21
ANALISIS KELAYAKAN USAHA KEBUN STRAWBERRY MK. EKONOMI TEKNIK Dosen : Ir. I Gst Ngurah Apriadi Aviantara, MT Oleh Kelompok 2 Pasek Made Sada Wedantara 1311305011 Nindi Widyasari 1311305013 Dewa Putu Yoga Gautama 1311305015 Bob Evan T. 1311305016 Ni Putu Ayu Purnamayanti 1311305018 Ida Ayu Inten Dwi Sulatri 1311305019 Budi Mustapa Husin Sagala 1311305021 Budi Dayus 1311305022 Johanes Paulus Djandon Jr. 1311305023 Prihandoni Widodo 1311305025 Verawati Aritonang 1011305020 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2014

ANALISIS KELAYAKAN USAHA KEBUN STRAWBERRY

  • Upload
    unud

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS KELAYAKAN USAHA KEBUN STRAWBERRYMK. EKONOMI TEKNIK

Dosen : Ir. I Gst Ngurah Apriadi Aviantara, MT

Oleh

Kelompok 2

Pasek Made Sada Wedantara 1311305011

Nindi Widyasari 1311305013

Dewa Putu Yoga Gautama 1311305015

Bob Evan T. 1311305016

Ni Putu Ayu Purnamayanti 1311305018

Ida Ayu Inten Dwi Sulatri 1311305019

Budi Mustapa Husin Sagala 1311305021

Budi Dayus 1311305022

Johanes Paulus Djandon Jr. 1311305023

Prihandoni Widodo 1311305025

Verawati Aritonang 1011305020

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala

limpahan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan Laporan Praktikum Mata Kuliah

Ekonomi Teknik ini dengan tepat waktu. Dalam penyusunan laporan ini, kami juga

menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ir. I Gst Ngurah Apriadi Aviantara, MT selaku

dosen pengajar mata kuliah Ekonomi Teknik.

Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan ini tentunya tidak

terlepas dari segala kekurangan maupun kelebihannya. Oleh karena itulah, kritik dan dan

saran yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan penyusunan laporan ini.

Bukit Jimbaran, 18 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..... ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….... 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….. 1

1.2 Tujuan Penelitian……………………………………………………………... 2

1.3 Metode Pengumpulan Data………………………………………………....... 2

1.4 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………….… 2

1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………... 3

BAB III ANALISIS EVALUASI………………………………………………………. 7

3.1 Metode Net Present Value (NPV)…………………………………………… 7

3.2 Metode Break Event Point (BEP)……………………………………………. 9

3.3 Metode Internal Rate of Return (IRR)……………………………………….. 10

3.4 Metode Payback Period (PBP)……………………………………………….. 13

3.5 Metode Benefit Cost Ratio (BCR)…………………………………………… 14

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………… 17

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………… 17

4.2 Saran………………………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Studi kelayakan di bidang pertanian khususnya dalam pengembangan kebun

strawberry merupakan suatu studi evaluasi investasi. Investasi merupakan kegiatan

menanamkan modal jangka panjang, yang diikuti dengan pengeluaran secara periodik

antara lain biaya operasional (operasional cost), biaya perawatan (maintenance cost),

dan biaya yang tidak dapat dihindarkan, selain itu investasi akan menghasilkan

sejumlah keuntungan dalam bentuk produk atau jasa atau penyewaan fasilitas.

Analisis kelayakan usaha kebun strawberry tersebut bertujuan untuk menentukan

layak atau tidak layaknya  lahan yang telah dirancang tersebut dapat dijalankan yang

dinilai dari segi analisis biaya ekonomi/keuangan. Hasil analisis kelayakan ekonomi

usaha tersebut menggambarkan  usaha yang akan dijalankan termasuk perkiraan laba

yang akan diperoleh dimasa depan. Pada prakteknya banyak sekali rencana bisnis

yang dalam penyajiannya hanya menitikberatkan pada aspek pasar dan keuangan

(Marselius, 2007).

Oleh sebab itu diperlukan analisis finansial,  dimana analisis tersebut

merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya-biaya dengan manfaat

(keuntungan) untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama

umur proyek. Pengkajian aspek ekonomi dan keuangan dapat memperhitungkan

berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun kemudian mengoperasikan

proyek (Sutojo, 1993).

