Upload
pitt
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kementerian PPN/Bappenas Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
1
Disampaikan oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan
Rapat Koordinasi One Data One Map Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur
Derawan, 8 September, 2015
Aplikasi One Map Policy dalam Perencanaan, Pemanfaatan dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kementerian PPN/Bappenas
Kerangka Presentasi
Definisi OMPPeran OMP dalam mendukung penataan ruangPermasalahan dan pencapaian OMP (2014)Roadmap OMP
Kendala pencapaian target OMP
Penutup
2
Kementerian PPN/Bappenas
Definisi1. UU 4/2011: Informasi Geospasial:
Pasal 3: UU ini bertujuan untuk: …(c) mendorong penggunaan IG dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat
2. Perpres 27/2014: Jaringan Informasi Geospasial Nasional:• Informasi Geospasial (IG) …dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
• …pembuatan IG yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan Data Geospasial (DG); pengolahan, penyimpanan, pengamanan, penyebarluasan DG dan IG; dan penggunaan IG.
• Jaringan Informasi Geospasial adalah suatu sistem penyelenggaraan pengelolaan IG secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi, dan berkesinambungan serta berdayaguna.
• Simpul Jaringan adalah institusi yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran, dan penyebarluasan DG dan IG tertentu.
One map policy
One standard
One geodatabas
e
One geoportal
One reference system
3
Kementerian PPN/Bappenas
Peran: Integrasi Data Geospasial dalam Penataan Ruang
Datase t Region al
Datase t Sektor al
Konsep Pengembangan
Wilayah
Kebijakan Sektoral
Kebijakan Regional
Penataan Ruang
Perencanaan
Pemanfaatan
Pengendalian
4
Kementerian PPN/Bappenas
Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata Ruang
RTRW Nasional
RTRW Provinsi
RTRW Kab/Kota
PerencanaanPola
Ruang
Struktur Ruang
Permen PU No.15/2009 tentang Penyusunan RTRW ProvinsiPeta yang dibutuhkan untuk menyusun RTRW:a.peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta topografi skala 1:250.000 sebagai peta dasar
b.citra satelit untuk memperbaharui (update) peta dasar dan membuat peta tutupan lahan
c.peta batas wilayah administrasi
d.peta batas kawasan hutan
e.peta-peta masukan untuk analisis kebencanaan
f.peta-peta masukan untuk identifikasi potensi sumberdaya alam.
Data dan Informasi yang dibutuhkan untuk menyusun RTRW yaitu data: a. kependudukanb. sarana dan prasarana
wilayahc. pertumbuhan ekonomi
wilayahd. kemampuan keuangan
pembangunan daerahe. kelembagaan
pembangunan daerahf. kebijakan penataan
ruang terkait (RTRW provinsi yang sebelumnya, RTRW Nasional dan RTR Pulau terkait)
g. kebijakan pembangunan sektoral
h. peraturan perundang-undangan terkait.Dihasilkan oleh
berbagai instansi dengan standar yang
berbeda5
Kementerian PPN/Bappenas
Pemanfaatan Ruang Perencanaan Tata Ruang
RTRW Nasional
RTRW Provinsi
RTRW Kab/Kota
Pemanfaatan
Peta Pola Ruang
Peta Struktur Ruang
Mengacu
Indikasi Program Pola Ruang
Indikasi Program Struktur Ruang
Integrasi Data
GeospasialSampai dengan saat ini, data spasial hasil perencanaan belum seluruhnya terkumpul di dalam
satu database nasional 6
Kementerian PPN/Bappenas
Pemanfaatan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Perencanaan Tata Ruang
RTRW Nasional
RTRW Provinsi
RTRW Kab/Kota
Pengendalian Analisis
Peta Eksisti
ng
Peta Rencana Tata Ruang
Pemantauan Evaluasi
Pemantauan: Membandingkan pelaksanaan pemanfaatan ruang eksisting dengan rencana tata ruang
Evaluasi: Mengarahkan kembali kondisi eksisting dengan rencana tata ruang
Sesuai/tidak sesuai dengan RTRDiperlukan database hasil
analisis dalam satu sistem yang terintegrasi: • hasil analisis dapat
digunakan oleh berbagai pihak,
• pemantauan dan evaluasi dapat dilaksanakan secara realtime dari pusat ke daerah dan sebaliknya
7
Kementerian PPN/Bappenas
Kondisi ideal penunjang PRKondisi ideal:
sistem Informasi Geospasial
Terintegrasi dikump
ulk
an
dikumpulk
an
dikumpulk
an
dikumpulkan
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Kondisi saat ini:K/L/Pemda membuat data dan informasinya masing-masing sehingga terjadi:• Pulau-pulau informasi• Duplikasi informasi• Duplikasi alokasi sumberdaya
• Sulit untuk menciptakan pertambahan nilai informasi secara terintegrasi dalam satu sistemSumber: Badan Informasi Geospasial, 2015
8
Kementerian PPN/Bappenas
Ringkasan permasalahan OMP
• K/L/Pemda menggunakan peta masing-masing;
• Beban biaya tinggi bagi masing-masing K/L/Pemda dan bagi nasional.
