Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA VINKADIFORMINA DAN TURUNANNYA SEBAGAI SENYAWA
ANTIMALARIA BERDASARKAN PARAMETER TEORETIS HASIL PERHITUNGAN SEMIEMPIRIS
Modified Neglect of Diatomic Overlap (MNDO)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Dominika Anny Yanuarti
NIM : 038114129
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA VINKADIFORMINA DAN TURUNANNYA SEBAGAI SENYAWA
ANTIMALARIA BERDASARKAN PARAMETER TEORETIS HASIL PERHITUNGAN SEMIEMPIRIS
Modified Neglect of Diatomic Overlap (MNDO)
Oleh:
Dominika Anny Yanuarti NIM : 038114129
Skripsi ini telah disetujui oleh
Pembimbing Utama
Tanggal
(Drs. Iqmal Tahir, M.Si.)
Pembimbing Pendamping
Tanggal
(Drs. Mulyono, Apt.)
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Pengesahan Skripsi Berjudul
HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA VINKADIFORMINA DAN TURUNANNYA SEBAGAI SENYAWA
ANTIMALARIA BERDASARKAN PARAMETER TEORETIS HASIL PERHITUNGAN SEMIEMPIRIS
Modified Neglect of Diatomic Overlap (MNDO)
Oleh : Dominika Anny Yanuarti
NIM : 038114129 Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
pada tanggal:………………….
Mengetahui
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rita Suhadi, M.Si., Apt. Pembimbing Utama : (Drs. Iqmal Tahir, M.Si.) ……………………….. Pembimbing Pendamping : (Drs. Mulyono, Apt.) ………………………. Panitia Penguji : 1. Drs. Iqmal Tahir, M.Si. ……………………….. 2. Drs. Mulyono, Apt. ……………………….. 3. Christine Patramurti, M.Si., Apt. ...................................... 4. Dra. Agnes Nora Iska Harnita, M.Si, Apt. ………………………..
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Kupersembahkan karya tulis ini kepada Allah Yang Maha Kuasa, yang
berkenan mengulurkan tangan-Nya dengan penuh rahmat padaku,
Kedua orang tua, ketiga kakakku, orang-orang terbaik dalam hidupku ;
Alm. Alloysius Hormat dan M.Y. Sulastri
Aku hanya berjalan, ya..aku berjalan dalam bimbingan-Mu ya Allah.
Aku berpengharapan, ya…aku berpengharapan dalam Kuasa-Mu ya Tuhan.
Biarlah apa yang telah kukerjakan menjadi persembahan hidupku pada-Mu
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Senyawa Vinkadiformina dan
Turunannya Sebagai Senyawa Antimalaria Berdasarkan Parameter Teoretis Hasil
Perhitungan Semiempiris Modified Neglect of Diatomic Overlap (MNDO)”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini, antara lain :
1. Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada penulis.
2. Bapak Drs. Iqmal Tahir, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, kritik dan saran selama penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku pembimbing pembantu yang berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan, kritik dan saran, serta diskusi-diskusi
yang sangat memotivasi penulis.
4. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang berkenan
meluangkan waktu untuk menguji, memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Agnes Nora Iska Harnita, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktu untuk menguji, memberikan kritik dan saran yang
memotivasi penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
6. Bapak Yuventius Marsidi dan Ibu Yuliana Sukinem, kedua orang tua yang
telah memberikan doa restu dan dukungan moral bagi penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Alm. Alloyisius Hormat dan M.Y. Sulastri yang telah berkenan menjadi
bagian dalam proses kehidupan penulis dan secara tidak langsung menjadi
bagian dalam proses penyusunan skripsi ini.
8. Agustinus Eko Yudiarto, Bertin Asti Maryani, dan Christa Artiningtyas, ketiga
kakakku yang memberikan dukungan moral dan finansial selama penyusunan
skripsi.
9. Nugraha Adi Hartantyo dan Ariyanto, teman-teman seperjuangan yang
bersama-sama mengalami jatuh bangun selama proses penyusunan skripsi.
Menjalani skripsi bersama kalian adalah pengalaman yang sangat berharga.
10. Patric Gagah Sempati yang selalu meluangkan waktu untuk mendengar keluh
kesahku selama menyusun skripsi. Terima kasih telah berada di sampingku
saat aku membutuhkanmu.
11. Teman-teman kelas C angkatan 2003 yang memberikan dorongan dan
semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi. Semoga kebersamaan dan
persahabatan kita tidak akan lekang oleh waktu.
12. Teman-teman di Asrama Putri Canna, terutama Ranti, Diah, Tyas, Shinta, Ina,
dan Wida yang selalu memberikan semangat bagi penulis selama proses
penyusunan skripsi.
13. Teman-teman di Komunitas Lektor Gereja Santo Antonius Kotabaru yang
mendukung penulis secara moral dan spiritual. Terima kasih atas perhatian
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
dan pengertian yang telah kalian berikan selama penulis menyelesaikan
skripsi.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih
atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri terhadap kritik
dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,……………….
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PRAKATA....................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ........................................ xvi
INTISARI......................................................................................................... xvii
ABSTRACT ....................................................................................................... xviii
BAB I PENGANTAR...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1. Permasalahan ....................................................................................... 4
2. Keaslian penelitian ............................................................................... 4
3. Manfaat penelitian................................................................................ 4
B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA............................................................... 6
A. Malaria ....................................................................................................... 6
B. Pengelompokan Senyawa Antimalaria ...................................................... 9
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C. Mekanisme Kerja Senyawa Antimalaria ................................................... 18
D. Vinkadiformina .......................................................................................... 22
E. Hubungan Kuantitatif Struktur dan Aktivitas ............................................ 24
F. Kimia Komputasi ....................................................................................... 26
G. Analisis Statistik ........................................................................................ 30
H. Keterangan Empiris.................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 35
B. Variabel dan Definisi Variabel................................................................... 36
C. Bahan dan Alat Penelitian.......................................................................... 37
1. Bahan penelitian................................................................................... 37
2. Alat penelitian ..................................................................................... 37
D. Tata Cara Penelitian ................................................................................... 40
1. Optimasi geometri senyawa vinkadiformina dan turunannya dengan metode
MNDO ....................................................................................................... 40
a. Penggambaran struktur senyawa.......................................................... 40
b. Penomoran senyawa ............................................................................ 41
c. Optimasi geometri................................................................................ 41
2. Perhitungan sifat kimia fisika molekul senyawa vinkadiformina dan
turunannya ................................................................................................. 41
E. Analisa Data dan Hasil............................................................................... 42
1. Analisis regresi linear multivariat ........................................................ 42
2. Analisis kriteria statistik model persamaan matematis ........................ 42
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 44
A. Optimasi Geometri Menggunakan Metode Semiempiris MNDO ............. 44
B. Perhitungan Sifat Kimia Fisika dengan Metode Semiempiris MNDO...... 47
C. Analisis Hasil..............................................................................................49
1. Analisis regresi linear multivariat...........................................................49
2. Model persamaan terbaik ....................................................................... 55
D. Rancangan Senyawa Hipotetik Turunan Vinkadiformina Berdasarkan Model
Persamaan Terbaik ..................................................................................... 61
E. Pemilihan dan Rekomendasi Senyawa Turunan Vinkadiformina Untuk
Disintesis.....................................................................................................62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 70
A. Kesimpulan ................................................................................................ 70
B. Saran........................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72
LAMPIRAN..................................................................................................... 74
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 79
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
I. Struktur senyawa vinkadiformina dan turunannya ................................. 38
II. Data aktivitas (log 1/IC50) senyawa vinkadiformina dan turunannya..... 40
III. Deskriptor-deskriptor yang digunakan pada analisis HKSA senyawa
vinkadiformina dan turunannya sebagai antimalaria .............................. 49
IV. Deskriptor-deskriptor pada model persamaan hasil regresi linear multivariat
metode backward .................................................................................... 50
V. Nilai Fhitung/Ftabel model persamaan hasil regresi linear multivariat metode
backward ................................................................................................. 51
VI. Nilai R, adjusted R2, dan SE model persamaan hasil regresi linear
multivariat metode backward.................................................................. 52
VII. Nilai PRESS model persamaan hasil regresi linear multivariat metode
backward ................................................................................................. 54
VIII. Perbandingan nilai log 1/IC50 prediksi model persamaan 2 dengan nilai log
1/IC50 eksperimen ......................................................................................... 56
IX. Model rancangan senyawa turunan vinkadiformina berdasarkan model
persamaan terbaik.....................................................................................66
X. Data aktivitas antimalaria (log 1/IC50) model rancangan senyawa turunan
vinkadiformina..........................................................................................68
XI. Nilai log P model rancangan senyawa turunan vinkadiformina, senyawa
vinkadiformina dan turunannya hasil penelitian hasil penelitian Mustofa, dan
klorokuin....................................................................................................69
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Siklus perkembangan plasmodia malaria................................................... 8
2. Struktur kuinakrin HCl............................................................................... 12
3. Struktur klorokuin ...................................................................................... 13
4. Struktur primakuin ..................................................................................... 14
5. A) proguanil ; B) sikloguanil ..................................................................... 15
6. Struktur pirimetamin .................................................................................. 16
7. A) kuinin ; B) kuinidin............................................................................... 17
8. A) sulfadoksin ; B) dapson......................................................................... 17
9. Mekanisme aksi klorokuin pada tingkat molekular ................................... 21
10. Struktur senyawa vinkadiformina ............................................................. 22
11. Daerah sensitif senyawa vinkadiformina dan turunannya hasil penelitian Tahir
dkk...............................................................................................................24
12. Struktur senyawa vinkadiformina dengan penomeran atom tidak mengikuti
kaidah tatanama senyawa dan hanya digunakan untuk penelitian ini saja
.................................................................................................................... 36
13. Senyawa vinkadiformina sebelum dioptimasi ........................................... 45
14. Senyawa vinkadiformina setelah dioptimasi.............................................. 46
15. Grafik ukuran prediksi model persamaan 2.................................................56
16. A) struktur indol ; B) cincin kuinolin..........................................................58
17. Daerah sensitif senyawa turunan vinkadiformina .......................................59
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Nilai-nilai parameter elektronik hasil perhitungan metode semiempiris MNDO
.................................................................................................................... 74
2. Nilai-nilai parameter sterik dan hidrofobisitas hasil perhitungan metode
semiempiris MNDO .................................................................................. 75
3. Nilai-nilai parameter elektronik, sterik, dan hidrofobisitas seri senyawa baru
turunan vinkadiformina...............................................................................76
4. Model summary hasil perhitungan metode backward menggunakan
SPSS 11.0 for Windows .............................................................................. 77
5. Tabel ANOVA ........................................................................................... 77
6. Koefisien model persamaan 2 .................................................................... 78
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
1. ADN: asam deoksiribonukleat 2. ARN: asam ribonukleat 3. AM1: Austin Model 1 4. CNDO: Complete Neglect of Differential Overlap 5. EHOMO: Highest Occupied Molecular Orbitals Energy 6. ELUMO: Lowest Unoccupied Molecular Orbitals Energy 7. HKSA: Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas 8. INDO: Intermediate Neglect of Differential Overlap 9. LFER: Linear Free Energy Relationship (hubungan energi bebas linear) 10. log1/IC50: - log konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan
plasmodia sebesar 50% 11. log P: koefisien partisi obat dalam fase air dan fase lipid 12. M: Massa 13. MINDO: Modified Intermediate Neglect of Differential Overlap 14. MNDO: Modified Neglect of Diatomic Overlap 15. MR: Refraktifitas Molar 16. m: jumlah deskriptor dalam persamaan 17. NDDO: Neglect of Diatomic Differential Overlap 18. n: jumlah data 19. PM3: Parameterized Model 3 20. PRESS: Predicted Residual Sum of Squares 21. qC: muatan bersih atom C 22. qN: muatan bersih atom N 23. QSAR: Quantitative Structure Activity Relationship 24. R: koefisien korelasi 25. R2: koefisien determinasi 26. SA: Surface Area (luas permukaan) 27. SE: Standard Error 28. Sig: Signifikansi 29. V: Volume Molekular 30. ZINDO: Zerner Intermediate Neglect of Differential Overlap 31. ΔE: selisih antara ELUMO dan EHOMO 32. µ: Momen Dipol 33. ∂: Polarisabilitas Molekular 34. 2D: dua dimensi 35. 3D: tiga dimensi
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Malaria merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi penyebab kematian pada daerah beriklim tropis, salah satunya Indonesia. Peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat malaria disebabkan oleh resistensi plasmodia (utamanya P. falciparum) terhadap antimalaria yang umum digunakan. Dibutuhkan antimalaria kelas baru yang dapat mengatasi permasalahan ini. Pengembangan desain senyawa antimalaria baru dapat dilakukan dengan metode analisis hubungan kuantitatif struktur-aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kuantitatif antara struktur dan aktivitas senyawa vinkadiformina dan turunannya berdasarkan log 1/IC50. IC50 merupakan konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan plasmodia malaria sebanyak 50%.
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental kuasi. Sebagai variabel bebas digunakan 17 deskriptor teoretis (elektronik, sterik, dan hidrofobisitas). Sebagai variabel tergantung digunakan log 1/IC50. Data deskriptor diperoleh dengan perhitungan semiempiris MNDO menggunakan program komputer HyperChem Pro ver.6.0. Data diolah secara statistik menggunakan analisis regresi multivariat metode backward dengan program SPSS 11.0 for Windows.
Analisis statistik menghasilkan 4 model persamaan dan ditunjukkan bahwa model 2 memenuhi kriteria statistik dan dapat dipilih sebagai model persamaan terbaik, dengan persamaan :
log (1/IC50) = 28,8758 + (22,7560qC1) + (14,2669qC2) + (33,7110qC3) +
(-27,2900qN) + (-10,0545qC7) + (-1,0678qC8) + (79,9843qC9) + ( 0,5394ΔE) + (-0,0067V) + (-0,5904 MR) + (0,7226∂) + (0,0285 M) + (0,8408 log P)
Model persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksikan aktivitas antimalaria senyawa-senyawa baru turunan vinkadiformina. Berdasarkan model persamaan terbaik diperoleh 15 senyawa baru turunan vinkadiformina yang memiliki aktivitas antimalaria. Kata kunci : HKSA, turunan vinkadiformina, MNDO, regresi linier multivariat
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
Malaria is one of the primary disease that causes deathness in many tropical countries, such as Indonesia. The increasing of morbidity and mortality by malaria is caused by the resistency of plasmodium (primarily P. falciparum) to antimalarial that commonly used. Antimalarial from a new class is needed. Design of antimalarial from new class could be made by using quantitative structure-activity relationship analysis. This research is aimed to know the quantitative relationship between structure and activity of vincadifformine and its derivatives based on log 1/IC50. IC50 is concentration that can inhibit 50% of the malarial plasmodia’s growth.
This research use a quasi experimental design. Seventeen descriptors were used as dependent variabel (electronic, steric, and hydrophobicity). Log 1/IC50 is used as independent variabel. Descriptor data is obtained by semiempirical MNDO calculation using HyperChem Pro ver.6.0 computer programme. Data was analysed statisticaly by multivariate linear regression backward method by using SPSS 11.0 for Windows.
Statistic analysis gave 4 equation models and the second model showned to fulfil the statistic criteria. The second model could be selected as the best equation model.
log (1/IC50) = 28.8758 + (22.7560qC1) + (14.2669qC2) + (33.7110qC3) +
(-27.2900qN) + (-10.0545qC7) + (-1.0678qC8) + (79.9843qC9) + ( 0.5394ΔE) + (-0.0067V) + (-0.5904 MR) + (0.7226∂) + (0.0285 M) + (0.8408 log P)
This model can be used to predict the activity of new vincadifformine’s derivatives. There are 15 vincadifformine’s derivatives which could give antimalarial activity based on the best equation model. Keyword : QSAR, vincadifformine’s derivatives, MNDO, multivariate linier regression
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Penelitian
Malaria merupakan penyakit utama yang menjadi penyebab kematian
pada daerah beriklim tropis. Di Indonesia beban terbesar dari penyakit malaria ada
di provinsi-provinsi bagian timur yaitu Papua, Maluku, dan Gorontalo yang
merupakan daerah endemik penyakit malaria. Menurut Survei Kesehatan Rumah
Tangga tahun 2001, diperkirakan angka kematian spesifik akibat malaria di
Indonesia adalah 11 per 100.000 untuk laki-laki dan 8 per 100.000 untuk
perempuan (Anonim, 2004). Penyebab utama meningkatnya morbiditas dan
mortalitas akibat malaria adalah peningkatan resistensi parasit malaria terhadap
antimalaria yang umum digunakan, misalnya klorokuin. Kondisi terparah dengan
tingkat resistensi yang tinggi terhadap klorokuin terjadi pada malaria yang
disebabkan oleh Plasmodium falciparum (Rosenthal, 2003).
