38
50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa, untuk mendapatkan informasi tentang peningkatan kemandirian siswa pada pembelajaran matematika menggunakan strategi the firing line melalui pendekatan metakognitif, dan untuk mendapatkan data respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif. Penelitian ini menggunakan tes, angket, dan observasi sebagai instrumen. Pengumpulan data menggunakan tes digunakan untuk pengaruh strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa, yang berjumlah 10 soal esay. Kemudian angket digunakan untuk mendapatkan data respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif, yang berjumlah 30 item pernyataan. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang peningkatan kemandirian siswa pada pembelajaran matematika menggunakan strategi the firing line melalui pendekatan metakognitif. 4.1.1 Respon Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran The Firing Line Melalui Pendekatan Metakognitif Mengetahui respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif, peneliti menggunakan angket sebagai instrumen pengumpulan data variabel independen (variabel X) dengan jumlah pernyataan sebanyak 28 item dengan menggunakan lima alternatif jawaban dan penskoran. Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk mengetahui seberapa besar respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada

50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data

Embed Size (px)

Citation preview

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika

siswa, untuk mendapatkan informasi tentang peningkatan kemandirian siswa pada

pembelajaran matematika menggunakan strategi the firing line melalui pendekatan

metakognitif, dan untuk mendapatkan data respon siswa terhadap strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif.

Penelitian ini menggunakan tes, angket, dan observasi sebagai instrumen.

Pengumpulan data menggunakan tes digunakan untuk pengaruh strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika

siswa, yang berjumlah 10 soal esay. Kemudian angket digunakan untuk mendapatkan

data respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif, yang berjumlah 30 item pernyataan. Observasi digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang peningkatan kemandirian siswa pada pembelajaran

matematika menggunakan strategi the firing line melalui pendekatan metakognitif.

4.1.1 Respon Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran The Firing Line Melalui

Pendekatan Metakognitif

Mengetahui respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif, peneliti menggunakan angket sebagai instrumen

pengumpulan data variabel independen (variabel X) dengan jumlah pernyataan

sebanyak 28 item dengan menggunakan lima alternatif jawaban dan penskoran.

Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk mengetahui seberapa besar respon siswa

terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada

51

pokok bahasan dimensi 2. Perhitungan hasil angket dilakukan pada tiap alternatif

jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut hasil skor angket untuk setiap

responden dengan pengkodeannya (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran).

Data angket dianalisis untuk mengetahui seberapa besar respon siswa

terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada

pokok bahasan dimensi 2. Perhitungan hasil angket dilakukan pada tiap alternatif

jawaban yang telah ditentukan sebelumnya.

Deskripsi statistik data respon siswa terhadap strategi pembelajaran the

firing line melalui pendekatan metakognitif dengan menggunakan software SPSS 21

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel ‎0.1

Deskripsi Statistik Hasil Angket Respon Siswa

N Range Min Max Sum Mean Std. Deviation Variance

respon

siswa

30 25 99 124 3347 111,570 7,021 49,289

Valid N

(listwise)

30

Berdasarkan Tabel ‎0.1 menjelaskan data penyebaran angket pada kelas

eksperimen untuk respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif berikut penjelasannya. Baris N menunjukan bahwa jumlah

responden yaitu yang mengisi data angket sebesar 30 siswa, pada baris minimum

menunjukan bahwa nilai atau skor terendah yang didapat oleh responden adalah 99,

pada baris maximum menunjukan bahwa nilai atau skor tertinggi yang didapat

responden adalah sebesar 124, kemudian pada baris mean yaitu nilai rata-rata

penyebaran angket respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif diperoleh nilai rata-rata sebesar 111,570, dengan range

sebesar 25, kemudian variance 49,289, sedangkan baris std. deviation menunjukan

ukuran penyebaran data yaitu sebesar 7,021.

Lebih detailnya berikut uraian persentase skor rata-rata dan frekuensi setiap

sintak atau langkah-langkah dari data angket penerapan strategi pembelajaran the

firing line melalui pendekatan metakognitif berdasarkan komponen aspek yang

52

disebarkan ke kelas X TKJ-1 SMK Karya Nasional Sindangwangi yang merupakan

kelas eksperimen penulis memaparkannya sebagai berikut:

a. Pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika

Aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika terdapat

indikator ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika dan mampu memahami

dengan baik materi yang dipelajari. Berikut deskripsinya:

Tabel ‎0.2

Ketertarikan Siswa Dalam Pelajaran Matematika

No Item Jumlah

Item

Skor Frekuensi Jumlah

skor

Persentase

(+) (-)

1, 4, 5,

17, 21,

dan 23

6

SS (5) STS (5) 48 240 33,14%

S (4) TS (4) 96 384 53,03%

RR (3) RR (3) 28 84 11,60%

TS (2) S (2) 8 16 2,20%

STS (1) SS (1) 0 0 0%

Jumlah 180 724 100%

Skor Maksimal 900

Persentase rata-rata 80,44%

Kriteria Kuat

Berdasarkan Tabel ‎0.2 menunjukan bahwa respon siswa terhadap strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada aspek pemahaman

siswa terhadap pembelajaran matematika dengan indikator ketertarikan siswa dalam

pelajaran matematika, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar

33,14% menyatakan setuju sebesar 53,03%, menyatakan ragu-ragu sebesar 11,60%,

menyatakan tidak setuju sebesar 2,20%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Secara

keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatn metakognitif sebesar 80,44% berada pada kriteria kuat. Artinya, bahwa

ketertarikan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif cukup tinggi.

53

Tabel ‎0.3

Mampu Memahami Dengan Baik Materi yang Dipelajari

No

Item

Jumlah

Item

Skor Frekuensi Jumlah

skor

Persentase

(+) (-)

10 dan

26

2 SS (5) STS (5) 12 0 25,10%

S (4) TS (4) 36 44 60,25%

RR (3) RR (3) 11 3 13,80%

TS (2) S (2) 1 2 0,84%

STS (1) SS (1) 0 0 0%

Jumlah 60 39 100%

Skor Maksimal 300

Persentase rata-rata 79,67%

Kriteria Kuat

Berdasarkan Tabel ‎0.3 menunjukan bahwa respon siswa terhadap strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada aspek pemahaman

siswa terhadap pembelajaran matematika dengan indikator mampu memahami

dengan baik materi yang dipelajari, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat

setuju sebesar 25,10%, menyatakan setuju sebesar 60,25%, menyatakan ragu-ragu

sebesar 13,80%, menyatakan tidak setuju sebesar 0,84%, sedangkan untuk alternatif

jawaban sangat tidak setuju sebesar 0% disebabkan tidak ada yang memilih. Secara

keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatn metakognitif sebesar 79,67% berada pada kriteria kuat. Artinya, dengan

penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

siswa mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari.

Berdasarkan data Tabel ‎0.2 dan Tabel ‎0.3 diperoleh data secara keseluruhan

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif pada aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika

sebesar 80,055% dengan kriteria kuat. Berikut disajikan data persentase secara

keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif pada aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran

matematika yang ditunjukan pada sebagai berikut:

54

Tabel ‎0.4

Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika

Indikator Persentase Rata-Rata

Persentase

Kriteria

Ketertarikan siswa dalam pelajaran

matematika

80,44%

80,055%

Kuat Mampu memahami dengan baik materi

yang dipelajari

79,67%

b. Keaktifan siswa

Pada aspek keaktifan siswa terdapat indikator siswa dapat mencari dan

memberikan informasi dan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika.

