10
1 Universitas Kristen Petra 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Garuda Pancasila adalah lambang Negara Indonesia. Burung garuda hanyalah sebuah hewan fiktif yang hanya ada dalam mitos. Berdasarkan mitologi Hindu dan Buddha, garuda erat hubungannya dengan kehidupan dunia atas atau khayangan. Banyak gambaran tentang bentuk dari burung garuda dan sebagian besar memiliki pandangan yang sama, yaitu sosok manusia yang memiliki paruh dan sayap elang. Bangsa Indonesia mengenal burung garuda dari nenek moyang mereka yang menorehkan gambar burung garuda ini pada relief dan arca pada candi-candi yang berada di daerah kawasan Indonesia. Pada salah satu komplek Candi Prambanan terdapat sebuah kisah yang menceritakan tentang manusia setengah burung yang bernama garuda. Sosok inilah yang diperkirakan menjadi inspirasi dari lambang Garuda Pancasila. Ada banyak penggambaran tentang burung garuda di Indonesia, terutama di pulau Jawa, yang dapat ditemukan di dalam penggambaran relief maupun arca. Garuda menurut mitos merupakan sebuah hewan terbang yang ditunggangi oleh Wishnu yang dapat ditemukan pada berbagai candi kuno di Indonesia, seperti Prambanan, Mendut, Sojiwan, Penataran, Belahan, Sukuh dan Cetho dalam bentuk relief atau arca. Di candi Siwa Prambanan terdapat relief episode Ramayana yang menggambarkan keponakan Garuda yang juga bangsa dewa burung, Jatayu, mencoba menyelamatkan Sinta dari cengkeraman Rahwana. Selain itu terdapat arca anumerta Airlangga yang digambarkan sebagai Wishnu yang tengah mengendarai garuda dari candi Belahan. Menurut mitologi Hindhu, burung Garuda pertama kali berasal dari telur. Saat menetas, keberadaan burung ini menggemparkan dunia karena kekuatan besar yang dimilikinya. Para dewa yang mendengar tentang kekuatan dari garuda ini merasa terancam dan memohon kepada garuda untuk berbelas kasih. Harapan dari para dewa dikabulkan oleh garuda. Garuda mengecilkan bentuk tubuh dan energi yang dimilikinya. Garuda sebagai simbol melambangkan kekuatan dan

1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Garuda

Embed Size (px)

Citation preview

1

Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Garuda Pancasila adalah lambang Negara Indonesia. Burung garuda

hanyalah sebuah hewan fiktif yang hanya ada dalam mitos. Berdasarkan mitologi

Hindu dan Buddha, garuda erat hubungannya dengan kehidupan dunia atas atau

khayangan. Banyak gambaran tentang bentuk dari burung garuda dan sebagian

besar memiliki pandangan yang sama, yaitu sosok manusia yang memiliki paruh

dan sayap elang. Bangsa Indonesia mengenal burung garuda dari nenek moyang

mereka yang menorehkan gambar burung garuda ini pada relief dan arca pada

candi-candi yang berada di daerah kawasan Indonesia. Pada salah satu komplek

Candi Prambanan terdapat sebuah kisah yang menceritakan tentang manusia

setengah burung yang bernama garuda. Sosok inilah yang diperkirakan menjadi

inspirasi dari lambang Garuda Pancasila.

Ada banyak penggambaran tentang burung garuda di Indonesia,

terutama di pulau Jawa, yang dapat ditemukan di dalam penggambaran relief

maupun arca. Garuda menurut mitos merupakan sebuah hewan terbang yang

ditunggangi oleh Wishnu yang dapat ditemukan pada berbagai candi kuno di

Indonesia, seperti Prambanan, Mendut, Sojiwan, Penataran, Belahan, Sukuh dan

Cetho dalam bentuk relief atau arca. Di candi Siwa Prambanan terdapat relief

episode Ramayana yang menggambarkan keponakan Garuda yang juga bangsa

dewa burung, Jatayu, mencoba menyelamatkan Sinta dari cengkeraman Rahwana.

