Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika
siswa, untuk mendapatkan informasi tentang peningkatan kemandirian siswa pada
pembelajaran matematika menggunakan strategi the firing line melalui pendekatan
metakognitif, dan untuk mendapatkan data respon siswa terhadap strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif.
Penelitian ini menggunakan tes, angket, dan observasi sebagai instrumen.
Pengumpulan data menggunakan tes digunakan untuk pengaruh strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika
siswa, yang berjumlah 10 soal esay. Kemudian angket digunakan untuk mendapatkan
data respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif, yang berjumlah 30 item pernyataan. Observasi digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang peningkatan kemandirian siswa pada pembelajaran
matematika menggunakan strategi the firing line melalui pendekatan metakognitif.
4.1.1 Respon Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran The Firing Line Melalui
Pendekatan Metakognitif
Mengetahui respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif, peneliti menggunakan angket sebagai instrumen
pengumpulan data variabel independen (variabel X) dengan jumlah pernyataan
sebanyak 28 item dengan menggunakan lima alternatif jawaban dan penskoran.
Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk mengetahui seberapa besar respon siswa
terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada
51
pokok bahasan dimensi 2. Perhitungan hasil angket dilakukan pada tiap alternatif
jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut hasil skor angket untuk setiap
responden dengan pengkodeannya (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran).
Data angket dianalisis untuk mengetahui seberapa besar respon siswa
terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada
pokok bahasan dimensi 2. Perhitungan hasil angket dilakukan pada tiap alternatif
jawaban yang telah ditentukan sebelumnya.
Deskripsi statistik data respon siswa terhadap strategi pembelajaran the
firing line melalui pendekatan metakognitif dengan menggunakan software SPSS 21
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 0.1
Deskripsi Statistik Hasil Angket Respon Siswa
N Range Min Max Sum Mean Std. Deviation Variance
respon
siswa
30 25 99 124 3347 111,570 7,021 49,289
Valid N
(listwise)
30
Berdasarkan Tabel 0.1 menjelaskan data penyebaran angket pada kelas
eksperimen untuk respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif berikut penjelasannya. Baris N menunjukan bahwa jumlah
responden yaitu yang mengisi data angket sebesar 30 siswa, pada baris minimum
menunjukan bahwa nilai atau skor terendah yang didapat oleh responden adalah 99,
pada baris maximum menunjukan bahwa nilai atau skor tertinggi yang didapat
responden adalah sebesar 124, kemudian pada baris mean yaitu nilai rata-rata
penyebaran angket respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif diperoleh nilai rata-rata sebesar 111,570, dengan range
sebesar 25, kemudian variance 49,289, sedangkan baris std. deviation menunjukan
ukuran penyebaran data yaitu sebesar 7,021.
Lebih detailnya berikut uraian persentase skor rata-rata dan frekuensi setiap
sintak atau langkah-langkah dari data angket penerapan strategi pembelajaran the
firing line melalui pendekatan metakognitif berdasarkan komponen aspek yang
52
disebarkan ke kelas X TKJ-1 SMK Karya Nasional Sindangwangi yang merupakan
kelas eksperimen penulis memaparkannya sebagai berikut:
a. Pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika
Aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika terdapat
indikator ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika dan mampu memahami
dengan baik materi yang dipelajari. Berikut deskripsinya:
Tabel 0.2
Ketertarikan Siswa Dalam Pelajaran Matematika
No Item Jumlah
Item
Skor Frekuensi Jumlah
skor
Persentase
(+) (-)
1, 4, 5,
17, 21,
dan 23
6
SS (5) STS (5) 48 240 33,14%
S (4) TS (4) 96 384 53,03%
RR (3) RR (3) 28 84 11,60%
TS (2) S (2) 8 16 2,20%
STS (1) SS (1) 0 0 0%
Jumlah 180 724 100%
Skor Maksimal 900
Persentase rata-rata 80,44%
Kriteria Kuat
Berdasarkan Tabel 0.2 menunjukan bahwa respon siswa terhadap strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada aspek pemahaman
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan indikator ketertarikan siswa dalam
pelajaran matematika, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar
33,14% menyatakan setuju sebesar 53,03%, menyatakan ragu-ragu sebesar 11,60%,
menyatakan tidak setuju sebesar 2,20%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Secara
keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatn metakognitif sebesar 80,44% berada pada kriteria kuat. Artinya, bahwa
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif cukup tinggi.
53
Tabel 0.3
Mampu Memahami Dengan Baik Materi yang Dipelajari
No
Item
Jumlah
Item
Skor Frekuensi Jumlah
skor
Persentase
(+) (-)
10 dan
26
2 SS (5) STS (5) 12 0 25,10%
S (4) TS (4) 36 44 60,25%
RR (3) RR (3) 11 3 13,80%
TS (2) S (2) 1 2 0,84%
STS (1) SS (1) 0 0 0%
Jumlah 60 39 100%
Skor Maksimal 300
Persentase rata-rata 79,67%
Kriteria Kuat
Berdasarkan Tabel 0.3 menunjukan bahwa respon siswa terhadap strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada aspek pemahaman
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan indikator mampu memahami
dengan baik materi yang dipelajari, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat
setuju sebesar 25,10%, menyatakan setuju sebesar 60,25%, menyatakan ragu-ragu
sebesar 13,80%, menyatakan tidak setuju sebesar 0,84%, sedangkan untuk alternatif
jawaban sangat tidak setuju sebesar 0% disebabkan tidak ada yang memilih. Secara
keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatn metakognitif sebesar 79,67% berada pada kriteria kuat. Artinya, dengan
penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
siswa mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari.
Berdasarkan data Tabel 0.2 dan Tabel 0.3 diperoleh data secara keseluruhan
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif pada aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika
sebesar 80,055% dengan kriteria kuat. Berikut disajikan data persentase secara
keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif pada aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran
matematika yang ditunjukan pada sebagai berikut:
54
Tabel 0.4
Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika
Indikator Persentase Rata-Rata
Persentase
Kriteria
Ketertarikan siswa dalam pelajaran
matematika
80,44%
80,055%
Kuat Mampu memahami dengan baik materi
yang dipelajari
79,67%
b. Keaktifan siswa
Pada aspek keaktifan siswa terdapat indikator siswa dapat mencari dan
memberikan informasi dan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika.
Berikut deskripsinya:
Tabel 0.5
Siswa Dapat Mencari dan Memberikan Informasi
No Item Jumlah
Item
Skor Frekuensi Jumlah
skor
Persentase
(+) (-)
6,14,15,
dan 28
4 SS (5) STS (5) 28 140 29,67%
S (4) TS (4) 61 244 51,69%
RR (3) RR (3) 26 78 16,52%
TS (2) S (2) 5 10 2,11%
STS (1) SS (1) 0 0 0
Jumlah 120 472 100%
Skor Maksimal 600
Persentase rata-rata 78,67%
Kriteria Kuat
Berdasarkan data pada Tabel 0.5 menunjukan bahwa respon siswa terhadap
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada aspek
keaktifan siswa dengan indikator siswa dapat mencari dan memberikan informasi,
menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar 29,67%, menyatakan
setuju sebesar 51,69%, menyatakan ragu-ragu sebesar 16,52%, menyatakan tidak
setuju sebesar 2,11%, sedangkan untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju sebesar
0% karena tidak ada yang memilih. Secara keseluruhan respon siswa terhadap strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatn metakognitif sebesar 78,67% berada
pada kriteria kuat. Artinya, dengan penerapan strategi pembelajaran the firing line
55
melalui pendekatan metakognitif siswa dapat mencari dan memberikan informasi
cukup baik.