Peningkatan resistensi parasit terhadap antimalaria memunculkan
kebutuhan akan antimalaria dari kelas baru. Vinkadiformina adalah suatu senyawa
yang dikenal memiliki aktivitas hipotensif (Duke, 1992), namun Mustofa (2001)
telah berhasil menguji aktivitasnya sebagai antimalaria. Mustofa telah mensintesis
16 senyawa vinkadiformina dan turunannya dan menguji aktivitas antimalaria
senyawa-senyawa tersebut terhadap P. falciparum yang tergolong resisten
terhadap klorokuin yaitu FcM29-Kamerun dan P. falciparum yang sensitif
terhadap klorokuin yaitu sel Nigerian (Tahir dkk, 2005). Hasil sintesis dan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pengujian aktivitas antimalaria vinkadiformina, membuka jalan bagi
pengembangan dan desain senyawa vinkadiformina dan turunannya sebagai
antimalaria baru.
Pengembangan dan desain senyawa antimalaria baru dapat dilakukan
dengan berbagai metode, salah satunya dengan analisis Hubungan Kuantitatif
Struktur-Aktivitas (HKSA). Metode ini dapat mengurangi faktor trial and error
dalam sintesis obat baru. Analisis HKSA vinkadiformina sebagai antimalaria
pernah dilakukan oleh Tahir dkk (2005). Dalam penelitiannya, Tahir dkk
menganalisis HKSA 16 senyawa vinkadiformina dan turunannya yang telah diuji
aktivitasnya terhadap P. falciparum yang sensitif terhadap klorokuin (sel
Nigerian), oleh Mustofa. Dengan metode semiempiris Austin Model 1 (AM1),
Tahir dkk berhasil memperoleh model persamaan terbaik yang dapat
menggambarkan hubungan kuantitatif struktur senyawa vinkadiformina dan
turunannya dengan aktivitasnya sebagai antimalaria. Model persamaan yang
diperoleh oleh Tahir dkk memperlihatkan bahwa parameter teoretis berupa
parameter elektronik dan sterik memberikan pengaruh yang besar terhadap
aktivitas antimalaria (log 1/IC50).
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis HKSA 16 senyawa
vinkadiformina dan turunannya hasil sintesis Mustofa dengan menggunakan
metode semiempiris yang berbeda dengan metode yang digunakan oleh Tahir dkk,
yaitu metode semiempiris Modified Neglect of Diatomic Overlap (MNDO).
Pemilihan metode semiempiris MNDO didasarkan pada kecepatan metode ini
dalam menghitung parameter teoretis, bila dibandingkan dengan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
semiempiris yang lain seperti AM1 dan Parameterized Model 3 (PM3). Dalam
perancangan senyawa baru, dimungkinkan desain senyawa dalam jumlah yang
banyak. Oleh karena itu, penggunaan metode yang cepat dalam perhitungan
menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Metode semiempiris MNDO merupakan
metode yang dapat melakukan perhitungan yang cepat dan kasar. Namun
demikian, belum tentu perhitungan yang cepat dan kasar tersebut tidak dapat
menghasilkan model persamaan terbaik yang mampu menggambarkan hubungan
kuantitatif struktur-aktivitas senyawa vinkadiformina dan turunannya sebagai
senyawa antimalaria. Belum tentu pula, rancangan senyawa berdasarkan model
persamaan terbaik dari perhitungan metode semiempiris MNDO menghasilkan
aktivitas antimalaria yang lebih rendah daripada rancangan senyawa yang
didasarkan pada model persamaan terbaik hasil perhitungan metode semiempiris
AM1 atau PM3. Dalam penelitian ini diharapkan perhitungan dengan
menggunakan metode semiempiris MNDO dapat memberikan model persamaan
terbaik yang menggambarkan hubungan kuantitatif struktur senyawa
vinkadiformina dan turunannya melalui parameter teoretis yang meliputi
parameter elektronik, sterik, dan hidrofobisitas, terhadap aktivitasnya sebagai
antimalaria. Aktivitas antimalaria didasarkan pada log 1/IC50. IC50 merupakan
konsentrasi yang dapat menghambat 50% pertumbuhan P. falciparum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Permasalahan
Dari latar belakang di atas muncul permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan kuantitatif antara struktur dan aktivitas senyawa
vinkadiformina dan turunannya sebagai senyawa antimalaria berdasarkan
parameter teoretis hasil perhitungan semiempiris MNDO?
2. Bagaimana struktur senyawa hipotetik turunan vinkadiformina yang memiliki
aktivitas antimalaria berdasarkan model persamaan terbaik?
2. Keaslian penelitian
Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan kuantitatif struktur-
aktivitas senyawa vinkadiformina dan turunannya sebagai antimalaria oleh Tahir
dkk (2005). Dalam penelitian tersebut digunakan 16 senyawa vinkadiformina dan
turunannya beserta data log 1/IC50 hasil penelitian Mustofa (2001). Tahir dkk
(2005) menggunakan metode semiempiris AM1 dalam menghitung parameter
teoretis struktur senyawa vinkadiformina dan turunannya hingga ditemukan model
persamaan terbaik yang menggambarkan HKSA senyawa vinkadiformina dan
turunannya sebagai antimalaria. Penelitian ini menggunakan 16 senyawa yang
digunakan Tahir dkk, namun metode yang digunakan berbeda yaitu metode
semiempiris MNDO.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
hubungan antara struktur dan aktivitas senyawa vinkadiformina dan turunannya
sebagai senyawa antimalaria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam sintesis senyawa
baru turunan vinkadiformina dan pengujian aktivitas antimalaria senyawa tersebut
baik secara in vitro maupun in vivo.
B. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan kuantitatif antara
struktur dan aktivitas senyawa vinkadiformina dan turunannya sebagai
senyawa antimalaria berdasarkan parameter teoretis hasil perhitungan
semiempiris MNDO.
2. Penelitian ini juga bertujuan untuk menggambarkan struktur hipotetik
senyawa turunan vinkadiformina yang memiliki aktivitas antimalaria
berdasarkan model persamaan terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Malaria
Malaria merupakan suatu penyakit plasmodia yang disebabkan oleh
protozoa, yaitu Plasmodium sp., yang masuk ke dalam tubuh tuan rumah (host)
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina (Siswandono dan Soekardjo, 1995).
Pada manusia, spesies yang menyebabkan infeksi adalah P. falciparum, P.vivax,
P. malariae, dan P. ovale. Malaria tersian, yang diakibatkan oleh P. vivax adalah
bentuk penyakit malaria yang paling umum. Bentuk malaria tersian yang paling
berat, disebut tersian ganas, disebabkan oleh P. falciparum. Serangan oleh
spesies-spesies ini lebih jarang dibandingkan dengan P. vivax. Malaria quartan,
dengan tingkat keganasan menengah, disebabkan oleh serangan P. malariae.
Malaria macam ini lebih jarang terjadi daripada tersian ganas. P. ovale
mengakibatkan bentuk penyakit malaria yang jarang, yang disebut malaria tersian
ovale. Malaria macam ini dalam banyak hal mirip dengan malaria tersian atau
malaria P. vivax (Kier dan Roche, 1996).
Siklus perkembangan plasmodia malaria dalam nyamuk Anopheles dan
tubuh manusia serta tempat kerja obat antimalaria dapat dilihat pada gambar 1.
Saat nyamuk Anopheles betina menggigit manusia, nyamuk mengeluarkan
sporozoit ke dalam pembuluh darah kapiler. Sporozoit kemudian dibawa oleh
darah ke dalam hati untuk bermultiplikasi dan membentuk schizont jaringan. Ini
adalah tahap pre-eritrositik atau jaringan primer. Setelah 5-16 hari, schizont pecah
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sambil melepaskan ribuan merozoit yang menginfeksi sel darah merah untuk
membentuk schizont dan memulai tahap eritrositik (DiPalma, 1990 ; Neal, 1997).
Pada infeksi yang disebabkan oleh P. vivax dan P. ovale (bukan P. falciparum),
beberapa schizont dalam hati membentuk schizont jaringan sekunder dan berada
dalam keadaan dorman (disebut hipnozoit). Jaringan sekunder akan pecah
beberapa bulan kemudian, sehingga menyebabkan kambuhnya penyakit (Neal,
1997). Pada tahap terbentuknya schizont, pasien tidak mengalami gejala. Keadaan
ini bertahan hingga schizont pecah, dan melepaskan kembali merozoit beserta
pirogen ke dalam darah. Secara klinis, tahap ini ditandai dengan gejala demam,
kemudian menggigil. Gejala demam terjadi karena adanya pirogen yang
dilepaskan ke dalam darah, sedangkan gejala menggigil terjadi karena tubuh
berusaha menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Beberapa merozoit yang kembali
dilepaskan, akan menginfeksi sel darah merah untuk membentuk schizont,
sedangkan beberapa merozoit yang lain akan mengalami perkembangan seksual
menjadi gametosit jantan dan gametosit betina (DiPalma, 1990). Bentuk gametosit
yang terhisap oleh nyamuk Anopheles betina, mengalami pertumbuhan menjadi
zigot dalam lambung nyamuk. Zigot berkembang membentuk oosit (strukturnya
bulat dan berada di dinding luar lambung). Oosit kemudian berkembang menjadi
sporozoit dan dilepaskan ke dalam rongga perut nyamuk, lalu berpindah ke
kelenjar ludah. Dari kelenjar ludah, sporozoit siap dipindahkan dan menginfeksi
manusia yang digigit oleh nyamuk Anopheles betina (siklus berjalan kembali)
(Williams dan Lemke, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
masuk melalui gigitan nyamuk
awal Tropozoit
akhir Tropozoit
Oosit pecah Sporozoit pada kelenjar ludah
Sporozoit Schizont jaringan primer
Schizont jaringan sekunder/laten (P.vivax dan P.ovale)
Schizont dikembangkan dalam sel hati Oosit tumbuh pada dinding lambung
Oosit
Ookinet
fertilisasi
zigot
Gametosid betina
Eksflagelasi
Gametosid jantan
Mature Gametosid betina
Immature Gametosid
betina
Merozoit masuk ke sel darah
merah
Merozoit masuk ke sel darah merah
Immature Schizont
Mature Schizont
sel pecah Immature Gametosid
jantan
Siklus seksual pada nyamuk
Mature Gametosid
jantan
Siklus aseksual pada manusia
Gambar 1. Siklus perkembangan plasmodia malaria
(Siswandono dan Soekardjo, 1995)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Pengelompokan Senyawa Antimalaria
Berdasarkan perkembangan dan siklus kehidupan plasmodia yang
dipengaruhi dan indikasi klinis antimalaria tersebut, maka antimalaria dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. antimalaria untuk pencegahan kausal
Antimalaria kelompok ini menghancurkan bentuk jaringan primer
plasmodia dan merozoit di hati, mulai dari tahap infeksi eritrositik, kemudian
mencegah invasi eritrosit dan penyebaran infeksi ke nyamuk Anopheles. Contoh
antimalaria kelompok ini adalah klorguanid, pirimetamin, dan primakuin
(Siswandono dan Soekardjo, 1995). Klorguanid atau nama lainnya adalah
proguanil, merupakan prototipe dari kelompok ini. Klorguanid telah digunakan
secara luas untuk pencegahan kausal malaria yang disebabkan oleh P. falciparum.
Antimalaria ini mengalami masalah resistensi, namun tetap memberikan proteksi
jika dikombinasikan dengan obat lain. Meskipun primakuin juga memiliki
aktivitas terhadap P. falciparum, antimalaria ini memiliki potensi toksik yang
tinggi dan digunakan untuk aplikasi klinis yang lain (Tracy dan Webster, 2001).
2. antimalaria untuk mencegah kekambuhan
Antimalaria ini bekerja pada bentuk schizont di jaringan laten, jaringan
sekunder atau hipnozoit dari P. vivax dan P. ovale di sel hati. Contoh antimalaria
kelompok ini adalah primakuin dan pirimetamin (Siswandono dan Soekardjo,
1995). Kelompok antimalaria ini digunakan untuk pencegahan terminal dan untuk
penyembuhan radikal dari infeksi malaria kambuhan. Primakuin adalah
antimalaria prototipe yang digunakan untuk mencegah kekambuhan, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menyembuhkan infeksi eritrositik dari jaringan sekunder plasmodia (Tracy dan
Webster, 2001).
3. antimalaria untuk pencegahan klinis dan penyembuhan supresif
Menurut Korolkovas dan Burckhalter (1976), antimalaria dapat
memberikan efek sebagai supresi atau pencegahan klinis, yaitu pencegahan dari
gejala klinis dengan bekerja pada bentuk aseksual plasmodia dalam darah. Kerja
ini dapat bersifat sementara atau permanen. Antimalaria kelompok ini bekerja
terhadap merozoit pada fase eritrositik aseksual dari plasmodia malaria dan
mengganggu schizogoni eritrositik ke bawah, sehingga serangan klinis tidak
terjadi. Antimalaria ini juga digunakan dalam terapi penyembuhan supresif untuk
eliminasi plasmodia secara lengkap. Kecuali primakuin, hampir semua antimalaria
yang digunakan secara klinis dikembangkan aktivitasnya terhadap fase aseksual
plasmodia. Berdasarkan masa kerjanya kelompok antimalaria ini dibagi menjadi
dua, yaitu :
a. schizontosida yang bekerja secara cepat
Contoh : amodiakuin, artemisinin, klorokuin, kuinin, kuinidin, meflokuin, dan
atovaquon
b. schizontosida yang bekerja secara lambat
Contoh : pirimetamin, klorguanid, sikloguanil pamoat, sulfonamida, dan
sulfon
(Siswandono dan Soekardjo, 1995; Tracy dan Webster, 2001)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. gametositosida
Antimalaria kelompok ini menghancurkan bentuk eritrositik seksual
(gametosit) dari plasmodia malaria sehingga mencegah penyebaran plasmodia ke
nyamuk Anopheles (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Klorokuin dan kuinin
memiliki aktivitas gametosidal terhadap P. vivax, P. ovale, dan P. malariae,
primakuin aktif terhadap gametosit dari P. falciparum (Siswandono dan
Soekardjo, 1995; Tracy dan Webster, 2001).
5. sporozoitosida
Antimalaria kelompok ini mampu membunuh sporozoit segera setelah
masuk dalam darah sesudah gigitan nyamuk. Waktu antimalaria ini untuk bekerja
sangat singkat oleh karena sporozoit secara cepat masuk ke sel hati sehingga
banyak antimalaria kurang efektif terhadap bentuk sporozoit tersebut. Contoh
antimalaria kelompok ini adalah klorguanid, pirimetamin, dan primakuin
(Siswandono dan Soekardjo, 1995).
6. sporontosida
Antimalaria kelompok ini bekerja pada tubuh nyamuk malaria yang
menginfeksi tuan rumah yaitu dengan mencegah pembentukan oosit dan
sporozoit. Contoh : pirimetamin, klorguanid, dan primakuin (Siswandono dan
Soekardjo, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berdasarkan struktur kimianya, antimalaria dibagi menjadi 8 kelompok,
yaitu turunan 9-aminoakridin, 4-aminokuinolin, 8-aminokuinolin, biguanida,
diaminopiridin, kuinolinometanol, sulfonamida, dan sulfon.
1. Turunan 9-aminoakridin
Contoh turunan 9-aminoakridin adalah kuinakrin-HCl yang bekerja
sebagai schizontosida eritrositik, sekarang jarang digunakan sebagai antimalaria
karena tersedia obat yang lebih aktif dengan toksisitas lebih rendah (Siswandono
dan Soekardjo, 1995). Kuinakrin bersifat tumorigenik dan mutagenik dan juga
telah digunakan sebagai obat sklerosis. Kuinakrin merupakan suatu pewarna
akridin, sehingga senyawa ini dapat menyebabkan diskolorisasi kuning pada kulit
dan urin (Block, 2004).
N Cl
H3CO
NH
H2C
CH2
H2C
NH
HC
CH3
H2CCH3
Cl
Gambar 2. Struktur kuinakrin HCl
2. 4-aminokuinolin
Turunan 4-aminokuinolin mempunyai aktivitas antimalaria yang lebih
tinggi dibanding kuinin atau 9-aminoakridin. Toksisitasnya relatif rendah
(Siswandono dan Soekardjo, 1995). Secara umum, klorokuin dan 4-aminokuinolin
yang lain, tidak efektif terhadap plasmodia eksoeritrosit. Klorokuin tidak dapat
mencegah kekambuhan pada malaria yang disebabkan oleh P. vivax dan P. ovale
(Block, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dari turunan 4-aminokuinolin, klorokuin menunjukkan aktivitas yang
optimal (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Klorokuin memiliki struktur yang
mirip turunan 8-aminokuinolin yang sudah tidak digunakan lagi, yaitu pamakuin
dan pentakuin. Klorokuin memiliki rantai samping yang sama seperti kuinakrin,
tetapi berbeda pada cincin kuinolin dan residu metoksi yang tidak dimiliki oleh
kuinakrin. Gugus amin tersier pada cincin kuinolin sangat penting berperan dalam
aktivitasnya sebagai antimalaria (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Atom klorin
pada posisi 7 dari cincin kuinolin juga memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap aktivitas antimalaria yang ditimbulkan, baik pada manusia maupun avian
(Tracy dan Webster, 2001).