Institusional
• Masing-masing K/L/Pemda memiiki format, struktur data dan skala peta yang berbeda-beda;
• Tidak menerapkan standar nasional.
Teknis
• Pemecahan masalah dilakukan secara ad-hoc, sesuai kebutuhan mendesak;
• Tidak ada upaya terstruktur untuk membenahi keragaman peta;
• Sulit mengambil keputusan bersama.
Koordinasi
Sumber: Kemenko Perekonomian, 20159
Kementerian PPN/Bappenas
Identifikasi permasalahan (2009-2010 di 8 provinsi*)
delineasi pola ruang/zonasi yang tumpang tindih melibatkan lebih dari 1 tematik di ruang yang sama
6 juta hektar tumpang tindih lahan/area, misalnya antara kawasan hutan dengan kawasan pertambangan, kawasan hutan dengan perkebunan.sejumlah lokasi proyek infrastruktur terletak pada zona terlarang, misalnya berada pada kawasan hutan lindung, garis sepadan pantai, lahan pertanian abadi (LP2B), kawasan lindung.
Sumber: Kemenko Perekonomian, 2015
*8 provinsi: Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kelimantan Selatan, dan Kalimantan Timur
10
Kementerian PPN/Bappenas
Konflik pemanfaatan ruang di berbagai sektor:1.Kehutanan2.Pertambangan3.Pertanian/Perkebunan4.Transmigrasi 5.Hak dan Status Tanah (BPN)
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
(X
%[
PA LUJA M B I
M E D A N
AM B O N
PA D A N G
M A N A D O
KU P A N G
SE R A N G
M A M U JU
SO R O N G
KE N D A R I
SO F IF I
M A TA R A M
BA N D U N G
BE N G K U LU
M A K A SS A R
JA Y A P U R A
SU R A B A Y A
SE M A R A N G
D E N P A S A R
PA LE M B A N G
PE K A N BA R U
SA M A R IN D A
PO N TIA N A K G O R O N TA LO
YO G Y A K A R TA
BA N D A AC E H
BA N JA R M A S IN
PA LA N G K A R A YAPA N G K AL P IN A N G
BA N D A R LA M P U N G
TA N JU N G P IN A N G
JA K A R TA
Terhadap P erkebunan N egara (PN ), Skala 100 G angguan
Terhadap P erkebunan B esar Sw asta (PBS), Skala 50 G angguan
PERKEBUNAN
KAWASAN HUTAN vs KAWASAN NON HUTAN1
2 KONFLIK PERTAMBANGAN
3
TRANSMIGRASI
HAK DAN STATUS TANAH (BPN)
4
5
Sumber: Hasil Analisis Tim Teknis Stocktaking BKPRN, 2009
11
Kementerian PPN/Bappenas
Upaya penanganan masalah (sampai dengan 2014)
Pelaksanaan stocktaking di 8 provinsi (2009-2010):• memetakan konflik dan melakukan sinkronisasi pemanfaatan ruang dan potensi pemanfaatan lahan per sektor
Penerapan Inpres No. 10/2011*:• sinkronisasi data spasial antara perizinan bidang kehutanan, HGU/Hak Pakai, hutan alam primer, dan lahan gambut sebelum dilanjutkan proses perizinan baru
• Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru pada 13 Mei 2014 (PPIB versi VI) *Inpres No.10/2011 tentang Penundaan pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan
alam primer dan lahan gambut
Sumber: Kemenko Perekonomian, 201512
Kementerian PPN/Bappenas
Hasil analisis menggunakan peta yang dihasilkan berbagai K/L/PemdaKalimantan Tengah
(2009) Hasil analisis:Kawasan Hutan vs Kawasan Perkebunan: 4 juta hektar(dlm proses perolehan dan sudah bersertifikat HGU)
Kawasan Hutan Produksi (HP) yang sudah diajukan proses HGU untuk Kawasan Perkebunan: 2 juta hektar.
Kawasan Hutan (HPT, HP dan HPK) terdapat Kawasan Perkebunan yang sudah bersertifikat HGU: 340.868 hektar
Sumber: Hasil Analisis Tim Teknis Stocktaking BKPRN, 2009
Dengan OMP: •Analisis dapat dilakukan lebih cepat;
•Konflik pemanfaatan ruang dapat dicegah sejak pemberian izin yang terintegrasi dalam satu peta.