Tabel 0.6
Siswa Berperan Aktif Dalam Kegiatan Belajar Matematika
No Item Jumlah
Item
Skor Frekuensi Jumlah
skor
Persentase
(+) (-)
2, 19,
dan 24
3 S (5) TS (5) 21 105 29,09%
S (4) TS (4) 49 196 54,29%
RR (3) RR (3) 20 60 16,62%
TS (2) S (2) 0 0 0%
STS (1) SS (1) 0 0 0%
Jumlah 90 361 100%
Skor Maksimal 450
Persentase rata-rata 80,22%
Kriteria Kuat
Berdasarkan data pada Tabel 0.6 menunjukan bahwa respon siswa terhadap
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada aspek
keaktifan siswa dengan indikator siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar
matematika, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar 29,09%,
menyatakan setuju sebesar 54,29%, menyatakan ragu-ragu sebesar 16,62%,
menyatakan tidak setuju sebesar 0%, dan untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju
sebesar 0%. Secara keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the
firing line melalui pendekatn metakognitif sebesar 80,22% berada pada kriteria kuat.
Artinya, dengan penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika.
Berdasarkan data Tabel 0.5 dan Tabel 0.6 diperoleh data secara keseluruhan
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif pada aspek keaktifan siswa, yang ditunjukan pada Tabel IV.7 berikut
ini:
56
Tabel 0.7
Keaktifan Siswa
Indikator Persentase Rata-Rata
Persentase
Kriteria
Siswa dapat mencari dan memberikan
informasi
78,67%
79,45%
Kuat
Siswa berperan aktif dalam kegiatan
belajar matematika
80,22%
Berdasarkan data pada Tabel 0.7 menunjukan data secara keseluruhan bahwa
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif pada aspek keaktifan siswa sebesar 79,45% dengan kriteria kuat.
c. Motivasi siswa dalam belajar matematika
Aspek motivasi siswa dalam belajar matematika terdapat indikator adanya
hasrat ingin berhasil dalam belajar matematika dan siswa bersemangat dalam belajar
matematika. Berikut deskripsinya:
Tabel 0.8
Adanya Hasrat Ingin Berhasil Dalam Belajar Matematika
No Item Jumlah
Item
Skor Frekuensi Jumlah
skor
Persentase
(+) (-)
7, 8, 9,
16, 18,
dan 22
6 SS (5) STS (5) 39 195 27,31%
S (4) TS (4) 105 420 58,82%
RR (3) RR (3) 27 81 11,34%
TS (2) S (2) 9 18 2,52%
STS (1) SS (1) 0 0 0%
Jumlah 180 714 100%
Skor Maksimal 900
Persentase rata-rata 79,33%
Kriteria Kuat
Berdasarkan Tabel 0.8 menunjukan bahwa respon siswa terhadap strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif aspek motivasi siswa
dalam belajar matematika dengan indikator adanya hasrat ingin berhasil dalam belajar
matematika, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar 27,31%,
menyatakan setuju sebesar 58,82%, menyatakan ragu-ragu sebesar 11,34%,
menyatakan tidak setuju sebesar 2,52%, sedangkan untuk alternatif jawaban sangat
tidak setuju sebesar 0% karena tidak ada yang memilih. Secara keseluruhan respon
57
siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatn metakognitif
sebesar 79,33% berada pada kriteria kuat. Artinya, dengan penerapan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif adanya hasrat ingin
berhasil siswa dalam belajar matematika cukup baik.
Tabel 0.9
Siswa Bersemangat Dalam Belajar Matematika
No Item Jumlah
Item
Skor Frekuensi Jumlah
skor
Persentase
(+) (-)
3 dan 25 2 S (5) STS (5) 15 75 30,36%
S (4) TS (4) 37 148 59,91%
RR (3) RR (3) 8 24 9,72%
TS (2) S (2) 0 0 0%
STS (1) SS (1) 0 0 0%
Jumlah 60 247 100%
Skor Maksimal 300
Persentase rata-rata 82,33%
Kriteria Kuat
Berdasarkan data pada Tabel 0.9 menunjukan bahwa respon siswa terhadap
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif aspek motivasi
siswa dalam belajar matematika dengan indikator siswa bersemangat dalam belajar
matematika, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar 30,36%,
menyatakan setuju sebesar 59,91%, menyatakan ragu-ragu sebesar 9,72%,
menyatakan tidak setuju sebesar 0%, sedangkan untuk alternatif jawaban sangat tidak
setuju sebesar 0% karena tidak ada yang memilih. Secara keseluruhan respon siswa
terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatn metakognitif sebesar
82,33% berada pada kriteria kuat. Artinya, dengan penerapan strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif siswa menjadi bersemangat dalam
belajar matematika.
Berdasarkan data Tabel 0.8 dan Tabel 0.9 diperoleh data secara keseluruhan
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif pada motivasi siswa dalam belajar matematika, yang ditunjukan pada
Tabel 0.10 berikut ini:
58
Tabel 0.10
Motivasi Siswa Dalam Belajar Matematika
Indikator Persentase Rata-Rata
Persentase
Kriteria
Adanya hasrat ingin berhasil dalam
belajar matematika
79,33%
80,83%
Kuat
Siswa bersemangat dalam belajar
matematika
82,33%
Berdasarkan data Tabel 0.10 menunjukan data secara keseluruhan bahwa
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif pada aspek motivasi siswa dalam belajar matematika sebesar 80,83%
dengan kriteria kuat.
d. Kemandirian siswa dalam belajar matematika
Aspek kemandirian siswa dalam belajar matematika terdapat indikator
mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri dan mengevaluasi hasil
penyelesaian soal. Berikut deskripsinya:
Tabel 0.11
Mengerjakan Tugas Sesuai Kemampuannya Sendiri
No Item Jumlah
Item
Skor Frekuensi Jumlah
skor
Persentase
(+) (-)
3, 11,
dan 20
3 SS (5) TS (5) 21 105 28,84%
S (4) TS (4) 53 212 58,24%
RR (3) RR (3) 14 43 11,81%
TS (2) S (2) 2 4 1,10%
STS (1) SS (1) 0 0 0
Jumlah 90 364 100%
Skor Maksimal 450
Persentase rata-rata 80,89%
Kriteria Kuat
Berdasarkan data pada Tabel 0.11 menunjukan bahwa respon siswa terhadap
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif aspek
kemandirian siswa dalam belajar matematika dengan indikator mengerjakan tugas
sesuai dengan kemampuannya sendiri, menunjukan bahwa mereka menyatakan
sangat setuju sebesar 28,84%, menyatakan setuju sebesar 58,24% menyatakan ragu-
ragu sebesar 11,81%, menyatakan tidak setuju sebesar 1,10%, sedangkan untuk
alternatif jawaban sangat tidak setuju sebesar 0% karena tidak ada yang memilih.