NCl
NH CH
CH2
H2C
CH2
NCH2
CH3 H2C CH3
CH3
Gambar 3. Struktur klorokuin
3. 8-aminokuinolin
Turunan 8-aminokuinolin aktif terhadap bentuk eksoeritrositik
plasmodia malaria yang disebabkan oleh P. vivax dan P. malariae. Mempunyai
aktivitas gametositosida, tetapi tidak aktif terhadap bentuk plasmodia eritrositik.
Turunan ini menimbulkan toksisitas lebih besar dibanding turunan 4-
aminokuinolin (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Primakuin adalah turunan 8-
aminokiunolin yang masih digunakan untuk pengobatan malaria. Antimalaria ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tidak digunakan sebagai profilaksis. Spektrum aktivitasnya paling sempit bila
dibandingkan dengan antimalaria yang lain (Block, 2004).
Pada struktur turunan 8-aminokuinolin, rantai samping yang terdiri dari
4 atom C dan amin aromatik yang merupakan amin sekunder memberikan
aktivitas antimalaria yang optimal. Gugus 6-metoksi mempunyai aktivitas optimal
meskipun batas keamanannya rendah, dan kemungkinan dapat diganti dengan
atom hidrogen atau gugus hidroksi (Siswandono dan Soekardjo, 1995).
N
H3CO
NH CH
CH3
H2C
CH2
H2C
NH
H
Gambar 4. Struktur primakuin
4. Biguanida
Turunan biguanida merupakan schizontosida eksoeritrositik dan
eritrositik terhadap P. falciparum dan P. vivax. Toksisitasnya relatif ringan
(Siswandono dan Soekardjo, 1995). Turunan biguanida mempunyai mekanisme
kerja yang sama dengan pirimidin. Turunan ini tidak aktif, dan baru menjadi aktif
setelah tersiklisasi pada saat metabolisme menjadi suatu turunan dihidro-s-triazin
yang mirip dengan pirimetamin dan bagian pteridin senyawa asam folat.
Transformasi hayati ini digambarkan dengan proguanil. Proguanil akan
dimetabolisme menjadi sikloguanil dan metabolit inilah yang aktif sebagai
antimalaria. Sikloguanil sendiri tersedia dalam bentuk garam pamoat. Senyawa
turunan biguanida, termasuk sikloguanil merupakan schizontosida kuat terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
N N
NH2NCH3
CH3
Cl
Cl NH
HN
C
NHC
HN
NH
CH3
CH3
bentuk eksoeritrositik dan eritrositik P. falciparum dan P. vivax. Resistensi
terhadap senyawa ini sering terjadi (Kier dan Roche, 1996).
A B
Gambar 5. A) proguanil ; B) sikloguanil
5. Diaminopirimidin
Antimalaria yang merupakan turunan dari diaminopirimidin adalah
pirimetamin dan trimetoprim. Pirimetamin digunakan sebagai pencegahan malaria
(Korolkovas dan Burckhalter, 1976). Pirimetamin merupakan schizontosida darah
lepas lambat yang memiliki efek in vivo yang mirip dengan proguanil.
Pirimetamin memiliki potensi antimalaria yang lebih besar karena langsung
bekerja pada plasmodia, dan waktu paruhnya lebih lama daripada sikloguanil,
bentuk aktif proguanil. Berbeda dengan proguanil, pirimetamin tidak
menunjukkan efektivitas yang berarti terhadap bentuk hepatik dari P. falciparum.
Pada dosis terapetis, pirimetamin tidak dapat melakukan eradikasi terhadap
jaringan sekunder P. vivax atau gametosit dari spesies plasmodia malaria (Tracy
dan Webster, 2001).
N
NH2N
ClNH2
H2C
CH3
Gambar 6. Struktur pirimetamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
6. Turunan kuinolinometanol
Turunan kuinolinometanol terdapat pada tanaman Chinchona Sp.,
terutama pada bagian kulit kayu atau korteks. Korteks kina yang diperdagangkan
mengandung alkaloid kuinin 5%, kuinidin 0,1%, sinkonin 0,3%, dan sinkonidin
0,4% (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Bagian kuinolinometanol menjadi
penting dalam obat-obat sintetik. Turunan kuinolinometanol bekerja pada
merozoit eritrositik. Senyawa-senyawa ini tidak menyembuhkan secara tuntas,
tetapi mengurangi gejala. Kuinin digunakan pada pengobatan malaria yang
plasmodiumnya telah resisten terhadap zat-zat lain, misalnya klorokuin (Kier dan
Roche, 1996). Stereoisomer kuinin yaitu kuinidin, memiliki potensi yang lebih
besar sebagai antimalaria, tetapi kuinidin juga lebih toksik. Kuinin bersifat
mematikan terhadap semua bentuk schizont plasmodium dan gametosit P. vivax
dan P. malariae tetapi tidak untuk gametosit P. falciparum. Sekarang, spektrum
aktivitas kuinin terlalu sempit untuk penggunaan pencegahan malaria (Block,
2004).
Kuinin memiliki cincin kuinolin yang dihubungkan dengan cincin
kuinuklidin melalui jembatan alkohol. Cincin kuinolin mengandung gugus
metoksi, sedangkan cincin kuinuklidin mengikat gugus vinil. Kuinidin memiliki
struktur yang serupa dengan kuinin. Perbedaannya dengan kuinin terletak pada
konfigurasi sterik gugus alkohol (Tracy dan Webster, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
N
H3CO
C
NH
HC H
H2C
HO
H
N
H3CO
C
N
HCH
HO
H
H2C
H
A B
Gambar 7. A) kuinin ; B) kuinidin
H2N S
O N
O
NH
N
O OH3C CH3
2N S
O
O
NH2H
7. Turunan sulfonamida dan sulfon
Turunan ini jarang digunakan dalam bentuk tunggal sebagai antimalaria,
biasanya dikombinasi dengan pirimetamin dan digunakan untuk pengobatan
infeksi P. falciparum yang sudah kebal terhadap klorokuin. Contoh turunan
sulfonamida yang dapat digunakan sebagai antimalaria adalah sulfadoksin,
sulfametoksipiridazin, sulfametopirazin, sulfisoksazol. Contoh sulfon yang
digunakan sebagai antimalaria adalah asedapson dan dapson (Siswandono dan
Soekardjo, 1995).
A B
Gambar 8. A) sulfadoksin ; B) dapson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
C. Mekanisme Kerja Senyawa Antimalaria
Beberapa mekanisme aksi antimalaria telah diusulkan. Dahulu postulat
Schonhofer merupakan mekanisme aksi malaria yang telah diterima secara luas.
Schonhofer mengatakan bahwa aktivitas antimalaria membutuhkan struktur
kuinolin yang mudah dioksidasi menjadi bentuk kuinoid. Hipotesis ini sekarang
tidak digunakan lagi sejalan dengan penelitian bahwa 5,6-kuinon ternyata tidak
terbukti sebagai bentuk aktif antimalaria aminokuinolin (Korolkovas dan
Burckhalter, 1976).
Antimalaria memiliki berbagai mekanisme aksi. Pada tingkat molekular,
antimalaria beraksi dengan menghambat enzim yang terlibat dalam biosintesis
prekursor asam deoksiribonuklease (ADN) atau membentuk kompleks molekular
dengan ADN, sehingga memblok sintesis ADN dan asam ribonuklease (ARN)
plasmodia dengan menghambat polimerasi ADN dan ARN (Korolkovas dan
Burckhalter, 1976).
Turunan 9-aminoakridin, 4-aminokuinolin, dan kuinolinometanol
menunjukkan efek schizontisid yang cepat dengan dua mekanisme. Mekanisme
kerja ketiga turunan ini melibatkan lisosom (vakuola makanan) plasmodia yang
terdapat dalam sel darah merah (Block, 2004). Bentuk aseksual plasmodia malaria
dapat tumbuh dalam sel darah merah dengan mencerna hemoglobin dalam
vakuola makanan yang bersuasana asam. Hemoglobin merupakan nukleoprotein
bagi plasmodia. Proses pencernaan hemoglobin menghasilkan radikal bebas dan
heme (ferriprotoporphyrin IX) sebagai produk yang sangat reaktif. Dalam proses
nukleasi terjadi penambahan histidin dan mungkin beberapa lipid. Heme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kemudian berpolimerisasi menjadi pigmen malaria yang inaktif dan tidak larut.
Pigmen ini dinamakan hemozoin. Turunan 9-aminoakridin, 4-aminokuinolin, dan
kuinolinometanol merupakan schizontosida darah yang bertindak sebagai basa
lemah yang terkonsentrasi dalam vakuola makanan plasmodia yang bersuasana
asam (Tracy dan Webster, 2001). Senyawa-senyawa ini kemudian mengalami
protonasi, meningkatkan pH intravakuolar, dan terjebak di dalam vakuola
makanan karena pori-pori membran vakuola juga bermuatan positif. Kondisi ini
mempertahankan keberadaan senyawa-senyawa turunan 9-aminoakridin, 4-
aminokuinolin, dan kuinolinometanol dalam hemoglobin penderita (Block, 2004).
Dengan keberadaan senyawa-senyawa tersebut dalam hemoglobin penderita,
maka aktivitas peroksidatif heme akan terhambat dan polimerisasi nonenzimatik
heme menjadi hemozoin terganggu (Tracy dan Webster, 2001). Heme yang masih
reaktif akan merusak membran plasmodia dan/ atau sel darah merah secara
oksidatif, sehingga membran mengalami lisis (Block, 2004).
Mekanisme kerja kedua dari senyawa turunan 9-aminoakridin, 4-
aminokuinolin, dan kuinolinometanol melibatkan sistem cincin datar yang
dimiliki oleh senyawa-senyawa tersebut. Cincin datar yang dimiliki oleh turunan
4-aminokuinolin dan kuinolinometanol adalah cincin kuinolin, sedangkan cincin
datar yang dimiliki oleh turunan 9-aminoakridin adalah cincin akridin. Sistem
cincin datar memungkinkan senyawa-senyawa tersebut dapat berinterkalasi di
antara pasangan basa dobel heliks ADN. Perhitungan orbital molekul
menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tersebut, terutama dalam bentuk
terprotonasi selama berada dalam vakuola makanan, memiliki nilai energi LUMO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(Lowest Unoccupied Molecular Orbital) rendah (antara 0 dan -0,5β), sedang
pasangan basa guanin dan sitosin mempunyai nilai energi HOMO (Highest
Occupied Molecular Orbital) tinggi (+0,487β). Kondisi ini memungkinkan
terjadinya kompleks transfer muatan antara cincin datar senyawa-senyawa
tersebut dengan pasangan basa guanin dan sitosin, sehingga terbentuk kompleks
obat-ADN. Kompleks obat-ADN diperkuat dengan adanya ikatan rantai samping
senyawa-senyawa tersebut dengan gugus fosfat pada salah satu helaian dobel
heliks ADN. Rantai samping kuinolinometanol yang berikatan dengan gugus
fosfat adalah cincin kuinuklidin, sedangkan rantai samping 9-aminoakridin dan 4-
aminokuinolin yang berikatan dengan gugus fosfat adalah atom nitrogen
terprotonasi. Selain ikatan rantai samping dengan gugus fosfat, kompleks obat-
ADN juga diperkuat dengan adanya ikatan hidrogen dengan molekul basa purin
yaitu adenin (DiPalma, 1990). Dengan terbentuknya kompleks obat-ADN, maka
transkripsi dan translasi ADN menjadi ARN akan terhambat. Hal ini akan
berpengaruh terhadap sintesis ADN dan ARN (DiPalma, 1990). Interkalasi dan
ikatan ionik yang terjadi antara klorokuin (senyawa turunan 4-aminokuinolin)
dengan ADN diperlihatkan pada gambar 13.
Turunan 8-aminokuinolin yaitu primakuin bekerja dengan mengganggu
mitokondria plasmodia (Block, 2004). Primakuin mengganggu transpor elektron,
sehingga menyebabkan perusakan oksidatif pada sistem enzim mitokondrial.
Proses ini mengakibatkan mitokondria plasmodia menggembung dan mengalami
vakuolisasi. Dalam hal ini mitokondria penderita tidak terganggu. Primakuin juga
menyerang bentuk seksual plasmodia dan membuat bentuk seksual ini tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengalami pematangan (DiPalma, 1990). Primakuin dapat diubah menjadi
elektrofil yang bekerja sebagai mediator oksidasi-reduksi (Tracy dan Webster,
2001). Hal ini menyebabkan perusakan oksidatif pada elektron asam nukleat
dalam gametosit. Dengan demikian primakuin dapat digunakan untuk mencegah
penyebaran malaria (DiPalma, 1990). Selain bekerja dengan mengganggu transpor
elektron, primakuin juga bekerja dengan berinterkalasi di antara pasangan basa
ADN plasmodia, sama seperti turunan 9-aminoakridin, 4-aminokuinolin, dan
kuinolinometanol (Korolkovas dan Burckhalter, 1976).
A = adenine T = thymine G = guanine C = cytosine P = phosphate R = deoxyribose
Gambar 9. Mekanisme aksi klorokuin pada tingkat molekular
(Korolkovas dan Burckhalter,1976)
Turunan biguanida dan diaminopirimidin, mempunyai aktivitas
antimalaria karena menghambat secara selektif enzim dihidrofolat reduktase yang
mengkatalisis perubahan asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
plasmodia. Penghambatan ini mempengaruhi biosintesis plasmodia terutama
pembentukan basa purin, pirimidin, dan ADN. Meskipun turunan ini tidak bekerja
secara selektif terhadap enzim plasmodia, tetapi dapat mengikat enzim
dihidrofolat reduktase lebih kuat dibanding isoenzim pada penderita. Efek
pemblokan ini tidak berbahaya bagi penderita karena asam folinat yang
diperlukan dipasok dari luar melalui makanan (Siswandono dan Soekardjo, 1995).
Turunan sulfonamida dan sulfon dapat menghambat secara selektif
enzim dihidropteroat sintetase, yang mengkatalisis kondensasi ester pirofosfat dari
2-amino-4-okso-6-hidroksimetildihidropteridin dengan asam p-aminobenzoat
dengan asam dihidropteroat. Hambatan ini menyebabkan kematian plasmodia
(Siswandono dan Soekardjo, 1995).
D. Vinkadiformina
NH
N
O O
Gambar 10. Struktur senyawa vinkadiformina
Vinkadiformina adalah salah satu indol alkaloid yang terkandung dalam
tanaman Aspidosperma pyrifolium dan A. megalocarpon yang merupakan
tanaman tradisional Amerika dan digunakan sebagai antimalaria (Mustofa, 2001).
Vinkadiformina bersifat hipotensif, kronotropik negatif, spasmolitik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
hipoglikemik, dan simpatolitik (Anonim, 1996). Kuehne dkk (1978) dalam jurnal
mengenai studi biomimetik sintesis alkaloid memaparkan bahwa vinkadiformina
dapat disintesis dari tetrahydro-β-carboline melalui secodine intermediate.
Penelitian terhadap senyawa indol alkaloid dari tanaman bergenus
Aspidosperma pernah dilakukan oleh Mitaine-Offer dkk (2002). Dalam penelitian
tersebut Mitaine-Offer dkk mengkombinasikan senyawa indol alkaloid
berkerangka dasar aspidospermane (dari A. pyrifolium dan A. Megalocarpon)
dengan klorokuin, kemudian menguji aktivitas antimalarianya terhadap P.
falciparum yang sensitif klorokuin dan P. falciparum yang resisten klorokuin.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang menyatakan bahwa terdapat
sinergisme dari kedua senyawa yang dikombinasikan, sehingga dihasilkan efek
antimalaria yang merupakan kumulasi dari aktivitas antimalaria senyawa yang
dikombinasi.
Pada tahun 2001, Mustofa telah berhasil mensintesis 16 senyawa turunan
vinkadiformina. Mustofa kemudian menguji aktivitas biologis yang lain dari
vinkadiformina, yaitu sebagai antimalaria. Senyawa-senyawa tersebut diuji
aktivitas antimalarianya terhadap P. falciparum yang tergolong resisten terhadap
klorokuin yaitu FcM29-Kamerun dan P. falciparum yang sensitif terhadap
klorokuin yaitu sel Nigerian (Tahir dkk, 2005).
Enambelas senyawa turunan vinkadiformina hasil sintesis Mustofa
beserta data aktivitas antimalaria (log 1/IC50) terhadap P. falciparum yang sensitif
terhadap klorokuin yaitu sel Nigerian, digunakan oleh Tahir dkk (2005) dalam
menentukan hubungan kuantitatif antara struktur dan aktivitasnya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
antimalaria. Data struktur dan aktivitas senyawa turunan vinkadiformina hasil
sintesis dan uji oleh Mustofa dapat dilihat pada tabel 1. Parameter teoretis berupa
parameter elektronik dan sterik dari keenambelas struktur senyawa merupakan
variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tergantung yang berupa log
1/IC50. IC50 merupakan konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan
plasmodia malaria sebanyak 50%. Dengan menggunakan metode AM1, Tahir dkk
(2005) menemukan 10 model persamaan matematis HKSA terpilih yang
kemudian diolah secara statistik hingga ditemukan model persamaan terbaik yang
dapat menggambarkan hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas senyawa
turunan vinkadiformina sebagai antimalaria.