13
Kementerian PPN/Bappenas
20152017
2018 Paralel
2018Parale
l
>2019Badan Informasi Geospasial (BIG) menyelesaikan Peta Dasar RBI berskala 1: 50.000 untuk Kalimantan
K/L/Pemda menyelesaikan pemetaan informasi tematik pada Peta Dasar RBI 1: 50.000
Penyelesaian masalah proyek strategis menggunakankompilasi informasi tematik pada peta dasar RBI 1:50.000
Sinkronisasi data pemanfaatan ruang (yang berstatus) danpotensi pemanfaatan lahan pada peta RBI 1: 50.000
Roadmap OMP (2015-2019)
Sumber: Kemenko Perekonomian, 2015
OMP untuk penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan nas/prov/kab
1 2 3 4 OMPFinalisasi RBI 1:50.00
0
Pemetaan
Informasi
Tematik
Sinkronisasi Peta Tematik
Fasilitasi Debottlenecking
Peran pentin
g Pemda
Pemanfaatan data oleh Pemda
14
Kementerian PPN/Bappenas
Sumber: Kemenko Perekonomian, 2015
Rincian Roadmap OMPKelompok A: Peta Status(K/L/Pemprov)Regulasi Pengguna Ruang1. SK Penetapan
Kawasan Hutan (tata Batas)
2. IUPHHK3. Hak Atas
Tanah (HGU, dll)
4. RZWP3K5. KEK6. Kawasan
Industri7. IUP/KP8. Rencana
Wilayah Pertahanan
Dokumen Rencana Tata Ruang 9. Perda RTRW
Kab/Kota10.Perda RTRW
Provinsi11.Perpres RTR
KSNPerijinan Daerah12. Ijin Lokasi13. Hak Ulayat
Kelompok B: Peta Potensi (K/L)Infrastruktur dan Utilitas1. Pelabuhan2. Bandar Udara3. Jaringan Jalan dan Kereta Api4. Utility network (pipa gas, air
minum, SUTET)5. Pembangkit Listrik6. Persampahan7. Bendungan dan IrigasiPotensi Kawasan8. Kawasan Bentang Alam Karst
(KBAK)9. Potensi Minerba dan migas (WKP)10.Lahan Baku Sawah11.Penggunaan Lahan12.Rawan Bencana Geologi13.Kependudukan14.Satuan Ruang Kawasan Cagar
BudayaData Lingkungan 15.Curah Hujan16.DAS17.Struktur Geologi/ Jenis Batuan18.Air Tanah19.Jenis, dan Struktur Tanah20.Tutupan lahan21.Lingkungan Laut
Kompilasi peta
tematik (status dan potensi) diatas peta RBI 1: 50.000OMP sebagai dasar pengambilan keputusan,
pemantauan dan evaluasi kebijakan nasional dan daerah
Peta RBI Skala 1:50.000
2015
2017
2019
KOMPIL
ASI
SINK
RONI
SASI/P
ENYELE
SAIAN
KONFLI
K ANTA
R DATA
Peran
pemprov
15
Kementerian PPN/Bappenas
Pengembangan Simpul Jaringan Menuju OMP
Pengembangan IGdi 600an simpul
jaringanDukungan penyediaan:• Anggaran• Protokol nasional pendukung keamanan server IG
Penyediaan perangkat keras dan lunak di setiap simpul untuk
integrasi peta tematik
Pelatihan SDM di setiap simpul untuk integrasi peta tematik ke dalam simpul OMP
Penyediaan peta dasar dengan skala ketelitian 1:25.000/1:50.000
dan citra satelit resolusi 1m – 10m
16
Kementerian PPN/Bappenas
Kendala OMP untuk PR (2015)
1• Pendanaan dan kualitas SDM kurang untuk penyeragaman IGT K/L/Pemda
2• IGD (RBI 2003) belum dimutakhirkan dan skala kecil (1: 250.000)
3• IGT masih perlu dikoreksi, diperbarui, didetailkan skalanya ke skala 1:50.000
4• IGT batas administrasi belum seragam, belum mengakomodasi data pemekaran wilayah terkini dan masih bias darat
5• Provinsi/kab/kota belum seluruhnya menyusun RTRW dan RDTR sehingga IGT penataan ruang belum lengkap.
17
Kementerian PPN/Bappenas
Penutup, peran provinsi:
Penyediaan SDM;
Pemutakhiran dan perbaikan kualitas IGT lingkup provinsi ke skala 1:50.000 atau lebih besar;
Penyediaan perangkat keras dan lunak untuk mendukung simpul nasional dengan tingkat keamanan sesuai protokol yang akan disusun;
Memberikan masukan untuk konsep OMP;
Uji coba dan berbagi pengetahuan pemantauan dan evaluasi rencana secara sistematik dan realtime.
18
Kementerian PPN/Bappenas
Terima kasihSitus BKPRN: www.bkprn.orgSitus TRP: www.trp.or.idPortal TRP:
www.tataruangpertanahan.com
Pustaka virtual TRP: www.scribd.com/Tata Ruang dan Pertanahan
Milis TRP:http://groups.google.com/d/
forum/tata-ruang-dan pertanahan
Portal Geospasial: portal.ina-sdi.or.id
Email: [email protected]
19