Selain itu terdapat arca anumerta Airlangga yang digambarkan sebagai Wishnu

yang tengah mengendarai garuda dari candi Belahan.

Menurut mitologi Hindhu, burung Garuda pertama kali berasal dari telur.

Saat menetas, keberadaan burung ini menggemparkan dunia karena kekuatan

besar yang dimilikinya. Para dewa yang mendengar tentang kekuatan dari garuda

ini merasa terancam dan memohon kepada garuda untuk berbelas kasih. Harapan

dari para dewa dikabulkan oleh garuda. Garuda mengecilkan bentuk tubuh dan

energi yang dimilikinya. Garuda sebagai simbol melambangkan kekuatan dan

2

Universitas Kristen Petra

kecepatan. Garuda pada kenyataan tidak dapat ditemukan, tetapi menurut bangsa

Indonesia sendiri wujud nyata dari burung garuda adalah burung Elang Rajawali.

Pada awalnya, bentuk dari Garuda Pancasila tidak seperti yang sekarang

ini. Bentuk dari Garuda Pancasila mengalami banyak perubahan.karena dirasa

kurang tepat dan belum mewakili dari bangsa Indonesia sendiri. Proses

terciptanya lambang negara Indonesia diawali oleh ide yang akhirnya

mendapatkan persetujuan. Presiden Soekarno lalu memerintahkan untuk

merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara Indonesia

melalui sebuah panitia yaitu, Panitia Lencana Negara. Bentuk dasar yang dipilih

adalah burung garuda. Setelah perancangan gambar lambang Negara selesai

dibuat, rancangan diserahkan kepada Presiden Soekarno. Melalui rapat,

diputuskan untuk memperbaiki pita yang dicengkeram oleh garuda menjadi warna

putih dengan tulisan Bhineka Tunggal Ika. Ada yang berpendapat bahwa sosok

garuda yang ditampilkan masih terlalu bersifat mitologis sehingga rancangan

kembali di revisi. Setelah rancangan selanjutnya selesai dibuat, rancangan itu

diserahkan kepada Presiden Soekarno dan kemudian Presiden Soekarno

menyerahkan rancangan tersebut kepada kabinet Republik Indonesia Serikat.

Tidak lama setelah itu, Presiden Soekarno memberikan saran untuk memperbaiki

bentuk kepala agar lebih menyerupai Rajawali – Garuda Pancasila. Bentuk akhir

dari lambang negara Garuda Pancasila, telah mendapat disposisi dari Presiden

Soekarno dengan skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara. Aturan

mengenai lambang Negara dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah no. 66 tahun

1951. Ketetapan tersebut dibuat pada tanggal 17 Agustus 1950 di Jakarta.

Lambang negara yang berupa Garuda Pancasila mulai digunakan pada saat sidang

pertama Dewan Perwakilan Rakyat RIS.

Dalam Peraturan Pemerintah no.66 tahun 1951, pasal 1 dijelaskan bahwa

lambang negara terbagi menjadi 3 bagian, yaitu burung garuda yang menengok

dengan kepalanya lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung

dengan rantai pada leher garuda, dan semboyan yang ditulis di atas pita yang

dicengkeram garuda. Pasal 3 menjelaskan tentang jumlah sayap garuda yaitu 17

dan bulu ekornya berjumlah 8. Pasal 4 menjelaskan tentang perisai pada tubuh

3

Universitas Kristen Petra

garuda yang merupakan simbol dari kelima dasar Pancasila. Pasal 5 menjelaskan

tentang semboyan Jawa kuno yang ditulis di atas pita yang dicengkeram garuda.

Penggunaan burung garuda sebagai lambang Negara tidak hanya

digunakan oleh Indonesia saja. Banyak negara-negara yang menggunakan burung

garuda sebagai lambang negaranya, seperti Amerika Serikat, Mesir, Irak,

Romania, Libya dan Uni Emirat Arab. Keenam negara ini tersebar di empat

benua, yaitu Asia, Amerika, Eropa dan Afrika, yang mana membuktikan bahwa

penggunaan burung garuda sebagai lambang negara telah dikenal di seluruh

dunia. Penggunaan dari bentuk garuda sebagai lambang negara mengalamai

modifikasi hingga dapat menyesuaikan dengan pencitraan yang diinginkan oleh

suatu negara.