Ardi  (2007) menambahkan bahwasanya maksud dan tujuan menganalisis

aspek keuangan dengan baik dari suatu studi kelayakan proyek adalah untuk

menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang

diharapkan dapat membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan guna

menghindari kerugian yang timbul akibat analisis keuangan yang tidak tepat. Oleh

sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan usaha kebun

strawberry dari aspek ekonomi dan keuangan.

1.2    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan rancangan usaha kebun

strawberry (Fragaria) di daerah Bedugul dari segi biaya ekonomi.

1.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam praktikum ini yaitu dengan menggunakan

metode wawancara langsung dengan pemilik usaha perkebunan Strawberry yang

bernama I Nyoman Suta (Pemilik Usaha Strawberry Stop).

1.4    Ruang Lingkup Penelitian

Analisis kelayakan usaha meliputi beberapa aspek yang sangat penting yaitu :

aspek lokasi, manajemen, ekonomi, keuangan, hukum dan lingkungan. Namun dalam

penelitian ini dibatasi pada analisis kelayakan kebun strawberry berdasarkan aspek

ekonomi dan keuangan. Untuk menjelaskan kelayakan usaha kebun strawberry dari

aspek ekonomi dan keuangan maka dilakukan perhitungan beberapa analisis sebagai

berikut :

-                               Analisis perhitungan Total Capital Investment /(TCI)

-                Analisis perhitungan biaya tetap dan biaya variable

-                Analisis perhitungan biaya produksi keseluruhan (Total Production

Cost)

-                Analisis metode evaluasi pabrik yaitu  Break event Point, NPV, Internal

rate  of  return, pay back periode, dan B/C ratio

1.5    Manfaat Penelitian

         Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

-                Untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha produksi strawberry sehingga

dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan secara lebih obyektif.

-                Dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kelancaran tugas dalam melakukan   

penilaian usaha produksi strawberry baru serta pengembangannya dimasa yang    

akan datang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Strawberry (Fragaria)

Strawberry adalah sebuah varietas stroberi yang paling banyak dikenal di

dunia. Seperti spesies lain dalam genus Fragaria (stroberi), buah ini berada dalam

keluarga Rosaceae. Secara umum buah ini bukanlah buah, melainkan buah palsu

artinya daging buahnya tidak berasal dari ovari tanaman (achenium) tapi dari bagian

bawah hypanthium yang berbentuk mangkok tempat ovari tanaman itu berada

(Wikipedia 2014)

Buah stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang berkembang, dan pada

kebanyakan spesies berubah menjadi merah ketika masak. Namanya berasal dari

bahasa Inggris kuno streawberige yang merupakan gabungan dari streaw atau "straw"

dan berige atau "berry". Alasan pemberian nama ini masih tidak jelas. Beberapa

spesies Lepidoptera mengambil sumber makanannya dari tumbuhan stroberi,

menjadikan spesies ini hama utama tanaman stroberi.

Kedudukan tanaman strawberry dalam taksonomi tumbuhan menurut

Plantamor (2008) adalah sebagai berikut :

Kingdom            : Plantae

Divisio                : Magnoliophyta   

Kelas                  : Magnoliopsida   

Ordo                   : Rosales

Familia               : Rosaaceae   

Upafamili : Rosoideae

Genus                 : Fragaria

Spesies               : F. × ananassa

Sektor usaha perkebunan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang

melalui usaha perkebunan rakyat. Salah satu komoditas perkebunan yang dapat

dikembangkan melalui kemitraan usaha tersebut adalah strawberry. Strawberry

merupakan salah satu komoditi andalan sub sektor perkebunan, karena peranannya

yang cukup menonjol sebagai sumber pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan

perolehan devisa. Rata-rata produksi tanaman strawberry adalah (1 kuintal

strawberry/ha/hari), Bila dikelola secara intensif, produksinya bisa mencapai 2-3

kuintal/ha/hari dengan rendemen sekitar 18%. Umumnya tanaman ini dapat dipanen

setelah tiga bulan, dan bisa dipanen lagi setiap harinya setelah panen pertama.

