Upload
sofwatul-milla
View
160
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH MANAJEMEN SDM STRATEJIK
“RANGKUMAN MATERI PERKULIAHAN”
DISUSUN OLEH:
Sofwatul Milla
11131228
6b- MSDM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINA BANGSA
Jl. Raya Serang-Jakarta Km. 03 No. 1B (Pakupatan)
Kota Serang Banten
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya maka saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tugas ini saya susun dengan
maksud bukti tertulis dari tugas MERANGKUM materi kuliah MANAJEMEN SUMBER
DAYA MANUSIA STRATEJIK.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan memberi pengarahan untuk menyelesaikan makalah ini. Sebagai manusia biasa ,saya
menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena keterbatasan serta
pengetahuan yang saya miliki. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dimasa yang akan datang.
Akhirnya melalui sebuah doa dan harapan semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi para pembaca semua.
Serang, Juni 2016
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini dibentuk atas dasar adanya tugas merangkum semua bab dalam materi
perkuliahan manajemen sumber daya manusia stratejik. Terdapat 12 bab yang saya rangkum
dalam makalah ini. Semoga makalah merangkum ini dapat membantu pembaca atau penulis
agar lebih memahami materi yang dibahas dalam materi perkuliahan manajemen sumber
daya manusia stratejikmelatar belakangi pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas yang
diberikan. Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti atau membuat suatu
kesimpulan atau rangkaian singkat yang bisa dimanfaatkan kedepanya sebagai bahan
pembelajaran dan evaluasi diri sejauh mana materi yang diberikan selama 1 (satu) semester
dipahami secara baik oleh mahasiswa khususnya untuk penulis yang telah menyusun makalah
ini
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MSDM STRATEGIK
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi
fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi tujuan pencapaian tujuan
organisasi (Nawawi)
Penarikan, seleksi, pemeliharaan, pengembangan dan penggunaan SDM untuk
mengaktifkan baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Yang dikelola bukan
Fisik melainkan daya atau kekuatan seseorang Bersumber dari jiwa. Dalam jiwa itu
terjalin Watak yang dalam pelaksanaan tugasnya Terpencar keluar, sehingga memberi
Keadaan secara positif maupun negatif Kepada orang lain.
Konsep Sumber Daya Manusia
Merupakan unsur terpenting dalam seluruh proses administrasi dan manajemen
terlepas dalam organisasi apa proses tersebut berlangsung.
Merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal,
teknologi dan uang, sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain.
pengelolaan SDM dalam organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting, mengingat
manusia mempunyai perasaan, pikiran, bisa malas, bisa rewel, tidak seperti mesin
atau sumber daya lain yang dapat diatur sesuka hati pengaturnya.
Manajemen SDM merupakan program aktivitas untuk mendapatkan SDM,
mengembangkan, memelihara, dan mendaya gunakannya untuk mendukung
organisasi mencapai tujuan.
Tujuan dan Kegiatan Manajemen SDM
Tujuan MSDM :
Meningkatkan dukungan sumber daya manusia dalam usaha meningkatkan efektivitas
organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
4
The purpose of human resource management is to improve the productive
contribution of people to the organization in an etically and socially responsible way
(William B. Werther dan Keith Davis).
Meningkatkan produktivitas pegawai, mengurangi tingkat absensi, dan meningkatkan
loyalitas para karyawan pada organisasi.
Kegiatan MSDM :
Persiapan dan Pengadaan
Pengembangan dan Penilaian
Pengkompensasian dan Perlindungan
Hubungan Kepegawaian
Konsep dan Pengertian Manajemen Strategik
1. Konsep
Manajemen strategik berkaitan erat dengan formulasi dan implementasi strategik
di dalam organisasi.
Manajemen strategik merupakan rangkaian dua perkataan terdiri dari kata
“Manajemen” dan “Strategik” yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri
yang sudah dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah dengan memiliki
pengertian tersendiri pula.
2. Pengertian Strategik
Seni perang, khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya
menuju posisi yang layak, rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau
politik dan sebagainya (Oxford Pocket Dictionary)
Penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang perusahaan, dan arah tindakan serta
alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan (Alfred
Chandler) ”.
Kebijakan dan keputusan kunci yang digunakan oleh manajemen yang
mempunyai dampak besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini
biasanya melibatkan komitmen sumber daya yang penting dan tidak dapat
diganti dengan mudah. (Robert D. Bruzzel dan Bradley T. Gale)
Pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rencana-rencana penting
untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan
5
bisnis yang dianut dan yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan
menjadi jenis apa perusahaan ini (Knneth Andrew).
3. Pengertian Manjemen Strategik
Proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar
dan menyeluruh, disertai dengan penetapan cara melaksanaksannya, yang dibuat
oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan (Nawawi).
Suatu usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan organisasi untuk
mengeksploitasi peluang yang muncul guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan.
Arus keputusan dan tindakan yang mengarah kepada pengembangan suatu
strategi yang efektif untuk membantu mencapai tujuan organisasi.
Perencanaan berskala besar (yang disebut perencanaan strategik) yang
berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (yang disebut VISI) dan
ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat
mendasar dan prinsip).
Tujuan Manajemen Strategik
Tujuan dari manajemen strategik adalah untuk membantu organisasi untuk
mengelola dengan lebih baik pengaruh-pengaruh lingkungan dari yang dilakukan
kompetitor-kompetitornya, dan untuk menjamin keberhasilan jangka panjang dari
organisasi.
5 Komponen Dalam Formulasi Strategi
6
Misi apa yang dibawa perusahaan (pelayanan yang diberikan kepada konsumen
dan teknologi yang digunakan).
Tujuan perusahaan (harapan dimasa yang akan datang & aktualisasi dari misi
perusahaan).
Analisa eksternal (kesempatan dan ancaman di lingkungan perusahaan).
Analisa internal (kekuatan dan kelemahan perusahaan).
Penentuan strategi.
Macam-Macam Strategi
Strategi pertumbuhan eksternal, yaitu mendekati rekanan dan supplier atau
membeli bisnis yang sesuai dengan perusahaan untuk mengembangkan pasar
yang baru.
Strategi konsentrasi, yaitu fokus dalam meningkatkan pasar, meminimalisasi
biaya, dan memaintain pasar untuk suatu produk dan pelayanan yang telah
berjalan.
Strategi pertumbuhan internal, yaitu fokus dalam pasar yang baru dan
pengembangan produk, inovasi dan joint venture.
2.2 LINGKUNGAN EXTERNAL & GLOBAL SERTA SDM
Lingkungan di dalam perusahaan yg sedang beroperasi, memiliki pengaruh yang
besar thd keberhasilan perusahaan. Akibat perubahan lingkungan yang semakin mengglobal,
perusahaan menghadapi banyak tantangan. Kemampuan perusahaan untuk menerapkan atau
mengubah strategi untuk mengkompensasi atau mengambil manfaat dari perubahan
perubahan akan menciptakan keberhasilan (dan kelangsungan) hidupnya.
Sebuah perusahaan membuat keputusan strategis sehubungan dengan lingkungannya.
Keputusan tsb untuk menyiapkan terjadinya keterkaitan dengan lingkungannya. Dan
mengembangkan arah dasar perusahaan.
Komponen Lingkungan Eksternal
7
Lingkungan eksternal bersifat multifaset dan kompleks. Lingkungan tsb memiliki banyak
unsur yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Ada dua bentuk lingkungan
perusahaan, yaitu :
1. Lingkungan kemasyarkatan, terdiri dari :
– Tekanan sosiobudaya dan demografi
– Tekanan hukum dan pilitik
– Tekanan teknologi
– Tekanan ekonomi
Faktor pengaruh ketidak berhasilan sebuah perusahaan melalui efek pada lingkungan
– Lingkungan tugas.
– Pasar kerja
– Pasar pelanggan atau klien
– Persaingan
– Pengguna lain
Peranan SDM Dalam Mengamati Lingkungan
• Pasar Kerja
Pasar kerja merupakan sebuah factor yang amat penting dalam menentukan strategi
SDM. Empat hal kunci dalam menganalisis sifat pasar kerja :
– Tingkat pengangguran
– Tingkat pendidikan
– Tingkat kedudukan pekerjaan
– Usia dan jenis kelamin
• Faktor Persaingan
Secara esensial, Michael Portes dalam Anthony et al (1996) membuat model strategi
kompetensi untuk menentukan arena persaingan yang dihadapi perusahaan.
– Perusahaan baru yang potensial masuk pasar
– Pelanggan perusahaan
– Kegiatan para pemasok
– Ketersediaan produk pengganti
• Pasar Pelanggan atau Klien
– Siapakah pelanggan yang pasti
8
– Apakah perusahaan memiliki beberapa kelompok pelanggan yang
berbeda ?