Model persamaan terbaik yang dihasilkan dari penelitian Tahir dkk
menyatakan bahwa deskriptor-deskriptor yang mempengaruhi aktivitas
antimalaria vinkadiformina dan turunannya adalah muatan bersih, momen dipol,
ELUMO, EHOMO, polarisabilitas molekular, dan luas permukaan. Daerah sensitif
yang diduga memberi sumbangan pengaruh terhadap kuantitas aktivitas
antimalaria, berdasarkan penelitian Tahir dkk digambarkan di bawah ini.
Gambar 11. daerah sensitif senyawa vinkadiformina dan turunannya hasil penelitian Tahir dkk
NH
E. Hubungan Kuantitatif Struktur dan Aktivitas
Penggunaan pendekatan mencoba-coba dalam usaha menemukan obat
baru kurang menguntungkan, sebab itu kegiatan yang boros ini segera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ditinggalkan dalam bidang rancangan obat dan diusahakan penggunaan
pendekatan yang rasional. Informasi tentang turunan struktur molekul senyawa
yang dapat mengubah hasil uji eksperimental, menguraikan tentang hubungan
antara struktur dan aktivitas biologis (Sardjoko, 1993).
Hubungan struktur dan sifat adalah pendefinisian empiris kualitatif dan
kuantitatif antara sruktur molekul dengan sifat yang teramati. Hubungan struktur
dan sifat yang dikaji belakangan ini selalu merupakan hubungan matematika
secara kuantitatif. Jika sifat digambarkan sebagai aktivitas biologis-misalnya
aktivitas obat-maka dikenal sebagai hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas
(HKSA atau QSAR = Quantitative Structure Activity Relationship) (Pranowo,
2004). Tujuan HKSA adalah untuk memprediksikan hubungan antara deskripsi
kuantitatif dari sifat-sifat fisika senyawa dan respon sistem biologis. Respon dapat
berupa perhitungan Ki inhibitor dalam pengujian enzim, pED50 dari agonis
reseptor, atau hanya pembuktian apakah suatu senyawa aktif atau inaktif secara
biologis (Davis, 1994). Tujuan lain dari HKSA adalah untuk menentukan struktur
senyawa yang dapat menghasilkan ikatan optimum dengan reseptor, dan untuk
mendesain satu seri senyawa untuk memaksimalkan informasi berkaitan dengan
struktur untuk aktivitas dari sejumlah kecil senyawa uji (Block, 2004).
Diharapkan hasil HKSA akan memberikan pengertian mengenai sifat molekular
yang sangat mempengaruhi aktivitas, dan membuka jalan bagi optimisasi aktivitas
biologis dalam satu seri senyawa (Davis, 1994).
Studi HKSA dapat menggunakan beberapa model, tetapi model yang
paling sering digunakan ada tiga, yaitu model Hansch, model Free dan Wilson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
(model de novo), dan model yang didasarkan pada mekanika kuantum (Sardjoko,
1993). Pada metode Hansch dikemukakan suatu konsep bahwa hubungan struktur
kimia dengan aktivitas biologis (log 1/C) suatu senyawa dapat dinyatakan secara
kuantitatif melalui parameter-parameter sifat fisika kimia dari substituen yaitu
parameter hidrofob (π), elektronik (σ) dan sterik (Es). Model pendekatan ini
disebut pula model hubungan energi bebas linier (Linear Free Energy
Relationship = LFER), yang dinyatakan melalui persamaan regresi linier berikut:
Log 1/C = a ∑ π + b ∑ σ + c ∑ Es + d (1)
(Siswandono dan Soekardjo, 1995)
Respon biologis umumnya berupa resiprok (log 1/C). Hal ini dikarenakan dengan
menggunakan resiprok akan diperoleh hubungan yang valid. Dengan
menggunakan resiprok untuk respon biologis akan diperoleh kemiringan garis
regresi (slope) yang positif (Block, 2004).
F. Kimia Komputasi
Metode kimia komputasi sangat membantu dalam penelitian hubungan
kuantitatif struktur dan aktivitas. Dengan aplikasi komputasi, perhitungan sifat
kimia dan fisika suatu senyawa dapat dilakukan dengan mudah.
1. Hyperchem
Program HyperChem merupakan program kimia aplikasi 32 bit yang
dikembangkan oleh Hypercube Inc. HyperChem merupakan program yang mudah
digunakan, fleksibel, dan berkualitas. Dengan menggunakan visualisasi dan
animasi tiga dimensi hasil perhitungan kimia kuantum, mekanika dan dinamika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
molekular, menjadikan HyperChem lebih mudah digunakan daripada program
kimia kuantum yang lain (Pranowo, 2004).
Dengan HyperChem dapat dilakukan eksplorasi model energi permukaan
potensial secara klasik atau kuantum dengan single point, optimasi geometri atau
perhitungan dalam mencari keadaan transisi. Perhitungan single point dapat
digunakan untuk menentukan energi molekul dari struktur yang telah ditentukan
(tanpa proses optimasi). Perhitungan optimasi geometri menggunakan algoritma
minimisasi energi untuk mendapatkan struktur yang paling stabil (Pranowo,
2004).
HyperChem merupakan program yang secara teliti dapat digunakan
untuk mengetahui struktur, stabilitas, dan sifat molekul dengan menggunakan
perhitungan mekanika molekular maupun mekanika kuantum. Dalam HyperChem
terdapat metode sederhana untuk menghasilkan struktur molekul 3D. Terdapat 10
jenis metode semiempiris yang dapat digunakan untuk mengoptimasi geometri
suatu senyawa agar diperoleh struktur yang paling stabil. Perhitungan semiempiris
dapat dilakukan pada atom hidrogen sampai xenon, termasuk logam transisi.
Kesepuluh metode semiempiris yang terdapat dalam program HyperChem adalah
Extended Huckel (oleh Hoffman), Complete Neglect of Differential Overlap
(CNDO) dan Intermediate Neglect of Differential Overlap (INDO) (oleh People
dkk), Modified Intermediate Neglect of Differential Overlap (MINDO3), MNDO,
MNDO/d, dan AM1 (oleh Dewar dkk), PM3 (oleh Stewart), Zerner Intermediate
Neglect of Differential Overlap (ZINDO/1) dan ZINDO/s (oleh Zerner dkk).
Selain metode semiempiris, terdapat pula metode ab initio yang dilengkapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan variasi himpunan basis yang dapat digunakan untuk menentukan sifat
struktur molekul secara akurat (Pranowo, 2004).
2. Metode semiempiris MNDO
Menurut Pranowo (2004), metode semiempiris adalah metode kimia
komputasi yang masih memperhitungkan penyelesaian secara kimia kuantum
sehingga sifat-sifat elektronik masih dapat diturunkan. Metode semiempiris
berdasar pada pendekatan Hartree-Fock. Pendekatan dilakukan terhadap
penyusunan matrik Fock, atau dalam penyederhanaan pada pernyataan energi
sistem. Pendekatan lain dari metode semiempiris adalah hanya
mempertimbangkan elektron valensi. Elektron dalam (core) dihitung sebagai
fungsi tolakan core-core bersama-sama dengan energi tolakan inti (Pranowo,
2004). Metode semiempiris mengurangi biaya komputasi dengan mengurangi
jumlah integral. Metode semiempiris mampu menghitung fungsi gelombang
elektronik, yang dapat digunakan untuk memprediksikan sifat-sifat kimia fisika
yang bervariasi. Metode semiempiris memberikan hasil yang sangat baik jika
informasi eksperimental telah tersedia, tetapi metode ini tidak dapat memprediksi
tipe senyawa yang tidak diketahui sama sekali (Jensen, 1999).
Langkah awal dalam mengurangi masalah komputasi adalah dengan
hanya mempertimbangkan eksplisitas elektron valensi, elektron core dihitung
dengan cara mengurangi muatan inti atau memberikan fungsi untuk memodelkan
tolakan gabungan yang disebabkan oleh elektron core dan nuklei. Hanya set basis
minimum (jumlah minimum fungsi yang dibutuhkan untuk mengakomodasi
elektron dalam atom netral) yang digunakan untuk elektron valensi. Hidrogen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
misalnya, memiliki satu fungsi basis, dan semua atom dalam baris kedua dan
ketiga dalam tabel sistem periodik memiliki empat fungsi basis (satu s-dan satu
set p-orbital, px, py, dan pz). Sebagian besar metode semiempiris hanya
menggunakan fungsi s- dan p-, dan fungsi basis diambil sebagai orbital tipe Slater
(Jensen, 1999).
MNDO adalah metode semiempiris orbital molekular (Molecular
Orbital atau MO) self-consistent-field elektron-valensi yang menggunakan basis
minimal dari orbital atomik dan pendekatan integral Neglect of Diatomic
Differential Overlap (NDDO) (Thiel, 2001). Parameterisasi pada MNDO
dilakukan pada variabel atomik, yaitu hanya atom tunggal. MNDO, AM1, dan
PM3 diturunkan dari pendekatan dasar yang sama yaitu NDDO, dan hanya
berbeda pada perlakuan repulsi core-core dan bagaimana parameter ditentukan
(Jensen, 1999). MNDO merupakan metode semiempiris pertama yang digunakan
secara luas untuk analisis struktur organik yang beranekaragam, karena memiliki
hubungan dengan metode optimasi geometri (Lahti, 1998). MNDO mempunyai
tujuh parameter atomik (Uss, Upp, ζ, βs, βp, α) dan satu yang termasuk dalam
perhitungan interaksi multipol (pada dasarnya pemisahan antara titik muatan yang
digunakan untuk menggambarkan dipol), dan tidak ada parameter diatomik.
Integral yang tidak diatur sama dengan nol pada asumsi CNDO dihitung sebagai
interaksi multipol. Parameter atom yang sekarang tersedia adalah untuk atom H,
Li, Be, C, N, O, F, Al, Si, P, S, Cl, Zn, Ge, Br, I, Sn, Hg dan Pb (Pranowo, 2004).
Metode ini baik digunakan untuk geometri dan potensial ionisasi. Cukup
baik digunakan untuk momen dipol dan kerapatan spin. Metode ini memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
masalah dengan cincin yang kecil dan pasangan elektron yang berdekatan, serta
analisis transisi state (Lahti, 1998). Menurut Jensen (1999), beberapa keterbatasan
dari model MNDO adalah sebagai berikut :
a. molekul yang memiliki banyak halangan sterik, seperti neopentan, sangat
tidak stabil
b. senyawa dengan 4 cincin sangat stabil
c. interaksi yang lemah tidak dapat diprediksi (contohnya pada ikatan hidrogen)
d. molekul hipervalen, seperti sulfoksida dan sulfon, sangat tidak stabil
e. energi aktivasi untuk reaksi memutuskan dan membentuk ikatan sangat tinggi
f. struktur non klasik diprediksi tidak stabil relatif terhadap struktur klasik (misal
kation etil)
g. substituen teroksigenasi pada cincin aromatik out of plane (contohnya
nitrobenzena)
h. ikatan peroksida sangat pendek ~ 0,17 Å
i. sudut C-X-C pada eter dan sulfida sangat besar ~ 9o
G. Analisis Statistik
Dalam penelitian, biasa digunakan model suatu hubungan fungsional
antara peubah. Dengan model tersebut kelakuan sistem yang akan diteliti dapat
dipahami, diterangkan, dikendalikan, dan kemudian diprediksikan. Prediksi
memiliki arti yang khusus yaitu inter- atau ekstrapolasi (Sembiring, 2003).
Model dapat membantu penentuan hubungan sebab akibat (kausal)
antara dua atau lebih peubah (Sembiring, 2003). Untuk mengetahui hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kuantitatif antara struktur kimia dan aktivitas biologis melalui parameter sifat
kimia fisika, dapat dilakukan perhitungan statistik dengan bantuan komputer,
dengan menggunakan program MICROSTAT, ABSTAT, PCN, QSAR,
MINITAB, STATGRAPH, SPSS atau program yang lain (Siswandono dan
Soekardjo, 1995), namun ada tidaknya hubungan kausal antara peubah tidak dapat
diputuskan dengan hanya menggunakan data statistik. Secara umum, model
merupakan penyederhanaan dan abstraksi dari keadaan alam yang sesungguhnya.
Dalam hal ini model akan selalu berbentuk fungsi dan regresi (Sembiring, 2003).
Salah satu metode statistik yang digunakan dalam analisis HKSA adalah
metode korelasi. Metode ini mengidentifikasi hubungan kuantitatif antara x-
deskriptor dan aktivitas biologis. Hansch pertama kali menggunakan multiple
linear regression (regresi linear multivariat) sebagai metode statistik dalam
HKSA dan metode ini masih digunakan sampai sekarang (Davis, 1994). Regresi
linear multivariat hanya dibatasi untuk jumlah deskriptor kurang dari 20. Dalam
metode ini dianggap bahwa semua deskriptor tidak berkorelasi satu sama lain dan
semua deskriptor memiliki pengaruh yang penting terhadap aktivitas (Davis,
1994). Hal ini dikarenakan data yang digunakan adalah data percobaan
laboratorium yang tidak lagi menggambarkan keadaan alamiah, tetapi telah
dimanipulasi oleh peneliti (Sembiring, 2003).
Regresi linear untuk satu parameter fisika kimia dapat dinyatakan
melalui persamaan sebagai berikut :
Y = aX + b (2)
dimana, Y = aktivitas biologis ; X = parameter sifat fisika kimia ; a, b = koefisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Regresi linear untuk dua parameter sifat fisika kimia atau lebih dapat dinyatakan
melalui persamaan sebagai berikut :
Y = aX1 + bX2 + cX3 + ....+ d (3)
dimana X1, X2, X3 = parameter – parameter sifat fisika kimia 1, 2, 3 (Siswandono
dan Soekardjo, 1995).
Keabsahan persamaan yang diperoleh dan arti perbedaan parameter yang
digunakan dalam hubungan struktur-aktivitas model Hansch dapat dilihat dengan
beberapa kriteria statistik, antara lain :
1. nilai R (koefisien korelasi)
Nilai R menunjukkan tingkat hubungan antara data aktivitas biologis
dari pengamatan percobaan dengan data hasil perhitungan berdasarkan persamaan
yang diperoleh dari analisis regresi. Koefisien korelasi bernilai mulai dari 0
sampai 1. Dalam penelitian HKSA dicoba dicapai suatu nilai R yang lebih besar
dari 0,9, sebab semakin tinggi nilai R maka semakin baik hubungannya
(Siswandono dan Soekardjo, 1995). Hubungan yang sangat kuat antara variabel
bebas dan variabel tergantung sebenarnya telah tercapai pada nilai R 0,8 sampai
dengan 1 (Anonim, 2006).
2. nilai R2 (koefisien determinasi)
Nilai R2 menunjukkan berapa persen aktivitas biologis yang dapat
dijelaskan hubungannya dengan parameter sifat fisika kimia yang digunakan.
Misalnya suatu hubungan yang mempunyai nilai R = 0,990 berarti dapat
menjelaskan (0,990)2 x 100% = 98% dari variasi antar data (Siswandono dan
Soekardjo, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. nilai Fhitung/Ftabel
Nilai Fhitung menunjukkan kemaknaan hubungan bila dibandingkan
dengan Ftabel. Makin besar nilai Fhitung makin besar derajat kemaknaan hubungan.
Semakin tinggi nilai Fhitung semakin kecil kemungkinan hubungan tersebut adalah
karena kebetulan (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Persamaan yang memenuhi
syarat siginifikansi pada tingkat kepercayaan 95% adalah persamaan yang
memiliki nilai Fhitung/Ftabel lebih besar dari 1 atau Fhitung lebih besar daripada Ftabel
(Yuliana, 2005).
4. nilai SE
Nilai SE merupakan simpangan baku yang menunjukkan nilai variasi
kesalahan dalam percobaan (Siswandono dan Soekardjo, 1995).
5. PRESS
Salah satu tujuan pembentukan model ialah untuk prediksi dan salah satu
patokan prediksi yang baik ialah prediksi dengan nilai yang diprediksi sama atau
hampir sama. Nilai PRESS merupakan selisih antara hasil prediksi dengan nilai
yang diprediksi (eksperimen). Model yang baik adalah model yang menghasilkan
PRESS yang kecil dalam kelompok parameter (Sembiring, 2003).