59
Secara keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatn metakognitif sebesar 80,89% berada pada kriteria kuat. Artinya,
dengan penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif siswa mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri cukup
baik.
Tabel 0.12
Mengevaluasi Hasil Penyelesaian Soal
No Item Jumlah
Item
Skor Frekuensi Jumlah
skor
Persentase
(+) (-)
12 dan
27
2 SS (5) STS (5) 10 50 22,02%
S (4) TS (4) 33 132 58,15%
RR (3) RR (3) 11 33 14,54%
TS (2) S (2) 6 12 5,29%
STS (1) SS (1) 0 0 0%
Jumlah 54 227 100%
Skor Maksimal 300
Persentase rata-rata 75,67%
Kriteria Kuat
Berdasarkan data pada Tabel 0.12 menunjukan bahwa respon siswa terhadap
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif aspek
kemandirian siswa dalam belajar matematika dengan indikator mengevaluasi hasil
penyelesaian soal, menunjukan bahwa mereka menyatakan sangat setuju sebesar
22,02%, menyatakan setuju sebesar 58,15%, menyatakan ragu-ragu sebesar 14,54%,
menyatakan tidak setuju sebesar 5,29% sedangkan untuk alternatif jawaban sangat
tidak setuju sebesar 0% karena tidak ada yang memilih. Secara keseluruhan respon
siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatn metakognitif
sebesar 75,67% berada pada kriteria kuat. Artinya, dengan penerapan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif siswa mengevaluasi
hasil penyelesaian soal cukup baik.
Berdasarkan data Tabel 0.11 dan Tabel 0.12 diperoleh data secara
keseluruhan respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif pada motivasi siswa dalam belajar matematika, yang
ditunjukan sebagai berikut:
60
Tabel 0.13
Kemandirian Siswa Dalam Belajar Matematika
Indikator Persentase Rata-Rata
Persentase
Kriteria
Mengerjakan tugas sesuai dengan
kemampuannya sendiri
80,89%
78,28%
Kuat
Mengevaluasi hasil penyelesaian
soal
75,67%
Berdasarkan data Tabel 0.13 menunjukan data secara keseluruhan bahwa
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif pada aspek kemandirian siswa dalam belajar matematika sebesar
78,28% dengan kriteria kuat.
Berikut disajikan rekapitulasi persentase data dari hasil penyebaran angket
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif secara keseluruhan pada Tabel 0.14.
Tabel 0.14
Rekapitulasi Respon Siswa Berdasarkan Indikator
Indikator Skor Persentase Rata-Rata
Persentase Max. Rata-rata
Ketertarikan siswa dalam pelajaran
matematika
900 724 80,44% 79,65%
Mampu memahami dengan baik
materi yang dipelajari
300 239 79,67%
Siswa dapat mencari dan
memberikan informasi
600 472 78,67%
Siswa berperan aktif dalam
kegiatan belajar matematika
450 361 80,22%
Adanya hasrat ingin berhasil
dalam belajar matematika
900 714 79,33%
Siswa bersemangat dalam belajar
matematika
300 247 82,33%
Mengerjakan tugas sesuai dengan
kemampuannya sendiri
450 364 80,89%
Mengevaluasi hasil penyelesaian
soal
300 227 75,67%
Berdasarkan data Tabel 0.14 dapat diketahui bahwa untuk indikator
ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika diperoleh persentase sebesar 80,44%,
mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari sebesar 79,67%, siswa dapat
61
mencari dan memberikan informasi sebesar 78,67%, siswa berperan aktif dalam
kegiatan belajar matematika sebesar 80,22%, adanya hasrat ingin berhasil dalam
belajar matematika sebesar 79,33%, siswa bersemangat dalam belajar matematika
sebesar 82,33%, mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri sebesar
80,89%, dan mengevaluasi hasil penyelesaian soal sebesar 75,67%. Persentase
tersebut terlihat bahwa rata-rata respon siswa pada setiap aspek mendapatkan
persentase yang baik. Hasil perhitungan rata-rata persentase respon siswa dari seluruh
aspek yaitu sebesar 79,65 % termasuk kategori kuat.
Berdasarkan Tabel 0.14 dapat diketahui bahwa persentase rata-rata pada
setiap indikator respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif adalah 79,65 % termasuk kategori kuat. Tabel 0.15
diasajikan rekapitulasi respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif sebagai berikut:
Tabel 0.15
Rekapitulasi Respon Siswa Berdasarkan Aspek
Aspek Persentase Kriteria
Pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika 80,05% Kuat
Keaktifan siswa 79,45% Kuat
Motivasi siswa dalam belajar matematika 80,83% Kuat
Kemandirian siswa dalam belajar matematika 78,28% Kuat
Berdasarkan Tabel 0.15 dapat diketahui bahwa pada respon siswa terhadap
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif pada setiap
aspek menunjukan kriteria kuat. Hal ini berarti strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif mampu membuat siswa memahami materi dengan
baik, membuat siswa aktif, membuat siswa termotivasi untuk belajar, dan membuat
siswa mandiri dalam belajar. Disimpulkan bahwa respon siswa terhadap strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif adalah baik.
62
Gambar 0.1
Diagram Persentase Respon Siswa
Berdasarkan Gambar 0.1 dapat diketahui perbandingan hasil aspek pada
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line diperoleh rata-rata
persentase aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika sebesar 24%,
aspek keaktifan siswa sebesar 25%, aspek motivasi siswa dalam belajar matematika
sebesar 25%, dan aspek kemandirian siswa dalam belajar matematika sebesar 26%.
4.1.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Ditinjau dari Aspek Kognitif
Hasil belajar matematika siswa diukur dengan tes setelah siswa mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line. Tes tersebut
berupa tes esay sebanyak 10 soal yang sebelumnya sudah diujikan kevalidannya,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Berdasarkan perhitungan
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya dari 15 soal tes essay
pada instrumen uji coba soal tes, terdapat 10 soal yang memenuhi empat kriteria
tersebut yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 13, dan 14.
Perhitungan tes hasil belajar matematika siswa dilakukan dengan
menggunakan program MS.Excel 2007. Hasil tes yang didapatkan dengan
menggunakan program SPSS 20 diperoleh data deskripsi statistik sebagai berikut:
Pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika
24%
Keaktifan siswa 25%
Motivasi siswa dalam belajar matematika
25%
Kemandirian siswa dalam
belajar matematika
26%
63
Tabel 0.16
Deskripsi Statistik Hasil Belajar Matematika Siswa
N Range Min Max Sum Mean Std. Deviation Variance
hasil
belajar
30 22 78 100 2670 89,000 5,017 25,172
Valid N
(listwise)
30
Berdasarkan Tabel 0.16 jumlah siswa (N) yang mengikuti postes sebanyak
30 siswa. Didapat skor mean sebesar 89 hal ini menunjukan nilai rata-rata siswa pada
hasil postes tersebut dengan kategori sangat baik. Diperoleh skor standar deviasi
sebesar 5,017. Skor minimum yang diperoleh yaitu sebesar 78, sedangkan skor
maksimum yang diperoleh yaitu 100, kemudian untuk range sebesar 22, dan variasi
sebesar 25,172.