– Bagaimana perusahaan akan mendefinisikan pasar ?
– Karakteristik industri dan pasar seperti apa yang harus secara sadar
diketahui ?
– Bagaimana pasar dan pelanggan mengalami perubahan ?
– Apa yang harus dilakukan di pasar agar sukses ?
– Apakah pola upah dan pekerjaan terdapat di pasar ?
• Penguna Lain
Banyak para ahli beranggapan kita berada dalam masyarakat terfragmentasi yang
semakin meningkat dengan kelompopk-kelompok individu tertentu. Tidak sulit untuk
memahami perkembangan kelompok dimana dengan agenda harapan yang saling berbeda
akan memberikan tekanan yang meningkat pada organisasi pada masalah yang dihadapi.
2.3 RENCANA ANALISIS DAN PEKERJAAN
Struktur Organisasi
Wadah Kerangka kerja vertikal dan horisontal yang relatif stabil dan formal serta
saling terkait diantara jabatan-jabatan yang ada yang dimiliki organisasi.
• Sentralisasi
Tingkatan dimana kewenangan pembuatan keputusan berada pada level tertinggi dalam
organisasi.
• Departementalisasi
Tingkatan dimana unit-unit kerja dikelompokkan berdasarkan pada fungsi-fungsi yang
sama atau aliran pekerjaan yang sama.
Analisa aliran pekerjaan terdiri dari tiga bagian, yaitu :
– Menganalisa Output Pekerjaan, dalam hal ini output berupa produk dari unit
kerja dan terkadang sulit untuk diidentifikasikan.
9
– Menganalisa Proses Pekerjaan, proses pekerjaan merupakan aktivitas-aktivitas
dimana para anggota dari suatu unit terlibat dalam produksi yang
menghasilkan output.
– Menganalisa Input Pekerjaan, mengidentifikasi input-input yang digunakan
dalam pengembangan hasil unit kerja.
Metode Mengumpulkan Informasi Analisis Pekerjaan
Wawancara (wawancara individual dengan setiap karyawan, wawancara kelompok
dengan kelompok karyawan yang memiliki pekerjaan yang sama, dan wawancara
penyelia dengan satu atau banyak penyelia yang mengetahui pekerjaan tersebut).
Kuesioner (Meminta karyawan mengisi kuesioner untuk menjelaskan kewajiban dan
tanggung jawab mereka yang terkait dengan pekerjaan).
Observasi (Observasi langsung sangat berguna, terutama untuk pekerjaan yang terdiri
dari aktivitas fisik yang dapat diamati).
Catatan laporan partisipan (Merupakan catatan laporan tentang apa yang pekerja
lakukan selama sehari itu).
Analisa informasi pekerjaan, terdiri dari dua tipe yaitu :
Job Description, berisi tentang tugas, pekerjaan dan tanggung jawab terhadap
pekerjaan.
Job Specification, berisi tentang pengetahuan, keahlian, kemampuan, dan karakteristik
yang lain.
Metode-Metode Analisa Pekerjaan
a) Position Analysis Questionnaire (PAQ). PAQ merupakan pertanyaan analisa
pekerjaan yang terstandardisasi yang berisikan 194 item. Item-item tersebut
dikategorikan dalam enam bagian:
Input informasi
Proses mental
Output pekerjaan
Hubungan dengan individu lain
Konteks pekerjaan
Karakteristik-karakteristik lainnya
b) Task Analysis Inventory, yaitu proses pengidentifikasian tugas-tugas, pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan yang ditekankan dalam pelatihan.
10
c) Sistem Analisa Pekerjaan Fleishman, Pendekatan ini menegaskan kemampuan
sebagai atribut individual yang dapat bertahan yang bergantung pada perbedaan-
perbedaan dalam kinerja. Sistem tersebut didasarkan pada taksonomi kemampuan
yang secara cukup merepresentasikan seluruh dimensi yang relevan dengan pekerjaan.
d) The Occupational Information Network (O*NET), Kegunaan O*NET: Digunakan
oleh Boing untuk membantu mendapatkan pekerjaan baru bagi pekerja yang berhenti
karena tidak dapat pindah di masa depan.digunakan oleh negara Bagian Texas USA
untuk mengidentifikasi jabatan-jabatan yang muncul dalam negara bagian yang
mensyaratkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Digunakan oleh Boys and
Girls Clubs untuk membantu merancang kegiatan bagi anak-anak yang kurang
beruntung yang akan meningkatkan kemampuan mereka dalam keterampilan yang
mungkin diperlukan. (WRIGHT 2012)
2.4 Perencanaan Pekerjaan SDM
Merupakan fungsi yang pertama-tama harus dilaksanakan dalam oganisasi.
Langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa bagi
organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan,
jabatan dan pekerjaan yang tepat. Kesemua itu dalamrangka mencapai tujuan dalam
berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan. (S.P Siagian, 2003),
Proses mengantisipasi dan membuat ketentuan (Persyaratan) untuk mengatur arus
gerakan tenaga kerja ke dalam, di dalam dan luar organisasi, dengan tujuan
mempergunakan SDM seefekti mungkin dan agar memiliki sejumlah pekerja yang
memenuhi persyaratan/kualifikasi dalam mengisi posisi yang kapan dan yang
bagaimanapun mengalami kekosongan. (Arthur W.S dan George W.B, dalam
Nawawi H, 2004)
Proses yang sistematis untuk meramalkan kebutuhan pegawai (demand)dan
kesediaan (Supply) pada msa yng akan datang, baik jumlah maupun jenisnya,
sehingg departemen SDM dapat merencanakan rekruitmen, seleksi, pelatihan dan
aktivitas yang lain lebih baik. (Wiliam B Werther,Jr dan Keeth Davis, 2003)
Dari pengertian tersebut di atas terlihat bahwa :
Perencanaan SDM bermaksud membuat pengaturan arus gerak tenaga kerja di dalam
organisasi.
11
Perencanaan SDM pada hakikatnya adalah usaha untuk mengantisipasi kondisi masa
depan organisasi/perusahaan, agar selalu kompetitif dalam melaksanakan bisnisnya,
dalam hal ini dapat berupa suatu bentuk program rencana untuk mengidentifikasi
tentang persoalan-persoalan organisasi/perusahaan, ancaman ancaman (Threats), dan
peluang-peluang (Oportunities) dalam organisasi dan lingkungan organisasi, serta
mengingat erat kaitannya dengan masalah peluang dan hambatan, berarti perencanaan
SDM sangat ditentukan oleh pengaruh internal dan eksternal.
Pengaruh faktor internal berupa kekuatan organisasi/perusahaan perlu
dipertimbangkan, sehingga dapat diketahui juga kelemahan dan kebaikan tenaga
pendukung sekaligus dengan bentuk kualifikasi yang diperlukan, termasuk jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk bagian-bagian/departemen-departemen tertentu.
Sedangkan pengaruh faktor eksternal memperhitungkan kaitan-kaitan dengan
lingkungan, dapat membantu untuk menganalisis peluang dan hambatan, sehingga
membantu persiapan sumberdaya yang diperlukan oleh organisasi/perusahaan dalam
rangka mengatasi hambatan dan meraih peluang.
Perencanaan SDM merupakan proses untuk mendayagunakan SDM secara efektif dan
efisien.
Untuk mengatur arus gerak tenaga kerja ke dalam organisasi yang berarti
memberikan persyaratan bagi penerimaan tenaga kerja baru yang diperlukan, agar
diperoleh SDM yang mampu melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien.
Mengatur agar gerak tenaga kerja yang akan keluar dari organisasi/perusahaan, akan
dapat diganti dengan tenaga kerja yang mampu pula bekerja secara efektif dan efisien
(seperti arus gerak tenaga kerja yang akan pensiun atau keluar karena sebab lain dari
organisasi/perusahaan.
Proses penentuan kebutuhan tenaga kerja pada masa yang akan datang berdasarkan
perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang ada, dengan
demikian perencanaan SDM merupakan suatu strategi pengembangan konstribusi
SDM terhadap usaha organisasi/perusahaan untuk mencapai sukses, dalam kaitan ini
berarti melalui perencanaan SDM, sebuah perusahaan perlu memiliki sejumlah
tenaga kerja yang berkualitas.
MANFAAT PERENCANAAN SDM
12
Perencanaan SDM dalam manajemen bagi sebuah perusahaan berfungsi untuk
mempredeksi kondisi tenaga kerja guna memenuhi kebutuhan perusahaan sebagai
organisasi yang kompetitif dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis
sekarang dan dimasa mendatang.