Indonesia, yang merupakan salah satu negara di benua Asia memiliki

lambang negara yang disebut Garuda Pancasila. Garuda Pancasila memili bentuk

garuda yang menghadap ke kanan dengan kaki yang mencengkeram pita

bertuliskan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti “berbeda-beda

namun tetap satu jua”. Di dalam dada garuda terdapat perisai yang terbagi menjadi

5 bagian, yang mencerminkan sila – sila dalam pancasila, yaitu bintang, rantai,

pohon beringin, kepala banteng serta padi dan kapas. Lambang negara Indonesia

dibuat pada tahun 1950.

Gambar 1.1. Indonesia

Sumber: http://bahasakita.com/files/2011/09/garuda-pancasila-300x180.jpg

Mesir adalah salah satu negara di benua Afrika yang memiliki lambang

negara dengan bentuk burung. Burung menghadap ke kanan dengan kaki yang

mencengkeram pita yang bertuliskan “Gumhūriyyat Miṣr al-ʿArabiyyah” yang

4

Universitas Kristen Petra

berarti Rebublik Arab Mesir. Di dada burung memiliki perisai yang merupakan

bendera dari negara tersebut. Lambang negara Mesir mengalami perubahan

hingga mencapai bentuk seperti sekarang ini pada tahun 1984.

Gambar 1.2. Mesir

Sumber: http://1.bp.blogspot.com/_-

ZemD3hWJ1E/S7NNo0pUohI/AAAAAAAAAD8/4T76BCsgZk0/s1600/441px-

Coat_of_arms_of_Egypt.svg.png

Di benua Eropa, negara yang memiliki lambang negara berupa burung

salah satunya adalah Romania. Bentuk dari burung garuda ini menghadap ke

kanan dengan kedua kaki mencengkeram tongkat dan pedang. Perisai yang

terdapat di dada dibagi menjadi 5 bagian yang merupakan simbol dari masing-

masing provinsi. Lambang negara Romania ini terbentuk pada tahun 1947.

Gambar 1.3. Romania

Sumber: http://balkans360.com/images/balkans-states-emblems/coat-of-arms-of-

Romania.gif

5

Universitas Kristen Petra

Lambang negara dari Amerika Serikat adalah burung yang menghadap

ke kanan dengan paruh yang mematuk pita bertuliskan “E Pluribus Unum” yang

memiliki arti “Out of many, one”. Kedua kaki burung mencengkeram anak panah

dan daun zaitun. Di dada burung terdapat perisai yang merupakan bendera dari

negara Amerika Serikat. Di atas kepala burung terdapat bintang yang berjumlah

13 di atas latar biru. Lambang negara Amerika Serikat mencapai bentuk akhir

pada tahun 1916.

Gambar 1.4. Amerika

Sumber:

http://images.wikia.com/althistory/images/7/77/Coat_of_arms_of_the_United_Sta

tes_of_America.svg.png

Uni Emirat Arab memiliki lambang negara dengan figur burung

menghadap ke kanan dengan perisai yang berwarna hijau. Di kaki burung terdapat

pita yang bertuliskan huruf Arab yang memiliki arti “United Arab Emirates”.

Lambang negara Uni Emirat Arab dibentuk dan mengalami perubahan hingga

tahun 2008.

Gambar 1.5. Uni Emirat Arab

Sumber: http://goodhealth.freeservers.com/UAE_coat_of_Arms.jpg

6

Universitas Kristen Petra

Lambang negara dari Libya adalah sebuah figur burung dengan kepala

menghadap ke kanan dengan perisai didada berwarna hijau. Di kaki burung

terdapat tulisan Arab “ittiħād al-jumhūriyyāt al-`Arabiyya” yang berarti

“Federation of Arab Republics”. Lambang negara ini dibuat dan dibentuk hingga

tahun 1977.

