdekaan Indonesia raya juga dengan
mengadakan upacara dan berbagai perlombaan. Kegiatan tersebut
merupakan wujud cinta santri terhadap tanah air Indonesia agar
menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur.
Pesantren banyak berjasa dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terutama ulama-ulama yang
berasal dari pondok pesantren ikut andil dalam kemerdekaan,
menyusun ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD 1945).
Tokoh ulama kiai yang dinobatkan sebagai pahlawan Nasional seperti
Hadhrat al-Syaikh Hasyim Asy’ari, KH. Wahid Hasyim, KH. Wahab
Chasbullah dan KH. Idham Chalid dan para kiai lainnya.15
15 Lanny Octavia dan dkk, Op.Cit., h. 33
59
4.7. Upacara memperingati hari kemerdekaan Indonesia.
f. Kasih sayang
Kasih sayang merupakan sebuah perasaan yang tumbuh di
dalam hati seseorang dengan tulus menyayangi dan membahagiakan
orang yang disayangi.16 Kasih sayang tidak hanya tumbuh kepada
kekasih dan keluarga saja, melainkan kepada teman, hewan dan mahluk
lainnya. Pondok pesantren secara tidak langsung mengajarkan kasih
sayang kepada santri dengan menghargai perbedaan suku, ras dan
bahasa. Kasih sayang tumbuh dengan sendirinya tanpa ada rekayasa.
Pesantren sebagai suatu instalasi yang memberikan pendidikan penuh
dua puluh empat jam, dengan dibatasi bangunan kamar sehingga
mempermudah mengimplemenstikan nilai kasih sayang kepada seluruh
santri. Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi membiasakan
santri agar belajar peduli terhadap sesama santri maupun terhadap
lingkungan sekitar seperti ketika santri sedang sakit. Santri dibiasakan
menolong dan membantu teman untuk mengambilkan makan. Hal ini
diungkapkan oleh Danuar Agustian kelas VII.2 asal Bekasi yang
mengatakan:
16 Ibid., h. 47
60
“Ketika teman sedang sakit saya bantuin untuk mengambil
makan di dapur”.17
Menciptakan kebiasaan saling tolong menolong, menghargai
dan membantu teman dapat menciptakan nilai kasih sayang terhadap
santri. Nilai kasih sayang tersebut dengan terbiasa dapat membantu
pembentukan akhlak santri baik terhadap teman di dalam pondok
pesantren maupun ketika di masyarakat.
g. Kesabaran dan kejujuran
Kesabaran secara etimologi, “Kesabaran berasal dari bahasa
Arab yaitu al-shabr yang berarti menahan (al-habs) dan mencegah (al-
mann), dan lawan kata dari keluh kesah (al-jaz’). Dengan demikian,
kesabaran artinya menahan diri dan tidak berkeluh kesah”.18
Pondok pesantren selalu akrab dengan nilai-nilai kesabaran baik
dalam kegiatan sehari-hari di pondok maupun ketika menghadapi
cobaan dan berbagai persoalan. Pondok pesantren Miftahul Ulum
selalu menerapkan nilai-nilai kesabaran dalam kegiatan sehari hari di
pondok seperti, sabar ketika hidup sederhana dengan tidak berlebih-
lebihan di pondok, sabar mengantri makan, sabar mengantri mandi,
sabar ketika sedang merasakan jenuh di pondok, sabar ketika sakit dan
kesabaran lain yang secara tidak langsung santri terbiasa menjalaninya
dalam kehidupan sehari-hari di pondok pesantren. Kesabaran
sesungguhnya merupakan melawan hawa nafsu yang terdapat di dalam
jiwa seseorang.
Makna kejujuran menurut Syekh Abu Ali al-Daqqaq dalam
buku Lanny Octavia dan dkk ialah orang jujur adalah orang yang
menunjukkan dirinya apa adanya, tanpa manipulasi dan tidak ada yang
ditutup-tutupi.19 Jujur juga memiliki makna yang berarti benar. jujur
17 Hasil wawancara dengan santri, Danuar Agustian. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
18 Lanny Octavia dan dkk, Op.Cit., h. 269 19 Ibid.,h. 237
61
yang dimaksud yaitu berkaitan dengan ucapan dan perbuatan.
mengabarkan kondisi atau keadaan yang sebenarnya terjadi, bertutur
kata yang benar tidak dibuat-buat dan tidak berbohong.20 Nilai-nilai
kejujuran yang ditanamkan di lingkungan pesantren kepada para
santrinya dapat terealisasi oleh dirinya sendiri. Santri terbiasa dengan
hidup sederhana di pesantren. nilai- nilai jujur sangat penting di
tanamkan di pesantren terutama dalam mematuhi tata tertib pondok.
Mengenai kejujuran, Dede Karyadi mengatakan bahwa:
“Di pesantren santri selalu diajarkan untuk jujur. Meskipun di
kamar tidur ada cctv tapi santri selalu diajarkan untuk jujur dimanapun
berada”.21
Hal lain juga diungkapkan oleh Al-Ridho Mahesa kelas VII.1
asal Bekasi dan mengatakan bahwa:
“Sebelum saya pesantren saya pernah mengambil mangga
orang dan setelah masuk pesantren sadar itu bukan milik saya. Di
pondok selalu diingatkan untuk tidak boleh mengambil sesuatu yang
bukan pada haknya”.22
Santri di pondok pesantren Miftahul Setu Bekasi diajarkan
untuk selalu bersikap jujur dalam kegiatan sehari-hari terutama dilarang
untuk memiliki yang bukan pada haknya. Usaha pondok pesantren
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter tentunya memiliki
hambatan seperti yang diungkapkan ustazah Farhati:
“Hambatan santri dalam pembentukan karakternya berbagai
macam seperti, santri ingat dengan orang tua, ingat dengan
handphone, ingat dengan teman rumah dan tidak ingin diatur”.23
20 Santi Rika Umami dan Amarulloh Amrulloh, “ Internalisasi Nilai- Nilai Pendidikan
Akhlak Santri Putri Asrama X Hurun Inn Pondok Pesantren Darul ulum Jombang ”, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Juni 2017, h. 117 21 Hasil wawancara dengan santri, Dede Karyadi. Senin, 30 Agustus 2021 di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. 22 Hasil wawancara dengan santri, A. Lirridho Mahesa. Senin, 30 Agustus 2021 di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi. 23 Hasil wawancara Ustazah Farhati. Minggu, 5 September 2021. Di pondok pesantren
Miftahul Ulum Setu Bekasi.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang implemenasi pendidikan
karakter pada santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi dengan
kesimpulannya sebagai berikut:
Implementasi Pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren
Miftahul Ulum Setu Bekasi yaitu melalui nilai-nilai karakter yang
diimplementasikan dengan kegiatan sehari-hari santri di dalam pondok.
Kegiatan harian santri di pondok pesantren seperti beribadah kepada Allah
SWT. Ibadah yang dimaksud seperti santri putra diwajibkan untuk
melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid, santri putra juga di
wajibkan untuk melaksanakan shalat sunnah rawwatib dan dhuha setiap
harinya. Selain beribadah kepada Allah SWT, nilai-nilai karakter lainnya
seperti kemandirian juga ditanamkan agar santri senantiasa hidup mandiri
di pondok dengan tidak mengandalkan orang lain. Selain kemandirian,
tanggung jawab dan kedisiplinan di pondok pesantren juga diterapkan.
Santri diharuskan mematuhi tata tertib yang telah ditentukan dan belajar
bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan. Nilai karakter
lainnya yaitu kesabaran, santri secara tidak langsung terbiasa hidup sabar
dengan kesederhanaan di pesantren. Selain kesabaran, nilai kejujuran juga
tentunya diterapkan oleh pondok pesantren, santri diwajibkan untuk hidup
jujur terutama ketika mengambil hak orang lain. Nilai karakter lainnya yaitu
cinta tanah air. Santri diajarkan untuk menghargai jasa para pahlawan
dengan mendoakan, selain itu rutinitas pesantren setiap hari kemerdekaan
Indonesia dengan mengadakan upacara bendera. Pembiasaan-pembiasaan
yang ditanamkan secara tidak langsung dapat diimplementasikan dalam
kegiatan sehari-hari sehingga dapat membentuk karakter santri dan akhlak
yang mulia.