Dalam fungsi demikian, maka manfaat dari perencanaan SDM adalah :
a) Meningkatkan sistem informasi SDM yang secara terus menerus
diperlukan dalam mendayagunakan SDM secara efektif dan efisien bagi
pencapaian tujuan bisnis perusahaan
b) Meningkatkan pendayagunaan SDM, dalam arti bahwa dengan
perencanaan yang cermat harus diusahakan agar setiap tenaga kerja
memperoleh peluang dalam memberikan kontribusi terbaik bagi
pencapaian tujuan perusahaan/organisasi.
c) Menselaraskan aktivitas SDM dengan sasaran organisasi secara efisien,
dalam kaitan ini maka perencanaan SDM harus mampu mengidentifikasi
potensi dan prestasi kerja setiap tenaga kerja, untuk diselaraskan dengan
pekerjaan atau tugas-tugas di dalam volume kerja perusahaan, agar dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien
2.5 ANALISIS KEBUTUHAN SDM
Kebutuhan (demand) atau permintaan akan sumber daya manusia oleh suatu organisasi
adalah merupakan ramalan kebutuhan akan sumber daya manusia ini bukan sekedar kuantitas
atau jumlah saja tetapi juga menyangkut soal kualitas. Dalam meramalkan kebutuhan sumber
daya manusia yang akan datang perlu memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan organisasi itu.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan SDM
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan harus diperhitungkan dalam membuat ramalan
kebutuhan sumber daya manusia pada waktu yang akan datang antara lain:
Faktor Eksternal
13
Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar kendali
perusahaan yang berpengaruh pada rencana strategic dan rencana operasional, sehingga
langsung atau tidak langsung berpengaruh pada perencanaan SDM.Faktor eksternal tersebut
pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai sebab atau alasan permintaan SDM dilingkungan
sebuah organisasi/perusahaan. Sebab atau alasan terdiri dari:
a.Ekonomi Nasional dan Internasional (Global)
Faktor ini pada dasarnya berupa kondisi dan kecendrungan pertumbuhan ekonomi dan
moneter nasional dan/atau Internasional yang berpengaruh pada kegiatan bisnis setiap dan
semua organisasi atau perusahaan.
b.Sosial, politik dan budaya.
Faktor ini tercermin dalam kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
wilayah Negara tempat operasional sebuah organisasi atau perusahaan menjalankan
operasional bisnisnya.
c. Perkembangan ilmu dan teknologi
Perkembangan dan kemajuan Ilmu dan Teknologi berpengaruh pada kecepatan dan kualitas
proses produksi dalam bentuk teknologi untuk mendesain produk, meningkatkan efisiensi
kerja, produktivitas dan kualitas produk, termasuk juga teknologi pemberian pelayanan yang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Organisasi yang tidak mampu
mengadaptasi kemajuan dan perkembangan teknologi baru yang canggih dalam
melaksanakan pekerjaan, akan ditinggalkan atau tersisih dalam berkompetisi.
Faktor Internal
Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah
organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada masa sekarang dan untuk
mengantisipasi perkembangannya dimasa depan. Dengan kata lain faktor internal adalah
alasan permintaan SDM, yang bersumber dari kekurangan SDM didalam
14
organisasi/perusahaan yang melaksanakan bisnisnya, yang menyebabkan diperlukan
penambahan jumlah SDM. Alasan ini terdiri dari:
1. Faktor Prediksi Produk dan Penjualan
Sebuah organisasi atau perusahaan harus melakukan prediksi produk yang akan
dihasilkannya dan memprediksi pula produk yang bisa dipasarkan. Prediksi ini pada dasarnya
merupakan prediksi laba yang dapat diraih, dengan mempergunakan jumlah dan kualitas
SDM yang sudah dimiliki oleh organisasi/perusahaan.Kemungkinan meningkat dan
menurunnya produk dan pemasaran atau laba perusahaan, sangat besar pengaruhnya pada
prediksi kebutuhan SDM.
2. Faktor Pembiayaan SDM
Dalam memprediksi kebutuhan SDM sekurang-kurangnya harus sesuai dengan kemampuan
organisasi/perusahaan membayar upah/gaji tetap sebagai bagian pembiayaan SDM dari
presentase laba yang dapat diraih organisasi/perusahaan secara berkelanjutan
Faktor Keterbukaan dan keikutsertaan para manajer
Pada dasarnya faktor ini berkenaan dengan keterbukaan dan kebijaksanaan Manajer
Puncak.Kebijaksanaan tanpa diskriminasi dengan nilai-nilai demokratis memungkinkan
perencanaan SDM memprediksi jumlah dan kualifikasi permintaan SDM secara akurat dan
obyektif.
Persediaan karyawan
Faktor ini adalah kondisi tenaga kerja (SDM) yang dimiliki perusahaan sekarang dan
prediksinya dimasa depan yang berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Kondisi
tersebut dapat diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi SDM (SISDM) sebagai
bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM) sebuah organisasi/perusahaan. Beberapa dari
faktor ini adalah:
a. Karyawan yang akan pension
15
Jumlah, waktu dan kualifikasi SDM yang akan pension, yang harus dimasukkan
dalam prediksi kebutuhan SDM sebagai pekerjaan atau jabatan kosong yang harus
dicari penggantinya.
b. Pengunduran diri karyawan
Prediksi jumlah dan kualifikasi SDM yang akan berhenti atau keluar dan pemutusan
hubungan kerja (PHK) sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau
kontrak kerja, yang harus diprediksi oleh penggantinya untuk mengisi kekosongan
pada waktu yang tepat, baik dari sumber internal maupun eksternal.
c. Kematian, dan sebagainya.
Prediksi yang meninggal dunia. Prediksi ini perlu dilakukan di lingkungan organisasi
atau perusahaan yang telah memiliki SDM dalam jumlah besar yang seharusnya
memiliki Sistem Informasi SDM yang akurat. Prediksi yang meninggal dunia
dilakukan karena kemungkinan terjadi diluar kekuasaan manusia atau tidak
tergantung usia, sehingga mungkin saja dialami oleh pekerja yang usianya relative
masih muda.
Peramalan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Peramalan kebutuhan tenaga kerja dimaksudkan agar jumlah kebutuhan tenaga kerja
masa kini dan masa depan sesuai dengan beban pekerjaan, kekosongan-kekosongan dapat
dihindarkan dan semua pekerjaan dapat dikerjakan. Peramalan kebutuhan tenaga kerja ini
harus dapat didasarkan kepada informasi factor internal dan eksternal perusahaan.
Jenis-jenis Peramalan Kebutuhan Sumber Daya manusia
1 Ramalan permintaan sumber daya manusia
Ramalan akan kebutuhan permintaan ini sebaiknya dibagi ke dalam permintaan
jangka panjang dan permintaan jangka pendek. Dalam membuat ramalan permintaan ini perlu
mempertimbangkan atau memperhitungkan: rencana strategis organisasi, perkembangan
penduduk, perkembangan ekonomi, perkembangan teknologi, serta kecenderungan
perubahan-perubahan sosial di dalam masyarakat.
2. Ramalan persediaan sumber daya manusia
16
Dalam membuat ramalan persediaan sumber daya manusia ini perlu
memperhitungkan antara lain: persediaan sumber daya manusia yang sudah ada sekarang ini
baik jumlah maupun kualifikasinya, tingkat produksi atau efektivitas kerja sumber daya yang
ada tersebut, tingkat pergantian tenaga, angka absensi karyawan atau tenaga kerja, dan
tingkat rotasi atau perpindahan kerja
3 Perlakuan atas sumber daya manusia
Berdasarkan perhitungan atau ramalan kebutuhan di suatu pihak, dan ramalan persediaan
sumber daya manusia yang ada saat ini maka perlu tindak lanjut yaitu perlakuan (tindakan)
yang akan di ambil. Ramalan perlakuan ini misalnya: pengangkatan pegawai baru,
penambahan kemampuan terhadap pegawai yang sudah ada melalui pelatihan, pengurangan
pegawai, dan sebagainya.
