13
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014 Juara 3: DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA Oleh Laurentius Denni Ismawan (staff Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta) Abstract Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini telah memberikan banyak kemudahan bagi pengguna perpustakaan untuk mengakses informasi yang dibutuhkannya.Perubahan layanan menjadi tantangan bagi perpustakaan agar perpustakaan tetap dapat menjalankan fungsinya sebagai penyedia informasi dalam membantu pemustaka untuk menelusuri informasi yang diinginkannya .Demikian pula pustakawan sebagai aktor utama dalam perpustakaan seharusnya dapat meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan teknologi informasi. Adanya dukungan teknologi informasi diharapkan akan menciptakan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan (pemustaka) yang semakin berkualitas dan pada akhirnya membentuk watak pemustaka yang semakin kritis. Kata kunci : teknologi informasi, pemustaka. 0 |

DAMPAK IT DI PERPUSTAKAAN

Embed Size (px)

Citation preview

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

Juara 3:

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA

Oleh

Laurentius Denni Ismawan(staff Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Abstract

Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini telah memberikan banyak kemudahan bagi pengguna perpustakaan untuk mengakses informasi yang dibutuhkannya.Perubahan layanan menjadi tantangan bagi perpustakaan agar perpustakaan tetap dapat menjalankan fungsinya sebagai penyedia informasi dalam membantu pemustaka untuk menelusuri informasi yang diinginkannya .Demikian pula pustakawan sebagai aktor utama dalam perpustakaan seharusnya dapat meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan teknologi informasi. Adanya dukungan teknologi informasi diharapkan akan menciptakan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan (pemustaka) yang semakin berkualitas dan pada akhirnya membentuk watak pemustaka yang semakin kritis.

Kata kunci : teknologi informasi, pemustaka.

0 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Perkembangan teknologi informasi saat ini telah memberikan banyak

kemudahan bagi pengguna perpustakaan (pemustaka) untuk mengakses

informasi yang dibutuhkannya, terutama dengan adanya situs search engine di

internet. Seolah-olah tidak ada lagi batasan geografis, informasi dari berbagai

belahan dunia bisa didapatkan dengan mudah, begitu juga dengan ilmu

pengetahuan dan pendidikan.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

yang pesat dewasa ini, perpustakaan sebagai jantung pendidikan dituntut untuk

menyediakan sumber informasi tidak hanya dalam bentuk tercetak namun

terlebih dalam bentuk digital (Lutviah,2011:1), menyebut bahwa saat ini

Bangsa Indonesia memasuki “media satured era” dimana media massa

mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dari sisi teknologi media

maupun konten medianya itu sendiri. Dunia maya memberikan kemudahan

kepada masyarakat pengguna informasi untuk mendapatkan informasi yang

dikehendaki secara cepat, dan mudah sehingga ledakan informasi mustahil

untuk dihindari. Mesin pencari “search engine” sebagai contoh Google secara

luar biasa mampu memenuhi kebutuhan tersebut secara cepat dan mudah.

Lalu bagaimanakah dengan keberadaan perpustakaan? Perpustakaan

yang merupakan sebuah ruangan yang berisi koleksi-koleksi baik cetak

maupun non cetak (digital) yang disusun dengan sistematika tertentu juga

menyediakan informasi yang melimpah yang tak kalah dengan internet.

Sehingga di zaman sekarang perpustakaan pun telah mengadaptasi teknologi

informassi untuk menunjang operasional perpustakaan sehingga lebih dinamis ,

sesuai perkembangan zaman yang menuntut perkembangan informasi dan

perluasannya yang sangat cepat. Pergeseran fungsi perpustakaan juga tampak 1 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

nyata dalam realisasinya, yang dahulu hanya sebagai penyimpan dokumen

maupun informasi, namun sekarang telah berubah sebagai penyedia dan

penyalur informasi yang terus berkembang pesat.

Dalam tulisan ini, penulis memaparkan bahwa peran penting

pustakawan dalam menghadapi era digital ini mempunyai tantangan yang luar

biasa untuk meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan teknologi

informasi. Setidaknya penguasaan teknologi informasi ini akan membantu

perpustakaan dalam melayani pemustaka .