64
B. Saran
Berdasarkan temuan Peneliti mengenai implementasi pendidikan
karakter pada santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi, maka
Peneliti memberikan beberapa saran sebagai pertimbangan untuk lebih baik
kedepannya. Saran-saran tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bagi pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi agar selalu
meningkatkan usahanya dalam mengimplementasikan pendidikan
karakter melalui kegiatan sehari-hari santri dan tata tertib yang telah
dibuat oleh pihak pondok pesantren sebaiknya tertulis dalam bentuk
teks dengan melekatkan pada dinding pesantren maupun pada majalah
dinding pesantren.
2. Bagi santri pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi agar
senantiasa patuh dalam mengikuti tata tertib pondok pesantren dan
mengikuti kegiatan harian santri yang telah ditentukan oleh pihak
pesantren. Karenanya, kegiatan tersebut dapat memperbaiki karakter
santri melalui pembiasaan.
3. Bagi mahasiswa, penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan
diharapkan penelitian selanjutnya lebih baik dari penelitian
sebelumnya.
65
DAFTAR PUSTAKA
Adu, L. (2014). Pendidikan Karakter dalam Persfektif Islam. Jurnal Biology
Science & Education 2014, Vol.3 No 1 Edisi Januari-juni , 71.
Amrullah, S. R. (2017). Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Santri Putri
Asrama X Hurun Inn Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang. Jurnal
Pendidikan Islam, 117.
Amti, P. d. (2015). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Badrudin. (2015). Akhlak Tasawuf. Serang: IAIB Press.
Cahyadi, R. A. (2017). Pengembangan Pondok Pesantren. Halaqo: Islamic
Education Journal 1 (1) Juni , 50.
Dian Diniyati, E. F. (2019). Potensi dan Peran Pesantren Sebagai Lembaga
Pelaksana Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Jurnal Penelitian Sosial
dan Ekonomi Kehutanan, Vol. 7 No. 1 Maret, 49.
Hanip, L. I. (2018). Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlak Keseharian
Santri Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah.
Jurnal Literasi, Volume IX, No. 1, 65.
Haq, Y. S. (2015). Pendidikan Akhlak Menurut Imam al-Ghazali. Jurnal At- Ta'dib,
Vol.10. No. 2. Desember, 368.
Hardani, d. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: CV
Pustaka Ilmu.
Helmiati. (2016). Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Imron, A. (2018). Pandangan Islam tentang Akhlak dan Perubahan Serta
Konseptualisasinya dalam Pendidikan Islam. Jurnal al-Qalam, Volume 19,
Nomor 2, Desember, 23.
Irjus Indrawan, d. (2020). Manajemen Pendidikan Karakter. Purwokerto: CV Pena
Persada.
Jabar, A. (2018). Pesantren Tantangan dan Masa Depan Dakwah. Jurnal Studi
Islam, Volume 10, Nomor 1, April, 143.
Jamal, N. (2015). Transformasi Pendidikan Pesantren dalam Pembentukan
Kepribadian Santri. Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Nomor 2, Agustus,
175.
66
Kosasih, N. S. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Masyarakat
Pluralis di Cigugur Kuningan. Jurnal Pendidikan Karakter Tahun IX,
Nomor 2, Oktober, 187-188.
Lanny Octavia, d. (2014). Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren.
Jakarta: Rumah Kitab.
Maskur. (2020). Internalisasi Nilai Budaya Pada Pembelajaran Santri di Pondok
Pesantren Tradisional. Journal Of Education and Instruction, Volume 3,
Nomor 2, Desember, 24.
Mas'ud, A. (2013). Akhlak Tasawuf. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.
Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mukhid, A. (2016). Konsep Pendidikan Karakter dalam Al-Quran. Jurnal Nuansa,
Vol 13 No 2 Juli-Desember, 314.
Musrifah. (2018). Analisis Kritis Permasalahan Pendidikan Islam Indonesia di Era
Global. Journal Of Islamic Studies and Humanities, Vol. 3, No. 1, 71.
MZ, S. R. (2018). Akhlak Islami Persfektif Ulama Salaf. Jurnal Pendidikan Islam,
Vol. 07. No. 1. April, 74.
Nasional, P. B. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Nata, A. (2018). Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Nugroho, H. (2018). Pembentukan Akhlak Siswa. Jurnal Mandiri; Ilmu
Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2. No. 1, Juni, 71.
Nurcholis, R. G. (2018). Peran Pondok Pesantren dalam Pembentukan Santri.
Jurnal Comm- Edu, Volume 1 Nomor 3, September, 45.
Nurhayati. (2014). Akhlak dan Hubungannya dengan Aqidah dalam Islam. Jurnal
Mudarrisuna, Volume 4, Nomer 2 (Juli-Desember), 295.
Perawironegoro, D. (2019). Manajemen Asrama di Pesantren. Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, 137.
Purnomo, H. (2017). Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren. Yogyakarta:
Bildung Pustaka.
Purwanti, D. (2017). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan
Implementasinya. Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) , 15-16.
Qodariyah, S. L. (2017). Akhlak dalam Persfektif Al-Quran. Jurnal al-Fath, Vol.
11. No. 02 (Juli-Juni), 149-150.
67
Rahmat, M. (2013). Mengkaji Ontology Akhlak Mulia dengan Epistimologi Qurani.
Bandung: Celtics Press.
RI, D. A. (2010). Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro.
Saebani, H. H. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Pustaka
Setia.
Saihu. (2020). Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman.
Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2, No. 1, 89.
Salim, M. A. (2017). Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri Pondok
Pesantren al-Falah Salatiga Tahun 2017. Salatiga: Skripsi IAIN Salatiga.
Saproni. (2015). Panduan Praktis Akhlak Seorang Muslim. Bogor: CV Bina Karya
Utama.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif 7 Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sodik, S. S. (2015). Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Sodiq, A. (2018). Prophetic Character Building Tema Pokok Pendidikan Akhlak
Menurut Al- Ghazali. Jakarta: Kencana.
Sopyan Mustoip, M. J. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter. Surabaya: Jakad
Publishing Surabaya.
Suyitno. (2018). Metode Penelitian Kualitatif, Konsep, Prinsip dan
Operasionalnya. Tulungagung: Akademia Pustaka.
Syahrum, C. W. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis.
Wijaya, H. (2018). Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teology. Makasar:
Sekolah Tinggi Theology Jaffrary.
Yusmarlina, S. P. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dalam
Membangun Kedisiplinan Santri di TPQ An-Nur Desa Masaran Kecamatan
Bendungan Kabupaten Trenggalek. Ponorogo: Skripsi IAIN Ponorogo.
Yusuf, M. (2018). Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Penerbit Kampus IAIN
Palopo.
Zubaidah, S. (2019). Pembentukan Karakter Bagi Santri Melalui Kultur Pesantren
(Studi Kasus Pondok Pesantren Tahfidzul Quran al-Muntaha Salatiga.
Salatiga: Skripsi IAIN Salatiga.
68
Zuhdi, A. (2018). Akhlak yang Buruk dalam Persfektif Pendidikan Islam Serta
Upaya Penanggulangannya. Juranl Tarbawi; Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan,
Vol. 14. No. 01, Juni, 60.
Referensi lain:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, BAB 1 Pasal 1
Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat
Pembinaan Sekoah Menengah Pertama 2011, Panduan Pendidikan Karakter di
Sekolah Menengah Pertama
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sayarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta 2015.