Rangkuman hasil analisis statistik deskriftif data penelitian ini lebih lengkap
peneliti sajikan juga dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram.
Gambar 0.2
Diagram Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Peneliti membagi tingkatan hasil belajar menjadi 5 tingkatan yang peneliti
sajikan sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
78 80 82 85 86 87 88 90 92 94 95 98 100
64
Tabel 0.17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Nilai Interval Frekuensi Persentase
78 – 82 4 13,33%
83 – 87 8 26,67%
88 – 92 13 43,33%
93 – 97 3 10%
98 – 102 2 6,67%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan Tabel 0.17 bila dilihat secara keseluruhan, dengan melihat nilai
rata-rata sebesar 89 hasil belajar matematika siswa kelas X TKJ-1 SMK Karya
Nasional Sindangwangi Kab. Majalengka dapat dikategorikan sangat tinggi.
Setelah peneliti melakukan studi pendahuluan di SMK Karya Nasional
Sindangwangi Kab. Majalengka, peneliti mendapatkan informasi bahwa nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimun) di SMK Karya Nasional Sindangwangi Kab.
Majalengka yaitu sebesar 80. Kaitannya dengan hasil postes setelah penerapan
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor
minimum 78, namun rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 89 hal ini
menunjukan bahwa walaupun masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di
bawah KKM akan tetapi apabila dilihat dari nilai rata-rata yaitu berada di atas nilai
KKM. Skor maksimum yang diperoleh siswa yaitu sebesar 100, hal ini menunjukan
bahwa penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif memberikan dampak yang positif, sehingga siswa dengan mudah
memahami materi yang diajarkan.
4.1.3 Hasil Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Aspek Afektif Dari Segi
Kemandirian Belajar Siswa
Mengetahui kemandirian belajar siswa pada pembelajaran matematika
menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif,
peneliti menggunakan observasi sebagai instrumen pengumpulan data yang terdiri
dari 4 aspek dan 12 indikator sebagaimana telah disebutkan di BAB II.
Lembar observasi tersebut diberikan kepada kelas eksperimen yang
diberikan perlakuan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
65
metakognitif. Tujuan dari observasi pada penerapan strategi pembelajaran the firing
line melalui pendekatan metakognitif adalah untuk mengetahuai seberapa tinggi hasil
belajar matematika siswa ditinjau dari aspek afektif dari sisi kemandirian yang
sebelumnya belum pernah digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas X TKJ
1 SMK Karya Nasional Sindangwangi. Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk
mendapatkan informasi tentang peningkatan kemandirian siswa pada pembelajaran
matematika menggunakan strategi the firing line melalui pendekatan metakognitif
pada pokok bahasan dimensi 2.
Berikut rekapitulasi hasil observasi kemandirian siswa untuk setiap
pertemuan (selengkapnya dapat dilihat pada Error! Reference source not found.).
Tabel 0.18
Rekapitulasi Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa
Pertemuan Total Skor Persentase Kriteria
1 627 43,54 % Cukup
2 758 52,63 % Cukup
3 846 58,75 % Cukup
4 932 64,72 % Baik
Jumlah 3163 54,91% Cukup
Hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-1 menerapkan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1
dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa
pada pertemuan ke-1 yaitu 627 dengan persentase 43,54% berada pada kriteria cukup.
Kemudian hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-2 menerapkan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1
dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa
pada pertemuan ke-2 yaitu 758 dengan persentase 52,63% berada pada kriteria cukup.
Selanjutnya hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-3 menerapkan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1
dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Tabel 0.18 diperoleh skor total dari
seluruh siswa pada pertemuan ke-3 yaitu 846 dengan persentase 58,75% berada pada
kriteria cukup. Lalu hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-4 menerapkan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1
66
dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa
pada pertemuan ke-4 yaitu 932 dengan persentase 64,72% berada pada kriteria Baik.
Rekapitulasi Hasil observasi kemandirian belajar siswa dari pertemuan 1
sampai dengan pertemuan 4 dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1 dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 0.3
Diagram Rekapitulasi Kemandirian Siswa
Berdasarkan Gambar 0.2 dapat kita lihat bahwa kemandirian belajar siswa
dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 4 mengalami kenaikan.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa ditinjau dari aspek afektif khususnya
kemandirian belajar siswa dari tiap pertemuan mengalami kenaikan serta dapat
dikatakan cukup tinggi. Berdasarkan uraian tersebut penerapan strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif memiliki pengaruh yang kuat
terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari sisi kemandirinnya.
43,54%
52,63 %
58,75%
64,72%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
67
4.2 Analisis Data
4.2.1 Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui gambaran awal distribusi data
residual (error) strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
terhadap hasil belajar secara normal atau tidak. Hal itu merupakan syarat yang harus
terpenuhi dalam analisis regresi linier sederhana. Adapun untuk menguji normalitas
error tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 21 rumus uji
Kolmogorov-Smirnov. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 0.19
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
1 0,098 30 0,200* 0,966 30 0,434
2 0,146 30 0,104 0,975 30 0,688
3 0,145 30 0,107 0,939 30 0,85
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan Tabel 0.19 pengujian normalitas error (residu) dengan uji
Kolmogorov-Smirnov pada SPSS 21 diperoleh nilai signifikansi pada respon siswa
sebesar 0,200, pada hasil belajar kognitif sebesar 0,104, dan pada hasil belajar afektif
kemandirian sebesar 0,107 dengan taraf signifikansi α = 0,050, p-value Kolmogorov-
Smirnov (nilai p) > 0,050, yakni 0,200 > 0,050, 0,104 > 0,050, dan 0,107 > 0,050 data
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji normalitas sudah diketahui kemudian dilakukan uji homogenitas. Uji
homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Levene Test. Hasil yang diperoleh dari SPSS 21 dengan
menggunakan Levene Test dapat dilihat sebagai berikut:
68
Tabel 0.20
Uji Homogenitas Levene Test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,034 2 87 0,137
Output hasil pengujian homogenitas dapat dilihat pada Tabel 0.20 diketahui
bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,050 (0,137 > 0,050). Karena sisgnifikansi
lebih dari 0,050 dapat disimpulkan bahwa data homogen atau dengan kata lain
mempunyai varian yang sama antar tiap variabel yang sedang diukur.
4.2.2 Regresi Sederhana
a. Uji Regresi Respon Siswa Terhadap Hasil Belajar Kognitif
1) Uji Koefisien Korelasi
Mencari koefisien korelasi bertujuan untuk menentukan tingkat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y atau untuk menganalisis hubungan antara
sejumlah besar variabel dalam studi tunggal.
Tabel 0.21
Uji Koefisien Korelasi Hasil Belajar Kognitif
Respon siswa Hasil belajar
Respon siswa
Pearson Correlation 1 0,374*
Sig. (2-tailed) 0,042
N 30 30
Hasil belajar
Pearson Correlation 0,374* 1
Sig. (2-tailed) 0,042
N 30 30
Berdasarkan Tabel 0.21 diketahui nilai korelasi antara strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika
siswa sebesar 0,042. Terdapat hubungan yang signifikan antara strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika
siswa dengan nilai signifikansi sebesar 0,042 yang lebih kecil dari 0,050.
