27
5 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1 Produk Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunaka, atau dikonsumsi dan juga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Produk adalah alat pemasaran yang paling mendasar, menurut Kotler dan Amstrong (2001) produk merupakan seuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi dan juga dapat sebagai alat untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk meliputi objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat juga didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Definisi produk dijabarkan oleh David W (2001) sebagai sesuatu yang memilki nilai pada pangsa pasar tertentu dan dimana kemempuannya akan memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa, organisasi, tempat, orang, ide. Secara umum produk digunakan sebagai alat pemuas dan pemenuhan kebutuhan oleh konsuman. 2.2 Pengembangan Produk Baru 2.2.1 Definisi Pengembangan Produk Baru Menurut Kotler dan Armstrong (2010) yang dikutip oleh DR. Amue, G.J. dan Kenneth C. Adiele, pengembangan produk baru adalah pengembangan dari produk-produk asli, perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek baru melalui upaya Research and Development (R&D) perusahaan itu sendiri. Pengembangan

5 2. LANDASAN TEORI 2.1 Produk Produk didefinisikan

Embed Size (px)

Citation preview

5 Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1 Produk

Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, digunaka, atau dikonsumsi dan juga dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang,

tempat, organisasi dan gagasan.

Produk adalah alat pemasaran yang paling mendasar, menurut Kotler dan

Amstrong (2001) produk merupakan seuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi dan juga dapat sebagai alat

untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk meliputi objek

fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.

Secara konseptual produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas

sesuatu yang ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui

pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan

kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat juga

didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui

hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan.

Definisi produk dijabarkan oleh David W (2001) sebagai sesuatu yang

memilki nilai pada pangsa pasar tertentu dan dimana kemempuannya akan

memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa, organisasi, tempat,

orang, ide. Secara umum produk digunakan sebagai alat pemuas dan pemenuhan

kebutuhan oleh konsuman.

2.2 Pengembangan Produk Baru

2.2.1 Definisi Pengembangan Produk Baru

Menurut Kotler dan Armstrong (2010) yang dikutip oleh DR. Amue, G.J.

dan Kenneth C. Adiele, pengembangan produk baru adalah pengembangan dari

produk-produk asli, perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek baru melalui

upaya Research and Development (R&D) perusahaan itu sendiri. Pengembangan

6 Universitas Kristen Petra

dan peluncuran produk baru yang sukses adalah salah satu hal yang paling

penting, dan yang paling menantang manajer (Hauser, et al 2005). Dari sudut

pandang strategi, produk baru yang baik adalah yang selaras dengan suara

pelanggan dan dianggap unggul secara teknis, dikembangkan sesuai dengan

anggaran dan diluncurkan menjelang persaingan, hal ini akan memberikan

keuntungan kompetitif yang nyata untuk perusahaan (Nikolaoes, et al 2004).

Menurut Ale Ebrahim et al (2009) yang dikutip oleh Nader Ale Ebrahim,

Ahmed dan Taha menyatakan bahwa literatur memberikan sejumlah definisi

tentang pengembangan produk baru. Definisi pengembangan produk digunakan

oleh para peneliti yang berbeda dalam cara yang sedikit berbeda. Umumnya,

adalah sebuah proses yang meliputi desain produk, sistem desain produksi, proses

pengenalan produk dan dimulainya produksi (Johansen, 2005).

Loch dan Kavadias (2008) mendefinisikan pengembangan produk baru

adalah sesuatu kegiatan perusahaan yang mengarahkan pada penawaran pasar

produk baru atau produk baru yang telah diubah dari waktu ke waktu. Termasuk

sebuah kesempatan, untuk menyeleksi dan mentransformasi produksi produk dan

kegiatan (layanan) yang ditawarkan kepada pelanggan dan lembaga perbaikan

dalam kegiatan pengembangan produk baru kegiatan itu sendiri.

Pengembangan produk baru juga didefinisikan sebagai "keseluruhan

proses strategi, organisasi, konsep, perencanaan pembuatan dan evaluasi terhadap

produk dan pemasaran, serta komersialisasi produk baru.” (Griffin dan

Somermeyer, 2007).

Literatur pengembangan produk baru yang diungkapkan oleh Nadia

Bhuiyan menekankan pentingnya memperkenalkan produk baru di pasar untuk

melanjutkan kesuksesan bisnis. Pengembangan produk baru berkontribusi

terhadap pertumbuhan perusahaan, serta berpengaruhnya terhadap performa laba

dan perannya sebagai faktor kunci dalam perencanaan bisnis (Booz, Allen &

Hamilton, 1982; Crawford, 1987; Kota & Hauser, 1993; Cooper, 2001; Ulrich &

Eppinger, 2011).

7 Universitas Kristen Petra

2.2.2 Jenis-jenis Produk Baru

Sebuah konsep produk baru didefinisikan oleh Crawford dan Benedetto

(2003) yang dikutip oleh DR. Amue, G.J. dan Kenneth C. Adiele menyatakan

tentang fitur produk yang diharapkan (bentuk atau teknologi) yang akan

menghasilkan manfaat terhadap produk lainnya atau menjadi solusi masalah yang

sudah ada. Menurut Belliveau, et al (2002), produk baru didefinisikan sebagai

produk (baik barang atau jasa) baru yang membantu pemasaran perusahaan itu. Ini

tidak termasuk produk yang hanya berubah dalam segi promosi. Sedangkan

Cooper (2001), menjelaskan bahwa produk baru didefinisikan sebagai baru jika

sudah berada di pasar selama lima tahun atau kurang, termasuk ekstensi dan

perbaikan besar produk tersebut. Booz-Allen (2005) juga telah mengidentifikasi

persentase perkiraan jenis produk baru dan mereka diuraikan dan dibahas sebagai

berikut:

1. New-to-the-world Products

Produk inovasi “baru muncul”, produk berevolusi dari kategori produk yang

sudah ada. Terbilang secara keseluruhan dan sepenuhnya baru (Crawford et al.,

2003). Produk-produk baru mungkin termasuk dari segi teknologi inovatif dan

juga memerlukan petunjuk dari konsumen. Cooper (2001) menyatakan bahwa

produk-produk baru adalah yang pertama dari jenis mereka dan menciptakan

pasar yang benar benar baru. Sebagai contoh, New-to-the-world Product adalah

kamera Polaroid dan Sony Walkman. Produk baru ini mewakili 10 persen dari

seluruh produk baru.

2. New category entries (New product lines)

Produk bukan hal baru bagi dunia, melainkan membawa suatu perusahaan ke

dalam kategori baru. Kategori baru itu adalah tiruan dari produk yang sudah ada

(ikut-ikutan) dan memberikan pasar baru bagi perusahaan. Meskipun produk

sudah ada di pasar, jika sebuah perusahaan memperkenalkan produk yang sama ke

pasar, dapat dianggap sebagai produk baru. Kategori ini, misalnya seperti Procter

and Gamble’s first shampoo. Produk baru ini mewakili 20 persen dari seluruh

produk baru yang muncul.