Website:
https://kbbi.web.id/didik.html diakses pada hari jumat, 2 Juli 2021 pukul 14:06
WIB
https://www.laduni.id/post/read/71497/pesantren-miftahul-ulum-setu-bekasi
diakses pada hari minggu, 5 September 2021 pukul 13.00 WIB
69
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar pedoman wawancara pengajar pondok pesantren Miftahul Ulum Setu
Bekasi.
Nama :
Jabatan :
Tanggal :
Tempat :
Pertanyaan
1. Apakah di pondok pesantren Miftahul Ulum menerapkan tata tertib kepada
santri?
2. Tata tertib apa saja yang paling ditekankan di pondok pesantren Miftahul
Ulum?
3. Bagaimana usaha pondok pesantren Miftahul Ulum dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter pada santri?
4. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul Ulum untuk
santri agar dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT?
5. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul Ulum untuk
santri agar memiliki rasa kepedulian terhadap teman dan lingkungan sekitar?
6. Pembiasaan apa saja yang diterapkan pondok pesantren Miftahul Ulum untuk
santri agar memiliki rasa cinta terhadap tanah air?
7. Apa saja hambatan pondok pesantren dalam mengimplementasikan pendidikan
karakter dalam membentuk akhlak santri?
8. Apa tujuan dibangunnya pondok pesantren Miftahul Ulum untuk masyarakat?
9. Apa saja metode yang diterapkan pondok pesantren dalam membentuk akhlak
santri?
10. Apakah dengan metode yang diterapkan dapat meningkatkan akhlak santri?
70
11. Bagaimana akhlak santri baru ketika masuk di pondok pesantren Miftahul
Ulum?
12. Bagaimana perkembangan akhlak santri setelah masuk di pondok pesantren
Miftahul Ulum?
13. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan akhlak santri di pondok
pesantren Miftahul Ulum?
14. Apa solusi yang pesantren berikan dalam pembentukan akhlak santri?
71
Lampiran 2
Lembar pedoman wawancara santri putra kelas VII di pondok pesantren Miftahul
Ulum Setu Bekasi.
Nama :
Jabatan :
Tanggal :
Tempat :
Pertanyaan
1. Apa motivasi kamu memilih untuk pesantren di Miftahul Ulum Setu Bekasi?
2. Bagaimana tanggapan kamu dengan adanya tata tertib di pesantren?
3. Apakah tata tertib di pondok pesantren Miftahul Ulum ini sudah berhasil
mengubah kepribadian santri?
4. Apa saja tata tertib yang pernah kamu langgar?
5. Bagaimana karakter kamu sebelum masuk pesantren?
6. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren
membuat kamu rajin beribadah kepada Allah SWT?
7. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren
membuat kamu mandiri?
8. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren
membuat kamu disiplin?
9. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren
membuat kamu tanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan?
10. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren
membuat kamu sabar?
11. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren
membuat kamu jujur?
12. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren
membuat kamu sayang terhadap teman dan lingkungan sekitar?
72
13. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari yang diterapkan pesantren
membuat kamu cinta terhadap tanah air?
14. Bagaimana karakter kamu sesudah masuk pesantren?
15. Apakah dengan pembiasaan kegiatan sehari-hari di pesantren sudah berhasil
memperbaiki kepribadianmu?
16. Apa saja metode yang biasa digunakan pengajar dalam pembentukan karakter
santri
73
HASIL WAWANCARA
Lampiran 3
Lembar pedoman wawancara pengajar pondok pesantren Miftahul Ulum Setu
Bekasi.
Nama : Ustazah Sayyidah Farhati, S.Pd
Jabatan : Pengajar dan pengurus Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021
Tempat : Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah di pondok pesantren
Miftahul Ulum menerapkan tata
tertib kepada santri?
Tentunya kita sebagai pendidik dan
pengurus pesantren, harus menerapkan
tata tertib.
2 Tata tertib apa saja yang paling
ditekankan di pondok pesantren
Miftahul Ulum?
Untuk di pesantren ini kita sangat
menekankan kedisiplinan santri
terutama dalam beribadah kepada Allah
SWT
3 Bagaimana usaha pondok
pesantren Miftahul Ulum dalam
mengimplementasikan
pendidikan karakter pada
santri?
Usaha pondok dalam
mengimplementasikan pendidikan
karakter yaitu dengan menerapkan nilai-
nilai karakter yang diimplementasikan
dalam kegiatan sehari-hari santri. Seperti
beribadah kepada Allah SWT,
kemandirian, tanggung jawab, kejujuran,
kasih sayang terhadap teman dan
lingkungan sekitar dan cinta tanah air.
4 Pembiasaan apa saja yang
diterapkan pondok pesantren
Miftahul Ulum untuk santri
Di pondok ini menekankan kedisiplinan
santri terutama dalam melaksanakan
shalat 5 waktu berjamaah secara tepat
74
agar dapat mendekatkan dirinya
kepada Allah SWT?
waktu, shalat sunnah seperti dhuha dan
tahajud serta puasa sunnah hari senin dan
kamis.
5 Pembiasaan apa saja yang
diterapkan pondok pesantren
Miftahul Ulum untuk santri
agar memiliki rasa kepedulian
terhadap teman dan lingkungan
sekitar?
Ketika santri baru berdatangan kita
adakan MPLP (masa pengenalan
lingkungan pesantren) kita bimbing dan
menasehati santri baru untuk saling
peduli terhadap teman dan lingkungan
sekitar.
6 Pembiasaan apa saja yang
diterapkan pondok pesantren
Miftahul Ulum untuk santri
agar memiliki rasa cinta
terhadap tanah air?
Kegiatan pesantren dalam mencitai
tanah air yaitu kita adakan kegiatan rutin
upacara hari kemerdekaan santri putra
dan putri kita wajibkan ikut serta dalam
upacara bendera. Kita juga mengadakan
perlombaan dan mendoakan jasa para
pahlawan yang telah gugur dengan
tahlilan bersama.
7 Apa saja hambatan pondok
pesantren dalam
mengimplementasikan
pendidikan karakter dalam
membentuk akhlak santri?
Hambatan pondok biasanya santri itu
ingat dengan Handphone, ingat dengan
teman rumah, ingat motor dan ingin
bermain bebas.
8 Apa tujuan dibangunnya
pondok pesantren Miftahul
Ulum untuk masyarakat?
Sebelum dibangunnya pondok
pesantren, dulu kita hanya memiliki
majelis taklim untuk masyarakat sekitar
pondok agar mengenalkan dan
mengajarkan lingkungan sekitar dengan
ilmu agama. Berjalannya waktu kita
membangun Raudhatul athfal, MI
75
hingga pondok pesantren dengan jenjang
SMP dan SMA
9 Apa saja metode yang
diterapkan pondok pesantren
dalam membentuk akhlak
santri?
Biasanya kita selalu menasehati,
membimbing dan memberikan
pendidikan supaya santri memiliki
akhlak terpuji dengan meneladani akhlak
Rasulullah SAW.
10 Apakah dengan metode yang
diterapkan dapat meningkatkan
akhlak santri?
insyaAllah kita selaku pendidik yakin
dengan usaha yang sudah kita ikhtiarkan
dapat meningkatkan akhlak santri kearah
yang lebih baik dari sebelumnya.
11 Bagaimana akhlak santri baru
ketika masuk di pondok
pesantren Miftahul Ulum?
Yang saya lihat ketika santri baru masuk
pesantren santri masih banyak telat
datang ke masjid mumgkin karena
terbiasa shalat di rumah yang ga
berjamaah dan dari laporan orang tua
ketika santri masih di rumah kendalanya
mereka masih sulit untuk shalat lima
waktu, suka berbicara kasar dengan
teman
12 Bagaimana perkembangan
akhlak santri setelah masuk di
pondok pesantren Miftahul
Ulum?
Alhamdulillah setelah 1 bulan ini saya
melihat sedikit demi sedikit ada
perkembangan baik dalam kedisiplinan
datang ke masjid dan bahkan santri
sudah rajin puasa sunnah hari senin dan
kamis
13 Apa saja faktor yang
mempengaruhi perubahan
akhlak santri di pondok
pesantren Miftahul Ulum?