Berikut deskripsinya:

Tabel ‎0.5

Siswa Dapat Mencari dan Memberikan Informasi

No Item Jumlah

Item

Skor Frekuensi Jumlah

skor

Persentase

(+) (-)

6,14,15,

dan 28

4 SS (5) STS (5) 28 140 29,67%

S (4) TS (4) 61 244 51,69%

RR (3) RR (3) 26 78 16,52%

TS (2) S (2) 5 10 2,11%

STS (1) SS (1) 0 0 0

Jumlah 120 472 100%

Skor Maksimal 600

Persentase rata-rata 78,67%

Kriteria Kuat

Berdasarkan data pada Tabel ‎0.5 menunjukan bahwa respon siswa terhadap

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada aspek

keaktifan siswa dengan indikator siswa dapat mencari dan memberikan informasi,

menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar 29,67%, menyatakan

setuju sebesar 51,69%, menyatakan ragu-ragu sebesar 16,52%, menyatakan tidak

setuju sebesar 2,11%, sedangkan untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju sebesar

0% karena tidak ada yang memilih. Secara keseluruhan respon siswa terhadap strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatn metakognitif sebesar 78,67% berada

pada kriteria kuat. Artinya, dengan penerapan strategi pembelajaran the firing line

55

melalui pendekatan metakognitif siswa dapat mencari dan memberikan informasi

cukup baik.

Tabel ‎0.6

Siswa Berperan Aktif Dalam Kegiatan Belajar Matematika

No Item Jumlah

Item

Skor Frekuensi Jumlah

skor

Persentase

(+) (-)

2, 19,

dan 24

3 S (5) TS (5) 21 105 29,09%

S (4) TS (4) 49 196 54,29%

RR (3) RR (3) 20 60 16,62%

TS (2) S (2) 0 0 0%

STS (1) SS (1) 0 0 0%

Jumlah 90 361 100%

Skor Maksimal 450

Persentase rata-rata 80,22%

Kriteria Kuat

Berdasarkan data pada Tabel ‎0.6 menunjukan bahwa respon siswa terhadap

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada aspek

keaktifan siswa dengan indikator siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar

matematika, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar 29,09%,

menyatakan setuju sebesar 54,29%, menyatakan ragu-ragu sebesar 16,62%,

menyatakan tidak setuju sebesar 0%, dan untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju

sebesar 0%. Secara keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the

firing line melalui pendekatn metakognitif sebesar 80,22% berada pada kriteria kuat.

Artinya, dengan penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika.

Berdasarkan data Tabel ‎0.5 dan Tabel ‎0.6 diperoleh data secara keseluruhan

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif pada aspek keaktifan siswa, yang ditunjukan pada Tabel IV.7 berikut

ini:

56

Tabel ‎0.7

Keaktifan Siswa

Indikator Persentase Rata-Rata

Persentase

Kriteria

Siswa dapat mencari dan memberikan

informasi

78,67%

79,45%

Kuat

Siswa berperan aktif dalam kegiatan

belajar matematika

80,22%

Berdasarkan data pada Tabel ‎0.7 menunjukan data secara keseluruhan bahwa

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif pada aspek keaktifan siswa sebesar 79,45% dengan kriteria kuat.

c. Motivasi siswa dalam belajar matematika

Aspek motivasi siswa dalam belajar matematika terdapat indikator adanya

hasrat ingin berhasil dalam belajar matematika dan siswa bersemangat dalam belajar

matematika. Berikut deskripsinya:

Tabel ‎0.8

Adanya Hasrat Ingin Berhasil Dalam Belajar Matematika

No Item Jumlah

Item

Skor Frekuensi Jumlah

skor

Persentase

(+) (-)

7, 8, 9,

16, 18,

dan 22

6 SS (5) STS (5) 39 195 27,31%

S (4) TS (4) 105 420 58,82%

RR (3) RR (3) 27 81 11,34%

TS (2) S (2) 9 18 2,52%

STS (1) SS (1) 0 0 0%

Jumlah 180 714 100%

Skor Maksimal 900

Persentase rata-rata 79,33%

Kriteria Kuat

Berdasarkan Tabel ‎0.8 menunjukan bahwa respon siswa terhadap strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif aspek motivasi siswa

dalam belajar matematika dengan indikator adanya hasrat ingin berhasil dalam belajar

matematika, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar 27,31%,

menyatakan setuju sebesar 58,82%, menyatakan ragu-ragu sebesar 11,34%,

menyatakan tidak setuju sebesar 2,52%, sedangkan untuk alternatif jawaban sangat

tidak setuju sebesar 0% karena tidak ada yang memilih. Secara keseluruhan respon

57

siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatn metakognitif

sebesar 79,33% berada pada kriteria kuat. Artinya, dengan penerapan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif adanya hasrat ingin

berhasil siswa dalam belajar matematika cukup baik.

Tabel ‎0.9

Siswa Bersemangat Dalam Belajar Matematika

No Item Jumlah

Item

Skor Frekuensi Jumlah

skor

Persentase

(+) (-)

3 dan 25 2 S (5) STS (5) 15 75 30,36%

S (4) TS (4) 37 148 59,91%

RR (3) RR (3) 8 24 9,72%

TS (2) S (2) 0 0 0%

STS (1) SS (1) 0 0 0%

Jumlah 60 247 100%

Skor Maksimal 300

Persentase rata-rata 82,33%

Kriteria Kuat

Berdasarkan data pada Tabel ‎0.9 menunjukan bahwa respon siswa terhadap

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif aspek motivasi

siswa dalam belajar matematika dengan indikator siswa bersemangat dalam belajar

matematika, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar 30,36%,

menyatakan setuju sebesar 59,91%, menyatakan ragu-ragu sebesar 9,72%,

menyatakan tidak setuju sebesar 0%, sedangkan untuk alternatif jawaban sangat tidak

setuju sebesar 0% karena tidak ada yang memilih. Secara keseluruhan respon siswa

terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatn metakognitif sebesar

82,33% berada pada kriteria kuat. Artinya, dengan penerapan strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif siswa menjadi bersemangat dalam

belajar matematika.

Berdasarkan data Tabel ‎0.8 dan Tabel ‎0.9 diperoleh data secara keseluruhan

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif pada motivasi siswa dalam belajar matematika, yang ditunjukan pada

Tabel ‎0.10 berikut ini:

58

Tabel ‎0.10

Motivasi Siswa Dalam Belajar Matematika

Indikator Persentase Rata-Rata

Persentase

Kriteria

Adanya hasrat ingin berhasil dalam

belajar matematika

79,33%

80,83%

Kuat

Siswa bersemangat dalam belajar

matematika

82,33%

Berdasarkan data Tabel ‎0.10 menunjukan data secara keseluruhan bahwa

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif pada aspek motivasi siswa dalam belajar matematika sebesar 80,83%

dengan kriteria kuat.

d. Kemandirian siswa dalam belajar matematika

Aspek kemandirian siswa dalam belajar matematika terdapat indikator

mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri dan mengevaluasi hasil

penyelesaian soal. Berikut deskripsinya:

Tabel ‎0.11

Mengerjakan Tugas Sesuai Kemampuannya Sendiri

No Item Jumlah

Item

Skor Frekuensi Jumlah

skor

Persentase

(+) (-)

3, 11,

dan 20

3 SS (5) TS (5) 21 105 28,84%

S (4) TS (4) 53 212 58,24%

RR (3) RR (3) 14 43 11,81%

TS (2) S (2) 2 4 1,10%

STS (1) SS (1) 0 0 0

Jumlah 90 364 100%

Skor Maksimal 450

Persentase rata-rata 80,89%

Kriteria Kuat

Berdasarkan data pada Tabel ‎0.11 menunjukan bahwa respon siswa terhadap

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif aspek

kemandirian siswa dalam belajar matematika dengan indikator mengerjakan tugas

sesuai dengan kemampuannya sendiri, menunjukan bahwa mereka menyatakan

sangat setuju sebesar 28,84%, menyatakan setuju sebesar 58,24% menyatakan ragu-

ragu sebesar 11,81%, menyatakan tidak setuju sebesar 1,10%, sedangkan untuk

alternatif jawaban sangat tidak setuju sebesar 0% karena tidak ada yang memilih.