B. Permasalahan

Bagaimana kemampuan seorang pustakawan sebagai aktor utama

dalam perpustakaan dalam mengadaptasi perkembangan teknologi informasi

dalam perpustakaan dalam kaitannnya melayani perilaku pemustaka?

C. Tujuan

Di dalam tulisan ini, penulis memaparkan sejauh mana peran seorang

pustakawan dalam melayani seorang pemustaka bisa dikatakan “puas” dalam

melayani dan faktor-faktor apa saja yang menghambat dari segi pelayanan

tersebut.

2 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Diskusi tentang teknologi informasi, termasuk teknologi informasi

dalam pelayanan pengguna perpustakaan (pemustaka) di perpustakan,

seringkali hanya menyangkut kebendaan teknologi misalnya : hadware,

software dan lain-lain. Saya rasa ada kesalahan besar dalam cara kita

memandang teknologi informasi dalam pengembangan pelayanan terhadap

pemustaka di perpustakaan, kalau cuma itu yang kita diskusikan. Menurut

(Ma’in,2008) teknologi informasi dapat diartikan sebagai teknologi yang

digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah serta menyebarkan

informasi tersebut. Teknologi Informasi (Information Technology) merupakan

mata rantai dari perkembangan sistem informasi. Kalau dilihat dari susunan

kata, yakni kata teknologi dan informasi, maka teknologi informasi dapat

diartikan sebagai hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian

informasi dari pengirim ke penerima.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi informasi

begitu melesat sehingga setiap jengkal kehidupan manusia tidak lepas dari

pengaruh teknologi. Salah satu penanda bahwa teknologi Informasi begitu

maju adalah ketika kita melihat kehidupan kampus yang sudah marak dengan

komputer jinjing atau laptop/notebook yang dibawa oleh para mahasiswa. Hal

ini masih ditambah oleh adanya berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh pihak

penyelenggara kampus atau perguruan tinggi seperti jaringan internet dan

“wireless fidelity” atau Wifi yang sudah begitu marak di setiap ruang-ruang

kampus seperti perpustakaan, ruang baca atau ruang kuliah.

Pada saat ini cenderung kita lihat pergerakan perubahan perilaku atau

sikap pemustaka lebih memilih sesuatu yang instan yaitu menggunakan search

engine di internet untuk mencari sumber informasi. Berdasarkan statistik Badan

Pusat Statistik (BPS) th 2013 dari sisi pemanfaatan, ternyata e-mail (mengirim

3 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

dan menerima) menduduki posisi teratas (95,75 persen), untuk mencari

berita/informasi (78,49 persen), mencari barang/jasa (77,81 persen), informasi

lembaga pemerintahan tender sebesar (65,07 persen), kelima untuk social

media (61,23 persen). Mesin pencari “search engine” sebagai contoh Google

sebagai pencari situs hanya mengindeks sekitar 18% dari halaman web yang

ada selain itu juga semua orang dapat mempublikasikan halaman web sebagai

contoh wordpress,blog, dll, namun belum tentu isinya benar.

Coba kita bandingkan dengan sumber informasi yang ada di

perpustakaan sebagai contoh :

- Sumber informasi (koleksi cetak maupun non cetak )yang ada di

perpustakaan semuanya telah dipilih oleh pustakawan yang

professional.

- Perpustakaan menyediakan alat temu kembali yang dapat memudahkan

pemustaka dalam mencari informasi yang dibutuhkannya.

- Adanya pustakawan yang siap membantu dalam menemukan informasi

yang dibutuhkan oleh pemustaka tersebut.

Adanya banjir informasi ini tentu tidak lepas dari pengaruh globalisasi

sehingga menjadikan informasi dari belahan dunia lain dalam hitungan detik

dapat diakses oleh belahan dunia yang lain pula. Dengan kondisi demikian

perpustakaan sebagai pusat informasi seharusnya dapat memanfaatkan peluang

banjir informasi ini untuk lebih mengintensifkan peranannya sebagai penyedia

informasi bagi pemustaka.

B. Analisis

Menurut Mangkunegara dalam (Pergola Irianti ,2005), sebenarnya

pelayanan pustakawan identik dengan pribadi penjual jasa. Berdasarkan

falsafah penjual yang dikemukakan Mangkunegara tersebut, yaitu bagaimana

menjual dapat memberi kepuasan bagi kedua belah pihak, baik pihak pembeli

maupun bagi pihak penjual. Demikian halnya dengan pelayanan pustakawan ,

diperlukan upaya layanan yang dapat menimbulkan rasa puas bagi pengguna

maupun bagi dirinya sendiri. Selain perhatian terhadap pengguna perlu pula 4 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

dipikirkan bagaimana menciptakan hubungan baik dan berkelanjutan, dengan

demikian pustakawan akan memperoleh minimal dua keuntungan yaitu

perpustakaan menjadi terkenal dan citra sebagai pustakawan profesional lebih

terangkat.

Saat ini yang diperhatikan dari perpustakaan tidak hanya dari sisi

pustakawan saja melainkan dari sisi penggunaan perangkat teknologi informasi

yang pasti akan berpengaruh terhadap perilaku pemustaka dalam perpustakaan,

salah satu yang dapat diperhatikan dalam pengukuran perilaku tersebut secara

umum, pengukuran perubahan sikap pemustaka dapat dibedakan menjadi 2

metode yaitu :

1. Metode pelaporan diri (self report method)

Pada metode ini, individu (pemustaka) diminta untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh seorang pustakawan.

Bentuknya bisa berupa skala sikap (attitude scale) ataupun survei

pendapat (opinion polls).

2. Pengukuran tingkah laku

Pada metode ini untuk mengukur sikap pemustaka adalah dengan

motode observasi yaitu dengan melihat secara langsung tingkah

laku yang dilakukan pemustaka dalam menghadapi suatu objek.

Sebagai contoh, sikap pemustaka terhadap fasilitas internet (ruang

audio visual yang ada di Perpustakaan UAJY) dengan cara

mengobservasi apakah setiap mencari sumber informasi

diperpustakaan pemustaka datang ke perpustakaan untuk

menggunakan fasilitas internet tersebut secara tepat dan cepat

sesuai dengan rujukan sumber informasi.

B.1. Pergeseran Pelayanan di Perpustakaan

Menurut (Stuart,2002), saat ini pergeseran layanan informasi pada

perpustakaan yang berakibat pada perubahan pola kerja dan orientasi institusi

yang bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan seperti perpustakaan dapat dilihat

dalam bagan sebagai berikut :5 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

INFORMATION

PARADIGM SHIFT

Resources

Services

Users

(Stuart, Robert : Library and Information Center Management,2002)

Bagan di atas menekankan pada tiga hal fundamental dalam sebuah institusi

perpustakaan atau pusat informasi yakni:

a. Resources / sumber daya

Ada perubahan dan pergeseran dalam pemanfaatan sumber daya.

Apabila pada awalnya sumber daya hanya dimiliki dan dimanfaatkan

sendiri dan media yang digunakan sangat terbatas, maka pada saat ini

sumber daya harus dipikirkan untuk dapat di-sharing dalam wadah yang

lebih luas dan berorientasi pada pemanfaatan multiple media atau berbagai

ragam media. Hal ini penting karena ada keterbatasan pada tiap-tiap

organisasi/institusi perpustakaan dalam menyediakan sumber dayanya.

Untuk itu mau tidak mau perpustakaan harus dapat meningkatkan

kerjasama baik melalui forum-forum kerjasama maupun hubungan secara

langsung. Hal lain tentunya perpustakaan harus dapat memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi yang memudahkan perpustakaan untuk

melakukan sharing informasi melalui apa yang disebut sebagai virtual

library.

b. Services / Layanan

Cara pelayanan dalam bidang informasi atau perpustakaan ini juga

mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan jaman. Pelayanan tidak lagi

hanya hanya berorientasi pada pelayanan di dalam saja (internal) tetapi

harus mempunyai pandangan yang lebih universal bagi akses informasi,

6 |

OWN COLLECTIONSONE MEDIUM

VIRTUAL LIBRARYMULTIPLE MEDIA

WAREHOUSE SUPERMARKET

WAIT FOR USERS STAFF AUTHORITY

PROMOTE USE USER EMPOWERMENT

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

kolaborasi, dan sharing sumberdaya dan layanan. Konsep cara

pelayanannya pun sudah harus lebih bervariasi seperti halnya supermarket,

bahkan mungkin hypermarket. Perpustakaan dan pusat informasi

diharuskan dapat memberikan berbagai pelayanan yang dibutuhkan oleh

pengguna yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Seperti layaknya

supermarket, maka perpustakaan atau pusat informasi yang dapat

memberikan pelayanan lebih bervariasi, murah dan cepat akan memuaskan

pengguna dan mendatangkan pengguna lebih banyak lagi.

c.Users / Pengguna

Perlakuan terhadap pengguna dan perilaku tenaga

perpustakaan/pusat informasi juga hendaknya mengalami perubahan.

Sudah saatnya staf perpustakaan tidak hanya sebagai “penjaga buku” atau

koleksi dan menunggu datangnya pengguna tanpa melakukan usaha

apapun untuk mendatangkan pengguna. Sudah saatnya perpustakaan

melakukan promosi dan memberikan gambaran-gambaran kepada

pengguna mengenai bagaimana perpustakaan dapat menjawab kebutuhan

informasi mereka. Pengguna juga perlu diberdayagunakan, dididik dan

dimanfaatkan untuk perkembangan perpustakaan. Perpustakaan perlu lebih

terbuka terhadap kemauan dan keinginan pengguna serta dapat

memberikan pengetahuan mengenai pemanfaatan perpustakaan

semaksimal mungkin.

B.2. Pendekatan Psikologis Dalam Peningkatan Pelayanan Perpustakaan

Menjadi seorang pustakawan yang profesional bukanlah sesuatu yang

mudah. Kita sebagai pustakawan dilahirkan tidak dengan menyandang predikat

profesional. Oleh karena itu kita (pustakawan) semua ingin sukses dalam berkarier

atau bekerja. Kita perlu ketekunan dan terus-menerus bekerja keras untuk dapat

berhasil atau sukses dalam bekerja.

Untuk mengembangkan layanan perpustakaan dituntut adanya sikap

profesional dari petugas perpustakaan atau pustakawan. Tanpa sikap profesional

bagaimanapun modern, lengkap dan canggihnya perpustakaan tersebut akan 7 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

kurang berarti. Sehingga perlu dikembangkan dengan baik upaya-upaya

peningkatan profesionalitas pustakawan dalam rangka peningkatan layanan

perpustakaan.

Membangun Diri Sendiri

Ada beberapa hal yang perlu ditanamkan diri sebagai seorang pustakawan

dalam membangun dirinya sendiri, antara lain :

1. Bangga menjadi seorang pustakawan.

2. Berkomitmen pada karier atau pekerjaan yang dijalani.

3. Mampu berkerjasama dengan temen sekerja maupun dengan orang lain.

4. Tetap semangat dan optimis untuk melayani kepada pengguna/pemustaka

5. Sabar, ramah dan elegan kepada pengguna/pemustaka

Beberapa hal diatas perlu disadari bahwa seorang pustakawan tidak dapat

bekerja sendiri ,kita ini sebagai tim kerja (team work) mengingat ada beberapa

sisi yang selama ini masuk kategori “negatif” seorang pustakawan. Padahal sisi

belum tentu negative kadang yang terlihat memiliki sisi kemampuan “lebih” yang

harus terus dikembangkan oleh seorang pustakawan.

C. Konsep Pengembangan Teknologi Informasi di Perpustakaan

1. Konsep Perpustakaan “Hybrid”

Sebetulnya ketika orang berbicara mengenai penerapan teknologi dalam

perpustakaan atau khususnya layanan perpustakaan orang akan berbicara juga

mengenai transformasi perpustakaan tradisional menuju perpustakaan digital,

perpustakaan elektronik, atau perpustakaan virtual. Namun berdasarkan

pengamatan penulis dari sekian banyak konsep yang berkembang tersebut

sebetulnya saat ini konsep yang berkembang cukup pas dan mungkin dalam

beberapa dasawarsa ke depan masih relevan adalah apa yang dinamakan dengan

Perpustakaan Hybrid.

Pengertian perpustakaan Hybrid ini sendiri adalah seperti yang dikemukakan

oleh Angelina Hutton dalam the Hybrid Library.8 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

“ A hybrid library is a library where ‘new’ electronic information resources and ‘traditional’ hardcopy resources co-exist and are brought together in an integrated information service, accessed via electronic gateways available both on-site, like a traditional library, and remotely via the Internet or local, computer networks”(http://hylife.unn.ac.uk/toolkit.The hybrid library.html diakses tgl 6 maret 2014)

Atau seperti yang disampaikan Sephen Pinfiel:

“ A hybrid library is not just traditional library (only) containing paper-based resources) or just a virtual library (only containing electronic resources), but somewhere between the two. It is a library which brings together a range of different information sources, printed and electronic, local and remote, in a seamless way”(http://www.ariadne.ac.uk/issue18/main/ diakses tanggal 6 maret 2014)

Sebenarnya apabila dilihat, perpustakaan perguruan tinggi saat ini secara

tidak sadar dan langsung telah mengembangkan sebuah konsep perpustakaan ini.

Hanya saja hal itu masih kurang terasa dan terlihat berdiri sendiri-sendiri. Konsep

perpustakaan hybrid ini tidak bisa dipisahkan. Artinya antara pengembangan

resources dalam bentuk “tradisional” juga harus seimbang dan dipadukan dengan

pengembangan resources “digital/elektronik”. Dalam beberapa sumber disebutkan

bahwa perpustakaan harus dapat memadukan antara sumber-sumber yang berupa

buku dengan sumber-sumber yang dapat diakses secara elektronik/digital.

Perpustakaan harus mengembangkan sebuah konsep layanan informasi yang

terintegrasi.

Jadi dalam perpustakaan hybrid ini, pengguna selain memanfaatkan

koleksi yang tercetak juga dapat memanfaatkan koleksi yang dapat diakses secara

elektronik atau virtual, baik melalui jaringan lokal maupun jaringan internet. Ada

sinergitas antara koleksi tercetak dengan elektronik atau virtual, artinya konsep

tradisional dan elektronik kedudukannya saling melengkapi satu dengan lainnya,

tidak terpisah dan terintegrasi. Perpustakaan perguruan tinggi ke depan harus

dapat menerapkan konsep perpustakaan hybrid ini secara lebih “benar” sehingga

pengembangan perpustakaan lebih terarah dan tidak berdiri sendiri-sendiri dan

terkesan hanya mengikuti trend belaka. Hal lain adalah perubahan paradigma

informasi seperti yang disampaikan Stuert, akan dapat dijaga dengan penerapan

yang benar terhadap apa yang dinamakan perpustakaan hybrid ini.9 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

2. Konsep Perpustakaan “Mobile”

Saat ini, keberadaan teknologi informasi telah mengubah perilaku

pemustaka dalam mencari dan memilih informasi yang dibutuhkan. Pemustaka

membutuhkan kecepatan dan ketepatan akses informasi di mana dan kapan saja

melalui perangkat teknologi informasi yang merka miliki. Perpustakaan ditantang

untuk mampu menyediakan informasi yang dapat diakses pemustaka yang salah

satunya melalui ponsel/handphone. Menurut (Murphy,2010), smart-phone,ponsel

dan teknologi mobile laninnya menjadi sesuatu yang umum dan pertama-tama

digunakan orang saat mencari informasi.