Menurut saya faktor perubahan akhlak
santri itu melalui pendidikan yang
diberikan dipondok, kemudian
76
lingkungan sekitar dan pembiasaan dari
kegiatan sehari-hari santri.
14 Apa solusi yang pesantren
berikan dalam pembentukan
akhlak santri?
Untuk solusi, salah satunya kita adakan
kegiatan ekstrakurikuler seperti
muhadhoroh dll agar mereka
mempunyai keahlian di luar pelajaran-
pelajaran yang dipelajari di sekolah dan
pondok dan bertujuan agar mereka betah
di pondok.
77
Lampiran 4
Lembar pedoman wawancara pengajar pondok pesantren Miftahul Ulum Setu
Bekasi.
Nama : Ustaz Mustainullah
Jabatan : Pengajar dan pengurus Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021
Tempat : Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi.
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah di pondok pesantren
Miftahul Ulum menerapkan tata
tertib kepada santri?
Betul, pondok pesantren memang harus
menerapkan tata tertib agar santrinya
disiplin dan ga banyak melanggar.
2 Tata tertib apa saja yang paling
ditekankan di pondok pesantren
Miftahul Ulum?
Tata tertib yang paling ditekankan di
pondok tentunya tentang kedisiplinan
santri untuk patuh dan mengikuti
kegiatan pondok.
3 Bagaimana usaha pondok
pesantren Miftahul Ulum dalam
mengimplementasikan
pendidikan karakter pada
santri?
Usaha pondok dalam
mengimplementasikan pendidikan
karakter melalui pembiasaan yang
diimplementasikan dalam kegiatan
sehari-hari santri seperti shalat lima
waktu berjamah dll.
4 Pembiasaan apa saja yang
diterapkan pondok pesantren
Miftahul Ulum untuk santri
agar dapat mendekatkan dirinya
kepada Allah SWT?
Di pondok ini menekankan kedisiplinan
santri terutama dalam melaksanakan
shalat 5 waktu berjamaah secara tepat
waktu, shalat sunnah seperti dhuha dan
tahajud serta puasa sunnah hari senin dan
kamis.
78
5 Pembiasaan apa saja yang
diterapkan pondok pesantren
Miftahul Ulum untuk santri
agar memiliki rasa kepedulian
terhadap teman dan lingkungan
sekitar?
Di pondok ini ada agenda MPLP (masa
pengenalan lingkungan pesantren)
sebagai pengajar kita mengenali
lingkungan pondok sampai kepada
keseharian santri untuk saling peduli
dengan sesama santri dan lingkungan.
Harus peduli dan menolong ketika teman
sedang sakit dll.
6 Pembiasaan apa saja yang
diterapkan pondok pesantren
Miftahul Ulum untuk santri
agar memiliki rasa cinta
terhadap tanah air?
Cinta terhadap tanah air kita selalu
mengadakan kegiatan upacara
kemerdekaan dan mendoakan pahlawan
yang telah gugur.
7 Apa saja hambatan pondok
pesantren dalam
mengimplementasikan
pendidikan karakter dalam
membentuk akhlak santri?
Kalau untuk hambatan biasanya santri
merasakan jenuh dan ingin kabur dari
pondok. Santri juga ingat dengan orang
tua di rumah dll.
8 Apa tujuan dibangunnya
pondok pesantren Miftahul
Ulum untuk masyarakat?
Tujuan dibangunnya pondok agar
masyarakat sekitar lebih memahami
agama dan tentunya dalam beribadah
kepada Allah SWT
9 Apa saja metode yang
diterapkan pondok pesantren
dalam membentuk akhlak
santri?
Biasanya kita selalu menasehati dan
memotivasi santri agar memiliki akhlak
yang lebih baik dari sebelumnya
10 Apakah dengan metode yang
diterapkan dapat meningkatkan
akhlak santri?
InsyaaAllahh akhlak santri semakin baik
dari sebelumnya.
79
11 Bagaimana akhlak santri baru
ketika masuk di pondok
pesantren Miftahul Ulum?
Yang saya lihat mereka masih belajar
untuk melaksanakan shalat fardhu tepat
waktu berjamaah karena masih sering
telat datang ke masjid
12 Bagaimana perkembangan
akhlak santri setelah masuk di
pondok pesantren Miftahul
Ulum?
Alhamdulillah secara perlahan mereka
lebih baik dari sebelumnya sudah ada
peningkatan belajar puasa sunnah senin
dan kamis meski awalnya berat, nanti
jadi terbiasa.
13 Apa saja faktor yang
mempengaruhi perubahan
akhlak santri di pondok
pesantren Miftahul Ulum?
Biasanya sih dari faktor lingkungan.
Ketika mereka berteman dengan teman
yang rajin mereka jadi rajin dan faktor
pembiasaan juga mempengaruhi akhlak
mereka kearah yang lebih baik
14 Apa solusi yang pesantren
berikan dalam pembentukan
akhlak santri?
Solusinya dengan membuat santri
nyaman di pondok dan betah kita adakan
kegiatan ekstrakurikuler seperti pencak
silat dll
80
Lampiran 5
Nama : Fadhil Awaluddin
Asal : Bandung
Jabatan : Santri. Kelas VII. 1
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Hanya ingin menuruti kemauan orang
tua, tapi Alhamdulillah sekarang saya
jadi betah di pesantren
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Menurut saya, ya bagus supaya santri
disiplin
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Sedikit demi sedikit saya berubah lebih
baik dari sebelumnya
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Telat datang ke masjid
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum masuk pesantren saya termasuk
orang yang senang menyendiri. Saya
tidak bisa mandiri dan jarang sekali
melaksanakan shalat lima waktu meski
orang tua sudah menyuruh, jarang sekali
membaca al-Quran dan terutama bahasa
saya di rumah sangat tidak terpuji sekali
karena mengikuti teman bermain dan
pengaruh media masa juga.
81
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
Alhamdulillah, saya sekarang rajin
shalat fardhu berjamaah tepat waktu,
puasa sunnah hari senin kamis, dan rajin
membaca al-Quran.
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Iya. sekarang saya jadi lebih mandiri ga
terlalu manja juga dan sudah siap untuk
ditinggal orang tua.
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Iya, saya belajar menghargai waktu di
pondok sangatlah berarti
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Iya, Saya belajar tanggung jawab di
pondok seperti piket kebersihan dan
piket kamar. Kalau di rumah saya males
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Alhamdulillah saya belajar sabar jauh
dari orang tua dan sabar ga ketemu
temen.
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Alhamdulillah sebelum pesantren dari
dulu saya suka jujur
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
Saya termasuk anak yang introvert tapi
setelah masuk pondok saya banyak
teman.
82
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
Cinta tanah air dari saya SD sudah
diajarkana tetapi ya gitu hanya upacara
memperingati hari kemerdekaan dan
baca-baca sejarah, tetapi setelah
pesantren mendoakan jasa para
pahlawan dengan tahlilan dll.
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Alhamdulillah saya merasa ada
perubahan. Saya sekarang rajin shalat
fardhu berjamaah tepat waktu, puasa
sunnah hari senin kamis, dan rajin
membaca al-Quran.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
Alhamdulillah iya, sedikit demi sedikit
saya berubah.
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya kalau disini sering dinasehatin
supaya santri-santri ga ngulangin
kesalahan yang sama.
83
HASIL WAWANCARA
Lampiran 6
Nama : M. Taufiq Qurrohman
Jabatan : Santri kelas VII.2
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya masuk pesantren kemauan sendiri,
ingin memperbaiki akhlak dan
memperdalam ilmu agama.
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Menurut saya, ya bagus agar santri taat
dan patuh dengan peraturan.
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Alhamdulillah iya
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Telat datang ke masjid dan ga hafalan
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum masuk pesantren saya bandel
dan shalatnya masih jarang-jarang
apalagi membaca al-Quran sangat jarang
sekali.