59

Secara keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatn metakognitif sebesar 80,89% berada pada kriteria kuat. Artinya,

dengan penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif siswa mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri cukup

baik.

Tabel ‎0.12

Mengevaluasi Hasil Penyelesaian Soal

No Item Jumlah

Item

Skor Frekuensi Jumlah

skor

Persentase

(+) (-)

12 dan

27

2 SS (5) STS (5) 10 50 22,02%

S (4) TS (4) 33 132 58,15%

RR (3) RR (3) 11 33 14,54%

TS (2) S (2) 6 12 5,29%

STS (1) SS (1) 0 0 0%

Jumlah 54 227 100%

Skor Maksimal 300

Persentase rata-rata 75,67%

Kriteria Kuat

Berdasarkan data pada Tabel ‎0.12 menunjukan bahwa respon siswa terhadap

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif aspek

kemandirian siswa dalam belajar matematika dengan indikator mengevaluasi hasil

penyelesaian soal, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar

22,02%, menyatakan setuju sebesar 58,15%, menyatakan ragu-ragu sebesar 14,54%,

menyatakan tidak setuju sebesar 5,29% sedangkan untuk alternatif jawaban sangat

tidak setuju sebesar 0% karena tidak ada yang memilih. Secara keseluruhan respon

siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatn metakognitif

sebesar 75,67% berada pada kriteria kuat. Artinya, dengan penerapan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif siswa mengevaluasi

hasil penyelesaian soal cukup baik.

Berdasarkan data Tabel ‎0.11 dan Tabel ‎0.12 diperoleh data secara

keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif pada motivasi siswa dalam belajar matematika, yang

ditunjukan sebagai berikut:

60

Tabel ‎0.13

Kemandirian Siswa Dalam Belajar Matematika

Indikator Persentase Rata-Rata

Persentase

Kriteria

Mengerjakan tugas sesuai dengan

kemampuannya sendiri

80,89%

78,28%

Kuat

Mengevaluasi hasil penyelesaian

soal

75,67%

Berdasarkan data Tabel ‎0.13 menunjukan data secara keseluruhan bahwa

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif pada aspek kemandirian siswa dalam belajar matematika sebesar

78,28% dengan kriteria kuat.

Berikut disajikan rekapitulasi persentase data dari hasil penyebaran angket

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif secara keseluruhan pada Tabel ‎0.14.

Tabel ‎0.14

Rekapitulasi Respon Siswa Berdasarkan Indikator

Indikator Skor Persentase Rata-Rata

Persentase Max. Rata-rata

Ketertarikan siswa dalam pelajaran

matematika

900 724 80,44% 79,65%

Mampu memahami dengan baik

materi yang dipelajari

300 239 79,67%

Siswa dapat mencari dan

memberikan informasi

600 472 78,67%

Siswa berperan aktif dalam

kegiatan belajar matematika

450 361 80,22%

Adanya hasrat ingin berhasil

dalam belajar matematika

900 714 79,33%

Siswa bersemangat dalam belajar

matematika

300 247 82,33%

Mengerjakan tugas sesuai dengan

kemampuannya sendiri

450 364 80,89%

Mengevaluasi hasil penyelesaian

soal

300 227 75,67%

Berdasarkan data Tabel ‎0.14 dapat diketahui bahwa untuk indikator

ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika diperoleh persentase sebesar 80,44%,

mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari sebesar 79,67%, siswa dapat

61

mencari dan memberikan informasi sebesar 78,67%, siswa berperan aktif dalam

kegiatan belajar matematika sebesar 80,22%, adanya hasrat ingin berhasil dalam

belajar matematika sebesar 79,33%, siswa bersemangat dalam belajar matematika

sebesar 82,33%, mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri sebesar

80,89%, dan mengevaluasi hasil penyelesaian soal sebesar 75,67%. Persentase

tersebut terlihat bahwa rata-rata respon siswa pada setiap aspek mendapatkan

persentase yang baik. Hasil perhitungan rata-rata persentase respon siswa dari seluruh

aspek yaitu sebesar 79,65 % termasuk kategori kuat.

Berdasarkan Tabel ‎0.14 dapat diketahui bahwa persentase rata-rata pada

setiap indikator respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif adalah 79,65 % termasuk kategori kuat. Tabel ‎0.15

diasajikan rekapitulasi respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif sebagai berikut:

Tabel ‎0.15

Rekapitulasi Respon Siswa Berdasarkan Aspek

Aspek Persentase Kriteria

Pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika 80,05% Kuat

Keaktifan siswa 79,45% Kuat

Motivasi siswa dalam belajar matematika 80,83% Kuat

Kemandirian siswa dalam belajar matematika 78,28% Kuat

Berdasarkan Tabel ‎0.15 dapat diketahui bahwa pada respon siswa terhadap

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada setiap

aspek menunjukan kriteria kuat. Hal ini berarti strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif mampu membuat siswa memahami materi dengan

baik, membuat siswa aktif, membuat siswa termotivasi untuk belajar, dan membuat

siswa mandiri dalam belajar. Disimpulkan bahwa respon siswa terhadap strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif adalah baik.

62

Gambar ‎0.1

Diagram Persentase Respon Siswa

Berdasarkan Gambar ‎0.1 dapat diketahui perbandingan hasil aspek pada

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line diperoleh rata-rata

persentase aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika sebesar 24%,

aspek keaktifan siswa sebesar 25%, aspek motivasi siswa dalam belajar matematika

sebesar 25%, dan aspek kemandirian siswa dalam belajar matematika sebesar 26%.

4.1.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Ditinjau dari Aspek Kognitif

Hasil belajar matematika siswa diukur dengan tes setelah siswa mendapatkan

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line. Tes tersebut

berupa tes esay sebanyak 10 soal yang sebelumnya sudah diujikan kevalidannya,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Berdasarkan perhitungan

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya dari 15 soal tes essay

pada instrumen uji coba soal tes, terdapat 10 soal yang memenuhi empat kriteria

tersebut yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 13, dan 14.