2.2  Analisis Kelayakan Usaha Strawberry

Analisis ekonomi sangat berperan dalam menentukan layak atau tidaknya

dijalankan usaha kebun strawberry yang telah dirancang dimana analisis ekonomi

usaha dapat memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. (Fazna, 2009).

Suatu usaha layak didirikan jika telah memenuhi syarat yaitu keamanannya terjamin

dan tentu saja dapat mendatangkan keuntungan. Untuk mendirikan suatu kebun

strawberry diperlukan modal yang cukup besar. Modal ini berasal dari pinjaman bank.

Sedangkan laba atau profit diperoleh dari hasil pengurangan harga jual dengan biaya

produksi. Selain berorientasi pada perolehan keuntungan, pemilik usaha juga harus

bisa mengembalikan modal. Uji kelayakan ekonomi dapat dinyatakan dalam bentuk

titik break even point.

Hal yang terpenting dari analisis ini adalah dapat memperoleh proyeksi laba

rugi, dimana proyeksi laba rugi merupakan ringkasan penerimaan dan pembiayaan

perusahaan setiap periode akuntansi dan memberikan kemajuan perusahaan dari

waktu ke waktu. Hal ini dapat membantu para pihak manajemen keuangan dalam

menganalisis keuangan dengan benar sehingga memperoleh keuntungan dari usaha

tersebut (Ardi, 2007).

            2.2.1    Analisis Total Capital Investment (TCI)

            Total capital investment merupakan modal yang dibutuhkan untuk

mendirikan usaha dan menjalankannya dalam waktu tertentu. Secara garis besar

capital investment dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu, modal tetap (fixed

capital investment)  dan  modal kerja (working capital investment)

Total capital investment (TCI) merupakan jumlah dari fixed capital investment dan

working capital investment.

1.        Modal Tetap (Fixed Capital Investment)

Modal Tetap adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian

dan pemasangan seluruh proses serta peralatan penunjang lainnya.

        2.    Modal Kerja (Working Capital Investment)

Modal Kerja adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan setelah usaha

berdiri. Biaya ini dimaksudkan untuk pembiayaan kebun strawberry pada

masa awal yang meliputi biaya start-up, gaji karyawan serta kebutuhan

lainnya.

2.2.2    Analisis Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan relatif sama walaupun

volume produksi berubah dalam batas-batas tertentu. Contoh, biaya listrik

untuk penerangan, telepon, air bersih, gaji karyawan tetap dan lain-lain.

Menurut Irwanto (1980) unsur-unsur biaya tetap yang termasuk dalam

komponen ini adalah:

a)    Biaya penyusutan

Untuk mendukung kegiatan produksi, suatu usaha kebun strawberry

memerlukan peralatan dan bahan dalam proses produksi seperti green house,

pipa, selang, plastik yang dapat menyusut setiap tahunnya.

b)      Biaya pajak bumi bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan

terhadap bumi dan atau bangunan.

2.2.3    Analisis Biaya Variable

Karakteristik dari biaya variable adalah biaya berubah total sebanding

perubahan tingkat aktivitas Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume

kegiatan (biaya satuan konstan). Unsur-unsur yang termasuk biaya variable sebagai

berikut:

1.    Biaya pembuatan green house

2.    Biaya perkakas kecil

3.    Gaji pesuruh kebun

2.2.4    Total Biaya Produksi (Total Production Cost)

Ada beberapa jenis-jenis biaya yang harus diperhatikan dalam perhitungan

biaya produksi tersebut antara lain sebagai berikut :

a.       Biaya produksi langsung ialah biaya yang langsung diterapkan kepada

suatu jumlah hasil produksi tertentu. Biaya yang termasuk didalamnya biaya

untuk membeli bahan mentah dan upah yang dibayar kepada tenaga kerja

dalam suatu proses produksi langsung kepada hasil produksi yang

bersangkutan.

b. Biaya produksi tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung

diterapkan kepada suatu jumlah hasil produksi tertentu akan tetapi kepada

suatu prestasi. Dengan perkataan lain, biaya ini merupakan biaya langsung

kepada suatu prestasi tertentu. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya

penyusutan mesin, dan penyusutan gedung (Manulang 1981). Perhitungan

biaya produksi langsung tersebut terdiri atas : biaya pembuatan

(manufacturing cost), dan biaya pengeluaran umum (general expance cost)

(Peters, 1991).