Gambar 1.6. Libya

Sumber: http://images.all-free-

download.com/images/graphiclarge/coat_of_arms_of_libya_clip_art_7403.jpg

Dalam penelitian ini, lambang negara yang diteliti adalah Indonesia,

Rumania dan Uni Emirat Arab. Ketiga negara ini dipilih karena adanya kemiripan

antara lambang negara satu dengan satunya, seperti posisi kepala yang menengok

ke kanan, perisai yang ada didada serta kaki yang mencengkeram.

Lambang dalam pemaknaannya termasuk dalam istilah tanda. Lambang

atau simbol menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti tanda, lukisan,

perkataan, lencana dam sebagainya yang menyatakan suatu hal atau mengandung

maksud tertentu. Istilah tanda atau lambang telah dikenal dari beberapa abad yang

lalu, seperti penggunaan lambang untuk kerajaan atau pemerintahan pada jaman

dahulu.

Dalam buku yang berjudul Visual Methodologies, Gillian Rose

menjelaskan bawah suatu gambaran visual dapat dimengerti maknanya dengan

menganalisa melalui 3 aspek, yaitu the site of the production, the image itself, dan

the site of audience. Ketiga aspek tersebut tidak boleh dikaitkan antara satu dan

yang lainnya, sehingga setiap aspek dapat berdiri secara sendiri-sendiri. Dalam

7

Universitas Kristen Petra

penelitian yang dilakukan aspek yang digunakan adalah aspek the site of image

itself. The site of image itselft dapat dianalisa dengan menggunakan metode

content analysis, semiology, psychonalysis dan compositional interpretation.

Metode yang digunakan untuk menganalisa adalah metode semiologi.

Semiotika adalah suatu cabang ilmu atau sebuah metode yang mengkaji

hubungan antara tanda dan makna yang terkandung didalamnya. Semiotika dalam

bahasa Yunani berarti tanda, yang berasal dari kata semeion. Kata tanda tidak

lepas dari kehidupan sehari-hari, dimanapun dan kapanku tanda sering muncul.

Seperti contohnya saat berkendara, terdapat tanda atau yang biasa disebut sebagai

rambu-rambu lalu lintas.

Istilah semiotika pertama kali muncul dari Yunani, dengan tokoh

pendahulu dari semiotika adalah Plato dan Aristoteles. Mengerti akan makna dari

sistem tanda adalah hal yang mudah, tetapi untuk mempelajari bagaimana sistem

tanda tersebut dibuat dibutuhkan pemikiran modern. Semiotika memunculkan

banyak tokoh seperti Umberto Eco, Roman Jacobson. Namun tokoh penting

dalam semiotika adalah Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce.

Ferdinand de Saussure merupakan seorang ahli linguistik yang berasal

dari Perancis. Sedangkan Charles Sanders Peirce adalah seorang ahli filsafat dan

logika dari Amerika. Di dalam Course in General Linguistics, Saussure

mendefinisikan semiotika sebagai ilmu yang mengkaji tentang peran tanda

sebagai bagian dari kehidupan sosial. Sedangkan Peirce lebih menekankan makna

dari tanda pada logika dan fisosofi yang ada dalam masyarakat. Dua pemahaman

yang berbeda dari dua tokoh, tetapi kedua pemahaman ini tidak memperlihatkan

adanya perseteruan malah dari penelitian yang dilakukan oleh Umberto Eco

menjelaskan bahwa kedua pemahaman tersebut saling melengkapi satu sama lain.

Istilah semiotika mulai dikenalkan oleh Peirce, sedangkan Saussure lebih

menyebutnya sebagai semiologi.

Semiotika yang dianut oleh Saussure lebih menekankan pada pendekatan

bahasa yang berhubungan dengan realitas. Saussure mendefinisikan tanda

linguistic dalam 2 aspek, yaitu aspek sound image atau yang biasa disebut

signifier – penanda dan mental concept atau yang biasa disebut signified.

8

Universitas Kristen Petra

Semiotika menurut Peirce adalah sinonim dari kata logika. Dengan

adanya tanda maka manusia dapat menggunakan pemikirannya untuk

mengungkap makna dari hal yang mereka lihat atau terjadi di alam semesta.

Peirce mengungkapkan bahwa dalam semiotika yang dianut mengandung 3

elemen, yaitu tanda itu sendiri, objek yang mengacu pada tanda itu, dan

penapsiran yang menghubungkan tanda dengan objek itu. Keberadaan suatu tanda

menyebabkan terjadinya hubungan sebab-akibat dengan tanda tersebut karena

adanya ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut.

Penggunaan burung garuda sebagai lambang negara sangat menarik

untuk diteliti. Dengan adanya ilmu yang mempelajari tentang tanda, yaitu

semiotika, diharap dapat memberikan penjelasan tentang makna yang terkandung

dalam lambang negara tersebut dan alasan penggunaan burung garuda sebagai

bentuk dasar lambang negara.

1.2. Identifikasi Masalah

Garuda adalah sebutan dalam mitologi untuk sosok burung elang

rajawali. Jika sosok ini digunakan sebagai simbol maka dapat melambangkan

kekuatan dan kecepatan. Tidak sedikit negara yang menggunakan burung garuda

sebagai lambang negara mereka, seperti Indonesia, Mesir, Uni Emirat Arab,

Libya, Romania dan Amerika Serikat. Penggambaran burung yang digunakan

disesuaikan dengan pencitraan yang diinginkan oleh suatu negara sehingga tidak

heran bila antara lambang negara satu dan yang lain berbeda. Namun, pada

kenyataannya terdapat beberapa lambang negara yang dapat dikatakan serupa atau

mirip, seperti contohnya Indonesia, Romania dan Uni Emirat Arab. Kemiripan

dari tiga lambang negara ini dapat dilihat dari posisi kepala burung yang

menghadap kanan, kaki yang mencengkeram serta adanya berbagai macam simbol

yang terdapat di perisai yang terletak di dada burung garuda. Bentuk yang mirip

antara lambang negara belum menentukkan adanya persamaan makna di

dalamnya.

Makna yang terkandung dalam penggunaan sosok burung garuda oleh

negara Indonesia adalah untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara

yang besar dan kuat. Romania menggunakan sosok burung untuk menunjukkan

9

Universitas Kristen Petra

keberanian, tekad, kekuasaan, kemegahan serta keinginan untuk menjadi lebih

baik. Sedangkan Uni Emirat Arab menggunakan burung untuk melambangkan

keberanian dan kegagahan.

1.3. Pembatasan Masalah

Objek dari penelitian adalah lambang Negara dari Negara Indonesia,

Rumania dan Uni Emirat Arab yang diteliti menggunakan metode kualitatif

dengan metodologi visual dan teori semiotika dari Peirce. Dengan menggunakan

kedua teori ini, makna dari sebuah lambang negara dapat diketahui dengan

menganalisa ikon, indeks, simbol serta komponen yang terkandung di dalam

lambang negara.

1.4. Perumusan Masalah

a. Bagaimana representasi figur burung garuda pada lambang negara Indonesia,

Rumania dan Uni Emirat Arab.

b. Apa makna dibalik penggunaan figur burung garuda yang direpresentasikan

secara berbeda oleh Indonesia, Rumania dan Uni Emirat Arab sebagai lambang

negara.

1.5. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui representasi figur burung garuda pada lambang negara Indonesia,

Rumania dan Uni Emirat Arab.

b. Mengetahui makna di balik penggunaan figur burung garuda yang

direpresentasikan secara berbeda oleh negara Indonesia, Rumania dan Uni Emirat

Arab sebagai lambang negara.

1.6. Manfaat Penelitiaan

Bagi Penulis

Mengetahui tentang representasi figur burung garuda dalam lambang

negara serta mengetahui tentang makna dibalik penggunaan figur burung garuda

yang direpresentasikan secara berbeda.

10

Universitas Kristen Petra

Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual

Menjadikan salah satu referensi dan menambah pengetahuan tentang

representasi figur burung garuda yang digunakan sebagai lambang negara.