Perhitungan tes hasil belajar matematika siswa dilakukan dengan

menggunakan program MS.Excel 2007. Hasil tes yang didapatkan dengan

menggunakan program SPSS 20 diperoleh data deskripsi statistik sebagai berikut:

Pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika

24%

Keaktifan siswa 25%

Motivasi siswa dalam belajar matematika

25%

Kemandirian siswa dalam

belajar matematika

26%

63

Tabel ‎0.16

Deskripsi Statistik Hasil Belajar Matematika Siswa

N Range Min Max Sum Mean Std. Deviation Variance

hasil

belajar

30 22 78 100 2670 89,000 5,017 25,172

Valid N

(listwise)

30

Berdasarkan Tabel ‎0.16 jumlah siswa (N) yang mengikuti postes sebanyak

30 siswa. Didapat skor mean sebesar 89 hal ini menunjukan nilai rata-rata siswa pada

hasil postes tersebut dengan kategori sangat baik. Diperoleh skor standar deviasi

sebesar 5,017. Skor minimum yang diperoleh yaitu sebesar 78, sedangkan skor

maksimum yang diperoleh yaitu 100, kemudian untuk range sebesar 22, dan variasi

sebesar 25,172.

Rangkuman hasil analisis statistik deskriftif data penelitian ini lebih lengkap

peneliti sajikan juga dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram.

Gambar ‎0.2

Diagram Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Peneliti membagi tingkatan hasil belajar menjadi 5 tingkatan yang peneliti

sajikan sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

78 80 82 85 86 87 88 90 92 94 95 98 100

64

Tabel ‎0.17

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Nilai Interval Frekuensi Persentase

78 – 82 4 13,33%

83 – 87 8 26,67%

88 – 92 13 43,33%

93 – 97 3 10%

98 – 102 2 6,67%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel ‎0.17 bila dilihat secara keseluruhan, dengan melihat nilai

rata-rata sebesar 89 hasil belajar matematika siswa kelas X TKJ-1 SMK Karya

Nasional Sindangwangi Kab. Majalengka dapat dikategorikan sangat tinggi.

Setelah peneliti melakukan studi pendahuluan di SMK Karya Nasional

Sindangwangi Kab. Majalengka, peneliti mendapatkan informasi bahwa nilai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimun) di SMK Karya Nasional Sindangwangi Kab.

Majalengka yaitu sebesar 80. Kaitannya dengan hasil postes setelah penerapan

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor

minimum 78, namun rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 89 hal ini

menunjukan bahwa walaupun masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di

bawah KKM akan tetapi apabila dilihat dari nilai rata-rata yaitu berada di atas nilai

KKM. Skor maksimum yang diperoleh siswa yaitu sebesar 100, hal ini menunjukan

bahwa penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif memberikan dampak yang positif, sehingga siswa dengan mudah

memahami materi yang diajarkan.

4.1.3 Hasil Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Aspek Afektif Dari Segi

Kemandirian Belajar Siswa

Mengetahui kemandirian belajar siswa pada pembelajaran matematika

menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif,

peneliti menggunakan observasi sebagai instrumen pengumpulan data yang terdiri

dari 4 aspek dan 12 indikator sebagaimana telah disebutkan di BAB II.

Lembar observasi tersebut diberikan kepada kelas eksperimen yang

diberikan perlakuan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

65

metakognitif. Tujuan dari observasi pada penerapan strategi pembelajaran the firing

line melalui pendekatan metakognitif adalah untuk mengetahuai seberapa tinggi hasil

belajar matematika siswa ditinjau dari aspek afektif dari sisi kemandirian yang

sebelumnya belum pernah digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas X TKJ

1 SMK Karya Nasional Sindangwangi. Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk

mendapatkan informasi tentang peningkatan kemandirian siswa pada pembelajaran

matematika menggunakan strategi the firing line melalui pendekatan metakognitif

pada pokok bahasan dimensi 2.

Berikut rekapitulasi hasil observasi kemandirian siswa untuk setiap

pertemuan (selengkapnya dapat dilihat pada Error! Reference source not found.).

Tabel ‎0.18

Rekapitulasi Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa

Pertemuan Total Skor Persentase Kriteria

1 627 43,54 % Cukup

2 758 52,63 % Cukup

3 846 58,75 % Cukup

4 932 64,72 % Baik

Jumlah 3163 54,91% Cukup

Hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-1 menerapkan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1

dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa

pada pertemuan ke-1 yaitu 627 dengan persentase 43,54% berada pada kriteria cukup.

Kemudian hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-2 menerapkan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1

dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa

pada pertemuan ke-2 yaitu 758 dengan persentase 52,63% berada pada kriteria cukup.

Selanjutnya hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-3 menerapkan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1

dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Tabel ‎0.18 diperoleh skor total dari

seluruh siswa pada pertemuan ke-3 yaitu 846 dengan persentase 58,75% berada pada

kriteria cukup. Lalu hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-4 menerapkan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1

66

dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa

pada pertemuan ke-4 yaitu 932 dengan persentase 64,72% berada pada kriteria Baik.

Rekapitulasi Hasil observasi kemandirian belajar siswa dari pertemuan 1

sampai dengan pertemuan 4 dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1 dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar ‎0.3

Diagram Rekapitulasi Kemandirian Siswa

Berdasarkan Gambar ‎0.2 dapat kita lihat bahwa kemandirian belajar siswa

dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 4 mengalami kenaikan.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa ditinjau dari aspek afektif khususnya

kemandirian belajar siswa dari tiap pertemuan mengalami kenaikan serta dapat

dikatakan cukup tinggi. Berdasarkan uraian tersebut penerapan strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif memiliki pengaruh yang kuat

terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari sisi kemandirinnya.

43,54%

52,63 %

58,75%

64,72%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

67

4.2 Analisis Data

4.2.1 Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui gambaran awal distribusi data

residual (error) strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

terhadap hasil belajar secara normal atau tidak. Hal itu merupakan syarat yang harus

terpenuhi dalam analisis regresi linier sederhana. Adapun untuk menguji normalitas

error tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 21 rumus uji

Kolmogorov-Smirnov. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel ‎0.19

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

1 0,098 30 0,200* 0,966 30 0,434

2 0,146 30 0,104 0,975 30 0,688

3 0,145 30 0,107 0,939 30 0,85

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan Tabel ‎0.19 pengujian normalitas error (residu) dengan uji

Kolmogorov-Smirnov pada SPSS 21 diperoleh nilai signifikansi pada respon siswa

sebesar 0,200, pada hasil belajar kognitif sebesar 0,104, dan pada hasil belajar afektif

kemandirian sebesar 0,107 dengan taraf signifikansi α = 0,050, p-value Kolmogorov-

Smirnov (nilai p) > 0,050, yakni 0,200 > 0,050, 0,104 > 0,050, dan 0,107 > 0,050 data

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji normalitas sudah diketahui kemudian dilakukan uji homogenitas. Uji

homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini

menggunakan uji Levene Test. Hasil yang diperoleh dari SPSS 21 dengan

menggunakan Levene Test dapat dilihat sebagai berikut:

68

Tabel ‎0.20

Uji Homogenitas Levene Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,034 2 87 0,137

Output hasil pengujian homogenitas dapat dilihat pada Tabel ‎0.20 diketahui

bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,050 (0,137 > 0,050). Karena sisgnifikansi

lebih dari 0,050 dapat disimpulkan bahwa data homogen atau dengan kata lain

mempunyai varian yang sama antar tiap variabel yang sedang diukur.

4.2.2 Regresi Sederhana

a. Uji Regresi Respon Siswa Terhadap Hasil Belajar Kognitif

1) Uji Koefisien Korelasi

Mencari koefisien korelasi bertujuan untuk menentukan tingkat hubungan

antara variabel X dengan variabel Y atau untuk menganalisis hubungan antara

sejumlah besar variabel dalam studi tunggal.