Menurut Hansch, aktivitas biologis dipengaruhi oleh parameter
elektronik, sterik, dan hidrofobisitas dari suatu senyawa (Siswandono dan
Soekardjo, 1995). Berdasarkan konsep ini, maka model persamaan terbaik juga
ditentukan dari terpenuhinya ketiga parameter tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
H. Keterangan Empiris
Penelitian ini dapat menghasilkan model persamaan HKSA terbaik
dengan deskriptor yang ditentukan berdasarkan hasil perhitungan semiempiris
MNDO. Dari model persamaan terbaik ini dapat digambarkan hubungan
kuantitatif struktur senyawa turunan vinkadiformina, melalui parameter teoretis
meliputi parameter elektronik, sterik, dan hidrofobisitas, dengan aktivitas yang
didasarkan pada log 1/IC50. IC50 merupakan konsentrasi yang dapat menghambat
pertumbuhan P. falciparum sebanyak 50%. Berdasarkan model persamaan
terbaik, dapat dirancang senyawa hipotetik yang diprediksi memiliki aktivitas
antimalaria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis dan bentuk rancangan penelitian
eksperimental kuasi. Penelitian ini dikatakan penelitian eksperimental karena
bahan penelitian yang berupa 16 senyawa vinkadiformina dan turunannya telah
mengalami perlakuan pada penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Mustofa.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mustofa, vinkadiformina mengalami
modifikasi struktur terutama pada cincin indol. Modifikasi ini menghasilkan satu
seri senyawa vinkadiformina dan turunannya yang kemudian diuji aktivitas
antimalarianya.
Pada penelitian eksperimen murni, pemilihan sampel dilakukan secara
acak, sedangkan pada penelitian ini pemilihan 16 struktur senyawa
vinkadiformina dan turunannya sebagai sampel tidak dapat dilakukan secara acak,
melainkan telah ditetapkan secara pasti. Data aktivitas antimalaria yang diperoleh
merupakan data sekunder. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa bentuk
penelitian ini termasuk dalam rancangan penelitian eksperimental kuasi.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Variabel dan Definisi Variabel
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah deskriptor-deskriptor yang
mewakili parameter Hansch. Parameter elektronik berupa muatan bersih atom
yaitu qC1, qC2, qC3, qC4, qC5, qN, qC7, qC8, qC9, selisih antara energi Lowest
Unoccupied Molecular Orbitals (ELUMO) dan energi Highest Occupied Molecular
Orbitals Energy (EHOMO), yang disimbolkan dengan ΔE, polarisabilitas molekular
(∂), dan momen dipol (μ). Parameter sterik yang digunakan adalah luas
permukaan (SA), volume (V), refraktivitas molar (MR), dan massa (M).
Parameter hidrofobisitas diwakili oleh log P.
NH
N
O O
12
34 6
7
89
5 12
1011
13
Gambar 12. Struktur senyawa vinkadiformina dengan penomeran atom tidak mengikuti kaidah tatanama senyawa dan
hanya digunakan untuk penelitian ini saja
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah nilai log 1/IC50. Nilai ini
menggambarkan aktivitas senyawa vinkadiformina dan turunannya sebagai
antimalaria yang didasarkan pada konsentrasi yang dapat menghambat
pertumbuhan P. falciparum sebanyak 50%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
C. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan penelitian
Penelitian ini menggunakan satu set data struktur dan aktivitas 16
senyawa vinkadiformina dan turunannya yang diperoleh dari Mustofa (2001).
Mustofa telah mensintesis dan menguji aktivitas antimalaria keenambelas
senyawa tersebut, seperti tercantum dalam tabel I dan II.
2. Alat penelitian
Penelitian ini menggunakan alat yang meliputi perangkat keras dan
lunak. Perangkat keras berupa satu set komputer AMD Sempron 2200 1,49 GHz
dengan kapasitas memori 512 MB yang mampu digunakan untuk melakukan
perhitungan kimia komputasi. Perangkat lunak berupa paket program komputer
HyperChem Pro ver 6.0 untuk melakukan perhitungan kimia kuantum.
Perhitungan statistik dilakukan dengan program SPSS 11.0 for Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel I. Struktur senyawa vinkadiformina dan turunannya
No Struktur senyawa No Struktur senyawa 1
NH
NH
O O
7
N
NH
NO2
O O
Br
2
NH
NH
N
O
O
O O
8
N
NH
ClO O
3
NH
NH
NO2
9
N
NH
ClO O
N
O
O
4
NH
NH
NO2
O2N
10
N
NH
ClO O
Br
5
NH
NH
NO2
Br
11
N
NH
O O
6
N
NH
NO2
O O
12
N
NH
O
ClOO
Vinka-2
Vinkadiformina
Vinka-3
Vinka-4
Vinka-5
Vinka-6
Vinka-7
Vinka-8
Vinka-9
Vinka-10
Vinka-11
Vinka-12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
No Struktur senyawa 13
NH
NH
Br
H
OONO2
14
N
NH
ClOO
15
NN
O
H
H
O
OHO
Vinka-13
Vinka-14
16
NN
OO
H
H
O
OO
HN
Vinka-15
Vinka-16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel II. Data aktivitas (log 1/IC50) senyawa vinkadiformina dan turunannya
No Senyawa log 1/IC501 Vinkadiformina -2,1455 2 Vinka-2 -1,5416 3 Vinka-3 -1,9274 4 Vinka-4 -1,1614 5 Vinka-5 -1,3784 6 Vinka-6 -2,3555 7 Vinka-7 -2,2363 8 Vinka-8 -1,3802 9 Vinka-9 -1,1399 10 Vinka-10 -1,3181 11 Vinka-11 -1,7973 12 Vinka-12 -1,4298 13 Vinka-13 -2,0535 14 Vinka-14 -2,0233 15 Vinka-15 -1,0253 16 Vinka-16 -2,0418
D. Tata Cara Penelitian
1. Optimasi geometri struktur senyawa vinkadiformina dan turunannya
dengan metode semiempiris MNDO
a. Penggambaran struktur senyawa
Enambelas senyawa vinkadiformina dan turunannya (tabel I) digambar dalam
bentuk 2 dimensi (2D) dengan menggunakan program HyperChem Pro ver
6.0. Kemudian masing-masing atom penyusun dilengkapi dengan atom H
dengan memilih menu [Build] [Add hydrogens]. Selanjutnya, struktur
senyawa dalam bentuk 2D diubah menjadi 3D dengan memilih menu [Build]
[Add H & Model Build].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Penomeran atom-atom penyusun senyawa
Masing-masing atom penyusun pada struktur 3D diberi nomer dengan
memilih menu [Display] [Labels] [Number]. Pemberian nomer atom dibuat
sama untuk semua senyawa.
c. Optimasi geometri
Sebelum optimasi geometri dijalankan, perlu dilakukan pengaturan pada
program HyperChem yaitu dengan memilih [Setup] [Semi-empirical]
[MNDO] [Option] [Convergence limit] 0,001 kkal/Å.mol [Iteration limit]
32767 [Accelerate convergence] [√]. Optimasi geometri dijalankan dengan
memilih menu [Compute] [Geometry optimization] [Polak-Ribiere] [RMS
Gradient of] 0,001 kkal/Å.mol or 500 maximum cycles [Screen refresh period]
1 cycles.
2. Perhitungan sifat kimia fisika senyawa vinkadiformina dan turunannya
Perhitungan sifat kimia fisika dilakukan pada struktur senyawa
vinkadiformina dan turunannya yang telah dioptimasi (1c). Perhitungan
dilakukan untuk memperoleh nilai deskriptor elektronik, sterik, dan
hidrofobisitas yang akan dijadikan variabel bebas. Dalam penelitian ini
digunakan dua jenis perhitungan, yaitu perhitungan single point dan QSAR
properties.
Perhitungan single point digunakan untuk memperoleh data nilai
muatan bersih atom (qC1, qC2, qC3, qC4, qC5, qN, qC7, qC8, qC9), momen
dipol (μ). Perhitungan ini diawali dengan memilih [File] [Start log], kemudian
perhitungan single point dilakukan dengan memilih menu [Compute] [Single
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
point], lalu dipilih menu [File] [Stop log] untuk menghentikan pencatatan
data. Data yang telah tercatat disimpan dalam bentuk file.log. Untuk
memperoleh data nilai EHOMO dan ELUMO dilakukan perhitungan orbitals
setelah dilakukan perhitungan single point. Perhitungan orbitals dilakukan
dengan memilih menu [Compute] [Single point] [Orbitals]. Data nilai
polarisabilitas molekular (∂), luas permukaan (SA), volume (V), refraktivitas
molar (MR), dan massa (M) diperoleh dengan perhitungan QSAR properties,
yaitu dengan memilih menu [Compute] [QSAR properties] memilih variabel
yang dinginkan [Compute].
E. Analisis Data dan Hasil
a. Analisis regresi linear multivariat
Analisis regresi linear multivariat dilakukan terhadap variabel bebas dan
variabel tergantung untuk mengetahui HKSA senyawa vinkadiformina dan
turunannya sebagai antimalaria. Metode yang digunakan dalam analisis regresi
multivariat adalah metode backward yang diolah dengan SPSS 11.0 for
Windows. Analisis ini menghasilkan suatu model persamaan matematis.
b. Analisis kriteria statistik model persamaan matematis
Model persamaan terbaik dipilih dengan menganalisis model-model
persamaan matematis berdasarkan kriteria statistik yang meliputi keterwakilan
parameter Hansch, nilai Fhitung/Ftabel, nilai R, nilai adjusted R2, dan nilai
Standard Error (SE). Selanjutnya pemilihan model dilakukan berdasarkan
parameter Predicted Residual Sum of Square (PRESS). Model persamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
terbaik adalah model persamaan yang mewakili ketiga parameter Hansch,
memiliki nilai R > 0,8, memiliki nilai adjusted R2 yang tinggi, memiliki nilai
Fhitung/Ftabel lebih dari 1, memiliki nilai SE rendah, dan memiliki nilai PRESS
yang terkecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Optimasi Geometri Menggunakan Metode Semiempiris MNDO
Optimasi geometri merupakan proses perubahan konformasi struktur
suatu senyawa hingga diperoleh konformasi dengan energi potensial terendah.
Optimasi geometri juga dapat dikatakan sebagai tahap minimisasi energi.
Optimasi geometri bertujuan untuk memperoleh struktur senyawa yang berada
dalam kondisi stabil, yaitu senyawa dengan energi potensial terendah.
Pada penelitian ini dilakukan optimasi geometri pada keenambelas
senyawa turunan vinkadiformina dengan menggunakan program HyperChem Pro
ver 6.0. Proses optimasi geometri diawali dengan penggambaran struktur dua
dimensi (2D) 16 senyawa turunan vinkadiformina yang kemudian diubah menjadi
struktur tiga dimensi (3D). Penggambaran struktur 3D dimaksudkan untuk
menggambarkan bentuk senyawa sebenarnya saat berinteraksi dengan reseptor.
Optimasi geometri dilakukan pada seluruh senyawa turunan vinkadiformina yang
telah berada dalam bentuk 3D.
Dalam optimasi geometri, konformasi senyawa yang stabil dengan
energi potensial terendah diperoleh dengan melakukan proses iterasi. Dalam
proses ini terjadi perubahan konformasi senyawa menuju konformasi yang stabil.
Dalam proses ini pula terjadi perhitungan energi saat perubahan konformasi
senyawa berlangsung. Proses iterasi terjadi berulang-ulang hingga batas
konvergensi terpenuhi. Batas konvergensi yang digunakan dalam penelitian ini
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sebesar 0,001 kkal/Å mol. Jika gradien energi suatu konformasi senyawa pada
iterasi tertentu dan gradien energi konformasi selanjutnya telah mencapai 0,001
kkal/Å mol atau bahkan lebih kecil, maka batas konvergensi telah terpenuhi.
Dengan terpenuhinya batas konvergensi tersebut maka akan diperoleh senyawa
yang stabil dengan energi potensial terendah. Kondisi senyawa yang stabil dapat
menggambarkan struktur dan jarak antar atom yang diharapkan dapat membentuk
ikatan optimum dengan reseptor.
Suatu senyawa stabil memiliki energi potensial yang rendah karena
pengaruh jarak antar atom penyusun. Atom-atom penyusun suatu senyawa
memiliki muatan elektron tertentu dan untuk menghindari tabrakan muatan akibat
induksi elektron atom penyusun yang lain, maka atom-atom akan berada pada
jarak yang membuat interaksi antar atom terjadi seminimal mungkin. Inilah yang
menyebabkan senyawa yang telah dioptimasi akan memiliki struktur dengan jarak
antar atom yang lebih panjang daripada senyawa yang belum dioptimasi.
Gambar 13. Senyawa vinkadiformina sebelum dioptimasi
Atom H
Atom N Atom C Atom O
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 14. Senyawa vinkadiformina setelah dioptimasi
Gambar 13 dan 14 menunjukkan adanya perbedaan konformasi pada salah
satu senyawa turunan vinkadiformina sebelum dan setelah dioptimasi. Perubahan
konformasi ditunjukkan dengan perpanjangan jarak antar atom, terutama atom-
atom yang memiliki elektronegativitas tinggi dan letaknya berdekatan. Sebelum
dioptimasi (gambar 15), jarak antara atom N (A) dengan atom O (B) sebesar 2,581
Å. Setelah dioptimasi (gambar 16), jarak antara kedua atom tersebut menjadi
3,399 Å. Demikian pula yang terjadi pada dua atom O yang berdekatan (B dan D).
Meskipun sudut (B-C-D) yang melibatkan kedua atom tersebut, setelah dioptimasi
menjadi lebih kecil (119,953o) daripada sebelum dioptimasi (120o), namun sudut
ini membuat jarak antara kedua atom setelah dioptimasi lebih besar (2,245 Å)
daripada sebelum dioptimasi (2,235 Å). Peningkatan jarak dan perubahan sudut
juga terjadi pada atom-atom penyusun yang lain, akibatnya terjadi penurunan
energi potensial. Dari hasil perhitungan energi potensial senyawa turunan
D A B
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
vinkadiformina nomor 1, sebelum dan sesudah dioptimasi, diperoleh energi
senyawa setelah optimasi lebih kecil (-5317 kkal/mol) daripada sebelum optimasi
(-5054 kkal/mol). Energi potensial yang lebih kecil ini menunjukkan bahwa
optimasi geometri untuk memperoleh senyawa stabil telah tercapai.
B. Perhitungan Sifat Kimia Fisika dengan Metode Semiempiris MNDO
Perhitungan sifat kimia fisika dilakukan terhadap keenambelas struktur
senyawa turunan vinkadiformina yang telah mengalami optimasi geometri.
Perhitungan sifat kimia fisika perlu dilakukan untuk memperoleh nilai deskriptor-
deskriptor pada tiap senyawa. Dalam penelitian ini, deskriptor-deskriptor yang
digunakan merupakan parameter Hansch yang meliputi parameter elektronik,
parameter sterik, dan parameter hidrofobisitas.
Deskriptor yang termasuk dalam parameter elektronik antara lain :
muatan bersih atom yaitu qC1, qC2, qC3, qC4, qC5, qN, qC7, qC8, qC9. Penomoran
atom pada tiap senyawa dibuat sama, sehingga memudahkan pengamatan
terhadap pengaruh muatan bersih atom-atom tersebut terhadap aktivitas senyawa.
Selain muatan bersih, parameter elektronik juga diwakili oleh momen dipol (μ)
dan ΔE yang merupakan selisih antara energi Lowest Unoccupied Molecular
Orbitals (ELUMO) dengan energi Highest Occupied Molecular Orbitals Energy
(EHOMO). Deskriptor-deskriptor elektronik tersebut memiliki kaitan satu sama lain
dalam pembentukan ikatan elektrostatik dengan reseptor yaitu ADN plasmodia.
Deskriptor yang termasuk dalam parameter sterik adalah luas permukaan
(SA), volume (V), polarisabilitas molekular (∂), refraktivitas molar (MR), dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
massa (M). Parameter sterik menentukan konformasi dan ukuran molekul. Untuk
dapat berikatan dengan reseptor, suatu senyawa harus memiliki konformasi dan
ukuran tertentu sehingga dapat membentuk ikatan yang optimum.
Deskriptor yang mewakili parameter hidrofobisitas adalah log P. Log P
adalah koefisien partisi senyawa dalam fase air dan fase lipid. Secara tidak
langsung parameter hidrofobisitas mempengaruhi aktivitas senyawa, sebab
parameter ini menggambarkan kemampuan senyawa untuk dapat diabsorpsi dan
didistribusikan oleh darah. Senyawa yang baik adalah senyawa yang mampu
menembus membran sel yang tersusun oleh lipid dan dapat larut dalam cairan
tubuh yang sebagian besar tersusun oleh air.
Deskriptor-deskriptor elektronik, sterik, dan hidrofobisitas ditampilkan
pada tabel III. Deskriptor-deskriptor inilah yang digunakan untuk menentukan log
1/IC50 yang menggambarkan aktivitas senyawa turunan vinkadiformina sebagai
antimalaria.