Disimpulkan ada hubungan antara strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa.
2) Uji kelinieran Regresi
69
Mengetahui suatu regresi berpola linear atau tidak, dilakukan dengan uji
regresi linear atau satu variabel independen. Hasil uji kelinearan regresi dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 0.22
Uji Kelinieran Regresi Hasil Belajar Kognitif
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 102,090 1 102,090 4,552 0,042b
Residual 627,910 28 22,425
Total 730,000 29
Berdasarkan Tabel 0.22 uji kelinieran regresi dengan menggunakan SPSS 21
diperoleh nilai Fhitung = 4,552. Peneliti mengambil taraf signifikansi taraf signifikansi
α = 0,050 dengan jumlah responden 30 siswa. Menentukan Ftabel peneliti
menggunakan rumus df =n-2, diperoleh Ftabel = 4,200 sehingga Fhitung > Ftabel, artinya
hipotesis berpola linier atau model regresi antara variabel X dan variabel Y
signifikan.
3) Persamaan Regresi Sederhana
Setelah melakukan perhitungan analisis regresi dengan menggunakan uji
linier satu variabel independen dengan SPSS 21, diperoleh hasil sebagi berikut:
Tabel 0.23
Uji Regresi Sederhana Hasil Belajar Kognitif
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 59,184 14,001 4,227 0,000
Respon siswa 0,267 0,125 0,374 2,134 0,042
Berdasarkan Tabel 0.23 uji analisis regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS 21 diperoleh a = 59,184 yang artinya jika tidak ada peningkatan
penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
terhadap hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 0,267 sedangkan nilai b =
0,267. Persamaan regresinya adalah:
Y = a + bX
70
Y X
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai α = 59,184 yang
artinya jika siswa tidak diberikan perlakuan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif (variabel X) secara berkala hasil belajar matematika
dari segi kognitif (variabel Y) adalah sebesar 59,184. Nilai b = 0,267 yang artinya
setiap peningkatan 1 satuan perlakuan dengan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif, hasil belajar matematika dari segi kognitif akan
meningkat sebesar 0,267. Artinya, menyatakan bahwa pada penerapan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif berpengaruh secara
positif terhadap hasil belajar matematika dari segi kognitif.
4) Uji Determinasi
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 0.24
Uji determinasi Hasil Belajar Kognitif
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,374a 0,140 0,109 4,736
Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada Tabel 0.24 dari hasil analisis
regresi linier sederhana di atas. Berdasarkan output diperoleh angka R square sebesar
0,140 atau 14%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel
independen yaitu strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif terhadap variabel hasil belajar matematika siswa sebesar 14%
sedangkan sisanya 86% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini.
5) Uji Hipotesis
Persamaan regresi yang telah diperoleh harus diuji apakah memang valid
untuk memprediksi variabel terikat, yaitu strategi pembelajaran the firing line melalui
71
pendekatan metakognitif (X) benar-benar dapat memprediksi hasil belajar
matematika siswa ditinjau dari aspek kognitif.
Tabel 0.25
Uji Hipotesis Hasil Belajar Kognitif
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 59,184 14,001 4,227 0,000
Respon Siswa 0,267 0,125 0,374 2,134 0,042
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh
signifikansi 0,042 dan thitung sebesar 2,134. Karena 0,042 < 0,050 dan thitung > ttabel
yaitu 2,134 > 2,045 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa.
b. Uji Regresi Respon Siswa Terhadap Hasil Belajar Afektif Kemandirian
1) Uji Koefisien Korelasi
Mencari koefisien korelasi bertujuan untuk menentukan tingkat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y atau untuk menganalisis hubungan antara
sejumlah besar variabel dalam studi tunggal.
Tabel 0.26
Uji Koefisien Korelasi Hasil Belajar Afektif
Respon Siswa Hasil Belajar
Afektif
Respon Siswa
Pearson Correlation 1 0,372*
Sig. (2-tailed) 0,043
N 30 30
Hasil Belajar Afektif
Pearson Correlation 0,372* 1
Sig. (2-tailed) 0,043
N 30 30
Berdasarkan Tabel 0.26 dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai korelasi
antara strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap
hasil belajar matematika siswa dari segi afektif kemandirian sebesar 0,043. Terdapat
hubungan yang signifikan antara strategi pembelajaran the firing line melalui
72
pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa segi afektif
kemandirian dengan nilai signifikansi sebesar 0,043 yang lebih kecil dari 0,050.
2) Uji kelinieran Regresi
Mengetahui suatu regresi berpola linear atau tidak, dilakukan dengan uji
regresi linear atau satu variabel independen. Hasil uji kelinearan regresi dapat dilihat
pada sebagai berikut:
Tabel 0.27
Uji Kelinieran Regresi Hasil Belajar Afektif
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 158.937 1 158.937 4.502 .043b
Residual 988.430 28 35.301
Total 1147.367 29
a. Dependent Variable: hasil belajar
b. Predictors: (Constant), respon siswa
Berdasarkan Tabel 0.27 uji kelinieran regresi dengan menggunakan SPSS 21
diperoleh nilai Fhitung = 4,502. Peneliti mengambil taraf signifikansi taraf signifikansi
α = 0,050 dengan jumlah responden 30 siswa. Menentukan Ftabel peneliti
menggunakan rumus df =n-2, diperoleh Ftabel = 4,200 sehingga Fhitung > Ftabel 4,502 >
4,200, artinya hipotesis berpola linier atau model regresi antara variabel X dan
variabel Y signifikan.
3) Persamaan Regresi Sederhana
Setelah melakukan perhitungan analisis regresi dengan menggunakan uji
linier satu variabel independen dengan SPSS 21, diperoleh hasil sebagi berikut:
73
Tabel 0.28
Uji Regresi Sederhana Hasil Belajar Afektif
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 68,231 17,567 3,884 0,001
respon siswa 0,333 0,157 0,372 2,122 0,043
a. Dependent Variable: hasil belajar
Berdasarkan Tabel 0.28 uji analisis regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS 21 diperoleh a = 68,231 yang artinya jika tidak ada peningkatan
penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
terhadap hasil belajar matematika siswa dari segi afektif kemandirian adalah sebesar
0,333 sedangkan nilai b = 0,333. Persamaan regresinya adalah:
Y = a + bX
Y X
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai α = 59,184
yang artinya jika siswa tidak diberikan perlakuan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif (variabel X) secara berkala hasil belajar matematika
dari segi afektif kemandirian (variabel Y) adalah sebesar 59,184. Nilai b = 0,267 yang
artinya setiap peningkatan 1 satuan perlakuan dengan strategi pembelajaran the firing
line melalui pendekatan metakognitif, hasil belajar matematika dari segi afektif
kemandirian akan meningkat sebesar 0,267. Artinya, menyatakan bahwa pada
penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
berpengaruh secara positif terhadap hasil belajar matematika dari segi afektif
kemandirian.