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
Alhamdulillah, saya sekarang rajin
shalat fardhu berjamaah tepat waktu dan
rajin bembaca al-Quran.
84
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Iya, karena saya jauh dari orang tua dan
mengurus keperluan sehari-hari sendiri.
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Iya, saya belajar menghargai waktu di
pondok sangatlah berarti
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Alhamdulillah sebelum saya pesantren
saya sudah diajarkan tanggung jawab
seperti menjaga adik di rumah. Disini
saya belajar tanggung jawab dengan
peraturan pondok.
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Iya, membuat saya belajar sabar dengan
berbagai ujian di pondok.
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Alhamdulillah sebelum pesantren saya
diajarkan jujur dengan orang tua
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
Iya. Saya menemani teman yang sakit ke
kamar mandi dan mengambilkan makan.
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
Iyaa, saya jadi lebih menghargai jasa
pahlawan yang sudah gugur seperti
berdoa dan tahlilan mendoakan jasa
pahlawan.
85
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Alhamdulillah saya sekarang rajin shalat
fardhu berjamaah tepat waktu dan rajin
bembaca al-Quran.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
Alhamdulillah iya, saya merasa lebih
baik.
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya disini ya kita dinasehati sama
ustaz kalo kita lagi ngelanggar.
86
HASIL WAWANCARA
Lampiran 7
Nama : Nanda Noval Supriatna
Jabatan : Santri kelas VII.2
Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya masuk pesantren atas kemauan
sendiri sejak saya kelas 5 sekolah dasar
dan juga termotivasi dengan kaka sendiri
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Menurut saya bagus dan memang harus
ada tata tertib agar santri tetap patuh
dengan peraturan.
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
insyaAllah perlahan dapat mengubah
kepribadian dan akhlak saya
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Saya pernah bercanda lucu-luan tetapi
pengurus marah karena bercanda bukan
pada tempatnya. Telat datang ke masjid,
males mengerjakan piket.
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum pesantren saya bandel sering
berantem dengan kaka, sama teman juga
berantemnya memukul, melawan orang
tua dan sering begadang. Shalat juga
jarang-jarang
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
Alhamdulillah setelah masuk pesantren
saya jadi sering shalat lima waktu,
87
diterapkan pesantren membuat
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
biasanya tidak pernah puasa sunnah
sekarang jadi terbiasa puasa sunnah
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Iya, saya baru terasa setelah masuk
pesantren jauh dengan orang tua apa-apa
serba belajar mandiri.
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Iya secara perlahan saya belajar disiplin
dengan mengikuti tata tertib di pondok
agar tidak diberi hukuman.
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Iya saya belajar tanggung jawab di
pondok seperti piket kamar, piket
mingguan karena sudah ada jadwal
piketnya.
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Iya, banyak kesabaran yang harus
terbiasa saya lalui di pondok. Apalagi
ketika mandi dan makan selalu
mengantri. karena di pondok tidak ada
yang dibeda-bedakan.
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Iya, sebelum masuk pesantren saya
sudah diajarkan jujur oleh orang tua.
Tetapi di pondok juga selalu diajarkan
jujur tidak boleh mengambil sesuatu
yang bukan milik kita.
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
Iya, teman saya sakit saya
mengambilkan nasi
88
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
Ya, karena pondok kalau hari
kemerdekaan sering mengadakan
upacara bendera dan doa untuk
pahlawan yang sudah meninggal
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Alhamdulillah saya merasa berubah
lebih baik dari sebelumnya.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
insyaAllah secara perlahan saya selalu
berusaha menjadi yang lebih baik
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya kita selalu dinasehati dan
diberi motivasi oleh ustaz kalau kita
sedang jenuh.
89
HASIL WAWANCARA
Lampiran 8
Nama : Ilham Ramadhan
Jabatan : Santri kelas VII.2
Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya masuk pesantren atas kemauan
saya sendiri.
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Menurut saya bagus biar santri ga bebas
melakukan sesuatu
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Alhamdulillah saya merasa lebih baik
dari sebelumnya
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Hanya telat datang ke masjid saya scout
jump
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum pesantren saya bandel sering
begadang sampe subuh dan kadang-
kadang shalat subuh. Sering berantem
sama temen karena diledekin. Sering
ngomomong kasar dengan teman
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
Iya shalat subuh jadi sering bahkan
berjamaah. Ngomong kasar juga sedikit
demi sedikit hilang
90
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Iya, sebelumnya saya di rumah manja
dengan orang tua. Disini saya serba
mengurus keperluan sendiri.
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Betul apalagi tentang kegiatan harian di
pondok saya menghargai waktu.
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Saya belajar tanggung jawab apalagi
piket kebersihan di kelas, di kamar dan
lingkungan pesantren saya kerjakan
sesuai jadwalnya.
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Alhamdulillah saya lebih sabar apalagi
ketika sedang sakit ga ada orang tua
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Jujur selalu diajarkan orang tua di rumah
di pesantren juga santri khususnya selalu
di ingatkan untuk jujur di pondok dan di
masyarakat
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
Ya ketika teman sakit saya mengambil
makan dan menemaninya ke kamar
mandi. Saya juga ikut kegiatan piket
pondok untuk membersihkan
lingkungan.
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
Tentunya kita harus cinta terhadap
tanah air. Karena santri juga harus
meneruskan perjuangan pahlawan
91
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
terutama ulama-ulama yang sudah
berjuang.
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Alhamdulillah banyak perubahan
terutama dalam akhlak. Saya merasakan
lebih baik
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
insyaAllah secara tidak langsung sudah
mengubah kepribadian saya dengan
kegiatan sehari-hari yang bermanfaat.
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya kita selalu dinasehati dan
disemangati kalo kita lagi kangen orang
tua supaya kita ga melanggar dan keluar
pondok tanpa izin
92
HASIL WAWANCARA
Lampiran 9
Nama : Bayu Raharja
Jabatan : Santri. Kelas VII.1
Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya pesantren atas kemauan sendiri dan
orang tua.
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Bagus, santri menjadi takut untuk
melanggar peraturan
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Iya, mudah-mudahan perubahan saya
yang lebih baik dari sebelumnya selalu
istiqomah.
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Terlambat datang ke masjid dan ga bawa
al-Quran
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum masuk pesantren saya jarang
shalat terutama subuh sama zuhur,
membaca al-Quran juga jarang-jarang.
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
Alhamdulillah saya jadi rajin shalat lima
waktu, puasa sunnah dan shalat dhuha
93
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Iya perlahan membuat saya menjadi
mandiri karena belajar jauh dari orang
tua
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Betul, apalagi soal waktu sangat berarti
di pondok. Kalau kita ga disiplin kita
sering terlambat datang ke masjid.
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Iya apalagi kalau kita melanggar kita
harus tanggung jawab sama hukuman
yang diberi.
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Alhamdulillah hanya di pesantren saya
belajar sabar untuk mengantri makan,
mandi dan jajan
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Iya, kita selalu diingatkan ustaz tidak
boleh mencuri milik orang lain
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
Iya, karena menurut saya teman di
pondok ini seperti saudara, kita berjuang
bersama dalam mencari ilmu Allah.
Teman sakit kalau bukan kita yang
merawat kasian
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
Ya biasanya dulu sebelum pesantren
saya hanya mengikuti upacara
kemerdekaan dan perlombaan, tetapi di
pesantren diajarkan untuk mencintai
94
ulama dan mendoakan para pahlawan
yang sudah gugur dengan tahlilan dan
membaca surat yasin.
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Setelah masuk pesantren Alhamdulillah
saya jadi rajin shalat subuh dan zuhurnya
berjamaah.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
Iya saya merasa akhlak saya lebih baik
dari sebelumnya.