Tabel ‎0.21

Uji Koefisien Korelasi Hasil Belajar Kognitif

Respon siswa Hasil belajar

Respon siswa

Pearson Correlation 1 0,374*

Sig. (2-tailed) 0,042

N 30 30

Hasil belajar

Pearson Correlation 0,374* 1

Sig. (2-tailed) 0,042

N 30 30

Berdasarkan Tabel ‎0.21 diketahui nilai korelasi antara strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika

siswa sebesar 0,042. Terdapat hubungan yang signifikan antara strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika

siswa dengan nilai signifikansi sebesar 0,042 yang lebih kecil dari 0,050.

Disimpulkan ada hubungan antara strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa.

2) Uji kelinieran Regresi

69

Mengetahui suatu regresi berpola linear atau tidak, dilakukan dengan uji

regresi linear atau satu variabel independen. Hasil uji kelinearan regresi dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel ‎0.22

Uji Kelinieran Regresi Hasil Belajar Kognitif

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 102,090 1 102,090 4,552 0,042b

Residual 627,910 28 22,425

Total 730,000 29

Berdasarkan Tabel ‎0.22 uji kelinieran regresi dengan menggunakan SPSS 21

diperoleh nilai Fhitung = 4,552. Peneliti mengambil taraf signifikansi taraf signifikansi

α = 0,050 dengan jumlah responden 30 siswa. Menentukan Ftabel peneliti

menggunakan rumus df =n-2, diperoleh Ftabel = 4,200 sehingga Fhitung > Ftabel, artinya

hipotesis berpola linier atau model regresi antara variabel X dan variabel Y

signifikan.

3) Persamaan Regresi Sederhana

Setelah melakukan perhitungan analisis regresi dengan menggunakan uji

linier satu variabel independen dengan SPSS 21, diperoleh hasil sebagi berikut:

Tabel ‎0.23

Uji Regresi Sederhana Hasil Belajar Kognitif

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 59,184 14,001 4,227 0,000

Respon siswa 0,267 0,125 0,374 2,134 0,042

Berdasarkan Tabel ‎0.23 uji analisis regresi linear sederhana dengan

menggunakan SPSS 21 diperoleh a = 59,184 yang artinya jika tidak ada peningkatan

penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

terhadap hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 0,267 sedangkan nilai b =

0,267. Persamaan regresinya adalah:

Y = a + bX

70

Y X

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai α = 59,184 yang

artinya jika siswa tidak diberikan perlakuan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif (variabel X) secara berkala hasil belajar matematika

dari segi kognitif (variabel Y) adalah sebesar 59,184. Nilai b = 0,267 yang artinya

setiap peningkatan 1 satuan perlakuan dengan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif, hasil belajar matematika dari segi kognitif akan

meningkat sebesar 0,267. Artinya, menyatakan bahwa pada penerapan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif berpengaruh secara

positif terhadap hasil belajar matematika dari segi kognitif.

4) Uji Determinasi

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan

pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Tabel ‎0.24

Uji determinasi Hasil Belajar Kognitif

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 0,374a 0,140 0,109 4,736

Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada Tabel ‎0.24 dari hasil analisis

regresi linier sederhana di atas. Berdasarkan output diperoleh angka R square sebesar

0,140 atau 14%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel

independen yaitu strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif terhadap variabel hasil belajar matematika siswa sebesar 14%

sedangkan sisanya 86% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian ini.

5) Uji Hipotesis

Persamaan regresi yang telah diperoleh harus diuji apakah memang valid

untuk memprediksi variabel terikat, yaitu strategi pembelajaran the firing line melalui

71

pendekatan metakognitif (X) benar-benar dapat memprediksi hasil belajar

matematika siswa ditinjau dari aspek kognitif.

Tabel ‎0.25

Uji Hipotesis Hasil Belajar Kognitif

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 59,184 14,001 4,227 0,000

Respon Siswa 0,267 0,125 0,374 2,134 0,042

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh

signifikansi 0,042 dan thitung sebesar 2,134. Karena 0,042 < 0,050 dan thitung > ttabel

yaitu 2,134 > 2,045 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa.

b. Uji Regresi Respon Siswa Terhadap Hasil Belajar Afektif Kemandirian

1) Uji Koefisien Korelasi

Mencari koefisien korelasi bertujuan untuk menentukan tingkat hubungan

antara variabel X dengan variabel Y atau untuk menganalisis hubungan antara

sejumlah besar variabel dalam studi tunggal.

Tabel ‎0.26

Uji Koefisien Korelasi Hasil Belajar Afektif

Respon Siswa Hasil Belajar

Afektif

Respon Siswa

Pearson Correlation 1 0,372*

Sig. (2-tailed) 0,043

N 30 30

Hasil Belajar Afektif

Pearson Correlation 0,372* 1

Sig. (2-tailed) 0,043

N 30 30

Berdasarkan Tabel ‎0.26 dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai korelasi

antara strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap

hasil belajar matematika siswa dari segi afektif kemandirian sebesar 0,043. Terdapat

hubungan yang signifikan antara strategi pembelajaran the firing line melalui

72

pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa segi afektif

kemandirian dengan nilai signifikansi sebesar 0,043 yang lebih kecil dari 0,050.

2) Uji kelinieran Regresi

Mengetahui suatu regresi berpola linear atau tidak, dilakukan dengan uji

regresi linear atau satu variabel independen. Hasil uji kelinearan regresi dapat dilihat

pada sebagai berikut:

Tabel ‎0.27

Uji Kelinieran Regresi Hasil Belajar Afektif

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 158.937 1 158.937 4.502 .043b

Residual 988.430 28 35.301

Total 1147.367 29

a. Dependent Variable: hasil belajar

b. Predictors: (Constant), respon siswa

Berdasarkan Tabel ‎0.27 uji kelinieran regresi dengan menggunakan SPSS 21

diperoleh nilai Fhitung = 4,502. Peneliti mengambil taraf signifikansi taraf signifikansi

α = 0,050 dengan jumlah responden 30 siswa. Menentukan Ftabel peneliti

menggunakan rumus df =n-2, diperoleh Ftabel = 4,200 sehingga Fhitung > Ftabel 4,502 >

4,200, artinya hipotesis berpola linier atau model regresi antara variabel X dan

variabel Y signifikan.

3) Persamaan Regresi Sederhana

Setelah melakukan perhitungan analisis regresi dengan menggunakan uji

linier satu variabel independen dengan SPSS 21, diperoleh hasil sebagi berikut:

73

Tabel ‎0.28

Uji Regresi Sederhana Hasil Belajar Afektif

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 68,231 17,567 3,884 0,001

respon siswa 0,333 0,157 0,372 2,122 0,043

a. Dependent Variable: hasil belajar

Berdasarkan Tabel ‎0.28 uji analisis regresi linear sederhana dengan

menggunakan SPSS 21 diperoleh a = 68,231 yang artinya jika tidak ada peningkatan

penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

terhadap hasil belajar matematika siswa dari segi afektif kemandirian adalah sebesar

0,333 sedangkan nilai b = 0,333. Persamaan regresinya adalah:

Y = a + bX

Y X

Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai α = 59,184

yang artinya jika siswa tidak diberikan perlakuan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif (variabel X) secara berkala hasil belajar matematika

dari segi afektif kemandirian (variabel Y) adalah sebesar 59,184. Nilai b = 0,267 yang

artinya setiap peningkatan 1 satuan perlakuan dengan strategi pembelajaran the firing

line melalui pendekatan metakognitif, hasil belajar matematika dari segi afektif

kemandirian akan meningkat sebesar 0,267. Artinya, menyatakan bahwa pada

penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

berpengaruh secara positif terhadap hasil belajar matematika dari segi afektif

kemandirian.