4) Uji Determinasi
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
74
Tabel 0.29
Uji determinasi Hasil Belajar Afektif
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,372a 0,139 0,108 5,941
a. Predictors: (Constant), respon siswa
Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada Tabel IV.29 dari hasil analisis
regresi linier sederhana di atas. Berdasarkan output diperoleh angka R square sebesar
0,139 atau 13,90%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh
variabel independen yaitu strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif terhadap variabel hasil belajar matematika siswa dari segi kemandiran
sebesar 13,90% sedangkan sisanya 86,10% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
5) Uji Hipotesis
Persamaan regresi yang telah diperoleh harus diuji apakah memang valid
untuk memprediksi variabel terikat, yaitu strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif (X) benar-benar dapat memprediksi hasil belajar
matematika siswa dari segi afektif kemandirian.
Tabel 0.30
Uji Hipotesis Hasil Belajar Afektif
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 68,231 17,567 3,884 0,001
respon siswa 0,333 0,157 0,372 2,122 0,043
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh
signifikansi 0,043 dan thitung sebesar 2,122. Karena 0,042 < 0,050 dan thitung > ttabel
yaitu 2,122 > 2,045 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa dari segi
afektif kemandirian.
75
4.3 Pembahasan
Pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran (Hamalik, 2005). Kegiatan
pembelajaran yang efektif pada umumnya meliputi beberapa aspek, salah satunya
ialah pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada siswa
umumnya merupakan pembelajaran aktif yang mengikutsertakan siswa dalam
aktifitas fisik atau melibatkan siswa secara mental dalam berfikir. Salah satu
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, bertanya
tanpa disuruh oleh guru, dan guru hendaknya mampu menciptakan kondisi belajar
yang kondusif, nyaman, menyenangkan, tidak membuat tegang, dan membuat siswa
ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam suatu sekolah pasti terdapat suatu
proses pembelajaran yang mana dalam setiap jenjang sekolah tersebut siswa harus
mengikuti semua mata pelajaran yang ada, termasuk mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan suatu ilmu yang mendasari ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu, penguasaan matematika merupakan hal yang penting
dalam perkembangan ilmu-ilmu yang ada. Sangat besarnya peranan matematika
dalam berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan matematika
sebagai salah satu ilmu yang wajib diberikan dalam kegiatan pembelajaran yang ada
di sekolah. Pembelajaran di sekolah diharapkan menjadi sesuatu yang menyenangkan
bagi siswa. Kenyataannya dalam proses pembelajaran siswa masih banyak menemui
kesulitan dalam mempelajari matematika yang menyebakan rendahnya hasil belajar
matematika siswa. Sejalan dengan pendapat Ruseffendi dalam Ompusunggu (2014)
mengungkapkan bahwa mata pelajaran matematika bagi anak-anak pada umumnya
merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi. Pandangan ini terjadi turun temurun
dan menjadikan matematika sebagai pelajaran yang hanya berkutat pada perhitungan
yang membingungkan dan membosankan. Adanya pandangan tersebut salah satunya
bisa dikarenakan kurang tepatnya guru dalam memilih strategi pembelajaran.
76
Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang di dalamnya terdapat
susunan kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(Sanjaya, 2013). Strategi pembelajaran banyak sekali macamnya, salah satunya
adalah strategi the firing line. Silberman (2016) mengemukakan bahwa the firing line
merupakan formasi yang menampilkan pasangan secara bergantian, siswa mendapat
kesempatan untuk merespon dengan cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Formasi gerakan cepat tersebut dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam pemahaman materi. Siswa mendapat kesempatan untuk
merespon secara cepat. Strategi the firing line digunakan untuk mengetahui seberapa
besar tanggapan (feedback) siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru pada
saat pemberian materi.
Indikator pembelajaran matematika yang baik adalah mangajak siswa untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa yang aktif diharapkan
mampu lebih cepat memahami pelajaran matematika sebab turut aktif dalam
mengolah informasi yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif sebagai salah
satu alternatif strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk ikut aktif dalam
proses pembelajaran di kelas.
Penelitian ini menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif pada kelas X TKJ-I SMK Karya Nasional Sindangwangi
Kab. Majalengka. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai respon
siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
dan hasil belajar matemtika siswa yaitu aspek kognitif dan aspek afektif khususnya
kemandirian belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket,
tes, dan observasi. Adapun tujuan dibuatnya angket tersebut untuk mengukur respon
siswa model terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif, sedangkan tes bertujuan untuk mengukur hasil belajar kognitif dan
observasi untuk mengukur hasil afektif dari segi kemandirian siswa.
77
Peneliti melakukan analisis data tentang angket respon siswa, hal ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif. Analisis data tentang angket respon
siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif,
diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,65% termasuk dalam kategori kuat, hal ini
menunjukan bahwa hampir seluruh siswa memberikan respon positif pada penerapan
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif. Besaran
presentase tersebut berbanding lurus dengan kenyataan pada saat penulis melakukan
penelitian, misalnya siswa dapat memahami dengan baik materi yang diajarkan, siswa
aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa bersemangat ketika belajar, dan siswa dapat
mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Peneliti melakukan analisis data tentang hasil tes siswa, hal ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika siswa ditinjau dari aspek
kognitif dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif. Analisis data tentang hasil belajar matematika siswa ditinjau dari aspek
kognitif, diperoleh nilai rata-rata sebesar 89 hal ini menunjukan bahwa walaupun
masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM akan tetapi apabila
dilihat dari nilai rata-rata yaitu berada di atas nilai KKM termasuk dalam kategori
kuat.
Selanjutnya peneliti melakukan analisis data tentang observasi kemandirian
belajar siswa, hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar
matematika siswa ditinjau dari aspek afektif dari sisi kemandiran belajar dengan
menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif.
Analisis data tentang hasil belajar matematika siswa ditinjau dari aspek afektif dari
sisi kemandiran belajar, diperoleh nilai rata-rata sebesar 54,91% berada pada kategori
cukup.Berdasarkan hasil analisis data respon siswa terhadap strategi pembelajaran the
firing line melalui pendekatan metakognitif pada mata pelajaran matematika
diperoleh data rata-rata sebesar 111,57 dengan skor maksimal adalah 124. Hal ini
menunjukan bahwa kebanyakan siswa memberikan respon yang baik dan positif
78
terhadap penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif. Hal ini selaras dengan hasil perolehan skor respon minimal siswa
terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
sebesar 99 dan skor maksimal 124. Nilai standar deviasi sebesar 7,021 yang
menunjukan arti bahwa penyimpangan skor dari keseluruhan siswa dari skor rata-rata
respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif tidaklah jauh dari skor rata-rata respon keseluruhan siswa yaitu 111,570.
Disamping itu, diperoleh nilai varians respon siswa terhadap strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif sebesar 49,289 yang menunjukan arti
bahwa terdapat banyak ragam respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing
line melalui pendekatan metakognitif yang memberikan respon baik.
Dalam angket respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif terdiri dari beberapa aspek yang diukur. Aspek yang
pertama ialah pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika yang memiliki
dua indikator yaitu ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika dan mampu
memahami dengan baik materi yang dipelajari.
Indikator ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika yang memiliki
jumlah item pernyataan sebanyak 6 item yaitu nomor 1, 4, 5, 17, 21, dan 23. Hasil
respon siswa terkait ketertarikan siswa dalam pelajaran matematika dengan
menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
diperoleh skor rata-rata persentase sebesar 80,44%. Hal ini menunjukan bahwa secara
rata-rata siswa mengalami ketertarikan yang kuat atau baik terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif.