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya santri selalu di nasehati untuk
tidak melakukan perbuatan yang
dilarang. Selain itu santri juga dididik
untuk meniru suri tauladan Nabi
Muhammad SAW
95
HASIL WAWANCARA
Lampiran 10
Nama : Dede Karyadi
Jabatan : Santri kelas VII.1
Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya masuk pesantren atas kemauan
saya sendiri dan keluarga sudah sepakat
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Bagus dan saya mengikuti supaya santri
juga tidak banyak yang melanggar
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Alhamdulillah perlahan saya berubah
lebih baik
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langgar?
Piket di pondok ga bersih perkelompok
disuruh scout jump 35 kali
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Bandel dan suka melawan orang tua
kalau disuruh tidak mau dan sering
begadang nginep di rumah teman. Ga
pernah baca al-Quran
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
Saya selama di pondok jadi sering shalat
fardhu berjamaah dan Baca al-Quran di
masjid.
96
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Iya saya jadi belajar mandiri mengurusi
diri sendiri, mencuci pakaian sendiri
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Betul, apalagi tentang waktu disini terasa
cepat kita harus membagi waktu sebaik
mungkin.
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Iya saya belajar dengan teman-teman di
kelas belajar tanggung jawab seperti
piket pondok dll
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Alhamdulillah saya masih belajar sabar
dan tidak menuruti hawa nafsu ketika
jebuh di pondok
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Iya di pesantren santri selalu diajarkan
untuk jujur. Meskipun di kamar tidur ada
cctv tapi santri selalu diajarkan untuk
jujur dimanapun berada.
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
Iya saya saya ke teman seperti saudara
sendiri apalagi ketika sedang sakit. Saya
menemani dan mengantranya ke kamar
mandi.
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
Iya apalagi ketika hari kemerdekaan
santri juga mengikuti upacara dan
banyak perlombaan. Di pondok juga kita
mendoakan para pahlawan
97
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Alhamdulillah jauh lebih baik dari
sebelumnya. Saya selama di pondok jadi
sering shalat fardhu berjamaah, baca al-
Quran di masjid dan piket kebersihan.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
Saya percaya perlahan akhlak saya yang
kurang baik akan menjadi lebih baik.
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya santri selalu di nasehati
pengurus dan pengajar agar tetap patuh
terhadap tata tertib pondok.
98
HASIL WAWANCARA
Lampiran 11
Nama : M. Yafi Aufa
Jabatan : Santri kelas VII.1
Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya masuk pesantren atas kemauan
saya sendiri
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Adanya tata tertib di pondok ya bagus
dan santri mau tidak mau harus patuh
dengan tidak terpaksa.
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Alhamdulillah secara perlahan
mengubah kepribadian saya dengan
kegiatan sehari-hari.
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Tidak puasa sunnah tapi saya tidak
langsung dihukum hanya diberi
peringatan saja.
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum masuk pesantren, saya ga
pernah puasa sunnah senin kamis, bandel
dan suka ga patuh sama orang tua
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
Iya sekarang saya jadi terbiasa puasa
sunnah senin kamis, sholat sunnah dhuha
juga jadi rajin.
99
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Setelah pesantren saya jadi mandiri
mengatur keuangan dari orang tua harus
cukup
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Iya, saya jadi disiplin dengan tata tertib.
Saya ga mau dihukum karena ga disiplin
dan ga patuh
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Iya, di pondok santri sudah diberi jadwal
piket. Mau tidak mau santri harus
tanggung jawab dan melaksanakan piket
tersebut. Selain piket saya juga belajar
tanggung jawab dari organisasi pondok.
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Di pondok mau tidak mau kita harus
sabar. Seperti antri mengambil makan
dan mengantri mandi di kamar mandi
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Iya, ustaz suka ngajarin kita untuk jujur
apalagi mengambil makanan dan barang
milik orang lain
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
Iya, apalagi kalau teman sedang sakit
kita kasian dan ambilin makan
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
Iya, karena cinta tanah air itu memang
harus sebagai warga negeri Indonesia.
100
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Setelah pesantren saya sering shalat
berjamaa, puasa sunnah dan merasa
bersalah dengan orang tua karena sering
membantah.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
Alhamdulillah saya merasakan sendiri
baru 1 bulan saya merasa lebih baik dari
sebelumnya.
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya kita dinasehati oleh ustaz ga
boleh melakukan perbuatan yang ga
baik, kita disuruh mengikuti keteladanan
Rasulullah apalagi dari akhlaknya.
101
HASIL WAWANCARA
Lampiran 12
Nama : Herlan Gumilang
Jabatan : Santri. Kelas VII.1
Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya masuk pesantren atas kemauan
sendiri.
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Bagus, supaya santri ga banyak
melanggar.
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Secara perlahan kepribadian saya
berubah, akhlak saya juga berubah.
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Tidak hafalan kitab seperti kitab
jurumiyyah dan safinatunnajah
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum pesantren, saya masih jarang
shalat tepat waktu, ngajinya jarang. Di
rumah saya ga pernah bersih-bersih
walaupun orang tua sudah menyuruh.
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
saya sekarang rajin shalat fardhu
berjamaah tepat waktu dan ngaji
102
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Ya. Saya belajar mengurus diri sendiri
dan keuangan agar cukup.
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Ya, khususnya tentang waktu.
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
saya di pondok jadi sering piket
kebersihan karena takut diberi hukuman.
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Ya saya belajar sabar ga ketemu orang
tua, sabar sama temen juga
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Iya, kita di pondok diajarkan tidak boleh
menggambil barang yang bukan pada
hak nya. Ga boleh ambil punya teman.
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
Teman di pondok sudah seperti saudara
sendiri. Kalau untuk lingkungan saya
belajar peduli untuk membersihkan
pendopo dll.
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
Dari kecil saya sudah diajarkan untuk
cinta tanah air dengan membaca
103
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
sejarahnya. Ketika di pondok kita
diajarkan untuk mendoakan dengan
tahlilan.
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Sekarang saya rajin shalat fardhu
berjamaah tepat waktu, ngaji dan saya di
pondok jadi sering piket kebersihan.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
Alhamdulillah saya merasa akhlak saya
lebih baik dari sebelumnya
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya kalo ada santri yang bandel
sering ngelanggar suka dinasehatin
pengurus kemudian dengan ustaz
pondok
104
HASIL WAWANCARA
Lampiran 13
Nama : Danuar Agustian
Jabatan : Santri. Kelas VII. 2
Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya masuk pesantren atas kemauan
orang tua dan saya mau karena teman di
rumah banyak yang pesantren.
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Bagus biar santri ga bandel di pondok
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Alhamdulillah perlahan saya bisa
berubah kearah yang lebih baik.
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Ga hafalan kitab, telat datang ke masjid
dan ga ikut piket pondok
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum pesantren bandel sering main
ga inget waktu. Shalat yang jarang
dikerjakan hanya shalat ashar.
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
Alhamdulillah, saya sekarang rajin
shalat ashar dan berjamaah tepat waktu.
Jadi sering puasa sunnah.
105
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Iya saya belajar hidup tanpa
mengandalkan orang tua di rumah
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Iya, di pondok itu sudah ada jadwalnya
jadi saya harus disiplin dengan waktu.
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Iya saya belajar tanggung jawab dengan
sesuatu yang sudah ditentukan seperti
dalam kegiatan ekstrakurikuler dan piket
pondok
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Iya saya belajar jadi sabar apalagi ga
ketemu keluarga ga boleh bawa
handphone
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Untuk jujur sudah saya terapkan di
rumah dan di pesantren juga saya
diajarkan ga boleh mengambil yang
bukan hak kita
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
Iya, apalagi ketika teman sedang sakit
saya bantuin untuk mengambil makan di
dapur
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
Semenjak masuk pesantren yang saya
pikir di pesantren itu ga ada upacara
106
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
ternyata ada, bahkan kita mendoakan
jasa pahlwan dengan mendoakan dan
tahlil Bersama.