4) Uji Determinasi

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan

pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

74

Tabel ‎0.29

Uji determinasi Hasil Belajar Afektif

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 0,372a 0,139 0,108 5,941

a. Predictors: (Constant), respon siswa

Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada Tabel IV.29 dari hasil analisis

regresi linier sederhana di atas. Berdasarkan output diperoleh angka R square sebesar

0,139 atau 13,90%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh

variabel independen yaitu strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif terhadap variabel hasil belajar matematika siswa dari segi kemandiran

sebesar 13,90% sedangkan sisanya 86,10% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

5) Uji Hipotesis

Persamaan regresi yang telah diperoleh harus diuji apakah memang valid

untuk memprediksi variabel terikat, yaitu strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif (X) benar-benar dapat memprediksi hasil belajar

matematika siswa dari segi afektif kemandirian.

Tabel ‎0.30

Uji Hipotesis Hasil Belajar Afektif

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 68,231 17,567 3,884 0,001

respon siswa 0,333 0,157 0,372 2,122 0,043

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh

signifikansi 0,043 dan thitung sebesar 2,122. Karena 0,042 < 0,050 dan thitung > ttabel

yaitu 2,122 > 2,045 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa dari segi

afektif kemandirian.

75

4.3 Pembahasan

Pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi

untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran (Hamalik, 2005). Kegiatan

pembelajaran yang efektif pada umumnya meliputi beberapa aspek, salah satunya

ialah pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada siswa

umumnya merupakan pembelajaran aktif yang mengikutsertakan siswa dalam

aktifitas fisik atau melibatkan siswa secara mental dalam berfikir. Salah satu

keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah keberanian siswa dalam

mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, bertanya

tanpa disuruh oleh guru, dan guru hendaknya mampu menciptakan kondisi belajar

yang kondusif, nyaman, menyenangkan, tidak membuat tegang, dan membuat siswa

ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam suatu sekolah pasti terdapat suatu

proses pembelajaran yang mana dalam setiap jenjang sekolah tersebut siswa harus

mengikuti semua mata pelajaran yang ada, termasuk mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan suatu ilmu yang mendasari ilmu pengetahuan dan

teknologi. Oleh karena itu, penguasaan matematika merupakan hal yang penting

dalam perkembangan ilmu-ilmu yang ada. Sangat besarnya peranan matematika

dalam berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan matematika

sebagai salah satu ilmu yang wajib diberikan dalam kegiatan pembelajaran yang ada

di sekolah. Pembelajaran di sekolah diharapkan menjadi sesuatu yang menyenangkan

bagi siswa. Kenyataannya dalam proses pembelajaran siswa masih banyak menemui

kesulitan dalam mempelajari matematika yang menyebakan rendahnya hasil belajar

matematika siswa. Sejalan dengan pendapat Ruseffendi dalam Ompusunggu (2014)

mengungkapkan bahwa mata pelajaran matematika bagi anak-anak pada umumnya

merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi. Pandangan ini terjadi turun temurun

dan menjadikan matematika sebagai pelajaran yang hanya berkutat pada perhitungan

yang membingungkan dan membosankan. Adanya pandangan tersebut salah satunya

bisa dikarenakan kurang tepatnya guru dalam memilih strategi pembelajaran.

76

Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang di dalamnya terdapat

susunan kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

(Sanjaya, 2013). Strategi pembelajaran banyak sekali macamnya, salah satunya

adalah strategi the firing line. Silberman (2016) mengemukakan bahwa the firing line

merupakan formasi yang menampilkan pasangan secara bergantian, siswa mendapat

kesempatan untuk merespon dengan cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan. Formasi gerakan cepat tersebut dapat digunakan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam pemahaman materi. Siswa mendapat kesempatan untuk

merespon secara cepat. Strategi the firing line digunakan untuk mengetahui seberapa

besar tanggapan (feedback) siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru pada

saat pemberian materi.

Indikator pembelajaran matematika yang baik adalah mangajak siswa untuk

berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa yang aktif diharapkan

mampu lebih cepat memahami pelajaran matematika sebab turut aktif dalam

mengolah informasi yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif sebagai salah

satu alternatif strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk ikut aktif dalam

proses pembelajaran di kelas.

Penelitian ini menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif pada kelas X TKJ-I SMK Karya Nasional Sindangwangi

Kab. Majalengka. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai respon

siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

dan hasil belajar matemtika siswa yaitu aspek kognitif dan aspek afektif khususnya

kemandirian belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket,

tes, dan observasi. Adapun tujuan dibuatnya angket tersebut untuk mengukur respon

siswa model terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif, sedangkan tes bertujuan untuk mengukur hasil belajar kognitif dan

observasi untuk mengukur hasil afektif dari segi kemandirian siswa.

77

Peneliti melakukan analisis data tentang angket respon siswa, hal ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif. Analisis data tentang angket respon

siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif,

diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,65% termasuk dalam kategori kuat, hal ini

menunjukan bahwa hampir seluruh siswa memberikan respon positif pada penerapan

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif. Besaran

presentase tersebut berbanding lurus dengan kenyataan pada saat penulis melakukan

penelitian, misalnya siswa dapat memahami dengan baik materi yang diajarkan, siswa

aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa bersemangat ketika belajar, dan siswa dapat

mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri.

Peneliti melakukan analisis data tentang hasil tes siswa, hal ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika siswa ditinjau dari aspek

kognitif dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif. Analisis data tentang hasil belajar matematika siswa ditinjau dari aspek

kognitif, diperoleh nilai rata-rata sebesar 89 hal ini menunjukan bahwa walaupun

masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM akan tetapi apabila

dilihat dari nilai rata-rata yaitu berada di atas nilai KKM termasuk dalam kategori

kuat.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis data tentang observasi kemandirian

belajar siswa, hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar

matematika siswa ditinjau dari aspek afektif dari sisi kemandiran belajar dengan

menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif.

Analisis data tentang hasil belajar matematika siswa ditinjau dari aspek afektif dari

sisi kemandiran belajar, diperoleh nilai rata-rata sebesar 54,91% berada pada kategori

cukup.Berdasarkan hasil analisis data respon siswa terhadap strategi pembelajaran the

firing line melalui pendekatan metakognitif pada mata pelajaran matematika

diperoleh data rata-rata sebesar 111,57 dengan skor maksimal adalah 124. Hal ini

menunjukan bahwa kebanyakan siswa memberikan respon yang baik dan positif

78

terhadap penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif. Hal ini selaras dengan hasil perolehan skor respon minimal siswa

terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

sebesar 99 dan skor maksimal 124. Nilai standar deviasi sebesar 7,021 yang

menunjukan arti bahwa penyimpangan skor dari keseluruhan siswa dari skor rata-rata

respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif tidaklah jauh dari skor rata-rata respon keseluruhan siswa yaitu 111,570.