2.6 REKRUMEN DAN SELEKSI
PENGERTIAN - PENGERTIAN REKRUTMEN
Yang disebut dengan Rekrutmen atau Recruitment adalah “Sebuah proses mencari dan
menarik (membujuk mereka untuk melamar) pelamar yang memenuhi syarat untuk mengisi
jabatan tertentu ”(A.S Ruly, 2003), hal. 144
Rekrutmen (penarikan) adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang
kualifaid untuk jabatan/pekerjaan utama (produk lini dan penunjangnya) di
lingkungan suatu organisasi/perusahaan (H.Nawawi, 2001), hal 169
Rekrutmen sebagai penarikan sejumlah calon yang berpotensi untuk diseleksi menjadi
pegawai. Proses ini dilakukan dengan mendorong atau merangsang calon yang
mempunyai potensi untuk mengajukan lamaran dan berakhir dengan didapatnya
sejumlah calon (M.T.Efendi H 2000), hal 96
Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan penarikan para pelamar yang
kapabel untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. (SP. Siagian, 1999), hal
102
17
Rekrutmen merupakan proses penemuan dan penarikan para pelamar yang tertarik
dan memiliki kualifikasi terhadap lowongan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi
(Bernadin & Rusel, 1993), hal 201
Langkah-Langkah Proses Rekrutmen SDM:
1. Memutuskan posisi apa yang akan diisi, melalui personnel planning and forecasting.
2. Membangun lingkup kandidat untuk pekerjaan tersebut, melalui rekrutmen kandidat
secara internal atau eksternal.
3. Memiliki kandidat yang melengkapi application forms dan telah melalui wawancara
seleksi awal.
4. Menggunakan selection tools seperti tes, penyelidikan latarbelakang, dan ujian fisik
untuk mengidentifikasi kandidat-kandidat yang memenuhi syarat.
5. Memutuskan siapa yang akan membuat penawaran, melalui supervisor atau interview
lanjutan pada kandidat. (Dessler, 2008)
LANGKAH REKRUTMEN :
PENENTUAN JABATAN KOSONG
Rekrutmen dilaksanakan bilamana ada jabatan yang kosong atau dimulai dengan
analisis mengenain apakah ada jabatan yang kosong yang harus diisi oleh karyawan/pegawai
baru. Kekosongan mana mungkin terjadi karena ada pegawai yang mengundurkan diri,
meninggal dunia dan/atau akibat adanya ekspansi yang dilakukan perusahaan yang
sebelumnya telah ditentukandalam perencanaan SDM.
Terkait dengan perencanaan SDM sebelum melakukan perekrutan, perusahaan perlu
melakukan upaya pengkajian/memiliki kembali kebutuhan perusahaan dengan menganalisis
kemungkinan-kemungkinan seperti melakukan :
Reorganisasi pekerja (reorganize work)
Kerja lembur (over time)
Penyesuaian Mekanisme kerja (mechanise the ork)
Metode kerja yang fleksibel (strangger the hour)
Kerja penuh waktu (make job part time)
Kontrak kerja (sub-contract the work). (Derek Tarangton dan Tan Chivee
Huat, 1994, hal164-169
18
PENENTUAN PERSYARATAN JABATAN
Persyaratan jabatan merupakan kriteria atau ciri-ciri yang dapat meliputi keahlian,
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan.
Persyaratan jabatan mutlak perlu untuk :
Mengidentifikasi pegawai yang dibutuhkan dan terkait dengan siapa yang dibutuhkan
dan dimana mereka berada.
Dianalisis dari informasi analisis jabatan, yaitu job diskription, job specification dan
job performance standard, serta juga melalui masukan manajer terkait.
Suatu sistem informasi SDM yang baik, termasuk didalamny meliputi analisis jabatan,
akan membantu aktivitas rekrutmen secara efektif.
PROSES REKRUTMEN
Menentukan dan mengkategorikan kebutuhan-kebutuhan SDM jangka panjang
dan jangka pendek.
Bersiap terhadap perubahan kondisi dalam pasar tenaga kerja. Pasar tenaga kerja
adalah wilayah geografis dimana karyawan direkrut bagi pekerjaan tertentu.
Mengembangkan iklan-iklan dan literatur rekrutmen yang tepat.
Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari masing-masing sumber rekrutmen.
Menindaklanjuti pada para pelamar untuk mengevaluasi efektivitas usaha-usaha
rekrutmen.
METODE PEREKRUTAN
PROMOSI INTERNAL :
Manajer memberikan atau menominasikan beberapa orang sebagai Calon untuk
dipromosikan. Metode ini disebut “Metode Tutup” karena pegawai yang dipromosikan tidak
mengetahui jabatan yang kosong dengan jelas, sehingga pegawai yang memenuhi persyaratan
tidak memiliki kesempatan untuk melamar secara formal.
METODE TERBUKA:
Metode Terbuka merupakan kebalikan dari metode tertutup. Metode Terbuka melalui
apa yang disebut job posting, yaitun organisasi mengumumkan jabatan kosong melalui :
Papan Pengumuman, pengumuman lisan iklan, pada media cetak maupun melalui media lain
(radio, TV) secara terbuka.
19
PENGERTIAN DAN FUNGSI SELEKSI
Seleksi atau proses seleksi sesungguhnya tidak sekedar dimaksudkan untuk
menjaring dari jumlah pelamar atau calon yang melebihi jumlah
kekosongan/lowongan kerja atau jabatan yang akan diisi, karena yang lebih penting
dan utama adalah untuk mendapatkan “the right man on the right job”.
Seleksi merupakan proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan
calon pegawai yang didapat melalui perekrutan, baik perkrutan internal maupun
eksternal (untuk pegawai baru atau promosi, pemindahan, atau lainnya)
Fungsi seleksi terkait dengan berbagai tahapan-tahapan tertentu diantaranya :
1. Penentuan tuntutan pekerjaan dan kebutuhan perusahaan
2. Penentuan jenis orang yang dibutuhkan
3. Penentuan alat dan langkah-langkah/prosedur seleksi
Penentuan Alat dan Prosedur Seleksi
A L A T
Alat mengacu pada metode atau cara-cara atau instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan
informasi mengenai pelamar untuk memilih Pegawai yang terbaik sesuai dengan yang
dibutuhkan seperti :
1. Ujian tertulis
2. Wawancara
3. Tes Kepribadian
4. Tes Kesehatan dll
PROSEDUR
Prosedur mengacu pada langkah-langkah yang dipakai untuk melakukan seleksi, untuk
memaksimalkan hasil yang didapat.
Terdapat tiga alasan dalam menyeleksi karyawan yang tepat secara seksama, yaitu
1. Kinerja.
2. Biaya, Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk merekrut dan mempekerjakan
karyawan merupakan beban yang mahal.
3. Kewajiban Hukum, Terdapat dua dampak atas melakukan hiring yang tidak
kompeten, yaitu pertama, UU kesetaraan pekerja mensyaratkan tidak diskriminatif
dalam prosedur seleksi bagi kelompok-kelompok yang dilindungi. Kedua, pengadilan
20
akan menindak pengusaha yang mempekerjakan karyawan yang memiliki catatan
kriminal atau masalah lainnya untuk menggunakan akses pada rumah konsumen guna
bertindak kriminal. Dessler, 2008
2.7 TEKNIK WAWANCARA
Wawancara kerja merupakan metode penting dalam proses rekrutmen dan
seleksi karyawan. Saat wawancara kerja, maka anda telah memiliki kesempatan untuk lebih
mengenal institusi dan sebaliknya perusahaan dapat mengenal potensi/kompetensi anda
dengan lebih detail.
Tujuan Wawancara Kerja
Bagi perusahaan :
Cara menemukan dan menentukan kecocokan antara karakteristik pelamar
dengan persyaratan jabatan.
Untuk mengetahui kepribadian pelamar
Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan
Membantu perusahaan mengidentifikasi pelamar yang layak untuk diberikan
penawaran kerja.
Bagi Pelamar :
Merupakan kesempatan menjelaskan secara langsung tentang pengetahuan,
ketrampilan, pengalaman, strategi kerja, cara mengatasi masalah situasi kerja
Teknik Wawancara Kerja
a). Wawancara kerja tradisional
Membuka 3 pertanyaan:
1. Apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
untuk melakukan pekerjaan?
2. Apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan
harapan?
3. Apakah si pelamar bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang
sesuai dengan budaya perusahaan?
b). Wawancara kerja behavioral, Mengungkap 4 Hal (STAR) :
1. Situation Bagaimana kemampuan pelamar menggambarkan situasi kerja?
21
2. Task Bagaimana pelamar menjelaskan tugas secara spesifik dan rinci?
3. Action Bagaimana respon/tindakan pelamar terhadap situasi/tugas yang
dihadapi?
4. Result Bagaimana pelamar menjelaskan hasil yang dicapai? dan apakah
pelamar dapat mengambil pelajaran dari kejadian tersebut?
KOMPETENSI
Kompetensi adalah sikap, ketrampilan, perilaku, motif dan atau karakteristik-
karakteristik personal lainnya yang sangat diperlukan untuk dapat melakukan suatu
pekerjaan, atau yang lebih penting, yang dapat membedakan antara seseorang yang super
dengan yang tidak.