Perhitungan kimia fisika yang digunakan untuk menghitung nilai
deskriptor yang merupakan parameter elektronik adalah single point, sedangkan
untuk menghitung nilai deskriptor yang merupakan parameter sterik dan
hidrofobisitas digunakan QSAR properties. Perhitungan single point tidak hanya
terjadi pada struktur senyawa yang telah stabil saja. Pada struktur senyawa yang
belum stabil, juga terjadi perhitungan single point pada saat proses iterasi. Single
point dilakukan untuk menghitung energi tiap konformasi yang dibentuk oleh
suatu senyawa. Perhitungan ini dilakukan terus menerus hingga diperoleh
konformasi senyawa yang stabil. Perhitungan single point yang dilakukan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
struktur senyawa yang telah stabil dimaksudkan untuk memperoleh catatan data
nilai deskriptor elektronik. Nilai deskriptor hasil perhitungan single point dan
QSAR properties diperlihatkan pada lampiran 1 dan 2.
Tabel III. Deskriptor-deskriptor yang digunakan pada analisis HKSA senyawa vinkadiformina dan turunannya sebagai antimalaria
Parameter Simbol Satuan Definisi qC1 Coulomb Muatan bersih pada atom C nomor 1 qC2 Coulomb Muatan bersih pada atom C nomor 2 qC3 Coulomb Muatan bersih pada atom C nomor 3 qC4 Coulomb Muatan bersih pada atom C nomor 4 qC5 Coulomb Muatan bersih pada atom C nomor 5
elektronik qN Coulomb Muatan bersih pada atom N qC7 Coulomb Muatan bersih pada atom C nomor 7 qC8 Coulomb Muatan bersih pada atom C nomor 8 qC9 Coulomb Muatan bersih pada atom C nomor 9 μ Debye Momen dipol ΔE eV Selisih antara ELUMO dan EHOMO ∂ Å3 Polarisabitas molekular SA Å2 Luas permukaan
sterik V Å3 Volume MR Å3 Refraktivitas molar M amu Massa
hidrofobisitas log P - Koefisien partisi senyawa dalam fase lipid dan fase air
C. Analisis Hasil
1. Analisis regresi linear multivariat
Data nilai variabel bebas dan log 1/IC50 sebagai variabel tergantung,
diolah dengan analisis regresi linear multivariat metode backward pada program
SPSS 11.0 for Windows. Metode backward merupakan prosedur untuk seleksi
variabel bebas. Dalam metode backward variabel bebas dimasukkan pada
persamaan dan kemudian variabel yang tidak sesuai akan dikeluarkan satu per
satu. Variabel yang memiliki korelasi parsial paling kecil dan tidak memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pengaruh individual yang signifikan terhadap variabel tergantung (log
1/IC50eksperimen) akan dibuang pertama kali. Prosedur ini akan berhenti jika sudah
tidak ada lagi variabel bebas pada persamaan yang memenuhi kriteria untuk
dibuang. Perhitungan dengan metode backward menghasilkan 4 model
persamaan. Keempat model persamaan tersebut ditampilkan pada tabel IV.
Tabel IV. Deskriptor-deskriptor pada model persamaan hasil regresi linear multivariat metode backward
Model Deskriptor n m
1 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC8, qC9, ΔE, μ, V, MR, ∂, M, log P
16 14
2 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC8, qC9, ΔE, V, MR, ∂, M, log P
16 13
3 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC9, ΔE, V, MR, ∂, M, log P
16 12
4 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC9, V, MR, ∂, M, log P 16 11
Keterangan: n = jumlah data, m = jumlah deskriptor dalam persamaan
Tiap persamaan dari 4 model persamaan yang diperoleh akan memiliki
prediksi yang berbeda terhadap log 1/IC50, oleh karena itu perlu dipilih persamaan
terbaik yang dapat memprediksikan log 1/IC50 dengan akurat. Pemilihan model
persamaan terbaik dilakukan berdasarkan analisis kriteria statistik yang meliputi
nilai Fhitung/Ftabel, R, adjusted R2, dan SE. Analisis kemudian dilanjutkan dengan
menguji tingkat validasi model persamaan menggunakan parameter PRESS.
Sebelum dilakukan analisis dengan kriteria statistik, pemilihan model
persamaan terbaik diawali dengan melihat keterwakilan parameter Hansch pada 4
model persamaan tersebut. Hansch mengemukakan konsep bahwa hubungan
struktur kimia dengan aktivitas biologis (log 1/C) suatu senyawa dapat dinyatakan
secara kuantitatif melalui parameter-parameter sifat kimia fisika dari substituen
yaitu parameter hidrofobisitas, elektronik, dan sterik (Siswandono dan Soekardjo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1995). Dari konsep Hansch dinyatakan bahwa ketiga parameter tersebut
berhubungan satu sama lain dalam menentukan aktivitas biologis suatu senyawa.
Dari 4 model persamaan yang dihasilkan oleh metode backward, dapat dilihat
bahwa semua model persamaan tersebut memiliki deskriptor-deskriptor yang
mewakili parameter Hansch.
Tabel V. Nilai Fhitung/Ftabel model persamaan hasil regresi linear multivariat metode backward
Model Deskriptor n m Fhitung/Ftabel Signifikansi uji Fhitung
1 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC8, qC9, ΔE, μ, V, MR, ∂, M, log P
16 14 0,0648
0,1944
2 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC8, qC9, ΔE, V, MR, ∂, M, log P
16 13 1,7562
0,0288
3 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC9, ΔE, V, MR, ∂, M, log P
16 12 6,1155
0,0037
4 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC9, V, MR, ∂, M, log P
16 11 7,8602
0,0010
Keterangan: n = jumlah data, m = jumlah deskriptor dalam persamaan
Kriteria statistik pertama yang digunakan untuk analisis model
persamaan terbaik adalah nilai Fhitung/Ftabel dan hasil uji Fhitung. Hasil uji Fhitung
digunakan untuk mengetahui signifikansi koefisien analisis regresi. Nilai uji Fhitung
yang signifikan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara model
persamaan dengan aktivitas antimalaria (log 1/IC50) sebagai variabel tergantung.
Model persamaan dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan jika nilai uji
Fhitung yang diperoleh < 0,05. Nilai Fhitung/Ftabel diperoleh dari hasil bagi antara
Fhitung dengan Ftabel. Ftabel diperoleh dengan perhitungan dari hasil analisis metode
backward pada taraf kepercayaan 95%. Model persamaan yang memenuhi syarat
signifikansi pada taraf kepercayaan 95% adalah model persamaan yang memiliki
nilai Fhitung/Ftabel lebih dari 1. Makin besar nilai Fhitung/Ftabel makin besar derajat
kemaknaan hubungan. Pada tabel V, terlihat bahwa model persamaan 1 tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
memenuhi syarat signifikansi pada taraf kepercayaan 95% sebab memiliki nilai
Fhitung/Ftabel lebih kecil dari 1. Nilai uji Fhitung model persamaan 1 lebih besar dari
0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara deskriptor-deskriptor pada model persamaan 1 dengan aktivitas antimalaria
(log 1/IC50). Oleh karena itu model persamaan 1 harus dieliminasi. Dengan
demikian masih tersisa 3 model persamaan, yaitu model persamaan 2, 3, dan 4
yang akan dianalisis dengan kriteria statistik berikutnya.
Tabel VI. Nilai R, adjusted R2, dan SE model persamaan hasil regresi linear multivariat metode backward
Model Deskriptor n m R Adjusted R2
SE
2 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC8, qC9, ΔE, V, MR, ∂, M, log P
16 13 0,9978
0,9663
0,0797
3 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC9, ΔE, V, MR, ∂, M, log P
16 12 0,9977
0,9767
0,0662
4 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC9, V, MR, ∂, M, log P
16 11 0,9961
0,9710
0,0739
Keterangan: n = jumlah data, m = jumlah deskriptor dalam persamaan
Analisis kriteria statistik kedua adalah nilai R (koefisien korelasi) yang
menggambarkan linearitas model persamaan. Nilai R yang tinggi menunjukkan
bahwa kenaikan nilai variabel bebas sebanding dengan kenaikan nilai variabel
tergantung. Nilai koefisien korelasi yang dapat diterima adalah lebih dari 0,8,
karena nilai koefisien korelasi ini sudah menggambarkan korelasi yang sangat
kuat antara variabel bebas dengan variabel tergantung (Anonim, 2006). Pada tabel
VI dapat dilihat bahwa ketiga model persamaan memiliki nilai koefisien korelasi
di atas 0,8. Semua prediktor pada tiap model persamaan memiliki korelasi yang
kuat dengan aktivitas antimalaria (log 1/IC50) sebagai variabel tergantung. Nilai R
tertinggi dimiliki oleh model persamaan 2 yaitu sebesar 0,9978.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Analisis kriteria statistik ketiga adalah nilai adjusted R2. Nilai R2
menunjukkan berapa persen aktivitas antimalaria yang dapat dijelaskan
hubungannya dengan deskriptor-deskriptor yang digunakan. Kisaran nilai R2
adalah 0-1. Jika diperoleh nilai R2 sama dengan 0 berarti variabel bebas dan
variabel tergantung tidak memiliki hubungan sama sekali. Dalam regresi linear
multivariat, nilai R2 pasti akan mengalami penambahan nilai ketika dimasukkan
variabel bebas baru dalam persamaan, walaupun variabel tersebut secara parsial
tidak signifikan. Dalam penelitian ini digunakan nilai adjusted R2, yaitu nilai R2
yang telah mengalami penyesuaian melalui perhitungan yang dilakukan oleh
program SPSS for Windows 11.0. Nilai adjusted R2 lebih mempresentasikan nilai
pengaruh yang sebenarnya. Hal ini akan terlihat dari hasil analisis nilai adjusted
R2 yang dapat bertambah atau berkurang ketika ada penambahan variabel baru.
Baik parameter R maupun adjusted R2, sama-sama merupakan ukuran linearitas
model persamaan. Keduanya tidak dapat menggambarkan ukuran prediksi model
persamaan, sehingga perlu diperhatikan kriteria statistik lainnya. Dalam tabel VI
terlihat bahwa semua model persamaan memiliki nilai adjusted R2 di atas 0,64.
Nilai adjusted R2 tertinggi dimiliki oleh model persamaan 3 dengan nilai adjusted
R2 sama dengan 0,9767. Nilai adjusted R2 ini menunjukkan aktivitas antimalaria
yang dapat dijelaskan oleh model persamaan 3 sebesar 97,67%.
Analisis kriteria statistik berikutnya adalah SE. Nilai SE menunjukkan
simpangan yang diperbolehkan dalam persamaan. Ketiga model persamaan
memiliki nilai SE yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Semakin kecil nilai SE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
maka simpangan dalam persamaan semakin kecil. Nilai SE paling kecil dimiliki
oleh model persamaan 3 yaitu sebesar 0,0662.
Tiap parameter kriteria statistik yang digunakan (Fhitung/Ftabel, R, adjusted
R2, dan SE) untuk menganalisis empat model persamaan matematis, memberikan
model persamaan yang berbeda sebagai model persamaan yang memenuhi kriteria
parameter bersangkutan. Model persamaan terbaik tidak dapat ditentukan hanya
dengan melihat terpenuhinya kriteria parameter statistik tersebut. Analisis perlu
dilanjutkan dengan menggunakan parameter PRESS untuk menguji tingkat
validasi model persamaan. Nilai parameter ini merupakan pertimbangan akhir
dalam menentukan model persamaan terbaik. Nilai PRESS merupakan jumlah
selisih kuadrat antara aktivitas prediksi (log 1/IC50prediksi) dengan aktivitas
eksperimen (log 1/IC50eksperimen). Dalam penelitian ini semakin kecil nilai PRESS
suatu model persamaan berarti perbedaan antara aktivitas antimalaria prediksi
dengan aktivitas antimalaria eksperimen, kecil. Dengan demikian kemampuan
persamaan tersebut untuk memprediksikan aktivitas antimalaria semakin besar.
Tabel VII. Nilai PRESS model persamaan hasil regresi linear multivariat metode backward
Model Deskriptor n m PRESS
2 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC8, qC9, ΔE, V, MR, ∂, M, log P
16 13 0,0131
3 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC9, ΔE, V, MR, ∂, M, log P
16 12 0,0136
4 qC1, qC2, qC3, qN, qC7, qC9, V, MR, ∂, M, log P
16 11 0,0224
Keterangan: n = jumlah data, m = jumlah deskriptor dalam persamaan
Pada tabel VII dapat dilihat bahwa dari model persamaan 2 hingga
model persamaan 4, nilai PRESS semakin besar. Dalam hal ini pemilihan model
persamaan terbaik dilakukan dengan memilih persamaan yang memiliki nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
PRESS terkecil. Dari tiga model persamaan tersebut, yang memiliki nilai PRESS
terkecil adalah model persamaan 2 dengan nilai PRESS sebesar 0,0131. Dapat
dikatakan bahwa model persamaan 2 adalah model persamaan terbaik. Persamaan
tersebut dijabarkan sebagai berikut :
log (1/IC50) = 28,8758 + (22,7560qC1) + (14,2669qC2) + (33,7110qC3) + (-27,2900qN) + (-10,0545qC7) + (-1,0678qC8) + (79,9843qC9) +
( 0,5394ΔE) + (-0,0067V) + (-0,5904MR) + (0,7226∂) + (0,0285 M) + (0,8408 log P) (3)
2. Model persamaan terbaik
Model persamaan 2 telah terpilih menjadi model persamaan terbaik.
Dengan menggunakan model persamaan ini, dilakukan perhitungan aktivitas
antimalaria keenambelas senyawa turunan vinkadiformina yang dinyatakan
dengan log 1/IC50 prediksi. Tabel VIII menunjukkan data nilai log 1/IC50 prediksi yang
dihitung menggunakan model persamaan 2 dan dibandingkan dengan nilai log
1/IC50 eksperimen hasil penelitian Mustofa. Model persamaan yang baik akan
menghasilkan nilai log 1/IC50 prediksi yang mendekati atau bahkan sama dengan
nilai log 1/IC50 eksperimen. Sebaran nilai log 1/IC50 prediksi dan nilai log 1/IC50 eksperimen
dapat dilihat pada grafik dalam gambar 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 15. Grafik ukuran prediksi model persamaan 2
log 1/IC50 prediksi
log 1/IC50 eksperimen
-3.0
-2.5
-2.0
-1.5
-1.0
-0.5
0.0-3.0 -2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0
Tabel VIII. Perbandingan nilai log 1/IC50 prediksi model persamaan 2
dengan nilai log 1/IC50 eksperimen
Senyawa log 1/IC50 prediksi log 1/IC50 eksperimen selisih (selisih)2
1,00. 10-51 -2,1487 -2,1455 -0,00322 -1,5391 -1,5416 0,0025 6,11. 10-6
3 -1,8795 -1,9274 0,0479 22,92. 10-4
4 -1,1453 -1,1614 0,0161 2,58. 10-4
37,57. 10-45 -1,4397 -1,3784 -0,061325,89. 10-46 -2,4064 -2,3555 -0,0509
7 -2,1783 -2,2363 0,0580 33,60. 10-4
8 -1,3610 -1,3802 0,0192 3,70. 10-4
3,38. 10-49 -1,1583 -1,1399 -0,018410 -1,3143 -1,3181 0,0038 1,42. 10-5
11 -1,7946 -1,7973 0,0027 7,15. 10-6
12 -1,4248 -1,4298 0,0050 2,54. 10-5
13 -2,0469 -2,0535 0,0066 4,38. 10-5
1,09. 10-614 -2,0243 -2,0233 -0,001015 -1,0215 -1,0253 0,0038 1,44. 10-5
2,68. 10-516 -2,0470 -2,0418 -0,0052 PRESS 0,0131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Nilai log 1/IC50 prediksi yang mendekati nilai log 1/IC50 eksperimen ditandai
dengan sebaran titik koordinat yang mendekati atau tepat berada pada garis y = x.
Pada gambar 17 ditunjukkan bahwa semua titik koordinat sangat mendekati garis
y = x. Hal ini menunjukkan bahwa model persamaan 2 mampu menggambarkan
hubungan antara struktur senyawa turunan vinkadiformina dengan aktivitasnya
sebagai antimalaria karena memberikan nilai log 1/IC50 prediksi yang mendekati nilai
log 1/IC50 eksperimen.
Dalam model persamaan 2 terdapat deskriptor elektronik yang berupa
muatan bersih atom (qC1, qC2, qC3 ,qN, qC7, qC8, qC9), ∂, dan ΔE. Deskriptor
sterik yang terdapat dalam model persamaan ini adalah V, MR, dan M, sedangkan
deskriptor hidrofobisitas diwakili oleh log P. Tigabelas deskriptor yang terdapat
dalam model persamaan ini memiliki andil dalam menentukan aktivitas
antimalaria senyawa turunan vinkadiformina yang ditunjukkan dalam nilai log
1/IC50.