2.2.4.1   Biaya Pembuatan (Manufacturing Cost)

2.2.4.2   Biaya Pengeluaran Umum (General Expence Cost)

Total dari biaya pengeluaran umum (General Expence Cost) ini adalah jumlah

dari keseluruhan biaya–biaya berikut :

a.       Biaya pengeluaran untuk keperluan administrasi seperti (kertas, perangko,

materai, biaya telepon, internet)

b.      Biaya distribusi dan pemasaran  (Peters, 1991).

BAB III

EVALUASI INVESTASI

Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan

investasi adalah sebagai berikut:

1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).

2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.

3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode

penilaian kelayakan investasi.

4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.

3. 1.        Metode Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat

finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan

dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima

dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan.

Metode ini adalah metode yang mengurangkan nilai sekarang dari uang

dengan aliran kas bersih operasional atas investasi selama umur ekonomis termasuk

terminal cash flow dengan initial cash flow (initial investment). Metode ini

memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas masuk (cash inflow) yang digunakan

dalam menghitung net present value (nilai sekarang bersih) adalah arus kas masuk

yang didiskontokan atas dasar discount rate tertentu (biaya modal, opportunity cost,

tingkat bunga yang berlaku umum).

Kriteria keputusan:

         Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka investasi akan

menguntungkan/feasible

         Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka investasi tidak

menguntungkan/unfeasible

Jadi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha perkebunan strawberry di

daerah Bedugul, kami memperoleh data jumlah investasi yang dikeluarkan adalah

sebesar Rp 400 juta/Ha, di samping itu untuk mengoperasikan investasi tersebut

Bapak I Nyoman Suta membutuhkan biaya opersional (pembelian bibit,plastik yuppy,

pupuk kompos, selang drip, upah pegawai,biaya listrik air, alat perkebunan, dll) rata-

rata Rp 150 juta/tahun, selanjutnya dari hasil penjualan buah strawberry yang setiap

harinya menghasilkan 1 kuintal/ hari dimana harga jual buah Strawberry yaitu Rp

20.000,-/ kg akan ada pemasukan rata-rata Rp 730 juta/tahun. Dan umur investasi

diperkirakan 2 tahun dengan nilai sisa Rp 50 juta. Dan suku bunga rata-rata selama

umur investasi adalah 18%.

Dari data di atas dapat di evaluasi kelayakan ekonomis usaha kebun

Strawberry tersebut sebagai berikut

Diketahui : Investasi (I) = Rp 400 juta

Annual benefit (Ab) = Rp 730 juta/tahun

Annual cost (Ac) = Rp 150 juta/tahun

Nilai sisa (S) = Rp 50 juta

Umur investasi (n) = 2 tahun

Suku bunga (i) = 18%/tahun

Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus NPV =

Dimana CFt = cash flow utuh dan FBP = faktor bunga present

NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)

NPV = - 400 + 730 (P/A,18%,2) + 50 (P/F,18%,2) – 150 (P/A,18%,2)

NPV = - 400 + 730 (1,5656) + 50 (0,7182) – 150 (1,5656)

NPV = - 400 + 1142,89 + 35,91 - 234,84

NPV = 543,96 juta rupiah

Karena NPV = Rp 543,96 > 0, maka investasi perkebunan Strawberry tersebut

direkomendasikan layak secara ekonomis.

Keunggulan dan kelemahan metode NPV sebagai berikut :

Keunggulan metode NPV

a)  Memperhitungkan nilai waktu dari uang.

b) Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis usaha.

c) Memperhitungkan nilai sisa usaha.

Kelemahan metode NPV

a) Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama

usia ekonomis.

b) Jika proyek memiliki nilai invetasi inisial yang berbeda, serta usia

ekonomis yang juga berbeda, maka NPV yang lebih besar belum menjamin

sebagai usaha yang lebih baik.

c) Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga

dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis usaha.       