KOMPETENSI UTAMA
Adaptability: Personal willingness and ability to effectively work in, and adapt to
change.
Client Focus: Understanding and meeting or exceeding client needs
Communication: Clearly conveying and receiving messages to meet the needs of
all
Organizational Awareness: Understanding business plan goals
Problem Solving and Judgment: Ability to assess options and implications, in
order to identify a solution.
Results Orientation: Knowing what results are important, focusing resources to
achieve them
Teamwork: Working cooperatively and productively with others to achieve
results.
KOMPETENSI PERAN KHUSUS
Developing Others: A desire to work to develop the long-term capability of others.
Impact and Influence: Persuading, convincing or influencing
Innovation: Taking risks, adapting quickly to change, leading the change process
Leadership: Positively influencing people and events
Relationship Building: Developing and maintaining win/win relationships and
partnerships
Resource Management: Effectively managing internal/external resources to achieve
organizational goals
Self-Management: Managing and continually improving own performance
22
Strategic Thinking: Taking a broad scale, long term view, assessing options and
implications
2.8 PELATIHAN & PENGEMBANGAN
2.8.1 Pelatihan
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performasi pekerjaan pada suatu
pekerjaan tertentu yang sedang menjadi jawabnya atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya
dengan pekerjaan supaya efektif. Pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar,
aktifitas-aktifitas yang terencana dan desain sebagai jawaban atas kebutuhan-kebutuhan yang
berhasil diidentifikasikan. Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, terperinci dan rutin (Handoko,
2001:104).
Pelatihan memiliki peran penting dalam menentukan efektifitas, efisiensi perusahaan
serta kinerja karyawan. Simamora (2003:349) mengemukakan manfaat pelatihan, yaitu :
1)menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan meningkatkan
kuantitas dan kualitas produktifitas 2)mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan
agar mencapai standar-standar kinerja yang dapat diterima 3)membantu dalam meningkatkan
dan pengembangan pribadi karyawan 4)memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan
sumber daya manusia. Setiap organisasi mengadakan pelatihan mempunyai alasan tertentu
yang mana akan mendidik setiap karyawan atau anggotanya agar menjadi lebih trampil
sehingga dapat memberikan keunggulan bagi organisasi dan karyawan tersebut.
Mangkunegara (2005:169) mengemukakan beberapa alasan terjadinya pelatihan,
yaitu: 1) menyesuaikan dengan peraturan-peraturan dan standar yang ada 2)perubahan-
perubahan yang terjadi memahami secara benar bagaimanan melakukan pekerjaan
4)meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas.
2.8.2 Pengembangan
Karyawan yang telah diterima kemudian ditempatkan memerlukan program pengembangan
karyawan. Pengembangan karyawan ditujukan baik kepada karyawan baru maupun lama agar
karyawan dapat mengikuti tuntutan organisasi dan berperan serta dalam organisasi secara
nyata sehingga karyawan mampu menyelesaikan kinerja terbaik bagi organisasinya.
23
Simamora (2003: 268) mendefinisikan pengembangan karyawan sebagai aktivitas
pengembangan karir karyawan terhadap organisasi, penyediaan landasan bagi
karyawan agar dapat berprestasi secara efektif dan menghasilkan prestasi baru dalam
lingkungan perusahaan. Pengembangan karyawan dalam pelaksanaannya seringkali
dilakukan untuk membantu karyawan memasuki dunia kerja yang kompetitif yang
berbeda dari kondisi kehidupan sebelumnya. Karyawan yang akan mengikuti
program pengembangan adalah karyawan baru agar memahami, terampil, dan ahli
dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan karyawan lama supaya mereka lebih
memahami technical skill, human skill, conceptual skill, dan managerial skill.
Handoko (2001:104) mengemukakan bahwa pengembangan karyawan dimaksudkan
untuk menyiapkan karyawan untuk memegang tanggung jawab pekerjaan di masa
yang akan datang. Pengembangan karyawan bisa dilakukan secara formal maupun
informal. Secara formal berarti karyawan ditugaskan oleh perusahaan. Sedangkan
secara informal berarti karyawan melatih dan mengembangkan dirinya atas keinginan
dan inisiatif sendiri tanpa ditugaskan oleh perusahaan. Program pengembangan
karyawan akan membuat karyawan semakin produktif sehingga memungkinkan
organisasi atau perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan pengembangan
karir karyawan,
menurut Nawawi (2008:292) pengembangan karyawan memiliki alternatif yaitu
1)organisasi mempertahannya pada jabatan semula dalam jangkan waktu tertentu
2)organisasi perlu memindahkan pekerja pada jabatan atau posisi lain secara
horizontal 3)organisasi perlu mempromosikan pekerja secara vertikal.
Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun
2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
2.8.3 Mengevaluasi Program Pelatihan
Alasan-alasan untuk mengevaluasi pelatihan, adalah:
1. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan program.
24
2. Untuk menilai apakah kandungan, pengorganisasian, dan pengadministrasian program
memberikan kontribusi kepada pembelajaran dan kegunaan isi pelatihan terhadap
pekerjaan.
3. Untuk mengidentifikasi latihan mana yang paling mempunyai keunggulan atau
setidaknya dari program.
4. Untuk keuangan dari mengumpulkan data-data marketing.
5. Untuk menentukan keuntungan dan biaya program.
6. Untuk membandingkan biaya dan keuntungan dari pelatihan terhadap investasi non
pelatihan.
7. Untuk membandingkan biaya dan keuntungan dari program-program pelatihan yang
berbeda untuk memilih program yang terbaik.
2.9 ORIENTASI, PENEMPATAN & PHK
Program Orientasi Dan Penempatan Pegawai
Program Orientasi
Program yg memperkenalkan pd pegawai baru tentang lingkungan (kondisi dan
situasi) di tempat pekerjaan. Hal ini agar pegawai baru dalam waktu singkat dapat memahami
budaya dan kultur nilai-nilai dan kebiasaan perusahaan.
4 Hal utama dalam program orientasi:
1. Aspek Organisasional
a) Penjelasan sejarah berdiri organisasi
b) Penjelasan ttg Struktur organisasi
c) Pengenalan para pejabat
d) Tata ruang dan fasilitas kerja
e) Berbagai ketentuan normatif
f) Produk organisasi
2. Aspek kepentingan pegawai baru
Selama masa orientasi pegawai baru perlu diberikan penjelasan masalah:
a) Penghasilan
b) Jam kerja
c) Hak cuti
d) Fasilitas yg disediakan
25
e) Pendidikan & pelatihan
f) Perihal pensiun
3. Perkenalan untuk hubungan kerja
Agar pegawai baru merasa dpt diterima sebagai keluarga besar maka bag.
SDM perlu memperkenalkan pd berbagai pihak, terutama yg ber hbg dgn
kerja:
a) Atasan langsung
b) Bagian yg akan ditempatkan
c) Para pejabat
d) Bagian kepegawaian dll
4. Aspek tugas
Pejelasan lengkap dari aspek tugas secara menyeluruh mengenai:
a) Ruang lingkup tugas (tercermin dlm uraian tugas)
b) Segi-segi teknis pekerjaan
c) Penggunaan keselamatan kerja
d) Prosedur kerja
e) Peralatan kerja yg digunakan
4 hal tersebut harus berjalan dua arah dalam masa pengenalan, baik dilihat dari sisi
perusahaan maupun dari sisi pegawai.
Program Penempatan
Program Penempatan utk karyawan baru
sdh dirancang pada saat perencanaan SDM dan utk karyawan lama beberapa program sbb:
1. Promosi
2. Alih tugas
3. Demosi
Pemutusan Hubungan Kerja
Apabila ikatan formal antara perusahaan dan pekerja sdh tdk ada. beberapa faktor penyebab:
1. Alasan Pribadi pegawai
2. Terkena sanksi yg berat
3. Faktor ekonomi
4. Kebijaksanaan perusahaan
26
2.10 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIER
Menurut Gibson dkk.(1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang
berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang
dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan.Dengan demikian karir seorang
individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari
sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya
sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaian dari sikap
karir dan perilaku dapat memuaskan seorang individu.
Pengertian Perencanaan Karir
Menurut Cuningham Perencanaan adalah menyeleksi dan menggabungkan
pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan,
dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian.
Jadi perencanaan karir dapat diartikan sebagai pola pengalaman berdasarkan
pekerjaan yang merentang sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu /
pegawai dan secara luas dapat dirinci ke dalam objective events yang dapat dijadikan asumsi
untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
diterima dan digunakan dalam penyelesaian, atau dalam arti yang lebih ringkas perencanaan
karir merupakan proses di mana sesorang menyeleksi tujuan karir dan arus karir untuk
mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan karir individual meliputi :
a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi kebutuhan,
ataupunjangka karirnya (career anchor)
b. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di dalam
maupun di luar organisasi
c. Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri
d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi karir
e. Perencanaan transisi karir.