Struktur senyawa turunan vinkadiformina memiliki cincin indol yang
menyerupai cincin kuinolin. Menurut Korolkovas dan Burckhalter (1976), cincin
kuinolin pada senyawa antimalaria dapat berinterkalasi dengan pasangan basa
dobel heliks ADN karena struktur cincin kuinolin yang datar. Berdasarkan
kemiripan struktur cincin indol senyawa turunan vinkadiformina dan cincin
kuinolin pada senyawa antimalaria, maka diduga senyawa turunan vinkadiformina
juga dapat berinterkalasi dengan ADN karena memiliki cincin indol yang
menyerupai cincin kuinolin. Dengan struktur cincin indol yang datar, maka
senyawa turunan vinkadiformina juga dapat berinterkalasi pada ADN plasmodia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Interkalasi ini diperkuat dengan adanya ikatan elektrostatik yaitu ikatan hidrogen
antara atom N pada cincin indol dengan basa purin ADN yaitu adenin. Dengan
demikian translasi dan transkripsi ADN plasmodia terganggu, sehingga
mengurangi sintesis ADN dan ARN plasmodia. Ikatan ini dipengaruhi oleh
muatan elektron. Muatan elektron pada tiap atom penyusun senyawa turunan
vinkadiformina ditunjukkan oleh nilai muatan bersih atom.
NH N
A B
Gambar 16. A) Struktur indol ; B) Cincin kuinolin
Dalam model persamaan terbaik, muatan bersih atom yang
mempengaruhi aktivitas antimalaria dimiliki oleh atom C1, C2, C3, N, C7, C8, C9.
Atom-atom ini membentuk daerah sensitif senyawa turunan vinkadiformina yang
mempengaruhi ikatan dengan reseptor yaitu ADN plasmodia. Daerah sensitif
tersebut ditunjukkan oleh garis tebal pada gambar 17. Jika nilai muatan bersih
pada atom-atom yang membentuk daerah sensitif tersebut diubah, maka aktivitas
antimalaria yang ditimbulkan juga ikut berubah. Menurut Tracy dan Webster
(2001) dan Block (2004), atom N pada senyawa antimalaria yang memiliki cincin
kuinolin, berpengaruh terhadap mekanisme kerja senyawa antimalaria tersebut.
Setelah senyawa antimalaria masuk ke dalam vakuola makanan plasmodia, atom
N akan terprotonasi karena lingkungan dalam vakuola makanan bersuasana asam.
Akibatnya, senyawa tersebut terjebak dalam vakuola makanan sebab membran
vakuola makanan juga bermuatan positif. Dalam model persamaan terbaik, atom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
N merupakan salah satu atom yang diprediksi mempengaruhi aktivitas antimalaria
senyawa turunan vinkadiformina.
NH
12
34
56
7
89
Gambar 17. Daerah sensitif senyawa turunan vinkadiformina
Reaktivitas senyawa turunan vinkadiformina ditunjukkan oleh ΔE. ΔE
adalah selisih antara ELUMO dengan EHOMO. ELUMO adalah energi orbital molekul
terendah yang tidak terisi elektron, sedangkan EHOMO merupakan energi orbital
molekul tertinggi yang terisi elektron. Semakin kecil selisih antara ELUMO dan
EHOMO, maka reaktivitas senyawa semakin besar sebab elektron yang mengisi
orbital molekul tertinggi akan dengan mudah bertransisi ke orbital molekul yang
tidak terisi elektron. Menurut Siswandono dan Soekardjo (1995), pada senyawa
antimalaria yang memiliki cincin kuinolin, interkalasi dapat terjadi karena adanya
kompleks alih muatan yang melibatkan EHOMO dan ELUMO. Dalam hal ini, cincin
kuinolin memiliki nilai energi LUMO rendah, sedangkan pasangan basa guanin-
sitosin pada ADN plasmodia memiliki nilai energi HOMO tinggi. Kondisi ini
mempermudah terjadinya transisi elektron dan dengan demikian meningkatkan
reaktivitas senyawa antimalaria.
Selain parameter elektronik, parameter sterik juga berpengaruh pada
pembentukan ikatan antara senyawa obat dengan reseptor. Parameter sterik yang
terdapat dalam model persamaan terbaik adalah volume (V), refraktivitas molar
(MR), dan massa (M). Untuk membentuk ikatan dengan reseptor, senyawa obat
harus memiliki konformasi dan ukuran tertentu agar terbentuk ikatan senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
obat-reseptor yang optimum. Massa menggambarkan besar kecilnya molekul yang
berinteraksi dengan reseptor. Molekul yang besar lebih susah untuk mencapai
reseptor jika dibandingkan dengan molekul yang lebih kecil. Volume dapat
menggambarkan ukuran relatif molekul, keduanya dapat berpengaruh pada
pembentukan ikatan senyawa turunan vinkadiformina dengan ADN plasmodia.
Refraktivitas molar (MR) merupakan sifat aditif konstitutif senyawa. Refraktivitas
molar adalah aditif, masing-masing gugus menambah nilai MR. Menurut
Sardjoko (1993), log P dan MR memiliki hubungan sempurna dan secara statistik
mempunyai hubungan yang linear. Meskipun demikian, pada gugus yang berbeda
mungkin sumbangan kepada aktivitas biologis dapat berbeda, sehingga kedua
parameter tersebut digunakan bersama untuk memperbaiki persamaan garis
regresi. Polarisabilitas molekular (∂) adalah salah satu deskriptor elektronik yang
merupakan fungsi linear dari MR. Parameter ini bersama dengan potensial
ionisasi, mempengaruhi kelarutan suatu senyawa.
Dalam model persamaan terbaik terdapat log P sebagai salah satu
deskriptor untuk memprediksi aktivitas antimalaria senyawa turunan
vinkadiformina. Dalam menguji aktivitas antimalaria senyawa vinkadiformina dan
turunannya secara in vitro, Mustofa menggunakan sel Nigerian yang telah
diinfeksi plasmodia dari P. falciparum. Senyawa vinkadiformina dan turunannya
harus dapat menembus membran sel Nigerian tersebut agar dapat bekerja
membunuh plasmodia. Penembusan membran sel atau absorpsi ke dalam sel,
menentukan kadar senyawa vinkadiformina dan turunannya yang masuk ke dalam
sel Nigerian yang kemudian berinteraksi dengan reseptor. Proses absorpsi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
membutuhkan nilai log P yang optimum. Untuk dapat menembus membran sel
yang bersifat non polar dan larut dalam cairan sel, lalu dapat berinteraksi dengan
reseptor plasmodia, senyawa vinkadiformina dan turunannya harus memiliki nilai
log P yang optimum karena log P menggambarkan koefisien partisi senyawa
dalam fase air dan fase lipid.
D. Rancangan Senyawa Hipotetik Turunan Vinkadiformina Berdasarkan Model Persamaan Terbaik
Perancangan senyawa hipotetik turunan vinkadiformina diawali dengan
melakukan observasi terhadap keenambelas senyawa vinkadiformina dan
turunannya dari hasil penelitian Mustofa. Pada struktur keenambelas senyawa
tersebut, terdapat substitusi pada atom C2 dengan atom atau gugus penarik
elektron, yaitu Cl, Br, dan NO2. Atom N pada cincin indol beberapa struktur dari
keenambelas senyawa tersebut, berikatan rangkap dengan atom C7, namun pada
beberapa struktur yang lain, atom N pada cincin indol tidak berikatan rangkap,
melainkan berikatan dengan atom H.
Berdasarkan observasi tersebut, maka dalam merancang senyawa
hipotetik turunan vinkadiformina, atom atau gugus yang disubstitusikan pada
model rancangan adalah atom atau gugus penarik elektron seperti Cl, Br, dan
NO2. Atom dan gugus penarik elektron tersebut disubstitusikan pada atom C2 dari
model rancangan. Atom N pada cincin indol model rancangan ada yang dibuat
berikatan rangkap dengan C7. Pada beberapa model rancangan, atom N pada
cincin indol ada yang dibuat tidak berikatan rangkap dengan atom C7, melainkan
berikatan dengan atom H.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dalam model persamaan terbaik dinyatakan bahwa muatan bersih pada
atom C2 dan N mempengaruhi nilai aktivitas antimalaria yang dihasilkan. Dengan
mensubstitusikan atom atau gugus penarik elektron pada atom C2 dan dengan
mengadisi ikatan rangkap pada atom N dengan atom H, maka nilai muatan bersih
pada atom C2 dan N akan berubah. Tidak hanya kedua atom tersebut yang
mengalami perubahan muatan bersih, atom-atom lain penyusun cincin indol pun
juga mengalami perubahan muatan bersih. Tidak hanya muatan bersih, tetapi
parameter elektronik yang lain yaitu ∂ dan ΔE, parameter sterik yaitu V, M, dan
MR, serta parameter hidrofobisitas yaitu log P juga akan mengalami perubahan.
Dengan demikian maka nilai aktivitas antimalaria yang dihasilkan pun akan
bervariasi.
E. Pemilihan dan Rekomendasi Senyawa Turunan Vinkadiformina Untuk Disintesis
Pemilihan dan rekomendasi senyawa turunan vinkadiformina yang akan
disintesis didasarkan pada nilai aktivitas antimalaria (log 1/IC50) dan kedekatan
nilai parameter hidrofobisitas (log P) senyawa tersebut dengan nilai log P
klorokuin. Nilai aktivitas antimalaria senyawa turunan vinkadiformina harus
berada pada rentang nilai aktivitas antimalaria hasil penelitian Mustofa (-2,3555
sampai -1,0253). Senyawa turunan vinkadiformina yang tidak memiliki nilai
aktivitas antimalaria pada rentang tersebut tidak dapat diterima sebab berada di
luar rentang intrapolasi model persamaan terbaik. Dalam penelitian Mustofa nilai
log P memegang peranan penting, sebab meskipun dilakukan secara in vitro,
untuk dapat menembus membran sel Nigerian yang telah diinfeksi plasmodia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dibutuhkan nilai log P yang optimum. Pemilihan senyawa turunan vinkadiformina
dengan melihat kedekatan nilai log P yang dimilikinya dengan nilai log P
klorokuin didasarkan pada kenyataan bahwa klorokuin telah terbukti aktif secara
in vivo sebagai antimalaria. Klorokuin tentu memiliki nilai log P yang optimum
untuk dapat menembus membran sel darah merah. Dengan memilih senyawa
turunan vinkadiformina yang memiliki nilai log P yang mendekati nilai log P
klorokuin, maka diduga senyawa turunan vinkadiformina juga dapat menembus
membran sel Nigerian dengan baik. Nilai log P klorokuin adalah 0,34, sehingga
dalam pemilihan senyawa turunan vinkadiformina yang direkomendasi untuk
disintesis, dipilih senyawa yang memiliki nilai log P mendekati 0,34.
Pertimbangan pemilihan senyawa dengan nilai log P optimum juga didasarkan
pada kenyataan bahwa saat menembus membran sel, senyawa dengan nilai log P
sangat tinggi akan terikat kuat pada bagian membran sel yang bersifat lipofil,
sehingga tidak dapat menembus bagian membran sel yang bersifat hidrofil.
Sebaliknya, senyawa dengan nilai log P yang sangat rendah tidak dapat
menembus bagian membran sel yang bersifat lipofil. Kedua kondisi ini
menyebabkan senyawa tidak dapat berinteraksi dengan reseptor plasmodia,
sehingga tidak dapat bekerja sebagai antimalaria. Oleh karena itu, pemilihan
senyawa dengan nilai log P yang optimum merupakan pertimbangan yang
berperan penting.
Pemilihan dan rekomendasi senyawa turunan vinkadiformina untuk
disintesis, tidak hanya dilakukan pada model rancangan senyawa hipotetik
turunan vinkadiformina berdasarkan model persamaan terbaik, tetapi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
terhadap keenambelas senyawa vinkadiformina dan turunannya hasil penelitian
Mustofa. Terdapat 35 senyawa turunan vinkadiformina yang berhasil dirancang
berdasarkan model persamaan terbaik. Dari ketigapuluh lima senyawa tersebut,
hanya 15 senyawa yang memiliki nilai aktivitas antimalaria yang berada pada
rentang aktivitas antimalaria penelitian Mustofa. Kelimabelas senyawa tersebut
dapat dilihat pada tabel IX, sedangkan nilai aktivitas antimalarianya dapat dilihat
pada tabel X. Dari kelimabelas senyawa turunan vinkadiformina berdasarkan
model persamaan terbaik, hanya 3 senyawa yang memiliki nilai log P yang
mendekati nilai log P klorokuin, yaitu vin-1, vin-2, dan vin-18. Dari keenambelas
senyawa vinkadiformina dan turunannya hasil penelitian Mustofa diperoleh 5
senyawa yang memiliki nilai log P yang mendekati nilai log P klorokuin, yaitu
vinkadiformina, Vinka-3, Vinka-5, Vinka-15, dan Vinka-16.
Kelimabelas senyawa turunan vinkadiformina yang dirancang
berdasarkan model persamaan terbaik direkomendasikan untuk disintesis dan diuji
aktivitas antimalarianya baik secara in vitro maupun in vivo, namun senyawa-
senyawa yang mempunyai potensi paling besar untuk disintesis dan diuji aktivitas
antimalarianya adalah senyawa vin-1, vin-2, dan vin-18. Keenambelas senyawa
hasil penelitian Mustofa direkomendasikan pula untuk diuji aktivitasnya secara in
vivo, namun senyawa-senyawa yang mempunyai potensi paling besar untuk
pengujian aktivitas in vivo adalah senyawa Vinka-3, Vinka-5, Vinka-15, dan
Vinka-16.
Senyawa-senyawa turunan vinkadiformina yang direkomendasikan,
diduga dapat disintesis, namun sintesis senyawa-senyawa tersebut tidak mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Kesulitan sintesis senyawa turunan vinkadiformina disebabkan karena struktur
senyawanya yang kompleks. Untuk mempermudah sintesis senyawa turunan
vinkadiformina, sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan starting material,
yaitu senyawa vinkadiformina dan turunannya hasil sintesis Mustofa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel IX. Model rancangan senyawa turunan vinkadiformina berdasarkan model persamaan terbaik
No. Struktur senyawa No. Struktur senyawa
1 NH
NH
O O
Cl
6 N
NH
ClO O
Br
Br
2 NH
NH
O O
Br
7 N
NH
O O
Br
3 N
NH
NO2
O O
Cl
8 N
NH
O O
O2N
4 N
NH
NO2
O O
O2N
9 N
NH
O
ClOO
Br
5 N
NH
ClO O
Br
10 N
NH
O
ClOO
O2N
vin-1
vin-2
vin-4
vin-5
vin-9
vin-12
vin-13
vin-15
vin-7 vin-16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No Struktur senyawa
11 NH
NH
NO2
O O
Cl
12 NH
NH
NO2
O O
O2N
13 N
NH
ClOO
Cl
14 N
NH
ClOO
Br
15 N
NH
ClOO
O2N
vin-19
vin-20
vin-21
vin-17
vin-18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel X. Data aktivitas antimalaria (log 1/IC50) model rancangan senyawa turunan vinkadiformina
No Senyawa log 1/IC501 vin-1 -1,0034 2 vin-2 -1,7211 3 vin-4 -1,4532 4 vin-5 -2,2062 5 vin-7 -1,1141 6 vin-9 -1,0556 7 vin-12 -1,5527 8 vin-13 -1,5373 9 vin-15 -1,1969 10 vin-16 -1,2988 11 vin-17 -1,2986 12 vin-18 -1,8733 13 vin-19 -1,0546 14 vin-20 -1,7733 15 vin-21 -1,1979
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel XI. Nilai log P model rancangan senyawa turunan vinkadiformina, senyawa vinkadiformina dan turunannya hasil penelitian Mustofa,
dan klorokuin
Senyawa Nilai log P vin-1 0,4900
vin-2 0,7700 vin-4 2,2000 vin-5 1,6100 vin-7 3,0700 vin-9 3,6500 vin-12 3,3000 vin-13 2,4400
Model rancangan senyawa turunan vinkadiformina
vin-15 4,2500 vin-16 3,3900 vin-17 1,0000
vin-18 0,4100 vin-19 2,7900 vin-20 3,0700 vin-21 2,2000 vinkadiformina 0,7100 Vinka-2 -0,1000 Vinka-3 0,3400 Vinka-4 -0,4800 Vinka-5 0,3900 Vinka-6 2,4300 Vinka-7 2,4800 Vinka-8 3,0200 Vinka-9 2,2000 Vinka-10 3,6000 Vinka-11 3,2500
Senyawa vinkadiformina
dan turunannya hasil penelitian Mustofa
Vinka-12 4,2000 Vinka-13 1,2700 Vinka-14 3,0200 Vinka-15 0,1900 Vinka-16 0,7700
klorokuin 0,3400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penelitian ini dapat menggambarkan hubungan kuantitatif antara struktur dan
aktivitas senyawa vinkadiformina dan turunannya sebagai senyawa
antimalaria berdasarkan parameter teoretis hasil perhitungan semiempiris
MNDO. Hubungan kuantitatif tersebut digambarkan melalui persamaan
terbaik berikut :
log (1/IC50) = 28,8758 + (22,7560qC1) + (14,2669qC2) + (33,7110qC3) + (-27,2900qN) + (-10,0545qC7) + (-1,0678qC8) + (79,9843qC9) (
0,5394ΔE) + (-0,0067V) + (-0,5904MR) + (0,7226∂) + (0,0285 M) + (0,8408 log P) 2. Dari hasil penelitian ini diperoleh 15 senyawa hipotetik turunan
vinkadiformina yang memiliki aktivitas antimalaria berdasarkan model
persamaan terbaik. Struktur kelimabelas senyawa tersebut dapat dilihat pada
tabel IX.