       

3. 2.    Metode Break Event Point (BEP)

Analisis titik impas atau disebut break event point/BEP analysis adalah suatu

teknik analsis yang berguna untuk mengetahui hubungan antara biaya,volume

penjualan dan profit. Hasil analisis BEP dapat dimanfaatkan untuk merencanakan

tingkat laba yang diinginkan pada biaya dan volume penjualan tertentu atau

menargetkan volume penjualan tertentu atau menargetkan volume penjualan yang

mungkin dicapai pada biaya dan laba tertentu. Suatu perusahaan dikatakan break

event apabila setelah dibuat perhitungan laba rugi dari suatu periode kerja atau dari

suatu kegiatan tertentu, perusahaan itu tidak memperoleh laba tetapi juga tidak

mengalami kerugian.

BEP sangat penting dalam membuat usaha agar tidak mengalami kerugian,

atau manufaktur, manfaat  dari BEP  adalah :

-          Alat perencanaan untuk menghasilkan laba

-          Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan,  serta

hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang

bersangkutan.

-          Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan

Dalam hal ini data yang kami peroleh dari pemilik usaha kebun Strawberry

yaitu modal awal yang dikeluarkan oleh Bapak I Nyoman Suta selaku pemilik usaha

adalah sebesar Rp 400 juta dan telah memetik hasil panen strawberry setiap tahunnya

sebesar 36. 000 kg/tahun dengan rata-rata panen tiap bulan yaitu 3 ton (3000 kg),

dimana penjualan buah strawberry seharga Rp 20.000.-/kg. Adapun analisis break

event point dalam kegiatan usaha perkebunan Strawberry di daerah Bedugul dimana

kondisi titik impas tercapai saat hubungan antara biaya dan penjualan menghasilkan

laba sebelum bunga dan pajak (eraning before interest and tax/EBIT) sama dengan nol

dapat dievaluasi sebagai berikut :

Diketahui : FC = Rp 400 juta

P = Rp 20.000.-/kg

vc = 100 kg

Ditanya : QBEP = ... ?

Penyelesaian

Dengan menggunakan rumus

QBEP =

QBEP = 20.100 kg

Jadi, berdasarkan uraian di atas usaha perkebunan Strawberry yang

dikelola oleh Bapak I Nyoman Suta minimal harus memproduksi 20.100 kg

buah/tahun. Dalam analisis data yang kami dapatkan kebun Strawberry yang

dikelola sudah melebihi jumlah minimal produksi atau hasil panen/

tahun=36.000 kg > QBEP = 20.100 kg.

3. 3.    Metode Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return adalah perhitungan yang penting sering digunakan

untuk menentukan apakah suatu investasi yang berharga. Investasi umumnya

dianggap berharga jika internal rate of return lebih besar daripada kembalinya dari

rata-rata peluang investasi yang sama, atau jika lebih besar daripada biaya modal

kesempatan.

Internal Rate of Return (IRR) mengukur tingkat kemampuan dari suatu

investasi untuk menghasilkan penerimaan kas (keuntungan) atau tingkat

pengembalian investasi

Besaran IRR dinyatakan dengan persentase per periode waktu (misal,

18%/tahun. Makin besar nilai IRR maka tingkat kemampuan menghasilkan

penerimaan kas makin besar. Artinya, investasi yang memiliki IRR makin tinggi

makin diminati oleh investor (pemilik modal)

Bila IRR Investasi > MARR, artinya investasi layak dijalankan.

Sebaliknya,bila IRR investasi < MARR, artinya investasi tidak layak dijalankan.

Besaran MARR ditentukan oleh calon investor (pemilik modal). Besaran MARR

telah memperhitungkan faktor biaya modal, risiko kegagalan, dan tingkat keuntungan

yang dikehendaki.

Dari penjelasan di atas dan data yang telah kami peroleh dapat di evaluasi

Internal rate of return dalam usaha kebun Strawberry tersebut sebagai berikut

Diketahui : Investasi (I) = Rp 400 juta

Annual benefit (Ab) = Rp 730 juta/tahun

Annual cost (Ac) = Rp 150 juta/tahun

Nilai sisa (S) = Rp 50 juta

Umur investasi (n) = 2 tahun

Suku bunga (i) = 18%/tahun

MARR = 15 %/tahun

Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus NPV =

Dengan menggunakan rumus metode interpolasi

IRR akan diperoleh saat NPV = 0, perlu dicari NPV dengan I yang berbeda

untuk mendapatkan NPV mendekati nol.