Perencanaan Karir Organisasional (Organizational Career Planning)
Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah
aktivitas karir dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir (career path).
27
Tujuan program perencanaan karir organisasional adalah :
a. Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia.
b. Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karir tradisional atau
jalur karir yang baru.
c. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi
dan/atau lokasi geografis
d. Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan
Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Merencanakan Karir
Berikut ini adalah beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
karir, yaitu :
1. Motivasi sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang realistis namun
sekaligus menantang akan menimbulkan motivasi untuk meraihnya. Tujuan yang sangat
muluk-muluk tanpa memperhatikan kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan
menimbulkan putus asa mengingat kesulitan untuk mencapainya.dan terasa musykil. Jadi
untuk membangun motivasi dalam perencanaan karir buatlah tujuan karir yang menantang
sekaligus realistis.
2. Kompetensi meliputi seluruh aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki.
Jika ingin meniti karir dalam bidang tertentu, katakanlah dalam bidang pemasaran, anda
harus meningkatkan pengetahuan anda tentang pemasaran, meningkatkan keterampilan
pemasaran dan bersikap bagaikan seorang marketer.
3. Keberhasilan pencapaian perencanaan karir ditentukan pula oleh jejaring yang kita miliki.
Sejauh mana orang lain mengenal diri kita, sejauh mana orang lain mengenal kemampuan
kita. Jejaring juga akan membuka akses, memberikan peluang bagi kita untuk lebih
meningkatkan pencapaian karir. Tentu hal ini tetap harus berlandaskan motivasi dan
kompetensi.
Manfaat Perencanaan Karir
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari perencanaan karir, yaitu :
1. Menurunkan tingkat perputaran karyawan (turn over), dimana perhatian terhadap karir
individual dalam perencanaan karir yang telah ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas
pada perusahaan di mana mereka bekerja, sehingga akan memungkinkan menurunkan tingkat
perputaran karyawan.
28
2. Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karir yang baik akan dapat mendorong
semangat kerja karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian motivasi
karyawan dapat terpelihara.
Kedudukan Sumber Daya Manusia
a) Intuisi dan emosi: artinya sebagai potensi makhluk hidup, manusia tidak dapat
diperlukan, seperti faktor produksi lainnya, yang bersifat pasif.
b) Kepribadian aktif; artinya setiap manusia cenderung ingin meraih kinerja semaksimal
mungkin
c) Kinerja manusia merupakan fungsi dari tingkatan kemampuan, sikap, dan derajat
motivasinya.
d) Manusia memiliki tiga tahap pengembangan individu.
1) Tahap ketergantungan (depedensi) terhadap orang lain.
2) Tahap kebebasan (independensia).
3) Saling ketergantungan (Interdependensia).
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam SDM di atas faktor produksi
lainnya, yaitu:
a) Tidak semua SDM memiliki kualitas unggul.
b) Produktifitas kerja di sektor agribisnis relative lebih rendah di banding sektor
lainnya. Khususnya pada sektor manufaktur dan jasa.
c) Keragaman dalam kualitas SDM menyebabkan produk pada bagian subsistem akan
beragam pula.
Keterikatan Karyawan pada Perusahaan
Manajer dalam mengelola karyawan merupakan usaha yang boleh di katakan
gampang-gampang susah. Karena ada beragam karakter di dalamnya. Walaupun secara
hirarki dan structural di tekankan akan jalur koordinasi dan tugas serta karyawan terikat oleh
gaji, namun karyawan memiliki kebutuhan dan persoalan hidup yang berbeda-beda.
Sebelum menguraikan program dan targeting perusahaan, seorang manajer harus
memahami karakteristik karyawannya. Pengendalian suasana harmonis akan mempengaruhi
emosional dan produktifitas karyawan. Keterikatan ialah keniscayaan dalam suatu
perusahaan.
29
Keterikatan (engagement) adalah kepatuhan seseorang karyawan terhadap organisasi
yang menyangkut visi, misi dan tujuan perusahaan dalam proses pekerjaannya. Keterikatan
pada perusahaan menjadi ciri khas utama keberhasilan perusahaan dalam menangani masalah
SDM karyawan. Semakin tinggi keterikatan karyawan pada organisasi maka semakin tinggi
pula kinerjanya yang kemudian akan kinerja yang baik bagi perusahaan.
Penerapan sistem nilai seharusnya inheren dengan kebutuhan universal karyawan,
jangan sampai terjadi benturan nilai. Tak perlu ada resistensi atas kritik-kritikan progresif
dari karyawan. Tidak menutup kemungkinan karena begitu eratnya keterikatan, para
karyawan akan “berlomba-lomba” untuk bekerja dan menghasilkan kinerja terbaiknya.
Komitmen Karyawan dan Budaya Kerja
Idealnya tiap karyawan memiliki budaya kerja, yakni suatu sistem nilai yang
merupakan kesepakata kolektif dari semua yang terlibat dalam perusahaan. Pada hakikatnya,
bekerja dapat dipandang dari berbagai perspektif seperti bekerja merupakan ibadah, cara
manusia mengaktualisasikan dirinya, bentuk nyata dari nilai-nilai, dan sebagai keyakinan
yang di anutnya.
Bentuk komitmen karyawan bisa di wujudkan, antara lain dalam beberapa hal berikut.
1) Komitmen dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.
2) Komitmen dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja standar
organisasi
3) Komitmen dalam mengembangkan mutu SDM bersangkutan dan mutu produk.
4) Komitmen dalam mengembangkan kebersamaan tim kerja secara efektif dan efisien
5) Komitmen untuk berdedikasi pada organisasi secara kritis dan rasional.
Penurunan kredibilitas atau kepercayaan terhadap karyawan pada gilirannya akan
mengakibatkan hancurnya kredibilitas perusahaan sendiri. Hal ini akan memperkecil derajat
loyalitas pelanggan dan mitra bisnis kepada perusahaan tersebut.
Kompetensi Karyawan dalam Organisasi Pembelajaran
Perubahan dunia berpengaruh terhadap organisasi bisnis dan sekaligus terhadap
kompetensi karyawan. Perusahaan akan terus mengembangkan potensi karyawan yang
memiliki kompetensi atau standar sektor ekonomi nasional dan global.
30
1. Ciri kompetensi karyawan yang dimaksud adalah memiliki pengetahuan, kapabilitas
dan sikap inisiatif dan inovatif dalam berbagai dimensi pekerjaan.
2. Keterampilan dan sikap dalam memcahkan masalah yang berorientasi pada efisiensi,
produktivitas, mutu, dan kepedulian terhadap dampak lingkungan.
3. Keterampilan dan sikap dalam berkomunikasi horizontal dan vertical serta
membangun jejaring kerja internal
Kepentingan Mutu di Sektor Agribisnis
Pemahaman tentang mutu SDM karyawan dalam pendekatan manajemen mutu sdm
(MMSDM) moderen, dicermati sebagai upaya membangun pendekatan yang lebih holistik
dan komprehensif serta integral. Para karyawan tidak dipahami sebagai manusia yang
memiliki ciri-ciri yang sama karena dalam kenyataan sifat mereka cenderung beragam dan
karyawan tidak mampu bekerja sendiri tetapi harus bekerja sama. Karena itu pemahaman
tentang karyawan dalam kerangka pengembangan organisasi yang utuh atau dengan
pendekatan MSDM moderen dicirikan oleh serangkaian karakteristik.
1. Persaingan Bisnis
Perusahaan di sector agribisnis yang akan mampu bersaing di pasar global dapat
dilihat dari kinerja antarsbsistem itu sendiri. Upaya-upaya memaksimumkan daya
saing perusahaan di sector agribisnis melalui perbaikan yang terencana dan
berkelanjutan terhadap proses jasa, SDM, dan lingkungan belum memperlihatkan
hasil yang memadai. Semua berhenti pada tahap keinginan dan retorika politik.
Kesadaran akan perlunya sector pertanian ditingkatan posisi dan perannya dalam
pembangunan nasional semakin dirasakan ketika bangsa ini terkena krisis moneter
dan krisis ekonomi pada pertengahan 1997.
Penampilan sector pertanian sebagai “pemain utama” dalam pembangunan tidak
hanya berorientasi pada produksi, tetapi lebih dari itu adalah pada kemampuan
bersaing dipasar global. Upaya peningkatan mutu dalam subsector perikanan dan
pengelolaan buah-buahan, seharusnya menjadi agenda tersendiri pemerintah. Karena
sifatnya yang mudah rusak, ekspor buah-buahan dan ikan tidaklah mudah
dikemabangkan. Pola pengembangan masih didominasi dalam bentuk pekarangan dan
tersebar terpisah-pisah,sehingga kesulitan dalam pengumpulan hasil.