B. Saran
1. Perlu dilakukan sintesis dan penelitian aktivitas antimalaria dari kelimabelas
senyawa hipotetik turunan vinkadiformina berdasarkan model persamaan
terbaik. Senyawa-senyawa yang mempunyai potensi paling besar untuk
disintesis dan diuji adalah vin-1, vin-2, dan vin-18.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2. Perlu dilakukan penelitian aktivitas antimalaria secara in vivo terhadap
keenambelas senyawa vinkadiformina dan turunannya dari hasil penelitian
Mustofa.
3. Perlu dilakukan analisis hubungan kuantitatif struktur-aktivitas senyawa
vinkadiformina dan turunannya dengan menggunakan metode perhitungan
semiempiris yang lain atau dengan metode yang berbeda, misalnya metode ab
initio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1996, Database File for: Periwinkle (Vinca minor), http://www.rain-
tree.com/periwinkle.htm, diakses tanggal 22 April 2006. Anonim, 2004, Mengendalikan Penyakit Malaria dan Mulai Menurunnya Jumlah
Kasus Malaria dan Penyakit Lainnya Pada 2015, Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia, 68.
Anonim, 2006, SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik, Penerbit Andi,
Yogyakarta. Block, J.H, 2004, Wilson and Gisvold’s Textbook of Organic Medicinal and
Pharmaceutical Chemistry, edisi 11, 282-289, Lippincott Williams and Wilkins, Baltimore.
Davis, A.M, 1994, dalam King, F.D, Medicinal Chemistry Principles and
Practice, 114-117, The Royal Society of Chemistry, London. DiPalma, J.R, 1990, dalam DiPalma, J.R dan DiGregorio, G.J, Basic
Pharmacology in Medicine, edisi 3, 647-655, McGraw-Hill International Editions, Singapore.
Duke, J.A., 1992, Chemicals and Their Biological Activities in: Vinca minor L.
(Apocynaceae)—Periwinkle, Running-Myrtle, http://www.rain-tree.com/db/vinca-minor-phytochem.htm, diakses tanggal 17 April 2006
Jensen, F., 1999, Introduction to Computational Chemistry, 81-87, John Wiley
and Son Ltd, Baffins Lane, London. Kier, L.B dan Roche, E.B, 1996, 1588-1600, dalam Foye, W., Prinsip-Prinsip
Kimia Medisinal, diterjemahkan oleh Raslim Rasyid dkk, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Korolkovas, A. dan Burckhalter, J., 1976, Essentials of Medicinal Chemistry, 418-
420, John Wiley&Sons, Inc., Canada. Kuehne, M.E., Roland, D.M., Haffer, R., 1978, Studies in Biomimetic Alkaloid
Syntheses.2.Synthesis of Vincadifformine from Tetrahydro-β-carboline through a Secodine Intermediate, J. Org. Chem, 3, 3705.
Lahti, P.L., 1998, Prediction of Physical and Chemical Properties by
Computational Chemistry, CCCE National Computer Workshops, 20-23.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Mustofa, 2001, Activities Antiplasmodiale et Cytotoxicite d’ une Serie de Molecules Obtenues par hemisynthese a partir de la Vincadifformine , Dissertation, 103-107.
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat: Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,
673-674, Penerbit ITB, Bandung. Neal, M.J, 1997, Medical Pharmacology at a Glance, 90-91, Blackwell Science
Ltd., Oxford. Pranowo, H.D., 2004, Kimia Komputasi, 83, 91-92, Pusat Kimia Komputasi
Indonesia-Austria Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Yogyakarta. Rosenthal, P.J., 2003, Antimalarial Drug Discovery: Old and New Approaches,
http://www.itsa.ucsf.edu., diakses tanggal 14 Februari 2006. Sardjoko, 1993, Rancangan Obat, 7, 115, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. Sembiring, R.K, 2003, Analisis Regresi, edisi 2, 30-31, 210, Penerbit ITB,
Bandung. Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, cetakan pertama, 324-
327, Airlangga University Press, Surabaya. Tahir, I., Mudasir, Yulistia, I., dan Mustofa, 2005, Quantitative Structure-Activity
Relationship Analysis (QSAR) of Vincadifformine Analogues as the Antiplasmodial Compounds of the Chloroquinosensible Strain, Indo.J. Chem, 5, 255-260.
Thiel, W., 2000, Semiempirical Methods, John von Newmann Institute for
Computing, 3, 261-283. Tracy, J.W dan Webster, L.T, 2001, Godman and Gilman’s The Pharmacological
Basis of Therapeutics, edisi 10, 1072-1087, McGraw-Hill Companies Inc., USA.
Williams, D.A dan Lemke, T.L, 2002, Foye’s Principals of Medicinal Chemistry,
edisi 5, 869-870, 875-879, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia. Yuliana, 2005, Hubungan Kuantitatif Struktur dan Aktivitas Antimutagen
Senyawa Turunan Benzalaseton Menggunakan Pendekatan Principal Component Analysis, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 1. Nilai-nilai parameter elektronik hasil perhitungan metode semiempiris MNDO
parameter elektronik senyawa
muatan bersih atom (Coulomb)
qC1
μ
qC2 qC3 qC4 qC5 qN qC7 qC8 qC9 (Debye)
EHOMO(eV)
ELUMO(eV)
ΔE (eV)
1 0,0062 -0,0884 -0,0296 -0,0761 0,0483 -0,2219 0,0987 0,0195 -0,1142 2,4390 -8,7483 -0,0982 8,6501 2 0,0597 -0,0995 0,0315 -0,0894 0,0950 -0,2279 0,0896 0,0205 -0,1196 4,4370 -9,3567 -0,9518 8,4049 3 0,0089 -0,0843 -0,0271 -0,0695 0,0494 -0,2257 0,1273 0,0191 -0,1173 5,0680 -9,0759 -0,5702 8,5057 4 0,0620 -0,0956 0,0335 -0,0822 0,0953 -0,2324 0,1186 0,0196 -0,1223 2,3890 -9,7172 -1,2672 8,4499 5 0,0405 -0,1160 0,0073 -0,0766 0,0678 -0,2280 0,1241 0,0199 -0,1219 3,7070 -9,2175 -0,7908 8,4267 6 -0,0229 -0,0464 -0,0605 0,0095 -0,0306 -0,1184 -0,0146 -0,0092 -0,0969 5,0690 -9,5257 -1,1796 8,3461 7 0,0083 -0,0795 -0,0269 0,0036 -0,0143 -0,1221 -0,0045 -0,0100 -0,1022 3,7040 -9,6564 -1,4231 8,2333 8 -0,0213 -0,0525 -0,0594 0,0016 -0,0250 -0,1345 -0,0015 -0,0125 -0,1020 3,2060 -9,3365 -0,9354 8,4011 9 0,0316 -0,0620 -0,0004 -0,0074 0,0152 -0,1439 0,0246 -0,0167 -0,1085 2,6100 -9,8051 -1,6603 8,1448
10 -0,0092 -0,0505 -0,0556 0,0041 -0,0204 -0,1225 -0,0092 -0,0012 -0,1038 3,2150 -9,3653 -1,0118 8,3535 11 -0,0196 -0,0594 -0,0567 -0,0068 -0,0141 -0,1658 0,0229 -0,0163 -0,1104 2,8310 -9,1607 -0,5835 8,5772 12 -0,0244 -0,0568 -0,0539 0,0004 -0,0148 -0,1237 0,0166 -0,0057 -0,1191 7,5050 -9,3108 -0,8525 8,4583 13 0,0382 -0,1318 0,0164 -0,0997 0,1168 -0,2972 0,1379 0,0005 -0,1522 4,3600 -9,0187 -0,5811 8,4376 14 -0,0211 -0,0549 -0,0589 0,0011 -0,0243 -0,1123 -0,0061 -0,0157 -0,1037 4,0910 -9,2888 -0,7949 8,4939 15 -0,0214 0,0757 -0,1107 -0,0469 0,0734 -0,3507 0,2438 -0,0288 -0,0959 1,1370 -8,2920 0,0644 8,3564 16 0,0162 0,0630 -0,0095 -0,0913 0,1294 -0,3655 0,2505 -0,0234 -0,1282 1,4550 -8,5497 -0,0097 8,5399
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 2. Nilai-nilai parameter sterik dan hidrofobisitas hasil perhitungan metode semiempiris MNDO
Parameter sterik Parameter hidrofobisitas SA
V MR ∂ M senyawa
(Å2) (Å3) (Ǻ3) (Å2) (amu) log P
1 551,1700 983,5600 102,8500 38,1000 338,4500 0,7100 2 593,4700 1051,6800 109,0700 39,9400 383,4500 -0,1000 3 512,6200 906,9900 98,4500 35,5400 325,4100 0,3400 4 552,6000 974,9500 104,6700 37,3900 370,4100 -0,4800 5 545,3700 968,2200 105,9900 38,1700 404,3100 0,3900 6 573,9200 1027,4500 106,7800 39,7100 383,4500 2,4300 7 606,1800 1088,2000 114,3100 42,3400 462,3400 2,4800 8 561,5500 1009,9700 105,5000 39,8000 372,8900 3,0200 9 600,0900 1077,2800 111,7200 41,6400 417,8900 2,2000
10 582,0600 1057,5500 112,7500 42,4300 451,7900 3,6000 11 561,6200 1013,3700 105,5500 39,7100 352,4800 3,2500 12 560,3900 1013,5800 104,5500 39,4000 388,8900 4,2000 13 595,3900 1087,7900 114,4100 42,7600 464,3600 1,2700 14 564,7500 1011,8600 105,5000 39,8000 372,8900 3,0200 15 570,5300 1028,0300 108,7300 40,4300 382,4600 0,1900 16 663,3700 1194,0000 121,8500 45,6700 439,5100 0,7700
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 3. Nilai-nilai parameter elektronik, sterik, dan hidrofobisitas seri senyawa baru turunan vinkadiformina
senyawa qC1 qC2 qC3 qN qC7 qC8 qC9 V MR ΔE ∂ M logP vin-1 0,0263 -0,0323 -0,0079 -0,2230 0,0942 0,0200 -0,1133 1028,2200 107,5700 8,4914 40,0200 372,8900 0,4900 vin-2 0,0382 -0,1183 0,0051 -0,2241 0,0954 0,0206 -0,1191 1044,7700 110,3800 8,4935 40,7200 417,3500 0,7700 vin-4 -0,0037 0,0069 -0,0398 -0,1212 -0,0048 -0,0105 -0,0966 1071,8400 111,4900 8,2530 41,6400 417,8900 2,2000 vin-5 0,0298 -0,0565 -0,0013 -0,1283 0,0126 -0,0134 -0,1034 1095,1000 113,0000 8,1126 41,5500 428,4400 1,6100 vin-7 0,0102 -0,0843 -0,0256 -0,1382 0,0083 -0,0133 -0,1074 1070,7100 113,0400 8,2872 42,4300 451,7900 3,0700 vin-9 0,0221 -0,0827 -0,0219 -0,1261 0,0006 -0,0020 -0,1089 1118,0800 120,2800 8,2442 45,0500 530,6900 3,6500
vin-12 0,0120 -0,0899 -0,0227 -0,1692 0,0327 -0,0171 -0,1157 1074,6200 113,0900 8,4279 42,3300 431,3700 3,3000 vin-13 0,0334 -0,0682 0,0023 -0,1747 0,0488 -0,0205 -0,1168 1081,3300 111,7700 8,4026 41,5500 397,4700 2,4400 vin-15 0,0069 -0,0889 -0,0198 -0,1277 0,0268 -0,0061 -0,1242 1074,2200 112,0800 8,2468 42,0300 467,7900 4,2500 vin-16 0,0280 -0,0665 0,0057 -0,1343 0,0440 -0,0087 -0,1250 1081,9600 110,7700 7,9296 41,2500 433,8900 3,3900 vin-17 0,0259 -0,0456 0,0036 -0,2962 0,1375 -0,0003 -0,1463 1071,5100 111,5900 8,4609 42,0600 419,9100 1,0000 vin-18 0,0621 -0,1167 0,0440 -0,3063 0,1446 -0,0012 -0,1558 1094,4400 113,0900 8,6698 41,9700 430,4600 0,4100 vin-19 -0,0016 0,0000 -0,0380 -0,1154 0,0038 -0,0171 -0,1034 1057,3000 110,2200 8,3784 41,7300 407,3400 2,7900 vin-20 0,0103 -0,0862 -0,0251 -0,1162 0,0041 -0,0165 -0,1090 1073,5300 113,0400 8,3635 42,4300 451,7900 3,0700 vin-21 0,0374 -0,0650 -0,0015 -0,1180 0,0127 -0,0143 -0,1030 1081,9500 111,7200 8,3086 41,6400 417,8900 2,2000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 4. Model summary hasil perhitungan metode backward menggunakan SPSS 11.0 for Windows
Model R R Square Adjusted
R SquareStd. Error of the
Estimate 1 0,998 0,996 0,933 0,1124700 2 0,998 0,996 0,966 0,0796902 3 0,998 0,995 0,977 0,0662312 4 0,996 0,992 0,971 0,0739460
a Predictors: (Constant), momen dipol, ΔE, qC3, volume, qC7, massa, qC8,
qC2, logP, qC9, qC1, polarisabilitas, qN, refraktivitas molar b Predictors: (Constant), ΔE, qC3, volume, qC7, massa, qC8, qC2, logP, qC9,
qC1, polarisabilitas, qN, refraktivitas molar c Predictors: (Constant), E, QC3, volume, qC7, massa, qC2, logP, qC9, qC1,
polarisabilitas, qN, refraktivitas molar d Predictors: (Constant), QC3, volume, qC7, massa, qC2, logP, qC9, qC1,
polarisabilitas, qN, refraktivitas molar
Lampiran 5. Tabel ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 2,816 14 0,201 15,899 0,194 Residual 0,013 1 0,013 Total 2,828 15 2 Regression 2,815 13 0,217 34,104 0,029 Residual 0,013 2 0,006 Total 2,828 15 3 Regression 2,815 12 0,235 53,478 0,004 Residual 0,013 3 0,004 Total 2,828 15 4 Regression 2,806 11 0,255 46,657 0,001 Residual 0,022 4 0,005 Total 2,828 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 6. Koefisien model persamaan 2
Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model
B Std. Error Beta t Sig.
2 (Constant) 28,876 4,458 6,477 0,023 qC1 22,756 7,161 1,591 3,178 0,086 qC2 14,267 2,180 1,835 6,544 0,023 qC3 33,711 9,579 3,088 3,519 0,072 qN -27,290 4,633 -5,237 -5,890 0,028 qC7 -10,055 2,845 -2,015 -3,534 0,072 qC8 -1,068 3,973 -0,042 -,269 0,813 qC9 79,984 15,579 2,612 5,134 0,036 volume -6,657.10-3 0,003 -0,990 -2,287 0,150 Refraktivitas
molar -0,590 0,099 -7,645 -5,973 0,027
polarisabilitas 0,723 0,151 4,026 4,791 0,041 massa 2,854.10-2 0,006 2,791 4,931 0,039 logP 0,841 0,103 2,872 8,166 0,015 ΔE 0,539 0,512 0,155 1,054 0,402
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BIOGRAFI PENULIS
Dominika Anny Yanuarti dilahirkan di Singaraja
pada tanggal 19 Januari 1986. Penulis skripsi
berjudul “Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas
Senyawa Vinkadiformina dan Turunannya Sebagai
Senyawa Antimalaria Berdasarkan Parameter
Teoretis Hasil Perhitungan Semiempiris Modified
Neglect of Diatomic Overlap (MNDO)” ini,
mengenyam pendidikan pertamanya di TK Swastiastu Singaraja pada tahun
1990 selama setahun. Pada tahun 1991, penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Dasar di SDK Karya Singaraja dan selanjutnya menempuh pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN I Singaraja pada tahun 1997.
Pada tahun 2000, penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di
SMUN I Singaraja dan selanjutnya meneruskan pendidikan di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2003.
Selama menjalani studi di Fakultas Farmasi, penulis pernah menjadi
seksi Pengabdian Masyarakat BEMF Farmasi periode 2005-2006. Penulis juga
pernah menjadi asisten praktikum Kimia Organik II dan Farmakognosi
Fitokimia I. Dari tahun 2005 hingga biografi ini ditulis, penulis masih aktif
sebagai anggota Komunitas Lektor Gereja Santo Antonius Kotabaru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI