14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman merupakan salah satu tempat yang memiliki aspek estetika, keindahan sebagai khas tersendiri. Keberadaan taman sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Disetiap wilayah baik kota, negara memiliki tempat yang dijadikan panorama keindahan dan cirri khas suatu wilayah. Hampir seluruh negara memiliki taman yang memiliki cirri khas dan keindahan yang sangat menarik pengunjung dan menjadi aset bagi negaranya. Taman bukan merupakan hal baru bagi masyarakat. Keberadaan taman sudah ada sejak dahulu, yang dipolopori oleh negara-negara eropa dan amerika pada zaman klasik. Banyak negara-negara dibenua eropa dan amerika yang menjadikan taman sebagai bagian dari negaranya dan memiliki perbedaan cirri khas tertentu bagi setiap negara dibenua tersebut. Salah satu negara yang telah menjadikan taman sebagai cirri khas negaranya yaitu Yunani. Negara yunani zaman kuno/klasik merupakan negara yang sangat terkenal keberadabannya seperti keberadaan seni padung, dewa-dewa, dan filsafat kuno dan lain-lain. Selain itu, negara yunani pada zaman klasik juga sangat terkenal dengan keindahan taman. Berdasarkan uraian PAL| 1

Arsitektur yunani

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman merupakan salah satu tempat yang memiliki

aspek estetika, keindahan sebagai khas tersendiri.

Keberadaan taman sangat penting dan sangat dibutuhkan

oleh masyarakat. Disetiap wilayah baik kota, negara

memiliki tempat yang dijadikan panorama keindahan dan

cirri khas suatu wilayah. Hampir seluruh negara memiliki

taman yang memiliki cirri khas dan keindahan yang sangat

menarik pengunjung dan menjadi aset bagi negaranya.

Taman bukan merupakan hal baru bagi masyarakat.

Keberadaan taman sudah ada sejak dahulu, yang dipolopori

oleh negara-negara eropa dan amerika pada zaman klasik.

Banyak negara-negara dibenua eropa dan amerika yang

menjadikan taman sebagai bagian dari negaranya dan

memiliki perbedaan cirri khas tertentu bagi setiap negara

dibenua tersebut. Salah satu negara yang telah menjadikan

taman sebagai cirri khas negaranya yaitu Yunani.

Negara yunani zaman kuno/klasik merupakan negara

yang sangat terkenal keberadabannya seperti keberadaan

seni padung, dewa-dewa, dan filsafat kuno dan lain-lain.

Selain itu, negara yunani pada zaman klasik juga sangat

terkenal dengan keindahan taman. Berdasarkan uraian

PAL| 1

tersebut, untuk menjelaskan lebih jauh tentang

perkembangan taman Yunani klasik maka dibahas dalam

makalah ini pada bab selanjutnya.

B. Tujuan dan Manfaat

Untuk mencapai keberhasilan penulisan ini, maka ada

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yaituUntuk

mengetahui bentuk-bentuk taman dan ciri khas taman Yunani

pada zaman klasik. Sedangkan manfaantnya dapat dijadikan

bahan bacaan dan informasi bagi setiap mahasisawa dalam

mempelajari taman Yunani. Selain itu, sebagai salah satu

syarat keberhasilan tugas dalam bentuk hardcopy pada mata

kuliah in

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Taman Menurut Sejarahnya

Kata “Garden” dalam bahasa Ibrani dapat ditelusuri dari

dua kata yakni “Gan” dan Oden atau Eden”. Kata Gan

mempunyai arti pertahanan atau pagar, sedangkan kata Eden

memiliki makna bersukaria atau bersenang-senang. Kata

Garden diartikan sebagai suatu tempat yang terbatas yang

dimanfaatkan sebagai tempat untuk bersenang-senang.

Istilah “Garden” atau “Taman” mengawali dalam

pembahasan sejarah perkembangan Arsitektur Lansekap.

PAL| 2

Karena istilah tersebut mempunyai makna yang penting

untuk mengingatkan kembali asal usul istilah garden dalam

nilai psikologis dalam peradaban manusia.

Dalam sejarah ada dua nilai simbolis dapat ditarik dari

istilah garden atau taman.

1.      Melambangkan hubungan manusia dengan alam yang sudah

terjalin sejak jaman dahulu sebagai refleksi untuk

mendapatkan dunia yang diidam-idamkan.

2.      Garden atau taman merupakan karya seni yang

selanjutnya menjadi dasar bagi perancangan lansekap

saat ini.

Asal Muasal Lahirnya Konsepsi Taman

Lahirnya ide membuat taman dalam lingkungan kehidupan

manusia dimulai dari nenek moyang manusia hingga sekarang

ini. Mungkin asal usul lahir konsepsi taman bermula ada

dalam mithologi, kepercayaan dan ajaran agama. Di dalam

agama seperti Islam, Kristen dan agama lainnya sering

disebut-sebut mengenai kebahagiaan hidup setelah dunia

kiamat, yang disebut dengan sorga yang penuh dengan

kenikmatan.

B. Ciri Khas Arsitektur Yunani klasik

PAL| 3

Sejarah bangsa Yunani kuno sangat sedikit

memperlihatkan kaitannya dengan taman. Hal ini terlihat

pada kesederhanaan tempat tinggalnya dibandingkan dengan

tempat-tempat pertemuan social seperti Agora, Gymnasium,

Theater dan hutan-hutan

tempat mengheningkan

cipta.

Taman-taman ditekankan

pada nilai social yang

padahakekatnya hamper

sama dengan konsepsi

taman dalam rumah tinggal bangsa Yunani.

Masyarakat Yunani cinta pada keindahan (seni) yang

tidak mengarah pada hal-hal yang berlebihan (penuh

penahanan diri dan prestasi). Karya seni yang penuh

penahanan diri tersebut menghasilkan “keseimbangan” yang

sempurna serta “keutuhan” yang seterusnya disebut sebagai

“klasik”. Karya seni diperuntukkan bagi persembahan pada

dewa-dewanya.

Paham tentang seni dan arsitektur adalah :

Kepolosa

Keanggunan

Kegunaan

Karakter Arsitektur

PAL| 4

1. Arsitektur Aegea ( 3000 – 1100 BC).

Arsitektur di pulau Kreta dan Mikena serta pulau

lain disekitarnya berbeda dengan karakter arsitektur di

daratan Yunani. Penduduk kepulauan tersebut berasal dari

Asia Kecil yang berimigrasi ke pulau Kreta dan sekitarnya

serta membawa budaya asalnya.

Bangunan rumah tinggal menggunakan atap datar yang

merupakan typical daerah timur, sedangkan cahaya

dimasukkan melalui celah-celah lubang atap. Ruang

menggunakan “Cella”, yaitu ruang yang keempat sisinya

tertutup (massif dengan satu sisi sebagai bukaan (pintu).

“Megaron” adalah unit rumah tinggal dengan fasilitas

sebagai berikut :

Berbentuk cella yang dilengkapi dengan

lobby/vestibule.

Entrance dan serambi depan yang mengarah kedalam.

Thelamus (ruang tidur) yang diletakkan dibagian

paling belakang.

Bahan bangunan :

Memakai batu pecah ataupun batu gamping/gibs yang

dikeraskan untuk lapisan lantai.

Bata yang dikeringkan untuk dinding

Atap memakai kayu.

2. Arsitektur Yunani Daratan (650 – 30 BC)

PAL| 5

Ada dua phase peradaban Yunani Daratan, yaitu :

1) Phase Hellenic

2) Phase Hellenistic

Phase Hellenic (650 – 323 BC)

Karakter masyarakatnya sangat menjunjung tinggi

kepercayaan dan seni, sehingga kuil menjadi bagian

yang terpenting. Pada mulanya kuil mengambil bentuk

dasar dari Megaron selanjutnya dikembangkan.

Konstruksi utama memakai system kolom (tiang) dan

balok (gelagar).

Bentuk-bentuk dari konstruksi kayu ditiru pada bahan

yang lain yaitu marmer “Carpentry in marble” mulai

tahun 600 BC.

Dinding memakai bata yang dikeringkan atau dengan

terakota.

Penyelesaian eksterior lebih dipentingkan karena

masyarakat Yunani berkosentrasi pada elemen yang

cocok dengan iklim serta masyarakat pemakainya

(masyarakat Yunani senang dengan udara terbuka)

terutama Kuil dan Agora.

Hubungan dengan dewanya terjadi di udara terbuka

dengan angin yang berhembus sepoi melalui

“Collonade” yaitu barisan tiang yang menopang atap

pada serambi memanjang serta “Portico” yaitu barisan

PAL| 6

tiang penopang atap pada serambi depan (memendek),

sebagai ucapan selamat datang dengan permainan

bayangan gelap terang oleh tiang (kolom) gaya Doric

yang tertimpa sinar matahari.

Phase Hellenistic (323 – 30 BC)

Pada tahun 480 BC Persia menghancurkan Yunani,

Akropolis kota diatas bukit sebagai kompleks

bangunan suci juga ikut hancur. Oleh Perikles

pemimpin Yunani, Athena dibangun kembali.

Pada phase ini banyak dibangun public building

(bangunan umum) yang berkembang sangat pesat,

bervariasi dan berkesan megah.

Banyak dibangun “Stoa” yaitu teras memanjang

bertiang banyak yang menghubungkan antara bangunan

yang satu dengan yang lainnya serta berfungsi

sebagai tempat untuk diskusi yang beratap agar

terhindar dari hujan dan terik matahari. Stoa

merupakan pasangan dari “Agora” yaitu tempat untuk

pertemuan umum di luar juga sekaligus sebagai pasar

bagi masyarakat Yunani (terutama di Athena).

C. Bangunan pada masa Yunani

1) Propilae di Akropolis Athena

PAL| 7

Propilae di Akropolis Athena Merupakan gerbang ke

tempat-tempat suci di Akropolis dan sekaligus juga

sebagai tempat pagelaran seni dan tempat

pertemuan umum. Gayanya mengandung

campuran antara tiang corak Doric dan

Ionic yang terbuat dari batu pualam

setempat yang diambil dari gunung Pentelikus di dekat

Athena. Pualam ini berubah warna menurut perubahan cahaya

matahari dari warna emas dan coklat ke merah jambu

kelabu.

2) Agora

Agora merupakan tempat umum yang

dipakai untuk tempat berkumpulnya

masyarakat kota, semacam alun-alun

yang berfungsi sebagai pasar.

3) Stoa

Suatu bangunan memanjang (teras) dengan banyak tiang

yang fungsinya untuk tempat masyarakat umum berteduh dari

hujan ataupun panas, merupakan pasangan agora yang

terbuka juga untuk menghubungkan antar bangunan.

Akropolis. Komplek bangunan

PAL| 8

suci yang terletak di puncak/ tempat tertinggi di Athena,

paling atas dipakai sebagai kuil/ tempat tinggal dewa-

dewi yunani.

4). Theater

Merupakan bangunan terbuka setengah lingkaran yang

menempel pada lereng-lereng gunung (karena belum ada

teknologi untuk penyelesaian konstruksi

yang berdiri sendiri dengan skala besar),

dengan batu cadas yang dibuat berundak-

undak sebagai tempat duduk, dan berakhir

pada stage yang digunakan sebagai area

persembahan yang berbentuk lingkaran.

Fungsi bangunan tersebut adalah untuk persembahan drama

tari dan nyanyi bagi dewa Dionisious (Dewa Seni). Agar

suaranya dapat didengar oleh seluruh warga yang menjalani

upacara persembahan tersebut, maka dengan membentuk area

PAL| 9

seperti gentong (sistem akustiknya), persoalan suara

dapat diatasi.

5). Order Langga

Ada beberapa langgam yang dapat dikenali pada

arsitektur Yunani (dari masa

kebudayaan Aegea sampai dengan

Hellenistik), yaitu: Langgam

Doric

Merupakan langgam yang berasal

dari daerah Doria, merupakan kepala tiang tanpa hiasan

(polos), lengkung sederhana dan tanpa alas pada dasar

tiangnya, sehingga langsung menempel pada lantai.

6). Langgam Ionic

Merupakan langgam yang berasal dari pesisir yaitu

ionia, kepala

tiangnya

mengambil

bentuk noctilus

(kerang besar).

Bentuknya

melingkar pada kedua sisinya, sedangkan pada dasar tiang

memakai alas.

PAL| 10

7). Langgam Corinthian

Merupakan langgam dari daerah pegunungan mengambil

alih bentuk-bentuk alam (flora) daun Achantus. Pada dasar

tiang menggunakan alas, bertumpu pada lantaiberundak.

8). Tholos di Delphi

Format Arsitektur umum

lainnya yang digunakan dalam

arsitektur Yunani adalah tholos,

suatu struktur lingkaran dimana

contoh yang terbaik adalah pada

Delphi (lihat gambar 1.3) dan tujuan religiusnya adalah

melayani pemuja kuil, propylon atau serambi, yang

mengapit pintu masuk ke ruangan terbuka dan cagar alam

( contoh yang terbaik yang dikenal adalah pada Acropolis

Athens), dan stoa, suatu aula yang sempit panjang dengan

PAL| 11

suatu colonnade terbuka pada satu sisi yang digunakan

untuk mengatur barisan kolom kuil Yunani.

Dasar dari segiempat panjang atau kubus pada umumnya

diapit oleh colonnades ( baris kolom) pada bagian atas

baik dua maupun pada keempat sisinya. Ini adalah format

dari Parthenon. Sebagai alternatif, suatu bangunan

berbentuk kubus akan membuat suatu serambi bertiang-tiang

( atau pronaos dalam) istilah Yunani) sebagai pembentukan

pintu masuknya, seperti terlihat pada setiap Kuil untuk

semua dewa. Yunani memahami prinsip dari pekerjaan

menembok bangunan lengkung tetapi penggunaannya sangat

sedikit dalam bangunan Yunani dan bangunan Yunani tidak

meletakkan kubah pada atas bangunan mereka tetapi

mengatapi bangunan mereka dengan balok kayu yang ditutup

dengan terra cotta ( atau adakalanya batu pualam).

Ada dua gaya utama dalam Arsitektur Yunani, yaitu

Doric dan Ionik. Nama ini digunakan hanya untuk bangsa

Yunani sendiri. dan mencerminkan kepercayaan mereka pada

Ionic dan Doric dari zaman kegelapan, tetapi ini tidak

sepenuhnya benar. gaya Doric digunakan di tanah daratan

Yunani dan tersebar dari sana pada wilayah jajahan Yunani

di Italia. gaya Yang bersifat ionik digunakan di kota

besar Ionia ( sekarang pantai barat Turki) dan sebagian

dari pulau Aegean. Gaya Doric jadi lebih keras dan

PAL| 12

formal, yang bersifat ionik jadi lebih longgar dan

dekoratif.

BAB III

PENUTUP

Rangkuman

Kata Garden diartikan sebagai suatu tempat yang

terbatas yang dimanfaatkan sebagai tempat untuk

bersenang-senang. Sejarah bangsa Yunani kuno sangat

sedikit memperlihatkan kaitannya dengan taman. Hal ini

terlihat pada kesederhanaan tempat tinggalnya

dibandingkan dengan tempat-tempat pertemuan social

seperti Agora, Gymnasium, Theater dan hutan-hutan tempat

mengheningkan cipta.

Taman-taman ditekankan pada nilai social yang pada

hakekatnya hampir sama dengan konsepsi taman dalam rumah

tinggal bangsa Yunani. Masyarakat Yunani cinta pada

keindahan (seni) yang tidak mengarah pada hal-hal yang

berlebihan (penuh penahanan diri dan prestasi). Karya

seni yang penuh penahanan diri tersebut menghasilkan

“keseimbangan” yang sempurna serta “keutuhan” yang

seterusnya disebut sebagai “klasik”.

Arsitektur Taman Yunani kuno lebih bengak pada

bangunan bangunan yang dijadikan tempat pemujaan, dan

PAL| 13

tempat rahasia seperti bangunan kuil, teater dan lain-

lain. Pada zaman Yunani klasik tidak banyak menggambarkan

taman pada wilayah yang luas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012. Taman Yunani Klasik. Link:

http://architecturoby.blogspot.com/arsitektur-

yunani. Diakses pada tanggal 14 September 2014.

Makassar.

Anonim 2012. Karakteristik Taman Yunani.

Link:www.lanskap.Yunani.blogspot/com. Diakses

pada tanggal 14 september 2014. Makassar.

PAL| 14