8 Universitas Kristen Petra

3. Addition to product lines

Perluasan lini produk: Menurut Cooper, (2001), kategori ini adalah barang

baru untuk perusahaan, tapi mereka mencocokan produk sesuai dengan lini

produk yang sudah pernah dihasilkan perusahaan. Kumar and Phrommathed

(2005), menjelaskan bahwa kategori ini adalah produk baru yang melengkapi lini

produk yang telah dibuat oleh perusahaan. Dengan demikian, kategori ini

memiliki produk yang sesuai dengan perluasan lini produknya seperti seperti

TideTm liquid detergent, Bud LightTm, Apple’s Mac llsi®. Produk baru ini

mewakili 26 persen dari semua produk baru.

4. Product improvements

Produk yang ada saat ini dibuat lebih baik hampir setiap produk di pasar saati

ini telah diperbaiki. produk (tidak begitu baru) dapat digantikan oleh produk yang

sudah ada dalam lini produk perusahaan. Namun, mereka memberikan

peningkatan kinerja dan menambahkan nilai nilai lebih yang dapat dirasakan dari

produk lama (Crawford, et al, 2003). Contohnya termasuk Honda Civic Hybrid

dan Microsoft (Window) XP. Produk baru ini mewakili 26 persen dari seluruh

produk baru yang ada.

5. Repositioning

Aplikasi baru untuk produk yang sudah ada, memilih pasar baru, memecahkan

masalah baru atau melayani kebutuhan pasar lain. Aspirin, misalnya, adalah

standar untuk sakit kepala dan pereda demam. Namun, karena manfaat medis baru

menemukan penemuan baru tentang aspirin, aspirin sekarang diposisikan sebagai

pereda sakit kepala sebagai serta pencegah penggumpalan darah, stroke dan

serangan jantung (Cooper, 2001). Produk baru ini mewakili 7 persen dari seluruh

peluncuran produk baru.

6. Cost Reduction

Produk baru ini adalah produk yang dirancang untuk menggantikan produk

yang ada dengan biaya lebih rendah. Mengeluarkan produk baru dengan

mengurangi biaya, dapat mengganti produk yang sudah ada pada lini produk,

dengan menawarkan manfaat yang serupa dan kinerja dengan biaya yang lebih

rendah. Contoh kategori ini adalah eMachines® desktop computer, Flying Tiger®

9 Universitas Kristen Petra

hand knitting machine. Produk baru ini mewakili 11 persen dari seluruh produk

baru yang diluncurkan pada akhir 90 an.

2.2.3 Proses Pengembangan Produk Baru

Proses pengembangan produk baru terdiri dari kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan untuk mengembangkan dan meluncurkan produk baru. Sebuah

produk baru yang diperkenalkan pada pasar berkembang seiring dengan tahapan

yang ada, dimulai dengan konsep produk awal atau ide yang dievaluasi,

dikembangkan, diuji dan diluncurkan di pasar (Booz, Allen & Hamilton, 1982)

Proses pengembangan produk baru menurut kutipan DR. Amue, G.J. dan

Kenneth C. Adiele, mengatakan bahwa proses pengembangan produk baru

berpedoman pada strategi produk baru yang bertujuan untuk menyelaraskan upaya

pengembangan produk baru perusahaan dengan strategi yang harus dilakukan

perusahaan (Hargadons, 2003). Keselarasan ini menjamin bahwa produk-produk

baru yang direncanakan akan mendukung tujuan strategis perusahaan dan

memaksimalkan penggunaan strategi. (Nikolaos, et al 2004).

Namun, Kotler dan Armstrong, (2010), menyarankan agar setiap

perusahaan untuk mengembangkan produk baru, dengan memahami konsumen,

pasar dan menyampaikan nilai terbaik bagi pelanggan. Selain itu, perusahaan

harus melakukan perencanaan produk baru yang kuat dan mengatur proses

pengembangan produk baru yang sistematis untuk menemukan dan

mengembangkan produk baru.

Menurut Kotler dan Armstrong, delapan tahap utama dalam

pengembangan produk baru adalah: Idea generation, Idea Screening, concept

development and testing, marketing strategy development, business analysis,

product development, test marketing, and commercialization. Tahapan tersebut

dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

1. Idea Genertaion

Ini adalah sistematis pencarian untuk ide-ide produk baru. Sebuah

perusahaan biasanya harus menghasilkan banyak ide untuk menemukan beberapa

yang terbaik dan berguna. Generasi ide produk dapat bersumber baik secara

internal (upaya R&D, eksekutif, ilmuwan, insinyur, staf manufaktur, penjualan

10 Universitas Kristen Petra

individu) atau eksternal (pelanggan, pesaing, distributor dan pemasok). Idea

Generation, pada tingkat individu atau tim, muncul sebagai komponen yang

penting dari kreativitas dan berasal dari proses inovasi. Perusahan yang paling

inovatif biasanya memanfaatkan berbagai sumber ide dari produk-produk baru

serta berbagai cara untuk memproses ide-ide. Mereka juga perlu untuk

merangsang imajinasi karyawan untuk menemukan desain yang baik dan

mengembangkan produk baru. Kemampuan kreatif organisasi sangat penting

untuk kemampuan mereka berinovasi dan bertahan di lingkungan yang kompetitif

saat ini (Galanakis, et al 2006).

2. Idea Screening

Idea Screening adalah evaluasi pertama dari ide produk baru. Melibatkan

penyaringan ide produk baru untuk melihat ide-ide bagus dan membuang ide yang

tidak cocok dan tidak sesuai sesegera mungkin. Dalam tahap ini, hanya ide produk

yang menguntungkan yang akan diadopsi atau diambil.

3. Concept Development and Testing

Di sini, ide produk disusun dalam bentuk verbal atau dalam bentuk gambar

dan dilanjutkan dengan menjelaskan konsep, beserta hambatan ide-ide awal,

material dan teknologi. Dalam pengujian konsep, konsep produk baru diuji oleh

beberapa konsumen untuk mengetahui jika konsep memiliki daya tarik konsumen

yang kuat (Fong, 2003).

4. Marketing Strategy Development

Tahap ini melibatkan desain strategi pemasaran untuk produk baru yang

didasarkan pada konsep produk. Laporan strategi pemasaran terdiri dari tiga

bagian; deskripsi dari target pasar, penempatan produk yang direncanakan, dan

penjualan, pangsa pasar, dan tujuan keuntungan laba untuk beberapa tahun

pertama (Flynn, 2003).

5. Business Analysis

Sebuah tahap tentang ulasan terhadap penjualan, biaya dan proyeksi

keuntungan bagi produk baru untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang akan

memenuhi tujuan perusahaan. Lebih lagi, pada tahap ini, keputusan dibuat untuk

memastikan kelayakan teknis dari produk, potensi pasar produk dan yang terakhir,

11 Universitas Kristen Petra

dampak keuangan yang dibawa oleh produk baru kepada perusahaan (Nikolaos et

al 2004; Sandmeiere et al 2010).

6. Product Development

Pada tahap ini, konsep produk yang telah dianalisa akan berkembang atau

dibentuk menjadi sebuah prototipe produk dan kemudian beberapa prototipe

produk ini digunakan untuk memastikan bahwa ide dan konsep produk dapat

menjadi produk yang bisa diterima oleh pasar dan melihat seberapa baik produk

ini dapat mengimplementasikan konsep produk. Tahap ini membantu perusahaan

agar dapat melakukan perbaikan pada produk sebelum produk baru itu diujikan di

pasar.

7. Test Marketing

Di sini adalah tahap pengembangan produk baru di mana prototipe produk

dan program pemasaran diuji dalam pasar yang lebih realistis (Kotler dan

Armstrong 2010). Seperti melihat respon dan kecocokan strategi pemasaran.

Respon pasar ini bisa melalui hasil survei kepada pasar dan umpan balik dari

konsumen tes pasar yang kemudian akan digunakan sebagai panutan dalam

tahapan selanjutnya dan menentukan kepastian produk yang akan diluncurkan.

8. Commercialization

Tahap ini hanya melibatkan pengenalan produk baru ke pasar melalui

salah satu metode promosi pemasaran. Dalam mengkomersilkan produk, produk

baru tersebut bisa didistribusikan secara intensif, eksklusif atau selektif.

2.3 Evaluasi Pengembangan Produk Baru

2.3.1 Pengertian Evaluasi Pengembangan Produk Baru

Evaluasi pada pengembangan produk baru adalah sebuah proses dinamis

dan yang secara umum dapat dilakukan dengan 5 tahap utama termasuk pengujian

konsep, pengujian prototipe, pretest pasar, test pasar dan peluncuran (Mahajan dan

Wind, 1998, p.314).

Beberapa pengertian lain tentang evaluasi produk adalah sebuah penilaian

pada suatu proses untuk mengetahui suatu tahapan, proses kegiatan telah sesuai

ataupun memenuhi tujuan atau kriteria evaluasi yang digunakan menurut

Crawford (2000, p.13). Evaluasi produk terjadi pada titik-titik yang berbeda dalam

12 Universitas Kristen Petra

suatu proses pengembangan produk. Crawford (1986, p.48) juga menjelaskan

bahwa evaluasi adalah jantung dari proses produk baru. Sebagai analisis sistem

yang berkelanjutan, evaluasi dimaksudkan sebagai proses yang harus dijalankan

bersama pada tahapan berbeda dari pengembangan suatu produk (misalnya idea

screening, pengujian produk dan pengujian pasar).

Evaluasi Produk baru ini digunakan untuk mengidentifikasi dan

memprioritaskan isu-isu yang ada sebelum hal tersebut menjadi sebuah masalah

atau risiko dikutip dari Anonim (2013).

2.3.2 Stage-Gate Model

Berdasarkan definisi serta tujuan evaluasi terhadap pengembangan produk

baru tersebut, terdapat berbagai metode yang dapat dilakukan oleh suatu

perusahaan untuk melakukan evaluasi terhadap pengembangan produk baru. Salah

satu metode atau cara yang akan digunakan oleh penulis dalam evaluasi

pengembangan Produk baru adalah Stage Gate Model, Selain Stage-Gate Model

ada beberapa metode lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

pengembangan produk baru seperti misalnya, Metode simulasi AHP berdasarkan

Fuzzy yang biasanya digunakan mengevaluasi satu rangkaian alternatif konseptual

desain yang dibuat dalam lingkungan. Di mana metode Fuzzy AHP digunakan

untuk mengurangi jumlah alternative konseptual desain dengan menghilangkan

bobot yang lebih kecil dari sebuah konstanta nilai yang telah ditentukan dari

asumsi tertentu, kedua, untuk menggunakan generator simulasi terintegrasi

dengan metode ini, untuk menghasilkan data yang dibutuhkan untuk menghitung

biaya alternatf industri dengan demikian, fuzzy AHP membutuhkan atribut yang

terdefinisi dengan baik yang diperoleh dari harapan pelanggan, spesifikasi teknis

dan informasi yang digunakan selama proyek pengembangan. Dari pembahasan

metode evaluasi di atas, metode fuzzy lebih condong mengevaluasi dan

menghilangkan alternatif konsep desain pengembangan produk baru pada

akhirnya. Di sini penulis memilih metode Stage Gate sebagai teori Evaluasi yang

digunakan dalam penelitian ini karena mencakup pembahasan pada setiap tahapan

dan memiliki batasan atau gate untuk melanjutkan ke tahapan selanjutnya.

13 Universitas Kristen Petra

2.3.2.1 Definisi Stage-Gate

Model State Gate adalah model yang baik secara konseptual dan

operasional untuk mengantarkan produk baru mulai dari ide sampai pada tahap

peluncuran. Juga disebutkan sebagai gambar kerja untuk mengelola proses produk

baru untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Meskipun secara konseptual

cukup sederhana, namun pendekatan dari sisi perancangan dan operasional akan

terlihat jauh lebih kompleks seperti yang dikatakan Robert G. Cooper.

Cooper, 1990 (dalam Kung-Jeng Wang dan Yun-Huei Lee) mengatakan

bahwa Sistem State Gate pada proses pengembangan produk baru juga dikenal

sebagai generasi kedua yang skemanya telah dikembangkan dan saat ini

diterapkan. Skema akan menyesuaikan diri dengan proses sistematis yang

berfungsi sebagai pedoman awal dari generasi ide produk baru sampai saat tahap

peluncurannya. Namun, skema ini juga memiliki beberapa keterbatasan, dimana

skema utama berasal dari struktural dan beberapa fitur yang sudah ada dalam

skema generasi pertama. Disebutkan juga bahwa generasi pertama adalah model

yang meliputi kontrol dan metode pengukuran, untuk memastikan bahwa proyek

telah memadai untuk dikembangkan dan memastikan semua tugas terjalankan.

2.3.2.2 Tahapan Stage Gate

Konsep State – Gate menurut Robert G. Cooper adalah mengenali suatu

inovasi produk sebagai sebuah proses dan seperti proses lainnya inovasi juga

dapat dikelola. Sistem State – Gates cukup menerapkan metodologi proses

manajemen terhadap proses inovasi. Dapat dianalogikan seperti proses produksi

dalam memproduksi produk. Cara untuk meningkatkan kualitas output dari

proses, tentu saja, dengan fokus pada proses itu sendiri untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan yang ada dalam proses. Proses ini dibagi menjadi beberapa

tahap (stage). Antara setiap tahap (stage), ada kontrol kualitas pada pos

pemeriksaan atau yang biasa disebut gate. Serangkaian kiriman dirinci pada setiap

gate, seperti serangkaian kriteria kualitas suatu produk harus terpenuhi sebelum

pindah ke tahap (stage) berikutnya. The Stage adalah di mana pekerjaan dilakukan

sedangkan the gate adalah untuk memastikan bahwa kualitas sudah mencukupi.

14 Universitas Kristen Petra

Kung-Jeng Wang dan Yun-Huei Lee menyatakan bahwa Sistem Stage-

Gate ini terintegrasi dalam tiga paralel, yang dalam setiap kegiatannya saling

berhubungan mulai dari teknis, pasar dan keuangan, hal ini diperlukan untuk

mengembangkan produk dari konsep awal melalui R & D dan pasar serta

peluncuran produk baru. Stages produk baru dapat diartikan sebagai pendefinisian

pekerjaan, sedangkan Gates dapat disebut sebagai fasilitas untuk pengambilan

keputusan

1. Stage Gate Sederhana

Stage gate terdiri dari sekumpulan informasi dan serangkaian tahapan

yang diikuti oleh gate (pemeriksaan terhadap stage). Dalam Inspeksi yang lebih

dalam sering dijumpai sebuah proyek yang kehilangan langkah dan aktifitasnya

seperti perancangan dan kepemimpinan organisasi yang buruk, kualitas yang tidak

mencukupi untuk eksekusi, data yang tidak realistis, perencanaan yang kurang

dapat diatasi dengan aturan main dari Stage gate sederhana. Stage gate dalam

format yang sederhana dijelaskan dalam gambar 2.1 yang menjelaskan apa yang

perlu diperhatikan dalam Stage-Gate sederhana.

Gambar 2.1 Stage-Gate terdiri dari serangkaian informasi yang dikumpulkan

dalam tahapan yang dilanjutkan pada tahap pengambilan keputusan.

Sumber : Cooper, 2001.

Aktifitas Analisis

Terhubung

Deliverables GO/KILL

Tahapan Dilanjutkan pada

Gate

15 Universitas Kristen Petra

1. Activities : Aktifitas pengumpulan informasi yang dilakukan oleh tim

proyek

2. Integreted Analysis : Merupakan analisis yang terhubung dari hasil

aktifitas yang dilakukan oleh tim proyek

3. Deliverables : Hasil dari analisis terhubung yang akan di masukkan ke

dalam gate

4. Go/Kill : Pengambilan keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan,

hasil dari penilaian dan keputusan untuk berinvestasi lebih itu dibuat.

2. Stage gate second generation

Sebuah standar sistem stage-gate dirancang untuk pengembangan produk

yang besar yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 (Cooper 2001). Proses ini dimulai

dengan tahap ide yang disebut discovery, dan berakhir dengan ulasan post-launch.

Perlu diperhatikan bahwa ada tiga tahap discovery ditambah dua fase tahapan

sebelum melakukan langkah yang serius pada gate go-to-development. Gambar

2.2 adalah untuk pengembangan proyek yang lebih besar, versi pendek stage gate

digunakan untuk risiko proyek yang lebih rendah.

Gambar 2.2 Keseluruhan model sistem State Gate untuk Pengembangan produk

baru dalam skala besar

Sumber : Cooper, 2001.

Launch

Idea Screen

Second Screen Go to Development Go To Testing Go To Launch

Post

Launch

Review

Scooping Build Bussiness Case Development Test Market and

Validation

Gate

1

Discovery

Stage

1

Stage

2

Stage

3

Gate

3

Stage

4

Stage

5

Gate

4

Gate

5

Gate

2

16 Universitas Kristen Petra

2.3.2.4 Keterkaitan antara tahap Pengembangan Produk Baru dan Stage

Gate Evaluation

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang tahapan yang ada pada

the states dan the gates menurut Dr. Robert G. Cooper serta keterkatiannya antara

pengembangan produk baru dan stage gate evaluation

1. The Stages

Proses inovasi dapat dilihat sebagai sebuah rangkaian tahap (stages) ,

dengan masing-masing tahap (Stages) terdiri dari beberapa hal yang dibutuhkan

atau direkomendasikan dalam aktifitas kegiatan yang diperlukan untuk

melanjutkan proyek ke gates berikutnya atau pengambilan keputusan. The stages

didefinisikan dan dipetakan dengan baik, memiliki tujuan yang jelas dan

kegunaan, serta mahir dieksekusi :

A. Setiap tahap dirancang untuk mengumpulkan informasi yang bertujuan

untuk mengurangi ketidakpastian proyek utama dan risiko, kebutuhan

informasi akan tergantung dari tujuan setiap tahapan (stages) dalam

proses.

B. Biaya setiap tahapan melebihi sebelumnya : Proses adalah sebuah

komitmen yang bertahap, dan serangkaian peningkatan taruhan. Tetapi

dengan setiap tahap dan langkah meningkatkan biaya proyek, hal yang

tidak diketahui dan tidak pasti akan didorong ke bawah, sehingga risiko

akan lebih efektif dikelola.

C. Kegiatan dalam tahapan-tahapan (stages) dilakukan secara paralel dan

dilakukan oleh tim berisikan orang-orang yang bidang fungsionalnya

berbeda dalam perusahaan. Seperti, tugas dalam setiap tahapan dilakukan

secara bersamaan.

D. Setiap tahapan (stages) adalah lintas fungsional: Tidak ada "Tahapan R &

D atau tahapan pemasaran" lebih tepatnya, setiap tahap (stages) adalah

pemasaran, R & D, produksi atau teknik. Tidak ada bagian yang memiliki

salah satu tahap.

2. The Gates

Setelah setiap tahapan (The stages) ada gerbang (The gates) atau tempat

dimana keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan akan diambil, gates

17 Universitas Kristen Petra

berfungsi sebagai tempat pemeriksaan kontrol kualitas, melanjutkan atau

menghentikan, memprioritaskan keputusan. Struktur setiap gates hampir sama.

gates terdiri dari:

A. Deliverables – Apa yang pemimpin proyek dan tim bawa pada tahap

pengambilan keputusan (deliverables). Deliverables harus berdasarkan

dengan standar untuk setiap gates, dan yang telah diputuskan pada output

gates sebelumnya.

B. Kriteria terhadap proyek yang dinilai. Ini termasuk pertanyaan tentang

proyek sudah memenuhi kriteria atau tidak yang dirancang untuk

menyaring ketidak cocokan proyek dengan cepat, hal itu digunakan untuk

memprioritaskan proyek.

C. Output - keputusan (go / kill / hold / recycle) yang sesuai dan selama

rencana itu disetujui untuk tahap selanjutnya. .

Nikolaos Tzokas menyatakan bahwa pada beberapa penelitian yang

dilakukan selama 30 tahun menunjukkan bahwa proses pengembangan produk

baru yang berdasarkan pada development stage memiliki penambahan evaluation

stage, evaluation stage itu biasa disebut gates (Cooper,1990), dengan itu mereka

dapat mengarahkan manajer untuk menghindari kesalahan-kesalahan selama

proses pengembangan, serta memaksimalkan performa agar lebih efektif dan

efisien.

Beberapa penjabaran tentang evaluation gate pada pengembangan produk

baru yang dilakukan oleh Nikolaos Tzokas berdasarkan tahapan-tahapan

pengembangan produk baru dan kriteria- kriteria yang digunakan (Srivastava dan

Singh (2012)) yang sudah dijelaskan pada pembahasan proses new product

development Bab 2.2.3.

1. Idea Screening Gate :

Idea screening gate adalah teknik yang tampak dan unik dari ide produk

dalam melihat dan menilai potensi pasar dan penerimaan produk baru oleh

konsumen. Membantu perusahaan untuk memastikan apakah ide tersebut

sudah benar dan baik sebelum melakukan tahapan selanjutnya. Ide yang

muncul harus inovatif dan berbeda dari produk yang ada. Akan tetapi

18 Universitas Kristen Petra

dalam tahapan ini merupakan tahapan yang cukup sulit, dikarenakan

perusahaan harus mengumpulkan informasi terhadap keinginan pasar dan

harus memiliki intuisi yang tajam. Idea Screening juga digunakan untuk

menyaring setiap ide yang muncul pada awal ide produk baru dan memilih

ide yang benar-benar sesuai serta membuang ide yang kurang baik atau

tidak sesuai. Perusahaan akan melibatkan pengumpulan informasi terhadap

keinginan pasar, dan ide yang muncul pun harus inovatif. Dalam evaluasi

tahap ide biasanya kriteria yang digunakan antara lain berdasarkan potensi

pasar yaitu untuk menentukan produksi produk baru dapat memenuhi

kebutuhan pasar yang ada, dan pembeli memiliki daya beli pada produk.

Selain itu keunikan produk juga menjadi kriteria yang penting untuk

memastikan apa produk ini tergolong belum pernah ada di pasar, atau

memiliki perbedaan dari produk yang sama di pasar, produk unik dan

unggul. Kelayakan teknis juga menjadi kriteria dalam evaluasi ide, ide

produk harus benar benar melalui informasi yang dikumpulkan agar dapat

diproses dengan baik, efisiensi dan secara spesifik.

2. Concept testing Gate :

Merupakan hasil dari evaluasi potensi pasar, penerimaan oleh konsumen

dan detail dari deskripsi ide produk sendiri, untuk memastikan konsep

produk sesuai dan bisa diterima oleh pasar. Dalam evaluasi konsep bisa

digunakan kriteria seperti penerimaan oleh konsumen untuk melihat

adanya kemampuan konsumen untuk melanjutkan pembelian produk lagi,

dan melihat upaya konsumen yang akan menggambarkan perspektif

konsumen terhadap produk. Kelayakan secara teknis juga dipertimbangkan

mulai dari ide yang dibentuk menjadi sebuah konsep harus bisa diterapkan

dan memiliki beberapa alternatif, konsep yang memiliki cara pengelolaan

terbaik seperti lebih efisien dan menghemat biaya.

3. Business analysis Gate :

Evaluasi tahap ini digunakan untuk menilai produk secara lebih detail

dengan melihat dari sisi financial perusahaan, pasar dan secara teknis.

Manajemen perlu memutuskan apakah ide produk dapat diluncurkan

sebagai produk yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar ide. Hasil dari

19 Universitas Kristen Petra

evaluasi ini akan menentukan produk baru agar dapat diterapkan dengan

baik sesuai dengan informasi yang didapatkan mulai dari aspek pasar,

keuangan, dan teknis. Kriteria yang digunakan mulai dari tujuan penjualan

yang melihat dari prediksi penjualan yang akan dicapai, serta menentukan

volume penjualan yang realistis. Penjualan per unit, potensi pasar dalam

lingkungan eksternal untuk melihat daya tarik pembelian di luar serta

tujuan laba yang ingin dicapai.

4. Product testing Gate :

Dalam pengujian produk, prototype disediakan bagi para potensial

konsumen yang telah ditunjuk untuk dilakukan evaluasi. Perlu penilaian

yang penting terhadap reaksi pasar. Pada evaluasi tahap ini memungkinkan

untuk memunculnya masalah pada kesesuaian produk dengan potensial

market. Untuk mengatasi masalah ini digunakan kriteria-kriteria dalam

evaluation gate untuk melihat performa produk yang digunakan untuk

memastikan konsep produk sesuai dengan produk yang dihasilkan, mulai

dari bentuk produk dan harga produk yang sesuai. Kualitas produk juga

digunakan untuk memastikan produk sesuai dengan kualitas yang

diinginkan dan yang terakhir kelayakan teknis digunakan untuk

mengevaluasi alternatif yang ada untuk digunakan dalam pengembangan

produk.

5. Test market Gate :

Produk prototype yang diuji kepada konsumen dapat di nilai dari reaksi

konsumen. Menjadi keuntungan bagi perusahaan untuk mengetahui

kekurangan yang dimiliki untuk kemudian dapat dilakukan peningkatan

performa dan kualitas untuk mencapai penerimaan dan kepuasan

pelanggan. Kriteria evaluasi yang digunakan adalah kepuasan pelanggan,

dengan memastikan produk tidak rusak dan cacat, dan memenuhi harapan

konsumen, bisa melalui harga, rasa dan kualitas produk. serta melihat

performa produk dengan menilai berdasarkan bentuk , masa produk dan

biaya yang sesuai bagi konsumen.

6. Launch Market

20 Universitas Kristen Petra

Tahap untuk mengevaluasi peluncuran produk baru di pasar yang

kemudian dapat dilakukan peningkatan performa dan kulaitas untuk mencapai

penerimaan dan kepuasan pelanggan. Evaluasi terbagi menjadi 2 yaitu evaluasi

jangka pendek dan jangka panjang.

A. Short Term (jangka waktu yang pendek)

Evaluasi peluncuran produk jangka pendek dilakukan saat setelah

produk diluncurkan atau diperkenalkan ke pasar., bisa meliputi

pengakuan dan penerimaan oleh konsumen, kepuasan pelanggan dan

banyaknya penjualan. Kriteria evaluasi yang digunakan adalah

penerimaan oleh pelanggan untuk melihat daya beli konsumen serta

melihat adanya pembelian ulang oleh konsumen. Melihat kepuasan

pelanggan juga digunakan, untuk memastikan setiap produk benar-

benar tidak ada yang cacat dan gagal. Kriteria lain seperti penjualan

per unit dan margin antara biaya variabel, dan biaya tetap yang

digunakan perusahaan juga dilihat untuk menentukan target kinerja

perusahaan selanjutnya.

B. Long Term (jangka waktu yang panjang)

Evaluasi ini dilakukan antara 3 sampai 6 bulan pertama setelah produk

baru diluncurkan. Kriteria yang digunakan mencakup kuantitas produk

yang telah terjual, laba, penjualan, yang digunakan untuk melihat

keuntungan serta eksistensi perusahaan ke depannya. Ekspektasi

pelanggan, dan kepuasan pelanggan juga digunakan untuk menjaga

hubungan dengan pelanggan yang bertujuan menciptakan loyalitas

pelanggan terhadap perusahaan.

Keterkaitan antara tahapan new product development dan evaluation gate

dapat dilihat pada Gambar 2.3, dijelaskan bahwa pada setiap tahapan yang ada

pada pengembangan produk baru harus melalui evaluation gate yang terdiri dari

kriteria-kriteria yang sudah ditentukan dari awal seperti adanya kontrol kualitas,

sebelum melanjutkan proses pengembangan produk baru ke tahapan berikutnya.

Sedangkan untuk melalui evaluation gate sendiri setiap tahapan pengembangan

produk baru harus memenuhi penilaian dan syarat-syarat yang ada pada

21 Universitas Kristen Petra

evaluation gate, yang telah dijaga oleh yang biasanya disebut sebagai

gatekeepers, yang bertugas mengawasi setiap proses tahapan, serta memastikan

kualitas produk baru sudah memenuhi kontrol kualitas yang telah ditetapkan.

Setelah itu proses baru dapat dilanjutkan ke tahapan selanjutnya, tapi jika proses

tidak memenuhi kriteria evaluation gate, maka proses akan dikembalikan lagi

pada gate sebelumnya untuk memastikan setiap tahapan pengembangan produk

baru yang sebelumnya telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketetapan

gate.

22 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.3 Tahapan Pengembangan Terhadap Evaluation Gates.

Sumber : N. Tzokas et al. / Industrial Marketing Management 33 (2004) 619–

626

Evaluation Gates Development Stages

Build Bussiness Case

Membuat kasus masalah mulai dari

aspek pasar, teknik dan keuangan

Product Development

Perancangan dan pembuatan

Prototype

Market Test

Prototype diuji di pasar dan melihat

respon pasar

Market Launch

Launching produk ke pasar

Concept Development:

Produk diungkapkan secara verbal

maupun gambar serta disertai konsep

Idea Generation:

Penelitian terhadap produk yang

baru dan bermanfaat

Idea Screening:

Evaluasi pertama pada ide produk

Concept Testing: Melihat reaksi pasar, apakah konsep

produk memiliki potensi

Bussiness Analysis: menentukan produk dapat

dikerjakan dan memiliki pasar,

keuangan sehat

Product Testing:

Verifikasi Prototype sesuai dengan

ketentuan industri

Analysis Market Result:

Memutuskan apakah produk

memiliki potensi pasar

Post Launching Evaluation (Short Term) :25 %

diterima pasar

Post Launching Evaluation (Long Term) : 75 %

diterima pasar

23 Universitas Kristen Petra

2.4. Kriteria Evaluasi

Untuk memfokuskan evaluasi terhadap seluruh proses kinerja dalam

tahapan pengembangan produk baru, ada beberapa dimensi kriteria mulai dari

aspek teknis, aspek keuangan, dan berdasarkan aspek pemasaran (Craig & Hart,

1992; Hart, 1993) dalam Tzokas (2004), Secara keseluruhan, kriteria evaluatif

yang dikelompokkan dalam lima dimensi tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4

Tabel 2.1 Dimensi dan kriteria Evaluasi

Market-based Financial-

based

Product-based Process-

based

Intuition-

based

Customer

acceptance

Break-even

time

Product

performance

Stay within

budget

Marketing

chance

Customer

satisfication

Profit

objectives

Quality Introduced in

time

Intuition

Sales

objectives

IRR/ROI Product

uniqueness

Time-to-

market

Market Share Margin Technical

feasibility

Sales growth

Sales in units

Market

potential

Sumber : N. Tzokas et al. (2004)

1. Pemasaran

Kriteria pemasaran yang digunakan sebagai dimensi evaluasi dinilai

berdasarkan: diterimanya oleh pelanggan, kepuasan pelanggan, tujuan penjualan,

pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, penjualan per unit, potensial pasar.

o Potensi pasar

Harris (dalam Hanson, 2004) menyatakan potensi pasar adalah permintaan

barang yang diproduksi di suatu tempat menjadi daya beli di tempat lain, dan

sudah termasuk dengan biaya transportasi. Dikatakan pasar berpotensi jika

produksi barang dan jasa yang dihasilkan di suatu tempat dapat memenuhi

24 Universitas Kristen Petra

kebutuhan pasar konsumen di sekitarnya. Kebutuhan bisa berupa kebutuhan

pokok maupun sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia dalam kehidupan.

o Penerimaan konsumen

Penerimaan adalah melanjutkan penggunaan produk, jasa atau ide.

Menurut Nitissusastro (2012), konsumen perlu mengetahui pengetahuan tentang

suatu produk. Sebelum mereka menerima produk baru, kekurangan informasi

produk pada konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Setiap upaya

dari konsumen menggambarkan kesimpulan dari perspektif pelanggan seperi

lembaga pelayanan yang harus selalu memahami definisi operasional yang jelas

tentang penerimaan pelanggan (Naylor & Greco, 2002). Penerimaan pada

pelanggan juga bisa diamati dengan melihat apakah mereka bersedia untuk

berpartisipasi dalam apapun yang berhubungan dengan produk atau jasa yang

ditawarkan (Mansor et al., 2011a)

o Sales Objectives

Menurut Maxwell pada dasarnya sales objectives adalah mengetahui

seberapa besar barang dan jasa yang akan dijual, dan menentukan volume

penjualan yang diinginkan dan dicapai pada pasar tertentu. Seharusnya sales

objectives lebih spesifik, terukur, bisa dicapai, realistis dan tepat waktu.

o Customer Satisfication

Untuk barang-barang konsumen, kepuasan pelanggan dan persepsi

pelanggan dari kualitas produk adalah masalah rumit bagi individu-individu, yang

mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang kualitas produk untuk produk

yang sama. Tentu saja, produk tersebut harus tidak cacat atau rusak, tapi ini saja

tidak cukup. Hal ini diperlukan untuk memastikan kualitas desain, memastikan

bahwa produk tersebut berfungsi penuh dalam cara konsumen mengharapkan.

Sedangkan menurut Wang (1990) (dalam Østeras) kepuasan pelanggan pasti

penting untuk kelangsungan hidup produk pada persaingan global dan semua

orang tahu bahwa bukti utama dari produk desain adalah penerimaan oleh

pelanggan. Sebagai hasil dari pasar terbuka, hanya perusahaan-perusahaan yang

mendengarkan apa yang diinginkan oleh pelanggan dan memberikan high quality

serta produk yang handal, yang akan memenuhi harapan pelanggan.

25 Universitas Kristen Petra

2. Keuangan

Dalam dimensi keuangan, Evaluasi dilakukan dengan melihat aspek-aspek

meliputi : waktu balik modal (breakeven time), keuntungan objektif, ROI (return

of investment)

o Margin

Ivandic mengatakan margin kontribusi mengacu pada nilai sisa setelah

dikurangi beban variabel dari pendapatan. Pada saat yang sama indikator

kemampuan subjek untuk beroperasi di atas jumlah biaya variabel. Margin

kontribusi adalah alat yang tak terelakkan dari perencanaan, pengendalian dan

mengalirnya informasi. Ini adalah salah satu instrumen dari manajemen dengan

tujuan membuat penting target kinerja, secara signifikan meningkatkan

transparansi beban dan mengungkapkan ruang untuk penurunan potensi mereka.

Apakah laporan laba rugi akan dicapai pada akhirnya bergantung pada tiga faktor:

jumlah penghasilan, jumlah variabel beban dan jumlah biaya tetap.

3. Produk

Penilaian evaluasi berdasarkan kriteria produk, bisa meliputi : performa

kualitas produk, keunikan produk dan kelayakan secara teknik

o Kelayakan teknis

Menurut Keynes kelayakan teknis adalah sebuah alat untuk mengubah

awal ide menjadi sesuatu yang spesifik , melalui identifikasi, spesifikasi dan

perbandingan dua atau lebih alternatif diarahkan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, dengan memproduksi rangkaian informasi untuk membantu

dalam pengambilan keputusan akhir. Menurut Anonim analisis kelayakan teknis

adalah sistem yang melihat antara kebutuhan organisasi, seperti, (I) alat input apa

yang dapat memasukkan sejumlah data dalam waktu yang efektif (II) perangkat

output apa yang dapat menghasilkan output dalam jumlah besar dalam waktu yang

efektif (III) Pemilihan cara pengolahan unit tergantung pada jenis proses yang

diperlukan dalam organisasi.

o Keunikan produk

Keunikan produk : Sebuah produk yang benar-benar unik, Perusahaan

pertama yang meluncurkan jenis produk ke pasar atau sebuah produk yang

26 Universitas Kristen Petra

memiliki perbaikan yang signifikan atas produk sebelumnya sehingga unik dan

unggul (Cooper, 2014).

o Kinerja produk

Ulrich dan Eppinger (dalam Østeras, 1995) mendefinisikan kinerja produk

sebagai: Seberapa baik produk mengimplementasikan fungsi yang diinginkan.

Jenis karakteristik kinerja produk adalah kecepatan, efisiensi, eksistensi, akurasi,

dan kebisingan. Selain itu menurut Zeng dan Gu (dalam Østeras, 1999) kinerja

produk digambarkan sebagai respon dari produk untuk melakukan tindakan

eksternal dalam lingkungan kerjanya. Kinerja produk direalisasikan melalui

kinerja komponenen-komponen. Variabel kinerja produk mulai dari, bentuk, daya

tahan, dan harga.

o Kualitas produk

Kualitas produk menurut Gasper Z (2004, p4) kualitas mempunyai definisi

yang berbeda dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis.

Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik

langsung dari produk seperti kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to

Spesification), keandalan (Realibility), seperti kemungkinan kecil mengalami

kerusakan, mudah didalam penggunaan (Easy of use).

4. Pemrosesan

Proses dalam pembuatan suatu produk tidak dapat dihindarkan dari

dimensi evaluasi, sangatlah penting untuk melihat aspek-aspek seperti :

pembuatan produk yang tidak melebihi anggaran, memperkenalkan produk tepat

pada waktunya, dan Waktu pemasaran (Time to market)

5. Intuisi.

Kriteria terakhir adalah intuisi, kemampuan untuk memahami sesuatu.

kriteria yang perlu dinilai dalam dimensi ini adalah kesempatan pemasaran, dan

intuisi

Selain itu ada Kriteria lain juga yang biasa digunakan peneliti untuk

mengevaluasi Pengembangan Produk baru yaitu mulai dari memberikan penilaian

dari scorecard yang terdiri dari 6 faktor yang memepengaruhi dalam

pengembangan produk baru.

27 Universitas Kristen Petra

1. Kecocokan Strategi

o Penyesuaian mulai dari proyek dan strategi bisnis

o Pentingnya strategi kepada suatu proyek

o Dampak pada bisnis

2. Produk dan keunggulan kompetitif

o Produk memberikan keuntungan bagi pelanggan

o Produk menawarkan pada pelanggan nilai yang sesuai dengan apa yang

dibayarkan

o Diferensiasi produk di mata pelanggan

o Pelanggan positif/ pengguna sebagai umpan balik sebuah konsep produk

(hasil tes konsep)

3. Daya Tarik pasar

o Seberapa besar pasar tersebut

o Pertumbuhan pasar dan potensi pasar ke depannya

o Margin yang diterima oleh orang lain dalam pasar.

o Daya saing, seberapa kuat dan sulit persaingan yang ada

4. Pengaruh keunggulan Utama

o Manfaat kompetensi pada suatu proyek

1. Teknologi

2. Produksi atau operasional

3. Pemasaran (Image, merek, komunikasi)

28 Universitas Kristen Petra

4. Distribusi dan Sales-force

5. Kelayakan teknis

o Sejauh mana kesenjangan teknis (mudah untuk dilakukan)

o Kompleksitas Teknis ( beberapa hambatan dan solusi yang dibayangkan)

o Teknologi yang sudah familiar terhadap bisnis ini

o Rekam jejak secara teknis pada jenis-jenis proyek

o Hasil secara teknis selama ini (pembuktian konsep.

6. Keuntungan dan Risiko

o Seberapa besar peluang dalam sisi keuangan

o Pengembalian keuangan/ROI (NPV, ECV,IRR)

o Indeks Produktivitas (PI)

o Kepastian perkiraan keuangan

o Tingkat risiko dan kemampuan untuk mengatasi risiko.

Gambar 2.4 Scorecard dalam Proyek

Sumber : Cooper dan Edgett, 2006

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangatlah penting bagi penulis, hal ini untuk

mengetahui hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya. Bagaimana metode – metode evaluasi pengembangan produk baru

ini diterapkan untuk mengetahui hasil dan tujuan dari evaluasi pengembangan

produk baru. Seperti kriteria evaluasi yang sering digunakan dan yang paling

difokuskan oleh para perusahaan industri manufaktur untuk mendapatkan hasil

maksimal dalam pengembangan produk baru mereka. Peneliti terdahulu

menggunakan stage gate model untuk mengevaluasi pengembangan produk baru.

Stage gate yang digunakan peneliti sebelumnya mengevaluasi berdasarkan

kriteria-kriteria evaluasi yang sudah dijelaskan pada bahasan kriteria evaluasi

sebelumnya. Setiap evaluation gate yang ada akan melakukan evaluasi pada setiap

Factor 1 : Strategic fit and importance

Alignment with projects of our business strategy

Importance projects to the strategy

Impact on the business

Factor 2 : Product and competitive advantage

Product delivers unique customer or user benefits

Products offers customer/user excellent value for

money

Differentiated product in eyes of customer/user

Positive custpmer/user feedback on product concept

Factor 3 : Market Attractiveness

Marlet size

Market growth & future potential

Maargins earned by players in the market

Competitiveness – how tough & intense competition is

(negative)

Faktor 4 : Core Competencies Leverage

Projects leverages our core competencies strengths in:

o Technology

o Production

o Marketing

o Distribution

Factor 5 : Technical feasibility

o Size of technical gap (straightforward to do)

o Technical complexity (few barriers, solution

envisioned)

o Familiarty of technology to our business

o Technical track record on these typers of

projects

o Technical result to date (proof of concept)

Factor 6 : Financial Reward versus Risk

o Size of financial opportunity

o Financial return (NPV,ECV, IRR)

o Productivity index (PI)

o Certainty of financial estimates

o Level of risk & ability to address risks

Projects are scored the gatekeepers (senior management)

at the gate meeting, using these six factors on a

scorecard)0-10 scales). The scores are tallied and

displayed electronically for discussion. The projects

attractiveness Score is the weighted or unweighted

addition of the six factor score (averaged across

gatekeepers), and taken out of 100. A score 60/100 is

usually required for a go decision

29 Universitas Kristen Petra

kriteria tersebut, mulai dari market based, financial based, process based, product

based, intuition based.

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu

Peneliti Tujuan Metode Sampel Hasil

Tzokas 1.Mengetahui

evaluation Gate

yang dianggap

paling penting

dalam

keberhasilan

produk baru?

2.Bagaimana

perusahaan

menggunakan

petunjuk pada

Gate yang

berbeda dalam

proses

pengembangan

produk baru

mereka?

kualitatif Sejumlah

manajer dari

perusahaan

Inggris dan

Belanda yang

megembangak

an produk

konsumen.

1.idea screening

-potensial market, keunikan produk,

kelayakan teknis

2.Concept testing

-penerimaan konsumen, kelayakan teknis

3.Bussiness analysis

-penjualan objektif, penjualan per unit,

potensi market, margin

4.product testing

-performa produk, kualitas, kelayakan

teknis

5. test market

-penerimaan oleh pelanggan, kepuasan

pelanggan, performa produksi, kualitas

6.post launch short term

-penerimaan oleh pelanggan, kepuasan

pelanggan, penjualan per unit, margin

7.post launch long term

-kepuasan pelanggan, penjualan per unit,

margin

2.perbedaan dalam evaluation gate

memaksimalkan tugas-tugas manajerial

yang perlu dilakukan untuk mencapai

kesuksesan pada setiap tahap proses

pengembangan produk barusehingga

menjamin keberhasilan produk.

Kung-

Jeng

Wang

dan Yun-

Huei Lee

1. Apa

perbedaan

dalam

penggunaan

dimensi

evaluasi antara

kualitatif Industri

manufaktur

Indonesia dan

Taiwan

Perbedaan Evaluation gate antara Taiwan

dan Indonesia, penggunaannya berbeda

hanya di awal proses pengembangan

produk baru. Taiwan lebih fokus pada

Product based saat tahap idea screening,

sedangkan Indonesia tahap financial,

30 Universitas Kristen Petra

Indonesia dan

industri Taiwan

market,product based relative sama

fokusya.Pada tahap akhir tidak ada

perbedaan yang mencolok yang

digunakan oleh Taiwan dan Indonesi,

yaitu berbasis pada pasar.

2.6 Kerangka Pemikiran

Tahapan pengembangan produk baru dalam model stage gate menggunakan

tahapan mulai dari idea generation sampai market launch, pada setiap tahapan

pengembangan produk baru akan dianalisis sesuai dengan informasi dari

ketentuan-ketentuan yang diperlukan dalam setiap tahapan pengembangan produk

baru, setelah mengetahui tahapan pengembangan produk baru, selanjutnya setiap

tahapan akan dilanjutkan pada tahap evaluasi stage gate yang akan mengevaluasi

tahapan pengembangan produk baru berdasarkan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan, mulai dari aspek pasar, keuangan, produk, serta proses. Dari informasi

yang telah dikumpulkan, akan diketahui kriteria-kriteria yang digunakan oleh

perusahaan, yang kemudian akan dievaluasi bagaimana tahapan tersebut sudah

memenuhi setiap kriteria yang digunakan atau belum. Jika belum memenuhi maka

tahapan pengembangan produk baru harus mengetahui pada proses mana yang

masih memerlukan pembenahan untuk menunjang pengembangan produk baru.

Setelah itu proses dilanjutkan pada tahapan berikutnya, dan dievaluasi

menggunakan evaluation gate berikutnya sampai pada tahap evaluasi market

launch yang akan mengevaluasi hasil akhir dari keseluruhan tahapan

pengembangan produk baru yang dibagi menjadi dua yaitu evaluasi jangka

pendek yang dilakukan pada saat peluncuran produk pertama kalinya dan yang

kedua adalah evaluasi jangka panjang yang akan mengevaluasi setelah 6 bulan

pertama peluncuran produk, dapat memenuhi penjualan yang diharapkan, serta

penjualan berulang oleh konsumen.

31 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

Sumber: Tzokas, 2006

Idea Generation

Idea

Screening

Concept

Development

Build Bussiness Case

Product

Development

Market Test

Concept

Testing

Bussiness

Analysis

Post Launching

Evaluation

Short Term &Long

Term

Analysis

Market

Result

Product

Testing

Market Launch