2. Arti dan Pendekatan Mutu
31
Apa sesungguhnya mutu itu? Bagaimana mutu dijabarkan secara spesifik pada
sektor agribisnis sebagai kesatuan usaha dari seluruh komponen subsistemnya?
Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat beragam dan sangat tergantung pada sisi
pandang produsen dan konsumen atau tergantung konteksnya. Mutu itu sendiri
banyak ragam kriteria yang dipakai dan bersifat dinamis serta berkelanjutan.
Dari sudut konseptual, definisi tentang mutu dapat diawali dari identifikasi
dan pensolusian masalah/akar persoalan yang sebenarnya (Juran;1995). Dia
berpendapat mutu diartikan sebagai ketepatan untuk dipakai dan orientasinya
ditekankan pada pemenuhan harapan pelanggan. Agak berbeda dengan Juran, Crosby
dalam Juran (1995) lebih menekankan pada transformasi budaya mutu.
Pendekatannya merupakan proses arus atas ke bawah yaitu menekankan kesesuaian
individual terhadap perkembangan persyaratan/tuntutan masyarakat. Sementara,
Deming dalam Juran (1995) lebih menekankan pada kondisi-kondisi faktual empiris
dan cenderung berorintasi arus bawah ke atas. Artinya mutu dapat terus
dikembangkan asalkan didukung oleh sumberdaya manusia yang bermutu.
Meskipun tidak ada satu pun definisi yang diterima secara universal, namun ada
unsur-unsur kesamaannya seperti:
1. Mutu ditinjau dari sisi proses sebagai upaya memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan;
2. Mutu mencakup aspek-aspek proses, produk, jasa, manusia, dan lingkungan
3. Mutu memiliki karakteristik kondisi yang selalu berubah/dinamis sejalan dengan
perubahan waktu dan dinamika sosial masyarakat (persepsi).
Dari batasan di atas, mutu memiliki dua kata/kalimat kunci strategis yaitu
1. keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen, dan
2. bebas dari defisiensi. Implikasi praktisnya dalam sektor agribisnis, antara lain adalah:
Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen, dimana mutu yang lebih
tinggi memungkinkan prusahaan untuk:
ü Meningkatkan kepuasan konsumen; misalnya dalam hal keamanan pangan, derajat
kandungan air, kotoran, pencemaran, tampilan, daya tahan, estetika, dan
pelayanan.
ü Menjadikan produk terjual, misalnya tanpa hambatan proteksi, sistem distribusi
lancar, dan dukungan informasi harga yang akurat.
ü Mampu menghadapi persaingan lokal, regional, nasional dan bahkan internasinal.
32
ü Mampu meningkatkan pangsa pasar dengan merek dagang nasional tanpa harus
melalui pihak ketiga (perusahaan lain), nasional maupun internasional.
Subsistem Penyediaan Input Produksi
Ketersediaan input baik dalam hal jumlah maupun kualitas serta tepat waktu yang
sesuai dengan proses produksi (musiman), Ketepatan waktu antara masa produksi dan panen
bahan baku dengan proses pengolahan
Optimalisasi lahan pertanian dan pengairan.
Subsistem Produksi
ü Memperkecil kesenjangan antara produktivitas riil (lapangan) dan produktivitas
potensial; yang kini di Indonesia berkisar antara 20 sampai 100 persen; dengan
penerapan teknologi tepat guna.
ü Penerapan teknologi dilakukan secara selektivitas, mempertimbangkan keragaman
wilayah (lahan, agroekosistem, dan kondisi sosial-ekonomi), serta tidak
mencemari lingkungan misalnya dengan penerapan indegenous teknologi dan
model pengendalian hama terpadu.
2.11 MANAJEMEN KOMPENSASI
Terdiri:
1. Perencanaan Kompensasi
2. Mengorganisasikan kompensasi
3. Melaksanakan kompensasi
4. Pengawasan kompensasi
Ke empat tersebut digabung menjadi Suatu sistem kompensasi/imbalan
Tujuan Manajemen Kompensasi
Tujuan Mjn Kompensasi agar tepat sasaran dan tepat guna harus dikaitkan dgn Visi &
misi perusahaan.
Tujuan utama yg dicapai perusahaan kaitannya dgn mjn kompensasi :
a) Mampu menarik & mempertahankan tenaga kerja yg berkualitas
33
b) Memotivasi tenaga kerja yg baik utk berprestasi tinggi
c) Mendorong peningkatan kualitas SDM
d) Membantu mengendalikan biaya imbalan tenaga kerja
Survey gaji & upah/Imbalan (Benchmarking)
Kegunaan:
Untuk memperoleh informasi yg akurat ttg tingkat gaji & upah yg berlaku dipasaran
& ttg kebiasaan yg berlaku umum ttg imbalan digunakan sebagai perbandingan bagi
perusahaan yg melakukan survey.
a) Apa yang disurvey?
b) Perusahaan yg sejenis
c) Perusahaan yg bergerak disektor industri yg sama
d) Perusahaan yg beroperasi dilokasi yang sama
e) Jabatan atau pekerjaan yang sama
Cara melakukan Benchmarking
a) Dilakukan sendiri
b) Menyewa lembaga konsultan
c) Berpartisipasi dlm survey yg dilakukan perusahaan lain
d) Berpartisipasi dlm survey yg dilakukan konsultan
Penentuan Kompensasi:
a) Penetapan gaji/ kompensasi yg bersifat umum
- Kemauan perusahaan
- Musyawarah
- Kebiasaan
- Ketentuan pemerintah
b) Penentuan gaji perseorangan
- Prestasi kerja
- Promosi
- Masa kerja
KOMPENSASI MANAJEMEN (PEMBERIAN INSENTIF KEPADA MANAJEMEN)
Latar Belakang
34
Kebutuhan kepuasan individu seseorang sangat dipengaruhi oleh insentif yang positif
(pemberian penghargaan) atau yang negatif (hukuman).
Pemberian penghargaan akan merangsang kepuasan kebutuhan seseorang pada saat
bergabung pada organisasi tersebut.
Hasil penelitian pemberian insentif cenderung:
1. Individu termotivasi oleh suatu penghargaan pendapatan potensial dari pada
suatu rasa takut akan adanya hukuman.
2. Penghargaan pribadi bersifat relatif dan situasional.
3. Sinyal-sinyal atau tindakan dari Manajemen Senior kepada level di
bawahnya sangat mendorong pentingnya SPM.
4. Individu sangat termotivasi dengan adanya laporan atau umpan balik atas
kinerjanya.
5. Insentif tidak efektif jika periode antara tindakan pemberian
insentif dan umpan balik semakin panjang.
6. Motivasi mereka menjadi lemah apabila mereka merasa bahwa untuk
memperoleh insentif terlalu sulit atau terlalu mudah.
7. Insentif harus disusun bersama-sama dengan atasannya pada saat
menetapkan suatu tujuan dan anggaran.
KARAKTERISTIK RENCANA PEMBERIAN INSENTIF (KOMPENSASI) KEPADA
MANAJEMEN
Paket pemberian paket insentif secara total kepada manajemen terdiri dari 3 (tiga) komponen,
yaitu :
a. Gaji
b. Tunjangan Pensiun dan Kesehatan
c. Kompensasi atau Insentif
Paket tersebut diatas yang diberikan kepada Manajemen pada perusahaan yang besar dan
kecil berbeda, terutama perusahaan pada industri yang sama akan bersaing Manajer
Garuda dengan Manajer Batavia.
Peraturan pasar modal dan perusahaan mengharuskan agar rencana kompensasi atau revisinya
harus disetujui oleh Pemegang Saham melalui DEKOM sebelumnya baru ke RUPS.
Rencana pemberian insentif (kompensasi) kepada Manajemen terdiri dari 2 (dua) macam,
yaitu
35
1. Rencana Insentif (Kompensasi) Jangka Pendek ini diberikan dengan
mempertimbangkan pencapaian kinerja dalam tahun berjalan, yang diterima dalam
bentuk :
a. Bonus Pool diberikan berdasarkan rumusan profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan, kemudian ditetapkan %tasenya
terhadap total laba atau per lembar saham. Hal ini tidak
mempertimbangkan peningkatan investasi yang berakibat terhadap laba tahun
berjalan, tetapi sudah mempertimbangkan hak dari pemegang saham.
