Upload
risan-syakirin
View
171
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PRINSIP TITIPAN ATAU SIMPANAN ( DEPOSITORY / AL-WADI’AH )
KELOMPOK 5
SUHARTONORISAN
CITRA PERMATASARIRINI SHANDANIKA
Definisi Al-Wadi’ahSecara etimologiKata wadi’ah diambil dari wada’a asy-syai’a yang
berarti meninggalkan sesuatu. (Sabiq, 2010). Sesuatu yang dititipkan oleh seseorang kepada orang lain agar dijaganya dinamakan dengan wadi’ah karena dia meninggalkannya pada orang yang menerima titipan tersebut
Secara terminologiAl-wadi’ah merupakan sebuah prinsip titipan
murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. (Antonio, 2001)
. Hukum Al-wadi’ahMenitipkan sesuatu kepada orang lain hukumnya
boleh. Dianjurkan menitipkan sesuatu pada seseorang yang tahu bahwa ia mampu menjaga harta titipan itu. Orang yang dititipi sesuatu wajib menyimpannya di tempat penyimpanan yang selayaknya.
Titipan adalah amanat di tangan orang yang dititipi. Dia wajib mengembalikannya ketika pemiliknya memintanya. Allah SWT berfirman, “.......Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertaqwa kepada Allah, Rabbnya.....”(QS. Al Baqarah 283).
Jenis Al-wadi’ah1. Prinsip al wadi’ah yad al-amanahPrinsip al-wadi’ah yad al-amanah merupakan prinsip harta titipan yang tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak yang dititipi. (Karim, 2004)
Prinsip al-wadi’ah yad al-amanah memiliki karakteristik sebagai berikut :a. Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh penerima titipan.b. Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan tanpa boleh memanfaatkannya.c. Sebagai kompensasi, penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya kepada yang menitipkan.
Skema al-wadi’ah yad al-amanah dalam Perbankan Syariah
Jenis Al-wadi’ah2. Prinsip Al-wadi’ah yad dhamanahPrinsip al wadi’ah yad dhamanah merupakan prinsip harta titipan yang boleh dimanfaatkan oleh pihak yang dititipi (Karim, 2004).
Al-wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut :a. Harta atau barang yang dititipkan boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh penerima titipan.b. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung penerima titipan, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian.c. Sebagai kompensasi, penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya kepada yang menitipkan.
Skema al-wadi’ah yad dhamanah dalam perbankan syariah
STUDI KASUS :Contoh rekening giro Wadiah :Tn. Baris memiliki rekening giro wadiah di Bank BTN Syari’ah dengan saldo rata-rata pada bulan Mei 2002 adalah Rp 1.000.000,-. Bonus yang diberikan Bank BTN Syari’ah kepada nasabah adalah 30% dengan saldo rata-rata minimal Rp 500.000,-. Diasumsikan total dana giro wadiah di Bank BTN Syari’ah adalah Rp 500.000.000,-. Pendapatan Bank BTN Syari’ah dari penggunaan giro wadiah adalah Rp 20.000.000,-.
STUDI KASUS :Pertanyaan : Berapa bonus yang diterima oleh Tn. Baris pada akhir bulan Mei 2002.Jawab :Bonus yang diterima Tn. Baris adalah = Saldo rata-rata x pendapatan bank x 30%Total dana Bank = Rp 1.000.000,- x Rp 20.000.000 xRp 500.000.000,-(sebelum dipotong pajak)= Rp. 12.000,-
JURNAL :
KESIMPULAN
1. Al-wadi’ah merupakan sebuah prinsip titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.2. Ada 2 jenis al-wadi’ah yaitu wadi’ah yad amanah dan wadi’ah yad dhamanah.3. Contoh aplikasi prinsip wadi’ah yad amanah di bank syariah adalah layanan safe deposit box, sementara untuk aplikasi prinsip wadi’ah yad dhamanah ada pada tabungan dan giro wadi’ah.
TERIMA KASIH