Disamping itu, diperoleh nilai varians respon siswa terhadap strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif sebesar 49,289 yang menunjukan arti

bahwa terdapat banyak ragam respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing

line melalui pendekatan metakognitif yang memberikan respon baik.

Dalam angket respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif terdiri dari beberapa aspek yang diukur. Aspek yang

pertama ialah pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika yang memiliki

dua indikator yaitu ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika dan mampu

memahami dengan baik materi yang dipelajari.

Indikator ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika yang memiliki

jumlah item pernyataan sebanyak 6 item yaitu nomor 1, 4, 5, 17, 21, dan 23. Hasil

respon siswa terkait ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika dengan

menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

diperoleh skor rata-rata persentase sebesar 80,44%. Hal ini menunjukan bahwa secara

rata-rata siswa mengalami ketertarikan yang kuat atau baik terhadap pembelajaran

matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif.

Indikator mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari memiliki

jumlah item pernyataan sebanyak 2 item yaitu nomor 10 dan 26. Hasil respon siswa

terkait mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari dengan menggunakan

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor

rata-rata persentase sebesar 79,67%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa

79

dapat atau mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari dengan

menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif.

Selanjutnya aspek yang kedua ialah keaktifan siswa yang memiliki dua

indikator yaitu siswa dapat mencari dan memberikan informasi dan siswa berperan

aktif dalam kegiatan belajar matematika. Indikaor siswa dapat mencari dan

memberikan informasi memiliki jumlah item pernyataan sebanyak 4 item yaitu

nomor 6, 14, 15, dan 28. Hasil respon siswa terkait siswa dapat mencari dan

memberikan informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata persentase sebesar 78,67%.

Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa mampu atau dapat mencari dan

memberikan informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif.

Indikator siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika memiliki

jumlah item pernyataan sebanyak 3 item yaitu nomor 2, 19 dan 24. Hasil respon

siswa terkait siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika dengan

menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

diperoleh skor rata-rata persentase sebesar 80,22%. Hal ini menunjukan bahwa secara

rata-rata siswa mampu atau dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika

dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif.

Kemudian aspek yang ketiga ialah motivasi siswa dalam belajar matematika

yang memiliki dua indikator yaitu adanya hasrat ingin berhasil dalam belajar

matematika dan siswa bersemangat dalam belajar matematika. Indikator adanya

hasrat ingin berhasil dalam belajar matematika memiliki jumlah item pernyataan

sebanyak 6 item yaitu nomor 7, 8, 9, 16, 18, dan 22. Hasil respon siswa terkait adanya

hasrat ingin berhasil dalam belajar matematika dengan menggunakan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata

persentase sebesar 79,33%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa

memiliki hasrat yang tinggi agar dapat atau mampu berhasil dalam belajar

80

matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif.

Indikator siswa bersemangat dalam belajar matematika memiliki jumlah

item pernyataan sebanyak 2 item yaitu nomor 13 dan 25. Hasil respon siswa terkait

siswa bersemangat dalam belajar matematika dengan menggunakan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata

persentase sebesar 82,33%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa

bersemangat dalam belajar matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif.

Aspek yang keempat ialah kemandirian siswa dalam belajar matematika

yang memiliki dua indikator yaitu mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya

sendiri dan mengevaluasi hasil penyelesaian soal. Indikator mengerjakan tugas sesuai

dengan kemampuannya sendiri memiliki jumlah item pernyataan sebanyak 3 item

yaitu nomor 3, 11, dan 20. Hasil respon siswa terkait mengerjakan tugas sesuai

dengan kemampuannya sendiri dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing

line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata persentase sebesar

80,89%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa mampu atau dapat

mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri dengan menggunakan

strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif.

Indikator mengevaluasi hasil penyelesaian soal memiliki jumlah item

pernyataan sebanyak 2 item yaitu nomor 12 dan 27. Hasil respon siswa terkait

mengevaluasi hasil penyelesaian soal dengan menggunakan strategi pembelajaran the

firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata persentase

sebesar 75,67%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa mampu atau dapat

mengevaluasi hasil penyelesaian soal dengan menggunakan strategi pembelajaran the

firing line melalui pendekatan metakognitif.

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada siswa bahwa pada

umumnya respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif adalah setuju. Dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi

81

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diterima dengan baik

oleh siswa.

Penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif dilakukan pada kelas penelitian. Kemudian peneliti melakukan tes hasil

belajar matematika siswa setelah penerapan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif. Instrumen yang digunakan untuk mencari hasil

belajar matematika siswa pada aspek kognitif setelah penerapan strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif terdiri dari beberapa indikator

diantaranya yaitu, suatu bangun datar dihitung kelilingnya, daerah suatu bangun datar

dihitung luasnya, menentukan panjang sisi bangun datar, bangun datar tak beraturan

dihitung luasnya, menentukan luas lingkaran dan juring lingkaran, dan

mengaplikasikan bangun datar di kehidupan sehari-hari.

Hasil yang diperoleh dari tes matematika siswa dengan rata-rata sebesar 89.

Hal ini menunjukan bahwa rata-rata siswa telah mencapai hasil tes matematika yang

sangat baik setelah penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif. Hal ini selaras dengan hasil perolehan skor minimal sebesar

78 dan skor maksimal sebesar 100. Nilai standar deviasi sebesar 5,017 yang

menunjukan arti bahwa penyimpangan skor keseluruhan siswa tidaklah jauh dari skor

rata-ratanya yaitu 89. Disamping itu, diketahui nilai variansi sebesar 25,172 yang

menunjukan arti bahwa jawaban siswa memiliki keberagaman yang sedang. Hasil tes

matematika diperoleh range sebesar 22 yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan

yang tidak terlalu jauh antara jawaban siswa terhadap soal matematika yang

diberikan. Hal ini dapat dilihat dari skor minimum sebesar 89 dan skor maksimum

sebesar 100. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada spek kognitif di atas dapat

disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah sangat

baik.

Di dalam menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif yang dilakukan pada kelas penelitian, peneliti melakukan

82

observasi atau pengamatan di kelas tersebut, yaitu untuk mengamati kemandirian

belajar siswa.

Hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-1 menerapkan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1

dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa

pada pertemuan ke-1 yaitu 627 dengan persentase 43,54% berada pada kriteria cukup.

Kemudian hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-2 menerapkan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1

dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa

pada pertemuan ke-2 yaitu 758 dengan persentase 52,63% berada pada kriteria cukup.

Selanjutnya hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-3 menerapkan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1

dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa

pada pertemuan ke-3 yaitu 846 dengan persentase 58,75% berada pada kriteria cukup.

Lalu hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-4 menerapkan strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1 dengan mengamati

kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa pada pertemuan

ke-4 yaitu 932 dengan persentase 64,72% berada pada kriteria Baik.

Berdasarkan persentase tersebut dapat kita lihat bahwa kemandirian belajar

siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 4 mengalami kenaikan.

Dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa dari tiap pertemuan mengalami

kenaikan dan berpengaruh posistif terhadap hasil belajar siswa.

Diperoleh data hasil perhitungan statistik dari hasil penelitian di lapangan

dan pengolahan data yang dilakukan. Teknik analisis yang peneliti gunakan yaitu uji

normalitas, uji homogenitas, uji koefisian korelasi, uji determinasi, uji kelinieran

regresi, uji persamaan regresi, dan uji hipotesis. Uji normalitas menggunakan uji

“kolmogorov-Smirnov", uji homogenitas menggunakan uji “test homogenity of

variance”, uji koefisien korelasi menggunakan “correlations”, uji determinasi

83

menggunakan “model summary”, uji kelinieran regresi menggunakan “ANOVA”,

kumudian untuk uji persamaan regresi dan uji hipotesis menggunakan “coefficient”.