2.12 PENILAIAN KERJA
Penilaian kinerja adalah suatu system formal dan terstruktur yang mengukur, menilai
dan mempengaruhi sifat sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil,termasuk
tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang
karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan
dating,sehingga karyawan,organisasi, dan masyarakat memperoleh manfaat.
Menurut Robbin(1996) yang dikutip oleh Rivai dan Basri dalam bukunya yang berjudul
performance appraisal, pada halaman 15 menyatakan bahwa ada tiga kriteria dalam
melakukan penilaian kinerja individu yaitu :
a. Tugas individu
b. Perilaku individu
Tujuan penilaian kinerja
Schuler dan Jackson dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya manusia edisi
keenam, jilid kedua pada tahun 1996 menjelaskan bahwa sebuah studi yang dilakukan akhir
akhir ini mengidentifikasikan ada dua puluh macam tujuan informasi kinerja yang berbeda
beda, yang dapat dikelompokan dalam empat macam katagori, yaitu :
1. Evaluasi yang menekan perbandingan antar orang
2. Pengembangan yang menekan perubahan perubahan dalam diri
sesorang dengan berjalannya waktu
36
3. Pemeliharaan system
4. Dokumentasi keputusan keputusan sumber daya manusia bila
terjadi peningkatan
Efektifitas dari penilaian kinerja diatas yang dikatagorikan dari dua puluh macam tujuan
penilaian kinerja ini tergantung dalam sasaran bisnis strategis yang ingin dicapai. Oleh sebab
itu penilaian kinerja diintegrasikan dengan sasaran sasaran strategis Karena berbagai alasan
yaitu :
1.Mensejajarkan tugas indivudu dengan tujuan organisasi yaitu, menambahkan deskripsi
tindakan yang harus diperlihatkan karyawan dan hasil hasil yang harus mereka capai agar
suatu strategi dapat hidup.
2. Mengukur konstribusi masing masing untuk kerja dan masing masing karyawan.
3. Evaluasi kinerja memberi konstribusi kepada tindakan dan keputusan keputusan
administrative.
Manfaat penilaian kinerja
Perbaikan kinerja
Pertimbangan untuk penyesuain gaji
Dasar bagi keputusan penempatan
Data bagi analisa kebutuhan pelatihan
Rencana dan pengembangan karir
Evaluasi proses penempatan
Evaluasi system informasi SDM
Dasar bagi kesamaan hak karyawan
Memantau adanya kendala eksternal
Beberapa factor yang mempengaruhi penilain kinerja
Karakteristik situasi
Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja pekerjaan
Tujuan tujuan penilaian kinerja
Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi
Tujuan penilaian pekerjaan
37
Tujuan evaluasi
Tujuan pengembangan
Fungsi Penilaian Kinerja
Sebenarnya tidak ada suatu hal yang mewajibkan tiap-tiap organisasi untuk memiliki
penilaian kinerja .Tetapi dengan melihat fungsi penilaian yang begitu besar, maka
hampir semua organisasi dimanapun mempunyai sistem penilaian kinerja. Fungsi
diadakannya penilaian kinerja kinerja disetiap organisasi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Sebagai dasar untuk menentukan keputusan penggajian.
2. Sebagai dasar umpan balik atas kinerja yang dilakukan seseorang atau kelompok
3. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan yang dinilai
4. Sebagai dasar pertimbangan untuk keputusan promosi
5. Sebagai dasar pertimbangan untuk keputusan mutasidan pemberhentian
6. Sebagai dasar pertimbangan untuk keputusan training dan pengembangan
7. Sebagai dasar pertimbangan untuk keputusan penghargaan (reward)
8. Sebagai alat untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja
Dengan mengetahui banyak kegunaan atau fungsi dari adanya penilaian kinerja, maka
bisa diketahui bahwa hasil penilaian kinerja bukanlah merupakan tahap akhir, namun
sebaliknya hasil penilaian hendaknya dapat digunakan sebagai dasar keputusan atau strategi
organisasi.
Langkah-Langkah Penilaian Kinerja
Penilaian unjuk kerja harus dikaitkan dengan upaya peningkatan kinerja, dalam arti
sebagai usaha pencapaian unjuk kerja yang diharapkan. Oleh karenanya harus ditentukan :
1. Tujuan-tujuan setiap pekerjaan
2. Standar/dimensi-dimensi kinerja serta ukurannya
3. Metode penilaian, pelaksanaan
4. Evaluasi
Berikut adalah langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan untuk menilai kinerja pegawai :
1. Persiapkan data-data yang dibutuhkan
38
Langkah pertama adalah mempersiapkan data-data yang berkaitan dengan perilaku
dan kinerja bawahan dapat berupa catatan, laporan, hasil bimbingan terakhir, dan
sebagainya.
2. Buat penilaian
Gunakan data-data yang telah dipersiapkan tersebut sebagai landasan menilai dan
memberikan umpan balik. Penilaian dan umpan balik ini umumnya termasuk sebagai
draf penilaian (sementara).
3. Diskusikan dengan atasan langsung
Langkah selanjutnya adalah mendiskusikan penilaian dan umpan balik sementara
dengan atasan langsung tujuannya, untuk memutuskan penilaian akhir yang fair dan
objektif.
4. Selenggarakan pertemuan dengan bawahan
Setelah penilaian akhir diputuskan, selenggarakan pertemuan dengan bawahan .
5. Serahkan hasil penilaian kepada bawahan
Langkah kelima adalah menyerahkan hasil penilaian kepada bawahan Anda. Berikan
waktu yang memadai agar karyawan yang bersangkutan membaca hasil tersebut.
6. Bahas hasil penilaian
Langkah selanjutnya adalah membahas hasil penilaian Anda. Dalam pembahasan ini,
kemukakan dasar penilaian Anda dengan bahasa yang positif dan ukurannya (misal
pengukuran motivasi). Setelah itu, berikan kesempatan bawahan Anda untuk
menyampaikan pendapat atau tanggapan.
7. Informasikan rencana pengembangan
Langkah terakhir adalah menginformasikan rencana pengembangan untuk bawahan
Anda. Rencana ini dapat berupa pelatihan, promosi jabatan, penugasan, atau
permagangan. Seperti halnya langkah keenam, langkah ini bertujuan untuk
39
mendapatkan kesepakatan bersama agar pengembangan tersebut berjalan dengan
lancar dan berhasil guna (efektif).
Dengan mengetahui kriteria dan langkah-langkah di atas, Anda dapat melakukan
penilaian kinerja yang efektif. Dengan demikian, penilaian kinerja tidak lagi menjadi
kegiatan yang menegangkan atau sia-sia. Ujung-ujungnya, produktivitas karyawan,
unit kerja, dan perusahaan meningkat dari tahun ke tahun.
Pedoman Penilaian Kinerja
Penilaian unjuk kerja sesungguhnya tidak sekedar menilai, yaitu mencari aspek apa
yang kurang atau lebih dari pegawai, tetapi lebih luas lagi yaitu membantu pegawai
untuk mencapai unjuk kerja yang diharapkan oleh organisasi dan berorientasi pada
pengembangan pegawai/organisasi.
Dalam memberikan penilaian, seorang penilai atau pimpinan selayaknya ber pedoman
pada ketentuan sebagai berikut :
1. Bersifat obyektif, dalam arti bahwa terlepas dari kepentingan sendiri, senang atau
tidak senang dan faktor-faktor pribadi lain.
2. Adil, dalam arti bahwa memberikan ketentuan yang sama bagi semua
karyawan, tidak ada karyawan yang “ dianak emaskan atau dianak tirikan”.
3. Konsekuen, dalam arti menerapkan standar penilaian yang telah ditetapkan
dari pedoman yang telah ditentukan.
Pedoman penilaian tersebut mencakup :
a. Faktor-faktor yang dinilai
b. Ketentuan-ketentuan yang dinilai dan
c. Bagaimana teknik serta model penilaian yang ditetapkan.
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peranan dan aktivitas fungsi sumberdaya manusia perusahaan yang
memberikan efektivitas terhadap manajemen SDM memberikan kontribusi
yang besar atas strategi bisnis dan keunggulan kompetitif perusahaan.
SDM memiliki tiga jaringan produk yaitu pelayanan administratif, pelayanan
mitra bisnis, dan pelayanan strategis.
3.2 Saran
Makalah manajemen stratejik ini tentunya jauh dari kata sempurna, saya berharap
manfaat khususnya bagi saya sebagai penulis sebagai cara untuk mengulang dan membaca
lagi materi-materi yang telah diberikan selama 1 semester ini agar ilmu yang sudah diberikan
oleh dosen pembimbing lebih semakin dipahami. Saya berharap kritik dan saran yang
membangun.