Perpustakaan perlu mengantisipasi kondisi yang demikian antara lain

dengan menyediakan layanan mobile web sehingga pengguna dapat mengakses

informasi melalui ponsel. Menurut (Kroski,2008), fasiltias layanan yang dapat

diberikan perpustakaan melalui mobile web antara lain adalah situs perpustakaan

mobile dan mobile OPACs (MOPACs), koleksi mobile, petunjuk perpustakaan

mobile, pangkalan data mobile, mobile audio tours, layanan penyampaian pesan,

layanan rujukan mobile, dan sirkulasi perpustakaan mobile.contoh tampilan perpustakaan mobile web

http://www.lib.ncsu.edu/

10 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

KESIMPULAN

Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini semakin

memudahkan para pemustaka untuk mendapatkan informasi, memudahkan

perpustakaan dalam menunjang operasional perpustakaan. Para pemustaka dapat

mengakses informasi dari perpustakaan kapan saja dan di mana saja, sehingga

informasi dapat tersampaikan tanpa henti. Salah satu tantangan bagi

perpustakaan adalah memflter banyaknya informasi yang beredar, yang harus

tersampaikan secara tepat kepada pemustakanya sehingga nilai efisien dan

efektif dapat tercapai.

Perpustakaan perguruan tinggi ke depan pada intinya harus dapat

menjawab tantangan perubahan paradigma informasi. Perpustakaan harus dapat

memberikan ruang akses yang lebih baik kepada sumber dayanya, penggunanya,

dan layanannya. Perpustakaan juga perlu kembali mencermati kendala-kendala

yang ada sehingga ke depan dapat mengatasi berbagai kendala dengan baik.

Sudah saatnya bagi perpustakaan untuk memfokuskan diri pada mutu pelayanan

dengan melibatkan pustakawan secara lebih aktif

Jadi akan lebih baik peran pustakawan dapat benar-benar dibutuhkan

sebagai pembendung dan penyaring informasi yang terkait, tentu dalam hal ini

pustkawan era modern dituntut benar-benar menguasai medan, baik secara skill

kreatif, individual, dan organisasi antar pustakawan.

11 |

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI di PERPUSTAKAAN TERHADAP PERILAKU PEMUSTAKA 2014

DAFTAR PUSTAKA

Hutton, Angelina, 2001. The Hybrid Library http://hylife.unn.ac.uk./toolkit/The hybrid library.html. diunduh tanggal 6 maret 2014

Irianti, Pergola, Memahami Perilaku Pengguna, h ttp://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/pirianti3.pdf diunduh tgl 6 maret 2014

Kroski, E.2008. Library mobile initiatives.Libr. Tech. Report, July :33-38Lutviah. 2011. Pengukuran Tingkat Literasi Media Berbasis Individual

Competence Framework : Studi Kasus Mahasiswa Universitas Paramadina

Ma’in, Abdul M,.2008”Teknologi Informasi dalam Sistem Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi”,IAIN Sunan Ampel Surabaya

Murphy,J.2010”Using mobile device for research smartphones, databases and libraries, Online” J. May/Jun:14-18

Nursalam, Toha (1996)”Psikologi Perpustakaan”: Universitas Terbuka, Jakarta

Pinfiel, Stephen,(..). The Hybrid Library http://www.ariadne.ac.uk/issue18/main , diunduh tgl 6 maret 2014

Stuart, Robert D. and Barbara B. Moran. 2002. Library and Information Center Management. 6th edition. Greenwood Village, Colorado: Libraries Unlimited.

Surachman, Arif (…)Perpustakaan Perguruan Tinggi menghadpi Perubahan

Paradigma Informasi, http:// arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/permasdep.doc diunduh tgl 11 maret 2014

Syaikhu HS, akhmad,2010 . Perpustakaan mobile (M-Libraries) , Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol.19, Nomor 2,2010, http:// http://www.academia.edu/1045475/Perpustakaan_mobile_M-Libraries diunduh tgl 8 11 maret 2014

….., “Ini profil pengguna internet Indonesia saat ini”http://www.merdeka.com/teknologi/ini-profil-pengguna-internet-indonesia-saat-ini.html diunduh tgl 6 maret 2014

12 |