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Alhamdulillah berubah, saya sekarang
rajin shalat ashar berjamaah dan tepat
waktu. Jadi sering puasa sunnah juga.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
Iya saya merasa berbeda dengan saya
yang dulu sebelum masuk pesantren
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya santri selalu di nasehati untuk
patuh dengan tata tertib pondok.
107
HASIL WAWANCARA
Lampiran 14
Nama : A. Lirridho Mahesa
Jabatan : Santri. Kelas VII.1
Hari/Tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Tempat : Pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa motivasi kamu memilih
untuk pesantren di Miftahul
Ulum Setu Bekasi?
Saya masuk pesantren atas kemauan
sendiri termotivasi dari film kun anta
2 Bagaimana tanggapan kamu
dengan adanya tata tertib di
pesantren?
Menurut saya bagus, supaya santri tidak
banyak melanggar
3 Apakah tata tertib di pondok
pesantren Miftahul Ulum ini
sudah berhasil mengubah
kepribadian kamu?
Alhamdulillah saya masih proses kearah
yang lebih baik lagi
4 Apa saja tata tertib yang pernah
kamu langar?
Alhamdulillah untuk saat ini belum
pernah melanggar
5 Bagaimana karakter kamu
sebelum masuk pesantren?
Sebelum masuk pesantren saya bandel,
saya pernah mencuri manga orang dan
ga bilang. Shalat juga masih jarang-
jarang apalagi membaca al-Quran jarang
sekali.
6 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
Ya, biasanya shalat jarang-jarang kalau
sudah di pondok jadi tepat waktu bahkan
berjamaah. Pondok juga mengajarkan
108
kamu rajin beribadah kepada
Allah SWT?
saya untuk terbiasa puasa sunnah senin-
kamis.
7 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu mandiri?
Iya, biasa makan di rumah diambilkan
ibu kalau sekarang jadi mandiri ambil
sendiri bahkan mengantri
8 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu disiplin?
Iya, saya merasakan waktu di pondok
sangatlah penting dan ga bisa untuk
bermalas-malasan.
9 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan?
Ya, karena di rumah terbiasa manja
dengan orang tua tetapi di pondok harus
belajar tanggung jawab seperti tugas
piket kelas dan piket mingguan yang
sudah ada jadwalnya mau tidak mau
harus dilaksanakan.
10 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu sabar?
Betul, biasanya setiap hari melihat orang
tua, tetapi dengan pesantren saya harus
sabar. Di pondok juga harus sabar karena
serba mengantri.
11 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu jujur?
Betul, sebelum saya pesantren pernah
mengambil mangga orang dan setelah
masuk pesantren sadar itu bukan milik
saya. Di pondok selalu diingatkan untuk
tidak boleh mengambil sesuatu yang
bukan pada haknya.
12 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
Ya, karena teman sudah saya anggap
saudara sendiri, ketika kita sakit kita
belajar ikhlas menemani ke kamar mandi
dan mengambilkan makan.
109
kamu sayang terhadap teman
dan lingkungan sekitar?
13 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari yang
diterapkan pesantren membuat
kamu cinta terhadap tanah air?
Cinta tanah air dari sekolah dasar sudah
diajarkan tetapi di pondok saya baru tahu
banyak ulama sebagai pahlawan
kemerdekaan memotivasi saya sebagai
santri harus lebih semangat belajar dan
meneruskan perjuangan.
14 Bagaimana karakter kamu
sesudah masuk pesantren?
Alhamdulillah banyak perubahan saya
jadi sering shalat fardhu berjamaah dan
kegiatan lainnya yang bermanfaat.
15 Apakah dengan pembiasaan
kegiatan sehari-hari di pesantren
sudah berhasil memperbaiki
kepribadianmu?
insyaAllah kepribadian saya semakin
lebih baik dari sebelumnya.
16 Apa saja metode yang
digunakan pengajar dalam
pembentukan karakter santri?
Biasanya santri selalu dinasehati oleh
ustaz bagaimana menjadi pribadi yang
berakhlak mulia sebagaimana meniru
suri tauladan Nabi Muhammad SAW.
110
Lampiran 15
Wawancara bersama ustaz dan Ustazah pondok pesantren Miftahul Ulum
Setu Bekasi
Wawancara ustazah Sayyidah Farhati Wawancara ustaz Mustainullah
Wawancara dengan santri pondok pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
Wawancara Fadhil awwaludin Wawancara M. Taufiq Qurrahman
111
Wawancara Nanda Noval S. Wawancara Ilham Ramadhan
Wawancara Bayu raharja Wawancara M. Yafi
Wawancara A. Lirridho Mahesa Wawancara Herlan gumilang
112
Wawancara Dede Karyadi Wawancara Danuar agustian
Jadwal waktu kegiatan santri
Struktur pondok struktur kepengurusan
Nomor : B-67/F.1/PAI/KM.01.3/03/2021 Jakarta 9 Maret 2021
Lamp. : -
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Tanenji, MA
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Siti Masitoh
NIM : 11170110000010
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : 8
Judul Skripsi : Penerapan Pendidikan Karakter dalam Membentuk Tingkah Laku
Santriwati Pada Pondok Pesantren Al-Awwabin Depok
Proposal yang bersangkutan sudah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 18 Februari
2021. Abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Program Studi terlebih dahulu
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Kaprodi Pendidikan Agama Islam
Drs. Abdul Haris, M.Ag
NIP. 19660901 199503 1 001 Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : B- 68 /F1/KM.01.3/Agustus/2021 Jakarta, 2 Agustus 2021 Lamp. : Hal : Permohonan Izin Penelitian Kepada Yth., Bapak Drs. K.H. Abdul Wahab Salim Ketua Umum Yayasan Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi di- t e m p a t Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama : Siti Masitoh
NIM : 11170110000010
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : 8 (Delapan)
Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Akhlak Santri di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. A.n. Dekan, Kajur Pendidikan Agama Islam Drs. Abdul Haris. M. Ag. NIP. 19660001 199503 1 001 Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Wakil Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
UJI REFERENSI
Nama : Siti Masitoh
NIM : 11170110000010
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul :Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Setu Bekasi
Dosen Pembimbing : Tanenji, MA
No REFERENSI No.
Footnote
Hal.
Skripsi
Paraf
Pembimbing
1 La Adu. Pendidikan Karakter dalam Persfektif Islam. Jurnal
Biology Science & Education
2014. Vol.3 No 1 Edisi Jan-Jun
2014.
3,22,30,39, 1,10,11,16,
2 Prayitno dan Erman Amti,
Dasar-Dasar Bimbingan
Konseling Jakarta:PT Rineka
Cipta. 2015.
4 1
3 Badrudin, Akhlak Tasawuf.
Serang: IAIB Press. 2015.
7,29,50,51,5
8,65,71,117
2,11,19
,20,24,
27,52
4 Santi Rika Umami dan
Amrullah. Internalisasi Nilai-
Nilai Pendidikan Akhlak Santri
Putri Asrama X Hurun Inn
Pondok Pesantren Darul Ulum
Jombang. Jurnal Pendidikan
Islam. 2017.
125 59
5 Rahmat Arofah Hari Cahyadi.
Pengembangan Pondok
Pesantren. Halaqo: Islamic
Education Journal 1 (1), Juni
2017.
84,85,86,87 30,31
6 Dian Diniyati, Eva Fauziyah
dan Budiman Achmad. Potensi
dan Peran Pesantren Sebagai
Lembaga Pelaksana Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Jurnal Penelitian Sosial
Ekonomi Kehutanan. Vol. 7.
No. 1 Maret 2010
83 30
7 Lathifatul Izzah dan M. Hanip.
Pendidikan Akhlak dalam
Pembentukan Akhlak
Keseharian Santri Sunan
Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri Jawa
Tengah. Jurnal Literasi,
Volume IX, No. 1 2018.
18 9
8 Yoke Suryadarma dan Ahmad
Hifdzil Haq. Pendidikan
Akhlak Menurut Imam Al-
Ghazali. Jurnal At- Ta’dib,
Vol. 10. No. 2, Desember
2015.
49 18
9 Hardani, dkk. Metode
Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif. Yogyakarta: CV
Pustaka Ilmu. 2020
103,104,111 41,43
10 Helmiati. Model Pembelajaran.
Yogyakarta: Aswaja Presindo,
2016
88 31
11 Ali Imron. Pandangan Islam
Tentang Akhlak dan Perubahan
Serta Konseptualisasinya
dalam Pendidikan Islam. Jurnal
Al-Qalam, Volume 19, Nomor
2, Desember 2018
2,5,33,43,45
,47,
1,12,17
,18
12 Irjus Indrawan, dkk.
Manajemen Pendidikan
Karakter. Purwokerto: CV
Pena Persada, 2020
38, 16
13 Abdul Jabbar. Pesantren:
Tantangan dan Masa Deapan
Dakwah, Jurnal Studi Islam,
Volume 10, Nomor 1, April
2018
73 27
14 Nur Jamal. Transformasi
Pendidikan Pesantren dalam
Pembentukan Kepribadian
Santri. Jurnal Pendidikan
Islam, Volume 8, Nomor 2,
Agustus 2015
10,89,91 3,32
15 Novi Setiawati dan Aceng
Kosasih. Implementasi
Pendidikan Karakter Peduli
Sosial Pada Masyarakat
Pluralis di Cigugur Kuningan.
Jurnal Pendidikan Karakter.
Tahun IX, Nomor 2, Oktober
2019.
6 2
16 Maskur. Internalisasi Nilai
Budaya Pada Pembelajaran
Santri di Pondok Pesantren
Tradisional. Journal of
Education and Insturction,
Volume 3, Nomor 2, Desember
2020
90,92 32,33
17 Ali Mas’ud. Akhlak Tasawuf,
Surabaya: UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2013.
69,70 26
18 Lanny Octavia, dkk.Pendidikan
Karakter Berbasis Tradisi
Pesantren. Jakarta: Rumah
Kitab.2014
124 59
19 Lexy J. Moleong. Metode
Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya. 2017
105,106,107
,108
41,42
20 Abd Mukhid. Konsep
Pendidikan Karakter dalam Al-
Quran, Jurnal Nuansa, vol 13
No. 2 Juli -Desember 2016.
17,25,26,34,
37,57,61
9.10,11
,13,16,
20,22
21 Musrifah. Analisis Kritis
Permasalahan Pendidikan
Islam Indonesia di Era Global.
Journal of Islamic Studies and
Humanities, Vol. 3, No. 1.
2018
16 9
22 Syamsul Rizal MZ. Akhlak
Islami Persfektif Ulama Salaf,
Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
07, No, 1, April 2018
56 20
23 Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional. Kamus
Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa. 2008
20,48,78, 10,18,2
9
24 Abuddin Nata. Islam dan Ilmu
Pengetahuan. Jakarta:
Prenadamedia Group. 2018
12 5
25 Hestu Nugroho Warasto.
Pembentukan Akhlak Siswa.
Jurnal Mandiri: ilmu
pengetahuan. Seni dan
teknologi. Vol. 2. No. 1. Juni
2018
68 26
26 Ria Gumilang dan Asep
Nurcholis. Peran Pondok
Pesantren dalam Pembentukan
Santri. Jurnal Comm- Edu,
Volume 1 nomor 3, September
2018.
1,72 1,27
27 Nurhayati. Akhlak dan
Hubungannya dengan Akidah
dalam Islam. Jurnal
Mudarrisuna. Volume 4,
Nomor 2. Juli-Desember .2014
54 19
28 Djamaluddin Perawironegoro,
Manajemen Asrama di
Pesantren. Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, Vol.
3, no. 2, November 2019.
79,81,82 29
29 Hadi Purnomo. Manajemen
Pendidikan Pondok Pesantren.
Yogyakarta: Building Pustaka
Utama. 2017.
74,75,76,77,
80
28,29
30 Dwi Purwanti. Pendidikan
Karakter Peduli Lingkungan
dan Implementasinya. Jurnal
Riset Pedagogik 1 (2). 2017
28 11
31 Siti Lailatul Qodariyah. Akhlak
dalam Persfektif Al-Quran,
Jurnal al-Fath, Vol. 11 No. 02
(Juli-juni) 2017.
55,59,60 20,21
32 Munawar Rahmat. Mengkaji
Ontology Akhlak Mulia
dengan Epistimologi Qurani,
Bandung: Celtics Press, 2013.
8,66,67 3,25
33 Departemen Agama RI. Al-
Quran dan Terjemahnya,
Bandung: Diponegoro, 2010.
9,11,32 3,4,12
34 Hamdani Hamid dan Beni
Ahmad Saebani. Pendidikan
Karakter Persfektif Islam.
Bandung. Pustaka Setia. 2013
19,21,27,35,
42,44,46,62
9,10.11
,13,17,
22
35 Saihu. Konsep Pembaharuan
Pendidikan Islam Menurut
Fazlurrahman. Jurnal
Pendidikan Islam. Vol.2, No.
1, 2020.
14 8
36 Saproni. Panduan Praktis
Akhlak Seorang Muslim.
Bogor: Cv Bina Karya Utama.
2015
52,53 19
37 Jonathan Sarwono, Metode
Penelitian Kuantitatif &
Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2006
97,98,99 37
38 Sandu Siyoto dan M. Ali
Sodik. Dasar Metodelogi
Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
2015
101,102,113
,114
38,43,4
4
39 Akhmad Sodiq, Prophetic
Character Building Tema
Pokok Pendidikan Akhlak
Menurut al- Ghazali. Jakarta:
Kencana, 2018.
24,63 10,24
40 Sopyan Mustoip. Muh ammad
Japar, Zulela MS.
Implementasi Pendidikan
Karakter. Surabaya: Jakad
Publishing Surabaya. 2018
41 16
41 Suyitno. Metode Penelitian
Kualitatif, Konsep, Prinsip dan
Operasionalnya. Tulungagung:
Akademia Pustaka. 2013.
100 38
42 Candra Wijaya dan Syahrum.
Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis. 2013
96 36
43 Hengki Wijaya. Analisis Data
Kualitatif Ilmu Pendidikan
Teologi. Makasar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray. 2018
109,110 42,43
44 Munir Yusuf. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Palopo: Penerbit
Kampus IAIN Palopo, 2018
31, 12,
45 Ahmad Zuhdi. Akhlak yang
Buruk dalam Persfektif
Pendidikan Islam Serta Upaya
Penanggulangannya. Jurnal
Tarbawi: Jurnal Ilmu-Ilmu
Pendidikan. Vol. 14. No. 01.
Juni 2018.
64 24
46 Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, BAB 1
Pasal 1
15 8
47 Kementerian Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Direktorat
Pembinaan Sekoah Menengah
Pertama 2011, Panduan
Pendidikan Karakter di
Sekolah Menengah Pertama
23,36,40, 10,13,1
6,
48 Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam
Negeri Sayarif Hidayatullah
Jakarta. Jakarta 2015.
112 43
49 https://kbbi.web.id/didik.html
diakses pada hari jumat, 2 Juli
2021 pukul 14:06 WIB.
13 8
50 https://www.laduni.id/post/read
/71497/pesantren-miftahul-
ulum-setu-bekasi diakses pada
hari minggu, 5 September 2021
pukul 13.00 WIB
115 45
51 Susi Pirdayani Yusmarlina.
Implementasi Pendidikan
Karakter Disiplin dalam
Membangun Kedisiplinan
Santri di TPQ An-Nur Desa
Masaran Kecamatan
Bendungan Kabupaten
Trenggalek. Skripsi IAIN
Ponorogo. 2020
93 34
52 Muhammad Anwar Salim.
Implementasi Pendidikan
Karakter Pada Santri Pondok
Pesantren Al-Falah Salatiga.
Skripsi IAIN Salatiga. 2017
94 34