Jika i=15%

NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)

NPV = - 400 + 730 (P/A,15%,2) + 50 (P/F,15%,2) – 150 (P/A,15%,2)

NPV = - 400 + 730 (1,6257) + 50 (0,7561) – 150 (1,6257)

NPV = - 400 + 1186,76 + 37,80 – 243,86i

NPV = 580,7 juta rupiah

Jika i=25%

NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)

NPV = - 400 + 730 (P/A,25%,2) + 50 (P/F,25%,2) – 150 (P/A,25%,2)

NPV = - 400 + 730 (1,4400) + 50 (0,6400) – 150 (1,4400)

NPV = - 400 + 1051,2 + 32 – 216

NPV = 467,2 juta rupiah

Jika i=115%

NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)

NPV = - 400 + 730 (P/A,115%,2) + 50 (P/F,115%,2) – 150 (P/A,115%,2)

NPV = - 400 + 730 (0,6814) + 50 (0,2163) – 150 (0,6814)

NPV = - 400 + 497,442 + 10,815 – 102,21

NPV = 6,027 juta rupiah

Jika i=120%

NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)

NPV = - 400 + 730 (P/A,120%,2) + 50 (P/F,120%,2) – 150 (P/A,120%,2)

NPV = - 400 + 730 (0,6611) + 50 (0,2066) – 150 (0,6611)

NPV = - 400 + 482,587 + 10,33 – 99,165

NPV = -6,632 juta rupiah

Ternyata NPV = 0 berada antara i=115% dengan i=120%, selanjutnya dengan

metode interpolasi akan diperoleh IRR yaitu :

IRR = 65,2 %

Karena IRR = 65,2 % > MARR = 15%, maka investasi perkebunan

strawberry tersebut dinyatakan layak secara ekonomis untuk dijalankan.

3. 4.    Metode Payback Periode (PBP)

Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau

periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash

investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period

merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flownya yang hasilnya

merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback

period-nya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh

perusahaan.

Dalam penelitian kami mengenai pengelolaan kebun Strawberry di daerah

Bedugul kami melihat bahwa cash flow benefit dan cost-nya bersifat annual,maka

formulanya yang digunakan untuk menghitung Payback Periode adalah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Diketahui : Investasi (I) = Rp 400 juta

Annual Benefit = Rp 730 juta/tahun

Periode waktu = 2 tahun

Ditanya : k(PBP) = … ?

Penyelesaian

Kriteria keputusan

Untuk mengetahui apakah suatu investasi tersebut layak ekonomis atau

tidak,diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode Payback Period ini

investasi dikatakan layak jika (feasible) jika k ≤ n. Sedangkan jika k ≥ n maka

investasi tersebut dikatakan tidak layak (unfeasible). Dimana k adalah jumlah periode

pengembalian dan n adalah umur investasi.

Karena k = 1,37 tahun < n = 2 tahun, maka periode pengembalian

investasi memenuhi syarat/layak.

    Payback Method memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :

Kelebihan Payback Method

1.        Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk

pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.

2.        Dapat digunakan untuk menilai dua usaha investasi yang mempunyai rate of

return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu

pengembaliannya cepat.

Kelemahan Payback Method

1)      Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang

2)      Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi

3)     Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.

3. 5.        Metode Benefit Cost Ratio (BCR)

Metode Benefit cost Ratio (BCR) adalah salah satu metode yang sering

digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau sebagai

analisis tambahan dalam rangka mengvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan

dengan metode lainnya. Metode BCR memberikan penekanan terhadap nilai

perbandingan antara aspek manfaat (Benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya

dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut

Metode BCR didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) nilai ekivalen dari

manfaat terhadap nilai ekivalen dari biaya-biaya. Nama lain rasio BCR adalah rasio

investasi-penghematan.