Perhitungan teknik analisis data ini menggunakan bantuan software SPSS 21.

Hasil yang diperoleh dari uji normalitas menunjukan bahwa data tersebut

berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu untuk respon

siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

sebesar 0,200 dan untuk hasil belajar kognitif matematika siswa sebesar 0,104 dan

hasil belajar afektif kemandirian sebesar 0,107. Selanjutnya pengujian homogenitas

yang dilakukan dengan taraf signifikansi 0,050 diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,137, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,050 dapat disimpulkan bahwa data

tersebut mempunyai varian yang sama atau homogen.

Menentukan tingkat hubungan antara variabel X dengan variabel Y atau

untuk menganalisis hubungan antara sejumlah besar variabel dalam studi tunggal

perlu diadakannya pengujian korelasi antara penerapan strategi pembelajaran the

firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa

dengan menggunakan bantuan software SPSS 21 diperoleh data sebesar 0,042.

Pengujian korelasi antara penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar afektif siswa yang ditinjau dari

kemandiriannya dengan menggunakan bantuan software SPSS 21 diperoleh data

sebesar 0,043. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar

kognitif dan hasil belajar afektif kemandirian siswa dengan nilai signifikansi masing-

masing sebesar 0,042 dan 0,043 yang lebih kecil dari 0,050. Dapat disimpulkan ada

hubungan antara penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa dan hasil belajar afektif

kemandirian belajar siswa.

Adapun hasil pengujian determinasi penerapan strategi pembelajaran the

firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa

berdasarkan hasil output dengan menggunakan software SPSS 21 diperoleh nilai R

84

Square sebesar 0,140 atau 14%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan

pengaruh variabel independen yaitu penerapan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa sebesar 14%

sedangkan sisanya 86% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam

penelitian ini. Hasil pengujian determinasi penerapan strategi pembelajaran the firing

line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar afektif kemandirian siswa

berdasarkan hasil output dengan menggunakan software SPSS 21 diperoleh nilai R

Square sebesar 0,139 atau 13,90%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan

pengaruh variabel independen yaitu penerapan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa sebesar

13,90% sedangkan sisanya 86,10% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

digunakan dalam penelitian ini

Mengetahui suatu regresi berpola linier atau tidak, dilakukan dengan uji

kelinieran regresi satu variabel independen. Diperoleh hasil dari uji kelinieran regresi

penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

terhadap hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan bantuan software SPSS 21

dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan linieritas diperoleh Fhitung = 4,552 dan

Ftabel = 4,200. Fhitung > Ftabel, artinya hipotesis berpola linier atau model regresi antara

variabel X dan variabel Y signifikan. Selanjutnya diperoleh hasil dari uji kelinieran

regresi penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif terhadap hasil belajar afektif kemandirian siswa dengan menggunakan

bantuan software SPSS 21 dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan linieritas

diperoleh Fhitung = 4,502 dan Ftabel = 4,200. Fhitung > Ftabel, artinya hipotesis berpola

linier atau model regresi antara variabel X dan variabel Y signifikan.

Adapun persamaan regresi untuk penerapan strategi pembelajaran the firing

line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif adalah Y

X. Dilihat dari persamaan tersebut jika tanpa penerapan strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar

matematika siswa sebesar 59,184 dan koefisien regresi sebesar 0,267, dengan

85

demikian menyatakan bahwa pada penerapan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif berpengaruh secara positif terhadap hasil belajar

kognitif siswa kelas X TKJ 1 SMK Karya Nasional Sindangwangi Kab. Majalengka.

Adapun persamaan regresi untuk penerapan strategi pembelajaran the firing line

melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif adalah Y

X. Dilihat dari persamaan tersebut jika tanpa penerapan strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika

siswa sebesar 68,231 dan koefisien regresi sebesar 0,333, dengan demikian

menyatakan bahwa pada penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui

pendekatan metakognitif berpengaruh secara positif terhadap hasil belajar afektif

kemandirian siswa kelas X TKJ 1 SMK Karya Nasional Sindangwangi Kab.

Majalengka.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan software SPSS

21 diperoleh signifikansi 0,042 dan thitung sebesar 2,132. Karena 0,042 < 0,050 dan

thitung > ttabel yaitu 2,134 > 2,045. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif terhadap hasil belajar matematika kognitif siswa. Hal ini di perkuat oleh

hasil nilai pearson correlation sebesar 0,042 artinya dengan nilai positif nilai hasil tes

belajar matematika siswa lebih baik dari 0,042 atau 4,20%.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan software SPSS

21 diperoleh signifikansi 0,043 dan thitung sebesar 2,122. Karena 0,043 < 0,050 dan

thitung > ttabel yaitu 2,122 > 2,045. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan

metakognitif terhadap hasil belajar afektif kemandirian siswa. Hal ini di perkuat oleh

hasil nilai pearson correlation sebesar 0,043 artinya dengan nilai positif nilai hasil

observasi kemandirian belajar siswa lebih baik dari 0,043 atau 4,30%.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat diketahui terdapat pengaruh

yang positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X TKJ-1 SMK Karya

Nasional Sindangwangi Kab. Majalengka setelah penerapan strategi pembelajaran the

86

firing line melalui pendekatan metakognitif. Rata-rata respon siswa terhadap strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif sebesar 111,570 dan

rata-rata nilai tes matematika siswa pada pokok bahasan dimensi 2 dengan

menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

sebesar 89.

Penelitian yang dilakukan di SMK Karya Nasional Sindangangi, dari hasil

analisis di atas menunjukan bahwa variabel dependent (hasil belajar matematika

ditinjau dari aspek kognitif) dipengaruhi oleh variabel independent (strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif) yaitu sebesar 14%. Hal

ini menunjukan bahwa variabel motivasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh

variabel strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif sebesar

14% sedangkan sisanya sebesar 86% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam variabel penelitian ini. Hal yang menyebabkan persentase

sumbangan pengaruh hanya 14% diantaranya karena beberapa faktor, diantaranya

pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing

line melalui pendekatan metakognitif berlangsung yaitu pada aspek pemahaman

siswa terhadap pembelajaran matematika, aspek keaktifan siswa, aspek motivasi

siswa dalam belajar matematika, dan aspek kemandirian siswa dalam belajar

matematika.

Hasil analisis variabel dependent (hasil belajar matematika ditinjau dari

aspek afektif dari sisi kemandirian) dipengaruhi oleh variabel independent (strategi

pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif) yaitu sebesar 13,90%.

Hal ini menunjukan bahwa variabel motivasi belajar matematika siswa dipengaruhi

oleh variabel strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif

sebesar 13,90% sedangkan sisanya sebesar 86,10% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian ini. Hal yang menyebabkan

persentase sumbangan pengaruh hanya 13,90% diantaranya karena beberapa faktor,

diantaranya pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran

the firing line melalui pendekatan metakognitif berlangsung yaitu pada indikator

87

kemandirian belajar siswa diantaranya indikator percaya diri, indikator tanggung

jawab, indikator inisiatif, dan indikator disiplin.