Indikator mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari memiliki
jumlah item pernyataan sebanyak 2 item yaitu nomor 10 dan 26. Hasil respon siswa
terkait mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari dengan menggunakan
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor
rata-rata persentase sebesar 79,67%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa
79
dapat atau mampu memahami dengan baik materi yang dipelajari dengan
menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif.
Selanjutnya aspek yang kedua ialah keaktifan siswa yang memiliki dua
indikator yaitu siswa dapat mencari dan memberikan informasi dan siswa berperan
aktif dalam kegiatan belajar matematika. Indikaor siswa dapat mencari dan
memberikan informasi memiliki jumlah item pernyataan sebanyak 4 item yaitu
nomor 6, 14, 15, dan 28. Hasil respon siswa terkait siswa dapat mencari dan
memberikan informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata persentase sebesar 78,67%.
Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa mampu atau dapat mencari dan
memberikan informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif.
Indikator siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika memiliki
jumlah item pernyataan sebanyak 3 item yaitu nomor 2, 19 dan 24. Hasil respon
siswa terkait siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika dengan
menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
diperoleh skor rata-rata persentase sebesar 80,22%. Hal ini menunjukan bahwa secara
rata-rata siswa mampu atau dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar matematika
dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif.
Kemudian aspek yang ketiga ialah motivasi siswa dalam belajar matematika
yang memiliki dua indikator yaitu adanya hasrat ingin berhasil dalam belajar
matematika dan siswa bersemangat dalam belajar matematika. Indikator adanya
hasrat ingin berhasil dalam belajar matematika memiliki jumlah item pernyataan
sebanyak 6 item yaitu nomor 7, 8, 9, 16, 18, dan 22. Hasil respon siswa terkait adanya
hasrat ingin berhasil dalam belajar matematika dengan menggunakan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata
persentase sebesar 79,33%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa
memiliki hasrat yang tinggi agar dapat atau mampu berhasil dalam belajar
80
matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif.
Indikator siswa bersemangat dalam belajar matematika memiliki jumlah
item pernyataan sebanyak 2 item yaitu nomor 13 dan 25. Hasil respon siswa terkait
siswa bersemangat dalam belajar matematika dengan menggunakan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata
persentase sebesar 82,33%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa
bersemangat dalam belajar matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif.
Aspek yang keempat ialah kemandirian siswa dalam belajar matematika
yang memiliki dua indikator yaitu mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya
sendiri dan mengevaluasi hasil penyelesaian soal. Indikator mengerjakan tugas sesuai
dengan kemampuannya sendiri memiliki jumlah item pernyataan sebanyak 3 item
yaitu nomor 3, 11, dan 20. Hasil respon siswa terkait mengerjakan tugas sesuai
dengan kemampuannya sendiri dengan menggunakan strategi pembelajaran the firing
line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata persentase sebesar
80,89%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa mampu atau dapat
mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri dengan menggunakan
strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif.
Indikator mengevaluasi hasil penyelesaian soal memiliki jumlah item
pernyataan sebanyak 2 item yaitu nomor 12 dan 27. Hasil respon siswa terkait
mengevaluasi hasil penyelesaian soal dengan menggunakan strategi pembelajaran the
firing line melalui pendekatan metakognitif diperoleh skor rata-rata persentase
sebesar 75,67%. Hal ini menunjukan bahwa secara rata-rata siswa mampu atau dapat
mengevaluasi hasil penyelesaian soal dengan menggunakan strategi pembelajaran the
firing line melalui pendekatan metakognitif.
Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada siswa bahwa pada
umumnya respon siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif adalah setuju. Dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi
81
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif diterima dengan baik
oleh siswa.
Penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif dilakukan pada kelas penelitian. Kemudian peneliti melakukan tes hasil
belajar matematika siswa setelah penerapan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif. Instrumen yang digunakan untuk mencari hasil
belajar matematika siswa pada aspek kognitif setelah penerapan strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif terdiri dari beberapa indikator
diantaranya yaitu, suatu bangun datar dihitung kelilingnya, daerah suatu bangun datar
dihitung luasnya, menentukan panjang sisi bangun datar, bangun datar tak beraturan
dihitung luasnya, menentukan luas lingkaran dan juring lingkaran, dan
mengaplikasikan bangun datar di kehidupan sehari-hari.
Hasil yang diperoleh dari tes matematika siswa dengan rata-rata sebesar 89.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata siswa telah mencapai hasil tes matematika yang
sangat baik setelah penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif. Hal ini selaras dengan hasil perolehan skor minimal sebesar
78 dan skor maksimal sebesar 100. Nilai standar deviasi sebesar 5,017 yang
menunjukan arti bahwa penyimpangan skor keseluruhan siswa tidaklah jauh dari skor
rata-ratanya yaitu 89. Disamping itu, diketahui nilai variansi sebesar 25,172 yang
menunjukan arti bahwa jawaban siswa memiliki keberagaman yang sedang. Hasil tes
matematika diperoleh range sebesar 22 yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan
yang tidak terlalu jauh antara jawaban siswa terhadap soal matematika yang
diberikan. Hal ini dapat dilihat dari skor minimum sebesar 89 dan skor maksimum
sebesar 100. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada spek kognitif di atas dapat
disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah sangat
baik.
Di dalam menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif yang dilakukan pada kelas penelitian, peneliti melakukan
82
observasi atau pengamatan di kelas tersebut, yaitu untuk mengamati kemandirian
belajar siswa.
Hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-1 menerapkan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1
dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa
pada pertemuan ke-1 yaitu 627 dengan persentase 43,54% berada pada kriteria cukup.
Kemudian hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-2 menerapkan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1
dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa
pada pertemuan ke-2 yaitu 758 dengan persentase 52,63% berada pada kriteria cukup.
Selanjutnya hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-3 menerapkan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1
dengan mengamati kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa
pada pertemuan ke-3 yaitu 846 dengan persentase 58,75% berada pada kriteria cukup.
Lalu hasil observasi peneliti pada pertemuan ke-4 menerapkan strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif di kelas X TKJ-1 dengan mengamati
kemandirian belajar siswa. Diperoleh skor total dari seluruh siswa pada pertemuan
ke-4 yaitu 932 dengan persentase 64,72% berada pada kriteria Baik.
Berdasarkan persentase tersebut dapat kita lihat bahwa kemandirian belajar
siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 4 mengalami kenaikan.
Dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa dari tiap pertemuan mengalami
kenaikan dan berpengaruh posistif terhadap hasil belajar siswa.
Diperoleh data hasil perhitungan statistik dari hasil penelitian di lapangan
dan pengolahan data yang dilakukan. Teknik analisis yang peneliti gunakan yaitu uji
normalitas, uji homogenitas, uji koefisian korelasi, uji determinasi, uji kelinieran
regresi, uji persamaan regresi, dan uji hipotesis. Uji normalitas menggunakan uji
“kolmogorov-Smirnov", uji homogenitas menggunakan uji “test homogenity of
variance”, uji koefisien korelasi menggunakan “correlations”, uji determinasi
83
menggunakan “model summary”, uji kelinieran regresi menggunakan “ANOVA”,
kumudian untuk uji persamaan regresi dan uji hipotesis menggunakan “coefficient”.
Perhitungan teknik analisis data ini menggunakan bantuan software SPSS 21.
Hasil yang diperoleh dari uji normalitas menunjukan bahwa data tersebut
berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu untuk respon
siswa terhadap strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
sebesar 0,200 dan untuk hasil belajar kognitif matematika siswa sebesar 0,104 dan
hasil belajar afektif kemandirian sebesar 0,107. Selanjutnya pengujian homogenitas
yang dilakukan dengan taraf signifikansi 0,050 diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,137, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,050 dapat disimpulkan bahwa data
tersebut mempunyai varian yang sama atau homogen.
Menentukan tingkat hubungan antara variabel X dengan variabel Y atau
untuk menganalisis hubungan antara sejumlah besar variabel dalam studi tunggal
perlu diadakannya pengujian korelasi antara penerapan strategi pembelajaran the
firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa
dengan menggunakan bantuan software SPSS 21 diperoleh data sebesar 0,042.
Pengujian korelasi antara penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar afektif siswa yang ditinjau dari
kemandiriannya dengan menggunakan bantuan software SPSS 21 diperoleh data
sebesar 0,043. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar
kognitif dan hasil belajar afektif kemandirian siswa dengan nilai signifikansi masing-
masing sebesar 0,042 dan 0,043 yang lebih kecil dari 0,050. Dapat disimpulkan ada
hubungan antara penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa dan hasil belajar afektif
kemandirian belajar siswa.
Adapun hasil pengujian determinasi penerapan strategi pembelajaran the
firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa
berdasarkan hasil output dengan menggunakan software SPSS 21 diperoleh nilai R
84
Square sebesar 0,140 atau 14%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan
pengaruh variabel independen yaitu penerapan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa sebesar 14%
sedangkan sisanya 86% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam
penelitian ini. Hasil pengujian determinasi penerapan strategi pembelajaran the firing
line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar afektif kemandirian siswa
berdasarkan hasil output dengan menggunakan software SPSS 21 diperoleh nilai R
Square sebesar 0,139 atau 13,90%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan
pengaruh variabel independen yaitu penerapan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa sebesar
13,90% sedangkan sisanya 86,10% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
digunakan dalam penelitian ini
Mengetahui suatu regresi berpola linier atau tidak, dilakukan dengan uji
kelinieran regresi satu variabel independen. Diperoleh hasil dari uji kelinieran regresi
penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
terhadap hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan bantuan software SPSS 21
dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan linieritas diperoleh Fhitung = 4,552 dan
Ftabel = 4,200. Fhitung > Ftabel, artinya hipotesis berpola linier atau model regresi antara
variabel X dan variabel Y signifikan. Selanjutnya diperoleh hasil dari uji kelinieran
regresi penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif terhadap hasil belajar afektif kemandirian siswa dengan menggunakan
bantuan software SPSS 21 dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan linieritas
diperoleh Fhitung = 4,502 dan Ftabel = 4,200. Fhitung > Ftabel, artinya hipotesis berpola
linier atau model regresi antara variabel X dan variabel Y signifikan.
Adapun persamaan regresi untuk penerapan strategi pembelajaran the firing
line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif adalah Y
X. Dilihat dari persamaan tersebut jika tanpa penerapan strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar
matematika siswa sebesar 59,184 dan koefisien regresi sebesar 0,267, dengan
85
demikian menyatakan bahwa pada penerapan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif berpengaruh secara positif terhadap hasil belajar
kognitif siswa kelas X TKJ 1 SMK Karya Nasional Sindangwangi Kab. Majalengka.
Adapun persamaan regresi untuk penerapan strategi pembelajaran the firing line
melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif adalah Y
X. Dilihat dari persamaan tersebut jika tanpa penerapan strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika
siswa sebesar 68,231 dan koefisien regresi sebesar 0,333, dengan demikian
menyatakan bahwa pada penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui
pendekatan metakognitif berpengaruh secara positif terhadap hasil belajar afektif
kemandirian siswa kelas X TKJ 1 SMK Karya Nasional Sindangwangi Kab.
Majalengka.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan software SPSS
21 diperoleh signifikansi 0,042 dan thitung sebesar 2,132. Karena 0,042 < 0,050 dan
thitung > ttabel yaitu 2,134 > 2,045. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif terhadap hasil belajar matematika kognitif siswa. Hal ini di perkuat oleh
hasil nilai pearson correlation sebesar 0,042 artinya dengan nilai positif nilai hasil tes
belajar matematika siswa lebih baik dari 0,042 atau 4,20%.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan software SPSS
21 diperoleh signifikansi 0,043 dan thitung sebesar 2,122. Karena 0,043 < 0,050 dan
thitung > ttabel yaitu 2,122 > 2,045. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari penerapan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan
metakognitif terhadap hasil belajar afektif kemandirian siswa. Hal ini di perkuat oleh
hasil nilai pearson correlation sebesar 0,043 artinya dengan nilai positif nilai hasil
observasi kemandirian belajar siswa lebih baik dari 0,043 atau 4,30%.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat diketahui terdapat pengaruh
yang positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X TKJ-1 SMK Karya
Nasional Sindangwangi Kab. Majalengka setelah penerapan strategi pembelajaran the
86
firing line melalui pendekatan metakognitif. Rata-rata respon siswa terhadap strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif sebesar 111,570 dan
rata-rata nilai tes matematika siswa pada pokok bahasan dimensi 2 dengan
menggunakan strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
sebesar 89.
Penelitian yang dilakukan di SMK Karya Nasional Sindangangi, dari hasil
analisis di atas menunjukan bahwa variabel dependent (hasil belajar matematika
ditinjau dari aspek kognitif) dipengaruhi oleh variabel independent (strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif) yaitu sebesar 14%. Hal
ini menunjukan bahwa variabel motivasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh
variabel strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif sebesar
14% sedangkan sisanya sebesar 86% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam variabel penelitian ini. Hal yang menyebabkan persentase
sumbangan pengaruh hanya 14% diantaranya karena beberapa faktor, diantaranya
pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran the firing
line melalui pendekatan metakognitif berlangsung yaitu pada aspek pemahaman
siswa terhadap pembelajaran matematika, aspek keaktifan siswa, aspek motivasi
siswa dalam belajar matematika, dan aspek kemandirian siswa dalam belajar
matematika.
Hasil analisis variabel dependent (hasil belajar matematika ditinjau dari
aspek afektif dari sisi kemandirian) dipengaruhi oleh variabel independent (strategi
pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif) yaitu sebesar 13,90%.
Hal ini menunjukan bahwa variabel motivasi belajar matematika siswa dipengaruhi
oleh variabel strategi pembelajaran the firing line melalui pendekatan metakognitif
sebesar 13,90% sedangkan sisanya sebesar 86,10% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian ini. Hal yang menyebabkan
persentase sumbangan pengaruh hanya 13,90% diantaranya karena beberapa faktor,
diantaranya pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran
the firing line melalui pendekatan metakognitif berlangsung yaitu pada indikator