Kriteria keputusan

Untuk mengetahui apakah suatu investasi layak ekonomis atau tidak yaitu sebagai berikut :

Jika BCR ≥ 1 maka investasi layak (feasible)

Jika BCR ≤ 1 maka investasi tidak layak (unfeasible)

Dari penjelasan di atas dan data yang telah kami peroleh dapat di evaluasi

Benefit Cost Ratio dalam usaha kebun Strawberry yang dikelola oleh Bapak I

Nyoman Suta tersebut sebagai berikut :

Diketahui : Investasi (I) = Rp 400 juta

Annual benefit (Ab) = Rp 730 juta/tahun

Annual cost (Ac) = Rp 150 juta/tahun

Nilai sisa (S) = Rp 50 juta

Umur investasi (n) = 2 tahun

Suku bunga (i) = 18%/tahun

Ditanya : BCR = …?

Penyelesaian

Dengan menggunakan rumus umum BCR yaitu

Karena analisis yang dilakukan terhadap present, maka

PWB =

= Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n)

= 730 juta (P/A,18%,2) + 50 juta (P/F,18%,2)

= 730 juta (1,5656) + 50 juta (0,7182)

= 1142,89 + 35,91

= 1178,8

PWC =

= I + Ac (P/A,i,n)

= 400 juta + 150 (P/A,i,n)

= 400 juta + 150 (P/A,18%,2)

= 400 juta + 150 (1,5656)

= 400 juta + 234,84

Karena nilai BCR = 1,856 > 1, maka investasi kebun Strawberry yang dikelola oleh Bapak I Nyoman Suta dinyatakan layak ekonomis (feasible) dan rencana investasi direkomendasikan untuk dilanjutkan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan di daerah Bedugul tepatnya di Strawberry Stop bersama bapak I Nyoman Suta sebagai pengelola kami memperoleh data dan mengolahnya dengan berbagai metode pengujian layak atau tidaknya suatu usaha berjalan. Dan usaha yang dijalankan bapak I Nyoman Suta sudah dapat dikatakan layak.

Berdasarkan perhitungan evaluasi investasi dengan metode NPV, BEP, IRR, PBP dan BCR kami dapat menyimpulkan bahwa investasi yang telah dilakukan bapak I Nyoman Suta terhadap pengelolaan kebun strawberry di Strawberry Stop dinyatakan layak secara ekonomis.

Sebuah usaha yang sedang dirintis ataupun sedang berjalan sebaiknya harus diuji dengan Evalausi investasi agar mengetahui kelayakan usaha kedepannya.

4.2 Saran

Saat melakukan pengumpulan data di lapangan, dibutuhkan ketelitian agar lebih mudah ketika mengujinya dalam analisa investasi.

Pengolahan data ke dalam analisa investasi harus dilakaukan secara teliti agar hasil yang diperoleh tidak salah.

DAFTAR PUSTAKA

Binus University (2014). Metode Cost Benefit Analysis untuk Evaluasi Investasi

Teknologi Informasi. From http://sis.binus.ac.id/2014/04/30/metode-cost-benefit-analysis-

untuk-evaluasi-investasi-teknologi-informasi/ diakses pada tanggal 12 Desember 2014.

Giatman, M (2006). EKONOMI TEKNIK. Jakarta, Kharisma Putra Utama Offset.

Gunawan, Randi (2007). Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik Pada Pemanfaatan Lahan

Irigasi Bajayu Langau, Paya Lombang Di Kabupaten Serdang Bedagai. From

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17938/1/wah-agu2007-3%20%284%29.pdf

diakses pada tanggal 10 Desember 2014

Jaziraa (2011). Tugas Ekonomi Teknik. Pengertian dari NPV, PV, IRR dan SOCC

http://jaziraa.wordpress.com/2011/11/03/tugas-ekonomi-teknik-pengertian-dari-npv-pv-irr-

dan-socc/ diakses pada tanggal 10 Desember 2014.

Rahama, Yuanita (2011). Tugas Ekonomi Teknik Menghitung Nilai NPV. From

http://yuanitarahmah057.wordpress.com/2011/11/11/tugas-ekonomi-teknik-menghitung-nilai-

npv/ diakses pada tanggal 10 Desember 2014.